PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

37
PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) DELI TUA DENGAN METODE ARGENTOMETRI TUGAS AKHIR OLEH: FAISAL LUFTHI NIM 112410062 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Page 1: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) DELI TUA DENGAN METODE ARGENTOMETRI

TUGAS AKHIR

OLEH: FAISAL LUFTHI NIM 112410062

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) DELI TUA DENGAN METODE ARGENTOMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:

FAISAL LUFTHI NIM 112410062

Medan, April 2017 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt. NIP 195310301980031002

Disahkan Oleh: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Dekan,

Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt. NIP 195707231986012001

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

“Penetapan Kadar Klorida Pada Air Reservoir Dengan Metode

Argentometri”.

Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun

berdasarkan apa yang penulis lakukan pada Praktek Lapangan Kerja (PKL) di

PDAM Tirtanadi Pusat di Medan.

Selama penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi USU.

2. Bapak Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt.selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir

ini.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program

Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.

4. Bapak Ir. Zulkiflli Nasution selaku Kepala Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Deli Tua yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Laboratorium

Pengendalian Mutu IPA Deli Tua.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

5. Seluruh staf dan karyawan PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua yang telah

membantu penulis selama melakukan praktek kerja lapangan di PDAM

Tirtanadi Deli Tua

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staf di Fakultas Farmasi USU.

7. Sahabat- sahabat saya yang membantu saya selama ini

Serta secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua

yaitu ayahanda Syarifuddin dan ibunda Fadilawati yang telah memberikan

dukungan selama ini baik secara material maupun moril kepada penulis dengan

kasih sayang dalam mengerjakan Tugas Akhir.

Dalam menulis Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak

luput dari kekurangan dan kelemahan. Harapan kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya

penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2017 Penulis,

FAISAL LUFTHI NIM 112410062

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) DELI TUA

DENGAN METODE ARGENTOMETRI

Abstrak

Pencemaran air adalah adanya suatu penyimpangan dari sifat-sifat air dari keadaan normal. Seiring dengan meningkatnya kemajuan di sektor industri, semakin meningkat pula masalah pencemaran di Indonesia. Masuknya limbah industri ke dalam suatu perairan dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan tersebut. Kadar klorida yang terkandung dalam air reservoir memenuhi baku mutu atau tidak, maka dilakukan analisis secara Argentometri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar klorida yang terkandung dalam air reservoir.

Metode penelitian ini menggunakan metode argentometri yaitu dengan metode titrasi yang menggunakan AgNO3 0,0141 N dan indikator K2CrO4 5% . Metode ini digunakan sebagai penentuan kadar klorida karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat serta memiliki ketepatan dan kecepatan yang tinggi, juga dapat digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda.

Kadar klorida pada air reservoir yang diperiksa diperoleh 18,50 mg/l, dimana air reservoir tersebut layak digunakan oleh masyarakat setempat karena kadar klorida yang diizinkan untuk pengolahan air minum secara konvensional berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 yaitu lebih kecil atau sama dengan 250 mg/l. Air reservoir layak digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat setempat karena memenuhi batas kadar klorida yang diizinkan dan aman untuk digunakan.

Kata kunci: Pencemaran air, Kadar klorida, Argentometri

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 .............................................................................................. Latar

Belakang ...................................................................................... 1

1.2 .............................................................................................. Tujuan

Percobaan..................................................................................... 2

1.3 .............................................................................................. Manfaat

Percobaan..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4

2.1 ....................................................................................... Air

4

2.1.1 Pembagian Air Berdasarkan Analisis ..................................... 5

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

2.1.2 Pencemaran Air ..................................................................... 6

2.1.3 Dampak dari Pencemaran Air ................................................ 7

2.2 ....................................................................................... Pengolaha

n Air ............................................................................................ 8

2.3 ....................................................................................... Klorida

.................................................................................................... 12

2.4 ....................................................................................... Argentome

tri ................................................................................................ 13

2.4.1 Metode-Metode dalam Titrasi Argentometri .......................... 14

BAB III METODE PERCOBAAN ................................................................. 18

3.1 ...................................................................................... Tempat

Pengujian .................................................................................. 18

3.2 ...................................................................................... Alat

18

3.3 ...................................................................................... Bahan

................................................................................................. 18

3.4 ...................................................................................... Sampel

................................................................................................. 18

3.5 ...................................................................................... Prosedur

Percobaan ................................................................................. 18

3.6 ...................................................................................... Perhitunga

n ............................................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 20

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

4.1 ..................................................................................... Hasil

................................................................................................. 20

4.2 ..................................................................................... Pembahasa

n ............................................................................................... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 22

5.1 ....................................................................................... Kesimpula

n .................................................................................................. 22

5.2 ....................................................................................... Saran

.................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

LAMPIRAN .................................................................................................. 24

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Analisa Kadar Klorida pada Air Resevoir .................................... 20

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Pemeriksaan Sampel Air Resevoir......................................... 24

2 Permenkes Tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Minum ........................................................................................... 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tidak dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

digantikan oleh senyawa lain. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari

sumber air tanah (sumur) dan air permukaan (sungai, danau, waduk dan rawa-

rawa) (Rusman, 2013).

Air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh.

Sebagai contoh, oksigen perlu dilarutkan terlebih dahulu, sebelum dapat

memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Demikian pula

halnya dengan segala zat makanan yang hanya dapat diserap apabila dapat larut di

dalam cairan yang meliput selaput lendir usus. Segala reaksi biokimia di dalam

tubuh manusia/hewan terlaksana di dalam lingkungan air. Air sebagai bahan

pelarut, membawa segala jenis makanan ke seluruh tubuh dan mengambil kembali

segala buangan untuk dikeluarkan melalui tubuh. Air juga ikut serta

mempertahankan suhu badan, karena dengan penguapannya suhu dapat menurun.

Air juga dipakai untuk membersihkan permukaan mata serta melicinkannya,

sehigga gerak kelopak mata menjadi lancar. Ringkasnya dalam segala fungsi

kehidupan seperti bereaksi terhadap segala stimulus, tumbuh, bermetabolisme,

bereproduksi, air selalu memegang peranan penting (Slamet, 2009).

Pertambahan penduduk di kota-kota besar umumnya diikuti dengan

peningkatan kebutuhan air minum. Kepadatan penduduk dan terbatasnya lahan

untuk daerah pemukiman menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah terutama

oleh zat-zat organik yang berasal dari buangan rumah tangga. Selain itu terdapat

pipa instalasi jaringan PDAM yang sudah tua sehingga mengakibatkan terjadinya

rembesan air buangan ke dalam pipa dan menyebabkan air minum tercemar

(Rusman, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Penentuan kadar klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya

adalah metode titrasi argentometri dan metode spektrofotometri. Penggunaan

metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar

klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO3 dan indikator K2CrO4 5%

kelebihan analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat,

memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat digunakan untuk

menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda, sedangkan dengan

menggunakan metode spektrofometometri adalah metode yang digunakan untuk

mengukur jumlah atau konsentrasi suatu zat berdasarkan panjang gelombangnya,

kelebihan dari metode ini adalah alatnya telah dilengkapi dengan sistem komputer

sehingga mudah dioperasikan, sederhana dan memiliki nilai yang akurat dalam

hasil analisis (Day dan Underwood, 2002).

Berdasarkan hal di atas, dilakukan penelitian pada air reservoir di

Kecamatan Medan Selayang, sehingga penulis melakukan pengujian terhadap

“Analisis Kadar Klorida Pada Air Reservoir Dengan Metode Argentometri”

1.2 Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar klorida yang

terkandung dalam air reservoir menggunakan metode argentometri memenuhi

baku mutu atau tidak.

1.3 Manfaat

Manfaat percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar klorida yang

terkandung dalam air reservoir menggunakan metode argentometri memenuhi

baku mutu atau tidak sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi informasi

untuk masyarakat yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air adalah komponen kimia utama pada organisme hidup. Sifat fisiknya

yang unik mencakup kemampuan untuk melarutkan berbagai molekul organik dan

anorganik. Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi

hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama

tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh

tanpa lemak. Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Proses penuaan pada

manusia disebabkan karena kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir

adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini

sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular. Kandungan air tubuh relatif

berbeda antarmanusia, bergatung pada proposi jaringan otot dan jaringan lemak.

Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air,

sehingga kandungan air atlet dari pada nonatlet, kandungan pada laki-laki lebih

banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak

daripada orang tua (Murray, 2009; Almatsier,2009)

Air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaan murni

bersih, tetapi selalu ada senyawa atau unsur lain yang terlarut didalamnya.

Meskipun rumus kimia air murni di lingkungan laboratorium adalah H2O namun

kenyataannya di alam, rumus tersebut seolah-olah berubah menjadi H2O + X.

Unsur X merupakan komponen-komponen yang masuk atau dimasukkan ke

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

dalam badan air sehingga menyebabkan perairan menurun kualitasnya.

(Wardhana, 1995).

Standard air yang bersih didapatkan dengan cara yang tidak mudah, karena

tergantung pada banyak faktor penentu yang perlu dipertimbangkan dalam dua

aspek yang mana pertama berdasarkan kegunaan air yang meliputi air untuk

minum, air untuk keperluan rumah tangga, air untuk industri, air untuk mengairi

sawah, air untuk kolam perikanan. Sementara yang kedua berdarakan asal sumber

air yaitu air dari mata air pegunungan, air danau, air sungai, air sumur, air hujan

(Wardhana, 1995)

Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya

di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit

perut diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin.Penurunan penyakit perut ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai

penularan penyakit perut.Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi

oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman.Air adalah

salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai

kepada manusia.Supaya air yang masuk kedalam baik berupa minuman maupun

makanan tidak menyebabkan atau merupakan pembawa bibit penyakit, maka

pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah

mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai

sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan (Sutrisno, 2004).

2.1.1 Pembagian Air Berdasarkan Analisis

Berdasarkan analisis air maka air digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Air kotor/air tercemar

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan disebut

air kotor/tercemar.

2. Air bersih

Air yang sudah terpenuhi syarat fisik dan kimia, namun masih mengandung

bakteri. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air sumber

yang dari mata air.

3. Air minum

Air minum ialah air yang sudah terpenuhi sifat fisik, kimia, tidak mengandung

bakteri serta level kontaminasi maksimum (LKM) memenuhi standart. Level

kontaminasi maksimum meliputi kekeruhan, kandungan zat kimia

organik/anorganik, dan jumlah bakteri coliform.

2.1.2 Pencemaran Air

Air di permukaan bumi ini terdiri atas 97% air asin di lautan, 2% masih

berupa es, 0,0009% berupa danau, 0,00009% merupakan air tawar di sungai dan

sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan

hidup manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan, oleh sebab itu air

merupakan barang langka yang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi

ini (Gintings, 1992).

Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sekaligus

merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar

seperti ikan dan berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil (mikroba) yang

hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat

yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu selama sistem di dalamnya tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

mengalami gangguan atau hambatan, antara lain dalam pencemaran (Gintings,

1992).

Seiring dengan meningkatnya kemajuan di sektor industri, semakin

meningkat pula masalah pencemaran di Indonesia. Masuknya limbah industri ke

dalam suatu perairan dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan tersebut

(Gintings, 1992).

Menurut peruntukkanya, air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi

empat golongan, yaitu :

a. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah

sebagai air minum dan keperluan rumah tangga lainnya.

c. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

pertanian.

d. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan

dapat digunakan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air

(Kristanto, 2002).

2.1.3 Dampak dari Pencemaran Air

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau

punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton dan plankton.

Dengan menurunnya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologis

perairan dapat terganggu. Sistem ekologis perairan (ekosistem) mempunyai

kemampuan untuk memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh

beban pencemaran masih berada dalam batas daya dukung lingkungan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

bersangkutan. Apabila beban pencemaran melebihi daya dukung lingkungannya

maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi (Gintings, 1992) . Menurut

Gabriel (2001) akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah;

a) Terganggunya kehidupan organisme air.

b) Pendangkalan dasar perairan.

c) Punahnya biota air seperti ikan.

d) Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber.

e) Banjir akibat tersumbatnya saluran air.

Maka air yang sudah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar

bagi manusia. Berdasarkan garis besarnya pencemaran air dapat mengakibatkan

dua hal yaitu:

Air menjadi tidak bermanfaat lagi

Air yang sudah tercemar tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk berbagai

keperluan seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, dan untuk

keperluan pertanian. Hal ini dikarenakan air tersebut sudah tidak memenuhi

persyaratan untuk digunakan, tentu saja hal ini juga menimbulkan dampak sosial

bagi masyarakat.

Air menjadi penyebab penyakit

Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen

dan dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi yaitu kematian. Kematian

dapat terjadi akibat pencemaran yang terlalu parah sehingga air menjadi penyebab

berbagai macam penyakit (Wardhana, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

2.2 Pengolahan Air

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melakukan pengolahan terhadap

air baku dari beberapa sumber, yaitu mata air dan air sungai untuk memenuhi

kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Adapun proses pengolahannya dimulai dari

pengambilan air baku melalui intake. Intake tersebut mempunyai saringan untuk

menyaring sampah-sampah kasar yang ada di air baku. Kemudian air baku

dialirkan ke dalam Presentlink Tank (bak pengendap). Disini air baku diberi gas

chlorine yang berguna mengoksidasi zat-zat anorganik dan juga sebagai

desinfektan atau pembunuh bakteri. Setelah itu air baku dipompakan ke Splitter

Box melalui Raw Water Pumping Station (rumah pompa air baku). Di dalam

Splitter Box air baku ditambahkan tawas dengan kadar yang sesuai dengan kondisi

air baku. Larutan atau tawas ditambahkan dengan memakai Dossing Pump.

Kemudian air secara gravitasi dialirkan ke Clarifier. Pembentukan flok terjadi di

dalam Clarifier, dimana bahan koagulan atau tawas akan mengikat koloidal atau

logam halus yang terdapat di dalam air baku. Unit ini terdapat Agitator yang

berfungsi sebagai alat untuk mempercepat proses pembentukan flok. Disini juga

terjadi pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai

effluent lalu dilanjutkan ke Filter. Filter berfungsi untuk menyaring flok halus dan

kotoran lain yang lolos dari Clarifier. Media filter ini terdiri dari bahan-bahan

batuan, kerikil dan pasir kuarsa. Kemudian air bersih yang keluar dari filter

ditampung di dalam reservoir.

Air bersih yang ada didalam reservoir ditambahkan lagi dengan kaporit

dan kapur melalui Dossing Pump. Larutan kapur berfungsi untuk mengatur pH air

bersih agar sesuai dengan kualitas air bersih yang dibolehkan untuk diminum.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Larutan kaporit disuntikkan ke reservoir apabila Chlorination (ruang klorin) tidak

berfungsi. Akhirnya melalui Finish Water Pump Station (rumah pompa air

bersih), air bersih dialirkan dari reservoir melalui pipa transmisi ke pelanggan.

Pengolahan yang akan dilakukan juga mengalami berbagai kesulitan, antara lain:

a. Adanya fosfat yang berlebihan dapat mengakibatkan kesulitan di dalam

pengendapan oleh flokulan. Dosis flokulan harus diperbesar, dengan demikian

biaya untuk membeli flokulan sebagai koagulan naik dan biaya produksi naik

pula.

b. Zat-zat organik, algae, plankton dan mikroba-mikroba nitrifikasi yang sangat

halus dapat mengakibatkan kesulitan pada proses pengendapan dengan

flokulan biasa, tetapi akan mengendap apabila di aerasi (menghembuskan

oksigen / udara ke dalam cairan).

Konsentrasi bahan-bahan penyebab kesulitan pengolahan sangat jauh

berkurang di musim penghujan karena debit aliran sungai berlipat ganda dan juga

cukup deras untuk mencegah pertumbuhan algae dan plankton. Namun ini tidak

berarti bahwa pekerjaan instalasi menjadi ringan, pekerjaan instalasi tetap berat

hanya saja hasil pengolahannya dapat berkualitas lebih baik.

Pengolahan air merupakan suatu usaha menjernihkan air dan

meningkatkan mutu air agar dapat diminum. Proses pengolahan air meliputi 4

(empat) tahap yaitu:

1. Proses pemurnian air yaitu suatu proses merubah keadaan air dari keruh, berbau

dan berwarna, pH beraneka menjadi air yang jernih, bebas dari keruh, berbau

dan berwarna serta pH yang netral.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

2. Proses desinfeksi yaitu proses agar kuman patogen yang berada dalam air

dipanaskan. Cara yang dipakai dalam proses desinfeksi adalah sebagai berikut:

a. Klorinsasi: Air setelah mengalir melalui filter pasir cepat maka air tersebut

akan diberi klor 60% dengan perbandingan satu kubik air diperlukan klor

sebanyak 5 gram. Pemakaian klor cenderung meningkat keasaman air maka

terdapat reaksi.

H2O + Cl2 HCl + HClO

HClO HCl + [O]

Pemakaian klor bertujuan membasmi kuman dan [O] yang terbentuk juga

membantu pembasmian kuman. HCl yang terbentuk dalam pemakaian Cl2

akan menambah keasaman air dan dapat merusak pipa yang terbuat dari

logam.

b. Ozonisasi: Air yang mendapat ozon atau ozonisasi, kuman-kuman yang

terkandung di dalamnya akan mati. Cara ozonisasi air mengalir melalui

suatu penekanan, ozon (O3) akan larut di dalam air.

H2O + O3 H2O + O2 + [O]

c. Proses ultravioletisasi: Melalui penyinaran ultraviolet dengan intensitas

cahaya pada air yang sedang mengalir maka kuman-kuman yang terdapat di

dalam air akan mati.

3. Proses filtrasi : Proses ini terhadap zat atau unsur mineral dan kuman patogen.

Filter yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Filter karbon aktif: Filter ini menggunakan karbon aktif berbentuk bubuk

atau butiran. .

b. Filter keramik: Filter ini terbuat dari bahan dasar keramik atau bubuk halus,

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

kemudian dibentuk menjadi keramik.

c. Filter selaput disebut juga filter membran, ada tiga macam filterselaput

yaitufilter selaput selulosa asetat, filter selaput selulosa triacetate dan filter

resin poliamida.

d. Filter pasir karang aktif.

4. Proses pengaturan pH air: pH air normal berkisar 6,5 – 9,2. Apabila pH kurang

dari 6,5 atau lebih besar dari 9,2 akan mengakibatkan pipa air yang terbuat dari

logam mengalami korosif sehungga pada akhirnya air tersebut akan menjadi

racun terhadap pertumbuhan manusia (Gabriel, 2001).

2.3 Klorida

Klorida adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam.

Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air

membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap

sifat-sifat kimia dan biologi perairan.Kation dari garam-garam klorida dalam air

terdapat dalam keadaan mudah larut.Ion klorida secara umum tidak membentuk

senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam.Ion ini juga tidak dapat

dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan

garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang disebabkan oleh

tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk pengairan dan keperluan rumah

tangga.Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisa terhadap klorida, karena

kelebihan klorida dalam air dapat menyebabkan pembentukan noda berwarna

putih di pinggiran badan air (Achmad,2004).

Toksisitas klorida tergantung pada gugus senyawanya, misalnya NaCl

sangat tidak beracun, tetapi karbonil klorida sangat beracun. Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

menggunakan klor sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Klorida

dalam jumlah banyak akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem

penyediaan air panas. Residu klor didalam penyediaan air sengaja dipelihara

karena dapat menjadi sebagai desinfektan, tetapi klor ini dapat terikat pada

senyawa organik dan membentuk halogen-hidrokarbon yang banyak diantaranya

dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik, oleh karena itu di berbagai

negara maju sekarang ini, klorinasi sebagai proses desinfeksi tidak digunakan lagi

(Slamet, 2002).

Klorida banyak dijumpai dalam pabrik industri. Bahan ini berasal dari

proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Klorida merupakan zat terlarut

dan tidak menyerap. Sebagai klor bebas berfungsi desinfektan, tapi dalam bentuk

ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan

merusak pipa-pipa instalasi (Gintings, 1992).

Senyawa klorida dalam contoh uji air dapat dititrasi dengan larutan perak

nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan 10),

menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara

kuantitatif sebelum terjadinya titik akhit titrasi, yang ditandai dengan mulai

terbentuknya endapan perak kromat yang berwarna merah kecoklatan (SNI,

2004).

2.4 Argentometri

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar

halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak

nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan

senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi yang mendasari titrasi

argentometri adalah:

AgNO3 + Cl¯ AgCl(s) +NO3¯

Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan

warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+ (Rohman, 2007).

Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi

kembali. Perak Nitrat (AgNO3) berlebihan ditambahkan ke sampel yang

mengandung ion klorida atau bromida. Sisa AgNO3 selanjutnya dititrasi kembali

dengan amonium tiosianat menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat.

Reaksi yang terjadi pada penentuan ion klorida dengan cara titrasi kembali adalah

sebagai berikut:

AgNO3 berlebih + Cl¯ AgCl(s) + NO3¯

Sisa AgNO3 + NH4SCN AgSCN(s) + NH4NO3

3NH4SCN + FeNH4(SO4) Fe(SCN)3 merah + 2(NH4)2SO4

Sebelum dilakukan titrasi kembali, endapan AgCl harus disaring terlebih dahulu

atau dilapisi dengan penambahan dietilftalat untuk mencegah disosiasi AgCl oleh

ion tiosianat. Halogen yang terikat dengan cincin aromatis tidak dapat dibebaskan

dengan hidrolisis sehingga harus dibakar dengan labu oksigen untuk melepaskan

halogen sebelum dititrasi (Rohman, 2007).

2.4.1 Metode-metode Dalam Titrasi Argentometri

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri, yaitu metode Mohr,

metode Volhard, metode K. Fajans dan metode Leibig.

1. Metode Mohr

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida

dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan

kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan

perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka penambahan sedikit perak

nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat

yang berwarna merah.

Cara yang mudah untuk membuat larutan netral dari larutan yang asam adalah

dengan menambahkan CaCO3 atau NaHCO3 secara berlebihan.Untuk larutan yang

alkalis, diasamkan dulu dengan asam asetat kemudian ditambah sedikit berlebihan

CaCO3. Kerugian metode Mohr adalah:

a. Bromida dan Klorida kadarnya dapat ditetapkan dengan metode Mohr akan

tetapi untuk iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan,

karena endapan perak iodida atau perak tiosianat akan mengadsorbsi ion

kromat, sehingga memberikan titik akhir yang kacau.

b. Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat dan arsenat juga akan mengendap.

c. Titik akhir kurang sensitif jika menggunakan larutan yang encer.

d. Ion-ion yang diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak dan mengakibatkan

hasil yang rendah sehingga penggojongan yang kuat mendekati titik akhir

titrasi diperlukan untuk membebaskan ion yang terjebak tadi.

Titrasi langsung iodida dengan perak nitrat dapat dilakukan dengan

penambahan amilum dan sejumlah kecil senyawa pengoksidasi. Warna biru akan

hilang pada saat titik akhir dan warna putih-kuning dari endapan perak iodida

(AgI) akan muncul (Rohman, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

2. Metode Volhard

Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku

kalium atau amonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13.

Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat

atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah

dari kompleks besi(III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5 – 1,5 N. Titrasi

ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkam

menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat

ditunjukkan. pH larutan harus dibawah 3. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna

0,7 – 1% sebelim titik ekivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu

akan dicapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya ion perak yang diadsorbsi

oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi dengan tiosianat. Metode Volhard

dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida. Bromida dan iodida dalam

suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat

berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan

larutan baku tiosianat (Rohman, 2007).

3. Metode K. Fajans

Metode ini digunakan indikator adsorbs, yang mana pada titik ekivalen,

indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan

warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini ialah, endapan harus

dijaga sedapat mungkin dalam bentuk koloid. Garam netral dalam jumlah besar

dan ion bervalensi banyak harus dihindarkan karena mempunyai daya

mengkoagulasi. Larutan tidak boleh terlalu encer karena endapan yang terbentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

sedikit sekali sehingga mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas. Ion

indikator harus bermuatan berlawanan dengan pengendap. Ion indikator harus

tidak teradsorbsi sebelum tercapai titik ekivalen, tetapi harus segera teradsorbsi

kuat setelah tercapai titik ekivalen. Ion indikator tidak boleh teradsorbsi sangat

kuat, seperti misalnya pada titrasi klorida dengan indikator eosin, yang mana

indikator teradsorbsi lebih dulu sebelum titik ekivalen tercapai (Rohman, 2007).

4. Metode Leibig

Metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan

tetapi ditunjukan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat

ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi

pada penggojogkan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang

stabil dan larut (Rohman, 2007).

Cara Leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan apabila

pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahan-lahan.

Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada keadaan larutan amoni- alkalis karena

ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat diatasi

dengan menambhakan sedikit larutan kalium iodida (Rohman, 2007).

Titrasi argentometri digunakan untuk penentuan kadar sebagai berikut:

amonium klorida, feneterol hidrobromida, kalium klorida, klorbutanol, melfalan,

metenamin mandelat dan sediaan tabletnya, natrium klorida, natrium

nitroprusida, sistein hidroklorida, dan tiamfenikol (Rohman, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian penetapan kadar klorida pada air menggunakan argentometri

dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

Sisingamangaraja No. 1 Medan.

3.2 Alat

Alat yang digunakan adalah buret 50 ml atau alat titrasi lain yang setara,

desikator, erlenmeyer 250 ml, gelas piala 2 L, labu ukur 1000 ml, oven, pH meter,

pipet ukur 5 ml, pipet volumetric 10 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100 ml, dan timbangan

analitik dengan ketelitian 0,1 g.

3.3 Bahan

Bahan yang digunakan adalah air bebas mineral, larutan baku perak nitrat

(AgNO3) dan larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5 %.

3.4 Sampel

Sampel yang digunakan pada pemeriksaan klorida adalah bersumber dari

air reservoir.

3.5 Prosedur

1. Digunakan 100 ml contoh uji air secara duplo, masukkan ke dalam labu erlen-

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

meyer 250 ml. Dibuat larutan blanko.

2. Tambahkan 1 ml larutan indikator K2CrO4 5%

3. Titrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai titik akhir titrasi yang ditandai

dengan terbentuknya warna merah kecoklatan dari Ag2CrO4. Catat volume

AgNO3 yang digunakan.

4. Lakukan titrasi blanko seperti langkah no. 3.

3.6 Perhitungan

Kadar klorida(mg Cl-/L):

Cl (mg Cl-/L) = (A-B) x 35,450 x 1000

V x f

Keterangan:

A = adalah volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi contoh

uji, dinyatakan dalam milliliter (ml);

B = adalah volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan

blanko, dinyatakan dalam milliliter (ml);

N = adalah normalitas larutan AgNO3;

f = adalah faktor pengenceran;

V = adalah volume contoh uji, dinyatakan dalam milliliter (ml).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Air reservoir yang diukur kadar kloridanya adalah air reservoir.

Masyarakat sekitar menggunakan air reservoit tersebut untuk digunakan dalam

keperluan sehari-hari, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar klorida

dalam air reservoir tersebut.

Penetapan klorida dilakukan dengan metode argentometri. Hasil

pemeriksaan kadar klorida pada sampel air reservoir yang dilakukan di

laboratorium PDAM Tirtanadi Pusat pada tanggal 06 Februari 2015 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.1: Hasil Analisa Kadar Klorida pada Air Reservoir

No Parameter Satuan Kadar

Maks untuk Air Minum

Hasil Uji Metode Uji Keterangan

1 Klorida mg/L 250 18,50 Argentometri Suhu ruangan 290 C

4.2 Pembahasan

Analisis kadar klorida dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

adalah dengan metode klasik seperti titrasi argentometri dan dengan metode yang

lebih modern yaitu secara spektrofotometer. Kedua metode ini sangat sering

digunakan untuk prosedur analisis kadar klorida pada air.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Penentuan kadar klorida dengan menggunakan metode titrasi argentometri

memiliki banyak kelebihan seperti pekerjaannya lebih cepat, peralatan yang

digunakan lebih sederhana dan memiliki nilai keakuratan yang tinggi sehingga

kadar klorida dalam air dapat diketahui konsentrasinya. Metode dengan cara

klasik ini lebih dipilih karena pada hasil analisa dapat membaca kadar klorida

dengan nilai empat angka di belakang koma.

Kadar klorida yang diperoleh pada air reservoir adalah 18,50 mg/l.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode argentometri yang

diperoleh, kadar klorida yang terkandung pada air reservoir tersebut memenuhi

baku mutu air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari manusia seperti

untuk minum. Hal ini berdasarkan pada PP RI No. 82 Tahun 2001 dimana kadar

klorida yang diperbolehkan yaitu lebih kecil satu sama dengan 250 mg/l. Dari

uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel air reservoir yang digunakan

dalam kegiatan sehari-hari masyarakat memenuhi batas kadar klorida yang

diizinkan.

Ion klorida pada tingkat sedang relatif mempunyai pengaruh kecil terhadap

sifat-sifat kimia dan biologis perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air

terdapat dalam keadaan mudah larut dan ion klorida secara umum tidak

membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga

tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi

kelebihan garam-garam klorida ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air

yang disebabkan tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk pengairan dan

keperluan rumah tangga (Ahmad, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan penetapan kadar klorida pada air reservoir

menggunakan metode argentometri diketahui bahwa air reservoir tersebut

mengandung klorida dengan kadar sebesar 18,50 mg/L dimana air reservoir yang

diuji memenuhi persyaratan yang ditetapkan Peratutan Menteri Kesehatan RI No.

416/MENKES/PER/IX/1990 sebagai air minum, yaitu tidak lebih dari 250 mg/L.

5.2 Saran

Sebaiknya pada penelitian selanjutnya, dilakukan pengujian logam-logam

berat selain klorida pada air reservoir. Hal ini untuk membuktikan bahwa air

reservoir tersebut bebas dari cemaran logam-logam berat yang berbahaya.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. R. (2004). Kimia Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Andi. Halaman 15, 47-49.

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Cetakan

IX. Halaman 30. Day dan Underwood. (2002). Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Penerbit

Erlangga. Halaman 315-317. Gabriel, J. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Halaman 74-75. Gintings, P. (1992). Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan. Halaman 49. Kristanto, P. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta: Halaman 71-73. Murray, R. K. et.al. (2009). Harper’s Illustrated Biochemistry 28th ed. New York:

Lange Medical Publications. Halaman 155, 459. Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Halaman 298-312. Rusman (2013). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Halaman 141. Standar Nasional Indonesia. (2004). Cara Uji Klorida (Cl-) Dengan Metode

Argentometri. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Slamet, J. (2002). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Press. Halaman 115. Sutrisno, T. (2009). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta. Halaman 10. Wardhana. W. A. (1999). Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke-2. Edisi

ke-2. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman 17-19.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Lampiran 1

HASIL PEMERIKSAAN SAMPEL AIR RESERVOIR HAMPARAN PERAK

Nama/Pel : Kadiv. Produksi PDAM Tirtanadi

Alamat : Kecamatan Deli Tua

No. Pengujian : 002/LAB-INT/I/2014

Nama Contoh Uji : Air Reservoir Hamparan Perak Contoh /Kode: RS-27

Cuaca : Cerah

Keterangan Contoh : Tidak disegel, keruh dalam jerigen plastik 5 liter

Tgl. Terima/Jam : 03 Februari 2014/12:30 WIB

Pengambilan contoh : Petugas Laboratorium

Tgl. Pengujian : 03 Februari 2014

Hasil Uji:

No

PARAMETER

SATUAN

Kadar Maks. u/ Air

Minum

HASIL

UJI

METODE UJI

A. Fisika 1 Warna TCU 15 3 Spektrofotometry 2 Bau dan Rasa - - - - 3 Temperatur

0C Suhu Udara ±30C

29,7

Thermometer

4 Kekeruhan NTU 5 0,806 Turbidimetry 5 Daya Hantar

Listrik (DHL) us/cm - 157 Conductivity

Meter 6 Total Padatan

Terlarut (TDS) mg/l 500 60 TDS Meter

B. Kimia Organik 1 Alkalinitas mg/l - 36 Titrimetry 2 Aluminium mg/l 0,2 0,106 Spektrofotometri 3 Amonia mg/l 1,5 0,08 Spektrofotometri 4 Besi mg/l 0,3 0,05 AAS

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

5 Florida mg/l 1,5 0,15 Spektrofotometri 6 Klorida mg/l 250 16,63 SNI 6989. 19-

2009 7 Kesadahan (sbg

CaCO3) mg/l 500 43 Titrimetry

8 Kromium Hex mg/l 0,05 0,00 Spektrofotometri 9 Mangan mg/l 0,4 <0,006 AAS 10 pH - 6,5-8,5 7,0 pH meter 11 Seng mg/l 3 <0,023 Spektrofotometri 12 Sianida mg/l 0,07 <0,001 Spektrofotometri 13 Sulfat mg/l 250 9,608 Spektrofotometri 14 Sulfida mg/l 0,05 <0,001 Spektrofotometri 15 Tembaga mg/l 2 <0,008 AAS

C. Kimia Organik 1 Zat Organik (sbg

KMnO4) mg/l 0 <2 SNI 06-6989.22-

2004 D. Mikrobiologi

1 Total Coliform (Bakteri bentuk coli)

Jlh/100 ml 0 <2 SNI 06-4158-1996

2 Faecal Coliform Jlh/100 ml 0 <2 SNI 19-3957-1995

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Lampiran 2

Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 03 September 1990

No PARAMETER SATUAN Kadar Maks. Untuk Air Minum A. Fisika

1 Warna TCU 15 2 Bau dan rasa - - 3 Temperatur 0C Suhu Udara ±30C 4 Kekeruhan NTU 5 5 Daya hantar

listrik (DHL) us/cm -

6 Total padatan terlarut (TDS)

mg/ml 500

B. Kimia Organik 1 Alkalinitas mg/ml - 2 Alumunium mg/ml 0,2 3 Amonia mg/ml 1,5 4 Besi mg/ml 0,3 5 Florida mg/ml 1,5 6 Klorida mg/ml 250 7 Kesadahan (sbg

CaCO3) mg/ml 500

8 Kromium Hex mg/ml 0,05 9 Mangan mg/ml 0,4 10 pH - 6,5-8,5 11 Seng mg/ml 3 12 Sianida mg/ml 0,07 13 Sulfat mg/ml 250 14 Sulfida mg/ml 0,05 15 Tembaga mg/ml 2

C. Kimia Organik 1 Zat Organik (sbg

KMnO4) mg/l 10

D. Mikrobiologi 1 Total Coliform

(Bakteri bentuk coli)

Jlh/100 ml 0

2 Faecal Coliform Jlh/100 ml 0

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENETAPAN KADAR KLORIDA PADA AIR RESERVOIR DI …

Universitas Sumatera Utara