Penetapan Kadar Dan Keseragaman Bobot Kapsul Kloramfenikol Merek Sampel Paten Dan Generik

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sediaan dikatakan baik apabila memiliki keterterimaan (acceptabilitas) kepada pasien yang tinggi. Aspek keterterimaan tersebut dapat dilihat dari segi warna, tampilan luar, bobot sediaan, kemudahan untuk ditelan dan bentuk sediaan. Oleh karena hal tersebut, suatu ekstrak ketika ingin dibuat menjadi satu sediaan memerlukan suatu bahan pengisi dan juga bahan penyerap agar didapat suatu berat dan penampilan yang dapat diterima oleh pasien. Pemilihan suatu bahan pengisi ataupun penyerap tidaklah sembarangan tetapi ada dasar dan studi pustaka tentang stabilitas dan inkompabilitas yang mungkin muncul sehingga sediaan yang dibuat benar-benar stabil. Selain itu jumlah yang dipakai juga telah terdapat dalam literatur sehingga awal untuk menentukan berapa jumlah yang sebaiknya digunakan (Lusy Andriani, 2013). Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Dalam melakukan pengujian pada kapsul tidaklah terlalu berbeda dengan sediaan tablet. Dengan dilakukan serangkaian pengujian pada sediaan kapsulyan telah dibuat, maka dapat diketahui apakah

description

Penetapan Kadar dan Keseragaman Bobot Kloramfenikol

Transcript of Penetapan Kadar Dan Keseragaman Bobot Kapsul Kloramfenikol Merek Sampel Paten Dan Generik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu sediaan dikatakan baik apabila memiliki keterterimaan

(acceptabilitas) kepada pasien yang tinggi. Aspek keterterimaan tersebut

dapat dilihat dari segi warna, tampilan luar, bobot sediaan, kemudahan untuk

ditelan dan bentuk sediaan. Oleh karena hal tersebut, suatu ekstrak ketika

ingin dibuat menjadi satu sediaan memerlukan suatu bahan pengisi dan juga

bahan penyerap agar didapat suatu berat dan penampilan yang dapat diterima

oleh pasien. Pemilihan suatu bahan pengisi ataupun penyerap tidaklah

sembarangan tetapi ada dasar dan studi pustaka tentang stabilitas dan

inkompabilitas yang mungkin muncul sehingga sediaan yang dibuat benar-

benar stabil. Selain itu jumlah yang dipakai juga telah terdapat dalam literatur

sehingga awal untuk menentukan berapa jumlah yang sebaiknya digunakan

(Lusy Andriani, 2013).

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang

keras atau lunak yang dapat larut. Dalam melakukan pengujian pada kapsul

tidaklah terlalu berbeda dengan sediaan tablet. Dengan dilakukan serangkaian

pengujian pada sediaan kapsulyan telah dibuat, maka dapat diketahui apakah

sediaan yang dibuat layak untuk diserahkan kepada pasien atau tidak (Lusy

Andirani, 2013).

Kloramfenikol merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik

dan pada dosis tinggi bersifat baktersid. Oleh karen itu, untuk mengetahui

dosis yang tepat agar pasien atau konsumen mendapat efek terapi yang

diinginkan, dilakukan penetapan kadar dan keseragaman bobot kapsul

kloramfenikol.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara menetukan kadar dan keseragaman bobot kapsul

kloramfenikol pada sampel merek paten dan generik dengan metode

spektrofotometri UV-Vis.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui kadar dan keseragaman bobot kapsul

kloramfenikol pada sampel merek paten dan generik.

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan kadar dan

perhitungan keseragaman bobot kapsul kloramfenikol pada sampel merek

paten dan generik dengan metode spektrofotometri UV-Vis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi

yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190 –

380nm) dan sinar tampak (380 – 780nm) dengan memakai instrumen

spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995 : 26). Spektrofotometri UV-Vis

melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,

sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis

kuantitatif ketimbang kualitatif (Mulja dan Suharman, 1995 : 26).

Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer.

Spektrometer menghasilkan sinar dan spektrum dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber

spektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan

sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara

sampel dan blanko atau pembanding (Khopkar, 1990 : 216)

Spektrofotometer UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap

sampel yang berupa larutan, gas atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan

perlu diperhatikan pelarut yang digunakan antara lain :

1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap

terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna

2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis

3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis (Mulja dan

Suharman, 1995 : 28)

Komponen-komponen poko dari spektrofotometer meliputi :

1. Sumber tenaga radiasi yang stabil, sumber yang biasa digunakan

adalah lampu wolfram

2. Monokromator untuk memperoleh sumber sinar monokromatis

3. Sel absorbsi, pada pengukuran di daerah visible menggunakan

kuvet kaca atau kuvet kaca corex, tetapi untuk pengukuran pada

UV menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya

pada daerah ini.

4. Detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau

pencatat. Peranan detektor penerima adalah memberikan respon

terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang (Khopkar,

1990 : 216)

2.2 Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai aktivitas

bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas

antibakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan jalan

meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting dalam

pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob

gram positif dan beberapa bakteri aerob gram negatif. Kloramfenikol

mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% (Lusy

Andriani, 2013).

Rumus molekul kloramfenikol adalah C11H12Cl2N2O5.

Kloramfenikol memiliki bentuk hablur halus berbentuk jarum atau lempeng

memanjang berwarna putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan.

Memiliki kelarutan sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam

propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.

Kloramfenikol memiliki mekanisme kerja sebagai berikut :

1. Bekerja menghambat sintesis protein bakteri

2. Obat dengan mudah masuk ke dalam sel melalui sel proses difusi

terfasilitasi

3. Obat mengikat secara reversible unit ribosom 50S, sehingga

mencegah ikatan asam amino yang mengandung ujung amino asli

t-RNA dengan salah satu tempat berikatannya di ribosom

4. Pembentukan ikatan peptida dihambat selama obat berikatan

dengan ribosom

5. Menghambat sintesis protein mitokondria sel mamalia karena

ribosom mitokondria mirip dengan ribosom bakteri.

Indikasi kloramfenikol adalah demam tifoid, meningitis karean

bakteri, infeksi saluran urin, penyakit riketsa, infeksi anaerob, dan bruselosis.

2.3 Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang

keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,

tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Depkes, 1995).

Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah pengisiannya

tanpa persiapan atau dalm jumlah yang besar komersil. Menurut praktek

peresepan, penggunaan kapsul gelatin keras diperbolehkan sebagai pilihan

dalam merespkan dari pada tablet. Beberapa pasien menyatakan lebih mudah

menelan kapsul dari pada tablet, oleh karena itu lebih disukai bentuk kapsul

bila memungkinkan. Pilihan ini telah mendorong pabrik farmasi untuk

memproduksi sediaan kapsul dan dipasarkan, walaupun produknya sudah ada

dalam bentuk sediaan tablet (Gennaro, R.A, 2000).

Kapsul memiliki beberapa macam, yaitu cangkang kapsul keras

dan cangkang kapsul lunak. Kapsul cangkang keras teridiri atas wadah dan

tutup yang dibuat dari campuran gelatin, gula, dan air, jernih tidak berwarna

dan pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Biasanya cangkang ini diisi dengan

bahan padat atau serbuk, buatan atau granul. Kapsul gelatin lunak dibuat dari

gelatin dimana gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol ditambahkan

supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik. Kapsul-kapsul ini mungkin

bentuknya membujur seperti elips atau seperti bola dapat digunakan untuk

diisi cairan, suspensi, bahan berbentuk pasta atau serbuk kering (Ansel,

2005).

2.4 Keseragaman Bobot Kapsul

Uji keseragaman bobot dilakukan dengan penimbangan 20 kapsul

sekaligus dan ditimbang lagi satu persatu isi tiap kapsul. Kemudian

ditimbang seluruh cangkang kosong 20 kapsul tersebut. Lalu dihitung bobot

isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan bobot isi kapsul

terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul, tidak boleh melebihi dari yang

ditetapkaan pada kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak boleh lebih dari

yang ditetapkan pada kolom B (Depkes, 1979).

Persyaratan :

Bobot rata-rata isi tiap kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam %

A B

120mg atau lebih +10,0% +20,0%

Lebih dari 120mg +7,5% +15,0%

BAB III

METODOLOGI

3.1 Prinsip

Pengukuran jumlah cahaya yang diabsorbsi atau ditransmisikan

oleh molekul-molekul larutan yang memberikan absorban tertinggi pada

panjang gelombang maksimum.

3.2 Metode

Spektrofotometri UV-Vis

3.3 Syarat

- Penetapan Kadar

Kloramfenikol kapsul tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari

120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket FI IV 1995.

- Keseragaman Bobot

Persyaratan dapat terpenuhi jika jumlah zat aktif tidak kurang dari

9 dari 10 satuan sediaan terletak dalam renatng 85,0% - 115,0% dari

jumlah yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak di luar

rentang 75,0% hingga 125,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, dan

simpangan baku relative dari 10 satuan sediaan dari atau sama dengan

6,0% FI IV 1995.

3.4 Alat

- Corong

- Erlenmeyer

- Gelas ukur

- Labu ukur

- Mortir dan Stamper

- Tabung reaksi

- Pipet tetes

- Pipet ukur

- Pipet volume

- Alat spektrofotometri Uv-

Vis

3.5 Bahan

- Sampel merek paten dan generik Kloramfenikol kapsul 250mg

- Baku Kloramfenikol BPFI

- Aquades

- Etanol

- AgNO3

- NaOH

3.6 Prosedur Kerja

a. Pemeriksaan kualitatif sampel paten dan generik kloramfenikol

1. 5ml larutan sampel 0,1% b/v + 3 tetes AgNO3 Tidak terjadi endapan

2. 10,0mg sampel + 2,0gram NaOH + 3ml air dipanaskan sampai

mendidih kuning kuat

b. Penentuan panjang gelombang maksimum

1. Pembuatan larutan stok/induk 1000ppm

2. Ditimbang sejumlah koramfenikol BPFI 100mg, kemudian masukka

dalam labu ukur 100ml

3. Dilarutkan dalam 6ml etanol p.a, dikocok sampai larut, tambahkan

aquades sampai tanda batas, dikocok sampai homogen dan disaring

4. Pipet 1ml (10ppm), dimasukkan labu ukur 100ml dan ditambah aquades

sampai tanda batas

5. Serapan dibaca pada panjang gelombang 300-330nm

c. Penentuan kecermatan dan ketelitian

- Penentuan kecermatan

1. Buat larutan baku seri dari baku induk 10, 15, dan 20ppm sebanyak

100ml, kemudian 25 dan 30ppm sebanyak 50ml

2. Serapan dibaca pada panjang gelombang maksimum yang telah

ditentukan

3. Dihitung % perolehan kembali dari masing-masing kadar

- Penentuan ketelitian

1. Buat ketelitian seri 100ppm sebanyak 100ml

2. Serapan dibaca pada panjang gelombang maksimum yang telah

ditetapkan

3. Dilakukan pangamatan sebanyak 10 kali.

- Pembuatan kurva baku kloramfenikol

1. Buat larutan seri dari baku induk 10,15, dan 20ppm sebanyak 100ml,

kemudian 25 dan 30ppm sebanyak 50ml

2. Serapan dibaca pada panjang gelombang maksimum yang telah

ditentukan

3. Kemudian dibuat persamaan kurva baku y = bx + a, dimana y adalah

nilai dari hasil absorbansi dan x adalah kadar terukur

- Pengukuran serapan baku kloramfenikol

1. Ditimbang sejumlah kloramfenikol BPFI 100mg, kemudian

dimasukkan dalam labu ukur 100mg

2. Dilarutkan dalam 6ml etanol p.a, dikocok sampai larut, tambahkan

aquades sampai tanda batas, dikocok sampai homogen dan disaring

3. Dipipet 1ml (10ppm) dimasukkan dalam labu ukur 100ml dan

ditambah aquades sampai tanda batas

4. Serapan dibaca pada panjang gelombang maksimum yang sudah

ditentukan

- Pengukuran serapan sampel kloramfenikol

1. Ditimbang sejumlah campuran isi 10 kapsul kloramfenikol setara

100mg, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100ml

2. Dilarutkan dalam 6ml etanol p.a, dikocok sampai larut, tambahkan

aquades sampai tanda batas, dikocok sampai homogen dan disaring

3. Dipipet 1ml (10ppm) dimasukkan dalam labu ukur 100ml dan

ditambah aquades sampai tanda batas

4. Serapan dibaca pada panjang gelombang maksimum yang sudah

ditentukan

d. Perhitungan keseragaman bobot

Sebanyak 10 kapsul ditimbang satu persatu, beri identitas tiap

kapsul, kemudian kelurakan isi dengan cara yang sesuai. Ditimbang

seksama tiap kapsul dari masing-masing bobot kapsul.

e. Rumus perhitungan

Kadar (mg/kapsul) =

% etiket =

Keterangan :

Bu = Bobot Uji

Bb = Bobot Baku

Au = Absorbansi Uji

Ab = Absorbansi Baku

Br = Bobot rerata

Fu = Faktor pengenceran larutan uji

Fb = Faktor pengenceran larutan baku

f. Pembuatan blanko

Larutan blanko yang digunakan adalah aquades.

Pembuatan larutan baku induk 1000ppm sebanyak 100ml

o Kadar 1000ppm perhitungan x 100 ml = 100mg

Cara : - Ditimbang baku kloramfenikol sebanyak 100mg

- Masukkan dalam labu ukur 100ml

- Tambahkan etanol sebanyak 6ml, kocok sampai larut

- Tambahkan aquades sampai tanda batas, kocok sampai homogen

Pembuatan larutan baku seri 10,15, dan 20ppm sebanyak 100ml

kemudian 25 dan 30ppm sebanyak 50ml.

o Kadar 10ppm dalam 100ml x 100 ml = 1 ml

- Dipipet 1ml dari larutan baku induk, masukkan dalam labu

ukur 100ml

- Tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok sampai

homogen

o Kadar 15ppm dalam 100ml x 100 ml = 1,5 ml

- Dipipet 1,5ml dari larutan baku induk, masukkan dalam

labu ukur 100ml

- Tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok sampai

homogen

o Kadar 20ppm dalam 100ml x 100 ml = 2 ml

- Dipipet 2ml dari larutan baku induk, masukkan dalam labu

ukur 100ml

- Tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok sampai

homogen

o Kadar 25ppm dalam 50ml x 50 ml = 1,25 ml

- Dipipet 1,25ml dari larutan baku induk, masukkan dalam

labu ukur 50ml

- Tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok sampai

homogen

o Kadar 30ppm dalam 50ml x 50 ml = 1,5 ml

- Dipipet 1,5ml dari larutan baku induk, masukkan dalam

labu ukur 50ml

- Tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok sampai

homogen

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

a. Pemeriksaan kualitatif

Uji kualitatif Paten Generik

Sampel dilarutkan aquades +

AgNO3

Tidak terjadi endapan Tidak terjadi

endapan

Sampel dilarutkan aquades +

NaOH

Kuning kuat Kuning kuat

Hasil dari uji kualitatif sampel merek paten dan generik positif (+)

mengandung kloramfenikol.

b. Penentuan panjang gelombang maksimum

No. Panjang Gelombang / λ (nm) Absorbansi Baku

1 300 0,128

2 310 0,107

3 320 0,502

4 330 0,029

Panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah 300nm.

c. Penentuan kecermatan dan ketelitian

No. Kadar (ppm) x Rerata

Absorbansi

Kadar yang

diperoleh

% perolehan

kembali

1 10 0,144 9,30 93,0%

2 15 0,217 15,13 100,9%

3 20 0,283 20,42 102,1%

4 25 0,357 26,36 105,4%

5 30 0,386 28,66 95,5%

Hasil tersebut digambarkan dalam graffik dan diperoleh persamaan

y = 0,0125x + 0,0278 dan R2 = 0,9831. Hasil ini menunjukkan kecermatan

yang baik karena % perolehan kembali masuk dalam rentang 80,0% -

120,0%.

No. Absorbansi (x) (x- ) (x- )2

1 0,140 -0,0003 9.10-8

2 0,141 0,0007 49.10-8

3 0,140 -0,0003 9.10-8

4 0,140 -0,0003 9.10-8

5 0,141 0,0007 49.10-8

6 0,139 0,0013 169.10-8

7 0,141 0,0007 49.10-8

8 0,140 -0,0003 9.10-8

9 0,141 0,0007 49.10-8

10 0,140 -0,0003 9.10-8

= 0,1403 = 410. 10-8

SD = 6,75 . 10-8 RSD = 0,48%

SD = RSD =

Hasil ini menunjukkan ketelitian yang sangat bagus karena memiliki nilai

RSD dibawah 2,0% yaitu 0,48%.

Hasil dari kurva baku kloramfenikol diperoleh tingakat akurasi sebesar

98,31%.

d. Perhitungan kadar % Etiket

Bobot

baku (mg)

Absorbans

i baku

Bobot sampel (mg) Absorbansi mg/kapsul % Eriket

100mg 0,139 Paten = 103mg 0,114 218,015 87,206

Generik = 119,5mg 0,133 242,63 97,056

Perhitungan kadar % etiket.

- Paten

Kadar mg/kapsul =

=

= 218,015

Kadar % etiket = = 87,206%

- Generik

Kadar mg/kapsul =

=

= 242,63

Kadar % etiket = = 97,056%

e. Keseragaman bobot sampel paten

No. Bobot Kapsul (mg)

Bobot Cangkang (mg)

Bobot Isi Kapsul (mg)

Kadar mg/kapsul

% Etiket (X)

(X- ) (X- )2

1 337,80 64,70 273,10 217,46 86,98 -0,22 0,05

2 337,40 64,10 273,30 217,62 87,05 -0,16 0,03

3 337,20 61,60 275,60 219,45 87,78 0,57 0,33

4 337,10 62,20 274,90 218,89 87,56 0,35 0,12

5 339,10 62,40 276,70 220,32 88,13 0,92 0,85

6 337,20 62,20 275,00 218,97 87,59 0,38 0,15

7 335,00 62,30 272,70 217,14 86,86 -0,35 0,12

8 334,20 62,90 271,30 216,02 86,41 -0,80 0,63

9 335,50 62,00 273,50 217,78 87,11 -0,10 0,01

10 334,80 62,90 271,90 216,50 86,60 -0,61 0,37

= 273,80Etiket =

250=

87,21

Kadar mg/kapsul Kloramfenikol Sampel Paten = 218,02

(X- )2 = 2,66 SD = 0,54

RSD = 0,62 %

Kadar mg/kapsul =

= = 217,46

Kadar % etiket = = 86,98%

Hasil akhir menunjukkan RSD keseragaman bobot sampel paten di bawah

2,0% yaitu 0,62%.

f. Keseragaman bobot sampel generik

No. Bobot Kapsul (mg)

Bobot Cangkang (mg)

Bobot Isi Kapsul (mg)

Kadar mg/kapsul

% Etiket (X)

(X- ) (X- )2

1 355,30 61,30 294,00 235,49 94,19 -2,86 8,17

2 369,50 61,90 307,60 246,38 98,55 1,50 2,25

3 375,00 62,80 312,20 250,06 100,03 2,97 8,84

4 361,20 62,60 298,60 239,17 95,67 -1,38 1,92

5 372,90 62,70 310,20 248,46 99,38 2,33 5,44

6 357,20 61,50 295,70 236,85 94,74 -2,31 5,35

7 387,10 62,70 324,40 259,83 103,93 6,88 47,36

8 356,70 62,20 294,50 235,89 94,35 -2,70 7,28

9 362,20 61,50 300,70 240,85 96,34 -0,71 0,51

10 354,00 62,70 291,30 233,32 93,33 -3,72 13,86

= 302,92 Etiket = 250

= 97,05

Kadar mg/kapsul Kloramfenikol Sampel Generik = 242,63

(X- )2 = 100,97 SD = 3,35

RSD = 3,45 %

Kadar mg/kapsul =

=

= 235,49

Kadar % etiket = = 94,19%

Hasil akhir menunjukkan nilai RSD kesereagaman bobot sampel generik

di atas 2,0% yaitu 3,45%.

4.2 Pembahasan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar dan keseragamn

bobot kapsul kloramfenikol yang terkandung dalam kapsul kloramfenikol

250mg yang sesuai dengan persyaratan FI IV 1995. Sampel yang digunakan

pada praktikum ini ada dua, yaitu merek paten dan generik. Tahap awal

adalah menyiapkan larutan baku induk dan seri kloramfenikol, kemudian

menimbang sampel merek paten dan merek generik kapsul kloramfenikol.

Larutan baku induk yang digunakan adalah larutan baku kloramfenikol BPFI

dengan kadar 1000ppm sebanyak 100ml. Larutan baku seri yang digunakan

adalah larutan baku koramfenikol BPFI dari baku induk dengan kadar 10ppm,

15ppm, dan 20ppm sebanyak 10ml, kemudian 25ppm dan 30ppm sebanyak

50ml. Tahap selanjutnya adalah melakukan penimbangan bobot sampel

merek paten dan generik, kedua sampel ditibang satu persatu untuk dicari

bobot kapsul, selanjutnya isi kapsul dikeluarkan untuk mencari bobot

cangkang, kemudian dilakukan selisih perhitungan untuk mendapat bobot isi

kapsul. Isi kapsul kemudian ditampung pada mortir dan digerus dengan

stamper untuk menghomogenkannya.

Prosedur selanjutnya adalah penentuan panjang gelombang

maksimum, penentuan keccermatan dan ketelitian, pengukuran serapan baku

dan sampel, pembuatan kurva baku, dan perhitungan keseragaman bobot

sampel merek paten dan generik. Hasil yang diperoleh dari penentuan

panjang gelombang maksimum adalah 300nm. Pemeriksaan kualitatif

menunjukkan hasil positif. Hasil dari penentuan kecermatan dan ketelitian

didapat % perolehan kembali dengan nilai 93%; 100,9%; 102,1%; 105,4%,

dan 95,5%. Kecermatan yang didapat sangat bagus karena masuk dalam jarak

rentang 80,0% - 120,0%.

Ketelitian yang didapat juga sangat bagus karena memiliki

kesalahan atau RSD dengan nilai dibawah 2,0% yaitu 0,48%, kemudian dari

pembuatan kurva baku didapat persamaan garis regresi y = 0,0125x + 0,0278

R2 = 0,9831 yang menandakan akurasi atau ketelitian sebesar 98,31%. Kadar

% etiket sampel paten dan generik yang diperoleh masing-masing adalah

87,206% dan 97,056%. Perhitungan keseragaman bobot sampel paten dan

genetik didapat nilai RSD masing-masing adalah 0,62% dan 3,45%, untuk

sampel pateen memenuhi persyaratan keseragaman bobot karena dibawah

2,0% dan untuk sampel generik tidak memenuhi persyaratan keseragaman

bobot karena memiliki nilai RSD diatas 2,0%.

Faktor yang dapat mempengaruhi praktikum ini adalah kurangnya

kecermatan dan ketelitian praktikum, praktikan kurang menjaga kebersihan

alat.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil yang diperoleh dari praktikum penetapan kadar dan

keseragaman bobot kapsul kloramfenikol 250 mg secara spektrofotometri

adalah panjang gelombang maksimum yang didapat adalah 300nm, penentuan

kecermatan memiliki nilai 93,0%; 100,9%; 102,1%; 105,4%, dan 95,5%.

Nilai ini memenuhi syarat karena masuk dalam jarak rentang 80,0% -

120,0%. Grafik yang diperoleh memiliki garis regresi y = 0,0125x – 0,0278

R2 = 0,09831 dan didapat masing-masing adalah 87,206% dan 97,056%.

Keseragaman bobot sampel paten dan generik memiliki RSD masing-masing

adalah 0,62% dan 0,34% untuk sampel paten dan generik tidak memenuhi

syarat karna nilai RSD di atas 2,0%.

5.2 Saran

Praktikum harus lebih cepat dan teliti dalam berpraktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Lusy, Andriani. 2013. Kloramfenikol, (Online),

(andrianilusy.blogspot.com/2013/03/kloramfenikol.html) diakses pada

tanggal 12 Desember 2014.

Anonim. 2013. Tiamfenikol, (Online), (www.informasiotot.com/tiamfenikol)

diakses 12 Desember 2014