PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA...

61
PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS LCDS UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA (Skripsi) Oleh Ani Latifatun Naj’iyah FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA...

Page 1: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS

LCDS UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

(Skripsi)

Oleh

Ani Latifatun Naj’iyah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

ii

ABSTRAK

PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS

LCDS UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Oleh

Ani Latifatun Naj’iyah

Penggunaan bahan ajar yang monoton membuat motivasi belajar siswa rendah.

Pembelajaran dengan bahan ajar modul interaktif dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa dan mampu melatih kemampuan berpikir kritis dan keterampilan

proses sains siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

perbedaan kemampuan berpikir kritis menggunakan modul interaktif efek

fotolistrik dengan modul tercetak, mendeskripsikan peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa setelah diterapkan modul interaktif, mendeskripsikan

keterampilan proses sains pada siswa yang menggunakan modul interaktif efek

fotolistrik serta mengetahui respon siswa terhadap pemanfaatan modul interaktif

efek fotolistrik. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMA

Negeri 1 Natar dengan sampel kelas XII IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan

kelas XII IPA 5 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan non-equivalent

control grup design. Data kemampuan berpikir kritis siswa dikumpulkan

menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian

Page 3: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

iii

Ani Latifatun Naj’iyah

menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-gain pada kelas yang menggunakan modul

interaktif sebesar 0,65 dengan kategori sedang dan kelas yang menggunakan

modul tercetak sebesar 0,29 dengan kategori rendah, serta nilai signifikasi uji

Paired Sample T-test sebesar 0,000 yang memiliki arti penerapan modul interaktif

efekfotolistrik mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, dari uji

Independent Sample T Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan modul interaktif dan kelas

yang menggunakan modul tercetak. Data kemampuan proses sains pada siswa

yang menggunakan modul interaktif dikumpulkan menggunakan LKPD sehingga

diperoleh nilai rata keterampilan proses sains 82,6 dengan kategori tinggi, dan

data respon siswa terhadap pemanfaatan modul interaktif diperoleh dari angket

yang dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap

penerapan modul interaktif.

Kata kunci: Kemampuan berpikir kritis, Keterampilan proses sains, Modul

interaktif

Page 4: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS

LCDS UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Oleh

Ani Latifatun Naj’iyah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Page 6: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Page 7: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Page 8: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah, pada tanggal 11 Februari 1997, putri

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Mursalin dan Ibu Musrifah.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 2003 di Sekolah Dasar Negeri 2 Banjar

Rejo dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan

pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Jauharotul Mualimin dan lulus tahun 2012.

Selanjutnya pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah

Negeri 1 Lampung Timur dan lulus tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis diterima

dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN).

Pada tahun 2018, penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kecamatan Waway

Karya Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karang Anom,

Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur.

Page 9: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka

mengubah diri mereka sendiri”.

(QS. Ar-Ra’d:11)

“Sesungguhnya semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap

orang tergantung apa yang diniatkan”

(HR. Bukhari)

“Kunci sukses setelah usaha adalah doa, dan hanya bersama Allah semua susah

menjadi mudah”

(Ani Latifatun Naj’iyah)

Page 10: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT dan semoga shalawat selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad salallahu alaihi wa salam. Penulis

persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Orang tua tercinta, Bapak Mursalin dan Ibu Musrifah tersayang yang telah

membesarkan dengan penuh kasih sayang dan mendidik dengan sepenuh hati,

yang selalu mendukung segala yang menjadi impian dan cita-cita penulis,

yang selalu memperjuangkan masa depan dan selalu menantikan keberhasilan

penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa.

Terima kasih atas segala bentuk perjuangan dan pengobanan demi

menjadikan penulis pribadi yang semakin baik. Semoga Allah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian;

2. Adik tercinta, Muhammad Fuad Faridh Habibie yang selalu memberikan

dukungan dan doanya;

3. Keluarga besar penulis, yang selalu mendukung, mendoakan dan menantikan

keberhasilan penulis;

4. Para pendidik yang telah mengajarkan banyak hal berupa ilmu agama dan

ilmu pengetahuan kepada penulis;

5. Almamater tercinta Universitas Lampung;

Page 11: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Modul Interaktif Efek Fotolistrik Berbasis LCDs untuk

Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains

Siswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Fisika di Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika;

4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan

motivasi.

5. Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si. selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama

penyusunan skripsi ini

Page 12: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

xii

6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd. selaku Pembahas yang memberikan

bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan

Jurusan Pendidikan MIPA yang telah membimbing penulis selama

menempuh pendidikan di Universitas Lampung;

8. Bapak Payudi dan Mursidi yang telah mengembangkan produk yang

digunakan dalam penelitian;

9. Bapak Drs. Mirzal Effendi, MM, selaku Kepala SMAN 1 Natar yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian;

10. Bapak Paizin Priyatna, S. Pd, selaku guru mata pelajaran fisika kelas XII

SMAN 1 Natar yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis

selama penelitian berlangsung;

11. Siswa-siswi SMAN 1 Natar khususnya kelas XII IPA 2 dan XII IPA 5 atas

bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung;

12. Teman-teman seperjuangan keluarga Pendidikan Fisika 2015;

13. Sahabat-sahabat Reny Widyanti, Siti Nurmahudina, Nurma Apriyana, Putri

Theresia Sitopu, Novia Anggraini, Enrdriarum Rizkina Maulida yang telah

memberikan motivasi dan dukungan serta membantu penulis dalam

menyelesaikan sekripsi;

14. Sahabat copasus 2015, Annisa Tasya Marsakha, Andrianus Dicky Febrianto,

Dian Pertiwi, Annisa Marina Putri, Andhini Kalih Gustin, dan Dwi Siti

Sholeha. Terimakasih atas bantuannya selama penulis menyelesaikan

sekripsi;

15. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi;

Page 13: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

xiii

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,

serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandarlampung, Mei 2019

Penulis,

Ani Latifatun Naj’iyah

Page 14: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

DAFTAR ISI

Halaman

COVER LUAR ........................................................................................ ............ i

ABSTRAK ............................................................................................... . ......... ii

COVER DALAM .................................................................................... . ........ iv

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... . ......... v

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... . ........ vi

SURAT PERNYATAAN ........................................................................ . ....... vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................. . ...... viii

MOTTO ................................................................................................... . ........ ix

PERSEMBAHAN .................................................................................... . ......... x

SANWACANA ........................................................................................ . ........ xi

DAFTAR ISI ............................................................................................ . ...... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................... . ...... xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... . ..... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... . .... xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. ........... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... ........... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ ........... 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... ........... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... ........... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Bahan ajar .............................................................................. ........... 9

2. Modul Interaktif .................................................................... ......... 10

3. Learning Content Development System (LCDS) ................... ......... 15

4. Berpikir Kritis ........................................................................ ......... 17

5. Keterampilan Proses Sains ..................................................... ......... 20

B. Kerangka Pemikiran.................................................................... ......... 24

C. Anggapan Dasar .......................................................................... ......... 26

D. Hipotesis .................................................................................... ......... 26

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. ......... 27

B. Desain Penelitian ...................................................................... ......... 27

C. Instrumen Penelitian ................................................................. ......... 29

Page 15: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

xv

Halaman

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ ......... 29

E. Analisis Instrumen .................................................................... ......... 30

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................... ......... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tahap Pelaksanaan ............................................................... ......... 37

2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .......................................... ......... 41

3. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis ................................ ......... 41

4. Hasil Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen ........... ......... 42

5. N-Gain ................................................................................. ......... 43

6. Hasil Uji Normalitas ............................................................ ......... 43

7. Hasil Uji Homogenitas ......................................................... ......... 45

8. Hasil Uji Independent Sample T Test Pretest ...................... ......... 45

9. Hasil Uji Paired Sample T-test ............................................ ......... 46

10. Hasil Uji Independent Sample t-test .................................... ......... 47

11. Data Hasil Angket Respon Siswa ........................................ ......... 48

B. Pembahasan ............................................................................... ......... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... ......... 59

B. Saran ........................................................................................ ......... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains ................ ......... 22

2. Kriteria Indeks Reliabilitas ............................................................. ......... 31

3. Interpretasi perolehan indeks Gain ................................................. ......... 33

4. Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa ...................... ......... 34

5. Klasifikasi Indeks Keterampilan Proses Sains ................................ ......... 34

6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ...................................................... ......... 41

7. Hasil Nilai Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... ......... 42

8. Hasil Keterampilan Proses Sains ..................................................... ......... 42

9. Hasil N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... ......... 43

10. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ......... ......... 44

11. Hasil Uji Normalitas N-gain ............................................................ ......... 44

12. Uji Homogenitas Sampel ................................................................. ......... 45

13. Hasil Uji Independent Sample T Test pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas kontrol ............................................................................. ......... 46

14. Hasil Uji Paired Sample T Test ....................................................... ......... 46

15. Hasil Uji Hasil Uji Independent Sample T Test ............................... ......... 47

16. Tabulasi Data Hasil Angket Respon Siswa ..................................... ......... 49

Page 17: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ ......... 25

2. Desain Penelitian Non-Equivalent Control Grup Design ................ . ....... 28

3. Grafik Nilai Pretest dan Postest ...................................................... . ....... 51

4. Grafik Nilai N-gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............ . ....... 54

Page 18: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Efek Fotolistrik ...................................................................... ........... 65

2. RPP Kelas Eksperimen ....................................................................... ........... 67

3. RPP Kelas Kontrol ............................................................................. ........... 74

4. Kisi-kisi Soal Berpikir Kritis.............................................................. ........... 80

5. Soal Pretest dan Posttest .................................................................... ........... 85

6. Kisi-kisi Angket Respon Siswa .......................................................... ........... 87

7. Angket Respon Siswa ......................................................................... ........... 88

8. Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................... ........... 89

9. Lembar Penilaia Keterampilan Proses Sains ...................................... ........... 99

10. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .................................. ........ 101

11. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ......................................... ........ 102

12. N-Gain Kelas Eksperimen ............................................................... ........ 103

13. N-Gain Kelas Kontrol ...................................................................... ........ 104

14. Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa ........................................... ........ 105

15. Hasil Angket Respon Siswa ............................................................. ........ 106

16. Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ ........ 107

17. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... ........ 108

18. Hasil Uji Independent Sample T Test Pretest .................................. ........ 109

19. Hasil Uji Homogenitas Varians ....................................................... ........ 110

Page 19: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

ix

Halaman

20. Hasil Uji Paired Sample T Test ....................................................... ........ 111

21. Hasil Uji Independent Sample T Test .............................................. ........ 112

Page 20: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya

hidup manusia, baik dalam dunia bekerja maupun dunia pendidikan.

Memasuki abad 21 kemajuan teknologi telah memasuki berbagai aspek

kehidupan, termasuk dibidang pendidikan, salah satu tantangan nyata tersebut

adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Aspek pendidikan yang berkualitas baik formal

maupun nonformal merupakan kunci keberhasilan dalam membentuk sumber

daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu untuk menghadapi

perkembangan di abad 21 yang dipenuhi dengan ilmu sains dan teknologi ini

pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar

serta menguasi sains dan teknologi, selain itu juga harus menganut sikap

kritis, logis, dan inovatif (Afandi, dkk, 2016)

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan telah banyak menghasilkan

inovasi-inovasi baru guna menunjang proses pembelajaran, salah satunya

adalah semakin banyaknya variasi bahan ajar pembelajaran berkat

perkembangan teknologi yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran adalah komputer, dengan adanya

Page 21: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

2

komputer dapat mempermudah pendidik dalam menjelaskan materi

pembelajaran yang bersifat abstrak sehingga mudah dipahami siswa. Hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Magahantara, (2017) bahwa

teknologi memiliki pengaruh yang kuat terhadap pendidikan. Adanya

teknologi menjadikan guru mampu menciptakan berbagai media serta bahan

ajar yang memanfaatkan teknologi.

Tujuan dari pendidikan abad 21 adalah mendorong peserta didik agar

menguasai keterampilan-keterampilan abad 21 yang penting dan berguna bagi

mereka agar lebih responsif terhadap perubahan dan perkembangan jaman.

National Education Association (NEA, 2015) mengidentifikasi ada

empat keterampilan yang harus dimiliki siswa di abad 21 agar dapat bersaing

dalam masyarakat global. Empat keterampilan tersebut yaitu keterampilan

berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, keterampilan berkolaborasi, dan

kreativitas, atau disebut dengan keterampilan 4C (critical thinking,

communication, collaboration, dan creativity). Selain itu Afandy, dkk (2016)

menyatakan bahwa hal yang terpenting dalam pendidikan abad 21 adalah

mendorong peserta didik agar memiliki basis pengetahuan dan pemahaman

yang mendalam untuk dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat (life-long

learner).

Karakteristik pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa

untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata,

menguasai teknologi informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi.

Keterampilan-keterampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode

Page 22: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

3

serta bahan ajar yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan.

Berkaitan dengan hal tersebut Kurnia, (2015) menyatakan bahwa

keterampilan pada abad 21 tersebut dapat dicapai dengan peran guru yang

mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan bermakna.

Pada abad 21 siswa tidak cukup hanya dibekali dengan kemampuan

membaca, menulis dan berhitung, oleh karena itu perlu diadakan perubahan

sistem pembelajaran yaitu proses pembelajaran yang berpusat kepada guru

dirubah menjadi berpusat kepada siswa, dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran siswa akan

termotivasi untuk aktif mengejar rasa ingin tahunya. Terkait hal tersebut

BSNP (2010) dan Afandy, dkk (2016) menyatakan bahwa untuk mencapai

pendidikan abad 21 diperlukan perubahan pada sistem pembelajaran, yaitu

proses pembelajaran dari berpusat pada guru menuju berpusat pada peserta

didik, dari pasif menuju aktif menyelidiki, dari simple action menuju

comprehensive action, dari abstrak menuju konteks dunia nyata, dari

hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif, serta dari pembelajaran

tradisional menuju pembelajaran berbasis teknologi. Sehingga dengan

perubahan sistem pembelajaran tersebut siswa dapat memiliki pemahaman

yang lebih mendalam.

Keterampilan abad 21 dapat dibangun melalui pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), karena melalui pembelajaran IPA kemampuan

berpikir kritis siswa dapat ditumbuhkan, dan salah satu materi IPA adalah

fisika. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa menganggap pelajaran Fisika

Page 23: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

4

cukup sulit dipahami, karena di dalamnya terdapat materi-materi yang

bersifat abstrak sehingga minat belajar siswa terhadap fisika dapat dikatakan

kurang. Guru sebagai ujung tombak pendidikan merupakan sosok yang

bertanggungjawab langsung untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui

peningkatan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. Banyak upaya yang

dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah

satunya adalah dengan penerapan bahan ajar yang sesuai dengan konteks

pembelajaran.

Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat

belajar serta pemahaman siswa dan mampu meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa adalah modul interaktif atau E-Book. E-Book adalah

singkatan dari electronic book (buku elektronik) atau sering disebut Buku

Sekolah Elektronik (BSE) yang merupakan salah satu teknologi yang

memanfaatkan komputer untuk menanyangkan informasi multimedia dalam

bentuk yang ringkas dan dinamis dengan format file. Sebelumnya Payud, dkk

(2010), Suwatra, dkk (2018), Suyatna, dkk (2014), Muh dan Wahyu, (2017),

dan Darlen, dkk (2015), telah melakukan penelitian mengenai efektifitas

penggunaan e-book interaktif, berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar yang signifikan

pada siswa setelah diterapkan e-book interaktif, selain itu e-book interaktif

juga sangat efektif digunakan dalam rangka menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa .

Page 24: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

5

Saat ini bahan ajar yang digunakan di sekolah adalah buku tercetak yang

memuat materi, gambar, contoh soal dan soal-soal latihan. Sedangkan untuk

mempelajari materi-materi fisika yang tergolong sulit salah satunya adalah

fisika kuantum yang membahas mengenai fenomena seperti radiasi benda

hitam, efek fotolistrik, dan efek compton tidak cukup jika hanya

mengandalkan buku tercetak, karena materi fisika kuantum terlalu abstrak

jika dibandingkan dengan materi lain seperti gelombang, listrik statis dan

medan magnet. Oleh karena itu digunakan bahan ajar lain yang lebih menarik

yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dan pemahaman siswa yaitu

modul interaktif yang berisi materi efek fotolistrik yang di dalamnya memuat

teks, gambar, audio, video serta animasi yang berbasis kontekstual dan

konkret sesuai dengan lingkungan belajar siswa. Dengan penerapan modul

interaktif ini telah menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap

materi efek fotolistrik serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dan keterampilan proses sains siswa .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut disusun beberapa rumusan masalah,

sebagai berikut:

1. Apakah ada peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa yang

menggunakan modul interaktif efek fotolistrik?

2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis menggunakan modul

interaktif efek fotolistrik dengan modul tercetak?

Page 25: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

6

3. Bagaimana keterampilan proses sains pada siswa yang menggunakan

modul interaktif efek fotolistrik?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pemanfaatan modul interaktif efek

fotolistrik?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah

diterapkan modul interaktif

2. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis menggunakan modul

interaktif efek fotolistrik dengan modul tercetak

3. Mendeskripsikan keterampilan proses sains pada siswa yang

menggunakan modul interaktif efek fotolistrik

4. Mengetahui respon siswa terhadap pemanfaatan modul interaktif efek

fotolistrik

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

diantaranya:

1. Bagi guru fisika dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan

kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengimplementasikan modul

interaktif yang berbasis LCDS (Learning Content Development System)

dalam upaya meningkatkan hasil belajar serta menumbuhkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

Page 26: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

7

2. Bagi siswa dapat mempelajari materi secara mandiri, tidak hanya

bergantung kepada guru. Selain itu siswa dapat lebih mudah menalar

materi dan dapat lebih mudah dalam meramalkan suatu fenomena serta

merumuskan hipotesis, sehingga siswa lebih mudah memahami materi

dan dapat diingat siswa dalam jangka panjang (long term memory).

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen,

yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang

ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh

peneliti. Penelitian eksperimen yang dimaksud adalah untuk

membandingkan hasil belajar antara dua kelas yaitu antara kelas yang

menggunakan modul tercetak dan modul interaktif berbasis LCDS.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Problem Based Learning.

3. Kemampuan siswa yang diukur adalah kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan proses sains.

4. Indikator keterampilan proses sains yang diamati yaitu keterampilan

mengamati, menafsirkan, merumuskan hipotesis, merencanakan

percobaan, keterampilan berkomunikasi.

5. Modul yang akan digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian ini

adalah modul interaktif yang berbasis LCDS berisi materi efek

fotolistrik.

Page 27: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

8

6. Modul tercetak yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah modul

tercetak (buku) yang biasa digunakan oleh sekolah dan telah disahkan

oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

7. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Fisika Kuantum sub pokok

bahasan Efek Fotolistrik dengan kompetensi dasar sebagai berikut:

3.8 Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup sifat

radiasi benda hitam, efek fotolistrik, efek compton, dan sinar X

dalam kehidupan sehari-hari.

4.8 Menyajikan laporan tertulis dari berbagai sumber tentang penerapan

efek fotolistrik, efek compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari

hari.

8. Penelitian eksperimen ini dilakukan di kelas XII IPA Semester Genap di

SMAN 1 Natar tahun ajaran 2018/2019.

Page 28: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Bahan Ajar

Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan adanya sarana dan prasarana

guna mendukung berlangsungnya proses pembelajaran, salah satu sarana

yang dapat mendukung proses pembelajaran yaitu bahan ajar. Bahan ajar

merupakan salah satu komponen sumber belajar yang penting,

keberadaan bahan ajar juga turut menentukan keberhasilan suatu

pembelajaran. Perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam

mengakses bahan ajar selain itu pembuatan bahan ajar juga lebih mudah.

Menurut Rahmi, dkk, (2014) bahan ajar merupakan kumpulan materi

pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan

prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan oleh guru dan siswa dalam

proses pembelajaran. Sedangkan menurut Susilawati dan Khairi, (2014)

bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas

baik tertulis (cetak) maupun tidak tertulis (noncetak/online). Menurut

Rahmi, dkk, (2014) bahan ajar terdiri dari cetak dan noncetak, noncetak

meliputi bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio

Page 29: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

10

visual), dan bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching

material). Sedangkan bahan ajar cetak yang sering dijumpai di antaranya

berupa handout, buku, brosur lembar kerja siswa, dan modul.

Nurdyansyah dan Nahdliyah, (2018) menjelaskan beberapa fungsi bahan

ajar, diantaranya sebagai berikut:

a. pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya

dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan kepada

siswanya

b. pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran

c. alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran

d. membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar

e. membantu siswa dalam proses belajar

f. sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pelajara

g. untuk menciptakan lingkungan/suasana balajar yang kondusif

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa

bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi

yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar berguna membantu pendidik

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan adanya bahan ajar

akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka),

sehingga guru lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu

peserta didik dalam proses pembelajaran, selain itu bahan ajar juga dapat

membantu siswa untuk belajar secara mandiri.

2. Modul Interaktif

Modul interaktif yang dimaksud adalah berupa Buku Sekolah Elektronik

(BSE) menurut Suradnya, (2016) modul interaktif merupakan modul

Page 30: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

11

(buku) yang memanfaatkan media elektronik seperti komputer. Lebih

lanjut Simamora, dkk, (2017) berpendapat bahwa dikatakan modul

interaktif karena pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif

misalnya aktif mengamati gambar, memperhatikan tulisan yang

bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi, bahkan video.

Saat ini hampir semua guru menggunakan modul atau buku ajar untuk

pembelajaran di kelas maupun untuk memberi tugas. Buku ajar

digunakan untuk menyampaikan materi bahkan menentukan strategi

pembelajarannya dan siswa menggunakannya sebagai sumber informasi.

Selain itu buku ajar juga memiliki banyak manfaat bagi pendidik, seperti

yang telah dijelaskan oleh Kurniawan, (2015) manfaat buku ajar bagi

pendidik diantaranya yaitu:

a. mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku teks

b. memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan

berbagai referensi

c. menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan

ajar

d. membangun komunikasi yang efektif antara pendidik dengan

peserta didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara

tatap muka

Saat ini buku-buku yang digunakan di sekolah-sekolah adalah buku yang

tercetak yang memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan buku cetak

menurut (Wijayanto, dkk, 2016) diantaranya adalah:

a. proses transformasi buku yang memerlukan waktu lama

b. masa berlaku buku yang relatif singkat

c. tidak terdapat banyak pilihan sumber buku belajar

d. materi yang kurang jelas dan menarik, dan

e. biaya produksi serta biaya distribusi yang relatif mahal

Page 31: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

12

Berbagai inovasi dilakukan pemerintah dalam upaya menjamin

ketersediaan buku teks pelajaran, diantaranya dilakukan terobosan dalam

hal pengadaan buku teks pelajaran dari berbagai mata pelajaran lewat

Buku Sekolah Elektronik (BSE). Sehingga dengan adanya BSE

diharapkan mampu meningkatkan proses pebelajaran menjadi lebih

menarik dibanding saat menggunakan buku konvensional (buku tercetak)

BSE atau sering disebut dengan e-book adalah versi digital dari buku.

Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat

berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi

digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Eskawati dan

Sanjaya, (2012) menyatakan bahwa e-book merupakan buku dalam

format elektronik berisikan informasi yang dapat berwujud teks atau

gambar.

Salah satu BSE yang saat ini digunakan di sekolah adalah BSE yang

dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), akan

tetapi BSE ini memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan BSE yang

telah ada menurut Mursidi, (2017) dan Darlen, dkk, (2015) diantaranya

adalah BSE yang telah ada belum memiliki nilai lebih dari buku cetak

yang beredar, cakupan materi yang banyak tidak sebanding dengan

jumlah soal latihan yang tersedia, susunan tulisannya monoton, dan

gambar yang terdapat di dalamnya bersifat statis dengan warna hitam dan

putih. Sedangkan siswa menginginkan buku yang di dalamnya terdapat

gambar yang menarik dan berwarna yang dapat menjelaskan materi yang

terkait, sehingga mampu menimbulkan minat membaca siswa dan

Page 32: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

13

meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari buku tersebut. Hal

tersebut dapat diatasi dengan penerapan BSE yang bersifat interaktif.

Beberapa keunggulan yang menjadikan BSE interaktif lebih diminati

guru daripada buku ajar konvensional diantaranya adalah harganya

murah, lebih praktis, dan bisa dibaca dimana saja dan kapan saja.

Beberapa keunggulan BSE lainnya yang dinyatakan oleh Eskwati dan

Sanjaya, (2012) diantaranya:

a. BSE memiliki konten yang interaktif, praktis dalam

penyimpanan seperti pada laptop, ataupun smartphone yang

mudah dibawa kemana-mana. Bahkan dengan perkembangan

internet, BSE semakin mudah diakses dimanapun dan kapanpun

b. BSE mudah didapat dan diakses

c. ramah Lingkungan, tidak seperti buku cetak yang memerlukan

banyak kertas, karena e-book berbentuk digital maka tidak

memerlukan kertas untuk mencetak

d. tahan Lama, BSE tidak akan mudah rusak dimakan usia.

Berbeda dengan buku cetak yang makin lama akan semakin

rusak

Menurut Darlen, dkk, (2015) melalui modul interaktif siswa dapat

berinteraksi langsung dengan buku digital yang berisi materi, animasi

serta simulasi. Lebih lanjut Rosida, (2017) menyatakan bahwa proses

pembelajaran dengan menggunakan modul iteraktif dapat melatih siswa

untuk merumuskan masalah, memberi argumen, serta melakukan

evaluasi terhadap suatu permasalahan yang diberikan.

Pada e-book interaktif terjadi penginterasian multimedia ke dalam sebuah

buku digital yang bersifat interaktif. Objek yang semula ditampilkan

dalam bentuk gambar diam dapat ditampilkan dalam bentuk animasi,

simulasi, dan video. Sehingga siswa selain membaca buku juga dapat

menyaksikan secara langsung objek-objek yang berkaitan dengan materi

Page 33: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

14

dengan demikian siswa dapat memahami materi dengan mudah, sehingga

ketika siswa diberikan suatu permasalahan siswa dapat menganalisis

rumusan dari masalah yang telah diberikan, serta mengetahui

penyelesaian dari permasalahan yang diberikan oleh guru.

E-book interaktif juga menyediakan kuis interaktif bagi siswa yang dapat

digunakan siswa untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dari materi

yang telah dipelajari. Kuis interaktif berupa kumpulan-kumpulan soal

pilihan ganda dan essai yang dapat diakses secara langsung oleh siswa

dan hasilnya dapat langsung diketahui. Dengan kelebihan-kelebihan

tersebut sehingga e-book diharapakan mampu menjadi alternatif media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sebelumnya

Muh & Wahyu (2017), Suyatna, dkk, (2014) dan Rosida, (2017) telah

melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan BSE terhadap hasil

belajar peserta didik, berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil

bahwa siswa merasa mudah, merasa tertarik, dan merasa senang ketika

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan BSE, selain itu

juga dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

Penerapan modul interaktif yang berisi materi, gambar dan dilengkapi

dengan animasi serta soal latihan interaktif menjadikan proses

pembelajaran menjadi lebih optimal, proses pembelajaran tidak lagi

monoton dan membosankan sehingga dapat meningkatkan minat serta

motivasi belajar siswa. Penerapan BSE sangat efektif untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan adanya BSE

Page 34: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

15

siswa dapat belajar secara mandiri, dapat memahami materi secara

mandiri dan tidak bergantung kepada guru, siswa juga dapat melatih

kemampuannya melalui soal-soal latihan yang terdapat dalam BSE,

sehingga dengan adanya BSE mampu mendorong siswa untuk menggali

kemampuan berpikir kritisnya.

3. Learning Content Development System (LCDS)

Penggunaan media pembelajaran pada proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi belajar siswa, oleh karena itu dalam proses pembelajaran

hendaknya guru menggunakan bahan ajar yang menarik dan sesuai

dengan perkembangan teknologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Citra,

(2017) bahwa penggunaan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan

teknologi akan menarik perhatian siswa, memotivasi siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran, membuat suasana kelas tidak monoton,

membantu siswa dalam menguasai materi, dan pem-belajaran fisika akan

menyenangkan sehingga mempengaruhi peningkatan dalam penguasaan

konsep siswa.

Salah satu contoh dari penggunaan bahan ajar yang sesuai dengan

perkembangan teknologi adalah Modul pembelajaran berbasis Learning

Content Development System (LCDS). Menurut Aremu dan Efuwape,

(2013) LCDS merupakan aplikasi gratis yang memungkinkan kita untuk

menciptakan konten pembelajaran berkualitas tinggi, interaktif dan dapat

diakses secara online. LCDS memungkinkan setiap orang dalam

Page 35: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

16

komunitas atau organisasi tertentu untuk menerbitkan e-learning dengan

menggunakan LCDS secara mudah dengan konten yang dapat

disesuaikan, interaktif activity, kuis, games, ujian, animasi, demo, dan

multimedia lainnya. Sedangkan menurut Kurniawan, (2015) LCDS

adalah software yang digunakan untuk membuat modul interaktif yang

berisi teks, video, animasi, gambar dan soal interaktif.

Modul pembelajaran berbasis LCDS merupakan sebuah modul yang

disusun secara sistematis dan menarik (berisi gambar, variasi warna dan

tulisan yang bergerak, suara, animasi, video dan film) yang mencakup isi

materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk

mencapai indikator yang telah ditetapkan, sehingga membuat

pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, dan tidak monoton, serta

membuat siswa lebih memahami materi fisika (Nuralinda, dkk, 2017).

Dengan demikian modul interaktif yang berbasis LCDS dapat menjadi

alternatif bagi guru dalam meningkatkan pola pikir siswa dalam

pemahaman konsep serta mengajak siswa untuk aktif dalam proses

penemuan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Aulia, (2017)

menyatakan bahwa penggunaan modul interaktif berbasis LCDS yang di

dalamnya mengandung animasi, simulasi, dan video pembelajaran

membuat siswa tidak mudah bosan dalam belajar karena di lengkapi

penjelasan secara jelas dan video menampilkan demonstrasi asli, tidak

hanya berupa teks dan gambar. Pendapat ini sejalan dengan pendapat

Page 36: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

17

Simamora, dkk, (2017) yang berpendapat bahwa pembelajaran dengan

modul berbasis LCDS membuat siswa sering berinteraksi dengan teman

sekelompoknya. Masing-masing siswa lebih aktif untuk mencoba secara

mandiri simulasi pada modul dan mencoba berbagai menu yang terdapat

dalam modul. Hal ini terbukti dari penelitian yang telah dilakukan

olehnya yang diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

penggunaan modul pembelajaran berbasis LCDS yang ditunjukkan

dengan perbedaan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa, pada

pemahaman konsep siswa yang telah menggunakan modul pembelajaran

berbasis LCDS, siswa lebih dominan paham konsep dengan persentase

71,66%.

Media pembelajaran berbasis LCDS merupakan salah satu media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam menunjang keberhasilan

proses pembelajaran, meningkatkan motivasi serta minat belajar siswa.

Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa

dengan penerapan media pembelajaran berbasis LCDS terjadi

peningkatan motivasi dan minat belajar siswa, siswa menjadi lebih aktif

berperan dalam proses pembelajaran, siswa lebih mudah dalam

memahami konsep yang diajarkan, selain itu juga siswa mampu melatih

kemampuan berpikir kritisnya.

4. Berpikir Kritis

Proses belajar diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap

materi yang dipelajari. Dalam proses belajar terdapat pengaruh

Page 37: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

18

perkembangan mental yang digunakan dalam berpikir atau

perkembangan kognitif. Proses belajar berpotensi meningkatkan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, serta memberikan konstribusi

dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja. Potensi

tersebut dapat terwujud bila proses pembelajaran menekankan pada

aspek peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang

mengharuskan siswa memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara

tertentu yang memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi terdiri dari berbagai aspek, salah

satunya yaitu kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis memiliki proses

yang lebih tinggi, seperti menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,

menarik kesimpulan dan merefleksikan yang memungkinkan individu

untuk membuat penilaian yang masuk akal baik di kelas maupun di

kehidupan sehari hari (Utami, 2017). Keterampilan berpikir kritis

merupakan kemampuan yang sangat penting dalam proses pembelajaran

yang perlu dimiliki. Kemampuan berpikir kritis setiap individu berbeda

antara satu dengan lainnya sehingga perlu dilatih sejak dini. Peningkatan

pemikiran kritis melalui pembelajaran di sekolah mampu meningkatkan

kesiapan siswa Indonesia untuk menghadapi era globalisasi yang penuh

tantangan dan rasa kehidupan iklim yang sangat kompetitif.

Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dengan memberi alasan secara

terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis

serta memutuskan keyakinan (Nisak, 2015). Styron, (2014) berpendapat

Page 38: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

19

bahwa berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual yang secara aktif

dan terampil mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari,

observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai

panduan keyakinan dan tindakan.

Lebih lanjut Purwati, (2016) menyatakan bahwa berpikir kritis

merupakan kemampuan dalam menganalisis dan mengevaluasi informasi

yang didapat dari hasil pengamatan, pengalaman, penalaran maupun

komunikasi untuk memutuskan apakah informasi tersebut dapat

dipercaya sehingga dapat memberikan kesimpulan yang rasional dan

benar. Sedangkan menurut Fardani, (2017) berpikir kritis tidak hanya

sampai pada tahap kompetensi menganalisis dan menyimpulkan suatu

permasalahan, akan tetapi peserta didik akan diarahkan untuk mampu

mengkomunikasikan serta mengkreasikan sesuatu yang berdampak

positif bagi dirinya maupun orang di sekitarnya.

Ennis, (2011: 2-4) mengungkapkan bahwa, ada 12 indikator berpikir

kritis yang dikelompokkan dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan sederhana yang berisi: memfokuskan

pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta

menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri dari

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi.

c. Menyimpulkan yang terdiri dari kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau

mempertimbangkan hasil induksi, untuk sampai pada

kesimpulan.

Page 39: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

20

d. Memberikan penjelasan lanjut yang terdiri dari mengidentifikasi

istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta

mengidentifikasi asumsi.

e. Mengatur strategi dan taktik, yang terdiri dari menentukan

tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

berpikir kritis merupakan pola pikir manusia dalam menganalisis suatu

masalah berdasarkan data yang relevan, dengan berpikir kritis seseorang

tidak menerima begitu saja informasi yang ia peroleh namun

mengevaluasi kembali dan mengemukakan interpretasinya dengan

rasionalisasi yang dia miliki. Berpikir kritis juga melibatkan kemampuan

penalaran dalam mengenali permasalahan, mengenali hubungan serta

dalam menemukan hubungan sebab akibat, selain juga diperlukan

kemampuan penalaran dalam membedakan fakta dan opini. Kemampuan

berpikir kritis akan melatih siswa untuk memiliki kemampuan berpikir

yang jernih serta rasional, siswa juga dapat berpikir secara mandiri dan

reflektif, berpikir kritis juga akan membuat siswa memiliki banyak ide-

ide kreatif dan inovatif. Selain itu, dengan berpikir kritis siswa tidak akan

mudah salah persepsi, ketika siswa manerima informasi siswa tidak akan

langsung percaya akan tetapi siswa akan mencari kebenaran akan

persepsi tersebut.

5. Keterampilan Proses Sains

Pendidikan sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang

dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif

menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam,

Page 40: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

21

oleh karena itu keterampilan proses sains sangat penting dalam

pendidikan, karena siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang

dimiliki selain proses belajar. Keterampilan Proses Sains (KPS)

menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan,

dan mengkomunikasikan perolehannya. Lebih lanjut Trianto, (2012:

144) menyatakan bahwa keterampilan proses sains merupakan

keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan

untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.

Menurut Amnie, dkk, (2014) KPS merupakan pendekatan pembelajaran

yang dirancang agar siswa mampu menemukan fakta-fakta, membangun

konsep, dan teori dalam pembelajaran yang diterima. Siswa diarahkan

untuk melibatkan diri dalam kegiatan ilmiah pada proses pembelajaran.

Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan yang

digunakan untuk memahami fenomena apa saja. Lebih lanjut, Rustaman,

(2005: 86) menyatakan bahwa keterampilan proses sains merupakan

keterampilan ilmiah yang melibatkan keterampilan kognitif atau

intelektual, manual dan sosial yang diperlukan untuk memperoleh dan

mengembangkan fakta, konsep dan prinsip IPA.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat

dismpulkan bahwa keterampilan prose sains merupakan keterampilan

fisik dan mental yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor

Page 41: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

22

yang dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. Keterampilan

proses sains diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan

menerapkan konsep, prinsip dan hukum yang ada pada sains.

Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan kognitif atau

intelektual, manual dan sosial yang digunakan untuk menemukan

pengetahuan berupa fakta dan konsep yang dapat disimpulkan melalui

kegiatan pengamatan, pengklasifikasian, pengukuran, dan prediksi.

Keterampilan proses sains terdiri atas sejumlah aspek keterampilan yang

satu sama lain tak dapat dipisahkan, menurut Rustaman, (2005:191)

aspek keterampilan yang dikembangkan dalam proses sains, yaitu

mengamati, mengelompokan, menafsirkan/interpretasi, meramalkan,

mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,

menggunakan alat atau bahan, menerapkan konsep dan berkomunikasi.

Dari beberapa aspek keterampilan tersebut maka indikator KPS dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

No

(1)

Aspek Keterampilan

Proses Sains

(2)

Indikator

(3)

1 Mengamati Menggunakan sebanyak mungkin alat

indera

Mengumpulkan/menggunakan fakta

yang relevan

2 Mengelompo kan/

Klasifikasi

Mencatat setiap pengamatan

Mencari perbedaan, persamaan

Mengontraskan ciri-ciri

Membandingkan

Mencari dasar

pengelompokkan/penggolongan

3

Menafsirkan

Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

Menemukan pola dalam suatu

pengamatan

Menyimpulkan

Page 42: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

23

(1) (2) (3)

4 Meramalkan Menggunakan pola-pola hasil

pengamatan

Mengungkapkan apa yang mungkin

terjadi pada keadaan yang belum

diamati

5 Mengajukan

Pertanyaan Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana

Bertanya untuk meminta penjelasan

Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis

6 Merumusakan

Hipotesis Mampu menyatakan hubungan antara

dua variabel

Mampu mengajukan perkiraan

penyebab suatu hal terjadi dengan

mengungkapkan bagaimana cara

melakukan pemecahan masalah

7 Merencanakan

Percobaan Menentukan alat/bahan/sumber yang

akan digunakan

Mentukan variabel/ faktor penentu.

Menetukan apa yang akan diukur,

diamati, dicatat

Menentukan apa yang akan

dilaksanakan berupa langkah kerja

8

Menggunakan

alat/bahan

Memakai alat/bahan

Mengetahui alasan mengapa

menggunakan alat/bahan

Mengetahui bagaimana menggunakan

alat/ bahan

9

Menerapkan konsep

Menggunakan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi baru

Menggunakan konsep pada pengalaman

baru untuk menjelaskan apa yang

sedang terjadi

10 Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian

Menggambarkan data empiris hasil

percobaan atau pengamatan dengan

grafik atau tabel atau diagram

Menyusun dan menyampaikan laporan

secara sistematis

Menjelaskan hasil percobaan atau

penelitian

Membaca grafik atau tabel atau diagram

Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai

suatu masalah atau suatu peristiwa

Mengutarakan suatu gagasan

Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan

proses yang penting untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran.

Melatihkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran adalah salah

Page 43: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

24

satu cara untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, karena dengan

melatihkan keterampilan proses sains siswa akan menemukan sendiri

pengetahuannya melalui eksperimen sehingga materi pelajaran akan

mudah dipahami dan diingat dalam waktu yang relatif lama.

B. Kerangka Pemikiran

Proses pembelajaran di dalam kelas tidak terlepas dari penggunaan bahan ajar

karena keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidak hanya dipengaruhi dari

kemampuan siswa sendiri namun didukung oleh faktor guru serta bahan ajar

yang digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pemilihan dan

penggunaan bahan ajar yang tepat dapat menjadi faktor keberhasilan dalam

pembentukan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu bahan ajar yang

dapat digunakan dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan proses sains adalah modul interaktif.

Modul intertaktif berbeda dengan buku cetak yang biasa digunakan di sekolah

yang memuat materi, gambar, dan soal evaluasi. Dalam modul interaktif

terdapat uraian materi, eksperimen, contoh soal, tugas mandiri, tes formatif,

kuis interaktif, gambar, animasi, demo, rangkuman, evaluasi, kunci, penilian,

video, dan multimedia yang lainnya. Penerapan modul interaktif dapat

membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta siswa dapat

berinteraksi langsung dengan modul yang digunakan, siswa tidak hanya

membaca dan menghafal rumus, sehingga siswa lebih cepat memahami

materi, dan pola berpikir kritis siswa dapat berkembang.

Page 44: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

25

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL), karena pada model

pembelajaran PBL siswa dihadapkan pada masalah kehidupan nyata

(kontekstual) dari lingkungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa. Bila digambarkan dalam sebuah

diagram, hubungan antara modul yang digunakan dalam pembelajaran

(sebagai variabel bebas) dengan model pembelajaran PBL (sebagai variabel

moderator) terhadap kemampuan berpikir kritis serta keterampilan proses

sains yang dicapai siswa (sebagai variabel terikat) dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan:

O1 : pretest untuk melihat kemampuan berpikir kritis awal siswa pada kelas

eksperimen

O2 : pretest untuk melihat kemampuan berpikir kritis awal siswa pada kelas

kontrol

X1 : perlakuan menggunakan modul interaktif berbasis LCDS dengan model

pembelajaran PBL

X2 : perlakuan menggunakan modul tercetak yang biasa digunakan di sekolah

dengan model pembelajaran PBL

Kelas

eksperimen

Kelas

Kontrol

O1 X1 O3

O2 X2 O4

N-gain

O3-O1

N-gain

O4-O2

Dibandingkan

Page 45: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

26

O3 : postest untuk melihat kemampuan berpikir kritis akhir siswa siswa pada

kelas eksperimen

O4 : postest untuk melihat kemampuan berpikir kritis akhir pada kelas kontrol

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. setiap kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi materi yang sama dan

2. kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang

relatif sama.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan tinjauan pustaka maka disusun hipotesis

sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis yang signifikan pada

siswa setelah diterapkan modul interaktif efek fotolistrik.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara

kelas yang menggunakan modul interaktif efek fotolistrik dengan kelas

yang menggunakan buku tercetak, yaitu hasil belajar kelas yang

menggunakan modul interaktif efek fotolistrik lebih besar dibandingkan

dengan kelas yang menggunakan modul tercetak.

3. Keterampilan proses sains siswa ketika menggunakan modul interaktif

efek fotolistrik sangat baik.

4. Siswa memberikan respon yang positif setelah diterapkan modul interaktif

efek fotolistrik.

Page 46: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

27

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang dilakukan di

SMAN 1 Natar dengan populasi penelitian, yaitu siswa kelas XII IPA

SMAN 1 Natar semester genap tahun pelajaran 2018/2019, kemudian

dari populasi tersebut akan diambil dua kelas sebagai sampel penelitian.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Simple Purposive Sampling, yaitu dengan memilih dua kelas dengan nilai

rata-rata ujian semester relatif sama. Penelitian ini akan melihat

perbedaan antara penggunaan modul interaktif berbasis LCDS dengan

modul tercetak terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan

proses sains siswa pada materi efek fotolistrik. Penelitian ini dilakukan

pembelajaran pada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi

experimental dengan bentuk non-equivalent control grup design. Penelitian ini

menggunakan dua kelas sebagai sampel yaitu sebagai kelas kontrok dan kelas

eksperimen. Sebelum peroses pembelajaran kedua kelas tersebut diberi pretest

kemudian diberi perlakuan yaitu pada kelas kontrol berupa pembelajaran

Page 47: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

28

menggunakan modul tercetak sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan

berupa pembelajaran menggunakan modul interaktif. Setelah diberi perlakuan

kedua kelas diberikan soal posttest. Kemudian hasil pretest dan postest kedua

kelas dibandingkan. Diagram rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : Pretest, untuk melihat kemampuan berpikir kritis awal siswa pada

kelas eksperimen

O3 : Posttest, untuk melihat kemampuan berpikir kritis akhir siswa pada

kelas eksperimen

X1 : Perlakuan pembelajaran menggunakan modul interaktif berbasis

LCDS dengan model pembelajaran PBL

X2 : Perlakuan pembelajaran menggunakan modul tercetak yang biasa

digunakan di sekolah dengan model pembelajaran PBL

O2 : Pretest, untuk melihat kemampuan berpikir kritis awal siswa pada

kelas kontrol

O4 : Posttest, untuk melihat kemampuan berpikir kritis akhir siswa pada

pada kelas kontrol

Dilakukan pretest sebelum pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan,

Eksperimen : O1 X1 O3

Kontrol : O2 X2 O4

Page 48: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

29

sedangkan pemberian postest setelah diberi perlakuan bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

(Ganditama, 2014).

C. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner (angket), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) beserta

lembar observasi dan soal tes. Kuesioner (angket) digunakan untuk melihat

respon siswa ketika diterapkan modul interaktif efek fotolistrik, LKPD

digunakan untuk melihat keterampilan proses sains pada siswa yang

menggunakan modul interaktif dan soal test digunakan pada saat pretest dan

posttest yaitu untuk melihat perbedaan hasil belajar antara kelas yang

menggunakan modul interaktif dengan modul tercetak serta untuk melihat

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan modul

interaktif efek fotolistrik, soal pretest dan postest yang digunakan diadobsi

dari Payudi, (2017: 181).

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data hasil belajar aspek kognitif yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Bentuk tes yang digunakan

adalah essay. Tes yang diberikan terdiri dari dua jenis, yaitu sebelum

diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (postest). Tes

dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis pada

Page 49: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

30

siswa yang menggunakan modul interaktif dan untuk melihat perbedaan

peningkatan kemampuan berpikir kritis antara kelas yang menggunakan

modul interaktif dengan kelas yang menggunakan modul tercetak.

2. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk melihat respon siswa

ketika diterapkan modul interaktif adalah berupa kuesioner (angket).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang diberikan

kepada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

3. Teknik yang digunakan untuk melihat keterampilan proses sains siswa

pada kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan LKPD yang di

dalamnya mencakup aspek-aspek keterampilan proses sains, kemudian

pada masing-masing aspek keterampilan proses sains siswa diberi nilai

rentang antara 0 sampai dengan 4. Dengan ketentuan sebagai berikut:

4 = Jika 3 atau semua indikator setiap aspek dilaksanakan

3 = Jika 2 indikator setiap aspek dilaksanakan

2 = Jika 1 indikator setiap aspek dilaksanakan

1 = Jika tidak satupun indikator setiap aspek dilaksanakan tetapi peserta

didik melakukan kegiatan keterampialan

0 = Jika peserta didik sama sekali tidak melakukan kegiatan keterampilan

E. Analisis Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen soal yang digunakan oleh peneliti diadopsi dari soal yang

telah dikembangkan oleh Payudi, (2017) yang telah diuji

Page 50: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

31

validitasnya sehingga pada penelitian ini peneliti tidak melakukan

uji validitas ulang.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat yang sama. Pada

penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan menggunakan uji reliability

pada program spss, berdasarkan nilai cronbach’s Alpha yang

diperoleh kemudian diimplementasikan dengan indeks reliabilitas.

Arikunto (2013: 125) mengatakan bahwa kriteria indeks reliabilitas

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Indeks Reliabilitas

Angka korelasi Kriteria

0,80 – 1,00 Tinggi

0,60 – 0,80 Cukup

0,40 – 0,60 Agak rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

Tingkat keajegan tes yang diharapkan adalah > 0,400 yang

memenuhi kriteria agak rendah, cukup, sampai tinggi.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui distribusi data

normal atau tidak normal. Pada dasarnya, uji normalitas dapat

Page 51: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

32

dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan uji statistik

parametrik, uji menggunakan statistik nonparametrik dan

menggunakan uji grafik. Pada penelitian ini uji normalitas

digunakan dengan uji statistik non parametrik menggunakan

program SPSS 22. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas

berdasarkan pada nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test, nilai α yang digunakan adalah 0,05

sehingga kriteria ujinya sebagai berikut: (1) Jika nilai sig > 0,05,

maka H0 diterima dan berarti bahwa data terdistribusi normal; dan

(2) Jika nilai sig < 0,05, maka H1 diterima dan berarti bahwa data

tidak terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua

kelas mempunyai varians (keragaman) yang tidak jauh berbeda,

baik kelas yang menggunakan modul interaktif maupun modul

tercetak (biasa digunakan di sekolah). Jika kedua kelas

mempunyai varians yang tidak jauh berbeda (sama) maka kedua

kelas dikatakan homogen. Demikian pula sebaliknya.

Hipotesisnya sebagai berikut:

H0: Varians homogen

H1: Varians tidak homogen

Uji homogenitas varians dilakukan menggunakan program SPSS 22.0

dengan kriteria pengujian:

Page 52: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

33

Apabila nilai Sig. (Signifikansi) ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya varian

dari dua kelompok data adalah sama atau homogen

Apabila nilai Sig. (Signifikansi) ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya varian

dari dua kelompok data adalah tidak sama atau tidak homogen

3. N-gain

Dalam penelitian ini diperoleh data berupa data kuantitaif. Nilai yang

diperoleh dari pretest dan posttest, kemudian dianalisis dengan

menggunakan uji Indeks Gain yang rumusnya sebagai berikut:

𝑔 = 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Keterangan :

g = N-gain

Spostest = Skor postest

Spretest = Skor pretest

Smax = Skor maksimum

Tabel 3. Interpretasi Perolehan Indeks Gain

Kategori Indeks Gain Interpretasi

0,71-1,00 Tinggi

0,41-0,70 Sedang

0,01-0,40 Rendah

Sedangkan data respon siswa terhadap penerapan modul interaktif yang

diperoleh dari kuesioner (angket). Data kualitatif tersebut selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan rumus:

%Xin =∑ S

Smaks x 100%

Keterangan:

%Xin = persentase jawaban lembar validasi modul interaktif

Page 53: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

34

∑ s = jumlah skor jawaban

smaks = skor maksimal

4. Teknik Analisis Data Keterampilan Proses Sains

Teknik analisis data pada keterampilan proses sains yaitu dengan

menghitung presentase skor yang diperoleh setiap siswa dan menghitung

nilai rata-rata keterampilan siswa. Menurut Arikunto (2007) presentase

skor yang diperoleh siswa dapat dihitung dengan rumus:

%𝐾𝑃𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑃𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100%

Dengan kriteria seperti pada tabel berikut:

Tabel 4. Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa

No Persentase Skor

Keterampilan Proses Sains

Kriteria Penilaian

1 0 - 25 % Kurang Baik

2 26% - 50% Cukup Baik

3 51% - 75% Baik

4 76% - 100% Sangat baik

Nilai rata-rata keterampilan siswa dapat dihitung menggunakan rumus

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = ∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Kemudian menentukan kategori indeks keterampilan proses sains siswa

sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Keterampilan Proses Sains

Kategori Interpretasi

0,00 - 29,99 Sangat rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat tinggi

Page 54: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

35

5. Paired Sample T Test

Uji ini digunakan untuk dua sample data yang berpasangan. Sampel

berpasangan merupakan subjek yang sama dan diberi suatu perlakuan.

Uji Paired Sample T Test ini digunakan untuk menguji adanya

peningkatan hasil belajar yang signifikan antara sebelum diberi perlakuan

(pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen.

Dalam uji Paired Sample T Test digunakan metode parametrik, hipotesis

yang digunakan yaitu:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan

modul interaktif efek fotolistrik.

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai kemampuan

berpikir kritis siswa antara sebelum dan sesudah diterapkan modul

interaktif.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu jika nilai Sig.

(Signifikansi) ≥ 0,05 maka H0 diterima jika nilai Sig. (Signifikansi) ≤

0,05 maka H0 ditolak

6. Independent Sample T Test

Uji ini dilakukan pada dua pasang data, yaitu pada nilai hasil pretest

kelas eksperimen dan kelas kontrol dan pada nilai N-gain kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Uji Independent Sample T Test nilai hasil pretest

kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk menguji bahwa tidak

terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dan

Page 55: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

36

siswa kelas kontrol. Uji Independent Sample T Test pada nilai N-gain

dugunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata hasil

belajar antara dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Dalam uji Independent Sample T Test digunakan

metode parametrik, hipotesis yang digunakan yaitu:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kemampuan

berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai Sig.

(Signifikansi) ≥ 0,05 maka H0 diterima, apabila nilai Sig. (Signifikansi) ≤

0,05 maka H0 ditolak

Page 56: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

59

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kemampuan beripikir kritis siswa pada kelas yang menggunakan modul

interaktif efek fotolistrik meningkat secara signifikan dengan taraf

kepercayaan 95%, , yaitu dari nilai rata-rata 33,7 menjadi 76,1.

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara kelas

yang menggunakan modul interaktif dan modul tercetak. Hal ini dapat

dilihat dari n-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dan berdasarkan hasil uji Independent sample t test yang

diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar kelas yang menggunakan modul interaktif dan kelas yang

menggunakan modul tercetak.

3. Keterampilan proses sains siswa pada kelas yang menggunakan modul

interaktif efek fotolistrik tergolong tinggi, hal ini dilihat dari skor

keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari jawaban siswa dalam

LKPD. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,6, yaitu termasuk

dalam kategori tinggi.

Page 57: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

60

4. Siswa memberikan respon positif terhadap penerapan modul interaktif efek

fotolistrik, yaitu dilihat dari angket respon yang diisi oleh siswa yang diperoleh

data bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju dan sangat setuju pada

setiap pernyataan yang diberikan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, disarankan hal-hal sebagai

berikut:

1. Guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa selama penggunaan

modul interaktif untuk mencegah penggunaan laptop terhadap program

lain selain modul interaktif.

2. Setiap siswa harus memiliki modul interaktif pada laptop masing-masing

sebelum memulai proses pembelajaran.

3. Modul interaktif dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada

materi-materi yang dianggap abstrak oleh siswa sehingga siswa lebih

mudah memahami materi.

Page 58: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, A., Junanto, T., & Afriani, R. (2016). Implementasi Digital-Age Literacy

dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia. In Prosiding SNPS (Seminar

Nasional Pendidikan Sains). Vol. 3, pp: 113-120.

Ambarwati, D dan Suyatna, A. 2018. Interactive design for self-study and

developing students’ critical thinking skills in electromagnetic radiation

topic. Journal of Physics Conference Series. 948 012039.

Amnie, E., Abdurrahman, Chandra, E. 2014. Pengaruh Keterampilan Proses Sains

terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Ranah Kognitif. Jurnal

Pembelajaran Fisika. 2 (7): (124-125).

Aremu, A. dan Efuwape, B. M. 2013. A Microsoft Learning Content

Development System (LCDS) Based Learning Package for Electrical and

Electronics Technology-Issues on Acceptability and Usability in Nigeria.

American Journal of Educational Research. 1 (2): 42.

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi

Aksara. 308 hlm.

Aulia, M. K., Agus, S., dan Feriansyah, S. Pengembangan Modul Pembelajaran

Menggunakan Learning Content Development System Materi Kinematika

Gerak. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5 (5): 106-107.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Pengembangan Paradigma

Pendidikan Nasional Abad XXI. (online). Jakarta: BSNP. 231 hlm.

Citra, C., Abdurrahman, dan Wayan, S. 2017. Implementasi Modul Pembelajaran

Berbasis Learning Content Development System terhadap Penguasaan

Konsep Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5 (2): 34-35.

Darlen, R. F., Sjarkawi, dan Lukman, A. 2015. Pengembangan E-Book Interaktif

untuk Pembelajaran Fisika SMP. Jurnal Teknologi Pendidikan. 5 (1): 16-20.

Ennis, R. H. 2011. The Natural of Thinking: An Outline of Critical Thinking

Dispositions and Abilities (online). Tersedia di http://faculty.ed.uiuc.edu/.

Diakses pada 12 september 2018.

Page 59: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

Eskawati, S. Y. dan Sanjaya, I. G. 2012. Pengembangan E-book Interaktif pada

Materi Sifat Koligatif Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas XII IPA. Unesa

Journal of Chemical Education. 1 (2): 46-47.

Fardani, Z., dan Edy, S. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam

Pembelajaran Matematika untuk Membangun Karakter Bangsa. Jurnal

Pendidikan Matematika (online). 2 (2). Tersedia di

https://www.researchgate.net/. Diakses pada 19 september 2018.

Heriyati. 2017. Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika. Jurnal ilmiah pendidikan MIPA. 7 (1): 30-32.

Jamun, Y. M. 2018. Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan. Jurnal Pendidikan

dan Kebudayaan Missio. 10 (1): 48-51.

Jannah, M.,Sugiono., dan Sarwi. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Berorientasi Nilai Karakter Melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada

Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Jurnal off innovative sains

education.Vol 1 No.1 (online). Tersedia di http://journal.unnes.ac.id.

Diakses pada 25 september 2018.

Kurnia , G. 2015. Pengembangan Alat Asesmen Keterampilan Menulis

Menggunakan Teknologi Komputasi Awan pada Sekolah Menengah Atas di

Kota Bandung. Other thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. (online).

Tersedia di: http://repository.upi.edu/. Diakses pada 06 September 2018.

Kurniawan, D., Agus, S., dan Wayan, S. 2015. Pengembangan Modul Interaktif

Menggunakan Learning Content Development System pada Materi Listrik

Dinamis. Jurnal Pembelajaran Fisika. 3 (6): 2-3.

Muh, L dan Wahyu, N. 2017. Pengaruh Pemanfaatan Buku Sekolah Elektronik

dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Kajian Teori

dan Praktik Kependidikan. 2 (1): 40-42.

Mursidi., Suyatna, A., Suyanto, E. (2018). Pengembangan BSEI Efek Fotolistrik

Sebagai Bahan Ajar Mandiri untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2).

National Education Association. 2015. Preparing 21st Century Students for a

Global Society. (online). Tersedia di http://www.nea.org/. Diakses pada 08

september 2018.

Nuralinda, Y, I Dewa P, N, dan Wayan S. 2017. Implementasi Modul

Pembelajaran Berbasis LCDS untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Siswa SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5 (5): 45-47.

Page 60: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

Nurdyansyah dan Nahdliyah M. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu

Pengetahuan Alam. Journal of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 1 (1):

41-44.

Payudi, P. Ertikanto, C., Noor F., Agus S. 2017. The Development of Student

Worksheet Assisted by Interactive Multimedia of Photoelectric Effect to

Build Science Process Skills. International Journal of Science and Applied

Science. 2 (1): 16-23.

Payudi, P., dan Ertikanto, C. (2015, October). Deskripsi Analisis Kebutuhan

Pembelajaran Fisika Sub Pokok Bahasan Efek Fotolistrik. In Prosiding

Seminar Nasional Fisika (E-Journal).Vol. 4, pp. SNF2015-II: 131-136.

Pradina, L. P., dan Suyatna, A. 2018. Atom Core Interactive Electronic Book to

Develop Self Efficacy and Critical Thinking Skills. The Turkish Online

Journal of Educational Technology. 1 (17), 17-22.

Purwati, R., Hobri, dan Arif, F. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan Kuadrat pada Pembelajaran

model Creative Problem Solving. Journal University of Jember. 7 (1), 85-

86.

Rahmi, A., Yusrizal, Ilham, M. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Modul pada

Materi Hidrokarbon di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan

Sains Indonesia. 2 (1): 12-14.

Ronald A. Styron, Jr., Ed.D. 2014. Critical Thinking and Collaboration. In Quality

Enhancement Plan Director and Professor of Leadership.12 (7). Tersedia di

http://www.iiisci.org/. Diakses pada 20 September 2018.

Rosida, N. F, dan Tri J. (2017). Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar E-Book

Interaktif dalam Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal

Pembelajaran Fisika. 5 (1): 41-43.

Rustaman, N. Y 2003. Peranan Pertanyaan dalam Pengembangan KPS dan LKS.

Prosiding Guru SLTP dan SMU di FMIPA UPI. (online). Tersedia di

http://docplayer.info/l. Diakses pada 21 September 2018.

Simamora, F. G., Chandra, E., dan Ismu, W. 2017. Pengaruh Penggunaan Modul

Pembelajaran Berbasis LCDS terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal

Pembelajaran Fisika. 5 (3): 92-98.

Subali, B. 2011. Pengukuran Kreativitas Keterampilan Proses dalam Konteks

Assement for Learning. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1: 130-133.

Suradnya, L. S. A., Eko, S., dan Wayan S. 2016. Modul Interaktif dengan

Program LCDS untuk Materi Cahaya dan Alat Optik. Jurnal Pembelajaran

Fisika. 4 (2): 36-37.

Page 61: PENERAPAN MODUL INTERAKTIF EFEK FOTOLISTRIK BERBASIS …digilib.unila.ac.id/56958/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · iii Ani Latifatun Naj’iyah menunjukkan bahwa nilai rata-rata

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana. 371 hlm.

Susilawati, dan Khairi, N. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan

Lifeskill untuk Siswa SMA. Jurnal fisika indonesia. 18 (54): 86-87.

Suyatna, A., I. Wayan D., Kartini H., Eko S., dan Dita H. (2014). Developing

Interactive E-Book of Relativity Theory to Optimize Self-Directed Learning

and Critical Thinking Skills. AIP Conference Proceedings (1), 020065.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. 143-146

Utami, B., Sulistyo S., Ashadi M., Sri W. 2017. Critical Thinking Skills Profile of

High School Students in Learning Chemistry. International Journal of

Science and Applied Science. 1 (2), 123-124.

Wijayanto, A.W., dan Ika, M. 2016. Pengembangan Buku Sekolah Elektronik

(BSE) Dilengkapi Media Evaluasi Mandiri Siswa Berbasis Portable

Document Format. Jurnal Informatika Upgris (JIU). 2 (2): 1-2.