Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

6
RESUME AUDITING PENERIMAAN PERIKATAN dan PERENCANAAN AUDIT Oleh: Nama : EVIDAWATI NIM : 13.KA.005 Program Studi : KOMPUTERISASI AKUNTANSI AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER MATARAM

Transcript of Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

Page 1: Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

RESUME AUDITING

PENERIMAAN PERIKATAN dan PERENCANAAN AUDIT

Oleh:

Nama: EVIDAWATINIM : 13.KA.005

Program Studi :

KOMPUTERISASI AKUNTANSI

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER MATARAM

Page 2: Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Audit

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan

program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam

perencanaan audit.  Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh

kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

1. Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik (SPAP)

mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai  yaitu:

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan  jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.´ (IAI, 2001).

2. Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya ‘Auditing´, menerangkan bahwa:

Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor

sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian fungsi

perencanaan dan supervise auditnya dalam kantor akuntannya (asisten).

3. Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional AkuntanPublik (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2001) mensyaratkan agar  audit dirancang untuk memberikan

keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan

keuangan´.

4. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa

Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktudan biaya yang

wajar .

B. Tahap/ Bagian Perencanaan Audit

1. Perencanaan Awal Audit

Perencanaan awal menyangkut keputusan apakah auditor akan menerima atau

melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien, mengevaluasi alasan-alasan klien untuk

diaudit, memilih staf untuk penugasan dan mendapatkan surat penugasan.

2. Memperoleh Infromasi Mengenai Latar Belakang

Diperlukan pengetahuan yang luas mengenai bidang usaha dan industry klien serta

pengetahuan atas operasi perusahaan untuk dapat melakaukan audit yang

Page 3: Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

memadai. Sebagian informasi diperoleh di tempat klien, terutama unutk klien

baru.

3. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien

Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang harus

diperiksa pada awal penugasan:

a. Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan

b. Notulen rapat

c. Kontrak

4. Pelaksanaan Prosedur Analitis Pendahuluan

Prosedur analitis adalah evaluasi infromasi keuangan yang dilakukan dengan

memperlajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang

meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari

auditor.

Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah membantu perencanaan

sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti

tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:

a) Memahami bidang usaha klien

b) Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

c) Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan

d) Mengurangi pengujian audit yang terinci

Tahap-tahap dalam prosedur analisis :

a) Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat

b) Mengembangkan harapan

c) Melaksanakan perhitungan/perbandingan

d) Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan

e) Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi

perbedaan tersebut.

f) Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

5. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu

ikatan perjanjian. Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan

perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan

Page 4: Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah

awalnya berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan

dari calon klien untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien

berulang.

Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak,

auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap:

1) Mengevaluasi integritas manajemen.

2) Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.

3) Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.

4) Menilai independensi.

5) Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya

dengan kecermatan dan kesesakmaan.

6) Membuat surat perikatan audit.

Page 5: Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit

DAFTAR PUSTAKA

http://seiyoumi.blogspot.com/2012/04/perencanaan-audit.htmlhttp://lukasang46.blogspot.com/2014/06/audit-1-penerimaan-perikatan-dan.html