PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

31
PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO Dina Syakina Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Model Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena model ini merupakan pembelajaan yang saling bertukar pikiran secara berpasangan (Berpikir, Berpasangan, Berbagi) yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan siswa lain. Sehingga dalam hal ini siswa memiliki potensi lebih dari pada model pembelajaran ceramah dalam mencapai ketuntasan hasil belajar siswa. Dan model pembelajaran ini mendapat respon yang cukup baik dari siswa karena siswa setuju bahwa siswa memiliki kesempatan lebih banyak untuk memahami materi melalui belajar secara bepasangan dari pada belajar secara mandiri atau individu. Keyword: Tipe Think Pair Share, Hasil Belajar ABSTRACT Cooperatif learning model type Think-Pair-Share is very effective in improving student learning outcomes for this model is a learning exchange ideas in pairs (Think, Pair, Share) that allow students to work independently and in collaboration with other students. Thus, in this case students have more potential than the model pembelajaran lectures in achieving mastery of student learning outcomes. And this learning model got

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DINA SYAKINA, ROCHMAWATI , http://ejournal.unesa.ac.id

Transcript of PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

Page 1: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYAMENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA

DI SMKN 1 BOJONEGORO

Dina SyakinaFakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya

ABSTRAK

Model Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena model ini merupakan pembelajaan yang saling bertukar pikiran secara berpasangan (Berpikir, Berpasangan, Berbagi) yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan siswa lain. Sehingga dalam hal ini siswa memiliki potensi lebih dari pada model pembelajaran ceramah dalam mencapai ketuntasan hasil belajar siswa. Dan model pembelajaran ini mendapat respon yang cukup baik dari siswa karena siswa setuju bahwa siswa memiliki kesempatan lebih banyak untuk memahami materi melalui belajar secara bepasangan dari pada belajar secara mandiri atau individu.

Keyword: Tipe Think Pair Share, Hasil Belajar

ABSTRACT

Cooperatif learning model type Think-Pair-Share is very effective in improving student learning outcomes for this model is a learning exchange ideas in pairs (Think, Pair, Share) that allow students to work independently and in collaboration with other students. Thus, in this case students have more potential than the model pembelajaran lectures in achieving mastery of student learning outcomes. And this learning model got a pretty good response from the students because the students agree that having more opportunities to understand the material through learning in pairs from the study independently or individual.

Keyword: Tipe Think Pair Share, Hasil Belajar

Page 2: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

Pendidikan adalah salah

satu bentuk perwujudan

kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat

perkembangan. Oleh karena itu,

perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang

memang seharusnya terjadi

sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Perubahan

dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus

menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa

depan (Trianto, 2009:1). Akan

tetapi saat ini Indonesia belum

sungguh-sungguh menangani

inti permasalahan pendidikan.

Itu sebabnya, mutu pendidikan

terus menurun. Berbagai usaha

lebih dilakukan oleh pemerintah

antara lain penyempurnaan

kurikulum, peningkatan

kompetensi guru melalui

penataran-penataran, perbaikan

sarana-sarana pendidikan dan

lain-lain. Hal ini dilaksanakan

untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan terciptanya

sumber daya manusia yang

berkualitas.

Penyelenggaraan

pendidikan sendiri merupakan

proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik

yang berlangsung sepanjang

hayat. Dimana dalam

penerapannya harus ada

pendidik yang memberikan

keteladanan dan mampu

membangun kemauan, serta

mengembangkan potensi dan

kreativitas peserta didik.

Kehadiran guru dalam proses

belajar mengajar atau

pengajaran masih tetap

memegang peranan penting,

karena kegiatan belajar

mengajar dapat dikatakan

berhasil apabila bahan pelajaran

yang disampaikan guru dapat

dikuasai oleh anak didiknya

secara tuntas.

Berdasarkan hasil

observasi, peneliti menemukan

beberapa permasalahan atau

kendala yang dihadapi siswa-

siswi di SMKN 1 Bojonegoro

antara lain bahwa siswa-siswi di

SMKN 1 Bojonegoro umumnya

keaktifan siswa rendah dalam

menerima pelajaran, hanya

siswa tertentu saja yang bersikap

aktif sehingga hasil belajar

siswa tidak optimal. Selain itu

diketahui nilai siswa yang

Page 3: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

cenderung pas-pasan atau di

bawah rata-rata, dan guru juga

belum pernah menerapkan

model pembelajaran kooperatif.

Penggunaan metode

yang tepat tersebut dimaksudkan

untuk menumbukan semangat

belajar anak didik, dengan

adanya semangat belajar maka

anak didik tidak akan kesulitan

untuk mencapai tujuan

pembelajaran, karena bukan

guru yang memaksakan anak

didik untuk mencapai tujuan,

tetapi anak didik sendirilah yang

dengan sadar mencapai tujuan

pembelajaran tersebut. Model

pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share menjadi solusi

dalam permasalahan ini karena

merupakan pembeljaran yang

saling bertukar pikiran secara

berpasangan (Berpikir,

Berpasangan, Berbagi) yang

memberi kesempatan siswa

untuk bekerja sendiri dan

bekerjasama dengan siswa lain.

Sehingga dalam hal ini siswa

memiliki potensi lebih dari pada

model pembelajaran ceramah

dalam mencapai ketuntasan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan hasil uraian

di atas, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think-Pair-Share Dalam

upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Diklat

Akuntansi kelas XI AK 1 Di

SMKN 1 Bojonegoro”.

Berdasarkan uraian latar

belakang di atas, dapat

dirumuskan pokok

permasalahan sebagai berikut: 1)

Bagaimana aktivitas guru dalam

proses belajar mengajar model

pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share pada mata

diklat akuntansi?; 2) Bagaimana

aktivitas siswa selama mngikuti

model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share pada mata

diklat akuntansi?; 3) Bagaimana

respon siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share pada mata

diklat akuntansi?; 4) Bagaimana

pencapaian hasil belajar siswa

setelah diterapkan pembelajaran

dengan menggunakan model

kooperatif tipe Think Pair Share

pada mata diklat akuntansi?.

Sedangkan tujuan dari

penelitian ini, antara lain untuk

mengetahui: 1) Untuk

mengetahui aktivitas guru dalam

proses belajar mengajar model

Page 4: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share pada mata

diklat akuntansi, 2) Untuk

mengetahui aktivitas siswa

selama mngikuti model

pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share pada mata

diklat akuntansi, 3) Untuk

mengetahui respon siswa

terhadap metode pembelajaran

kooperatif tipe Think pair Share

pada mata diklat akuntansi, 4)

Untuk mengetahui pencapaian

hasil belajar siswa setelah

diterapkan pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif

Think Pair Share pada mata

diklat akuntansi.

Belajar

Menurut pandangan

Skinner (2009 : 9) bahwa belajar

adalah suatu perilaku. Pada saat

orang belajar, maka responnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya,

bila ia tidak belajar maka

responnya menurun. Sedangkan

menurut pandangan Piaget

(2009 : 13) berpendapat bahwa

pengetahuan dibentuk oleh

individu. Sebab individu

melakukan interaksi terus

menerus dengan lingkungan.

Lingkungan tersebut mengalami

perubahan. Dengan adanya

interaksi dengan lingkungan

maka fungsi intelek semakin

berkembang.

Jadi dapat diambil

kesimpulan dari pandangan

tersebut diatas bahwa Belajar

adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Menurut teori ini, dalam belajar

yang penting adalah bukan

mengulangi hal-hal yang harus

dipelajari, tetapi mengerti atau

memperoleh wawasan.

Adapun ciri-ciri

perubahan tingkah laku (2010 :

3) dalam pengertian belajar

yaitu: (1) perubahan terjadi

secara sadar, dimana seseorang

yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau

setidaknya ia merasakan telah

terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya, (2) perubahan

dalam belajar bersifat kontinu,

yakni sebagai hasil belajar

perubahan yang terjadi dalam

diri seseorang berlangsung

secara berkesinambungan, (3)

Page 5: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

perubahan dalam belajar bersifat

positif dan aktif, yakni dalam

perbuatan belajar perubahan-

perubahan itu senantiasan

bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih

baik dari sebelumnya, (4)

perubahan dalam belajar bukan

bersifat sementara, yakni bahwa

tingkah laku yang terjadi setelah

belajar akan bersifat menetap,

(5) perubahan dalam belajar

bertujuan atau terarah, yakni

perubahan tingkah laku itu

terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai, (6) perubahan

mencakup seluruh aspek tingkah

laku.

Suatu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan

perubahan berikutnya dan akan

berguna bagi kehidupan ataupun

proses belajar berikutnya.

Mengajar

Menurut pendapat Gazali

dalam Slameto (2010:30)

Mengajar adalah menanamkan

pengetahuan pada seseorang

dengan cara paling singkat dan

tepat. Sedangkan pendapat

Howard (2010:32) Mengajar

adalah suatu aktivitas untuk

mencoba menolong,

membimbing seseorang untuk

mendapatkan, mengubah atau

mengembangkan skill, attitude,

ideals (cita-cita), appreciations

(penghargaan) dan knowledge.

Mengajar bukan tugas yang

ringan bagi seorang guru. Dalam

mengajar guru berhadapan

dengan sekelompok siswa yang

memerlukan bimbingan, dan

pembinaan untuk menuju

kedewasaan.

Mursel (2010:40)

mengemukakan prinsip-prinsip

mengajar yaitu: 1) Konteks,

Hendaknya tugas itu dinyatakan

dalam kerangka suatu konteks

yang demi sifatnya yang

konkret, yang dapat ditiru dan

dilaksanakan dengan teratur; 2)

Fokus, Belajar yang penuh

makna dan efektif harus

diorganisasikan di suatu fokus.

Pengajaran akan berhasil dengan

penggunaan fokalisasi. Tidak

perlu diyakinkan bahwa belajar

tanpa fokalisasi yang sering

keliatan pada pengejaran

sekarang, tidak mungkin efektif

mutunya; 3) Sosialisasi, Dalam

proses belajar siswa melatih

bekerja sama dalam kelompok

berdiskusi. Mereka bertanggung

jawab bersama dalam proses

Page 6: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

memecahkan masalah. Di sini

berlaku prinsip pengajaran

sosialisasi; 4) Individualisasi,

Individu yang satu berbeda

dengan individu yang lain.

Belajar memang harus

merupakan persoalan individual,

tetapi sejauh mana perbedaan

cara-cara belajar itu dari yang

dilakukan oleh individu lain, hal

ini perlu diketahui; 5) Sequence,

Belajar sebagai gejala tersendiri

dan hendaknya diorganisasikan

dengan tepat berdasarkan prinsip

konteks, fokalisasi, sosialisasi,

dan individualisasi. Namun

demikian guru harus juga

memikirkan efektivitas dari

serangkaian pelajaran yang

disusun secara tepat menurut

waktunya; 6) Evaluasi, Evaluasi

dilaksanakan untuk meneliti

hasil dan proses belajar siswa,

untuk mengetahui kesulitan-

kesulitan yang melekat pada

proses belajar itu.

Model Pembelajaran

Model pembelajaran

adalah suatu perncanaan atau

suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam

prencanaan pembelajaran

dikelas atau pembelajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk

didalamnya buku-buku, film,

komputer, kurikulum, dan lain-

lain (Trianto, 2010:22).

Model pembelajaran

mempunyai ciri-ciri khusus

seperti yang dikutip trianto

(2010:23) yaitu: 1) Istilah model

pembelajaran meliputi

pendekatan suatu model

pembelajaran yang luas dan

menyeluruh, 2) Model-model

pembelajaran dapat

diklasifikasikan berdasarkan

tujuan pembelajarannya, sintaks,

dan sifat lingkungan belajarnya,

3) Sintaks (pola urutan) dari

suatu model pembelajaran

adalah pola yang

menggambarkan urutan alur

tahap-tahap keseluruhan yang

pada umumnya disertai dengan

serangkaian kegiatan

pembelajaran, 4) Tiap-tiap

model pembelajaran

membutuhkan sistem

pengelolaan dan lingkungan

belajar yang sedikit berbeda.

Page 7: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

Model Pembelajaran

Kooperatif

Menurut Slavin dalam

Isjoni (2010), cooperative

learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang

anggotanya 4-6 orang dengan

struktur kelompok heterogen.

Sedangkan menurut

Isjoni (2010) pembelajaran

kooperatif adalah suatu

pembelajaran yang saat ini

banyak digunakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada

siswa (student oriented),

terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan

oleh guru dalam mengaktifkan

siswa, yang tidak dapat bekerja

sama dengan orang lain.

Pendapat para ahli diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa

Pembelajaran kooperatif

merupakan teknik-teknik kelas

praktis yang dapat digunakan

guru setiap hari untuk

membantu siswanya belajar.

Langkah-langkah

Model Pembelajaran Kooperatif

Page 8: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

keunggulan yang diperoleh dalam

pembelajaran kooperatif ini adalah: a)

Saling ketergantungan yang positif, b)

Adanya pengakuan dalam merespon

perbedaan individu, c) Siswa dilibatkan

dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,

d) Suasana kelas yang rileks dan

menyenangkan, e) Terjalinnya hubungan

yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru, f) Memiliki banyak

kesempatan untuk mengekspresikan

pengalaman emosi yang menyenangkan.

Seperti yang dikutip Trianto (2010:

57), Johnson menyatakan bahwa tujuan

pokok belajar kooperatif adalah

memaksimalkan belajar siswa untuk

meningkatkan prestasi akademik dan

pemahaman baik secara individu maupun

secara kelompok.

Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share

Model pembelajaran

Think Pair Share dikembangkan

pertama kali oleh Lyman dan

koleganya dari Universitas

Maryland pada tahun 1985 yang

dikutip Trianto (2010),

menyatakan bahwa: Think-Pair-

Share merupakan suatu cara

yang efektif untuk membuat

variasi suasana pola diskusi

kelas. Dengan asumsi bahwa

semua diskusi membutuhkan

pengaturan untuk

mengendalikan kelas secara

keseluruhan dan prosedur yang

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan

semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar

Fase-2

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan

informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi

atau lewat bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

Kelompok kooperatif

Guru menjelaskan

kepada siswa bagaimana

caranya membentuk

kelompok belajar dan

membantu setiap

kelompok agar

melakukan transisi secara

efisien

Fase 4

Membimbing

Kelompok Bekerja

Dan Belajar

Guru membimbing

kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas

mereka

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau

masing-masing

kelompok

mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase 6

Memberikan

Penghargaan

guru mencari cara-cara

untuk menghargai baik

upaya maupun hasil

belajar individu dan

kelompok

Page 9: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

digunakan dalam Think Pair

Share dapat memberi siswalebih

banyak waktu berfikir,untuk

merespons dan saling

membantu.

Sintaks Think-Pair-Share

Tahap utama dalam

pembelajaran Think-Pair-Share

menurut Trianto (2010: 81)

adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : Thinkng (berpikir)

Guru mengajukan suatu

pertanyaan atau permasalahan

yang berhubungan dengan

pelajaran, dan meminta siswa

menggunakan waktu beberapa

menit untuk berfikir sendiri

jawaban atau masalah.

Tahap 2 : Pairing (berpasangan)

Selanjutnya guru

meminta siswa berpasangan

dengan siswa lain untuk

mendiskusikan apa yang telah

mereka peroleh. Dalam tahap

ini, setiap anggota pada

kelompok membandingkan

jawaban atau hasil pemikiran

mereka dengan mendefinisikan

jawaban yang dianggap paling

benar, paling meyakinkan, atau

paling unik. Biasanya guru

memberi waktu 4-5 menit untuk

berpasangan.

Tahap 3 : Sharing (berbagi)

Pada langkah akhir, guru

meminta kepada pasangan-

pasangan untuk berbagi dengan

keseluruhan kelas tentang apa

yang telah mereka bicarakan.

Keterampilan berbagi dalam

seluruh kelas dapat dilakukan

dengan menunjuk pasangan

yang secara sukarela bersedia

melaporkan hasil kerja

kelompoknya atau bergiliran

pasangan demi pasangan hingga

sekitar seperempat pasangan

telah mendapat kesempatan

untuk melaporkan.

Hasil Belajar

Sudjana (2008:22)

berpendapat bahwa pengertian

hasil belajar yaitu: “Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman

belajarnya”. Setelah melalui

proses belajar mengajar,

Page 10: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

Permasalahan

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Apabila masalah belum terselesaikan

diharapkan siswa dapat

memperoleh suatu perubahan

baik dari segi pengetahuan

maupun sikap dan keterampilan.

Penelitian Terdahulu

Tika Wulan Novita, dengan

judul“Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Think Pair Share (TPS)

untuk Meningkatkan Motivasi dan

Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas

X SMA Kertanegara Malang” tahun

2009 menyimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dapat meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar Biologi siswa

kelas X SMA Kertanegara Malang.

Prestasi belajar pada siklus I sebesar

64,70% meningkat pada siklus II

menjadi 80,00%.

Yunyta Diana Mayangsari, judul

skripsi “Penerapan Model

Kooperative Learning Tipe Think Pair

Share (TPS) Dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Balajar Siswa

Pada Mata Diklat Akuntansi Pokok

Bahasan Mutasi Dana Kas Kecil Kelas

X KU-1 SMK Negeri 1 Mojoangung”

tahun 2010 dengan hasil Penerapan

pendekatan struktural Think Pair

Share (TPS) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dari hasil rata-rata pada

siklus I sebesar 74,67; siklus II

sebesar 83,18; dan siklus III sebesar

88,97.

Betty Marini Turnip, dengan

judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Think-

Pair-Share pada pembelajaran

fisika untuk meningkatkan hasil

belajar siswa SMP” tahun 2011

menyimpulkan bahwa Kenaikan

skor total dari awal pre tes 38,88

ke postes 66,11 yang diperoleh

siswa sebesar 27,23%

merupakan gambaran

penguasaan Think-Pair-Share

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat penelitian ini

adalah di kelas XI Ak 1 di

SMKN 1 Bojonegoro dan

penelitian ini dilaksanakan pada

semester genap tahun ajaran

Page 11: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

2011/2012 sekitar bulan April-

Maret 2012.

Jenis penelitian yang

dilakukan adalah jenis penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang

terdiri dari dua siklus, dimana

setiap putaran terdiri dari empat

tahap yaitu: perencanaan,

tindakan atau pengamatan,

refleksi dan revisi. Untuk lebih

jelasnya bias dilihat bagan

berikut ini:

Tahap Perencanaan, Dalam

perencanaan ini dilakukan studi

pendahuluan untuk mengetahui

pelaksanaan pembelajaran akuntansi

siswa kelas XI AK 1 Bojonegoro.

Setelah studi pendahuluan selesai,

dilanjutkan dengan tahap perencanaan

yang meliputi beberapa kegiatan.

Kegiatan yang dilakukan

adalah menentukan jadwal

pelaksanaan tindakan sesuai dengan

alokasi waktu yang tersedia,

penyusunan RPP, mengukur validitas

keseluruhan instrumen dengan lembar

validitas serta penyusunan lembar-

lembar instrumen yang berupa

pedoman observasi dan tes-tes hasil

belajar.

TahapPelaksanaan, pada tahap

pelaksanaan tindakan ini merupakan

realisasi dari tahap perencanaan yakni:

1) memberikan pre test untuk

mengetahui kemampuan awal siswa,

2) melakukan pembelajaran sesuai

dengan pembelajaran dalam RPP, 3)

memberikan permasalahan yang

sesuai dengan kompetensi dasar yang

akan diberikan pada siswa, 4)

memberikan post tes untuk

mengetahui seberapa jauh siswa

memahami atau mengalami

peningkatan setelah proses belajar

mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think-

Pair-Share , dan 5) mengamati

aktivita siswa untuk mengetahui

partisipasi siswa dalam kelas yang

Page 12: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

akan dilakukan dengan menggunakan

pengamatan.

Tahap pengamatan, Pada

bagian ini, dilakukan perekaman data

yang meliputi proses dan hasil dari

pelaksanaan kegiatan. Tujuan

dilakukannya pengamatan adalah

untuk mengumpulkan bukti hasil

tindakan agar dapat dievaluasi dan

dijadikan landasan dalam melakukan

refleksi.

Tahap refleksi, Sedangkan

pada tahap refleksi dilakukan untuk

menyempurnakan tindakan pada

siklus berikutnya dan untuk

mengetahui tindakan apa saja yang

dianggap masih kurang yang nantinya

akan dilakukan perbaikan pada

perencanaan yang nantinya akan

dilakukan perbaikan pada perencanaan

untuk siklus berikutnya.

Instrumen Penelitian

Silabus, Silabus adalah

rencana pembelajaran pada suatu

dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang

mencakup bstandar kompetensi,

kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penialaian,

alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat

belajar. Silabus merupakan penjabaran

standar kompetensi dan kompetensi

dasar ke dalam materi pokok

pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian.

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Rencana

pelaksanaan pembelajaran adalah

rencana atau program yang disusun

guru untuk satu atau dua pertemuan,

untuk mencapai target atau

kompetensi dasar. RPP diturunkan

dari silabus yang telah disusun dan

bersifat aplikatif di kelas RPP berisi

gambaran tentang kompetensi dasar

yang akan dicapai indikator, materi

pokok, tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, dan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran.

Lembar Aktivitas Guru,

Lembar observasi pengelolaan

aktivitas guru selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share.

Page 13: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

rxy =N. ∑ XY - (∑X) (∑Y)

ri =2+rb

2rb

P ==

BI2

Lembar Aktivitas Siswa,

Lembar observasi aktivitas siswa

selama kegiatan proses belajar

mengajar berlangsung dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share.

Lembar Angket, Lembar

angket pendapat siswa digunakan

untuk memperoleh data tentang

pendapat siswa mengenai penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share.

Soal Tes, Soal tes ini

digunakan untuk mengetahui seberapa

jauh pemahaman siswa mengenai

materi yang dipelajari. Sebelum

diujikan kepada kelas penelitian, soal

tes tersebut diuji cobakan terlebih

dahulu kepada siswa kelas XII SMK

Negeri 1 Bojonegoro.

Validitas Soal

Analisis validitas soal

menggunakan rumus korelasi product

moment, sebagai berikut:

√ {N . ∑X2 - (∑X)2} {N . ∑Y2 - (∑Y)2}

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi

X = Nilai satu butir soal tiap

siswa

Y = Nilai seluruh butir soal

tiap siswa

N = Jumlah siswa

Uji Reabilitas Soal

Uji reabilitas dilakukan untuk

mengetahui tingkat konsistensi hasil

pengukuran data. Untuk mengetahui

reabilitas soal digunakan rumus

Spearman Brown (Sugiono, 2011)

sebagai berikut:

Keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh

instrumen

rb = Korelasi product moment antara

belahan pertama dan kedua

Taraf Kesukaran Soal

Untuk mengetahui taraf kesukaran

soal menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

Page 14: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

D =BA

JA

BB

JB

B = Banyak siswa yang menjawab

soal benar

I2 = Jumlah seluruh peserta tes

Ketentuan tingkat kesukaran soal

dapat ditunjukan dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika P = 0,00 sampai 0,29 = Sulit/sukar

Jika P = 0,30 sampai 0,69 = Sedang

Jika P = 0,70 sampai 1,00 = Mudah

Daya Beda Soal

Daya beda suatu item adalah

kemampuan item tersebut untuk

membedakan antar siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Angka yang

menunjukan daya beda disebut indeks

diskriminasi (D). Daya beda soal dapat

dihitung dengan rumus:

Keterangan:

D = Daya beda

JA = Banyak peserta kelompok atas

JB =Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas

yang menjawab benar

BB = Banyak peserta kelompok bawah

yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda:

Antara 0,00 sampai 0,00 = Soal sangat

jelek

Antara 0,00 sampai 0,19 = Soal jelek

Antara 0,20 sampai 0,39 = soal cukup

Antara 0,40 sampai 0,69 = Soal baik

Antara 0,70 sampai 1,00 = Sangat baik

HASIL PENELITIAN

Siklus I

Pelaksanaan proses belajar

mengajar pada putaran pertama in masih

terdapat banyak kekurangan, maka dari itu

perlu adanya revisi atau prbaikan dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.hal

yang masih perlu diperbaiki dalam putaran

kedua adalah:

1. Guru kurang memberikan motivasi

kepada siswa

2. Guru kurang memperhatikan alokasi

waktu yang disediakan

3. Siswa tidak mempunyai keberanian

untuk bertanya

Page 15: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

4. Hasil belajar siswa perlu ditingkatkan

lagi, sehingga mencapai standar

ketuntasan maksimal 75%.

Siklus II

Dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat pada siklus II ini,

maka tidak perlu dilakukan revisi karena

hasil yang diperoleh pada siklus ini sudah

dikatakan baik dapat dilihat dari

peningkatan pengolahan guru dan aktivitas

siswa yang mengalami pningkatan dari

siklus sebelunya yaitu sebagai berikut:

1. Guru sudah memberikan motivasi

kepada siswa

2. Guru sudah mampu mengelolah

pembelajaran berdasarkan alokasi

waktu yang disediakan

3. Partisipasi siswameningkat

4. Hasil belajar meningkat hingga

mencapai ketuntasan klasikal bahkan

lebih dari SKM yakni 93,5%.

ANALISIS DATA

Aktivitas guru, berdasarkan hasil

pengamatan selama dua putaran dapat

diambil kesimpulan bahwa terjadi

peningkatan aktivitas guru dalam

mengelolah pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe think-

Pair-Share (TPS) dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Skala penilaian

1 = Kurang baik

2 = Cukup baik

3 = Baik

4 = Sangat baik

Aktivitas Siswa, Berdasarkan hasil

pengamatan selama dua putaran bahwa

terjadi peningkatan aktivitas siswa kelas

XI AK 1 SMK Negeri 1 Bojonegoro

selama dilaksanakan model pembelajaran

Aspek yang dinilai SkorSiklus I

SiklusII

PERSIAPAN SECARA KESELURUHAN

3 3

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswaKegiatan Inti

3 3

Menyajikan informasi 3 4Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

4 3

Membimbing siswa mengerjakan soal diskusi

4 4

Mengamati setiap kelompok secara bergiliran

3 3

Memberikan bantuan kepada setiap kelompok yang mengalami kesulitan

3 3

Mengevaluasi hasil kerja kelompok melalui persentasi hasil diskusi kelompok

2 3

Membimbing siswa membuat kesimpulan materi

3 3

Memberikan penghargaan 3 3Rata-rata 2,7 3,05

Page 16: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

kooperatif tipe Think-Pair-Share yaitu

sebagai berikut:

Skala penilaian

1 = Kurang baik

2 = Cukup baik

3 = Baik

4 = Sangat baik

Respon siswa, pendapat siswa

terhadap model pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share yang diterapkan

dalam proses belajar mengajar secara

keseluruhan siswa setuju dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-

Share karena mereka juga setuju bahwa

dengan model pembelajaran ini siswa

memiliki kesempatan lebih banyak untuk

memahami materi melalui belajar secara

berpasangan dari pada belajar secara

mandiri. Sehingga siswa akan setuju jika

model pembelajaran ini diterapkan pada

mata diklat yang lain.

Hasil Belajar Siswa, hasil belajar

siswa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share pada siklus I dengan jumlah

siswa 31 siswa, yang mengalami

ketuntasan sebanyak 21 sedangkan

yang tidak tuntas sebanyak 10 dengan

nilai ketuntasa klasikal 67,7%.

Pada siklus II, dengan jumlah siswa

31, yang mengalami ketuntasa sebanyak

29 siswa sedangkan sebanyak 2 siswa

tidak tuntas dengan nilai ketuntasan

klasikal 93,5%.

PEMBAHASAN

Aktivitas Guru, adanya

peningkatan aktivitas guru dalam

mengelola pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share yang terjadi selama 2

putaran. Pada putaran I nilai rata-rata

pengelolaan model pembelajaran

sebesar 2,7; sedangkan pada putaran II

Aspek yang dinilai SkorSiklus I

SiklusII

Mendengarkan penjelasan dari guru

2,5 3,5

Membaca dan mencatat hal-hal yang relevan dari KBM

2 3

Menjawab pertanyaan dari guru

2 3

Berdiskusi/ bertanya antar siswa dalam kelompok

3 3,5

Berada dalam tugas (mengerjakan tugas)

3 3,5

Mempunyai keberanian untuk bertanya

2,5 4

Menyimpulkan hasil diskusi kelompok

2,5 4

Menanggapi jawaban dari kelompok lain

3 3,5

Rata-rata 2,56 3,5

Page 17: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

sebesar 3,05. Angka tersebut

menunjukkan aktivitas guru dalam

mengelola pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share mengalami kenaikan dari

cukup menjadi baik. Hal ini disebabkan

karena setiap putaran terdapat refleksi

dan revisi sebagai tindakan perbaikan

dalam pengelolaan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share pada

putaran selanjutnya.

Aktivitas Siswa, Berdasarkan hasil

pengamatan selama dua putaran yaitu

pada tabel 4.4 dan tabel 4.7 dapat

diambil kesimpulan bahwa terjadi

peningkatan aktivitas siswa kelas XI

AK 1 SMK Negeri 1 Bojonegoro

selama dilaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share. Hal ini dapat dilihat dari

nilai rata-rata aktivitas siswa pada

siklus I sebesar 2,56 dengan kriteria

kurang baik. Pada siklus II sebesar 3,5

dengan kriteria baik.

Peningkatan pengolalaan guru dan

siswa ini disebabkan karena pada setiap

siklus terdapat refleksi sebagai tindakan

perbaikan dalam pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share pada siklus

selanjutnya, sehingga kekurangan yang

terjadi selama siklus awal dapat

diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Dengan adanya perbaikan ini, maka

pengelolaan guru akan semakin baik

dan hal ini akan berpengaruh pada

aktivitas siswa di kelas.

Respon Siswa, Sebesar 84% siswa

sangat setuju dan 32 % siswa setuju

dengan cara guru mengajar dengan

model model pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa siswa sangat setuju

jika guru mengajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share. Dan Sebesar 71% siswa

sangat setuju dan 29% siswa setuju

bahwa akan memiliki kesempatan lebih

banyak untuk memahami materi

melalui belajar secara berpasangan dari

pada belajar secara mandiri atau

individu. Sehingga dapat dsimpulkan

bahwa siswa sangat setuju dalam

memahami materi yang dilakukan

secara berpasangan dengan temannya.

Hasil Belajar Siswa, Dalam setiap

akhir putaran guru mengadakan post

test untuk mengukur daya serap siswa

dan pemahaman siswa dari materi yang

telah disampaikan dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share.

Berdasarkan nilai siswa dalam

pelaksanaan post test selama dua

putaran mengalami peningkatan.

Page 18: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

peningkatan rata-rata nilai hasil

belajar siswa kelas XI AK 1 SMK

Negeri 1 Bojonegoro selama

dilaksanakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share, yaitu

pada putaran I sebesar 73,5% dengan

ketuntasan klasikal 67,7% dan putaran

II sebesar 83,35% dengan ketuntasan

klasikal 93,5%.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan penelitian

dapat diperoleh bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-

Share mampu meningkatkan hasil belajar

siswa, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Aktifitas guru, Aktivitas guru

dalam proses belajar mengajar pada

penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share dapat berjalan

dengan baik, hal ini dapat dilihat dari

berlangsungnya proses kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Rata-rata aktivitas guru dalam

pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share

mengalami peningkatan dalam setiap

putarannya, yaitu pada putaran I sebesar

2,56; dan pada putaran II sebesar 3,11.

Aktivitas Siswa, Aktivitas siswa

selama mengikuti model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat

meningkat. Rata-rata aktivitas siswa

tersebut mengalami peningkatan dalam

setiap putarannya, yaitu pada putaran I

sebesar 2,375; dan pada putaran II

sebesar 3,5.

Respon Siswa, Respon siswa

terhadap pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share sangat positif. Hal ini dapat

dilihat dari persentase angket yang

didapat sebesar 84% siswa sangat setuju

dengan pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share.

Hasil Belajar, Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Persentase rata-rata nilai

pos test dalam dua putaran

menunjukkan peningkatan, yaitu pada

putaran I sebesar 73,5% dengan

ketuntasan klasikal 67,7%, dan putaran

II sebesar 83,35% dengan ketuntasan

klasikal 93.5%.

SARAN

Bagi peneliti selanjutnya dalam

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Pair-Share

hendaknya disesuaikan dengan materi

yang akan disampaikan karena tidak

semua materi yang ada dalam

penyampaiannya dapat menggunakan

model pembelajaran ini.

Page 19: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

Bagi guru yang ingin menerapkan

model pembelajaran kooperatif

hendaknya lebih memperhatikan alokasi

waktu, aktivitas siswa dan tahapan-

tahapan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Diana Mayangsari, Yunyta. 2010. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) dalam Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Akuntansi Pokok Bahasan Mutasi Dana Kas kecil kelas X KU-1 SMK negeri 1 Mojoagung. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: universitas negeri Suarabaya.

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran

Kooperatif. Surabaya: University

Press.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning.

Bandung: Alfabeta

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kartika Sari, Utami. 2010. Pnerapan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi perusahaan jasa terhadap pengikhtisaran di kelas XI ips 1 MA Darul Ulum Kedungwaras. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPEK FE Unesa.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Somantri, Hendi. 2007. Memahami

Akuntansi SMK Seri B. Bandung:

Armico.

Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryohadiprojo, Sayidiman. 2003. Inti Permasalahan Pendidikan.

(www.sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=38, diakses 6 Februari 2012)

Tim UNESA. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya. University Press.

Page 20: PENERAPAN MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BERLAJAR SISWA DI SMKN 1 BOJONEGORO

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.