PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA ( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012 ) SKRIPSI Oleh: TIKA YULIANTI K7108242 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012 )

SKRIPSI

Oleh:

TIKA YULIANTI

K7108242

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Tika Yulianti

NIM : K7108242

Jurusan/Program Studi : FKIP/ Ilmu Pendidikan

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TALKING STICK UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PROKLAMASI

KEMERDEKAAN INDONESIA. Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V

SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran

2011/2012.” Ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber

informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Tika Yulianti

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012 )

Oleh

TIKA YULIANTI

K7108242

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya

pada Tuhan.

Yeremia 17: 7

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Matius 7: 7

Ia datang dan memberikan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh”

dan damai sejahtera kepada kamu yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua belah

pihak dalam satu roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

Efesus 2 : 17-18

Berusaha dan bersemangat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat

diandalkan dan bermanfaat bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

Penulis

vi

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Bapak dan ibuku (Sarwono dan Ponirah) yang telah membesarkan

dengan penuh kasih sayang membimbingku, mendukungku dan

menantikan kesuksesanku.

Kakakku (Agung Santosa) dan kekasihku tersayang yang sudah

memberiku semangat dan memotivasiku setiap saat.

Teman-teman seperjuanganku angkatan 2008 S1 PGSD yang selalu

memberikan inspirasi dan semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi.

Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

Almamaterku tercinta.

vii

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Tika Yulianti. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA. Penelitian

Tindakan Kelas pada siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes

Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/212. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 2 Gemblegan dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif metode talking stick.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) berlangsung

selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan 2)

pelaksanaan tindakan 3) observasi 4) refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan

siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Klaten yang berjumlah 30 siswa dengan laki-

laki 16 dan perempuan 14. Sumber data yang digunakan adalah sumber data

primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara dan tes. Uji validitas data dengan menggunakan triangulasi data dan

metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif

(Miles dan Huberman) yang terdiri dari tiga tahap yaitu 1) reduksi data 2) display

atau penyajian data 3) penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan

konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dari prasiklus ke siklus I dan

meningkat ke siklus II. Persentase ketuntasan belajar penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia pada prasiklus adalah 53,33% dengan rata-rata

kelas 61. Pada siklus I persentase meningkat menjadi 76,66% dengan rata-rata

kelas 70,83. Sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan belajar menjadi 90%

dengan rata-rata kelas 81,33.

Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kata kunci: konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia, talking stick

viii

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Tika Yulianti. THE APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING

MODEL BY USING TALKING STICK METHOD TO IMPROVE

MASTERY OF INDONESIAN INDEPENDENCE PROCLAMATION

CONCEPT. A Classroom Action Research on Fifth Year students of SDN 2

Gemblegan Kalikotes, Klaten in 2011/2012. Skripsi, Teacher Training and

Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012.

The purpuse of this research is to improve mastery of Indonesian

Independence Proclamation Concept among fifth years students of SDN 2

Gemblegan by using cooperative learning model by using talking stick.

The form of this research is to improve the class a class action which lasts

for two cycles. Each cycle consists of four phases: 1) planing 2) the

implementation of the action 3) observation 4) reflection. The subjects of the

teacher and research are 30 students of fifth years students of SDN 2 Gemblegan

there are 16 male and 14 female students in the class.

Data collections used in this research were observation, interview and test.

Data triangulation is applied to test validity of the data. Mean while, the technique

to analyze the data is the interactive analysis model (Miles and Huberman), which

consists of three phases: 1) data reduction 2) data display or data presentation 3)

conclusion drawing.

The result of the research show that that through the implementation of

cooperetive learning model using talking stick method can enhance the concept

mastery of the Indonesian independence proclamation from precycle to cycle I

and II. The percentage of learning completeness of concept mastery of Indonesian

independence proclamation on precycle is 53,33% in average of 61. In the first

cycle the percentage increase to 76,66% in average 70,83 %. Whereas, in the

second cycle the percentage of learning completeness is 90% in average 81,33%

of each class.

The conclusion of this study is through the implementation of coopertive

learning model using talking stick method can improve the concept mastery of the

Indonesian independence proclamation.

Key word: Indonesian independence proclamation concept, talking stick

ix

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan

kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.”

Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan

penelitian dan guna memperoleh gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun proposal ini, tentunya penulis tidak lepas dari

bimbingan, bantuan maupun kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku ketua Program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

2. Drs. Chumdari, M.Pd selaku sekretaris Program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang memberikan arahan dan motivasinya.

3. Prof. Dr. Retno Winarni, MPd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

4. Idam Ragil W A, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dukungan, dorongan dan semangat yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara

tulus ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.

6. Saminto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Gemblegan Klaten yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Drs. Wagiyono selaku Guru Kelas V SDN 2 Gemblegan Klaten yang dengan

senang hati membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

x

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan

saran yang membangun guna penyempurnaan tugas ini. Penulis berharap laporan

tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya serta pembaca

pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

xi

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick 6

a. Pengertian Pembelajaran ................................................. 6

b. Pengertian Model Pembelajaran ................................... 6

c. Macam-macam Model Pembelajaran ............................ 6

d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ................... 8

e. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ........... ............. 10

f. Fase Model Pembelajaran Kooperatif............................. 11

g. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ................ 14

h. Macam-macam Metode Pembelajaran Kooperatif ......... 16

xii

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i. Pengertian Metode Talking Stick ..................................... 17

j. Langkah-langkah Metode Talking Stick .......................... 20

k. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking

Stick ................................................................................. 22

l. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking

Stick ................................................................................. 23

2. Hakikat Penguasaan Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 24

a. Pengertian Penguasaan Konsep ....................................... 24

b. Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ................. 24

3. Penelitian yang Relevan ........................................................... 27

B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 28

C. Hipotesis ........................................................................................ 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 31

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 31

C. Data dan Sumber Data .................................................................... 31

D. Pengumpulan Data .......................................................................... 32

E. Validitas Data ................................................................................. 33

F. Analisis Data................................................................................... 33

G. Indikator Kinerja Penelitian ........................................................... 34

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 34

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan .................................................................... 40

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................... 44

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................... 61

D. Pembahasan ................................................................................... 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................ 68

B. Implikasi ........................................................................................ 68

C. Saran ..................... .................................................................... 69

xiii

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN ......................................................................................... 74

xiv

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Menurut

Trianto ......................................................................................... 11

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono ...................................................................... 12

Tabel 4.1 Frekuensi Data Nilai Awal Penguasaan Konsep

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kelas V SDN 2 Gemblegan 41

Tabel 4.2 Hasil Frekuensi Evaluasi Penguasaan Konsep Proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada Siklus I ......................................... 49

Tabel 4.3 Hasil Frekuensi Evaluasi Konsep Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia siklus II ....................................................................... 58

Tabel 4.4 Data Distributif Frekuensi Perbandingan Nilai evaluasi

Penguasaan Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II .......................................... 61

Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pratindakan

Siklus I dan Siklus II ................................................................... 63

xv

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ....................................................... 30

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................... 35

Gambar 4.1 Grafik Histogram Frekuensi Nilai Awal Penguasaan

Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ......................... 42

Gambar 4.2 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi dan Nilai

Terendah pada Pratindakan .................................................... 42

Gambar 4.3 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar pada Kondisi Awal .... 43

Gambar 4.4 Grafik Histogram Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kelas V SDN 2

Gemblegan pada Siklus I ...................................................... 50

Gambar 4.5 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi dan Nilai

Terendah pada Siklus I ........................................................... 50

Gambar 4.6 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I .... 51

Gambar 4.7 Grafik Histogram Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep

Proklamasi kemerdekaaan Indonesia pada Siswa kelas V

SDN 2 Gemblegan Siklus II ................................................... 59

Gambar 4.8 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi dan Nilai

Terendah Siswa pada Siklus II .............................................. 59

Gambar 4.9 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .. 60

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Daftar Nilai pada Kondisi Awal, siklus I

dan Siklus II ........................................................................... 62

Gambar 4.11 Grafik Rekapitulasi Nilai Terndah, Nilai rata-rata dan

Nilai Tertinggi pada Kondisin Awal, Siklus I dan Siklus II .. 63

Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar siswa pada Kondisi

Awal, Siklus I dan Siklus II ................................................... 64

Gambar 4.13 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa tentang Penguasaan

Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa

Kelas V SDN 2 Gemblegan .................................................... 64

xvi

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Wawancara Guru Sebelum Tindakan ..................................... 73

Lampiran 2 Wawancara Siswa Sebelum Tindakan .................................... 75

Lampiran 3 Silabus ................................................................................... 77

Lampiran 4 Jadwal Penelitian .................................................................... 79

Lampiran 5 Soal Pretes .............................................................................. 80

Lampiran 6 Nilai Awal .............................................................................. 81

Lampiran 7 RPP Siklus I Pertemuan 1....................................................... 82

Lampiran 8 Instrumen RPP Siklus I Pertemuan 1 ..................................... 92

Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 1 ...... 98

Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1 ........ 101

Lampiran 11 RPP Siklus I Pertemuan 2....................................................... 105

Lampiran 12 Instrumen RPP Siklus I Pertemuan 2 ..................................... 116

Lampiran 13 Lembar Observasai Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 2 .... 123

Lampiran 14 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 2 ........ 126

Lampiran 15 Nilai Rata-rata siklus I ........................................................... 130

Lampiran 16 RPP Siklus II Pertemuan 1 ..................................................... 131

Lampiran 17 Instrumen RPP Siklus II Pertemuan 1 .................................... 140

Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan siswa Siklus II Pertemuan 1...... 146

Lampiran 19 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II pertemuan 1 ...... 149

Lampiran 20 RPP Siklus II Pertemuan 2 ..................................................... 153

Lampiran 21 Instrumen RPP Siklus II Pertemuan 2 .................................... 163

Lampiran 22 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 2 .... 171

Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II peretemuan 2 ..... 174

Lampiran 24 Nilai Rata-rata Siklus II .......................................................... 177

Lampiran 25 Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ............. 178

Lampiran 26 Kisi-kisi Soal .......................................................................... 179

Lampiran 27 Wawancara Guru Sesudah Penelitian .................................... 183

Lampiran 28 Wawancara Siswa Sesudah Penelitian .................................. 185

xvii

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 28 Foto Siklus I dan Siklus II ..................................................... 187

Lampiran 29 Nilai Tertinggi Dan Nilai Terendah Siswa ............................ 190

xviii

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Sekolah Dasar, pelajaran IPS merupakan pelajaran yang wajib.

Pelajaran IPS bukan hanya belajar disiplin ilmu-ilmu sosial melainkan belajar

tentang konsep-konsep untuk membentuk peserta didik untuk menjadi subjek

yang baik. Oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Sosial memberikan sumbangan

materi-materi yang diubah sebagai pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan

sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-

ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan

budaya. Sedangkan tujuan pendidikan IPS untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai minat, bakat,

kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa siswa untuk

melanjutkan pendidikkan yang lebih tinggi. Pendapat di atas mempertegas bahwa

pendidikkan IPS di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri siswa baik minat, bakat, untuk

melanjutkan pendidikkan yang lebih tinggi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis tanggal 24 Januari 2012

dengan wali kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

tentang pelajaran IPS, diperoleh hasil pelajaran IPS mengalami banyak kendala

dan masalah (Lampiran 1 halaman 73). Hal ini didukung dengan hasil observasi

pada pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas V, ditemukan beberapa

masalah dalam penguasaan pelajaran IPS. Hasil wawancara dari guru kelas V,

konsep pelajaran IPS yang sering mengalami masalah adalah pada konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada saat pembelajaran IPS yang sedang

berlangsung siswa terlihat kurang aktif dan beberapa siswa yang ramai sendiri.

Guru sudah berusaha menenangkannya tetapi siswa kembali seperti itu. Banyak

cara yang sudah digunakan guru untuk memfokuskan pikiran siswa pada pelajaran

ini tetapi belum berhasil. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa kelas V SDN

1

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Gemblxxegan guru hanya berusaha agar konsep selesai dengan cara

menjelaskan secara terus menerus dan memberikan soal (Lampiran 2 halaman 75).

Setiap hari seperti ini sehingga siswa merasa bosan, jenuh dan kurang semangat.

Dan setelah guru memberikan pertanyaan untuk menguji kemampuan siswa dalam

menerima pelajaran cukup banyak siswa yang tidak bisa menjawab. Ketika diberi

pertanyaan siswa hanya diam dan tersenyum saja. Siswa merasa malu dan kurang

percaya diri untuk menjawab pertanyaan atau sekedar memberikan pendapat pada

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan

konsep IPS belum sepenuhnya dikuasai. Berdasarkan hasil pretes tentang konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dilakukan tanggal 27 April 2012 dengan

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70. Hasil yang didapat dari 30 siswa yaitu

53,33 % (16 siswa) sudah tuntas dan 46,67% (14 siswa) belum tuntas (Lampiran 5

halaman 80) . Hal ini terlihat cukup banyak siswa yang mendapatkan nilai di

bawah kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditentukan guru yaitu 70. Dengan

ini dapat diketahui bahwa penguasaan konsep proklamasi masih rendah dan belum

sepenuhnya dikuasai oleh siswa.

Rendahnya penguasaan IPS dan nilai siswa pada konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) materi

pelajaran IPS yang sangat banyak dan meluas 2) rendahnya minat belajar siswa

sehingga kurang tertarik terhadap materi pelajaran 3) kurangnya penguasaan guru

dengan metode pembelajaran. Guru menggunakan pembelajaran bersifat

konvensional yaitu ceramah. Guru hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa

secara satu arah, siswa belajar hanya dengan mendengarkan, mencatat materi

pelajaran dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa ( LKS ). Siswa tidak menguasai

konsep karena banyaknya materi dan keterbatasan waktu tatap muka pelajaran

IPS.

Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan karena akan berakibat pada

penguasaan konsep dan sikap siswa. Apabila siswa tidak menguasai konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia ini maka siswa akan merasa acuh tak acuh dan

kurang peduli dengan kemerdekaan yang sudah didapatkan. Selain itu siswa tidak

akan memiliki sikap menghargai jasa-jasa yang sudah dikorbankan oleh

2

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pahlawan-pahlawan bangsa. Hal ini juga akan berdampak pada penguasaan

konsep selanjutnya, karena materi pada pelajaran IPS selalu berkelanjutan. Oleh

sebab itu penting bagi guru bisa memecahkan masalah ini, sehingga siswa mampu

menguasai konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan benar.

Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasi masalahnya adalah kurangnya penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia dan kurang tepatnya metode yang digunakan dalam

pelajaran IPS.

Dalam penelitian ini akan dibatasi masalah-masalah tentang konsep

pelajaran IPS yang teliti adalah mendiskripsikan proklamasi kemerdekaan

Indonesia dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode talking

stick.

Untuk mengatasi permasalahan ini guru sudah menggunakan bermacam-

macam cara, salah satunya menggunakan model pembelajaran metode Student

Team Achievement Division ( STAD ). Tetapi metode Student Team Achievement

Division ( STAD ) ini kurang berhasil karena hanya sebagian siswa saja yang mau

aktif dan sebagian terlihat pasif. Terkadang mereka hanya mengandalkan

kemampuan temannya untuk mengerjakan soal tersebut. Di dalam diskusi ini

siswa kurang termotivasi untuk menguasai konsep karena tugas kelompok.

Sedangkan menguasai dan memahamai konsep yang ada itu adalah tugas semua

siswa.

Sebagai pendidik guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang

bermakna dan berpusat pada siswa. Pembelajaran yang bermakna akan

memberikan pengalaman yang mengesankan bagi siswa. pengalaman yang

diperoleh dengan menemukan sendiri akan semakin berkesan apabila proses

pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil penemuan sendiri. Dalam konteks

ini semua siswa membaca, mengalami dan melakukan pencarian sendiri.

Pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan

sendiri suatu konsep.

Model pembelajaran kooperatif alternatif yang dapat digunakan guru

untuk mengajar salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif metode

3

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

talking Stick . Menurut Suprijono (2009) metode talking stick merupakan konsep

yang inovatif untuk mendorong pengetahuan siswa untuk berani mengemukakan

pendapat. Dengan media tongkat yang berputar dari siswa satu ke siswa lain

sambil diiringi musik nyanyian (halaman 109). Pembelajaran seperti ini cukup

menyenangkan dan memberi tantangan pada siswa agar dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan. Secara tidak langsung siswa termotivasi untuk belajar

dan menguasai materi agar siswa mampu menjawab pertanyaan maupun pendapat

dari soal yang diberikan, sehingga dapat mendorong siswa untuk membaca dan

belajar agar dapat menguasai konsep.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick

untuk Meningkatkan Penguasaan konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia“

penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut : Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes

Kabupaten Klaten pada tahun ajaran 2011/ 2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menerapkan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick untuk meningkatkan penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/ 2012.

D. Manfaat Penelitian

Sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan seperti:

4

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan

pokok permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini.

b. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa memiliki pengalaman belajar konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick.

2) Siswa berani menyampaikan jawaban atas pertanyaan guru dengan

cara bermain dan membuat suasana menyenangkan dalam proses

pembelajaran.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru Sekolah Dasar, khususnya

guru kelas V dalam memperoleh metode yang tepat dalam pembelajaran

IPS kelas V.

c. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SDN 2 Gemblegan

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/2012.

d. Umum / Masyarakat

Dapat memberikan inspirasi bagi guru atau peneliti yang lain dalam

melakukan penelitian khususnya yang berhubungan dengan pembelajaran

IPS.

5

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Yusufhadi Miarsih pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan

yang terfokus pada kondisi atau kepentingan dalam pembelajar (learner centered)

istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “pengajaran“ yang

lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (teacher centered)

(Pribadi, 2010: 9).

Sedangkan Isjoni pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh

siswa, bukan dibuat untuk siswa (2010: 14). Patricia L. Smith dan Tillman J.

Ragan berpendapat bahwa pembelajaran adalah pengembangan dan penyampaian

informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan

yang spesifik ( Pribadi, 2010: 9).

Trianto mengemukakan “pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang

guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan

sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan” (2010:

17).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan

maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar untuk memfasilitasi

pencapaian tujuan yang spesifik.

b. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joyce dan Weil “model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai

6

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran” (Abimanyu, 2008: 3.11).

Suprijono berpendapat “model pembelajaran adalah pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”

(2010: 46). Sedangkan Arends “model pembelajaran mengacu pada pendekatan

yang akan digunakan termasuk di dalamnya adalah tujuan-tujuan pembelajaran,

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas”. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisai

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2010: 46).

Trianto (2011) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku,

film, komputer, kurikulum dan lain-lain.

Senada dengan itu Soekamto “model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan preosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar” (Trianto, 2011: 22).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah kerangka atau pedoman yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

c. Macam-Macam Model Pemblajaran

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dikembangkan oleh para

ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Sugiyono mengungkapkan

model pembelajaran antara lain:

7

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Model Pembelajaran Kontektual ( CTL )

2) Model Pembelajaran Kooperatif

3) Model Pembelajaran Quantum

4) Model Pembelajaran Terpadu

5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL)

(2008: 58-123)

Sedangkan menurut Dwijiastuti model-model pembelajaran antara lain :

1) Model Pembelajaran Kotektual

2) Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

3) Model Pembelajaran Quantum Teaching

4) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL)

(2008: 151-211)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

macam-macam model pembelajaran adalah 1) Model Pembelajaran Kontektual

(CTL) 2) Model Pembelajaran Kooperatif 3) Model Pembelajaran Quantum 4)

Model Pembelajaran Terpadu 5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

Based Learning-PBL).

d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Dwijiastuti “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk

menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan, sebagai latihan di masyarakat” (2008: 160). Isjoni menyatakan

bahwa “kooperatif berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan

saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim” (2009: 8).

Isjoni mengemukakan “pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa

lebih bergairah dalam belajar” (2009: 22). Thomson, dkk juga berpendapat

“pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar bersama dalam kelompok-

8

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok kecil saling membantu satu sama lain” (Hidayati, Mujinem, Anwar

Senen, 2009: 7-30).

Menurut Suprijono “pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih

luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru” (2010: 54).

Tarim, Kamuran dan Akdniz, Fikri (2007) mengemukakan pengertian

kooperatif sebagai berikut:

The terms cooperative learning and group learning are often used

interchangeably, yet the former comprises a more robust structure and

includes features that are not present in the latter. Simply placing students

into groups and requiring them to work together does not necessarily

promote cooperative learning (Gillies, 2003). Rather, to be assured that a

cooperative learning environment exists, groups must be structured in such

a way that group members understand the need to co-ordinate activities to

facilitate one another's learning (Johnson and Johnson, 1990).

Kutipan di atas berarti istilah pembelajaran kooperatif dan pembelajaran

kelompok sering digunakan secara bergantian, namun demikian formasi terdiri

dari struktur yang lebih kuat dan termasuk hal-hal yang tidak tertulis dalamnya.

Cukup menempatkan siswa ke dalam kelompok dan mengharuskan mereka untuk

bekerja sama tidak selalu dalam pembelajaran kooperatif (Gillies, 2003).

Sebaliknya, diyakinkan bahwa lingkungan belajar kooperatif ada, kelompok

harus disusun sedemikian rupa sehingga anggota kelompok mengerti keperluan

untuk mengkoordinasikan kegiatan untuk memfasilitasi satu sama lain dalam

belajar (Johnson dan Johnson, 1990).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menempatkan siswa kedalam

beberapa kelompok kecil dalam tingkat kemampuan, jenis kelamin, maupun latar

belakang yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas. Selain itu

menekankan pada kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah

suatu pola atau rencana yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan kegiatan

9

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar, berfikir dengan menempatkan siswa kedalam beberapa kelompok atau

team untuk bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pokok belajar kooperatif menurut Jhonson adalah

memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan

pemahaman baik secara individual maupun secara kelompok karena siswa bekerja

sebagai team, maka dengan sendirinya siswa dapat memperbaiki hubungan

diantara para siswa dari berbagai latar belakang etnik dan kemampuan,

mengembangkan keterampilan-ketrampilan proses kelompok dan pemecahan

kelompok (Trianto, 2009: 57). Zamroni menyatakan manfaat penerapan belajar

kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikkan khususnya dalam

wujud input dalam level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat

mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan belajar kooperatif,

diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik

yang cemerlang (Trianto, 2009: 57) .

Ibrahim mengungkapkan tujuan kooperatif adalah terjadi jika dapat

mencapai tujuan mereka hanya siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama

mencapai tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan

penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan

pengembangan ketrampilan sosial (Trianto, 2009: 59). Sedangkan Isjoni tujuan

utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik

dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling

menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

berkelompok (2010: 9).

Isjoni menyatakan tujuan penting dalam pembelajaran kooperatif ialah

untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.

Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki siswa sebagai warga masyarakat,

bangsa dan negara, mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam

mengatasi masalah-masalah sosial semakin kompleks (2010: 109). Senada dengan

10

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

itu Johnson & Johnson “tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan

belajar untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara

individu maupun secara kelompok” (Trianto, 2010: 57).

Suprijono berpendapat “pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan

inteligensi interpersonal. Inteligensi ini berupa kemampuan untuk mengerti

dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temparemen

orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga

termasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi interpersonal

berkaitan dengan kemampuan seseorang menjalin relasi dan komunikasi

dengan berbagai orang. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran

kooperatif dengan kata lain bertujuan mengembangkan ketrampilan sosial

(social skill). Beberapa komponen ketrampilan sosial adalah kecakapan

berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta

solidaritas” (2010:62).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama sama dengan siswa yang berbeda

latar belakang. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu

siswa berperan sebagai siswa ataupun guru. Dengan bekerja secara kolaboratif

untuk mencapai sebuah tujuan bersama.

f. Fase Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2009: 67) langkah-langkah pembelajaran kooperatif

adalah :

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

11

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demontrasi atau

lewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru memimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok.

Sedangkan menurut Suprijono (2010:65) sintak model pembelajaran

kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase yaitu:

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1 : Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap

belajar.

Fase 2: PresentInformation

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize students into Memberikan penjelasan kepada peserta

12

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

learning teams

Mengorganisir peserta didik ke dalam

tim-tim belajar

didik tentang tata cara pembentukan tim

belajar dan membantu kelompok

melakukan transisi yang efisien.

Fase 4 : Assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya.

Fase 5 : Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi pembelajarn

atau kelompok-kelompok mempresen-

tasikan hasi kerjanya

Fase 6 : Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan prestasi individu maupun

kelompok

Berdasarkan kedua tabel di atas, maka dapat disimpulkan pada fase

pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting

untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan

aturan dalam pembelajaran. Fase kedua, gurue menyampaikan informasi, sebab

informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada

fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok

belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan

dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik

harus saling bekerjasama di dalam kelompok. Tiap kelompok memiliki

akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada

fase ke tiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya

menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya. Fase keempat, guru

perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang

dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang

diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa peserta

didik mengulangi hal yang sudah ditunjukkanya. Fase kelima guru melakukan

evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan

pembelajaran. Fase keenam guru mempersiapkan struktur reward yang akan

13

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diberikan kepada peserta didik. Variasi struktural reward bersifat individualistis,

kompetitif dan kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila sebuah

reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan pada orang lain.

Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik diakui usaha individualnya

berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif

diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing.

g. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson menyatakan bahwa untuk mencapai hasil yang

maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus terapkan. Lima

unsur tersebut adalah 1) positive interdependence (saling ketergantungan positive)

2) personal responsibility (tanggung jawab perorangan) 3) face to face promotive

(interaksi promotif) 4) interpersonal skill (komunikasi antar anggota) 5) Group

processing (pemrosesan kelompok) (Suprijono, 2010: 58). Sedangkan Isjoni

keunggulan kooperatif yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 1) saling

ketergantungan yang positif 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan

individu 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4) suasana

kelas yang rileks dan menyenangkan 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan

bersahabat antara siswa dengan guru 6) memiliki banyak kesempatan untuk

mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan (2010: 36).

Karakteristik pembelajaran kooperatif dalam Anita Lie

a) Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling

membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling

ketergantungan dapat dicapai melalui 1) saling ketergantungan mencapai tujuan

2) saling ketergantungan menyelesaikan tugas 3) saling ketergantungan bahan

atau sumber 4) saling ketergantungan peran 5) saling ketergantungan hadiah.

b) Interaksi tatap muka

Interaksi siswa akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok

sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru.

14

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Interaksi semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar

dari sesama.

c) Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya

disampaikan oleh guru kepada kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa

yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata rata hasil

belajar semua anggota, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan

sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas

rata-rata penguasaan atas semua anggota kelompok secara individual ini yang

dimaksud dengan ankuntabilitas individual.

d) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,

mengkritik ide daan bukan mengkritik teman berani mempertahankan pikiran

logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang

bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship)

tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat

menjalin hubungan antarpribadi akan memperoleh teguran dari guru dan sesama

siswa.

e) Evaluasi proses kelompok

Perlu dijadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi

proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya mereka bisa

bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap

kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah

beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative

learning (2008: 35).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik model pembelajaran kooperatif adalah adanya 1) saling

ketergantungan yang positif 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan

individu 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4) suasana

15

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelas yang rileks dan menyenangkan 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan

bersahabat antara siswa dengan guru 6) memiliki banyak kesempatan untuk

mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

h. Macam-Macam Metode Pembelajaran Kooperatif

Adapun metode-metode pembelajaran kooperatif menurut Ahmad

Munjin yaitu:

1) Metode example non example

2) Metode picture and picture

3) Metode cooperatif script

4) Metode student teams-achievement divisions

5) Metode Jigsaw

6) Metode Artikulasi

7) Metode make a match

8) Metode debat

9) Metode group investigation

10) Metode snawball throwing

11) Metode inside-outside-circle

12) Metode tebak kata

13) Metode talking stick (2009: 130-137)

Suprijono menyatakan metode-metode kooperatif antara lain :

1) Jigsaw

2) Think-pair-share

3) Numbered heads together

4) Group investigation

5) Make a match

6) Two stay two stray

7) Listening team

8) Inside-outside-circle

9) Bambo dancing

10) Point-counter-point.

16

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu ada juga metode-metode pendukung pengembangan

pembelajaran kooperatif antara lain :

1) PQ4R

2) Guided note talking

3) Snowball drilling

4) Concept mapping

5) Giving question and getting answer

6) Question student have

7) Everyone is teacher here

8) Tebak pelajaran

9) Talking stick (2010: 89-111)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa macam

macam metode kooperatif adalah example non example, piccture and picture,

cooperatif script, student teams-achievement divisions, Artikulasi, make a match,

debat, group investigation snawball throwing, inside-outside-circle, tebak kata,

Jigsaw, think-pair-share, numbered heads together, group investigation, two stay

two stray, listening team,inside-outside-circle, bambo dancing, point-counter-

point, PQ4R, guided note talking, snowball drilling, concept mapping, giving

question and getting answer, question student have, everyone is teacher here,

tebak pelajaran, talking stick.

i. Pengertian Metode Talking Stick

1. Pengertian Metode

Dalam pembelajaran seorang guru harus menguasai berbagai metode.

Metode mengajar yang digunakan sebaiknya sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran serta memudahkan siswa dalam memahami materi. Menurut

Surtikanthi dan Hariyatmi “metode adalah cara mengajar (yang bersifat umum)

yang dapat digunakan untuk semua jenis mata pelajaran” (2006: 5). Kemudian

Sagala “mengemukakan metode adalah cara yang digunakan oleh guru atau siswa

dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep pada proses

pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi” (Rumini, 2007: 2.3).

17

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bambang Setiyadi dan Junaidi Mistar berpendapat “metode adalah suatu

cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan

dalam mencapai sesuatu” (2008: 4.3). Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah

mengungkapkan “metode adalah suatu cara yang dilalui untuk menyajikan bahan

ajaran agar mencapai tujuan pembelajaran” (2009: 29).

Sedangkan menurut Isjoni “metode ialah a way in achieving something

cara untuk mencapai sesuatu (2009: 109). Wina Sanjaya menyatakan metode

adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal” (2009: 147). Siswantoro mengemukakan bahwa “metode adalah cara

yang dipergunakan seseorang peneliti didalam usaha memecahkan masalah yang

diteliti” (2010: 55).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode adalah cara yang digunakan oleh guru atau siswa dalam mengolah

informasi yang berupa fakta, data dan konsep pada proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Talking Stick

Menurut Suprijono Talking stick merupakan metode pendukung

pengembangan pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk

mengemukakan pendapat. Metode pembelajaran talking stick merupakan konsep

yang inovatif untuk mendorong pengetahuan siswa untuk berani mengemukakan

pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick diawali dari penjelasan guru

tentang materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan untuk

membaca dan mempelajari materi ini. Guru memberikan waktu yang cukup. Guru

meminta peserta didik menutup bukunya dan guru mengambil tongkat digunakan

secara bergulir sambil diiringi musik. Bagi siswa yang memegang tongkat saat

musik berhenti harus menjawab pertanyaan dari guru yang sudah dipersiapkan

sebelumnya. Tongkat tersebut diberikan kepada peserta didik dan bagi siswa yang

mendapatkan tongkat diwajibkan untuk menjawab pertanyaan (2010: 109).

18

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pencipta talking stick adalah orang Amerika yang bernama Locust.

Kimberly Fujioka (1998) menyatakan pengertian talking stick sebagai berikut:

"The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a

means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used

in council circles to decide who had the right to speak. When matters of

great concern would come before the council, the leading elder would hold

the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he

had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak

after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one

individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick

was then passed back to the elder for safe keeping." (Locust, 1998)

Talking Stick Rules. There are rules about using the talking stick, which

Locust states: "Whoever holds the talking stick has within his hands the

power of words. Only he can speak while he holds the stick, and the other

council members must remain silent. The eagle feather tied to the stick gives

him the courage and wisdom to speak truthfully and wisely. The rabbit fur

on the end of the stick, reminds him that his words must come from his

heart. " (Locust, 1998).

Kutipan di atas mempunyai maksud bahwa “Talking stick telah

digunakan selama berabad-abad oleh banyak suku Indian sebagai alat yang adil

dan tidak memihak pada pendengarnya. Talking stick yang umum digunakan

didalam kelompok membentuk lingkaran untuk memutuskan siapa yang memiliki

hak untuk berbicara. Yang menjadi perhatian besar adalah setiap kelompok

sebelumnya menentukan ketua yang akan memegang tongkat (talking stick), dan

mulai diskusi. Ketika ia telah selesai berpendapat, dia akan memberikan tongkat

(talking stick) pada siapa pun yang akan berbicara setelah menerima tongkat

talking stick. dengan cara ini, tongkat itu akan diberikan dari satu orang kepada

yang lainnya sampai pada siapa yang memegang tongkat yang diinginkan untuk

berbicara. Begitu seterusnya sampai tongkat itu lalu kembali dipegang oleh

ketua." (Locust, 1998)

Aturan talking stick. Ada aturan tentang menggunakan tongkat bicara,

Locust menyatakan: "Barangsiapa memegang tongkat bicara kepadanya diberikan

kuasa untuk berkata-kata. Hanya dia dapat berbicara sementara ia memegang

tongkat, dan anggota kelompok lainnya harus tetap diam. Tongkat itu terikat bulu

19

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

elang yang memberinya keberanian dan kebijaksanaan untuk berbicara jujur dan

bijaksana. Bulu kelinci di ujung tongkat, mengingatkan dia bahwa kata-katanya

harus datang dari hatinya.. "(Locust, 1998).

Selain itu ada pendapat George Por. (2009) "The Talking Stick will be

introduced as listening and speaking in those situations the talking stick c

ircle serves as time-proven method to ensure that everybody's voice is heard.

Every stakeholder has a piece of the truth; everyone's contribution is needed to

make it whole.

Kutipan George Por. (2009) berarti “tongkat berbicara akan mengawali

pendengaran dan pembicaraan dalam situasi lingkaran tongkat tersebut. Bicara

berfungsi sebagai metode pembuktian waktu untuk memastikan bahwa suara

setiap orang memiliki bagian kebenaran; kontribusi setiap orang dijadikannya

untuk membuatnya utuh.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan talking

stick dicetuskan oleh orang Amerika bernama Locust. Talking stick adalah tongkat

berbicara yang mana penggunaannya menggunakan media tongkat. Kepada

siapapun yang memegang tongkat wajib mengeluarkan pendapatnya sesuai

dengan hati nurani tanpa gangguan dari orang lain. Sekarang talking stick

digunakan untuk metode pembelajaran siswa yang dikondisikan sedemikian rupa

sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran. Media yang digunakan yaitu

tongkat diiringi dengan nyanyian. Saat bernyanyi tongkat berputar dari siswa satu

ke siswa yang lain. Bagi siswa yang memegang tongkat saat nyanyian berhenti

berarti siswa wajib menjawab pertanyaan dari guru.

j. Langkah-Langkah Metode Talking Stick

Ahmad Munjin dan Lilik Kholidah berpendapat langkah-langkah

pelaksanaan talking stick adalah :

1) Guru menyiapkan sebuah tongkat

2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari

materi pada pegangannya atau paketnya.

20

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa

untuk menutup bukunya.

4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru

memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

5) Guru memberikan kesimpulan

6) Evaluasi (2009: 134)

Suprijono mengemukakan langkah-langkah pembelajaran talking stick

adalah :

1) Pembelajaran dengan metode talking stick diawali dari penjelasan guru

tentang materi pokok yang akan dipelajari

2) Peserta didik diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari materi ini

3) Guru meminta peserta didik menutup bukunya

4) Guru mengambil tongkat digunakan secara bergulir sambil diiringi musik

5) Bagi siswa yang memegang tongkat saat musik berhenti harus menjawab

pertanyaan dari guru yang sudah dipersiapkan sebelumnya

6) Tongkat tersebut diberikan kepada peserta didik dan bagi siswa yang

mendapatkan tongkat diwajibkan untuk menjawab pertanyaan demikian

seterusnya

7) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan refleksi

8) Guru memberi ulasan terhadap jawaban siswa

9) Kesimpulan (2010: 109)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah talking stick adalah guru menyiapkan sebuah tongkat sebelum

pembelajaran. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi

pada pegangannya atau paketnya. Setelah selesai membaca buku dan

mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya. Guru mengambil

tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan

dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian

21

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru diiringi dengan musik. Pada kegiatan akhir guru memberikan

kesimpulan dan melakukan evaluasi.

k. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa pembelajaran kooperatif

menitik beratkan pada kerjasama, maka pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1) Kegiatan awal

a) Guru memberikan salam dan mengajak berdoa

b) Guru melakukan presensi

c) Guru memberikan apresepsi mengenai kompetensi pembelajaran yang

akan dicapai

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

e) Guru memberikan motivasi pada siswa sesuai dengan materi yang

dipelajari

2) Kegiatan inti

a) Eksplorasi

- Guru melakukan apresepsi yaitu bertanya jawab tentang hal-hal yang

berhubungan materi dengan pengalaman siswa

- Guru memberikan penjelasan materi yang dipelajari

- Guru menyiapkan tongkat sepanjang 30 cm

b) Elaborasi

- Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari

5 siswa untuk bekerjasama dan menyelesaikan soal

- Guru membagikan tugas kelompok untuk dikerjakan bersama-sama

dalam kelompok

- Guru membantu siswa saat mengalami kesulitan dalam proses diskusi

- Guru mengambil tongkat dan menyiapkan masing-masing kelompok

untuk diajak bernyanyi dan memberikan tongkat kepada salah satu

anggota dalam kelompok untuk melakukan permainan dalam talking

22

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

stick bagi yang mendapatkan stick pada akhir nyanyian kelompok

menjawab pertanyaan dari guru.

c) Konfirmasi

- Guru memberi penguatan pada jawaban siswa saat talking stick

- Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang belum jelas

3) Kegiatan akhir

- Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan pembelajaran

- Guru memberikan evaluasi baik secara individu

- Guru memberi tugas sebagai tindak lanjut pelajaran hari ini

- Guru mengakhiri pembelajaran

l. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick

Menurut Amiroh (2009) merupakan pengembang dari model kooperatif

memilki kelebihan talking stick antara lain: 1) Siswa dapat mengembangkan

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar

yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran

namun juga dapat berperan sebagai tutor bagi temannya 2) Meningkatkan

kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 3) Meningkatkan kemajuan belajar 4)

Menguji kesiapan siswa 5) Melatih siswa untuk memahami dengan cepat 6)

Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif 7) Menambah rasa

senang berada di sekolah serta menyayangi teman-teman sekelasnya 8) Agar

siswa lebih giat belajar 9) Akan menimbulkan persahatan yang akrab dikalangan

siswa karena siswa bekerja berkelompok 10) Mudah diterapkan dan tidak mahal.

2. Hakikat Penguasaan Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

a. Pengertian Penguasaan Konsep

Penguasaan dapat diartika sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk

menggunakan kemampuan dan sebagainya. Sehingga penguasaan diartikan

sebagai pemahaman yang berarti mengetahui yang sifatnya mengingat atau

menghafal melainkan dapat menyampaikan kembali dengan kata-kata lain

sehingga tidak mengubah maknanya.

23

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Moore “konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran

suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan” (Faqih Samlawi dan Bunyamin

mahfud, 2001: 11). Parker menyatakan “konsep adalah suatu gagasan yang ada

melalui contoh-contohnya” (Faqih Samlawi dan Bunyamin mahfud, 2001: 11).

Buchari Alma dan Harlasguna berpendapat “konsep adalah suatu pengertian yang

disimpulkan dari sekumpulan data yang memiliki cara-cara yang sama” (2003:

152). Sanjaya mengemukakan “konsep adalah abstraksi kesamaan atau

keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat” (2010: 142). Hilda Taba

menyatakan “konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong

anak untuk berfikir lebih mendalam” (Sanjaya, 2010: 144) .

Berdasarkan beberapa pendapat di atas konsep mengandung pengertian

sekumpulan data yang masih bersifat abstrak. Konsep merupakan data yang luas

sehingga untuk merumuskan konsep harus diuraikan agar dapat dipahami dengan

baik. Oleh karena itu penguasaan konsep dapat diartikan sebagai proses

mengubah informasi yang berupa data, sifat atau fakta agar siswa lebih mengerti

sesuatu yang tersimpan dalam pikiran, sehingga mendorong anak untuk

memahami, berfikir dan mengusai data lebih mendalam.

b. Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Mata pelajaran IPS kelas V SD pada standar kompetensi (SK): 2.

Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi dasar (KD): 2.3.

Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Sedangkan indikatornya adalah:

kognitif

- Produk

2.3.1. Menjelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi disekitar

proklamasi

2.3.2. Menyebutkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi disekitar

proklamasi

24

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.3.3. Menjelaskan peranan PPKI dalam perumusan dasar negara dan UUD

1945.

2.3.4.Menyebutkan cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan

Indonesia

2.3.5. Membaca tokoh-tokoh penting dan riwayat singkat tokoh kemerdekaan

dalam peristiwa proklamasi

- Proses

2.3.6. Mendiskusikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi disekitar

proklamasi

2.3.7. Mendiskusikan peranan PPKI

Afektif

2.3.8. Mendengarkan pendapat teman mengenai peristiwa-peristiwa penting

yang ada di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia

2.3.9. Memberi contoh sikap menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan

Indonesia.

Psikomotor

2.3.10. Menempel urutan peristiwa sekitar proklamasi berdasarkan gambar

2.3.11 Menempel gambar pahlawan sesuai namanya

Materi pelajaran peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dan

tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sudiyo mengemukakan pengertian

“proklamasi adalah puncak-puncak pergerakkan nasional” (2002: 17). Sedangkan

Endang Sulilaningsih, dkk “Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa

Indonesia dan menandai lahirnya Bangsa Indonesia” (2008: 177). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah berbagai

fakta atau data tentang berbagai perjuangan sebagai puncak dari pergerakkan

nasional yang menandai lahirnya Bangsa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebetulnya merupakan bagian dari

pidato proklamasi yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai wakil bangsa

Indonesia. Proklamasi tersebut dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00

WIB bertempat di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Terjadinya

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui proses yang panjang. Sejarah

25

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencatat bahwa sebelum kedatangan bangsa penjajah, di wilayah Nusantara ini

telah berdiri negara-negara yang dikenal dengan kerajaan-kerajaan yang berdaulat.

Namun, karena adanya politik adu domba dari pihak penjajah, wilayah Nusantara

dapat dikuasai. Sebagai akibatnya, rakyat Indonesia hidup dalam alam

penderitaan. Reaksi dari rakyat adalah melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Setelah melalui waktu yang sangat lama disertai pengorbanan besar dari seluruh

rakyat Indonesia, akhirnya kemerdekaan dapat diwujudkan. Adapun saat

menjelang diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia bisa ditegaskan dimulai

pada tanggal 16 Agustus 1945. Pada waktu itu terjadi penculikan terhadap 2 tokoh

bangsa Indonesia yang paling terkemuka, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta

oleh para pemuda pejuang Indonesia dari Jakarta ke Rengasdengklok Karawang

Jawa Barat. Maksud mereka agar kedua tokoh ini terhindar dari pengaruh

ancaman dan tekanan pemerintah pendudukan Jepang. Kedua tokoh itupun

menegaskan bahwa tidak akan ada tekanan yang mampu menggoyahkan

perjuangan bangsa Indonesia. Akhirnya, mereka dikembalikan lagi ke Jakarta dan

diamankan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda sebagai penguasa Jepang

di daerah Jawa. Di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda itulah naskah

proklamasi dirumuskan oleh 3 orang pemimpin golongan tua, yaitu Ir. Soekarno,

Drs. Kesempatan itu digunakan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan

kemerdekaan. Ada beberapa peristiwa sejarah menjelang Proklamasi

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang patut kita ketahui. M. Hatta, dan Mr.

Achmad Soebardjo. Perumusan naskah proklamasi juga disaksikan 3 orang wakil

golongan muda, yaitu Sukarni, B.M. Diah, dan Mbah Diro. Setelah selesai ditulis,

naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik. Kemudian, Ir. Soekarno dan Drs. M.

Hatta menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia.

Pada konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia ini siswa diajak untuk

mempelajari beberapa peristiwa penting dan beberapa tokoh pejuang proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Materi ini membahas peristiwa menjelang proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting tersebut diantaranya adalah: pertemuan

di Dalat, menanggapi berita kekakalan Jepang, peristiwa rengasdengklok,

perumusan teks proklamasi, detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia 17

26

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Agustus 1945. Sedangkan tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam proklamasi

kemerdekaan Indonesia antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad

Subarjo, Ibu Fatmawati, Sutan Syahrir, Laksamana Tadashi Maeda. Yang terakhir

yaitu siswa diajak dapat menghargai dan bersikap benar pada tokoh-tokoh

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Penelitian yang Relevan

Penelitian dari Setya Ristanto (2011) yang berjudul “Penggunaan Model

pembelajaran Tipe Team Game Turnament untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siswa Kelas V SDN 1 Brujul Tahun

Ajaran 2010/2011.” Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar

IPS konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia mengalami peningkatan. Dari

hasil penelitian tersebut telah disimpulkan bahwa hasil belajar IPS tentang

proklamasi kemerdekaan Indonesia mengalami peningkatan. Tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Terbukti dengan nilai rata-rata 69,9 pada siklus I menjadi 84 pada

siklus ke II. Penelitian Setyo Ristanto mempunyai persamaan dengan penelitian

ini yaitu pada materi IPS konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia di kelas V.

Perbedaan penelitian ini adalah tempat, jumlah subjek, dan model

pembelajarannya.

Penelitian Dwi Cahyaningsih (2011) yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Kognitif Siswa melalui Optimalisasi Pendekatan Kooperatif Tipe

Talking Stick pada Pembelajaran Matematika (Ptk Pembelajaran Matematika di

Kelas V SDN Gawan tahun Ajaran 2010/2011).” Hasil yang diperoleh yaitu: (1)

kemampuan dalam pengetahuan peningkatannya mencapai 20% (2) kemampuan

dalam pemahaman peningkatannya mencapai 20%, 3) kemampuan dalam

penerapan peningkatannya mencapai 14,29% (4) kemampuan dalam analisis

peningkatannya mencapai 17,14%,(5) kemampuan dalam sintesis peningkatannya

mencapai 17,14% (6) kemampuan dalam evaluasi peningkatannya mencapai

14,29%. Kesimpulan penelitian Dwi Cahyaningsih adalah penerapan pendekatan

kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan peningkatan kemampuan kognitif

siswa. Penelitian Dwi Cahyaningsih mempunyai persamaan dengan penelitian ini

27

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu pada penggunaan talking stick. Sedangkan perbedaan penelitian Dwi

Cahyaningsih untuk peningkatan kemampuan kognitif siswa tetapi penelitian ini

meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia, tempat,

waktu dan subjek yang diteliti.

Senada dengan penelitian Riana Kusuma Sari dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika melalui

Metode Talking Stick pada Siswa Kelas IV SDN Newung I Kecamatan Sukodono

Tahun Ajaran 2011/2012.” Hasil yang diperoleh pada siklus I dengan penerapan

metode Talking Stick terjadi peningkatan hasil belajar dari 25% menjadi 65% dari

20 siswa yang mendapat nilai ≥ 60,sebagai KKM. Sedang pada siklus II dari 65%

menjadi 85% dari 20 siswa yang mendapat nilai ≥ 60. Kesimpulan penelitian ini

adalah metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN

Newung 1 Kecamatan Sukodono tahun ajaran 2011/2012. Penelitian Riana

Kusuma Sari mempunyai kesamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan

metode talking stick. Sedangkan perbedaan penelitian Riana Kusuma Sari tentang

hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika tetapi penelitian ini untuk

meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekan Indonesia, tempat,

waktu dan subjek yang diteliti.

B. Kerangka Berfikir

Peran guru dalam pembelajaran sangat besar. Siswa menjadi pandai

maupun kurang pandai adalah hasil bimbingan guru. Sehingga untuk

menghasilkan siswa yang pandai dan menguasai materi itu sangat penting. Pada

kondisi awal pembelajaran IPS di SDN 2 Gemblegan Klaten tentang proklamasi

kemerdekaan Indonesia kurang maksimal, terbukti dari 53,33% ( 16 siswa ) yang

dapat lulus KKM yang ditentukan. Pada hakekatnya pembelajaran IPS itu adalah

belajar tentang konsep. Konsep-konsep pembelajaran IPS itu sangat luas dan

banyak. Untuk menguasai pembelajaran IPS yang banyak dan luas itu diperlukan

cara-cara khusus untuk memudahkan siswa dalam menguasai materi

pembelajaran. Penguasaan materi pelajaran merupakan puncak dari pembelajaran.

Metode guru yang konvensional perlu dikembangkan lagi untuk menghasilkan

28

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Agar pembelajaran lebih fokus dan

tidak membosankan perlu dicoba dengan cara permainan. Hal ini perlu dilakukan

karena karakteristik siswa SD yang masih suka bermain.

Untuk memberikan ketertarikkan siswa untuk fokus dalam pelajaran dan

dapat menambah penguasaan pelajaran pada konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick. Metode talking stick dalam

pelaksanaanya penuh dengan nuansa permainan dan menyenangkan tetapi tidak

meninggalkan pembelajaran. Model bembelajaran kooperatif metode talking stick

ini diharapkan dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas

model pembelajaran kooperatif metode talking stick ini akan diterapkan dengan

menggunakan siklus I dan siklus II yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Pada penelitian ini memiliki indikator ketercapaian

85%. Apabila 85% belum tercapai maka akan dilanjutkan dengan mengadakan

siklus II hingga tercapai 85%. Apabila masih belum tercapai maka akan

dilanjutkan ke siklus selanjutnya sehingga ketuntasan 85% (26 siswa) dari 30

siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa

dengan model pembelajaran kooperatif metode talking stick dapat meningkatkan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siwa kelas V SN 2

Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/2012.

29

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya sebagai

berikut :

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dalam

penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: penerapan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan

konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 2

Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir

Hasil penguasaan

konsep proklamasi

kemerdekaan

Indonesia tinggi

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif metode

STAD

Penguasaan

konsep proklamasi

kemerdekaan

Indonesia rendah

Siklus I Penguasaan

konsep proklamasi

kemerdekaan

Indonesia

meningkat

Siklus II

Penguasaan konsep

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia

meningkat

Menerapkan

model

pembelajaran

kooperatif metode

talking stick

Melalui model

pembelajaran

kooperatif metode

talking stick dapat

meningkatkan

penguasaan konsep

proklamasi

kemerdekaan Indonesia

30

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Gemblegan

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012. Alasan

penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten

Klaten yaitu 1) mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak

sekolah, dan objek yang diteliti 2) penghematan waktu dan biaya karena lokasi

penelitian yang dekat dengan rumah peneliti 3) sekolah tersebut masih jarang

diadakan penelitian yang serupa, sehingga terhindar penelitian yang serupa.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012

secara bertahap. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap persiapan, tahap

penelitian dan tahap penyelesaian. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2012

sampai pada bulan Juli 2012. Tahap persiapan dimulai dari bulan Febuari 2012

sampai bulan Maret, sedangkan tahap penelitian dilaksanakan pada bulan Maret

hingga April dan selanjutnya tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan April

sampai dengan Juli (Lampiran 4 halaman 79).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/2012 semester II sebanyak 30

siswa. Jumlah siswa perempuan 14 siswa sedangkan siswa laki-laki 16 siswa.

Pada dasarnya mereka mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dan

semuanya normal.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang penguasaan

konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dan nilai pada pelajaran IPS pada

siswa kelas V. Selain itu informasi tentang kemampuan guru dalam menyusun

31

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rencana pelaksaan pembelajaran dan mengobservasi pada saat pembelajaran

sedang berlangsung. Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari :

1. Sumber data primer ( pokok )

Sumber data penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu nara

sumber informasi meliputi siswa kelas V, guru kelas V, kepala sekolah atau

pihak lain yang berhubungan.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi arsip rencana

pelaksaan pembelajaran (RPP), vidio pelaksanaan pembelajaran, silabus dan

tes penguasaan konsep proklamsi kemerdekaan Indonesia.

D. Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang

relevan dengan permasalahananya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut

perlu digunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penbelitian ini adalah :

1. Observasi (pengamatan)

Observasi yang digunakan dalam penelian ini adalah observasi partisipasi,

peneliti berperan aktif mengamati dan mengikuti semua kegiatan yang sedang

dilakukan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai

penguasaan materi serta partisipasi siswa kelas V SDN 2 Gemblegan

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten saat pembelajaran IPS. Selain itu

observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola

kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes

Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/2012.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada subjek penelitian. Instrumen ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan, peran, dan niat. Dalam

penelitian ini wawancara ditujukan kepada siswa kelas V SDN 2 Gemblegan

32

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten, guru kelas V, kepala sekolah serta

pihak pihak yang berhubungan penelitian.

3. Tes

Tes adalah seperangkat rancangan yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang

dijadikan penetapan skor angka.

Tes yang digunakan untuk mengetahui perkembangan penguasaan

konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia wajib dijawab karena untuk

mengetahui seberapa jauh siswa kels V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/2012 menguasai materi

tersebut.

E. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan penelitian, validitas data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi.

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap suatu data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu triangulasi sumber dan metode. Triangulasi sumber mengambil data dari

nara sumber sedangkan triangulasi metode adalah mengambil data dari metode

pengumpulan data yang berbeda antara lain hasil tes, observasi dan dokumentasi.

F. Analisis Data

Tehnik analisis data proses mencari dan menyusun secara sistematis dan

data yang diperoleh berasal dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini analisis data yang digunakan

bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan menjadi hipotesis. Model yang dipakai adalah model Miles dan

Huberman (1984) dan dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus

33

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampai tuntas. Analisis data model Miles dan Huberman ini mempunyai 3 langkah

yaitu 1) Reduksi data 2) dispay atau penyajian data 3) mengambil kesimpulan lalu

diverifikasi.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini,

diterapkan indikator kinerja. Indikator kinerja yaitu nilai tes siswa tentang

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS

dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Jumlah murid kelas V

SDN 2 Gemblegan adalah 30 siswa. Pada pelaksanan pembelajaran dikatakan

berhasil apabila evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

secara keseluruhan memperoleh nilai minimal 70 mencapai 26 siswa (85%).

Apabila pada siklus I belum mencapai keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan

ke siklus II dan seterusnya hingga keberhasilan 26 siswa (85%) dapat dicapai.

Setelah keberhasilan 26 siswa ( 85%) tercapai maka penelitian dihentikan.

H. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur penelitian tindakaan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap

siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui

permasalahan yang merupakan rendahnya penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten. Dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Mekanisme kerja dalam pelaksanaan PTK ini

diwujudkan dalam siklus-siklus dimana setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut ini adalah

gambaran tiap siklus.

34

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas PTK

(Sumber: Iskandar, 2009: 65)

Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan

Identifikasi

masalah

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Pengamatan

SIKLUS II Pelaksanaan

Dilanjutkan ke

siklus

berikutnya

35

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan bagan tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa prosedur

rencana tindakan dalam penelitian ini adalah :

Siklus I

a. Perencanaan

Guru menentukan pokok bahasan sesuai dengan Standar kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Pada penelitian ini akan mengambil :

SK: menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

KD: menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick. Siklus I

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (Lampiran 7 dan 11, halaman 82 dan

105). Dikembangkan dengan skenario pembelajaran kemudian menyiapkan

soal evaluasi, lembar penilaian, media pembelajaran, lembar observasi

aktivitas guru dan siswa (Lampiran 8 dan 12, halaman 92 dan 116).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang. Pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick. Pembelajaran siklus I pertemuan pertama tentang

pertemuan di Dalat, menanggapi berita kekalahan Jepang, peristiwa

Rengasdengklok dan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pertemuan II tentang perumusan teks proklamasi, peranan PPKI, tokoh-tokoh

penting dalam peristiwa 17 Agustus 1945 serta cara menghargai tokoh

perjuangan bangsa. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran

adalah:

1) Kegiatan awal

- Guru memberikan salam dan memimpin berdoa

- Guru melakukan presensi

- Guru menyampaikan kompetensi dasar yang hendak dicapai

36

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru memberi motivasi

2) Kegiatan inti

(a) Eksplorasi

- Guru melakukan apresepsi yaitu tanya jawab tentang pelajaran

ini dan menghubungkannya pada pengetahuan siswa

- Guru memberikan penjelasan materi yang akan dipelajari.

- Guru menyiapkan tongkat sepanjang 30 cm.

(b) Elaborasi

- Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen dengan

jumlah setiap kelompok 5 siswa dengan tingkat prestasi yang

berbeda-beda.

- Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya

masing-masing.

- Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok.

- Siswa mengerjakan tugas sesuai dengan materi yang dipelajari.

- Dalam menyelesaikan tugasnya siswa saling bekerja sama dalam

kelompoknya sehingga terjadi diskusi dengan kelompoknya

untuk mendapatkan hasil diskusi.

- Siswa yang mengalami kesulitan segera meminta arahan atau

bantuan dari guru untuk menyelesaikan pekerjaannya.

- Guru mengambil tongkat, setiap kelompok mengirimkan satu

anggota untuk permainan dalam metode talking stick. Siswa

diajak bernyanyi dan memberikan tongkat untuk dipegang pada

siswa secara bergantian. Bagi siswa yang mendapatkan stick

pada akhir nyanyian kelompoknya diwajibkan menjawab

pertanyaan dari guru.

- Demikian seterusnya hingga sebagian besar kelompok

berkesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru.

(c) Konfirmasi

- Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang belum jelas.

37

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Guru memberi penghargaan pada kelompok maupun individu.

3) Kegiatan Penutup

- Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan pembelajaran pada

hari ini.

- Guru melakukan evaluasi baik secara kelompok maupun individu.

- Guru memberikan tugas sebagai tindak lanjut pembelajaran hari ini.

- Guru menutup pembelajaran.

c. Tahap Observasi atau Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan guru kelas dan peneliti bersamaan

pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran sesuai penilaian yang sudah

disiapkan (Lampiran 9 dan 10, halaman 98 dan 101). Model pembelajaran

yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif metode talking stick.

Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah 1) memonitor siswa selama proses

pembelajaran 2) menilai penguasaan siswa dengan melihat nilai evaluasi

setelah pelaksanaan pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Guru mengadakan refleksi dan evaluasi untuk melihat hasil

penguasaan siswa tentang konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada saat evaluasi siswa

mendapatkan nilai 70 sebanyak 26 siswa (85%) berarti pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif dapat dikatakan siswa

mengalami peningkatan. Namun, jika belum berhasil mencapai kinerja

keberhasilan guru dapat memperbaiki pada siklus II dengan melihat

kelemahan-kelemahan pada pembelajaran siklus I.

Siklus II

a. Perencanaan

Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick. Pada proses perencanaan, peneliti

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I. Mengembangkan format

evaluasi siswa, menyusun lembar observasi guru dan siswa selama

38

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick dan

menetapkan indikator kinerja keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ini.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai rencana

pelaksanaan pembelajaran seperti siklus I tetapi sudah diperbaiki setiap

kelemahannya. Pelaksanaannya yaitu pada mata pelajaran IPS konsep

Proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan KD menghargai jasa dan peranan

tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Model

pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif metode

talking stick.

c. Tahap Observasi atau Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru kelas dan peneliti bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada proses pembelajaran IPS dengan KD

menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah 1)

memonitor siswa selama proses pembelajaran 2) menilai penguasaan siswa

dengan melihat nilai evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis,

sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk

melihat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan digunakan data yang

berasal dari data evaluasi. Melalui hasil data evaluasi dapat disimpulkan

mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif metode talking stick

dalam penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia. Apabila hasil

yang diperoleh belum sesuai target yaitu siswa mendapatkan nilai 70

sebanyak 85% (26 siswa) maka indikator kinerja telah tercapai. Namun, jika

indikator kinerja belum tercapai maka peneliti melakukan siklus yang

berikutnya sehingga pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick berhasil meningkatkan penguasaan siswa tentang konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

39

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Pada awal penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan survey awal

dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Proses ini

dilakukan pada 24 Januari 2012 pada pelajaran IPS di kelas V SDN 2 Gemblegan

Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. Data awal yang didapat yaitu

pembelajaran guru banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan

materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang aktif, guru tidak menyiapkan

media saat menjelaskan materi pelajaran. Guru kurang banyak bertanya jawab

secara langsung untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi tersebut.

Permasalahan yang ditemui pada diri siswa saat wawancara yaitu:

mereka kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, malas dalam

memperhatikan penjelasan guru (Lampiran 2 halaman 75). Siswa jenuh harus

mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Siswa masih banyak yang main sendiri

atau tidak mendengarkan penjelasan guru. Siswa kurang berkomunikasi dalam

pembelajaran yang disampaikan guru, selain itu siswa tidak mau bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru. Pembelajaran didominasi oleh siswa yang

pandai berbicara. Hasil survey dan wawancara dari guru kelas memang untuk

pembelajaran IPS penguasaan konsep siswa itu rendah ( Lampiran 1 halaman 73).

Hal ini disebabkan karena banyak dan meluasnya konsep pelajaran IPS, meskipun

guru sudah menggunakan metode STAD tetapi tetap saja nilai IPS siswa rendah.

Pada penuturan dari guru kelas yang sudah mengajar selama 34 tahun masih

kesulitan untuk meningkatkan penguasan konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia. Untuk materi ini sesungguhnya sangat penting dikuasai siswa.

Peneliti melakukan pre-tes (Lampiran 5 halaman 80) untuk melihat

persentase tingkat penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah

guru mengajarkannya. Hasil yang didapatkan pada penguasaan konsep siswa

dengan nilai KKM 70 dari 30 siswa ketuntasan mencapai 53,33% (16 siswa) dan

46,67% (14 siswa) belum tuntas. Dari data ini dapat diketahui bahwa penguasaan

40

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia masih rendah. Untuk meningkatkan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilakukan dengan

model pembelajaran kooperatif metode talking stick.

Jumlah rata-rata nilai dari tindakan prasiklus konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS kelas V SDN 2 Gemblegan adalah 61

(Lampiran 6 halaman 81). Berdasarkan data nilai siswa pada lampiran 6 maka,

dapat disajikan tabel distribusi frekuensi seperti tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Frekuensi Data Nilai Awal Penguasaan Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Kelas V SDN 2 Gemblegan

No Interval Frekuensi

(xi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

1. 30-38 2 34 68 6,66%

2. 39-47 5 43 215 16,66%

3. 48-56 3 52 156 10%

4. 57-65 4 61 244 13,33%

5. 66-74 12 70 840 40%

6. 75-83 4 79 316 13,33%

Jumlah 30 1839 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik

histogram pada gambar 4.1 di bawah ini:

41

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.1 Grafik Histogram Frekuensi Nilai Awal Penguasaan Konsep

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SDN 2

Gemblegan

Adapun daftar nilai awal yaitu nilai terendah 30, nilai tertinggi 80, rata-

rata kelas 61 dan ketuntasan nilai awal 53,33%. Untuk memperjelas daftar nilai

rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa pada kondisi awal disajikan

dalam gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik Daftar Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa Pada Kondisi Awal

2

5

3 4

12

4

0

2

4

6

8

10

12

14

30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83

Fre

kue

nsi

Interval nilai

30

61

80

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi

Nila

i

42

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan

tindakan, dari 30 siswa kelas V SDN 2 Gemblegan 16 siswa (53,33%) yang

memperoleh nilai ketuntasan yaitu nilai ≥ 70. Sedangkan 14 siswa (46,67%)

memperoleh nilai dibawah KKM. Dengan demikian dapat disajikan dalam bentuk

grafik ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal pada gambar 4.3 sebagai

berikut:

Gambar 4.3 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia diperoleh nilai rata-rata penguasaan awal siswa kelas V

yaitu 61. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia masih rendah. Hasil rata-rata nilai siswa tersebut ternyata

masih di bawah nilai rata-rata yang diharapkan oleh pihak guru, sekolah dan

peneliti yaitu 70. Besarnya persentase siswa tuntas belajar yaitu 53,33%,

sedangkan ketuntasan belajar siswa diharapkan dapat mencapai 85%. Dari hasil

pretes atau tes awal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif metode talking stick pada siswa kelas V SDN 2

Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2012.

53.33

46.67

42

44

46

48

50

52

54

Tuntas belum tuntas

p

e

r

s

e

n

t

a

s

e

43

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 1

Tindakan pada siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan (4x35 menit)

pertemuan 1 tanggal 1 Mei 2012 dan pertemuan 2 tanggal 3 Mei 2012. Adapun

tahap-tahap yang dilakukan pada siklus 1 sebagai berikut:

a. Perencanaan

Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick. RPP

siklus I pertemuan 1 (Lampiran 7 halaman 82) dan instrumen pelaksanaan

pembelajaran (Lampiran 8 halaman 92).

Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan 2 (Lampiran 11 halaman 105) dan instrumen pelaksanaan

pembelajaran ( Lampiran 12 halaman 116 ).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Siklus I Pertemuan 1

Penelitian dilaksanakan tanggal 1 Mei 2012 pada pukul 09.00-10.10

WIB. Pelaksanaan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

yang sudah disiapkan. Dalam tahap ini dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal dimulai dari guru masuk kelas dan mengucapkan

salam. Guru mengkondisikan kelas supaya siap memulai pelajaran dan

melakukan presensi kehadiran. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang

dicapai yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan selanjutnya memberi motivasi dengan mengajak siswa

bernyanyi “Hari Merdeka”.

Kegiatan inti dibagi dalam tiga bagian yaitu ekplorasi, elaborasi

dan konfirmasi. Pada eksplorasi guru bertanya jawab tentang kapan lahirnya

bangsa Indonesia dan mengapa Bangsa Indonesia perlu merdeka. Selanjutnya

guru menyuruh 2 siswa untuk menempelkan peta konsep tentang peristiwa

44

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian guru

menjelaskan secara singkat peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Indonesia 17 Agustus 1945. Setelah selesai menjelaskan guru menyuruh

siswa untuk membaca buku atau peta konsep 5 menit untuk persiapan

melakukan permainan dengan tongkat.

Kegiatan elaborasi siswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kemudian

siswa duduk bersama dengan kelompoknya. Guru memberikan lembar kerja

kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Setelah semua sudah

berdiskusi dan sudah siap untuk permainan. Guru melakukan permaian

sebelumnya guru membagikan kartu bernomor di dada sebagai urutan siswa

mengikuti metode talking stick. Guru memimpin dalam permainan

sebelumnya siswa diajak untuk bernyanyi “Hari Merdeka” dengan memegang

tongkat secara bergilir. Kepada siswa yang memegang tongkat wajib

menjawab pertanyaan dari guru, hingga sebagian siswa mempunyai

kesempatan menjawab dengan bantuan teman kelompoknya.

Kegiatan konfirmasi guru memberi penguatan pada jawaban siswa

yang sudah bisa menjawab dengan tepat. Kemudian guru memberi

kesempatan pada siswa yang ingin bertanya.

Kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan pelajaran pada

hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Guru memberikan

PR untuk dikerjakan dirumah dan guru menutup dengan memberi pesan

moral.

2) Siklus 1 Pertemuan 2

Siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 3 Mei pukul 07.00-

08.10 WIB. Penelitian ini dibagi 3 kegiatan yaitu kegiatan pembukaan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pembukaan guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.

Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa. Ketua kelas memimpin

45

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berdoa. Kemudian guru menyampaikan kompetensi dasar yang dicapai yaitu

menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

memberi motivasi pada siswa dengan menyanyi “Mengheningkan Cipta”.

Kegiatan inti dibagi 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Ekplorasi guru bertanya jawab tentang: “Siapa saja tokoh pejuang

bangsa Indonesia? Bagaimana cara kita menghormati jasa para pahlawan

yang sudah gugur? Apakah kalian tau riwayat singkat tokoh pejuang kita?

Kemudian guru menjelaskan tentang peranan PPKI, nama dan riwayat singkat

tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Guru menjelaskan bahwa nanti kita

akan mengadakan tanya jawab dan memberi tahu caranya dengan media

tongkat.

Kegiatan elaborasi siswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kemudian

siswa duduk bersama dengan kelompoknya. Guru memberikan lembar kerja

kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Setelah semua sudah

berdiskusi dan sudah siap untuk permainan. Guru melakukan permaian

sebelumnya guru membagikan kartu bernomor yang di pasang di dada kepada

semua siswa sebagai nomor urut mengikuti metode talking stick. Guru

memimpin dalam permainan, sebelumnya siswa diajak untuk bernyanyi

“Mengheningkan Cipta” dengan memegang tongkat secara bergilir. Kepada

siswa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru, hingga

sebagian siswa mempunyai kesempatan menjawab dengan bantuan teman

kelompoknya.

Kegiatan konfirmasi guru memberi penguatan pada jawaban siswa

yang sudah bisa menjawab dengan tepat. Kemudian guru memberi

kesempatan pada siswa yang ingin bertanya.

Kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan pelajaran pada

hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Guru memberikan

46

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PR untuk dikerjakan di rumah dan guru menutup dengan memberi pesan

moral.

c. Tahap Observasi dan Pengamatan

Observasi dilakukan guru kelas V SDN 2 Gemblegan dan peneliti.

Observer mengamati seputar kegiatan guru (Lampiran 10 dan 14 pada

halaman 101 dan 126) saat belajar mengajar pada konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah 1)

memonitor siswa selama proses pembelajaran 2) menilai penguasaan siswa

dengan melihat nilai evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran. Penguasaan

yang diamati berdasarkan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya

(Lampiran 9 dan 13 pada halaman 98 dan 123).

Rincian skor kegiatan siswa siklus I pertemuan 1 sebagai berikut:

1) perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru mempunyai

skor tiga 2) kemauan untuk menerima pelajaran mempunyai skor dua 3)

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai skor dua 4)

keaktifan siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor dua 5) hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan

pendapat mempunyai skor tiga 6) kerjasama antar siswa dalm proses

pembelajaran mempunyai skor tiga 7) kesungguhan siswa mengerjakan tugas

individu maupun tugas kelompok mempunyai skor tiga 8) kemauan untuk

menerapkan model pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai

skor empat 9) keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran mempunyai

skor tiga 10) kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi mempunyai

skor empat

Rincian skor kegiatan siswa siklus I pertemuan 2 sebagai berikut:

1) perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru mempunyai

skor tiga 2) kemauan untuk menerima pelajaran mempunyai skor dua 3)

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai skor dua 4)

keaktifan siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor tiga 5) hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan

pendapat mempunyai skor tiga 6) kerjasama antar siswa dalm proses

47

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran mempunyai skor tiga 7) kesungguhan siswa mengerjakan tugas

individu maupun tugas kelompok mempunyai skor tiga 8) kemauan untuk

menerapkan model pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai

skor empat 9) keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran mempunyai

skor tiga 10) kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi mempunyai

skor empat

Keterangan skor tersebut adalah jika mendapatkan skor 1 berarti

kurang, mendapatkan skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, skor 4 berarti

baik sekali. Jumlah skor kegiatan siswa siklus I pertemuan 1 adalah 2,7 dan

pertemuan 2 mempunyai skor 3,00 sehingga mempunyai skor rata-rata 2,85.

Rincian skor kegiatan guru siklus I pertemuan 1 sebagai berikut: 1)

Membuka pelajaran mempunyai skor tiga 2) kejelasan dan sistematika

penyampaian materi mempunyai skor tiga 3) Ppngelolaan kelas mempunyai

skor dua 4) penggunaan bahasa mempunyai skor dua 5) ketepatan dan daya

tarik model pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai skor

tiga 6) kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor tiga 7) penggunaan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick mempunyai skor tiga 8) Pemberian umpan

balik mempunyai skor tiga 9) menunjukkan hubungan antarpribadi yang

kondusif mempunyai skor empat 10) penilaian proses dan penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia mempunyai skor tiga 11) ketepatan

metode pembelajaran mempunyai skor tiga 12) menutup pelajaran

mempunyai skor empat.

Rincian kegiatan guru siklus I pertemuan 2 sebagai berikut: 1)

membuka pelajaran mempunyai skor empat 2) kejelasan dan sistematika

penyampaian materi mempunyai skor tiga 3) pengelolaan kelas mempunyai

skor tiga 4) penggunaan bahasa mempunyai skor empat 5) ketepatan dan

daya tarik model pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai

skor empat 6) kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick mempunyai skor empat 7) penggunaan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai skor empat 8)

48

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemberian umpan balik mempunyai skor tiga 9) menunjukkan hubungan

antarpribadi yang kondusif mempunyai skor empat 10) penilaian proses dan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia mempunyai skor

empat 11) ketepatan metode pembelajaran mempunyai skor tiga 12) menutup

pelajaran mempunyai skor empat

Jumlah skor kegiatan guru siklus I pertemuan 1 adalah 3,00 dan

pertemuan 2 mempunyai skor 3,4 sehingga mempunyai skor rata-rata 3,2.

Hasil evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia pada siklus I. Data yang sudah diperoleh melalui tes evaluasi

individu pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 diolah menjadi nilai rata-

rata siklus I (Lampiran 15 halaman 130). Berdasarkan data yang diperoleh

dapat disajikan dalam tabel frekuensi 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Hasil frekuensi Evaluasi Penguasaan Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siklus I

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi Persentase

1. 40-47 2 43,5 87 6,66%%

2. 48-55 1 51,5 51,5 3,33%

3. 56-63 2 59,5 119 6,66%

4. 64-71 9 67,5 675 33,33%

5. 72-79 9 75,5 679,5 30%

6. 80-87 7 83,5 584,5 23,33%

Jumlah 30 381 2196 100%

Hasil frekuensi evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia siklus I dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.4 sebagai

berikut:

49

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.4 Grafik Histogram Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan pada

Siklus I

Adapun daftar nilai terendah yaitu 40, nilai tertinggi adalah 85, rata-rata

kelas yaitu 70,83 dan ketuntasan belajar 76,66%. Untuk memperjelas daftar nilai

rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa pada siklus I pada tabel 4.2 dapat

disajikan dalam gambar 4.5 sebagai berikut ini:

Gambar 4.5 Grafik Daftar Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa pada siklus I

2

1

2

9 9

4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87

Fre

kue

nsi

Interval nilai

40

70.83

85

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi

Nila

i

50

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 76,66% ( 23 siswa)

dan 23,34% (7 siswa) belum tuntas belajar. Dengan demikian maka, dapat

disajikan dalam bentuk grafik ketuntasan belajar siswa pada siklus I pada gambar

4.6 di bawah ini:

Gambar 4.6 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus I kemudian dilakukan analisis dan

refleksi terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dari

kegiatan guru dan siswa sudah baik. Pada siklus I didapatkan ketuntasan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia sebesar 76,66% ( 23

siswa ). Hasil yang dicapai ini belum mencapai indikator kinerja yaitu 85%.

Dengan belum tercapainya target ketuntasan belajar ini maka, penelitian

melanjutkan ke siklus II.

Pada siklus I ini, menunjukkan bahwa penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia dengan nilai KKM 70 kelas V SDN 2 Gemblegan

belum mencapai target ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 85%. Hal ini

disebabkan karena beberapa permasalahan pada saat proses pelaksaan

pembelajaran. Adapun permasalahan tersebut dan solusinya antara lain:

76.66

23.34

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

tuntas Belum Tuntas

P

e

r

s

e

n

t

a

s

e

51

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Pada saat pembelajaran berlangsung ditemui beberapa anak yang ramai

sendiri. Mereka asik bermain dengan barang-barang sekelilingnya seperti

mencoret-coret dan menggambar kartu bernomer. Solusi yang

dilaksanakan untuk mengurangi permasalahan ini adalah guru

mengurangi kartu bernomor yang dibagikan pada siswa. Dalam 1

kelompok hanya diberikan kartu yaitu kepada ketua kelompoknya saja.

Guru harus lebih aktif mengamati siswa dan menegur siswa yang ramai

sendiri.

2) Pada saat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick siswa yang tidak mendapat giliran menjawab, mereka hanya

santai-santai tidak mau mendengarkan jawaban teman. Apabila diberi

pertanyaan yang sama mereka tidak bisa mengulangi jawaban temannya

yang sudah benar. Dengan keadaan ini solusi yang dilakukan guru adalah

memberi nasihat pada siswa agar bersedia mendengarkan. Sekali-kali

guru melemparkan pertanyaan yang sama pada siswa yang ramai sendiri,

tidak fokus.

3) Pada pembelajaran model kooperatif metode talking stick dilakukan

dengan cara berdiri tidak efisien waktu. Selain itu siswa tidak bisa

kerjasama dengan maksimal. Solusi yang dapat diambil yaitu saat tongkat

bergilir siswa tetap berada dalam tempat duduk agar siswa tidak berebut

maka ada ketua untuk mengantarkan tongkat ke kelompok berikutnya.

4) Ditemukannya siswa yang menangis karena menginginkan kartu yang

sama dengan temannya. Maka solusinya juga dapat dilakukan mengurangi

jumlah kartu dalam kelompok.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Tindakan pada siklus 1I dilaksanakan 2 kali pertemuan (4x35 menit)

pertemuan 1 tanggal 15 Mei 2012 dan pertemuan 2 tanggal 17 Mei 2012. Tahap-

tahap yang dilakukan pada siklus II adalah:

52

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Perencanaan

Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick. RPP

siklus II pertemuan 1 (Lampiran 16 halaman 131) dan instrumen

pelaksanaan pembelajaran (Lampiran 18 halaman 146).

Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan 2 (Lampiran 20 halaman 153) dan instrumen pelaksanaan

pembelajaran ( Lampiran 21 halaman 163 ).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Siklus II Pertemuan 1

Penelitian dilaksanakan tanggal 15 Mei 2012 pada pukul 09.00-

10.10 WIB. Pelaksanaan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan

pembelajaran yang sudah disiapkan. Dalam tahap ini dibagi menjadi 3

kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal dimulai dari guru masuk kelas dan mengucapkan

salam. Guru mengkondisikan kelas supaya siap dalam memulai pelajan dan

melakukan presensi kehadiran. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang

dicapai yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan selanjutnya memberi motivasi dengan mengajak siswa

bernyanyi “Indonesia Tetap Merdeka”.

Kegiatan inti dibagi dalam tiga bagian yaitu ekplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Pada eksplorasi guru bertanya jawab tentang kapan lahirnya

bangsa Indonesia dan mengapa Bangsa Indonesia perlu merdeka. Selanjutnya

guru menyuruh 2 siswa untuk menempelkan peta konsep tentang peristiwa

sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian guru

menjelaskan secara singkat peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Indonesia 17 Agustus 1945. Setelah selesai menjelaskan guru menyuruh

siswa untuk membaca buku atau peta konsep 5 menit untuk persiapan

melakukan permainan dengan tongkat.

53

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan elaborasi siswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kemudian

siswa duduk bersama dengan kelompoknya. Guru memberikan lembar kerja

kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Setelah semua sudah

berdiskusi dan sudah siap untuk permainan. Guru melakukan permaian

sebelumnya guru membagikan kartu bernomor untuk para ketua kelompok

sebagai pengantar tongkat ke kelompok berikutnya sebagai urutan siswa

mengikuti metode talking stick. Guru memimpin pembelajaran dengan

metode talking stick. Sebelumnya siswa diajak untuk bernyanyi “Indonesia

Tetap Merdeka” dengan memegang tongkat secara bergilir. Kepada siswa

yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru, hingga

sebagian siswa mempunyai kesempatan menjawab dengan bantuan teman

kelompoknya.

Kegiatan konfirmasi guru memberi penguatan pada jawaban siswa

yang sudah bisa menjawab dengan tepat. Kemudian guru memberi

kesempatan pada siswa yang ingin bertanya.

Kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan pelajaran pada hari

ini. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Guru memberikan

PR untuk dikerjakan di rumah dan guru menutup dengan memberi pesan

moral.

2) Siklus II Pertemuan 2

Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2012

pukul 07.00-08.10 WIB. Penelitian ini dibagi 3 kegiatan yaitu kegiatan

pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pembukaan guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.

Guru mengkoorninasikan tempat duduk siswa. Ketua kelas memimpin

berdoa. Kemudian guru menyampaikan kompetensi dasar yang dicapai yaitu

menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

memberi motivasi pada siswa dengan menyanyi “Hari Merdeka”.

54

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan inti dibagi 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Ekplorasi guru bertanya jawab tentang: “Siapa saja tokoh pejuang

bangsa Indonesia? Bagaimana cara kita menghormati jasa para pahlawan

yang sudah gugur? Apakah kalian tau riwayat singkat tokoh pejuang kita?

Kemudian guru menjelaskan tentang peranan PPKI, nama dan riwayat singkat

tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Guru menjelaskan bahwa nanti kita

akan mengadakan tanya jawab dan memberi tahu caranya dengan media

tongkat.

Kegiatan elaborasi siswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kemudian

siswa duduk bersama dengan kelompoknya. Guru memberikan lembar kerja

kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Setelah semua sudah

berdiskusi dan sudah siap untuk permainan. Guru melakukan permaian

sebelumnya guru membagikan kartu bernomor untuk ketua kelompok sebagai

orang yang bertanggungjawab mengantarkan tongkat pada kelompok lain.

Guru memimpin pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick.

Sebelumnya siswa diajak untuk bernyanyi “Hari Merdeka” dengan

memegang tongkat secara bergilir. Kepada siswa yang memegang tongkat

wajib menjawab pertanyaan dari guru, hingga sebagian siswa mempunyai

kesempatan menjawab dengan bantuan teman kelompoknya.

Kegiatan konfirmasi guru memberi penguatan pada jawaban siswa

yang sudah bisa menjawab dengan tepat. Kemudian guru memberi

kesempatan pada siswa yang ingin bertanya.

Kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan pelajaran pada

hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Guru memberikan

PR untuk dikerjakan di rumah dan guru menutup dengan memberi pesan

moral.

c. Tahap observasi dan Pengamatan

Observasi dilakukan guru kelas V SDN 2 Gemblegan dan peneliti.

Observer mengamati seputar kegiatan guru (Lampiran 19 dan 23 pada

55

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

halaman 149 dan 174) saat belajar mengajar pada konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah 1)

memonitor siswa selama proses pembelajaran 2) menilai penguasaan siswa

dengan melihat nilai evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran. Penguasaan

yang diamati berdasarkan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya

(Lampiran 18 dan 22 pada halaman 146 dan 171).

Rincian skor kegiatan siswa siklus II pertemuan 1 sebagai berikut:

1) perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru mempunyai

skor empat 2) kemauan untuk menerima pelajaran mempunyai skor tiga 3)

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai skor tiga 4)

keaktifan siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor empat 5) hasrat untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat mempunyai skor empat 6) kerjasama antar siswa

dalm proses pembelajaran mempunyai skor empat 7) kesungguhan siswa

mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok mempunyai skor empat

8) kemauan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor empat 9) keaktifan untuk membuat kesimpulan

pelajaran mempunyai skor tiga 10) kesungguhan siswa dalam mengerjakan

evaluasi mempunyai skor empat.

Rincian skor kegiatan siswa siklus II pertemuan 2 sebagai berikut:

1) perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru mempunyai

skor empat 2) kemauan untuk menerima pelajaran mempunyai skor tiga 3)

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai skor tiga 4)

keaktifan siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor empat 5) hasrat untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat mempunyai skor empat 6) kerjasama antar siswa

dalm proses pembelajaran mempunyai skor empat 7) kesungguhan siswa

mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok mempunyai skor empat

8) kemauan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

talking stick mempunyai skor empat 9) keaktifan untuk membuat kesimpulan

56

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelajaran mempunyai skor tiga 10) kesungguhan siswa dalam mengerjakan

evaluasi mempunyai skor empat

Keterangan skor tersebut adalah jika mendapatkan skor 1 berarti

kurang, mendapatkan skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, skor 4 berarti

baik sekali. Jumlah skor kegiatan siswa siklus I pertemuan 1 adalah 3,7 dan

pertemuan 2 mempunyai skor 3,8 sehingga mempunyai skor rata-rata 3,75.

Rincian skor kegiatan guru siklus II pertemuan 1 sebagai berikut: 1)

membuka pelajaran mempunyai skor empat 2) kejelasan dan sistematika

penyampaian materi mempunyai skor tiga 3) pengelolaan kelas mempunyai

skor empat 4) penggunaan bahasa mempunyai skor empat 5) petepatan dan

daya tarik model pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai

skor empat 6) kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick mempunyai skor empat 7) penggunaan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai skor tiga 8)

pemberian umpan balik mempunyai skor empat 9) menunjukkan hubungan

antar pribadi yang kondusif mempunyai skor empat 10) penilaian proses dan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia mempunyai skor

empat 11) ketepatan metode pembelajaran mempunyai skor tiga 12) menutup

pelajaran mempunyai skor empat.

Rincian kegiatan guru siklus II pertemuan 2 sebagai berikut: 1)

membuka pelajaran mempunyai skor empat 2) kejelasan dan sistematika

penyampaian materi mempunyai skor empat 3) pengelolaan kelas mempunyai

skor empat 4) penggunaan bahasa mempunyai skor empat 5) ketepatan dan

daya tarik model pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai

skor empat 6) kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode talking stick mempunyai skor empat 7) penggunaan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick mempunyai skor empat 8)

pemberian umpan balik mempunyai skor tiga 9) menunjukkan hubungan

antarpribadi yang kondusif mempunyai skor empat 10) penilaian proses dan

penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia mempunyai skor

57

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

empat 11) ketepatan metode pembelajaran mempunyai skor tiga 12) menutup

pelajaran mempunyai skor empat

Jumlah skor kegiatan guru siklus II pertemuan 1 adalah 3,75 dan

pertemuan 2 mempunyai skor 3,8 sehingga mempunyai skor rata-rata 3,77.

Hasil evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia pada siklus II pertemuan 1 dan 2 kemudian diolah menjadi nilai

rata-rata siklus II (Lampiran 24 halaman 177). Dalam siklus II mempunyai

nilai rata-rata 81,66. Berdasarkan data tersebut dapat disajikan dalam tabel

4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Penguasaan Konsep Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia Siklus II

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi Persentase

1. 55-62 2 58,5 117 6,66%%

2. 63-70 4 66,5 266 13,33%

3. 71-78 2 74,5 149 6,66%

4. 79-86 14 82,5 115,5 46,66%

5. 87-94 3 90,5 271,5 10%

6. 95-102 5 98,5 492,5 16,66%

Jumlah 30 471 2196 100%

Hasil evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.7 di bawah ini:

58

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.7 Grafik Histogram Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V SDN 2 Gemblegan

pada Siklus II

Adapun daftar siswa nilai terendah yaitu 55, nilai tertinggi 100, rata-rata

kelas 81,66 dan ketuntasan belajar siswa 90%. Untuk memperjelas daftar nilai

rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa pada siklus II pada tabel 4.3

dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.8 dibawah ini:

Gambar 4.8 Grafik Daftar Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa pada siklus II

2

4

2

14

3

5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

55-62 63-70 71-78 79-86 87-94 95-102

Fre

kue

nsi

Interval nilai

55

81.66

100

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi

Nila

i

59

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data persentase ketuntasan belajar siswa adalah 90% (27 siswa) sudah

tuntas belajar dan 10% (3 siswa) belum tuntas belajar. Dari tabel 4.3 di atas,

maka dapat disajikan dalam bentuk grafik persentase ketuntasan belajar siswa

pada siklus II pada gambar 4.9 di bawah ini:

Gambar 4.9 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II

d. Analisis dan Refleksi

Data-data hasil penelitian pada siklus II yang sudah terkumpul, kemudian

dianalisis dan direfleksi. Berdasarkan hasil dari analisis dan refleksi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Pembelajaran berlangsung tertib, tidak ada anak yang ramai dan main-

main sendiri karena guru selalu memberi nasihat.

2) Pada saat pelaksanaan metode talking stick guru memberi umpan balik

pada siswa yang tidak fokus dan tidak mendengarkan. Akhirnya mereka

dapat menjawab dengan benar semua pertanyaan dari guru.

3) Saat pelaksaan metode talking stick waktu yang digunakan dengan cara

siswa tetap berada dalam tempat duduk lebih efisien.

4) Tidak ada siswa yang menangis dan berebut kartu bernomor.

90

10 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tuntas belum Tuntas

p

e

r

s

e

n

t

a

s

e

60

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Hasil evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai penguasaan konsep siswa

pada kondisi awal atau pratindakan kemudian dilakukan siklus I dan siklus II

akhirnya hasil evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

mengalami peningkatan. Data nilai dari tiap-siklus dapat dilihat pada Lampiran 25

halaman 178. Berdasarkan daftar perbandingan nilai evaluasi penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia (Lampiran 25 halaman 178) maka dapat

disajikan dalam bentuk tabel distributuf frekuensi 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data Distributif Frekuensi Perbandingan Nilai Evaluasi Penguasaan

Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pratindakan, Siklus I dan

Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi

Pratindakan Siklus I Siklus II

1. 30-40 6 2 0

2. 41-51 5 1 0

3. 52-62 3 1 2

4. 63-73 12 10 4

5. 74-84 4 11 11

6. 85-95 0 5 8

7. 96-106 0 0 5

Jumlah 30 30 30

Perbandingan nilai evaluasi penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan

Indonesia pada pratindakan, siklus I dan siklus II yang ditampilkan pada lampiran

25 halaman 178 dapat disajikan dalam gambar 4.10 sebagai berikut:

61

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5

3

12

4

0 0

2

1 1

10

11

5

0 0 0

2

4

11

8

5

0

2

4

6

8

10

12

14

30-40 41-51 52-62 63-73 74-84 85-95 96-106

frek

uen

si

interval nilai

pratindakan

siklus 1

siklus 2

Gambar. 4.10 Grafik Perbandingan Daftar Nilai pada Pratindakan, Siklus I

dan Siklus II.

Data di atas merupakan perbandingan penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Nilai siswa

mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Perbandingan rekapitulasi nilai

terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata pada pratindakan, siklus I dan siklus II

secara detail sebagai berikut: perbandingan rekapitulasi nilai terendah adalah pada

pratindakan 30, siklus I 40 dan siklus II 55. Perbandingan nilai tertinggi pada

pratindakan adalah 80, siklus I 85 dan siklus II 100. Perbandingan rata-rata nilai

pratindakan adalah 61, sikus I 70,83 dan siklus II 81,66. Pada tabel 4.4 di atas,

dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.11 sebagai berikut:

62

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.11 Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Rata-rata, dan Nilai

Tertinggi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Data perbandingan ketuntasan belajar siswa pada pratindakan,

siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel perbandingan 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pratindakan, Siklus I

dan Siklus II

Keterangan

Pratindakan Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tuntas 16 53,33% 23 76,66% 27 90%

Tidak Tuntas 14 46,67% 7 23,34% 3 10%

Berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 di

atas, dapat disajikan dalam grafik perbandingan ketuntasan belajar siswa pada

gambar 4.12 sebagai berikut:

30

61

80

40

70.83

85

55

81.66

100

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

63

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar siswa pada Pratindakan,

Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.5 persentase ketuntasan belajar siswa dapat

disajikan dalam bentuk gambar 4.13 di bawah ini:

Gambar 4.13 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa tentang Penguasaan Konsep

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SDN 2

Gemblegan.

16 14

23

7

27

3

0

5

10

15

20

25

30

Tuntas Tidak Tuntas

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

53.33

76.66

90

46.67

23.34

10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pratindakan Siklus I siklus II

P

e

r

s

e

n

t

a

s

e

Sudah tuntas

Belum tuntas

64

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan tindakan penelitian,

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick siswa

kelas V SDN 2 Gemblegan mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya hasil evaluasi dan kegiatan siswa dalam tiap siklus. Di bawah ini

adalah pembahasan data penguasaan siswa:

Peningkatan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

siswa kelas V SDN 2 Gemblegan. Pada kondisi awal atau pratindakan guru masih

menggunakan metode ceramah. Setiap pertanyaan yang ditujukan dari guru

didominasi oleh siswa yang pandai saja. Siswa yang kurang aktif malu dan takut

salah dalam menjawab atau sekedar berpendapat. Hal ini mengakibatkan siswa

yang pandai dan semakin pandai sedangkan yang kurang aktif tertinggal. Saat

pembelajaran siswa terlihat mengantuk dan kurang bersemangat. Setelah diadakan

pretes dengan kriteria ketuntasan minimum 70 data yang diperoleh yaitu 53,33%

(16 siswa) tuntas dan 46,67% (14 siswa ) belum tuntas. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia masih rendah.

Melihat data penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

yang rendah maka, diadakan penelitian yang tujuannya dapat meningkatkan

persentase ketuntasan belajar siswa. Oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan

untuk meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia ini

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick.

Isjoni mengemukakan “pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa

lebih bergairah dalam belajar” (2009: 22). Sedangkan menurut Suprijono (2009)

Talking stick merupakan metode pendukung pengembangan pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat. Metode

pembelajaran talking stick merupakan konsep yang inovatif untuk mendorong

pengetahuan siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Metode pembelajaran

65

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

talking stick yaitu menggunakan tongkat disertai nyanyian yang membuat siswa

tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode talking

stick akan mengajak siswa selalu riang dan senang dalam belajar. Metode ini

menuntut siswa untuk dapat lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Model pembelajaran kooperatif metode talking stick adalah salah satu cara untuk

memperbaiki kelemahan dalam proses mengajar. Saat pembelajaran tidak hanya

berfokus pada guru tetapi siswa dapat lebih aktif dan bersemangat. Dengan model

kooperatif maka siswa yang kurang pandai dapat bekerjasama dengan temannya

dan meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pada pelaksanaan siklus I diadakan 4x 35 menit atau dua kali pertemuan.

Pembelajaran berjalan dengan lancar namun ada satu siswa menangis. Hal ini

disebabkan karena sifat siswa yang masih kekanak-kanakan. Akhirnya dengan

nasihat guru siswa dapat menerima proses pembelajaran ini dengan baik. Dalam

permainan model pembelajaran kooperatif metode talking stick siswa sudah tidak

malu-malu lagi dalam menjawab pertanyaan. Mereka terlihat antusias untuk dapat

menjawab pertanyaan dari guru. Pada proses pembelajaran meskipun masih ada

siswa yang tidak bisa menjawab akhirnya dengan bantuan teman kelompoknya

bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil evaluasi penguasaan yang

diperoleh dari siklus I yaitu 76,66% (23 siswa) tuntas dan 23,34% (7 siswa) belum

tuntas.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah mengalami peningkatan namun,

hasil yang diperoleh ini belum seperti yang diharapkan. Hasil yang diharapkan

yaitu persentase ketuntasan siswa mencapai 85% (26 siswa) maka, peneliti

melakukan penelitian siklus II.

Pelaksanaan penelitian berjalan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disiapkan. Saat pelaksanaan pembelajaran metode talking

stick siswa sangat antusias menjawab pertanyaan dari dengan bantuan temannya.

Pembelajaran tidak lagi didominasi oleh siswa yang pintar lagi. Semua siswa

berusaha aktif dan bisa menjawab semua pertanyaan dari guru. Namun, ada juga

yang masih ramai sendiri tetapi saat guru memberi umpan balik dengan

66

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pertanyaan yang sama siswa yang ramai tersebut dapat menjawab pertanyaan

yang diberikan guru dengan benar. Hasil evaluasi penguasaan konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada siklus II ini adalah 90% ( 27 siswa) tuntas dan 10%

(3 siswa) belum tuntas. Siklus yang ke II ini sudah mencapai tujuan awal yaitu

85%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tiap siklus meningkat. Nilai Rata-

rata prasiklus adalah 61, siklus I 70,83 dan siklus II meningkat menjadi 81,66.

Selama mengikuti penelitian, kegiatan siswa diamati oleh observer.

Observer dari penelitian ini adalah guru kelas. Guru kelas mengamati dan menilai

setiap perkembangan kegiatan siswa berdasarkan lembar observasi yang telah

disediakan sebelumnya. Terdapat perbedaan kegiatan antarsiklus. Perbedaannya

yaitu jumlah nilai atau skor tiap siklus. Pada siklus I mempunyai rata-rata skor

2,85 sedangkan siklus II meningkat menjadi 3,7.

Hasil penelitian dan wawancara dari siswa dan guru penggunaan metode

talking stick mempunyai kelemahan. Kelemahan yang ditemukan yaitu jika siswa

memegang tongkat belum siap dan tidak bisa menjawab maka siswa akan merasa

malu dan takut. Selain itu membuat siswa jantungan atau deg-degan saat

pembelajaran.

Pada saat mengajar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick guru dinilai dan diamati oleh

observer. Observer yang bertugas mengamati adalah guru kelas V SDN 2

Gemblegan. Observer mengamati dan menilai berdasarkan lembar obsevasi

kegiatan guru. Skor yang diperoleh tiap siklus mengalami peningkatan yang baik.

Pada siklus I mempunyai rata-rata yang didapatkan peneliti adalah 3,2 sedangkan

pada siklus II mendapatkan skor 3,5.

Data-data nilai evaluasi konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dari

tiap siklus yang meningkat. Dengan demikian pelaksanaan Tindakan Penelitian

Kelas (PTK) dapat dihentikan di siklus II. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif metode talking stick dapat

meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas

V SDN 2 Gemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran

2011/2012.

67

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif metode talking stick dapat

meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas

V SDN 2 Gemblegan Kalikotes, Klaten tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat

dibuktikan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode talking stick

dapat meningkatkan pencapaian nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan

siswa. Pada pratindakan nilai rata-rata kelas adalah 61 dengan persentase

ketuntasan 53,33%. Nilai rata-rata kelas siklus I mencapai 70,83 dengan

persentase ketuntasan 76,66% sedangkan nilai rata-rata kelas siklus II mencapai

81,33 dengan persentase ketuntasan 90%.

B. Implikasi

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SDN 2 Gemblegan Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten tahun ajaran 2011/ 2012. Hal ini menunjukan bahwa

secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick dalam

pembelajaran IPS konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon

guru dalam meningkatkan penguasaan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia

dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengunaan model dan

metode pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien.

68

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE · Selain itu, sumber informasi yang telah dikutip telah disebutkan dalam teks dan ... carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan sebagai

berikut:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya mengintruksikan pada guru-guru untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode talking stick dalam melaksanakan proses

belajar mengajar pada pelajaran IPS khususnya konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia.

2. Bagi Guru

a. Dalam pembelajaran guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran

kooperatif metode talking stick untuk meningkatkan penguasaan konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

b. Agar terjadi interaksi kooperatif, guru menciptakan sarana yang

mendukung siswa untuk saling membutuhkan melalui ketergantungan

positif yang menurut tiap anggota kelompok saling membantu demi

keberhasilan kelompok.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat bekerjasama dan berperan aktif saat pembelajaran

sehingga pembelajaran konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat

berhasil dikuasi dengan benar.

b. Siswa dapat memaksimalkan belajar sehingga saat pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking stick dapat

menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti lain dapat memperoleh alternatif pemecahan masalah di kelas

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode talking

stick.

b. Peneliti lain dapat mengurangi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada

penelitian ini untuk kebaikan penelitian yang dikerjakan.

69