Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai...

22
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta (Ribkahwati, 2012: 1). Seluruh gejala alam semesta dikaji dalam IPA. Dalam pengkajian gejala alam semesta tentu saja memerlukan proses. Proses-proses tersebut merupakan proses yang khas, yaitu dengan melakukan eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, kembali lagi pada ekperimentasi kemudian observasi dan demikian seterusnya. Dalam setiap proses, saling terkait antara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari alam semesta dan isinya. IPA dibagi dalam tiga bahasan. a. Fisika Fisika mempelajari tentang benda-benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan-perubahan bersifat sementara (Ribkahwati, dkk, 2012: 2). Perubahan- perubahan sementara bersifat sementara tersebut terdiri dari mekanika, panas, bunyi, cahaya, gelombang listrik dan magnet. Ada juga fisika terapan yang terdiri dari teknik sipil, dan teknik mekanik. b. Kimia Berbeda halnya dengan fisika. Kimia mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Perubahan-perubahan tersebut terdiri dari kimia anorganik dan kimia organik. c. Biologi Biologi merupakan bidang yang mempelajari tentang makhluk hidup dan gejala- gejalanya. Menurut Ribkahwati dkk, ada beberapa cabang-cabang biologi antara lain: a) Botani (mempelajari seluk beluk tumbuhan) b) Zoologi (mempelajari hewan) c) Morfologi (mempelajari struktur luar dan bentuk luar makhluk hidup) d) Anatomi (mempelajari struktur dalam dan bentuk makhluk hidup)

Transcript of Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai...

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji

gejala-gejala alam semesta (Ribkahwati, 2012: 1). Seluruh gejala alam semesta dikaji

dalam IPA. Dalam pengkajian gejala alam semesta tentu saja memerlukan proses.

Proses-proses tersebut merupakan proses yang khas, yaitu dengan melakukan

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, kembali lagi pada ekperimentasi

kemudian observasi dan demikian seterusnya. Dalam setiap proses, saling terkait

antara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari alam semesta dan isinya. IPA

dibagi dalam tiga bahasan.

a. Fisika

Fisika mempelajari tentang benda-benda tak hidup dari aspek wujud dengan

perubahan-perubahan bersifat sementara (Ribkahwati, dkk, 2012: 2). Perubahan-

perubahan sementara bersifat sementara tersebut terdiri dari mekanika, panas, bunyi,

cahaya, gelombang listrik dan magnet. Ada juga fisika terapan yang terdiri dari teknik

sipil, dan teknik mekanik.

b. Kimia

Berbeda halnya dengan fisika. Kimia mempelajari benda hidup dan tak hidup

dari aspek susunan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Perubahan-perubahan

tersebut terdiri dari kimia anorganik dan kimia organik.

c. Biologi

Biologi merupakan bidang yang mempelajari tentang makhluk hidup dan gejala-

gejalanya. Menurut Ribkahwati dkk, ada beberapa cabang-cabang biologi antara lain:

a) Botani (mempelajari seluk beluk tumbuhan) b) Zoologi (mempelajari hewan) c) Morfologi (mempelajari struktur luar dan bentuk luar makhluk hidup) d) Anatomi (mempelajari struktur dalam dan bentuk makhluk hidup)

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

9

e) Fisiologi ( mempelajari fungsi tubuh makhluk hidup) f) Sitologi (mempelajari sel meliputi struktur molekuler dan lain-lainnya) g) Histologi (mempelajari jaringan tubuh atau organ makhluk hidup) h) Palaentologi (mempelajari makhluk hidup yang telah lampau berupa fosil)

d. Geografi

Geografi mempelajari tentang terjadinya alam semesta dan tata surya, struktur

bumi, pembetukan samudera dan benua juga termasuk dalam kajian geografi.

Permasalahan dalam IPA dapat dikaji dari aspek-aspek IPA (Waldem University,

2001) dalam buku Salirawati (2008: 29) adalah sebagai berikut:

(1) Sebagai proses penemuan (science as inquiry) (2) Aspek fisika (3) Aspek biologi (4) Aspek bumi dan antariksa (5) Hubungan dengan teknologi (6) Perpektif personal dan sosial (7) Sisi sejarah dan hakikat IPA Seperti cabang ilmu lainnya, IPA juga memiliki keterampilan proses IPA.

Misalnya keterampilan dalam berkomunikasi. Keterampilan proses IPA yang pertama

adalah keterampilan dalam menyusun laporan secara sistematis. Penyusunan laporan

biasanya dilakukan setelah siswa melakukan percobaan. Penyusunan laporan tidak

sembarangan, tapi juga harus menyesuaikan setiap urutannya. Dalam laporan terdapat

hasil percobaan atau pengamatan. Hasil percobaan dan pengamatan tersebut

kemudian dijelaskan. Dalam percobaan kemungkinan ada yang gagal. Maka dari itu,

perlu adanya presentasi hasil sehingga dapat didiskusikan pula hasil percobaan

tersebut. Tidak ditutup kemungkinan bahwa dalam pelaksanaan percobaan akan

dibuat sebuah grafik atau tabel sehingga siswa harus mampu membaca grafik atau

tabel tersebut. Ini juga termasuk dalam keterampilan proses IPA. Hal-hal diatas

adalah sebuah keterampilan yang ada dalam IPA.

2.1.2 Pembelajaran IPA

Peristiwa belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar yang disertai dengan proses

pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

10

mata dengan pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan (Slameto, 2003: 2).

Menurut Sugihartono (2007: 81) pembelajaran merupakan suatu upaya yang

dilakukan sengaja oleh guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi

dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.

Dari beberapa pengertian dari pembelajaran diatas, kita dapat mengerti bahwa

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan pendidik

melakukan pembelajaran guna membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar

Dapat ditarik sebuah pengertian juga bahwa pembelajaran menunjukkan pada

usaha siswa dalam mempelajari bahan ajar. Kita dapat pula menarik kesimpulan

bahwa pembelajaran adalah suatu usaha guru yang dilakukan untuk menciptakan

sebuah keadaan yang memudahkan siswa untuk belajar. Ketika siswa merasa mudah

maka siswa dapat menguasai kompetensi dengan hasil optimal.

Pembelajaran IPA adalah suatu proses atau kegiatan guru dalam mengajarkan

IPA pada siswa. Seperti halnya pernyataan diatas bahwa di dalam pembelajaran IPA

terkandung usaha guru untuk menciptakan sebuah keadaan yang nyaman. Guru

memberikan pelayanan dalam beberapa hal seperti kemampuan, potensi, minat, bakat

dan kebutuhan siswa tentang mata pelajaran IPA.

Pembelajaran IPA membekali siswa dengan pengetahuan tentang gejala-gejala

kehidupan. Sesuai dengan bidang IPA, pembelajaran IPA umumnya terdiri dari

beberapa mata pelajaran. Yang dimaksudkan disini adalah pembelajaran IPA

mencangkup Fisika, Kimia, Biologi dan Geografi.

Sekolah dasar merupakan tingkatan rendah dalam pendidikan. Dalam

pembelajaran SD, kita hanya mengenal IPA tanpa penggolongan. Pembelajaran IPA

di SD kebanyakan berupa pengenalan dasar-dasar pembelajaran IPA. Siswa SD hanya

mempelajari secara sederhana mengenai IPA. Untuk pembelajaran lebih lanjut,

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

11

disesuaikan dengan jenjang umur. Di SMP, IPA sudah terbagi dalam dua kelompok

yaitu Fisika dan Biologi.

Materi yang diajarkan adalah materi dasar dari IPA. Bisa dikatakan bahwa

pembelajaran IPA di SD masih sederhana. Walaupun masih sederhana, setidaknya

pembelajaran harus dibuat semenarik mengkin sehingga siswa antusias dalam

menerima pembelajaran. Ketika siswa merasa tertarik, minat belajar akan meningkat.

Pembelajaran IPA membekali siswa dengan kemampuan keterampilan proses

untuk mengahadapi gejala-gejala alam yang harus mereka perhatikan. IPA memiliki

peran penting dalam memajukan keterampilan dan daya pikir manusia sehingga

pembelajaran IPA perlu diberikan sejak dini. Dengan penerapan sejak dini, siswa

mampu memahami gejala alam yang mereka tinggali.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah suatu

upaya guru yang dilakukan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang

mempermudah siswa belajar dan mengajarkan IPA pada siswanya. Guru lebih

berperan sebagai pembimbing daripada sebagai pemberi informasi saja. Dengan

bimbingan guru, siswa dapat mencapai setiap tujuan pembelajaran yang diharapkan

secara maksimal. Dalam pembelajaran IPA SD mencakup materi yakni tentang bumi

dan alam semesta, keanekaragaman makhluk hidup, sumber daya alam, makhluk

hidup dalam ekosistem alami, dan beberapa perkembangan teknologi.

2.1.3 Model Pembelajaran PAPA PEPI

Model pembelajaran PAPA PEPI merupakan salah satu inovasi dari

penggunaan model pembelajaran peta pikiran. PAPA PEPI merupakan singkatan dari

Paham Hafal Pakai Peta Pikiran. Penggunaan peta pikiran ini dimaksudkan untuk

memaksimalkan penggunaan model pembelajaran peta pikiran dalam pemaparan

materi pelajaran. Selain itu, penggunaan model pembelajaran PAPA PEPI juga dapat

membantu siswa dalam menghafal materi. Tidak hanya sekadar menghafal saja akan

tetapi penggunaan model ini dapat juga meningkatkan pemahaman materi.

Model Pembelajaran PAPA PEPI merupakan gagasan dari penulis tersendiri.

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

12

Gagasan ini muncul ketika peneliti menginginkan adanya inovasi dari model

pembelajaran peta pikiran. Penggunaan PAPA PEPI tidak lepas dari model

pembelajaran peta pikiran. Maka dari itu, perlu kita ketahui secara jelas mengenai

model pembelajaran peta pikiran. Peta pikiran merupakan salah satu inovasi dari

model pembelajaran saat ini. Tony Buzan dikenal sebagai salah satu tokoh yang

berusaha mengenalkan Peta pikiran pada publik. Dalam bukunya yang berjudul Buku

pintar mind map, Buzan (2008:4) mengemukakan demikian :

Peta pikiran (mind mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Peta pikiran adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.

Sedangkan menurut Sutanto Windura (2013: 16), “Mind map mampu mengatur

dan meng-organisasi-kan kata-kata kunci yang telah digaris bawahi. Dengan mind

map anak dapat belajar lebih sedikit, tahu lebih banyak dan bebas stress.”

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka model pembelajaran peta pikiran

dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang menggunakan teknik mencatat

tingkat tinggi. Setelah siswa mencatat dengan menggunakan peta pikiran, diharapkan

siswa mampu menghubungkan antara satu topik/konsep dengan konsep lain. Menurut

Buzan (2008:6) , Peta pikiran dapat membantu dalam banyak hal, antara lain :

(a) Merencana (b) Berkomunikasi (c) Menjadi lebih kreatif (d) Menghemat waktu (e) Menyelesaikan masalah (f) Memusatkan perhatian (g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran (h) Mengingat dengan lebih baik (i) Belajar lebih giat dan efisien. dll

Menurut michael Michalko (Buzan, 2008:6) Peta pikiran akan mengaktifkan

seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus

pada pokok bahasan, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

13

informasi yang saling terpisah, dll.

Peta pikiran menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk

mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dibandingkan pencatatan tradisional peta

pikiran lebih merangsang secara visual dikarenakan peta pikiran mengkombinasikan

warna, simbol dan gambar serta cabang-cabang melengkung. Pencatatan tradisional

cenderung hanya terdiri dari satu warna. Hal ini yang membuat penggunaan peta

pikiran memudahkan siswa mengingat informasi maupun materi pelajaran.

Sintaks dari model pembelajaran peta pikiran adalah sebagai berikut.

a. Informasi kompetensi

b. Sajian masalah terbuka

c. Siswa berkelompok untuk menanggapi alternatif jawaban

d. Presentasi hasil diskusi kelompok

e. Siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok

f. Evaluasi

g. Refleksi

Menurut Buzan (2008: 14) mengemukakan bahwa, “... mind map begitu mudah

dan alami, bahan-bahan untuk resep mind map sangatlah sedikit”. Berikut alat dan

bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat mind map, yaitu sebagai berikut.

1. Kertas kosong tak bergaris

2. Pena dan pensil warna

3. Otak

4. Imajinasi

Buzan (2008: 15) mengatakan bahwa, Ada tujuh langkah dalam membuat mind

mapping (peta pikiran), yaitu sebagai berikut.

1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang panjang sisinya diletakkan mendatar. Mengapa? Karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

14

berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita. 3. Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan

gambar. Warna membuat mind mapping lebih hidup, dan menyenangkan. 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang

tingkat dua dan tiga ke cabang tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Kenapa? Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua, tiga, atau empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa? Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping.

7. Gunakan gambar untuk setiap cabangnya. Mengapa? Karena seperti halnya gambar sentral akan memberikan makna seribu kata.

Untuk lebih memahami pembuatan peta pikiran, berikut merupakan

gambaran dari stuktur dasar peta pikiran. Setiap informasi saling berhubungan.

Cabang-cabang yang terbentuk merupakan pancaran dari topik. Struktur dasar peta

pikiran dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Dasar Peta Pikiran

http://www.open.ac.uk/skillforstudy/pictures/mind-map.gif

Model Pembelajaran PAPA PEPI memaksimalkan sistem kerja otak kita.

Model konsep otak kita, dapat dilihat dari gambar 2.2. kita mampu bekerja secara

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

15

maksimal apabila kita mampu menggunakan secara baik belahan otak kanan dan

belahan otak kiri. Menurut Sutanto Windura (2013: 19) otak kiri mengatur koordinasi

fungsi motorik anggota tubuh sebelah kanan, sedangkan otak kanan justru mengatur

anggota tubuh sebelah kiri kita. Otak kiri mengatur fungsi mental dan pengolahan

informasi mengenai kata, angka, logika, analisa dan daftar. Sedangkan otak kanan

mengatur fungsi mental yang berhubungan dengan cara berpikir konseptual berupa

warna, dimensi/bentuk, irama, imajinasi dan melamun. Model pembelajaran PAPA

PEPI memaksimalkan kinerja otak kanan dan otak kiri.

Gambar 2.2. Model konsep otak

Sumber: http://sevensigmaseo.com/productivity-hacks/mind-mapping-is-in-

traditional-word-processor-note-taking-is-out/

Langkah-langkah model pembelajaran PAPA PEPI tidak berbeda jauh dengan

langkah-langkah dalam model pembelajaran peta pikiran. Peta pikiran merupakan

dasar dari model pembelajaran PAPA PEPI. Berikut merupakan langkah-langkah

pembelajaran model Pembelajaran PAPA PEPI :

1. Penyampaian Informasi kompetensi secara umum

2. Sajian masalah terbuka

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

16

3. Siswa dikelompokkan untuk meringkas pelajaran yang sudah disampaikan.

4. Pembuatan peta pikiran

5. Presentasi hasil diskusi kelompok.

6. Siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok.

7. Evaluasi

8. Refleksi

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir agar memahami apa yang dipelajari (Sugandi, 2006: 9). Pembelajaran

merupakan usaha guru menciptakan kondisi yang memudahkan siswa untuk belajar

dan memperdayakan potensinya sehingga menguasai kompetensi secara optimal.

Dalam pembelajaran IPA guru berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang

mempermudah siswa belajar dalam mengajarkan IPA pada peserta didiknya. Oleh

karena itu, guru dalam pembelajaran lebih berperan sebagai pembimbing daripada

sebagai pemberi informasi saja. Menurut Buzan, (2004:6)

Peta pikiran (mind mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Peta pikiran adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.

Dalam pembelajaran IPA, peta pikiran dapat digunakan untuk meringkas

konsep awal yang harus diketahui siswa. Setelah ringkasan ditulis guru mengajak

siswa memahami materi sesuai dengan alur peta pikiran. Dalam memahami jenis

tanah misalnya, guru mengajak siswa meringkas jenis-jenis tanah dari buku selain itu,

guru mengajak untuk menulis setiap kata kunci. Menggunakan aturan dari Buzan

mengenai pembuatan peta pikiran, siswa diajak membuat mind map dengan materi

jenis-jenis tanah. Pembuatan gambar disesuaikan dengan keinginan sang anak. Sang

anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Guru berperan memantau jalannya proses

pembuatan peta pikiran. Pembuatan ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok.

Dengan berkelompok siswa diberikan kesempatan bekerjasama untuk menyatukan

pendapat menyelesaikan masalah dan meyakinkan tiap anggota kelompok

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

17

mengetahui atas jawaban pertanyaan tersebut. Siswa bekerjasama untuk memahami

suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Buzan pada bukunya yag berjudul “Mind Map untuk Anak : agar anak lulus

ujian dengan nilai bagus.” Mengatakan bahwa Mind map (peta pikiran) akan

mempermudah kamu mengulang semua pelajaran untuk ujian, Mind map akan

membantumu memilah, menyusun pekerjaanmu, mengerjakan ujian dan mendapat

nilai bagus. Ini memberi pengertian bahwa dengan menggunakan peta pikiran siswa

akan mudah dalam mengulang pelajaran dan hasil belajar pun akan meningkat.

Penggunaan peta pikiran dalam pembelajaran mengajak siswa mengulang dengan

cara bersenang-senang memainkan dan memadukan warna, simbol, dan gambar.

Dengan penggunaan gambar dan warna tersebut, peta pikiran membantu siswa untuk

menggunakan kedua sisi otak dan mempermudah kita untuk berpikir, merencana,

menyusun, mengingat dan mengambil kendali. Penggunaan kedua sisi otak membuat

otak siswa berkembang dan hasil belajar pun akan maksimal.

Materi dapat dipahami lebih mudah dengan menggunakan model ini. selain itu,

siswa mampu menghafal lebih baik tanpa meninggalkan pemahaman. PAPA PEPI

mampu untuk menjadikan pemaparan materi lebih mudah sehingga siswa mampu

lebih memahami dan menghafal dengan baik.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima

pengalaman belajar (Nana Sudjana, 2011: 22). Hasil belajar merupakan perubahan

tingkah laku yang baru setelah melalui proses pembelajaran. Segala yang dipelajari

oleh pembelajar mempengaruhi perolehan aspek-aspek perubahan perilaku.

Hasil belajar merupakan uraian untuk mengetahui apa yang sudah digali,

diperoleh dan dikerjakan oleh siswa. Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan,

kedalaman, dan kompleksitas dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan

teknik-teknik penilaian tertentu. Perbedaan tentang kompetensi dan hasil belajar

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

18

terdapat pada batasan dan patokan-patokan kinerja siswa yang dapat diukur

(Sugandi, 2006: 63). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2006: 5).

Hasil belajar peserta didik merupakan suatu puncak proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Guru

biasanya menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Hasil pengukuran

tersebut berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan

materi pelajaran bagi para siswa (Sugihartono, 2007: 130). Pada umumnya hasil

belajar dinilai melalui tes, baik tes uraian maupun tes obyektif (Sudjana, 2011: 55).

Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Nana sudjana (2011: 22)

menyatakan bahwa proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

informasi kepada guru tetang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

belajarnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu penilaian hasil belajar

mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar.

Dari uraian tentang hasil belajar diatas semua merujuk terhadap perubahan

siswa setelah melakukan proses kegiatan belajar dimana siswa mengalami berbagai

kegiatan belajar yang menyebabkan perubahan dalam dirinya. Pengukuran hasil

belajar siswa dapat diukur dengan kriteria atau patokan tertentu. Pengukuran hasil

belajar siswa dapat menggunakan teknik tes dan hasil tes berupa nilai. Dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan siswa

setelah menerima pengalaman belajar yang dapat diukur dengan tes. Perubahan hasil

belajar ini adalah perubahan menjadi lebih baik. Jadi yang dimaksud hasil belajar

dalam penelitian adalah nilai tes IPA.

Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran dalam setiap siklusnya. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar. Menurut Slameto (2003:

54) faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu: faktor

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

19

intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari individu,

sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor-faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor intern ini terbagi

menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor jasmaniah, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seorang siswa sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.

2. Faktor psikologis, ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis

yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, keaktifan,

minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Dari faktor-faktor tersebut

sangat jelas mempengaruhi belajar, dan apabila belajar terganggu maka hasil

belajar tidak akan baik.

3. Faktor kelelahan, kelelahan seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani (bersifat praktis).

b. Faktor-faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi:

faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat yaitu dengan penjelasan

sebagai berikut:

1. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:

cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan

keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini karena keberadaan siswa dalam

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

20

masyarakat. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ini meliputi: pertama

kegiatan siswa dalam masyarakat, multi media, dan teman bergaul. Dari

penjelasan faktor inten dan ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa maka

dapat disimpulkan bahwa faktor intern yaitu faktor jasmaniah, psikologis, dan

kelelahan, dan faktor ekstern yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Untuk meningkatkan hasil belajar maka siswa dituntut untuk memiliki kebiasaan

belajar yang baik. Oleh karena itu guru juga harus menciptakan iklim

pembelajaran yang tidak hanya melihat hasil belajar dikelas saja, karena faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa juga harus diperhatikan.

2.1.5 Kreativitas

Kreativitas adalah salah satu hal yang harus dimiliki setiap orang. Orang tanpa

kreativitas sama saja hidup dalam keadaan hampa. Bayangkan saja bila tidak ada

kreativitas, segala sesuatu tentu akan tampak monoton. Menurut Arman Hakim

(2006: 3) dalam bukunya yang berjudul “Creative Thinking: How to Get success in

Your Future Career”, mengatakan bahwa:

“Kreativitas adalah kemampuan untuk mencapai kekuatan menarik sebuah ide dari diri anda melalui tahapan awal berupa pengamatan terhadap kondisi sekeliling.”

Sedangkan Munandar (1999: 48) berpendapat bahwa kreativitas sebagai

kemampuan berpikir divergen untuk menjajaki berbagai macam jawaban dari

persoalan. Berpikir divergen merupakan kemampuan berpikir secara menyebar

dimana orang bisa memandang sesuatu stimulus bukan dari satu sudut pandang saja

tapi dari berbagai sudut pandang. Hal ini merupakan salah satu ciri kreativitas.

Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa

kreativitas merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi agar sebagai

manusia kita mampu menyelesaikan dan melihat sesutu dari banyak sudut pandang.

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

21

Kreativitas membuat manusia mampu berpandangan luas. Dengan kreativitas kita

dapat memunculkan ide-ide baru.

Penelitian Utami Munandar (1997) terhadap siswa SD dan SMP menunjukkan

bahwa kreativitas sama absahnya seperti intelegensi sebagai prediktor dari prestasi

sekolah. Kreativitas itu baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan

masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Kreativitas dalam perkembangan sangat terkait dengan empat aspek, yaitu

aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Jika dilihat dari aspek pribadi,

munculnya kreativitas berasal dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.

Ditinjau dari proses, menurut Torrance (1998), kreativitas adalah proses merasakan

dan mengamati adanya masalah, dengan membuat dugaan tentang kekurangan

(masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan

mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Proses kreatif meliputi

beberapa tahap yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Definisi mengenai

produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas,

ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong

kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun dorongan

eksternal dari lingkungan (Munandar, 2009: 27)

Menurut Guilford dalam Munandar (1992) ada 2 ciri kreativitas. Ciri yang

pertama adalah ciri kognitif (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang

berhubungan dengan kreativitas. Berikut ini ciri-ciri kognitf (aptitude) dan ciri-ciri

afektif (non-aptitude) menurut Guilford (dalam Munandar, 1992) akan diuraikan

lebih lanjut :

a. Ciri-ciri Kognitif

Ada lima ciri kognitif, yaitu sebagai berikut.

1) Kemampuan berpikir lancar

Kemampuan ini memunculkan banyaknya ide dan gagasan mengemukakan

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

22

banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan

jawaban maupun dalam menyelesaikan masalah.

2) Kemampuan berpikir luwes

Ini merupakan kemampuan berpikir dengan cara menggunakan berbagai

pendekatan dalam menyelesaikan persoalan.

3) Kemampuan berpikir orisinal

Berpikir orisinal adalah kemampuan untuk melahirkan ide atau gagasan dan

membuat kombinasi-kombinasi yang bersifat baru dan unik. Kemampuan ini

menggunakan cara yang tidak biasa dalam mengungkapkan diri. Kemampuan ini

dinilai mampu mencari banyak cara dalam menyelesaikan masalah dengan cara

yang berbeda dari pemikiran orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap siswa

dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan

oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan

cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah

membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan

penyelesaian yang baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan

keadaan aslinya dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa

sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.

4) Kemampuan menilai

Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan

apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu tindakan itu bijaksana serta tidak hanya

mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya.

5) Kemampuan memperinci/mendalam

Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide,

gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan,

dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik.

b. Ciri-ciri afektif

Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan

sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

23

saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan

sikap dan perasaan seseorang.

Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:

1) Rasa ingin tahu.

Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya,

memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau

meneliti. Ada beberapa perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin tahu,

misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-

peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan baru,

menggunakan semua panca inderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki bidang-

bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian-

kejadian.

2) Bersifat imajinatif/fantasi

Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah

terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan

mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan

atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika

melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang

akan dikatakan atau dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang

belum terjadi, melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain,

membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang

kejadian-kejadian yang belum pernah dialami.

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan

Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa

tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang

sulit. Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan,

adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri

dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan

keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

24

jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari jawaban-jawaban

yang lebih sulit atau rumit daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki

jalan yang lebih rumit.

4) Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan)

Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau

mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam

mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya

walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-

kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal,

berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan

orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain, melakukan hal-hal yang diyakini,

meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani mencoba hal-hal baru, berani

mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

5) Sifat menghargai

Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,

menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Perilaku

anak didik yang memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak sendiri dan

orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang

lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga pendidikan lainnya serta teman-teman,

menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu

apa yang betul-betul penting dalam hidup, menghargai kesempatan-kesempatan yang

diberikan, senang dengan penghargaan terhadap dirinya.

Dalam PAPA PEPI, kreativitas dapat terlihat jika siswa diberi tes orisinal. Tes

kemampuan orisinal cocok digunakan karena dalam tes ini ada beberapa aspek

penilaian yang sesuai dengan aspek dala peta pikiran. Misalnya, aspek respon, ide,

keterkaitan, ketekunan, skill dan estetika. Kemampuan menanggapi respon dinilai

guna mengetahui antusias siswa dalam mengerjakan peta pikiran. Aspek Ide

menunjukkan seberapa siswa menyambut dan menuangkan ide baru dalam membuat

peta pikiran. Aspek keterkaitan juga diperhatikan antara kombinasi cabang dengan

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

25

ide utama. Aspek ketekunan menunjukkan siswa dalam menuangkan ide dan

menghadapi setiap tantangan dalam pembuatan peta pikiran. Aspek skill dapat dilihat

dala penggunaan lebih dari 1 teknik yang berbeda dalam pembuatan peta pikiran.

Aspek yang terakhir adalah estetika. Aspek ini dinilai dari penggunaan warna dalam

pembuatan peta pikiran. Semakin banyak warna yang digunakan maka semakin

banyak poin yang didapat dalam penilaian aspek estetika.

2.1.6 PAPA PEPI dalam meningkatkan kreativitas

PAPA PEPI merupakan singkatan dari paham hafal pakai peta pikiran. Adanya

PAPA PEPI diharapkan mampu menjadi sebuah inovasi dalam pembelajaran. Tujuan

awal penggunaan PAPA PEPI adalah untuk membantu siswa dalam memahami

materi. Jika siswa sudah paham peta pikiran mampu membuat siswa lebih cepat

dalam menghafal.

Semua orang mampu membuat peta pikiran sendiri. Tidak hanya untuk materi

pelajaran, peta pikiran juga dapat dibuat untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk

mengadakan rapat, memulai usaha baru, merancang jadwal liburan keluarga, bahkan

menyelesaikan masalah secara kreatif. Dalam hal ini, peta pikiran dibuat untuk siswa.

Pembuatan peta pikiran ini guna membantu siswa untuk lebih cepat memahami

materi. Tidak hanya itu, peta pikiran juga mampu meningkatkan kreativitas siswa.

Tony Buzan (2012: 94) mengatakan bahwa :

“Mind map (peta pikiran) adalah alat pemikiran kreatif yang betul-betul hebat- mind map adalah sarana untuk menggali kreativitas.

Kreativitas sangatlah penting. Kreativitas membuat seseorang mampu berpikir

mengembangkan ide-ide baru. Siswa yang kreatif akan mampu melihat dunia sebagai

tantangan. Siswa yang kreatif akan mampu berkembang seturut dengan

perkembangan jaman. Ide-ide baru akan bermunculan dalam diri siswa menjadikan

siswa tersebut mampu bertahan di jaman yang semakin maju ini.

Perlu kita ketahui bahwa kita pada dasarnya kreatif. Asalkan kita percaya dan

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

26

mau berusaha untuk mengubah pandangan yang selama ini menghambat kreativitas

kita.

Mind mapping (Peta pikiran) adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan

cara kerja alami otak (Tony Buzan, 2012: 103). Mind mapping akan membantu siswa

dalam berpikir. Penggunaan warna, simbol dalam meringkas materi memunculkan

daya kreativitas siswa. PAPA PEPI akan mendorong kreativitas jika kita mau

berusaha memunculkan ide-ide cemerlang, menemukan solusi yang inspiratif dalam

menyelesaikan masalah.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang relevan

Hasil penelitian dari Farija Roslaini pada tahun 2012 dengan judul

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Mind mapping

Pada IPA Di Kelas IV SD Negeri 104188 Medan Krio Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil penelitian dari Farija Roslain, terjadi peningkatan nilai rata-rata

pada saat dilakukan tes awal mencapai 45,38 dengan perincian dari 26 siswa

diperoleh 4 orang siswa (15,38 %) yang mendapat nilai tuntas, sedangkan 22 orang

siswa (84,62%) mendapat nilai belum tuntas. Pada siklus I naik menjadi 11 orang

siswa (42,31%) yang mendapat nilai tuntas, sedangka 15 orang siswa (57,69%)

mendapat nilai (96,15%) mendapat nilai tuntas, sedangkan 1 orang siswa (3,85%)

mendapat nilai belum tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan

mengunakan metode mind mapping sebagai sarana pembelajaran dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada IPA di kelas IV SD 104188 Medan Krio Tahun Ajaran

2011/2012.

Adapun hasil penelitian yang juga relevan yang mendekati judul penelitian ini

adalah hasil penelitian dari Vina Agustina tahun 2013 dengan judul Penerapan

Metode Mind mapping Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Daur Air Untuk

Meningkatkan Kemampuan Kreatif Siswa : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa

Kelas V SDN Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran

2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian dari Vina Agustina disimpulkan bahwa

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

27

model pembelajaran peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan kreatif siswa

dalam pembelajaran IPA pada materi daur air. Setelah dilakukan kegiatan

pembelajaran siklus I dan II, nilai rata-rata kemampuan originallity siswa dari siklus I

ke siklus II adalah 13,37 menjadi 15,32. Terjadi peningkatan sebesar 13,98 %.

Sedangkan nilai rata-rata kemampuan fluency siswa dari siklus I ke siklus II adalah

67,90 menjadi 80,27. Peningkatan sebesar 18,21 %.

2.3 Kerangka Berpikir

Mengapa model pembelajaran PAPA PEPI dijadikan salah satu model

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar? Jawabannya adalah

karena model ini diyakini dapat membuat siswa aktif dan mudah memahami materi.

Dalam peta pikiran siswa terlibat aktif dalam mencari informasi dan dengan

kreativitas pemikiran yang berbeda, maka mereka akan mudah dalam memahami

materi. Ketika siswa paham maka hasil belajar siswa pun menjadi lebih baik.

Model pembelajaran PAPA PEPI juga dijadikan salah satu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan daya ingat siswa. Dengan cara berbeda dalam

menyampaikan materi (berupa gambar, simbol dan warna), siswa akan lebih cepat

dalam memahami konsep. Peta pikiran dapat juga membantu siswa berfokus pada

pokok bahasan yang diajarkan. Dalam model pembelajaran PAPA PEPI siswa akan

bekerja secara kelompok dengan teman lainnya. Sesuai sintaks, siswa akan bekerja

sama dalam menanggapi alternatif jawaban. Kerjasama dan pemahaman materi lebih

cepat akan membuat siswa lebih bersemangat menerima pembelajaran. Semangat

yang lebih dari siswa akan berdampak baik pada nilai hasil evaluasi. Hasil belajar

siswa akan semakin meningkat.

Penggunaan model pembelajaran PAPA PEPI juga dipercaya mampu

meningkatkan kreativitas siswa. Pembuatan sebuah peta pikiran mampu

meningkatkan kreativitas karena pembuatan didasarkan pada cara kerja alamiah otak

dan mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas dalam otak kita. PAPA PEPI

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

28

mengembangkan kinerja kedua belahan otak kita. Jika siswa dibiasakan berpikir

kreatif dengan peta pikiran, siswa akan belajar berpikir aktif sehingga menghasilkan

kreativitas dan hasil belajar siswa.

Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir

Tindakan Menerapkan Model

Pembelajaran PAPA

PEPI

Kondisi Awal Guru belum menerapkan

Model Pembelajaran

PAPA PEPI

Nilai pada mata

pelajaran IPA masih

dibawah KKM (63)

Hasil Tindakan

Meningkatkan

Kreativitas

Meningkatkan

Hasil Belajar

MODEL

PEMBELAJARAN

PAPA PEPI

Hafal lebih cepat

Paham lebih

cepat

Fokus

Memaksimalkan

otak kanan

Semangat dan

menyenangkan

Daya ingat

meningkat

Menggunakan banyak garis

Menggunakan

banyak warna

Menggunakan

kata kunci

Imajinasi

Gambar

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran “Papa Pepi (Paham Hafal Pakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8037/2/T1_292010246_BAB II.pdfantara cara satu dengan lainnya. IPA mempelajari

29

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan

hipotesis/dugaan sementara sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran PAPA PEPI adalah penyampaian informasi, sajian

masalah terbuka, pembagian kelompok heterogen, pembuatan peta pikiran,

presentasi hasil diskusi, pembuatan kesimpulan, evaluasi dan refleksi. Langkah-

langkah ini diterapkan dalam pembelajaran ilmu Pengetahuan Alam.

2. Jika penerapan model pembelajaran PAPA PEPI dalam pembelajaran lmu

Pengetahuan Alam dapat diterapkan dengan baik dan berjalan secara efektif serta

efesien, maka diduga atau ditafsirkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri

Candisari 1 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali akan meningkat.

3. Jika penerapan model pembelajaran PAPA PEPI diterapkan diduga akan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Candisari 1 Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali