Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi ...

13
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Volume 1, Nomor 1, Hal 59-71 Agustus 2016 59 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Peluang di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh Rahmi Keumalasari*, Salasi R, Suryawati Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah *E-Mail: [email protected] Abstrak Pembelajaran matematika yang masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional menyebabkan siswa kesulitan memahami pelajaran dan hasil belajar siswa cenderung rendah. Selain itu, siswa akan merasa kurang antusias terhadap penyampaian materi akibatnya banyak siswa yang bersikap pasif dalam proses belajar mengajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, 2) Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, 3) Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain eksperimen, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII- 6 MTsN Model Banda Aceh yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes, lembar observasi kemampuan guru, dan respon siswa. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh yang mencapai ketuntasan sebesar 94,44 % 2) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh tergolong baik, 3) respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh adalah positif. Kata kunci: pendekatan saintifik, hasil belajar, prisma dan limas PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat memiliki masa depan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan salah satu usaha untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia dalam menyesuaikan diri dengan

Transcript of Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi ...

Volume 1, Nomor 1, Hal 59-71
Agustus 2016
di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh
Rahmi Keumalasari*, Salasi R, Suryawati
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah
*E-Mail: [email protected]
yang konvensional menyebabkan siswa kesulitan memahami pelajaran dan hasil
belajar siswa cenderung rendah. Selain itu, siswa akan merasa kurang antusias
terhadap penyampaian materi akibatnya banyak siswa yang bersikap pasif dalam
proses belajar mengajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diamanatkan
oleh kurikulum 2013 dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah
pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang menekankan pada keterampilan
proses yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan
pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, 2) Untuk
mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, 3)
Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan
menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain eksperimen, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-
6 MTsN Model Banda Aceh yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik tes, lembar observasi kemampuan guru, dan respon
siswa. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) hasil belajar siswa pada materi
prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN
Model Banda Aceh yang mencapai ketuntasan sebesar 94,44 % 2) kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di
kelas VIII MTsN Model Banda Aceh tergolong baik, 3) respon siswa terhadap
pembelajaran prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik di
kelas VIII MTsN Model Banda Aceh adalah positif.
Kata kunci: pendekatan saintifik, hasil belajar, prisma dan limas
PENDAHULUAN
manusia, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat memiliki masa depan
yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan salah satu usaha untuk dapat
meningkatkan sumber daya manusia dalam menyesuaikan diri dengan
60 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat. Peningkatan
mutu pendidikan akan berhasil jika ditunjang oleh beberapa komponen
diantaranya guru, siswa, evaluasi belajar mengajar dan materi pembelajaran. Salah
satu faktor yang ikut berperan penting dalam hal ini adalah guru. Guru
menyajikan materi dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan.
Guru yang berkompeten sangat dibutuhkan untuk mewujudkan proses
pembelajaran matematika di SMP agar siswa dapat terdorong untuk meningkatkan
hasil belajar. Sejauh ini paradigma pembelajaran matematika di sekolah masih di
dominasi oleh paradigma pembelajaran konvensional, yakni siswa diposisikan
sebagai objek, dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa (Masykur, 2007:57).
Kebanyakan yang terjadi di sekolah adalah guru memposisikan dirinya sebagai
orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan siswa kebanyakan hanya mendengar
dan menulis apa yang diperintahkan oleh guru akibatnya siswa kesulitan
memahami pelajaran dan hasil belajar siswa cenderung rendah. Selain itu, siswa
akan merasa kurang antusias terhadap penyampaian materi akibatnya banyak
siswa yang bersikap pasif dalam proses belajar mengajar.
Salah satu pendekatan mengajar yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengajar suatu materi di dalam kelas adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran
dengan pendekatan saintifik menekankan pada keterampilan proses. Peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran dan guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Langkah-langkah dari pendekatan saintifik
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan (Eka, 2014 : 12). Dengan adanya langkah-langkah tersebut
siswa akan lebih antusias dalam belajar karena mereka dapat menyaksikan
langsung langkah-langkah dari pendekatan pembelajaran.
Materi prisma dan limas adalah salah satu materi matematika di SMP yang
harus benar-benar dipahami dari konsep awal karena merupakan dasar untuk
mempelajari materi berikutnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Rahmi Keumalasari, dkk. 61
Selain itu, dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu keterampilan
pengelolaan kelas dalam menyampaikan materi pelajaran karena setiap siswa
memiliki kemampuan dan tingkat berpikir yang berbeda-beda dalam memahami
materi yang disampaikan. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih
pendekatan metode yang tepat agar siswa mampu menguasai dan memahami
materi agar sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh kurikulum. Pada
umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakan model
pembelajaran konvesional yakni suatu model pembelajaran yang banyak
didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab
terhambatnya kreativitas dan kinerja siswa sehingga pemahaman konsep siswa
masih tergolong rendah.
merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar. Respon siswa sangat
mendukung proses pembelajaran yang berlangsung. Kurangnya respon siswa
terhadap pelajaran akan menghambat proses pembelajaran, oleh karena itu guru
perlu membangkitkan respon belajar siswa agar pelajaran yang diberikan akan
lebih mudah diterima siswa.
Berdasarkan latar belakang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini antara lain: 1) Bagaimana hasil belajar siswa
pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas
VIII MTsN Model Banda Aceh ? 2) Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII
MTsN Model Banda Aceh ? 3) Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran
prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN
Model Banda Aceh ?
Bertitik tolak dari permasalahan diatas maka tujuan yang akan dicapai dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas
VIII MTsN Model Banda Aceh. 2) Untuk mengetahui kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII
62 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
MTsN Model Banda Aceh. 3) Untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas
VIII MTsN Model Banda Aceh.
Manfaat penelitian ini antara lain : 1) Sebagai sarana bagi siswa dalam
meningkatkan hasil belajar melalui penerapan pendekatan saintifik. 2) Sebagai
bahan masukan bagi guru dan pihak terkait tentang penerapan pendekatan
saintifik untuk menerapkan metode-metode belajar yang bervariasi sesuai dengan
kurikulum 2013 di kelas. 3) Sebagai ilmu tambahan bagi peneliti dalam
menerapkan pendekatan pembelajaran.
deskriptif. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan
pendekatan saintifik terhadap hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas.
Penelitian ini mengkaji penggunaan pendekatan saintifik pada materi
prisma dan limas. Dalam penelitian ini subjek ditentukan berdasarkan kelas-kelas
yang sudah terbentuk sebelumnya karena pembentukan kelas baru akan
menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran dan mengganggu efektivitas
pembelajaran di sekolah. Setelah proses pembelajaran selesai, kelas tersebut
diberikan tes akhir (post test) dan angket respon siswa dengan tujuan mengetahui
bagaimana hasil dari penerapan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas
di kelas eksperimen tersebut.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-6 di MTsN Model
Banda Aceh tahun ajaran 2015/2016. Dasar pertimbangan pemilihan subjek
penelitian adalah dengan justifikasi para ahli, diantaranya wawancara dengan guru
matematika di sekolah, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil tes belajar
siswa, observasi kegiatan guru dan data respon siswa terhadap pembelajaran.
Untuk mendapatkan data tersebut maka akan dilakukan proses pengumpulan data,
teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rahmi Keumalasari, dkk. 63
Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar akan diberikan pada pertemuan terakhir dan tes diberikan
dalam waktu 80 Menit. Setelah tes diberikan, peneliti akan memeriksa jawaban
soal dan memberikan skor maksimal 100. Hasil belajar ini akan digunakan untuk
menganalisis ketuntasan belajar siswa. Persentase hasil belajar dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
p =
x 100%
Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif, data hasil tes dianalisis
untuk menggambarkan ketuntasan belajar siswa setelah dilakukannya
pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas. Siswa
dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 2,67
pada skala 1-4 atau 66,75 pada skala 1-100 (Permendikbud No.104 tahun 2014).
Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengajar
Lembar observasi kemampuan guru diberikan kepada pengamat untuk
diisi dengan menuliskan tanda cek (√) sesuai dengan keadaan yang diamati.
Pengamat dalam penelitian ini adalah salah seorang guru praktikan matematika
pada sekolah yang diteliti.
Data kemampuan guru mengelola kelas dianalisis secara deskriptif. Data
dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat yang telah
diberikan nilai sesuai dengan petunjuk di lembar observasi kemampuan guru.
Hasil penilaian tersebut dihitung sebagaimana yang dikemukakan oleh Mukhlis
(2005 : 69) sebagai berikut :
3,50 ≤ TKG 4,50 baik
Keterangan :
Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatan efektif jika skor dari
setiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik atau sangat baik. (Mukhlis,
2005:69).
Pemberian angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi
prisma dan limas. Angket dalam penelitian ini berbentuk skala likert, siswa
memberikan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan yang
diajukan.
Data dari angket respon yang diberikan kepada siswa akan dihitung
berdasarkan skala Likert dan akan dianalisis secara deskriptif. Hasil penilaian
tersebut dihitung sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunarti (2014 : 50) untuk
pertanyaan positif (mendukung) adalah 4 untuk sangat setuju, 3 untuk setuju, 2
untuk kurang setuju dan 1 untuk tidak setuju. Sedangkan untuk pertanyaan negatif
(menolak) adalah 1 untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 3 untuk kurang setuju, dan
4 untuk tidak setuju.
Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa diukur dengan dengan post test (tes akhir). Ketuntasan
hasil belajar ditentukan berdasarkan nilai kriteria ketuntasan maksimal. Nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika menurut
Permendikbud No. 104 tahun 2014 adalah 2,67 pada skala 1-4 atau 66,75 pada
skala 1-100. Berdasarkan nilai hasil tes akhir dapat dilihat bahwa dari jumlah
keseluruhan 36 siswa, jumlah siswa yang lulus adalah 34 siswa dengan persentase
sebanyak 94,44% dan jumlah siswa yang tidak lulus adalah 2 siswa dengan
persentase 5,55%.
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Melalui data hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi prisma dan
limas diperoleh rata-rata aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada
pertemuan pertama sebesar 4,2 yaitu berada pada kategori baik. Pada pertemuan
kedua sebesar 4,4 yaitu berada pada kategori baik . Pada pertemuan ketiga sebesar
4,5 yaitu berada pada kategori sangat baik. Nilai rata-rata total dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga sebesar 4,3 dan berada pada kategori baik. Berarti
aktivitas guru mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi
prisma dan limas berada pada kategori baik sesuai dengan kriteria aktivitas guru
yang ditetapkan.
Data Respon Siswa
Dari angket respon siswa yang diisi oleh 36 siswa kelas VIII-6 MTsN
Model Banda Aceh setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik
pada materi prisma dan limas berdasarkan jumlah pertanyaan dan jumlah siswa,
maka skor maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 144 dan skor minimal
adalah 36. Berdasarkan angket respon siswa terlihat bahwa siswa sangat senang
terhadap seluruh komponen pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dari skor siswa
untuk setiap aspek yang diberikan baik dari pertanyaan positif (pertanyaan nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,11, dan 12) dan pertanyaan negatif (pertanyaan nomor 9,10,13,dan
14). Skor rata-rata dari seluruh pertanyaan adalah 128,71 yang mengindikasikan
bahwa respon siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh terhadap
pembelajaran prisma dan limas melalui pendekatan saintifik adalah positif.
PEMBAHASAN
Hasil belajar siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh sangat
ditunjang oleh kecerdasan dan motivasi belajar yang mereka miliki. Dari tes hasil
belajar yang diberikan kepada siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh
setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
pada materi prisma dan limas siswa dinyatakan lulus dengan persentase 94,44 %.
66 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Hasil yang di dapatkan dari proses mengamati, siswa kelas VIII-6 MTsN
Model Banda Aceh menunjukkan prilaku yang cukup baik dalam belajar. Seluruh
siswa bersikap antusias dalam mengamati suatu permasalahan yang diberikan oleh
guru dalam bentuk materi yang dikaitkan dengan fenomena sehari-hari.
Pada tahapan menanya, Siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh juga
menunjukkan prilaku yang baik. Meskipun pada awalnya hanya sedikit siswa
yang mengajukan pertanyaan, namun dengan dorongan dan arahan dari guru
semakin banyak siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh yang mulai
menunjukkan rasa keingintahuan mereka terhadap materi pembelajaran. Tahapan
selanjutnya adalah mengumpulkan informasi. Dalam hal ini siswa kelas VIII-6
MTsN Model Banda Aceh mencari dari berbagai sumber baik dari buku pegangan
siswa, internet, diskusi dengan teman kelompok, maupun dari sumber lainnya
yang relevan. Hal ini bertujuan agar siswa mampu untuk berpikir secara logis dan
sistematis atas fakta-fakta yang ada untuk memperoleh suatu kesimpulan yang
berupa ilmu pengetahuan.
Selanjutnya pada tahapan mengasosiasi, seluruh siswa kelas VIII-6 MTsN
Model Banda Aceh bersama dengan teman kelompoknya mengolah informasi
yang telah terkumpul sebelumnya. Siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh
mampu memunculkan ide-ide dalam menghadapi berbagai masalah. Dalam proses
pengolahan informasi ini siswa diharapkan dapat belajar banyak dari proses
menemukan sesuatu. Setelah itu siswa diarahkan untuk menjawab soal-soal yang
terdapat pada LKS.
dituntut untuk mampu mengemukakan pendapatnya baik di depan guru maupun
teman-temannya yang lain kemudian mampu memberikan pengetahuan, ide, atau
gagasannya kepada orang lain. Siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh pada
umumnya memiliki semangat yang tinggi dalam belajar, bahkan seluruh siswa
mengikuti les tambahan yang diadakan oleh sekolah. Dalam kegiatan
pengembangan diri pun banyak siswa yang berminat untuk mengikutinya. Hal
tersebut juga didukung dengan adanya fasilitas sekolah yang memadai.
Rahmi Keumalasari, dkk. 67
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
penting karena jika seorang guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik
maka akan berdampak positif bagi kondisi belajar siswa. Dalam penelitian ini
yang bertindak sebagai guru yang mengelola pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik adalah peneliti dan yang menjadi pengamat adalah salah
seorang guru praktikan di sekolah tersebut yang sekaligus mengajarkan bidang
studi matematika.
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, menunjukkan bahwa
pada aspek “kemampuan memotivasi siswa/menjelaskan tujuan pembelajaran”
berada pada kategori baik pada RPP I, baik pada RPP II, dan sangat baik pada
RPP III. Pada aspek ini kemampuan guru mengelola kelas terus menunjukkan
peningkatan pada pertemuan yang ketiga hal ini disebabkan karena semakin
sering guru mengajar di dalam kelas, maka guru semakin terbiasa dan rileks
dalam mengajar. Pada aspek “kemampuan guru dalam menjelaskan materi
pelajaran”, pembelajaran berada pada kategori baik dari RPP I sampai RPP III hal
ini mengindikasikan bahwa kemampuan guru mengelola kelas pada aspek ini
adalah konstan.
Selanjutnya, pada aspek kemampuan membagi siswa dalam beberapa
kelompok, pembelajaran pada RPP I berada pada kategori baik dan pada RPP II
mengalami peningkatan menjadi sangat baik dan pada RPP III mengalami
penurunan kembali pada kategori baik. Hal ini disebabkan karena pada
pembelajaran RPP I, guru masih belum terlalu bisa mengorganisir siswa dengan
baik sehingga dalam proses pembagian kelompok masih belum terlalu tertib.
Sedangkan pada pembelajaran RPP II guru sudah mulai mengalami peningkatan
dalam membagi siswa kedalam beberapa kelompok, namun pada pembelajaran
RPP III terjadi penurunan kembali karena siswa agak kurang tertib dalam
pembentukan kelompok.
Pada aspek kemampuan membimbing kelompok, pembelajaran pada RPP I
berada pada kategori baik, sedangkan pada RPP II dan RPP III mengalami
68 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
peningkatan pada kategori sangat baik. Peningkatan ini terjadi karena pada
pertemuan kedua dan ketiga guru sudah sedikit lebih rileks dalam mengajar di
dalam kelas jika dibandingkan dengan pertemuan pertama sehingga kemampuan
guru dalam membimbing kelompok di dalam kelas semakin mengalami
peningkatan. Kemudian pada aspek kemampuan mengoptimalkan interaksi
kelompok dalam bekerja, pembelajaran pada RPP I hingga RPP III kemampuan
guru mengelola kelas tetap berada pada kategori baik.
Pada aspek kemampuan memberikan penghargaan, pembelajaran pada
RPP I berada pada kategori sangat baik, kemudian mengalami penurunan di
pembelajaran pada RPP II menjadi kategori baik dan mengalami peningkatan
kembali pada kategori sangat baik saat pembelajaran RPP III. Hal ini disebabkan
karena pada pembelajaran RPP I dan RPP III jadwal jam pelajaran matematika
berada di pagi hari sehingga guru lebih mudah mengontrol siswa.
Lalu pada aspek yang terakhir yaitu kemampuan guru menutup
pembelajaran, pembelajaran pada RPP I berada pada kategori sangat baik,
pembelajaran pada RPP II berada pada kategori sangat baik, dan pada RPP III
juga berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan kemampuan guru
yang konsisten dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga dalam mengelola
kelas pada aspek menutup pembelajaran yang berupa mengarahkan siswa menarik
kesimpulan, mengarahkan siswa memberikan refleksi, menyampaikan nilai-nilai
moral , memberi pekerjaan rumah, menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya, dan menutup pembelajaran.
Hasil skor rata-rata kemampuan guru pada pembelajaran RPP I adalah 4,2
yaitu pada kategori baik, kemudian mengalami peningkatan pada pembelajaran
RPP II yaitu 4,4 dalam kategori baik, dan pada pembelajaran RPP III mengalami
peningkatan lagi pada kategori sangat baik yaitu dengan nilai rata-rata 4,5.
Sedangkan rata-rata total dari seluruh pertemuan adalah 4,3 yaitu dalam kategori
baik. Sehingga dapat dilihat dari keseluruhan aspek, yang mencapai kategori
sangat baik diantaranya kemampuan guru membimbing kelompok, kemampuan
guru memberikan penghargaan, dan kemampuan guru menutup pelajaran.
Rahmi Keumalasari, dkk. 69
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan
limas di kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh adalah “baik”.
Data Respon Siswa
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Berdasarkan angket respon yang telah disebarkan kepada siswa kelas VIII-6
MTsN Model Banda Aceh dan dijawab secara individu, dari 14 butir pertanyaan
dapat dilihat bahwa mayoritas siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh
memberikan respon positif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
mereka terkait dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Hal ini terbukti dari hasil angket yang diberikan kepada 36 siswa yang
dihitung dengan skala Likert. Dari seluruh pertanyaan yang diberikan dalam
angket, sebagian besar siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh memberikan
respon yang bagus untuk setiap butir soal. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa
kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh merasa senang dan bersyukur dalam
mempelajari materi prisma dan limas dengan menggunakan penerapan pendekatan
saintifik.
Minoritas siswa ada juga yang kurang senang terhadap pembelajaran
dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas. Hal ini disebabkan
karena sifat manusia yang sangat unik dan berbeda-beda oleh karena itu pastilah
ada siswa yang mempunyai pendapat yang berbeda dengan teman sekelasnya.
Tetapi secara keseluruhan siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh
memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII-6
MTsN Model Banda Aceh yang meliputi proses pembelajaran materi prisma dan
limas dengan menggunakan pendekatan saintifik, maka berdasarkan hasil analisis
data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
70 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
1. Hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan
pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh yang mencapai
ketuntasan sebesar 94,44 %.
2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh tergolong baik.
3. Respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menggunakan
pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh adalah positif.
SARAN
sebagai berikut :
1. Pada tahapan mengkomunikasi, tidak semua siswa mampu berpendapat
dengan baik dan benar oleh karena itu sebaiknya siswa mendapat bimbingan
langsung dari guru tentang bagaimana cara mengemukakan pendapat dengan
baik.
2. Hendaknya guru lebih memperhatikan manajemen waktu dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik karena salah satu
kelemahan
dari proses pembelajaran ini adalah membutuhkan waktu belajar yang cukup
lama.
Indonesian Journal of Education, (1) : 11-16
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Efriana, Fanny. Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa kelas VII MTsN Palu Barat Pada Materi Keliling dan Luas
Daerah layang-layang. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika
Tadulako, Vol.1 (2) : 170-181.
dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Saintifik (2). [Online] Tersedia :
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani. 2007. Mathematical intelligence :
Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Perbandingan di Kelas VII SMPN 1 Pailangga”.Tesis. Universitas Negeri
Surabaya.
Pendekatan Saintifik dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar. E-Journal
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.3 (1) : 2015
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.