PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI ... - …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

4
Prosiding Seminar Teknologl dan Keselama/an PLTN ser/a Fasililas Nuklir Serpong, 9-10 Februari 1993 PRS G, PPTKR - BATAN PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI DALAM PERENCANAAN PLTN Oleh Suwarno Wiryosimin Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional ABSTRAK PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI DALAM PERENCANAAN PL TN.Dibahas tentang kriteria keselamatan radiasi dipandang dari sudut proteksi radiasi. Nilai Batas Dosis biasanya digunakan dalam menilai keefektifan upaya proteksi radiasi. Namun demikian, dalam menilai instalasi dianjurkan menggunakan souree related radiation protection, dengan tetap mem- perhitungkan prinsip individual related radiation protection. Untuk itusegera perlu ditetapkan kriteria keselamatan radiasi secara hati-hati untuk keperluan pemilihan lahan tempat dan tapak, untuk keperluan desain dan konstruksi. Juga dibahas tentangTenaga Proteksi Radiasi dan peranannya dalam mendukun"g program PLTN. ABSTRACT DETERMINT ATION OF SAFETY CRITERIA USED IN NUCLEAR POWER PLANT PLANNING. Safety criteria is discussed from the radiation protection of view. Dose limit is normally used to evaluate the effectiveness of radiation protection measures. In analyzing radiological safley aspects of a nuclear power plant however, it is highly recommended to apply the source related radiation protection principles shall also be taken into account. In order to be abble to apply these priciples, the radiological safety criteria required in the selection of the location and site, or in the design and manufacturing components ofa system should be carefully determined. To support the capability on all safety aspects, highly qualified radiation protection personnels shall be provided as earliest as possible; this aspect is also dicussed in this paper. Pcndahuluan Instalasi PL TN secara keseluruhan diketahui merupakan sumber radiasi dan penghasil zat radioaktif yang sangat potensial dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Karena itu juga merupakan sumber bahaya potensial bagi keselamatan para pekerja, anggota masyarakatumum, dan lingkungan di sekitarnya. Namun demikian, cara yang efektifuntuk meredam resiko akibat bcroperasinya PL TN sudah banyak diketahui dan dikua- sai. Para perancang, pembuat, pemilik, operator mau- pun organisasi pcngaturan dan pengawasan keselamatan radiasi, sudah scjak semula menyadari perihal adanY!l persyaratan kesclamatan yang harus dipenuhi dalam membangun dan mengoperasikan PLTN. Namun demikian, tingkat keandalan dan keselamatan yang bagai- mana harus dicapai, selalu masih menjadi permasalahan; semuanya itu selalu memerlukan pengembangan pemikiran dalam hal desain,jaminan mutu, pelaksanaan pembuatan dan konstruksi, dan keahlian para pelaksana yang terlibat di dalamnya. Jika kita simak setiap rangkaian kejadian dan keadaan yang merupakan proses penyebab terjadinya penyinaran pada manusia selalu dimulai dari sumbcr 68 radiasi. Karena itu upaya keselamatan yang paling baik seharusnyalah dimulai dari pcngenda lian sumber radiasi. Hal ini dilaksanakan sejak awal sekali, yaitu sejak perumusan konsep pengendalian sistem, kemudian diteruskan pada tahap desain, pembuatan dan konstruksi, danseterusnya. Pengaturan keselamatan sistem,personil, anggota masyarakat unmm serta I ingkungan di sekitamya dilaksanakan melalui rancangan dan penerapan prosedur operasi secara taat azas. Masalah keselamatan didukung oleh banyak faktor, misalnya desain, teknologi pembuatan dan konstruksi, pemakaian bahan dan komponen, lingkungan dan scbagainya. Namun demikian semua upaya itucenderung selalu menuju ke arah tercapainya tujuan utama keselamatan radiasi, yang secara singkat dapat dirumuskan sbb : l.Tercapainya tingkat kcselamatan pcrsonil yang tepat. Setiap pekerja pada instalasi PL TN harus tidak menerima dosis radiasi mclebihi nilai batas dosis yang ditetapkan baginya, dan bahkan jika terpaksa menerima dosis radiasi harus diusahakan serendah mungkin dengan cara yang masuk aka!.

Transcript of PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI ... - …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

Page 1: PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI ... - …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · dalam permasalahan proteksi radiasi, yang saya sebut ...

Prosiding Seminar Teknologl dan Keselama/an PLTNser/a Fasililas Nuklir

Serpong, 9-10 Februari 1993PRS G, PPTKR - BATAN

PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASIDALAM PERENCANAAN PLTN

Oleh

Suwarno WiryosiminPusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional

ABSTRAKPENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI DALAM PERENCANAAN

PL TN.Dibahas tentang kriteria keselamatan radiasi dipandang dari sudut proteksi radiasi. Nilai BatasDosis biasanya digunakan dalam menilai keefektifan upaya proteksi radiasi. Namun demikian, dalammenilai instalasi dianjurkan menggunakan souree related radiation protection, dengan tetap mem­perhitungkan prinsip individual related radiation protection. Untuk itusegera perlu ditetapkan kriteriakeselamatan radiasi secara hati-hati untuk keperluan pemilihan lahan tempat dan tapak, untukkeperluan desain dan konstruksi. Juga dibahas tentangTenaga Proteksi Radiasi dan peranannya dalammendukun"g program PLTN.

ABSTRACTDETERMINT ATION OF SAFETY CRITERIA USED IN NUCLEAR POWER PLANT

PLANNING. Safety criteria is discussed from the radiation protection of view. Dose limit is normallyused to evaluate the effectiveness of radiation protection measures. In analyzing radiological safleyaspects of a nuclear power plant however, it is highly recommended to apply the source relatedradiation protection principles shall also be taken into account. In order to be abble to apply thesepriciples, the radiological safety criteria required in the selection of the location and site, or in thedesign and manufacturing components ofa system should be carefully determined. To support thecapability on all safety aspects, highly qualified radiation protection personnels shall be provided asearliest as possible; this aspect is also dicussed in this paper.

PcndahuluanInstalasi PL TN secara keseluruhan diketahui

merupakan sumber radiasi dan penghasil zat radioaktifyang sangat potensial dengan konsentrasi yang sangattinggi. Karena itu juga merupakan sumber bahayapotensial bagi keselamatan para pekerja, anggotamasyarakatumum, dan lingkungan di sekitarnya. Namundemikian, cara yang efektifuntuk meredam resiko akibatbcroperasinya PLTN sudah banyak diketahui dan dikua­sai.

Para perancang, pembuat, pemilik, operator mau­pun organisasi pcngaturan dan pengawasan keselamatanradiasi, sudah scjak semula menyadari perihal adanY!lpersyaratan kesclamatan yang harus dipenuhi dalammembangun dan mengoperasikan PLTN. Namundemikian, tingkat keandalan dan keselamatan yang bagai­mana harus dicapai, selalu masih menjadi permasalahan;semuanya itu selalu memerlukan pengembanganpemikiran dalam hal desain,jaminan mutu, pelaksanaanpembuatan dan konstruksi, dan keahlian para pelaksanayang terlibat di dalamnya.

Jika kita simak setiap rangkaian kejadian dankeadaan yang merupakan proses penyebab terjadinyapenyinaran pada manusia selalu dimulai dari sumbcr

68

radiasi. Karena itu upaya keselamatan yang paling baikseharusnyalah dimulai dari pcngenda lian sumber radiasi.Hal ini dilaksanakan sejak awal sekali, yaitu sejakperumusan konsep pengendalian sistem, kemudianditeruskan pada tahap desain, pembuatan dan konstruksi,danseterusnya. Pengaturan keselamatan sistem,personil,anggota masyarakat unmm serta Iingkungan di sekitamyadilaksanakan melalui rancangan dan penerapan proseduroperasi secara taat azas.

Masalah keselamatan didukung oleh banyak faktor,misalnya desain, teknologi pembuatan dan konstruksi,pemakaian bahan dan komponen, lingkungan danscbagainya. Namun demikian semua upaya itucenderungselalu menuju ke arah tercapainya tujuan utamakeselamatan radiasi, yang secara singkat dapatdirumuskan sbb :

l.Tercapainya tingkat kcselamatan pcrsonil yangtepat. Setiap pekerja pada instalasi PLTN harus tidakmenerima dosis radiasi mclebihi nilai batas dosis yangditetapkan baginya, dan bahkan jika terpaksa menerimadosis radiasi harus diusahakan serendah mungkindengan cara yang masuk aka!.

Page 2: PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI ... - …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · dalam permasalahan proteksi radiasi, yang saya sebut ...

Prosiding Seminar Tekn%gi dan Kese/ama/an PLTNser/a Fasi/itas Nuklir

2.Tercapalnya tingkat keselamatan anggota masya­rakat umum yang tepat. Dalam keadaan bagaimanapun harns tidak ada pelepasan zat radioaktif yangdapat menimbulkan resiko yang tak dapat diterimaoleh masyarakat. Dalam keadaan beroperasi normal,dosis radiasi yang dapat diterima oleh setiap anggotamasyarakat, yang berasal dari instalasi PLTN, harnssangat rendah dan tidak melebihi nilai batas dosis yangberlaku bagi mereka.

Karena semua upaya sebenamya menuju kearahtereapainya tujuan keselamatan radiasi,

Pembahasan dalam makalah ini dibatasi hanyapada masalah penetapan kriteria ditinjau dari sudutproteksi radiasi. Dari sudut pandang ini masalah yangtimbul bagi para peraneang, pembuat, pemilik, operatorserta organisasi pengaturan dan pengawasan keselamatanradiasi ialah batas dosis yang dapat digunakan sebagaikriteria dalam memilih lahan tempat dan tapak, desaindan kriteria prosedur operasi.

Tujuan utama dalam memilih lahan tempat dantapak untuk PL TN dari sudut pandang keselamatanradiasi ialah melindungi anggota masyarakat umumterhadap dampakradiologi yang merugikan apabila tetjadipelepasan zat radioaktif dalam keadaan keeelakaanmaupun dalam keadaan operasi normal. Dalam hal ini,semua faktor yang berkaitan dengan lahan tempat dantapak harns mendukung tereapainya penerimaan dosisserta jumlah orang yang menerima dosis ke tingkat yangeukup rendah. Desain dan konstruksi PL TN dapatmenentukan tingkat keselamatanoperasi PLTN; dantujuan utama keselamatan operasi PLTN dari sudutpan dang kcselamatan radiasi ialah agar dalam keadaanbag aim ana pun penerimaan dosis yang berasal dariinstalasi itu oleh para pegawai dan anggota masyarakatumum selalu serendah mungkin.

Pola plklr dasar proteksl radlaslDalam bekerja dengan radiasi kita harus

mengandaikan bahwa betapa pun rendahnya dosis radiasiyang diterima oleh seseorang atau oleh sekelompokorang dapat menimbulkan resiko kesehatan yangmcrugikan. Karcna itu sctiap upaya kcselamatan radiasisceara Icbih spcsifikdiarahkan untuk mencegah tcrjadinyacfck deterministik dengan eara mengusahakan agarpcncrimaan dosis radiasi selalu di bawah dosisambangnya, dan sekaligus menjamin bahwa scmualangkah mengurangi kekerapan terjadinya efek stokastiktelah dilaksanakan.

Instrumen pengaturan dan pengawasanYang dimaksud dengan instrumen pengaturan dan

pcngawasan ialah KETENTUAN, dari tingkat yang pal­ing tinggi dan bersifat umum hingga tingkat yang palingrcndah yang bcrsifat rinci dan teknis, termasuk instruksi.Format maupun materi instrumen ini perlu kiranya segeradiulangkaji dan ditata kembali menjelang dilaksana­kannya program pembangunan PLTN di Indonesia. Di

69

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG,PPTKR -BATAN

dalarnnya hams meneakuppersyaratan antara lain krlterlapemllihan lahan tempat dan tapak, krlterla desaln,krlterla prosedur operasl, dan kuallflkasl personll,terutama yang terlibat dengan masalah keselamatanradiasi.

Krlteria keselamatan radiasi

Di dalam bagian pendahuluan telah dikemukakanbahwasetiap bagian rangkaian dalam proses merambatnyaradiasi menuju ke manusia selalu dimulai dari sumberradiasi. Dari sumber, zat radioaktifatau radiasi masukke lingkungan melalui berbagai jalur lintasan yangberakhir di tubuh manusia. Dari proses ini mudahdiketahui bahwa satu sumber dapat memberikanpenyinaran kepada banyak orang; sebaliknya satu o­rang mungkin sekali menerima penyinaran dari banyaksumber. Keefektifan upaya keselamatan radiasi dapatdikaitkan dengan suatu sumber radiasi yang dapatmemberikan tambahan dosis radiasi pada seseorang(source related radiation protection), atau dikaitkandengan jumlah dosis yang diterima seseorang dariberbagai sumber (individual related radiation protec­tion). ICRP[l], merekomendasikan digunakannya "sourcerelated constrainf' dalam proses pengoptimuman upayakeselamatan radiasi untuk suatu instalasi nuklir.

Sebenamya eara ini tidak lagi asing bagi ~j!ra pakarproteksi radiasi. Namun demikian , yang" dimintasebenamya hanyalah kehati-hatian dalam menerapkanNilal Batas Dosis yang biasanya selalu tereantum dalamsetiap ketentuan keselamatan radiasi. Marilah kita bahaslebih lanjut masalah ini.

"Source related constraint" pada dasarnyamemperhitungkan kemungkinan bahwa seseorang dapatmenerima penyinaran dari berbagai sumber, dan sumberyang sedang kita nilai hanyalah salah satu darikemungkinan beberapa sumber penyinaran yang dapatmenyumbang pada penerimaan dosis seseorang. Penilaianupaya keselamatan radiasi pada suatu instalasi yangdidasarkan pada source related constraintmemungkinkankit a untukmenetapkan apakah upaya keselamatan tersebuteukup memberikan manfaat bagi pengoperasian instalasidibandingkan dengan dampakresiko yang mungkin dapatditimbulkannya. Cara ini memperhitungkan jumlah "maupun kcmentakan penerimaan dosis radiasi seseorang,serta jumlah orang yang mungkin akan mendapatpenyinaran dari sumberitu, tetapi tidakmemperhitungkanberapa dosis radiasi yang mung kin diterima seseorangyang sama dari sumber lain. Karena itu dianggap sangatperlu untukjuga membuat penilaian berdasarkan "indi­vidual related constraint ". Dengan eara yang terakh irinikita memperhitungkan berapakah seseorang maksimumbolch menerima dosis total dari berbagai sumber yangdapat diperhitungkan, yang sebenamya sarna denganNilai I3atas Dosis yang tcreantum dalam ketentuankeselamatan radiasi.

Penyelesaian masalah tersebut di atas dapatdilaksanakan melalui penetapan kritcrla lahan tcmpatdan tapak, pcnctapan krltcria dcsain dan pcnctapan

Page 3: PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI ... - …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · dalam permasalahan proteksi radiasi, yang saya sebut ...

Prosiding Seminar Tekn%gi dan Kese/amalnn PLTNserln Fasililas Nllklir

kriterla operas!. Ketentuan W11W11keselamatan radiasiyang berlaku dewasa ini[2] mencantumkan Nilai BatasDosis 50 mSy per tahun bagi pekerja radiasi untukpenyinaran seluruh tubuh efektif, dan 5 mSy per tahunbagi anggota masyarakat W11umbukan pekerja radiasi.Nilai Batas Dosis ini adalah batas tertinggi yangmasihdapat dipertimbangkan, yang berdasarkan azaspengoptimun1an harns diusahakan agardapat lebih rendah.Selain itu batas ini adalah batas penerimaan dosis olehseseorang; dosis itu mungkin saja berasal dari penyinaranluar, radiasi dalam, dan dari berbagai sW11ber radiasiyang mudah diketahui asal usulnya. Jadi jelas bahwaNilai Batas Dosis sebesar 50 mSypertahun bagi pekerjaradiasi, tidak tepat jika digunakan untuk menghitung,misalnya saja tebal perisai radiasi jika di tempat ituselain terdapat sumber penyinaran luar juga terdapatsumber penyinaran dalam. Untuk maksud itu perluditetapkan batas lain, misalnya30 mSypertahun. Dengandemikian memberikan jatah untuk dosis sumbanganradiasi dalam. Untuk anggota masyarakat umumpersoalannya bisa lebih rumit. Jika hanya satu rcaktornuklir yang akan dibangun dalam komplek PLTN, daninstalasi lain yang dapat dianggap sebagai sumberradiasidiabaikan, maka Nilai Batas Dosis yang berlaku dapatdigunakan sebagai kriteria desain sistem rcaktor. Namundemikian jika dalam komplek itu direncanakan akandibangun beberapa aktor dan instalasi lain yang dapatdianggap sebagai sumber radiasi potensial yang cukupbesar, misalnya total 10 instalasi, berdasarkan NilaiBatas Dosis yang berlaku, setiap bagian sistem dalamsetiap instalasi harus di desain berdasarkan kriteriakeselamatan radiasi yang lain, yaitu maksimumscpcrscpuluh Nilai Batas Dosis yang bcrlaku, itupundibagi untuk bisa menampung repenyinaran luar dandalam. Sebagai contoh misalnya, pelepasan limbahpartikel mengambang melalui cerobong buang, harushanya memberikan dosis pada anggota masyarakatumumdi sekitar instaiasi maksimum 0,5 mSv per tahun, baikoleh penyinaran luar maupun dalam. Dengan demikiansistem yentilasi pada instalasi ini didesain dengan kriteriatersebut.

Masalah rckomendasi ICRP yang mutakhirICRP[ 1] merekomendasikan perubahan Nilai Batas

Dosis, yaitu batas tertinggi tahunan ulltuk pekerjaradiasi 50 mSy, dan batas rata-rata 5 tahunan sebesar

20 mSy per tahun. Untuk anggota masyarakat umW11bukan pekerja radiasi 1 mSv sebagai batas tahunanrata-rata dengan pengertian bahwa dalam suatu tahuntertentudapatmenerima lebih daripada 1 mSy, asal rata­rata dalam 5 tahun berturut-turut tidak lebih tinggidaripada 1 mSy. Memperhatikan rekomendasi itu, danmengingat dampak psikologi yang dapat timbul jikaNilai Batas Dosis dalam Ketentuan Keselamatan yangberlaku [2] diturunkan sesuai dengan rekomendasi ICRP,diusulkan agar ditetapkan kriteria desain yang cukuprcndah bagi instalasi nuklir yang akan datang, demikianjuga kriteria operasi bagi instalasi nuklir yang telah ada

70

Serpong, 9-10 Febrllari 1993PRS G, PPTKR - BATAN

maupun yang akan datang. Jika sepersepuluh Nilai BatasDosis yang berlaku dewasa ini diambil sebagai batasuntukpenentuan kriteria keselamatan radiasi pada desain,diharapkan penerimaan dosis total para pekerja radiasitidak lebih tinggi daripada 5 mS y per tahun « 20 mSy),dan anggota masyarakat umum tidak lebih tinggi daripa­da 0,5 mSy per tahun « 1 mSy).

Tcnaga Proteksi Radiasi dan peranannyaDalam kegiatan perancangan, konstruksi, operasi,

proses pembentukan ketentuan keselamatan radiasi, peni­laian instalasi nuklir, perijinan, dan pemeriksaanpelaksanaan ketentuan, terutama dalam kegiatan pro­gram pembangunan PLTN, akan sangat banyakdipcrlukanTenaga Proteksi Radiasi (TPR)yang cakap danberpengalaman dalam berbagaijenjang klasifikasi. Adatiga kelompok TPR yang dapat saya kemukakan, yaitupara pakaryang menumpahkan perhatian serta minatnyadalam permasalahan proteksi radiasi, yang saya sebutsebagai TENAGA SPESIALIS PROTEKSI RADIASI.Mereka dapat berperan dalam penyiapan ketentuankeselamatan radiasi, penyiapan kriteria keselamatanradiasi, perancangan konsep dan desain, peni laianlaporananalisis keselamatan radiasi. Kelompok berikutnya ialahpara TENAGA PRAKTISI PROTEKSI RADIASI,yang dewasa ini mungkin lebih dikenal sebagaiPETUGAS PROTEKSI RADIASI. Mereka inilah yangsecara langsung terlibat dalam kegiatan opcrasionalproteksi radiasi. Serupa dengan kelompok ini ialahTENAGA INSPEKTOR KESELAMA T AN

RADIASI. Ketiga kelompok tersebutperlu kiranya diberikesempatan berperan yang lebih besar dalam programPLTN. Sudah barang tentu harapan ini perlu didukungdengan kemauan politik para pengambil keputusan diBAT AN, pemikiran dan tekad yang lebih bersungguh­sungguh dalam mengusahakan peningkatan kecakapan,kemampuan, dan dalam memanfaatkan tenagaberpengalaman yang hanya sedikit adanya di Indonesia(di BATAN).

Pcnutup

Seperti telah dibahas, karena semua upaya dalammendesain, menempatkan, dan mengoperasikan PLTNselalu menuju kearah tercapainya tingkat perlindunganbagi para pekerja dan anggota masyarakat umum terhadapdampak yang merugikan atas beroperasinya PLTN, perlukiranya segera diulangkaji dan ditetapkan kriteriakeselamatan radiasi bagi setiap tahap pembangunanPLTN. Pertimbangan yang matang berdasarkan

pengetahuan kita tentang rcncana pembangunan PLTN,serta kecenderungan perubahan Nilai Batas Dosis kearah yang lebih rendah, sangat penting. Konsekuensikesalahan dalam menetapkan kriteria keselamatan, akansangat membatasi operasi PLTN di kemudian hari.

Untukmendukungpelaksanaan tercapainya tingkatkeselamatan yang kita inginkan, perlu kiranya dipikirkankembali cara menambahjumlah maupun meningkatkankualifikasi Tenaga Proteksi Radiasi, dan yang tidak

Page 4: PENETAPAN KRITERIA KESELAMATAN RADIASI ... - …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPTKR_93/pros... · dalam permasalahan proteksi radiasi, yang saya sebut ...

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamalan PLTNserla Fasilitas Nuklir

kurang pentingnyaialah cara memanfaatkan tenagaberpengalaman yang sudah ada bagi keperluanpelaksanaan program yang sangat besar ini.

Serpong, 9-10 Februari 1993PRS G, PPTKR -BATAN

Acuan1. ICRP,"Recommendations of the International Commission on Radiological Protection", Publication No.60,

Pergamon Press, New York, 1990.2. BATAN,"Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radlasl", Badan Tenaga Atom Nasional,1989.3. IAEA,"Guldebook on the Introduction of Nuclear Power", Technical Report Series No.217 ,International A­

tomic Energy Agency, Vinna, 1982.4. IAEA,"Design for Safety of Nuclear Power Plants", SS No.50-C-D, International Atomic Energy Agency,

Vinna, 1978.5. IAEA,"Safety in Nuclear Power Plant Siting", SS No.50-C-S, International Atomic Energy Agency, 1978.

71