Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

6
Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS Selama masa persiapan untuk mengikuti tes IELTS, saya menyempatkan diri untuk browsing mengenai pengalaman orang-orang lain ketika mengikuti tes IELTS. Sayangnya, berbagai pengalaman yang diceritakan orang dalam blognya kebanyakan lebih fokus terhadap apa yang mereka lakukan sebelum mengikuti tes dan apa yang terjadi setelah tes. Padahal yang saya sangat ingin ketahui adalah apa yang terjadi selama tes IELTS berlangsung, atau dengan kata lain dari awal hingga akhir dari tes IELTS. Untuk itu, saya menuliskan artikel blog ini untuk berbagi pengalaman saya ketika pertama kali mengikuti tes IELTS, apa saja persiapan saya dan apa yang saya alami ketika tes IELTS. Tahap I : Persiapan Persiapan yang matang tentunya sangat dibutuhkan sebelum mengikuti tes IELTS. Alasannya adalah biaya tes yang cukup mahal, yakni USD 275 (fee tes bervariasi tergantung wilayah). Jika dikonversi ke IDR dengan nilai tukar USD saat ini hampir setara dengan 3,500,000 IDR! Jujur, menurut saya persiapan yang saya lakukan belum maksimal. Akan tetapi, deadline beasiswa memaksa saya untuk ‘maju ke medan perang’ dengan ‘senjata’ seadanya. ‘Senjata seadanya’ itupun saya persiapkan selama 3 bulan, namun tanpa mengikuti IELTS Preparation Course sebelumnya. Kebetulan saya bekerja di Kantor Urusan Internasional Universitas Hasanuddin. Baik Direktur maupun Sekretaris KUI adalah dosen-dosen saya di Sastra Inggris Unhas yang tak diragukan lagi kemampuan bahasa Inggrisnya, sehingga saya memanfaatkan kesempatan ini. Beliau-beliau membantu saya, terutama dalam writing. Selebihnya saya belajar melalui bahan-bahan yang diperoleh dari internet maupun melalui buku IELTS yang saya beli di Gramedia. Berikut adalah link ke website yang saya gunakan: http://ielts-simon.com/ http://www.dcielts.com/ http://www.ielts-exam.net/ Untuk buku Gramedia yang saya beli diantaranya: 1. UTS: Prepare for IELTS Skills and Strategies, Reading and Writing

description

ielts

Transcript of Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

Page 1: Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

Selama masa persiapan untuk mengikuti tes IELTS, saya menyempatkan diri untuk browsing mengenai pengalaman orang-orang lain ketika mengikuti tes IELTS. Sayangnya, berbagai pengalaman yang diceritakan orang dalam blognya kebanyakan lebih fokus terhadap apa yang mereka lakukan sebelum mengikuti tes dan apa yang terjadi setelah tes. Padahal yang saya sangat ingin ketahui adalah apa yang terjadi selama tes IELTS berlangsung, atau dengan kata lain dari awal hingga akhir dari tes IELTS. Untuk itu, saya menuliskan artikel blog ini untuk berbagi pengalaman saya ketika pertama kali mengikuti tes IELTS, apa saja persiapan saya dan apa yang saya alami ketika tes IELTS.

Tahap I : Persiapan

Persiapan yang matang tentunya sangat dibutuhkan sebelum mengikuti tes IELTS. Alasannya adalah biaya tes yang cukup mahal, yakni USD 275 (fee tes bervariasi tergantung wilayah). Jika dikonversi ke IDR dengan nilai tukar USD saat ini hampir setara dengan 3,500,000 IDR!

Jujur, menurut saya persiapan yang saya lakukan belum maksimal. Akan tetapi, deadline beasiswa memaksa saya untuk ‘maju ke medan perang’ dengan ‘senjata’ seadanya. ‘Senjata seadanya’ itupun saya persiapkan selama 3 bulan, namun tanpa mengikuti IELTS Preparation Course sebelumnya. Kebetulan saya bekerja di Kantor Urusan Internasional Universitas Hasanuddin. Baik Direktur maupun Sekretaris KUI adalah dosen-dosen saya di Sastra Inggris Unhas yang tak diragukan lagi kemampuan bahasa Inggrisnya, sehingga saya memanfaatkan kesempatan ini. Beliau-beliau membantu saya, terutama dalam writing. Selebihnya saya belajar melalui bahan-bahan yang diperoleh dari internet maupun melalui buku IELTS yang saya beli di Gramedia. Berikut adalah link ke website yang saya gunakan:

http://ielts-simon.com/ http://www.dcielts.com/ http://www.ielts-exam.net/

Untuk buku Gramedia yang saya beli diantaranya:

1. UTS: Prepare for IELTS Skills and Strategies, Reading and Writing2. Barron’s ‘versi hemat’. 1 kotak isinya 1 buku khusus soal-soal latihan, 1 buku berisi tips

mengerjakan soal-soal ielts beserta contoh soal-soalnya, dan 1 buku untuk memperbanyak kosakata Anda. Jika saya hitung-hitung, saya hemat 300-400an ribu dengan membeli paket ini, ketimbang membeli bukunya satu per satu.

Oh ya, ada juga seri IELTS Cambridge yang dipinjamkan oleh tante dan sepupu saya yang pernah menjalani pelatihan IELTS intensif. Alhamdulillah saya dipinjamkan seri 1-9. Benar-benar membantu, karena semua soal yang berada dalam IELTS Cambridge 1-9 memang adalah soal IELTS asli yang pernah digunakan, sehingga kita benar-benar bisa tau bentuk soal dan tingkat kesulitannya.

Jika kebetulan Anda belum merasa dikejar oleh ‘deadline’ memperoleh hasil IELTS dan memiliki uang lebih, sebaiknya gunakan kesempatan tersebut untuk belajar IELTS dengan mengikuti preparation course secepat mungkin!

Page 2: Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

Selama 3 bulan saya mempersiapkan diri, saya membuat semacam jadwal latihan. Misalnya hari Senin saya akan belajar strategi Listening. Hari Selasa saya hanya akan menjawab soal-soal Listening. Hari Rabu saya jadwalkan untuk belajar strategi Reading. Lalu pada hari Kamis khusus untuk soal-soal Reading. Begitu seterusnya. Tetapi, khusus untuk Writing, saya menjadwalkan 1 bulan khusus untuk skill yang satu ini. Jadi 2 minggu untuk Writing Task 1 dan 2 minggu untuk Writing Task 2. Pada bulan ke-3 saya mereview strategi saya untuk masing-masing skill lalu berusaha mengerjakan lebih banyak lagi soal-soal latihan. Nah, jadwal semacam ini mungkin tidak akan cocok untuk setiap orang. Saran saya adalah silahkan Anda membuat jadwal yang cocok dengan kebiasaan dan kebutuhan Anda masing-masing!

H – 5 saya sudah mengurangi jumlah practice test yang saya kerjakan dan tidur lebih cepat. Hal ini saya lakukan untuk menghindari kelelahan pada hari tes. Tentunya kita tidak ingin ngantuk pada hari tes dong... Saya tidur jam 8 malam ketika esok harinya akan mengikuti tes karena harus bangun pagi-pagi sekali.

Jika Anda merasa persiapannya sudah matang, silahkan mendaftar di test centre di Kota Anda. Ketika Anda mendaftar untuk tes IELTS, Anda akan diminta mengisi formulir dan menyertakan satu lembar fotokopi KTP atau Paspor Anda. Salah satunya saja ya. Ketika itu saya memilih menggunakan paspor. Ketika mendaftar, otomatis Anda juga harus sudah membayar. Penting untuk dicatat, untuk dibeberapa wilayah seperti Makassar yang hanya memiliki satu test centre yang bisa melaksanakan tes IELTS (ELC Makassar), sebaiknya mendaftarlah jauh-jauh hari. Mengapa? Karena sangat susah mengumpulkan orang yang ingin tes IELTS (peraturannya minimal 15 orang). Saya sendiri menunggu sejak Desember 2013 tetapi baru tes pada Februari 2014. Beda dengan orang-orang di Jakarta dan Bali yang dengar-dengar sih, walaupun hanya 1 peserta tetap bisa tes IELTS (di IALF klo gak salah).

Tahap 2 : Pelaksanaan IELTS Test

Yang harus Anda persiapkan pada malam hari sebelum tes IELTS adalah identitas diri yang Anda gunakan ketika mendaftar IELTS. Contohnya, saya mendaftar menggunakan Paspor, maka Paspor asli saya harus saya bawa pada hari tes. Jangan dilupa ya! Siapkanlah tas kecil untuk tempat dompet dan ktp/paspor. There is no need to bring your own stationary. Ketika saya ikut tes IELTS, saya sudah menyiapkan 5 pensil, penghapus dan rautan. Ternyata alat tulis tersebut tidak diperbolehkan dibawa masuk ke dalam ruangan tes karena test centre akan menyediakan alat tulis. Ini merupakan salah satu peraturan yang baru-baru saja diimplementasikan. Jadi, satu-satunya benda yang akan Anda bawa masuk ke ruang tes adalah KTP atau Paspor Anda. Untuk botol minuman, saya sarankan nggak usah. Yang ada nantinya malah bolak-balik toilet yang tentunya akan mengurangi konsentrasi dan waktu Anda. Tetapi ketika saya mengikuti tes IELTS, botol minuman boleh dibawa dengan syarat botolnya tidak berwarna alias bening, dan apabila menggunakan botol Aqua, maka labelnya (yang melingkari botolnya) harus dilepas. Ribet ya, makanya nggak usah aja. Hehe.

Sebelum tes IELTS berlangsung, para peserta akan dipanggil satu per satu untuk menyimpan barang bawaannya dan registrasi ulang, dengan memperlihatkan identitas diri. Setelah proses ini selesai, peserta akan diberikan selembar kertas yang bertuliskan nama lengkap, nomor kode (tes), nomor kode identitas, nomor kode bahasa, dan jam tes speaking peserta. Kertas ini diselipkan dalam paspor atau dijepitkan pada KTP agar tidak tercecer. Lalu, peserta akan dipotret serta discan sidik jarinya (biometric system). Klo tahap yang satu ini lumayan baru. Dulunya peserta mengumpulkan pas foto berwarna ketika registrasi, namun kini dengan biometric system pas foto tidak diperlukan lagi. Next,

Page 3: Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

Anda akan dipersilahkan memasuki ruang tes. Duduklah pada tempat yang telah ditunjukkan oleh team IELTS. Di meja Anda telah terpasang kertas yang bertuliskan nama lengkap, nomor kode (tes), nomor kode identitas, nomor kode bahasa, dan informasi lainnya menyangkut tes IELTSnya. Dibaca dulu ya, selagi menunggu peserta lain memasuki ruangan. Di atas meja Anda juga telah disediakan satu pensil 2B komputer, satu pensil mekanik, satu pulpen, dan satu penghapus. Jika memerlukan rautan ketika tes sedang berlangsung, Anda diharapkan untuk mengangkat tangan dan pengawas akan membawa rautan. Dari pengalaman sih, nggak ada yang meminta rautan karena pensil yang disediakan cukup runcing. Mungkin juga karena peserta takut kehabisan waktu cuma karena meraut pensilnya. Hehe.

Setelah semua peserta duduk pada tempatnya masing-masing, pengawas akan membacakan peraturan-peraturan tes IELTS (dalam bahasa Inggris). Simak dengan baik ya. Selanjutnya, para pengawas (saat itu kami diawasi oleh 3 pengawas) membagikan lembar jawaban. Harap didengarkan dengan seksama petunjuk pengisian lembar jawaban, karena Anda harus menuliskan nama lengkap, nomor tes, dan tanggal tes Anda sesuai dengan petunjuk pengawas. Setelah itu, pengawas akhirnya akan membagikan booklet (buku soal). Jangan membuka bookletnya sebelum diinstruksikan oleh pengawas. Pengawas akan membacakan peraturan menyangkut tes Listening, yakni bahwa waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 40 menit, Anda boleh menuliskan jawaban di booklet, dan Anda akan diberikan waktu 10 menit di akhir tes Listening untuk memindahkan jawaban dari booklet ke lembar jawaban. Pastikan Anda memindahkan jawaban Listening di lembar jawaban Listening, bukan Reading. Kesalahan ini bisa saja terjadi karena lembar jawabannya memang timbal balik (satu halaman untuk Listening dan sisi lainnya untuk Reading) dan peserta terburu-buru mengisi lembar jawabannya.

After the Listening test, pengawas akan mengambil booklet Listening dan membagikan booklet Reading. Sekali lagi pengawas akan membacakan peraturan menyangkut tes Reading. Kali ini, waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 60 menit. Akan tetapi, Anda tidak akan diberikan waktu untuk memindahkan jawaban dari booklet ke lembar jawaban. Artinya, Anda harus langsung menuliskan jawaban di lembar jawaban (walaupun Anda boleh menulis di bookletnya). Jika tidak, Anda bisa saja kehabisan waktu dan tidak sempat mentransfer semua jawaban Anda (seperti yang terjadi pada salah satu peserta pada tes yang saya ikuti).

Untuk tes tertulis IELTS, tes yang terakhir adalah writing. Setelah pengawas mengambil booklet Reading dan lembar jawaban, lembar jawaban Writing dan bookletnya akan dibagikan. Sekali lagi Anda harus menuliskan nama lengkap, kode tes, dan tanggal tes. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes Writing adalah 60 menit.

After 2 hours and 50 minutes of sitting, akhirnya tes tertulis IELTS selesai! Bagi mereka yang tes speakingnya setelah tes tertulis, sebaiknya Anda tidak makan siang dulu untuk menghindari kekenyangan. Hehe. Untung saja tes speaking saya dilaksanakan pukul 5 sore.

Sebelum saya menjelaskan pengalaman saat tes speaking, ada beberapa poin mengenai tes tertulis nih yang kelupaaan. Pertama, Anda harus menuliskan nama lengkap dan kode tes pada booklet Listening, Reading, maupun Writing pada halaman pertama booklet di tempat yang telah disediakan. Kedua, Perhatikan jam selama pelaksanaan tes IELTS. Pengawas juga akan mengingatkan peserta mengenai waktu yang tersisa untuk mengerjakan soal.

Page 4: Pengalaman Pertama Mengikuti Tes IELTS

Untuk tes Speaking, sebelum measuki ruangan tes, Anda akan melalui proses pengecekan identitas dengan scan sidik jari yang akan dicocokkan dengan sidik jari dan foto Anda yang telah diambil sebelumnya. Setelah itu, Anda akan dipersilahkan masuk hanya dengan membawa identitas diri. Barang bawaan Anda akan dititipkan pada team IELTS. Ketika memasuki ruangan, tersenyumlah dan sapa interviewernya. Tes Speaking ini berlangsung selama 11-14 menit, namun bagi saya rasanya seperti setengah jam! Bicaralah dengan suara yang jelas, karena proses tes Speaking Anda akan direkam.

Dan akhirnya... tes IELTS-pun selesai! Yahoooo! Lega deh rasanya :D Setelah mengambil barang bawaan Anda, silahkan melarikan diri dari test centrenya.. Hehe...

Tahap 3 : Penantian (yang Mendebarkan)

Hasil tes berupa Test Report Form (TRF) akan dikeluarkan 13 hari (terhitung weekend) setelah tes IELTS. Saya mendapatkan informasi hasil tes saya melalui internet karena TRF-nya agak telat datang. Info itu bisa Anda dapatkan di website British Council apabila test centre Anda bekerja sama dengan badan tersebut. Alhamdulillah, nilai saya sangat memuaskan. Tidak sia-sia persiapan dan uang yang telah saya keluarkan. Berikut adalah hasilnya:

Listening: 9

Reading: 8.5

Writing: 7.5

Speaking: 7.5

Overall: 8

Semoga apa yang telah saya tuliskan dalam artikel ini dapat bermanfaat. Jika memiliki pertanyaan seputar IELTS, silahkan tuliskan di bagian komentar! Saya harap dapat memberikan jawabannya :)