Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

13
Makalah MODEL PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA , MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Endang Lastri . Mustafa Husein Dosen Pembimbing : Isnaniah, M.Pd JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M.JAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Transcript of Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

Page 1: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

Makalah

MODEL PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA ,

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam

Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika

Endang Lastri .

Mustafa Husein

Dosen Pembimbing : Isnaniah, M.Pd

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SJECH M.JAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Page 2: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam sekolah tutor sebaya sangat diperlukan untuk menbuat siswa

merasa percaya diri kepada temannya sendiri. Tutor sebaya adalah suatu yang

dilakukan siswa dengan siswa dan guru dengan siswa. Karna semakin

kompleksnya permasalahan dalam sekolah perlunya persamaan dan penyatuan

jawaban dari siswa sehingga terjadi kesepakatan bersama. Dengan terjadinya iu

dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa. Tutor yang dilakukan siswa dengan

siswa yang merupakan pelajaran yang sulit dimengerti dan sulit diselesaikan oleh

siswa dan bahkan tidak bisa menyelesaikannya oleh siswa. Tutor sebaya yang

dlakukan dipilih dari yang terbaik dan tertinggi prestasinya dan telah menguasai

meteri.

Tutor sebaya banyak dilakukan disekolah dirumah maupun ditempat

lainnya. Tapi alngkah lebih baiknya dilakukan disekolah karena disekolah teman-

teman lebih mudah bertemu. Guna tutor sebaya ini sangat banyak mulai dari,

menambah kepercayaan diri, dan menambah pengetahuan, dan memperdalam

pengetahuan yang terlibat dalam tutor tersebut.

Page 3: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

BAB II

MODEL PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA ,

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI

A. Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

Sekolah mempunyai banyak potensi yang dapat ditingkatkan

efektifitasnya untuk menunjang keberhasilan suatu program pembelajaran.

Potensi yang ada di sekolah yaitu semua sumber-sumber daya yang dapat

mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar. Keberhasilan suatu program

pengajaran tidak disebabkan oleh satu macam sumber daya tetapi disebabkan

oleh perpaduan antara berbagai sumber-sumber daya saling mendukung

menjadi satu sistem yang integral.

Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Sumber belajar

dapat orang lain yang bukan guru, melainkan teman dari kelas yang lebih

tinggi, teman sekelas, atau keluarganya di rumah. Sumber belajar bukan guru

dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor,

yaitu tutor sebayadan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang

lebih pandai, dan tutor kaka adalah totor dari kelas yang lebih tinggi.

Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya,

diantaranya adalah:

1. Dedi Supriyadi

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan

ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi.

2. Ischak dan Warji

Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan

pelajaran. Menberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan

dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Page 4: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

3. Conny Semiawan,

Menemukakan tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat

memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan

tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah.

Mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam pengajaran maka

siswalah yang harus menerima dan mencapai berbagai informasi pengajaran

yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengam yang

diinginkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sebagai sumber

pertimbangan didalam pemilihan sumber pengajaran.

Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya

yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman

sekelasnya di dsekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat

menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami.

Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya

untuk bertanya ataupun minta bantuan.

Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman

yang justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam

persiapan ini antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan

pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri,

mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep yang penting,

mendapatkan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Dengan

demikian beban yang diberilkan kepada mereka akan memberi kesempatan

untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain, dan bahkan

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.

1. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya

Menurut Branley ada riga model dasar dalam menyelenggarakan

proses pembelajaran dengan tutor, yaitu:

1) Student to tutor

2) Group to tutor

3) Student to student

Suasana di dalam kelas yang menciptakan suasana tenang, nyaman,

dan aman untuk memungkinkan siswa dapat belajar dengan sebaik-

Page 5: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

baiknya. Untuk itu perlu pengaturan belajar. Pada diskusi kelompok kecil,

pengaturan ruang belajar hendaknya menyebabkan diskusi duduk

berkelompok dan guru dapat bergerak dengan leluasa.

Dalam pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya. Si Tutor

hendaknya adalah siswa yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan

kemampuan teman-teman pada umumnya, sehingga pada saat ia

memberikan pengayaan atau membimbing teman-temannya ia sudah

menguasai bahan yang akan disampaikan kepada teman-teman lainnya.

Berikut ini adalah setting pembelajaran tutor sebaya

Topik: persamaan kuadrat

Tingkat: SLTP

Kelas: III

Setelah guru menugaskan kepada para siswa untuk memahami

pengertian persamaan kuadrat dan cara menyelesaikan persamaan kuadrat,

guru membuat setting kelas dengan menggunakan tutor sebaya.

Lima orang siswa yang dianggap cukup mampu membaca dan

menerapkan konsep persamaan kuadrat diangkat guru sebagai tutor pada

grupnya yang terdiri atas lima sampai enam anggota. Berikut ini dialog

antara siswa (S) dengan tutornya (T) didalam salahsatu kelompok dan

dipantau oleh Guru.

S1 : Yang disebut persamaan kuadrat apa sih?

T : Bentuk umum persamaan kuadrat dalam x adalah ax2 + bx + c =

0 dengan a, b, c merupakan konstanta bilangan real dengan a≠0.

S1 : Mengapa a≠0?

T : Menurut kamu kalau a = 0 apa akibatnya?

S1 : kalau a = 0, pada persamaan ax2 + bx + c = 0, menjadi 0x

2 + 8x

+ 13 = 0 atau 8x + 13 = 0

Page 6: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

T : Apakah itu menjadi persamaan kuadrat?

S2 : Yang kuadrat apanya sih?

T : Di sini pangkat tertinggi adalah 2, yang kuadrat itu pangkat x

tertinggi. Jadi ax2 + bx + c = 0 dibaca “ax kuadrat ditambah bc

ditambah c”, jadi kalu begitu 8x + 13x = 0 bukan persamaan

kuadrat?

B. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

NHT (Numbered Kooperatif Head together) adalah jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap kelas tradisional.

NHT (Number Head Together) pertama kali dikembangkan oleh

Spenser kas untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam pembelajaran

terhadap suatu pelajaran dan memecah pemahaman mereka terhadap

pelajaran tersebut.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan

untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh

Kagen dalam Ibrahim dengan melibatkan para siswa dalam menelaah

bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Heads Together adalah suatu model pembelajaran yang

lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah,

dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya

dipresentasikan di depan kelas.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita ambil kesimpulan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan strategi

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke

dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi

Page 7: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif

adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat

secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.

Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa,

yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan

masalah Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT,yaitu :

a. Hasil belajar akademik stuktural Bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

b. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang

mempunyai berbagai latar belakang.

c. Pengembangan keterampilan social

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif

bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau

pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan

pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen, dengan

tiga langkah yaitu :

a. Pembentukan kelompok;

b. Diskusi masalah;

c. Tukar jawaban antar kelompok

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe

NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh

Lundgren, antara lain adalah :

a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

b. Memperbaiki kehadiran

c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

e. Konflik antara pribadi berkurang

f. Pemahaman yang lebih mendalam

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Page 8: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

h. Hasil belajar lebih tinggi

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT tersebut

kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sebagai berikut :

Langkah 1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan

membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor

kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.

Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar

belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.Selain

itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test)

sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku

panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket

atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS

atau masalah yang diberikan oleh guru.

Langkah 4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa

sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa

berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap

orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau

pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.Pertanyaan dapat bervariasi,

dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

Page 9: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban kepada siswa di kelas.

Langkah 6. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan

yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

a. Lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang ditetapkan oleh guru.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih bertanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajarannya

siswa l diberi nomor yang berbeda

b. Lebih mudah siswa berinterasi dengan teman-teman dalam kelas. Pada

pembelajaran ini siswa perlu berkomunikasi satu sama lain sedangkan

pada guru hanya sebagai fasilitator dan indikator bagi peserta didik

c. Ide-ide banyak muncul dari siswa. Ketika kelompok dibentuk banyak

ide-ide yang keluar dari siswa sehingga siswa lebih aktif dalam

memberikan gagasan serta pendapat.

Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

a. Kurang tersedianya sarana dan prasarana.

b. Kurang ketersediaaan waktu dan sosialisasi dari guru.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)

Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), merupakan salah

satu model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

Pembelajran kooperatif team assisted individualization, merupakan

model pembelajaran individual dibantu kelompok atau tim. Karena dalam

Page 10: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

bekerja sama sabagai usaha untuk menyelesaikan masalah, memberi dorongan

untuk maju dan menanamkan pada siswa bahwa kita sebagai makhluk sosial

sudah selayaknya untuk saling tolong menolong.

Dalam model pembelajaran team assisted individualization, siswa

ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 6 siswa) yang

heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu

bagi siswa yang memerlukannya. Sebelum dibentuk kelompok, siswa

diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.

Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.

Hal itu mengingat pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok

sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab

membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian,

siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya,

sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan

yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Tujuan model pembelajaran kooperatif team assisted individualization

adalah:

1. Meminimalkan keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan

rutin.

2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar

kelompok-kelompok kecil.

3. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang

diberikan dengan cepat dan akurat.

4. Para siswa dapat melakukan pengecekan satu sama lain.

Dengan membuat para siswa bekeja dalam kelompok-kelompok

kooperatif, dengan status yang sejajar, akan terbentuknya sikap positif

terhadap siswa-siswa yang kurang pandai. Adapun manfaat model

pembelajaran kooperatif team assisted individualization adalah:

a. Kesulitan yang dialami siswa dapat dipecahkan bersama dengan ketua

kelompok serta bimbingan guru.

b. Siswa yang memiliki kekurangan secara akademis di bantu oleh siswa

yang memiliki kemampuan akademis lebih.

Page 11: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

c. Tejadi interaksi sosial antar kelompok, dengan adanya keja sama tiap

anggota kelompok siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran.

d. Pembelajaran team assisted individualization, membuat para siswa

mengejakan sebagian tugasnya sehingga meringankan beban guru.

Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan

komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai

6 siswa.

b. Placement Test yaitu pemberian pre test kepada siswa atau melihat rata-

rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang

tertentu.

c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan

kelompoknya.

d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa

yang membutuhkan.

e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil

keja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok

yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang

berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh

siswa.

h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah

Page 12: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

BAB III

PENUTUP

Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang

lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di

dsekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan

kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman

sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya

ataupun minta bantuan.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan

diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan

dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-

kegiatan belajar.

Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), merupakan salah satu

model pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

Page 13: Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar

DAFTAR PUSTAKA

Suherman, Herman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. (Bandung:PT JICA-

UPI).