PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING...

139
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MURID KELAS VI SD NEGERI 1 LEJANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FATHUL JANNAH 105401109416 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

Transcript of PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING...

Page 1: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

CERITA PENDEK MURID KELAS VI SD NEGERI 1 LEJANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

FATHUL JANNAH

105401109416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

Page 2: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

iii

Page 4: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No.259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fathul Jannah

NIM : 10540 11094 16

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

dengan Menggunakan Media Gambar dalam Meningkatkan

Kemampuan Menulis Cerita Pendek Murid Kelas VI

SD Negeri 1 Lejang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan

oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 2020

Yang Membuat Pernyataan

Fathul Jannah

Page 5: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No.259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fathul Jannah

NIM : 10540 11094 16

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar pada perjanjian pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini kami buat dengan penuh kesadaran

Makassar, 2020

Yang Membuat Perjanjian

Fathul Jannah

Page 6: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain)”

(Q.S Asy-Syarh: 6-7)

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur dan terima kasihku untuk ayah

dan ibuku tercinta, serta saudara-saudaraku yang senantiasa tulus dan ikhlas

memberikan do’a serta bantuannya baik berupa materi maupun moril dalam

mewujudkan harapan penulis.

Page 7: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

vii

ABSTRAK

Fathul Jannah. 2020. Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

dengan Menggunakan Media Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis

Cerita Pendek Murid Kelas VI SD Negeri 1 Lejang. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Munirah dan Pembimbing II Abdul

Munir.

Masalah utama dalam penelitian ini, yaitu apakah dengan penerapan model

kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dapat

meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek murid kelas VI SD Negeri 1

Lejang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita

pendek murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang melalui penerapan model kooperatif

tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali

pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang

Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep sebanyak 22 orang, terdiri dari 9 murid

laki-laki dan 13 murid perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi dan tes hasil belajar yang dianalisis dengan teknik analisis

kuantitatif dan teknik analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara

individual hanya 9 murid atau 40,91% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 63,18 atau berada

pada kategori rendah. Sedangkan, pada siklus II adalah 21 murid atau 95,45% yang

memenuhi KKM dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,91 atau berada

pada kategori tinggi.

Kemudian, terjadi juga peningkatan pada setiap aspek yang diamati dalam

aktivitas belajar murid dari siklus I ke Siklus II. Pertama, murid yang

memperhatikan pembahasan materi hanya 75% menjadi 88,65%. Kedua, murid

yang aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya 36,36%

menjadi 63,65%. Ketiga, murid yang menelaah dan membaca kembali cerita

pendek hasil diskusi kelompok hanya 45,45% menjadi 68,18%. Keempat, murid

yang menggunakan kancing untuk mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi

hanya 68,18% menjadi 90,95%. Kelima, murid yang menyimak ketika temannya

menyampaikan hasil diskusinya hanya 63,65% menjadi 84,09%. Dan keenam,

murid yang memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah menyampaikan

hasil diskusinya pada siklus I hanya 34,09% lalu pada siklus II menjadi 54,55%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui

penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan

media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek murid

kelas VI SD Negeri 1 Lejang.

Kata kunci: model kooperatif, kancing gemerincing, kemampuan menulis, cerita

pendek, media gambar.

Page 8: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Mengabulkan Do’a. dia tidak menolak

permohonan dan tidak pernah memupuskan harapan. Dialah yang pantas dipuji dan

dipuja. Memuji-Nya atas nikmat agung yang tiada terkira yang telah diberikan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Shalawat dan salam yang melimpah semoga selalu

tercurah kepada Nabiullah Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan para

pengikutnya yang istiqomah dan setia dijalan-Nya hingga akhir zaman.

Berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak dalam perampungan

skripsi ini, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya dengan baik meskipun masih

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Segala rasa hormat,

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada H. Abd. Azis Ramli dan

Hj. Hasbiah sebagai kedua orang tua penulis yang telah berjuang, berdo’a,

mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses

pencarian ilmu.

Demikian pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada Dr. Munirah, M.Pd., dosen pembimbing I dan Dr. Drs. Abdul Munir,

M.Pd., dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan, motivasi, serta bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

ix

Tidak lupa pula penulis juga menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberi peluang untuk mengikuti proses

perkuliahan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Aliem Bahri,

S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf

pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang penuh

perhatian dalam membimbing dan memfasilitasi selama proses perkuliahan hingga

penyusunan skripsi.

Ibu Sahriah, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 1 Lejang dan Ibu Hj. Rukiah,

S.Pd wali kelas VI, yang telah memberikan izin dan bantuan kepada peneliti dalam

melaksanakan penelitian.

Serta seluruh rekan mahasiswa jurusan PGSD angkatan 2016 terkhususnya

untuk teman-teman kelas C atas segala kebersaamaan, motivasi, saran, dan

bantuannya kepada penulis. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak karena penulis yakin bahwa

suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi penulis pribadi. Aamiin

allahumma aamiin.

Makassar, 2020

Penulis

Page 10: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN

HIPOTESIS TINDAKAN ...................................................................................... 7

A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 7

1. Menulis ................................................................................................. 7

2. Cerita Pendek ..................................................................................... 12

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing ........... 15

4. Media Pembelajaran ........................................................................... 21

5. Media Gambar .................................................................................... 24

6. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 25

Page 11: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

xi

B. Kerangka Pikir ......................................................................................... 27

C. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 29

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 29

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ................................................................... 29

C. Faktor yang Diselidiki ............................................................................... 29

D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 30

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 34

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 37

G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 37

H. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40

A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 40

1. Siklus I ............................................................................................... 40

2. Siklus II .............................................................................................. 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 68

A. Simpulan .................................................................................................. 68

B. Saran ......................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 19

2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

Kancing Gemerincing .............................................................................. 20

2.3 Kelompok Media Menurut Anderson ...................................................... 24

3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Murid ........................................... 34

3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Kegiatan Guru .......................................... 34

3.3 Pedoman Penilaian Menulis Cerita Pendek (Cerpen) .............................. 36

3.4 Kriteria Penilaian ..................................................................................... 38

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I .......................................... 45

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid pada Siklus I ........................... 47

4.3 Statistik Skor Kemampuan Menulis Cerita Pendek Murid Siklus I ......... 49

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Menulis

Cerita Pendek Siklus I .............................................................................. 49

4.5 Distribusi Frekuensi, Persentase, dan Kategori Ketercapaian

Ketuntasan pada Siklus I .......................................................................... 50

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ........................................ 58

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid pada Siklus II .......................... 60

4.8 Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus II .................................... 62

4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Menulis

Cerita Pendek pada Siklus II .................................................................... 62

4.10 Distribusi Frekuensi, Persentase, dan Kategori Ketercapaian

Ketuntasan Siklus II ................................................................................. 63

Page 13: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir .............................................................................. 28

3.1 Penelitian Tindakan Model Hopkins ........................................................ 30

4.1 Grafik Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siklus I ............ 50

4.2 Grafik Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siklus II ........... 63

Page 14: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 2 DAFTAR HADIR MURID PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

LAMPIRAN 3 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS MURID PADA SIKLUS I

DAN SIKLUS II

LAMPIRAN 4 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I

DAN SIKLUS II

LAMPIRAN 5 HASIL TES MURID PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

LAMPIRAN 6 KETUNTASAN BELAJAR MURID PADA SIKLUS I DAN

SIKLUS II

LAMPIRAN 7 PERBANDINGAN NILAI MURID PADA SIKLUS I DAN

SIKLUS II

LAMPIRAN 8 PERSURATAN PENELITIAN

LAMPIRAN 9 DOKUMENTASI

Page 15: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu usaha sadar dan terencana dalam

membentuk manusia seutuhnya atau dapat pula dikatakan bahwa pendidikan adalah

suatu proses dalam kegiatan memanusiakan manusia. Hal ini sejalan dengan

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang

pendidikan nasional, yang menyatakan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.

Masalah bahasa memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan di

Indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang

diajarkan di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk penguasaan

bahasa atau kemampuan murid berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran

Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia harus berisi usaha-usaha yang dapat membawa

serangkaian keterampilan.

Kemampuan berbahasa terdiri dari empat komponen yang perlu

dikembangkan, yaitu komponen menyimak, komponen berbicara, komponen

membaca dan komponen menulis. Setiap komponen itu sangat erat hubungannya

Page 16: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

2

dengan komponen-komponen lainnya dengan cara yang beraneka ragam (Tarigan

dalam Nafi’ah, 2018: 30). Salah satu bidang garapan Bahasa Indonesia di SD yang

memegang peranan penting adalah pengajaran menulis. Menulis ialah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang

grafik tersebut dan mereka dapat memahami suatu bahasa. Menulis merupakan

salah satu komponen berbahasa yang mempunyai peranan penting di dalam

kehidupan manusia. Tanpa melatih kemampuan menulis sejak dini maka anak didik

akan mengalami kesulitan dalam belajar terhadap semua mata pelajaran.

Pembelajaran menulis di sekolah dasar memiliki berbagai macam jenis salah

satunya adalah menulis narasi. Narasi adalah cerita yang menyajikan serangkaian

peristiwa (Nadhiroh, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada menulis

cerita pendek pada kelas VI di sekolah dasar. Guru harus membekali dirinya dengan

kemampuan menulis yang bagus serta dituntut mampu memilih model yang sesuai

dengan pembelajaran menulis cerita pendek sehingga dapat meningkatkan

kemampuan menulis murid.

Namun, harapan di atas tidak sesuai dengan kenyataannya. Berdasarkan

hasil wawancara peneliti dengan Ibu Hj. Rukiah, S.Pd guru kelas VI SD Negeri 1

Lejang diperoleh keterangan bahwa kemampuan murid dalam menulis cerita

pendek masih kurang karena selama ini guru masih menggunakan model

pembelajaran yang bersifat konvensional, yaitu dengan ceramah sehingga murid

kurang termotivasi dan cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

menyebabkan rata-rat nilai ulangan murid masih rendah, dari 22 murid hanya 35%

Page 17: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

3

dari mereka memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang

artinya masi ada 65% murid yang belum mencapai batas KKM. Nilai KKM dari

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SD Negeri 1 Lejang adalah 65. Selain itu

partisipasi murid pun masih rendah, menurut Ibu Hj. Rukiah masih adanya murid

yang kurang berkontribusi dalam pembelajaran, adanya murid yang cerita serta

bermain-main pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menumbuhkan

kreativitas murid dalam mengungkapkan gagasan, menentukan kalimat-kalimat

yang tepat, maupun mendengarkan pandangan atau pemikiran teman kelompoknya.

Karena itu, diperlukan sebuah model pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan murid dalam menulis khususnya dalam menulis cerita pendek. Salah

satu model pembelajaran yang tepat adalah dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing yang dipadukan dengan media

gambar. Ini didasari oleh pertimbangan bahwa kemampuan menulis adalah

kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh

penulis itu sendiri maupun orang lain, serta pemerataan tanggung jawab akan

terpacu apabila semua anggota aktif tanpa menggantungkan diri pada rekannya.

Kancing gemerincing memastikan bahwa setiap murid mendapat kesempatan untuk

berperan serta, sedangkan penggunaan media gambar itu sendiri membantu

pemahaman murid tentang gambaran cerita yang dimaksud.

“Model kooperatif tipe kancing gemerincing dalam kegiatannya masing-

masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan

kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran orang lain.

Keunggulan teknik untuk mengatasi hambatan pemerataan umpatan yang

sering mewarnai kerja kelompok. Karena dalam kerja kelompok sering ada

anggota yang terlalu dominan bicara, sementara anggota lain pasif. Artinya

Page 18: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

4

pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai, karena anggota

yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan”

(Lie, 2008: 63).

Model kooperatif tipe kancing gemerincing dikembangkan oleh Spencer

Kagan (1992). Model ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua

tingkatan kelas. Dalam kegiatan kancing gemerincing, masing-masing anggota

kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan

mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

Keunggulan lain dari model pembelajaran ini adalah untuk mengatasi

hambatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Karena, kebanyakan dalam

kelompok seringkali ada satu anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang

lebih dominan, sehingga tidak terjadi pemerataan tanggung jawab dalam kelompok.

Permasalahan di atas harus diatasi atau diteliti agar dapat meningkatkan

kemampuan murid khususnya dalam menulis cerita pendek. Berdasarkan uraian di

atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Menggunakan Media

Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Murid

Kelas VI SDN 1 Lejang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model kooperatif tipe kancing

gemerincing dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan

menulis cerita pendek murid kelas VI SDN 1 Lejang?”

Page 19: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis

cerita pendek murid kelas VI SDN 1 Lejang melalui penerapan model kooperatif

tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijabarkan menjadi manfaat

teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis, yaitu manfaat dalam bentuk teori

yang diperoleh dari penelitian, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang

diperoleh secara praktis dari penelitian, yaitu manfaat dari penerapan model

kooperatif tipe kancing gemerincing dengan media gambar dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

peneliti, murid, guru, dan sekolah tempat penelitian dilaksanakan.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoretis, yaitu sebagai

masukan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi, memberikan

informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing yang

dapat digunakan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran Bahasa

Indonesia materi menulis cerita pendek.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, yaitu

murid, guru, sekolah, dan peneliti.

Page 20: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

6

a) Bagi Murid

Manfaat yang diperoleh murid dari penelitian ini, yaitu meningkatkan

kemampuan murid dalam menulis cerita pendek, meningkatkan keaktifan dan

keterlibatan murid dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek, dan

meningkatkan kerjasama antarmurid.

b) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi guru. Manfaat tersebut

antara lain, mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran, dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik, serta

menambah pengetahuan dan pengalaman guru tentang model kancing gemerincing.

c) Bagi Sekolah

Manfaat dari penelitian bagi sekolah, diantaranya dapat meningkatkan

motivasi sekolah dalam menciptakan sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif,

serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan

meningkatkan prestasi sekolah.

d) Bagi Peneliti

Bagi peneliti, yaitu meningkatnya daya pikir dan keterampilan dalam

melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis cerita

pendek dengan menggunakan model kancing gemerincing dan media gambar.

Page 21: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Menulis

a. Pengertian Menulis

Kamus lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal

dari kata “tulis”. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya digurat dan

sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat

huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya dengan

tulisan (dalam Munirah, 2018: 154).

Menurut Abidin, menulis adalah suatu proses berkomunikasi secara tidak

langsung antara penulis dan pembacanya (dalam Nafi’ah, 2018: 93). Selanjutnya,

menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno dan Yunus dalam

Dalman, 2016: 4).

Menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, pikiran, atau

perasaan secara tertulis (dalam Munirah, 2018: 154). Dalam hal ini, menulis juga

dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk

disampaikan kepada orang lain, sehingga dapat memahaminya dan terjadinya

komunikasi antarpenulis dan pembaca dengan baik.

Page 22: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

8

Ada beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian menulis sebagai

berikut. (1) Menurut Tarigan, menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahan yang dipahami oleh

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

sepanjang mereka memahami bahasa dan gambaran-gambaran tersebut. (2)

Menurut Musaba, menulis adalah berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran

atau perasaan melalui suatu lambang atau tulisan. (3) Menurut Enre, menulis

merupakan kemampuan mengungkapkan pikiran dan juga perasaan dalam tulisan

yang efektif. (4) Menurut Sabir, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, secara tatap muka

dengan orang lain. (5) Menurut Takala, menulis merupakan sistem yang

konvensional yang dapat dilihat dan dibaca (dalam Kasupardi, Endang dan

Supriatna, 2010: 5).

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang murid untuk

menghasilkan tulisan yang baik. Syarat-syarat tersebut adalah: (1) kemampuan

untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan terhadap kondisi

pembaca, (3) kemampuan menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan

menggunakan Bahasa Indonesia, (5) kemampuan memulai menulis, dan (6)

kemampuan memeriksa karangan sendiri, (Syafi’e dalam Effendy, 2012).

Menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang kompleks, untuk itu perlu dilatihkan secara teratur

dan cermat sejak kelas awal SD. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

produktif dan ekspresif karena penulis harus terampil menggunakan grofologi,

Page 23: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

9

struktur bahasa, dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai (Morsey dalam

Santosa, 2008: 3.21). Pembelajaran menulis akan efektif bila murid diberi banyak

kesempatan untuk berlatih dan juga disediakan saluran untuk mempublikasikan

aneka karya tulisan yang diproduksinya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu keterampilan berbahasa dalam mengungkapkan gagasan,

pendapat, perasaan atau sikap ke dalam bentuk tulisan atau lambang-lambang grafik

yang ingin disampaikan kepada pembaca.

b. Tujuan Menulis

Secara umum, kegiatan menulis biasa dilakukan karena kesenangan, untuk

memberi informasi atau untuk mempengaruhi pembaca. Tujuan menulis menurut

Sujanto (dalam Kasupardi, 2010: 8) sebagai berikut: (1) mengekspresikan perasaan,

(2) memberi informasi, (3) mempengaruhi pembaca, dan (4) memberi huburan.

Selanjutnya, tujuan menulis menurut Hugo Hartig adalah sebagai berikut.

(1) Tujuan Penugasan. Penulis tidak memiliki tujuan, untuk apa dia menulis.

Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis karena mendapat

tugas bukan atas kemauan sendiri. (2) Tujuan Altruistik. Penulis bertujuan untuk

menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin

menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalaran

penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya itu. (3) Tujuan Persuasif. Penulis bertujuan

mempengaruhi pembaca agar para pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide

yang dituangkan atau diutarakan oleh penulis. (4) Tujuan Informasional/Tujuan

Page 24: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

10

Penerangan. Penulis menuangkan ide gagasan dengan tujuan memberi informasi

atau keterangan kepada pembaca. (5) Tujuan Pernyataan Diri. Penulis berusaha

untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca.

Dengan melalui tulisannya, pembaca dapat memahami siapa sebenarnya sang

penulis itu. (6) Tujuan Kreatif. Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki

nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. (7)

Tujuan Pemecahan Masalah. Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang

dihadapi (dalam Kasupardi, 2010: 8-9).

c. Manfaat Menulis

Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini,

diantaranya adalah (1) menulis untuk peningkatan kecerdasan, (2) menulis sebagai

pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis sebagai penumbuh

keberanian penulis, dan (4) dengan menulis, penulis akan terdorong kemauan dan

kemampuannya untuk mengumpulkan informasi (dalam Dalman, 2016: 6).

Kemudian, manfaat dari kegiatan menulis, yaitu sebagai berikut (1)

wawasan tentang suatu topik bertambah luas dan dalam. (2) Dengan menulis

tentang sesuatu, penulis terpaksa belajar tentang sesuatu itu serta berpikir atau

bernalar, mengumpulkan fakta, menghubungkan- menghubungkan, serta menarik

kesimpulan. (3) Menulis berarti menyusun gagasan secara runtut dan sistematis.

dengan demikian, penulis menjelaskan sesuatu yang semula masih samar bagi

dirinya. (4) Jika menulis, penulis menuangkan gagasannya ke atas kertas, sehingga

ada jarak antara penulis dengan gagasan itu. Dengan demikian, akan lebih mudah

dengan menilai gagasannya. (5) Dengan menuliskan permasalahan di atas kertas,

Page 25: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

11

akan lebih mudah memecahkannya. (6) Tugas menulis mengenai suatu topik

memaksakan untuk belajar secara aktif. (7) Kegiatan menulis yang terencana akan

membiasakan untuk berpikir dan berbahasa secara tertib (dalam Kasupardi, 2010:

9-10).

d. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

Bahasa Indonesia merupakan suatu alat yang penting dalam rangka

merealisasikan dan mencapai tujuan kebahasaan Indonesia, yaitu meningkatkan

kemampuan murid dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, baik secara

lisan maupun tulisan. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),

standar isi Bahasa Indonesia sebagai berikut: “Pembelajaran Bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi

dengan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,

serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia”.

Pengajaran Bahasa Indonesia juga dimaksudkan untuk melatih keterampilan

mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing-masing erat

hubungannya (Nafi’ah, 2018: 34).

Pembelajaran menulis pada kelas rendah, yaitu murid diperkenalkan dengan

membuat/menulis huruf-huruf atau alphabet latin dan merangkainya menjadi kata-

kata, selain itu juga murid dibiasakan untuk menulis dengan sikap yang benar

seperti memegang dan menggunakan alat tulis. Kemudian di SD kelas tinggi,

setalah murid menguasai teknik menulis kata, kemudian dilanjutkan dengan latihan

merangkaikan kata-kata menjadi kalimat, dan kalimat- kalimat menjadi paragraf,

Page 26: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

12

dan yang terakhir paragraf- paragraf disusun menjadi sebuah wacana (Nafi’ah,

2018: 99).

Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan

buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang

baik dan benar (Effendy, 2012). Kepandaian seseorang dalam menulis tidak selalu

ditentukan oleh faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan kemampuan

menulis, yaitu kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, dan kemampuan

membaca. Jelaslah bahwa ketiga faktor tersebut merupakan bagian dari sejumlah

faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan menulis seseorang. Agar

pembelajaran menulis di SD dapat terlaksana dengan baik maka guru harus terampil

di dalam merancang dan mengelola proses pembelajaran, guru hendaknya dapat

menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran (Munirah,

dkk, 2019: 733).

2. Cerita Pendek

a. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang

dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan (Panuti Sudjiman, 1984:

15). Dalam KBBI, (2008: 263) dikatakan bahwa cerita pendek adalah kisahan

pendek kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan

memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika (dalam

Darusuprapti, 2015: 33).

Cerpen merupakan genre fiksi yang bentuknya ada dua, yaitu (1) cerita fiksi

yang rangkaian peristiwanya panjang dan menghadirkan banyak konflik dan

Page 27: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

13

persoalan yang disebut dengan novel atau raman, sedangkan (2) yang rangkaian

peristiwanya pendek dan menghadirkan satu konflik dalam satu persoalan yang

disebut cerita pendek (selanjutnya disebut cerpen). Menurut Ellery Sedgwick

(dalam Mahendra, 2017: 7), cerpen adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau

suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca.

Cerita pendek berisi cerita khayalan imajinasi yang tidak terlalu panjang.

Aminudin (dalam Darusuprapti, 2015: 33-34) menyebutkan bahwa ciri-ciri cerita

pendek sebagai berikut. (1) Cerita pendek dapat kita baca hanya dengan sekali

duduk. Maksudnya, kita bisa dapat membacanya langsung bisa selesai dalam waktu

itu juga. Tidak seperti novel yang bisa selesai dibaca dalam beberapa jam bahkan

beberapa hari. (2) Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita pendek lebih sedikit

dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang ada dalam novel. (3) Jalan cerita dalam

cerita tidak sepanjang cerita jalan cerita yang ada dalam novel. Dalam cerita

pendek, biasanya hanya ada satu urutan peristiwa.

b. Unsur-Unsur Cerita Pendek

Unsur-unsur cerita pendek adalah sebagai berikut. (1) Tema. Menurut

Lukens tema dalam sastra adalah ide-ide yang membangun sebuah cerita, seperti

masyarakat, sifat-sifat manusia, atau kondisi manusia. Selanjutnya, dinyatakan

bahwa tema adalah permasalahan pokok dalam sebuah cerita. Menurut Tompkin,

tema adalah makna tersirat dari cerita dan menunjukkan kebenaran bahwa tema

adalah makna tersirat dari cerita dan menunjukkan kebenaran umum tentang sifat

manusia. Menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tema

merupakan dasar pemikiran yang melandasi suatu karya sastra. Melalui tema inilah

Page 28: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

14

pengarang mengungkapkan apa yang ia lihat, dengar, serta ia rasakan sehingga

dapat dinikmati oleh pembaca. (2) Alur. Menurut Burhan Nurgiyantoro, plot adalah

urutan kejadian/peristiwa dalam sebuah cerita yang disusun oleh pengarang

berdasarkan urutan kaitan sebab akibat. Menurut Lukens, alur atau plot adalah

urutan peristiwa yang menunjukkan perilaku tokoh. Pernyataan tersebut didukung

Tompkins, alur atau plot adalah urutan kejadian yang melibatkan tokoh dengan

situasi konflik. Jadi alur dalam cerita yaitu jalinan peristiwa dalam sebuah cerita

yang memperhatikan hubungan sebab akibat sehingga cerita itu merupakan

keseluruhan yang padu, bulat, dan utuh. (3) Tokoh dan Penokohan. Jones

menyatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang

seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan meliputi pelaku cerita,

perwatakan tokoh, dan pelukisan tokoh. Tokoh dan penggambaran karakter tokoh

yang terdapat dalam cerita pendek bersifat terbatas. Baik karakter fisik maupun sifat

tokoh tidak digambarkan secara khusus, hanya tersirat dalam cerita yang

disampaikan sehingga pembaca harus mengkontruksikan sendiri gambaran yang

lebih lengkap tentang tokoh itu. Enny Zubaidah menyatakan bahwa tokoh cerita

adalah sebagai pelaku cerita. Ia memiliki sifat, kebiasaan, dan tingkah laku yang

secara keseluruhan mampu menggambarkan seseorang. (4) Latar atau Setting.

Menurut Abrams, latar adalah landasan tumpu yang menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial terjadinya peristiwa. Pelukisan

latar cerita dalam cerita pendek jumlahnya terbatas. Cerita pendek tidak

memerlukan detail-detail khusus tentang keadaan latar. Penggambaran latar

dilakukan secara garis besar dan bersifat implisit, namun tetap memberikan suasana

Page 29: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

15

terrtentu yang dimaksudkan. Kemudian, menurut Enny Zubaidah, latar

menggambarkan tempat, suasana, dan waktu terjadinya peristiwa ketika peristiwa

tersebut berlangsung. (5) Amanat. Waluyo mengungkapkan amanat, pesan, nasehat

merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca cerpen. Amanat

dirumuskan sendiri oleh pembaca. Cara menyimpulkan amanat cerpen sangat

berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan

berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi cerpen

yang dikemukakan penulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa amanat

merupakan makna tersirat yang disampaikan penulis dalam cerpennya. (6) Gaya

Penceritaan. Suharianto mengatakan bahwa gaya bahasa dalam karya sastra

mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai alat penyampaian maksud pengarang dan

sebagai penyampaai perasaan. Artinya, melalui karya sastra seorang pengarang

bukan hanya sekedar bermaksud memberitahukan kepada pembaca mengenai apa

yang dilakukan dan dialami tokoh dalam ceritanya, melainkan bermaksud pula

untuk mengajak pembacanya untuk ikut merasakan apa yang dilakukan oleh tokoh

cerita. Menurut Charlotte Huck, Sudan Hepler, dan Janet Hickman, gaya

penceritaan yang baik itu sesuai antara plot, tema, penokohan (karakter), dan antara

gagasan dan penuangan gagasannya.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

Page 30: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

16

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,

pengelolaan kelas. “Setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam

merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran” (Joyce dalam Al-Tabany, 2015: 23).

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu model

pembelajaran, yaitu materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif

murid, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Istilah model pembelajaran

memiliki makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Menurut

Kardi dan Nur, model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki

oleh strategi, metode, dan prosedur, yaitu:

“(1) Rasional teoritik, logis yang disusun oleh para pencipta dan

pengembangnya. (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana murid

belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). (3) Tingkah laku mengajar

yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. (4)

Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai” (dalam Al-Tabany, 2015: 24).

Arends, menyeleksi enam macam model pengajaran yang sering dan praktis

digunakan guru dalam mengajar, yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran

konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi

kelas (dalam Al-Tabany, 2015: 26). Selanjutnya, “dalam mengajarkan suatu konsep

atau materi tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model

pembelajaran lainnya. Artinya untuk setiap model pembelajaran harus disesuaikan

dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran

yang lain untuk meningkatkan hasil belajar murid” (Al-Tabany, 2011: 9).

Page 31: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

17

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan model pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan murid, dengan metode-metode

tertentu agar penyampaian materi yang dilakukan oleh seorang guru dapat diterima

dan dipahami secara baik dan benar oleh murid. Sehingga tercapailah tujuan

pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam

pendidikan adalah falsafah homo homini socius (Lie, 2008: 28). Kerjasama

merupakan kebutuhan yang sangat penting, artinya bagi kelangsungan hidup, tanpa

kerjasama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Tanpa

kerjasama penilitan dan penulisan ini tidak mungkin selesai, dan tanpa kerjasama

kehidupan ini sudah punah. Sedangkan, Roger, dkk. menyatakan bahwa:

“Pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang

diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar

yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas

pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran

anggota-anggota yang lain” (dalam Huda, 2013: 29).

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

membantu murid dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan

kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di

antara sesama anggota kelompok yang akan meningkatkan motivasi, produktivitas,

perolehan hasil belajar yang lebih baik, dan dapat mendorong peningkatan

kemampuan murid dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui

selama pembelajaran. Belajar kooperatif ialah pembelajaran yang memaksimalkan

Page 32: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

18

belajar murid untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara

individu maupun secara kelompok (Johnson dalam Al-Tabany, 2015: 109).

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa murid akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan

temannya. Murid secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu

memecahkan masalah-masalah kompleks. Sehingga Eggen dan Kauchak (dalam

Al-Tabany, 2015: 108) mengemukakan bahwa “dalam belajar kooperatif, murid

dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang untuk

bekerjasama dalam menguasai materi yang diberikan guru”. Kelompok kecil

kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para murid saling berinteraksi

dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi

mencapai tujuan bersama (Parker dalam Huda, 2013: 29). Dalam belajar kooperatif

murid belajar bersam sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas kelompok

untuk mencapai tujuan bersama (Artzt dan Newman dalam Al-Tabany, 2015: 108).

Manfaat penerapan belajar kooperatif, yakni dapat mengurangi kesenjangan

pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual (Zamroni dalam Al-

Tabany, 2015: 109). Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan

solidaritas sosial di kalangan murid. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan

dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok

mencapai tujuan atau penguasaan materi (Slavin dalam Al-Tabany, 2015: 109).

Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif, dapat mengembangkan kualitas diri

murid terutama kualitas aspek afektif murid yang dapat dilakukan secara bersama-

Page 33: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

19

sama. Belajar dari kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan

untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Suasana belajar yang berlangsung dalam suasana interaksi saling

terbuka, percaya, dan rileks diantara anggota kelompok memberikan kesempatan

bagi murid untuk memperoleh dan memberi masukan diantara mereka untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta keterampilan yang

ingin dikembangkan dalam pembelajaran.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif (Ibrahim, dkk dalam Al-Tabany, 2015: 117)

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase – 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut

dan memotivasi murid belajar.

Fase – 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada murid

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Fase – 3

Mengorganisasikan murid

ke dalam kelompok-

kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada murid bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efesien.

Fase – 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka.

Fase – 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari, masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase – 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

Page 34: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

20

c. Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model

ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

anak didik. Dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota

kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan

mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain. Model ini dapat

digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering

mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak kelompok, sering ada anak yang terlalu

dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, juga ada anak yang pasif dan pasrah saja

pada rekannya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung

jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anak yang pasif terlalu

menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Teknik ini memastikan setiap

murid mendapatkan kesempatan untuk berperan serta (Huda, 2013: 142). Langkah-

langkah pembelajaran model kooperatif dengan tipe kancing gemerincing adalah

sebagai berikut (Lie, 2008: 63-64).

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

Kancing Gemerincing

Tahap Kegiatan

1

Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing

atau bisa juga benda-benda kecil lainnya, seperti kacang

merah, potongan sedotan, batang-batang lidi, sendok es

krim, dan sebagainya.

2

Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap murid dalam

masing-masing kelompok mendapat dua atau tiga buah

kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya

tugas yang diberikan).

Page 35: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

21

3

Setiap kali seorang murid berbicara atau mengeluarkan

pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan

meletakkannya di tengah-tengah kelompoknya.

4

Jika kancing yang dimiliki seorang murid, habis, dia tidak

boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga

menghabiskan kancing mereka.

5

Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum

selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk

membagikan kancing lagi dan mengulangi prosedurnya

kembali.

4. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar

(Sanjaya, 2013: 204).

Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya

(Rossi dan Breidle dalam Sanjaya, 2013: 204). Kemudian menurut Rossi, alat-alat

semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka

merupakan media pembelajaran.

Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan

tetapi hal-hal lain yang memungkinkan murid dapat memperoleh pengetahuan.

Menurut Gerlach, secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau

kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan murid memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini, media bukan

hanya alat perantara, seperti tv, radio, slide, bahan cetakan, akan tetapi meliputi

orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam

Page 36: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

22

diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagaianya yang dikondisikan

untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap murid atau untuk

menambah keterampilan (Sanjaya, 2013: 204-205).

a. Manfaat Media Pembelajaran

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap murid (Hamalik dalam Arsyad, 2017: 19).

Kemudian, Sudjana dan Rivai mengumakakan manfaat media pembelajaran

dalam proses belajar murid, yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian

murid sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pembelajaran akan

lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh murid dan

memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, (3) metode

mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata oleh guru, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam

pelajaran, dan (4) murid dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain (dalam Arsyad, 2017:

28).

Manfaat media pendidikan yang dirincikan oleh Encyclopedia of

Educational Research sebagai berikut: (1) meletakkan dasar-dasar yang konkret

untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian

murid, (3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

Page 37: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

23

karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) memberikan pengalaman nyata

yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan murid, (5)

menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar

hidup, (6) membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa, dan (7) memberikan pengalaman yang tidak mudah

diperoleh dengan cara lain dan membantu efesiensi dan keragaman yang leibh

banyak dalam belajar (dalam Arsyad, 2017: 28-29).

b. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam, yaitu

media tradisional dan media teknologi mutakhir, Seels dan Glasgow (dalam

Prastowo, 2015: 309). Kemudian, ada tiga klasifikasi media menurut sifatnya, yaitu

(1) media auditif (seperti radio dan rekaman suara), (2) media visual (seperti film,

slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak),

dan (3) media audiovisual (rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan

sebagainya), Sanjaya (dalam Prastowo, 2015: 309-310).

Menurut Rudy Brets, ada tujuh klasifikasi media, yaitu: (1) media

audiovisual gerak (film suara, pita video, film tv), (2) media audiovisual diam (film

rangkai suara), (3) audio semigerak (tulisan jauh bersuara), (4) media visual

bergerak (film bisu), (5) media visual diam (halaman cetak, foto, microphone, slide

bisu), (6) media audio (radio, telepon, pita audio), dan (7) media cetak (buku,

modul, bahan ajar mandiri). Pengelompokan media juga dikemukakan oleh

Anderson, yaitu sebagai berikut: (dalam Sanjaya, 2013: 213)

Page 38: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

24

Tabel 2.3 Kelompok Media Menurut Anderson

No. Kelompok Media Media Instruksional

1 Audio a. Pita audio (rol atau kaset)

b. Piringan audio

c. Radiao (rekaman siaran)

2 Cetak a. Buku teks terprogram

b. Buku pegangan/manual

c. Buku tugas

3 Audio – Cetak a. Buku latihan dilengkapi kaset

b. Gambar/poster (dilengkapi audio)

4 Proyek Visual Diam a. Film bingkai (slide)

b. Film rangkai (berisi pesan verbal)

5 Proyek Visual Diam dengan

Audio

a. Film bingkai (slide) suara

b. Film rangkai suara

6 Visual Gerak a. Film bisu dengan judul (caption)

7 Visual Gerak dangan Audio a. Film suara

b. Video/vcd/dvd

8 Benda a. Benda nyata

b. Model tiruan (mock up)

9 Komputer Media berbasis computer, CAI

(Computer Assisted Instructional) &

CMI (Computer Managed Instructional)

5. Media Gambar

Gambar atau foto merupakan salah satu media grafis paling umum

digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena gambar atau foto

memiliki beberapa kelbihan, yakni sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan

dengan media verbal, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik

itu untuk usia muda maupun tua, murah harganya dan tidak memerlukan peralatan

khusus dalam penyampaiannya. Namun demikian, di samping kelebihan, gambar

atau foto memiliki kelemahan diantaranya, yakni hanya menekankan persepsi

indera mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. (Sanjaya, 2013:

Page 39: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

25

214). Media gambar merupakan salah satu media visual dalam bentuk grafis

(disajikan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar) yang

memungkinkan terjadinya komunikasi yang diekspresikan lewat atau simbol.

6. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai model kooperatif tipe

kancing gemerincing yang telah dilakukan.

Vikha Candra Marganingsih (2012), “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran

2011/2012”. Hasil penelitian ini, yaitu terjadi peningkatan dari siklus pertama

hingga siklus ketiga.

Henu Pawitra Nugroho (2017), “Upaya Meningkatkan Kerja Keras Dan

Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Pantun

Melalui Strategi Pembelajaran Talking Chips (Kancing Gemerincing) Di Kelas IV

SD Negeri 2 Lesmana”. Hasil penelitian ini adalah dapat meningkatkan kerja keras

dan prestasi belajar siswa.

I Komang Sucipta, I Gusti Ngurah Japa, dan I Gede Margunayasa (2018),

“Pengaruh Model Pembelajaran Kancing Gemerincing terhadap Hasil Belajar IPA

Kelas V”. Hasil penelitian tersebut dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V Gugus IV Kecamatan Sidemen tahun pelajaran 2017/2018.

Listini dan Saraswati (2017) “Meningkatkan Kemampuan Menulis

Cerpen melalui Model Pembelajaran Sinektik Siswa Kelas VII SMP Sandika

Page 40: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

26

Sukajadi”. Hasil penelitian ini membuktikan adanya peningkatan kemampuan

siswa dalam menulis cerpen.

Fajarsih Darusuprapti (2015), “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita

Pendek menggunakan Media PopUp untuk Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

media popup dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek.

Ferdinandus Siki, Sunoto, dan Roekhan (2017) “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Strategi

Pemodelan”. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kemampuan menulis dan kualitas pembelajaran pada siklus I

dan II mengalami peningkatan.

Zulfa Ulya (2019), “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita pada

Siswa Kelas II SDI Nailul Falah Sukorejo-Pasuruan”. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa metode pembelajaran Kancing Gemerincing dapat diterapkan

dengan baik dalam pembelajaran.

Dari beberapa hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa model

kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menulis

murid di sekolah dasar, baik itu menulis melengkapi cerita pendek, menulis puisi

dan menulis pantun. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peniliti juga tertarik untuk

menerapkan model kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar

untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek murid kelas VI SDN 1

Lejang.

Page 41: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

27

B. Kerangka Pikir

Menulis merupakan suatu kemampuan yang penting bagi masyarakat pada

umumnya dan bagi murid pada khususnya. Murid memerlukan kemampuan

menulis baik di sekolah maupun di masyarakat. Salah satu yang diajarkan di

sekolah adalah menulis cerita pendek.

Kondisi awal pada saat pembelajaran menulis cerita pendek di SDN 1

Lejang masih kurang efektif, sehingga murid masih kurang berkontribusi dalam

pembelajaran menulis cerita pendek. Hal ini juga mengakibatkan proses dan

kualitas hasil menulis cerita pendek menjadi rendah. Untuk itu, guru perlu

menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan

murid dalam menulis cerita pendek.

Salah satu model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe kancing gemerincing. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan

minat murid dalam pembelajaran menulis cerita pendek, karena murid akan

bersemangat dengan adanya diskusi kelompok, saling bertukar pendapat, setiap

murid memiliki hak yang sama dalam mengutarakan pendapatnya sehingga murid

menjadi lebih mudah dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan model kooperatif

menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat meningkatkan

proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis cerita pendek.

Page 42: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

28

Berdasarkan uraian tersebut maka digambarkan dalam bentuk bagan di

bawah ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dipaparkan di

atas, maka hipotesis tindakannya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan

kemampuan menulis cerita pendek murid kelas VI SDN 1 Lejang.

Kondisi Awal

Hasil Kemampuan

Menulis Cerita Pendek

Murid Meningkat

Pelaksanaan Siklus

Penerapan Model Kooperatif

Tipe Kancing Gemerincing

dengan Menggunakan Media

Gambar

Guru Mengajar dengan Model

Konvensional

Kemampuan Menulis Murid

Rendah

Tindakan

Kondisi Akhir

Pelaksanaan Siklus

Page 43: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara

lebih professional. Penelitian dilakukan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kolaborasi bersama dengan guru.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VI SD Negeri 1 Lejang

Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Subjek penelitian adalah murid kelas VI

SD Negeri 1 Lejang Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep, dengan jumlah

murid di kelas tersebut sebanyak 22 orang, dengan rincian 9 murid laki-laki dan 13

murid perempuan.

C. Faktor yang Diselidiki

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini faktor yang diamati,

yaitu: (1) Faktor proses, yaitu melihat keaktifan murid berinteraksi dengan guru dan

sesama murid lainnya dalam proses belajar mengajar dan (2) Faktor hasil, yaitu

melihat hasil kemampuan menulis murid setelah tes akhir yang diberikan setiap

siklus.

Page 44: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

30

D. Prosedur Penelitian

Dalam satu siklus pada penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa

kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kemudian, kegiatan-

kegiatan pada siklus kedua merupakan pengulangan dan perbaikan dari kegiatan

pada siklus pertama.

Secara umum, prosedur penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Hopkins (dalam Sanjaya, 2009: 47)

Page 45: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

31

Secara rinci, prosedur penelitian tindakan kelas ini, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Siklus I

Tahap 1 Perencanaan

Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: (1) menelaah

kurikulum Bahasa Indonesia SD kelas VI untuk kesesuaian waktu antara materi

pelajaran dengan rencana penelitian. (2) Membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). (3) Merancang media pembelajaran, berupa media gambar

yang dapat digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar. (4)

Menyiapkan teks cerita pendek untuk diberikan kepada murid. (5) Membuat lembar

observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas dengan

menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing yang dipadukan dengan

media gambar. (6) Membuat alat evaluasi, yaitu tes tertulis dan rubrik penilaian.

Tahap 2 Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

model kooperatif tipe kancing gemerincing yang dipadukan dengan media gambar

pada pokok bahasan melengkapi cerita dongeng. Adapun kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini adalah: (1) guru menyampaikan atau mengenalkan topik, bahan

pelajaran, dan tujuan pembelajaran untuk hari itu. (2) Murid dibagi menjadi 5

kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang. (3) Cerita pendek

dibagikan kepada setiap kelompok, kemudian murid menelaah dan membaca cerita

tersebut untuk mengetahui maksud ceritanya. (4) Kancing-kancing/benda kecil

lainnya dibagikan kepada murid, masing-masing murid mendapatkan 2 buah

Page 46: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

32

kancing. (5) Guru memberikan penjelasan teknik melengkapi cerita pendek dengan

berdiskusi menggunakan media kancing sebagai berikut: semua anggota kelompok

harus mengemukakan pendapatnya, yaitu kalimat yang tepat untuk melengkapi

cerita pendek sehingga cerita menjadi padu. Jika salah satu murid sedang berbicara

mengemukakan pendapatnya, maka murid yang lain harus mendengarkan pendapat

murid tersebut dan murid yang telah berbicara mengemukakan pendapatnya harus

menyerahkan salah satu kancing dan meletakkannya di tengah-tengah kelompok.

Jika kancing yang dimiliki seorang murid telah habis, dia tidak boleh berpendapat

lagi sampai rekan-rekannya juga menghabiskan kancing mereka. Jika kancing yang

dimiliki oleh murid dalam satu kelompok sudah habis sedangkan tugas belum

selesai, maka kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagikan kancing

lagi dan prosedur atau caranya diulangi lagi. (6) Guru menugaskan murid untuk

melengkapi cerita pendek dengan teknik kancing gemerincing yang telah

dijelaskan. (7) Setiap kelompok melengkapi cerita pendek dengan bimbingan guru.

(8) Setelah murid dalam kelompoknya menyelesaikan tugas melengkapi cerita

pendek, maka kelompok tersebut harus mengoreksi hasil tulisannya. (9) Setiap

kelompok berkesempatan membaca hasil menulis cerita dari tiap-tiap kelompok,

hal ini dimaksudkan agar dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.

Tahap 3 Observasi/Evaluasi

Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pada tahap ini peneliti

memperhatikan tentang kehadiran, keaktifan murid dalam bertanya dan

Page 47: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

33

memberikan jawaban, serta keaktifan murid dengan model kooperatif tipe kancing

gemerincing selama proses pembelajaran berlangsung.

Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi berupa tes untuk mengetahui sejauh

mana peningkatan kemampuan menulis melengkapi cerita pendek setelah

berlangsungnya tindakan pada siklus I menggunakan model kooperatif tipe kancing

gemerincing yang dipadukan dengan media gambar.

Tahap 4 Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi, digunakan untuk merefleksi

tingkat perubahan hasil belajar dan aktivitas murid. Hasil ini akan dipergunakan

sebagai acuan untuk melangkah ke siklus selanjutnya. Jika pada siklus pertama

belum memenuhi hasil yang diinginkan maka diadakan siklus ke II.

2. Siklus II

Berdasarkan refleksi yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh pada

siklus I, maka dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II disesuaikan dengan perubahan yang ingin

dicapai.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan kegiatan pada

siklus I. Akan tetapi, dilakukan perbaikan yang dianggap perlu sesuai hasil refleksi

pada siklus I. Setelah siklus II dilaksanakan, kemudian dilakukan evaluasi untuk

memperbaiki kekurangan pada siklus I sehingga pelaksanaan siklus II lebih baik

daripada siklus I.

Page 48: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

34

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang terdiri atas lembar observasi aktivitas murid dan

lembar observasi aktivitas guru. Instrumen ini untuk melihat kegiatan guru dan

murid selama proses belajar mengajar.

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Murid

No. Aktivitas Tidak

Terlaksana Terlaksana

1 Murid yang memperhatikan pembahasan materi

2 Murid yang aktif bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung

3 Murid yang menelaah dan membaca kembali

cerita pendek hasil diskusi kelompok

4 Murid yang menggunakan kancing untuk

mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi

5 Murid yang menyimak ketika temannya

menyampaikan hasil diskusinya

6

Murid yang memberikan tanggapan kepada

kelompok yang telah menyampaikan hasil

diskusinya

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Kegiatan Guru

No. Kegiatan yang Diamati Tidak

Terlaksana Terlaksana

1 Kegiatan Awal

a. Menyiapkan media pembelajaran yang akan

digunakan

b. Mengajak semua murid berdoa dan

memeriksa kehadiran murid

c. Melakukan apersepsi

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Page 49: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

35

2 Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan atau mengenalkan

topik pembelajaran

b. Guru membagi murid menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 atau 6 orang

c. Membagikan cerita pendek kepada tiap-tiap

kelompok dan membagikan kancing-

kancing serta wadah untuk kancing

d. Guru memberikan penjelasan mengenai cara

berdiskusi menggunakan model kooperatif

tipe kancing gemerincing

e. Guru menugaskan murid untuk membuat

cerita pendek dengan model kancing

gemerincing yang telah dijelaskan

f. Guru membimbing setiap kelompok dalam

membuat cerita pendek

g. Setelah diskusi selesai, guru meminta murid

untuk membacakan hasil teks cerita pendek

yang telah dibuat

h. Guru memberikan applause kepada

kelompok yang telah membacakan cerita

pendek dengan baik

3 Kegiatan Akhir

a. Menyimpulkan materi pembelajaran

b. Guru memberikan pesan moral dan

sekaligus menutup pembelajaran dengan

berdoa mengucapkan salam

2. Pedoman Tes Hasil Belajar

Pedoman tes hasil belajar, yaitu menulis cerita pendek dapat memudahkan

dalam melakukan penilaian hasil menulis cerita pendek murid. Berikut adalah

pedoman penilaian hasil menulis cerita pendek.

Page 50: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

36

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Menulis Cerita Pendek (Cerpen)

No. Unsur yang Dinilai Skor

1 Tema

Tinggi: tema sangat penting/jelas yaitu

hewan dan tumbuhan 9-15

Sedang: tema penting namun tidak terlalu

jelas 4-8

Kurang: tema tidak jelas 2-3

2 Alur

Tinggi: tokoh sentral digambarkan secara

detail sehingga terlihat nyata 12-20

Sedang: tokoh sentral dapat dilihat tapi

tidak terlalu nyata 7-11

Kurang: tokoh sentral bukan tokoh nyata;

hanya sebuah nama dan tidak bisa

dimengeti

2-6

3 Tokoh dan Penokohan

Tinggi: urutan kejadian jelas walaupun

kadang penulis menceritakan urutan

kejadian masa lalu maupun masa depan.

6-10

Sedang: urutan kadang tidak jelas, mana

yang terjadi lebih dahulu 3-5

Kurang: kejadian benar-benar tidak jelas

urutannya. Apakah suatu kejadian

muncul sesudah atau sebelum kejadian

yang lain.

1-2

4 Latar atau Setting

Tinggi: kejadian muncul di tempat yang

detail, seperti bisa dilihat 12-20

Sedang: kadang-kadang setting terlihat

nyata; tapi kadang kejadian muncul

begitu saja, pembaca tidak sadar dimana

settingnya

7-11

Kurang: kejadian muncul tanpa setting

yang detail. Pembaca bisa melihat

kejadian, tapi tidak bisa melihat

tempatnya

3-6

5 Amanat

Tinggi: amanat sangat penting/jelas 9-15

Sedang: amanat penting namun tidak

terlalu jelas 4-8

Kurang: amanat tidak jelas 2-3

Page 51: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

37

6 Gaya Penceritaan

Tinggi: gaya penceritaan dalam tulisan

benar-benar menarik pembacanya 12-20

Sedang: penulis menggunakan bahasa

yang abstrak dan umum. Walau

tulisannya benar namun kurang sentuhan

pribadi. Gaya tulisan tidak menarik,

terlalu berhati-hati, datar, dan tidak

marah.

7-11

Kurang: gaya penceritaannya tidak jelas,

tidak hidup dan datar 3-6

Total 100

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi digunakan untuk

memantau kegiatan murid, misalnya mencatat perilaku murid dalam kegiatan

diskusi, atau mencatat perilaku murid dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

murid pada materi pembelajaran. Tes menulis cerita pendek akan diberikan secara

individu kepada murid pada akhir setiap siklus.

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis kuantitatif merupakan teknik untuk data

Page 52: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

38

nilai menulis cerita pendek murid yang dianalisis dengan mencari nilai rata-rata.

Sedangkan, teknik analisis kuantitatif untuk analisis data lembar observasi murid

dan guru.

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian

No. Skala Kriteria

1 89 – 100 Sangat Tinggi

2 77 – 88 Tinggi

3 65 – 76 Sedang

4 53 – 64 Rendah

5 ≤ 52 Sangat Rendah

1. Rata-Rata Kelas

X = ∑ 𝑥

𝑛

Keterangan:

X = rata-rata kelas

⅀𝑥 = jumlah seluruh nilai

𝑛 = banyak murid

2. Ketuntasan Belajar

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori, yaitu ketuntasan belajar secara

individu dan secara klasikal. Seorang murid tuntas belajar individu apabila telah

mencapai skor 65% atau nilai 65 dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal

jika rata-rata 85% murid telah tuntas secara individu.

Page 53: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

39

a) Nilai perolehan murid sama dengan jumlah skor perolehan murid ( n = ⅀ SP )

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65.

b) Persentase Ketuntasan Belajar

% = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 ≥ 65

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 × 100

c) Persentase Ketidaktuntasan

% = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 ≤ 65

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 × 100

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya kualitas

pembelajaran yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu kualitas proses dan kualitas

hasil. Dari segi kualitas proses meliputi keaktifan fisik, mental, dan social.

Sedangkan dari segi kualitas hasil dapat dilihat dari meningkatnya ketuntasan

belajar murid. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata kelas yang diperoleh, yaitu

mencapai ketuntasan individu dengan nilai minimal 65 dan ketuntasan klasikal

tercapai minimal 85%. Maka dari 22 murid SD Negeri 1 Lejang, 19 diantaranya

harus mencapai nilai minimal 65.

Page 54: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, perlu direncanakan instrumen

penelitian terlebih dulu. Hal ini dimaksudkan supaya pelaksanaan dapat berjalan

lancar sesuai yang diharapkan. Perencanaan dalam siklus I adalah sebagai berikut.

Pertama-tama, peneliti melakukan pertemuan dengan guru kelas VI untuk

mendiskusikan tentang persiapan penelitian. Setelah itu, peneliti menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran untuk 2 kali pertemuan, mempersiapkan media

pembelajaran berupa media gambar yang dapat digunakan untuk mempermudah

proses belajar mengajar serta membantu murid dalam mengetahui gambaran cerita

yang dimaksud. Kemudian guru menyiapkan teks cerita pendek untuk diberikan

kepada murid yang akan diberikan setelah guru menjelaskan materi cerita pendek,

hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis murid dalam

materi cerita pendek. Selanjutnya guru membuat lembar observasi untuk

mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model

kooperatif tipe kancing gemerincing, dan perencanaan yang terakhir adalah guru

membuat alat evaluasi berupa tes membuat cerita pendek dan rubrik penilaiannya

yang terdiri dari beberapa aspek penilaian, yaitu tema, tokoh, alur, latar atau setting,

amanat, dan gaya penceritaan. Evalauasi ini diadakan pada pertemuan ketiga, yang

Page 55: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

41

bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis cerita pendek murid

dengan menggunakan media gambar.

b. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada siklus I sebanyak 3 kali

pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari senin tanggal 3 Agustus 2020,

pertemuan kedua pada hari rabu tanggal 5 Agustus 2020, kemudian pertemuan

ketiga yaitu pemberian tes hasil belajar dilaksanakan pada hari jumat tanggal 7

Agustus 2020. Berikut ini adalah penjelasan pelaksanaan hasil penelitian siklus I

yaitu:

Pertemuan Ke 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 3 Agustus 2020.

Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan media gambar yang berkaitan

dengan cerita pendek yang akan dipelajari, selanjutnya guru dan murid berdo’a

bersama, guru mengabsen murid. Kemudian, guru melakukan apersepsi untuk

mengaktifkan para murid agar lebih siap untuk menghadapi pelajaran.

Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan

atau mengenalkan topik pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu menulis cerita

pendek, setelah itu guru mengenalkan sebuah cerita pendek yang akan

dipelajarinya. Setelah itu, murid dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri dari lima atau enam orang murid. Kegiatan selanjutnya,

guru membagikan Lembar Kerja Murid (LKM) kepada setiap kelompok. Lembar

Kerja Murid (LKM) berisi beberapa gambar yang berkaitan dengan cerita pendek

Page 56: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

42

yang akan dibuatnya. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan LKM, maka

murid-murid dalam setiap kelompok berdiskusi.

Kegiatan selanjutnya, guru membagikan kancing-kancing dan wadah untuk

kancing kepada setiap kelompok. Setiap murid dalam kelompok mendapatkan lima

buah kancing. Setelah itu, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan

model kooperatif tipe kancing gemerincing. Murid secara bergantian

mengemukakan idenya untuk membuat cerita pendek. Setiap murid yang telah

mengeluarkan pendapatnya harus menyimpan satu kancing di dalam wadah. Jika

kancing yang dimiliki oleh murid telah habis, maka dia tidak boleh mengeluarkan

pendapatnya lagi sampai kancing temannya juga habis. Jika semua kancing dalam

kelompok telah habis dan cerita pendek yang dibuat belum selesai, maka kelompok

tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai cerita pendek tersebut dapat selesai

dengan baik.

Dengan bimbingan guru setiap kelompok berdiskusi dalam menemukan

kalimat yang tepat sesuai dengan gambar tersebut. Ketika masing-masing

kelompok telah selesai maka terlebih dahulu kelompok itu harus mengoreksi hasil

tulisannya, setelah itu perwakilan setiap kelompok diminta maju untuk

membacakan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain menyimak dengan baik,

hal ini dimaksudkan untuk mengapresiasi hasil karya orang lain. Sebelum

mengakhiri pembelajaran, guru memberikan applause kepada murid-murid yang

telah membacakan hasil diskusinya.

Sebagai kegiatan akhir guru bersama murid menyimpulkan materi

pembelajaran dan menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

Page 57: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

43

Pertemuan Ke 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 5 Agustus 2020. Pada

pertemuan kedua ini guru memberikan pembelajaran dan materi yang sama namun

cerita pendek yang berbeda. Sebagai kegiatan awal, guru dan murid berdo’a

sebelum proses belajar mengajar, selanjutnya guru mengecek kesiapan murid dan

mengabsen murid. Setelah itu, guru melaksanakan apersepsi agar murid agar lebih

siap untuk menghadapi pelajaran kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menyampaikan atau mengenalkan topik

pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu menulis cerita pendek. Setelah itu guru

membagi murid-murid ke dalam beberapa kelompok, seperti kelompok pada

pertemuan pertama. Kegiatan selanjutnya guru membagikan Lembar Kerja Murid

(LKM) kepada setiap kelompok. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan

LKM, maka murid-murid dalam setiap kelompok berdiskusi. Selanjutnya, guru

membagikan kancing-kancing dan wadah untuk kancing kepada setiap kelompok.

Setiap murid dalam kelompok mendapatkan lima buah kancing. Setelah itu, murid

berdiskusi dengan teman kelompoknya sesuai langkah-langkah pembelajaran

kancing gemerincing.

Dengan bimbingan guru setiap kelompok berdiskusi dalam menemukan

kalimat yang tepat untuk cerita pendek tersebut. Ketika masing-masing kelompok

telah selesai maka terlebih dahulu kelompok itu harus mengoreksi hasil tulisannya,

setelah itu perwakilan setiap kelompok diminta maju untuk membacakan hasil

diskusinya, sedangkan kelompok lain menyimak dengan baik, hal ini dimaksudkan

Page 58: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

44

untuk mengapresiasi hasil karya orang lain. Sebelum mengakhiri pembelajaran,

guru memberikan applause kepada murid-murid yang telah membacakan hasil

diskusinya.

Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memberikan tugas kepada murid

untuk mengukur sejauh mana murid memahami materi yang dipelajari. Sebagai

kegiatan akhir guru bersama murid menyimpulkan materi pembelajaran dan

menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

Pertemuan Ke 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari jumat tanggal 7 Agustus 2020.

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan evaluasi siklus I. Pada kegiatan awal, murid

diminta untuk menyiapkan kelas, lalu guru mengabsen murid, dan kemudian guru

mengingatkan kembali hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis cerita

pendek. Selanjutnya, guru membagi lembar soal kepada murid. Setelah murid

mengerjakan tes siklus I dan telah mengumpulnya kepada guru, maka sekaligus

guru mengakhiri pertemuan terakhir pada siklus I dengan mengucapkan salam.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan

menulis murid dalam membuat cerita pendek. Hasil dari evaluasi tersebut kemudian

dianalisis dan direfleksi.

c. Observasi

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran

siklus I adalah sebagai berikut:

Page 59: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

45

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I

No. Kegiatan yang Diamati Pertemuan

Keterangan I II

1 Kegiatan Awal

=

Terlaksana

X = Tidak

Terlaksana

a. Menyiapkan media pembelajaran yang

akan digunakan

b. Mengajak semua murid berdoa dan

memeriksa kehadiran murid

c. Melakukan apersepsi X X

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan atau mengenalkan

topik pembelajaran

b. Guru membagi murid menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 atau 6 orang

c. Membagikan cerita pendek kepada tiap-

tiap kelompok dan membagikan kancing-

kancing serta wadah untuk kancing

d. Guru memberikan penjelasan mengenai

cara berdiskusi menggunakan model

kooperatif tipe kancing gemerincing

e. Guru menugaskan murid untuk membuat

cerita pendek dengan model kancing

gemerincing yang telah dijelaskan

f. Guru membimbing setiap kelompok

dalam membuat cerita pendek X

g. Setelah diskusi selesai, guru meminta

murid untuk membacakan hasil teks

cerita pendek yang telah dibuat

h. Guru memberikan applause kepada

kelompok yang telah membacakan cerita

pendek dengan baik

Page 60: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

46

3 Kegiatan Akhir

a. Menyimpulkan materi pembelajaran X X

b. Guru memberikan pesan moral dan

sekaligus menutup pembelajaran dengan

berdoa mengucapkan salam

Jumlah 11 12

Total 14 14

Persentase (%) 78,57 85,71

Berdasarkan tabel 4.1 lembar observasi aktivitas guru pada siklus I

diperoleh hasil, yaitu pada pertemuan pertama, dari 14 aktivitas guru yang diamati,

hanya 11 aktivitas atau 78,57% yang terlaksana dan masih ada 3 aktivitas yang

belum terlaksana, yaitu guru tidak melakukan apersepsi karena terlalu tergesa-gesa

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga apersepsi terabaikan, guru

tidak membimbing setiap kelompok dalam membuat cerita pendek dikarenakan

terlalu fokus dalam memantau kegiatan diskusi agar murid dapat menggunakan

kancing dalam berdiskusi untuk mengeluarkan pendapatnya, dan guru tidak

menyimpulkan materi pembelajaran karena setelah semua kelompok

menyampaikan hasil diskusinya, waktu yang diberikan telah selesai sehingga guru

hanya menyampaikan pesan-pesan moral serta menutup pembelajaran dengan doa

dan mengucap salam.

Sedangkan pada pertemuan kedua terjadi peningkatan aktivitas guru dari 14

aktivitas yang diamati terdapat 12 aktivitas atau 85,71% yang terlaksana dan ada 2

aktivitas yang belum terlaksana, yaitu guru tidak melakukan apersepsi karena

terlalu tergesa-gesa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

sehingga apersepsi terabaikan dan guru juga tidak menyimpulkan materi

Page 61: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

47

pembelajaran dikarenakan waktu yang tersedia telah selesai sehingga guru hanya

menyampaikan pesan-pesan moral sebagai kegiatan akhir dan sekaligus menutup

pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.

2. Hasil Observasi Aktifitas Murid

Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan peneliti pada saat proses

pembelajaran berlangsung pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid pada Siklus I

No Aktivitas Siklus I

X (%) 1 2

1. Murid yang memperhatikan pembahasan materi 15 18 75

2. Murid yang aktif bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung 6 10 36,36

3. Murid yang menelaah dan membaca kembali

cerita pendek hasil diskusi kelompok 8 12 45,45

4. Murid yang menggunakan kancing untuk

mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi 13 17 68,18

5. Murid yang menyimak ketika temannya

menyampaikan hasil diskusinya 12 16 63,65

6.

Murid yang memberikan tanggapan kepada

kelompok yang telah menyampaikan hasil

diskusinya

6 9 34,09

Keterangan:

1 = jumlah murid yang melaksanakan aktivitas pada pertemuan 1

2 = jumlah murid yang melaksanakan aktivitas pada pertemuan 2

X (%) = total persentase aktivitas pada pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan tabel 4.2 lembar observasi murid pada siklus I yang dilakukan

pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus pertama diperoleh hasil

sebagai berikut:

Page 62: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

48

a) Dari 22 murid kelas VI, hanya 75% murid yang memperhatikan pembahasan

materi dan murid lainnya masih ada yang sibuk berbicara serta bemain dengan

teman duduknya.

b) Murid yang aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya

sebesar 36,36%. Rendahnya murid yang aktif bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung dikarenakan masih ada yang tidak berani bersuara

atau bertanya mengenai hal yang tidak ia mengerti.

c) Ketika guru telah membagikan LKM kepada setiap kelompok, hanya 45,45%

murid yang menelaah dan membaca kembali cerita pendek hasil diskusi

kelompoknya, serta masih ada murid yang tidak acuh dalam menelaah dan

membaca kembali hasil diskusi kelompoknya.

d) Dalam berdiskusi, murid harus menggunakan kancing untuk mengeluarkan

pendapatnya. Yang telah melakukan hal tersebut hanya 68,18% murid dan

masih ada murid lainnya yang hanya bermain-main menggunakan kancing

tersebut tanpa mengeluarkan pendapatnya.

e) Ketika setiap perwakilan dalam kelompok menyampaikan hasil diskusinya

maka murid yang lain harus menyimaknya dan murid yang melakukan hal

tersebut hanya 63,65% sedangkan murid lainnya hanya sibuk berbicara tanpa

menyimak apa yang disampaikan oleh temannya.

f) Murid yang memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah

menyampaikan hasil diskusinya hanya 34,09% murid. Masih rendahnya murid

yang memberikan tanggapan dikarenakan masih ada yang malu dalam

menyampaikan tanggapannya.

Page 63: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

49

3. Hasil Belajar Siklus I

Hasil tes kemampuan menulis cerita pendek murid pada siklus I dapat

dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan lampiran tersebut, maka hasil analisis

deskriptif skor hasil belajar murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang setelah

diterapkannya model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan

media gambar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Statistik Skor Kemampuan Menulis Cerita Pendek Murid

Siklus I

STATISTIK NILAI STATISTIK

Subjek 22

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 73

Skor Terendah 52

Skor rata-rata 63,18

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan menulis cerita

pendek murid pada akhir siklus I adalah 63,18 dari skor ideal 100. Skor tertinggi 73

dan skor terendah adalah 52. Apabila skor kemampuan murid pada siklus I

dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Menulis

Cerita Pendek Siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 ≤ 52 Sangat rendah 1 4,54

2 53-64 Rendah 12 54,55

3 65-76 Sedang 9 40,91

4 77-88 Tinggi - -

5 89-100 Sangat tinggi - -

Jumlah 22 100

Page 64: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

50

59,09

40,91

0

10

20

30

40

50

60

70

Per

senta

se

Ketuntasan Belajar

Tidak Tuntas Tuntas

Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dikemukakan bahwa dari 22 murid Kelas

kelas VI SD Negeri 1 Lejang, terdapat 1 orang murid atau 4,54% yang berada pada

kategori sangat rendah, pada kategori rendah terdapat 12 murid atau sekitar 54,55%,

kategori sedang terdapat 9 murid atau sekitar 40,91%. Sedangkan pada kategori

tinggi dan sangat tinggi, tidak ada murid yang berada pada kedua kategori tersebut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi, Persentase, dan Kategori

Ketercapaian Ketuntasan pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

≤ 65 Tidak tuntas 13 59,09

≥ 65 Tuntas 9 40,91

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa 59,09% atau 13 murid termasuk dalam

kategori tidak tuntas. Sesuai dengan penentuan batas kelulusan mata pelajaran

Bahasa Indonesia, murid dikatakan lulus apabila telah mencapai skor minimum 65.

Sehingga hanya 9 orang yang mencapai batas ketuntasan atau 40,91% yang tuntas.

Dengan hasil belajar pada siklus I ini menuntut adanya perbaikan pembelajaran,

sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Adapun grafik ketuntasan

kemampuan menulis cerita pendek pada siklus I adalah sebagai berikut:

Grafik 4.1 Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siklus I

Page 65: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

51

Pada grafik 4.1 menunjukkan persentase jumlah ketuntasan hasil belajar

murid, yaitu dari 22 murid, hanya 40,91% atau 9 murid yang tuntas dan sebanyak

59,09% atau 13 murid yang tidak tuntas.

d. Refleksi Siklus I

Data-data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian hasil kemampuan

menulis cerita pendek dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksi. Hal ini

dilakukan sebagai pedoman atau acuan pengambilan langkah pada siklus

berikutnya. Adapun hasilnya adalah:

1) Guru tidak melakukan apersepsi sehingga guru tidak bisa membangkitkan

pengetahuan awal murid. Untuk siklus kedua, sebaiknya apersepsi dilakukan

untuk melibatkan murid agar mereka tidak pasif dan membangkitkan

pengetahuan sebelumnya.

2) Pada pertemuan pertama guru tidak membimbing murid dalam berdiskusi dan

pada pertemuan kedua guru sudah mulai membimbing murid dalam berdiskusi.

Untuk siklus berikutnya, guru sebaiknya membimbing murid ketika berdiskusi

pada setiap pertemuan agar dalam berdiskusi murid bisa mengerjakan tugasnya

dengan baik.

3) Kurangnya pengelolaan waktu ketika mengajar sehingga pada saat waktu yang

disediakan telah selesai maka guru tidak sempat lagi untuk menyimpulkan

materi pembelajaran cerita pendek. Untuk siklus kedua, guru sebaiknya

mengelola waktu dengan baik sehingga dapat menyimpulkan materi

pembelajarannya.

Page 66: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

52

4) Masih ada murid yang tidak memperhatikan pembahasan materi ketika guru

menjelaskan pembelajaran tentang cerita pendek. Untuk siklus kedua, guru

harus memberikan pemahaman kepada semua murid agar memperhatikan

materi yang disampaikan.

5) Masih banyak murid yang enggan untuk bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Untuk siklus berikutnya, murid harus lebih aktif lagi

bertanya jika ada hal yang tidak ia pahami.

6) Murid dalam setiap kelompok masih kurang menelaah dan membaca teks cerita

pendek yang telah mereka buat. Untuk siklus berikutnya, diharapkan guru dapat

memberikan pemahaman kepada murid agar mereka dapat menelaah dan

membaca hasil cerita pendek yang telah dibuat.

7) masih ada muridyang bermain-main menggunakan kancing yang telah

dibagikan tanpa mengeluarkan pendapatnya dalam berdiskusi. Pada siklus

berikutnya, guru akan membimbing murid agar tidak lagi bermain-main dengan

menggunakan kancing tersebut agar murid fokus dan dapat mengeluarkan

pendapatnya.

8) Masih terdapat murid yang tidak menyimak dan gaduh ketika kelompok lain

menyampaikan hasil diskusinya. Pada siklus kedua agar tidak terjadi lagi hal

yang sama maka harus meningkatkan pengawasan kepada individu maupun

kelompok.

9) Masih rendahnya murid yang menyampaikan tanggapannya kepada kelompok

yang telah menyampaikan hasil diskusinya. Untuk siklus kedua, guru sebaiknya

Page 67: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

53

memberikan motivasi kepada murid agar bisa mengeluarkan tanggapannya dan

tidak malu lagi dalam menyampaikan tanggapannya.

10) Kreativitas dan imajinasi murid masih kurang karena mereka belum mampu

mengembangkan ide yang dimiliki sehingga murid merasa kesusahan dalam

membuat cerita pendek dengan benar.

2. Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa

masih ada 13 murid yang belum tuntas dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Dengan berpedoman pada analisis dan hasil refleksi pada siklus I maka tahap

perencanaan pada siklus II ini adalah guru menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran untuk 2 kali pertemuan, mempersiapkan media pembelajaran berupa

media gambar yang bertujuan untuk membantu murid dalam mengetahui gambaran

cerita yang dimaksud. Kemudian guru menyiapkan teks cerita pendek untuk

diberikan kepada murid yang akan diberikan setelah guru menjelaskan materi cerita

pendek, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan murid dalam

menulis cerita pendek. Selanjutnya guru membuat lembar observasi untuk

mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model

kooperatif tipe kancing gemerincing dan perencanaan yang terakhir adalah guru

membuat alat evaluasi berupa tes membuat cerita pendek dan rubrik penilaiannya

yang terdiri dari beberapa aspek penilaian, yaitu tema, tokoh, alur, latar atau setting,

amanat, dan gaya penceritaan. Evalauasi ini diadakan pada pertemuan ketiga, yang

Page 68: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

54

bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis cerita pendek murid

dengan menggunakan media gambar.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti segera melakukan tindakan

penelitian dengan melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Indonesia menulis

cerita pendek menggunakan model kooperatif tipe Kancing Gemerincing yang

dipadukan dengan media gambar sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dibuat untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar murid. Siklus

II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sebagai berikut:

Pertemuan Ke 1

Pelaksanaan pembelajaran pada hari selasa tanggal 11 Agustus 2020.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah mengulangi kembali

tahap-tahap pada siklus I, yaitu sebelum memulai pembelajaran guru menyediakan

media gambar yang berkaitan dengan cerita pendek yang akan dipelajari,

selanjutnya guru mengabsen murid. Kemudian, guru melakukan apersepsi untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Setelah itu, guru menyampaikan atau mengenalkan topik pembelajaran yang

akan dipelajari, yaitu menulis cerita pendek. Kemudian, murid dibagi menjadi

beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima atau enam

orang murid. Kegiatan selanjutnya, guru membagikan Lembar Kerja Murid (LKM)

kepada setiap kelompok. Lembar Kerja Murid (LKM) berisi beberapa gambar yang

berkaitan dengan cerita pendek yang akan dibuatnya. Setelah masing-masing

Page 69: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

55

kelompok mendapatkan LKM, maka murid-murid dalam setiap kelompok

berdiskusi.

Pada kegiatan selanjutnya, guru membagikan kancing-kancing dan wadah

untuk kancing kepada setiap kelompok. Setiap murid dalam kelompok

mendapatkan lima buah kancing. Setelah itu, guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran dengan model kooperatif tipe kancing gemerincing. Murid secara

bergantian mengemukakan idenya untuk membuat cerita pendek. Setiap murid

yang telah mengeluarkan pendapatnya harus menyimpan satu kancing di dalam

wadah. Jika kancing yang dimiliki oleh murid telah habis, maka dia tidak boleh

mengeluarkan pendapatnya lagi sampai kancing temannya juga habis. Jika semua

kancing dalam kelompok telah habis dan cerita pendek yang dibuat belum selesai,

maka kelompok tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai cerita pendek

tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan bimbingan guru setiap kelompok berdiskusi dalam menemukan

kalimat yang tepat dalam membuat cerita pendek tersebut. Ketika masing-masing

kelompok telah selesai, maka terlebih dahulu kelompok itu harus mengoreksi hasil

tulisannya, setelah itu perwakilan setiap kelompok diminta maju untuk

membacakan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain menyimak dengan baik,

hal ini dimaksudkan untuk mengapresiasi hasil karya orang lain. Sebelum

mengakhiri pembelajaran, guru memberikan applause kepada murid-murid yang

telah membacakan hasil diskusinya.

Page 70: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

56

Sebagai kegiatan akhir guru bersama murid menyimpulkan materi

pembelajaran dan menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral kepada

murid serta berdoa lalu mengucapkan salam.

Pertemuan Ke 2

Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti pada hari kamis 13 Agustus

2020. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sama dengan tahap-tahap yang

dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus II. Sebelum memulai pembelajaran

guru menyediakan media gambar yang akan digunakan saat pembelajaran

berlangsung, selanjutnya guru dan murid berdoa bersama, lalu guru mengabsen

murid. Setelah itu, guru melakukan apersepsi untuk mengingat kembali pelajaran

sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan atau mengenalkan topik

pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu menulis cerita pendek. Setelah itu, murid

dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima

atau enam orang murid. Kegiatan selanjutnya guru membagikan Lembar Kerja

Murid (LKM) kepada setiap kelompok. Lembar Kerja Murid (LKM) berisi

beberapa gambar yang berkaitan dengan cerita pendek yang akan dibuatnya.

Setelah masing-masing kelompok mendapatkan LKM, maka murid-murid dalam

setiap kelompok berdiskusi.

Kegiatan selanjutnya, guru membagikan kancing-kancing dan wadah untuk

kancing kepada setiap kelompok. Setiap murid dalam kelompok mendapatkan lima

buah kancing. Setelah itu, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan

model kooperatif tipe kancing gemerincing. Murid secara bergantian

Page 71: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

57

mengemukakan idenya untuk membuat cerita pendek. Setiap murid yang telah

mengeluarkan pendapatnya harus menyimpan satu kancing di dalam wadah. Jika

kancing yang dimiliki oleh murid telah habis, maka dia tidak boleh mengeluarkan

pendapatnya lagi sampai kancing temannya juga habis. Jika semua kancing dalam

kelompok telah habis dan cerita pendek yang dibuat belum selesai, maka kelompok

tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai cerita pendek tersebut

terselesaikan dengan baik.

Dengan bimbingan guru setiap kelompok berdiskusi dalam menemukan

kalimat yang tepat dalam cerita pendek tersebut. Ketika masing-masing kelompok

telah selesai, maka terlebih dahulu kelompok itu harus mengoreksi hasil tulisannya,

setelah itu perwakilan setiap kelompok diminta maju untuk membacakan hasil

diskusinya, sedangkan kelompok lain menyimak dengan baik, hal ini dimaksudkan

untuk mengapresiasi hasil karya orang lain. Sebelum mengakhiri pembelajaran,

guru memberikan applause kepada murid-murid yang telah membacakan hasil

diskusinya.

Sebagai kegiatan akhir guru bersama murid menyimpulkan materi

pembelajaran dan menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

Pertemuan Ke 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Agustus 2020.

Pada kegiatan awal, murid diminta untuk menyiapkan kelas, guru mengabsen

murid, dan kemudian guru mengingatkan kembali hal-hal yang harus diperhatikan

dalam membuat cerita pendek. Selanjutnya guru membagi lembar soal kepada

murid. Setelah murid mengerjakan tes siklus II dan telah mengumpulnya kepada

Page 72: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

58

guru, maka sekaligus guru mengakhiri pertemuan terakhir pada siklus II dengan

memberikan pesan-pesan moral kepada murid serta berdoa lalu mengucapkan

salam.

c. Observasi Siklus II

1. Hasil Observasi Aktifitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran

siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II

No. Kegiatan yang Diamati Pertemuan

Keterangan I II

1 Kegiatan Awal

=

Terlaksana

X = Tidak

Terlaksana

a. Menyiapkan media pembelajaran yang

akan digunakan

b. Mengajak semua murid berdoa dan

memeriksa kehadiran murid X

c. Melakukan apersepsi

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan atau mengenalkan

topik pembelajaran

b. Guru membagi murid menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 atau 6 orang

c. Membagikan cerita pendek kepada tiap-

tiap kelompok dan membagikan

kancing-kancing serta wadah untuk

kancing

d. Guru memberikan penjelasan mengenai

cara berdiskusi menggunakan model

kooperatif tipe kancing gemerincing

Page 73: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

59

e. Guru menugaskan murid untuk membuat

cerita pendek dengan model kancing

gemerincing yang telah dijelaskan

f. Guru membimbing setiap kelompok

dalam membuat cerita pendek

g. Setelah diskusi selesai, guru meminta

murid untuk membacakan hasil teks

cerita pendek yang telah dibuat

h. Guru memberikan applause kepada

kelompok yang telah membacakan cerita

pendek dengan baik

3 Kegiatan Akhir

a. Menyimpulkan materi pembelajaran

b. Guru memberikan pesan moral dan

sekaligus menutup pembelajaran dengan

berdoa mengucapkan salam

Jumlah 13 14

Total 14 14

Persentase (%) 92,85 100

Berdasarkan tabel 4.6 lembar observasi aktivitas guru pada siklus II

diperoleh hasil, yaitu pada pertemuan pertama dari 14 aktivitas guru, yang

terlaksana hanya 13 aktivitas atau 92,85% dan masih ada 1 kegiatan yang tidak

terlaksana, yaitu tidak mengajak semua murid berdoa dan tidak memeriksa

kehadiran murid. Pada pertemuan kedua ini, terjadi peningkatan aktivitas guru yaitu

dari 14 aktivitas yang diamati, semuanya sudah terlaksana atau 100% aktivitas

sudah terlaksanakan oleh guru.

2. Hasil Observasi Aktifitas Murid

Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan peneliti pada saat proses

pembelajaran berlangsung pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 74: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

60

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid pada Siklus II

No Aktivitas Siklus I

X (%) 1 2

1. Murid yang memperhatikan pembahasan materi 19 20 88,65

2. Murid yang aktif bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung 13 15 63,65

3. Murid yang menelaah dan membaca kembali

cerita pendek hasil diskusi kelompok 14 16 68,18

4. Murid yang menggunakan kancing untuk

mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi 19 21 90,95

5. Murid yang menyimak ketika temannya

menyampaikan hasil diskusinya 18 19 84,09

6.

Murid yang memberikan tanggapan kepada

kelompok yang telah menyampaikan hasil

diskusinya

11 13 54,55

Keterangan:

1 = jumlah murid yang melaksanakan aktivitas pada pertemuan 1

2 = jumlah murid yang melaksanakan aktivitas pada pertemuan 2

X (%) = total persentase aktivitas pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan tabel 4.7 lembar observasi murid pada siklus II yang dilakukan

pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus kedua diperoleh hasil

sebagai berikut:

a) Pada siklus II ini, terjadi peningkatan aktivitas pada aspek murid yang

memperhatikan pembahasan materi, yaitu 88,65% dan masih ada beberapa

murid yang belum memperhatikan dengan baik materi yang disampaikan

tersebut dikarenakan murid tersebut masih sering berbicara dan bermain dengan

teman yang ada di dekatnya.

Page 75: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

61

b) Murid yang aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya

sebesar 63,65%. Pada siklus II ini, murid sudah tidak enggan lagi dan sudah

mulai berani untuk bertanya jika ada yang tidak ia pahami.

c) Ketika guru telah membagikan LKM kepada setiap kelompok, terdapat 68,18%

murid yang sudah aktif dalam menelaah dan membaca kembali cerita pendek

hasil diskusi kelompoknya karena murid telah memahami pentingnya

menelaah.

d) Dalam berdiskusi, murid harus menggunakan kancing untuk mengeluarkan

pendapatnya. Yang telah melakukan hal tersebut terdapat 90,95% murid, itu

dikarenakan murid-murid telah terbiasa mengeluarkan pendapatnya dengan

menggunakan kancing dan masih ada satu atau dua murid lainnya tidak dapat

hadir saat proses belajar mengajar.

e) Ketika setiap perwakilan dalam kelompok menyampaikan hasil diskusinya

maka murid yang lain harus menyimaknya dan murid yang melakukan hal

tersebut sebesar 84,09% atau hampir semua murid sudah menyimak dengan

baik.

f) Murid yang memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah

menyampaikan hasil diskusinya terdapat 54,55% dan hal tersebut menunjukkan

bahwa murid sudah mulai berani untuk menyampaikan tanggapannya.

3. Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan hasil analisis deskriptif maka rangkuman statistik skor hasil

belajar murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang sebagai berikut:

Page 76: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

62

Tabel 4.8 Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus II

STATISTIK NILAI STATISTIK

Subjek 22

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 89

Skor Terendah 62

Skor rata-rata 80,13

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan menulis cerita

pendek murid pada akhir siklus II adalah 80,13 dari skor ideal 100. Skor tertinggi

89 dan skor terendah adalah 62. Apabila skor kemampuan murid pada siklus II

dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor

yang ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Menulis

Cerita Pendek pada Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 ≤ 52 Sangat rendah - -

2 53-64 Rendah 2 9,1

3 65-76 Sedang 1 4,54

4 77-88 Tinggi 18 81,82

5 89-100 Sangat tinggi 1 4,54

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.9 maka dapat dikemukakan bahwa dari 22 murid Kelas

VI SD Negeri 1 Lejang, tidak ada murid berada pada kategori sangat rendah,

sedangkan pada kategori rendah terdapat 2 murid atau 9,1%, dan juga terdapat 1

murid atau 4,54% pada kategori sedang. Kemudian pada kategori tinggi terdapat 18

murid atau sekitar 81, 82% dan pada kategori sangat tinggi, hanya terdapat 1 murid

atau sekitar 4,54%.

Page 77: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

63

9,09

90,91

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Per

senta

se

Ketuntasan Belajar

Tidak Tuntas Tuntas

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi, Persentase, dan Kategori

Ketercapaian Ketuntasan Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

≤ 65 Tidak tuntas 2 9,09

≥ 65 Tuntas 20 90,91

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 22 murid kelas VI SD Negeri 1

Lejang, terdapat 2 murid berada pada kategori belum tuntas atau 9,09% yang belum

tuntas dan 20 murid berada dalam kategori tuntas atau 90,91% yang sudah tuntas.

Adapun grafik ketuntasan kemampuan menulis cerita pendek pada siklus II

adalah sebagai berikut :

Grafik 4.2 Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siklus II

Dari grafik 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar Bahasa

Indonesia pada murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang mengalami peningkatan yaitu

dari 40,91% atau 9 murid di siklus I meningkat menjadi 90,91% atau 20 murid yang

tuntas di siklus II.

Page 78: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

64

d. Refleksi Siklus II

Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini juga dilakukan

analisis data terhadap deskripsi data yang dipaparkan di atas. Pada siklus II sudah

ada indikasi yang menunjukkan peningkatan proses pembelajaran. Hal ini terlihat

pada aktivitas guru yang diamati, yaitu hanya 1 aktivitas saja yang tidak terlaksana

yaitu guru tidak mengajak murid berdoa dan tidak memeriksa kehadiran murid.

Namun ke 13 aktivitas yang lainnya telah terlaksana dengan baik karena sudah

terbiasa menerapkan model kooperatif tipe kancing gemerincing serta sudah

mampu mengelola waktu dengan baik.

Selain itu juga terjadi peningkatan aktivitas murid yang diamati, yaitu murid

yang lebih aktif dan tampak lebih serius dalam memperhatikan materi yang

diajarkan oleh guru. Keaktifan murid di dalam pembelajaran pada siklus II ini

terbukti dengan tingginya respon murid terhadap pertanyaan yang diberikan guru,

murid menjawab pertanyaan guru dengan penuh semangat dan antusias. Demikian

juga dengan murid yang menelaah dan membaca teks cerita pendek yang telah

dibagikan sudah ada peningkatan karena murid telah memahami pentingnya

menelaah teks cerita pendek tersebut serta secara keseluruhan murid juga sudah

memperlihatkan aktivitas yang sangat baik, yaitu sudah melakukan kegiatan diskusi

sesuai prosedur model kooperatif tipe kancing gemerincing sehingga murid dapat

aktif dalam kegiatan berdiskusi tanpa didominasi oleh murid tertentu saja. Hasilnya

murid-murid bisa mengeluarkan pendapatnya dalam membuat cerita pendek

dengan baik. Selain itu, pada aspek murid yang menyimak kelompok lain yang

sedang membacakan hasil diskusinya juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat

Page 79: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

65

karena murid sudah bisa menghargai hasil diskusi kelompok lain sehingga aspek

murid yang memberi tanggapan kepada kelompok lain juga mengalami peningkatan

karena murid telah berani mengeluarkan tanggapannya.

Murid-murid juga mengalami peningkatan dalam kemampuannya menulis

cerita pendek karena secara keseluruhan murid sudah mampu mengerjakan tes

tersebut secara optimal meskipun ada satu atau dua orang murid yang belum mampu

menulis cerita pendek dengan baik.

Hal ini terbukti bahwa melalui penerapa model kooperatif tipe kancing

gemerincing dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan

murid dalam menulis cerita pendek.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari analisis kuantitatif dan kualitatif, terlihat bahwa pada pelaksanaan

pembelajaran Bahasa Indonesia “Menulis Cerita Pendek” melalui model kooperatif

tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dapat memberikan

perubahan pada aktivitas diskusi murid dan dapat meningkatkan kemampuan murid

dalam menulis cerita pendek karena dalam penerapan model kooperatif tipe

kancing gemerincing murid dituntut untuk mengeluarkan ide/pendapatnya ketika

berdiskusi sehingga semua murid dapat aktif dalam kegiatan diskusi. Sedangkan

media gambar yang disajikan oleh guru dapat memberikan pemahaman kepada

murid tentang cerita yang dimaksud sehingga murid dapat membuat cerita pendek

yang baik. Jadi hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kemampuan menulis

cerita pendek murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang.

Page 80: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

66

Berdasarkan hasil penelitian dari setiap aspek yang diamati dalam aktivitas

belajar murid kelas VI dari siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan, yaitu

pertama, murid yang memperhatikan pembahasan materi pada siklus I hanya 75%

lalu pada siklus II menjadi 88,65%. Kedua, murid yang aktif bertanya pada saat

proses pembelajaran berlangsung pada siklus I hanya 36,36% lalu pada siklus II

menjadi 63,65%. Ketiga, murid yang menelaah dan membaca kembali cerita

pendek hasil diskusi kelompok pada siklus I hanya 45,45% lalu pada siklus II

menjadi 68,18%. Keempat, murid yang menggunakan kancing untuk mengeluarkan

pendapatnya saat berdiskusi pada siklus I hanya 68,18% lalu pada siklus II menjadi

90,95%. Kelima, murid yang menyimak ketika temannya menyampaikan hasil

diskusinya pada siklus I hanya 63,65% lalu pada siklus II menjadi 84,09%. Dan

keenam, murid yang memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah

menyampaikan hasil diskusinya pada siklus I hanya 34,09% lalu pada siklus II

menjadi 54,55%.

Begitu juga dengan hasil tes yang diberikan pada tiap siklus menunjukkan

peningkatan hasil rata-rata dari siklus I ke siklus II, yakni 63,18 meningkat menjadi

80,91. Dari 22 murid kelas VI SD Negeri 1 Lejang yang tuntas pada siklus I hanya

9 murid atau 40,91% sedangkan yang tidak tuntas terdapat 13 murid atau 59,09%.

Sedangkan, pada siklus II hanya 2 murid yang tidak tuntas atau 9,09% sedangkan

20 murid berada dalam kategori tuntas atau 90,91%, perolehan ini sudah lebih dari

persentase yang telah ditentukan, yaitu 85%. Adapun nilai setiap individual pada

siklus I dan siklus II dapat dilihat melalui lampiran 5.

Page 81: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

67

Penggunaan model kooperatif tipe kancing gemerincing ini terbukti dapat

meningkatkan kemampuan murid dalam menulis, hal ini sesuai atau sejalan dengan

penelitian yang pernah dilakukan oleh Zulfa Ulya pada tahun 2019 dengan judul

skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita pada Siswa Kelas II SDI Nailul

Falah Sukorejo-Pasuruan”. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 77,7% dan pada

siklus II persentase ketuntasan klasikan mencapai 88,8%.

Persamaan dari penelitian tersebut, yaitu sama-sama mengunakan penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dengan menggunakann model kooperatif

tipe kancing gemerincing yang hasilnya meningkat. Namun perbedaan dari

penelitian ini adalah materinya lebih terkhusus pada cerita pendek dan mengunakan

media gambar untuk memudahkan murid dalam membuat cerita. Kemudian dari

hasilnya, pada siklus I persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 40,91% yang

kemudian meningkat pada siklus II yaitu 90,91%.

Page 82: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa

penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media

gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek murid kelas VI

SDN 1 Lejang. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata kemampuan menulis cerita

pendek murid pada siklus I sebesar 63,18 dengan ketuntasan klasikal 40,91%, yang

kemudian meningkat menjadi 80,13 pada siklus II dengan ketuntasan klasikal

90,91% dan berada pada kategori tinggi.

Pada aspek aktivitas belajar terdapat peningkatan pada setiap yang diamati

dalam murid dari siklus I ke Siklus II. Pertama, murid yang memperhatikan

pembahasan materi pada siklus I hanya 75% lalu pada siklus II menjadi 88,65%.

Kedua, murid yang aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung pada

siklus I hanya 36,36% lalu pada siklus II menjadi 63,65%. Ketiga, murid yang

menelaah dan membaca kembali cerita pendek hasil diskusi kelompok pada siklus

I hanya 45,45% lalu pada siklus II menjadi 68,18%. Keempat, murid yang

menggunakan kancing untuk mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi pada

siklus I hanya 68,18% lalu pada siklus II menjadi 90,95%. Kelima, murid yang

menyimak ketika temannya menyampaikan hasil diskusinya pada siklus I hanya

63,65% lalu pada siklus II menjadi 84,09%. Dan keenam, murid yang memberikan

Page 83: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

69

tanggapan kepada kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya pada siklus

I hanya 34,09% lalu pada siklus II menjadi 54,55%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengemukakan

beberapa saran yaitu:

1. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru menerapkan model

kooperatif tipe kancing gemerincing bukan hanya pada pokok bahasan menulis

cerita pendek saja.

2. Guru sebaiknya menyediakan serta menggunakan media pembelajaran untuk

meningkatkan keaktifan dan memberi pemahaman kepada murid.

3. Murid diharapkan untuk berperan aktif dalam upaya penciptaan kegiatan belajar

yang menyenangkan.

4. Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat dalam mengembangkan dan memperkuat hasil penelitian ini.

Page 84: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

70

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada

Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group.

Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembeljaran. Depok: Rajawali Pers.

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Depok: Rajawali Pers.

Darusuprapti, Fajarsih. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek

menggunakan Media PopUp untuk Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Effendy, Akip. 2012. Hakikat Keterampilan Menulis, (Online), (https://www.

kompasiana.com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis-449101.html,

diakses 28 Januari 2020).

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Laerning Metode, Teknik, Struktur, dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kasupardi, Endang dan Supriatna. 2010. Pengembangan Keterampilan Menulis.

Jakarta: PT. Multi Kreasi Satudelapan.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Laerning Mempraktikkan Cooperative Laerning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Listini dan Saraswati. 2017. Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen melalui

Model Pembelajaran Sinektik Siswa Kelas VII SMP Sandika Sukajadi.

Jurnal Bahasa Indonesia dan Sastra Vol 1, No 1.

Mahendra, Ryan. 2017. Kemampuan Menulis Cerita Pendek pada Siswa Kelas XI

SMA Negeri 1 Raman Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi.

Universitas Lampung.

Marganingsih, Vikha Candra. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran

2011/2012. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Munirah. Aliem Bahri dan Fatmawati. 2019. Pengaruh Penggunaan Media

Gambar Seri terhadap Keterampilan Menulis Cerita Dongeng Siswa Kelas

III SD. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Vol.4, No2.

Page 85: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

71

Munirah. 2018. Evaluasi Keterampilan Berbaahasa Indonesia. Makassar: CV.

Berkah Utami.

Nafi’ah, Siti Anisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD/MI. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nugroho, Henu Pawitra. 2017. Upaya Meningkatkan Kerja Keras dan Prestasi

Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Pantun

melalui Strategi Pembelajaran Talking Chips (Kancing Gemerincing) Di

Kelas IV SD Negeri 2 Lesmana. Thesis. Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Siki, Ferdinandus. Sunoto dan Roekhan. 2017. Upaya Meningkatkan Kemampuan

Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Strategi

Pemodelan. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, & Pengembangan Vol 2,

No 12.

Sucipta, I Komang. I Gusti Ngurah Japa dan I Gede Margunayasa. 2018. Pengaruh

Model Pembelajaran Kancing Gemerincing terhadap Hasil Belajar IPA

Kelas V. Jurnal Mimbar Ilmu Vol 23, No 3.

Syamsuri, A. Sukri, dkk. 2018. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP

Unismuh Makassar.

Ulya, Zulfa. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing

Gemerincing untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita pada Siswa

Kelas II SDI Nailul Falah Sukorejo-Pasuruan. Skripsi. Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisetem

Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Nuansa Aulia.

Page 86: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 87: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 88: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Lejang

Kelas / Semester : VI (Enam) / 2

Tema 9 : Menjelajahi Angkasa Luar

Sub Tema 1 : Keteraturan Yang Menakjubkan

Pembelajaran : 1

A. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca teks, murid dapat mengenal sistem tata surya dengan

keingintahuan yang besar.

2. Murid dapat menjelaskan sistem tata surya melalui kegiatan bermain peran

dengan percaya diri.

3. Dengan bermain peran murid dapat membuat sebuah laporan pengamatan

tentang cara kerja planet dalam sistem tata surya dengan lebih percaya diri.

4. Setelah melakukan pengamatan, murid mampu menjawab pertanyaan yang

berhubungan dengan cara kerja anggota sistem tata surya dengan

keingintahuan yang besar.

5. Dengan membaca sebuah karangan fiksi, murid dapat menjelaskan tokoh

utama dalam karangan fiksi secara lisan, tuisan dan menggambarkannya di

dalam sebuah gambar sederhana dengan percaya diri.

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam

b) Mengajak semua murid berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran

murid.

c) Melakukan apersepsi untuk mengaktifkan para murid agar lebih siap

mengikuti pembelajaran.

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyampaikan atau mengenalkan topik pembelajaran yang akan

dipelajari.

b) Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang.

c) Guru membagikan cerita pendek kepada tiap-tiap kelompok dan

membagikan kancing-kancing serta wadah untuk kancing.

d) Guru memberikan penjelasan mengenai cara berdiskusi dengan

menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing.

e) Guru menugaskan murid untuk membuat cerita pendek dengan model

kancing gemerincing yang telah dijelaskan.

Page 89: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

f) Guru membimbing setiap kelompok dalam membuat cerita pendek

g) Setelah menyelesaikan tugas maka kelompok tersebut harus mengoreksi

hasil diskusinya terlebih dahulu.

h) Setelah diskusi selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk

membacakan hasil teks cerita pendek yang telah dibuat.

i) Guru memberikan applause kepada setiap perwakilan kelompok yang

telah membacakan hasil diskusinya dengan baik.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru dan murid menyimpulkan materi pembelajaran.

b) Guru memberikan pesan moral dan sekaligus menutup pembelajaran

dengan berdo’a dan mengucapkan salam.

C. Penilaian

1. Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung

2. Penilaian Pengetahuan

3. Penilaian Keterampilan

Pangkep, Agustus 2020

Page 90: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

LEMBAR KERJA MURID

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Buatlah cerita pendek dari gambar di bawah ini!

Page 91: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Lejang

Kelas / Semester : VI (Enam) / 2

Tema 9 : Menjelajahi Angkasa Luar

Sub Tema 1 : Keteraturan Yang Menakjubkan

Pembelajaran : 2

A. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mencari informasi penting tentang planet dalam tata surya, siswa

dapat meningkatkan keingintahuannya.

2. Dengan mengumpulkan informasi tentang tata surya, siswa dapat

mempresentasikannya di depan kelas dengan percaya diri.

3. Dengan membaca bacaan tentang model tata surya, siswa dapat membuat

model tata surya sederhana dengan teliti dan mempresentasikannya dengan

percaya diri.

4. Dengan membaca cerita fiksi, siswa dapat menceritakan kembali jalan cerita

dan tokoh – tokoh dalam teks fiksi secara lisan, tulisan, dan visual dengan

percaya diri.

5. Dengan memerhatikan interval nada, siswa dapat menyanyikan lagu

sederhana dengan saksama.

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam

b) Mengajak semua murid berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran

murid.

c) Melakukan apersepsi untuk mengaktifkan para murid agar lebih siap

mengikuti pembelajaran.

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyampaikan atau mengenalkan topik pembelajaran yang akan

dipelajari.

b) Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang.

c) Guru membagikan cerita pendek kepada tiap-tiap kelompok dan

membagikan kancing-kancing serta wadah untuk kancing.

d) Guru memberikan penjelasan mengenai cara berdiskusi dengan

menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing.

e) Guru menugaskan murid untuk membuat cerita pendek dengan model

kancing gemerincing yang telah dijelaskan.

f) Guru membimbing setiap kelompok dalam membuat cerita pendek

Page 92: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

g) Setelah menyelesaikan tugas maka kelompok tersebut harus mengoreksi

hasil diskusinya terlebih dahulu.

h) Setelah diskusi selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk

membacakan hasil teks cerita pendek yang telah dibuat.

i) Guru memberikan applause kepada setiap perwakilan kelompok yang

telah membacakan hasil diskusinya dengan baik.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru dan murid menyimpulkan materi pembelajaran.

b) Guru memberikan pesan moral dan sekaligus menutup pembelajaran

dengan berdo’a dan mengucapkan salam.

C. Penilaian

1. Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung

2. Penilaian Pengetahuan

3. Penilaian Keterampilan

Pangkep, Agustus 2020

Page 93: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

LEMBAR KERJA MURID

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Buatlah cerita pendek dari gambar di bawah ini!

Page 94: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Lejang

Kelas / Semester : VI (Enam) / 2

Tema 9 : Menjelajahi Angkasa Luar

Sub Tema 1 : Keteraturan Yang Menakjubkan

Pembelajaran : 3

A. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendiskusikan alat penemuan zaman dahulu dan sekarang, siswa

dapat melihat persamaan dan perbedaan cara hidup masyarakat dengan

saksama.

2. Melalui bacaan, siswa dapat mendiskusikan ciri-ciri masyarakat modern

dengan saksama.

3. Dengan mewawancarai narasumber, siswa dapat mengetahui cara hidup

mereka dan membuat kesimpulan dengan akurat.

4. Dengan membaca cerita fiksi, siswa dapat menjawab pertanyaan yang

berhubungan dengan tokoh, menggambar tokoh utama, dan tokoh tambahan

serta membuat ringkasan cerita dengan baik.

5. Melalui bacaan tentang persatuan dan kesatuan, siswa dapat menjelaskan

maknanya dengan penuh percaya diri.

6. Dengan menggunaan teks fiksi, siswa dapat mengasosiasikan makna

persatuan dan kesatuan dengan saksama.

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam

b) Mengajak semua murid berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran

murid.

c) Melakukan apersepsi untuk mengaktifkan para murid agar lebih siap

mengikuti pembelajaran.

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyampaikan atau mengenalkan topik pembelajaran yang akan

dipelajari.

b) Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang.

c) Guru membagikan cerita pendek kepada tiap-tiap kelompok dan

membagikan kancing-kancing serta wadah untuk kancing.

d) Guru memberikan penjelasan mengenai cara berdiskusi dengan

menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing.

Page 95: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

e) Guru menugaskan murid untuk membuat cerita pendek dengan model

kancing gemerincing yang telah dijelaskan.

f) Guru membimbing setiap kelompok dalam membuat cerita pendek

g) Setelah menyelesaikan tugas maka kelompok tersebut harus mengoreksi

hasil diskusinya terlebih dahulu.

h) Setelah diskusi selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk

membacakan hasil teks cerita pendek yang telah dibuat.

i) Guru memberikan applause kepada setiap perwakilan kelompok yang

telah membacakan hasil diskusinya dengan baik.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru dan murid menyimpulkan materi pembelajaran.

b) Guru memberikan pesan moral dan sekaligus menutup pembelajaran

dengan berdo’a dan mengucapkan salam.

C. Penilaian

1. Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung

2. Penilaian Pengetahuan

3. Penilaian Keterampilan

Pangkep, Agustus 2020

Page 96: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

LEMBAR KERJA MURID

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Buatlah cerita pendek dari gambar di bawah ini!

Page 97: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Lejang

Kelas / Semester : VI (Enam) / 2

Tema 9 : Menjelajahi Angkasa Luar

Sub Tema 1 : Keteraturan Yang Menakjubkan

Pembelajaran : 4

A. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membuat peta pikiran dari bacaan tentang dampak social

modernisasi, siswa dapat menjelaskan perubahan sosial yang terjadi sebagai

akibat dari modernisasi dengan benar.

2. Dengan membuat kliping dampak sosial modernisasi, siswa dapat

menyajikan hasil analisisnya terhadap dampak yang terjadi dari modernisasi

3. Dengan membaca cerita fiksi, siswa dapat menjelaskan watak tokoh dalam

bentuk lisan, tulisan dan visual dengan tepat.

4. Melalui diskusi tentang makna persatuan dan kesatuan dalam kehidupan

sehari-hari, siswa dapat menjelaskan makna dan pentingnya persatuan dan

kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan benar.

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam

b) Mengajak semua murid berdo’a bersama dan memeriksa kehadiran

murid.

c) Melakukan apersepsi untuk mengaktifkan para murid agar lebih siap

mengikuti pembelajaran.

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

a) Guru menyampaikan atau mengenalkan topik pembelajaran yang akan

dipelajari.

b) Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang.

c) Guru membagikan cerita pendek kepada tiap-tiap kelompok dan

membagikan kancing-kancing serta wadah untuk kancing.

d) Guru memberikan penjelasan mengenai cara berdiskusi dengan

menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing.

e) Guru menugaskan murid untuk membuat cerita pendek dengan model

kancing gemerincing yang telah dijelaskan.

f) Guru membimbing setiap kelompok dalam membuat cerita pendek

g) Setelah menyelesaikan tugas maka kelompok tersebut harus mengoreksi

hasil diskusinya terlebih dahulu.

Page 98: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

h) Setelah diskusi selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk

membacakan hasil teks cerita pendek yang telah dibuat.

i) Guru memberikan applause kepada setiap perwakilan kelompok yang

telah membacakan hasil diskusinya dengan baik.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru dan murid menyimpulkan materi pembelajaran.

b) Guru memberikan pesan moral dan sekaligus menutup pembelajaran

dengan berdo’a dan mengucapkan salam.

C. Penilaian

1. Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung

2. Penilaian Pengetahuan

3. Penilaian Keterampilan

Pangkep, Agustus 2020

Page 99: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

LEMBAR KERJA MURID

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Buatlah cerita pendek dari gambar di bawah ini!

Page 100: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

2

DAFTAR HADIR MURID PADA

SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 101: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

DAFTAR HADIR SIKLUS I DAN SIKLUS II

No. Nama Murid Siklus I Siklus II

1 2 3 1 2 3

1 Aniyatul Faa’idha

2 Muhammad Ihsan Ilham

3 Muh. Rezky Fajar. H

4 M. Dzaky Rahmat. J

5 Reyzaldi Alfayet

6 Rifki Adriyansya. T

7 Rizki Saputra

8 Aris - -

9 Afika Ansar

10 Aliyah Ramadiah

11 Aliyah Almafira. S

12 Lulu Awliyah Suaib -

13 Maulidya Samad

14 Reski Nur Aini

15 Sakinah Salsabila

16 Dinda Ayu Lestari

17 Rika Amelia - - -

18 Fitriani

19 Anisa Tri Andini

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan

21 Muh. Ikrar Abdillah

22 Risya Apriliya Ahmad -

Jumlah 20 19 22 21 21 22

Keterangan:

: Hadir saat pembelajaran berlangsung.

- : Tidak hadir saat pembelajaran berlangsung.

Page 102: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

3

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS MURID

PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 103: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

HASIL OBSERVASI KEGIATAN MURID

SIKLUS I

No. Nama Murid Pertemuan 1 Pertemuan 2

A B C D E F A B C D E F

1 Aniyatul Faa’idha - - - -

2 Muhammad Ihsan Ilham - - - - - - -

3 Muh. Rezky Fajar. H - - - - -

4 M. Dzaky Rahmat. J - - - - - - -

5 Reyzaldi Alfayet - - - - - -

6 Rifki Adriyansya. T - - - -

7 Rizki Saputra - - - - - - -

8 Aris - - - - - - -

9 Afika Ansar - - - - - -

10 Aliyah Ramadiah - - - - - -

11 Aliyah Almafira. S - - - - - -

12 Lulu Awliyah Suaib - - - - - - -

13 Maulidya Samad - - -

14 Reski Nur Aini - - - - - -

15 Sakinah Salsabila - - - - - -

16 Dinda Ayu Lestari - - - - - -

17 Rika Amelia - - - - - -

Page 104: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

18 Fitriani - - - - - - -

19 Anisa Tri Andini - -

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan - - - -

21 Muh. Ikrar Abdillah - - - - -

22 Risya Apriliya Ahmad - - - - -

JUMLAH 15 6 8 13 12 6 18 10 12 17 16 9

TOTAL KESELURUHAN 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22

PERSENTASE (%) 68,18 27,27 36,36 59,09 54,54 27,27 81,82 45,45 54,54 77,27 72,73 40,91

Keterangan:

A : Murid yang memperhatikan pembahasan materi (75%)

B : Murid yang aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung (36,36%)

C : Murid yang menelaah dan membaca kembali cerita pendek hasil diskusi kelompok (45,45%)

D : Murid yang menggunakan kancing untuk mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi (68,18%)

E : Murid yang menyimak ketika temannya menyampaikan hasil diskusinya (63,65%)

F : Murid yang memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya (34,09%)

Page 105: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

SIKLUS II

No. Nama Murid Pertemuan 1 Pertemuan 2

A B C D E F A B C D E F

1 Aniyatul Faa’idha -

2 Muhammad Ihsan Ilham - - - -

3 Muh. Rezky Fajar. H - -

4 M. Dzaky Rahmat. J - - -

5 Reyzaldi Alfayet - - -

6 Rifki Adriyansya. T - -

7 Rizki Saputra - - -

8 Aris - - -

9 Afika Ansar - - -

10 Aliyah Ramadiah - -

11 Aliyah Almafira. S - - -

12 Lulu Awliyah Suaib - -

13 Maulidya Samad - -

14 Reski Nur Aini - - - - -

15 Sakinah Salsabila - - - - -

16 Dinda Ayu Lestari - - -

17 Rika Amelia - - - -

18 Fitriani - - - -

19 Anisa Tri Andini - - -

Page 106: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan - -

21 Muh. Ikrar Abdillah -

22 Risya Apriliya Ahmad - - - -

JUMLAH 19 13 14 19 18 11 20 15 16 21 19 13

TOTAL KESELURUHAN 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22

PERSENTASE (%) 86,36 59,09 63,64 86,36 81,82 50 90,91 68,18 72,73 95,45 86,36 59,09

Keterangan:

A : Murid yang memperhatikan pembahasan materi (88,65%)

B : Murid yang aktif bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung (63,65%)

C : Murid yang menelaah dan membaca kembali cerita pendek hasil diskusi kelompok (68,18%)

D : Murid yang menggunakan kancing untuk mengeluarkan pendapatnya saat berdiskusi (90,95%)

E : Murid yang menyimak ketika temannya menyampaikan hasil diskusinya (84,09%)

F : Murid yang memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya (54,55%)

1) Persentase (%) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 100

2) Total Persentase (%) = 𝐴1 + 𝐴2

2

Keterangan:

A1 : persentase aspek yang diamati pertemuan 1

A2 : persentase aspek yang diamati pertemuan 2

Page 107: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

4

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU

PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 108: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU

SIKLUS I

No. Kegiatan yang Diamati Pertemuan

Keterangan I II

1 Kegiatan Awal

=

Terlaksana

X = Tidak

Terlaksana

a. Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam

b. Mengajak semua murid berdoa dan

memeriksa kehadiran murid

c. Melakukan apersepsi X X

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan atau mengenalkan

topik pembelajaran

b. Guru membagi murid menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 atau 6 orang

c. Membagikan cerita pendek kepada tiap-

tiap kelompok dan membagikan kancing-

kancing serta wadah untuk kancing

d. Guru memberikan penjelasan mengenai

cara berdiskusi menggunakan model

kooperatif tipe kancing gemerincing

e. Guru menugaskan murid untuk membuat

cerita pendek dengan model kancing

gemerincing yang telah dijelaskan

f. Guru membimbing setiap kelompok

dalam membuat cerita pendek X

g. Setelah diskusi selesai, guru meminta

murid untuk membacakan hasil teks

cerita pendek yang telah dibuat

h. Guru memberikan applause kepada

kelompok yang telah membacakan cerita

pendek dengan baik

Page 109: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

3 Kegiatan Akhir

c. Menyimpulkan materi pembelajaran X X

d. Guru memberikan pesan moral dan

sekaligus menutup pembelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam

Jumlah 11 12

Total 14 14

Persentase (%) 78,57 85,71

Page 110: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

SIKLUS II

No. Kegiatan yang Diamati Pertemuan

Keterangan I II

1 Kegiatan Awal

=

Terlaksana

X = Tidak

Terlaksana

a. Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam

b. Mengajak semua murid berdoa dan

memeriksa kehadiran murid X

c. Melakukan apersepsi

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan atau mengenalkan

topik pembelajaran

b. Guru membagi murid menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 atau 6 orang

c. Membagikan cerita pendek kepada tiap-

tiap kelompok dan membagikan

kancing-kancing serta wadah untuk

kancing

d. Guru memberikan penjelasan mengenai

cara berdiskusi menggunakan model

kooperatif tipe kancing gemerincing

e. Guru menugaskan murid untuk membuat

cerita pendek dengan model kancing

gemerincing yang telah dijelaskan

f. Guru membimbing setiap kelompok

dalam membuat cerita pendek

g. Setelah diskusi selesai, guru meminta

murid untuk membacakan hasil teks

cerita pendek yang telah dibuat

h. Guru memberikan applause kepada

kelompok yang telah membacakan cerita

pendek dengan baik

Page 111: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

3 Kegiatan Akhir

c. Menyimpulkan materi pembelajaran

d. Guru memberikan pesan moral dan

sekaligus menutup pembelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam

Jumlah 13 14

Total 14 14

Persentase (%) 92,85 100

Page 112: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

5

HASIL TES MURID

PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 113: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

Pedoman Penilaian Menulis Cerita Pendek

No. Unsur yang Dinilai Skor

1 Tema

Tinggi: tema sangat penting/jelas yaitu

hewan dan tumbuhan 9-15

Sedang: tema penting namun tidak terlalu

jelas 4-8

Kurang: tema tidak jelas 2-3

2 Alur

Tinggi: tokoh sentral digambarkan secara

detail sehingga terlihat nyata 12-20

Sedang: tokoh sentral dapat dilihat tapi

tidak terlalu nyata 7-11

Kurang: tokoh sentral bukan tokoh nyata;

hanya sebuah nama dan tidak bisa

dimengeti

2-6

3 Tokoh dan Penokohan

Tinggi: urutan kejadian jelas walaupun

kadang penulis menceritakan urutan

kejadian masa lalu maupun masa depan.

6-10

Sedang: urutan kadang tidak jelas, mana

yang terjadi lebih dahulu 3-5

Kurang: kejadian benar-benar tidak jelas

urutannya. Apakah suatu kejadian

muncul sesudah atau sebelum kejadian

yang lain.

1-2

4 Latar atau Setting

Tinggi: kejadian muncul di tempat yang

detail, seperti bisa dilihat 12-20

Sedang: kadang-kadang setting terlihat

nyata; tapi kadang kejadian muncul

begitu saja, pembaca tidak sadar dimana

settingnya

7-11

Kurang: kejadian muncul tanpa setting

yang detail. Pembaca bisa melihat

kejadian, tapi tidak bisa melihat

tempatnya

3-6

Page 114: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

5 Amanat

Tinggi: amanat sangat penting/jelas 9-15

Sedang: amanat penting namun tidak

terlalu jelas 4-8

Kurang: amanat tidak jelas 2-3

6 Gaya Penceritaan

Tinggi: gaya penceritaan dalam tulisan

benar-benar menarik pembacanya 12-20

Sedang: penulis menggunakan bahasa

yang abstrak dan umum. Walau

tulisannya benar namun kurang sentuhan

pribadi. Gaya tulisan tidak menarik,

terlalu berhati-hati, datar, dan tidak

marah.

7-11

Kurang: gaya penceritaannya tidak jelas,

tidak hidup dan datar 3-6

Total 100

Page 115: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

HASIL TES

SIKLUS I

No. Nama Murid Aspek yang Dinilai

⅀ SP = N 1 2 3 4 5 6

1 Aniyatul Faa’idha 10 10 10 10 4 9 53

2 Muhammad Ihsan Ilham 14 15 10 10 5 10 64

3 Muh. Rezky Fajar. H 14 12 7 14 12 12 71

4 M. Dzaky Rahmat. J 14 10 6 10 7 8 55

5 Reyzaldi Alfayet 14 12 7 15 9 14 71

6 Rifki Adriyansya. T 14 15 8 14 10 10 71

7 Rizki Saputra 14 11 6 10 8 10 59

8 Aris 14 8 9 10 5 7 53

9 Afika Ansar 10 10 7 12 7 10 56

10 Aliyah Ramadiah 14 10 8 8 15 8 63

11 Aliyah Almafira. S 14 13 8 14 10 13 72

12 Lulu Awliyah Suaib 14 15 10 15 5 13 72

13 Maulidya Samad 14 14 8 15 9 13 73

14 Reski Nur Aini 14 12 7 13 5 8 59

15 Sakinah Salsabila 14 10 6 10 7 8 55

16 Dinda Ayu Lestari 10 12 8 12 7 10 59

17 Rika Amelia 14 10 10 10 3 5 52

18 Fitriani 14 10 7 13 5 6 55

19 Anisa Tri Andini 14 14 8 15 9 13 73

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan 14 14 10 15 7 10 70

21 Muh. Ikrar Abdillah 14 12 10 14 10 10 70

22 Risya Apriliya Ahmad 14 15 10 10 5 10 64

Jumlah 1390

Rata-Rata 63,18

Nilai Tertinggi 73

Nilai Terendah 52

Page 116: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

SIKLUS II

No. Nama Murid Aspek yang Dinilai

⅀ SP = N 1 2 3 4 5 6

1 Aniyatul Faa’idha 15 19 9 14 8 13 78

2 Muhammad Ihsan Ilham 15 19 10 18 4 14 80

3 Muh. Rezky Fajar. H 15 18 9 19 10 13 84

4 M. Dzaky Rahmat. J 15 18 9 15 14 9 80

5 Reyzaldi Alfayet 15 17 9 18 8 15 82

6 Rifki Adriyansya. T 15 18 9 19 12 15 88

7 Rizki Saputra 14 15 8 15 15 13 80

8 Aris 14 14 8 11 8 7 62

9 Afika Ansar 15 15 8 15 13 13 79

10 Aliyah Ramadiah 15 15 10 18 12 13 83

11 Aliyah Almafira. S 15 16 10 18 14 15 88

12 Lulu Awliyah Suaib 15 18 9 18 13 13 86

13 Maulidya Samad 15 18 9 19 10 18 89

14 Reski Nur Aini 15 15 9 15 10 15 79

15 Sakinah Salsabila 15 19 10 14 8 13 79

16 Dinda Ayu Lestari 14 15 8 15 14 10 76

17 Rika Amelia 13 13 8 14 8 7 63

18 Fitriani 14 15 8 15 15 10 77

19 Anisa Tri Andini 15 14 9 14 15 13 80

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan 15 17 10 15 12 15 84

21 Muh. Ikrar Abdillah 15 19 10 18 10 14 86

22 Risya Apriliya Ahmad 15 15 10 18 12 10 80

Jumlah 1763

Rata-Rata 80,13

Nilai Tertinggi 89

Nilai Terendah 62

Keterangan:

⅀ SP = N

⅀ SP : Jumlah Skor Perolehan

N : Nilai

Skor Maksimal : 100

Page 117: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

6

KETUNTASAN BELAJAR MURID

PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 118: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

KETUNTASAN BELAJAR MURID

SIKLUS I

No. Nama Murid Nilai Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Aniyatul Faa’idha 53

2 Muhammad Ihsan Ilham 64

3 Muh. Rezky Fajar. H 71

4 M. Dzaky Rahmat. J 55

5 Reyzaldi Alfayet 71

6 Rifki Adriyansya. T 71

7 Rizki Saputra 59

8 Aris 53

9 Afika Ansar 56

10 Aliyah Ramadiah 63

11 Aliyah Almafira. S 72

12 Lulu Awliyah Suaib 72

13 Maulidya Samad 73

14 Reski Nur Aini 59

15 Sakinah Salsabila 55

16 Dinda Ayu Lestari 59

17 Rika Amelia 52

18 Fitriani 55

19 Anisa Tri Andini 73

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan 70

21 Muh. Ikrar Abdillah 70

22 Risya Apriliya Ahmad 64

Jumlah 9 13

Persentase (%) 40,91 59,09

Page 119: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

SIKLUS II

No. Nama Murid Nilai Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Aniyatul Faa’idha 78

2 Muhammad Ihsan Ilham 80

3 Muh. Rezky Fajar. H 84

4 M. Dzaky Rahmat. J 80

5 Reyzaldi Alfayet 82

6 Rifki Adriyansya. T 88

7 Rizki Saputra 80

8 Aris 62

9 Afika Ansar 79

10 Aliyah Ramadiah 83

11 Aliyah Almafira. S 88

12 Lulu Awliyah Suaib 86

13 Maulidya Samad 89

14 Reski Nur Aini 79

15 Sakinah Salsabila 79

16 Dinda Ayu Lestari 76

17 Rika Amelia 63

18 Fitriani 77

19 Anisa Tri Andini 80

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan 84

21 Muh. Ikrar Abdillah 86

22 Risya Apriliya Ahmad 80

Jumlah 20 2

Persentase (%) 90,91 9,09

Keterangan:

Persentase murid yang tuntas (%) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 × 100

Persentase murid yang tidak tuntas (%) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 × 100

Page 120: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

7

PERBANDINGAN NILAI MURID

PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 121: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

PERBANDINGAN NILAI PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

No. Nama Murid Nilai

Peningkatan Keterangan Siklus I Siklus II

1 Aniyatul Faa’idha 53 78 25 M

2 Muhammad Ihsan Ilham 64 80 16 M

3 Muh. Rezky Fajar. H 71 84 13 M

4 M. Dzaky Rahmat. J 55 80 25 M

5 Reyzaldi Alfayet 71 82 11 M

6 Rifki Adriyansya. T 71 88 17 M

7 Rizki Saputra 59 80 21 M

8 Aris 53 62 9 KM

9 Afika Ansar 56 79 23 M

10 Aliyah Ramadiah 63 83 20 M

11 Aliyah Almafira. S 72 88 16 M

12 Lulu Awliyah Suaib 72 86 14 M

13 Maulidya Samad 73 89 16 M

14 Reski Nur Aini 59 79 20 M

15 Sakinah Salsabila 55 79 24 M

16 Dinda Ayu Lestari 59 76 17 M

17 Rika Amelia 52 63 11 KM

18 Fitriani 55 77 22 M

19 Anisa Tri Andini 73 80 7 M

20 Muh. Fiqri Setiawan Ihsan 70 84 14 M

21 Muh. Ikrar Abdillah 70 86 16 M

22 Risya Apriliya Ahmad 64 80 16 M

Jumlah 1390 1763 348 M

Rata-Rata 63,18 80,13 15,82 M

Keterangan:

M = meningkat

KM = kurang meningkat

Page 122: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

8

PERSURATAN PENELITIAN

Page 123: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 124: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 125: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 126: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 127: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 128: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 129: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 130: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 131: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
Page 132: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

L

A

M

P

I

R

A

N

9

DOKUMENTASI

Page 133: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

SIKLUS I

1. Memulai Pembelajaran

2. Menjelaskan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Page 134: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

3. Membagikan LKM dan Media Kancing

4. Membimbing Murid Berdiskusi

Page 135: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

5. Perwakilan Kelompok Membacakan Hasil Diskusi

Page 136: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

SIKLUS II

1. Memulai Pembelajaran

2. Membagikan LKM dan Media Kancing

Page 137: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

3. Membimbing Murid Berdiskusi

4. Perwakilan Kelompok Membacakan Hasil Diskusi

Page 138: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

Murid Mengerjakan Evaluasi

Page 139: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING ......PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

RIWAYAT HIDUP

Fathul Jannah. Dilahirkan di Tonasa, Desa Biringere

pada hari Sabtu, tanggal 6 Juni 1998. Penulis merupakan anak

keenam dari enam bersaudara dari pasangan Ayah H. Abd Azis

Ramli dan Ibu Hj. Hasbiah.

Penulis mulai menempuh pendidikan formal pada tahun 2004 di SDS Semen

Tonasa II dan tamat pada tahun 2010. Kemudian, pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Pangkaje’ne dan tamat pada tahun 2013.

Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 11 Pangkaje’ne (SMA

Negeri 2 Pangkaje’ne) dan tamat pada tahun 2016.

Setelah tamat SMA pada tahun 2016, penulis hijrah ke Kota Makassar untuk

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pada bangku perkuliahan.

Penulis kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

S1 dan selesai pada tahun 2020 dengan judul skripsi “Penerapan Model Kooperatif

Tipe Kancing Gemerincing dengan Menggunakan Media Gambar dalam

Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Murid Kelas VI SD Negeri 1

Lejang”.