Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek...

318
Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016

Transcript of Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek...

Page 1: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

PenerbitFORDAPRESSBogor,2016

Page 2: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 3: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

HUTAN RAKYAT MANGLID Status Riset dan Pengembangan Editor: Mohamad Siarudin Aris Sudomo Yonky Indrajaya Triyono Puspitojati Nina Mindawati

Penerbit: FORDA PRESS

Bogor, 2016

Page 4: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

HUTAN RAKYAT MANGLID: Status Riset dan Pengembangan Editor: Mohamad Siarudin, Aris Sudomo, Yonky Indrajaya, Triyono Puspitojati, dan Nina Mindawati

Penerbit: FORDA PRESS (Anggota IKAPI No. 257/JB/2014) Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610 Jawa Barat Telp/Fax. +62 251 7520093 Copyright © 2016 Penulis Cetakan Pertama, Desember 2016 vi + 308 halaman; 182 x 257 mm

ISBN 978-602-6961-14-3 Penerbitan/Pencetakan dibiayai oleh: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis, Jawa Barat Telp +62 265 771352, Fax +62 265 775866

Perpustakaan Nasional RI., Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hutan Rakyat Manglid: Status Riset dan Pengembangan / editor, M. Siarudin, A.

Sudomo, Y. Indrajaya, T. Puspitojati, N. Mindawati. -- Bogor : Forda Press, 2016. vi + 308 hlm. : ill. ; 25,7 cm. -- ISBN 978-602-6961-14-3 1. Hutan Rakyat 2. Manglid 3. Status Riset dan Pengembangan I. Editor II. Forda Press III. Bunga Rampai 333.75

Page 5: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

KATA PENGANTAR

Di Jawa Barat, pasokan bahan baku kayu sebagian besar dari hutan rakyat yang dikelola petani secara tradisional dan belum intensif. Namun, hutan rakyat umumnya memiliki produktivitas rendah karena bahan tanaman seadanya dan belum dikelola memenuhi kaidah scientific based knowledge. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan kemampuan petani dalam membangun dan mengelola kebun sesuai dengan teknologi yang direkomendasikan.

Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam pada lahan hutan rakyat di Jawa Barat adalah Manglid (Magnolia champaca). Jenis tersebut potensial sebagai back-up species untuk peningkatan produktivitas hutan rakyat. Bahkan, berdasarkan potensinya, jenis tersebut dijadikan ikon pengembangan hutan rakyat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Usaha hutan rakyat manglid terbukti memberikan keuntungan ekonomi.

Sejak tahun 2006, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agro-forestry bersama petani di berbagai kabupaten di Provinsi Jawa Barat telah melaku-kan penelitian manglid dari berbagai aspek, antara lain budi daya, sistem agroforestry, sosial ekonomi dan kebijakan hutan rakyat, pengelolaan dan lingkungan, serta aspek lainnya. Pengelolaan hutan rakyat manglid dengan input scientific based knowledge memberikan alternatif bagi petani dan pengambil kebijakan kehutanan untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan memerhatikan berbagai kendala teknis budidaya, sosial-ekonomi, kelembagaan, dan pengelolaan yang dihadapi petani.

Buku ini merupakan salah satu hasil dari rangkaian kegiatan penelitian manglid. Tujuan penelitian jenis kayu manglid adalah memberikan acuan ilmiah dalam meningkatkan produktivitas kayu rakyat sehingga berkontribusi bagi keber-lanjutan produksi kayu rakyat. Buku ini akan membahas tentang:

1. Taksonomi dan ekologi manglid;

2. Sistem silvikultur hutan rakyat manglid;

3. Manjanemen optimal tegakan manglid;

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | iii

Page 6: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

4. Manfaat lingkungan hutan rakyat manglid;

5. Karakteristik kayu dan pengolahan kayu manglid; dan

6. Kondisi sosial ekonomi petani hutan rakyat dan pemasaran manglid

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyajian isi buku ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami hargai. Penyempurnaan terhadap isi buku ini akan terus dilakukan dengan memerhatikan perkembangan informasi dan hasi-hasil di lapangan.

Kepada Tim Penulis, Editor, dan Mitra Bestari; kami mengucapkan terima kasih atas peran sertanya sehingga terwujud buku “Hutan Rakyat Manglid” ini, dengan harapan semoga bermanfaat bagi para pihak dan pembaca yang memerlu-kannya.

Ciamis, Desember 2016 Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry

Ir. Bambang Sugiarto, MP NIP 19580924 198602 1 002

iv | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 7: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

I. PENDAHULUAN 3-7

II. TAKSONOMI DAN EKOLOGI MANGLID • Status Taksonomi dan Morfologi Manglid

Aji Winara, Aditya Hani & Levina Augusta G. Pieter 11-18

• Perkembangan Tegakan Manglid (Magnolia champaca) pada Hutan Rakyat di Kabupaten Tasikmalaya Budiman Achmad

19-31

• Sebaran dan Karakteristik Hutan Rakyat Manglid, serta Potensinya untuk Pengembangan Sumber Benih di Wilayah Priangan Timur Asep Rohandi & Gunawan

33-48

III. BUDI DAYA MANGLID • Status Silvikultur Hutan Rakyat Manglid (Magnolia champaca)

Aris Sudomo 51-70

• Produktivitas dan Kualitas Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus BI) pada Sistem Agroforestry Manglid Aris Sudomo

71-82

• Hama dan Penyakit Manglid Endah Suhaendah & Aji Winara

83-96

IV. MANAJEMEN OPTIMAL TEGAKAN MANGLID • Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid di Kecamatan Kawalu,

Tasikmalaya, Jawa Barat Yonky Indrajaya

99-113

• Pengaruh Jasa Lingkungan Karbon terhadap Daur Optimal Tegakan Manglid dalam Proyek Aforestasi Yonky Indrajaya

115-129

V. KAJIAN LINGKUNGAN TEGAKAN MANGLID • Struktur Tegakan Cadangan Karbon Hutan Rakyat Pola Agroforestry

Manglid (Magnolia champaca) di Tasikmalaya, Jawa Barat M. Siarudin & Yonky Indrajaya

133-150

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | v

Page 8: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

• Hidrologi Hutan Rakyat Agroforestry Manglid di Desa Tenggerharja,

Kecamatan, Sukamantri, Kabupaten Ciamis Wuri Handayani

151-170

• Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid Edy Junaidi

171-189

VI. PENGOLAHAN HASIL KAYU MANGLID • Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

M. Siarudin & Ary Widiyanto 193-204

• Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid (Magnolia champaca) M. Siarudin

205-216

• Pengawetan Kayu Manglid Endah Suhaendah & M. Siarudin

217-224

VII. SOSIAL EKONOMI DAN PEMASARAN MANGLID • Kontribusi Pendapatan Kayu Manglid pada Usaha Hutan Rakyat di

Kabupaten Tasikmalaya Dian Diniyati

227-238

• Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid pada Pemilikan Lahan Sempit di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Dian Diniyati & Tri Sulistyati Widyaningsih

239-255

• Analisis Finansial Agroforestry Manglid dan Empat Jenis Tanaman Bawah di Priangan Timur Yonky Indrajaya & Aris Sudomo

257-276

• Kajian Pemasaran Kayu Manglid (Magnolia champaca) di Kabupaten Tasikmalaya Soleh Mulyana

277-298

VIII. PENUTUP • Hutan Rakyat Manglid: Status Riset dan Pengembangan 302-308

vi | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 9: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

PENDAHULUAN

BAB I

Page 10: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 11: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Pendahuluan

Pembangunan kehutanan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari pem-bangunan hutan rakyat yang perkembangannya semakin pesat dan kontribusinya cukup nyata dalam turut serta memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan rumah tangga. Seiring dengan permintaan kayu yang terus meningkat dan laju degradasi hutan yang masih cukup besar, hutan rakyat pun menempati posisi strategis. Kebutuhan kayu nasional mencapai 57,1 juta m3/tahun, sedangkan kemampuan produksi kayu dari hutan, baik alam maupun tanaman, hanya sekitar 45,8 juta m3/tahun yang berarti terjadi defisit sebesar 11,3 juta m3/tahun pada tahun 2006 (Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, 2006). Keberadaan hutan rakyat yang tersebar di berbagai lahan masyarakat menjadi potensial dikembangkan untuk memberikan manfaat, baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungan. Hutan rakyat di Jawa memiliki luas sekitar 778.253,26 ha atau 49,6% dari total luas hutan rakyat di Indonesia (1.560.229 ha). Produksi log dari hutan rakyat di Jawa mencapai 32,47% dari total produksi log nasional. Stok hutan rakyat sebesar 3.284.700 m3/ha dan hutan tanaman sebesar 6.534.800 m3/ha, sedangkan stok hutan alam sebesar 31.448.900 m3/ha (Anonim, 2005; Wardhana, 2005).

Perkembangan hutan rakyat di wilayah Jawa Barat dihadapkan pada beberapa permasalahan sehingga produktivitasnya relatif masih rendah. Permasalahan tersebut disebabkan antara lain oleh serangan hama penyakit, kurangnya dukungan IPTEK, lahan relatif sempit, serta kurangnya sarana dan prasarana produksi. Pembangunan hutan rakyat cenderung mengarah ke jenis yang sedang tren di masyarakat (sengon, mahoni, dan jati) dan cenderung monokultur. Penanaman satu spesies terus-menerus menjadikannya rentan terhadap serangan hama dan penyakit, serta berkurangya ketersediaan hara sehingga menurunkan produktivitas tanaman. Contoh konkretnya adalah hutan rakyat monokultur sengon yang banyak terserang karat tumor. Serangan hama dan penyakit terhadap sengon telah berada pada ambang yang mengkhawatirkan sehingga menurunkan nilai ekonomis sengon. Oleh karena itu, pembangunan hutan rakyat memerlukan spesies alternatif, baik secara monokultur, campuran maupun agroforestry.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 3

Page 12: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Masyarakat petani hutan rakyat umumnya mengembangkan jenis-jenis kayu yang mudah didapat, telah tumbuh, mempunyai nilai pasar, cepat tumbuh, dan mereka sukai. Hal ini yang menyebabkan jenis-jenis yang dikembangkan di setiap daerah berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Jenis-jenis kayu hutan rakyat tersebut terkadang bersifat lesser known species sehingga ketersediaan ilmu pengeta-huan dan teknologi (IPTEK) relatif terbatas.

Salah satu jenis tanaman yang potensial untuk dijadikan back-up spesies pada hutan tanaman, khususnya hutan rakyat adalah manglid. Manglid (Magnolia champaca) tergolong dalam famili Magnoliaceae. Jenis manglid dianggap mudah pemasarannya dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit sehingga potensial memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kualitas kayu manglid relatif lebih bagus dibandingkan dengan kayu-kayu yang telah berkembang di masyarakat (sengon, mahoni, dan jabon). Kayu manglid digunakan sebagai bahan kontruksi ringan, kayu pertukangan, barang kerajinan, dan perabot rumah tangga/mebeler, serta potensial sebagai bahan baku industri pulp dan kertas. Hutan rakyat manglid di Tasikmalaya umur delapan tahun memiliki pertumbuhan batang lurus monopodial dengan persentase tajuk aktif rata-rata 21,45%. Pertumbuhannya dapat mencapai tinggi 12,96 m dan diameter 13,94 cm. Manglid umur 16 tahun mempunyai riap tertinggi 13,25 m3/ha/tahun (Indrajaya, 2016; Sudomo, 2011).

Manglid merupakan jenis andalan setempat di Jawa Barat. Jenis ini menunjuk-kan prospektif untuk dikembangkan di hutan rakyat. Oleh karena itu, landasan IPTEK untuk pengembangannya sangat diperlukan. Landasan IPTEK merupakan hal yang penting dalam pegelolaan hutan tanaman, khususnya hutan rakyat. Hal ini disebabkan peningkatan produktivitas fisik per satuan luas lahan hanya dapat ditem-puh dengan temuan IPTEK. Hasil penelitian dapat menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat dalam pengembangan hutan rakyat manglid.

Buku ini merupakan rangkuman hasil-hasil penelitian mengenai pengelolaan hutan rakyat manglid di Jawa Barat yang menggambarkan aspek teknis budi daya, pengelolaan, pengolahan hasil, sosial ekonomi dan pemasaran, dan lingkungan. Buku ini diharapkan dapat berkontribusi dalam diskusi pengelolaan hutan rakyat

4 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 13: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

P e n d a h u l u a n

jenis potensil yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Informasi tentang jenis manglid dari berbagai aspek dapat menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan sektor kehutanan terutama di daerah, pengusaha hutan rakyat, dan akademisi.

Buku ini terdiri dari delapan bab yang dimulai dari Bab I sebagai penda-huluan dan diakhiri Bab VIII yang merangkum keseluruhan uraian dalam masing-masing bab. Sementara itu, Bab II–VII menguraikan hasil-hasil penelitian dan kajian tentang seluruh aspek yang mendasari dipilihnya jenis manglid sebagai alter-natif spesies untuk pengembangan hutan rakyat di Jawa Barat, termasuk teknik budi daya dan kemanfaatannya. Penjelasan masing-masing bab terhadap topik bahasan tentang manglid sebagaimana hal berikut ini.

• Bab I adalah pendahuluan yang membahas hutan rakyat manglid di Jawa Barat secara umum beserta sistematika penyampaian buku ini.

• Bab II membahas taksonomi, morfologi, sebaran alami, dan potensi peman-faatan tegakan manglid untuk sumber benih. Bab ini menyajikan informasi tentang (a) morfologi daun, warna bunga, batang dan bentuk tajuk yang berguna untuk membedakan tanaman manglid dengan tanaman kayu-kayuan lainnya, (b) perkembangan pertumbuhan manglid yang berguna untuk meningkatkan produktivitasnya, (c) sebaran populasi manglid di wilayah Jawa Barat bagian timur yang berguna untuk menentukan kesesuaian tempat tumbuh dan wilayah pengembangannya, dan (d) potensi pemanfaatan hutan rakyat manglid untuk sumber benih.

• Bab III membahas aspek budi daya manglid dan pola interaksinya dengan tanaman lain. Bab ini menyajikan informasi tentang (a) teknik perbanyakan manglid (penanganan benih, perkecambahan, penyapihan, pemberian naungan, dan stek pucuk), (b) jarak tanam, (c) pengendalian hama dan penyakit, dan (d) pola interaksi manglid dengan beberapa jenis tanaman bawah. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membudidayakan manglid secara monokultur, campuran, dan agroforestry.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 5

Page 14: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

• Bab IV membahas daur optimal hutan rakyat manglid. Bab ini menyajikan infor-masi tentang daur optimal biologis dan ekonomi tegakan manglid, dengan atau tanpa tambahan pendapatan dari penjualan jasa lingkungan karbon. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan daur manglid yang paling menguntungkan.

• Bab V membahas manfaat lingkungan hutan rakyat agroforestry manglid dalam bentuk kompleks dan sederhana. Bab ini menyajikan informasi mengenai cadangan karbon dan hasil air hutan rakyat manglid. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan hutan rakyat manglid yang menghasilkan manfaat lingkungan tinggi.

• Bab VI membahas informasi dasar dan pengolahan kayu manglid. Bab ini menya-jikan informasi tentang sifat fisik dan pemesinan kayu manglid, rendemen peng-gergajian kayu manglid, dan pengawetan kayu manglid. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pemanfaatan kayu manglid.

• Bab VII membahas manfaat sosial ekonomi dan kelayakan finansial hutan rakyat manglid, serta pemasaran kayu manglid. Bab ini menyajikan informasi tentang (a) kontribusi pendapatan kayu manglid terhadap total pendapatan dari hutan rakyat, (b) kelayakan finansial hutan rakyat manglid yang dikelola dalam bentuk campuran dan agroforestry, dan (c) pemasaran kayu manglid. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola hutan rakyat manglid dan membantu petani memasarkan hasilnya sehingga berkontribusi nyata terhadap pendapatan petani.

• Bab VIII merupakan penutup buku ini yang menyampaikan rangkuman status riset dari hasil-hasil penelitian manglid pada bab-bab sebelumnya. Selain itu, bagian akhir bab ini juga menyampaikan pengembangan dan implikasi kebijakan yang mungkin dirancang berdasarkan status riset hutan rakyat manglid.

6 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 15: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

P e n d a h u l u a n

Daftar Pustaka

Anonim. (2005). Hutan rakyat Indonesia. Majalah Kehutanan Indonesia, Edisi III(32).

Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. (2006). Data potensi hutan rakyat di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kehutanan.

Indrajaya, Y. (2016). Daur optimal hutan rakyat manglid di Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sudomo, A. (2011). Karakteristik pertumbuhan dan tempat tumbuh manglid di hutan rakyat Babakan Lame, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Paper presented at the Workshop Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan Tanaman, Bogor.

Wardhana, S. (2005). Peta potensial aktual hasil hutan Indonesia sebagai penghara industri kehutanan.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 7

Page 16: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 17: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

II

TAKSONOMI DAN EKOLOGI MANGLID

TAKSONOMI DAN EKOLOGI MANGLID

BAB II

Page 18: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 19: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Status Taksonomi dan Morfologi Manglid

Aji Winara1, Aditya Hani1 & Levina Augusta G. Pieter1

ABSTRAK

Manglid merupakan salah satu kayu unggulan hutan rakyat di Jawa Barat bagian timur. Penamaan manglid secara ilmiah masih simpang siur dan terkadang tertukar dengan jenis lain sehingga diperlukan identifikasi jenis secara ilmiah dari beberapa jenis manglid yang dikenal oleh masyarakat. Hasil identifikasi Herbarium Bogoriense LIPI menunjukkan bahwa semua manglid yang dikenal oleh masyarakat memiliki nama latin Magnolia champaca (L.) Baill. ex Pierre. dan terdapat satu variasi manglid yang teridentifikasi hingga tingkat varietas, yaitu Magnolia champaca var. pubinervia (Blume) Figlar & Noot. Selain itu, terdapat variasi morfologi manglid pada bagian daun, bunga, batang, dan tajuk.

Kata kunci: manglid, taksonomi, morfologi, Jawa Barat

I. Pendahuluan

Manglid telah dikenal di Jawa Barat khususnya bagian timur sebagai komo-ditas kayu pertukangan asli atau lokal yang banyak dikembangkan di hutan rakyat. Jenis manglid dikenal oleh masyarakat yang meliputi beberapa variasi morfologi. Contohnya, masyarakat Sodonghilir, Tasikmalaya, mengenal beberapa jenis manglid dengan sebutan manglid bodas, manglid bulu, dan manglid tanduk. Hal ini pun ber-dampak pada kesimpangsiuran dalam memilih jenis variasi manglid yang berkualitas untuk dibudidayakan. Selain itu, tataran penelitian juga memunculkan permasalahan penamaan manglid yang kerap tertukar dengan jenis baros (Manglietia glauca) yang saat ini sedang direvisi menjadi Magnolia blumei. Padahal, manglid dan baros memiliki perbedaan secara morfologi sehingga tergolong spesies yang berbeda, meskipun keduanya masih tergabung dalam genus yang sama, yaitu Magnolia.

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 04, Po Box 5 Ciamis 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 11

Page 20: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Winara, A. Hani & L.A.G. Pieter

Manglid memiliki banyak penamaan nama latin. Heyne (1987) menyebutkan bahwa manglid yang dikenal secara lokal di Jawa Barat terdiri atas manglid baros (Manglietia glauca BL.), manglid bodas (Michelia montana BL.), dan manglid atau baros (Michelia velutina). Sosef et al. (1998) dalam buku prosea 5 dan Nooteboom (1988) dalam buku Flora Malesiana menyebutkan bahwa dalam Bahasa Sunda, manglid atau manglit adalah jenis Michelia montana atau sinonim dari Magnolia montana, atau disebut juga cempaka jahe karena salah satu ciri M. montana adalah bagian kayu terasnya mengeluarkan aroma seperti jahe, sedangkan Michelia champaca var. pubinervia disebut sebagai baros atau manglis (Jawa).

Penamaan jenis tumbuhan secara ilmiah yang merujuk pada nama daerah terkadang cukup membingungkan karena ada beberapa kesamaan nama daerah untuk jenis yang berbeda secara taksonomi. Oleh karena itu, untuk memastikan penamaan manglid secara ilmiah, pengumpulan sampel herbarium manglid dilakukan di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, yang selanjutnya dilakukan identifikasi jenis oleh Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi (Puslit-bang Biologi), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Bogor.

II. Metodologi

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April–Mei 2015. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis; Kecamatan Pagerageung, Ciawi, dan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain gunting stek, perlengkapan pembuatan her-barium, dan kamera. Sementara itu, bahan yang digunakan antara lain alkohol dan sampel herbarium manglid yang meliputi daun, bunga, dan buah.

12 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 21: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S t a tu s Ta kson o m i d an Mo r f o lo g i M a n g l id

C. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan teknik eksplorasi dan identifikasi morfologis. Eksplorasi tegakan manglid dilakukan untuk mengumpulkan sampel herbarium lengkap berdasarkan pada perbedaan variasi morfologi manglid. Setiap tegakan manglid dikumpulkan sampel herbariumnya sebanyak lima buah untuk kemudian dilakukan pengeringan oven pada suhu 70ºC selama tiga hari. Identifikasi jenis dilakukan oleh Herbarium Bogoriense Puslitbang Biologi LIPI, sedangkan pertelaan morfologi manglid dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry, Ciamis.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Taksonomi Jenis

Hasil identifikasi Herbarium Bogoriense Puslitbang Biologi LIPI menunjuk-kan bahwa semua variasi morfologi tanaman yang dikenal oleh masyarakat dengan nama manglid teridentifikasi secara taksonomi dengan nama jenis Magnolia champaca (L.) Baill. Ex Pierre dan terdapat satu variasi manglid yang teridentifikasi hingga tingkat varietas, yaitu Magnolia champaca var. pubinervia (Blume) Figlar & Noot. Keduanya memiliki perbedaan morfologi daun dan batang sebagaimana Gambar 1, 2, dan 3. Menurut Nooteboom (1988), jenis Magnolia champaca terdiri atas dua varietas atau penamaan di bawah subspesies, yaitu Magnolia champaca var. champaca dan Magnolia champaca var. pubinervia. Demikian pula dalam dokumentasi herbarium beberapa komunitas herbarium internasional (www.theplantlist.org) dan indeks nama tumbuhan internasional (www.ipni.org).

Jenis M. champaca var. champaca dikenal dengan nama perdagangan kayu cempaka atau dalam bahasa daerah disebut campaka bodas (Sunda) atau kantil (Jawa). Varietas ini memiliki kekhasan pada struktur kayu berupa kayu teras yang berwarna lebih terang dan bunganya yang sangat wangi. Sementara itu, manglid dengan nama latin M. champaca var. pubinervia memiliki struktur kayu teras lebih gelap dan bunga

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 13

Page 22: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Winara, A. Hani & L.A.G. Pieter

yang tidak terlalu wangi. Kayu manglid juga tidak mengeluarkan aroma bau jahe sehingga jenis manglid tidak tergolong cempaka gunung (Sunda) atau Michelia montana sinonim Magnolia montana.

Secara umum, jenis M. champaca tergolong genus Magnolia, famili Magnolia-ceae, ordo Magnoliales, kelas Magnoliopsida, divisi Magnoliophyta, dan kerajaan Plantae. Jenis tumbuhan yang tergolong famili Magnoliaceae terdapat 223 jenis dan 25 jenis di antaranya terdapat di Indonesia dengan status konservasi belum terevaluasi (Rozak, 2012).

Beberapa genus yang termasuk famili Magnoliaceae telah mengalami peng-gabungan, yaitu genus Michelia, Manglietia, Kmeria, Elmerrilia, Pachylarnax, dan Magnolia menjadi genus Magnolia. Revisi ini didasarkan pada kedekatan secara DNA di antara semua genus tersebut (Figlar & Nooteboom, 2004). Sebelum mengalami revisi, jenis Magnolia champaca dikenal dengan nama jenis Michelia champaca dan demikian pula dengan Michelia champaca var. pubinervia. Setelah adanya penelitian mengenai sekuensi DNA jenis-jenis dalam famili Magnoliaceae yang dilakukan oleh Kim et al. (2001) dan Azuma et al. (2001); nama latin spesies manglid mengalami revisi dari Michelia champaca menjadi Magnolia champaca dan nama varietas manglid menjadi Magnolia champaca var. pubinervia. Meskipun hasil identifikasi morfologis dari beberapa sampel herbarium manglid teridentifikasi sebagai M. champaca dan M. champaca var. pubinervia, penamaan manglid dapat dilakukan hingga nama jenis, yaitu M. champaca dengan membedakan penamaan kayu perdagangan dengan jenis cempaka.

B. Morfologi Jenis

Hasil eksplorasi manglid yang terdapat pada hutan rakyat ditemukan beberapa variasi morfologi manglid, meskipun secara taksonomi masih tergolong satu jenis, yaitu Magnolia champaca. Perbedaan yang nyata tampak pada variasi bentuk daun dan pertumbuhan sehingga manglid oleh masyarakat dikenal menjadi lima variasi. Meskipun demikian, variasi tersebut masih dalam jenis yang sama secara morfologis sehingga hanya menunjukkan rentang bentuk morfologi.

14 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 23: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S t a tu s Ta kson o m i d an Mo r f o lo g i M a n g l id

1. Batang dan Tajuk

Habitus manglid tergolong pohon dengan tinggi mencapai 50 m dan diameter 180 cm. Batangnya silindris dengan permukaan licin hingga berlentisel, serta ter-dapat bercak abu-abu dan coklat kemerahan (Gambar 1). Batang manglid yang teridentifikasi hingga tingkat varietas (M. champaca var. pubinervia) tergolong licin dan berbercak putih abu-abu (Gambar 1a), sedangkan batang manglid yang teriden-tifikasi hingga tingkat jenis (M. champaca) tergolong licin berbercak coklat keme-rahan dan berlentisel (Gambar 1b, 1c, dan 1d).

Gambar 1. Morfologi batang Magnolia champaca var. pubinervia (a) dan Magnolia champaca (b, c, dan d)

Gambar 2. Bentuk tajuk Magnolia champaca var. pubinervia (a) dan Magnolia champaca (b)

Bentuk tajuk manglid terdiri atas dua bentuk, yaitu membulat (Gambar 2a)

dan bulat mengerucut (Gambar 2b). Bentuk tajuk yang bulat mengerucut memiliki batang yang berlentisel (kasar) (Gambar 1d), sedangkan manglid yang memiliki tajuk membulat memiliki batang yang licin atau tidak berlentisel. Manglid dengan bentuk

a b

a b c d

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 15

Page 24: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Winara, A. Hani & L.A.G. Pieter

tajuk bulat mengerucut memiliki cabang cenderung mudah lepas (self pruning), sedangkan manglid dengan bentuk tajuk membulat memiliki cabang yang lebih kuat.

2. Daun

Secara morfologi, daun manglid berbentuk menjorong dengan tingkat men-jorong bervariasi (Gambar 3). Ukuran daun 10–30 x 4–10 cm; ujung pangkal daun membaji dan ujung daun sering melancip pendek atau melonjong dengan ukuran 7–(13–25) mm; duduk daun spiral. Stipul atau daun penumpu seluruhnya berbulu padat. Warna daun hijau tua hingga hijau kekuningan dengan permukaan daun bagian atas licin agak mengkilap hingga kusam agak kasar. Ranting dan tulang, serta urat daun bagian bawah berbulu; tulang daun lebih menonjol dari urat daun; urat daun berjumlah 14–23 pasang. Tangkai daun dengan panjang luka bekas stipul mencapai 0,3–0,7 kali dari panjang stipul dan panjang tangkai daun 14–(36–40) mm.

Gambar 3. Morfologi daun Magnolia champaca var. pubinervia (a) dan Magnolia champaca (b dan c)

3. Bunga

Bunga berwarna kuning terang hingga oranye tua; tepal 15 buah dengan ukuran panjang 20–45 mm; stamen 6–8 mm dengan jarak konektif hingga 1 mm, berjumlah 30; panjang gynofor 3 mm dengan bulu padat. Bunga memiliki bau wangi yang khas, namun tidak sewangi bunga cempaka. Pembungaan manglid biasanya terjadi pada bulan Januari hingga April.

a b c

16 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 25: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S t a tu s Ta kson o m i d an Mo r f o lo g i M a n g l id

Gambar 4. Morfologi bunga Magnolia champaca var. pubinervia (a) dan Magnolia champaca (b dan c)

4. Buah

Buah manglid bertipe kapsul bertekstur kasar benjol-benjol dengan panjang 5–15 cm (Gambar 5). Buah tersusun dalam tandan yang terdiri atas 10–15 karpel yang akan merekah saat masak (Gambar 5b) dan di dalam karpel terdapat biji. Buah muda berwarna hijau (Gambar 5a) dan buah matang berwarna merah (Gambar 5b dan 5c). Biji manglid memiliki tekstur berdaging dan benih yang keras berwarna hitam.

Gambar 5. Morfologi buah manglid: buah muda (a); buah matang (b); biji muda dan matang (c)

IV. Kesimpulan

Secara taksonomi, jenis manglid tergolong spesies Magnolia champaca (L.) Baill. ex Pierre. dengan tingkat varietas Magnolia champaca var. pubinervia (Blume) Figlar & Noot. Terdapat beberapa variasi manglid di hutan rakyat yang memiliki perbedaan pertelaan morfologi daun, warna bunga, batang, dan bentuk tajuk.

a c b

a b c

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 17

Page 26: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Winara, A. Hani & L.A.G. Pieter

Daftar Pustaka

Azuma, H., García-Franco, J. G., Rico-Gray, V., & Thien, L. B. (2001). Molecular phylogeny of the Magnoliaceae: the biogeography of tropical and temperate disjunctions. American Journal of Botany, 88(12), 2275-2285.

Figlar, R. B., & Nooteboom, H. P. (2004). Notes on Magnoliaceae IV. Blumea-Biodiversity, Evolution and Biogeography of Plants, 49(1), 87-100.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Bogor, Indonesia: Badan Litbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan

Kim, S., Park, C.-W., Kim, Y.-D., & Suh, Y. (2001). Phylogenetic relationships in family Magnoliaceae inferred from ndhF sequences. American Journal of Botany, 88(4), 717-728.

Nooteboom, H. P. (1988). Magnoliaceae. Flora Malesiana ser. I, vol 103. Leiden, The Netherlands.

Rozak, A. H. (2012). Status taksonomi, distribusi dan kategori status konservasi magnoliaceae di indonesia. Buletin Kebun Raya, 15(2), 81-92.

Sosef, M., Hong, L., & Prawirohatmodjo, S. (1998). PROSEA 5 (3) Timber trees: lesser known species: Backhuys Publishers, Leiden.

18 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 27: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Manglid (Magnolia champaca) pada Hutan Rakyat di Kabupaten Tasikmalaya

Budiman Achmad1

ABSTRAK

Manglid adalah jenis pohon yang banyak dikembangkan oleh petani hutan rakyat di Kabu-paten Tasikmalaya, tetapi sarana pendukungnya masih lemah. Penelitian ini bertujuan mengetahui perkembangan tegakan manglid dan potensi kelestarian hasilnya. Penelitian dilakukan pada bulan Maret–Juli 2011 di tiga desa, yaitu Desa Tanjungkerta, Sepatnunggal, dan Karyabakti, Kabupaten Tasikmalaya. Pengambilan data dilakukan dengan cara inven-tarisasi terhadap 20 blok hutan rakyat sehingga total ada 60 blok hutan rakyat. Data dimensi tegakan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan tegakan manglid pada hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya cukup besar ditandai dengan tingginya porsi manglid pada hampir semua hutan rakyat di semua lokasi penelitian. Akan tetapi, perkembangan pohon manglid terancam tidak berkelanjutan karena potensi keunggulan manglid terhambat karena terlalu tingginya kepadatan populasi dan terlalu sempitnya rata-rata pemilikan hutan. Untuk meningkatkan peluang kelestarian hutan berbasis manglid di Kabupaten Tasikmalaya, kepadatan tegakan perlu dikurangi, terutama di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta. Sementara untuk Desa Sepatnunggal, struktur tegakan manglid perlu diperbaiki dengan meningkatkan populasi tegakan muda.

Kata kunci: hutan rakyat, kelestarian, manglid, Tasikmalaya.

I. Pendahuluan

Hutan rakyat dan kelestarian hasil adalah isu yang tidak bisa dipisahkan. Pengembangan jenis tanaman pada hutan rakyat selalu dikaitkan dengan perkiraan waktu panen atau daur, sedangkan pemilihan jenis tanaman tertentu selalu dihu-bungkan dengan tujuan pengembangannya. Manglid adalah jenis pohon cepat tum-

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Ciamis; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4 Pamalayan, Ciamis Email: [email protected]

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 19

Page 28: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

B. Achmad

buh (fast growing species) yang mempunyai postur batang relatif lurus, tetapi daurnya lebih panjang dibandingkan dengan sengon. Pengembangan manglid pada hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya ditujukan sebagai tabungan jangka panjang dan sekaligus untuk konservasi pada lahan-lahan miring.

Rata-rata pemilikan hutan di Kabupaten Tasikmalaya tergolong sempit, yaitu 0,1–0,36 ha. Sempitnya lahan hutan tidak memungkinkan petani mengandalkan pendapatan hanya dari hasil hutan saja, tetapi harus juga mempunyai sumber pendapatan yang lain. Beberapa sumber pendapatan petani hutan di Kabupaten Tasikmalaya, antara lain dari sektor jasa, sawah, hutan, kolam ikan, ternak dan kiriman keluarga. Dari beberapa sumber pendapatan tersebut, pendapatan dari sek-tor hutan rakyat bukan menjadi sumber utama, tetapi dari sektor jasa. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa pengelolaan hutan rakyat di Tasikmalaya butuh pemilihan jenis yang sesuai dengan karakter sosial ekonomi petani dan biofisiknya. Pengembangan jenis manglid pada hutan rakyat perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan karakter tersebut.

Kontribusi pendapatan petani dari tegakan manglid tidak lebih baik dari kontribusi pendapatan dari tegakan sengon. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diniyati et al. (2011) menunjukkan bahwa sumbangan pendapatan yang cukup besar dari manglid hanya berasal dari Desa Tanjungkerta, yaitu 56,71%. Sementara itu, sumbangan pendapatan dari tegakan manglid di Desa Sepatnunggal dan Karyabakti masih lebih rendah daripada tegakan sengon. Hal tersebut disebabkan oleh daur ekonomi manglid yang rata-rata mencapai dua kali lebih lama dibandingkan dengan daur ekonomi sengon.

Berdasarkan penjelasan diatas, hal yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana perkembangan tegakan manglid di Kabupaten Tasikmalaya dan seberapa besar potensi kelestariannya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengetahui perkembangan tegakan manglid pada hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya dalam hubungannya dengan pemanfaatannya secara lestari.

20 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 29: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Mangl id (Magnol ia champaca) …

II. Metodologi

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya pada tiga desa terpilih yang mewakili wilayah pembangunan Tasikmalaya, yaitu Desa Tanjungkerta, Sepatnung-gal dan Karyabakti. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena banyak dikembangkan hutan rakyat dengan berbagai pola tanam, seperti monokultur, agroforestry, dan polycultur. Selain itu, lokasi tersebut terdapat pula kelompok tani yang berhubungan dengan hutan rakyat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–Juli 2011.

B. Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel penelitian terdiri dari dua saaran, yaitu petani dan informan kunci sebagai subjek pelaku (responden), dan tegakan hutan rakyat sebagai objek aktivitas.

1. Petani dan Informan Kunci

Unit analisis yang dijadikan sebagai responden, yaitu: - Petani hutan rakyat anggota kelompok tani. Pemilihan responden dilakukan

secara acak sederhana (simple random sampling) dengan jumlah responden untuk setiap desa sebanyak 20 orang.

- Informan kunci yang mengetahui dan memahami tentang hutan rakyat di setiap lokasi penelitian. Pemilihan informan kunci dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan teknik penilaian (judgment) (Sarwono, 2006). Jumlah informan kunci untuk seluruh lokasi penelitian sebanyak 7 orang.

2. Tegakan Hutan Rakyat

- Pemilihan tegakan dilakukan secara stratified random sampling berdasarkan luas kepemilikan lahan. Dari setiap responden, sebanyak satu blok hutan dipilih berdasarkan kriteria luas lahan tersebut sehingga setiap desa diperoleh 20 objek hutan yang berlainan luasannya.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 21

Page 30: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

B. Achmad

- Pelaksanaan sensus potensi tegakan, termasuk inventarisasi tanaman bawah. Parameter yang diukur adalah tinggi dan diameter pohon, serta jumlah dan jenis tanaman bawah.

C. Analisis Data

Data yang telah diperoleh diolah dalam bentuk tabulasi atau gambar untuk mengetahui kondisi petani, pemanfaatan lahan, dan hutan rakyat. Tujuan pengo-lahan data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000; Singarimbun & Efendi, 1989). Potensi tegakan dihitung menggunakan rumus:

Vp = Lbds x h x f

Lbds = 0.25 π D2

Yang mana: Vp = volume pohon Lbds = luas bidang dasar h = tinggi pohon f = faktor bentuk pohon (0,7) π = 3,1415 D = diameter setinggi dada

Data yang telah dikelompokkan dalam bentuk tabulasi dan gambar dianalisis

dengan teknik kualitatif (deskriptif). Teknik kualitatif yakni mengolah dan meng-analisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna (Sarwono, 2006).

III. Hasil dan Pembahasan

A. Potensi dan Kerapatan Tegakan Manglid

Berdasarkan hasil observasi lapangan di tiga lokasi penelitian diperoleh data bahwa tanaman penyusun hutan rakyat dapat dikelompokkan menjadi tanaman

22 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 31: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Mangl id (Magnol ia champaca) …

kayu, tanaman perkebunan, tanaman buah, dan tanaman obat. Terdapat kecen-derungan bahwa semakin tinggi tempat tumbuh, semakin berkurang jumlah jenis pohon yang tumbuh. Berdasarkan jumlahnya, jenis pohon yang paling banyak dijumpai pada hutan rakyat adalah di Desa Karyabakti, yaitu 53 jenis. Desa Karyabakti mempunyai ketinggian tempat tumbuh 600 m dari permukaan laut (dpl). Sementara itu, jenis pohon yang paling sedikit dijumpai pada hutan rakyat adalah di Desa Tanjungkerta, yaitu 26 jenis. Desa ini berada pada ketinggian 900 m dpl.

Rata-rata petani di Kabupaten Tasikmalaya hanya memiliki hutan dengan luas 0,10–0,36 ha. Padahal, Keputusan Menteri Kehutanan No. 49/Kpts-II/1997 tanggal 20 Januari 1997 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat dengan luas minimal 0,25 ha dan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan atau jenis tanaman lainnya >50%, dan atau pada tanaman tahun pertama dengan tanaman sebanyak minimal 500 tanaman/ha. Berdasarkan ketentuan tersebut, hanya hutan rakyat yang ada di Desa Sepatnunggal saja yang memenuhi kriteria dan dapat disebut sebagai hutan rakyat.

Meskipun luas lahan yang dimiliki petani di Desa Karyabakti dan Tanjung-kerta sangat sempit, yakni hanya 0,10 ha dan 0,11 ha, tetapi minat petani untuk menanam pohon di kedua desa tersebut sangat tinggi. Hal ini dicerminkan oleh tingginya populasi tanaman yang berturut-turut mencapai 1.962 pohon/ha di Desa Karyabakti dan 1.729 pohon/ha di Desa Tanjungkerta. Hal ini kemungkinan didorong oleh keinginan untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari lahan yang sempit tersebut sehingga petani berusaha menanami lahannya dengan sebanyak-banyaknya pohon. Sikap petani seperti itu justru menyebabkan tingginya persaingan untuk memperoleh ruang tumbuh dan hara tanah sehingga pertumbuhan pohon semakin tertekan.

Kondisi yang lebih ideal ditunjukkan oleh petani di Desa Sepatnunggal yang mengembangkan sebanyak 44 jenis pohon dengan kepadatan 520 pohon/ha. Rata-rata luas pemilikan hutan di Desa Sepatnunggal adalah tiga kali lebih luas dibandingkan dengan rata-rata luas pemilikan hutan di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta, tetapi kerapatannya justru sepertiga dari kerapatan tegakan di Desa

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 23

Page 32: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

B. Achmad

Tanjungkerta dan Karyabakti. Kondisi yang berkebalikan tersebut memberikan gambaran bahwa petani di Desa Sepatnunggal kemungkinan lebih banyak mem-peroleh informasi tentang pengelolaan hutan yang baik dan benar. Hal ini juga tercermin dari keputusan petani Desa Sepatnunggal yang lebih fokus pada perba-nyakan jenis pohon yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti manglid mencapai lebih dari setengah populasi tegakan, yaitu 292 pohon/ha untuk jenis manglid dari total 520 pohon/ha untuk semua jenis, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan banyaknya jenis dan kerapatan pohon

Lokasi penelitian Tinggi tempat

(m dpl) Pemilikan hutan (ha)

Jumlah jenis

Kerapatan semua jenis (pohon/ha)

Desa Karyabakti 600 0,10 53 1.962

Desa Sepatnunggal 700 0,36 44 520

Desa Tanjungkerta 900 0,11 26 1.729

Sumber: diolah dari data primer 2011

Salah satu faktor yang memengaruhi pengelolaan hutan adalah luas unit usaha, yaitu harus memenuhi kriteria skala ekonomis. Oleh karena itu, perbedaan luas pemilikan hutan memaksa petani untuk melakukan strategi pengelolaan yang berbeda pula. Berdasarkan luas lahannya, petani hutan rakyat di Desa Sepatnunggal lebih berpeluang mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan petani di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta. Hal ini selain disebabkan rata-rata pemilikan hutanya lebih luas, kemungkinan juga disebabkan petani di Desa Sepatnunggal tidak terlalu menggantungkan kebutuhan hidupnya dari hutan saja karena mereka mem-punyai sumber pendapatan lain yang lebih besar, seperti dari usaha dagang (sektor jasa). Hal yang berbeda dialami oleh petani di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta yang mana pendapatan dari sektor selain hutan relatif kecil sehingga hutan menjadi tumpuan utama. Tingginya tingkat ketergantungan ditambah dengan kurangnya informasi tentang pengelolaan hutan yang baik menyebabkan mereka berupaya

24 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 33: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Mangl id (Magnol ia champaca) …

mendapatkan penghasilan dari usaha hutan sebesar mungkin dengan menanam sebanyak-banyaknya pohon.

Tabel 2. Ringkasan data potensi tegakan manglid di lokasi penelitian

Lokasi penelitian Nilai rata-rata dari pohon Kerapatan

tegakan (pohon/ha)

Total volume (m3/ha)

Prioritas ke

Diameter (cm)

Tinggi (m)

Volume (m3)

Desa Karyabakti 7,77 5,05 0,03 332 9,96 1

Desa Sepatnunggal 7,85 5,03 0,04 292 11,68 1

Desa Tanjungkerta 7,93 5,27 0,05 319 15,95 2

Sumber: diolah dari data primer 2011

B. Sebaran Jenis Pohon Penyusun Hutan Rakyat

Berdasarkan data sebaran jenis pohon seperti ditampilkan pada Gambar 1 terlihat bahwa tiga jenis pohon yang dominan dikembangkan petani di Desa Karyabakti berturut-turut adalah manglid, sengon, dan mahoni. Besarnya populasi manglid hampir seimbang dengan populasi sengon. Tinggi tempat tumbuh di Desa Karyabakti sangat ideal bagi pertumbuhan hampir semua jenis pohon sehingga wajar jika jenis tanaman yang dijumpai sangat banyak. Kesesuaian tempat tumbuh bagi banyak jenis pohon tersebut disikapi oleh petani secara kurang bijaksana dengan memperbanyak populasi pohon sehingga justru menghambat pertumbuhan diameter pohon. Petani di Desa Karyabakti seharusnya melakukan penjarangan keras untuk memberi kesempatan pada pohon agar bisa tumbuh lebih besar.

Berdasarkan data sebaran jenis pohon pada Gambar 2, terlihat bahwa tiga jenis pohon yang dominan dikembangkan petani di Desa Sepatnunggal berturut-turut adalah manglid, mahoni, dan sengon. Populasi manglid pada hutan rakyat di Desa Sepatnunggal sangat mencolok, yakni lebih dari 40%; sedangkan mahoni hanya 15% dan sengon kurang dari 10%. Petani di desa ini mulai memperbanyak pohon manglid kemungkinan karena adanya isu banyaknya penyakit karat tumor yang menyerang sengon. Kemungkinan lain karena petani di desa ini mengetahui

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 25

Page 34: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

B. Achmad

nilai dan prospek ekonomi manglid. Hal ini terlihat dari Tabel 1 dan Gambar 2. Meskipun jenis yang dikembangkan cukup banyak, yaitu 44 jenis pohon; petani di Desa Sepatnunggal sudah cerdas dengan memprioritaskan jenis pohon yang lebih bernilai ekonomi.

Gambar 1. Sebaran populasi jenis pohon pada hutan rakyat di Desa Karyabakti

Gambar 2. Sebaran populasi jenis pohon pada hutan rakyat di Desa Sepatnunggal

Data sebaran jenis pohon pada Gambar 3 diperoleh informasi bahwa tiga jenis

pohon yang dominan dikembangkan oleh petani di Desa Tanjungkerta berturut-

26 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 35: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Mangl id (Magnol ia champaca) …

turut adalah mahoni, manglid, dan sengon. Populasi manglid di Desa Tanjungkerta berada pada urutan kedua setelah mahoni, tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan sengon. Perbedaan populasi dari ketiga jenis pohon tersebut di hutan rakyat Desa Tanjungkerta tidak terlalu mencolok. Hal ini menggambarkan bahwa petani di desa ini masih mengandalkan mahoni dan sengon sebagai hasil kayu utama dari hutan rakyat karena kedua jenis pohon tersebut telah mempunyai pasar secara jelas. Kayu mahoni dan sengon adalah bahan baku utama pembuatan papan palet (ukuran 8 x 10 x 130 cm) bagi industri besar yang ada di Tasikmalaya dan Banjar.

Gambar 3. Sebaran populasi jenis pohon pada hutan rakyat di Desa Tanjungkerta

Manglid termasuk dalam jenis pohon yang cepat tumbuh, meskipun pertum-buhannya lebih lambat dibandingkan dengan pohon sengon. Hasil penelitian Li-Hua et al. (2014) di Vietnam menyatakan bahwa ketinggian tempat tumbuh yang paling sesuai untuk pohon manglid adalah 550 m dpl. Akan tetapi, menurut World Agroforestry Center (2011), pertumbuhan mangid di Vietnam masih baik pada tempat tumbuh dengan ketinggian 550–700 m dpl. Sementara itu, ketinggian tempat tumbuh paling baik bagi sengon adalah 800 m dpl. Berdasarkan ketinggian tempat tumbuh pohon manglid di lokasi penelitian menunjukkan bahwa Desa Karyabakti dan Desa Sepatnunggal mempunyai ketinggian yang masih sesuai untuk perkembangan manglid. Sebaliknya, Desa Tanjungkerta dengan ketinggian 900 m

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 27

Page 36: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

B. Achmad

dpl kurang sesuai untuk perkembangan manglid sehingga keputusan petani mengembangkan pohon manglid pada hutan rakyat di Tajungkerta berpotensi menghadapi kendala pertumbuhan. Oleh karena itu, pemilihan manglid sebagai jenis prioritas oleh petani di Desa Karyabakti dan Sepatnunggal dinilai tepat. Demikian halnya dengan pemilihan manglid sebagai jenis prioritas kedua setelah mahoni oleh petani di Desa Tanjungkerta juga masih bisa ditolerir.

Menurut World Agroforestry Center (2011), pertumbuhan manglid (Mang-lietia glauca) pada tempat tumbuh yang rendah (<400 m dpl) kurang menunjukkan performa yang baik. Tegakan manglid umur 12–13 tahun hanya mempunyai riap rata-rata tahunan (MAI) sebesar 8–9 m3/ha/tahun. Sementara itu, pertumbuhan manglid umur 15–30 tahun pada ketinggian tempat tumbuh 400–700 m dpl tergolong baik, yaitu mempunyai nilai MAI sebesar 10–14 m3/ha/tahun. Pertum-buhan awal pohon manglid dan penutupan tajuknya relatif lambat sehingga cocok ditumpangsarikan dengan tanaman semusim, seperti jagung atau kapulaga.

Kayu manglid lebih banyak dipergunakan untuk bahan mebel sehingga rata-rata diameter minimal yang disyaratkan adalah 20 cm. Hal ini berbeda dengan kegunaan kayu mahoni dan sengon yang lebih banyak digunakan untuk memasok bahan baku industri kayu gergajian ukuran kecil seperti palet (ukuran 6 x 10 x 130 cm) pada industri pengolahan di Tasikmalaya dan Banjar.

C. Potensi Kelestarian Hasil Tegakan Manglid

Rata-rata luas pemilikan hutan rakyat di lokasi penelitian adalah 0,10–0,36 ha. Untuk memperoleh hasil (pendapatan) yang berkelanjutan pada lahan yang sempit dibutuhkan tanaman yang bisa cepat dipanen. Sementara itu, waktu panen yang besarnya dua kali lebih lama dibandingkan dengan waktu panen sengon menyebabkan pengembangan manglid kurang menarik sehingga minat petani terhadap manglid terancam menurun.

Dominasi jenis manglid di Desa Sepatnunggal yang populasinya hampir mencapai 50% ternyata tidak didukung oleh cadangan tanaman muda yang nantinya akan mengisi kelas diameter yang lebih tinggi. Dengan kata lain, populasi tegakan

28 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 37: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Mangl id (Magnol ia champaca) …

manglid didominasi oleh pohon berukuran besar. Hal ini berbeda kondisinya dengan manglid di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta yang menunjukkan struktur tegakan dengan sebaran kelas diameter lebih normal (Gambar 4). Populasi anakan manglid pada hutan rakyat di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan populasi anakan manglid di Desa Sepatnunggal. Struktur tegakan seperti di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta mendorong terciptanya kelestarian hasil, khususnya pada hutan rakyat berbasis manglid.

Gambar 4. Sebaran kelas diameter tegakan manglid di Desa Sepatnunggal, Karyabakti, dan Tanjungkerta

Daur ekonomi tegakan manglid hampir dua kali lebih lama dibandingkan

tegakan sengon. Sementara itu, harga kayu manglid tidak terlalu berbeda dengan harga kayu sengon. Berdasarkan perbandingan tersebut, pengembangan manglid secara besar-besaran pada lahan sempit dari aspek kecepatan cash flow kurang menguntungkan petani. Tegakan manglid lebih sesuai ditujukan untuk kepentingan ekonomi jangka panjang (semacam tabungan), sekaligus untuk tujuan konservasi tanah dan air. Pengembangan manglid di Kabupaten Tasikmalaya yang mayoritas

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 29

Page 38: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

B. Achmad

lahannya sempit masih mempunyai prospek yang baik jika ditumpangsarikan dengan tanaman semusim sehingga pendapatan jangka pendek tetap diperoleh petani.

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Secara umum, perkembangan manglid pada hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya tergolong cukup besar. Hal ini terbukti dari dominasi jenis tersebut di hampir semua hutan rakyat di wilayah tersebut. Seperti halnya sengon, manglid termasuk jenis pohon cepat tumbuh (fast growing species), tetapi mempunyai masa panen relatif lebih lama dibandingkan dengan pohon sengon.

Luas pemilikan hutan di Kabupaten Tasikmalaya yang rata-rata sempit menjadi faktor pembatas dari pengembangan jenis manglid. Hal tersebut disebab-kan pendapatan dari pohon manglid terlalu lama untuk menopang kebutuhan petani. Selain itu, kerapatan tegakan manglid pada hutan rakyat di Desa Karyabakti dan Tanjungkerta dinilai terlalu tinggi.

Dari aspek kelestarian hasil, manglid adalah jenis pohon yang sesuai dikembangkan pada hutan rakyat melalui pola agroforestry agar diperoleh hasil yang berkelanjutan, yaitu hasil jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk lebih menjamin kelestarian hutan berbasis manglid, struktur tegakan manglid di Desa Sepatnunggal perlu diperbaiki dengan menambah anakan. Selain itu, untuk meningkatkan peluang kelestarian hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya, pengaturan kerapatan menjadi penting dilakukan dengan cara menjarangi jenis-jenis yang kurang bernilai ekonomi.

B. Saran

Mengingat lahan yang dimiliki petani relatif sempit (rata-rata 0,10–0,36 ha), sebaiknya kerapatan tegakan dikurangi agar tersedia ruang tumbuh yang lebih luas bagi pohon dan tanaman bawah yang menjadi sumber pendapatan jangka pendek.

30 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 39: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Perkembangan Tegakan Mangl id (Magnol ia champaca) …

Daftar Pustaka

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. (2000). Pedoman survei sosial ekonomi kehutanan Indonesia. Jakarta, Indonesia: Pusat Sosial dan Ekonomi Kehutanan dan Perkebunan, Badan Litbang Kehutanan dan Perkebunan. Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

Diniyati, D., Widyaningsih, T., Fauziyah, E., Mulyati, E., & Suyarno. (2011). Pola agroforestry di hutan rakyat penghasil kayu pertukangan (manglid). Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Li-Hua, L., Ri-ming, H., Rui-hong, N., & Zhong-guo, L. (2014). Responses of Manglietia glauca growth to soil nutrients and climatic factors. Yingyong Shengtai Xuebao, 25(4).

Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif: Graha Ilmu, Yogyakarta.

Singarimbun, M., & Efendi. (1989). Metode penelitian survei. Jakarta, Indonesia: LP3ES.

World Agroforestry Center. (2011). Timber supply and demand and growth potential of fast growing tree species in the northwest region of Vietnam. AFLI Technical Report No. 6.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 31

Page 40: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 41: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakteristik Hutan Rakyat Manglid, serta Potensinya untuk Pengembangan Sumber Benih di Wilayah Priangan Timur1

Asep Rohandi2 & Gunawan2

ABSTRAK

Manglid (Magnolia champaca) merupakan jenis potensial dan salah satu jenis unggulan untuk hutan rakyat di Jawa Barat. Jenis ini sudah cukup dikenal dan banyak dibudidayakan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Barat bagian timur (Priangan Timur). Terbatasnya sumber benih untuk menghasilkan benih berkualitas unggul dan kurangnya informasi lahan potensial merupakan beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan jenis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman manglid tersebar di sebagian besar wilayah Priangan Timur, yaitu di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Sumedang. Karakteristik tegakan didominasi oleh hutan campuran yang berasosiasi dengan jenis tanaman sengon, suren, tisuk, khaya, kaliandra, alpokat, dan kayu manis. Tegakan didominasi tanaman muda berumur 1–10 tahun dengan kisaran tinggi 4–36 m dan diameter 3–72 cm. Jenis ini tumbuh pada jenis tanah latosol, andosol, campuran latosol & andosol, aluvial, dan podsolik merah kuning pada ketinggian 400–1.200 m dpl, curah hujan 1.500–3.500 mm/tahun, dan kelerengan 0–45%. Terdapat beberapa populasi/tegakan manglid yang cukup potensial untuk dijadikan sumber benih yang berlokasi di Desa Wandasari, Kecamatan Bojonggambir, Kab. Tasikmalaya; Desa Jaya Mekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang; dan Desa Lebak Baru, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Ciamis.

Kata kunci: hutan rakyat, manglid, sebaran populasi, Priangan Timur, sumber benih

1 Tulisan ini telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Silvikultur II “Pembaruan Silvikultur untuk Mendukung Pemulihan Fungsi Hutan menuju Ekonomi Hijau”, di Yogyakarta, 28-29 Agustus 2014

2 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jalan Raya Ciamis-Banjar Km. 4 Po. Box 5 Ciamis 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 33

Page 42: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

I. Pendahuluan

Manglid (Magnolia champaca) merupakan salah satu jenis pohon potensial dan telah ditetapkan sebagai salah satu tanaman unggulan hutan rakyat di Jawa Barat, serta diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Rimpala, 2001). Jenis ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, cukup dikenal, dan sudah banyak dibudidayakan masyarakat, terutama di wilayah Jawa Barat bagian timur (Priangan Timur). Manglid merupakan pohon cepat tumbuh yang tingginya dapat mencapai 40 m dan diameternya sebesar 150 cm (Hildebran, 1935 dalam Rimpala, 2001). Jenis ini disukai oleh masyarakat karena kayunya mengkilat; strukturnya padat, halus, dan ringan; dan mudah dikerjakan atau diolah untuk berbagai penggunaan. Dengan BJ 0,4, kelas kuat III dan kelas awet II; kayu manglid dapat digunakan sebagai bahan pembuatan jembatan, perkakas rumah tangga (meja, kursi, lemari), hiasan kayu, patung, ukiran, kayu lapis, dan pulp (Prosea, 1998 dalam Rimpala, 2001).

Keberhasilan pengembangan jenis ini perlu didukung oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan benih berkualitas unggul dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan. Benih merupakan unsur strategis karena benih mengawali pengembangan segenap fungsi hutan, dari hutan industri hingga hutan untuk perlindungan tanah dan air, flora, fauna, dan sumber plasma nutfah lainnya, serta untuk kesejahteraan masyarakat luas (Balai Teknologi Perbenihan, 1998). Tersedianya benih bermutu genetik unggul tidak terlepas dari keberadaan sumber benih yang telah menerapkan kaidah-kaidah pemuliaan pohon. Kondisi sumber benih pada saat ini masih sangat terbatas, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Selain itu, kondisi sumber benih yang ada masih memiliki mutu yang rendah dengan potensi produksi yang rendah pula. Pemilihan sumber benih yang tidak tepat serta mutu benih yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak optimal (Nurhasybi, 2008; Nurhasybi et al., 2000; Zobel & Talbert, 1984).

Salah satu kegiatan yang berperan sangat penting dalam memberdayakan jenis-jenis pohon yang potensial adalah pemetaan sebaran populasi sumber beniha (Danu et al., 2006; Kartiko, 2001; Zobel & Talbert, 1984). Peta sebaran populasi ini

34 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 43: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

dapat digunakan sebagai dasar untuk pemilihan sumber benih yang tepat. Peng-gunaan sumber benih yang tepat merupakan salah satu dasar yang sederhana dan mudah dalam usaha perbaikan tanaman hutan (Nienstadt & Snyder, 1974). Garaudal et al. (1997) menjelaskan bahwa peta sebaran digunakan untuk mengetahui sebaran geografi dan ekologi, serta untuk mengetahui keragaman sifat menurun jenis tanaman target, baik di hutan alam maupun hutan tanaman. Dengan adanya peta ini, pengambilan contoh biji atau bahan vegetatif tanaman terpilih diharapkan dapat mewakili potensi faktor menurun yang ada dari seluruh populasi.

Selain tersedianya benih berkualitas baik, upaya meningkatkan produktivitas hutan memerlukan lokasi tempat tumbuh yang sesuai untuk jenis-jenis yang akan dikembangkan (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2001). Sumber benih yang paling cocok untuk ditanam di suatu kondisi lingkungan mungkin akan tumbuh berbeda di tempat lain. Pada kebanyakan pohon hutan, sumber benih berubah peringkatnya jika diperbandingkan dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Wiradisastra (1996) menjelaskan bahwa setiap jenis memiliki perbedaan tingkat kesesuaian terhadap lingkungan fisik sehingga dapat dipilah berdasarkan perbedaan wilayah sebaran dengan ciri-ciri tertentu.

II. Metodologi

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga November 2010. Kegiatan penelitian dilakukan di wilayah Priangan Timur, meliputi Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, dan Kota Banjar.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan meliputi populasi tanaman manglid, Image Digital DEM-SRTM Satelit 90 m tahun 2009, peta penunjukan tanah semidetil tahun 1974 (1:250.000), peta curah hujan liputan tahun 2001–2006 (1:250.000), peta digital

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 35

Page 44: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

RBI tahun 2001 (1:250.000), peta land sistem Jawa tahun 2001 (1:250.000), dan peta zonasi benih tanaman hutan Jawa dan Madura tahun 2001 (1:1.000.000).

Alat yang digunakan meliputi alat survey lapangan dan laboratorium, berupa GPS (Global Positioning System), program Arc GIS, teropong, hagameter, altimeter, pita ukur, tambang, alat tulis, dan lain-lain.

C. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian tahap pertama yang dilakukan meliputi koordinasi dengan pihak/instansi terkait, serta orientasi dan identifikasi lapangan. Sementara itu, kese-luruhan penelitian pengambilan data yang dilakukan meliputi:

1. Data dan informasi sebaran tegakan/populasi, produktivitas tegakan manglid, serta informasi geografi dan kondisi ekologisnya.

2. Peta sebaran populasi jenis manglid untuk wilayah Priangan Timur 3. Peta potensi lahan jenis manglid sebagai informasi dasar untuk menentukan

lokasi pengembangan sumber benih dan hutan rakyat di wilayah Priangan Timur.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Sebaran Hutan Rakyat Manglid

Survey dan identifikasi yang dilakukan di wilayah Priangan Timur diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa populasi tanaman manglid paling banyak tersebar di wilayah Tasikmalaya, meliputi daerah Taraju, Sodong, Salawu, Singaparna, Ciawi, Cigalontang, Pagerageung, dan Cibalong. Populasi manglid di wilayah Ciamis dan Garut tersebar di daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tasikmalaya. Di Kabupaten Sumedang, populasi manglid terpusat di beberapa daerah; sedangkan di kota Banjar, sebaran populasi manglid tidak ditemukan.

Populasi tanaman manglid sebagian besar berada pada daerah perbukitan dengan kelerengan yang cukup curam. Lokasi lainnya yang merupakan sebaran populasi tanaman ini yaitu pada daerah-daerah kaki pegunungan dan pinggir sungai.

36 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 45: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

Tanaman manglid yang ditemukan seluruhnya merupakan hasil penanaman (tanaman masyarakat). Tanaman tersebut tumbuh menyebar pada lahan kosong, hutan rakyat, pekarangan, pinggir sungai, kebun campur, pinggir jalan, ataupun fasilitas umum lainnya. Kualitas tegakan cukup bervariasi untuk setiap lokasi, tetapi sebagian besar kondisi tanaman cukup baik. Hal tersebut disebabkan oleh tindakan pemeliharaan yang dilakukan sudah cukup intensif, sedangkan kasus di beberapa tempat menunjukkan kondisi tanaman yang kurang optimal karena kurangnya tindakan pemeliharaan dan adanya serangan hama/penyakit. Secara kuantitatif, produktivitas sebagian tegakan di setiap lokasi sulit dibandingkan karena informasi mengenai umur tidak diketahui secara pasti, serta kondisi lingkungan dan perlakuan yang berbeda. Begitu juga untuk sejarah pembungaan dan pembuahan tegakan di setiap lokasi, informasinya sangat kurang karena pada saat kegiatan survey dilakukan sudah melewati musim berbunga/berbuah dan hanya sebagian yang diketahui berdasarkan keterangan pemilik lahan. Manglid pada hutan rakyat pada umumnya ditanam dengan pola monokultur dan campuran (Gambar 1).

Gambar 1. Populasi tanaman manglid pola monokultur dan campuran di Kab. Tasikmalaya

Tanaman yang berasosiasi dengan tegakan manglid khususnya untuk tanaman

kehutanan adalah sengon (falcataria moluccana), mahoni (Swietenia macrophylla), jati (Tectona grandis), suren (Toona sureni), tisuk (Hibiscus macrophylla), gmelina (Gmelina arborea), ganitri (Elaeocarpus ganitrus), khaya (Khaya anthoteca), aren (Arenga pinata), dan bambu. Sementara itu, jenis tanaman perkebunan yang banyak dijumpai adalah teh, nangka, petai, dan jengkol (Tabel 1).

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 37

Page 46: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

38 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 47: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 39

Page 48: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

B. Kondisi Ekologis Wilayah Sebaran dan Potensi Lahan

Berdasarkan hasil survey diperoleh informasi kondisi ekologi lokasi sebaran populasi tanaman manglid untuk parameter ketinggian tempat, jenis tanah, curah hujan, dan kelerengan. Kondisi tempat tumbuh tanaman manglid pada beberapa lokasi selengkapnya tercantum padan Tabel 2. Tabel 2. Kondisi agroklimat tempat tumbuh tegakan manglid di beberapa lokasi di wilayah Priangan Timur

No. Lokasi Jenis tanah Ketinggian

(m dpl) Curah hujan (mm/tahun)

Kelerengan (%)

1. Tasikmalaya Latosol, latosol & andosol, aluvial, podsolik merah kuning

305–894 2.000–3.500 0–45

2. Sumedang Latosol & andosol, andosol 666–1200 1.500–2.500 15–45 3. Garut Latosol, latosol & andosol 644–785 2.500–3.500 15–25 4. Ciamis Latosol & andosol 229–854 2.500–3.500 15–45

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman manglid di wilayah Priangan Timur hanya tersebar di empat lokasi (kabupaten), yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Sumedang, Garut, dan Ciamis. Sementara itu, tegakan/populasi manglid di Kota Banjar tidak ditemukan. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ketinggian tempat wilayah Banjar yang hanya berada di bawah 200 m dpl. Populasi tanaman manglid sebagian besar tersebar dan tumbuh pada lahan dengan jenis tanah latosol. Sementara itu, bila dilihat dari ketinggian tempat, tanaman manglid di wilayah Priangan Timur tumbuh pada ketinggian 400–800 m dpl, curah hujan 2.500–3.000 mm/tahun dengan kelerengan 15–25% (Gambar 2).

40 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 49: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

Gambar 2. Sebaran populasi tanaman manglid di wilayah Priangan Timur pada berbagai kondisi curah hujan

Karakteristik ekologis tanaman manglid yang diperoleh dapat dijadikan dasar

untuk mengetahui potensi lahan dalam pengembangan hutan tanaman manglid di

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 41

Page 50: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

suatu wilayah. Danu et al. (2009) menyatakan bahwa peta potensi lahan merupakan gabungan dari kondisi lokasi populasi yang diamati. Penyusunan peta potensi lahan dapat dilakukan secara lebih detil dengan pembedaan secara spesifik kriteria-kriteria seperti jenis tanah, ketinggian, dan curah hujan ataupun dengan menambahkan kriteria lainnya, seperti kelas lereng, kelembaban, dan lain-lain. Semakin detilnya data dasar yang diperoleh, informasi yang ada pada peta akan semakin lengkap.

Peta potensi lahan dapat dijadikan pendekatan seperti dalam konsep zonasi benih sebagai zona penggunaan benih. Prinsip pokok dari zona penggunaan benih menurut Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan (2001) adalah sumber benih yang berbeda seharusnya ditanam pada tempat yang berbeda yang disebabkan oleh adanya interaksi genotipe dan lingkungan. Tanaman dengan kualitas genetik baik akan menghasilkan fenotipe yang baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai. Zona penggunaan benih dapat mencakup areal yang luas dan dapat terdiri dari beberapa areal yang memiliki kondisi ekologis yang serupa. Pada zona ini, pertumbuhan lebih kurang seragam dan benih dari sumber benih yang cocok dapat digunakan di seluruh zona.

C. Ketersediaan dan Potensi Sumber Benih Manglid

Sumber benih manglid di wilayah Jawa dan Madura hanya terdapat di dua lokasi di Kabupaten Tasikmalaya yang termasuk wilayah Priangan Timur (Tabel 3). Keberadaan sumber benih tersebut sebanding dengan banyaknya populasi atau hutan tanaman manglid di wilayah ini. Berdasarkan luas sumber benih dan luas hutan tanaman manglid yang ada, sumber benih manglid masih sangat diperlukan. Selain itu, kebutuhan benih manglid akan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya minat masyarakat untuk membangun hutan rakyat jenis ini, terutama setelah banyaknya serangan karat tumor pada tanaman sengon yang merupakan kayu rakyat utama pada saat ini. Dengan demikian, benih manglid berkualitas untuk meningkatkan produktivitas tanaman di lapangan sangat diperlukan.

42 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 51: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

Tabel 3. Sumber benih bersertifikat jenis manglid (M. glauca) di Jawa Barat sampai tahun 2010

No. Lokasi Pengelola Luas (ha) Klasifikasi sumber benih

1. Tasikmalaya PT. Synergyndo Adimitra

1.22 Tegakan benih teridentifikasi

2. Bandung Selatan

CV. Calakan Bina Lingkungan

1.50 Tegakan benih teridentifikasi

Jumlah 1.72

Sumber: BPTH (2010)

Sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas hutan tanaman manglid,

keberadaan sumber benih mutlak diperlukan sebagai penghasil benih bermutu. Nurhasybi et al. (2000) menjelaskan bahwa mutu benih sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman di lapangan. Kendala yang dihadapi saat ini adalah pengadaan sumber benih masih terbatas, pertumbuhan tanaman belum optimal, riap kayu rendah, bentuk batang tidak lurus, dan serangan hama/penyakit pada bibit di persemaian dan tanaman di lapangan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh pemilihan jenis dan sumber benih yang tidak tepat, serta mutu benih yang rendah. Barner & Ditlevsen (1995) menjelaskan bahwa produktivitas hutan tanaman diyakini akan optimum seiring perbaikan kelas sumber benihnya. Perbaikan kelas sumber benih berhubungan dengan kesesuaian ekologis antara sumber benih terhadap tapak pertanaman, keunggulan fenotipe atau genotipe sumber benih, metode dan intensitas seleksi dalam sumber benih, serta siklus pemuliaan.

Pada saat ini, penggunaan benih unggul oleh masyarakat khususnya untuk hutan rakyat masih belum optimal. Selain itu, jenis tanaman yang digunakan petani lebih bervariasi tergantung pada kondisi lahan, jenis cepat tumbuh, dan kayunya disukai masyarakat setempat. Danu et al. (2004) menyatakan bahwa keragaman tanaman yang digunakan untuk hutan rakyat sangat tinggi karena menggunakan sistem penanaman campuran dan dari segi ekologi, hal ini sangat mendukung perbaikan dan pelestarian lingkungan. Sentra sumber benih yang digunakan oleh

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 43

Page 52: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

petani dapat diketahui dengan pendekatan sentra hutan rakyat dan jenis yang menjadi andalan setempat, seperti untuk jenis manglid di wilayah Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil survey ditemukan beberapa populasi/tegakan manglid yang memiliki potensi untuk dijadikan sumber benih yang memenuhi syarat untuk disertifikasi, yang mana pohon-pohon manglid tersebut berukuran besar dan sudah digunakan oleh masyarakat setempat untuk pengadaan bibit. Tegakan manglid tersebut sangat potensial untuk dinilai dan ditunjuk sebagai sumber benih dan pohon plus (Tabel 4). Tabel 4. Tegakan manglid pada beberapa lokasi yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sumber benih

No. Lokasi Umur

(tahun) Jumlah

pohon induk Produktivitas tegakan

TT (m) TBC (m) D (cm)

1. Desa Wandasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya

15 104 18–26 14–20 14–48

2. Desa Jaya Mekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang

15 62 9–16 3–12 14–45

3. Desa Lebak Baru, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Ciamis

13 40 17–22 14–18 30–44

Keterangan: TT = Tinggi total; TBC = Tinggi bebas cabang; D = Diameter pohon

Penilaian tegakan yang dilakukan lebih didasarkan pada pedoman penunjukan

sumber benih Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan (2001) yang menjelaskan bahwa kriteria umum kelayakan sumber benih meliputi aksesibilitas, jumlah pohon, kualitas (fenotipe) tegakan, pembungaan dan pembuahan, keamanan dan kesehatan. Tegakan diterima sebagai calon sumber benih jika semua tolok ukur tersebut terpenuhi.. Oleh karena itu, tegakan manglid di atas (Tabel 4) hanya dapat ditunjuk sebagai sumber benih dengan kelas tegakan benih (teridentifikasi atau terseleksi) karena asal usul benih yang digunakan tidak diketahui.

44 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 53: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

Apabila dilihat dari berbagai pola pengelolaan lahan, pengembangan sumber benih manglid di lahan masyarakat terutama dapat dilakukan pada hutan rakyat murni, hutan campur, dan perkebunan (kebun teh). Sebaliknya, untuk tipe pengelolaan lahan yang lain, pengembangan sumber benih sulit dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Pramono et al. (2008) bahwa untuk jenis mindi (Melia azedarach), pengembangan sumber benih pada lahan persawahan atau tegalan yang dikelola intensif kurang potensial karena perlakuan silvikultur berupa pruning keras akan mengganggu produksi benih, sedangkan pada pekarangan kurang cocok karena cenderung luas lahan dan jumlah pohonnya kecil.

Data potensi tegakan yang diperoleh sangat penting sebagai dasar dalam pengembangan sumber. Peta sebaran populasi yang telah tersusun merupakan titik awal dalam penyediaan benih berkualitas jenis manglid secara berkelanjutan. Pemetaan sumber benih yang didasarkan pada zonasi ekologi akan memberikan keuntungan, yaitu 1) menghasilkan benih yang memiliki keragaman genetik yang luas sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuh yang beragam, dan 2) menghasilkan benih yang memiliki keragaman kualitas kayu dan produk lainnya sehingga dapat memberikan peluang untuk pemanfaatan yang beragam (Danu et al., 2007). Selain itu, pem-buatan dokumentasi benih akan mudah dengan mencantumkan kondisi tegakan, data ekologi, asal benih/sejarah genetik benih, dan proses penanganan benihnya. Benih hasil dari sumber benih ini merupakan materi perbanyakan tanaman yang sangat berharga untuk pembangunan sumber benih, bank benih, dan penyelamatan plasma nutfah atau konservasi genetik ex situ dengan hasil keragaman yang sama dan sebaran populasi alaminya.

Manfaat lain dari kegiatan pemetaan sebaran sumber benih dan tegakan potensial adalah untuk membantu program koservasi sumberdaya genetik di wilayahnya (Garaudal et al., 1997). Peta sebaran digunakan untuk mengetahui sebaran geografi dan ekologi, serta untuk mengetahui keragaman sifat menurun jenis tanaman target, baik di hutan alam maupun hutan tanaman. Dengan adanya peta ini, pengambilan contoh biji atau bahan vegetatif tanaman terpilih diharapkan dapat

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 45

Page 54: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

mewakili potensi faktor menurun yang ada di seluruh populasi. Peta ini diharapkan akan membantu para pengguna dalam aplikasi kegiatan penanaman di lapangan. Selain itu, pengembangan tanaman manglid khususnya di Priangan Timur perlu didukung oleh berbagai pihak di antaranya Dinas Kehutanan. Kegiatan penyuluhan tentang teknik budi daya beserta prospek pengembangan tanaman manglid perlu terus dilakukan. Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Jawa-Madura berperan penting dalam pengembangan sumber benih manglid sebagai penyedia benih berkualitas untuk meningkatkan produktivitas tegakan di lapangan. Selain pertimbangan aspek fisik, keberhasilan pengembangan manglid memerlukan pertimbangan aspek lainnya, seperti aspek sosial, ekonomi, dan kelembagaan.

IV. Kesimpulan

Tanaman manglid di wilayah Priangan Timur mempunyai karakteristik tipe tegakan yang didominasi oleh hutan campuran berasosiasi dengan jenis sengon, suren, tisuk, khaya, kaliandra, alpokat, dan kayu manis. Umur tegakan manglid didominasi tegakan muda umur 1–10 tahun dengan tinggi 4–36 m dan diameter 3–72 cm. Tanaman manglid di wilayah Priangan Timur tersebar pada jenis tanah latosol, andosol, latosol & andosol, aluvial dan podsolik merah kuning pada ketinggian 400–1.200 m dpl, curah hujan 1.500–3.500 mm/tahun, dan kelerengan 0–45%. Terdapat beberapa populasi/tegakan manglid yang cukup potensial untuk dijadikan sumber benih yang berlokasi di Desa Wandasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya; Desa Jaya Mekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang; dan Desa Lebak Baru, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Ciamis.

Daftar Pustaka

Balai Teknologi Perbenihan. (1998). Program nasional sistem perbenihan kehutanan. Bogor, Indonesia: BTP (Balai Teknologi Perbenihan).

46 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 55: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Rohandi & Gunawan

Barner, H., & Ditlevsen, B. (1995). The strategies and procedures for an integrated national tree seed programme for seed procurement, tree improvement and genetic resources. Estrategias y procedimientos para un programa nacional integrado de semillas forestales para el abastecimiento de semillas, el mejoramiento genético y la conservación de recursos genéticos forestales. Programas de abastecimiento de semillas forestales: Danida Forest Seed Centre, Turrialba (Costa Rica). CATIE, Turrialba (Costa Rica). Proyecto de Semillas Forestales.

Danu, Nursyahbi, & Yulianti. (2004). Potensi produksi benih di Jawa. Paper presented at the Ekspose Terpadu Hasil-Hasil Penelitian Badan Litbang Kehutanan, Yogyakarta 11-12 Oktober 2004, Yogyakarta.

Danu, Rohandi, A., Pramono, A., Abidin, Z., Suartana, M., & Royani, H. (2006). Sebaran populasi tanaman hutan jenis rasamala (Altingia excelsa Noronhae) untuk sumber benih di Jawa Laporan Hasil Penelitian. Bogor: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan.

Danu, Rohandi, A., Pramono, A., Abidin, Z., Suartana, M., & Royani, H. (2007). Sebaran populasi tanaman hutan jenis mimba (Azadirachta indica) untuk sumber benih di Jawa Laporan Hasil Penelitian. Bogor: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan.

Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. (2001). Zona benih tanaman hutan Jawa dan Madura. Jakarta: Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan.

Garaudal, L., Kjaer, E., T, A., & L., A. B. (1997). Perencanaan Program Nasional untuk Konservasi Sumberdaya Genetik Hutan. Technical Note No. 48-Desember 1997. Danida Forest Seed Centre, Krogerupvej 21 DK-3050 Humlaebaek. Denmark. .

Kartiko, H.P. (2001). Penyelamatan sumber daya perbenihan untuk pelestarian dan peningkatan produktivitas tanaman hutan. Bulletin PUSBANGHUT, III(2), 183-190.

Nienstadt, H., & Snyder, E. B. (1974). Principles of genetic improvement of seed.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 47

Page 56: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sebaran dan Karakter is t ik Hutan Rakyat Mangl id…

Nurhasybi. (2008). Beberapa permasalahan pengembangan industri benih tanaman hutan di Indonesia. Info benih, 12(1).

Nurhasybi, Pramono, A. A., Abidin, A. Z., Rohandi, A., & Mokodompit, S. (2000). Peta perwilayahan 9 (sembilan) jenis tanaman hutan di Jawa. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

Pramono, A. A., Danu, Rohandi, A., Abidin, A. Z., Suartana, M., & Royani, H. (2008). Sebaran populasi tanaman hutan jenis mindi (Melia azedarach) untuk sumber benih di Jawa Laporan Hasil Penelitian: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Bogor.

Rimpala. (2001). Penyebaran pohon manglid (Manglieta glauca BI) di kawasan hutan lindung Gunung Salak Laporan Ekspedisi Manglieta glauca BI. Bogor.

Wiradisastra, U.S. (1996). Delineasi agro-ecological zone. Bahan Kuliah Pelatihan Apresiasi Metodologi Delineasi Agroekologi. Bogor, 8-17 Januari 1996. Kerjasama Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian/ AMRP dengan Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. .

Zobel, B., & Talbert, J. (1984). Applied forest tree improvement: John Wiley & Sons.

48 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 57: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

BUDI DAYA MANGLID

BAB III

Page 58: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 59: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Status Silvikultur Hutan Rakyat Manglid (Magnolia champaca)

Aris Sudomo1

ABSTRAK

Teknik silvikultur hutan rakyat manglid (Magnolia champaca) ditujukan sebagai acuan Standard Operational Procedure (SOP) dalam pembangunan hutan rakyat manglid. Acuan ini berisi tentang ringkasan hasil-hasil penelitian teknik silvikultur manglid yang meliputi (1) teknik perbanyakan manglid, (2) teknik silvikultur manglid pada tiga jarak tanam, dan (3) karakteristik pertumbuhan dan tempat tumbuh manglid. Silvikultur hutan rakyat manglid dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, persemaian manglid untuk menghasilkan bibit berkualitas dapat diperoleh dengan penaburan benih pada media abu sekam padi, penyapihan dengan media tanah+pupuk kandang+serbuk sabut kelapa (1:1:1), dan pengaturan intensitas naungan (shading net) sebesar 40%. Peningkatan keberhasilan perbanyakan vegetatif stek pucuk dapat dilakukan dengan teknik juvenilisasi dan penggunaan hormon Rootone-F. Kedua, jarak tanam 2 m x 2 m memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan jarak tanam 2 m x 3 m dan 3 m x 3 m hingga umur 28 bulan. Optimalisasi pertumbuhan dilakukan dengan pemangkasan dalam sistem agroforestry. Ketiga, manglid sesuai ditanam pada ketinggian 300–2.200 mdpl; kelas lereng 0–40%; tipe iklim A–C; curah hujan >1.000 mm/tahun; temperatur 15–280C; tekstur tanah ringan, sedang, dan berat; serta kesuburan tanah rendah hingga tinggi. Manglid yang telah tumbuh dapat toleran pada tanah liat masam dengan kandungan C-organik rendah, serta N dan P sangat rendah. Sistem silvikultur tebang habis permudaan terubusan potensial diaplikasikan dalam pembangunan hutan rakyat manglid.

Kata kunci: Magnolia champaca, hutan rakyat, silvikultur

I. Pendahuluan

Pembangunan hutan rakyat menempati posisi yang strategis dalam upaya mengatasi permasalahan ketimpangan antara supply dan demand bahan baku industri kayu. Terdapatnya peluang usaha pembangunan hutan rakyat tersebut diharapkan

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 04, Po Box 5 Ciamis 46201

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 51

Page 60: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

dapat menjadi alternatif untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat petani hutan rak-yat. Ketersediaan alternatif pilihan dalam usaha pembangunan hutan rakyat ini perlu didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangannya agar tercapai produktivitas hutan yang berkelanjutan, berkualitas, dan berdampak positif terhadap lingkungan.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk peningkatan produktivitas per satuan luas lahan hutan rakyat adalah dengan penguasaan dan aplikasi scientific base knowledge berupa hasil-hasil penelitian, khususnya teknik silvikultur. Hasil pene-litian teknik silvikultur sebagai landasan ilmiah pembangunan hutan tanaman diharapkan dapat saling melengkapi dengan experience base knowledge yang telah dimiliki masyarakat petani hutan rakyat sehingga kombinasi teknologi yang diha-silkan dapat menjadi alternatif pilihan dalam usaha optimalisasi produktivitas hutan tanaman, khususnya hutan rakyat.

Komoditas jenis kayu hutan rakyat yang diusahakan masyarakat sangat bera-gam dan terkadang bersifat lesser known species. Hal ini menyebabkan pengetahuan tentang teknik silvikultur dari jenis tersebut relatif terbatas sehingga menjadi kendala dalam pengembangannya. Sudah saatnya pembangunan hutan rakyat kembali pada jenis-jenis andalan setempat yang sudah adapted di lahan-lahan masyarakat. Hal ini dikarenakan jenis-jenis tersebut sudah terbukti dapat tumbuh dan mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap serangan hama dan penyakit.

Karakteristik beberapa jenis tanaman berkayu, kondisi tapak, dan kondisi lingkungan hutan rakyat relatif berbeda-beda. Hal ini menyebabkan teknik silvi-kultur pada suatu jenis tertentu tidak dapat digeneralisasikan untuk diterapkan pada semua jenis tanaman berkayu lainnya dalam pembangunan hutan rakyat. Oleh karena itu, penguasaan teknik silvikultur diperlukan pada setiap jenis yang potensial untuk pembangunan hutan tanaman, khususnya hutan rakyat.

Teknik budi daya manglid (Magnolia champaca) sebagai salah satu komiditas hutan rakyat masih terbatas, sementara laju pengurangan di habitatnya relatif cepat. Manglid merupakan salah satu jenis andalan setempat Jawa Barat. Di Jawa Barat, manglid dikembangkan melalui agroforestry pada progam social forestry dan dijadikan

52 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 61: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

komoditas unggulan untuk pengembangan hutan rakyat dalam rangka meningkat-kan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (Rimpala, 2001). Faktor yang memenga-ruhi keberhasilan pembangunan hutan tanaman adalah penggunaan bibit unggul yang diperoleh dari hasil pemuliaan, kondisi lingkungan yang sesuai dengan persya-ratan tumbuh tanaman, manipulasi lingkungan, serta pencegahan hama dan penya-kit secara terpadu (Soekotjo & Naim, 2006). Oleh karena itu, penelitian tentang teknik silvikultur dilakukan dalam rangka menyediakan alternatif pilihan teknologi pembangunan hutan tanaman manglid.

Jenis manglid (M. champaca) sangat disukai di Jawa Barat dan Bali karena selain kayunya mengkilat; strukturnya padat, halus, ringan, dan kuat. Kayu manglid dengan rerata berat kering 0,41 memiliki kelas awet II dan kelas kuat III–IV yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan jembatan, perkakas rumah tangga (meja, kursi, lemari), kayu konstruksi, bahan bangunan rumah, pelapis kayu dan plywood (Diniyati et al., 2005; Djajapertjunda, 2003; PIKA, 1996).

Berdasarkan pengamatan di beberapa desa di Kecamatan Salawu, Kawalu, Taraju, dan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya; serta beberapa desa di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, jenis manglid banyak dikembangkan di hutan rakyat. Jenis ini terbukti dapat tumbuh baik di lahan-lahan milik masyarakat dengan batang lurus, monopodial pada awal pertumbuhan dan silindris tanpa banir, cepat tumbuh, mempunyai nilai estetika tinggi, dan kegunaannya banyak (Djajapertjunda, 2003). Teknik-teknik silvikultur hasil penelitian ini dapat menjadi awal dalam pengembangan hutan tanaman manglid, baik dengan sistem monokultur, campuran maupun agroforestry. Teknik silvikultur ini diharapkan dapat dijadikan SOP dalam pengembangan manglid di hutan rakyat.

II. Metodologi

Tulisan ini merupakan sintesis hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian tentang silvikultur hutan rakyat manglid telah dilakukan di Balai Penelitian Teknologi Agroforestry sejak tahun 2008. Makalah tentang aspek-

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 53

Page 62: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

aspek silvikultur manglid, mulai dari perkecambahan hingga pemanenan, telah banyak dipublikasikan. Oleh karena itu, serpihan-serpihan hasil-hasil penelitian tersebut menjadi penting untuk disintesis menjadi kesatuan yang utuh yang mudah dipahami oleh pengguna. Penyusunan status riset aspek silvikultur ini menggunakan pendekatan systematic review yang mencakup teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Hasil sintesis berupa ringkasan hasil-hasil penelitian teknik silvikultur manglid, meliputi (1) teknik perbanyakan manglid (penanganan benih, teknik perkecam-bahan, teknik penyapihan, teknik pemberian naungan dan teknik stek pucuk); (2) teknik silvikultur manglid hasil plot penelitian pada tiga jarak tanam; (3) interaksi agroforestry manglid+jagung; dan (4) karakteristik pertumbuhan dan tempat tumbuh manglid di hutan rakyat.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Silvikultur Manglid

1. Penanganan Benih

Pengadaan benih manglid bisa menjadi permasalahan dalam pembangunan hutan tanaman. Hal ini disebabkan oleh (1) benih manglid merupakan jenis rekal-sitran sehingga mudah mengalami penurunan kadar air dan daya berkecambah, dan (2) masa berbuah manglid di Kabupaten Tasikmalaya hanya pada musim hujan seki-tar bulan November–Februari (Sudomo & Dendang, 2008). Benih manglid mempu-nyai viabilitas rendah, yaitu daya simpan atau ketahanan biji manglid rendah (tidak tahan disimpan lama) karena hanya berkisar antara 2–5 minggu, yang mana biji akan sulit untuk tumbuh setelah lewat waktu tersebut.

Ekstraksi benih atau cara mengeluarkan benih dari buah manglid dilakukan dengan menjemur buah yang telah masak agar menjadi pecah sehingga memudah-kan pengeluaran benihnya. Benih yang telah keluar dari kulit buah masih diselimuti daging buah sehingga perlu dibersihkan dengan cara menyimpan benih di dalam tempayan, lalu menggosoknya dengan kain. Benih bersih dari daging buah kemu-

54 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 63: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

dian dicuci bersih dan dikeringanginkan. Rerata berat seribu butir biji manglid adalah 55,46 gram (Sudomo & Dendang, 2008; Sudomo et al., 2010).

2. Perkecambahan Benih

Keberhasilan pembibitan manglid salah satunya ditentukan oleh keberhasilan dalam proses perkecambahan benih. Benih manglid harus segera dikecambahkan agar daya kecambahnya tinggi. Media perkecambahan untuk benih manglid yang menghasilkan persentase perkecambahan mulai dari yang tertinggi adalah abu sekam padi (51,33%), kemudian diikuti serbuk gergaji (46,67%), pasir (42,33%), tanah (39,67%), dan cocopeat (33,33%). Persentase perkecambahan dapat ditingkatkan dengan cara menabur benih sesegera mungkin setelah pengunduhan benih dari pohon (Sudomo, 2009).

3. Penyapihan

Dalam proses penyapihan, penggunaan media tumbuh semai harus berkualitas tinggi. Media semai tanah (top soil) umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang baik, namun perlu dicampur dengan bahan organik untuk menghasilkan bibit berkualitas. Ketersediaan berbagai limbah bahan organik, seperti serbuk gergaji, serbuk sabut kelapa, sekam padi, dan kotoran hewan di sekitar lingkungan petani hutan rakyat sangat potensial digunakan sebagai media sapih dalam pembuatan bibit tanaman hutan.

Hasil ujicoba penggunaan berbagai media untuk penyapihan kecambah manglid menunjukkan bahwa media tanah+pupuk kandang+serbuk sabut kelapa (1:1:1) lebih baik dibandingkan dengan media tanah+pupuk kandang (3:1), tanah+pupuk kandang+sekam padi (1:1:1), tanah+pupuk kandang+serbuk gergaji (1:1:1), tanah+pupuk kandang+pasir (1:1:1), dan tanah+pupuk kandang+abu sekam padi (1:1:1). Media tanah+pupuk kandang+serbuk sabut kelapa (1:1:1) menghasilkan indeks mutu bibit 0,132. Penggunaan media tanah+pupuk kandang+serbuk sabut kelapa (1:1:1) dapat menghasilkan bibit manglid berkualitas (Sudomo et al., 2010).

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 55

Page 64: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

4. Pemberian Naungan

Pada umumnya, intensitas cahaya sinar matahari yang diperlukan oleh setiap jenis tanaman berbeda-beda. Bahkan, ada satu jenis tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih muda, cahaya dengan intensitas rendah diperlukan; tetapi, cahaya dengan intensitas tinggi justeru mulai diperlukan menjelang sapihan (Soekotjo,1976 dalam Faridah, 1996).

Intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan intensitas cahaya yang rendah akan mengganggu jalannya fotosintesis sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, intensitas cahaya optimal sangat diperlukan agar pertumbuhan tanaman baik dan dapat menghasilkan bibit berkualitas. Pengaturan intensitas cahaya dapat dilakukan dengan pemberian naungan (shading) sehingga dapat melindungi semai dari cahaya atau sinar matahari dan suhu yang berlebihan. Pada jenis intoleran, naungan yang terlalu rapat akan menyebabkan etiolasi dan serangan penyakit, sedangkan naungan yang kurang akan mengurangi perlindungan bibit dari sinar matahari langsung, curah hujan yang tinggi, angin, dan fluktuasi suhu yang ekstrem (Smith, 1986).

Tanaman manglid yang diberikan naungan 40% memberikan hasil pertum-buhan yang berbeda nyata terbaik dibandingkan dengan intensitas naungan lainnya (0%, 65%, dan 75%) dengan diameter (0,367 cm) dan tinggi (18,55 cm). Naungan 40% menghasilkan berat kering batang dan daun yang tertinggi (1,819 gram), namun tidak berbeda nyata dengan naungan 65% dan 75%. Naungan tidak membe-rikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan jumlah daun, panjang akar, berat kering akar, dan indeks mutu bibit. Penggunaan naungan 40% pada saat penyapihan dapat menghasilkan pertumbuhan bibit Magnolia champaca dengan baik (Sudomo, 2009).

5. Perbanyakan Vegetatif dengan Stek Pucuk

Perbanyakan vegetatif jenis manglid sangat membantu dalam kegiatan penye-diaan bibit karena benih manglid termasuk dalam kelompok rekalsitran (lama

56 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 65: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

penyimpanan terbatas). Dengan demikian, kegiatan penanaman tidak akan selalu tergantung terhadap musim buah yang senantiasa berubah. Selain itu, pembiakan vegetatif sangat diperlukan karena bibit hasil pengembangan secara vegetatif meru-pakan duplikat induknya sehingga mempunyai struktur genetik yang sama (Na'iem, 2000).

Perbanyakan vegetatif melalaui stek pucuk manglid dengan pemberian Rootone-F dalam dosis 100 ppm menghasilkan jumlah tunas tertinggi dibandingkan dengan dosis lain. Hasil tersebut dapat mencapai 2,25 tunas, panjang akar tertinggi sebesar 8,85 cm (meningkat 34,46% dibandingkan dengan perlakuan tanpa hormon Rootone-F), dan jumlah akar terbanyak 6,75 buah (meningkat 40,74% dibandingkan tanpa hormon Rootone-F). Pemberian Rootone-F metode oles menghasilkan persentase hidup stek pucuk lebih tinggi dibandingkan dengan larutan Rootone-F dengan dosis 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 500 ppm. Selain itu, persentase keberhasilan stek pucuk dapat ditingkatkan melalui teknik juvenilisasi dan penyempurnaan teknik sterilisasi (Sudomo et al., 2013).

6. Teknik Silvikultur Manglid

Perlakuan silvikultur mencakup semua tindakan yang diterapkan dalam pengelolaan tegakan hutan atau dapat didefinisikan sebagai metode perlakuan terhadap tegakan dan tempat tumbuh yang pelaksanaannya mengacu pada pera-watan selama rotasi (Smith, 1986). Tindakan yang dilakukan antara lain penyiapan lahan, pengaturan jarak tanam, pemupukan, singling, pemangkasan, dan penjarangan (Haygreen & Bowyer, 1996). Perlakuan silvikultur dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu perlakuan nutrisi/hara (termasuk pemupukan), pengaturan jumlah tanaman (awal tanam dan penjarangan), teknik penanaman, dan pemang-kasan tajuk (Zobel, 1992).

a. Penyiapan Lahan

Komponen penyiapan lahan meliputi pembersihan lahan dan pengolahan tanah untuk menyediakan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan tanaman yang akan ditanam. Tujuan dari pembersihan lahan adalah menghilangkan tanaman

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 57

Page 66: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

nonkomersial dan gulma-gulma pengganggu pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dilakukan secara minimal sebatas pada lubang tanam. Hal ini bertujuan menjaga serasah tetap pada lahan dan menghindari kerusakan tanah. Pada lahan hutan rakyat, tanaman/gulma yang telah tumbuh liar sering dijumpai sehingga perlu pembersihan yang lebih intensif. Meskipun demikian, pemindahan biomassa dari lahan akan mengurangi kesuburan tanah sehingga sisa tanaman hasil pembabatan tetap diletakkan pada lahan tersebut. Daun-daun hasil pembersihan lahan diharap-kan dapat terdekomposisi dan selanjutnya menjadi pupuk penambah hara bagi lahan tersebut.

b. Penanaman

Aspek penting dalam penanaman adalah pengaturan jarak tanam, ukuran lubang tanam, dan pemberian pupuk dasar. Pada dasarnya, upaya memberikan ruang tumbuh optimal pada tanaman muda sangatlah penting karena kondisi pertum-buhan awal tanaman akan menentukan perkembangan selanjutnya dari pohon tersebut (Daniel et al., 1979). Pertumbuhan tinggi dapat dipengaruhi oleh penetapan jarak tanam di lapangan, yang mana jarak tanam yang rapat akan memberikan respons yang nyata terhadap parameter pertambahan tinggi. Apabila jarak tanam rapat, tanaman akan berusaha untuk mendapatkan jumlah sinar matahari yang melimpah untuk pertumbuhannya sehingga mendorong kompetisi untuk mencapai ketinggian tertentu dalam mendapatkan sinar matahari (Mahfudz, 2006).

Pada jarak tanam lebih lebar, manglid akan cenderung memiliki banyak perca-bangan, sedangkan jarak tanam rapat mempunyai pengaruh yang baik terhadap kelurusan batang. Jarak tanam rapat menyebabkan cabang-cabang bawah mati dan memacu pertumbuhan tinggi. Jarak tanam 2 m x 2 m menghasilkan pertumbuhan diameter dan tinggi manglid yang signifikan lebih baik dibandingkan dengan jarak tanam lainnya hingga umur 28 bulan (menghasilkan tinggi sekitar 3,07 m dan diameter 4,67 cm) (Sudomo & Mindawati, 2011). Tegakan manglid di hutan rakyat dengan jarak tanam 2 m x 2 m tanpa penjarangan hingga umur delapan tahun menghasilkan batang lurus, pertumbuhan cabang kecil, diameter terhambat, dan persentase tajuk aktif hanya sekitar 21,45% (Sudomo, 2011).

58 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 67: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

Pembuatan lubang tanam dengan dimensi ukuran panjang x lebar x dalam adalah 30 cm x 30 cm x 30 cm. Pemupukan dilakukan jika lahan atau media tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Tujuan pemberian pupuk adalah merangsang pertumbuhan dengan menambah ketersediaan hara sehingga meningkatkan perkembangan tajuk dan memperbesar permukaan untuk fotosintesis (Haygreen & Bowyer, 1996). Pemberian pupuk dasar pada tanaman manglid dapat berupa pupuk kandang lebih dari 2 kg/lubang tanaman yang diberikan 1–2 minggu sebelum tanaman/anakan manglid ditanam (Sudomo & Mindawati, 2011).

c. Pemeliharaan

Tujuan kegiatan pemeliharaan adalah meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perbaikan lingkungan tempat tumbuh. Kegiatan pemeliharaan dapat dilaku-kan melalui pembersihan gulma, pembalikan tanah (penggemburan tanah), pemu-pukan lanjutan, pemangkasan cabang, dan penjarangan. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa pemberian pupuk organik (pupuk kandang) dan anorganik (urea, TSP, KCL) terhadap tanaman tumpang sari jagung berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman manglid pada pola tanam agroforestry manglid dan jagung (Puspitodjati et al., 2009). Pertumbuhan dapat dioptimalkan melalui pemupukan lanjutan setelah pupuk dasar diberikan setelah anakan berumur satu bulan di lapangan sehingga kanopi segera menutup. Hal ini akan terbawa hingga akhir daur (6–8 tahun) (Hardiyanto, 2005).

Pemangkasan cabang merupakan penghilangan tajuk aktif dan dilakukan untuk menghasilkan batang lurus yang tinggi dengan sedikit cabang dan terbebas dari mata kayu. Meskipun demikian, intensitas tajuk aktif yang dipangkas harus pada titik optimal sehingga tidak mengganggu fotosintesis. Titik optimal adalah menyisakan jumlah tajuk efektif dan efisien untuk fotosintesis sehingga tidak terdapat beban tajuk berlebih yang mengurangi pertumbuhan. Pemangkasan manglid sebaiknya dilakukan pada saat manglid masih relatif muda sehingga pengerjaannya mudah dan murah. Optimalisasi pemangkasan dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kayu manglid. Selain itu, pohon yang memiliki cabang besar cenderung menjadi bengkok (Maclaren, 2002). Tanaman manglid berumur 28

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 59

Page 68: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

bulan dengan jarak tanam 2 m x 2 m, yang mana tajuk telah bersentuhan tetapi belum terjadi pruning alami, masih tetap diperlukan tindakan pemangkasan untuk menghilangkan mata kayu. Pada kasus Acacia mangium, pemangkasan cabang dilakukan sebelum tanaman berumur enam bulan dengan menyisakan tajuk aktif sebanyak 60% (Sudomo et al., 2007).

Penjarangan merupakan kegiatan penebangan terhadap pohon-pohon yang jelek. Tanaman manglid pada jarak tanam rapat perlu dilakukan penjarangan agar memberikan ruang pertumbuhan; sedangkan pada jarak tanam lebar, penjarangan dilakukan sesuai kebutuhan agar pertumbuhannya optimal.

d. Pertumbuhan Manglid di Lapangan Hingga Umur 28 Bulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan pertumbuhan tinggi manglid yang ditanam pada jarak tanam rapat diikuti oleh pertumbuhan diameter sehingga memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih lebar hingga umur 28 bulan. Jarak tanam 2 m x 2 m memberikan pertumbuhan tinggi dan diameter signifikan lebih baik dibandingkan dengan jarak tanam 3 m x 2 m dan 3 m x 3 m. Jarak tanam 2 m x 2 m menghasilkan pertumbuhan tinggi 3,068 m dan diameter 4,673 cm pada umur 28 bulan (Sudomo et al., 2010). Dengan jarak tanam 2 m x 2 m, pemangkasan dan penjarangan perlu dilakukan seiring dengan meningkatnya umur tegakan agar pertumbuhan dapat optimal.

7. Sistem Silvikultur Hutan Rakyat Manglid

Sistem silvikultur hutan rakyat dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sistem tebang habis permudaan buatan, sistem tebang pilih permudaan alam, dan sistem tebang habis permudaan terubusan. Aplikasi sistem silvikultur pada hutan rakyat bisa berbeda-beda tergantung kondisi tegakan dan pola tanam. Pola tanam di hutan rakyat ada yang monokultur, campuran, dan agroforestry. Pada hutan rakyat campuran, petani biasanya menggunakan sistem silvikultur tebang pilih permudaan alam. Petani memilih pohon yang telah layak ditebang dan membiarkan terjadi permudaan alami dengan jenis yang regenerasi alamnya bagus. Berbeda halnya pada hutan monokultur, petani biasanya menggunakan sistem silvikultur tebang habis

60 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 69: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

permudaan buatan. Keuntungan dari permudaan buatan adalah kemungkinan untuk mengatur kerapatan, jarak tanam, komposisi jenis, dan penggunaan bibit unggul secara lebih tepat dibandingkan dengan metode permudaan lain (Hadiwinoto, 1999).

Manglid mempunyai kemampuan membentuk terubusan yang banyak sehing-ga permudaan manglid dalam pembangunan hutan rakyat potensial dilakukan dengan sistem silvikultur tebang habis permudaan terubusan. Berdasarkan penga-matan manglid di hutan rakyat Desa Sindang Barang, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis; terdapat petani yang menggunakan sistem silvikultur tebang habis permudaan terubusan. Terubusan yang terbentuk pada setiap tonggak pohon bekas tebangan dapat mencapai 2, 3, atau lebih batang baru. Petani hutan rakyat tidak melakukan seleksi ataupun singling terhadap batang-batang baru tersebut. Hal yang disarankan adalah menyeleksi dan memilih satu batang baru hasil terubusan yang tumbuh baik dan lurus sehingga potensial menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dan menghasilkan kualitas kayu yang lebih baik.

8. Agroforestry Berbasis Manglid

Manglid adalah pohon yang dapat tumbuh baik dengan persentase tajuk aktif relatif kecil (21,45%) hingga umur delapan tahun sehingga sangat baik dalam memberikan ruang tumbuh bagi tumbuhan bawah dalam pola tanam agroforestry. Petani hutan rakyat di beberapa desa di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, telah mengombinasikan manglid dengan tanaman bawah, seperti jagung, kapolaga, tales, dan jahe. Oleh karena itu, dukungan kebijakan diperlukan untuk mengembangkan manglid sebagai ikon pengembangan hutan rakyat dengan sistem agroforestry agar peningkatan kesejahteraan hutan rakyat tercapai.

Agroforestry potensial diimplementasikan di daerah-daerah yang padat pen-duduknya sebagai suatu pola tanam untuk mengembalikan fungsi ekologi dan ekonomi dari lahan-lahan terdegradasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah pen-duduk, luas lahan terdegradasai dan kebutuhan pangan pun semakin meningkat sehingga agroforestry berbasis tanaman pangan menjadi pilihan strategis. Jagung

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 61

Page 70: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

merupakan salah satu jenis tanaman bawah yang potensial dikembangkan pada lahan kering karena mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Dalam rangka pengembangan hutan rakyat manglid dengan pola agroforestry, penelitian tentang teknik agroforestry manglid dan jagung telah dilakukan. Hasil-hasil penelitian tersebut disajikan sebagai berikut (Puspitodjati et al., 2009):

a. Agroforestry manglid dan jagung hingga umur 6–10 bulan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan manglid. Pertumbuhan tinggi manglid agroforestry lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tinggi manglid mono-kultur.

b. Agroforestry manglid dan jagung hingga umur manglid 6–10 bulan memberikan pengaruh terhadap penurunan produktivitas jagung. Rerata produksi jagung agroforestry sebesar 7.005,8 kg/ha (jagung pipil kering) atau lebih rendah diban-dingkan dengan produksi jagung monokultur yang mencapai 8.213,5 kg/ha. Meskipun demikian, pengusahaan agroforestry manglid dan jagung masih diang-gap menguntungkan untuk diusahakan dengan pendapatan bersih tahunan setara dengan Rp7.020.000–7.560.000/ha/tahun.

c. Pengelolaan lahan dengan pola agroforestry manglid dan jagung perlu digalakkan karena menguntungkan, yaitu meningkatkan produksi pangan dari hutan rakyat dan menjaga kesuburan lahan.

d. Pengembangan jagung varietas hibrida lebih menguntungkan dibandingkan dengan varietas lokal sehingga layak diterapkan dan direkomendasikan dalam sistem agroforestry manglid dan jagung.

B. Karakteristik Tempat Tumbuh Manglid di Hutan Rakyat

Manglid dapat tumbuh dengan baik di Kampung Babakan Lame, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Di lokasi ini, tekstur tanah tipe liat berat karena kandungan liatnya lebih dari 60%. Tanah liat sangat lekat dan jika kering akan menjadi sangat keras. Semakin halus liat tanah, semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah. Pada usaha tani lahan kering, kelembaban hendaknya

62 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 71: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

dipertahankan agar tanah tetap kondusif untuk pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman dengan baik dapat terjamin (Kartasapoetra & Sutedjo, 2005). Manglid tumbuh baik pada hutan campuran yang lembab konstan, yaitu pada tanah yang subur dan sering dijumpai di daerah pegunungan dengan ketinggian 300–2.200 m dpl (Djajapertjunda, 2003). Hutan rakyat manglid di Kampung Babakan Lame tersebut berada pada ketinggian 585 m dpl. Faktor kelembaban dan temperatur relatif penting karena berpengaruh terhadap tanah sebagai media tumbuh manglid. Apabila kelembaban kurang, tanah liat akan sangat keras dan menghambat pertumbuhan tanaman manglid. Namun, kenyataan pada lokasi tersebut menunjukkan pertumbuhan manglid yang relatif baik. Hal ini menunjukkan bahwa tanah liat dapat menghasilkan pertumbuhan manglid yang bagus jika didukung lingkungan yang relatif lembab.

Struktur tanah pada lahan hutan rakyat pada umumnya adalah remah sedang dan tanah yang memiliki kondisi ini umumnya agak bergumpalan. Struktur remah ini merupakan keadaan agregat yang paling dikehendaki dalam pertanian. Pada struktur ini, terdapat keseimbangan yang baik antara udara yang diperlukan untuk pernapasan akar tanaman dan air tanah sebagai medium larutan unsur hara (Kartasapoetra & Sutedjo, 2005).

Sifat kimia tanah pada hutan rakyat di Kampung Babakan Lame memiliki kandungan C-organik pada seluruh horizon yang tergolong rendah, serta unsur N dan P sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa manglid yang telah tumbuh ternyata dapat toleran pada tanah dengan ketersediaan C-organik, N, dan P rendah. Unsur K adalah satu-satunya unsur makro dalam tanah pada lokasi pertumbuhan manglid yang termasuk kategori sedang hingga tinggi. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan akar tanaman manglid tampak tumbuh lebat menyebar di tanah. Ketersediaan unsur K dengan kondisi lingkungan yang relatif lembab menyebabkan manglid relatif dapat tumbuh dengan baik. Unsur K sangat penting untuk perkem-bangan akar, pengaktifan enzim, proses fisiologis dan metabolisme tanaman, daya tahan kekeringan, dan sebagainya (Tira & Murtiningsih, 2006).

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 63

Page 72: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

Lokasi hutan rakyat manglid di Kampung Babakan Lame, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju berdekatan dengan Kecamatan Salawu yang mempunyai tujuh bulan basah dan lima bulan kering dengan curah hujan 2.945,5 mm pada tahun 2008 (Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, 2009). Berdasarkan data kesesuaian tempat tumbuh, manglid dapat tumbuh dengan kesesuaian I pada ketinggian 300–2.200 m dpl, kelas lereng 0–40%, tipe iklim A–C, curah hujan >1.000 mm/tahun, jumlah bulan kering 2–6 bulan, temperatur 15–280C, tekstur tanah ringan hingga sedang dan berat, pH tanah 4,5–6,5 (asam, sedang, dan netral), tebal solum dalam hingga sangat dalam (101–150 cm), drainase tanah baik, kesuburan tanah rendah–tinggi, salinitas <4, kedalaman sulfidik >150 cm (Dirjen Bina Pengembangan Hutan Tanaman, 2007; Djajapertjunda, 2003).

Hasil pengamatan terhadap tegakan manglid yang ditanam dengan jarak tanam 2 m x 2 m menunjukkan bahwa pada umur delapan tahun, manglid dapat mencapai tinggi 12,96 m dan batang bebas cabang 10,09 m sehingga rerata pertumbuhan tingginya sebesar 1,62 m/tahun. Meskipun demikian, jarak tanam yang relatif rapat (2 m x 2 m) dan tanpa penjarangan hanya mendorong pertum-buhan tinggi, sedangkan pertumbuhan diameter relatif kecil 13,94 cm sehingga diperlukan penjarangan (Sudomo, 2011; Sudomo & Mindawati, 2011).

Petani hutan rakyat di Kampung Babakan Lame tidak melakukan penjarangan terhadap tegakan manglid. Hal ini disebabkan petani beranggapan akan merasa rugi jika mengurangi jumlah pohon per satuan hektare. Meskipun demikian, mereka melakukan pruning sangat intensif sehingga menyisakan persentase tajuk aktif yang relatif sedikit (rerata 21,45%), bahkan bisa lebih rendah lagi pada bebe-rapa pohon manglid (Sudomo, 2011). Tindakan pruning yang dilakukan oleh petani bertujuan agar pertumbuhan manglid semakin tinggi dengan batang bebas cabang tinggi, tetap lurus, dan sedikit mata kayu.

Pertumbuhan akar manglid kebanyakan bersifat menyebar secara horizontal dan dangkal. Tipe perakaran manglid dan kandungan bahan organik pada top soil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan horizon di bawahnya menye-babkan pertumbuhan akar relatif dangkal dari permukaan tanah. Meskipun demi-

64 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 73: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

kian, batang manglid menunjukkan pertumbuhan yang kokoh atau tidak mudah roboh. Banyaknya akar serabut yang disokong dengan akar tunggang ternyata relatif memberikan daya tahan pohon manglid dari terpaan angin. Hal ini terbukti dari jarangnya pohon manglid yang roboh, walaupun dengan ketinggian lebih dari 10 m. Bahkan, terdapat beberapa individu pohon manglid yang relatif terpisah jauh dengan pohon lainnya dapat tumbuh kokoh menjulang tinggi dengan persentase tajuk aktif kurang dari 21% (Sudomo, 2011).

C. Kontribusi dan Prospektif Silvikultur Hutan Rakyat Manglid Terhadap Pembangunan Kehutanan

Program-program kehutanan saat ini lebih mengedepankan masyarakat agar mandiri sebagai subjek dalam pengelolaan hutan lestari. Selain itu, kegiatan reha-bilitasi hutan dan lahan kritis terus dilaksanakan melalui pembangunan hutan rakyat, hutan desa, dan lain-lain. Salah satu jenis tanaman kehutanan yang dapat dikem-bangkan dengan pola tersebut adalah manglid.

Berdasarkan karakteristik pertumbuhannya, manglid mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di hutan rakyat sebagai alternatif pilihan atau tambahan jenis-jenis potensial lainnya. Sebagai jenis andalan setempat, manglid relatif telah adapted, disukai masyarakat, dan bernilai pasar. Dibandingkan dengan jenis exotic lainnya yang rentan terhadap serangan hama dan penyakit, manglid relatif lebih tahan dari serangan tersebut atau intensitas serangannya lebih rendah sehingga dapat dijadikan sebagai jenis alternatif atau pengganti yang potensial dalam pembangunan hutan tanaman, khususnya hutan rakyat.

Saat ini, pengetahuan teknik silvikultur manglid telah tersedia, mulai dari pembibitan hingga penanaman. Hal ini dapat dijadikan dasar dalam pembuatan SOP dalam pembangunan hutan tanaman. Standard Operational Procedure ini selan-jutnya dapat menjadi acuan implementasi teknologi alternatif budi daya tanaman hutan bagi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat. Teknik-teknik tersebut dapat pula disinergikan dengan pengetahuan lokal masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 65

Page 74: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

Menurut Na’iem & Sabarnurdin (2002), untuk memperoleh kelestarian pro-duktivitas suatu pertanaman dalam jangka panjang akan sangat bergantung pada persiapan lahan, pengendalian vegetasi liar, cara tanam yang tepat, penggunaan pupuk, dan pemilihan materi genetik tanaman. Terkait dengan hal tersebut, beberapa elemen silvikultur intensif berikut menjadi penting untuk diperhatikan agar kelestarian produksi tetap terjaga (Davidson, 1996 dalam Naiem & Sabarnurdin, 2002), yaitu 1) pemilihan spesies, provenan, famili dan pohon elite; 2) kualitas semai yang baik; 3) persiapan lahan dan pengendalian gulma; 4) penggunaan pupuk; 5) jarak tanam; 6) pengelolaan yang tepat; dan 7) dana yang tersedia.

Silvikultur intensif belum sepenuhnya berjalan di masyarakat, terutama dalam pembangunan hutan rakyat. Faktor-faktor internal yang menjadi kendala belum berjalannya silvikultur intensif tersebut, antara lain keterbatasan modal, kegiatan hutan rakyat masih dianggap sekedar usaha sampingan, pengelolaan masih bersifat subsisten, keterbatasan luasan lahan, serta minimnya pengetahuan dan penyuluhan silvikutur intensif. Selain penyebab faktor internal, faktor eksternal pun turut memengaruhi pelaksanaan silvikutur intensif di masyarakat, yaitu belum tersedianya bibit unggul dan SOP yang menyeluruh dalam pengelolaan hutan rakyat.

Konsep pengelolaan hutan rakyat manglid pada masa depan, selain dengan silvikultur intensif, dapat pula dilengkapi dengan silvikultur agroforestry. Hal ini disebabkan oleh belum berjalannya silvikultur intensif di masyarakat, sedangkan praktik agroforestry telah berjalan di masyarakat. Aplikasi teknologi baru harus menyesuaikan dengan praktik yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Sinergitas antara pengetahuan lokal masyarakat dengan sceintific base knowledge dapat diapli-kasikan dalam pembangunan hutan tanaman, khususnya hutan rakyat manglid.

IV. Kesimpulan

Persemaian manglid untuk menghasilkan bibit berkualitas dapat diperoleh dengan penaburan benih pada media abu sekam padi, penyapihan dengan media tanah+pupuk kandang+serbuk sabut kelapa (1:1:1), dan intensitas naungan (shading

66 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 75: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

net) sebesar 40%. Peningkatan keberhasilan stek pucuk dapat dilakukan dengan teknik juvenilisasi dan bahan stek dioles hormon Rootone-F.

Jarak tanam 2 m x 2 m dapat digunakan dalam mengembangkan hutan tanaman manglid pada awal tanam. Peningkatan pertumbuhan awal manglid dilakukan dengan pemberian pupuk kandang >2 kg/tanaman sebagai pupuk dasar. Optimalisasi pertumbuhan dilakukan dengan pemangkasan dan penjarangan untuk mendapatkan batang berkualitas dan memberikan ruang tumbuh tanaman bawah dalam pola tanam agroforestry.

Manglid sesuai ditanam pada ketinggian 300–2.200 m dpl, kelas lereng 0–40%, tipe iklim A– C, curah hujan >1.000 mm/tahun, temperatur 15– 280C, tekstur tanah ringan hingga sedang dan berat, dan kesuburan tanah rendah–tinggi. Manglid yang telah tumbuh dapat toleran pada tanah liat masam dengan kandungan C-organik rendah, serta unsur N dan P sangat rendah.

Manglid potensial sebagai tanaman pokok dalam pola tanam agroforestry untuk pembangunan hutan rakyat. Optimalisasi produktivitas lahan hutan rakyat dapat dilakukan dengan agroforestry manglid dan jagung.

Sistem silvikultur tebang habis permudaan terubusan potensial diaplikasikan dalam pembangunan hutan rakyat manglid. Pemilihan dan pemeliharaan terhadap terubusan yang tumbuh dapat dilakukan untuk menghasilkan batang berkualitas.

Daftar Pustaka

Daniel, T. W., Helms, J. A., & Baker, F. S. (1979). Principles of silviculture: McGraw-Hill Book Company.

Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya. (2009). Data curah hujan tahun 2008 di Kabupaten Tasikmalaya.

Diniyati, D., Suyarno, Kuswantoro, D. P., Badrunasar, A., Fauziyah, E., Sulistyawati, T., & Mulyati, E. (2005). Teknik perbanyakan tanaman manglid dengan biji. Loka Litbang Hutan Monsoon Ciamis.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 67

Page 76: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

Dirjen Bina Pengembangan Hutan Tanaman. (2007). Laporan akhir penyusunan sistem informasi spasial kesesuaian jenis hutan tanaman. In H. B. Santoso, S. Bustomi, Hendromono & Subardja (Eds.): Kementerian Kehutanan.

Djajapertjunda. (2003). Mengembangkan hutan milik di Jawa. Sumedang: Alqaprint. Jatinangor.

Faridah, E. (1996). Pengaruh intensitas cahaya, mikoriza dan serbuk arang pada pertumbuhan alam Dryobalanops sp. Buletin Penelitian Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta(29).

Hadiwinoto, S. (1999). Bahan ajar kuliah silvikultur hutan tanaman. Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.

Hardiyanto, E. (2005). Beberapa isu silvikultur dalam pengembangan hutan tanaman. Paper presented at the Makalah Seminar Peningkatan Produktivitas Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Haygreen, J. G., & Bowyer, J. L. (1996). Forest products and wood science: an introduction.

Kartasapoetra, A. G., & Sutedjo, M. (2005). Teknologi konservasi tanah dan air: PT Rineka Cipta, Jakarta.

Maclaren, P. (2002). Wood quality of radiata pine on farm sites–a review of the issues. Forest Farm Forest Manage Coop. Report(80).

Mahfudz. (2006). Variasi pertumbuhan beberapa klon jati hasil stek pucuk pada dua jarak tanam di Gunung Kidul. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 3(1).

Na'iem, M. (2000). Prospek perhutanan klon jati di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Status Silvikultur di Indonesia Saat ini. Wanagama I, 1-2 Desember 2000. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Na’iem, M., & Sabarnurdin, M. S. (2002). Agroforestry dalam pengelolaan intensif sumber daya lahan. Paper presented at the Seminar Nasional. PT Perhutani (Persero) Agrokompleks UGM SEANAFE (PAFI).

68 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 77: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Silv ikul tur Hutan Rakyat Mangl id (Magnol ia champaca )

PIKA. (1996). Mengenal sifat-sifat kayu Indonesia dan penggunaannya: Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Puspitodjati, T., Rohandi, A., Swestiani, D., Sudomo, A., Nadiharto, Y., Rahmawan, B., & Setiawan, I. (2009). Intensifikasi hutan rakyat untuk peningkatan produksi pangan melalui pola agroforestry jenis manglid (Manglieta glauca BI) dan jagung (Zea mays). Ciamis: Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.

Rimpala. (2001). Penyebaran pohon manglid (Manglieta glauca BI) di kawasan hutan lindung Gunung Salak Laporan Ekspedisi Manglieta glauca BI. Bogor.

Smith, D. (1986). The practice of silviculture: John Wiley and Sons.

Soekotjo, & Naim, M. (2006). SILIN: Menunju hutan yang prospektif , sehat, dan lestari. In Y. Fakultas Kehutanan UGM (Ed.), Warta Kagama Edisi Perdana.

Sudomo, A. (2009). Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan mutu bibit manglid (Manglieta glauca BI.). Tekno Hutan Tanaman, 2(2), 59-66.

Sudomo, A. (2011). Karakteristik pertumbuhan dan tempat tumbuh manglid di hutan rakyat Babakan Lame, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Paper presented at the Workshop Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan Tanaman, Bogor.

Sudomo, A., & Dendang, B. (2008). Budi daya manglid. Ciamis: Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.

Sudomo, A., & Mindawati, N. (2011). Pertumbuhan manglid pada tiga jarak tanam dan tiga jenis pupuk di Tasikmalaya, Jawa Barat. Tekno Hutan Tanaman.

Sudomo, A., Permadi, P., & Rahman, E. (2007). Kajian kontrol silvikultur hutan tanaman terhadap kualitas kayu pulp. Informasi Teknis. Vol.5 No.2. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Yogyakarta.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 69

Page 78: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

Sudomo, A., Rahman, E., & Mindawati, N. (2010). Mutu bibit manglid pada tujuh media sapih. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 7(5).

Sudomo, A., Rohandi, A., & Mindawati, N. (2013). Pengaruh zat pengatur tumbuh Rootone-F pada stek pucuk manglid (Manglietia Glauca Bl.). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(2), 57-63.

Tira, L., & Murtiningsih. (2006). Karakteristik lahan bekas tambang batu kapur di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Info Hutan, III(3).

Zobel, B. (1992). Silvicultural effects on wood properties. IPEF International, 2, 31-38.

70 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 79: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Produktivitas dan Kualitas Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus BI) pada Sistem Agroforestry Manglid

Aris Sudomo1

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sistem agroforestry terhadap produktivitas dan kualitas umbi suweg (Amorphophallus campanulatus BI) pada lahan hutan rakyat. Pene-litian dilakukan pada lahan kering hutan rakyat di Desa Tenggerraharja, Kecamatan Suka-mantri, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Uji coba dimulai dengan penanaman suweg di bawah tegakan hutan rakyat manglid (Magnolia champaca) umur 32 bulan. Rancangan percobaan menggunakan split-plot design dengan main plot tiga intensitas pruning tegakan manglid (0%, 50%, dan 75%) dan subplot tiga jarak tanam manglid (2 m x 2 m; 2 m x 3 m, dan 3 m x 3 m), serta dengan pembanding tanaman suweg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi intensitas pruning dengan jarak tanam pohon berpengaruh nyata terhadap produksi suweg. Produksi berat basah dan berat kering umbi terbesar (2.097,6 gram dan 484,08 gram) didapatkan pada perlakuan intensitas pruning pohon manglid 75% berjarak tanam 3 m x 3 m dengan intensitas cahaya 87,52% lebih baik dibandingkan dengan monokultur suweg pada tempat terbuka yang hanya menghasilkan berat basah 834,25 gram dan berat kering 204,88 gram. Nilai rerata kandungan protein umbi pada sistem agroforestry (>2%) lebih besar dibandingkan dengan sistem monokultur suweg (1,9%). Sebaliknya, rerata kandungan karbohidrat umbi pada agroforestry (<25%) lebih rendah dibandingkan dengan monokultur suweg (26,04%).

Kata kunci: suweg, Amorphophallus campanulatus BI, hutan rakyat, agroforestry

I. Pendahuluan

Sistem agroforestry dinilai potensial untuk memperbaiki kebutuhan bahan pangan masyarakat dengan meningkatkan ketersediaan pangan, diversifikasi produk,

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 04, Po Box 5 Ciamis 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 71

Page 80: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

dan menjamin ketersediaan bahan pangan secara berkesinambungan. Menurut Suhardi (2011), potensi pengembangan jenis tanaman pangan di bawah tegakan hutan rakyat di Jawa berasal dari jenis umbi-umbian, antara lain suweg, ubi kayu, garut, talas, kimpul, dan ubi jalar. Selain dapat dikonsumsi langsung sebagai bahan pangan, suweg juga dapat ditingkatkan sebagai bahan baku industri keripik, kue, dan lain-lain. Tepung suweg dapat dimanfaatkan dalam pembuatan cookies sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu sebagai bahan baku pem-buatan cookies. Keunggulan umbi suweg adalah kandungan serat pangan dan protein yang cukup tinggi, yaitu berturut-turut sebesar 13,71% dan 7,20% dengan kan-dungan lemak yang rendah sebesar 0,28%, serta nilai Indeks Glisemik yang cukup rendah sehingga baik untuk kesehatan (Faridah, 2005). Tanaman suweg dapat ditanam di bawah pohon atau pada intensitas cahaya matahari rendah (Handono, 2013; Richana & Sunarti, 2004).

Agroforestry telah diaplikasikan masyarakat berdasarkan eksperience base knowledge sehingga potensial adapted di masyarakat. Agroforestry dengan scientific base knowledge bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan melalui kombinasi tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Sinergitas antarkomponen tanaman dapat dilakukan dengan tindakan silvikultur sehingga terdapat kondisi berbagi sum-ber daya (air, unsur hara, dan sinar matahari) dan tidak kompetitif antarkomponen, bahkan saling menguntungkan. Menurut Sabarnurdin et al. (2004), dasar penguat dari Sistem Berbagi Sumber daya (SBS) dalam agroforestry adalah dinamika ruang yang didasarkan pada kuantifikasi perkembangan tajuk ke arah bidang olah. Huxley (1999) menyatakan bahwa tindakan pengaturan cahaya dalam sistem agroforestry dapat dilakukan dengan cara 1) menghilangkan cabang mati dan terkena penyakit untuk tujuan meningkatkan kualitas kayu; 2) memanipulasi ukuran dan bentuk tajuk untuk memelihara produktivitas biomassa, serta menjaga kompetisi dengan tanaman bawah; dan 3) melakukan pruning atau penjarangan untuk menjaga produksi buah, daun, cabang [untuk kayu bakar], dan sebagainya. Pengaturan jarak tanam dan pruning dalam praktik agroforestry menjadi faktor penting karena jarak tanam pohon yang lebih lebar akan menambah luas bidang olah untuk tanaman bawah. Selain untuk pemeliharaan pohon, pruning diperlukan untuk meningkatkan intensitas

72 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 81: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Produktiv itas dan Kual itas Umbi Suweg …

cahaya yang masuk ke bawah kanopi. Penelitian ini bertujuan mengetahui produk-tivitas dan kualitas umbi suweg pada sistem agroforestry manglid dibandingkan dengan sistem monokultur suweg.

II. Metodologi

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada lahan kering hutan rakyat yang secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Tenggerraharja, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat dengan koordinat S 07006’550’’ dan E 108022’900’’. Lahan hutan rakyat tersebut berada pada ketinggian ±894 m dpl, temperatur 20,4–310C, dan kelembaban 62,13–89,75%. Curah hujan di Desa Tenggerraharja adalah 2.071 mm/tahun dan berdasarkan klasifikasi iklim Schmith Ferguson termasuk ke dalam tipe C (agak basah) (BP3K, 2012). Penelitian dilakukan mulai bulan November 2012 hingga Juni 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tegakan manglid umur 32 bulan dengan tiga macam jarak tanam, benih suweg lokal, insektisida, pupuk kan-dang, pupuk kimia (NPK dan urea), dan lain-lain. Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah oven, cangkul, sabit, tambang, drum, meteran, ember, kaliper, timbangan, kamera, termohigrometer, GPS, luxmeter, alat tulis, dan lain-lain.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan sistem agroforestry melalui kegiatan yang dimulai dari penyiapan lahan dengan pembabatan alang-alang dan mencangkul tanah sedalam 10–30 cm. Jarak tanam suweg adalah 120 cm x 80 cm. Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm sedalam 20–30 cm. Pupuk dasar pada saat penanaman suweg adalah pupuk kotoran ayam sebanyak 800 gram/lubang. Penyiangan dan pemupukan lanjutan dilakukan bersamaan setelah suweg berumur

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 73

Page 82: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

dua dan empat bulan. Dosis pemupukan lanjutan menggunakan urea dan NPK (1:2) sebanyak 70 gram/tanaman. Penyiangan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

D. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split-Plot Design dengan main plot adalah tiga intensitas pruning, yaitu P0 (0%), P1 (50%), dan P2 (75%); serta subplot adalah tiga jarak tanam, yaitu S1 (2 m x 2 m), S2 (2 m x 3 m), dan S3 (3 m x 3 m). Masing-masing perlakuan tersebut ditanami suweg. Plot terdiri dari border dan sampel yang diukur pada tanaman Magnolia champaca adalah 7 x 7 tanaman sehingga plot bersih yang diukur adalah 5 x 5 tanaman manglid. Total tanaman Magnolia champaca adalah 49 x 3 intensitas pruning x 3 jarak tanam = 441 tanaman. Sebagai control atau pembanding, penanaman monokultur suweg dilakukan pada luasan 10 m x 10 m.

E. Pengamatan Kondisi Lapangan

Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada setiap unit percobaan masing-masing sembilan titik, yaitu tiga titik di bawah pohon, tiga titik di antara pohon, dan tiga titik di tengah-tengah diagonal pohon. Sebagai pembanding, pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada tempat terbuka. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan setiap pagi, siang, dan sore hari selama dua bulan. Data curah hujan selama 10 tahun didapatkan dari data sekunder Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan di Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis.

F. Analisis Data

Pengukuran produktivitas tanaman dilakukan dengan penimbangan berat basah dan berat kering umbi. Analisis kandungan kimia karbohidrat dan protein umbi dilakukan di laboratorium dengan mengambil sampel umbi hasil panen pada setiap unit percobaan.

74 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 83: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Produktiv itas dan Kual itas Umbi Suweg …

Data produksi kemudian dianalisis dengan analisis varians atau uji F. Kemu-dian, apabila berbeda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan taraf uji 95%. Data kandungan karbohidrat dan protein umbi dianalisis mengunakan statistik sederhana dengan merata-ratakan hasil pada setiap perlakuan.

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa pengaruh pruning dan jarak tanam manglid, serta interaksi keduanya berbeda nyata terhadap produksi berat basah dan berat kering umbi. Selanjutnya, uji lanjut Duncan dilakukan untuk mengetahui rerata terbaik dengan hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Berdasarkan Tbel 1, berat basah dan berat kering umbi suweg pada sistem agroforestry berbeda nyata lebih baik pada kombinasi pruning 75% dengan jarak tanam 3 m x 3m dan kombinasi pruning 0% dengan jarak tanam 3 m x 3 m diban-dingkan dengan monokultur. Intensitas cahaya di bawah sistem agroforestry tersebut adalah 87,52% dan 67,61%. Produksi umbi lebih baik pada sistem agroforestry diban-dingkan dengan sistem monokultur. Pertumbuhan suweg yang memerlukan naungan ringan terbantu oleh keberadaan tajuk tanaman manglid dalam mengurangi inten-sitas cahaya matahari. Tanaman suweg tumbuh di bawah naungan atau di bawah tegakan tanaman tahunan, seperti jati, kopi, dan ekaliptus (Richana, 2012).

Hasil panen terbaik dihasilkan pada sistem agroforestry dengan intensitas pruning tegakan manglid sebesar 75% dan jarak tanam 3 m x 3 m (intensitas cahaya 87,52%). Hal ini disebabkan oleh intensitas sinar matahari yang lebih rendah di bawah tegakan manglid sehingga penguapan berkurang. Pada tempat terbuka, inten-sitas sinar matahari terlalu tinggi sehingga menyebabkan penguapan lebih tinggi. Tanaman suweg pada intensitas cahaya yang optimal akan lebih efektif berfoto-sintesis untuk menghasilkan biomassa tanaman. Penangkapan cahaya, air, dan nutrisi tergantung jumlah, areal permukaan, distribusi, dan keefektifan dari elemen individual dalam kanopi atau sistem perakaran dari spesies atau kombinasinya (Ong & Kho, 2015). Hasil panen merupakan hasil penimbunan berat kering dalam waktu

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 75

Page 84: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

tertentu, seberapa efisien tanaman memanfaatkan radiasi matahari, dan berapa lama tanaman tersebut dapat mempertahankan pemanfaatan tersebut, yang secara efisien menentukan berat kering hasil panen tanaman tersebut (Gardner et al., 2003).

Tabel 1. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pruning, jarak tanam, dan interaksinya terhadap produktivitas suweg

No. Perlakuan Intensitas cahaya (%)

Berat basah umbi (gram/tanaman)

Standar Deviasi

Berat kering umbi (gram/tanaman)

Standar Deviasi

1. Monokultur suweg 100 834,3 bcd 392,6 204,9 bcd 97,9

2. Intensitas pruning 0% x JT 2 x 2 m

24 619,1 cde 366,6 141,2 de 76,0

3. Intensitas pruning 0% x JT 2 x 3 m

28 540,0 de 199,1 126,3 de 39,8

4. Intensitas pruning 0% x JT 3 x 3 m

35 1.094,0 b 528,0 254,6 b 129,6

5. Intensitas pruning 50% x JT 2 x 2 m

46 273,8 e 89,0 66,3 e 20,9

6. Intensitas pruning 50% x JT 2 x 3 m

62 676,8 cd 383,5 150,0 cde 87,1

7. Intensitas pruning 50% x JT 3 x 3 m

66 623,7 cde 317,0 171,7 bcd 81,3

8. Intensitas pruning 75% x JT 2 x 2 m

17 541,8 de 354,2 133,9 de 102,2

9. Intensitas pruning 75% x JT 2 x 3 m

68 949,5 bc 449,6 241,0 bc 108,0

10. Intensitas pruning 75% x JT 3 x 3 m

88 2.097,6 a 776,9 484,1 a 206,2

Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%; JT = jarak tanam

76 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 85: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Produktiv itas dan Kual itas Umbi Suweg …

(a)

(b)

Gambar 1. Produksi suweg: berat basah umbi/tanaman (gram) (a) dan berat kering umbi/ tanaman (gram) (b)

Hasil analisis laboratorium terhadap kandungan pati umbi suweg menunjuk-

kan bahwa sistem agroforestry menghasilkan umbi dengan kandungan pati lebih rendah, tetapi lebih tinggi untuk kandungan proteinnya (Gambar 2). Hal ini dise-babkan oleh intensitas sinar matahari di tempat terbuka (monokultur suweg) lebih tinggi sehingga hasil fotosintesis berupa karbohidrat lebih tinggi. Pati merupakan bahan organik polisakarida pertama yang diproduksi dari reaksi antara karbondiok-

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 77

Page 86: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

sida dari udara dan air dari dalam tanah melalui proses fotosintesis dengan meman-faatkan energi radiasi sinar matahari (Hodge & Osman, 1976). Kondisi kekurangan cahaya berakibat terganggunya metabolisme sehingga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat (Chowdury et al., 1994; Sopandie et al., 2003). Berkurangnya intensitas cahaya menurunkan aktivitas PGA-kinase dan penu-runan yang lebih kecil dijumpai pada genotipe padi gogo toleran naungan diban-dingkan dengan genotipe peka. Pada intensitas cahaya rendah terjadi gangguan translokasi sehingga gula total dan pati menurun pada seluruh bagian tanaman (Soverda, 2002).

Kandungan protein umbi suweg pada sistem agroforestry manglid lebih tinggi dibandingkan dengan sistem monokultur suweg. Dalam hal ini, nitrogen (N) berpe-ran sebagai unsur utama pembentuk protein. Sharma (2006) dalam Akhila & Beevy (2011) menyatakan bahwa profil protein pada sebagian besar jenis tanaman semusim tergantung pada kondisi lingkungan dan kondisi penyimpanan. Naungan menyebab-kan terjadinya akumulasi N pada organ-organ tanaman tertentu, salah satunya pada biji. Norton et al., (1991) menyatakan bahwa naungan dapat menurunkan produksi hijauan, tetapi dapat meningkatkan kandungan nitrogen tanaman. Youkhana & Idol (2009) menyatakan bahwa mulsa hasil pruning juga dapat meningkatkan kandungan C dan N tanah, serta menurunkan kepadatan tanah, terutama pada lapisan tanah bagian atas (hingga 20 cm). Sistem agroforestry lebih menjaga kehilangan N tanah akibat aliran permukaan dibandingkan dengan sistem monokultur. Penurunan kadar nitrogen tanaman berpengaruh terhadap fotosintesis, baik melalui kandungan kloro-fil maupun enzim fotosintetik, sehingga menurunkan fotosintat (pati) yang terben-tuk, yang selanjutnya akan menurunkan pula bobot basah umbi dan bobot kering umbi (Djukri & Purwoko, 2003). Amorphophallus termasuk tanaman yang tahan kering, menyukai tempat teduh, dan tanah gembur (Richana, 2012).

78 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 87: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Produktiv itas dan Kual itas Umbi Suweg …

(a)

(b)

Gambar 2. Persentase kanadungan protein (a) dan pati umbi (b) pada silvikultur agrofrestry dan monokultur suweg

Lott et al. (2009) menyatakan bahwa manfaat utama dari naungan pohon adalah untuk melindungi dari temperatur yang tinggi, terutama di daerah tropik. Tanaman umbi-umbian pada umumnya mempunyai kemampuan hidup yang baik

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 79

Page 88: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

ketika ditanam di bawah naungan. Keberadaan manglid dalam sistem agroforestry akan mengurangi sumber daya sinar matahari, unsur hara, dan air. Meskipun demi-kian, tanaman suweg dengan pemeliharaan lebih intensif akan tercukupi unsur hara dan cahaya sehingga pertumbuhannya tetap optimal. Naungan optimal yang diperlu-kan suweg adalah 50–60% (Jansen et al., 1996 dalam Richana, 2012). Peningkatan produktivitas lahan dapat dilakukan jika menggunakan kombinasi antara pohon dengan tanaman jenis C3 (Muthuri et al., 2005). Suweg merupakan tanaman C3 sehingga mempunyai adaptasi yang baik terhadap naungan. Hal yang sama ditun-jukkan dari penelitian salah satu jenis umbi, yaitu kimpul (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) yang menghasilkan pertumbuhan tinggi terbaik dengan jumlah klorofil daun tanaman kimpul pada naungan 75%. Respons yang berbeda ditunjukkan oleh tanaman kedelai yang ternaungi. Sopandie & Trikoesoemaningtyas (2015) melapor-kan bahwa hasil kedelai menurun rata-rata 30–60% pada kondisi cekaman naungan Naungan sebesar 50% mengakibatkan umur panen lebih cepat, batang lebih tinggi, jumlah polong isi lebih sedikit, ukuran biji lebih kecil, dan bobot biji menjadi lebih rendah dibandingkan dengan lingkungan yang tanpa naungan (Susanto & Sundari, 2011).

IV. Kesimpulan

Sistem agroforestry mampu meningkatkan produksi suweg, berat basah, berat kering umbi, dan kandungan protein umbi melalui perlakuan pruning intensitas 75% dengan jarak tanam manglid 3 m x 3 m. Oleh karena itu, penanaman suweg dalam skala usaha akan lebih produktif hasilnya jika ditanam dengan sistem agroforestry.

Daftar Pustaka

Akhila, H., & Beevy, S. S. (2011). Morphological and seed protein characterization of the cultivated and the wild taxa of Sesamum L.(Pedaliaceae). Plant Systematics and Evolution, 293(1-4), 65-70.

80 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 89: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Produktiv itas dan Kual itas Umbi Suweg …

Djukri, & Purwoko, B. S. (2003). Pengaruh naungan paranet terhadap sifat toleransi tanaman talas(Colocasia esculenta (L.) Schott). Ilmu Pertanian, 10(2), 17-25.

Faridah, D. (2005). Sifat fisiko-kimia tepung suweg (Amorphophallus campanulatus B1.). J. Teknol. dan Industri Pangan, 16(3), 254-259.

Gardner, F. P., Pearce, R. B., & Mitchell, R. L. (2003). Physiology of crop plants. Physiology of crop plants.

Handono, A. (2013). Pemanfaatan tepung umbi suweg (Amorphophallus C) sebagai substitusi tepung terigu dalam pembuatan cookies dengan penambahan kuning telur (Skripsi), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Hodge, J., & Osman, E. (1976). Carbohydrates. In D. R. Fennema & M. Dekker (Eds.), Food Chemistry. New York, Basel: Inc. New York dan Basel.

Huxley, P. (1999). Tropical agroforestry: Blackwell Science.

Lott, J., Ong, C., & Black, C. (2009). Understorey microclimate and crop performance in a Grevillea robusta-based agroforestry system in semi-arid Kenya. Agricultural and Forest Meteorology, 149(6), 1140-1151.

Muthuri, C., Ong, C., Black, C., Ngumi, V., & Mati, B. (2005). Tree and crop productivity in Grevillea, Alnus and Paulownia-based agroforestry systems in semi-arid Kenya. Forest ecology and management, 212(1), 23-39.

Norton, B., Wilson, J., Shelton, H., & Hill, K. (1991). The effect of shade on forage quality. Forages for plantations crops.(Eds. M. Shelton and W. Stür). ACIAR Proceedings(32), 83.

Ong, C., & Kho, R. (2015). A framework for quantifying the various effects of tree-crop interactions. Tree–crop interactions, 2nd edition: agroforestry in a changing climate. CAB International, Wallingford, 1-23.

Richana, N. (2012). Araceae & Dioscorea Manfaat Umbi-umbian Indonesia. Nuansa. Bandung, 95.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 81

Page 90: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

A. Sudomo

Richana, N., & Sunarti, T. C. (2004). Karakterisasi sifat fisiko kimia tepung umbi dan tepung pati dari umbi ganyong, suweg, ubi kelapa dan gembili. Jurnal pascapanen, 1(1), 29-37.

Sabarnurdin, M. S., Suryanto, P., & Aryono, W. (2004). Dinamika tegakan mahoni (Swietenia macrophylla King) dalam sistem pertanaman lorong (Alley cropping). Ilmu Pertanian, 11(1), 63-73.

Sopandie, D., Chozin MA, Sastrosumarjo S, Juhaeti T, & Sahardi. (2003). Toleransi terhadap naungan pada padi gogo. Hayati, 10, 71-75.

Sopandie, D., & Trikoesoemaningtyas, T. (2015). Pengembangan tanaman sela di bawah tegakan tanaman tahunan. Buletin Iptek Tanaman Pangan, 6(2).

Soverda, N. (2002). Karakteristik fisiologi fotosintetik dan pewarisan sifat toleran naungan pada padi gogo. (Disertasi), Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Suhardi. (2011). Mandiri pangan sejahterakan masyarakat: KAGAMA.

Susanto, G. W. A., & Sundari, T. (2011). Perubahan karakter agronomi aksesi plasma nutfah kedelai di lingkungan ternaungi. J. Agron. Indonesia, 39(1), 1-6.

Youkhana, A., & Idol, T. (2009). Tree pruning mulch increases soil C and N in a shaded coffee agroecosystem in Hawaii. Soil biology and Biochemistry, 41(12), 2527-2534.

82 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 91: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Manglid

Endah Suhaendah1 & Aji Winara1

ABSTRAK

Upaya peningkatan produktivitas manglid tidak terlepas dari berbagai masalah, salah satunya adalah serangan hama dan penyakit. Kemampuan mengenali jenis hama dan penyakit sangat penting agar upaya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis hama dan penyakit manglid, serta pengendaliannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis hama manglid, yaitu hama perusak daun kumbang Sastra sp. dan Sorolopha camarotis, serta hama pengisap kutu putih Hammamelistes sp. dan Urostylis sp. Jenis penyakit manglid yang ditemukan antara lain penyakit busuk pangkal batang dan busuk akar, serta bercak daun. Pengendalian yang sesuai untuk hama pengisap Hammamelistes sp. dan Urostylis sp. adalah dengan penggunaan insektisida yang spesifik berbahan aktif Bacillus thuringiensis. Untuk jenis hama perusak daun Sastra sp. dan Sorolopha camarotis, pengendalian yang sesuai adalah dengan menggunakan musuh alaminya dan jika diperlukan, insektisida dapat digunakan. Pengendalian penyakit busuk pangkal batang dan busuk akar dapat dilakukan melalui pemberian agen antagonis jenis Trichoderma spp. pada media semai atau pada tanaman di tingkat lapangan.

Kata kunci: hama, insektisida, manglid, pengendalian, penyakit

I. Pendahuluan

Manglid saat ini menjadi salah satu kayu lokal unggulan yang banyak dikem-bangkan oleh pegiat hutan rakyat, khususnya di Jawa Barat bagian timur (Priangan Timur). Pengembangan silvikultur manglid dilakukan melalui berbagai macam pola tanam; baik monokultur, heterokultur maupun agroforestry. Kejadian serangan hama dan penyakit menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh para

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis, Jawa Barat Email: [email protected]

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 83

Page 92: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

pegiat hutan manglid sehingga kerugian secara ekonomi akibat hama dan penyakit dapat dihindari.

Pengetahuan tentang jenis hama dan penyakit, serta upaya pengendaliannya belum banyak dikaji dan dilaporkan secara umum. Hal ini tidak berarti manglid be-bas dari serangan hama dan penyakit. Seperti jenis tanaman hutan lainnya, manglid merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang tidak luput dari serangan hama dan penyakit. Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hama dan penyakit dapat mengakibatkan kematian, kerusakan sebagian dari pohon, penurunan pertumbuhan pohon, serta kerusakan biji dan buah (Gillott, 2005; Sumardi & Widyastuti, 2007).

Serangga merupakan kelompok hama paling berat yang menyebabkan keru-sakan hutan (Anggraeni et al.,, 2006; Sumardi & Widyastuti, 2007). Terjadinya ledakan hama disebabkan karena ekosistem yang disederhanakan. Hal ini menye-babkan terjadinya kelimpahan makanan yang kondusif bagi perkembangan hama. Perkembangan hama dipengaruhi oleh komposisi tanaman, umur, atau tempat tumbuh, seperti ketinggian, intensitas cahaya, dan struktur tanah (Wainhouse, 2005).

Kemampuan untuk mengantisipasi ledakan hama melalui informasi kejadian hama dan deteksi ledakan pada stadium awal perkembangan hama dapat dengan signifikan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian hama. Beberapa metode pengendalian hama sudah tersedia, antara lain pengendalian mekanis, biologis, dan kimiawi. Setiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga harus diseimbangkan antara keunggulan dan kekurangan tersebut melalui kombinasi metode yang paling sesuai (Gillott, 2005; Wainhouse, 2005).

Tanaman dikatakan sehat atau normal jika dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan genetik terbaik yang dimilikinya. Apabila tanaman diganggu oleh patogen (penyebab penyakit) atau oleh keadaan lingkungan tertentu sehingga fungsi fisiologis tanaman terganggu yang menyebabkan terjadinya penyim-pangan dari keadaan normal, tanaman akan menjadi sakit (Agrios, 1996). Perkem-bangan penyakit tanaman dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu adanya patogen,

84 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 93: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Mangl id

kerentanan tanaman, dan kondisi lingkungan yang mendukung (Anggraeni & Lelana, 2011).

Kejadian penyakit dapat merugikan secara ekonomi jika terjadi ledakan penyakit hingga tingkat epidemik. Ledakan penyakit dapat terjadi jika didukung oleh patogen yang virulen, lingkungan yang mendukung pathogen, dan tanaman inang yang lemah.

Pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan agar kejadian penyakit tidak merugikan secara ekonomi atau berpotensi dapat menyebar luas. Metode pengen-dalian penyakit tanaman bervariasi tergantung dari jenis patogen, jenis inang, dan interaksi keduanya. Berbagai cara pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam pengendalian dengan peraturan perundang-undangan, kultur teknis, hayati, fisik, dan kimiawi yang tergantung pada sifat agensia yang digunakan (Agrios, 1996).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang manglid, serta mencari cara pengendaliannya yang efektif dan efisien. Informasi ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan hutan manglid, baik di hutan tanaman maupun di hutan rakyat.

II. Metodologi

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sodonghilir, Pagerageung, dan Bojonggambir yang semuanya masuk ke dalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian dari tahun 2012 hingga 2015.

B. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tanaman manglid, mikoriza, serta insektisida hayati dan kimia. Alat yang digunakan berupa kantong

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 85

Page 94: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

plastik, alat tulis, jaring serangga, sprayer, roll meter, kamera, kain kasa, pinset, kuas, killing bottle, cawan petri, dan botol kecil.

C. Metode Pelaksanaan

1. Identifikasi Jenis Hama

Pada seiap lokasi pengamatan dibuat plot-plot pengamatan dengan pengam-bilan sampel sebesar 10% dari luas pengamatan. Plot pengamatan berukuran 20 m x 20 m. Pada setiap petak, pengamatan menggunakan jaring serangga. Serangga-serangga yang berhasil ditangkap dimasukkan ke dalam killing bottle yang selanjutnya dilakukan pemilahan koleksi dan identifikasi.

2. Identifikasi Jenis Penyakit

Identifikasi jenis penyakit dilakukan secara morfologis melalui isolasi patogen dan postulat Kohc, atau melalui identifikasi gejala penyakit bagi penyakit yang telah dikenal sebelumnya. Identifikasi penyakit mengacu pada Agrios (2004).

3. Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Kajian dilakukan untuk menguji beberapa jenis pestisida yang efektif mengandalikan hama dan penyakit manglid.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Hama pada Manglid

1. Jenis-Jenis Hama Manglid

a. Hama Pengisap (Urostylis sp.)

Hama ini merupakan hama kepik yang mengisap tanaman manglid. Hama ini diklasifikasikan dalam ordo Hemiptera, famili Urostylidae, dan genus Urostylis. Famili Urostylidae biasanya berbentuk memanjang dengan ukuran panjang sekitar

86 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 95: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Mangl id

3,5–14 mm, serta memiliki kaki memanjang dan kepala kecil. Urostylide tersebar di Asia bagian selatan dan timur, serta mencapai utara ke timur Palearctic dan arah barat daya ke Papua New Guinea. Urostylidae terdiri dari dua subfamili dan sekitar enam genus dengan lebih dari 80 spesies yang telah dikenal (Ren & Lin, 2003). Stadium serangga yang menjadi hama merupakan stadium nimfa dan dewasa. Serangga ini memakan getah tanaman. Stadium dewasa dari Urostylis sp. berwarna coklat, sedangkan stadium nimfanya berwarna kuning kehijauan (Gambar 1). Gejala serangan hama ini adalah rontoknya bagian pucuk tanaman dan tangkai pucuk berwarna coklat. Bahkan, serangan yang parah menyebabkan tanaman kering dan mati. Menurut Hosain & Nizam (2004), jenis Urostylis punctigera dilaporkan menyerang Michelia campaca L. yang menyebabkan kerusakan cukup berarti pada pola monokultur.

Gambar 1. Urostylis sp. pada stadium dewasa (a) dan stadium nimfa (b), serta gejala serangannya (c)

b. Hama Penggulung Daun

Hama penggulung daun merupakan jenis serangga hama dari ordo Lepidop-tera, famili Tortricidae, genus Sorolopha, dan spesies Sorolopha camarotis. Famili Tortricidae adalah salah satu famili yang terbesar dari Microlepidoptera dengan sekitar 1.200 jenis dan terbanyak anggotanya adalah ngengat. Kelompok ini mengandung sejumlah hama yang penting (Borror & Johnson, 1996). Sorolopha camarotis pernah dilaporkan menyerang Michelia campaca (Diakonoff, 1973). Stadium serangga yang menyerang tanaman manglid adalah stadium larva. Imago meletakkan telur pada permukaan daun, kemudian larva instar awal menggerek

a b c

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 87

Page 96: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

masuk ke dalam jaringan daun. Larva pun hidup berkembang dan makan di dalam gulungan daun (Gambar 2). Rusaknya daun tersebut dapat menyebabkan terham-batnya pertumbuhan manglid.

Gambar 2. Sorolopha camarotis. A. larva, b. imago.

c. Hama Penghisap batang (Hamamelistes sp.)

Hama penghisap batang atau hama kutu putih termasuk ke dalam ordo Hemiptera, famili Aphididae, dan genus Hamamelistes. Ciri khas hama ini adalah tubuhnya ditutupi malam atau lapisan lilin berwarna putih yang berfungsi sebagai pelindung (Borror et al., 1996; Kalshoven & Van der Laan, 1981) (Gambar 3). Tubuh kutu lunak berwarna cokelat kemerah-merahan dan berukuran kecil (±1 mm). Kutu putih bersifat partenogenesis sehingga dapat menghasilkan keturunan yang banyak dalam waktu singkat. Hal ini menyebabkan populasi hama dalam satu pohon manglid sangat banyak sehingga pohon menjadi merana, bahkan mati.

Kutu putih mengisap cairan tanaman tumbuhan inang. Kutu berada di batang pohon, cabang, ranting, hingga ke pucuk. Kutu menyerang manglid mulai dari umur satu tahun hingga umur tegakan akhir daur. Kerusakan pada tanaman manglid terjadi jika populasi kutu tinggi. Kerusakan yang terjadi pada manglid yang berumur muda, antara lain daun berwarna kuning, rontok, dan kering. Pada pohon besar, dampak kerusakan kutu terlihat pada warna tajuk menjadi hijau kusam dan tipis karena daun yang rontok. Penampakan yang berbeda jika dibandingkan dengan po-

a b

88 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 97: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Mangl id

hon besar yang sehat, yaitu tajuknya lebat dan berwarna hijau pekat. Serangan ini terjadi pada musim kemarau.

Penyebaran dan fluktuasi populasi kutu putih dipengaruhi oleh adanya penghalang berupa bentang alam (jurang/bukit), ada atau tidaknya vegetasi lain, dan musim. Tegakan manglid yang memiliki penghalang bentang alam dan vegetasi lain yang tinggi cenderung lebih lambat terserang dibandingkan dengan tegakan manglid pada bentang alam terbuka dan sedikit atau tidak memiliki vegetasi lain. Serangan kutu putih meningkat pada musim kemarau. Namun demikian, kutu putih masih terdapat pada tegakan manglid pada musim hujan, meskipun populasinya terbatas. Pada serangan berat, tanaman menjadi merana, kemudian mati.

Gambar 3. Kutu putih Hamamelistes sp.

d. Hama Kumbang (Sastra sp.)

Hama kumbang yang menyerang manglid termasuk ke dalam ordo Coleop-tera, famili Chrysomelidae, subfamili Galerucinae, genus Sastra, dan spesies Sastra sp. Hama ini merupakan hama pemakan daun. Hama berukuran ±2 cm dan berwar-na hijau kekuningan. Ciri khas hama ini adalah meninggalkan bekas gigitan berupa lubang-lubang di daun seperti jala (Gambar 4).

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 89

Page 98: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

Gambar 4. Sastra sp

Hama kumbang Sastra sp termasuk ke dalam golongan hama minor atau

hama yang relatif kurang penting karena kerusakan yang diakibatkan oleh hama tersebut masih dapat ditoleransi, baik oleh tanaman maupun petani (Untung, 2006). Hal yang perlu diperhatikan untuk hama ini adalah monitoring perkembangan hama karena cara pengelolaan ekosistem tertentu dapat memungkinkan hama minor berubah status menjadi hama utama.

2. Pengendalian Hama

Untuk mengendalikan suatu hama, ekologi dari hama tersebut harus dipelajari terlebih dahulu, selanjutnya ekologi populasi, kemudian baru diciptakan atau direncanakan suatu teknik pengendaliannya. Konsep pengendalian hama pada saat ini adalah membiarkan hama dalam populasi yang berada di bawah ambang kerusakan ekonomi.

Maksud dari pengendalian hama adalah memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman yang diusahakan. Sementara itu, tujuan dari pengendalian hama adalah mencegah terjadinya kerugian ekonomi dan menaikkan nilai produksi dari tanaman yang diusahakan. Usaha pengendalian dilakukan apabila biaya yang dikeluarkan lebih kecil daripada kerugian yang terjadi akibat serangan hama (Anggraeni, 2012). Untuk mencapai tujuan pengendalian hama, kegiatan pengen-dalian terintegrasi atau terpadu harus dilakukan (Yunasfi, 2007).

90 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 99: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Mangl id

Menurut Gillott (2005), berdasarkan pada strategi ekologi hama, pemilihan pengendalian hama tergantung dari posisi hama pada spektrum. Spektrum hama tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Hama r (r Pests)

Hama pada spektrum ini memiliki potensi rata-rata peningkatan populasi yang disebabkan oleh tingginya kemampuan menghasilkan telur dan generasi yang pendek. Pektrum ini juga memiliki kemampuan migrasi yang luas, mencari sumber makanan baru, dan preferensi makanan yang lebih luas. Pengendalian dengan insektisida yang spesifik dapat mengendalikannya dengan waktu singkat. Kelompok yang termasuk hama r adalah belalang, aphid, lalat, dan lalat rumah.

b. Hama K (K Pests)

Spektrum ini memiliki ciri menghasilkan telur yang yang lebih rendah dan generasi yang lebih panjang. Kemampuan migrasinya pun rendah dan ditemukan pada suatu habitat dengan periode waktu yang lama. Teknik pengendalian yang sesuai untuk spektrum hama ini adalah pengendalian dengan teknik budi daya dan pengendalian secara genetik.

c. Hama Menengah (Intermediate Pests)

Sebagian besar hama termasuk ke dalam golongan spektrum hama menengah, seperti hama perusak daun dan perusak akar. Hama memiliki potensi reproduksi yang relatif tinggi. Hama ini memiliki musuh alami yang relatif banyak sehingga teknik pengendalian yang sesuai untuk spektrum hama ini adalah pengendalian secara biologis dengan menggunakan musuh alami dan bisa ditambah dengan pengendalian menggunakan insektisida jika dianggap penting.

Berdasarkan paparan di atas, jenis hama pengisap Urostylis sp dan hama kutu putih Hammamelistes sp termasuk ke dalam kategori hama r sehingga pengendalian yang sesuai untuk jenis hama tersebut adalah dengan penggunaan insektisida yang spesifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan insektisida berbahan

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 91

Page 100: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

aktif Bacillus thuringiensis dengan dosis 5 ml/liter cukup efektif mengendalikan Urostylis sp. dan Hammamelistes sp.

Jenis hama perusak daun, yaitu hama penggulung daun Sorolopha camarotis dan hama kumbang Sastra sp., termasuk jenis hama menengah (intermediate pests). Pengendalian yang sesuai untuk jenis hama tersebut adalah dengan menggunakan musuh alami (secara biologis) dan jika diperlukan dapat menggunakan insektisida. Berdasarkan pengamatan, musuh alami Sorolopha camarotis yang ditemukan, antara lain semut (Polyrhachis spp.), tawon (Polytes sp.), dan laba-laba; sedangkan musuh alami Sastra sp. yang ditemukan adalah laba-laba (Suhaendah, 2014). Oleh karena itu, upaya konservasi musuh alami diperlukan agar musuh alami tersebut dapat berperan secara optimal dalam mengendalikan hama. Menurut Aminatun (2009), terdapat beberapa cara konservasi musuh alami, antara lain:

1) Pengurangan frekuensi pestisida. 2) Penggunaan pestisida yang yang ramah lingkungan. 3) Penanaman bunga sebagai sumber nektar. 4) Penyemprotan air gula atau protein untuk menarik musuh alami. 5) Perilaku tidak merusak sarang lebah. 6) Penanaman tanaman alternatif sebagai tempat bagi serangga (nonhama) mangsa. 7) Budi daya dengan pola tumpang sari atau tumpang gilir. 8) Penggunaan tanaman penutup tanah sebagai tempat berlindung musuh alami.

B. Penyakit pada Manglid

1. Jenis-Jenis Penyakit Manglid

a. Penyakit Busuk Pangkal Batang dan Busuk Akar

Pada skala persemaian, bibit manglid dapat terserang penyakit busuk pangkal batang (Gambar 5a), sedangkan tegakan manglid di masyarakat dapat terserang penyakit busuk akar (Gambar 5b). Jenis patogen yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang dan busuk akar belum diketahui secara pasti. Secara umum, penyakit

92 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 101: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Mangl id

busuk pangkal batang dan penyakit akar biasanya disebabkan oleh patogen tular tanah yang besifat parasit fakultatif , yaitu dapat bertahan hidup sebagai saprofit di dalam tanah dan menjadi parasit apabila menginfeksi tanaman inang yang masih hidup (Anggraeni & Lelana, 2011). Penyakit akar banyak menyerang hutan tanaman yang biasanya disebabkan oleh daya adaptasi tanaman yang rendah terhadap lingkungan baru atau tertular oleh tanaman lainnya. Adapun beberapa patogen yang menyebabkan penyakit akar, seperti busuk akar merah pada akasia dan sengon oleh fungi Ganoderma pseudoferreum, busuk akar putih pada akasia oleh fungi Rigidoporus microporus, dan penyakit busuk akar pada eukaliptus oleh fungi Phytophtora dan Botryodiplodia (Widyastuti et al., 2005).

Gambar 5. Gejala penyakit pada manglid: busuk pangkal batang (a), busuk akar (b), dan bercak daun (c)

b. Penyakit Bercak Daun

Selain penyakit akar, tegakan manglid dapat terserang suatu gejala penyakit lain yaitu bercak daun (Gambar 5c) dengan kejadian penyakit masih tergolong ringan dan tidak menyebabkan kematian pohon. Meskipun tidak menyebabkan kematian, penyakit bercak daun banyak menyebabkan tanaman manglid menjadi kerdil karena terhambatnya proses fotosintesis pada daun. Adapun patogen penye-bab penyakit ini belum diketahui hingga saat ini. Pada genus yang sama, yaitu Magnolia elegans , dilaporkan terserang oleh penyakit bercak daun yang disebabkan oleh fungi Colletotricum sp. (Irawan et al., 2015).

b c a

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 93

Page 102: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

2. Pengendalian Penyakit Manglid

Pengendalian penyakit busuk pangkal batang dan busuk akar dapat dilakukan melalui pemberian agen antagonis jenis Trichoderma spp. pada media semai atau pada tanaman di tingkat lapangan. Pemberian Trichoderma spp. untuk mencegah patogen tular tanah yang biasa menyebabkan penyakit akar dan busuk pangkal batang. Hal ini mengacu pada beberapa hasil penelitian Berlian et al. (2013) dan Sunarwati & Yoza (2010) yang menyatakan bahwa Tricoderma spp. efektif untuk mengendalikan beberapa patogen tular tanah, seperti penyakit busuk pangkal akar pada durian dengan mekanisme antagonis berupa parasitisme dan lisis dinding sel.

Selain itu, pemupukan dengan menggunakan pupuk biologis dari fungi miko-riza arbuskula dapat pula dilakukan untuk membantu ketahanan inang terhadap serangan penyakit. Fungi mikoriza dapat membantu tanaman dalam penyediaan unsur hara dan air, terutama ketika terjadi cekaman air dan hara makro yang terjerap pada tanah.

IV. Kesimpulan

Pembangunan hutan manglid memiliki potensi gangguan berupa kejadian serangan hama dan penyakit, baik pada tingkat persemaian maupun tegakan. Terdapat beberapa hama yang tergolong berpotensi merugikan secara ekonomi karena dapat menyebabkan kematian tegakan, yaitu hama pengisap Hamamelistes sp. dan Urostylis sp. Upaya pengendalian hama tersebut dapat dilakukan secara kuratif dengan penyemprotan insektisida biologis jenis Bacillus thuringiensis. Sementara itu, serangan penyakit yang berpotensi merugikan adalah busuk akar pada tegakan hingga menyebabkan kematian. Adapun upaya pengendaliannya dapat meng-gunakan agen antagonis Tricoderma spp.

94 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 103: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hama dan Penyakit Mangl id

Daftar Pustaka

Agrios, G. N. (1996). Ilmu penyakit tumbuhan. Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.

Aminatun, T. (2009). Teknik konservasi musuh alami untuk pengendalian hayati. UNY, Mei, 61-69.

Anggraeni, I. (2012). Penyakit karat tumor pada sengon dan hama cabuk lilin pada pinus: Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan Bogor, Badan Litbang Kehutanan

Anggraeni, I., Intari, S. E., & Darwiati, W. (2006). Hama dan penyakit hutan tanaman. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Anggraeni, I., & Lelana, N. (2011). Diagnosis penyakit tanaman hutan: Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan, Badan Litbang Kehutanan.

Berlian, I., Setyawan, B., & Hadi, H. (2013). Mekanisme antagonisme Trichoderma spp. terhadap beberapa patogen tular tanah. Warta Perkaretan, 32(2), 74-82.

Borror, D., A, T. C., & Johnson, N. (1996). Pengenalan pelajaran serangga: Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Diakonoff, A. (1973). The South Asiatic Olethreutini:(Lepidoptera Tortricidae) (Vol. 1): Brill Archive.

Gillott, C. (2005). Entomology: Springer Science & Business Media.

Hosain, M. K., & Nizam, M. Z. U. (2004). Michelia champaca L Species Description Part III. In B. Institute of Forestry and Environmental Sience (Ed.).

Irawan, A., Anggraeni, I., & Christita, M. (2015). Identifikasi penyebab penyakit bercak daun pada bibit cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H. Keng) dan teknik pengendaliannya. Jurnal Wasian, 2(2), 87-94.

H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 95

Page 104: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & A. Winara

Kalshoven, L. G. E., & Van der Laan, P. (1981). Pests of crops in Indonesia. Pests of crops in Indonesia.(Revised).

Ren, S.-Z., & Lin, C.-S. (2003). Revision of the Urostylidae of Taiwan, with descriptions of three new species and one new record (Hemiptera-Heteroptera: Urostylidae). Formosan Entomol, 23, 129-143.

Suhaendah, E. (2014). Musuh alami hama pada agroforestry mnaglid (Manglieta glauca Bl.). Paper presented at the Seminar Nasional Agroforestry V, Ambon.

Sumardi, & Widyastuti, S. (2007). Dasar-dasar perlindungan hutan: Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sunarwati, D., & Yoza, R. (2010). Kemampuan Trichoderma dan Penicillium dalam menghambat pertumbuhan cendawan penyebab penyakit busuk akar durian. Paper presented at the Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara, Solok.

Untung, K. (2006). Pengantar pengendalian hama terpadu. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Wainhouse, D. (2005). Ecological methods in forest pest management: Oxford University Press on Demand.

Widyastuti, S., Sumardi, & Harjono. (2005). Patologi hutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yunasfi. (2007). Permasalahan hama, penyakit, dan gulma dalam pembangunan hutan tanaman industri dan usaha pengendaliannya. Medan: Dep. Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

96 | H u t a n R a ky a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 105: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

MANAJEMEN OPTIMAL TEGAKAN MANGLID

BAB IV

Page 106: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 107: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid di Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat

Yonky Indrajaya1

ABSTRAK

Penentuan daur tebang dari suatu hutan tanaman termasuk hutan rakyat merupakan langkah penting dalam rangka memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari pengusahaan hutan tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis daur optimal hutan rakyat manglid di Kecamatan Kawalu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah memaksimalkan keuntungan yang dapat diperoleh dari kayu manglid pada semua daur. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran pertumbuhan tegakan manglid dan wawancara dengan petani manglid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daur optimal biologis tegakan manglid adalah 16,5 tahun dan daur Faustmann tegakan manglid adalah 13,5 tahun. Peningkatan harga kayu, tingkat suku bunga, dan tingkat pro-duktivitas akan memperpendek daur Faustmann, sedangkan peningkatan biaya pembangunan hutan akan memperpanjang daur Faustmann.

Kata kunci: manglid, hutan rakyat, daur optimal, daur Faustmann, keuntungan

I. Pendahuluan

Jenis manglid (Magnolica champaca) banyak dikembangkan oleh masyakarat di Tasikmalaya karena pohon ini cepat tumbuh, kayunya mengkilat, strukturnya padat, halus, ringan, dan mudah dikerjakan (Puspitodjati et al., 2009). Keputusan waktu memanen merupakan keputusan penting bagi pengusaha atau petani hutan manglid untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sementara itu, Darusman & Hardjanto (2006) menyebutkan bahwa penentuan waktu tebang umumnya didasar-kan pada kebutuhan petani (daur butuh) yang belum tentu memberikan keuntungan maksimal.

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 99

Page 108: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Rimbawan pada umumnya menggunakan metode kulminasi maksimum atau daur biologis dalam menentukan daur optimal suatu tegakan hutan tanaman, yaitu waktu di mana riap rata-rata tahunan (Mean Annual Increment/MAI) sama dengan riap tahun berjalan (Current Annual Increment/CAI) (Amacher et al., 2009; Bettinger et al., 2009). Namun, penentuan daur optimal ini pun belum tentu memberikan keuntungan yang maksimal bagi petani. Penentuan daur finansial Faustmann meru-pakan metode yang paling tepat dalam menentukan daur optimal suatu tegakan hutan dalam konteks teori kapital (Samuelson, 1976). Beberapa penelitian tentang penentuan daur beberapa jenis tegakan telah dilakukan menggunakan metode Faustmann, di antaranya di Amerika (van Kooten et al., 1995; Chang, 2001), Eropa (Tassone et al., 2004; Olschewski & Benitez, 2010), dan Indonesia (Indrajaya, 2013; Indrajaya & Siarudin, 2013).

Tulisan ini bertujuan menganalisis daur optimal tegakan manglid yang dibudi-dayakan oleh masyarakat di Kecamatan Kawalu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Daur optimal biologis dan finansial akan dibahas dalam tulisan ini untuk memberikan gambaran perbedaan keduanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola hutan tanaman manglid agar mendapatkan keuntungan yang maksimal.

.

II. Metodologi

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Kawalu merupakan kecamatan yang terletak di wilayah Kota Tasikmalaya yang memiliki luas sekitar 42,77 km2 dan terdiri dari 10 kelurahan. Penggunaan lahan di Kecamatan Kawalu sebagian besar merupakan lahan pertanian, yaitu sawah seluas 1.247 ha dan kebun campuran seluas 1.050 ha (terdiri dari 42 ha pekarangan, 663 ha tegalan, dan 345 ha hutan rakyat). Di lahan kebun campuran inilah para petani umumnya menanam jenis kayu-kayuan yang salah satu jenisnya adalah manglid. Rerata temperatur di lokasi penelitian adalah 20–34o C dengan rerata curah hujan tahunan sebesar 2.072 mm dan rerata jumlah hari hujan sebanyak

100 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 109: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

82 hari (Puspitodjati et al., 2009). Kondisi tempat tumbuh di lokasi penelitian relatif cocok untuk manglid berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Chat (2002).

B. Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi (1) data pertumbuhan tegakan manglid, yaitu tinggi dan diameter, serta populasi pohon manglid dalam satu hektare; dan (2) data ekonomi, yaitu total biaya dan pendapatan (seperti biaya pembangunan hutan tanaman manglid, biaya pemanenan, dan harga kayu), serta data tingkat suku bunga riil dalam 10 tahun terakhir. Pengukuran tinggi dan diameter pohon manglid dila-kukan sejak tahun 2010 hingga 2014 pada tiga petak ukur yang masing-masing berukuran 625 m2. Untuk menambah data pertumbuhan, pengukuran juga dilakukan di luar plot penelitian, yaitu di lahan masyarakat dengan umur berbeda (delapan tahun dan 10 tahun). Estimasi volume pohon diperoleh dengan persamaan:

(1)

Dalam persamaan di atas, nilai V adalah volume pohon (m3), D adalah

diameter pohon (m), H adalah tinggi total pohon (m), dan f adalah faktor angka

bentuk pohon (tidak memiliki satuan). Mengingat belum adanya studi tentang faktor angka bentuk pohon manglid, faktor angka bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor angka bentuk pohon jabon, yaitu 0,47 (Krisnawati et al., 2011a). Hal ini karena secara fisiologis pohon manglid mirip dengan pohon jabon.

Untuk mengetahui volume tegakan manglid pada kelas umur >10 tahun,

pemodelan hubungan dibuat antara umur A (dalam bulan) dengan diameter D (cm)

dan tinggi H (meter) (Siarudin et al., 2014), yaitu:

(2)

(3)

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 101

Page 110: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Untuk mengestimasi jumlah pohon per hektare, perhitungan menggunakan data kematian pohon dan intensitas penjarangan yang dilakukan di plot penelitian. Estimasi jumlah pohon per hektare setelah dikurangi dengan tingkat kematian yang terjadi diperoleh dengan persamaan:

(4) Mengingat tingkat kerapatan yang cukup tinggi pada saat penanaman, pen-

jarangan dengan intensitas yang bervariasi perlu dilakukan. Intensitas penjarangan yang dianjurkan untuk tegakan manglid yang diperuntukkan sebagai kayu pertukangan nilainya hingga sebesar 50% pada tahun ke-5, ke-9, dan ke-15 (Chat, 2002). Dalam penelitian ini, pengurangan jumlah pohon per hektare diasumsikan sebanyak 5,1% dari jumlah pohon pada tahun sebelumnya dan mengikuti rata-rata tingkat kematian pohon manglid dari umur 0–4 tahun di lokasi penelitian. Pohon yang dijarangi termasuk pohon yang mati dan tertekan. Kayu hasil penjarangan diasumsikan tidak dijual sehingga tidak diperhitungkan sebagai pendapatan dalam perhitungan keuntungan.

Data ekonomi (seperti biaya pembangunan hutan, biaya pemanenan, dan harga kayu) dan teknik pengelolaan hutan rakyat manglid (seperti jarak tanam) diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap petani. Tingkat suku bunga riil diperoleh dari data sekunder yang diperoleh dari Bank Dunia.

C. Penentuan Daur Optimal Tegakan Manglid

1. Daur Biologis

Daur biologis merupakan daur yang digunakan untuk memperoleh hasil produksi kayu yang maksimal (Bettinger et al., 2009). Daur ini dihitung berdasarkan riap volume rerata tahunan (MAI) sama dengan riap volume tahun berjalan (CAI)

= [S merupakan stok kayu pada waktu T]. Daur biologis banyak

digunakan oleh para rimbawan dengan argumentasi bahwa pohon secara alami akan mencapai puncak pertumbuhannya, kemudian akan tua dan mati.

102 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 111: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

2. Daur Finansial

Penentuan daur finansial atau daur Faustmann dilakukan dengan mengguna-

kan pendekatan Net Present Value (NPV) dari tegakan manglid dalam rotasi tak

terhingga (Amacher et al., 2009). Apabila memperhitungkan seluruh biaya dan pendapatan dari seluruh rotasi, keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.

Persamaan NPV untuk rotasi tak terhingga atau daur Faustmann adalah sebagai

berikut:

(5)

(6)

Dalam rumus di atas, nilai p adalah harga kayu neto biaya penebangan per m3,

C adalah biaya pembangunan hutan tanaman manglid, dan i merupakan suku bunga

riil. Kondisi untuk daur optimal Faustmann adalah ketika keuntungan marginal dari menunda penebangan setara dengan biaya kesempatan yang disebabkan oleh penundaan tersebut, yaitu:

(7)

Terminologi menunjukkan jumlah nilai dari lahan dan stok

kayu pada waktu pemanenan. Apabila diganti dengan terminologi dari sisi kanan persamaan (5) dan menata kembali persamaan (7), persamaan (8) pun akan diperoleh. Persamaan (8) ini digunakan untuk memberikan ilustrasi secara grafis, sebagai berikut:

(8)

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan faktor-faktor eksogen (seperti suku bunga riil, harga kayu, dan produksi) terhadap daur optimal finansial Faustmann.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 103

Page 112: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

III. Hasil dan Pembahasan

A. Daur Biologis

Berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan (1), (2), dan (3) maka dapat dibuat model pertumbuhan volume tegakan manglid. Jarak tanam awal tegakan manglid adalah 2 m x 2 m sehingga jumlah pohon pada saat penanaman sebanyak 2.500 pohon/ha. Hasil dari estimasi pertumbuhan volume per hektare tegakan manglid dapat disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Estimasi volume per hektare tegakan manglid

Umur (tahun)

Dbh (cm)

Tinggi total (m)

Populasi (pohon/ha)

Volume (m3/ha)

CAI (m3/ha)

MAI (m3/ha)

0 - - 2.500 - - - 1 2,60 1,58 2.373 0,93 0,93 0,93 2 4,42 3,96 2.252 6,44 5,51 3,22 3 6,04 5,36 2.137 15,41 8,97 5,14 4 7,53 6,35 2.028 26,96 11,55 6,74 5 8,93 7,12 1.924 40,41 13,45 8,08 6 10,28 7,75 1.826 55,22 14,81 9,20 7 11,57 8,28 1.733 70,95 15,73 10,14 8 12,82 8,74 1.645 87,26 16,30 10,91 9 14,03 9,15 1.561 103,84 16,58 11,54 10 15,21 9,51 1.481 120,45 16,61 12,04 11 16,37 9,84 1.406 136,90 16,45 12,45 12 17,50 10,14 1.334 153,02 16,12 12,75 13 18,61 10,42 1.266 168,68 15,66 12,98 14 19,70 10,67 1.201 183,77 15,10 13,13 15 20,77 10,91 1.140 198,22 14,44 13,21 16 21,83 11,13 1.082 211,95 13,73 13,25 17 22,87 11,34 1.027 224,91 12,96 13,23 18 23,90 11,54 974 237,08 12,16 13,17 19 24,91 11,72 925 248,42 11,34 13,07 20 25,91 11,90 878 258,92 10,50 12,95

104 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 113: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

Umur (tahun)

Dbh (cm)

Tinggi total (m)

Populasi (pohon/ha)

Volume (m3/ha)

CAI (m3/ha)

MAI (m3/ha)

21 26,90 12,07 833 268,58 9,66 12,79 22 27,88 12,23 790 277,40 8,82 12,61 23 28,85 12,38 750 285,38 7,99 12,41 24 29,80 12,53 712 292,55 7,17 12,19 25 30,75 12,67 675 298,91 6,36 11,96

Keterangan: Dbh = diameter setinggi dada, MAI = riap rata-rata tahunan, CAI = riap tahun berjalan

Berdasarkan Tabel 1, pertumbuhan tegakan manglid di lokasi penelitian relatif

lambat dengan riap rerata tahunan (MAI) tertinggi sebesar 13,25 m3/tahun pada tahun ke-16. Padahal, jenis hutan rakyat lain seperti jabon dapat mencapai nilai MAI hingga 30 m3 pada tahun ke-3 (Indrajaya & Siarudin, 2013) atau sengon yang dapat mencapai nilai MAI hingga 20 m3 pada tahun ke-9 (Krisnawati et al., 2011b). Daur biologis tegakan manglid di lokasi penelitian adalah 16,5 tahun, yaitu ketika nilai rerata riap volume tahunan (MAI) sama dengan riap volume tahun berjalan (CAI), seperti disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Daur biologis optimal tegakan manglid

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 105

Page 114: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Mengingat pertumbuhan manglid relatif lebih lambat dibandingkan dengan jenis hutan rakyat yang lain (sengon dan jabon), daur biologisnya pun menjadi relatif lebih panjang. Daur biologis optimal tegakan sengon sekitar 5–7 tahun pada kualitas tempat tumbuh (bonita) II–IV (Indrajaya, 2013). Sementara itu, daur biologis optimal tegakan jabon adalah lima tahun (Indrajaya & Siarudin, 2013).

B. Daur Finansial

Daur finansial ditentukan menggunakan pendekatan daur Faustmann dengan beberapa asumsi, yaitu (1) pemanenan tegakan manglid dilakukan secara tebang habis; (2) permudaan dilakukan pada tahun yang sama dengan penebangan melalui bibit; (3) tingkat harga, suku bunga riil, dan pertumbuhan pohon telah diketahui dan tetap (Indrajaya & Siarudin, 2013). Berdasarkan wawancara dengan responden, harga kayu manglid adalah Rp1 juta/m3 dengan biaya pemanenan Rp50 ribu/m3. Dengan demikian, estimasi biaya pembangunan hutan tanaman manglid sebesar Rp18,8 juta/ha seperti dijelaskan dalam Lampiran 1. Suku bunga riil yang digunakan dalam perhitungan sebesar 4% yang merupakan rerata suku bunga riil selama 10 tahun terakhir (World Bank, 2013). Berdasarkan perhitungan meng-gunakan persamaan (8), daur finansial optimal tegakan manglid adalah 13,5 tahun (Gambar 2).

Gambar 2. Daur optimal finansial tegakan manglid

106 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 115: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

Gambar 2 menunjukkan bahwa pada tahun ke-13,5, petani akan memperoleh hasil yang maksimal apabila menebang tegakan manglid-nya dibandingkan dengan menebang pada tahun ke-16,5 (daur biologisnya). Pertumbuhan yang relatif lambat pada tegakan manglid ini menyebabkan daur optimal finansial lebih pendek diban-dingkan dengan daur biologisnya. Hal ini serupa dengan jenis-jenis hutan tanaman yang relatif lambat pertumbuhannya seperti Douglas fir di Amerika (Perman et al., 2003). Namun, kondisi ini berbeda dengan jenis hutan rakyat yang lain yang dikem-bangkan di Indonesia, seperti sengon atau jabon, yang mana pertumbuhannya relatif cepat sehingga daur finansialnya sama dengan daur biologisnya (Indrajaya, 2013; Indrajaya & Siarudin, 2013).

C. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk menguji seberapa sensitif hasil dari perhitungan daur Faustmann dipengaruhi oleh parameter-parameter yang digunakan sebagai input. Parameter input ini merupakan parameter eksogen, yaitu parameter yang tidak dipengaruhi oleh parameter di dalam model optimasi. Salah satu para-meter ini adalah harga kayu. Harga kayu manglid yang digunakan dalam analisis sensitivitas ini adalah Rp500 ribu dan Rp1,5 juta.

Gambar 3. Daur Faustmaan tanaman manglid pada beberapa tingkat harga kayu

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 107

Page 116: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Gambar 3 menunjukkan bahwa peningkatan harga kayu manglid akan mem-perpendek daur Faustmann. Sebaliknya, penurunan harga akan memperpanjang daur Faustmann. Harga kayu yang semakin tinggi akan menyebabkan nilai sekarang men-jadi lebih tinggi dan kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari daur berikutnya akan menjadi lebih tinggi sehingga keputusan untuk mempercepat pema-nenan kayu menjadi pilihan yang tepat.

Parameter eksogen lain yang kemungkinan dapat berubah adalah tingkat suku bunga riil yang disebabkan oleh perubahan kondisi makro ekonomi yang berakibat pada berubahnya tingkat inflasi. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis sensitivitas ini adalah 1% dan 7%. Daur Faustmann pada beberapa tingkat suku bunga disajikan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Daur Faustmann tanaman manglid pada beberapa tingkat suku bunga

Gambar 4 menunjukkan bahwa pada tingkat suku bunga 1%, daur Faustmann

sama dengan daur biologisnya, yaitu 16,5 tahun. Sementara itu, pada tingkat suku bunga 7%, daur Faustmann menjadi 11,5 tahun. Selain harga kayu dan tingkat suku bunga riil, parameter eksogen yang mungkin berubah adalah biaya pembangunan hutan. Daur Faustmann pada beberapa biaya pembangunan hutan dapat disajikan dalam Gambar 5. Dalam analisis sensitivitas ini, perhitungan diujicobakan pula bila

108 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 117: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

biaya pembangunan hutan manglid naik menjadi Rp2 juta dan Rp35 juta. Gambar 5 menunjukkan bahwa peningkatan biaya pembangunan hutan dapat menyebabkan daur Faustmann menjadi lebih panjang.

Gambar 5. Daur Faustmann tanaman manglid pada beberapa biaya pembangunan hutan

Selain itu, penanaman hutan tanaman manglid umumnya dilakukan secara

monokultur sehingga tegakan manglid relatif rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Analisis sensitivitas terhadap penurunan produksi kayu telah pula dilaku-kan di hutan alam (Yuniati, 2011). Apabila diasumsikan penurunan produksi sebesar 25% dan 50%, nilai NPV pun akan berkurang. Daur Faustmann pada beberapa penurunan produksi kayu manglid disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6 menunjukkan bahwa penurunan produksi kayu manglid sebesar 25% dan 50% akan memperpendek daur Faustman berturut-turut menjadi 10,5 dan 6,5 tahun. Semakin tinggi tingkat penurunan produksi kayu, keputusan untuk mempercepat waktu pemanenan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 109

Page 118: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Gambar 6. Daur Faustmann tanaman manglid pada beberapa tingkat penurunan produksi

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Daur optimal biologis tegakan manglid adalah 16,5 tahun dan daur Faustmann tegakan manglid adalah 13,5 tahun. Peningkatan harga kayu, tingkat suku bunga, dan tingkat produktivitas akan memperpendek daur Faustmann. Sebaliknya, peningkatan biaya pembangunan hutan akan memperpanjang daur Faustmann.

B. Saran

Petani manglid sebaiknya menggunakan daur Faustmann agar dapat mem-peroleh keuntungan yang maksimal. Daur biologis ataupun daur butuh tidak memberikan keuntungan yang maksimal karena tidak mempertimbangkan faktor ekonomi dalam penentuan daurnya. Penelitian manajemen optimal hutan manglid yang dilakukan menggunakan pola agroforestry menarik untuk dilakukan mengingat banyak pula pengusahaan manglid menggunakan pola ini.

110 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 119: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

Daftar Pustaka

Amacher, G.S., Ollikainen, M., Koskela, E., 2009. Economics of forest resources. MIT Press, Cambridge, Mass.

Bettinger, P., Boston, K., Siry, J.P., Grebner, D.L., 2009. Forest management and planning. Academic Press, Burlington USA.

Chang, S.J., 2001. One formula, myriad conclusions, 150 years of practicing the faustmann formula in central Europe and the USA. Forest policy and economics 2.

Chat, N.B., 2002. Manglietia glauca B1 (M. conifera Dandy). In: Sam, D.D., Nghia, N.H. (Eds.), Use of Indigenous Tree Species in Reforestation in Vietnam. Agricultural Publishing House - Foarest Science Institute of Vietnam, Hanoi Vietnam.

Darusman, D., Hardjanto, 2006. Tinjauan ekonomi hutan rakyat. In, Prosiding seminar hasil penelitian hasil hutan. Badan Litbang Kehutanan.

Indrajaya, Y., 2013. Penentuan daur optimal hutan tanaman sengon/Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen dengan metode Faustmann. Jurnal Penelitian Agroforestry 1, 31-40.

Indrajaya, Y., Siarudin, M., 2013. Daur finansial hutan rakyat jabon di Kecamatan Pekenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 10, 201-211.

Krisnawati, H., Kallio, M., Kanninen, M., 2011a. Anthocephalus cadamba Miq.: Ekologi, Silvikultur, Produktivitas. CIFOR, Bogor.

Krisnawati, H., Varis, E., Kallio, M., Kanninen, M., 2011b. Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen. Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. CIFOR, Bogor Indonesia.

Olschewski, R., Benitez, P.C., 2010. Optimizing joint production of timber and carbon sequestration of afforestation projects. J Forest Econ 16, 1-10.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 111

Page 120: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Perman, R., Ma, Y., McGilvray, J., Common, M., 2003. Natural resource and environmental economics. Third Edition. Pearson Education Limited, England.

Puspitodjati, T., Rohandi, A., Swestiani, D., Sudomo, A., Nadiharto, Y., Rahmawan, B., Setiawan, I., 2009. Intensifikasi hutan rakyat untuk peningkatan produksi pangan melalui pola agroforestry jenis manglid (Manglieta glauca BI) dan jagung (Zea mays). In. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis, Ciamis.

Samuelson, P.A., 1976. Economics of Forestry in an Evolving Society. Econ Inq 14, 466-492.

Siarudin, M., Indrajaya, Y., Handayani, W., Badrunasar, A., Nurochmah, Y., 2014. Laporan Hasil Penelitian "Pemanfaatan Lahan Agroforestry untuk Mendukung Mekanisme REDD+". In. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Ciamis.

Tassone, V.C., Wesseler, J., Nesci, F.S., 2004. Diverging incentives for afforestation from carbon sequestration: an economic analysis of the EU afforestation program in the south of Italy. Forest policy and economics 6, 567-578.

van Kooten, G.C., Binkley, C.S., Delcourt, G., 1995. Effect of Carbon Taxes and Subsidies on Optimal Forest Rotation Age and Supply of Carbon Services. American Journal of Agricultural Economics 77, 365-374.

World Bank, 2013. World Bank Indicator. In: Bank, W. (Ed.), 1960-2012.

Yuniati, D., 2011. Analisis finansial dan ekonomi pembangunan hutan tanaman Dipterokarpa dengan teknik SILIN (Studi kasus PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Barat). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 8, 239-249.

112 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 121: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Hutan Rakyat Manglid…

Lampiran 1. Estimasi biaya pembangunan hutan tanaman manglid per hektare

Komponen biaya Satuan Harga (Rp)

Jumlah Total

(Rupiah)

I. Biaya Bahan

a. Bibit Buah 1.000 2.500 2.500.000 b. Pupuk organik Kilogram 200 12.500 2.500.000

II. Biaya Operasional

a. Persiapan lahan HOK 30.000 250 7.500.000 b. Pemupukan HOK 30.000 60 1.800.000 c. Penanaman HOK 30.000 60 1.800.000 d. Penyiangan HOK 30.000 60 1.800.000 e. Pengangkutan bahan (bibit,

pupuk, ajir) HOK 30.000 30 900.000

Total Biaya 18.800.000

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 113

Page 122: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 123: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Pengaruh Jasa Lingkungan Karbon Terhadap Daur Optimal Tegakan Manglid dalam Proyek Aforestasi

Yonky Indrajaya1

ABSTRAK

Salah satu jenis tanaman pohon yang banyak ditanaman di lahan masyarakat di Jawa Barat, khususnya di wilayah Priangan Timur adalah jenis manglid (Magnolia champaca). Penentuan rotasi tebang hutan rakyat pada umumnya dilakukan menggunakan rotasi tebang butuh atau ditebang pada saat masyarakat membutuhkan dana untuk keperluan tertentu. Penentuan daur finansial Faustmann dapat memberikan keuntungan yang maksimal apabila hanya memperhitungkan penjualan kayu sebagai satu-satunya sumber pendapatan. Selain dapat menghasilkan kayu, hutan tanaman juga dapat menyerap karbon dari atmosfer. Tulisan ini bertujuan mengetahui pengaruh tambahan pendapatan dari penjualan jasa lingkungan karbon apabila hutan tanaman manglid dibangun dengan tujuan penyerapan karbon (contohnya proyek aforestasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tambahan pendapatan jasa lingkungan karbon akan memperpanjang rotasi tebang tegakan manglid. Semakin tinggi harga karbon, semakin panjang rotasi tebang tegakan manglid.

Kata kunci: manglid, daur optimal, aforestasi, jasa lingkungan, karbon

I. Pendahuluan

Salah satu jenis pohon yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Jawa Barat, khususnya di wilayah Tasikmalaya adalah jenis manglid (Magnolia champaca). Jenis ini cepat tumbuh, kayunya mengkilat, strukturnya padat, halus, ringan, dan mudah dikerjakan (Puspitodjati et al., 2009). Pada umumnya, penentuan waktu tebang tegakan hutan rakyat, termasuk manglid, dilakukan pada saat masyarakat sedang membutuhkan dana yang cukup besar (Darusman & Hardjanto, 2006), misalnya untuk membayar sekolah anak, keperluan pernikahan anak, atau untuk

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 115

Page 124: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

keperluan pembangunan rumah sendiri. Dari perspektif ekonomi, daur yang hanya mempertimbangkan waktu kebutuhan sebagai faktor penentu belum tentu memberi-kan keuntungan yang maksimal kepada petani.

Waktu tebangan umumnya ditentukan berdasarkan metode daur biologis (Amacher et al., 2009), yaitu waktu panen adalah ketika riap rerata tahunan (Mean Annual Increment/MAI) sama dengan riap tahun berjalan (Current Annual Increment/ CAI). Daur tebangan ini sebenarnya belum memberikan keuntungan yang maksimal bila hanya mempertimbangkan kayu sebagai satu-satunya sumber pendapatan. Samuelson (1976) dalam reviewnya tentang aspek ekonomi kehutanan menyatakan bahwa teori Faustmann merupakan teori ekonomi kehutanan yang paling tepat dalam analisis memaksimalkan keuntungan dari suatu tegakan hutan tanaman. Daur ini memperhitungkan semua pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan hutan tanaman, yaitu tidak hanya pada satu daur, namun hingga daur tak terhingga.

Selain dapat memproduksi kayu, hutan tanaman juga berperan dalam penye-rapan karbon dari atmosfer selama pertumbuhannya sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai kegiatan mitigasi perubahan iklim (Solomon, 2007). Penanaman pohon hutan pada lahan hutan yang kosong dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam penyerapan karbon di udara. Beberapa penelitian telah banyak dila-kukan di Eropa dan Amerika terkait dengan penjualan jasa lingkungan karbon dalam hutan tanaman (Foley & Galik, 2009; Galinato & Uchida, 2011; Huang & Kronrad, 2006; Olschewski & Benitez, 2010; Susaeta et al., 2014; Tassone et al., 2004; van Kooten et al., 1995). Hasilnya adalah penambahan pendapatan dari jasa lingkungan karbon akan memperpanjang daur optimalnya. Penelitian tentang pengaruh jasa lingkungan karbon tegakan manglid dengan cara memperpanjang daur dari daur optimalnya dengan metode Verified Carbon Standard (VCS) telah dilakukan oleh Indrajaya & Sudomo (2015). Penelitian tersebut menggunakan asumsi bahwa tegakan manglid telah ada dan dikelola dengan manajemen tertentu. Tambahan pen-dapatan dari penjualan jasa lingkungan karbon dilakukan dengan cara memperpan-jang daur tebangan yang tergantung dari harga karbon. Dengan demikian, perhi-

116 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 125: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

tungan baseline karbon tersimpan adalah jumlah karbon tersimpan pada daur optimal bila hanya mempertimbangkan kayu sebagai sumber pendapatannya.

Tulisan ini bertujuan menganalisis pengaruh tambahan pendapatan yang dapat diperoleh dari penjualan jasa lingkungan karbon terhadap daur optimal hutan tanaman manglid yang ditanam pada lahan kosong atau melalui proyek aforestasi. Berbeda dengan penelitian Indrajaya & Sudomo (2015), tulisan ini membahas hutan tanaman manglid yang ditanam dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan jasa lingkungan karbon yang dimulai dari penanaman. Oleh karena itu, baseline yang digunakan dalam penelitian ini adalah nol.

II. Metodologi

A. Lokasi

Penelitian dilakukan di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Pada wilayah ini, curah hujan rerata tahunan sebesar 2.072 mm dan jumlah hari hujan rerata sebanyak 82 hari dengan temperatur rerata sebesar 20–34oC (Puspitodjati et al., 2009). Lokasi penelitian ini cocok sebagai tempat tumbuh manglid berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Chat (2002).

B. Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pertumbuhan tegakan manglid (seperti perubahan dimensi pohon manglid dan populasinya) dan data ekonomi tegakan manglid, yaitu data biaya dan pendapatan yang terkait dengan pengelolaan hutan tanaman manglid (seperti biaya pembangunan hutan tanaman manglid, biaya pemanenan, harga kayu, dan tingkat suku bunga riil).

Metode memaksimalkan keuntungan dengan penentuan waktu tebang (daur) optimal Faustmann digunakan untuk mengetahui pengaruh tambahan pendapatan jasa lingkungan karbon terhadap daur optimal tegakan manglid dalam proyek aforestasi. Pendekatan model Faustmann merupakan perhitungan Net Present Value

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 117

Page 126: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

(NPV) dengan memperhitungkan seluruh biaya dan pendapatan dari seluruh daur

sehingga keuntungan yang diperoleh maksimal. Pendekatan ini menotasikan p

sebagai harga kayu neto biaya penebangan per m3, K sebagai biaya pembangunan

hutan tanaman manglid, S sebagai stok kayu berdiri, dan r sebagai suku bunga riil.

Dengan demikian, perhitungan NPV pada rotasi tak terhingga dapat dituliskan

sebagai berikut:

(1)

Apabila harga karbon per ton CO2 eq. dinotasikan sebagai dan jumlah

karbon tersimpan dalam biomassa hutan sebagai C, perhitungan NPV karbon pada

rotasi tak terhingga dapat dituliskan sebagai berikut:

(2)

Selanjutnya, persamaan dalam memaksimalkan keuntungan dari kayu dan karbon dapat dituliskan sebagai berikut:

(3)

Pembayaran jasa lingkungan karbon dimulai ketika > , yaitu ketika karbon tersimpan dalam biomassa proyek lebih tinggi daripada rerata karbon tersim-

pan dalam biomassa baseline. Pembayaran karbon dihentikan ketika , yaitu pada saat akumulasi karbon tersimpan dalam biomassa yang dikreditkan sama dengan rerata karbon tersimpan dalam biomassa dalam satu daur dalam proyek. Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Indrajaya & Sudomo (2015), yang mana baseline yang digunakan pada penelitian mereka adalah jumlah rerata karbon tersimpan dalam biomassa dengan hanya memperhitungkan penda-

118 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 127: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

patan dari kayu dalam satu daur. Sebaliknya, baseline yang digunakan dalam peneli-tian ini adalah jumlah karbon tersimpan dalam biomassa pada tanah kosong yang diasumsikan sebesar nol.

Perhitungan berat biomassa tegakan manglid di atas permukaan tanah dilaku-kan dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Chave et al. (2005), yaitu:

(4)

Dalam rumus tersebut, nilai p merupakan berat jenis manglid, yaitu 0,45

(Zanne et al., 2009). Proporsi karbon tersimpan dalam biomassa adalah sebesar 0,47 (IPCC, 2006). Selanjutnya, jumlah CO2 eq. yang merupakan unit karbon yang diperjualbelikan diperoleh dengan cara mengalikan nilai karbon tersimpan dalam biomassa dengan bilangan 44/12, yaitu rasio berat molekul CO2 terhadap unsur C.

III. Hasil dan Pembahasan

Pertumbuhan manglid relatif lebih lambat dibandingkan dengan jenis-jenis hutan rakyat yang banyak dikembangkan di masyarakat, seperti jabon (Krisnawati et al., 2011a) dan sengon (Krisnawati et al., 2011b).

Tabel 1. Estimasi volume per hektare tegakan manglid

Umur (tahun)

Dbh (cm)

Tinggi total (m)

Populasi (pohon/ha)

Volume (m3/ha)

CAI (m3/ha)

MAI (m3/ha)

0 - - 2.500 - - - 1 2,60 1,58 2.373 0,93 0,93 0,93 2 4,42 3,96 2.252 6,44 5,51 3,22 3 6,04 5,36 2.137 15,41 8,97 5,14 4 7,53 6,35 2.028 26,96 11,55 6,74 5 8,93 7,12 1.924 40,41 13,45 8,08 6 10,28 7,75 1.826 55,22 14,81 9,20 7 11,57 8,28 1.733 70,95 15,73 10,14

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 119

Page 128: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Umur (tahun)

Dbh (cm)

Tinggi total (m)

Populasi (pohon/ha)

Volume (m3/ha)

CAI (m3/ha)

MAI (m3/ha)

8 12,82 8,74 1.645 87,26 16,30 10,91 9 14,03 9,15 1.561 103,84 16,58 11,54 10 15,21 9,51 1.481 120,45 16,61 12,04 11 16,37 9,84 1.406 136,90 16,45 12,45 12 17,50 10,14 1.334 153,02 16,12 12,75 13 18,61 10,42 1.266 168,68 15,66 12,98 14 19,70 10,67 1.201 183,77 15,10 13,13 15 20,77 10,91 1.140 198,22 14,44 13,21 16 21,83 11,13 1.082 211,95 13,73 13,25 17 22,87 11,34 1.027 224,91 12,96 13,23 18 23,90 11,54 974 237,08 12,16 13,17 19 24,91 11,72 925 248,42 11,34 13,07 20 25,91 11,90 878 258,92 10,50 12,95 21 26,90 12,07 833 268,58 9,66 12,79 22 27,88 12,23 790 277,40 8,82 12,61 23 28,85 12,38 750 285,38 7,99 12,41 24 29,80 12,53 712 292,55 7,17 12,19 25 30,75 12,67 675 298,91 6,36 11,96

Sumber: Indrajaya & Sudomo (2015)

Hutan tanaman manglid dibangun dengan biaya sebesar Rp18,8 juta/ha,

sedangkan harga jual kayu manglid sebesar Rp1 juta/m3 dengan biaya pemanenan Rp50 ribu/m3 (Indrajaya & Sudomo, 2015). Suku bunga riil rerata tahun 2003–2013 sebesar 4% (World Bank, 2013). Dengan demikian, NPV dengan hanya mempertimbangkan kayu sebagai sumber pendapatan berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan (1) dapat disajikan dalam Tabel 2.

120 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 129: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

Tabel 2. NPV rotasi tak terhingga hutan tanaman manglid

Umur (tahun ke-) NPV kayu (Rp) Umur (tahun ke-) NPV kayu (Rp)

0 - 13 211.515.477 1 (466.728.284) 14 211.859.381 2 (164.640.727) 15 210.669.169 3 (39.354.719) 16 208.224.349 4 35.648.170 17 204.759.085 5 86.908.814 18 200.470.778 6 123.987.712 19 195.526.555 7 151.433.909 20 190.068.309 8 171.825.764 21 184.216.697 9 186.808.499 22 178.074.364 10 197.522.461 23 171.728.586 11 204.805.794 24 165.253.461 12 209.300.939 25 158.711.749

Sumber: Indrajaya & Sudomo (2015)

Apabila pengusahaan hutan manglid hanya mempertimbangkan kayu sebagai

sumber pendapatan, NPV tertinggi sebesar Rp211.859.381 dapat diperoleh pada daur 14 tahun (Tabel 2). Seementara itu, daur Faustmann sedikit lebih pendek dibandingkan dengan daur biologisnya, yaitu 16 tahun (Indrajaya, 2016). Estimasi jumlah karbon tersimpan dalam biomassa tegakan manglid berdasarkan persamaan (4) disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah karbon tersimpan dalam biomassa tegakan manglid terus meningkat dari mulai penanaman hingga umur 25 tahun. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya & Sudomo (2015), yaitu memperpanjang daur selama 1 tahun dari daur Faustmann (menjadi 15 tahun), jumlah karbon rata-rata tersimpan dalam biomassa hutan manglid akan bertambah sebanyak 19 ton CO2 eq./ha. Mengingat baseline dalam penelitian ini adalah tanah kosong yang karbon tersimpannya diasumsikan sebesar nol, perhitungan additionality dimulai pada tahun ke-1, yaitu sebesar 4 ton CO2/ha. Jumlah karbon

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 121

Page 130: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

yang lebih tinggi dari baseline inilah yang disebut dengan istilah Verified Carbon Unit (VCU). Dengan demikian, pembayaran jasa lingkungan karbon pada proyek aforestasi manglid melalui penjualan VCU dapat dimulai ketika jumlah rerata karbon

tersimpan dalam biomassa proyek pada tahun t lebih tinggi dari baseline. Pada kasus

proyek aforestasi dengan hutan manglid, VCU pertama dapat dijual pada tahun ke-1, yaitu sebanyak empat VCU. Tabel 3. Karbon tersimpan dalam biomassa tegakan hutan manglid dan kredit karbon yang dapat diperoleh

Umur (tahun

ke)

Karbon tersimpan (CO2 eq.)

Nilai rerata CO2

dalam daur

CO2 per hektare baseline

Karbon dikreditkan (CO2/ha)

Additio-nality

(CO2/ha)

Perubahan karbon tersimpan karena

pertumbuhan tegakan manglid

(CO2/ha)

Unit karbon terverifikasi

1 2 3 4=2-3 5=1-3 6 7

1 4 4 0 4 4 4 4 2 14 9 0 14 10 10 10 3 29 16 0 29 15 15 15 4 50 24 0 50 20 20 20 5 74 34 0 74 24 24 24 6 102 45 0 102 28 28 28 7 132 58 0 132 30 30 30 8 165 71 0 165 33 33 33 9 199 85 0 199 34 34 34 10 234 100 0 234 35 35 35 11 269 116 0 269 36 36 36 12 305 131 0 305 36 36 36 13 340 147 0 340 35 35 35 14 375 164 0 375 35 35 35 15 410 180 0 410 34 34 34 16 443 196 0 443 33 33 33 17 475 213 0 475 32 32 32 18 505 229 0 505 31 31 31 19 534 245 0 534 29 29 29 20 562 261 0 562 28 28 28

122 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 131: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

Umur (tahun

ke)

Karbon tersimpan (CO2 eq.)

Nilai rerata CO2

dalam daur

CO2 per hektare baseline

Karbon dikreditkan (CO2/ha)

Additio-nality

(CO2/ha)

Perubahan karbon tersimpan karena

pertumbuhan tegakan manglid

(CO2/ha)

Unit karbon terverifikasi

21 588 277 0 588 26 26 26 22 612 292 0 612 24 24 24 23 634 307 0 634 22 22 22 24 655 321 0 655 21 21 21 25 674 335 0 674 19 19 19

Pembayaran karbon dihentikan ketika jumlah total karbon yang dapat dikre-

ditkan telah tercapai. Misalnya, jumlah total karbon yang dikreditkan sebesar 234 ton CO2/ha pada tahun ke-10. Dengan demikian, ketika jumlah karbon yang dapat dikreditkan tercapai pada tahun ke-10, pembayaran pun dihentikan.

Harga karbon sangat bervariasi dalam pasar karbon sukarela, yaitu antara USD1 hingga lebih dari USD100 per ton CO2 eq. (Peters-Stanley et al., 2012). Harga karbon yang digunakan dalam penelitian ini sebesar USD5–30/ton CO2 eq. Nilai tukar rupiah diasumsikan USD1=Rp10.461 (nilai tukar rupiah terhadap dolar pada tahun 2013) (World Bank, 2013). Berdasarkan persamaan (2), besaran NPV karbon hutan tanaman manglid pada beberapa harga karbon dapat disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. NPV karbon pada tingkat harga karbon USD5, 10, 20, dan 30/ton CO2 eq. (dalam Rp/ha)

Umur (tahun ke)

NPV karbon (Rp/ha) pada tingkat harga:

pc =USD5 pc =USD10 pc =USD20 pc =USD30

1 4.913.372 9.826.743 19.653.486 29.480.229 2 8.865.176 17.730.353 35.460.705 53.191.058 3 12.514.610 25.029.220 50.058.440 75.087.660 4 15.829.211 31.658.422 63.316.844 94.975.266 5 18.804.113 37.608.225 75.216.450 112.824.676 6 21.448.651 42.897.303 85.794.605 128.691.908

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 123

Page 132: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Umur (tahun ke)

NPV karbon (Rp/ha) pada tingkat harga:

pc =USD5 pc =USD10 pc =USD20 pc =USD30

7 23.779.471 47.558.942 95.117.883 142.676.825 8 25.816.849 51.633.698 103.267.397 154.901.095 9 27.582.627 55.165.254 110.330.508 165.495.763 10 29.098.991 58.197.983 116.395.966 174.593.949 11 30.387.748 60.775.495 121.550.991 182.326.486 12 31.469.884 62.939.769 125.879.537 188.819.306 13 32.365.319 64.730.638 129.461.276 194.191.914 14 33.092.763 66.185.525 132.371.051 198.556.576 15 33.669.657 67.339.314 134.678.629 202.017.943 16 34.112.164 68.224.328 136.448.656 204.672.983 17 34.435.184 68.870.368 137.740.736 206.611.104 18 34.652.401 69.304.801 138.609.603 207.914.404 19 34.776.333 69.552.667 139.105.333 208.658.000 20 34.818.400 69.636.801 139.273.601 208.910.402 21 34.788.986 69.577.972 139.155.945 208.733.917 22 34.697.509 69.395.018 138.790.035 208.185.053 23 34.552.488 69.104.976 138.209.953 207.314.929 24 34.361.612 68.723.225 137.446.449 206.169.674 25 34.131.801 68.263.603 136.527.205 204.790.808

Tegakan manglid telah dapat menyerap karbon dibandingkan dengan baseline

(nilai awal nol) pada tahun ke-1 sehingga VCU dapat diterbitkan dan NPV karbon pada proyek aforestasi manglid mulai positif pada tahun ke-1. Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian Indrajaya & Sudomo (2015) yang mana NPV karbon mulai positif pada tahun ke-8 karena baseline dalam penelitian mereka lebih tinggi dari penelitian ini. Semakin panjang daur, semakin tinggi NPV karbonnya karena semakin banyak karbon yang diserap oleh hutan manglid dan dapat dijual sebagai VCU. Besaran NPV juga semakin tinggi dengan semakin tingginya harga karbon. Besaran NPV produksi bersama kayu dan karbon dapat disajikan dalam Tabel 5.

124 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 133: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

Tabel 5. NPV produksi bersama kayu dan karbon pada tingkat harga karbon USD5, 10, 20, dan 30 /ton CO2 eq. (dalam Rp/ha)

Umur (tahun ke)

NPV total

USD5 USD10 USD20 USD30

14 244.952.144 278.044.907 344.230.432 410.415.958 15 244.338.826 278.008.484 345.347.798 412.687.113 16 242.336.512 276.448.676 344.673.004 412.897.332 17 239.194.269 273.629.453 342.499.821 411.370.189 18 235.123.179 269.775.579 339.080.381 408.385.182 19 230.302.888 265.079.222 334.631.888 404.184.555 20 224.886.709 259.705.110 329.341.911 398.978.711 21 219.005.683 253.794.669 323.372.642 392.950.614 22 212.771.873 247.469.382 316.864.399 386.259.417 23 206.281.074 240.833.562 309.938.538 379.043.515 24 199.615.073 233.976.686 302.699.910 371.423.135 25 192.843.550 226.975.352 295.238.954 363.502.557

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tingkat harga karbon USD5 dan USD10

per ton CO2 eq., daur optimal masih sama dengan jika hanya mempertimbangkan kayu sebagai pendapatan, yaitu 14 tahun. Hasil ini sama dengan hasil penelitian serupa dengan proyek karbon sukarela VCS dengan cara memperpanjang daur, atau dengan baseline jumlah karbon rata-rata (Indrajaya & Sudomo, 2015). Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian Diaz-Balteiro & Rodriguez (2006) di Spanyol yang mana pada tingkat harga karbon yang relatif rendah, daur optimal relatif sama dengan daur Faustmann. Sementara itu, pada tingkat harga karbon USD20/ton CO2 eq., daur optimal menjadi lebih panjang satu tahun, yaitu menjadi 15 tahun. Pada tingkat harga karbon USD30/ton CO2 eq., daur menjadi lebih panjang dua tahun, yaitu 16 tahun. Hal ini juga sama dengan penelitian Indrajaya & Sudomo (2015) yang mana pada tingkat harga karbon USD30/ton CO2 eq., daur optimal tegakan manglid menjadi 16 tahun.

Penambahan tambatan karbon dalam biomassa tegakan manglid dengan cara memperpanjang daur sangat tergantung pada tingkat harga karbon. Dalam skema

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 125

Page 134: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

VCS, jumlah karbon yang dapat dikreditkan adalah selisih antara rerata karbon tersimpan dalam biomassa proyek dengan rerata karbon tersimpan dalam biomassa baseline. Apabila jumlah karbon yang dapat dikreditkan merupakan selisih antara

jumlah karbon tersimpan dalam biomassa dalam proyek pada tahun ke-t dengan

baseline (kolom 4 dalam Tabel 3), jumlah karbon yang dapat dikreditkan menjadi jauh lebih banyak. Oleh karenanya, melalui metode perhitungan tersebut, daur optimal produksi bersama kayu dan karbon menjadi lebih panjang dibandingkan dengan metode VCS. Beberapa penelitian yang menggunakan pendekatan ini telah dilakukan, antara lain oleh Galinato & Uchida (2011) di Filipina dan Tanzania, Olschewski & Benitez (2010) di Spanyol, dan Tassone et al. (2004) di Italia. Selain itu, penelitian serupa juga telah dilakukan di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Indrajaya dan Siarudin (2014) pada jenis jabon di Garut, Jawa Barat.

IV. Kesimpulan

Tambahan jasa lingkungan karbon dapat memperpanjang daur optimal manglid. Daur optimal hutan tanaman manglid pada proyek aforestasi pada tingkat harga karbon USD5, 10, 20, dan 30/ton CO2 eq. berturut-turut adalah 14, 14, 15, dan 16 tahun. Selain itu, perhitungan jumlah karbon metode VCS memiliki jumlah karbon yang dapat dikreditkan relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode

aktual perbedaan jumlah karbon tersimpan pada waktu t dengan baseline.

Daftar Pustaka

Amacher, G. S., Ollikainen, M., & Koskela, E. (2009). Economics of forest resources. Cambridge, Mass.: MIT Press.

Chat, N. B. (2002). Manglietia glauca Bl (M. conifera Dandy). In D. D. Sam & N. H. Nghia (Eds.), Use of indigenous tree species in reforestation in Vietnam. Hanoi, Vietnam: Agricultural Publishing House-Forest Science Institute of Vietnam.

126 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 135: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

Chave, J., Andalo, C., Brown, S., Cairns, M., Chambers, J., Eamus, D., . . . Kira, T. (2005). Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests. Oecologia, 145(1), 87-99.

Darusman, D., & Hardjanto. (2006). Tinjauan ekonomi hutan rakyat. Paper presented at the Prosiding seminar hasil penelitian hasil hutan.

Diaz-Balteiro, L., & Rodriguez, L. C. (2006). Optimal rotations on Eucalyptus plantations including carbon sequestration—a comparison of results in Brazil and Spain. Forest ecology and management, 229(1), 247-258.

Foley, T. G., & Galik, C. S. (2009). Extending rotation age for carbon sequestration: a cross-protocol comparison of North American forest offsets. Forest ecology and management, 259(2), 201-209.

Galinato, G. I., & Uchida, S. (2011). The effect of temporary certified emission reductions on forest rotations and carbon supply. Canadian Journal of Agricultural Economics/Revue canadienne d'agroeconomie, 59(1), 145-164.

Huang, C.-H., & Kronrad, G. D. (2006). The effect of carbon revenues on the rotation and profitability of loblolly pine plantations in East Texas. Southern Journal of Applied Forestry, 30(1), 21-29.

Indrajaya, Y. (2016). Daur optimal hutan rakyat manglid di Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Indrajaya, Y., & Siarudin, M. (2014). Optimasi produksi kayu dan karbon pada tegakan jabon (Neolamarckia cadamba Miq.) di Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Agroforestry, 2(2).

Indrajaya, Y., & Sudomo, A. (2015). Pengaruh tambahan pendapatan jasa lingkungan karbon terhadap daur optimal tegakan manglid di Jawa Barat. Paper presented at the AFOCO Workshop "Pengembangan mata pencaharian alternatif untuk masyarakat lokal dalam upaya menghadapi dampak perubahan iklim", Bogor.

IPCC. (2006). IPCC Guideline 2006 Guidelines for national green house gas inventories: IPCC.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 127

Page 136: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya

Krisnawati, H., Kallio, M., & Kanninen, M. (2011a). Anthocephalus cadamba Miq.: Ekologi, silvikultur, produktivitas. Bogor: CIFOR.

Krisnawati, H., Varis, E., Kallio, M., & Kanninen, M. (2011b). Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen. Ekologi, silvikultur dan produktivitas. Bogor Indonesia: CIFOR.

Olschewski, R., & Benitez, P. C. (2010). Optimizing joint production of timber and carbon sequestration of afforestation projects. Journal of Forest Economics, 16(1), 1-10. doi: DOI 10.1016/j.jfe.2009.03.002

Peters-Stanley, M., Hamilton, K., Marcello, T., Orejas, R., Thiel, A., & Yin, D. (2012). Developing dimension: state of the voluntary carbon markets 2012. Ecosystem marketplace & Bloomberg new energy finance.

Puspitodjati, T., Rohandi, A., Swestiani, D., Sudomo, A., Nadiharto, Y., Rahmawan, B., & Setiawan, I. (2009). Intensifikasi hutan rakyat untuk peningkatan produksi pangan melalui pola agroforestry jenis manglid (Manglieta glauca BI) dan jagung (Zea mays). Ciamis: Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.

Samuelson, P. A. (1976). Economics of forestry in an evolving society. Economic Inquiry, 14(4), 466-492.

Solomon, S. (2007). Climate change 2007-the physical science basis: Working group I contribution to the fourth assessment report of the IPCC (Vol. 4): Cambridge University Press.

Susaeta, A., Chang, S. J., Carter, D. R., & Lal, P. (2014). Economics of carbon sequestration under fluctuating economic environment, forest management and technological changes: An application to forest stands in the southern United States. Journal of Forest Economics, 20(1), 47-64.

Tassone, V. C., Wesseler, J., & Nesci, F. S. (2004). Diverging incentives for afforestation from carbon sequestration: an economic analysis of the EU

128 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 137: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Daur Optimal Tegakan Manglid da lam Proyek Aforestasi

afforestation program in the south of Italy. Forest policy and economics, 6(6), 567-578. doi: Doi 10.1016/S1389-9341(03)00006-6

van Kooten, G. C., Binkley, C. S., & Delcourt, G. (1995). Effect of carbon taxes and subsidies on optimal forest rotation age and supply of carbon services. American Journal of Agricultural Economics, 77(2), 365-374. doi: 10.2307/1243546

World Bank. (2013). World Bank Indicator.

Zanne, A. E., Lopez-Gonzalez, G., Coomes, D. A., Ilic, J., Jansen , S., L., S.L., M., R.B., ... , Chave, J. (2009). Global wood density database. Dryad. Identifier: http://hdl.handle.net/10255/dryad.235.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 129

Page 138: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 139: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

KAJIAN LINGKUNGAN TEGAKAN MANGLID

BAB V

Page 140: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 141: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat Pola Agroforestry Manglid (Magnolia champaca) di Tasikmalaya, Jawa Barat

M. Siarudin1 & Yonky Indrajaya1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengkaji struktur tegakan dan mengukur cadangan karbon hutan rakyat pola agroforestry berbasis manglid (Manglieta champaca). Pengukuran dilakukan pada 18 plot yang mewakili pola agroforestry sederhana manglid (ASM) dan agroforestry kompleks manglid (AKM) pada hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pengukuran cadangan karbon dan struktur tegakan mangacu pada metode Rapid Carbon Stock Appraisal (RaCSA) dengan beberapa analisis tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroforestry manglid secara rata-rata memiliki komposisi yang seimbang antara basal area manglid dan pohon asosiasi. Namun demikian, dominasi jenis manglid tampak bervariasi yang ditunjukkan nilai rasio luas bidang dasar (BA) pohon manglid terhadap BA total yang relatif tinggi sebesar 0,75 pada tegakan ASM dan hanya 0,42 pada tegakan AKM. Tegakan agroforestry manglid didominasi oleh kelas diameter 5–10 cm dan terjadi penurunan jumlah manglid pada kelas diameter yang lebih tinggi. Pola ASM memiliki sebaran jumlah manglid yang relatif seragam antarkelas diameter dibandingkan dengan pola AKM. Nilai rerata karbon tersimpan pada tegakan agroforestry manglid di lokasi penelitian sebesar 145 ton/ha, yang terdiri dari 44 ton/ha karbon di atas permukaan tanah dan 101 ton/ha karbon di bawah permukaan tanah. Tegakan AKM memiliki cadangan karbon total di atas permukaan tanah lebih tinggi, namun memiliki cadangan karbon di bawah permukaan yang lebih rendah dibanding tegakan ASM.

Kata kunci: agroforestry sederhana, agroforestry kompleks, manglid, struktur tegakan, karbon

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis Jawa Barat Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 133

Page 142: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

I. Pendahuluan

Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya merupakan salah satu sentra pengem-bangan jenis pohon manglid (Magnolia champaca). Jenis ini banyak dikembangkan di hutan rakyat dengan pola agroforestry, baik dalam pola agroforestry sederhana yang ditanam secara teratur dengan kombinasi tanaman bawah maupun dalam bentuk agroforestry kompleks yang terdiri dari berbagai pohon asosiasi. Tegakan manglid di hutan rakyat Tasikmalaya tersebar pada daerah dengan ketinggian 305–894 m di atas permukaan laut (dpl) dengan kelerengan 0–45% (Rohandi et al., 2010) dengan jumlah tanaman diperkirakan 130.000–150.000 batang (Mulyana & Diniyati, 2013). Potensi lahan untuk tanaman manglid di seluruh wilayah Priangan Timur mencapai ±560.000 ha dengan kriteria sesuai dan sangat sesuai (Rohandi et al., 2010).

Sistem penggunaan lahan dengan pola agroforestry pada hutan rakyat, selain memiliki berbagai manfaat ekonomi langsung untuk masyarakat, juga memiliki manfaat jasa lingkungan seperti penyerapan karbon. Sistem agroforestry telah dikembangkan, baik di negara berkembang maupun di negara maju, untuk mengurangi laju emisi karbon (Nair et al., 2009).

Beberapa penelitian tentang karbon tersimpan pada lahan masyarakat di Indonesia telah dilakukan dengan hasil yang bervariasi. Penelitian di Lampung menunjukkan bahwa total karbon tersimpan di pekarangan pada semua pool karbon berkisar antara 56–174 ton/ha dengan rerata sebesar 107 ton/ha (Roshetko et al., 2002). Hasil penelitian lainnya menunjukkan rata-rata dan kisaran karbon di atas permukaan tanah bervariasi, seperti agroforestry kebun campuran di Bekasi sebesar 62 ton/ha (Adinugroho et al., 2012); agroforestry kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 51–66 ton/ha (Antoko, 2011); agroforestry di Langkat sebesar 57–63 ton/ha; dan agroforestry kebun campuran di Lampung dengan besaran rerata 43 ton/ha (Yuwono et al., 2012).

Besarnya karbon tersimpan dalam biomassa tergantung pada sistem agroforestry yang diterapkan, serta struktur dan fungsi yang ada dalam pola ini (Albrecht & Kandji, 2003). Informasi mengenai struktur tegakan dan karbon ter-

134 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 143: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

simpan pada tegakan hutan rakyat pola agroforestry berbasis tanaman manglid masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur tegakan dan mengukur cadangan karbon pada hutan rakyat pola agroforestry berbasis manglid di Kabupaten Tasikmalaya. Secara khusus, tulisan ini juga membahas perbedaan struktur tegakan dan karbon tersimpan antara pola agroforestry kompleks dan agroforestry sederhana berdasarkan kriteria Hairiah et al. (2006). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar untuk pengembangan agroforestry manglid di hutan rakyat dalam mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

II. Metodologi

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengamatan dan pengukuran tegakan agroforestry manglid dilakukan di Kabu-paten Tasikmalaya, tepatnya di Desa Cikalong dan Sodonghilir (Kecamatan Sodonghilir), Desa Sukarasa (Kecamatan Salawu), serta Desa Pedang Kamulyan dan Girimukti (Kecamatan Bojonggambir). Pemilihan lokasi didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya oleh Rohandi et al. (2010) bahwa daerah ini merupakan beberapa sentra manglid di Kabupaten Tasikmalaya.

Analisis biomasa dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Ciamis; sedangkan analisis tanah dilakukan di laboratorium Ilmu Tanah, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian dilakukan pada bulan Maret–Desember 2013.

B. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Pengukuran struktur tegakan dan cadangan karbon pada penelitian ini menggunakan prosedur Rapid Carbon Stock Appraisal (RaCSA) (Hairiah et al., 2011). Pengukuran biomassa dilakukan pada lima pool, yaitu biomassa pohon, biomassa tanaman bawah, nekromassa berkayu, nekromasa tidak berkayu (serasah), dan bahan organik tanah. Plot pengukuran terdiri dari plot utama berukuran 5 m x 40 m dan enam subplot berukuran 50 cm x 50 cm dalam setiap plot utama (Gambar 1).

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 135

Page 144: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

Sejumlah 18 plot pengukuran dilakukan di lokasi penelitian yang mewakili tegakan agroforestry manglid sederhana (sembilan plot) dan tegakan agroforestry manglid kompleks (sembilan plot). Kriteria agroforestry sederhana dan kompleks mengacu kepada Hairiah et al. (2006).

Pengukuran biomasa pohon dilakukan pada plot utama untuk pohon dengan diameter setinggi dada (diameter at breast height/DBH) 5–30 cm. Apabila di dalam plot terdapat pohon dengan DBH >30 cm, lebar plot utama diperluas menjadi 20 m x 100 m untuk mengukur pohon-pohon dengan DBH tersebut. Setiap pohon dalam plot pengukuran dicatat jenisnya dan diukur DBH. Identifikasi jenis dilakukan dengan melibatkan pengenal jenis dari penduduk lokal. Jenis pohon dari famili Arecaceae (palma) diukur pula tinggi pohonnya karena dipersyaratkan dalam persamaan allometrik perhitungan biomassa. Biomassa di atas permukaan tanah per pohon dihitung dengan persamaan allometrik umum (Chave et al., 2005):

2 3exp( 1.499 2.148ln( ) 0.207(ln( )) 0.028(ln( ))AGB D D Dρ= × − + + − (1)

Keterangan: ρ = kerapatan kayu atau berat jenis kayu; D = DBH

Data berat jenis kayu ρ yang digunakan dalam perhitungan persamaan (1) adalah berat jenis kayu masing-masing jenis pohon yang teridentifikasi dengan merujuk pada data berat jenis Global Wood Density Database dari Zanne et al. (2009) atau Seng (1990). Kandungan karbon diasumsikan sebesar 0,47 dari berat biomassanya (IPCC, 2006). Kandungan karbon akar diperhitungkan sebagai 20% dari kandungan karbon di atas tanah (IPCC, 2006).

Pengukuran nekromasa berkayu dilakukan pada plot yang sama dengan pengukuran pohon. Nekromasa berkayu dapat berupa pohon yang mati berdiri, tunggul pohon bekas tebangan/pohon roboh, atau batang pohon mati yang rebah. Pengukuran nekromassa dengan diameter 5–30 cm dilakukan pada plot 5 m x 20 m, sedangkan nekromasa berdiameter >30 cm diukur pada plot 20 m x 100 m. Setiap nekromasa yang ditemukan diukur volumenya (dengan mengukur diameter dan tinggi atau panjang batang) dan diukur tingkat kelapukannya. Sampel sejumlah ±300 gram diambil untuk diukur berat keringnya di laboratorium.

136 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 145: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

Gambar 1. Plot pengukuran cadangan karbon dan struktur tegakan agroforestry manglid

Pengukuran biomassa tumbuhan bawah dan neromasa tidak berkayu (serasah)

dilakukan pada subplot 50 cm x 50 cm. Tumbuhan bawah dan nekromasa tidak berkayu yang diambil dari subplot ditimbang sebagai berat basah, kemudian diukur berat keringnya di laboratorium.

Sampel tanah untuk pengukuran kandungan C-organik tanah dilakukan pada subplot yang sama dengan pengukuran biomassa tumbuhan bawah dan nekromasa. Jenis sampel tanah yang diambil adalah sampel tanah terganggu untuk mengukur kandungan C-organik tanah dan sampel tanah tidak terganggu untuk mengukur berat isi (BI) tanah. Pengambilan sampel tanah terganggu dan tidak terganggu dilakukan pada tiga kedalaman, yaitu kedalaman 0–10 cm, 10–20 cm, dan 20–30 cm. Analisis kandungan C-organik menggunakan metode spektrofotometri, sedangkan pengukuran berat isi tanah menggunakan metode parafin.

Struktur tegakan manglid ditentukan melalui analisis tambahan dari data dasar pengukuran pada plot utama dan subplot. Beberapa parameter yang dianalisis adalah luas bidang dasar (basal area/BA) pohon manglid dan pohon asosiasinya, sebaran

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 137

Page 146: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

pohon berdasarkan kelas diameter, serta keragaman jenis pohon dan tumbuhan bawah.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Struktur Tegakan Hutan Rakyat Agroforestry Berbasis Manglid

1. Basal Area

Hutan rakyat dengan pola agroforestry berbasis manglid terdapat dalam berbagai tingkat kerapatan dan keragaman jenis pohon. Sebagian petani menanam manglid dan berbagai jenis pohon lainnya dalam satu struktur yang kompleks, termasuk tanaman musiman di bawah tegakan untuk memanfaatkan ruang kosong di antara pohon-pohon. Umumnya, pola yang demikian terjadi pada petani yang tidak memiliki waktu banyak untuk melakukan pemeliharaan hutannya secara intensif. Sebagian petani menanam manglid secara khusus dengan jarak tanam yang teratur dan memberikan ruang yang cukup untuk tanaman bawah/musiman yang juga dikelola secara intensif. Pohon-pohon asosiasi selain manglid tidak banyak, bahkan, dalam satu hamparan tertentu hanya ditanam pohon manglid dan tanaman bawah saja.

Dalam penelitian ini, berbagai tingkat kerapatan dan keragaman jenis pohon yang ditanam diklasifikasikan ke dalam agroforestry kompleks dan agroforestry seder-hana menurut jumlah jenis pohon yang ditanam dan luas bidang dasar (BA) dari pohon utama (Hairiah et al., 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa, BA pohon manglid dan pohon asosiasi secara total relatif seimbang, nilai rerata masing-masing adalah 10,04 m2/ha dan 10,09 m2/ha. Namun demikian, nilai BA manglid pola agroforestry sederhana hampir tiga kali lipat lebih besar dari pada BA jenis pohon lainnya, yaitu masing-masing 9,29 m2/ha dan 3,61 m2/ha. Sebaliknya, BA manglid pola agroforestry kompleks lebih kecil, yaitu hanya 10,09 m2/ha, sedangkan pohon asosiasi mencapai 16,57 m2/ha.

138 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 147: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

Tabel 1. Kerapatan tegakan dan keragaman jenis pada hutan rakyat pola agroforestry manglid

Nomor plot

BA manglid

BA pohon asosiasi

BA total

Rasio BA manglid & BA total

Jumlah jenis

pohon

Jumlah pohon/

plot*

Kerapatan pohon

(pohon/ha)

Jenis agroforestry**

1 7,93 4,33 12,26 0,65 5 16 800 AF-K 2 7,17 23,87 31,04 0,23 8 34 1700 AF-K 3 12,11 18,49 30,60 0,40 7 32 1600 AF-K 4 18,17 23,43 41,60 0,44 14 37 1850 AF-K 5 12,72 10,37 23,09 0,55 6 45 2250 AF-K 6 11,69 13,65 25,34 0,46 5 24 1200 AF-K 7 9,49 11,53 21,02 0,45 12 32 1600 AF-K 8 11,80 19,54 31,35 0,38 14 36 1800 AF-K 9 6,08 23,89 29,97 0,20 8 36 1800 AF-K 10 9,44 - 9,44 1,00 1 11 550 AF-S 11 13,92 1,24 15,16 0,92 4 16 800 AF-S 12 6,69 6,42 13,11 0,51 4 31 1550 AF-S 13 8,45 0,31 8,76 0,96 2 14 700 AF-S 14 8,31 10,10 18,40 0,45 4 13 650 AF-S 15 9,95 4,59 14,55 0,68 4 21 1050 AF-S 16 4,37 5,26 9,63 0,45 3 14 700 AF-S 17 10,17 - 10,17 1,00 1 10 500 AF-S 18 12,30 4,59 16,89 0,73 3 27 1350 AF-S

AF-K 10,80 (3,66)

16,57 (6,97)

27,36 (8,22)

0,42 (0,14)

8,67 (3,77)

32,44 (8,28)

1622 (413,91)

AF –S 9,29

(2,84) 3,61

(3,49) 12,90 (3,56)

0,75 (0,23)

3,00 (1,41)

17,44 (7,33)

872 (366,67)

Rerata 10,04 (3,27)

10,09 (8,54)

20,13 (9,65)

0,58 (0,25)

5,83 (4,02)

24,94 (10,82)

1247 (541,10)

Keterangan: * Ukuran plot = 5 m x 40 m; ** menurut kriteria Hairiah et al. (2006); AF-S = agroforestry sederhana; AF-K = agroforestry kompleks; BA = luas bidang dasar; angka dalam kurung menunjukkan nilai simpangan baku

Perbandingan BA total seluruh pohon menunjukkan bahwa pola agroforestry

kompleks lebih tinggi dibandingkan dengan BA pada agroforestry sederhana, yaitu masing-masing 27,36 m2/ha dan 12,90 m2/ha. Nilai BA ini relatif sama dengan hasil

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 139

Page 148: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

penelitian di DAS Konto, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dilaporkan oleh Kurniawan et al. (2010), yang mana BA pada agroforestry kopi kompleks sebesar 28,4 m2/ha dan agroforestry kopi sederhana sebesar 12,1 m2/ha. Tingginya BA pada pola agroforestry kompleks manglid ini disebabkan jumlah kerapatan tegakan yang lebih banyak, yaitu rerata sebesar 1.622 pohon/ha, sedangkan pada agroforestry sederhana hanya 872 pohon/ha.

2. Sebaran Pohon Berdasarkan Diameter

Gambar 2 menunjukkan bahwa rerata sebaran pohon terbanyak pada kelas diameter 5–10 cm dan menurun pada kelas diameter yang lebih besar. Pola yang sama terjadi pada sebaran jumlah pohon pola agroforestry kompleks yang mana jumlah pohon didominasi oleh kelas diameter kecil (5–10 cm), kemudian jumlah pohon menurun pada kelas diameter yang lebih tinggi. Berbeda dengan pola agroforestry sederhana, jumlah pohon pada kelas diameter 10–20 tampak cukup mendominasi, disusul kelas diameter 5–10 cm, kelas diameter 20–30 cm, dan sangat sedikit (4 pohon/ha) pada kelas diameter >30 cm.

dbh 5-10 cm dbh 10-20 cm dbh 20-30 cm dbh 30 cm upAF kompleks 872,22 533,33 222,22 19,44AF sederhana 227,78 461,11 83,33 4,44rata-rata 550,00 497,22 152,78 11,94

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

900,00

1000,00

Jum

lah

poho

n (p

ohon

/ha)

Gambar 2. Sebaran pohon berdasarkan kelas diameter

140 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 149: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

Secara umum, hal yang dapat diketahui bahwa pola agroforestry kompleks memiliki jumlah pohon yang lebih tinggi daripada pola agroforestry sederhana, termasuk pada semua kelas diameter. Hal ini konsisten dengan perhitungan nilai basal area total yang mana pola agroforestry kompleks lebih tinggi daripada pola agroforestry sederhana (Tabel 1).

3. Keragaman Jenis Pohon dan Tanaman Bawah

Keragaman jenis pohon pada pola agroforestry kompleks lebih tinggi, yaitu rerata delapan jenis pohon dalam satu plot pengamatan; sedangkan pada pola agrofrestry sederhana hanya 3 jenis pohon. Secara total, jenis-jenis pohon tersebut terdiri dari pohon penghasil kayu-kayuan sebesar 54%, pohon penghasil buah-buahan 32%, dan pohon penghasil bukan kayu sebesar 14%. Jenis pohon penghasil kayu yang dominan di lokasi penelitian selain manglid antara lain mahoni (Swietenia mahagony), sengon (Paraserianthes falcataria), suren (Toona sureni), afrika (Maesopsis eminii), tisuk (Hibiscus macrophyllus), dan gmelina (Gmelina arborea) (Tabel 2). Sementara itu, jenis penghasil buah-buahan antara lain manggis (Garcinia mangostana), kelapa (Cocos nucifera), durian (Durio zibethinus), limus (Mangifera foetida), nangka (Artocarpus heterophyllus), mangga (mangifera indica), sirsak (Annona muricata), rambutan (Nephelium lappacium), petai (Parkia spesiosa), dan jengkol (Archidendron pauciflorum). Penghasil hasil hutan bukan kayu antara lain cengkeh (Syzigium aromaticum), aren (Arenga pinnata), dan pinang (Pinanga patula).

Tabel 2. Kerapatan pohon setiap jenis pada tegakan agroforestry manglid

No. Jenis pohon Pohon/

ha

No. Jenis pohon Pohon/

ha

1. Manglid (Manglietia champaca.) 594 19. Durian (Durio zibethinus) 6 2. Mahoni (Swietenia sp.) 144 20. Kiacret (Spathodea campanulata) 6 3. Sengon (Paraserianthes falcataria) 103 21. Mangga (Mangifera indica) 6 4. Suren (Toona sureni) 69 22. Petai (Parkia speciosa) 6 5. Manggis (Garcinia mangostana) 53 23. Sirsak (Annona muricata) 6 6. Afrika (Maesopsis eminii) 42 24. Alpukat (Persea americana) 3 7. Kelapa (Cocos nucifera) 22 25. Angsana (Pterocarpus indicus) 3

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 141

Page 150: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

No. Jenis pohon Pohon/

ha

No. Jenis pohon Pohon/

ha

8. Cengkeh (Syzigium aromaticum) 17 26. Gmelina (Gmelina arborea) 3 9. Rambutan (Nephelium lappaceum) 17 27. Jambu batu (Psidium guajava) 3 10. Tisuk (Hibiscus macrophyllus) 17 28. Kipare (Glochidion macrocarpum) 3 11. Bencoy (Baccaurea racemosa) 14 29. Kisamping (Evodia latifolia) 3 12. Huru (Actinodaphne procera) 14 30. Kokosan (Lansium aqueum) 3 13. Aren (Arenga pinnata) 11 31. Mara (Macaranga tanarius) 3 14. Jengkol (Archidendron pauciflorum) 11 32. Mareme (Glochidion arborescens) 3 15. Jambu air (Syzigium aquea) 8 33. Melinjo (Gnetum gnemon) 3 16. Limus (Mangifera foetida) 8 34. Pinang (Pinanga patula) 3 17. Nangka (Artocarpus heterphyllus) 8 35. Pongporang (Oroxylum indicum) 3 18. Duku (Lansium domesticum) 6 36. Puspa (Schima wallichii) 3

Tabel 3. Ketersediaan jenis tanaman bawah pada tegakan pola agroforestry manglid

No. Jenis tanaman bawah Ketersediaan pada plot pengamatan (%)

1. Teh (Camelia sinensis) 72,2 2. Kapol (Elettaria cardamomun) 61,1 3. Pisang (Musa sp.) 22,2 4. Singkong (Manihot esculenta) 16,7 5. Nanas (Ananas comocus) 16,7 6. Talas (Colocasia esculenta) 11,1 7. Salak (Salacca zalacca) 11,1 8. Kunyit-kunyitan (Curcuma spp.) 5,6 9. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) 5,6

Tanaman bawah yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah teh (Camelia

sinensis) dan kapolaga (Elettaria cardamomun) (Tabel 3). Tanaman teh terdapat pada sekitar 70% lokasi pengamatan, terutama terkonsentrasi di daerah Kecamatan Bojonggambir. Sementara itu, tanaman kapolaga terdapat pada sekitar 60% lokasi, terutama di daerah Kecamatan Sodonghilir dan Salawu. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, jenis kapolaga banyak dipilih karena tahan naungan, mudah penanaman dan pemeliharaannya, serta harga buah kapol relatif stabil. Sementara di Kecamatan Bojonggambir, daerah ini merupakan daerah kebun teh yang sudah ada sejak zaman Belanda, baik pada lahan yang dikelola oleh PT

142 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 151: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

Perkebunan Nusantara maupun pada lahan-lahan milik masyarakat. Mengingat tanaman teh memerlukan intensitas cahaya tinggi, pohon manglid hanya ditanam pada pinggiran ataupun di tengah lahan dengan kerapatan rendah, yaitu <700 pohon/ha. Sebagian masyarakat menganggap harga teh sudah tidak prospektif sehingga mereka menanam manglid dengan kerapatan hingga 1.800 pohon/ha dan membiarkan tanaman teh tidak produktif.

B. Cadangan Karbon pada Hutan Rakyat Pola Agroforestry Manglid

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa karbon tersimpan pada hutan rakyat pola agroforestry berbasis manglid di lokasi penelitian berada pada kisaran 98–200 ton/ha atau rerata sebesar 145 ton/ha (terdiri dari 44 ton/ha karbon di atas permukaan tanah dan 101 ton/ha karbon di bawah permukaan tanah). Nilai kisaran cadangan karbon pada penelitian ini lebih tinggi dari agroforestry kopi di DAS Konto yang dilaporkan Kurniawan et al. (2010) dengan kisaran karbon total 99–111 ton/ha (Tabel 4).

Tabel 4. Karbon tersimpan pada agroforestry manglid

Plot

AGC (ton/ha) BGC (ton/ha) Total

AGC+ BGC Pohon TB NB NTB Total AGC

AP ATB COT Total BGC

1 22,8 0,4 0,0 0,5 23,6 4,6 0,1 69,3 73,9 97,6 2 59,8 0,5 0,4 1,1 61,8 12,0 0,1 40,2 52,3 114,0 3 88,0 0,3 0,0 0,6 89,0 17,6 0,1 51,3 69,0 158,0 4 106,2 0,4 0,0 1,4 108,0 21,2 0,1 65,4 86,7 194,7 5 40,3 0,5 0,0 2,0 42,8 8,1 0,1 75,9 84,0 126,8 6 63,4 0,1 0,0 2,0 65,5 12,7 0,0 91,7 104,4 169,9 7 42,4 0,1 0,5 1,1 44,1 8,5 0,0 77,4 85,9 130,1 8 75,6 0,2 0,0 0,7 76,5 15,1 0,0 75,9 91,0 167,5 9 25,2 0,2 0,0 0,6 26,0 5,0 0,0 67,4 72,5 98,5 10 17,7 0,5 0,0 1,8 20,1 3,5 0,1 116,6 120,2 140,3 11 32,2 0,7 0,0 0,7 33,7 6,4 0,1 114,2 120,7 154,4 12 25,3 0,3 0,0 0,7 26,3 5,1 0,1 125,9 131,0 157,3 13 14,8 0,2 0,0 1,6 16,7 3,0 0,0 117,1 120,1 136,8

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 143

Page 152: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

Plot

AGC (ton/ha) BGC (ton/ha) Total

AGC+ BGC Pohon TB NB NTB Total AGC

AP ATB COT Total BGC

14 56,6 6,0 0,0 1,2 63,8 11,3 1,2 124,2 136,7 200,6 15 28,1 0,4 0,0 0,8 29,3 5,6 0,1 113,7 119,4 148,7 16 16,5 0,2 0,0 1,8 18,5 3,3 0,0 144,6 148,0 166,5 17 20,1 0,1 0,0 1,0 21,2 4,0 0,0 91,9 95,9 117,1 18 27,2 0,4 0,0 0,9 28,5 5,4 0,1 96,4 101,9 130,4

AF-K 58,2

(28,4) 0,3

(0,1) 0,1

(0,2) 1,1

(0,6) 59,7

(28,4) 11,6 (5,7)

0,1 (0,0)

68,3 (15,1)

80,0 (15,0)

139,7 (34,3)

AF-S 26,5

(12,7) 1,0

(1,9) 0

1,2 (0,5)

28,7 (14,3)

5,3 (2,5)

0,2 (0,4)

116,1 (15,7)

121,5 (16,1)

150,2 (24,1)

Rerata 42,3

(26,9) 0,6

(1,4) 0,0

(0,1) 1,1

(0,5) 44,2

(27,1) 8,5

(5,4) 0,1

(0,3) 92,2

(28,8) 100,8 (26,2)

144,9 (29,3)

Keterangan: AGC=C-organik di atas permukaan tanah; BGC=C-organik di bawah permukaan tanah; TB=tumbuhan/tanaman bawah; NB=nekromasa berkayu; NTB=nekromasa tidak berkayu; AP=akar pohon; ATB=akar tumbuhan/tanaman bawah; COT=C-organik tanah 0-30 cm; AF-S=agroforestry sederhana; AF-K=agroforestry kompleks; angka dalam kurung menunjukkan nilai simpangan baku.

Besaran cadangan karbon bervariasi antarlokasi, yang mana karbon di atas

permukaan tanah rata-rata adalah sebesar 17–108 ton/ha (rerata 44 ton/ha). Hasil penelitian ini lebih tinggi dari kisaran karbon tersimpan dalam biomassa di Jawa Barat, yaitu 2–80 ton/ha (Tim Perubahan Iklim Badan Litbang Kehutanan, 2010). Beberapa hasil penelitian lainnya juga menunjukkan rerata dan kisaran karbon di atas permukaan tanah yang berbeda, seperti agroforestry kebun campuran di Bekasi sebesar 62 ton/ha (Adinugroho et al., 2012); agroforestry kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 51–66 ton/ha (Antoko, 2011); dan agroforestry di Langkat sebesar 57–63 ton/ha. Sementara itu, hasil penelitian pada agroforestry kebun campuran di Lampung oleh Yuwono et al. (2012)menunjukkan nilai yang hampir sama, yaitu rerata 43 ton/ha.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa karbon di atas permukaan tanah terbesar terdapat pada Plot 4 yang berlokasi di Desa Cikalong Kecamatan Sodonghilir. Lokasi ini mewakili salah satu agroforestry kompleks yang cukup padat dengan basal

144 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 153: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

area mencapai 41,6 m2/ha dan terdapat 14 jenis pohon yang menjadi komponen penyusunnya (Tabel 1). Sementara itu, Plot 13 memperlihatkan bahwa karbon di atas permukaan tanah memiliki nilai terkecil yang merupakan tegakan agroforestry manglid sederhana berumur muda dengan basal area hanya 8,76 m2/ha.

(a) (b)

Gambar 3. Persentase komponen penyusun karbon tersimpan di atas permukaan tanah (a); dan karbon tersimpan di bawah permukaan tanah (b)

Tingginya karbon tersimpan pada tegakan dengan basal area pohon tertinggi

disebabkan sebagian besar komponen karbon tersimpan tersebut berasal dari pohon. Gambar 3 menunjukkan bahwa karbon pohon menyumbang karbon total di atas permukaan tanah sebesar 42,34 ton/ha (95,84%), disusul bagian nekromassa tidak berkayu sebesar 1,15 ton/ha (2,60%), biomassa tumbuhan bawah sebesar 0,64 ton/ha (1,46%), dan nekromassa berkayu sebesar 0,05 ton/ha (0,11%). Nilai tersebut sebanding dengan laporan Kurniawan et al. (2010) di DAS Kalikonto Hulu, Kabuaten Malang, yang mana persentase karbon dari pohon, nekromassa dan tumbuhan bawah masing-masing sebesar 93,11%, 5,31%, dan 1,54%.

Karbon tersimpan di bawah permukaan tanah juga tampak bervariasi berkisar antara 52,4–148 ton/ha dengan rerata 100,8 ton/ha (Tabel 4). Sebagian besar karbon tersimpan tersebut berada dalam bentuk C-organik tanah pada kedalaman 0–30 cm, yaitu sebesar 92,2 ton/ha (91,47%), disusul akar pohon sebesar 8,5 ton/ha (8,40%), dan akar tumbuhan bawah sebesar 0,1 ton/ha (0,13%). Kisaran karbon tanah pada

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 145

Page 154: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

penelitian ini sebanding dengan laporan Nair et al. (2009), yang mana C tanah pada kedalaman 0–45 cm pada agroforestry Psedotsuga sp. dan Trifolilum sp. di Amerika sebesar 95,89 ton/ha; demikian juga dengan karbon tanah pada kedalaman 0–40 cm pada agroforestry kopi ternaungi sebesar 92,27 ton/ha. Penelitian ini juga sesuai dengan laporan Roshetko et al. (2002) yang menunjukkan bahwa karbon yang ter-simpan di dalam tanah relatif lebih besar dibandingkan dengan yang tersimpan di dalam biomassa tumbuhan.

Berdasarkan perbandingan antara kedua pola agroforestry, pola agroforestry kompleks diketahui memiliki cadangan karbon total di atas permukaan tanah lebih tinggi, yaitu sebesar 23,6–108 ton/ha (rerata 59,7 ton/ha); sedangkan pola agroforestry sederhana hanya sebesar 16,7–63,9 ton/ha (rerata 28,7 ton/ha). Nilai karbon tersimpan di atas tanah pada agroforestry manglid ini lebih rendah daripada hasil penelitian di Sulawesi Tengah oleh Wardah et al., (2011) yang mana karbon di atas permukaan tanah pada agroforestry kompleks berkisar antara 98,46–110,93 ton/ha dan agroforestry sederhana berkisar antara 42,42–83,55 ton/ha. Namun demikian, nilai karbon tersimpan di atas tanah pada agroforestry manglid ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian Kurniawan et al. (2010), yang mana karbon di atas permukaan tanah pada agroforestry multistrata sebesar 43,35 ton/ha dan agroforestry sederhana sebesar 24,7 ton/ha.

Tingginya cadangan karbon pada pola agroforestry kompleks disebabkan jumlah individu pohon yang lebih banyak, yaitu rerata sebesar 1.622 pohon/ha, sedangkan pola agroforestry sederhana hanya 872 pohon/ha. Jumlah individu pohon yang lebih sedikit pada agroforestry sederhana merupakan bagian dari pengaturan untuk memberikan ruang lebih bagi tanaman bawah. Hal ini terlihat dari jumlah cadangan karbon tumbuhan bawah pada agroforestry sederhana yang lebih tinggi, yaitu 1 ton/ha, sedangkan pola agroforestry kompleks hanya sebesar 0,29 ton/ha. Berdasarkan pengamatan di lapangan, tumbuhan bawah pada pola agroforestry sederhana tampak lebih terpelihara secara intensif, sedangkan tumbuhan bawah pada agroforestry kompleks lebih sering hanya menempati ruang lantai hutan yang tersisa serta bercampur dengan rumput liar.

146 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 155: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

Nekromassa tidak berkayu pada agroforestry kompleks ataupun sederhana relatif seimbang, yaitu masing-masing 1,12 ton/ha dan 1,18 ton/ha. Sementara itu, nekromassa berkayu jarang sekali ditemukan, kecuali dalam bentuk tunggul pohon dan batang rebah pada beberapa lokasi di lahan agroforestry kompleks.Sebagian besar tunggul pohon mengalami terubusan kembali sehingga tidak dikategorikan sebagai nekromassa berkayu. Nekromassa berkayu berupa ranting pohon (diameter >5 cm) yang jatuh atau pohon mati berdiri jarang ditemukan karena diduga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai kayu bakar sehingga tidak tertinggal di lahan hutan.

Cadangan karbon di bawah permukaan tanah pada sistem agroforestry sederhana lebih tinggi, yaitu sebesar 121,5 ton/ha; sedangkan pada agroforestry kompleks hanya sebesar 80 ton/ha. Tingginya nilai cadangan karbon di bawah permukaan tanah pada agroforestry sederhana ini disebabkan tingginya nilai C-organik tanah pada sistem ini (116,1 ton/ha). Hal ini diduga bahwa nilai C-organik tanah yang tinggi pada sistem agroforestry sederhana disebabkan adanya pengolahan lahan yang lebih intensif, terutama berkaitan dengan lebih terbukanya ruang untuk budi daya tanaman bawah. Terdapatnya budi daya tanaman bawah menyebabkan petani aktif menyiapkan lahan dan memupuk tanamannya. Menurut Mutuo et al. (2005), manajemen lahan yang baik pada sistem agroforestry dapat berkontribusi pada mitigasi emisi CO2 dari tanah. Sementara itu, menurut Lal (2005), kegiatan di antara beberapa pengelolaan lahan yang dapat memperbaiki cadangan karbon tanah adalah persiapan lahan dan pemupukan.

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Agroforestry manglid dikembangkan masyarakat secara umum karena memiliki komposisi yang seimbang antara basal area manglid dan pohon asosiasi. Namun demikian, dominasi jenis manglid tampak bervariasi yang ditunjukan nilai rasio basal area manglid terhadap basal area total yang relatif tinggi sebesar 0,75 pada pola agroforestry sederhana dan hanya 0,42 pada pola agroforestry kompleks. Tegakan

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 147

Page 156: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

agroforestry manglid didominasi oleh kelas diameter 5–10 cm dan terjadi penurunan jumlah manglid pada kelas diameter yang lebih tinggi. Pola agroforestry sederhana memiliki sebaran jumlah manglid yang relatif seragam antarkelas diameter dibandingkan dengan pola agroforestry kompleks.

Rerata karbon tersimpan pada hutan rakyat pola agroforestry berbasis manglid di lokasi penelitian ini sebesar 145 ton/ha, terdiri dari 44 ton/ha karbon di atas permukaan tanah dan 101 ton/ha karbon di bawah permukaan tanah. Pola agroforestry kompleks memiliki cadangan karbon total di atas permukaan tanah lebih tinggi, namun memiliki cadangan karbon di bawah permukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan pola agroforestry sederhana.

B. Saran

Informasi karbon tersimpan dalam beberapa tipe agroforestry manglid dapat menjadi salah satu referensi dalam menentukan arah pembangunan Kabupaten Tasikmalaya menuju pembangunan yang berorientasi ekonomi dan rendah emisi. Penelitian lebih lanjut tentang analisis ekonomi berbagai pola agroforestry berbasis manglid perlu dilakukan.Selain itu, kajian lebih mendalam tentang keanekaragaman jenis juga dapat dilakukan untuk melengkapi informasi hasil penelitian ini.

Daftar Pustaka

Adinugroho, W. C., Indrawan, A., & Supriyanto, H. S. A. (2012). Kontribusi Sistem Agroforestri Terhadap Cadangan Karbon di Hulu DAS Kali Bekasi. (Master), Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Albrecht, A., & Kandji, S. T. (2003). Carbon sequestration in tropical agroforestry systems. Agriculture, ecosystems & environment, 99(1), 15-27.

Antoko, B. S. (2011). Nilai insentif karbon hutan rakyat kemenyan berbasis voluntary carbon market di Kabupaten Tapanuli Utara. (Master), Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

148 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 157: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Struktur Tegakan dan Cadangan Karbon Hutan Rakyat…

Chave, J., Andalo, C., Brown, S., Cairns, M., Chambers, J., Eamus, D., ..., & Kira, T. (2005). Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests. Oecologia, 145(1), 87-99.

Hairiah, K., Ekadinata, A., Sari, R. R., & Rahayu, S. (2011). Pengukuran cadangan karbon dari tingkat lahan ke bentang lahan. World Agroforestry Centre–ICRAF, South East Asia Regional Office, Bogor, Indonesia.

Hairiah, K., Rahayu, S., & Berlian, I. (2006). Layanan lingkungan agroforestri berbasis kopi: cadangan karbon dalam biomasa pohon dan bahan organik tanah (studi kasus dari Sumberjaya, Lampung Barat). AGRIVITA, 28(3), 298-309.

IPCC. (2006). IPCC Guideline 2006 Guidelines for national green house gas inventories: IPCC.

Kurniawan, S., Prayogo, C., Widianto, M., Lestari, N. D., Aini, F. K., & Hairiah, K. (2010). Estimasi karbon tersimpan di lahan-lahan pertanian di DAS Konto, Jawa Timur. RACSA (Rapid Carbon Stock Appraisal). Working paper 120. World Agroforestry Center (ICRAF). Bogor.

Lal, R. (2005). Forest soils and carbon sequestration. Forest ecology and management, 220(1), 242-258.

Mulyana, S., & Diniyati, D. (2013). Potensi wilayah sebaran kayu manglid (Manglietia glauca Bl.) pada hutan rakyat pola agroforestry di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Paper presented at the Seminar Nasional Agroforestry, Malang.

Mutuo, P. K., Cadisch, G., Albrecht, A., Palm, C., & Verchot, L. (2005). Potential of agroforestry for carbon sequestration and mitigation of greenhouse gas emissions from soils in the tropics. Nutrient cycling in Agroecosystems, 71(1), 43-54.

Nair, P. K. R., Kumar, B. M., & Nair, V. D. (2009). Agroforestry as a strategy for carbon sequestration. Journal of plant nutrition and soil science, 172(1), 10-23.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 149

Page 158: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & Y. Indrajaya

Rohandi, A., Swestiani, D., Gunawan, Nadiharto, Y., Rahwaman, B., & Setiawan, I. (2010). Identifikasi sebaran populasi dan potensi lahan jenis manglid untuk pengembangan sumber benih dan hutan rakyat di wilayah Priangan Timur Laporan Hasil Penelitian RISTEK.

Roshetko, J. M., Delaney, M., Hairiah, K., & Purnomosidhi, P. (2002). Carbon stocks in Indonesian homegarden systems: Can smallholder systems be targeted for increased carbon storage? American Journal of Alternative Agriculture, 17(03), 138-148.

Seng, O. (1990). Specific gravity of Indonesian woods and its significance for practical use. Departemen Kehutanan Pengumuman(13).

Timu Perubahan Iklim Badan Litbang Kehutanan. (2010). Cadangan karbon pada berbagai tipe hutan dan jenis tanaman di Indonesia. Bogor: Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Badan Litbang Kehutanan.

Wardah, B., Toknok, B., & Zulkahidah. (2011). Carbon Stock of Agroforestry Systems at Adjacent Buffer Zone of Lore Lindu National Park, Central Sulawesi. Journal of Tropical Soils, 16(2), 123-128.

Yuwono, S., Hilmanto, R., & Qurniati, R. (2012). Estimasi total penyerapan karbon tersimpan pada sistem agroforestry di Desa Sumber Agung untuk mendukung RAN GRK. Paper presented at the Seminar Agroforestry III.

Zanne, A. E., Lopez-Gonzalez, G., Coomes, D. A., Ilic, J., Jansen , S., L., S.L., M., R.B., ..., & Chave, J. (2009). Global wood density database. Dryad. Identifier: http://hdl.handle.net/10255/dryad.235.

150 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 159: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agroforestry Manglid di Desa Tenggerraharja, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis

Wuri Handayani1

ABSTRAK

Sistem agroforestry yang mencerminkan struktur tajuk berlapis dapat diterapkan untuk mem-pertahankan fungsi hidrologi DAS, seperti memperbaiki kualitas air. Sistem agroforestry merupakan sistem yang tak jarang bersifat kompleks. Perbedaan jenis dan umur tanaman, teknik pengelolaan, tujuan pengembangan (komersil, tradisionil, atau konservasi), serta iklim dan topografi akan dapat menghasilkan interaksi dan dampak yang berbeda. Oleh karena itu, peran agroforestry menjadi bersifat spesifik. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi hidro-logi yang dipengaruhi oleh tegakan manglid dan jenis-jenis tanaman bawah yang diuji-cobakan di bawah tegakan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi terhadap paramater hidrologi melalui instrumen yang telah ditempatkan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan intersepsi tajuk tegakan manglid umur 3–4 tahun termasuk tinggi, yaitu dengan pemangkasan 75% sebesar 31% dan tanpa pemangkasan sebesar 29%. Infiltrasi pada agroforestry manglid dan monokultur termasuk ke dalam kriteria sangat cepat. Penerapan pemangkasan 75% menyebabkan aliran permukaan dan erosi meningkat dibandingkan tanpa pemangkasan. Pola agroforestry manglid+ganyong menghasilkan aliran permukaan dan erosi lebih rendah daripada monokultur. Sebaliknya, pola agroforestry manglid+suweg dan manglid+ talas menghasilkan erosi dan aliran permukaan lebih besar daripada pola monokultur.

Kata kunci: manglid, agroforestry, monokultur, intersepsi, aliran permukaan, erosi

I. Pendahuluan

Berkurangnya luas tutupan hutan dengan segala penyebabnya telah mengaki-batkan penurunan peran hutan sebagai pengatur tata air. Padahal, beberapa hasil

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis, Jawa Barat Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 151

Page 160: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

penelitian menunjukkan bahwa hutan mampu mengurangi potensi banjir dan men-jadi pengendali (regulator) puncak banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS), mengatur pasokan air (hasil air), memelihara kualitas air, serta mengendalikan erosi dan longsor (Hardwinarto, 2009; Kayo et al., 2009; Mulyana et al., 2009; Murdiyarso & Kurnianto, 2009; Sukresno, 2009). Kondisi hutan yang memiliki peran pengaturan tata air yang baik adalah hutan dengan tajuk berlapis (Gintings, 2006; Supangat et al., 2008). Oleh karena itu, sistem agroforestry yang mencermin-kan struktur tajuk berlapis dapat diterapkan untuk mempertahankan fungsi hidrologi DAS, seperti memperbaiki kualitas air (Noorwidjk et al., 2004; Supangat et al., 2008).

Sistem stratifikasi tajuk menyerupai hutan dari segi pengaturan air akan ber-dampak terhadap peningkatan infiltrasi tanah, pengendalian aliran permukaan dan erosi, pengurangan penguapan tanaman bawah, pengurangan banjir dan melalui intersepsi pohon (Gintings, 2006; Mahendra, 2009; Noorwidjk et al., 2004; Octavia, 2010; Pramono & Wahyuningrum, 2009). Sebagian besar air hujan yang jatuh pada lahan bervegetasi akan tertahan pada daun-daun atau tajuk tanaman (intersepsi) dan menguap kembali ke atmosfer selama dan beberapa saat setelah hujan (Purwanto & Ruitjer, 2004). Sisa air hujan yang lolos dari cegatan tajuk (air lolos tajuk/through fall) dan air yang melalui dahan atau batang (aliran batang/stem flow) bersama-sama akan mencapai tanah atau lantai tegakan sebagai hujan efektif (net presipitation). Sebaliknya, intersepsi merupakan bagian dari air hujan yang tidak pernah mencapai permukaan tanah dan tidak berkontribusi terhadap limpasan permukaan, tetapi bersama-sama dengan transpirasi lebih berperan sebagai komponen dari evapo-transpirasi (Onozawa et al., 2009; Xiao & McPherson, 2011). Oleh karena itu, intersepsi merupakan informasi yang penting terkait dengan upaya mengurangi aliran permukaan, sedangkan air lolos tajuk dan aliran batang berperan dalam pem-berian kelembaban tanah, pengisian air tanah, atau penghasil aliran permukaan.

Pada lahan agroforestry, aliran permukaan akan tertahan oleh tanaman bawah dan memberi kesempatan dalam pengisian air tanah melalui infiltrasi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah hutan, laju infiltrasi pada agroforestry

152 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 161: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

atau kebun campuran lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa penggunaan lahan lainnya (Agustina et al., 2012; Sofyan, 2006). Sistem agroforestry juga dapat dikate-gorikan sebagai penerapan konservasi tanah dengan metode vegetatif yang memberi-kan hasil lebih efektif dalam mengendalikan erosi (Pramono & Wahyuningrum, 2009). Potensi agroforestry terletak pada kemampuannya dalam menyediakan dan memelihara penutup lahan. Selama musim hujan, serasah dapat mengurangi erosi pada tingkat tertentu, meskipun tanpa tambahan tindakan konservasi tanah. Namun demikian, besarnya aliran permukaan dan erosi juga sangat tergantung pada pertum-buhan tanaman semusim sebagai penutup lahan. Utami et al. (2004) menambahkan bahwa dengan sistem agroforestry yang terdiri dari beberapa jenis pohon dan tanam-an bawah, penebangan serentak dapat dihindari. Selain itu, serasah yang berlimpah dan lebih kaya dihasilkan pula yang selanjutnya akan terdekomposisi sebagai sumber bahan organik dan unsur hara tanah.

Agroforestry juga dapat dikatakan sebagai bagian dari kegiatan yang mendu-kung rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan pengayaan tanaman. Menurut Undang-undang Kehutanan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999, rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan mening-katkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem kehidupan tetap terjaga. Agroforestry yang mempraktikkan kegiatan penanaman vegetasi dan membentuk strata tajuk merupakan bagian dari penyelenggaraan konservasi tanah dan air melalui metode vegetatif dan mendukung Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air secara tidak langsung.

Beberapa keuntungan sistem agroforestry telah diuraikan di atas. Namun, sistem agroforestry merupakan sistem yang tak jarang bersifat kompleks sehingga muncul pertanyaan: akankah selalu dihasilkan keuntungan-keuntungan seperti yang diuraikan tersebut? Perbedaan jenis dan umur tanaman, teknik pengelolaan lahan (jarak tanam, penjarangan, intensitas pemangkasan, intensitas pemupukan, perla-kuan serasah, sistem pemanenan), tujuan pengembangan (komersil, tradisionil, atau untuk konservasi), serta iklim dan topografi tentunya akan menghasilkan interaksi

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 153

Page 162: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

dan dampak yang berbeda. Oleh karena itu, peran agroforestry menjadi bersifat spesifik. Pada DAS Citanduy yang termasuk DAS prioritas, banyak dijumpai hutan rakyat yang di antaranya menggunakan sistem agroforestry, seperti dengan jenis tanaman kayu manglid yang cukup dominan dan tanaman pangan sebagai tanaman bawahnya. Lalu, bagaimanakah kondisi hidrologi (intersepsi, aliran permukaan, erosi, dan infiltrasi) yang dipengaruhi oleh sistem agroforestry berbasis manglid pada jarak tanam, umur, dan perlakuan pemangkasan tertentu, serta dengan jenis-jenis tanaman pangan yang ditanam di wilayah tersebut? Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi hidrologi yang dipengaruhi oleh tegakan manglid dan jenis-jenis tanaman bawah yang diujicobakan di bawah tegakan.

II. Metodologi

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Tenggerraharja, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis. Secara geografis, lokasi penelitian berada pada titik koordinat 7o3,9’LS dan 108o13,8’ BT, atau tepat pada hulu DAS Citanduy Hulu dengan ketinggian 894 m dpl. Jenis tanah lokasi penelitian adalah latosol. Curah hujan rerata tahunan (10 tahun) sebesar 2.359 mm dan termasuk tipe C (agak basah) menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson. Penelitian dilakukan sejak akhir tahun 2012 hingga 2014.

B. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunkan dalam kegiatan penelitian adalah plot hutan rakyat manglid dengan sistem agroforestry dengan tanaman pangan ganyong, suweg, dan talas. Tegakan manglid ditanam sejak awal tahun 2010 dengan jarak tanam 2 m x 2 m dan belum dilakukan penjarangan. Alat yang digunakan antara lain karet talang, penampung air, selang, lem, kertas saring, botol sampel. Peralatan lainnya adalah plot erosi, penakar curah hujan, double ring infiltrometer, dan timbangan analitik.

154 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 163: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi terhadap paramater hidrologi melalui instrumen yang telah ditempatkan di lapangan. Plot erosi diba-ngun di tengah populasi manglid yang terbagi menjadi dua hamparan (blok), yaitu manglid tanpa perlakuan pemangkasan dan dengan pemangkasan 75%. Pada setiap blok, petak perlakuan dibuat untuk membandingkan 1) monokultur manglid, 2) manglid+ganyong, 3) manglid+suweg yang masing-masing dilakukan dengan dua kali ulangan (2012–2013). Pada tahun 2014, pengamatan dilanjutkan dengan mengganti tanaman ganyong yang telah mencapai masa panen dengan tanaman talas. Jumlah pohon sampel untuk pengamatan intersepsi, aliran batang, dan air lolos tajuk seba-nyak sembilan pohon pada tegakan manglid tanpa pemangkasan dan sembilan pohon pada tegakan manglid dengan pemangkasan 75%. Pengukuran infiltrasi tanah dila-kukan di dalam setiap plot pada kondisi musim kemarau.

Pengolahan data dilakukan dengan mengkuantifikasi data hasil pengukuran ke dalam persamaan-persamaan yang umum dan pendekatan neraca air. Selanjutnya, nilai parameter hidrologi yang telah diperoleh dianalisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Intersepsi

Pengamatan intersepsi pada tegakan manglid dengan perlakuan pemangkasan 75% telah dimulai sejak Oktober 2012, sedangkan perlakuan tanpa pemangkasan baru dilakukan pada bulan Mei 2013 (Tabel 1). Pemangkasan diberikan untuk tujuan meningkatkan pertumbuhan vegetasi pohon. Pemangkasan menyebabkan perubahan struktur vegetasi, seperti lebar tajuk, tebal tajuk, dan kerapatan cabang. Menurut Zinke (1967), air lolos tajuk dipengaruhi oleh tebalnya tajuk, jenis-jenis pohon yang membentuk tegakan, bentuk daun dan tata letak daun pada cabang, serta suhu dan kecepatan angin pada saat itu. Jadi, pemangkasan juga akan berdam-pak terhadap intersepsi air hujan oleh tajuk.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 155

Page 164: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

156 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 165: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 157

Page 166: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

Hasil pengukuran intersepsi pada bulan Mei 2013 hingga Desember 2014 menunjukkan nilai intersepsi tegakan manglid dengan pemangkasan lebih rendah 2% daripada nilai intersepsi tegakan tanpa pemangkasan (Gambar 1). Nilai intersepsi pada tegakan dengan pemangkasan sebesar 27% (1.266,1 mm) dan pada tegakan tanpa pemangkasan sebesar 29% (1.368,7 mm). Pemangkasan menyebabkan penu-runan tebal dan luas permukaan tajuk sehingga air hujan yang terintersepsi pada permukaan tajuk juga semakin berkurang. Sebaliknya, pemangkasan meningkatkan air lolos tajuk dan aliran batang, masing-masing 1% dan 1,4%. Air lolos tajuk pada tegakan dengan pemangkasan diperoleh nilai sebesar 70% (3.294,9 mm) dan tanpa pemangkasan sebesar 69% (3.257,1 mm). Sementara itu, aliran batang pada tegakan dengan pemangkasan diperoleh nilai sebesar 3,5% (163,6 mm) dan tanpa pemang-kasan sebesar 2,1% (97,2 mm). Pemangkasan menghasilkan peningkatan ruang antartajuk yang memudahkan air hujan untuk lolos melalui ruang antartajuk. Menurut Asdak et al., (1998), bertambahnya diameter batang akan meningkatkan jumlah aliran batang. Hal ini terbukti pula pada hasil penelitian karena pemang-kasan telah meningkatkan rata-rata tinggi dan diameter batang sehingga aliran batang menjadi lebih tinggi pada tegakan dengan pemangkasan daripada tanpa pemangkasan. Pemangkasan intensitas 75% menghasilkan tegakan dengan rata-rata tinggi sebesar 4,4 m dan diameter 57 cm, sedangkan pada tegakan tanpa pemang-kasan diperoleh rata-rata tinggi sebesar 3,5 m dan diameter 51 cm.

Nilai intersepsi, air lolos tajuk, dan aliran batang tanaman manglid pada umur empat tahun lebih rendah dibandingkan dengan umur tiga tahun, baik pada tegakan pemangkasan 75% maupun tanpa pemangkasan. Pada tahun 2013, curah hujan lebih tinggi daripada tahun 2014 sehingga hal ini juga dapat memengaruhi besaran inter-sepsi, air lolos tajuk, dan aliran batang pada tanaman manglid. Pada tegakan manglid dengan pemangkasan pada umur tiga tahun (14 bulan pengamatan), intersepsi yang dihasilkan sebesar 37% (1.898,5 mm), air lolos tajuk sebesar 59% (3.059,6 mm), dan aliran batang 4,5% (234,3 mm). Setelah mencapai umur empat tahun (12 bulan pengamatan), intersepsi menurun menjadi 23% (659,1 mm), air lolos tajuk mening-kat menjadi 73% (2.132,9 mm), dan aliran batang menjadi 4,1% (119,6 mm). Sementara itu, tegakan manglid tanpa pemangkasan pada umur tiga tahun (tujuh

158 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 167: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

bulan pengamatan) menghasilkan nilai intersepsi sebesar 37% (666,3 mm), air lolos tajuk 61% (1.111,3 mm), dan aliran batang 2% (35,4 mm). Kemudian, pada umur empat tahun (12 bulan pengamatan), intersepsi menurun menjadi 24% (702,4 mm), air lolos tajuk meningkat 74% (2.145,8 mm), dan aliran batang menjadi 2,1% (61,8 mm).

0

200

400

600

Mei

Juni Ag

tSe

pO

ktN

ov Des Jan

Feb

Mrt

April

Mei

Juni Juli

Sep

Okt

Nov Des

mm

Air lolos tajuk P75% Air lolos tajuk P0%

050

100150200250

Mei

Juni Ag

tSe

pO

ktN

ov Des Jan

Feb

Mrt

April

Mei

Juni Juli

Sep

Okt

Nov Des

mm

Intersepsi P75% Intersepsi P0%

0

10

20

30

40

Mei

Juni Ag

tSe

pO

ktN

ov Des Jan

Feb

Mrt

April

Mei

Juni Juli

Sep

Okt

Nov Des

mm

Aliran batang P75% Aliran batang P0%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

Air lolos tajuk Aliran batang Intersepsi

mm

Pemangkasan 75% Tanpa pemangkasan

Gambar 1. Air lolos tajuk, aliran batang dan intersepsi pada tegakan manglid dengan pemangkasan (P75) dan tanpa pemangkasan (P0)

Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, beberapa nilai intersepsi hutan

atau beberapa jenis vegetasi dapat diketahui, antara lain hutan klimaks sebesar 25–35% (Soejoko et al., 1998); pinus 15,7%, puspa 13,7%, dan agathis 14,7% (Rusdiana et al., 2002); jati umur dua tahun 38,1% dan umur tiga tahun 40,3%, jati tumpang sari 32,5% (Hendrayanto et al., 2002); dan A. loranthifolia Sal. 41,75% (Heryansyah, 2008). Pada penelitian ini, jenis manglid umur 3–4 tahun dengan pemangkasan 75% menghasilkan nilai intersepsi sebesar 31% dan pada tegakan tanpa pemangkasan sebesar 29% (Tabel 1). Dengan demikian, nilai intersepsi tegakan manglid mende-kati hutan klimaks seperti yang dikemukakan Soejoko et al. (1998) atau beberapa jenis pohon hutan lainnya.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 159

Page 168: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

B. Infiltrasi

Pengukuran infltrasi dengan menggunakan double ring infiltrometer merupa-kan pengukuran sesaat untuk memperoleh persamaan infiltrasi yang dapat digunakan untuk memprediksi besarnya air hujan yang terserap ke dalam tanah selama durasi hujan telah diketahui. Kemampuan tanah menginfiltrasi air hujan dapat memengaruhi jumlah air hujan yang melimpas di atas permukaan tanah (aliran permukaan). Namun, kemampuan tanah menginfiltrasi air hujan akan berkurang secara bertahap setelah tanah berangsur-angsur menjadi jenuh.

Hasil pengukuran infiltrasi, baik pada plot tegakan manglid dengan pemang-kasan 75% maupun tanpa pemangkasan, termasuk kriteria sangat cepat (>25 cm/jam) (Tabel 2). Pada plot tegakan manglid dengan pemangkasan, nilai infiltrasi awal (fo) dan infiltrasi konstan (fc) terendah terdapat pada pola monokultur, diikuti agroforestry manglid+ganyong dan terakhir agroforestry manglid+suweg (Tabel 2 dan Gambar 2). Infiltrasi pada pola agroforestry manglid+ganyong memiliki rentang nilai yang sangat lebar. Sementara itu, pada plot tegakan tanpa pemangkasan, nilai infiltrasi awal (fo) dan infiltrasi konstan (fc) terendah terdapat pada pola agroforestry manglid+suweg, diikuti monokultur manglid dan agroforestry manglid+ganyong.

Tabel 2. Nilai parameter infiltrasi hasil pengukuran pada plot penelitian

Pola tanam Ulang-

an

Infiltrasi (cm/jam)

Plot manglid dengan pemangkasan 75% Plot manglid tanpa pemangkasan

fc fo Persamaan fc fo Persamaan

Manglid+ganyong 1 90 132 90 + (132-90).e-4,634 t 102 153 102 + (153-102).e-7,287 t

2 15 30 15 + (30-15).e-4,666 t 60 81 60 + (81-60).e-4,708 t

Manglid+suweg 1 72 126 72 + (126-72).e-5,382 t 45 69 45 + (69-450).e-3,850 t

2 90 120 90 + (120-90).e-2,911 t 21 45 21 + (45-21).e-2,616 t

Monokultur Manglid

1 19,5 33 19,5 + (33-19,5).e-3,476 t 78 117 78 + (117-78).e-2,63 t

2 7,2 150 7,2 + (15-7,2).e-3,527 t 45 75 45 + (75-45).e-3,422 t

Keterangan: fc=infiltrasi konstan, fo=infiltrasi awal, t=waktu

160 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 169: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

0.020.040.060.080.0

100.0120.0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Infil

tras

i (cm

/jam

)

Menit ke-

Pemangkasan 75%

Manglid+Ganyong Manglid+Suweg Manglid Monokultur

0.020.040.060.080.0

100.0120.0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

Infil

tras

i (cm

/jam

)

Menit ke-

Tanpa pemangkasan

Manglid+Ganyong Manglid+Suweg Manglid Monokultur

Gambar 2. Grafik rerata infiltrasi pada pola agroforestry manglid+ganyong, agroforestry manglid+suweg, dan monokultur manglid

Infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa sifat fisik tanah, seperti kandungan bahan

organik, porositas tanah, berat isi tanah, dan tekstur. Pada beberapa kasus, perakaran tanaman pohon dapat memengaruhi infiltrasi karena pembentukan lubang-lubang tanah oleh akar, baik yang sudah mati maupun yang masih tumbuh. Sementara itu, sifat-sifat fisik tanah dapat dipengaruhi melalui vegetasi tanaman dalam jangka waktu yang lama. Dengan demikian, pengaruh tanaman terhadap infiltrasi pada dasarnya bersifat tidak langsung. Melalui perlakuan vegetasi yang dapat memper-baiki sifat tanah, kapasitas infiltrasi pun diharapkan dapat ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam tidak menghasilkan perbedaan infiltrasi yang jelas; namun demikian, sifat tanah yang ada mampu menghasilkan kemampuan infiltrasi yang tergolong cepat (Gambar 2).

C. Aliran Permukaan dan Erosi

Penurunan nilai intersepsi dan peningkatan air lolos tajuk ataupun aliran batang akibat pemangkasan akan berimplikasi pada peningkatan aliran permukaan (run-off) dan erosi di bawah tegakan, terutama pada curah hujan tinggi. Penanaman di bawah tegakan dapat membantu menahan limpasan air hujan pada permukaan tanah sehingga memperbesar kesempatan air hujan untuk terserap terlebih dulu ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Kemampuan tanaman bawah tegakan dalam menahan dan mengurangi laju aliran permukaan tergantung pada jenis dan karak-teristik tanaman.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 161

Page 170: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

Pengamatan aliran permukaan dan erosi di bawah tegakan manglid dibagi menjadi dua periode. Periode tahun 2013 dilakukan pengamatan aliran permukaan dan erosi yang dihasilkan dari pola monokultur dan agroforestry dengan jenis tanam-an bawah ganyong dan suweg. Periode tahun 2014 dilakukan pengamatan aliran permukaan dan erosi yang dihasilkan dari pola monokultur dan agroforestry dengan jenis tanaman bawah talas dan suweg.

Tabel 3. Aliran permukaan di bawah tegakan agroforestry dan monokultur manglid tahun 2012-2013

Tahun dan bulan Hujan (mm)

Aliran permukaan (mm)

Pemangkasan 75% Tanpa pemangkasan

Ganyong Suweg Monokultur Ganyong Suweg Monokultur

2012 Oktober 136,2 3,18 3,77 3,56

November 409,8 10,39 8,84 9,68

Desember 838,9 19,82 20,84 23,70

2013 Januari 600,0 16,88 19,21 11,37

Februari 299,1 9,75 12,59 9,07

Maret 521,9 14,02 26,03 11,20

April 573,6 39,61 139,37 55,46

Mei 300,5 4,76 36,94 6,90 4,68 7,10 5,04 Juni 244,0 13,39 41,86 13,55 5,77 9,25 8,28 Agustus 10,0 0,02 0,04 0,01 0,11 0,07 0,06 September 133,0 1,40 0,70 0,15 1,20 1,35 1,11 Oktober 125,0 0,78 0,97 0,37 0,54 0,52 0,50 November 393,0 2,15 2,72 1,04 3,33 2,55 2,18 Desember 607,5 5,97 32,10 1,81 4,72 2,63 4,41

Σ Mei–Desember 2013

1.813,0 28,47 115,33 23,84 20,36 23,47 21,59

Σ Oktober 2012–Desember 2013

5.192,4 142,11 345,98 147,89

Berdasarkan perbandingan aliran permukaan periode tahun 2013 pada pola

agroforestry dan monokultur manglid (baik tanpa pemangkasan maupun dengan pemangkasan 75%), aliran permukaan terendah terdapat pada plot agroforestry

162 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 171: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

manglid+ganyong yang diikuti plot monokultur, sedangkan nilai tertinggi pada plot agroforestry manglid+suweg (Tabel 3 dan Gambar 3). Pada tegakan manglid dengan pemangkasan (14 bulan pengamatan), aliran permukaan pada plot agroforestry manglid+ganyong sebesar 142,11 mm, plot monokultur manglid sebesar 147,89 mm, dan plot agroforestry manglid+suweg sebesar 345,98 mm. Sementara itu, pada tegakan manglid tanpa pemangkasan (tujuh bulan pengamatan), aliran permukaan pada plot agroforestry manglid+ganyong sebesar 20,36 mm, plot monokultur manglid sebesar 21,59 mm, dan plot agroforestry manglid+suweg sebesar 23,47 mm. Hal ini menun-jukkan bahwa agroforestry manglid+ganyong dapat menurunkan aliran permukaan lebih baik daripada monokultur. Sebaliknya, agroforestry manglid+suweg menghasil-kan aliran permukaan lebih besar daripada monokultur. Perlakuan pemangkasan menyebabkan aliran permukaan meningkat dibandingkan tanpa pemangkasan (Gambar 3).

142.1

346.0

147.9

20.4 23.5 21.60.0

50.0100.0150.0200.0250.0300.0350.0400.0

Manglid+ganyong Manglid+suweg Monokultur manglid

Alira

n pe

rmuk

aan

(mm

)

Tahun 2012-2013

27.6

78.5

20.627.3 27.016.7

0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0

Manglid+talas Manglid+suweg Monokultur manglid

Alir

an p

erm

ukaa

n (m

m)

Tahun 2014

Pemangkasan 75%Tanpa pemangkasan

Gambar 3. Perbandingan aliran permukaan di bawah tegakan manglid dengan pola agroforestry dan monokultur

Karakteristik tanaman ganyong memiliki rumpun yang lebat sehingga menye-

babkan air hujan tertahan oleh tajuk (intersepsi) dan mengurangi kesempatan air hujan menjadi aliran permukaan. Selain itu, kondisi ini juga dapat melindungi tanah dari tumbukan hujan sehingga dapat menurunkan erosi. Di sisi lain, pemanenan ganyong dapat menyebabkan peningkatan aliran permukaan dan erosi karena lantai tegakan menjadi terbuka, terutama pada tegakan dengan pemangkasan. Pada agroforestry manglid+suweg ataupun monokultur, penutupan oleh tajuk relatif kurang

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 163

Page 172: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

rapat sehingga air hujan akan jatuh langsung ke tanah dan berpeluang meningkatkan aliran permukaan. Pada plot agroforestry manglid+suweg, terdapat kegiatan pengo-lahan tanah pada masa tanam atau masa pemeliharaan suweg. Hal ini akan mengha-silkan sejumlah besar pelepasan partikel tanah permukaan yang hanyut oleh aliran permukaan selama hujan sehingga erosi (accelarated erosion) pun meningkat. Di sisi lain, pengolahan tanah juga dapat meningkatkan pemadatan tanah, terutama pada jenis tanah liat, sehingga menyebabkan penurunan daya atau kapasitas tanah menye-rap air dan meningkatkan aliran permukaan. Pada pola monokultur, pengolahan tanah jarang dilakukan; bahkan, gulma rumput dan serasah daun pun lebih sering dibiarkan daripada dilakukan penyiangan. Rumput dan serasah ini memiliki kemam-puan untuk mengurangi energi kinetik hujan memecah agregat tanah dan menahan energi mekanik air hujan di atas permukaan tanah sehingga akan menurunkan aliran permukaan dan erosi.

Hasil pengamatan periode tahun 2014 pada tegakan dengan pemangkasan (Tabel 4 dan Gambar 3) menunjukkan bahwa aliran permukaan terendah terdapat pada plot monokultur (20,64 mm) yang diikuti oleh plot agroforestry manglid+talas (27,62 mm), sedangkan nilai tertinggi pada plot agroforestry manglid+suweg (78,49 mm). Pada tegakan tanpa pemangkasan, aliran permukaan terendah juga dihasilkan oleh plot monokultur (16,72 mm), tetapi aliran permukaan tertinggi dihasilkan oleh plot agroforestry manglid+talas (27,26 mm). Sementara, plot agroforestry manglid+ suweg (27,0 mm) menduduki peringkat kedua. Pemangkasan juga menyebabkan aliran permukaan di bawah tegakan manglid lebih tinggi daripada di bawah tegakan tanpa pemangkasan.

164 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 173: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

Tabel 4. Aliran permukaan di bawah tegakan agroforestry dan monokultur manglid tahun 2014

Bulan Hujan (mm)

Aliran permukaan (mm)

Pemangkasan 75% Tanpa pemangkasan

Talas Suweg Monokultur Talas Suweg Monokultur

Januari 449,05 9,01 22,44 2,56 6,32 4,66 2,72 Febuari 346,00 3,84 11,82 2,31 3,88 2,21 1,67 Maret 408,50 5,39 23,37 2,99 4,34 1,74 2,81 April *) 498,00 3,76 13,82 7,71 5,00 1,80 3,49 Mei 114,50 0,75 1,52 1,13 1,04 0,89 0,78 Juni 101,50 0,57 0,40 0,43 0,72 0,52 0,51 Juli 98,50 0,35 0,51 0,32 0,58 0,71 0,77 September 34,00 0,06 0,04 0,04 0,07 0,18 0,21 Oktober 21,00 0,03 0,02 0,03 0,14 0,14 0,11 November 336,00 1,33 1,80 1,03 2,59 1,80 1,85 Desember 396,50 2,52 2,76 2,09 2,58 12,37 1,81

Jumlah 2.803,6 27,62 78,49 20,64 27,26 27,00 16,72

Keterangan: *) Jumlah hujan dan aliran permukaan yang dicantumkan tidak termasuk empat hari kejadian hujan yang tidak tercatat

Proses erosi dimulai dari terlepasnya agregat tanah menjadi partikel-partikel

tanah lepas yang disebabkan oleh adanya tumbukan hujan atau pengolahan tanah. Partikel-partikel tersebut lalu terbawa aliran permukaan. Oleh karena itu, besaran erosi kerap kali mengikuti besaran aliran permukaan. Pengamatan periode tahun 2013 di bawah tegakan manglid dengan pemangkasan ataupun tanpa pemangkasan menunjukkan bahwa jumlah erosi yang dihasilkan dari plot agroforestry manglid+ ganyong adalah yang paling rendah dibandingkan dengan plot monokultur manglid dan plot agroforestry manglid+suweg (Tabel 5 dan Gambar 4). Pada tegakan manglid dengan pemangkasan, plot agroforestry manglid+ganyong menghasilkan erosi sebesar 2,54 ton/ha, monokultur manglid sebesar 5,7 ton/ha, dan agroforestry manglid+suweg mencapai 10,99 ton/ha. Pada tegakan manglid tanpa pemangkasan, plot agroforestry manglid+ganyong menghasilkan erosi sebesar 0,07 ton/ha, monokultur manglid sebesar 0,10 ton/ha, dan agroforestry manglid+suweg sebesar 0,24 ton/ha.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 165

Page 174: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

Tabel 5. Erosi di bawah tegakan agroforestry dan monokultur manglid tahun 2012–2013

Tahun dan bulan Hujan (mm)

Erosi (ton/ha)

Pemangkasan 75% Tanpa pemangkasan

Ganyong Suweg Monokultur Ganyong Suweg Monokultur

2012 Oktober 136,2 0,01553 0,01548 0,09767

November 409,8 0,19082 0,18834 0,40309

Desember 838,9 1,14748 5,80515 2,54472

2013 Januari 600,0 0,50312 0,76193 0,46484

Februari 299,1 0,14180 0,39219 0,17211

Maret 521,9 0,12192 0,59794 0,19452

April 573,6 0,31868 2,75772 1,70531

Mei 300,5 0,01732 0,14142 0,02165 0,01317 0,03553 0,02025 Juni 244,0 0,06329 0,24655 0,08533 0,02982 0,17765 0,05678 Agustus 10,0 0,00007 0,00008 0,00003 0,00050 0,00022 0,00034 September 133,0 0,00466 0,00193 0,00075 0,00270 0,00297 0,00268 Oktober 125,0 0,00269 0,00113 0,00032 0,00214 0,00163 0,00255 November 393,0 0,00785 0,00902 0,00289 0,01184 0,01234 0,00969 Desember 607,5 0,00957 0,06605 0,00265 0,01218 0,00732 0,00984

Σ Mei–Desember 2013

1.813,0 0,10545 0,46619 0,11363 0,07235 0,23765 0,10212

Σ Oktober 2012–Desember 2013

5.192,4 2,54480 10,98495 5,69588

2.54

10.99

5.70

0.07 0.24 0.100.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Manglid+ganyong Manglid+suweg Monokultur manglid

Alira

n pe

rmuk

aan

(mm

)

Tahun 2012-2013

0.07

0.38

0.050.08

0.03 0.030.000.050.100.150.200.250.300.350.400.45

Manglid+talas Manglid+suweg Monokultur manglid

Alira

n pe

rmuk

aan

(mm

)

Tahun 2014

Pemangkasan 75%Tanpa pemangkasan

Gambar 4. Perbandingan jumlah erosi di bawah tegakan manglid dengan pola agroforestry dan monokultur

166 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 175: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

Seperti halnya pada aliran permukaan, hasil pengamatan pada periode 2014 di bawah tegakan manglid dengan pemangkasan ataupun tanpa pemangkasan menun-jukkan bahwa jumlah erosi terendah dihasilkan dari plot monokultur manglid. Jumlah erosi ini juga lebih rendah dibandingkan dengan plot agroforestry manglid+ talas dan plot agroforestry manglid+suweg (Tabel 6 dan Gambar 4). Perlakuan pemangkasan juga menyebabkan erosi yang terjadi di bawah tegakan meningkat. Tabel 6. Erosi di bawah tegakan agroforestry dan monokultur manglid tahun 2014

Bulan Hujan (mm)

Erosi (ton/ha)

Pemangkasan 75% Tanpa pemangkasan

Talas Suweg Monokultur Talas Suweg Monokultur

Januari 449,05 0,0270 0,0718 0,0037 0,0306 0,0093 0,0042 Febuari 346,00 0,0068 0,0707 0,0029 0,0063 0,0029 0,0020 Maret 408,50 0,0032 0,0993 0,0096 0,0107 0,0045 0,0022 April 498,00 0,0176 0,0863 0,0273 0,0064 0,0043 0,0090 Mei 114,50 0,0011 0,0193 0,0014 0,0067 0,0028 0,0019 Juni 101,50 0,0015 0,0022 0,0007 0,0015 0,0005 0,0040 Juli 98,50 0,0006 0,0056 0,0008 0,0019 0,0026 0,0023 September 34,00 0,0001 0,0002 0,0003 0,0002 0,0004 0,0004 Oktober 21,00 0,0000 0,0002 0,0004 0,0003 0,0002 0,0003 November 336,00 0,0019 0,0082 0,0038 0,0073 0,0030 0,0022 Desember 396,50 0,0083 0,0201 0,0034 0,0036 0,0024 0,0015

Jumlah 2.803,6 0,0681 0,3840 0,0542 0,0755 0,0329 0,0301

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Pemangkasan mengurangi intersepsi air hujan oleh tajuk, tetapi sebaliknya meningkatkan air lolos tajuk (through fall). Pengaruh pemangkasan terhadap penam-bahan tinggi dan diameter batang pohon menyebabkan aliran batang (stem flow) yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan tanpa perlakuan pemangkasan. Nilai intersepsi tegakan manglid umur 3–4 tahun termasuk tinggi, baik pada tegakan

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 167

Page 176: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

manglid yang diberi perlakuan pemangkasan (31%) maupun tanpa pemangkasan (29%).

Kapasitas infiltrasi pada pola agroforestry dan monokultur manglid termasuk sangat cepat sehingga penanaman tanaman bawah tidak berpengaruh banyak terhadap perbaikan sifat tanah yang terkait dengan infiltrasi.

Penerapan pemangkasan 75% menyebabkan aliran permukaan dan erosi di bawah tegakan meningkat. Pola agroforestry manglid+ganyong menghasilkan aliran permukaan dan erosi lebih rendah daripada monokultur manglid. Sementara itu, pola agroforestry manglid+suweg dan manglid+talas menghasilkan aliran permukaan dan erosi yang lebih besar daripada monokultur manglid. Pola monokultur manglid memiliki pengolahan lahan minimal yang mana rumput dan serasah menutup rapat permukaan tanah sehingga dapat menekan aliran permukaan dan erosi lebih baik.

B. Saran

Agroforestry manglid+ganyong dapat diterapkan sebagai model konservasi tanah dan air yang bersifat adaptif. Hal ini karena selain memelihara lingkungan, pola ini juga mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat petani selama menanti hasil kayu. Aplikasi pemangkasan perlu dilakukan secara hati-hati, misalnya dengan menyertakan tindakan konservasi tanah dan air untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan air lolos tajuk yang berimplikasi pada peningkatan aliran permukaan dan erosi. Ditinjau dari nilai intersepsi manglid, tanaman ini bermanfaat diterapkan pada daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi sehingga dapat mengurangi banjir tanpa memengaruhi secara signifikan cadangan air tanah.

Daftar Pustaka

Agustina, D., Setyowati, D. L., & Sugiyanto. (2012). Analisis kapasitas infiltrasi pada beberapa penggunaan lahan di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Geo Image, 1(1).

168 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 177: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hidrologi Hutan Rakyat Agrofores try Manglid …

Asdak, C., Jarvis, P., Van Gardingen, P., & Fraser, A. (1998). Rainfall interception loss in unlogged and logged forest areas of Central Kalimantan, Indonesia. Journal of hydrology, 206(3), 237-244.

Gintings, N. (2006). hutan, tata air dan kelestarian DAS citatih. . Paper presented at the Seminar Peran Serta Para Pihak dalam Pengelolaan Jasa Lingkungan Daerah Aliran Sungai Citatih-Cimandiri., Bogor.

Hardwinarto, S. (2009). Sumbangan hutan terhadap hasil air. Paper presented at the Workshop Peran Hutan dan Kehutanan dalam Meningkatkan Daya Dukung DAS, Bogor.

Kayo, S. D. M., Ilyas, M. A., Setiadi, D., & Satriana, E. (2009). Hutan sebagai pengendali (regulator) puncak banjir pada daerah aliran sungai. Paper presented at the Workshop Peran Hutan Dan Kehutanan Dalam Meningkatkan Daya Dukung DAS, Surakarta.

Mahendra, F. (2009). Sistem agroforestri dan aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulyana, N., Kusmana, C., Abdulah, K., & Prasetio, L. B. (2009). Hubungan luas tutupan hutan terhadap potensi banjir dan koefisien limpasan di beberapa DAS di Indonesia. Paper presented at the Workshop Peran Hutan dan Kehutanan dalam Meningkatkan Daya Dukung DAS, Bogor.

Murdiyarso, D., & Kurnianto, S. (2009). Peranan vegetasi hutan dalam mengatur pasokan air. Paper presented at the Workshop Peran Hutan dan Kehutanan dalam Meningkatkan Daya Dukung DAS, Surakarta.

Noorwidjk, M. v., Agus, F., Suprayogo, D., Hairiah, K., Pasya, G., B.Verbist, & Farida. (2004). Peranan agroforestri dalam mempertahankan fungsi hidrologi daerah aliran sungai. AGRIVITA, 26(1).

Octavia, D. (2010). Peran sistem agroforestry dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan implikasinya dalam mitigasi perubahan iklim. Paper presented at the Ekspose Hasil Litbang, Surakarta.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 169

Page 178: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

W. Handayani

Onozawa, Y., Chiwa, M., Komatsu, H., & Otsuki, K. (2009). Rainfall interception in a moso bamboo (Phyllostachys pubescens) forest. Journal of Forest Research, 14(2), 111-116.

Pramono, I. B., & Wahyuningrum, N. (2009). Model pengendalian run-off dan erosi dengan metode vegetatif (Studi Kasus Sub DAS Dungwot). Paper presented at the Workshop Peran Hutan dan Kehutanan dalam Meningkatkan Daya Dukung DAS, Surakarta.

Purwanto, E., & Ruitjer, J. (2004). Hubungan antara hutan dan fungsi DAS. Dampak Hidrologi Hutan, Agroforestri dan Pertanian Lahan Kering sebagai Dasar Pemberian Imbalan Kepada Penghasil Jasa Lingkungan. Prosiding Lokakarya di Padang, Singkarak, Sumatera Barat, Indonesia. World Agroforestry Center.

Sofyan, M. (2006). Pengaruh berbagai penggunaan lahan terhadap laju infiltrasi tanah.

Sukresno. (2009). Peran hutan dalam pengendalian tanah longsor. Paper presented at the Workshop Peran Hutan dan Kehutanan dalam Meningkatkan Daya Dukung DAS, Surakarta.

Supangat, A. B., Junaedi, A., Kosasih, Nasrun, & Frianto, D. (2008). Kajian Tata Air Hutan Acacia mangium dan Eucalyptus pellita. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Kehutanan Kuok. Kuok.

Utami, S. R., Widianto, & Suprayogo, D. (2004). Apakah penghutanan kembali dapat memulihkan fungsi hidrologis hutan alam? . Paper presented at the Kongres Nasional V Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia dan Seminar Nasional Degradasi Hutan dan Lahan, Yogyakarta.

Xiao, Q., & McPherson, E. G. (2011). Rainfall interception of three trees in Oakland, California. Urban Ecosystems, 14(4), 755-769.

Zinke, P. J. (1967). Forest interception studies in the United States: Forest Hydrology. Oxford, UK: Pergamon Press.

170 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 179: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Edy Junaidi1

ABSTRAK

Perubahan tutupan lahan pada suatu sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) memengaruhi fungsi hidrologinya. Perkembangan penanaman tanaman manglid pada hutan rakyat di Jawa Barat akan memengaruhi perubahan kondisi lingkungan, terutama kondisi hidrologi tempat tumbuhnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh keberadaan tutupan lahan dominan manglid terhadap hasil air yang disumbangkan ke aliran sungai dan membandingkan respons hidrologi dengan tipe penggunaan lahan lainnya. Analisis respons hidrologi menggunakan model hidrologi Soil and Water Assessment Toll (SWAT). Keberadaan tutupan lahan kebun campuran manglid berkontribusi positif terhadap tata air DAS. Peningkatan hujan dan debit berkorelasi negatif terhadap aliran permukaan dan berkorelasi positif terhadap sumbangan yang berasal dari aliran lateral dan aliran dasar. Keberadaan tutupan lahan kebun campuran manglid mempunyai tren yang sama terhadap kompenan sumbangan aliran sungai dengan tutupan lahan hutan, kebun campuran, dan semak belukar.

Kata kunci: tata air, kebun campuran manglid

I. Pendahuluan

Dalam pendekatan hidrologis, Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi punggung bukit (pemisahan topografi) di mana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung dan kelebihannya dialirkan melalui sungai kecil ke sungai utama. Menurut Pawitan (2004), DAS sebagai satuan hidro-logi lahan memiliki tiga fungsi dasar, yaitu 1) mengumpulkan curah hujan, 2) menyimpan air hujan yang terkumpul dalam sistem-sistem simpanan air DAS, dan 3) mengalirkan air sebagai limpasan. Ketiga fungsi hidrologi DAS tersebut berinter-aksi dalam suatu sistem DAS yang merupakan sistem simpanan massa air, serta

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km. 4, Ciamis, Jawa Barat 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 171

Page 180: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

hubungan masukan hujan dan keluaran limpasan DAS. Sebagai suatu sistem, terda-pat berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain di dalam DAS. Kom-ponen tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1) komponen biofisik yang bersifat alami dan menunjukkan karakteristik yang dimiliki setiap DAS; dan 2) komponen nonbiofisik yang menunjukkan manusia dengan berbagai ragam per-soalan, latar belakang budaya, sosial ekonomi, sikap politik, kelembagaan, dan tatanannya.

Keberadaan tutupan lahan pada suatu DAS merupakan salah satu komponen biofisik yang penting. Perubahan tutupan lahan pada suatu sistem DAS akan memengaruhi fungsi hidrologi DAS. Penelitian tentang dampak perubahan tutupan lahan terhadap respons hidrologi telah banyak dilakukan (Andréassian, 2004; Bruijnzeel, 2004). Pola agroforestry (wanatani) merupakan salah satu bentuk tutupan lahan yang mulai berkembang dan diterapkan pada lahan masyarakat. Pola ini merupakan alternatif bentuk tutupan lahan yang terdiri dari campuran tanaman keras (pepohonan atau semak) dengan atau tanpa tanaman semusim dan ternak dalam satu bidang lahan. Komposisi tanaman yang beragam pada agroforestry ini menyebabkan agroforestry memiliki fungsi dan peran yang lebih dekat kepada tutupan hutan dibandingkan dengan pertanian, perkebunan, dan lahan kosong. Berdasarkan fakta tersebut, para ahli berpendapat bahwa strata tegakan yang menye-rupai pola hutan pada pola agroforestry menguntungkan secara lingkungan. Hasil kajian Junaidi (2013) menunjukkan bahwa pola agroforestry memiliki kemampuan mempertahankan fungsi hidrologi DAS yang menyerupai hutan.

Tanaman manglid merupakan salah satu tanaman kayu pertukangan yang banyak ditanam pada lahan hutan rakyat di Jawa Barat. Pada umumnya, jenis ini ditanam pada tutupan lahan kebun campuran bersama dengan tanaman kayu lainnya dan tanaman semusim (pola agroforestry). Keberadaan tanaman ini semakin berkem-bang yang secara langsung akan memengaruhi perubahan kondisi lingkungan, terutama kondisi hidrologi tempat tumbuhnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh keberadaan tutupan lahan dominan manglid terhadap hasil air yang disum-

172 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 181: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

bangkan ke aliran sungai dan membandingkan respons hidrologinya dengan tipe penggunaan lahan lainnya.

II. Metodologi

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di DAS Citanduy Hulu yang merupakan salah satu sub-DAS pada DAS Citanduy, Jawa Barat. Daerah Aliran Sungai Citanduy Hulu terletak pada hulu DAS Citanduy yang secara Geografi terletak pada 7o7’–7o17’ LS dan 108o4’–108o24’ BT (Gambar 1). Luas DAS Citanduy Hulu sekitar 72.409,5 ha. Panjang rerata sungai utama sekitar 7,4 km dengan gradien 1,02% (agak rendah) (Puspitojati et al., 2012).

Gambar 1. Loaksi Penelitian

Iklim DAS Citanduy Hulu termasuk Golongan II (daerah agak basah)

berdasarkan klasifikasi iklim Mohr (1993) dan tipe hujan golongan C (agak basah) berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Fergusson (1951). Sebagian besar wilayah DAS

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 173

Page 182: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

Citanduy Hulu berada pada kisaran curah hujan >2.000 mm/tahun dan termasuk dalam kriteria tinggi. Sementara itu, luas wilayah DAS yang berada pada kisaran curah hujan <2.000 mm/tahun hanya sekitar 12% dari luas DAS, tepatnya di sekitar hilir DAS Citanduy Hulu (Junaidi & Maryani, 2013).

B. Metode Penelitian

Pendugaan tata air dilkukan dengan menggunakan model Soil and Water Assessment Toll (SWAT). Proses pendugaan tata air yang disimulasikan oleh model SWAT, meliputi infiltrasi, aliran bagian permukaan, aliran lateral, evaporasi, transpirasi, pergerakan air tanah, dan routing perjalanan aliran (Menking et al., 2003). Model SWAT merupakan model matematik berbasis fisik yang dirancang sebagai model hidrologi spasial terdistribusi yang terintegrasi dengan Geographical Information System (GIS) dan Digital Elevation Model (DEM) dengan tampilan antarmuka pengguna secara grafis (GUI). Model ini berdasarkan hydrologic respons units (HRUs) yang dibentuk dari kombinasi tata guna lahan, jenis tanah, dan topografi (Olivera et al., 2006; Omani et al., 2007). Evaluasi operasionalisasinya berbasis pada skala waktu harian dan mampu mensimulasi dan menduga dampak kegiatan-kegiatan praktik pengelolaan lahan jangka panjang (Arnold et al., 2010; Douglas-Mankin et al., 2010).

Kegiatan pelaksanaan penelitian menggunakan model SWAT meliputi beberapa tahapan, yaitu:

1. Persiapan Model

Terdapat tiga jenis data yang digunakan dalam model SWAT pada penelitian ini, yaitu data spasial iklim dan hidrologi (Tabel 1). Data iklim dan spasial digunakan sebagai input model, sedangkan data hidrologi digunakan untuk proses kalibrasi dan validasi model.

174 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 183: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Tabel 1. Data spasial, iklim, dan hidrologi yang terdapat di DAS Citanduy Hulu

No. Tipe data Sumber data Keterangan

1.

Peta Jaringan Sungai (skala 1:50.000)

Bakosurtanal

Peta Rupa Bumi Indonesia

2.

DEM

US Geoological Survey Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) untuk Z_59_14.tiff dengan resolusi spasial 90 x 90 m

3.

Peta landuse (skala 1:250.000)

BP DAS Cimanuk-Citanduy

Klasifikasi citra Landsat TM tahun 2009

4.

Peta jenis tanah (skala 1:250.000)

BP DAS Cimanuk-Citanduy

5. Data curah hujan harian

Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Citanduy, Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy

Sembilan stasiun penakar curah hujan tahun 2009 dan 2010

6.

Data temperatur harian

Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy

Empat stasiun temperatur tahun 2009 dan 2010

7.

Data iklim

Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy

Dua stasiun klimatologi selama lima tahun (2005–2009) (data curah hujan, temperatur, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran)

8.

Data debit sungai

Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy

SPAS Sindangrasa pengamatan tahun 2009

2. Kalibrasi dan Validasi Model

Kalibrasi model dilakukan untuk menduga nilai parameter-parameter dalam model sehingga hasil simulasi debit oleh model mendekati nilai debit yang sebenarnya (Kobold et al., 2008). Terdapat 24 parameter yang harus dikalibrasi dalam SWAT. Sementara itu, validasi bertujuan mengevaluasi kemampuan model dalam mendekati kondisi DAS yang sebenarnya. Kriteria yang digunakan validasi

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 175

Page 184: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

model yaitu Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), perbandingan rerata debit prediksi dan rerata debit observasi, serta koefisien determinasi.

C. Analisis Data

Hasil model untuk analisis berupa output HRUs yang merupakan luaran model untuk data input tahun 2010. Data dikompilasi dalam bentuk grafik dan tabel yang dianalisis secara deskriptif.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Tutupan Lahan DAS Citanduy Hulu

Hingga tahun 2009, kondisi tutupan lahan pada DAS Citanduy Hulu dido-minasi oleh sawah (29% luas DAS) dan kebun campuran (26%). Sementara itu, luas lahan hutan (meliputi hutan lindung, hutan produksi, dan hutan produksi terbatas) yang terdapat pada DAS Citanduy Hulu sekitar 20,73% (Tabel 2). Sebaran tutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 2. Kondisi tutupan lahan existing DAS Citanduy Hulu tahun 2009

No. Tutupan lahan Luas (ha) Persentase (%)

1. Semak belukar 553,80 0,76 2. Hutan poduksi 887,90 1,23 3. Hutan produksi terbatas 4.974,30 6,87 4. Hutan lindung 9.146,70 12,63 5. Pemukiman 7.730,30 10,68 7. Kebun Campuran dominan Sengon 4.734,51 6,54 8. Keun Campuran Pengelolaan baik 11,41 0,02 9. Kebun Campuran Pengelolaan sedang 1.950,58 2,69 10. Kebun Campuran Pengelolaan buruk 9.800,50 13,53 11. Kebun Campuran dominan Manglid 2.046,30 2,83 12. Sawah 20.676,10 28,55 13. Tambak 12,70 0,02

176 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 185: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

No. Tutupan lahan Luas (ha) Persentase (%)

14. Tubuh air 420,50 0,58 15. Pertanian lahan kering 9.462,50 13,07 16. Rawa 1,30 0,00

T o t a l 72.409.40

Gambar 2. Tutupan lahan DAS Citanduy Hulu tahun 2009

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 177

Page 186: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

Hasil survei menunjukkan bahwa tutupan lahan kebun campuran diklasifi-kasikan menjadi lima macam, yaitu kebun campuran dominan sengon, kebun campuran dominan manglid, kebun campuran pengelolaan manajemen baik, kebun campuran pengelolaan manajemen sedang, dan kebun campuran pengelolan mana-jemen buruk. Untuk kebun campuran pengelolan manajemen, kriteria meliputi komposisi penanaman, komposisi tegakan, dan pengunaan teknik konservasi. Pada tutupan lahan di DAS Citanduy Hulu, kebun campuran didominasi oleh tutupan lahan kebun campuran pengelolaan buruk (13,5%). Hal ini ditandai oleh komposisi penanaman yang tidak jelas jarak tanamnya, komposisi tegakan dengan jenis tanaman yang beragam, dan teknik konservasi tanah yang kurang diperhatikan. Sementara itu, kebun campuran dominan tanaman sengon dan tanaman manglid mempunyai luasan 6,5% dan 2,8% dari luas DAS.

B. Kalibrasi dan Validasi Model Hidrologi

Kalibrasi bertujuan untuk menentukan nilai sekelompok parameter sehingga hasil simulasi debit model mendekati nilai debit sebenarnya. Sementara itu, validasi dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan model dalam mendekati kondisi DAS sebenarnya. Evaluasi kemampuan model menggunakan kriteria statistik. Metode statistik yang digunakan adalah persentase perbedaan dari nilai observasi (DVi) dan koefisien Nash-Sutcliffe (ENS). Santhi et al. (2001) menunjukkan hasil simulasi dikriteriakan baik jika rerata debit hasil simulasi berada pada kisaran -15% hingga +15% dari rerata debit hasil observasi, nilai ENS ≥0,5, dan R2 ≥0,6. Data yang digunakan untuk proses kalibrasi dan validasi model ini adalah data debit dari Sungai Sindangrasa. Proses kalibrasi menggunakan data bulan Januari–Juni 2009, sedangkan proses validasi model menggunakan data bulan Juli–Desember 2009.

Hasil perhitungan untuk koefisien Nash-Sutcliffe (ENS) adalah 0,76 dan hasil perhitungan untuk nilai Dv adalah -14,96%. Sementara itu, berdasarkan grafik XY scatter, hubungan antara debit bulanan prediksi (nilai X), dan debit bulanan observasi (nilai Y), diperoleh nilai R2 adalah 0,79.

178 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 187: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

C. Kondisi Hidrologi

1. Kondisi Tata Air DAS Citanduy Hulu

Secara umum, kondisi hidrologi DAS Citanduy Hulu memiliki nilai rerata tahunan evapotranspirasi sebesar 66,1 mm (23%), aliran permukaan sebesar 121,6 mm (43%), aliran bawah permukaan sebesar 83,3 mm (29%), dan aliran dasar sebe-sar 50,0 mm (18%) dengan total curah hujan bervariasi antara 2794,5–3429,2 mm.

Hasil simulasi memperlihatkan adanya kecenderungan penurunan debit sungai dan kecenderungan naik pada evapotranspirasi (Gambar 3). Berdasarkan tutupan lahan kondisi existing, kondisi ini memperlihatkan adanya tren kenaikan hasil air yang berasal dari sumbangan aliran bawah permukaan dan aliran dasar. Sementara itu, sumbangan hasil air yang berasal dari aliran permukaan memper-lihatkan tren penurunan.

Gambar 3. Tren perubahan masimg-masing komponen hasil air di DAS Citanduy Hulu

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 179

Page 188: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

Hasil analisis pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa semakin besar debit dan tinggi curah hujan yang jatuh, aliran bawah permukaan dan aliran dasar yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar debit yang dihasilkan dan curah hujan yang jatuh, aliran permukaan yang dihasilkan semakin kecil.

Gambar 4. Tren perubahan masing-masing aliran terhadap perubahan debit di DAS Citanduy Hulu

2. Kontribusi Tutupan lahan Kebun Campuran Manglid terhadap Tata Air DAS

Citanduy Hulu

Dampak sumbangan debit tutupan lahan kebun campuran dominan manglid (KC Manglid) terhadap sungai dibandingkan dengan tipe tutupan lahan dikelom-pokkan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) perbandingan sumbangan debit tutupan lahan KC manglid dengan beberapa tutupan lahan hutan, 2) perbandingan sum-bangan debit tutupan lahan KC manglid dengan tutupan lahan kebun campuran yang lain, dan 3) perbandingan sumbangan debit tutupan lahan KC manglid dengan

180 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 189: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

tutupan lahan areal penggunaan lain (sawah, pemukiman, pertanian lahan kering, dan semak belukar).

Gambar 5. Debit bulanan tutupan lahan KC manglid dibandingkan dengan debit bulanan beberapa tutupan lahan hutan terhadap sumbangan debit sungai

Gambar 5 memperlihatkan sumbangan debit beberapa tutupan lahan hutan

dibandingkan dengan tutupan lahan KC manglid terhadap debit sungai. Hasil ana-lisis menunjukkan tutupan lahan hutan produksi (HP) memberikan hasil sumbangan debit bulanan terbesar pada Sungai Citanduy dibandingkan dengan tutupan lahan KC manglid dan tutupan lahan hutan yang lain (hutan produksi terbatas [HP Terbatas], hutan lindung, dan hutan konservasi). Secara umum, tren sumbangan debit pada KC manglid mempunyai kemiripan dengan HP Terbatas.

Hasil analisis menunjukkan sumbangan debit terhadap debit sungai. Untuk perbandingan tutupan lahan KC manglid dengan tutupan lahan kebun campuran yang lain, tutupan lahan kebun campuran dominan sengon (KC sengon) menyum-bangkan debit terbesar dibandingkan KC manglid dan kebun campuran tipe yang

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 181

Page 190: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

lain. Pada Gambar 6 menunjukkan tutupan lahan KC manglid memberikan sum-bangan debit terbesar kedua terhadap debit sungai dibandingkan dengan tipe tutupan lahan kebun campuran yang lain

Gambar 6. Debit bulanan tutupan lahan KC manglid dibandingkan dengan debit bulanan beberapa tutupan lahan kebun campuran terhadap sumbangan debit sungai

Gambar 7. Debit bulanan tutupan lahan KC manglid dibandingkan dengan debit bulanan beberapa tipe tutupan lahan terhadap sumbangan debit sungai

182 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 191: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Berdasarkan Gambar 7, tutupan lahan KC manglid memberikan sumbangan debit yang paling kecil terhadap debit sungai dibandingkan dengan tutupan lahan tipe lain (sawah, pertanian lahan kering, dan pemukiman). Sumbangan debit bulanan terbesar terhadap debit sungai berasal dari tutupan lahan sawah, pertanian lahan kering, pemukiman, dan KC manglid). Sementara itu, tutupan lahan semak belukar berkontribusi terhadap debit sungai yang paling sedikit.

Pengaruh tutupan lahan KC manglid terhadap kondisi hidrologi DAS Citanduy dapat dilihat pada Gambar 8. Tutupan lahan KC manglid memperlihatkan bahwa semakin besar debit dan tinggi curah hujan yang jatuh, aliran bawah permukaan dan aliran dasar yang dihasilkan akan lebih besar. Sebaliknya, semakin besar debit yang dihasilkan dan curah hujan yang jatuh, aliran permukaan yang dihasilkan semakin kecil. Pengaruh tutupan lahan KC manglid memberikan hasil yang positif terhadap debit sungai karena sumbangan debit pada tutupan lahan KC manglid yang berasal dari aliran lateral dan aliran dasar lebih berkorelasi positif terhadap kenaikan debit dan hujan. Namun, apabila dibandingkan dengan aliran permukaan, kenaikan curah hujan dan debit berkorelasi negatif.

Gambar 8. Tren perubahan masing-masing aliran terhadap perubahan debit di DAS Citanduy Hulu

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 183

Page 192: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

Secara umum, Gambar 8 menunjukkan bahwa tutupan HP, sawah, dan KC sengon berkontribusi positif terhadap debit sungai. Apabila dilihat dari trennya, kenaikan debit sungai oleh hujan berkolerasi negatif terhadap aliran permukaan, tetapi berkorelasi positif terhadap aliran lateral dan dasar. Tutupan lahan KC sengon dan sawah perlu diwaspadai karena memberikan kontribusi aliran permukaan semakin besar pada debit sungai dengan semakin tingginya debit. Selain itu, sumbangan debit sungai yang berasal dari aliran lateral dan aliran dasar berkorelasi positif terhadap kenaikan hujan dan debit, namun kenaikan lebih rendah diban-dingkan dengan tipe penggunaan lain.

3. Komponen Hasil Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Secara umum, kondisi neraca air tutupan lahan KC manglid terhadap sum-bangan aliran DAS Citanduy Hulu memiliki nilai rerata tahunan evapotranspirasi sebesar 19%, aliran permukaan sebesar 42%, aliran bawah permukaan sebesar 3,5%, dan aliran dasar sebesar 28,8% dengan total curah 2934,9 mm.

Hasil simulasi memperlihatkan bahwa tutupan lahan KC manglid menun-jukkan adanya tren stabil untuk hasil air yang berasal dari sumbangan aliran bawah permukaan, aliran dasar dan aliran permukaan yang mana tidak terjadi kenaikan atau penurunan (Gambar 9, 10, dan 11).

Berdasarkan Gambar 9, tren perubahan masing-masing komponen hasil air oleh keberadaan KC manglid [dibandingkan dengan beberapa penggunaan lahan hutan] memberikan sumbangan lebih besar yang berasal dari aliran permukaan, tetapi sumbangan lebih kecil yang berasal dari aliran lateral dan aliran dasar terhadap aliran sungai. Keberadaan tutupan lahan hutan lindung ternyata menunjukkan tren penurunan sumbangan yang signifikan berasal dari aliran permukaan, tetapi sum-bangan yang berasal dari aliran lateral dan dasar menunjukkan tren yang meningkat.

184 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 193: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Gambar 9. Tren perubahan masing-masing komponen hasil air pada tutupan lahan kebun campuran manglid dibandingkan dengan tutupan lahan hutan

Perbandingan komponen penyumbang aliran sungai untuk tutupan lahan KC

manglid terhadap tutupan lahan kebun campuran lainnya dapat dilihat pada Gambar 10. Secara umum, keberadaan tutupan KC manglid menunjukkan tren sumbangan yang berasal dari aliran permukaan aliran lateral dan aliran dasar tidak jauh berbeda dengan tutupan lahan kebun campuran yang lain (KC sengon, KC pengelolaan baik, KC pengelolaan sedang, dan KC pengelolaan jelek). Namun, semakin baik mana-jemen pengelolaan kebun campuran [dilihat dari komposisi penanaman, komposisi tegakan, dan penggunaan teknik konservasi tanah] akan menurunkan sumbangan aliran sungai yang berasal dari aliran permukaan, tetapi meningkatkan sumbangan yang berasal dari aliran lateral dan aliran dasar.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 185

Page 194: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

Gambar 10. Tren perubahan masing-masing komponen hasil air pada tutupan lahan kebun campuran manglid dibandingkan dengan tutupan lahan tipe lain

Tren perbandingan sumbangan masing-masing komponen untuk tutupan

lahan KC manglid dibandingkan dengan tutpan lahan lain (pertanian, pemukiman, sawah, dan semak belukar) dapat dilihat pada Gambar 11. Tren sumbangan terha-dap aliran sungai untuk KC manglid dan semak belukar hampir sama. Tutupan lahan KC manglid memberikan tren sumbangan aliran sungai yang lebih rendah ber-asal dari aliran permukaan, tetapi tren sumbangan aliran sungai yang lebih tinggi berasal dari aliran lateral dan aliran dasar dibandingkan dengan tipe tutupan lahan sawah, pemukiman, dan pertanian. Selain itu, hasil analisis menunjukkan tutupan lahan pertanian menghasilkan tren sumbangan berasal dari aliran permukaan lebih tinggi dan tren sumbangan berasal dari aliran lateral dan aliran dasar lebih rendah dibandingkan dengan tutupan lahan yang lain.

186 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 195: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Gambar 11. Tren perubahan masing-masing komponen hasil air pada tutupan lahan kebun campuran manglid dibandingkan dengan tutupan lahan kebun campuran tipe lain

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan tutupan lahan KC manglid berkontribusi positif terhadap tata air DAS Citanduy. Peningkatan hujan dan debit berkorelasi negatif terhadap aliran permukaan yang disumbangkan oleh tutupan lahan KC manglid dan berkorelasi positif terhadap sumbangan yang berasal dari aliran lateral dan aliran dasar. Keberadaan tutupan lahan KC manglid mem-punyai tren yang sama terhadap kompenan sumbangan aliran sungai dengan tutupan lahan hutan, kebun campuran, dan semak belukar.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 187

Page 196: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Junaidi

Daftar Pustaka

Andréassian, V. (2004). Waters and forests: from historical controversy to scientific debate. Journal of hydrology, 291(1), 1-27.

Arnold, J., Allen, P., Volk, M., Williams, J., & Bosch, D. (2010). Assessment of different representations of spatial variability on SWAT model performance. Transactions of the ASABE, 53(5), 1433-1443.

Bruijnzeel, L. A. (2004). Hydrological functions of tropical forests: not seeing the soil for the trees? Agriculture, ecosystems & environment, 104(1), 185-228.

Douglas-Mankin, K., Srinivasan, R., & Arnold, J. (2010). Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model: Current developments and applications. Transactions of the ASABE, 53(5), 1423-1431.

Junaidi, E. (2013). Peranan penerapan agroforestry terhadap hasil air daerah aliran sungai (DAS) Cisadane. Jurnal Penelitian Agroforestry, 1(1), 41-53.

Junaidi, E., & Maryani, R. (2013). Pengaruh Dinamika Spasial Sosial Ekonomi pada suatu Lanskap Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap Keberadaan Lanskap Hutan (Studi Kasus pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel, Jawa Barat). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(2), 122-239.

Kobold, M., Sušelj, K., Polajnar, J., & Pogačnik, N. (2008). Calibration techniques used for HBV hydrological model in Savinja catchment. Paper presented at the XXIVth CONFERENCE OF THE DANUBIAN COUNTRIES.

Menking, K., Syed, K., Anderson, R., Shafike, N., & Arnold, J. (2003). Model estimates of runoff in the closed, semiarid Estancia basin, central New Mexico, USA. Hydrological sciences journal, 48(6), 953-970.

Olivera, F., Valenzuela, M., Srinivasan, R., Choi, J., Cho, H., Koka, S., & Agrawal, A. (2006). ARCGIS‐SWAT: A geodata model and GIS interface for SWAT1. JAWRA Journal of the American Water Resources Association, 42(2), 295-309.

188 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 197: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Tata Air Tutupan Lahan Kebun Campuran Manglid

Omani, N., Tajrishy, M., & Abrishamchi, A. (2007). Modeling of a river basin using SWAT model and GIS. Paper presented at the 2nd International Conference on Managing Rivers in the 21st Century: Solutions Towards Sustainable River Basins. Riverside Kuching, Sarawak, Malaysia.

Puspitojati, T., Junaidi, E., Sanudin, Ruhimat, I. S., Kuswantoro, D. P., Indrajaya, Y., & Widiyanto, A. (2012). Kajian lanskap agroforestry pada DAS prioritas. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Ciamis.

Santhi, C., Arnold, J. G., Williams, J. R., Dugas, W. A., Srinivasan, R., & Hauck, L. M. (2001). validation of the swat model on a large RWER basin with point and nonpoint sources1: Wiley Online Library.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 189

Page 198: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 199: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

PENGOLAHAN HASIL KAYU MANGLID

BAB VI

Page 200: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 201: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

M. Siarudin1 & Ary Widiyanto1

ABSTRAK

Sifat fisik dan pemesinan kayu merupakan informasi yang penting sebagai dasar pemanfaatan kayu. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat fisik dan pemesinan kayu manglid. Sampel kayu diambil dari hutan rakyat di Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pembuatan contoh uji dan pengujian sifat fisik mengacu pada British Standard (BS) Nomor 373, sedangkan sifat pemesinan mengacu pada prosedur ASTM D1666-64. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu manglid memiliki kadar air segar rerata 168,77%, kadar air kering udara 14,63%, berat jenis pada volume segar 0,35, berat jenis pada volume kering udara 0,36, dan berat jenis pada volume kering tanur 0,38. Berdasarkan sifat perubahan dimensinya, kayu manglid memiliki nilai penyusutan pada arah longitudinal 1,51%, penyu-sutan arah radial 4,08%, penyusutan arah tangensial 5,84%, serta rasio penyusutan tangensial dan radial 1,54. Kadar air segar kayu manglid pada arah aksial memiliki pola sebaran mening-kat dari arah pangkal ke tengah batang, kemudian menurun pada bagian ujung. Sementara, pola sebaran kadar air segarnya pada arah radial menurun secara konsisten dari arah dekat empulur ke arah kulit. Berat jenis kayu manglid pada arah aksial memiliki pola sebaran menurun dari bagian pangkal ke tengah, kemudian meningkat pada bagian ujung batang. Pola sebaran berat jenis pada arah radial meningkat secara konsisten dari bagian dekat empulur ke arah kulit batang. Sifat fisik kayu manglid pada arah aksial dan radial bervariasi untuk kadar air segar dan berat jenis, sedangkan kadar air kering udara dan perubahan dimensinya relatif seragam. Kayu manglid memiliki mutu pemesinan yang sangat baik (kelas mutu I) pada sifat penyerutan dan pengampelasan, serta memiliki mutu pemesinan baik (kelas mutu II) pada sifat pembentukan, pemboran, dan pembubutan.

Kata kunci: sifat fisik, sifat pemesinan, aksial, radial, manglid

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis, Jawa Barat Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 193

Page 202: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & A. Widiyanto

I. Pendahuluan

Jenis manglid termasuk jenis yang banyak dibudidayakan pada lahan-lahan milik petani di daerah Jawa Barat. Jenis ini sangat disukai di Jawa Barat dan Bali karena kayunya mengkilat dan strukturnya padat, halus, ringan, dan kuat. Kayu gubalnya tipis dan berwarna putih, kayu teras yang masih segar berwarna cokelat dengan sedikit warna hijau yang tampak jelas; setelah kering angin warna bervariasi antara cokelat muda hingga kuning kecokelatan tanpa kirai (Anonim, 2007). Kekuatan kayunya digolongkan dalam kelas III–IV dan keawetannya termasuk kelas II (Seng, 1990). Adapun keuntungan dari kayu manglid tersebut karena ringan (berat jenis 0,41) sehingga mudah dikerjakan dan sering dijadikan bahan baku pembuatan jembatan, perkakas rumah, barang-barang hiasan, serta patung dan ukiran yang banyak ditemukan di daerah Bali (Sosef et al., 1998). Kegunaan kayu Manglid selama ini sebagai perkakas rumah tangga (meja, kursi, lemari), bangunan rumah, bangunan jembatan, pelapis kayu, dan plywood, serta diharapkan dapat dijadikan bahan baku pulp. Di Jawa Barat, Manglid dikembangkan melalui agroforestry pada progam social forestry dan dijadikan komoditas unggulan dalam pengembangan hutan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (Rimpala, 2001).

Meskipun manglid sudah menjadi salah satu komoditas andalan di Jawa Barat bagian timur, sesungguhnya jenis ini belum dikenal sebagai jenis komersial secara luas. Sosef et al. (1998) mengelompokkan manglid ke dalam jenis kurang dikenal (lesser known timber) yang mana informasi mengenai sifat-sifat dasar kayunya masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengetahui sifat fisik dan sifat pemesinan kayu manglid yang berasal dari hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar untuk pengembangan pemanfaatan kayu manglid sesuai dengan karakteristik fisik dan pemesinannya.

194 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 203: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

II. Metodologi

A. Lokasi Penelitian

Sampel pohon manglid diambil dari hutan rakyat di Desa Sodonghilir, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pembuatan sampel uji dan pengujian sifat fisik dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Ciamis. Sementara itu, pembuatan sampel uji dan pengujian sifat pemesinan dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

B. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga batang pohon manglid yang berumur 10–15 tahun. Ketiga sampel pohon tersebut memiliki rerata tinggi total 28 m, diameter setinggi dada 37,7 cm, tinggi bebas cabang 12,9 m, dan diameter pada ketinggain bebas cadang 28 cm. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain gergaji rantai (chain saw), gergaji circle, timbangan analitik, oven, sigmad, dan unit peralatan pengujian sifat pemesinan kayu.

C. Prosedur Kerja

Sampel pohon manglid diambil bagian batang bebas cabang pada tiga kedu-dukan aksial (pangkal, tengah dan ujung). Bagian-bagian tersebut dipotong secara melintang berbentuk piringan setebal 3 cm untuk bahan contoh uji kerapatan dan kadar air, dan piringan setebal 5 cm untuk bahan contoh uji perubahan dimensi kayu. Pada setiap piringan diambil tiga bagian arah radial, yaitu dekat hati, tengah, dan dekat kulit. Gambar skema pengambilan sampel kayu manglid disajikan pada Gambar 1.

Parameter sifat fisika kayu yang diukur dalam penelitian ini adalah kerapatan kayu, kadar air segar, kadar air kering udara, dan perubahan dimensi kayu. Peru-bahan dimensi kayu terdiri atas penyusutan tangensial, penyusutan radial, penyu-sutan longitudinal, serta rasio penyusutan tangensial dan radial (T/R). Standar

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 195

Page 204: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & A. Widiyanto

pembuatan ukuran dan pengujian contoh uji dalam penelitian ini menggunakan British Standard (BS) Nomor 373 (Anonim, 1957).

Uji pemesinan dilakukan dengan menggunakan papan manglid berukuran 125 cm x 12 cm x 2 cm sejumlah 15 lembar. Kondisi papan yang digunakan sebagai contoh uji tersebut dalam keadaan kering udara dan dipilih yang bebas cacat, baik cacat alami, cacat fisik, maupun cacat biologis. Parameter sifat pemesinan yang diuji adalah penyerutan (planing), pembentukan (moulding), pemboran (boring), dan pembubutan (turning). Metode pengujian mengikuti prosedur ASTM D1666-64 yang dimodifikasi menurut Abdurachman & Karnasudirdja (1982). Sementara itu, klasifikasi kelas mutu sifat pemesinan mengacu kepada Rahman & Malik (2008).

III. Hasil dan Pembahasan

A. Sifat Fisik

Karakteristik sifat fisik kayu manglid secara umum tidak berbeda dengan jenis tanaman cepat tumbuh lainnya (Tabel 1). Hasil pengukuran di laboratorium menun-jukkan bahwa kadar air segar rerata kayu manglid adalah 168,77% atau dengan kata lain, berat air dalam kayu manglid sesaat setelah penebangan lebih besar daripada berat kayunya sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Haygreen & Bowyer (1996) bahwa berat air dalam kayu segar umumnya sama atau lebih besar daripada berat bahan kayu kering. Besarnya nilai kadar air segar tersebut merupakan informasi penting karena berkaitan langsung dengan berat kayu gelondong sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam merancang pemanenan dan pengangkutan dolok manglid.

Rentang kadar air segar kayu manglid terendah dan tertinggi tersebut cukup besar. Pohon manglid memiliki kisaran kadar air segar sekitar 62,65–273,77%. Jika diperhatikan, kadar air terendah didapat pada contoh uji bagian ujung dekat kulit, sedangkan kadar air segar tertinggi pada contoh uji bagian tengah dekat hati. Hal ini berbeda dengan pendapat Haygreen & Bowyer (1996) bahwa kadar air pada bagian dekat kulit pada umumnya lebih besar daripada bagian tengah. Variasi kandungan

196 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 205: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

air segar pada manglid diduga berkaitan dengan variasi kerapatan kayunya (Gambar 1 dan Gambar 2).

Tabel 1. Karakteristik sifat fisik kayu manglid

Sifat fisik Nilai rerata Nilai kisaran

Kadar air segar (%) 168,77 62,65–273,77 Kadar air kering udara (%) 14,63 13,57–17,03 BJ segar 0,35 0,29–0,42 BJ KU 0,36 0,30–0,45 BJ KT 0,38 0,30–0,47 Penyusutan longitudinal (%) 1,51 0,22–3,40 Penyusutan radial (%) 4,08 2,38–9,29 Penyusutan tangensial (%) 5,84 1,82–9,43 T/R (%) 1,54 0,56–2,91

Keterangan: BJ segar=berat jenis pada volume segar; BJ KU=berat jenis pada volume kering udara; BJ KT=berat jenis pada volume kering tanur; T/R=rasio penyusutan tangensial dengan radial

Kadar air kering udara rerata adalah 14,63% dengan kisaran 13,57–17,03%.

Dengan demikian, terjadi penurunan sebesar 154,14% kadar air sejak penebangan hingga mencapai kadar air seimbang. Sementara itu, berat jenis kering udara rerata adalah 0,36 dengan kisaran 0,30–0,45. Nilai berat jenis tersebut sedikit lebih rendah daripada berat jenis manglid menurut Seng (1990), yaitu rerata 0,41 dengan kisaran 0,32–0,58.

Penyusutan total pada arah longitudinal rerata 1,51% dengan kisaran 0,22–3,40%. Penyusutan pada arah radial rerata 4,08% dengan kisaran 2,38–9,29%, sedangkan penyusutan tangensial rerata 5,84% dengan kisaran 1,82–9,43%. Rasio T/R rerata 1,54 dengan kisaran 0,56–2,91.

B. Variasi Sifat Fisik Kayu Manglid pada Arah Aksial dan Radial

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa kadar air segar dan berat jenis berbeda sangat nyata (taraf kepercayaan 99%) pada arah aksial ataupun radial,

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 197

Page 206: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & A. Widiyanto

sedangkan nilai penyusutan dan rasio T/R kadar air kering udara relatif seragam. Sementara itu, interaksi arah aksial dan arah radial tidak menunjukkan perbedaan sifat-sifat fisik yang nyata. Berdasarkan hasil uji beda nyata terkecil (BNT) (Tabel 2), nilai kadar air segar pada arah aksial berbeda nyata antara bagian ujung batang dengan bagian pangkal dan tengah, sedangkan bagian pangkal dan tengah relatif seragam. Sementara itu; pada arah radial, perbedaan nyata kadar air segar terjadi antara semua bagian, baik dekat kulit, tengah, maupun dekat hati. Tabel 2. Hasil uji BNT kadar air segar kayu manglid pada arah aksial dan radial

Keterangan: BNT=beda nyata terkecil; angka dalam kolom pada masing-masing arah yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5%

Tabel 3. Hasil uji BNT berat jenis kayu manglid pada arah aksial dan radial

Arah BJ segar BJ KU BJ KT

Rerata BNT0,05 Rerata BNT0,05 Rerata BNT0,05

Aksial

Tengah 0,3200 A 0,3356 A 0,3500 A

Pangkal 0,3511 B 0,3700 B 0,3889 B

Ujung 0,3722 B 0,3867 B 0,4089 B

Radial Hati 0,3289 A 0,3422 A 0,3567 A Tengah 0,3444 AB 0,3578 A 0,3756 A Kulit 0,3700 B 0,3922 B 0,4156 B

Keterangan: BJ segar=berat jenis pada volume segar; BJ KU=berat jenis pada volume kering udara; BJ KT=berat jenis pada volume kering tanur; BNT=beda nyata terkecil; angka dalam kolom pada masing-masing arah yang diikuti oleh huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5%

Arah Rerata (%) BNT0,05

Aksial

Ujung 139,7589 A

Pangkal 175,9644 B

Tengah 190,5844 B

Radial Ujung 90,0733 A Pangkal 184,5144 B Tengah 231,7200 C

198 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 207: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

Hasil uji BNT pada Tabel 3 menunjukkan bahwa berat jenis manglid pada arah aksial berbeda antara bagian tengah dengan bagian pangkal dan ujung, sedangkan bagian pangkal dengan ujung relatif seragam. Sementara itu; pada bagian radial, berat jenis manglid pada bagian dekat kulit berbeda nyata dengan bagian dekat hati dan tengah.

175.

96

190.

59

147.

67

-

50

100

150

200

250

P T U

Kad

ar A

ir Se

gar (

%)

(Fre

sh m

oist

ure

cont

ent)

Arah Aksial (Axial )

23

1.72

184.

52

90.0

7

-

50

100

150

200

250

300

H T S

Kad

ar A

ir Se

gar (

%)

(Fre

sh m

oist

ure

cont

ent)

Arah Radial (Radial)

Keterangan: P=pangkal; Ta=tengah arah aksial; U=ujung; H=dekat hati; Tr=tengah arah radial; S=dekat kulit

Gambar 1. Variasi kadar air segar kayu manglid pada arah aksial dan radial

0.37

0.34

0.38

0.30

0.32

0.34

0.36

0.38

0.40

P T U

Ber

at J

enis

(Spe

cific

gra

vity

)

Arah Aksial (Axial)

0.34 0.

36

0.39

0.30

0.32

0.34

0.36

0.38

0.40

0.42

H T S

Ber

at J

enis

(Spe

cific

gra

vity

)

Arah Radial (Radial)

Keterangan: P=pangkal; Ta=tengah arah aksial; U=ujung; H=dekat hati; Tr=tengah arah radial; S=dekat kulit

Gambar 2. Variasi berat jenis kayu manglid pada arah aksial dan radial

Kadar air segar kayu manglid yang tertinggi pada arah aksial adalah pada

bagian tengah, kemudian lebih rendah berturut-turut pada bagian pangkal dan ujung. Meskipun demikian; sebagaimana hasil uji lanjut pada Tabel 2, bagian

P Ta U P Tr U

P Ta U P Tr U

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 199

Page 208: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & A. Widiyanto

pangkal dan tengah relatif seragam. Kadar air segar kayu manglid pada arah radial terdapat kecenderungan menurun secara teratur dari arah empulur/hati ke arah kulit/sisi. Kadar air segar pada bagian dekat hati mencapai 231,72%, sedangkan pada bagan tengah dan dekat kulit berturut-turut 184,52% dan 90,07% (Gambar 1).

Gambar 2 memperlihatkan pola sebaran berat jenis kayu manglid pada arah aksial, yaitu bagian tengah memiliki berat jenis paling rendah dibandingkan dengan bagian pangkal dan ujung; sedangkan berdasarkan uji BNT (Tabel 3), berat jenis bagian pangkal dan ujung relatif seragam. Tingginya berat jenis pada bagian pangkal sesuai dengan pernyataan Haygreen & Bowyer (1996) bahwa kebanyakan kayu bulat pada bagian pangkal memiliki berat jenis yang lebih tinggi daripada bagian batang di atasnya. Sementara itu, tingginya berat jenis pada bagian ujung yang ditemukan pada penelitian ini belum dapat dipastikan penyebabnya. Salah satu kemungkinan-nya adalah banyaknya bekas percabangan yang ada di sekitar tajuk yang sudah mengalami kerontokan alami. Bekas-bekas cabang ini diduga banyak mengandung lignin yang menambah berat jenis kayunya. Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan fenomena ini.

Sebaran berat jenis kayu manglid pada arah radial memiliki kecenderungn meningkat dari arah hati ke arah kulit (Gambar 2). Berat jenis kayu manglid rerata pada bagian dekat hati hanya 0,34, sedangkan pada bagian tengah dan bagian dekat kulit berturut-turut 0,36 dan 0,39. Rendahnya berat jenis pada bagian dekat hati dapat dijelaskan dengan adanya fenomena kayu juvenil. Haygreen & Bowyer (1996) dan Panshin & Zeeuw (1980) mengemukakan bahwa sebagian besar sel-sel kayu berdinding tipis sehingga akan menghasilkan kerapatan yang rendah.

Nilai kadar air segar dan berat jenis kayu manglid memiliki pola sebaran yang saling berlawanan, baik pada arah aksial maupun radial (Gambar 1 dan Gambar 2). Kecenderungan yang berlawanan antara kadar air segar dan berat jenis ini diduga berkaitan dengan sifat porositas kayu yang mana pori-pori yang besar pada bagian kayu dengan kerapatan rendah menyebabkan air bebas yang tinggi. Menurut Panshin & de Zeew (1980), air dalam kayu terletak di dalam dinding sel sebagai air

200 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 209: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

terikat dan air di dalam rongga sel sebagai air bebas. Rendahnya berat jenis pada bagian dekat hati memungkinkan banyaknya air bebas pada rongga sel.

C. Sifat Pemesinan

Tabel 4 memperlihatkan bahwa cacat serat berbulu pada kayu manglid yang berasal dari dolok diameter. Berdasarkan persentase cacat yang terukur, kayu manglid dari dolok manglid diameter kecil memiliki sifat pemesinan baik hingga sangat baik, atau kelas mutu I hingga II. Manglid memiliki sifat penyerutan dan pengampelasan yang sangat baik atau kelas mutu I. Hal ini menunjukkan bahwa dolok manglid diameter kecil ini cocok untuk produk yang memerlukan tampilan permukaan yang indah, seperti mebel dan kerajinan. Sementara itu, sifat pembentukan yang baik memungkinkan dolok manglid diameter kecil untuk diman-faatkan sebagai bahan baku produk kayu bentukan (moulding) dengan lebar papan terbatas, seperti profil dan papan sambung. Papan manglid dapat dijadikan papan sambung dengan sistem finger joint dan tongue & groove yang memerlukan sifat pembentukan yang baik.

Tabel 4. Sifat pemesinan kayu manglid diameter kecil

Jenis cacat Sifat pemesinan (%)

Penyerutan Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

Serat berbulu 11 23,33 7,33 11 25 Serat patah 0 - - - 14 Serat terangkat 0 0 - - - Tanda serpih 7 0 - - - Bekas garukan - - 6,33 - - Penghancuran - - - 27 - Kelicinan - - - 0 - Penyobekan - - - 0 - Kekasaran - - - - 0

Total cacat (%) 18 23,33 13,66 38 39 Bebas cacat (%) 82 76,67 86,34 62 61 Kelas mutu I II I II II Mutu pemesinan Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 201

Page 210: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & A. Widiyanto

Sifat pemboran yang baik memungkinkan aplikasi pemboran papan manglid, seperti penyambungan dengan pasak atau dowel. Sementara itu, sifat pembubutan yang baik memungkinkan pemanfaatan manglid untuk pembuatan kerajinan dengan aplikasi pembubutan.

Meskipun demikian, Tabel 5 memperlihatkan pula bahwa cacat terbanyak (39 buah) atau bebas cacat terkecil (61%) terdapat pada proses pembubutan. Hal ini terjadi dengan ditemukannya banyak serat berbulu dan serat tegak yang dimung-kinkan terjadi akibat proses penggergajian yang tidak sejajar arah serat. Davis (1962) dalam Asdar (2010) mengemukakan cara mencegah dan mengatasi permasalahan cacat kayu yang terjadi selama proses pemesinan dengan penggunaan pisau yang tajam, kadar air di bawah 12%, dan grinding bevel 30–40°. Cacat serat patah dapat dicegah dengan menambah jumlah keratan per inci (knife cuts per inch) dan untuk menghilangkannya diperlukan pengampelasan yang lebih banyak dibandingkan untuk menghilangkan serat terangkat dan serat berbulu. Untuk menghindari tanda garukan selama proses pengampelasan, jenis ampelas yang digunakan harus disesuaikan dengan tekstur kayu. Semakin halus teksturnya, semakin halus pula ampelas yang harus digunakan. Menurut Szymani (1989) dalam Asdar (2010), serat patah pada kayu yang seratnya bergelombang atau berpadu dapat diatasi dengan mengurangi sudut kerat pisau menjadi 15° atau bahkan 10°.

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Kayu manglid memiliki kadar air segar rerata 168,77%, kadar air kering udara 14,63%, berat jenis pada volume segar 0,35, berat jenis pada volume kering udara 0,36, dan berat jenis pada volume kering tanur 0,38. Berdasarkan sifat perubahan dimensinya, kayu manglid memiliki nilai penyusutan pada arah longitudinal 1,51%, penyusutan arah radial 4,08%, penyusutan arah tangensial 5,84%, serta rasio penyusutan tangensial dan radial 1,54. Kadar air segar kayu manglid pada arah aksial memiliki pola sebaran meningkat dari arah pangkal ke tengah batang, kemudian

202 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 211: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Sifat Fisik dan Pemesinan Kayu Manglid

menurun pada bagian ujung. Sementara itu, pola sebaran kadar air segar pada arah radial menurun secara konsisten dari arah dekat empulur ke arah kulit.

Berat jenis kayu manglid pada arah aksial memiliki pola sebaran menurun dari bagian pangkal ke tengah, kemudian meningkat pada bagian ujung batang. Pola sebaran berat jenis pada arah radial meningkat secara konsisten dari bagian dekat empulur ke arah kulit batang. Sifat fisik kayu manglid pada arah aksial dan radial bervariasi untuk kadar air segar dan berat jenis, sedangkan kadar air kering udara dan perubahan dimensinya relatif seragam. Kayu manglid memiliki mutu pemesinan yang sangat baik (kelas mutu I) pada sifat penyerutan dan pengampelasan, serta memiliki mutu pemesinan baik (kelas mutu II) pada sifat pembentukan, pemboran, dan pembubutan.

B. Saran

1. Berdasarkan sifat fisik dan pemesinannya, kayu manglid dapat dimanfaatkan sebagai produk yang memerlukan tampilan halus dan konstruksi ringan, seperti mebel dan produk kerajinan.

2. Perlakuan pengeringan diperlukan untuk mempercepat kayu mencapai kadar air yang diinginkan, dengan memperhatikan cacat pengeringan yang timbul (melengkung, memuntir, membusur, dan lain-lain).

Daftar Pustaka

Abdurachman, A. J., & Karnasudirdja, S. (1982). Sifat permesinan kayu-kayu Indonesia Laporan No 160. Bogor: Balai Penelitian Hasil Hutan.

Anonim. (1957). Standard methods of testing small clear specimens of timber. In L. N. British Standard House (Ed.), British Standar Institution. Decorporated by Royal Charter. .

Anonim. (2007). Manglid (Manglieta glauca Bl.) Lembar Informasi Teknis Jenis-Jenis Pohon untuk Hutan Rakyat: Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 203

Page 212: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin & A. Widiyanto

Asdar, M. (2010). Sifat pemesinan kayu surian (Toona sinensis (Adr. Juss.) MJ Roemer) dan kepayang (Pangium edule Reinw.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 18-28.

Haygreen, J. G., & Bowyer, J. L. (1996). Forest products and wood science: an introduction.

Panshin, A. J., & Zeeuw, C. d. (1980). Textbook of wood technology: McGraw-Hill Book Co.

Rahman, O., & Malik, J. (2008). Penggergajian dan pengerjaan kayu, pilar industri perkayuan Indonesia: Puslitbang Hasil Hutan, Badan Litbang Kehutanan.

Rimpala. (2001). Penyebaran pohon manglid (Manglieta glauca BI) di kawasan hutan lindung Gunung Salak Laporan Ekspedisi Manglieta glauca BI. Bogor.

Seng, O. (1990). Specific gravity of Indonesian woods and its significance for practical use. Departemen Kehutanan Pengumuman(13).

Sosef, M., Hong, L., & Prawirohatmodjo, S. (1998). Plant Resources of South-East Asia 5): (3) Timber trees: Lesser known timbers (Vol. 5): Backhuys.

204 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 213: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid (Magnolia champaca)

M. Siarudin1 ABSTRAK

Manglid (Magnolia champaca) merupakan jenis yang banyak dikembangkan di hutan rakyat Jawa Barat, namun informasi mengenai pengolahan pascapanen jenis ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengukur karakteristik dolok dan hasil penggergajian kayu manglid. Bahan yang digunakan adalah 34 dolok manglid yang berasal dari hutan rakyat di Desa Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dengan rentang diameter 19,25–40,5 cm. Karakteristik bentuk dolok yang diamati adalah kebundaran, keruncingan, dan keleng-kungan. Pola penggergajian yang diterapkan adalah dengan pola satu sisi dan pola semi-perempatan (17 dolok untuk masing-masing pola penggergajian). Hasil penelitian menun-jukkan bahwa dolok manglid dengan rerata diameter 29 cm memiliki nilai kebundaran 92,18%, keruncingan 1,06 cm/m, dan kelengkungan 6,72%. Hasil penggergajian kayu manglid menunjukkan nilai rendemen, efisiensi menggergaji, produktivitas, dan rerata lebar papan pada pola satu sisi berturut-turut 62,69%, 47,82%, 0,93 m3/jam, dan 17,75 cm; sedangkan nilai pada pola semiperempatan berturut-turut 63,50%, 41,25%, 0,53 m3/jam, dan 7,94 cm. Hasil uji-t menunjukkan bahwa pola penggergajian satu sisi dan pola penggergajian semiperempatan menghasilkan rendemen yang relatif seragam, namun berbeda sangat nyata pada efisiensi menggergaji, produktivitas, dan lebar papan yang dihasilkan. Pola pengger-gajian satu sisi menghasilkan efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi, serta papan yang lebih lebar dibandingkan denga pola semiperempatan.

Kata kunci: pola penggergajian, pola satu sisi, pola semiperempatan, dolok, manglid

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis Jawa Barat Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 205

Page 214: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin

I. Pendahuluan

Manglid (Magnolia champaca) merupakan salah satu jenis pohon yang saat ini banyak dikembangkan pada hutan rakyat di Jawa Barat. Jenis ini relatif cepat tum-buh dan dapat mencapai tinggi maksimum 40 m, serta batang bebas cabang 25 m dengan garis tengah mencapai 150 cm (Rimpala, 2001). Manglid umumnya berba-tang lurus dan silindris tanpa banir, serta lingkaran tahunnya tampak jelas. Manglid tumbuh baik pada ketinggian 900 m dpl hingga 1.700 m dpl dalam hutan campuran yang lembab, yaitu pada tanah yang subur dan selalu lembab. Berdasarkan beberapa laporan eksplorasi, tanaman manglid tersebar pada ketinggian 1.000–2.200 m dpl. Saat ini, manglid dikembangkan melalui agroforestry pada progam social forestry dan dijadikan komoditas unggulan untuk pengembangan hutan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (Rimpala, 2001). Menurut Djam'an (2006), manglid di Jawa Barat sudah banyak dibudidayakan dengan masa penebangan setiap 35 tahun dan memberikan hasil 12,1 m³/ha.

Jenis manglid sangat disukai di Jawa Barat dan Bali karena selain kayunya mengkilat; strukturnya pun padat, halus, ringan, dan kuat. Kayu gubalnya tipis dan berwarna putih; kayu teras yang masih segar berwarna cokelat dengan sedikit warna hijau yang tampak jelas, setelah kering angin warnanya bervariasi antara cokelat muda dan kuning kecokelatan tanpa kirai (Anonim, 2007). Kekuatan kayunya digolongkan dalam kelas III–IV dan keawetannya termasuk kelas II (Seng, 1990). Adapun keuntungan dari kayu manglid tersebut karena ringan (berat jenis 0,41) sehingga mudah dikerjakan dan sering dijadikan bahan baku pembuatan jembatan, perkakas rumah, barang-barang hiasan, patung, dan ukiran (Sosef et al., 1998). Kegunaan kayu Manglid selama ini sebagai perkakas rumah tangga (meja, kursi, lemari), bangunan rumah, bangunan jembatan, pelapis kayu, dan plywood. Untuk tujuan kegunaan tersebut, hampir semua dolok manglid digergaji menjadi kayu gergajian.

Proses penggergajian pada dasarnya terdapat dua macam/pola, yaitu pola satu sisi (life sawing) dan pola semiperempatan (semi-quarter sawing). Pola satu sisi ditan-dai oleh irisan gergaji menyinggung lingkaran tahun setiap kali mengiris kayu,

206 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 215: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid …

sedangkan pola perempatan tegak lurus atau hampir tegak lurus. Pada kayu yang memiliki lingkaran tahun yang tampak jelas, pola perempatan menampilkan orientasi seratan yang indah (fancy) pada permukaan kayu (Rachman & Balfas, 1989).

Pemanfaatan manglid untuk memenuhi kebutuhan kayu perlu didukung hasil-hasil penelitian sehingga dapat lebih optimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik penggergajian manglid pada pola penggergajian satu sisi dan pola semi-perempatan.

II. Metodologi

A. Bahan dan Peralatan

Penelitian dilakukan pada industri penggergajian kayu rakyat di Desa Karang-kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 dolok kayu manglid yang diperoleh dari hutan rakyat di Desa Sodonghilir, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Diameter dolok bervariasi dari 19,25 cm hingga 40,5 cm dengan panjang ±2 m.

Peralatan yang digunakan adalah mesin gergaji ban (band saw), alat ukur waktu (stop watch), meteran, dan lain-lain. Spesifikasi mesin gergaji yang digunakan adalah merk Dong Fang® model MJ-339 H dengan diameter pulley 36”. Sementara itu, spesifikasi bilah gergaji yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Lebar bilah : 70 mm - Tebal bilah : 1,4 mm - Jarak gigi gergaji : 32 mm - Tinggi gigi gergaji : 7,5 mm - Tebal titik baja : 2,6 mm

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 207

Page 216: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin

B. Prosedur Kerja

Dolok manglid dikelompokkan ke dalam dua kelompok dengan mempertim-bangkan keragaman diameter pada masing-masing kelompok. Kelompok pertama sejumlah 17 dolok dibelah dengan pola satu sisi, sedangkan kelompok kedua dengan jumlah yang sama dibelah dengan pola semiperempatan (Gambar 1). Proses pembelahan, perataan sisi, dan pemotongan ujung hingga diperoleh papan persegi dengan ketebalan seragam (3 cm) untuk kedua kelompok dolok dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji pita dan operator yang sama. Pengamatan dan pengukuran dilakukan sebelum, selama, dan sesudah proses pembelahan dolok.

a b

Gambar 1. Pola penggergajian: pola satu sisi (a) dan pola semiperempatan (b)

Pengamatan dan pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran dimensi dolok

Dimensi dolok diukur sebelum proses pembelahan dilakukan. Parameter-parameter yang diukur adalah diameter pangkal dan diameter ujung, panjang dolok, keruncingan, kebundaran, dan kesilindrisan.

2. Pengukuran Waktu Efektif dan Waktu Total

Waktu efektif diukur pada saat proses pembelahan dan perataan sisi/ujung, yaitu setiap kali saat bilah gergaji menempel kayu hingga saat bilah lepas dari kayu. Waktu total diukur pada setiap dolok, yaitu mulai saat dolok berada di atas meja penggergajian hingga pembelahan dan perataan pingir/ujung selesai dilakukan.

208 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 217: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid …

3. Pengukuran Dimensi Papan

Papan gergajian yang dihasilkan diukur lebar, panjang, tebal (seragam 3 cm), kemudian ditentukan volumenya.

4. Pengamatan Distribusi Lebar Papan

Pengamatan distribusi lebar papan dilakukan dengan mengelompokkan lebar papan ke dalam beberapa kelas lebar, yaitu 3–5 cm, 6–10 cm, 11–15 cm, 16–20 cm, 21–25 cm, 26–30 cm, 31–35 cm, dan >35 cm. Masing-masing kelas lebar papan tersebut dihitung jumlah papannya.

C. Pengolahan Data

Data hasil pengukuran diolah mejadi beberapa variabel dengan rumus sebagai berikut:

1. Volume Dolok

PDV ⋅Π= 2..4/1dolok

Keterangan: V dolok=volume dolok (m3); D=diameter dolok; П=3,14; P=panjang dolok (m)

2. Angka Bentuk Dolok

Rumus kebundaran:

100211 ⋅=

ddK atau 100

432 ⋅=

ddK (dipilih nilai terkecil)

Keterangan: K1=kebundaran bontos pangkal (%); K2=kebundaran bontos ujung (%); d1=diameter bontos pangkal terpendek (cm); d2=diameter bontos pangkal tegak lurus d1 (cm); d3=diameter bontos ujung terpendek (cm); d4 =diameter bontos ujung tegak lurus d3 (cm)

Rumus keruncingan (taper):

PdudpT −

=

Keterangan: T=keruncingan (cm/m); dp=diameter bontos pangkal (cm)=(d1+d2)/2; du=diameter bontos ujung (cm)=(d3+d4)/2; P=panjang dolok (m)

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 209

Page 218: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin

Rumus kelengkungan:

100⋅=DyL

Keterangan: L=kelengkungan (%); y=jarak penyimpangan lengkung log (cm); D=rata-rata diameter dolok (cm)=(d1+d2+d3+d4)/4

3. Rendemen

100dolokpapan

⋅=VVR

Keterangan: R=rendemen (%); V papan=volume papan (m3); V dolok=volume dolok (m3)

4. Efisiensi Menggergaji

100total

⋅=W

WeE

Keterangan: E=efisiensi menggergaji (%); We =waktu efektif (jam); Wtotal=waktu total (jam)

5. Produktivitas

totalpapan

WVP =

Keterangan: P=produktivitas (m3/jam); V papan=volume papan (m3); W total=waktu total (jam)

6. Distribusi Lebar Papan

Jumlah papan pada setiap kelas lebar papan dihitung persentasenya, kemudian dibandingkan dengan total papan yang dihasilkan masing-masing pola pengger-gajian. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif.

Data-data yang telah diolah dianalisis dengan uji-t dua sampel independen

(Independent-Samples t-Test) untuk mengetahui perbedaan antara kedua pola penggergajian. Sampel dolok yang digunakan untuk kedua pola pernggergajian diasumsikan memiliki keragaman yang seimbang atau homogen sehingga dilakukan uji Levene terlebih dahulu untuk keseimbangan keragaman (Levene’s Test for Equality of Variances). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software SPSS 13.

210 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 219: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid …

III. Hasil dan Pembahasan

A. Dimensi, Angka Bentuk, dan Rendemen

Dimensi dan angka bentuk dolok merupakan salah satu faktor yang menentu-kan rendemen penggergajian. Tabel 1 menunjukkan rerata diameter dolok manglid sebesar 29,26 cm dengan volume rerata 0,14 m3/dolok, kelengkungan 6,72%, keruncingan 1,06 cm/m, dan kebundaran 92,18%.

Nilai kelengkungan dolok manglid memiliki kisaran yang cukup tinggi, yaitu 1,34–23,93% (rerata 6,72%). Namun demikian, nilai kelengkungan dolok manglid umumnya relatif rendah <10% dan hanya ada dua dolok dengan nilai kelengkungan >20% karena kondisi spesifik pada individu pohon sampel yang diambil. Tabel 1. Dimensi dolok dan angka bentuk dolok kayu manglid penggergajian pola satu sisi

No. Parameter Satuan Penggergajian pola satu sisi

Rerata Kisaran

1. Diameter batang cm 29,26 19,25–40,50 2. Volume dolok m3 0,14 0,06–0,27 3. Kebundaran % 92,18 62,07–100,00 4. Keruncingan cm/m 1,06 0,00–3,25 5. Kelengkungan % 6,72 1,34–23,93

Nilai keruncingan dolok manglid berkisar 0–3,25 cm/m. Dolok dengan nilai

keruncingan rendah (bahkan berbentuk silindris atau keruncingan 0 cm/m) pada umumnya didapat pada batang bagian bawah atau sekitar pangkal, sedangkan bagian ujung relatif lebih runcing. Nilai kebundaran rerata 92,18% menunjukkan bahwa dolok manglid cukup bundar mendekati 100%. Meskipun terdapat satu batang dengan kebundaran <70%, hampir seluruh dolok yang ada memiliki kebundaran >80%, bahkan beberapa di antaranya mencapai 100%.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 211

Page 220: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin

B. Rendemen

Tabel 2 menunjukkan bahwa rendemen pada pola penggergajian satu sisi menghasilkan rendemen berkisar antara 49,60–73,11 % dengan rerata 62,69%. Rendemen pada pola penggergajian semiperempatan berkisar antara 51,71–71,33% dengan rerata 63,50% dan berbeda nyata secara statistik. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Rahman & Balfas (1989) yang menyimpulkan bahwa rendemen peng-gergajian pada rasamala (Altingia excelsa Noronha) relatif tinggi, yaitu sekitar 62%.

Tabel 2. Rendemen dua pola penggergajian

Pola penggergajian Rendemen (%)

Minimum Maksimum Rerata

Penggergajian satu sisi 49,60 73,11 62,69 Penggergajian semiperempatan 51,71 71,33 63,46

Perhitungan volume dolok total sejumlah 2,46 m3 pada pola satu sisi mengha-

silkan volume papan sebanyak 1,57 m3, sedangkan pola semiperempatan menghasil-kan volume papan sebanyak 1,46 m3 dari total dolok 2,29 m3. Volume papan rerata per dolok pada kedua pola penggergajian tersebut sama, yaitu 0,09 m3/dolok.

C. Efisiensi Menggergaji

Tabel 3 menunjukkan bahwa efisiensi menggergaji pada pola satu sisi lebih besar daripada pola semiperempatan dan berbeda sangat nyata secara statistik. Pada pola penggergajian satu sisi, waktu total rerata proses pembelahan adalah 6,15 menit/dolok dengan waktu efektif gergaji membelah sebesar 47,82% atau 2,88 menit. Sementara itu, pada pola semiperempatan, dari total waktu rata-rata 9,67 menit per dolok hanya 4,02 menit waktu efektifnya atau 41,25%. Rendahnya efisiensi pada pola semiperempatan disebabkan pola ini membutuhkan penempatan dolok yang relatif lebih rumit dibandingkan dengan pola satu sisi pada saat proses pembelahan.

212 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 221: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid …

Tabel 3. Efisiensi menggergaji pada dua pola penggergajian

Pola penggergajian Nilai rerata per dolok

We (menit) Wtotal (menit) E (%)

Penggergajian satu sisi 2,88 6,15 47,82 Penggergajian semiperempatan 4,02 9,67 41,25

Keterangan: We=waktu efektif; W total=waktu total; E=efisiensi menggergaji

Waktu efektif dan waktu total pada pola semiperempatan tampak lebih tinggi

dibandingkan dengan pola satu sisi. Hal ini menunjukkan bahwa selain penempatan log untuk pembelahan pada pola semiperempatan lebih rumit, pola ini juga membutuhkan lebih banyak lintasan pembelahan (Gambar 1). Hal ini dapat dijelaskan bahwa meskipun rendemen kedua pola tersebut relatif seragam, pola semiperempatan membutuhkan waktu yang lebih besar sehingga efesiensinya lebih rendah dari pola satu sisi. Sebagaiman dikemukakan Rahman & Malik (2008), pola semiperempatan memerlukan waktu lebih banyak selama produksi untuk mendapat-kan irisan dengan posisi radial yang lebih tepat, namun papan yang dihasilkan lebih stabil dan penampilan yang lebih cantik.

D. Produktivitas

Tabel 4 menunjukkan bahwa produktivitas pola satu sisi lebih tinggi diban-dingkan dengan pola semiperempatan dan berbeda sangat nyata secara statistik. Produktivitas pola semiperempatan hanya 0,53 m3/jam, sedangkan pola satu sisi mencapai 0,92 m3/jam atau 0,39 m3/jam lebih tinggi daripada pola semiperempatan. Produktivitas penggergajian manglid yang cukup tinggi pada pola satu sisi serupa dengan hasil penelitian Rachman & Balfas (1993) dalam Sutigno et al. (2000) pada jenis mangium (Acacia mangium Willd) yang menunjukkan bahwa rerata produk-tivitas penggergajian pada jenis tersebut dapat mencapai 0,906 m3/jam.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 213

Page 222: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin

Tabel 4. Produktivitas pada dua pola penggergajian

Pola penggergajian Produktivitas (m3/jam)

Minimum Maksimum Rerata

Penggergajian satu sisi 0,62 1,23 0,92 Penggergajian semi perempatan 0,46 0,68 0,53

E. Distribusi Lebar Papan

Hasil pengukuran lebar papan menunjukkan bahwa pola penggergajian satu sisi menghasilkan papan dengan kisaran lebar 6–33,5 cm atau rerata 17,75 cm. Pola penggergajian semiperempatan menghasilkan papan dengan kisaran lebar 3–22 cm atau rerata 7,94 cm. Dengan demikian, hasil ini dapat diketahui bahwa pola penggergajian satu sisi menghasilkan papan yang lebih lebar daripada pola semi-perempatan dan berbeda sangat nyata secara statistik.

0

17

2427

15 15

1 0

29

52

15

40 0 0 00

10

20

30

40

50

60

3-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 >35

lebar papan (cm)

pers

enta

se (%

)

pola satu sisi pola semi perempatan

Gambar 2. Distribusi lebar papan pada dua pola penggergajian

Pada Gambar 2 dapat diamati bahwa sebaran lebar papan pada pola pengge-

rgajian satu sisi tertinggi pada lebar 16–20 cm (27%) dan tidak terdapat lebar papan <6 cm. Pada pola ini, terdapat papan pada kelas lebar 21–25 dan 26–30 cm sebanyak masing-masing 15% dari total papan. Sementara itu, sebaran lebar papan pola semiperempatan tertinggi pada lebar 6–10 cm dengan jumlah mencapai 160 papan atau 52% dan tidak terdapat papan dengan lebar >20 cm. Jumlah lebar papan dengan

214 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 223: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Karakteristik Dolok dan Hasil Penggergajian Kayu Manglid …

lebar 3–5 cm pada pola ini bahkan cukup tinggi, yaitu mencapai 89 papan atau 29%, sedangkan pada pola satu sisi tidak didapat lebar papan pada kelas ini. Dengan kata lain, pola satu sisi memiliki kecenderungan menghasilkan papan yang lebih lebar dibandingkan dengan pola semiperempatan. Hal ini seperti hasil penelitian (Rahman, 1991) pada jenis sengon (Paraserianthes falcataria) bahwa pola satu sisi menghasilkan papan lebih lebar, yaitu 61% papan dengan lebar 15–17,5 cm, sedang-kan pola semiperempatan menghasilkan 42% papan dengan lebar 10–12,5 cm.

Papan yang dihasilkan dari pola satu sisi berjumlah 149 papan, sedangkan pola semiperempatan menghasilkan 310 papan atau 108% lebih banyak dari jumlah papan pada pola satu sisi. Perbedaan jumlah yang cukup menyolok tersebut mem-perlihatkan kecenderungan lebar yang berbeda sangat nyata, mengingat rendemen kedua pola penggergajian tersebut relatif seragam secara statistik.

IV. Kesimpulan

Dolok manglid dengan diameter rerata 29 cm memiliki nilai kebundaran 92,18%, keruncingan 1,06 cm/m, dan kelengkungan 6,72%. Nilai rendemen, efisien-si menggergaji, produktivitas, dan rerata lebar papan pada pola penggergajian satu sisi berturut-turut 62,69%, 47,82%, 0,93 m3/jam, 1,18 liter/m3, dan 17,75 cm; sedangkan pada pola penggergajian semiperempatan berturut-turut 63,50%, 41,25%, 0,53 m3/jam. 1,72 liter/m3, dan 7,94 cm. Pola penggergajian satu sisi dan pola penggergajian semiperempatan menghasilkan rendemen yang relatif seragam, namun berbeda sangat nyata pada efisiensi menggergaji, produktivitas, dan lebar papan yang dihasilkan. Pola penggergajian satu sisi menghasilkan efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi, serta papan yang lebih lebar dibandingkan dengan pola semiperempatan.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 215

Page 224: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

M. Siarudin

Daftar Pustaka

Anonim. (2007). Manglid (Manglieta glauca Bl.) Lembar Informasi Teknis Jenis-Jenis Pohon untuk Hutan Rakyat: Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.

Djam'an D.F. (2006). Mengenal manglid baros (Manglietia glauca Bl.). Manfaat dan permasalahannya. from http://www.dephut.go.id/INFORMASI/MKI/06VI/ 06VIMengenal%20manglid.htm:

Rachman, O., & Balfas, J. (1989). Pengaruh peracunan triklopir dan pola penggergajian terhadap sifat penggergajian kayu rasamala (Altingia excelsa Noronha). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, 6(5), 292-298.

Rahman, O. (1991). Pengaruh pengerasan mata gergaji dan pola penggergajian terhadap karakteristik penggergajian kayu sengon (Paraseianthes falcataria). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 9(4), 163-169.

Rahman, O., & Malik, J. (2008). Penggergajian dan pengerjaan kayu, pilar industri perkayuan Indonesia: Puslitbang Hasil Hutan, Badan Litbang Kehutanan.

Rimpala. (2001). Penyebaran pohon manglid (Manglieta glauca BI) di kawasan hutan lindung Gunung Salak Laporan Ekspedisi Manglieta glauca BI. Bogor.

Seng, O. (1990). Specific gravity of Indonesian woods and its significance for practical use. Departemen Kehutanan Pengumuman(13).

Sosef, M., Hong, L., & Prawirohatmodjo, S. (1998). Plant Resources of South-East Asia 5): (3) Timber trees: Lesser known timbers (Vol. 5): Backhuys.

Sutigno, P., Haryanto, Y., & Rahayu, T. (2000). Sari hasil penelitian mangium dan tusam Puslitbang Hasil Hutan. Bogor: Puslitbang Hasil Hutan, Badan Litbang Kehutanan.

216 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 225: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Pengawetan Kayu Manglid

Endah Suhaendah1 & M. Siarudin1

ABSTRAK

Kayu manglid (Magnolia champaca) dikenal masyarakat Jawa Barat sebagai bahan baku kayu untuk bangunan. Salah satu kendala yang sering dijumpai dalam pemanfaatan jenis ini adalah rentan terhadap serangan jamur dan rayap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dingin terhadap penetrasi bahan pengawet tembaga-khrom-boron (cuprum-chrome-boron/CCB) pada kayu manglid. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan November–Desember 2008. Sampel kayu berasal dari pohon di hutan rakyat Desa Sodonghilir, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasimalaya, Jawa Barat. Percobaan disusun secara faktorial dengan tiga perlakuan lama perendaman (1 hari, 3 hari, dan 7 hari) dan tiga perlakuan konsentrasi bahan pengawet (konsentrasi 10%, 15%, dan 20%) dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi larutan bahan pengawet dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap penetrasi bahan pengawet pada kayu manglid dengan kecenderungan peningkatan penetrasi seiring dengan meningkatnya konsentrasi larutan pengawet dan lama perendaman. Berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kebutuhan pembangunan perumahan dan gedung, pengawetan kayu manglid dengan bahan pengawet CCB yang disa-rankan adalah dengan konsentrasi 15% dan lama perendaman tujuh hari atau konsentrasi 20% dengan lama perendaman tiga hari.

Kata kunci: pengawet CCB, manglid, pengawetan, rendaman dingin, SNI

I. Pendahuluan

Manglid merupakan salah satu bahan baku kayu untuk bangunan yang dikem-bangkan di hutan rakyat. Jenis ini dikembangkan di Jawa Barat melalui pola agroforestry pada progam social forestry dan dijadikan komoditas unggulan dalam pengembangan hutan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis, Jawa Barat Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 217

Page 226: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & M. Siarudin

sekitar hutan (Rimpala, 2001). Kayu manglid di Jawa Barat dan Bali sangat disukai karena sifat kayunya mengkilat dengan strukturnya yang padat, halus, ringan, dan kuat. Keuntungan dari kayu manglid adalah ringan dengan berat jenis (BJ) 0,41 sehingga mudah dikerjakan dan sering dijadikan bahan baku pembuatan jembatan, perkakas rumah, barang-barang hiasan, patung, dan ukiran dan peruntukan ini banyak ditemukan di daerah Bali (Djam'an, 2006). Selain itu, kayu manglid terma-suk ke dalam kelas kuat III–IV dan kelas awet II (Seng, 1990). Namun demikian, kendala yang sering dijumpai dalam pemanfaatan jenis ini adalah rentan terhadap serangan jamur dan rayap, serta kayu yang mudah retak dan kurang stabil.

Upaya pencegahan kerusakan kayu sangat penting dalam rangka peningkatan mutu dan masa pakai (service life). Salah satu langkah strategis yang dapat diterapkan adalah memperpanjang umur pakai atau mempertahankan umur komponen kayu melalui penerapan teknologi pengawetan kayu yang sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Pengawetan kayu sudah sejak lama mendapat perhatian dari peme-rintah. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai peraturan, namun kesadaran masya-rakat untuk memakai kayu awetan masih rendah (Batubara, 2006). Teknik pengawetan yang ada saat ini dianggap masih kurang efektif dan hanya bisa membuat kayu awet selama lima tahun. Padahal, pengawetan kayu dapat menghasil-kan penghematan, paling tidak sebesar 50% dari total konsumsi kayu saat ini. Apabila kayu bisa lebih awet hingga 15 tahun, jumlah kayu yang digunakan dapat dihemat hampir 7 juta m3/tahun yang nilainya setara dengan hutan seluas 140.000 ha (Antaranews, 2016). Berdasarkan hal tersebut, teknik pengawetan yang efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku sangat diperlukan.

Pengawetan merupakan proses memasukkan bahan kimia beracun atau bahan pengawet ke dalam kayu untuk meningkatkan kelas awet suatu jenis kayu (Batubara, 2006). Jenis kayu yang diawetkan adalah kayu dengan keawetan alami rendah, yaitu kayu kelas III, IV, dan V, serta kayu gubal dari kelas awet I dan II (Seng, 1990). Manglid merupakan jenis kayu dengan kelas awet II, namun bagian gubal dari kayu manglid tetap diperlukan pengawetan.

218 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 227: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Pengawetan Kayu Manglid

Metode pengawetan kayu bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga pengawetan vakum-tekan. Namun, metode vakum-tekan masih dianggap mahal dan kurang praktis untuk mengawetkan kayu bagi keperluan perumahan rakyat. Metode rendaman dingin merupakan salah satu proses pengawetan seder-hana untuk mengawetkan kayu kering dan setengah kering yang umum digunakan sebagai bahan konstruksi rumah dan gedung (SNI, 1999). Pada metode ini, kayu direndam dalam bak pengawetan dan dibiarkan terendam hingga nilai retensi yang dikehendaki tercapai (Barly, 2009).

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentarsi larutan dan lama perendaman dingin terhadap penetrasi bahan pengawet tembaga-khrom-boron (cuprum-chrome-boron/CCB) pada kayu manglid. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengawetan kayu manglid untuk perumahan dan gedung yang memenuhi standar pengawetan berdasarkan kriteria SNI.

II. Metodologi

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu manglid (Magnolia champaca), bahan pengawet kayu impralit CCB, pereaksi uji tembaga dengan khrom Azurol S. Peralatan yang digunakan antara lain bak perendam, gelas ukur untuk menetapkan konsentrasi larutan bahan pengawet, dan gergaji untuk pengambilan contoh kayu yang diawetkan.

Sampel kayu manglid diambil dari hutan rakyat di Desa Sodonghilir, Keca-matan Sodonghilir, Kabupaten Tasimalaya, Jawa Barat. Pemotongan contoh uji dan perlakuan pengawetan dilaksanakan di Bengkel Kerja dan Laboratorium Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Metode pengawetan yang dilakukan adalah metode perendaman dingin menggunakan CCB dengan perlakuan lama perendaman dan konsentrasi larutan. Lama perendaman meliputi tiga perlakuan, yaitu 1 hari, 3 hari, dan 7 hari; sedang-kan konsentrasi bahan pengawet meliputi tiga perlakuan yaitu, konsentrasi 10%,

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 219

Page 228: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & M. Siarudin

15%, dan 20%. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 27 kombinasi perlakuan (sembilan perlakuan dan tiga ulangan).

Ukuran contoh uji adalah 15 cm x 2,5 cm x 30 cm. Penembusan bahan pengawet diukur dengan memotong melintang contoh uji pada bagian tengahnya dan dibiarkan selama dua minggu dalam suhu kamar. Kedalaman penetrasi bahan pengawet impralit CCB dapat diamati dengan menyemprotkan atau melaburkan pereaksi uji tembaga dengan khrom Azurol S (terdiri dari 0,5 gram konsentrat chrom azurol, 5 gram natrium acetat, dan 80 ml air) pada penampang melintang contoh uji hasil pemotongan. Adanya unsur tembaga ditunjukkan oleh warna biru, sedangkan bagian yang tidak mengandung tembaga berwarna jingga. Uji penetrasi boron terdiri dari a) 2 gram ekstrak kurkuma dalam 100 ml alkohol dan b) 20 ml asam klorida pekat, 80 ml alkohol dan dijenuhkan dengan asam salisilat (13 gram per 100 ml).

Data dianalisis dengan uji beda nyata untuk melihat pengaruh konsentrasi dan lama perendaman terhadap penetrasi bahan pengawet dengan menggunakan klasifi-kasi tersarang (Steel & Torrie, 1960). Variabel-variabel perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan prosedur Tukey.

III. Hasil dan Pembahasan

Nilai penetrasi rerata pada perlakuan konsentrasi bahan pengawet CCB dan lama perendaman, serta sidik ragamnya disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Uji lanjut terhadap nilai penetrasi yang signifikan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan penetrasi bahan pengawet dengan peningkatan konsentrasi larutan ataupun lama perendaman. Penetrasi bahan pengawet pada perendaman tujuh hari mencapai rerata 5,89 mm, sedangkan rendaman satu hari dan tiga hari berturut-turut hanya 3,03 mm dan 4,61 mm. Sementara itu, perlakuan konsentrasi bahan pengawet CCB 20% menghasilkan rerata penetrasi tertinggi sebesar 5,69 mm, sedangkan perlakuan konsentaasi 15% dan 10% menghasilkan rerata penetrasi yang sama, yaitu sebesar 3,92 mm. Selanjut-nya, hasil analisis keragaman pada Tabel 2 diketahui bahwa perlakuan kon-sentrasi

220 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 229: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Pengawetan Kayu Manglid

bahan pengawet dan lama perendaman berpengaruh sangat nyata (taraf kepercayaan 99%) terhadap penetrasi bahan pengawet CCB pada kayu manglid.

Tabel 1. Nilai rata-rata penetrasi bahan pengawet CCB pada kayu manglid

Konsentrasi larutan CCB

Penetrasi bahan pengawet (mm) sesuai lama perendaman Rerata

1 hari 3 hari 7 hari

10% 2,92 4,42 4,42 3,92 15% 2,50 4,17 5,08 3,92 20% 3,67 5,25 8,17 5,69

Rerata 3,03 4,61 5,89

Tabel 2. Sidik ragam pengaruh konsentrasi bahan pengawet dan lama perendaman terha-dap penetrasi bahan pengawet pada kayu manglid

Sumber keragaman Derajat bebas

Jumlah kuadrat

Kuadrat tengah

F hitung

Nilai-p

• Konsentrasi 2 18,963 9,481 10,089 0,001**

• Lama perendaman 2 36,977 18,488 19,672 0,000** • Konsentrasi dan

lama perendaman 4 9,079 2,270 2,415 0,087tn

• Galat percobaan 18 16,917 0,940

Keterangan: **=berpengaruh sangat nyata; tn=tidak berpengaruh nyata

Tabel 3. Uji lanjut Tukey perlakuan pengawetan CCB pada manglid

Perlakuan Subset

1 2 3

Konsentrasi 10% 3,92 Konsentrasi 15% 3,92 Konsentrasi 2 % 5,69

Rendam 1 hari 3,03 Rendam 3 hari 4,61 Rendam 7 hari 5,89

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 221

Page 230: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & M. Siarudin

Hasil uji lanjut pada Tabel 3 menunjukkan bahwa konsentrasi bahan penga-wet 10% dan 15% menghasilkan penetrasi yang tidak berbeda nyata, sedangkan konsentrasi 20% berbeda nyata dibandingkan dengan kedua kosentrasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan penetrasi di bawah 5 mm cukup menggunakan konsentrasi bahan pengawet 10%, sedangkan untuk mencapai pening-katan penetrasi lebih tinggi diperlukan peningkatan konsentrasi menjadi 20%. Hasil ini diharapkan akan berdampak pada kekuatan kayu manglid dalam menangkal serangan jamur karena keberadaan senyawa CCB. Senyawa tembaga dalam bahan pengawet berguna untuk mencegah serangan jamur mikro perusak selulosa yang disebabkan oleh jamur pelunak. Senyawa boron dimaksudkan untuk mencegah serangan serangga dan jamur yang toleran terhadap tembaga, sedangkan senyawa khrom dimaksudkan untuk mengikat tembaga dan boron di dalam kayu (fiksasi) (Abdurrahim, 2000)

Perlakuan lama perendaman masing-masing saling menghasilkan penetrasi bahan pengawet yang berbeda nyata dengan kecenderungan peningkatan penetrasi dengan meningkatnya lama perendaman. Adanya kecenderungan meningkatnya penetrasi dengan peningkatan lama perendaman sesuai dengan pernyataan Abdurrahim (2006) bahwa lama perendaman berkaitan dengan kesempatan kayu berhubungan dengan larutan bahan pengawet. Sebelum saluran dalam kayu berupa noktah tertutup seluruhnya oleh bahan pengawet yang berfiksasi akibat bahan pengawet kontak dengan lignin, larutan bahan pengawet dapat masuk terus ke dalam kayu karena sifat higroskopisitas kayu.

Persyaratan penetrasi bahan pengawet menurut SNI untuk perumahan dan gedung adalah minimal 5 mm, baik penggunaan di bawah atap maupun di luar atap (SNI, 1999). Berdasarkan kriteria tersebut, pengawetan kayu manglid menggunakan larutan CCB yang disarankan adalah dengan konsentrasi 15% dengan lama perendaman 7 hari, atau konsentrasi 20% dengan lama perendaman 3 hari.

222 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 231: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Pengawetan Kayu Manglid

IV. Kesimpulan

Manglid termasuk ke dalam jenis kayu dengan kelas awet II. Namun demi-kian, bagian gubal dari kayu ini tetap harus diawetkan agar masa pakainya menjadi lebih lama. Salah satu cara pengawetan yang efektif dan efisien untuk kayu manglid adalah metode rendaman dingin dengan bahan pengawet tembaga-khrom-boron (CCB). Konsentrasi CCB 20% dengan lama rendaman tiga hari atau konsentrasi CCB 15% dengan lama rendaman tujuh hari menunjukkan nilai penestrasi yang sesuai dengan persyaratan SNI.

Daftar Pustaka

Abdurrahim, S. (2000). Manfaat pengawetan kayu perumahan dan gedung. Paper presented at the Diskusi Peningkatan Kualitas Kayu, Bogor.

Abdurrahim, S. (2006). Bagan pengawetan tiga jenis kayu dengan bahan pengawet CCB secara rendaman panas dingin dan sel penuh. Paper presented at the Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan, Bogor.

Antaranews. (2016). Teknologi pengawetan kayu mampu hemat konsumsi kayu 7 juta m3 tiap tahun. Retrieved 12 April 2016, http://www.antaranews.com/ berita/73022/teknologi-pengawetan-kayu-mampu-hemat-konsumsi-kayu-7-juta-m3-tiap-tahun

Barly. (2009). Standarisasi pengawetan kayu dan bambu serta produknya. Paper presented at the PPI Standarisasi, Jakarta.

Batubara, R. (2006). Teknologi pengawetan kayu perumahan dan gedung dalam upaya pelestarian hutan. In F. P. Dep. Kehutanan, Universitas Sumatera Utara (Ed.). Medan: Dep. Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Djam'an D.F. (2006). Mengenal manglid baros (Manglietia glauca Bl.). Manfaat dan permasalahannya. from http://www.dephut.go.id/INFORMASI/MKI/06VI/ 06VIMengenal%20manglid.htm:

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 223

Page 232: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

E. Suhaendah & M. Siarudin

Rimpala. (2001). Penyebaran pohon manglid (Manglieta glauca BI) di kawasan hutan lindung Gunung Salak Laporan Ekspedisi Manglieta glauca BI. Bogor.

Seng, O. (1990). Specific gravity of Indonesian woods and its significance for practical use. Departemen Kehutanan Pengumuman(13).

SNI. (1999). Pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung (Vol. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-5010.1-1999). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Steel, R. G., & Torrie, J. H. (1960). Principles and procedures of statistics. Principles and procedures of statistics.

224 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 233: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

SOSIAL EKONOMI DAN PEMASARAN MANGLID

BAB VII

Page 234: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 235: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kontribusi Pendapatan dari Kayu Manglid pada Usaha Hutan Rakyat di Kabupaten Tasikmalaya

Dian Diniyati1 ABSTRAK

Tanaman kayu dominan yang dikembangkan oleh petani di hutan rakyat adalah manglid dan sengon. Sayangnya, kayu manglid tidak sepopuler sengon. Padahal, kayu manglid dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat petani. Tujuan penelitian ini memper-oleh informasi tentang kontribusi pendapatan dari kayu manglid sehingga dapat menjadi bahan kebijakan dalam pengembangan kayu manglid. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–Juli 2011 pada tiga desa di Kabupaten Tasikmalaya dengan responden sebanyak 49 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara terstruktur. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Pola tanaman hutan rakyat yang dilakukan petani yaitu agroforestry. Terdapat enam pola tanam di Desa Sepatnunggal, lima pola tanam di Desa Karyabakti, dan empat pola tanam di Desa Tanjungkerta. Kontribusi pendapatan kayu manglid terhadap total pendapatan usaha hutan rakyat paling besar di Desa Tanjung-kerta (56,71%), sedangkan kontribusi di Desa Sepatnunggal (32,69%) dan Karyabakti (21,52%) menempati urutan ke dua setelah budi daya sengon. Petani berpendapat bahwa satu kali tanam manglid setara dengan dua kali tanam sengon. Peran pemerintah diperlukan un-tuk meningkatkan diversifikasi jenis kayu rakyat, salah satunya meningkatkan pamor kayu manglid, yaitu dengan cara memberikan insentif, seperti pemberian bibit kualitas prima dan penyediaan sarana pasar dan informasi yang menyeluruh tentang tanaman manglid.

Kata kunci: hutan rakyat, agroforestry, manglid, sengon, kontribusi pendapatan

I. Pendahuluan

Kayu manglid merupakan salah satu kayu yang tergolong pada kelompok pertumbuhan cepat (fast growing species), yaitu jenis ini bisa dipanen pada umur <10

1 Balai Penelitian Teknologi Angoroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4, Ciamis, Jawa Barat 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 227

Page 236: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati

tahun dengan kualitas kayu termasuk pada kelas awet II dan kelas kuat III–IV. Penggunaan kayu manglid antara lain sebagai bahan bangunan, kayu lapis, mebel, lantai, papan dinding, rangka pintu dan jendela, alat olah raga dan musik, patung ukiran dan kerajinan tangan, finir mewah, alat gambar, pensil, dan moulding (Khaiwani, 2012). Walaupun manfaat dari kayu manglid ini cukup bervariasi dan banyak, keberadaan kayu manglid di hutan rakyat masih kalah populer dengan kayu sengon sebagaimana pernyataan Diniyati et al. (2011) bahwa petani lebih senang menanam kayu sengon dibandingkan dengan kayu manglid. Hal ini dikarenakan penerimaan pendapatan dari kayu sengon lebih cepat dibandingkan dengan kayu manglid, yaitu satu kali menanam manglid setara dengan dua kali memanen sengon.

Namun demikian, banyak petani yang membudidayakan tanaman kayu manglid, salah satunya adalah petani di Kabupaten Tasikmalaya. Menurut Mulyana & Diniyati (2013), Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu sentra kayu mang-lid di Jawa Barat yang tersebar pada 12 wilayah kecamatan (30,77%). Wilayah-wilayah yang menjadi sentra kayu manglid tersebut berada pada kondisi fisik yang hampir sama, yaitu topografinya berbukit atau berupa pegunungan dengan kemi-ringan 20–60%, temperatur sekitar 18–25 0C, dan ketinggian rerata >350 m dpl.

Kayu manglid kurang populer di kalangan petani karena faktor penerimaan dari kayu manglid kurang cepat. Padahal, kayu ini memiliki manfaat yang banyak. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba memberikan informasi tentang kontribusi pendapatan dari kayu manglid sehingga dapat digunakan sebagai bahan kebijakan dalam pengembangan kayu manglid.

II. Metodologi

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya pada tiga desa dan keca-matan terpilih yang mewakili wilayah pembangunan Tasikmalaya. Ketiga lokasi penelitian tersebut adalah Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung (termasuk wilayah pengembangan Tasikmalaya bagian utara); Desa Sepatnunggal, Kecamatan

228 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 237: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kontribusi Pendapatan dari Kayu Manglid …

Sodonghilir (termasuk wilayah pengembangan Tasikmalaya bagian Tengah); dan Desa Karyabakti, Kecamatan Parungponteng (wilayah pengembangan Tasikmalaya bagian selatan). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–Juli 2011.

B. Pengambilan Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah petani yang memiliki hutan rakyat yang ditanami dengan tanaman manglid secara tumpang sari atau agroforestry. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling), yaitu petani hutan rakyat yang menanam kayu manglid dengan luasan ≤0,25 ha. Jumlah responden berturut-turut sebanyak 20 orang (Desa Tanjungkerta), 9 orang (Desa Sepatnunggal), dan 20 orang (Desa Karyabakti) sehingga total responden sebanyak 49 orang.

C. Analisis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data pokok (primer) yang langsung diperoleh dari responden, yaitu pendapatan yang diterima petani dari hutan rakyat setiap tahunnya. Data diperoleh dengan cara pengamatan dan wawan-cara menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Pendapatan yang dimaksud adalah hasil penjualan produk hutan rakyat setiap tahun yang diterima oleh petani.

Pendapatan hutan merupakan gabungan dari pendapatan berbagai hasil produk tanaman, seperti tanaman kayu, kebun, pangan, dan obat-obatan. Perhi-tungan ini sebagaimana yang digunakan oleh Diniyati & Achmad (2016), yaitu:

Yang mana: P hr = pendapatan total dari hutan rakyat (Rp/tahun)

P ky = pendapatan dari kayu P tp = pendapatan tanaman perkebunan P bb = pendapatan dari buah-buahan P to = pendapatan tanaman obat-obatan

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 229

Page 238: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati

Pendapatan dari kayu merupakan penjumlahan dari berbagai jenis tanaman kayu yang di tanam oleh petani, seperti rumus berikut ini:

Yang mana: P ky = pendapatan dari kayu P ky1, 2, 3 …n = pendapatan dari berbagai jenis kayu

Kontribusi pendapatan kayu manglid terhadap pendapatan total hutan rakyat

dihitung dengan rumus:

Yang mana: K ky = kontribusi pendapatan kayu manglid (%) P ky m = pendapatan kayu manglid (Rp/tahun) P hr = pendapatan total hutan rakyat (Rp/tahun)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Hutan Rakyat di Lokasi Penelitian

Perkembangan hutan rakyat di Kabupaten Tasikmalaya didorong oleh kondisi topografi yang memiliki karakter berbeda, yaitu mulai dari datar hingga berombak sebanyak 50%, berombak hingga bergelombang sebanyak 40%, dan bergelombang hingga berbukit sebanyak 10%. Ketinggian rerata lokasi adalah 700 m dpl. Tem-peratur di wilayah ini berkisar antara 18oC pada malam hari dan 27oC pada siang hari dengan kelembaban udara 60–80% (Enda, 2011; Hadiatulloh, 2010). Kondisi yang demikian tersebut memungkinkan jenis tanaman yang cocok dikembangkan adalah tanaman tahunan dan salah satunya adalah tanaman kayu. Tanaman kayu yang banyak dikembangkan oleh petani adalah jenis mahoni, jati, sengon, afrika, pinus, rimba campuran, dan bambu. Hal ini didukung pula dengan potensi pereko-

230 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 239: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kontribusi Pendapatan dari Kayu Manglid …

nomian penduduk Kabupaten Tasikmalaya yang mana penduduknya paling banyak bekerja pada sektor pertanian dan kehutanan (BPS, 2010a).

Kondisi topografi lahan di lokasi penelitian sangat cocok untuk pengem-bangan hutan rakyat. Lahan bagi pengembangan hutan rakyat tersedia cukup luas, yaitu 311 ha di Desa Karyabakti, 103 ha di Desa Tanjungkerta, dan 1.914 ha di Desa Sepatnunggal (BPS, 2010b, 2010c).

Hutan rakyat yang dikembangkan oleh petani di lokasi penelitian dilakukan dengan pola agroforestry. Berdasarkan hasil pengamatan, berbagai bentuk pola agroforestry ditemukan di lapangan, sebagaimana terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bentuk pola tanaman hutan rakyat

No. Pola tanam Tanjungkerta Sepatnunggal Karyabakti

1. Tanaman kayu + tanaman buah • • • 2. Tanaman kayu + tanaman buah +

tanaman perkebunan • • •

3. Tanaman kayu + tanaman buah + tanaman perkebunan + tanaman obat

• •

4. Tanaman kayu + tanaman perkebunan + tanaman buah + tanaman obat + tanaman pangan

• •

5. Tanaman kayu + tanaman buah + tanaman obat

• •

6. Tanaman kayu + tanaman buah + tanaman pangan

• •

Sumber: hasil pengolahan data primer 2015

Pola tanam hutan rakyat yang paling banyak macamnya dilakukan oleh petani

di Desa Sepatnunggal (enam pola tanam) dan yang paling sedikit dilakukan oleh petani di Desa Tanjungkerta (tiga pola tanam). Banyaknya pola tanam yang dilaku-kan oleh petani di Desa Sepatnunggal ini karena lahan yang diperuntukkan bagi usaha hutan rakyat sangat luas, yaitu 1.914 ha.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 231

Page 240: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati

B. Kontribusi Pendapatan Kayu Manglid terhadap Total Pendapatan Petani

Hutan rakyat yang ada di lokasi penelitian tidak hanya ditanami dengan tanaman kehutanan, melainkan juga tanaman buah, perkebunan, pangan, dan obat-obatan. Setiap jenis tanaman tersebut memberikan kontribusi pendapatan yang berlainan, seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai rerata pendapatan dari usaha hutan rakyat bagi petani responden

No. Kelompok tanaman

Desa Tanjungkerta Desa Sepatnunggal Desa Karyabakti

Pendapatan (Rp)

(%) Pendapatan

(Rp) (%)

Pendapatan (Rp)

(%)

1. Tanaman kayu 4.161.354 77,05 7.886.667 61,58 1.386.125 36,06 2. Tanaman buah 272.000 5,04 231.222 18,20 561.900 14,62 3. Tanaman

perkebunan 188.250 3,49 3.046.889 15,67 704.500 18,33

4. Tanaman obat 183.500 3,40 1.548.000 2,91 1.151.650 29,96 5. Tanaman pangan 595.625 11,03 624.444 1,65 39.500 1,03

Total 5.400.729 100,00 13.337.222 100,00 3.843.675 100,00

Sumber: hasil pengeolahan data primer 2011

Berdasarkan data dan informasi yang ada pada Tabel 2 diketahui bahwa

pendapatan dari hasil penjualan kayu memberikan kontribusi yang paling besar, yaitu 77,05% (Desa Tanjungkerta), 61,58% (Desa Sepatnunggal), dan 36,06% (Desa Karyabakti). Besarnya kontribusi dari tanaman kayu ini menunjukkan bahwa tanaman kayu sudah menjadi pendapatan rutin bagi rumah tangga petani. Hal ini dikarenakan jumlah tanaman kayu yang ada di lokasi penelitian sangat bervariasi (Diniyati & Fauziyah, 2012) sehingga memudahkan petani untuk melakukan penebangan setiap tahun. Tanaman kayu di lokasi penelitian dijadikan sebagai penerimaan rutin dan tidak hanya dijadikan sebagai tanaman tabungan.

Besarnya kontribusi pendapatan dari tanaman kayu merupakan penjumlahan dari berbagai jenis tanaman kayu yang telah ditebang pada waktu yang bersamaan. Kontribusi pendapatan dari berbagai tanaman kayu untuk setiap lokasi seperti diperlihatkan pada Tabel 3.

232 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 241: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kontribusi Pendapatan dari Kayu Manglid …

Tabel 3. Kontribusi pendapatan tanaman kayu (%)

No. Jenis tanaman Kontribusi pendapatan setiap tanaman kayu (%)

Desa Sepatnunggal Desa Tanjungkerta Desa Karyabakti

1. Sengon 61,47 24,75 57,86 2. Mahoni 4,86 17,64 20,03 3. Manglid 32,69 56,71 21,52 4. Tisuk 0,35 0 0 5. Bambu 0,63 0 0,05 6. Suren 0,00 0,90 0,54

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: hasil pengolahan data primer 2011

Kontribusi tanaman kayu di setiap lokasi penelitian berasal dari berbagai jenis

kayu. Jenis tanaman kayu yang telah memberikan pendapatan kepada petani hampir sama untuk semua lokasi penelitian, tetapi yang membedakan adalah jumlahnya. Pendapatan dari kayu di Desa Sepatnunggal berasal dari lima jenis kayu (sengon, mahoni, manglid, tisuk, dan bambu), di Desa Tanjungkerta berasal dari empat jenis kayu (sengon, mahoni, manglid, dan suren), dan di Desa Karyabakti berasal dari lima jenis kayu (sengon, mahoni, manglid, bambu, dan suren).

Kayu manglid di seluruh lokasi penelitian telah memberikan kontribusi penda-patan, tetapi besaran kontribusinya beragam. Kontribusi pendapatan kayu manglid yang paling besar di Desa Tanjungkerta, yaitu sebesar 56,71% dan paling kecil kon-tribusinya terjadi di Desa Karyabakti, yaitu sebesar 21,52%. Besar atau kecilnya kontribusi ini disebabkan jumlah kayu manglid yang ditanam berlainan dan waktu penebangan yang dilakukan petani tidak sama. Rerata jumlah tanaman manglid un-tuk luasan ≤0,25 ha di Desa Sepatnunggal sebanyak 38 pohon, Desa Tanjungkerta sebanyak 35 pohon, dan Desa Karyabakti sebanyak 27 pohon. Semakin banyak jumlah pohon manglid yang ditanam oleh petani, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh. Demikian pula sebaliknya. Jumlah pohon manglid di Desa Karyabakti paling sedikit dibandingkan dengan dua desa lainnya sehingga hal ini berdampak terhadap kontribusi pendapatan yang juga paling rendah dibandingkan dengan desa lainnya.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 233

Page 242: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati

Tinggi atau rendahnya kontribusi pendapatan dari kayu manglid ini dipenga-ruhi pula oleh umur panen. Semakin tua kayu manglid maka nilainya akan semakin mahal. Sayangnya, para petani sangat jarang sekali memanen kayu manglid pada umur tebang. Petani biasanya sudah memanen kayu manglid pada saat masih muda karena mereka memerlukan modal nafkah. Menurut Saraswati & Dharmawan (2015), modal nafkah adalah aset yang digunakan oleh rumah tangga untuk melaku-kan aktivitas nafkahnya. Salah satu modal nafkah adalah modal alam yang dimiliki oleh petani yang mana salah satunya adalah jumlah kepemilikan kayu.

Kontribusi kayu manglid di Desa Sepatnunggal dan Desa Karyabakti menem-pati urutan ke dua yang mana kontribusi tertingginya berasal dari kayu sengon. Besarnya kontribusi kayu sengon disebabkan jumlah tanaman kayu sengon lebih banyak dibandingkan dengan tanaman kayu manglid.

Jenis tanaman kayu sengon dan manglid di lokasi penelitian mengalami persaingan dalam pengembangannya. Terdapat kecenderungan bahwa petani lebih memilih menanam sengon dibandingkan dengan menanam manglid. Hal ini ditun-jukkan oleh sikap petani terhadap pengembangan kayu manglid, yaitu petani umum-nya tidak menanam lagi kayu manglid setelah panen, melainkan jenis ini diganti dengan tanaman kayu sengon. Kondisi ini terjadi salah satunya disebabkan karena faktor ekonomi, yaitu masa panen sengon lebih cepat dibandingkan dengan masa panen manglid sehingga penerimaan pendapatan sengon lebih cepat. Selain itu, harga sengon hampir sama dengan harga kayu manglid.

Alasan petani menanam manglid dan sengon karena budi daya kedua jenis tanaman kayu ini mudah dilakukan dan kayunya dapat digunakan sebagai material bahan bangunan. Namun, terdapat ada kecederungan bahwa tanaman kayu manglid lebih diutamakan sebagai tabungan, sedangkan tanaman kayu sengon cenderung untuk kebutuhan harian sehingga petani lebih menyukai mengembangkan tanaman sengon karena dapat dengan cepat memperoleh hasilnya. Alasan petani menanam kayu manglid dan sengon disajikan dalam Tabel 4, sedangkan besaran kontribusi kayu manglid terhadap total pendapatan petani disajikan pada Tabel 5.

234 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 243: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kontribusi Pendapatan dari Kayu Manglid …

Tabel 4. Alasan petani menanam kayu manglid dan sengon

No. Alasan petani menanam jenis tanaman kayu

Pemilih sengon Pemilih manglid

Jumlah (orang) % Jumlah (orang) %

1. Cepat menghasilkan uang 32 53,33 2 3,33 2. Harga jual kayu mahal 0 0,00 9 15,00 3. Tabungan 0 0,00 6 10,00 4. Budidaya 13 21,67 14 23,33 5. Ikutan orang lain 2 3,33 10 16,67 6. Manfaat tanaman (material bangunan) 7 11,67 10 16,67 7. Konservasi 3 5,00 5 8,33 8. Tidak berpendapat 1 1,67 0 0,00 9. Banyak penyakit 2 3,33 0 0,00 10. Tidak berpenyakit 0 0,00 4 6,67

Total 60 100,00 60 100,00

Sumber: hasil pengeolahan data primer 2011

Tabel 5. Kontribusi kayu manglid terhadap total pendapatan petani

No. Sumber pendapatan

Desa Tanjungkerta Desa Sepatnunggal Desa Karyabakti

Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %

1. Jasa 7.865.250 30,67 14.110.000 37,35 5.738.800 38,72 2. Sawah 4.955.876 19,32 5.634.600 14,92 1.550.150 10,46 3. Hutan Rakyat 5.400.729 21,06 13.337.222 35,31 3.843.675 25,93

• Kayu sengon 1.029.896 4,02 4.847.778 12,83 801.958 5,41

• Kayu Mahoni 733.958 2,86 383.333 1,01 277.667 1,87

• Kayu manglid 2.360.000 9,20 2.577.778 6,82 298.250 2,01

• Kayu Suren 37.500 0,15 0 0 7.500 0,05

• Kayu tisuk 0 0 27.778 0,07 0 0

• Bambu 0 0 5.000 0,13 750 0,01

• Nonkayu 1.239.375 4,83 5.450.556 14,43 2.457.550 16,58

4. Kolam ikan 236.550 0,92 132.700 0,35 45.000 0,30 5. Ternak 287.083 1,12 327.000 0,87 389.500 2,63 6. Keluarga 6.902.850 26,91 4.231.600 11,20 3.253.750 21,95

Total 25.648.338 100,00 37.773.122 100,00 14.820.875 100,00

Sumber: hasil pengeolahan data primer 2011

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 235

Page 244: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati

Kontribusi kayu manglid terhadap total pendapatan keluarga petani untuk masing-masing lokasi penelitian sebesar 9,20% (DesaTanjungkerta), 6,82% (Desa Sepatnunggal), dan 2,01% (Desa Karyabakti). Apabila dilihat dari kontribusi terha-dap total pendapatan keluarga petani, ternyata kontribusinya masih kecil. Kecilnya kontribusi kayu manglid disebabkan kontribusi hasil hutan rakyat secara keseluruhan terhadap total pendapatan keluarga juga masih kecil, yaitu masing-masing sebesar 21,06% (Desa Tanjungkerta), 35,31% (Desa Sepatnunggal), dan 25,93% (Desa Karyabakti). Hasil ini realtif sama dengan hasil penelitian dari Irawanti et al. (2012) yang menyatakan bahwa kontribusi pendapatan hasil kayu paling tinggi di wilayah Pati (Jawa Tengah) sebesar 67% terjadi di Desa Payak (Kecamatan Cluwak), 29% di Desa Giling (Kecamatan Gunungwungkal0, dan 13% di Desa Gunungsari (Keca-matan Tlogowungu).

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Kayu manglid merupakan jenis tanaman dominan kedua setelah sengon yang ada di hutan rakyat. Kontribusi kedua jenis kayu tersebut terhadap total pendapatan hutan rakyat paling besar dibandingkan dengan jenis kayu lainnya. Pada tempat tertentu, kontribusi pendapatan dari kayu sengon lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari kayu manglid. Kontribusi kayu manglid terhadap total pendapatan hutan rakyat sebesar 56,71% (Desa Tanjungkerta), 21,52% (Desa Karyabakti), dan 32,69% (Desa Sepatnunggal); sedangkan kontribusi untuk total pendapatan keluarga petani masih kecil, yaitu sebesar 9,20% (DesaTanjungkerta), 6,82% (Desa Sepat-nunggal), dan 2,01% (Desa Karyabakti).

B. Saran

Berdasarkan hasil kajian nilai pendapatan persatuan waktu, ternyata posisi kayu manglid masih berada jauh dari tanaman sengon. Untuk meningkatkan diver-sifikasi jenis kayu rakyat, peran dari pemerintah harus ada agar dapat meningkatkan

236 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 245: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kontribusi Pendapatan dari Kayu Manglid …

pamor kayu manglid ini, antara lain dengan cara memberikan insentif bagi petani, seperti pengadaan bibit kualitas prima, penyediaan sarana pasar, dan penyebaran informasi yang menyeluruh tentang tanaman manglid.

Daftar Pustaka

BPS. (2010a). Kabupaten Tasikmalaya dalam angka: BPS Kabupaten Tasikmalaya.

BPS. (2010b) Profil Desa Karyabakti. Daftar isian potensi desa dan tingkat perkembangan desa Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

BPS. (2010c) Profil Desa Tanjungkerta. Daftar isian potensi desa dan tingkat perkembangan desa Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

Diniyati, D., & Achmad, B. (2016). Kontribusi Pendapatan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Usaha Hutan Rakyat Pola Agroforestri di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmu Kehutanan, 9(1), 23-31.

Diniyati, D., Widyaningsih, T., Fauziyah, E., Mulyati, E., & Suyarno. (2011). Pola agroforestry di hutan rakyat penghasil kayu pertukangan (manglid). Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Enda. (2011). Rencana kerja penyuluh kehutanan dan perkebunan Kecamatan Pagerageung tahun 2011: Pemda Kabupaten Tasikmalaya.

Hadiatulloh, Y. (2010). Programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan: Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sodonghilir.

Irawanti, S., Suka, A. P., & Ekawati, S. (2012). Peranan kayu dan hasil bukan kayu dari hutan rakyat pada pemilikan lahan sempit: Kasus Kabupaten Pati. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 9(3).

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 237

Page 246: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati

Mulyana, S., & Diniyati, D. (2013). Potensi wilayah sebaran kayu manglid (Manglietia glauca Bl.) pada hutan rakyat pola agroforestry di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Paper presented at the Seminar Nasional Agroforestry, Malang.

Saraswati, Y., & Dharmawan, A. H. (2015). Resiliensi nafkah rumahtangga petani hutan rakyat di Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri. Sodality:: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 2(1).

238 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 247: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid pada Pemilikan Lahan Sempit di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat

Dian Diniyati1 & Tri Sulistyati Widyaningsih1

ABSTRAK

Analisis finansial pembangunan hutan rakyat manglid dengan berbagai pola tanam perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan investasi usaha sebagai bentuk agribisnis yang handal sehingga menjadi bisnis dan investasi yang menguntungkan, berkesinambungan, dan dapat menjadi penggerak ekonomi daerah. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran informasi kelayakan finansial usaha hutan rakyat kayu jenis manglid yang memberikan dampak positif dan meningkatkan kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan masyarakat. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Maret–Juli 2011 di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu di Desa Tanjungkerta (Kecamatan Pagerageung), Desa Sepatnunggal (Kecamatan Sodong-hilir), dan Desa Karyabakti (Kecamatan Parungponteng). Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap 49 orang responden dengan pemilikan lahan luas hutan rakyat sekitar 0,01–0,25 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata luas lahan untuk usaha hutan rakyat di Desa Tanjungkerta dan Karyabakti <0,25 ha, sedangkan kepemilikan lahan di Desa Sepatnunggal sekitar 0,25–0,5 ha. Keuntungan pengusahaan hutan rakyat di Desa Tanjungkerta sebesar Rp770.717 dengan nilai perbandingan pendapatan terhadap biaya sebesar 1,31; Desa Sepatnunggal sebesar Rp4.275.748 dengan nilai perbandingan pendapatan terhadap biaya sebesar 1,65; dan di desa Karyabakti sebesar Rp2.556.662 dengan nilai perbandingan pendapatan terhadap biaya sebesar 2,88.

Kata kunci: hutan rakyat, analisis finansial, agroforestry, pendapatan

I. Pendahuluan

Kepemilikan lahan petani dimanfaatkan untuk beragam fungsi. Hal ini seba-gaimana dinyatakan oleh Diniyati (2009) dan Fauziyah (2009) bahwa kepemilikan

1 Balai Penelitian Teknologi Angoroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4, Ciamis, Jawa Barat 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 239

Page 248: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

lahan oleh petani memiliki beberapa karakteristik, yaitu luasannya sangat beragam; perolehannya dari warisan, membeli, atau garapan; letaknya tidak dalam satu ham-paran; dan pemanfaatannya bermacam-macam, antara lain untuk perumahan, sawah, hutan rakyat, kebun, dan kolam. Biasanya, lahan petani yang berfungsi sebagai hutan rakyat merupakan lahan yang tidak bisa difungsikan untuk kegiatan usaha lain dan luasannya sempit atau terbagi menjadi beberapa bagian yang lebih sempit.

Walaupun sempit, petani umumnya mengusahakan hutan rakyat dengan pola agroforestry, yaitu pencampuran antara tanaman hutan dengan tanaman jenis lainnya. Hal ini dilakukan agar pemanfaatan lahan lebih optimal, baik secara ekonomi maupun ekologi. Dengan pola tanam agroforestry, petani dapat memperoleh hasil secara harian, mingguan, bulanan, musiman, dan tahunan (Achmad et al., 2011).

Kabupaten Tasikmalaya memiliki topografi berkisar antara 25–800 m dpl (BPS, 2011). Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2009 adalah 271.525 ha dan penggunaan lahannya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) lahan pertanian (lahan sawah dan lahan bukan sawah), dan 2) lahan bukan pertanian (hutan negara, rumah/bangunan, dan lainnya). Berdasarkan data dari BPS (2011), penggunaan lahan untuk kegiatan nonsawah lebih luas dibandingkan untuk sawah. Hal ini berarti bahwa wilayah Tasikmalaya lebih berkembang usaha lahan kering (lahan bukan sawah) dan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan hutan rakyat ternyata paling luas dibandingkan dengan lahan sawah dan lahan negara. Tanaman kayu yang ada di hutan rakyat berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perke-bunan Kabupaten Tasikmalaya adalah sengon, mahoni, maesopsis, manglid, gmelina, dan jati. Namun, tanaman kayu dominan yang banyak ditemukan pada hutan rakyat milik petani di Kabupaten Tasikmalaya adalah jenis manglid (Magnolia champaca).

Kayu manglid sangat disukai karena sifat kayunya mengkilat dengan struk-turnya yang padat, halus, ringan, dan kuat. Kekuatan kayunya digolongkan ke dalam kelas III dan keawetannya masuk ke dalam kelas II sehingga jenis kayu tersebut sering dijadikan bahan baku pembuatan jembatan, perkakas rumah, dan barang kerajinan. Keuntungan dari kayu manglid yang ringan dengan berat jenis (BJ) 0,41 adalah mudah dikerjakan. Pengeringan kayu membutuhkan waktu empat bulan

240 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 249: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

dengan cara kering angin, dan dengan ketebalan papan 40 mm mencapai 320–580 kg/m³ dan kadar air 15% (Djam'an, 2006).

Walaupun pengembangan tanaman kehutanan ini sangat mendukung kondisi topografi wilayah Kabupaten Tasikmalaya, ternyata dalam pelaksanaannya masih banyak kendala. Petani menanam bibit tanaman kehutanan belum sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah, antara lain pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit belum dilakukan dengan baik, pemberian pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan, perluasan dan peremajaan tanaman kehutanan belum dilakukan, dan tingkat pendidikan penduduk yang tergabung dalam kelompok tani yang masih rendah. Hal ini dapat berimbas terhadap kondisi penyerapan inovasi dan kurangnya wawasan petani dalam berorganisasi di bidang kehutanan (Enda, 2011).

Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran informasi kelayakan finansial hutan rakyat kayu pertukangan jenis manglid sehingga memberikan dampak positif dan meningkatkan kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan masyarakat. Informasi ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi penggiat usaha hutan rakyat manglid.

II. Metodologi

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak tiga desa dalam tiga kecamatan dipilih sebagai lokasi penelitian yang mewakili wilayah pembangunan Tasikmalaya, yaitu Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung (termasuk wilayah pengembangan Tasikmalaya bagian utara); Desa Sepatnunggal, Kecamatan Sodonghilir (termasuk wilayah pengembangan Tasikmalaya bagian Tengah), dan Desa Karyabakti, Kecamatan Parungponteng (wilayah pengembangan Tasikmalaya bagian selatan). Di ketiga wilayah ini banyak terdapat lahan hutan rakyat yang diusahakan dengan berbagai pola tanam, seperti monokultur, polikultur, dan agroforestry, serta terdapat kelompok tani yang berhubungan dengan hutan rak-yat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–Juli 2011.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 241

Page 250: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

B. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Unit analisis yang dijadikan responden pada penelitian adalah petani hutan rakyat anggota kelompok tani. Responden diperlukan untuk mengetahui kondisi petani pemilik dan kondisi hutan rakyat di lokasi penelitian. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja berdasarkan luas kepemilikan lahan hutan rakyat dan faktor pola usaha tani yang dilakukannya. Petani yang dijadikan responden adalah petani yang memiliki hutan rakyat dengan luas <0,25 ha. Total responden sebanyak 49 orang. Pengambilan data fisik tanaman dilakukan dengan cara sensus potensi tegakan hutan rakyat, yang mana dilakukan inventarisasi tegakan dan tanaman bawah. Inventarisasi tegakan tersebut dilakukan dengan mengukur tinggi dan diameter pohon, serta menghitung jumlah dan jenis tanaman bawah.

C. Jenis, Pengumpulan, dan Analisis Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei. Data primer yang dikumpulkan dari responden adalah data ekonomi usaha hutan rakyat manglid, meliputi biaya dan manfaat pengusahaan hutan tanaman selama daur yang ditetapkan, curahan tenaga kerja, penggunaan barang modal, dan data-data ekonomi lainnya yang terkait. Sementara itu, data sekunder yang dikumpulkan meliputi data dari desa, perusahaan, dan instansi pemerintah. Data sekunder dikumpulkan untuk menjadi pedoman awal dalam penelitian sekaligus melengkapi informasi agar diperoleh data dan informasi yang cukup untuk mendukung penelitian.

Data yang telah diperoleh, selanjutnya dianalisis dan dibahas untuk menda-patkan informasi tentang nilai finansial dari hutan rakyat manglid berdasarkan data biaya dan manfaat yang telah didapat sesuai dengan daur pengusahaan dengan menggunakan kriteria investasi, yaitu nilai-nilai Net Present Value (NPV), Benefit/ Cost Ratio (B/CR), dan Internal Rate of Return (IRR). Daur manglid yang digunakan adalah 15 tahun. Suku bunga investasi yang diacu sebesar 14,95% menurut Bank Umum berdasarkan rerata suku bunga pada tahun 2002–2009. Harga yang dipakai

242 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 251: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

adalah harga yang diterima oleh petani (harga pasar). Pendapatan adalah seluruh hasil yang diterima oleh petani dari usaha hutan rakyat manglid yang dimilikinya.

Adapun rumus-rumus yang dipakai dalam analisis finansial tersebut adalah sebagai berikut (Clive et al., 2007):

∑=

= +−

=nt

tttt

iCB

NPV1 )1( (1)

Keterangan: Bt merupakan manfaat kotor pada tahun ke-t; Ct merupakan biaya kotor pada tahun ke-t; n merupakan umur ekonomis usaha; dan i merupakan discount rate yang berlaku.

PVCostPVBenefitBCR=

(2)

1

21

112 )()( i

NPVNPVNPViiIRR +−

−= (3)

III. Hasil dan Pembahasan

A. Profil Pola Usaha Tani Hutan Rakyat

Hutan rakyat yang dimiliki petani di Desa Tanjungkerta (Kecamatan Pagerageung), Desa Sepatnunggal (Kecamatan Sodonghilir), dan Desa Karyabakti (Kecamatan Parungponteng) memiliki profil seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan diketahui jenis-jenis tanaman dominan penyusun hutan rakyat di ketiga lokasi penelitian, yaitu:

1. Tanaman kehutanan: afrika, gmelina, mahoni, manglid, sengon, tisuk 2. Tanaman perkebunan: aren, cengkeh, kelapa, kopi, melinjo, teh 3. Tanaman buah: durian, jambu biji, jengkol, kweni, mangga, manggis, nangka,

petai, pisang, rambutan, sirsak 4. Tanaman pangan: singkong, talas 5. Tanaman obat: kapulaga

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 243

Page 252: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

Tabel 1. Profil hutan rakyat di lokasi penelitian

No. Uraian Desa Tanjungkerta

Strata III Desa Sepatnunggal

Strata III Desa Karyabakti

Strata III

1. Jumlah petani (orang) 20 9 20 2. Luas lahan rerata (ha) 0,11 0,17 0,08 3. Jenis tanaman 4. Tanaman kehutanan

(jenis dan jumlah pohon) Afrika (9), mahoni (38), manglid (32), dan sengon (22)

Afrika (2), gmelina (5), mahoni (28),

manglid (118), sengon (29), dan

tisuk (12)

Afrika (4), mahoni (13), manglid (27), sengon (26), dan

tisuk (7)

5. Tanaman perkebunan (jenis dan jumlah pohon)

Cengkeh (3), melinjo (1), kelapa (1),)

Cengkeh (3) Aren (1)

6. Tanaman buah (jenis dan jumlah pohon)

durian (1), jengkol (1), nangka (2), petai

(2), Mangga (1), rambutan (2),

alpukat (1), pisang (4), dan kweni (1)

Durian (1), jengkol (2), mangga (7),

petai (5)

Durian (1), jengkol (2), mangga (1),

manggis (2), nangka (2), petai (2), pisang (2), rambutan (1),

dan sirsak (1) 7. Tanaman pangan (jenis) Talas, singkong - - 8. Tanaman obat (jenis) - Kapulaga Kapulaga

Sumber: hasil analisis data primer 2011

Perhitungan analisis finansial dilakukan terhadap tanaman yang dominan

ditanam oleh masyarakat. Transek horizontal pola tanam tanaman pangan dan obat-obatan tertera pada Gambar 1, sedangkan transek horizontal pola tanam untuk tanaman kehutanan atau tanaman kayu tertera pada Gambar 2.

Tanaman buah yang diperhitungkan dalam analisis finansial adalah petai dan jengkol yang terdapat di semua lokasi penelitian, sedangkan durian dan mangga diabaikan karena seringkali bibitnya berasal dari pemberian pemerintah dan hasilnya untuk konsumsi keluarga atau tidak dijual. Tanaman perkebunan juga diabaikan dalam perhitungan analisis finansial karena jarang ditanam oleh semua responden.

244 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 253: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

Bulan

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

Gambar 1. Transek horizontal pola tanaman pangan dan obat pada hutan rakyat di Desa Tanjungkerta, Sepatnunggal, dan Karyabakti

TAHUN TAHUN TAHUN

0 5 10 15

Gambar 2. Transek horisontal pola tanaman kehutanan/kayu-kayuan pada hutan rakyat di Desa Tanjungkerta, Sepatnunggal, dan Karyabakti

B. Analisis Biaya Hutan Rakyat

Biaya usaha hutan rakyat yaitu seluruh biaya input yang dikeluarkan untuk pengelolaan lahan usaha hutan rakyat sejak awal pengelolaan hingga panen. Biaya tersebut meliputi biaya tetap, seperti pajak atau sewa lahan dan biaya peralatan usaha tani (Andayani, 2009). Selain itu, terdapat biaya tidak tetap, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi secara langsung, seperti biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi pengusahaan komoditas tanaman pada periode tertentu. Uraian di bawah ini akan menyajikan biaya yang dikeluarkan selama jangka analisis 15 tahun, baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap.

Sengon

Tisuk

Manglid

Mahoni

Afrika

Gmelina

talas, singkong

kapulaga

Sengon Sengon

Tisuk

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 245

Page 254: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

1. Biaya Pajak Lahan Usaha

Besarnya biaya pajak lahan merupakan biaya tetap yang harus dibayarkan petani setiap tahunnya yang berbeda menurut luas pemilikan lahan dengan rentang Rp2.000–15.000/tahun untuk lahan di Desa Tanjungkerta, Rp3.000–10.000/tahun untuk lahan di Desa Sepatnunggal, dan Rp5.000–15.000/tahun untuk lahan di Desa Karyabakti. Biaya pajak lahan yang dikeluarkan oleh responden per tahun tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya pajak lahan pada hutan rakyat di lokasi penelitian

Uraian Desa Tanjungkerta Desa Sepatnunggal Desa Karyabakti

Total pajak (Rp/tahun) 127.500,00 60.000,00 136.000,00 Rata-rata (Rp/tahun) 6.375,00 6.666,67 6.800,00

Sumber: Hasil analisis data primer 2011

2. Biaya Peralatan Usaha Tani

Biaya peralatan termasuk biaya tetap pengusahaan hutan rakyat. Dalam melakukan usaha tani, petani menggunakan berbagai peralatan usaha tani, antara lain cangkul, garpu tanah, linggis, parang, golok, kored, balincong, congkrang/parang panjang, sprayer, gergaji, kapak, sabit, embrat, sepatu, dan topi yang diperoleh dengan cara membeli. Biaya peralatan usaha tani hutan rakyat yang dikeluarkan oleh responden setiap tahun di setiap lokasi tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Biaya peralatan usaha tani pada hutan rakyat di lokasi penelitian

Uraian Desa Tanjungkerta Desa Sepatnunggal Desa Karyabakti

Total biaya (Rp tahun) 1.381.481,77 985.600,63 1.544.646,35 Rata-rata (Rp/tahun) 69.074,04 109.511,18 77.232,32

Sumber: hasil analisis data primer 2012

246 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 255: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

Seluruh responden tidak mengalokasikan anggaran untuk biaya pemeliharaan peralatan usaha tani setiap tahunnya. Apabila peralatan tersebut rusak, petani akan membeli peralatan yang baru, memperbaikinya, atau meminjam ke tetangga.

3. Biaya Pengusahaan Tanaman

Biaya pengusahaan tanaman, meliputi biaya tenaga kerja sejak pembersihan lahan, pembuatan lubang tanam, pemupukan sebelum penanaman, pembuatan ajir dan pemasangan ajir, penanaman, pemupukan pertama dan kedua setelah pena-naman, pembersihan rumput pertama dan kedua, pemberantasan hama penyakit tumbuhan pertama dan kedua, penyulaman, penjarangan, pemangkasan, hingga pemanenan. Selain itu, terdapat pula biaya sarana produksi yang meliputi biaya pengadaan bibit tanaman, bahan ajir, pupuk, dan obat pemberantas hama/penyakit tanaman. Biaya-biaya tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Biaya tenaga kerja; untuk melakukan pengelolaan hutan rakyat, petani biasa menggunakan tenaga kerja sendiri dan keluarga. Apabila lahan yang dimiliki sangat luas, petani biasanya memburuhkan. Biaya yang dikeluarkan untuk mem-bayar buruh tani di Desa Tanjungkerta (Kecamatan Pagerageung) sebesar Rp25.000/orang/hari (tenaga kerja pria) dan Rp20.000/orang/hari (tenaga kerja wanita), sedangkan upah tenaga buruh di Desa Sepatnunggal (Kecamatan Sodonghilir) dan Desa Karyabakti (Kecamatan Parungponteng) sebesar Rp20.000/orang/hari (tenaga kerja pria) dan Rp15.000/orang/hari (tenaga kerja wanita). Jam kerja satu hari, yaitu mulai pukul 07.00–13.00 WIB dan disebut dengan istilah sabedug.

b. Biaya bibit tanaman; petani biasa memperoleh bibit tanaman dengan cara membeli dari pedagang bibit keliling, memperoleh bantuan dari pemerintah, menyemai sendiri, ataupun meminta ke keluarga atau tetangga. Daftar harga bibit tanaman di lokasi penelitian tertera pada Tabel 4.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 247

Page 256: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

Tabel 4. Daftar harga bibit dan daur rata-rata pengusahaan tanaman hutan rakyat

No. Jenis tanaman Harga (Rp/batang)

dan asal bibit Daur rerata (tahun)

1. Sengon 500 5 2. Mahoni 600 15 3. Manglid 1.000 10 4. Gmelina 1.000 12 5. Tisuk 600 7 6. Afrika 500 15 7. Jengkol Pemberian Panen setiap tahun, mulai

menghasilkan di tahun ke-11 8. Petai Pemberian Panen setiap tahun, mulai

menghasilkan di tahun ke-11 9. Talas Pemberian 1 tahun 10. Singkong Pemberian 1 tahun 11. Kapulaga 1.000 Panen 40 hari sekali mulai umur 1,5

tahun hingga 2 tahun

Sumber: hasil analisis data primer 2011

c. Biaya ajir; pembuatan ajir dilakukan dengan bahan dari bambu. Mayoritas res-

ponden menyatakan tidak menggunakan ajir ketika melakukan penanaman. Tanaman yang menggunakan ajir pada umumnya adalah tanaman kehutanan dan perkebunan, seperti afrika, gmelina, mahoni, manglid, sengon, dan tisuk dengan biaya satu hari tenaga kerja pria untuk pembuatan ajir. Bambu biasanya diperoleh dengan menebang di kebun sendiri atau membeli seharga Rp5.000/ batang.

d. Biaya pupuk; petani biasanya menggunakan pupuk kandang, urea, NPK, KCL, dan poska. Pemupukan secara umum dilakukan tiga kali, yaitu sekali sebelum penanaman dan dua kali setelah penanaman. Pemupukan secara intensif dilaku-kan petani untuk tanaman kapulaga, sedangkan tanaman kehutanan dan buah hanya dipupuk di awal pengusahaan (hingga umur 2–3 tahun). Pemupukan selanjutnya didapat dari pupuk tanaman kapulaga.

248 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 257: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

e. Biaya obat hama dan penyakit tanaman; mayoritas petani menyatakan tidak melakukan penyemprotan hama dan penyakit tanaman. Penyemprotan dilaku-kan jika memang ada hama atau penyakit saja, yaitu menggunakan decis atau round up.

Rekapitulasi biaya pengusahaan tanaman yang dikeluarkan oleh petani

disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya tidak tetap pengusahaan hutan rakyat (Rp)

Kegiatan Tahun

ke

Nilai pendapatan (Rp)

Desa Tanjungkerta

Desa Sepatnunggal

Desa Karyabakti

1. Biaya tetap a. Pajak/sewa lahan 1-15 127.500,00 60.000,00 136.000,00 b. Alat 1.381.480,77 985.600,63 1.544.646,35 c. Pemeliharaan alat 0,00 0,00 0,00

2. Biaya tidak tetap/ variabel 1.508.980,77 1.045.600,63 1.680.646,35 a. Biaya tenaga kerja

- Pengolahan lahan sebelum penanaman

1 2.941.250,00 1.520.000,00 2.297.500,00

- Pembuatan lubang tanam dan pemupukan sebelum penanaman

1 1.296.250,00 782.000,00 725.000,00

- Penanaman 1 850.000,00 827.000,00 700.000,00 - Pemupukan 1 setelah

penanaman 1 570.000,00 225.000,00 1.955.000,00

- Pemupukan 2 setelah penanaman

2 115.000,00 120.000,00 30.000,00

- Pemupukan 3 setelah penanaman

3 25.000,00 0,00 30.000,00

- Pembersihan rumput 1 1 1.900.000,00 6.585.000,00 1.365.000,00 - Pembersihan rumput 2 2 1.575.000,00 3.240.000,00 920.000,00 - Pembersihan rumput 3 3 810.000,00 1.140.000,00 435.000,00 - Pembersihan rumput 4 4 545.000,00 360.000,00 245.000,00 - Pembersihan rumput 5 5 40.000,00 360.000,00 205.000,00

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 249

Page 258: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

Kegiatan Tahun

ke

Nilai pendapatan (Rp)

Desa Tanjungkerta

Desa Sepatnunggal

Desa Karyabakti

- Pemberantasan HPT 1 1 165.000,00 37.000,00 115.000,00 - Pemberantasan HPT 2 2 0,00 12.000,00 45.000,00 - Pemberantasan HPT 3 3 0,00 0,00 30.000,00 - Pemberantasan HPT 4 4 0,00 0,00 30.000,00 - Penjarangan 3 125.000,00 0,00 90.000,00 - Pemangkasan 3 388.750,00 279.000,00 80.000,00 - Pemanenan 5, 7, 12,

15 0,00 0,00 0,00

Jumlah tahun 1 7.722.500,00 9.976.000,00 7.157.500,00 Jumlah tahun 2 1.690.000,00 3.372.000,00 995.000,00 Jumlah tahun 3 1.223.750,00 1.419.000,00 575.000,00 Jumlah tahun 4 545.000,00 360.000,00 275.000,00 Jumlah tahun 5 40.000,00 360.000,00 205.000,00

b. Biaya sarana produksi - Bibit 1 551.000,00 1.833.500,00 1.655.333,33 - Ajir 1 337.500,00 75.000,00 141.100,00 - Pupuk sebelum penanaman 1 1.823.750,00 295.000,00 634.500,00 - Pupuk 1 setelah penanaman 1 1.628.000,00 228.000,00 1.107.500,00 - Pupuk 2 setelah penanaman 2 117.500,00 28.000,00 5.000,00 - Pupuk 3 setelah penanaman 3 45.000,00 0,00 30.000,00 - Obat HPT 1 1 142.000,00 70.000,00 320.000,00 - Obat HPT 2 2 0,00 30.000,00 60.000,00 - Obat HPT 3 0,00 0,00 40.000,00 - Obat HPT 4 0,00 0,00 40.000,00

Jumlah tahun 1 4.482.250,00 2.501.500,00 3.858.433,33 Jumlah tahun 2 117.500,00 58.000,00 65.000,00 Jumlah tahun 3 45.000,00 0,00 70.000,00 Jumlah tahun 4 0,00 0,00 40.000,00

Sumber: hasil analisis data primer 2011

C. Analisis Pendapatan Hutan Rakyat

Analisis pendapatan hutan rakyat dilakukan terhadap semua jenis tanaman yang dominan diusahakan oleh petani di lahan hutan rakyatnya. Pendapatan meru-

250 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 259: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

pakan hasil riil yang diperoleh petani secara rutin dan dijual secara komersial. Per-hitungan pendapatan hutan rakyat di setiap lokasi penelitian sebagaimana Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi pendapatan hutan rakyat di lokasi penelitian

No. Sumber pendapatan hutan rakyat

Tahun ke

Nilai pendapatan (Rp)

Desa Tanjungkerta Desa Sepatnunggal Desa Karyabakti

1. Sengon 5, 10, 15 7.500.000,00 14.280.000,00 9.480.833,00 2. Tisuk 7 0,00 250.000,00 0,00 3. Manglid 10 2.879.500,00 11.350.000,00 2.491.667,00 4. Gmelina 12 0,00 0,00 0,00 5. Mahoni 15 8.600.000,00 2.800.000,00 2.203.333,00 6. Afrika 15 0,00 0,00 0,00 7. Tanaman perkebunan 11–15 250.000,00 6.930.000,00 5.190.000,00 8. Tanaman buah 11–15 2.410.000,00 190.000,00 6.603.000,00 9. Tanaman pangan 2–4 895.000,00 0,00 60.000,00 10. Tanaman obat 3–15 1.870.000,00 734.000,00 12.540.000,00

Sumber: hasil analisis data primer 2011

D. Perhitungan Analisis Finansial

Perhitungan analisis finansial dalam pengusahaan hutan rakyat di lokasi pene-litian menggunakan parameter analisis keuntungan berdasarkan nilai nominal dan analisis kelayakan finansial berdasarkan nilai manfaat bersih (Net Present Value/ NPV), rasio biaya (Benefit Cost Ratio/BCR), dan nilai discount rate yang membuat NPV 0 (Internal Rate of Return/IRR). Untuk melakukan analisis finansial, kajian ini menggunakan tingkat suku bunga investasi menurut Bank Umum berdasarkan rerata suku bunga pada tahun 2002–2009, yaitu 14,95%. Rekapitulasi hasil analisis kelayakan finansial terdapat pada Tabel 7.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 251

Page 260: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

Tabel 7. Prospek finansial pengusahaan hutan rakyat per daur

No. Komponen nilai finansial hutan rakyat

Besar nilai finansial (Rp/daur)

Desa Tanjungkerta Desa Sepatnunggal Desa Karyabakti

1. Biaya 53.539.211,55 51.777.009,52 51.691.561,87 2. Pendapatan 100.190.000,00 102.382.000,00 255.302.500,00 3. Keuntungan 46.650.788,45 50.604.990,48 203.610.938,10 4. NPV 120.705,54 (1.686.509,37) 47.106.848,65 5. B/CR 1,00 0,94 2,88 6. IRR 0,10% -1,19% 33,49%

Tabel 7 memperlihatkan bahwa pengusahaan hutan rakyat di Desa Tanjung-kerta dapat dikatakan impas, yaitu nilai NPV-nya positif, nilai B/CR-nya sama dengan 1, dan nilai i <r. Pengusahaan hutan rakyat di Desa Sepatnunggal dianggap tidak layak dengan nilai NPV negatif, nilai B/CR <1, dan nilai i <r. Sementara itu, pengusahaan hutan rakyat di Desa Karyabakti mampu memberikan hasil finansial yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari hasil nilai NPV >0, nilai B/CR >1, dan nilai IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku (i >r) sebagai syarat suatu usaha dinyatakan memberikan hasil yang menguntungkan. Demikian juga dengan hasil penelitian Diniyati et al. (2013) yang menyatakan bahwa usaha hutan rakyat pola agroforestry di Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Ciamis, yang dilakukan pada luasan <0,25 ha tidak layak secara finansial. Menurut Jariyah & Wahyuningrum (2008) dari beberapa jenis tanaman hutan rakyat yang diusahakan pada luasan <0,25 ha memberikan nilai kelayakan yang tertinggi adalah albasia, yaitu untuk lokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur memberikan kisaran nilai B/CR sekitar 2,73–13,46, nilai IRR 13–38% dan nilai NPV Rp7.996.351–65.420.565/ha, sedangkan tanaman jati lebih banyak menunjukkan nilai tidak layak. Widyaningsih & Achmad (2012) juga menyatakan bahwa nilai finansial dari hutan rakyat mahoni dan albasia pada luasan <0,5 ha pada tingkat suku bunga 18% menghasilkan nilai yang layak. Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usaha hutan rakyat yang dilakukan pada lahan sempit (<0,25 ha) dan menggunakan tanaman kehutanan dominan yang berdaur menengah dan panjang akan memberikan hasil tidak layak. Hal ini

252 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 261: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

berkaitan dengan tingkat penerimaan petani. Apabila tanamannya berdaur mene-ngah dan panjang, petani akan lama mendapatkan hasil dari kayunya. Sebaliknya, penggunaan tanaman yang berdaur pendek akan memberikan hasil pendapatan yang lebih cepat.

Terdapatnya nilai NPV yang lebih besar di Desa Karyabakti dibandingkan dengan dua desa lainnya disebabkan oleh rendahnya biaya yang dikeluarkan respon-den untuk pengelolaan hutan rakyat di desa ini. Hampir semua responden di Desa Karyabakti mengerjakan sendiri hutan rakyatnya; berbeda halnya dengan di Desa Sepatnunggal yang kebanyakan mengelola hutan rakyat dengan cara diburuhkan sehingga menyebabkan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk pengusahaan hutan rakyat. Selain itu, responden di Desa Karyabakti menggunakan pupuk kandang dari hasil ternaknya untuk memupuk pohon di hutan rakyatnya sehingga tidak perlu membeli pupuk dari toko yang harus mengeluarkan modal.

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Pengusahaan hutan rakyat pola agroforestry dengan luas lahan <0,25 ha mem-berikan hasil yang beragam. nilai NPV tertinggi terdapat pada pengusahaan hutan rakyat di Desa Karyabakti (Kecamatan Parungponteng) sebesar Rp47.106.848,65 dengan nilai B/CR 2,88, dan nilai IRR 33,49%. Sebaliknya, pengusahaan hutan rakyat di Desa Sepatnunggal (Kecamatan Sodonghilir) diperoleh nilai NPV sebesar Rp(1.686.509,37) dengan nilai B/CR 0,94 dan nilai IRR -1,19%. Sementara itu, pengusahaan hutan rakyat di Desa Tanjungkerta (Kecamatan Pagerageung) diperoleh nilai NPV sebesar Rp120.705,54 dengan nilai B/CR 1,00 dan nilai IRR 0,10%. Oleh karena itu, pemilihan jenis tanaman sangat diperlukan apabila akan mengembangkan usaha hutan rakyat pada luasan <0,25 ha. Hal ini karena pemilihan jenis tanaman ini sangat menentukan kelayakan usaha hutan rakyat.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 253

Page 262: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

D. Diniyati & T.S. Widyaningsih

B. Saran

Berdasarkan hasil perhitungan finansial, terdapat nilai NPV yang negatif sehingga perlu peningkatan pada aspek manajemen hutan rakyat seperti pemeliha-raan tanaman agar dapat lebih meningkatkan produktivitas dan hasil panen. Selain itu, pengayaan tanaman perlu dilakukan melalui pemanfaatan lahan bawah tegakan, terutama bagi petani yang sama sekali belum menerapkannya.

Daftar Pustaka

Achmad, B., Diniyati, D., Widyaningsih, T., Fauziyah, E., Mulyati, E., & Suyarno. (2011). Pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan. Analisis ekonomi dan finansial pembangunan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan Laporan Hasil Penelitian. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.

Andayani, W. (2009). Konsep ekonomi kehutanan dan implementasinya dalam pengembangan hutan tanaman [Press release]

BPS. (2011). Kabupaten Tasikmalaya dalam angka: BPS Kabupaten Tasikmalaya.

Clive, G., Simanjuntak, P., Sabur, L. K., Maspaitella, P., & Varley, R. (2007). Pengantar evaluasi proyek. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Diniyati, D. (2009). Bentuk insentif pengembangan hutan rakyat di wilayah ekosistem Gunung Sawal, Ciamis. (Master), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Diniyati, D., Achmad, B., & Santoso, H. (2013). Analisis finansial agroforestry sengon di Kabupaten Ciamis (Studi kasus di Desa Ciomas Kecamatan Panjalu). Jurnal Penelitian Agroforestry, 1(1), 13-30.

Djam'an D.F. (2006). Mengenal manglid baros (Manglietia glauca Bl.). Manfaat dan permasalahannya. from http://www.dephut.go.id/INFORMASI/MKI/06VI/ 06VIMengenal%20manglid.htm:

254 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 263: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Kelayakan Finansial Hutan Rakyat Manglid …

Enda. (2011). Rencana kerja penyuluh kehutanan dan perkebunan Kecamatan Pagerageung tahun 2011: Pemda Kabupaten Tasikmalaya.

Fauziyah, E. (2009). Analisis skim kredit dan modal sosial dalam pengembangan usaha hutan rakyat. (Master), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Jariyah, N. A., & Wahyuningrum, N. (2008). Karakteristik hutan rakyat di Jawa. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 5(1).

Widyaningsih, T. S., & Achmad, B. (2012). Analisis finansial usahatani hutan rakyat pola wanafarma di Majenang, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 9(2), 105-120.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 255

Page 264: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 265: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Analisis Finansial Agroforestry Manglid dan Empat Jenis Tanaman Bawah di Priangan Timur

Yonky Indrajaya1 & Aris Sudomo1

ABSTRAK

Agroforestry dapat berperan penting, baik dalam produksi kayu maupun ketahanan pangan. Salah satu bentuk agroforestry yang kini prospektif untuk dikembangkan adalah dengan tanaman bawah palawija pada tahap awal dan dengan umbi-umbian pada agroforestry tingkat lanjut. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengusahaan agroforestry manglid secara finansial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembangunan plot agroforestry bersama petani dan mencatat semua biaya yang diperlukan, serta hasil yang diperoleh dari tanaman semusim selama pembangunan awal agroforestry manglid. Kriteria penilaian kelayakan usaha yang digunakan adalah NPV, IRR, dan B/CR. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) pengusahaan agroforestry manglid-palawija-umbi layak diusahakan secara finansial dengan nilai NPV sebesar Rp22.420.000, nilai IRR 6%, dan nilai B/CR 1,2; 2) tanaman bawah tegakan tidak memberikan kontribusi positif terhadap NPV; 3) penurunan produksi kayu manglid hingga 30% akan menyebabkan pengusahaan agroforestry manglid menjadi tidak layak secara financial; dan 4) pada tingkat suku bunga 8%, agroforestry manglid menjadi tidak layak secara finansial

Kata kunci: analisis finansial, agroforestry, manglid, tanaman bawah

I. Pendahuluan

Agroforestry dapat berperan penting, baik dalam produksi kayu maupun ketahanan pangan (Atangana et al., 2014). Penentuan pola agroforestry sangat tergantung pada kepentingan ekonomi dan lingkungan. Pola agroforestry akan menjadi menarik untuk diusahakan oleh petani dibandingkan dengan pola monokultur karena agroforestry dengan interaksi yang terjadi antara pohon dan

1 Balai Penelitian Teknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4, Ciamis, Jawa Barat 46201, Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 257

Page 266: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

tanaman semusim memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan lebih baik bagi lingkungan (Jose & Gordon, 2008).

Di Indonesia, sistem agroforestry telah berkembang cukup pesat dengan berbagai istilah lokal (Cahyono & Indrajaya, 2011). Salah satu bentuk agroforestry

yang diusahakan di Jawa Barat adalah agroforestry manglid. Manglid (Magnolia champaca) merupakan salah satu jenis yang telah terbukti tumbuh baik di hutan rakyat wilayah Priangan Timur, Provinsi Jawa Barat (Puspitojati et al., 2013). Kayu manglid potensial digunakan untuk bahan bangunan, furnitur, dan kerajinan. Nilai kegunaan dan permintaan pasar yang tinggi menyebabkan masyarakat menanam manglid di lahan hutan rakyat. Jenis tanaman bawah yang umumnya ditanam di bawah tegakan manglid antara lain kacang tanah, jagung, suweg, ganyong, cabe, dan kapulaga.

Masyarakat mengaplikasikan agroforestry berdasarkan pengetahuan berbasis pengalaman (Cahyono & Indrajaya, 2011). Tujuan masyarakat mengaplikasikan agroforestry adalah sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari (subsisten) dan sebagai kegiatan sampingan untuk tabungan. Hal ini berimplikasi pada input teknologi yang rendah atau ala kadarnya. Input produksi yang ala kadarnya tentu akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, analisis usaha agroforestry menjadi penting dilakukan untuk menentukan kelayakan usaha agroforestry.

Analisis finansial terhadap berbagai komoditas pertanian ataupun komoditas kehutanan berdasarkan budi daya yang terdapat di masyarakat telah banyak dilakukan (Indrajaya & Sudomo, 2013; Kusumedi & Jariyah, 2010; Siregar et al., 2007). Indrajaya & Sudomo (2013) dan Kusumedi & Jariyah (2010) dalam penelitiannya pada agroforestry sengon-kapulaga menyatakan bahwa agroforestry

sengon-kapulaga layak diusahakan secara finansial dengan proporsi pendapatan yang lebih tinggi berasal dari komoditas kayu. Sementara itu, analisis finansial agroforestry

kayu pertukangan dengan tanaman pangan belum banyak diteliti; padahal, praktik ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis agroforestry manglid dan empat jenis tanaman pangan secara finansial.

258 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 267: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

II. Metodologi

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada areal hutan rakyat yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat dengan koordinat S 07006’550’’ dan E 108022’900’’. Lahan hutan rakyat tersebut tergolong lahan kering dengan ketinggian ±894 m dpl, temperatur udara 20,4–31oC , kelembaban 62,13–89,75%, dan curah hujan mencapai 2.071 mm/tahun. Berdasarkan kriteria Schmidth & Ferguson, tipe curah hujan di lokasi penelitian termasuk tipe C (agak basah) (Balai Penyuluhan Pertanian, 2012).

Gambar 1. Lokasi penelitian

B. Pengumpulan dan Analisis Data

Uji coba pola agroforestry yang diterapkan adalah tegakan manglid dengan beberapa tanaman bawah, yaitu jagung, kacang tanah, ganyong, dan suweg yang dilakukan secara intensif. Data seluruh input produksi (meliputi bahan tanaman,

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 259

Page 268: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

pupuk, peralatan, dan tenaga kerja) dan output produksi (meliputi kayu manglid dan tanaman bawah yang dipanen) diperoleh dengan perhitungan langsung sejak pembangunan plot hingga pemanenan tanaman bawah (umur pohon manglid 0–52 bulan). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diasumsikan sebagai peralatan habis pakai sehingga tidak dihitung biaya penyusutannya.

Analisis kelayakan finansial agroforestry manglid dengan beberapa tanaman bawah dilihat dengan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Benefit/Cost Ratio (B/CR), dan Internal Rate of Return (IRR) (Thompson & George, 2009). Penelitian tentang analisis finansial usaha kehutanan telah banyak dilakukan untuk menentukan kelayakan usaha kehutanan dengan kriteria investasi NPV, B/CR, dan IRR (Ginoga et al., 2005; Kusumedi & Jariyah, 2010; Yuniati, 2011). Kriteria NPV

merupakan jumlah profit (total penerimaan tB dikurangi dengan total pengeluaran

tC ) yang terdiskon dengan faktor diskonto (1 )ti+ dalam kurun waktu tertentu (t), pada tingkat suku bunga i, seperti disajikan dalam persamaan berikut:

0

NPV(1 )

Tt t

tt

B Ci=

−=

+∑ (1)

Kriteria B/CR merupakan perbandingan dari total penerimaan terdiskon

selama kurun waktu proyek dibagi dengan total pengeluaran terdiskon selama kurun waktu proyek. Nilai B/CR akan memberikan gambaran estimasi pengembalian dalam rupiah dari investasi yang ditanamkan.

0

0

(1 )BCR=

(1 )

Tt

ttT

tt

t

Bi

Ci

=

=

+

+

∑ (2)

Kriteria IRR merupakan discount rate yang mana nilai NPV sama dengan nol.

Nilai IRR menunjukkan nilai aktual pengembalian investasi suatu proyek.

( )NPV1IRR= 2 1NPV1 NPV2

i i i+ × −−

(3)

260 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 269: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Analisis finansial dilakukan selama daur manglid optimal 16 tahun (Indrajaya, 2014) dengan penanaman tanaman bawah hingga tanaman manglid berumur 52 bulan pada tingkat suku bunga riil sebesar 4% (World Bank, 2013). Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada perhitungan aliran kas akibat perubahan yang terjadi pada parameter kunci dari perhitungan. Parameter penelitian yang diperkirakan berpotensi untuk mengalami perubahan adalah penurunan produksi (baik manglid maupun tanaman bawah tegakannya) dan perubahan tingkat suku bunga.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Estimasi Biaya Agroforestry Manglid

1. Estimasi Biaya Manglid

Tanaman manglid ditanam dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Bibit manglid diperoleh dengan cara pembelian dengan harga Rp1.000/batang. Sebelum dilakukan penanaman, pembersihan lahan memerlukan tenaga kerja sebanyak 250 hari orang kerja (HOK), dengan nilai 1 HOK sebesar Rp30.000. Waktu kerja 1 HOK terhitung mulai pukul 8.00 (pagi) dan berakhir pada pukul 12.00 (siang). Sebelum dilakukan penanaman, pemupukan dasar dilakukan menggunakan pupuk kandang dengan dosis ±5 kg/lubang tanam dan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 60 HOK. Harga pupuk kandang adalah Rp200/kg. Kegiatan penanaman dilakukan dua minggu sejak pemberian pupuk dasar/pupuk kandang dengan tenaga kerja sebanyak 60 HOK. Pemeliharaan tanaman manglid dilakukan dengan cara penyiangan seluruh lahan dengan tenaga kerja sebanyak 60 HOK. Estimasi biaya penanaman manglid disajikan dalam Tabel 1.

Estimasi volume tegakan manglid dilakukan dengan menggunakan persamaan estimasi volume yang dibuat juga di lokasi penelitian yang sama (Indrajaya, 2014) sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 261

Page 270: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Tabel 1. Estimasi biaya penanaman tegakan manglid

Komponen biaya Satuan Harga (Rp) Jumlah Total (Rp/ha)

1. Biaya bahan a. Bibit buah 1.000 2.500 2.500.000 b. Pupuk organik kilogram 200 12.500 2.500.000

2. Biaya operasional

a. Persiapan lahan HOK 30.000 250 7.500.000 b. Pemupukan HOK 30.000 60 1.800.000 c. Penanaman HOK 30.000 60 1.800.000 d. Penyiangan HOK 30.000 60 1.800.000

e. Pengangkutan bahan HOK 30.000 30 900.000

Total biaya 18.800.000

Tabel 2. Estimasi volume per hektare tegakan manglid

Umur (tahun)

Diameter (cm)

Tinggi (m)

Populasi (pohon/ha)

Volume (m3/ha)

CAI (m3/ha)

MAI (m3/ha)

0 - - 2.500 - - - 1 2,60 1,58 2.373 0,93 0,93 0,93 2 4,42 3,96 2.252 6,44 5,51 3,22 3 6,04 5,36 2.137 15,41 8,97 5,14 4 7,53 6,35 2.028 26,96 11,55 6,74 5 8,93 7,12 1.924 40,41 13,45 8,08 6 10,28 7,75 1.826 55,22 14,81 9,20 7 11,57 8,28 1.733 70,95 15,73 10,14 8 12,82 8,74 1.645 87,26 16,30 10,91 9 14,03 9,15 1.561 103,84 16,58 11,54 10 15,21 9,51 1.481 120,45 16,61 12,04 11 16,37 9,84 1.406 136,90 16,45 12,45 12 17,50 10,14 1.334 153,02 16,12 12,75 13 18,61 10,42 1.266 168,68 15,66 12,98 14 19,70 10,67 1.201 183,77 15,10 13,13 15 20,77 10,91 1.140 198,22 14,44 13,21 16 21,83 11,13 1.082 211,95 13,73 13,25

Keterangan: MAI=riap rata-rata tahunan (Mean Annual Increment); CAI= riap tahun berjalan (Current Annual Increment)

262 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 271: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Pada tahun ke-16, total volume tegakan manglid diperkirakan sebanyak >200 m3/ha. Harga jual kayu manglid adalah Rp1 juta/m3. Tabel 2 menunjukkan estimasi volume tegakan manglid hingga umur 16 tahun. Daur biologis tegakan manglid berdasarkan Tabel 1 adalah ±16 tahun, yaitu keadaan di mana nilai CAI sama dengan MAI. Oleh karena itu, analisis finansial agroforestry manglid dilakukan hingga umur 16 tahun.

2. Estimasi Biaya Kacang Tanah

Pada agroforestry awal tanaman manglid, naungan relatif belum terbentuk atau kondisi lapangan masih terbuka. Penanaman kacang tanah pada plot manglid dilaku-kan bersamaan dengan penanaman manglid dengan jarak tanam 0,2 m x 0,3 m. Persiapan lahan pada penanaman kacang tanah meliputi pembersihan dan pengo-lahan tanah. Hal ini dilakukan dengan pembersihan lahan dan mencangkul tanah sedalam ±40 cm dan membalikkan tanah. Pengolahan tanah tersebut memerlukan tenaga kerja sebanyak 325 HOK/ha. Setelah pengolahan tanah, penyebaran pupuk kandang dilakukan sebanyak 5.848 kg/ha. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengangkutan ke lokasi penanaman dan penyebaran pupuk kandang agar merata sekitar 19 HOK/ha. Penanaman kacang tanah dimulai dengan pembuatan bedengan di antara tanaman manglid dengan diselingi saluran drainase sedalam 25–30 cm dengan lebar 20 cm. Benih kacang tanah yang digunakan berasal dari varietas lokal yang ditanam dengan cara ditugal sedalam 2–3 cm dengan jarak ±20 cm sebanyak 2 buah/lubang tanam. Pada penanaman kacang tanah, tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 122 HOK/ha.

Pemupukan lanjutan dilakukan dua kali, yaitu pada 15 hari dan 35 hari setelah tanam. Pemupukan campuran urea dan NPK (4:3) pada saat kacang tanah berumur 15 hari dengan dosis 10 gram/tanaman dan berjarak 2 cm dari kacang tanah. Penyiangan dilakukan pada saat pemupukan anorganik atau tanaman kacang tanah berumur 15 hari, kemudian dilanjutkan pada umur 35 hari setelah tanam. Penyiangan dan pemupukan dilakukan dua kali dan masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 99 HOK/ha.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 263

Page 272: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Tabel 3. Estimasi biaya pengelolaan kacang tanah dengan jarak tanam 0,2 x 0,3 m

Komponen biaya Satuan Harga (Rp) Jumlah Total (Rp/ha)

1. Biaya bahan a. Bibit kg 13.000 100 1.300.000 b. Pupuk kandang kg 233 5.848 1.364.522 c. Pupuk urea kg 3.000 476 1.428.571 d. Pupuk NPK kg 3.000 357 1.071.429 e. Curacron Botol 58.000 5 282.651

2. Biaya tenaga kerja a. Pembersihan dan pengolahan

lahan HOK 30.000 325 9.746.589

b. Pemberian pupuk kandang HOK 30.000 19 584.795 c. Penanaman HOK 30.000 122 3.654.971 d. Penyiangan ke-1 dan

pemupukan lanjutan 1 HOK 30.000 99 2.984.893

e. Penyiangan ke-2 dan pemupukan lanjutan 2

HOK 30.000 99 2.984.893

f. Pemanenan HOK 30.000 81 2.436.647

Total biaya 27.839.961

3. Estimasi Biaya Jagung

Jenis tanaman pertanian yang ditanam pada daur kedua atau saat manglid berumur enam bulan adalah jagung. Bibit jagung hibrida Bisi-2 yang ditanam adalah sebanyak 15 kg/ha dengan harga bibit adalah Rp51.000/kg. Pupuk dasar yang diberikan pada tanaman jagung adalah pupuk organik (kandang) dan pupuk lanjutan nonorganik (urea dan NPK). Penyiapan lahan dilakukan dengan pembersihan lahan dan mencangkul tanah sedalam 30–40 cm dan membalikkannya. Tenaga kerja untuk kegiatan penyaiapan lahan ini sebanyak 325 HOK/ha. Penyebaran pupuk kandang secara merata ke areal penanaman sebanyak 5 ton/ha. Tenaga kerja untuk pengangkutan ke lokasi penanaman dan penyebaran pupuk merata ke areal penanaman sebanyak 19 HOK/ha. Penanaman jagung dilakukan dengan jarak tanam 0,3 m x 0,8 m dan membentuk lubang tanam dengan tugal. Setiap lubang

264 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 273: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

tanam diberi dua butir jagung dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Kegiatan penanaman ini memerlukan tenaga kerja sebanyak 122 HOK/ha.

Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiangan, pemupukan, dan pengguludan pada barisan jagung. Penyiangan dan penimbunan jagung dilakukan pada saat pemupukan anorganik umur 15 hari dan dilanjutkan pada umur 35 hari setelah tanam. Penyiangan dan pengguludan dilakukan dengan mencangkul tanah di sela-sela barisan jagung. Rumput atau gulma dan tanah hasil penyiangan ditimbunkan atau diurugkan pada pupuk. Satu kali proses pemeliharaan, yaitu penyiangan, pengguludan, dan pemupukan lanjutan ini dalam satu paket diperlukan tenaga kerja sebanyak 99 HOK/ha. Rincian kegiatan dan biaya budi daya jagung pada agroforestry manglid di lokasi penelitian disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Estimasi biaya pengelolaan jagung dengan jarak tanam 0,3 x 0,8 m

Komponen biaya Satuan Harga (Rp) Jumlah Total (Rp/ha)

1. Biaya bahan a. Bibit kg 51.000 15 765.000 b. Pupuk kandang kg 233 5.848 1.364.522 c. Pupuk urea kg 3.000 476 1.428.571 d. Pupuk NPK kg 3.000 357 1.071.429 e. Curacron Botol 58.000 5 282.651

2. Biaya tenaga kerja a. Pembersihan dan pengolahan

lahan HOK 30.000 325 9.746.589

b. Pemberian pupuk kandang HOK 30.000 19 584.795 c. Penanaman HOK 30.000 122 3.654.971 d. Penyiangan ke-1 dan

pemupukan lanjutan 1 HOK 30.000 99 2.984.893

e. Penyiangan ke-2 dan pemupukan lanjutan 2

HOK 30.000 99 2.984.893

f. Pemanenan HOK 30.000 81 2.436.647

Total biaya 27.304.961

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 265

Page 274: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Dengan input produksi seperti disajikan dalam Tabel 4, hasil produksi jagung di bawah tegakan manglid di lokasi penelitian sebesar 7.006 kg/ha. Harga jagung pipilan kering adalah Rp2.150/kg sehingga total pendapatan yang diperoleh dari penanaman jagung sebesar Rp15.062.470. Oleh karena itu, kegiatan penanaman jagung ini mengalami defisit sebesar Rp(12.242.491) [tanda kurung berarti minus] atau pengusahaan jagung di lokasi penelitian dengan input produksi yang ada mengalami kerugian. Hal ini berbeda dengan temuan Hadi (2009) di Jambi yang menanam jagung Bisi-2 di bawah tegakan kelapa yang mendapatkan hasil positif dari jagung sebesar Rp1.042.250/ha/musim.

4. Estimasi Biaya Ganyong

Penanaman ganyong dilakukan pada saat manglid berumur 32 bulan dan dipanen pada saat manglid berumur 40 bulan (durasi 8 bulan). Penyiapan lahan dengan pembabatan alang-alang dan mencangkul tanah sedalam 30–40 cm. Jarak tanam untuk penanaman ganyong masing-masing adalah 120 cm x 80 cm. Kegiatan penyiapan lahan meliputi pembersihan lahan dan pengolahan tanah memerlukan tenaga kerja sebanyak 162 HOK/ha. Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm sedalam 20–30 cm. Penanaman ganyong dilakukan dengan menaruh mata tunas di bagian atas dan menimbunnya dengan tanah. Tenaga kerja untuk kegiatan penanaman ganyong sebanyak 81 HOK/ha. Pupuk dasar pada saat penanaman ganyong adalah pupuk kotoran ayam sebanyak 4.167 kg/ha atau dengan dosis 800 gram/lubang. Tenaga kerja untuk pemberian pupuk kandang sebanyak 81 HOK/ha. Penyiangan dan pemupukan lanjutan dilakukan bersamaan setelah ganyong berumur dua dan empat bulan. Dosis pemupukan menggunakan urea dan NPK (1:2) sebanyak 70 gram/tanaman. Kegiatan penyiangan, pemupukan lanjutan, dan pengguludan memerlukan tenaga kerja sebanyak 68 HOK/ha.

266 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 275: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Tabel 5. Estimasi biaya pengelolaan ganyong dengan jarak tanam 1,2 x 0,8 m

Komponen biaya Satuan Harga (Rp) Jumlah Total (Rp/ha)

1. Biaya bahan a. Bibit Buah/pc 350 5.200 1.820.000 b. Pupuk kandang kg 233 4.167 972.222 c. Pupuk urea kg 3.000 243 729.167 d. Pupuk NPK kg 3.000 486 1.458.333 e. Curacron Botol 58.000 5 282.651

2. Biaya tenaga kerja a. Pembersihan dan pengolahan

lahan HOK 30.000 162 4.873.294

b. Pemberian pupuk kandang HOK 30.000 81 2.436.647 c. Penanaman HOK 30.000 81 2.436.647 d. Penyiangan ke-1 dan

pemupukan lanjutan 1 HOK 30.000 68 2.046.784

e. Penyiangan ke-2 dan pemupukan lanjutan 2

HOK 30.000 68 2.046.784

f. Pemanenan HOK 30.000 58 1.754.386

Total biaya 20.856.915

5. Estimasi Biaya Suweg

Penyiapan lahan untuk penanaman suweg adalah mencangkul tanah sedalam 30–40 cm dan membalikkan tanah hasil cangkulan. Jarak tanam yang digunakan penanaman suweg adalah 1,2 m x 0,8 m. Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm sedalam 20–30 cm. Tenaga kerja untuk kegiatan penyiapan lahan dan penanaman masing-masing diperlukan sebanyak 162 HOK/ha dan 81 HOK/ha. Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 800 gram/lubang tanam. Kegiatan pemberian pupuk kandang per lubang tanam ini memerlukan tenaga kerja sebanyak 81 HOK/ha. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pengguludan, dan pemupukan lanjutan dilakukan pada saat tanaman berumur dua bulan dan empat bulan setelah tanam. Satu kali kegiatan pemeliharaan memerlukan tenaga kerja sebanyak 68 HOK/ha.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 267

Page 276: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Tabel 6. Estimasi biaya pengelolaan suweg dengan jarak tanam 1,2 x 0,8 m

Komponen biaya Satuan Harga (Rp) Jumlah Total (Rp/ha)

1. Biaya bahan a. Bibit Buah/pc 350 5.200 1.820.000 b. Pupuk kandang kg 233 4.167 972.222 c. Pupuk urea kg 3.000 243 729.167 d. Pupuk NPK kg 3.000 486 1.458.333 e. Curacron Botol 58.000 5 282.651

2. Biaya tenaga kerja a. Pembersihan dan pengolahan

lahan HOK 30.000 162 4.873.294

b. Pemberian pupuk kandang HOK 30.000 81 2.436.647 c. Penanaman HOK 30.000 81 2.436.647 d. Penyiangan ke-1 dan

pemupukan lanjutan 1 HOK 30.000 68 2.046.784

e. Penyiangan ke-2 dan pemupukan lanjutan 2

HOK 30.000 68 2.046.784

f. Pemanenan HOK 30.000 58 1.754.386

Total biaya 20.856.915

B. Analisis Finansial Agroforestry Manglid

Berdasarkan estimasi biaya pada bagian sebelumnya, analisis tentang biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh selama 16 tahun pengusahaan agroforestry manglid dapat disajikan dalam Tabel 7. Harga setiap satuan biaya dan pendapatan disajikan dalam Tabel 8. Selanjutnya, aliran kas selama daur (16 tahun) disajikan dalam Tabel 9.

268 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 277: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Tabel 7. Input-output pengelolaan agroforestry manglid dengan beberapa tanaman bawah selama 16 tahun

Uraian input-output Satuan Tahun ke-

1 2 3 4 5–15 16

I. Input 1. Bahan tanam

- Bibit manglid batang 2.500

- Bibit kacang tanah kg 100

- Bibit jagung kg 15

- Bibit ganyong kg

5.200

- Bibit suweg kg

5.200

2. Pupuk dan obat-obatan

- Kandang kg/ha 24.196

8.334

- Urea kg/ha 952

486

- NPK kg/ha 833

972

- Herbisida botol/ha 10

10

3. Tenaga kerja (manglid)

- Persiapan lahan HOK 250

- Pemupukan HOK 60

- Penanaman HOK 60

- Penyiangan HOK 60

- Pengangkutan bahan HOK 30

4. Tenaga kerja (tanaman bawah tegakan)

- Pembersiahan lahan dan pengolahan tanah HOK 650

650 324

- Pemberian pupuk kandang HOK 38

38 162

- Penanaman HOK 244

244 162

- Penyiangan 1 dan pemupukan lanjutan 1 HOK 198

198 136

- Penyiangan 2 dan pemupukan lanjutan 2 HOK 198

198 136

- Pemanenan HOK 162

162 116

II. Output

1. Tanaman bawah tegakan

- Kacang tanah kg 1.410

1.410

- Jagung kg 7.006

7.006

- Ganyong kg

6.667

- Suweg kg

4.565

2. Kayu manglid m3 211.95

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 269

Page 278: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Tabel 8. Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis finansial

Uraian input-output Satuan Harga (Rp)

I. Input 1. Bahan tanam

- Bibit manglid batang 1.000 - Bibit kacang tanah kg 13.000 - Bibit jagung kg 51.000 - Bibit ganyong kg 350 - Bibit suweg kg 350

2. Pupuk dan obat-obatan

- Kandang kg/ha 233 - Urea kg/ha 3.000 - NPK kg/ha 3.000 - Herbisida botol/ha 58.000

3. Tenaga kerja (manglid)

- Persiapan lahan HOK 30.000 - Pemupukan HOK 30.000 - Penanaman HOK 30.000 - Penyiangan HOK 30.000 - Pengangkutan bahan HOK 30.000

4. Tenaga kerja (tanaman bawah tegakan)

- Pembersiahan lahan dan pengolahan tanah HOK 30.000 - Pemberian pupuk kandang HOK 30.000 - Penanaman HOK 30.000 - Penyiangan 1 dan pemupukan lanjutan 1 HOK 30.000 - Penyiangan 2 dan pemupukan lanjutan 2 HOK 30.000 - Pemanenan HOK 30.000

II. Output

1. Tanaman bawah tegakan

- Kacang tanah kg 8.000 - Jagung kg 3.000 - Ganyong kg 2.000 - Suweg kg 2.000

2. Kayu manglid m3 800.000

270 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 279: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Tabel 9. Aliran kas pengusahaan agroforestry manglid daur 16 tahun (x 1.000)

Uraian input-output Tahun ke-

1 2 3 4 5–15 16

I. Input 1. Bahan tanam

- Bibit manglid 2.500

- Bibit kacang tanah 1.300

- Bibit jagung 765

- Bibit ganyong

1.820

- Bibit suweg

1.820

2. Pupuk dan obat-obatan

- Kandang 5.638

1.942

- Urea 2.856

1.458

- NPK 2.499

2.916

- Herbisida 580

580

3. Tenaga kerja (manglid)

- Persiapan lahan 7.500

- Pemupukan 1.800

- Penanaman 1.800

- Penyiangan 1.800

- Pengangkutan bahan 900

4. Tenaga kerja (tanaman bawah tegakan)

- Pembersiahan lahan dan pengolahan tanah 19.500

19.500 9.720

- Pemberian pupuk kandang 1.140

1.140 4.860

- Penanaman 7.320

7.320 4.860

- Penyiangan 1 dan pemupukan lanjutan 1 5.940

5.940 4.080

- Penyiangan 2 dan pemupukan lanjutan 2 5.940

5.940 4.080

- Pemanenan 4.860

4.860 3.480

Total pengeluaran 74.638

44.700 41.616

II. Output 1. Tanaman bawah tegakan

- Kacang tanah 11.280

11.280

- Jagung 21.017

21.017

- Ganyong

13.333

- Suweg

9.130

2. Kayu manglid

169.560

Total penerimaan 32.297

32.297 22.463

169.560

Profit 42.340

12.403 19.153

169.560

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 271

Page 280: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Berdasarkan Tabel 9, nilai NPV agroforestry manglid-kacang tanah, jagung, ganyong dan suweg adalah Rp22.420.000 dengan nilai IRR 6% dan nilai B/CR 1,2. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa semua kriteria investasi telah terpenuhi yang berarti pengusahaan agroforestry manglid layak secara finansial. Namun demikian, tanaman bawah tegakan yang dimaksudkan menjadi tambahan penda-patan petani dalam pola agroforestry justru berkontribusi negatif terhadap NPV. Pengusahaan tanaman bawah tegakan dengan input produksi yang cukup tinggi tidak diikuti dengan hasil yang tinggi. Dengan demikian, pengusahaan tanaman bawah tegakan kacang tanah, jagung, ganyong, dan suweg merugi.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen dalam model terhadap hasil analisis. Variabel yang diuji dalam analisis sensitivitas adalah jika produksi kayu manglid ataupun tumbuhan bawahnya turun 15% dan 30%. Selain itu, pengaruh tingkat suku bunga terhadap hasil agroforestry manglid juga diuji. Hasil dari analisis sensitivitas penurunan produksi agroforestry manglid disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10. Analisis sensitivitas AF manglid pada beberapa penurunan produksi

Jenis tanaman Penurunan produksi Kriteria investasi Nilai

Kacang tanah 0,15 NPV 19.289

IRR 6%

B/CR 1,13

0,30 NPV 16.158

IRR 5%

B/CR 7,44

Jagung 0,15 NPV 16.186

IRR 6%

B/CR 1,11

0,30 NPV 10.752

IRR 5%

B/CR 1,07

Ganyong 0,15 NPV 21.249

IRR 6%

B/CR 1,11

272 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 281: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Jenis tanaman Penurunan produksi Kriteria investasi Nilai

0,30 NPV 19.001

IRR 6%

B/CR 1,13

Suweg 0,15 NPV 21.249

IRR 6%

B/CR 1,14

0,30 NPV 20,079

IRR 6%

B/CR 1,14

Manglid 0,15 NPV 8.841

IRR 5%

B/CR 1,14

0,30 NPV (4.739)

IRR 3%

B/CR 1,34

Keterangan: Nilai NPV x 1.000

Penurunan produksi tumbuhan bawah tegakan (kacang tanah, jagung,

ganyong, dan suweg) hingga 30% tidak menyebabkan pengusahaan agroforestry manglid menjadi tidak layak karena kontribusi pendapatan yang cukup besar dari kayu manglid. Secara umum, tumbuhan bawah tegakan kayu manglid merugi atau berkontribusi negatif terhadap NPV sehingga penurunan produksi hanya akan menambah kerugian agroforestry manglid. Penurunan produksi kayu manglid sebesar 30% akan menyebabkan nilai NPV yang negatif dan nilai IRR yang lebih rendah dari suku bunga yang digunakan dalam perhitungan. Oleh karena itu, penurunan produksi kayu manglid sebanyak 30% akan menyebabkan pengusahaan agroforestry manglid menjadi tidak layak secara finansial.

Pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap hasil yang diperoleh dari agroforestry manglid disajikan dalam Tabel 8. Pada tingkat suku bunga 2%, yang mana lebih rendah dari suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini (4%), nilai NPV menjadi lebih tinggi yaitu sebesar Rp52.624.000. Sementara itu, pada tingkat suku bunga 8%, pengusahaan agroforestry manglid menjadi tidak layak secara finan-

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 273

Page 282: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

sial yang ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp(13.634.000) [tanda kurung berarti minus]. Tabel 11. Analisis sensitivitas agroforestry manglid pada perubahan tingkat suku bunga

Kriteria Tingkat suku bunga

2% 6% 8%

NPV (x Rp1.000/ha) 52.624 1.219 (13.634) IRR 6,14% 6,14% 6,14% B/CR 1,34 1,01 0,90

Keterangan: tanda kurung berarti minus

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu 1) pola agroforestry manglid secara finansial layak diusahakan dengan nilai NPV Rp22.420.000, nilai IRR 6%, dan nilai B/CR 1,2 ; (2) penanaman tumbuhan bawah tegakan kacang tanah, jagung, ganyong, dan suweg tidak memberikan kontribusi positif terhadap nilai NPV; 3) penurunan produksi kayu manglid hingga 30% akan menyebabkan pola agroforestry manglid menjadi tidak layak secara finansial; dan 4) pada tingkat suku bunga 8%, agroforestry manglid menjadi tidak layak secara finansial.

B. Saran

Pengusahaan agroforestry manglid dan beberapa tanaman bawah pada pene-litian ini menunjukkan adanya peran tanaman bawah yang kurang memberikan kontribusi positif terhadap nilai NPV. Hal ini karena produksi tanaman bawah yang tidak berkontribusi positif terhadap nilai NPV. Oleh karena itu, pemeliharaan yang lebih intensif terhadap tanaman bawah tegakan dengan input produksi yang lebih efisien dapat berpotensi untuk meningkatkan nilai NPV agroforestry manglid.

274 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 283: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Anali s i s Finansial Agrofore s try Mangl id …

Daftar Pustaka

Atangana, A., Khasa, D., Chang, S., & Degrande, A. (2014). Tropical Agroforestry: Springer.

Balai Penyuluhan Pertanian, P. d. K. (2012). Kecamatan Sukamantri.

Cahyono, S. A., & Indrajaya, Y. (2011). Agroforestri tradisional Indonesia berbasis kearifan lokal: Masa depan yang terancam. Paper presented at the Seminar nasional hari lingkungan hidup, UNSOED Purwokerto.

Ginoga, K. L., Wulan, Y., & Djaenudin, D. (2005). Karbon dan peranannya dalam kelayakan usaha hutan tanaman jati (Tectona Grandis) di KPH Saradan, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi, 2, 183-202.

Hadi, R. (2009). Teknik optimalisasi pemanfaatan lahan di antara tanaman kelapa di daerah pasang surut Jambi. Buleting Teknik Pertanian, 14(1).

Indrajaya, Y. (2014). Daur optimal hutan rakyat manglid di Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Indrajaya, Y., & Sudomo, A. (2013). Analisis finansial agroforestry sengon dan kapulaga di Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Ciamis. Jurnal Agroforestry.

Jose, S., & Gordon, A. M. (2008). Ecological knowledge and agroforestry design: an introduction. In S. Jose & A. M. Gordon (Eds.), Toward agroforestry design: An ecological approach. Springer.

Kusumedi, P., & Jariyah, N. A. (2010). Analisis finansial pengelolaan agroforestry dengan pola sengon kapulaga di Desa Tirip, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 7(2), 93-100.

Puspitojati, T., Sudomo, A., & Rohandi, A. (2013). Peningkatan produktivitas lahan melalui pola agroforestry kayu pertukangan dengan tanaman pangan.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 275

Page 284: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Y. Indrajaya & A. Sudomo

Siregar, U. J., Rachmi, A., Massijaya, M. Y., Ishibashi, N., & Ando, K. (2007). Economic analysis of sengon (Paraserianthes falcataria) community forest plantation, a fast growing species in East Java, Indonesia. Forest policy and economics, 9, 822-829.

Thompson, D., & George, B. (2009). Financial and economic evaluation of agroforestry. In I. Nuberg, B. George & R. Reid (Eds.), Agroforestry for natural resource management. Collingwood Australia: CSIRO Publishing.

World Bank. (2013). World Bank Indicator.

Yuniati, D. (2011). Analisis finansial dan ekonomi pembangunan hutan tanaman Dipterokarpa dengan teknik SILIN (Studi kasus PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Barat). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 8(4), 239-249.

276 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 285: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid (Magnolia champaca) di Kabupaten Tasikmalaya

Soleh Mulyana1 ABSTRAK

Pemasaran merupakan kegiatan akhir sebagai penentu keberhasilan dalam suatu usaha, begitu pula terhadap budi daya kayu. Para petani dalam memasarkan kayu manglid masih berupa pohon berdiri di kebunnya. Kajian ini bertujuan mengetahui pola saluran pemasaran berikut margin pemasaran yang terjadi di Kabupaten Tasikamalaya yang merupakan salah satu wilayah sentra kayu manglid di Priangan Timur. Metode snowball dan wawancara digu-nakan untuk mengetahui pola saluran pemasaran, sedangkan parameter Setyaningsih. (2008) digunakan untuk mengetahui margin pemasaran. Hasil kajian dijumpai delapan pola saluran pemasaran kayu manglid sampai ke konsumen, yaitu enam pola untuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan dua pola saluran pemasaran untuk memenuhi konsumen ke wilayah Bandung. Margin pemasaran tertinggi sebesar 58,90% dan terkecil sebesar 4,76%; margin keuntungan tertinggi sebesar 33,33% dan terkecil sebesar 2,38%; efisiensi pemasaran pada saluran I sebesar 16,79%, sedangkan Farmer Share tertinggi sebesar 69,93%.

Kata kunci: kayu manglid, pola saluran pemasaran, margin pemasaran

I. Pendahuluan

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai sentra penghasil komoditas kayu manglid yang tumbuh secara alami. Heyne (1987) menyatakan bahwa manglid merupakan salah satu jenis kayu khas Pulau Jawa dan paling banyak ditemukan di daerah Jawa Barat. Wilayah JawaTengah tidak umum dijumpai pohon manglid, bahkan jarang sekali dijumpai pohon jenis ini di Jawa Timur. Pada beberapa daerah, kayu manglid terkenal dengan beberapa nama, antara lain jatuh, madang limpaung (Sumatra); baros, manglid, cempaka bulus (Sunda atau

1 Balai PenelitianTeknologi Agroforestry; Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4 Ciamis, Jawa Barat 46201 Email: [email protected]

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 277

Page 286: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Jawa). Hasil penelitian Rohandi et al. (2010) menunjukkan bahwa kayu manglid di Priangan Timur tersebar pada jenis tanah lotosol, andosol, alluvial, dan podsolik merah kuning pada ketinggian 400–1.200 m dpl, curah hujan 1.500–3.500 mm/tahun, dan kelerengan 0–45%. Kayu manglid dikembangkan dan dijadikan komoditas unggulan melalui agroforestry pada progam pengembangan hutan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (Rimpala, 2001).

Pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kegiatan usaha, begitu pula pada pengelolaan hutan rakyat pola agroforestry. Proses pemasaran merupakan kegiatan menyelaraskan antara kepentingan petani (produsen) dengan keinginan konsumen. Selama proses kegiatan pemasaran dari produsen ke konsumen, terbentuk suatu rantai tata niaga. Setyaningsih dalam Sundawati (2008) menyebut-kan terdapatnya suatu alur pemasaran, yaitu suatu jalur atau hubungan yang dilewati oleh arus barang-barang, aktivitas, dan informasi dari produsen ke konsumen dengan melibatkan komponen yang membentuk suatu rantai pemasaran, yaitu produk, pelaku, aktivitas, dan input. Banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat akan memperpanjang alur pemasaran sehingga berpengaruh terhadap posisi tawar di tingkat petani (produsen) atau besarnya harga yang harus ditanggung konsumen.

Menurut Achmad et al. (2006), pemasaran komoditas hasil hutan rakyat masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain 1) produk dihasilkan oleh petani dalam unit-unit kecil; 2) produksi tergantung pada musim dan kebutuhan sosial ekonomi produsen; 3) produk yang dihasilkan tidak dapat dijual secara langsung atau sulit dilakukan penjualan langsung ke konsumen akhir; 4) produk bersifat ruah atau memakan tempat (bulky); 5) untuk jenis-jenis tertentu produk hanya bisa dijual di suatu tempat tertentu.

Informasi pasar dan berfungsinya pasar dengan baik sangat diperlukan untuk mengarahkan produk guna memenuhi peluang pasar dan menambah pendapatan para petani. Sebagaimana ditegaskan Achmad et al. (2009), apabila pemasaran dapat dilakukan secara langsung oleh pemilik komoditas kepada pengguna, efisiensi pemasaran yang optimal bisa dicapai sehingga pendapatan produsen akan

278 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 287: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

meningkat. Sementara itu, Kotler (2002) menyatakan bahwa saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi di mana penyaluran produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.

2. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen.

Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, serta desakan kebutuhan para

petani menjadi kendala dalam memenuhi bentuk produk sebagaimana permintaan konsumen. Keadaan ini menjadikan pemasaran komoditas kayu manglid masih berupa pohon berdiri di kebunnya. Hal inilah yang menjadi peluang usaha dengan munculnya berbagai tingkatan lembaga pemasaran. Tujuan kajian ini adalah mengetahui tingkatan lembaga pemasaran, pola saluran pemasaran, dan margin pemasaran terhadap produk komoditas kayu manglid yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya.

II. Metodologi

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kabupaten Tasikmalaya terpilih sebagai lokasi penelitian karena sebagai salah satu sentra kayu manglid dan pemasok di wilayah Priangan Timur. Kegiatan kajian dilakukan dimulai pada bulan April 2013.

B. Penentuan Responden

1. Para petani terpilih secara sengaja (provosive sampling) sebagai pengelola hutan rakyat pola agroforestry komoditas kayu manglid.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 279

Page 288: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

2. Lembaga pemasaran berdasarkan penelusuran (snawball sampling) mulai dari tingkat dusun, kecamatan, hingga kabupaten yang terlibat dalam pemasaran komoditas kayu manglid berdasarkan informasi awal dari para petani.

C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara bersama petani dan lembaga pemasaran dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, antara lain laporan dari instansi terkait ataupun hasil kegiatan penelitian sebelumnya sebagai referensi.

D. Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik para petani, lembaga pemasaran, dan pola saluran pemasaran. Semen-tara, margin pemasaran dianalisis menggunakan parameter margin pemasaran, margin keuntungan, dan tingkat efisiensi pemasarannya (Setyaningsih, 2008) dengan uraian sebagai berikut:

• Margin pemasaran (marketing margin) untuk setiap lembaga pemasaran diperoleh dengan menggunakan rumus:

Mj = Pj – Pf atau Mj = ∑ B + ∆

Keterangan: Mj = margin pemasaran pada tingkat lembaga pemasaran ke-j Pj = harga di tingkat lembaga pemasaran ke-j Pf = harga di tingkat lembaga pemasaran ke-f (sebelum lembaga

pemasaran ke-j) B = biaya pemasaran ∆ = keuntungan lembaga pemasaran

280 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 289: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

• Margin keuntungan (profit margin) diperoleh dengan menggunakan rumus:

Keterangan: Ski, Sbi = bagian keuntungan yang diterima lembaga pemasaran Sp = besarnya kontribusi harga yang diterima produsen bi = biaya tata niaga ke-i ki = keuntungan ke-i Pr = harga ditingkat konsumen (user) Pf = harga ditingkat produsen (farm)

• Tingkat efisiensi pemasaran menggunakan rumus:

III. Hasil dan Pembahasan

A. Produksi Kayu Manglid

Berdasarkan data sekunder diperoleh produksi kayu bulat (log) selama tiga tahun (2010–2012) (Dishutbun Kabupaten Tasikmalaya, 2013) sebagaimana disaji-kan pada Gambar 1. Grafik pada Gambar 1 menunjukan bahwa keadaan produksi kayu albasia menempati posisi tertinggi, sedangkan kayu manglid berada pada urutan kedua dari yang terkecil sebelum pinus. Mengingat perbandingan daur ekonomis manglid dengan albasia 1:3 (15 tahun:5 tahun), para petani cenderung membudi-dayakan albasia. Hal ini mengakibatkan tempat tumbuh kayu manglid secara alami ataupun budi daya terdegradasi oleh jenis albasia.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 281

Page 290: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Sumber: hasil pengolahan data tahun 2013

Gambar 1. Grafik produksi log kayu manglid (m3) tahun 2010–2012

B. Karakteristik Lembaga Pemasaran

Petani (produsen) secara umum memasarkan kayu masih dalam keadaan pohon berdiri di kebunnya, sedangkan permintaan konsumen sudah berupa sawn timber atau barang jadi siap pakai. Keadaan ini membuat peluang usaha munculnya berbagai tingkatan lembaga pemasaran. Berdasarkan data, informasi awal, dan hasil penelusuran terhadap lembaga pemasaran yang terlibat dalam komoditas kayu manglid, ternyata dijumpai berbagai lembaga pemasaran, antara lain penyiar (informan), bandar pengepul, industri penggergajian, pedagang kayu gergajian antarkota, industri barang jadi, dan toko material/los kayu (pengecer) dengan berbagai kegiatan dan peranan yang dilakukannya, yaitu:

1. Produsen (petani): peranannya sebagai pemilik dan pengelola hutan rakyat yang menghasilkan produk komoditas kayu manglid.

2. Penyiar (imforman): peranannya sebagai pencari dan pemberi informasi tentang lokasi, harga, kondisi fisik, dan dimensi setiap jenis pohon (diameter, volume, dan keadaan lapangan). Informasi ini kemudian disampaikan kepada lembaga pemasaran lain atau yang telah memiliki kerja sama dengannya dengan harapan akan mendapatkan komisi dari pembeli.

282 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 291: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

3. Industri penggergajian: merupakan pemilik modal dan peralatan mesin pengger-gajian yang berperan sebagai pembeli kayu berupa pohon/log secara langsung dari patani atau melaui lembaga penyiar (informan), ataupun dari pedagang penge-pul. Peranannya adalah merubah bahan baku log menjadi kayu gergajian (sawn timber), kemudian dijual kembali secara langsung ke konsumen akhir, yaitu ke lembaga pemasaran berikutnya (pedagang kayu gergajian antarkota, los kayu/toko material, dan industri barang jadi).

4. Industri barang jadi: merupakan pemilik modal dan pembeli bahan baku (sawn timber) dari industri pergajian. Bermodalkan peralatan dan keahliannya, pelaku ini dapat merubah bentuk kayu menjadi barang siap pakai (seperti pintu panel dan mebel) yang kemudian dijual kembali ke konsumen akhir atau toko mebel.

5. Los kayu (toko material): merupakan pemilik modal dan tempat berjualan, yaitu sebagai pembeli kayu gergajian untuk dijual kembali ke konsumen akhir, baik dalam jumlah yang besar maupun secara eceran. Peranananya sangat membantu bagi konsumen yang memerlukan kayu gergajian dalam jumlah sedikit.

6. Pedagang kayu gergajian: merupakan pemilik modal dan sebagai pembeli kayu gergajian dari industri penggergajian untuk dijual kembali ke lembaga pemasaran berikutnya (los kayu atau industri barang jadi), terutama lintas kota, kabupaten, atau provinsi. Peranannya sangat membantu industri penggergajian dalam memasarkan dan memasok los kayu (toko material) dan industri barang jadi yang berada di pusat perkotaan.

C. Pola Saluran Pemasaran

Hasil penelusuran data dan wawancara yang dibuat dalam bentuk pola saluran pemasaran (alur tata niaga) produk kayu manglid sebagaimana disajikan pada Gambar 2. Gambar ini menunjukan bahwa terdapat delapan pola saluran pema-saran kayu manglid yang melibatkan beberapa tingkatan lembaga pemasaran. Pola saluran pemasaran yang terjadi untuk sampai ke konsumen di Kabupaten Tasikmalaya terdapat enam pola saluran pemasaran, sedangkan dua pola saluran pemasaran tambahan untuk memenuhi konsumen di wilayah Bandung.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 283

Page 292: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Sumber: hasil penelusuran terhadap lembaga pemasaran 2013

Gambar 2. Bagan saluran pemasaran kayu manglid mulai dari Kabupaten Tasikmalaya sampai ke Bandung.

D. Pemasaran

1. Harga Kayu Manglid

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, harga kayu manglid ketika masih berdiri di kebun dan harga kayu gelondongan (log) di pinggir jalan disajikan pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa adanya kisaran harga dikarenakan harga masih berubah tetapi tetap di kisaran tersebut. Perubahan harga tergantung pada keadaaan topografi dan jauh dekatnya transportasi ke industri penggergajian ataupun konsumen.

8

7

8

7

7,8

3,6 3,6

2,5 2,4

1,4

P E T A N I

Penyiar (informan)

Industri

Gergajian

Los Kayu /Toko

Material

Konsumen

Akhir

Industri Barang

Jadi

Pedagang Kayu

Gergajian

Los Kayu /Toko

Material

Industri Barang

Jadi

Ke Bandung

Kabupaten Tasik dan Ciamis

1,2,3

4,5,6

284 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 293: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

Tabel 1. Kisaran harga kayu manglid sesuai kelas diameter di kebun dan log di pinggir jalan

No.

Kelas diameter bebas cabang

batang (Ø cm)

Tinggi bebas

cabang (m)

Harga pohon masih berdiri

di kebun (Rp/m3)

Panjang kayu

gelondongan (m)

Harga gelondongan (log) di pinggir jalan (Rp/m3)

1. 10–15

≥4

150.000–250.000 1,3–1,6 300.000–450.000 2. 16–19 250.000–300.000 1, 3–2,0 500.000–600.000 3. 20–25 400.000–500.000 2,0–3,0 700.000–900.000 4. 26–30 600.000–900.000 2,0–3,0 1.000.000–2.000.000 5. 31-up 1.000.000- 1.500.000 2,0–3,0 1.000.000–2.000.000

Sumber: hasil pengolahan data 2013

2. Biaya Pemasaran

Hasil olah data biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran disajikan pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Biaya pemasaran setiap lembaga pemasaran komoditas kayu manglid Wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya.

Lembaga pemasaran

Biaya pemasaran dan Nilai jual (Rp/m3)

Produksi & administrasi

Pembelian Nilai jual Persentase (%)

a b c (a+b)/cx100%

Produsen (Petani)

- Produksi 157.724 - 1.000.000

Jumlah 157.724 1.000.000 15,77

Industri penggergajian 1 m3 log

- 1 m3 log 1.000.000 - Penebang+transportasi/m3 50.000 - - - Administrasi 15.000 - - - KayuBakar - - 10.000 - Gesek 175.000 - - - Bahbir - - 20.000 - Kayu gergajian 70%x1 m3xRp2 juta - - 1.400.000

Jumlah 240.000 1.000.000 1.430.000 86,71

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 285

Page 294: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Lembaga pemasaran

Biaya pemasaran dan Nilai jual (Rp/m3)

Produksi & administrasi

Pembelian Nilai jual Persentase (%)

a b c (a+b)/cx100%

Los Kayu (toko material)

- Kayu gergajian (0,7 m3xRp2 juta/m3) 1.400.000 - Administrasi 10.000 - - - Transportasi 25.000 - Kayu gergajian 70%x1 m3xRp2,1 juta 1.470.000

Jumlah 35.000 1.400.000 1.470.000 97,62

Industri barang jadi

- Kayu gergajian (0,7 m3xRp2 juta/m3) 1.400.000 - Pembuatan 6 buah pintu panel

@Rp250.000 1.500.000 - - - Transportasi 100.000 - - - Pintu panel jadi 6 buah @Rp750.000 - - 4.500.000

Jumlah 1.600.000 1.400.000 4.500.000 66,67

Industri penggergajian via penyiar

- 1 m3 log 1.000.000 - Komisi 2,5% penyiar (imforman) 25.000 - Penebang+transportasi 50.000 - - - Administrasi 15.000 - - - Kayu bakar - - 10.000 - Gesek 175.000 - - - Bahbir - - 20.000 - Kayu gergajian 70%x1 m3xRp2 juta - - 1.400.000

Jumlah 240.000 1.025.000 1.430.000 88,46

Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran kayu manglid per m3. Biaya terkecil terdapat pada produsen sebesar 15,17%; sedangkan lembaga pemasaran ≥60%, industri penggergjian sekitar 86,71–88,71%, los kayu sekitar 93,33–97,62%, dan industri barang jadi sekitar 66,67–79,69% dari nilai harga jual di setiap lembaga pemasaran.

286 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 295: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

Tabel 3. Biaya pemasaran setiap lembaga pemasaran kayu manglid ke wilayah Bandung

Lembaga pemasaran

Biaya pemasaran dan Nilai jual (Rp/m3)

Produksi & administrasi

Pembelian Nilai jual Persentase (%)

a b c (a+b)/cx100%

Pedagang kayu gergajian antarkota

- Kayu gergajian (0,7 m3) 1.400.000 - Transportasi ke Bandung 150.000 - - - Administrasi 25.000 - - - Timbangan, pungutan, dll (8 m3/

truk) Rp150.000

18.750

- - - Bongkar muat 30.000 - - - Jual 0,7 m3 - - 1.925.000

Jumlah 223.750 1.400.000 1.925.000 84,35

Los Kayu (toko material) - 1.925.000 - - Administrasi 10.000 - Transportasi 25.000 - Jual 0,7 m3 - 2.100.000

Jumlah 35.000 1.925.000 2.100.000 93,33

Industri barang jadi - 1.925.000 - - Pembuatan 6 buah pintu panel

@Rp300.000

1.800.000

- - - Transportasi 100.000 - - - Pintu panel jadi 6 buah @Rp800.000 - - 4.800.000

Jumlah 1.900.000 1.925.000 4.800.000 79,69

Sumber: hasil pengolahan data 2013

3. Analisis Margin Pemasaran (Marketing Margin)

Margin pemasaran pada setiap pola saluran pemasaran dipengaruhi oleh banyaknya lembaga pemasaran atau panjang pendek alur tata niaganya. Hasil pengolahan data margin pemasaran disajikan pada Tabel 4, 5, dan 6.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 287

Page 296: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Tabel 4. Hasil analisis margin pemasaran kayu manglid pada saluran pemasaran I-III

Uraian kegiatan Saluran I Saluran II Saluran III

Rp/m3 % Rp/m3 % Rp/m3 %

Produsen (Petani)

- Produksi 157.724 11,03 157.724 10,73 157.724 3,50 - Harga jual 1.000.000 69,93 1.000.000 68,03 1.000.000 22,22

Keuntungan 842.276 58,90 842.276 57,30 842.276 18,72 Margin pemasaran 842.276 58,90 842.276 57,30 842.276 18,72

Industri penggergajian - Beli kayu 1.000.000 69,93 1.000.000 68,03 1.000.000 22,22 - Administrasi 15.000 1,05 15.000 1,02 15.000 0,33 - Penebangan+transportasi 50.000 3,50 50.000 3,40 50.000 1,11 - Penggergajian/gesek 175.000 12,24 175.000 11,90 175.000 3,89

Total Biaya 1.240.000 86,71 1.240.000 84,35 1.240.000 27,56 Harga jual - Kayu bakar 10.000 0,70 10.000 0,68 10.000 0,22 - Bahbir 20.000 1,40 20.000 1,36 20.000 0,44 - Kayu gergajian (rendemen

70% dari 1 m3) 1.400.000 97,90 1.400.000 95,24 1.400.000 31,11

Jumlah 1.430.000 100 1.430.000 97,28 1.430.000 31,78

Keuntungan 190.000 13,29 190.000 12,93 190.000 4,22 Margin pemasaran 430.000 30,07 430.000 29,25 430.000 9,56

Los kayu (toko material) - Beli kayu gergajian

(rendemen 70% dari 1 m3) 1.400.000 95,24

- Administrasi 10.000 0,68 - Transportasi 25.000 1,70

Total Biaya 1.435.000 97,62 - Harga jual 1.470.000 100,00

Keuntungan 35.000 2,38 Margin pemasaran 70.000 4,76

Industri barang jadi - Beli kayu gergajian

(rendemen 70% dari 1 m3) 1.400.000 31,11

- Biaya produksi pintu 6xRp250.000

1.500.000 33,33

- Transportasi 100.000 2,22 Total Biaya 3.000.000 66,67

- Harga jual 6xRp750.000 4.500.000 100,00

Keuntungan 1.500.000 33,33 Margin pemasaran 3.100.000 68,89

Sumber: hasil pengolahan data 2013

288 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 297: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

Tabel 5. Hasil analisis margin pemasaran kayu manglid pada setiap saluran IV-VI

Uraian kegiatan Saluran IV Saluran V Saluran VI

Rp/m3 % Rp/m3 % Rp/m3 %

Produsen (Petani)

- Produksi 157.724 11,03 157.724 10,73 157.724 3,50 - Harga jual 1.000.000 69,93 1.000.000 68,03 1.000.000 22,22

Keuntungan 842.276 58,90 842.276 57,30 842.276 18,72 Margin pemasaran 842.276 58,90 842.276 57,30 842.276 18,72

Industri penggergajian - Beli kayu 1.000.000 69,93 1.000.000 68,03 1.000.000 22,22 - Komisi 2,5% penyiar 25.000 1,75 25.000 1,70 25.000 0,56 - Administrasi 15.000 1,05 15.000 1,02 15.000 0,33 - Penebangan+transportasi 50.000 3,50 50.000 3,40 50.000 1,11 - Penggergajian/gesek 175.000 12,24 175.000 11,90 175.000 3,89

Total Biaya 1.265.000 88,46 1.265.000 86,05 1.265.000 28,11 Harga Jual - Kayu bakar 10.000 0,70 10.000 0,68 10.000 0,22 - Bahbir 20.000 1,40 20.000 1,36 20.000 0,44 - Kayu gergajian (rendemen

70% dari 1 m3) 1.400.000 97,90 1.400.000 95,24 1.400.000 31,11

Jumlah 1.430.000 100 1.430.000 97,28 1.430.000 31,78

Keuntungan 165.000 11,54 165.000 11,22 165.000 3,67 Margin pemasaran 430.000 30,07 430.000 29,25 430.000 9,56

Los kayu (pengecer) - Beli kayu gergajian

(rendemen 70% dari 1 m3) 1.400.000 95,24

- Administrasi 10.000 0,68 - Transportasi 25.000 1,70

Total Biaya 1.435.000 97,62 - Harga jual 1.470.000 100

Keuntungan 35.000 2,38 Margin pemasaran 70.000 4,76

Industri barang jadi - Beli kayu gergajian

(rendemen 70% dari 1 m3) 1.400.000 31,11

- Biaya produksi pintu 6xRp250.000

1.500.000 33,33

- Transportasi 100.000 2,22 Total Biaya 3.000.000 66,67

- Harga jual 6xRp750.000 4.500.000 100

Keuntungan 1.500.000 33,33 Margin pemasaran 3.100.000 68,89

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 289

Page 298: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Tabel 6. Hasil analisis margin pemasaran kayu manglid pada saluran pemasaran VII & VIII

Uraian kegiatan Saluran VII Saluran VIII

Rp/m3 % Rp/m3 %

Produsen (Petani)

- Produksi 157.724 7,51 157.724 3,29 - Harga jual 1.000.000 47,62 1.000.000 20,83

Keuntungan 842.276 40,11 842.276 17,55 Margin pemasaran 842.276 40,11 842.276 17,55

Industri penggergajian - Beli kayu 1.000.000 47,62 1.000.000 20,83 - Administrasi 15.000 0,71 15.000 0,31 - Penebangan+transportasi 50.000 2,38 50.000 1,04 - Penggergajian/gesek 175.000 8,33 175.000 3,65

Total Biaya 1.240.000 59,05 1.240.000 25,83 Harga Jual - Kayu bakar 10.000 0,48 10.000 0,21 - Bahbir 20.000 0,95 20.000 0,42 - Kayu gergajian (rendemen 70% dari 1 m3) 1.400.000 66,67 1.400.000 29,17

Jumlah 1.430.000 68,10 1.430.000 29,79

Keuntungan 190.000 9,05 190.000 3,96 Margin pemasaran 430.000 20,48 430.000 8,96

Pedagang kayu gergajian antarkota - Beli kayu gergajian (0,7 m3) 1.400.000 66,67 1.400.000 29,17 - Administrasi 25.000 1,19 25.000 0,52 - Transportasi 150.000 7,14 150.000 3,13 - Timbangan, pungutan, dll (8 m3/truk)

Rp150.000 18.750 0,89 18.750 0,39 - Bongkar muat 30.000 1,43 30.000 0,63

Total Biaya 1.623.750 77,32 1.623.750 33,83 - Harga jual Rp2.750.000/m3 (0,7 m3) 1.925.000 91,67 1.925.000 40,10

Keuntungan 301.250 14,35 01.250 6,28 Margin pemasaran 525.000 25,00 525.000 10,94

290 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 299: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

Uraian kegiatan Saluran VII Saluran VIII

Rp/m3 % Rp/m3 %

Los kayu (Pengecer) - Beli kayu gergajian (0,7 m3) 1.925.000 91,67 - Administrasi 10.000 0,48 - Transportasi 25.000 1,19

Total Biaya 1.960.000 93,33 - Harga jual Rp3 juta/m3 (0,7 m3) 2.100.000 100

Keuntungan 140.000 6,67 Margin pemasaran 175.000 8,33

Industri barang jadi - Beli kayu gergajian (0,7 m3) 1.925.000 40,10 - Biaya produksi pintu 6xRp300.000 1.800.000 37,50 - Transportasi 100.000 2,08

Total Biaya 3.825.000 79,69 - Harga jual 6xRp800.000 4.800.000 100,00

Keuntungan 975.000 20,31 Margin pemasaran 2.875.000 59,90

Tabel 4, 5, dan 6 menunjukkan margin pemasaran pada setiap pola saluran pemasaran kayu manglid yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya sampai ke wilayah Bandung, sebagi berikut:

• Pola saluran pemasaran I; yang mana margin produsen (petani) sebesar 58,90%, sedangkan industri penggergajian 30,07% dari nilai harga jual Rp1.430.000. Keadaan ini dikarenakan bahan baku diperoleh secara langsung dari petani, kemudian diproses menjadi kayu gergajian dan pemasaraannya langsung ke konsumen akhir.

• Pola saluran pemasaran II; komoditas kayu gergajian harus melewati dua lembaga pemasaran sebelum ke konsumen akhir. Margin tertinggi masih pada produsen sebesar 57,30%, sedangkan terendah pada los kayu (toko material) sebesar 4,76% pada Saluran V dari nilai harga jual ke konsumen akhir Rp1.470.000.

• Pola saluran pemasaran III; kayu manglid mengalami proses produksi yang kedua untuk dijadikan produk baru. Margin pemasaran tertinggi diperoleh industri

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 291

Page 300: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

barang jadi sebesar 68,89%, sedangkan terkecil diperoleh industri penggergajian 9,56% dari nilai harga jual Rp4.500.000 /m3 setelah berubah bentuk menjadi enam buah pintu panel.

• Pola saluran pemasaran IV; yang mana konsumen akhir secara langsung menda-patkan layu gergajian dari industri penggergajian. Margin pemasaran tertinggi diperoleh produsen sebesar 58,90%, sedangkan industri penggergajian memperoleh 30,07% dari nilai harga jual ke konsumen akhir Rp1.430.000/m3. Biaya produksi yang ditanggung oleh industri penggergajin lebih besar yaitu 88,46% dibandingkan dengan saluran I sebesar 86,71% dengan selisih 1,75%. Besarnya biaya produksi dikarenakan adanya biaya komisi yang harus diberikan kepada imforman sebesar 1,75%.

• Pola saluran pemasaran ke V; margin pemasaran tertinggi diperoleh produsen sebesar 57,30%, sedangkan terkecil diterima los kayu (toko material) sebesar 4,76% dari nilai harga jual Rp1.470.000/m3.

• Pola saluran pemasaran ke VI; margin pemasaran tertinggi diperoleh industri barang jadi sebesar 68,89%, sedangkan terkecil diperoleh industri penggergajian 9,56% dari nilai harga jual sebesar Rp4.500.000/m3 setelah berubah bentuk menjadi enam buah pintu panel.

• Pola saluran pemasaran ke VII; margin pemasaran tertinggi diperoleh produsen sebesar 40,11%, kemudian pedagang kayu gergajian antarkota sebesar 25%, sedangkan terkecil diperoleh los kayu (toko material) sebesar 8,33% dari nilai harga jual Rp2.100.000/m3.

• Pola saluran pemasaran ke VIII; margin pemasaran tertinggi terdapat pada lemabaga industri barang jadi sebesar 59,90%, sedangkan yang terkecil pada lembaga industri penggergajian 8,96% dari nilai harga jual Rp4.800.000/m3 setelah berubah bentuk menjadi enam buah pintu panel.

292 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 301: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

4. Analisis Margin Keuntungan (Profit Margin)

Margin keuntungan lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran komo-ditas kayu manglid disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Margin keuntungan lembaga pemasaran kayu manglid setiap saluran pemasaran

Saluran Pemasaran

Nilai (Rp/m3) Persentase

(%) Keterangan Produksi, administrasi,

& tata niaga Penjualan Keuntungan

Saluran Pemasaran I

Pemasaran di Kabupaten

Tasikmalaya dan

Kabupaten Ciamis

Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 58,90 Industri penggergajian 1.240.000 1.430.000 190.000 13,29

Saluran Pemasaran II Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 57,30 Industri penggergajian 1.240.000 1.430.000 190.000 12,93 Los kayu (pengecer) 1.410.000 1.470.000 60.000 2,38

Saluran Pemasaran III Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 18,72 Industri penggergajian 1.240.000 1.430.000 190.000 4,22 Industri barang jadi 3.000.000 4.500.000 1.500.000 33,33

Saluran Pemasaran IV Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 58,90 Penyiar komisi 2,5% - 25.000 25.000 1,75 Industri penggergajian 1.265.000 1.430.000 165.000 11,54

Saluran Pemasaran V Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 57,30 Penyiar komisi 2,5% - 25.000 25.000 1,70 Industri penggergajian 1.265.000 1.430.000 165.000 11,22 Loas kayu (pengecer) 1.435.000 1.470.000 35.000 2,38

Saluran Pemasaran VI Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 18,72 Penyiar komisi 2,5% - 25.000 25.000 0,56 Industri penggergajian 1.265.000 1.430.000 165.000 3,67 Industri barang jadi 3.000.000 4.500.000 1.500.000 33,33

Saluran Pemasaran VII Pemasaran

ke Bandung

Produsen (petani) 157.724 1.000.000 842.276 40,11 Industri penggergajian 1.240.000 1.430.000 190.000 9,05 Pedagang kayu gergajian 1.623.750 1.925.000 301.250 14,35 Los kayu (pengecer) 1.960.000 2.100.000 140.000 6,67

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 293

Page 302: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Saluran Pemasaran

Nilai (Rp/m3) Persentase

(%) Keterangan Produksi, administrasi,

& tata niaga Penjualan Keuntungan

Saluran Pemasaran VIII

Produsen (Petani) 157.724 1.000.000 842.276 17,55 Industri penggergajian 1.240.000 1.430.000 190.000 3,96 Pedagang kayu gergajian 1.623.750 1.925.000 301.250 6,28 Industri barang jadi (1 m3) 3.825.000 4.800.000 975.000 20,31

Sumber: hasil pengolahan data tahun 2013

Tabel 7 menunjukkan bahwa produsen mendapat keuntungan dari hasil pen-

jualan komoditas kayu manglid sebesar Rp842.276/m3 dan ini terjadi pada semua saluran pemasaran. Keadaan ini terjadi karena produsen memasarkan komoditas kayu manglid dalam kondisi masih berupa pohon berdiri. Persentase keuntungan produsen sangat bervariasi, yaitu sebesar 17,55–58,90%. Hal ini disebabkan adanya perubahan bentuk pada lembaga pemasaran tertentu sehingga nilai jual ke konsumen menjadi tinggi. Persentase keuntungan terkecil bagi produsen di bawah 20% terdapat pada saluran pemasaran III dan VI (18,72%), serta VIII (17,5%); sedangkan persentase terbesar terdapat pada saluran pemasaran I dan IV (58,90%), II dan V (57,30%), serta saluran VII (40,11%). Lembaga pemasaran yang mendapatkan keun-tungan tertinggi adalah industri barang jadi sebesar Rp1.500.000 (33,33%) yang terdapat pada saluran pemasaran III dan VI di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Sementara itu, keuntungan Rp975.000 (20,31%) terdapat pada saluran pemasaran VIII untuk pemasaran ke Bandung. Keuntungn terkecil diperoleh lembaga pemasaran los kayu (toko material) sebesar Rp35.000 (2,38%) yang terdapat pada saluran II dan V di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.

5. Bagian Petani (Farmer Share)

Bagian petani adalah indikator perbandingan harga yang harus dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen (petani). Semakin tinggi margin pemasaran maka semakin rendah bagian produsen (petani) karena analisis farmer share memiliki hubungan negatif dengan margin pemasaran. Besaran persentase

294 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 303: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

farmer share pada setiap saluran pemasaran untuk komoditas kayu manglid disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Bagian petani (farmer share) komoditas kayu manglid setiap saluran pamasaran

Saluran Pemasaran Harga di tingkat

produsen (Petani) (Rp) Harga di tingkat konsumen (Rp)

Persentae (%)

Saluran Pemasaran I 1.000.000 1.430.000 69,93 Saluran Pemasaran II 1.000.000 1.470.000 68,03 Saluran Pemasaran III 1.000.000 4.500.000 22,22 Saluran Pemasaran IV 1.000.000 1.430.000 69,93 Saluran Pemasaran V 1.000.000 1.470.000 68,03 Saluran Pemasaran VI 1.000.000 4.500.000 22,22 Saluran Pemasaran VII 1.000.000 2.100.000 47,62 Saluran Pemasaran VIII 1.000.000 4.800.000 20,83

Sumber: hasil pengolahan data tahun 2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa harga produk di tingkat petani pada semua pola

saluran pemasaran tetap. Besaran persentase farmer share tergantung pada jumlah lembaga pemasaran yang terlibat dan bentuk produk olahan akhir. Persentase farmer share tertinggi terdapat pada saluran I dan IV sebesar 69,93% yang mana industri penggergajian menjual produk olahan langsung ke konsumen. Sementara itu, persentase terkecil terdapat pada saluran VIII sebesar 20,83% karena bahan baku dari petani mengalami dua kali proses pengolahan sebelum sampai ke konsumen.

6. Analisis Efisiensi Pemasaran (Mark-up on Selling)

Berdasarkan hasil analisis margin pemasaran, total keuntungan pada setiap pola saluran pemasaran, total biaya pemasaran, dan farmer share; efisien pemasaran dapat dilihat sebagaimana disajikan pada Tabel 9.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 295

Page 304: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Tabel 9. Perbandingan efisiensi pemasaran pada setiap saluran pemasaran komoditas kayu manglid

Uraian Saluran Pemasaran

I II III IV V VI VII VIII

Total margin pemasaran (%) 93,41 91,31 97,17 88,97 91,31 97,17 93,92 97,35 Total biaya pemasaran (%) 16,79 18,70 40,88 18,54 20,40 41,44 22,31 49,25 Total keuntungan (%) 72,19 72,61 56,27 70,44 70,90 55,72 70,18 48,10 Farmer share (%) 69,93 68,03 22,22 69,93 68,03 22,22 47,62 20,83

Sumber: hasil pengolahan data tahun 2013

Tabel 9 menunjukkan bahwa total biaya pemasaran terkecil sebesar 16,79%

dengan farmer share tertinggi 69,93% dan biaya pemasaran terkecil terdapat pada saluran I yang mana industri penggergajian secara langsung menjual ke konsumen. Sementara itu, farmer share terendah sebesar 20,83% dengan total biaya pemasaran 49,25% terdapat pada saluran VIII dikarenakan komoditas kayu manglid lintas kota/ kabupaten membutuhkan biaya pemasaran cukup tinggi. Dengan demikian, pola saluran pemasaran I ternyata lebih efisien dari kedelapan saluran pola pemasaran komoditas kayu manglid.

IV. Kesimpulan

Keterbatasan tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan para petani (produsen) menyebabkan pemasaran komoditas kayu manglid masih berupa pohon berdiri di kebunnya. Keadaan ini memberikan peluang usaha dengan munculnya berbagai tingkat lembaga pemasaran.

Terdapat delapan pola saluran pemasaran dalam proses produk kayu manglid sampai ke konsumen akhir. Lembaga pemasaran yang memiliki peranan sangat penting adalah 1) industri penggergajian yang dapat merubah bentuk dasar dari kayu gelondongan (log) menjadi kayu gergajian (sawn timber) sehingga dapat digunakan secara langsung atau sebagai bahan baku industri lainnya, dan 2) industri barang jadi

296 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 305: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Kajian Pemasaran Kayu Manglid …

yang dapat merubah kayu gergajian menjadi barang siap pakai (pintu panel, mebel, kerajinan, dan lain-lain).

Besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran komo-ditas kayu manglid adalah sebagai berikut, petani sebesar 15,17%, industri pengger-gajian sebesar 86,71–88,71%, los kayu sebesar 93,33–97,62%, dan industri barang jadi sebesar 66,67–79,69% dari nilai harga jual. Margin pemasaran (marketing margin) komoditas kayu manglid tertinggi diperoleh produsen sebesar 58,90% yang terdapat pada pola saluran pemasaran I dan IV, sedangkan terkecil diperoleh los kayu (toko material) sebesar 4,76% pada pola saluran pemasaran II dan V. Margin keuntungan tertinggi diperoleh lembaga pemasaran industri barang jadi sebesar 33,33% pada pola saluran pemasaran III dan VI, sedangkan terkecil diperoleh los kayu (toko material) sebesar 2,38% pada pola saluran pemasaran II dan V. Efisiensi saluran pemasaran komoditas kayu manglid yang lebih efisien dari delapan saluran adalah pada saluran I dengan total biaya pemasaran terkecil 16,79% dan farmer share terbesar 69,93%.

Daftar Pustaka

Achmad, B., Mulyana, S., & Kuswantoro, D. P. (2006). Kajian implementasi tata usaha dan tata niaga kayu rakyat di Kabupaten Garut. Paper presented at the Seminar Hasil Penelitian Puslitbang Sosekjak, Bogor.

Achmad, B., Mulyana, S., Puspitojati, T., Darsono, & Sutrisna, N. (2009). Kajian pemanfaatan dan pemasaran hasil hutan rakyat Laporan Hasil Penelitian. Ciamis: Balai Penelitian Kehutanan Ciamis.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Bogor, Indonesia: Badan Litbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan

Kotler, P. (2002). Manajemen pemasaran: Milenium Prenhalindo.

Rimpala. (2001). Penyebaran pohon manglid (Manglieta glauca BI) di kawasan hutan lindung Gunung Salak Laporan Ekspedisi Manglieta glauca BI. Bogor.

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 297

Page 306: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

S. Mulyana

Rohandi, A., Swestiani, D., Gunawan, Nadiharto, Y., Rahwaman, B., & Setiawan, I. (2010). Identifikasi sebaran populasi dan potensi lahan jenis manglid untuk pengembangan sumber benih dan hutan rakyat di wilayah Priangan Timur Laporan Hasil Penelitian RISTEK.

Setyaningsih, L. (2008). Analisis rantai pemasaran produk agroforestry. Bogor: World Agroforestry Center (ICRAF).

Sundawati, L. (2008). Pengembangan dan kelestarian agroforestry: Pemasaran produk-produk agroforestry: World Agroforestry Center (ICRAF).

298 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 307: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

PENUTUP

BAB VIII

Page 308: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 309: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Hutan Rakyat Manglid: Status Riset dan Pengembangan

I. Pendahuluan

Keberadaan jenis manglid pada hutan rakyat di wilayah Priangan Timur men-jadi awal untuk pengembangannya dari skala tradisional menjadi agribisnis yang profesional. Masyarakat telah mengenal, menanam, memasarkan, dan memanfaat-kan jenis ini secara tradisional. Hasil-hasil penelitian pada buku ini menjadi satu tahapan untuk mendukung perbaikan pengelolaan hutan rakyat manglid menuju arah yang lebih profesional berbasis informasi ilmiah.

Bab terakhir pada buku ini merupakan rangkuman hasil-hasil penelitian yang diuraikan dalam bagian-bagian sebelumnya. Berdasarkan status riset tersebut, ulasan ini disusun terkait peluang pengembangan hutan rakyat manglid dan implikasi kebijakannya. Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi petani/ praktisi kehutanan khususnya hutan rakyat skala kecil dan menengah, peneliti/ akademisi, dan pengambil kebijakan.

II. Hutan Rakyat Manglid: Status Riset

Jenis manglid telah menjadi bagian dalam kehidupan sosial ekonomi dan budaya para petani di Jawa Barat bagian timur. Namun demikian, penamaan jenis berdasarkan nama lokal seringkali rancu dan tidak sepenuhnya dapat dijadikan acuan dalam kajian-kajian yang bersifat ilmiah. Contohnya masyarakat di Tasikmalaya, mereka mengenal beberapa sebutan untuk manglid, seperti manglid bodas, manglid bulu, dan manglid tanduk. Masyarakat juga mengenal nama baros dan cempaka yang secara morfologis memiliki kemiripan dengan manglid. Sebutan yang berbeda-beda ini dapat menimbulkan kesimpangsiuran yang perlu diperjelas melalui identifikasi secara ilmiah. Winara et al. menyebutkan bahwa jenis manglid yang dikenal oleh masyarakat memiliki nama latin Magnolia champaca (L.) Baill. ex Pierre. Selain itu, terdapat satu variasi manglid yang teridentifikasi hingga tingkat varietas, yaitu Magnolia champaca var. pubinervia (Blume) Figlar & Noot. Hasil pengamatan juga

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 301

Page 310: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

menunjukkan adanya variasi morfologi manglid pada bagian daun, bunga, batang, dan tajuk.

Hutan rakyat manglid di wilayah Priangan Timur telah berkembang dengan baik. Achmad menggambarkan dominasi jenis manglid ini di berbagai wilayah di Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian Rohandi & Gunawan, tanaman manglid di wilayah Priangan Timur tersebar pada jenis tanah latosol, andosol, latosol & andosol, alluvial, dan podsolik merah kuning pada ketinggian 400–1.200 m dpl dengan curah hujan 1.500–3.500 mm/tahun dan kelerengan 0–45%.

Sebagaimana umumnya karakteristik hutan rakyat, tanaman manglid seringkali ditanam masyarakat bersama jenis-jenis lainnya. Hal ini dibahas oleh Rohandi & Gunawan bahwa tanaman manglid di wilayah Priangan Timur mempunyai karakteristik tipe tegakan yang didominasi hutan campuran berasosiasi dengan jenis sengon, suren, tisuk, khaya, kaliandra, alpokat, dan kayu manis. Umur tegakan didominasi tegakan muda umur 1–10 tahun, tinggi sekitar 4–36 m, dan diameter 3–72 cm. Sementara itu, hasil penelitian Achmad di beberapa wilayah di Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan bahwa potensi hutan rakyat manglid sekitar 10–16 m3/ha.

Achmad juga membahas keterbatasan lahan milik petani yang menjadi faktor pembatas perkembangan jenis manglid. Masyarakat cenderung menanam manglid terlalu rapat sehingga pertumbuhan individu pohon menjadi lebih rendah. Achmad pun menggarisbawahi peluang pola tanam agroforestry jenis manglid ini yang dikombinasikan dengan tanaman bawah untuk diversifikasi pendapatan petani.

Teknik budi daya manglid umumnya dilakukan oleh petani secara tradisional berdasarkan pengalamannya. Oleh karena itu, input teknologi pada aspek budi daya ini merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung peningkatan produktivitas hutan rakyat manglid. Sudomo menguraikan beberapa hasil penelitiannya, mulai dari persemaian, penanaman di lapangan, hingga pemanenan. Menurut Sudomo, bibit berkualitas di persemaian dapat diperoleh melalui beberapa tahapan, yaitu penaburan benih pada media abu sekam padi, penyapihan dengan

302 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 311: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Penutup [Hutan Rakyat Manglid : Status Riset dan Pengembangan]

media tanah+pupuk kandang+serbuk sabut kelapa (1:1:1), dan perlakuan intensitas naungan sebesar 40%. Sementara itu, peningkatan keberhasilan stek pucuk dapat dilakukan dengan teknik juvenilisasi dan bahan stek dioles hormon Rootone-F.

Pengaturan ruang tumbuh melalui penentuan jarak tanam 2 m x 2 m menurut Sudomo memberikan hasil pertumbuhan manglid. Pemeliharaan tanaman manglid berupa pemangkasan perlu dilakukan untuk mendapatkan batang berkualitas dan memberi ruang tumbuh tanaman bawah dalam pola tanam agroforestry. Sistem silvikultur tebang habis permudaan terubusan potensial diaplikasikan dalam pembangunan hutan rakyat manglid. Pemilihan dan pemeliharaan terhadap terubusan yang tumbuh dapat dilakukan untuk menghasilkan batang berkualitas.

Jenis manglid juga dapat dikembangkan sebagai tanaman pokok dalam pola tanam agroforestry. Bahkan, Sudomo membahas bahwa agroforestry manglid+jagung menghasilkan pertumbuhan tinggi manglid yang lebih baik. Sementara itu, sistem sistem silvikultur agroforestry manglid+suweg dilaporkan mampu meningkatkan persentase kandungan protein umbi.

Pembangunan hutan manglid tidak terlepas dari adanya potensi gangguan serangan hama dan penyakit. Suhaendah & Winara membahas beberapa hama yang tergolong berpotensi merugikan secara ekonomi karena dapat menyebabkan kema-tian tegakan, yaitu hama penghisap Hamamelistes sp. dan Urostylis sp. Kedua jenis hama ini dapat dikendalikan secara kuratif dengan penyemprotan insektisida bio-logis jenis Bacillus thuringiensis. Sementara itu, serangan penyakit yang berpotensi merugikan hingga menyebabkan kematian adalah busuk akar pada tegakan. Pengen-dalian busuk akar ini dapat dilakukan dengan menggunakan agen antagonis Tricoderma spp.

Penentuan waktu penebangan manglid merupakan salah satu pertimbangan yang penting untuk menghasilkan produksi yang optimal. Indrajaya mengulas bahwa berdasarkan daur biologis, tegakan manglid akan optimal dipanen pada umur 16,5 tahun. Namun demikian, hasil analisis dengan pendekatan Faustmann (daur ekonomi) menunjukkan bahwa keuntungan akan diperoleh secara optimal dengan menebang manglid pada umur 13,5 tahun. Pertumbuhan yang relatif lambat pada

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 303

Page 312: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

tegakan manglid ini diduga yang menjadi penyebab daur optimal finansial lebih pendek dibandingkan dengan daur biologisnya. Hal ini berbeda dengan jenis-jenis lain yang sering ada di hutan rakyat seperti sengon atau jabon, yang mana pertum-buhannya relatif cepat sehingga daur finansialnya sama dengan daur biologisnya.

Daur optimal pemanenan manglid dapat berubah jika ada komponen peng-hasilan lainnya selain kayu manglid. Indrajaya menganalisis pengaruh adanya penghasilan tambahan yang diperoleh dari jasa lingkungan perdagangan karbon terhadap daur optimal manglid. Menurut Indrajaya, tambahan pendapatan jasa lingkungan karbon akan memperpanjang daur tebangan tegakan manglid. Daur optimal hutan tanaman manglid apabila hanya mempertimbangkan kayu sebagai satu-satunya pendapatan adalah 14 tahun, pada tingkat harga karbon sebesar USD5, 10, 20, dan 30/ton CO2 eq., daur optimal produksi bersama kayu dan karbon dengan metode VCS pada proyek aforestasi berturut-turut 14, 14, 15, dan 16 tahun. Selain itu, harga karbon juga akan memengaruhi daur, yang mana semakin tinggi harga karbon menyebabkan semakin panjang daur tebang tegakan manglid.

Tegakan manglid selain memberikan manfaat secara ekonomi, tanaman ini juga dapat berperan dalam menyerap karbon dioksida di udara dan mengatur tata air. Siarudin & Indrajaya membahas pola agroforestry manglid di Tasikmalaya dan menemukan bahwa jumlah karbon tersimpan dalam biomassa di atas dan di bawah permukaan tanah pada agroforestry manglid berturut-turut sebesar 44 ton/ha dan 101 ton/ha. Sementara itu, hasil penelitian aspek hidrologi yang diuraikan Handayani diketahui bahwa pola agroforestry manglid+ganyong menghasilkan aliran permukaan dan erosi lebih rendah daripada monokultur; sebaliknya, pola agroforestry manglid +suweg dan manglid+talas menghasilkan erosi dan aliran permukaan lebih besar daripada pola monokultur. Rendahnya erosi dan aliran permukaan pola agrofrestry manglid+suweg diduga disebabkan tingkat pengolahan lahan yang rendah. Kondisi ini akan menghasilkan rumput dan serasah yang dapat menutup rapat permukaan tanah sehingga dapat menekan proses erosi dan aliran permukaan. Pada skala lansekap, Junaidi dalam penelitiannya di DAS Citanduy Hulu menemukan bahwa tutupan lahan manglid berkontribusi positif terhadap tata air DAS dibandingkan

304 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 313: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Penutup [Hutan Rakyat Manglid : Status Riset dan Pengembangan]

dengan tutupan lahan lainnya (pemukiman, pertanian, dan sawah). Sumbangan aliran sungai yang berasal dari tutupan lahan manglid sebagian besar berasal dari aliran lateral dan aliran dasar dibandingkan dengan sumbangan yang berasal dari aliran permukaan.

Penanganan pascapanen merupakan salah satu tahapan penting dalam penge-lolaan hutan rakyat manglid untuk mencapai produktivitas yang optimal. Siarudin & Widiyanto mengawali pembahasan pada bagian ini dengan menyampaikan informasi dasar sifat fisik dan pemesinan kayu manglid. Menurut Siarudin & Widiyanto, sifat-sifat tersebut antara lain kadar air segar kayu manglid 168,7% dan berat jenis kering tanur 0,38, nilai penyusutan pada arah longitudinal 1,51%, penyusutan arah radial 4,08%, penyusutan arah tangensial 5,84%, serta rasio penyu-sutan tangensial dan radial 1,54. Sifat fisik kayu manglid pada arah aksial dan radial bervariasi untuk kadar air segar dan berat jenis, sedangkan kadar air kering udara dan perubahan dimensinya relatif seragam. Kayu manglid memiliki mutu pemesinan yang sangat baik (kelas mutu I) pada sifat penyerutan dan pengampelasan, serta memiliki mutu pemesinan baik (kelas mutu II) pada sifat pembentukan, pemboran, dan pembubutan. Berdasarkan sifat fisik dan pemesinan tersebut, kayu manglid cukup sesuai untuk dimanfaatkan sebagai produk yang memerlukan tampilan halus dan konstruksi ringan, seperti mebel dan produk kerajinan.

Kayu manglid memiliki karakteristik dolok yang relatif lurus, silindris, dan bundar sehingga memudahkan dalam proses pengerjaan kayunya, terutama di penggergajian. Menurut Siarudin, dolok manglid memiliki nilai kebundaran 92,18%, keruncingan 1,06 cm/m, dan kelengkungan 6,72%. Uji coba pola penggergajian menunjukkan bahwa pola penggergajian satu sisi dan pola penggergajian semi-perempatan menghasilkan rendemen yang relatif seragam (62–63%), namun berbeda sangat nyata pada efisiensi menggergaji, produktivitas, dan lebar papan yang dihasilkan. Pola penggergajian satu sisi menghasilkan efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi dengan papan yang lebih lebar dibandingkan dengan pola semi-perempatan. Berdasarkan hal ini, penggergajian pola satu sisi cukup disarankan untuk tujuan menghasilkan papan lebar, sedangkan pola penggergajian semi-

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 305

Page 314: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

perempatan dapat menjadi alternatif untuk menghasilkan papan dengan tampilan serat yang lebih indah (fancy).

Walaupun beberapa ahli telah mengelompokkan kayu manglid ke dalam kelas awet II, serangan agen perusak kayu (terutama rayap) merupakan salah satu tantangan dalam penggunaan kayu manglid. Upaya pencegahan kerusakan kayu melalui perlakuan pengawetan sangat penting dalam rangka peningkatan mutu dan masa pakai. Suhaendah & Siarudin menyampaikan hasil penelitiannya bahwa perlakuan konsentrasi larutan bahan pengawet dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap penetrasi bahan pengawet pada kayu manglid, yaitu terdapatnya kecenderungan peningkatan penetrasi dengan meningkatnya konsentrasi larutan pengawet dan lama perendaman. Berdasarkan persyaratan SNI untuk perumahan dan gedung, pengawetan kayu manglid dengan bahan pengawet CCB yang disarankan adalah dengan konsentrasi 15% dan lama perendaman tujuh hari, atau

konsentrasi 20% dengan lama perendaman tiga hari.

Aspek ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengem-bangan kayu manglid. Dalam konteks hutan rakyat, kontribusi pendapatan dari kayu manglid terhadap total pendapatan dari hutan rakyat dibahas oleh Diniyati untuk kasus di Tasikmalaya. Dalam penelitiannya, Diniyati menemukan bahwa kontribusi pendapatan kayu manglid di Desa Tanjungkerta, Sepatnunggal, dan Karyabakti berturut-turut sebesar 56,7%, 32,7%, dan 21,5%. Pada penelitian Diniyati & Widyaningsih di lokasi yang sama, nilai NPV dari pengusahaan hutan rakyat manglid dengan luasan <0,25 ha di Desa Tanjungkerta, Sepatnunggal, dan Karyabakti berturut-turut sebesar Rp770.717, Rp4.275.748, dan Rp2.556.662 dengan nilai B/CR berturut-turut sebesar 1,31; 1,65; dan 2,88. Sementara itu, Indrajaya & Sudomo dalam penelitiannya di Ciamis dan Tasikmalaya menemukan bahwa nilai NPV pola agroforestry manglid-palawija-umbi sebesar Rp22.420.000 dengan nilai IRR sebesar 6% dan nilai B/CR sebesar 1,2. Hasil penelitian dalam bagian ekonomi manglid menunjukkan bahwa jenis ini masih layak secara finansial pada pola hutan rakyat dengan luasan kecil ataupun dengan pola agroforestry.

306 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 315: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Penutup [Hutan Rakyat Manglid : Status Riset dan Pengembangan]

Pada bagian hilir pengelolaan kayu manglid, aspek pemasaran telah dibahas oleh Mulyana. Penelitian Mulyana menunjukkan bahwa terdapat delapan saluran pemasaran kayu manglid yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu enam saluran untuk konsumsi di dalam Kabupaten Tasikmalaya dan dua saluran untuk peme-nuhan kebutuhan di wilayah Bandung. Margin pemasaran petani tertinggi sebesar 58,9%, yaitu pada saluran pertama yang mana petani menjual kayu manglid kepada industri penggergajian yang selanjutnya menjualnya ke konsumen akhir. Margin pemasaran terkecil sebesar 4,76% diperoleh oleh los kayu pada saluran ke-5. Bagian petani tertinggi adalah 69% yang diperoleh ketika petani menjual kayu manglid langsung kepada penggergajian yang hasilnya langsung dipasarkan kepada konsumen akhir.

III. Pengembangan dan Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil status riset ini, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan hutan rakyat manglid dan implikasi kebijakannya, antara lain:

1. Kejelasan taksonomi jenis manglid diperlukan agar kajian-kajian ilmiah yang berkaitan dengannya dapat mendukung pengembangan jenis ini secara lebih intensif.

2. Data dan informasi potensi dan sebaran manglid memudahkan pembuatan dokumentasi benih yang mencantumkan kondisi tegakan, data ekologi, asal benih/sejarah genetik benih, dan proses penanganan benihnya. Melalui hasil eksplorasi manglid ini, pemerintah dapat memfasilitasi pembangunan sumber benih, bank benih, dan penyelamatan plasma nutfah atau konservasi genetik ex situ dengan keragaman yang sama dan sebaran populasi alaminya.

3. Penggunaan kayu manglid perlu dilakukan secara tepat sesuai dengan karak-teristik sifat dasarnya, yaitu untuk penggunaan kontruksi ringan dan pem-buatan mebel. Selain itu, pengguna kayu perlu didorong untuk meningkatkan kualitas kayu melalui perlakuan pengeringan dan pengawetan sehingga

H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan | 307

Page 316: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

hasilnya diharapkan dapat mengantisipasi risiko cacat kayu dan meningkatkan masa pakai kayu.

4. Pemerintah perlu memfasilitasi peningkatan kapasitas petani dalam hal teknik budi daya, pengolahan dan peningkatan nilai tambah produk kayu manglid, pengolahan limbah tebangan dan limbah pengolahan kayu manglid, serta penguatan kelembagaan pemasaran.

5. Jenis manglid dapat dikembangkan dalam pola agroforestry dikombinasikan dengan berbagai jenis tanaman bawah yang sesuai dan bernilai ekonomi tinggi. Hal ini dimaksudkan agar petani dapat mengatur jarak tanam manglid lebih lebar sehingga mengurangi persaingan nutrisi dan cahaya antarpohon, selain memberi ruang untuk penanaman tanaman bawah. Keberadaan tanaman bawah juga diharapkan dapat memberikan tambahan penghasilan jangka pen-dek dan menengah bagi petani. Selanjutnya, adanya penghasilan tambahan tersebut diharapkan dapat memberikan keleluasaan bagi petani untuk menung-gu manglid dapat dipanen pada waktu yang optimal secara ekonomi.

6. Mengingat manglid tumbuh pada dataran tinggi (400–1.200 m dpl) dengan curah hujan tinggi (1.500–3.500 mm/tahun), pemilihan tanaman bawah yang sesuai dibudidayakan bersama dengan manglid dengan pola agroforestry adalah tanaman dataran tinggi yang basah. Secara umum, terdapat tiga kelompok tanaman bawah yang disarankan untuk dikembangkan bersama dengan manglid. Pertama; tanaman semusim kacang-kacangan dan serealia, seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, padi, jagung, dan sorgum. Tanaman bawah ini sesuai dibudidayakan pada saat permudaan hutan. Kedua; tanaman umbi-umbian dan obat-obatan, seperti talas, iles-iles, kencur, kunyit, jahe, dan kapulaga. Tanaman bawah tersebut diketahui tahan naungan sehingga dapat dibudidayakan sepanjang daur hutan rakyat manglid. Ketiga; tanaman perdu tahan naungan, seperti kopi robusta dan kopi arabika. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang daur hutan rakyat manglid.

308 | H u t a n R a k y a t M a n g l i d ; Status Riset dan Pengembangan

Page 317: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan
Page 318: Penerbit FORDA PRESS Bogor, 2016 - balitek …balitek-agroforestry.org/btpaciadmin/content/bukukami_Fdownload/... · Salah satu jenis kayu yang banyak ditanam . ... Pembangunan kehutanan

Diterbitkan untuk:

BALAIPENELITIANDANPENGEMBANGANTEKNOLOGIAGROFORESTRYBADANPENELITIAN,PENGEMBANGAN,DANINOVASI

KEMENTERIANLINGKUNGANHIDUPDANKEHUTANAN