PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

92
i PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS KEMASAN SUSU BANTAL X UNTUK MENGURANGI REJECT PRODUK (Studi Kasus Pada PT. XYZ INDONESIA) Oleh : Irwandy Nensri Rahmat NIM: 004201205038 Laporan Thesis ini disampaikan kepada Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri 2017

Transcript of PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

Page 1: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

i

PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

KUALITAS KEMASAN SUSU BANTAL X UNTUK

MENGURANGI REJECT PRODUK

(Studi Kasus Pada PT. XYZ INDONESIA)

Oleh :

Irwandy Nensri Rahmat

NIM: 004201205038

Laporan Thesis ini disampaikan kepada

Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Industri

2017

Page 2: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul “(Penerapan Statistical Process Control Dalam

pengawasan dan Pengendalian Kualitas Kemasan Susu Bantal X

Untuk Mengurangi Reject Produk Pada PT. XYZ Indonesia)”

yang disusun dan diajukan oleh Irwandy Nensri Rahmat sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana gelar sarjana pada

Fakultas teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan

sebuah skripsi. Oleh karena itu, saya merekomendasikan skripsi ini

untuk maju sidang skripsi.

Cikarang, Indonesia, Februari 2017

Johan K Runtuk, S.T.,M.T

Page 3: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang menyatakan bahwa skripsi ini berjudul “(Penerapan

Statistical Process Control Dalam pengawasan dan Pengendalian

Kualitas Kemasan Susu Bantal X Untuk Mengurangi Reject

Produk Pada PT. XYZ Indonesia)” adalah hasil dari penelitian saya

di tempat dimana saya bekerja dan seluruh ide, pendapat atau materi

dari sumber lain lain telah dikutip dengan penulisan referensi yang

sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan

ini tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung

sanksi yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, Februari 2017

Irwandy Nensri Rahmat

Page 4: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

DALAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

KUALITAS KEMASAN SUSU BANTAL X UNTUK

MENGURANGI REJECT PRODUK

(Studi Kasus Pada PT. XYZ INDONESIA)

Oleh

Irwandy Nensri Rahmat

ID No. 004201205038

Disetujui Oleh

Johan K Runtuk, S.T.,M.T. Ir. Andira, M.T.

Dosen Pembimbing ke-1 Dosen Pembimbing ke-2

Ir. Andira, M.T.

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

v

ABSTRAK

Kualitas merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing

produk suatu perusahaan. Diperlukan pengendalian kualitas terhadap produk agar

menghasilkan produk yang sesuai dengan standar. Pada PT. XYZ Indonesia

belum dilakukan pengendalian proses secara tepat pada saat proses filling

sehingga proporsi produk reject pada proses filling belum terkendali dan

menghasilkan defect kemasan pada produk susu bantal X yang tidak dapat

diproses ulang sehingga menyebabkan produk tersebut harus direject. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan

penerapan SPC (Statistical Processing Control). Alat pengendali SPC (Statistical

Processing Control) yang digunakan yaitu lembar pemeriksaan (check sheet)

bertujuan untuk mengelompokkan jenis defect dan jumlah produk reject pada

proses filling. Peta kendali p (p-chart) untuk mengukur proporsi produk defect.

Dan diagram sebab akibat (fish bone diagram) untuk menentukan faktor-faktor

penyebab permasalahan, kemudian diidentifikasi menggunakan metode 5-why

analysis, dan dari hasil identifikasi 5-why analysis ditetapkan action plan yang

harus dilakukan dengan menggunakan metode 5W+1H (Why, What, Where,

When, Who dan How). Dengan penerapan SPC (Statistical Processing Control)

pada proses filling produk susu bantal X maka proporsi produk reject pada proses

filling sudah terkendali, serta menurunkan jumlah produk reject pada proses

filling dari 0,82% menjadi 0,10%.

Kata kunci: Defect, Reject, SPC (Statistical Processing Control), lembar

pemeriksaan (check sheet), Peta kendali p (p-chart), diagram sebab akibat (fish

bone diagram), 5-why analysis, 5W+1H (Why, What, Where, When, Who dan

How).

Page 6: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas Anugerah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah

melimpahkan rahmat, anugerah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul “Penerapan

Statistical Process Control Dalam pengawasan dan Pengendalian Kualitas

Kemasan Susu Bantal X Untuk Mengurangi Reject Produk Studi Kasus Pada PT.

XYZ Indonesia”. Penelitian ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh mahasiswa President University jurusan Teknik Industri

untuk dapat mencapai gelar Strata Satu (S1) Teknik .

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,khususnya kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu setia memberikan semangat dan mendoakan

dalam menyelesaikan studi S1 di Presdient University.

2. Bapak Dr.-Ing Erwin sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik Presdient

University.

3. Bapak Johan Krisnanto Runtuk, ST, M.T, selaku dosen pembimbing ke 1, yang

telah banyak memberikan dukungan, saran dan evaluasi terkait penyelesaian

skripsi ini.

4. Ibu Ir. Andira, M.T, selaku Kepala Program Studi Teknik Presdient University

dan selaku dosen pembimbing ke 2, yang telah banyak memberikan dukungan,

saran dan evaluasi terkait penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh dosen Presdient University yang telah memberikan ilmu dan

pembelajaran yang sangat berharga selama proses perkuliahan.

6. Seluruh staf Presdient University yang telah banyak membantu pada proses

perkuliahan.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Presdient University Jurusan Teknik

Industri, khususnya Angkatan 2012 atas kebersamaan dan dorongannya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Page 7: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

vii

8. Rekan-rekan kerja di PT. Indokuat Sukses Makmur (X PT. Danone Dairy

Indonesia) khususnya department Quality, divisi Maintenance, Produksi, dan

Engineering atas bantuannya dalam menyelesaikan laporan ini

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabat TheAganks dari SMAK Ma (Sekolah Menengah Analis Kimia

Makassar). Yang setia menyemangati dalam menyelesaikan penelitian ini.

Terimakasih atas persahabatan yang indah yang telah kita jalin bersama selama

di Cikarang.

11. Dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan loparan ini

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

guna untuk memperbaiki dan menyempurnakan laporan ke depannya. Dan

semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Akhir kata, terima kasih banyak dan mohon maaf untuk kekurangannya.

Cikarang, Indonesia, Februari 2017

Irwandy Nenrsi Rahmat

Page 8: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................ii

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ......................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iv

ABSTRAK ..........................................................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................3

1.3. Tujuan ........................................................................................................4

1.4. Batasan Masalah ........................................................................................4

1.5. Asumsi .......................................................................................................4

1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................5

BAB 2 STUDI LITERATUR ............................................................................6

2.1. Kualitas Produk .........................................................................................6

2.1.1. Definisi Kualitas ................................................................................6

2.1.2. Dimensi Kualitas ...............................................................................7

2.2. Pengendalian Kualitas ...............................................................................8

2.2.1. Langkah-langkah Pengendalian Kualitas ..........................................10

2.2.2. Pengendalian Proses Statistik ...........................................................12

2.2.3. Manfaat Statistical Process Control .................................................21

2.3. Penelitian Terdahulu ..................................................................................22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................25

3.1. Kerangka Penelitian ...................................................................................25

3.2. Observasi Awal ..........................................................................................26

Page 9: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

ix

3.3. Identifikasi Masalah...................................................................................26

3.4. Studi Literatur ............................................................................................27

3.5. Pengumpulan Data .....................................................................................27

3.6. Pengolahan dan Analisa Data ....................................................................28

3.7. Kesimpulan dan Saran ...............................................................................28

BAB 4 ANALISIS DATA ..................................................................................29

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................................29

4.1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan .................................................29

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................29

4.2. Flow Diagram Pembuatan Susu Bantal X .................................................30

4.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data ..........................................................31

4.3.1 Check Sheet (Lembar Pemeriksaan) .................................................35

4.3.2 Control Chart (Peta Kendali) ..........................................................41

4.3.3 Pembuatan diagram sebab dan akibat ..............................................48

4.4. Hasil Perbaikan ..........................................................................................62

4.4.1. Pembuatan Peta Kendali p (p-chart)setelah perbaikan ...................63

4.5. Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan ..........................................69

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..............................................71

5.1. Kesimpulan .................................................................................................71

5.2.Rekomendasi ................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................73

LAMPIRAN 1 .....................................................................................................75

LAMPIRAN 2 .....................................................................................................76

LAMPIRAN 3 .....................................................................................................77

LAMPIRAN 4 .....................................................................................................78

LAMPIRAN 5 .....................................................................................................78

LAMPIRAN 6 .....................................................................................................79

Page 10: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Produksi dan reject produk pada saat proses filling. ............. 32

Tabel 4.2 Cost Reject Produk Susu Bantal X pada tahun 2016 ..................... 33

Tabel 4.3 Pengecekan Produk Pada Proses Filling untuk periode bulan

Agustus sampai dengan bulan September 2016 ............................ 35

Tabel 4.4 Perhitungan Peta kendali p periode Bulan Agustus sampai

dengan bulan September 2016 ....................................................... 43

Tabel 4.5 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect off center ...................... 50

Tabel 4.6 Uraian 5W+1H untuk jenis defect off center ................................. 50

Tabel 4.7 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Over Lapping Seal ....... 52

Tabel 4.8 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Over Lapping .......................... 53

Tabel 4.9 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Wrinkle Seal ................ 55

Tabel 4.10 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Wrinkle Seal ............................ 56

Tabel 4.11 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Seal Melipat ................ 58

Tabel 4.12 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Seal Melipat ............................ 59

Tabel 4.13 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Seal Tipis ..................... 60

Tabel 4.14 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Seal Tipis ................................ 61

Tabel 4.15 Data Setelah Perbaikan periode bulan November 2016 ................ 62

Tabel 4.16 Perhitungan Peta Kendali p Setelah dilakukan Perbaikan untuk

Periode Bulan November 2016 ...................................................... 65

Tabel 4.17 Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan .............................. 69

Page 11: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Tabel Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) ..................... 13

Gambar 2.2 Contoh bentuk diagram sebab akibat (Fishbone Diagram) ........ 14

Gambar 2.3 Contoh bentuk diagram Pareto (Pareto Diagram) ...................... 15

Gambar 2.4 Contoh bentuk diagram histogram .............................................. 16

Gambar 2.5 Contoh bentuk diagram sebar ...................................................... 16

Gambar 2.6 Contoh bentuk grafik peta kendali .............................................. 18

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian..................................................................... 25

Gambar 4.1 Flow diagram proses pembuatan minuman susu bantal X ......... 30

Gambar 4.2 Histogram reject produk susu bantal X tahun 2016 .................... 33

Gambar 4.3 Diagram Pareto Jenis Defect Penyebab Reject Produk Susu

Bantal X ....................................................................................... 36

Gambar 4.4 Over Lapping Seal ....................................................................... 37

Gambar 4.5 Off Center Seal ............................................................................ 37

Gambar 4.6 Wrinkle Seal................................................................................. 38

Gambar 4.7 Seal Melipat ................................................................................. 38

Gambar 4.8 Seal Tipis ..................................................................................... 38

Gambar 4.9 Peta kendali p (p-chart) produk reject Susu Bantal X

Periode Bulan Agustus sampai dengan Bulan September ........... 44

Gambar 4.10 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet off centre Seal ........ 45

Gambar 4.11 Peta kendali p (p-chart)untuk jenis defecet Over Lapping Seal .. 45

Gambar 4.12 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Wrinkle .................. 46

Gambar 4.13 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Melipat ........... 46

Gambar 4.14 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Tipis ............... 47

Gambar 4.15 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Variabel Lain ......... 47

Gambar 4.16 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Off Center ........................... 49

Gambar 4.17 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Over Lapping seal............... 51

Gambar 4.18 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Wrinkle Seal ........................ 54

Gambar 4.19 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Seal Melipat ........................ 57

Gambar 4.20 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Seal Tipis ............................ 60

Page 12: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

xii

Gambar 4.21 Peta kendali p (p-chart) produk reject Susu Bantal X Setelah

Dilakukan Perbaikan Periode Bulan November 2016 ................. 66

Gambar 4.22 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet off centre Seal .......... 67

Gambar 4.23 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defect Over Lap seal ......... 67

Gambar 4.24 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Wrinkle Seal ............ 68

Gambar 4.25 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Melipat ........... 68

Gambar 4.26 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Tipas ........... 69

Gambar 4.27 Grafik Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan .................. 70

Page 13: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

xiii

DAFT AR ISTILAH

Defect : Kejadian dimana suatu produk gagal memenuhi persyaratan

yang diinginkan (cacat).

Reject : Kejadian dimana suatu produk gagal memenuhi persyaratan

yang diinginkan (cacat) dan tidak dapat rework.

Statistical

Process

Control (SPC)

: Suatu metode pengendalian kualitasmenggunakan metode statistik

untuk memonitor, menganalisis, memprediksikan, mengontrol dan

meningkatkan proses produksi.

Check shee) : Sebuah alat bantu untuk memudahkan dalam pemeriksaan data,

dimana bentukserta isinya disesuaikan dengan kebutuhan ataupun

kondisi kerja yang ada.

p-chart :Merupakan alat berbentuk grafik yang digunakan untuk

memastikan sebuah proses berada pada batas kendali serta unutk

memastikan kemampuan dari suatu proses dapat diandalkan.

5-why analysis : Teknik analisis yang mengacu pada bertanya sebanyak lima kali,

mengapa, untuk mendapatakan akar atau penyebab masalah.

5W+1H : Suatu metode yang digunakan untuk melakukan investigasi dan

penelitian terhadap masalah yang terjadi dalam proses produksi.

Fishbone

diagram

: Diagram ini digunakan unutk mengidentifikasi tentang faktor apa

yang berpengaruh terhadap suatu permasalahan.

Page 14: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semakin tingginya angka persaingan di dunia industri pangan saat ini, khususnya

pada produk olahan minuman mengandung susu, membuat sebuah perusahaan

harus mampu dalam menghadapi ketatnya persaingan saat ini. Dalam menghadapi

persaingan tersebut sebuah perusahaan dituntut agar memiliki keunggulan yang

mampu bersaing yang meliputi kulitas (quality), harga (cost), keakuratan serta

ketepatan waktu dalam pengiriman (on time delivery) dan servis (service), dengan

memiliki keunggulan tersebut sebuah perusahaan diyakini dapat menghadapai

ketatnya persaingan di dunia industri saat ini.

Kualitas merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing

produk suatu perusahaan. Kualitas secara umum merupakan sebuah penilaian

terhadap produk yang bebas dari kesalahan produksi dan sesuai dengan spesifikasi

yang dibutuhkan oleh pelanggan (costumer). Aspek dari kualitas tidak hanya

berfokus pada produk, tetapi juga berfokus pada proses ataupun sistem dalam

memproduksi sebuah produk. Salah satu indikator kualitas pada suatu produk

adalah cacat (defect) pada produk yang dihasilkan. Untuk menghasilkan kualitas

suatu produk agar sesuai standar diperlukan penerapan sistem pengendalian

kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan

inovasi dalam melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan.Sangat banyak metode yang dapat digunakan dalam

penyelesaian masalah kualitas produk. SPC (Statistical Processing Control)

merupakan suatu teknik statistik yang digunakan secara luas untuk memastikan

bahwa suatu proses memenuhi standar untuk menghasilkan sebuah produk yang

berkualitas. Kegiatan pengendalian kualitas ini dapat membantu perusahaan

dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya.

Page 15: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

2

Beberapa penelitian sebelumnya yang telah menerapkan SPC (Statistical Process

Control) dalam pengawasan dan pengendalian kualitas diantaranya yaitu

Muhammad Nur Ilham dari Universitas Hasanuddin (2012) dengan judul

penelitian “Analisa Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan

Statistical Process Control (SPC) pada PT. Bosowa Media Grafika (Tribun

Timur)”, Muhammad Fachrial Talib dari Institut Pertanian Bogor (2007) dengan

judul penelitian “Aplikasi Statistical Process Control (SPC) dalam Pengendalian

Bobot Bersih Susu Ultra High Temperatur (UHT) Real Good Sereal Strawberry

di PT. Greenfields Indonesia, kabupaten Malang, Rendy Kaban dari Universitas

Andalas (2014) dengan judul penelitian “Pengendalian Kualitas Kemasan Plastik

Pouch menggunakan Statistical Process Control (SPC) di PT. Incasi Raya

Padang”, Nima Mirzaeni dari Istanbul Aydin University,Sadegh Niroomand dari

Eastern Mediterranean University dan Rahim Zare dari Allameh Tabatabaei

University (2014) dengan judul penelitian “Aplication of Statistical Process

Control in service industry, a case study of the restaurant sector” Nutu Catalin –

Silviu dari Constanta Maritime University Romania dengan judul penelitian

“Statistical Process Control Applied in Analysis of Defects in Asynchonous

Electrical Machines”

PT. XYZ Indonesia merupakan sebuah perusahan minuman mengandung susu,

salah satu diantaranya yaitu yaitu minuman susu bantal X yang merupakan produk

minuman mengandung susu segar dengan tambahan perisa. Proses pembuatan

produk minuman susu bantal ini membutuhkan pengawasan proses untuk

memperoleh mutu yang baik dan diterima oleh konsumen. Minuman susu bantal

X yang diproduksi oleh PT. XYZ Indonesia memiliki dua varian rasa yaitu

berperisa chocolicious dan strawberry. Berbagai program pengendalian kualitas

dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan

sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Akan tetapi pada

kenyataannya masih terdapat produk yang kualitasnya buruk. Salah satu

permasalahan kualitas produk pada PT. XYZ Indonesia adalah pada saat proses

filling. Proses filling merupakan proses pengemasan produk minuman susu bantal

X ke dalam kemasan pouch plastik menggunakan bahan plastik VMPET yang

Page 16: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

3

direkatkan menggunakan suhu panas. Pada proses ini sering ditemukan produk

defect yang menyebabkan produk tersebut harus direject.

Dalam kasus yang dihadapi oleh PT. XYZ Indonesia ini, peneliti akan melakukan

pengendalian dan perencanaan improvement menggunakan alat-alat pengendali

kualitas pada Statistical Process Control (SPC). Pengendalian kualitas yang

digunakan dalam melaksanakan pengendalian kualitas pada PT. XYZ Indonesia

dilakukan secara atribut, yaitu pengukuran kualitas terhadap karakteristik produk.

Karakteristik yang dimaksud disini adalah kualitas produk yang baik atau cacat.

Dengan menerapkan metode ini secara tepat, diharapkan dapat menghindari serta

mengurangi jumlah produk defect pada line produksi minuman susu bantal X.

Metode ini sangat menguntungkan untuk perusahaan karena dapat mengurangi

biaya yang terbuang percuma akibat produk defect, serta dapat menekan biaya

produksi. Selain itu juga dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

produk cacat.

1.2.Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dijelaskan diatas, maka penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi proses filling minuman susu bantal X saat ini?

2. Apa penyebab terjadinya produk defect pada saat proses filling?

3. Perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk menurunkan jumlah produk

defect pada saat proses filling minuman susu bantal X?

4. Bagaimana kondisi proses filling minuman susu bantal X setelah melakukan

perbaikan?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis proses packaging pouch untuk produk susu bantal X

menggunakan peta kendali.

2. Untuk mengetahui penyebab produk defect pada proses filling.

Page 17: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

4

3. Memberikan usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi

jumlah produk defect pada proses filling produk minuman susu bantal X di

PT.XYZ Indonesia.

4. Untuk mengetahui kondisi proses filling minuman susu bantal X setelah

melakukan perbaikan.

1.4.Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk memperkecil ruang lingkup pembahasan

permasalahan. Batasan-batasan masalah yang ada dalam penelitian ini, meliputi :

1. Produk yang diteliti adalah Produk Minuman susu bantal X yang

diproduksi oleh PT. XYZ Indonesia.

2. Keterbatasan pengumpulan data yang diizinkan oleh perusahaan hanya

sebatas data-data dalam area filling.

3. Data yang digunakan dalam pengolahan data adalah data cacat pada saat

proses filling produk Minuman susu bantal X selama bulan Agustus sampai

dengan bulan September tahun 2016.

1.5.Asumsi

Untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data dan analisa maka ditetapkan

beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

a. Kondisi mesin filling berada pada kondisi yang normal/standar dalam arti

dapat digunakan sesuai dengan fungsinya (tidak rusak).

b. Kondisi operator berada pada kondisi yang normal dan prima.

1.6.Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini untuk memberikan gambaran secara umum

mengenai keseluruhan isi Penelitian ini sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan hal-hal antara lain berisikan latar belakang

masalah,identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika

penulisan.

Page 18: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

5

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan bagian yang berisi landasan atau dasar-dasar

yang berkaitan dengan pembahasan atau tema yang diangkat dalam

penelitian ini.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

pelaksanaan penelitian, meliputi metode pengumpulan data dan

analisis data.

BAB IV. DATA DAN ANALISA

Bab ini berisi hasil analisis data yang selanjutnya diolah dan

dituangkan sebagai konsep perancangan karya. Bagian ini

merupakan bagian utama dari penelitian.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa yang telah

dilakukan serta rekomendasi dan saran untuk perusahaan dan

peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini.

Page 19: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

6

BAB II

STUDI LETERATUR

2.1 Kualitas Produk

2.1.1 Definisi Kualitas

Kualitas atau mutu biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah produk atau

jasa yang dapat memenuhi atau melebihi harapan penggunanya. Kualitas atau

mutu adalah suatu faktor dasar yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan

berbagai jenis produk atau jasa. Ada banyak definisi tentang kualitas atau mutu

yang disampaikan para ahli atau tokoh, namun pada dasarnya semuanya memiliki

konsep yang sama.

Menurut Joseph Juran yang dikutip oleh M.N. Nasution (2005) berpendapat

bahwa ”quality is fitness for use” yang bermakna yaitu kualitas berkaitan dengan

kecocokan dalam penggunaan suatu produk atau jasa. Kecocokan penggunaan

tersebut berdsarkan lima ciri utama yaitu:

1) Teknologi yaitu kekuatan atau daya tahan.

2) Psikologis yaitu cita rasa atau status.

3) Waktu yaitu keadaan.

4) Kontraktual yaitu jaminan.

5) Etika yaitu sopan santun, ramah dan jujur.

Sementara itu dalam bukunya juga memaparkan pengertian kualitas menurut

beberapa ahli yaitu diantaranya:

a. Menurut Crosby (1979) dalam bukunya yang berjudul “Quality is Free”

menyatakan bahwa kualitas adalah “conformance to requirement”, yang

bermakna sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk

memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah

ditentukan.

Page 20: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

7

b. Menurut W. Edwards Deming (1982) menyatakan bahwa kualitas adalah

kesesuaian dengan kebutuhan pasar.

c. Suyadi Prawirosentono (2007) mendefinisikan kualitas suatu produk

merupakan “Keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan

yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan

sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan”.

Meskipun demikian secara garis besar definisi kualitas memiliki beberapa

persamaan elemen, M. N. Nasution (2005) dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Mutu Terpadu” menyimpulkannya sebagai berikut:

a. Kualitas meliputi usaha untuk mencapai atau melebihi harapan spesifikasi

dari costumer.

b. Kualitas mencakup kualitas dari produk, kualitas tenaga kerja, kualitas

suatu proses dan kualitas suatu lingkungan.

c. Kualitas adalah suatu kondisi yang tidak tetap atau selalu berubah (sesuatu

yang dianggap berkualitas saat ini belum tentu dapat dianggap berkualitas

pada masa yang akan datang).

Menurut Krajewski dan Ritzman (1990) mereka membedakan pengertian kualitas

atau mutu berdsarkan pandangan dari produsen dan konsumen. Berdasarkan

pandangan produsen, kualitas adalah merupakan kondisi dimana produk atau jasa

yang dihasilkan telah menenuhi standar atau spesifikasi yang telah ditentukan.

Sedangkan dari sudut pandang konsumen, kualitas adalah merupakan sebuah nilai

(value), yaitu seberapa baik dari suatu produk atau jasa dalam ketepatan

penggunaan nya, dan seberapa bermanfaat dari suatu produk atau jasa dalam

memenuhi kebutuhan costumer dan memeiliki harga yang sesuai dengan harga

yang bersedia dibayar oleh costumer.

2.1.2 Dimensi kualitas

M.N. Nasution, (2005) mengidentifikasikan dimensi kualitas ke dalam delapan

dimensi, dimana kedelapan dimensi tersebut dapat digunakan dalam proses

Page 21: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

8

analisis karakteristik ataupun kondisi kualitas dari sutau barang atau jasa, yaitu

sebagai berikut:

a. Performa (Performance)

Hal ini berhubungan dengan karakteristik dan fungsi utama dari suatu

produk, serta merupakan pertimbangan utama konsumen dalam membeli

suatu produk.

b. Fitur (Features)

Merupakan aspek performansi yang ditambahkan selain dari fungsi dasar

untuk menambah nilai (value) dari suatu produk barang ataupun jasa.

c. Keandalan (Reliability)

Merupakan hal yang berhubungan dengan kemampuan dari suatu produk

dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya hingga periode waktu tertentu.

d. Konformansi terhadap Spesifikasi (Conformance to specification)

Dimensi kualitas yang berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan

spesifikasi yang ditentukan.

e. Daya tahan (Durability)

Berhubungan dengan jangka waktu atau daya tahan dari suatu produk

hingga tiba saatnya harus diganti.

f. Kemampuan pelayanan (Serviceability)

Merupakan kemudahan dalam pelayanan ataupun perbaikan dari suatu

produk jika dibutuhkan. Hal ini meliputi kecepatan, kemampuan,

kenyamanan, kemudahan, serta cara penanganan terhadap keluhan dari.

g. Estetika/keindahan (Aesthetic)

Merupakan dimensi kualitas yang berhubungan dengan karakteristik suatu

produk yang mampu menambah nilai keindahan dari suatu produk yang

meliputi tampilan, bunyi, rasa maupun bau dari suatu produk.

h. Kesan Kualitas (Perceived quality)

Merupakan kesan atau persepsi terhadap kualitas dari suatu produk yang

dirasakan oleh konsumen.

2.2 Pengendalian kualitas

Semakin ketatnya persaingan industri saat ini menuntut setiap perusahaan agar

selalu berusaha dalam meningkatkan posisi produknya. Meningkatnya posisi

Page 22: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

9

suatu produk dalam persaingan dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan terhadap

produk tersebut dengan kata lain produk tersebut dapat dikatakan memiliki

kualitas yang bagus atau sesuai dengan selera konsumen. Untuk menjamin

kualitas suatu produk diperlukan pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan

proses produksi dari suatu produk.

Menurut Montgomery (1996) pengendalian kualitas adalah merupakan sebuah

aktivitas keteknikan dan manajemen, dimana dari kegiatan tersebut dapat diukur

ciri-ciri dari kualitas produk dan membandingkannya dengan spesifikasi ataupun

persyaratan yang telah dibuat. Kemudian dari kegiatan tersbut dapat ditentukan

tindakan perbaikan yang sesuai apabila terdapat ketidak susaian antara kondisi

ataupun penampilan yang terjadi dengan standar yang telah ditentukan.

Pelaksanaan pengendalian kualitas merupakan sebuah landasan dari kegiatan

produksi, pelaksanaan pengendalian cost dan harga serta benefit secara

terintegritas serta pengendalian jumlah baik itu jumlah produksi, jumlah penjualan

dan persedian (Ishikawa, 1982). Menurut Ishikawa (1982) dalam memproduksi

suatu barang atau jasa dengan biaya yang murah namun barang atau jasa tersbut

tidak dapat memenuhi harapan spesifikasi dan kualitas dari pelanggan, hal itu

sama saja dengan sia-sia. Serta selain itu juga dengan membuat sebuah produk

atau jasa dengan kualitas dan spesifikasi yang tinggi tidak ada gunanya jika

produk atau jasa tersebut memiliki harga yang mahal serta susah untuk dijangkau

oleh costumer atau pelanggan.

Terdapat banyak pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli namun

secara garis besar pengendalian mutu pada dasarnya adalah merupakan alat

manajemen pada bagian produksi suatu perusahaan dengan maksud dan tujuan

untuk memperbaiki kualitas dari suatu produk jika diperlukan, untuk

mempertahankan kualitas dari suatu produk yang sudah ada serta untuk

mengurangi jumlah bahan yang rusak. Selain itu tujuan utama dari pelaksanaan

pengendalian kualitas yaitu unutk menjaga serta memenuhi kepuasan dari

pelanggan atau costumer. Menurut Feingenbaum (1992) adapun keuntungan dari

kegiatan pelaksanaan pengendalian kualitas sendiri yaitu dapat meningkatkan

Page 23: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

10

kualitas mutu dan desain dari suatu produk, dapat meningkatkan atau

mengefesienkan flow produksi, dapat menambah moral serta kesadaran dari

karyawan mengenai kualitas dan dapat meningkatkan pelayanan produk serta

dapat memperluas target pemasaran.

2.2.1 Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas

Menurut Kauro Ishikawa (1982) ada delapan langkah-langkah yang digunakan

dalam pemecahan masalah dan program peningkatan kualitas. Dengan

menerapkan delapan langkah ini diharapkan penyelesaian masalah dan program

peningkatan kualitas dapat dilakukan secara sistematis dan dapat diketahui adanya

perbaikan secara pasti dengan hasil yang baik yang telah dicapai dan diperhatikan.

Berikut delapan langkah yang digunakan dalam pengendalian kualitas, yaitu:

1) Menemukan masalah

Langkah awal dalam meningkatan kualitas yaitu memastikan bahwa

manajemen memahami tentang kebutuhan peningkatan mutu serta memiliki

alasan dalam peningkatan kualitas. Suatu upaya peningkatan kualitas tidak

akan pernah berhasil dan efektif tanpa adanya pengertian akan kebutuhan

dalam peningkatan kualitas. Dalam meningkatkan kualitas dari suatu produk

atauu jasa dapat dimulai dengan menganalisis dan memahami permasalahan

mengenai kualitas itu sendiri ataupun kemungkinan yang dapat dilakukan

guna meningkatkan kualitas saat ini. Mengidentifikasi masalah dapat dimulai

dengan menyatakan beberapa pertanyaan dengan menggunakan alat bantu

dalam peningkatan kualitas seperti lembar pengecekan (check

Sheet),brainstromming atau diagrampareto.

2) Mencari penyebab yang mengakibatkan masalah

Masalah-masalah awal yang telah ditentukan sebelumnya dinyatakan kedalam

bentuk pernyataan informasi secara jelas dan spesifik serta dapat diukur.

Dalam menyatakan pernytaan masalah ini perlu ditegaskan unutk menghindari

sebuah pernyataan yang tidak jelas serta tidak dapat diukur.

3) Mengevaluasi penyebab utama

Evaluasi penyebab utama dari suatu masalah dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik brainstromming yang melibatkan berbagai pihak yang

Page 24: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

11

berkepentingan dan memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai

permasalahn tersebut yang dituangkan kedalam bentuk diagram sebab-akibat

(fish bone diagram). Serta penggunaan diagram pareto dalam mengurutkan

faktor-faktor kemungkinan penyebab utama dari suatu permasalahan yang

sedang terjadi.

4) Merencanakan solusi permasalahan

Harapan dari perencanaan solusi dari sebuah permaslahan ini yaitu dapat

berfokus pada upaya pengurangan atau bahkan menghilangkan akar penyebab

dari suatu permasalahan. Pemilihan usulan perencenaan peningkatan kualitas

yang paling efektif harus dilakukan, adapun teknik yang dapat digunakan

yaitu teknik 5W + 1H (What, Why, When, Where, Who dan How).

5) Melaksanakan rencana perbaikan

Perencanaan solusi perbaikan suatu masalah dapat dilakukan mengikuti daftar

rencana tindakan perbaikan peningkatan yang telah dibuat sebelumnya. Pada

langkah ini dilakukan pengumpulan data dari hasil pemeriksaan setelah

melakukan perbaikan menggunakan lembar pengumpulan data untuk

dibandingkan dengan data awal.

6) Mengevaluasi hasil perbaikan

Setelah melakukan perbaikan untuk peningkatan kualitas kemudian dilakukan

analisis dan evaluasi terhadap data yang diperoleh mengetahui apakah masalah

yang telah teridentifikasi mengalami pengurangan atau bahkan telah hilang..

Analisis terhadap temuan selama proses pelaksanaan perencanaan perbaikan

kualitas juga dapat memberikan informasi tambahan untuk perencanaan

peningkatan kualitas selanjutnya.

7) Membuat standarisasi solusi

Standarisasi dari hasil yang telah dilakukan terhadap pengendalian kualitas

harus distandarisasi, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kembali

masalah yang sama serta untuk mempertahankan hasil yang telah dilakukan.

8) Memecahkan masalah selanjutnya

Setelah menyelesaikan masalah utama, maka langkah selanjutnya yaitu

menyelesaiakan masalah yang lain jika masih ada terdapat banyak masalah

Page 25: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

12

lain dengan cara yang sama seperti dijelaskan pada langkah pertama sampai

langkah ke tujuh, lalu kemudian dibuatkan pelaporan hasil perbaikan.

2.2.2 Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control)

Pengendalian proses statistik dilakukan untuk menjamin serta menjaga suatu

proses produksi ataupun produk yang dihasilkan agar berada dalam kondisi yang

baik dan stabil, serta hal ini juga dapat dilakukan dalam rangka memperbaiki

kualitas dari suatu proses ataupun produk agar sesuai dengan standar yang

diharapkan. Pengendalian kualitas secara statistik dapat dilakukan dengan bantuan

alat bantu statistik pada Statistical Process Control (SPC). Pengertian Statistical

Process Control (SPC) menurut Heizer dan Render (2006) yaitu sebuah proses

yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan mengambil

tindakan perbaikan pada saat sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. Dalam

pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan Statistical Process

Control (SPC) ada tujuh macam alat bantu yang dapat digunakan dalam

pengendalian kualitas seperti yang disebutkan oleh Heizer dan Render (2006).

Pada penerapannya keseluruh alat pengendalian kualitas tersebut dapat digunakan

ataupun sebagiannya saja tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan.

Alat bantu dalam melaksanakan pengendalian kualitas atau mutu adalah

merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi penyebab terjadinya suatu

penyimpangan yang diluar kendali dari suatu proses produksi serta cara untuk

melakukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Berikut ketujuh alat

pengendalian tersebut:

1) Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Lembar pemeriksaan merupakan sebuah alat bantu untuk memudahkan dalam

pemeriksaan data yang dimana bentukserta isinya disesuaikan dengan

kebutuhan ataupun kondisi kerja yang ada.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan lembar

pemeriksaan (Check Sheet) antara lain yaitu:

a) Maksud dari pembuatan lembar pemeriksaaan harus jelas

- Apa yang akan diketahui dari lembar pemeriksaan tersebut.

Page 26: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

13

- Apakah data yang dikumpulkan nantinya sudah cukup sebagai dasar

untuk pengolahan data.

b) Stratifikasi yang baik

- Memberikan informasi data yang cukup lengkap mengenai apa yang

akan atau ingin diketahui.

c) Mudah dipahami dan cepat dalam pengisiannya

Gambar 2.1 Contoh Tabel Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

2) Pengelompokan (Stratification)

Pengelompokan (stratification) disini bermakna menguraikan atau

mengklasifikasikan data permasalahan menjadi kelompok dalam beberapa

golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur tunggal dari sebuah

persoalan, dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan interpretasi

dalam membaca sebuah data.

3) Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab akibat atau yang biasa disebut diagram tulang ikan (fish bone

diagram) pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun

1943, sehingga diagram ini seringkali juga disebut sebagai Ishikawa Diagram.

Dari diagram ini dapat diperoleh informasi tentang faktor apa yang

berpengaruh terhadap suatu permasalahan selain itu berdasarkan diagram ini

dapat diketahui akibat dari suatu permasalahan yang sedang diamati. Selain

itu, pada diagram ini juga menyediakan tampilan yang cukup jelas untuk

mengetahui penyebab-penyebab dari suatu masalah yang digambarkan dengan

garis panah yang terlihat membentuk seperti tulang ikan.

Page 27: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

14

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang sering teridentifikasi yaitu :

1. Man (tenagakerja)

2. Material (bahanbaku).

3. Method (metode)

4. Machine (mesin).

5. Environment (lingkungan).

Gambar 2.2 Contoh bentuk diagram sebab akibat (Fishbone Diagram)

Adapun tahapan dalam pembuatan diagram sebab akibat adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan permasalahan yang akan di improve atau diperbaiki, dan

menempatkan pokok permasalahan tersebut pada kotak paling depan atau

paling kanan diagram.

2. Menentukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi permasalahan.

3. Mengidentifikasi penyebab dari permasalahan berdasarkan faktor-faktor

utama.

4. Melakukan evaluasi dan analisis terhadap diagram yang telah dibuat untuk

mengetahui penyebab yang paling mempengaruhi permasalahan tersebut.

4) Diagram Pareto (Pareto Diagram)

Diagram pareto diperkenalkan pertama kali oleh Alfredo Pareto dan pertama

kali digunakan oleh Joseph Juran. Diagram pareto merupakan diagram yang

terdiri dari grafik batang dan grafik garis yang menampilkan perbandingan

masing-masing jenis data terhadap keseluruhan data. Diagram pareto

Page 28: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

15

menunjukan seberapa besar frekuensi atau tingkat keseringan dari berbagai

macam jenis permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada sumbu X

dan jumlah kejadian pada sumbu Y. Kategori dari permasalahan

diidentifikasikan menjadi masalah utama dan masalah yang dianggap tidak

penting. Prinsip pareto yaitu 80% masalah disebabkan 20% penyebab. Prinsip

dari diagram pareto ini sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi kontribusi

terbesar dari variasi proses yang menyebabkan performansi yang jelek seperti

defect ataupun reject produk.

Adapun kegunaan dari diagram pareto ini adalah yaitu:

a) Untuk menunjukan persoalan utama dari suatu masalah

b) Untuk menyatakan perbandingan dari masing-masing persoalan

c) Untuk menunjukan hasil dari tingkat perbaikan setelah dilakukan

perbaikan pada daerah yang terbatas

d) Untuk menunjukan perbandingan dari masing-masing persoalan sebelum

dan setelah perbaikan.

C2 52167 41685 36199 23900 12822 4322

Percent 30,5 24,4 21,2 14,0 7,5 2,5

Cum % 30,5 54,9 76,0 90,0 97,5 100,0

C1 OtherSeal TipisMelipatWrinkleOff CenterOver Lapping

180000

160000

140000

120000

100000

80000

60000

40000

20000

0

100

80

60

40

20

0

Jum

lah

Def

ect

(Pcs

)

Jum

lah

Perc

ent

(%)

Diagram Pareto Jenis Defect Produk Susu Bantal X

Gambar 2.3 Contoh bentuk diagram Pareto (Pareto Diagram)

5) Histogram

Histogram merupakan diagram berbentuk batang yang memberikan gambaran

terhadap bentuk distribusi spesifikasi kualitas disusun menurut ukurannya

yang diperoleh dari data yang dikumpulkan menggunaka lembar pemeriksaan

(check sheet). Histogram dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dari

suatu produk dengan menggunakan nilai rata-rata dan penyebaran suatu data,

sehingga dapat diketahui apakah suatu proses berjalan dengan baik, dengan

Page 29: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

16

demikian diperoleh informasi yang lebih banyak berdasarkan data tersebut

serta dapat mempermudah dalam suatu penelitian untuk mendapatkan suatu

kesimpulan. Histogram pada umumnya memiliki bentuk diagram normal

distribution yaitu seperti bentuk lonceng dimana pada diagram tersebut

memperlihatkan banyaknya data yang muncul pada nilai rata-ratanya.

Gambar 2.4 Contoh bentuk diagram histogram

6) Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Diagram sebar merupakan grafik yang menampilkan korelasi atau hubungan

antara dua variabel yaitu dari suatu penyebab terhadap karakteristik kualitas

ataupun terhadap faktor lain. Dengan menggunakan diagram ini nilai

peningkatan dapat diketahui dengan melihat korelasi atau hubungan dari

variabel yang akan dievaluasi. Pada diagram ini terdapat dua sumbu yaitu

sumbu X dan sumbu Y, dimana sumbu X menunjukan nilai dari variabel

independent dan pada sumbu Y menunjukan nilai dari variabel dependent.

Gambar 2.5 Contoh bentuk diagram sebar

Page 30: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

17

7) Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali (control chart) merupakan alat yang berbentuk grafik dan

digunakan untuk memastikan sebuah proses berada pada batas kendali serta

unutk memastikan kemampuan dari suatu proses dapat diandalkan. Menurut

Montgomery (1996) peta kendali adalah merupakan sebuah grafik dari suatu

karakteristik kualitas yang telah dihitung atau diukur dari sampel terhadapa

nomor sampel atau waktu, dimana benuk peta kendali ini sangat sederhana

yan terdiri dari tigs buah garis mendatar dan sejajar. Selain itu penggunaan

dari peta kendali yaitu untuk mendeteksi performansi sebuah mesin,

mendeteksi fluktuasi yang terjadi pada sebuah proses, untuk mengetahui

performansi operator, untuk mengetahui perbedaaan pada alat bantu

pengukuran dengan alat ukurnya dan lain sebagainya.

Dasar atau basic dari semua jenis peta kendali adalah menggunakan teori

statistik. Dari peta kendali dapat diperoleh informasi yang kritikal dari sebuah

proses, dimana berdasarkan informasi tersebut dapat dibuat sebuah keputusan

tindakan yang harus dilakukan terhadap sebuah objek yang sedang diteliti.

Peta kendali ini terdiri atas tiga garis: yaitu garis batas pengendali atas atau

Upper Control Limit (UCL), garis tengah yang merupakan garis yang

menunjukkan nilai rata-rata dari karakteristk kualitas yang diplot pada grafik,

biasa disebut sebagai Central Line (CL) dan garis batas pengendali bawah

atau Lower Control Limit (LCL). Garis tersebut digunakan untuk membuat

sebuah keputusan mengenai proses. Jika terdapat data yang keluar atau berada

di luar dari garis batas kendali baik batas kendali atas ataupun batas kendali

bawah, serta pola data tidak acak maka dapat disimmpulkan bahwa data dari

proses tersebut berada diluar kendali statistik.

Page 31: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

18

Gambar 2.6 Contoh bentuk grafik peta kendali

Adapun informasi yang dapat diperoleh dari penggunaan peta kendali yaitu:

1) Untuk mengetahui keberagaman dasar dari karakteristik kualitas.

2) Untuk mengetahui konsistensi kualitas dari produk.

3) Untuk mengetahui tingkat rata-rata dari karakteristik kualitas.

Peta kedali berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Peta kendali Variabel

Jenis peta kendali variabel digunakan untuk mengendalikan proses dengan

data variabel yang diperoleh melalui pengukuran dan dinyatakan dalam skala

kontinu, seperti panjang kaki komponen, suhu solder, tegangan power supply

dan data-data variabel lainnya. Peta kendali variabel ini terdiri dari yaitu:

a) X -Rchart, digunakan untuk mengendalikan proses berdasarkan

pengamatan data rata-rata dan rentang/range. Peta kendali ini

digunakan apabila ukuran dari sampel yang dikumpulkan berjumlah

lebih dari 2 dan kurang dari atau samadengan 5 (2<n≤ 5)

b) X -schart, digunakan untuk mengendalikan proses berdasarkan

pengamatan data rata-rata dan stdandar deviasi. Peta kendali ini

digunakan apabila ukuran dari sampel yang dikumpulkan berjumlah

lebih dari 5 (n>5) pada setiap set sampel data. Jumlah set sampel yang

ideal adalah 20-25 set sampel.

c) I-Mrchart (Individual Moving Range Chart), digunakan apabila data

sampel yang telah dikumpulkan hanya berjumlah 1 unit. Peta kendali

ini sering digunakan apabila sampel yang diperiksa tersebut harus

Page 32: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

19

dimusnahkan (tidak dapat dipakai lagi untuk kedua kalinya) atau pada

sampel produk yang memiliki harga yang tinggi.

2) Peta kendali Attribut

Jenis peta kendali attribut digunakan untuk mengendalikan suatu proses

dengan menggunakan data attribut yaitu data yang memiliki hanya dua nilai

kemungkinan atau pilihan seperti OK atau reject, komponen yang baik atau

komponen yang defect, dan hadir atau absen. Sebagai contoh misalnya seperti

jumlah unit yang gagal produksi (categori reject), jumlah komponen yang

yang cacat/defect, jumlah ketidak hadiran karyawan dan lain sebagainya. Peta

kendali attribut ini terdiri dari yaitu:

a) np-chart, merupakan peta kendali yang berfungsi untuk mengukur

jumlah kegagalan/cacat (defect) pada produksi. Peta kendali ini

digunakan apabila jumlah sampelnya (sample size) yang dikumpulkan

adalah berjumlah tetap atau konstan. Ukuran sampel sebaiknya

berjumlah lebih dari 30 data (n>30) serta harus konstan dan sedangkan

jumlah set sampelnya secara ideal yaitu sekitar 20-25 set sampel.

b) p-chart, merupakan jenis peta kendali yang berfungsi untuk mengukur

proporsi kegagalan/cacat (defect) pada produksi. Peta kendali ini

digunakan apabila jumlah sampelnya (sample size) yang dikumpulkan

tidak tetap atau tidak konstan. Ukuran sampel sebaiknya lebih dari 30

(n>30) dan idealnya jumlah set sampelnya yaitu sekitar 20-25 set

sampel.

c) c-chart, merupakan jenis peta kendali yang berfungsi untuk mengukur

banyaknya jumlah ketidak sesuaian atau cacat (defect) yang terdapat

dalam unit yang diproduksi. Peta kendali ini digunakan apabila jumlah

kesempatan ketidak sesuaian atau yang cacat (defect) adalah tetap atau

konstan.

d) u-chart, jenis peta kendali ini sama seperti peta kendali c (c-chart)

yang berfungsi untuk mengukur banyaknya jumlah ketidak sesuaian

atau cacat (defect) dalam unit yang diproduksi. Penggunaan peta

Page 33: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

20

kendali ini apabila jumlah kesempatan ketidak sesuaian atau yang

cacat (defect) adalah tidak tetap atau non-konstan.

Dalam penelitian ini akan digunakan peta kendali p (p-chart). Tujuan dari

pembuatan peta kendali p pada penelitian ini yaitu untuk membantu dalam

mengukur pengendalian kualitas produksi. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam pembuatan peta kendali p menurut Kauro Ishikawa (1982) yaitu:

1) Mengumpulkan data, untuk pengumpulan data dapat dilakukan sampai

sebanyak mungkin dan minimal 30 sampel, dimana data tersebut

menggambarkan jumlah sedang diperiksa (n). Semua data tersebut harus

diambil pada proses yang sama secara berurut.

2) Membagi data yang dikumpulkan kedalam sub group berdasarkan

batch/lot ataupun waktu/tanggalnya.

3) Menghitung nilai p (fraksi cacat) menggunakan rumus berikut:

𝑝 =𝑛𝑝

𝑛

Dimana:

np : jumlah produk gagal hari ke-i

n : jumlah sample yang diperiksa pada hari ke-i

4) Menentukan garis pusat / Central line (CL) menggunkan rumus berikut:

𝐶𝐿 = �̅� =∑ 𝑛𝑝

∑ 𝑛

Dimana:

∑ 𝑛𝑝 : jumlah total cacat

∑ 𝑛 : jumlah total produksi

5) Menentukan Batas Kendali Atas / Upper Control Limit (UCL)

𝑈𝐶𝐿 = �̅� + 3√�̅� (1 − �̅�)

𝑛

Dimana:

�̅� : rata-rata ketidak sesuaian produk

𝑛 : jumlah produksi

Page 34: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

21

6) Menentukan Batas kendali Bawah / Lower Control Limit (LCL)

𝐿𝐶𝐿 = �̅� − 3√�̅� (1 − �̅�)

𝑛

Keterangan :

�̅� : rata-rata ketidak sesuaian produk

𝑛 : jumlah produksi

7) Menggambar peta kendali-p dengan cara untuk garis central line dibuat

dengan garis tebal sedangkan untuk garis upper control limit dan lower

control limit digambar dengan garis putus-putus dengan memasukan nilai

dari masing-masing garis.

8) Memasukan titik-titik (plotting) dari nilai p (fraksi) yang telah dihitung

sebelumnya kedalam gambar peta kendali, lalu diamati hasilnya.

2.2.3 Manfaat Statiscal Process Control (SPC)

Adapun manfaat ataupun keuntungan dari melakukan pengendalian kualitas

dengan mengggunakan statistical process control (SPC) menurut Heizer dan

Render (2006) yaitu:

1) Pengendalian (control), merupakan penyelidikan yang dibutuhkan dalam

penentuan statistical control diharuskan untuk mempelajari persyaratan dari

kualitas pada kondisi tersebut serta telah mempelajari kapabilits dari

prosesnya. Hal tersebut akan mengurangi ataupun menghilangkan titik

kesulitan tertentu, baik dalam pesifikasi ataupun dalam proses.

2) pengerjaan kembali produk atau barang yang scrap-rework. Kemungkinan

munculnya penyimpangan-penyimpangan pada proses dapat dicegah dengan

melakukan pengawasan dan pengendalian sebelum terjadin masalah yang

serius. Dengan demikian kesesuaian kemampuan proses (process capability)

dan spesifikasi dapat dicapai, dengan demikian produk cacat (defect) dapat

dikurangi. Kebanyakan perushaan saat ini, cost untuk raw material dapat

melebihi biaya unutuk karyawan hingga 3 bahkan 4 kali lipat, pemborosan

Page 35: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

22

biaya ini dapat dikurangi yang dapat memberikan penghematan setelah

melakukan perbaikan.

3) Biaya analisa, dalam pelaksanaan Statistical Quality Control pengambilan

sample dilakukan dengan cara teknik sampling, jadi produk yang akan

diperiksa/dianalisa hanya sebagian dari seluruh jumlah produksi. Dengan

begitu biaya unutk pengecekan akan menurun.

2.3 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang telah menerapkan Statistical

Process Control (SPC) dalam pengawasan dan pengendalian kualitas diantaranya

yaitu:

1) Muhammad Nur Ilham dari Universitas Hasanuddin (2012)

Dengan judul penelitian “Analisa Pengendalian Kualitas Produk dengan

Menggunakan Statistical Process Control (SPC) pada PT. Bosowa Media Grafika

(Tribun Timur)”. Variabel dari penelitian ini yaitu pengendalian kualitas produk

pada PT. Bosowa Media Grafika (Tribun Timur) masih belum terkendali.

Improvement dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang ada pada statistical

process control (SPC) yaitu lembar pemeriksaan (check sheet), histogram, peta

kendali p (p-chart), dan diagram sebab akibat (fish bone diagram). Hasil

penelitian menunjukan bahwa pengendalian pada kualitas produk PT. Bosowa

Media Grafika (Tribun Timur) masih belum terkendali, serta berdasarkan hasil

analisa menggunakan diagram sebab akibat diketahui faktor-faktor yang menjadi

penyebab kerusakan pada produk tersebut yaitu faktor manusia, mesin, metode

kerja, bahan baku dan lingkungan.

2) Muhammad Fachrial Talib dari Institut Pertanian Bogor (2007)

Dengan judul penelitian “Aplikasi Statistical Process Control (SPC) dalam

Pengendalian Bobot Bersih Susu Ultra High Temperatur (UHT) Real Good

Sereal Strawberry di PT. Greenfields Indonesia, kabupaten Malang. Dalam

penelitian ini, analisa data dilakukan dengan menggunakan bagan kendali

(control chart) X-bar dan R, selain itu juga digunakan diagram sebab akibat

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap ketidak sesuaian,

Page 36: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

23

serta untuk mentukan saran perbaikan digunakan metode why-why analysis. Hasil

dari penelitian ini yaitu setelah dilakukan analisa bagan kendali pada beberapa

mesin menunjukan hasil dari karakteristik mutu bobot bersih produk belum

terkendali secara statistik. Serta berdasarkan hasil analisa menggunakan diagram

sebab akibat menunjukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi karakteristik

tersebut yaitu mesin, mansia, metode, dan manajemen. Serta untuk saran

perbaikan penulis menggunakan metode why-why analysis.

3) Rendy Kaban dari Universitas Andalas (2014)

Dengan judul penelitian “Pengendalian Kualitas Kemasan Plastik Pouch

menggunakan Statistical Process Control (SPC) di PT. Incasi Raya Padang”.

Pengendalian kualitas pada penelitian ini yaitu menggunakan Statistical Process

Control (SPC), untuk pengolahan data dan analisis digunakan peta kendali p (p-

chart) dan diagram sebab akibat untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari

masalah. Hasil dari penelitian ini yaitu masih terdapat data yang belum terkendali

dan berdasarkan hasil analisa sebab akibat diketahui faktor-faktor penyebabnya

yaitu faktor manusia,material, mesin, metode dan lingkungan.

4) Nima Mirzaeni dari Istanbul Aydin University,Sadegh Niroomand dari

Eastern Mediterranean University dan Rahim Zare dari Allameh Tabatabaei

University (2014)

Dengan judul penelitian “Aplication of Statistical Process Control in service

industry, a case study of the restaurant sector”. Pada penelitian ini digunakan

alat-alat Statistical Process Control (SPC) seperti lembar pemeriksaan (check

sheet), analsis sebab akibat,diagram pareto, peta kendali, dan metode

SERVQUAL untuk pengukuran dan perbaikan kualitas servis restauran. Hasil

dari penelitian ini ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap

kepuasan pelanggan yaitu kesegaran dari makanan, kualitas dari makanan yang

disajikan, kebersihan, rasa dari makanan yang disajikan serta harga dari makanan

yang tersedia kemudian dengan menggunakan metode SERVQUAL ditentukan

saran perbaikan untuk servis restauran.

Page 37: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

24

5) Nutu Catalin – Silviu dari Constanta Maritime University Romania

Dengan judul penelitian “Statistical Process Control Applied in Analysis of

Defects in Asynchronous Electrical Machines”. Pada penelitian ini digunakan

alat Statistical Process Control (SPC) yaitu peta kendali p (p-chart) untuk

mengukur karakteristik kualitas. Pada peneltitian ini juga dibuatkan peta kendali

berdasarkan masing-masing jenis produk defect untuk melihat variasi penyebab

khusus yang terjadi selama proses. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui apakah kualitas proses produksi dari mesin listrik Asynchronou

berada pada batas kendalai atau tidak. Hasil dari penelitian ini ditemukan data

yang out of data dengan kata lain proses produksi dari mesin listrik Asynchronou

tidak terkendali, sehingga diberikan saran perlu dilakukan perbaikan untuk

mengurangi produk defect tersebut.

Page 38: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Untuk memudahkan peneliti, maka penelitian ini dibuat secara sistematis dengan

kerangka penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

Observasi Awal

Observasi langsung dan interview untuk mendapatkan

informasi dari pihak-pihak terkait

Mengamati line proses produksi

Identifikasi Masalah

Menganalisa hasil observasi

Menentukan masalah yang akan diteliti

Studi Literatur

Konsep kualitas atau mutu

Pengendalian Kualitas (Quality Control)

Pengertian SPC dan Alat SPC(Peta Kendali, Diagram

Pareto, Lembar Periksa,Diagram Sebab Akibat)

Pengumpulan Data

Proses produksi susu bantal X

Melakukan interview pihak produksi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi

Mengumpulkan data defect menggunakan lembar

pemeriksaan (check sheet)

Data dan Analisis

Pengujian kecukupan dan keseragaman data

Membuat bagan kendali p-chart untuk keseluruhan

produk defect dan bagan kendali p-chart untuk tiap jenis

defect

Membuat Diagram Pareto dan fish bone diagram serta

identifikasi langkah perbaikan

Melakukan Perbaikan dan pengolahan data setelah

perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian

Memberikan saran untuk evaluasi penelitian

ObservasiAwal

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan dan

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Page 39: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

26

3.2 Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mengambil data-data yang diperlukan pada

proses produksi untuk mendapatkan informasi yng mendukung penelitian ini.

Kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu:

a. Wawancara

Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dengan tanya

jawab secara langsung kepada kepala bagian Operation Performance,

Supervisor Quality dan Supervisor Produksi mengenai proses produksi pada

PT.XYZ Indonesi, mengenai masalah yang ada ataupun penyimpangan yang

terjadi serta data mengenai jenis-jenis cacat dan penyebabnya.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau secara langsung pada di PT. XYZ

Indonesia menegenai sistem dan cara kerja karyawan, line proses produksi

serta mengamati cara pengendalian kualitas pada PT.XYZ Indonesia.

3.3 Identifikasi Masalah

Tahapan ini merupakan tahapan penentuan objek permasalahan. Dari hasil

observasi yang telah dilakukan pada PT. XYZ Indonesia, ditetapkan latar

belakang masalah yang sedang dihadapi oleh PT. XYZ Indonesia yaitu banyaknya

reject produk susu bantal X pada saat proses filling. Dalam mengatasi

permasalahan tersebut diperlukan suatu konsep atau metode yang dapat

mengatasinya yaitu menggunakan alat-alat pengendali kualitas pada Statistical

Process Control (SPC).

Berdasarkan permaslahan tersebut sehinga ditetapkan tujuan dari penelitian ini

secara umum yaitu untuk meminimasi angka reject produk susu bantal X pada

saat proses filling dan meningkatkan level sigmanya. Kemudian dibuat batasan

masalah untuk menghindari penyimpangan dari lingkup penelitian yang telah

dibahas serta menggunakan beberapa asumsi untuk memudahkan dalam

menyelesaikan permasalahan. Semua uraian tersebut dijelaskan secara lengkap

pada Bab 1 dari penelitian ini.

Page 40: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

27

3.4 Studi Literatur

Studi literatur sebagai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini yang

berfungsi sebagai acuan serta sebagai sumber informasi untuk memudahkan

dalam pemecahan suatu masalah. Studi literatur pada penelitian ini berasal dari

beberapa referensi buku, jurnal, serta laporan hasil penelitian sebelumnya yang

sesuai dengan latar belakang masalah pada penelitian ini. Pada tahapan studi

literatur ini teori yang digunakan sebagai studi literatur adalah tentang definisi

serta konsep pengendalian kualitas atau mutu, pengendalian kualitas, pengertian

Statistical Process Control (SPC) dan alat-alat Statistical Process Control (SPC).

Alasan pada penelitian ini melakukan perbaikan menggunakan alat-alat

pengendali kualitas pada Statistical Process Control (SPC) yaitu didasari dari

hasil peninjauan dan identifikasi serta observasi pada lapangan yang

memungkinkan dapat dilakukan perbaikan dengan menggunakan alat-alat

pengendali kualitas pada Statistical Process Control (SPC) guna meminimalisir

ataupun mencegah terjadinya kesalahan yang sama pada produksi selanjutnya

yang menyebabkan reject produk.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu mengumpulkan data dan informasi

mengenai deskripsi produk dari PT. XYZ Indonesia termasuk proses produksinya,

serta data-data yang akan digunakan pada proses perhitungan dan analisis.

Data-data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data premier dan data

sekunder yang diambil langsung di PT. XYZ Indonesia.

Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan ataupu pengukuran

langsung pada objek penelitian, data tersebut mencakup permasalahan

yang sering terjadi dan yang sedang dihadapi, serta rangkaian dari proses

produksi untuk produk susu bantal X

Data Sekunder

Page 41: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

28

Merupakan data atau informasi yang telah tersedia dari perusahaan . Data

sekunder yang digunakan diantaranya yaitu data hasil produksi produk

susu bantal X, data defect serta data reject produk susu bantal X pada saat

proses filling, yang dikumpulkan pada lembar pemeriksaan (check sheet)

3.6 Data dan Analisa

Pengolahan data yang telah dikumpulkan serta langkah penentuan perbaikan yang

akan dilakukan yaitu dengan menggunakan alat-alat pengendali kualitas pada

Statistical Process Control (SPC) yaitu lembar pemeriksaan, peta kendali p (p-

chart), diagram pareto dan diagram sebab akibat (fishbone diagram),

3.7 Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahapan ini disebutkan

jenis-jenis defect yang ditemukan pada proses filling serta dijelaskan faktor-faktor

utama penyebab dari reject produk susu bantal X pada saat proses filling, serta

improvement yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab reject

produk khususnya untuk susu bantal X pada saat proses filling dengan

menggunakan alat-alat pengendali kualitas pada Statistical Process Control

(SPC). Dan kemudian memberi saran kepada pihak perusahaan ataupun peneliti

selanjutnya mengenai perbaikan yang dapat dilakukan gunakan meningkatkan

kualitas serta produktivitas terhadap perusahaan.

Page 42: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. XYZ Indonesia merupakan sebuah perusahan minuman mengandung susu

yang terletak di kawasan industri Lippo Cikarang, Jl. Kranji Blok F5 Delta Silicon

II, Cikarang-Bekasi. Pengerjaan bangunan PT.XYZ Indonesia dimulai pada

tanggal 22 Desember 2003 oleh kontraktor asal Jepang dan selesai pada tanggal

21 Februari 2004. Sedangkan percobaan produksi pertama kali dilaksanakan pada

11 Agustus 2004. Dan dalam rangka mengembangkan usahanya, pada bulan Juli

2010 sampai dengan sekarang PT. XYZ Indonesia menjadi rekanan dengan PT.

ISA Murni yang juga memproduksi produk yang sama yaitu susu bantal X dengan

rasa Chocolicious dan Strawaberry serta susu botol Y dengan rasa Apple,

Strawberry dan Orange.

Saat ini, PT. XYZ Indonesia telah menerapkan beberapa program, yaitu GMP

(Good Manufacturing Practise), HACCP (Hazard Analysis Critical Contorl

Point), dan telah bersertifikasi ISO 9001 untuk Manajemen Mutu, bersertifikasi

Produk Pangan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), bersertifikasi

Sistem Jaminan Halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan bersertifikasi ISO

22000 (Food Safety System Certification 22000).

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun Visi dan Misi dari PT. XYZ Indonesia yaitu:

Visi:

Dapat menjadi pemimpin pasar minuman susu di Indonesia serta mampu

membangun citra terkemuka di negara lain melalui produk-produk berkualitas.

Misi:

Selalu berusaha untuk memberikan solusi berkelanjutan akan kebutuhan pangan

di Indonesia, meningkatkan kemampuan karyawan dalam proses dan teknologi

Page 43: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

30

agar perusahaan semakin berkembang dan maju, ikut berkontribusi pada

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan serta terus

menerus meningkatkan nilai pada stakeholder atau pemerintah dan pihak

berwenang lainnya

4.2 Flow Diagram Pembuatan Susu Bantal X

Berikut flow diagram pembuatan susu bantal X pada PT. XYZ Indonesia:

Gambar 4.1 Flow diagram proses pembuatan minuman susu bantal X

Page 44: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

31

Proses pembuatan minuman susu bantal X terdiri dari 8 tahapan. Tahapan awal

dimulai dengan memasukan semua material ingredient kecuali ingredient MCC

(Micro Cristaline Cellulose) dan cocoa powder ke dalam tangki mixing,

sedangkan untuk MCC dan Cocoa powder dimasak terkebih dahulu pada tangki

yang berbeda lalu kemudian dimasukan ke dalam tangki mixing. Perlakuan yang

sama dilakukan untuk proses produksi susu bantal X rasa strawberry, bedanya

yaitu ingredient cocoa powder diganti dengan pure strawberry, namun pure

strawberry tersebut langsung dimasukan ke dalam tangki mixing bersama dengan

ingredient lainnya. kemudian tahap selanjutnya yaitu semua ingredient diaduk

hingga tercampur secara merata pada tangki mixing, kemudian disterilasasi

menggunakan mesin UHT, pada tahapan ini produk dipanaskan pada temperatur

145⁰C selama 5 detik sambil sirkulasi pada mesin homogizer bertekanan 185 bar.

Kemudian produk yang telah disterilkan pada mesin UHT di tampung pada tangki

aseptc. Pada tangki aseptic ini kondisi produk sudah benar-benar dalam kondisi

steril kemudian di transfer ke mesin filling untuk dikemas ke dalam kemasan susu

bantal. Setelah produk dimasukan ke dalam kemasan tahapan selanjutnya yaitu

memasukan ke dalam kemasan karton kemudian dikarantina selama 10 hari di

gudang finished good sambil menunggu hasil analisa dari department quality

control sebelum didistribusikan ke costumer.

Proses yang akan dianalisa yaitu pada proses filling dimana pada proses ini

produk minuman susu dimasukan kedalam kemasan pouch plastik secara aseptic.

Pada tahapan proses tersebut sering ditemukan masalah produk defect yang

menyebabkan produk tersebut harus direject. Sehingga diperlukan pengawasan,

pengendalian dan perbaikan untuk mengurangi atau menghilangkan produk defect

yang sering terjadi pada saat proses filling yaitu dengan menggunakan alat bantu

Statistical Process Control (SPC).

4.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. XYZ Indonesia,

diperoleh data jumlah produksi beserta jumlah reject produk dari bulan Januari

sampai bulan September dan data jumlah produksi serta jumlah reject produk

Page 45: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

32

harian selama bulan Agustus sampai dengan bulan September 2016 yang akan

dioleh dengan menggunakan alat-alat pengendali kualitas pada Statistical Process

Control (SPC) untuk melakukan pengawasan serta pengendalian kualitas kemasan

susu bantal X. Berikut historical data produksi dan reject produk susu bantal X

pada proses filling selama bulan Januari sampai dengan bulan September 2016:

Tabel 4.1 Data Produksi dan reject produk susu bantal X pada saat proses filling

Bulan Jumlah Produksi

(PCS) Jumlah Reject

(PCS) Persentase Reject

(%)

Januari 10.625.904 86.358 0,81 Februari 13.632.879 74.289 0,54 Maret 9.470.051 61.631 0,65 April 15.128.859 101.469 0,67 Mei 14.634.907 87.253 0,60 Juni 5.236.682 26.600 0,51 Juli No Production - - Agustus 5.835.765 47.605 0,82 September 14.926.119 123.490 0,83 Average 0,68

Dari data yang diperoleh, terjadi fluktuasi jumlah reject setiap bulannya,

Persentase reject terbesar berada pada bulan September 2016 yaitu sebesar 83%,

dan persesntase reject terkecil berada pada bulan Juni 2016 yaitu sebesar 51%

dan adapun rata-rata persentase reject pada proses filling untuk produk susu bantal

X ini yaitu sebesar 0,68%. Sedangkan untuk data bulan Juli 2016 tidak ada produk

reject hal ini disebabkan pada bulan tersebut hingga pertengahan bulan Agustus

2016 sedang dilakukan perbaikan pada bagian bangunan untuk area proses filling .

Berdasarkan data tersebut, perbaikan akan terus dilakukan secara bertahap hingga

persentase produk reject tersebut semakin berkurang dan bila memungkinkan

hingga tidak ada lagi produk reject yang terjadi pada saat proses filling. Berikut

gambar 4.2 menunjukkan histogram reject produk susu bantal X pada PT. XYZ

Indonesia pada saat proses filling selama periode bulan Januari sampai dengan

bulan September 2016.

Page 46: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

33

Gambar 4.2 Histogram reject produk susu bantal X tahun 2016

Setelah menggambarkan persentase produk reject, selanjutnya yaitu

menghitungkan jumlah cost yang terbuang dari produk reject tersebut.Tujuan dari

menghitung jumalah cost produk reject tersebut yaitu untuk mengetahui seberapa

banyak losses perusahaan atas produk reject tersebut. Tabel 4.2 menunjukkan cost

dari reject produk susu bantal X pada periode bulan Januari sampai dengan bulan

September 2016.

Tabel 4.2 Cost Reject Produk Susu Bantal X pada tahun 2016

Bulan Jumlah Reject (PCS)

Harga Per Pcs (Rp)

Cost Produk Reject (Rp)

Januari 86.358 460 39.724.680

Februari 74.289 460 34.172.940

Maret 61.631 460 28.350.260

April 101.469 460 46.675.740

Mei 87.253 460 40.136.380

Juni 26.600 460 12.236.000

Juli N.p - -

Agustus 47.605 460 21.898.300

September 123.490 460 56.805.400

Total 279.999.700

Page 47: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

34

Data tersebut menunjukkan cost reject dari produk susu bantal X untuk periode

Januari sampai dengan September 2016. Dari data tersebut dapat menunjukkan

cost reject produk terbesar yaitu pada bulan September 2016 sebesar

Rp56.805.400,00 sedangkan yang terkecil yaitu pada bulan Juni 2016 sebesar

Rp12.236.000,00 dan total cost reject dari bulan Januari 2016 sampai dengan

September 2016 adalah sebesar Rp279.999.700,00. Angka ini menunjukkan

bahwa total cost yang terbuang akibat reject produk sangat besar pada PT. XYZ

Indonesia.

Alat bantu dalam melaksanakan pengendalian kualitas atau mutu adalah

merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi penyebab terjadinya suatu

penyimpangan yang diluar kendali dari suatu proses produksi serta cara untuk

melakukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Selanjutnya adapaun

langakah yang akan dilakukan dalam pengawasan dan pengendalian kualitas

kemasan susu bantal X pada PT. XYZ Indonesia ini dengan penerapan statistical

process control (SPC) yaitu sebagai berikut:

4.3.1 Check Sheet

Langkah awal yang dilakukan dalam pengawasan dan pengendalian kualitas guna

meningkatkan kualitas kemasan susu bantal X untuk menurunkan potensi produk

reject yaitu membuat tabel pemeriksaan (check sheet) dari jumlah produksi dan

produk defect yang disebabkan dari ketidak sesuaian dengan standar. Pembuatan

tabel pemeriksaan (Check sheet) ini berguna untuk memudahkan proses

pengumpulan data serta pengklasifikasian jenis defect. Sebagai catatan bahwa

untuk 1 piece susu bantal X dapat memiliki lebih dari satu jenis defect, oleh

karena itu jenis defect yang dicatat pada tabel pemeriksaan (check sheet) adalah

jenis defect yang paling dominan. Berikut ini data yang akan digunakan dalam

pengolahan dan analisis data yaitu data produksi perhari susu bantal X selama

bulan Agustus sampai dengan bulan September 2016 :

Page 48: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

35

Tabel 4.3 Pengecekan Perhari Produk Susu Bantal X Pada Proses Filling untuk

periode bulan Agustus sampai dengan bulan September 2016

*= Untuk jenis cacat lain-lain yaitu: Horizontal/vertical seal bocor,horizontal/

vertical seal miring dan uncutting seal.

Page 49: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

36

Jumlah data yang diperoleh selama dari bulan Agustus sampai dengan bulan

Sepetember 2016 hanya sebanyak 31 data, hal ini disebabkan karena proses

produksi yang dilakukan di PT. XYZ Indonesia pada bulan September tidak

dilakukan setiap hari, sedangkan untuk penggunaan data bulan Agustus hanya

dimulai dari tanggal 22 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2016,

hal ini disebabkan pada bulan sebelumnya yaitu pada bulan Juli 2016 dilakukan

perbaikan bangunan pada ruangan filling process dimana pengerjaannya

berlangsung hingga bulan Agustus 2016.

Berdasarkan Check Sheet tersebut kemudian dibuatkan diagram pareto untuk

mengurutkan jumlah defect dari yang terbesar sampai yang terkecil. Berikut

gambar 4.3 menunjukkan diagram pareto dari jenis-jenis defect penyebab reject

produk susu bantal X.

Gambar 4.3 Diagram Pareto Jenis Defect Penyebab Reject Produk Susu Bantal X

Periode Bulan Agustus sampai dengan Bulan September 2016

Dari diagram pareto tersebut dapat diketahui jumlah jenis defect mulai yang

terbesar sampai terkecil yang menyebabkan reject produk yaitu masalah over

Page 50: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

37

lapping sebanyak 52167 pcs dengan persentase kumulatif sebesar 30,5%, off

centre sebanyak 41685 pcs dengan persentase kumulatif sebesar 54,9%, wrinkle

sebanyak 36199 pcs dengan persentase kumulatif sebesar 76,0%, melipat

sebanyak 23900 pcs dengan persentase kumulatif sebesar 90,0%, seal tipis

sebanyak 12822 pcs dengan persentase kumulatif sebesar 97,5%, serta penyebab

dari masalah lain yaitu sebanyak 4322 pcs dengan persentase kumulatif sebesar

100%. Berdasarkan hasil dikusi dengan pihak perusahaan pada kasus ini akan

dilakukan perbaikan untuk lima jenis defect terbesar yang menyebabkan reject

produk yaitu jenis defect over lapping, off centre, wrinkle, melipat dan seal tipis.

Berikut masing-masing jenis defect produk yang ditemukan selama pengumpulan

data:

Gambar 4.4 Over Lapping Seal

(Kondisi dimana satu sisi packaging tidak sejajar dengan sisi yang lain > 2 mm)

Gambar 4.5 Off Center Seal

(Kondisi dimana pemotongan tidak tepat pada bagian pemotongan yang

disediakan)

Page 51: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

38

Gambar 4.6 Wrinkle Seal

(Kondisi dimana terdapat kerutan pada seal kemasan)

Gambar 4.7 Seal Melipat

(kondisi dimana terdapat lipatan-lipatan kecil pada seal kemasan, dimana lipatan

tersebut dapat menyebabkan kebocoran yang sangat kecil pada kemasan yang

membuat mikroba dapat masuk ke dalam produk)

Gambar 4.8 Seal Tipis

(Kondisi potongan pada kemasan tidak rata dari satu sisi dan yang lainnya)

Page 52: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

39

Selanjutnya yaitu sebelum dilakukan analisis terhadap data yang telah

dikumpulkan, terlebih dahulu dilakukan pengujian kecukupan data terhadap data

yang telah dikumpulkan yang bertujuan untuk memastikan bahwa data yang telah

di kumpulkan dan disajikan dalam suatu laporan telaah cukup untuk proinverensi

ataupun pengolahan pada proses selanjutnya. Data pengamatan dapat dianggap

mencukupi apabila N lebih besar dari pada N’, namun jika N’ lebih besar dari

pada N berarti data tersebut tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan

penambahan data. Dalam pengujian ini akan digunakan perhitungan sebagai

berikut:

N’ = 𝑥 =k

s√𝑁∑𝑋𝑖2−(∑𝑋𝑖)2

∑𝑋𝑖, N > 𝑁′

Dimana:

N’ = Jumlah Pengamatan yang seharusnya dilakukan

K = Tingkat kepercayaan dalam pengamatan (k=2 1- α = 95%)

S = Derajat ketelitian dalam pengamatan (5%)

N = Jumlah pengamatan yang sudah dilakukan

Xi = Data pengamatan

Serta Uji Keseragaman data diperlukan untuk memastikan bahwa data yang

terkumpul berasal dari sistem yang sama. Adapun rumus yang digunakan dalam

pengujian keseragaman data adalah sebagai berikut:

Standar Deviasi:

s =√∑ (𝑥𝑖−𝑋)̅̅̅̅ 2𝑛

𝑖=1

(𝑛−1)

Batas Kontrol Atas:

BKA = 𝑋+ K.SD

Batas Kontrol Bawah:

BKA = 𝑋+ K.SD

Dimana:

BKA =Batas Kontrol Atas

BKB = Batas Kontrol Bawah

𝑋 = Nilai Rata-Rata

SD = Standard Deviasi

Page 53: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

40

Berikut merupakan hasil perhitungan untuk mencari dan menguji kecukupan data

serta keseragaman data yang telah dikumpulkan berdasarkan tabel 4.3 yaitu

sebagai berikut:

Jumlah data = n = 31 data

a) ∑Xi = 𝒙1 + 𝒙2+ ... +𝒙31

= 6790 + 6345 +....+ 4618 = 171095

b) (𝚺𝒊=𝟏𝟑𝟏 𝒙𝒊) 2

= (171095)2 = 29273499025

c) (𝚺𝒊=𝟏𝟑𝟏 𝒙𝒊2) = 𝒙1

2+ 𝒙22+ ... +𝒙31

2

= 67902 + 63452 +...+ 46182 = 1075481469

d)

= (2

0.05√31(1075481469)−29273499025

171095)2 = 14,91

e) Nilai mean = 𝑿= ∑ 𝑿𝒊𝟑𝟏

𝒊=𝟏

𝒏

6790+6345+⋯+4618

31 =

171095

31= 5519,19

f) Standar Deviasi / SD = s =√∑ (𝑥𝑖−𝑋)̅̅̅̅ 2𝑛

𝑖=1

(𝑛−1)

=√(6790− 5519,19)2+(6345−5519,19)2+⋯+(4618−5519,19)2

31−1 = 2091,05

g) Batas Kendali Atas

BKA = 𝑋+ K.SD = 5519,19 + (2𝑥2091,05) = 9701,30

h) Batas Kendali Bawah

BKB = 𝑋+ K.SD = 5519,19 − (2𝑥2091,05) = 1337,09

Page 54: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

41

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai N’ (data teoritis) yaitu sebesar 14,91

yang berarti N’ lebih kecil dari pada N yaitu 31 (N’<N) sehingga dapat

disimpulkan bahwa jumlah data yang telah diambil dianggap sudah cukup untuk

menjadi sampel. Serta berdasarkan hasil uji keseragaman data yang telah

dilakukan semua data pengamatan berada dalam range antara BKA (Batas

Kontrol Atas) sebesar 9701,30 dan BKB (Batasa Kontrol Bawah) sebesar 1337,09

maka data tersebut dikatakan seragam.

4.3.2 Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali (control chart) dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang

kinerja suatu proses dan lebih efisien untuk digunakan dalam pengontrolan serta

monitoring suatu proses. Ada banyak jenis peta kendali, namun berdasarkan data

yang telah dikumpulkan yaitu data yang bersifat atribut maka peta kendali yang

akan digunakan adalah yaitu peta kendali p (p-Chart). Langkah-langkah yang

dilakukan dalam pembuatan peta kendali p tersebut yaitu:

a) Menghitung Proporsi Rata-rata cacat

�̅� =∑ 𝑛𝑝

∑ 𝑛

∑ 𝑛𝑝 : jumlah total cacat

∑n: jumlah total produksi

Maka,

�̅� =171095

20761884= 0,008241

b) Menghitung Standard Error Proporsi (Sp)

𝑆𝑝 = √�̅� (1 − �̅�)

𝑛

�̅� : Proporsi rata-rata cacat

n : Jumlah produksi ke-i

Maka,

𝑆𝑝 = √0,008241 (1 − 0,008241)

852174

Page 55: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

42

= 0,000098 (Hari ke-1)

c) Menghitung batas kendali atas / Upper Control Limit (UCL)

𝑈𝐶𝐿 = �̅� + 3√�̅� (1 − �̅�)

𝑛

Keterangan:

3 : 3-sigma (3-standar error)

�̅� : Proporsi rata-rata cacat

𝑛 : jumlah produksi

Maka,

𝑈𝐶𝐿 = 0,008241 + 3√0,008241 (1 − 0,008241)

852174

= 0,008535 ( hari ke-1)

d) Menghitung batas kendali bawah / Lower Control Limit (LCL)

𝐿𝐶𝐿 = �̅� − 3√�̅� (1 − �̅�)

𝑛

Keterangan :

3 : 3-sigma (3-standar error)

�̅� : rata-rata ketidak sesuaian produk

𝑛 : jumlah produksi

Maka,

𝐿𝐶𝐿 = 0,008241 − 3√0,008241 (1 − 0,008241)

852174

= 0,007947 ( hari ke-1)

Page 56: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

43

Berdasarkan rumus perhitungan di atas dapat diperoleh hasil peta kendali p

selama bulan Agustus sampai dengan bulan September 2016. Adapun nilai

perhitungan peta kendali p secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali p Produk Susu Bantal X Periode Bulan Agustus

sampai dengan Bulan September 2016

No. Jumlah

Produksi (PCS)

Jumlah Reject (PCS)

Mean Proporsi defective

(p)

Standard Error of

Proportion (Sp)

Upper Control

Limit (UCL)

Lower Control

Limit (LCL)

1 852174 6790 0,007968 0,000098 0,008535 0,007947

2 770526 6345 0,008235 0,000103 0,008550 0,007932

3 778140 6364 0,008178 0,000102 0,008548 0,007933

4 344790 2892 0,008388 0,000154 0,008703 0,007779

5 375192 3018 0,008044 0,000148 0,008684 0,007798

6 543132 4223 0,007775 0,000123 0,008609 0,007873

7 573683 4721 0,008229 0,000119 0,008599 0,007883

8 427619 3575 0,008360 0,000138 0,008656 0,007826

9 550672 4583 0,008323 0,000122 0,008606 0,007875

10 619837 5094 0,008218 0,000115 0,008585 0,007896

11 920099 7121 0,007739 0,000094 0,008524 0,007958

12 885823 7337 0,008283 0,000096 0,008529 0,007953

13 223682 1930 0,008628 0,000191 0,008814 0,007667

14 701317 5797 0,008266 0,000108 0,008565 0,007917

15 470558 4106 0,008726 0,000132 0,008636 0,007845

16 749649 5985 0,007984 0,000104 0,008554 0,007928

17 479149 4041 0,008434 0,000131 0,008633 0,007849

18 479238 3914 0,008167 0,000131 0,008633 0,007849

19 339969 2850 0,008383 0,000155 0,008706 0,007776

20 1078022 8900 0,008256 0,000087 0,008502 0,007980

21 494381 4141 0,008376 0,000129 0,008627 0,007855

22 983674 8380 0,008519 0,000091 0,008514 0,007967

23 607033 4979 0,008202 0,000116 0,008589 0,007893

24 588917 4559 0,007741 0,000118 0,008594 0,007887

25 1087846 8992 0,008266 0,000087 0,008501 0,007981

26 573295 4953 0,008640 0,000119 0,008599 0,007883

27 1067303 8707 0,008158 0,000088 0,008503 0,007978

28 1088525 9019 0,008286 0,000087 0,008501 0,007981

29 1101828 9258 0,008402 0,000086 0,008499 0,007982

30 453669 3903 0,008603 0,000134 0,008643 0,007838

31 552142 4618 0,008364 0,000122 0,008606 0,007876

Page 57: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

44

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.4 diatas, selanjutnya dapat dibuatkan

peta kendali p (p-Chart). Berikut gambar 4.9 menunjukkan hasil pengolahan

dengan menggunakan bantuan software minitab untuk membuat peta kendali p (p-

Chart) dari produk reject susu bantal X Periode Bulan Agustus sampai dengan

bulan September.

Gambar 4.9 Peta kendali p (p-chart) produk reject Susu Bantal X Periode Bulan

Agustus sampai dengan Bulan September.

Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa data yang diperoleh tidak seluruhnya

berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan. Dari 31 titik data terdapat 25

buah titik data yang berada pada batas kendali dan terdapat 6 buah titik data yang

berada diluar batas konttol limit UCL dan LCL. Maka dapat disimpulkan bahwa

tingkat proporsi kecacatan yang terjadi pada proses filling produk susu bantal X

masih belum terkendali sepenuhnya karena masih terdapat banyak titik data yang

berada diluar batas kendali yang ditentukan.

Perlakuan yang sama juga dilakukan pada data masing-masing jenis defect yaitu

menghitung nilai proporsi rata-rata cacat, menghitung standar error proporsi, serta

Page 58: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

45

menentukan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Lalu

kemudian dibuat gambar peta kendalinya, hal ini dilakukan untuk mengetahui

variasi penyebab khusus yang terjadi selama selama proses filling berdasarkan

masing-masing jenis defect. Berikut merupakan peta kendali p (p-chart) untuk

masing-masing jenis defect yang diolah menggunakan bantuan software minitab:

Gambar 4.10 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet off centre Seal.

Gambar 4.11 Peta kendali p (p-chart)untuk jenis defecet Over Lapping Seal.

Page 59: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

46

Gambar 4.12 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Wrinkle.

Gambar 4.13 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Melipat.

Page 60: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

47

Gambar 4.14 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Tipis.

Gambar 4.15 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet dari Variabel Lain-lain.

Page 61: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

48

Suatu proses dapat dinyatakan berada dalam keadaan tidak terkendali jika

memenuhi beberapa kriteria berikut:

1. Satu atau beberapa titik berada diluar batas kendali.

2. Sembilan titik secara berurutan berada pada sisi yang sama dari garis tengah.

3. Enam titik secara berurutan naik atau turun.

4. Empat belas titik secara berurutan bergantian naik dan turun

5. Dua dari tiga titik berada pada posisi > 2 standar deviasi dari garis tengah

pada sisi yang sama.

6. Empat dari lima titik berada pada posisi > 1 standar deviasi dari garis tengah.

7. Lima belas titik secara berurutan berada dalam posisi ≤ 1 standar deviasi dari

garis tengah.

8. Delapan titik berurutan berad pada posisi > 1standar deviasi dari garis tengah.

Ditinjau dari peta kendali p (p-chart) dari tiap jenis defect diatas menunjukkan

hasil yang masih belum terkendali hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya variasi-

variasi penyeyab khusus yang ditandai dengan adanya titik data yang berada di

luar batas kendali baik itu berada di bawah ataupun di atas batas kendali. Variasi

penyebab khusus (special causes variation) merupakan kejadian diluar sistem

yang mempengaruhi terhadap variasi dalam sistem. Variasi penyebab khusus

(special causes variation) ini ditunjukkan denga pola-pola non acak (non random

patterns) sehingga dapat ditemukan/diidentifikasi. Melalui pengendalian proses

secara statistik dengan menggunakan bagan kendali (control chart) jenis variasi

penyeybab khusus ini sering ditandai dengan adanya titik pengamatan yang

melewati atau keluar dari garis batas kendali yang didefinisikan (defined control

limit) (Gasperz, 1998).

4.3.3 Pembuatan Diagram Sebab Akibat menggunakan 5-Why Analysis

Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah pada kemasan produk diidentifikasi

menggunakan teknik brainstorming yang diikuti oleh supervisor quality,

supervisor produksi dan supervisor engineering yang dibuat dalam bentuk

diagram sebab akibat (Cause and Effect Diagram), kemudian uraian penyebab

masalah diidentifikasi dengan metode 5-why analysis, dari hasil identifikasi

masalah menggunakan metode 5-why analysis pada why permasalahan yang

Page 62: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

49

terakhir ditetapkan action plan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Berikut uraian analisis dari masing-masing permasalahan

serta action plan yang dilakukan dalam perbaikan dan pencegahan terjadinya

produk defect:

Berikut Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Off Center:

Gambar 4.16 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Off Center

Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan teknik brainstorming yang diikuti

oleh supervisor quality, supervisor produksi dan supervisor engineering

ditetapkan faktor-faktor penyebab off center seal pada saat proses filling yaitu

Man (Operator), Machine (Mesin Filling), Material (Material Kemasan) dan

Method keempat faktor ini dipilih karena dianggap sangat besar pengaruhnya

terhadap kualitas kemasan produk finished good berdasarakan hasil pengamatan

langsung yang dilakukan operator mesin filling selama proses produksi. Setelah

faktor penyebab permasalahan ditetapkan, kemudian mengidentifikasi penyebab

masalahnya dari setiap faktor menggunakan metode 5-why analysis. Berikut hasil

identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan menggunakan metode

5-why analysis:

Page 63: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

50

Tabel 4.5 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect off center

Berdasarkan hasil identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan

metode 5-why analysis kemudian ditetapkan action plan, jadwal pelaksanaan serta

penanggung jawab yang hendak melakukan perbaikan guna mengurangi atau

bahkan menghilangkan permasalahan tersebut menggunakan metode 5W+1H

(Why, What, Where, Who, When dan How). Berikut penjabaran action plan yang

dilakukan dengan menggunakan metode 5W+1H:

Tabel 4.6 Uraian 5W+1H untuk jenis defect off center

Page 64: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

51

Proses identifikasi dengan cara yang sama juga dilakukan untuk semua jenis

permasalahan yaitu mulai dari penentuan faktor penyebab masalah, kemudian

didentifikasi menggunakan metode 5-why analysis lalu menetapkan action plan

yang akan dilakukan menggunakan metode 5W+1H.

Berikut Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Over Lapping Seal:

Gambar 4.17 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Over Lapping seal

Page 65: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

52

Identifikasi penentuan faktor penyebab permasalahan over lapping seal ini

menggunakan teknik brainstorming yang diikuti oleh supervisor quality, supervisor

produksi dan supervisor engineering. Faktor-faktor penyebab over lapping seal pada

saat proses filling yaitu Man (Operator), Machine (Mesin Filling), Material (Material

Kemasan) dan Method. Setelah faktor penyebab permasalahan ditetapkan, kemudian

mengidentifikasi penyebab masalahnya dari setiap faktor menggunakan metode 5-why

analysis. Berikut hasil identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan

menggunakan metode 5-why analysis.

Tabel 4.7 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Over Lapping Seal

Page 66: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

53

Berdasarkan hasil identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan

metode 5-why analysis kemudian ditetapkan action plan, jadwal pelaksanaan serta

penanggung jawab yang hendak melakukan perbaikan guna mengurangi atau

bahkan menghilangkan permasalahan tersebut menggunakan metode 5W+1H

(Why, What, Where, Who, When dan How). Berikut penjabaran action plan yang

dilakukan dengan menggunakan metode 5W+1H:

Tabel 4.8 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Over Lapping

Proses identifikasi dengan cara yang sama juga dilakukan untuk semua jenis

permasalahan yaitu mulai dari penentuan faktor penyebab masalah, kemudian

didentifikasi menggunakan metode 5-why analysis lalu menetapkan action plan

yang akan dilakukan menggunakan metode 5W+1H

Page 67: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

54

Berikut Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Wrinkle Seal:

Gambar 4.18 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Wrinkle Seal

Identifikasi penentuan faktor penyebab permasalahan over lapping seal ini

menggunakan teknik brainstorming yang diikuti oleh supervisor quality, supervisor

produksi dan supervisor engineering. Faktor-faktor penyebab over lapping seal

pada saat proses filling yaitu Man (Operator), Machine (Mesin Filling), Material

(Material Kemasan) dan Method. Proses identifikasi bertujuan mengetahui sumber

permasalahan, sehingga tindakan korektif dapat dilakukan dengan lebih cermat dan

tepat Setelah faktor penyebab permasalahan ditetapkan, kemudian mengidentifikasi

penyebab masalahnya dari setiap faktor menggunakan metode 5-why analysis.

Page 68: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

55

Berikut hasil identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan

menggunakan metode 5-why analysi.

Tabel 4.9 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Wrinkle Seal

Page 69: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

56

Berdasarkan tabel tersebut ditetapkan action plan yang harus dilakukan untuk

mengurangi atau menghilangkan produk reject yang disebabkan karena jenis

defect Wrinkle seal pada kemasan produk kemudian dijabarkan menggunakan

metode 5W + 1H yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Wrinkle Seal

Page 70: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

57

Proses identifikasi dengan cara yang sama juga dilakukan untuk semua jenis

permasalahan yaitu mulai dari penentuan faktor penyebab masalah, kemudian

didentifikasi menggunakan metode 5-why analysis lalu menetapkan action plan

yang akan dilakukan menggunakan metode 5W+1H.

Berikut Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Seal Melipat:

Gambar 4.19 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Seal Melipat

Identifikasi penentuan faktor penyebab permasalahan over lapping seal ini

menggunakan teknik brainstorming yang diikuti oleh supervisor quality,

supervisor produksi dan supervisor engineering. Faktor-faktor penyebab over

lapping seal pada saat proses filling yaitu Man (Operator), Machine (Mesin

Filling), Material (Material Kemasan) dan Method. Proses identifikasi bertujuan

mengetahui sumber permasalahan, sehingga tindakan korektif dapat dilakukan

dengan lebih cermat dan tepat Setelah faktor penyebab permasalahan ditetapkan,

kemudian mengidentifikasi penyebab masalahnya dari setiap faktor menggunakan

metode 5-why analysis.

Page 71: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

58

Tabel 4.11 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Seal Melipat

Berdasarkan hasil identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan

menggunakan metode 5-why analysis kemudian ditetapkan action plan, jadwal

pelaksanaan serta penanggung jawab yang hendak melakukan perbaikan guna

mengurangi atau bahkan menghilangkan permasalahan tersebut menggunakan

metode 5W+1H (Why, What, Where, Who, When dan How). Berikut penjabaran

action plan yang dilakukan dengan menggunakan metode 5W+1H:

Page 72: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

59

Tabel 4.12 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Seal Melipat

Proses identifikasi dengan cara yang sama juga dilakukan untuk semua jenis

permasalahan yaitu mulai dari penentuan faktor penyebab masalah, kemudian

didentifikasi menggunakan metode 5-why analysis lalu menetapkan action plan

yang akan dilakukan menggunakan metode 5W+1H.

Page 73: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

60

Berikut Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Seal Tipis:

Gambar 4.20 Diagram Sebab Akibat untuk Kasus Seal Tipis

Identifikasi penentuan faktor penyebab permasalahan over lapping seal ini

menggunakan teknik brainstorming yang diikuti oleh supervisor quality,

supervisor produksi dan supervisor engineering. Faktor-faktor penyebab over

lapping seal pada saat proses filling yaitu Man (Operator), Machine (Mesin

Filling), Material (Material Kemasan) dan Method. Proses identifikasi bertujuan

mengetahui sumber permasalahan, sehingga tindakan korektif dapat dilakukan

dengan lebih cermat dan tepat Setelah faktor penyebab permasalahan ditetapkan,

kemudian mengidentifikasi penyebab masalahnya dari setiap faktor menggunakan

metode 5-why analysis.

Tabel 4.13 Uraian 5-Why analysis untuk jenis defect Seal Tipis

Page 74: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

61

Berdasarkan hasil identifikasi penyebab masalah off center seal menggunakan

menggunakan metode 5-why analysis kemudian ditetapkan action plan, jadwal

pelaksanaan serta penanggung jawab yang hendak melakukan perbaikan guna

mengurangi atau bahkan menghilangkan permasalahan tersebut menggunakan

metode 5W+1H (Why, What, Where, Who, When dan How). Berikut penjabaran

action plan yang dilakukan dengan menggunakan metode 5W+1H:

Tabel 4.14 Uraian 5W+1H untuk jenis defect Seal Tipis

Page 75: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

62

4.4 Hasil Perbaikan

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dengan menggunakan metode 5-Why

Analysis dan 5W+1H diperoleh data hasil perbaikan yaitu jumlah produksi dan

jumlah produk reject harian selama bulan November 2016 yang dicatat pada

lembar pemeriksaan (check sheet). Data yang telah dikumpulkan digunakan untuk

menentukan nilai range yang digunakan pada pembuatan peta kendali p (p-chart)

untuk melihat tingkat variasi produk reject setelah dilakukan perbaikan. Berikut

data jumlah produksi dan jumlah produk reject selama bulan November 2016:

Tabel 4.15 Data Setelah dilakukan Perbaikan periode bulan November 2016

- : Tidak ada kegiatan produksi

Page 76: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

63

4.4.1 Pembuatan Peta Kendali p (p-chart) Setelah Perbaikan

Setelah diperoleh data produksi selama bulan November 2016 yang dimana data

tersebut adalah merupakan hasil setelah dilakukan perbaikan, data tersebut

kemudian dihitung dan dibuatkan peta kendali p (p-chart). Pembuatan peta

kendali p (p-chart) ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses selama proses

pengemasan produk minuman susu bantal ini apakah berada dalam batas kendali

atau tidak setelah dilakukannya perbaikan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kendali p tersebut yaitu:

a) Menghitung Proporsi Rata-rata cacat

�̅� =∑ 𝑛𝑝

∑ 𝑛

∑ 𝑛𝑝 : jumlah total cacat

∑n: jumlah total produksi

Maka,

�̅� =926

973620

= 0,000951 (Hari ke-1)

b) Menghitung Standard Error Proporsi (Sp)

𝑆𝑝 = √�̅� (1 − �̅�)

𝑛

�̅� : Proporsi rata-rata cacat

n : Jumlah produksi ke-i

Maka,

𝑆𝑝 = √0,000951 (1 − 0,000951)

973620

= 0,00003121 (Hari ke-1)

Page 77: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

64

c) Menghitung batas kendali atas / Upper Control Limit (UCL)

𝑈𝐶𝐿 = �̅� + 3√�̅� (1 − �̅�)

𝑛

Keterangan:

3 : 3-sigma (3-standar error)

�̅� : Proporsi rata-rata cacat

𝑛 : jumlah produksi

Maka,

𝑈𝐶𝐿 = 0,000951 + 3√0,000951 (1 − 0,000951)

973620

= 0,001043 ( hari ke-1)

d) Menghitung batas kendali bawah / Lower Control Limit (LCL)

𝐿𝐶𝐿 = �̅� − 3√�̅� (1 − �̅�)

𝑛

Keterangan :

3 : 3-sigma (3-standar error)

�̅� : rata-rata ketidak sesuaian produk

𝑛 : jumlah produksi

Maka,

𝐿𝐶𝐿 = 0,000951 − 3√0,000951 (1 − 0,000951)

973620

= 0,000856 ( hari ke-1)

Berdasarkan rumus perhitungan di atas dapat diperoleh hasil peta kendali p

selama bulan November 2016 untuk masing-masing data harian yang telah

dikumpulkan. Adapun nilai perhitungan peta kendali p (p-chart) secara lengkap

dapat dilihat pada tabel 4.16.

Page 78: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

65

Tabel 4.16 Perhitungan Peta Kendali p Produk Susu Bantal X Setelah dilakukan

Perbaikan untuk Periode Bulan November 2016

No. Jumlah

Produksi (PCS)

Jumlah Reject (PCS)

Mean Proporsi defective

(p)

Standard Error of Proportion

(Sp)

Upper Control

Limit (UCL)

Lower Control

Limit (LCL)

1 973620 926 0,000951 0,00003121 0,001043 0,000856

2 821826 780 0,000949 0,00003397 0,001051 0,000847

3 330804 332 0,001004 0,00005354 0,00111 0,000789

4 941706 896 0,000951 0,00003173 0,001044 0,000854

5 1.087.992 997 0,000916 0,00002952 0,001038 0,000861

6 1.088.964 1.007 0,000925 0,00002951 0,001038 0,000861

7 1.089.126 971 0,000892 0,00002951 0,001038 0,000861

8 1.029.669 996 0,000967 0,00003035 0,00104 0,000858

9 1.047.438 1.064 0,001016 0,00003009 0,001039 0,000859

10 385.992 399 0,001034 0,00004956 0,001098 0,0008

11 1.047.438 930 0,000888 0,00003009 0,001039 0,000859

12 1.093.554 981 0,000897 0,00002945 0,001037 0,000861

13 760.266 723 0,000951 0,00003532 0,001055 0,000843

14 177.120 183 0,001033 0,00007317 0,001169 0,00073

15 182.790 162 0,000886 0,00007203 0,001165 0,000733

16 961.847 935 0,000972 0,00003140 0,001043 0,000855

17 1.157.028 1.043 0,000901 0,00002863 0,001035 0,000863

18 991.683 1.005 0,001013 0,00003092 0,001042 0,000856

19 1.007.924 987 0,000979 0,00003067 0,001041 0,000857

20 786691 784 0,000997 0,00003472 0,001053 0,000845

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.16 diatas, selanjutnya dapat dibuatkan

peta kendali p (p-Chart). Berikut gambar 4.21 menunjukkan hasil pengolahan

dengan menggunakan bantuan software minitab untuk membuat peta kendali p (p-

Chart) dari produk reject susu bantal X Periode Bulan November 2016.

Page 79: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

66

Gambar 4.21 Peta kendali p (p-chart) produk reject Susu Bantal X Setelah

Dilakukan Perbaikan Periode Bulan November 2016.

Gambar 4.21 menunjukkan gambar peta kendali p (p-chart) reject produk susu

bantal X setelah dilakukan perbaikan. Berdasarkan gambar 4.21 dapat dilihat

bahwa data yang diperoleh seluruhnya telah berada dalam batas kendali yang telah

ditetapkan. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya titik data yang berada diluar

batas kendali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat proporsi

kecacatan yang terjadi pada proses filling produk susu bantal X setelah dilakukan

perbaikan sudah berada dalam batas kendali.

Sedangkan untuk hasil peta kendali p (p-chart) yang ditinjau berdasarkan masing-

masing jenis defect penyebab reject produk yang diolah dengan menggunakan

bantuan software minitab juga menunjukan hasil yang telah terkendali hal ini

dibuktikan dengan tidak adanya titik data yang berada diluar batas kendali lagi.

Berikut gambar peta kendali p (p-chart) untuk masing-masing jenis defect

penyebab reject produk adalah sebagai berikut:

Page 80: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

67

Gambar 4.22 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet off centre Seal

Gambar 4.23 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Over Lapping Seal

Page 81: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

68

Gambar 4.24 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Wrinkle Seal

Gambar 4.25 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defecet Seal Melipat

Page 82: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

69

Gambar 4.26 Peta kendali p (p-chart) untuk jenis defect Seal Tipas

Dengan demikian berdasarkan peta kendali yang telah dibuat, baik yang ditinjau

berdasarkan masing-masing jenis defect penyebab reject produk maupun

berdasarkan total keseluruhan jenis defect dapat disimpulkan bahwa proses

produksi susu bantal X pada proses filling setelah dilakukan perbaikan telah

berada dalam batas kendali atau telah terkendali (in control).

4.5 Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan

Berdasarkan dari data persentase jumlah reject produk sebelum dan setelah

perbaikan diperoleh perbandingan hasil yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.17 Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan

Jenis Defect Sebelum

Improvement %

Sesudah Improvement

%

Over Lapp 0,25 0,02

Off Centre 0,20 0,02

Wrinkle 0,17 0,02

Seal Melipat 0,12 0,02

Seal Tipis 0,06 0,01

Other 0,02 0,01

Total 0,82 0,10

Page 83: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

70

Gambar 4.27 Grafik Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan

Berdasarkan gambar 4.27 dapat dilihat hasil perbandingan jumlah reject produk

pada area filling sebelum dan setelah perbaikan, dimana jumlah reject produk

pada area filling sebelum dilakukan perbaikan yaitu sebesar 0,82% dan setelah

dilakukan perbaikan mengalami penurunan dengan selisish 0,72% menjadi

0,10%.

0.25%

0.20%

0.17%

0.12%

0.06%0.02%0.02%

0.02% 0.02% 0.02%0.01% 0.01%

0.00%

0.05%

0.10%

0.15%

0.20%

0.25%

0.30%

Over Lapp Off Centre Wrinkle Seal Melipat Seal Tipis Other

Perbandingan Sebelum dan Setelah Perbaikan

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Page 84: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis pengendalian kaualitasa kemasan

produk susu bantal X dapata daiambial kaesiampulan saeabagai baerikut:

1. Proses packaging pouch untuk produk susu bantal X sebelum dilakukan

perbaikan dinyatakan tidak terkendali (out of control), hal ini ditunjukkan

dengan terdapatnya data pengamatan pada peta kendali p (p-chart) yang

berada diluar batas kendali.

2. Berdasarkan hasil pengecekan perhari selama 2 bulan menggunakan lembar

pemeriksaan (chechk sheet) dapat diketahui jenis defect penyebab reject

produk yaitu off center seal, over lapping seal, wrinkle seal, seal melipat,

seal tipis, horizontal dan atau vertical seal bocor, horizontal dan atau vertical

seal miring, uncutting seal serta wrong cutting seal. Dan adapun jenis defect

yang sering terjadi yaitu off center seal, over lapping seal, wrinkle seal, seal

melipat, seal tipis.

3. Terdapat beberapa perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi jumlah

produk reject pada saat proses filling yaitu:

Melakukan sosialisasi dan membuat matrix skill untuk operator mencakup

training penyetingan eyemark, penyambungan packaging material,

adjustment stopper packaging material, penyetingan cutting drive.

Membuat instruksi kerja gear dan shaft roller driver serta melakukan

penggantian roller drive yang baru pada mesin filling.

Melakukan validasi ulang terhadap penyetingan interlock mesin.

Membuat instruksi kerja pemeriksaan packaging material sebelum

digunakan.

Membuat instruksi kerja cara pembersihan end seal dan penutup untuk end

seal.

Membuat support pengunci heater pada mesin filling.

Page 85: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

72

Memodifikasi setingan fixed kawat chamber pada mesin filling.

Melakukan verifikasi sensor timing (proximity) pada mesin filling.

4. Pada proses filling minuman susu bantal X setelah dilakukan perbaikan

mengalami penurunan jumlah produk reject yaitu dari 0,82% menjadi 0,10%

dengan selisish 0,72%. Serta proses packaging pouch untuk produk susu

bantal X setelah dilakukan perbaikan telah terkendali (in control), hal ini

ditunjukkan dengan tidak ada lagi data pengamatan yang berada diluar batas

kendali.

5.2 Saran

Saran yang diberikan terkait hasil penelitian pada PT. XYZ Indonesia yaitu:

1. Pada penelitian ini berhasil menurunkan persentase produk reject sebesar

0,72%, penelitian selanjutnya dapat melakukan perbaikan untuk mengurangi

angka reject produk hingga sekecil mungkin dengan melakukan pengawasan

dan analisa ulang pada proses filling produk susu bantal X.

2. Pengawasan perlu ditingkatkan agar tingkat kedisiplinan dan awareness

karyawan tetap terjaga, khususnya pada shift malam.

Page 86: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

73

DAFTAR PUSTAKA

A.V. Feigenbaum, 1992. Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Crosby, P.B. 1979, Quality is Free: The Art of Marketing Quality Certain, New

York: McGraw-Hill.

Deming, W.Edwards. 1982. Out Of The Crisis, Cambridge, Mass: MIT Center for

advances Engineering Studies.

Gasperz .V. 1998. Statistical Process Control : Penerapan Teknik-teknik

Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen

Operasi). Jakarta : Salemba Empat.

Ishikawa, K. 1982. Guide to quality Control. NewYork: Asian Productivity

Organization.

Krajewski, Lee J. dan Ritzman, Larry P. 1990. Operations Management : Strategy

and

Analysis, 2nd Edition. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company.

Nasution, M. N.2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Muhammad Fachrial Talib dari Institut Pertanian Bogor. 2007. Dengan judul

penelitian “Aplikasi Statistical Process Control (SPC) dalam Pengendalian Bobot

Bersih Susu Ultra High Temperatur (UHT) Real Good Sereal Strawberry di PT.

Greenfields Indonesia, kabupaten Malang.

Muhammad Nur Ilham dari Universitas Hasanuddin. 2012. Dengan judul

penelitian “Analisa Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan

Statistical Process Control (SPC) pada PT. Bosowa Media Grafika (Tribun

Timur)”.

Montgomory, C. Douglas. 1996. Statistical Quality Control (6th ed). Asia: John

Wiley&Sons (Asia) Pte.Ltd.

Nima Mirzaeni dari Istanbul Aydin University,Sadegh Niroomand dari Eastern

Mediterranean University dan Rahim Zare dari Allameh Tabatabaei University,

Page 87: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

74

2014. Dengan judul penelitian “Aplication of Statistical Process Control in

service industry, a case study of the restaurant sector”.

Nutu Catalin – Silviu dari Constanta Maritime University Romania. Dengan judul

penelitian “Statistical Process Control Applied in Analysis of Defects in

Asynchonous Electrical Machines”.

Rendy Kaban dari Universitas Andalas. 2014. Dengan judul penelitian

“Pengendalian Kualitas Kemasan Plastik Pouch menggunakan Statistical Process

Control (SPC) di PT. Incasi Raya Padang”.

Prawirosentono, Suyadi, 2007, Filosofi Baru Tentang Mutu Terpadu. Edisi 2.

Jakarta:

Bumi Aksara.

Page 88: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

75

LAMPIRAN 1

Instruksi Kerja Penyambungan VMPET pada mesin filling.

Page 89: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

76

LAMPIRAN 2

Cara Pemilihan VMPET yang bagus sebelum digunakan.

Page 90: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

77

LAMPIRAN 3

Instruksi lubrikasi Gear dan Shaft Roller Drive.

Page 91: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

78

LAMPIRAN 4

Marking Posisi Sensor Timing dan Support Pengunci Heater pada mesin

filling sebelum dan setelah perbaikan .

LAMPIRAN 5

Modifikasi settingan fixed kawat chamber mesin filling.

Page 92: PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL DALAM …

79

LAMPIRAN 6

Instruksi Kerja cara cleaning dan penutupan end seal.