PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

15
Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021 257 PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG JAWAB SEKUTU KOMPLEMENTARIS DALAM MENJALANKAN DAN MELAKUKAN PENGURUSAN SERTA PENGELOLAAN COMANDITAIRE VENNOOTSCHAP (CV) DI KECAMATAN BANAWA, KABUPATEN DONGGALA Darwati Email: [email protected] Universitas Tadulako Rosnani Lakuna Email: [email protected] Universitas Tadulako Abraham Kekka Email: [email protected] Universitas Tadulako Abstrak Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komplementaris Dalam Menjalankan Dan Melakukan Pengurusan Serta Pengelolaan Comanditaire Vennootschap (CV) Di Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komplementaris dalam Menjalankan dan Melakukan Pengurusan serta Pengelolaan Comanditaire Vennootschap (CV). Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan empiris normatif,. Hasil penelitian menemukan bahwa Hubungan antara Direksi dengan perseroan yang dalam hal ini adlah CV. Inovi adalah hubungan antara agen dengan prinsipal yang saling tergantung dalam kepentingan bersama yang dikenal sebagai fiduciary . Jadi, konsepsi dan penerapan Fiduciary Duty Direksi menurut peraturan perundang- undangan maupun business practice, diperlukan sejak perusahaan telah dimiliki oleh tidak lagi pada satu pemilik/keluarga tetapi beberapa pemilik bahkan menjadi perusahaan publik. Hal ini dimaksudkan melindungi kepentingan seluruh pemegang saham terutama pemegang saham minoritas dari kemungkinan abuse of power yang dilakukan Direksi. Sehingga, penerapan fiduciary duty Direksi sebagai pemenuhan ”legal compliance” maupun kebutuhan bisnis adalah suatu kebutuhan.Tanggung jawab direksi berdasarkan prinsip Fiduciary Duties pada CV. Inovi ialah mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh itikad baik, bertanggung jawab, serta menghindari adanya benturan kepentingan. Direksi juga bertindak dengan penuh kehati-hatian dalam membuat segala keputusan dan kebijakan (duty of care), serta mampu mengutamakan kepentingan perseroan diatas kepentingan pribadinya (duty of loyalty). Kata Kunci: Comenditaire Vennotschap; Fiduciary Duty PENDAHULUAN Filsuf terkenal Aristoteles mengatakan, “ Manusia adalah ditakdirkan sebagai makhluk sosial” atau dalam bahasa latin disebut dengan

Transcript of PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Page 1: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

257

PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG JAWAB SEKUTU

KOMPLEMENTARIS DALAM MENJALANKAN DAN MELAKUKAN PENGURUSAN

SERTA PENGELOLAAN COMANDITAIRE VENNOOTSCHAP (CV) DI KECAMATAN

BANAWA, KABUPATEN DONGGALA

Darwati

Email: [email protected]

Universitas Tadulako

Rosnani Lakuna

Email: [email protected]

Universitas Tadulako

Abraham Kekka

Email: [email protected]

Universitas Tadulako

Abstrak

Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komplementaris Dalam

Menjalankan Dan Melakukan Pengurusan Serta Pengelolaan Comanditaire Vennootschap (CV) Di

Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah

Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komplementaris dalam

Menjalankan dan Melakukan Pengurusan serta Pengelolaan Comanditaire Vennootschap (CV).

Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan

penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan empiris normatif,. Hasil

penelitian menemukan bahwa Hubungan antara Direksi dengan perseroan yang dalam hal ini

adlah CV. Inovi adalah hubungan antara agen dengan prinsipal yang saling tergantung dalam

kepentingan bersama yang dikenal sebagai fiduciary . Jadi, konsepsi dan penerapan Fiduciary Duty

Direksi menurut peraturan perundang- undangan maupun business practice, diperlukan sejak

perusahaan telah dimiliki oleh tidak lagi pada satu pemilik/keluarga tetapi beberapa pemilik bahkan

menjadi perusahaan publik. Hal ini dimaksudkan melindungi kepentingan seluruh pemegang saham

terutama pemegang saham minoritas dari kemungkinan abuse of power yang dilakukan Direksi.

Sehingga, penerapan fiduciary duty Direksi sebagai pemenuhan ”legal compliance” maupun

kebutuhan bisnis adalah suatu kebutuhan.Tanggung jawab direksi berdasarkan prinsip Fiduciary

Duties pada CV. Inovi ialah mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh itikad baik, bertanggung

jawab, serta menghindari adanya benturan kepentingan. Direksi juga bertindak dengan penuh

kehati-hatian dalam membuat segala keputusan dan kebijakan (duty of care), serta mampu

mengutamakan kepentingan perseroan diatas kepentingan pribadinya (duty of loyalty).

Kata Kunci: Comenditaire Vennotschap; Fiduciary Duty

PENDAHULUAN Filsuf terkenal Aristoteles mengatakan, “

Manusia adalah ditakdirkan sebagai makhluk

sosial” atau dalam bahasa latin disebut dengan

Page 2: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

258

zoon politicon. Manusia tidak dapat dipikirkan

sebagai makhluk yang dapat hidup sendiri serta

terasing dari sesama manusia lainnya, manusia

harus selalu hidup dalam ikatan kelompoknya

sehingga manusia harus hidup sebagai bagian

dari satu kesatuan sosial.

Berdasarkan hal tersebut diatas memberi

gambaran bahwa untuk memenuhi kebutuhannya

sehari-hari manusia membutuhkan interaksi

dengan manusia lainnya guna untuk

kelangsungan hidup serta untuk menjaga

keseimbangan kehidupan itu sendiri . pemenuhan

kebutuhan tersebut oleh manusia bukan saja

didasarkan pada pemenuhan kebutuhan hidup

sehari-hari tetapi juga untuk mencapai suatu cita-

cita bersama yang ingin dicapai sehingga

menimbulkan adanya hak dan kewajiban.

Hubungan yang terjadi antar manusia

tersebut yang memiliki cita-cita bersama

berdampak terjadinya ikatan hubungan pamrih

karena masing-masing pihak dapat saling

menuntut untuk pelaksanaan pamrih tersebut,

misalnya hak untuk mendapat keuntungan

bersama atas suatu pekerjaan yang dilakukan

secara bersama-sama.

Berkembangnya hubungan-hubungan antar

manusia tersebut melahirkan berbagai macam

bentuk paguyuban, perkumpulan, organisasi,

lembaga, kelompok yang bergerak dalam bidang

sosial, keagamaan, kemanusiaan, politik, usaha

dan masih banyak lagi ragamnya yang terus

berkembang sampai saat ini baik yang bersifat

profit maupun non-profit.

Salah satu hubungan yang sangat

berkembang tersebut adalah hubungan dalam

dunia usaha. Dunia usaha adalah dunia yang

terus berkembang dari waktu ke waktu. Setiap

individu yang menjalankan usaha senantiasa

mencari jalan untuk mendapatkan keuntungan

yang besar, dengan demikian hal tersebut terus

memacu lahirnya lembaga-lembaga atau badan-

badan usaha untuk memfasilitasi kegiatan

mencari keuntungan tersebut.1

Negara Indonesia yang merupakan negara

bekas jajahan Belanda dimana peraturan

mengenai bidang usaha ini sudah ada sejak

kolonialisme masih berkuasa dinegara kita, oleh

sebab itu pada tanggal 18 Agustus 1945 ketika

pemerintah Negara Indonesia mensahkan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

sebagai konstitusi Negara kita, maka berdasarkan

Pasal II Aturan Peralihan yang berbunyi :

“semua lembaga Negara yang ada masih

berfungsi sepanjang untuk melaksanakan

ketentuan Undang-Undang Dasar dan

belum diadakan yang baru menurut

Undang-Undang Dasar ini”.

Hal ini berdasarkan asas konkordansi agar

tidak terjadi kekosongan hukum (rechtvacuum),

sehingga dengan demikian peraturan yang

mengatur mengenai dunia usaha yaitu Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan

berlaku serta menjadi acuan untuk pengaturan

mengenai kegiatan usaha di Indonesia.

1 Achmad Ihsan, S.H, 1986, Dunia Usaha

Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta

Page 3: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

259

Saat ini tidak semua peraturan mengenai

kegiatan usaha hanya berdasarkan pada Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang, pemerintah

sudah banyak mengeluarkan peraturan untuk

mengatur kegiatan usaha di Indonesia dimana

peraturan tersebut dimulai dari Peraturan Daerah

sampai kepada tingkat Undang-Undang,

contohnya Undang-Undang Perseroan Terbatas,

Undang-Undang Pasar Modal, Undang-Undang

Kepailitan, Undang-Undang Penanaman Modal

dan lain-lain.

Banyaknya regulasi yang telah dikeluarkan

untuk pengaturan dunia usaha, masih saja ada

kekurangan dalam pengaturannya, padahal

peraturan perundangan tersebut sangat mendesak

sekali keberadaannya dan sangat dibutuhkan

oleh masyarakat pelaku dunia usaha, peraturan

tersebut adalah peraturan terkait dengan

keberadaan badan-badan usaha yang tidak

berbadan hukum seperti Firma (Fa),

Commanditaire Vennootschap (CV), Usaha

Dagang (U.D), Perusahaan Otto (P.O) yang

banyak tumbuh bak jamur di musim hujan.2

Alasan masyarakat memilih kegiatan

usahanya yang dilembagakan pada bentu-bentuk

perusahaan diatas, dikarenakan alasan

pendiriannya sederhana, modal yang tidak terlalu

besar, kegiatan usaha yang dilakukan sederhana,

dapat menentukan sendiri keanggotaan

2 Fadjar Adam, S.H dkk, 2002, Pengantar Hukum

Dagang Indonesia, Yayasan

Masyarakat Indonesia, Palu.

badannya, wilayah usaha yang tidak terlalu luas,

masalah administrasi pemerintah yang tidak

terlalu rumit. Alasan inilah yang mneyebabkan

masyarakat banyak mendirikan perusahaan

tersebut sedangkan pengaturannya dalam

perundang-undangan sangat minim.

Akibat minimnya peraturan perundangan-

undangan yang mengatur mengenai badan usaha

yang tidak berbadan hukum ini, menyebabkan

terjadi banyak pelanggaran dalam prakteknya

sehari-hari, perusahaan tersebut banyak

dijadikan sebagai sarana untuk pihak-pihak yang

tidak bertanggung jawab dijadikan tameng untuk

menghindari pajak yang besar bagi perusahaan-

perusahaan yang besar, sarana untuk

memenangkan tender barang dan/atau jasa untuk

kepentingan pihak yang terafiliasi dengan

instansi yang mengadakan tender, sarana untuk

pencucian uang hasil kejahatan, dimana salah

satu pihak menjadi sekutu komanditaris (pelepas

uang) dalam suatu persekutuan komanditer (CV).

Masyarakat Propinsi Sulawesi Tengah

banyak sekali yang mendirikan jenis badan usaha

yang tidak berbadan hukum diantaranya

Commanditaire Vennootschap (CV), biasanya

didirikan oleh pelaku usaha untuk melakukan

kegiatan dibidang pembangunan, perdagangan

umum, penyedia jasa serta usaha-usaha kecil

lainnya sedangkan Usaha Dagang (U.D)

biasanya didrikan khusus untuk bidang

perdagangan umum, Perusahaan Otto (P.O)

dirikan untuk kegiatan usaha jasa transportasi.

Berdasarkan fenomena tersebut diatas

yaitu minimnya pengaturan mengenai badan

Page 4: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

260

usaha tersebut, penulis/peneliti tertarik untuk

meneliti praktek kegiatan salah satu badan usaha

yang tidak berbadan hukum tersebut yaitu

khususnya Commanditaire Vennootschap (CV)

mengenai pelaksanaan kegiatan perusahaan

sehari-sehari yang dilaksanakan oleh sekutu

komplementaris, maka penelitian ini berjudul

PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY

TERHADAP TANGGUNG JAWAB

SEKUTU KOMPLEMENTARIS DALAM

MENJALANKAN DAN MELAKUKAN

PENGURUSAN SERTA PENGELOLAAN

COMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV),

dengan lokasi penelitian di Kecamatan Banawa,

Kabupaten Donggala.

METODE

Penelitian yang dilakukan ini merupakan

penelitian yang bersifat deskriptif dengan

menggunakan pendekatan empiris normatif,

yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Terhadap

Tanggung Jawab Sekutu Komplementaris

dalam Menjalankan dan Melakukan

Pengurusan serta Pengelolaan Comanditaire

Vennootschap ( CV) dengan studi kasus para

pelaku usaha yang mendirikan persekutuan

komanditer yang tergabung dalam keanggotaan

Gabungan Pengusaha Konstruksi (GAPENSI)

Kabupaten Donggala, khususnya di Kecamatan

Banawa.

PEMBAHASAN

Penerapan Ficuary Duty

Penerapan Ficuary Duty, dapat diartikan

bahwa pada dasarnya Direksi hanya berhak dan

berwenang untuk bertindak atas nama dan untuk

kepentingan Perseroan dalam batas-batas yang

diizinkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan setiap tindakan yang dilakukan oleh

Direksi di luar kewenangan yang diberikan

tersebut tidak mengikat Perseroan. Ini berarti

Direksi memiliki limitasi dalam bertindak atas

nama dan untuk kepentingan Perseroan.

Direksi adalah organ utama yang

menjamin kelangsungan usaha perseroan karena

perseroan tidak dapat berbuat apa-apa tanpa

peran anggota direksi. Hubungan direksi dan

perseroan selain didasarkan hubungan kerja,

direksi juga memiliki hubungan fidusia

(kepercayaan) dengan perseroan.

Tanggung jawab direksi berdasarkan

prinsip Fiduciary Duties dalam Perseroan

Terbatas harus mampu melaksanakan tugasnya

dengan penuh itikad baik, bertanggung jawab,

serta menghindari adanya benturan kepentingan.

Direksi juga dituntut untuk bertindak dengan

penuh kehati-hatian dalam membuat segala

keputusan dan kebijakan (duty of care) serta

mampu mengutamakan kepentingan perseroan

diatas kepentingan pribadinya (duty of loyalty).

Keempat prinsip tersebut pada

hakekatnya menunjukkan pada kita semua

Page 5: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

261

bahwa Direksi Peseroan, dalam menjalankan

tugas kepengurusan harus senantiasa:

1. bertindak dengan itikad baik

2. senantiasa memperhatikan kepentingan

Perseroan dan bukan kepentingan

pemegang saham semata-mata;

3. kepengurusan Perseroan harus dilakukan

dengan baik, sesuai dengan tugas dan

kewenangan yang diberikan kepadanya,

dengan tingkat kecermatan yang wajar,

dengan ketentuan bahwa Direksi tidak

diperkenankan untuk memperluas maupun

mempersempit ruang lingkup geraknya

sendiri;

4. tidak diperkenankan untuk melakukan

tindakan yang dapat menyebabkan

benturan kepentingan antara kepentingan

Perseroan dengan kepentingan Direksi

Pada dasarnya Direksi merupakan organ

”kepercayaan” Perseroan, yang akan bertindak

mewakili Perseroan dalam segala macam

tindakan hukumnya untuk mencapai tujuan dan

kepentingan Perseroan.

Tugas dan tanggung jawab Direksi tersebut

di atas, adalah tugas dan tanggung jawab Direksi

sebagai suatu organ, yang merupakan tanggung

jawab kolegial sesama anggota Direksi terhadap

Perseroan. Direksi tidak secara sendiri-sendiri

bertanggung jawab kepada Perseroan. Ini berarti

setiap tindakan yang diambil atau dilakukan oleh

salah satu atau lebih anggota Direksi akan

mengikat anggota Direksi lainnya. Namun ini

tidak berarti tidak diperkenankan terjadinya

pembagian tugas diantara anggota Direksi

Perseroan, demi pengurusan yang efisien.

Dalam konsep fiduciary duty ini,

Direksi memiliki kewajiban untuk menghindari

diadakannya, dibuat, atau ditandatanganiny

perjanjian, atau dilakukannya perbuatan yang

menempatkan Direksi tersebut pada suatu

keadaan, yang tidak memungkinkan dirinya

untuk bertindak secara wajar demi tujuan dan

kepentingan Perseroan. Kewajiban ini bertujuan

untuk mencegah Direksi secara tidak layak

memperoleh keuntungan dari Perseroan, yang

mengangkat dirinya menjadi Direksi. Lebih jauh

lagi kewajiban ini sebenarnya melarang dengan

mencegah Direksi untuk menempatkan dirinya

pada suatu keadaan yang memungkinkan Direksi

bertindak untuk kepentingan mereka sendiri,

pada saat yang bersamaan mereka harus

bertindak mewakili untuk dan atas nama

Perseroan.

Pelanggaran terhadap fiduciary duty,

sebagaimana halnya pelanggaran-pelanggaran

hukum lainnya memberikan hak kepada pihak

yang dirugikan untuk dan atas namanya

melakukan gugatan terhadap pihak yang

menerbitkan kerugian tersebut. Dalam hal

pelanggaran fiduciary duty oleh Direksi ada

sekurangnya tiga kepentingan yang harus

diperhatikan;

1. kepentingan Perseroan;

2. kepentingan pemegang saham Perseroan

khususnya pemegang saham minoritas, dan

Page 6: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

262

kepentingan pihak ketiga yang berhubungan

hukum dengan Perseroan, khususnya

kepentingan dari para kreditor Perseroan.

Hubungan fiduciary timbul ketika satu pihak

berbuat sesuatu bagi kepentingan pihak lain

dengan mengesampingkan kepentingan

pribadinya sendiri. Fiduciary Duties Direksi ini

mengandung prinsip sebagai berikut:

1. Direksi dalam melakukan tugasnya tidak

boleh melakukannya untuk kepentingan

pribadi ataupun kepentingan pihak ketiga

tanpa persetujuan dan atau sepengetahuan

perseroan;

2. Direksi tidak boleh memanfaatkan

kedudukannya sebagai pengurus untuk

memperoleh keuntungan, baik untuk dirinya

sendiri maupun pihak ketiga kecuali atas

persetujuan perseroan

3. Direksi tidak boleh menggunakan atau

menyalahgunakan aset perseroan untuk

kepentingannya sendiri dan atau pihak

ketiga.

1. Telah melakukan dan menjalankan

pengurusan perseroan dengan itikad baik

dan kehati-hatian untuk kepentingan

perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan

perseroan yang ditetapkan dalam Anggaran

Dasar;

2. Tidak mempunyai benturan kepentingan

baik langsung maupun tidak langsung atas

tindakan pengurusan yang mengakibatkan

kerugian perseroan, dan;

3. Telah mengambil tindakan untuk

mencegah timbul atau berlanjutnya

kerugian tersebut.

Analisis Sistuasi CV. Inovi

CV. Inovi adalah sebuah perusahaan yang

sejak berdirinya berkantor pusat di jalan cemara

Palu Barat Kelurahan Donggala Kodi dan

memiliki beberapa cabang diberbagai tempat.

Pada awal berdirinya Cv. Inovi mulai

mengembangkan usahanya dengan dipimpin dan

dikendalikan oleh Persero Pengurus yaitu

Direktur dan Wakil Direktur dan beberapan

anggota persero lainnya.

Saat ini CV. Inovi bergerak

diberbagai dibidang antara lain:

1. Perdagangan Umum, Pertokoan,

Supermaket,ekspor impor, pengadaan

barang.

2. Percetakan, Penjilidan,foto copi, servis

alat/elektronik, inventaris kantor.

3. Jasa Pemborongan bangunan-bangunan,

gedung dan perumahan, jembatan

jalan,pengairan dan irigasi., instalasi

listrik, perpipaan.

4. Perkebunan, Pertanian, perikanan dan

peternakan.

Page 7: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

263

5. Pengolahan hasil hutan seperti Damar,

Rotan serta segala jenis hasil hutan.

6. Industri-industri kecil pariwisata dan

industry perbengkelan.

7. Developer, pertambangan, jasa

telekomunikasi, jasa konsultan dan jasa

angkatan darat.

Struktur Organisasi CV. Inovi adalah sebagai

berikut

1. Pemilik Perusahaan

2. Direksi

3. seorang Direktur,

4. Untuk mendukung tugas Dewan Komisaris

dalam melakukan Audit Committee

(Komite Audit) yang bertanggung jawab

memilih Akuntan Publik dan Auditor

Eksternal untuk melakukan tugas audit

perseroan.

5. Direksi menjalankan tugas melalui

pembagian tugas yang dikenal dengan

sebutan Director in Charge (selanjutnya

disebut DIC). Seluruh Direktur bertindak

sebagai CEO (Chief Executive Officer)

pada bidangnya masing-masing.

Pembagian tugas ini tidak dituangkan

dalam suatu aktanotariil, tetapi hanya

bersifat managerial, karena dianggap tugas

operasional Direksi. Job Description

(Uraian tugas) Direksi tercantum dalam

Surat Kuasa bagi masing-masing Direktur,

yang biasanya digunakan untuk

kepentingan bertindak keluar mewakili

perseroan.

7. didalam Anggaran Dasar disebutkan bahwa

perseroan diwakili Direktur dalam hal ini

Direktur yang bertanggung jawab atas

kepentingan tersebut.

8. Pengangkatan seorang Direktur selalu

didahului oleh pemeriksaan ada tidaknya

benturan kepentingan (Conflict of Interest)

dari yang bersangkutan. Dan setelah diangkat,

Direktur tersebut wajib menandatangani suatu

Surat Kesanggupan (Letter of Intent) bahwa

yang bersangkutan akan menjalankan tugas

yang dipercayakan perseroan

9. Dari sudut Undang-Undang Nomor 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, Direksi

dianggap sebagai karyawan perseroan, karena

memperoleh imbalan atas hasil kerjanya.

Hubungan fiduciary timbul ketika satu

pihak berbuat sesuatu bagi kepentingan pihak

Page 8: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

264

lain dengan mengesampingkan kepentingan

pribadinya sendiri. Fiduciary Duties Direksi ini

mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Direksi dalam melakukan tugasnya tidak boleh

melakukannya untuk kepentingan pribadi

ataupun kepentingan pihak ketiga tanpa

persetujuan dan atau sepengetahuan perseroan;

2. Direksi tidak boleh memanfaatkan

kedudukannya sebagai pengurus untuk

memperoleh keuntungan, baik untuk dirinya

sendiri maupun pihak ketiga kecuali atas

persetujuan perseroan;

3. Direksi tidak boleh menggunakan atau

menyalahgunakan aset perseroan untuk

kepentingannya sendiri dan atau pihak ketiga.

Page 9: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

265

Pasal 97 ayat (2) UUPT menyebutkan bahwa

setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik

dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas

untuk kepentingan dan usaha perseroan. Dalam

menjalankan tugas fiduciary-nya, seorang direksi

harus melakukannya dengan (1) itikad baik

(good faith), (2) memenuhi unsur tujuan yang

layak (proper of purpose), (3) kebebasan yang

penuh tanggung jawab, serta (4) tidak memiliki

benturan kepentingan.

Pada prinsipnya direksi dibebani prinsip

Fiduciary Duties terhadap perseroan, bukan

terhadap pemegang saham. Karena itu, hanya

perusahaanlah yang dapat memaksakan direksi

untuk melaksanakan prinsip Fiduciary Duties.

Akan tetapi, dalam menjalankan fungsinya

sebagai direksi, secara umum ia juga harus

memperhatikan kepentingan pemegang saham.

Meskipun menyandang prinsip Fiduciary Duties

sebagai direksi, ia tetap bebas dalam

memberikan suara dan pendapat sesuai dengan

keyakinan dan kepentingannya dalam setiap

rapat yang dihadirinya. Direksi juga memiliki

kebebasan dalam mengambil keputusan sesuai

pertimbangan bisnis dan naluri bisnis yang

dimilikinya selama keputusan itu tidak

merugikan perseroan.

Pada umumnya, Fiduciary Duties direksi dibagi

menjadi dua komponen utama, yaitu:

1. Duty of Care, direksi diharuskan untuk

bertindak dengan kehati-hatian dalam

membuat segala keputusan dan kebijakan

perseroan. Dalam membuat setiap kebijakan,

direksi harus tetap mempertimbangkan segala

informasi-informasi yang ada secara patut dan

wajar.

2. Duty of Loyalty, direksi bertanggung jawab

untuk selalu berpihak kepada kepentingan

perusahaan yang dipimpinnya. Direksi yang

diberikan kepercayaan oleh perseroan harus

bertindak untuk kepentingan pemegang saham,

bertindak untuk kepentingan dan tujuan

perseroan, serta bertindak dengan

mengutamakan kepentingan perseroan diatas

kepentingan pribadi.

Page 10: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

266

Dari kedua komponen tersebut dapat

diketahui bahwa direksi dilarang menggunakan

posisinya untuk mengutamakan kepentingan

pribadi diatas kepentingan perusahaan yang telah

memberinya kepercayaan dan segala perbuatan

hukum yang menguntungkan pribadi direksi

serta merugikan perseroan. Kedua larangan

tersebut apabila dilakukan merupakan hal yang

bertentangan dengan kedua komponen Fiduciary

Duties diatas.

Apabila anggota direksi

menyalahgunakan kedudukannya sebagai

pemegang amanah perseroan (Fiduciary Duties)

atau apabila bersalah atau lalai dalam

menjalankan tugasnya yang mengakibatkan

perseroan menderita kerugian, maka setiap

anggota direksi bertanggung jawab secara

pribadi.9 Pasal 97 ayat (3) UUPT menyebutkan

bahwa setiap aggota direksi bertanggung jawab

penuh secara pribadi atas kerugian perseroan

apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai

menjalankan tugas dalam mengurus perseroan.

Pasal 97 ayat (4) UUPT juga menyebutkan jika

direksi terdiri atas dua anggota direksi atau lebih,

tanggung jawab secara pribadi tersebut berlaku

secara tanggung renteng bagi setiap anggota

direksi.

Penerapan GCG telah tertanam baik.

Sistem Corporate Governance di seluruh fungsi

organisasi berjalan sebagaimana mestinya.Dan

salah satu pembuktian bahwa sistem ini telah

teruji adalah ketika pada awal tahun 2010

Presiden Direktur MR meninggal dunia, Dewan

Komisaris segera menunjuk PS sebagai

Pelaksana Tugas (Personal in Charge) Presiden

Direktur demi keberlanjutan perusahaan dan

RapatUmum Pemegang Saham Luar Biasa pada

tanggal 1 Maret 2010 memberi kepastian kepada

para pemegang saham bahwa masa transisi ini

dilakukan sesuai prosedur yaitu atas persetujuan

Dewan Komisaris, Anggaran Dasar Perseroan

serta ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Tugas dan Wewenang Direksi

sebagaimana tercantum dalam Pasal Anggaran

Dasar Perseroan diantaranya sebagai berikut

berikut:

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam

melaksanakan tugasnya melakukan

pengurusan Perseroan untuk kepentingan

Perseroan dalam mencapai maksud dan

tujuannya.

2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad

baik dan penuh tanggung jawab

menjalankan tugasnya dengan

mengindahkan peratura perundan undangan

yang berlaku. Pembagian tugas dan

wewenang setiap anggota Direksi

Page 11: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

267

ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang

Saham dan dalam hal Rapat Umum

Pemegang Saham tidak menetapkan, maka

pembagian tugas dan wewenang anggota.

3, Di dalam hal hanya ada seorang anggota

Direksi, maka segala tugas dan wewenang

yang diberikan bagi para anggota Direksi

dalam Anggaran Dasar ini, berlaku pula

baginya.Sesuai dengan Anggaran Dasar

Perseroan, Direksi wajib mengadakan

Rapat Direksi secara berkala.

4. Rapat Direksi diadakan di tempat

kedudukan Perseroan atau tempat

kegiatan usaha perseroan. Apabila semua

anggota Direksi hadir atau diwakili,

panggilan terlebih dahulu tersebut tidak

disyaratkan dan rapat

5. Direksi dapat diadakan dimanapun juga

dan berhak mengambil keputusan yang

sah dan mengikat.

6. Rapat Direksi adalah sah dan berhak

mengambil keputusan yang mengikat

apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian

dari jumlah anggota

7. Direksi yang sedang menjabat hadir atau

diwakili dalam rapat

8. Keputusan Rapat Direksi harus diambil

berdasarkan musyawarah untuk muf

9. Dalam hal keputusan musyawarah untuk

mufakat tidak tercapai,maka keputusan

diambil dengan pemungutan suara

berdasarkan suara setuju lebih dari ½

(satu per dua) bagian dari jumlah anggota

Direksi yang sedang menjabat.Apabila

suara yang setuju dan tidak setuju

berimbang, maka usul dianggap ditolak.

Dalam prakteknya di CV. Inovi, Direksi

memenuhi jadwal rapat rutin yaitu 2 (dua) kali

dalam seminggu diantara Direksi perseroan dan

rapat dengan Dewan Pemilik Perusahaan

perseroan minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan.

Setiap keputusan Direksi yang bisa

dikategorikan sebagai Corporate Opportunity

selalu dikaji aspek benturan kepentigannya. Jika

dalam keputusan tersebut terdapat benturan

kepentingan maka yangdiutamakan dalam

menyetujui keputusan tersebut adalah prinsip

QSDSM (Quality Cost Delivery Safety Moral).

Direktur di CV.Inovi berwenang mewakili

perseroan baik didalam maupun diluar

pengadilan. Dalam hal ini sesuai dengan tugas

dan tanggung jawabnya sebagai DIC.

Jika terjadi suatu kesalahan dalam

penerapan keputusan Direksi maka sistem di

CV.Inovi tidak akan meletakkan kesalahan

tersebut secara perorangan, namun proses

internal akan menelusuri sampai kesalahan

tersebut diselesaikan tuntas. Jika salah Direktur

akan melakukan suatu project, maka

mekanismenya harus melalui rapat Direksi.

Semua keputusan yang mempertaruhkan

stakeholder wajib dibahas dalam rapat Direksi.

Rapat Direksi tersebut menjamin bahwa

keputusan Direksi adalah keputusan perseroan

yang sudah memenuhi calculated risks, baik

terhadap money (uang); value (nilai) maupun

image (citra) perseroan. Dan sebelum dibahas

dalam rapat Direksi, maka Direktur yang

Page 12: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

268

bersangkutan akan mengkaji lebih dahulu dalam

lingkungan internal bidang yang dipimpinnya.

Hal ini merupakan mekanisme kontrol dalam

pengambilan keputusan Direksi, dan merupakan

wujud kolegialitas dimana keputusan salah

seorang Direktur pada prinsipnya merupakan

keputusan bersama Direksi.

Dari uraian yang telah diberikan tersebut diatas

dapat dianalisa sebaga berikut:

A. Fiduciary duty Direksi terhadap Perseroan di

CV. Inovi telah dijalankan dengan baik,

sesuai prinsip-prinsip fiduciary duty yang

tercermin dalam dua kewajiban, yaitu:

1. Duty of loyakty and good faith yang

dikategorikan lagi ke dalam :

a. Duty to act bona fide in the interest of the

company;

b. Duty to exercise power for their proper

purposes;

c. Duty to retain their discrenatory powers;

d. Duty to avoid conflicts of interest.

2. Duty of care and diligence

Dalam konteks duty of loyalty and good

faith, Direksi tidak semata mata hanya

melaksanakan tugas untuk dan bagi kepentingan

perseroan semata-mata, melainkan juga para

stakeholders perseroan, yang didalamnya juga

meliputi kepentingan para pemegang saham

perseroan, kreditor perseroan dalam arti luas,

yang meliputi juga para pemasok, rekanan kerja,

juga yang tidak boleh dilupakan adalah

konsumen.

B.Ketentuan UUPT Pasal 97 ayat (2) dapat

dikatakan suatu bentuk pengejawantahan dari

duty of loyalty and good faith. Untuk dapat

memenuhi ketentuan pasal tersebut, Direksi

Perseroan dituntut memiliki kemampuan dan

keahlian tertentu. Pemilihan anggota Direksi

CV. Inovi dilakukan melalui mekanisme Komite

Remunerasi dan Nominasi. Komite tersebut

akan memilih calon Direktur berdasarkan hal-hal

antara lain: kapasitas personal dan

profesionalnya dan dinilai aspek benturan

kepentingannya. Setelah terpilih, Direktur CV.

Novi menyatakan komitmen tertulisnya kepada

perseroan melalui penandantanganan Letter of

Intent. Dalam hal yang demikian, menurut

konsepsi fiduciary duty, seorang anggota Direksi

menyatakan komitmennya dalam menjalankan

perseroan sesuai dengan kegiatan usaha

perseroan, untuk memperoleh keuntungan bagi

perseroan.

Dalam konsepsi fiduciary duty

terjandung duty of care and skill atau duty of

care and diligence, yang pelanggarannya

mengakibatkan breach of duty dari seorang

anggota Direksi, yang dapat membawanya

kepada pertanggungjawaban pribadi terhadap

kerugian yang diderita oleh perseroan, pemegang

saham, maupun pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perseroan,

CV, Inovi telah menginternalisasikan

konsepsi fiduciary duty kedalam pedoman bisnis

perseroan yang dituangkan dalam Pedoman

GCG Perseroan, dimana pedoman tersebut

berfungsi sebagai:

Page 13: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

269

1. Sebagai acuan dasar dalam implementasi

corporate governance, khususnya bagi

Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan;

2. Anggota Direksi dan dewan Komisaris lebih

mengutamakan kepentingan perseroan

daripada kepentingan pribadi atau

kepentingan sejumlah pemegang saham

tertentu.

3. Mendorong pertumbuhan bisnis dan

akuntabilitas perseroa dengan tujuan

meningkatkan shareholder value dalam

jangka panjang dan stakeholder lainnya.

Dalam menerapkan CG, CV. Inovi telah

menyusun kebijakan dan pedoman yang termuat

dalam GCG Code of Conduct yang antara lain

mengatur mengenai:

a. Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja

c. Fungsi Sekretaris Perusahaan

d. Sistem Audit dan Manajemen Bisnis

e. Pedoman terhadap Transaksi yang dianggap

mempunyai

Benturan Kepentingan

d. Remunerasi

e. Kebijakan Deviden

f. Manajemen Resiko

g. Audit Internal

h. Audit Eksternal

i. Kalender Keuangan

j. Kepatuhan Hukum

k. Komunikasi Perusahaan

l. Penilaian Tata Kelola Perusahaan

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa yang telah

dilakukan dalam dapat ditarik simpulan sebagai

berikut:

1. Hubungan antara Direksi dengan perseroan

yang dalam hal ini adlah CV. Inovi adalah

hubungan antara agen dengan prinsipal yang

saling tergantung dalam kepentingan

bersama yang dikenal sebagai fiduciary .

2. Dalam penerapan Fiduciary Duty di CV.

Inovi, tugas dan tanggung jawab Direksi

meliputi antara lain:

a. Melaksanakan tugas dan tanggung

jawab memelihara dan mengoperasikan

perseroan dengan terencana,penuh

keahlian dan kehati-hatian.

b. Mengendalikan dan mendayagunakan

semua sumber daya perseroan untuk mencapai

tujuan perseroan dalam berbisnis.

3. Pada umumnya Direksi bertanggung jawab

dalam mengelola perseroan. Walaupun

demikian tidak semua tindakan diluar

kewenangan yang diberikan Undang - Undang

dan Anggaran Dasar ,yang dibuat oleh anggota

Direksi tersebut mengandung gross

negligence,fraud, conflict of interest atau

illegality terhadap perseroan. UUPT tidak

mengatur konsepsi yang dipergunakan.

Ketentuan Pasal 97 ayat (3) dan Pasal 95 ayat (5)

UUPT hanya menyebutkan kesalahan atau

kelalaian.

Page 14: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

270

4. Jadi, konsepsi dan penerapan Fiduciary Duty

Direksi menurut peraturan perundang- undangan

maupun business practice, diperlukan sejak

perusahaan telah dimiliki oleh tidak lagi pada

satu pemilik/keluarga tetapi beberapa pemilik

bahkan menjadi perusahaan publik. Hal ini

dimaksudkan melindungi kepentingan seluruh

pemegang saha terutama pemegang saham

minoritas dari kemungkinan abuse of power

yang dilakukan Direksi. Sehingga, penerapan

fiduciary duty Direksi sebagai pemenuhan ”legal

compliance” maupun kebutuhan bisnis adalah

suatu kebutuhan.

5. Tanggung jawab direksi berdasarkan prinsip

Fiduciary Duties pada CV. Inovi ialah mampu

melaksanakan tugasnya dengan penuh itikad

baik, bertanggung jawab, serta menghindari

adanya benturan kepentingan. Direksi juga

bertindak dengan penuh kehati-hatian dalam

membuat segala keputusan dan kebijakan

(duty of care), serta mampu mengutamakan

kepentingan perseroan diatas kepentingan

pribadinya (duty of loyalty).

Saran

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan

dapat dimanfaatkan dan dijadikan masukan bagi

semua pihak yang berkepentingan terhadap

diterapkannya prinsip fiduciary duty Direksi

dalam pengelolaan perseroan terbatas, sesuai

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, yaitu bahwa Fiduciary duty

Direksi yang diterapkan dengan memenuhi

ketentuan peraturan perundang-undangan dan

prinsip-prinsip GCG, dapat menjadikan

perseroan dikelola tidak hanya memenuhi

ketentuan dasar yang ditentukan undang-undang

dan peraturan tetapi juga dapat memenuhi

norma-norma yang berlaku dimasyarakat untuk

mencapai nilai yang diharapkan oleh pemegang

saham (shareholder value) dan sekaligus

memenuhi kepentingan semua petaruh

(stakeholder interest) secara seimbang. Studi

kasus CV, Inovi diharapkan dapat dijadikan

sebagai acuan praktek terbaik atau best practice

bagi perusahaanperusahaan lain. Selain itu,

untuk kepentingan akademis, penelitian ini

diharapkan

dapat dilanjutkan dengan penelitian empiris

untuk menguji lebih lanjut apakah penerapan

prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good

CorporateGovernance/GCG) merupakan bagian

yang melekat secara alamiah dalam proses

pengelolaan perseroan, dan dapat sepenuhnya

mendukung peran Direksi agar melakukan tugas,

tanggung jawab dan kewenangannya terhadap

perseroan secara.

Page 15: PENERAPAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY TERHADAP TANGGUNG …

Tadulako Master Law Journal, Vol 5 Issue 2, Juni 2021

271

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Achmad Ihsan, S.H, 1986, Dunia Usaha Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Fadjar Adam, S.H dkk, 2002, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Yayasan Masyarakat Indonesia,

Palu.

Fred BG. Tumbuan, 2001, Tanggungjawab Direksi dan Komisaris serta Kedudukan RUPS Perseroan

Terbatas Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, Makalah Kuliah S2 Fakultas Hukum

Universitas Indonesia,

Gunawan Widjaja, 2008, Resiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris dan Pemilik PT, Forum

Sahabat, Jakarta

Ida Bagoes Mantra, 2008, Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Prof. R. Subekti, S.H, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Prof. R. Subekti, S.H dan R. Tjitrosudibio, 2000, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan

Undang-Undang Kepailitan, PT Pradnya Paramita, Jakarta.