PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya...

220
PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS X AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 (Penelitian Tindakan Kelas) Skripsi Oleh: SURYANI K 1205039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya...

Page 1: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PADA SISWA KELAS X AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

(Penelitian Tindakan Kelas)

Skripsi

Oleh:

SURYANI

K 1205039

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

ii

PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PADA SISWA KELAS X AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

SURYANI

K 1205039

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Andayani, M.Pd Drs. Suyitno, M.Pd

NIP. 131 569 198 NIP. 130 814 586

Page 4: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : ………………….

Tanggal : ………………….

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. ......................

Sekretaris : Sri Hastuti, S. S, M. Pd. ......................

Anggota I : Dr. Andayani, M. Pd. ......................

Anggota II : Drs. Suyitno, M. Pd. ......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas MaretDekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 131 658 563

Page 5: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

v

ABSTRAK

Suryani. K1205039. PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS X AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, April 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan kualitas proses

pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2

Surakarta; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan pada

siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

tahun ajaran 2008/2009, mulai Desember 2008 sampai dengan April 2009.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas.

Sumber data penelitian ini meliputi: peristiwa proses pembelajaran menulis

karangan, informan, serta dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi, wawancara, tes unjuk kerja, serta analisis dokumen. Untuk

menguji validitas data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yakni

trianggulasi sumber data, triangulasi metode, serta revieu informan. Data yang

terkumpul dianalisis dengan teknik analisis interaktif berdasarkan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. proses penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus

dengan 4 tahapan dalam setiap siklus, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

tahap observasi, serta analisis dan refleksi.

Hasil penelitian ini adalah: (1) peningkatan kualitas proses

pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2

Surakarta. Peningkatan kualitas proses tersebut ditandai dengan: (a) peningkatan

keaktifan siswa selama pembelajaran; (b) peningkatan perhatian dan konsentrasi

siswa selama pembelajaran; dan (c) peningkatan minat dan motivasi siswa dalam

proses pembelajaran. (2) peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis

karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta. Peningkatan kualitas

hasil tersebut ditandai dengan: (a) peningkatan dalam pengungkapan pendapat/isi

pada karangan siswa; (b) peningkatan dalam pengorganisasian paragraf/organisasi

isi; (c) peningkatan dalam pemanfaatan potensi kata/kosakata; (d) peningkatan

dalam pengembangan bahasa/struktur kalimat; (e) peningkatan dalam aspek

mekanik/ejaan.

Page 6: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

vi

MOTTO

Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu, maka

nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.

Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah.

Hidup adalah Cinta, maka nikmatilah.

(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)

Page 7: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis kupersembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibuku tercinta yang

telah memberikan kasih sayang

juga dukungan yang tak lekang

oleh waktu, serta

2. Adikku yang memberikan nuansa

ceria dalam setiap detik hidupku.

Page 8: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang turut membantu, terutama

kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang

telah mengesahkan skripsi yang telah peneliti susun;

2. Drs. Suparno, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin

untuk penulisan skripsi ini;

3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta izin

untuk menyusun skripsi ini;

4. Drs. Amir Fuady, M. Hum. Selaku pembantu Dekan III FKIP UNS yang telah

memberi banyak kemudahan pada peneliti;

5. Dr. Andayani, M. Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar;

6. Drs. Suyitno, M. Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi selama penyususnan skripsi;

7. Dra. Ani Rakhmawati, M.A., selaku dosen pembimbing akademik peneliti

yang banyak memberikan masukan dan motivasi;

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Bahasa dan Sastra Indonesia yang secara tulus

memberikan ilmunya kepada peneliti;

9. Drs Suwitadi, SH, MM, M. Si. selaku Kepala SMK Murni 2 Surakarta yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian;

Page 9: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

ix

10. Drs. Ponco Kussarwitoyo, selaku Waka. Kurikulum SMK Murni 2 Surakarta

yang telah memberikan banyak bantuan kepada peneliti;

11. Dra. Sri Sumaryamti, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X

AP 2 SMK Murni 2 Surakarta yang telah banyak membantu dan berpartisipasi

aktif dalam proses penelitian ini;

12. Siswa-siswi kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta yang telah berpartisipasi

aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini;

13. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan

2005 yang telah memberi semangat dan motivasi kepada peneliti dalam proses

penelitian ini; dan

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam penyusunan ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari

Allah SWT. Amin.

Surakarta, April 2009

Penulis

Page 10: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

MOTTO ..................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .............................................................................. 8

B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 32

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 33

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian ........................................................ 36

B. Pendekatan dan Strategi Penelitian ................................................ 37

C. Subjek dan Objek Penelitian........................................................... 38

D. Sumber Data .................................................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 39

F. Teknik Validitas Data .................................................................... 41

Page 11: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

xi

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 42

H. Indikator Keberhasilan .................................................................. 44

I. Prosedur Penelitian ........................................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal Prasiklus ................................................................. 49

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian. ................................... 60

1. Deskripsi Siklus I ..................................................................... 60

2. Deskripsi Siklus II..................................................................... 75

3. Deskripsi Antarsiklus ............................................................... 88

C. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................... 98

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 106

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ....................................................................................... 108

B. Implikasi ....................................................................................... 110

C. Saran ............................................................................................. 111

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 112

LAMPIRAN....................................................................................... 115

Page 12: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan ................................................. 37

Tabel 2. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Prasiklus ......... 51

Tabel 3. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Prasiklus ............ 56

Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I ............ 67

Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I. ............. 72

Tabel 6. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus II .......... 82

Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus II ............ 86

Tabel 8. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Antarsiklus .............. 88

Tabel 9. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Antarsiklus................. 96

Page 13: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir .............................................................. 34

Gambar 2. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 38

Gambar 3. Analisis Interaktif (Miler dan Huberman) ................................... 42

Gambar 4. Grafik Nilai Proses Pembelajaran pada Prasiklus ........................ 53

Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran pada Prasiklus ........................... 57

Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran pada Prasiklus dan Siklus I ..... 69

Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran pada Prasiklus dan Siklus I........ 73

Gambar 8. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Antarsiklus ............................ 84

Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Antarsiklus................................ 87

Gambar 10. Grafik Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran Antarsiklus ............ 89

Gambar 11. Grafik Nilai Rata-rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran...... 90

Gambar 12. Grafik Nilai Rata-rata Perhatian dan Konsentrasi Siswa dalam

Pembelajaran .............................................................................. 90

Gambar 13. Grafik Nilai Rata-rata Minat dan Motivasi Siswa dalam

Pembelajaran .............................................................................. 91

Gambar 14. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Isi pada Karangan Siswa ............. 92

Gambar 15. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Organisasi Isi pada Karangan

Siswa ......................................................................................... 93

Gambar 16. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Kosakata pada Karangan Siswa ... 93

Gambar 17. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Struktur Kalimat pada Karangan

Siswa ......................................................................................... 94

Gambar 18. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Ejaan pada Karangan Siswa.......... 95

Gambar 19. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran

Antarsiklus ................................................................................ 95

Gambar 20. Grafik Nilai Rata-rata Proses dan Hasil Pembelajaran Antarsiklus 97

Page 14: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Instrumen Penelitian ................................................................ 116

Lampiran 2: Perangkat Pembelajaran ........................................................... 128

Lampiran 3: Data Penelitian ......................................................................... 162

Lampiran 4: Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan ........................................ 197

Lampiran 5: Surat Perizinan ......................................................................... 200

Page 15: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan menulis para siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah

Atas saat ini masih menduduki peringkat paling bawah apabila dibandingkan

dengan keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara

(Barnas, 1997). Seperti diketahui bahwa pada umumnya siswa akan mengalami

kesulitan ketika mereka diberi tugas untuk menulis maupun mengarang oleh guru.

Kesulitan yang terjadi pada siswa diantaranya mengenai kesulitan dalam ejaan,

tanda baca, pemilihan kosakata, penyusunan kalimat, hingga kesulitan dalam

mengembangkan pokok pikiran. Kesulitan-kesulitan tersebut menjadikan siswa

tidak mampu menyampaikan gagasannya melalui tulisan dengan baik, sehingga

dapat dipastikan kualitas tulisannya pun cenderung masih rendah.

Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) keterampilan menulis di kelas X

SMK semester genap disebutkan: membuat berbagai teks tertulis dalam konteks

bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

Dengan salah satu indikatornya adalah: menyusun karangan sesuai dengan pilihan

jenis karangan tertentu (narasi, deskripsi, eksposisi) dengan pemilihan kata,

bentuk kata, dan ungkapan yang tepat. Bertolak dari hal tersebut, siswa

diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk

meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK

Murni 2 Surakarta yang pada survei awal terindikasi masih rendah. Survei awal

tersebut secara teknis dilakukan dengan memberikan pembelajaran menulis

karangan seperti biasa atau tanpa diberi tindakan kemudian siswa diberi tugas

untuk mengarang yang kemudian dikumpulkan serta dinilai oleh guru bersama

peneliti.

Page 16: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

2

Berdasarkan data (pada lampiran) diperoleh keterangan bahwa pada survei

awal dari 22 siswa hanya ada 3 siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), sedangkan 19 siswa lainnya masih belum mencapai KKM sebesar 65.

Untuk nilai rata-ratanya adalah 59,04. Selain penilaian hasil pembelajaran, dalam

survei awal ini juga diambil penilaian proses pembelajaran. Yang hasilnya

menunjukkan bahwa nilai proses pembelajaran siswa di kelas yang mencakup

aspek keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi dalam

pembelajaran masih termasuk dalam kriteria sedang. Dari data yang diperoleh

tersebut dapat dinyatakan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta masih rendah dan

harus ditingkatkan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan ibu Dra. Sri Sumaryamti,

selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas tersebut, diperoleh

informasi bahwa memang benar jika kemampuan siswa dalam kegiatan menulis

atau mengarang masih sangat rendah. Pada umumnya karangan para siswa hanya

memuat satu hingga tiga paragraf, organisasi isinya meloncat-loncat sehingga

menampakkan penalaran bahasa yang kurang logis, terdapat banyak kesalahan

bahasa yang meliputi pemakaian ejaan, diksi, dan kalimat, dan ada beberapa

tulisan yang sama/mirip. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa kesulitan dalam

menulis, baik dalam menulis kosakata, penguasaan ejaan, menggunakan konjungsi

atau kata penghubung, membuat kalimat efektif, bahkan dalam menggunakan

tanda baca.

Selain itu, faktor-faktor lain penyebab masih rendahnya kemampuan

menulis para siswa, antara lain: pertama, kurangnya minat dan motivasi siswa

dalam pembelajaran menulis. Mereka merasa jenuh jika harus mengerjakan tugas-

tugas yang berkaitan dengan menulis. Kedua, kurangnya latihan yang dilakukan

oleh siswa, hal ini disebabkan oleh minat siswa dalam menulis memang masih

kurang. Ketiga, minimnya waktu pembelajaran sehingga guru merasa kesulitan

dalam memberikan materi yang berkaitan dengan menulis serta latihan yang

cukup kepada siswa. Keempat, banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh guru

sehingga membuat guru kurang optimal dalam mengevaluasi kemampuan menulis

Page 17: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

3

para siswa. Kelima, koreksi yang dilakukan terhadap hasil pekerjaan siswa selama

ini masih dilakukan oleh guru, sehingga belum melibatkan siswa untuk aktif

dalam mengoreksi hasil pekerjaannya. Faktor-faktor tersebutlah yang selama ini

menjadi penyebab masih rendahnya kemampuan menulis karangan pada siswa

kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta.

Dari sisi siswa, diketahui pula gambaran bahwa selama ini proses

pembelajaran masih tergolong kurang bervariasi. Siswa kurang ikut secara aktif

terlibat dalam proses pembelajaran menulis. Guru memberikan materi kemudian

setelah itu memberi tugas kepada siswa untuk menulis atau mengarang. Hal ini

tentunya akan membuat siswa merasa bosan dan kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berlatih dan mengembangkan kreativitas serta

keterampilannya.

Berdasarkan gambaran yang telah diketahui, hendaknya perlu dilakukan

upaya pembenahan dalam proses pembelajaran menulis guna meningkatkan

kemampuan menulis karangan para siswa. Upaya pembenahan ini perlu dilakukan

agar para siswa mampu mengomunikasikan setiap ide atau gagasannya melalui

media tulis dengan baik dan dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain atau

pembaca. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah guru harus mampu

menerapkan teknik pembelajaran menulis yang tepat, kreatif, inovatif, dan mampu

mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti bersama guru bidang studi

Bahasa Indonesia, Dra. Sri Sumaryamti, memilih untuk menerapkan teknik

koreksi teman sebaya (peer correction) dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan menulis karangan para siswa. Hal ini didasarkan pada

kenyataan yang selama ini terjadi, yaitu siswa kurang berminat dan terlibat secara

aktif dalam proses pembelajaran serta teknik pengoreksian hasil tulisan siswa

masih dilakukan oleh gurunya sendiri. Sehingga belum ada keterlibatan siswa

secara aktif dalam mengoreksi hasil tulisannya, akibatnya siswa kurang

memahami dan mengalami secara lebih mendalam bagaimana cara menulis yang

baik dan bagaimana membetulkan kesalahan yang ada dalam tulisan mereka.

Page 18: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

4

Secara singkat dapat dijelaskan, jika hasil pekerjaan siswa dikoreksi oleh

guru tanpa melibatkan siswa secara langsung akan membuat siswa lebih mudah

melupakan kesalahan yang telah dilakukan. Mereka cenderung menerima hasil

atau nilai jadi dari gurunya. Namun, jika koreksi yang dilakukan melibatkan para

siswa akan mampu memberikan dampak yang sangat baik bagi siswa dalam

memberikan latihan bagi mereka untuk mengenali kesalahan yang mereka lakukan

atau kesalahan yang dilakukan oleh teman-temannya. Selain itu, kegiatan koreksi

yang melibatkan siswa secara langsung akan mampu membuat ingatan siswa

bertahan lama dibandingkan dengan belajar hafalan.

Adapun alasan lain peneliti bersama kolaborator dalam hal ini adalah guru

dalam memilih teknik koreksi teman sebaya pada pembelajaran menulis adalah

bahwa siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta merupakan siswa-siswa yang

cukup aktif sehingga teknik koreksi teman sebaya ini dapat diterapkan pada kelas

tersebut. Hal ini mengingat teknik koreksi teman sebaya dalam penerapanannya di

kelas mengharuskan siswa yang cenderung lebih aktif.

Teknik koreksi teman sebaya juga dapat dipandang sebagai salah satu

implementasi dari SAL (student active learning). Hal ini didasarkan pada adanya

pandangan baru dalam pembelajaran menulis di sekolah-sekolah yang saat ini

lebih menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada kegiatan siswa

(student centre). Pandangan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

berarti bagi peningkatan kemampuan menulis (Barnas, 1997). Dengan adanya

kegiatan siswa mencari dan menemukan kesalahan dalam kelompok kelas, siswa

berpeluang mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan

membetulkan kesalahan temannya, sehingga memungkinkan siswa yang lebih

mampu akan mengambil porsi pembicaraan lebih besar. Pada kegiatan ini siswa

yang lemah dapat belajar banyak dari siswa yang lebih mampu. Apa yang

disampaikan teman sebayanya lebih mudah dicerna daripada yang disampaikan

oleh guru.

Dapat disebutkan pula bahwa alasan peneliti menerapkan teknik koreksi

teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan antara lain sebagai berikut:

(1) teknik ini berpusat pada kegiatan siswa sebagai peserta didik; (2) dapat

Page 19: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

5

memotivasi siswa untuk aktif berpikir; (3) siswa terlibat langsung dalam menilai

hasil karangan; (4) dapat menghilangkan rasa kaku selama proses pembelajaran

karena siswa bertukar pikiran dengan temannya sendiri; (5) memberikan

pengalaman langsung kepada siswa dalam memperbaiki karangan; (6)

menghilangkan kejemuan saat proses pembelajaran di kelas; (7) guru lebih mudah

memantau perkembangan kemampuan menulis karangan siswa, karena setiap

tahapan dalam kegiatan menulis tersebut akan tampak terlihat (Barnas, 1997).

Selain dari alasan tersebut, teknik koreksi teman sebaya ini dipilih untuk

diterapkan dalam proses pembelajaran menulis karangan juga didasarkan

pendapat yang disampaikan oleh Walz (1982) yang mengungkapkan kelebihan

penerapan pemberian umpan balik dari teman sebaya tersebut, yaitu: (1) akan

dapat memperkuat motivasi siswa dalam pembelajaran; (2) akan mampu

melibatkan lebih banyak siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar; (3)

koreksi yang diberikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa-siswa lainnya; dan

(4) dengan diterapkannya teknik koreksi teman sebaya maka siswa akan lebih

banyak berperan aktif dalam pembelajaran.

Beberapa alasan tersebut juga diperkuat dengan adanya penelitian tindakan

kelas yang dilaksanakan oleh Joko Purwanto pada tahun 2008 dengan judul

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah Melalui Teknik Peer

Correction pada Siswa Kelas XI IA SMA Muhammadiyah 3 Masaran”.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kualitas proses

pembelajaran serta peningkatan kemampuan menulis ilmiah siswa setelah

diterapkannya teknik peer correction.

Berdasarkan beberapa alasan yang diuraikan di atas, peneliti terdorong

untuk menerapkan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan

menulis karangan yang meliputi kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran

pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta, melalui metode penelitian

tindakan kelas.

Page 20: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

6

B. Rumusan Masalah

Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian, di

bawah ini disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Apakah penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni

2 Surakarta?

2. Apakah penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas

hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2

Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis karangan pada siswa

kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta.

2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas

X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan,

khususnya dalam hal pembelajaran menulis karangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dapat melakukan kegiatan menulis dengan benar, dengan

diterapkannya teknik koreksi teman sebaya yang dapat meningkatkan

keaktifan dan motivasi siswa sehingga kemampuan menulisnya juga

meningkat.

b. Bagi guru, penerapan teknik koreksi teman sebaya dalam pembelajaran

menulis merupakan hal yang belum umum dilakukan oleh guru di sekolah,

oleh sebab itu hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru

Page 21: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

7

untuk menerapkan metode yang lebih inovatif dalam pembelajaran

menulis.

c. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya

penerapan inovasi pembelajaran bagi guru yang lain, juga memotivasi

mereka untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran di kelas.

Page 22: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Menulis Karangan

a. Pengertian Menulis Karangan

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan

untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikapnya dalam sebuah tulisan.

Menulis adalah sebagai bentuk komunikasi tidak langsung yang bermediakan

tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa

sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Henry

Guntur Tarigan, 1993: 21).

The Liang Gie (2002:3) menyamakan pengertian menulis dengan

mengarang. Diungkapkan bahwa menulis arti pertamanya ialah pembuatan

huruf, angka, nama, sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat

tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas,

menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti sama dengan

mengarang. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

masyarakat pembaca untuk dipahami. Burhan Nurgiyantoro (2001:273)

menambahkan pengertian menulis sebagai aktivitas mengemukakan gagasan

melalui bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa sedangkan yang

kedua gagasan. Dalam tulisan, gagasan cemerlang yang tersirat dalam tulisan

akan mampu memikat pembaca dan pada akhirnya membuat pembaca

melakukan perubahan-perubahan besar yang berarti dalam hidupnya.

Hernowo (2002: 212) menegaskan bahwa menulis merupakan aktivitas

intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang amat berguna

untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani kedua belah otak,

baik otak kanan maupun otak kiri.

Page 23: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

9

Sebuah tulisan dapat dikatakan berhasil apabila tulisan tersebut dapat

dipahami dengan mudah oleh pembaca. Segala ide dan pesan yang

disampaikan dipahami secara baik oleh pembacanya, tafsiran pembaca sama

dengan maksud penulis. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seorang

penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar yang meliputi: (1)

keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca,

pembentukan kata, pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang efektif; (2)

keterampilan penyajian, yaitu keterampilan pembentukan dan pengembangan

paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan,

menyusun pokok bahasan dan sub pokok bahasan ke dalam susunan yang

sistematis; (3) keterampilan perwajahan, yaitu keterampilan pengaturan

tipografi dan pemanfaatan sarana tulis secara efektif dan efisien, tipe huruf,

penjilidan, penyusunan tabel dan lain-lain. Ketiga keterampilan tersebut saling

menunjang dalam kegiatan menulis tentunya didukung oleh keterampilan

menyimak, membaca serta berbicara dengan baik (Atar Semi, 1990: 10).

Berdasar pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat

dikemukakan bahwa menulis karangan merupakan aktivitas melahirkan

pikiran dan perasaan lewat tulisan dengan memperhatikan aspek-apek

kebahasaan yang baik dan benar sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

b. Tahapan Penulisan

Menulis merupakan proses kreatif yang banyak melibatkan cara

berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat). Menulis tidak

ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan tetapi seringkali

tidak dapat untuk diungkapkan. Untuk mempermudah menulis harus

memperhatikan tahapan-tahapan menulis.

Khaerudin Kurniawan (2005) mengungkapkan 4 tahapan menulis,

yaitu: (1) Tahap persiapan/prapenulisan, tahap ini meliputi: menyiapkan diri,

mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,

mengolah informasi, menarik tafsiran dan refleksi terhadap realitas yang

dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati. (2) Tahap inkubasi, tahap

Page 24: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

10

inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya

sedemikian rupa sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan

masalah atau jalan keluar yang dicarinya. (3) Tahap inspirasi (insight), tahap

inspirasi yaitu gagasan seakan-akan tiba dan berloncatan pada pikiran kita. (4)

Verifikasi, pada tahap ini, apa yang dituliskan akan diperiksa kembali,

diseleksi dan disusun sesuai fokus tulisan.

Atar Semi (1990: 11) menambahkan proses menulis menjadi 7

langkah, yaitu: (1) Pemilihan dan penetapan topik; memilih dan menetapkan

topik merupakan suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan

yang tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Topik tulisan adalah gagasan

yang hendak disampaikan dalam tulisan. (2) Pengumpulan informasi dan data;

pengumpulan informasi dan data perlu dilakukan agar tulisan tersebut menjadi

tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan

adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan

sesuai pula dengan tujuan penulisan. (3) Penetapan tujuan; menetapkan tujuan

penulisan adalah hal penting yang harus dilakukan sebelum menulis. Hal

tersebut karena tujuan berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang

tulisan, dan cara penyajian tulisan. (4) Perancangan tulisan; merancang tulisan

diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih

subtopik yang perlu dimuat, melakukan pengelompokan topik-topik kecil ke

dalam suatu kelompok yang lebih besar dan memilih suatu sistem notasi dan

sistem penyajian secara tepat. (5) Penulisan; dalam penulisan perlu dipilih

organisasi dan sistem penyajian yang tepat, artinya tepat menurut jenis tulisan,

tepat menurut tujuan atau sasaran tulisan. (6) Penyuntingan atau revisi; dalam

penyuntingan dilakukan kegiatan mengecek ketepatan angka-angka atau

menghilangkan yang tidak perlu, menambahkan sesuatu yang tidak perlu,

perbaikan kalimat ejaan, maupun kosakata yang kurang tepat sehingga

menjadi tulisan yang baik. (7) Penulisan naskah jadi; pada penulisan naskah

jadi, masalah perwajahan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh,

karena kesempurnaan tulisan tidak hanya terbatas pada kesempurnaan isi dan

ketepatan pemakaian perangkat kebahasaan tetapi juga masalah susunan.

Page 25: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

11

c. Asas-asas Menulis

Setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan sejumlah asas yang dapat

dijadikan pedoman. Demikian pula halnya dengan aktivitas menulis. The

Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas menulis—yang disebut

dengan asas mengarang—yang meliputi, kejelasan (clarity), keringkasan

(conciseness, ketepatan (correctness), Kesatupaduan (unity), pertautan

(coherence), penegasan (emphasis).

Berdasarkan asas kejelasan (clarity), setiap karangan haruslah jelas

benar. Tulisan harus mencerminkan gagasan yang dapat dibaca dan dimengeri

oleh pembacanya. Disamping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat

disalahtafsirkan oleh pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak

kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh pembaca.

Untuk memenuhi asas ini, H.W. Fowler sebagaimana dikutip oleh The Liang

Gie (2002: 34) mengungkapkan bahwa asas kejelasan dalam kegiatan menulis

sepanjang menyangkut kata-kata dapat dilaksanakan dengan memilih: (1) kata

yang umum dikenal ketiumbang kata yang harus dicari-cari artinya; (2) kata

yang konkret ketimbang kata yang abstrak; (3) kata tunggal ketimbang

karangan yang panjang lebar; (4) kata yang pendek ketimbang kata yang

panjang lebar; (5) kata dalam bahasa sendiri ketimbang kata asing.

Asas menulis yang pertama ini berlaku untuk tulisan nonfiksi ilmiah,

tetapi tidak berlaku untuk tulisan fiksi. Dalam tulisan fiksi seperti cerpen,

novel, drama maupun puisi, asas-asas tersebut sengaja dilanggar untuk

memperoleh efek keindahan.

Asas keringkasan (Conciseness) yang dimaksud dalam asas menulis ini

bukan berarti setiap tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan

tidak boleh ada penghamburan kata, tidak terdapat butir ide yang

dikemukakan berulang-ulang, gagasan tidak disampaikan dalam kalimat yang

terlalu panjang. Harry Shaw sebagaimana diungkapkan oleh The Liang Gie

(2002: 36) mengungkapkan bahwa penulisan yang baik diperoleh dari ide-ide

yang kaya dan kata-kata yang hemat, bukan kebalikannya, ide yang miskin

Page 26: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

12

dan kata yang boros. Jadi, sesuatu karangan adalah ringkas apabila karangan

itu mengungkapkan banyak buah pikiran dalam kata-kata yang sedikit.

Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang

kedua berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan

dengan kata yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai

gagasan. Lain halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata

berlebihan untuk memperoleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta

memperjelas setting.

Asas ketepatan (Correctness) mengandung ketentuan bahwa suatu

tulisdan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca

dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya (The

Liang Gie, 2002: 36). Untuk menepati asas ini, penulis harus memperhatikan

berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca serta kelaziman.

Seperti halnya duia asas sebelumnya, asas ketiga ini tidak berlaku

sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir. Pemahaman

pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi tingkat

apresiasi yang dimilikinya.

Berdasar pada asas Kesatupaduan (Unity), segala hal yang disajikan

dalam tulisan tersebut memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan

tema. Tulisan yang tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang

menyimpang serta tidak ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas

yang sering disebut dengan syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk

semua jenis tulisan baik fiksi maupun nonfiksi.

Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan memuat satu gagasan pokok,

maka berdasar pada asas pertautan (Coherence) tiap alinea dalam satu tulisan

hendaklah berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain

harus berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi

ini berlaku untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi.

Asas Penegasan (Emphasis) menegaskan bahwa dalam tulisan perlu

ada penekanan atau penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca

mendapatkan kesan yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu

Page 27: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

13

diterapkan pada tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu

memperhatikan asas ini. Penegasan pada beberapa bagian fiksi menjadikan

tulisan lebih menarik.

d. Jenis-jenis Tulisan

Ada banyak cara yang dipilih seseorang untuk mengemukakan

gagasannya dalam tulisan. Cara yang dipilih serta tujuan penulisan

menghasilkan berbagai bentuk tulisan, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, dan

argumentasi.

Tulisan narasi merupakan satu bentuk wacana yang berusaha

menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa

yang telah terjadi (Gorys Keraf, 2004: 136). Penggambaran peristiwa dalam

bentuk paragraf narasi didasarkan pada perkembangan dari waktu ke waktu.

Atar Semi (1990: 33) mengemukakan ciri penanda narasi yaitu: (1) berupa

cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia; (2) kejadian atau peristiwa

yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar

terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya.; (3) berdasarkan

konflik; (4) memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya

bersifat sastra; (5) menekankan susunan kronologis; dan (6) biasanya memiliki

dialog.

Tulisan eksposisi merupakan tulisan yang beretujuan menjelaskan atau

memberikan informasi tentang sesuatu (Atar Semi, 1990: 37). Eksposisi

ditandai dengan tulisan berupa: pengertian atau pengetahuan; menjawab

pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; disampaikan dengan

lugas serta bahasa yang baku; penggunaan bahasa netral, tidak memihak serta

tidak memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.

Tulisan deskripsi merupakan tulisan yang bertujuan memberikan

perincian atau detail tentang objek. Perincian tersebut memberi pengaruh pada

sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Tulisan dseskripsi yang

berhasil, dapat membawa pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan atau

mengalami langsung objek tersebut.

Page 28: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

14

Tulisan argumentasi merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan

atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis

(Atar Semi, 1990: 47) argumentasi merupakan proses penalaran, oleh karena

itu sebuah tulisan argumentatif dapat dikembangkan dengan teknik induktif

maupun deduktif.

2. Hakikat Pembelajaran Menulis di Sekolah Menengah Kejuruan

a. Hakikat Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat dari luar.

Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat

diketahui secara langsung. Hasil belajar seseorang tidak dapat terlihat tanpa

melakukan hal yang menunjukkan kemampuan yang diperolehnya dalam

belajar.

Winkel (1996: 36) merumuskan belajar sebagai suatu aktivitas mental

atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas.

Perubahan itu dapat berupa suatu hasil baru atau penyempurnaan terhadap

hasil yang telah diperoleh. Hasil belajar dapat berupa yang utama dapat juga

hasil sebagai efek sampingan.

Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh siswa dalam materi

kajian yang tersirat dalam pembelajaran. Pembelajaran bersinonim dengan

istilah proses belajar, kegiatan belajar dan aktivitas belajar atau pengalaman

belajar. Pembelajaran menjadi titik tolak guru dalam merancang,

melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

Nababan (dalam Sri Hastuti, 1996: 20) mengatakan bahwa

pembelajaran adalah usaha pengajar dan lembaga untuk membantu orang

belajar. Kegiatan pembelajaran dapat menimbulkan terjadinya interaksi

manusia, sumber daya, dan lingkungan. Interaksi yang terjadi dalam proses

belajar mengajar dapat mengubah kemampuan siswa dari satu tingkatan ke

tingkatan lain yang lebih tinggi. Dalam proses perubahan itu, siswa dibantu

Page 29: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

15

oleh seorang guru yang membimbing dan mengarahkan siswa menuju ke arah

yang lebih baik.

Dimyati dan Mudjiono (1999: 32) menyebutkan prinsip-prinsip yang

hendaknya ada dalam dimensi program pembelajaran, antara lain: (1) tujuan

dan isi pelajaran memenuhi kebutuhan, minat, serta kemampuan siswa; (2)

kemungkinan terjadinya pengembangan konsep dan aktivitas siswa; (3)

pemilihan dan penggunaan metode dan media (multi-methods dan multi-

media); (4) penentuan metode dan media fleksibel.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa

belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru

didukung oleh adanya materi pelajartan yang sesuai, motode, dan

penggunaaan media yang tepat.

b. Pembelajaran Menulis di Sekolah Menengah Kejuruan

Pembelajaran menulis karangan merupakan salah satu aspek

pembelajaran Bahasa Indonesia yang tercakup dalam kelompok program

adaptif di Sekolah Menengah Kejuruan. Menurut Sri Hastuti (1996: 21)

pembelajaran bahasa adalah upaya untuk membuat pembelajar terampil,

cekatan, dan cermat menggunakan unsur-unsur bahasa untuk berkomunikasi,

baik komunikasi lisan maupun tertulis.

Dalam pembelajaran menulis siswa harus berlatih secara berulang-

ulang. Untuk melatih menulisnya, siswa dibantu oleh guru yang bertugas

memberikan teori-teori tentang menulis, memotivasi siswa agar tertarik

dengan kegiatan menulis dan memberi kesempatan kepada siswanya untuk

berlatih menulis, guru juga harus bisa membuat siswa dapat mengungkapkan

gagasan dalam pikirannya melalui media tulis dengan menggunakan tanda

baca, struktur, ejaan yang benar, kalimat yang runtut sehingga membuat

paragraf yang baik.

Dengan demikian pembelajaran menulis karangan dapat diartikan

sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa dalam

Page 30: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

16

mengembangkan kreativitas dan imajinasinya sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan, yaitu siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan

pengetahuan secara tertulis.

c. Penilaian Pembelajaran Menulis Karangan

Penilaian merupakan suatu proses untuk mengetahui apakah proses

dan hasil dari suatu program kegiatan sesuai dengan tujuan atau kriteria yang

telah ditetapkan (Sarwiji Suwandi, 2008:15). Berkaitan dengan proses dan

hasil tersebut, dalam hal ini penilaian pembelajaran menulis karangan juga

dibagi menjadi dua, yakni (1) Penilaian kualitas proses pembelajaran, dan (2)

Penilaian kualitas hasil pembelajaran.

1) Penilaian kualitas proses pembelajaran

Penilaian proses belajar-mengajar merupakan menyangkut penilaian

terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa, dan

keterlaksanaan kegiatan belajar-mengajar (Nana Sudjana, 2005:1). Penilaian

proses pembelajaran bertujuan untuk perbaikan dan lebih mengoptimalkan

kegiatan pembelajaran, terutama efisiensi, keefektifan, serta

produktifitasnya. Beberapa diantaranya adalah (a) efesiensi dan keefektifan

pencapaian tujuan instruksional, (b) keefektifan dan relevansi bahan

pengajaran, (c) produktivitas kegiatan pembelajaran, (d) keefektifan sumber

dan sarana pembelajaran, dan (e) keefektifan penilaian hasil dan proses

pembelajaran (Nana Sudjana, 2005:57).

Masih menurut Nana Sudjana, (2005:60-62) kriteria yang dapat

digunakan dalam penilaian proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

(1) Konsistensi kegiatan pembelajaran dengan kurikulum

Kurikulum adalah program pembelajaran yang telah ditentukan

sebagai acuan yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses

pembelajaran dilihat dari sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan

secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek: (a) tujuan-tujuan

pengajaran, (b) bahan pengajaran yang diberikan, (c) jenis kegiatan

yang dilaksanakan, (d) cara melaksanakan setiap jenis kegiatan, (e)

Page 31: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

17

peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan, dan (f)

penialaian yang digunakan untuk setiap tujuan.

(2) Keterlaksanaan oleh guru

Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang

telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami

hambatan dan kesulitan yang berarti. Dengan demikian, apa yang

direncanakan dapat dilihat dalam hal: (a) mengondisikan kegiatan

belajar siswa; (b) menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar;

(c) waktu yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran; (d)

memberikan bantuan dan bimbingan pembelajaran pada siswa; (e)

melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran; (f) kegiatan

menggeneralisasikan hasil pembelajaran dan tindak lanjutnya untuk

kegiatan pembelajaran berikutnya.

(3) Keterlaksanaan oleh siswa

Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan program yang telah ditentukan guru tanpa

mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti. Keterlaksanaan oleh

siswa dapat dilihat dalam hal: (a) memahami dan mengikuti petunjuk

yang diberikan guru; (b) semua siswa turut serta melakukan kegiatan

pembelajaran; (c) tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana

mestinya; (d) memanfaatkan semua sumber belajar yang disedioakan

guru; (e) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan guru.

(4) Motivasi belajar siswa

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam

motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa saat melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam hal: (a) minat dan

perhatian siswa terhadap pelajaran; (b) semangat siswa untuk

melaksanakan tugas belajarnya; (c) tanggung jawa siswa dalam

melaksanakan tugas belajarnya; (d) reaksi yang ditunjukkan siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru; (e) rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang diberikan.

Page 32: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

18

(5) Keaktifan para siswa dalam kegiatan pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran terutama adalah melihat sejauh

mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan

siswa dapat dilihat dalam hal: (a) turut serta dalam melaksanakan tugas

belajarnya; (b) terlibat dalam pemecahan masalah; (c) bertanya kepada

siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya; (d) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan

untuk pemecahan masalah; (e) melaksanakan diskusi kelompok sesuai

dengan petunjuk guru; (f) melatih diri dalam memecahkan soal atau

mesalah yang sejenis; (g) kesempatan menggunakan atau menerapkan

apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan

yang dihadapi.

(6) Interaksi guru dan siswa

Interaksi guru dan siswa berkenaan dengan komunikasi atau

hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah antara siswa dengan

guru atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Hal ini dapat dilihat dalam: (a) tanya jawab atau dialog antara guru

dengan siswa atau antara siswa dengan siswa; (b) bantuan guru

terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual

maupun secara kelompok; (c) dapatnya guru dan siswa tertentu

dijadikan sumber belajar; (d) senantiasa beradanya guru dalam situasi

pembelajaran sebagai fasilitator pembelajaran; (e) tampilnya guru

sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa menghadapi jalan buntu

dalam tugas belajarnya; (f) adanya kesempatan mendapat umpan balik

secara berkesinambungan dari hasil pembelajaran yang diperoleh siswa.

(7) Kemampuan atau keterampilan guru mengajar

Keterampilan atau kemampuan guru mengajar merupakan

puncak keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerap[an

semuan kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal pengajaran,

komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dll. Beberapa indikator

dalam menilai kemampuan ini antara lain: (a) menguasai bahan

Page 33: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

19

pelajaran yang disampaikan pada siswa; (b) terampil berkomunikasi

pada siswa; (c) menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan siswa;

(d) terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; (e)

terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.

(8) Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa

Salah satu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari

hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini, aspek yang dilihat

antara lain: (a) perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa

setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya; (b) kualitas dan

kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa; (c) jumlah

siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75% dari

jumlah instruksional yang harus dicapai; (d) hasil belajar tahan lama

diingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan

berikutnya.

Berdasarkan kriteria tersebut dapat dijadikan pegangan dalam

menilai kualitas proses pembelajaran agar upaya memperbaiki proses

pembelajaran dapat ditentukan lebih lanjut. Dari kriteria tersebut penilai

dapat melihat bagian-bagian mana yang telah dicapai dan bagian-bagian

mana yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan untuk

memperbaikinya.

Sekalipun kriteria tersebut masih bersifat umum, penilai dapat

mengembangkan dan menjabarkannya lebih lanjut sesuai dengan bidang

pelajaran yang diberikan atau diajarkan. Hal ini penting mengingat setiap

mata pelajaran atau bidang studi memiliki beberapa karakteristik tertentu,

baik dalam hal tujuan, bahan, metode mempelajarinya, maupun sistem

penilaiannya.

2) Penilaian kualitas hasil pembelajaran

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2005:22). Horward

Kingsley dalam Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)

keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan

Page 34: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

20

cita-cita. Sedangkan Gagne, masih dalam Nana Sudjana membagi lima

kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual;

(c) strategi kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.

Sedangkan dalam hal ini adalah penilaian kualitas hasil pembelajaran

menulis karangan, yang ditekankan pertama kali yaitu unsur bahasa,

sedangkan yang kedua adalah gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-

tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang

sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur

kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya

mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi.

Jadi, penilaian ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasi dan

mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat (Burhan

Nurgiyantoro, 2001: 298).

Selanjutnya diungkapkan oleh Burhan Nurgiyantoro, bahwa penilaian

terhadap karangan bebas mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya

objektifitas. Dalam hal ini, unsur subjektifitas penilai pasti berpengaruh.

Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan

sama skornya. Bahkan, sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang penilai

pun kondisinya berlainan. Ada kemungkinan skor yang diberikan berbeda.

Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara memilih model

penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektifitas

dirinya.

Zaini Machmoed (dalam Burhan Nurgiyatoro, 2001: 305) menyatakan

bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan. Akan tetapi, agar

guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memperoleh informasi yang

lebih memerinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-

edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang

bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analisis merinci karangan ke

dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Memerinci karangan ke

dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain

dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkatagorian

Page 35: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

21

itu bervariasi hendaknya kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu (1) kualitas

dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk

bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca yang sesuai dengan kaidah

yang berlaku, dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis.

Hartfield (dalam Burhan Nurgiantoro, 2001: 307) mengemukakan

salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan

menggunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek

yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor

dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Model penilain tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

No AspekPenilaian

Skor Kriteria

1. ISI

27-30

22-26

17-21

13-16

SANGAT BAIK-SEMPURNA: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas.CUKUP-BAIK: informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan dengan tetapi tidak lengkap.SEDANG-CUKUP: informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tak cukup, permasalahan tak cukup.SANGAT KURANG: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan.

2. ORGANISASI

18-20

14-17

10-13

7-9

SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif.CUKUP-BAIK: kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap.SEDANG-CUKUP: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. SANGAT KURANG: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak layak nilai.

Page 36: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

22

3. KOSAKATA

18-20

14-17

10-13

7-9

SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata.CUKUP-BAIK: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu.SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna.SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah, tidak layak nilai.

4. PENGEM-BANGAN

BAHASA

22-25

18-21

11-17

5-10

SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur.SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.

5. MEKANIK

5

4

3

2

SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur.SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.

Sumber: Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308

3) Bentuk dan alat penilaian

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan

tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi dasar diperlukan

tagihan-tagihan. Setiap tagihan memerlukan seperangkat alat penilaian

(Sarwiji Suwandi, 2005:40).

Dalam hal ini, bentuk dan alat penialainnya juga meliputi dua hal,

yakni : (1) bentuk dan alat penilaian kualitas proses pembelajaran, serta (2)

bentuk dan alat penilaianh kualitas hasil pembelajaran.

Page 37: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

23

a) Bentuk dan alat penilain kualitas proses pembelajarn

Alat penilaian yang digunakan untuk menuliai kualitas proses

pembelajaran dapat berbentuk tes maupun non tes. Alat penilaian bentuk

tes dapat berupa tes uraian maupun tes objektif. Sedangkan alat penilaian

bentuk nontes yang akan diuraikan dalam hal ini berupa kuesioner,

wawancara, skala, dan observasi. Dalam hal ini, penilaian kualitas proses

pembelajaran cenderung pada penggunaan bentuk penilaian nontes, yang

meliputi:

(1) Wawancara

Sebagai alat penilaian, wawancara dapat digunakan untuk

menilai kualitas proses pembelajaran. Kelebihan wawancara ialah

bisa kontak langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapkan

jawaban secara lebih bebas dan mendalam.

Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan

wawancara bebas (tidak terstruktur). Dalam wawancara terstruktur

kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga penilai tinggal

mengategorikannya pada alternatif jawaban yang telah dibuat.

Keuntungannya ialah data yang dihasilkan mudah diolah dan

dianalisis untuk disimpulkan. Sedangkan pada wawancara bebas,

jawaban belum disiapkan sebelumnya sehingga siswa bebas

mengemukakan pendapatnya. Dan keuntungannya ialah bahwa

informasi yang diperoleh lebih padat dan lengkap, sekalipun dalam

menganalisisnya lebih sulit karena jawabannya beranekaragam.

(2) Kuesioner

Kelebihan kuesioner dari wawancara ialah sifatnya yang

praktis, hemat waktu, tenaga, dan biaya. Kelemahannya ialah

jawaban sering tidak objektif, lebih-lebih apabila pernyataannya

kurang tajam yang memungkinkan siswa berpura-pura. Seperti

halnya wawancara, kuesioner pun terbagi menjadi dua jenis, yakni

kuesioner terstruktur dan kuesioner terbuka.

Page 38: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

24

(3) Skala

Skala merupakan alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan

perhatian, dan lain sebagainya. Dalam hal ini skala yang diuraikan

hanya yang berkaiatan dengan proses pembelajaran yakni skala

penilaian dan skala sikap.

Skala penilaian (rating scale) merupakan penilaian yang

menggunakan skala penilaian yang memungkinkan penilai memberi

nilai tengah terhadap kompetensi tertentu, karena pemberian nilai

secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala

penilaian ini terentang dari nilai tidak sempurna sampai sangat

sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 =

kompeten, dan 4 = sangat kompeten (Sarwiji Suwandi, 2008:83).

Skala sikap merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa

kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), atau

netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada

seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan

konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseprang tentang

objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan

perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi

berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut

(Nana Sudjana, 2005:80).

(4) Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian digunakan

untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya

suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi

dapat digunakan untuk mengukur atau menulai kualitas proses

pembelajaran (Nana Sudjana, 2005:84).

Page 39: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

25

b) Bentuk dan alat penilaian kualitas hasil pembelajaran

Dalam hal ini alat yang diguanakan untuk penilaian hasil

pembelajaran berbentuk tes. Alat penilaian dalam bentuk tes ini meliputi

tes uraian maupun tes objektif.

(1) Tes Uraian

Tes uraian secara umum dapat diartikan sebagai tes dengan

pertanyaan yang menuntuk siswa menjawabnya dalam bentuk

menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,

memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan

tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa

sendiri. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan

uraian terstruktur (Nana Sudjana, 2005:35).

(2) Tes Objektif

Pada umumnya tes objektif digunakan untuk menilai kualitas

hasil pembelajaran. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya

bahan pembelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya

menulai jawaban yang diberikan. Soal-soal bentuk tes objektif ini

dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban, bentuk pilihan benar-

salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan,

dan isian pendek atau melengkapi (Nana Sudjana, 2005:44).

3. Hakikat Teknik Koreksi Teman Sebaya

a. Pengertian Teknik Koreksi Teman Sebaya

Dalam sebuah proses pembelajaran bahasa terdapat tiga istilah yang

tersusun secara hierarkis, yaitu pendekatan, metode, dan teknik. Untuk lebih

mengetahui serta memperjelas perbedaan antara ketiga istilah tersebut, berikut

ini dipaparkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan

dengan gambaran yang mengidentifikasikan konseptualisasi dan organisasi

yang terdapat pada ketiga istilah tersebut.

Anthony (dalam Pranowo, 1996) menyatakan bahwa metode adalah

rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara teratur materi bahasa

Page 40: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

26

sehingga tidak ada bagian-bagian yang saling bertentangan karena semua

rancangan tersebut telah didasarkan pada satu pendekatan tertentu. Senada

dengan pendapat Anthony tersebut, Senn (dalam Jujun S. Suriasumantri, 2001:

119) menjelaskan bahwa metode merupakan suatu prosedur atau cara

mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis.

Dalam kesempatan yang lain, Richard dan Rodgers dalam Nuril Huda

(1988: 296) menjelaskan bahwa dalam desain atau rancangan pengajaran

terkandung unsur, antara lain : (1) tujuan pengajaran; (2) materi pengajaran;

(3) kegiatan pengajaran; (4) peran siswa; (5) peran guru; (6) peran materi

pengajaran. sedangkan prosedur merupakan deskripsi teknik dan prosedur

dalam sistem pengajaran.

Memperjelas pengertian mengenai metode dan teknik, Surayin (dalam

Barnas, 1997) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai maksud; cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan sedangkan teknik adalah cara membuat sesuatu atau melakukan

sesuatu yang berhubungan dengan metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa istilah metode dan teknik adalah

dua hal yang saling menentukan dan saling mendukung dalam proses

pembelajaran.

Pembahasan yang berkaitan dengan teknik koreksi teman sebaya, pada

dasarnya teknik ini merujuk pada kegiatan atau aktivitas siswa dalam

membaca tulisan temannya kemudian membuat respon berupa koreksi dalam

posisinya sebagai pembaca. Dengan menggunakan teknik ini, dimungkinkan

terwujudnya peningkatan kemampuan menulis para siswa dan juga

berkembangnya kepekaan siswa untuk menjadi pembaca kritis sehingga

mampu mendorong siswa untuk mampu berkomunikasi lewat media tulis

dengan baik dan benar.

Secara lebih jelas dapat diungkapkan, bahwa dengan adanya kegiatan

siswa mencari dan menemukan kesalahan dalam suatu kelompok kelas, siswa

akan berpeluang mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan

Page 41: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

27

membetulkan kesalahan temannya sehingga memungkinkan siswa yang lebih

mampu akan mengambil porsi yang lebih besar pada proses pembelajaran.

Pada kegiatan ini siswa yang lemah dapat belajar banyak pada siswa yang

lebih mampu diantara teman-temannya. Selain itu pula bahwa apa yang

disampaikan oleh teman sebayanya akan lebih mudah dicerna daripada apa

yang disampaikan oleh guru. Pendapat ini senada dengan apa yang

disampaikan oleh Stevick (dalam Walz, 1982: 17) yang mengungkapkan

bahwa pemberian koreksi atau umpan balik yang dilakukan oleh teman sebaya

siswa merupakan cara koreksi kesalahan yang lebih informatif karena

diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan yang sebanding.

Selain itu, dengan adanya penerapan teknik koreksi teman sebaya ini

akan diperoleh manfaat diantaranya: (1) memperkuat motivasi siswa dlam

proses pembelajaran bahasa; (2) mampu melibatkan siswa secara lebih aktif

dalam proses pembelajaran; (3) koreksi yang diberikan akan lebih mudah

dipahami oleh siswa-siswa lainnya; dan (4) dengan diterapkannya teknik

koreksi teman sebaya maka siswa akan lebih banyak berperan untuk lebih

aktif dalam pembelajaran (Walz, 1982: 17).

Memperjelas apa yang telah dikemukakan oleh Walz tersebut, Barnas

(1997) mengungkapkan kelebihan pelaksanaan teknik koreksi teman sebaya,

yaitu bahwa: (1) teknik ini berpusat pada kegiatan siswa sebagai peserta didik;

(2) dapat memotivasi siswa untuk aktif berpikir; (3) siswa terlibat langsung

delam menilai hasil karangan; (4) dapat menghilangkan rasa kaku selama

proses pembelajaran karena siswa bertukar pikiran dengan temannya sendiri;

(5) memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam memperbaiki

karangan; (6) menghilangkan kejemuan saat proses pembelajaran di dalam

kelas; (7) guru lebih mudah memantau perkembangan kemampuan menulis

karangan siswa, karena setiap tahapan kegiatan menulis akan tampak terlihat.

Berkaitan dengan proses pembelajaran menulis yang menggunakan

teknik koreksi teman sebaya, Walz dalam Bambang Agus Purwanto, A.

Handoko Pudjobroto, Sujoko (2004: 11) menjelaskan bahwa teknik koreksi

teman sebaya dapat dilakukan dalam bentuk kelompok, baik dalam kelompok

Page 42: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

28

kecil yang terdiri dari dua orang, maupun dalam kelompok besar yang terdiri

lebih dari lima orang. Adapun wujud pelaksanaannya dapat diwujudkan

dengan cara sebagai berikut:

1). Menggunakan media proyeksi

Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menayangkan sebuah tulisan siswa

melalui OHP yang kemudian siswa lain dalam satu kelompok dibawah

bimbingan guru menemukan letak-letak kesalahan, menemukan penyebab

terjadinya kesalahan, dan membetulkan kesalahan tersebut. Dalam hal ini,

guru hendaknya menyeleksi tulisan yang hendak ditampilkan sesuai

dengan keperluan atau aspek-aspek yang hendak dibahas dalam

pembelajaran.

2). Membahas secara berkelompok

Penerapannya dapat dilakukan dengan cara membahas sebuah tulisan

secara bersama-sama oleh sekelompok kecil siswa—bisa dua orang—yang

kemudian melakukan kegiatan koreksi terhadap tulisan tersebut

berdasarkan tipe-tipe kesalahan yang telah ditentukan sebelumnya.

3). Tukar-menukar tulisan teman sebaya

Prosesnya berupa tukar-menukar tulisan, misalnya dengan teman sebangku

untuk dikoreksi. Jadi, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain saling

mengoreksi hasil tulisan yang telah dibuat oleh temannya. Proses ini tetap

harus berada dalam bimbingan guru. Guru harus memberi pengertian dan

penegasan kepada siswa bahwa mereka harus benar-benar dan sungguh-

sungguh dalam mengoreksi dan koreksi yang dilakukan berdasarkan pada

tipe-tipe kesalahan yang telah ditentukan sebelumnya.

4). Menulis secara berkelompok

Bentuk ini dapat diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang banyak

yang kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat

sebuah tulisan. Kemudian, tulisan tersebut dikoreksi secara bersama-sama

pula sehingga akan dihasilkan tulisan final yang akan dikumpulkan kepada

guru. Dengan demikian, hasil tulisan tersebut merupakan hasil dari

Page 43: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

29

kerjasama kelompok dan hendaknya penilaian yang dilakukan juga

berdasarkan aspek kerjasama dan kekompakan anggota kelompok.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis dengan Teknik Koreksi

Teman Sebaya

Menurut Walz dalam Bambang Agus Purwanto, A. Handoko

Pudjobroto, Sujoko (2004: 13-14) sebelum kegiatan teknik koreksi teman

sebaya dilakukan, pada tahap-tahap permulaan hendaknya siswa perlu di beri

umpan balik (feedback) dengan berbagai cara, seperti:

1). Memberi simbol-simbol dan singkatan

Cara yang sering digunakan guru untuk memotivasi pembelajar,

khususnya yang sedang belajar menulis supaya mereka bisa melakukan

koreksi sendiri adalah dengan memberi berbagai simbol atau singkatan

pada tulisannya. Penanda tersebut biasanya ditempatkan pada bagian

margin, tidak pada sumber atau letak kesalahan yang sebenarnya. Dengan

demikian, pembelajar harus menentukan sendiri letak-letak kesalahannya

dan membetulkan kesalahan tersebut.

Namun, untuk pembelajar yang masih kesulitan dengan cara itu,

penandaan tersebut kurang efektif sehingga perlu dibuat yang lebih

khusus. Hendrickson dalam Bambang Agus Purwanto, A. Handoko

Pudjobroto, Sujoko (2004: 14) mengusulkan seperangkat penanda koreksi

tak langsung pada tulisan pembelajar dari kelas-kelas permulaan itu,

sebagai pelengkap dari pemberian tanda pada bagian margin tulisannya

yang meliputi:

a) Garis bawah untuk penulisan huruf atau kata yang salah,

b) Lingkarang untuk pemakaian tanda baca yang tidak tepat,

c) Tanda panah untuk penempatan bagian kalimat yang tidak pada

tempatnya,

d) Tanda tanya untuk bagian-bagian yang membingungkan.

2). Memberi contoh-contoh kesalahan dan pembetulannya

Untuk jenis kesalahan yang sifatnya tidak terlalu kompleks atau

mudah untuk ditemukan sendiri oleh pembelajar, pelaksanaan koreksi

Page 44: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

30

dapat dilakukan pengajar dan pembelajar secara bersama. Pengajar dalam

hal ini adalah guru terlebih dahulu memberikan contoh-contoh mengenai

satu jenis kesalahan, kemudian pembelajar dalam hal ini adalah siswa,

harus mengoreksi tulisan untuk jenis kesalahan yang sama dengan

bimbingan pengajar, selanjutnya pembahasan dapat dilakukan pada jenis

kesalahan yang lain.

Jenis-jenis kesalahan yang dapat dikoreksi dengan memberi

contoh-contoh adalah penempatan tanda baca, misalnya: tanda titik dan

koma, pemakaian huruf kecil dan kapital, penulisan kata depan dan

imbuhan. Untuk menentukan jenis kesalahan yang bisa dikoreksi dengan

cara ini, pengajar dapat melakukannya berdasarkan tingkat kemampuan

pembelajar.

3). Menggunakan referensi tentang kaidah-kaidah bahasa tulis

Untuk menerapkan cara ini, terlebih dahulu pengajar atau guru

menyeragamkan buku-buku atau referensi mengenai kaidah-kaidah

penulisan yang dipakai para pembelajar maupun yang menjadi

pegangannya. Referensi yang memuat kaidah-kaidah bahasa tulis tersebut

seperti buku pedoman penulisan komposisi, buku pedoman pembentukan

istilah, dasar-dasar komposisi, dan tata kalimat maupun kamus.

Dengan berpedoman pada buku-buku yang telah dimiliki

pembelajar, pengajar dapatr menandai bagian-bagian tulisan yang salah

dengan menuliskan nomor halaman buku dan identitas yang lebih khusus

berkenaan dengan kaidah penulisan yang dapat membantu pem,belajar

untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

c. Langkah-langkah yang Dilakukan Peneliti dalam Penerapan Teknik

Koreksi Teman Sebaya

Dalam praktiknya atau secara konkrit penerapan teknik koreksi

teman sebaya dalam setiap siklusnya dilakukan dalam 2 x pertemuan yang

setiap pertemuan mencakup waktu 2 x 45 menit. Langkah-langkah

pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Page 45: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

31

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1)

pemberian materi menulis karangan oleh guru; (2) pemberian latihan

menulis karangan; (3) pemberian latihan mengoreksi hasil tulisan

teman; (4) guru menugasi siswa untuk menulis karangan; (5) guru

meminta siswa untuk mengumpulkan karangan.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1)

guru memberikan materi penegasan mengenai teknik koreksi teman

sebaya; (2) guru membagikan hasil karangan siswa yang telah

dikumpulkan sebelumnya; (3) guru meminta siswa menukarkan hasil

karangannya, secara teknis hasil karangan siswa ditukar dengan

diputar ke kanan sebanyak lima kali hitungan; (4) guru meminta siswa

mengoreksi karangan temannya; (5) guru sebagai fasilitator dan

membimbing siswa dalam mengoreksi; (6) setelah koreksi selasai,

siswa diminta mengembalikan karangan yang dikoreksi pada siswa

yang bersangkutan; (7) seluruh siswa diminta memperbaiki

karangannya berdasarkan hasil koreksi teman sebaya; (8) karangan

yang telah diperbaiki dikumpulkan dan dinilai.

Berdasarkan langkah-langkah yang diuraikan dalam dua pertemuan

tersebut, secara singkat dapat diringkas bahwa penerapan teknik koreksi

teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan adalah sebagai

berikut: (1) pemberian materi; (2) pemberian latihan menulis dan

mengoreksi; (3) pemberian tugas menulis; (4) hasil tulisan ditukarkan

dengan teman sebaya; (5) pengoreksian hasil karangan dengan teman

sebaya; (6) perbaikan hasil karangan berdasarkan koreksi teman; dan (7)

penilaian.

Page 46: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

32

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan atau sesuai dengan

penelitian ini, diantaranya adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Handoko Pujobroto, Bambang Agus

Purwanto, dan Sujoko pada tahun 2004 dengan judul ”Optimalisasi Penerapan

teknik Self-Correction dalam Pembimbingan Skripsi untuk meningkatkan

Kemampuan Mengidentifikasi Kesalahan berbahasa Mahasiswa Bahasa

Inggris FKIP UNS (Penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

LPTK)”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan teknik self-

correction dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi menulis mahasiswa.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Joko Purwanto pada

tahun 2008 dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah

Melalui Teknik Peer Correction pada Siswa Kelas XI IA SMA

Muhammadiyah 3 Masaran”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya

peningkatan kualitas proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan

menulis ilmiah siswa setelah diterapkannya teknik peer correction.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati, Suyatmin, dan Siti Mulyani

pada tahun 2008 dengan judul “Penerapan Teknik Peer-Correction dalam

Pembelajaran Menulis untuk Meningkatkan Penguasaan Bahasa Indonesia

Tulis Siswa Kelas VIII SMP”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya

peningkatan keaktifan dan kesungguhan siswa dalam pembelajaran menulis

disamping adanya peningkatan kualitas hasil dan kualitas proses dalam

pembelajaran menulis setelah diterapkankan teknik peer-correction.

Berdasarkan kesimpulan dari ketiga penelitian di atas maka

relevansinya dengan penelitian yang peneliti ini adalah bahwa keterlibatan

serta keaktifan siswa dalam memberikan umpan balik dari hasil pekerjaan,

baik pekerjaannya sendiri maupun pekerjaan temannya, mempunyai pengaruh

yang positif dalam meningkatkan kemampuan, khususnya kemampuan

produktif siswa atau mahasiswa. Atau secara singkat dapat dijelaskan bahwa

apabila siswa mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran, makan akan

Page 47: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

33

berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuannya dalam

pembelajaran.

Penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat dikatakan mampu

memberikan tambahan bukti penguat bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif

dalam memberikan umpan balik terhadap hasil kerja, baik pekerjaannya

sendiri maupun temannya, akan meningkatkan kemampuan produktif para

siswa tersebut.

C. Kerangka Berpikir

Seperti yang teridentifikasi pada survei awal, kualitas proses dan hasil

pembelajaran mengarang pada siswa masih rendah. Pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat

dan motivasi siswa yang menjadi aspek penilaian proses pembelajaran terbukti

masih rendah. Untuk kualitas hasil pembelajaran yang tergambar dari hasil

karangan siswa, pada umumnya karangan para siswa hanya memuat satu

hingga tiga paragraf, organisasi isinya meloncat-loncat sehingga

menampakkan penalaran bahasa yang kurang logis, serta terdapat banyak

kesalahan bahasa yang meliputi pemakaian ejaan, diksi, dan kalimat. Keadaan

tersebut dikarenakan siswa masih merasa kesulitan dalam menulis, baik dalam

menulis kosakata, penguasaan ejaan, menggunakan konjungsi atau kata

penghubung, membuat kalimat efektif, bahkan dalam menggunakan tanda

baca. Hal yang demikian inilah yang menyebabkan rendahnya kemampuan

menulis siswa.

Untuk itu, diperlukan perubahan dalam proses pembelajaran, agar

kemampuan siswa dalam menulis dapat ditingkatkan. Salah satu cara yang

dapat dipilih adalah dengan menerapkan teknik koreksi teman sebaya.

Pembelajaran menulis dengan menerapkan teknik koreksi teman sebaya dapat

mendorong siswa untuk mampu mengoreksi hasil tulisan temannya sehingga

mereka akan benar-benar mampu memahami dan mengalami secara nyata dan

lebih mendalam bagaimana cara menulis yang baik dan benar.

Dengan menggunakan teknik ini maka siswa mempunyai kesempatan

untuk mengoreksi hasil tulisan, baik dari segi ejaan dan tanda baca,

Page 48: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

34

penyusunan kalimat, hingga pengembangan pokok pikiran. Dengan demikian,

diharapkan akan mampu memunculkan daya ingat siswa yang lebih tinggi.

Selain itu, siswa juga akan mampu merefleksi terhadap dirinya sendiri untuk

tidak melakukan kesalahan yang sama saat mereka sedang menulis. Dengan

demikian, kemampuan siswa dalam menulis karangan akan meningkat.

Berdasarkan gambaran tersebut maka peneliti berencana menerapkan

teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis

karangan pada siswa. Berikut ini adalah gambaran secara singkat alur

kerangka berpikirnya:

Kerangka Berpikir

Gambar 1.

Alur Kerangka Berpikir

Masalah yang dihadapi sebelum tindakan

Hasil akhir setelah dilakukan tindakan

Kualitas proses pembelajaran menulis

karangan rendah

Penggunaan teknik koreksi teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan

Tindakan Penelitian1. Koreksi kesalahan pada karangan teman2. Belajar dari kesalahan teman3. Menghindari kesalahan yang sama

Refleksi

Kualitas hasil pembelajaran menulis

karangan rendah

Kualitas proses pembelajaran menulis karangan meningkat

Kualitas hasil pembelajaran menulis karangan meningkat

Page 49: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

35

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis serta kerangka berpikir dan kondisi objektif

di lapangan, maka perlu dilakukan perumusan hipotesis tindakan. Hipotesis

tindakan disusun sebagai berikut.

1. Penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK

Murni 2 Surakarta.

2. Penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2

Surakarta.

Page 50: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas X Administrasi Perkantoran 2 SMK

Murni 2 Surakarta, yang beralamat di jalan Dr. Wahidin No. 33, Surakarta. Di

dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 12

meja dan 24 kursi untuk siswa, 2 buah papan tulis yang digabung menjadi satu

yang ukurannya masing-masing 2,5 x 1,5 meter.

Guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X AP 2

adalah Dra. Sri Sumaryamti. Beliau merupakan lulusan S1 Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Muhamadiyah Surakarta. Beliau

mengajar dengan metode ceramah dan penugasan. Sumber belajar yang biasa

digunakan adalah modul Vokasi, yang disusun oleh MGPD Surakarta, papan

tulis dan materi-materi lain yang menunjang dalam pembelajaran.

Alasan pemilihan sekolah dan kelas X AP 2 sebagai tempat penelitian

adalah pertama, peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan

guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesi di kelas X AP 2, kedua,

karena sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian

sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. Ketiga,

keterampilan menulis di kelas X AP 2 tergolong masih rendah. Keempat,

siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta memiliki kelebihan, yakni kritis

terhadap pembelajaran, sehingga memungkinkan diterapkannya teknik koreksi

teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan di kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yakni mulai bulan

Desember 2008 sampai April 2009. Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan

Desember sampai Januari awal, pelaksanaan pada bulan Januari akhir sampai

Page 51: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

37

Februari, sedangkan tahap penyusunan laporan pada bulan Maret hingga

April. Rincian waktu dan jenis kegiatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan

No Kegiatan Des 08 Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 091. Penyusunan proposal.2. Menentukan informan,

menyiapkan alat dan instrumen.

3. Pengumpulan data.4. Analisis data5. Penyusunan laporan

B. Pendekatan dan Strategi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

strategi penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah

penelitian kolaboratif antara peneliti, guru, siswa maupun staf sekolah yang

lain untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Lebih lanjut,

penelitian tindakan kelas ini diarahkan untuk menindaklanjuti alternatif

pemecahan masalah dengan cara melaksanakan tindakan-tindakan nyata yang

terencana dan terstruktur. Hal ini karena bagian penting dari sebuah penelitian

tindakan kelas adalah adanya tindakan nyata. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis pada

siswa kelas X AP 2 dengan diterapkannya teknik koreksi teman sebaya.

Prinsip utama dalam penelitian tindakan kelas adalah pemberian

tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan hingga memperoleh

hasil yang telah ditetapkan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model

penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis

besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Suharsimi Arikunto,

Suhardjono, dan Supardi, 2006:16). Penentuan tindakan siklus kedua

berdasarkan hasil tindakan pada siklus pertama dan seterusnya. Dari siklus

dasar yang pertama inilah apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau

Page 52: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

38

kekurangan dapat diperbaiki dengan mengembangkannya dalam spiral ke

perencanaan tindakan kedua (Rochiati Wiriaatmadja, 2007:63).

Berikut ini adalah gambaran daur ulang (siklus) tindakan dalam

penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Siklus II

Gambar 2. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas

(Suharsimi Arikunto, Suhardjojo, dan Supardi, 2006:74)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2

Surakarta yang terdiri dari 22 siswa yang keseluruhannya adalah putri, guru

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni Dra. Sri Sumaryamti, serta

peneliti sendiri sebagai kolaborator.

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I

Perencanaan Tindakan II

Pengamatan/ Pengumpulan

Data I

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Pengamatan/ Pengumpulan

Data II

Apabila permasalahanbelum terselesaikan

Permasalahanbaru hasil refleksi

Page 53: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

39

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis karangan di kelas

X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta.

D. Sumber Data

Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan

pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut

meliputi:

1. Proses pembelajaran menulis

Data yang dikumpulkan yaitu data tentang bagaimana proses

pembelajaran menulis karangan yang berlangsung di kelas X AP 2 SMK

Murni 2 Surakarta.

2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas X AP 2 dan siswa kelas X AP 2 yang berjumlah 22

siswi.

3. Dokumen

Dokumen yang akan dijadikan sumber data berupa: silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta hasil karangan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan pembelajaran

menulis karangan yang dilakukan siswa dan guru sejak sebelum pelaksanaan

tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan, sampai akhir tindakan.

Dalam kegiatan ini, peneliti sebagai partisipan pasif. Peneliti tidak

melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi peristiwa yang sedang

berlangsung. Observasi dilakukan dengan cara peneliti bertindak sebagai

Page 54: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

40

partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang

dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi tempat duduk di belakang,

mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan berada di tempat

duduk bagian belakang, peneliti memiliki kesempatan untuk mengamati

seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas dengan leluasa.

Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan

untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai

kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan

yang ada. Hasil diskusi berupa solusi untuk berbagai kelemahan tersebut

kemudian dilaksanakan dalam siklus berikutnya.

Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam

mengelola kelas, dan bagaimana guru merangsang keaktifan siswa dalam

pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan observasi terhadap siswa

difokuskan pada keaktifan siswa selama pembelajaran, perhatian dan

konsentrasi siswa selama pembelajaran, serta minat dan motivasi siswa dalam

pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru. Teknik ini digunakan

untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran

menulis, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami guru dalam

pembelajaran menulis, serta faktor-faktor penyebabnya. Selain itu, peneliti

juga melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui pembelajaran

menulis karangan yang diterapkan oleh guru dan untuk mengetahui bagaimana

tanggapan siswa terhadap cara mengajar yang digunakan oleh guru tersebut,

serta untuk mengetahui kesulitan siswa yang dihadapi selama pembelajaran.

3. Tes/Unjuk Kerja

Tes unjuk kerja yang berupa tugas digunakan untuk mengetahui

perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Usaha yang dilakukan

oleh guru dalam rangka mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa

sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, guru

Page 55: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

41

melaksanakan beberapa kali tes, yakni pre-tes dilakukan dengan cara

memberikan tugas menulis karangan yang bertujuan untuk mengetahui

keterampilan siswa dalam menulis, kemudian tes berikutnya dilakukan setelah

pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian

indikator keberhasilan.

4. Analisis Dokumen

Teknik ini dilakukan dengan menganalisis dokumen yang

berhubungan dengan pembelajaran menulis yang meliputi hasil nilai karangan

siswa yang merupakan pedoman untuk mengetahui kualitas hasil

pembelajaran serta hasil pengamatan lapangan selama penelitian yang

merupakan pedoman penilaian kualitas proses pembelajaran.

F. Teknik Validitas Data

Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong, 2000:300). Teknik

ini dipilih karena merupakan salah satu cara yang mampu menghilangkan

perbedaan-perbedaan kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan antargagasan.

Teknik triangulasi yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah

trianggulasi sumber data, trianggulasi metode, serta review informan.

Trianggulasi sumber data digunakan untuk untuk menguji kebenaran data

yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Triangulasi

metode digunakan untuk membandingkan data yang sudah diperoleh dengan

data hasil observasi, serta dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara.

Review informan digunakan untuk menanyakan informan, apakah data yang

diperoleh dari hasil wawancara sudah valid atau belum.

Triangulasi sumber data memanfaatkan sumber data yang berbeda-

beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti dapat memperoleh data yang

berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh data

Page 56: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

42

PengumpulaSajian Data

Penarikan simpulan

Reduksi Data

dari narasumber dengan teknik wawancara mendalam yang kebenarannya

dapat dibuktikan dengan mengadakan observasi secara cermat terhadap objek

penelitian. Dengan demikian, informasi dari narasumber yang satu bisa

dibandingkan dengan informasi dari narasumber lain. Triangulasi metode

digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil observasi dan wawancara.

Serta review informan dengan menanyakan kembali hasil wawancara dengan

informan yang bersangkutan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis interaktif tersebut terdiri

atas empat komponen yang mencakup komponen pengumpulan data dan tiga

komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain yang meliputi reduksi

data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis

interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Analisis Interaktif (Miles dan Huberman)

Teknik analisis interaktif ini digunakan untuk mengungkapkan

kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran baik dari sisi siswa

maupun guru. Hasil analisis akan dijadikan dasar dalam penyusunan

Page 57: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

43

perencanaan tindakan. Teknik analisis ini juga dilakukan pada survei awal.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan menulis siswa.

Setelah kondisi awal diketahui, peneliti merencanakan tindakan untuk

memecahkan masalah. Setiap akhir siklus dianalisis kelebihan dan

kekurangannya sehingga dapat diketahui hasil penerapan tindakan pada setiap

siklusnya. Secara terperinci, langkah-langkah dalam teknik analisis interaktif

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat dan merekam interaksi

lisan serta tindakan antara guru dan murid yang terjadi dalam proses

pembelajaran.

2. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi dan memilih data yang

kurang mendukung penelitian. Data yang mendukung dipergunakan sesuai

fokus penelitian.

3. Displai Data

Melalui sajian ini, data yang sudah terkumpul dikelompokkan dalam

beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah

dimengerti. Data yang ada dijabarkan dan ditafsirkan kemudian dibandingkan

persamaan dan perbedaanya.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan berdasarkan reduksi data dan displai data

berupa perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan yang berlangsung

secara bertahap. Kesimpulan sementara pada akhir siklus I, kemudian

kesimpulan akhir pada siklus II, dan seterusnya sampai kesimpulan terakhir

pada siklus terakhir.

Page 58: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

44

H. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian tindakan kelas dengan penerapan teknik koreksi teman

sebaya yang dilakukan pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran 2 SMK

Murni 2 Surakarta indikator yang ingin dicapai yaitu meningkatnya kualitas

proses pembelajaran serta meningkatnya kualitas hasil pembelajaran yang

tercermin pada kemampuan menulis karangan siswa. Indikator yang digunakan

untuk mengetahui peningkatan tersebut yaitu:

1. Proses pembelajaran menulis, ditandai dengan:

a. Keaktifan siswa selama pembelajaran.

b. Perhatian dan Konsentrasi siswa selama pembelajaran.

c. Minat dan Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

d. Perolehan nilai proses pembelajaran menulis karangan siswa meningkat.

Untuk mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis, peneliti

bersama guru melakukan penilaian dengan mengamati proses pembelajaran

yang berlangsung menggunakan lembar penilaian proses yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Hasil Pembelajaran menulis karangan, ditandai dengan:

a. Siswa mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, maupun idenya yang

dituangkan dalam isi karangan.

b. Siswa mampu mengorganisasikan sebuah gagasan menjadi paragraf yang

runtut.

c. Variasi kosakata yang dimiliki siswa lebih meningkat.

d. Siswa mampu mengembangkan bahasa dalam karangannya dengan baik

e. Siswa mampu menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan EYD

yang tepat.

f. Perolehan nilai hasil pembelajaran menulis karangan siswa meningkat dan

mencapai rata-rata sesuai batas minimal ketuntasan belajar sebesar 65.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis siswa, peneliti dan guru

menilai hasil pekerjaan siswa berupa karangan dan menghitung skor atau

capaian yang diperoleh berdasarkan pedoman penilaian yang telah disepakati

oleh guru dan peneliti sebelumnya.

Page 59: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

45

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari

awal hingga akhir penelitian. Prosedur penelitian yang diterapkan dalam

penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: (1)

Mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis pada siswa kelas X AP 2 di

SMK Murni 2 Surakarta; (2) Menganalisis masalah pembelajaran menulis

secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan; (3)

Menyusun bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang

ditemukan dengan menerapkan teknik koreksi teman sebaya pada tindakan

siklus pertama, kedua, dan ketiga; (4) Menyusun jadwal penelitian dan

rancangan pelaksanaan tindakan; (5) Menyusun lembar observasi dan

pedoman penilaian hasil tulisan siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X

AP 2 SMK Murni 2 Surakarta dengan menerapkan teknik koreksi teman

sebaya. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, prosedur

penelitiannya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 3 siklus

tindakan), yang setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan, yaitu (1) perencanaan,

(2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.

a. Rancangan Siklus I

1) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan:

a) Menyusun rencana pembelajaran dengan materi menulis karangan

jenis narasi.

b) Merancang skenario pembelajaran menulis karangan jenis narasi

dengan teknik koreksi teman sebaya.

Pada pertemuan pertama, langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut: (1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali

pengetahuan siswa berkaitan dengan materi menulis karangan, yang

Page 60: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

46

pada siklus I ini ditentukan mengenai menulis karangan narasi; (2)

Guru memberikan materi berkaitan dengan menulis karangan narasi,

baik dari pengertiannya, sistematika penulisan, maupun hal-hal yang

berkaitan dengan menulis karangan narasi; (3) Guru memberikan

materi berupa pedoman pengoreksian yang telah disiapkan

sebelumnya; (4) Guru menugasi siswa untuk mencoba menganalisis

dan mengoreksi kesalahan dari contoh karangan yang telah disiapkan

oleh guru; (5) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan

dengan proses pengoreksian yang telah dilakukan; (6) Guru menugasi

siswa untuk menulis karangan jenis narasi pada kertas yang telah

disediakan dan dikumpulkan; (7) Guru melakukan refleksi atas

pembelajaran yang telah dilakukan kemudian menutup pelajaran.

Pada pertemuan kedua, langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut: (1) Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan materi

menulis karangan narasi; (2) Guru memberikan penjelasan mengenai

hal-hal yang harus dikoreksi oleh siswa, yaitu berkaitan dengan isi,

organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik; (3)

Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan sebelumnya

sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta menukarkan

karangannya tersebut dengan temannya; (4) Di bawah bimbingan

guru, masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap tulisan

temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan serta

pedoman pengoreksian yang telah diberikan; (5) Guru melakukan

tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan-kesulitan yang dialami

selama melakukan koreksi; (6) Guru meminta siswa untuk

mengembalikan karangan yang dikoreksinya pada siswa yang

bersangkutan; (7) Guru memberikan penegasan kembali tentang

penulisan karangan yang baik dan benar, baik dari segi isi, organisasi,

kosakata, pengembangan bahasa, dan mekaniknya; (8) Guru

menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan menulis

ulang serta menambahkan hal-hal yang dianggap kurang dalam

Page 61: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

47

karangan kemudian dikumpulkan; (9) Guru dan siswa melakukan

refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan; (10)

Guru menutup pelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran di kelas

yang dalam satu siklus ada dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu

setiap pertemuan adalah 2 x 45 menit. Tindakan ini dilakukan sesuai

skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. pada siklus

pertama ini pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, sedangkan peneliti

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara

kepada beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir.

3) Tahap observasi

Tahap ini dilakukan dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran menulis karangan (aktivitas guru dan siswa). observasi

diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, peneliti juga melakukan

wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa

perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih

lengkap.

4) Tahap analisis dan refleksi

Tahap ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan

siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara. Dengan demikian, analisis

dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil

analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian mana yang telah

memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami

perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan sesuai terget atau bahkan melebihinya.

Page 62: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

48

b. Rancangan Siklus II dan III

Pada siklus II dan III dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus I,

akan tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang

diperoleh dari siklus I, sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak

terjadi pada siklus II. Perbaikan tindakan pada siklus II tetap menggunakan

teknik koreksi teman sebaya dengan mengambil materi menulis yang berbeda,

demikian juga dengan siklus III apabila masih diperlukan perbaikan.

Page 63: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Uraian hasil

penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah dari Bab I. Sebelum hasil

penelitian dipaparkan, pada bab ini diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi

awal prasiklus pembelajaran menulis karangan serta kemampuan menulis

karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta. Maka, pada bab ini

akan dikemukakan tentang kondisi awal proses pembelajaran serta kemampuan

menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta, pelaksanaan

siklus dan hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan

kelas dilakukan dalam 2 siklus dengan 4 tahap dalam tiap siklusnya. Tahapan

tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan

refleksi.

A. Kondisi Awal Prasiklus

Kondisi awal prasiklus diketahui dengan diadakannya survei awal yang

dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 20 Januari 2009 pada saat pembelajaran

menulis karangan di kelas. Survei ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi awal prasiklus pembelajaran menulis karangan pada siswa

kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta. Kondisi awal prasiklus ini nantinya

menjadi acuan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada

pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan prasiklus ini, guru melaksanakan proses

pembelajaran seperti biasa dan peneliti sebagai partisipan pasif. Secara teknis,

peneliti sebagai partisipan pasif yakni hanya mengamati jalannya proses

pembelajaran dengan duduk di meja belakang.

Pada kondisi awal prasiklus, guru memulai kegiatan pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan membuka pelajaran dan mengondisikan kelas agar siswa

siap mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru menanyakan siswa yang tidak

hadir, dan beberapa siswa menjawab “nihil”. Sebelum memulai pembelajaran

Page 64: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

50

guru mengabsen siswa satu persatu sambil lebih mengondisikan kelas supaya

lebih kondusif. Kemudian guru meminta siswa untuk menyiapkan buku tulisnya

dan pembelajaran dimulai dengan materi menulis karangan narasi.

Pembelajaran diawali dengan apersepsi yang dilakukan guru dengan

menanyakan tentang materi menulis narasi yang pada semester sebelumnya sudah

pernah dipelajari. Saat guru menanyakan pengertian dari karangan narasi, sedikit

banyak siswa masih ingat mengenai materi menulis narasi, hal ini ditandai dengan

jawaban siswa yang bernama Minda Leli Maryani yang menyatakan bahwa

karangan narasi merupakan karangan yang bersifat menceritakan. Kemudian guru

memberi tanggapan positif dengan mengucapkan “betul”, setelah itu guru

memberikan catatan kepada siswa tentang materi menulis narasi. Pada kegiatan ini

siswa tampak antusias mencatat materi yang dijelaskan oleh guru, meskipun

beberapa siswa masih ada yang berbisik-bisik dengan teman semejanya.

Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa

siswa tampak memperhatikan guru dengan tenang dan antusias, akan tetapi

beberapa diantaranya sibuk dengan aktivitasnya sendiri bahkan mengobrol dengan

teman sebangkunya. Hasil pantauan peneliti dari lembar observasi penilaian

proses pembelajaran yang telah ditentukan (pada lampiran), nilai rata-rata

keaktifan siswa baru mencapai skor 1,95. Skor ini dapat dikatakan masih sangat

rendah dan masuk dalam kategori kurang. Kemudian nilai rata-rata perhatian dan

konsentrasi siswa selama pembelajaran mencapai skor 2,14 dan termasuk kategori

sedang. Untuk nilai minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

mencapai skor 2,09 yang juga termasuk kategori sedang. Dengan demikian nilai

rata-rata seluruh aspek dalam penilaian proses pembelajaran mencapai skor 6,18.

berdasarkan skor tersebut, kualitas proses pembelajaran yang mencakup keaktifan,

perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran

baru mencapai pada kategori sedang. Untuk suatu kualitas proses pembelajaran

yang maksimal, tentunya hasil tersebut masih jauh dari harapan. Berikut ini adalah

tabel hasil penilaian proses pembelajaran pada saat prasiklus dan grafiknya.

Page 65: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

51

Tabel 2. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Prasiklus

Nilai

No Nama Siswa A* B* C* Total Kriteria**

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

1

2

2

3

2

1

2

1

2

2

2

4

4

2

2

2

2

2

1

1

1

2

2

3

2

2

3

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

2

2

2

2

1

2

1

2

2

2

2

2

2

1

2

3

2

3

3

2

2

3

3

2

1

2

2

2

4

7

6

7

7

5

6

4

6

7

6

10

10

6

6

7

7

6

4

5

4

6

sedang

cukup

Sedang

Cukup

Cukup

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Cukup

Sedang

Baik

Baik

Sedang

Sedang

Cukup

Cukup

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Rata-rata 1,95 2,14 2,09 6,18

*Keterangan:

A : Keaktifan siswa selama pembelajaran

B : Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

C : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

Page 66: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

52

Keterangan lanjutan:

A : Keaktifan siswa selama pembelajaran

Untuk menilai poin A peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Mengajukan pertanyaan; (2) Mengungkapkan

pendapat; (3) Menjawab pertanyaan guru; (4) Memperhatikan pertanyaan

orang lain; (5) Menanggapi pertanyaan.

B : Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

Untuk menilai poin B peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Memperhatikan penjelasan guru; (2) Mencatat

penjelasan guru; (3) Mempelajari kembali materi yang diberikan; (4)

Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas; (5) Tidak mengobrol

dengan teman lain.

C : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk menilai poin C peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu; (2)

Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan; (3) Mengerjakan

tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-asalan; (4) Tidak

bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, meletakkan kepala di

atas meja, dan lain-lain; (5) Tidak mengucapkan keluhan saat

pembelajaran.

Page 67: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

53

**Kriteria nilai setiap pernyataan

1,00 – 1,99 : kurang

2,00 – 2,99 : sedang

3,00 – 3,99 : cukup

4,00 – 4,99 : baik

5,00 : sangat baik

**Kriteria nilai total

1,00 – 3,99 : kurang

4,00 – 6,99 : sedang

7,00 – 9,99 : cukup

10,00 – 12,99 : baik

13,00 – 15,00 : sangat baik

Selain dengan tabel, berikut ini adalah gambar grafik nilai proses

pembelajaran siswa pada prasiklus:

Gambar 4. Grafik Nilai Proses Pembelajaran pada Prasiklus

Keterangan:

1 – 22 : Nomor urut siswa

0 – 12 : Rentangan nilai

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat mengenai hasil nilai proses

pembelajaran yang diperoleh setiap siswa. Garis yang ditunjukkan memberikan

informasi mengenai skor nilai yang diperoleh siswa. Siswa dengan nilai rendah

tergambar dengan garis/balok yang lebih pendek, sedangkan siswa dengan nilai

tinggi tergambar dengan garis/balok yang lebih tinggi.

Page 68: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

54

Dalam setiap pembelajaran di kelas, guru selalu berusaha untuk

mengaktifkan siswa akan tetapi kurang berhasil. Guru sudah memberi kesempatan

pada siswa untuk bertanya akan tetapi tidak ada siswa yang memanfaatkan

kesempatan tersebut untuk bertanya. Justru ketika diberi kesempatan, siswa

cenderung diam. Keaktifan siswa sedikit terlihat hanya ketika guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa dan beberapa dari mereka menjawab secara serentak.

Setelah guru selesai memberikan catatan tentang materi menulis

karangan narasi dan menjelaskannya secara singkat, guru menugaskan siswa

untuk menulis karangan narasi pada selembar kertas. Siswa menulis karangan

dengan tema bebas. Pada kegiatan ini siswa dengan tenang mengerjakan

karangannya sehingga kelas terasa sepi dan guru hanya duduk di meja guru sambil

menunggu siswa selesai mengerjakan karangannya. Setelah kurang lebih 30 menit

berlalu, ada beberapa siswa yang sudah selesai membuat karangan, hal tersebut

tampak dari aktivitas siswa yang tidak menulis lagi, bahkan hanya mengobrol

dengan teman semejanya. Karena kelas terasa sedikit gaduh, guru

memperingatkan dan meminta siswa yang telah selesai mengarang untuk

memeriksanya kembali sebelum dikumpulkan. Hanya beberapa siswa yang

terlihat membaca kembali karangannya, yang lain masih tetap dengan aktivitasnya

sendiri, ada yang menyisir rambutnya, kipas-kipas dengan buku, dan mengobrol.

Guru kemudian berjalan mengelilingi siswa untuk melihat karangan siswa sembari

memperingatkan siswa agar tidak membuat gaduh yang dapat menganggu siswa

lain yang belum selesai. Setelah siswa selesai dengan karangannya, guru meminta

untuk seluruh siswa mengumpulkannya. Saat itu sisa waktu pembelajaran masih

10 menit dan guru memanfaatkannya dengan memberi penegasan kembali tentang

materi menulis narasi serta memberi kesempatan bertanya pada siswa. Karena

tidak ada siswa yang ingin bertanya, guru kemudian menutup pembelajaran.

Pembelajaran tersebut masih bersifat konvensional. Pembelajaran masih

berpusat pada guru, meskipun siswa sedikit banyak sudah diberi kesempatan

untuk bertanya. Metode yang diterapkan pun kurang bervariasi, dan ceramah

masih mendominasi kegiatan pembelajaran. Penugasan dilakukan guru sebagai

kegiatan evaluasi pembelajaran, dan koreksinya pun dilakukan oleh guru sendiri.

Page 69: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

55

Kesimpulan hasil wawancara pada siswa adalah sebagai berikut: (1)

Siswa merasa bosan saat pembelajaran mengarang karena terlalu lama menunggu

siswa yang lain yang belum selesai. (2) Guru memberi materi secara singkat. (3)

Guru memberi materi dengan ceramah, yakni memberi catatan dan menjelaskan

hal-hal yang penting. (4) Guru memberi contoh dari bacaan dan memberi latihan

pada siswa dengan membuat karangan. (5) Siswa tidak termotivasi untuk aktif di

kelas, aktif hanya ketika ditanya oleh guru saja. (6) Karangan dikoreksi dan

dinilai secara individu oleh guru.

Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa

siswa tersebut, diketahui bahwa pembelajaran menulis karangan dianggap sangat

membosankan. Guru selalu menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan

materi yang kemudian dilanjutkan dengan mencatat. Diakhir pembelajaran guru

memberikan tugas menulis karangan sebagai evaluasi, dan saat tersebutlah yang

paling membosankan. Siswa dibiarkan menunggu lama ketika sudah selesai

mengarang dan teman yang lain belum selesai. Hal ini membuat siswa sangat

jenuh dan bosan karena guru pun tidak memberikan kegiatan lain untuk mengisi

waktu sambil menunggu teman yang lain, yang akhirnya siswa hanya mengobrol

dengan teman semejanya dan membuat gaduh.

Kemudian dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di kelas

X AP 2, yakni Dra. Sri Sumaryamti, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1)

Menurut pendapat guru pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ingin di

capai. (2) Skenario pembelajaran dibuat hanya garis besarnya saja. (3) Materi

diberikan dengan ceramah. (4) Contoh diberikan melalui bacaan, serta latihan

diberikan dengan penugasan pada siswa. (5) Siswa tidak terlalu aktif dalam

pembelajaran karena berasal dari siswa dengan nilai rendah di SMP nya dan tidak

diterima di sekolah negeri. (6) Pekerjaan siswa dikoreksi dan dinilai guru secara

individu. Dari kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, dapat

diketahui bahwa pembelajaran tersebut masih sangat konvensional, guru masih

sangat dominan di dalam kelas, dan siswa tidak dapat berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

Page 70: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

56

Berikut ini adalah tabel nilai hasil pembelajaran menulis siswa pada

prasiklus:

Tabel 3. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Prasiklus

SkorNo Nama

Isi Organi

-sasi isi

Kosa

kata

Struk-tur

kali-mat

ejaan Total

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

18

18

20

21

21

18

20

18

18

21

18

22

22

18

17

21

21

18

17

18

17

18

11

14

11

14

13

11

13

11

11

13

13

14

15

12

11

13

13

12

14

13

11

11

12

12

11

13

12

11

11

11

12

14

11

11

12

11

11

11

13

12

11

12

11

11

11

12

12

12

13

11

12

11

12

13

12

16

14

12

11

13

16

12

12

13

12

12

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

4

4

3

3

3

4

3

3

3

3

3

55

60

58

63

62

55

59

54

57

64

58

67

67

56

53

62

67

57

57

59

54

55

Nilai rata-rata 19,09 12,5 11,68 12,45 3,31 59,04

Page 71: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

57

Berdasarkan tabel 3 tersebut diperoleh informasi bahwa pretes yang

dilakukan pada saat survei awal prasiklus, diketahui bahwa kemampuan menulis

karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta masih tergolong

rendah. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata karangan siswa yang baru

mencapai skor 59,04 yang berarti belum mencapai KKM yang ditentukan oleh

guru dan peneliti sebesar 65.

Proses penilaian hasil pembelajaran menulis karangan tersebut

didasarkan pada pedoman penilaian menulis yang diadaptasi dari Burhan

Nurgiyantoro. Selain dengan tabel, nilai hasil pembelajaran juga dapat

digambarkan dengan grafik. Berikut ini adalah grafik batang nilai hasil

pembelajaran pada prasiklus:

Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran pada Prasiklus

Keterangan:

1 – 22 : Nomor urut siswa

0 – 80 : Rentangan nilai

Berdasarkan grafik pada gambar 5 di atas dapat diperoleh informasi

mengenai sebaran nilai yang diperoleh siswa. Semakin tinggi garis/batang yang

mewakili nilai siswa maka semakin tinggi pula nilai yang diperoleh siswa. Grafik

Page 72: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

58

tersebut ditampilkan untuk menggambarkan lebih lanjut perolehan nilai siswa

berdasarkan data dari tabel 3.

Berdasarkan hasil evaluasi menulis karangan, serta berdasarkan observasi

dan wawancara, baik dengan guru maupun siswa, dapat direfleksi bahwa beberapa

faktor yang menjadikan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan

pada siswa rendah adalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang tertarik pada pembelajaran menulis karangan.

Dari observasi yang dilakukan peneliti, siswa kurang tertarik dengan

pembelajaran menulis karangan karena mereka menganggap bahwa

mengarang merupakan pembelajaran yang tidak terlalu penting. Siswa

menganggap bahwa mengarang merupakan pelajaran untuk anak SD,

sedangkan mereka adalah siswa SMK yang bukan seperti anak SD lagi.

Ketidaktertarikan tersebut terlihat dari hasil penilaian proses pembelajaran

yang menunjukkan siswa masih kurang aktif, perhatian dan konsentrasinya

masih sedang, serta minat dan motivasinya juga masih tergolong sedang.

Selain itu, ketidaktertarikan siswa pada kegiatan mengarang juga terlihat pada

beberapa hasil karangan siswa yang dikerjakan hanya asal-asalan sehingga

hasilnya tidak maksimal.

2. Siswa kesulitan dalam mengungkapkan dan mengorganisasikan gagasan.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa belum mampu mengorganisasikan gagasan secara baik. Hal ini

terlihat pada karangan siswa yang sebagian besar pengungkapan gagasannya

kurang lancar, gagasan yang dikemukakan masih kacau, kurang terorganisasi,

tidak runtut, dan bahkan beberapa gagasan hanya diulang-ulang sehingga

karangannya belum kohesif dan koherensif. Hal ini terlihat dari hasil nilai

karangan siswa pada aspek organisasi isi saat prasiklus yang baru mencapai

skor 12,5. Skor tersebut baru masuk dalam kategori sedang-cukup (model

penilaian Burhan Nurgiyantoro) dan masih perlu ditingkatkan.

Page 73: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

59

3. Siswa kesulitan dalam pemilihan kata dan penyusunannya dalam sebuah

kalimat.

Berdasarkan hasil perolehan nilai pada aspek kosakata dan struktur

kalimat, siswa masih tergolong dalam pencapain kriteria sedang-cukup, yakni

skor antara 10-13 untuk kosakata dan 11-17 untuk struktur kalimat. Dari

koreksi oleh guru bersama peneliti, sebagaian besar siswa belum

menggunakan kosakata yang bervariasi. Dalam hal ini, penguasaan yang

dimiliki siswa masih terbatas, seperti mengulang-ulang kata yang sama.

Selain itu, penyusunan struktur kalimatnya pun masih kacau. Contoh

penulisan kata dan struktur kalimat yang kurang tepat misalnya pada

penggalan paragraf dari karangan siswa berikut ini: “Saat bis yang kami naiki

itu, di tengah perjalanan sempat-sempat mogok, karena bis yang kami naiki

itu tidak kuat untuk naik di jalan yang sangat tinggi” pemilihan kata bis, naiki

itu, sempat-sempat, tidak kuat untuk naik, serta di jalan yang sangat tinggi,

dalam kalimat tersebut terlihat sangat rancu dan masih terpengaruh unsur

bahasa jawa. Pemilihan kata yang lebih tepatnya misalnya bis diganti bus,

naiki itu diganti tumpangi, sempat-sempat diganti sempat, tidak kuat untuk

naik diganti tidak mampu berjalan, serta di jalan yang sangat tinggi diganti di

jalan yang menanjak.

4. Siswa belum mampu menggunakan ejaan serta tanda baca yang tepat.

Berdasarkan hasil karangan siswa diketahui bahwa masih banyak

terdapat kesalahan ejaan dan tanda baca. Siswa masih kesulitan dalam

penulisan huruf kapital, pemakain tanda titik, pemakaian tanda koma,

penulisan kata depan, serta penulisan singkatan. Sebagian besar siswa masih

menggunakan banyak singkatan kata dalam karangannya, misalnya penulisan

“yang” ditulis “yg”, “tetapi” ditulis “tp”, “tidak ditulis “tdk”, “telah” ditulis

“tlah” dan lain sebagainya.

5. Guru belum menemukan metode yang tepat untuk mengajarkan menulis

karangan pada siswa.

Dalam mengajarkan menulis karangan pada siswa selama ini guru

cenderung menggunakan metode konvensional, yaitu dengan ceramah. Pada

Page 74: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

60

awal kegiatan pembelajaran, siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan

guru tentang langkah-langkah menyusun karangan, setelah itu siswa diminta

untuk mengarang dan hasilnya dikumpulkan kemudian dinilai oleh guru.

Pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi pasif, akan tetapi guru pun

masih bingung menentukan metode pembelajaran menulis karangan yang

mampu mengaktifkan siswa.

Berdasarkan analisis dan refleksi di atas, peneliti dan guru merasa sangat

perlu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta kualitas hasil

pembelajaran menulis karangan pada siswa. Untuk itulah peneliti berdiskusi

dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya. Peneliti dan guru sepakat

untuk melaksanakan tindakan siklus I pada hari Selasa, tanggal 27 Januari 2009.

B. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN HASIL PENELITIAN

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi peneliti pada saat survei awal

serta wawancara dengan guru dan siswa, tindakan perlu dilakukan untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis karangan.

Tindakan tersebut dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

tahapan yang berkesinambungan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Januari 2009 di SMK

Murni 2 Surakarta. Pada kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan guru

tentang beberapa hal yang akan dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang

didiskusikan antara lain: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai

penelitian yang akan dilakukan, (2) peneliti mengusulkan diterapkannya teknik

koreksi teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan serta menjelaskan

cara penerapannya, (3) peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk

siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indikator pencapaian

tujuan, (5) guru dan peneliti bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu

instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk

Page 75: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

61

menilai hasil karangan siswa. Instrumen nontes ini berbentuk pedoman observasi

dan digunakan untuk menilai proses pembelajaran menulis karangan, (6)

menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Dalam perencanaan tindakan ini disepakati bahwa siklus I akan

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai alokasi

waktu 2 x 45 menit (2 jam pelajaran), yakni pada hari Selasa, 27 Januari 2009 dan

hari Selasa, 3 Februari 2009.

Adapun skenario yang direncanakan dalam siklus I adalah sebagai

berikut: (1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa

berkaitan dengan materi menulis karangan, yang pada siklus I ini ditentukan

mengenai menulis karangan narasi; (2) Guru memberikan materi berkaitan dengan

menulis karangan narasi, baik dari pengertiannya, sistematika penulisan, maupun

hal-hal yang berkaitan dengan menulis karangan narasi; (3) Guru memberikan

materi berupa pedoman pengoreksian yang telah disiapkan sebelumnya; (4) Guru

menugasi siswa untuk mencoba menganalisis dan mengoreksi kesalahan dari

contoh karangan yang telah disiapkan oleh guru; (5) Guru melakukan tanya jawab

dengan siswa berkaitan dengan proses pengoreksian yang telah dilakukan; (6)

Guru menugasi siswa untuk menulis karangan jenis narasi pada kertas yang telah

disediakan dan dikumpulkan; (7) Guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang

telah dilakukan kemudian menutup pelajaran.

Sedangkan skenario pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: (1)

Guru memberikan apersepsi berkaitan dengan materi menulis karangan narasi;

(2) Guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus dikoreksi oleh

siswa, yaitu berkaitan dengan isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa,

dan mekanik; (3) Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan

sebelumnya sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta menukarkan

karangannya tersebut dengan temannya; (4) Di bawah bimbingan guru, masing-

masing siswa melakukan koreksi terhadap tulisan temannya berdasarkan aspek-

aspek yang telah ditentukan serta pedoman pengoreksian yang telah diberikan; (5)

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan-kesulitan yang

dialami selama melakukan koreksi; (6) Guru meminta siswa untuk

Page 76: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

62

mengembalikan karangan yang dikoreksinya pada siswa yang bersangkutan; (7)

Guru memberikan penegasan kembali tentang penulisan karangan yang baik dan

benar, baik dari segi isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan

mekaniknya; (8) Guru menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan

menulis ulang serta menambahkan hal-hal yang dianggap kurang dalam karangan

kemudian dikumpulkan; (9) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan; (10) Guru menutup pelajaran.

b. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Selasa, 27 Januari 2009 selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit) diruang kelas X

Administrasi Perkantoran 2 SMK Murni 2 Surakarta. Dalam hal ini, guru

bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan peneliti

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif dengan duduk di kursi belakang untuk mengamati jalannya

pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis

karangan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: (1) guru

membuka pelajaran dengan mengucap salam; (2) guru mengondisikan kelas

dengan mengabsen siswa; (3) guru melakukan apersepsi mengenai pengalaman

siswa dalam mengarang, apersepsi ini dikaitkan juga dengan pembelajaran

menulis karangan pada saat prasiklus; (4) guru memberikan materi menulis

karangan narasi dan langkah-langkah dalam teknik koreksi teman sebaya; (5)

siswa diminta berlatih mengoreksi karangan yang telah disiapkan oleh guru; (6)

guru menugasi siswa untuk menulis karangan narasi kemudian dikumpulkan.

Kegiatan siswa yang dilakukan di kelas setelah mendengarkan penjelasan

guru adalah melakukan latihan koreksi dengan karangan yang sudah disiapkan,

kemudian siswa diminta menulis karangan. Dalam menulis karangan, siswa diberi

kebebasan untuk memilih topik atau tema, yang terpenting karangan tersebut

merupakan karangan jenis narasi. Setelah siswa selesai menulis karangan

Page 77: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

63

kemudian dikumpulkan pada guru, dan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya yakni hari Selasa, 3 Februari 2009.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua adalah: (1) guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam; (2) guru

mengondisikan kelas dengan melakukan absen siswa; (3) guru melakukan

apersepsi melalui kegiatan tanya jawab serta menjelaskan kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan, yakni koreksi teman sebaya; (4) guru membagikan karangan

yang dikumpulkan pada minggu lalu; (5) siswa diminta menukarkan karangannya

tersebut, secara teknis karangan ditukarkan dengan diputar berjalan sebanyak lima

kali hitungan ke kanan; (6) di bawah bimbingan guru, siswa mengoreksi karangan

temannya; (7) guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan

kesulitan dalam pengoreksian; (8) guru meminta siswa untuk mengembalikan

karangannya pada siswa yang bersangkutan; (9) Guru memberikan penegasan

kembali tentang penulisan karangan yang baik dan benar, baik dari segi isi,

organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekaniknya; (10) Guru

menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan menulis ulang serta

menambahkan hal-hal yang dianggap kurang dalam karangan kemudian

dikumpulkan; (11) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan; (12) guru menutup pelajaran.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis karangan dengan

teknik koreksi teman sebaya berlangsung pada hari Selasa, 27 Januari 2009 dan 3

Februari 2009 pukul 07.45 – 09.15 WIB (jam ke-2 dan ke-3). Observasi

difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan

guru, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam observasi ini, peneliti

menggunakan pedoman observasi sebagaimana terlampir. Pada saat observasi,

peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku belakang, sesekali

peneliti berada di samping kelas untuk mengambil gambar.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh

gambaran tentang jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan

Page 78: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

64

teknik koreksi teman sebaya yakni, saat masuk kelas guru membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam setelah seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru

menanyakan siswa yang tidak masuk, mengabsen kehadiran siswa satu per satu

serta mengisi buku presensi siswa. Kelas sedikit ramai meskipun tidak terlalu

gaduh karena beberapa siswa masih ada yang mengobrol dengan teman

semejanya.

Setelah itu, guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran menulis

karangan jenis narasi. Selain itu guru juga mengevaluasi hasil karangan minggu

lalu yang telah dinilai. Dalam evaluasi tersebut guru menyatakan bahwa masih

banyak hal yang harus diperbaiki dalam karangan siswa, baik dari isi, organisasi,

kosakata, pengembangan bahasa, maupun mekaniknya. Pada awalnya siswa

terlihat asing dan kurang paham dengan yang dimaksudkan guru, akan tetapi guru

kemudian menjelaskannya secara lebih menyeluruh. Pejelasan tersebut misalnya,

pengembangan bahasa berkaitan dengan struktur maupun penyusunan kalimatnya,

serta ejaan berkaitan dengan aspek mekaniknya. Setelah itu guru menjelaskan

tentang penerapan teknik koreksi teman sebaya yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran menulis karangan dan siswa tampak sangat paham.

Selanjutnya, guru menyampaikan materi tentang menulis karangan narasi

serta pedoman pengoreksian dalam sebuah karangan. Pedoman pengoreksian ini

diberikan dalam bentuk lembar fotokopian yang sudah disiapkan guru

sebelumnya. Sambil mendengarkan penjelasan guru dan mencermati pedoman

pengoreksian, siswa diminta mengevaluasi sendiri karangannya dari pembelajaran

prasiklus pada minggu lalu. Meskipun karangan tersebut sudah dikoreksi dan

dinilai guru akan tetapi siswa diminta mencermati kesalahan-kesalahannya yang

telah ditunjukkan oleh guru dengan coretan maupun lingkaran pada bagian yang

salah. Dari kegiatan tersebut banyak siswa yang merasa malu karena sadar bahwa

kerangannya terdapat banyak kesalahan.

Kemudian, guru meminta siswa membuat karangan jenis narasi dengan

tema bebas pada lembar kertas yang telah disediakan guru, akan tetapi karangan

ini harus beda dengan karangan pada kegiatan prasiklus minggu lalu. Pada

kegiatan ini siswa sangat antusias dan konsentrasi dalam menulis karangan,

Page 79: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

65

sambil membaca kembali karangannya minggu lalu dan memperbaiki kesalahan-

kesalahannya. Ada beberapa siswa yang membuat sedikit gaduh dengan saling

melempar tipe-x pada temannya, beberapa juga berbisik-bisik mengobrol dengan

teman semejanya. Kegaduhan tersebut hanya terjadi sebentar, siswa kemudian

tampak menikmati kegiatan mengarangnya hingga kelas sangat tenang dan

tampak sepi. Setelah sekitar 30 menit berlalu, siswa mulai gaduh lagi, mereka

mengobrol dengan teman semejanya, kemudian guru menegur dan mereka mulai

tenang. Saat guru menanyakan hasil karangannya, beberapa siswa sudah

menyatakan selesai, kemudian guru memintannya untuk dibaca dan dicermati lagi

yang kemudian dikumpulkan.

Siswa yang sudah mengumpulkan karangannya diminta menunggu

temannya yang belum selesai. Pada kegiatan ini, beberapa siswa yang sudah

selesai cenderung sibuk dengan aktivitasnya sendiri, mengobrol dengan teman

semejanya atau bahkan tidur-tiduran dengan meletakkan kepalanya di atas meja.

Hal seperti ini membuat suasana kelas tidak terlalu kondusif bahkan mengganggu

siswa lain yang belum selesai dengan karangannya.

Setelah semua selesai, guru memberikan refleksi atas pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Pada kegiatan ini guru melakukan sedikit tanya jawab dengan

siswa kemudian memberikan penegasan kembali atas materi yang telah

disampaikan. Kemudian guru memberi sedikit gambaran tentang pembelajaran

minggu depan, yakni mengoreksi hasil karangan dengan teknik koreksi teman

sebaya, kemudian guru menutup pelajaran.

Pada pertemuan kedua, gambaran pelaksanaannya adalah sebagai berikut,

guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran

siswa. Guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan, yakni mengoreksi karangan yang telah ditulis pada minggu lalu.

Pada kegiatan ini, guru juga menjelaskan kembali tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pengoreksian, misalnya dalam pemakain ejaan, pemakaian

tanda baca, penulisan singkatan dan pemakaiannya, pemilihan kata, kejelasan isi

serta penyusunan kalimatnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut tentunya

berkaitan dengan lima aspek penilaian yang ditonjolkan dalam sebuah karangan,

Page 80: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

66

yang meliputi isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, serta mekanik.

Pada kegiatan tersebut siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sangat

antusias. Hal ini terlihat dari suasana kelas yang hening karena seluruh siswa

memperhatikan poin-poin yang ditekankan guru dalam mengoreksi karangan.

Setelah penjelasan dirasa cukup, guru membagikan karangan siswa yang

telah dikumpulkan pada minggu lalu. Karangan tersebut tidak dikoreksi oleh guru,

akan tetapi pada saat memanggil setiap siswa, guru memberi sedikit komentar

dengan hasil karangan siswa. Misalnya guru mengomentari panjang karangan

yang masih kurang, penulisannya yang kurang rapi, acak-acakan, banyak tipe-x,

dan sebagainya. Hal ini dilakukan guru untuk memberi penjelasan lebih konkrit

dari hal-hal yang perlu dikoreksi sekaligus memberi contoh pada siswa agar

nantinya saat mengoreksi karangan temannya lebih cermat.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menukarkan karangannya dengan

diputar ke kanan sebanyak lima kali hitungan. Seluruh siswa sangat paham

kemudian melakukannya atas arahan guru. Setelah itu, siswa mengoreksi

karangan temannya. Pada kegiatan ini siswa terlihat sangat antusias mengoreksi,

mereka terlihat semangat dapat menyalahkan kemudian membetulkan pekerjaan

temannya. Ada beberapa siswa yang secara bersama-sama mengoreksi dengan

saling membantu. Hal ini memang sedikit membuat gaduh karena mereka

berbisik-bisik akan tetapi itu tidak mengganggu proses pembelajaran.

Setelah koreksi selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan

karangan tersebut pada siswa yang bersangkutan. Setelah siswa menerima hasil

karangannya masing-masing yang telah dikoreksi temannya, siswa diminta

mencermati kembali karangan tersebut. Kegiatan selanjutnya, siswa diminta

memperbaiki karangan yang telah dikoreksi. Karangan tersebut diperbaiki dan

ditulis ulang pada lembar kertas yang masih kosong yang telah disediakan guru.

Hasil karangan yang telah diperbaiki tersebut yang nantinya akan dinilai dan

menjadi hasil dari siklus I. Kemudian, setelah siswa selesai memperbaiki

karangannya, guru meminta siswa mengumpulkan karangan tersebut. Selanjutnya

guru memberi penegasan kembali tentang materi yang telah dijelaskan

sebelumnya, kemudian guru menutup pelajaran.

Page 81: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

67

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I

dapat dianalisis bahwa, keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal,

nilai rata-ratanya baru mencapai skor 3,05 (cukup). Untuk lebih jelasnya, berikut

ini adalah tabel hasil penilaian proses pembelajaran pada siklus I.

Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I

Nilai

No Nama Siswa A* B* C* Total Kriteria**

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

2

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

4

4

3

3

3

3

4

3

3

3

3

2

3

3

3

3

4

2

3

2

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

2

3

3

4

3

4

2

3

2

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

6

9

9

10

9

11

7

9

6

9

11

12

12

9

9

9

9

10

9

11

9

9

Sedang

Cukup

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Sedang

Cukup

Sedang

Cukup

Baik

Baik

Baik

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Cukup

Rata-rata 3,05 3,09 3,14 9,27

Page 82: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

68

*Keterangan:

A : Keaktifan siswa selama pembelajaran

Untuk menilai poin A peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Mengajukan pertanyaan; (2) Mengungkapkan

pendapat; (3) Menjawab pertanyaan guru; (4) Memperhatikan pertanyaan

orang lain; (5) Menanggapi pertanyaan.

B : Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

Untuk menilai poin B peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Memperhatikan penjelasan guru; (2) Mencatat

penjelasan guru; (3) Mempelajari kembali materi yang diberikan; (4)

Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas; (5) Tidak mengobrol

dengan teman lain.

C : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk menilai poin C peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu; (2)

Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan; (3) Mengerjakan

tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-asalan; (4) Tidak

bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, meletakkan kepala di

atas meja, dan lain-lain; (5) Tidak mengucapkan keluhan saat

pembelajaran.

Page 83: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

69

**Kriteria nilai pernyataan

1,00 – 1,99 : kurang

2,00 – 2,99 : sedang

3,00 – 3,99 : cukup

4,00 – 4,99 : baik

5,00 : sangat baik

**Kriteria nilai total

1,00 – 3,99 : kurang

4,00 – 6,99 : sedang

7,00 – 9,99 : cukup

10,00 – 12,99 : baik

13,00 – 15,00 : sangat baik

Berdasarkan pengamatan peneliti diperoleh informasi bahwa, guru masih

mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa hanya memiliki kesempatan

terbatas untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dominasi guru misalnya

ditunjukkan saat guru memberi materi di depan kelas. Guru secara jelas

memberikan materi dan menjelaskannya, akan tetapi siswa tidak dilibatkan untuk

berpendapat. Berikut ini digambarkan grafik nilai proses pembelajaran yang

didasarkan dari data prasiklus dan siklus I.

Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran pada Prasiklus dan Siklus I

Keterangan:

1 – 22 : Nomor urut siswa

0 – 14 : Rentangan nilai

Page 84: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

70

Berdasarkan grafik pada gambar 6 yang menggambarkan perbandingan

nilai proses pembelajaran pada prasiklus dan siklus I menunjukkan bahwa nilai

proses pembelajaran pada siklus I lebih baik daripada nilai proses pembelajaran

pada prasiklus. Hal ini terlihat pada garis/batang yang tergambar lebih tinggi pada

siklus I jika dibandingkan dengan garis/batang pada prasiklus.

Meskipun demikian, terlepas dari grafik tersebut selain keaktifan siswa

yang masih kurang, siswa juga masih kurang memperhatikan proses

pembelajaran. Dari hasil penilaian terhadap proses pembelajaran seperti yang

terdapat pada tabel 4, nilai perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

baru mencapai skor 3,09. Meskipun termasuk dalam kategori cukup akan tetapi

hasil ini masih belum maksimal. Dari pengamatan peneliti, masih ada beberapa

siswa yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri saat guru menjelaskan materi. Hal

tersebut mengakibatkan guru sering menegur siswa di sela-sela memberi

penjelasan. Bahkan ketika guru menegur siswa yang sedang gaduh, itupun hanya

akan menenangkan siswa dalam beberapa saat. Ketika guru kembali menjelaskan

materi, tidak sedikit siswa yang kembali membuat gaduh.

Berkaitan dengan pengajar, guru belum mampu membangkitkan minat

dan semangat siswa dalam pembelajaran secara optimal. Hal ini terlihat dari hasil

penilaian minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran di kelas yang rata-

ratanya baru mencapai skor 3,14. Ketika siswa melakukan koreksi terhadap

tulisan temannya masih ada beberapa siswa yang kurang serius. Mereka justru

bermain-main sendiri dengan teman semejanya atau bahkan hanya bertopang dagu

dan tidur-tiduran dengan meletakkan kepalanya di atas meja. Melihat keadaan

tersebut pun guru tidak mampu berbuat banyak selain menegurnya, dan lebih

parahnya siswa tidak begitu takut dengan teguran guru.

Berkaitan dengan peserta didik, siswa sudah cukup mampu dalam

mengidentifikasi letak kesalahan yang terdapat dalam karangan temannya, hal ini

terlihat dari hasil koreksian siswa yang sudah maksimal dikoreksi. Karangan yang

berhasil dikoreksi dengan maksimal oleh siswa dapat diketahui dengan banyaknya

coretan pembetulan di dalamnya, baik dari aspek isi maupun ejaannya. Hanya saja

dari koreksian tersebut, beberapa siswa masih belum mampu membetulkannya.

Page 85: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

71

Sehingga secara singkat dapat dinyatakan bahwa siswa sudah mampu mengoreksi

kesalahan temannya, akan tetapi belum maksimal dalam membetulkan kesalahan

tersebut. Mereka tahu jika karangan temannya ada beberapa kesalahan, hanya saja

masih ragu dan takut untuk membetulkannya. Sehingga masih banyak coretan

koreksi yang tanpa tulisan pembetulan.

Masih berkaitan dengan siswa, mereka merasa bosan dengan

pembelajaran dengan materi yang sama. Dari prasiklus hingga siklus I pertemuan

kedua yang jika dihitung terlaksana dalam tiga kali pertemuan selama tiga minggu

berturut-turut, materi yang disampaikan adalah menulis karangan narasi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa, mereka merasa bosan

dengan menulis narasi. Kebosanan tersebut tentunya dikhawatirkan akan

berpengaruh negatif terhadap kualitas pembelajaran selanjutnya, baik secara

proses maupun hasil. Dapat dikatakan demikian karena ketika siswa sudah merasa

mampu dan mengerti akan suatu materi yang diberikan guru, apabila materi

tersebut masih terus diberikan maka mereka akan segan untuk memperhatikan

lagi. Lebih parahnya lagi, siswa dapat bertindak acuh tak acuh dengan penjelasan

guru. Untuk itu, agar terhindar dari kebosanan siswa yang nantinya akan

berpengaruh terhadap hasil pembelajaran, maka perlu dilakukan pembenahan

kembali mengenai materi menulis karangan yang akan disampaikan.

Selain itu secara kualitas, siswa masih belum mampu menulis karangan

dengan baik. Meskipun telah dikoreksi antar teman dan diperbaiki, dari hasil nilai

yang diperoleh masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM sebesar 65.

Adapun dari hasil nilai karangan siswa pada siklus I, diketahui bahwa terjadi

peningkatan kemampuan menulis siswa. Skor dalam tiap aspek karangan

mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya sejumlah indikator

dalam aspek penulisan karangan yang meliputi isi, organisasi isi, kosakata,

struktur kalimat, serta ejaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel nilai hasil pembelajaran

menulis karangan siswa pada siklus I.

Page 86: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

72

Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I

SkorNo Nama

Isi Organi

-sasi isi

Kosa

kata

Struktur

kalimat

Ejaan Total

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

18

21

22

21

19

23

18

18

18

21

23

23

22

18

17

22

22

21

18

21

19

20

13

15

15

15

14

14

14

14

13

15

15

15

16

14

14

13

16

13

15

15

14

14

13

15

15

14

14

15

14

14

13

15

15

15

16

14

13

13

16

13

15

15

14

14

13

14

13

15

13

16

14

13

13

14

15

16

15

14

13

13

16

18

14

19

14

13

4

4

4

4

3

4

3

3

3

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

3

4

61

69

69

69

63

72

63

62

60

69

72

73

73

64

61

64

74

74

66

74

64

65

Nilai rata-rata 20,22 14,41 14,36 14,50 3,72 67,31

Page 87: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

73

Dibandingkan dengan nilai karangan siswa pada saat prasiklus, nilai rata-

rata kelas pada siklus I meningkat sebesar 8,27 poin, yakni dari skor 59,04

menjadi 67,31. Dari kenaikan nilai rata-rata tersebut juga mempengaruhi nilai

rata-rata tiap aspeknya. Dari aspek isi yang pada prasiklus nilai rata-ratanya baru

mencapai skor 19,09 pada siklus I ini mencapai skor 20,22. Aspek organisasi isi

dari skor 12,5 pada prasiklus menjadi 14,41. Aspek kosakata pada prasiklus

mencapai skor 11,68 kemudian menjadi 14,36 pada siklus I. Aspek

pengembangan bahasa, yang tercakup dalam struktur kalimat mencapai skor 12,45

kemudian naik menjadi 14,50 pada siklus I. Begitu juga dengan penguasaan

mekanik yang tercakup dalam aspek ejaan yang juga naik, yakni dari skor 3,31

pada prasiklus menjadi 3,72 pada siklus I. Dalam aspek ejaan ini meskipun masih

pada level nilai 3 dan masuk dalam kriteria sedang-cukup seperti pada prasiklus,

akan tetapi paling tidak sudah mengalami peningkatan nilai rata-ratanya. Dalam

hal ini berarti menunjukkan bahwa ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran

dari aspek ejaan meskipun tidak signifikan. Berikut ini adalah grafik perolehan

nilai hasil pembelajaran pada siklus I dibandingkan dengan nilai hasil

pembelajaran pada prasiklus.

Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran pada Prasiklus dan Siklus I

Keterangan:

1 – 22 : Nomor urut siswa

0 – 80 : Rentangan nilai

Page 88: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

74

berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi

peningkatan nilai hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa. Dengan

demikian, siklus I ini dapat dikatakan berhasil, akan tetapi belum mencapai hasil

maksimal sesuai yang direncanakan dalam indikator keberhasilan. Peningkatan

memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan, akan tetapi dari

nilai karangan siswa masih ada 9 siswa yang belum mencapai KKM yang telah

ditentukan guru bersama peneliti sebesar 65. Oleh karena itu, siklus II sebagai

perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada siklus I perlu dilaksanakan.

Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari

kekurangan yang ditemukan baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru untuk

direfleksi dapat dinyatakan bahwa: (1) Untuk mendorong siswa agar lebih aktif

dalam pembelajaran maupun saat melakukan koreksi, guru hendaknya

memberikan motivasi, pengarahan serta penjelasan bahwa penilaian pembelajaran

tidak hanya dari hasil, akan tetapi juga dari keaktifan saat proses pembelajaran;

(2) Guru perlu memperbaiki cara mengajar yang diterapkan. Hal ini perlu

dilakukan untuk menjadikan siswa yang tidak memperhatikan menjadi lebih

memperhatikan. Pada awalnya guru hanya menegurnya disela-sela menjelaskan

materi, sebaiknya guru menegurnya dengan memberikan pertanyaan sehingga

akan lebih mengena pada siswa.

Selanjutnya, (3) Guru memberikan lebih banyak latihan pada siswa

mengenai pembetulan kesalahan dalam koreksi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak

hanya mampu menyalahkan, akan tetapi juga mampu membetulkan.; (4) Guru

memberikan materi menulis karangan yang berbeda dari jenis narasi. Hal ini

dilakukan agar siswa tidak merasa bosan karena beberapa pertemuan berturut-

turut membahas materi yang sama. Selain itu, berkaitan dengan indikator

pembelajaran dalam silabus juga mencakup tiga jenis karangan yang harus

dikuasai yakni narasi, deskripsi, serta eksposisi. Dengan demikian langkah ini

tidak menyimpang dari silabus pembelajaran; serta (5) Untuk lebih

memaksimalkan kemampuan siswa dalam mengarang, guru hendaknya lebih

menegaskan kembali pokok-pokok penilaian dalam sebuah karangan. Dengan

Page 89: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

75

demikian nilai karangan siswa akan lebih baik atau paling tidak mencapai batas

minimal ketuntasan sebesar 65.

Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan: (1) Siswa diharapkan lebih aktif

dalam pembelajaran, terutama saat kegiatan koreksi teman sebaya: (2) Siswa

diharapkan lebih memperhatikan dan sungguh-sungguh dalam melakukan koreksi,

serta tidak melakukan aktivitas sendiri diluar kegiatan pembelajaran; dan (3)

Siswa diharapkan mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri sehingga

akan timbul rasa senang mengikuti pembelajaran. Motivasi yang muncul dari

dalam diri siswa akan mendorong siswa untuk tidak lagi berpikir bahwa belajar

adalah kewajiban melainkan kebutuhan bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil siklus I yang belum maksimal, diperlukan adanya

perbaikan pembelajaran dalam siklus II. Perbaikan ini dilakukan untuk mengatasi

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Selanjutnya untuk pelaksanaan

siklus II disetujui oleh guru setelah peneliti mengajukan hasil analisis dan refleksi

siklus I. Siklus II direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2009

dan 17 Februari 2009.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I disepakati bahwa siklus II perlu

dilaksanakan. Persiapan dan perencanaan siklus dilakukan pada hari Jumat, 6

Februari 2009 di ruang guru SMK Murni 2 Surakarta. Dalam kesempatan ini,

peneliti kembali menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap

pembelajaran menulis karangan yang dilaksanakan pada siklus I. Pada guru yang

bersangkutan disampaikan segala kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada pelaksanaan siklus I,

akhirnya disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam pembelajaran

menulis karangan. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif

dalam pembelajaran, guru perlu memperbaiki teknik mengajar yang diterapkan,

Page 90: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

76

serta guru lebih banyak memberikan latihan dalam pengoreksian. Kemudian untuk

mengatasi kebosanan siswa terhadap materi yang sama, guru memberikan materi

menulis karangan dengan jenis yang lain (deskripsi), dan memberikan penegasan

tentang pokok-pokok penilaian dalam karangan.

Adapun urutan kegiatan yang direncanakan dalam siklus II sebagai

berikut. Pada pertemuan pertama meliputi: (1) Guru mengondisikan kelas; (2)

Guru menjelaskan hasil refleksi karangan siswa pada siklus I; (3) Guru

menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis karangan pada siklus I;

(4) Guru menyampaikan materi menulis karangan deskripsi dan langkah-langkah

pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya seperti pada

siklus I; (5) Guru memberikan latihan pada siswa untuk mengoreksi karangan

yang telah disiapkan; (6) Guru menegaskan pokok-pokok penilaian dalam sebuah

karangan; (7) Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi dengan

tema bebas pada lembar kertas yang telah disediakan; (8) Guru melakukan refleksi

atas pembelajaran yang telah dilakukan kemudian menutup pelajaran.

Kemudian rencana kegiatan pada pertemuan kedua meliputi: (1) Guru

memberikan apersepsi berkaitan dengan materi menulis karangan deskripsi; (2)

Guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus dikoreksi oleh siswa,

yaitu berkaitan dengan isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan

mekanik; (3) Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan sebelumnya

sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta menukarkan karangannya tersebut

dengan temannya; (4) Di bawah bimbingan guru, masing-masing siswa

melakukan koreksi terhadap tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah

ditentukan serta pedoman pengoreksian yang telah diberikan; (5) Guru melakukan

tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan-kesulitan yang dialami selama

melakukan koreksi; (6) Guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan yang

dikoreksinya pada siswa yang bersangkutan; (7) Guru memberikan penegasan

kembali tentang penulisan karangan yang baik dan benar, baik dari segi isi,

organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekaniknya; (8) Guru menugasi

siswa untuk memperbaiki karangannya dengan menulis ulang serta menambahkan

hal-hal yang dianggap kurang dalam karangan kemudian dikumpulkan; (9) Guru

Page 91: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

77

dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan; (10) Guru menutup pelajaran.

Setelah itu disepakati bahwa rencana tindakan pada siklus II ini akan

dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 10 dan 17 Februari 2009.

b. Pelaksanaan Siklus II

Seperti yang telah direncanakan, siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan, yaitu hari Selasa tanggal 10 Februari 2009 dan 17 Februari 2009.

Pelaksanaan tindakan dimulai pada pukul 07.45 WIB – 09.15 WIB.

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis

karangan pada siklus II ini adalah: (1) guru membuka pelajaran dengan mengucap

salam; (2) guru mengondisikan kelas dengan mengabsen siswa; (3) guru

menjelaskan hasil refleksi karangan siswa pada siklus I; (4) guru menanyakan

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengarang pada siklus I; (5) guru

memberikan penjelasan dan penegasan kembali mengenai kesulitan yang dialami

siswa dalam mengarang pada siklus I; (6) setelah refleksi hasil karangan pada

siklus I selesai, guru memberikan materi menulis karangan deskripsi dan langkah-

langkah dalam teknik koreksi teman sebaya seperti pada siklus I; (7) siswa

diminta berlatih mengoreksi karangan yang telah disiapkan oleh guru; (8) guru

menugasi siswa untuk menulis karangan deskripsi kemudian dikumpulkan.

Kegiatan siswa yang dilakukan di kelas setelah mendengarkan penjelasan

guru adalah melakukan latihan koreksi dengan karangan yang sudah disiapkan,

kemudian siswa diminta menulis karangan. Jenis karangan yang dibuat berbeda

dengan karangan yang dibuat pada siklus I, yakni karangan deskripsi. Hal ini

dilakukan untuk mengatasi kekurangan dari siklus I, yakni bahwa dari refleksi

siklus I siswa merasa bosan dengan materi menulis narasi. Selain itu, penguasaan

materi narasi oleh siswa yang terlihat dari hasil karangannya pada siklus I juga

sudah sesuai, hanya saja aspek-aspek kebahasaannya yang masih kurang. Untuk

itu, setelah dilakukan refleksi dari siklus I guru bersama peneliti sepakat untuk

memilih jenis tulisan deskripsi pada siklus II, dengan acuan bahwa dalam silabus,

siswa diharapkan mampu menguasai tiga jenis karangan yang meliputi narasi,

Page 92: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

78

deskripsi, serta eksposisi. Dengan demikian, materi tersebut tidak menyimpang

dari silabus yang telah ditentukan. Setelah siswa selesai menulis karangan

kemudian dikumpulkan pada guru, dan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya yakni hari Selasa, 17 Februari 2009.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua dalam pelaksanaan siklus II adalah: (1) guru membuka pembelajaran

dengan mengucap salam; (2) guru mengondisikan kelas dengan melakukan absen

siswa; (3) guru melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab serta

menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni koreksi teman

sebaya; (4) guru membagikan karangan yang dikumpulkan pada minggu lalu; (5)

siswa diminta menukarkan karangannya tersebut, secara teknis karangan

ditukarkan dengan diputar berjalan sebanyak lima kali hitungan ke kanan; (6) di

bawah bimbingan guru, siswa mengoreksi karangan temannya; (7) guru

melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan kesulitan dalam

pengoreksian; (8) guru meminta siswa untuk mengembalikan karangannya pada

siswa yang bersangkutan; (9) Guru memberikan penegasan kembali tentang

penulisan karangan yang baik dan benar, baik dari segi isi, organisasi, kosakata,

pengembangan bahasa, dan mekaniknya; (10) Guru menugasi siswa untuk

memperbaiki karangannya dengan menulis ulang serta menambahkan hal-hal

yang dianggap kurang dalam karangan kemudian dikumpulkan; (11) Guru dan

siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan;

(12) guru menutup pelajaran.

Dalam tahap ini seperti pada siklus I, guru bertindak sebagai pemimpin

jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan di dalam kelas, sedangkan

peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif yang memantau serta

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis karangan dengan

teknik koreksi teman sebaya berlangsung pada hari Selasa, 10 Februari 2009 dan

17 Februari 2009 pukul 07. 45 – 09.15 WIB. Observasi difokuskan pada situasi

Page 93: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

79

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru, serta aktivitas siswa

dalam pembelajaran. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan pedoman

observasi sebagaimana terlampir untuk menilai proses pembelajaran serta

membuat catatan lapangan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh

gambaran jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan teknik

koreksi teman sebaya sebagai berikut:

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam setelah

seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak masuk,

mengabsen kehadiran siswa serta mengisi buku presensi siswa. Setelah itu, guru

memberikan hasil refleksi karangan siswa pada siklus I. Hasil perbaikan karangan

siswa yang sudah dinilai dikoreksi secara sekilas di depan kelas oleh guru. Guru

memanggil siswa satu persatu, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih

memperhatikan penjelasan guru.

Selanjutnya, guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam

mengarang pada siklus I. Dalam kegiatan ini guru dan siswa bertanya jawab

tentang masalah-masalah yang membuat siswa kesulitan mengarang. Dari

kesulitan-kesulitan yang disampaikan siswa tersebut, guru memberikan solusi atau

pemecahan masalahnya. Pemberian solusi dengan menjelaskan kembali hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam mengarang, misalnya pemilihan kata, penyusunan

kalimat, serta penulisan ejaan.

Setelah refleksi dari siklus I, sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disepakati kemudian guru memberikan materi menulis karangan jenis

deskripsi. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi guru dan peneliti

pada siklus I bahwa siswa merasa bosan dengan materi yang sama, selain itu juga

berkaitan dengan keterbatasan waktu yang diberikan untuk setiap pembahasan

materi. Mengingat, dalam silabus pembelajaran Bahasa Indonesia, dihadapkan

pada materi yang padat untuk waktu yang terbatas.

Kegiatan selanjutnya, guru memberikan latihan pada siswa untuk

mengoreksi karangan yang sudah disiapkan. Latihan ini dimaksudkan agar siswa

mengenali kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada karangan. Setelah itu,

Page 94: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

80

guru menugasi siswa untuk membuat karangan deskripsi pada lembar kertas yang

sudah disediakan. Setelah seluruh siswa selesai, karangan dikumpulkan pada guru.

Guru menutup pembelajaran dan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian mengabsen kehadiran siswa. Sebelum memulai

kegiatan pembelajaran, guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab atas

pembelajaran yang telah dilakukan pada minggu lalu. Kemudian guru

menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni koreksi teman

sebaya. Pada siklus I kegiatan ini sudah pernah dilaksanakan sehingga guru hanya

memberikan penegasan-penegasan kembali tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam mengoreksi.

Setelah penjelasan dirasa cukup, guru membagikan karangan siswa yang

telah dikumpulkan pada minggu lalu. Karangan tersebut diberi sedikit komentar

oleh guru secara lisan sambil memanggil siswa yang bersangkutan. Misalnya guru

mengomentari panjang karangan yang masih kurang, penulisannya yang kurang

rapi, acak-acakan, banyak tipe-x, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guru untuk

memberi penjelasan sekaligus contoh pada siswa agar nantinya saat mengoreksi

karangan temannya lebih cermat.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menukarkan karangannya dengan

diputar ke kanan sebanyak lima kali hitungan. Seluruh siswa sudah sangat paham

dengan kegiatan ini karena sudah pernah dilakukan pada siklus I, kemudian siswa

dengan cekatan menukarkan karangannya sesuai arahan guru. Setelah itu, siswa

mengoreksi karangan temannya. Ada beberapa siswa yang secara bersama-sama

mengoreksi dengan saling membantu. Dalam kegiatan koreksi pada siklus II ini

siswa terlihat lebih antusias daripada saat siklus I, hal ini karena siswa sudah

sangat paham dengan hal-hal yang harus dikoreksi.

Setelah koreksi selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan

karangan tersebut pada siswa yang bersangkutan. Pada kegiatan tersebut siswa

diminta mencermati kembali karangan yang telah dikoreksi temannya tadi

kemudian diperbaiki dengan ditulis ulang pada lembar kertas yang telah

disediakan guru. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan karangan yang

Page 95: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

81

telah diperbaiki kemudian memberi penegasan kembali tentang materi yang telah

dipelajari, setelah itu guru menutup pelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

Proses pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman

sebaya di kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta pada siklus II yang dilaksanakan

selama dua kali pertemuan, yakni hari Selasa tanggal 10 Februari 2009 dan 17

Februari 2009 dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kekurangan-kekurangan

yang terjadi pada siklus I dapat diatasi dengan baik.

Kualitas pembelajaran menulis karangan mengalami peningkatan, hal ini

terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan. ketercapaian

indikator tersebut meliputi meningkatnya keaktifan, perhatian dan konsentrasi,

serta minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Disamping itu,

kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam siklus I dapat diatasi dengan baik

oleh guru pada siklus II. Pada siklus II siswa lebih aktif selama proses

pembelajaran, siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan memiliki motivasi

yang tinggi dalam pembelajaran. Keaktifan, perhatian, dan motivasi siswa

meningkat karena guru menyampaikan penjelasan materi dengan lebih menarik,

misalnya diselingi humor serta sesekali memanggil nama-nama siswa. Dengan

kegiatan tersebut, siswa akan merasa lebih diperhatikan sehingga mereka tidak

canggung untuk aktif saat menjawab pertanyaan guru atau mengutarakan

pendapatnya saat proses pembelajaran. Berdasarkan penilaian proses

pembelajaran pada siklus II, hasilnya adalah sebagai berikut:

Page 96: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

82

Tabel 6. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus II

Nilai

No Nama Siswa A* B* C* Total Kriteria**

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

5

5

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

5

4

4

4

4

4

5

5

4

4

4

5

5

4

5

4

4

3

4

4

4

3

5

4

4

4

4

5

5

5

4

4

4

5

5

4

5

3

3

11

12

12

12

11

14

12

12

12

12

14

15

14

11

12

12

14

14

12

14

11

11

baik

baik

baik

baik

baik

sangat baik

baik

baik

baik

baik

sangat baik

sangat baik

sangat baik

baik

baik

baik

sangat baik

sangat baik

Baik

sangat baik

Baik

Baik

Rata-rata 4,00 4,32 4,14 12,5

Page 97: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

83

*Keterangan:

A : Keaktifan siswa selama pembelajaran

Untuk menilai poin A peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Mengajukan pertanyaan; (2) Mengungkapkan

pendapat; (3) Menjawab pertanyaan guru; (4) Memperhatikan pertanyaan

orang lain; (5) Menanggapi pertanyaan.

B : Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

Untuk menilai poin B peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Memperhatikan penjelasan guru; (2) Mencatat

penjelasan guru; (3) Mempelajari kembali materi yang diberikan; (4)

Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas; (5) Tidak mengobrol

dengan teman lain.

C : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk menilai poin C peneliti menggunakan pedoman penilaian yang

dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran (Nana Sudjana) yang

mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam

setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria

tersebut adalah: (1) Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu; (2)

Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan; (3) Mengerjakan

tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-asalan; (4) Tidak

bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, meletakkan kepala di

atas meja, dan lain-lain; (5) Tidak mengucapkan keluhan saat

pembelajaran.

Page 98: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

84

**Kriteria nilai setiap pernyataan

1,00 – 1,99 : kurang

2,00 – 2,99 : sedang

3,00 – 3,99 : cukup

4,00 – 4,99 : baik

5,00 : sangat baik.

**Kriteria nilai total

1,00 – 3,99 : kurang

4,00 – 6,99 : sedang

7,00 – 9,99 : cukup

10,00 – 12,99 : baik

13,00 – 15,00 : sangat baik

Berdasarkan hasil penilaian proses pada siklus II yang termuat dalam

tabel 6, berikut ini digambarkan grafik nilai proses pembelajaran yang

dibandingkan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Gambar 8. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Antarsiklus

Keterangan:

1 – 22 : Nomor urut siswa

0 – 16 : Rentangan nilai

Page 99: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

85

berdasarkan tabel serta grafik hasil penilaian proses pembelajaran

tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran

pada siklus II ini. Nilai rata-rata keaktifan siswa mencapai skor 4,00 (baik),

perhatian dan konsentrasi siswa mencapai skor 4,32 (baik), serta nilai minat dan

motivasi siswa dalam pembelajaran mencapai 4,14 (baik). Dari nilai tersebut yang

merupakan aspek-aspek dalam penilaian seluruh kualitas proses pembelajaran,

sekaligus meningkatkan nilai rata-rata keseluruhannya yang mencapai skor 12,5

dan masuk dalam kriteria baik.

Secara lebih terperinci lagi seluruh skor tersebut sudah mengalami

kenaikan jika dibandingkan dengan penilaian saat prasiklus dan siklus I. Dari

grafik tergambar jelas bahwa garis yang menggambarkan nilai rata-rata tiap siswa

pada siklus II merupakan garis paling tinggi dari garis-garis sebelumnya yang

menggambarkan nilai rata-rata pada siklus sebelumnya.

Adapun hasil kerja siswa berupa karangan pada siklus II juga

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan pada siswa.

Skor dalam tiap aspek penulisan karangan mengalami peningkatan yang cukup

baik. Nilai rata-rata kelas naik sebesar 8,13 poin, yakni dari 67,00 menjadi 75,13.

Dalam hal ini menunjukkan bahwa kualitas hasil pembelajaran semakin

meningkat setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Kenaikan nilai tersebut

terjadi secara keseluruhan, baik tiap aspeknya maupun secara rata-rata

keseluruhan. Dari aspek isi, pada siklus II ini nilai rata-ratanya mencapai skor

22,02 dan naik cukup banyak dari skor 19,09 pada prasiklus, dan 20,22 pada

siklus I. Pada aspek organisasai isi, pada siklus II ini hasil rata-ratanya mencapai

15,50, naik cukup banyak juga dari skor 12,5 pada prasiklus, dan 14, 41 pada

siklus I. Dari aspek kosakata, pada siklus II ini hasil rata-ratanya mencapai skor

15,40. Skor tersebut naik cukup banyak dari skor 11,68 pada prasiklus dan 14,36

pada siklus I. Aspek struktur kalimat mencapai nilai rata-rata 18,05 naik dari skor

12,45 pada prasiklus dan 14,50 pada siklus I. Begitu juga dengan aspek ejaan

yang mengalami kenaikan, pada siklus II ini nilai rata-ratanya mencapai skor 4,00

naik dari skor 3,31 pada prasiklus dan skor 3,72 pada siklus I. Untuk lebih

Page 100: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

86

jelasnya, hasil perolehan nilai karangan siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus II

SkorNo Nama

Isi Organi

-sasi isi

Kosa

kata

Struk-

tur

kali-

mat

ejaan Total

Page 101: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

87

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

22

24

22

23

20

25

22

24

23

23

22

25

23

20

21

20

21

23

19

22

22

22

14

16

15

17

15

15

16

16

14

16

16

17

16

15

15

14

16

16

16

16

15

15

14

16

15

16

15

16

15

16

14

16

16

17

16

15

14

14

17

15

16

16

15

15

17

17

17

19

17

20

17

17

17

18

20

20

19

18

18

18

20

17

18

20

17

17

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

71

77

73

79

71

80

74

77

72

77

78

83

78

72

71

70

78

75

73

78

73

73

Nilai rata-rata 22,04 15,50 15,40 18,05 4,00 75,13

Berdasarkan hasil penilaian hasil pembelajaran menulis karangan pada

siklus II yang termuat dalam tabel 7, berikut ini digambarkan grafik nilai hasil

pembelajaran menulis karangan yang dibandingkan dari prasiklus, siklus I, dan

siklus II.

Page 102: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

88

Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Antarsiklus

Keterangan:

1 – 22 : Nomor urut siswa

0 – 90 : Rentangan nilai

Berpedoman dari grafik di atas, tergambar jelas bahwa garis yang

menunjukkan hasil nilai karangan siswa pada siklus II tergambar paling tinggi dari

garis yang lainnya. Hal ini semakin memperjelas bahwa kenaikan nilai rata-rata

kualitas hasil pembelajaran pada siswa tidak hanya pada nilai rata-rata secara

keseluruhan, akan tetapi juga menyeluruh dari tiap siswa.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, dapat dinyatakan bahwa

penelitian tindakan kelas telah berhasil mencapai hasil yang optimal. Meskipun

tindakan hanya terjadi sebanyak dua siklus akan tetapi seluruh indikator

keberhasilan penelitian telah terpenuhi, yakni adanya peningkatan kualitas proses

dan hasil pembelajaran menulis karangan. Selain itu, semua kekurangan yang

terjadi pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II. Sehingga

berdasarkan kesepakatan bersama antara peneliti, guru, dan kepala sekolah,

penelitian tindakan kelas dapat diselesaikan.

3. Deskripsi Antarsiklus

Data penilaian proses pembelajaran dari prasiklus hingga siklus II dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 8. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Antarsiklus

Nilai

No Nama Siswa Pra- Siklus I Siklus II Keterangan

Page 103: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

89

siklus

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

4

7

6

7

7

5

6

4

6

7

6

10

10

6

6

7

7

6

4

5

4

6

6

9

9

10

9

11

7

9

6

9

11

12

12

9

9

9

9

10

9

11

9

9

11

12

12

12

11

14

12

12

12

12

14

15

14

11

12

12

14

14

12

14

11

11

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Rata-rata 6,18 9,27 12,5 Meningkat

Berdasarkan data pada tabel 8 tersebut dapat digambarkan menjadi grafik

sebagai berikut:

Page 104: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

90

Gambar 10. Grafik Nilai Rata-rata Proses Poembelajaran Antarsiklus

Berdasarkan grafik pada gambar 10 di atas tergambar dengan jelas bahwa

nilai rata-rata proses pembelajaran dari prasiklus hingga siklus II mengalami

kenaikan. Pada prasiklus nilai rata-ratanya 6,18 kemudian naik menjadi 9,27 pada

siklus I, dan 12,5 pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas

proses pembelajaran menulis karangan..

Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan dari

prasiklus hingga siklus II dapat dilihat dengan semakin meningkatnya nilai rata-

rata keseluruhan siswa seperti yang termuat pada tabel 8 dan gambar 10. Akan

tetapi penilaian proses tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai rata-rata dari

tiap aspek penilaian proses tersebut. Aspek-aspek tersebut meliputi: (1) keaktifan;

(2) perhatian dan konsentrasi; serta (3) minat dan motivasi siswa selama proses

pembelajaran. Berikut ini adalah grafik nilai rata-rata tiap aspek yang dinilai

dalam proses pembelajaran.

Page 105: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

91

Gambar 11. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Grafik pada gambar 11 di atas menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada prasiklus nilai rata-ratanya mencapai

skor 1,95 kemudian menjadi 3,05 pada siklus I, dan 4,00 pada siklus II. Perolehan

nilai tersebut apabila digambarkan dengan grafik garis akan menunjuk pada garis

naik seperti pada gambar di atas. Hal tersebut menjadi gambaran yang

memperjelas bahwa adanya kenaikan nilai rata-rata aspek keaktifan siswa dalam

pembelajaran dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Selanjutnya, dibawah ini

merupakan grafik nilai rata-rata aspek perhatian dan konsentrasi siswa dalam

pembelajaran.

Gambar 12. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Perhatian dan Konsentrasi Siswa

dalam Pembelajaran

Grafik pada gambar 12 tersebut menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

Perhatian dan Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran. Pada prasiklus nilai

rata-ratanya mencapai skor 2,14 kemudian menjadi 3,09 pada siklus I, dan

4,32 pada siklus II. Perolehan nilai tersebut apabila digambarkan dengan grafik

garis akan menunjuk pada garis naik seperti pada gambar di atas. Hal tersebut

Page 106: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

92

menjadi gambaran yang memperjelas bahwa adanya kenaikan nilai rata-rata

aspek perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran dari prasiklus,

siklus I, dan siklus II. Selanjutnya, dibawah ini merupakan grafik nilai rata-rata

aspek minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran.

Gambar 13. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Minat dan Motivasi Siswa dalam

Pembelajaran

Grafik pada gambar 13 di atas menggambarkan hasil nilai rata-rata aspek

minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Pada prasiklus nilai rata-ratanya

mencapai skor 2,09 kemudian menjadi 3,14 pada siklus I, dan 4,14 pada siklus II.

Perolehan nilai tersebut apabila digambarkan dengan grafik garis akan menunjuk

pada garis naik seperti pada gambar di atas. Hal tersebut menjadi gambaran yang

memperjelas bahwa adanya kenaikan nilai rata-rata aspek minat dan motivasi

siswa dalam pembelajaran dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Selain data mengenai kualitas proses pembelajaran, berikut ini juga

dijabarkan mengenai penilaian kualitas hasil pembelajaran menulis karangan.

Sebelumnya, kualitas hasil pembelajaran tersebut yang berupa karangan siswa

juga dinilai dari berbagai aspek, yakni meliputi: (1) isi; (2) organisasi isi; (3)

kosakata; (4) struktur kalimat; dan (5) mekanik/ejaan. Adapun datanya dapat

dilihat dari grafik berikut.

Page 107: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

93

Gambar 14. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Isi pada Karangan Siswa

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada prasiklus,

rata-rata skor pada aspek isi adalah 19,09 kemudian menjadi 20,00 pada

siklus I, dan menjadi 22,18 pada siklus II. Dari rata-rata skor tiap siklus

tersebut sesuai dengan model penilaian dari Burhan Nurgiyantoro dapat

dijabarkan bahwa pada saat prasiklus skor 19,09 masuk dalam kriteria

sedang – cukup, 20,00 pada siklus I juga masih masuk dalam kriteria sedang

– cukup, serta 22,18 pada siklus II masuk dalam kriteria cukup – baik.

Dengan demikian, kemampuan siswa dalam pengungkapan gagasan yang

tercakup dalam isi karangannya mengalami peningkatan setelah dilakukan

tindakan dengan teknik koreksi teman sebaya. Selanjutnya dibawah ini

merupakan grafik nilai aspek organisasi isi dalam karangan siswa.

Page 108: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

94

Gambar 15. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Organisasi Isi pada Karangan Siswa

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus skor rata-ratanya

12,05 kemudian menjadi 14,41 pada siklus I, dan 15,5 pada siklus II. Dari

capaian skor tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam

mengorganisasi paragraf semakin meningkat setelah dilakukan tindakan.

Selanjutnya di bawah ini merupakan grafik nilai aspek kosakata pada

karangan siswa.

Gambar 16. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Kosakata pada Karangan Siswa

Berdasarkan grafik tersebut dapat dinyatakan bahwa pada prasiklus

skor rata-rata yang dicapai siswa 11,68 kemudian menjadi 14,36 pada siklus

I, dan menjadi 15,40 pada siklus II. Skor 15,40 pada siklus II ini masuk

dalam kriteria cukup – baik sesuai dengan model penilaian dari Burhan

Page 109: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

95

Nurgiyantoro. Dengan demikian kemampuan siswa dalam pemanfaatan

potensi kata (kosakata) semakin meningkat setelah dilakukan tindakan.

Selanjutnya di bawah ini merupakan grafik nilai aspek pengembangan

bahasa/struktur kalimat pada karangan siswa.

Gambar 17. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Struktur Kalimat pada Karangan

Siswa

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa capaian skor rata-

rata dari prasiklus mencapai 12,45 (sedang-cukup), kemudian menjadi 14,50

(sedang-cukup) pada siklus I, serta menjadi 18,05 (cukup-baik) pada siklus

II. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan

penguasaan siswa dalam aspek struktur kalimat setelah dilakukan tindakan.

Selanjutnya berikut ini merupakan grafik nilai aspek mekanik/ejaan pada

karangan siswa.

Page 110: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

96

Gambar 18. Grafik Nilai Rata-rata Aspek Ejaan pada Karangan Siswa

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh informasi bahwa skor rata-rata

yang dicapai yaitu, 3,31 (sedang – cukup) pada prasiklus, 3,72 (sedang -

cukup) pada siklus I, dan 4,00 (cukup – baik) pada siklus II. Data tersebut

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai pada aspek mekanik dalam

karangan siswa. Selanjutnya berikut ini adalah grafik yang menggambarkan

nilai rata-rata secara keseluruhan dari hasil penilaian menulis karangan pada

siswa yang merupakan indikator dari kualitas hasil pembelajaran.

Gambar 19. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pembelajaran Antarsiklus

Adapun hasil nilai rata-rata karangan siswa secara menyeluruh pada

tiap siklus dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tebel 9. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Antarsiklus

No Nama Pra-siklus Siklus I Siklus II Keterangan

Page 111: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

97

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

55

60

58

63

62

55

59

54

57

64

58

67

67

56

53

62

67

57

57

59

54

55

61

69

69

69

63

72

63

62

60

69

72

73

73

64

61

64

74

74

66

74

64

65

71

77

73

79

71

80

74

77

72

77

78

83

78

72

71

70

78

75

73

78

73

73

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Nilai rata-rata 59,04 67,31 75,13 Meningkat

Berdasarkan pada gambar grafik dan tabel di atas, diperoleh

informasi bahwa pada saat prasiklus nilai rata-rata yang dicapai adalah

59,04, nilai ini belum mencapai KKM yang ditentukan oleh guru dan

peneliti sebesar 65,00. Pada siklus I terdapat peningkatan nilai karangan

siswa, nilai rata-rata yang dicapai adalah 67,00. Meskipun pada siklus I ini

Page 112: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

98

nilai rata-rata sudah mencapai KKM, akan tetapi masih ada 9 siswa yang

belum mencapai KKM sehingga perlu dilakukan siklus II. Pada siklus II

nilai rata-rata yang dicapai adalah 75,13. Nilai pada siklus II ini sudah

cukup baik, secara rata-rata telah memenuhi KKM dan seluruh siswa juga

sudah mencapai KKM.

Apabila nilai rata-rata proses dan hasil pembelajaran digambarkan

dalam grafik, maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Gambar 20. Grafik Nilai Rata-rata Proses dan Hasil Pembelajaran

Berdasarkan data-data tersebut dapat dinyatakan bahwa terjadi

peningkatan kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis karangan pada

siswa. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata dari prasiklus, siklus

I, dan siklus II.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan siklus I dan siklus II, guru berhasil melaksanakan

pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya.

Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta

minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga keterampilan

Page 113: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

99

siswa dalam pembelajaran berkembang dengan baik yang berakibat pada

meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, penelitian ini

juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran yang efektif dan menarik di kelas. Teknik koreksi teman sebaya

juga sebagai salah satu teknik atau metode alternatif bagi guru untuk menarik

perhatian siswa agar terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis

karangan.

Keberhasilan teknik koreksi teman sebaya dalam meningkatkan kualitas

proses dan hasil pembelajaran menulis karangan dapat dilihat dari indikator-

indikator yang telah dicapai. Berikut ini adalah indikator-indikator keberhasilan

penelitian yang telah dicapai:

1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Karangan

Penerapan teknik koreksi teman sebaya yang dilaksanakan dalam tiap

siklus mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis karangan

pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari

indikator-indikator berikut.

a. Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis karangan

Dengan menerapkan teknik koreksi teman sebaya dalam

pembelajaran menulis karangan akan memudahkan siswa dalam mengenali

kesalahan-kesalahan dalam karangannya. Baik kesalahan yang diperbuatnya

sendiri maupun kesalahan yang dibuat temannya. Hal ini karena

pelaksanaan koreksi dilakukan dengan menukar hasil karangan siswa

dengan siswa yang lainnya. Melalui kegiatan inilah, siswa dapat terlibat

secara aktif dalam peoses pembelajaran.

Keaktifan siswa terlihat dari antusiasme siswa dalam mengoreksi

karangan temannya, selain itu siswa juga semakin aktif untuk bertanya pada

guru tentang hal-hal yang kurang jelas dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa tersebut tentunya berbeda dengan keadaan saat prasiklus.

Pada saat prasiklus, siswa cenderung menjadi siswa yang pasif, mereka

duduk, mendengarkan, kemudian mengerjakan tugas.

Page 114: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

100

Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis karangan diukur

dengan lima aspek yang mencakup: (1) mengajukan pertanyaan; (2)

mengungkapkan pendapat; (3) menjawab pertanyaan guru; (4)

memperhatikan pertanyaan orang lain; dan (5) menanggapi pertanyaan

orang lain.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian keaktifan siswa dapat

dilihat pada gambar 11 halaman 90. Dari grafik tersebut, nilai rata-rata

keaktifan siswa dari mulai prasiklus hingga siklus II meliputi: 1,95 (kurang)

pada prasiklus, 3,05 (cukup) pada siklus I, serta 4,00 (baik) pada siklus II.

Hasil tersebut memperjelas bahwa ada peningkatan keaktifan siswa setelah

diterapkannya teknik koreksi teman sebaya dalam pembelajaran menulis

karangan.

b. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran mengalami

peningkatan. Perhatian dan konsentrasi siswa ini dinilai berdasarkan 5 aspek

yang meliputi: (1) memperhatikan penjelasan guru; (2) mencatat penjelasan

guru; (3) mempelajari kembali materi yang diberikan; (4) tidak sibuk

dengan aktivitasnya sendiri di kelas; dan (5) tidak mengobrol dengan teman

lain.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian perhatian dan konsentrasi

siswa dapat dilihat pada gambar 12 halaman 90. Dari grafik tersebut

diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa dari

prasiklus hingga siklus II yaitu: 2,14 (sedang) pada prasiklus, 3,09 (cukup)

pada siklus I, dan 4,32 pada siklus II. Dari data tersebut menunjukkan

bahwa dengan penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan

perhatian dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran

Selain dari nilai tersebut, secara garis besar keadaan yang terjadi di

kelas dapat dideskripsikan bahwa pada saat siklus I, siswa lebih

memperhatikan penjelasan guru dari pada saat prasiklus. Keadaan ini terjadi

karena dengan penerapan teknik koreksi teman sebaya, siswa dituntut untuk

mengerti hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengoreksi. Jika siswa

Page 115: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

101

tidak memperhatikan maka tidak akan mampu mengoreksi dengan baik, hal

inilah yang selalu ditekankan oleh guru dalam setiap penjelasannya

sehingga siswa terdorong untuk memperhatikan guru dengan baik.

Demikian pula dengan siklus pada siklus II, siswa semakin

memperhatikan hal-hal yang disampaikan guru, mereka tidak lagi sibuk

dengan aktivitasnya sendiri seperti pada prasiklus. Hal ini dikarenakan pada

saat prasiklus, siswa cenderung meremehkan penjelasan guru karena mereka

merasa bahwa pembelajaran mengarang itu sangat mudah, bahkan tanpa

diberi penjelasan pun mereka merasa bisa mengerjakannya. Akan tetapi

pada saat siklus I dan kedua, mereka dituntut untuk mampu mengoreksi

kesalahan pada karangan temannya, sehingga harus memperhatikan hal-hal

yang dijelaskan oleh guru.

Keadaan yang demikian seperti yang dikemukakan oleh Galina

(2003) dalam penelitiannya bahwa self-correction yang dalam hal ini

dikaitkan dengan koreksi teman sebaya pada pembelajaran menulis, selain

akan mengurangi ketakutan siswa pada kekeliruan juga memudahkan proses

pembelajaran. Dan yang paling penting, hal ini dapat mengembangkan

kesadaran bahasa pada siswa.

c. Minat dan motivasi dalam proses pembelajaran

Tindakan dengan penerapan teknik koreksi teman sebaya

menjadikan siswa semakin berminat dan termotivasi dalam pembelajaran.

Minat dan motivasi siswa dinilai dari beberapa aspek yang mencakup: (1)

mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu; (2) semangat dalam

mengerjakan tugas yang diberikan; (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-

sungguh atau tidak asal-asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan

bertopang dagu, meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain; serta (5)

tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian minat dan motivasi siswa

dapat dilihat pada gambar 13 halaman 91. Dari grafik tersebut diperoleh

gambaran bahwa nilai rata-rata siswa pada aspek minat dan motivasinya

adalah sebagai berikut: 2,09 (sedang) pada prasiklus, 3,14 (cukup) pada

Page 116: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

102

siklus I, dan 4,14 (baik) pada siklus II. Dari grafik tersebut yang

menggambarkan garis yang naik, dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan

teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa

dalam pembelajaran menulis karangan.

Secara garis besar, peningkatan minat dan motivasi siswa tersebut

keadaannya dapat dideskripsikan bahwa dengan mengoreksi karangan

teman menjadikan siswa terdorong untuk mampu mengoreksi karangan

temannya dengan baik. Hal ini karena ketika mampu mengoreksi kesalahan

orang lain dan sanggup membetulkannya akan menimbulkan kebanggaan

serta kepuasan tersendiri pada diri siswa. Sehingga secara tidak langsung hal

ini menjadikan siswa memiliki minat yang tinggi dan termotivasi untuk

mengikuti pembelajaran selanjutnya, bahkan menunggu-nunggu saat

kegiatan koreksi berlangsung. Keadaan demikian seperti yang dikemukakan

oleh Allwright (1975: 98) dalam Sumarwati (2008: 59) bahwa feedback

yang dalam hal ini adalah kegiatan koreksi mempunyai tiga fungsi, yakni

sebagai pemberi reinforcement ‘penguatan’, information ‘informasi’, dan

motivation ‘motivasi’. Sebagai pemberi motivasi, koreksi dapat

mempengaruhi pembelajar untuk memperbaiki kesalahan pada hasil

kerjanya. Dengan demikian siswa menjadi lebih semangat dalam

menyelesaikan setiap tugas, tidak bermalas-malasan di kelas, serta tidak

mengeluh ketika harus menyelesaikan tugas.

Sejalan dengan hal tersebut, Claudio (2008) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa minat dan motivasi siswa semakin meningkat dengan

adanya kerjasama dengan teman sebaya dalam kegiatan pembelajaran dan

mengoreksi kesalahan. Kerjasama dengan teman sebaya dalam belajar dan

saling mengoreksi kesalahan akan menimbulkan persaingan yang nantinya

memacu semangat dan motivasi siswa dalam belajar.

d. Perolehan Nilai Proses Pembelajaran Meningkat

Peningkatan nilai tiap aspek dalam penilaian proses secara langsung

akan berpengaruh pada meningkatnya nilai rata-rata proses pembelajaran

pada keseluruhan. Meskipun penilaian proses ini tidak dijadikan sebagai

Page 117: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

103

penilaian yang nantinya masuk dalam nilai rapot siswa, akan tetapi penilaian

ini penting guna mengetahui keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian

nantinya jika diketahui kualitas proses pembelajarannya baik maka akan

berpengaruh pada kualitas hasilnya. Kemudian, apabila diketahui kualitas

proses pembelajarannya kurang baik maka dapat dijadikan acuan uantuk

memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Gambaran lebih jelas dari nilai proses pembelajaran secara

keseluruhan dapat dilihat pada gambar 10 halaman 89. Dari grafik tersebut

diperoleh keterangan bahwa pada prasiklus nilai rata-ratanya mencapai 6,18

(sedang), kemudian menjadi 9,27 (cukup) pada siklus I serta menjadi 12,5

(baik) pada siklus II. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa adanya

peningkatan nilai proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan, dengan

demikian kualitas proses pebelajarannya pun semakin baik..

2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan

Peningkatan kualitas proses pembelajaran juga berimplikasi pada

kemampuan siswa dalam menulis karangan. Kemampuan siswa dalam menulis

karangan mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil

karangan siswa dari tiap siklus dibandingkan dengan saat prasiklus.

Peningkatan tersebut diindikatori oleh:

a. Pengungkapan gagasan (isi)

Siswa mampu menuangkan ide serta mengembangkannya dengan

baik. Hal ini terlihat dari karangan siswa yang dari aspek isi mengalami

peningkatan setelah dilakukan tindakan. Berbeda dengan kondisi prasiklus,

yang mana karangan siswa pada aspek isinya masih kurang baik, memuat

ide atau gagasan yang terlalu sedikit dan cenderung hanya diulang-ulang.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian pengungkapan gagasan

atau isi dalam karangan siswa dapat dilihat pada gambar 14 halaman 92.

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada prasiklus, rata-rata skor

pada aspek isi adalah 19,09 kemudian menjadi 20,00 pada siklus I, dan

menjadi 22,18 pada siklus II. Dari rata-rata skor tiap siklus tersebut sesuai

dengan model penilaian dari Burhan Nurgiyantoro dapat dijabarkan bahwa

Page 118: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

104

pada saat prasiklus skor 19,09 masuk dalam kriteria sedang – cukup, 20,00

pada siklus I juga masih masuk dalam kriteria sedang – cukup, serta 22,18

pada siklus II masuk dalam kriteria cukup – baik. Dengan demikian,

kemampuan siswa dalam pengungkapan gagasan yang tercakup dalam isi

karangannya mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan dengan

teknik koreksi teman sebaya.

b. Pengorganisasian paragraf (organisasi isi)

Berdasarkan hasil karangan siswa dalam tiap siklusnya diketahui

bahwa siswa sudah dapat mengorganisasi paragraf dengan baik, sehingga

dari segi isi karangannya mudah dipahami oleh pembaca. Peningkatan

kemampuan pengorganisasian paragraf tersebut tampak dari grafik nilai

rata-rata capaian skor siswa dari aspek organisasi isi yang dapat dilihat pada

gambar 15 halaman 93.

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus skor rata-ratanya

12,05 kemudian menjadi 14,41 pada siklus I, dan 15,5 pada siklus II. Dari

capaian skor tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam

mengorganisasi paragraf semakin meningkat setelah dilakukan tindakan.

c. Pemanfaatan potensi kata (kosakata)

Melalui karangan yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa siswa

sudah mampu memanfaatkan potensi kata dengan baik. Hal ini terlihat dari

siklus I dan kedua, bahwa kosakata yang dipilih siswa untuk

mengungkapkan ide serta gagasannya semakin variatif. Dengan semakin

variatifnya kosakata yang digunakan oleh siswa dalam karangannya

menjadikan hasil karangan tersebut tidak membosankan untuk dibaca.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian aspek pemanfaatan potensi

kata atau kosakata dapat dilihat dari grafik gambar 16 halaman 93. Dari

grafik tersebut dapat dinyatakan bahwa pada prasiklus skor rata-rata yang

dicapai siswa 11,68 kemudian menjadi 14,36 pada siklus I, dan menjadi

15,40 pada siklus II. Skor 15,40 pada siklus II ini masuk dalam kriteria

cukup – baik sesuai dengan model penilaian dari Burhan Nurgiyantoro.

Page 119: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

105

Dengan demikian kemampuan siswa dalam pemanfaatan potensi kata

(kosakata) semakin meningkat setelah dilakukan tindakan.

d. Pengembangan Bahasa (struktur kalimat)

Siswa sudah mampu mengembangkan bahasa dengan baik, hal ini

terlihat dari struktur kalimat yang dihasilkan siswa pada setiap karangannya.

Pada prasiklus siswa memang belum mampu mengembangkan bahasa

dengan baik, dalam karangan yang dihasilkannya dari aspek kalimat-

kalimatnya masih kurang efektif. Ketidakefektifan tersebut misalnya terlihat

pada penggunaan kata-kata yang tidak perlu sehingga menimbulkan

kemubaziran kata-kata bahkan mengakibatkan kalimat sulit untuk dipahami.

Akan tetapi setelah dilakukan siklus, siswa sudah mampu mengembangkan

kalimatnya dengan baik.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian aspek pengembangan

bahasa atau struktur kalimat dapat dilihat pada gambar 17 halaman 94.

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa capaian skor rata-rata dari

prasiklus mencapai 12,45 (sedang-cukup), kemudian menjadi 14,50

(sedang-cukup) pada siklus I, serta menjadi 18,05 (cukup-baik) pada siklus

II. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan

penguasaan siswa dalam aspek struktur kalimat setelah dilakukan tindakan.

e. Mekanik (ejaan)

Kesalahan mekanik yang dalam hal ini dikhususkan menjadi ejaan

yang awalnya sering ditemui pada karangan siswa, setelah dilakukan

tindakan menjadi berkurang. Karangan siswa menjadi lebih baik dalam hal

ejaannya serta lebih rapi dalam penulisannya. Dalam aspek mekanik ini

siswa mengalami perubahan yang cukup baik setelah dilakukan tindakan,

pada prasiklus karangan siswa pada umumnya mengalami kesalahan pada

penulisan ejaan yang meliputi huruf kapital, pemakaian tanda baca,

penulisan kata-kata baku, juga masih digunakannya penyingkatan kata yang

tidak dibenarkan dalam penulisan. Akan tetapi setelah dilakukan tindakan

dengan penerapan teknik koreksi teman sebaya, hal ini sangat membantu

siswa dalam belajar menggunakan ejaan yang benar sehingga mereka lebih

Page 120: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

106

cepat mengerti dan memahaminya sehingga skor yang dicapai dari aspek

mekanik dalam karangannya juga semakin meningkat. Hal ini seperti

dikemukakan Calkins (dalam Tompkins, 1990: 90) dalam Sumarwati (2008:

59) bahwa pembelajaran tersebut—yang dalam hal ini adalah

pengoreksian—akan lebih efektif untuk mengajarkan masalah kebahasaan

daripada pengajaran dengan hafalan.

Gambaran lebih jelas dari hasil penilaian aspek mekanik atau ejaan

dalam karangan siswa dapat dilihat pada gambar 18 halaman 95.

Berdasarkan grafik tersebut diperoleh informasi bahwa skor rata-rata yang

dicapai yaitu, 3,31 (sedang – cukup) pada prasiklus, 3,72 (sedang - cukup)

pada siklus I, dan 4,00 (cukup – baik) pada siklus II. Data tersebut

memperjelas bahwa terjadi peningkatan nilai pada aspek mekanik dalam

karangan siswa.

f. Perolehan nilai karangan siswa meningkat

Berdasarkan nilai karangan siswa pada saat prasiklus, diketahui

bahwa kemampuan menulis karangan pada siswa masih tergolong rendah.

Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa.

Gambaran lebih jelas dari hasil nilai rata-rata karangan siswa dapat

dilihat pada grafik gambar 19 halaman 95. Pada saat prasiklus nilai rata-rata

yang dicapai adalah 59,04, nilai ini belum mencapai KKM yang ditentukan

oleh guru dan peneliti sebesar 65,00. Pada siklus I terdapat peningkatan nilai

karangan siswa, nilai rata-rata yang dicapai adalah 67,00. Meskipun pada

siklus I ini nilai rata-rata sudah mencapai KKM, akan tetapi masih ada 9

siswa yang belum mencapai KKM sehingga perlu dilakukan siklus II. Pada

siklus II nilai rata-rata yang dicapai adalah 75,13. Nilai pada siklus II ini

sudah cukup baik, secara rata-rata telah memenuhi KKM dan seluruh siswa

juga sudah mencapai KKM.

Dengan adanya peningkatan nilai yang dicapai siswa, menunjukkan

bahwa penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas

hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa. Hal ini sejalan dengan

yang dikemukakan oleh Wood (dalam Sumarwati, 2008:18) hasil

Page 121: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

107

penelitiannya yang menemukan bahwa penerapan peer-correction dalam

pembelajaran menulis memiliki nilai plus, yakni: (1) dapat mengembangkan

penguasaan dan ketepatan berbahasa pada siswa, (2) memungkinkan siswa

untuk tidak selalu tergantung pada guru dalam mengoreksi kesalahan

bahasanya, serta (3) memungkinkan siswa dapat membimbing siswa lain.

Dengan demikian maka semakin memperkuat hasil bahwa dengan

penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat menungkatkan kualitas hasil

pembelajaran menulis pada siswa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 20 halaman 97.

Grafik tersebut secara jelas menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata

proses dan hasil pembelajaran menulis karangan secara keseluruhan setelah

dilakukan tindakan. Hal tersebut ditunjukkan dari garis yang terus naik dari

titik prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa

penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas proses

dan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2

SMK Murni 2 Surakarta.

D. Keterbatasan Penelitian

Terkait dengan beberapa aspek, Penelitian Tindakan Kelas yang

dilakukan di kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta memiliki keterbatasan.

Keterbatasan tersebut meliputi: (1) Ketiadaan buku paket Bahasa Indonesia

sebagai pegangan siswa dalam pembelajaran yang mengharuskan peneliti dan

guru menyiapkan materi sendiri yang diambilkan dari berbagai sumber yang

sesuai dengan silabus; (2) Siklus III sebagai perbaikan pembelajaran siklus II

untuk lebih memaksimalkan hasilnya tidak dapat dilaksanakan karena

keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

Namun demikian, keterbatasan yang ada tidak mengurangi tingkat

keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini. Ketiadaan buku paket sekolah

memang tidak dapat dipungkiri dan peneliti pun tidak dapat memaksakan

keadaan. Dalam hal ini peneliti bersama guru mencarikan materi-materi yang

Page 122: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

108

sesuai dengan ketentuan yang ada pada silabus. Sehingga dengan keterbatasan

yang ada siswa hanya diberi catatan materi yang sudah dipersiapkan oleh guru dan

foto kopian materi yang diambilkan dari berbagai sumber yang mendukung

pembelajaran.

Keterbatasan yang kedua yakni karena waktu yang diberikan pihak

sekolah kepada peneliti sangat terbatas. Hal ini dapat peneliti maklumi karena

untuk kurikulum SMK, pembelajaran Bahasa Indonesia hanya memiliki alokasi

waktu yang sedikit. Dalam satu minggu, pembelajaran Bahasa Indonesia hanya

mendapat waktu 2 jam pelajaran saja, hal itu pun dengan materi yang sangat

padat. Oleh karena itu, peneliti tidak dapat memaksakan untuk melanjutkan siklus

III. Mengingat, apabila hal tersebut dipaksakan maka akan mengganggu jalannya

proses pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Namun demikian,

meskipun dengan keterbatasan waktu yang ada, penelitian tindakan kelas sudah

cukup berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya.

Page 123: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

108

108

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada

siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta dengan penerapan teknik koreksi

teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Ada peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan pada siswa

kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada indikator

ini terjadi peningkatan nilai keaktifan siswa pada tiap siklus. Pada survei

awal prasiklus, nilai rata-rata siswa dari aspek keaktifan sebesar 1,95,

kemudian menjadi 3,05 pada siklus I, serta 4,00 pada siklus II.

b. Adanya peningkatan perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran.

Pada indikator ini terjadi peningkatan nilai perhatian dan konsentrasi siswa

pada tiap tindakan. Pada survei awal prasiklus, nilai rata-rata siswa dari

aspek perhatian dan konsentrasi sebesar 2,14, kemudian menjadi 3,09 pada

siklus I, serta 4,32 pada siklus II.

c. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Pada indikator ini terjadi peningkatan nilai minat dan motivasi siswa pada

tiap tindakan. Pada survei awal prasiklus, nilai rata-rata siswa dari aspek

minat dan motivasi sebesar 2,09, kemudian menjadi 3,14 pada siklus I, serta

4,14 pada siklus II.

Dari beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa kualitas proses

pembelajaran semakin meningkat. Dari nilai keseluruhan yang mencakup

keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi, rata-rata

meliputi 6,18 pada survei awal prasiklus, kemudian 9,27 pada siklus I, serta

12,50 pada siklus II. Poin nilai kualitas proses pembelajaran pada survei awal

Page 124: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

109

prasiklus masuk dalam kriteria sedang, kemudian kriteria cukup untuk siklus I,

serta kriteria baik untuk siklus II.

2. Ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa

kelas X AP2 SMK Murni 2 Surakarta.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

a. Adanya peningkatan dalam pengungkapan pendapat (isi). Dari skor

rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada survei awal

prasiklus, rata-rata skor pada aspek isi adalah 19,09 kemudian menjadi

20,00 pada siklus I, dan menjadi 22,18 pada siklus II. Dari rata-rata

skor tiap tindakan tersebut sesuai dengan model penilaian dari Burhan

Nurgiyantoro dapat dijabarkan bahwa pada saat survei awal prasiklus

skor 19,09 masuk dalam kriteria sedang – cukup, 20,00 pada siklus I

juga masih masuk dalam kriteria sedang – cukup, serta 22,18 pada

siklus II masuk dalam kriteria cukup – baik.

b. Adanya peningkatan dalam pengorganisasian paragraf (organisasi isi).

Peningkatan kemampuan pengorganisasian paragraf tersebut tampak

dalam rata-rata capaian skor siswa dari aspek organisasi isi. Pada

survei awal prasiklus skor rata-ratanya 12,05 kemudian menjadi 14,41

pada siklus I, dan 15,5 pada siklus II.

c. Adanya peningkatan dalam pemanfaatan potensi kata (kosakata). Pada

survei awal prasiklus skor rata-rata yang dicapai siswa 11,68,

kemudian menjadi 14,36 pada siklus I, dan menjadi 15,40 pada siklus

II.

d. Adanya peningkatan dalam pengembangan bahasa (struktur kalimat).

Hal ini terlihat dari capaian skor rata-rata dari survei awal prasiklus

yang baru mencapai 12,45 (sedang-cukup), kemudian menjadi 14,50

(sedang-cukup) pada siklus I, serta menjadi 18,05 (cukup-baik) pada

siklus II.

e. Adanya peningkatan dalam aspek mekanik (ejaan). Skor rata-rata yang

dicapai yaitu, 3,31 (sedang – cukup) pada survei awal prasiklus, 3,72

(sedang - cukup) pada siklus I, dan 4,00 (cukup – baik) pada siklus II.

Page 125: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

110

Dari beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa kualitas hasil

pembelajaran yang dinilai dari hasil pekerjaan siswa berupa karangan, semakin

meningkat. Berdasarkan nilai keseluruhan yang mencakup isi, organisasi isi,

kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik, rata-ratanya meliputi 59,04

pada survei awal prasiklus, kemudian 67,31 pada siklus I, serta 75,13 pada

siklus II.

B. Implikasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik koreksi teman

sebaya dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran

menulis karangan. Hal ini disebabkan teknik koreksi teman sebaya merupakan

suatu teknik yang mampu melibatkan siswa secara aktif, baik secara fisik maupun

emosional dalam mengoreksi hasil tulisan temannya. Teknik ini membantu siswa

dalam mengaplikasikan kemampuannya serta menjadikan pengetahuan yang

dimilikinya bertahan lebih lama dibandingkan jika mereka harus menghafal

materi-materi yang berkaitan dengan menulis karangan.

Mengingat penerapan teknik koreksi teman sebaya ini dapat

meningkatkan kualitas psoses dan hasil pembelajaran menulis karangan,

diharapkan teknik ini dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, khususnya

pembelajaran menulis. Sedangkan hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk

meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa sebagai implikasi

penelitian ini adalah:

1. Memotivasi dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

Kegiatan menulis karangan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, siswa

harus tetap diberikan motivasi supaya rajin berlatih. Selain itu, keterlibatan

siswa secara aktif dalam pembelajaran harus diupayakan agar mereka

mendapatkan pengetahuan yang mendalam serta mampu mengaplikasikannya

secara nyata, misalnya melalui kegiatan saling mengoreksi tulisan temannya.

2. Meningkatkan pengetahuan siswa

Selain siswa dilibatkan secara aktif dan terus dimotivasi untuk menulis, siswa

juga harus dimotivasi untuk terus menambah wawasan dan pengetahuannya.

Page 126: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

111

Hal tersebut dapat dilakukan dengan banyak membaca buku atau referensi-

referensi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis.

C. Saran

Berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini,

peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Hendaknya para guru bidang studi Bahasa Indonesia pada khususnya,

menerapkan teknik koreksi teman sebaya dalam pembelajaran menulis

karangan untuk lebih meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

2. Hendaknya dalam penerapan teknik koreksi teman sebaya ini guru

mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung agar peleksanaan

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

3. Hendaknya para siswa dapat mempraktikkan teknik koreksi teman sebaya

dalam pembelajaran menulis karangan, yaitu dengan menukarkan hasil

karangannya untuk saling dikoreksi kemudian diperbaiki, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hasil karangannya.

4. Hendaknya pihak sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung

bagi peningkatan kemampuan menulis para siswa. Selain iru, tetap berupaya

meningkatkan profesionalisme para guru melalui berbagai pelatihan, seminar,

dan bentuk-bentuk kegiatan lain demi tercapainya kualitas proses dan hasil

pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis.

Page 127: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

112

DAFTAR PUSTAKA

Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: CV Angkasa Raya.

Bambang Agus Purwanto, A. Handoko Pudjobroto, Sujoko. 2004. “Aplikasi Teknik Koreksi dengan Feedback Tak Langsung dalam Pembelajaran Writing IV pada Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP UNS”. Laporan Penelitian RII. Surakarta: LPPM UNS.

Barnas. 2007. ”Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Teknik Koreksi Teman Sebaya”. http://barnas.wordpress.com diakses tanggal 10 Desember 2008.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Claudio de Paiva Franco. 2008. ”Using Wiki-Based Peer-correction to Develop Writing Skills of Brazilizn EFL Learners”. Navitas-Royal, 2008. Vol: 2 (1), 49 – 59. ISSN: 1307 – 4733.

Depdiknas. 2006. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Manajemen pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rieneka Karya.

Galina Kavaliauskiene. 2003. ”Correction and Self-correction of Written Assignments at Tertiary Level”. Journal of language and Learning Volume 1 Number 2 2003. ISSN: 1740 – 4983.

Gorys Keraf. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Henry Guntur Tarigan. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: CV Angkasa.

Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung: Kaifa.

Page 128: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

113

104

Joko Purwanto. 2008. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah Melalui Teknik Peer Correction pada Siswa Kelas XI 1A SMA Muhammadiyah 3 Masaran”. Skripsi. Surakarta: FKIP UNS.

Jujun S. Suriasumantri. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Khaerudin Kurniawan. 2005. ”Model Pengajaran Menulis bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut”. (http://www./kibipa/papers/Khaerudinkurniawan.doc).Diakses tangaal 10 Desember 2008.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Milles, Matthew B. Dan Hubermen, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif (edisi terjemahan oleh Tjeptjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.

Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhasanah. 2005. “Pengajaran Bahasa yang Kreatif”.(http://lubisgufurawordpress.com). Diakses tanggal 10 Desember 2008.

Nuril Huda. 1988. “Metode Audiolingual Vs. Metode Komunikatif.; Suatu Perbandingan”. Dalam Soendjono Dardjowijojo (ed.). PELLBA I (hal. 296). Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atmajaya.

Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa: untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Guru Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rochiati Wiriatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sarwiji Suwandi. 2008. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Sri Hastuti, P.H. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII.

Page 129: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

114

104

Sri Utari Subyakto Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Suharsimi Arikunto, Suhardjo, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Sumarwati, Suyatmin, dan Siti Mulyani. 2008. Penerapan Teknik peer-correction dalam Pembelajaran menulis untuk meningkatkan Penguasaan Bahasa Indonesia Tulis Siswa Kelas VIII SMP; Penelitian dengan dana Dikti. Surakarta: LPPM UNS.

The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Walz, Joel C. 1982. Correction Techniques for the Foreighn Language Classroom, Language in Education: Theory and Practice Series No. 5.Washington D.C. Center for Applied Linguistick.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Page 130: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

115

115

Page 131: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

116

Lampiran 1: Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

DI KELAS I AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis

dikelas pada prasikus.

Nama Guru : Dra. Sri Sumaryamti

Bidang studi : Bahasa Indonesia

Materi : Menulis karangan narasi

Waktu : 2 x 45 menit/ 27 Januari 2009

Komponen yang Diamati Hasil Pengamatan

A. Tujuan Pembelajaran

1. Penyampaian tujuan

pembelajaran.

2. Ketepatan tujuan dengan waktu

yang tersedia.

B. Penguasaan Bahan Pembelajaran

1. Penyampaian materi ajar pada

siswa

2. Sistematika pemberian materi

pada siswa

Page 132: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

117

C. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Metode mengajar

2. Kegiatan belajar siswa

3. Alat peraga atau alat bantu

pengajaran

4. Kegiatan guru selama mengajar

5. Kesimpulan pelajaran

D. Penilaian

1. Pelaksanaan penilaian

2. Isi pertanyaan

3. Hasil yang dicapai siswa

4. Tindak lanjut

27 Januari 2009

Pengamat

Page 133: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

118

2. Pedoman Wawancara dengan Guru

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Guru Bahasa Indonesia kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Nama : Dra. Sri Sumaryamti

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Ibu tentang

pembelajaran menulis yang telah

dilaksanakan di kelas?

2. Apakah Ibu membuat skenario

pembelajarannya secara rinci dan

detail atau hanya secara garis besar

saja?

3. Bagaimana metode pemberian

materi yang dilakukan Ibu di kelas?

4. Bagaimana cara Ibu memberikan

contoh serta latihan dalam

pembelajaran menulis di kelas?

Page 134: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

119

5. Bagaimana pendapat Ibu tentang

keaktifan siswa di kelas?

6. Bagaimana Ibu menilai hasil

pekerjaan siswa?

Kesimpulan dan Refleksi

Januari 2009

Pengamat

Page 135: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

120

3. Pedoman Wawancara Prasiklus dengan Siswa

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap

proses pembelajaran menulis di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Nama : ____________________

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Anda tentang

pembelajaran menulis yang

dilaksanakan guru di kelas?

2. Apakah guru memberikan materi

secara rinci dan terstruktur?

3. Bagaimana metode pemberian

materi yang dilakukan guru di

kelas?

4. Bagaimana cara guru memberikan

contoh serta latihan dalam

pembelajaran menulis di kelas?

5. Apakah Anda termotivasi untuk

aktif dalam pembelajaran di kelas?

Page 136: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

121

6. Bagaimana cara guru menilai hasil

pekerjaan Anda?

Kesimpulan dan Refleksi

Januari 2009

Pengamat,

Page 137: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

122

4. Pedoman Catatan Lapangan

Pedoman Catatan Lapangan

Tempat : Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Tgl/Wkt :______________________

Catatan

Refleksi

5.

Page 138: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

123

Pedoman Penilai

A

Page 139: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

124

Page 140: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

125

n Proses Pembelajara

Page 141: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

126

6. Pedoman Penilaian Hasil Pembelajaran

Tabel Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

No Aspek

Penilaian

Skor Kriteria

1. ISI 27-30

22-26

17-21

13-16

SANGAT BAIK-SEMPURNA: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas.

CUKUP-BAIK: informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan dengan permasalahan tetapi tidak lengkap.

SEDANG-CUKUP: informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tak cukup, permasalahan tak cukup.

SANGAT KURANG: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan.

2. ORGANISASI 18-20

14-17

10-13

7-9

SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif.

CUKUP-BAIK: kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap.

SEDANG-CUKUP: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis.

SANGAT KURANG: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak layak nilai.

3. KOSAKATA 18-20

14-17

10-13

7-9

SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata.

CUKUP-BAIK: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu.

SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna.

SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah, tidak layak nilai.

Page 142: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

127

4. PENGEMBANGAN

BAHASA

22-25

18-21

11-17

5-10

SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.

CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.

SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur.

SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.

5. MEKANIK 5

4

3

2

SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.

CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.

SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur.

SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.

Sumber: Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308

Page 143: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

128

Lampiran 2: Perangkat Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Siklus I

RINGKASAN MATERI

MENULIS KARANGAN NARASI

1) Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam

satu kesatuan waktu. Cerpen, novel, roman, dan semua prosa imajinatif

merupakan contoh karangan narasi.

2) Narasi merupakan sebuah cerita. Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian

atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fakta (cerita sebenarnya) maupun fiksi

(cerita rekaan).

Contoh:

Narasi yang berisi fakta: biografi dan autobiografi.

Narasi yang berupa fiksi: cerpen dan novel.

3) Ciri-ciri narasi:

Bersumber dari fakta maupun fiksi (rekaan)

Berupa rangkaian peristiwa

Bersifat menceritakan

4) Langkah-langkah menulis karangan narasi:

a. Menentukan tema karangan

b. Menentukan tujuan karangan

c. Mengumpulkan bahan-bahan karangan

Berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain

Berdasarkan khayalan atau imajinasi

d. Menyusun kerangka karangan

Tentukan tujuan secara jelas

Hanya satu gagasan setiap paragraf

Disusun secara logis dan wajar

e. Mengembangkan keraangka karangan

Page 144: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

129

Narasi atau cerita dapat disusun dengan memperhatikan alur cerita atau

jalannya cerita (dapat alur maju, alur mundur atau flash back, atau

gabungan keduanya)

Bahasa yang digunakan dapat ragam bahasa baku (pengalaman, peristiwa),

atau ragam bahasa nonbaku (cerpen, novel).

5) Contoh narasi:

Rekreasi di Pantai Baron

Hari minggu jam 09.00, tanggal 7 Desember 2008, kami

sekeluarga berangkat menuju Pantai Baron. Pemandangan menuju Pantai

Baron sungguh indah, apalagi waktu kendaraan kami melewati jalan di

atas bukit, kami bisa melihat pemandangan dibawah yang sangat indah.

Menjelang siang kami sampai di Pantai baron, di sana sudah

banyak turis, baik domestik maupun wisatawan asing. Selanjutnya kami

mencari tempat yang aman dan nyaman untuk beristirahat. Dengan

menggunakan tikar sewaan, kami semua duduk sambil menikmati bekal

yang kami bawa dari rumah.

Setelah selesai makan, kami sekeluarga ada yang bermain ditepi

pantai, melihat burung, berbelanja ikan goreng, dan ada pula yang hanya

duduk menikmati pemandangan di Pantai baron. Setelah puas menikmati

indahnya pantai Baron, kami bersiap-siap untuk pulang.

Page 145: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

130

2. Materi Pembelajaran Siklus II

RINGKASAN MATERI

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

1) Pengertian deskripsi

Pengertian deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan

keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,

merasakan) apa yang dilukiskan sesuai citra penulisnya.

2) Tujuan deskripsi

Orang menulis deskripsi bertujuan menggambarkan sesuatu sesuai dengan apa

yang dilihat sendiri oleh pengarang. Jadi, orang yang membaca karangan

deskripsi tersebut dapat merasakan seperti yang dirasakan pengarang dalam

tulisannya. Objek yang dilukiskan sesuai dengan yang kita lihat, kita cermati

sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Dalam penulisan karangan deskripsi ini

panca indra kita berperan penting, misalnya melukiskan kelas, keramaian

lomba panjat pinang, arena pemancingan, dan sebagainya.

3) Ciri-ciri deskripsi:

Gambaran apa adanya dan dilukiskan dengan sehidup-hidupnya.

Tidak ada pertimbangan atau pendapat.

4) Contoh karangan deskripsi:

Deskripsi 1

Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu dan satu

jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat merah muda dan

eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih dan ada bunga transparan

berwarna biru.

Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi buku-buku

yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar, boneka-boneka kecil,

kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak-pernik, dan ada sebuah kursi.

Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang diatur

rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi kembang-kembang

warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada sebuah kaca rias lengkap dengan

Page 146: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

131

alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya terdapat sebuah meja untuk menaruh mini

compo Polytrin dan sebuah televisi 14 inchi bermerk Panasonic.

Deskripsi 2

Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu dan satu

jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat merah muda dan

eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih dan ada bunga transparan

berwarna biru. Sungguh serasi warnanya antara cat dinding, pintu, maupun ubin

yang ada di dalam kamar itu.

Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi buku-buku

yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar, boneka-boneka kecil,

kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak-pernik, dan ada sebuah kursi.

Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang diatur

rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi kembang-kembang

warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada sebuah kaca rias lengkap dengan

alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya terdapat sebuah meja untuk menaruh mini

compo Polytrin dan sebuah televisi 14 inchi bermerk Panasonic. Ternyata di dalam

kamar ukuran kecil itu isinya bermacam-macam.

Pada dua contoh deskripsi yang isinya sedikit berbeda. Dalam contoh

deskripsi pertama dilukiskan keadaan sebuah kamar apa adanya. Pengembangan

sebuah paragraf deskripsi tanpa memasukkan opini atau pendapat penulis

dinamakan pengembangan paragraf deskripsi objektif.

Sedangkan contoh deskripsi kedua tertulis: Sungguh serasi warnanya antara

cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam kamar itu. Ternyata di dalam

kamar ukuran kecil itu isinya bermacam-macam. Kalimat yang dicetak miring

adalah contoh opini atau pendapat penulis yang dimasukkan dalam paragraf

deskripsi. Pengembangan sebuah paragraf deskripsi dengan menambahkan opini

atau pendapat penulis dinamakan pola pengembangan paragraf deskripsi

subjektif.

Page 147: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

132

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Mata Diklat : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X / II

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat

Semenjana

Kompetensi Dasar : 1. 10 Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks

bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan

ungkapan yang tepat.

Indikator : Menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan

tertentu (narasi, deskripsi, eksposisi) dengan pemilihan

kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan

tertentu (narasi, deskripsi, eksposisi) dengan pemilihan kata, bentuk kata,

dan ungkapan yang tepat.

II. Materi Ajar

MENULIS KARANGAN NARASI

1) Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi

dalam satu kesatuan waktu. Cerpen, novel, roman, dan semua prosa

imajinatif merupakan contoh karangan narasi.

2) Narasi merupakan sebuah cerita. Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian

atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fakta (cerita sebenarnya) maupun fiksi

(cerita rekaan).

Contoh:

Narasi yang berisi fakta: biografi dan autobiografi.

Narasi yang berupa fiksi: cerpen dan novel.

Page 148: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

133

3) Ciri-ciri narasi:

Bersumber dari fakta maupun fiksi (rekaan)

Berupa rangkaian peristiwa

Bersifat menceritakan

4) Langkah-langkah menulis karangan narasi:

a. Menentukan tema karangan

b. Menentukan tujuan karangan

c. Mengumpulkan bahan-bahan karangan

Berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain

Berdasarkan khayalan atau imajinasi

d. Menyusun kerangka karangan

Tentukan tujuan secara jelas

Hanya satu gagasan setiap paragraf

Disusun secara logis dan wajar

e. Mengembangkan keraangka karangan

Narasi atau cerita dapat disusun dengan memperhatikan alur cerita atau

jalannya cerita (dapat alur maju, alur mundur atau flash back, atau

gabungan keduanya)

Bahasa yang digunakan dapat ragam bahasa baku (pengalaman,

peristiwa), atau ragam bahasa nonbaku (cerpen, novel).

5) Contoh narasi:

Rekreasi di Pantai Baron

Hari minggu jam 09.00, tanggal 7 Desember 2008, kami

sekeluarga berangkat menuju Pantai Baron. Pemandangan menuju Pantai

Baron sungguh indah, apalagi waktu kendaraan kami melewati jalan di

atas bukit, kami bisa melihat pemandangan dibawah yang sangat indah.

Menjelang siang kami sampai di Pantai baron, di sana sudah

banyak turis, baik domestik maupun wisatawan asing. Selanjutnya kami

mencari tempat yang aman dan nyaman untuk beristirahat. Dengan

Page 149: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

134

menggunakan tikar sewaan, kami semua duduk sambil menikmati bekal

yang kami bawa dari rumah.

Setelah selesai makan, kami sekeluarga ada yang bermain ditepi

pantai, melihat burung, berbelanja ikan goreng, dan ada pula yang hanya

duduk menikmati pemandangan di Pantai baron. Setelah puas menikmati

indahnya pantai Baron, kami bersiap-siap untuk pulang.

III.Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dilakukan ketika guru menyampaikan materi.

2. Bertanya/Quistioning

Metode ini dilakukan guru dengan memberikan apersepsi maupun

kesempatan tanya jawab kepada siswa.

2. Pemodelan/Modelling

Metode ini dilakukan guru ketika memberikan model berupa berbagai

jenin bentuk informasi nonverbal yang dapat dijadikan sebagai contoh

pada siswa sekaligus contoh dalam menjelaskan materi.

3. Teknik Koreksi Teman Sebaya

Metode ini dilakukan dengan meminta siswa untuk saling mengoreksi

karangan temannya, sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih aktif

dalam pembelajaran serta dapat belajar lebih dalam dengan memahami

berbagai kesalahan yang dilakukan oleh temannya.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama:

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran.

2) Guru memberikan apersepsi.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan meteri menulis narasi.

2) Guru memberi contoh karangan narasi.

Page 150: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

135

3) Guru menyampaikan langkah-langkah dalam koreksi teman sebaya

serta memberikan pedoman hal-hal yang dikoreksi pada karangan

dalam bentuk fotokopi materi.

4) Guru menugasi siswa untuk menulis karangan narasi pada kertas

yang disediakan.

5) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan karangan narasinya.

6) Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang

telah berlangsung.

2) Guru menutup pelajaran.

Pertemuan kedua:

A. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran.

2) Guru memberikan apersepsi.

B. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus

dikoreksi oleh siswa, yaitu berkaitan dengan isi, organisasi isi,

kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik;

2) Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan

sebelumnya sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta

menukarkan karangannya tersebut dengan temannya;

3) Di bawah bimbingan guru, masing-masing siswa melakukan

koreksi terhadap tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang

telah ditentukan serta pedoman pengoreksian yang telah diberikan;

4) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan-

kesulitan yang dialami selama melakukan koreksi;

5) Guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan yang

dikoreksinya pada siswa yang bersangkutan;

Page 151: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

136

6) Guru memberikan penegasan kembali tentang penulisan karangan

yang baik dan benar, baik dari segi isi, organisasi, kosakata,

pengembangan bahasa, dan mekaniknya;

7) Guru menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan

menulis ulang serta menambahkan hal-hal yang dianggap kurang

dalam karangan kemudian dikumpulkan;

C. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang

telah berlangsung.

2) Guru menutup pelajaran

V. Alat/Bahan/Sumber Bahan

1. Modul Bahasa Indonesia

2. Kumpulan materi menulis narasi dari berbagai sumber.

3. Pedoman pengoreksian karangan.

VI. Penilaian

1. Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung

menggunakan lembar pengamatan, secara garis besar penilaian proses

meliputi pengamatan terhadap keaktifan, perhatian dan konsentrasi,

serta minat dan motivasi siswa secara individu dalam mengikuti

pembelajaran.

Page 152: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

137

Lembar Penilaian

Nama:_________________

Nilai Aspek

Pernyataan

Pernyataan

1 2 3 4 5

Total

A. Keaktifan siswa selama pembelajaran

B. Perhatian dan konsentrasi siswa selama

pembelajaran

C. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran

Jumlah

Keterangan Pernyataan:

A. Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran.

1. Mengajukan pertanyaan.

2. Mengungkapkan pendapat.

3. Menjawab pertanyaan guru.

4. Memperhatikan pertanyaan orang lain.

5. Menanggapi pertanyaan.

B. Perhatian dan Konsentrasi Siswa Selama Pembelajaran.

1. Memperhatikan penjelasan guru.

2. Mencatat penjelasan guru.

3. Mempelajari kembali materi yang diberikan.

4. Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas.

5. Tidak mengobrol dengan teman lain.

C. Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran.

1. Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu.

2. Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Page 153: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

138

3. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-

asalan.

4. Tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu,

meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain.

5. Tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran.

Keterangan Penilaian:

Setiap pernyataan mendapat nilai 1-5 berdasarkan aspek-aspek pernyataan

yang dilakukan oleh siswa, dan setiap aspek dalam pernyataan memiliki

bobot nilai 1.

Kriteria nilai pernyataan

1,00 – 1,99 : kurang

2,00 – 2,99 : sedang

3,00 – 3,99 : cukup

4,00 – 4,99 : baik

5,00 : sangat baik

Kriteria nilai total

1,00 – 3,99 : kurang

4,00 – 6,99 : sedang

7,00 – 9,99 : cukup

10,00 – 12,99 : baik

13,00 – 15,00 : sangat baik

Page 154: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

139

2. Tugas Siswa

Buatlah sebuah karangan narasi dengan tema bebas!

PEDOMAN PENILAIAN KARANGAN

( Adaptasi model penilaian menulis skala interval Burhan Nurgiyantoro)

No. Aspek Karangan yang Dinilai Bobot

Penilaian

1. ISI (Relevansi jusul dengan isi) 13 – 30

2. ORGANISASI ISI 7 – 20

3. KOSA KATA 7 – 20

4. PENGEMBANGAN BAHASA (Struktur kalimat) 5 – 25

5. MEKANIK (Pemakaian ejaan) 2 – 5

Jumlah ( Rentangan Nilai ) 34 - 100

Surakarta, 27 Januari 2009

Guru

Dra. Sri Sumaryamti

Page 155: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

140

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Mata Diklat : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X / II

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat

Semenjana

Kompetensi Dasar : 1. 10 Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks

bermasyarakat

dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang

tepat.

Indikator : Menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan

tertentu(narasi,deskripsi, eksposisi) dengan pemilihan

kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan

tertentu (narasi, deskripsi, eksposisi) dengan pemilihan kata, bentuk kata,

dan ungkapan yang tepat.

II. Materi Ajar

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

1) Pengertian deskripsi

Pengertian deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai

dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai

(melihat, mendengar, merasakan) apa yang dilukiskan sesuai citra

penulisnya.

Page 156: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

141

2) Tujuan deskripsi

Orang menulis deskripsi bertujuan menggambarkan sesuatu sesuai

dengan apa yang dilihat sendiri oleh pengarang. Jadi, orang yang

membaca karangan deskripsi tersebut dapat merasakan seperti yang

dirasakan pengarang dalam tulisannya. Objek yang dilukiskan sesuai

dengan yang kita lihat, kita cermati sampai pada hal yang sekecil-

kecilnya. Dalam penulisan karangan deskripsi ini panca indra kita

berperan penting, misalnya melukiskan kelas, keramaian lomba panjat

pinang, arena pemancingan, dan sebagainya.

3) Ciri-ciri deskripsi:

Gambaran apa adanya dan dilukiskan dengan sehidup-hidupnya.

Tidak ada pertimbangan atau pendapat.

4) Contoh karangan deskripsi:

Deskripsi 1

Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu

dan satu jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat

merah muda dan eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih

dan ada bunga transparan berwarna biru.

Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi

buku-buku yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar,

boneka-boneka kecil, kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak-

pernik, dan ada sebuah kursi.

Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang

diatur rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi

kembang-kembang warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada

sebuah kaca rias lengkap dengan alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya

terdapat sebuah meja untuk menaruh mini compo Polytrin dan sebuah

televisi 14 inchi bermerk Panasonic.

Page 157: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

142

Deskripsi 2

Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu

dan satu jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat

merah muda dan eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih

dan ada bunga transparan berwarna biru. Sungguh serasi warnanya antara

cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam kamar itu.

Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi

buku-buku yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar,

boneka-boneka kecil, kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak-

pernik, dan ada sebuah kursi.

Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang

diatur rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi

kembang-kembang warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada

sebuah kaca rias lengkap dengan alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya

terdapat sebuah meja untuk menaruh mini compo Polytrin dan sebuah

televisi 14 inchi bermerk Panasonic. Ternyata di dalam kamar ukuran kecil

itu isinya bermacam-macam.

Pada dua contoh deskripsi yang isinya sedikit berbeda. Dalam

contoh deskripsi pertama dilukiskan keadaan sebuah kamar apa adanya.

Pengembangan sebuah paragraf deskripsi tanpa memasukkan opini atau

pendapat penulis dinamakan pengembangan paragraf deskripsi objektif.

Sedangkan contoh deskripsi kedua tertulis: Sungguh serasi

warnanya antara cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam

kamar itu. Ternyata di dalam kamar ukuran kecil itu isinya bermacam-

macam. Kalimat yang dicetak miring adalah contoh opini atau pendapat

penulis yang dimasukkan dalam paragraf deskripsi. Pengembangan sebuah

paragraf deskripsi dengan menambahkan opini atau pendapat penulis

dinamakan pola pengembangan paragraf deskripsi subjektif.

Page 158: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

143

III. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dilakukan ketika guru menyampaikan materi.

2. Bertanya/Quistioning

Metode ini dilakukan guru dengan memberikan apersepsi maupun

kesempatan tanya jawab kepada siswa.

3. Pemodelan/Modelling

Metode ini dilakukan guru ketika memberikan model berupa berbagai

jenin bentuk informasi nonverbal yang dapat dijadikan sebagai contoh

pada siswa sekaligus contoh dalam menjelaskan materi.

4. Teknik Koreksi Teman Sebaya

Metode ini dilakukan dengan meminta siswa untuk saling mengoreksi

karangan temannya, sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih aktif

dalam pembelajaran serta dapat belajar lebih dalam dengan memahami

berbagai kesalahan yang dilakukan oleh temannya.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama:

A. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran.

2) Guru memberikan apersepsi.

B. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan hasil refleksi karangan siswa pada siklus I;

2) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis

karangan pada siklus I;

3) Guru menyampaikan materi menulis karangan deskripsi dan

langkah-langkah pembelajaran menulis karangan dengan teknik

koreksi teman sebaya seperti pada siklus I;

4) Guru memberikan latihan pada siswa untuk mengoreksi karangan

yang telah disiapkan;

5) Guru menegaskan pokok-pokok penilaian dalam sebuah

karangan;

Page 159: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

144

6) Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi

dengan tema bebas pada lembar kertas yang telah disediakan;

7) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan karangannya.

C. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang

telah berlangsung.

2) Guru menutup pelajaran.

Pertemuan kedua:

A. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran.

2) Guru memberikan apersepsi.

B. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus

dikoreksi oleh siswa, yaitu berkaitan dengan isi, organisasi isi,

kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik;

2) Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan

sebelumnya sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta

menukarkan karangannya tersebut dengan temannya;

3) Di bawah bimbingan guru, masing-masing siswa melakukan

koreksi terhadap tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang

telah ditentukan serta pedoman pengoreksian yang telah diberikan;

4) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan-

kesulitan yang dialami selama melakukan koreksi;

5) Guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan yang

dikoreksinya pada siswa yang bersangkutan;

6) Guru memberikan penegasan kembali tentang penulisan karangan

yang baik dan benar, baik dari segi isi, organisasi, kosakata,

pengembangan bahasa, dan mekaniknya;

7) Guru menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan

menulis ulang serta menambahkan hal-hal yang dianggap kurang

dalam karangan kemudian dikumpulkan;

Page 160: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

145

C. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang

telah berlangsung.

2) Guru menutup pelajaran

V. Alat/Bahan/Sumber Bahan

1. Modul Bahasa Indonesia

2. Kumpulan materi menulis narasi dari berbagai sumber.

3. Pedoman pengoreksian karangan.

VI. Penilaian

1. Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung menggunakan lembar pengamatan, secara garis besar

penilaian proses meliputi pengamatan terhadap keaktifan, perhatian

dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa secara individu

dalam mengikuti pembelajaran.

Lembar Penilaian

Nama:_________________

Nilai Aspek

Pernyataan

Pernyataan

1 2 3 4 5

Total

A. Keaktifan siswa selama pembelajaran

B. Perhatian dan konsentrasi siswa selama

pembelajaran

C. Minat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran

Jumlah

Page 161: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

146

Keterangan Pernyataan:

D. Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran.

1. Mengajukan pertanyaan.

2. Mengungkapkan pendapat.

3. Menjawab pertanyaan guru.

4. Memperhatikan pertanyaan orang lain.

5. Menanggapi pertanyaan.

E. Perhatian dan Konsentrasi Siswa Selama Pembelajaran.

1. Memperhatikan penjelasan guru.

2. Mencatat penjelasan guru.

3. Mempelajari kembali materi yang diberikan.

4. Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas.

5. Tidak mengobrol dengan teman lain.

F. Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran.

1. Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu.

2. Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

3. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asalasalan.

4. Tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu,

meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain.

5. Tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran.

Keterangan Penilaian:

Setiap pernyataan mendapat nilai 1-5 berdasarkan aspek-aspek pernyataan

yang dilakukan oleh siswa, dan setiap aspek dalam pernyataan memiliki

bobot nilai 1.

Kriteria nilai pernyataan

1,00 – 1,99 : kurang

2,00 – 2,99 : sedang

3,00 – 3,99 : cukup

4,00 – 4,99 : baik

5,00 : sangat baik

Kriteria nilai total

1,00 – 3,99 : kurang

4,00 – 6,99 : sedang

7,00 – 9,99 : cukup

10,00 – 12,99 : baik

13,00 – 15,00 : sangat baik

Page 162: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

147

3) Tugas Siswa

Buatlah sebuah karangan deskripsi dengan tema bebas!

PEDOMAN PENILAIAN KARANGAN

( Adaptasi model penilaian menulis skala interval Burhan Nurgiyantoro)

No. Aspek Karangan yang Dinilai Bobot

Penilaian

1. ISI (Relevansi jusul dengan isi) 13 – 30

2. ORGANISASI ISI 7 – 20

3. KOSA KATA 7 – 20

4. PENGEMBANGAN BAHASA (Struktur kalimat) 5 – 25

5. MEKANIK (Pemakaian ejaan) 2 – 5

Jumlah ( Rentangan Nilai ) 34 - 100

Surakarta, 7 Februari 2009

Guru

Dra. Sri Sumaryamti

5. Silabus

Page 163: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

148

Page 164: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

149

Page 165: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

150

Page 166: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

151

Page 167: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

152

Page 168: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

153

Page 169: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

154

Page 170: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

155

Page 171: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

156

6. Materi Kebahasaan/Ejaan

Page 172: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

157

Page 173: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

158

Page 174: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

159

Page 175: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

160

Page 176: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

161

Page 177: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

162

Lampiran 3: Data Penelitian

1. Hasil Observasi Pembelajaran Prasiklus

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

DI KELAS I AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis di

kelas sebelum tindakan (prasiklus).

Nama Guru : Dra. Sri Sumaryamti

Bidang studi : Bahasa Indonesia

Materi : Menulis karangan narasi

Waktu : 2 x 45 menit/ Selasa, 20 Januari 2009

Komponen yang Diamati Hasil Pengamatan

A. Tujuan Pembelajaran

1.Penyampaian tujuan

pembelajaran.

Tujuan pembelajaran disampaikan secara garis besarnya.

2. Ketepatan tujuan dengan

waktu yang tersedia.

Pembelajaran menulis dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, 30

menit penyampaian materi, 50 menit untuk menulis karangan, dan

10 menit untuk refleksi.

B.Penguasaan Bahan

Pembelajaran

1.Penyampaian materi ajar pada

siswa.

Penyampaian materi dengan ceramah, garis besar materi di tulis di

papan tulis, dan guru mendikte materi pada siswa.

2.Sistematika pemberian materi

pada siswa.

1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan.

2. Guru menyampaikan materi dengan ceramah.

3. Guru meminta siswa untuk mengarang.

4. Karangan dikumpulkan.

5. Karangan dinilai oleh guru.

Page 178: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

163

C.Kegiatan Belajar

Mengajar

1. Metode mengajar

Metode mengajar secara konvensional, yakni dengan ceramah, serta

pemberian tugas mengarang pada siswa untuk dikerjakan di kelas

kemudian dikumpulkan sebelum pembelajaran berakhir.

2. Kegiatan belajar siswa Kegiatan siswa adalah mendengarkan penjelasan guru. Pada saat

kegiatan menulis karangan, siswa sangat tenang, sibuk dengan

imajinasinya sendiri-sendiri, dan hanya sesekali satu dua siswa yang

berbisik-bisik mengobrol dengan teman sebangkunya. Namun

beberapa saat kemudian, siswa mulai sedikit gaduh, siswa saling

lempar tipe-x. guru duduk di kursi meja guru menunggu siswa

selesai mengerjakan karangannya, sambil sesekali guru berkeliling

untuk melihat pekerjaan siswa namun tanpa memberi arahan

apapun. Siswa yang sudah selesai memngerjakan dibiarkan

menmunggu, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengobrol

dan sibuk dengan kegiatannya sendiri

3. Alat peraga atau alat bantu

pengajaran

Tidak ada alat peraga khusus kecuali kapur dan papan tulis.

4. Kegiatan guru selama

mengajar

Kegiatan guru selama pembelajaran adalah memberikan penjelasan

tentang materi menulis karangan narasi dengan ceramah, kemudian

mengamati siswa saat mengarang, serta membaca beberapa

karangan siswa yang sudah jadi dan tanpa memberikan komentar

apapun.

5. Kesimpulan pelajaran Guru menjelaskan kembali secara singkat pembelajaran yang telah

dilaksanakan secara lisan.

D. Penilaian

1.Pelaksanaan penilaian

Penilaian dilaksanakan sendiri oleh guru.

Page 179: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

164

2. Isi pertanyaan Pertanyaan berisi tentang perintah untuk membuat sebuah karangan

menulis narasi dengan tema bebas.

3. Hasil yang dicapai siswa Seluruh siswa mengerjakan perintah guru. Siswa menulis

karangannya pada lembar kertas yang sudah disediakan. Dan

hasilnya di bawa oleh guru, dan tanpa diberi komentar maupun

masukan apapun.

4. Tindak lanjut Tidak ada tindak lanjut dari guru tentang hail karangan yang telah

dikumpulkan oleh siswa. Guru hanya menilainya dan kemudian

dibagikan kembali.

20 Januari 2009

Pengamat,

1. Jhkjh

Page 180: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

165

2. Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I

Catatan Lapangan Siklus I

Tempat : Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Hari/Tgl/Wkt : Selasa, 27 Januari 2009 dan 3 Februari 2009

pukul 07.45 – 09.15

Catatan

Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku

belakang, sesekali peneliti berada di samping kelas untuk mengambil gambar. Berdasarkan

hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan

pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya yakni, saat masuk kelas

guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam setelah seluruh siswa tenang.

Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak masuk, mengabsen kehadiran siswa satu per

satu serta mengisi buku presensi siswa. Kelas sedikit ramai meskipun tidak terlalu gaduh

karena beberapa siswa masih ada yang mengobrol dengan teman semejanya.

Setelah itu, guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan

jenis narasi. Selain itu guru juga mengevaluasi hasil karangan minggu lalu yang telah dinilai.

Dalam evaluasi tersebut guru menyatakan bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki

dalam karangan siswa, baik dari isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, maupun

mekaniknya. Pada awalnya siswa terlihat asing dan kurang paham dengan yang dimaksudkan

guru, akan tetapi guru kemudian menjelaskannya secara lebih menyeluruh. Pejelasan tersebut

misalnya, pengembangan bahasa berkaitan dengan struktur maupun penyusunan kalimatnya,

serta ejaan berkaitan dengan aspek mekaniknya. Setelah itu guru menjelaskan tentang

penerapan teknik koreksi teman sebaya yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran menulis

karangan dan siswa tampak sangat paham.

Selanjutnya, guru menyampaikan materi tentang menulis karangan narasi serta

pedoman pengoreksian dalam sebuah karangan. Pedoman pengoreksian ini diberikan dalam

bentuk lembar fotokopian yang sudah disiapkan guru sebelumnya. Sambil mendengarkan

penjelasan guru dan mencermati pedoman pengoreksian, siswa diminta mengevaluasi sendiri

karangannya dari pembelajaran prasiklus pada minggu lalu. Meskipun karangan tersebut

Page 181: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

166

sudah dikoreksi dan dinilai guru akan tetapi siswa diminta mencermati kesalahan-

kesalahannya yang telah ditunjukkan oleh guru dengan coretan maupun lingkaran pada

bagian yang salah. Dari kegiatan tersebut banyak siswa yang merasa malu karena sadar

bahwa kerangannya terdapat banyak kesalahan.

Kemudian, guru meminta siswa membuat karangan jenis narasi dengan tema bebas

pada lembar kertas yang telah disediakan guru, akan tetapi karangan ini harus beda dengan

karangan pada kegiatan prasiklus minggu lalu. Pada kegiatan ini siswa sangat antusias dan

konsentrasi dalam menulis karangan, sambil membaca kembali karangannya minggu lalu dan

memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Ada beberapa siswa yang membuat sedikit gaduh

dengan saling melempar tipe-x pada temannya, beberapa juga berbisik-bisik mengobrol

dengan teman semejanya. Kegaduhan tersebut hanya terjadi sebentar, siswa kemudian

tampak menikmati kegiatan mengarangnya hingga kelas sangat tenang dan tampak sepi.

Setelah sekitar 30 menit berlalu, siswa mulai gaduh lagi, mereka mengobrol dengan teman

semejanya, kemudian guru menegur dan mereka mulai tenang. Saat guru menanyakan hasil

karangannya, beberapa siswa sudah menyatakan selesai, kemudian guru memintannya untuk

dibaca dan dicermati lagi yang kemudian dikumpulkan.

Siswa yang sudah mengumpulkan karangannya diminta menunggu temannya yang

belum selesai. Pada kegiatan ini, beberapa siswa yang sudah selesai cenderung sibuk dengan

aktivitasnya sendiri, mengobrol dengan teman semejanya atau bahkan tidur-tiduran dengan

meletakkan kepalanya di atas meja. Hal seperti ini membuat suasana kelas tidak terlalu

kondusif bahkan mengganggu siswa lain yang belum selesai dengan karangannya.

Setelah semua selesai, guru memberikan refleksi atas pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Pada kegiatan ini guru melakukan sedikit tanya jawab dengan siswa kemudian

memberikan penegasan kembali atas materi yang telah disampaikan. Kemudian guru

memberi sedikit gambaran tentang pembelajaran minggu depan, yakni mengoreksi hasil

karangan dengan teknik koreksi teman sebaya, kemudian guru menutup pelajaran.

Pada pertemuan kedua, gambaran pelaksanaannya adalah sebagai berikut, guru

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru

memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, yakni mengoreksi

karangan yang telah ditulis pada minggu lalu. Pada kegiatan ini, guru juga menjelaskan

kembali tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoreksian, misalnya dalam

Page 182: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

167

pemakain ejaan, pemakaian tanda baca, penulisan singkatan dan pemakaiannya, pemilihan

kata, kejelasan isi serta penyusunan kalimatnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut

tentunya berkaitan dengan lima aspek penilaian yang ditonjolkan dalam sebuah karangan,

yang meliputi isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, serta mekanik. Pada

kegiatan tersebut siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sangat antusias. Hal ini

terlihat dari suasana kelas yang hening karena seluruh siswa memperhatikan poin-poin yang

ditekankan guru dalam mengoreksi karangan.

Setelah penjelasan dirasa cukup, guru membagikan karangan siswa yang telah

dikumpulkan pada minggu lalu. Karangan tersebut tidak dikoreksi oleh guru, akan tetapi

pada saat memanggil setiap siswa, guru memberi sedikit komentar dengan hasil karangan

siswa. Misalnya guru mengomentari panjang karangan yang masih kurang, penulisannya

yang kurang rapi, acak-acakan, banyak tipe-x, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guru untuk

memberi penjelasan lebih konkrit dari hal-hal yang perlu dikoreksi sekaligus memberi contoh

pada siswa agar nantinya saat mengoreksi karangan temannya lebih cermat.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menukarkan karangannya dengan diputar ke

kanan sebanyak lima kali hitungan. Seluruh siswa sangat paham kemudian melakukannya

atas arahan guru. Setelah itu, siswa mengoreksi karangan temannya. Pada kegiatan ini siswa

terlihat sangat antusias mengoreksi, mereka terlihat semangat dapat menyalahkan kemudian

membetulkan pekerjaan temannya. Ada beberapa siswa yang secara bersama-sama

mengoreksi dengan saling membantu. Hal ini memang sedikit membuat gaduh karena

mereka berbisik-bisik akan tetapi itu tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan

keadaan tersebut justru siswa terlihat lebih aktif dan mampu bekerja sama dengan teman

yang lain. Selain itu ada juga beberapa siswa yang bertanya kepada guru tentang kesulitannya

dalam mengoreksi.

Setelah koreksi selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan

tersebut pada siswa yang bersangkutan. Setelah siswa menerima hasil karangannya masing-

masing yang telah dikoreksi temannya, siswa diminta mencermati kembali karangan

tersebut. Kegiatan selanjutnya, siswa diminta memperbaiki karangan yang telah dikoreksi.

Karangan tersebut diperbaiki dan ditulis ulang pada lembar kertas yang masih kosong yang

telah disediakan guru. Hasil karangan yang telah diperbaiki tersebut yang nantinya akan

dinilai dan menjadi hasil dari siklus siklus I. Kemudian, setelah siswa selesai memperbaiki

Page 183: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

168

karangannya, guru meminta siswa mengumpulkan karangan tersebut. Selanjutnya guru

memberi penegasan kembali tentang materi yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian

guru menutup pelajaran.

Refleksi

Bagi guru untuk direfleksi dapat dinyatakan bahwa: (1) Untuk mendorong siswa

agar lebih aktif dalam pembelajaran maupun saat melakukan koreksi, guru hendaknya

memberikan motivasi, pengarahan serta penjelasan bahwa penilaian pembelajaran tidak

hanya dari hasil, akan tetapi juga dari keaktifan saat proses pembelajaran; (2) Guru perlu

memperbaiki cara mengajar yang diterapkan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjadikan

siswa yang tidak memperhatikan menjadi lebih memperhatikan. Pada awalnya guru hanya

menegurnya disela-sela menjelaskan materi, sebaiknya guru menegurnya dengan

memberikan pertanyaan sehingga akan lebih mengena pada siswa; (3) Guru memberikan

lebih banyak latihan pada siswa mengenai pembetulan kesalahan dalam koreksi. Hal ini

dilakukan agar siswa tidak hanya mampu menyalahkan, akan tetapi juga mampu

membetulkan.; (4) Guru memberikan materi menulis karangan yang berbeda dari jenis

narasi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan karena beberapa pertemuan berturut-

turut membahas materi yang sama. Selain itu, berkaitan dengan indikator pembelajaran

dalam silabus juga mencakup tiga jenis karangan yang harus dikuasai yakni narasi, deskripsi,

serta eksposisi. Dengan demikian langkah ini tidak menyimpang dari silabus pembelajaran;

serta (5) Untuk lebih memaksimalkan kemampuan siswa dalam mengarang, guru hendaknya

lebih menegaskan kembali pokok-pokok penilaian dalam sebuah karangan. Dengan demikian

nilai karangan siswa akan lebih baik atau paling tidak mencapai batas minimal ketuntasan

sebesar 65.

Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan: (1) Siswa diharapkan lebih aktif dalam

pembelajaran, terutama saat kegiatan koreksi teman sebaya: (2) Siswa diharapkan lebih

memperhatikan dan sungguh-sungguh dalam melakukan koreksi, serta tidak melakukan

aktivitas sendiri diluar kegiatan pembelajaran; dan (3) Siswa diharapkan mampu

memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri sehingga akan timbul rasa senang mengikuti

pembelajaran. Motivasi yang muncul dari dalam diri siswa akan mendorong siswa untuk

tidak lagi berpikir bahwa belajar adalah kewajiban melainkan kebutuhan bagi dirinya sendiri.

Page 184: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

169

3. Hasil Catatan Lapangan pada Siklus II

Catatan Lapangan Siklus II

Tempat : Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Hari/Tgl/Wkt : Selasa, 10 Februari 2009 dan 17 Februari 2009

Pukul 07.45 – 09.15

Catatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh gambaran

jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya

sebagai berikut:

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam setelah seluruh siswa

tenang. Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak masuk, mengabsen kehadiran

siswa serta mengisi buku presensi siswa. Setelah itu, guru memberikan hasil refleksi

karangan siswa pada siklus I. Hasil perbaikan karangan siswa yang sudah dinilai dikoreksi

secara sekilas di depan kelas oleh guru. Guru memanggil siswa satu persatu, hal ini

dimaksudkan agar siswa lebih memperhatikan penjelasan guru.

Selanjutnya, guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengarang

pada siklus I. Dalam kegiatan ini guru dan siswa bertanya jawab tentang masalah-masalah

yang membuat siswa kesulitan mengarang. Dari kesulitan-kesulitan yang disampaikan

siswa tersebut, guru memberikan solusi atau pemecahan masalahnya. Pemberian solusi

dengan menjelaskan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengarang, misalnya

pemilihan kata, penyusunan kalimat, serta penulisan ejaan.

Setelah refleksi dari siklus I, sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disepakati kemudian guru memberikan materi menulis karangan jenis deskripsi. Hal ini

dilakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi guru dan peneliti pada siklus I bahwa siswa

merasa bosan dengan materi yang sama, selain itu juga berkaitan dengan keterbatasan

waktu yang diberikan untuk setiap pembahasan materi. Mengingat, dalam silabus

pembelajaran Bahasa Indonesia, dihadapkan pada materi yang padat untuk waktu yang

terbatas.

Kegiatan selanjutnya, guru memberikan latihan pada siswa untuk mengoreksi

Page 185: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

170

karangan yang sudah disiapkan. Latihan ini dimaksudkan agar siswa mengenali

kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada karangan. Setelah itu, guru menugasi siswa

untuk membuat karangan deskripsi pada lembar kertas yang sudah disediakan. Setelah

seluruh siswa selesai, karangan dikumpulkan pada guru. Guru menutup pembelajaran dan

dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian mengabsen kehadiran siswa. Sebelum memulai kegiatan

pembelajaran, guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab atas pembelajaran yang

telah dilakukan pada minggu lalu. Kemudian guru menjelaskan kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan, yakni koreksi teman sebaya. Pada siklus I kegiatan ini sudah pernah

dilaksanakan sehingga guru hanya memberikan penegasan-penegasan kembali tentang

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengoreksi.

Setelah penjelasan dirasa cukup, guru membagikan karangan siswa yang telah

dikumpulkan pada minggu lalu. Karangan tersebut diberi sedikit komentar oleh guru

secara lisan sambil memanggil siswa yang bersangkutan. Misalnya guru mengomentari

panjang karangan yang masih kurang, penulisannya yang kurang rapi, acak-acakan,

banyak tipe-x, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guru untuk memberi penjelasan

sekaligus contoh pada siswa agar nantinya saat mengoreksi karangan temannya lebih

cermat.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menukarkan karangannya dengan diputar

ke kanan sebanyak lima kali hitungan. Seluruh siswa sudah sangat paham dengan

kegiatam ini karena sudah pernah dilakukan pada siklus I, kemudian siswa dengan cekatan

menukarkan karangannya sesuai arahan guru. Setelah itu, siswa mengoreksi karangan

temannya. Ada beberapa siswa yang secara bersama-sama mengoreksi dengan saling

membantu. Dalam kegiatan koreksi pada siklus II ini siswa terlihat lebih antusias daripada

saat siklus I, hal ini karena siswa sudah sangat paham dengan hal-hal yang harus

dikoreksi.

Setelah koreksi selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan

tersebut pada siswa yang bersangkutan. Pada kegiatan tersebut siswa diminta mencermati

kembali karangan yang telah dikoreksi temannya tadi kemudian diperbaiki dengan ditulis

ulang pada lembar kertas yang telah disediakan guru. Kemudian guru meminta siswa

Page 186: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

171

mengumpulkan karangan yang telah diperbaiki kemudian memberi penegasan kembali

tentang materi yang telah dipelajari, setelah itu guru menutup pelajaran.

Refleksi

Tindakan pada siklus II dapat dinyatakan telah berhasil. Meskipun tindakan

hanya terjadi sebanyak dua siklus akan tetapi seluruh indikator keberhasilan penelitian

telah terpenuhi, yakni adanya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis

karangan. Selain itu, semua kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat teratasi dengan

baik pada siklus II.

Page 187: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

172

4. Hasil Wawancara dengan Guru pada Prasiklus

HASIL WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran

menulis di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Guru Bahasa Indonesia kelas X AP 2 SMK Murni 2

Surakarta

Nama : Dra. Sri Sumaryamti

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Ibu

tentang pembelajaran menulis

yang telah dilaksanakan di

kelas?

Pembelajaran yang saya lakukan saya pikir

sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin di capai yakni menulis karangan.

2. Apakah Ibu membuat skenario

pembelajarannya secara rinci

dan detail atau hanya secara

garis besar saja?

Untuk pembelajaran di tiap pertemuan saya

hanya membuat garis besarnya saja mengenai

hal-hal yang akan disampaikan.

3. Bagaimana metode pemberian

materi yang dilakukan Ibu di

kelas?

Materi saya berikan dengan ceramah dan penjelasan kembali kepada siswa mengenai bagian-bagian yang penting.

4. Bagaimana cara Ibu

memberikan contoh serta

latihan dalam pembelajaran

menulis di kelas?

Contoh saya berikan dengan memberikan

bacaan yang sekiranya sesuai dengan

karangan narasi, dan latihan dengan

pemberian tugas mengarang pada siswa

sekaligus untuk dinilai.

5. Bagaimana pendapat Ibu

tentang keaktifan siswa di

kelas?

Siswa memang tidak terlalu aktif, karena

mungkin di kelas ini siswanya juga berasal

dari anak-anak yang tidak diterima di sekolah

negeri.

Page 188: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

173

6. Bagaimana Ibu menilai hasil

pekerjaan siswa?

Pekerjaan siswa saya nilai sesuai hasil dari

karangan tersebut, biasanya meliputi isi dan

ejaan.

Kesimpulan dan Refleksi

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru untuk memperoleh informasi

mengenai proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Menurut pendapat guru pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ingin di

capai.

2. Skenario pembelajaran dibuat hanya garis besarnya saja.

3. Materi diberikan dengan ceramah.

4. Contoh diberikan melalui bacaan,serta latihan diberikan dengan penugasan pada

siswa.

5. Siswa tidak terlalu aktif dalam pembelajaran karena berasal dari siswa dengan

nilai rendah di SMP nya dan tidak diterima di sekolah negeri.

6. Pekerjaan siswa dinilai guru secara individu.

Refleksi:

Dari kesimpulan hasil wawancara tersebut, peneliti berpendapat bahwa guru belum

mampu mengupayakan kegiatan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif,efektif,

dan m. guru masih sangat dominan dalam proses pembelajaran di kelas, dan siswa

cenderung pasif. Dengan demikian, proses pembelajaran ini perlu dibenahi supaya

hasil yang akan dicapai nantinya juga lebih maksimal.

20 Januari 2009

Pengamat,

Page 189: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

174

5. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Prasiklus

HASIL WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap

proses pembelajaran menulis di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Nama : Minda Leli Maryani

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Anda tentang

pembelajaran menulis yang

dilaksanakan guru di kelas?

Pembelajaran membosankan, apalagi saat

mengarang dan menunggu yang lain yang

belum selesai.

2. Apakah guru memberikan materi

secara rinci dan terstruktur?

Guru memberi materi singkat dan garis

besarnya saja.

3. Bagaimana metode pemberian

materi yang dilakukan guru di

kelas?

Guru memberi materi dengan ceramah.

4. Bagaimana cara guru memberikan

contoh serta latihan dalam

pembelajaran menulis di kelas?

Contoh diberikan dari bacaan dan

dibacakan oleh guru. Latihan dengan

membuat karangan dan dikumpulkan.

5. Apakah Anda termotivasi untuk

aktif dalam pembelajaran di kelas?

Sedikit. Ketika guru bertanya saya

menjawab, tetapi jika tidak bertantanya

saya diam saja.

6. Bagaimana cara guru menilai hasil

pekerjaan Anda?

Dinilai biasa dengan memberi angka pada

karangan.

Page 190: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

175

Kesimpulan dan Refleksi

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa untuk memperoleh informasi

mengenai proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa merasa bosan saat pembelajaran mengarang karena terlalu lama

menunggu siswa yang lain yang belum selesai.

2. Guru memberi materi secara singkat.

3. Guru memberi materi dengan ceramah, yakni memberi catatan dan menjelaskan

hal-hal yang penting.

4. Guru memberi contoh dari bacaan dan memberi latihan pada siswa dengan

membuat karangan.

5. Siswa tidak termotivasi untuk aktif di kelas, aktif hanya ketika ditanya oleh

guru saja.

6. Karangan dinilai secara individu oleh guru.

Refleksi:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa tersebut, peneliti berpendapat

bahwa guru sangat dominan pada proses pembelajaran sehingga siswa tidak dapat

berpartisipasi aktif mengikuti proses dan akhirnya mengalami kebosanan di dalam

kelas. Dari gambaran tersebut, proses pembelajaran di kelas harus dibenahi sehingga

siswa dapat ikut aktif dan tidak mengalami kebosanan.

20 Januari 2009

Pengamat,

Page 191: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

176

HASIL WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap

proses pembelajaran menulis di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Nama : Tri Susilowati

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Anda tentang

pembelajaran menulis yang

dilaksanakan guru di kelas?

Pembelajaran membosankan, apalagi saat

mengarang dan menunggu yang lain yang belum

selesai.

2. Apakah guru memberikan materi

secara rinci dan terstruktur?

Guru memberi materi singkat, meskipun jelas

tetapi hanya sedikit.

3. Bagaimana metode pemberian materi

yang dilakukan guru di kelas?

Guru memberi materi dengan ceramah dan

memberi catatan.

4. Bagaimana cara guru memberikan

contoh serta latihan dalam

pembelajaran menulis di kelas?

Contoh dibacakan oleh guru. Latihan dengan

membuat karangan dengan kertas yang

dibagikan dan dikumpulkan.

5. Apakah Anda termotivasi untuk aktif

dalam pembelajaran di kelas?

Tidak. Karena guru tidak menyuruh.

6. Bagaimana cara guru menilai hasil

pekerjaan Anda?

Menilai karangan dengan angka, tidak ada

pembetulah ketika ada yang salah, dan kemudian

dibagikan pada pertemuan berikutnya.

Kesimpulan dan Refleksi

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa untuk memperoleh informasi mengenai

Page 192: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

177

proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa merasa bosan saat pembelajaran mengarang karena terlalu lama menunggu

siswa yang lain yang belum selesai.

2. Guru memberi materi secara singkat dan hanya sedikit.

3. Guru memberi materi dengan ceramah dan catatan.

4. Guru memberi contoh dengan membacakan bacaan dan memberi latihan pada siswa

dengan membuat karangan.

5. Siswa tidak termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas.

6. Karangan dinilai secara individu oleh guru.

Refleksi:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa tersebut, peneliti berpendapat bahwa

guru masih sangat dominan pada proses pembelajaran di kelas sehingga siswa tidak dapat

berpartisipasi aktif mengikuti proses dan akhirnya mengalami kebosanan di dalam kelas. Dari

gambaran tersebut, proses pembelajaran di kelas harus dibenahi sehingga siswa dapat ikut

aktif dan tidak mengalami kebosanan.

20 Januari 2009

Pengamat,

Page 193: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

178

6. Hasil wawancara dengan Siswa pada Siklus I

HASIL WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap

proses pembelajaran menulis di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Nama : Nanik Listyaningrum

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Anda tentang

pembelajaran menulis yang

dilaksanakan guru di kelas?

Pembelajaran lebih menyenangkan daripada

pertemuan sebelumnya karena guru tidak hanya

ceramah tapi juga memberi fotokopian materi

sehingga lebih jelas. Akan tetapi saya juga

merasa bosan karena tiga kali pertemuan

materinya sama, yakni menulis narasi.

2. Apakah guru memberikan materi secara

rinci dan terstruktur?

Guru memberi materi singkat, kemudian

ditambah dengan materi dari fotokopian.

3. Bagaimana metode pemberian materi

yang dilakukan guru di kelas?

Guru memberi materi dengan ceramah, memberi

catatan, serta memberi fotokopian.

4. Bagaimana cara guru memberikan

contoh serta latihan dalam pembelajaran

menulis di kelas?

Contoh dibacakan oleh guru. Latihan dengan

membuat karangan dengan kertas yang

dibagikan dan dikumpulkan, kemudian dikoreksi

pada pertemuan selanjutnya.

5. Apakah Anda termotivasi untuk aktif

dalam pembelajaran di kelas?

Sedikit aktif. Karena terkadang malu untuk

bertanya. Misalnya saat karangan banyak

kesalahan.

Page 194: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

179

6. Bagaimana cara guru menilai hasil

pekerjaan Anda?

Karangan yang dinilai adalah hasil perbaikan

setelah dikoreksi antar teman. Saya sangat

senang karena setelah diperbaiki nilainya lebih

baik.

Kesimpulan dan Refleksi

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa untuk memperoleh informasi mengenai

proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Guru sudah berusaha menerapkan teknik koreksi teman sebaya.

2. Siswa masih merasa malu jika bertanya dengan guru.

3. Secara proses, kualitas pembelajaran belum maksimal.

4. Siswa merasa bosan dengan materi yang sama selama tiga minggu berturut-turut.

Refleksi:

Bagi guru untuk direfleksi dapat dinyatakan bahwa: (1) Untuk mendorong siswa agar

lebih aktif dalam pembelajaran maupun saat melakukan koreksi, guru hendaknya memberikan

motivasi, pengarahan serta penjelasan bahwa penilaian pembelajaran tidak hanya dari hasil,

akan tetapi juga dari keaktifan saat proses pembelajaran; (2) Guru memberikan materi menulis

karangan yang berbeda dari jenis narasi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan

karena beberapa pertemuan berturut-turut membahas materi yang sama. Selain itu, berkaitan

dengan indikator pembelajaran dalam silabus juga mencakup tiga jenis karangan yang harus

dikuasai yakni narasi, deskripsi, serta eksposisi. Dengan demikian langkah ini tidak

menyimpang dari silabus pembelajaran;

Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan: (1) Siswa diharapkan lebih aktif dalam

pembelajaran, terutama saat kegiatan koreksi teman sebaya: (2) Siswa diharapkan mampu

memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri sehingga akan timbul rasa senang mengikuti

pembelajaran. Motivasi yang muncul dari dalam diri siswa akan mendorong siswa untuk tidak

lagi berpikir bahwa belajar adalah kewajiban melainkan kebutuhan bagi dirinya sendiri.

3 Februari 2009

Pengamat,

Page 195: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

180

7. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Siklus II

HASIL WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap

proses pembelajaran menulis di kelas.

Bentuk : Wawancara

Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta

Nama : Minda Leli Maryani

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat Anda tentang

pembelajaran menulis yang

dilaksanakan guru di kelas?

Pembelajaran lebih menyenangkan daripada

pertemuan sebelumnya. Guru lebih

membangkitkan semangat saya karena

selalu memperhatikan kesalahan-kesalahan

pada karangan.

2. Apakah guru memberikan materi secara

rinci dan terstruktur?

Guru memberikan materi yang berbeda dari

minggu lalu, yakni menulis deskripsi. Guru

memberi ceramah dan mencatatkan materi.

Materi yang diberikan mudah dipahami.

3. Bagaimana metode pemberian materi

yang dilakukan guru di kelas?

Guru memberi materi dengan ceramah dan

memberi catatan.

4. Bagaimana cara guru memberikan

contoh serta latihan dalam pembelajaran

menulis di kelas?

Siswa diberi contoh dari guru, selain itu

juga diminta mencari contoh kesalahan dari

karangan minggu lalu.

5. Apakah Anda termotivasi untuk aktif

dalam pembelajaran di kelas?

Saya lebih termotivasi dengan sikap guru

yang memperhatikan karangan satu persatu.

Dengan kesalahan yang dibacakan di depan

kelas kami merasa malu sehingga berusaha

untuk tidak berbuat salah lagi.

Page 196: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

181

6. Bagaimana cara guru menilai hasil

pekerjaan Anda?

Karangan dinilai oleh guru dengan

bebereapa aspek. Penilaian itu pun setelah

kami memperbaiki karangan yang salah

sebelumnya, sehingga kami dapat

memperbaiki kesalahan dan nilai menjadi

lebih baik.

Kesimpulan dan Refleksi

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa untuk memperoleh informasi

mengenai proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Guru mampu menerapkan teknik koreksi teman sebaya dengan baik.

2. Guru mampu membangkitkan semangan dan motivasi siswa dalam mengarang.

3. Guru telah memberikan materi menulis yang berbeda sehingga siswa tidak

merasa bosan.

Refleksi:

Tindakan pada siklus II sudah memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya.

Kekurangan pada siklus I dapat diatasi pada siklus II dan seluruh indikaror keberhasilan

penelitian dapat tercapai, yakni baik secara proses maupun hasil.

20 Januari 2009

Pengamat,

Page 197: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

182

8. Hasil Penilaian Proses pada Prasiklus

Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Prasiklus

Nilai

No Nama Siswa A B C Total Kriteria

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

1

2

2

3

2

1

2

1

2

2

2

4

4

2

2

2

2

2

1

1

1

2

2

3

2

2

3

2

2

2

2

2

2

3

3

2

2

2

2

2

2

2

1

2

1

2

2

2

2

2

2

1

2

3

2

3

3

2

2

3

3

2

1

2

2

2

4

7

6

7

7

5

6

4

6

7

6

10

10

6

6

7

7

6

4

5

4

6

sedang

cukup

sedang

cukup

cukup

sedang

sedang

sedang

sedang

cukup

sedang

baik

baik

sedang

sedang

cukup

cukup

sedang

sedang

sedang

sedang

sedang

Rata-rata 1.95 2.14 2.09 6.18

Page 198: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

183

9. Hasil Penilaian Proses pada Siklus I

Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan

pada Siklus I

Nilai

No Nama Siswa A B C Total Kriteria

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

2

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

4

4

3

3

3

3

4

3

3

3

3

2

3

3

3

3

4

2

3

2

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

2

3

3

4

3

4

2

3

2

3

4

4

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

6

9

9

10

9

11

7

9

6

9

11

12

12

9

9

9

9

10

9

11

9

9

sedang

cukup

cukup

baik

cukup

baik

sedang

cukup

sedang

cukup

baik

baik

baik

cukup

cukup

cukup

cukup

baik

cukup

baik

cukup

cukup

Rata-rata 3.05 3.09 3.14 9.27

Page 199: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

184

10. Hasil Penilaian Proses pada Siklus II

Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus II

Nilai

No Nama Siswa A B C Total Kriteria

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

5

5

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

5

4

4

4

4

4

5

5

4

4

4

5

5

4

5

4

4

3

4

4

4

3

5

4

4

4

4

5

5

5

4

4

4

5

5

4

5

3

3

11

12

12

12

11

14

12

12

12

12

14

15

14

11

12

12

14

14

12

14

11

11

baik

baik

baik

baik

baik

sangat baik

baik

baik

baik

baik

sangat baik

sangat baik

sangat baik

baik

baik

baik

sangat baik

sangat baik

baik

sangat baik

baik

baik

Rata-rata 4 4.32 4.14 12.5

Page 200: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

185

11. Hasil Penilaian Karangan Siswa pada Prasiklus

Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Prasiklus

SkorNo Nama

Isi Organi

-sasi isi

Kosa

kata

Struk-

tur

kali-

mat

ejaan Total

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

18

18

20

21

21

18

20

18

18

21

18

22

22

18

17

21

21

18

17

18

17

18

11

14

11

14

13

11

13

11

11

13

13

14

15

12

11

13

13

12

14

13

11

11

12

12

11

13

12

11

11

11

12

14

11

11

12

11

11

11

13

12

11

12

11

11

11

12

12

12

13

11

12

11

12

13

12

16

14

12

11

13

16

12

12

13

12

12

3

3

3

3

3

3

3

3

4

3

4

4

4

3

3

3

4

3

3

3

3

3

55

60

58

63

62

55

59

54

57

64

58

67

67

56

53

62

67

57

57

59

54

55

Nilai rata-rata 19,09 12,5 11,68 12,45 3,31 59,04

Page 201: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

186

12. Hasil Penilaian Karangan Siswa pada Siklus I

Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I

SkorNo Nama

Isi Organi

-sasi isi

Kosa

kata

Struk-

tur

kali-

mat

Ejaan Total

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

18

21

22

21

19

23

18

18

18

21

23

23

22

18

17

22

22

21

18

21

19

20

13

15

15

15

14

14

14

14

13

15

15

15

16

14

14

13

16

13

15

15

14

14

13

15

15

14

14

15

14

14

13

15

15

15

16

14

13

13

16

13

15

15

14

14

13

14

13

15

13

16

14

13

13

14

15

16

15

14

13

13

16

18

14

19

14

13

4

4

4

4

3

4

3

3

3

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

3

4

61

69

69

69

63

72

63

62

60

69

72

73

73

64

61

64

74

74

66

74

64

65

Nilai rata-rata 20,22 14,41 14,36 14,50 3,72 67,31

Page 202: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

187

13. Hasil Penilaian Karangan Siswa pada Siklus II

Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus II

SkorNo Nama

Isi Organi

-sasi isi

Kosa

kata

Struk-

tur

kali-

mat

ejaan Total

1

2

3

4

5.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Amin Suryaningsih

Apriska KaruniaAmanda

Astri Nur Afni

Ayu Saputri

Desbi Ariyanti

Sri Suryaningsih

Dyah Intan Salfri Aminah

Fifi Arum Sari

Iin Purwanti

Lestari Widyastuti

Marina Is Indriyati

Minda Leli Maryani

Nanik Listyaningrum

Okky Dwi Susanti

Ovi Ayatin

Ria Winarni

Rika Puspitaningrum

Rika Rahmawati

Saputri Nana Maryana

Taat Indri Astuti

Tri Susilowati

Wahyu Tri Mulyani

22

24

22

23

20

25

22

24

23

23

22

25

23

20

21

20

21

23

19

22

22

22

14

16

15

17

15

15

16

16

14

16

16

17

16

15

15

14

16

16

16

16

15

15

14

16

15

16

15

16

15

16

14

16

16

17

16

15

14

14

17

15

16

16

15

15

17

17

17

19

17

20

17

17

17

18

20

20

19

18

18

18

20

17

18

20

17

17

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

71

77

73

79

71

80

74

77

72

77

78

83

78

72

71

70

78

75

73

78

73

73

Nilai rata-rata 22,04 15,50 15,40 18,05 4,00 75,13

Page 203: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

188

14. Contoh Karangan Siswa pada Prasiklus

Page 204: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

189

Page 205: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

190

Page 206: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

191

15. Contoh Karangan Siswa pada Siklus I

Page 207: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

192

Page 208: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

193

Page 209: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

194

16. Contoh Karangan Siswa pada Siklus II

Page 210: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

195

Page 211: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

196

Page 212: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

197

Lampiran 4. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan

1. Dokumentasi pembelajaran prasiklus

Suasana kelas saat guru memberikan materi pembelajaran, ada yang mencatat, ada yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri

Aktivitas siswa saat diminta menulis karangan, sebagian terlihat malas dan hanya mengobrol dengan teman-temannya.

Page 213: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

198

2. Dokumentasi pembelajaran siklus I

Suasana kelas saat siswa mengoreksi karangan temannya

Suasana kelas saat siswa mengembalikan karangan yang telah dikoreksi

Page 214: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

199

3. Dokumentasi pembelajaran siklus II

Gambaran dua orang siswa yang saling membantu dalam mengoreksi hasil karangan

Suasana kelas saat siswa mengembalikan karangan temannya

Page 215: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

200

Lampiran 5: Surat Perizinan

Page 216: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

201

Page 217: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

202

Page 218: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

203

Page 219: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

204

Page 220: PENERAPAN TEKNIK KOREKSI TEMAN SEBAYA UNTUK …secured).pdfii penerapan teknik koreksi teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas x ap 2 smk murni

205