Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para...

12
1 Etika | September 2013 Edisi September 2013 Pemimpin Redaksi dalam Perspektif Etik dan UU Pers 3 HAL 9 HAL 11 HAL Bagir Manan Pertanggungjawaban hukum dapat pula dilakukan secara keperdataan atas dasar onrechtmatigedaad atau perbuatan melawan hukum. 4 HAL Terpilih Aklamasi Margiono Kembali Pimpin PWI Dewan Pers Desak Kapolri Tuntaskan Kasus Udin Dewan Pers Gelar Workshop Jurnalis Perempuan di Manado 6 HAL Dewan Pers Berhasil Selesaikan Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR Dikeluarkan

Transcript of Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para...

Page 1: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

1Etika | September 2013

Edisi September 2013

Pemimpin Redaksidalam PerspektifEtik dan UU Pers

3HAL

9HAL

11HAL

Bagir Manan

Pertanggungjawaban hukumdapat pula dilakukan secara

keperdataan atas dasaronrechtmatigedaad atau

perbuatan melawan hukum.

4HAL

Terpilih AklamasiMargiono Kembali

Pimpin PWI

Dewan Pers DesakKapolri Tuntaskan

Kasus Udin

Dewan Pers Gelar WorkshopJurnalis Perempuan di Manado 6

HAL

Dewan Pers Berhasil Selesaikan Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif)

terhadap 4 Media2 PPR Dikeluarkan

Page 2: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

2Etika | September 2013

KONGRES PWI - Ketua Dewan Pers Bagir Manan menyampaikan beberapa catatan penting saatpembukaan Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) XXIII di Banjarmasin, KalimantanSelatan,Kamis, 19 September 2013.

Foto: Ridwan Ewako/binesia.com

Berita Utama

Ketua Dewan Pers, BagirManan, menyerukan pershendaknya mampu menjadi

“bintang penuntun arah” (leidstar) agarpemilihan umum 2014 nanti dapatberjalan dan berhasil dengan baik,dalam arti dapat menampilkan parapunggawa negara yang memiliki sikapkenegarawanan (statemenship) untukmengantarkan rakyat Indonesiamenjadi masyarakat yang sejahtera,adil dan makmur.

Memberikan sambutan padaKongres XXIII Persatuan Wartawan In-donesia (PWI) di Banjarmasin, 19September 2013, Ketua Dewan Persmenambahkan pers hendaknya pan-dai-pandai mengarungi berbagai celahjerat hukum yang dapat mempengaruhicapaian (performance) dan hambatankemerdekaan pers. Kongres yangmengambil tempat di Gedung MahligaiPancasila Banjarmasin itu, dibukaoleh Gubernur Provinsi KalimantanSelatan (Kalsel) H Rudy Arifin.Pembukaan Kongres selain dihadiritokoh-tokoh pers, juga sejumlahgubernur seperti Gubernur Jawa TimurSoekarwo, Gubernur Jawa BaratAhmad Heryawan, Gubernur SulawesiUtara Sinyo Sarundajang.

Di bagian lain sambutannya,Bagir Manan mengatakan secara in-ternal, tantangan pers Indonesia tidaksekadar menyangkut kemerdekaanpers, tetapi membangun pers yanglebih profesional. “Dewan Pers sangatmenghargai upaya-upaya yang di-jalankan PWI seperti menyelenggara-kan sekolah jurnalis, ikut

melaksanakan uji kompetensi warta-wan, latihan-latihan pers, workshoppers mahasiswa dan lain-lain. Usahaserupa dijalankan AJI, SPS, dan lain-lain”, ujarnya.

Menurutnya, hasil pendidikandan pelatihan bukanlah sesuatu yangakan segera nampak, dinikmati baikoleh yang bersangkutan atau lingku-ngannya. Karena itu pendidik atau pe-latih yang baik, tidak terutama ber-bicara mengenai hasil pendidikan te-tapi proses pendidikan dengan pela-tihan dan pengharapan suatu saatakan menghasilkan buah yang baik.“Karena itu usaha-usaha ini harus tetapdijalankan terus masa-masa menda-tang”, tambah Ketua Dewan Pers itu.

Secara lebih rinci, Bagir Mananmenyatakan walaupun sudah dilaku-kan berbagai macam upaya — sepertidisebutkan di atas — masih cukupbanyak tantangan yang dihadapimenuju pers profesional, antara lainmasih cukup banyak pekerja pers yangpopular disebut “wartawan abal-abal”

atau “wartawan bodrek”. Mereka bukansaja tidak profesional, atau tidakmengindahkan etik.

Mereka melakukan berbagaiperbuatan yang menekan ataumenakut-nakuti untuk memerassumber berita.

Kehadiran tingkah laku perssemacam ini tidak semata-matadatang dari pelaku, tetapi berakar padaperusahaan pers tempat merekabekerja. Perusahan-perusahaan persbukan saja tidak memberi imbalanyang cukup tetapi memberi peluangatau kesempatan para pekerja pers,melakukan perbuatan melanggar etikbahkan melanggar hukum.

Kemudian, masih dijumpai per-soalan pers yang tidak memenuhikriteria Undang-Undang Pers, sepertibentuk badan usaha, permodalan,kepengurusan, dan lain sebagainya.Juga kesejahteraan wartawan yangbelum memadai, bahkan ada yangdibayar lebih rendah dari upah mini-mum. Selain itu, didapati pula sejum-

Ketua Dewan Pers, Bagir Manan

Pers Hendaknya Mampu Menjadi“Bintang Penuntun Arah”

Page 3: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

3Etika | September 2013

Berita

lah kasus kekerasan terhadap persyang belum terselesaikan secaramemuaskan. Bahkan ada yang ber-tahun-tahun tidak menemukan pe-nyelesaian. Kasus pembunuhan warta-wan anggota PWI, Udin hingga saatini belum ada pelaku yang diadili.

Disamping itu, masih pula di-dapati berita atau siaran yang kurangmengindahkan ketentuan Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistikseperti pemberitaan atau penyiarananak dibawah umur yang perbuatan-nya mungkin dapat dikenai pidanadengan menyiarkan secara utuh dannama lengkap orang tuanya. Seringpula didapati siaran-siaran TV yangmenyelenggarakan diskusi terbuka de-ngan menggunakan ungkapan bahasayang kurang terjaga sehingga menim-bulkan rasa kurang empati dari publik.

Pendidikan dan PelatihanMenteri BUMN Dahlan Iskan

selaku pembicara kunci pada Kongrestersebut menekankan, agar PWI tetapberada pada jalur pendidikan danpelatihan. Salah satunya untuk mem-berikan pengarahan kepada jurnalisdan media untuk membentuk sebuahpola pikir baru di masyarakat. Pola pikirmasyarakat sendiri harus diubah darimasyarakat politik menjadi masyarakatekonomi.

“Saya memperkirakan tahun2019, Indonesia akan menjadi negaradengan ekonomi terbaik peringkatkesembilan di dunia. Kalau negaranyamenuju ekonomi terbaik, maka perlujuga media untuk menunjang pem-beritaan tersebut. Salah satunyaadalah dengan sering mengangkatberita ekonomi menjadi headline,” ujarpendiri Jawa Pos Grup itu.

Tokoh pers itu menambahkanada kesenjangan antara berita utamayang memberitakan politik denganekonomi. Saat ini hampir semua me-

dia memberikan porsi untuk berita uta-ma lebih banyak untuk politik. Hal itudinilainya tidak menciptakan masya-rakat yang berwawasan ekonomi un-tuk mendukung negara Indonesia se-bagai negara ekonomi terkuat di dunia.

“Media harus menyiapkan agarmasyarakat berwawasan ekonomi.PWI harus juga melakukan pendidikandan pelatihan untuk membentuk me-dia yang bisa membuat berita berwa-wasan ekonomi. Itu yang kita perlukanuntuk saat ini,” ujarnya.

Organisasi ProfesiKetua PWI Pusat, Margiono,

mengemukakan bahwa PWI saat iniadalah organisasi profesi, sehinggalebih banyak berfokus pada pendidikandan pelatihan.

“Saat ini wartawan yang sudahbersertifikasi mencapai 4.500 orang.

Sebanyak 3.500 di antaranya adalahanggota PWI. Oleh karena itu kamimemfokuskan pada pendidikan danpelatihan. Kami akui, PWI pada saatini tidak terlalu banyak kegiatan,kecuali pendidikan,” ujarnya.

Memasuki tahun yang dianggapsebagai tahun politik, PWI menegas-kan bahwa anggota PWI tidak bolehmerangkap sebagai pengurus partaipolitik. Namun apabila ada anggotaPWI yang juga sebagai pengurus diorganisasi massa lainnya, tidak dila-rang. Margiono yakin semua anggotaPWI tidak ada yang merangkap sebagaianggota partai politik.Tidak mungkinada media yang mau dikorbankan ha-nya untuk kepentingaan sesaat pribadiatau golongan. Sebab kalau media di-gunakan untuk pribadi dan golongan,otomatis media tersebut akan mati se-cara sendirinya, pungkasnya.

(sumber: Etika, Jambi Independen).

Margiono terpilih kembali menjadiKetua Umum Persatuan WartawanIndonesia (PWI) Pusat untuk periode2013-2018. Wartawan Jawa Pos Na-tional Network (JPNN) itu secaraaklamasi diminta peserta KongresXXIII PWI di Banjarmasin, Kaliman-tan Selatan, pada Jumat dini hari.(20|9|2013)

Dengan terpilihnya kembali,Margiono akan menjalani masa ke-pemimpinan untuk periode keduanyaatau terakhir sesuai aturan dasar danrumah tangga PWI, setelah padalima tahun lalu ia terpilih mendudukijabatan itu pada Kongres XXII PWI

di Banda Aceh, Juli 2008.Sementara itu, Ilham Bintang ter-

pilih menjadi Ketua Dewan Kehormatanmenggantikan Tarman Azzam.

Margiono, yang juga mendapatmandat peserta Kongres PWI selakuformatur tunggal untuk menentukansusunan pengurus PWI Pusat 2013-2018, memilih Tarman Azzam selakuKetua Dewan Penasehat menggan-tikan Sofyan Lubis.

Adapun Sofyan Lubis dipilihMargiono untuk memimpin YayasanDana Abadi PWI. Yayasan ini akansegera dibentuk sebagai salah satuupaya PWI agar lebih eksis men-jalankan program kerjanya dalammeningkatkan profesionalismewartawan. Organisasi profesi yangdibentuk pada 9 Februari 1946 itu kinimemiliki sekitar 14.000 anggota.(sumber: ANTARA News)

Terpilih AklamasiMargiono Kembali Pimpin PWI

MargionoKetua UmumPWI Pusat

Page 4: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

4Etika | September 2013

Berita

Dewan Pers mendesak KepalaKepolisian Republik Indonesiauntuk menuntaskan kasus

terbunuhnya jurnalis Harian Bernas,Fuad Muhammad Syafruddin aliasUdin. Polisi diminta membuka kembalikasus kematian Udin di Bantul 16Desember 1996. Demikian menurutanggota Dewan Pers, Nezar Patria, diMalang, Kamis ( 5|9|2013).

Penyidik polisi diminta menelisiklebih dalam atas keterlibatan mantanBupati Bantul Sri Roso Sudarmo dalamkasus kematian Udin, serta mengung-kap sejumlah fakta, data dan ketera-ngan yang tak pernah disentuh penyi-dik. “Kita sedang mencari celah untukmelanjutkan perkara,” katanya serayamenambahkan, bahwa dalam hal inidibutuhkan kemauan politik.

Kematian Udin diduga berkaitandengan berita yang ditulisnya. Salahsatunya, Udin menurunkan laporan ten-tang korupsi dana Inpres Desa Ter-tinggal di Desa Karang Tengah Imogiri.

Janji KapolriDalam pada itu, Kapolri Jenderal

Pol. Timur Pradopo menegaskanpihaknya berjanji mengusut kasusterbunuhnya Udin. “Setelah pertemuanini silakan dilanjut dengan pertemuanteknis dengan Kabareskrim,” katanyasambil menunjuk Komjen Sutarmanyang ikut mendampinginya. Penega-san itu diungkapkan Kapolri saatmenerima pengurus PWI Pusat yangdipimpin Ketuanya, Margiono, di MabesPolri Jakarta, Senin (9|9|2013).

Margiono mengingatkan Kapolribahwa Polri masih punya utang yangbelum dilunasi, yaitu mengungkapkasus Udin. Masalah ini menjadi

Dewan Pers Desak KapolriTuntaskan Kasus Udin

pertanyaan para wartawan di seluruhIndonesia, kenapa kasus Udin belumterungkap? “Jadi, kita mohon kepadaBapak Kapolri agar masalah inidiperhatikan,” ujar Margiono.

Wartawan senior Sofyan Lubis,yang ketika Udin dianiaya pada 1996,selaku Ketua Umum PWI Pusat,mengatakan pengusutan kasus Udinterbengkalai karena sejak kejadiantidak ditangani dengan benar olehPolres Bantul. “Tidak ada olah TKP,bahkan police line baru dipasang 13hari setelah kejadian. Saya ngenesmelihat kondisi itu,” katanya.

Ia juga mengingatkan Kapolriagar Kapolres Bantul saat itu, LetkolAde Subardan, dimintai keterangan.“Saya yakin, Ade Subardan tahubanyak. Karena itu dia perlu ditanya,”tutur Sofyan.

Komjen Sutarman menyatakandia sangat berterima kasih jika PWImemiliki data-data yang dapatdimanfaatkan untuk mengusut kasusUdin. “Kita perlu bertemu lagi untukmembahas data-data itu,” katanya.

Pada pertemuan itu, anggotaTPF PWI Yogyakarta, Asril SutanMarajo dan Nurhadi, mengemukakankepada Kapolri bahwa sesuai temuanTPF PWI, pembunuhan Udin berlatar

belakang pemberitaan. “Sesuai doku-men yang kita miliki, Udin dianiayakarena pemberitaan, bukan sebab lain-lain, seperti selingkuh,” tegas Asril.

Nama Ke WantimpresSementara itu, Aliansi Jurnalis

Independen (AJI) bersama LBH Persdan Tim Kijang Putih kasus Udin telahbertemu dengan Anggota DewanPertimbangan Presiden AlbertHasibuan. AJI melaporkan perkemba-ngan pengusutan kasus Udin, yangdiyakini dibunuh karena berita yangditulisnya. Pengusutan atas kasus inidinilai penuh kejanggalan.

“Melalui Watimpres, AJI men-desak Presiden selaku Kepala Negaramengambil langkah hukum luar biasauntuk memastikan para pembunuhUdin diadili sebelum 16 Agustus 2014.Negara harus mengakhiri praktikimpunitas para pembunuh jurnalisdengan membuka kembali penyidikankasus Udin ini,” kata Sekjen AJISuwarjono saat bertemu dengan AlbertHasibuan di Gedung Watimpres, JalanVeteran III, Jakarta, Rabu (11|9|2013).

Selain mendesak Negara menun-taskan kasus Udin, AJI juga menye-rahkan daftar 28 orang yang terkaitdengan proses penyidikan pembu-

AKSI SIMPATIK - Sejumlahwartawan dari Aliansi Jurnalis

Independen (AJI) Bandungmelakukan aksi simpatik

kematian Wartawan HarianBernas Yogyakarta Fuad

Muhammad Safruddin alias Udindi depan Gedung Sate

Bandung, Kamis (15|8|2013).(ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

Page 5: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

5Etika | September 2013

Berita

nuhan Udin. “Nama-nama ini layakuntuk kembali diminta keterangannya,karena mereka mengetahui prosespenyidikan kasus Udin,” kata dia.

Sebanyak 28 nama itu berasaldari penyidik, Kapolres, Kapolwil,Bupati, pejabat daerah hingga Kapolri.“Ada Bupati Bantul, ketua tim penyidi-kan Polres Bantul hingga Iwik, yangsempat dipenjara namun dibebaskanpengadilan karena tidak terbuktibersalah,” katanya.

AJI mencatat satu-satunya pro-ses hukum adalah pemidanaan DwiSumaji alias Iwik di Pengadilan NegeriBantul pada 1997. Proses hukum ter-hadap Iwik menjadi kontroversi lantaranMarsiyem, istri Udin,satu-satunya or-ang yang bertemu dengan dua pem-bunuh Udin, menegaskan Iwik bukan-lah pembunuh suaminya. Akhirnya,jaksa menuntut bebas Iwik karenatidak terbukti bersalah atas semuadakwaan pembunuhan Udin. Pada 27November 1997, majelis hakim yangdiketuai Endang Sri Murwati memutusbebas Iwik.

Dengan putusan pengadilan yangberkekuatan tetap atas Iwik itu,mewajibkan kepolisian memulai kem-bali penyidikan untuk menemukan siapasesungguhnya pembunuh Udin. Na-mun, Kapolri Letjen (Pol) Dibyo Widodowaktu itu justru menyatakan polisi tetapyakin Iwiklah pembunuh Udin. Pernya-taan itu menutup ruang penyidik polisimencari pembunuh Udin yang sesung-guhnya. Macetnya penyidikan kasuspembunuhan Udin terus terjadi meskireformasi telah bergulir sejak 1998.

Heru Prasetya dari tim KijangPutih yang dibentuk khusus untukmengungkap kasus pembunuhan Udinmenuturkan terdapat banyak kejang-galan dalam kasus ini.

(Sumber: TEMPO.CO, Bisnis.com,VIVAnews, ANTARA News).

PENGURUS DEWAN PERS PERIODE 2013-2016: Ketua: Bagir Manan Wakil Ketua: MargionoAnggota: Anthonius Jimmy Silalahi, I Made Ray Karuna Wijaya, Imam Wahyudi, Muhammad Ridlo ‘Eisy, Nezar Patria, Ninok Leksono, Yosep Adi Prasetyo Sekretaris (Kepala Sekretariat): Lumongga Sihombing

REDAKSI ETIKA: Penanggung Jawab: Bagir Manan Redaksi: Herutjahjo, Chelsia, Samsuri (Etika online), Lumongga Sihombing, Ismanto, Agape Siregar, Wawan Agus Prasetyo, Reza Andreas (foto).

Surat dan Tanggapan Dikirim ke Alamat Redaksi: Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl. Kebon Sirih 34, Jakarta 10110. Tel. (021) 3521488, 3504877, 3504874 - 75, Fax. (021) 3452030 E-mail: [email protected] Website: www.dewanpers.or.id / www.presscouncil.or.id

(ETIKA dalam format pdf dapat diunduh dari website Dewan Pers: www.dewanpers.or.id)

Perwira Pelaku PenganiayaanWartawan Divonis 3 Bulan

Pengadilan Tinggi Militermemutuskan terdakwa LetkolRobert Simanjuntak dengan

vonis tiga bulan penjara, karena terbuktisecara sah dan meyakinkanmelakukan penganiayaan terhadapwartawan Riau Pos.

“Pengadilan Tinggi Militer Medanmemutuskan untuk menjatuhkanhukuman penjara kepada Letkol Rob-ert Simanjuntak selama tiga bulandikurangi masa tahanan dan biayaperkara Rp25 ribu,” kata ketua majelishakim Kolonel CHK Dr Djodi SurantoSH MH, di UPT Oditur Militer Pekan-baru, Selasa (17|9|2013).

Sebelumnya Robert Simanjuntaktelah ditahan terlebih dahulu selama 20hari mulai tanggal 17 Oktober hingga 5November 2012. Peristiwa penganiaya-an sendiri terjadi pada 16 Oktober 2012di Pasir Putih, Kecamatan Pandau, Ka-bupaten Kampar, Riau.

Robert dinyatakan bersalahkarena melanggar pasal 351 ayat 1KUHP tentang penganiayaan yang

disengaja. Unsur-unsur dalam pasaltersebut telah terpenuhi dengan adanyakorban yang merasakan luka/sakitseperti dibuktikan oleh hasil visum daridokter.

Selain itu anggota hakim KolonelCHK Hariadi Purnomo SH menyampai-kan bahwa tindakan Letkol RobertSimanjuntak telah mencemarkannama baik TNI di mata masyarakat.Sebagai tambahan terdakwa jugadinilai tidak menghayati secara penuhSapta Marga TNI.

Sementara itu hal-hal yangmeringankan terdakwa adalah RobertSimanjuntak mengakui dengan terusterang mengenai perbuatannya. Rob-ert juga belum pernah dihukum selamamenjadi aparat TNI.

Hakim menilai Robert telah relamenerima sanksi atas dicopotnyajabatan sebagai Kadis Pers LanudRusmin Nurjadin. Selain itu, pelaku dankorban telah saling memaafkan secarapribadi.

(Sumber: ANTARA News)

Page 6: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

6Etika | September 2013

Kegiatan

Dewan Pers menggelarlokakarya (workshop) seharikhusus jurnalis perempuan di

Manado, Selasa (24|9|2013) dengantajuk: “Peliputan Konflik, BencanaAlam, Anak dan Perempuan KorbanPemerkosaan”. Sebanyak 34 jurnalisperempuan dari media cetak, eletronikdan siber di Manado ikut ambil bagianpada lokakarya ini. Yang menarik,kegiatan ini juga diikuti para siswa dansiswi SMKN 4, sebagai satu-satunyasekolah yang memiliki jurusan Jurna-listik (teknik broadcasting). Tampilsebagai pembicara Imam Wahyudi,Uni Zulfiani Lubis dan Yosep AdiPrasetyo.

Anggota Dewan Pers ImamWahyudi yang memiliki banyakpengalaman melakukan peliputan diwilayah konflik memberikan kiat-kiat(tips) persiapan sebelum jurnalismelakukan liputan di daerah rawankonflik. “Sebelum liputan kita haruspunya target output, durasi peliputan,rencana darurat jika nanti menemuimasalah serius. Jangan lupa menyiap-kan mental dan peralatan yang dibu-tuhkan khususnya kebutuhan khususuntuk wanita,” ujarnya.

Dalam sesi tanya jawab, seorangpeserta mengajukan pertanyaan: Apayang anda akan dahulukan jika andadihadapkan dengan peristiwa ber-darah? Menolong korban atau terusmerekam peristiwa berdarah itu?Imam lalu membagikan pengalaman-nya ketika meliput konflik berdarah diTimor Leste sebagai jurnalis televisi.Ketika itu, katanya, ada seorang anakkecil menangis sambil berputar-putardi depan jenasah ayahnya yangterkena tembakan. “juru kamera pun

spontan mengangkat kameranya keatas karena reflek dan tidak tegamengambil gambar korban”, ujarnya.

Peristiwa memilukan yang terjadilebih 10 tahun lalu itu rupanya masihmenyentuh hati Imam dan ia sulitmelupakannya. Ia lalu terdiam.Matanya memerah berkaca-kaca.Kemudian ia meraih segelas air putihdi atas meja, meminumnya, untukmenenangkan diri.

Ia menegaskan, jika dihadapkanpada peristiwa berdarah, ia akan lebihmendahulukan menolong korbandengan resiko kehilangan momenberharga ketimbang meneruskanmerekam peristiwa itu. Begitulah yangia lakukan termasuk ketika meliputdaerah konflik di Aceh.

Kejahatan KesusilaanWartawan senior Uni Lubis

membagikan materi tentang “MeliputKejahatan Asusila, Melepas Asumsidan Stigma.” Uni membekali parajurnalis perempuan itu dengan pema-haman mengenai Kode Etik Jurnalistik(KEJ) khususnya terkait peliputan ke-jahatan kesusilaan. MenurutPemimpin Redaksi ANTV ini, banyakmedia sering tidak sadar telahmelanggar kode etik ketika melakukan

peliputan terhadap kasus kesusilaan,seperti mempublikasikan identitaskorban dan keluarganya. Banyakdampak yang merugikan korban dankeluarga pelaku yang diakibatkan carapenulisan jurnalis sedemikian rupaketika meliput kejahatan kesusilaantersebut.

Lokakarya ini ditutup dengan kiatmeliput bencana alam yang dipaparkanoleh Yosep Adi Prasetyo selaku KetuaKomisi Hukum Dewan Pers. “Mediamemiliki peran baik sebelum bencanaseperti upaya perencanaan penanggu-langan bencana, pengurangan risikobencana, pencegahan, keterpaduandalam perencanaan pembangunan,pemenuhan analisis risiko bencana,pelaksanaan dan penegakan rencanatata ruang, pendidikan dan pelatihanserta persyaratan standar teknispenanggulangan bencana. Setelahbencana, media pun harus mengawalpemberitaan terkait rehabilitasi danrekonstruksi,” jelasnya.

Menjelang lokakarya berakhir,para jurnalis perempuan sepakatmenunjuk Jeane Rondonuwu untukmengkoordinir persiapan pembentukanForum Jurnalis Perempuan (FJP)Sulawesi Utara.

(Sumber: sulutdaily.com)

Dewan Pers Gelar Workshop JurnalisPerempuan di Manado

PESERTA -PesertaWorkshopJurnalisPerempuandengan tema“PeliputanKonflik, BencanaAlam, Anak danPerempuanKorbanPemerkosaan” diManado, Selasa(24|9|2013)

Page 7: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

7Etika | September 2013

Sorotan

foto/dok. Etika foto/dok. Etika

Labelisasi Pelaku Kekerasan oleh PolisiHendrata Yudha

Mari kita simak kepala beritadi sebuah koran nasionalterkemuka; “Penembak

Briptu Ruslan Diduga SindikatLampung”. Kepala berita yangditerbitkan Senin, 16 September 2013lalu itu kemudian dilanjutkan denganlead berikut; Kepala Kepolisian ResorKota Depok Komisaris Besar AchmadKartiko menduga penembak danperampas sepeda motor KawasakiNinja milik Briptu Ruslan Kusuma,Jumat pekan lalu adalah sindikatpencuri kendaraan bermotor asalLampung, Sumatera Selatan.“Kelompok ini dikenal sadis dan taksegan melukai korbannya,” kataAchmad. Di salah satu tayangan beritatelevisi nasional, pada hari yangbersamaan juga dimuat laporanrangkaian aksi kepolisian ketikamemberantas preman KawasanMangga Ubi, Kapuk, Jakarta Barat.

Dalam tayangan berita itu, terlihatbeberapa polisi dengan pakaian sipildilengkapi senjata laras panjang danrompi antipeluru, mendatangi sejumlahbedeng atau rumah sementara danmenangkapi sejumlah orang yangdiduga preman. Terdengar suara-suarateriakan dari petugas polisi memintaorang-orang itu menyerah, danmenunduk ke lantai. Beberapa polisiterlihat menendang orang yang didugapreman, kemudian mengikat lengan

mereka dengan tali plastik sekali pakai.Kepala Satuan Reserse Kriminal

Kepolisian Resor Jakarta Barat AjunKomisaris Besar Henky Hariadi yangberwajah tampan, terlihat memimpinoperasi. Narasi menyebutkan, inioperasi penangkapan sejumlah premanyang menyekap dan menyiksa seorangwanita pengasong dengan sadisselama tiga hari di kawasan KedoyaElok, Jakarta Barat. Transkrip wawan-cara dengan perwira menengah polisiitu berbunyi, “Wanita itu korban peng-aniayaan yang boleh kita katakansangat-sangat sadis. Kita sedangdalam motif sebenarnya seperti apa.Kita masih kembangkannya, karena inikebetulan dari kelompok Floresya”. Adabeberapa hal yang saya perlu garisbawah dari kedua berita tersebut.Pertama, sumber utama berita berasaldari perwira menengah berpangkatajun komisaris besar polisi (AKBP).

Kedua, narasumber itu jugamenggunakan kata yang hiperbolikuntuk mendeskripsikan perilakupenjahat atau preman. Lihat merekamenggunakan kata “Kelompok inidikenal sadis”, atau “, “Wanita itukorban penganiayaan yang boleh kitakatakan sangat-sangat sadis”. Ketiga,kedua perwira polisi itu juga menye-butkan kelompok penjahat denganlabelisasi berdasarkan asal atau suku.“Pencuri bermotor asal Lampung” dan“preman kelompok Flores”.

Penggunaan frasa-frasa itu, kalaudiperhatikan semakin bertebarandalam media massa terutama perole-han berita kriminal dari kepolisian. Se-bagai polisi dengan kedudukan yangcukup tinggi, seharusnya sadar bahwamereka adalah sumber informasi yang

kerap diwawancarai oleh jurnalis. Apapun yang disampaikan kepada jurnalisakan direkam dan disampaikan kepadamasyarakat secepat itu pula, sehinggapemilihan kata, kalimat yang diucapkanharus tepat dan tidak multitafsir.

Pilihan menggunakan bahasanfrasa sadis, yang mereka utarakanperlu didalami lagi. Perlu kehati-hatian,dengan bukti yang jelas dan konteksyang tepat. Penggunaan frasa dengansifat hiperbolik itu, oleh mereka jugadisambung dengan pernyataan lanjutanpenjahat dan preman itu denganprasangka negatif berdasarkan kelom-pok asal suku sindikat pencurian mo-tor dari Lampung dan kelompok pre-man dari Flores.

Dengan bersandar pada definisiini, logika linear dari komunikasi yangdibangun oleh polisi hanya berdasarkanprasangka saja. Padahal, prasangkamerupakan penilaian yang terlampautergesa-gesa, berdasarkan generalisasiyang terlampau cepat, sifatnya beratsebelah dan dibarengi tindakan yangmenyederhanakan suatu realitas. Pra-sangka ini jelas berbahaya, bila terusdikembangkan oleh penegak hukumsecara sadar dalam berkomunikasi.

Prasangka perilaku sosial se-jumlah orang berdasarkan SARA, bisamenimbulkan stigma yang bila terus-menerus digunakan, akan dianggapsebagai kebenaran. Dengan polastrategi komunikasi satu arah, tanpafilter, polisi mendominasi kebenarandengan logika linearnya akan berlanjutbahwa setiap sindikat pencurian mo-tor itu ”pasti” berasal dari Lampung.Atau jika pelaku premanisme “pasti”berasal dari Flores.

Bukan tidak mungkin, jika pola

Page 8: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

8Etika | September 2013

Sorotan

foto/dok. Etika

komunikasi ini diteruskan oleh polisimaka eskalasi sosial akan muncul danmenjadi motivator munculnya ledakansosial atau konflik horizontal. Pasal-nya, tak semua urusan kriminal bisadiselesaikan oleh hukum positif. Pe-rilaku main hakim sendiri yang masihlekat di kehidupan masyarakat kita.

Peran jurnalisDalam era banjir informasi se-

karang ini, jurnalis Indonesia boleh di-katakan keteteran dengan persainganantarmedia massa dan antar-platform.Jurnalis dituntut melaporkan peristiwadi depan matanya secara langsung keruang redaksi atau newsroom. Tak adalagi istilah menunda berita untukmelakukan konfirmasi atau check andrecheck, sampai siang, untuk diturun-kan pada program berita sore hari.

Kelompok media massa besar,dengan yang berbagai jenis mediaelektronik, cetak dan online (multi plat-form) menuntut semua jurnalisnyaagar bisa konvergen. Jurnalis televisitak lagi melulu hanya memproduksiberita untuk televisi, tapi juga wajibmembagi dan menulis untuk platformonline secara realtime. Informasipenggerebekan polisi kepada kelom-pok preman itu langsung dilaporkan kenewsroom hanya beberapa saatsetelah AKBP Henky bicara.

Newsroom mengolah informasi itudan merasakan ada sesuatu nilai beritayang cukup besar, apalagi bila reporterdi lapangan melaporkan di telepondengan bumbu visual edan, “GambarTKP abis bos,”. Istilah ini bagi jurnalistelevisi adalah visual yang diambilkamerawan atau kontributor langsungdari lokasi kejadian, ada adegan tem-bak-menembak, kejar-kejaran aparatdengan penjahat, polisi mendobrakpintu, sekumpulan lelaki dipukuli.

Kemudian, muncul perwira polisimemberikan keterangan sepihak.Dengan gambar yang punya efek

dramatis tadi, para produser sudahterbayang akan memperoleh atensidari penonton dan meningkatkan sharedan rating yang baik. Sering terjadi,proses editing yang dilakukan paraproduser, tidak lagi fokus kepadakonten berita, namun lebih mementing-kan durasi berita yang akan on air.

Belum lagi jam on air yang takbisa ditawar. Kekhilafan ini, yang me-nyebabkan proses seleksi gambar dankutipan narasumbernya, terabaikan.Dari uraian pendekatan itu, di manakahperan jurnalis untuk mereduksi infor-masi sepihak yang sudah telanjur di-sampaikan narasumber? Saya cende-rung kembali ke “kitab suci” jurnalis diIndonesia, yaitu UU Pokok Pers danKode Etik Jurnalistik.

Penerapan kedua aturan hukumdan etika yang disusun para jurnalissenior itu bisa menjadi kompas idealyang patut dipertahankan. UU PokokPers No 40 Tahun 1999, terutama BabIV, mengatur tentang penghormatanterhadap nilai-nilai kesukuan, agama,ras, dan antargolongan. Dalam KodeEtik Jurnalistik, juga dicantumkanpenyajian berita yang baik.

Seperti terumuskan dalam Pasal8, yang menyebutkan wartawan Indo-nesia tidak menulis atau menyiarkanberita berdasarkan prasangka ataudiskriminasi terhadap seseorang atasdasar perbedaan suku, ras, warna kulit.Seharusnya ada proses pengecekanoleh produser atau redaktur di news-room agar berita yang disampaikankepada khalayak, sudah memenuhiuntuk kepatutan, pengecekan, dankelayakan fakta-fakta yang muncul.

Dalam kasus di media cetak,prosedur seleksi malah lebih berjenjangdan ada “waktu” yang cukup untukmengecek semua frasa kata yangdigunakan sesuai dengan kode etik,tidak berprasangka dan stigmakelompok tertentu, kemudianmenurunkan dalam korannya. Narasimedia massa biar bagaimanapun akanmenciptakan makna, julukan danmenciptakan definisi realitas mengenaiperistiwa yang terjadi.

(Dikutip dari www.sindonews.com25|9|2013 )

Hendrata Yudha adalah Wakil KetuaBidang Kompetensi Ikatan Jurnalis

Televisi Indonesia (IJTI)

Dalam era banjir informasi sekarang ini, jurnalis Indonesia bolehdikatakan keteteran dengan persaingan antarmedia massa danantar-platform. Jurnalis dituntut melaporkan peristiwa di depanmatanya secara langsung ke ruang redaksi atau newsroom.

“”

Page 9: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

9Etika | September 2013

Opini

Cerita di atas bertalian denganpertanggungjawaban hukum cq. hukumpidana. Pertanggungjawaban hukumdapat pula dilakukan secarakeperdataan atas dasaronrechtmatigedaad atau perbuatanmelawan hukum (KUPerdata, Pasal1365). Hanya ada satu tuntutan atasdasar onrechtmatigedaad yaitu harusmembuktikan ada kerugian yangditransformasikan dalam jumlah uang.Kewajiban-kewajiban lain, seperti:pernyataan maaf yang dimuat dalamsuratkabar, bukanlah tuntutan ataudasar onrechtmatigedaad. Maafmemaafkan bukan persoalan hukum,melainkan etik. Inilah latar belakang,permaknaan maaf pers sudahsemestinya diajukan dalam lingkunganlembaga pers bukan ke proses hukum.Saya berpendapat, tidaklah begitutepat, putusan pengadilan yangmemuat diktum permohonan maaf,apalagi harus dimuat dalam pers.Salah pasang (campur aduk antarapersoalan hukum dan persoalan etik).

Tetapi kerugian atas dasarperbuatan tidak menyenangkan ataupencemaran nama baik bersifat im-materil. Sulit dibuktikan, apalagi diukurdalam jumlah uang. Tuntutan ganti rugisemacam itu bersifat judgementbelaka, tanpa suatu dasar-dasarperhitungan yang reasonable. Karenaitu hakim biasanya menolak tuntutanganti rugi immateril yang bersifatspekulatif biasa. Jadi, dibutuhkankepintaran substantif beracara. Bukansekedar karena pandai berdebat di TV.

Khusus untuk TV, pertanggung-jawaban hukum dapat dijatuhkan KPI

dalam bentuk-bentuk peringatanringan, peringatan sedang, peringatanberat, menunda siaran (semacampembreidelan sementara), dan penca-butan hak siaran. Terhadap sanksi,apalagi pencabutan hak siaran, sebaik-nya dihindari. Kalaupun hal itu harusterjadi, perlu diperhatikan. Pertama;harus ada ketentuan-ketentuan yangmengatur unsur-unsur perbuatanpelanggaran yang dapat dikenai sanksipencabutan hak siaran. Tidak cukupatas dasar ketentuan yang bersifatumum dan menyerahkan pada judge-ment KPI atau instansi lain yangberwenang. Kedua; kekuasaan pen-cabutan hak siaran harus dilakukanmelalui peradilan, tidak cukup sekedarkeputusan administratif. Ketiga; setiappenjatuhan sanksi harus benar-benardilaksanakan atas dasar due processatau asas-asas natural justice sepertithe right to be heard, the right ti de-fend, and fairness.

Keputusan KPI bersifat meng-hukum atas dasar pelanggaran hukum,dan termasuk jenis keputusan yang ber-sifat administratif. Ada hal-hal menarik.Pertama; KPI adalah badan inde-penden yang menegakkan hukum

administrasi penyiaran. Dalam kaitandengan kedudukan dan wewenangtersebut, dalam ilmu hukum admi-nistrasi, KPI dapat digolongkan sebagaipengadilan administrasi semu(quasiadministratiefrechtpraak). DiInggris, lembaga-lembaga semacam inidisebut tribunal (s). Kedua; keputusanKPI bersifat the first and final. Tidakada upaya hukum. Sesuatu yang tidakbiasa dalam bidang administrasi. Kalaukeputusan KPI tergolong beschikking(penetapan administrasi negara), jalanuntuk melawan atau mengoreksikeputusan KPI adalah ke peradilan tatausaha negara. Persoalannya: “ApakahKPI adalah badan administrasi negara,atau setidak-tidaknya sebagai badanyang menjalankan fungsi administrasinegara?”

Sekarang kita lanjutkan dengankasus lain. Pada saat ini makin banyakanggota masyarakat atau pejabat yangmelaporkan pers kepada Dewan Pers.Banyak pula pengaduan itu yangdiselesaikan Dewan Pers dengan caramediasi dengan prinsip mutual satis-faction atau win-win solution. Namunyang unik, Dewan Pers tidak berhentisebagai mediator, yang mendamaikan,

Pemimpin Redaksi dalam Perspektif Etikdan UU Pers

Bagir Manan

Bagian 2 dari 3 Tulisan

Pertanggungjawaban hukum dapatpula dilakukan secara keperdataanatas dasar onrechtmatigedaad atau

perbuatan melawan hukum

“”foto/dok. Etika

Page 10: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

10Etika | September 2013

Opini

tetapi memberi penilaian atas dasarKode Etik Jurnalistik. Sanksi yang di-berikan yaitu: pers yang bersangkutandapat diwajibkan memuat hak jawab,memuat koreksi, dan meminta maafkepada publik. Yang melaksanakansanksi adalah redaksi, karena redaksi-lah yang memutuskan memuat atautidak memuat hak jawab, hak koreksi,dan atau meminta maaf tersebut.Dengan demikian, baik dari sudutmemuat berita yang dianggap tidakmenyenangkan, tidak faktual, ataumencemarkan itu dan memuat hakjawab, hak koreksi, dan atau memintamaaf, redaksilah yang bertanggungjawab bukan wartawan penyusunbahan berita. Dengan perkataan lain,pelaksanaan keputusan Dewan Persmerupakan suatu bentuk self execut-ing karena dilaksanakan sendiri olehpers yang bersangkutan. Efektivitasnyamenuntut kesadaran etik dan pertim-bangan opini publik yang dapat mem-pengaruhi reputasi pers yang ber-

sangkutan. Inilah salah satu wujudtanggung jawab pers.

Dari dua segi pertanggung-jawaban di atas (hukum dan etik), yangserba dipikul redaksi, wartawan bukandan seolah-olah tidak akan pernahmemikul tanggung jawab hukum danatau etik. Wartawan seolah-olah kebalhukum dan etik. Wartawan dalammenjalankan tugas jurnalistik tidakdapat diganggu gugat (onschendbaar).Benarkah demikian?

Wartawan tidak selalu kebalhukum. Ada beberapa pranata yangdapat menimbulkan tanggung jawabwartawan (di luar tanggung jawabredaksi).

Pertama; konsekwensi sebagaiprofesional. Wartawan wajib memikultanggung jawab etik, bekerja atas dasaretik, dan menjunjung tinggi etik.Pertanyaan: “Siapakah yang menjagadan memberikan sanksi terhadapwartawan yang melanggar etik?”Tanggung jawab menjaga dan mem-

berikan sanksi etik kepada wartawan,ada pada redaksi (redaksi sebagaipenanggung jawab tertinggi fungsijurnalistik dalam lingkungan pers yangbersangkutan). Ditinjau dari hubungankerja, sanksi terhadap wartawanpelanggar ada pada perusahaan persseperti pemutusan hubungan kerja.

Suatu ketika ada kasus yangdibawa ke Dewan Pers mengenaibeberapa wartawan yang dilaporkanatau diberitakan melanggar Kode EtikJurnalistik. Dewan Pers hanya mem-buktikan, benar atau tidak, telah terjadipelanggaran Kode Etik Jurnalistik.Dewan Pers tidak menjatuhkan sanksikarena di luar kewenangan DewanPers. Penindakan dikembalikan kepa-da redaksi atau perusahaan pers tem-pat wartawan yang bersangkutanbekerja. Wewenang sepenuhnya adapada redaksi atau perusahaan persatas dasar hubungan kerja (ada atautidak ada perjanjian kerja).

<< Bersambung di Etika Edisi Oktober

2013-09-20. Verifikasi Perush Pers Duta TV

VERIFIKASI - Anggota Dewan Pers, JimmySilalahi sedang melakukan verifikasi perusahaanpers di Duta TV, Banjarmasin, 20|9|2013.

Foto KegiatanDewan Pers

KLARIFIKASI - Klarifikasi Penanggungjawab 11media yang diadukan oleh FPI, 1|10|2013.

Page 11: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

11Etika | September 2013

Pengaduan

Dewan Pers berhasilmenyelesaikan pengaduanBupati Kolaka (nonaktif)

Buhari Matta, melalui kuasa hukumnyaImam Westanto P., SH., & Rekan,tertanggal 12|7|2013, atas berita KantorBerita ANTARA berjudul “PresidenDidesak Izinkan Pemeriksaan KepalaDaerah” (edisi 3|9|2012); Jawa Pos Na-tional Network (JPNN) berjudul “IBSWSerahkan Bukti Pendukung KasusDugaan Korupsi Bupati Kolaka” (edisi31|8|2012); Media Indonesia berjudul“Sudah Setahun, Bupati Kolaka tidakTersentuh Hukum” (edisi 4|9|2012) danTempo berjudul “Bijih Nikel MenjeratBuhari” (edisi 1-7|10|2012).

Terkait pengaduan ini, DewanPers telah meminta klarifikasi keduapihak pada 11|9|2013 di SekretariatDewan Pers, Jakarta. Berdasarkanhasil pemeriksaan dan klarifikasitersebut, Dewan Pers menilai beritaANTARA , JPNN, Media Indonesiamelanggar Pasal 1 Kode EtikJurnalistik karena tidak berimbangsementara berita Tempo tidak melang-gar Kode Etik Jurnalistik.

Buhari Matta dan ANTARA,JPNN, Media Indonesia dan Tempomenerima penilaian Dewan Perstersebut dan menyepakati prosespenyelesaian sebagai berikut:ANTARA, JPNN, Media Indonesiabersedia memuat Hak Jawab dariBuhari Matta secara proporsional.Ketiga media ini berkomitmen menaatiKode Etik Junalistik dalam pemberita-an selanjutnya tentang Buhari Matta.Kedua pihak sepakat menyelesaikankasus ini di Dewan Pers dan tidak

Dewan Pers Berhasil Selesaikan Pengaduan BupatiKolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media

melanjutkan ke proses hukum, kecualikesepakatan di atas tidak dipenuhi.Sedangan Tempo bersedia memuatklarifikasi tambahan dari Burhani Mattasebagai bentuk itikad baik.

2 PPRPada bulan September 2013,

Dewan Pers juga mengeluarkan 2 (dua)Pernyataan Pernilaian dan Rekomen-dasi (PPR) atas pengaduan YuliusNawawi, Bupati Ogan Komering UluSurat Kabar Mingguan (SKM) RadarNusantara terhadap pengaduan RajaBonaran Situmeang, Bupati TapanuliTengah terhadap Surat Kabar Harian(SKH) Rakyat Tapanuli.

Bupati Ogan Komering Ulu,Yulius Nawawi mengadukan SKM Ra-dar Nusantara (www. radarnusantara.com),melalui surat tertanggal 30 |11|2012dan 16|4|2013, atas serangkaian beritaRadar Nusantara berjudul “LSM Sikap

Angkat Bicara Mengenai DugaanKorupsi 135 M Oleh Pemkab Oku (edisiMinggu ke III Oktober 2012);“Tangkap…? Bupati OKU YuliusNawawi Dugaan Korupsi MerampokUang Rakyat Rp 135M” (edisi Mingguke I November 2012).

Berita lainnya berjudul “SegeraUsut Tuntas Bupati OKU DugaanKorupsi Rp 135 M” (edisi Minggu ke IIINovember 2012); “Skandal KorupsiYulius Nawawi, Dugaan Korupsi Rp135 Milyar & Dana Bansos Rp 2,9Milyar” (edisi Minggu ke I Desember2012); “LSM Meminta: “Seret YuliusNawasi ke Penjara” Jika Dugaanterhadapnya terbukti!!!” (www.radar-nusantara.com, 10|12|2012); “CamatLubuk Batang Diduga Maling UangRakyat” (www.radarnusantara.com,8|10|2012); ”Kadistamben Kab Oku MNasir Yazid Diduga Gorok Dana Milya-ran Rupiah” (www.radarnusantara.com,

PENYELESAIAN SENGKETA - Wakil Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat danPenegakan Etika Pers, Yoseph Adi Prasetyo (tengah) bergambar bersama (dari kirike kanan) Imam Westanto P., SH Z(kuasa Hukum Bupati Kolaka (non aktif) BurhariMatta dan wakil-wakil dari LKBN Antara, JPNN, Media Indonesia dan Majalah Tempo.(26|9|2013)

Dewan Pers Keluarkan 2 PPR

Page 12: Pengaduan Bupati Kolaka (Nonaktif) terhadap 4 Media 2 PPR ... · dalam arti dapat menampilkan para punggawa negara yang memiliki sikap kenegarawanan (statemenship) ... I Made Ray

12Etika | September 2013

Pengaduan

2|10|2012); “RSUD Ibu Sutowo BaturajaPenjahat Lingkungan” (www.radar-nusantara.com, 28|9|2012).

Dewan Pers telah meminta klari-fikasi dan keterangan Bupati OganKomiring Ulu Yulius Nawawi yang di-wakili oleh beberapa pejabat Pemerin-tah Kabupaten Ogan Komering Ulu diPalembang, Sumatera Selatan, pada29|8|2013. Dewan Pers juga telah me-ngundang penanggung jawab Radar Nu-santara untuk memberikan keterangan,pada 29|8|2013, namun penanggungjawab atau redaksi Radar Nusantaratidak hadir tanpa memberi penjelasan.

Dewan Pers menilai serangkaianberita Radar Nusantara yang diadukanmelanggar Pasal 1, 3 dan 4 Kode EtikJurnalistik karena tidak uji informasi,tidak berimbang, memuat opini meng-hakimi, serta melanggar asas pradugatidak bersalah yang semua itumenegaskan adanya itikad buruk dariBupati Yulius Nawawi. Dewan Persjuga menilai Radar Nusantara tidakberitikad baik dengan secara berulang-ulang memuat berita yang sebagianbesar bermateri sama, yangberkandungan negatif terhadap BupatiYulius Nawawi tanpa uji informasi sertamenggunakan kata-kata kasar.Pemberitaan yang berulang-ulang yangberpotensi mencemarkan nama baiktanpa disertai upaya dari RadarNusantara untuk memuat tanggapandari Bupati Yulius Nawawi dapat dinilaisebagai tidak menghormati hak jawabdari Pengadu. Hal ini melanggar Pasal5 ayat (2) Undang-Undang No. 40Tahun 1999 tentang Pers.

Akhirnya Dewan Pers menilaipelanggaran yang dilakukan oleh Ra-dar Nusantara tidak sesuai denganfungsi pers sebagai sarana kontrolsosial sebagaimana disebutkan didalam Pasal 3 Undang-Undang No. 40Tahun 1999 tentang Pers. Dewan Persjuga menilai Radar Nusantara terindi-kasi kuat melanggar Pasal 5 ayat (1)Undang-Undang No. 40 Tahun 1999

tentang Pers terkait asas praduga takbersalah.

Bupati Tapanuli Tengah, RajaBonaran Situmeang, tanggal6|10|2012, melalui kuasa hukumnyaJusniar Siahaan SH., dan ParlaunganSilalahi SH., dari Kantor Lembaga Ban-tuan Hukum Sibolga, Tapanuli Tengah,mengadukan serangkaian berita SuratKabar Harian (SKH) Rakyat Tapanuliberjudul: “Penggerebekan WarungBakso Atas Perintah Bupati Tapteng”(edisi 22|9|2012); “Penggerebekan Wa-rung Bakso, Disinyalir Akibat DemoGERAM” (edisi 17|9|2013); “Bupati Di-suruh Minta Maaf Kepada MasyarakatTapteng” (edisi 24|12|2012).

Dalam pertemuan dengan DewanPers di Jakarta, 10|9|2013, RajaBonaran Situmeang, melalui kuasahukumnya, juga mengadukan beritaRakyat Tapanuli berjudul “Kecewa,Masyarakat Sebut Bonaran Sebagai‘Pembual’” (edisi 2|9|2013) dan “RajaBonaran Didesak Minta Maaf kePublik” (edisi 3|9|2013).

Dewan Pers telah meminta klari-fikasi dan keterangan Bupati BonaranSitumeang yang diwakili kuasahukumnya, di Medan pada 22|7|2013dan di Jakarta pada 10|9|2013. DewanPers juga telah mengundang penang-gung jawab Rakyat Tapanuli untukmemberikan keterangan di Medanpada 22|7|2013 dan di Jakarta pada10|9|2013, namun penanggung jawabatau redaksi Rakyat Tapanuli tidakhadir tanpa memberi penjelasan.

Dari penelitian Dewan Pers danklarifikasi, serangkaian berita yang di-buat Rakyat Tapanuli memperlihatkandengan sangat jelas menggunakankata-kata tendensius dan negatif ter-hadap Bupati Bonaran Situmeang, ti-dak menghormati asas praduga tidakbersalah dan mengarah pencemarannama baik yang ditunjukkan antara lainmelalui berita berjudul “Kecewa, Ma-syarakat Sebut Bonaran Sebagai‘Pembual’” (edisi 2|9|2013). Rakyat

Tapanuli tidak menghadiri dua kali un-dangan dari Dewan Pers tanpa mem-berikan keterangan atau penjelasanapapun, sehingga patut diduga RakyatTapanuli tidak ingin menyelesaikan ka-sus ini melalui Dewan Pers. Pada wak-tu yang bersamaan, Rakyat Tapanulijustru kembali memuat berita negatiftentang Bupati Bonaran Situmeang.

Dewan Pers menilai serangkaianberita yang dimuat oleh RakyatTapanuli mengenai Bupati BonaranSitumeang melanggar Pasal 1 dan 3Kode Etik Jurnalistik karena tidak ujiinformasi, tidak berimbang, danmemuat opini yang menghakimi.Dewan Pers juga menilai RakyatTapanuli tidak beritikad baik denganterus menerus menulis tentang BupatiBonaran Situmeang tanpa konfirmasiyang memadai dan mengabaikanupaya penyelesaian secara etik yangdilakukan oleh Dewan Pers dengantidak menghadiri dua kali undangandari Dewan Pers.

Dewan Pers menilai pemberitaanterus menerus yang dilakukan RakyatTapanuli yang berpotensi mencemar-kan nama baik, tanpa disertai upayadari Rakyat Tapanuli untuk memuattanggapan dari Bupati BonaranSitumeang secara memadai, dapat di-nilai sebagai tidak menghormati hakjawab dari Bupati Bonaran Situmeangdan melanggar Pasal 5 ayat (2)Undang-Undang No. 40 Tahun 1999tentang Pers.

Akhirnya, Dewan Pers menilaipelanggaran yang dilakukan berulang-ulang oleh RakyatTapanuli tidak sesuaidengan fungsi pers sebagai saranakontrol sosial sebagaimana disebut-kan di dalam Pasal 3 Undang-UndangNo. 40 Tahun 1999 tentang Pers.Dewan Pers juga menilai RakyatTapanuli terindikasi kuat melanggarPasal 5 ayat (1) Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers terkaitasas praduga tak bersalah.*

Baca di www.dewanpers.org