PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START …Islam murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START …Islam murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START
WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA
MATERI BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB
ALLAH MURID KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI 015 TANJUNG
RAMBUTAN KECAMATAN
KAMPAR KABUPATEN
KAMPAR
Oleh
DINA KUSMITA
NIM. 10911008824
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1433 H/2012 M
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START
WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA
MATERI BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB
ALLAH MURID KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI 015 TANJUNG
RAMBUTAN KECAMATAN
KAMPAR KABUPATEN
KAMPAR
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I.)
Oleh
DINA KUSMITA
NIM. 10911008824
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1433 H/2012 M
ABSTRAK
Dina Kusmita (2011) : Penerapan Model Pembelajaran Learning Start With AQuestion Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PendidikanAgama Islam Muri Kelas V Sekolah Dasar Negeri 015Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar KabupatenKampar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom actionreseach) yang dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islamyang diperoleh oleh murid. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperbaikipola dalam proses pembelajaran yang sangat diharapkan pada akhirnya dapatmeningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan di Sekolah Dasar Negeri 015 TanjungRambutan Kecamatan Kampar Kabupten Kampar ditemui beberapa gejala seperti: 1.Dari 14 murid hanya 7 orang (50%) murid yang memperoleh nilai di atas KKM, 2.Murid terkesan sulit memahami materi yang disampaikan ini terlihat lebih dari 50%murid jarang menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh gurunya, 3. murid kurangmemiliki keberanian untuk bertanya ketika pembelajaran berlangsung.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaranlearning start with a question dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan AgamaIslam murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung Rambutan KecamatanKampar Kabupaten Kampar. Subjek atau sumber data dalam penelitian ini adalahguru dan murid kelas V Sekoah Dasar Negeri 015 Tanjung Rambutan KecamatanKampar Kabupaten Kampar pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 denganjumlah murid sebanyak 14 orang murid.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajarmurid dengan menerapkan model pembelajaran Learning Start With A Question halini dapat dilihat dari hasil tes belajar murid yaitu pada pertemuan sebelum tindakanhasil tes belajar murid dengan nilai rata-rata 62,7 dengan ketuntasan kelas 57% danpada siklus pertama hasil tes belajar murid naik dengan nilai rata-rata 68 denganketuntasan kelas 71,4%, sedangkan pada siklus kedua hasil tes belajar murid naik lagidengan nilai rata-rata 74 dengan ketuntasan kelas 85,7%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaranLearning Start With A Question apabila diterapkan secara benar dapat meningkatkanhasil belajar Pendidikan Agama Islam murid.
ABSTRACT
DINA KUSMITA ( 2011 ) :THE APPLICATION OF LEARNING PROCESS OFMODEL LEARNING START WITH A QUESTIONFROM IMPROVING STUDENT EVALUATION OFISLAMIC EDUCATION AT THE MATERIALBELIEVE IN ALLAH’S BOOKS SUBJECT IN THEFIFTH YEAR ELEMENTARY SCHOOL 015TANJUNG RAMBUTAN KAMPAR SUB DISTRICT,KAMPAR REGENCY.
This research is a Classroom Action Research which is background by the lowness ofresults of studying Islamic education that gathered by students. This research is done toimprove the pattern in teaching process that truly hopped can increasing the result study.
Based on the observation at elementary school 015 Tanjung Rambutan Kampar subdistrict, there found several symptoms like : 1. From 14 students only seven persons ( 50 % )who got score upper KKM, 2. The students are seen difficult to comprehend the materials, itcan be seen from more than 50 % students seldom answer the questions given by teacher, 3.The students have low bravery to ask when learning process done.
Formulation of the problems in this research is, Does learning start with a questionmodel increase the results of studying PAI ( Isamic Education ) at the material Believe inAllah’s books class five SDN ( Elementary School ) 015 Tanjung Rambutan Kampar subdistrict, Kampar Regency. Subjects or data sources of this research are the teacher and thestudents class five SDN ( Elementary School ) Tanjung Rambutan Kampar sub district,Kampar Regency, semester odd on Academic Year 2011 / 2012 with 14 students.
From the research, can be concluded that there is an increasing in students resultsstudy by applying learning start with a question. It can be seen from students’ testachievement. At the meeting before action the students results study in average 62,7 withclass passing grade 57 % and at the first cycle the students results study increase becomeaverage 68 with class passing grade 71,4 % while at the second cycle students results studyincrease again become average 74 with class passing grade 85,7 %.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN……………..…………………………………………...…...……....iPENGESAHAN…….………………………………………………………..…… .iiPENGHARGAAN……………………………………………………………..……..iiiABSTRAK……………………………………………………................................ ...viDAFTAR ISI………………………………………………………………….….…..ixDAFTAR TABEL………………………………….....……………….……...............xDAFTAR LAMPIRAN…………………………………...........................................xii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang………………...……………………........................................1B. Definisi Istilah……………….…………………………………………...……7C. Rumusan Masalah………………..…………………………………................8D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………….………………...……..9
BAB II KAJIAN TEORIA. Kerangka Teoretis…………………………..………………………...………10B. Penelitian yang Relevan……………………………………….......................19C. Hipotesis Tindakan……………………………..…….....................................20D. Indikator Keberhasilan…………………………………………………...…...21
BAB III METODE PENELITIANA. Subjek dan Objek Penelitian……………………………...…………...……..23B. Tempat Penelitian…………………………..…………………………..……23C. Rancangan Penelitian………………………………...………........................24D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data………………………...........................28
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Setting Penelitian……………………………….………...………31B. Hasil Penelitian……………………….……………………………...……….35C. Pembahasan…………………………...………………………………..…….70
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan……………………………………………………………...…...73B. Saran……………………………………..…………......................................74
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1V.1Keadaan guru SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar….....33
Tabel 1V.2 Keadaan murid SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar…...34
Tabel 1V.3 Hasil belajar pendidikan agama Islam sebelum tindakan………….….36
Tabel 1V.4 Distribusi hasil belajar sebeum tindakan ……..………………….……37
Tabel 1V.5 Hasil observasi aktivitas guru siklus I…………………………….…...42
Tabel 1V.6 Hasil observasi aktivitas belajar murid siklus I pertemuan 1…….……45
Tabel 1V.7 Hasil observasi aktivitas belajar murid siklus I pertemuan 2……….…47
Tabel IV.8 Hasil belajar pendidikan agama Islam siklus I…………………..…….49
Tabel 1V.9 Hasil observasi aktivitas guru siklus II…………………………….….58
Tabel 1V.10 Hasil observasi aktivitas belajar murid siklus II pertemuan 1…….…61
Tabel 1V.11 Hasil observasi aktivitas belajar murid siklus II pertemuan 2…….…63
Tabel 1V.12 Hasil belajar pendidikan agama Islam siklus II…………………….…65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam memegang peranan penting dalam disiplin ilmu
pengetahuan. Abdurrahman an-Nahlawi menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah
penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk taat pada
Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan
masyarakat.
Bahkan suatu hal yang tidak bisa disangkal bahwa pendidikan agama Islam
menjadi salah satu bidang studi yang harus diajarkan dengan penuh keaktifan murid
agar tercapai hasil dan tujuan yang diharapkan.
Bila ditinjau secara luas manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia
yang selalu berubah dan perubahan itulah yang dinamakan hasil belajar. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada
proses belajar yang dialami murid.
Sejalan dengan hal tersebut tingkat keberhasilan belajar murid ditentukan oleh
beberapa faktor, antara lain pendekatan, strategi dan metode, tidak jarang terjadi
seseorang murid yang memiliki kemampuan rata-rata atau mungkin sedang dapat
mencapai hasil belajar yang lebih baik dari temannya yang memiliki kemampuan
baik, lantaran menggunakan pendekatan, strategi dan metode belajar yang efisien dan
efektif.
Konsekuensi logis atau positifnya kepercayaan diri murid itu yang
kemampuannya menjadi setara dengan teman-temannya yang memiliki kemampuan
yang baik.1
Peranan dan efektivitas pendidikan agama di Sekolah Dasar sangat penting,
maka dalam pelajaran agama dibutuhkan keterlibatan murid secara optimal, peserta
didik tidak hanya duduk mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru, tanpa
memahami apa arti konsep itu, hingga suasana kelas menjadi kaku dan tidak
bergairah yang mengakibatkan murid menjadi pasif dan tidak berinisiatif untuk
bertanya.
Disinilah guru harus kreatif dan inovatif meramu strategi dan metode
pembelajaran yang tepat untuk merangsang, membangkitkan semangat dan motivasi
belajar anak yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Jika pendidikan agama yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual
dilakukan dengan baik, maka kehidupan anak didik dimasyarakat akan lebih baik.
Oleh karena itu peran aktif dari murid dalam proses pembelajaran sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu
untuk kepentingan dirinya dan orang lain atau masyarakat.2
1Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2005, hal. 97
2Hartono, dkk. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan, Pekanbaru: ZanafaPublishing, 2009, hal. 9-10
Sejalan dengan hal tersebut dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang
paling menonjol dalam proses belajar mengajar yakni metode mengajar dan media
pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Media pengajaran dapat meningkatkan keaktifan murid dan mempertinggi
proses belajar murid dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.3
Sejalan dengan pola kegiatan belajar diatas, maka kurikulum KTSP yang
diterapkan pada Sekolah Dasar saat ini juga mengacu pada pola belajar aktif yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar murid, dimana pendidikan tidak lagi
berpusat pada guru tetapi juga pada murid.
Murid mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan dan
mengolah bahan pelajaran. Jelaslah bahwa aktivitas murid merupakan faktor dominan
dalam pengajaran sedangkan guru bertindak sebagai koordinator dan fasilitator dalam
proses pembelalajaran.
Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa
dielakkan. Karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan murid dalam
membentuk kepribadian, memberikan pemahaman, menerbangkan imajinasi dan cita-
cita, membangkitkan semangat, dan menggerakkan kekuatan mereka.4
3Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara: Jakarta, 2001, hal.264
4Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan Inovatif, Diva Press:Jakarta, 2010, hal. 113-114
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Umum
Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas merupakan bagian
integral dari program pengajaran bagi setiap jenjang lembaga pendidikan tersebut,
serta merupakan usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap murid dalam
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi
manusia yang bertakwa dan warga negara yang baik. Termasuk dalam meningkatkan
hasil belajar murid pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.5
Pemerintah telah menetapkan standar ketuntasan 0 – 100 %. Akan tetapi
pemerintah memberikan wewenang kepada kepala sekolah untuk menetapkan standar
ketuntasan berdasarkan keadaan sekolah dan daya dukung sekolah. Adapun standar
ketuntasan individu di Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung Rambutan pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam adalah 6,5.
Dalam rangka mencapai tujuan atau hasil belajar murid yang maksimal
berbagai upaya yang telah dilakukan oleh guru di kelas diantaranya :
1 Pembelajaran dirancang dengan format dan tujuan yang terarah sesuai dengan
standar kompetensi dan standar isi yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP).
2 Memberikan pengayaan terhadap murid yang berkesulitan belajar.
3 Memberikan remedial bagi murid yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
5Arifin, Kapita Selecta Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1991, hal. 24
4. Menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru telah berusaha
meningkatkan hasil belajar murid untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan awal yang penulis lakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung
Rambutan Kecamatan Kampar, penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Dari 14 orang murid hanya 7 orang atau 50% yang memperoleh nilai di atas
KKM yang telah ditetapkan sekolah.
2. Murid terkesan sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru di kelas, ini
terlihat bahwa lebih dari 50% murid jarang menjawab pertanyaan yang
dilontarkan oleh gurunya.
3. Guru kurang menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga terlihat
murid kurang dapat belajar dengan baik.
4. Murid kurang memiliki keberanian untuk bertanya ketika pembelajaran
berlangsung.
Gejala-gejala tersebut memperlihatkan bahwa hasil belajar murid pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diperoleh belum optimal. Rendahnya hasil
belajar yang diperoleh murid disebabkan oleh lemahnya guru melakukan strategi
dalam proses belajar mengajar, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir.
Belum berhasilnya guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang dapat
membuat murid merasa senang dan tidak membosankan, cara guru dalam mengajar
yang kurang menarik, metode yang digunakan guru terlalu monoton tanpa
memberikan variasi, proses pembelajaran didominasi oleh guru.
Dalam proses pembelajaran jarang sekali terjadi interaksi multi arah baik
antara murid dengan murid yang lain maupun antara murid dan guru sendiri.
Menyikapi hal itu seorang guru dituntut untuk melakukan perbaikan.
Guru sebagai fasilitator hendaknya inovatif dan kreatif bagaimana meramu
sebuah metode atau strategi pembelajaran yang tepat dan dapat mengakomodasi
berbagai macam gaya belajar murid, menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan membuat suasana hidup dan menarik yang pada tujuannya dapat
mencapai hasil belajar yang jauh lebih baik melebihi dari standar yang telah
ditetapkan.
Menurut Agus Suprijono dan Melvin L. Silberman bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran learning start with a question dapat meningkatkan
hasil belajar. Seperti yang dikatakan juga oleh J. Dewey bertanya sama dengan
menyuruh orang berfikir.6 Karena hakekat manusia adalah bertanya, dan pertanyaan
sesungguhnya adalah awal dari pendidikan dan ilmu pengetahuan.7
Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas, penulis tertarik untuk
melakukan tindakan perbaikan melalui sebuah penelitian dengan judul
6Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Mikro, Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah UIN Sultan syarifkasim, 2004, hal. 20
7Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2009, hal. 5
“Penerapan model pembelajaran Learning start with a question untuk
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Murid kelas V Sekolah
Dasar Negeri 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar”.
B. Definisi Istilah
1. Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan.8 Dalam hal ini adalah suatu
proses atau cara menerapkan model pembelajaran learning start with a question
untuk meningkatkan motivasi yang dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan
agama Islam.
2. Model pembelajaran adalah perangkat rencana atau pola yang dapat dipergunakan
untuk merancang bahan-bahan pembelajaran.9 Dalam hal ini adalalah suatu pola
atau rencana yang digunakan untuk merancang dan meramu strategi pembelajaran
serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat-tempat lain
yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran.
3. Learning start with a question merupakan proses pembelajaran yang berawal
dengan pertanyaan.10 Yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan dengan cara
mempelajari materi secara sendiri, berpasangan atau berkelompok kecil.
8Diakses melalui http://www.artikata.com/arti-381428-penerapan.html9Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 3510Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Jakarta: Pustaka
Pelajar, 2010, hal. 112
4. Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf), mempertinggi, memperhebat.11
Adapun usaha yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
pendidikan agama Islam.
5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru.12 Sedangkan hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini setelah
tindakan siklus I dan siklus II.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, Apakah model pembelajaran Learning Start With A Question
dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam murid kelas V SDN 015
Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pendidikan Agama Islam pada materi beriman kepada kitab-kitab Allah
melalui penerapan model pembelajaran Learning Start With A Question murid
kelas V SDN 015 Tanjuung Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
11Diakses melalui http://www.artikata.com/arti-381946-meningkatkan.html12Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003, hal. 37
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat sebagai
berikut :
a. Bagi murid, merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil belajar, dapat
membantu murid dalam mengatasi kesulitan dalam mata pelajaran yang
bersangkutan.
b. Bagi guru, dengan penerapan model pembelajaran learning start with a question
dapat meningkatkan professional dan skill seorang guru sebagai figure inspira
tor dan motivator yang menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik
dan tidak membosankan bagi murid dalam mengukir masa depannya.
c. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai suatu masukan dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan yang bermutu pada lembaga yang
dipimpinnya.
d. Bagi peneliti, menambah wawasan, keterampilan dan kreatifitas dan menemukan
ide-ide dan gagasan yang luas, dan sebagai salah satu syarat bagi penulis guna
menyelesaikan tugas kuliah untuk mendapatkan gelar sarjana.
BAB 11
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoretis.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki murid setelah
menerima pengalaman belajar.1 Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu
hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan
pembelajaran atau hasil belajar.
Berhasil dalam arti tidak sekadar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam
ujian, tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal
yang intrinsik.2 Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan
hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir.
Seorang guru yang mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang
terarah pada latihan-latihan berpikir kritis, misalnya model pembelajaran pemecahan
masalah akan sangat mendukung perubahan kemampuan berpikir murid.
Model-model pembelajaran di mana guru tidak terlalu banyak memberikan
petunjuk atau arahan, akan tetapi lebih banyak menekankan keaktifan berpikir murid
akan mampu mendorong percepatan perubahan kemampuan berpikir seseorang.3
1Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1994, hal. 352Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta,
2008, hal. 1483Aunurrahman, Op.Cit, hal. 37-38
Hal senada yang dinyatakan Agus Suprijono hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Selanjutnya Agus menjelaskan hasil belajar itu berupa :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentukbahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep danlambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsipkeilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitaskognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitasnyasendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalammemecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmanidalam dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerakjasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek tertentu. Objekberdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuanmenginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuanmenjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.4
Menurut Keller hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh
anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas
belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi.
Sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh
anak. Berdasarkan teori yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kompetensi yang dimiliki murid setelah menerima pengalaman
belajarnya dalam bentuk angka-angka atau skor dan hasil tes setelah proses
pembelajaran.
4Agus Suprijono, Op.Cit, hal. 5-6
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kompetensi yang dicapai atau
dimiliki murid dalam bentuk angka-angka atau skor dari hasil tes setelah mengikuti
proses pembelajaran melalui penerapan Model Pembelajaran Learning Start With A
Question. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar murid, setelah mengikuti proses
pembelajaran maka dilakukan evaluasi hasil belajar.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak
tentang materi yang akan dipelajari. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya
kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun
rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk
melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.
Hasil belajar yang dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dicurahkan,
intelegensi dan kesempatan yang diberikan kepada anak, pada gilirannya berpengaruh
terhadap konsekuensi dari hasil belajar tersebut, dengan demikian terjadi suatu
lingkaran yang menghubungkan antara motivasi, usaha, hasil belajar, konsekuensi,
dan kembali ke motivasi. Konsekuensi atas hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
hasil belajar itu sendiri tetapi juga oleh adanya ulangan penguatan yang diberikan
oleh lingkungan sosial terutama oleh guru atau orang tua.5
Slameto menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
yaitu: faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
dan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu itu sendiri.
5Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, hal. 40
A. Faktor intern1. Faktor jasmaniah di antaranya adalah faktor kesehatan, cacat tubuh.2. Faktor fisikologis di antaranya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.3. Faktor kelelahan.
B. Faktor ekstern1. Keluarga di antaranya adalah, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latarbelakang kebudayaan.
2. Faktor sekolah di antaranya adalah, metode mengajar, kurikulum, relasi gurudengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran,waktu sekolah, standar pelajaran di atas kurikulum, maksudnya kurikulum yangberproses pada belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan murid, guruperlu mendalami murid dengan baik, harus mempunyai perencanaan yangmendetail agar dapat melayani murid belajar secara individu. keadaan gedung,metode belajar, dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat di antaranya adalah, kegiatan siswa dalam masyarakat, massmedia, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.6
3. Model Pembelajaran Learning Start With A Question
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran juga dapat dimaknai sebagai perangkat rencana atau pola
yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta
membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat-tempat lain yang
melaksankan aktivitas-aktivitas pembelajaran.7
6Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010,hal. 54-71
7Aunurrahman, Loc.Cit.
Model Pembelajaran Learning Start With A Question secara sederhana dapat
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yaitu “belajar berawal dari pertanyaan”
adalah model pembelajaran yang merangsang murid untuk mengajukan pertanyaan
dalam proses pembelajaran dengan cara membuat atau mengajukan dan menulis
pertanyaan yang belum mereka pahami setelah mereka membaca materi yang telah
diberikan oleh guru.
Disini pertanyaannya bisa langsung dibaca atau diajukan, ditulis dikertas yang
sebelumnya telah diberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami. Tujuan dari
model pembelajaran ini adalah menuntun jawaban dan menempatkan murid dalam
situasi pemecahan masalah dengan menngunakan pengetahuan yang telah
dipelajarinya.8
Lebih lanjut Agus Suprijono menyatakan model pembelajaran learning start
with a question adalah model atau metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan
atensi peserta didik terhadap materi yang di pelajarinya, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks kemudian bagikan kepadamurid.
2. Meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendirian atau dengan teman.3. Meminta kepada murid untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak
dipahami.4. Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta kepada murid untuk menuliskan
pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.5. Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh murid.6. Sampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.9
8Nurhasnawati, Op.Cit,hal. 269Agus Suprijono, Loc.Cit.
Hal senada yang dinyatakan oleh Melvin L. Silberman tentang Model
Pembelajaran Learning Start With A Question bahwa belajar berawal dari pertanyaan
adalah strategi sederhana yang menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang mana
merupakan kunci belajar, dengan langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari, inti dari pilihan materitujuan utamanya adalah memicu keingintahuan.
2. Menyuruh murid untuk mempelajari buku pegangan dengan pasangannya.Perintahkan agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya memahamibuku pegangan dan mengenali apa saja yang tidak mereka pahami denganmenandai dokumen dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak merekapahami. Anjurkan murid untuk menyisipkan sebanyak mungkin tanda tanyasesuai yang mereka kehendaki. Jika waktu memungkinkan, bentuklah pasangan-pasangan tersebut menjadi kuartet ( kelompok empat murid ) dan beri waktu bagitiap pasangan untuk saling membantu. Murid bekerja bersama pasangannya untukmembahas materi yang tidak dipahaminya dan menentukan dan membuatpertanyaannya.
3. Menyuruh murid untuk kembali keposisi semula dan jawablah pertanyaan-pertanyaan murid. Kemudian guru mengajar melalui jawaban atas pertanyaanmurid secara keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hariini, dengan melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukanoleh murid.10
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan langkah-langkah
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Learning Start With A Question menjadi 8 langkah yaitu:
1. Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
2. Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri.
10Melvin L Silberman, Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: NusaMedia, 2009, hal. 157-158
3. Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan memberikan
pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir untuk
mengajukan pertanyaan.
4. Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan.
5. Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain
6. Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin
yang tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan.
7. Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan
di depan kelas
8. Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
di tanyakan dan yang telah di tulis murid.
4. Kelebihan Model Pembelajaran Learning Start With A Question
a. Bisa meningkatkan partisipasi murid secara penuh dalam proses pembelajaran.
b. Merangsang murid untuk berfikir secara aktif dan memunculkan keberanian murid
untuk bertanya.
c. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir murid, sebab berpikir itu sendiri pada
hakikatnya bertanya.
d. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu murid serta menuntun murid untuk
menentukan jawaban, memusatkan murid pada materi yang sedang dibahas.
5. Kekurangan model pembelajaran learning start with a question
Disamping kelebihannya model pembelajaran learning start with a question
juga memiliki kekurangan seperti dalam kelompok belajar sebagian murid ada yang
tak ingin bertanya hanya mengandalkan teman dari kelompoknya saja, dan dalam
proses pembeajaran waktu yang di tetapkan dari silabus untuk strategi ini tidak
mencukupi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang peneliti laksanakan ini relevan dengan penelitian Ega Rosyana
dari Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah
Blimbing Surakarta. Adapun judul penelitian saudari Ega Rosyana adalah
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Aktif Tipe LSQ ( Learning
Start With A Question ) pokok bahasan Segi Tiga dan Segi Empat di MTS
Muhammadiah Blimbing”.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika pokok bahasan segi tiga dan segi empat menunjukkan adanya
peningkatan. Pada data awal hasil belajar siswa diperoleh rata-rata persentase 31,03%
dan diakhir tindakan mencapai 67,85%, hal ini membuktikan bahwa melalui
penerapan Model Pembelajaran Learning Starth With A Question dapat
meningkatkan Hasil Belajar murid.
Adapun letak relevan hasil penelitian yang dilakukan saudari Ega Rosyana dengan
penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama meningkatkan hasil belajar murid.
Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang peneliti lakukan pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam, sedangkan penelitian saudari Ega Rosyana menggunakan
strategi pembelajaran TIPE LSQ dan pada mata pelajaran Matematika.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kerangka teoretis yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran Learning start with a question dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung
Rambutan Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar.
D. Indikator Keberhasilan
Peneliti menetapkan indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
apabila hasil belajar murid dengan standar ketuntasan individu adalah 65 yang telah
ditetapkan sekolah dengan ketuntasan kelas 85% dari jumlah murid yang ada.
Adapun indikator penelitian ini adalah :
A. Model pembelajaran Learning Start With A Question
1.Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
2. Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri.
3. Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan
memberikan pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam
berfikir untuk mengajukan pertanyaan.
4. Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan.
5. Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain
6. Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin
yang tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan.
7. Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan
di depan kelas
8. Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
di tanyakan dan yang telah di tulis murid.
B. Indikator Hasil Belajar Murid
1. Murid mampu memahami materi yang telah dijelaskan.
2. Murid mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru baik tertulis maupun
lisan
3. Murid mampu menulis dan menceritakan kembali materi yang telah dipeajari.
4. Murid mampu menjelaskan kembali materi yang telah dipeajari
5. Murid mampu menghafal tugas yang diberikan guru.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada murid
Kelas V SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar. Adapun subjek dalam
penelitian ini murid kelas V SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar
dengan jumlah murid 14 orang yang terdiri dari 7 orang murid laki-laki dan 7 orang
murid perempuan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran learning start with a question dalam meningkatkan hasil belajar
pendidikan agama Islam.
Dalam penelitian ini penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu (a) Variabel
yang mempengaruhi yaitu pembelajaran Learning Start With A Question yang
merupakan variabel bebas (b) Variabel yang terpengaruhi adalah hasil belajar
pendidikan agama Islam murid yang merupakan variabel terikat.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung
Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar pada semester ganjil tahun
pelajaran 2011/2012.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas menurut Geoffrey E. Mills PTK
adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan
mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri, agar kritis
terhadap praktek tersebut, dan mau untuk mengubahnya.1 Disain penelitian yang
dilakukan model siklus yang terdiri dari merencanakan perbaikan, melaksanakan
tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Siklus PTK dapat digambarkan:2
1Helmiati, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah UIN Sultan syarifkasim, 2010, ha. 15-16
2Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara: Jakarta, 2006, hal. 16
REFLEKSI AWAL
PERENCANAAN
SIKLUS IREFLEKSI
REFLEKSI
PERENCANAAN
PELAKSANAANSIKLUS II
PENGAMATAN
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
Dalam PTK ini peneliti merencanakan dua siklus. Siklus pertama diawali
dengan refleksi awal karena peneliti telah memiliki data yang dapat dijadikan dasar
untuk merumuskan tema penelitian yang selanjutnya diikuti perencanaan,
pelaksanaan/implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Dalam perencanaan tindakan kelas ini adapun hal-hal yang akan dilakukan
adalah :
1) Menyusun silabus yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, alokasi waktu, sumber belajar dan sistem penilaian
2) Membuat dan menyusun RPP berdasarkan standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, kegiatan pembelajaran
dengan langkah-langkah model pembelajaran learning start with a question
3) Menentukan topik atau bab tertentu yang akan diberikan pada murid
4) Meminta guru pendidikan agama Islam menjadi pengamat (observer)
5) Menyusun format pengamatan (lembar observasi) tentang aktivitas guru selama
proses pembelajaran berlangsung
6) Menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan pada murid diakhir
pembelajaran
7) Menyusun dan membuat alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil
belajar murid dalam mencapai kompetensi dasar
b. Implementasi Tindakan (pelaksanaan)
1) Pendahuluan
a) Guru terlebih dahulu mengucapkan salam dan berdo’a untuk memulai
pelajaran.
b) Guru mengabsen murid.
c) Guru melakukan apersepsi.
d) Guru menjelaskan teknik pembelajaran yang akan dilakukan yaitu model
pembelajaran learning start with a question
e) Guru memberikan pengantar pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran,
memotivasi dan membimbing murid dalam proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan tugas bacaan kepada murid dan menyuruh masing-
masing murid untuk bertanya atau mengajukan pertanyaan.
b) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan
memberikan pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam
berfikir untuk mengajukan pertanyaan.
c) Guru menggabungkan pasangn belajar dengan pasangan yang lain dan
meminta murid untuk membahas poin-poin yang tidak mereka pahami.
d) Guru menyuruh pasangan atau kelompok belajar tadi menulis pertanyaan
tentang materi yang telah mereka baca, sebelum dikumpulkan masing-
masing perwakilan kelompok membacakan pertanyaan yang telah ditulis.
e) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan jelas sekaligus menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah di tanyakan dan yang telah di tulis
murid.
3) Kegiatan akhir
a) Guru menanyakan lagi tentang materi pelajaran yang telah disampaikan
dan murid meresponnya.
b) Guru membimbing murid untuk membuat kesimpulan tentang materi
pelajaran.
c) Guru memberikan latihan tertulis dan memeriksanya bersama-sama pada
waktu yang telah ditentukan.
4) Penutup
a) Guru menyuruh murid mengulangi materi yang telah dipelajari disekolah
untuk mengulanginya lagi dirumah.
b) Menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaan
yang telah dibuat juga untuk mencari data hasil penerapan model pembelajaran
learning start with a question dan mengambil data hasil belajar yang berlangsung
di kelas. Dalam penelitian ini yang membantu penulis dalam melakukan observasi
adalah guru bidang studi agama Islam. Observasi dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang telah diberikan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi
dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan, setelah perbaikan
pembelajaran dilaksanakan, guru dan observer melakukan diskusi dan
menganalisa hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil dari analisa
data tersebut dijadikan sebagai landasan untuk siklus berikutnya, jika dalam suatu
pertemuan terdapat kekurangan yang menyebabkan hasil belajar pendidikan
agama Islam belum meningkat maka akan dilakukan perbaikan, proses
pembelajarannya akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data dalam penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif, yang terdiri dari :
a) Data hasil belajar murid diperoleh dari tes yang dilakukan dari setiap
pelaksanaan satu siklus.
b) Data aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung
diperoleh melalui lembar observasi guru dan murid.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan datanya adalah data primer, yang artinya adalah data
yang diperoleh langsung dari sumber utama penelitian, hal ini dengan melakukan:
a. Tes
Teknik tes berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada murid
berdasarkan materi pelajaran yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
murid yang diberikan dalam bentuk tes pada akhir dari satu siklus yang
dibutuhkan oleh penelitian.
b. Observasi
Adalah pengumpulan dan pencatatan secara sistematis terhadap kekurangan dan
kelebihan aktivitas-aktivitas yang dilakukan guru dan aktivitas yang dilakukan
murid selama proses pembelajaran.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui observasi, data tersebut diolah dengan
menggunakan rumus persentase.
FP = X 100 %
N
P = Persentase
F = Jumlah nilai dalam satu kelas
N = Banyaknya individu.3
3Anas sudijono Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006,hal. 43
Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian aktivitas guru
dan murid selama proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
Learning Start With A Question, maka dilakukan pengelompokan atas 5 kriteria
penilaian yaitu :
Sangat Baik : 81 % -- 100 %
Baik : 61 % -- 80 %
Cukup Baik : 41 % -- 60 %
Kurang Baik : 21 % -- 40 %
Tidak Baik : 0 % -- 20 %.4
Tes hasil belajar dilaksanakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar murid.
Maka di klafikasikan menjadi 5 yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang dan gagal.
Adapun klasifikasi tersebut adalah :
Tabel. III.1Klasifikasi Hasil Belajar Murid.5
No Klasifikasi Interval Nilai1 Sangat Baik 80 sd 1002 Baik 70 sd 793 Cukup 60 sd 694 Kurang 50 sd 595 Gagal 0 sd 49
4Riduan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian,Bandung: Alfabeta, 2008, hal. 105Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006, hal. 221
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Ringkas Berdirinya SDN 015 Tanjung Rambutan
Sekolah Dasar Negeri 015 Tanjung Rambutan terletak di Desa Tanjung
Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar didirikan di atas tanah wakaf
salah seorang masyarakat pada tahun 1976 dengan panjang tanah 40m lebarnya
30m yang dipimpin oleh kepala sekolah bapak Darwis sampai tahun 1988.
Setelah bapak Darwis digantikan oleh bapak H. Ilyas Medani memimpin dari
tahun 1988 sampai tahun 2002. Kemudian digantikan oleh bapak Taslis Athar
sampai tahun 2009. Setelah bapak Taslis Athar digantikan oleh bu Rahila, S.Pd
sampai sekarang. Kemudian sekolah ini diganti dengan nama SD Negeri 015.
Berdirinya sekolah ini dilatarbelakangi oleh rasa tanggung jawab masyarakat
cerdik pandai di Desa Tanjung Rambutan terhadap pentingnya pendidikan bagi
anak-anak terutama pendidikan agama. Sehingga anak-anak nantinya memperoleh
pendidikan yang layak yang pada nantinya berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
2. Keadaan Guru
Dalam dunia pendidikan guru merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan. Guru merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pendidikan, guru juga harus memelihara sifat-sifat yang baik serta
sedapat mungkin mengurangi sifat-sifat yang jelek.1
Berawal dari gurulah seorang murid mengenal ilmu, nilai, etika, moral,
semangat, dan dunia luar yang masih asing bagi dirinya.2 Guru sebagai ujung
tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilan dari
anak didiknya.3 Untuk mengetahui keadaan guru-guru di SDN 015 Tanjung
Rambutan waktu diadakan penelitian ini dapat dilihat pada tabel IV. I
Tabel IV. 1
Data Keadaan Guru SDN 015 Tanjung Rambutan
Kecamatan Kampar Tahun Ajaran 2011/2012
No Nama JenisKelamin
Pendidikan Jabatan
1. Rahila, S.Pd P S-1 Kepala Sekolah2. Kamaruddin L D-2 Guru Kelas3. Nuriah P D-2 Guru Kelas4. Sulaiman, S.Pd L S-1 Guru Bid. Studi5. Pariza, S. Pd P S-1 Guru Kelas6. Syamsidar P D-2 Guru PAI7. H. Zainal L D-2 Guru Penjas8. Abu Thalib, S.Pd L S-1 Guru Kelas9. Rosmidar P D-2 Guru Armel10. Sopian L D-2 Guru Bid. Studi11. Mardiana P D-2 Guru Kelas12. Rati Purwasih, S.Pd P S-1 Guru B. Ing13. Yulianis P D-2 Guru Bid. Studi14. Siti Dahliani P MAN Guru Bid. Studi15. Dina Kusmita P D-2 Guru PAI16. Ismail L MAN Jaga Sekolah
(Sumber data : Statistik SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar)
1Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,Bumi Aksara, 2008, hal. 1032Jamal Makmur Asmani, Op.Cit, hal. 773Wina Sanjaya, Op.Cit, hal. 6
3. Keadaan Murid
Manusia ataupun anak didik mempunyai potensi berupa akal sebagai jendela
masuknya ilmu ke dalam jiwa. Potensi ini mesti dipupuk melalui pendidikan agar
ia tumbuh dan berbuah. Dalam proses pembelajaran suasana dalam belajar harus
diarahkan agar anak didik dapat mengembangkan potensi dirinya.4
Tabel IV. 2
Keadaan Murid SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar
Tahun Pelajaran 2011/2012
NO Kelas Banyak Murid JumlahLk Pr
1 Kelas 1 2 8 102 Kelas 2 10 10 203 Kelas 3 6 6 124 Kelas 4 9 11 205 Kelas 5 7 7 146 Kelas 6 10 6 16
Sumber data : Statistik SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar
4. Sarana dan Prasarana yang Dimiliki
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki di SDN 015 Tanjung Rambutan
Kecamatan Kampar pada saat penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :
1. 6 Ruang Belajar
2. 1 Ruang Kantor Kepala Sekolah
3. 1 WC Guru dan 1 WC Murid
4. 1 Unit Ruang Majelis Guru
5. 18 Unit Meja dan Kursi Guru
4Ibid, hal. 2
6. 150 Unit Kursi Murid
7. 80 Unit Meja Siswa
8. 1 Unit Meja dan Kursi Kepala Sekolah
9. 7 Buah Papan Tulis
10. 4 Buah Jam Dinding
11. 1 Buah Lonceng
12. 9 Buah Lemari
13. 1 Buah Dispenser
14. Seperangkat Alat Peraga IPA dan IPS
15. Seperangkat Sarana Olahraga
5. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan
yang ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu, kurikulum
juga diartikan sebagai suatu rencana yang sengaja dirancang untuk mencapai
sejumlah tujuan pendidikan.5
Dalam suatu sekolah kurikulum memegang peranan penting karena proses
pembelajaran mengacu kepada kurikulum. Adapun kurikulum yang digunakan
dan yang dijadikan acuan di SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
5M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Setia, 1998, hal. 10
B. Hasil Penelitian
1. Sebelum Tindakan
Sebelum penerapan model pembelajaran Learning Start With A Question
dalam proses pembelajaran guru mengajar dengan cara-cara lama yaitu dengan
ceramah, murid cendrung pasif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar
murid rendah, dari hasil tes yang dilakukan menunjukkan belum tercapainya
KKM yang telah di tetapkan. Hasil tes belajar murid secara klasikal sebelum
dilaksanakan tindakan penerapan model pembelajaran learning start with a
question dapat dilihat pada tabel 1V. 3
TABEL. 1V. 3
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Sebelum Tindakan
No Nama Murid Nilai Keterangan1 Dewita Putri 60 Belum Tuntas2 Indah Nurvira 65 Tuntas3 Medri Mhd. Alwi 55 Belum Tuntas4 M. Syahrial 65 Tuntas5 Najmi Jadar 65 Tuntas6 Nur Fitri 55 Belum Tuntas7 Nurhuda Arizal 70 Tuntas8 Rian Fahmi 70 Tuntas9 Rifaldi 55 Belum Tuntas10 Rezki Febrial 55 Belum Tuntas11 Sara Listi 75 Tuntas12 Sido Mukti 65 Tuntas13 Yuliana 68 Tuntas14 Wahyu Alhamdi 55 Belum Tuntas
Jumlah 878Rata-rata 62,7 Cukup
Sumber data : SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar.
Data sebelum perbaikan adalah
F 878
P = = 62,7
N 14
Berdasarkan hasil tes yang tertera pada tabel 1V. 3 di atas dapat dilihat nilai
rata-rata yang diperoleh 62,7 dan ketuntasan kelas hanya 8 orang (57%) jauh dari
yang diharapkan. Berdasarkan tabel hasil belajar murid di atas dapat diketahui
ketuntasan kelas yang dicapai sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel
1V. 4
TABEL 1V. 4DISTRIBUSI HASIL BELAJAR SEBELUM TINDAKAN
N0 Rentang Nilai Data AwalFrekwensi Porsentase
1 85 -- 100 - -2 75 -- 84 1 7%3 65 -- 74 7 50%4 55 -- 64 6 43%
Ketuntasan Kelas yang Dicapai 8 Orang 57%Nilai rata-rata 62,7
Berdasarkan tabel distribusi hasil belajar di atas dapat dilihat pada data awal
rentang nilai 55 – 64 (nilai rendah) murid yang tidak mencapai KKM 6 orang (43%).
Rentang nilai 65 – 100 (nilai tinggi) murid yang mencapai KKM pada data awal
terdapat 8 orang (57%). Nilai rata-rata yang diperoleh murid pada data awal hanya
dengan angka 62,7, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 015 Tanjung Rambutan adalah angka 65.
2. Deskripsi Siklus I
Siklus pertama diawali dengan refleksi awal karena peneliti telah memiliki
data yang dapat dijadikan dasar untuk merumuskan tema penelitian, berdasarkan
refleksi awal yang peneliti lakukan peneliti telah memiliki data hasil belajar murid
sebelum tindakan seperti yang telah di jelaskan di atas.
1) Perencanaan Siklus I
Setelah memperoleh data dari refleksi awal selanjutnya diikuti perencanaan
tindakan, pelaksanaan/implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun
hal-hal yang akan dilakukan adalah menyusun RPP berdasarkan standar
kompetensi dengan langkah-langkah model pembelajaran learning start with a
question, meminta guru bidang studi pendidikan agama Islam untuk observer,
menyusun format pengamatan (lembar observasi) tentang aktivitas guru murid
selama proses pembelajaran berlangsung, menyusun daftar pertanyaan yang akan
diberiberikan kepada murid diakhir pembelajaran, menyusun alat evaluasi untuk
mengukur peningkatan hasil belajar murid dalam mencapai kompetensi dasar.
2) Implementasi Tindakan (Pelaksanaan)
1. Pertemuan Pertama (Senin 8 Agustus 2011)
Dalam pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan guru secara terperinci
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal (10 Menit)
1) Guru bersama murid membuka pelajaran dengan salam dan do’a yang
kemudian melakukan absensi.
2) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid untuk bisa
mengajukan pertanyaantentang materi yang akan dibahas.
b Kegiatan Inti : (45 Menit)
1) Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
2) Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri.
3) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan memberikan
pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir untuk
mengajukan pertanyaan.
4) Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan.
5) Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain
6) Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin
yang tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan.
7) Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan
di depan kelas
8) Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah di tanyakan dan yang telah di tulis murid.
c. Kegiatan Akhir : (15 Menit)
1) Guru dan murid melakukan tanya jawab
2) Guru membimbing murid menyimpulkan pelajaran
3) Guru bersama murid menutup pelajaran dengan membaca salam dan do’a.
2. Pertemuan kedua (Selasa 9 Agustus2011)
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua, seperti biasanya terlebih dahulu
guru melakukan kegiatan awal, kegiatan inti guru berusaha menumbuhkan
kemampuan berfikir dan belajar yang teratur secara mandiri dan menumbuhkan
sikap kreatif dalam berfikir didalam proses pembelajaran berlangsung tentang
materi dengan memberikan umpan balik. Selanjutnya guru memberikan tes
pilihan ganda dan essay kepada murid. Secara terperinci tentang pelaksanaan
tindakan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal : (10 Menit)
1) Guru dan murid membuka pelajaran dengan salam dan do’a
2) Guru melakukan absensi murid setelah itu menjelaskan sekilas tentang
materi yang kemaren.
3) Guru memberikan gambaran tentang hasil ujian pertemuan sebelumnya dan
meminta murid mempersiapkan keperluan ujian.
b. Kegiatan inti : (40 Menit)
1) Guru membagikan soal ujian kepada murid
2) Guru meminta murid mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
c. Kegiatan akhir : (20 Menit)
1) Guru meminta murid untuk mengumpulkan lembar ujian
2) Guru melakukan koreksi hasil jawaban bersama murid
3) Guru menjelaskan poin-poin penting
3) Observasi ( Pengamatan )
Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah merupakan
gambaran pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua yang terdiri dari
beberapa tahap yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Start
With A Question. Aktivitas guru terdiri dari 8 jenis aktivitas sesuai dengan
scenario model pembelajaran Learning Start With A Question. Lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 1V. 4
Tabel 1V. 4Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 1 dan 2
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI ALTERNATIFPertemuan I Pertemuan 2Ya Tidak Ya Tidak
1 Guru membagikan kepada murid bahan ajaryang akan dipelajari yang sudah dipersiapkansebelumnya.
√ √
2 Guru meminta murid untuk mempelajaribacaan secara sendiri
√ ×
3. G Guru memberikan sejumlah informasi yangmengarahkan murid dan memberikanpengetahuan dasar untuk menumbuhkansikap kreatif dalam berfikir untuk mengajukanpertanyaan.
× √
4 Guru meminta murid untuk mengajukanpertanyaan secara sendiri tentang persoalanmateri tanpa memanggil murid, tetapi muridsendiri yang aktif
√ ×
5 Guru menggabungkan pasangn belajar denganpasangan yang lain dan meminta muriduntuk membahas poin-poin yang tidak merekapahami.
× √
6 Didalam kelompok belajar guru meminta muriduntuk membahas poin-poin yang tidak merekapahami dan menuliskan pertanyaan.
√ √
7 Guru menyuruh setiap kelompokmengumpulkan dan membacakan pertanyaandi depan kelas
× √
8 Guru menyampaikan materi dengan menjawabpertanyaan-pertanyaan yang telah ditanyakan dan yang telah di tulis murid
√ √
JUMLAH 5 3 6 2Persentase 62,5% 37,5% 75% 25%
Keterangan :Tanda ( x ) Tidak dilakukanTanda ( √ ) Dilakukan
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus pertama
dengan dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama secara keseluruhan yang
diperoleh rata-rata alternatif “Ya” sebesar 62,5%. Dan jawaban alternatif “Tidak”
diperoleh rata-rata 37,5%.
Sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata alternatif “Ya” sebesar
75%. Dan jawaban alternatif “Tidak” diperoleh rata-rata 25%. Pada pertemuan
pertama guru melaksanakan 5 aktivitas (62,5%) dari 8 aktivitas yang harus dilakukan.
Dengan demikian proses pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama siklus I
aktivitas yang dilakukan guru berada pada kategori “Baik” rentang nilai 61%-80%.
Pada pertemuan kedua siklus pertama guru melaksanakan 6 aktivitas (75%)
dari 8 aktivitas yang harus dilakukan. Walaupun ada peningkatan aktivitas yang
dilakukan, tetapi kategorinya masih berada pada kategori “Baik” antara rentang
persen 61% -- 80%. Adapun aktivitas guru pada aspek dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 2 kali
2) Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri. Jawaban
aternatif “Ya” sebanyak 1 kali dan jawaban alternative “Tidak” sebanyak 1 kali
3) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan
memberikan pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam
berfikir untuk mengajukan pertanyaan. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 1 kali
dan jawaban alternatif “Tidak” sebanyak 1 kali
4) Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 1 kali dan
jawaban alternatif “Tidak” sebanyak 1 kali
5) Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain. Jawaban
aternatif “Ya” sebanyak 1 kali dan jawaban alternatif “Tidak” sebanyak 1 kali
6) Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin
yang tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan. Jawaban aternatif “Ya”
sebanyak 2 kali
7) Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan
di depan kelas. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 1 kali dan jawaban alternatif
“Tidak” sebanyak 1 kali
8) Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah di tanyakan dan yang telah di tulis murid. Jawaban aternatif “Ya”
sebanyak 2 kali.
Keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran learning start with a question sangat mempengaruhi aktivitas belajar
murid. Hasil observasi aktivitas yang dilakukan murid dapat dilihat pada tabel 1V. 5
Table 1V. 5Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Siklus 1 Pertemuan 1
No Nama Murid Aspek Yang Dinilai Jlh1 2 3 4 5 6 7 8Y Y Y Y Y Y Y Y
1 Dewita Putri √ √ √ 32 Indah Nurvira √ √ √ √ 43 Medri Mhd.Alwi √ √ √ 34 M. Syahrial √ √ √ √ 45 Najmi Jadar √ √ √ √ √ 56 Nur Fitri √ √ √ 37 Nurhuda Arizal √ √ √ √ √ √ 68 Rian Fahmi √ √ √ √ √ 59 Rifaldi √ √ 210 Rezki Febrial √ √ √ 311 Sara Listi √ √ √ √ √ √ 612 Sido Mukti √ √ √ √ 413 Yuliana √ √ √ √ √ 514 Wahyu Alhamdi √ √ 2Jumlah murid yag aktif 7 8 6 4 8 10 5 7 55
Persentase % 50 57 43 29 57 71 35 50 49,1Sumber: Data hasil Olahan peneitian 2011
Dari tabel 1V.5 di atas, aktivitas belajar murid pada tiap indikator dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Murid mengambil dengan tertib bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan diperoleh rata-rata sebesar 50%
2) Murid mempelajari bacaan materi secara sendiri diperoleh rata-rata sebesar 57%
3) Murid mendengarkan guru memberi pengantar dan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar43%
4) Murid yang mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang persoalan materi
diperoleh rata-rata sebesar 29%
5) Murid yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami
diperoleh rata-rata sebesar 57%
6) Murid yang aktif berdiskusi membahas poin-poin materi yang belum mereka
pahami dan menuliskan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar 71%
7) Murid secara suka rela mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di depan
kelas diperoleh rata-rata sebesar 35%
8) Murid merespon jawaban-jawaban yang disampaikan oleh guru dan kembali
mengajukan pertanyaan, diperoleh rata-rata sebesar 50%.
Hasil observasi pada siklus I pertemuan pertama ternyata jumlah dari seluruh
aktivitas yang dilakukan murid setiap indikator yaitu 55. Berdasarkan jumlah tersebut
dapat diketahui persentase aktivitas belajar murid yaitu 49,1% ( 55 x 100 : 8 indikator
:14 murid ) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas
belajar murid pada siklus I pertemuan pertama berada pada klasifikasi tingkatan
“ Cukup Tinggi ’’ yang berada di antara rentang persen 41% - 60%.
Pada siklus I pertemuan ke 2 hasil observasi aktivitas belajar murid yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel 1V. 6
Table 1V. 6Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Siklus I Pertemuan ke 2
No Nama Murid Aspek Yang Dinilai Jlh1 2 3 4 5 6 7 8Y Y Y Y Y Y Y Y
1 Dewita Putri √ √ √ √ 42 Indah Nurvira √ √ √ √ 43 Medri Mhd.Alwi √ √ √ 34 M. Syahrial √ √ √ √ 45 Najmi Jadar √ √ √ √ √ 56 Nur Fitri √ √ √ 37 Nurhuda Arizal √ √ √ √ √ √ √ 78 Rian Fahmi √ √ √ √ √ √ 69 Rifaldi √ √ √ 310 Rezki Febrial √ √ √ √ 411 Sara Listi √ √ √ √ √ √ √ 712 Sido Mukti √ √ √ √ √ 513 Yuliana √ √ √ √ √ 514 Wahyu Alhamdi √ √ 2Jumlah murid yag aktif 7 9 7 5 9 11 6 8 62
Persentase % 50 64 50 35 64 79 43 57 55,3Sumber: Data hasil Olahan peneitian 2011
Dari tabel 1V.6 di atas, aktivitas belajar murid pada tiap indikator dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Murid mengambil dengan tertib bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan diperoleh rata-rata sebesar 50%
2) Murid mempelajari bacaan materi secara sendiri diperoleh rata-rata sebesar 64%
3) Murid mendengarkan guru memberi pengantar dan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar50%
4) Murid yang mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang persoalan materi
diperoleh rata-rata sebesar 35%
5) Murid yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami
diperoleh rata-rata sebesar 64%
6) Murid yang aktif berdiskusi membahas poin-poin materi yang belum mereka
pahami dan menuliskan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar 79%
7) Murid secara suka rela mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di depan
kelas diperoleh rata-rata sebesar 43%
8) Murid merespon jawaban-jawaban yang disampaikan oleh guru dan kembali
mengajukan pertanyaan, diperoleh rata-rata sebesar 57%.
Hasil observasi pada siklus I pertemuan ke 2 ternyata jumlah dari seluruh
aktivitas yang dilakukan murid setiap indikator yaitu 62. Berdasarkan jumlah tersebut
dapat diketahui persentase aktivitas belajar murid yaitu 55,3% ( 62 x 100 : 8 indikator
: 14 murid ) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas
belajar murid pada siklus I pertemuan ke 2 berada pada klasifikasi tingkatan “ Cukup
Tinggi ’’ yang berada di antara rentang persen 41% - 60%.
Aktivitas guru dan murid tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar murid,
pada siklus pertama ini setelah dilakukan tes pada akhir dari proses pembelajaran
hasil belajar yang di peroleh murid menunjukkan peningkatan, walaupun belum
seperti harapan dalam penelitian ini, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 1V.7 di
bawah ini.
TABEL. 1V. 7
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siklus I
No Nama Murid Nilai Keterangan
1 Dewita Putri 65 Tuntas2 Indah Nurvira 70 Tuntas3 Medri Mhd. Alwi 65 Tuntas4 M. Syahrial 70 Tuntas5 Najmi Jadar 70 Tuntas6 Nur Fitri 60 Belum Tuntas7 Nurhuda Arizal 80 Tuntas8 Rian Fahmi 74 Tuntas9 Rifaldi 60 Belum Tuntas10 Rezki Febrial 60 Belum Tuntas11 Sara Listi 80 Tuntas12 Sido Mukti 67 Tuntas13 Yuliana 70 Tuntas14 Wahyu 60 Belum Tuntas
Jumlah 946Nilai rata-rata 68 Cukup
Sumber data : SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar
Setelah penerapan model pembelajaran Learning Start With A Question
F 946P = = 68
N 14Keterangan :P = Nilai rata-rataF = Jumlah nilai total yang diperoleh dari nilai setiap individuN = Banyaknya individu
Berdasarkan hasil tes yang tertera pada tabel 1V. 7 di atas dapat dilihat nilai
rata-rata yang diperoleh murid dengan nilai 68. Yaitu 946 : 14 = 68. Hasil yang
diperoleh murid pada siklus pertama ternyata telah meningkat dibanding dengan data
awal sebelum dilakukannya tindakan.
Berdasarkan tabel hasil belajar murid di atas dapat diketahui ketuntasan kelas
dan peningkatan hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan pada siklus ke I
seperti pada tabel di bawah ini.
DISTRIBUSI HASIL BELAJAR SEBELUM TINDAKANN0 Rentang Nilai Data Awal Sikus I
Frekwen Porsentase Frekwen Porsentas1 85 -- 100 - - - -2 75 -- 84 1 7% 2 14%3 65 -- 74 7 50% 8 57%4 55 -- 64 6 43% 4 28,6%Ketuntasan Kelas yang Dicapai 8 Orang 57% 10 Orang 71,4%Nilai rata-rata 62,7 68
Berdasarkan tabel distribusi hasil belajar di atas dapat dilihat pada data awal
rentang nilai 55 – 64 (nilai rendah) murid yang tidak mencapai KKM 6 orang (43%).
Setelah sikus I menurun hanya tinggal 4 orang dari 14 murid (28,6%). Rentang nilai
65 – 100 (nilai tinggi) murid yang mencapai KKM pada data awal terdapat 8 orang
(57%), dan pada siklus I meningkat menjadi 10 orang dari 14 murid(71,4%).Nilai
rata-rata yang diperoleh murid pada siklus pertama telah mencapai 68.
Rekapitulasi Kategori Hasil Tes Belajar PAI Murid Siklus I
Klasifikasi Interval Frek %Sangat Baik 80 sd 100 2 14,3
Baik 70 sd 79 5 35,7Cukup 60 sd 69 7 50Kurang 50 sd 59 0 0Gagal 0 sd 49 0 0
Jumlah 14 100
Peningkatan hasil belajar murid pada siklus pertama dibandingkan dengan
hasil belajar sebelum dilakukan tindakan tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan
guru dan aktivitas yang dilakukan murid selama proses pembelajaran berlangsung
dengan penerapan model pembelajaran learning start with a question
Berdasarkan hasil observasi aktivitas yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran dapat di ketahui dari setiap indikator aktivitas yang dilakukan guru
sebagai berikut :
1) Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, telah dilakukan guru dengan baik.
2) Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri, belum dilakukan
dengan maksimal dan akan dilakukan perbaikan pada sikus selanjutnya.
3) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan
memberikanpengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam
berfikir untuk mengajukan pertanyaan, belum dilakukan dengan maksimal dan
akan dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
4) Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan, belum dilakukan dengan maksimal dan akan
dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
5) Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain belum
dilakukan dengan maksimal dan akan dilakukan perbaikan pada sikus
selanjutnya.
6) Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin
yang tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan, telah diakukan guru
dengan baik dan berjalan sesuai dengan harapan.
7) Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di
depan kelas belum dilakukan dengan maksimal dan akan dilakukan perbaikan
pada sikus selanjutnya.
8) Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
di tanyakan dan yang telah di tulis murid, telah diakukan guru dengan baik dan
berjalan sesuai dengan harapan.
Aktivitas yang dilakukan guru tersebut dengan sendirinya mempengaruhi
aktivitas murid dalam proses pembelajaran, selama proses pembelajaran hasil dari
observasi aktivitas murid dapat di ketahui dari setiap indicator aktivitas yang
dilakukan murid sebagai berikut :
1) Murid mengambil dengan tertib bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebanyak 7 orang murid diperoleh rata-rata sebesar 50%
2) Murid mempelajari bacaan materi secara sendiri pada pertemuan pertama ada 8
orang diperoleh rata-rata 57% sedangkan pada pertemuan kedua meningkat
menjadi 9 orang diperoleh rata-rata sebesar 64%
3) Murid mendengarkan guru memberi pengantar dan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan pertemuan pertama ada 6
diperoleh rata-rata sebesar 43% dan pertemuan kedua ada 7 orang diperoleh
rata-rata sebesar 50%
4) Murid yang mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang persoalan materi
pertemuan pertama ada 4 orang diperoleh rata-rata sebesar 29% dan pertemuan
kedua ada 5 orang diperoleh rata-rata sebesar 35%
5) Murid yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami
pertemuan pertama ada 8 orang diperoleh rata-rata sebesar 57% dan pertemuan
kedua ada 9 orang diperoleh rata-rata sebesar 64%
6) Murid yang aktif berdiskusi membahas poin-poin materi yang belum mereka
pahami dan menuliskan pertanyaan pertemuan pertama ada 10 orang diperoleh
rata-rata sebesar 71% dan pertemuan kedua ada 11 orang diperoleh rata-rata
sebesar 79%
7) Murid secara suka rela mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di depan
kelas pertemuan pertama ada 5 orang diperoleh rata-rata sebesar 35% dan
pertemuan kedua ada 6 orang diperoleh rata-rata sebesar 43%
8) Murid merespon jawaban-jawaban yang disampaikan oleh guru dan kembali
mengajukan pertanyaan, pertemuan pertama ada 7 orang diperoleh rata-rata
sebesar 50% dan pertemuan kedua ada 8 orang diperoleh rata-rata sebesar 57%
4). Refleksi
Pada siklus I terdapat peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam,
maka berdasarkan hasil diskusi peneliti dan observer sebagai pengamat terhadap
perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, terdapat beberapa kekurangan,
kekurangan tersebut adalah :
1. Penerapan model pembelajaran learning start with a question belum
dilakukan guru dengan optimal terutama dalam memberikan pengetahuan
dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir untuk mengajukan
pertanyaan masih belum terlihat dan terlaksana dengan baik. Maka pada
siklus berikutnya guru harus lebih sempurna melakukan untuk
menumbuhkan sikap kreatif murid dalam berfikir untuk bisa mengajukan
pertanyaan.
2. Dalam menggabungkan pasangan belajar terlihat tidak dilaksanakan.
Maka pada siklus berikutnya guru harus menggabungkan pasangan belajar
dengan yang lain agar murid tersebut bisa bertukar pikiran.
3. Dalam membimbing murid untuk menyimpulkan materi pelajaran masih
terlihat belum terlaksana dengan baik, maka pada siklus berikutnya guru
harus lebih memfokuskan pikiran pada proses pembelajaran yang sedang
diajarkan.
Berdasarkan dari tes yang dilakukan hasi belajar Pendidikan Agama Islam
yang di peroleh murid setelah siklus pertama yaitu dengan nilai rata-rata 68 dengan
ketuntasan kelas 71,4% dapat diketahui bahwa murid yang memperoleh nilai di
bawah ( KKM ) Kriteria Ketuntasan Minimum pada siklus I ada sebanyak 4 orang
(28,6%). Dan murid yang memperoleh nilai 65 ke atas atau yang mencapai KKM ada
sebanyak 10 orang (71,4%), dan belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 85%.
Maka peneliti dan observer menyimpulkan bahwa perbaikan harus dilanjutkan pada
siklus berikutnya yaitu lanjut pada siklus ke II.
3. Deskripsi Siklus II ( 15 dan 16 Agustus 2011 )
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama, kelemahan-
kelemahan yang terdapat dan terjadi selama proses tindakan dijadikan sebagai dasar
perbaikan pada siklus ke II.
Sebelum dilaksanakan tindakan selanjutnya, hal-hal yang dipersiapkan dalam
perencanaan adalah menyusun RPP siklus II pertemuan I dan 2 berdasarkan standar
kompetensi dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran learning start
with a question, meminta kesediaan guru bidang studi pendidikan agama Islam
(observer), menyusun format lembar observasi tentang aktivitas murid dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung, menyusun daftar pertanyaan yang akan
diberikan pada murid diakhir pembelajaran, menyusun alat evaluasi untuk mengukur
peningkatan hasil belajar murid.
b. Implementasi Tindakan ( Pelaksanaan )
1) Pertemuan pertama (Senen 15 Agustus 2011)
Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru dan murid membuka
pelajaran dengan berdoa, kemudian mengabsen murid. Selanjutnya guru
memberikan apersepsi dan memberikan pengantar pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah disampaikan. Selanjutnya pada kegiatan inti guru
memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid untuk bisa mengajukan
pertanyaan tentang materi menceritakan kisah nabi Ayub, Musa dan Isa.
Guru memberikan tugas bacaan kepada murid, menyuruh masing-masing
murid untuk bertanya secara sendiri tentang materi beriman, kemudian guru
menggabungkan pasangan belajar dalam bentuk kelompok dan menyuruhnya
untuk membahas poin-poin yang tidak dipahami dan menuliskan pertanyaan
dikertas masing-masing kelompok.
Setelah waktu ditentukan guru meminta setiap kelompok untuk membacakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis, kemudian guru mengumpulkan semua
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibaca dan ditulis oleh murid.
Selanjutnya guru menyampaikan materi pelajaran dengan jelas sekaligus
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan murid dan murid
meresponnya kembali.
Pada kegiatan akhir guru menanyakan lagi kepada murid tentang materi
pelajaran yang telah disampaikan. Melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat
penguasaan dan keberhasilan murid dalam proses pembelajaran dari materi yang
telah dipelajari.
2) Pertemuan kedua (Selasa 16 Agustus 2011)
Pada pertemuan ke 2 siklus II proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan
RPP yang telah dipersiapkan dan berpedoman pada silabus, dan kurikulum.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal guru dan murid membuka
pelajaran dengan berdoa, kemudian mengabsen murid.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi dan memberikan pengantar pelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disampaikan.
Pada kegiatan inti guru berusaha menumbuhkan kemampuan berfikir dan
belajar yang teratur secara mandiri dan menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir
didalam proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan umpan balik. Di
kegiatan akhir guru bersama murid menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan, selanjutnya pada evaluasi guru meminta murid untuk mengerjakan
soal berupa (LKS) tentang materi peajaran yang telah dibahas.
3) Observasi
Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke II observer melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan dengan menerapkan model pembelajaran learning start with a question
menggunakan format pengamatan yang telah disiapkan. Berdasarkan dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat hasil observasinya pada tabel 1V.8
Tabel 1V. 8Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 1 dan 2
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI ALTERNATIFPertemuan I Pertemuan 2Ya Tidak Ya Tidak
1 Guru membagikan kepada murid bahan ajaryang akan dipelajari yang sudah dipersiapkansebelumnya.
√ √
2 Guru meminta murid untuk mempelajaribacaan secara sendiri
√ √
3. G Guru memberikan sejumlah informasi yangmengarahkan murid dan memberikanpengetahuan dasar untuk menumbuhkansikap kreatif dalam berfikir untuk mengajukanpertanyaan.
√ √
4 Guru meminta murid untuk mengajukanpertanyaan secara sendiri tentang persoalanmateri tanpa memanggil murid, tetapi muridsendiri yang aktif
√ √
5 Guru menggabungkan pasangn belajar denganpasangan yang lain dan meminta muriduntuk membahas poin-poin yang tidak merekapahami.
× √
6 Didalam kelompok belajar guru meminta muriduntuk membahas poin-poin yang tidak merekapahami dan menuliskan pertanyaan.
√ √
7 Guru menyuruh setiap kelompokmengumpulkan dan membacakan pertanyaandi depan kelas
√ √
8 Guru menyampaikan materi dengan menjawabpertanyaan-pertanyaan yang telah ditanyakan dan yang telah di tulis murid
√ √
JUMLAH 7 1 8 0Persentase 87% 13% 100% 0%
Keterangan :Tanda ( x ) Tidak dilakukanTanda ( √ ) Dilakukan
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus II dengan dua
kali pertemuan, pada pertemuan pertama secara keseluruhan yang diperoleh rata-rata
alternatif “Ya” sebesar 87%. Dan jawaban alternatif “Tidak” diperoleh rata-rata 13%.
Sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata alternatif “Ya” sebesar
100%. Dan jawaban alternatif “Tidak” diperoleh rata-rata 0%. Pada pertemuan
pertama guru melaksanakan 7 aktivitas (87%) dari 8 aktivitas yang harus dilakukan.
Dengan demikian proses pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama siklus II
aktivitas yang dilakukan guru berada pada kategori “Sngat Baik” antar rentang persen
81% -- 1000%.
Pada pertemuan kedua siklus II guru telah melaksanakan semua aktivitas
(100%) berada pada kategori “Sangat Baik” antara rentang persen 81% -- 100%.
Adapun aktivitas guru pada aspek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 2 kali
2) Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri. Jawaban
aternatif “Ya” sebanyak 2 kali
3) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan memberikan
pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir untuk
mengajukan pertanyaan. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 2 kali
4) Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 2 kali
5) Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain. Jawaban
aternatif “Ya” sebanyak 1 kali dan jawaban alternatif “Tidak” sebanyak 1 kali
6) Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin yang
tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan. Jawaban aternatif “Ya”
sebanyak 2 kali
7) Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di
depan kelas. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 2
8) Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
di tanyakan dan yang telah di tulis murid. Jawaban aternatif “Ya” sebanyak 2
kali
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus ke II, aktivitas
yang dilakukan guru pada pertemuan pertama telah dilakukan 7 aktivitas (87%) dari 8
aktivitas yang harus dilakukan. Pada pertemuan ke 2 siklus ke II guru telah
melakukan semua aktivitas dengan baik (100%). Dengan demikian pada siklus ke II
ini guru telah melakukan semua aktivitas yang berada pada kategori “Sangat Baik”
antara rentang persen 81% - 100%.
Aktivitas yang dilakukan guru sangat mempengaruhi tingkat aktivitas belajar
murid selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar murid siklus II
pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 1V. 9
Table 1V. 9Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Siklus II Pertemuan Pertama
No Nama Murid Aspek Yang Dinilai Jlh1 2 3 4 5 6 7 8Y Y Y Y Y Y Y Y
1 Dewita Putri √ √ √ √ √ 52 Indah Nurvira √ √ √ √ √ √ 63 Medri Mhd.Alwi √ √ √ √ √ 54 M. Syahrial √ √ √ √ √ 55 Najmi Jadar √ √ √ √ √ √ √ 76 Nur Fitri √ √ √ √ √ 57 Nurhuda Arizal √ √ √ √ √ √ √ 78 Rian Fahmi √ √ √ √ √ √ √ 79 Rifaldi √ √ √ 310 Rezki Febrial √ √ √ √ √ 511 Sara Listi √ √ √ √ √ √ √ 712 Sido Mukti √ √ √ √ √ √ 613 Yuliana √ √ √ √ √ √ 614 Wahyu Alhamdi √ √ √ 3Jumlah murid yag aktif 9 11 10 7 11 12 7 10 77
Persentase % 64 79 71 50 79 85 50 71 69Sumber: Data hasil Olahan peneitian 2011
Dari tabel 1V.9 di atas, aktivitas belajar murid pada tiap indikator dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Murid mengambil dengan tertib bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan diperoleh rata-rata sebesar 64%
2) Murid mempelajari bacaan materi secara sendiri diperoleh rata-rata sebesar 79%
3) Murid mendengarkan guru memberi pengantar dan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar71%
4) Murid yang mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang persoalan materi
diperoleh rata-rata sebesar 50%
5) Murid yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami
diperoleh rata-rata sebesar 79%
6) Murid yang aktif berdiskusi membahas poin-poin materi yang belum mereka
pahami dan menuliskan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar 85%
7) Murid secara suka rela mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di depan
kelas diperoleh rata-rata sebesar 50%
8) Murid merespon jawaban-jawaban yang disampaikan oleh guru dan kembali
mengajukan pertanyaan, diperoleh rata-rata sebesar 71%.
Hasil observasi pada siklus II pertemuan pertama ternyata jumlah dari seluruh
aktivitas yang dilakukan murid setiap indikator yaitu 77. Berdasarkan jumlah tersebut
dapat diketahui persentase aktivitas belajar murid yaitu 69 % ( 77 x 100 : 8 indikator
:14 murid ) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas
belajar murid pada siklus II pertemuan pertama berada pada klasifikasi tingkatan
“ Baik’’ yang berada di antara rentang persen 61% - 80%.
Pada siklus II pertemuan ke 2 hasil observasi aktivitas belajar murid yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel 1V.10
Table 1V. 10Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Siklus II Pertemuan ke 2
No Nama Murid Aspek Yang Dinilai Jlh1 2 3 4 5 6 7 8Y Y Y Y Y Y Y Y
1 Dewita Putri √ √ √ √ √ √ 62 Indah Nurvira √ √ √ √ √ √ √ 73 Medri Mhd.Alwi √ √ √ √ √ √ √ 74 M. Syahrial √ √ √ √ √ √ 65 Najmi Jadar √ √ √ √ √ √ √ 76 Nur Fitri √ √ √ √ √ √ 67 Nurhuda Arizal √ √ √ √ √ √ √ √ 88 Rian Fahmi √ √ √ √ √ √ √ √ 89 Rifaldi √ √ √ √ 410 Rezki Febrial √ √ √ √ √ √ 611 Sara Listi √ √ √ √ √ √ √ √ 812 Sido Mukti √ √ √ √ √ √ √ 713 Yuliana √ √ √ √ √ √ √ 714 Wahyu Alhamdi √ √ √ √ 4Jumlah murid yag aktif 13 12 11 9 11 13 9 13 91
Persentase % 92 85 79 64 79 92 64 92 81,2Sumber: Data hasil Olahan peneitian 2011
Dari tabel 1V.10 di atas, aktivitas belajar murid pada tiap indikator dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Murid mengambil dengan tertib bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan diperoleh rata-rata sebesar 92%
2) Murid mempelajari bacaan materi secara sendiri diperoleh rata-rata sebesar 85%
3) Murid mendengarkan guru memberi pengantar dan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar79%
4) Murid yang mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang persoalan materi
diperoleh rata-rata sebesar 64%
5) Murid yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami
diperoleh rata-rata sebesar 79%
6) Murid yang aktif berdiskusi membahas poin-poin materi yang belum mereka
pahami dan menuliskan pertanyaan diperoleh rata-rata sebesar 92%
7) Murid secara suka rela mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di depan
kelas diperoleh rata-rata sebesar 64%
8) Murid merespon jawaban-jawaban yang disampaikan oleh guru dan kembali
mengajukan pertanyaan, diperoleh rata-rata sebesar 92%.
Hasil observasi pada siklus II pertemuan ke 2 ternyata jumlah dari seluruh
aktivitas yang dilakukan murid setiap indikator yaitu 91. Berdasarkan jumlah tersebut
dapat diketahui persentase aktivitas belajar murid yaitu 81,2% ( 91 x 100 : 8 indikator
: 14 murid ) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas
belajar murid pada siklus II pertemuan ke 2 berada pada klasifikasi tingkatan “Sangat
Baik’’ yang berada di antara rentang persen 81% - 100%.
Pada siklus kedua ini setelah diakuka tes pada akhir dari proses pembeajaran
hasil belajar yang diperoleh murid menunjukkan peningkatan. Peningkatan hasil
belajar murid tidak akan terlepas dari kegiatan guru dan murid selama proses
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan setelah proses
pembelajaran pada siklus II ternyata hasil belajar murid telah seperti apa yang
diharapkan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel 1V. 11
TABEL. 1V. 11
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siklus II
No Nama Murid Nilai Keterangan
1 Dewita Putri 70 Tuntas2 Indah Nurvira 75 Tuntas3 Medri Mhd. Alwi 75 Tuntas4 M. Syahrial 75 Tuntas5 Najmi Jadar 75 Tuntas6 Nur Fitri 69 Tuntas7 Nurhuda Arizal 85 Tuntas8 Rian Fahmi 80 Tuntas9 Rifaldi 64 Belum Tuntas10 Rezki Febrial 69 Tuntas11 Sara Listi 85 Tuntas12 Sido Mukti 70 Tuntas13 Yuliana 80 Tuntas14 Wahyu 63 Belum Tuntas
Jumlah 1035Nilai rata-rata 74 Baik
Sumber data : SDN 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar
Setelah penerapan model pembelajaran Learning Start With A Question
F 1035P = = 74
N 14
Keterangan :P = Nilai rata-rataF = Jumlah nilai total yang diperoleh dari nilai setiap individuN = Banyaknya individu
Berdasarkan hasil tes yang tertera pada tabel 1V. 11 di atas dapat dilihat nilai
rata-rata yang diperoleh murid dengan nilai 74. Yaitu 1035 : 14 = 74. Hasil yang
diperoleh murid pada siklus II ternyata telah meningkat ternyata ebih baik dari siklusI
Berdasarkan tabel hasil belajar murid di atas dapat diketahui ketuntasan kelas
dan peningkatan hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan pada siklus ke
II seperti pada tabel di bawah ini.
DISTRIBUSI HASIL BELAJAR SIKLUS IIN0 Rentang Nilai Data Awal Sikus I Sikus II
Frek % Frek % Frek %1 85 -- 100 - - - - 2 14%2 75 -- 84 1 7% 2 14% 6 43%3 65 -- 74 7 50% 8 57% 4 28%4 55 -- 64 6 43% 4 28,6% 2 14%Ketuntasan Kelas yang
Dicapai8 Org 57% 10 Org 71,4% 12 Orng 85,7%
Nilai rata-rata 62,7 68 74
Berdasarkan tabel distribusi hasil belajar setelah siklus II di atas dapat dilihat
pada data awal rentang nilai 55 – 64 (nilai rendah) murid yang tidak mencapai KKM
6 orang (43%). Setelah sikus I menurun hanya tinggal 4 orang (28,6%). Sedangkan
pada siklus ke II menurun lagi hanya tinggal 2 orang.
Rentang nilai 65 – 100 (nilai tinggi) murid yang mencapai KKM pada data
awal terdapat 8 orang (57%), dan pada siklus I meningkat menjadi 10 orang (71,4%).
Sedangkan pada siklus ke II meningkat lagi mencapai (86%). Nilai rata-rata yang
diperoleh murid pada siklus ke II telah mencapai 74.
Berdasarkan hasil tes yang tertera pada tabel 1V. 11 di atas setelah perbaikan
yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2011 dapat dilihat nilai rata-rata yang
diperoleh murid dengan nilai 74 dengan kategori baik. Hasil belajar yang diperoleh
murid pada siklus ke II telah meningkat, ternyata lebih baik dari siklus I.
Rekapitulasi Kategori Hasil Tes Belajar Murid Siklus II
Klasifikasi Interval Frek %Sangat Baik 80 sd 100 4 28,6
Baik 70 sd 79 6 42,8Cukup 60 sd 69 4 28,6Kurang 50 sd 59 0 0,0Gagal 0 sd 49 0 0,0
Jumlah 14 100
Murid yang memperoleh nilai sangat baik dengan rentang nilai (80-100) pada
siklus pertama ada 2 orang dan pada siklus ke II yang memperoleh nilai sangat baik
ada 4 orang. Murid yang memperoleh nilai baik dengan rentang nilai (70-79) pada
siklus pertama ada 5 orang dan pada siklus ke II yang memperoleh nilai baik ada 6
orang. Murid yang memperoleh nilai cukup dengan rentang nilai (60-69) pada siklus
pertama ada 7 orang dan pada siklus ke II yang memperoleh nilai cukup ada 4 orang.
Dengan demikian murid yang memperoleh nilai rendah terjadi penurunan dan
terjadi peningkatan nilai hasil tes belajar pendidikan agama Islam pada murid kelas V
SD Negeri 015 Tanjung Rambutan dari siklus I ke siklus II, dan dapat disimpulkan
dalam penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan agama Islam murid adalah
meningkat.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran pada sikus ke II dapat di ketahui dari setiap indikator yang dilakukan
juga menunjukkan peningkatan sebagai berikut :
1) Guru membagikan kepada murid bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan sebelumnya telah dilakukan guru dengan lebih baik dan sempurna
dari sebelumnya.
2) Guru meminta murid untuk mempelajari bacaan secara sendiri telah dilakukan
guru dengan lebih baik dan berjalan sesuai dengan harapan.
3) Guru memberikan sejumlah informasi yang mengarahkan murid dan memberikan
pengetahuan dasar untuk menumbuhkan sikap kreatif dalam berfikir untuk
mengajukan pertanyaan telah dilakukan guru dengan lebih baik dan sempurna
dari sebelumnya.
4) Guru meminta murid untuk mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang
persoalan materi tanpa memanggil murid, tetapi murid sendiri yang aktif dengan
batas waktu yang telah ditentukan telah dilakukan guru dengan baik dan
sempurna.
5) Guru menggabungkan pasangan belajar dengan pasangan yang lain telah
dilakukan guru dengan baik.
6) Didalam kelompok belajar guru meminta murid untuk membahas poin-poin yang
tidak mereka pahami dan menuliskan pertanyaan telah dilakukan guru dengan
lebih baik dan berjalan sesuai dengan harapan.
7) Guru menyuruh setiap kelompok mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di
depan kelas telah dilakukan guru dengan baik.
8) Guru menyampaikan materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
di tanyakan dan yang telah di tulis murid telah dilakukan guru dengan lebih baik
dan berjalan sesuai dengan harapan.
Aktivitas yang dilakukan guru dengan sendirinya mempengaruhi aktivitas
murid dalam proses pembelajaran, dapat dijelaskan dari setiap indikator aktivitas
murid sebagai berikut :
1) Murid mengambil dengan tertib bahan ajar yang akan dipelajari yang sudah
dipersiapkan telah dilakukan murid dengan baik.
2) Murid mempelajari bacaan materi secara sendiri telah dilakukan murid dengan
baik dan sempurna.
3) Murid mendengarkan guru memberi pengantar dan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan telah dilakukan murid dengan baik
4) Murid yang mengajukan pertanyaan secara sendiri tentang persoalan materi telah
dilakukan murid dengan baik
5) Murid yang aktif berdiskusi tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami
telah dilakukan murid dengan baik dan sempurna.
6) Murid yang aktif berdiskusi membahas poin-poin materi yang belum mereka
pahami dan menuliskan pertanyaan telah dilakukan murid dengan baik dan
sempurna.
7) Murid secara suka rela mengumpulkan dan membacakan pertanyaan di depan
kelas telah dilakukan murid dengan baik.
8) Murid merespon jawaban-jawaban yang disampaikan oleh guru dan kembali
mengajukan pertanyaan, telah dilakukan murid dengan baik dan sempurna.
4) Refleksi
Pada siklus II ini proses pembelajaran dihentikan karena berdasarkan hasil tes
belajar pendidikan agama Islam pada siklus II dapat diketahui bahwa murid yang
memperoleh nilai rendah dibawah KKM 65 pada siklus ke II ada 2 orang murid
( 14,3% ) dan murid yang memperoleh nilai di atas KKM 65 adalah sebanyak 12
orang ( 85,7% ). Jadi melihat kenyataan yang terjadi bahwa proses pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Learning start with a question
telah dilakukan guru dengan baik, sehingga hasil belajar murid menunjukkan
peningkatan yang lebih baik. Maka peneliti dan observer menyimpulkan bahwa
penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui
bahwa pelaksanaan penelitian dengan penerapan model pembelajaran learning start
with a question dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam mulai dari
siklus pertama sampai siklus ke II.
1. Aktivitas Guru
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas guru yang dilakukan
dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I dilakukan dua
kali pertemuan, pada pertemuan pertama diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan
guru ternyata belum menunjukkan kemajuan dan belum ada peningkatan. Ini
disebabkan belum terbiasanya guru dalam menerapkan model pembelajaran
learning start with a question dalam proses pembelajaran guru masih terlihat kaku
karena guru belum menguasai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
Pada siklus ke II berdasarkan hasil observasi oleh guru bidang studi agama
Islam yang telah dilakukan terhadap aktivitas guru dengan melakukan dua kali
pertemuan diketahui bahwa pada pertemuan pertama ternyata dalam pelaksanaan
model pembelajaran learning start with a question berdasarkan hasil observasi
aktivitas yang dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran learning
start with a question telah dilakukan guru dengan baik sesuai dengan langkah-
langkah yang disusun dalam RPP dengan kategori “Sempurna’’ dan setelah
pertemuan ke dua menunjukkan peningkatan yang lebih baik.
2. Aktivitas Murid
Dengan penerapan model pembelajaran learning start with a question yang
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran ternyata juga mempengaruhi
aktivitas murid dalam belajar, yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran,
murid sudah mulai aktif sesuai dengan indikator aktivitas murid, yang dapat
dilihat pada siklus I pertemuan pertama, aktivitas belajar murid berada pada
klasifikasi tingkat “Cukup Tinngi” antara rentang persen 41% -- 60%.
Setelah pertemuan ke dua masih pada klasifikasi tingkatan “Cukup Tinggi”
antara rentang persen 41% -- 60% disini klasifikasinya sama, namun dari
persentase aktivitas yang dilakukan ada peningkatan, pada pertemuan pertama
persentasenya 49,1% setelah pertemuan ke dua meningkat dengan persentase
55,3%.
Pada siklus ke II pertemuan pertama aktivitas belajar yang dilakukan murid
dalam proses pembelajaran terjadi lagi peningkatan dengan persentase 69% yang
berada pada klasifikasi “Tinggi” antara rentang 61%--80%. Pada pertemuan ke
dua aktivitas yang dilakukan murid meningkat lagi dengan persentase 81,2% yang
berada pada klasifikasi “Sangat Tinggi” antara rentang persen 81%--100%.
3. Hasil Belajar Murid
Hasil belajar murid selama proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
diperoleh rata-rata 62,7 dengan ketuntasan kelas 57% atau 8 orang dari 14 murid
memperoleh nilai diatas KKM yang teah ditetapkan, setelah dilakukan tindakan pada
siklus I dengan penerapan model pembelajaran learning start with a question hasil
belajar murid terjadi peningkatan dengan rata-rata 68 dengan ketuntasan kelas 71,4%
atau 10 orang dari 14 murid memperoleh nilai diatas KKM yang teah ditetapkan
Sedangkan tindakan pada siklus ke II terjadi lagi peningkatan dengan rata-rata 74
dengan ketuntasan kelas 85,7% atau 12 orang dari 14 murid memperoleh nilai diatas
KKM yang teah ditetapkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran learning start with a question
dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam murid kelas V Sekolah
Dasar Negeri 015 Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar.
Keberhasilan ini disebabkan dengan penerapan model pembelajaran learning
start with a question yang dilakukan guru telah berada pada klasifikasi tingkat
kesempurnaan sehingga murid cendrung lebih positif dalam menerima pelajaran yang
diberikan guru.
Berdasarkan dari hasil tes yang telah dilakukan terhadap materi pelajaran
yang dipelajari diketahui bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar murid pada
siklus I, peningkatan hasil belajar murid dengan nilai rata-rata 68 dengan ketuntasan
kelas 71,4%. Siklus ke II ternyata terjadi lagi peningkatan dengan nilai rata-rata 74
dengan ketuntasan kelas 85,7%.
Penerapan model pembelajaran learning start with a question dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkatkan hasil belajar murid,
murid-murid yang kurang aktif menjadi lebih aktif dalam belajar sehingga perolehan
hasil belajar murid lebih baik dari sebelumnya.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian di atas penulis memberikan beberapa saran
yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran learning start with a
question dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam.
1. Model pembelajaran learning start with a question dapat menjadi salah satu
alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran
agama Islam sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi guru, penerapan model pembelajaran learning start with a question ini dapat
dijadikan salah satu bahan masukan dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan
hasil belajar murid khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan
pada mata pelajaran lain umumnya. Kepada guru yang belum menggunakan
model pembelajaran learning start with a question maka dapat hendaknya
mencoba untuk menerapkannya. Dalam menerapkan model pembelajaran ini
dengan baik maka hal yang perlu diperhatikan adalah guru harus lebih rinci dalam
menguraikan jawaban yang ditanyakan murid, latihan diberikan lebih optimal,
dalam membimbimg murid untuk menyimpulkan pelajaran harus dilakukan guru
dengan terarah dan guru harus berusaha semampu mungkin meningkatkan
pengontrolan kelas, sehingga pembelajaran lebih efektif.
3. Bagi murid, harus lebih aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga tercipta
suasana belajar yang kondusif dan efektif di dalam meningkatkan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Ahmad, dkk. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006.
Arifin, Kapita Selecta Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi danSpiritual, Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2009.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.
Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Hamalik, Perencana Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara2003.
Hartono, dkk. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan,Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2009.
Helmiati, dkk. Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas Pekanbaru: UIN Suska,2010.
Jamal Makmur Asmani. Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan Inovatif, DivaPress, 2010.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta,2003.
Nar Herrhyanto, Statistika Dasar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Mikro, Pekanbaru: UIN Suska, 2004.
Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, 2008.
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008.
Silberman Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusa Media,2010.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. RinekaCipta, 2010.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Kencana, 2006.
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Diakses melalui http://www.artikata.com/arti-381428-penerapan.html.
Diakses melalui http://www.artikata.com/arti-381946-meningkatkan.html.