PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

151
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE SYNERGETIC TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD INPRES PADANG LAMPE KECAMATAN PUJANANTINGKABUPATEN BARRU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh RESMI PURNAMASARI 10540 11155 16 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021

Transcript of PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Page 1: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE SYNERGETIC TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD INPRES PADANG LAMPE KECAMATAN PUJANANTINGKABUPATEN BARRU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RESMI PURNAMASARI 10540 11155 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021

Page 2: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

i

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE SYNERGETIC TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD INPRES PADANG LAMPE KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RESMI PURNAMASARI 10540 11155 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021

Page 3: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

ii

Page 4: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

iii

Page 5: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

iv

Page 6: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

v

Page 7: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau

telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang

lain)” (Q.S. Al-Insyirah : 6-7)

“Allah lebih tahu kapan waktu terbaik untuk mengiyakan segala kerja keras

yang kamu usahakan. Kalau bukan sekarang, mungkin nanti. Jika bukan ini,

mungkin itu”

Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan untuk

(Alm) Ayahanda terima kasih atas limpahan kasih sayang semasa hidupnya

dan memberikan rasa rindu yang berarti. Ibunda terima kasih atas limpahan doa

dan kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik. Dan

juga rahmat Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 8: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

vii

ABSTRAK

Resmi Purnamasari. 2021. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ida Wati dan Pembimbing II Rubianto.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru sebanyak 13 orang.

Hasil pengolahan data nilai siswa pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebelum tindakan yaitu 30,77% dengan klasifikasi sangat rendah, pada siklus I hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengalami peningkatan menjadi 53% dengan klasifikasi rendah. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengalami peningkatan lagi menjadi 92.30% dengan klasifikasi sangat tinggi .

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru melalui penerapan strategi pembelajaran cooperarive type synergetic teaching mengalami peningkatan dan dikatakan berhasil.

Kata kunci: Synergetic Teaching, Hasil Belajar

Page 9: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahil Rabbil Alamin segala puji bagi Allah SWT, Tuhan

semesta alam. Allah yang paling agung membuka jalan bagi setiap maksud kita,

Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan

kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga

skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type

Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V

SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru” dapat

diselesaikan.

Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan,

termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan

upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik

guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini berupaya memberi gambaran

dan informasi sejauh mana penerapan strategi pembelajaran cooperative type

sunergetic teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres

Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.

Page 10: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

ix

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua, Bapak Sakaruddin (Alm) dan Ibu Hj. Hasnati, dan kak Syahcril,

Rosmiati dan kak Resky, serta adik Rahmat yang telah berkorban banyak hal baik

dalam berdoa, berjuang rela berkorban tampah pamrih dalam mengasuh,

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus

kepada Dr. Ida Wati, M.Pd selaku pembimbing I dan Rubianto, S.Pd., M.Pd.

selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam

memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan semangat kepada penulis sejak

penyusunan proposal dan sampai pada selesainya skripsi ini. Penulis belajar

banyak dari Ibu dan bapak. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada (1) Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.,

selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Erwin Akib, M.Pd.,

Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar,

dan (3) Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para pegawai dalam lingkungan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru,

dan staf SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru yang

telah memberikan izin dan bantuan selama melakukan penelitian. Penulis juga

Page 11: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

x

mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku terkasih dan seluruh rekan

mahasiswa jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) angkatan 2016

terutama kelas D atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya

kepada penulis yang telah memberikan semangat yang luar biasa.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berhenti sama sekali tanpa adnaya kritikan. Mudah-mudahan dapat

memberikan manfaat kepada pembaca, terutama diri pribadi penulis. Amiin.

Billahifisabililhaq Fastabiqul Khaerat. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Oktober 2020

Penulis

Page 12: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS .......... 9

A. Kajian Pustaka........................................................................................... 9

1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif .............................................. 9

2. Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching .............................. 12

3. Hakikat Hasil Belajar ........................................................................ 16

Page 13: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xii

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................................... 21

5. Kaitan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching

Dengan Hasil Belajar IPS Siswa ....................................................... 23

6. Penelitian yang Relevan.................................................................... 24

B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 25

C. Hipotesis ................................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 27

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................... 28

C. Faktor yang Diselidiki ............................................................................. 30

D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 30

E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 36

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37

G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 37

H. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 41

1. Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan Dilakukan ....................... 41

2. Hasil Penelitian Siklus I ..................................................................... 43

3. Hasil Penelitian Siklus II .................................................................... 57

B. Pembahasan ............................................................................................ 74

Page 14: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xiii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 76

A. Simpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 15: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan

Pujananting Kabupaten Barru .............................................................. 29

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan ........................................... 42

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Pertama Siklus I ................................................................................... 47

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Pertama Siklus I ................................................................................... 48

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Kedua Siklus I ..................................................................................... 50

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Kedua Siklus I ..................................................................................... 52

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I ...................... 54

Tabel 4.7 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I .................................................. 55

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Pertama Siklus II ................................................................................. 62

Page 16: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xv

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Pertama Siklus II ................................................................................. 63

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Kedua Siklus II .................................................................................... 65

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Pada Pertemuan

Kedua Siklus II .................................................................................... 66

Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II .................... 68

Tabel 4.13 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II ................................................. 69

Tabel 4.14 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Dengan

Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic

Teaching Pada Siklus I Dan Siklus II ................................................... 71

Tabel 4.15 Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I Dan Siklus II .... 72

Page 17: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................ 26

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Model-6 (Siswanto, 2019: 150) ...... 27

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru Pada Siklus I .................................................. 56

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru Pada Siklus II ................................................. 70

Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Giri Dan Siswa

Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative

Synergetic Teaching Pada Siklus I Dan Siklus II ........................ 71

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V

SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru ........................................................................ 73

Page 18: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

3. Materi Pembelajaran Rpp Siklus I & Siklus II

4. Lembar Soal Dan Kunci Jawaban Siklus I

5. Lembar Soal Dan Kunci Jawaban Siklu II

6. Lembar Jawaban Siswa Siklus I

7. Lembar Jawaban Siswa Siklus II

8. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi

9. Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian

10. Surat Izin Penelitian

11. Dokumentasi

12. Absensi

13. Lembar Hasil Turnitin Bebas Plagiarisme

Page 19: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung

terciptanya manusia yang bertalente dan mampu bersaing di masa depan yang

akan datang. Pendidikan yang dapat mendukung perkembangan masa depan

adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi siswa dalam memecahkan

masalah kehidupan yang dihadapi. Konsep pendidikan ini nantinya menjadi

semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan masyarakat, karena

mereka harus mampu menerapkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah untuk

menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang terjadi

saat ini maupun di masa akan mendatang.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan satu bidang kajian yang

diselenggarakan dalam pendidikan formal sejak di bangku sekolah dasar dengan

tujuan untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Tujuan diberikannya pengajaran IPS di tingkat dasar adalah agar siswa dapat

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna untuk

kehidupan sehari-hari (Siska, 2016: 12).

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai ilmu

sosial dan humaniora yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum

dan budaya. Ilmu-ilmu sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial

yang mengandung pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu sosial di

atas (Susanto, 2014: 6).

Page 20: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

2

IPS merupakan program pendidikan dalam kurikulum sekolah yang

bertujuan untuk mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dan hubungan

atau interaksi antara manusia dengan lingkungan (Siska, 2016: 7).

IPS berperan penting dalam kehidupan manusia yang berkomitmen untuk

menciptakan kehidupan yang bermakna, damai dam mertabat. Menyadari betapa

penting peran IPS bagi kehidupan umat manusia, maka sangat penting bagi siswa

untuk memahami nilai-nilai IPS (Naiborhu, 2017: 47).

Pembelajaran IPS atau social studies ditujukan untuk mempersiapkan

siswa agar siap berperan serta dalam masyarakat, sehingga setiap siswa

mengetahui perannya dalam keluarga dan masyarakat, mengetahui peran orang

lain dan cara memainkan peran orang lain, dan siap menerima bentuk apapun

yang diberikan masyarakat (Siska, 2016: 9).

Berdasarkan pengertian dan tujuan IPS pada jenjang sekolah dasar,

sepertinya diperlukan pola pembelajaran yang dapat menjembatani demi

tercapainya suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan

dan keterampilan guru yangh harus ditingkatkan dalam menerapkan suatu model,

metode dan strategi pembelajaran agar pembelajaran IPS dapat memberikan

kemampuan dan keterampilan dasar siswa menjadi warga negara yang baik.

Fenomena yang terjadi pada proses belajar mengajar dewasa ini adalah

kurang bervariasi metode atau strategi pembalajaran, sehingga kelas cenderung

gersang dan bahkan sangat membosankan. Pemilihan strategi yang tepat dalam

materi pengajaran adalah suatu keharusan, mengingat strategi itu adalah cara

untuk mencapai tujuan pembelajaran (Mujahidah, 2015: 2).

Page 21: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

3

Berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V

SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru diperoleh

informasi bahwa dari jumlah keseluruhan siswa yang sebanyak 13 orang dan

hanya 4 orang siswa yang mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPS masih tergolong rendah, ini berarti masih banyak

siswa yang belum mencapai KKM, dengan kata lain siswa masih menganggap

materi tersebut sulit untuk dipahami.

Penyebab permasalahan tersebut antara lain: 1) bentuk pengajaran atau

strategi mengajar guru yang kurang menarik dan pembelajaran yang bersifat

monoton yang membuat siswa bosan dan jenuh, 2) kurangnya tingkat

pemahaman siswa terhadap konsep dan materi yang disampaikan oleh guru,

3) kurangnya keinginan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau pendapatnya

ketika pembelajaran di kelas, apabila guru bertanya tentang materi pelajaran,

masih banyak siswa yang tidak mampu menjawab, 4) kurangnya hubungan timbal

balik siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, salah satu masalah utama dalam kegiatan

pembelajaran IPS di kelas adalah cara penyajian atau stratregi oleh guru yang

kurang menarik perhatian siswa. Proses pembelajaran yang bersifat monoton,

yang mana hanya berfokus satu arah, kurangnya hubungan timbal balik siswa

terhadap guru, serta keinginan siswa yang minim untuk mengajukan pertanyaan

atau pendapat karena kurang memahami materi yang disajikan oleh guru.

Page 22: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

4

Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti mencoba memberikan solusi

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, guru harus

kreatif dalam memilih model dan strategi pembelajaran yang bervariasi, dengan

menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching dengan jenis penelitian

tindakan kelas pada pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat menerima dan

memahami pembelajaran dengan baik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru

khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat

meningkatkan kinerjanya secara terus- menerus, dengan cara melakukan refleksi

diri, yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam

proses pembelajaran yang dilakukannya, kemudian merencanakan untuk proses

perbaikan serta mengimplementasikannya dalam pembelajaran sesuai dengan

program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan melakukan

refleksi ( Sanjaya, 2016: 11).

Dari penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses

mengevaluasi masalah pembelajaran di kelas melalui refleksi diri, untuk

menyelesaikan masalah tersebut dengan menerapkan berbagai tindakan yang

direncanakan dalam situasi aktual dan menganalisis setiap efek dari tindakan

perlakuan tersebut.

Page 23: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

5

Hasil belajar adalah proses perubahan kemampuan intelektual (kognitif),

minat atau kemampuan emosional (afektif) dan keterampilan motorik halus dan

kasar (psikomotorik) peserta didik. Perubahan kemampuan peserta didik dalam

proses pembelajaran khususnya dalam satuan pendidikan dasar diharapkan sesuai

dengan tahap perkembangannya yaitu pada tahapan operasional kongrit

(Afandi dkk, 2013: 6).

Strategi pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang

komprehensif untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara tertentu

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien

(Nasution, 2017: 4).

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk

sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan

tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Dengan

memanfaatkan kenyataan itu, belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih

dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan

tanggung jawab (Fathurrohman, 2006: 2).

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan kegiatan

belajar kelompok kerja yang bekerja sama dan saling membantu. Setiap kelompok

terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen (Afandi dkk, 2013: 53).

Strategi pembelajaran synergetic teaching merupakan pembelajaran

yang menggabungkan dua cara belajar yang berbeda, dimana strategi ini

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berbagi hasil belajar

Page 24: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

6

dari materi yang sama dengan cara berbeda melalui saling membandingkan

catatan masing-masing (Hidayat, 2019: 144).

Strategi synergetic teaching ini dimaksudkan untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik dalam membandingkan pengalaman-pengalaman

belajar yang telah peserta peroleh dengan teknik berbeda yang mereka dapatkan

atau miliki (Wibowo,2012 : 97)

Hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif adalah adanya

harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu peningkatan prestasi atau

hasil belajar peserta didik, juga mepunyai dampak pengiring seperti relasi sosial,

penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma

akademik dan pemberian pertolongan pada yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik ingin melakukan suatu

penelitian tindakan sebagai upaya perbaikan terhadap pembelajaran dalam kelas

dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic

Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Inpres

Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

“Apakah penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching

dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru?”.

Page 25: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

7

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian kelas ini

adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui dengan penerapan strategi

pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru”.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Adanya penelitian ini diharapkan akan menambah teori atau strategi dalam

pembelajaran IPS yang sudah ada sebelumnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermaanfaat sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah

pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya, terutama dalam

meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

b. Bagi Guru

Penelitian ini bisa menjadi pedoman dalam mengambil tindakan-tindakan

untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

Page 26: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

8

c. Bagi Sekolah

Penelitin ini diharapkan dapat menjadi arsip dan menjadi petunjuk sekolah

dalam mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan hasil

belajar siswa.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman

dalam melakukan penelitian, memperdalam dan memperluas ilmu

pengetahuan penulis.

Page 27: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,2012: 202)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran

yang dalam implementasinya mengarahkan para peserta didik untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil dan kelompok-kelompok yang berhasil

mencapai tujuan pembelajaran akan diberikan penghargaan. kerjasama yang

dilakukan tersebut dalam rangka menguasai materi yang pada awaknya disajikan

oleh pendidik (Nasution, 2017: 102).

Sanjaya (Naiborhu, 2017: 48) mengemukakan pendapatnya bahwa

pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan.

Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.

Oleh karena itu, ba yak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam

cooperative learning karena mereka beranggapan telah biasa melakukan

pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Dalam

pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan

Page 28: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

10

komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan

siswa dengan guru (Rusman 2012: 203).

Hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif ini adalah adanya

harapan bagi siswa dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajarnya. Selain itu

adanya dampak pada pembelajaran juga mempunyai dampak pengiring seperti

relasi sosial, penerimaan terhadap siswa yang dianggap lemah, harga diri, norma

akademik dan pemberian pertolongan pada siswa yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran,

yang di dalam kelompok kecil siswa bekerja sama mendiskusikan topik pelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu

komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif

kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan

hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas

kelompok. Sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang

membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran

kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras

untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi

pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok (Husniati, 2013: 10-11).

Page 29: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

11

Berikut ini beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran

cooperative learning menurut Wibowo (2012: 147) sebagai berikut:

a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama. Dengan saling

membutuhkan antar sesama, maka mereka saling ketergantungan tersebut dapat

dicapai melalui: saling ketergantungan pencapaian tujuan, saling ketergantungan

dalam menyelesaikan pekerjaan, ketergantungan bahan atau sumber untuk

menyelesaikan pekerjaan dan saling ketergantungan peran.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling

bertatap muka sehingga mereka dapat berdialog, tidak hanya dengan guru, tetapi

juga sesama siswa. Interaksi ini memungkinkan para siswa dapat saling menjadi

sumber belajar sehingga belajar menjadi bervariasi. Dengan interaksi ini juga

diharapkan akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi atau konsep.

c. Akuntabilitas individual

Meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam

belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat siswa

terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil penilaian secara

individual tersebut selanjutna disampaikan oleh guru kepada kelompok agar

semua kelompok mengetahui siapa anggota yang memerlukan bantuan. Nilai

kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya. Oleh karena

itu, tiap anggota kelompok harus memberikan kontribusinya demi keberhasilan

Page 30: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

12

kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan inilah

yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan pribadi

Pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin

hubungan antar pribadi. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran kooperatif

ditekankan aspek-aspek : tenggang rasa, sikap sopan santun terhadap teman,

mengkritik ide bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis,

tidak mendominasi orang lain dan berbagai sifat positif lainnya.

Uraian di atas jelas membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif

memiliki berbagai kelebihan untuk digunakan dan diterapkan dalam proses belajar

mengajar dibandingkan dengan pembelajaran tradisional lainnya. Mulai dari

aktivitas siswa maupun aspek hasil belajarnya. Pembelajaran kooperatif ini dapat

melatih siswa untuk menyesuaikan dirinya dengan siswa lain, menghargai

pendapat orang lain dan menumbuhkan sifat positif yang lainnya.

2. Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching

Strategi synergetic teaching menggabungkan dua cara belajar yang

berbeda. Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling

berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda mealalui saling

membandingkan catatan masing-masing (Hidayat, 2019: 144).

Strategi pembelajaran syenergetic teaching ini dimaksudkan untuk

memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan pengalaman-

Page 31: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

13

pengalaman peserta didik yang telah mereka peroleh dengan teknik belajar yang

didapatkan (Wibowo, 2012: 97).

Silbermen (Naiborhu, 2017: 49) menjelaskan strategi pembelajaran

cooperative type synergetic teaching merupakan perubahan langkah yang

sesungguhnya. Strategi ini memungkinkan para siswa memiliki pengalaman

berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk saling membandingkan

catatan.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa strategi pembelajaran synergetic teaching pada dasarnya merupakan

bentuk pembelajaran yang mengajak siswa terlibat secara aktif dalam proses

belajar mengajar. Synergetic teaching ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling berbagi hasil belajar materi yang sama dengan cara yang berbeda

dengan membandingkan apa yang mereka dapatkan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Type Synergetic Teaching

Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan,

begitu pula dengan strategi pembelajaran synergetic teaching. Kelebihan dan

kekurangan synergetic teaching yaitu sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran

b) Cocok dikombinasikan dengan strategi lainnya yang relevan

c) Baik digunakan untuk mengukur pemahaman membaca dan mendengar

siswa

d) Dapat diterapkan untuk kelas besar/kelas tinggi.

Page 32: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

14

2) Kekurangan

a) Guru perlu mengetahui peta tipe belajar siswa agar pengelompokannya tepat

b) Cenderung tidak ada diskusi saat penggabungan kelompok

c) Kelompok yang diluar tidak menutup kemungkinan hanya bermain-main

saja

d) Guru harus fokus untuk mengawasi peserta didik baik diluar maupun di

dalam kelas.

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan dan diketahui bahwa

kelebihan dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching yaitu

siswa dapat membandingkan pengalaman dengan strategi yang sedang dipelajari,

siswa dapat dengan mudah menyelesaikan masalah dengan belajar kelompok.

Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah banyak memakan waktu dalam

proses pembelajaran.

Melihat kelebihan dan kelemahan yang ada dari strategi pembelajaran

synergetic teaching ini agar kiranya kelebihan dari strategi ini di maksimalkan

keterlaksanaannya dan kekurangan strategi pembelajaran ini dapat diminimalkan

dengan baik atau dapat ditanggulani, agar penerapannya nanti dapat tercapai

sesuai dengan apa yang diharapkan.

c. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Type Synergetic

Teaching

Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan

strategi pembelajaran synergetic teaching menurut Hidayat (2019: 144-145)

meliputi sebagai berikut :

Page 33: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

15

1) Bagi kelas menjadi dua kelompok

2) Pindahkan kelompok pertama ke kelas atau tempat lain yang tidak

memungkinkan mereka mendengarkan pelajaran sambil diberikan bahan

bacaan sesuai topik yang akan diajarkan. Pastikan bacaan dapat dipahami

dengan baik dan mampu dituntaskan bersamaan dengan waktu pembelajaran di

kelas.

3) Pada waktu yang sama, sampaikan materi tersebut kepada kelompok kedua

yang berada di kelas dengan strategi ceramah

4) Mintalah setiap peserta didik di kelompok yang bertahan di kelas mencari

pasangan dari kelompok yang tadi berada di kelas berbeda.

5) Keduanya lalu diminta menggabungkan hasil belajar masing-masing yang

berbeda tersebut.

Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic

teaching memiliki beberapa keunggulan, kemudian berdasarkan dengan langkah-

langkah di atas, maka diharapkan dengan penerapan strategi pembelajaran ini

dapat memperbaiki pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar IPS pada peserta didik.

Adapun langkah-langkah penerapan stategi pembelajaran synergetic

teaching menurut Wibowo (2012: 97) yaitu sebagai berikut:

1) Bagi kelas menjadi dua kelompok

2) Salah saty kelompok dipisahkan ke ruangan lain untuk membaca topik pelajara

3) Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode

yang diinginkan oleh guru

Page 34: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

16

4) Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan kelompok

penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan/meringkas

materi pelajaran.

3. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebai proses yang diarahkan

kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman (Rusman 2012: 1).

Belajar merupakan kegiatan yang secara sengaja dilakukan oleh

seseorang dalam keadaan sadar tujuannya untuk memperoleh konsep, pemahaman

atau pengetahuan baru agar dapat mengubah tingkah lakunya yang relatif tetap

baik dalam pikiran, perasaan dan perilakunya (Susanto, 2016: 4).

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor

(Djamarah, 2018: 11).

Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan

masyarakat. Bagi para pelajar atau mahiswa kata “belajar” merupakan kata-kata

yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.

Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai keinginan

(Afandi dkk, 2013: )

Page 35: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

17

Belajar adalah upaya memperoleh pengetahuan yang meliputi

kemampuan pemahaman, keterampilan, sikap tersimpan dan dapat diterapkan,

yang mengarah pada perubahan pengetahuan dan perilaku. Pembelajaran juga

dapat dipahami dari dinamika masyarakat yaitu persfektif tradisional dan modern.

Dalam pemahaman tradisional, belajar merupakan upaya memperoleh berbagai

ilmu pengetahuan (Arga dkk, 2019: 1).

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan belajar yang sebenarnya adalah

ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-

nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Relevan

dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi hal

ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), hal ihwal

personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan hal ihwal kelakuan, keterampilan

atau penampilan (psikomotorik).

Ciri-ciri penting belajar yaitu adanya proses yang dilakukan oleh manusia

yang umumnya elibatkan interaksi dengan lingkungan eksternal, belajar itu terjadi

jika suatu perubahan atau modifikasi perilaku terjadi, dan perubahan itu tetap

dalam masa yang relatif lama dalam masa kehidupan individu (Gasong,2018: 10).

Kesimpulan dari uraian di atas yaitu, belajar merupakan interaksi antara

seorang pendidik dengan peserta didik yang mana dilakukan secara sadar,

terencana yang dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan guna untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik.

Page 36: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

18

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegaiatan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto: 2016: 5).

Hasil belajar meruapakan proses perubahan kemampuan kognitif, afektif

dan psikomotorik pada peserta didik, dengan adanya perubahan kemampuan oleh

peserta didik dalam satuan pendidikan dasar diharapkan berkembang sesuai

dengan harapan dan tahapan yang operasional kongrit (Afandi dkk, 2013: 6).

Hasil belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar yang dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kompetensi yang dapat

diukur atau di tampilkan melalui performance siswa selama berlangsungnya

proses pembelajaran yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan

(Susanto, 2014: 1).

Adapun menurut Muhibbin Syah (Sinar, 2018: 20) menyatakan bahwa

hasil belajar itu sendiri merupakan prestasi yang dicapai setelah siswa

menyelesaikan sejumlah materi pelajaran. Prestasi belajar merupakam hasil

belajar yang ideal melipti segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa.

Hasil belajar yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2015: 3)

bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar yang diperankan oleh duia sisi pelaku yaitu sisi guru dan siswa. Dari sisi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Page 37: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

19

Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tidnak guru, suatu pencapaian tujuan

pengajaran.

Adapun kriteria keberhasilan pembelajaran yang dipandang dari sudut

prosesnya (by process) menurut Sudjana (Afandi dkk, 2013: 5) yaitu sebagai

berikut:

1) Pembelajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan

melibatkan siswa secara sismetik, ataukah suatu proses yang bersifat otomatis

dari guru disebabkan telah menjadi pekerjaan rutin.

2) Kegiatan siswa belajar dengan penuh kesadaran, kesungguhan, dan tanpa

paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan pengetahuan, kemampuan serta

sikap yang dikehendaki dari pembelajaran itu sendiri.

3) Siswa menempuh beberapa kegiatan belajar sebagai akibat penggunaan multi

metode dan multi media yang dipakai guru ataukah terbatas kepada suatu

kegiatan belajar saja.

4) Siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasik

belajar yang dicapainya ataukah ia tidak mengetahui apakah yang ia lakukan

itu benar atau salah.

5) Proses pembelajaran dapat melibatkan semua siswa dalam satu kelas tertentu

yang aktif belajar.

6) Suasana pembelajaran atau proses belajar-mengajar cukup menyenangkan dan

merangsang siswa belajar ataukah suasana yang mencemaskan dan

menakutkan.

Page 38: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

20

7) Kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi laboratorium

belajar ataukah kelas yang hampa dan miskin dengan sarana belajar sehingga

tidak memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar yang optimal.

Beberapa pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh pendapat di

atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan proses

perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi

(afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta

didik. Dimana perubahan kemampuan peserta didik ini tentunya didapatkan dari

proses belajarnya. Perubahan kemampuan peserta didik dalam proses

pembelajaran khususnya dalam suatu pendidikan dasar diharapkan sesuai dengan

tahap perkembangannya yaitu pada tahapan operasional kongrit.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.

Secara terperinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal menurut Wasliman

(Susanto, 2016: 12), sebagai berikut:

1) Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan,

minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta

kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan

keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Page 39: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

21

Muhibbin Syah (Husniati, 2013: 20) juga menambahkan bahwa baik

buruknya situasi proses belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses

instruksional itu pada umumnya bergantung pada faktor-faktor yang meliputi :

1) Karakteristik siswa

2) Karakteristik guru

3) Interaksi dan metode

4) Karakteristik kelompok

5) Fasilitas fisik

6) Mata pelajaran

7) Lingkungan alam sekitar

Penulis dapat menyimpulkan dari uraian-uraian di atas, bahwa faktor

yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar

peserta didik, secara garis besarnya dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu

faktor internal (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor eksternal (dari luar diri

subjek belajar).

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang diberikan dalam

pendidikan formal sejak di bangku sekolah dasar dengan tujuan agar siswa

mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan fdasar yang berguna bagi

dirinya dalam kehidupan sehari-hari (Siska, 2016: 12).

Page 40: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

22

Permendiknas (Sapriya, 2011: 194) menyatakan bahwa IPS studi yang

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang ada pada

kehidupan bermasyarakat.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu

sosial humaniora untuk membnetuk warganegara yang baik, mampu memahami

dan menganalisis kondisi dan masalah sosial, serta ikut dalam upaya memecahkan

masalah sosial kemasyarakatan (Widiastuti, 2019: 12).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPS adalah

suatu mata pelajaran sebagai bagian dari kurikulum pendidikan yang

mengintegrasikan beberapa cabang ilmu sosial yang berkaitan denhan kehidupan

sehari-hari manusia atau masyarakat.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Hartomo (Widiastuti, 2019: 12) bahwa tujuan pembelajaran IPS

adalah agar peserta didik dapat berpikir kritis dan kreatif, bertanya, memecahkan

masalah dan keterampilan sosial, mampu membangun komitmen dan kesadaran

akan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta mampu bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat secara nasional dan global.

Adapun tujuan pengajaran IPS di sekolah yang dikemukakan oleh

Soemantri (Widiastuti, 2019: 9) yaitu sebagai berikut:

1) Pengajaran IPS ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik,

hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya.

2) Pengajaran IPS ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik.

Page 41: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

23

3) Dapat menampung tujuan para siswa yang meneruskan pendidikan maupun

yang terjun langsung ke masyarakat

4) Pengajaran IPS dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran agar mampu

menyelesaikan masalah interpersonal maupun antarpersonal.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah untuk membentuk karakter peserta

didik menjadi lebih baik sesuai dengan program-program di sekolah. Dan

menjadikan siswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai

untuk bekal di kehidupan masyarakat pada masa yang akan datang.

5. Kaitan Strategi Pembelajaran Type Synergetic Teaching Dengan Hasil

Belajar IPS

Strategi pembelajaran type synergetic teaching merupakan salah satu

strategi pembelajaran dengan cara kerja sama atau kelompok-kelompok kecil, atau

dengan istilah lain adalah pembelajaran cooperative. Van Sickle (Husniati, 2013),

memaparkan dalam penelitiannya mengenai model cooperatvie learning dan

implikasinya terhadap perolehan belajar siswa dan pengembangan kurikulum

social studies, menemukan bahwa sistem belajar kelompok secara individual dan

kelompok dalam model individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan

yang positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta

pengembangan dan ketercapaian kurikulum.

Pelaksanaan strategi pembelajaran cooperative tipe synergetic teaching

ini, nantinya akan memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir dan saling

bantu sama lain. Dengan sendirinya pembelajaran ini juga mendorong tumbuhnya

Page 42: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

24

sikap kesetiakawanan dan keterbukaan diantara siswa. Pola interaksi yang bersifat

terbuka dan langsung diantara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk

memperoleh timbulnya dorongan atau motivasi dalam belajar. Dengan keadaan

inilah yang dapat diberikan peluang kepada peserta didik bahwa penggunaan

strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching dapat meningkatkan

hasil belajar IPS siswa.

6. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang serupa sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu,

diantaranya Khabib Ali Furqon (2016) yang meneliti tentang pengaruh

kedesiplinan terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan kedisiplinan dan

motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang peneliti sendiri lakukan yaitu sama-sama

meningkatkan hasil belajar. Perbedaannya penelitian Khabib Ali Furqon dengan

pemberian motivasi dan kedisiplinan belajar, sedangkan peneliti dengan

menerapkan strategi pembelajaran cooperative tipe synergetic teaching.

Penelitian lain yang relevan adalah Rudi (2014) meneliti tentang

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan

media gambar. Dalam hasil penelitian tersebut disimpulkan penggunaan media

gambar dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Persamaannya terletak pada hasil belajarnya, sedangkan perbedaannya yaitu

terdapat pada pemberian strategi, penelitian ini menggunakan media gambar.

Page 43: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

25

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Aisah (2007) yang meneliti

tentang meningkatkan hasil belajar IPS dengan metode Drill. Penelitian tentang

hasil belajar IPS dengan metode Drill memperoleh hasil bahwa kenyataan

dilapangan hasil belajar siswa meningkat. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang peneliti sendiri lakukan yaitu sama-sama meningkatkan hasil

belajar. Perbedaannya penelitian Aisah dengan metode Drill, sedangkan peneliti

dengan model strategi cooperative tipe synergetic teaching.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan bagian penelitian yang menggambarkan alur

pikir suatu penelitian. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa siswa memilik

kesulitan dalam memahami materi IPS yang disampaikan oleh gurunya. Hal ini

diakibatkan oleh adanya proses pembelajaran yang monoton, hubungan timbal

balik antar siswa dan guru yang kurang pada saat pembelajaran berlangsung

sehingga menyebabkan siswa tidak memiliki semangat atau ketertarikan untuk

belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa adalah dengan penerapan strategi pembelajaran synergetic teaching. Dengan

menerapkan strategi pembelajaran ini diharapkan siswa yang awalnya tidak

tertarik dan kurang aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung, untuk

mengetahui secara pasti dengan melakukan penerapan strategi pembelajaran

synergetic teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu dilakukan

penelitian secara mendalam. Secara sederhana gambar kerangka pikir penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 44: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

26

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Bepikir

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori relevan bukan berdasarkan fakta-fakta

empiris yang didapatkan melalui pengumpulan data.

Uraian teoritis yang telah dilakukan di atas, dan peneliti dapat

mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu penerapan strategi

pembelajaran kooperatif type synergetic teaching dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru.

KONDISI AWAL

Guru : Proses pembelajaran yang monoton, strategi pembelajaran yang kurang menarik

Siswa/yang diteliti : Tingkat pemahaman materi masih kurang dimengerti dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan

TINDAKAN Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif type synergetic teaching dalam penelitian pembelajaran IPS diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

SIKLUS I Guru memberikan arahan, membantu mengidentifikasi masalah dan membantu menarik kesimpulan

SIKLUS II Guru memberikan stimulasi, memberikan arahan, membantu mengidentifikasi masalah dan membantu menarik kesimpulan

KONDISI AKHIR

Penerapan strategi pembelajaran kooperatif type synergetic teaching diduga dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.

Page 45: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan, karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Menurut Arikunto

(Siswanto, 2019: 15) penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar

dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran.

Menurut Suhardjono (Siswanto, 2019: 149-150) ada empat kegiatan

utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan,

(c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Model-6 (Siswanto, 2019: 150)

Siklus I

Siklus II

27

Page 46: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

28

Perencanaan adalah proses menentukan rencana perbaikan yang

menyimpang dari gagasan peneliti. Sedangkan tindakan adalah pengolahan yang

dilakukan oleh peneliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Pengamatan

mengacu pada berbagai kelemahan dari tindakan yang diambil untuk menentukan

efektivitas tindakan. Refleksi merupakan kegiatan yang menganalisis hasil

observasi untuk menghasilkan rencana baru.

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat bagian.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang

dilaksanakan pada siklus pertama tersebut guru/peneliti menentukan rencana

untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus II dapat berupa kegiatan yang sama

dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau

untuk meyakinkan/ menguatkan hasil (Siswanto, 2019: 150)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, yang dilakukan pada semester ganjil

tahun ajaran 2020/2021 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Faktor

yang diteliti yaitu penerapan strategi pembelajaran Cooperative Synergetic

Teachinguntuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang

Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2020 hingga

Oktober 2020 dan mencakup semua kegiatan mulai dari menemukan masalah

hingga melaporkan hasil penelitian. Antara April 2020 hingga Mei 2020, kegiatan

Page 47: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

29

penelitian dilakukan dalam bentuk proposal penyusunan instrumen. Tindakan

diambil pada 7-19 Oktober 2020. Kalender pendidikan tahuan ajaran 2020/2021

(setiap semester) telah disesuaikan. Tindakan tersebut didasarkan pada kurikulum

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Inpres Padang Lampe yang

menjadi subjek penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Padang Kecamatan

Pujananting Kabupaten Barru yang berjumlah 13 siswa. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching untuk

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.

Berdasarkan keadaan tersebut diharapkan penerapan strategi

pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching ini dapat meningkatkan hasil

belajar IPS.

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Kelas Laki-laki Perempuan

V 7 Siswa 5 Siswa Jumlah 13 Siswa

Sumber: (Guru Kelas V SDI Padang Lampe Kec. Pujananting Kab. Barru)

Page 48: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

30

C. Faktor yang Diselidiki

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa

faktor yang akan diselidiki pada penelitian ini, yaitu:

1. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan

strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching untuk

meningkatkan hasil belajar IPS.

2. Aktivitas guru, apakah guru memberikan strategi atau model pembelajaran

pada saat mengajar sehingga siswa tertarik dengan pelajaran IPS dan

memahami nilai-nilai sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hasil belajar yang dicapai siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran

cooperative type synergetic teaching terhadap materi pembelajaran IPS.

D. Prosedur Penelitian

Beberapa ahli telah mengajukan model penelitian tindakan dengan

diagram yang berbeda. Menurut Arikunto (Siswanto, 2019) biasnya ada empat

tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, berikut ini adalah

penjelasannya.

1. Siklus I

Proses tindakan siklus I merupakan langkah awal dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas. Tahapan-tahapan pada siklus I adalah perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan selama kurang lebih 3 (tiga)

kali pertemuan. Berikut penjelasan prosedurnya:

Page 49: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

31

a. Perencanaan Tindakan I

Perencanaan dilakukan sebelum siswa dikenai tindakan. Pada tahap ini

peneliti merencanakan skenario pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas.

Hal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu

dipersiapkan perangkat yang meliputi :

1) Identifikasi pembelajaran dan materi yang akan digunkan sebagai bahan

penelitian.

2) Menggunakan strategi pembelajara kooperatif type synergetic teaching untuk

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Membuat atau menyiapkan alat yang terdiri dari kegiatan belajar mengajar

guru dan tabel observasi kegiatan siswa

4) Membuat lembar tes hasil belajar siklus I dan siklus II

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah menerapkan

strategi pembelajaran cooperative synergetic teaching pada pembelajaran IPS.

Penelitian ini didasrkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah ditetapkan. Tindakan yang dilakukan adalah meningkatkan aktivitas

pembelajaran penelitian IPS siswa kelas V, melalui penerapan strategi

pembelajaran kooperatif type synergetic teaching. Tindakan dilakukan dalam satu

tahap, yaitu tahap pendahuluan, inti dan penutup. Pada fase pendahuluan :

1) Guru mengkondisikan kelas kemudian mengucapkan salam, menanyakan kabar

dan mengecek kehadiran siswa

Page 50: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

32

2) Guru memberikan apersepsi agar siswa siap mengikuti pembelajaran dengan

baik.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai

berikut :

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi dua kelompok, kemudian

kelompok satu dipindahkan pada ruangan yang berbeda, yang tidak

memungkinkan mereka untuk mendengarkan pembelajaran peneliti

menjelaskan materi pelajaran yang akan diajarkan. Pastikan penjelasan yang

diberikan dipahamui dengan benar dan sesuai dengan perkiraan waktu

pembelajaran.

3) Peneliti juga memberikan bahan bacaan kepada kelompok dua.

4) Peneliti mengelompokkan kembali kedua kelompok.

5) Peneliti meminta siuswa untuk mencari pasangan teman dari yang menerima

pembelajaran dengan cara yang berbeda tadi, kemudian siswa membandingkan

hasil catatannya.

6) Peneliti menanyakan dan menjawab hal-hal yang tidak diketahui siswa.

7) Peneliti meminta beberapa siswa untuk mengkomunikasikan hasil belajaranya

atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

8) Peneliti memberikan penjelasan pada jawaban siswa yang belum tepat atau

masih kurang jelas.

Page 51: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

33

Tahap akhir/penutup meliputi beberapa bagian, yaitu:

1) Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2) Peneliti menutup pelajaran dengan memberikan pesan moral kepada siswa.

d. Pengamatan/ Pengumpulan Data I

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,

yang digunakan untuk mengamati segala aktivitas yang dilakukan dalam dalam

proses pembelajaran. Selama proses observasi peneliti didampingi oleh guru

pendamping atau teman sejawat, hal ini dilakukan untuk memberikan masukan

dan pendapat atas pembelajaran yang dilaksanakan sehingga masukan dari

pengamat dapat digunkan untuk perbaikan pada pembelajaran siklus selanjutnya.

Setelah itu, peneliti menggunakan strategi pembelaharan kooperatif type

synergetic teaching untuj mengamati hasil belajar pembelajaran IPS, terlepas dari

apakah proses pembelajaran tersebut mengalami peningkatan.

e. Refleksi I

Refleksi adalah memeriksa apa yang terjadi atau tidak terjadi, apa yang

terjadi, mengapa itu terjadi, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil

refleksi digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya perbaikan

siklus II. Bercermin setelah melaksanakan tindakan observasi. Pada tahap ini

dianalisi peningkatan kinerja guru dan kativitas siswa dalam menerapkan strategi

pembelajaran kooperatif type synergetic teaching untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Page 52: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

34

2. Siklus II

Proses tindakan siklus II dilakukan sebagai perbaikan apabila masih ada

kekurangan pada siklus sebelumya. Siklus ini dilakukan bertujuan untuk

memperbaiki kekurangan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II juga melalui

tahapan yang sama seperti siklus I. Secara rinci langkah-langkah tindakan dalam

siklus II yaitu :

a. Perencanaan Tindakan II

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari

perencanaan pada siklus I. Siklus I dapat digunakan sebagai refleksi terhadap

siklus II. Siklus II digunakan untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang masih

kurang pada siklus I, dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang

telah dicapai pada siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh beda dengan tindakan

pada siklus I. Namun, pada siklus II ini pelaksanaannya dilakukan dengan

berdasarkan refleksi dan beberapa revisi dari siklus I agar dapat lebih

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Tindakan ini dilakukan dalam satu pertemuan yang terbagi atas tiga tahap

yaitu tahap pembuka, inti dan penutup. Pada tahap kegiatan pembuka:

1) Peneliti mengkondisikan siswa agar siap belajar,

2) Peneliti mengulas kembali hasil belajar IPS siklus II

Page 53: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

35

Tahap inti pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Peneliti mengulas sekilas kekurangan pada pertemuan sebelumnya disiklus I

2) Peneliti memberikan perbaikan berupa masukan terkait kesalahan-kesalahan

siswa pada siklus I

3) Melalui metode ceramah siswa mendengarkan penjelasan peneliti mengenai

materi yang belum dimengerti oleh siswa.

4) Peneliti menyampaikan/memberikan materi bacaan pada kelompok kedua pada

waktu yang sama.

5) Peneliti menggabungkan kembali kedua kelompok tersebut.

6) Peneliti meminta siswa untuk mencari pasangan kawan yang tadi menerima

pelajaran dengan cara berbeda, yang kemudian siswa saling membandingkan

hasil catatan pelajaran

7) Peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

8) Peneliti meminta beberapa orang siswa untuk menyampaikan hasil belajar

mereka atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

9) Peneliti memberikan penjelasan untuk jawaban siswa yang belum jelas.

Tahap akhir/penutup meliputi beberapa bagian, yaitu:

1) Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2) Peneliti menutup pelajaran dengan memberikan pesan moral kepada siswa.

Page 54: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

36

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data II

Pengamatan siklus II ini kegiatannya sama dengan siklus I, namun lebih

ditekankan pada siswa yang masih kurang dalam penguasaan materi IPS.Setelah

itu peneliti melihat hasil belajar dari pembelajaran materi IPS dengan menerapkan

strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching, apakah mengalami

peningkatan atau tidak dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II.

d. Refleksi II

Refleksi merupakan kegiatan mengungkapkan atau mengomentari

kegiatan yang ada, terlepas dari apakah kegiatan tersebut mengalami peningkatan

dari siklus sebelumnya. Kegiatan reflektif semacam ini sangat cocok dilakukan

pada saat peneliti menyelesaikan tindakan pada siklus II dan saat peneliti

melakukan tes tertulis pada pembelajaran siklus II.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah

sebagai berikut:

1. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk mengamati kemampuan

peneliti dalam melaksanakan pembelajaran, dan mengamati secara langsung

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPS materi bentuk-bentuk interaksi

manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial

budaya ekonomi masyarakat Indonesia.

2. Menyusun tes akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tes

akhir dilakukan sebnayak dua kali dalam bentuk tertulis, yaitu pada siklus I dan

siklus II.

Page 55: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

37

3. Dokumentasi digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data-

data berupa gambaran tentang kegiatan dalam proses berlangsungnya

pembelajaran IPS.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diambil dengan beberapa teknik diantaranya

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

sedang berlangsung (Sudaryono dalam Farida 2019 : 18).

2. Tes

Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti dapat melakukan tes hasil

belajatr dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif type synergetic

teaching untuk melihat hasil belajar siswa. Tes tersebut berupa sekumpulan

pertanyaan yang harus dipilih atau dijawab.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,

sehingga aktivutas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan menerapkan

strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching terekam dalam foto.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif dengan presentase. Caranya, jika semua data sudah terkumpul,

bagi menjdai dua kelompok, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk data

Page 56: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

38

kualitatif berupa kata atau kalimat yang dideskripsikan dalam kata atau kalimat,

pisahkan sesuai kategaorinya untuk memperoleh kesimpulan. Selain itu, data

kuantitatif disajikan dan diinterpretasikan dalam bentuk digital.

Sukarmini (2012), Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

data aktivitas guru dan kativitas siswa. Setelah pengumpulan datan aktivitas guru

dan aktivitas siswa melalui observasi, data tersebut akan diolah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑝 =f

N𝑥 100%

Keterangan :

f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P = Angka presentase

Menurut Suharsimi Arikunto (Sukarmini, 2012) pada saat menentukan

kriteria penialaian hasil penelitian, maka dikelompokkan empat kriteria evaluasi

yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah. Standar persentase adalah

sebagai berikut :

1. Jika persentasenya antara 76% - 100% disebut “Sangat Tinggi”

2. Jika persentase antara 56% - 75% dianggap “Tinggi”

3. Jika persentasenya antara 40% - 55% itu disebut “Rendah”

4. Jika persentasenya kurang dari 40% disebut “Sangat Rendah”.

Page 57: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

39

Analisis tingkat keberhasilan atau presentase hasil belajar setelah proses

belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus, tujuannya

untuk melihat tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap

indikator baik secara individual maupun klasikal. Adapun perhitungannya adalah

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1. Ketuntasan individu

S = 𝑅

𝑁× 100 %

Keterangan :

S = Ketuntasan belajar secara individu

R = Skor yang diperoleh siswa

N = Skor maksimum dari tes

Ketuntasan individual tercapai jika ≥ 70 %

2. Ketuntasan Klasikal dengan menggunakan rumus :

PK = 𝐽𝑇

𝐽𝑆× 100 %

Keterangan :

PK =Persentase ketuntasan klasikal

JT = Jumlah siswa yang tuntas

JS =Jumlah seluruh siswa

Ketuntasan klasikal tercapai jika ≥ 85 %

(Ngalim Purwanto dalam Efrinaldi, 2011 : 31)

Page 58: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

40

H. Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau kefektifan penelitian (Ekosusilo, 2007).

Pada PTK, indikator kinerja dijadikan ukuran keberhasilan tindakan.Adapun

indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ada tes menunjukkan

adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II,

dengan penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching

dapat mencapai 70, artinya dengan nilai tersebut hasil belajar IPS siswa sudah

mencapai KKM yang telah ditentukan dalam pembelajaran IPS di kelas V SD

Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, dan dikatakan

berhasil apabila 85% siswa telah memenuhi ketuntasan klasikal.

Page 59: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada Bab ini akan diuraikan tentang deskripsi hasil penelitian dan

pembahasan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Padang Lampe Kecamatan

Pujananting Kabupaten Barru pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021

dimana siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa yang terdiri dari

8 siswa laki-laki (62%) dan 5 siswa perempuan (38%). Hasil penelitian yang

diuraikan secara garis besar meliputi pelaksanaan tindakan kelas per siklus

sebanyak tiga kali pertemuan.

Hasil yang akan dikemukakan pada bagian ini adalah hasil penelitian

tindakan kelas tentang penerapan strategi pembelajaran cooperative type

synergetic teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres

Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Hasil penelitian ini

berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk tabel. Subjek

penelitian membagi tiga kategori, sebelum melakukan tindakan, tindakan pada

siklus I dan tindakan yang peneliti lakukan pada siklus II.

1. Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan Dilakukan

Objek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Menurut pengamatan peneliti, hasil

belajar IPS siswa belum dapat dikatakan optimal, sehingga peneliti berharap

adanya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, sehingga berencana

41

Page 60: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

42

untuk mengambil tindakan pada pertemuan proses pembelajaran selanjutnya.

Tabel berikut mencantumkan hasil belajar siswa kelas V sebelum tindakan :

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan

No Nama Siswa Nilai (%) Ketuntasan

1 Hardika 50 Tidak Tuntas 2 Muhammad Haikal 50 Tidak Tuntas 3 Muhammad Hendrawan Rusli 60 Tidak Tuntas 4 Muhammad Ismail 40 Tidak Tuntas 5 Resky Rehanullah 70 Tuntas 6 Rahmatul Fitrah 40 Tidak Tuntas 7 Syawal Ramadan 50 Tidak Tuntas 8 Vikrianza Al-Alif 60 Tidak Tuntas 9 Afiqah Jazila Marsa 70 Tuntas

10 Imelda 70 Tuntas 11 Nurul Hudayah 60 Tidak Tuntas 12 St. Marianti. U 70 Tuntas 13 Wilda 50 Tidak Tuntas

Jumlah 740 Nilai Rata-rata 56,92

Tuntas 30,77% Tidak Tuntas 69,23%

Sumber: (Data Wali Kelas V)

Nilai rata-rata siswa kelas V menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum semuanya mencapai KKM, dan

ketuntasan secara klasikal belum tercapai yaitu masih 30,77%. Oleh karena itu,

peneliti berharap dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar

IPS siswa sehingga dapat merencanakan tindakan dengan menerapkan strategi

pembelajaran kooperatif type synergetic teaching pada aktivas belajar mengajar

selanjutnya.

Page 61: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

43

2. Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I mencakup aktivitas guru dan siswa

serta hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam mata pelaaran IPS adalah dengan menerapkan strategi

pembelajaran cooperative type synergetic teaching. Kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh peneliti akan tergambar pada penjelasan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan I

Tahap perencanaan ini peneliti menyusun beberapa rencana atau hal yang

harus dilalukan sebelum melaksanakan tindakan, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan pembelajaran dan materi yang akan digunakan sebagai bahan

penelitian.

2) Membuat perancanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching.

3) Membuat instrumen yang terdiri dari lembar observasi kegiatan pembelajaran

guru dan aktivitas siswa, serta lembar tes hasil belajar siklus I dan siklus II

b. Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan I berlangsung selama 3 kali pertemuan, 2 kali

pertemuan pada proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan pemberian tes hasil

belajar berupa tes tertulis. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis tanggal 08

Oktober 2020, pertemuan kedua hari Jumat tanggal 09 Oktober 2020 dan

pertemuan ketiga hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2020. Proses pembelajaran IPS

Page 62: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

44

dengan menerapkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching

dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, inti dan penutup.

1) Pertemuan 1 (08 Oktober 2020)

a) Kegiatan Pembuka

Peneliti mengkondisikan kelas kemudian mengucapkan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Memberikan apersepsi,

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa langkah

dalam menerapkan strategi cooperative synergetic teaching.

b) Kegiatan Inti

Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok yang kemudian

dipisahkan ke ruangan yang berbeda. Pada kelompok satu, guru membagikan

gambar mengenai interaksi/altivitas manusia dengan lingkungannya, siswa

kelompok satu kemudian mendiskusikan gambar yang telah dibagikan dan

mencatat hasil diskusi. Pada siswa kelompok dua, guru memberikan penjelasan

mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya

terhadap sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Siswa kelompok dua mencatat hal penting dari penjelasan materi yang

telah disampaiakan oleh guru. Guru kembali menggabungkan kedua kelompok

tersebut pada ruangan yang sama, kemudian masing-masing siswa memilih

pasangan dari kelompok yang berbeda. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan yang telah dipilih tadi.

Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami.

Page 63: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

45

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menutup pembelajaran pada

pertemuan pertama siklus I yaitu peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti

memberikan pesan moral kepada siswa dan menutup kegiatan pembelajaran

dengan do’a dan salam.

2) Pertemuan 2 (09 Oktober 2020)

a) Kegiatan Pembuka

Siswa kelas V memulai pembelajaran dimana peneliti mengkonsikan

kolom rumah sebagai tempat belajar kemudian mengucapkan salam kepada siswa,

melakukan apersepsi dan pengecekan kehadiran siswa serta melakukan tanya

jawab terkait mengenai hal yang telah dicapai pada pembelejaran sebelumnya.

b) Kegiatan Inti

Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada

ruangan yang berbeda, pada kelompok satu, peneliti menjelaskan materi dengan

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Kemudian siswa

mencatat hala-hala penting yang telah disampaikan oleh peneliti dan jawaban para

siswa mengenai materi yang diajarkan. Siswa kelompok dua melakykan diskusi

mengenai materi yang telah dituliskan oleh peneliti di papan tulis, kemudian siswa

mencatat hal yang didapatkan dari kegiatan diskusi materi dan dapat

mengelompokkan contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan sosial, budaya

dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Page 64: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

46

Peneliti kembali menggabungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan

yang sama, kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok

yang berbeda. Kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada tiap siswa

untuk membandingkan catatan dengan pasangannya dari kelompok lain yang cara

belajaranya berbeda. Peneliti menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan

membacakan hasil membandingkan catatan, dan peneliti memberikan penguatan

atas jawaban dari siswa.

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan yang dilakukan untuk menutup pembelajaran pertemuan kedua

siklus I yaitu peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan peneliti memberikan pesan moral

kepada siswa. Kemudian menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data I

Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar dalam pembelajaran IPS

dengan materi interaksi manusia dengan lingkungan dan aktivitas masyarakat

dalam pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia pada kelas

V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru dengan

menerapkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching pada

siklus I menunjukkan bahwa secara umum peneliti melaksanakan pembelajaran

berdasarkan tahapan dalam strategi syenergetic teaching, walaupun masih ada

aspek tertentu yang masih belum dan kurang optimal dalam pelaksanaannya.

Page 65: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

47

Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran IPS melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative synergetic

teaching di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten

Barru pada siklus I dijelaskan sebagai berikut:

1) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama siklus I

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Pertama Siklus I

No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak

1. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok. √

2. Guru memerintahkan kepada anggota kelompok pertama agar pindah ke ruangan lain.

3. Pada waktu yang sama guru mengajar kedua kelompok dengan menggunakan metode ajar yang berbeda.

4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda.

5. Guru meminta siswa untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang diperoleh melalui metode pembelajaran yang berbeda.

6. Guru mengajak beberapa siswa ke depan kelas dan membacakan hasil cacatan yang telah dibandingkan dengan pasangannya.

Jumlah 4 2 Presentase 67% 33%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

𝑃 =f

N𝑥 100%

P = 4

6𝑥 100%

P = 0,67 x 100%

P = 67%

Page 66: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

48

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa kegiatan

guru saat menerapkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching

umumnya mempunyai alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, kemudian jawaban

“Ya” diperoleh pada siklus pertama sebanyak 4 kali, rata-rata 67%. Pada saat

yang sama, ada 2 alternatif jawaban, dengan rata-rata 33%. Angka 67% yang

menggantikan jawaban “Ya” berada pada kisaran 56%-75%, yang dikatakan

tinggi.

Pada pertemuan pertama siklus I aktivitas guru kurang maksinal, karena

guru asyik memperhatikan siswa yang berisik dan bermain-main. Sehingga

terdapat beberapa tahapan belajar mengajar yang belum dapat dilakukan oleh guru

secara benar dan sempurna. Oleh karena itu, observer akan mengevaluasi aktivitas

guru berdasarkan alternatif jawaban “tidak”. Observasi aktivitas siswa dilakukan

pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun jumlah aktivitas siswa juga

ada 6 jenis aktivitas relevan dengan aktivitas guru. Hasil aktivitas siswa pada

pertemuan pertama siklus I setelah diadakan tindakan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Pertama Siklus I

No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ 3

2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ 5

3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ 4

4 Muhammad Ismail √ √ 2

5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ 2

Page 67: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

49

7 Syawal Ramdan √ √ √ √ 4

8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ 4

9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6

10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ 4 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ 5 13 Wilda √ √ √ √ 4

Jumlah 13 10 8 12 8 4 55 Presentase 100% 77% 62% 92% 62% 31% 71%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Keterangan:

1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.

2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.

3. Siswa megikuti kelas dengan tertib

4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda

5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.

6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas pada pertemuan pertama siklus I

SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru hasil

observasi aktivitas siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V, ketika guru

mengelompokkan siswa, 13 orang yang bersemangat atau 100% yang terlihat

antusias. Kelompok yang pindah ke ruangan lain berjumlah 11 orang terhitung

85%, dan jumlah siswa yang menyimak topik sebanyak 8 siswa terhitung 62%.

Siswa yang mencari pasangan dari kelompok lain sebanyak 12 orang atau 92%,

siswa yang membandingkan catatan belajarnya sebanyak 8 orang atau 62% dan

siswa yang maju kedepan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan

Page 68: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

50

sebanyak 4 orang atau 31% serta siswa yang tidak naik di depan kelas

membacakan hasil membandingkan catatannya sebanyak 9 orang atau 69%.

Ketika guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, aktivitas

siswa yang terlihat antusias atau bersemangat, siswa pindah ke ruangan lain, siswa

yang dengan tertib mendengarkan pelajaran, dan siswa yang mencari kawan dari

anggota kelompok yang berbeda, serta siswa yang membandingkan catatannya,

dan siswa yang maju ke depan membacakan hasil belajarnya di klasifikasikan

71% atau tergolong efektif karena berkisar antara 56% hingga 75%.

2) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan kedua siklus I Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi

Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak

1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok √

2. Guru meminta kelompok satu pindah ke ruangan yang lain √

3. Guru menyampaikan materi pada kedua kelompok dengan metode yang berbeda, pada waktu yang sama √

4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda cara menerima pelajaran

5. Guru meminta untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang mereka peroleh dari cara yang berbeda tersebut

6. Guru meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari membandingkan catatan √

Jumlah 5 1 Presentase 83% 17%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Page 69: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

51

𝑃 =f

N𝑥 100%

P = 5

6𝑥 100%

P = 0,83 x 100%

P = 83%

Hasil data pada Tabel 4.4 di atas, dapat menunjukkan bahwa kegiatan

guru dalam penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching

umumnya mempunyai alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, sehingga diperoleh

jawaban “Ya” sebnayak 5 kali pada siklus pertama pertemuan kedua rata-rata

83%. Alternatif jawaban “Tidak” adalah 1, dengan rata-rata 17%. Nilai 83%

jumlah jawaban “Ya” ada pada kisaran 76%-100%, yang dikataka sangat tinggi.

Aktivitas guru yang sudah maksimal pada pertemuan kedua siklus I

namun belum sempurna, disebabkan oleh siswa yang berisik dan bermain

sehingga guru harus memberikan perhatian yang lebih pada siswa yang berbuat

ulah tersebut. Sehingga terdapat beberapa langkah pembelajaran yang tidak dapat

guru pelajari dengan benar dan sempurna, sehingga pengamat akan menilai

aktivitas guru berdasarkan pilihan jawaban “Tidak”.

Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Adapun jumlah aktivitas siswa juga ada 6 jenis aktivitas relevan

dengan aktivitas guru. Hasil aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I setelah

diadakan tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini..

Page 70: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

52

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ √ √ √ 6 2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √ 6

3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √ 6

4 Muhammad Ismail √ √ 2 5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ √ 3 7 Syawal Ramdan √ √ √ √ √ 5 8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ 5 9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6

10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √ 6 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √ 6 13 Wilda √ √ √ √ √ √ 6

Jumlah 13 12 11 11 12 10 69 Presentase 100% 92% 85% 85% 92% 77% 89%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Keterangan:

1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.

2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.

3. Siswa megikuti kelas dengan tertib

4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda

5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.

6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.

Berdasarkan data pada tabel 4.5 di atas, pada pertemuan kedua siklus I

hasil observasi aktivitas siswa di SD Inpres Padang Lampe Kecamatan

Pujananting Kabupaten Barru pada mata pelajaran IPS, saat guru

mengelompokkan siswa, ada 13 orang atau 100% siswa yang terlihat antusias.

Anggota pada kelompok pertama yang pindah ke ruangan lain ada 12 orang atau

Page 71: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

53

92%. Kemudian siswa yang mendengarkan materi dengan tertib sebanyak 11

orang atau 85%, siswa yang mencari pasangan dari anggota kelompok lain

sebanyak 11 orang atau 85%, dan siswa yang membandingkan catatan belajarnya

sebanyak 12 orang atau 92%, siswa yang maju ke depan kelas membacakan hasil

dari membandingkan catatan sebanyak 10 orang atau 77%, serta siswa yang tidak

naik di depan kelas membacakan hasil membandingkan catatannya sebanyak 3

orang atau 23%.

Saat guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, siswa yang

terlihat antusias atau bersemangat, anggota kelompok satu pindah ke ruangan

lain, siswa yang mendengarkan topik dengan tertib, siswa mencari kawan dari

kelompok yang berbeda, siswa membandingkan catatan dan siswa maju kedepan

kelas membacakan hasil belajarnya yang tergolong sangat aktif, karena nilai 89%

berada pada kisaran 76% - 100%.

Seperti terlihat pada tabel di bawah ini, penerapan strategi pembeljaran

kooperatif type synergetic teaching pada siklus I, hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru adalah sebagai berikut.

Page 72: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

54

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I

No Nama Siswa Skor Setiap Butir

Soal Nilai Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Hardika 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 50 TT 2 Muhammad Haikal 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 60 TT 3 Muhammad Hendrawan Rusli 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 50 TT 4 Muhammad Ismail 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 50 TT 5 Resky Rehanullah 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 70 T 6 Rahmatul Fitrah 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 60 TT 7 Syawal Ramadhan 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 60 TT 8 Vikrianza Al-Alif 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 70 T 9 Afiqah Jazila Marsa 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 80 T

10 Imelda 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 80 T 11 Nurul Hudayah 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 70 T 12 St. Marianti. U 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 80 T 13 Wilda 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 70 T

Jumlah 850 Nilai Rata-rata 65,38

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Keterangan :

T = Tuntas

TT = Tidak tuntas

Ketuntasan Klasikal :

Tuntas = 7 orang

= 𝐽𝑇

𝐽𝑆 × 100%

= 7

13 × 100%

= 53,85%

Tidak Tuntas = 6 orang

= 𝐽𝑇

𝐽𝑆 × 100%

= 6

13 × 100%

= 46,15%

Page 73: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

55

Tabel 4.7 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai (%) Ketuntasan 1 Hardika 50 Tidak Tuntas 2 Muhammad Haikal 60 Tidak Tuntas 3 Muhammad Hendrawan Rusli 50 Tidak Tuntas 4 Muhammad Ismail 50 Tidak Tuntas 5 Resky Rehanullah 70 Tuntas 6 Rahmatul Fitrah 60 Tidak Tuntas 7 Syawal Ramadhan 60 Tidak Tuntas 8 Vikrianza Al-Alif 70 Tuntas 9 Afiqah Jazila Marsa 80 Tuntas

10 Imelda 80 Tuntas 11 Nurul Hudayah 70 Tuntas 12 St. Marianti. U 80 Tuntas 13 Wilda 70 Tuntas

Jumlah 850 Nilai Rata-rata 65,38

Tuntas 53,85% Tidak Tuntas 46,15%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Hasil tes evaluasi pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 siklus I di atas setelah

dilakukan tindakan mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup

signifikan jika dibandingkan dengan nilai pada sebelum tindakan. Jumlah siswa

yang mencapai KKM sebanyak 7 orang atau 53,85% dan 6 siswa belum mencapai

KKM atau 46,15%. Namun, karena standar klasikal yang telah ditetpakan belum

tercapai, maka perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.

Page 74: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

56

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Pada Siklus I

d. Refleksi I

Memperhatikan uraian proses pembelajaran tersebut di atas, dan dapat

dilihat bahwa pengaruh belajar siswa melalui startegi pembelajaran kooperatif ini

belum memuaskan hasilnya. Berdasarkan hasil observasi peningkatan hasil belajar

pada siklus I, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam proses

pembelajaran, antara lain :

1) Keterampilan dan kemampuan peneliti masih minim dalam menerapkan

strategi pembelajaran synergetic teaching, sehingga penyajian materi yang

dilakukan peneliti kurang sistematis dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Begitu juga dalam proses pembelajaran peneliti terlihat sulit mengontrol

kegiatan dan keberhasilan siswa.

2) Melalui penggunaan strategi pembelajaran synergetic teaching untuk seluruh

siswa, supervisi penelitian yang kurang merata selama proses pembelajaran,

5.4

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

Hasil Belajar Siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 75: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

57

sehingga hanya sedikit siswa yang aktif, dan beberapa siswa tampak apsif dan

sibuk, seperti bermain dan mengganggu teman meraka yang sedang belajar.

3) Kemandirian siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan belum optimal, karena

siswa masih belum mengenal metode pembelajaran yang digunakan. Secara

umum, aktivitas siswa harus ditingkatkan lagi dan dibutuhkan supervisi.

4) Dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum tindakan, hasil belajar siswa

setelah tindakan terlihat lebih baik. Akan tetapi hasilnya belum optimal,

sehingga diperlukan untuk melakukan peningkatan kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan peneliti, siswa maupun hasil belajarnya.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, maka perlu

dilakukan siklus selanjutnya, yaitu siklus II dengan tujuan untuk meningkatkan

hasil belajar IPS siswa pada materi interaksi manusia dengan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat

Indonesia di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten

Barru dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching akan lebih

ditingkatkan pada siklus II, dan siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi akan

dipertahankan.

a. Perencanaan Tindakan II

Langkah-langkah yang harus diselesaikan pada rencana tindakan siklus II

adalah melengkapi persiapan pembelajaran, seperti : mengindentifikasi bahan,

bahan pembelajaran yang digunakan sebagai bahan dalam penelitian,

menggunakan strategi pembelajaran synergetic teaching untuk menyusun RPP,

Page 76: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

58

dan mmebuat alat kegiatan guru dan siswa yang terdiri dari atbel observasi

kegiatan dan instrumen tes hasil belajar siswa.

b. Perlaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan penelitian pada siklus II berlangsung selama 3 kali

pertemuan, 2 kali pertemuan pada proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan

pemberian tes hasil belajar berupa tes tertulis. Pertemuan pertama dilaksanakan

hari Kamis tanggal 15 Oktober 2020, pertemuan kedua hari Jumat tanggal 16

Oktober 2020 dan pertemuan ketiga hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2020. Proses

pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching

dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, inti dan penutup.

1) Pertemuan 1 (15 Oktober 2020)

a) Kegiatan Pembuka

Peneliti mengkondisikan kelas kemudian mengucapkan salam yang

dilanjut dengan menanyakan kabar siswa. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa

yang dipimpin oleh salah seorang siswa yang datang paling awal sebagai bentuk

menghargai kedisiplinan, selanjutnya peneliti memberikan apersepsi dan

menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran dan langkah-langkah dari strategi

pembelajaran synergetic teaching.

b) Kegiatan Inti

Peneliti mengulas sekilas kekurangan-kekurangan pada pertemuan

sebelumnya disiklus I dan memberikan perbaikan berupa masukan terkait

kekurangan-kekurangan siswa pada siklus I. Selanjutnya siswa mendengarkan

penjelasan peneliti mengenai materi yang belum diketahui atau dimengerti oleh

Page 77: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

59

siswa. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok dan dipisahkan

ke ruangan yang lain untuk menerima pembelajaran dengan cara yang berbeda,

dimana pada kelompok satu, peneliti memberikan penjelasan mengenai materi

pengelompokan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah dalam upayah

pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia. Kemudian pada kelompok

dua, peneliti menyampaikan materi dengan metode ceramah dan membagikan teks

bacaan berisi materi kondisi pembelajaran. Peneliti kembali menggabungkan

kedua kelompok tersebut dan siswa memilih pasangan kawan dari kelompok yang

berbeda dan membandingkan catatannya. Setelah itu siswa membacakan hasil

diskusi dari membandingkan catatan di depan kelas dan peneliti memberi

penguatan dari penyimpulan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan yang dilakukan peneliti untuk menutup pembelajaran pada

pertemuan pertama siklus II yaitu peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti

memberikan pesan moral kepada siswa dan menutup kegiatan pembelajaran

dengan do’a dan salam.

2) Pertemuan 2 (16 Oktober 2020)

a) Kegiatan Pembuka

Peneliti mengkondisikan kelas, mengucapkan salam dan mengajak semua

siswa berdo’a, dilanjutkan dengan pengecekan kehadiran siswa dan melakukan

apersepsi. Lalu bertanya jawab mengenai letak geogragfis Indonesia.

Page 78: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

60

b) Kegiatan Inti

Peneliti kembali membagi siswa menjadi dua kelompok dan

memindahkan kelompok satu ke ruangan yang lain. Peneliti melakukan

pembelajaran pada kelompok satu dengan menjelaskan materi dengan

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, kemudian siswa

mencatat hal penting yang telah disampaikan oleh peneliti. Siswa pada kelompok

dua melakukan diskusi mengenai materi yang telah dituliskan oleh guru di papan

tulis. Kemudian siswa kelompok dua mencacat hal yang diketahui dari kegiatan

diskusi materi pengelompokan contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan

sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Peneliti kembali menggabungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan

yang sama, kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok

yang berbeda, dan peneliti memberikan kesempatan pada sisawa untuk

menggabungkan atau membandingkan catatan hasil dari cara belajar mereka yang

berbeda. Peneliti menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan membacakan

hasil dari membandingkan catatannya.

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam menutup pembelajaran pada

pertemuan kedua siklus II yaitu peneliti menunjuk salah seorang siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti

memberikan pesan moral kepada siswa dan menutup kegiatan pembelajaran

dengan do’a dan salam.

Page 79: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

61

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data II

Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar dalam pembelajaran IPS

dengan materi bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat

Indonesia pada kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru dengan menerapkan strategi pembelajaran cooperative type

synergetic teaching pada siklus II menunjukkan bahwa secara umum peneliti

melaksanakan pembelajaran berdasarkan tahapan dalam strategi syenergetic

teaching, walaupun masih ada aspek tertentu yang masih belum dan kurang

optimal dalam pelaksanaannya.

Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua siklus II dalam mengikuti pembelajaran IPS

melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative synergetic teaching di kelas

V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pada siklus

II dijelaskan sebagai berikut:

Page 80: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

62

1) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama siklus II

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Pertama Siklus II

No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak

1. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok. √

2. Guru memerintahkan kepada anggota kelompok pertama agar pindah ke ruangan lain. √

3. Pada waktu yang sama guru mengajar kedua kelompok dengan menggunakan metode ajar yang berbeda. √

4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda.

5. Guru meminta siswa untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang diperoleh melalui metode pembelajaran yang berbeda.

6. Guru mengajak beberapa siswa ke depan kelas dan membacakan hasil cacatan yang telah dibandingkan dengan pasangannya.

Jumlah 6 0 Presentase 100% 0%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

𝑃 =f

N𝑥 100%

P = 6

6𝑥 100%

P = 1 x 100%

P = 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.8 di atas, pada pertemuan pertama siklus

II hasil aktivitas guru pada mata pelajaran PS siswa kelas V SD Inpres Padang

Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru adalah senilai 100% sehingga

tergolong sempurna/sangat tinggi.

Page 81: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

63

Tabel berikut menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa kelas V SD

Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pada pertemuan

pertama setalah diberikan tindakan.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus II

No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ √ √ √ 6 2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √ 6

3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √ 6

4 Muhammad Ismail √ √ √ √ 4 5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ √ √ 4 7 Syawal Ramdan √ √ √ √ √ 5 8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ √ 6

9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6

10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √ 6 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √ 6 13 Wilda √ √ √ √ √ 5

Jumlah 13 13 10 12 12 12 72 Presentase 100% 100% 77% 92% 92% 92% 92%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Keterangan:

1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.

2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.

3. Siswa megikuti kelas dengan tertib

4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda

5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.

6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.

Page 82: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

64

Berdasarkan data pada tabel 4.9 di atas, data hasil pengamatan kegiatan

belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Inpres padang lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pertemuan pertama siklus II yaitu ketika

guru mengelompokkan siswa, terlihat ada 13 orang atau 100% siswa bersemangat

atau antusias. Dalam anggota kelompok pertama yang pindah ke ruangan lain ada

13 orangg (100%). Siswa menyimak materi dengan tertib ada 10 orang atau

terhitung 77%. Siswa yang mencari kawan dari anggota kelompok lain terdapat 12

siswa (92%), siswa yang menggabungkan hasil belajarnya sebanyak 12 orang

(92%), dan siswa yang maju ke depan kelas membacakan hasil membandingkan

catatan sebanyak 12 orang atau 92% serta siswa yang tidak maju ke depan ada 1

orang atau 8%.

Saat guru mengelompokkan siswa dan siswa tersebut terlihat sangat

antusias atau bersemangats, siswa pindah ke ruangan lain., siswa mendengarkan

topik pembelajaran dengan tertib, siswa mencari kawan dari anggota kelompok

lain, dan siswa yang menggabungkan hasil belajarnya, serta siswa yang maju ke

depan kelas untuk membacakan hasil belajarnya, memperoleh nilai sebanyak 92%

yang mana nilai tersebut termasuk kategori sangat aktif karena berada pada

kisaran 76% -100%.

Page 83: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

65

2) Observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan kedua siklus II

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan kedua Siklus II

No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak

1. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok. √

2. Guru memerintahkan kepada anggota kelompok pertama agar pindah ke ruangan lain. √

3. Pada waktu yang sama guru mengajar kedua kelompok dengan menggunakan metode ajar yang berbeda. √

4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda.

5. Guru meminta siswa untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang diperoleh melalui metode pembelajaran yang berbeda.

6. Guru mengajak beberapa siswa ke depan kelas dan membacakan hasil cacatan yang telah dibandingkan dengan pasangannya.

Jumlah 6 0 Presentase 100% 0%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

𝑃 =f

N𝑥 100%

P = 6

6𝑥 100%

P = 01 x 100%

P = 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan

mengajar guru di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru pada mata pelajaran IPS, pertemuan pertama pada siklus II

adalah 100%, sehingga masuk dalam kategori sempurna/sangat tinggi. Berikut

tabel deskripsi observasi kegiatan siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kabupaten Barru pada pertemuan kedua siklus II.

Page 84: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

66

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Synergetic Teaching Pada Pertemuan Kedua Siklus II

No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6 1 Hardika √ √ √ √ √ √ 6

2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √ 6

3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √ 6

4 Muhammad Ismail √ √ √ √ √ 5

5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √ 6 6 Rahmatul Fitrah √ √ √ √ √ √ 6 7 Syawal Ramadan √ √ √ √ √ 5 8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ √ 6

9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √ 6

10 Imelda √ √ √ √ √ √ 6 11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √ 6 12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √ 6 13 Wilda √ √ √ √ √ √ 6

Jumlah 13 13 12 13 13 12 76 Presentase 100% 100% 92% 100% 100% 92% 97%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Keterangan:

1. Saat guru mengelompokkan siswa, siswa terlihat antusias atau bersemangat.

2. Siswa pada anggota kelompok pertama pindah ke ruangan lain.

3. Siswa megikuti kelas dengan tertib

4. Siswa mencari pasangan dari kelompok yang berbeda

5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka.

6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan catatan.

Page 85: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

67

Berdasarkan data pada dari tabel 4.11 di atas, hasil observasi kegiatan

siswa pada proses belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif

pada pembelajaran IPS di kelas V SD Inpres padang lampe Kecamatan

Pujananting Kabupaten Barru, pertemuan pertama siklus II adalah saat guru

mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok, terlihat sebanyak 13 orang

(100%) siswa yang antusias/bersemangat, anggota kelompok satu yang pindah ke

ruangan lain berjumlah 13 orang terhitung 100%, 12 atau 92% siswa yang

menyimak isi pelajaran dengan tertib. Siswa yang mencari kawan pada anggota

kelompok lain sebanyak 13 orang (100%), siswa yang menggabungkan hasil

belajarnya sebanyak 13 orang (100%), dan siswa yang maju ke depan kelas

membacakan hasil membandingkan catatan sebanyak 12 orang atau 92% serta

siswa yang tidak maju ke depan ada 1 orang atau 8%.

Ketika guru membagi kelas menjadi dua bagian, siswa akan merasa

senang atau bersemangat dengan kegiatannya, anggota pada kelompok satu yang

pindah ke ruangan lain, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan tertib, siswa

milih kawan dari anggota kelompok lain, siswa membandingkan catatan hasil

belajarnya, dan siswa yang maju ke depan membacakan hasil belajarnya

mendapatkan nilai persentase 97% atau dikategorikan sangat aktif, karena berada

pada kisaran 76% - 100%.

Seperti terlihat pada tabel di bawah ini, hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru dengan penerapan strategi pembelajaran cooperative synergetic

teachingpada siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Page 86: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

68

Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II

No Nama Siswa Skor Setiap Butir

Soal Nilai Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Hardika 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 70 T 2 Muhammad Haikal 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 80 T 3 Muhammad Hendrawan Rusli 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 70 T 4 Muhammad Ismail 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 60 TT 5 Resky Rehanullah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 90 T 6 Rahmatul Fitrah 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 70 T 7 Syawal Ramadhan 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 70 T 8 Vikrianza Al-Alif 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 80 T 9 Afiqah Jazila Marsa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 T

10 Imelda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 T 11 Nurul Hudayah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 90 T 12 St. Marianti. U 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 90 T 13 Wilda 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90 T

Jumlah 1060 Nilai Rata-rata 81,54

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Keterangan :

T = Tuntas

TT = Tidak tuntas

Ketuntasan Klasikal :

Tuntas = 12 orang

= 𝐽𝑇

𝐽𝑆 × 100%

= 12

13 × 100%

= 92,30%

Tidak Tuntas = 1 orang

= 𝐽𝑇

𝐽𝑆 × 100%

= 1

13 × 100%

= 7,7%

Page 87: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

69

Tabel 4.13 Hasil Belajar IPS Siswa Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai (%) Ketuntasan

1 Hardika 70 Tuntas 2 Muhammad Haikal 80 Tuntas 3 Muhammad Hendrawan Rusli 70 Tuntas 4 Muhammad Ismail 60 Tidak Tuntas 5 Resky Rehanullah 90 Tuntas 6 Rahmatul Fitrah 70 Tuntas 7 Syawal Ramadhan 70 Tuntas 8 Vikrianza Al-Alif 80 Tuntas 9 Afiqah Jazila Marsa 100 Tuntas

10 Imelda 100 Tuntas 11 Nurul Hudayah 90 Tuntas 12 St. Marianti. U 90 Tuntas 13 Wilda 90 Tuntas

Jumlah 1060 Nilai Rata-rata 81,54

Tuntas 92,30% Tidak Tuntas 7,7%

Sumber: (Data Olahan Penelitian, Tahun 2020)

Hasil pada data tabel 4.12 dan tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa

dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I, hasil belajar siswa pada

siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I mencapai 65,38 dan

pada siklus II meningkat menjadi 81,34. Pada siklus II siswa yang telah mencapai

KKM sebanyak 21 orang (92,31%) dan 1 orang (7,7%) yang belum mencapai

KKM. Namun, dari data yang diperoleh pembelajaran siswa sudah menunjukkan

peningkatan dan sudah menunjukkan hasil belajar yang sangat memuaskan,

karena sudah mencapai indikator keberhassilan indikator keberhasilan klasikal

yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa minimal 85%.

Page 88: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

70

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Inpres Padang Lampe

Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Pada Siklus II

d. Refleksi II

Jika memperhatikan hasil pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus

pertama maka hasil belajar yang ditunjukkan siswa mengalami peningkatan.

Artinya tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus kedua memiliki dampak

yang kebih baik dari pada tindakan pada siklus pertama. Maka peneliti tidak lagi

melakukan penelitian pada siklus berikutnya, namun disarankan agar guru mata

pelajaran menerapkan strategi pembelajaran synergetic teaching ini dalam proses

pembelajaran, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seperti yang telah

disebutkan di atas, bahwa sebelum tindakan hasil belajar siswa kurang

memuaskan atau tergolong kurang baik, tetapi setelah diterapkan strategi

pembelajaran synergetic teaching, hasil belajar siswa meningkat dengan kategori

sangat memuaskan atau tergolong sangat baik.

Page 89: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

71

Tabel berikut menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi

pembelajaran kooperatif type synergetic teaching pada mata pelajaran di kelas V

SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, aktivitas

guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching dari Siklus I dan Siklus II

Aspek yang Dinilai Persentase (%)

Siklus I Siklus II 1 2 1 2

Aktivitas Guru 67% 83% 100% 100% Aktivitas Siswa 71% 89% 92% 97%

Sumber: (Data Olahan Peneliti, Tahun 2020)

Melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic

teaching pada siklus I dan siklus II, hasil observasi peningkatan aktivitas guru dan

siswa dapat digambarkan pada diagram berikut :

Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Cooperative Type SynergeticTeaching Dari Siklus I Dan Siklus II

Page 90: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

72

Berdasarkan data pada Tabel 4.14 dan diagram gambar 4.3 di atas, dapat

diketahui bahwa pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II aktivitas guru dan

siswa selalu meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi

pembelajaran cooperative type synergetic teaching pada mata mata pelajaran IPS

kelas V SD Inpres Padang Lampe Kabupaten Barru berhasil atau disarankan untuk

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran.

Prestasi akademik siswa sebelum penerapan strategi pembelajaran

kooperatif yaitu 30,77%. Setelah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif

pada siklus I siklus II yaitu 53,85% dan 92,30%. Tabel berikut menunjukkan

strategi pembeljaran kooperatif tipe synergetic teaching dalam pembalajaran mata

pelajaran IPS kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru dapat meningkatkan hasil belajar :

Tabel 4.15 Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

No Nama Sebelum Tindakan

Siklus I Siklus II Ket

1 Hardika 50 50 70 T 2 Muhammad Haikal 50 60 80 T 3 Muhammad Hendrawan Rusli 60 50 70 T 4 Muhammad Ismail 40 50 60 TT 5 Resky Rehanullah 70 70 90 T 6 Rahmatul Fitrah 40 60 70 T 7 Syawal Ramadan 50 60 70 T 8 Vikrianza Al-Alif 60 70 80 T 9 Afiqah Jazila Marsa 70 80 100 T

10 Imelda 70 80 100 T 11 Nurul Hudayah 60 70 90 T 12 St. Marianti. U 70 80 90 T 13 Wilda 50 70 90 T

Jumlah 740 850 1.060

Rata-rata 56,92 65,38 81,54 Tuntas (%) 30,77 53,85 92,30

Tidak Tuntas (%) 69,23 46,15 7,7 Sumber: (Data Olahan Peneliti, Tahun 2020)

Page 91: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

73

Keterangan

T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data pada Tabel 4.15 dan diagram gambar 4.4 di atas,

terlihat bahwa sebelum tindakan siklus I dan II, hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Adapaun peningkatan hasil belajar secara keseluruhan sebelum

tindakan, siklus I dan II dengan klasifikasi sagat rendah yaitu 30,77%, dan

peningkatan pada siklus I dengan klasifikasi sangat rendah menjadi 53,85%, dan

pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 92,30% dengan klasifikasi

sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe synergetic teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada

kelas siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten

Barru yang sepenuhnya berhasil.

Page 92: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

74

B. Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di kelas V SD Inpres

Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru yang jumlah siswanya

yaitu 13 orang. Dengan jenis yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas

(class action reaserch) yang mana pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi yang dilakukan pada semester ganjil

tahun pelajaran 2020/2021 tepatnya bulan Oktober. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas V SD Inpres padang lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten

Barru sebanyak 13 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki (62%) dan 5 siswa

perempuan (38%).

Pengamatan terhadap aktivitas guru dari siklus I dan siklus II

menunjukkan bahwa aktivitas guru secara persentase memperoleh nilai rata-rata

jawaban alternatif “Ya” adalah 100% dan jawaban alternarif “Tidak” adalah 0%.

Peningkatan aktivitas guru disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran

synergatic teaching, yang dapat meningkatkan penelitian sosial dan hasil belajar

siswa. Oleh karena itu, semangat guru dalam menerapkannya semakin meningkat,

sehingga dapat dikategorikan sebagai strategi pembelajaran kooperatif dengan

baik. Selain itu, hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

aktivitas belajar siswa mencapai persentase rata-rata 83% pada kategori sangat

tinggi yaitu 76% - 100%. Pada siklus II aktivitas siswa pada rentang 76% - 100%

dalam kategori sangat tinggi karena mencapai nilai persentase rata-rata 96%.

Page 93: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

75

Pada siklus I ke siklus II, kelemahan penerapan strategi pembelajaran

syenergetic teaching dikoreksi dan mencapai tingkat yang sangat tinggi. Melalui

peningkatan proses pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa mencapai taraf

sangat ringgi, dengan rata-rata prestasi belajar siswa 81,54% dan tingkat

ketuntasan 92,30%.

Sebelum tindakan siklus I dan II, hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Adapaun peningkatan hasil belajar secara keseluruhan sebelum

tindakan, siklus I dan II dengan klasifikasi sagat rendah yaitu 30,77%, dan

peningkatan pada siklus I dengan klasifikasi sangat rendah menjadi 53,85%, dan

pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 92,30% dengan klasifikasi

sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe synergetic teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada

kelas siswa kelas V SD Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten

Barru yang sepenuhnya berhasil.

Page 94: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

76

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic

teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial (IPS) SD Inpres Padang lampe Kecamatan Pujananting

Kabupaten Barru telah meraih sukses dan memperbaiki nilai akademik atau hasil

belajar siswa yang lebih tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan tentang strategi pembelajaran

cooperative type synergetic teaching yang telah diterapkan pada kegiatan belajar

mengajar dalam penelitian ini, maka diberikan saran sebagai berikut :

Siswa harus lebih aktif, antusias, kreatif dan mampu berkembang dalam

pembelajaran. Bagi siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah diharapkan

untuk lebih banyak berlatih dan menjawab soalan dan meminta bimbingan teman

sebaya. Kemudian bagi guru, diharapkan guru dapat menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif kolaboratif saat pembelajaran mata pelajaran IPS. Untuk

merangsang minat, rasa ingin tahu, motivasi dan keberanian siswa dalam

mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam proses pembelajaran, dan peneliti

diharapkan mengembangkan strategi pembelajaran cooperative type synergetic

teaching dalam mata pelajaran yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

76

Page 95: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

77

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhamad., Chamalah, Evi., Wardani, Oktarina Puspita. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press.

Arga, Hana Sakura Putu., Rahayu, Galih Dani Septiyan., Altaftazani, Deden Herdiana., Pratama, D Fadli. 2019. Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan. Sumedang: UPI Sumedang Press.

Dimyati & Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2018. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ekosusilo, S. Suandi. 2007. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Fathurrohman. 2006. Model-Model Pembelajaran. Artikel Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Gasong, Dina. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Hidayat, Isnu. 2019. 50 Strategi Pembelajaran Modern. Yogyakarta: Diva Press.

Husniati. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Tipe Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kota Baru Kecamatan Keritang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau: Pekan Baru

Mujahidah., Nanning., Selle, Amzah. 2015. Strategi Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Mahasiswa Semester Tiga STAIN Parepare. Kuriositas, 1-18.

Naiborhu, Rusmawati. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Type Synergetic Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 013 Pagaran Tapah Darrussalam. Akrab Juara, 46-58.

Nasution, Wahyudin Nur. 2017. Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 96: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

78

Sinar. 2018. Metode Active Learning – Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.

Siswanto & Suyanto. 2019. Metode Penelitian Kombinasi Kualitatif & Kuantitatif Pada Penelitian Tindakan (PTKK & PTS). Yogyakarta: Bossscript.

Sukarmini. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Synergetic Teaching Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Membiasakan Perilaku Terpuji Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 001 Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau: Pekan Baru.

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Wibowo, Hari. 2012. Pengantar Teori-Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Puri Cipta Media.

Widiastuti, Anik. 2019. Konsep Dasar dan Manajemen Laboratorium IPS. Yogyakarta: UNY Press.

Page 97: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

L A M P I R A N

Page 98: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 1 : RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Inpres Padang Lampe

Kelas / Semester : V / I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Tema : 4 (Sehat Itu Penting)

Sub Tema : 1 ( Peredaran Darahku Sehat)

Alokasi Waktu : 2 x 50 menit

Pembelajaran ke : 3

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

Page 99: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

B. Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi

masyarakat Indonesia.

4.1 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan

dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi

masyarakat Indonesia.

C. Indikator

3.1.2 Menganalisis aktivitas masyarakat sebagai bentuk interaksi manusia

dengan lingkungan

3.1.3 Menganalisis upaya masyarakat dalam pembangunan ekonomi, sosial,

dan budaya.

4.1.1 Mengkategorikan contoh aktivitas masyarakat di beberapa wilayah

dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia

4.1.2 Menyimpulkan dampak interaksi manusia dengan lingkungan alam.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk

interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu mengidentifikasi pengaruh

interaksi sosial terhadap pembangunan sosial budaya Indonesia dengan

benar.

3. Melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic

teaching, siswa dapat memandingkan hasil catatannya dari proses

pembelajaran yang berbeda.

4. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengelompokkan aktivitas

masyarakat di beberapa wilayah dalam upaya pembangunan ekonomi,

sosial dan budaya Indonesia

E. Materi Pembelajaran

– Interaksi manusia dengan lingkungan

– Pembangunan sosial budaya dan ekonomi

Page 100: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

F. Pendekatan & Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Strategi : Cooperative Type Synergetic Teaching

Metode : Diskusi, ceramah, tanya jawab dan penugasan

G. Media & Sumber Belajar

– Media

1. Buku

2. Gambar contoh interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan

3. Papan tulis dan spidol

– Sumber Belajar

1. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas V Tema 4 Sehat

Itu Penting dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

(Edisi Revisi 2017)

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

PERTEMUAN 1 :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam

2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa

3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin

oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling

awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

5 Menit

Inti 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.

2. Pada kelompok satu, guru membagikan gambar mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungannya.

3. siswa pada kelompok satu mendiskusikan gambar yang telah dibagikan oleh guru dan mencatat hasil diskusi.

4. Pada siswa kelompok dua, guru memberikan penjelasan mengenai interaksi/aktivitas manusia

40 Menit

Page 101: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

5. Siswa kelompok dua mencatat hal yang penting dari penjelasan materi yang telah disampaikan oleh guru.

6. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian siswa masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.

7. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.

8. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

9. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.

10. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.

Penutup 1. Guru menujuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.

3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

5 Menit

PERTEMUAN 2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam

2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa

3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin

oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling

awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menanyakan menegenai hal yang telah

dicapai pada pembelajaran sebelumnya.

5 Menit

Inti 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.

40 Menit

Page 102: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

2. Pada kelompok satu, guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa.

3. Siswa pada kelompok satu mencatat hal-hal penting yang telah disampaikan oleh guru dan jawaban para siswa, mengenai materi yang diajarkan.

4. Siswa kelompok dua melakukan diskusi mengenai materi yang telah dituliskan oleh guru pada papan tulis.

5. Siswa kelompok dua mencatat hal yang didapatkan dari kegiatan diskusi materi dan dapat mengelompokkan contoh-contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.

6. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.

7. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.

8. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

9. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.

10. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.

11. Guru memberikan soak-soal mengenai materi pembelajaran yang telah diajarkan

12. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan bertanya jika ada soal yang kurang dipahami.

13. Siswa dan guru bersama-sama membahas jawaban atas soal yang telah dikerjakan oleh siswa.

Penutup 1. Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.

3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

5 Menit

Page 103: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

I. Penilaian Pembelajaran

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan

memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dilakukan sesuia

kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi

unjuk kerja atau hasil karya dengan rubrik penilian sebagai berikut :

a. Penialaian aktivitas guru dan siswa

No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak

1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok

2. Guru meminta kelompok satu pindah ke ruangan yang lain

3. Guru menyampaikan materi pada kedua kelompok dengan metode yang berbeda, pada waktu yang sama

4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda cara menerima pelajaran

5. Guru meminta untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang mereka peroleh dari cara yang berbeda tersebut

6. Guru meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari membandingkan catatan

Jumlah Presentase

No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6

Jumlah Presentase

Keterangan:

1. Siswa terlihat antusias atau bersemangat pada ssat guru membagi kelas

menjadi dua kelompok

2. Siswa kelompok satu pindah ke ruangan lain

3. Siswa tertib mendengarkan materi pelajaran

4. Siswa mencari pasangan dari kelompok berbeda

Page 104: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka

6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan

catatan.

b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis (Soal Pilihan Ganda)

Padang Lampe, Oktober 2020

Page 105: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 2 : RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Inpres Padang Lampe

Kelas / Semester : V / I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Tema : 4 (Sehat Itu Penting)

Sub Tema : 1 ( Peredaran Darahku Sehat)

Alokasi Waktu : 2 x 50 menit

Pembelajaran ke : 4

A. Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

4.1 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

C. Indikator 3.1.2 Menganalisis aktivitas masyarakat sebagai bentuk interaksi manusia

dengan lingkungan 3.1.3 Menganalisis upaya masyarakat dalam pembangunan ekonomi, sosial,

dan budaya. 4.1.1 Mengkategorikan contoh aktivitas masyarakat di beberapa wilayah

dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia 4.1.2 Menyimpulkan dampak interaksi manusia dengan lingkungan alam.

Page 106: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk

interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu mengidentifikasi pengaruh interaksi sosial terhadap pembangunan sosial budaya Indonesia dengan benar.

3. Melalui penerapan strategi pembelajaran cooperative type synergetic teaching, siswa dapat memandingkan hasil catatannya dari proses pembelajaran yang berbeda.

4. Melalui penjelasan peneliti, siswa dapat mengelompokkan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah dalam upaya pembangunan ekonomi, sosial dan budaya Indonesia.

E. Materi Pembelajaran – Interaksi manusia dengan lingkungan – Pembangunan sosial budaya dan ekonomi

F. Pendekatan & Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Strategi : Cooperative Type Synergetic Teaching Metode : Diskusi, ceramah, tanya jawab dan penugasan

G. Media & Sumber Belajar – Media

1. Buku 2. Gambar contoh interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan 3. Papan tulis dan spidol

– Sumber Belajar 1. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas V Tema 4 Sehat

Itu Penting dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. (Edisi Revisi 2017)

H. Langkah-Langkah Pembelajaran PERTEMUAN 1 :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam

2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa

3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin

oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling

awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

5 Menit

Inti 1. Guru mengulas sekilas mengenai kekurangan pada pertemuan sebelumnya di siklus I.

2. Guru memberikan perbaikan berupa masukan

40 Menit

Page 107: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

terkait kesalahan-kesalahan siswa pada siklus I. 3. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi

siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.

4. Pada kelompok satu, guru membagikan gambar mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungannya.

5. siswa pada kelompok satu mendiskusikan gambar yang telah dibagikan oleh guru dan mencatat hasil diskusi.

6. Pada siswa kelompok dua, guru memberikan penjelasan mengenai interaksi/aktivitas manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

7. Siswa kelompok dua mencatat hal yang penting dari penjelasan materi yang telah disampaikan oleh guru.

8. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian siswa masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.

9. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.

10. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

11. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.

12. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.

Penutup 1. Guru menujuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.

3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

5 Menit

Page 108: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

PERTEMUAN 2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan ruangan kemudian mengucapkan salam

2. Guru menanyakan dan mengecek kehadiran siswa

3. Kelas dilanjutkan dengan do’a yang dipimpin

oleh salah satu siswa. Siswa yang diminta memimpin do’a adalah siswa yang datang paling

awal (menghargai kedisplinan siswa) 4. Guru menanyakan mengenai hal yang telah

dicapai pada pembelajaran sebelumnya.

5 Menit

Inti 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi siswa dalam ruangan menjadi dua kelompok, dan dipisahkan pada ruangan berbeda.

2. Pada kelompok satu, guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa.

3. Siswa pada kelompok satu mencatat hal-hal penting yang telah disampaikan oleh guru dan jawaban para siswa, mengenai materi yang diajarkan.

4. Siswa kelompok dua melakukan diskusi mengenai materi yang telah dituliskan oleh guru pada papan tulis.

5. Siswa kelompok dua mencatat hal yang didapatkan dari kegiatan diskusi materi dan dapat mengelompokkan contoh-contoh aktivitas masyarakat dalam pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.

6. Guru kembali menggambungkan kedua kelompok tersebut pada ruangan yang sama. Kemudian masing-masing siswa memilih pasangan dari kelompok yang berbeda.

7. Guru memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk membandingkan catatannya dengan pasangan dari kelompok lain yang cara belajarnya berbeda.

8. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

9. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk maju kedepan membacakan hasil dari membandingkan catatan.

10. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa yang masih kurang tepat.

40 Menit

Page 109: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

11. Guru memberikan soak-soal mengenai materi pembelajaran yang telah diajarkan

12. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan bertanya jika ada soal yang kurang dipahami.

13. Siswa dan guru bersama-sama membahas jawaban atas soal yang telah dikerjakan oleh siswa.

Penutup 1. Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru menambahkan kesimpulan dari yang telah disampaiakan oleh siswa dan memberi pesan moral kepada siswa.

3. Siswa bersiap-siap untuk pulang 4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

5 Menit

I. Penilaian Pembelajaran

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dilakukan sesuia kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya dengan rubrik penilian sebagai berikut :

a. Penialaian aktivitas guru dan siswa

No Aktivitas Guru Frekuensi Ya Tidak

1. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok

2. Guru meminta kelompok satu pindah ke ruangan yang lain

3. Guru menyampaikan materi pada kedua kelompok dengan metode yang berbeda, pada waktu yang sama

4. Guru menggabungkan kedua kelompok dan meminta siswa untuk mencari pasangan dari kelompok yang berbeda cara menerima pelajaran

5. Guru meminta untuk menggabungkan dan membandingkan hasil belajar yang mereka peroleh dari cara yang berbeda tersebut

6. Guru meminta beberapa siswa maju kedepan kelas untuk membacakan hasil dari membandingkan catatan

Jumlah

Presentase

Page 110: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

No Nama Siswa Aktivitas Siswa Jumlah 1 2 3 4 5 6

Jumlah Presentase

Keterangan: 1. Siswa terlihat antusias atau bersemangat pada ssat guru membagi kelas

menjadi dua kelompok 2. Siswa kelompok satu pindah ke ruangan lain 3. Siswa tertib mendengarkan materi pelajaran 4. Siswa mencari pasangan dari kelompok berbeda 5. Siswa menggabungkan dan membandingkan hasil belajar mereka 6. Siswa maju ke depan kelas membacakan hasil dari membandingkan

catatan. b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis (Soal Pilihan Ganda)

Padang Lampe, Oktober 2020

Page 111: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 3 : Materi Pembelajaran RPP Siklus I & Siklus II

MATERI PEMBELAJARAN RPP SIKLUS I & SIKLUS II

1. Bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya

terhadap pembangunan sosial budaya ekonomi masyarakat Indonesia

a. Interaksi manusia dengan lingkungan alam

Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah

hidup dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam

dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan

keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-

lain.

b. Interaksi manusia dengan lingkungan sosial

Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka

terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu

interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini

akan terjadi kalau ada interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara

orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan

yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak.

Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Proses interaksi sosial akan

terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan

komunikasi.

c. Interaksi manusia dengan lingkungan ekonomi

Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya

usaha atau kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah

kebijakan ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi

yang tersedia dan sebagainya. Manusia dalam kehidupan sehari-hari

melakukan interaksi dengan lingkungan ekonominya. Mereka melakukan

aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia.

Sumber daya ekonomi adalah alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia, baik berupa barang maupun jasa. Sumber daya alam, tenaga kerja,

Page 112: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

modal dan kewirausahaan merupakan sumberdaya ekonomi. Sumber daya alam

dapat berupa lahan, bahan tambang, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Tenaga

kerja merupakan sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa.

Interaksi adalah adanya hubungan timbal balik atau saling memberikan

pengaruh baik itu mempengaruhi tingkah laku, pola piker, dan sebagainya.

Interaksi dilakukan tidak hanya bertatap muka langsung dengan lawan bicara,

namun interaksi dapat juga berupa suatu perjalanan, perpindahan penduduk,

pemnfaatan fasilitas, pertukaran informasi, perdagangan internasional, dan lain

sebagainya. Interaksi keruangan dapat terjadi karena adanya beberapa faktor,

diantaranya :

a. Saling melengkapi

Faktor ini terjadi karena karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi

oleh suatu wilayah atau negara. Seperti contoh masyarakat yang tinggal di

pesisir pantai tidak dapat memenuhi kebutuhan sayur mayor serta buah buahan,

dikarenakan sayur mayor dan buah buahan hanya dapat tumbuh dikawasan

lereng pegunungan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu untuk memenuhi

kebutuhannya diperlukan suatu interaksi dengan penduduk wilayah lereng

pegunungan melalui aktivitas jual beli.

b. Kesempatan antara

Faktor kesempatan antara ini dapat terjadi karena adanya pilihan yang lebih

baik atau sudah tersedianya alternatif lain untuk memperoleh suatu barang

yang sama.

c. Keadaan dapat diserahkan atau dipindahkan

Faktor ini dapat terjadi dikarenakan fasilitas yang digunakan untuk melakukan

suatu interaksi tidak memadai atau mengalami kendala

2. Interaksi manusia dengan lingkungan

Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa ada

campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak

hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas

komponen abiotik dan biotik.

Page 113: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

– Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu

dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh di suatu

daerah.

– Daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih

sejuk.

– Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih

banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.

Page 114: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Contoh interaksi manusia dengan lingkungan :

a. Manusia yang menanam tumbuhan

b. Penebangan pepohonan

c. Penggalian tanah untuk daerah pertambangan

d. Petani yang menyesuaikan musim hujan sebagai waktu menanam padi

e. Nelayan yang menyesuiakan waktu berlayar agar didapat hasil tangkapan yang

maksimal

f. Pedagang yang menyesuaikan waktu siang hari sebagai waktu untuk berdagang

minuman es

g. Cuti kantor akibat banjir melanda

h. Seorang ayah yang memancing ikan di sungai.

i. Wisatawan mancanegara yang sedang berjemur di tepi pantai

j. Warga kampung yang membersihkan aliran sungai dari sampah.

Page 115: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 4 : Lembar Soal dan Kunci Jawaban Siklus I

Lembar Soal Pilihan Ganda Siklus I

Nama :

Kelas :

Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar pada lembar jawaban yang sudah tersedia! 1. Hubungan manusia dengan lingkungan alam selain dapat memberikan

keuntungan juga dapat memberikan kerugian salah satunya bagi lingkungan alam. Untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan manusia harus memikirkan segala tindakan yang dilakukan. Contoh interaksi manusia yang tidak merusak alam yaitu... a. Nelayan mencari ikan dengan pukat harimau b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing c. Manusia menebang pohon sembarangan d. Petani menggunakan pupuk kimia

2. Interaksi manusia dengan lingkungan dapat memberikan dampak posirif da n dampak negatif tergantung bagaimana cara kita dalam melakukan interaksi tersebut. Berikut ini bencana alam yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan lingkungan yang kurang baik adalah... a. Tanah longsor dan angin puting beliung b. Banjir dan tanah longsor c. Banjir dan angin puting beliung d. Angin puting beliung dan gempa

3. Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan alam karena manusia... a. Tidak dapat hidup mandiri b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam c. Merupakan makhluk sosial d. Merupakan makhluk individu

4. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://news.kkp.go.id/

Page 116: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Kegiatan tersebut merupakan bentuk interaksi manusia yang memperhatikan... a. Lingkungan alam tempat tinggal b. Pekerjaan c. Keuntungan d. Budaya

5. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://www.jubi.co.id

Aktivitas tersebut termasuk dalam bentuk interaksi yaitu... a. Manusia hidup di daerah yang sejuk b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam c. Manusia yang mendominasi alam d. Manusia dan lingkungan yang saling merugikan

6. Pantai merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di bumi. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan pantai sebagai upaya pembangunan ekonomi adalah.. a. Petani garam, pelelangan ikan, membuka rumah makan b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan c. Berburu ikan, pasar ikan, peternak ikan d. Berenang, tradisi berburu paus, peternak ikan

7. Pembangunan sosial budaya dinilai sangat penting guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Contoh aktivitas masyarakat dalam upaya pembangunan sosial dan budaya yaitu... a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e b. Mengikuti pertukaran pelajar, membukan restauran khas makanan daerah c. Melestarikan festival Mane’s, membuka restauran khas daerah d. Melakukan tradisi berburu paus, mengikuti gotong royong

8. Pembangunan ekonomi dan sosial budaya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan dalam sebuah negara. Pemenuhan kebutuhan manusia merupakan salah satu bnetuk aktivitas manusia dalam pembangunan

Page 117: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

ekonomi dan sosial budaya. Manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu terdiri dari... a. Kebutuhan utama dan kebutuhan sampingan b. Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier c. Kebutuhan primer, dan kebutuhan sampingan d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan

9. Salah satu interaksi manusia dengan lingkungan yang bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan manusia adalah kegiatan pertanian. Saat ini banyak petani yang memilih menggunakan pupuk kimia dalam mengelola sawah dan tanaman. Dampak yang timbul akibat kegiatan pertanian tersebut yaitu..... a. Hama dan gulma menjadi punah b. Tanaman menjadi subur c. Kandungan unsur tanah berubah d. Hasil panen menjadi lebih cepat

10. Perhatikan kegiatan-kegiatan berikut! (1) Berlatih menari di sanggar tari (2) Membuat variasi bahan dan motif dalam produktivitas batik (3) Memakai produk-produk impor (4) Membangun pabrik baru Kegiatan yang dapat meningkatkann pembangunan sosial budaya ditunjukkan oleh nomor.... a. (1) dan (2) b. (1) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)

Kunci Jawaban 1. b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing 2. b. Banjir dan tanah longsor 3. b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam 4. a. Lingkungan alam tempat tinggal 5. b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam 6. b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan 7. a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e 8. d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan 9. c. Kandungan unsur tanah berubah 10. a. (1) dan (2)

Page 118: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

lampiran 5 : Lembar Soal Dan Kunci Jawaban Siklus II

Lembar Soal Pilihan Ganda Siklus II

Nama :

Kelas :

Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar pada lembar jawaban yang sudah tersedia! 1. Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan alam karena manusia...

a. Tidak dapat hidup mandiri b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam c. Merupakan makhluk sosial d. Merupakan makhluk individu

2. Interaksi manusia dengan lingkungan dapat memberikan dampak posirif da n dampak negatif tergantung bagaimana cara kita dalam melakukan interaksi tersebut. Berikut ini bencana alam yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan lingkungan yang kurang baik adalah... a. Tanah longsor dan angin puting beliung b. Banjir dan tanah longsor c. Banjir dan angin puting beliung d. Angin puting beliung dan gempa

3. Hubungan manusia dengan lingkungan alam selain dapat memberikan keuntungan juga dapat memberikan kerugian salah satunya bagi lingkungan alam. Untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan manusia harus memikirkan segala tindakan yang dilakukan. Contoh interaksi manusia yang tidak merusak alam yaitu... a. Nelayan mencari ikan dengan pukat harimau b. Nelayan mencari ikan dengan alat pancing c. Manusia menebang pohon sembarangan d. Petani menggunakan pupuk kimia

4. Pembangunan sosial budaya dinilai sangat penting guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Contoh aktivitas masyarakat dalam upaya pembangunan sosial dan budaya yaitu... a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e b. Mengikuti pertukaran pelajar, membukan restauran khas makanan daerah c. Melestarikan festival Mane’s, membuka restauran khas daerah d. Melakukan tradisi berburu paus, mengikuti gotong royong

5. Pembangunan ekonomi dan sosial budaya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan dalam sebuah negara. Pemenuhan kebutuhan manusia merupakan salah satu bnetuk aktivitas manusia dalam pembangunan ekonomi dan sosial budaya. Manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu terdiri dari...

Page 119: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

a. Kebutuhan utama dan kebutuhan sampingan b. Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier c. Kebutuhan primer, dan kebutuhan sampingan d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan

6. Salah satu interaksi manusia dengan lingkungan yang bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan manusia adalah kegiatan pertanian. Saat ini banyak petani yang memilih menggunakan pupuk kimia dalam mengelola sawah dan tanaman. Dampak yang timbul akibat kegiatan pertanian tersebut yaitu..... a. Hama dan gulma menjadi punah b. Tanaman menjadi subur c. Kandungan unsur tanah berubah d. Hasil panen menjadi lebih cepat

7. Pantai merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di bumi. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan pantai sebagai upaya pembangunan ekonomi adalah.. a. Petani garam, pelelangan ikan, membuka rumah makan b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan c. Berburu ikan, pasar ikan, peternak ikan d. Berenang, tradisi berburu paus, peternak ikan

8. Perhatikan kegiatan-kegiatan berikut! (1) Berlatih menari di sanggar tari (2) Membuat variasi bahan dan motif dalam produktivitas batik (3) Memakai produk-produk impor (4) Membangun pabrik baru Kegiatan yang dapat meningkatkann pembangunan sosial budaya ditunjukkan oleh nomor.... a. (1) dan (2) b. (1) dan (3) c. (2) dan (4) d. (3) dan (4)

9. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://news.kkp.go.id/

Page 120: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Kegiatan tersebut merupakan bentuk interaksi manusia yang memperhatikan... a. Lingkungan alam tempat tinggal b. Pekerjaan c. Keuntungan d. Budaya

10. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://www.jubi.co.id Aktivitas tersebut termasuk dalam bentuk interaksi yaitu... a. Manusia hidup di daerah yang sejuk b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam c. Manusia yang mendominasi alam d. Manusia dan lingkungan yang saling merugikan

Kunci Jawaban 1. b. Mendapatkan kebutuhan hidupnya dari alam 2. b. Banjir dan tanah longsor 3. b. Nelayan mencari ikan dengat alat pancing 4. a. Mengikuti sanggar tari, melestarikan festival Mane’e 5. d. Kebutuhan sandang, pangan, dan papan 6. c. Kandungan unsur tanah berubah 7. b. Petani garam, pelelangan ikan, peternak ikan 8. a. (1) dan (2) 9. a. Lingkungan alam dan tempat tinggal 10. b. Manusia yang menyesuaikan diri dengan alam

Page 121: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

lampiran 6 : Lembar Jawaban Siswa Siklus II

Page 122: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 123: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 124: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 125: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 126: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 127: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 128: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 129: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 130: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 7 : Lembar Jawaban Siswa Siklus II

Page 131: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 132: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 133: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 134: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 135: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 136: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 137: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 138: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 139: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 8 : Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi

Page 140: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 141: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 142: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 9 : Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian

Page 143: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian

Page 144: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 11 : Dokumentasi

Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Type

Synergetic Teaching Pada Siklus I

Pemberian Soal Tes Pada Siklus I

Page 145: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Type

Synergetic Teaching Pada Siklus II

Pemberian Soal Tes Pada Siklus II

Page 146: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Proses belajar dengan menerapkan strategi

pembelajaran synergetic teaching

Page 147: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 12 : Absensi

Daftar Hadir Siswa Kelas V Sd Inpres Padang Lampe Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru

No Nama Siswa Pertemuan

Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3

1 Hardika √ √ √ √ √ √

2 Muhammad Haikal √ √ √ √ √ √

3 Muhammad Hendrawan √ √ √ √ √ √

4 Muhammad Ismail √ √ √ √ √ √

5 Resky Rehanullah √ √ √ √ √ √

6 Rahmatul Fitrah √ √ √ √ √ √

7 Syawal Ramadan √ √ √ √ √ √

8 Vikrianza Al-Alif √ √ √ √ √ √

9 Afiqah Jazila Marsa √ √ √ √ √ √

10 Imelda √ √ √ √ √ √

11 Nurul Hudayah √ √ √ √ √ √

12 St. Marianti U √ √ √ √ √ √

13 Wilda √ √ √ √ √ √

Jumlah Siswa : Laki-laki = 8 orang Perempuan = 5 orang

Padang Lampe, 08 Oktober 2020

Peneliti

Resmi Purnamasari

Page 148: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

Lampiran 13 : Lembar Hasil Turnitin Bebas Plagiarisme

Page 149: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 150: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...
Page 151: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE ...

RIWAYAT HIDUP

Resmi Purnamasari. Dilahirkan di Palludda pada tanggal

24 Juni 1998, buah kasih dari pasangan Bapak Sakaruddin dan

Ibu Hj. Hasnati. Anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis

masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Inpres Palludda

dan tamat pada tahun 2010, tamat di SMP Negeri 1 Pujananting pada tahun 2013,

dan tamat di SMA Negeri 3 Barru pada tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016),

penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Makassar yaitu

Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan mengambil jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP). Atas berkat yang Maha Kuasa, penulis berhasil

menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diprogramkan dan semua itu dilakukan

dengan semangat dan usaha yang tinggi untuk mendapatkannya.