PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor...

106
PENGADILAN TINGGI MEDAN Halaman 1 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN P U T U S A N Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : 1. Pemerintah Republik Indonesia cq Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, beralamat di Gedung Manggala Wanabhakti, di Jl.Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, semula disebut TERGUGAT I sekarang PEMBANDING I ; Dalam Perkara ini diwakili Kuasanya yaitu 1. Krisna Rya.,S.H.,M.H, 2. Supardi.,SH., 3. Bambang Wiyono.,SH.,MH., 4. Drs.Afrodian Lutoifi.,SH.,M.Hum., 5.Yudi Ariyanto.,SH.,MT., 6. Mariana Tuty Sirait.,SH., 7. Hatoni.,SH., 8. M. Zaenuri.,SH., 9. Francisca Budyanti.,SH.,MH., 10. Wijayadi Bagus Margono.,SH., kesemuanya adalah Pegawai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang beralamat di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 3, Jl. Gatot Soebroto, Senayan Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 April 2016 yang telah terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor : 79/2016 SK tanggal 26 April 2016 ; 2. Pemerintah Republik Indonesia cq Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara cq Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km 5.5 No 14 Marindal Medan 20147, semula disebut TERGUGAT III sekarang PEMBANDING II ; Dalam Perkara ini diwakili oleh Kuasanya : 1. Zainuddi.,SP Jabatan Kasubbag Umum pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara., 2. Albert Sibuea.,SH.,MAP Jabatan Kepala Seksi Pengamanan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, 3. Ramlan.,SH Staf pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km 5.5 No 14 Marindal Medan 20147, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Pebruari 2016 yang terdaftarkan di

Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor...

Page 1: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 1 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

P U T U S A N

Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan

sebagai berikut dalam perkara antara :

1. Pemerintah Republik Indonesia cq Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI, beralamat di Gedung Manggala Wanabhakti, di

Jl.Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, semula disebut TERGUGAT

I sekarang PEMBANDING I ;

Dalam Perkara ini diwakili Kuasanya yaitu 1. Krisna

Rya.,S.H.,M.H, 2. Supardi.,SH., 3. Bambang Wiyono.,SH.,MH., 4.

Drs.Afrodian Lutoifi.,SH.,M.Hum., 5.Yudi Ariyanto.,SH.,MT., 6.

Mariana Tuty Sirait.,SH., 7. Hatoni.,SH., 8. M. Zaenuri.,SH., 9.

Francisca Budyanti.,SH.,MH., 10. Wijayadi Bagus Margono.,SH.,

kesemuanya adalah Pegawai Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan RI yang beralamat di Gedung Manggala

Wanabakti Blok VII Lt. 3, Jl. Gatot Soebroto, Senayan Jakarta

Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 April 2016

yang telah terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan Nomor : 79/2016 SK tanggal 26 April 2016 ;

2. Pemerintah Republik Indonesia cq Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara cq Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km 5.5 No 14 Marindal Medan

20147, semula disebut TERGUGAT III sekarang PEMBANDING II;

Dalam Perkara ini diwakili oleh Kuasanya : 1. Zainuddi.,SP

Jabatan Kasubbag Umum pada Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara., 2. Albert Sibuea.,SH.,MAP Jabatan Kepala

Seksi Pengamanan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara, 3. Ramlan.,SH Staf pada Dinas Kehutanan

Provinsi Sumatera Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km

5.5 No 14 Marindal Medan 20147, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 22 Pebruari 2016 yang terdaftarkan di

Page 2: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 2 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor :

39/2016 SK tanggal 24 Pebruari 2016 ;

M e l a w a n

1. Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Bukit Harapan disingkat “KPKS BUKIT HARAPAN”, yang berkedudukan di Desa Tanjung Botung

Kecamatan Barumun Tengah, Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara

untuk semula disebut PENGGUGAT sekarang TERBANDING;

Dalam Perkara ini diwakili oleh Kuasanya: 1.Marihot Siahaan

S.H.,M.H dan 2. Nurdin Siregar SH.,MH, Para Advokat dan

Pengacara pada Kantor Marihot Siahaan & Rekan beralamat di

Jalan Prapanca Raya No.28-29 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 1260, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal

22 Desember 2015 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Padangsidimpuan Nomor : 167/2015 SK tanggal 30

Desember 2015;

2. Jaksa Agung Republik Indonesia, cq Kepala Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, beralamat di Jl.Jenderal Abdul Haris Nasution

No.1 C Medan 20146, semula disebut TERGUGAT II sekarang TURUT

TERBANDING I ;

3. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia cq. Kepala Kantor Wilayah Pertanahan Propinsi Sumatra Utara cq. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli

Selatan, beralamat di Jl. Wilem Iskandar No.8 Padang Sidempuan,

semula disebut TURUT TERGUGAT sekarang TURUT TERBANDING II ;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan

dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Mengutip serta memperhatikan surat gugat Penggugat tanggal 30

Desember 2015 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Padangsidimpuan pada tanggal 30 Desember 2015 dalam Register

Page 3: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 3 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Perkara Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp, dan perbaikan surat gugat tanggal 19

April 2016, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat adalah suatu badan hukum Koperasi Perkebunan Kelapa

Sawit Bukit Harapan (KPKS-BH), dan telah memperoleh Pengesahan

dari Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah RI, dengan Badan

Hukum No.07/BH/KDK2.9/IX/1998, tanggal 26 September 1998

sebagaimana telah dirubah dengan kepengurusan saat ini :

- Ketua : Ir. Jonggi

- Sekretaris : Nimrod S,SH .

- Bendahara : Tety Sitorus

2. Bahwa Koperasi tersebut didirikan untuk tujuan melakukan kegiatan

mengelola/pembudidayaan kebun-kebun kelapa sawit diatas

tanah/lahan kepunyaan masyarakat adat setempat yang menjadi petani

Kelapa Sawit, yang berada di areal Padang Lawas (bukan kawasan

hutan) yang diperoleh berdasarkan hak tradisionil yang turun temurun

yang seluruhnya ± 23.000 Ha didalamnya termasuk jalan, rawa

basah, sekolah dan fasilitas lingkungan hidup lainnya yang seluas ±

5.000, dan sebagai telah bersertifikat Hak Milik yang diterbitkan Turut

Tergugat. Masyarakat adat setempat tersebut juga sebagai anggota

dari Penggugat/ KPKS Bukit Harapan .

Bahwa letak Perkebunan yang dikelola Penggut berdasarkan titik

koordinat sebegai berikut :

- LU = 010 23’ 37” s/ d 010 33’ 24”

- BT = 1000 03’ 09” s/ d 1000 15’ 00”

Dengan batas-batasnya sebagai berikut :

Sebelah Utara : Dengan Areal Perkebunan PT. Firs Mujur

Plantations dan Industri (FMP & I)

Sebelah Timur : Dengan Areal HPHTI PT. SSPI

Sebelah Selatan : Dengan Jalan Good Win arah ke Sindur/Batas

Propinsi Riau

Sebelah Barat : Dengan JLn Ex PT. Barakaz dan KUD Langkimat .

3. Bahwa dalam melaksanakan kegiatannya Penggugat dibantu PT.TOR

GANDA sebagai pendamping dalam hal Pembinaan teknik management

dan modal, yang semula semuanya berjalan lancar ;

Page 4: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 4 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

4. Bahwa kemudian kegiatan pengelolaan kebun kelapa sawit tersebut

terganggu/tidak berjalan sebagaimana mestinya karena adanya

Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Para Tergugat baik secara

bersama-sama maupun sendiri-sendiri sebagaimana akan diuraikan

dibawah ;

5. Bahwa terkait pengajuan gugatan ini, Penggugat mempunyai

kepentingan hukum langsung dalam mengajukan gugatan ini karena

lahan kebun kelapa sawit seluas ± 23.000 Ha yang dikelola Penggugat

secara keliru telah dinyatakan dirampas oleh Tergugat II dengan

alasan berdasarkan dakwaan dan tuntuan JPU yang kemudian

dikabulkan oleh Putusan Pidana No. 481/PID.B/2006/PN.JKT.PST

tanggal 28 Juli 2006 jo Putusan PT. Jakarta No. 194/PID/2006/PT.DKI,

tanggal 11 Oktober 2006 jo Putusan No. 2642 K/PID/2006 tanggal 12

Februari 2007 jo Putusan No. 39 PK/2007, 16 Juni 2008 ;

6. Bahwa dalam dakwaan JPU tersebut yang pada dasarnya

mengkriminalisasi DL.Sitorus (Direktur Pendamping Penggugat) yaitu

dengan sewenang-wenangnya menyebutkan bahwa DL.Sitorus telah

menduduki kawasan hutan Negara tetap tanpa ijin Menteri Kehutanan,

yang menurutnya didasarkan pada :

1. Gouvernement Besluit (GB) No.50 Tahun 1924 tanggal 25 Juni 1924

yang direkayasa melalui terjemahan yang tidak benar ;

2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan (sic. Menteri Pertanian) nomor

923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukkan

Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Sumatera Utara seluas

3.780.132.02 Ha, (yang tidak berlaku lagi karena diganti dengan SK.

Tergugat II Nomor 44 Tahun 2005 yang yang juga tidak berlaku karena

dinyatakan oleh Mahkamah Agung Tidak Sah) ;

Bahwa JPU dalam dakwaannya tersebut, telah dengan sengaja dan secara

keliru menyatakan lokasi perkebunan yang terletak di Kecamatan Barumun

Tengah sebagai Kawasan Hutan yang seolah-olah benar disebutkan dalam

GB No.50 tahun 1924, tetapi surat aslinya tidak pernah diperlihatkan oleh

JPU selama persidangan perkara Pidana tersebut diatas, sehingga

kemudian dengan Surat Keputusan Tergugat I Nomor 44 Tahun 2005

dijadikan dasar untuk menyatakan lokasi GB 50/1924 sebagai kawasan

hutan yang selanjutnya disebut-sebut Register 40, padahal dalam

kenyataannya hal tersebut tidak benar karena GB No.50 Tahun 1924 dalam

Page 5: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 5 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

bahasa aslinya tidak pernah menyatakan lokasi tersebut sebagai kawasan

hutan produksi melainkan menyebut perkampungan, penggembalaan ternak

penduduk kampung, dan lahan-lahan untuk dipertimbangkan sebagai

rencana bagi pembangunan hutan yang baru. Bahkan sampai saat terakhir

dalam putusan Peninjauan Kembali (PK), GB No.50 yang dijadikan dasar

hukum untuk menjatuhkan pidana dan merampas perkebunan kelapa sawit

yang dikelola Penggugat sesungguhnya sudah di rekayasa dengan

merubah GB No.50 melalui terjemahan kedalam Bahasa Indonesia, yang

secara umum dan menyeluruh menyimpang dari fakta-fakta hukum yang

sebenarnya, terlebih lagi jikalau GB No.50 tersebut tidak tercatat dalam

daftar Staatsblaad Tahun 1924 yang harus menjadi dasar keberlakuan atau

kekuatan mengikat ;

Lagipula dokumen tersebut tidak pernah dicocokan dengan dokumen asli

untuk dapat diterima sebagai alat bukti yang sah (Vide Halaman 30, 31

Putusan No. 434/PDT/2011/PT.MDN, Halaman 2 Putusan nomor

134K/TUN/2007), dan Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1924 juga tidak

menyebut adanya Gouvernement Besluit (GB) No.50 tersebut sebagaimana

terlihat dari daftar isi Staatsblad tahun 1924 ;

7. Bahwa dakwaan JPU tersebut diatas menyebutkan seolah-olah PT.Torus

Ganda dan Penggugat menduduki secara tidak sah Hutan Negara tetap

seluas 23.000 ha yang disebutkan terletak di Hutan Negara Kawasan

Hutan Produksi Padang Lawas Kecamatan Simangambat (dahulu

Kecamatan Barumun Tengah) Kabupaten Tapanuli Selatan, namun tidak

menjelaskan dengan rinci posisi kordinat yang pasti secara spasila

sebagai keharusan demi kepastian hukum dengan ketat (Lec stricta dan

lex certa) sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan yang

menyebabkan kekeliruan dalam eksekusinya sebagaimana terjadi

dalam perkara a quo. Dengan demikian dakwaan JPU tersebut tidak

benar karena lokasi Perkebunan yang dikelola Pengugat yang

menyebabkan lahirnya amar putusan pidana “merampas” kebun milik

Penggugat seluas seluas 23.000 ha merupakam pelanggaran Hak Asasi

Manusia Penggugat yang sah ;

8. Bahwa dari fakta-fakta yang disebutkan diatas nyata-nyata JPU

jelas telah keliru dalam menentukan luas lokasi (locus) dari objek

sengketa dan objek barang bukti dalam perkara pidana karena lokasi

perkebunan yang dikelola Penggugat (dengan pendampingnya PT.TORUS

Page 6: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 6 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

GANDA) bukan yang dimaksud dalam Dakwaan JPU, sehingga tidak ada

alasan menurut hukum untuk merampas lahan perkebunan sawit yang

dikelola Penggugat dengan pendampingan PT.TORUS GANDA yang

luasnya + 23.000 ha. Kekeliruan tersebut terjadi karena baik Tergugat I

maupun Tergugat II tidak pernah melakukan pemeriksaan setempat

(plaatselijkonderzoek) dan JPU tidak pernah mampu menentukan batas-

batasnya sesuai koordinat geographis sebagaimana mestinya ;

9. Bahwa terlepas dari kelalaian JPU yang tidak melakukan pemeriksaan

setempat dan tidak pernah mampu menentukan batas batas dengan cara

sebagaimana mestinya yang disebutkan diatas, ternyata kegiatan dalam

lokasi yang disebutkan dalam dakwaan JPU yang dikelola Penggugat tanpa

ijin dari Menteri Kehutanan, padahal hal tersebut tidak benar, justru

sebaliknya karena anggota Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Bukit

Harapan mengelola tanah masyarakat adat yang sebagian sudah

memperoleh sertifikat hak milik (SHM) dan oleh karena itu bukan dalam

kawasan hutan yang awalnya diperoleh berdasarkan hak tradisionil yang

turun menurun seluas ± 23.000 Ha, dan dikelola sesuai dengan tujuan

Koperasi dengan meminta pendampingan Management, financial

maupun administrasi dan operasional dari PT. Tor Ganda ;

10. Bahwa selain daripada itu lokasi yang dikelola Penggugat berdasarkan hak-

hak tradisionalnya dalam masyarakat hukum adat yang diperoleh dari Marga

Hasibuan yang menjadi anggota Koperasi Parsub yang diakui dan dilindungi

pada jaman penjajahan sampai sekarang dan saat ini sebagian besar sudah

memperoleh SHM. Dan setelah kemerdekaan sampai saat ini hak-hak

tradisional dimaksud diatas jelas-jelas diakui dan diatur konstitusi Negara RI

sebagaimana termuat dalam Pasal 18B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan

sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang” ;

11. Bahwa perlindungan dan pengakuan konstitusi atas hak-hak traditional

tersebut telah jelas-jelas ditegaskan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi

(MK) No.35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013 yang intinya menyatakan :

“bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk hutan

Negara”

Page 7: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 7 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

hal mana juga merupakan ketentuan yang dianut oleh UU No.41 Tahun

1999 Tentang Kehutanan khususnya Pasal 15 dan Putusan MK No.45/PUU-

IX/2011, tanggal 9 Februari 2012 tentang pemahaman dan

pemaknaan penetapan Kawasan Hutan harus melalui empat tahapan,

yaitu :

“Penunjukan, Penata Batasan, Pemetaan dan Pengukuhan/Penetapan,

tanpa mana Penunjukkan hutan tanpa proses tahapan tersebut adalah

praktek dari pada pemerintahan otoriter dan bukan merupakan praktek

dari pemerintahan yang demokratis” ;

12. Bahwa selain itu di lokasi Penggugat yang disebut-sebut oleh JPU berada di

5 (lima) desa sebagai locus delicti perbuatan pidana yang didakwakan

kepada DL. Sitorus pada kenyataannya terdapat sebanyak 43 badan usaha

diantaranya termasuk BUMN, PMA, yang mengelola perkebunan Kelapa

Sawit tanpa dipermasalahkan sebagai perkara pidana oleh Kejaksaan

Agung RI cq. Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah

ataupun Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yaitu antara lain :

1)PT.Hexa Setia Sawita, 1.1176ha, 2)PT.Sumber Sawit Makmur, 2.072ha,

3)PT.Damai Nusa Sekawan, 2.384ha, 3)PT.Agro Mitra Karya Sejahtera,

21.543.23ha, 4)PT.First Mujur Plantation dan Industri, 15.000ha

5)PT.Wonorejo Perdana, 15.000.00ha. 6)PT.Austindo/PT.Eka Pendawa

Sakti, 11.238ha, 7)PT.Barumun Raya Padang Langkat, 2.372.97ha,

8)PT.Sinar Tika Portibi Jaya Plantation, 1.679.12ha, 9)PT.Mazuma Agro

Indonesia (MAI), 12.266.43ha, 10)PT.Karya Agung Sawita (KAS), seluas

14.374.86ha, 11)PT.Perkebunan Nusantara II, seluas 4.000ha,

12)PT.Sibuah Raya, seluas 1.750.00ha, 13)PT.Perkebunan Nusantara IV,

1.294.20 ha, 14)PT.Toga Saudara Makmur, 192.55ha, dll, sebagaimana

disebutkan dalam laporan hasil audit Tim Interdep Mei 2005 .

Anehnya lahan KUD Serbaguna yang dinyatakan Menteri Kehutanan dan

Lingkungan Hidup berada di dalam kawasan hutan Register 40 yang

kemudian dipergunakan oleh JPU mendakwa DL. Sitorus menduduki

kawasan hutan tanpa ijin Menteri LHK, ternyata oleh Putusan Pengadilan

Tinggi Medan No.434/PDT/2011/PT.MDN (yang sudah berkekuatan

hukum tetap), dinyatakan tidak dalam kawasan hutan dan justru

kepemilikan tanah masyarakat anggota KUD serbaguna yang

didasarkan pada 624 624 SHM telah dinyatakan sah. Keraguan menjadi

nyata karena Menteri Kehutanan pernah mengeluarkan SK

Page 8: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 8 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

No.922/Kpts-II/1992 tanggal 19 September 1992 yang memberikan

Hak Pengelolaan Hutan (HPH) seluas 104.800 Ha kepada PT. Inhutani

IV, sedangkan luas Register 40 berdasarkan SK No. 923/Kpts/Um/12/1982

hanya seluas 75.622 Ha, sehingga menimbulkan pertanyaan hukum

dimanakah lokasi lahan yang didakwakan kepada DL. Sitorus ;

13. Bahwa Lahan yang dikelola Penggugat tersebut telah ikut dituntut oleh

Tergugat II dan dinyatakan dirampas untuk Negara dan telah diputus

dengan Putusan No.2642K/Pid/2006, ternyata benar-benar keliru,

perampasan mana dilaksanakan dengan menyerahkan lahan tersebut

kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumut (Vide Berita Acara penyerahan

rampasan tanggal 26 Agustus 2009), dengan fakta dan hukum demikian

telah dapat menunjukkan terjadinya kesewenangan-wenangan

pemerintah (penguasa) sebagaimana yang disebutkan oleh putusan

Mahkamah Konsitusi No . 45/PUU/2012 sebagai praktek pemerintah

otoriter sehingga lahan milik masyarakat Adat Marga Hasibuan dan

sebagian sudah bersertifikat Hak Milik, dan yang diatasnya Negara pernah

menerbitkan izin HPH (Hak Pengusahaan Hutan) kepada 5 Perusahaan

secara tidak sah (secara sepihak tanpa melibatkan/mendapat persetujuan

masyarakat yang berhak) ;

Bahwa berdasarkan HPH yang pernah dikeluarkan sebagaimana dimaksud

diatas, lahan dibabat, tanpa ada tanggungjawab reboisasi,

akibatnya tanah tersebut menjadi lahan kritis sehingga kemudian

masyarakat Luhat Ujung Batu (sebagai pihak yang berhak atas lahan/tanah-

tanah adat tersebut yang sebagian besar juga sudah bersertifikat hak milik),

berusaha untuk memanfaatkan tanah-tanah tersebut dengan berencana

akan menanam tumbuhan yang dinilai produktif dan mempunyai nilai

ekonomis yaitu pohon kelapa sawit ;

14. Bahwa perampasan dan penyerahan Lahan Kebun Kelapa Sawit tersebut

diatas, dikarenakan DL. Sitorus/Dirut PT. Torusganda (Pendamping) telah

dikriminalisasi dengan mempersalahkannya seolah-olah DL. Sitorus secara

melawan hukum mengelola kawasan hutan seluas 24.000 Ha (dalam

rangka kerjasama dengan Koperasi Parsub) dengan menggunakan

alasan alasan yang dibuat-buat, antara lain :

- GB No.50, Tanggal 25 Juni 1924 ;

Page 9: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 9 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

- Berita Acara Penyerahan Tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari

Masyarakat kepada Gubernur Sumut, Tanggal 20 Mei 1981 Seluas

12,000Ha, Tanggal 26 Mei 1981 seluas 10,000ha tanggal 06 Juni 1981

seluas 8.000 ha; (yang semuanya tidak pernah ada aslinya) ;

- Keputusan Menteri Kehutanan (sic Menteri Pertanian) nomor

923/Kpts/Um/12/1902, tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan

areal hutan di wilayah Propinsl Dati I Sumut Tata Guna Hutan

Kesepakatan (TGHK) telah dikeluarkan seolah-olah didasari GB 50

tersebut diatas ;

- Peraturan Daerah Propinsi Sumut No.7 Tahun 2003 tentang Rencana

TataRuang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumut tahun 2003– 2018 ;

- Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No.14 Tahun 1998

tentang RTRW Kab.Dati II Tapanuli Selatan ;

Bahwa areal tersebut diatas seolah-olah dilarang untuk diduduki tanpa ijin

dari Menteri Kehutanan Rl sesuai ketentuan pasal 6 ayat (1) Peraturan

Pemerintah (PP) No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (padahal

kawasan tersebut bukanlah kawasan hutan sesuai dengan putusan MK dan

Putusan Pengadilan Tinggi tersebut diatas, dan terlebih-lebih hukum adat

tentang hak-hak tradisional masyarakat adat).

15. Bahwa sebagaimana telah disebutkan diatas ternyata lahan yang dirampas

dalam eksekusi (26 Agustus 2009) yang dilakukan oleh Tergugat II dan

diserahkan kepada Tergugat III dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara telah dinyatakan bukan Kawasan hutan berdasarkan

sebagaimana disebut dalam Putusan sebagai berikut :

Putusan PK PTUN No.06.PK/TUN/2008 Tanggal 05 Mei 2008 ;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.434/PDT/ PT.MDN/2012, tanggal

4 Juni 2012. (sudah berkekuatan Hukum Tetap. Tidak ada Kasasi) ;

Dengan demikian baik Penggugat maupun DL. Sitorus selaku Direktur

PT.TORUSGANDA tidak pernah melakukan kegiatan di daerah terlarang

secara bertentangan dengan hukum yang berlaku in casu hukum adat

tentang perlindungan hak-hak tradisional. Hal ini dikuatkan dengan adanya

Putusan Perdata Pengadilan Tinggi Medan nomor 434/PDT/2012/PT.MDN,

tanggal 4 Juni 2012 (sudah inkracht) yang intinya mengatakan tidak ada

kawasan hutan di areal yang dijadikan kebun-kebun Kelapa Sawit

Page 10: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 10 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

masyarakat anggota PARSUB yang dikelola PARSUB dengan

pendampingan PT. TORUS GANDA;

16. Bahwa Berdasarkan Putusan-Putusan Pengadilan terkait dengan kasus

yang sama dengan kasus Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit (KPKS) Bukit

Harapan, Tergugat I telah diperintahkan untuk menyerahkan lahan Kebun

Sawit seluas + 23.000 Ha yang dikelolanya, dan membatalkan semua

pernyataan ataupun surat-surat keputusannya tentang Kawasan Hutan yang

dikelola KPKS Bukit Harapan yang kasusnya sama dengan Penggugat,

akan tetapi Tergugat I tidak mau menyerahkan dan membuat pembatalan

surat pernyataan/keputusannya sesuai dengan perintah Pengadilan TUN

dan hal tersebut telah secara tidak langsung mengakibatkan timbulnya

kerugian bagi Penggugat ;

17. Bahwa masyarakat Luhat Ujung Batu dan Simangambat yang sebagian juga

sebagai anggota PARSUB adalah sebagai pihak yang berhak secara sah

atas lahan yang dipermasalahkan, padahal masyarakat tesebut adalah

generasi ketujuh Marga Hasibuan yang hidup di Desa Tanah Adat Ulayat

Padang Lawas seluas + 178.000 ha sebagaimana juga yang diketahui dan

diakui pemerintah Belanda/Kolonial atas adanya hak ulayat masyarakat

hukum adat dimaksud (vide UUD 1945 sebelum perubahan). Bahwa Para

Penggugat hidup secara turun temurun dan selalu memanfaatkan sumber

daya alam di lokasi tersebut sebagai sumber penghidupan ;

18. Bahwa berkaitan dengan yang dikemukakan diatas, berdasarkan ketentuan

pasal 12 Ayat (1) UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok

Agraria (LN.Tahun 1960 No.104), yang menyatakan:

“Segala Usaha bersama dalam lapangan agraria di dasarkan atas

kepentingan bersama dalam rangka kepentingan nasional, dalam bentuk

koperasi atau bentuk-bentuk gotong royong lainnya”.

Sehingga dengan demikian DL. Sitorus secara bersama-sama dengan

PARSUB telah melaksanakan amanah yang diatur dalam pasal 12 ayat (1)

UUPA tersebut.

19. Bahwa berkaitan dengan apa yang dikemukakan diatas, menurut ketentuan

Pasal 15 UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dikatakan sebagai

berikut:

“Bahwa penunjukan kawasan hutan adalah salah-satu tahap dalam

proses pengukuhan kawasan hutan, dan ketentuan demikian harus

memperhati-kan kemungkinan adanya hak-hak perseorangan atau

Page 11: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 11 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

ulayat pada kawasan hutan yang akan ditetapkan sebagai kawasan

hutan sehingga jika demikian terjadi, maka penataan batas dan

pemetaan batas kawasan hutan harus mengeluarkannya dari kawasan

hutan agar tidak merugikan bagi masyarakat yang berkepentingan

dengan kawasan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan” ;

Oleh karena hal yang demikian, maka pada saat penataan batas dan

pemetaan batas kawasan hutan Pemerintah/ Menteri Kehutanan

seyogianya terlebih dahulu harus mengeluarkan semua tanah yang

menjadi Hak ulayat masyarakat adat setempat (anggota Parsub KPKS

Bukit Harapan) dari areal kawasan yang akan ditetapkan sebagai kawasan

hutan, tetapi dalam kenyataannya hal demikian tidak dilakukan. Dengan

demikian terbukti Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan

Hukum yaitu telah melanggar Pasal 15 UU No.41 Tahun 1999 tersebut

diatas dan Putusan M.K.No.45/PUU–IX/2011, 21 Pebruari 2012 ;

20. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, Putusan Pengadilan Tinggi

Medan No.434/PDT/PT.MDN, tanggal 4 Juni 2012, di mana yang menjadi

Tergugat adalah Menteri Kehutanan RI dan bukti yang diajukan Menteri

Kehutanan sebagai T–1, adalah Gouvernement Besluit (G.B) No.50, 25 Juni

1924, yang diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia oleh

Siti Warian Prawirasastra yang hanya dalam bentuk fotocopy yang tidak

pernah ada aslinya ;

21. Bahwa pada halaman yang sama, dalam pertimbangan Majelis Hakim

Tinggi Medan dinyatakan, bahwa selanjutnya surat lampiran peta kawasan

hutan Padang Lawas Reg.40 yang berskala 1:100.000 Gouvernement

Besluit 25 Juni 1924 No.50 (padahal dalam kenyataan GB No.50 Tahun

1924 tidak memiliki lampiran peta) dan Surat Gubernur Sumatra Utara 5

Nopember 1977 No.26081/3, tidak memuat keterangan apa-apa, tetapi

hanya tertulis sebagai berikut :

- Jalan ;

- Batas Areal Perladangan ;

- Batas kawasan yang telah diusulkan ;

- Areal Pemasukan baru;

22. Bahwa dalam pertimbangan selanjutnya Majelis Hakim menyatakan sebagai

berikut:

“Menimbang bahwa lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas

Reg.40 GB No50 tanggal 25 Juni 1924 dan Surat GUBSU No.5/1077

Page 12: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 12 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

No.26081/3 tersebut aslinya berbahasa Belanda, dan dirobah dan

ditambah dengan Bahasa Indonesia dan direkayasa menjadi; batas

kawasan yang telah diusulkan areal Pemasukan baru ” .

23. Bahwa pada halaman 31 alinea I, pertimbangan Majelis Hakim Tinggi

Medan mengemukakan sebagai berikut :

" Menimbang bahwa lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas

adalah foto copy yang telah terjadi perubahan secara umum dan

menyeluruh Padang Lawas menjadi kawasan hutan register 40 dan

tidak menyebut nama Desa Parsombaan, Kecamatan Barumun, tidak

sesuai dengan daftar yang ditetapkan Gubernur Jenderal Hindia

Belanda, Batavia tanggal 25 Juni 1924 (No.50) tidak ada Desa

Parsombaan, Kecamatan Barumun dalam daftar Kawasan Hutan dan

Peta Kawasan Hutan Padang Lawas, Kawasan Hutan Register 40

karena foto copy yang tidak ada aslinya oleh karena itu harus ditolak”.

Bahwa fakta yang diabaikan oleh putusan bahwa GB No. 50 Tahun

1924 tanggal 25 Juni 1924 sesungguhnya tidak mempunyai

lampiran Peta, akan diperhadapkan dengan alat bukti yang diajukan

Penggugat yang dibuat oleh ahli Pemetaan resmi sebagaimana

akan disajikan dalam tahapan pembukian, dengan stadar pemetaan

metode proyeksi : Universal Transverse Mercator (UTM) Datum : World

Grid System 84 (WGS84) Zone N telah ternyata terjadi kekeliruan

penentuan locus delicti dakwaan JPU terhadap DL Sitorus dan lokasi

daripada lahan perkebunan yang dikelola Penggugat .

Dengan demikian, jelas-jelas dan secara nyata terbukti bahwa

telah terjadi diskriminasi, kriminalisasi terhadap diri

DL.Sitorus karena pada kenyataannya terdapat banyak

perusahaan dilokasi tersebut diatas yang melakukan kegiatan

pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit tetapi justru tidak dituntut dan

tidak diajukan kedepan sidang Pengadilan. Oleh karenanya kriminalisasi,

diskriminasi yang dilakukan terhadap diri DL.Sitorus adalah Jelas-jelas

bertentangan dengan konstitusi, karena UUD 1945 secara tegas

mengamanatkan dalam pasal 27 ayat (1) yang bunyinya sebagai berikut:

Page 13: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 13 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

“Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya.”

Kemudian dalam pasal 28I ayat (2) UUD 1945 mengamanatkan :

“Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif

atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap

perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.”

Dan juga jelas-jelas terbukti secara nyata bahwa perkebunan Kelapa

sawit yang dikelola Penggugat tersebut adalah bukan kawasan hutan

sebagaimana dimaksud JPU.

24. Bahwa jika perkara ini dihubungkan dengan Putusan M.K. No.45/PUU–

IX/2011, 21 Pebruari 2012, yang amar Putusannya sebagai berikut :

Mengabulkan Permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya ;

Frasa di tunjuk dan atau pasal 1 angka 3 UU No.41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Tahun 2004

tentang Penetapan PERPU UU No.1 Tahun 2004 tentang Perubahan

atas UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi UU Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 No.86, TLNRI No.4412 bertentangan

dengan UUD RI Tahun 1945 ;

Frasa “ditunjuk dan atau“ dalam pasal 1 angka 3 UU nomor 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan sebagaiman telah diubah dengan UU No.19

Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi UU (LNRI Tahun 2004 No.86

TLNRI No.4412) tidak mempunyai kekuatan Hukum mengikat ;

Memerintahkan Pemuatan putusan ini dalam Berita Negara RI

sebagaimana mestinya.

25. Bahwa dalam hal ini putusan Mahkamah Konstitusi (“MK”) harus berlaku

surut, tentang hak yang diakui sebelum jaman kemerdekaan tetap

keberadaanya, oleh karena itu MK yang mempunyai wewenang mengadili

pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final, untuk

menguji UU terhadap UUD RI Tahun 1945, maka Putusan MK harus

dihormati yang merupakan pengawasan terhadap UU yang bertentangan

dengan UUD 1945, oleh karena itu Putusan MK harus diikuti, dengan

Page 14: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 14 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

demikian Hak Ulayat sebagaimana dalam Pasal 3 UUPA No.5/1960

menyatakan :

“ Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak

ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat hukum adat,

sepanjang menurut kenyataannya masih ada harus sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang

berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan

dengan UU dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi“.

26. Bahwa berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas terbukti bahwa

Penggugat adalah sebagai Pihak yang berhak secara sah mengelola dan

membudidayakan perkebunan Kelapa Sawit diatas tanah seluas ± 23.000

ha tersebut yang terletak lokasinya sangat jauh dan berbeda dengan letak

lokasi yang disebutkan dalam dakwaan JPU dan Putusan Pidana

dimaksud (bukan lokasi yang didakwakan) dan bukan di kawasan hutan

karena sebagian sudah diterbitkan sertifikat Hak Milik dan sebagian

lagi tanah hak tradisonal dan sesuai juga dengan Putusan

Pengadilan Tinggi Medan No.434/Pdt/PT.Mdn, tanggal 4 Juni 2012

dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewidjs) .

27. Bahwa dari fakta-fakta diatas terbukti Para Tergugat telah menghalangi

Penggugat mengelola dan membudidayakan perkebunan Kelapa Sawit

dilahan tersebut, sehingga perbuatan Para Tergugat adalah merupakan

perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam pasal 1365

KUHPerdata ;

28. Bahwa karena dalam perkara TUN yang telah diputus sampai tingkat

Peninjauan Kembali, (Vide Putusan MA No.06.PK/TUN/2008, 05 Mei 2008),

yang amarnya intinya menyatakan batalnya Surat Keputusan Tergugat I

S.419/Menhut-II/2014, Putusan PT Medan yang sudah inkracht

No.434/PDT/2011/ PT.MDN, 04 Juni 2012 yang intinya menyatakan

perkebunan Kelapa Sawit yang terletak di Padang Lawas tidak termasuk

dalam Kawasan Hutan, Hal mana jelas diketahui Para Tergugat, sehingga

oleh karenanya Tergugat I mempunyai hak/wewenang untuk melarang/

mengancam siapa saja untuk membeli hasil kebun kelapa sawit dari kebun

yang di kelola Penggugat, sebagaimana surat Tergugat I No.S.13/Menlhk-

Setjen/RHS/ 2015, tanggal 25 Juni 2015 ;

29. Bahwa apa yang diamanatkan dalam pasal 27 ayat (1) dan pasal 28I ayat

(2) UUD 1945 adalah kewajiban untuk memperlakukan semua Warga

Page 15: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 15 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Negara Indonesia sama kedudukannya dimuka hukum oleh karena itu tidak

boleh ada perbedaan/diskriminasi perlakuan antara warga Negara yang

satu dengan yang lain dalam penegakan hukum, sehingga tidak tepat jika

DL. Sitorus didudukkan Jaksa Penuntut Umum sebagai Terdakwa, dalam

Perkara Pidana (Putusan Kasasi No.2642K/Pid/2006, tanggal 12 Pebruari

2007), sedangkan dilain pihak Perusahaan yang lain dibiarkan begitu saja.

Dengan demikian Terbukti perbuatan Tergugat II dalam hal ini Kejaksaan

Tinggi Medan-Sumut, melakukan Perbuatan Melawan Hukum dengan

membuat Berita Acara tertanggal 26 Agustus 2009, tentang Penyerahan

Barang Rampasan berupa :

- Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan Padang Lawas seluas + 23.000 ha

yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.TOR GANDA beserta

bangunan yang ada diatasnya ;

- Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas +

24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan PT. TORUS

GANDA beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya ;

30. Bahwa kemudian pada tanggal 21 April 2015 Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI telah membuat Suratnya No.S.174/Menlhk-II/2015, perihal,

Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatra Utara dan Bupati Padang

Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,

dan kemudian tanggal 25 Juni 2015 Tergugat I (Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan RI), membuat Surat lagi melalui suratnya No.S.13/Menlhk-

Setjen/RHS/2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI, intinya

melarang dan mengancam kepada pihak yang melakukan transaksi dengan

Parsub dan KPKS Bukit Harapan, dalam suratnya yang terdiri dari III poin,

lengkapnya dikutip berbunyi sebagai berikut :

I. Bahwa Areal Perkebunan seluas 47.000 Hektar beserta seluruh

bangunan di atasnya di Kawasan Register 40 Padang Lawas Provinsi

Sumatra Utara, saat ini dikuasai secara illegal oleh KPKS Bukit Harapan

dan PT. Torganda serta Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda.

Berdasarkan Putusan MA Nomor 2642K/Pid/2006 merupakan hak

Negara ;

II. Bahwa segala kegiatan atau transaksi berkaitan dengan perkebunan dan

seluruh bangunan di atasnya di Kawasan Register 40 Padang Lawas

yang saat ini dikuasai secara illegal oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.

Torganda serta Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda yang dilakukan

Page 16: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 16 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

tanpa melalui Negara merupakan kegiatan melawan hukum Negara

Republik Indonesia, dan dapat dipidana ;

III. Bahwa Pemerintah mengalihkan manajemen perkebunan sawit beserta

seluruh bangunan diatasnya di dalam Kawasan Register 40 Padang

Lawas, Provinsi Sumatra Utara sebagaimana dimaksud Negara, dalam

hal ini kepada BUMN RI ;

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, dikatakan lebih lanjut bahwa

Tergugat I meminta dukungan Ketua Umum GAPKI untuk

memberitahukan kepada anggota GAPKI agar tidak melakukan transaksi

dengan KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda serta Koperasi Parsub

dan PT. Torus Ganda. Dalam hal terjadi transaksi, Tergugat I mengancam

akan mengenakan pidana dan memproses secara hukum.

31. Bahwa sebagaimana dikemukakan diatas Perkebunan Kelapa Sawit yang

dikelola Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda sebagai pendamping di

areal Padang Lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional

yang turun temurun yang seluruhnya 24.000 Ha dan sebagian dari lahan

tersebut sudah bersertifikat Hak Milik, sehingga Putusan Pidana

No.481/PID.B/2006/ PN.JKT.PST Jo Putusan No.2642K/PID/2006 yang inti

amarnya bahwa Terdakwa DL.Sitorus dinyatakan bersalah melakukan

tindak pidana mengerjakan dan menggunakan kawasan hutan secara tidak

sah yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. Dan merampas

barang bukti berupa perkebunan Kelapa Sawit 47.000 Ha yang di kuasai

oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan

yang ada diatasnya dan Koperasi Parsub dan PT. TORUS GANDA,

padahal putusan pidana tersebut telah terkoreksi melalui putusan :

- Putusan PK Pengadilan TUN No.06 PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008.

- Putusan Pengadilan Tinggi. Medan No.434/PDT/PT.MDN/ 2012,

tanggal 4 Juni 2011 (sudah berkekuatan hukum tetap, tidak Kasasi dan

PK Menteri Kehutanan ditolak MA) .

Bahwa surat Tergugat I tersebut telah mengakibatkan tersendatnya

pendistribusian dan penjualan hasil kelapa sawit Penggugat, sehingga

menimbulkan kerugian kepada Penggugat, dan dengan demikian

Perbuatan Tergugat I adalah merupakan perbuatan melawan hukum

sebagaimana diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata ;

32. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I,

dengan mengeluarkan surat No.S.174/ Menlhk-II/2015 dan

Page 17: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 17 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

No.S.13/Menlhk-Setjen/ RHS/2015 Penggugat telah mengalami kerugian

materiil sampai saat ini, dengan perhitungan sebagai berikut :

- Kerugian berupa hasil produksi yang dilarang dijual, yaitu 1 (satu)

bulan = Rp.5.000.000,- (Lima Juta rupiah) per hektar ;

- Bahwa disamping kerugian materiil yang diderita Penggugat, juga

mengalami kerugian immaterill, selaku badan hukum Koperasi

PARSUB, bersama anggotanya, akibat perbuatan Tergugat I,II, dan III

telah mengganggu ketenangan/kedamaian, dan kepastian berusaha

bagi penggugat dalam mengelola dan mengerjakan Kebun Kelapa

Sawit di area Padang Lawas tersebut, bahkan banyak anggota

koperasi stress, sakit, dan tertekan, yang jika dihitung secara adil

dengan uang, maka kerugian yang diderita Penggugat adalah sebesar

Rp.1.000.000.000.000,-(satu triliun rupiah) ;

33. Bahwa karena yang melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap

Penggugat adalah Tergugat I, II, III, sehingga Penggugat memohon agar

Majelis Hakim dalam Perkara ini, menghukum Tergugat I, II, III secara

tanggung renteng membayar ganti-rugi materill kepada Penggugat secara

tunai dan sekaligus sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) per hektar

dalam satu bulan, terhitung sejak tanggal 21 April 2015 sampai gugatan ini

didaftarkan (selama 8 bulan), sehingga seluruhnya berjumlah ± 23.000 ha x

8 x Rp 5.000.000 = Rp 920.000.000.000 (sembilan ratus dua puluh milyar

rupiah) secara tunai dan sekaligus ;

34. Bahwa Kerugian immateril sebagaimana dikemukakan diatas yang diderita

Penggugat sebesar Rp.1.000.000.000.000,-(satu triliun rupiah) mohon

Majelis Hakim yang mengadili perkara ini menghukum Tergugat I, II, III

membayarnya kepada Penggugat secara Tunai dan sekaligus ;

35. Bahwa karena Penggugat mengelola perkebunan kelapa sawit diluar

lokasi yang dimaksud dalam putusan Pidana tersebuat diatas melainkan

diatas dan atas hak-hak tradisional masyarakat adat yang diakui oleh

konstitusi, yang paralel dengan Putusan TUN nomor 06.PK/TUN/2008,

tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat (2) UU No.51 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan TUN jo

Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan TUN.

Maka penggugat mohon agar majelis Hakim yang mengadili perkara ini

menyatakan sah menurut hukum Penggugat mengelola dan

Page 18: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 18 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

membudidayakan perkebunan kelapa sawit tersebut, termasuk untuk

menjual dan menerima hasil penjualannya ;

36. Bahwa karena Penggugat mengelola perkebunan kelapa sawit adalah

dengan cara yang tidak melawan hukum, diluar lokasi yang dimaksud

dalam dakwaan dan Putusan Pidana tersebut diatas maka Penggugat

memohon Majelis Hakim untuk terlebih dahulu mengeluarkan putusan provisi agar Para Tergugat tidak menghalangi Penggugat untuk

mengelola dan membudidayakan serta melakukan perbuatan yang

berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit tersebut, sebagai berikut

:

a. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini

memperoleh putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap,

surat yang dikeluarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

No. S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan

kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni,

yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan dengan

pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang

dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat adat

secara turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak

Milik (SHM) berada dalam status quo ;

b. Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan

pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil

dari kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak

manapun juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak

dibacakan Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari

setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak

melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan

Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada

Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai

lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan

acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil

pengelolaannya serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak

yang berhak ;

Page 19: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 19 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

37. Bahwa karena Tergugat III, dalam hal ini selaku Kepala Dinas

Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, selaku pejabat yang wajib

mengetahui bahwa areal Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola

Penggugat seluas ± 23.000 Ha adalah bukan di kawasan hutan akan

tetapi di areal Padang Lawas yang dipunyai masyarakat berdasarkan

hak tradisional yang turun temurun yang diakui Pasal 18B ayat (2) UUD

1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 dan berdasarkan Sertifikat Hak Milik

yang secara sah diterbitkan Turut Tergugat, akan tetapi justru sebaliknya

Tergugat III telah ikut menandatangani Berita Acara Penyerahan

Barang Rampasan dan menerima penyerahan yang dilakukan oleh

Tergugat III, tanggal 26 Agustus 2009, sehingga dengan demikian

perbuatan Tergugat III adalah merupakan Perbuatan Melawan Hukum

sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata .

38. Bahwa ada kekhawatiran yang sangat beralasan para Tergugat secara

semena-mena akan memaksakan eksekusi dari diktum yang non-

eksekutabel (tidak dapat dilaksanakan), sehingga untuk mengindari

kerugian yang lebih besar bagi Pengguggat dan seluruh anggotanya

yang juga adalah masyarakat setempat yang menggantungkan

nafkah/penghidupan pada pengelolaan perkebunan sawit beserta

hasilnya, agar gugatan perkara ini tidak menjadi sia-sia Penggugat

mohon Yang Mulia Majelis Hakim dalam Perkara ini untuk terlebih

dahulu meletakkan sita milik atas objek sengketa berupa kebun kelapa

sawit yang dikelola Penggugat ;

Untuk menentukan letak yang pasti dari Objek sengketa yang Penggugat

mohon untuk disita bersama ini dimohon kepada Bapak Pengadilan Negeri

agar menentukan sita atas lokasi objek sengketa dengan menggunakan

instrument Global Positioning System (GPS) sehingga diperolah koordinat

geografis secara spasial dengan akurat dan yang dapat menghindarkan

masalah kesalahan penentuan objek perkara (error in objecto) seperti yang

dialami dalam putusan Pidana No.481/PID.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28

Juni 2006 jo Putusan PT. Jakarta No.194/Pid/2006/PT.DKI, 11 Oktober

2006 jo Putusan No.2642K/PID/ 2006 tanggal 12 Februari 2007 jo

Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 ;

39. Bahwa agar putusan dalam perkara ini dilaksanakan oleh Tergugat I, II, III,

mohon yang mulia Majelis Hakim perkara ini menghukum, memerintahkan

Tergugat I,II, III untuk bertanggung jawab membayar uang paksa

Page 20: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 20 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

(dwangsom) Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) setiap hari, apabila

Tergugat I, II, III tidak melaksanakan putusan ini, terhitung sejak putusan ini

berkekuatan hukum yang pasti ;

40. Bahwa karena sifat perkara ini sangat exepsionil dan sangat penting

mengingat kepentingan yang sangat pokok sebagai sumber nafkah

anggota Koperasi Parsub (Penggugat) dan demi kemanusiaan, mohon

Majelis Hakim perkara ini agar putusan dapat dilaksanakan lebih dahulu,

walaupun ada banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad) ;

41. Bahwa Turut Tergugat ditarik sebagai pihak dalam perkara ini, mengingat

objek perkara ini adalah langsung berhubungan dengan kewenangan turut

Tergugat selaku organ Pemerintah yang telah mengeluarkan ribuan

Sertifikat Hak Milik dan puluhan Hak Guna Usaha di Areal Padang Lawas

yang diklaim sebagai Kawasan Hutan oleh para Tergugat, termasuk

sebagian dari sertifikat yang diterbitkan Turut Tergugat diatas lahan yang

dikelola Penggugat dan telah dirampas Tergugat II dan diserahkan kepada

Tergugat III secara semena-mena. Dengan demikian mohon Majelis hakim

perkara ini menyatakan turut Tergugat tunduk dan mentaati putusan dalam

perkara ini ;

Berdasarkan hal-hal yang Penggugat kemukakan diatas mohon Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara ini kiranya berkenan memutuskan

sebagai berikut :

DALAM PROVISI ;

1. Menyatakan dan menetapkan sebelum perkara ini memperoleh putusan

yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan

Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015

tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur

Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan

Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-

Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua

Umum GAPKI yang berkaitan dengan pengelolaan dan pembudidayaan

perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak

tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak pemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam status quo ;

2. Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan

perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun

kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun

Page 21: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 21 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan

Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah

adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak

melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan

Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada

Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai

lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual

hasil pengelolaannya serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak

yang berhak ;

3. Menyatakan surat Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No.

S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan

kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang

ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI, tidak sah dan tidak memiliki

kekuatan hukum mengikat (buiten effct), karena melanggar konstitusi

sebagaimana dimuat dalam pembukaan UUD-1945 tentang tujuan

dibentuknya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa ;

4. Memerintahkan Tergugat I, II dan III serta Turut Tergugat untuk tidak

menghalangi Penggugat mengelola dan membudidayakan Perkebunan

Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional

masyarakat adat secara turun menurun dan hak kepemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;

5. Menyatakan Putusan Provisi berlaku sejak dibacakan atau setidak-

tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi

ini bila Tergugat I, II, III lalai atau tidak melaksanakannya secara sukarela,

maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara

serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan

menguasai perkebunan kelapa sawit (PKS) dimaksud sehingga tidak

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat II atau dari pihak manapun

juga, serta menjual hasil pengelolaannya serta menerima hasil

penjualannya sebagai pihak yang berhak ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;

Page 22: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 22 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

2. Menyatakan Perbuatan Para Tergugat merupakan perbuatan melawan

hukum (Onrechtmatige Daad) ;

3. Menyatakan sah dan berharga sita yang diletakan diatas objek sengketa ;

4. Menyatakan sah dan berharga putusan provisi tentang pernyataan Hakim

bahwa :

a. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh

putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, surat yang

dikeluarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.

No.S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas

Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,

kepada Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni

2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan

dengan pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit

yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat

adat secara turun temurun dan hak kepemilikan berdasarkan

Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam status quo ;

b. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.

No.S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas

Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,

kepada Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015,

yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sebagai tidak sah dan

tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) ;

c. Kehabsahan hak Penggugat untuk meneruskan pengelolaan

perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun

kelapa sawit dimaksd tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga

termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan

Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya

pembacaan putusan provisi ini bila Tergugat I tidak

melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan

Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada

Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai

lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan

Page 23: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 23 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil

pengelolaannya serta menerima hasil penjualan sebagai pihak yang

berhak ;

5. Menyatakan Gouvernement Besluit (G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang

tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar dalam staatsblad Hindia

Belanda Tahun 1924, tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk

penetapan kawasan hutan di Padang Lawas ;

6. Menyatakan bahwa Penggugat mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di

areal Padang Lawas berdasarkan hak-hak tradisonil yang turun temurun

seluruhnya 23.000 ha, yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat Hak

Milik yang diakui oleh Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun

1960 adalah sah menurut hukum ;

7. Menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi

yang di-sebutkan dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana

No.2642K/PID/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 jo Putusan

No.39PK/PID.SUS/2007, Tanggal 16 Juni 2008 ;

8. Menyatakan bahwa amar putusan Pidana No. 481/PID.B/2006/PN.JKT. PST

tanggal 28 Juni 2006 Jo Putusan PT.DKI Jakarta No.

194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 Jo Putusan MA.RI No.

2642K/PID/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 jo Putusan

No.39PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008 yang bunyinya “merampas

barang bukti” berupa Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang

Lawas seluas ± 23.000 ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan

PT.Torganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dan

Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas ± 24.000

ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan PT.Torus Ganda beserta

seluruh bangunan yang ada diatasnya, dirampas untuk Negara, adalah

amar putusan yang tidak sah dan batal demi hukum serta tidak dapat

dieksekusi (non executable) ;

9. Menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas

seluas + 23.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah

hak Penggugat yang sah ;

10. Menyatakan Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat II tanggal 26

Agustus 2009 yang diserahkan kepada Tergugat III tidak sah dan tidak

berharga karena bertentangan dengan hukum ;

Page 24: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 24 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

11. Menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan

membudidayakan Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya termasuk

untuk menjual hasil perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai

dengan putusan Peninjauan Kembali Peradilan TUN No.06.PK/TUN/2008,

tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat (2) UU Nomor 51 Tahun 2009

tentang Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan

TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan

TUN ;

12. Menyatakan tidak sah, dan tidak berharga Berita Acara Eksekusi tanggal

26 Agustus 2009 yang dibuat Tergugat II dan Tergugat III ;

13. Menghukum Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat untuk tidak menghalangi

Penggugat mengelola dan membudidayakan Perkebunan Kelapa Sawit

berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak

kepemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;

14. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar ganti-rugi

materiil kepada Penggugat sebesar Rp.920.000.000.000,-(Sembilan ratus

dua puluh milyar rupiah) secara tunai dan ganti-rugi immaterill sebesar

Rp.1.000.000.000.000,-(satu triliun rupiah) ;

15. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar uang

paksa (dwangsom) Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) setiap hari, akibat

keterlambatan/ lalai melaksanakan atau mematuhi putusan ini, terhitung

sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum yang pasti ;

16. Menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu

walaupun ada banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad) ;

17. Menyatakan turut Tergugat tunduk dan taat terhadap putusan ini ;

18. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

Apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono) .

Membaca jawaban Tergugat I terhadap gugatan Penggugat tersebut

yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

I. . DALAM EKSEPSI

1. Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak Berwenang untuk Memeriksa dan Mengadili Perkara a quo (Kompetensi Absolut)

Page 25: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 25 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Penggugat dalam Petitum memori gugatnya pada angka 4 huruf (a)

halaman 24 mengajukan permohonan kepada majelis hakim a quo untuk

menyatakan tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten

effect) Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-

II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur

Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli

Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT. Torganda, Koperasi Parsadaan

Masyarakat Ujung Batu (Parsub) serta PT. Torus Ganda dan Surat Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015

tanggal 25 Juni 2015 perihal pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642

K/Pid/2006 tentang Register 40 Padang Lawas yang ditujukan kepada ketua

GAPKI .

Terhadap petitum Penggugat tersebut, Tergugat I tanggapi sebagai berikut :

a. Berdasarkan ketentuan Pasal 53 Ayat (1) Undang-Undang Nomor : 5

Tahun 1986 jo. Undang-undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara diatur bahwa : “Seseorang atau badan

hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu

Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan

Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak

sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitas” .

b. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 9 Undang-undang Nomor : 51

Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-undang Nomor : 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara diatur bahwa :

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi

tindakan hukumTata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final, yang

menimbulakan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum

perdata” .

c. Bahwa Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No.

S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas

Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT.

Page 26: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 26 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Torganda, Koperasi Parsadaan Masyarakat Ujung Batu (Parsub) serta

PT. Torus Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal

pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register

40 Padang Lawas merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh

Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (Tergugat I), yang bersifat :

Konkret, karena keputusan tersebut berisi Penghentian Pelayanan oleh

Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati

Tapanuli Selatan kepada koperasi Parsadaan Masyarakat Ujung Batu

(Parsub).

Individual, karena Keputusan TUN tersebut ditujukan kepada pihak

tertentu

dhi. Ketua GAPKI.

Final, karena Keputusan tersebut sudah memiliki akibat hukum untuk

dilaksanakan, yaitu GAPKI berhak untuk tidak menerima hasil

perkebunan yang berasal dari pihak lain harus menghormati Keputusan

tersebut (erga omnes).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, karena Petitum Penggugat berisi

permohonan kepada Majelis Hakim untuk menyatakan tidak sah Surat

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-II/2015

tanggal 21 April 2015 dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 yang merupakan

Keputusan Tata Usaha Negara, maka yang berwenang untuk memutuskan

dan mengadili adalah badan peradilan Tata Usaha Negara, sehingga

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang untuk memeriksa

dan mengadili perkara a quo (kompetensi absolute) ;

Dengan demikian cukup beralasan bagi majelis Hakim a quo untuk

menjatuhkan putusan sela dengan menyatakan gugatan tidak dapat

diterima (niet onvantkelijke verklaard) ;

2. Penggugat Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum

Page 27: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 27 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Dalil Penggugat angka 6 halaman 5 s/d 6 yang intinya menyatakan bahwa

Penggugat sangat mempunyai kepentingan hukum langsung dalam gugatan

ini adalah dalil yang tidak beralasan hukum, dengan alasan :

a. Azas dasar dalam hukum acara Perdata adalah azas point d’interet point

d’action, yang berarti bahwa barangsiapa yang mempunyai kepentingan

dapat mengajukan gugatan ;

b. Dalam perkara a quo, Penggugat mendalilkan mengenai putusan

tanggal 28 Juni 2006 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor :

194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan Mahkamah

Agung Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 jo. Putusan

Mahkamah Nomor : 39 PK/Pid.Susu/2007 tanggal 26 Juni 2008 ;

c. Bahwa dalam putusan tersebut huruf b di atas, yang telah berkekuatan

hukum tetap (Inkracht van gewijsde), Darianus Lungguk Sitorus

dinyatakan secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana mengerjakan dan menduduki kawasan hutan secara tidak sah

yang dilakukan secara bersama-sama dan dalam bentuk sebagai

perbuatan berlanjut ;

d. Selanjutnya dalam putusan tersebut dinyatakan barang bukti yang disita

berupa :

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +

23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.

Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya ;

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +

24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus

Ganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya.

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen Keuangan;

e. Bahwa terhadap perkebunan sebagaimana butir d di atas, telah

dilakukan eksekusi administrasi oleh Kejaksaan Tinggi Medan sesuai

Berita Acara tanggal 26 Agustus 2009 ;

f. Bahwa meskipun sudah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap

(inkracht van gewijsde), Penggugat secara melawan hukum masih

Page 28: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 28 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

menguasai objek perkara dimaksud, yang sebenarnya di rampas dan di

kelola oleh Negara ;

Dengan demikian, maka Penggugat tidak mempunyai kepentingan

hukum untuk mengajukan gugatan a quo, sehingga cukup alasan bagi

Majelis Hakim a quo untuk menjatuhkan Putusan sela dengan

menyatakan gugatan tidak dapat diterima (Niet ontankelijke verklaard) ; II. DALAM POKOK PERKARA ;

1. Segala uraian yang terdapat dalam pokok perkara ini merupakan satu

kesatuan dengan eksepsi yang telah di sampaikan di atas ;

2. Bahwa tanah sengketa a quo merupakan adalah Kawasan Hutan

Register 40 Padang Lawas berdasarkan :

1) Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap

(Inkracht van gewijsde) Nomor : 2642/Pid/2006 tanggal 12

Februari 2007 ;

2) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.579/Menhut-II/2014

Tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara ;

3. Dalil Penggugat angka 2 s/d 3 Halaman 2 yang intinya menyatakan

bahwa atas tanah objek sengketa a quo telah diadakan kerjasama

pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit antara Koperasi Parsadaan

Masyarakat Ujung Batu (Parsub) dengan PT. Torus Ganda atas lahan

seluas 23.000 Ha yang berada di Kecamatan Simangambat (Dahulu

Kecamatan Barumun Tengah) yang bukan merupakan kawasan hutan,

adalah dalil yang tidak berdasar hukum dengan alasan ;

a. Bahwa tanah objek sengketa merupakan kawasan hutan

sebagaimana uraian angka 2 di atas ;

b. Berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata, salah satu syarat

sahnya suatu perjanjian adalah adanya kausa yang halal ;

c. Bahwa karena obejk perjanjian merupakan kawasan hutan

Register 40 Padang Lawas yang belum memperoleh izin dari

Tergugat I sesuai kewenangannya berdasarkan ketentuan Pasal 4

Ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

kehutanan yaitu Undang-udang Nomor : 41 tahun 1999 tentang

Kehutanan yaitu “Mengatur dan menetapkan hubungan-

Page 29: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 29 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta mengatur

perbuatan-perbutan hukum mengenai kehutaan” maka kausa

perjanjian kerjasama pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit

antara Koperasi Parsadaan Masyarakat Ujung Batu (Parsub)

dengan PT. Torus Ganda atas lahan seluas 23.000 ha adalah

tidak halal .

d. Bahwa oleh karena causa (objek) yang diperjanjikan adalah tidak

halal/tidak sah maka perjanjian tersebut adalah batal demi hukm

(Vanrechtswegw Nietig), sehingga dianggap tidak benar ada .

Dengan demikian dalil Penggugat tidak berdasarkan hukum dan

harus ditolak .

4. Dalil Penggugat Angka 5 Halaman 2 yang intinya menyatakan bahwa

para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga

mengganggu kegiatan perkebutan Penggugat adalah tidak berdasar

hukum dengan alasan :

a. Bahwa tanah objek sengketa merupakan kawasan hutan

sebagaimana uraian angka 2 diatas ;

b. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan

hukum tetap (inkracht van gewijsde) Nomor : 2642 K/Pid/2006

tanggal 12 Pebrurai 2007 tanah objek sengketa telah dijadikan

sebagai kawasan hutan dan dirampas oleh Negara untuk diserahkan

kepada Departement Kehutanan ;

Dengan demikian tidak terdapat unsure perbuatan melawan hukum pada

diri Para Tergugat, sehingga dalil Penggugat tidak beralasan hukum dan

harus di tolak ;

5. Dalil Penggugat angka 13 halaman 6, angka 19 Halaman 9, Angka 27

Halaman 12 yang intinya menyatakan Para Tergugat telah melakukan

perbuatan melawan hukum yaitu melanggar Pasal 15, Putusan

Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Pebruari

2012 dan Putusan MK Nomor : 35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013

adalah dalil yang tidak beralasan hukum dengan alasan :

a. Berdasarkan pertimbangan Hukum Majelis Mahkamah Konstitusi

pada angka 3.14 Putusan Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21

Februari 2012, dinyatakan “Bahwa meskipun Pasal 1 angka 3 dan

Pasal 81 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Page 30: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 30 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor : 19

Tahun 2004, mempergunakan frasa “ditujukan atau ditetapkan”

dalam Pasal 81 Tetap sah dan mengikat”.

b. Berdasarkan ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor: 24 Tahun

2003 tentang Mahkamah Konstitusi diatur bahwa Putusan Mahkamah

Konstitusi merupakan kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan

dalam sidang pleno terbuka untuk umum. Dalam putusan Mahkamah

Konstitusi tersebut tanggal 21 Pebruari 2012.

Dalam hukum tata Negara, keberlakuan suatu peraturan perundang-

undangan didasarkan pada asa proaktif, artinya berlakunya untuk

jangka waktu ke depan dan tidak retroaktif/ kebelakang.

c. Bahwa tempus delicti tindak pidana kehutanan atas nama Darianus

Lungguk Sitorus dan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2642

K/Pid/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 adalah sebelum diucapkannya

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21

Pebruari 2012.

Berdasarkan uraian tersebut huruf a s/d c di atas, maka GB dan

Keputusan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/UM/12/1982

tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah

Provinsi Dati I Sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)

dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005

tanggal 16 Pebruari 2005 yang telah menunjuk Register 40 Padang

Lawas sebagai kawasan hutan adalah sah dan mempunyai kekuatan

hukum mengikat.

d. Terkait Putusan MK Nomor : 35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013,

Mahkamah Konstitusi tidak mengabulkan permohonan pembatalan

Pasal 67 Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan. Dengan demikian quod non Penggugat adalah

masyarakat adat, maka pengukuhan keberadaannya harus

ditetapkan dengan peraturan daerah. Fakta hukumnya Penggugat

tidak dapat menunjukkan Paraturan Daerah yang mengukuhkan

keberadaan Penggugat sebagai masyarakat adat.

Dengan demikian tidak terdapat perbuatan melawan hukum pada diri

Para Tergugat, sehingga gugatan Penggugat harus dinyatakan ditolak.

Page 31: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 31 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

6. Dalil Penggugat angka 33 dan 35 halaman 18 dan 20 yang intinya

menyatakan Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum

dengan Mengeluarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI

No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas

Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT.

Torganda, Koperasi Parsadaan Masyarakat Ujung Batu (Parsub) serta

PT. Torus Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal

pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register

40 Padang Lawas adalah dalil yang tidak berdasarkan hukum dengan

alasan :

a. Bahwa dalam putusan Putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006

tabggal 12 Pebruari 2007 di atas, yang telah berkekuatan hukum

tetap (inkracht van gewijsde), Darianus Lungguk Sitorus dinyatakan

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

melakukan tindak pidana mengerjakan dan menduduki kawasan

hutan secara tidak sah yang dilakukan secara bersama-sama dan

dalam bentuk sebagai perbuatan berlanjut .

b. Selanjutnya dalam putusan tersebut dinyatakan barang bukti yang

disita berupa :

- Perkebunan kelapa sawit di kawasna hutan Padang Lawas seluas

+ 23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan

PT. Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya ;

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padangf Lawas

seluas + 24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan

PT. Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada di

atasnya.

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen Keuangan ;

c. Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Barang Bukti Rampasan

tanggal 26 Agustus 2009, telah dilaksanakan pelaksanaan putusan

MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 ;

Page 32: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 32 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

d. Bahwa sampai saat ini KPKS Bukit Harapan, PT. Torus Ganda, PT.

Torganda, Koperasi Parsub (Penggugat) tetap berada di tanah

objek sengketa dan menguasai objek perkara tersebut serta

memanen hasilnya yang seharusnya menjadi hak Negara ;

e. Dalam rangka pelaksanaan putusan dan agar pihak-pihak yang

terkait dalam putusan pidana dapat segera menyerahkan objek

perkara tersebut, maka dilakukan berbagai upaya yang antara lain

berupa Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No.

S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 dan Surat Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. S.13/Menlhk-

Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Tergugat I tidak melakukan

perbuatan melawan hukum, sehingga dalil Penggugat harus ditolak.

7. Dalil Penggugat dalam memori Gugatannya angka 37 halaman 21

berkaitan dengan ganti rugi yang harus dibayar Tergugat I kepada

Penggugat sebesar Rp.1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah) adalah

tidak beralasan hukum yang dilakukan Tergugat I yang menimbulkan

kerugian bagi Penggugat, tuntutan ganti rugi yang di ajukan oleh

Penggugat a quo juiga tidak di dukung dengan suatu perincian dan

dasar hukum yang jelas, sehingga sudah sepatutnya di tolak, karena

berdasarkan Yiriprudensi Mahkamah Agung Tanggal 18 Desember 1970

Nomor 492 K/Sip/1970 dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1720

K/Pdt/1986 tanggal 18 Agustus 1988 dengan tegas dinyatakan bahwa

“Setiap tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam

bentuk apa yang menjadi dasar tuntutannya Tanpa perincian dimaksud

maka tuntutan ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena

tuntutan tersebut tidak jelas/tidak sempurna ;

8. Petitum Penggugat angka 5 halaman 28 yang intinya menyatakan

putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu walaupun

ada banding/ menjatuhkan putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad)

adalah tidak berdasar hukum karena tidak memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Mahkamah Agung RI

Nomor : 03 Tahun 2000 tentang Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij

vorraad) dan provisional yaitu tidak terdapat gugatan provisional yang di

kabulkan dan gugatan tidak didasarkan pada putusan yang telah

Page 33: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 33 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

memperoleh hukum tetap yang mempunyai hubungan dengan pokok

gugatan a quo. Di samping itu untuk dapat di kabulkannya putusan serta

merta harus memenuhi syarat antara lain :

a. Memenuhi Pasal 191 ayat (1) RBg.

b. Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai

barang/obyek eksekusi. Sehingga tidak menimbulkan kerugian pada

pihak lain, apabila ternyata di kemudian hari dijatuhkan putusan yang

membatalkan putusan tingkat pertama.

Atas dasar SEMA tersebut diatas jeas bahwa permohonan putusan

serta merta yang di ajukan Penggugat tidak memenuhi syarat-syarat

yang telah di tentukan, sehingga harus ditolak.

II. DALAM REKONVENSI

a. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan

hukum tetap (inkracht van gewijsde) Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal

12 Pebruari 2007 tanah objek sengketa telah dinyatakan sebagai

kawasan hutan dan dirampas oleh Nagara untuk diserahkan kepada

Departemen Kehutanan .

b. Bahwa sampai saat ini KPKS Bukit Harapan, PT. Torus Ganda,

PT.Torganda Koperasi Parsub (Penggugat) tetap berada di tanah objek

sengketa dan menguasai objek perkara tersebut serta memanen

hasilnya yang seharusnya menjadi hak Negara .

c. Bahwa perbuatan Penggugat tidak melaksanakan putusan

Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap telah menimbulkan

kerugian Negara;

d. Selanjutnya Tergugat/Penggugat Rekonvensi mohon kepada Majelis

Hakim untuk menghukum Penggugat/Tergugat Rekonvensi untuk

membayar kerugian Negara sebesar Rp.409.689.000.000,- (empat

ratus sembilan milyar enam ratus delapan puluh sembilan juta

rupiah) .

Dari uraian yang terdapat baik dalam eksepsi dan pokok perkara, Maka

selanjutnya Tergugat I mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang memeriksa dan mengadili perkara

a quo untuk memutus sebagai berikut :

I. Dalam Eksepsi

a. Menerima Eksepsi Tergugat I ;

Page 34: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 34 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

b. Menyatakan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang

untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo (Kompetensi Absolut)

c. Menyatakan Penggugat tidak mempunyai Kepentingan Hukum ;

d. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;

II. Dalam Rekonvensi

Mengabulkan gugatan Tergugat/Penggugat Rekonvensi

III. Dalam Pokok Perkara

a. Menolak seluruh gugatan Penggugat ;

b. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya-biaya dan ongkos

perkara.

Bila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex

aequo et bono) .

Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut,

Tergugat III melalui Kuasanya telah mengajukan jawabannya yang Majelis

Hakim terima pada sidang tanggal 26 April 2016, yang pada pokoknya

adalah sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI

1. Eksepsi tentang Penggugat Tidak Memiliki Legal Standing

- Bahwa berdasarkan Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia di kenal

Subjek Hukum baik orang maupun Badan Hukum ;

- Bahwa dalam Surat Gugatan Penggugat tertanggal 30 Desember 2015

yang menjadi Penggugat adalah Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit

Bukit Harapan (“KPKS Bukit Harapan”) yang subjek hukumnya adalah

Badan Usaha, seharusnya menurut Hukum Acara Perdata yang berlaku

Penggugat sebagai Badan Hukum diperantarai atau diwakili oleh

Pengurusannya ;

- Bahwa oleh karena Penggugat selaku Badan Hukum di dalam

memajukan gugatan ini tidak diperantarai/diwakili oleh organ pengurus

Koperasi PARSUB dengan demikian Penggugat jelas telah melanggar

ketentuan syarat formil suatu Gugatan dan oleh karena itu dimohonkan

agar Majelis Hakim dalam Perkara Perdata ini menyatakan Gugatan

Page 35: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 35 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Penggugat ditolak atau sebaik-baiknya menyatakan Gugatan Penggugat

tidak dapat diterima (Niet onvantkelijke verklaard).

2. Eksepsi Tentang Gugatan Kabur dan Tidak Jelas (Obscuur Libels).

2.1. Posita Gugatan Tidak Jelas Data Juridis Dan Data Fisiknya,

Karena Tidak Dicantumkan Secara Jelas Apa Dasar Hukum Dan

Alas Haknya, Siapa Pemiliknya, Berapa Luas, Ukurannya Serta

Batasannya .

- Bahwa didalam dalil Posita dan dalil Petitum gugatan Penggugat

tertanggal 24 Nopember 2015, Penggugat mengaku

mempunyai areal di Padang Lawas yang seluruhnya seluas ±

23.000 Ha dan sebagian dari lahan tersebut sudah ada yang

bersertifikat Hak Milik;

- Bahwa akan tetapi untuk mendukung dalil gugatan Penggugat

tersebut, Penggugat tidak secara jelas menyebutkan siapa

nama-nama anggota KPKS Bukit Harapan yang sudah memiliki

Sertifikat Hak Milik dari sebagian lahan seluas ± 23.000 Ha

tersebut, berapa luas dari masing-masing yang sudah

bersertifikat hak milik ;

- Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor : 767

PK/PDT/2011 pada halaman 25 menyatakan “bahwa

berdasarkan surat pernyataan pelepasan hak dari Para

Pelawan (Baginda Partomuan Hasibuan, dkk selaku Anggota

KPKS Bukit Harapan) tanggal 30 September 1998

No.323/L/1998 yang dilegalisasi oleh Setiawati.,SH (Notaris) jo.

Akta No. 15 tanggal 30 September 1998 berupa pelepasan

hak kepada D.L. Sitorus, karenanya tanah tersebut bukan lagi

milik Para Pelawan”.

- Bahwa Penggugat dalam perubahan gugatannya halaman 2 point

“2” menyatakan bahwa letak perkebunan seluas + 23.000 Ha yang

dikelola Penggugat berdasarkan letak perkebunan seluas + 23.000

Ha yang dikelola Penggugat berdasarkan titik koordinat sebagai

berikut :

LU = 01o230370 s/d 01o230370

Page 36: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 36 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

BT = 100o000 030 090 s/d 100o000 150 000

Berdasarkan titik koordinat yang menjadi dalil letak perkebunan

penggugat, maka luas perkebunan menjadi lebih luas yaitu seluas

+ 39.000 Ha.

- Bahwa sebagai Ilustrasi perkenankanlah Tergugat III menurunkan

Yudisprudensi tetap Mahkamah Agung RI, tertanggal 17 April 1979

No. 1149 K/Sip/1975, yang amar pertimbangan hukumnya

berbunyi sebagai berikut : “Karena dalam surat gugatan tidak

disebutkan dengan jelas letak/batas-batas tanah sengketa,

gugatan tidak dapat diterima“ ; 2.2. Dasar Hukum Dalil Gugatan Tidak Jelas

- Bahwa penggugat dalam posita gugatannya menyatakan bahwa tanah

tersebut berasal dari tanah ulayat masyarakat adat dengan tidak

mencantumkan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum

pengukuhan keberatan masyarakat hukum adat, hal ini selaras dengan

putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 tanggal 16 Mei 2013

tentang Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan Menjadi :

“ Pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataanya

masyarakat hukum adat yang bersangkutan masih ada dan diakui

keberadaannya “Dalam hal ini yang menetapkan status hukum adat

adalah Menteri Kehutanan sepanjang keberadaan masyarakat hukum

adat telah ditetapkan dalam peraturan Daerah.

Dan Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang

kehutanan yang menyatakan bahwa:

“Pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan

Daerah”

- Perkenaaan Tergugat III mengutip pertimbangan Hakim Agung pada

perkara pidana An. Terdakwa Darianus Lingguk Sitorus pada Putusan

Mahkamah Agung Nomor : 39 PK/Pid.Sus/2007 pada halaman 151 yang

menyatakan “Penguasaan hak ulayat (kalau masih ada) , kecuali

terbatas untuk keperluan anggota masyarakat hukum yang

Page 37: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 37 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

bersangkutan, tidak dapat lagi secara bebas dipergunakan tanpa

diketahui oleh Negara melalui badan pemerintahan yang berwenang.

Bahwa sepanjang menyangkut hak perseorangan atas tanah, walaupun

dimanfaatkan oleh anggota masyarakat hukum yang bersangkutan, baru

akan sah apabila ditetapkan pemerintah seperti pemberian hak milik

atau hak perorangan lainnya. Kehadiran atau teori hak milik semata-

mata berdasarkan hukum adat tidak berlaku tanpa penguatan atau

penetapan peruntukan oleh yang berwenang seperti diatur dalam

Undang-Undang nomor 5 Tahun 1960. Dengan demikian, kalau ada

sejumlah orang yang mengaku penguasa adat, menyerahkan

penguasaan tanah dengan alasan sebagai hak ulayat sejak 1960 adalah

perbuatan melanggar hukum, karena semua tanah dan benda di atas

dan dibawahnya dikuasai Negara.

- Oleh karena Gugatan Penggugat yang tidak menjelaskan dasar apa dan

dari siapa Penggugat memperoleh haknya tersebut merupakan gugatan

yang tidak jelas dasar hukum dalil gugatannya Penggugat kabur dan

harus dinyatakan tidak diteriman (Niet Onvankelijke berklaard)

2.3. Gugatan penggugat antara Posiat dengan Petitum tidak saling mendukung.

- Bahwa dalam petitum Penggugat pada halaman 21 Point “18” yang

menyebutkan : “Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang

timbul dalam perkara ini”. Setelah diperlihatkan didalam posita Gugatan

Penggugat ternyata tidak ada diuraikan Penggugat tentang biaya

perkara harus dibebankan kepada Para Tergugat ;

- Bahwa begitu juga dengan petitum Penggugat halaman 20 Point “8”

yang menyatakan amar putusan pidana No.

481/Pid.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 Jo. Putusan PT. DKI

Jakarta No. 194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 12 Februari 2007 jo. Putusan

MA RI Nomor : 39 PK/PID.SUS/2007 tanggal 16 Juni 2008 yang

bunyinya merampas barang bukti berupa perkebunan kelapa sawit

dikawasan hutan padang lawas seluas + 23.000 Ha yang dikuasai oleh

KPKS Bukit Harapan dan PT.TORGANDA beserta bangunan yang ada

diatasnya, dirampas untuk Negara adalah amar putusan yang tidak sah

dan batal demi hukum serta tidak dapat dieksekusi (non executable) ;

Page 38: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 38 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

- Bahwa setelah diperhatikan dalam Posita Gugatan Penggugat ternyata

tidak ada diuraikan sebagaimana dalam Petitum Point “8” tersebut, lagi

petitum yang sangat aneh meminta sebagian amar Putusan dalam

Perkara Pidana yang sudah berkekuatan Hukum tetap dan telah

dilaksanakan eksekusinya untuk dinyatakan tidak sah dan batal demi

hukum dalam perkara perdata, bukanlah terhadap perkara yang sudah

berkekuatan hukum tetap dan dilaksanakan eksekusianya sudah selesai

atas perkara tersebut? Atau jika memohon putusan dibatalkan tentu

harus ditujukan kepada tingkatan Pengadilan diatas yang dimohonkan

putusan dibatalkan ;

- Bahwa dengan demikian jelas Petitum Penggugat membingungkan dan

sama sekali tidak mendukung oleh Posita Gugatan, menyebabkan

gugatan Penggugat menjadi kabur yang merupakan suatu alasan hukum

untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet

Onvankelijke verklaard) ;

3. Eksepsi Tentang Kurangnya Pihak (Plurium Litis Consortium)

- Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada :Halaman 2 Point “2”

Penggugat menyatakan bahwa Koperasi tersebut didirikan untuk tujuan

melakukan kegiatan mengelola/ pembudidayaan kebun-kebun kelapa

sawit diatas tanah / lahan kepunyaan masyarakat adat … dst, dan

sebahagian telah bersertifikat hak milik ;

Halaman 2 Point “3” penggugat mengakui bahwa dalam melaksanakan

kegiatan penggugat dibantu PT. TORGANDA sebagai pendamping

dalam hal pembinaaan teknik management dan modal ;

Halaman 13 Point “29” dimana Penggugat sudah mengetahui tentang

penyerahan barang rampasan berupa : Perkebunan kelapa sawit

dikawasan Padang Lawas seluas + 24.000 Ha yang dikuasai oleh

Koperasi PARSUB dan PT. TORUS GANDA beserta bangunan yang

ada diatasnya;

Bahwa di dalam perkara a quo Penggugat tidak menarik pihak-pihak lain

yaitu : PT. TORUS GANDA, PT. TORGANDA, Setiawati, SH., (Notaris),

Koperasi PARSUB dan Masyarakat yang memiliki sertifikat Hak Milik

Page 39: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 39 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

yang sebenarnya memiliki hubungan hukum dengan tuntutan Penggugat

;

Bahwa oleh karena Gugatan Penggugat dalam perkara ini tidak

memenuhi syarat formil suatu Gugatan Perdata, dimana kurang pihak

sebagaimana yang diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku di

Indonesia yang memajukan Gugatan Perdata, maka dimohon kepada

Majelis Hakim dalam Perkara Perdata ini Menyatakan menolak gugatan

Penggugat atau setidak-tidaknya dinyatakan Gugatan Penggugat tidak

dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklard)

II. DALAM PROVISI

Bahwa dalil gugatan Penggugat dalam Provisi dalam halaman 18 Point

“1” dan dalam Petitum halaman 19 Point 4 butir “b” yang mengajukan

permohonan kepada mejelis Hakim untuk menyatakan Surat Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal

21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera

Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Slatan

kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 juni 2015 yang ditujukan

kepada ketua GAPKI tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum

mengikat (buiten effect) adalah merupakan kewenangan Pengadilan

Tata Usaha Negara (PTUN) untuk memeriksa dan mengadili

sebagaimana di atur dalam Pasa; 53 ayat (1) Undang-Undang No. 5

Tahun 1986 Jo. Undang-undang No. 9 Tahun 2004 tentang peradilan

Tata Usaha Negara yang menyatakan : “seseorang atau badan hukum

perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan

Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada

Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha

Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan

atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi”.

Bahwa Objek yang menjadi gugatan provisi adalah bentuk surat, maka

Peradilan yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili Surat

diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan Gubernur Sumatera Utara san Bupati Padang Lawas Selatan

Page 40: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 40 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

dan Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS Bukit Harapan, PT. Torganda

dan Koperasi Parsadaan Masyarakat Ujung Batu (PARSUB) dan Surat

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

S.13/Menlhk/Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal

Pemberitahuan Putusan MA RI No. : 2642 K/Pid/2006 tentang Register

40 Padang Lawas yang ditujukan kepada Ketua GAPKI adalah Peradilan

Tata Usaha Negara ;

Bahwa Surat-surat yang diterbitkan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI (ic. Tergugat I disebabkan karena Penggugat secara

melawan hukum masih menguasai objek perkara dalam hal ini barang

bukti yang disita berupa perkebunan kelapa sawit yang di dalam putusan

Mahkamah Agung Nomor : 2642 K/Pid/2006 diantaranya menyatakan

bahwa Perkebunan kelapa sawit di kawasan Hutan Padang Lawas

seluas + 23.000 Ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.

Torganda beserta Bangunan di atasnya dirampas untuk Negara dalam

hal ini Departemen Kehutanan.

Bahwa Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (ic. Tergugat

I) bersifat konkrit karena nyata dibuat oleh Tergugat I dan berwujud

sebuah Surat No : S. 174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal

Penghentian Pelayanan oleh Gubernut Sumatera Utara dan Bupati

Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat

dan sebuah surat No : 13/Menlhk.Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 juni

2015 perihal Pemberitahuan Putusan MA No. 2642 K/Pid/2006 tentang

Register 40 Padang Lawas yang ditujukan kepada Ketua GAPKI ;

Bahwa Surat-Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutnana RI (ic.

Tergugat I) sudah tidak pernah memerlukan persetujuan instansi lain

sehingga sudah memenuhi sifat defenitif serta sudah menimbulkan

akibat hukum ;

Bahwa yang dilakukan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutnana RI (ic.

Tergugat I) adalah penerbitan surat maka tindakan tersebut tetap

bersifat hukum publik bukan perdata sehingga Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan tidak berwenang memeriksa dan mengadilinya ;

Page 41: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 41 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa tuntutan provisi pada point “2” dam “4” yang diajukan Penggugat

sudah mengenai materi pokok perkara yaitu ;

Point “2” : Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan

pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual / menerima hasil dari

kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan … dst

Point “4” : Memerintahkan Tergugat I, II, III serta turut tergugat untuk

tidak menghalangi penggugat mengelola dan membudidayakan

perkebunan kelapa sawit yang dikelola pernggugat berdasarkan hak

masyarakat adat … dst

Bahwa menurut hukum acara perdata makna dari Putusan Provisi

adalah keputusan yang bersifat sementara yang berisikan tindakan

sementara menunggu putusan akhir mengenai pokok perkara dijatuhkan,

namun oleh karena Tuntutan Provisi tidak memenuhi syarat-syarat

sebagaimana ditentukan dalam pasal 191 ayat 1 Rbg/ 180 HIR Jis Surat

Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2000, maka sangat berdasar

dan baralasan bagi yang mulia yang memeriksa dan mengadili perkara

ini untuk MENOLAK TUNTUTAN PROVISI PENGGUGAT ;

III. DALAM POKOK PERKARA

- Bahwa Tergugat III menyangkal dan menolak dengan tegas seluruh

dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatannya kecuali

sepanjang hal-hal yang diakui dengan tegas oleh Tergugat III didalam

jawaban tersebut ;

- Bahwa seluruh dalil-dalil dan alasan hukum yang diuraikan Tergugat III

dalam bahagian eksepsi di atas, secara mutatis mutandis merupakan

satu kesatuan dan menjadi dalil-dalil serta alasan-alasan hukum dalam

perkara ini serta tidak diulang lagi ;

- Bahwa Tergugat III dengan tegas membantah dan menolak dalil-dalil

gugatan Penggugat di dalam gugatannya pada halaman 22 Point “41”

yang pada pokoknya menyatakan Tergugat III melakukan perbuatan

melawan hukum karena Tergugat III ikut menandatangani Berita Acara

Penyerahan Barang Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26

Agustus 2009 ;

Page 42: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 42 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

- Bahwa Tergugat III ikut menandatangai Berita Acara Penyerahan

Barang Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009

adalah untuk secara administrasi pelaksanaan proses eksekusi terhadap

Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atas perkara

Pidana Nomor :481/PID.B/2006.PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 Jo.

Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 12

Pebruari 2007 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 2642K/PID/2006

tanggal 12 Pebruari 2007 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 39

PK/PID.SUS/2007 tanggal 16 Juni 2008;

- Bahwa kedudukan Tergugat II adalah sebagai Jaksa yang berdasarkan

Ketentuan Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 Jo.

Pasal 54 ayat (1) Undang-undang 48 Tahun 2009 tentang Kekuatan

Kehakiman Mengatur bahwa : “Pelaksanaan putusan pengadilan dalam

perkara pidana dilakukan Jaksa” ;

- Bahwa oleh karena terhadap perkara pidana tersebut diatas telah

merubah kekuatan hukum tetap kemudian ditindak lanjuti Oleh Kepala

Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (ic. Tergugat II) dengan diterbitkan

surat perintah pelaksanaan putusan pengadilan No : Print-

223/N.2/Fuh.1/08/2009, tanggal 25 Agustus 2009 yang selanjutnya

dilaksanakan dengan pembuatan Berita Acara Penyerahan Barang

Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009 dari

Tergugat II kepada Tergugat III ;

- Bahwa kedudukan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (ic.

Tergugat III) adalah merupakan perpanjangan tangan dari Gubernur

Sumatera Utara selaku SKPD (Satuan Kerja Perangkat Desa) ;

- Bahwa jelas dan nyata perbuatan Tergugat III ikut menandatangani

Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan dan menerima penyerahan

yang dilakukan Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009 adalah telah

sesuai dengan prosedur hukum dan sama sekali tidak bertentangan

dengan hukum ;

- Bahwa oleh karena perbuatan Tergugat III tidak bertentangan dengan

hukum sehingga tuntutan dalam provisi Penggugat untuk menghukum

Page 43: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 43 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Tergugat III untuk tidak menghalang-halangi Penggugat mengelola dan

membudidayakan perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat

dan begitu juga di dalam tuntutan petitum Penggugat untuk membayar

ganti rugi baik materil maupun immateril serta membayar uang paksa

secara tanggung rentang tidak berdasar dan tidak beralasan sema

sekali;

- Bahwa dalil-dalil yang dikemukakan oleh Tergugat III tersebut di atas

kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Perkara A quo

berkenan memberi Putusan untuk menolak seluruh gugatan Penggugat,

dengan amar putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

- Menerima Eksepsi Tergugat III untuk seluruhnya ;

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet onvantkelijke

verklaard)

DALAM PROVISI ;

- Menolak gugatan Provisi Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA

- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul

dalam perkara ini ; Membaca putusan sela Pengadilan negeri Padangsidimpuan tanggal 31

Mei 2016 Nomr 46/Pdt.G/23015/PN.Psp atas eksepsi Tergugat I yang amar

selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menolak Eksepsi dari tergugat I,

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan berwenang memeriksa

dan mengadili perkara ini ;

3. Memerintahkan untuk melanjutkan pemeriksaan dalam perkara ini ;

4. Menangguhkan penghitungan dan pembebanan biaya perkara sampai

putusan akhir ;

Membaca putusan Provisi Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal

18 Agustus 2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp atas tuntutan Provisi

Penggugat yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan Provisi Penggugat/Pemohon Provisi tersebut ;

Page 44: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 44 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

2. Menyatakan dan menetapkan sebelum perkara ini memperoleh putusan

yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan

Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015

tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur

Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan

Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-

Set.Jen/RHD/2015, tanggal 25 Juni, yang ditujukan kepada Ketua

Umum GAPKI yang berkaitan dengan pengelolaan dan pembudidayaan

perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak

tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak pemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam status quo ;

3. Menyatakan dan menetapkan Penggugat berhak untuk meneruskan

pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil

dari kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak

manapun juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan

Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah

adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak

melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan

Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada

Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan

perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara

penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya

serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;

4. Menyatakan surat Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No.

S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan

kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHD/2015, tanggal 25 Juni, yang ditujukan

kepada Ketua Umum GAPKI, tidak sah dan tidak memiliki kekuatan

hukum mengikat (buiten effct), karena melanggar konstitusi sebagaimana

dimuat dalam pembukaan UUD-1945 tentang tujuan dibentuknya NKRI

adalah untuk melindungi segenap bangsa ;

5. Memerintahakan Tergugat I, II dan III serta Turut Tergugat untuk tidak

menghalangi Penggugat mengelola dan membudidayakan Perkebunan

Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional

Page 45: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 45 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

masyarakat adat secara turun menurun dan hak kepemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;

6. Menyatakan Putusan Provisi berlaku sejak dibacakan atau setidak-

tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi

ini bila Tergugat I, II, III lalai atau tidak melaksanakannya secara sukarela,

maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara

serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan

menguasai perkebunan kelapa sawit (PKS) dimaksud sehingga tidak

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat II atau dari pihak manapun

juga, serta menjual hasil pengelolaannya serta menerima hasil

penjualannya sebagai pihak yang berhak ;

7. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ;

Membaca putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal 22

September 2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp atas gugatan Penggugat yang

amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut ;

DALAM EKSEPSI :

- Menolak Eksepsi Tergugat I dan Tergugat III untuk seluruhnya ;

DALAM PROVISI :

1. Mengabulkan permohonan Provisi Penggugat/Pemohon Provisi tersebut ;

2. Menyatakan dan menetapkan sebelum perkara ini memperoleh putusan

yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan

Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015

tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur

Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan

Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-

Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni, yang ditujukan kepada Ketua

Umum GAPKI yang berkaitan dengan pengelolaan dan pembudidayaan

perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak

tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak pemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam status quo ;

3. Menyatakan dan menetapkan Penggugat berhak untuk meneruskan

pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil

dari kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak

manapun juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan

Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah

Page 46: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 46 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak

melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan

Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada

Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan

perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara

penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya

serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;

4. Menyatakan surat Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No.

S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan

kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni, yang

ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI, tidak sah dan tidak memiliki

kekuatan hukum mengikat (buiten effct), karena melanggar konstitusi

sebagaimana dimuat dalam pembukaan UUD-1945 tentang tujuan

dibentuknya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa ;

5. Memerintahkan Tergugat I, II dan III serta Turut Tergugat untuk tidak

menghalangi Penggugat mengelola dan membudidayakan Perkebunan

Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional

masyarakat adat secara turun menurun dan hak kepemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;

6. Menyatakan Putusan Provisi berlaku sejak dibacakan atau setidak-

tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi

ini bila Tergugat I, II, III lalai atau tidak melaksanakannya secara sukarela,

maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara

serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan

menguasai perkebunan kelapa sawit (PKS) dimaksud sehingga tidak

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat II atau dari pihak manapun

juga, serta menjual hasil pengelolaannya serta menerima hasil

penjualannya sebagai pihak yang berhak ;

7. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian ;

2. Menyatakan Perbuatan Para Tergugat merupakan perbuatan melawan

hukum (Onrechtmatige Daad) ;

Page 47: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 47 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

3. Menyatakan sah dan berharga putusan provisi yang telah diputus dalam

putusan provisi yaitu tentang :

a. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh

putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, surat yang

dikeluarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.

No.S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas

Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,

kepada Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni

2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan

dengan pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit

yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat

adat secara turun temurun dan hak kepemilikan berdasarkan

Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam status quo ;

b. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.

No.S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian

Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas

Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,

kepada Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015,

yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sebagai tidak sah dan

tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) ;

c. Kehabsahan hak Penggugat untuk meneruskan pengelolaan

perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari

kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari

pihak manapun juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak

dibacakan Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14

hari setelah adanya pembacaan putusan provisi ini bila Tergugat I

tidak melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan

berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta

kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan

menguasai lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil

pengelolaannya serta menerima hasil penjualan sebagai pihak yang

berhak ;

Page 48: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 48 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

4. Menyatakan Gouvernement Besluit (G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang

tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar dalam staatsblad Hindia

Belanda tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk penetapan

kawasan hutan di Padang Lawas karena tidak ada informasi koordinat

geographis dan data spasial (peta lokasi) ;

5. Menyatakan Penggugat mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di areal

Padang Lawas berdasarkan hak-hak tradisionil yang turun temurun

seluruhnya 23.000 ha, yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat

Hak Milik yang diakui oleh Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA

Tahun 1960 adalah sah menurut hukum ;

6. Menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi

yang disebutkan dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana

No.2642K/PID/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 jo Putusan

No.39PK/PID.SUS/2007, Tanggal 16 Juni 2008 yaitu di 5 (lima) desa di

Kecamatan Barumun Tengah ;

7. Menyatakan bahwa amar putusan Pidana nomor 481/PID.B/2006/ PN.JKT.

PST tanggal 28 Juni 2006 jo Putusan PT. DKI Jakarta No.

194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 Jo Putusan MA. RI Nomor

2642K/PID/2006 tanggal 12 Pebruari 2007 Jo Putusan No. 39

PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008 yang bunyinya “merampas barang

bukti” berupa Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang Lawas

seluas ± 23.000 ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan

PT.Torganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dan

Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas ±

24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan PT.Torus Ganda

beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dirampas untuk Negara,

adalah amar putusan yang tidak sah serta tidak dapat di eksekusi (non

executable)

8. Menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas

seluas ± 23.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah

hak yang sah dari Penggugat ;

9. Menyatakan Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat II tanggal

26 Agustus 2009 yang diserahkan kepada Tergugat III tidak sah dan tidak

berharga karena bertentangan dengan hukum ;

10. Menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan

membudidayakan Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya

Page 49: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 49 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

termasuk untuk menjual hasil perkebunan dan menerima hasil

penjualannya sesuai dengan putusan Peninjauan Kembali Peradilan TUN

No.06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat (2) UU Nomor

51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986

tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986

tentang Peradilan TUN ;

11. Menyatakan tidak sah, dan tidak berharga Berita Acara Eksekusi

tanggal 26 Agustus 2009 yang dibuat Tergugat II dan Tergugat III ;

12. Menghukum Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat untuk tidak menghalangi

Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan Perkebunan Kelapa

Sawit yang dikelola oleh Penggugat berdasarkan hak tradisionil

masyarakat adat secara turun menurun dan hak kepemilikan

berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;

13. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat

secara tanggung renteng untuk membayar segala ongkos yang timbul

dalam perkara ini sejumlah Rp.2.571.000,- (dua juta lima ratus tujuh puluh

satu ribu rupiah) ;

DALAM REKONVENSI :

- Menolak gugatan Penggugat Dalam Rekonvensi/ Tergugat I Dalam

Konpensi untuk seluruhnya ;

Membaca relas pemberitahuan isi putusan Provisi tanggal 18 Agustus

2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp kepada Tergugat I yang dibuat oleh

Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri/Niaga/HAM Jakarta Pusat tanggal

7 September 2016, kepada Tergugat II yang dibuat oleh Jurusita Pengganti

Pengadilan Negeri Medan tanggal 14 September 2016, kepada Turut tergugat I

yang dibuat oleh Jurusita Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal 24

Agustus 2016 ;

Membaca relas pemberitahuan isi putusan tanggal 22 September 2016

Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp kepada Tergugat II yang dibuat oleh Jurusita

Pengghanti pada Pengadilan Negeri Medan tanggal 17 Nopember 2016,

kepada Turut Tergugat yang dibuat oleh Jurusita pada Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan tanggal 8 Nopember 2016;

Page 50: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 50 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Membaca akta pernyatan permohonan banding yang dibuat oleh

Panitera Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang menyatakan bahwa pada

tanggal 30 Agustus 2016 Tergugat III/Pembanding I telah mengajukan

permohonan agar Putusan Dalam Provisi oleh Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan tanggal 18 Agustus 2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp

untuk diperiksa dan diputus dalam pengadilan tingkat banding, dan pernyataan

banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Tergugat

I/Pembanding I pada tanggal 4 Oktober 2016, kepada Tergugat II/Turut

Terbanding I pada tanggal 17 Nopember 2016, kepada Turut tergugat/Turut

Terbanding II pada tanggal 27 Oktober 2016,kepada Penggugat/Terbanding

pada tanggal 9 Januari 2017 ;

Membaca akta pernyatan permohonan banding yang dibuat oleh

Panitera Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang menyatakan bahwa pada

tanggal 4 Oktober 2016 Tergugat I/Pembanding I telah mengajukan

permohonan agar Perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan tanggal 22 September 2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp

untuk diperiksa dan diputus dalam pengadilan tingkat banding, dan pernyataan

banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Tergugat

II/Turut terbanding I pada tanggal 17 Nopember 2016, kepada Tergugat

III/Pembanding II pada tanggal 17 Nopember 2016, kepada Turut

Tergugat/Turut Terbanding II pada tanggal 8 Nopember 2016, kepada

Penggugat/Terbanding pada tanggal 9 Januari 2017;

Membaca surat memori banding yang diajukan oleh Tergugat I/

Pembanding I tanggal 21 Desember 2016 dan surat memori banding tersebut

telah diberitahukan dengan cara seksama, kepadaTergugat II/Turut Terbanding

I pada tanggal 06 Januari 2017, kepada Tergugat III/Pembanding II pada

tanggal 06 Januari 2017, kepada pihak Turut Tergugat/Turut Terbanding II

pada tanggal 22 Desember 2016, dan kepada Penggugat/Terbanding pada

tanggal 9 Januari 2017 yang pada pokoknya mengemukakan hal-halsebagai

berikut:

1. Terhadap amar putusan yang menyatakan menolak Eksepsi Tergugat

I dan tergugat III untuk seluruhnya Pembanding/Tergugat I tanggapi

sebagai berikut :

Page 51: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 51 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

a. Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak Berwenang untuk

Memeriksa dan Mengadili Perkara a quo (kompetensi absolut)

Terhadap putusan sela Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

Nomor: 46/Pdt.G/2015/PN.Psp tanggal 19 April 2016 yang

menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo sehingga

menolak eksepsi kompetensi absolut yang diajukan oleh

Pembanding/Tergugat I, yang merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan dengan putusan yang dimohon banding a quo,

Pembanding menyatakan keberatan karena putusan tersebut

tidak berdasar hukum dengan alasan :

a. Berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan, diatur :

1) Pasal 1 angka 1 :

“Administrasi pemerintahan adalah tata laksana dalam

pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan

dan/atau pejabat pemerintahan.”

2) Pasal 1 angka 7 :

“ Keputusan administrasi pemerintahan yang juga disebut

Keputusan Tata Usaha Negara adalah ketetapan tertulis

yang dikeluarkan oleh badan dan/atau pejabat

pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan”.

3) Pasal 1 angka 3 :

“ Badan dan/atau pejabat pemerintahan adalah unsur yang

melaksanakan fungsi pemerintahan, baik di lingkungan

pemerintah maupun penyelenggara negara lainnya”

b. Berdasarkan ketentuan tersebut huruf d di atas :

1) Bahwa Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(Pembanding) merupakan pejabat pemerintahan.

2) Bahwa Surat Pembanding Nomor. S.174/MenLHK-II/2015

tanggal 21 April 2015 dan Nomor: S. 13/MenLhk-

Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015 merupakan

tindakan pengambilan keputusan terkait penyelenggaraan

Page 52: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 52 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

pemerintahan bidang kehutanan yang dituangkan dalam

bentuk ketetapan tertulis.

3) Dengan demikian 2 (dua) surat Pembanding tersebut

angka 2) di atas merupakan Keputusan Tata Usaha

Negara.

c. Berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang

Nomor: 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor: 9 Tahun

2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara diatur bahwa:

“seseorang atau badan hukum perdata yang merasa

kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha

Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada

Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan

Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal

atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi

dan/atau rehabilitasi”.

d. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang

Nomor: 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-

undang Nomor: 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara diatur bahwa: “Keputusan Tata Usaha Negara adalah

suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau

Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata

Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang

menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan

hukum perdata.”

e. Bahwa Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor: S.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal

Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan

Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan

kepada KPKS Bukit Harapan, PT. Torganda, Koperasi

Parsadaan Masyarakat Ujung Batu (Parsub) serta PT. Torus

Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor: S. 13/MenLhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni

Page 53: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 53 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

2015 perihal Pemberitahuan Putusan MA Nomor: 2642

K/Pid/2006 tentang Register 40 Padang Lawas merupakan

keputusan Tata Usaha Negara karena merupakan penetapan

tertulis yang dikeluarkan oleh Pejabat tata Usaha Negara

dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(Pembanding/Tergugat I), yang bersifat konkret, individual dan final yaitu:

- Konkret karena :

Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:

S.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21 April 2015 berisi

perintah agar Gubernur Sumatera Utara dan Bupati

Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan

menghentikan pelayanan kepada Koperasi Perkebunan

Kelapa Sawit Bukit Harapan .

Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:

S. 13/MenLhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015

berisi permintaan kepada Ketua Umum GAPKI agar

memerintahkan anggotanya tidak melakukan transaksi

dengan Terbanding/Penggugat

- Individual karena :

Subjek hukum Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: S.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21

April 2015 ditujukan kepada pihak tertentu dhi. Gubernur

Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan

Bupati Tapanuli Selatan.

Subjek Hukum Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: S. 13/MenLhk-Set.Jen/RHS/2015

ditujukan kepada pihak tertentu dhi. Ketua Umum

GAPKI.

- Final karena:

Dengan adanya Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: S.174/MenLHK-II/2015, Terbanding/

Page 54: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 54 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Penggugat tidak memperoleh pelayanan dari Pemerintah

Daerah.

Dengan adanya Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: S.13/MenLhk-Set.Jen/RHS/2015,

Terbanding/Penggugat tidak lagi dapat melakukan

transaksi dengan anggota GAPKI.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, karena objek gugatan

Terbanding a quo adalah Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: S.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21 April 2015

dan Nomor: S. 13/MenLhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni

2015, yang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara

sebagaimana didalilkan sendiri oleh Terbanding menimbulkan

kerugian pada diri Terbanding, maka kewenangan untuk

memeriksa dan mengadili perkara a quo ada pada Pengadilan

Tata Usaha Negara, sehingga putusan sela Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan Nomor: 46/Pdt.G/2015/PN.Psp tanggal 19 April

2016 dan Putusan yang dimohonkan banding a quo yang menolak

eksepsi kompetensi absolut yang diajukan oleh

Pembanding/Tergugat I adalah tidak berdasar hukum sehingga

harus dibatalkan. Selanjutnya Pembanding mohon kepada Judex

Facti Pengadilan Tinggi Medan untuk mengadili sendiri dengan

menyatakan menerima eksepsi Pembanding dan menyatakan

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang mengadili

perkara a quo, serta menyatakan gugatan tidak diterima.

b. Penggugat Tidak mempunyai Kepentingan Hukum

Terhadap putusan a quo yang menolak eksepsi yang diajukan

Pembanding mengenai Penggugat tidak mempunyai kepentingan

hukum adalah putusan yang tidak benar dan menyesatkan

dengan alasan :

(1). Azas dasar dalam hukum acara Perdata adalah azas point

d’interet point d’action, yang berarti bahwa barangsiapa

yang mempunyai kepentingan dapat mengajukan gugatan.

Page 55: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 55 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

(2). Dalam perkara a quo, Penggugat mendalilkan mengenai

putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor:

481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 jo

Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor:

194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo Putusan

Mahkamah Agung Nomor: 2642 K/Pid/2006 tanggal 12

Februari 2007 jo Putusan Mahkamah Nomor: 39

PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008.

(3). Bahwa dalam putusan tersebut angka (2) di atas, yang

telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde),

Darianus Lunguk Sitorus dinyatakan secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

mengerjakan dan menduduki kawasan hutan secara tidak

sah yang dilakukan secara bersama-sama dan dalam

bentuk sebagai perbuatan berlanjut.

(4). Selanjutnya dalam putusan tersebut dinyatakan barang

bukti yang disita berupa :

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang

Lawas seluas ± 23.000 hektar yang dikuasai oleh

KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta

seluruh bangunan yang ada di atasnya ;

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang

lawas seluas ± 24.000 hektar yang dikuasai oleh

Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda beserta seluruh

bangunan yang ada di atasnya

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen

Kehutanan.

(5). Bahwa terhadap perkebunan sebagaimana angka (4) di

atas, telah dilakukan eksekusi oleh Kejaksaan Tinggi

Medan sesuai Berita Acara tanggal 26 Agustus 2009,

sehingga secara hukum penguasaannya beralih kepada

negara dan oleh karenanya Terbanding tidak berhak atas

perkebunan kelapa sawit seluas ± 23.000 hektar tersebut.

Page 56: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 56 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

(6). Bahwa meskipun sudah ada putusan yang berkekuatan

hukum tetap (inkracht van gewijsde), yang jelas

menyatakan bahwa perkebunan kelapa sawit di kawasan

hutan Padang Lawas seluas ± 23.000 hektar yang

dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dirampas untuk

Negara, Terbanding secara melawan hukum masih

menguasai objek perkara dimaksud dan memanen

hasilnya, yang seharusnya di rampas dan dikelola oleh

Negara serta hasilnya masuk ke kas Negara.

Dengan demikian, maka Terbanding tidak mempunyai

kepentingan hukum untuk mengajukan gugatan a quo, sehingga

pertimbangan hukum Judex Facti tersebut tidak berdasar dan

menyesatkan dan oleh karenanya cukup alasan bagi Judex Facti

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili

permohonan banding a quo untuk menerima eksepsi Pembanding

dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

yang dimohonkan a quo serta menyatakan gugatan tidak dapat

diterima.

2. Pertimbangan hukum Judex Facti halaman 94 yang menyatakan

terdapat fakta hukum bahwa surat Keputusan Gubernur Jenderal

Hindia Belanda Nomor: 50 yang dikeluarkan di Batavia tanggal 25

Juni 1924 telah dirubah dan ditambah dengan bahasa Indonesia dan

direkayasa adalah dalil yang tidak berdasar, dengan alasan:

a. Bahwa surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda

Nomor: 50 yang dikeluarkan di Batavia tanggal 25 Juni 1924 atau

yang di kenal dengan Gouvernement Besluit (G.B) Nomor: 50

tersebut telah diambil dari salinan asli yang ada di National

Archief Den Haaq, diterjemahkan oleh penterjemah resmi yang

terdaftar sebagai penerjemah tersumpah untuk Bahasa Indonesia

di wiilayah hukum s-Gravenhage dengan Nomor terjemahan Nr:

2005-475 ;

b. Bahwa terjemahan Gouvernement Besluit (G.B) Nomor: 50

tersebut telah disahkan oleh Pejabat Kementerian Luar Negeri

Page 57: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 57 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Belanda di Den Haag (Nw. I. M. Wissenburgh) dan diketahui oleh

Kedutaan Besar Indonesia di Belanda.

c. Bahwa dokumen GB Nomor: 50 tersebut sudah diterima sebagai

bukti yang sah dalam perkara Pidana Nomor:

481/PID.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 atas nama

Terpidana DL. Sitorus dan sudah mempunyai kekuatan hukum

tetap berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2642

K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 (vide bukti T.I-9).

Dengan demikian pertimbangan hukum Judex Facti yang menguji

kembali bukti berupa Gouvernement Besluit (G.B) Nomor:50 tidak

relevan.

3. Pertimbangan Judex Facti halaman 88 s/d 92 yang intinya

menyatakan bahwa “Hak tradisional yang turun temurun dalam sistem

hukum atau dalam hukum adat atau Masyarakat adat secara hukum

nasional masih diakui dan wajib dilindungi”, dengan pertimbangan

keterangan Saksi Pangoloan Harahap yang menerangkan “dari dulu

sudah banyak kehidupan masyarakat Adat di Kecamatan Barumun

Tengah dan Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan

masih ada sampai sekarang dan masih diakui oleh pemerintah

daerah, setahu saksi sebelum tahun 1981 sampai dengan sekarang,

berdasarkan dapat Pembanding tanggapi sebagai berikut:

1). Berdasarkan Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945

diatur “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam

undang-undang”.

Pasal 28I ayat (3) UUD 1945 :

“Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati

selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban”.

2). Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, diatur bahwa

“Pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari

Page 58: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 58 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya

masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan

kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas

persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan

undang-undang dan peraturan- peraturan lain yang lebih tinggi.”

3). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor: 5 Tahun 1999 tanggal 24 Juni

1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat

Masyarakat Hukum Adat yang merupakan pelaksanaan dari

Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria diatur sebagai berikut:

a. Pasal 2 :

(1). Pelaksanaan hak ulayat sepanjang pada kenyataannya

masih ada dilakukan oleh masyarakat hukum adat yang

bersangkutan menurut ketentuan hukum adat setempat.

(2). Hak ulayat masyarakat hukum adat dianggap masih ada

apabila:

a. terdapat sekelompok orang ......dst;

b. terdapat tanah ulayat tertentu.........dst

c. terdapat tatanan hukum adat .......dst.

b. Pasal 5 :

(1) Penelitian dan penentuan masih adanya hak ulayat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh

Pemerintah Daerah dengan mengikutsertakan para

pakar hukum adat, masyarakat hukum adat yang ada

di daerah yang bersangkutan, Lembaga Swadaya

Masyarakat dan instansi-instansi yang mengelola

sumber daya alam.

(2) Keberadaan tanah ulayat masyarakat hukum adat yang

masih ada sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dinyatakan dalam peta dasar pendaftaran tanah dengan membubuhkan suatu tanda kartografi, dan

Page 59: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 59 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

apabila memungkinkan, menggambarkan batas-batasnya

serta mencatatnya dalam daftar tanah.”

c. Pasal 6 :

“Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal 5 diatur

dengan Peraturan Daerah yang bersangkutan.”

4). Berdasarkan ketentuan Pasal 67 Undang-Undang No. 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan diatur sebagai berikut:

(1). Masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya

masih ada dan diakui keberadaannya berhak:

1) melakukan pemungutan hasil hutan untuk

pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat

adat yang bersangkutan;

2) melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan

hukum adat yang berlaku dan tidak bertentangan

dengan undang-undang; dan

3) mendapatkan pemberdayaan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraannya.

(2). Pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat

hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.”

Penjelasan Pasal 67 ayat (2):

“Peraturan daerah disusun dengan mempertimbangkan

hasil penelitian para pakar hukum adat, aspirasi

masyarakat setempat, dan tokoh masyarakat adat yang

ada di daerah yang bersangkutan, serta instansi atau

pihak lain yang terkait”.

5). Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-

X/2012 tanggal 16 Mei 2013, ketentuan Pasal 67 Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 1999 dinyatakan tetap berlaku sah

dengan pertimbangan hukum pada halaman 184 alinea 2 bahwa

pengaturan masyarakat hukum adat yang ditetapkan oleh

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah dapat dibenarkan

sepanjang peraturan tersebut menjadi kepastian hukum yang

Page 60: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 60 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

berkeadilan. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka

Mahkamah Konstitusi dalam putusannya menolak permohonan

pembatalan ketentuan Pasal 67 ayat (1), (2), dan (3) Undang-

Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

6). Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 52 Tahun

2014 Tentang Pedoman Pengakuan Dan Perlindungan

Masyarakat Hukum Adat, yang merupakan pelaksanaan dari

Undang-Undang Nomor: 6 Tahun 2014 tentang Desa, diatur

bahwa “Bupati/walikota melakukan penetapan pengakuan dan

perlindungan masyarakat hukum adat berdasarkan rekomendasi

Panitia Masyarakat Hukum Adat dengan Keputusan Kepala

Daerah”. (Pasal 6 ayat (2)).

Dengan demikian untuk dapat diakui sebagai masyarakat

hukum adat harus memenuhi kreteria sebagaimana dimaksud di

atas dan pengukuhan pengakuaanya harus didasarkan pada

peraturan daerah atau keputusan kepala daerah.

Faktanya, pemenuhan kriteria sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan tentang pengakuan masyarakat hukum adat

yang digunakan sebagai pertimbangan hukum Judex Facti belum

pernah dibuktikan keberadaannya di persidangan, sehingga

pertimbangan hukum Judex Facti tidak berdasar hukum dan

mengada-ada.

Quod non Judex Facti mempertimbangkan bahwa terdapat

masyarakat adat yang diakui keberadaannya, tetapi berdasarkan

keterangan saksi dan bukti T-1.13 sudah terdapat penyerahan tanah

dari masyarakat adat kepada pemerintah (pago-pago), sehingga

hubungan hukum antara tanah dengan masyarakat adat tersebut

sudah terputus. Selanjutnya tanah tersebut dikuasai oleh negara

dan tunduk pada undang-undang kehutanan.

Dengan demikian pertimbangan hukum Judex Facti tersebut diatas

keliru sehingga putusan tersebut menjadi cacat hukum dan harus

dibatalkan.

Page 61: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 61 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Judex Facti telah keliru

dalam pertimbangan hukumnya, sehingga putusan Pengadilan

Negeri Padangsidempuan yang dimohonkan banding a quo tidak

berdasar hukum dan harus dibatalkan.

4. Terhadap pertimbangan hukum Judex Facti terkait pengukuhan

kawasan hutan Register 40 Padang Lawas, Pembanding sampaikan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (2) Peraturan Pemerintah

No. 21 Tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan

Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH), ditentukan bahwa luas

areal hutan yang diberikan sebagai areal kerja kepada

Pemegang Hak sebagaimana dilukiskan pada peta lampiran

surat keputusan Hak Pengusahaan Hutan yang dikeluarkan

Menteri Pertanian sekaligus merupakan penetapan kawasan

hutan.

b. Bahwa objek perkara a quo pernah diberikan Izin Hak

Pengusahaan Hutan kepada PT. Barakaz Lumber Industries

seluas 60.000 Ha dengan Keputusan Menteri Pertanian No.

519/Kpts/Um/11/70 tanggal 22 November 1970 (vide tambahan

bukti P/T.I-20) dan kepada PT. Goodwin Indonesia seluas

35.000 Ha dengan Keputusan Menteri Pertanian No.

299/Kpts/Um/6/1973 tanggal 21 Juni 1973 (vide tambahan bukti

P/T.I-18 dan P/T.I-19).

c. Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi RI No. 45/PUU-

IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 dalam pertimbangan

hukumnya pada angka 3.14 menyatakan :

“Menimbang bahwa adapun mengenai ketentuan peralihan dari

UU Kehutanan, khususnya Pasal 81 yang menyatakan,

“Kawasan hutan yang telah ditunjuk dan atau ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

sebelum berlakunya undang-undang ini dinyatakan tetap berlaku

berdasarkan undang-undang ini”, menurut Mahkamah, meskipun

Pasal 1 angka 3 dan Pasal 81 Undang-Undang a quo

Page 62: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 62 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

mempergunakan frasa “ditunjuk dan atau ditetapkan”, namun

berlakunya untuk yang “ditunjuk dan atau ditetapkan” dalam

Pasal 81 Undang-Undang a quo tetap sah dan mengikat” .

Berdasarkan hal tersebut, maka ketentuan Pasal 81 Undang-

Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2004, yang

mengatur bahwa kawasan hutan yang telah ditunjuk dan atau

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku sebelum berlakunya undang-undang ini dinyatakan tetap

berlaku, tetap mempunyai kekuatan hukum sah dan mengikat.

Atau dengan kata lain semua keputusan Menteri Kehutanan

tentang penunjukan kawasan hutan yang sudah ada

sebelum putusan Mahkamah Konstitusi dan Undang-

Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, tetap sah

secara hukum.

d. Bahwa sebagai bentuk penyesuaian terhadap Putusan

Mahkamah Konstitusi No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari

2012, maka Pembanding menerbitkan Surat Edaran No.

SE.3/Menhut-II/2012 tanggal 3 Mei 2012 kepada Gubernur di

seluruh Indonesia, Bupati/ Walikota di seluruh Indonesia dan

Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/Kota yang membidangi

Kehutanan, yang antara lain menyampaikan :

1) Keputusan Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi maupun

parsial yang telah diterbitkan Menteri Kehutanan serta segala

perbuatan hukum yang timbul dari berlakunya Undang-

undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor

19 Tahun 2004 tetap sah dan mempunyai kekuatan hukum

mengikat.

2) Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan kawasan

hutan baik provinsi maupun parsial yang diterbitkan Menteri

Kehutanan setelah Putusan Mahkamah Konstitusi tetap sah

dan dimaknai sebagai penetapan awal dalam proses

Page 63: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 63 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

pengukuhan kawasan hutan sebagaimana Pasal 15 ayat (1)

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor

19 Tahun 2004.

Berdasarkan hal tersebut huruf b dan c diatas, maka Surat

Keputusan Menteri Pertanian No. 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal

27 Desember 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan Di Wilayah

Provinsi Dati I Sumatera Utara Seluas 3.780.132,02 Ha sebagai

Kawasan Hutan, tetap berlaku sah dan mengikat sebagai

penetapan kawasan hutan, maka pertimbangan hukum Judex

Facti tingkat pertama tidak berdasar hukum sehingga putusan a

quo cacat hukum dan harus dibatalkan.

5. Terhadap pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan halaman 101 yang menyatakan Perbuatan

Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige

Daad) adalah pertimbangan yang keliru, dengan alasan :

1). Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dinyatakan bahwa:

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

2). Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan mengatur bahwa semua hutan di dalam

wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat.

3). Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan diatur bahwa penguasaan hutan oleh

Negara sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) memberi

wewenang kepada Pemerintah untuk:

(1). Mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan

dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;

Page 64: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 64 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

(2). Menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan

hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan

hutan; dan

(3). Mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum

antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-

perbuatan hukum mengenai kehutanan.

4). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982, telah

ditunjuk Areal Seluas 3.780.132,02 Ha Sebagai Kawasan

Hutan Di Wilayah Provinsi Dati I Sumatera Utara.

5). Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2642

K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 dinyatakan barang bukti

yang disita berupa :

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas

seluas ± 23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit

Harapan dan PT. Torganda beserta seluruh bangunan yang

ada di atasnya ;

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang lawas

seluas ± 24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub

dan PT. Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada di

atasnya

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen Kehutanan.

6). Berdasarkan point 1) s/d 5) di atas, Pembanding menerbitkan

Surat Nomor: S.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21 April 2015 dan

Surat Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni

2015.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tidak terdapat perbuatan

melawan hukum pada diri Pembanding sehingga pertimbangan

Majelis Hakim yang menyatakan bahwa perbuatan Pembanding

merupakan perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad)

adalah pertimbangan yang keliru, sehingga harus dibatalkan.

Page 65: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 65 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

6. Bahwa Judex Facti tidak memberikan pertimbangan yang cukup

dalam memutus perkara a quo dalam putusannya (onvoldoende

gemotiveerd), dengan alasan :

a. Telah menjadi fakta hukum bahwa Pembanding/Tergugat I

mengajukan bukti surat yaitu :

1) Gouvernment Besluit (GB) Nomor: 50/1924 tanggal 25 Juni

1924 (vide bukti T.I-1).

2) Berita Acara penyerahan tanah Kawasan Hutan Padang

Lawas dari masyarakat kepada Gubernur (Pago-Pago)

(videbukti T.I-13):

-tertanggal 20 Mei 1981 seluas 12.000 Ha;

- tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000 Ha;

- tertanggal 6 Juni 1981 seluas 8.000 Ha;

3) Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 923/Kpts/Um/12/1982

tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal hutan di

wilayah Propinsi Dati I Sumatera Utara Seluas 3.780.132,02

Ha sebagai Kawasan Hutan (vide bukti T.I-5);

4) Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor: 7 Tahun

2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah

Tingkat I Sumatera Utara tahun 2003 – 2018 (vide bukti T.I-6);

5) Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor: 14

Tahun 1998 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan;

6) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 44/Menhut-II/2005

menunjuk kembali kawasan hutan di wilayah Propinsi

Sumatera Utara seluas± 3.742.120 ha yang mencabut

Keputusan Menteri Kehutanan No. 923/Kpts/Um/12/1982

tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal hutan di

wilayah PropinsiDati I Sumatera Utara Seluas 3.780.132,02

Ha sebagai Kawasan Hutan (vide bukti T.I-7);

7) Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum

tetap (inkracht van gewijsde) Nomor: 2642 K/Pid/2006

tanggal 12 Februari 2007 (vide bukti T.I-9);

Page 66: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 66 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

8) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 579/Menhut-

II/2014 tentang Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Utara (vide

bukti T.I-8).

b. Faktanya, Judex Facti dalam Putusan yang dimohonkan banding

a quo tidak mempertimbangkan atau tidak memberikan

pertimbangan terkait bukti-bukti tersebut huruf a di atas, padahal

bukti-bukti tersebut sangat penting dan menentukan.

Dari seluruh uraian tersebut di atas maka tidak terdapat perbuatan

melawan hukum dari Pembanding, sehingga Putusan Pengadilan

Negeri Padangsidimpuan tersebut tidak berdasar dan oleh karenanya

harus dibatalkan.

Dengan tidak dipertimbangkannya bukti Pembanding yang

menentukan, maka Judex Facti telah memberikan pertimbangan

hukum yang tidak lengkap (onvoldoende gemotiveerd), sehingga

putusan Pengadilan Negeri Padangsidempuan yang dimohonkan

banding a quo cacat hukum dan harus dibatalkan.

Berdasarkan uraian pada memori banding tersebut di atas, dengan ini

Pembanding mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan

yang memeriksa perkara banding ini untuk memutus sebagai berikut:

1. Menerima memori banding dari Pembanding/Pemohon/Tergugat.

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No.

46/Pdt.G/2015/PN.Psp tanggal 22 September 2016.

Mengadili sendiri:

1. Menerima eksepsi dari Pembanding;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan tidak

berwenang mengadili perkara a quo;

3. Menyatakan Terbanding tidak mempunyai kepentingan hukum;

4. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima;

5. Menolak gugatan Terbanding seluruhnya;

6. Menghukum Terbanding untuk membayar biaya perkara.

Bilamana Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex aequo et bono)

Page 67: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 67 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Membaca surat kontra memori banding yang diajukan oleh

Penggugat/Terbanding tertanggal 30 januari 2017 dan surat kontra memori

banding tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama kepada pihak

Tegugat I/Pembanding II pada tanggal 07 Pebruari 2017, kepadaTurut

tergugat/Turut terbanding I pada tanggal 08 Pebruari 2017, kepada Tergugat

II/Terbanding II pada tanggal 20 Pebruari 2017, yang pada pokoknya

menemukakan hal-halsebagaiberikut:

Adapun Tanggapan/BANTAHAN Penggugat/Terbanding terhadap dalil-dalil

PEMBANDING/Tergugat I dalam memori bandingnya pada bagian eksepsi

pada halaman 5,6,7 point 3, huruf a s/d e, adalah sebagai berikut:

1 Tentang Putusan Sela Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang

menyatakan menolak Eksepsi Tergugat I, dan Tergugat III, untuk seluruhnya (Kompetensi Relatif dan Kompetensi Absolut) adalah putusan yang sudah tepat. Bahwa Keberatan Pembanding I/Tergugat I atas putusan

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang menyatakan menolak

Eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya (kompetensi Relatif dan

Kompetensi Absolut) adalah sebagai suatu “KEKELIRUAN FATAL”

dalam memahami putusan atas eksepsi tersebut dan kedudukannya

dalam perkara a quo dengan alasan hukum sebagai berikut:

1.1 Pembanding I/Tergugat I tidak mempunyai kwalitas ataupun

kapasitas/legal standing untuk mengajukan keberatan atas nama

Tergugat III dan Turut Tergugat.

1.2 Tergugat III tidak mengajukan keberatan apapun terhadap

Putusan akhir perkara aquo.

Bahwa Tergugat III ditarik dalam perkara ini sebagai telah

melakukan Perbuatan Melawan Hukum karena menerima Barang

Rampasan dari Tergugat II sebagaimana dalam Berita Acara

tanggal 26 Agustus 2009 yang merupakan tindak lanjut dari

rangkaian Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Tergugat

I, Tergugat II, dan Tergugat III. Dalam hal ini, terhadap gugatan

Penggugat dan Putusan akhir perkara a quo, Tergugat III tidak

mengajukankeberatan apapun. Dengan demikian Tergugat III

telah dengan sadar mengakui kebenaran akan gugatan

Penggugat, menyetujui dan menerima putusan akhir perkara a

quo dan mengakui tentang Perbuatan Melawan hukum yang

Page 68: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 68 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

telah dilakukan secara bersama-sama dengan Tergugat II. Oleh

karena Tergugat III tidak mengajukan Banding maka Perbuatan

Melawan Hukumnya telah diakui Tergugat III dengan demikian

secara tidak langung Tergugat III juga mengakui Tergugat

II/Pembanding telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum

juga.

1.3 Turut Tergugat tidak mengajukan keberatan apapun baik

terhadap putusan Provisi maupun Putusan akhir perkara aquo.

Hal ini berarti Turut Tergugat telah menerima Putusan Provisi

maupun Putusan akhir perkara a quo. Sebagai Pihak yang telah

terbukti menerbitkan sertifikat-sertifikat secara sah menurut

hukum di dalam areal/wilayah 5 (lima) desa, yaitu 1) Desa

Aekraru, 2)Desa Paran Padang, 3) Desa Langkimat, 4) Desa

Janjimatogu, 5) Desa Mandasip yang membuktikan tidak adanya

Kawasan Hutan Register 40 di Padang Lawas (Vide Bukti P-3 s/d

7 dan P-8)

1.4 Objek yang menjadi perkara/sengketa dalam perkara a quo yaitu

sengketa tanah atau benda tidak bergerak adalah termasuk atau

berada diwilayah hukum PN.Padangsidimpuan. Hal ini sudah

sesuai dengan:

- Azas Forum Rei Sitae(Tempat barang sengketa)

- (Pasal 142 Ayat (5) RBg)

- Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan

Dalam Empat Lingkungan Peradilan yang dimuat dalam

Buku II Edisi Tahun 2007 yang diterbitkan/dikeluarkan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2009 halaman

50 Tentang Wewenang Relatif pada huruf f menjelaskan

"Untuk Daerah yang berlaku RBg, apabila obyek

gugatan menyangkut benda tidak bergerak, maka

gugatan diajukan ke Pengadilan yang meliputi Wilayah Hukum dimana benda tidak bergerak itu berada (Pasal 142 Ayat (5) RBg)"

- Pendapat Pakar Hukum Prof.Dr.Sudikno Mertokusumo,SH

yang dalam buku Hukum Acara Perdata Indonesia karangan

Prof.Dr.Sudikno Mertokusumo,SH halaman 40 Alinea

Page 69: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 69 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

keenam, edisi ketiga cetakkan Pertama, Penerbit Liberty,

Yogyakarta, Tahun 1988 pada pokoknya menjelaskan

" Apabila gugatan itu mengenai benda tetap

Gugatan diajukan kepada Pengadilan Negeri di tempat benda tetap itu terletak Forum rei sitae"

- Pendapat M.Yahya Harahap.,SH Mantan Hakim Agung RI

dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata

halaman 198 pada angka 5 Sub Judul Forum Rei Sitae

(Tempat barang sengketa) Penerbit Sinar Grafika Cetakkan

keempat Tahun 2006 yang pada pokoknya menjelaskan

" Makna forum Rei Sitae, gugatan diajukan kepada

Pengadilan berdasarkan patokan tempat terletak benda tidak bergerak yang menjadi objek sengketa”

Penggarisan forum ini, diatur dalam Pasal 118 Ayat (3) HIR

kalimat terakhir, yang berbunyi

" atau kalau tuntutan itu tentang barang tetap (tidak bergerak), maka tuntutan itu diajukan

kepada Ketua Pengadilan Negeri yang dalam

daerah hukumnya terletak barang itu".

Ketentuan Pasal ini sama dengan Pasal 142 Ayat (5) RBg

yang pada pokoknya menjelaskan

" Dalam gugatannya mengenai barang tetap maka

gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan

Negeri di wilayah letak barang tetap tersebut”

1.5 Keberatan dalam eksepsi tentang kompetensi absolut yang

diajukan Pembanding I/Tergugat I menyangkut hal-hal berikut:

a. Surat Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan

No.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal

Penghentian Pelayanan Oleh Gubernur Sumatera Utara dan

Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan

kepada KPKS Bukit Harapan, PT.Torganda, Koperasi

Parsadaan Masyarakat Ujung Batu (Parsub serta PT.Torus

Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No.S.13/Men.LHK-SetJen/RHS/2015, 25 Juni 2015 Perihal

Pemberitahuan Putusan MA No.2642K/Pid/2006 Tentang

Page 70: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 70 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Register 40 Padang Lawas merupakan Keputusan Tata

Usaha Negara karena merupakan Penetapan Tertulis yang

dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal ini

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pembanding

I/Tergugat I) yang bersifat kongkrit, individual dan final,

sehingga kewenangan untuk memeriksa dan mengadili

perkara a quo ada pada Pengadilan Tata Usaha Negara,

dan karenanya Pengadilan Negeri Padang Sidempuan tidak

berwenang karena:

b. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No.174/MenLHK-II/2015 tanggal 21 April 2015 dan Surat

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

No.S.13/Men.LHK-SetJen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015

Perihal Pemberitahuan Putusan MA No.2642K/Pid/2006

Tentang Register 40 Padang Lawas bersifat kongkrit,

karena menghentikan pelayanan terhadap Koperasi Parsub,

dan agar anggota GAPKI tidak melakukan transaksi dengan

Penggugat/Terbanding; individual, karena subjek hukum

surat Menteri tersebut adalah Gubernur Sumatera Utara dan

Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan

dan GAPKI; final, karena Penggugat I/Terbanding tidak

memperoleh pelayanan pemerintah daerah dan tidak lagi

dapat melakukan transaksi dengan anggota GAPKI ;

c. Bahwa seluruh argumen tersebut tidak benar karena alasan-

alasan berikut:

1. Terlepas dari dijadikannya Pasal 1 angka 1, Pasal 1

angka 3 dan Pasal 1 angka 7 UU No.30 Tahun 2014 dan

Pasal 53 ayat (1) UU No.5 Tahun 1986 sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang No.9 Tahun 2004

dan UU No.51 Tahun 2009, maka Surat-Surat Menteri

Kehutanan dan LHKa quo bukanlah suatu keputusan yang bersifat kongkrit dan individual, melainkan

bersifat umum dan abstrak, karena meskipun ditujukan

kepada Gubernur dan Bupati, tetapi mempunyai dampak

secara umum bagi pihak-pihak lain diluar alamat surat

tersebut. Jikalau-pun disebut bahwa surat-surat demikian

Page 71: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 71 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

sebagai Keputusan Pemerintahan, tetapi tidak memenuhi

syarat sebagai Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara

yang dimaksud dalam UU No.30 Tahun 2014 dan UU

Peradilan Tata Usaha Negara, melainkan keputusan

Pemerintahan yang bersifat regulasi yang disebut

beleids regel, dan dikenal sebagai peraturan perundang-undangan semu, yang bukan menjadi

kewenangan PTUN;

2. Bahwa meskipun keputusan dimaksud merupakan suatu

keputusan yang dikeluarkan oleh seorang Pejabat Tata

Usaha Negara akan tetapi dilihat dari titik singgung

antara kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) menyangkut keputusan putusan TUN a quo yang

terkait dengan hak-hak keperdataan para penggugat

tentang hak milik dan hak pengelolaan atas tanah yang

dijadikan perkebunan sawit berdasarkan hak-hak

masyarakat hukum adat yang diakui oleh hukum dan

konstitusi Indonesia telah menyebabkan bahwa

keterkaitan antara dua kepentingan keperdataan

menurut hukum perdata dan hukum tata usaha Negara

harus diukur dari sudut titik berat kepentingan yang dipertahankan yang telah menjadi sengketa yang dihadapi hakim;

3. Bahwa pokok sengketa di dalam perkara a quo adalah

menyangkut hak keperdataan berdasarkan hak

masyarakat hukum adat yang sah dan dilindungi oleh

konstitusi, merupakan kepentingan yang terbesar yang

dihadapi berkenaan dengan putusan Pidana

No.481/PID.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 jo

Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta

No.194/Pid/2006/PT.DKI, 11 Oktober 2006jo Putusan

No.2642K/PID/2006 tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan

No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008, yang

dalam salah satu diktumnya menyatakan objek sengketa

perkebunan sawit seluas 23.000 Ha yang menjadi hak

yang sah dari para penggugat dirampas untuk Negara.

Page 72: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 72 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

4. Bahwa satu putusan pidana meski telah berkekuatan

hukum tetap tidak dapat di eksekusi (atau non-

eksekutabel) apabila terdapat : (i) pertentangan antara

putusan tersebut dengan putusan-putusan lain secara

kontradiktif menyangkut objek sengketa yang dinyatakan

dirampas tersebut (ii) jikalau terdapat ketidaksesuaian

antara batas-batas objek sengketa yang dinyatakan

dirampas dengan kenyataan yang terdapat dilapangan

(iii) apabila objek sengketa itu justru menjadi hak orang

lain dari pada seorang terdakwa dalam putusan yang

menyatakan perampasan tersebut; karena kompleksitas

perkara dan adanya Putusan-Putusan Hakim yang

berkekuatan hukum tetap tentang kasus yang sama

dalam bidang TUN dan Perdata tetapi tidak saling

terhubungkan satu sama lain terutama dengan putusan

perkara pidana, menyebabkan penilaian terhadap

kepentingan hukum yang diajukan dalam perkara a aquo

dengan titik berat perbuatan melawan hukum sebagai

perselisihan pokok (bodemgeschill) sehingga perkara

sedemikian menjadi kompetensi absolut peradilan

perdata in casu Pengadilan Negeri Padangsidimpuan.

5. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan a quo

juga menimbulkan kerugian materil yang sangat besar

dengan tidak dapat dijualnya hasil perkebunan sengketa

untuk kehidupan anggota koperasi sebagai pemilik, tidak

dapat dicover oleh kompetensi peradilan TUN dengan

tuntutan ganti rugi secara terbatas yang jumlahnya

maksimal hanya Rp 5.000.000,-(limajuta rupiah).

6. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan a quo

yang ditujukan juga kepada Ketua Umum GAPKI dan

kepada Gubernur Sumatera Utara serta Bupati Padang

Lawas Utara, Bupati Padang Lawas Selatan, dan Bupati

Tapanuli Selatan, tidak dapat dipandang sebagai

Keputusan TUN yang kongkrit dan individual karena dari

sifat dan tujuan surat tersebut dapat terlihat secara jelas

dia berlaku secara umum dan menuntut kepatuhan

Page 73: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 73 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

dari semua pihak yang terlibat, termasuk para anggota

GAPKI dan masyarakat pada umumnya yang ingin

membeli hasil kebun kelapa sawit milik penggugat;

7. Bahwa alasan-alasan PembandingI/Tergugat I

sebagaimana dikemukakan diatas, dengan Kontra

argumen Penggugat I/Terbanding I menunjukkan

ketentuan yang diatur pada pasal 53 ayat (1) UU No.5

Tahun 1986 jo UU No.9 Tahun 2004 tentang Peradilan

TUN jo. UU Nomor 30 Tahun 2014, tidak relevan dengan

gugatan Penggugat, dan disamping itu didalam

ketentuan Hukum Acara Perdata dikenal asas bahwa

pemeriksaan dilaksanakan dengan cepat, sederhana,

dan biaya ringan sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat

(4) UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman, sehingga seandainyapun terdapat titik

singgung dengan kewenangan pengadilan TUN –quod non– maka titik berat kepentingan hukum Penggugatlah

yang menjadi kriteria dalam melihat kompetensi absolut

yang dikemukan Pembanding/Tergugat I.

1.6 Gugatan Penggugat adalah tentang Perbuatan Melawan Hukum (“PMH”) yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan

Tergugat III serta Turut Tergugat, Penggugat tidak ada menuntut

tentang pembatalan terhadap Keputusan Pejabat Tata Usaha

Negara, dan tentang tidak sah dan tidak memiliki kekuatan

hukum mengikat (buiten efect), hal ini sesuai dengan:

- Yurisprudensi M.A.RI No.981K/Sip/1972, 31Oktober 1974 yang

pada pokoknya menjelaskan

“Perbuatan Melanggar Hukum yang dilakukan

oleh Pejabat Negara tunduk pada yurisdiksi

Pengadilan Negeri/Umum”

- YuriprudensiM.A.RI.No.339K/Sip/1973,14 November 1974

yang pada pokoknya menjelaskan

“bahwa menurut yurisprudensi onrechtmatige

overheidsdaad Pengadilan Negeri berwenang

untuk mengadilinya”

Page 74: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 74 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

- Yurisprudensi M.A.RI. No.115 K/Sip/1960 Dalam Perkara

Pemerintah Daerah Kota Padang (Kota Pradja Padang)

lawan Jap Soei Nia.dkk Pada pokoknya menjelaskan :

“Tuntutan mengenai pelaksanaan hak perdata

pribadi (subjectief privaatrecht) Pengadilan

Negeri berwenang mengadilinya, walaupun hak

itu bersumber pada pereturen yang bersifat

hukum public”: 1.7 Pendapat M.Yahya Harahap, dalam bukunya yang berjudul

Hukum Acara Perdata Tentang Guqatan, Persidangan,

Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar

Grafika Jakarta, 2005, Halaman 527, Pasal142 Ayat (5) RBg

yang menjelaskan "Dalam gugatannya mengenai barang tetap

maka gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri

diwilayah letak barang tetap tersebut";

1.8 Perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal 1365

KUHPerdata (BW)

1.9 Bahwa segala apa yang dikemukakan Pembanding I/Tergugat

I tentang kewenangan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

telah dimuat dalam Surat Jawabannya dan telah

dipertimbangkan secara cermat dan utuh oleh Majelis Hakim

perkara a quo sehingga tidak ada hal-hal yang baru yang

disampaikan Pembanding I/Tergugat I dalam Memori

Bandingnya

Dengan demikian putusan (Majelis Hakim) Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan yang menolak Eksepsi Tergugat I, dan Tergugat III, untuk seluruhnya (kompetensi Relatif dan Kompetensi Absolut) adalah putusan yang sudah tepat dengan

didasari pertimbangan hukum yang cukup, cermat dan utuh, maka

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan berwenang untuk memeriksa

dan mengadili perkara a quo

2 TENTANG PENGGUGAT TIDAK MEMPUNYAI KEPENTINGAN

HUKUM

Bahwa alasan-alasan yang dikemukan dalam memori banding

Pembanding I/Tergugat I bahwa Penggugat tidak mempunyai

kepentingan Hukum hanya karena adanya Putusan Pidana yang

Page 75: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 75 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

telah mempunyai kekuatan hukum ( in kracht van gewijsde), sama

sekali tidak benar dan bahkan menggelikan, karena kepentingan

hukum Penggugat/Terbanding sangat nyata dalam perkara a quo

yang dengan cara-cara yang melawan hukum dirampas, dengan

alasan sebagai berikut:

2.1 Bahwa putusan pidana yang disebut telah berkekuatan hukum,

dengan segala keanehan dan dikatakan telah dieksekusi

diruangan Kejaksaan Tinggi Medan dalam sehelai surat

berupa serah terima antara Kepala Kejaksaan Tinggi dengan

Kepala Dinas Kehutanan Prov. Sumatera Utara, merupakan

keajaiban tersendiri dalam masalah eksekusi benda tidak

bergerak berupa lahan perkebunan, karena tanpaplaatselijk onderzoek dan constatering,Tergugat I, dan II menserah

terimakan secara fiktif lahan sebagai benda tidak bergerak,

tanpa prosedur yang harus dilalui dalam eksekusi benda tidak

bergerak dengan kehadiran pejabat pemerintah setempat

serta pihak-pihak terkait yang menunjukkan batas-batas yang

dieksekusi terutama seluruh pemilik yang terkait dengan

batas-batas yang jelas dengan patok-patok yang menentukan

secara kongkrit apa yang diserahkan. Justru pemeriksaan setempat (plaatseljk onderzoek)dalam perkara ini yang

dilakukan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Padang

Sidempuan, menunjukkan bahwa rujukan dan penentuan

lokasi lahan Penggugat yang dinyatakan dirampas untuk

negara yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo

justru tidak berada ditempat yang dirumuskan oleh Para

Tergugat, teristimewa Jaksa Penuntut Umum yang menjadi

patokan utama.

2.2 Bahwa seluruh rangkaian alat bukti dan peristiwa telah

menunjukkan bahwa Pembanding I/Tergugat I telah

melakukan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan

kerugian kepada Penggugat/Terbanding, karena tidak

terdapat alasan-alasan yang dapat mengesampingkan kenyataan bahwa dalam negara hukum, justru pelaksanaan kekuasaan negara harus tunduk pada hukum yang berlaku, dan penyelenggara negara tidak boleh

Page 76: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 76 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak jelas dasar hukumnya, apalagi jika dilakukan rekayasa; eksekusi yang

dilaksanakan secara terburu-buru di penghujung masa jabatan

Menteri Kehutanan yang lama meskipun telah mengetahui

adanya Putusan Perdata dan Putusan TUN yang menunjukkan

bukti sebaliknya, menjadi tanggung jawab Pembanding secara

tanggung renteng;

2.3 Bahwa perlindungan dan pengakuan konstitusi atas hak-hak

traditional Penggugat telah jelas-jelas ditegaskan dengan

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 35/PUU-X/2012, 16

Mei 2013 yang intinya menyatakan :

“ bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk hutan Negara” hal mana juga

merupakan ketentuan yang dianut oleh UU No.41

Tahun 1999 Tentang Kehutanan khususnya Pasal

15 dan Putusan MK No.45/PUU-IX/2011, 9 Februari

2012 tentang pemahaman dan pemaknaan penetapan Kawasan Hutan harus melalui empat

tahapan, yaitu :

“ Penunjukan, Penata Batasan, Pemetaan dan

Pengukuhan/Penetapan, tanpa manaPenunjukkan

hutan tanpa proses tahapan tersebut adalah

praktek dari pada pemerintahan otoriter dan bukan merupakan praktek dari pemerintahan yang

demokratis ”.

2.4 Bahwa Penggugat/Terbanding menolak alasan

Pembanding/Tergugat I tentang pernyataan bahwa

Pembanding tidak melakukan perbuatan melawan hukum

hanya dengan mengulang alasan-alasan yang telah

dikemukakan dalam jawaban dan dupliknya dan sama-sekali

tidak membawa hal baru, dengan alasan bahwa Putusan MK

tidak berlaku surut dan Putusan No.45/PUU-

IX/2011mempertahankan Pasal 81 UU No.41 Tahun 1999

tentang Kehutanan tetap sah dan mengikat, karena Putusan

MK No.45/PUU-IX/2011 tidak berdiri sendiri dan beberapa

putusan MK lainnya secara jelas mengakui masyarakat hukum

Page 77: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 77 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

adat atas lahan sengketa antara lain Putusan No.34/PUU-

IX/2011, No.35/PUU-X/2012, dan No.55/PUU-VIII/2010.

Lagipula hak masyarakat hukum adat yang telah ada sejak

sebelum Indonesia merdeka, yang merupakan hukum yang

berlaku jauh lebih awal daripada apa yang dirujuk oleh

Pembanding baik ketentuan pidana maupun tentang

penetapan kawasan hukum sebagai dasar perampasan lahan

perkebunan para penggugat dalam perkara Pidana

No.481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst tanggal 28 Juli 2006. Oleh

karena itu pernyataan bahwa Putusan MK berlaku prospektif

dan bukan retroaktif sama sekali tidak relevan dalam perkara a

quo Bahwa putusan MK tersebut sama sekali tidak

membatalkan Pasal 15 dalam UU No.41 Tahun 1999 tetapi

menegaskan bahwa penetapan Kawasan Hutan harus melalui

empat tahapan yaitu Penunjukan, Penata Batasan, Pemetaan

dan Pengukuhan/Penetapan, tanpa mana Penunjukkan hutan

tanpa proses tahapan tersebut adalah praktek dari pada

pemerintahan otoriter dan bukan merupakan praktek dari

pemerintahan yang demokratis, sehingga dengan demikian

sejak awal juga sudah merupakan perbuatan yang melawan

hukum.

3 Bahwa selain itu di lokasi Penggugat yang disebut-sebut oleh JPU

berada di 5 (lima) desa sebagai locus delicti perbuatan pidana

yang didakwakan kepada DL. Sitorus, pada kenyataannya menurut

Hasil Audit Interdept bulan Mei 2005 (Vide Bukti P-22 dalam

halaman 62 Putusan perkara a quo) terdapat juga sebanyak 43 badan usaha lain termasuk BUMN dan PMA, yang mengelola perkebunan Kelapa Sawit tanpa dipermasalahkan sebagai

perkara pidana oleh Kejaksaan Agung RI cq. Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah ataupun Menteri Kehutanan, yaitu antara lain:

1) PT.Hexa Setia Sawita, 1.1176ha, 2)PT.Sumber Sawit Makmur,

2.072 ha, 3)PT.Damai Nusa Sekawan, 2.384Ha, 3)PT.Agro Mitra

Karya Sejahtera, 21.543.23 ha, 4)PT.First Mujur Plantation dan

Industri, 15.000ha 5)PT.Wonorejo Perdana, 15.000.00 ha.

6)PT.Austindo/PT.Eka Pendawa Sakti, 11.238Ha, 7)PT.Barumun

Page 78: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 78 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Raya Padang Langkat, 2.372.97 ha, 8)PT.Sinar Tika Portibi Jaya

Plantation, 1.679.12 ha, 9)PT.Mazuma Agro Indonesia (MAI),

12.266.43 ha, 10)PT.Karya Agung Sawita (KAS), seluas 14.374.86

ha, 11)PT.Perkebunan Nusantara II, seluas 4.000 ha,

12)PT.Sibuah Raya, seluas 1.750.00 ha, 13)PT.Perkebunan

Nusantara IV, 1.294.20 ha, 14)PT.Toga Saudara Makmur, 192.55

ha, dll, sebagaimana dengan hal yang termuat dalam laporan hasil

audit Tim Interdep Mei 2005 (Vide Bukti P-22) tersebut,dapat

dengan jelas disimpulkan bahwa Pembanding/Terugat I menutup

mata terhadap diskriminasi yang dilakukannya, untuk

menunjukkan bahwa Pembanding/Tergugat I telah melakukan

tugasnya mempertahankan kawasan hutan dan lingkungan hidup

dengan optimal berdasarkan hukum yang berlaku dengan upaya

mengorbankan Para Penggugat; anehnya KUD Serbaguna yang

dinyatakan Menteri LHK berada di dalam wilayah kawasan hutan

Reg.40 yang kemudian dipergunakan oleh JPU mendakwa DL.

Sitorus menduduki kawasan hutan tanpa ijin Menteri LHK ternyata

oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan

No.434/PDT/2011/PT.MDN, tanggal 4 Juni 2912 yang sudah

berkekuatan hukum tetap (Vide Bukti P-11), dan Putusan

MA.PK.No.66PK/Pdt-2014, tanggal 26 Oktober 2015 (vide bukti P-

12)dinyatakan tidak dalam kawasan hutan dan kepemilikan

tanah masyarakat anggota KUD Serbaguna yang didasarkan pada

624 Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah sah, fakta mana sama sekali

tidak ingin dilihat oleh Pembanding teristimewa Tergugat

I/Pembanding, agar tidak tampak kepada publik penyimpangan-

penyimpangan yang dilakukan Pembanding I/ Tergugat I.

4 Bahwa ketentuan Pasal 15 UU No.41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan menyatakan sebagai berikut:

“ Bahwa penunjukan kawasan hutan adalah salah satu tahap dalam proses pengukuhan kawasan hutan, dan ketentuan demikian harus memperhatikan

kemungkinan adanya hak-hak perseorangan atau ulayat pada kawasan hutan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan sehingga jika demikian terjadi, maka penataan batas dan pemetaan batas

Page 79: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 79 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

kawasan hutan harus mengeluarkannya dari kawasan hutan agar tidak merugikan bagi masyarakat yang berkepentingan dengan kawasan yang akan

ditetapkan sebagai kawasan hutan”,

Oleh karena hal yang demikian,maka pada saat penataan batas

dan pemetaan batas kawasan hutan Pemerintah/Menteri

Kehutanan (kini Menteri LHK) seyogianya terlebih dahulu harus

mengeluarkan semua tanah yang menjadi Hak ulayat masyarakat

adat setempat dari areal kawasan yang akan ditetapkan sebagai

kawasan hutan, tetapi dalam kenyataannya hal demikian tidak

dilakukan. Sebagai contoh, 5(lima) desa yang disebutkan dalam

dakwaan, pada kenyataannya berpenghuni dan sebagai

pemukiman masyarakat setempat, tidak boleh dimasukkan dalam

kawasan hutan bahkan harus dikeluarkan (enclave) kendatipun

Penggugat/Terbanding tidak pernah melakukan kegiatan disitu.

Dengan demikian terbukti Pembanding telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yaitu telah melanggar UU No.5 Tahun

1967 (Vide Bukti P-48) Pasal 15 UU No.41 Tahun 1999 tersebut

diatas dan Putusan M.K.RI No.45/PUU–IX/2011, 21 Februari 2012;

5 Bahwa Lahan yang dikelola Penggugat tersebut telah ikut dituntut

oleh Tergugat II dan dinyatakan dirampas untuk Negara dan telah

diputus dengan Putusan MA No.2642K/Pid/2006, ternyata benar-benar keliru, perampasan mana dilaksanakan dengan

menyerahkan lahan tersebut kepada Dinas Kehutanan Provinsi

Sumut (Vide Bukti P – 42, Berita Acara penyerahan rampasan

tanggal 26 Agustus 2009), padahal fakta dan hukum menunjukkan lahan tersebut adalah merupakan lahan milik masyarakat Adat Marga Hasibuan dan sebagian sudah

bersertifikat Hak Milik, dan yang diatasnya Negara pernah

menerbitkan izin HPH (Hak Pengusahaan Hutan) kepada 5

Perusahaan secara tidak sah (secara sepihak tanpa

melibatkan/mendapat persetujuan masyarakat yang berhak) dan

kemudian setelah lokasi dibabat, lokasi ditinggal demikian saja;

6 Bahwa inventarisasi Tim Interdep pada bulan Mei 2005 (vide Bukti

Bukti P-22), dan Jaksa Agung RI, sesungguhnya telah

merekomendasikan untuk menyelesaikannya dengan Out of Court

Page 80: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 80 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Settlements (Vide Bukti P- 26)bahwa kenyataan yang ditemukan

dilapangan telah menyebabkan penanganan secara hukum pidana

seperti yang diajukan kepada DL.Sitorus yang putusannya menjadi

dasar perampasan barang bukti yang menjadi milik Para

Penggugat, sesungguhnya juga telah menjadi pendirian awal dari

Jaksa Agung R.I. saat itu, sebagai tampak dalam alat bukti yang

disajikan, dan perubahan sikap yang terjadi, dan hanya menjadikan

D.L.Sitorus dengan akibat terampasnya lahan perkebunan Para

Penggugat, merupakan sikap diskriminasi yang luar biasa, dan

pelanggaran konstitusi secara menyolok;

7 Bahwa Memori Banding Pembanding I/Tergugat I yang hanya

mendasarkan pada dokumen perkara dan putusan pidana, telah gagal

memberi argumen bahwa adanya putusan tata-usaha negara dan putusan perdata yang telah berkekuatan hukum tetap (in kracht)

mengenai barang bukti, yang kontradiktif dengan keseluruhan alat

bukti dalam perkara pidana, telah menyebabkan seluruh proses

eksekusi yang dikemukakan Tergugat kehilangan daya laku dan titel

eksekutorial, karena sebagaimana telah dikemukakan dalam

tanggapan bagian eksepsi diatas bahwa suatu putusan atau bagian

dari putusan, tidak dapat dilaksanakan atau non eksekutabel apabila

terdapat (i) pertentangan antara putusan tersebut dengan putusan-

putusan lain secara kontradiktif menyangkut objek sengketa yang

dinyatakan dirampas tersebut (ii) jikalau terdapat ketidaksesuain

antara batas-batas objek sengketa yang dinyatakan dirampas dengan

kenyataan yang terdapat dilapangan (iii) apabila objek sengketa itu

justru menjadi hak orang lain dari pada seorang terdakwa dalam

putusan yang menyatakan perampasan tersebut;

8 Bahwa apa yang disebut eksekusi administratif oleh Tergugat II

tidak memiliki dasar hukum dalam sistem yang dikenal, sebab

eksekusi barang bukti berupa lahan harus dilakukan secara riil di

lokasi di mana barang bukti berada, dengan tujuan supaya batas-

batas maupun seluruh objek yang berada diatasnya dapat

diinventarisasi, hal mana dilakukan dengan kehadiran pihak-pihak

yang berkepentingan disaksikan oleh Pejabat Pemerintahan setempat;

9 Bahwa tuduhan Tergugat II yang menyatakan penerbitan sertifikat

tanah di dalam kawasan hutan Padang Lawas oleh Kepala Kantor

Page 81: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 81 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan/Turut Tergugat sebanyak

kurang-lebih 1820 sertifikat diduga fiktif, adalah bertentangan dengan

hukum yang berlaku, karena pada asasnya Sertifikat yang

dikeluarkan oleh Badan Pertanahan merupakan bukti autentik

yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna kecuali dapat

dibuktikan sebaliknya. Sampai saat ini upaya membuktikan apa yang

didalilkan Tergugat II tidak pernah dilakukan, apalagi upaya

pembatalannya pun tidak pernah terjadi;

10 Bahwa Memori Pembanding tentang Kawasan Hutan Register 40 yang

didasari sebagaimana dalam Memori Tergugat I/Pembanding adalah

tidak benar, dengan alasan sebagai berikut:

a. Bahwa GB No.50 Tahun 1924 bukan suatu keputusan penunjukkan kawasan hutan melainkan daftar 13 nama desa

(tidak termasuk lima desa seperti dalam dakwaan JPU yaitu Desa

Mandasip, Desa Paran Padang, Desa Aek Raru, Desa Langkimat,

dan Desa Janji Matogu) yang akan dipertimbangkan menjadi

kawasan hutan, padahal hingga sampai sekarang pun rencana

tersebut belum pernah/tidak dapat ditindaklanjuti menjadi kawasan

hutan, sebagaimana dimaksud dalam Putusan MK No.45/PUU-

IX/2011. Karena sejak dahulu 13 desa tersebut sudah menjadi

pemukiman penduduk (kota/desa), dan 5 Desa yang disebut dalam

dakwaan sejak dahulu sudah menjadi permukiman penduduk yang

memiliki pemerintahan desa. Bahkan dalam dokumen yang disebut

GB No.50 tahun 1924 tersebut, ada disebutkan lahan-lahan

penggembalaan ternak dari penduduk.

b. Bahwa JPU dalam dakwaannya tersebut, telah dengan sengaja

dan secara keliru menyatakan lokasi perkebunan yang terletak di

Kecamatan Barumun Tengah sebagai Kawasan Hutan yang

seolah-olah benar disebutkan dalam GB No.50 tahun 1924, tetapi

surat aslinya tidak pernah diperlihatkan oleh JPU selama

persidangan perkara Pidana tersebut diatas, sehingga kemudian

dengan Surat Keputusan Tergugat I No.44 Tahun 2005 dijadikan

dasar untuk menyatakan lokasi GB.50/1924 sebagai kawasan

hutan yang selanjutnya disebut-sebut sebagai register 40, padahal

dalam kenyataannya hal tersebut tidak benar karena GB No.50

tahun 1924 dalam bahasa aslinya tidak pernah menyatakan lokasi

Page 82: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 82 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

tersebut sebagai kawasan hutan produksi melainkan menyebut

perkampungan, penggembalaan ternak penduduk kampung, dan

lahan-lahan untuk dipertimbangkan sebagai rencana bagi

pembangunan hutan yang baru. Bahkan sampai saat terakhir

dalam putusan Peninjauan Kembali (PK), GB No.50 yang dijadikan

dasar hukum untuk menjatuhkan pidana dan merampas

perkebunan kelapa sawit yang dikelola penggugat sesungguhnya

sudah direkayasa dengan merubah GB No.50 melalui terjemahan

kedalam bahasa Indonesia, yang secara umum dan menyeluruh

menyimpang dari fakta-fakta hukum yang sebenarnya, terlebih lagi

jikalau GB No.50 tersebut tidak tercatat dalam daftar

staatsblaad Hindia Belanda tahun 1924 yang harus menjadi

dasar keberlakuan atau kekuatan mengikat. Lagipula dokumen

tersebut tidak pernah dicocokkan dengan dokumen asli untuk

dapat diterima sebagai alat bukti yang sah (vide Halaman 30,31

Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.434/PDT/2011/PT.MDN,

tanggal 4Juni 2012 vide Bukti P-11) Halaman 2 Putusan

No.134K/TUN/2007, dan Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1924

juga tidak menyebut adanya Gouverment Besluit (GB) No.50

tersebut sebagaimana terlihat dari daftar isi Staatsblad tahun 1924.

Bahkan dalam GB No.50 tidak menyebut 5 (lima) Desa seperti

yang disebutkan dalam dakwaan JPU.

c. Surat Keputusan Menteri Kehutanan (sic. Menteri Pertanian)

No.923/Kpts/Um/12/1992, 27 Desember 1982 tentang Penunjukan

Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Sumatra Utara Tata Guna

Hutan Kesepakatan (TGHK) seluas 3.780.132.02 Ha, (yang tidak

berlaku lagi karena dengan SK Menteri Kehutanan No.44/2005

yang juga tidak berlaku karena dinyatakan oleh Mahkamah Agung

Tidak Sah).

Bahwa KeputusanMenteri Pertanian No.923 Tahun 1982 tidak

pernah menyebutkan TGHK dan Keputusan Menteri tersebut bukan

sebagai dasar hukum dari TGHK. Bahwa disebutkannya Keputusan

Menteri Pertanian No.923 Tahun 1982 tentang TGHK adalah

pembohongan publik karena hal tersebut sama sekali tidak disebut

dalam Keputusan Menteri Pertanian No.923 Tahun 1982. Bahkan

SK No.923/Kpts/Um/12/1992, 27 Desember 1982 tersebut bukan

Page 83: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 83 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

merupakanpenetapan suatu areal kawasan hutan melainkan hanya

rencana belaka sebagaimana dapat dilihat dalam konsideran dan

diktum-diktumnya. Bahwa selain itu juga, GB No 50 dimaksud tidak

memuat informasi koordinat geographis dan data spasial, padahal

data koordinat dan data spasial tersebut sangat penting untuk

menentukan dalam meletakkan posisi pasti lahan atau lokasi –

termasuk objek perkara- yang dimaksud oleh Tergugat-Tergugat

yang hanya mengambil alih dari dakwaan JPU dalam perkara

pidana No 481/Pid.B/2006/PN.JKT.PST, 28 Juni 2007,

sebagaimana juga telah ternyata ketika dilakukan pemeriksaan

setempat yang dilakukan tanggal 1 Juni 2016 telah terbukti dalam

berita acara batas-batas yang disebutkan dalam putusan Pidana

tidak ditemukan sehingga oleh karenanya sesungguhnya tidak

dapat dipastikan bidang lahan yang mana yang dimaksudkan

dalam putusan maupun berita acara eksekusi tanggal 26

Agustus 2009 yang fiktip, sehingga oleh karenanya seluruh

argument dari pada Tergugat I/Pembanding tidak relevan dan

harus dikesampingkan. Lagi pula, alat bukti yang diajukan

Tergugat I/Pembanding tentang Tata Batas adalah Copy dari Copy

Berita Acara Tata Batas yang tidak memuat Koordinat maupun

data spasial serta sama sekali tidak ditandatangani oleh pejabat

yang berwenang untuk itu. Sehingga sama sekali tidak mempunyai

nilai kekuatan pembuktian.

d. Bahwa Dakwaan JPU tersebut pada intinya adalah

mengkriminalisasi DL.Sitorus (Pendamping Penggugat) karena

menyebutkan secara keliru bukan faktanya DL.Sitorus telah

menduduki kawasan hutan Negara tetap tanpa ijin Menteri

Kehutanan di lima desa yaitu Desa Mandasip, Desa Paran Padang,

Desa Aek Raru, Desa Langkimat, dan Desa Janji Matogu yang

menurutnya didasarkan pada :

1. Gouvernement Besluit (GB) 50 Tahun 1924 tanggal 24 Juni

1924, padahal GB No.50 dimaksud tidak pernah menetapkan

kawasan hutan sebagaimana dijelaskan di atas, dan sebagai

hasil rekayasa melalui terjemahan yang tidak benar.

2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan (sic. Menteri Pertanian)

No.923/Kpts/Um/12/1992 tanggal 27 Desember 1982 tentang

Page 84: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 84 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Sumatra

Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) seluas

3.780.132.02 Ha, padahal SK Menteri ini tidak ada hubungan

Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK).

3. Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) tidak mempunyai dasar

hukum yang jelas karena hanya bersifat kesepakatan, bukan

ketentuan hukum dan tidak dapat dipergunakan menjadi acuan

untuk produk hukum yang mengikat, sebagaimana dapat dilihat

dalam Pasal 7 UU No.12 Tahun 2011 jo TAP MPR No.III Tahun

2000. Kesepakatan yang dimaksud dalam TGHK adalah

kesepakatan yang dicapai antara pemerintah dengan pihak-

pihak yang berkepentingan dilahan hutan yang disepakati itu

yaitu semua pihak yang memiliki hak termasuk masyarakat

hukum adat. In casu dalam perkara pidana DL Sitorus yang

dalam dakwaan menyebut adanya TGHK tersebut dokumen

dimaksud yang memuat tanda tangan para pejabat

pemerintahan bukanlah menjadi lampiran daripada SK Menteri

Pertanian No.923 dan juga bukan merupakan kesepakatan

dimaksud dalam penentuan Tata Guna Hutan.

4. Bahwa memori dari Pembanding yang merujuk Perda Propinsi

Sumatera Utara No.7 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Prov.Daerah Tingkat I Sumatera Utara tahun 2003-

2018, dan Perda Kabupaten Tapanuli Selatan No.14 Tahun

1998 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten daerah

Tingkat II Tapanuli Selatan, sama sekali tidak menyebut TGHK

dan tidak mengalokasikan kecamatan Barumun Tengah sebagai

kawasan hutan. Secara jelas disebutkan dalam Pasal 2 bagian 2

tentang arahan pengembangan kawasan budi daya justru

menetapkan bahwa kawasan hutan produksi tetap, produksi

terbatas dan kawasan hutan produksi konversi berada di

wilayah kecamatan Kotanopan, Batang Natal, Padang Bolak,

Sosopan, Padang Sidimpuan Timur, Siais dan Kecamatan

Muara Batanggadis.

5. Dikaitkan dengan GB No.50 dan ketentuan-ketentuan lain yang

tidak pernah menyebutkan 5 (lima) Desa tersebut sebagai

kawasan hutan (P - 23,a,b,c) sedangkan masyarakat setempat

Page 85: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 85 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

telah menguasai fisik sejak jaman dahulu (7 generasi). Oleh

karena itu Pembanding/Tergugat I tidak berhak menyatakan

areal yang dikuasai/dikelola masyarakat setempat adalah

sebagai kawasan hutan yang dilarang untuk didayagunakan.

Terlebih-lebih lagi dikaitkan dengan Putusan MK No.35/PUU-

X/2012, 16 Mei 2013 dan Putusan MK No.45/PUU-

IX/2011,tanggal 21 Februari 2012. Dengan demikian dalil-dalil

yang dikemukakan oleh Pembanding tidak benar dan harus

ditolak.

6. Bahwa pemahaman daripada Tergugat I/Pembanding tentang

konsep penguasaan Negara dalam Pasal 33 UUD 1945 sangat

sempit dan tidak merujuk pada konsep yang telah dirumuskan

oleh Mahkamah Konstitusi (MK) masing-masing dalam putusan

putusan yang menguji UU tentang sumber daya alam, antara lain

:

a. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 01-02-022/PUU-I/2003 b. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 002/PUU-I/2003 tgl 21

Desember 2004, c. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 058-059-060-63/PUU-

II/2004 tgl 19 Juli 2005

Masing-masing putusan tersebut pada dasarnya secara konsisten

menyatakan bahwa : “ Mahkamah Konstitusi secara khusus telah memberi pengertian

”penguasaan oleh negara” dalam putusan-putusannya sebagai

berikut ini :”...dengan memandang UUD 1945 sebagai sebuah

sistem...,maka penguasaan oleh negara dalam pasal 33

memiliki pengertian yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada

pemilikan dalam konsepsi hukum perdata. Konsepsi

penguasaan oleh negara merupakan konsepsi hukum publik

yang berkaitan dengan prinsip kedaulatan rakyat yang dianut

dalam UUD 1945, baik dibidang politik (demokrasi politik)

maupun ekonomi(demokrasi ekonomi). Dalam paham

kedaulatan rakyat itu, rakyatlah yang diakui sebagai sumber,

pemilik dan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam

kehidupan bernegara, sesuai dengan doktrin ”dari rakyat, oleh

Page 86: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 86 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

rakyat dan untuk rakyat”. Dalam pengertian kekuasaan tertinggi

tersebut tercakup pula pengertian pemilikan publik oleh rakyat

secara kolektif. Bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung didalam wilayah negara, pada hakikatnya adalah

milik publik seluruh rakyat secara kolektif yang dimandatkan

kepada negara untuk menguasainya guna dipergunakan bagi

sebesar-besarnya kemakmuran bersama. Karena itu pasal 33

ayat (3) menentukan ”bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sesesar-besar kemakmuran rakyat”.

”...pengertian ”dikuasai negara” haruslah diartikan mencakup

makna penguasaan oleh negara dalam arti luas yang

bersumber dan diturunkan dari konsepsi kedaulatan rakyat

Indonesia atas segala sumber kekayaan ”bumi dan air dan

kekayaan alam yang terkandung didalamnya, termasuk pula

didalamnya pengertian kepemilikan publik oleh kolektivitas

rakyat atas sumber sumber kekayaan yang dimaksud. Rakyat

secara kolektif itu dikonstruksikan oleh UUD 1945 memberikan

mandat kepada negara untuk melakukan fungsinya dalam

mengadakan kebijakan(beleid), tindakan pengurusan

(bestuursdaad), pengaturan(regelendaad),pengelolaan

(beheersdaad) dan pengawasan (toezichthoudensdaad)”.1

Pengertian ”dikuasainegara” dalam pasal 33 UUD 1945,

sebagai sistem mengandung pengertian yang lebih tinggi atau

lebih luas dari pada pemilikan dalam konsepsi hukum perdata.

Konsepsi penguasaan negara merupakan konsepsi hukum

publik yang berkaitan dengan prinsip kedaulatan rakyat yang

dianut dalam UUD 1945, baik dibidang politik (demokrasi

politik) maupun ekonomi (demokrasi ekonomi). Dalam paham

kedaulatan rakyat itu rakyatlah yang diakui sebagai sumber,

pemilik dan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam

kehidupan bernegara, sesuai dengan doktrin dari rakyat, oleh

rakyat dan untuk rakyat. Dalam pengertian kekuasaan tertinggi

1 Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 01-02-022/PUU-I/2003

Page 87: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 87 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

tersebut, tercakup pula pengertian kepemilikan publik oleh

rakyat secara kollektif.2

Mahkamah juga memberi pendapat bahwa pengertian ”dikuasai

negara” tidak dapat diartikan hanya sebatas hak untuk mengatur

dan mengawasi sebagaimana menjadi pendirian Pemerintah3,

karena hal tersebut dengan sendirinya melekat dalam fungsi-

fungsi negara tanpa harus menyebut secara khusus dalam UUD

1945, dan sekiranyapun tidak dicantumkan dalam konstitusi

sebagaimana lazim dibanyak negara yang menganut paham

ekonomi liberal, sudah dengan sendirinya negara berhak

mengatur perekonomian. Atas dasar itu Mahkamah tidak

menerima pandangan yang mengartikan penguasaan oleh negara

sebagai identik dengan pemilikan dalam konsepsi perdata

maupun penguasaan negara hanya sebatas kewenangan

pengaturan. Dengan demikian penguasaan negara diartikan dari

konsepsi kedaulatan rakyat Indonesia atas segala sumber

kekayaan ”bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya”, sebagai pemilikan publik oleh kolektivitas rakyat atas

sumber-sumber kekayaan, dan kemudian rakyat tersebut secara

kolektif dikonstruksikan oleh UUD 1945 memberi mandat kepada

negara untuk mengadakan kebijakan (beleid), tindakan

pengurusan (bestuursdaad), pengaturan (regelendaad),

pengelolaan (bestuursdaad) dengan kewenangannya untuk

mengeluarkan dan mencabut fasilitas izin, lisensi, dan konsesi.

Sedang mengenai cabang produksi yang penting bagi negara

dan/atau yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka hal itu

tergantung pada dinamika perkembangan kondisi masing-masing

cabang produksi. Yang harus dikuasai oleh negara harus

memenuhi dua syarat, yaitu cabang-cabang produksi yang

penting bagi negara dan/atau menguasai hajat hidup orang

banyak, yang dapat terjadi bahwa (i) cabang produksi yang

penting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak, (ii)

penting bagi negara tetapi tidak menguasai hajat hidup orang

banyak, dan (iii) tidak penting bagi negara tetapi menguasai hajat

Page 88: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 88 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

hidup orang banyak. Ketiga-tiganya menurut UUD 1945 harus

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Bahwa Penggugat/Terbanding mempunyai kepentingan secara

langsung atas objek sengketa dan hak pengelolahannya,

sebagaimana dikemukakan dalam

gugatanPenggugat/Terbanding tanggal 30 Desember 2015,

jelasnya point maupun pada Replik 10 Mei 2016 daerah

Kegiatan Penggugat mengelola perkebunan kelapa sawit yang

disebutkan baik dalam dakwaan JPU maupun putusan pidana

tersebut adalah di Desa Langkimat, Mandasip, Aek Raru,

Paran Padang dan Janji Matogu seluas 23.000 Ha, padahal

luas wilayah 5 desa tersebut hanya kurang lebih 6.682 Ha,

Bahwa Penggugat/Terbanding I adalah Badan Hukum

Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Bukit Harapan (KPKS

Bukit Harapan) yang didirikan masyarakat adat yang menjadi

petani kelapa sawit, untuk tujuan melakukan kegiatan

mengelola kebun-kebun kepunyaan masyarakat yang telah

ada di areal Padang Lawas yang bukan hutan, berdasarkan

hak-hak tradisional yang turun temurun yang seluruhnya

seluas kira-kira 23.000 Ha, dan sebagian telah bersertifikat

Hak Milik yang diterbitkan turut Tergugat/Kepala Kantor

Pertanahan Kabpaten Tapanuli Selatan.

Bahwa selain dari pada itu lokasi yang dikelola

Penggugat/Terbanding adalah berdasarkan hak-hak

tradisional dalam masyarakat hukum adat yang diperoleh dari

Marga Hasibuan yang menjadi anggota KPKS Bukit Harapan

yang diakui dan dilindungi pada jaman penjajahan, dan

setelah kemerdekaan sampai saat ini hak-hak tradisonal

dimaksud diatas jelas-jelas diakui dan diatur dalam Konstitusi

Negara RI sebagaimana termuat dalam Pasal 18B ayat 2 UUD

1945 yang berbunyi :

“ Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip

Page 89: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 89 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-undang.”

Bahwa lebih tegas lagi didalam pasal 12 ayat (1) UU No.5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria ( LN, Tahun 1960

No.104 ), yang menyatakan :

“ Segala usaha bersama dalam lapangan agrarian di dasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka

kepentingan nasional, dalam bentuk koperasi atau bentuk-bentuk gotong royong lainnya.”

Sebagai konklusi dari putusan putusan dimaksud yang tidak

dipahami oleh Tergugat I/Pembanding telah meletakkan SK

Menteri Pertanian No. 923 itu tidak berada pada proporsi yang

konstitusional sebagaimana mestinya sehingga pendapat

Tergugat I/Pembanding ini harus dikesampingkan.

Berdasarkanhal-hal yang dikemukakan diatas terbukti bahwa

Penggugat/Terbanding Iadalah sebagai pihak yang berkepentingan

langsung secara hukumdalam mengajukan gugatan perkara a quo

dan berkepentingan untuk mengelola dan membudidayakan

perkebunan kelapa sawit diatas lahan sebagaimana dikemukakan

diatas, dengan demikian dalil-dalil yang dikemukakan Tergugat

I/Pembanding tidak benar dan harus ditolak.

II. TANGGAPAN TERHADAP MEMORI BANDING PEMBANDING/TERGUGAT I DALAM POKOK PERKARA.

1. Bahwa terhadap Memori Banding Pembanding/Tergugat I, halaman

8/d 14, point 4 s/d 8 adalah memori banding yang tidak jelasatau

tidak sempurna, karena pada point 3 halaman 7 s/d 8 alinea I,

memori banding Pembanding menanggapi terhadap pertimbangan

majelis hakim atas eksepsi, selanjutnya halaman 8 s/d 14 point

4,5,6,7,8 menanggapi pertimbangan majelis hakim tentang pokok

perkara, akan tetapi Pembanding/Tergugat I tidak memberikan

identifikasi yang jelas dalam memori bandingnya terhadap eksepsi

dan memori banding terhadap pokok perkara, sehingga menjadikan

memori banding yang tidak jelas (obscuur libel), dengan demikian

memori banding tersebut harus ditolak atau tidak dapat diterima.

Page 90: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 90 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

2. Bahwa dalil yang dikemukakan Pembanding/Tergugat I point 4 sub

a,b,c tidak tepat dan menyesatkan, bahwa menurut ketentuan pasal

163 HIR/283 Rbg dan pasal 1865 KUIHPerdata menentukan :

“ Barang siapa yang mendalilkan mempunyai sesuatu hak atau

mengemukakan suatu peristiwa untuk menegaskan haknya

atau untuk membantah adanya hak orang lain, haruslah

membuktikan adanya hak itu adanya peristiwa itu.”

Membuktikan dalam arti Yuridis tidak lain memberi dasar-dasar

yang cukup kepada hakim yang menerima perkara yang

bersangkutan guna memberi kepastian tentang kebenaran

peristiwa yang diajukan. Kemudian alat-alat bukti dalam hukum

acara perdata diatur dalam pasal 164 HIR/284 Rbg, 1866

KUHPerdata.

Bahwa dalam perkara ini bukti yang disampaikan

Penggugat/Terbanding I sebanyak 68 bukti surat/tulisan yang

terdiri dari bukti P-1 s/d P-55 dan 4 (empat ) orang saksi dan 3

(tiga) orang ahli (vide hal. 37 s/d 46 putusan majelis hakim dalam

perkara ini dan halaman 85 pertimbangan majelis hakim dalam

perkara ini), dalam perkara ini bukti yang dikemukakan Penggugat

menanggapi dalil Tergugat I/Pembanding yang dikemukakan diatas

tentang Gouvernement Besluit (G.B) No.50, tanggal 25 Juni 1924,

Penggugat/Terbanding menanggapinya dengan bukti yang

disampaikan Penggugat/Terbanding di depan sidang Pengadilan

yaitu bukti P-11 Putusan Pengadilan Tinggi Medan

No.434/Pdt/PT.MDN/2012, 4 Juni 2012 sudah inkracht, yang pada

intinya mengemukakan lampiran peta kawasan hutan Padang

Lawas Register 40.GB No.50 tanggal 25 Juni 1924 dan Surat

GUBSU No.5/1077 No.2608/3 tersebut aslinya berbahasa Belanda,

dan telah dirubah dan ditambah dengan Bahasa Indonesia dan

direkayasa menjadi batas kawasan yang telah diusulkan areal

Pemasukan baru. Bahwa selain itu Putusan Pengadilan Tinggi

Medan tersebut telah diperkuat dengan bukti

Penggugat/Terbanding Bukti P-12 yaitu Putusan Mahkamah Agung

PK No.66 PK/Pdt/2014, tanggal 26 Oktober 2015, yang intinya

menolak Permohonan PK dari Tergugat I/Pembanding terhadap

Putusan Pengadilan Tinggi Medan tersebut.

Page 91: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 91 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Bahwa selain itu juga Penggugat/Terbanding telah mengajukan

bukti P-23a De Wetboeken Wetten en Verordeningen, Benevens

De Grondwet Van De Republiek Indonesia, P-23b, Himpunan

Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia disusun

menurut Sistem ENGELBRECHT, P-23c, STAATSBLAD Van

Nederlandsch – Indie Over her jaar 1924 yang menyatakan GB 50

tertanggal 24 Juni Tahun 1924 tidak terdapat dalam staatsblaad

tersebut. Bahwa prinsip dalam hukum acara perdata tentang

pembuktian, bukti yang relevan dengan perkara.mutlak diterima

dan dipertimbangkan sebagai alat bukti, karena bukti yang

disampaikan Penggugat/Terbandingadalah relevan dalam perkara

a quo, adalah tepat pertimbangan Majelis Hakim dalam

putusannya.

Bahwa putusan pidana Nomor 481/PID.B/2006/PN.JKT.PST,

tanggal 28 Juni 2006 atas nama Terpidana DL.Sitorus dan Putusan

Mahkamah Agung RI No 2642K/Pid/2006, tanggal 12 Februari 2007

adalah putusan yang tidak didasari dengan sumber hukum yang

sah, sebagaimana telah dibuktikan dengan bukti P-3 s/d P-8, dan

keterangan 4 (empat) orang saksi Fakta yaitu Ahmad Yani

Hasibuan dkk (vide putusan halaman 50 s/d 57), dengan demikian

dalil Tergugat I/Pembanding secara tegas harus ditolak.

3. Bahwa dalil Tergugat I/Pembanding point 5 sub angka 1 s/d 6,

halaman 9,10,11, sama sekali tidak benar dengan alasan sebagai

berikut :

3.1. Bahwa majelis hakim dalam pertimbangannya telah

memberikan pertimbangan hukum yang didasarkan alasan

dan dasar hukum yang tepat dan benar, hal ini ditandai

dengan secara cermat, jelas dan lengkap, telah dengan

seksama mempertimbangkan bukti surat/tulisan dan

keterangan saksi yang disampaikan Penggugat/Terbanding I,

maupun Tergugat I/Pembanding dan Tergugat II, III

sebagaimana pertimbangannya halaman 88 s/d 92. Bahwa

uraian yang disampaikan Tergugat I/Pembanding point 5 sub

1,2,3 adalah demikian kebenarannya, dan sebelum majelis

hakim sampai kepada pertimbangannya sebagaimana

halaman 92, telah lebih dulu memberikan pertimbangan

Page 92: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 92 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

hukum atas perkara ini, pada halaman 88 alinea 4,5 yaitu

tentang Sejarah Padang Lawas dan Tapanuli Selatan,

berdasarkan pendapat Pakar Hukum Adat antara lain :

RM.Subanindyo Hadiliuwih,SH, yang menjelaskan dahulu

hasil penelitian Van Vollenhoven, kemudian dari buku

karangan Prof.Dr.Soerjono Soekanto,SH.,MA, kemudian

Soleman B.Taneko, SH Edisi kedua Penerbit Rajawali-

Jakarta.

3.2. Bahwa dari pendapat para ahli tersebut pada halaman 89

pertimbangan Majelis Hakim mengemukakan “ Di Tapanuli

terdapat tata susunan rakyat sebagai berikut : Bagian-bagian

clan (marga) masingmasing mempunyai daerah sendiri dst

…. (vider halaman 89 pertimbangan majelis hakim)

3.3. Bahwa selanjutnya pada halaman 90 alinea II, B. dalam

pertimbangannya majelis hakim mengemukakan, B. Sunirat

telah menyusun daftar nama-nama masyarakat hukum adat

berdasarkan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)

tahun 1981–56 dst…(vide pertimbangan majelis hakim

halaman 90 alinea II), selanjutnya pada halaman yang sama

alinea II baris terakhir dan dilanjutkan halaman 91 aliea I,

dikemukakan Pemerintah Pusat yang menyatakan tentang

Masyarakat hukum adat atau masyarakat adat atasan dst…,

dan saksi dari Tergugat III PANGALOAN HARAHAP pada

intinya menjelaskan “Dari dulu sudah banyak kehidupan

Masyarakat Adat masih berlangsung dan masih ada sampai

sekarang dan masih diakui oleh pemerintahan daerah setahu

saksi sebelum tahun 1981 sampai dengan sekarang, karena

setiap ada pesta di desa saksi dan di Padang Lawas Raja

Panusunan Bulung harus ada, setelah uraian-uraian yang

dikemukakan diatasMajelis Hakim dalam pertimbangannya

mengemukakan Majelis Hakim memahami bahwa dari dahulu

sampai dengan saat itu tentang masyarakat hukum adat atau

masyarakat adat atasan disebut kuria di Tapanuli Selatan

dan Luhat di Padanglawas masih tetap ada atau diakui

secara Nasional Neggara Republik Indonesia. Jika

dihubungkan dengan dalil Tergugat I/Pembanding halaman 9

Page 93: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 93 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

point 5 sub 1,2,3, adalah merupakan pengakuan terhadap

hak tradisional masyarakat hukum adat, dan hal ini sesuai

dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No.45/PUU-

IX/2011mempertahankan Pasal 81 UU No.41 Tahun 1999

tentang Kehutanan tetap sah dan mengikat, dan beberapa

Putusan Mahkamah Konstitusi lainnya secara jelas mengakui

masyarakat hukum adat atas lahan sengketa antara lain

Putusan No.34/PUU-IX/2011, No.35/PUU-X/2012, No.

35/PUU-VIII/2010.

3.4. Bukti yang dikemukakan Tergugat I/Pembanding, dalam

perkara ini yaitu bukti TI-13 tidak dapat dijadikan sebagai

alat bukti, karena adalah foto copy dari foto copy, dalam hal

ini Penggugat/Terbanding menolaknya, hal ini sesuai dengan

putusan Mahkamah Agung Nomor 701K/Sip/1974, tanggal 14

April 1976, yang pada prinsipnya bukti foto copy dari foto

copy bukanlah bukti yang sah menurut hukum, dengan

demikian pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara ini

sudah tepat dan memberikan keadilan menurut hukum,

sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dengan demikian dalil

Tergugat I/Pembanding secara tegas harus ditolak.

4. Bahwa pada point 6 sub a/d dan angka 1, 2 halaman 11,12,13

memori banding Tergugat I/Pembanding adalah tidak benar,

dengan alasan sebagai berikut :

4.1. Sebelum menanggapi memori banding selanjutnya lebih dulu

Penggugat/Terbanding menanggapi memori banding sub b,

yaitu adanya bukti terselubung, bahwa pada pemeriksaan

perkara kepada para pihak Majelis hakim telah memberikan

kesempatan menyampaikan bukti kepada para pihak secara

seimbang sesuai dengan prinsip asas Hukum Acara

Perdata“Mendengar Kedua Belah Pihak”, hal ini sesuai

dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi “Pengadilan

mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan

orang : atau disebut asas “audi et alteram partem”.

Page 94: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 94 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Selain itu menurut Pasal 13 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi : Semua

pemeriksaan sidang pengadilan adalah terbuka untuk umum,

kecuali menentukan lain “. Dalam perkara a quo, Tergugat

I/Pembanding hanya menyampaikan bukti surat/tulisan di

depan sidang pengadilan sebanyak 17 bukti yang terdiri dari

bukti TI-I s/d TI-17, akan tetapi dalam memori bandingnya

ditambah dengan bukti TI-18, TI-19, TI-20, berdasarkan

alasan hukum yang dikemukakan diatas

Penggugat/Terbanding secara tegas menolak bukti tersebut

dijadikan sebagai alat bukti, dengan alasan tidak

disampaikan di depan sidang Pengadilan.

4.2. Bahwa atas dalil Tergugat I/pembanding, pointt 6 sub a, c, d

dan angka 1, 2 dari sub d adalah merupakan satu kesatuan,

Tergugat I/Pembanding, hanya mengulang-ulang saja, dan

tidak menguraikan dalil-dalil yang baru, sekalipun demikian,

sebagaimana dikemukakan sebelumnya, perlindungan dan

pengakuan konstitusi hak-hak tradisional telah dijelaskan

dengan Putusan MK No.35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei

2013 yang intinya menyatakan “

“ Bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat

tidak termasuk hutan Negara”

Hal mana juga merupakan ketentuan yang dianut oleh UU

No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan khususnya Pasal 15

dan Putusan MK No.45/PUU-IX/2011, tanggal 9 Februari dan

diputuskan tanggal 21 Februari 2012, tentang pemahaman

dan pemaknaan Penetapan Kawasan Hutan, harus melalui

empat tahapan yaitu :

“ Penunjukan, Penata Batasan, Pemetaan dan

Pengukuhan/Penetapan, penunjukan hutan tanpa

proses tahapan tersebut adalah praktek dari pada

pemerintahan otoriter dan bukan merupakan

praktek dari pemerintahan yang demokratis.”

4.3. Bahwa selain itu setelah Majelis Hakim sesuai dengan

ketentuan Pasal 5 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi

Page 95: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 95 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

“ Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali,

mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan

rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”

hal mana dalam fakta persidangan diperoleh melalui

keterangan saksi (vide halaman 99 putusan dalam perkara a

quo), saksi Muhammad Ali Arsyad, Ir.Rachmat Ajie, Prie

Supriadi, Ir.Dede Mardiko, Ir.Bowo Heri Satmoko,

Ir.Purnama Gandhi NZ, MM.

Bahwa Majelis Hakim berdasarkan keterangan saksi-saksi

tersebut Padanglawas belumlah dapat saat itu menyatakan

sebagai kawasan hutan, karena belum memenuhi syarat,

salah satunya belum pernah temu gelang, pada hal syarat

tersebut mutlak harus dipenuhi dalam penentuan suatu

wilayah untuk dinyatakan sebagai kawasan hutan/kawasan

hutan Negara.

Bahwa Saksi Ir. Bowo Heri Satmoko, yang pada saat itu

sebagai Kepala Bidang Areal Penggunaan Hutan sejak tahun

2005, pada halaman 999 pertimbangan majelis hakim yang

merupakan keterangan saksi dalam perkara pidana, halaman

182 putusan pidana pada pokoknya menjelaskan

“Penetapan Kawasan hutan dikawasan hutan

padang lawas belum dilaksanakan”

(vide putusan pengadilan dalam perkara ini halaman 99 dan

100),

berdasarkan uraian-uraian tersebut putusan majelis dalam

perkara ini sudah tepat menurut hukum, dan dalil-dalil

Tergugat I/Pembanding secara tegas harus ditolak.

5. Bahwa memori banding Tergugat I/Pembanding point halaman 13,

14, pointt 7 sub 1/d 6 adalah tidak benar dengan alasan sebagai

berikut :

5.1. Bahwa TergugatI/Pembanding tidak mengerti tentang

pemahaman ketentuan pasal 33 ayat (3) UUD 1945,

mengenai arti dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Bahwa sebagaimanadalam pembukaan UUD 1945,

mempunyai maksud agar Negara dapat memenuhi

Page 96: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 96 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

kewajibannya, untuk melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, dan juga mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa dalam Putusan MK No.002/PUU-I/2003 Mahkamah

memandang perlu menegaskan bahwa adanya hak

penguasaan oleh Negaraatas bumi, air dan seluruh kekayaan

alam yang ada didalamnya itu menunjukkan bahwa konsepsi

hak yang dianut oleh UUD 1945, berkenan dengan 3 hal yang

dimaksudbumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalam bumi dan air itu. Dalam pengarahannya Mahkamah

mengemukakan 3 (tiga) hal yaitu :

1. Bagi Negara bahwa hak menguasai yang diberikan oleh

UUD 1945 kepadanya bukanlah demi negara itu sendiri

melainkan terikat pada tujuan pemberian hak itu yakni

untuk dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

2. Bagi orang perorangan pemegang hak atas tanah

termasuk badan hukum dengan penegasan tersebut

berarti untuk kepastian bahwa dalam hak atas tanah yang

dipunyanya itu melekat pula pembatasan-pembatasan

yang lahir dari adanya hak penguasaan dari Negara.

3. Bagi pihak-pihak yang bukan pemegang punya hak atas

tanah juga diperoleh kepastian bahwa mereka tidak

semata-mata dapat meminta Negara untuk melakukan

tindakan penguasaan atas tanah yang terhadap tanah itu

sudah melekat suatu hak tertentu.

Dari yang dikemukakan diatas Penggugat/Terbanding

mengelola tanah tersebut berdasarkan hak-hak tradisional

yang diakui oleh UUD 1945, dan sebagian tanah tersebut telah

bersertifikat Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam UU No.5

Tahun 1960 tentang UU Pokok Agraria, dengan demikian

putusan Pengadilan Negeri Sidimpuan dalam perkara ini

sudah benar.

5.2. Bahwa terhadap dalil Tergugat I/Pembanding yang hanya

merupakan pengulang saja terhadap ketentuan pasal 4 ayat

Page 97: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 97 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

(1) dan ayat (2)UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

point 7 sub 2,3.

Bahwa Tergugat I/Pembanding sama sekali tidak memahami

ketentuan yang di kemukakan dalam pasal tersebut jika

dihubungkan dengan perkara ini, sebagaimana dalam Pasal

15 UU No.41/1999 tentang Kehutanan dan Putusan MK

No.45/PUU-IX/2011, tanggal 9 Februari 2012 dan diputus

tanggal 21 Februari 2012, tentang pemahaman dan

pemaknaan penetapan kawasan hutan harus melalui empat

tahapan yaitu :

“ Penunjukan, Penata Batasan Pemetaan

danPengukuhan/Penetapan, tanpamana Penunjukan

hutan tanpa proses tahapan tersebut adalah praktek

dari pada pemerintahan otoriter dan bukan merupakan

praktek dari pemerintahan yang demokratis.”

Dengan demikian dalil dari Tergugat I/Pembanding tersebut

tidak relevan sama sekali dengan perkara a quo dan secara

tegas harus ditolak.

5.3. Bahwa apa yang dikemukakan Tergugat I/Pembanding point 7

sub 4,5,6, halaman 13 dan 14, sama-sekali tidak benar,

dengan alasan sebagai berikut: Surat Menteri

PertanianNo.923/Kpts/Um/12/1982, tanggal 27 Desember

1982, Surat Menteri Pertanian tersebut tidak berlaku lagi

berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.44 Tahun 2005, dan

SK Menteri Kehutanan tersebut juga tidak berlaku lagi,

berdasarkan Putusan M.A.RI No.47P/HUM/2011, tanggal 2

Mei 2012 (vide Bukti P-28).

Bahwa Putusan M.A. RI No.2642K/Pid, tanggal 12 Februari

2007, adalah Error in objecto, sebagaimana dalam bukti P-3

s/d P-8, dan keterangan saksi Fakta yang bernama 1. Ahmad

Yani Hasibuan,2. Zulkarnain Simamora,3. Humala Pontas

Harahap, 4. Amlan Harahap,karena Penggugat/Terbanding

tidak pernah mengelola lahan di lokasi sebagaimana disebut-

sebut dalam Surat Dakwaan JPU, berdasarkan uraian diatas

bahwa pertimbangan Majelis dalam perkara ini sudah tepat

Page 98: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 98 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

menurut hukum, oleh karenanya dalil Tergugat I/Pembanding

dalam Memori bandingnya secara tegas harus ditolak.

6. Bahwa Memori Banding Tergugat I point 8 sub a angka 1 s/d 8 dan

sub b, hanya pengulangan saja, hal ini ditandai tentang GB No.50,

25 Juni 1924 dan Berita Acara Penyerahan Tanah, serta Keputusan

Menteri PertanianNo.923/Kpts/Um/12/1982, tanggal 27 Desember

1982, berikut putusan-putusan perkara pidana berdasarkan Surat

Dakwaan JPU tentang objek perkara Error in objekto, yang

semuanya putusan Pidana tersebut sejak semula direkaya Majelis

Hakim dalam perkara ini (vide putusan halaman 94 s/d halaman

102) telah mempertimbangkan dengan seksama, dengan jelas,

cermat dan komplit, dengan demikian dalil Tergugat I/Pembanding

dalam memori bandingnya secara tegas harus ditolak.

Bahwa berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan diatas,

mohon Ketua Pengadilan Tinggi Medan atau Yang Mulia Majelis

Hakim Tinggi yang memeriksa dan mengadili perkara ini dan

memutuskan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan kontra memori banding

Penggugat/Terbanding.

2. Menolak seluruh memori banding Tergugat I/Pembanding.

3. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

No.46/Pdt.G/2016/PN.PSP, tanggal 22 September 2016. Yang

dimohonkan banding oleh Tergugat I/Pembanding.

4. Menghukum Tergugat I/Pembanding membayar biaya dalam

kedua pemeriksaan dalam perkara.

Membaca relas pemberitahuan memeriksa berkas perkara (Inzage)

Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan kepada Turut Tergugat/Turut Terbanding

II pada tanggal 22 Desember 2016, oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan

Negeri Medan kepada Tergugat II/Turut Terbanding I pada tanggal 5 Januari

2017, oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan kepada

Tergugat III/Pembanding I pada tanggal 6 Januari 2017, olerh Jurusita

Pengganti ada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kepada

Penggugat/Terbanding pada tanggal 9 Januari 2017, oleh Jurusita Pengganti

Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada Tergugat I/Pembanding II pada

Page 99: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 99 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

tanggal 31 Januari 2017 untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan sebelum berkas perkara dikirim ke

Pengadilan Tinggi Medan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Tergugat I/ Pembanding I

dan Tergugat III/Pembanding II telah diajukan dalam tenggang waktu dan

menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-

undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat

diterima;

Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat banding setelah memeriksa

dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta

turunan putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal 22 September

2016 nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp dan telah pula membaca serta

memperhatikan dengan seksama surat memori banding yang diajukan oleh

Tergugat I/Pembanding I dan surat kontra memori banding yang diajukan oleh

Penggugat/Terbanding majelis hakim tingkat banding akan mempertimbangkan

sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat banding setelah mencermati

dan memperhatikan putusan majelis hakim tingkat pertama tanggal 22

September 2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp berikut berita acara

persidangan telah diperoleh fakta hukum sebagai berikut :

- Bahwa Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 50 yang dikeluarkan di Batavia tanggal 25 Juni 1924

telah dirobah dan di tambah dengan bahasa Indonesia dan direkayasa’,

sebagaimana Putusan Nomor 434/PDT/2011/PT.MDN yang telah berkekuatan hukum tetap adalah terjemahan yang tidak sah atau tidak dapat diterima secara hukum, karena dari aslinya berbahasa Belanda

telah di robah dan ditambah dengan bahasa Indonesia dan direkayasa

;

- Bahwa “Berita Acara mengenai “dari hutan yang akan

dijadikan Hutan tetap yang bernama Kawasan Hutan Padang Lawas

dengan Register No. 40 di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten

Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara, ditunjuk sebagai hutan tetap

Page 100: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 100 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

dengan surat penetapan penunjukkan G.B,25 Juni 1924 No.50, tanggal 6

Juni 1978, yang ditunjuk dengan surat Keputusan dari Gubernur Kepala

Daerah Propinsi Sumatera Utara tanggal 18 Desember 1972 No.

704/I/GSU dan S.K. Bupati Kepala Daerah TK. II Tapanuli Selatan

No.967/77 tanggal 2 September 1977 untuk menetapkan batas-batas yang

tetap dari Kawasan Hutan Padang Lawas tidak ada ditandatangani oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara sebagai pejabat

yang mengetahui dan tidak ada tandatangan Gubernur Kepala Daerah Tk I Propinsi Sumatera Utara sebagai Pejabat yang mengetahui dan menyetujui, hal tersebut bertentangan dengan hukum atau dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan dalam Pasal 7

Ayat (1) dan Pasal 8 Ayat (2) dan (2), serta Pasal 9 Ayat (1) beserta

pejelasan Pasal 7 dan 8, serta Pasal 9 ;

- Bahwa Saksi-saksi dalam berkas perkara Putusan Nomor :

481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST yang dakwaannya diajukan oleh Tergugat II

dan kemudian diberikan kepada Tergugat I dan Tergugat III

menerangkan yang intisarinya yaitu : Saksi Ir. Surachmanto Hutomo.,Msc

dibawah sumpah menerangkan dalam halam 81 alinea ke 6 pada pokoknya

menjelaskan “Bahwa Saksi tidak mengetahui dengan pasti dan tidak mengetahui dengan jelas dimana lokasi Koperasi Bukit Harapan di

TGHK atau di Register 40” dan dalam halaman 87 aliniea ke 8 pada

pokoknya menjelaskan “Bahwa dalam Audit dikatakan proses

pemetaan kawasan hutan belum temu gelang sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan tetap”, Saksi Muhammad Ali Arsyad yang

saat itu bertugas di Departemen Kehutanan sebagai Kepala Pusat

Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan hutan, pada halaman 112 aline

1 dibawah sumpah menerangkan “Bahwa tata batas yang Saksi nyatakan sudah dilaksanakan sebagian adalah tata batas belum

temu gelang” dan “..proses menteri menetapkan kawasan hutan

berdasarkan Berita Acara Tata Batas yang telah temu gelang

belum dilaksanakan”, Saksi Ir. Rachmat Ajie yang saat itu bertugas

sebagai Inspectur Jenderal Wilayah I dan wilayah kerja meliputi seluruh

Sumatera Utara, pada halaman 121 alinea ke 7 dibawah sumpah

menjelaskan “Bahwa di dalam audit dalam kesimpulan ada kalimat

Page 101: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 101 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

“…belum pernah temu gelang sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan tetap”, Saksi Prie Supriadi yang saat itu bertugas

sebagai Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Utara, pada halaman 141

alinea ke 6 pada pokoknya menjelaskan “….proses pembuatan peta

kawasan hutan belum pernah temu gelang, sehingga belum dapat

disebutkan sebagai hutan tetap” dan pada halaman 144 alinea ke 4 menjelaskan pada pokoknya “Areal yang dikuasai Koperasi Bukit Harapan bukan Register 40”, Saksi Ir. Deka Mardiko yang saat itu

bertugas di Departemen Kehutanan sebagai Kepala Bidang Perubahan

Peruntukan Kawasan Hutan pada Halaman 163 alinea ke 8 pada pokoknya

menjelaskan “Bahwa Berita Acara Penataan Batas digunakan untuk

Pemetaan Kawasan Hutan, Penataan batas kawasan hutan dilakukan setelah temu gelang” dan pada halaman 164 alinea 1 pada pokoknya

menjelaskan “bahwa yang dimaksud dengan temu gelang kawasan

hutan adalah batas-batas yang sudah diyakini sebagai batas-batas

kawasan hutan” juga alinea 2 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa

pemetaan kawasan hutan dilakukan setelah temu gelang”, serta

pada halaman 166 alinea ke 1 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa

pengukuhan kawasan hutan adalah rangkaian kegiatan

penunjukkan, penataan batas, pemetaan dan penetapan kawan hutan

dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum atas status, letak dan luas kawasan hutan”, Saksi Ir.Bowo Heri Satmoko, saat itu

menjabat sebagai Kepala Bidang Areal Penggunaan Hutan sejak bulan Juli

2005 pada halaman 182 pada pokoknya menjelaskan “Penetapan

kawasan hutan di kawasan hutan padang lawas belum dilaksanakan”,

Saksi Ir.Poernama Gandhi NZ.,MM saat itu menjabat sebagai Ketua dan

penanggung jawab Audit dalam halaman 241 alinea ke 8 pada pokoknya

menjelaskan “…proses pembuatan peta kawasan hutan, belum pernah

temu gelang, sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan

tetap…” pada halaman 244 alinea 3 pada pokoknya menjelaskan

“kata-kata temu gelang adalah ketemu kepala dan ekornya” ;

- Bahwa Government Besluit (GB) No : 50/1924 tidak

terdaftar dan tidak ada dimumumkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara

Republik Indonesia atau LNRI dan bertentang dengan Peraturan Umum

mengenai perundang-undangan untuk Indonesia disingkat (AB) dalam

Page 102: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 102 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Pasal 1 menjelaskan “Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Raja

atau Gouverneur General atas namanya, berlaku sebagai Undang-undang

di Indonesia, setelah diumumkan dalam bentuk yang ditetapkan dalam

peraturan tentang kebijaksanaan Pemerintah”;

- Bahwa bukti surat Tergugat bertanda T-16.a, T-16.b, T-

16.c, T-16.d, T-16.e yaitu berupa gambar Tata Batas Peta Padang

Lawas, setelah Majelis Hakim baca dan telaah dengan cermat didalam

bukti surat tersebut adalah tidak ada di tandatangani yang diketahui dan

disahkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas

Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Menteri Pertanian Direktur Jenderal

Kehutanan dan hal tersebut adalah bertentangan dengan Surat Keputusan

Menteri Pertanian No.579/Kpts/Um/9/1978 tidak ada ditandatangani oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/atau Kepala Direktorat Agraria

Tingkat I yang bersangkutan, apalagi dalam bagian tanda tangan Panitia

tata batas ada tandatangannya pada kolom Jabatan, akan tetapi siapa

nama penjabat yang menandatangani tidak ada tertulis atau disebutkan ;

- Bahwa keterangan Ahli dari Penggugat yaitu Dr. Maruarar

Siahaan.,SH menjelaskan yang intisarinya “setiap aturan untuk dapat di

berlakukan harus diumumkan dahulu dan terhadap G.B,25 Juni 1924 No.50

yang tidak diumumkan dalam lembaran Negara dan untuk produk hukum

di zaman Kolonial, diumumkan dalam Nederlands Hindie Staatsblad

sebagai syarat untuk mempunyai kekuatan hukum mengikat sesuai

dengan Algemene Bepalingen Van Wetgeving (AB) tidak dianggap

berlaku sebagaimana bukti bertanda P-30a, P-30b, P-30c ;

- Bahwa Ahli yang dihadirkan Penggugat IR.LILIK AMIN

RAHARDJO.,M.si menjelaskan : panduan/ aturan yang di gunakan pada

Kementerian Kehutanan dalam menentukan kawasan hutan, aturannya

yaitu Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 32/Kpts-II/2001

panduan aturan tersebut dikeluarkan di Jakarta tanggal 12 Pebruari 2001

oleh Menteri Kehutanan yaitu Dr.Ir. Nur Mahmudi Ismail., Msc dalam Pasal

4 menjelaskan Ruang Lingkup pengukuhan kawasan hutan, meliputi “a.

Penunjukan Kawasan Hutan, b.Penataan Batas Kawasan Hutan,

c.Pemetaan Kawasan Hutan, d. Penetapan Kawasan Hutan” ;

Page 103: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 103 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan fakta hukum tersebut diatas

majelis hakim tingkat banding akan mempertimbangkan mengenai putusan

dalam eksepsi, putusan provisi dan putusan akhir ;

Menimbang, bahwa Pembanding II semula Tergugat III dengan akta

permohonan banding tanggal 30 Agustus 2016 mengajukan permohonan agar

Putusan Provisi Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal 18 Agustus 2016

Nomor 46/PDT/2015/PN.Psp diperiksa dan diputus dalam pengadilan tingkat

banding namun permohon tersebut tidak mengajukan memori banding

sehingga majelis hakim tingkat banding tidak dapat mengetahui apa yang

menjadi keberatan Tergugat III atas putusan provisi tersebut;

Menimbang, bahwa Pembanding I semula Tergugat I dengan akta

permohonan banding tanggal 4 Oktober 2016 mengajukan permohonan agar

putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal 22 September 2016

Nomor 46/Pdt.G/2016/PN.Psp diperiksa dan diputus dalam pengadilan tingkat

banding dengan mengajukan memori banding tanggal 21 Desember 2016,

sementara Tergugat III/Pembanding II tidak turut mengajukan permohonan

banding terhadap putusan tanggal 22 September 2016 Nomor

46/Pdt.G/2015/PN.Psp ;

Menimbang, bahwa atas eksepsi dari Tergugat I, majelis hakim tingkat

pertama telah menjatuhkan putusan sela tanggal 31 Mei 2016 Nomor

46/Pdt.G/2016/PN.Psp, yang menyatakan menolak eksepsi Tergugat I, majelis

hakim tingkat banding sependapat dengan pertimbangan majelis hakim tingkat

pertama dalam eksepsi tersebut, dan mengambil alih pertimbangan dalam

eksepsi tersebut menjadi pertimbangan majelis hakim tingkat banding sendiri

dalam mengadili dan memutus perkara di tingkat banding dan dianggap telah

tercantum pula dalam putusan ini,

Mrenimbang, bahwa atas tuntutan prtovisi dari Penggugat, majelis hakim

tingkat pertama telah mengambil putusan Provisi tanggal 18 Agustus 2016

nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp, yang pada pokoknya mengabulkan tuntutasn

provisi dari Penggugat dengan pertimbangan sebagaimana termuat dalam

Putusan Provisi halaman 53 sampai dengan halaman 80, majelis hakim tingkat

banding dapat menyetujui dan membenarkan pertimbangan dan putusan

majelis hakim tingkat pertama dalam putusan provisi tersebut karena dalam

Page 104: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 104 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

pertimbangan-pertimbangan hukumnya telah memuat dan menguraikan

dengan tepat dan benar semua keadaan serta alasan-alasan yang menjadi

dasar dalam putusan bersesuaian dengan fakta persidangan, dan mengambil

alih pertimbangan majelis hakim tingkat pertama tersebut sebagai

pertimbangan majelis hakim tingkat banding sendiri dalam mengadili dan

memutus tuntutan provisi dalam tingkat banding dan dianggap telah tercantum

pula dalam putusan di tingkat banding ;

Menimbang, bahwa dalam materi pokok perkara majelis hakim tingkat

banding telah mengambil putusan tanggal 22 September 2016 Nomor

46/Pdt5.G/2016/PN.Psp, dimana majelis hakim tingkat pertama dalam

pertimbangan-pertimbangan hukumnya dalam halaman 86 alinea ke-2 sampai

dengan halaman 105 putusannya telah memuat dan menguraikan dengan tepat

dan benar semua keadaan dan alasan-alasan yang menjadi dasar dalam

putusan bersesuaian dengan fakta persidangan, maka majelis hakim tingkat

banding dapat menyetujui dan membenarkan putusan majelis hakim hakim

tingkat pertama dan pertimbangan-pertimbanan majelis hakim tingkat pertama

tersebut diambil alih menjadi pertimbangan majelis hakim tingkat banding

sendiri dalam memeriksa dan memutis perkara ini dalam tingkat banding dan

dianggap telah tercantum pula dalam putusan di tingkat banding ;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan

hukum tersebut majelis hakim tingkat banding menyatakan putusan Pengadilan

Negeri Padangsidimpuan tanggal 22 September 2016 Nomor

46/Pdt.G/2015/PN.Psp dapat dipertahankan dalam pengadilan tingkat banding

dan oleh karenanya haruslah dikuatkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding I semula Tergugat I dan

Pembanding II semula Tergugat III tetap dipihak yang dikalahkan, baik dalam

pengadilan tingkat pertama maupun dalam pengadilan tingkat banding, maka

semua biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan tersebut dibebankan

kepadanya ;

Mengingat peraturan hukum dari perundang-undangan yang berlaku,

khususnya Undang-undang No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 jo Undang-Undang No.08 Tahun 2004 jo

Undang-Undang No.49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum dan RBG ;

Page 105: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 105 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari Pembanding I semula Tergugat I

dan Pembanding II semula tergugat III ;

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tanggal

22 September 2016 Nomor 46/Pdt.G/2015/PN.Psp yang dimohonkan

banding tersebut ;

- Menghukum Pembanding I semula Tergugat I dan Penggugat II

semula Tergugat III untuk membayar seluruh biaya perkara yang

timbul dalam kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat banding

ditetapkan sebesar Rp.150.000,00 ( seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan pada hari SELASA tanggal 6 JUNI 2017 oleh kami

BENAR KARO-KARO,SH,MH selaku Ketua Majelis dengan YANSEN

PASARIBU,SH dan PRASETYO IBNU ASMARA,SH,MH masing-masing

sebagai Hakim Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi

Medan tanggal 4 April 2017 Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN jo. Tanggal 15 Maret

2017 Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN untuk memeriksa dan mengadili perkara ini

dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari SENIN tanggal 19 JUNI

2017 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua

Majelis tersebut dengan didampingi Hakim - hakim Anggota, serta

HAMONANGAN RAMBE,SH,MH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi

tersebut akan tetapi tanpa dihadiri kedua belah pihak dalam perkara ini ;

Hakim Anggota : Hakim Ketua :

dto dto

1. YANSEN PASARIBU,SH BENAR KARO-KARO,SH,MH

dto

2. PRASETYO IBNU ASMARA,SH,MH

Page 106: PENGADILAN TINGGI MEDAN · pengadilan tinggi medan halaman 1 dari 104 putusan nomor 78/pdt/2017/pt.mdn p u t u s a n nomor 78/pdt/2017/pt.mdn demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 106 dari 104 Putusan Nomor 78/PDT/2017/PT.MDN

Panitera Pengganti :

dto

HAMONANGAN RAMBE,SH,MH

Rincian biaya perkara: - Meterai : Rp. 6.000,- - Redaksi : Rp. 5.000,-

- Pemberkasan : Rp.139.000,-

Jumlah : Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)