PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan....

13
PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 , , STKIP-PGRI Lubuklinggau [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Reciprocal Teaching Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Rumusan masalahnya adalah “Apakah hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau setelah penerapan model Reciprocal Teaching tuntas?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah penerapan model Reciprocal Teaching Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Populasinya seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 245 siswa dan sebagai sampel yaitu kelas VII.A yang diambil secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata tes akhir sebesar 76,26 dengan persentase ketuntasan mencapai 80,6% dan hasil uji-t diperoleh (3,35) > (1,69). Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 setelah penerapan model Reciprocal Teaching secara signifikan tuntas. Kata kunci : Reciprocal Teaching, Hasil Belajar, Matematika. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat, mudah, dan melimpah dari berbagai sumber baik dari media massa maupun media audio-visual. Untuk itu para siswa di sekolah perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Kemampuan itu membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan keras dalam bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti itu dapat di kembangkan melalui belajar Matematika karena Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, pola

Transcript of PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan....

Page 1: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4

LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

, ,

STKIP-PGRI Lubuklinggau

[email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Reciprocal Teaching Pada Pembelajaran

Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2015/2016”. Rumusan masalahnya adalah “Apakah hasil belajar Matematika

siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau setelah penerapan model Reciprocal

Teaching tuntas?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil

belajar siswa setelah penerapan model Reciprocal Teaching Pada Pembelajaran

Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu yang

dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Populasinya seluruh siswa

kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 245

siswa dan sebagai sampel yaitu kelas VII.A yang diambil secara acak.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis

menggunakan uji-t pada taraf signifikan ⍺ = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata tes akhir sebesar 76,26 dengan persentase ketuntasan

mencapai 80,6% dan hasil uji-t diperoleh (3,35) > (1,69). Sehingga

dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 setelah penerapan model Reciprocal

Teaching secara signifikan tuntas.

Kata kunci : Reciprocal Teaching, Hasil Belajar, Matematika.

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat, mudah, dan melimpah dari

berbagai sumber baik dari media massa maupun media audio-visual. Untuk itu

para siswa di sekolah perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan

mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak

pasti, dan kompetitif. Kemampuan itu membutuhkan pemikiran kritis, sistematis,

logis, kreatif, dan kemauan keras dalam bekerjasama yang efektif. Cara berpikir

seperti itu dapat di kembangkan melalui belajar Matematika karena Matematika

memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, pola

Page 2: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

penalaran yang konsisten, logis, dan kritis sehingga memungkinkan kita terampil

berpikir rasional. Hal ini merupakan bukti bahwa Matematika dalam kehidupan

mempunyai daya terapan sangat luas dan bermanfaat.

Salah satu masalah dalam pembelajaran Matematika adalah rendahnya

hasil belajar Matematika. Penerapan pembelajaran Matematika selama ini kurang

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pada

umumnya pembelajaran Matematika yang diterapkan selama ini adalah

pembelajaran konvensional yang menoton, yaitu berupa transfer pengetahuan dari

guru ke siswa secara searah.

Sardiman (2001:37) menyatakan bahwa faktor penyebab timbulnya

kesulitan bagi siswa dalam mempelajari Matematika karena karakteristik

Matematika itu sendiri yakni konsep-konsep umumnya bersifat abstrak. Faktor

lain yang menyebabkan timbulnya kelemahan dalam pembelajaran Matematika

adalah kebiasaan hanya menerapkan metode ceramah dalam pelaksanaan belajar

serta kurangnya kemampuan guru untuk menghadirkan pendekatan belajar yang

tepat untuk memotivasi siswa serta melibatkannya dalam proses pembelajaran

(Dimyati dan Mudjiono, 2006:44). Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan

perbaikan dalam proses pembelajaran Matematika di sekolah melalui pemilihan

metode yang tepat dan dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar

sehingga bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara antara penulis dengan guru Matematika

kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau, pembelajaran konvensional sering

digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini kurang bervariasi

sehingga dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa. Rata-rata siswa memperoleh

nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini tercermin

dari nilai ulangan harian siswa yang rata-rata memperoleh nilai 60,24. Nilai

tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah

tersebut yaitu 70, sehingga mereka harus mengikuti program remedial. Dari

informasi penulis dapatkan, ada 150 siswa (57,9%) yang belum mencapai KKM,

Page 3: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 109 siswa (42,1%). Oleh

sebab itu, diperlukan upaya untuk dapat mengubah suasana pembelajaran siswa

pasif ke arah yang memungkinkan siswa aktif dalam belajar, membimbing siswa

lebih banyak menyelesaikan tugas-tugas di sekolah maupun penugasan di rumah.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menerapkan

pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching. Reciprocal Teaching

(pengajaran terbalik) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan

empat strategi pemahaman mandiri yaitu perangkuman, menyusun pertanyaan dan

menyelesaikannya, pengklarifikasian dan prediksi (Trianto, 2007:96).

Reciprocal Teaching adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar,

menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan

yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari

persoalan yang disodorkan kepada siswa. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan

antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi

dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik sehingga penguasaan konsep

suatu pokok bahasan matematika dapat dicapai.

Setelah pembelajaran ini diharapkan siswa tidak hanya akan menghafalkan

sejumlah rumus-rumus pada pelajaran Matematika, tetapi juga memahami

konsep-konsep dari pelajaran tersebut sebagai hasil dari proses berpikir mereka

setelah siswa melihat beberapa contoh soal, yang dapat digunakan dalam

menyelesaikan soal-soal pada pelajaran Matematika, mengulanginya dan

memprediksi kemungkinan soal yang lebih sulit yang akan diberikan guru

diwaktu-waktu selanjutnya. Keterlibatan anak secara aktif dalam aktivitas belajar

memungkinkan mereka memperoleh pengalaman yang mendalam tentang bahan

yang dipelajari, dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan pemahaman anak

tersebut.

Page 4: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar Matematika

siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau setelah penerapan model Reciprocal

Teaching tuntas?”

LANDASAN TEORI

1. Model Reciprocal Teaching

Menurut Trianto (2007:96), “Reciprocal Teaching atau pengajaran terbalik

merupakan suatu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi

belajar. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat pemahaman

pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan,

pengklarifikasian dan prediksi”.

Menurut Palinscar (dalam Warsono dan Hariyanto, 2014:87), Reciprocal

Teaching atau pengajaran berbalasan mengacu kepada aktivitas pengajaran yang

terjadi dalam bentuk dialog antara guru dengan murid terkait segmen dari suatu

teks bacaan yang distrukturkan dalam empat strategi: membuat ringkasan,

mengajukan pertanyaan, melakukan klarifikasi, dan melakukan prediksi. Menurut

Palinscar (dalam Warsono dan Hariyanto, 2014:87), Keempat fase yang wajib

dilaksanakan dalam pengajaran terbalik agar terjadi pemahaman terhadap teks

bacaan tersebut adalah:

a. Membuat ringkasan (Summarizing)

Untuk tahap ini, tentu sudah jelas sekali yang paling sederhana adalah

meminta siswa untuk membuat ikhtisar dari teks bacaan yang telah dibaca

dengan menggunakan bahasa sendiri. Dalam membuat membuat ringkasan

dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan

hal-hal yang tidak penting.

b. Menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya (Questioning)

Strategi ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi sejauh mana

pemahaman siswa terhadap bacaan. Siswa mengajukan pertanyaan-

pertanyaan pada guru dan dirinya sendiri. Kebaikan dari tahap ini adalah

menggali rasa ingin tahu siswa, menumbuhkan minat, sekaligus berusaha

Page 5: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

memahami apa yang sedang dipelajari dan dibaca. Tahap ini juga dapat

memperkuat daya analisis siswa.

c. Menjelaskan kembali pengetahuan yang sudah didapat (Clarifying)

Dalam suatu aktivitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap

pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka

tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa

diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang sulit

dipahami atau yang belum dikenal, apakah mereka memaknai maksud dari

suatu paragraf. Setelah dianggap pemahaman siswa cukup, guru lalu

menunjukkan seorang siswa menjadi “guru” untuk

mengklarifikasi/menjelaskan kembali hasil pemahamannya mengenai materi

yang telah dibacanya didepan kelas.

d. Memprediksi (Predicting)

Pada tahap ini, siswa diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah

diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh

dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan

kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah

dimilikinya. Hal ini akan memacu siswa untuk mencari jawaban atas

kebenaran prediksinya. Dengan demikian tahap ini akan membiasakan siswa

meningkatkan rasa ingin tahunya.

Menurut Suyatno (2009:64), langkah-langkah Reciprocal Teaching, yaitu: (1)

Membagikan bacaan pada hari ini, (2) Menjelaskan bahwa anda akan bertindak

sebagai guru pada bagian pertama bacaan, (3) Meminta siswa membaca bagian

yang telah ditetapkan, (4) Setelah membaca siswa disuruh melakukan pemodelan,

(5) Meminta siswa membuat komentar tentang pengajaran guru, (6) Siswa yang

lain membaca dalam hati bagian yang lain, (7) Memilih salah satu siswa yang

berperan sebagai guru, dan (8) Mengurangi bimbingan siswa yang berperan

sebagai guru.

Page 6: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

Menurut Efendi (2013:87), Adapun kelebihan dari model Reciprocal

Teaching yaitu: (1) Siswa belajar dengan mengerti, (2) karena belajar dengan

mengerti, maka siswa tidak mudah lupa, (3) Siswa belajar dengan mandiri, (4)

Siswa termotivasi untuk belajar. Adapun kekurangan dari model Reciprocal

Teaching yaitu: (1) Butuh waktu yang lama, (2) Sangat sulit diterapkan jika

pengetahuan siswa tentang materi prasyarat kurang, (3) Adakalanya siswa tidak

mampu akan semakin tidak suka dengan pembelajaran tersebut, (4) Tidak

mungkin seluruh siswa akan mendapat giliran untuk menjadi “guru siswa”.

METODE PENELITIAN

“Metode penelitian yang digunakan adalah pre experimental design dalam

kategori pre-test and post-test group. Desain eksperimen semu menurut Arikunto

(2010:124) dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan : A : Sampel acak

O1 : Pre-test

X : Penerapan model Reciprocal Teaching

O2 : Post-test

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini diambil satu kelas

secara acak (Simple Random Sampling), yaitu kelas VII.A.Teknik pengumpulan

data pada penelitian ini yaitu dengan teknik tes. Tes digunakan untuk memperoleh

data tentang hasil belajar siswa. Tes yang digunakan berbentuk uraian sebanyak

enam soal, materi tes tentang Bilangan Pecahan. Untuk menguji hipotesis,

menggunakan uji-t satu sampel pada taraf signifikan α=0,05 dan dk=30.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Agustus sampai dengan

15 september 2015 di kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau, dengan jumlah

seluruh siswa 245 siswa yang terdiri dari 8 kelas. Dari seluruh kelas memiliki

A O1 X O2

Page 7: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai kelas eksperimen dan diterapkan

dengan model Reciprocal Teaching yaitu pada kelas VII.A dengan siswa

sebanyak 31 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti sesuai dengan

jadwal yang berlangsung di sekolah tersebut.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan

dengan rincian antara lain pertemuan pertama pemberian pre-test, dimana

pemberian pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

siswa sebelum pembelajaran. Kemampuan awal tersebut menggambarkan

kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran yang akan disampaikan guru.

Setelah kemampuan awal siswa diketahui dilanjutkan dengan pertemuan ke dua

yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas. Melaksanakan pembelajaran di kelas

dilakukan dengan menggunakan model Reciprocal Teaching. Kegiatan

pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Setelah pembelajaran

selesai pada pertemuan terakhir diadakan post-test yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa dalam proses belajar mengajar. Kemampuan

akhir siswa adalah kemampuan siswa dalam penguasaan materi tentang Bilangan

Pecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal

Nilai Rata-rata 42,06

Simpangan Baku 11,90

Nilai Tertinggi 56

Nilai Terendah 12

Siswa yang Tuntas 0 (0%)

Siswa yang Tidak Tuntas 31 (100%)

Page 8: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai

lebih dari atau sama dengan KKM yaitu 70 yang ditetapkan oleh sekolah pada tes

awal ini sebanyak 0 siswa (0%) yang tuntas dan Rata-rata ( x ) nilai secara

keseluruhan sebesar 42,06. Jadi secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa

kemampuan awal siswa sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan

model Reciprocal Teaching belum tuntas, karena nilai rata-rata siswa masih di

bawah KKM yang telah ditetapkan.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Data Hasil Tes Akhir

Nilai Rata-rata 76,26

Simpangan Baku 10,42

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 48

Siswa yang Tuntas 25 (80,6%)

Siswa yang tidak Tuntas 6 (19,4%)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai

lebih dari 70 (tuntas) sebanyak 25 siswa atau 80,6% sedangkan siswa yang

mendapat nilai kurang dari 70 (tidak tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19,4%. Untuk

nilai rata-rata kemampuan akhir kelas yang diberikan pembelajaran dengan

menggunakan model Reciprocal Teaching yang diperoleh seluruh siswa yaitu

76,26. Jadi secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa

setelah diterapkan model Reciprocal Teaching ini adalah tuntas, karena nilai rata-

ratanya lebih dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.

Page 9: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

Perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir hasil belajar dapat

dilihat pada grafik 2.1

Grafik 2.1 Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar

Berdasarkan grafik 4.1 di atas maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil

tes awal (pre-test) siswa sebesar 42,06 dan nilai rata-rata hasil tes akhir (post-test)

sebesar 76,26, sehingga didapat peningkatan nilai rata-rata hasil post-test dan pre-

test adalah 34,2 dan jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan

sebesar 80,6%.

2. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan

dengan rincian satu kali pre-test diawal pertemuan, tiga kali pembelajaran dengan

menggunakan model Reciprocal Teaching dan pada akhir pertemuan diberikan

post-test yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

diterapkannya model Reciprocal Teaching.

Tahap pelaksanaan, yaitu pada pertemuan pertama materi yang akan

diajarkan adalah bentuk bilangan pecahan dan guru (dalam hal ini peneliti)

42.06

0%

76.26 80,6%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nilai rata-rata KetuntasanBelajar

pre-testpost-test

Page 10: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru memotivasi siswa dan

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pada kegiatan inti, guru memperagakan empat macam strategi Reciprocal

Teaching. Dengan terlebih dahulu membentuk kelompok belajar siswa yang

terdiri dari 5 orang yang dibentuk dari kemampuan kognitif siswa. Selanjutnya

guru membagikan materi yang akan diajarkan dan meminta siswa untuk

membaca. Setelah selesai membaca siswa melaksanakan empat strategi

Reciprocal Teaching, yaitu merangkum hal-hal yang penting, menyusun

pertanyaan, menjelaskan dan menyusun prediksi dari hasil bacaan dengan

berdiskusi dalam kelompok. Setelah selesai, siswa diminta mengerjakan soal, guru

berperan sebagai fasilitator, memberikan pengarahan, dan bimbingan seperlunya

bagi kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Kemudian

menunjuk salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan

kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, selama diskusi berlangsung guru

berperan sebagai fasilitator. Pada pertemuan pertama ini ada satu kelompok yang

dapat melakukan klarifikasi dengan baik (16,67%) dan pada pertemuan ini ada

dua kelompok yang dapat merangkum dengan baik (33,33%).

Pada pertemuan kedua, materi yang diajarkan adalah penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan. Siswa duduk secara berkelompok yang telah

ditetapkan sebelumnya, dan menerapkan empat strategi Reciprocal Teaching.

Setelah itu, guru menunjuk salah satu anggota dalam kelompok secara acak untuk

mempresentasikan hasil kegiatan kelompoknya lalu kelompok lain menanggapi

dan begitupun seterusnya. Setelah selesai, guru memberikan penekanan dengan

menjelaskan kembali secara singkat materi yang telah dibahas dan

menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya langkah-langkah pembelajaran

yang akan digunakan masih sama. Pada pertemuan kedua, ada tiga kelompok

yang dapat melakukan klarifikasi dengan baik (50%) dan ada tiga kelompok yang

dapat merangkum dengan baik (50%).

Pada pertemuan ketiga, materi yang diajarkan yaitu tentang perkalian dan

pembagian bilangan pecahan. Sebelum kegiatan inti dimulai, guru menjelaskan

kembali bahwa pembelajaran pada hari ini sama seperti pada pertemuan

Page 11: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

sebelumnya dan siswa kembali duduk berkelompok dan menerapkan empat

strategi Reciprocal Teaching. Setelah itu dipilihlah siswa secara acak untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi,

begitupun seterusnya. Kemudian siswa diberikan penekanan dengan menjelaskan

secara singkat materi yan telah dibahas. Pada pertemuan ketiga ini, ada empat

kelompok yang dapat melakukan klarifikasi dengan baik (66,67%) dan ada lima

kelompok yang dapat merangkum dengan baik (83,33%).

Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal

Teaching, siswa-siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Karena

dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk bekerja sama menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan guru dan diselesaikan dalam diskusi kelompok. Hal tersebut

dikuatkan oleh pendapat Suyatno (2009:64) yang menyatakan bahwa “Reciprocal

Teaching merupakan metode pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan

pertanyaan, yang mana keterampilan-keterampilan metakognitif diajarkan melalui

pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja

membaca siswa yang pemahaman membacanya rendah. Pembelajaran Reciprocal

Teaching merupakan salah satu metode kooperatif karena pembelajaran

Reciprocal Teaching menekankan pada siswa untuk bekerja dalam suatu

kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat

berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya

dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Hal

ini sesuai dengan keunggulan model Reciprocal Teaching diantaranya yaitu 1)

mengembangkan kreativitas siswa, 2) memupuk kerjasama antar siswa, 3) melatih

siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu

singkat, 4) siswa belajar dengan mandiri, 5) siswa termotivasi untuk belajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa

meningkat tetapi dalam pelaksanaannya model Reciprocal Teaching masih

terdapat kendala yang dihadapi diantaranya kurangnya perhatian siswa kepada

pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang berperan sebagai guru

membuat kesimpulan akhir sulit dicapai. Walaupun ada kendala namun hal ini

tidak menyurutkan konsentrasi siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil

Page 12: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

belajarnya, ada 25 siswa yang tuntas (80,6%) dan ada 6 siswa (19,4%) yang

belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Namun, hasil tersebut sudah

mengalami peningkatan yang signifikan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lubuklinggau setelah

mengikuti pembelajaran matematika dengan model Reciprocal Teaching secara

signifikan tuntas. Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada tes akhir

sebesar 76,26 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 80,6%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bandung: Bumi Aksara.

Efendi, Nur. 2013. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi

Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal

Pendidikan Vol. 2.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali

Press.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Pustaka.

Page 13: PENERAPAN MODEL PADA PEMBELAJARAN ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL KIKI.pdfPecahan. Rekapitulasi data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Rekapitulasi

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Surabaya: Prestasi Pustaka.

Warsono dan Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.