PENGADILAN TINGGI MEDAN filePENGADILAN TINGGI MEDAN halaman 3 dari 58 halaman Putusan Nomor...

58
PENGADILAN TINGGI MEDAN halaman 1 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN P U T U S A N Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: H. ILYAS ST. BASA, BBA, 92 tahun, purnawirawan TNI AD, bertempat tinggal di Jalan Sudirman No. 92 Medan;Berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 14 Mei 2014 memberikan kuasa kepada Mangiring Sihombing, SH, Munawar, SH, Jony Hendrawan Tarigan, SH, David Anway, SH, Arianto, SH para Advokat berkantor di Kantor Hukum MANGIRING SIHOMBING & Rekan Komplek Pramas I No. 70 Jalan Letda Sujono Medan sebagaiPembanding semula Penggugat; L A W A N : 1. SOLITA LOMONGGA SIMANJUNTAK, ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Jalan Dr. Sofyan No. 44 Medan sebagaiTerbanding I semula Tergugat I; 2. RUMINTAR LIBERTINA SIMANJUNTAK, wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Jenderal Sudirman No, 42 Medan sebagai Terbanding II semulaTERGUGAT II; 3. Dr. UNTUNG DIANA SIMANJUNTAK, dokter, bertempat tinggal diJalan. Jenderal Sudirman No. 42 Medan sebagaiTerbanding III semula Tergugat III; 4. Pdt. PIKTOR THEODORIK SIMANJUNTAK, bertempat tinggal di Jalan Tarutung No. 1 Pematang Siantar, selaku ahli waris dari almarhum Johan Arnold Simanjuntak sebagaiTerbanding IV semula Tergugat IV; 5. EDWARD PESTA SIMANJUNTAK, pegawai bank, bertempat tinggal di Jalan AUP No. 24 Pasar Minggu Jakarta Selatan sebagaiTerbanding V semula Tergugat V; 6. Pemerintah Republik Indonesia Qq. Pemerintrah Daerah Provinsi Sumareta Utara Qq Kantor Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Wilayah Propinsi Sumatera Utara, beralamat di Jalan Perintis Kemerdakaan No. 39 Medan sebagaiTerbanding VI semula Tergugat VI;

Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN filePENGADILAN TINGGI MEDAN halaman 3 dari 58 halaman Putusan Nomor...

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 1 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

P U T U S A N

Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

sebagai berikut dalam perkara antara:

H. ILYAS ST. BASA, BBA, 92 tahun, purnawirawan TNI AD, bertempat

tinggal di Jalan Sudirman No. 92 Medan;Berdasarkan surat

kuasa khusus tanggal 14 Mei 2014 memberikan kuasa kepada

Mangiring Sihombing, SH, Munawar, SH, Jony Hendrawan

Tarigan, SH, David Anway, SH, Arianto, SH para Advokat

berkantor di Kantor Hukum MANGIRING SIHOMBING &

Rekan Komplek Pramas I No. 70 Jalan Letda Sujono Medan

sebagaiPembanding semula Penggugat;

L A W A N :

1. SOLITA LOMONGGA SIMANJUNTAK, ibu rumah tangga, bertempat

tinggal di Jalan Dr. Sofyan No. 44 Medan sebagaiTerbanding I

semula Tergugat I;

2. RUMINTAR LIBERTINA SIMANJUNTAK, wiraswasta, bertempat tinggal

di Jalan Jenderal Sudirman No, 42 Medan sebagai Terbanding

II semulaTERGUGAT II;

3. Dr. UNTUNG DIANA SIMANJUNTAK, dokter, bertempat tinggal diJalan.

Jenderal Sudirman No. 42 Medan sebagaiTerbanding III

semula Tergugat III;

4. Pdt. PIKTOR THEODORIK SIMANJUNTAK, bertempat tinggal di Jalan

Tarutung No. 1 Pematang Siantar, selaku ahli waris dari

almarhum Johan Arnold Simanjuntak sebagaiTerbanding IV

semula Tergugat IV;

5. EDWARD PESTA SIMANJUNTAK, pegawai bank, bertempat tinggal di

Jalan AUP No. 24 Pasar Minggu Jakarta Selatan

sebagaiTerbanding V semula Tergugat V;

6. Pemerintah Republik Indonesia Qq. Pemerintrah Daerah Provinsi

Sumareta Utara Qq Kantor Dinas Tata Ruang dan Pemukiman

Wilayah Propinsi Sumatera Utara, beralamat di Jalan Perintis

Kemerdakaan No. 39 Medan sebagaiTerbanding VI semula

Tergugat VI;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 2 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

7. Pemerintah Republik Indonesia Qq Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia, berlamat di Jalan Sisingamangaraja No. 2

Kebayoran Baru Jakarta Selatan sebagaiTerbanding VII

semula Tergugat VII;

8. Pemerintah Republik Indonesia Qq Badan Pertanahan Republik

Indonesia Qq Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah

Provinsi Sumatera Utara Qq Kantor Pertanahan Kota Medan,

beralamat di Jalan A.H Nasution Pangkalan Mansyur Medan

sebagaiTerbanding VIII semula Tergugat VIII;

Pengadilan Tinggi tersebut;

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan pada

tanggal 21 Desember 2017 Nomor: 430/Pdt/2017/PT MDN, tentang penunjukan

Majelis Hakim ;

Telah membaca berkas Perkara Pengadilan Negeri Medan Nomor:

246/Pdt.G/2014/PNMdn dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara

tersebut ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat melalui surat gugatannya tertanggal 21

Mei 2014 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan dengan

Register No. 246/ Pdt/G/2014/PN Mdn telah mengemukakan hal-hal sebagai

berikut:

- Bahwa Penggugat bersama keluarga (isteri dan anak Penggugat)sejak

tahun 1954 telah menguasai dan bertempat tinggal di atas sebidang

tanah seluas lebih kurang 2165 M2 (dua ribu seratus enam puluh lima

meter persegi) berikut bangunan rumah yang ada di atasnya yang

terletak diwilayah Propinsi Sumatera Utara, kota Medan, Kecamatan

Medan Baru, Kelurahan Petisah Hulu yang batas-batasnya sebagai

berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Klinik Mata ;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan ;

Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai ;

Sebelah Barat berbatasan dengan tanah milik Dr. Robert ;

- Bahwa tanah tersebut di atas (untuk selanjutnya disebut Objek Perkara)

dikuasai dan ditempati Penggugat bersama isteri dan anak Penggugat

atas persetujuan dari Komandan KMKB Medan berhubung karena

Penggugat seorang anggota Tentara Nasinal Indonesia (TNI) yang tidak

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 3 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

mempunyai tempat tinggal, dimana Objek Perkara pada awalnya dikuasai

dan ditempati Penggugat bersama-sama dengan 4 (empat) Kepala

Keluarga Keturunan Belanda. Akan tetapi oleh karena ke empat Kepala

Keluarga Keturunan Belanda tersebut tidak lagi bertempat tinggal dan

meninggalkan Objek Perkara, Objek Perkara dikuasa Penggugat

bersama keluarga Penggugat ;

- Bahwa Objek Perkara telah diklaim atau dinyatakan Johan Arnold

Simanjuntak sebagai miliknya atas dasar Sertifikat Hak Milik No.

35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan

Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971 tertang-gal 03

Agustus 1971 yang diterbitkan Tergugat VIII, dan sejak terbitnya Sertifikat

Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas

nama Johan Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971

tertanggal 03 Agustus 1971 tersebut, sebagian dari Objek Perkara

dikuasai dan ditempati Johan Arnold Simanjuntak bersama keluarganya

hingga sampai sekarang oleh ahli warisnya ;

- Bahwa dalam Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan

tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak dengan

Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03 Agustus 1971 yang diterbitkan

Tergugat VIIIdisebutkan bahwa penerbitan Sertifikat Hak Milik No.

35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan

Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03

Agustus 1971 tersebut adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri (sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal

7 April 1970 tentang Pemberian Hakatas Tanah (Objek Per-kara) kepada

Johan Arnold Simanjuntak ;

- Bahwa keberadaan Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan

tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak dengan

Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03 Agustus 1971tersebut, telah

digugat dengan Gugatan Sengketa Tata Usaha Negara yang diajukan

Penggugat dalam perkara ini sebagai Penggugat terhadap Tergugat VIII

dalam perkara ini sebagai Tergugat dan Tergugat I selaku ahli waris

almarhum Johan Arnold Simanjuntak dalam perkara ini sebagai

Tergugat II Intervensi di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan dalam

sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana termaktub di dalam Putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No. 38/G/2009/PTUN-MDN.

tertanggal 8 September 2009 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 4 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Negara Medan tertanggal 8 Pebruari 2010 No. 07/B/2010/PT.TUN-MDN

Jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 273 K/TUN/2010

tertanggal 27 September 2010 ;

- Bahwa terhadap Gugatan Sengketa Tata Usaha Negara yang diajukan

Penggugat sebagai Penggugat terhadap Tergugat VIII sebagai Tergugat

dan Tergugat I selaku ahli waris dari almarhum Johan Arnold

Simanjuntak sebagai Tergugat II Intervensi tersebut, di tingkat Kasasi

dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 273

K/TUN/2010 tertanggal 27September 2010 telah memberikan amar

putusan yang berbunyi “menolak Gugatan Tata Usaha Negara yang

diajukan Penggugat” ;

- Bahwa dalam sengketa Tata Usaha Negara yang termaktub di dalam

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No. 38/G/2009/PTUN-

MDN. tertanggal 8 September 2009 tersebut terungkap bahwa almarhum

Johan Arnold Sianjuntak memperoleh hak atas Objek Perkara atas dasar

Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 antara Johan Arnold

Simanjuntak dengan Tergugat VI dalam perkara ini ;

- Bahwa dalam sengketa Tata Usaha Negara yang termaktub di dalam

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No. 38/G/2009/PTUN-

MDN. tertanggal 8 September 2009 tersebut terungkap bahwa setelah

adanya Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara

antara Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak, Kontrak Sewa Beli

tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat VI dengan

Johan Arnold Simanjuntak telah disetujui Tergugat VI dengan Surat

Keputusan No. 145/RN III/60 tertanggal 31 Mei 1960. Dengan kata lain,

persetujuan yang dilakukan Tergugat VI terhadap Kontrak Sewa Beli

tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat VI dengan

Johan Arnold Simanjuntak, setelah adanya Kontrak Sewa Beli tertanggal

10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat VI dengan Johan

Arnold Simanjuntak ;

- Bahwa dalam sengketa Tata Usaha Negara yang termaktub di dalam

Putusan Pengadilan Ta-ta Usaha Negara Medan No. 38/G/2009/PTUN-

MDN. tertanggal 8 September 2009 terse-but juga terungkap bahwa

dasar Tergugat VI melakukan Kontrak Sewa Beli dengan Johan Arnold

Simanjuntak atas Objek Perkara, adalah berdasarkan Undang-undang

No. 72 tahun 1957 tentang Penjualan Rumah-Rumah Negeri, dimana

tanah(Objek Perkara) yang disewa beli kepadaJohan Arnold Simanjuntak

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 5 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

adalah bekas Hak Opstal dengan Surat Tanah ter-tanggal 28 Maret 1927

No. 27 ;

- Bahwa Undang-undang No. 72 tahun 1957 yang disebut Tergugat I

sebagai dasar Tergugat VI melakukan Kontrak Sewa Beli dengan

Johan ArnoldSimanjuntak atas Objek Perkara, adalah Undang-undang

tentang Penetapan Undang-undang Darurat No. 19 tahun 1955 tentang

Penjualan Rumah-Rumah Negeri Kepada Pegawai Negeri Sebagai

Undang-undang, dimana berlakunya Undang-undang No. 72 tahun 1957

tersebut berdasarkan politik hukum dibawah Undang Undang Dasar

Sementera Republik Indonesia1950 yang mulai berlaku sejak 15 Agustus

1950 sampai dengan 5 Juli 1957 ;

- Bahwa dalam ketentuan Pasal 1 Undang-undang No. 72 tahun 1957

tentang Penetapan Undang-undang Darurat No. 19 tahun 1955 tentang

Penjualan Rumah-Rumah Negeri Kepada Pegawai Negeri Sebagai

Undang-undang tersebut dinyatakan, “Menteri Pekerjaan Umum dan

Tenaga Kerja dengan persetujuan Menteri Keuangan dapat menjual

rumah-rumah Negeri termasuk golongan III sebagai termaksud pada

“Burgerlijke Woningregeling” Stb. 1934 No. 147 dengan semua

perubahan dan tambahannya, beserta atau tidak beserta tanahnya

kepada Pegawai Negeri dan Pegawai Daerah Otonom, Pegawai

Negeri/Pegawai Daerah Otonom yang telah menerima pensiun, baik

yang telah maupun yang tidak dipekerjakan kembali pada Negeri/Daerah

Otonom menurut peraturan kepegawaian yang berlaku, menurut

peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Menteri-menteri tersebut ;

- Bahwa mengacu kepada ketentuan Pasal 1 Undang-undang No. 72

tahun 1957 tentang Penetapan Undang-undang Darurat No. 19 tahun

1955 tentang Penjualan Rumah-Rumah Negeri Kepada Pegawai Negeri

sebagaiUndang-undang tersebut di atas, maka Kontrak Sewa Beli

tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara yang dilakukan Tergugat VI

dengan Johan Arnold Simanjuntak, harus dengan persetujuan dari

Menteri Keuangan Republik Indonesia dan persetujuan itu harus

dilakukan sebelum Kontrak Sewa tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek

Perkara ;

- Bahwa Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara

antara Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak, bukan atas

persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia, melainkan atas

persetujuan Tergugat VI dengan Surat Keputusan No. 145/RN III/60

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 6 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

tertanggal 31 Mei 1960, dan persetujuan Tergugat VI atas Kontrak Sewa

Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat VI

dengan Johan Arnold Simanjuntak, dilakukan Tergugat VI setelah

adanya Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara

antara Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak sesuai dengan

Surat Keputusan No. 145/RN III/60 tertanggal 31 Mei 1960 ;

- Bahwa dengan mengacu kepada ketentuan Pasal 1 Undang-undang No.

72 tahun 1957 tentang Penetapan Undang-undang Darurat No. 19 tahun

1955 tentang Penjualan Rumah-Rumah Negeri Kepada Pegawai Negeri

Sebagai Undang-undang tersebut di atas, maka Kontrak Sewa Beli

tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat VI dengan

Johan Arnold Simanjuntak dengan persetujuan Tergugat VI dengan

Surat Keputusan No. 145/RN III/60 tertanggal 31 Mei 1960 tersebut telah

melanggar hukum dan oleh karena itu tidak sah dan tidak mempunyai

kekuatan hukum terhadap Objek Perkara ;

- Bahwa dalam kaitannya dengan lembaga hukum Sewa Beli sebagai

sarana Johan Arnold Simanjuntak mengajukan permohonan untuk

memperoleh hak milik atas Objek Perkara, dalam bukunya Prof R.

Subekti, SH. yangberjudul “Aneka Perjanjian” Penerbit PT. Sitra Aditya

Bakti Bandung 1995 pada halaman 51 (lima puluh satu) disebutkan,

Sewa Beli sebenarnya adalah suatu macam jual beli setidak-tidaknya ia

lebih mendekati jual beli dari pada sewa menyewa, meskipun ia

merupakan suatu campuran dari kedua-duanya dan diberikan judul “sewa

menyewa”. Dalam Hire Purchase Act 1965 ia dikonstruksikan sebagai

suatu perjanjian “sewa menyewa dengan hak opsi dari si penyewa untuk

membeli barang yang disewanya.

Maksud kedua belah pihak adalah tertuju pada perolehan hak milik atas

suatu barang di satu pihak dan perolehan sejumlah uang sebagai

imbalannya (harga) di lain pihak. Sewa Bei mula-mula ditimbulkan dalam

praktek untuk menampung persoalan bagaimankah caranya memberikan

jalan keluar apabila pihak penjual menghadapi banyak permintaan atau

hasrat untuk membeli barangnya tetapi calon-calon pembeli itu tidak

mampu membayar harga barang-barang sekaligus penjual bersedia

untuk menerima bahwa harga barang itu dicicil atau diangsur, tetapi ia

memerlukan jaminan bahwa barangnya (sebelum harganya dibayar

lunas) tidak akan dijual lagi oleh si pembeli ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 7 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

- Bahwa dalam perspektif lembaga hukum tentang sewa beli dalam

kaitannya dengan Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek

Perkara antara Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak sebagai

dasar Johan Arnold Simanjuntak memperoleh hak milik atas Objek

Perkara dari Tergugat VI, maka hal itu telah menempatkan Negara atau

Pemerintah Republik Indonesia Qq. Tergugat VI sebagai bagian dari

Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemilik atas bumi (tanah), air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, karena tanpa sebagai

pemilik atas Objek Perkara, penjualan Objek Perkara melalui kontrak

sewa beli tidak dapat dilakukan, karena hanya pemilik atas Objek

Perkara yang dapat melakukan penjualan terhadap Objek Perkara ;

- Bahwa dengan Dekrit 5 Juli 1957, Konstitusi (Hukum Dasar) yang berlaku

di Negara Republik Indonesia sebagai acuan politik hukum dan ekonomi,

bukan lagi berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara Republik

Indonesia 1950, meliankan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 ;

- Bahwa dalam ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, konsep

hukum tentang Hak Negara Republik Indonesia atas bumi (tanah), air

serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnyaadalah “Hak

Menguasai Negara”, bukan sebagai “pemilik”atas tanah seperti yang

berlaku padamasa Negara Belanda menjahah Negara Republik

Indonesia dan memerintah di Indonesia dengan politik hukumnya yang

dikenal dengan istilah “domein verklaring” sebagaimana tertuang dalam

AgrarischeBesluit Stb. 1870 No. 118 ;

- Bahwa konsep hukum tentang Hak Menguasai Negara Republik

Indonesia atas bumi (tanah), air serta kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia,disebutkan

dalam ketentuan Pasal 33 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang

Dasar 1945 yang berbunyi “Pereknomian disusun sebagai usaha

bersamaberdasar atas asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi

yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh Negara. Bumi dan air dan kekayaaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat ;

- Bahwa dengan mengacu kepada konsep hukum tentang Hak Menguasai

Negara atas bumi (tanah), air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana

tersebut di atas, lembaga hukum Sewa Beli atas tanah (in casu Kontrak

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 8 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat

VI dengan Johan Arnold Simanjuntak) yang diperbuat pada masa

berlakunya Undang-Undang Dasar 1945, bertentangan dengan

ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 ;

- Bahwa konsep hukum tentang Hak Menguasai Negara Republik

Indonesia atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya terhadap bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya sebagaimana tersebut di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam

ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) yang mulai berlaku sejak

tanggal 24 September 1960 dengan menyatakan bahwa “atas dasar

ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar dan hal-hal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa

serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan

tertinggi dikuasai oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh

rakyat” ;

- Bahwa wujud konkrit dari konsep hukum tentang “Hak Menguasai Negara

Republik Indonesia” sebagaimana termaktub di dalam ketentuan Pasal

33 Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, dijabarkan dalam ketentuan

Pasal 2 ayat (2) UUPA dengan menyatakan bahwa Hak Menguasai

Negara termaksud dalam ayat (1) Pasal 2 UUPA tersebut, memberi

wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,

penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

tersebut. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. Menentukan dan

mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan

hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa ;

- Bahwa penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan

tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak yang

diterbitkan Tergugat VIIIdengan Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal

03Agustus 1971 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

(sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal 7 April

1970tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada Johan

Arnold Simanjuntak tersebut, adalah pada masa telah berlakunya

Undang-undang No. 5 tahun 1960 (UUPA) yang mulai berlaku sejak

tanggal 24 September 1960 ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 9 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

- Bahwa dengan demikian, penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah

Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold

Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03 Agustus 1971

yang diterbitkan Tergugat VIII dan penerbitan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri (sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal

7April 1970 tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada

Johan Arnold Simanjuntak, harus mengacu kepada dan memperhatikan

ketentuan Undang-undang No. 5 tahun 1960 Jo. Peraturan Pemerintah

No. 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah sebagai ketentuan

tentang pendaftaran tanah yang berlaku pada saat itu ;

- Bahwa dalam kaitannya dengan Objek Perkara sebagai Objek Kontrak

Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 antara Tergugat VI dengan Johan

Arnold Simanjuntak atas persetujuan Tergugat VI dengan Surat

Keputusan No. 145/RN III/60 tertanggal 31 Mei 1960 tersebutadalah

bekas Hak Opstal, dalam ketentuan Pasal V Ketentuan Konversi

Undang-undang No. 5 tahun 1960 disebutkan, Hak Opstal dan Hak

Erfpacht untuk perumahan yang ada pada mulai berlakunya undang-

undang ini, sejak saat tersebut menjadi hak guna bangunan tersebut

dalam Pasal 35 ayat (1) yang berlangsung selama sisa waktu hak opstal

dan hak erfpacht tersebut, tetapi selama-lamanya 20 tahun ;

- Bahwa hak opstal atas Objek Perkara seiring dengan berlakunya

Undang-undang No. 5 tahun 1960 (UUPA) yang mulai berlaku sejak

tanggal 24 September 1960, telah berakhir karena hak guna bangunan

atas Objek Perkara tidak pernah diterbitkan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal V Ketentuan Konversi Undang-undang No. 5 tahun 1960

(UUPA) sebagaimana tersebut di atas ;

- Bahwa dengan berakhirnya hak opstal atas Objek Perkara seiring

dengan berlakunya Undang-undang No. 5 tahun 1960 (UUPA) karena

hak guna bangunan atas Objek Perkara tidak pernah diterbitkan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal V Ketentuan Konversi Undang-

undang No. 5 tahun 1960 (UUPA) tersebut, Objek Perkara bukanlah

kategori “tanah yang langsung dikuasai negara”, karena sejak tahun 1954

Objek Perkara telah dikuasai Penggugat dan dijadikan sebagai tempat

tinggal Penggugat bersama keluarganya ;

- Bahwa dengan kata lain, sebelum penerbitan Sertifikat Hak Milik No.

35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan

Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971, dan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 10 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

sebelum penerbitan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (sekarang

Tergugat III) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal 7 April 1970 tentang

Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada Johan Arnold

Simanjuntak, Objek Perkara bukanlah kategori “tanah yang langsung

dikuasai Negara”, melainkan tanah yang tidak langsung dikuasai negara,

karena Penggugat telah mempunyai hakatas Objek Perkara yang disebut

sebagai hak garap atau bezit atas Objek Perkara dan berhak untuk

memperoleh hak milik atas Objek Perkara sesuai ketentuan Undang-

undang No. 5 tahun 1960 (UUPA) ;

- Bahwa menurut Prof. Budi Harsono dalam bukunya “Hukum Agraria

Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan

Pelaksanaannya”, bahwa Hak Menguasai Negara meliputi semua tanah

dalam wilayah Republik Indonesia, baik tanah-tanah yang tidak atau

belum maupun yang sudah dihaki dengan hak-hak perseorangan. Tanah-

tanah yang belum dihaki dengan hak-hak perseorangan oleh Undang-

Undang Pokok Agraria (UUPA) disebut tanah-tanah yang dikuasai

langsung oleh Negara ;

- Bahwa sebelum penerbitan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

(sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal 7 April 1970

tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada Johan

Arnold Simanjuntak yang merupakan dasar Tergugat VIII menerbitkan

Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April

1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No.

55/1971 tertanggal 03 Agus-tus 1971 tersebut, Objek Perkara tidak

pernah dikuasai Johan Arnold Simanjuntak maupun ahli warisnya

(Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V) ;

- Bahwa oleh karena sejak tahun 1954 Objek Perkara dikuasai dan

ditempati Penggugat sebelum penerbitan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri (sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal

7 April 1970 tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada

Johan Arnold Simanjuntak, maka sebelum penerbitan Surat Keputusan

Menteri Dalam Negeri (sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70

tertanggal 7 April 1970 tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek

Perkara) kepada Johan Arnold Siman-juntak sebagai dasar Tergugat VIII

menerbitkan Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan

tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak dengan

Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03 Agustus 1971 tersebut, Johan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 11 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Arnold Simanjuntak semasa hidupnyaharus membebaskan hak

Penggugat atas Objek Perkara dengan membayar ganti rugi kepada

Penggugat ;

- Bahwa sebelum penerbitan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

(sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal 7 April 1970

tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada Johan

Arnold Simanjuntaksebagai dasar Tergugat VIII mener-bitkan Sertifikat

Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas

nama Johan Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971

tertanggal 03 Agustus 1971 tersebut, Johan Arnold Simanjuntak tidak

pernah melakukan pembebasan terhadap hak Penggugat atas Objek

Perkara dengan membayar ganti rugi kepada Penggugat ;

- Bahwa dengan fakta-fakta dan alasan hukum sebagaimana tersebut di

atas, yang berhak atas Objek Perkara adalah Penggugat, bukan

almarhum Johan Arnold Simanjuntak maupun ahli warisnya (Tergugat I,

Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V). De-ngan kata lain,

almarhum Johan Arnold Simanjuntak maupun ahli waris almarhum Johan

Arnold Simanjuntak (Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV

dan Tergugat V) tidak berhak atas Objek Perkara ;

- Bahwa sejak terbitnya Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan

tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak dengan

Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971 yang diterbitkan Tergugat VIII atas

Objek Perkara, sebahagian dari Objek Perkara telah dikuasai almarhum

Johan Arnold Simanjuntak semasa hidupnya dan diteruskan oleh ahli

warisnya, sehingga menimbulkan ketidak nyamanan kepada Penggugat

dan keluarga Penggugat yang tinggal di atas Objek Perkara ;

- Bahwa berdasarkan fakta-fakta dengan alasan hukum sebagaimana

tersebut di atas, almarhum Johan Arnold Simanjuntak semasa hidupnya

dan ahli waris almarhum Johan Arnold Simanjuntak (Tergugat I, Tergugat

II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V), Tergugat VI, Tergugat VII

dan Tergugat VIII telah melakukan perbuatan melangar hukum terhadap

Objek Perkara ;

- Bahwa berdasarkan alasan-alasan hukum sebagaimana tersebut di atas,

Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara

Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak atas, Surat Keputusan

No. 145/RN III/60 tertanggal 31 Mei 1960tentang persetujuan Tergugat VI

terhadap Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 yang antara

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 12 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak, Surat Keputusan

Menteri Dalam Negeri (sekarang Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70

tertanggal 7 April 1970 tentang Pemberian Hak atas Tanah (Objek

Perkara) kepada Johan Arnold Simanjuntak, dan Sertifikat Hak Milik No.

35/Petisah Hulu penerbitan tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan

Arnold Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03

Agustus 1971 yang diterbitkan Tergugat VIII atas Objek Perkara, tidak

mempunyai kekuatan hukum terhadap Objek Perkara, dan menghukum

Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V selaku

ahli waris darialmarhum Johan Arnold Simanjuntak maupun pihak lain

yang memperoleh hak dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat

IV dan Tergugat V untuk mengosongkan dan meninggalkan Objek

Perkara dengan menyerahkan Objek Perkara kepada Penggugat dalam

keadaan baik ;

- Bahwa keberadaan ahli waris dari almarhum Johan Arnold Simanjuntak

yang menguasai sebagian dari Objek Perkara telah menimbulkan ketidak

nyamanan Penggugat dan keluarganya di atas Objek Perkara. Oleh

karena itu patut dan beralaasan menurut hukum untuk menghukum

Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V selaku

ahli waris darialmarhum Johan Arnold Simanjuntak, Tergugat VI,

Tergugat VII dan Tergugat VIII secara tanggung menanggung untuk

membayar uang ganti rugi kepada Penggugat sebesar Rp. 10.000.000.-

(sepuluh miliar rupiah) dengan tunai dan sekaligus ;

- Bahwa ada kekhawatiran dan dugaan yang sangat beralasan bahwa

selama proses hukum terhadap perkara ini, Tergugat I, Tergugat II,

Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V selaku ahli waris dari almarhum

Johan Arnold Simanjuntakakan mengalihkan hak atas Objek Perkara

kepada pihak lain. Untuk menghindari hal tersebut, Penggugat memohon

Kehadapan Yang Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Medan Qq. Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa, mengadili perkara ini

untuk meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap Objek

Perkara ;

- Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, adil dan beralasan

menurut hukum untuk menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III,

Tergugat IV dan Tergugat V secara tanggung menanggung (tanggung

renteng) selaku ahli waris dari almarhum Johan Arnold Simanjuntak

untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat dengan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 13 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

jumlah sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) untuk setiap

harinya tidak mematuhi atau melaksanakan putusan dalam perkara ini ;

- Bahwa Gugatan ini diajukan dengan bukti-bukti yang mempunyai nilai

bukti yang sempurna menurut hukum. Oleh karena itu, adil dan beralasan

menurut hukum untuk menyatakan putusan dalam perkara ini dapat

dilaksanakan dengan serta merta (uit voer baar bij voorraad) meskipun

ada perlawanan, banding maupun kasasi ;

- Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana dikemukakan di atas,

Penggugat memohon Kehadapan Yang Terhormat Ketua

PengadilanNegeri Medan Qq. Majleis Hakim Pengadilan Negeri Medan

yang memeriksa, mengadili perkara ini memanggil pihak-pihak yang

berperkara untuk hadir dan bersidang di Pengadilan Negeri Medan pada

hari dan tempat yang ditentukan untuk itu, selanjutnya memeriksa,

mengadili perkara ini serta memberikan putusan terhadap perkara ini

dengan amar putusan yang berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyaatakan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang telah

dilaksanakan dalam perkara ini, sah dan berharga ;

3. Menyataakan Penggugat yang berhak atas Objek Perkara ;

4. Menyatakan perbuatan yang dilakukan almarhum Johan Arnold

Simanjuntak semasa hidupnya, perbuatan yang dilakukan Tergugat I,

Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V selaku ahli

waris almarhum Johan Arnold Simanjuntak, perbuatan yang

dilakukan Tergugat VI, Tergugat VII dan Tergugat VIIIterhadap Objek

Perkara adalah perbuatan melanggar hukum ;

5. Menyatakan Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek

Perkara antara Tergugat VI dengan Johan Arnold Simanjuntak,

tidak mempunyai kekuatan hukum terhadap Objek Perkara ;

6. Menyatakan Surat Keputusan No. 145/RN III/60 tertanggal 31 Mei

1960 tentang persetujuan Tergugat VI terhadap Kontrak Sewa Beli

tertanggal 10 Mei 1960 atas Objek Perkara antara Tergugat VI

dengan Johan Arnold Simanjuntak, tidak mempunyai kekuatan

hukum terhadap Objek Perkara ;

7. Menyatakan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri (sekarang

Tergugat VII) No. SK. 137/HM/DA/70 tertanggal 7 April 1970 tentang

Pemberian Hak atas Tanah (Objek Perkara) kepada Johan Arnold

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 14 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Simanjuntak, tidak mempunyai kekuatan hukum terhadap Objek

Perkara ;

8. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu penerbitan

tertanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak

dengan Surat Ukur No. 55/1971 tertanggal 03 Agustus 1971 yang

diterbitkan Tergugat VIII atas Objek Perkara, tidak mempunyai

kekuatan hukum terhadap Objek Perkara ;

9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan

Tergugat V maupun pihak lain yang memperoleh hak dari Tergugat

I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V untuk

mengosongkan dan meninggalkan Objek Perkara dengan

menyerahkan Objek Perkara kepada Penggugat dalam keadaan

baik;

10. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan

Tergugat V secara tanggung menanggung(tanggung renteng) selaku

ahli waris dari almarhum Johan Arnold Simanjuntak untuk membayar

uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat dengan jumlah sebesar

Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) untuk setiap harinya tidak

mematuhi atau melaksanakan putusan dalam perkara ini ;

11. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan

Tergugat V selaku ahli waris dari almarhum Johan Arnold

Simanjuntak, Tergugat VI, Tergugat VII dan Tergugat VIII secara

tanggung menanggung untuk membayar uang ganti rugi kepada

Penggugat dengan jumlah sebesar Rp. 10.000.000.000.- (sepuluh

miliar rupiah) dengan tunai dan sekaligus ;

12. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan dengan

serta merta (uit voer baar bij voorraad) meskipun ada perlawanan,

banding maupun kasasi ;

13. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan

Tergugat V selaku ahli waris dari almarhum Johan Arnold

Simanjuntak, Terguggat VI, Tergugat VII dan Tergugat VIII secara

tanggung menanggung membayar biaya yang timbul dalam perkara

ini.

Atau apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon Putusan daam

perkara ini memenuhi keadilan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat I,II,III, dan

telah mengajukan jawaban sebagai berikut:

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 15 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

DALAM KONPENSI

DALAM EKSEPSI

I. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL (gugatan tidak jelas)

1. Letak obyek sengketa abstrak (tidak jelas)

- Bahwa dalam gugatannya halaman 2 (dua) alinea ke 2 (dua) ,

Penggugat menyebutkan obyek perkara terletak di wilayah Propinsi

Sumatera Utara, Kota Medan, Kecamatan Medan Baru,

KelurahanPetisah Hulu, tanpa menyebutkan nama jalan maupun

nomor obyek perkara;

- Bahwa secara umum diketahui kota Medan merupakan kota besar

dan Kecamatan Medan Baru/Kelurahan Petisah Hulu terletak di pusat

Kota Medan yang dari dahulu sampai sekarang sudah tertata

penamaan jalan dan penomoran rumah, dimana hampir seluruh

nama-nama jalan di daerah tersebut cukup di kenal di kota Medan ;

- Bahwa dengan tidak dicantumkannya nama jalan maupun nomor,

sehingga letak obyek perkara yang dimaksudkan oleh Penggugat

dalam gugatannya tidak jelas, mengingat Kecamatan Medan

Baru/Petisah Hulu merupakan daerah padat penduduk dan luas

dimana di daerah tersebut tidak bisa mengindikasikan suatu obyek

(tanah/rumah) tanpa menyebutkan nama jalan ataupun nomor obyek

tersebut ;

2. Wujud obyek perkara tidak jelas

- Bahwa dalam gugatannya halaman 2 (dua) alinea ke 3 (tiga) dan 4

(empat) , Penggugat menyebutkan Penggugat menguasai dan

bertempat tinggal di atas obyek perkara dan sebahagian dari obyek

perkara dikuasai dan ditempati oleh Johan Arnold Simanjuntak

bersama keluarganya hingga sampai sekarang oleh ahli warisnya

tanpa menyebutkan bahagian mana yang dikuasai oleh Penggugat

dan bahagian mana yang dikuasai oleh Johan Arnold

Simanjuntak/ahli warisnya ;

- Bahwa yang menjadi permasalahan adalah :Mana yang menjadi

obyek perkara ? , apakah yang dikuasai oleh Johan

ArnoldSimanjuntak/ahli warisnya saja ? atau seluruh obyek yang

dikuasai oleh Penggugat dan Johan Arnold Simanjuntak/ahli warisnya

;

- Bahwa penegasan obyek perkara sangatlah penting karena berkaitan

dengan penarikan pihak-pihak dalam perkara . Apabila obyek perkara

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 16 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

yang dimaksudkan oleh Penggugat adalah seluruh obyek yang

dikuasai oleh Penggugat dan Johan Arnold Simanjuntak maka pihak

Tergugat dalam perkara ini termasuk juga H. Ilyas Basa, BBA

(Pengggugat) ;

3. Batas-batas dan luas obyek sengketa tidak jelas

- Bahwa dalam gugatannya halaman 2 (dua) alinea ke 2 (dua),

Penggugat menyebutkan Penggugat menguasai dan bertempat

tinggal di atas sebidang tanah seluas lebih kurang 2165 M2 (dua ribu

seratus enam puluh lima meter persegi) dengan batas-batas :

Sebelah Utara dengan tanah klinik mata

Sebelah Selatan dengan jalan

Sebelah Timur dengan sungai

Sebelah Barat dengan Dr. Robert

- Bahwa yang menjadi permasalahan adalah : luas dan batas-batas

tanah yang mana ?apakah yang dikuasai oleh Penggugat saja ? atau

yang dikuasai oleh Penggugat dan Johan Arnold Simanjuntak/ahli

wasrisnya ?

- Bahwa dengan tidak menegaskan batas dan luas obyek perkara,

maka gugatan Penggugat menjadi kabur ;

II. EXCEPCIO PLURIUM LITIS CONSORTIUM (Tergugat tidak lengkap)

1. Tidak mengikutsertakan Menteri Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan

Umum Propinsi Sumatera Utara sebagai Tergugat

- Bahwa Peggugat dalam gugatannya mempermasalahkan penerbitan

Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971 yang

terdaftar atas nama Alm. Johan Arnold Simanjuntak (orangtua

Tergugat I,II,III, V) ;

- Bahwa sebagai dasar terbitnya Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat Ukur

No. 55/1971 tahun 1971 yang terdaftar atas nama Alm. Johan Arnold

Simanjuntak tersebut adalah Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960

antara Johan Arnold Simanjuntak dengan Menteri/Dinas Pekerjaan

Umum Propinsi Sumatera Utara ;

- Bahwa akan tetapi Penggugat tidak mengikutsertakan Menteri/Dinas

Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara sebagai pemberi hak asal

(dasar) ataupun sebagai pihak penjual kepada Alm Johan Arnold

Simanjuntak ;

- Bahwa menurut pendapat M. YAHYA HARAHAP, SH dalam bukunya

Hukum Acara Perdata, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, tahun 2004,

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 17 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

halaman 116 menyatakan : “Pihak ketiga dari siapa tanah diperoleh

pembeli, harus ikut ditarik sebagai Tergugat “, oleh karena itu,

berdasarkan uraian-uraian tersebut , secara formalitas gugatan

Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam

Hukum Acara Perdata, dengan demikian gugatan Penggugat harus

dinyatakan tidak dapat diterima ;

2. Tidak mengikutsertakan Menteri Keuangan sebagai Tergugat

- Bahwa Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960 antara Johan Arnold

Simanjuntak dengan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera

Utara dibuat atas persetujuan Menteri Keuangan , hal ini terbukti

dari judul kontrak/Kop lembaran kontrak Yang menyebutkan :

“Kontrak Sewa Beli, ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum Dan

Tenaga Dan Menteri Keuangan” ;

- Bahwa akan tetapi Penggugat tidak mengikutsertakan Menteri

Keuangan yang menyetujui Kontrak Sewa Beli antara Dinas

Pekerjaan Umum dengan Johan Arnold Simanjuntak sebagai

Tergugat dalam perkara ini ;

- Bahwa oleh karena Penggugat tidak mengikutsertakan Menteri

Keuangan sebagai Tergugat , maka gugatan Penggugat kurang para

pihak ;

3. Tidak mengikutsertakan Menteri Dalam Negeri sebagai Tergugat

- Bahwa setelah Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960 antara Johan

Arnold Simanjuntak dengan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi

Sumatera Utara telah dibayar lunas, maka Menteri Dalam Negeri

memberikan persetujuan atas permohonan Johan Arnold Simanjuntak

untuk meningkatkan dasar hak kepemilikannya berdasarkan

ketentuan hukum yang berlaku, sehingga terbitlah Surat Keputusan

Menteri Dalam Negeri No. SK.137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970

yang merupakan dasar penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 35 ;

- Bahwa akan tetapi Penggugat tidak mengikutsertakan Menteri Dalam

Negeri yang merupakan instansi terkait yang menyetujui jual beli

yang dilakukan oleh Menteri/Dinas Pekerjaan Umum Propinsi

Sumatera Utara dengan Johan Arnold Simanjuntak sebagai Tergugat

dalam perkara ini, sehingga gugatan Penggugat kurang para pihak ;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, secara formalitas gugatan

Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Hukum

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 18 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Acara Perdata Indonesia, dengan demikian secara hukum gugatan Penggugat

harus dinyatakan tidak dapat diterima .

DALAM POKOK PERKARA

Bahwa segala hal yang telah disampaikan dalam uraian eksepsi di atas,

secara mutatis mutandis dianggap telah dimasukkan ke dalam pokok perkara

ini, sehingga tidak perlu diulangi lagi ;

Bahwa Tergugat I,II,III,V membantah dan menolak seluruh dalil-dalil

Penggugat dalam gugatannya, kecuali secara tegas ada yang diakui oleh

Tergugat-tergugat yang akan diuraikan sebagai berikut :

I. DALIL PENGGUGAT SECARA HUKUM TIDAK REASONABLE (TIDAK

BERALASAN/TIDAK LAYAK)

- Bahwa dalil gugatan Penggugat panjang lebar secara keseluruhan

merupakan kritik-kritik terhadap surat-surat yang menjadi dasar terbitnya

Sertifikat Hak Milik No. 35 , Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971, terdaftar

atas nama Johan Arnold Simanjuntak (orang tua Tergugat I,II,III,V) ;

- Bahwa akan tetapi Penggugat tidak memaparkan/menjelaskan adanya

dasar kepemilikan yang secara hukum kompetitif dengan alas hak yang

dimiliki oleh Johan Arnod Simanjuntak , dalil Penggugat hanya

merupakan suatu pernyataan keberatan atas terbitnya Sertifikat Hak

Milik No. 35 tanpa adanya alasan yang kuat atas keberatan Penggugat ;

- Bahwa dengan demikian secara hukum dalil gugatan Penggugat tidak

layak untuk diajukan dalam perkara ini karena tidak mempunyai alasan

dan dasar hukum yang kuat ;

II. GUGATAN PENGGUGAT TRY AND ERROR (USAHA YANG SALAH)

- Bahwa sebagaimana telah disebutkan di atas pada pokoknya dalil

gugatan Penggugat mempermasalahkan tentang keabsahan Sertifikat

Sertifikat Hak Milik No. 35 , Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971 ;

- Bahwa secara faktual Penggugat telah mengajukan gugatan

Pembatalan ke Pengadilan Tata Usaha Negara mulai dari tingkat

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan sampai pada pemeriksaan

tingkat Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung RI dengan putusan :

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.

38/G/2009/PT-TUN, tanggal 08 Septenber 2009

Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.

07/B/2010/PT.TUN-MDN , tanggal 8 Pebruari 2010

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 19 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Putusan Mahkamah Agung RI No. 273 K/TUN/2010, tanggal 27

September 2010

Putusan Mahkamah Agung RI No. 52 PK/TUN/2013 , tanggal 20

Mei 2013

- Bahwa amar Putusan tersebut isinya Menolak Gugatan Penggugat (H.

Ilyas ST Basa, BBA) , hal ini diakui oleh Penggugat dalam dalil

gugatannya halaman 3 (tiga) alinea ke 3 (tiga) ;

- Bahwa dengan demikian Sertifikat Hak Milik No. 35 , Surat Ukur No.

55/1971 tahun 1971, sah secara hukum karena telah diuji di Pengadilan

yang berkompeten untuk itu dan telah berkekuatan hukum tetap

dimana pemeriksaan perkara tersebut telah berakhir di tingkat

Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung RI ;

- Bahwa dalil gugatan (upaya hukum yang dilakukan) Pengguat dalam

perkara aquo, tidak lain adalah repetisi (pengulangan kembali) tuntutan

Penggugat untuk membatalkan Sertifikat Hak Milik No. 35;

- Bahwa secara konstitusional, Putusan Pengadilan Negeri (Perdata)

tidak bisa membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

karena isi Putusan kedua Pengadilan tersebut tidak boleh kontradiktif,

oleh karena itu pemeriksaan tentang keabsahan Sertifikat Hak Milik No.

35 telah selesai (tidak bisa diganggu gugat) ;

- Bahwa dengan demikian dalil gugatan Penggugat yang meminta

pembatalan Sertifikat Hak Milik No. 35 tahun 1971 dan surat-surat lain

yang menjadi dasar penerbitan Sertifikat tersebut adalah merupakan

usaha (upaya) yang salah ;

III . DALIL PENGGUGAT KOMPULSIF (DIPAKSAKAN)

- Bahwa berdasarkan Surat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya

Propinsi Dati I Sumatera Utara kepada Gubernur KDH Tk. I SU u/p

Inspektur Wilayah Propinsi Sumatera Utara No. 593/7425/TB, tanggal 15

Desember 1993) dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Sumatera

Utara Inspektur Wilayah Propinsi kepada Asisten Wakil Presiden RI No.

593/1578, tanggal 12 Pebruari 1994, dapat dilihat bahwa setelah terbit

Sertifikat Hak Milik No. 35, Penggugat telah beberapa kali mengajukan

pengaduan (keberatan) tertulis kepada instansi-instansi terkait antara

lain kepada Menteri Pekerjaan Umum dan kepada Asisten Wakil

Presidden RI Urusan Pengawasan , akan tetapi pengaduan Penggugat

(Ilyas St . Basa) tersebut ditolak dengan alasan penjualan rumah yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 20 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada Johan Arnold

Simanjuntak telah sesuai dengan ketentuan per Undang-undangan ;

- Bahwa selanjutnya sebagaimana telah diuraikan di atas Pengugat juga

telah mengajukan Penbatalan Sertifikat Hak Milik No. 35 ke Pengadilan

Tata Usaha Negara mulai dari Pengadilan Tata Usaha Negara Medan

sampai ke tingkat Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung RI, akan

tetapi gugatan Penggugat tersebut ditolak ;

- Bahwa Penggugat juga telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri

Medan dengan obyek dan alasan yang sama (pembatalan Sertifikat Hak

Milik No. 35) dan telah diputus oleh Pengadilan Negeri Medan dengan

Putusan No. 246/Pdt.G/2013/PN.Mdn, tanggal 27 Pebruari 2014, yang

amar putusannya : Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima

dengan alasan :

Obyek gugatan Penggugat kabur (Pertimbangan Hukum halaman

32);

Tidak mengikutsertakan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi

Sumatera Utara dan Menteri Dalam negeri sebagai pihak Tergugat

(Pertimbangan Hukum halaman 34)

- Bahwa dalam perkara aquo, belum ada penyempurnaan pihak Tergugat

sebagaimana yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam Perkara

No. 246/Pdt.G/2013/PN.Mdn, tanggal 27 Pebruari 2014 ;

- Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, keberatan/pengaduan

Penggugat ke instansi-instansi terkait dan juga gugatan-gugatan

Penggugat, baik melalui Pengadilan Tata Usaha Negara maupun melalui

Pengadilan Negeri, hasilnya tetap sama menolak permintaan

Penggugat, sehingga gugatan Penggugat dalam perkara ini hanya

merupakan pengulangan saja , jelas sangat dipaksakan ;

IV. DALIL PENGGUGAT TIDAK BENAR

1. Bahwa tidak benar Johan Arnold Simanjuntak (Orangtua Tergugat

I,II,III,V) menguasai sebahagian tanah milik Penggugat, akan tetapi yang

benar adalah Penggugat telah menguasai tanpa hak sebahagian kecil

dari tanah/rumah milik Johan Arnold Simanjuntak yang terletak di Jalan

Sudirman No. 42 Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan medan Baru, Kota

Medan (secara rinci akan diuraikan dalam uraian gugatan rekonpensi

dalam perkara ini ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 21 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

2. Bahwa tanah dan rumah yang terletak di Jalan Sudirman No. 42

Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan adalah

milik Alm. Johan Arnold Simanjuntak tersebut diperoleh dengan cara

sebagai berikut :

a. Bahwa pada awalnya tanah/rumah tersebut dikuasai oleh orang

berkebangsaan Belanda, akan tetapi setelah Belanda pergi

meninggalkan Indonesia, terjadi nasionalisasi atas harta-harta

peninggalan Belanda dimana pemerintah Republik Indonesia

mengambil alih seluruh harta benda (tanah, rumah dan

perusahaan) peninggalan Belanda termasuk tanah/rumah yang

terletak di Jalan Sudirman No. 42 Medan ;

b. Bahwa pada waktu itu Pemerintah menjual rumah-rumah

peninggalan Belanda kepada pejabat-pejabat yang masih aktif

(berdasarkan UU No. 72 tahun 1957 tentang penjualan rumah-

rumah kepada Pegawai Negeri) ;

c. Bahwa pada tanggal 9 Januari 1959 dan tanggal 1 Pebruari 1960,

Johan Arnold Simanjuntak mengajukan permohonan untuk

membeli tanah berikut rumah yang terletak di Jalan Sudirman No.

42 Medan kepada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera

Utara dan permohonan tersebut disetujui dengan membuat

pengikatanKontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960 antara Johan

Arnold Simanjuntak dengan Pihak Dinas Pekerjaan Umum

Propinsi Sumatera Utara ;

d. Bahwa kemudian Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera

Utara memohonkan hak atas tanah yang disewa beli tersebut

kepada Pemerintah, sehingga terbitlah Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. SK.137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970yang

isinyamenyatakan “Memberikan kepada Johan Arnold Simanjuntak

Hak untuk memiliki sebidang tanah yang terletak di Jalan

Sudirman No. 42 Medan”;

e. Bahwa pada saat itu Johan Arnold Simanjuntak adalah Pegawai

Negeri dengan jabatan Bupati/Kepala Bagian Pemerintahan

Umum pada Kantor Gubernur Propinsi Sumatera Utara, oleh

karena itu sewa beli yang dilakukan oleh Johan Arnold

Simanjuntak dengan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera

Utara, tidak bertentangan dengan perundang-undangan (UU No.

72 tahun 1957);

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 22 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

f. Bahwa selanjutnya berdasarkan Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei

1960, dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

SK.137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970, Johan Arnold Simanjuntak

mengajukan permohonan untuk penerbitan Sertifikat Hak Milik

kepada Kantor Pertanahan Kota Medan, dan sehubungan dengan

permohonan tersebut, Kantor Pertanahan Kota Medan memproses

permohonan Johan Arnold Simanjuntak sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku sehingga terbitlah Sertifikat

Hak Milik No. 35, Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971 terdaftar

atas nama Johan Arnold Simanjuntak ;

3. Bahwa sejak Johan Arnold Simanjuntak membeli rumah tersebut dari

Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara yaitu pada tanggal

10 Mei 1960 , Johan Arnold Simanjuntak langsung menguasai dan

menempati rumah tersebut secara terus menerus dan setelah Johan

Arnold Simanjuntak meninggal dunia rumah tersebut dikuasai dan

ditempati oleh ahli waris Johan Arnold Simanjuntak (Tergugat II dan

juga ahli waris yang lain) sampai dengan saat ini ;

4. Bahwa keberadaan Penggugat di rumah tersebut hanyalah merupakan

penghuni/penumpang sementara yang menempati bahagian samping

kanan belakang yaitu bekas kamar pelayan yang pada awalnya hanya

berukuran ± 3 x 4 M2 = ± 12 M2 (dua belas meter bujur sangkar) dari

rumah yang terdapat di atas sebidang tanah seluas 2165 M2 (dua ribu

seratus enam puluh lima meter persegi) milik Johan Arnold

Simanjuntak , dimana pada saat itu Penggugat ditugaskan untuk

menjaga rumah peninggalan Belanda ;

5. Bahwa semasa hidupnya, Johan Arnold Simanjuntak telah

berulangkali meminta Penggugat agar segera pindah dari kamar

tersebut, namun karena Penggugat memohon kepada Johan Arnold

Simanjuntak, maka atas dasar kemanusiaan Johan Arnold

Simanjuntak tetap membiarkan Penggugat tinggal di kamar tersebut ,

akan tetapi sikap baik Johan Arnold Simanjuntak tersebut

dimanfaatkan oleh Penggugat untuk tujuan ingin memiliki ;

6. Bahwa setelah Johan Arnold Simanjuntak meninggal dunia,

Penggugat gencar mengajukan keberatan-keberatan atas Kontrak

Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960 dan atas terbitnya Sertifikat Hak Milik

No. 35 tahun 1971 kepada instansi-instansi terkait, namun keberatan-

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 23 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

keberatan tersebut ditolak karena dinilai keberatan Penggugat tidak

layak ;

7. Bahwa selain daripada itu setelah Johan Arnold Simanjuntak

meninggal dunia, tindakan Penggugat malah menjadi-jadi, dimana

Penggugat memperluas penguasaannya dengan mendirikan

bangunan di atas tanah kosong yang berada di depan kamar tersebut

dengan ukuran ± 10 x 15 = ± 150 M 2 tanpa persetujuan dari ahli

waris Johan Arnold Simanjuntak ;

8. Bahwa tentu saja ahli waris Johan Arnold Simanjuntak keberatan atas

penambahan bangunan yang dibuat oleh Penggugat dan langsung

meminta Penggugat agar segera meningggalkan kamar tersebut, akan

tetapi Penggugat meminta ganti rugi dari ahli waris Johan Arnold

Simanjuntak ;

9. Bahwa ahli waris merasa keberatan atas ganti rugi yang diminta oleh

Penggugat, karena secara hukum Penggugat sama sekali tidak

mempunyai hak atas kamaryang ditempati oleh Penggugat dan

berdasarkan Surat Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 11

Nopember 1959 No. 26803/17 Pem. Umum kepada Kepala Dinas

Perumahan Daswati I Sumatera Utara, Penggugat adalah merupakan

salah satu penghuni yang dimintakan untuk mengosongkan rumah

tersebut, dengan demikian tidak ada dasar Penggugat untuk meminta

ganti rugi dari ahli waris Alm Johan Arnold Simanjuntak , malah

seharusnya Penggugat memberikan uang sewa kamar tersebut

kepada ahli waris Johan Arnold Simanjuntak ;

10. Bahwa usaha ahli waris Alm. Johan Arnold Simanjuntak untuk

meminta agar Penggugat segera meninggalkan kamar yang

merupakan bahagian dari rumah milik Alm. Johan Arnold Simanjuntak,

tidak berhasil dan masalah berlarut-larut hingga Penggugat yang

mengajukan upaya-upaya hukum ke Pengadilan ;

11. Bahwa dalil gugatan Penggugat yang menyatakan Kontrak Sewa Beli

tanggal 10 Mei 1960 tidak mendapat persetujuan dari Menteri

Keuangan adalah dalil yang salah dan tidak berdasarkan fakta hukum

karena

Kontrak Sewa Beli tersebut mendapat persetujuan dari Menteri

Keuangan. Persetujuan Menteri Keuangan atas penjualan rumah-

rumah Negeri kepada pegawai Negeri ditetapkan dalam suatu

peraturan yaitu Peraturan Tentang Penjualan Rumah-rumah Negeri

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 24 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Kepada Pegawai Negeri tanggal 29 Nopember 1955, yang

ditandatangani oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga dan

Menteri Keuangan , dimana pada pasal 9 Peraturan tersebut berbunyi

sebagai berikut :

“Untuk melancarkan penjualan rumah-rumah Negeri maka

kekuasaan yang dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang

Darurat tersebut di atas, diserahkan kepada Kepala Jawatan

Gedung-gedung Negeri atau Jawatan/Pegawai yang ditunjuk

olehnya”

12. Bahwa adanya persetujuan Menteri Keuangan juga terbukti dari

Petikan dari daftar Surat Keputusan Pemimpin Jawatan Gedung-

gedung Negara Dalam Wilayah Daerah Sumatera Utara No.

95/T.L/R.N/65, tanggal 7 Juli 1965 yang menyatakan :

“….Mulai tanggal 3 Juni 1965, rumah Negara berikut tanahnya

terletak di Jalan Sudirman No. 42 Medan, sesuai dengan yang

tercantun dalam kontrak sewa belinya, menjadi milik sepenuhnya

dari Johan Arnold Simanjuntak…….”

Dimana surat tersebut ditembuskan kepada antara lain :

Badan Pemeriksa Keuangan di Bogor

Departemen Keuangan di Jakarta

Departemen Keuangan Bagian Rumah Tangga di Jakarta

Kepala Pemegang Buku Anggaran dari Departemen

Keuangan di Jakarta

Kantor Pusat Perbendaharaan Negara di Medan

13. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan jual beli yang diperbuat oleh

Menteri/Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Utara bertentangan dengan

UUD 1945, adalah dalil yang keliru dan mengada-ada, karena pada

saat itu setelah Belanda Pergi meninggalkan Indonesia, Pemerintah

Republik Indonesia mengambil alih tanah dan rumah yang tadinya

dikuasai oleh Belanda dan berdasarkan UU No. 72 tahun 1957,

Pemerintah boleh menjual rumah-rumah Negeri kepada Pegawai

Negeri ;

14. Bahwa hasil jual beli tersebut diserahkan kepada Negara bukan

kepada oknum pemerintah secara pribadi, sebagai suatu Negara ,

Pemerintah berhak untuk menggunakan uang Negara berdasarkan

Anggaran Negara

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 25 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

yang telah ditetapkan untuk kepentingan bangsa dan rakyat , sehinga

penjualan tersebut tidak bertentangan dengan UU No. 72 tahun 1957

maupun dengan UUD 1945 ;

15. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan tanah/rumah yang telah

dijual oleh Menteri/Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara

adalah bekas hak opsal, adalah dalil yang keliru dan tidak mempunyai

dasar hukum karena tanah/rumah tersebut bukan

pemberian/pelepasan hak, akan tetapi pengambil alihan oleh

Pemerintah atas harta kekayaan yang dikuasai oleh Belanda ;

16. Bahwa dalil gugatan Penggugat yang menyatakan Penggugat adalah

seorang bezitter adalah dalil yang keliru dan tidak mempunyai dasar

hukum karena dari awal, tanah/rumah yang terletak di Jalan Sudirman

No. 42 Medan dikuasai oleh orang berkebangsaan Belanda dan

setelah Belanda pergi meninggalkan Indonesia, tanah/rumah tersebut

diambil alih oleh Pemerintah jadi bukan tanah/rumah tidak bertuan,

Penggugat sama sekali tidak layak untuk memiliki karena telah

berulangkali diminta untuk mengosongkan kamar yang ditempati oleh

Penggugat, baik oleh Alm. Johan Arnold Simanjuntak dan ahli

warisnya maupun secara resmi oleh Pemerintah, hal ini berdasarkan

Surat Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara

Inspektorat Wilayah No. 593/1578 tanggal 12 Pebruari 1994, poin 1

(satu) sub b yang menyatakan :

“Penjualan rumah tersebut kepada Sdr. J.Arnold Simanjuntak atas

pertimbangan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi syarat,

sedangkan Sdr. Ilyas St Basa yang menghuni kamar samping (eks

kamar pelayan) tidak memenuhi syarat bahkan berdasarkan Surat

Gubernur KDH Tk. I Sumatera Utara disebutkan bahwa pengadu

termasuk penghuni yang diminta untuk mengosongkan kamar

dimaksud”

17. Bahwa dengan demikian dalil Penggugat yang menyatakan Penggugat

harus mendapat biaya pembebasan, sama sekali tidak mempunyai

dasar hukum , karena Penggugat tidak mempunyai hak apapun atas

tanah/rumah tersebut ;

18. Bahwa perlu dipertegaskan Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960

antara Menteri Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum dengan

Johan Arnold Simanjutak yang menjadi dasar terbitnya Sertifikat Hak

Milik No. 35, telah dibuat sesuai dengan ketentuan hukum yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 26 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

berlaku, tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku dan telah

teruji keabsahannya dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

No :

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.

38/G/2009/PT-TUN, tanggal 08 Septenber 2009

Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.

07/B/2010/PT.TUN-MDN , tanggal 8 Pebruari 2010

Putusan Mahkamah Agung RI No. 273 K/TUN/2010, tanggal 27

September 2010

Putusan Mahkamah Agung RI No. 52 PK/TUN/2013 , tanggal

20 Mei 2013

19. Bahwa Tergugat I,II,III,V menyangkal dalil-dalil Penggugat selebihnya

karena tidak mempunyai dasar hukum, dengan demikian seluruh

petitum-petitum gugatan Penggugat tidak layak dan harus ditolak ;

Bahwa oleh karena dalil gugatan Penggugat tidak mempunyai dasar

hukum, maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk

mengambil Putusan yang amarnya menolak gugatan Penggugat ;

DALAM REKONPENSI

Adapun alasan diajukannya gugatan rekonpensi ini adalah sebagai berikut :

1. Bahwa segala apa yang telah tertuang dalam konpensi, secara mutatis

mutandis dianggap telah dimasukkan ke dalam rekonpensi ini, sehingga

tidak perlu diulangi lagi ;

2. Bahwa Penggugat-penggugat dalam rekonpensi (dr) adalah anak

kandung (ahli waris) dari Alm. Johan Arnold Simanjuntak ;

3. Bahwa Alm. Johan Arnold Simanjuntak adalah pemilik sah atas sebidang

tanah berikut rumah yang terdapat di atasnya, terletak di Jalan Sudirman

No. 42 , Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

seluas 2165 M2 (dua ribu seratus enam puluh lima meter persegi)

berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat Ukur No. 55/1971 tahun

1971 dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara dengan rumah-rumah penduduk dengan pembatas

tembok

- Sebelah Selatan dengan Jalan Sudirman

- Sebelah Timur dengan Sungai Babura

- Sebelah Barat dengan tanah kosong

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 27 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

4. Bahwa tanah berikut bangunan tersebut diperoleh dengan cara sebagai

berikut :

a. Bahwa pada awalnya tanah berikut rumah tersebut dikuasai oleh

orang berkebangsaan Belanda, akan tetapi setelah Belanda pergi

meninggalkan Indonesia, terjadi nasionalisai dimana pemerintah

Republik Indonesia mengambil alih seluruh harta benda

(tanah,rumah dan perusahaan) peninggalan Belanda termasuk

tanah berikut rumah yang terletak di Jalan Sudirman No. 42

Medan;

b. Bahwa pada waktu itu pemerintah menjual rumah-rumah

peninggalan Belanda kepada pejabat-pejabat yang masih aktif

(berdasarkan UU No. 72 tahun 1957tentang penjualan rumah-

rumah negeri kepada Pegawai Negeri) ;

c. Bahwa pada tanggal 9 Januari 1959 dan tanggal 1 Pebruari 1960,

Johan Arnold Simanjuntak yang pada waktu itu adalah Pegawai

Negeri dengan jabatan Bupati/Kepala Bagian Pemerintahan

Umumpada Kantor Gubernur Propinsi Sumatera Utara mengajukan

permohonan untuk membeli tanah berikut rumah yang terletak di

Jalan Sudirman No. 42 Medan kepada Dinas Pekerjaan Umum

Propinsi Sumatera Utara dan permohonan tersebut disetujui

dengan membuat pengikatanKontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei

1960 antara Johan Arnold Simanjuntak dengan Pihak Dinas

Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara ;

d. Bahwa kemudian Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara

memohonkan hak atas tanah yang disewa beli tersebut kepada

Pemerintah, sehingga terbitlah Surat Keputusan Menteri Dalam

Negeri No. SK.137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970yang isinya

menyatakan “Memberikan kepada Johan Arnold Simanjuntak Hak

untuk memiliki sebidang tanah yang terletak di Jalan Sudirman No.

42 Medan” ;

e. Bahwa selanjutnya berdasarkan Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei

1960, dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

SK.137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970 ,Johan Arnold Simanjuntak

mengajukan permohonan untuk penerbitan Sertifikat Hak Milik

kepada Kantor Pertanahan Kota Medan, dan sehubungan dengan

permohonan tersebut, Kantor Pertanahan Kota Medan memproses

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 28 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

permohonan Johan Arnold Simanjuntak sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku ;

f. Bahwa setelah melalui seluruh tahapan-tahapan/proses penerbitan

Sertifikat berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku, maka Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

menerbitkan Sertifikat Hak Milik No. 35 , Surat Ukur No. 55/1971

tahun 1971 atas tanah yang dimohonkan oleh Johan Arnold

Simanjuntak tersebut ;

5. Bahwa sejak Alm. Johan Arnold Simanjuntak membeli tanah/rumah

tersebut dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara yaitu pada

tanggal 10 Mei 1960 , Johan Arnold Simanjuntak langsung menguasai

dan menempati rumah tersebut secara terus menerus dan setelah Johan

Arnold Simanjuntak meninggal dunia tanah/rumah tersebut dikuasai dan

ditempati oleh ahli waris Johan Arnold Simanjuntak (Penggugat II) dan

juga ahli waris yang lain) hingga saat ini ;

6. Bahwa dahulu Ilyas St Basa (Tergugat) menempati sebahagian dari

rumah tersebut yaitu satu kamar (bekas kamar pelayan) yang terletak di

sebelah samping kanan belakang ± 3 x 4 M 2 = ± 12 M 2(dua belas meter

persegi), karena pada saat itu Tergugat dr sebagai tentara bertugas

untuk menjaga rumah peninggalan Belanda ;

7. Bahwa keberadaan Tergugat di rumah tersebut hanyalah merupakan

penghuni/penumpang sementara bukan untuk selamanya dan juga

bukan dimaksudkan untuk dapat memiliki ataupun menguasai melainkan

hanya menempati untuk sementara waktu ;

8. Bahwa semasa hidupnya, Johan Arnold Simanjuntak telah berulangkali

meminta Penggugat agar segera pindah dari kamar tersebut, namun

karena Penggugat memohon kepada Johan Arnold Simanjuntak, maka

atas dasar kemanusiaan Johan Arnold Simanjuntak tetap membiarkan

Penggugat tinggal di kamar tersebut , akan tetapi sikap baik Johan

ArnoldSimanjuntak tersebut dimanfaatkan oleh Penggugat untuk tujuan

ingin memiliki ;

9. Bahwa setelah Johan Arnold Simanjuntak meninggal dunia, Tergugat

gencar mengajukan keberatan-keberatan atas Kontrak Sewa Beli tanggal

10 Mei 1960 dan atas terbitnya Sertifikat Hak Milik No. 35 tahun 1971

kepada instansi-instansi terkait, namun keberatan-keberatan tersebut

ditolak karena dinilai keberatan Penggugat tidak layak ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 29 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

10. Bahwa selain daripada itu, setelah Johan Arnold Simanjuntak meninggal

dunia, tanpa persetujuan ahli waris (istri dan anak) Alm. Johan Arnold

Simanjuntak, tindakan Tergugat malah menjadi - jadi dimana

Tergugat memperluas penguasaannya dengan mendirikan bangunan di

atas tanah kosong yang berada di samping sebelah kanan belakang

seluas ± 10 x 15= ± 150 M 2(kurang lebih seratus lima puluh meter

persegi) terbuat dari dinding papan dan atap seng, tepat berada di

depan kamar berukuran 3 x 4 yang sebelumnya telah ditempati oleh

Tergugat;

11. Bahwa keinginan Tergugat untuk memiliki kamar dan tanah/bangunan

yang ditambah tersebut semakin menjadi-jadi dimana Tergugat

membuat tersediri nomor bangunan yang didirikannya dengan no. 32,

seolah-olah bangunan tersebut terpisah dari rumah induk No. 42 milik

Alm. Johan Arnold Simanjuntak ;

12. Bahwa tentu saja ahli waris Johan Arnold Simanjuntak keberatan atas

penambahan bangunan dan juga penomoran yang dibuat oleh Tergugat

dan langsung meminta Tergugat agar segera meningggalkan kamar

tersebut, akan tetapi Tergugat meminta ganti rugi dari ahli waris Johan

Arnold Simanjuntak ;

13. Bahwa keabsahan Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat Ukur No. 55/1971

tahun 1971 sudah teruji melalui Pengadilan Tata Uhasa Negara yang

berkompoten secara kewenangan absulut untuk mengadili perkara

tersebut dan telah diputus dengan putusan :

a. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.

38/G/2009/PT-TUN, tanggal 08 Septenber 2009

b. Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.

07/B/2010/PT.TUN-MDN , tanggal 8 Pebruari 2010

c. Putusan Mahkamah Agung RI No. 273 K/TUN/2010, tanggal 27

September 2010

d. Putusan Mahkamah Agung RI No. 52 PK/TUN/2013 , tanggal 20

Mei 2013

Dimana amar Putusan Menolak Gugatan Penggugat dan telah

berkekuatan hukum tetap;

14. Bahwa oleh karena itu keinginan Tergugat untuk memiliki tanpa hak atas

sebahagian dari sebidang tanah/rumah milik Alm. Johan Arnold

Simanjuntak berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat Ukur No.

55/1971 tahun 1971 yaitu:

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 30 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

- Satu kamar (bekas kamar pelayan) yang terletak di sebelah kanan

samping belakang berukuran ± 3 x 4 M 2 = ± 12 M 2 (dua belas meter

persegi) dan

- Sebidang tanah yang di atasnya terdapat bangunan semi permanen,

terbuat dari dinding papan dan atap seng seluas ± 10 x 15 = ± 150 M2

(kurang lebih 150 meter persegi), terletak di sebelah kanan samping

belakang yang ditandai dengan No. 32, tepat berada di hadapan

kamar bekas pelayan berukuran ± 3 x 4 M 2 ;

adalah perbuatan melawan hukum

15. Bahwa oleh karena Tergugat tidak mau secara sukarela

mengosongkan/mengembalikan kamar/tanah yang ditempatinya kepada

Penggugat-penggugat selaku ahli waris Alm. Johan Arnold Simanjuntak,

maka patut secara hukum apabila Tergugat atau siapa saja yang

mendapat hak daripadanya dihukum untuk mengosongkan tanah/kamar

milik Alm Johan Arnold Simanjuntak yaitu :

- Satu kamar (bekas kamar pelayan) yang terletak di sebelah kanan

samping belakang berukuran ± 3 x 4 M 2 = ± 12 M 2 (dua belas meter

persegi) dan

- Sebidang tanah yang di atasnya terdapat bangunan semi permanen,

terbuat dari dinding papan dan atap seng seluas ± 10 x 15 = ± 150 M2

(kurang lebih 150 meter persegi), terletak di sebelah kanan samping

belakang yang ditandai dengan No. 32, tepat berada di hadapan

kamar bekas pelayan berukuran ± 3 x 4 M 2 ;

kepada Penggugat-penggugat selaku ahli waris Alm. Johan Arnold

Simanjuntak dalam keadaan baik dan kosong ;

16. Bahwa untuk menghindari Tergugat mengalihkan atau memindah

tangankan obyek perkara , maka dimohonkan agar diletakkan Sita

Jaminan (Conservatoir Beslaag) terhadap :

- Satu kamar (bekas kamar pelayan) yang terletak di sebelah kanan

samping belakang berukuran ± 3 x 4 M 2 = ± 12 M 2 (dua belas meter

persegi) dan

- Sebidang tanah yang di atasnya terdapat bangunan semi permanen,

terbuat dari dinding papan dan atap seng seluas ± 10 x 15 = ± 150 M2

(kurang lebih 150 meter persegi), terletak di sebelah kanan samping

belakang yang ditandai dengan No. 32, tepat berada di hadapan

kamar bekas pelayan berukuran ± 3 x 4 M 2 ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 31 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

17. Bahwa oleh karena gugatan ini didukung dengan bukti-bukti yang

autentik, maka wajarlah apabila perkara ini diputuskan secara serta

merta walaupun ada upaya perlawanan, banding, kasasi maupun

peninjauan kembali ;

Berdasarkan uraian-uraian hukum yang telah dikemukakan di atas, kami

mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk mengadakan suatu hari

persidangan dengan memanggil para pihak seraya mengambil suatu putusan

yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat dalam rekonpensi I,II,III,IV, untuk

seluruhnya ;

2. Manyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah diletakkan

3. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Sertifikat Hak Milik No. 35,

Surat Ukur No. 55/1971 tahun 1971, yang terdaftar atas nama Johan

Arnold Simanjuntak ;

4. Menyatakan tanah/kamar yang ditempati oleh Tergugat dalam

rekonpensi yaitu :

- Satu kamar (bekas kamar pelayan) yang terletak di sebelah kanan

samping belakang berukuran ± 3 x 4 M 2 = ± 12 M 2 (dua belas meter

persegi) dan

- Sebidang tanah yang di atasnya terdapat satu bangunan semi

permanen, terbuat dari dinding papan dan atap seng seluas ± 10 x 15

= ± 150 M2 (kurang lebih 150 meter persegi), terletak di sebelah

kanan samping belakang yang ditandai dengan No. 32, tepat berada

di hadapan kamar bekas pelayan berukuran ± 3 x 4 M 2 ;

adalah merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari tanah/rumah

yang terletak di Jalan Sudirman No. 42. Kelurahan Petisah Hulu,

Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, milik Johan Arnold

Simanjuntak berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat Ukur No.

55/1971 tahun 1971 ;

5. Menyatakan Perbuatan Tergugat dalam rekonpensi yang ingin memiliki

tanpa hak atas sebahagian tanah/kamar yang merupakan bahagian yang

tidak terpisahkan dari tanah/rumah yang terletak di Jalan Sudirman No.

42. Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, milik

Johan Arnold Simanjuntak berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat

Ukur No. 55/1971 tahun 1971 adalah Perbuatan Melawan Hukun ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 32 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

6. Menghukum Tergugat dalam rekonpensi atau siapa saja yang

mendapatkan hak daripadanya untuk mengosongkan dan

mengembalikan tanah/kamar yang merupakan bahagian yang tidak

terpisahkan dari rumah/tanah yang terletak di Jalan Sudirman No. 42.

Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan milik

Johan Arnold Simanjuntak berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 35, Surat

Ukur No. 55/1971 tahun 1971 yaitu :

- Satu kamar (bekas kamar pelayan) yang terletak di sebelah kanan

samping belakang berukuran ± 3 x 4 M 2 = ± 12 M 2 (dua belas meter

persegi) dan

- Sebidang tanah yang di atasnya terdapat satu bangunan semi

permanen, terbuat dari dinding papan dan atap seng seluas ± 10 x 15

= ± 150 M2 (kurang lebih 150 meter persegi), terletak di sebelah

kanan samping belakang yang ditandai dengan No. 32, tepat berada

di hadapan kamar bekas pelayan berukuran ± 3 x 4 M 2 ;

kepada Pengguat-penggugat selaku ahli waris Alm. Johan Arnold

Simanjuntak dalam kedaan baik dan kosong ;

7. Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan secara serta merta walaupun

ada perlawanan , banding , kasasi maupun peninjauan kembali ;

8. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslaag) yang

telah diletakkan atas obyek terperkara ;

9. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat VItelah

mengajukan jawaban sebagai berikut:

A. TENTANG EKSEPSI

1. Tentang Pengadilan Negeri Medan Tidak Berwenang Mengadili.

- Bahwa berdasarkan uraian posita gugatan dari halaman 2 sampai dengan

halaman 9 serta petitum gugatan angka 5,6,7 dan 8, pada intinya dapat

diketahui dasar dan alasan pengajuan gugatan dan menyertakan Tergugat

VI sebagai pihak dalam perkara ini adalah karena Penggugat merasa

keberatan dan mengaku kepentingannya dirugikan sebagai akibat tindakan

Tergugat VI melakukan Kontrak Sewa Beli dengan Johan Arnold

Simanjuntak sebagaimana diuraikan dalam Surat Keputusan Tergugat VI

Nomor 145/RN.III/60 tertanggal 31 Mei 1960 sebagai tindak lanjut dari

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 33 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

kontrak sewa beli tertanggal 10 Mei 1960 atas tanah terperkara, dan

selanjutnya kemudian Tergugat VII menerbitkan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. SK. 137/HM/DA/1970 tertanggal 7 April 1970 tentang

pemberian hak atas tanah terperkara kepada Johan Arnold Simanjuntak dan

kemudian menjadi dasar bagi Tergugat VIII menerbitkan Sertifikat Hak Milik

Nomor 35/Petisah Hulu tanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold

Simanjuntak dengan Johan Arnold Simanjuntak, dan selanjutnya Penggugat

menuntut agar surat keputusan yang diterbitkan oleh Tergugat VI,VII dan VIII

tersebut dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum;

- Bahwa tindakan Tergugat VI dalam menerbitkan Surat Keputusan Nomor :

145/RN.III/60 tertanggal 31 Mei 1960 sebagai tindak lanjut dari Kontrak

Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 tersebut adalah didasarkan kewenangan

yang diberikan oleh Undang-Undang untuk itu terutama ketentuan Undang-

Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1955 Tentang Pendjualan Rumah-rumah

Negeri Kepada Pegawai Negeri dan Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957

(LN. Nomor 158 Tahun 1957) serta peraturan perundang-undangan lainnya

yang berlaku saat itu sesuai dengan jabatan yang melekat pada Tergugat VI

yakni untuk menjual secara sewa beli rumah negeri golongan III berikut

tanahnya seluas 2185 meter persegi (tanah terperkara) milik negara kepada

Johan Arnold Simanjuntak dalam jabatannya saat itu sebagai pegawai

negeri dan atau pejabat negeri yakni selaku Bupati Kepala Bahagian

Pemerintahan Umum pada kantor Gubernur Propinsi Sumatera Utara, dan

kemudian Johan Arnold Simanjuntak telah membayar lunas harga rumah

negeri golongan III milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tersebut

sehingga hak atas rumah negeri golongan III berikut tanahnya sebagaimana

diuraikan diatas beralih menjadi milik dan kepunyaan Johan Arnold

Simanjuntak ;

- Bahwa demikian juga dengan tindakan Tergugat VII dan Tergugat VIII

menerbitkan Surat Keputusan pemberian hak serta tanda bukti hak berupa

Sertifikat Hak Milik kepada Johan Arnold Simanjuntak atas tanah berikut

bangunan rumah negeri golongan III tersebut kesemuanya adalah

didasarkan kepada kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang yang

berlaku untuk itu ;

- Bahwa kedudukan Tergugat VI,VII dan VIII dalam menerbitkan surat

keputusan terhadap objek perkara tersebut adalah dalam jabatannya selaku

badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sehingga keputusan yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 34 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

diterbitkan adalah merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat

konkrit, individual dan final ;

- Bahwa dengan demikian bilapun quod noon Penggugat mengaku dirugikan

atas terbitnya Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan oleh

Tergugat VI,VII dan VIII dalam jabatan masing-masing selaku badan atau

pejabat Tata Usaha Negara tersebut, maka berdasarkan kaidah hukum yang

diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana dirubah

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan perubahan Kedua

sebagaimana Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan

Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut ”Undang-Undang Peradilan Tata

Usaha Negara”), kewenangan mengadili perkara dimaksud adalah mutlak

merupakan kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara dan bukan

merupakan kewenangan Peradilan Umum ;

- Bahwa kaidah hukum tersebut diatas telah diterapkan oleh para hakim

dalam berbagai putusan Yurisprudensi antara lain Yurisprudensi MARI

Nomor 620.K/Pdt/1999 tanggal 29 Desember 1999 yang dengan tegas

disebutkan bila yang digugat adalah badan atau Pejabat Tata Usaha Negara

dan objek yang digugat adalah menyangkut perbuatan yang menjadi

wewenang pejabat tersebut, maka yang berwenang untuk mengadili perkara

tersebut adalah Pengadilan Tata Usaha Negara bukan wewenang

Pengadilan Negeri ;

- Bahwa oleh karena hal yang digugat terhadap Tergugat VI,VII dan VIII

adalah merupakan sangketa Tata Usaha Negara yang kewenangan

mengadilinya mutlak merupakan jurisdiksi Pengadilan Tata Usaha Negara,

maka Pengadilan Negeri Medan berdasarkan alasan kewenangan absolut

mengadili haruslah menyatakan tidak berwenang mengadili perkara ini ;

- Bahwa berdasarkan fakta, bukti dan argumentasi hukum tersebut diatas,

maka demi terciptanya kepastian hukum dan tegaknya tertib hukum acara

perdata tentang kewenangan mengadili perkara, maka berdasarkan kaidah

pasal 134 HIR/ 160 Rbg sebelum memeriksa pokok perkara seharusnyalah

Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini terlebih dahulu

membuat putusan pendahuluan (sela) yang amarnya berbunyi :

“Menyatakan Pengadilan Negeri Medan berdasarkan kewenangan absolut

mengadili tidak berwenang mengadili perkara ini” ;

2. Tentang Kedudukan hukum para Tergugat Tidak Jelas (Error In Subjecto)

Dan Para Pihak Tidak Lengkap (Plurium Litis Consortium).

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 35 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

- Bahwa dari uraian fakta gugatan terutama berkaitan dengan surat keputusan

pemberian hak atas tanah terperkara yang dilakukan oleh Tergugat VI,VII

dan VIII dalam jabatan masing-masing selaku badan atau pejabat tata usaha

negara adalah terhadap Johan Arnold Simanjuntak bukan kepada Tergugat

I,II,III,IV dan V sebagaimana kemudian disebutkan dan diakui secara

berulang-ulang oleh Penggugat dalam uraian gugatan ;

- Bahwa ternyata dalam identitas para pihak terutama Tergugat I,II,III,IV dan

VI dalam gugatan seolah-olah para Tergugat tersebut digugat secara sendiri-

sendiri dan tidak diuraikan secara tegas, jelas dan lengkap kedudukannya

dalam gugatan serta hubungan hukumnya dengan Johan Arnold

Simanjuntak, dan apalagi Tergugat IV ternyata sudah meninggal dunia tetapi

tetap disertakan sebagai pihak yang berakibat kedudukan hukum para

Tergugat tersebut dalam gugatan aquo menjadi kabur dan tidak jelas dengan

segala akibat hukumnya ;

- Bahwa disisi lain dalam dalil gugatan halaman 2 Penggugat menyebutkan

dasar penguasaan dan menempati tanah terperkara adalah atas persetujuan

dari Komandan KMKB Medan berhubung karena Penggugat seorang

anggota TNI yang tidak mempunyai tempat tinggal ;

- Bahwa terlepas dari hal kewenangan dan alas hak Komandan KMKB Medan

memberikan hak kepada Penggugat atas tanah yang dikuasai dan ditempati

tersebut yang ternyata tidak diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap

dalam dalil gugatan, hal terpenting yang mengakibatkan para pihak menjadi

tidak lengkap dalam gugatan aquo adalah ternyata Komandan KMKB Medan

yang memberikan hak kepada Penggugat tetapi kenyataannya tanah juga

dikuasai dan diusahai oleh Johan Arnold Simanjuttak tidak turut disertakan

sebagai pihak dalam perkara ini dengan segala akibat hukumnya ;

- Bahwa oleh karena Tergugat VI telah dengan sempurna mampu

membuktikan dalil eksepsinya dan kebenarannya tidak dapat dibantahkan,

maka tepat dan cukup alasan bagi Majelis Hakim Yang Mulia yang

memeriksa dan mengadili perkara ini pada peradilan tingkat pertama untuk

memberikan keputusan yang amarnya berbunyi menolak gugatan

Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan

Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).

- Bahwa oleh karena keseluruhan dalil Eksepsi Tergugat VI tersebut diatas

telah didasarkan kepada fakta dan bukti serta argumentasi hukum yang kuat

dan dapat dipertanggung jawabkan, maka demi hukum tepat dan cukup

alasan untuk mengabulkan eksepti Tergugat VI tersebut seluruhnya.

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 36 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

B. TENTANG POKOK PERKARA

- Bahwa segala apa yang diuraikan dalam dalil eksepsi diatas secara mutatis

mutandis mohon dianggap merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

terpisahkan dengan dalil jawaban dalam pokok perkara ini sehingga tidak

perlu diulangi lagi ;

- Bahwa sebelum Tergugat VI menanggapi lebih lanjut dalil gugatan yang

dialamatkan Penggugat khusus kepada Tergugat VI dalam perkara aquo,

kiranya perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwasanya tanah seluas lebih

kurang 2185 meter persegi berikut bangunan rumah negeri golongan III yang

beridiri diatas yang dahulu dikenal terletak di Jalan Sultan Ma’amun Alrasjid

Nomor 42, Kecamatan Medan Baru, Kotapradja Medan dan saat ini dikenal

dengan Jalan Sudirman, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru,

Kota Medan sebagaimana tanah terperkara adalah milik Negara Cq.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang saat itu dipergunakan sebagai

sarana tempat tinggal pegawai negeri dan atau pejabat negeri beserta

keluarganya dalam rangka menunjang tugas-tugas kedinasan dan setelah

statusnya dirobah menjadi rumah dinas golongan III maka beradasarkan

suratpermohonan Johan Arnodl Simanjuntak selaku Bupati/Pegawai Tinggi

Ketataprjaan pada kantor Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

di Medan (sebelumnya Bupati/Kepala bahagian Pemerintahan Umum pada

kantor tersebut) yakni tertanggal 1 September 1959 untuk membeli rumah

dinas beserta sekalian tanah pekarangannya seluas lebih kurang 2185 meter

persegi tersebut, maka selanjutnya permohonan dimaksud disetujui oleh

pemerintah yakni Pemimpin Djawatan Gedung-gedung Negeri yang

bertindak untuk dan atas nama Menteri Pekerjaan Umum sebagai wakil

pemerintah ;

- Bahwa kemudian dapat ditambahkan bahwasanya peruntukan penggunaan

rumah negeri tersebut sebelum statusnya dirobah menjadi rumah dinas

golongan III adalah untuk pegawai negeri dan pejabat negeri dan bukan

untuk TNI, dan dapat ditegaskan bahwasanya KMKB Medan tidak ada dan

pernah memiliki atau turut memiliki rumah negeri yang ditempati Johan

Arnold Simanjuntak tersebut, sehingga jikapun kemudian mengaku

menguasai dan menempati tanah terperkara tersebut berdasarkan

persetujuan Komandan KMKB Medan, maka dapat dipastikan bahwasanya

persetujuan dimaksud adalah dari pejabat yang salah serta tidakmemeliki

hak dan kewenangan atas tanah tersebut ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 37 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

- Bahwa dengan demikian tindakan Penggugat menguasai dan menempati

tanah terperkara dengan dasar persetujuan dari orang yang tidak berhak

atas tanah tersebut telah dapat dikwalifisir sebagai penggarap liar dengan

segala akibat hukumnya ;

- Bahwa kembali kepada persoalan pokok perkara, maka dengan ini dapat

disampaikan sanggahan dan bantahan serta penjelasan sebagai berikut

dibawah ini ;

- Bahwa mencermati uraian pokok gugatan sesungguhnya sangat sulit

dipahami tentang letak, luas dan batas-batas tanah yang menjadi objek

perkara, sebab dalam uraian gugatan Penggugat menyebutkan sejak tahun

1954 telah menguasai dan bertempat tinggal diatas tanah seluas lebih

kurang 2165 meter persegi berikut bangunan rumah diatasnya dengan letak

dan batas-batas tanah yang diuraikan dalam gugatan ;

- Bahwa namun kemudian Penggugat tidak menguraikan lebih lanjut secara

tegas dan jelas apakah penguasaan sejak tahun 1954 tersebut telah

berlangsung secara terus menerus hingga saat ini dan jika penguasaannya

tetap berlangsung hingga saat ini tentulah tidak ada dasar Penggugat

mengajukan gugatan dan yang terpenting lagi tidak ada sengketa hak

kepemilikan antara Penggugat dengan Johan Arnold Simanjuntak dan atau

tidak ada perselisihan hukum antara Penggugat dengan para Tergugat

sebagaimana syarat mutlak mengajukan gugatan yang ditentukan dalam

tertib Hukum Acara Perdata di Indonesia, yang berakibat objek sengketa

(dalam gugatan disebut objek perkara) dalam gugatan aquo menjadi tidak

jelas ;

- Bahwa terlepas dari tidak jelasnya objek sengketa dalam perkara aquo,

maka Tergugat VI turut digugat dalam perkara ini pada intinya adalah karena

Penggugat merasa keberatan atas tindakan Tergugat VI menerbitkan Surat

Keputusan Penjualan Nomor : 145/RN.III/60 tanggal 31 Mei 1960 sebagai

tindak lanjut dari Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 ;

- Bahwa benar inti pokok dari surat-surat yang diterbitkan oleh Tergugat VI

tersebut adalah sebagai bentuk persetujuan untuk menjual rumah Negara

golongan III berikut tanah yang menjadi pekarangannya seluas lebih kurang

2185 meter perseg yang terletak di Djalan Sudirman (d/h Djalan Sultan

Ma’amun Alrasjid) Nomor 42 Medan tersebut kepada Johan Arnold

Simanjuntak (Bupati/Pegawai Tinggi Ketataprajaan pada Kantor Gubernur

Sumatera Utara yang sebelumnya menjabat Bupati/Kepala Bahagian

Pemerintahan Umum pada Kantor tersebut) dan benar berdasarkan Surat

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 38 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Keputusan Pemimpin Djawatan Gedung-Gedung Negara Dalam Wilayah

Daerah Sumatera Utara Nomor : 95/T.L/R.N/65 tanggal 7 Djuli 1965

terhitung sejak tanggal 3 Djuni 1965 rumah dinas berikut tanahnya yang

diuraikan diatasmenjadi milik sepenuhnya Johan Arnold Simanjuntak karena

pembayarannya telah lunas dilakukan ;

- Bahwa tidak benar dalil gugatan Penggugat halaman 4 dan 5 yang

menyebutkan persetujuan yang dilakukan Tergugat VI atas kontrak sewa beli

tertanggal 10 Mei 1960 sebagaimana diuraikan dalam Surat Keputusan

Nomor145/RN.III/60 tertanggal 31 Mei 1960 tersebut telah melanggar hukum

apalagi dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum, tetapi

sebaliknya tindakan Tergugat VI dalam jabatannya saat itu selaku Pemimpin

Djawatan Gedung-gedung Negara Dalam Wilayah Daerah Sumatera Utara

telah sesuai dengan proses, prosedur dan tata cara penjualan rumah Negara

golongan III, hal mana telah terurai secara tegas dan jelas dalam surat

Sekjen Dep. PU Nomor : UM.01.02-SJ/375 tanggal 21 Mei 1990 sebagai

jawaban atas surat yang ditujukan Penggugat kepada instutusi tersebut

untuk memohonkan pembatalan Surat Perjanjian Sewa Beli diatas (akan

dibuktikan) ;

- Bahwa lagi pula adalah aneh dan sangat tidak masuk akal jika Penggugat

menguji keabsahan surat-surat yang diterbitkan oleh Tergugat VI tersebut

melalui badan peradilan umum agar dinyatakan tidak sah dan

tidakmempunyai kekuatan hukum, padahal Penggugat tidak ada kaitannya

dengan surat-surat yang diterbitkan oleh Tergugat VI dimaksud, sehingga

dalil-dalil gugatan yang dikemukakan Penggugat dengan mengutip pendapat

para sarjana tentang perbedaan pengertian kontrak sewa beli dengan jual

beli tersebut tidaklah perlu ditanggapi lebih lanjut dalam dalil jawaban atas

perkara ini ;

- Bahwa demikian juga dengan kicauan lebih lanjut Penggugat yang sangat

emosional dan bertendensi menggurui para pihak dalam perkara ini dalam

dalil gugatannya halaman 5,6 dan 7 yang merasa risau dengan kedudukan

Tergugat VI menjual rumah dinas golongan III tersebut kepada Johan Arnold

Simanjuttak karena menurut Penggugat seolah-olah Tergugat VI telah

bertindak atas nama Negara sebagai pemilik atas bumi (tanah), air dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya telah menjual objek

perkarakepada Johan Arnold Simanjuntak padahal Tergugat VI bukan

sebagai pemilik sehingga menurut Penggugat bertentangan dengan Dekrit

Presiden tanggal 5 Juli 1957 dan pasal 33 UUD 1945 serta Undang-Undang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 39 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Nomor 5 Tahun 1960 tidaklah perlu ditanggapi lebih lanjut karena irrelevant

dengan pokok gugatan ;

- Bahwa oleh karena dalil-dalil gugatan Penggugat yang ditujukan kepada

Tergugat dalam perkara aquo hanyalah didasarkan kepada tuduhan-tuduhan

tidak berdasar, dan apalagi kenyataannya Penggugat juga mengakui

memperoleh izin menguasai tanah bukanlah dari pihak yang berhak atau

turut memiliki hak dan atau dari pejabat yang berwenang untuk itu, maka

gugatan aquo haruslah dipandang sebagai akal-akalan belaka dan diyakini

memiliki tujuan terselubung untuk mempermainkan persidangan ini, dari dan

oleh karenanya gugatan aquo haruslah ditolak atau setidak-tidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya ;

- Bahwa berdasarkan dalil-dalil jawaban tersebut diatas, maka petitum

gugatan Penggugat yang menuntut agar Pengadilan menyatakan agar

Tergugat VI dinyatakan telah melakukan perbuatan melanggar hukum dan

agar Kontrak Sewa Beli tertanggal 10 Mei 1960 maupun Surat Keputusan

Nomor : 145/RN.III/60 tanggal 31 Mei 1960 dinyatakan tidak mempunyai

kekuatan hukum terhadap objek perkara serta agar objek perkara

dinyatakan sebagai milik Penggugat haruslah dipandang sebagai tidak

beralasan dan harus ditolak;

- Bahwa demikian juga tentang petitum gugatan tentang ganti rugi oleh karena

tidak diperinci sesuai dengan ketentuan hukum acara Perdata maka harus

ditolak dengan segala akibat hukumnya ;

- Bahwa sedangkan petitum gugatan angka 12 oleh karena tidak memenuhi

syarat yang ditentukan dalam SEMA No. 3 Tahun 2000 Jo. SEMA No. 4

Tahun 2001, maka haruslah ditolak ;

- Bahwa dari fakta-fakta yang dikemukakan diatas sesungguhnya telah

memberikan bukti yang tak terbantahkan tentang gugatan yang diajukan

Penggugat dalam perkara aquo sebagai tidak beralasan dan tidak didukung

oleh data, fakta dan argumentasi hukum yang kuat dan dapat dipertanggung

jawabkan dan oleh karenanya harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan

tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya ;

- Bahwa berdasarkan uraian-uraian Eksepsi dan Jawaban Dalam Pokok

Perkara diatas, Tergugat VI dengan hormat memohon kepada Yang Mulia

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili

perkara ini pada tingkat pertama agar berkenan memberikan putusan yang

amarnya berbunyi :

A. TENTANG EKSEPSI :

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 40 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

1. Menerima dan mengabulkan Eksekpsi Tergugat VI tersebut seluruhnya ;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Medan berdasarkan kewenangan absolut

mengadili tidak berwenang mengadili perkara ini ;

3. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke

Verklaard) ;

B. TENTANG POKOK PERKARA :

- Menolak Gugatan Penggugat tersebut seluruhnya ;

- Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

perkara ini.

Atau :

Bilamana Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang

seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat VII telah

mengajukan jawaban sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI

1. Bahwa Tergugat VII menolak secara tegas seluruh dalil-dalil Penggugat,

kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas.

2. Kompetensi Absolut

Bahwa yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah Surat

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970

tentang Pemberian Hak atas Tanah seluas ± 2.165 M2 terletak di

Kecamatan Medan Baru, Kelurahan Petisah Hulu, Kota Medan,

Sumatera Utara atas nama Johan Arnold Simanjuntak.

Bahwa dengan diterbitnya keputusan Tergugat VII a quo oleh Tergugat

VII tersebut diatas, menurut Penggugat dalam Gugatannya halaman 9

alinea 4 yang pada intinya menyatakan penerbitan Surat Keputusan

Menteri Dalam Negeri No. 137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970 yang

dilakukan oleh Tergugat VII tersebut adalah perbuatan melanggar hukum

sehingga dengan demikian secara tersirat Surat Keputusan a quo

tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum ;

Bahwa untuk menilai sah atau tidaknya keputusan a quo adalah

kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara dan sehingga sudah

seharusnya Pengadilan Negeri Medan menolak gugatan Penggugat dan

menyatakan tidak berwenang mengadili perkara ini, karena obyek dari

gugatan ini adalah kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara untuk

memeriksa dan mengadili (kompetensi absolut);

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 41 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dengan ini Tergugat vII

mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Yang Terhormat berkenan

untuk menerima Eksepsi dari Tergugat VII dan berdasarkan Pasal 134

HIR untuk memberikan keputusan sela antara lain:

­ Menerima Eksepsi Tergugat VII mengenai kewenangan kompetensi

absolut;

­ Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang untuk

memeriksa dan mengadili perkara ini;

­ Menyatakan sah dan berharga surat keputusan a quo Tergugat VII;

­ Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; dan

­ Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara.

Namun demikian apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka Tergugat

VII ingin mengajukan eksepsi lainnya sebagai berikut:

3. Penggugat tidak mempunyai kwalitas sebagai Penggugat, karena:

Bahwa Tergugat I sampai dengan V selaku ahli waris Johan Arnold

Simanjuntak berdasarkan data-data yang ada pada Turut Tergugat VII

memperoleh tanah dan bangunan seluas ± 2.165 M2 yang diatasnya

terbit Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu tanggal 18 April 1972 atas

nama Johan Arnold Simanjuntak berdasarkan berdasarkan :

- Kontrak Sewa Beli tanggal 10 Mei 1960 antara Johan Arnold

Simanjuntak dengan Tergugat VI ic. Kantor Dinas Tata Ruang dan

Pemukiman Wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Kontrak Sewa Beli

tersebut didasarkan pada Undang-undang No. 72 tahun 1957 tentang

Penjualan Rumah-Rumah Negeri.

- Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 137/HM/DA/70 tanggal 7

April 1970 tentang Pemberian Hak atas Tanah kepada Johan Arnold

Simanjuntak.

Sedangkan Penggugat bertempat tinggal di atas sebidang tanah seluas ±

2.165 M2 yang terletak di Kecamatan Medan Baru, Kelurahan Petisah

Hulu, Kota Medan, Sumatera Utara hanya atas persetujuan dari

Komandan KMKB Medan karena Penggugat adalah seorang anggota

Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tidak mempunyai tempat tinggal

sebagaimana gugatan penggugat halaman 2 alinea ke 4. Dimana disini

persetujuan untuk menempati rumah tinggal diatas sebidang tanah

tersebut bukan merupakan dasar dari Penggugat untuk menguasai objek

sengketa tersebut.Sehingga Penggugat tidak mempunyai hak dan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 42 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

hubungan hukum terhadap tanah tanah yang telah diterbitkan sertipikat a

quo tersebut.Maka Penggugat tidak mempunyai kualitas sebagai pihak.

4. Bahwa Gugatan Para Penggugat terhadap tanah terperkara telah lewat

waktu

Pasal 1967 KUH Perdata berbunyi bahwa segala tuntutan hukum baik

yang bersifat perbendaan maupun yang bersifat perorangan hapus

karena daluwarsa dengan lewatnya waktu 30 (tigapuluh) tahun

sedangkan siapa yang menunjukan adanya daluwarsa itu tidak usah

mempertunjukkan suatu alas hak, lagi pula tidaklah dapat dimajukan

terhadapnya suatu tangkisan yang didasarkan kepada itikadnya yang

buruk.

Yurispudensi Mahkamah Agung RI No. 408K/SIP/1973 tanggal 9

Desember 1975 menyatakan bahwa karena Penggugat – Terbanding

telah selama 30 tahun telah membiarkan tanah – tanah sengketa

dikuasai Alm.Ratiem dan kemudian oleh anak – anaknya , hak sebagai

ahli waris yang lain dari almarhumah Atma untuk menuntut tanah

tersebut telah sangat lewat waktu (Recht verwerking) vide rangkuman

yurispudensi MARI Cet.II.1993 hal. 159

Bahwa gugatan Penggugat telah melebihi waktu 30 (tiga puluh) tahun

sejak diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970, dan Penggugat setidak – tidaknya

sudah harus mengajukan gugatan pada tahun 2000, sedangkan

Penggugat baru mendaftarkan pada tahun 2014.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Pasal 32 ayat 2

berbunyi ” Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan seritpikat

secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah

tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak

lain yang merasa mempunyai hak atas tanah tidak dapat lagi menuntut

pelaksanaan hak tersebut apabilla dalam tenggang waktu 5 (lima ) tahun

sejak diterbitkannya seritpikat itu tidak mengajukan keberatan secara

tertulis kepada pemegang sertipikat dan kepala kantor Pertanahan yang

bersangkutan ataupun tidakmengajukan gugatan ke Pengadilan

mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat ”.

Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Pasal 32

ayat 2, bila dikaitkan gugatan Penggugat, Penggugat merasa dirugikan

dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970 yang menjadi dasar terbitnya

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 43 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu tanggal 18 April 1972 atas nama

Johan Arnold Simanjuntak , dengan demikian gugatan Penggugat sudah

melebihi waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970.

II. POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat VII mohon segala sesuatu yang sudah dikemukakan

dalam eksepsi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam bagian

pokok perkara;

2. Bahwa Tergugat VII menolak seluruh dalil–dalil yang dikemukakan

Penggugat dalam gugatannya kecuali hal–hal yang diakui dengan tegas;

3. Bahwa dalam gugatannya halaman 3 alenia 2, Penggugat mengajukan

gugatan Sengketa Tata Usaha Negara atas penerbitan Sertipikat Hak

Milik No. 35/Petisah Hulu tanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold

Simanjuntak dengan Surat Ukur No. 55/1971 tanggal 3 Agustus 1971

yang para pihaknya antara lain Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan

sebagai Tergugat dan ahli waris almarhum Johan Arnold Simanjuntak

selaku Tergugat I yang telah diputus dengan Putusan Pengadilan Tata

Usaha Negara Medan No. 38/G/2009/PTUN. MDN tanggal 8 September

2009 jo. Putusan PT TUN Medan No. 07/B/2010/PT.TUN MDN tanggal 8

Pebruari 2010 jo. Putusan MARI No. 273 K/TUN/2010 tanggal 27

September 2010 yang inti amarnya menolak gugatan yang diajukan

Penggugat.

Dengan demikian terhadap Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu

tanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak yang

penerbitannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970 sudah pernah diuji keabsahannya di

Pengadilan Tata Usaha Negara dengan amar putusan antara lain

“menolak gugatan Tata Usaha Negara yang diajukan Penggugat”.

Sehingga dapat dikatakan Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu

tanggal 18 April 1972 atas nama Johan Arnold Simanjuntak telah sesuai

prosedur yang berlaku sehingga terhadap Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 137/HM/DA/70 tanggal 7 April 1970 yang menjadi

dasar di terbitkannya sertipikat a quo tersebut juga tidak menyalahi

prosedur yang berlaku.

4. Bahwa Penggugat dalam gugatannya halaman 8 alinea 2 menyatakan

sebelum penerbitan Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu dan Surat

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 137/HM/DA/70, tanah seluas ±

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 44 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

2.165 M2 yang merupakan objek perkara bukanlah kategori tanah yang

langsung dikuasai oleh Negara melainkan tanah yang tidak langsung

dikuasai oleh Negara karena Penggugat telah mempunyai hak atas objek

perkara yang disebut sebagai hak garap atau bezit atas objek perkara

dan berhak untuk memperoleh hak milik atas tanah objek perkara.

Sedangkan disini Penggugat bukan merupakan penggarap karena

Penggugat hanya diberikan izin atau persetujuan dari Komandan KMKB

Medan dan tidak ada surat keterangan yang menyatakan Penggugat

adalah Penggarap atas tanah objek perkara.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pokok-

pokok Kebijaksanaan Dalam Rangka Pemberian Hak Baru Atas Tanah

Asal Konversi Hak Barat khususnya Pasal 2 yang berbunyi “Kepada

bekas pemegang hak yang memenuhi syarat dan mengusahakan atau

menggarap sendiri tanah/bangunan, akan diberikan hak baru atas

tanahnya, kecualiapabila tanah-tanah tersebut diperlukan untuk proyek-

proyek pembangunan bagi penyelenggaraan kepentingan umum”.

Dimana disini Penggugat yang hanya mempunyai hak menumpang dan

menurut Kepres Nomor 32 Tahun 1979 akan diberikan hak baru atas

tanahnya kecuali apabila tanah-tanah

tersebut diperlukan untuk proyek-proyek pembangunan bagi

penyelenggaraan kepentingan umum yang mana tanah objek sengketa

tersebut oleh Tergugat VI ic. Kantor Dinas Tata Ruang dan Pemukiman

Wilayah Provinsi Sumatera Utara telah diberikan Kontrak Sewa Beli kepada

Johan Arnold Simanjuntak pada tanggal 10 Mei 1960.Maka Penggugat tidak

mempunyai hak terhadap tanah objek sengketa dan tidak berhak atas

pemberian uang kerohiman atau ganti rugi karena status Penggugat yang

bukan penggarap.

I. DALAM EKSEPSI:

- Menerima Eksepsi-Eksepsi dari Tergugat VII;

- Menyatakan Eksepsi dari Penggugat untuk ditolak seluruhnya atau

setidak-tidaknya dinyatakan tidak diterima;

- Membebankan biaya perkara kepada Penggugat

II. DALAM POKOK PERKARA :

- Menolak Gugatan dari Penggugat untuk seluruhnya;

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 45 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Apabila Majelis Hakim Yang Terhomat kiranya berpendapat lain, maka Tergugat

VII memohon untuk memutus perkara ini dengan seadil-adilnya (et aequo et

bono).

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat VIIItelah

mengajukan jawaban sebagai berikut:

1. Tentang Kompetensi Absolut (Pasal 160 R.Bg/134 H.I.R.).

- Bahwa berdasarkan Pasal 160 R.Bg/134 H.I.R. dan dalil gugatan

Penggugat maka yang menjadi objek fundamentum dalam gugatan

Penggugat tentang terbitnya (proses penerbitan) Sertipikat Hak Milik

No.35/Petisah Hulu terdaftar atas nama Johan Arnold Simanjuntak

yangmenyangkut tentang Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu

penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata

Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat

konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi

seseorang atau badan hukum perdata (Vide Pasal 1 Ayat 3 Undang-

Undang No. 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 jo.

Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara) yang diterbitkan oleh Turut zTergugat sebagai Pejabat Tata

Usaha Negara berupa Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu,

sehingga adalah tidak tepat objek gugatan untuk diperiksa Majelis

Hakim aquo, karena nyata-nyata telah bertentangan dengan ketentuan

Pasal 47, Pasal 53, Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun

1986 jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 jo. Undang-Undang No. 51

Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dimana kewenangan

untuk mengadili perkara ini berada pada Peradilan Tata Usaha Negara.

Untuk itu beralasan hukum kiranya mohon Majelis Hakim aquo berkenan

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke

Verklaard) ;

2. Tentang Gugatan Penggugat Ne Bis in Idem

- Bahwa terhadap obyek perkara aquo telah pernah menjadi obyek perkara

di Tata Usaha Negara Medan dengan register perkara No.

38/G/2009/PTUN-MDN tanggal 08 September 2009 Jo No.

07/B/2010/PT.TUN-MDN tanggal 08 Februari 2010 Jo No.

273/K/TUN/2010 tanggal 27 September 2010 Jo No. 52/PK/TUN/2013

tanggal 20 Mei 2013, antara H. Ilyas ST. Basa, BBA sebagai Penggugat

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 46 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

melawan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan sebagai Tergugat yang

amar putusannya antara lain sabagai berikut :

“menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ”;

Dan terhadap Putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van

Gewijsde) ;

- Bahwa terhadap Sertipikat Hak Milik No. 35/Petisah Hulu juga menjadi

obyek perkara di Pengadilan Negeri Medan dan telah diputus dengan

No.

246/Pdt.G/2013/PN-MDN tanggal 27 Pebruari 2014, antara H. Ilyas St

Basa, BBA sebagai Penggugat melawan Solita Lomongan Simanjuntak

sebagai Tergugat I, Rumintar Liberta Simanjuntak sebagai Tergugat II,

Untung Diana Simanjuntak Tergugat III, Edward Pesta Simanjuntak

sebagai Tergugat IV dan Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan

Tergugat V, dengan amar putusannya antara lain :

“menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima”;

Dan terhadap Putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap karena baik

pihak Penggugat maupun Tergugat tidak mengajukan Upaya Hukum Banding

dalam tenggang Waktu 14 (empat belas ) hari terhitung setelah tanggal

Pemberitahuan isi putusan ini.

- Maka secara hukum gugatan aquo tidak layak untuk diperiksa dan

diputus kembali oleh Pengadilan Negeri Medan agar tetap menjamin

konsistensi dalam arti tidak terdapat putusan pengadilan yang saling

bertentangan, oleh karenanya Tergugat VIII memohon kepada Majelis

Hakim Yang Terhormat agar berkenan untuk menolak gugatan

Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat

diterima ;

- Bahwa untuk menguatkan dalil tersebut diatas Tergugat VIII menghunjuk

Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I. No. 647 .K/Sip/1973 tanggal

13 Agustus 1976, yang amar pertimbangan hukumnya berbunyi antara

lain:

“Ada atau tidaknya asas Nebis In Idem tidak semata-mata ditentukan

oleh para pihak saja, melainkan terutama bahwa objek dari sengketa

sudah diberi status tertentu oleh Keputusan Pengadilan Negeri yang lebih

dulu dan telah mempunyai kekuatan pasti dan alasannya adalah sama”.

3. Gugatan Kurang Pihak (Plurium Litis Contraktum).

a. Bahwa sebagai dasar terbitnya Sertipikat Hak Milik No.35/ Petisah Hulu,

sesuai dengan Surat Ukur No. 55/1971 tahun yang terdaftar atas nama

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 47 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Alm. Johan Arnold Simanjuntak dikeluarkan berdasarkan Surat

keputusan Menteri Dalam Negeri tt. Djakarta 7-4-1970 No. SK.

137/HM/DA/70 ;

b. Bahwa akan tetapi Penggugat tidak mengikutsertakan Dinas Pekerjaan

Umum Propinsi Sumatera Utara dan Menteri Keuangan sebagai pemberi

hak asal (dasar) kepada Johan Arnold Simanjutak ;

c. Dengan demikian Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara dan

Menteri Keuangan harus diikutkan sebagai para pihak dalam perkara

aquo, sehingga menyebabkan gugatan Penggugat Kurang Pihak

(Plurium Litis Contraktum) hal ini berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah

Agung No. 365 K/Sip/1984 menyatakan: “Bahwa penting untuk mengikut

sertakan semua pihak-pihak yang mempunyai hubungan Hukum dalam

pokok perkara, persoalan dengan kata lain komplit ”.

4. Tentang Gugatan Penggugat Obscuur Libels (Kabur/Tidak jelas).

a. Bahwa dalam gugatannya Penggugat menyebutkan obyek sengketa

terletak di Wilayah Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan, Kelurahan

Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, dengan batas-batas :

- Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Klinik mata;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan ;

- Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai

- Sebelah Barat berbatasan dengan tanah milik DR. Robert

b. Bahwa akan tetapi Penggugat tidak menjelaskan dalam gugatannya

apakah batas/lebar/panjang tersebut diatas adalah batas-

batas/lebar/panjang terhadap objek perkara dan Hak apa yang

digugat oleh Penggugat?, dan juga Penggugat tidak menyebutkan

secara jelas nama jalan maupun obyek perkara;

c. Bahwa dalam gugatannya Penggugat tidak menyebutkan dan merinci

secara jelas tentang batas-batas dan luas obyek yang disengketakan,

maka obyek gugatan Penggugat tersebut jelas (kabur) ;

d. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat kabur, maka secara hukum

gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Dalam Pokok Perkara :

1. Bahwa Tergugat VIII tetap dengan tegas membantah dalil-dalil gugatan

Penggugat, terkecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas didalam

jawaban ini ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 48 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

2. Bahwa segala sesuatu yang dikemukakan dalam eksepsi diatas, secara

mutatis mutandis mohon dianggap sebagai bagian dari pokok perkara ini,

oleh karenanya tidak perlu diulangi lagi.

3. Bahwa benar Tergugat VIII menerbitkan Sertipikat Hak Milik No.

35/Petisah Tengah terdaftar atas nama JOHAN ARNOLD

SIMONDJOENTAK diterbitkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri tt. Djakarta No. SK. 137/HM/DA/70 tanggal 7-4-1970,

terletak Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kotamadya

Medan Propinsi Sumatera Utara sesuai Surat Ukur No. 3-8-1971 Nr

55/1971 seluas 2165 m²;

4. Bahwa dari uraian-uraian tersebut diatas terbukti penerbitan dan

peralihan terhadap sertipikat aquo telah menempuh prosedur dan

ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana yang ditentukan oleh Pasal

19 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria jo. Pasal 14, Pasal 23 Ayat a Point 1, Pasal

24 Ayat 1, Pasal 25 Ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997

tentang Pendaftaran Tanah, dimana telah dilakukan pemeriksaan data

fisik dan data yuridis dan ternyata tidak ada kaitan hukumnya dengan

Penggugat, sehingga proses penerbitan dan peralihan Sertipikat aquo

tidak ada merugikan kepentinganPenggugat dan telah sesuai dengan

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, maka tidak ada alasan

Penggugat untuk menyatakan sertipikat tersebut batal atau tidak sah,

akan tetapi demi hukum justru harus dinyatakan sah dan berkekuatan

hukum oleh karena itu harus dipertahankan sebagai tanda bukti hak atas

tanah;

Maka berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Tergugat VIII mohon kepada

Majelis Hakim yang memeriksa dan megadili perkara ini berkenan memutuskan

sebagai berikut :

Dalam Eksepsi :

- Menerima eksepsi dari Tergugat VIII untuk seluruhnya ;

Dalam Pokok Perkara

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 49 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat, Pengadilan Negeri

Medan telah menjatuhkan putusan Nomor: 246/Pdt.G/2014/PNMdn, tanggal 4

Februari 2015, sebagai berikut :

Dalam Eksepsi

- Mengabulkan eksepsi Tergugat VI, VII dan VIII

Dalam Pokok Perkara

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk

verklaard)

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp.

2.541.000,- (Dua juta lima ratus empat puluh satu ribu rupiah);

Menimbang, bahwa berdasarkan Risalah Pemberitahuan Putusan

Pengadilan Negeri Medan Nomor: 246/Pdt.G/2014/PN Mdn, tanggal 4 Februari

2015, yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Medan, yang

diberitahukan kepada Terbanding IV semula Tergugat IV melalui Lurah

Kelurahan Teladan pada tanggal 6 April 2015;

Menimbang, bahwa Akta Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera

Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 10 Februari 2015, yang menerangkan

bahwa Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat telah mengajukan

banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Negeri Medan Nomor:

246/Pdt.G/2014/PN Mdn, tanggal 4 Februari 2015;

Menimbang, bahwa Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding yang

dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan

bahwa permohonan banding tersebut telah diberitahukan masing-masing

kepada Kuasa Hukum Terbanding I semula Tergugat I pada tanggal 26 Maret

2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 26

Maret 2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding III semula Tergugat III 26 Maret

2015, kepada Terbanding IV semula Tergugat IV melalui Lurah Teladan pada

tanggal 15 September 2016, kepada Kuasa Hukum Terbanding V semula

Tergugat V pada tanggal 26 Maret 2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding VI

semula Tergugat VI pada tanggal 30 Maret 2015, kepada Terbanding VII

semula Tergugat VII melalui Pegawai pada Kantor tersebut pada tanggal 27

Oktober 2017 dan kepada Kuasa Hukum Terbanding VIII semula Tergugat VIII

pada tanggal 26 Maret 2015;

Menimbang, bahwa Memori Banding yang diajukan oIeh Kuasa Hukum

Pembanding semuIa Penggugat tertanggaI 28 April 2015 dan di daftarkan di

Kepaniteraan PengadiIan Negeri Medan pada tanggaI 28 April 2015, Memori

Banding tersebut teIah diserahkan masing-masing kepada Kuasa Hukum

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 50 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Terbanding I semula Tergugat I pada tanggal 21 Mei 2015, kepada Kuasa

Hukum Terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 21 Mei 2015, kepada

Kuasa Hukum Terbanding III semula Tergugat III 21 Mei 2015, kepada

Terbanding IV semula Tergugat IV melalui Lurah Teladan pada tanggal 10 Juni

2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding V semula Tergugat V pada tanggal 21

Mei 2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding VI semula Tergugat VI pada

tanggal 23 Nopember 2015, kepada Terbanding VII semula Tergugat VII melalui

Pegawai pada Kantor tersebut pada tanggal 25 Juni 2015 dan kepada Kuasa

Hukum Terbanding VIII semula Tergugat VIII pada tanggal 26 Mei 2015 ;

Menimbang, bahwa Kontra Memori Banding yang diajukan oIeh Kuasa

Hukum Terbanding I, II, III dan V semuIa TergugatI, II, III dan V tertanggaI 4

Juni 2015 dan di daftarkan di Kepaniteraan PengadiIan Negeri Medan pada

tanggal 4 Juni 2015, Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan masing-

masing kepada Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat pada tanggal26

Agustus 2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding VI semula Tergugat VIpada

tanggal 23 Nopember 2015,kepada Terbanding VII semula Tergugat VII melalui

Pegawai pada Kantor tersebut pada tanggal 9 September 2015 dan kepada

Kuasa Hukum Terbanding VIII semula Tergugat VIII pada tanggal 26 Agustus

2015 ;

Menimbang, bahwa Kontra Memori Banding yang diajukan oIeh Kuasa

Hukum Terbanding VIII semuIa Tergugat VIII tertanggaI Juni 2015 dan di

daftarkan di Kepaniteraan PengadiIan Negeri Medan pada tanggal 29 Juni

2015, Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan masing-masing kepada

Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat pada tanggal 26 Agustus 2015,

kepada Kuasa Hukum Terbanding I, II, III, dan V semula Tergugat I, II, III dan V

pada tanggal 2 September 2015,kepada Terbanding IV semula Tergugat IV

melalui Pegawai ahli warisnya tersebut pada tanggal 30 Maret 2017, kepada

Kuasa Hukum Terbanding VI semula Tergugat VI pada tanggal 23 Nopember

2015 dan kepada Terbanding VII semula Tergugat VII melalui Pegawai Kantor

tersebut pada tanggal 9 September 2015 ;

Menimbang, bahwa Kontra Memori Banding yang diajukan oIeh Kuasa

Hukum Terbanding VII semuIa TergugatVII tertanggaI Agustus 2015 dan di

daftarkan di Kepaniteraan PengadiIan Negeri Medan pada tanggal 27Agustus

2015, Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan masing-masing kepada

Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat pada tanggal 4 September 2015,

kepada Kuasa Hukum Terbanding I, II, III, dan V semula Tergugat I, II, III dan V

pada tanggal 2 September 2015,kepada Terbanding IV semula Tergugat IV

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 51 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

melalui ahli warisnya tersebut pada tanggal 15 September 2016, kepada Kuasa

Hukum Terbanding VI semula Tergugat VI pada tanggal 23 Nopember 2015 dan

kepada Kuasa Hukum Terbanding VIII semula Tergugat VIII pada tanggal 1

September 2015 ;

Menimbang, bahwa Kontra Memori Banding yang diajukan oIeh Kuasa

Hukum Terbanding VI semuIa Tergugat VI tertanggaI Desember 2015 dan di

daftarkan di Kepaniteraan PengadiIan Negeri Medan pada tanggal 16

Desember 2015, Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan masing-

masing kepada Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat pada tanggal 28

September 2016, kepada Kuasa Hukum Terbanding I, II, III, dan V semula

Tergugat I, II, III dan V pada tanggal 28 September 2016,kepada Terbanding IV

semula Tergugat IV melalui Lurah Teladan tersebut pada tanggal 21 Maret

2017, kepada Terbanding VII semula Tergugat VII melalui Direktorat Perkara

Pertanahan pada tanggal 11 Oktober 2016 dan kepada Terbanding VIII semula

Tergugat VIII melalui Pegawai BPN Medan/Seksi sengketa dan konflik pada

tanggal 28 September 2016 ;

Menimbang, bahwa Relaas pemberitahuan memeriksa berkas perkara

yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Medan, telah

diberitahukan masing-masing kepada Kuasa Hukum Pembanding semula

Penggugat pada tanggal 3 Juni 2015, kepada Kuasa Hukum Terbanding I, II, III,

dan V semula Tergugat I, II, III dan V pada tanggal 21 Mei 2015 dan kepada

Terbanding IV semula Tergugat IV pada tanggal 15September 2016, kepada

Kuasa Hukum Terbanding VI semula Tergugat VI pada tanggal 30 Maret 2015,

kepada Terbanding VII semula Tergugat VII melalui Pegawai pada Kantor

tersebut pada tanggal 27 Okober 2017 dan kepada Kuasa Hukum Terbanding

VIII semula Tergugat VIII pada tanggal 26 Maret 2015 di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Medan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari kerja

terhitung sejak tanggal pemberitahuan ini diIaksanakan sebelum berkas

perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;

TENTANGPERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Hukum Pembanding

semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara

serta sesuai dengan pernyataan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang

untuk permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Memori Banding yang diajukan Kuasa Hukum

Pembanding semula Penggugat pokoknya berkesimpulan bahwa sebagian dari

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 52 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

tuntutan (petitum) yang diajukan Penggugat dalam perkara ini merupakan

kompetensi absolut dari Pengadilan Tata Usaha Negara, telah salah

menerapkan hukum dalam perkara ini tentang penentuan Tuntutan yang

merupakan kompetensi absolut Peradilan Umum dan Tuntutan yang merupakan

kompentensi absolut Pengadilan Tata Usaha Negara, bahwa tuntutan (petitum)

yang diajukan Penggugat dalam perkara ini bukan atau tidak seperti yang

disebut dalam ketentuan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

tentang Pengadilan Tata Usaha Negarayang merupakan kompetensi absolut

dari Pengadilan Tata Usaha Negara, oleh karena itu Putusan Yudec Factie

Pengadilan Negeri Medan beralasan untuk dibatalkan dalam pemeriksaan

Tingkat Banding, serta memberikan putusan dengan amar mengabulkan gugtan

untuk seluruhnya;

Menimbang, bahwa Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Kuasa

Hukum dari Terbanding I, Terbanding II, Terbanding III, terbanding V yang pada

pokoknya menyatakan bahwa :

- Dalil Memori Banding Pembanding tidak mempunyai alasan dan dasar

hukum.

- Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan telah tepat dan

benar.

Sebagaimana berdasarkan hal-hal tersebut mohon Pengadilan Tinggi menolak

dalil Memori Banding Pembanding dan menguatkan putusan a quo;

Menimbang, bahwa Terbanding VI juga telah mengajukan Kontra Memori

Banding yang pada pokoknyabahwa pertimbangan hukum dan putusan dari

Pengadilan Negeri Medan tersebut telah tepat dan benar dan dapat di

pertanggungjawabkan secara hukum serta telah mencerminkan rasa keadilan

sehingga cukup alasan untuk dikuatkan;

Menimbang, bahwa Terbanding VIII semula Tergugat VIII mengajukan

juga Kontra Memori Banding yang pada pokoknya bahwa Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa perkara a quo telah tepat dan benar

dalam memberikan putusan, selanjutnya mohon memberikan putusan yang

amar nya menolak permohonan banding dan menguatkan putusan Pengadilan

Negeri Medan tersebut;

Menimbang, bahwa Terbanding VII semula Tergugat VII juga

mengajukan Kontra Memori Banding yang pada pokoknya bahwa putusan

Pengadilan Negeri Medan a quo telah tepat dan benar selanjutnya mohon agar

Pengadilan Tinggi Medan memberikan putusan yang amarnya menolak

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 53 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

permohonan banding dari Pembanding dan menguatkan putusan Pengadilan

Negeri Medan a quo;

Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari dengan seksama

berkas perkara dan surat-surat yang terlampir beserta salinan resmi putusan

Pengadilan Negeri Medan Nomor :246/Pdt.G/2014/PN Mdn tanggal 4 Februari

2015 dan Memori Banding dari Kuasa Hukum Pembanding serta Kontra Memori

Banding dari Terbanding I, II, III, dan V, Kontra Memori Banding dari Terbanding

VII, Kontra Memori Banding dari Terbanding VIII, Majelis Hakim Tingkat Banding

memberikan pertimbangan sebagai berikut :

Dalam Konpensi

Dalam Eksepsi:

Menimbang, bahwa Para Terbanding semula Para Tergugat melalui

Kuasanya telah mengajukan jawaban – jawabannya yang didalamnya juga

mnegajukan eksepsi untuk mempersingkat putusan ini maka eksepsi – eksepsi

tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Eksepsi tentang kewenangan mengadili secara absolut (kompetensi absolut)

2. Eksepsi gugatan kurang pihak

3. Eksepsi gugatan kabur

4. Eksepsi tentang gugatan Penggugat Nebis In Idem

5. Eksepsi tentang gugatan telah lewat waktu

6. Eksepsi bahwa Penggugat tidak memilik legal standing atas objek perkara

1) Eksepsi tentang kewenangan mengadili secara absolut/Kompetensi absolut

Menimbang, bahwa Para Tergugat dalam jawabannya menyatakan

bahwa Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang mengadili perkara aquo,

karena didalam gugatan Penggugat mempersoalkan surat – surat produk

Pejabat Tata Usaha Negara yaitu antara lain SHM No. 35 atas nama Johan

Arnold Simanjuntak;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca dengan

seksama gugatan Penggugat ternyata didalam petitumnya angka 6,7,8 mohon

agar surat – surat tersebut dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa tuntutan yang

demikian masih menjadi wewenang dari pada Peradilan Umum bukan

wewenang dari Pengadilan Tata Usaha Negara, dibatalkan atau kecuali apabila

tuntutan dalam petitum agar menyatakan surat – surat tersebut dinyatakan batal

atau tidak sah (pasal 53 Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peraturan);

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 54 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Menimbang, bahwa dengan demikian untuk eksepsi tentang kewenangan

mengadili secara absolut dinyatakan ditolak;

2) Eksepsi gugatan kurang pihak

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ini Pengadilan Tingkat Banding

berpendapat bahwa untuk mengajukan suatu gugatan ke Pengadilan adalah

merupakan kewenangan dan Hak dari Penggugat untuk memilih dan

menentukan siapa yang akan diajukan sebagai pihak dalam suatu perkara yang

merugikan atau dianggap merugikan Penggugat secara langsung maupun tidak

langsung (Yurisprudensi MARI Nomor 1828K/Pdt/1984 tanggal 21 Nopember

1985);

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca dengan

seksama, Penggugat dalam mengajukan gugatan telah menyebutkan identitas

Tergugat – Tergugat secara jelas dan rinci oleh karenanya eksepsi tentang

gugatan kurang pihak tidak beralasan dan dinyatakan ditolak;

3) Eksepsi tentang gugatan kabur

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ini Pengadilan Tingkat Banding

tidak sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Tingkat Pertama dalam

putusannya yang menyatakan bahwa Penggugat telah mencampur adukkan

dalil - dalil gugatannya mana yang menjadi wewenang Pengadilan Tata Usaha

Negara karena untuk menyatakan suatu Penetapan Pejabat Tata Usaha Negara

yang tidak mempunyai wewenang Peradilan Umum In Casu Pengadilan Negeri

Medan melainkan Pengadilan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa petitum angka 3,4,5 adalah petitum dalam lingkup

hukum perdata sedang petitum 6,7,8 masuk lingkup Pengadilan Tata Usaha

Negara, sehingga gugatan Penggugat dinyatakan kabur (obscuur libel);

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa gugatan

Penggugat tidak dicampur aduk karena Penggugat telah menuntut dalam

petitum 6,7,8 agar Pengadilan Negeri Medan menyatakan surat – surat tersebut

dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum bukan menuntut untuk dinyatakan

batal atau tidak sah;

Menimbang, bahwa dengan demikian tidak terbukti adanya campur aduk

dalil – dalil gugatan Penggugat mana yang merupakan wewenang Peradilan

Umum dan maupun Peradilan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa lebih lanjut setelah Pengadilan Tingkat Banding

mempelajari dengan seksama berkas perkara tenyata hal – hal yang

dikemukakan dalam eksepsi mengenai gugatan kabur yang diajukan oleh Para

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 55 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Tergugat ternyata sudah menyangkut atau masuk materi pokok perkara maka

oleh karena itu eksepsi yang demikian harus dinyatakan ditolak;

4) Eksepsi gugatan Nebis in idem

Menimbang, bahwa eksepsi tentang Nebis in idem ini pun haruslah

ditolak juga karena jelas objek dan subyeknya berbeda antara gugatan yang

diajukan di Pengadilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Umum (Pengadilan

Negeri Medan);

5) Eksepsi gugatan telah lewat waktu

Menimbang, bahwa didalam perkara perdata seseorang apabila merasa

hak – haknya terlanggar maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan

kapanpun sehingga tidak dikenal daluwarsa (lewat waktu) nanti diuji apakah

yang bersangkutan dapat atau tidak membuktikan dalil – dalil gugatannya,

didalam proses persidangan, oleh karena itu eksepsi ini pun ditolak juga;

6) Eksepsi bahwa Penggugat tidak memiliki legal standing atas objek perkara

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari berkas

perkara ternyata apa yang ditemukan dalam eksepsi ini pun telah masuk dalam

pokok perkara, maka eksepsi yang demikian haruslah ditolak;

Dalam pokok perkara

Menimbang, bahwa mengenai pertimbangan putusan Majelis Hakim

Tingkat Pertama telah berpendapat bahwa gugatan Penggugat dinyatakan

kabur (obscuur libel) sehingga gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak

dapat diterima, yang didasarkan pada pertimbangan dikabulkannya hanya

merupakan salah satu eksepsi dari Para Tergugat;

Menimbang, bahwa Majelis Tingkat Banding tidak sependapat dengan

kesimpulan tersebut dengan alasan – alasan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Pengadilan Tingkat Banding

mempelajari berkas perkara dan berdasarkan fakta – fakta yang terungkap

dipersidangan ternyata perkara tersebut pernah diputus oleh Pengadilan Tata

Usaha Negara bahkan sudah sampai pada tahap Peninjauan Kembali di MARI

yaitu perkara Nomor : 38/G/2009/TUN-MDN tanggl 8 September 2009 Jo.

Perkara Nomor : 7/B/2010/PT.TUN-MDN tanggal 8 Februari 2010 Jo. Perkara

Nomor : 273K/TUN/2010 tanggal 27 September 2010 Jo. Perkara Nomor :

52PK/TUN/2013 tanggal 20 Mei 2013 (Bukti P5,P6 TI,II,III,V – 27, TI,II,III,V-28,

TI,II,III,V-29, TI,II,III,V-30);

Menimbang, bahwa dari putusan – putusan tersebut ternyata sampai

pada putusan Kasasi perkara Nomor : 273K/TUN/2010 tanggal 27 September

2010 amarnya Menolak gugatan Penggugat, sedangkan putusan Peninjauan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 56 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Kembali perkara Nomor : 52PK/TUN/2013 tanggal 20 Mei 2013 amarnya

Menolak permohonan Peninjauan kembali dari permohonan Peninjauan kembali

H.ILYAS ST.BASA.BBA dan perkara – perkara tersebut telah mempunyai

kekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewijsde)

Menimbang, bahwa dari pertimbangan – pertimbangan tersebut diatas

demi kepastian hukum dan keadilan maka Majelis hakim Tingkat Banding

berpendapat gugatan Penggugat / Pembanding di tolak seluruhnya;

Dalam Rekonpensi

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat dalam

Rekonpensi / Terbanding I, semula Tergugat I, II, III, V dalam Konvensi adalah

seperti tersebut diatas;

Menimbang, bahwa mempertimbangkan gugatan Rekonvensi ini Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi mengutip kembali seluruh pertimbangan dalam

Konvensi, sehingga secara mutatis mutandis dijadikan pertimbangan dalam

Rekonpensi;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan dalam Konvensi ditolak maka

gugatan dalam Rekonvensi ditolak pula;

Dalam Konpensi dan Rekonpensi

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Konvensi dinyatakan ditolak

demikian pula gugatan Rekonvensi juga ditolak, yang ternyata dalam gugatan

Rekonpensi biaya perkara nihil, maka cukup beralasan biaya yang timbul dalam

ke dua tingkat Pengadilan dalam perkara ini dibebankan kepada Pembanding

semula Penggugat dalam Konvensi / Tergugat dalam Rekonvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka

putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 246/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 4

Februari 2015 beralasan hukum untuk dibatalkan dan Majelis Hakim tingkat

banding mengadili sendiri perkara ini;

Memperhatikan Undang –Undang Nomor 20 tahun 1947 Jo Undang –

Undang Nomor 49 tahun 2009, R.Bg dan peraturan Perundang – Undangan lain

yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat;

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :

246/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 4 Februari 2015 yang dimohonkan

banding;

MENGADILI SENDIRI

Dalam Konpensi

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 57 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Dalam Eksepsi

- Menolak seluruh Eksepsi yang diajukan oleh Para Tergugat semula Para

Terbanding;

Dalam Pokok Perkara

- Menolak gugatan Pembanding semula Penggugat dalam Konvensi untuk

seluruhnya;

Dalam Rekonvensi

- Menolak gugatan Penggugat dalam Rekonvensi I,II,III,V / Terbanding

I,II,III,V untuk seluruhnya;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

- Menghukum Pembanding semula Penggugat dalam Konpensi / Tergugat

dalam Rekonpensi untuk membayar biaya perkara dalam ke dua tingkat

Pengadilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp. 2.500,-

(dua ribu lima ratus);

Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Medan pada hari Rabu tanggal 31 Januari 2018, oleh Kami Dharma E.

Damanik, SH, MH sebagai Hakim Ketua, H. Dasniel, SH, MH dan Prasetyo Ibnu

Asmara, SH, MH masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk

untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam pengadilan tingkat

banding, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada

hari Rabu, tanggal 28 Februari 2018, oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan

didampingi Hakim-Hakim Anggota serta Hj Eva Zahermi, SH., MHsebagai

Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh kedua

belah pihak berperkara;

Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua

TTD TTD

H. Dasniel, SH, MH Dharma E. Damanik, SH, MH

TTD

Prasetyo Ibnu Asmara, SH, MH

Panitera Pengganti,

TTD

Hj. Eva Zahermi, SH, MH

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

halaman 58 dari 58 halaman Putusan Nomor 430/Pdt/2017/PT MDN

Perincian Biaya :

1. Meterai Rp. 6.000,-

2. Redaksi Rp. 5.000,-

3. Pemberkasan Rp 139.000,-

----------------------------------------------

Jumlah............. Rp. 150.000,-