PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1...

124
1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PLANTAE PADA SISWA SMAN 2 SAPE BIMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Nurkomala Sari NIM. 151.135.026 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2017

Transcript of PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1...

Page 1: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

1

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

MATERI PLANTAE PADA SISWA SMAN 2 SAPE BIMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Nurkomala Sari NIM. 151.135.026

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2017

Page 2: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

2

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

MATERI PLANTAE PADA SISWA SMAN 2 SAPE BIMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nurkomala Sari NIM. 151.135.026

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2017

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

3

Page 4: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

4

Page 5: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

5

v

Page 6: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

6

Page 7: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

7

Motto

“ Sesungguhnya kesuksesan itu berjalan diatas kesusahan dan pengorbanan “

(Mohammad Hatta)1

1 Mohammad Hatta, Kata-Kata Motivasi (Pustakawan Blogger,2016).

vii

Page 8: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

8

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah dengan izin Allah SWT ku persembahkan skripsi ku ini untuk

orang-orang terdekat dalam hidupku, yaitu :

1. Kedua orang tua ananda yang tercinta (Ayahanda Ahmad dan Ibunda Mariamah)

yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya serta senantiasa menemani

dalam do’a tanpa mengenal lelah, dan yang selalu memberikan dorongan dalam

menggapai cita-cita.

2. Kakak (Sumarni, Ahmadin, dan Sri) dan adik sepupu (Nuraya dan Aprilia) serta

ponaan (Saena), yang telah membantu penulis dalam kesulitan ekonomi,

penelitian dan menbantu dalam hal yang lain dan memberikan motivator kepada

penulis

3. Bapak Alwan Mahsul, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, serta bapak, Hadi

Kusuma Ningrat, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan inspirasi dalam membimbing peneliti dan sabar membimbing

peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi. Penulis mengucapkan

banyak-banyak terimakasih

4. Untuk almamater ku tercinta dan kampus Universitas islam negeri mataram

(UIN)

Semoga budi baik kalian tercatat sebagai amal ibadah disisi allah SWT.

Amiin.

viii

Page 9: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena dengan berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini

bisa terselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi di Institut Agama Islam Negeri

Mataram Shalawat serta salam senantiasa kita khaturkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, yang dengan penuh semangat dan ikhlas berjuang dalam

menumbuh kembangkan ajaran agama islam sehingga dapat membimbing umat

manusia menuju keimanan dan keselamatan dunia akhirat.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu

dalam memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga

kepada penulis, terutama kepada:

1. Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan IPA Biologi beserta

Alwan Mahsul M.Pd., selaku sekertaris jurusan Pendidikan IPA Biologi.

2. Dr. Hj Nurul Yakin, M.Pd selaku dekan fakultas Tarbiyah universitas islam

negeri (UIN) Mataram yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini

ix

Page 10: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

10

3. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

serta seluruh staf yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi

4. Bapak dosen dan Ibu dosen pendidikan IPA Biologi yang telah banyak

membimbing peneliti dalam menimba ilmu di UIN Mataram

5. Bapak L. Muhtar S.Pd, selaku dosen wali yang selalu mengontrol dan

memberikan semangat kepada kami mahasiswa/i didikannya.

Sangat disadari bahwa penulisan skripsi ini tidak jauh dari kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

diharapkan demi penyempurnaannya. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi

saya pribadi dan juga semua pihak yang membacanya, semoga Allah meridhoinya,

Amiin.

Mataram, 22 April 2017

Peneliti

x

Page 11: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

ABSTRAK .......................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Sasaran Tindakan ......................................................................... 6 C. Rumusan Masalah ........................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7 F. Telaah Pustaka ............................................................................. 8

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 11 A. Model Kooperatif Tipe Group Investigation ................................ 11

a. Pengertian Tipe Group Investigation ....................................... 11 b. Langkah-Langkah/Prosedur Tipe Group Investigation. .......... 12 c. Ciri khas Tipe Group Investigation ......................................... 13 d. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation. ........... 15

B. Motivasi Belajar ........................................................................... 16 a. Pengertian Motivasi Belajar ..................................................... 16 b. Macam-Macam Motivasi Belajar ............................................ 17 c. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ........................................ 20

xi

Page 12: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

12

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masil Belajar ................... 18 C. Hasil Belajar ................................................................................. 19

a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 19 b. Macam-Macam Hasil Belajar .................................................. 20 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 22

D. Kerangka Berpikir ........................................................................ 28 BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................ 31

A. Setting Penelitian .......................................................................... 31 B. Sasaran Penelitian ........................................................................ 31 C. Rencana Tindakan ........................................................................ 31 D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ................................... 37 E. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 40 F. Cara Pengamatan (Monitoring) .................................................... 43 G. Analisis Data dan Refleksi ........................................................... 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 50 A. Deskripsi Seting Penelitian ........................................................... 50 B. Hasil Penelitian ............................................................................. 51 C. Pembahasan ................................................................................... 82

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 91 A. Simpulan ........................................................................................ 91 B. Saran ............................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

Page 13: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Semester Ganjil Kelas X SMAN 2 Sape...................................5

Tabel 2.1 Tabel Indikator Motivasi Belajar....................................................... 23

Tabel 3.1 Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran..........................................45

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Motivasi..................................................................46

Tabel 3.3 Interval dan Ketuntasan Individu.......................................................47

Tabel 4.1 Keadaan Ruangan dan Sumber Belajar di SMAN 2 Sape..................53

Tabel 4.2 Tanah dan Bangunan Sman 2 Sape.....................................................54

Tabel 4.4 Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan.............................................56

Tabel 4.5 Keadaan Siswa SMAN 2 Sape............................................................58

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus I...........................62

Tabel 4.7 Data Motivasi Siswa Siklus I..............................................................63

Tabel 4.8 Hasil Motivasi Siklus I........................................................................64

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Hasil Belajar I.............................................................66

Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus I................................................................67

Tabel 4.11 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus II..........................71

Tabel 4.12 Data Motivasi Siswa Siklus II............................................................72

Tabel 4.13 Hasil Motivasi Siklus II......................................................................73

Tabel 4.14 Hasil Evaluasi Hasil Belajar II...........................................................74

Tabel 4.15 Hasil Belajar Siswa Siklus II..............................................................75

Tabel 4.16 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus III........................77

Tabel 4.17 Data Motivasi Siswa Siklus III...........................................................78

Tabel 4.18 Hasil Motivasi Siklus III.....................................................................79

Tabel 4.19 Hasil Evaluasi Hasil Belajar III..........................................................80

Tabel 4.20 Hasil Belajar Siswa Siklus III.............................................................81

xiii

Page 14: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Bagan Kerangka Berfikir......................................................................30

Gambar Penelitian Tindakan Kelas Oleh Kemmis dan Taggart .......................32

Gambar Struktur Organisasi SMAN 2 Sape......................................................55

xiv

Page 15: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Buku Ajar

Lampiran 2 Silabus

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 4 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP

Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar

Lampiran 6 Angket Motivasi Belajar

Lampiran 7 Kisi-Kisi Hasil Belajar

Lampiran 8 Soal Tes Hasil Belajar

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa LKS

Lampiran 10 Dokumenstasi

Lampiran 11 Gambar Saat Guru Melakukan Proses Belajar Mengajar

xv

Page 16: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

16

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

MATERI PLANTAE PADA SISWA KELAS X SMAN SAPE BIMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh:

Nurkomala Sari NIM: 151.135.026

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah masalah tentang

penerapan model kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa materi plantae pada siswa kelas x sman sape bima tahun pelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Sape tahun pelajaran 2016/2017 melalui model kooperatif tipe group investigation. Jenis penelitian ini, penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X MIA 2 yang berjumlah 22 orang dan objek penerapan model kooperatif tipe group investigation. Teknik pengumpulan data ,menggunakan lembar observasi, angket, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui motivasi siswa dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diterapkannya model kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar siswa dengan perolehan nilai rata-rata angket pada siklus I yaitu 74,72, dengan persentase kategori termotivasi 32% dan kategori sangat termotivasi 59%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 79, dengan presentase kategori termotivasi 41% dan presentase kategori sangat termotivasi 55%, pada siklus III diperoleh nilai rata-rata 86,27 dengan presentase kategori termotivasi 18 dan presentase kategori sangat termotivasi 81%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 55,90 dengan presentase ketuntasan 31,81% (kategori belum tuntas), pada sisklus II meningkat dengan memperoleh nilai rata-rata 69,54% dengan ketuntasan 54,54% (kategori belum tuntas), dan pada siklus III meningkat memperoleh nilai rata-rata 86,68 dengan presentase ketuntasan 100% (kategori tuntas). Dengan demikian, penggunaan model kooperatif tipe group investigation dapat direkomendasikan untuk diterapkan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran disekolah.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe Group Investigation, Motivasi dan Hasil Belajar

xvi

Page 17: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara

guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga

menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

merupakan suatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan

perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong

terjadinya belajar. Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan

mental siswa. Pendidikan merupakan faktor eksternal bagi terjadinya belajar.2

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan profesional yakni

guru-guru disekolah dasar dan mengenah, serta dosen-dosen diperguruan tinggi.3

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berjuang

untuk mengatasi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Ciri khas negara

berkembang antara lain belum mantapnya institusi-institusi modern sehingga

2Dimyati, Hakikat Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), hal, 7. 3Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 1.

Page 18: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

2

proses intruksional masih sangat vital dalam rangka pembangunan pada

umumnya dan pembangunan pada pendidikan pada khususnya. Dalam dunia

pendidikan pemerintah selalu menyempurnakan hal-hal yang berkaitan dengan

penyelenggaraan pendidikan dengan jalan mengeluarkan kebijakan-kebijakan,

seperti menyempurnakan kurikulum, pengadaan sarana dan prasarana, pengadaan

tenaga guru, dan lain-lain. Semua itu dimaksudkan untuk menentukan sistem

pendidikan nasional yang relevan dengan kebutuhan zaman dan pembangunan

nasional dalam rangka merealisasikan amanat Undang-Undang Dasar 1945.4

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak lepas dari

proses pendidikan sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan

mampu memperbaiki sistem pengajaran yang telah berlangsung selama ini. Salah

satu tolak ukur keberhasilan guru adalah bila dalam pembelajaran mencapai hasil

optimal. Keberhasilan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk

mengelolah proses pembelajaran. Guru sebagai salah satu penentu keberhasilan

pendidikan yang berperan sebagai pendidik dan sebagai orang yang memberi ilmu

pengetahuan kepada peserta didiknya harus betul-betul memahami konsep

keprofesionalnnya. Oleh karena itu, guru memiliki tanggung jawab yang besar

dalam membentuk pengalaman belajar siswa. Selain penguasaan materi, bentuk

tanggung jawab seorang guru juga adalah penggunaan strategi, model atau pola

pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, yaitu dengan

4 Noersam dkk, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan (Surabaya:Usaha Nasional,1999), hal, 114.

Page 19: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

3

menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif dengan harapan potensial untuk

mengembangkan kemampuan motivasi dan hasil belajar siswa.5

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Disisi lain

pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi

sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru

mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga

mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat

mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek

psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan

hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan

pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan

kreativitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang

dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa

pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013), hal. 1.

Page 20: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

4

perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain

pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan

kreativitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target

belajar.6

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat

mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam

melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar

dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar

dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik, tetapi nyatanya tidak berhasil

meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip

belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang

peningkatan belajar siswa dan kegagalan guru dalam proses pembelanjaran dapat

menghambat keefektifan proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar

keharusan seorang guru harus memiliki berbagai keahlian seperti strategi belajar,

metode mengajar dan menguasai berbagai perkembangan teknologi.7

Group investigation adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang

melibatkan siswa sejak awal perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun

cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.8

Motivasi merupakan pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang

menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari sumber 6 Robbins, Pembelajaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hal. 69. 7 Dimyati, Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), hal. 41. 8 Robert Slavin, Cooperative Learning (Bandung: PT Nusa Media , 2016), hal. 214.

Page 21: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

5

pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah

siswa memperoleh informasi yang benar. Siswa belajar karena didorong oleh

kekuatan mentalnya. Kekuatan mentalnya berupa keinginan, perhatian, kemauan,

atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi.9

Hasil tidak akan diperoleh selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk

menghasilkan suatu perubahan atau prestasi yang dibutuhkan perjuangan dan

perubahan yang sangat besar. Hanya keuletan, sungguh kemampuan tinggi dan

rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Hasil belajar pada

hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar

mengajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilian dan pengukuran

hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar. Terutama hasil

belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahn pengajaran sesuai dengan

pendidikan dan pengajaran.10

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara pada tanggal 16 Juli

2016 dengan guru mata pelajaran Biologi Ibu Sri Setiawati S.Pd dan siswa di

SMA Negeri 2 Sape Bima Kelas X, bahwa permasalahan yang terjadi dalam

proses belajar mengajar diantarannya adalah siswa banyak yang tidak

memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, masih main-main

saat proses pembelajaran, bekerja kelompok, berdiskusi dan siswa hanya

9 Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), hal, 80.

10 Ibid

Page 22: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

6

mendengarkan dan mencatat pada saat proses pembelajaran sehingga motivasi

siswa dan hasil belajar siswa rendah dan kurang aktif dalam proses kegiatan

belajar mengajar yang ditandai dengan jarangnya siswa yang bertanya dan lebih

banyak diam ketika ditanya, ini dikarenakan siswa masih takut atau kurang

percaya diri dalam bertanya, menyampaikan pendapat atau menanggapi materi

yang telah diajarkan oleh seorang guru dengan berbagai alasan dan salah satu

guru mata pelajaran biologi. Hal ini menyebabkan motivasi dan hasil belajar

pada pembelajaran menurun dari 22 siswa hanya 10 orang siswa yang memenuhi

kegiatan belajar mengajar (KKM) yakni 70. Hal ini terjadi karena guru lebih

sering menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar yang

membuat kurangnnya partisipatif aktif peserta didik. Murid hanya mendengarkan

dan mencatat apa yang disuruh guru, sehingga minat terhadap pelajaran menjadi

kurang.11

Tabel 1.1 Nilai Semester Ganjil Kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima

Jumlah siswa

KKM Siswa yang Tuntas

Siswa yang Tidak Tuntas

22 70 40,5 % 55 %

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di kelas X MIA 2

diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

Biologi siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil

11 Observasi, Pada Tanggal 16 Juli 2016.

Page 23: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

7

belajar siswa adalah penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu model

Group Investigation. Group Investigation merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang membuat siswa terlibat aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Crosby & Owens Hosseini

dan Simsek mengemukakan bahwa model Group Investigation memiliki

tahap-tahap pembelajaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan, dan siswa dapat terlibat langsung memperoleh pengetahuan baru.

Model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan, dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Sharan

menyatakan bahwa keunggulan pembelajaran Biologi dengan model Group

Investigation, yaitu siswa diberikan kesempatan untuk menentukan topik yang

dipelajari, siswa dapat berinteraksi dengan anggota kelompoknya, dan siswa

diajarkan mandiri. Dan keadaan ini yang mendorong peneliti melakukan

penelitian tentang group investigation, dengan harapan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa, diperlukan adanya pengetahuan dasar yang

dibangun, pengetahuan dasar dapat dibangun dengan cara menciptakan

ingatan-ingatan akan pelajaran yang diperoleh guru di kelas mendapatkan

pengalaman nyata dalam melakukan proses pembelajaran yang

menyenangkan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan proses

pembelajaran yang menyenangkan dan bisa menerapkan dikehidupan sehari-

hari.

Page 24: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

8

Model kooperatif tipe group investigation adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa sejak awal perencanaan, baik

dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investigasi.12 sehingga siswa juga bisa melakukan berdiskusi, tukar pendapat,

menghargai pendapat orang lain, mengkatkatkan bekerja sama dan meningkatkan

partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang

bejudul “Penerapan Model Group Investigation untuk Meningkatkan Motivasi

dan Hasil Belajar Materi Plantae Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima

Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Sasaran Tindakan

Dalam penelitian ini sasaran yang dituju adalah dikhususkan pada siswa

kelas X MIA 2 yang berjumlah 22 orang, yang laki-laki 9 orang sedangkan

perempuan 13 orang.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah peneliti ini adalah bagaimana penerapan model

kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

materi plantae pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima tahun pelajaran

2016/2017?

12 Robert Slavin, Cooperatif Learning (Bandung PT Nusa Media, 2016), H. 214.

Page 25: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

9

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi

plantae pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima tahun pelajaran 2016/2017

melalui penerapan model kooperatif tipe group investigation.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti

lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik perhatian peneliti lain,

khususnya kalangan mahasiswa/i untuk mengadakan penelitian lebih luas

tentang masalah yang sama atau serupa.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi siswa strategi pembelajaran group investigation untuk membantu

siswa memberikan motivasi untuk meningkatkan hasil belajar.

2) Bagi guru untuk dijadikan sebagai pedoman selanjutnya dan menjadi bahan

acuan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran seperti yang telah

dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini.

3) Bagi peneliti dapat dijadikan informasi dan pengetahuan tentang

keuntungan–keuntungan dari penerapan model group investigation

disekolah dan sebagai wahana uji kemampuan terhadap menyusun skripsi.

F. Telaah Pustaka

Page 26: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

10

Dari telaah pustaka ini dapat dilihat penelitian-penelitian terdahulu sebagai

bahan refleksi peneliti dalam menyusun dan mengembangkan penelitian ini.

Adapun dari beberapa temuan peneliti terhadap hasil penelitian-penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan peneliti ini adalah sebagai berikut:

1. Skripsi Subhan yang berjudul “ Pengaruh penggunaan model synectik dalam

meningkatkan hasil belajar dan siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sape tahun

pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model synectik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII

di SMP Negeri 2 Sape tahun pelajaran 2012/2013. Dan dari hasil penelitian

ini pada proses pembelajaran dengan model synectik pre-tes pada kelas

kontrol skor rata-rata 60,36. selanjutnya pada pre-tes pada kelas eksperimen

skor rata-rata 59,64. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat

kemampuan siswa dalam kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih dominan

kelas kontrol .

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini yakni sama-sama

meningkatkan hasil belajar sedangkan perbedaannya yakni menggunakan

model synectik dalam meningkatkan hasil belajar dan menggunakan penelitian

kuantitatif, siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sape Bima tahun pelajaran

2012/2013, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran group

investigation untuk meningkatkan hasil belajar dan menggunakan penelitian

Page 27: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

11

kualitatif, materi plantae pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima tahun

pelajaran 2016/2017.13

2. Skripsi Yuli Haryati yang berjudul “ Penerapan model pembelajaran group

investigation (GI) menggunakan local material berbasis lesson study untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, motivasi dan sikap ilmiah siswa

kelas X SMA Negeri 1 Mojo Kediri tahun pelajaran 2015/2016”.

Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Mojo Kediri, proses

pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Proses

pembelajaran masih jarang menggunakan diskusi kelompok. Kegiatan diskusi

kelompok yang jarang dilakukan juga dapat mengakibatkan kemampuan

berpikir kritis rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kritis disebabkan

siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan permasalahan melalui diskusi

kelompok. Selain itu, jarangnya siswa bekerja dalam kelompok juga dapat

menyebabkan rendahnya sikap ilmiah.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini yakni sama-sama

menggunakan model group investigation (GI) dan motivasi sedangkan

perbedaannya yakni menggunakan local material berbasis lesson study untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, motivasi dan sikap ilmiah siswa

kelas X SMA Negeri 1 Mojo Kediri tahun pelajaran 2015/2016, sedangkan

penelitian ini berusaha untuk meningkatkan hasil belajar plantae pada siswa

kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima tahun pelajaran 2016/2017. 13 Subhan, Skripsi, SMP Negeri 2 Sape Tahun Pelajaran 2012/2013.

Page 28: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

12

Jadi kesimpulan peneliti di atas sama-sama menggunakan model

pembelajaran group investigation (GI) untuk meningkatkan motivasi belajar

tetapi penelitian di atas tidak hanya menekankan pada motivasi saja akan

tetapi menekankan juga pada kemampuan berpikir kritis, motivasi dan sikap

ilmiah.14

14 Yuli Haryati, Skripsi , SMA Negeri 1 Mojo Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016.

Page 29: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Kooperatif Tipe Group Investigation

a. Pengertian Group Investigation (Kelompok Investigasi)

Group investigation adalah salah satu model pembelajaran kooperatif

yang melibatkan siswa sejak awal perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.15 Menurut Shabrina

Hibatul Wafi, group investigation adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa mulai perencanaan

sampai dengan evaluasi.16 Sedangkan menurut Danial, merupakan model

pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan paradigma konstruktivis, dimana

siswa berinteraksi dengan banyak informasi sambil bekerja secara kolaborasi

dengan lainnya dalam situasi kooperatif untuk menyelidiki permasalahan,

perencanaan dan melakukan presentasi, dan mengevaluasi hasil pekerjaan

mereka.17 Jadi kesimpulan dari model group investigation merupakan bentuk

pembelajaran yang kooperatif yang melibatkan siswa sejak awal perencanaan

15 Robert Slavin, Cooperative Learning (Bandung: PT Nusa Media , 2016), hal. 214. 16Shabrina Hibatul Wafi, 2016, dalam Judul Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Plantae Pada Siswa Kelas X Mia 1 SMA Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri Tahun pelajaran 2015/2016, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran.Volume 8 No. 2, Februari 2016, (Malang, Shabrina Hibatul Wafi ) hal 3. 17 Danial, 2010, group investigation Tahun Pelajaran 2015, hal 1.

Page 30: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

14

mulai dari menentukan topik, melakukan perencanaan, dan mengevaluasi

hasil pekerjaannya.

b. Langkah-Langkah Tipe Group Investigation

Adapun menurut, Robert E. Slavin langkah-langkah group

investigation sebagai berikut:

1. Tahap 1: mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam

kelompok

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,

dan mengkategorikan saran-saran

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik

yang telah mereka pilih

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat heterogen

d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan

2. Tahap 2: merencanakan tugas yang akan dipelajari

a. Para siswa merencanakan bersama mengenai:

Apa yang kita pelajari?

Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa? (pembagian

tugas)

Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

Page 31: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

15

3. Tahap 3: melaksanakan investigasi

a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan

b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya

c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengkalarifikasi, dan

mensistesis semua gagasan

4. Tahap 4: menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek

mereka

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang mereka laporkan, dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkordinasikan rencana-rencana presentasi

5. Tahap 5: mempresentasikan laporan akhir

a. Presentasi yang dibuat untuk seluuruh kelas dalam berbagai macam

bentuk

b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran secara

aktif

c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh

seluruh anggota

Page 32: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

16

6. Tahap 6: evaluasi

a) Para siswa memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,

mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai kefektifan

pengalaman mereka.

b) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa

c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling

tinggi.18

c. Ciri Khas Tipe Group Investigation

1. Menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri

materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan yang

tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melaui

internet

2. Para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok

3. Keterlibatan siswa secara aktif dimulai dari tahap pertama sampai akhir

pembelajaran

4. Peran guru dalam group investigation adalah sebagai pembembing

konsultan dan memberi kritik yang membangun.19

18 Robert E. Slavin, cooperative learning (Bandung: PT Nusa Media , 2016), hal, 219. 19

Ibid, 221

Page 33: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

17

d. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation

Mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran group

investigation, yaitu sebagai berikut:

a) Secara pribadi

1. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas

2. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif

3. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat

4. Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah

b) Secara sosial /kelompok

1) Meningkatkan belajar bekerja sama

2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru

3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

4) Belajar menghargai pendapat orang lain

5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.20

Sedangkan ada beberapa kekurangan model belajar group

investigation yaitu sebagai berikut:

(1) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan

(2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal

(3) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group

investigation (GI), model pembelajran group investigation (GI) cocok

20 Setiawan, Model-Model Pembelajaran (Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2006), hal, 9.

Page 34: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

18

untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami

suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri

(4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. Berdasarkan

pemaparan mengenai model pembelajaran group investigation (GI)

tersebut, jelas bahwa model pembelajaran group investigation

mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya

siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari

sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih

terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya,

sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam

untuk jangka waktu yang cukup lama.21

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang

menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari sumber

pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik

setelah siswa memperoleh informasi yang benar. Pada peristiwa kedua,

motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada

kedua peristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar

siswa yang sangat berarti. Pada peristiwa ketiga, motivasi diri siswa yang

tergolong tinggi. Timbulnya pertanyaan-pertanyaan seperti: (1) Kekuatan 21 Ibid, hal, 10

Page 35: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

19

yang menjadi penggerak belajar siswa, (2) Berapa lama kekuatan tersebut

berpengaruh kegiatan dalam belajar, dan (3) Dapatkan kekuatan tersebut

dipelihara. 22

Adapun beberapa pendapat tentang definisi motivasi yang ditulis oleh

haryanto (2010) adalah sebagai berikut:

a. Mc Donald Menurut Mc Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Definisi tersebut menunjukan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang kompleks.

b. Siti Sumarni Motivasi secara harfiah adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar dan tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sementara itu secara psikologis, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau pendapat kepuasan dengan perbuatannya.23

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan keseluruhan daya penggerak, baik dari dalam maupun dari luar

dengan menciptakan serangkaian usaha untuk meyediakan kondisi-kondisi

tertentu menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.24

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan

mentalnya berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan

22 Hamzah, Motivasi Belajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hal, 23. 23 Erwin Widiasworo, 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa (Jogjakarta: Ar-Ruszz Media, 2015), hal. 1t5 24

ibid

Page 36: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

20

mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi

pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya

belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, yang

termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang

mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan dan mengarahkan sikap perilaku

individu belajar.25

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi sebagai kekuatan individu yang memiliki tingkat-tingkat.

Para ahli ilmu jiwa memiliki pendapat yang berbeda tentang kekuatan

tersebut. Perbedaan pendapat tersebut umumnya didasarkan pada penelitian

tentang perilaku belajar pada hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat

tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi primer dan

sekunder.

a. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar.

Motif-motif tersebut berasal dari biologis atau jasmani manusia. Manusia

adalah makhluk yang berjasmani, sehingga perilakunya berpengaruh oleh

insting atau kebutuhan jasmaninya. Mc Dougall misalnya, berpendapat

bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran yang bertujuan, perasaan

subjektif dan dorongan mencapai kepuasan. 25

Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), hal, 80.

Page 37: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

21

b. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda

dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik

pada makanan tampa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang

harus bekerja terlebih dahulu. Agar bekerja dengan baik, orang harus

belajar bekerja. “bekerja dengan baik” maka ia memperoleh gaji yang

berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder. Uang

merupakan penguat umum, agar orang bekerja dengan baik maka ia dapat

membeli makanan untuk menghilangkan rasa lapar.26

3. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah

Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

a) Hasrat Untuk Belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu

kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berati pada diri anak

didik itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga, sudah tentu

hasilnya akan lebih baik.

b) Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini yang

merupakan motivasi, pemberian harus tepat. Dengan pujian yang tepat 26 Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran ( Jakarta: PT Rineka Cipta,2015), hal.86.

Page 38: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

22

akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah

belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

c) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru

harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman

d) Memberi Angka

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi

yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa yang bekerja

hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan motivasi

yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa

yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat

oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan

hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang

tempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat

diakaitan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan

yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja

tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

e) Hadiah

Hadiah juga dikatatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

Page 39: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

23

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut.

f) Saingan/Kopetensi

Saingan atau kopetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang

unsur persaingan ini baik banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri

atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan

kegiatan belajar siswa.

g) Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering

(misalnya setiap hari) karena membosankan dan bersifat rutinitas.

h) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerja, apalagi kalau terjadi kemajuan,

akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui

bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa

untuk terus belajar, dengan satu harapan hasilnya terus meningkat.

Page 40: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

24

Tabel 3.2 Indikator Motivasi Belajar Siswa

No Kompunen Indikator Pilihan jawaban

S TS SS STS

1. Hasrat dan keinginan

a. Saya tidak pernah terlambat ketika pelajaran biologi

b. Saya mengutamakan menghadiri pelajaran biologi dibandingkan urusan lain.

c. Ketika mengikuti pembelajaran dengan model group investigation saya selalu duduk dibelakang

d. Setelah mengikuti pembelajaran dengan model group investigation saya giat belajar biologi

2.

Dorongan

a. Saya aktif melakukan kegiatan

kelompok yang diberikan oleh guru

b. Saya aktif dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru

c. Saya jarang membuat catatan materi dalam setiap pertemuan

d. Setelah mengikuti pembelajaran dengan model group investigation saya tidak pernah belajar sebelum kesekolah

3. Harapan a. Setelah mengikuti pembelajaran dengan model group investigation saya yakin bisa mengerjakan so’al

b. Setelah mengikuti pembelajaran dengan model group investigation saya tidak bisa mengerjakan so’al

c. Setelah mengikuti pembelajaran dengan model group investigation saya selalu aktif dalam pembelajaran

d. Setelah mengikuti

Page 41: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

25

pembelajaran dengan model group investigation saya tidak aktif dalam pembelajaran

4. Penghargaan a. Saya mendapatkan pujian ketika saya mampu menjawab pertanyaan dari teman-teman

b. Kelompok saya mendapatkan penghargaan setelah proses pembelajaran

c. Saya tidak mendapatkan pujian sama teman-teman karna tidak bisa menjawab pertanyaan dari teman-teman

d. Kelompok saya tidak pernah mendapatkan penghargaan setelah proses pembelajaran

5. Kegiatan yang menarik

a. Saya merasa senang ketika dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

b. Saya tidak merasa senang ketika proses pembelajaran berlangsung dengan model group investigation

c. Saya bersemangat mengikuti pelajaran dengan model

d. Saya sering melamun ketika belajar dikelas

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu faktor pribadi dan faktor lingkungan.

(a) Faktor-faktor pribadi dalam motivasi merupakan perbuatan atau perilaku

individu manusia ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri, yaitu faktor

pribadi, misalnya, kebutuhan berafiliasi merupakan faktor pribadi.

(b) Faktor-faktor lingkungan dalam motivasi yaitu dapat timbul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

Page 42: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

26

belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah

adanya penghargaan, lingkungan belajar dan kondusif, dan kegiatan

belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut

disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan

untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.27

C. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran

menggunakan alat evaluasi yang baik memenuhi syarat. Pengukuran demikian

dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah diterapkan pada

berbagai bidang termasuk pendidikan.28

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

pembentuknya, yaitu “hasil“ dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil

produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah

bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama

berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan,

27 Hamzah, Motivasi Belajar ( Jakarta: PT Bumi Aksara,2014),hal.29. 28

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2014), hal. 44.

Page 43: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

27

hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input proses hasil,

hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input perubahan oleh proses.

Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa

berubah perilakunya dibanding sebelumnya.29

Purwanto (2009) dalam bukunya mengemukakan pengertian hasil

(product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya sesuatu

aktivitas atau proses yang mengakibatkan perubahannya input secara

fungsional.30 Winkel (1996) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya.31

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Adapun menurut Bunyamin Bloom S taksonomi macam-macam hasil

belajar ada tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotorik

dijabarkan sebagai berikut:

1. Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, berkaitna dengan sikap dari empat aspek yakni

penerimaan, tanggapan, penilaian dan organisasi.

29

Ibid, hal. 44. 30 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2009), hal 44. 31 Ibid, hal 45.

Page 44: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

28

3. Ranah psikomotorik, berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan

bertindak secara umum meliputi gerakan seluruh badan dan kemampuan

dalam berbicara. Hasil belajar tersebut berhubungan satu sama lain, hasil

belajar kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik.32

Sedangkan menurut Purwanto hasil belajar dibagi menjadi tiga macam

yaitu:

(1) Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam

kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi

kegiatan sejak dari pemerintah stimulus eksternal oleh sensori,

penyimpanan dalam otak menjadi informasi hingga pengambilan kembali

informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena

belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi

dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan

masalah. Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal.

(2) Hasil belajar afektif disusun secara hirarkhis mulai dari tingkat yang

paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks.

(3) Hasil belajar psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enam: gerakan

refleks, gerakan fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan

fisik, gerakan keterampilan dan komunikasi tanpa kata. Namun,

taksonomi yang paling banyak digunakan adalah taksonomi hasil belajar 32 Nana Sudjana, PenilaianHasi Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

hal. 22-23

Page 45: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

29

psikomotorik dari simpson (Winkel dkk), yang mengklasifikasikan hasil

belajar psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas.33 Hasil

belajar yang akan diteliti oleh peneliti adalah hasil belajar ranah kognitif.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

1. Faktor Internal

Pada faktor internal ini akan dibahas menjadi tiga faktor yakni,

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

(1) Faktor Jasmaniah

1) Faktor kesehatan berarti dalam keadaan baik segenap badan

beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit, kesehatan adalah

keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap

belajarnya.

2) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh/badan34.

(2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah:

inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

33 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2014), hal. 50. 34

Daryanto, Belajar dan Mengajar (Bandung: CV. Yrama Widya, 2013), hal 36.

Page 46: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

30

a. Inteligensi adalah kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan

untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

b. Perhatian menurut gajali adalah keaktivan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau

sekumpulan objek.

c. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan.

d. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.

e. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

f. Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

g. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.35

(3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani (bersifat psikis).

35

Ibid, hal 37.

Page 47: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

31

a) Kelelahan jasmani terjadi karena, terjadinya kekacuan substansi

sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang

lancar pada bagian-bagian tertentu.

b) Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu hilang.36

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah dan keadaan ekonomi rumah tangga.

1) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap

belajar anaknya.

2) Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi

orang tua dengan ananknya.

3) Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-

kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak

berada dan belajar. 36

Ibid, hal 40

Page 48: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

32

4) Keadaan ekonomi rumah tangga erat hubungannya dengan

belajar anak-anak yang sedang belajar, selain harus

terpengaruh kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian,

perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan

fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,

alat tulis menulis, buku dan lain-lain.37

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa disiplin sekolah, pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan rumah.

Berikut dibahas faktor-faktor tersebut satu persatu.

(1) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui

dalam mengajar, mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran

oleh seseorang kepada orang lain itu menerima, menguasai dan

mengembangkannya.

(2) Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan

bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu.

37 Ibid, hal 41.

Page 49: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

33

(3) Hubungan guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa,

proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam

proses itu sendiri, jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh

hubungan dengan gurunya.

(4) Hubungan siswa dengan guru yang kurang mendekati siswa

dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa didalam kelas

ada kelompok yang saling bersaing secara tidak sehat, jiwa

kelas tidak terbina bahkan hubungan masing-masing individu

tidak nampak.

(5) Disiplin sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar.

(6) Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu

mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang

diajarkan itu.

(7) Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar

disekolah, waktu itu dapat dipagi hari, siang, sore atau malam

hari.

(8) Standar pelajaran di atas ukuran guru berpendirian untuk

mempertahankan wibawanya, sering memberi pelajaran di atas

Page 50: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

34

ukuran standar, akibatnya siswa merasa kurang mampu dan

takut kepada guru.

(9) Keadaan gedung dengan jumlah siswa yang luar biasa

jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang,

mereka duduk berjejal-jejal didalam setiap kelas.

(10) Metode belajar adalah banyak siswa melaksanakan cara belajar

yang salah. Dalam hal ini perlupembinaan dari guru.

(11) Tugas rumah, waktu belajar adalah disekolah, waktu dirumah

biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain.38

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini

penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mas

media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang

semuanya mempengaruhi belajar anak.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap perkembangan pribadinya.

38 Ibid, hal, 44

Page 51: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

35

b) Mas media, yang termasuk dalam mas media adalah bioskop, radio, TV,

surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain.

c) Bentuk kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap

belajar siswa.39

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan data hasil observasi awal ternyata siswa kelas X SMA Negeri

2 Sape Bima, bahwa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

diantarannya adalah siswa banyak yang tidak memperhatikan penjelasan materi

yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa kurang aktif dalam proses kegiatan

belajar mengajar yang ditandai dengan jarangnya siswa yang bertanya dan lebih

banyak diam ketika ditanya, ini dikarenakan siswa masih takut atau kurang

percaya percaya diri dalam bertanya, menyampaikan pendapat atau menanggapi

materi yang telah diajarkan oleh seorang guru dengan berbagai alasan dan salah

satu guru mata pelajaran biologi. Hal ini menyebabkan motivasi dan hasil belajar

pada pembelajaran menurun dari 22 siswa hanya 10 orang siswa yang memenuhi

kegiatan belajar mengajar (KKM) yakni 70. Hal ini terjadi karena guru lebih

sering menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar yang

membuat kurangnnya partisipatif aktif peserta didik. Murid hanya mendengarkan

dan mencatat apa yang disuruh guru, sehingga minat terhadap pelajaran menjadi

kurang.

39 Ibid, hal 49

Page 52: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

36

Dengan demikian salah satu solusi yang ditawarkan oleh penelitian adalah

penerapan model pembelajaran group investigation. Model pembelajaran ini

meruapakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan

pada keterlibatan siswa mulai perencanaan sampai dengan evaluasi. group

investigation melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut

peserta didik untuk mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi,

maupun keterampilan proses memiliki kelompok (group process skills). Dengan

demikian dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, peneliti

mengangkat judul penerapan model group investigation untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Page 53: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

37

Adapun bagan kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir.

Penerapan model group investigation

Teknik pembelajaran belajar

Kurangnya

variasi dalam belajar

Ruang lingkup

yang kecil

Belajar secara

monoton

Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

Motivasi belajar siswa yang rendah

Hasil belajar siswa rendah

Metode pembelajaran yang monoton

Pembelajaran yang tidak menyenangkan

Pembelajaran berpusat pada guru

Page 54: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting atau tempat penelitian ini dilaksanakan yaitu di SMA Negeri 2

Sape Bima dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi

kelas X MIA 2 yang berjumlah 22 orang.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini untuk meningkatan motivasi dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok plantae yang berjumlah 22

orang siswa dan terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan di

SMA Negeri 2 Sape Bima tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan

model pembelajaran group investigation.

C. Rencana Tindakan

Penelitian direncanakan dengan mengimplementasikan tindakan kelas

yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Model

penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari empat fase, yaitu perencanaan

(plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 55: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

39

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Taggart.40

Berdasarkan gambar di atas menurut Kemmis dan Taggart

menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya.

Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa

dalam pembelajaran sains. Keputusan timbul dari pengamatan tahap awal

yang menunjukan bahwa siswa dengan cara menghafal dan bukan dalam

proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri siswa,

apakah dengan mengubah kurikulum, atau mengubah cara bertanya kepada

siswa? Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya. Maka

40Rochiati, Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

2009) h. 66

Page 56: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

40

dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab

pertanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan

(plan).41

Pada kotak tindakan (act), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami,

dan apa mereka minati.42 Dan pada kotak pengamatan (observe), pertanyaa-

pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat

apa yang sedang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku

hariannya.43 Selanjutnya dalam kotak refleksi (reflect), ternyata control kelas

yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan

sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki.44

Pada silkus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modivikasi dalam

bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan guru yang bersifat mengontrol

siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap

tindakan siklus kedua hai itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan direkam

untuk menlihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.45

41 Ibid 42 Ibid, hal 67. 43

Ibid 44

Ibid 45

Ibid

Page 57: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

41

Desain penelitian tindakan kelas ini dapat dilaksanakan melalui 3 siklus

yaitu:

1. Siklus I

a. Fase Perencanaan (Plan)

1) Membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

melalui model group investigation.

2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar

3) Mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

a) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran group

investigation

b) Angket motivasi

c) Lembar observasi hasil belajar

d) Soal tes hasil belajar siswa

Soal tes akan diberikan pada akhir siklus untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran

b. Fase Tindakan (Act)

Tindakan ini diawali dengan guru masuk kelas, kemudian guru

menyapa seluruh siswa dikelas dan mengondisikan suasana kelas untuk

memulai pembelajaran serta memberikan salam serta mengecek

kehadiran. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar

Page 58: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

42

yang harus dicapai oleh siswa dan mengajukan pertanyaan, motivasi

serta menanyakan seputar materi plantae.

Guru membagi kelompok kepada siswa, setiap kelompok

teridiri dari ¾ orang. Kemudian guru akan memberikan semua materi

yang didiskusikan dan siswa akan memilih sendiri. Guru akan

menjelaskan terlebih dahulu sebelum siswa melakukan diskusi, guru

disini hanya berperan sebagai fasilator. Disini siswa yang bekerja

sendiri dan guru mengingatkan siswa untuk saling membantu, setelah

selesai siswa disuruh kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru

dan siswa mengulas kembali materi yang didiskusikan secara bersama-

sama. Guru menjelaskan pengertian plantae, siklus reproduksi dan

klasifikasi tumbuhan. Guru memberikan evaluasi tekait materi plantae

dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Setelah semua selesai pada siklus 1

c. Fase Pengamatan (Observe)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dengan cara

melakukan pengamatan/observasi selama pelajaran berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi motivasi dan hasil belajar.

d. Fase Refleksi (Reflect)

Fase ini dilakukan pada akhir siklus dengan tujuan mengevaluasi

keterlaksanaan setiap tindakan. Refleksi ini dilanjutkan dengan revisi

perencanaan untuk memperbaiki atau memodifikasi tindakan pada

Page 59: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

43

siklus I yang akan diimplementasikan pada siklus selanjutnya (siklus

II). Pada fase ini guru dan peneliti melakukan diskusi untuk

menganalisis jalannya proses pembelajaran selama tindakan. Dasar

yang digunakan untuk melakukan analisis adalah:

a) Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan rencana

tindakan?

b) Masalah-masalah apa saja yang ada dan mempengaruhi jalannya

pelaksanaan tindakan yang perlu diatasi atau diperbaiki?

c) Hasil refleksi ini akan digunakan sebagai bahan acuan perencanaan

pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Desain penelitian pada siklus II sama seperti desain penelitian pada

siklus I. Hanya saja, pada siklus II berdasarkan pada perbaikan dan

evaluasi pada siklus I.

3. Siklus III

Siklus III dilakukan apabila siklus II dinilai belum berhasil mencapai

ketuntasan sesuai apa yang diharapkan pada siklus ini pada dasarnya sama

dengan siklus I dan II hanya saja pada siklus ini dilakukan perbaikan ketika

pada siklus I dan II belum berhasil.

Page 60: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

44

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan

oleh penelitian untuk mengumpulkan data penelitian. Pada umumnya

penelitian berhasil apabila banyak mengunakan instrumen, sebab data yang

diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian diperoleh melalui

instrumen. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.46

Adapun instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi berisikan tentang sebuah jenis kegiatan

dan kemampuan yang diamati setiap langkah pembelajaran. Instrumen

observasi dalam penelitian ini diorientasikan untuk mengumpulkan data

tentang penerapan model pembelajaran group investigation dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi plantae pada siswa kelas

X SMA Negeri 2 Sape Bima tahun pelajaran 2016/2017 (keterlaksanaan

RPP) dengan tujuan mengetahui apakah pembelajaran sudah sesuai

dengan skenario yang telah dibuat.

46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2013), hal.102

Page 61: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

45

2. Angket Motivasi

Angket (Questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan

oleh orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesauai dengan

permintaan pengguna.47 Angket dalam penelitian ini memuat pertanyaan-

pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk memperoleh data tentang

motivasi belajar siswa sebagai pengaruh pembelajaran melalui penerapan

model group investigation. Angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket tertutup dengan lima alternatif jawaban yaitu: sangat setuju

(SS), setuju (S), kurang setuju (KR), dan tidak setuju (TS).

3. Tes Hasil Belajar

Tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, diperoleh menggunakan

tes. Yang dimana tes merupakan alat ukur yang diberikan pada individu

(responden) untuk mendapatkan jawaban-jawaban, baik secara lisan

maupun tulisan, sehingga dapat diketahui kemampuan individu/responden

yang bersangkutan.48 Adapun pendapat lain yang mengutarakan

pengertian dari tes itu sendiri yaitu tes merupakan pertanyaan atau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan atau bakat yang dimiliki individu/kelompok.49

47 Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2003), hal 23. 48

Skripsi, Sri Yulianti, penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada materi system pencernaan manusia di MTs. Al-maksun khidir NW dasan tapen kec.gerung Lombok barat tahun pelajaran 2016-7017, hal, 57. 49 Ibid. hal, 58

Page 62: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

46

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tes adalah sejumlah

pertanyaan yang diberikan kepada siswa guna untuk mendapatkan

jawaban-jawaban terhadap materi yang telah diberikan oleh guru mata

pelajaran biologi materi pokok plantae, peneliti menggunakan bentuk tes

pilihan ganda. Adapun tes ini dilaksanakan setelah melakukan kegiatan

belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran biologi dengan

menggunakan group investigation. Langkah-langkah yang dilakukan

peneliti dalam memberikan tes adalah:

a. Para siswa dibagikan tes dan kemudian diterangkan cara menjawab tes

tersebut.

b. Setelah tes selesai dijawab kemudian jawaban tersebut dikumpulkan

kepada peneliti

c. Hasil tes tersebut akan dijadikan sumber data

4. Dokumentasi, yaitu mencari mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya.50 Dokumentasi yang dimaksud disisni yaitu untuk

mengetahui letak geografis, sejarah berdirinya, dan visi misi, struktur

organisasi, keadaan, keadaan guru dan karyawan, keadaan prasarana dan

keadaan pembelajaran di kelas X SMA Negeri 2 Sape Bima.

50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hal 231.

Page 63: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

47

E. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2

Sape Bima, kelas X pada mata pelajaran biologi materi plantae dengan jumlah

siswa 23 orang. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan

kegiatan dengan menggunakan model group investigation yang sesuai dengan

RPP yang telah di rencanakan. Pada kegiatan pelaksanaan dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Mengucapkan salam dan bertanya kabar siswa

2. Guru mengajak siswa berdo’a dan membuka pelajaran

3. Guru menyiapkan kelengkapan belajar

4. Mengecek kehadiran siswa dan kebersihan kelas

5. Menginformasikan cara pembelajaran yang ditempuh

6. Menjelaskan tujuan pembelajaran

7. Melakukan apersepsi dan motivasi

8. Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa memperhatikan

lingkungan sekitar

b. Kegiatan Inti (65 Menit)

9. Guru memberikan ringkasan materi

10. Tahap 1: mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam

kelompok

Page 64: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

48

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah

topik, dan mengkategorikan saran-saran

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari

topik yang telah mereka pilih

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat heterogen

d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan

11. Tahap 2: merencanakan tugas yang akan dipelajari

a. Para siswa merencanakan bersama mengenai:

Apa yang kita pelajari?

Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa?

(pembagian tugas)

Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik

ini?

12. Tahap 3: melaksanakan investigasi

a) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan

b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya

Page 65: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

49

c) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengkalarifikasi, dan

mensistesis semua gagasan

13. Tahap 4: menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari

proyek mereka

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang mereka laporkan,

dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkordinasikan rencana-rencana presentasi

14. Tahap 5: mempresentasikan laporan akhir

a) Presentasi yang dibuat untuk seluuruh kelas dalam berbagai

macam bentuk

b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran

secara aktif

c) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya

oleh seluruh anggota

15. Tahap 6: evaluasi

a) Para siswa memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,

mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai kefektifan

pengalaman mereka.

Page 66: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

50

b) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa

c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran

paling tinggi.

c. Kegiatan Penutup (15 Menit)

16 Guru memberikan pertanyaan untuk menguji penguasaan materi

17 Guru bersama siswa menyimpulkan materi

18 Guru akan menyampaikan materi yang akan dibahas pertemuan

selanjutnya

19 Guru memberikan motivasi

20 Guru menutup pelajaran dengan membaca Alhamdalah dan

mengucapkan salam

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Saat penelitian dilakukan peneliti berperan sebagai partisipasi penuh

dalam penelitian ini artinya peneliti berperan langsung sebagai guru dalam

proses pembelajaran dikelas sekaligus sebagai observer. Dalam proses

penelitian ini, peneliti dibantu oleh 2 (dua) teman yang mempunyai peran

masing-masing yakni Sumarni sebagai pembagi soal tes dan lain-lain, dan

Nuraya yang berperan sebagai dokumentasi seperti memotret dari awal

sampai akhir kegiatan.

Page 67: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

51

G. Analisis Data dan Refleksi

1. Analisis Data

Analisis data dalam rangka refleksi, setelah implementasi suatu

tindakan dalam perbaikan suatu siklus. PTK sebagai keseluruhan dan

analisis data adalah proses penyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,

mengorganisasikan secara sistematik, dan rasional untuk menampilkan

bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap

PTK. Dan untuk dapat menyusun jawaban dari penelitian PTK ini maka

peneliti akan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif untuk

menganalisis data-data yang tidak berkaitan dengan angka. Sedangkan

untuk menentukan persentase keberhasilan setiap tindakan yang diberikan,

baik dari implementasi metode oleh guru dan hasil observasi tingkat

kemampuan siswa memahami materi pelajaran, digunakan teknik analisis

kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik

deskriptif yakni kumpulan angka-angka yang menerangkan tentang suatu

masalah, baik yang tersusun di dalam daftar-daftar yang teratur atau

grafik-grafik, maupun yang belum. Interprestasi hasil analisis dilakukan

dengan mengikuti perkembangan hasil dari setiap tindakan, dengan

mengamati skor yang diperoleh. Indikator keberhasilan penelitian

tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari

siklus ke siklus, yang akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Page 68: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

52

a. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RRP

Data hasil observasi tentang keterlaksanaan pembelajaran

(RPP) dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

rumus presentase berikut:

% keterlaksanaan RPP = x 100%

Keterangan:

X= Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana

Y= Total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.51

Intensitas persentase keterlaksanaan pembelajaran dicocokkan

dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran.52

No. Interval Kategori 1. 80% - 100% Sangat baik 2. 60% - 69% Baik 3. 40% - 59% Cukup baik 4. 20% − 39% Kurang baik 5. < 20% Tidak baik

b. Data Motivasi Belajar Siswa

Data motivasi belajar siswa dianalisa dengan cara menghitung

skor angket masing-masing siswa, setelah itu skor angket siswa

disusun kedalam format analisa motivasi belajar siswa.

51

Skripsi, Intihabul Ummah, Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Pera Untuk Meningkatakan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas X MAN Gerung Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014, hal, 59. 52

Ibid

Page 69: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

53

Untuk menganalisis motivasi siswa secara individu yaitu

dengan rumus sebagai berikut:

% motivasi siswa perindividu = Jumlah motivasi siswa A x 100 Jumlah motivasi maksimum siswa

Data yang dipakai dalam menganalisis motivasi siswa secara

klasikal yakni, dengan rumus sebagai berikut:

P = ∑� x 100%

Keterangan:

P = Presentasi motivasi belajar siswa

∑ x = Jumlah siswa yang termotivasi

N = Jumlah sampel penelitian

Untuk menganalisa tingkat motivasi belajar siswa dengan

menggunakan interval sebagai berikut:

Tabel. 3.2 Kategori Tingkat Motivasi53

No Tingkat Motivasi Kategori 1. 80%-96% Sangat termotivasi 2. 66%-79% Termotivasi 3. 52%-65% Cukup termotivasi 4. 38%-51% Kurang termotivasi 5. 24%-37% Tidak termotivasi

Berdasarkan tabel di atas, jika tingkat motivasi belajar siswa

mencapai 80%-96% maka digolongkan kedalam kategori motivasi

53

Ibid

Page 70: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

54

belajar yang sangat tinggi, 66%-79% maka digolongkan kedalam

kategori yang termotivasi, 52%-65% maka digolongkan kedalam

kategori yang cukup termotivasi, 38%-51% maka digolongkan

kedalam kategori yang kurang motivasi, dan 24%-37% maka

digolongkan kedalam kategori yang tidak termotivasi.

c. Data Hasil Belajar

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah

tercapainya ketuntasan belajar meliputi:

1. Ketuntasan Individu

Ketuntasan belajar secara individu dikatakan tuntas apabila

siswa memperoleh nilai ≥ 65.54 Adapun menurut purwanto dalam

Ramadhan, dkk tabei interval dan kategori ketuntasan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interval dan ketuntasan individu.55

% Interval Kategori 80 – 100 Amat baik 70 – 79 Baik 60 – 69 Cukup 40 – 59 Kurang 0 – 49 Kurang sekali

54

Ernawati, Penerapan Model Pembelajaran CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (skripsi IAIN Mataram, 2011),h 41. 55

Ibid

Page 71: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

55

2. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal dinyatakan telah tercapai jika sekurang-

kurangnya ≥65% dari jumlah siswa dalam kelas bersangkutan yang

sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar individu (perorangan).

Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: � = �� x 100%

Keterangan:

P = Prensentase ketuntasan klasikal

ST = Jumlah siswa yang tuntas

Z = Banyaknya siswa yang hadir/ ikut tes.56

3. Penentuan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus berikut:

= ∑��

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑� = Jumlah nilai keseluruhan

� = Banyak siswa yang ikut tes.57

56 Sarwiji Suwandi, PeDelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah (Sukarta: Yuma

Pustaka, 2011), h.160. 57 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV Sinar Baru Algensindo, 2009), hal, 125.

Page 72: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

56

d. Refleksi

Hasil yang telah didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan

serta dianalisis. Kegiatan refleksi ini digunakan untuk merunangkan

kembali apa yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Pada setiap siklus

apabila merasakan gagal, maka peneliti mencari dugaan penyebab

kekurangan dan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada

tindakan berikutnya.

Page 73: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Seting Penelitian

a. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Sape

Status : Negeri

NSS : 301230602002

NPSN : 50204029

Akreditasi : B

Alamat Sekolah : Jln. PerkuburanUmum RaiOi Sape

Email : [email protected]

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Kabupaten : Bima

Kecamatan : Sape

Desa : Rai-Oi

Jalan : Perkuburan Umum

Page 74: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

58

Kode Pos : 84182

2. Letak Geografis SMA Negeri 2 Sape

Letak geografis SMA Negeri 2 Sape Terletak di Jalan Perkuburan

Umum, Desa Rai Oi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, dan Untuk

Lebih Jelasnya Letak Geografis SMA Negeri 2 Sape Sebagai berikut:

a. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Sungai

b. Sebelah Utara Berbatasan dengan Perkuburan Umum

c. Sebelah Timur Berbatasan dengan SDN 2 Rai Oi Sape

d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Rai Oi.58

Disamping itu juga dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan

ini SMA Negeri 2 Sape memiliki misi sebagai berikut:

a) Visi

Terwujudnya peserta didik yang beriman, bertaqwa, berakhlak

mulia, berprestasi, trampil dan berdisiplin

b) Misi SMA Negeri 2 Sape

Upaya merealisasi Visi sekolah dilakukan berbagai langkah

strategis secara umum yang tertuang dalam Misi sekolah sebagai

berikut:

1. Melaksana kegiatan yang bernuansa religius untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT/Tuhan Yang Maha

Esa.

58

Arsip Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Sape, Dokumentasi, 28 Maret 2017

Page 75: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

59

2. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih

dan menyengkan.

3. Menanamkan kedisplinan peserta didik dan warga sekolah.

4. Mengembangkan kreativitas peserta didik agar menjadi terampil dan

mandiri.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik melalui pengenalan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni agar berwawasan luas.59

c) Tujuan Pendidikan Pada SMA Negeri 2 Sape

1. Meningkatkan aktivitas keagamaan agar memiliki rasa keimanan dan

ketaqwaan terhadap Allah SWT /Tuhan Yang Maha Esa.

2. Terbiasa hidup rukun, damai, harmonis, toleransi, dan setia kawan.

3. Terciptanya lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi an bersih.

4. Memiliki sikap disiplin yang tinggi.

5. Memiliki kreativitas yang tinggi melalui pengembangan bakat dan

minat peserta didik.

6. Memiliki wawasan yang luas melalui pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni sehinngga siap berkompetensi

untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Perguruan Tinggi).60

59

Papan Visi Misi SMA Negeri 2 Sape, Dokumentasi, 28 Maret 2017 60 Ibid

Page 76: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

60

3. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Sape

Dalam menunjang tercapainya pelaksanaan pendidikan yang diharapkan,

penyediaan sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar sangat

diperlukan. Dibawah ini dipaparkan keadaan sarana dan prasarana yang

tersedia di SMA Negeri 2 Sape sebagai berikut:

Tabel 4.1 Keadaan Ruangan dan Sumber Belajar di SMA Negeri 2 Sape.61

Sarana/ Ruang

Jumlah Luas (M2)

Rasio Kondisi

Kebutuhan Kondisi Riil Kurang Lebih

Ruang Kelas

8 720 20 8 12 -

Perputakaan

1 120 - 1 - -

Ruang kantor

- - 1 - 1 -

Tempat Ibadah

1 196 - - 1 -

KM/WC Guru

2 12 4 2 2 -

KM/WC Siswa

2 8 10 2 8 -

Laboratorium IPA

1 150 3 1 2 -

Ruang multi media/R.Komputer

- - 1 - 1 -

Ruang - - 1 - 1 -

61 Arsip Data Sarana & Prasarana SMA Negeri 2 Sape, Dokumentasi, 28 Maret 2017

Page 77: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

61

Kepsek

Gudang - - 1 - 1 -

Ruang Guru

- - 1 - 1 -

Ruang BP/BK

- - 1 - 1 -

Ruang Lab Bahasa

- - 1 - 1 -

Ruang Ganti

- - 1 - 1 -

Ruang Osis

- - 1 - 1 -

Ruang UKS

- - 1 - 1 -

Sarana dan prasarana pendidikan, khusunya lahan, bangunan sekolah

menggambarkan program pendidikan atau kurikulum sekolah itu sendiri.

Karena lahan, bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus

menggambarkan cita-cita dan citra masyarakat seperti halnya dinyatakan

ditujuan pendidikan. Dibawah ini dipaparkan tanah dan bangunan yang

tersedia di SMA Negeri 2 Sape sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tanah dan Bangunan SMA Negeri 2 Sape. 62

Luas

Tanah

Penggunaan

Bangunan Halaman Lap. OR Kebun Lain-Lain

2 Ha 1210 m 55 Are 40 Are 80 Are 12 Re

62

Ibid

Page 78: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

62

4. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sape

Struktur organisasi dalam sebuah lembaga pendidikan merupakan salah

satu faktor penunjang untuk mencapai tujuan yang diinginkan, keberhasilan

pendidikan tidak terlepas dari sebuah organisasi yang sudah terstuktur dengan

baik. Struktur organisasi sangat penting dalam menjalankan roda pendidikan.63

Sebagai salah satu lembaga atau organisasi, struktur organisasi ada

sebagai gambaran dari teroganisasirnya pembagian tugas dan lembaga SMA

Negeri 2 Sape. Dengan pengorganisasirnya dan perkoordinasian kerja guru

yang efektif dan efisien, tujuan pe,belajaran yang telah ditetapkan akan mudah

dicapai. Berikut struktur organisasi SMA Negeri 2 Sape Tahun Pelajaran

2015/2016 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 2 SapeTahun Pelajaran 2016/2017.64

63

Ibid 64 Papan Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sape, Dokumentasi, 28 Maret 2017

Kepala Sekolah

Drs. Arifuddin Muhammad Komite

Kepala UPTD

Muhammad Asnawi,S.Sos

Wakasek. Kurikulum

Jon Hermansyah, S.Pd, M.Pd

Wakasek. Kesiswaan

Drs. Muhammad Ali

Wakasek. Prasarana

Guntur, S.Pd

Wali Kelas

Siswa

Page 79: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

63

5. Jumlah Guru, Tenaga Kependidikan dan Keadaan Siswa

a. Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan

Guru merupakan tenaga mengajar yang berfungsi untuk

mentransfer pengetahuan membimbing, dan membina perilaku siswa.

Guru juga sangat bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses

pembelajaran, guru berkewajiban membimbing dan mengarah kearah

pencapai tujuan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan.

Tabel 4.4 Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan.65

Bidang/Mata Pelajaran (MP)

Jumlah Porsonil Per MP

Kesesuian dengan Latar Belakang Pendidikan

Keterangan Tenaga Rangkap MP Sesuai Tidak

Sesuai

Pen. Agama Islam 4 V - -

PKn 3 V - -

Bhs. Indonesia 6 V - -

Bhs. Inggris 5 V - -

Matematika 5 V - -

Fisika 3 V - -

Kimia 3 V - -

Biologi 5 V - -

Sejarah 4 V - -

Penjaskes 3 V - -

65Arsip Data Guru dan Staf SMA Negeri 2 Sape, Dokumentasi, 28 Maret 2017

Page 80: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

64

Geografi 3 V - -

Sosiologi 2 V - -

Ekonomi 4 V - -

Seni Budaya 2 - V -

TIK 3 - V -

Bhs. Arab 2 - V -

Bimbingan Konseling

4 V - -

Pustakawan/Wati - - - -

Laboraturium - - - -

61

b. Keadaan Siswa (3 Tahun Terakhir)

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik

pendidikan formal maupun informal, pendidikan formal maupun

nonformal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

Sedangkan siswa adalah kompunen masukan dalam sistem pendidikan,

yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi

manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Sebagai suatu kompunen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai

pendekatan antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan

pendekatan edukatif/ pedagogis.

Page 81: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

65

Tabel 4.5 Keadaan Siswa SMA Negeri 2 Sape.66

Tahun Pelajaran

Jumlah Siswa

Kelas I/X (%)

Kelas II/XI

(%)

Kelas III/ XII

(%) Jumlah

2004/2005 120 120

2005/2006 130 115 245

2006/2007 160 130 86 376

2007/2008 164 160 87 411

2008/2009 225 164 101 490

2009/2010 203 200 121 524

2010/2011 261 195 215 671

2011/2012 234 261 183 678

2012/2013 183 237 238 657

2013/2014 162 174 219 555

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk menerapkan model

kooperatif tipe group investigation dalam rangka meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi pokok plantae. Penelitian

ini dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, yaitu dari 27 Maret sampai dengan 24 April

2017, subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Mia (IPA) 2 semester genap

SMAN 2 Sape Bima Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 22

orang. Pada penelitian ini, data keterlakasanaan RPP dalam proses pembelajaran

66

Ibid

Page 82: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

66

diperoleh dari lembar observasi sedangkan data dari hasil belajar siswa

diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus, dan data

untuk mengetahui motivasi siswa diperoleh melalui angket yang diberikan

setelah melakukan tes.

Adapun uraian penelitian tindakan kelas pada penelitian ini sebagai

berikut:

1. Siklus 1

Proses pembelajaran pada siklus 1 dilaksnakan dalam 2 (dua) kali

pertemuan, pertemuan pertama dimulai pada hari Sabtu, 29 Maret 2017

untuk melakukan proses pembelajaran. Sedangkan pertemuan kedua dimulai

pada hari Senin, 3 Maret 2017 untuk mengisi angket motivasi belajar dan tes

hasil belajar. Setiap pertemuan memilki alokasi waktu 2x90 menit/ 3 jam

pelajaran materi yang diajarkan pada siklus 1 tentang materi plantae,

tumbuhan secara umum, klasifikasi tumbuhan dan bagian tumbuhan.

Kegiatan pada siklus 1 terdiri 4 tahapan antara lain:

a. Tahap Perencanaan (Plan)

1) Membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

melalui model kooperatif tipe group investigation.

2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar

3) Mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

Page 83: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

67

(1) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran tipe group

investigation

(2) Angket motivasi

(3) Lembar observasi hasil belajar

(4) Soal tes hasil belajar siswa

Soal tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

b. Tahap Tindakan (Act)

Setelah semua perencanaan selesai, maka dilakukan

tindakan, pada tahap ini dilakukan proses belajar mengajar dengan

berpedoman pada tahap perencanaan yang telah disusun.

Pelaksanaan pada siklus 1 dilakukan sebanyak dua kali pertemuan

dengan jumlah alokasi waktu 2 x 60 menit. Pertemuan pertama

dilakukan pada hari Sabtu, 29 Maret 2017 dari pukul 09.30-12.30

Wita dan proses pembelajaran selama 2 x 60 menit. Sedangkan

pertemuan kedua dilakukan hari Senin, 3 Maret 2017 dari pukul

09.30-12.30 Wita selama 2 x 60 menit yang digunakan untuk

evaluasi atau refleksi.

Pada pertemuan pertama guru memperkenalkan nama

kemudian meminta siswa memperhatikan lingkungan yang berada

disekolah, dengan bertujuan agar siswa termotivasi untuk

mempelajari materi tentang tumbuhan secara umum dan ciri-ciri

Page 84: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

68

tumbuhan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

/kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dan mengajukan

pertanyaan, motivasi serta menanyakan seputar materi plantae

selama 30 menit. Selanjutnya guru membagi kelompok kepada

siswa, setiap kelompok teridiri dari 3 atau 4 orang. Kemudian guru

memberikan semua materi yang didiskusikan dan siswa memilih

sendiri. Guru menjelaskan terlebih dahulu sebelum siswa

melakukan diskusi, guru disini hanya berperan sebagai fasilator.

Disini siswa yang bekerja sendiri dan guru mengingatkan siswa

untuk saling membantu, setelah selesai siswa disuruh kembali ke

tempat duduk masing-masing. Guru dan siswa mengulas kembali

materi yang didiskusikan secara bersama-sama. Guru menjelaskan

pengertian plantae, siklus reproduksi dan klasifikasi tumbuhan.

Guru memberikan evaluasi tekait materi plantae dan menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama, kemudian setelah itu guru

mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah disampaikan. Soal yang diberikan

berupa pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 20 menit.

Setelah selesai mengerjakan soal-soal guru memberikan angket

yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan tujuan mengetahui tingkat

Page 85: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

69

motivasi siswa. Setelah itu melakukan refleksi untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran. Kemudian

guru menutup pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan (Observe)

Pada kegiatan pembelajaran siklus 1, proses observasi

dilaksanakan oleh guru selama proses pembelajaran dengan

mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, lembar observasi

diisi dengan memberikan tanda centang pada rubrik/kolom yang

telah disediakan, sehingga pada siklus berikutnya tidak terjadi

kesalahan. Berikut uraian dari observasi tersebut.

1. Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus 1

Siklus Jumlah Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran yang Terlaksana

Kategori

Jumlah Persentase

1 20 17 85%

Sangat baik

Rumus Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

% keterlaksanaan RPP = x 100%

= 17

20 x 100% = 85 %

Page 86: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

70

Keterangan :

X= Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana

Y= Total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan

Berdasarkan tabel di atas dilihat pada siklus 1 jumlah langkah

yang terlaksana berjumlah 17 dengan presentase 85% dengan kategori

sangat baik. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer ketika

proses pembelajaran berlangsung selanjutnya diperbaiki pada siklus

berikutnya.

2. Data Hasil Motivasi Siswa

Tabel 4.7 Data Motivasi Siswa Siklus 1

Nama Siswa Angket

Siklus

Skor Presentase Kategori (1) (2) (3) (4) (5) 1. Akbar 75 79% Termotivasi 2. Ardiansyah 75 79% Termotivasi 3. Arif munawar 64 65% Cukup termotivasi 4. Aditias maryadin 72 79% Termotivasi 5. Abdul rahman 72 79% Termotivasi 6. Adi marnudin 73 79% Termotivasi 7. Astiti afriani 75 78% Termotivasi 8. Hasbin salam 80 96% Sangat termotivasi 9. Fitri purnamasari 69 76% Termotivasi 10. Fajrul iksan 63 65% Cukup termotivasi 11. Fitrah malik 70 79% Termotivasi 12. Fikriadin fulka 67 79% Termotivasi 13. Imam kusuma 70 79% Termotivasi 14. Ivan rusalam 71 79% Termotivasi 15. Kamila muvidah 83 96% Sangat termotivasi

Page 87: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

71

16. Lilis anggriani 82 96% Sangat termotivasi 17. Musliadin 83 96% Sangat termotivasi 18. Muh. Faujar 69 79% Termotivasi 19. Muhlis yaswil 74 79% Termotivasi 20. Nanda pratama P 83 96% Sangat termotivasi 21. Sri lisba dewi 83 96% Sangat termotivasi 22. Nur santi 80 96% Sangat termotivasi Jumlah 1633 Rata-rata 74,22

Rumus Rata-Rata

= ∑��

= 1633

22 = 74,22

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑� = Jumlah nilai yang diperoleh (nilai akhir)

� = Banyak siswa yang ikut tes

Tabel 4.8 Hasil Motivasi Siswa Siklus 1

No Interval Nilai Kategori Jumlah Siswa

Persentase

1. 2. 3. 4. 5.

80%-96% 66%-79% 52%-65% 38%-51% 24%-37%

Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi Kurang termotivasi Tidak termotivasi

7 13 2 - -

32% 59% 9%

Jumlah 22 100%

Page 88: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

72

Rumus Motivasi Secara Klasikal

P = ∑� x 100%

= 7

22x 100 % = 32%

Keterangan:

P = Presentasi motivasi belajar siswa

∑ x = Jumlah siswa yang termotivasi

N = Jumlah sampel penelitian

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah

menerapkan model kooperatif tipe group investigation pada siklus 1,

motivasi siswa cukup baik. Dari 22 siswa yang hadir, presentase siswa

yang cukup termotivasi mencapai 9%, yang berjumlah 2 siswa, siswa

yang termotivasi 59% yang berjumlah 13 siswa, dan siswa yang

sangat termotivasi 32% yang berjumlah 7 siswa dengan memperoleh

nilai rata-rata 74,72.

3. Data Hasil Belajar Siswa

Adapun hasil evaluasi tes hasil belajar pada silkus 1 dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Page 89: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

73

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Hasil Belajar

Nama Siswa Ketuntasan Belajar

Nilai Tuntas Tidak Tuntas (1) (2) (3) (4) (5) 1. Akbar 50 √ 2. Ardiansyah 50 √ 3. Arif munawar 60 √ 4. Aditias maryadin 40 √ 5. Abdul rahman 40 √ 6. Adi marnudin 50 √ 7. Astiti afriani 50 √ 8. Hasbin salam 70 √ 9. Fitri purnamasari 60 √ 10. Fajrul iksan 30 √ 11. Fitrah malik 30 √ 12. Fikriadin fulka 30 √ 13. Imam kusuma 50 √ 14. Ivan rusalam 50 √ 15. Kamila muvidah 70 √ 16. Lilis anggriani 70 √ 17. Musliadin 70 √ 18. Muh. Faujar 50 √ 19. Muhlis yaswil 30 √ 20. Nanda pratama P 80 √ 21. Sri lisba dewi 80 √ 22. Nur santi 70 √ Jumlah 1230

1) Rumus Rata-Rata

= ∑��

= 1230

22 = 55,90

Page 90: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

74

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑� = Jumlah nilai keseluruhan � = Banyak siswa yang ikut tes

2) Rumus Ketuntasan Klasikal

� = �� x 100%

= 7

2 x 100 % = 31,81%

Keterangan:

P = Prensentase ketuntasan klasikal

ST = Jumlah Siswa yang tuntas

Z = Banyaknya siswa yang hadir/ ikut tes

Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Interval Nilai

Kategori Jumlah Siswa Presentase

1 60-100 Tuntas 7 31,81%

2 0-59 Tidak tuntas 15 68,18% Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel evaluasi tes hasil belajar di atas, dapat

diketahui bahwa hasil belajar siswa sangat rendah, dilihat dari total

skor hasil belajar siswa 1230 dengan nilai rata-rata 55,90%.

Sedangkan presentase ketuntasan klasikal mencapai 31,81% dengan 7

Page 91: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

75

orang tuntas dan 15 tidak tuntas dari 22 siswa yang mengikuti

evaluasi. Karena pada siklus 1 belum mencapai ketuntasan hasil

belajar yang telah ditetapkan yaitu minimal 65% siswa memperoleh

nilai ≥ dari 65, sehingga penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke

siklus II untuk melakukan perbaikan hasil evalusi belajar yang masih

kurang.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan di akhir pembelajaran siklus I dengan

tujuan untuk memberikan gambaran tentang kekurangan-kekurangan

seperti masih main-main saat berdiskusi, nilai hasil belajar dan

motivasi siswa yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I,

kemudian dijadikan sebagai pedoman untuk memperbaiki pelaksanaan

tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun perbaikan-

perbaikan yang dilakukan antara lain:

No Refleksi Solusi

1. Sebagian besar siswa tidak mempunyai buku paket

b. Guru menyiapkan bahan bacaan/materi untuk diberikan kepada siswa masing-masing siswa.

2. Antusiasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih kurang

a. Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa senang mengikuti pembelajaran

b. Memberikan pelajaran yang menyenangkan agar siswa senang melakukan pembelajaran sepeti tanya

Page 92: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

76

jawab 3. Siswa kurang

memperhatikan penjelasan guru

a. Berhenti dari aktivitas menerangkan pelajaran akan membuat kelas bertanya-tanya dan mencari tahu apa penyebabnya

b. Guru bisa memandang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan tadi untuk memberikan isyarat bahwa guru sedang menunggu mereka untuk melajutkan menjelaskan pelajaran

4. Siswa masih ribut pada saat diskusi kelompok, serta kurangnya keaktifan siswa bertanya dan mengemukakan pendapat

a. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani mengemukakan pendapat agar siswa berani mengajukan pertanyaan mengenai materi yang didiskusikan

b. Menciptakan suasana belajar yang tenang dan menyenangkan bagi siswa pada saat proses pembelajaran

2. Siklus II

Kegiatan pada siklus II terdiri dari 4 tahapan antara lain:

a. Tahap Perencanaan

1. Membuat skenario pembelajaran

2. Menyiapkan ringkasan materi

3. Mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

(1) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran tipe group

investigation

Page 93: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

77

(2) Angket motivasi

(3) Lembar observasi hasil belajar

(4) Soal tes hasil belajar siswa

Soal tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan

siklus II hampir sama dengan siklus I yang tentunya sesuaikan dengan

perbaikan yang telah direncanakan pada akhir siklus I. Pelaksanaan

siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu selama 4x45 menit

selama (4 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu,

6 April 2017 untuk melakukan proses pembelajaran, sedangkan

pertemuan ke dua hari Sabtu, 9 April 2017 untuk melakukan evaluasi

dan refleksi.

Pada pertemuan pertama guru memotivasi siswa dengan

menggunakan tanya jawab untuk mempelajari materi tentang siklus

tumbuhan paku dan ciri-ciri tumbuhan. Selanjutnya guru menyampaikan

tujuan pembelajaran /kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa

dan mengajukan pertanyaan, motivasi serta menanyakan seputar materi

plantae selama 30 menit. Selanjutnya guru membagi kelompok kepada

siswa, setiap kelompok teridiri dari 3 atau 4 orang. Kemudian guru

Page 94: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

78

memberikan semua materi yang didiskusikan dan siswa akan memilih

sendiri. Guru menjelaskan terlebih dahulu sebelum siswa melakukan

diskusi, guru disini hanya berperan sebagai fasilator. Disini siswa yang

bekerja sendiri dan guru mengingatkan siswa untuk saling membantu,

setelah selesai siswa disuruh kembali ke tempat duduk masing-masing.

Guru dan siswa mengulas kembali materi yang didiskusikan secara

bersama-sama. Guru menjelaskan materi yang telah dibahas. Guru

memberikan evaluasi tekait materi plantae dan menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama, kemudian setelah itu guru

mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah disampaikan. Soal yang diberikan berupa

pilihan ganda yang dikerjakan dalam waktu 20 menit. Setelah selesai

mengerjakan soal-soal guru memberikan angket yang terdiri dari 20

pertanyaan dengan tujuan mengetahui tingkat motivasi siswa, setelah

guru melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru menutup

pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Pada kegiatan pembelajaran siklus 1 belum berhasil maka

dilanjutkan dengan siklus II, proses observasi dilaksanakan oleh guru

Page 95: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

79

sealama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang

telah disiapkan, lembar observasi diisi dengan memberikan tanda

centang pada rubrik/kolom yang telah disediakan, sehingga pada siklus

berikutnya tidak terjadi kesalahan. Berikut uraian dari observasi

tersebut.

1. Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Tabel 4.11 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus II

Siklus Jumlah Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran yang Terlaksana

Kategori

Jumlah Persentase

II 20 19 95%

Sangat baik

Rumus Keterlaksanaan RPP

% keterlaksanaan RPP = x 100%

= 19

20x 100 % = 95%

Berdasarkan tabel di atas dilihat pada siklus II jumlah langkah

yang terlaksana berjumlah 19 dengan presentase 95% sehingga

disimpulkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan pada siklus I.

Page 96: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

80

2. Data Hasil Motivasi Siswa

Tabel 4.12 Data Hasil Motivasi Siswa Siklus II Nama Siswa Angket

Siklus

Skor Presentase Kategori (1) (2) (3) (4) (5) 1. Akbar 75 79% Termotivasi 2. Ardiansyah 85 96% Sangat termotivasi 3. Arif munawar 75 79% Termotivasi 4. Aditias maryadin 80 96% Sangat termotivasi 5. Abdul rahman 87 96% Sangat termotivasi 6. Adi marnudin 83 96% Sangat termotivasi 7. Astiti afriani 75 78% Termotivasi 8. Hasbin salam 87 96% Sangat termotivasi 9. Fitri purnamasari 69 76% Termotivasi 10. Fajrul iksan 63 65% Cukup termotivasi 11. Fitrah malik 70 79% Termotivasi 12. Fikriadin fulka 86 79% Sangat termotivasi 13. Imam kusuma 70 79% Termotivasi 14. Ivan rusalam 71 79% Termotivasi 15. Kamila muvidah 83 96% Sangat termotivasi 16. Lilis anggriani 85 96% Sangat termotivasi 17. Musliadin 85 96% Sangat termotivasi 18. Muh. Faujar 72 79% Termotivasi 19. Muhlis yaswil 75 79% Termotivasi 20. Nanda pratama P 90 96% Sangat termotivasi 21. Sri lisba dewi 87 96% Sangat termotivasi 22. Nur santi 85 96% Sangat termotivasi Jumlah 1738 Rata-rata 79

Rumus Nilai Rata-Rata

= ∑��

= 1738

22 = 79

Page 97: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

81

Tabel 4.13 Hasil Motivasi Siswa Siklus II

No Interval Nilai Kategori Jumlah Siswa

Persentase

1. 2. 3. 4. 5.

80%-96% 66%-79% 52%-65% 38%-51% 24%-37%

Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi Kurang termotivasi Tidak termotivasi

12 9 1 - -

55% 41% 4%

Jumlah 22 100% Rumus Motivasi Secara Klasikal

P = ∑� x 100%

= 12

22x 100 % = 55%

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat presentase siswa yang

cukup termotivasi 4% yang berjumlah 1 orang, untuk siswa yang

termotivasi 41% yang berjumlah 9 orang dan untuk siswa yang sangat

termotivasi 55% yang berjumlah 12 orang dari 22 siswa yang ikut tes.

Sedangkan nilai rata-rata motivasi siswa meningkat 79 sehingga nilai

presentse siswa dapat dikatakan meningkat dari siklus I.

3. Data Hasil Belajar Siswa

Adapun hasil evaluasi tes hasil belajar pada silkus II dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Page 98: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

82

Tabel 4.14 Hasil Evaluasi Hasil Belajar II

Nama Siswa Ketuntasan Belajar

Nilai Tuntas Tidak Tuntas (1) (2) (3) (4) (5) 1. Akbar 50 √ 2. Ardiansyah 70 √ 3. Arif munawar 80 √ 4. Aditias maryadin 70 √ 5. Abdul rahman 50 √ 6. Adi marnudin 60 √ 7. Astiti afriani 70 √ 8. Hasbin salam 70 √ 9. Fitri purnamasari 60 √ 10. Fajrul iksan 50 √ 11. Fitrah malik 70 √ 12. Fikriadin fulka 60 √ 13. Imam kusuma 60 √ 14. Ivan rusalam 50 √ 15. Kamila muvidah 80 √ 16. Lilis anggriani 90 √ 17. Musliadin 80 √ 18. Muh. Faujar 50 √ 19. Muhlis yaswil 60 √ 20. Nanda pratama P 100 √ 21. Sri lisba dewi 100 √ 22. Nur santi 100 √ Jumlah 1530

1) Rumus Rata-Rata

R = ∑�

= 1530

22 = 69,54

Page 99: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

83

2) Rumus Ketuntasan Klasikal

� = � x 100%

= 7

2 x 100 % = 31,81%

Tabel 4.15 Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Interval Nilai Kategori Jumlah Siswa Presentase 1 60-100 Tuntas 12 54,55% 2 0-59 Tidak tuntas 10 45,45% Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel evaluasi tes hasil belajar di atas, dapat diketahui

bahwa hasil belajar siswa baik, dilihat dari jumlah hasil belajar siswa

1530 dengan nilai rata-rata 69,54%. Presentase siswa yang tuntas 54,55%

yang berjumlah 12 orang. Karena pada siklus pada siklus II mencapai

ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu minimal 65% siswa memperoleh

nilai ≥ dari 65, maka penelitian tindakan kelas ini disempurnakan pada

siklus III.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan di akhir pembelajaran siklus II dengan

tujuan untuk memberikan gambaran tentang kekurangan-kekurangan

seperti motivasi dan nilai hasil belajar siswa yang ditemukan pada

pelaksanaan tindakan siklus II, kemudian dijadikan sebagai pedoman

Page 100: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

84

untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus

berikutnya. Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain:

No Refleksi Solusi

1. Sebagian besar siswa tidak mempunyai buku paket

a. Guru menyiapkan bahan bacaan/materi untuk diberikan kepada siswa masing-masing siswa.

2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru

a. Berhenti dari aktivitas menerangkan pelajaran akan membuat kelas bertanya-tanya dan mencari tahu apa penyebabnya

b. Guru bisa memandang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan tadi untuk memberikan isyarat bahwa guru sedang menunggu mereka untuk melajutkan menjelaskan pelajaran

3. Siswa masih ribut pada saat diskusi kelompok, serta kurangnya keaktifan siswa bertanya dan mengemukakan pendapat

a. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani mengemukakan pendapat agar siswa berani mengajukan pertanyaan mengenai materi yang didiskusikan

b. Menciptakan suasana belajar yang tenang dan menyenangkan bagi siswa pada saat proses pembelajaran

3. Siklus III

Proses pembelajaran pada siklus III sama seperti siklus I dan II

yaitu berlangsung dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dimulai

Page 101: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

85

pada hari Senin, 11 April 2017 sedangkan pertmuan kedua dimulai pada

hari Rabu, 13 April 2017. Adapun materi yang dibahas pada siklus III

adalah tumbuhan berbiji, sedangkan evaluasi pembelajaran dan

pemberian angket dilakukan akhir siklus ini. Kegiatan pada siklus III

terdiri 4 tahapan, yaitu:

a. Tahap Perencanaan

1. Membuat skenario pembelajaran

2. Menyiapkan ringkasan materi

3. Mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

(1) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran tipe group

investigation

(2) Angket motivasi

(3) Lembar observasi hasil belajar

(4) Soal tes hasil belajar siswa

Soal tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus III dilaksnakan dengan

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan

siklus III hampir sama dengan siklus I dan II yang tentunya sesuaikan

dengan perbaikan yang telah direncanakan pada akhir siklus II.

Page 102: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

86

Pelaksanaan siklus III dilakukan dalam dua kali pertemuan

yaitu selama 4x45 menit selama (4 jam pelajaran). Pertemuan

pertama dilakukan pada hari Senin, 11 April 2017 untuk melakukan

proses pembelajaran, sedangkan pertemuan kedua hari Rabu, 13 April

2017 untuk melakukan evaluasi dan refleksi. Pelaksanaan tes hasil

belajar dan motivasi siswa seperti pada siklus I dan II yaitu oleh guru

mata pelajaran (peneliti) dan teman sejawat. Dilihat dari hasil belajar

siswa dan motivasi siswa semakin meningkat pada siklus III jika

dibandingkan dengan siklus I dan II menunjukan perubahan yang

semakin baik.

c. Tahap Observasi

1. Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Tabel 4.16 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Siklus III

Siklus Jumlah Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran yang Terlaksana

Kategori

Jumlah Persentase

II 20 20 100 %

Sangat baik

Rumus Keterlaksanaan RPP

% keterlaksanaan RPP = x 100%

= 20

20 x 100% = 100 %

Page 103: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

87

Berdasarkan tabel di atas dilihat pada siklus II jumlah langkah

yang terlaksana berjumlah 20 dengan presentase 100% sehingga

disimpulkan bahwa pada siklus III terjadi peningkatan pada siklus II dan

tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya.

2. Data Hasil Motivasi Siswa

Tabel 4.17 Data Motivasi Siswa Siklus III Nama Siswa Angket

Siklus

Skor Presentase Kategori (1) (2) (3) (4) (5) 1. Akbar 90 96% Sangat ermotivasi 2. Ardiansyah 85 96% Sangat termotivasi 3. Arif munawar 75 79% Termotivasi 4. Aditias maryadin 85 96% Sangat termotivasi 5. Abdul rahman 87 96% Sangat termotivasi 6. Adi marnudin 90 96% Sangat termotivasi 7. Astiti afriani 89 78% Sangat termotivasi 8. Hasbin salam 92 96% Sangat termotivasi 9. Fitri purnamasari 84 96% Sangat termotivasi 10. Fajrul iksan 75 79% Termotivasi 11. Fitrah malik 87 96% Sangat termotivasi 12. Fikriadin fulka 86 96% Sangat termotivasi 13. Imam kusuma 93 96% Sangat termotivasi 14. Ivan rusalam 75 79% Termotivasi 15. Kamila muvidah 86 96% Sangat termotivasi 16. Lilis anggriani 90 96% Sangat termotivasi 17. Musliadin 92 96% Sangat termotivasi 18. Muh. Faujar 85 96% Sangat termotivasi 19. Muhlis yaswil 75 79% Termotivasi 20. Nanda pratama P 95 96% Sangat termotivasi 21. Sri lisba dewi 95 96% Sangat termotivasi 22. Nur santi 92 96% Sangat termotivasi Jumlah 1898 Rata-rata 86,27

Page 104: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

88

Rumus Rata-Rata

= ∑�

= 1898

22 = 86,27

Tabel 4.18 Hasil Motivasi Siswa Siklus III

No Interval Nilai Kategori Jumlah Siswa

Persentase

1. 2. 3. 4. 5.

80%-96% 66%-79% 52%-65% 38%-51% 24%-37%

Sangat termotivasi Termotivasi Cukup termotivasi Kurang termotivasi Tidak termotivasi

18 4 - - -

82% 18%

Jumlah 22 100%

Rumus Motivasi Secara Klasikal

P = ∑� x 100%

= 18

22x 100% = 82%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan presentase

motivasi siswa pada siklus III dengan model kooperatif tipe group

investigation. Presentase siswa yang cukup termotivasi tidak ada, untuk

siswa yang termasuk termotivasi 46% yang berjumlah 4 orang dan

siswa yang termasuk presentase sangat termotivasi 54% yang berjumlah

18 orang.

Page 105: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

89

3. Data Hasil Belajar Siswa

Adapun hasil evaluasi tes hasil belajar pada silkus III dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.19 Hasil Evaluasi Hasil Belajar

Nama Siswa Ketuntasan Belajar

Nilai Tuntas Tidak Tuntas (1) (2) (3) (4) (5) 1. Akbar 67 √ 2. Ardiansyah 90 √ 3. Arif munawar 80 √

4r. 4 4. Aditias maryadin 80 √ 5. Abdul rahman 70 √ 6. Adi marnudin 90 √ 7. Astiti afriani 85 √ 8. Hasbin salam 100 √ 9. Fitri purnamasari 80 √ 10. Fajrul iksan 85 √ 11. Fitrah malik 80 √ 12. Fikriadin fulka 80 √ 13. Imam kusuma 83 √ 14. Ivan rusalam 79 √ 15. Kamila muvidah 100 √ 16. Lilis anggriani 100 √ 17. Musliadin 100 √ 18. Muh. Faujar 78 √ 19. Muhlis yaswil 80 √ 20. Nanda pratama P 100 √ 21. Sri lisba dewi 100 √ 22. Nur santi 100 √ Total skor 1907

Page 106: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

90

1) Rumus Rata-Rata

= ∑�

= 1907

22 = 86,68

2) Rumus Ketuntasan Klasikal

� = �� x 100%

= 22

22 x 100% = 100%

Tabel 4.20 Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Interval Nilai Kategori Jumlah siswa Presentase 1 60-100 Tuntas 22 100% 2 0-59 Tidak tuntas - Jumlah 22 100%

Rumus Motivasi Secara Klasikal

P = ∑� x 100%

= 22

22x 100% = 100%

Berdasarkan hasil observasi pada siklus III, maka dapat dikatakan

penelitian telah berhasil dengan tercapai target yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran pada siklus III lebih baik dari pada siklus

sebelumnya dan peneliti ini menghentikan penelitian.

Page 107: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

91

C. Pembahasan

Peningkatan rerata persentase motivasi belajar Plantae dari

siklus I sebesar 32%, siklus II menjadi 55%, dan siklus III menjadi 82%

dikarenakan pembelajaran model Group Investigation memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menentukan peraturan presentasi dan

membuat presentasi laporan akhir sesuai dengan kreativitasnya. Simsek

menyatakan bahwa model Group Investigation memberikan ruang

kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan prestasi siswa

melalui berpartisipasi aktif dalam mencapai indikator kompetensi.

Peningkatan motivasi belajar Plantae siswa X MIA (IPA) 2 tidak lepas

dari pengaruh lingkungan dan adanya persaingan yang memotivasi siswa

untuk berprestasi sesuai dengan Malik yang menyatakan siswa puas

mengikuti pembelajaran ditunjukkan dengan perasaan gembira sehingga

menimbulkan sikap positif siswa selama pembelajaran.67

Keseimbangan 5 indikator motivasi belajar Plantae siswa X

MIA (IPA) 2 dipengaruhi oleh pemberian stimulus yang baik pada awal

pembelajaran. Pemberian stimulus yang tepat di awal pembelajaran

memberikan pengaruh besar terhadap indikator motivasi belajar Plantae

67 Shabrina Hibatul Wafi, 2016, dalam Judul Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Plantae Pada Siswa Kelas X Mia 1 SMA Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri Tahun pelajaran 2015/2016, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran.Volume 8 No. 2, Februari 2016, (Malang, Shabrina Hibatul Wafi ) hal 3. 67 Danial, 2010, group investigation Tahun Pelajaran 2015, hal 1.

Page 108: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

92

siswa. Model Group Investigation menantang kemampuan siswa dan

memberikan kepuasan kepada siswa untuk menemukan pengetahuan baru

sehingga mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran model Group Investigation menurut

Hosseini mampu menarik perhatian dan kepuasan siswa terhadap hasil

belajarnya sehingga motivasi belajar siswa menjadi meningkat.68

Pembelajaran dengan model Group Investigation mampu

meningkatkan ketuntasan klasikal hasil belajar Plantae ranah kognitif

siswa X MIA (IPA) 2 dari siklus I sampai dengan siklus III. Peningkatan

pada siklus I sebesar 31,81%, siklus II menjadi 54,55%, dan siklus III

menjadi 100%. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dipengaruhi oleh

partisipasi siswa dalam melaksanakan tahap-tahap model Group

Investigation. Menurut Damini & Surian tahap-tahap model Group

Investigation memberikan peluang bagi siswa untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam pembelajaran.69

Peningkatan hasil belajar Pantae ranah kognitif siswa X MIA (IPA) 2

dipengaruhi keaktifan dan berpikir tingkat tinggi siswa pada saat

berdiskusi. Pada tahap evaluasi siswa diajak oleh guru untuk menarik

simpulan materi yang dipelajari. Hasil dari diskusi ditambah dengan hasil

evaluasi membuat pemahaman materi yang didapatkan oleh siswa

68

Ibid 69

Ibid

Page 109: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

93

semakin meningkat. Pembelajaran dengan model Group Investigation

menuntut siswa untuk aktif dan berpikir tingkat tinggi.

Setiap tahapan Group Investigation mengandung cara-cara

yang dapat meningkatkan motivasi siswa selama kegiatan pembelajaran

biologi. Model pembelajaran group investigation memberikan kebebasan

bagi siswa X MIA (IPA) 2 untuk merancang sendiri. Pembelajaran bologi

yang dikaitkan langsung dengan lingkungan sehari-hari siswa menjaadi

stimulus bagi siswa untuk menumbuhkan perhatiannya. Perhatian siswa

muncul karena rasa ingin tahu yang dimiliki siswa. Rasa ingin tahu yang

dimiliki siswa X MIA 2 menimbulkan perhatian yang dapat memotivasi

untuk memulai tindakan. Motivasi memberikan pengaruh besar terhadap

perilaku dan hasil belajar siswa karena motivasi mendorong semangat

dan ketekunan belajar. Peningkatan motivasi belajar siswa X MIA 2 juga

diikuti oleh meningkatnya hasil belajar ranah kognitif. Siswa X MIA 2

memiliki motivasi belajar yang berarti memiliki energi yang tinggi pula

untuk mendorong siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

akhirnya berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Menurut Listiana

group investigation merupakan model pembelajaran berpotensi

memperdayakan keterampilan berpikir dan memotivasi siswa terlibat

aktif dalam proses pembelajaran.70

70

Ibid

Page 110: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

94

Permasalahan saat meneliti yang pertama kemandrian dan kerja

kelompok siswa MIA 2 pada saat pembelajaran biologi dengan model

kooperatif tipe group investigation belum terlihat dan siswa masih menyontek

lembar soal teman pada saat tes akhir siklus. Damini & Surian yang

menyatakan model Group Investigation mengajarkan siswa untuk bekerja

mandiri bersama kelompoknya dan bertanggung jawab atas tugas saat

perencanaan investigasi.71 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat

Ketika siswa belum memperlihatkan kemandirian dan bekerja secara

kelompok guru harus memberikan bimbingan pada saat perencanaan

investigasi, pelaksanaan investigasi, persiapan laporan akhir, dan

menanamkan sifat mandiri sehingga siswa dapat bekerja mandiri dan

kelompok.

Permasalahan kedua yang ditemukan saat penelitian, yaitu ketuntasan

klasikal hasil belajar Plantae ranah kognitif meningkat pada siklus 31,81%

dan siklus II menjadi 54,55%. Ketuntasan klasikal hasil belajar Plantae pada

siklus I dan II masih belum memenuhi ketuntasan klasikal yang seharusnya,

yaitu 70%. Penyebab belum tercapainya ketuntasan belajar ranah kognitif

siswa karena kurangnya pemahaman siswa. Sehingga pemahaman siswa

kurang disebabkan saat pelaksanaan investigasi tidak memperhatikan

penjelasan guru dan main-main saat proses pembelajaran. Pembelajaran

71

Ibid

Page 111: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

95

model Group Investigation menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain

agar komunikasi berjalan lancar.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di kelas X MIA (IPA) 2

diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

Biologi siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa adalah penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu model

Group Investigation. Group Investigation merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang membuat siswa terlibat aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Crosby & Owens Hosseini

dan Simsek mengemukakan bahwa model Group Investigation memiliki

tahap-tahap pembelajaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan, dan siswa dapat terlibat langsung memperoleh pengetahuan baru.

Model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan motivasi,

keaktifan, dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Sharan

menyatakan bahwa keunggulan pembelajaran Biologi dengan model Group

Investigation, yaitu siswa diberikan kesempatan untuk menentukan topik yang

dipelajari, siswa dapat berinteraksi dengan anggota kelompoknya, dan siswa

diajarkan mandiri.72

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I, II dan III dapat

dinyatakan bahwa pembelajaran Biologi menggunakan model kooperatif

tipe group investigation dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar 72

Page 112: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

96

siswa kelas X pada materi plantae, hal ini disebabkan karena dari siklus

ke siklus telah terjadi kemajuan siswa baik dari segi pengetahuan,

kecakapan dan keterampilannya. Seperti yang dijelaskan tentang hasil

belajar itu sendiri yaitu “perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.73

Dalam proses penelitian, sebelum melaksanakan pembelajaran

pada siklus I, terlebih dahulu telah disusun perencanaan pelaksanaan

pembelajaran sebagai langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru

dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu peneliti juga membuat

lembar observasi keterlaksanaan RPP, motivasi siswa dan tes hasil

evaluasi hasil belajar siswa sebagai alat untuk menilai siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengukur penguasaan siswa

dalam materi plantae, peneliti menyiapkan alat evaluasi berupa soal

pilihan ganda sebanyak 25 nomor, angket berjumlah 20 nomor dan

keterlaksanaan RPP 20 nomor juga.

Penelitian ini dilaksanakan sesuai prosedur penelitian tindakan

kelas yang teridiri dari 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali

pertemuan (4 pelajaran ), pertemuan pertama untuk proses pembelajaran

sedangkan pertemuan kedua untuk evaluasi dan refleksi. Evaluasi

dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi

yang sudah dijelaskan, sedangkan refleksi dilaksanakan untuk 73 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2009), hal 44

Page 113: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

97

mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses

pembelajaran, sehingga pada siklus berikut akan melakukan perbaikan.

Bedasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai III, terlihat

terjadinya peningkatan mulai dari keterlaksanaan RPP, motivasi siswa

sampai evaluasi hasil belajar. Analisis presentase keterlaksanaan RPP

pada siklus I mencapai 85%, siklus II mencapai 95% sedangkan siklus III

mencapai 100%. Peningkatakan pada tiap siklus tidak lepas dari bantuan

para observer yang selalu mengingatkan peneliti agar kegiatan

pembelajaran yang belum terlaksana pada siklus sebelumnya dapat

dilaksana pada siklus selanjutnya.

Pencapaian hasil belajar tidak terlepas dari motivasi siswa, karena

motivasi merupakan hal penting dalam memelihara dan mengembangkan

sumber daya yang dimiliki oleh siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai

suatu upaya untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada

pencapaian suatu tujuan tertentu.74 Motivasi dapat berasal dari diri siswa

maupun dari orang-orang yang berada disekitarnya dan juga

lingkungannya.

Memahami motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam

proses pembelajaran, maka dalam penelitian banyak hal yang dilakukan

oleh peneliti selaku guru untuk memotivasi siswa dalam kegiatan

74 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Pustaka Bani Quraisi,

2004), hal 64.

Page 114: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

98

pembelajaran, yang utama adalah menerapkan model kooperatif tipe

group investigation. Dengan model ini salah satu model yang

menyenangkan, siswa banyak mendapatkan pengalaman baru seperti

belajar kelompok melakukan diskusi, siswa bisa bertukar pendapat,

belajar berkomunikasi baik dengan teman ataupun guru, bisa belajar

menghargai pendapat orang lain dan Meningkatkan partisipasi dalam

membuat suatu keputusan.

Diawal pembelajaran guru selalu memunculkan sesuatu yang tidak

diduga oleh siswa, hal ini menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga

termotivasi untuk melakukan pembelajaran. Selain itu guru memberikan

pernyataan penghargaan secara verbal bagi siswa. Menurut Hamzah B

Uno pernyataan verbal terdapat perilaku yang baik atau hasil belajar

siswa yang baik merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.75

Peningkatan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari

kelebihan tipe group investigation, yang mendeskripsikan beberapa

kelebihan dari tipe group investigation, yaitu sebagai berikut: secara

pribadi dan secara sosial/ kelompok

1. Kelebihan secara pribadi, dilihat dalam proses belajarnya dapat

bekerja secara bebas, rasa percaya diri dapat meningkat, dapat

75 Hamzah B Uno, Motivasi Belajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hal, 23.

Page 115: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

99

belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah dan memberi

semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif

2. Secara sosial/ kelompok, meningkatkan belajar bekerja sama, belajar

berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru, belajar

berkomunikasi baik secara sistematis, belajar menghargai pendapat

orang lain dan meningkatkan partisipasi dalam membuat keputusan.76

Peningkatan motivasi belajar juga tidak terlepas juga dari hasil

analisis tiap siklusnya dengan kenaikan presentase kategori motivasi

siswa yaitu kategori motivasi dan sangat motivasi. Pada siklus I terdapat

7 orang yang sangat termotivasi dan 13 orang yang termotivasi dengan

presentase 32% dan 59% dengan nilai rata-rata 74,72, pada siklus II yang

kategori sangat termotivasi 12 orang dan termotivasi 9 orang dengan

presentase 55% dan 41% dengan nilai rata-rata 79 dan pada siklus III 18

orang yang sangat termotivasi dan 4 termotivasi dengan presentase 82%

dan 18% dengan nilai rata-rata 86,27.

Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah

tidak dapat memenuhi kebutuhannya tampa bantuan orang lain, baik

kebutuhan biologis maupun kebutuhan lainnya.77 Berhubung dengan

pernyataan yang dikemukakan oleh Hamzah B Uno di atas motivasi juga

berasal dari diri siswa, karena adanya kebutuhan untuk memperoleh nilai

76 Setiawan, Model-Model Pembelajaran ( Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2006), Hal, 9. 77

Hamzah B Uno, Motivasi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara,2014), hal 1.

Page 116: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

100

yang tinggi, dan memperoleh prestasi yang baik, sehingga siswa sangat

tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe group investigation.

Data analisis peningkatan motivasi diperkuat dengan pernyataan

beberapa orang siswa yang mengaku senang dan bersemangat mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group

investigation. Dengan adanya diskusi kelompok membantu siswa dalam

menyelesaikan permasalahan secara bersama dan melatih siswa untuk

menghargai pendapat teman. Mereka juga menyatakan pemberian hadiah

memacu mereka untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pembelajaran.78

Berdasarkan presentase dan pernyataan siswa di atas, dapat dinyatakan

siswa kelas X Mia (IPA) SMAN 2 Sape mengalami peningkatkan

motivasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran group

investigation.

Motivasi belajar dan hasil belajar siswa memiliki hubungan yang

sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Motivasi merupakan salah satu

faktor dalam tercapainya hasil belajar. Sesuai dengan pernyataan

Daryanto bahwa ada tiga faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar

siswa yaitu faktor jasmani, faktor kelelahan dan faktor psikilogis. Faktor

psiklogis yang mempengaruhi hasil belajar adalah intelegensi, perhatian,

78

Lisba Dkk, (Siswa Kelas X Mia SMAN 2 Sape), Wawancara Rabu, 13 April, Pukul 11.00 Wita

Page 117: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

101

minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.79 Sehingga untuk

mendapatkan hasil belajar yang diinginkan, sangat perlu memberikan

motivasi yang maksimal pada siswa. Semakin besar motivasi yang

diberikan maka semakin tinggi pula hasil belajar yang didapatkan oleh

siswa.

Hasil belajar siswa pada penelitian ini mengalami peningkatan,

terlihat dari data hasil analisis hasil belajar siswa setiap siklusnya. Pada

siklus I banyak siswa yang ikut tes berjumlah 22 orang. Perolehan skor

1230 dengan nilai rata-rata 55,90 dengan nilai terendah 30 dan tertinggi

80, pada siklus ini terdapat siswa yang tuntas 7 dan sisanya tidak tuntas

orang dengan ketuntasan klasikal 31,81%. Hal tersebut belum mencapai

ketuntasan yang telah ditetapkan. Tidak tercapainya kriteria ketuntasan

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagian siswa tidak

mempunyai buku paket, antusiasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran masih kurang, terlihat dari beberapa siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran berlangsung dan

siswa masih ribut pada saat diskusi kelompok, serta masih kurangnya

keaktifan siswa bertanya dan belum berani mengeluarkan pendapatnya.

Pada siklus II siswa yang mengikuti tes berjumlah 22 orang, jumlah total

skor 1530 dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,54. Siswa yang

tuntas 12 orang dan 10 orang tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal 79 Daryanto, Belajar dan Mengajar (Bandung: CV. Yrama Widya, 2013), hal 36

Page 118: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

102

54,54% dan pada siklus III yang mengikuti tes 22 orang, jumlah total

keseluruhan 1907 dengan nilai rata-rata hasil belajar 86,68 dan siswa

yang tuntas 22 orang dengan klasikal 100%, sehingga penelitian pada

siklus III dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan telah mencapai

kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.

Adanya peningkatan yang dialami oleh siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group

investigation dari siklus I, II dan III menandakan bahwa penerapan model

kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan motivasi siswa

dan hasil belajar siswa. model kooperatif tipe group investigation

merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang lebih

menekankan pada keterlibatan siswa mulai dari sejak awal perencanaan

mualai dari menentukan topik, melakukan perencanaan dan mengevaluasi

hasil pekerjaannya. Selain itu juga group investigation salah satu model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada keterlibatan siswa mulai

dari perencanaan sampai dengan evaluasi.

Pernyataan di atas sesuai dengan ciri khas tipe group investigation

yaitu: (1) Menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan

yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari

melaui internet; (2) para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok;

Page 119: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

103

(3) keterlibatan siswa secara aktif dimulai dari tahap pertama sampai

akhir pembelajaran; dan (4) peran guru dalam group investigation adalah

sebagai pembeimbing konsultan dan memberi kritik yang membangun.80

Dengan demikian penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil pada

siklus III, sehingga tidak perlu melanjutkan pada siklus berikutnya.

Meskipun demikian dalam siklus III masih ada kekurangan-kekurangan

yang terkait dengan proses belajar mnengajar diantaranya masih ada yang

kurang aktif.

Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa

penerapan model kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa materi plantae. Peningkatan ini dapat

dilihat dari perolehan skor angket dan hasil belajar siswa yang

mengalami peningkatan pada tiap siklus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa materi plantae siswa kelas X tahun

pelajaran 2016/2017.

80 Robert Slavin, Coopertive Learning (Bandung: PT Nusa Media,2016), hal 219.

Page 120: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

104

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian model kooperatif tipe group investigation dapat

disimpulkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, dimana

motivasi siswa pada siklus I mencapai 1644, siklus II mencapai 1738 sedangkan

siklus III mencapai 1898 pengisian dan pada tes hasil belajar siswa pada siklus I

mencapai 1230, siklus II mencapai 1530 dan siklus III mencapai 1907. Dengan

demikian penerapan model kooperatif tipe group investigation dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi plantae kelas X SMA

Negeri 2 Sape tahun pelajaran 2016/2017.

B. Saran

Berpedoman pada hasil penelitian ini, maka saran yang dapat peneliti

sampaikan adalah:

1. Kepada guru IPA biologi dan guru-guru lainnya hendaknya menggunakan

metode pembelajaran yang berfariasi dan disesuaikan dengan tingkatan siswa

dalam proses belajar mengajar. Salah satunya model kooperatif tipe group

investigation tersebut.

Page 121: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

105

2. Bagi siswa, diharapkan untuk dapat menumbuhkan sikap kerjasama antar

siswa dalam belajar, memberanikan diri untuk menanyakan materi yang

belum dipahamai dan lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapat.

3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan mencoba

menerapkannya pada pokok bahasa lain dengan cakupan dan sampel yang

lebih luas lagi dan topik permasalahan yang berbeda.

Page 122: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

106

DAFTAR PUSTAKA

Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2014.

Arsip Data Sarana dan Prasarana SMAN 2 Sape, Dokumentasi, 28 Maret 2017

Dimyanti, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015.

Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: CV Yrama Widya, 2013.

Daryanto, Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya, 2013.

Hamzah B. Uno, ddk, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2011.

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.

Hamdani, Srategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2008.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2008.

Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015.

Mohammad Hatta, Kata-Kata Motivasi, Pustakawan Blogger, 2016.

Page 123: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

107

Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani

Quraisi 2004.

Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama,

2010.

Nana Sudjana, Penilaian Hasi Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2012.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2014.

Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: PT Nusa media,

2016.

Renan Rahahdian, Mini Book Master Biologi. Jakarta: PT Wahyu Media, 2015.

Rochiati, Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alvabeta

CV, 2015.

Shabrina Hibatul Wafi, 2016, dalam Judul Penerapan Model Pembelajaran Group

Investigation untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Materi

Plantae Pada Siswa Kelas X Mia 1 SMA Negeri 1 Gurah Kabupaten Kediri

Page 124: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP ...etheses.uinmataram.ac.id/173/1/Nurkomala Sari151135026.pdf1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

108

Tahun pelajaran 20152016, Jurnal Teknologi Pendidikan dan

Pembelajaran. Volume 8 No.2,Februari 2016, (Malang, Shabrina Hibatul

Wafi ) hal 3.

Setiawan, Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2006.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Skripsi, Inthabul Ummah, Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas

X MAN Gerung Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014.

Skripsi Ernawati , Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa, Tahun Pelajaran 2014.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010.

Warni Djuwita, Evaluasi Pembelajaran, Mataram: Elhikam Press Lombok, 2012.

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Yrama Widya, 2008.