PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL...

130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PADA SISWA KELAS VB SDN SAMBENG TODANAN BLORA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: DAIMATUN NI’MAH K7108109 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL...

Page 1: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PADA SISWA KELAS VB SDN SAMBENG

TODANAN BLORA TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:

DAIMATUN NI’MAH

K7108109

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PADA SISWA KELAS VB SDN SAMBENG

TODANAN BLORA TAHUN 2012

Oleh:

DAIMATUN NI’MAH

K7108109

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan

Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Daimatun Ni’mah. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PADA SISWA

KELAS VB SDN SAMBENG TODANAN BLORA TAHUN 2012. Skripsi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli

2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan melalui penerapan model kooperatif tipe

snowball drilling pada siswa kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora Tahun

2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

adalah siswa kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora yang berjumlah 20 siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi,

wawancara, dan tes. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan validitas

isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles &

Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan

bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling dapat

meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa

kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora tahun 2012. Peningkatan pemahaman

konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep

siswa pada setiap siklus yaitu nilai rata-rata pemahaman konsep siswa sebelum

tindakan (prasiklus) hanya sebesar 60,9, pada siklus I nilai rata-rata pemahaman

konsep siswa menjadi 69,75, dan pada siklus II meningkat menjadi 77,6. Sebelum

dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥63) hanya

sebanyak 9 siswa (45%), pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa (70%), dan

pada siklus II meningkat lagi menjadi 18 siswa (90%).

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model kooperatif tipe snowball

drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan

pada siswa kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora tahun 2012.

Kata Kunci: snowball drilling, pemahaman konsep

Page 7: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Daimatun Ni’mah. APPLICATION OF COOPERATIVE MODEL

OF SNOWBALL DRILLING TYPE IN ATTEMPTS OF IMPROVING

COMPREHENSION OF FIGHTING-AGAINST-INVADER CONCEPT OF

THE FIFTH-B-GRADE STUDENTS OF SDN SAMBENG TODANAN OF

BLORA REGENCY AT 2012 YEAR. Skripsi: The Faculty of Teacher Training

and Education, Sebelas Maret University. Surakarta. July 2012.

The objective of this research is to improve understanding

comprehension of fighting-against-invader concept of the fifth-B-grade students

of SDN Sambeng Todanan of Blora regency at 2012 year.

This research is an action classroom research. It is conducted in two

cycles and each cycle consists of 4 stages, namely: planning, action

implementation, observation and reflection. The subject of this research is fifth-B-

grade students of SDN Sambeng Todanan of Blora regency at 2012 year

amounting to 20 individuals. The data were gathered through documentation,

observation, interview and test techniques. The data were validated of this

research by using content validity. The data were then analyzed by using the

interactive analytical model (Miles & Huberman) consisting of three components,

namely: data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification.

Based on the result of this the research, it is concluded that application of

cooperative model of the snowball drilling type can improve comprehension of

fighting-against-invader concept of fifth-B-grade students of SDN Sambeng

Todanan of Blora regency at 2012 year. The improvement of comprehension can

be proved by the increase of concept comprehension score of the students at each

cycle, namely, average score of concept comprehension before action (precycle)

was only 60.9. At cycle I, the score of concept comprehension increased to 69.75

and at cycle II, it increased further to 77.6. Before implementation of action,

students with score of above minimum classical completeness (≥63) were only 9

students (45%). At cycle I, the students who had achieved minimum classical

completeness were 14 students (70%), and at cycle II, it increased further to 18

students (90%).

Conclusion of this research is application of cooperative model of

snowball drilling type can improve comprehension of fighting-against-invader

concept of fifth-B-grade students of SDN Sambeng Todanan of Blora regency at

2012 year.

Keyword: snowball drilling, comprehension of concept

Page 8: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Berani berbuat harus berani bertanggungjawab. (Penulis)

Berlatihlah untuk selalu jujur karena sekali kita ketahuan tidak jujur, maka

orang lain akan sulit untuk mempercayai kita 100%. Apabila kepercayaan

tentang kejujuran sudah ada di tangan, maka genggam dan jagalah

kepercayaan itu. (Penulis)

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau

telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan

yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-

Insyirah: 6-8)

Page 9: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibu”

(Sawiyo Abdul Rohim dan Suminah)

Terima kasih atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang telah kalian berikan

padaku. Terima kasih kalian selalu mendengarkan keluh kesahku. Aku sangat

bangga telah lahir di tengah-tengah kalian.

“Simbahku”

(Warsini)

Terima kasih atas kasih sayangmu dan doa yang selalu kau panjatkan kepada

Allah SWT untukku. Semoga semua doa-doa yang kau panjatkan untukku

dikabulkan oleh-Nya. Amin..

“Almamaterku”

(PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Tempatku menimba ilmu yang InsyaAllah dapat bermanfaat bagi masa depanku.

Page 10: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF

TIPE SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN PADA SISWA

KELAS VB SDN SAMBENG TODANAN BLORA TAHUN 2012”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian dari

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak,.

Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

4. Dr. Suwarto WA, M. Pd selaku pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Sularmi, M. Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingandalam penyusunan skripsi ini.

6. Edy Mulyono, S. Pd selaku Kepala SDN Sambeng, yang telah memberi izin,

kesempatan, dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Suprapto, selaku guru kelas VB SDN Sambeng, yang telah memberi

bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Para siswa kelas VB SDN Sambeng yang telah bersedia untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian ini.

Page 11: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Semua pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasa penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... .. i

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................... ...... .. ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................ ..... .. vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO .......................................................................... .. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................. ............ .. x

DAFTAR ISI ................................................................................... .... .. xii

DAFTAR TABEL ............................................................................. .. .. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ... .. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... .. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... .. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....…………………....................... 5

C. Pembatasan Masalah ………………………………….. 6

D. Rumusan Masalah .......................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .......................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................... .. 9

A. Kajian Teori .............................................................. ..... 9

1. Hakikat Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan

Penjajahan ................................................................. 9

a. Pengertian Pemahaman ......................... ............. 9

b. Macam-macam Pemahaman ............ .................. 11

c. Pengertian Konsep ............ ................................. 11

Page 13: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

d. Ciri-ciri Konsep ............ ...................................... 13

e. Jenis-jenis Konsep ............ .................................. 14

f. Kegunaan Konsep ............ .................................. 15

g. Pemahaman Konsep ............ ............................... 16

h. Materi Perjuangan Melawan Penjajahan ............ 17

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Snowball Drilling .. ................................................... 20

a. Pengertian Model Pembelajaran ......................... 22

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif .................. 22

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ....... 27

d. Model Kooperatif Tipe Snowball Drilling .......... 28

e. Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe

Snowball Drilling ............................................... 31

B. Penelitian yang Relevan ................................................. . 32

C. Kerangka Berpikir........................................................... . 34

D. Hipotesis ........................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... .. 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 38

B. Subjek Penelitian ............................................................ 39

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................... 39

D. Sumber Data ................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 41

F. Validitas Data ................................................................. 44

G. Teknik Analisis Data ...................................................... 45

H. Indikator Keberhasilan ................................................... 47

I. Prosedur Penelitian ......................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 52

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................. 52

B. Deskripsi Pembahasan Penelitian .................................... 53

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus dan

Pembahasan ..................................................................... 100

Page 14: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................... .. 106

A. Simpulan .......................................................................... 106

B. Implikasi ........................................................................... 107

C. Saran ................................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... . 110

LAMPIRAN .......................................................................................... 113

Page 15: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif …………… 27

3.1 Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan ………………………….. .. 39

4.1 Daftar Nilai Pemahaman Konsep pada Prasiklus ...................... 54

4.2 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep pada

Prasiklus ..................................................................................... 55

4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

pada Siklus I Pertemuan 1 .......................................................... 66

4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

pada Siklus I Pertemuan 2 .......................................................... 67

4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus I ..... 69

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus I .. 69

4.7 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Perilaku Berkarakter pada

Siklus I ...................................................................................... . 71

4.8 Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter pada Siklus I .............. 72

4.9 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Sosial pada

Siklus I .................................................................................... ... 73

4.10 Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial pada Siklus I ............... 73

4.11 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Psikomotor pada Siklus I ......... 75

4.12 Hasil Pengamatan Psikomotor pada Siklus I ............................. 75

4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

pada Siklus II Pertemuan 1 ......................................................... 88

4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

pada Siklus II Pertemuan 2 ......................................................... 89

4.15 Hasil Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus II ..... 91

4.16 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus II... 91

4.17 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Perilaku Berkarakter pada

Siklus II ...................................................................................... 93

Page 16: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

4.18 Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter pada Siklus II ............. 94

4.19 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Sosial pada

Siklus II .................................................................................... .. 95

4.20 Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial pada Siklus II .............. 95

4.21 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Psikomotor pada Siklus II ........ 97

4.22 Hasil Pengamatan Psikomotor pada Siklus II ............................. 97

4.23 Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II .......... 100

4.24 Peningkatan Kemampuan Guru pada Siklus I dan Siklus II ..... . 101

4.25 Nilai Pemahaman Konsep dan Persentase Ketuntasan

Klasikal pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .......................... 102

Page 17: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir ...................................................... .... 36

3.1 Komponen-Komponen Analisis Data .................................... .... 47

3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................... ..... 48

4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep pada Prasiklus ...................... 55

4.2 Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep pada Siklus I

Pertemuan 1 ............................................................................... 66

4.3 Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep pada Siklus I

Pertemuan 2 ............................................................................. .. 68

4.4 Grafik Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus I ........................ 70

4.5 Grafik Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter pada Siklus I ... 72

4.6 Grafik Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial pada Siklus I .... 74

4.7 Grafik Hasil Pengamatan Psikomotor pada Siklus I ................. . 76

4.8 Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep pada

Siklus II Pertemuan 1 .................................................................. 88

4.9 Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep pada

Siklus II Pertemuan 2 ................................................................. 90

4.10 Grafik Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus II ........................ 92

4.11 Grafik Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter pada Siklus II ... 94

4.12 Grafik Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial pada Siklus II .... 96

4.13 Grafik Hasil Pengamatan Psikomotor pada Siklus II ................. 98

4.14 Grafik Peningkatan kemampuan Guru pada Siklus I dan

Siklus II ................................................................................... ... 102

4.15(a) Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep dan

Persentase Ketuntasan klasikal pada Prasiklus, Siklus I, dan

Siklus II ............................................................................... ....... 103

Page 18: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

4.15(b) Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep dan

Persentase Ketuntasan klasikal pada Prasiklus, Siklus I, dan

Siklus II ............................................................................... ....... 104

Page 19: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Menerapkan Model

Kooperatif Tipe Snowball Drilling ........................................ ...... 113

2 Kisi-kisi Soal Tes Awal Pemahaman Konsep .......................... .... 115

3 Nilai Pemahaman Konsep pada Prasiklus .............................. ...... 120

4 Silabus Kelas V Semester 2 Materi Perjuangan Melawan

Penjajahan ......................................................................... ........... 121

5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 .... ...... 125

6 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............... ..... 136

7 Kisi-kisi Soal Snowball Drilling Siklus I Pertemuan 1 ........... ..... 144

8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................... 148

9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 .... ...... 151

10 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............... ..... 160

11 Kisi-kisi Soal Snowball Drilling Siklus I Pertemuan 2 ........... ..... 166

12 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................... 168

13 Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus I ................................ ...... 170

14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 .... ..... 171

15 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............... ... 181

16 Kisi-kisi Soal Snowball Drilling Siklus II Pertemuan 1 ........... ... 187

17 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .............................. 191

18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 .... ..... 193

19 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ............... ... 202

20 Kisi-kisi Soal Snowball Drilling Siklus II Pertemuan 2 ........... ... 207

21 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .............................. 210

22 Nilai Pemahaman Konsep pada Siklus II .............................. ....... 213

23 Pedoman Pengamatan Perilaku Berkarakter ....................... ......... 214

24 Lembar Pengamatan Perilaku Berkarakter ............................. ...... 216

25 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Perilaku Berkarakter pada

Page 20: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Siklus I .................................................................................. ........ 218

26 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Perilaku Berkarakter pada

Siklus II ................................................................................ ........ 220

27 Pedoman Pengamatan Keterampilan Sosial ................................. 222

28 Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial ................................... 224

29 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Sosial pada

Siklus I .................................................................................. ........ 226

30 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Sosial pada

Siklus II ........................................................................................ 228

31 Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotor ........................... ......... 230

32 Lembar Pengamatan Aspek Psikomotor ...................................... 232

33 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Psikomotor pada

Siklus I .................................................................................. ........ 234

34 Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Psikomotor pada

Siklus II ................................................................................. ....... 236

35 Pedoman Observasi Guru .............................................. ............... 238

36 Lembar Observasi Guru ............................................................... 242

37 Hasil Rekapitulasi Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ...... ..... 244

38 Pedoman Wawancara Guru Setelah Menerapkan Model

Kooperatif Tipe Snowball Drilling ...................................... ........ 245

39 Presensi Siswa Kelas VB SDN Sambeng Selama Tindakan ........ 247

40 Contoh Karya Siswa SDN Sambeng Selama Tindakan ............... 248

41 Contoh Foto Pelaksanaan Tindakan ......................................... .... 266

42 Surat-surat ........................................................................... ......... 272

Page 21: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

LAMPIRAN

Page 22: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perpaduan konsep-konsep dari

berbagai ilmu sosial yang sejenis yang digabungkan dengan pendekatan edukatif,

psikologis, kelayakan, dan kegunaan bagi siswa. Konsep-konsep dasar dari

berbagai ilmu sosial (Sejarah, Geografi, Antropologi, Ekonomi, Politik, Sosiologi,

dan Psikologi) yang digabung menjadi satu sehingga menjadi ilmu pengetahuan

sosial, yaitu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan kehidupan sosial.

Sehingga ilmu sosial ini yang perlu dipelajari siswa terutama siswa SD. (Team

IPS, 2003:2).

Melalui pembelajaran IPS ini diharapkan nantinya siswa dapat hidup di

masyarakat dengan baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS itu berkaitan

langsung dengan kehidupan sosial. IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa

manusia dalam hidup bersama dituntut mempunyai rasa tanggung jawab sosial.

Mereka nantinya akan menyadari bahwa hidup bersama itu akan menghadapi

berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut akan mendorong kepekaan sosial

siswa dan selanjutnya akan menjadi tantangan bagi siswa untuk dapat

memecahkannya. Oleh karena itu, setelah terjun ke masyarakat diharapkan siswa

dapat hidup dengan baik dengan berbekal pembelajaran IPS.

Mata pelajaran IPS bertujuan untuk: (1) mengajarkan konsep-konsep

dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan

psikologis; (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan sosial; (3) membangun komitmen dan

kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) meningkatkan

kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,

baik secara nasional maupun global. (Kurikulum 2004 dalam Hidayati, Mujinem,

dan Anwar Senen, 2008: 1-24).

Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS menurut Nursid

Sumaatmadja dalam Hidayati (2008:1-24) adalah “membina anak didik menjadi

Page 23: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”.

Tujuan pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas akan dapat

terwujud ketika dilaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai suatu

proses, pembelajaran merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak

terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas. Akan tetapi, yang lebih

penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat

dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran yang berkualitas tidak lepas dari peran guru secara

aktif. Sejak Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang

Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) disahkan, secara otomatis peran guru

harus berubah sesuai tuntutan kurikulum yang telah diberlakukan. Pasal 20 (b)

menyebutkan bahwa: ”Guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan

kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni”.

Berdasarkan pasal tersebut, guru dituntut untuk menciptakan kondisi

pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan

meningkatkan kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran yang

harus dicapai. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola proses pembelajaran

yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subjek utama belajar.

Guru perlu memiliki kreativitas agar dapat menciptakan suasana kelas yang

nyaman dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar. Dengan demikian, materi yang disampaikan oleh guru pun menjadi

bermakna bagi siswa.

Berdasarkan data nilai yang diperoleh peneliti, rata-rata nilai pemahaman

konsep pada mata pelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan

penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng dengan siswa yang berjumlah 20 anak

tergolong dalam kategori rendah. Rata-rata nilai IPS siswa kelas VB SDN

Sambeng khususnya materi perjuangan melawan penjajahan adalah 62,1 dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 63. Hal ini ditunjukkan dari 20

siswa, hanya sebanyak 9 siswa (45%) yang nilainya di atas KKM, sedangkan 11

Page 24: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

siswa (55%) nilainya masih berada di bawah KKM. Fakta tersebut merupakan

suatu bukti bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil

dalam memberikan pemahaman konsep pada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas VB SDN

Sambeng, rendahnya pemahaman konsep pada mata pelajaran IPS khususnya

materi perjuangan melawan penjajahan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1)

guru cenderung menyampaikan pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan

melawan penjajahan secara konvensional atau ceramah, pemberian tugas, dan

diselingi tanya jawab saja sehingga interaksi antara guru dengan siswa menjadi

pasif dan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dalam proses pembelajaran;

(2) siswa hanya disuruh mencatat materi dan menghafalkan konsep; (3) guru

belum menemukan model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi

perjuangan melawan penjajahan sehingga pembelajaran yang diajarkan saat ini

kurang optimal.

Berbagai hal yang muncul tersebut membuat siswa mengalami kesulitan

dalam memahami konsep. Untuk menyelesaikan berbagai masalah di atas

dibutuhkan sebuah solusi. Perjuangan melawan penjajahan merupakan salah satu

rangkaian dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Materi tersebut

saling berkesinambungan sehingga kurangnya pemahaman konsep materi

perjuangan melawan penjajahan akan mempengaruhi pemahaman konsep pada

materi selanjutnya, yaitu: materi perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan,

materi tokoh perjuangan proklamasi kemerdekaan, dan materi perjuangan

mempertahankan kemerdekaan. Salah satu solusi alternatif agar pemahaman

konsep pada materi perjuangan melawan penjajahan dapat meningkat, yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Model pembelajaran tersebut harus dimanfaatkan seefektif mungkin oleh guru

guna menunjang kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan kerangka berpikir yang dipakai sebagai

panduan untuk melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Makin tepat modelnya diharapkan makin efektif pula pencapaian

Page 25: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tujuan tersebut. Penerapan model dalam proses pembelajaran yang dipilih guru

merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu pengembangan model pembelajaran adalah model

pembelajaran kooperatif. Anita Lie (2008: 12) menyebutkan pembelajaran

kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pengajaran

yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama

siswa dalam tugas-tugas yang tersruktur. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai

fasilitator. Kegiatan belajar bersama seperti ini dapat memacu belajar aktif.

Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas siswa yaitu

siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah

dipahami. Selain itu diharapkan pula mampu berinteraksi secara positif antara

siswa satu dengan siswa lainnya maupun antara siswa dengan guru apabila ada

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar. Dengan demikian, penggunaan

keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi semakin penting.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan pemahaman konsep adalah model kooperatif tipe snowball drilling.

Metode snowball drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang

diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan (Agus Suprijono,

2009: 105). Langkah-langkah penerapan tipe snowball drilling yaitu guru

mempersiapkan paket soal-soal dan menggelindingkan bola salju berupa soal

latihan dengan cara menunjuk/mengundi untuk mendapatkan seorang siswa yang

akan menjawab soal nomor 1. Jika siswa yang mendapat giliran pertama

menjawab soal nomor tersebut langsung menjawab benar, maka siswa itu diberi

kesempatan menunjuk salah satu temannya menjawab soal nomor berikutnya

yaitu soal nomor 2. Seandainya siswa yang pertama mendapat kesempatan

menjawab soal nomor 1 gagal, maka siswa itu diharuskan menjawab soal

berikutnya dan seterusnya hingga siswa tersebut berhasil menjawab benar item

soal pada suatu nomor soal tertentu. Penerapan model kooperatif tipe snowball

drilling dalam pembelajaran menuntut perhatian tinggi dari siswa. Siswa dapat

membuat kesalahan yang sama jika siswa itu tidak memperhatikan teman-

temannya yang menjawab soal pada putaran sebelumnya. Tipe snowball drilling

Page 26: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

secara sosial berimplikasi pada tumbuhnya sikap kooperatif. Model kooperatif

tipe snowball drilling juga menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

menyiapkan soal-soal yang lebih variatif sehingga siswa tidak merasa bosan

dengan tipe soal-soal yang baru. Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan

dalam pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajahan

karena materi yang dipelajari menuntut perhatian dan ketelitian yang tinggi dari

siswa. Pemahaman materi yang mendalam juga sangat diperlukan dalam

pembelajaran IPS sehingga diperlukan banyak latihan dalam proses pembelajaran

IPS. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan pemahaman konsep

siswa akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

mengajukan penelitian “Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Drilling

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan pada

Siswa Kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasi adanya beberapa masalah yang dialami dalam pembelajaran IPS

khususnya materi perjuangan melawan penjajahan, yaitu:

1. Proses pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajahan

masih disampaikan secara konvensional atau ceramah, pemberian tugas, dan

diselingi tanya jawab saja.

2. Siswa hanya mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru dan

menghafalkan konsep. Itupun dilakukan oleh siswa dengan bermalas-malasan

karena materi IPS yang cenderung banyak.

3. Guru belum menemukan model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan

materi perjuangan melawan penjajahan. Diperlukan model pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna

dan materi yang diajarkan oleh guru dapat diserap oleh siswa secara optimal.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengajarkan

Page 27: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

materi perjuangan melawan penjajahan adalah model kooperatif tipe snowball

drilling.

4. Perlunya metode pembelajaran yang tepat yang dapat menarik siswa sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.

5. Perlunya media pembelajaran yang menarik yang dapat memudahkan siswa

dalam menerima pelajaran.

6. Guru kurang mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka

dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model kooperatif tipe snowball

drilling.

2. Pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS, yaitu pemahaman konsep yang

dikuasai oleh siswa pada pembelajaran IPS. Pemahaman konsep pada

penelitian ini dibatasi pada materi perjuangan melawan penjajahan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model kooperatif tipe snowball drilling dapat

meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada

siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora tahun 2012 ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan model kooperatif tipe snowball drilling dalam

meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada

siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora tahun 2012?

Page 28: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

E. Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan

melalui model kooperatif tipe snowball driling pada siswa kelas VB SDN

Sambeng, Todanan, Blora tahun 2012.

2. Untuk mengetahui hambatan ketika model kooperatif tipe snowball drilling

diterapkan sehingga hambatan-hambatan tersebut dapat segera diatasi dan

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB

SDN Sambeng, Todanan, Blora tahun 2012 dapat meningkat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat

teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dari hasil penelitian ini adalah agar penelitian

ini dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal model

pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk

pemahaman konsep khususnya materi perjuangan melawan penjajahan. Selain

itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian

lebih lanjut mengenai penerapan model yang lebih inovatif dalam kegiatan

pembelajaran di kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya pemahaman konsep khususnya materi perjuangan

melawan penjajahan pada pembelajaran IPS.

2) Meningkatnya hasil belajar IPS.

b. Bagi Guru

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran.

2) Meningkatnya kinerja guru karena model kooperatif tipe snowball

drilling dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.

Page 29: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Bagi Sekolah

1) Memperoleh sumbangan yang positif khususnya dalam perbaikan

pembelajaran IPS.

2) Meningkatnya kualitas pendidikan khususnya proses pembelajaran IPS.

3) Terwujudnya pembelajaran efektif di sekolah.

d. Bagi Peneliti

1) Mengembangkan wawasan mengenai penerapan model kooperatif tipe

snowball drilling yang tepat dalam proses pembelajaran.

2) Mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe

snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan

melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng.

Page 30: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan

a. Pengertian Pemahaman

Endang Poerwanti (2009: 1-23) menyatakan bahwa pemahaman

merupakan aspek dalam ranah kognitif. Pemahaman (comprehension),

kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang

diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

menggunakan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Bloom dan kawan-kawan membagi ranah kognitif ke dalam 6

tingkatan, yang tersusun dari kemampuan yang paling rendah sampai

kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu: pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pemahaman merupakan tingkatan

kedua setelah pengetahuan. Bloom dan kawan-kawan dalam Suyono dan

Hariyanto (2011: 168) mendeskripsikan pemahaman (comprehension)

adalah menerjemahkan makna pengetahuan (translation), menafsirkan

(interpretation), ekstrapolasi (extrapolation).

Menurut Winkel (1999: 246), pemahaman mencakup kemampuan

untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya

kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan,

mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain,

membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data

tertentu.

Anas Sudijono (2005: 50) mengemukakan bahwa

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan

diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang

sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta

didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan

Page 31: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penjelasan atau memberi uraian lebih rinci tentang hal ini dengan

menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman yaitu memahami informasi dan bisa menjelaskannya

ke dalam kata-kata sendiri (John W. Santrock, 2009: 147). Dalam hal ini

memahami berarti membentuk arti dari instruksi yang meliputi

menginterpretasikan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas,

menduka, membandingkan, dan menjelaskan. Menurut Taufik Tea (2009:

199), dijelaskan bahwa pemahaman tumbuh karena adanya proses berpikir

yang sistematis dan jelas.

Bloom dalam Ian (2010), berpendapat bahwa

Here we are using the tern “comprehension’ to include those

objectives, behaviors, or responses which represent an

understanding of the literal message contained in a comminication.

Di sini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan,

tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahamn

pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap materi yang sedang

dipelajari, memahami makna materi, dan memanfaatkan materi tersebut.

Dengan demikian, diharapkan siswa dapat paham terhadap materi yang

diajarkan oleh guru, yaitu materi perjuangan melawan penjajahan, baik

penjajahan melawan Belanda maupun penjajahan melawan Jepang.

Memaknai seseorang/siswa yang sudah paham atau belum paham

terhadap materi pembelajran yang diberikan oleh pebelajar tidaklah mudah.

Untuk itu, perlu adanya kata kerja yang menggambarkan aktivitas

pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom pada domain kognitif dalam

Suyono & Hariyanto (2011: 169), kata kerja untuk tingkatan kognitif yang

pemahaman adalah menjelaskan, mengulangi, menyusun ulang kata-kata,

mengkritik, menggolongkan, meringkas, menggambarkan, menerjemahkan,

mereviu, melaporkan, menuliskan kembali, mendiskusikan, memperkirakan,

menafsirkan, menteorikan, mengacu, dan memberi contoh.

Page 32: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Macam-macam Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah

pemahaman. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat

lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa

pengetahuan tidak perlu sebab untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu

mengetaui atau mengenal. Menurut Nana Sudjana ( 2010: 51), ada tiga

macam pemahaman yang berlaku umum, yaitu:

1) Pemahaman terjemahan, yaitu kesanggupan memahami makna yang

terkandung di dalamnya, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya.

2) Pemahaman penafsiran, menghubungkan bagian-bagian terdahulu

dengan yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang

bukan pokok.

3) Pemahaman ekstrapolasi, yaitu kesanggupan melihat dibalik yang

tertulis, tersirat dan tersurat, membuat ramalan tentang sesuatu, atau

memperluas wawasan.

Ketiga macam pemahaman di atas kadang-kadang sulit dibedakan

dan bergantung pada konteks isi pelajaran. Kata-kata operasional untuk

merumuskan tujuan instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain:

membedakan, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan, memperkirakan,

memberi contoh, mengubah, membuat rangkuman, menulis kembali, dan

melukiskan dengan kata-kata sendiri.

Ketiga macam pemahaman di atas juga dijadikan landasan dalam

penelitian ini. Dengan digolongkannya pemahaman menjadi tiga macam,

dapat diketahui siswa-siswa mana yang telah menguasai dan menerapkan

macam pemahaman di atas. Ketiga macam pemahaman di atas juga

diterapkan dalam materi perjuangan melawan penjajahan dan diharapkan

siswa kelas VB SDN Sambeng dapat memahami materi perjuangan

melawan penjajahan yang disampaikan oleh guru dengan baik.

c. Pengertian Konsep

Suyono dan Hariyanto (2011: 145) menyatakan bahwa konsep

adalah suatu gugusan atau sekelompok fakta/keterangan yang memiliki

Page 33: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

makna. Sedangkan Ruminiati (2007: 1-28) berpendapat bahwa konsep

adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/ pemikiran untuk

mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan

seseorang. Meskipun belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif

memiliki makna yang baik. Begitu pula sebaliknya, apabila konsep tersebut

bersifat negatif, maka juga akan memiliki makna negatif pula.

Menurut Bruner dalam Ruminiati (2007: 1-28) menyatakan bahwa

konsep adalah suatu kata yang bernuansa abstrak dan dapat digunakan untuk

mengelompokkan ide, benda, atau peristiwa. Selain konsep memiliki nama,

contoh positif, dan ciri. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2010: 162),

suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri

umum. Stimuli merupakan obyek-obyek atau orang (person). Kita dapat

menyatakan suatu konsep dengan sebutan “nama”. Konsep-konsep tidak

terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-

usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah

suatu yang sangat luas. Sedangkan Syaiful Sagala (2011: 71) berpendapat

bahwa

Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok

orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk

pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh

dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir

abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan

fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaaan konsep adalah

menjelaskan dan meramalkan.

Menurut Winkel (1999: 100), konsep atau pengertian adalah satuan

arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sama. Orang

yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap segala objek

yang dihadapi sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu

(klasifikasi).

Lain dengan Winkel, Rosser dalam Syaiful Sagala (2011: 73)

menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas

objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan

yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Ausubel dalam Syaiful Sagala

Page 34: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(2011: 73) menyatakan bahwa konsep-konsep diperoleh dengan cara

formasi konsep (concept formation) merupakan bentuk perolehan konsep-

konsep sebelum anak-anak masuk sekolah. Sedangkan menurut Gagne

dalam Syaiful Sagala (2011: 73), formasi konsep dapat disamakan dengan

belajar konsep-konsep konkret, dan asimilasi konsep (concept assimilation)

merupakan cara utama memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah

sekolah.

Djamarah & Zain dalam Trianto (2011; 158) mengemukakan

konsep atau pengertian merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk

menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental

sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan

objek-objeknya. Seseorang dapat menguasai konsep apabila ia mampu

membedakan antara benda yang satu dengan benda yang lain, peristiwa

yang satu dengan peristiwa yang lain. Dengan menguasai konsep siswa akan

dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep

adalah suatu pernyataan yang bersifat abstrak, yang merupakan buah

pemikiran atau pendapat dari sesorang dan pendapat tersebut dapat berubah

sesuai dengan pengetahuan yang baru. Konsep perjuangan melawan

penjajahan diharapkan dapat dipahami oleh siswa kelas VB SDN Sambeng

sehingga pemahaman mereka tentang materi perjuangan melawan

penjajahan dapat meningkat.

d. Ciri-ciri Konsep

Oemar Hamalik (2010: 162) menyebutkan ciri-ciri konsep sebagai

berikut:

1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu

dengan konsep lainnya sehingga adanya keragaman antara konsep-

konsep sebenarnya ditandai oleh adanya atribut yang berbeda.

2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada suatu

atribut. Konsep menjadi bermacam-macam karena jumlah nilai yang

berbeda. Suatu konsep mungkin mempunyai rentang nilai yang luas.

Page 35: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Jadi, jika atribut konsep sangat luas, maka konsep tersebut dapat saja

diidentifikasi berdasarkan atribut-atribut lainnya.

3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan

konsep lainnya. Semakin kompleks suatu konsep, semakin banyak pula

jumlah atribitnya dan semakin sulit untuk mempelajarinya.

4) Kedominanan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa

atribut lebih dominan (obvious) daripada yang lainnya. Jadi, dominan

menunjuk kepada konsep sebagaimana atribut sehingga konsep

dominan memiliki atribut dominan.

Ciri-ciri konsep di atas dijadikan landasan dalam penelitian ini.

Konsep perjuangan melawan penjajahan dapat dilihat apakah memenuhi

ciri-ciri konsep yang disebutkan di atas atau tidak. Apabila sebagian besar

ciri konsep tersebut terdapat dalam konsep perjuangan melawan penjajahan,

maka konsep perjuangan melawan penjajahan dapat dikatakan baik.

e. Jenis-jenis Konsep

Oemar Hamalik (2010: 163) menyebutkan jenis-jenis konsep

sebagai berikut:

1) Konsep konjungtif (conjuctive concepts)

Artinya nilai-nilai tertentu dari berbagai atribut disajikan bersama-

sama. Nilai-nilai dan atribut ditambahkan bersama untuk menghasilkan

suatu konsep konjungtif. Konsep konjungtif sangat mudah dipelajari

dan diajarkan karena hanya menambah antara atribut dan nilai-nilai.

2) Konsep disjungtif (disjunctive concepts)

Artinya sesuatu yang dapat dirumuskan dalam sejumlah cara yang

berbeda-beda. Antara atribut-atribut dan nilai-nilai dapat disubstitusikan

antara yang satu dengan yang lainnya.

3) Konsep hubungan (relational concepts)

Yakni suatu konsep yang mempunyai hubungan-hubungan khusus

antara atribut satu dengan lainnya.

Page 36: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

f. Kegunaan Konsep

Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan siswa atau paling

tidak punya pengaruh tertentu. Menurut Oemar Hamalik (2010: 164),

kegunaan konsep, antara lain:

1) Mengurangi kerumitan lingkungan.

Lingkungan itu sangat kompleks dan untuk mempelajarinya tentu saja

sulit jika tidak dirinci menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. Oleh

karena itu, lingkungan yang luas dan rumit dapat dikurangi

kerumitannya dengan menjabarkannya menjadi sejumlah konsep (suatu

kelas stimulasi).

2) Membantu untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar.

Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di dunia

sekitar kita dengan cara mengenali ciri masing-masing objek.

3) Membantu untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan lebih

maju.

Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat menggunakan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dimilikinya untuk

mempelajari sesuatu yang baru.

4) Mengarahkan kegiatan instrumental.

Berdasarkan konsep dan prinsip yang telah diketahui, maka seseorang

dapat menentukan tindakan-tindakan apa yang selanjutnya perlu

dikerjakan atau dilakukan.

5) Memungkinkan pelaksanaan pengajaran.

6) Mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama.

Kegunaan konsep di atas dijadikan landasan dalam penelitian ini.

Dengan mempelajari suatu konsep akan membantu kita untuk mempelajari

sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut akan dapat kita terima dengan

baik. Konsep perjuangan melawan penjajahan juga bisa diterima dengan

baik oleh siswa kelas VB SDN Sambeng apabila disampaikan dengan jelas.

Page 37: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

g. Pemahaman Konsep

Menurut John W. Santrock (2009: 2), pemahaman konseptual

adalah sebuah aspek penting dalam pembelajaran dan lebih lanjutnya

pemahaman konseptual ditingkatkan ketika guru menjelajahi sebuah topik

secara mendalam, serta memberikan contoh-contoh yang sesuai dan menarik

dengan konsep yang terlibat.

Oemar Hamalik (2010: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus

diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep,

yaitu: (1) dapat menyebutkan contoh konsep; (2) dapat menyatakan ciri-ciri

konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan

konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep.

Flavell dalam Syaiful Sagala (2011: 72) memaparkan bahwa

pemahaman terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi,

yaitu:

1) Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, contoh konsep

harus mempunyai atribut yang relevan dan atribut yang tidak relevan.

Atribut bisa berupa fisik, maupun berupa fungsional.

2) Struktur, menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut itu. Ada tiga

macam struktur yang dikenal, yaitu konsep konjungtif, konsep

disjungtif, dan konsep relasional.

3) Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat dilihat dan konkret, atau

konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain.

4) Keinklusifan, ditunjukkan pada jumlah contoh yang terlibat dalam

konsep tersebut.

5) Generalitas atau keumuman, bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda

dalam posisi superordinat atau subordinatnya.

6) Ketepatan, suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan

untuk membedakan contoh dari noncontoh suatu konsep.

7) Kekuatan, yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang setuju

bahwa konsep itu penting.

Page 38: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep adalah kemampuan untuk mengerti materi yang

diajarkan, menangkap makna materi yang dipelajari, dan memanfaatkan isi

materi yang dipelajari sehingga dapat memecahkan masalah yang

berhubungan dengan materi yang dipelajari. Dalam pelaksanaan

pembelajaran, tiga domain hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor)

harus selalu ada karena ketiga domain tersebut merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Akan tetapi, pemahaman

konsep hanya termasuk dalam domain kognitif. Oleh karena itu, meskipun

guru menilai ketiga domain tersebut, kesimpulan yang disajikan dalam

penelitian ini hanya mencakup domain kognitif saja.

h. Materi Perjuangan Melawan Penjajahan

Perjuangan melawan penjajahan merupakan salah satu pokok

materi yang harus dipelajari oleh siswa kelas V pada semester II. Yang

dipelajari dalam pokok materi ini terdiri dari 2 sub pokok materi, yaitu

Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda dan Perjuangan Melawan

Penjajahan Jepang. Pengajaran materi perjuangan melawan penjajahan

dimaksudkan agar siswa dapat menghargai perjuangan para tokoh pejuang

dalam melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

Pengertian perjuangan yaitu perkelahian (memperebutkan sesuatu

yang dianggap berharga); peperangan; usaha yang penuh dengan kesukaran

dan bahaya. Sedangkan arti kata dari melawan adalah menghadapi

(berperang, bertinju, bergulat, dsb untuk mempertahankan diri). Menurut I

Wayan Badrika (2004: 144) mendefinisikan penjajahan sebagai penguasaan

terhadap suatu daerah dan suatu bangsa oleh bangsa lainnya. Penjajahan

seperti itu mengarah pada penguasaan dari sesuatu yang telah ditundukan

sehingga menjadi lemah dengan menggunakan ancaman, teror, agitasi,

tekanan, agresi dan tindakan kekerasan lainnya. Dari beberapa arti kata

tersebut, pengertian perjuangan melawan penjajahan adalah usaha yang

dilakukan sekuat tenaga untuk melawan pendudukan suatu negara yang

Page 39: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dijajah oleh negara penjajah dengan menggunakan ancaman, teror, tekanan,

dan kekerasan tindakan lainnya.

Indonesia pernah dikuasai oleh bangsa asing dalam waktu yang

sangat lama. Bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah Indonesia adalah

Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Penjajahan menyebabkan

penderitaan bagi rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia tidak tinggal diam

sehingga mereka melakukan perjuangan untuk mengusir penjajah dari bumi

pertiwi. Pada awalnya, bangsa Indonesia mengadakan perlawanan di

daerahnya masing-masing. Kemudian tumbuh kesadaran bahwa kita ini

adalah satu bangsa. Kesadaran itu menimbulkan tekad untuk bersatu

menjadi satu bangsa yang terwujud dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.

Perjuangan melawan penjajah juga tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi

juga melalui organisasi-organisasi. (Endang Susilaningsih, 2008: 134)

Berikut ini adalah ringkasan materi yang diambil dari beberapa

Buku Sekolah Elektronik (BSE) karangan Endang Susilaningsih, dkk (2008:

135-149) dan Siti Syamsiyah, dkk (2008: 73-82) dari Depdiknas (2008):

1) Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda

Belanda datang ke tanah Nusantara dimulai pada tahun 1596.

Mereka ingin melakukan hubungan dagang dengan penduduk yang ada di

wilayah Nusantara. Untuk pertama kalinya beberapa kapal Belanda

singgah di Pelabuhan Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Lama kelamaan, kapal dagang Belanda yang datang semakin bertambah.

Untuk mencegah adanya persaingan yang tidak sehat di antara

pedagang Belanda dan pedagang asing lainnya (khususnya Portugis dan

Spanyol), maka para pedagang Belanda mendirikan VOC (Vereenigde

Oost Indische Compagnie). VOC yaitu kongsi atau perserikatan

perdagangan Belanda yang ada di wilayah Nusantara.VOC didirikan

pada tahun 1602 dan dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal yang

bernama Pieter Both. Akan tetapi, pada tanggal 31 Desember 1799 VOC

dibubarkan.

Page 40: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kedatangan bangsa asing ke wilayah Nusantara pada awalnya

disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia. Mereka semua datang

dengan tujuan melakukan perniagaan, yaitu jual beli rempah-rempah

yang memang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa. Akan tetapi, karena

keangkuhan dan keserakahannya, bangsa Eropa menerapkan sistem

monopoli.

Pada saat sistem ini diterapkan, mulailah ada reaksi dari rakyat

Indonesia. Apalagi setelah mereka menerapkan sistem kolonial. Rakyat

Indonesia bukan saja bereaksi, tetapi juga mengadakan perlawanan

bersenjata. Adapun perlawanan rakyat Indonesia dipimpin oleh tokoh-

tokoh pejuang, antara lain Pattimura, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran

Diponegoro, Pangeran Antasari, Sultan Ageng Tirtayasa, Cut Nyak Dien,

Teuku Umar, dan masih banyak lagi.

2) Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang

Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang datang pertama kali di

Tarakan Kalimantan Timur. Tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah

tanpa syarat kepada Jepang. Pada awal mulanya Jepang bersikap manis

dengan propagandanya, yaitu Tiga A yang berisi Jepang Cahaya Asia,

Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia. Tujuan 3A adalah untuk

menggerakkan rakyat membantu Jepang. Tanggal 9 Maret 1943 dibentuk

Putera (pusat tenaga rakyat) yang dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu

Ir. Soekarno, Moh. Hatta, K.H. Dewantara, dan K.H. Mas Mansur.

Tahun 1944 Jepang membentuk Jawa Hokokai atau

Perhimpunan Kebaktian Jawa untuk kepentingan perang Jepang. Untuk

membantu militer Jepang dibentuk organisasi Seinendan, Fujinkai,

Bogodan (pembantu polisi), Keibodan dan Heiho (pembantu prajurit).

Tahun 1943 dibentuk PETA (Pembela Tanah Air) dan Giguyun (tentara

suka rela) yang bertugas mempertahankan wilayahnya.

Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa

bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka

dipaksa bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat

Page 41: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api.

Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia

dan Thailand.

Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan

sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak

untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di

Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun.

Beberapa tokoh pahlawan yang mengadakan perlawanan

terhadap Jepang, yaitu Tengku Abdul Jalil, Tengku Abdul Hamid, K.H.

Zainal Mustafa, Pang Suma, L. Roemkorem, dan Supriyadi.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Drilling

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Agus Suprijono (2011: 45), model pembelajaran

merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi

pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap

implementasi kurikulum dan implementasinya pada tingkat operasional di

kelas. Lebih lanjut Agus Suprijono (2011: 46) menyatakan bahwa model

pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Menurut Arend dalam Agus Suprijono (2011: 46), model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Selain itu,

Arends dalam Trianto (2011: 22) menyatakan, “The term teaching model

refers to a particular apporoach to instruction that includes its goals,

syntax, environment, and management system”. Istilah model pengajaran

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,

sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Model pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Joyce dan

Weil dalam Soli Abimanyu, dkk (2008: 2-4) adalah kerangka konseptual

Page 42: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Joyce sendiri dalam Trianto (2011: 22) mengemukakan bahwa

model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa setiap

model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran

untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran

tercapai.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka berpikir yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan aktivitas

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Nieveen dalam Trianto (2011: 24), suatu model

pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Sahih (Valid)

Model pembelajaran dikatakan valid apabila model yang dikembangkan

didasarkan pada rasional teoretis yang kuat dan terdapat konsistensi

internal.

2) Praktis

Model pembelajaran dikatakan baik apabila para ahli dan praktisi

menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan, serta

kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat

diterapkan.

3) Efektif

Model pembelajaran dikatakan baik apabila ahli dan praktisi berdasar

pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif, serta secara

Page 43: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang

diharapkan.

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2009: 4), pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pembelajaran. Sedangkan menurut Trianto (2011:56),

pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran

ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan

temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling

membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat

sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam

pembelajaran kooperatif.

Menurut Wina Sanjaya (2009: 242), pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem

pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau

suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dalam pembelajaran

kooperatif dilakukan secara kelompok. Setiap kelompok yang mampu

menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan akan memperoleh penghargaan

(reward). Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan yang positif. Ketergantungan seperti itulah yang selanjutnya

akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok. Setiap

individu akan saling membantu. Mereka akan mempunyai motivasi untuk

keberhasilan kelompok sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan

yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

Sugiyanto (2009: 37) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus

pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

Page 44: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Seperti yang

dikemukakan oleh Roger, dkk dalam Miftahul Huda (2011: 29) bahwa

Cooperative learning is group learning activity organized in such a

way that learning is based on the socially structured change of

information between learners in group in which each learner is

held accountable for his or her own learning and is motivated to

increase the learning of others.

Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran

kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran

harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara

kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap

pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan

didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang

lain.

Agus Suprijono (2011: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja

kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih

diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-

pertanyaan, serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang

untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru

biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Selain itu, Art

dan Newman dalam Miftahul Huda (2011: 32) mendefinisikan pembelajaran

kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to

solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal (kelompok

kecil pembelajar/siswa yang bekerjasama dalam satu tim untuk mengatasi

suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan

bersama).

Dalam jurnal internasional yang ditulis oleh Johnson & Johnson

(2000: 2) menyatakan bahwa ”cooperative learning exists when students

work together to accomplish shared learning goals”. Diartikan bahwa

pembelajaran kooperatif ada ketika siswa-siswa bekerja bersama untuk

berbagi dalam menyelesaikan tujuan pembelajaran.

Page 45: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Anita Lie (2008: 12) menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan

istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam tugas-tugas yang tersruktur. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai

fasilitator. Kegiatan belajar bersama seperti ini dapat memacu belajar aktif.

Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas siswa yaitu

siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang

telah dipahami. Selain itu diharapkan pula mampu berinteraksi secara positif

antara siswa satu dengan siswa lainnya maupun antara siswa dengan guru

apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar. Dengan

demikian, penggunaan keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi

semakin penting.

Dalam jurnal internasional yang ditulis Jacobs & Hannah (dalam

http://www.georgejacobs.net/ cooperative.html) menyatakan bahwa

“cooperative learning, also known as collaborative learning, is a body of

concepts and techniques for helping to maximize the benefits of cooperation

among students”. Artinya, pembelajaran kooperatif yang juga dikenal

sebagai pembelajaran kolaboratif, adalah suatu bentuk dari konsep dan

tehnik untuk membantu memaksimalkan keuntungan-keuntungan kerjasama

diantara siswa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok untuk

bekerja sama dan saling membantu sehingga memaksimalkan tujuan dari

pembelajaran tersebut.

Slavin, Abrani, dan Chambers dalam Wina Sanjaya (2009: 244)

berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa

perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif

perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif.

1) Perspektif Motivasi

Artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok

memungkinkan setiap anggota kelompok saling membantu karena

Page 46: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan

kelompok. Hal semacan ini akan mendorong setiap anggota keompok

untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.

2) Perspektif Sosial

Artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu

dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok

memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi

keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus

karena setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh

keberhasilan.

3) Perspektif Perkembangan Kognitif

Artinya bahwa dengan adanya interaksi antaranggota dalam suatu

kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir

mengolah berbagai informasi.

4) Perspektif Elaborasi Kognitif

Artinya bahwa setiap siswa dalam suatu kelompok akan berusaha untuk

memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan

kognitifnya.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya

terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Johnson & Johnson

dan Sutton dalam Trianto (2011: 60), elemen-elemen pembelajaran

kooperatif adalah sebagai barikut:

1) Saling Ketergantungan Positif

Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling

membutuhkan dan sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan

terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua

anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya

merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil

terhaddap suksesnya kelompok. Hal inilah yang dimaksud dengan

saling ketergantungan positif.

Page 47: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Interaksi Antara Siswa

Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa karena

dalam belajar kelompok seorang siswa akan membantu siswa lain untuk

sukses sebagai anggota kelompok. Interaksi antara siswa dalam belajar

kelompok dapat berupa: (a) saling membantu secara efektif dan efisien;

(b) saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan; (c)

memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien; (d)

saling mengingatkan; (e) saling membantu dalam merumuskan dan

mengembangkan argumentasi, serta meningkatkan kemampuan

wawasan terhadap masalah yang dihadapi; (f) saling percaya; (g) saling

memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

3) Tanggung Jawab Individual

Tanggung jawab individual adalah kunci untuk menjamin semua

anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama, artinya setelah

mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat

menyelesaikan tugas yang sama. Tanggung jawab individual dalam

belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a)

membantu siswa yang membutuhkan bantuan; dan (b) siswa tidak dapat

hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya.

4) Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil

Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi

yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Untuk

mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan, siswa

harus: (a) saling mengenal dan mempercayai; (b) mampu

berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; (c) saling menerima

dan saling mendukung; (d) mampu menyelesaikan konflik secara

konstruktif.

Page 48: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5) Proses Kelompok

Proses kelompok terjadi apabila anggota kelompok mendiskusikan

bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat

hubungan kerja yang baik.

Selain itu, konsep utama dari pembelajaran kooperatif menurut

Slavin dalam Tianto (2011: 61) adalah;

1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok

mencapai kriteria yang ditentukan.

2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya

kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota

kelompok.

3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa

telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar

mereka sendiri.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif (Trianto, 2011: 66). Langkah-

langkah tersebut ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan motivasi

siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Page 49: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun

hasil belajar individu dan kelompok.

(Sumber. Ibrahim, dkk, 2000: 10)

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif di atas dijadikan

landasan dalam penelitian ini. Penelitian ini menerapkan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran IPS

materi perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN

Sambeng.

d. Model Kooperatif Tipe Snowball Drilling

Metode drill masih memberikan peran besar bagi guru dalam

kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya menjadi objek pembelajaran.

Interaksi yang terjadi hanya antara guru dan siswa, sementara interaksi

antara siswa dan siswa diabaikan. Proses interaksi demikian tidak jarang

menimbulkan perasaan takut pada diri siswa. Beban psikis bertambah berat

jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang diberikan

oleh gurunya. (Mudzakkir Hafidh, 2012)

Interaksi belajar mengajar dengan menggunakan metode drill

bersifat mekanis. Proses interaktif itu tidak memberi peluang kepada siswa

untuk menemukan sendiri informasi. Informasi adalah pemberian guru.

Pengetahuan siswa adalah bentukan guru. Proses belajar mengajar seperti

itu tidak menciptakan dinamika siswa dalam belajar. Pembelajaran seperti

itulah yang dikatakan Paulo Freire sebagai pembelajaran gaya bank atau

Page 50: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

banking concept of education. Guru merupakan investor, pengetahuan guru

adalah modal investasi, dan siswa adalah rekening koran yang mencatat

setiap transaksi investasi yang dilakukan guru. (Mudzakkir Hafidh, 2012)

Metode drill selain berdampak negatif pada pengembangan aspek

sosial dan psikologis seperti disampaikan di atas, metode ini juga tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan nilai-nilai

moralitas. Hal itu terlihat dalam aspek penilaian. Penilaian sepenuhnya

dilakukan guru, sementara siswa hanya menerima hasil jadinya. Nilai yang

diterima itu sebagai bentuk “putusan” sebagaimana seorang hakim

menjatuhkan vonis kepada terdakwa. Siswa tidak memperoleh kesempatan

untuk menilai proses dan hasil kerjanya sendiri. Jika siswa mendapat

kesempatan menilai sendiri, maka akan banyak manfaat yang diperolehnya.

Setidaknya, siswa dapat mengembangkan aspek-aspek moralitas. Dengan

menilai sendiri siswa dapat mengetahui dan memahami sampai di mana

suatu pengetahuan itu dikuasai. Kesempatan menilai sendiri memberikan

pembelajaran kepada siswa untuk melihat kelemahan-kelemahan dan

kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya. Jadi, menilai sendiri adalah

belajar untuk jujur.

Metode drill mengakibatkan iklim pembelajaran tidak

menyenangkan perlu diperbaiki. Perbaikan tentu ditujukan kepada

terciptanya efektivitas metode drill. Metode drill mampu menciptakan

kondisi motivasional atau medan psikologis/emosi yang positif, sehingga

metode tersebut dapat menarik perhatian siswa belajar, menumbuhkan

percaya diri, dan kepuasan dalam diri siswa terhadap hal yang dipelajarinya.

(Mudzakkir Hafidh, 2012)

Snowball drilling, begitu nama yang diberikan atas tipe yang

dihasilkan dari modifikasi metode drill. Istilah itu tidak dikenal dalam

literatur metode-metode pembelajaran. Selama ini yang tertulis dalam

literatur metode pembelajaran adalah snow balling. Metode snowball

dipergunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi

siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan

Page 51: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

ke kelompok besar sehingga akhirnya akan memunculkan dua atau tiga

jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok. Metode itu

akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran

yang mendalam atau menuntut siswa berpikir analisis bahkan sintesis.

(Mudzakkir Hafidh, 2012)

Berbeda dengan metode snowball, tipe snowball drilling tidak

dipakai dalam konteks diskusi, melainkan pemberian informasi sebanyak-

banyaknya melalui latihan soal-soal. Snowball drilling bukan untuk

pembelajaran berbasis masalah melainkan materi-materi yang bersifat

faktual. Perbedaan lainnya, istilah snowball tidak menggambarkan proses

diskusi dari kelompok kecil menuju kelompok besar, melainkan kecepatan

suatu kelompok menyelesaikan paket soal dengan benar dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya pada suatu putaran. Semakin cepat paket soal itu

dijawab dengan benar pada suatu putaran, semakin besar kesempatan kelas

tersebut mendapat paket soal berikutnya. (Mudzakkir Hafidh, 2012)

Tipe snowball drilling pada dasarnya sama dengan metode drill.

Persamaan itu terletak pada pijakan konstruksi teori yang digunakan yaitu

keduanya berdasarkan pada behaviorisme. Perbedaan antara metode drill

dan snowball drilling terletak pada pola interaksinya. Metode drill

memposisikan guru sebagai subyek dan siswa sebagai objek, sehingga

interaksi yang terjadi hanya antara guru dan siswa. Dalam tipe snowball

drilling posisi guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek, sehingga

pola interaksi yang terjadi adalah antara guru dan siswa, serta siswa dengan

siswa. Perbedaan lain antara metode drill dan tipe snowball drilling adalah

aspek teknis perolehan informasi. Informasi yang diperoleh siswa dalam

proses interaktif dengan menggunakan metode drill diperoleh melalui

pemberian guru, sementara informasi yang didapat siswa dalam proses

interaktif dengan menggunakan tipe snowball drilling diperoleh siswa

melalui pendekatan trial and error. (Mudzakkir Hafidh, 2012)

Page 52: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Snowball Drilling

Dalam penerapan tipe snowball drilling, peran guru adalah

mempersiapkan paket soal-soal dan lembar skoring penilaian yang

dibagikan kepada siswa serta menggelindingkan bola salju berupa soal

latihan dengan cara menunjuk/mengundi untuk mendapatkan seorang siswa

yang akan menjawab soal nomor 1. Jika siswa yang mendapat giliran

pertama menjawab soal nomor tersebut langsung menjawab benar maka

siswa itu diberi kesempatan menunjuk salah satu temannya menjawab soal

nomor berikutnya yaitu soal nomor 2. Seandainya, siswa yang pertama

mendapat kesempatan menjawab soal nomor 1 gagal maka siswa itu

diharuskan menjawab soal berikutnya dan seterusnya hingga siswa tersebut

berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor soal tertentu.

(Mudzakkir Hafidh, 2012)

Jika mencermati mekanisme tipe snowball drilling terlihat bahwa

tipe itu menuntut perhatian tinggi dari siswa. Seorang siswa pada suatu

giliran yang akan menjawab soal-soal yang belum terjawab benar pada

putaran sebelumnya dapat membuat kesalahan yang sama seperti yang

dilakukan temannya pada putaran sebelumnya. Kesalahan tersebut tidak

akan terulang lagi jika siswa itu memperhatikan teman-temannya yang

menjawab soal pada putaran sebelumnya. Proses interaksi pembelajaran

seperti itu mempunyai implikasi sosial. Tipe snowball drilling secara sosial

berimplikasi pada tumbuhnya sikap kooperatif.

Menurut Patni dalam Putri Arifah (2011: 20), terdapat langkah-

langkah untuk melakukan snowball drilling yaitu:

1) Peserta didik ditunjuk atau diundi satu persatu untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan guru.

2) Jika peserta didik pertama berhasil menjawab, maka peserta

didik tersebut berhak menunjuk teman yang lainnya untuk

menjawab soal berikutnya. Tetapi jika peserta tersebut gagal

menjawab pertanyaan pertama, maka dia harus menjawab

pertanyaan berikutnya hingga berhasil menjawab.

3) Di akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang

telah dipelajari peserta didik.

Page 53: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Langkah-langkah model kooperatif tipe snowball drilling di atas

dijadikan landasan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut

diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran IPS khususnya materi

perjuangan melawan penjajahan, baik perjuangan melawan penjajahan

Belanda maupun perjuangan melawan penjajahan Jepang. Dengan

diterapkan model kooperatif tipe snowball drilling diharapkan siswa dapat

menangkap materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan siswa

merasa asyik dengan model pembelajaran tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian terdahulu yang digunakan

sebagai acuan dan pembanding penelitian yang sedang dilakukan. Terkait dengan

penelitian peningkatan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa

dengan model kooperatif tipe snowball drilling, terdapat beberapa penelitian yang

relevan, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Arifah (2011) berjudul Penggunaan

Metode Pembelajaran Snowball Drilling untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA MTA Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2011 yang bertujuan untuk mengetahui penerapan metode

pembelajaran snowball drilling dalam upaya meningkatkan prestasi belajar

Akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA MTA Surakarta. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar Akuntansi siswa

kelas XI IPS 2 SMA MTA Surakarta dengan metode pembelajaran snowball

drilling. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1)

Penerapan metode snowball drilling dalam pembelajaran Akuntansi

mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari presentase pada siklus I

sebesar 78% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 90%. Melalui

metode snowball drilling mampu membuat siswa lebih memahami Akuntansi

dengan baik. (2) Prestasi belajar akuntansi mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada siklus I diketahui bahwa sebanyak 26

siswa atau sebesar 83,87% sudah memenuhi KKM dan terjadi peningkatan

Page 54: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pada siklus II yaitu sebanyak 31 siswa atau sebesar 100%. Penelitian ini

memiliki kesamaan variabel, yaitu sama-sama membahas tentang tipe

snowball drilling. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

ini terletak pada subjek penelitian dan mata pelajaran yang menjadi fokus

penelitian. Subjek penelitian tersebut adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA MTA

Surakarta dan fokus penelitiannya adalah mata pelajaran Akuntansi,

sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN Sambeng dan

fokus penelitiannya adalah mata pelajaran IPS.

2. Penelitian yang dilakukan Dwi Wulandari (2010) yang berjudul Penggunaan

Metode Snowball Drilling dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar IPS

Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar

Tahun Ajaran 2009/ 2010 bertujuan untuk (1) mengetahui adanya

peningkatan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas V SDN

03 Wonorejo melalui metode snowball drilling; (2) mengetahui dampak

kreativitas belajar siswa terhadap peningkatan hasil belajar siswa SDN 03

Wonorejo. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa (a) penggunaan metode

snowball drilling pada pokok bahasan usaha ekonomi di Indonesia dapat

meningkatkan kreativitas belajar siswa; (b) peningkatan kreativitas belajar

siswa berdampak pula pada peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini

sama-sama mengkaji tentang tipe snowball drilling yang diterapkan dalam

pembelajaran IPS. Bedanya, penelitian tersebut lebih menspesifikkan pada

peningkatan kreativitas belajar IPS, sedangkan penelitian ini menspesifikkan

pada peningkatan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan.

Perbedaan penelitian ini terletak pada subjek penelitian. Subjek penelitian

tersebut adalah siswa kelas V SDN 03 Wonorejo, sedangkan subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN Sambeng.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Renny Indah Kantiti (2011) yang berjudul

Penggunaan Media Edutainment sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman

Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan pada Peserta Didik Kelas V SDN 02

Jati Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Tujuan penelitian ini

adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan

Page 55: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

penjajahan melalui penggunaan media edutainment pada peserta didik kelas

V SD Negeri 02 Jati Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media

edutainment dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan

penjajahan pada peserta didik kelas V SDN 02 Jati Jaten Karanganyar tahun

pelajaran 2010/2011. Peningkatan pemahaman konsep tersebut dapat

dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep peserta didik pada

setiap siklus yaitu nilai rata-rata pemahaman konsep peserta didik sebelum

tindakan (pra siklus) hanya sebesar 59,3, pada siklus I nilai rata-rata

pemahaman konsep peserta didik menjadi 68,8, dan pada siklus II meningkat

menjadi 78,1. Sebelum dilaksanakan tindakan, peserta didik yang

memperoleh nilai diatas KKM (≥60) hanya sebanyak 10 peserta didik (42%),

pada siklus I meningkat menjadi 16 peserta didik (67%), dan pada siklus II

meningkat lagi menjadi 23 peserta didik (96%). Penelitian ini sama-sama

membahas tentang pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan,

tetapi berbeda dalam pemberian solusinya. Penelitian tersebut menggunakan

media edutainment, sedangkan penelitian ini dilakukan dengan menerapkan

model kooperatif tipe snowball drilling. Selain berbeda dalam pemberian

solusinya, penelitian ini juga berbeda subjek penelitiannya. Subjek penelitian

tersebut adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Jati, sedangkan subjek penelitian

ini adalah siswa kelas VB SDN Sambeng.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema

dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal,

pemahaman konsep materi perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB

SDN Sambeng, Todanan, Blora tergolong rendah, terbukti dari 11 siswa (55%)

dari 20 siswa mempunyai nilai di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya: (1) guru cenderung menyampaikan pembelajaran

IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajahan secara konvensional atau

ceramah, pemberian tugas, dan diselingi tanya jawab saja sehingga interaksi

Page 56: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

antara guru dengan siswa menjadi pasif dan menyebabkan siswa menjadi cepat

bosan dalam proses pembelajaran; (2) siswa hanya disuruh mencatat materi dan

menghafalkan konsep; (3) guru belum menemukan model pembelajaran yang

tepat untuk mengajarkan materi perjuangan melawan penjajahan sehingga

pembelajaran yang diajarkan saat ini kurang optimal. Ketidakoptimalan

pembelajaran tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki

siswa.

Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Diantara berbagai model dalam

pembelajaran, model kooperatif tipe snowball drilling adalah model yang

diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa, khususnya

pemahaman konsep pada materi perjuangan melawan penjajahan. Melalui

kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, model kooperatif tipe snowball drilling

diterapkan dengan menggunakan siklus I dan siklus II, yang setiap siklus melalui

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa

dengan model kooperatif tipe snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman

konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng,

Todanan, Blora. Secara skematis kerangka berpikir dapat digambarkan pada

gambar 2.1 sebagai berikut:

Page 57: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir

1. Nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan

penjajahan siswa kelas VB

SDN Sambeng rendah.

2. 11 siswa atau 55%memiliki

nilai di bawah KKM, yaitu 63.

Kondisi

Awal

1. Guru mengajar

secara

konvensional.

2. Tidak menggunakan

model pembelajaran

yang menarik.

Tindakan

Melalui PTK,

guru

menerapkan

model kooperatif

tipe snowball

drilling dalam

pembelajaran

IPS materi

perjuangan

melawan

penjajahan.

Siklus I

Materi

perjuangan

melawan

penjajahan

Belanda.

- 14 siswa

tuntas (70%)

- 6 siswa tidak

tuntas (30%)

Siklus II

Materi

perjuangan

melawan

penjajahan

Jepang.

- 18 siswa

tuntas (90&)

- 2 siswa tidak

tuntas (10%)

Kondisi

Akhir

Melalui penerapan model kooperatif

tipe snowball drilling dapat

meningkatkan pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan pada

siswa kelas VB SDN Sambeng.

Empat tahap:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Observasi

4. Refleksi

Page 58: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Penerapan model

kooperatif tipe snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng Todanan

Blora tahun 2012.”

Page 59: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VB SDN Sambeng, Todanan,

Blora, tahun 2012. Lokasi sekolah berada di Kelurahan Sambeng, Kecamatan

Todanan, Kabupaten Blora. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut

didasarkan pada pertimbangan: (1) peneliti ingin meningkatkan pemahaman

konsep pada mata pelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan

penjajahan siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling;

(2) SD tersebut pernah digunakan peneliti dalam menempuh jenjang sekolah

dasar sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian; (3) lokasi SD tersebut

mudah dijangkau oleh peneliti; (4) sekolah tersebut belum pernah digunakan

sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya

penelitian ulang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan, yaitu dari bulan

Januari tahun 2012 sampai dengan bulan Juli tahun 2012. Untuk lebih jelasnya

rincian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Page 60: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan

No.

Waktu

Jenis Keg

Januari

2012

Februari

2012

Maret

2012

April

2012

Mei

2012

Juni

2012

Juli

2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

1. Pengumpulan data

2. Pengajuan proposal

3. Revisi Proposal

4. Seminar Proposal

4. Pengajuan surat izin

5. Pelaksanaan

1. Siklus I

2. Siklus II

6. Analisis data

7. Pembuatan laporan

8. Konsultasi laporan

9. Ujian skripsi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VB SDN Sambeng, Kecamatan

Todanan, Kabupaten Blora 2012, berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa

laki-laki dan 10 siswa perempuan.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di

dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas

(Suharsimi Arikunto, 2008: 2).

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan

penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam

proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah

tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan

Page 61: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan

kerjasama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk

menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus

yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan.

Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa

PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat

empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c)

pengamatan; dan (d) refleksi.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang secara rinci

diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran.

2) Mempersiapkan instrumen penelitian.

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran

tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interpretasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterpretasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada

tahap interpretasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti.

Interpretasi ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan

dapat mengatasi permasalahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil

pengamatan dan interpretasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian

yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian.

Dari hasil penarikan simpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini

Page 62: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

mencapai keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008:

133) menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas

secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa; (b)

suasana kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab

pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what

extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

D. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

sebagian besar berupa data kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari berbagai

sumber. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:

1. Informasi data yang diperoleh berasal dari nara sumber yang terdiri atas

siswa kelas VB semester II SDN Sambeng Todanan Blora tahun pelajaran

2011/2012 yang berjumlah 20 siswa dan guru kelas V SDN Sambeng,

Todanan, Blora.

2. Arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan dan dokumen berupa data

nilai mata pelajaran IPS, khususnya materi perjuangan melawan penjajahan

yang digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa kelas VB SDN Sambeng

sebelum dilakukan tindakan.

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS materi perjuangan melawan

penjajahan dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling pada

siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora.

4. Informasi lain tentang kondisi SDN Sambeng, Todanan, Blora.

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada empat teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2002: 69)

disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Data dokumentasi

Page 63: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data. Data dokumentasi

tersebut meliputi silabus IPS kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), foto kegiatan pembelajaran, hasil observasi selama proses

pembelajaran, serta hasil tes siswa kelas VB SDN Sambeng sebelum dan

sesudah penerapan model kooperatif tipe snowball drilling .

2. Observasi

Menurut H. B. Sutopo (2002: 64), observasi digunakan untuk

menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan

benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipasi. Peneliti

bertindak sebagai guru atau pengajar dan berperan penuh melaksanakan

tindakan yang dapat mempengaruhi peristiwa yang sedang berlangsung.

Observer yang membantu adalah guru kelas V SDN Sambeng. Observasi

terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran konsep perjuangan melawan penjajahan dengan menerapkan

model kooperatif tipe snowball drilling. Alat penilaian yang digunakan untuk

mengobservasi guru, yaitu dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan

Guru (APKG). Sementara itu, observasi terhadap siswa kelas VB SDN

Sambeng difokuskan pada pengamatan aspek afektif (pengamatan perilaku

berkarakter dan keterampilan sosial) dan aspek psikomotor. Awalnya siswa

masih bingung untuk mengikuti pembelajaran dengan penerapan model

kooperatif tipe snowball drilling. Akan tetapi, setelah mendapat bimbingan dari

guru siswa menjadi paham dan bisa mengikuti pembelajaran dengan lancar.

Sebagian siswa terlihat antusias dalam mendengarkan soal-soal yang diberikan

oleh guru.

Selain mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa, observer juga

mengamati penerapan model kooperatif tipe snowball drilling untuk

mengetahui keefektifan model tersebut dalam pembelajaran. Akan tetapi,

pedoman penerapan model kooperatif tipe snowball drilling sudah terdapat di

dalam pedoman kegiatan guru (dapat dilihat pada lampiran 35 halaman 238).

Page 64: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya

dalam memperoleh data tentang latar belakang siswa, pendidikan, orang tua,

perhatian dan sikap terhadap sesuatu. Menurut H. B. Sutopo (2002: 58), ada

dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing).

Wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam karena peneliti merasa

tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan demikian wawancara

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat “open-ended” dan

mengarah pada kedalaman informasi serta dilakukan dengan cara yang tidak

secara formal terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang

banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian

informasinya secara lebih jauh dan mendalam. Wawancara ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi tentang data yang berkaitan dengan pemahaman

konsep materi perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng

sebelum dan sesudah penerapan model kooperatif tipe snowball drilling.

Pedoman wawancara terlampir.

4. Tes

Tes adalah serangkaian pernyataan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi

Arikunto dalam Endang Poerwanti, dkk (2009: 4-4).

Dilihat dari bentuk jawaban yang diberikan siswa, tes dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu (a) essay; (b) tes jawaban pendek; dan (c) tes objektif.

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat sebelum tindakan atau

tes awal (lihat lampiran 2) dan setiap akhir pembelajaran. Pemberian tes pada

setiap akhir pembelajaran dimaksudkan untuk mengukur seberapa tinggi

pemahaman konsep pada materi perjuangan melawan penjajahan yang dikuasai

siswa kelas VB SDN Sambeng setelah kegiatan pemberian tindakan.

Page 65: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dijadikan

sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas alat ukur

menunjukkan kualitas kesahihan suatu instrumen atau alat pengumpul data dapat

dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur/diinginkan, sehingga alat ukur dikatakan sahih apabila dapat

mengungkap secara cermat dan tepat data dari variabel yang diteliti. Tinggi

rendahnya tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data dari variabel

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Endang Poerwanti, dkk (2009: 4-37) mengemukakan bahwa pada

validitas isi yang menjadi kriterium untuk menetapkan valid atau tidaknya alat

ukur adalah isi/substansi dari variabel yang akan diukur sehingga pada umumnya

validitas ini hanya digunakan untuk mengukur variabel dengan cakupan materi

yang jelas. Derajad validitas menunjuk pada kemampuan tes dalam

menggambarkan topik-topik dan ruang lingkup cakupan materi yang akan diukur.

Apabila alat ukur yang dikembangkan telah representatif, dalam arti mewakili

semua cakupan materi, maka alat ukur tersebut telah memenuhi syarat content

validity.

Dalam penelitian ini, alat ukur untuk dapat mengukur pemahaman

konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng,

Todanan, Blora adalah tes hasil belajar siswa pada materi perjuangan melawan

penjajahan, baik perjuangan melawan penjajahan Belanda maupun perjuangan

melawan penjajahan Jepang.

Page 66: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Cara analisisnya

mengikuti pola pemikiran yang konkrit kualitatif artinya suatu analisis yang

kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil

dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.

Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi

Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan

Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman (2009: 19) mengemukakan

bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat

sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,

untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat,

tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang telah muncul dari

beberapa catatan tertulis yang diperoleh di lapangan. Reduksi data merupakan

bentuk analisis yang menajamkan, membuang yang tidak perlu, mengarahkan,

menggolongkan, dan mengorganisasi data sehingga diperoleh suatu simpulan.

Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan

penyederhanaan dengan data kondisi SDN Sambeng, data nilai pemahaman

konsep siswa, serta data hasil observasi guru dan siswa kelas VB SDN

Sambeng.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan.

Hasil dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan.

Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan pada saat mengolah dan

Page 67: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengambil tindakan terhadap data yang masuk, kemudian disusun dan

didisplay dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan

penelitian.

Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SDN

Sambeng, data nilai pemahaman konsep siswa, data hasil observasi guru dan

siswa kelas VB SDN Sambeng, serta data hasil wawancara guru sebelum dan

sesudah tindakan dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling

dalam pembelajaran.

3. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi

jelas, dapat berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau teori. Penyajian

data yang dikemukakan bila telah didukung oleh data-data yang mantap, maka

dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan

secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik

pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II. Kesimpulan

yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Setiap kesimpulan

yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau

menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam

laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis

penelitian.

Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja

analisis tersebut dapat ditunjukkankan seperti gambar 3.1 sebagai berikut:

Page 68: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber. Miles & Huberman, 2009: 20)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau

tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji

Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep perjuangan melawan

penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora dengan

menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling. Indikator penelitian ini

bersumber dari kurikulum dan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), yaitu 63. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep

siswa secara klasikal memperoleh nilai ≥63 mencapai 80%.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa

kelas VB SDN Sambeng Todanan Blora melalui penerapan model kooperatif tipe

snowball drilling. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur

penelitian ini mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang

dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1)

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Penarikan

Kesimpulan/Verifikasi

Page 69: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi dan

evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan

(reflecting). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006:16), prosedur penelitian di

atas dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber. Suharsimi Arikunto, dkk, 2008: 16)

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 2 kali pertemuan di

setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Menentukan pokok bahasan yaitu perjuangan melawan penjajahan

Belanda dan perjuangan melawan penjajahan Jepang.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling.

Refleksi Awal

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

N

Page 70: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa selama menerapkan model

kooperatif tipe snowball drilling.

4) Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran.

5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan/ Tindakan

Tahap ini dilakukan dengan mengadakan pembelajaran perjuangan

melawan penjajahan sesuai dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti dengan menerapkan

model kooperatif tipe snowball drilling pada proses pembelajaran. Siklus I

dilaksanakan dalam 2 x pertemuan, yaitu pertemuan pertama mempelajari

tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda dan pertemuan kedua

mempelajari tentang perjuangan melawan penjajahan Jepang. Waktu setiap

pertemuan yaitu 2 x 35 menit.

c. Tahap Observasi

Melakukan pengamatan atau observasi kegiatan guru dan siswa

selama penerapan model kooperatif tipe snowball drilling. Pengamatan

aktivitas siswa meliputi pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan

keterampilan sosial) dan psikomotor siswa. Selain itu, guru juga melakukan

pengamatan atau observasi terhadap hasil tes pemahaman konsep siswa di

setiap akhir pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi

data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB

SDN Sambeng sesuai dengan nilai evaluasi saat pembelajaran. Indikator

ketercapaian kinerja pada siklus I adalah 80% siswa mendapatkan nilai ≥63

(KKM). Akan tetapi, pada kenyataannya siswa kelas VB SDN Sambeng

pada siklus I yang mendapat nilai ≥63 hanya 14 siswa atau 70%. Oleh

karena itu, proses pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan

Page 71: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dengan penerapan model kooperatif tipe snowball drilling tersebut perlu

diperbaiki lagi dan disempurnakan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan

pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling

yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada

siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling.

3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa selama menerapkan model

kooperatif tipe snowball drilling.

4) Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran.

5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan/ Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir

sama dengan siklus I, yaitu pembelajaran dengan menerapkan model

kooperatif tipe snowball drilling. Perbedaannya hanya pada proses

pembelajaran dan soal instrumennya karena pada siklus II ini dilaksanakan

perbaikan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Meskipun demikian,

pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 x pertemuan pun dengan

materi yang sama, yaitu pertemuan pertama mempelajari tentang perjuangan

melawan penjajahan Belanda dan pertemuan kedua mempelajari tentang

perjuangan melawan penjajahan Jepang.

Page 72: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c. Tahap Observasi

Melakukan pengamatan/observasi kegiatan guru dan siswa selama

penerapan model kooperatif tipe snowball drilling. Pengamatan aktivitas

siswa meliputi pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan keterampilan

sosial) dan psikomotor siswa. Selain itu, guru juga melakukan pengamatan

atau observasi terhadap hasil tes pemahaman konsep siswa di setiap akhir

pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang

telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi

data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis

pemahaman konsep siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil

observasi saat pembelajaran. Pada siklus II, siswa kelas VB SDN Sambeng

yang mendapat nilai ≥63 (KKM) sebanyak 18 siswa atau 90%. Hal tersebut

sudah melebihi indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 80%

siswa mendapat nilai ≥63 (KKM). Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa penerapan model kooperatif tipe snowball drilling tersebut telah

berhasil meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan

pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora, sehingga tidak perlu

lagi diteruskan pada siklus berikutnya atau penelitian ini berhenti pada

siklus II.

Page 73: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sambeng, Todanan, Blora. Sekolah

ini berdiri pada tanggal 1 Januari 1961 dengan SK gubernur Jateng no.

421.2/011/XIV/47/85 dan berstatus negeri. Nomor Statistik Sekolah (NSS) SDN

Sambeng yaitu 101031614013. Sekolah ini mempunyai visi yaitu belajar,

beriman, berbudaya, terampil, dan mandiri. Sedangkan misinya yaitu dengan

pembelajaran berbasis kompetensi kita wujudkan siswa-siswi yang berkepribadian

terampil, mandiri, mampu membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Secara geogarafis SDN Sambeng berada di wilayah Kabupaten Blora,

tepatnya terletak di desa Sambeng, Kecamatan Todanan. Letak SDN Sambeng

sangat strategis karena selain dekat dengan pemukiman penduduk, sekolah ini

juga dekat dengan lapangan, masjid, puskesmas, dan balai desa. Hal ini

memudahkan sekolah apabila akan melakukan praktik keagamaan, olahraga,

maupun kegiatan pembelajaran yang lainnya. Selain itu, sekolah dasar ini terletak

di desa Sambeng bagian timur dan dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan

para siswa untuk menjangkau sekolah dasar ini karena yang menuntut ilmu di

sekolah dasar ini tidak hanya siswa dari desa Sambeng, melainkan ada siswa yang

berasal dari desa Ngrandu dan desa Tawang.

Data personil ketenagaan SDN Sambeng terdiri dari seorang kepala

sekolah dengan 5 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 7 tenaga

pengajar yang masih wiyata bakti, dan 1 penjaga sekolah. Pada tahun pelajaran

2011/2012 jumlah siswa SDN Sambeng sebanyak 204 siswa. Setiap siswa

mempunyai karakter yang unik. Mereka berasal dari berbagai latar belakang sosial

yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani.

Bangunan gedung SDN Sambeng berdiri di dua tanah yang berbeda.

Bangunan gedung I berdiri di atas tanah seluas 191 m2 dan bangunan gedung II

berdiri di atas tanah seluas 210 m2. Walaupun hanya berdiri di atas tanah yang

sempit, di sini ada adalah 7 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1

Page 74: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mushola, dan 4 kamar mandi. Apabila dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain

pada umumnya, SDN Sambeng masih kekurangan ruangan yang menunjang

kegiatan siswa, seperti ruang UKS dan ruang perpustakaan yang belum ada di SD

tersebut. Selain mempunyai beberapa ruangan, SDN Sambeng juga mempunyai

halaman yang biasanya digunakan untuk upacara, olahraga, dan sebagai tempat

bermain para siswa ketika istirahat.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri

dari 2 kali pertemuan dengan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

(3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. Sebelum dilaksanakan siklus,

dilaksanakan pula tindakan prasiklus untuk mengetahui kondisi awal tingkat

pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPS materi perjuangan melawan

penjajahan.

1. Prasiklus

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti pada

pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajahan

menunjukkan bahwa pembelajaran yang guru lakukan di kelas VB SDN

Sambeng, Todanan, Blora masih dilakukan secara konvensional, antara lain (1)

guru cenderung menyampaikan pembelajaran IPS khususnya materi

perjuangan melawan penjajahan secara konvensional atau ceramah, pemberian

tugas, dan diselingi tanya jawab saja sehingga interaksi antara guru dengan

siswa dan siswa dengan siswa menjadi pasif sehingga menyebabkan siswa

menjadi cepat bosan dalam proses pembelajaran; (2) siswa hanya disuruh

mencatat materi dan menghafalkan konsep; (3) guru belum menemukan model

pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi perjuangan melawan

penjajahan sehingga pembelajaran yang diajarkan menjadi kurang optimal.

Ketidakoptimalan pembelajaran tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman

konsep yang dimiliki siswa.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas

V SDN Sambeng (lihat lampiran 1 halaman 113), faktor mendasar yang

Page 75: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

menyebabkan rendahnya pemahaman konsep materi perjuangan melawan

penjajahan dalam pembelajaran IPS adalah sebagian besar siswa kurang

memperhatikan penjelasan guru dan mereka justru ramai ketika pembelajaran

berlangsung. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran yang disampaikan oleh

guru masih bersifat konvensional dan guru masih belum menerapkan model

pembelajaran yang menarik dan cocok untuk materi perjuangan melawan

penjajahan.

Keadaan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep siswa

SDN Sambeng yang hanya sebesar 62,1 (di bawah KKM ≥63). Fakta tersebut

menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru

kurang berhasil dalam memberikan pemahaman konsep pada siswa. Secara

rinci daftar nilai pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa

kelas VB SDN Sambeng pada prasiklus dapat dilihat di lampiran 3 halaman

120. Nilai pemahaman konsep materi perjuangan melawan penjajahan siswa

pada prasiklus secara singkat ada pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan

Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Prasiklus

No.

Urut Nilai

KKM

(63)

No.

Urut Nilai

KKM

(63)

1. 38 TT 11. 56 TT

2. 46 TT 12. 63 T

3. 62 TT 13. 63 T

4. 50 TT 14. 48 TT

5. 67 T 15. 58 TT

6. 67 T 16. 62 TT

7. 57 TT 17. 55 TT

8. 100 T 18. 65 T

9. 71 T 19. 85 T

10. 57 TT 20. 72 T

Ketuntasan klasikal = 9 : 20 x 100% = 45%

Keterangan : T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Page 76: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada kondisi awal atau prasiklus, nilai pemahaman konsep siswa pada

materi perjuangan melawan penjajahan tergolong rendah karena lebih dari 50%

dari 20 siswa kelas VB SDN Sambeng nilainya belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 63. Berdasarkan data di atas, siswa yang

mendapat nilai di bawah 63 (KKM), yaitu sebanyak 11 siswa atau 55% dan

siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 9 siswa atau 45%. Lebih

jelasnya, dari tabel 4.1 dapat dibuat distribusi frekuensi pada tabel 4.2 sebagai

berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan

Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Prasiklus

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 38-50 4 44 176 20

2. 51-63 9 57 513 45

3. 64-76 5 70 350 25

4. 77-89 1 83 83 5

5. 90-102 1 96 96 5

20 350 1218 100

60,9

Jumlah

Skor rata-rata kelas

Tabel 4.2 di atas dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti

gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan

Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Prasiklus

20%

45%

25%

5% 5%

0

2

4

6

8

10

38-50 51-63 64-76 77-89 90-102

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 77: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1, data nilai rata-rata kelas untuk

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN

Sambeng pada prasiklus sebesar 60,9. Siswa yang mendapat nilai 38-50 ada 4

siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 51-63 sebanyak 9 siswa atau 45%.

Siswa yang mendapat nilai 64-76 sebanyak 5 siswa atau 45%. Siswa yang

mendapat nilai 77-89 ada 1 siswa atau 5%. Siswa yang mendapat nilai 90-102

sebanyak 1 siswa atau 5%.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka diperlukan sebuah

solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu solusi alternatif untuk

mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penerapan model kooperatif tipe

snowball drilling. Metode snowball drilling dikembangkan untuk menguatkan

pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan

(Agus Suprijono, 2009: 105). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball drilling dalam pembelajaran menuntut perhatian tinggi dari siswa.

Siswa dapat membuat kesalahan yang sama jika siswa itu tidak memperhatikan

teman-temannya yang menjawab soal pada putaran sebelumnya. Tipe snowball

drilling secara sosial berimplikasi pada tumbuhnya sikap kooperatif. Model

pembelajaran kooperatif tipe snowball drilling juga menuntut guru untuk lebih

kreatif dan inovatif untuk menyiapkan soal-soal yang lebih variatif sehingga

siswa tidak merasa bosan dengan tipe soal-soal yang baru. Model pembelajaran

ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS khususnya materi

perjuangan melawan penjajahan karena materi yang dipelajari menuntut

perhatian dan ketelitian yang tinggi dari siswa. Pemahaman materi yang

mendalam juga sangat diperlukan dalam pembelajaran IPS sehingga diperlukan

banyak latihan dalam proses pembelajaran IPS.

2. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama seminggu yaitu pada tanggal 18 April 2012. Adapun tahapan-tahapan

yang dilakukan sebagai berikut:

Page 78: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas V

SDN Sambeng untuk mendiskusikan rancangan tindakan yang akan

dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi

permasalahan yang muncul yaitu penerapan model kooperatif tipe snowball

drilling. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I

akan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, tanggal

18 April 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai

berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS untuk

2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap

pertemuannya. Pertemuan ke-1 materi yang disampaikan adalah

perjuangan melawan penjajahan Belanda, sedangkan pertemuan ke-2

materi yang disampaikan adalah perjuangan melawan penjajahan Jepang,

dengan penerapan model kooperatif tipe snowball drilling dalam

pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun

meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan

pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan

model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber

pembelajaran, dan penilaian dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 125

dan lampiran 9 halaman 152.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah:

a) Ruang kelas yang didesain seperti biasa yaitu secara klasikal dan

disusun rapi. Akan tetapi, apabila pada saat diskusi kelompok, meja

dan kursi disusun secara berkelompok untuk mempermudah siswa

bekerja sama dengan masing-masing anggota kelompoknya.

b) Menyiapkan media berupa gambar-gambar yang mendukung

pembelajaran materi perjuangan melawan penjajahan dan peta

Page 79: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Indonesia untuk membantu memperlancar proses pembelajaran.

Selain itu,disiapkan juga kamera digital yang digunakan sebagai

sarana dokumentasi pada proses pembelajaran IPS materi perjuangan

melawan penjajahan.

3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk memantau segala aktivitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung. Pengamatan yang

dilakukan meliputi pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan

keterampilan sosial) dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 216 dan

lampiran 28 halaman 224, serta pengamatan psikomotor siswa dapat

dilihat pada lampiran 32 halaman 232. Selain itu, peneliti juga menyusun

lembar observasi guru berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG)

yang dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 242. Sedangkan untuk

lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah

disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Lembar penilaian meliputi lembar diskusi dan tes individu dapat dilihat

dalam lampiran 6 halaman 136, lampiran 10 halaman 160, lampiran 8

halaman 148, dan lampiran 12 halaman 169.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi

dengan guru menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling. Peneliti

bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru kelas V SDN Sambeng sebagai

observer atau pengamat.

1) Pertemuan Ke-1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2012. Materi

yang dipelajari pada pertemuan tersebut yaitu materi perjuangan

melawan penjajahan Belanda. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam,

mempresensi siswa, mengkondisikan kelas dan mempersiapkan

Page 80: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kesiapan siswa, serta mempersiapkan sarana pembelajaran. Sebelum

kegiatan apersepsi dilakukan, siswa diajak menyanyikan lagu

nasional. Hal ini bertujuan supaya siswa terbiasa untuk bisa

menghargai jasa para pahlawan. Ketika kegiatan apersepsi

berlangsung, guru bertanya jawab dengan siswa untuk menggali

sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi perjuangan melawan

penjajahan Belanda, seperti bangsa-bangsa asing yang pernah

menjajah Indonesia. Ketika apersepsi sudah selesai, guru menjelaskan

kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

pada pertemuan tersebut yaitu siswa dapat mendeskripsikan

kedatangan Belanda di Indonesia, siswa dapat menjelaskan bentuk

penjajahan Belanda di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi tokoh

pejuang dan perlawanannya terhadap penjajahan Belanda di

Indonesia, dan siswa dapat menempel dan menjodohkan nama tokoh

pejuang Indonesia dengan gambar tokoh pejuang Indonesia yang

melawan penjajahan Belanda.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model kooperatif tipe

snowball drilling dengan menggunakan media yang dapat membantu

lancarnya proses pembelajaran yang berlangsung yaitu berupa gambar

dan peta Indonesia, dan menggunakan metode ceramah bervariasi,

tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Kegiatan inti meliputi 3 proses,

yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Siswa mendapat pertanyaan dari guru tentang bangsa asing yang

pernah menjajah Indonesia sebelum bangsa Belanda. Akan tetapi,

jarang ada siswa yang berani mengungkapkan pendapat mereka.

Oleh karena itu, guru memancing siswa yang sekiranya ingin

mengungkapkan pendapat dan menunjuknya. Siswa tersebut

terlihat ingin mengungkapkan pendapat karena dapat dilihat dari

raut wajahnya dan bibirnya yang ingin menjawab pertanyaan dari

Page 81: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

guru, tetapi tidak berani berbicara keras. Kemudian guru

menunjukkan peta Indonesia dan bertanya jawab dengan siswa

tentang kedatangan Belanda ke Indonesia.

Berdasarkan hasil tanya jawab, guru meminta siswa untuk

mendeskripsikan kedatangan Belanda ke Indonesia dengan maju

ke depan kelas. Akan tetapi, tidak ada siswa yang berani maju

karena mereka malu. Oleh karena itu, guru menunjuk dua siswa

secara bergantian untuk maju ke depan kelas dan meminta mereka

mendeskripsikan kedatangan Belanda ke Indonesia. Kemudian

guru bertanya jawab dengan siswa tentang bentuk-bentuk

penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dengan menunjukkan

gambar yang dapat mengarahkan tersampaikannya materi bentuk-

bentuk penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.

Setelah itu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk

melakukan diskusi kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan

tempat duduk siswa, yaitu siswa yang ada di meja depan

berkelompok dengan siswa yang ada di meja belakangnya, begitu

seterusnya. Empat siswa yang ada di dua meja yang ada di

belakang sendiri disebar ke 4 kelompok secara acak sehingga

setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah itu guru membagikan

nama kelompok pada setiap meja kelompok dengan nama tokoh

pejuang Indonesia yang menentang penjajahan Belanda. Masing-

masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang

perlawanan tokoh pejuang Indonesia yang menentang penjajahan

Belanda dan diminta untuk mengerjakannya.

(2) Elaborasi

Guru meminta salah satu siswa dari salah satu kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Kemudian, guru

meminta siswa tersebut untuk menunjuk salah satu siswa dari

kelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusi, begitu

Page 82: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

seterusnya sampai semua kelompok menyampaikan hasil diskusi

kelompok mereka.

Kemudian guru melakukan snowball drilling sesuai dengan

langkah-langkahnya. Guru meminta salah satu siswa secara

sukarela untuk menjawab soal yang sudah disiapkan oleh guru

tentang materi perjuangan melawan penjajahan Belanda. Ketika

siswa tersebut dapat menjawab benar soal yang diberikan guru,

siswa tersebut diminta untuk menunjuk siswa yang lain. Ketika

siswa tersebut tidak dapat menjawab soal dengan benar, guru

mengganti soal yang lain untuk dijawab oleh siswa tersebut

sampai siswa bisa menjawab dengan jawaban yang benar, begitu

seterusnya sampai semua siswa mendapat giliran.

(3) Konfirmasi

Pada proses konfirmasi, siswa mendapat umpan balik atas

pembelajaran pada hari ini. Kemudian guru memberikan

penguatan kepada siswa dengan cara memberikan pujian sesegera

mungkin. Siswa yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada

guru.

c) Kegiatan Penutup

Secara bersama-sama siswa mendapat bimbingan dari guru untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya siswa

mengerjakan soal atau tes individu yang diberikan guru untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi perjuangan

melawan penjajahan Belanda. Soal atau tes individu dapat dilihat pada

lampiran 8 halaman 148. Kemudian siswa menyimak penjelasan guru

tentang materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya, yaitu materi tentang perjuangan melawan penjajahan

Jepang.

2) Pertemuan Ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2012. Materi

yang dipelajari pada pertemuan ke-2, yaitu tentang perjuangan melawan

Page 83: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

penjajahan Jepang. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam,

mempresensi siswa, mengkondisikan kelas dan mempersiapkan

kesiapan siswa serta mempersiapkan sarana pembelajaran. Setelah itu,

sebelum kegiatan apersepsi dilakukan siswa diajak menyanyikan lagu

nasional. Hal ini bertujuan supaya siswa terbiasa untuk bisa

menghargai jasa para pahlawan. Ketika kegiatan apersepsi

berlangsung, guru bertanya jawab dengan siswa untuk menggali

sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi perjuangan melawan

penjajahan Jepang, seperti bangsa asing yang pernah menjajah

Indonesia setelah Belanda. Ketika apersepsi sudah selesai, guru

menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada pertemuan tersebut, yaitu siswa dapat

mendeskripsikan kedatangan Jepang di Indonesia, siswa dapat

menjelaskan bentuk penjajahan Jepang di Indonesia, siswa dapat

mengidentifikasi tokoh pejuang dan perlawanannya terhadap

penjajahan Jepang di Indonesia, dan siswa dapat menempel dan

menjodohkan nama tokoh pejuang Indonesia dengan gambar tokoh

pejuang Indonesia yang melawan penjajahan Jepang.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang

sama dengan pertemuan ke-1, yaitu dengan menerapkan model

kooperatif tipe snowball drilling dengan metode ceramah bervariasi,

tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Kegiatan inti juga meliputi 3

proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Siswa mendapat pertanyaan dari guru tentang bangsa asing yang

pernah menjajah Indonesia setelah bangsa Belanda. Kemudian

guru menunjukkan peta Indonesia dan bertanya jawab dengan

Page 84: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

siswa tentang kedatangan Jepang ke Indonesia. Berdasarkan hasil

tanya jawab, guru meminta siswa untuk menunjukkan letak

Kalimantan Timur pada peta Indonesia. Akan tetapi, tidak ada

siswa yang berani maju karena mereka malu. Oleh karena itu,

guru menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk maju ke

depan kelas dan meminta mereka menunjukkan letak Kalimantan

Timur pada peta Indonesia. Kemudian guru bertanya jawab

dengan siswa tentang bentuk penjajahan yang dilakukan oleh

Jepang dan menunjukkan gambar penderitaan rakyat Indonesia

ketika dijajah oleh Jepang.

Setelah itu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk

melakukan diskusi kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan

nomor presensi siswa, yaitu siswa yang mempunyai nomor

presensi 1-5 menjadi satu kelompok, siswa yang mempunyai

nomor presensi 6-10 menjadi satu kelompok, begitu seterusnya.

Kemudian guru membagikan nama kelompok pada masing-

masing meja kelompok dengan nama tokoh pejuang Indonesia

yang melawan penjajahan Jepang. Masing-masing kelompok

diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang perlawanan tokoh

pejuang Indonesia yang menentang penjajahan Jepang dan

diminta untuk dikerjakannya.

(2) Elaborasi

Dalam proses elaborasi, guru meminta secara sukarela salah satu

siswa dari salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya. Setelah selesai, guru meminta siswa tersebut untuk

menunjuk salah satu siswa dari kelompok lain untuk

menyampaikan hasil diskusi, begitu seterusnya sampai semua

kelompok menyampaikan hasil diskusi mereka.

Kemudian guru melakukan snowball drilling sesuai dengan

langkah-langkahnya. Guru meminta salah satu siswa secara

sukarela untuk menjawab soal yang sudah disiapkan oleh guru

Page 85: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

tentang materi perjuangan melawan penjajahan Jepang. Ketika

siswa tersebut dapat menjawab benar soal yang diberikan guru,

siswa tersebut diminta untuk menunjuk siswa yang lain. Ketika

siswa tersebut tidak dapat menjawab soal dengan benar, guru

mengganti soal yang lain untuk dijawab oleh siswa tersebut

sampai siswa bisa menjawab dengan jawaban yang benar, begitu

seterusnya sampai semua siswa mendapat giliran.

(3) Konfirmasi

Pada proses konfirmasi, siswa mendapat umpan balik atas

pembelajaran pada hari ini. Kemudian, guru memberikan

penguatan kepada siswa dengan cara memberikan pujian sesegera

mungkin. Siswa yang mengalami kesulitan juga dapat bertanya

kepada guru.

c) Kegiatan Penutup

Secara bersama-sama siswa mendapat bimbingan dari guru untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya siswa

mengerjakan soal atau tes individu yang diberikan guru untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi perjuangan

melawan penjajahan Jepang. Soal atau tes individu dapat dilihat pada

lampiran 12 halaman 169. Kemudian siswa menyimak penjelasan

guru tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya, yaitu sama dengan siklus I, pertemuan ketiga mempelajari

materi perjuangan melawan penjajahan Belanda dan pertemuan

keempat mempelajari materi perjuangan melawan penjajahan Jepang.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh guru kelas V SDN

Sambeng selama kegiatan pembelajaran materi perjuangan melawan

penjajahan berlangsung. Pengamatan atau observasi dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi sebagai pedomannya, yaitu lembar

pengamatan perilaku berkarakter dapat dilihat pada lampiran 24 halaman

216, lembar pengamatan keterampilan sosial dapat dilihat pada lampiran 28

Page 86: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

halaman 224, lembar pengamatan aspek psikomotor dapat dilihat pada

lampiran 32 halaman 232, dan lembar observasi guru dapat dilihat pada

lampiran 36 halaman 242. Sedangkan untuk pendokumentasian

pembelajaran dibantu oleh rekan sejawat.

Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja

guru dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan guru atau

pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Observasi aktivitas

siswa dibagi menjadi 2 pengamatan, yaitu pengamatan afektif (perilaku

berkarakter dan keterampilan sosial) dan psikomotor siswa. Selain

mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti juga mengamati

atau mengobservasi nilai pemahaman konsep siswa di setiap akhir

pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi ini selanjutnya digunakan

sebagai dasar tahap refleksi siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

IPS materi perjuangan melawan penjajahan berlangsung, diperoleh

gambaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan rincian

sebagai berikut:

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur dari kompetensi yang diberikan kepada siswa pada

saat pembelajaran dilaksanakan. Kompetensi yang diukur pada siklus I

berasal dari nilai tes individu atau hasil evaluasi yang diberikan pada

akhir pembelajaran. Meskipun dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat

kompetensi proses, tetapi dalam pembahasan ini kompetensi proses tidak

dijelaskan. Adapun kompetensi produk yang diukur, yaitu (1)

mendeskripsikan kedatangan Belanda di Indonesia; (2) menjelaskan

bentuk penjajahan Belanda di Indonesia; (3) mendeskripsikan kedatangan

Jepang di Indonesia; dan (4) menjelaskan bentuk penjajahan Jepang di

Indonesia. Berdasarkan data nilai tes individu atau hasil evaluasi pada

pertemuan ke-1 dan ke-2 (lihat lampiran 13 halaman 172), maka dapat

dibuat rincian sebagai berikut:

Page 87: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

a) Pertemuan Ke-1

Kompetensi produk mengacu pada hasil, yaitu berupa nilai tes

individu atau hasil evaluasi yang diberikan di akhir pembelajaran.

Dari data nilai tes individu pada pertemuan ke-1, diketahui bahwa

siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa. Data nilai tersebut dapat

dibuat distribusi frekuensi pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman

Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus I Pertemuan 1

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 40-46 4 43 172 20

2. 47-53 0 50 0 0

3. 54-60 6 57 342 30

4. 61-67 2 64 128 10

5. 68-74 2 71 142 10

6. 75-81 6 78 468 30

20 363 1252 100

62,6Skor rata-rata kelas

Jumlah

Dari tabel 4.3 di atas, maka dapat dibuat grafik pada gambar

4.2 berikut:

Gambar 4.2. Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus I Pertemuan 1

20%

0%

30%

10% 10%

30%

0

1

2

3

4

5

6

7

40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 88: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 di atas, nilai tes

individu siswa kelas VB SDN sambeng pada siklus I pertemuan 1

diperoleh rata-rata kelas sebesar 62,6. Siswa yang mendapat nilai 40-

46 sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 47-53 tidak

ada atau 0%. Siswa yang mendapat nilai 54-60 sebanyak 6 siswa atau

30%. Siswa yang mendapat nilai 61-67 sebanyak 2 siswa atau 10%.

Siswa yang mendapat nilai 68-74 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa

yang mendapat nilai 75-81 sebanyak 6 siswa atau 30%.

b) Pertemuan Ke-2

Kompetensi produk mengacu pada hasil, yaitu berupa nilai tes akhir

atau tes individu. Dari data nilai tes individu pada pertemuan ke-2,

siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa. Data nilai tersebut dapat

dibuat distribusi frekuensi pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman

Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus I Pertemuan 2

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 50-57 4 53,5 214 20

2. 58-65 2 61,5 123 10

3. 66-73 0 69,5 0 0

4. 74-81 6 77,5 465 30

5. 82-89 0 85,5 0 0

6. 90-97 8 93,5 748 40

20 441 1550 100

77,5Skor rata-rata kelas

Jumlah

Page 89: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dari tabel 4.4 di atas, maka dapat dibuat grafik pada gambar

4.3 berikut:

Gambar 4.3. Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN

Sambeng pada Siklus I Pertemuan 2

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3 di atas, nilai tes individu

siswa kelas VB SDN sambeng pada siklus I pertemuan 2 diperoleh rata-

rata kelas sebesar 77,5. Siswa yang mendapat nilai 50-57 sebanyak 4

siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 58-65 sebanyak 2 siswa atau

10%. Siswa yang mendapat nilai 66-73 tidak ada atau 0%. Siswa yang

mendapat nilai 74-81 sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang mendapat

nilai 82-89 tidak ada atau 0%. Siswa yang mendapat nilai 90-97

sebanyak 8 siswa atau 40%.

Dari data di atas, nilai pemahaman konsep perjuangan melawan

penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng pada siklus I didapat dari rata-

rata nilai tes individu pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Data nilai

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB

SDN Sambeng pada pertemuan ke-1 dan ke-2 yang telah dirata-rata

dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 172), maka dapat dibuat tabel 4.5

sebagai berikut:

20%

10%

0%

30%

0%

40%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 90: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.5. Hasil Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan

Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada

Siklus I

1 52,5 11 72,5

2 47,5 12 77,5

3 50 13 70

4 47,5 14 52,5

5 62,5 15 77,5

6 82,5 16 75

7 82,5 17 87,5

8 87,5 18 85

9 70 19 85

10 72,5 20 67,5

70,25

Nomor

UrutNilai

Rata-rata

NilaiNomor

Urut

Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng pada

siklus I yang terdapat dalam tabel 4.5 diketahui bahwa sebanyak 6 siswa

atau 30% belum tuntas dan sebabyak 14 siswa atau 70% sudah tuntas.

Dari tabel 4.5, maka dapat dibuat distribusi frekuensi pada tabel 4.6

sebagai berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan

Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada

Siklus I

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 47,5-53,5 6 50,5 303 30

2. 54,5-60,5 0 57,5 0 0

3. 61,5-67,5 1 64,5 64,5 5

4. 68,5-74,5 5 71,5 357,5 25

5. 75,5-81,5 2 78,5 157 10

6. 82,5-88,5 6 85,5 513 30

20 408 1395 100

69,75Skor rata-rata kelas

Jumlah

Page 91: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 4.6 di atas dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti

gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan

Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus I

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.4 di atas, nilai pemahaman

konsep perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng

pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 69,75. Siswa yang

mendapat nilai 47,5-53,5 sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang

mendapat nilai 54,5-60,5 tidak ada atau 0%. Siswa yang mendapat nilai

61,5-67,5 sebanyak 1 siswa atau 5%. Siswa yang mendapat nilai 68,5-

74,5 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 75,5-81,5

sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat nilai 82,5-88,5

sebanyak 6 siswa atau 30%.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif dibagi menjadi 2 pengamatan, yaitu pengamatan perilaku

berkarakter dan pengamatan keterampilan sosial siswa.

a) Pengamatan Perilaku Berkarakter

Aspek afektif perilaku berkarakter yang diamati dalam penelitian

siklus I pada pertemuan ke-1 dan ke-2, meliputi: (1) jujur, (2) cinta

tanah air, (3) disiplin, dan (4) tanggung jawab (lihat lampiran 24

30%

0%

5%

25%

10%

30%

0

1

2

3

4

5

6

7

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 92: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

halaman 216). Adapun hasil yang diperoleh dalam lampiran 25

halaman 218 dapat dibuat tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Perilaku Berkarakter Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus I

Pert 1 Pert 2

1 65 70 68 C A : Sangat Baik (≥80)

2 60 70 65 C B : Baik (70-79)

3 70 75 73 B C : Cukup (60-69)

4 65 70 68 C D : Kurang (<60)

5 65 60 63 C

6 70 85 78 B

7 75 80 78 B

8 90 95 93 A

9 65 75 70 B

10 75 75 75 B

11 60 70 65 C

12 80 85 83 A

13 60 55 58 D

14 70 75 73 B

15 70 80 75 B

16 65 75 70 B

17 75 85 80 A

18 80 90 85 A

19 90 95 93 A

20 70 80 75 B

74 BRata-rata Klasikal

KeteranganPerilaku BerkarakterNo.

UrutRata-rata Kategori

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai

perilaku berkarakter secara klasikal sebesar 74 atau masuk dalam

kategori B (baik). Dari tabel 4.7 di atas, maka dapat dibuat tabel 4.8

sebagai berikut:

Page 93: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus I

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. A (Sangat Baik) 5 25

2. B (Baik) 9 45

3. C (Cukup) 5 25

4. D (Kurang) 1 5

Dari tabel 4.8 di atas dapat disajikan dengan grafik pada

gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5. Grafik Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus I

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.5 di atas, siswa yang

mendapat A sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat B

sebanyak 9 siswa atau 45%. Siswa yang mendapat C sebanyak 5 siswa

atau 25%. Siswa yang mendapat D sebanyak 1 siswa atau 5%.

b) Pengamatan Keterampilan Sosial

Aspek afektif keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian siklus

I, meliputi: (1) bertanya, (2) berani berpendapat, (3) pendengar yang

baik, dan (4) bekerja sama (lihat lampiran 28 halaman 224). Adapun

hasil yang diperoleh dalam lampiran 29 halaman 226 dapat dibuat

tabel 4.9 sebagai berikut:

5%

25%

45%

25%

0

2

4

6

8

10

D C B A

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Kategori Nilai

Banyak Siswa

Page 94: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.9. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus I

Pert 1 Pert 2

1 50 55 53 D A : Sangat Baik (≥80)

2 55 55 55 D B : Baik (70-79)

3 55 65 60 C C : Cukup (60-69)

4 55 55 55 D D : Kurang (<60)

5 50 55 53 D

6 70 75 73 B

7 55 55 55 D

8 70 80 75 B

9 55 55 55 D

10 65 80 73 B

11 50 55 53 D

12 65 75 70 B

13 60 75 68 C

14 55 60 58 D

15 65 65 65 C

16 70 75 73 B

17 60 75 68 C

18 70 80 75 B

19 70 80 75 B

20 55 60 58 D

63 CRata-rata Klasikal

KeteranganKeterampilan SosialNo.

UrutRata-rata Kategori

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai

keterampilan sosial siswa secara klasikal hanya sebesar 63 atau hanya

masuk dalam kategori C (cukup). Dari tabel 4.9 di atas, maka dapat

dibuat tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus I

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 A (Sangat Baik) 0 0

2. B (Baik) 7 35

3. C (Cukup) 4 20

4 D (Kurang) 9 45

Page 95: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Dari tabel 4.10 di atas dapat disajikan dengan gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.6. Grafik Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus I

Berdasarkan tabel 5.10 dan gambar 4.6 di atas, siswa yang

mendapat A tidak ada atau 0%. Siswa yang mendapat B sebanyak 4

siswa atau 20%. Siswa yang mendapat C sebanyak 7 siswa atau 5%.

Siswa yang mendapat D masih banyak, yaitu sebanyak 9 siswa atau

45%.

3) Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor yang diamati, meliputi: (1) menempel nama tokoh dan

gambar tokoh, (2) ketepatan menjodohkan nama tokoh dengan gambar

tokoh, (3) kerapian hasil tempelan, dan (4) kebersihan hasil tempelan

(lihat lampiran 32 halaman 232). Adapun hasil yang diperoleh dalam

lampiran 33 halaman 234 dapat dibuat tabel 4.11 berikut:

45%

35%

20%

0 0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

D C B A

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Kategori Nilai

Banyak Siswa

Page 96: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 4.11. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Psikomotor Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus I

Pert 1 Pert 2

1 70 60 65 C A : Sangat Baik (≥80)

2 90 60 75 B B : Baik (70-79)

3 70 60 65 C C : Cukup (60-69)

4 100 60 80 A D : Kurang (<60)

5 70 60 65 C

6 70 100 85 A

7 100 100 100 A

8 90 100 95 A

9 90 100 95 A

10 90 100 95 A

11 70 80 75 B

12 90 80 85 A

13 90 80 85 A

14 90 80 85 A

15 90 80 85 A

16 100 100 100 A

17 100 100 100 A

18 100 100 100 A

19 90 100 95 A

20 90 100 95 A

86 ARata-rata Klasikal

KeteranganPsikomotorNo.

UrutRata-rata Kategori

Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai

aspek psikomotor siswa secara klasikal sebesar 86 atau kategori A

(sangat baik). Dari tabel 4.11 di atas, maka dapat dibuat tabel 4.12

sebagai berikut:

Tabel 4.12. Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa Kelas VB SDN

Sambeng pada Siklus I

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. A (Sangat Baik) 15 75

2. B (Baik) 2 10

3. C (Cukup) 3 15

4. D (Kurang) 0 0

Page 97: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dari tabel 4.12 di atas dapat disajikan dengan grafik pada

gambar 4.7 berikut:

Gambar 4.7. Grafik Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa Kelas VB SDN

Sambeng pada Siklus I

Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.7 di atas, siswa yang

mendapat A sebanyak 15 siswa atau 75%. Siswa yang mendapat B

sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat C sebanyak 3 siswa

atau 15%. Siswa yang mendapat D tidak ada atau 0%.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi terhadap guru selama

pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan berlangsung,

diperoleh pula gambaran tentang kinerja guru atau pengajar selama

mengajar (lihat lampiran 37 halaman 244). Dari hasil observasi yang didapat

pada pertemuan ke-1 dan ke-2, maka diperoleh skor rata-rata kemampuan

guru dalam mengajar sebesar 3,41 yang termasuk dalam kategori

memuaskan.

Berdasarkan data hasil observasi guru dapat dianalisis bahwa guru

atau pengajar sudah sangat baik dalam aspek (1) persiapan pembelajaran,

(2) membuka pembelajaran, (3) ketepatan dan daya tarik model

pembelajaran, dan (4) menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

0%

15% 10%

75%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

D C B A

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Kategori Nilai

Banyak Siswa

Page 98: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

lancar, baik, dan benar. Akan tetapi, pengajar masih kurang dalam aspek (1)

kejelasan dan sistematika penyampaian materi, (2) ketepatan strategi

pembelajaran, (3) kemampuan menerapkan model pembelajaran, (4)

menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam belajar, (5) memantau

kemajuan belajar selama proses, (6) melakukan penilaian/evaluasi, dan (7)

menutup pembelajaran. Disamping model pembelajaran yang diterapkan

oleh guru/pengajar masih jarang diterapkan dalam pembelajaran dan materi

perjuangan melawan penjajahan yang disampaikan melalui model

kooperatif tipe snowball drilling masih membingungkan bagi siswa,

sehingga siswa lebih membutuhkan waktu yang lama untuk menyerap

materi yang disampaikan. Sebagian siswa masih belum bisa membedakan

materi yang ada di dalam materi perjuangan melawan penjajahan Belanda

dengan materi perjuangan melawan penjajahan jepang.

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti

melakukan refleksi dengan menganalisis nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng, kemudian

dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator

kinerja siklus I yaitu siswa yang berhasil saat evaluasi sebanyak 16 siswa

atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 80% di atas batas

tuntas (≥63).

Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses

pembelajaran yang dilakukan. Guru melaksanakan penilaian dengan hasil

rata–rata klasikal mencapai 70,25 dan siswa yang memperoleh nilai ≥63

sebanyak 14 siswa atau 70% dari 20 siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil

apabila nilai pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa

kelas VB SDN Sambeng mencapai rata–rata klasikal sebesar 63 dan siswa

yang memperoleh nilai ≥63 mencapai 80%. Dengan demikian, hasil nilai

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN

Page 99: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Sambeng pada siklus I belum mencapai target indikator kinerja yang

ditetapkan oleh peneliti yaitu 80% dari siswa mendapatkan nilai ≥63.

Selain itu, terdapat pula beberapa kekurangan dalam pembelajaran

yang perlu dicari solusinya. Jika dianalisis dari observasi aktivitas siswa,

siswa juga masih kurang dalam aspek afektif pada indikator keberanian

bertanya dan berpendapat (lihat lampiran 29 halaman 226). Kekurangan

tersebut menyebabkan guru tidak mengetahui dengan jelas tentang materi

yang belum siswa pahami. Jika dianalisis dari observasi guru, yang menjadi

kendala dalam pembelajaran, antara lain kemampuan guru/pengajar dalam

menerapkan model pembelajaran yang masih kurang kreatif, masih barunya

model pembelajaran yang diterapkan, dan materi yang disampaikan oleh

guru dirasa masih membingungkan bagi sebagian siswa. Meskipun model

pembelajaran yang diterapkan memiliki daya tarik bagi siswa, tetapi karena

kemampuan guru/pengajar yang kurang kreatif dalam menerapkan model

pembelajaran membuat siswa merasa sedikit jenuh, terutama siswa yang

duduk di bagian belakang.

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari

kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu (1)

memperbaiki kemampuan guru dalam menerapkan model kooperatif tipe

snowball drilling dan menuntut guru lebih kreatif lagi, guru tidak sekedar

mempersiapkan soal dan langsung memberikannya kepada siswa, tetapi

guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam memberikan soal kepada siswa

sehingga siswa menjadi bersemangat dalam mengikuti pembelajaran; (2)

mengupayakan siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat ketika pembelajaran berlangsung. Jadi,

dikarenakan kurang kreatifnya guru/pengajar dalam menerapkan model

pembelajaran dan siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengemukakan

pendapat, hasil yang diperoleh siswa belum maksimal sehingga indikator

kinerja yang ditetapkan oleh peneliti masih belum tercapai dan ditemukan

banyak kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I. Oleh karena itu,

peneliti melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya, yaitu siklus II.

Page 100: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama seminggu, yaitu pada tanggal 19 April 2012. Adapun tahapan-tahapan

yang dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui

bahwa indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 80% dari jumlah

siswa kelas VB SDN Sambeng mendapatkan nilai ≥63 belum tercapai

untuk nilai pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan. Oleh

karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki guru dalam melaksanakan

tindakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk mengatasi berbagai

kekurangan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1) Perbaikan dalam menerapkan model pembelajaran yang diterapkan, yaitu

model kooperatif tipe snowball drilling. Peneliti menambahkan nomor

snowball drilling dari nomor 1-20 dengan warna bervariasi dengan tujuan

untuk menarik perhatian siswa supaya lebih fokus dalam mengikuti

pembelajaran dengan model kooperatif tipe snowball drilling. Selain

menambahkan nomor snowball drilling, peneliti juga menambahkan

gambar di setiap soal snowball drilling dengan tujuan supaya siswa lebih

dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru/pengajar.

2) Mengupayakan siswa lebih aktif dan antusias dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat ketika pembelajaran berlangsung dengan cara

menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru.

Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS selama

2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap

pertemuannya. Materi yang disampaikan pada pertemuan ke-1 dan ke-2

pun masih sama dengan materi yang disampaikan pada siklus I, yaitu

Page 101: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

materi pertemuan ke-1 tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda

dan materi pertemuan ke-2 tentang perjuangan melawan penjajahan

Jepang dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling. RPP

yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode

dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan

sumber pembelajaran, dan penilaian dapat dilihat pada lampiran 14

halaman 173 dan lampiran 18 halaman 194.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

masih sama dengan fasilitas dan sarana yang digunakan pada saat siklus I

berlangsung. Akan tetapi, pada siklus II ini ada tambahan media, yaitu

nomor snowball drilling dan gambar-gambar yang berkaitan dengan

materi yang disampaikan.

3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk memantau segala aktivitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung. Pengamatan yang

dilakukan meliputi pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan

keterampilan sosial) dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 216 dan

lampiran 28 halaman 224, serta pengamatan psikomotor siswa dapat

dilihat pada lampiran 32 halaman 232. Selain itu, peneliti juga menyusun

lembar observasi guru berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG)

yang dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 242. Sedangkan untuk

lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah

disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Lembar penilaian meliputi lembar diskusi dan tes individu dapat dilihat

dalam lampiran 15 halaman 181, lampiran 19 halaman 202, lampiran 17

halaman 191, dan lampiran 21 halaman 210.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi

dengan guru menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling. Peneliti

Page 102: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

disini bertindak sebagai pengajar dan guru kelas V SDN Sambeng sebagai

observer atau pengamat.

1) Pertemuan Ke-1

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012. Materi yang

dipelajari pada pertemuan tersebut, yaitu materi perjuangan melawan

penjajahan Belanda. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam,

mempresensi siswa, mengkondisikan kelas dan mempersiapkan

kesiapan siswa serta mempersiapkan sarana pembelajaran. Setelah itu,

sebelum kegiatan apersepsi dilakukan siswa diajak menyanyikan lagu

nasional. Hal ini bertujuan supaya siswa terbiasa untuk bisa

menghargai jasa para pahlawan. Ketika kegiatan apersepsi

berlangsung, guru bertanya jawab dengan siswa untuk menggali

sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi perjuangan melawan

penjajahan Belanda, seperti makna perjuangan melawan penjajahan

bagi Indonesia. Ketika apersepsi sudah selesai, guru menjelaskan

kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

pada pertemuan tersebut, yaitu siswa dapat mendeskripsikan

kedatangan Belanda di Indonesia, siswa dapat menjelaskan bentuk

penjajahan Belanda di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi tokoh

pejuang dan perlawanannya terhadap penjajahan Belanda di

Indonesia, dan siswa dapat menempel gambar tokoh pejuang

Indonesia yang melawan penjajahan Belanda pada gambar peta

Indonesia.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model kooperatif tipe

snowball drilling dengan menggunakan media yang dapat membantu

lancarnya proses pembelajaran yang berlangsung, yaitu berupa

gambar, nomor snowball drilling, dan peta Indonesia, dan

Page 103: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menggunakan metode ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, dan

penugasan. Kegiatan inti meliputi 3 proses, yaitu eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Siswa mendapat pertanyaan dari guru tentang kedatangan bangsa

Belanda ke Indonesia. Kemudian guru menunjukkan peta

Indonesia kepada para siswa dan meminta siswa tertentu untuk

mendeskripsikan kedatangan Belanda ke Indonesia. Setelah itu,

siswa mendapat pertanyaan dari guru tentang tujuan kedatangan

Belanda ke Indonesia dan bentuk penjajahan Belanda di

Indonesia.

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan

diskusi kelompok. Sebelumnya guru membagikan kertas kecil

yang bertuliskan nama-nama pahlawan yang menentang

penjajahan Belanda. Setelah semua siswa mendapat kertas

tersebut, guru meminta para siswa untuk mencari teman-teman

satu kelompoknya dengan mencocokkan tulisan yang sama yang

tertera di kertas kecil yang diterima oleh siswa. Tiap kelompok

terdiri dari 5 siswa. Kemudian guru membagikan nama kelompok

pada setiap meja kelompok dengan nama tokoh pejuang yang

menentang penjajahan Belanda. Masing-masing kelompok diberi

Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang perlawanan tokoh pejuang

Indonesia yang menentang penjajahan Belanda untuk dikerjakan

bersama kelompoknya.

(2) Elaborasi

Dalam proses elaborasi, guru meminta secara sukarela salah satu

siswa dari salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya. Setelah selesai, guru meminta siswa tersebut untuk

menunjuk salah satu siswa dari kelompok lain untuk

menyampaikan hasil diskusi kelompok siswa tersebut, begitu

Page 104: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

seterusnya sampai semua kelompok menyampaikan hasil diskusi

kelompok mereka.

Kemudian guru melakukan snowball drilling sesuai dengan

langkah-langkahnya. Guru menempel nomor snowball drilling di

papan tulis. Guru meminta salah satu siswa secara sukarela untuk

menjawab soal yang sudah disiapkan oleh guru tentang materi

perjuangan melawan penjajahan Belanda dengan memilih satu

nomor snowbal drilling yang diinginkan. Ketika siswa tersebut

dapat menjawab benar soal yang diberikan guru, siswa tersebut

diminta untuk menunjuk siswa yang lain. Ketika siswa tersebut

tidak dapat menjawab soal dengan benar, guru mengganti soal

yang lain untuk dijawab oleh siswa tersebut dengan meminta

siswa untuk memilih satu nomor snowball drilling lagi sampai

siswa bisa menjawab dengan jawaban yang benar, begitu

seterusnya sampai semua siswa mendapat giliran.

(3) Konfirmasi

Pada proses konfirmasi, siswa mendapat umpan balik atas

pembelajaran pada hari ini. Kemudian guru memberikan

penguatan kepada siswa dengan cara memberikan pujian sesegera

mungkin. Siswa yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada

guru.

c) Kegiatan Penutup

Secara bersama-sama siswa mendapat bimbingan dari guru untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya siswa

mengerjakan soal atau tes individu yang diberikan guru untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi perjuangan

melawan penjajahan Belanda. Soal atau tes individu dapat dilihat pada

lampiran 17 halaman 191. Kemudian siswa menyimak penjelasan

guru tentang materi pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya, yaitu materi tentang perjuangan melawan

penjajahan Jepang.

Page 105: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2) Pertemuan Ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012. Materi

yang dipelajari pada pertemuan ke-2, yaitu tentang perjuangan melawan

penjajahan Jepang. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam,

mempresensi siswa, mengkondisikan kelas dan mempersiapkan

kesiapan siswa serta mempersiapkan sarana pembelajaran. Setelah itu,

sebelum kegiatan apersepsi dilakukan siswa diajak menyanyikan lagu

nasional. Hal ini bertujuan supaya siswa terbiasa untuk bisa

menghargai jasa para pahlawan. Ketika kegiatan apersepsi

berlangsung, guru bertanya jawab dengan siswa untuk menggali

sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi perjuangan melawan

penjajahan Jepang, seperti makna kemerdekaan bagi rakyat Indonesia.

Ketika apersepsi sudah selesai, guru menjelaskan kepada siswa

tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan

tersebut, yaitu siswa dapat mendeskripsikan kedatangan Jepang di

Indonesia, siswa dapat menjelaskan bentuk penjajahan Jepang di

Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi tokoh pejuang dan

perlawanannya terhadap penjajahan Jepang di Indonesia, dan siswa

dapat menempel nama dan gambar tokoh pejuang Indonesia yang

melawan penjajahan Jepang pada gambar peta Indonesia.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang

sama dengan pertemuan ke-1, yaitu dengan menerapkan model

kooperatif tipe snowball drilling dengan metode ceramah bervariasi,

tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Kegiatan inti juga meliputi 3

proses, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 106: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

(1) Eksplorasi

Guru menunjukkan peta Indonesia dan bertanya jawab dengan

siswa tentang kedatangan Jepang ke Indonesia. Berdasarkan hasil

tanya jawab, guru meminta siswa tertentu untuk menunjukkan

letak Kalimantan Timur pada peta Indonesia. Kemudian guru

bertanya jawab dengan siswa tentang alasan Jepang menduduki

Indonesia dan bentuk penjajahan yang dilakukan oleh Jepang di

Indonesia.

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan

diskusi kelompok. Sebelumnya guru membagikan kertas kecil

yang bertuliskan nama-nama yang nantinya digunakan sebagai

nama kelompok. Setelah semua siswa mendapat kertas tersebut,

guru meminta para siswa untuk mencari teman-teman satu

kelompoknya dengan menyocokkan tulisan yang sama yang

tertera di kertas kecil yang diterima oleh siswa. Tiap kelompok

terdiri dari 5 siswa. Kemudian guru membagikan nama kelompok

pada setiap meja kelompok dengan nama tokoh pejuang yang

menentang penjajahan Jepang. Masing-masing kelompok diberi

Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang perlawanan tokoh pejuang

Indonesia yang menentang penjajahan Jepang dan diminta untuk

mengerjakannya.

(2) Elaborasi

Dalam proses elaborasi, Setelah mereka selesai berdiskusi dengan

teman kelompoknya, guru meminta secara sukarela salah satu

siswa dari salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya. Setelah selesai, guru meminta siswa tersebut untuk

menunjuk salah satu siswa dari kelompok lain untuk

menyampaikan hasil diskusi, begitu seterusnya sampai semua

kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.

Kemudian guru melakukan snowball drilling sesuai dengan

langkah-langkahnya. Guru menempel nomor snowball drilling di

Page 107: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

papan tulis. Guru meminta salah satu siswa secara sukarela untuk

menjawab soal yang sudah disiapkan oleh guru tentang materi

perjuangan melawan penjajahan Jepang dengan memilih satu

nomor snowball drilling yang diinginkan. Ketika siswa tersebut

dapat menjawab benar soal yang diberikan guru, siswa tersebut

diminta untuk menunjuk siswa yang lain. Ketika siswa tersebut

tidak dapat menjawab soal dengan benar, guru mengganti soal

yang lain untuk dijawab oleh siswa tersebut dengan meminta

siswa untuk memilih satu nomor snowball drilling lagi sampai

siswa bisa menjawab dengan jawaban yang benar, begitu

seterusnya sampai semua siswa mendapat giliran.

(3) Konfirmasi

Pada proses konfirmasi, siswa mendapat umpan balik atas

pembelajaran pada hari ini. Kemudian, guru memberikan

penguatan kepada siswa dengan cara memberikan pujian sesegera

mungkin. Siswa yang mengalami kesulitan juga dapat bertanya

kepada guru.

c) Kegiatan Penutup

Secara bersama-sama siswa mendapat bimbingan dari guru untuk

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya siswa

mengerjakan soal atau tes individu yang diberikan guru untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi perjuangan

melawan penjajahan Jepang. Soal atau tes individu dapat dilihat pada

lampiran 21 halaman 210.

c. Observasi

Seperti pada siklus I, pengamatan atau observasi dilakukan oleh

guru kelas V SDN Sambeng selama kegiatan pembelajaran materi

perjuangan melawan penjajahan. Pengamatan atau observasi dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedomannya yang dapat

dilihat pada lampiran 23-36 halaman 214-242, sedangkan

pendokumentasian pembelajaran dibantu oleh rekan sejawat. Observasi

Page 108: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

yang dilakukan oleh guru kelas V SDN Sambeng meliputi observasi

guru/pengajar, dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja

guru dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan guru atau

pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran. Observasi aktivitas siswa dibagi

menjadi 2 pengamatan, yaitu pengamatan afektif (perilaku berkarakter dan

keterampilan sosial) dan psikomotor siswa. Selain mengobservasi

pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti juga mengamati atau

mengobservasi nilai pemahaman konsep siswa di setiap akhir pertemuan.

Hasil pengamatan atau observasi ini selanjutnya digunakan sebagai dasar

tahap refleksi siklus II. Hasil pengamatan dalam penelitian ini dinyatakan

dalam bentuk persen (%) dan banyaknya persentase dihitung dari seluruh

jumlah siswa kelas VB SDN Sambeng, yaitu 20 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

IPS materi perjuangan melawan penjajahan berlangsung, diperoleh

gambaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan rincian

sebagai berikut:

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur dari kompetensi yang diberikan kepada siswa pada

saat pembelajaran dilaksanakan. Kompetensi yang diukur pada siklus II

berasal dari nilai tes individu atau hasil evaluasi yang diberikan pada

akhir pembelajaran. Meskipun dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat

kompetensi proses, tetapi dalam pembahasan ini kompetensi proses tidak

dijelaskan. Adapun kompetensi produk yang diukur, yaitu (1)

mendeskripsikan kedatangan Belanda di Indonesia; (2) menjelaskan

bentuk penjajahan Belanda di Indonesia; (3) mendeskripsikan kedatangan

Jepang di Indonesia; dan (4) menjelaskan bentuk penjajahan Jepang di

Indonesia. Berdasarkan data nilai tes individu atau hasil evaluasi pada

pertemuan ke-1 dan ke-2 (lihat lampiran 22 halaman 213), maka dapat

dibuat rincian sebagai berikut:

Page 109: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

a) Pertemuan Ke-1

Kompetensi produk mengacu pada hasil, yaitu berupa nilai tes

individu atau hasil evaluasi yang diberikan di akhir pembelajaran.

Dari data nilai tes individu pada pertemuan ke-1, diketahui bahwa

siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa. Data nilai tersebut dapat

dibuat distribusi frekuensi pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman

Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II Pertemuan 1

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 40-49 1 44,5 44,5 5

2. 50-59 0 54,5 0 0

3. 60-69 2 64,5 129 10

4. 70-79 7 74,5 521,5 35

5. 80-89 2 84,5 169 10

6. 90-99 8 94,5 756 40

20 417 1620 100

81Skor rata-rata kelas

Jumlah

Dari tabel 4.13 di atas, maka dapat dibuat grafik pada gambar

4.8 berikut:

Gambar 4.8. Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II Pertemuan 1

5% 0%

10%

35%

10%

40%

0

2

4

6

8

10

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 110: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Berdasarkan tabel 4.13 dan gambar 4.8 di atas, nilai tes

individu siswa kelas VB SDN sambeng pada siklus II pertemuan 1

diperoleh rata-rata kelas sebesar 81. Siswa yang mendapat nilai 40-49

sebanyak 1 siswa atau 5%. Siswa yang mendapat nilai 50-59 tidak ada

atau 0%. Siswa yang mendapat nilai 60-69 sebanyak 2 siswa atau

10%. Siswa yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 7 siswa atau 35%.

Siswa yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa

yang mendapat nilai 90-99 sebanyak 8 siswa atau 40%.

b) Pertemuan Ke-2

Kompetensi produk mengacu pada hasil, yaitu berupa nilai tes akhir

atau tes individu. Dari data nilai tes individu pada pertemuan ke-2,

siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa. Data nilai tersebut dapat

dibuat distribusi frekuensi pada tabel 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Individu Pemahaman

Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II Pertemuan 2

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 35-44 1 39,5 39,5 5

2. 45-54 0 49,5 0 0

3. 55-64 2 59,5 119 10

4. 65-74 5 69,5 347,5 25

5. 75-84 5 79,5 397,5 25

6. 85-94 7 89,5 626,5 35

20 387 1530 100

76,5Skor rata-rata kelas

Jumlah

Page 111: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dari tabel 4.14 di atas, maka dapat dibuat grafik pada gambar

4.9 berikut:

Gambar 4.9. Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN

Sambeng pada Siklus II Pertemuan 2

Berdasarkan tabel 4.14 dan gambar 4.9 di atas, nilai tes individu

siswa kelas VB SDN sambeng pada siklus I pertemuan 2 diperoleh rata-

rata kelas sebesar 76,5. Siswa yang mendapat nilai 35-44 sebanyak 1

siswa atau 5%. Siswa yang mendapat nilai 45-54 tidak ada atau 0%.

Siswa yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa

yang mendapat nilai 65-74 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang

mendapat nilai 75-84 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat

nilai 85-94 sebanyak 7 siswa atau 35%.

Dari data di atas, nilai pemahaman konsep perjuangan melawan

penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng pada siklus II didapat dari

rata-rata nilai tes individu pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Data nilai

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB

SDN Sambeng pada pertemuan ke-1 dan ke-2 yang telah dirata-rata

dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 213), maka dapat dibuat tabel

4.15 sebagai berikut:

5% 0%

10%

25% 25%

35%

0

2

4

6

8

35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 112: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4.15. Hasil Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan

Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada

Siklus II

1 47,5 11 80

2 82,5 12 87,5

3 55 13 72,5

4 65 14 70

5 80 15 65

6 92,5 16 87,5

7 77,5 17 75

8 97,5 18 92,5

9 90 19 92,5

10 67,5 20 77,5

77,75

Nomor

UrutNilai

Rata-rata

NilaiNomor

Urut

Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng pada

siklus II yang terdapat dalam tabel 4.15 diketahui bahwa sebanyak 2

siswa atau 10% belum tuntas dan sebabyak 18 siswa atau 90% sudah

tuntas. Dari tabel 4.15, maka dapat dibuat distribusi frekuensi pada tabel

4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan

Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada

Siklus II

No. IntervalFrekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)fi.xi

Persentase

(%)

1. 47,5-55,5 2 51,5 103 10

2. 56,5-64,5 2 60,5 121 10

3. 65,5-73,5 3 69,5 208,5 15

4. 74,5-82,5 6 78,5 471 30

5. 83,5-91,5 3 87,5 262,5 15

6. 92,5-100,5 4 96,5 386 20

20 444 1552 100

77,6Skor rata-rata kelas

Jumlah

Page 113: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.16 di atas dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti

gambar 4.10 berikut:

Gambar 4.10. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan

Penjajahan Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 4.10 di atas, nilai

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB

SDN Sambeng pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 77,6.

Siswa yang mendapat nilai 47,5-55,5 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa

yang mendapat nilai 56,5-64,5 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang

mendapat nilai 65,5-73,5 sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa yang

mendapat nilai 74,5-82,5 sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang

mendapat nilai 83,5-91,5 sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa yang

mendapat nilai 92,5-100,5 sebanyak 4 siswa atau 20%.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif dibagi menjadi 2 pengamatan, yaitu pengamatan perilaku

berkarakter dan pengamatan keterampilan sosial siswa.

a) Pengamatan Perilaku Berkarakter

Aspek afektif perilaku berkarakter yang diamati dalam penelitian

siklus I pada pertemuan ke-1 dan ke-2, meliputi: (1) jujur, (2) cinta

tanah air, (3) disiplin, dan (4) tanggung jawab (lihat lampiran dan 24

10% 10%

15%

30%

15%

20%

0

1

2

3

4

5

6

7

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Interval Nilai

Banyak Siswa

Page 114: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

halaman 216). Adapun hasil yang diperoleh dalam lampiran 26

halaman 220 dapat dibuat tabel 4.17 sebagai berikut:

Tabel 4.17. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Perilaku Berkarakter

Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus II

Pert 1 Pert 2

1 70 75 73 B A : Sangat Baik (≥80)

2 80 80 80 A B : Baik (70-79)

3 80 90 85 A C : Cukup (60-69)

4 80 85 83 A D : Kurang (<60)

5 70 75 73 B

6 80 90 85 A

7 75 80 78 B

8 95 95 95 A

9 75 80 78 B

10 70 75 73 B

11 65 70 68 C

12 85 90 88 A

13 60 60 60 C

14 75 80 78 B

15 85 85 85 A

16 75 85 80 A

17 90 95 93 A

18 95 95 95 A

19 95 95 95 A

20 80 85 83 A

81 ARata-rata Klasikal

KeteranganPerilaku BerkarakterNo.

UrutRata-rata Kategori

Berdasarkan tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa rata-rata

nilai perilaku berkarakter secara klasikal sebesar 81 atau masuk dalam

kategori A (sangat baik). Dari tabel 4.17 di atas, maka dapat dibuat

tabel 4.18 sebagai berikut:

Page 115: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 4.18. Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. A (Sangat Baik) 12 60

2. B (Baik) 6 30

3. C (Cukup) 2 10

4. D (Kurang) 0 0

Dari tabel 4.18 di atas dapat disajikan dengan grafik pada

gambar 4.11 berikut:

Gambar 4.11. Grafik Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.18 dan gambar 4.11 di atas, siswa yang

mendapat A sebanyak 12 siswa atau 60%. Siswa yang mendapat B

sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang mendapat C sebanyak 2 siswa

atau 10%. Siswa yang mendapat D tidak ada atau 0%.

b) Pengamatan Keterampilan Sosial

Aspek afektif keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian siklus

I, meliputi: (1) bertanya, (2) berani berpendapat, (3) pendengar yang

baik, dan (4) bekerja sama (lihat lampiran 28 halaman 224). Adapun

hasil yang diperoleh dalam lampiran 30 halaman 228 dapat dibuat

tabel 4.19 sebagai berikut:

0%

10%

30%

60%

0

2

4

6

8

10

12

14

D C B A

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Kategori Nilai

Banyak Siswa

Page 116: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 4.19. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus II

Pert 1 Pert 2

1 55 60 58 D A : Sangat Baik (≥80)

2 60 65 63 C B : Baik (70-79)

3 60 70 65 C C : Cukup (60-69)

4 55 60 58 D D : Kurang (<60)

5 60 60 60 C

6 70 75 73 B

7 60 65 63 C

8 70 85 78 B

9 60 60 60 C

10 70 80 75 B

11 55 60 58 D

12 70 75 73 B

13 65 75 70 B

14 55 65 60 C

15 65 65 65 C

16 75 75 75 B

17 65 80 73 B

18 70 85 78 B

19 70 85 78 B

20 60 60 60 C

67 CRata-rata Klasikal

KeteranganKeterampilan SosialNo.

UrutRata-rata Kategori

Berdasarkan tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa rata-rata

nilai keterampilan sosial siswa secara klasikal hanya sebesar 67 atau

hanya masuk dalam kategori C (cukup). Dari tabel 4.19 di atas, maka

dapat dibuat tabel 4.20 sebagai berikut:

Tabel 4.20. Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 A (Sangat Baik) 0 0

2. B (Baik) 9 45

3. C (Cukup) 8 40

4 D (Kurang) 3 15

Page 117: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Dari tabel 4.20 di atas dapat disajikan dengan gambar 4.12 berikut:

Gambar 4.12. Grafik Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa

Kelas VB SDN Sambeng pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.20 dan gambar 4.12 di atas, siswa yang

mendapat A tidak ada. Siswa yang mendapat B sebanyak 9 siswa atau

45%. Siswa yang mendapat C sebanyak 8 siswa atau 40%. Siswa yang

mendapat D sebanyak 3 siswa atau 15%.

3) Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor yang diamati, meliputi: (1) menempel nama tokoh dan

gambar tokoh, (2) ketepatan menjodohkan nama tokoh dengan gambar

tokoh, (3) kerapian hasil tempelan, dan (4) kebersihan hasil tempelan

(lihat lampiran 32 halaman 232). Adapun hasil yang diperoleh dalam

lampiran 34 halaman 236 dapat dibuat tabel 4.21 berikut:

15%

40%

45%

0 0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

D C B A

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Kategori Nilai

Banyak Siswa

Page 118: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 4.21. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Psikomotor Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II

Pert 1 Pert 2

1 90 90 90 A A : Sangat Baik (≥80)

2 90 90 90 A B : Baik (70-79)

3 100 90 95 A C : Cukup (60-69)

4 90 90 90 A D : Kurang (<60)

5 90 90 90 A

6 90 90 90 A

7 90 90 90 A

8 100 90 95 A

9 90 90 90 A

10 100 90 95 A

11 90 90 90 A

12 100 90 95 A

13 100 90 95 A

14 90 90 90 A

15 90 90 90 A

16 90 90 90 A

17 90 90 90 A

18 90 90 90 A

19 90 90 90 A

20 90 90 90 A

91 ARata-rata Klasikal

KeteranganPsikomotorNo.

UrutRata-rata Kategori

Berdasarkan tabel 4.21 dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai

aspek psikomotor siswa secara klasikal sebesar 91 atau kategori A

(sangat baik). Dari tabel 4.21 di atas, maka dapat dibuat tabel 4.22

sebagai berikut:

Tabel 4.22. Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa Kelas VB SDN

Sambeng pada Siklus II

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. A (Sangat Baik) 20 100

2. B (Baik) 0 0

3. C (Cukup) 0 0

4. D (Kurang) 0 0

Page 119: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Dari tabel 4.22 di atas dapat disajikan dengan grafik pada

gambar 4.13 berikut:

Gambar 4.13. Grafik Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa Kelas VB

SDN Sambeng pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.22 dan gambar 4.13 di atas, siswa yang

mendapat A sebanyak 20 siswa atau 100%. Ini berarti semua siswa

mendapat A sehingga tidak ada lagi siswa yang mendapat B, C, maupun

D.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi terhadap guru selama

pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan berlangsung,

diperoleh pula gambaran tentang kinerja guru atau pengajar selama

mengajar (lihat lampiran 37 halaman 244). Dari hasil observasi yang didapat

pada pertemuan ke-1 dan ke-2, maka diperoleh skor rata-rata kemampuan

guru dalam mengajar sebesar 3,60 yang termasuk dalam kategori sangat

memuaskan.

Berdasarkan data hasil observasi guru dapat dianalisis bahwa guru

atau pengajar sudah baik dalam segala aspek. Dari aspek-aspek tersebut,

guru atau pengajar sudah sangat baik dalam aspek (1) persiapan

pembelajaran, (2) membuka pembelajaran, (3) ketepatan dan daya tarik

model pembelajaran, (4) kemampuan menerapkan model pembelajaran, (5)

0% 0% 0%

100%

0

5

10

15

20

25

D C B A

Fre

ku

ensi

/ P

erse

nta

se

Kategori Nilai

Banyak Siswa

Page 120: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

melakukan penilaian/evaluasi, dan (6) menggunakan bahasa lisan dan tulis

secara jelas, lancar, baik, dan benar. Aspek yang dinilai kurang pada siklus I

sudah meningkat secara keseluruhan, karena sudah dilakukan perbaikan.

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti

melakukan refleksi dengan menganalisis nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng, kemudian

dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator

kinerja siklus II sama dengan indikator kinerja pada siklus II, yaitu siswa

yang berhasil saat evaluasi sebanyak 16 siswa atau mencapai indikator

ketercapaian kinerja sebesar 80% di atas batas tuntas (≥63).

Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses

pembelajaran yang dilakukan. Guru melaksanakan penilaian dengan hasil rata–

rata klasikal mencapai 77,6 dan siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 18

siswa atau 90% dari 20 siswa. Dengan demikian, hasil nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng pada siklus II

sudah mencapai target indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti.

Ketercapaian tersebut membuat peneliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian

pada siklus berikutnya karena hal tersebut sudah menunjukkan bahwa penerapan

model kooperatif tipe snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan,

Blora tahun 2012.

Page 121: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus dan Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap

siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) tahap perencanaan tindakan; 2) tahap

pelaksanaan tindakan; 3) tahap observasi dan 4) tahap refleksi.

Berdasarkan deskripsi penelitian di atas, berikut akan dikemukakan

perbandingan hasil tindakan antarsiklus dan pembahasan hasil penelitian tentang

penerapan model kooperatif tipe snowball drilling untuk meningkatkan

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN

Sambeng, Todanan, Blora tahun 2012. Dari hasil pengamatan dan analisis data

yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran,

kegiatan guru, dan peningkatan nilai pemahaman konsep perjuangan melawan

penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng.

Data peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada

tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23. Peningkatan Aktivitas siswa SDN Sambeng pada Siklus I dan

Siklus II

No. Aspek Siklus I Siklus II

Rata-rata Kategori Rata-rata Kategori

1. Afektif Perilaku

Berkarakter 74 B 81 A

2. Afektif Keterampilan

Sosial 63 C 67 C

3. Psikomotor 86 A 91 A

Berdasarkan tabel 4.23, aktivitas siswa jika dilihat dari aspek afektif

perilaku berkarakter mengalami peningkatan dari nilai rata-rata klasikal siklus I

hanya sebesar 74 menjadi sebesar 81 pada siklus II. Jika dilihat dari aspek afektif

keterampilan sosial, nilai rata-rata klasikal juga meningkat dari 63 pada siklus I

menjadi 67 pada siklus II. Sedangkan, aktivitas siswa pada aspek psikomotor juga

Page 122: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

meningkat dari rata-rata klasikal sebesar 86 pada siklus I menjadi 91 pada siklus

II.

Sementara itu, kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan

kegiatan pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan

guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Guru mampu dalam melakukan persiapan pembelajaran, meliputi persiapan

ruang, media pembelajaran, dan mengkondisikan kesiapan siswa.

2. Guru mampu membuka pembelajaran, yaitu melakukan kegiatan presensi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru lebih mampu dalam menyampaikan materi.

4. Guru mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik untuk

diterapkan dalam materi perjuangan melawan penjajahan.

5. Guru lebih mampu dalam menerapkan model pembelajaran.

6. Guru mampu melakukan penilaian atau evaluasi dengan baik.

7. Guru mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik,

dan benar.

Berdasarkan data hasil observasi guru (lampiran ...) diketahui bahwa

terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari rata-rata nilai siklus I

sebesar 3,41 menjadi sebesar 3,60. Kemampuan guru dalam pembelajaran pada

siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,19. Peningkatan

kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II disajikan pada

tabel 4.24 berikut.

Tabel 4.24. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran pada

Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Pert 1 Pert 2 Rata-rata Pert 1 Pert 2 Rata-rata

3,36 3,45 3,41 3,55 3,64 3,60

Berdasarkan tabel 4.24, peningkatan kemampuan guru dalam

pembelajaran dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.14 berikut:

Page 123: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Gambar 4.14. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru dalam

Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka dapat dijelaskan

pula perhitungan nilai rata-rata pemahaman konsep dan ketuntasan belajar materi

perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan,

Blora. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan atau prasiklus dan setelah

tindakan, yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.25. Nilai Pemahaman Konsep dan Persentase Ketuntasan

Klasikal Siswa Kelas VB SDN Sambeng pada Prasiklus,

Siklus I, dan Siklus II

Kriteria

Ketuntasan

Minimal

(KKM)

Nilai Pemahaman Konsep Persentase (%)

Prasiklus Siklus I Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus

II

63 60,9 69,75 77,6 45% 70% 90%

Berdasarkan perhitungan nilai pemahaman konsep pada tabel 4.25 di

atas, siswa yang memperoleh nilai ≥63 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan. Hal ini menandakan bahwa penerapan model kooperatif tipe

3

3,1

3,2

3,3

3,4

3,5

3,6

3,7

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata

Nil

ai/

Per

sen

tase

Pelaksanaan Tindakan

Siklus I Siklus II

Page 124: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

snowball drilling dalam pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan

pada siswa kelas VB SDN Sambeng dinyatakan berhasil karena secara klasikal

menunjukkan adanya peningkatan nilai pemahaman konsep. Adapun peningkatan

nilai pemahaman konsep dan ketuntasan belajar materi perjuangan melawan

penjajahan melalui penerapan model kooperatif tipe snowball drilling dapat

digambarkan dalam bentuk grafik pada gambar 4.15(a) dan gambar 4.15(b)

berikut:

Gambar 4.15(a). Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN

Sambeng dan Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa pada

Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

60,9

45%

69,75 70% 77,6

90%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan

Persentase Ketuntasan

Nil

ai

/ P

erse

nta

se

Pelaksanaan Tindakan

Prasiklus Siklus I Siklus II

Page 125: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 4.15(b). Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep

Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas VB SDN

Sambeng dan Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa pada

Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari gambar 4.15(a) dan 4.15(b) terlihat bahwa nilai pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan siswa kelas VB SDN Sambeng pada prasiklus

hanya 60,9 yang kemudian meningkat pada siklus I menjadi 69,75 dan meningkat

lagi pada siklus II menjadi 77,6. Dari segi ketuntasan belajar materi perjuangan

melawan penjajahan pada prasiklus ketuntasan sebesar 45%, siklus I ketuntasan

belajar meningkat sebesar 70%, dan siklus II ketuntasan belajar meningkat lagi

menjadi sebesar 90%.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-

beda, diantaranya: hambatan yang dijumpai pada siklus I, yaitu kemampuan

guru/pengajar dalam menerapkan model pembelajaran yang masih kurang kreatif,

masih barunya model pembelajaran yang diterapkan, dan materi perjuangan

melawan penjajahan yang disampaikan dengan model kooperatif tipe snowball

drilling dirasa masih membingungkan bagi sebagian siswa.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang

disempurnakan pada siklus II, yaitu perbaikan dalam menerapkan model

kooperatif tipe snowball drilling menjadi lebih kreatif dan mengupayakan siswa

0

20

40

60

80

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nil

ai/

Per

sen

tase

Pelaksanaan Tindakan

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 126: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

menjadi lebih aktif dan antusias dalam bertanya dan mengemukakan pendapat

ketika pembelajaran berlangsung. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil

sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Perbaikan-perbaikan yang telah

dilakukan ternyata bisa mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I dan dapat

meningkatkan nilai pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada

siswa kelas VB SDN Sambeng.

Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas V SDN

Sambeng (lihat lampiran 1 halaman 113), hasil belajar siswa sebelum penerapan

model kooperatif tipe snowball drilling sudah cukup baik, tetapi siswa yang tuntas

hanya 45%. Hal itu dikarenakan guru jarang menerapkan model pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa kurang maksimal dalam

memahami konsep materi yang diajarkan. Sedangkan hasil wawancara setelah

menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling (lihat lampiran 38 halaman

245) yaitu penerapan model kooperatif tipe snowball drilling dalam pembelajaran

IPS materi perjuangan melawan penjajahan terbukti dapat meningkatkan nilai

pemahaman konsep siswa SDN Sambeng.

Dengan demikian, bisa diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada siswa

kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora, yaitu dengan penerapan model

kooperatif tipe snowball drilling. Penerapan model kooperatif tipe snowball

drilling ternyata memang dapat menjadikan pembelajaran IPS khususnya materi

perjuangan melawan penjajahan lebih menarik dan menyenangkan sehingga nilai

pemahaman konsep siswa dapat meningkat.

Page 127: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus

dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball drilling dalam pembelajaran

IPS materi perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng,

Todanan, Blora, dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan

model kooperatif tipe snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep

perjuangan melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan,

Blora. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai

pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada setiap siklusnya, yaitu

pada tindakan prasiklus nilai rata-rata pemahaman konsep perjuangan melawan

penjajahan siswa hanya 60,9, siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep siswa

sebesar 69,75, dan siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 77,6.

Tingkat ketuntasan belajar siswa pada prasiklus sebanyak 9 siswa atau 45%,

siklus I sebanyak 14 siswa atau 70%, dan siklus II sebanyak 18 siswa atau 90%.

Hal ini menunjukkan peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 25%,

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20%, dan peningkatan ketuntasan

dari prasiklus sampai siklus II sebesar 45%. Dengan demikian, secara klasikal

pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar yang ditargetkan.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran

yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model kooperatif tipe

snowball drilling berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru

mempersiapkan paket soal-soal yang akan dibagikan kepada siswa, (2) guru

menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk/mengundi

untuk mendapatkan seorang siswa yang akan menjawab soal nomor 1, (3) siswa

yang mendapat giliran pertama menjawab soal nomor tersebut dan apabila siswa

dapat langsung menjawab benar, maka siswa itu diberi kesempatan menunjuk

salah satu temannya untuk menjawab soal nomor berikutnya yaitu soal nomor 2,

(4) Seandainya, siswa yang pertama mendapat kesempatan menjawab soal nomor

Page 128: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

1 gagal, maka siswa itu diharuskan menjawab soal berikutnya dan seterusnya

hingga siswa tersebut berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor soal

tertentu. Akan tetapi, pada kenyataannya terdapat beberapa hambatan yang

muncul ketika pembelajaran berlangsung sehingga pemahaman konsep siswa pada

siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Hambatan

tersebut perlu diatasi pada siklus II agar pembelajaran lebih maksimal dan

pemahaman konsep siswa meningkat. Kemudian setelah pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II diterapkan alternatif pemecahan masalah untuk

mengatasi hambatan yang dialami pada pembelajaran siklus I, pemahaman konsep

siswa menjadi meningkat dan indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti dapat

dicapai.

Berdasarkan hasil tes dan proses pembelajaran pada tiap siklus yang

dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe snowball

drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan

pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora, tahun 2012.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian ini yaitu: penerapan model kooperatif

tipe snowball drilling dapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan

melawan penjajahan pada siswa kelas VB SDN Sambeng, Todanan, Blora tahun

2012, maka implikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Peningkatan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan

pada siswa kelas VB SDN Sambeng melalui model kooperatif tipe snowball

drilling mengimplikasikan bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai salah satu acuan untuk menerapkan model kooperatif tipe snowball

drilling dalam pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi

bagi peneliti lain untuk menambah wawasan mereka mengenai teori dan

penerapan model kooperatif tipe snowball drilling dalam pembelajaran.

Page 129: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini membuktikan bahwa hasil pembelajaran meningkat

setelah diterapkan model kooperatif tipe snowball drilling. Berdasarkan pada

hasil tersebut, maka model kooperatif tipe snowball drilling dapat digunakan

sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam

pembelajaran di kelas dan dapat digunakan oleh guru sebagai masukan dalam

upaya meningkatkan pemahaman konsep perjuangan melawan penjajahan pada

pembelajaran IPS. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan

oleh guru yang menghadapi masalah sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh

sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran

melalui penerapan model kooperatif tipe snowball drilling sebisa mungkin

harus bisa diatasi. Oleh karena itu, semua aspek baik dari guru maupun siswa

harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam

rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan

pemahaman konsep pada pembelajaran IPS, khususnya materi perjuangan

melawan penjajahan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a) Siswa harus lebih aktif dalam meningkatkan keberanian bertanya dan

menyampaikan ide atau pendapat dalam proses pembelajaran untuk

menambah pengetahuan, pemahaman, dan meningkatkan hasil belajar.

b) Siswa harus lebih berkonsentrasi ketika pembelajaran dengan menerapkan

model kooperatif tipe snowball drilling karena model tersebut

membutuhkan konsentrasi yang tinggi supaya siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik.

2. Bagi Guru

a) Dalam penyampaian materi, guru hendaknya menerapkan model

pembelajaran yang sesuai sehingga dapat memberikan kemudahan bagi

Page 130: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE …...menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

siswa untuk lebih memahami konsep dan mampu memberikan pengalaman

yang berbeda dan bervariasi.

b) Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam

merancang proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan memudahkan siswa

untuk memahami suatu konsep.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam

meningkatkan mutu pembelajaran yaitu dengan menerapkan model kooperatif

tipe snowball drilling dalam pembelajaran untuk materi perjuangan melawan

penjajahan pada pembelajaran IPS dan materi-materi lainnya yang sesuai.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

menghindari kemungkinan-kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan model

kooperatif tipe snowball drilling dan mempersiapkan alternatif untuk

mengatasinya agar pemahaman konsep siswa meningkat.