PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL...

16
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI MUARA BATANG EMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL Oleh AMINAH SARTIKA NIM 4110166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI

MUARA BATANG EMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL

Oleh

AMINAH SARTIKA NIM 4110166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI MUARA

BATANG EMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Aminah Sartika1

Ahmad Amin2 Derty Mulyana3

ABSTRACT This thesis entitled "Application of Learning Model Snowball Throwing on Physics Education Seventh Grade Students of SMP Muara Batang Empu academic year 2014/2015". The aim of this study was to determine the completeness of the results of learning physics class VII Muara Batang Empu junior high school year 2014/2015 after throwing snowball applied learning model. This type of research is experimental, with a design that is used is the one-group pre-test and post-test. The population in this study were all students of class VII SMP Muara Batang Empu academic year 2014/2015, amounting to 126 and the sample is graders VII.4 totaling 30 students, consisting of 15 male students and 15 female students were taken random. Data collection techniques used is a test technique. Based on the analysis t test with a level of α = 0.05, obtained t (2.412)> t table (1.699). It can be concluded that the results of learning physics class VII SMP Muara Batang Empu academic year 2014/2015 after throwing snowball applied learning model is significantly incomplete. Keywords: Snowball Throwing, Physics Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan guru

senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada

umumnya. Masyarakat berharap agar anak-anaknya kelak menjadi sumber daya manusia

yang hebat, melalui pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Seorang guru dituntut untuk

meningkatkan motivasi bagi para peserta didik dengan tujuan tercapainya proses kegiatan

belajar dan mengajar yang optimal, serta guru memegang peranan yang sangat penting dalam

mewujudkan pengalaman belajar yang memberi manfaat bagi peserta didik. Guru sebagai

motivator juga dituntut untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik, memahami

tingkat kemampuan masing-masing peserta didik, dan mengarahkan bakat serta minat belajar

peserta didik. Guru sebagai penggerak dan pembimbing dalam interaksi pembelajaran, proses

interaksi akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih aktif dibandingkan guru. Oleh karena

itu model pembelajaran yang baik dan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

adalah yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 2

Menurut Buchori (dalam Trianto, 2010:5) bahwa pendidikan yang baik adalah

pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau

jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan

sehari-hari. Apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya

peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Masih perlu diusahakan agar guru dapat

mengajar dengan baik dan murid dapat belajar dengan efektif dan efisien.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini

adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar

peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil penelitian Trianto

(2010:5), rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan dominannya proses belajar

konvensional. Pada sistem pembelajaran ini suasana kelas cenderung berpusat pada guru

sehingga siswa menjadi pasif. Guru hanya menanamkan konsep menghafal dan tidak

menanamkan konsep memahami dalam proses belajar mengajar sehingga siswa menemui

masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh

lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Kenyataan ini

banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Dalam kondisi demikian,

guru harus mampu meramu kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh

peserta didik.

Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan hasil kegiatan

manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar

yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Fisika itu sendiri dalam

kehidupan sehari-hari mempunyai banyak manfaat seperti memberi sumbangan terhadap sains

dan teknologi.

Pada saat ini fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh

sebagian besar siswa sekolah menengah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya rumus fisika

yang memerlukan analisis perhitungan matematis, dan juga dianggap membosankan. Hal ini

menimbulkan kesan bahwa pelajaran fisika menegangkan sehingga berdampak pada hasil

belajar fisika siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis pada tanggal 22 september

2014 dengan bapak Bunrino, S.Pd. di SMP Negeri Muara Batang Empu, diperoleh keterangan

bahwa hasil belajar fisika siswa dikelas VII masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat

dari nilai ulangan harian siswa pelajaran fisika sebanyak 66,7% atau 84 siswa masih di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan sekolah yaitu 70 dan 33,3% atau 42

siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari empat kelas dengan jumlah

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 3

seluruh kelas VII adalah 126 siswa. Kemudian model pembelajaran yang digunakan guru

masih bersifat konvensional, ditambah lagi dengan persepsi siswa yang mengatakan bahwa

pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru harus membuat agar siswa tertarik belajar

fisika. Salah satu cara adalah dengan menciptakan kondisi belajar mengajar yang menarik,

yang memberikan kesempatan siswa lebih aktif dan kreatif serta siswa dapat membangun

pengetahuan dan pemahamannya sendiri dari lingkungan belajarnya. Dalam menciptakan

kondisi belajar tersebut dapat digunakan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran

kooperatif (cooperative learning).

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembalajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerja sama dalam kelompok-

kelompok kecil. Setiap kelompok dibagi secara merata, baik kemampuan, jenis kelamin dan

status sosial. Mereka belajar dan bekerja sama untuk menjawab dan mengerjakan tugas dari

guru dalam kelompok secara kolaboratif. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2007:12), bahwa

kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur

kelompok heterogen. Karena dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa akan

berinteraksi dengan sesama teman kelompok, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran

pendapat. Hal tersebut memungkinkan terbangunnya pengetahuan dalam diri siswa.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat melibat siswa secara aktif adalah

model pembelajaran snowball throwing. Menurut (Suyatno, 2009:125) model pembelajaran

snowball throwing adalah diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat

pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang

masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh secara bergantian.

Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk berpikir dan

mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, sehingga meningkatkan keaktifan

belajar dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik (Mukaromah, et.al. 2013: 99).

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball

Throwing Pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu

Tahun Pelajaran 2014/2015”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar

fisika siswa kelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah

diterapkan model pembelajaran snowball throwing secara signifikan tuntas?”. Sesuai dengan

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 4

permasalahan yang dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan

hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan model pembelajaran snowball throwing dikelas

VII SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015.

LANDASAN TEORI

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.

Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Menurut Suyatno

(2009:125), model pembelajaran snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang

diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas

dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola

(kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa lain yang masing-masing siswa menjawab

pertanyaan dari bola yang diperoleh secara bergantian.

Sedangkan model pembelajaran snowball throwing menurut Komalasari (2011:67) yaitu

model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan

keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan

imajinatif membentuk dan melempar bola salju.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kooperatif tipe snowball throwing adalah

suatu cara belajar yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif, dimana diawali dengan

pembentukan kelompok kecil dan masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk

seperti bola lalu dilempar ke siswa lain dan siswa menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Suprijono

(2013:128), adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan dan KD yang ingin dicapai.

2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu

pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu

siswa ke siswa yang lain selama 5 menit.

6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 5

7) Evaluasi.

8) Penutup.

Menurut Aqib (2013:27), langkah-langkah model pembelajaran snowball throwing

adalah:

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan

oleh ketua kelompok.

5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa

yang lain selama ± 15 menit.

6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut

secara bergantian.

7) Evaluasi.

8) Penutup.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran snowball

throwing adalah sebagai berikut:

1) Tahap Awal

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b) Guru menyiapkan lembar kertas kerja

2) Tahap Inti

a) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk diberikan penjelasan tentang materi.

b) Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya, kemudian menjelaskan

materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

c) Guru memberikan satu lembar kertas kepada siswa, untuk menuliskan satu pertanyaan

apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

d) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa kesiswa yang

lain selama lebih kurang 5 menit.

e) Guru memastikan setiap siswa mendapat satu bola atau satu pertanyaan.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 6

f) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang

berbentuk bola tersebut secara bergantian.

3) Tahap Akhir

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

b) Guru melakukan evaluasi.

c) Guru menutup pelajaran

Menurut Mukaromah (2013:99), kelebihan dan kelemahan model pembelajaran

snowball throwing adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

a) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi

yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

b) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemuka

kan pertanyaan kepada teman maupun guru.

c) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu

masalah.

d) Siswa akan memahami makna tanggung jawab.

2. Kelemahan

a) Suasana kelas menjadi kurang konduksif dan ada siswa bergantung pada siswa lain.

b) Pengetahuan tidak luas hanya terbatas pada pengetahuan di sekitar siswa dan

membutuhkan waktu yang banyak.

c) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi

penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu

yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen

semu (Quasi experiment) kategori Pre-test and Post-test Group Design.Menurut Arikunto

(2010:85) “Eksperimen semu kategori Pre-test and Post-test Group Design adalah sebuah

eksperimen yang dilaksanakan tanpa kelas pembanding karena hanya satu perlakuan dan

dengan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen yang disebut Pre-test dan sesudah

eksperimen yang disebut Post-test”. Menurut Arikunto (2010:124) desain penelitian one

group pretest-posttest design.

Penetapan variabel dalam penelitian adalah penting. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu, sebagai berikut: Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 7

snowball throwing. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar fisika pada materi

kalor.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu tahun

pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 4 kelas. Penetapan sampel dilakukan dengan cara

Cluster Random Sampling. Menetapkan kelas yang menjadi sampel berdasarkan hasil

pengundian, yaitu kelas VII.4 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran snowball throwing. Dalam Penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik tes. Tes ini dilakukan dengan menggunakan butir soal dalam bentuk

soal essai sebanyak enam soal yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif

menggunakan uji-t.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi data penelitian yang dimaksud untuk memberikan gambaran secara umum

mengenai data yang diperoleh di lapangan. Penelitian model pembelajaran snowball throwing

dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015 pada

tanggal 21 Januari sampai 21 Februari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII berjumlah 126 siswa, dari empat kelas diambil satu kelas untuk dijadikan

sebagai sampel penelitian yaitu kelas VII.4 dengan jumlah 30 siswa untuk mendapatkan

perlakuan dengan menggunakan model snowball throwing.

1. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa (pre-test)

Pelaksanaan pre-test dilaksanakan pada pertemuan pertama diikuti oleh 30 siswa pada

kelas VII.4. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

oleh siswa terhadap suatu materi yang belum dipelajari. Soal pre-test yang digunakan adalah

berbentuk essay sebanyak enam soal. Nilai hasil pre-test dapat dilihat pada lampiran C.

Analisis data kemampuan awal siswa yang dilakukan adalah sebagai berikut: Rekapitulasi

rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Awal pre-test

No Uraian Kelas Eksperimen 1 Nilai Rata-rata 38,7 2 Nilai Terkecil 4 3 Nilai Terbesar 69 4 Rentang Nilai 65 5 Simpangan Baku 15,05 6 Jumlah Siswa 30

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 8

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari atau

sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 dalam pre-test ini sebanyak 0 siswa

(0%) dan mendapat nilai kurang dari KKM adalah sebanyak 30 siswa (100%) siswa tidak

lulus. Nilai terbesar pada pre-test ini adalah 69 dan yang terendah adalah 4. Rata-rata (푥̅) nilai

secara keseluruhan adalah 38,7. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

b. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Akhir Siswa (post-test)

Pelaksanaan post-test dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2015 dan diikuti oleh 30

siswa pada kelas VII.4. Pelakasanaan post-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

akhir siswa setelah diberi perlakuan model pembelajaran snowball throwing. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 atau di atas KKM sebanyak 24

orang, sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 atau di bawah KKM adalah 6

orang.

1) Rata-rata (푥̅) dan Simpangan Baku (s) Hasil post-test

Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari post-test dapat dilihat pada tabel

4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (post-test)

No Uraian Kelas Eksperimen 1 Nilai Rata-rata 74,8 2 Nilai Terkecil 42 3 Nilai Terbesar 95 4 Rentang Nilai 53 5 Simpangan Baku 10,93 6 Jumlah Siswa 30

Berdasarkan analisis hasil post-test (lampiran C) dapat dilihat perbedaan hasil belajar

antara kemampuan awal siswa (tabel 4.1) dengan kemampuan akhir siswa (tabel 4.2), terdapat

peningkatan hasil belajar setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran snowball

throwing. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pre-test adalah

38,7 dan nilai rata-rata post-test adalah 74,8. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata

sebesar 36,1. Simpangan baku pre-test adalah 15,05 sedangkan simpangan baku post-test

adalah 10,93. Hasil rekapitulasi post-test memperlihatkan bahwa siswa yang tidak tuntas

mencapai 20% sebanyak 6 orang dari 30 siswa dan 80% sebanyak 24 orang yang tuntas dari

30 siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran snowball throwing meningkat dan mencapai KKM. Rekapitulasi

selisih hasil rata-rata pre-test dan rata-rata post-test dapat dilihat pada tabel 4.3.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

Tabel 4.3 Rekapitulasi Selisih Hasil

Tes Awal (Pre-test) dan Tes Akhir (Post-test)

No Uraian Pre-test Post-test Selisih Pre-test dan Post-test

1 Nilai Rata-rata 38,7 74,8 36,1 2 Nilai Terkecil 4 42 38 3 Nilai Terbesar 69 95 26 4 Rentang Nilai 65 53 12 5 Simpangan Baku 15,05 10,93 4,12

Gambaran tentang data peningkatan nilai rata-rata antara pre-test dan post-test untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test

Berdasarkan grafik nilai rata-rata Pre–test dan Post-test terlihat pada gambar 4.1 selisih

nilai rata-rata pre-test dengan post-test adalah 36,1. Adapun ketuntasan siswa dapat dilihat

pada grafik 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test dan Post-test

0

20

40

60

80

Pre-test Post-test

74.8

38.7

Nila

i rat

a-ra

ta

0

10

20

30

40

Pre-test Post-test

2430

6Jum

lah

Sisw

a TuntasTidak Tuntas

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

2) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa data hasil siswa tersebut berdistribusi

normal atau tidak. Untuk mengetahui kenormalan data pre-test dan post-test, maka digunakan

uji normalitas dengan uji kecocokan 휒 (Chi kuadrat). Berdasarkan ketentuan perhitungan

statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan 훼 = 0,05, jika 휒 ≤

휒 , maka dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dan dalam hal lainnya tidak

berdistribusi normal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C. Uji

normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pre-test dan Post-test

Tes 휒 Dk 휒 Kesimpulan Awal 1,3455 5 11,070 Normal Akhir 3,3486 5 11,070 Normal

Pada Tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai 휒 data tes awal (pre-test) lebih kecil atau

sama dengan 휒 (1,3455 ≤ 11,070). Dan nilai 휒 data tes akhir (post-test) lebih kecil

atau sama dengan 휒 (3,3486 ≤ 11,070). Berdasarkan ketentuan pengujian uji normalitas

dengan menggunakan uji 휒 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-masing data

baik tes awal maupun tes akhir berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 훼 = 0,05 dengan

derajat kebebasan (dk) = 5. Perhitungan untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

kurva normal yang menunjukkan bahwa data pre-test dan post-test berdistribusi normal dapat

dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4.

Gambar 4.3 Kurva Normal Data Pre-test

0

5

10

15

-3 -2 -1 0 1 2 3

Pre-test

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

Gambar 4.4 Kurva Normal Data Post-test

3) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan bertujuan untuk menarik kesimpulan dari

data hasil post-test. Berdasarkan hasil uji normalitas didapat data post-test yaitu berdistribusi

normal, maka dilakukan pengujian hipotesis secara statistik. Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah “hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran snowball

throwing pada pembelajaran fisika siswa kelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun

Pelajaran 2014/2015 secara signifikan tuntas”. Setelah diketahui data pre-test dan post-test

berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji hipotesis. Data perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran C. Uji hipotesis statistik dari data pre-test dan post-test adalah:

H = rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan

menggunakan model pembelajaran snowball throwing lebih dari atau sama dengan 70

(Ha 70).

Ho = rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan

menggunakan model pembelajaran snowball throwing kurang dari (H0 < 70).

Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 = 30 –

1 = 29, 훼 = 5% diperoleh ttabel 1,699. Hasil uji untuk pre-test berdasarkan hasil analisis uji-t

mengenai kemampuan awal siswa menunjukan bahwa 푡 ˂ 푡 . Jika thitung ≥ ttabel

berarti Ha diterima dan Ho ditolak dengan taraf kepercayaan α = 5% karena 푡 ˂ 푡

yaitu 푡 = -11,38 dan 푡 = 1,699. Sedangkan hasil analisis uji-t mengenai

kemampuan akhir siswa menunjukkan bahwa 푡 ≥ 푡 Ho ditolak dan H diterima

dengan taraf kepercayaan α = 5% karena 푡 ≥ 푡 yaitu 푡 = 2,412 dan 푡 =

1,699. Data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C. Uji hipotesis dari data

pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 4.5.

0

5

10

15

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Post-test

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 12

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Skor Pre-test dan Post-test

Tes 푡 Dk 푡 Kesimpulan Awal -11,38 5 1,699 Ho diterima Akhir 2,412 5 1,699 H diterima

Berdasarkan perhitungan hasil belajar siswa, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini dapat diterima kebenarannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

fisika siswa kelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah

diterapkan model pembelajaran snowball throwing secara signifikan tuntas.

Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti mengajar di kelas VII.4 sebagai kelas sampel. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika siswa kelas VII.4 SMP Negeri

Muara Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan model pembelajaran

snowball throwing. Sebelum proses pembelajaran dimulai, peneliti memberikan pre-test untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah dilakukan tes awal, pembelajaran dilaksanakan

di kelas VII.4. Pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan materi kalor.

Kemudian dilanjutkan pembelajaran dengan model pembelajaran snowball throwing.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan perencanaan pembuatan perangkat penelitian yang

terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen-instrumen

penelitian yang terdiri dari lembar tes kemampuan kognitif siswa terhadap penerapan model

pembelajaran snowball throwing.

Berdasarkan data pre-test, menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tuntas. Nilai

yang tertinggi didapat siswa adalah 69 dan yang memperoleh nilai terendah adalah 4, maka

hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri Muara

Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015 sebelum diterapkan model snowball throwing dapat

dikatakan belum tuntas. Hal ini bisa terjadi karena materi kalor belum pernah dipelajari oleh

siswa.

Pada saat pembelajaran pertama, guru menjelaskan materi yang akan dibahas adalah

tentang pengertian kalor. Pada pembelajaran ini guru mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Pertanyaan yang diajukan antara lain. ”Mengapa ketika sendok dimasukan kedalam gelas

yang berisi air hangat diamkan selama 1 menit, pada saat ujung sendok dipegang terasa

hangat?”

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 13

Guru menyampaikan materi kalor, dengan menggunakan model pembelajaran

snowball throwing. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk lebih tanggap

menerima pesan dari siswa lain dan menjadi lebih aktif. Adanya struktur yang jelas dan

memungkinkan siswa untuk berbagi dengan teman lainnya dengan singkat dan teratur. Pada

saat pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran snowball throwing mengalami

sedikit hambatan. Pembelajaran model ini baru bagi siswa, sehingga siswa membutuhkan

waktu untuk penyesuaian. Pada saat siswa dibagi kelompok terjadi sedikit kegaduhan didalam

kelas, hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan dibentuk kelompok belajar dan

menjelaskan materi kepada temannya. Selain itu, ada siswa yang merasa tidak cocok dengan

siswa lain dalam kelompok, itu menyebabkan perselisihan. sehingga siswa sulit untuk

menerima penjelasan dari ketua kelompok, begitu juga dengan ketua kelompoknya juga sulit

untuk menyampaikan materi kepada anggota ketua kelompoknya.

Pada pertemuan kedua, pelaksanaan pembelajaran pada kelas VII.4 siswa mulai

terbiasa belajar menggunakan model pembelajaran snowball throwing, dan siswa sudah mulai

cocok dengan kelompoknya masing-masing. Sehingga materi yang disampaikan ketua

kelompok mudah diterima anggota kelompok. Hambatan yang dirasakan siswa secara

berlahan dapat berkurang karena siswa mulai tertarik dengan model pembelajaran snowball

throwing, siswa menjadi lebih tanggap menerima materi dari ketua kelompok dan siswa mulai

terbiasa untuk menyampaikan materi kepada temannya dalam anggota kelompok. Sehingga,

proses pembelajaran didalam kelas berlangsung dengan baik. Karena pada saat

berlangsungnya proses belajar guru membagi kelompok dan setiap kelompok mempunyai

tugas untuk menjelaskan materi kepada anggota kelompoknya, setelah ketua kelompok

memberi penjelasan kepada anggota kelompok.

Setiap siswa diberi kertas kosong yang harus diisi satu pertanyaan, kemudian

pertanyaan yang dituliskan dalam kertas digulung seperti bola terus dilempar kepada anggota

kelompok lain secara acak. Setelah masing-masing siswa dalam kelompok mendapat

pertanyaan, siswa secara bergantian menjawab pertanyaan dari temannya, untuk mengakhiri

pembelajaran guru dengan siswa menyimpulkan jawaban-jawaban tersebut. Pada model

pembelajaran snowball throwing siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada

siswa yang lain.

Pembelajaran dengan menggunakan model snowball throwing, siswa menjadi lebih

semangat belajar, siswa lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain, siswa lebih aktif, dan

semakin meningkatnya rasa tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri maupun terhadap

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 14

siswa lain. Sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat dan model pembelajaran snowball

throwing sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari pembahasan yang telah dijelaskan tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh maryanti (2011:45) bahwa keunggulan dari model pembelajaran snowball

throwing itu sendiri antara lain siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, siswa mendapat

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, membuat siswa lebih siap dengan

berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya, dapat

membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan dan siswa lebih terlibat

langsung dalam pembelajaran. Sehingga siswa merasa tertarik, senang, tidak bosan mengikuti

pembelajaran fisika dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Setelah penyampaian materi dengan model snowball throwing diadakan post-test.

Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM (KKM ≥ 70) sebanyak

24 siswa (80%) dan nilai yang kurang dari KKM sebanyak 6 siswa (20%). Rata-rata tes akhir

sebesar 74,8, dengan nilai tertinggi adalah 95, nilai terendah adalah 42, serta simpangan baku

sebesar 10,93.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas VII.4 SMP Negeri

Muara Batang Empu Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan model pembelajaran

snowball throwing secara signifikan tuntas. Hasil penelitian setelah dilakukan uji hipotesis

yaitu uji t satu pihak, diperoleh thitung = 2,412 sedangkan ttabel= 1,699 dengan thitung > ttabel maka

H0 ditolak dan hipotesis dalam penelitian ini diterima dengan taraf signifikan 0,05 sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar fisika siswa tuntas setelah diterapkan model

snowball throwing dikelas VII.4 SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun Pelajaran

2014/2015.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh hasil nilai post-test 푡 =

2,412 lebih besar dari pada 푡 = 1,699 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Pada pre-

test tidak ada siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan yaitu

sebesar 70, rata-rata nilai sebesar 38,7 dengan persentase ketuntasan 0%. Sedangkan pada

post-test terdapat 24 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum yaitu sebesar 70,

rata-rata nilai akhir siswa sebesar 74,8 dengan persentase ketuntasan sebesar 80%. Maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa tuntas setelah penerapan model

pembelajaran snowball throwing dikelas VII SMP Negeri Muara Batang Empu Tahun

Pelajaran 2014/2015.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL AMINAH SARTIKA.pdf · Fisika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2015 15

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).

Bandung: Yrama Widya. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasetya. Djamarah. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2007. Cooperative learning. Bandung: Alfabeta. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung:

Refika Aditama. Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-

Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Mukaromah, et.al. 2013. Peningkatan Kreativitas Belajar Fisika Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong. Radiasi.No.3.Vol.2.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:

Raja Grapindo Persada. Rusman, et.al. 2012. Pemanfaatan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Keaktifan

Belajar IPA Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo. Radiasi.No.1.Vol.1. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media.