Penerapan Sistem ABC (Activity Based Costing System) Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi...

2
ABSTRAK PENERAPAN SISTEM ABC (ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM) DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Pada Pabrik Rokok Harapan Sejati, Desa Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk) Oleh : Linda Kusumawati, 0210323083 Semakin ketatnya persaingan dalam industri manufaktur dewasa ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat karena akan mempengaruhi harga jual dari produk yang bersangkutan. Banyak perusahaan dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik selama ini menggunakan metode sistem biaya konvensional atau tradisional Dalam metode ini, biaya overhead proposional dengan jumlah unit yang diproduksi, akan tetapi muncul masalah apabila ada bauran atau produk baru yang dihasilkan perusahaank. Hal ini terjadi juga pada Perusahaan Rokok “Harapan Sejati”. Selama ini perusahaan menggunakan metode tradisional dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik, yaitu dengan membebankan biaya overhead pabrik ke produk berdasarkan jumlah unit yang diproduksi sebagai pembebanan biayan. Sehingga hasil perhitungan harga pokok produksi menjadi tidak akurat. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu dipertimbangkan pemakaian suatu metode lain untuk mengalokasikan biaya overhead ini secara akurat. Metode tersebut adalah Activity accounting atau yang disebut dengan ABC system adalah sistem akutansi biaya yang berfokus pada aktivitas- aktivitas yang dihasilkan untuk menghasilkan produk. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Activity Based Costing System dalam menghitung harga pokok produksi bila dibandingkan dengan metode konvensional pada perusahaan rokok “Harapan Sejati”. Serta untuk mengetahui perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode konvensional dan metode ABC system pada perusahaan rokok “Harapan Sejati”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang lingkupnya meliputi aktivitas – aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya overhead dan penentuan harga pokok produksi secara sistematis, faktual, dan akurat dengan menggunakan metode konvensional dan ABC sistem, serta untuk mengetahui perbedaan dari kedua metode tersebut. Perbedaan mendasar antara sistem biaya konvensional dan ABC sistem adalah dalam hal tahap – tahap pembebanan biaya overhead produksi pada harga pokok ii

Transcript of Penerapan Sistem ABC (Activity Based Costing System) Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi...

Page 1: Penerapan Sistem ABC (Activity Based Costing System) Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Pada Pabrik Rokok Harapan Sejati Desa Getas Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk)

ABSTRAK

PENERAPAN SISTEM ABC (ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM) DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

(Studi Pada Pabrik Rokok Harapan Sejati, Desa Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk)

Oleh : Linda Kusumawati, 0210323083

Semakin ketatnya persaingan dalam industri manufaktur dewasa ini, menuntut

setiap perusahaan untuk selalu melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat karena akan mempengaruhi harga jual dari produk yang bersangkutan. Banyak perusahaan dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik selama ini menggunakan metode sistem biaya konvensional atau tradisional Dalam metode ini, biaya overhead proposional dengan jumlah unit yang diproduksi, akan tetapi muncul masalah apabila ada bauran atau produk baru yang dihasilkan perusahaank. Hal ini terjadi juga pada Perusahaan Rokok “Harapan Sejati”. Selama ini perusahaan menggunakan metode tradisional dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik, yaitu dengan membebankan biaya overhead pabrik ke produk berdasarkan jumlah unit yang diproduksi sebagai pembebanan biayan. Sehingga hasil perhitungan harga pokok produksi menjadi tidak akurat. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu dipertimbangkan pemakaian suatu metode lain untuk mengalokasikan biaya overhead ini secara akurat. Metode tersebut adalah Activity accounting atau yang disebut dengan ABC system adalah sistem akutansi biaya yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dihasilkan untuk menghasilkan produk.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Activity Based Costing System dalam menghitung harga pokok produksi bila dibandingkan dengan metode konvensional pada perusahaan rokok “Harapan Sejati”. Serta untuk mengetahui perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode konvensional dan metode ABC system pada perusahaan rokok “Harapan Sejati”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang lingkupnya meliputi aktivitas – aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya overhead dan penentuan harga pokok produksi secara sistematis, faktual, dan akurat dengan menggunakan metode konvensional dan ABC sistem, serta untuk mengetahui perbedaan dari kedua metode tersebut.

Perbedaan mendasar antara sistem biaya konvensional dan ABC sistem adalah dalam hal tahap – tahap pembebanan biaya overhead produksi pada harga pokok

ii

Page 2: Penerapan Sistem ABC (Activity Based Costing System) Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Pada Pabrik Rokok Harapan Sejati Desa Getas Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk)

produksi. Pada sistem biaya tradisional terdapat dua tahap pembebanan, tahap pertama biaya dibebankan pada pusat biaya (departemen) kemudiaan pada tahap kedua biaya yang terkumpul pada pusat biaya dibebankan kepada produk. Pada ABC sistem tahap pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke berbagai produk.

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dan kualitatif diperoleh hasil bahwa penentuan harga pokok produksi menunjukkan hasil yang berbeda antara metode konvensional dengan activity based costing system. Harga pokok produk yang dihasilkan metode konvensional kurang akurat, sehingga keputusan manajemen menjadi tidak tepat, sedangkan harga pokok produksi yang dihasilkan ABC sistem lebih akurat sehingga manajemen memiliki informasi yang lebih baik dalam membuat keputusan yang lebih tepat.

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian, diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dari kedua sistem ini berbeda. Perbedaan harga pokok produksi menurut hasil perhitungan system biaya tradisional dan ABC system selama tahun 2005 pada Perusahaan Rokok “Harapan Sejati” adalah sebagai berikut rokok kretek mengalami overcosted Rp 3.625.913,0 dan rokok filter mengalami undercosted Rp 3.625.913,0 dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa sistem biaya konvensional sebagaimana yang diterapkan pada Perusahaan Rokok “Harapan Sejati” ini kurang akurat dalam memperhitungkan biaya produknya maka sebaiknya Perusahaan Rokok “Harapan Sejati” meninjau kembali sistem biayanya.

iii