D. A. E. Savitri Sastrawan

Pekerja Lepas di Seni dan Bahasa

Lahir 10 April 1990 di Denpasar, Bali

Pendidikan

Goldsmiths University of London

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar

Kontak

081805388683 / savitri_s@hotmail.co.uk

Pengalaman di Kesenian

2018 • Kurator - Pameran Tunggal Syafiudin Vifick di Perjamuan Terakhir di

Uma Seminyak, Kuta, Bali 2017

• Responden Penulis - Pameran Seni Lintas Disiplin Menjemput Masa Lalu, Pagi di Pelupuk Mata, oleh PK + Savitri Sastrawan di Karja Art Space, Ubud, Bali

• Responden Penulis - Pameran Seni Lintas Disiplin Menjemput Masa Lalu, oleh PK + Savitri Sastrawan di Sika Gallery, Ubud, Bali

2016

• Kurator - Pameran Seni Rupa SOULID, Komunitas 09 di Karja Art Space, Ubud, Bali

2015-2016

• Kurator - Pameran dan Proyek Seni Lintas Disiplin Merayakan Murni (Celebrating Murni) oleh Ketemu Project di Sudakara Art Space, Sanur, Bali

2015

• Seniman – Performance Art Makan Malam (C)rice(S) Dinner: An Evening of Crisis Food, di Delfina Foundation, London, Inggris, Britania Raya

• Penulis – Proyek Buku Dark Shadows: Spectres of Primitive Accumulation untuk Mata Kuliah Geographies, Goldsmiths University of London, Inggris, Britania Raya

• Penulis – Proyek Audio Guide Mineralia untuk Mata Kuliah Conflicts and Negotiations, Goldsmiths University of London, Inggris, Britania Raya

• Seniman - Pameran Seni Lintas Disiplin Transcultural Memory di

310NXRd, Goldsmiths University of London, Inggris, Britania Raya 2014-2015

• Pengajar – Workshop Batik di acara Pasar Indonesia, Perhimpunan Pelajar Indonesia dan Bank BNI sekitar Britania Raya

2014

• Seniman - Pameran Berbasis Riset Tekstil Eropa Timur (Balkan), Forging Folklore Disrupting Archives, Constance Howard Gallery, Goldsmiths University of London, Inggris, Britania Raya

2013

• Seniman - Pameran Seni Rupa Tugas Akhir ISI Denpasar Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013, di Bajra Sandhi, Denpasar, Bali

• Seniman - Pameran Seni Lintas Disiplin Sprites Biennale Launch di Denpasar, Bali

2012

• Seniman - Pameran Seni Rupa Stretching di Lingkara Art Space, Denpasar, Bali

• Seniman - Pameran Seni Rupa Stretching di Biasa Gallery, Yogyakarta

• Seniman - Acara Pameran dan Pertunjukan Seni Lintas Disiplin Menuju Kartini Kampus di Gedung Natya Mandala, ISI Denpasar, Bali

• Seniman - Pameran Seni Lintas Disiplin Bersama ORIGAMI #3 “Seni Berisi” di Gedung Kriya, Taman Budaya, Denpasar, Bali

2011

• Seniman - Pameran Batik Kontemporer Komunitas GondoRukem, Batikmorphosis di Bentara Budaya Bali, Gianyar, Bali

• Seniman - Pameran dan Workshop Batik Lukis Komunitas GondoRukem, Batik Lukis dan Workshop di Penggak Men Mersi, Denpasar, Bali

• Seniman - Pameran Tunggal Seni Rupa Reality, Realitas, Realiteit di Museum Geelvinck, Amsterdam, Belanda

• Seniman - Pameran Kolaborasi Seni Rupa bersama Vera de Vries, Uit de Kunst, Bilthoven, Belanda

• Seniman - Pameran Drawing Bersama Stichting Ruimtevaart Studios, Ruimtevaart Panoramaal, Den Haag, Belanda

2010

• Seniman - Pameran Batik Lukis Kelompok Gondorukem Sonic Of Youth II di Gallery Pengosekan Community of Artist

• Seniman - Pameran Seni Ruoa Kelompok Cagar Budaya Indonesia’Ku Kini di Galeri Pengosekan Community of Artist, Ubud, Bali

• Seniman - Pameran Batik Lukis Kelompok Gondorukem Sonic Of Youth I di Toga Mas, Malang, Jawa Timur

• Seniman - Pameran Lukis dan Gambar Kelompok Cagar Budaya From To Basic di Taman Budaya Denpasar, Bali

Portfolio I. Pameran dan Proyek Seni Lintas Disiplin Merayakan Murni

(Celebrating Murni) oleh Ketemu Project Bekerja sebagai kurator dalam pemilihan kekaryaan, bertemu seniman, budayawan, dan penulis lainnya sebagai bagian dari mengarsipkan kembali seniman perempuan Bali I Gusti Ayu Kadek Murniasih setelah 10 tahun kematiannya. Murni merupakan seniman perempuan yang sepertinya terlupakan di Bali dan dianggap tabu di masanya. Di Merayakan Murni, Ketemu Project bermaksud untuk mengangkatnya kembali kekaryaan dan kehidupan Murni dengan perspektif saat ini. 1. Pameran Merayakan Murni (Celebrating Murni)

2. Artikel-artikel Bits and Pieces of Murni Bersama kurator Kamiliah Bahdar, kami bergantian menulis “Bits of Pieces of Murni” untuk ketemu.org sebagai kontribusi percakapan baru terhadap kekaryaan dan kehidupan seniman perempuan Bali I Gusti Ayu Kadek Murniasih. Tautan: Murni and Pengosekan Style Through Mokoh Murni and the Cultural Imageries of Bali Murni, Diary and Art Therapy Murni and Beyond 3. Ketemu Aja!

Moderator Ketemu Aja! – acara diskusi yang memberi kesempatan para seniman residensi maupun lokal yang ikut di Merayakan Murni bertemu masyarakat luas untuk berbagi dan berinteraksi tanya jawab.  4. Riset

Informasi lebih lanjut bisa ke: http://ketemu.org/residency/savitri-sastrawan/  

 

II. Dark Shadows: Spectres of Primitive Accumulation Presentasi dan publikasi riset tentang kebaruan dan ‘hantu-hantu’ akumulasi primitif (primitive accumulation) dalam buku Karl Marx berjudul Das Kapital. Sebagai salah satu penulis, saya mengangkat tentang keberadaan Dewa Dollar di Bali, dari dampak pariwisata bahwa valuta asing seperti Dolar Amerika lebih berharga daripada menjaga kelestarian sawah, misalnya. Riset ini dilakukan dengan mewawancara tiga seniman Bali yang telah melakukan atau membuat karya yang membicarakan dampak pariwisata yang diawali dengan merespon karya saya. Proses riset dan publikasi selama dua bulan. 1. Poster Acara dan Suasana Presentasi

2. Sampel publikasi – Tulisan ini juga bisa diakses di: http://membacaruang.com/bali-we-now-devote-ourselves-to-the-god-of-us-dollar/

III. (C)rice(S) Dinner, An Evening of Crisis Food di Delfina

Foundation, London  Presentasi dan makan malam yang berdasarkan riset tentang makanan-makanan yang merupakan makanan saat krisis, perang, bencana atau secara pasar dihilangkan karena bentuk, kadaluarsa yang terlalu dekat, dll. Riset ini dilakukan bersama dan disajikan dalam bentuk makan malam (dinner).  

   

     

4/22/2016 (C)rice(S), An evening of crisis foods

https://www.facebook.com/media/set/?set=a.830391513709737.1073741843.114580385290857&type=3 1/2

(C)rice(S), An evening of crisis foods

By Department of Visual Cultures, Goldsmiths · Updated about 10 months ago · Taken at DeflinaFoundationThe Transcultural Memory students from the MA Contemporary Art Theory and Global Arts atGoldsmiths University of London have hosted an evening of crisis foods for the related DelfinaFoundation programme on the ‘Politics of Food Season 2: Sex, Diet, Disaster’. The students presenteddifferent food-crisis case studies, which together formed a complete crisis menu. The four course menuthat was served to 32 people, emphasized the way in which food and crisis are interrelated throughoutmany cultures and histories: food can create crises or can be generated by them. In each of thecourses two different crises were juxtaposed.

The first course:

Rational Vegetable salad with "gutter oil". A World War II crisis vegetable salad, based on sensiblerationing, served with a flavoured oil from a scandal in Taiwan involving 240 tons of gutter oil that wasillegally reprocessed for human consumption.

Ingredients: Carrot, cabbage, tulip bulb shavings, oil, salt and pepper.

The second course:

French Onion 'Identity' soup with Aish Baladi (Egyptian Bread). This dish was based on the charitysoup introduced by the far right movement 'Le Bloc Identitaire' in France. Using pork, the souporiginally excluded the Muslim and Jewish poor communities from receiving this charity hot-meal. Oursoup, however, used another French Identity: onion soup. Accompanying the soup was a light Egyptianbread. During the recent Egyptian revolution, the people chanted for "Aish, Horreya, Adala,Egtema'eya" (bread, freedom, social justice).

Ingredients: Onion, vegetable stock, butter, whole meal flour, yeast, salt and water.

The Main Course:

(Fried) Noodles with boiled wasted vegetables and small noodle omelettes. Here, instant noodle meetsfood waste. The noodle has gained popularity as a transcultural staple convenience, as well as crisisfood. It is handed out as a ration after (natural) disasters, specifically in Indonesia. The noodles areaccompanied by vegetables that otherwise would have been discarded and wasted.

Ingredients: Indomie Mi Goreng, egg, variety of reduced price / wasted vegetables.

The Dessert:

     

 

   Tautan-tautan foto dan artikel di atas bisa diakses disini:

• https://www.facebook.com/media/set/?set=a.830391513709737.1073741843.114580385290857&type=3

• http://delfinafoundation.com/whats-on/dinner-crices-an-evening-of-crisis-foods/

4/22/2016 (C)rice(S), An evening of crisis foods

https://www.facebook.com/media/set/?set=a.830391513709737.1073741843.114580385290857&type=3 2/2

Golden Rice Pudding. Golden Rice is engineered to feed people in poorer areas, who often have ashortage of vitamin A in their diets. However, genetically modified rice has created food crises of itsown, for instance eliminating local biodiversity and small-scale farming. Milk powder has become acause for concern since the 2008 Chinese infant milk formula scandal. The milk was made withadulterated chemicals that caused illness for over 300,000 infants. This has had long-lasting globaleffects, causing shortage of milk powder throughout China and Europe.

Ingredients: Rice, milk, sugar.

By comparing these different historical and current types of crisis food, the menu underlined thetranscultural aspect of food crises. Natural disasters, global food market speculation, war, riots, cropfailures all induce different diets for the affected communities. Crisis-food changes landscapes inpolitical, economical, social, cultural and natural realms.

https://www.youtube.com/watch?v=1CHaf8DHqXo&feature=youtu.be

The students who hosted the event were: Kanerva Lehtonen, Emma Massoud, Christina Photiou,Suzanne Rietdijk, Savitri Sastrawan, Fanny Steckel, I-Chien Tang, Aruma Toyama and Tan Wang.

IV. Perjamuan Terakhir di Uma Seminyak, Bali

Di pameran Tunggal Syafiuidin ‘Vifick’ yang kedua ini saya bekerja sebagai kurator dan penulis. Pameran ini menyajikan pertanyaan terhadap pariwisata yang ada di Bali, apakah berdampak positif atau negatif, ditambah dengan peristiwa Gunung Agung yang masih bereaksi saat ini. Di pembukaan pameran, Vifick memberikan semacam performance art mengajak ngobrol para pengunjung membahas foto-foto yang disajikan di meja. Informasi lebih lanjut: Instagram @vifickbolang, @umaseminyak, @senisavitri

V. Pameran “Menjemput Masa Lalu” Jilid I dan II bersama #PK Sebagai responden penulis yang ikut berpameran, saya merespon terhadap tema dan kekaryaan seniman-seniman grup PK yakni I Gede Jaya Putra, Ngakan Putu Agus Arta Wijaya, I Putu Nova, Putra Indrawan dan Rako Suarnata. “Menjemput Masa Lalu” menceritakan suatu ingatan yang ingin diungkapkan kembali melalui kekaryaan yang instalatif dan interaktif. Informasi lebih lanjut: Instagram @kelompok_pk dan @vitri10boutique

Sampel buku dan booklet dwibahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) yang diproduksi sebagai kelangsungan karya saya.

VI. Workshop Batik di Inggris

Oktober 2014-Juni 2015 - Foto-foto dari penyelenggara acara di Bedford, Newcastle, Exeter, Oxford, dan London.

Bedford%Library,%November%2014%

Cranfield%University%Interna#onal%Evening,%February%2015% BNI%Spectacoolar,%June%2015%

Discover%Indonesia%Newcastle,%April%2015% Discover%Indonesia%Newcastle,%April%2015%

Exeter%University%Diversity%Week,%February%2015% Exeter%University%Diversity%Week,%February%2015%