PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE...

14
Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016 Copyright © 2016, ISBN 978-602-73551-0-8 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MATERI AJAR SISTEM REPRODUKSI(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN) Diani Atika 1 , Fakhrur Rahman 2 , Nengsih Juanengsih 3 1 SMA Negeri 6 Tangerang Selatan 2,3 Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email koresponden: 1 [email protected], 2 [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together pada materi ajar sistem reproduksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa test pilihan ganda 20 soal setiap siklusnya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi ajar sistem reproduksi dengan menggunakan model Cooperative learning tipe NHT menunjukkan sedikit peningkatan. Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu 17% pada siklus I dan 23% pada siklus II. Pada aktivitas belajar siswa selama penelitian belum terjadi peningkatan. Rata- rata pencapaian aktivitas belajar siswa yaitu 53% pada siklus I dan 80% pada siklus II. Rata-rata nilai N-Gain adalah 0,36 pada siklus I dengan kategori pemahaman sedang dan 0,30 pada siklus II dengan kategori peningkatan sedang. Dengan ini dapat dikatakan bahwa penerapan model Cooperative learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kata Kunci: penelitian tindakan kelas; hasil belajar biologi siswa; metode pembelajaran NHT Abstract This research is a classroom action research done in two cycles. This research aimed to increase the students’ learning outcome of Biology with cooperative learning model typed number head together for the material of reproduction system. The subject were 35 students of XI MIA 4 SMAN 6 South Tangerang, batch 2015/2016, consisting of 14 males and 21 females. The research used the multiple choice with 20 questions in each cycle as the instrument. The result shows that the students’ lerning outcome in the reproduction system material using cooperative learning typed NHT shows a few incereasing. The averages of the learning outcome in each cycle are 17% in cycle I and 23% in cycle II. The students activity during the research has not been yet shown the improvement. The averages of students activity performance are 53% in cycle I and 80% in cycle II. The averages of N-Gain are 0,36 in cycle I with category of medium and 0,30 in cycle II with the category of medium. Therefore, it can be concluded that the implementation of teh cooperative learning model typed NHT can enhance the students’ learning outcome. Keywords: clasroom action research; students learning outcome of biology; NHT learning method PENDAHULUAN Mata pelajaran Biologi adalah mata pelajaran wajib yang di berikan kepada siswa SMA pada peminatan matematika dan Ilmu

Transcript of PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE...

Page 1: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016

Copyright © 2016, ISBN 978-602-73551-0-8

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD

TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

MATERI AJAR SISTEM REPRODUKSI(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI

SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN)

Diani Atika

1, Fakhrur Rahman

2, Nengsih Juanengsih

3

1SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

2,3Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Email koresponden: [email protected],

[email protected],

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan Model

Cooperative Learning Tipe Number Head Together pada materi ajar sistem reproduksi. Subjek

penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016

dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa test pilihan ganda 20 soal setiap siklusnya. Hasil

pengolahan data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi ajar sistem reproduksi

dengan menggunakan model Cooperative learning tipe NHT menunjukkan sedikit peningkatan.

Rata-rata pencapaian hasil belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu 17% pada siklus I dan 23%

pada siklus II. Pada aktivitas belajar siswa selama penelitian belum terjadi peningkatan. Rata-

rata pencapaian aktivitas belajar siswa yaitu 53% pada siklus I dan 80% pada siklus II.

Rata-rata nilai N-Gain adalah 0,36 pada siklus I dengan kategori pemahaman sedang dan

0,30 pada siklus II dengan kategori peningkatan sedang. Dengan ini dapat dikatakan bahwa

penerapan model Cooperative learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Kata Kunci: penelitian tindakan kelas; hasil belajar biologi siswa; metode pembelajaran NHT

Abstract

This research is a classroom action research done in two cycles. This research aimed to

increase the students’ learning outcome of Biology with cooperative learning model typed

number head together for the material of reproduction system. The subject were 35 students of

XI MIA 4 SMAN 6 South Tangerang, batch 2015/2016, consisting of 14 males and 21 females.

The research used the multiple choice with 20 questions in each cycle as the instrument. The

result shows that the students’ lerning outcome in the reproduction system material using

cooperative learning typed NHT shows a few incereasing. The averages of the learning outcome

in each cycle are 17% in cycle I and 23% in cycle II. The students activity during the research

has not been yet shown the improvement. The averages of students activity performance are

53% in cycle I and 80% in cycle II. The averages of N-Gain are 0,36 in cycle I with category of

medium and 0,30 in cycle II with the category of medium. Therefore, it can be concluded that

the implementation of teh cooperative learning model typed NHT can enhance the students’

learning outcome.

Keywords: clasroom action research; students learning outcome of biology; NHT learning

method

PENDAHULUAN Mata pelajaran Biologi adalah mata

pelajaran wajib yang di berikan kepada siswa

SMA pada peminatan matematika dan Ilmu

Page 2: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,59-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

Pengetahuan Alam. Hal ini sesuai dengan

peraturan Menteri (Permen) nomor 69 tahun

2013 yang mendukung program Kurtilas

(kurikulum 2013)

Standar Kompetensi Inti mata pelajaran

biologi di Kurtilas salah satunya adalah siswa

dapat menerapkan dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomenadan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah (Permendikbud No. 69,

2013)

Salah satu materi yang diberikan pada

pelajaran biologi adalah sistem reproduksi.

Kompetensi sistem reproduksi adalah

menganalisis hubungan antara struktur jaringan

penyusun organ reproduksi dengan fungsinya

dalam proses reproduksi manusia melalui studi

literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

Dari KD pembelajaran tersebut dapat

dilihat bahwa siswa dituntut untuk dapat ke

tingkat menganalisis dalam mata pelajaran

sistem repduksi. SMA N 6Tangerang Selatan

telah lama maenggunakan kurtilas sehingga

sekarang pengajaran dari kelas X sampai kelas

XII telah menerapkan pembelajaran kurtilas.

Hasil observasi siswa kelas MIA 4 dan

Latihan Tugas pada bulan Maret dengan dua

kali pertemuan pada materi sistem saraf terlihat

para siswa telah terbiasa menggunakan kurtilas

sehingga lebih mudah beradaptasi dengan

metode pembelajaran yang diajarkan ketika

membentuk kelompok tetapi masih banyak

siswa kurang aktif dan terlihat bosan dalam

pembelajaran karena rata rata model

pembelajaran cenderung menggunakan cara

berkelompok dalam pembelajaran sehingga

hanya beberapa siswa yang aktif dalam

kelompok tersebut cenderung lebih aktif dan

banyak bekerja, sedangkan siswa yang kurang

aktif menjadi malas dan tidak bertanggung

jawab secara penuh akan tugas yang di berikan.

Hal ini dapat dilihat dari tugas sistem saraf

yang dilaksanakan pada bulan Maret 2016,

terdapat 12 siswa dari 35 siswa yang belum

mecapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), nilai KKM yang telah diterapkan di

SMA N 6 adalah 74. Jika dilihat secara

persentase hanya 66% nilai yang mencapai

KKM selebihnya34% nilanya kurang dari KKM.

Suatu kelas disebut tuntas belajar apabila di

kelas tersebut terdapat minimal 85% siswa yang

mencapai nilai sesuai KKM. Berdasarkan hasil

wawancara dan data tersebut maka Guru

mengambil penelitian di kelas MIA 4 SMA N 6

Tangsel.

Untuk dapat menciptakan pembelajaran

yang meningkatkan tanggung jawab siswa serta

hasil belajar siswa, maka guru harus mencari

metode pembelajaran yang meningkatkan

tanggung jawab di setiap diri siswa sehingga

siswa dapat menganalisis pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar sampai ketingkatan

menganalisis atau C4 yang nantinya metode

tersebut dijadikan sebagai landasan utama dalam

kegiatan inti di pembuatan RPP.

Salah satu metodenya adalah

menggunakan model Cooperative Learningtipe

Number Head Together (NHT) kunggulan dari

metode ini adalah pertama memberikan

kesempatan bagi siswa untuk bekerja kelompok

dengan mempunyai tanggung jawab masing

masing tugas sehingga tidak ada lagi siswa yang

saling mengandalkan dalam bekerja kelompok

dan siswa mempunyai rasa tanggung jawab

dalam proses pembelajaran, kedua tipe NHT

dapat menilai kelompok dan individu setiap

Page 3: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,60-70

Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

peserta didik bagaimana mereka bekerja dengan

tugas yang telah diberikan, ketiga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat, keempat metode ini

juga mendorong siswa meningkatkan semangat

kerjasama mereka, dan terakhir metode NHT

dapat menjadikan kelompok yang heterogen

menjadihomogenartinya walapun ada yang

lambat dan cepat dalam belajar tetapi semuanya

akan bekerja sama dan saling membantu

sehingga tidak ada lagi siswa yang malas akibat

merasa dirinya kurang pintar dibanding yang

lain (Zulfiani dkk, 2009).

Berdasarkan uraian di atas tentang kurang

bertanggung jawabnya siswa di dalam

kelompok, hasil belajar yang hanya 2 siswa yang

mencapai KKM dari 33 siswa, serta KD

pembelajaran yang menuntut tingkat kognitif

siswa sampai tahap menganalisis C4 dalam

pembelajaran biologi. Adapun permasalahan

yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar

biologi siswa materi ajar sistem reproduksi

setelah penerapan model Cooperative

Learningtipe Number Head Together?”

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Penelitian TindakanKelas atau yang

lebih dikenal Classroom Action Research, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2)

melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan

secara kolaboraif dan partisipasif dangan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusuma

dan Dwitagama, 2012).

Penelitian ini diawali dengan melakukan

penelitian pendahuluan (pra penelitian)dan akan

dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini,

yang di maksud siklus adalah satu putaran

kegiatan beruntun yang kembali ke langkah

semula, dimana setiap siklus teridiri dari empat

tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI MIA 4 SMA N 6Tangsel yang

berjumlah 35 orang. Alasan subjek penelitian

pada kelas XI MIA 4 adalah rendahnya hasil

belajar biologi dikelas tersebut.

Tahapan Intervensi Tindakan

Pada tahapan intervensi tindakan

terhadap penelitian dimulai dengantindakan

pada siklus I, apabila pada refleksi siklus I

tidak terpenuhi maka penelitian akan

dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II.Pada

kegiatan siklus ini akan dilakukan sesuai dengan

tahapan-tahapan tersebut. Adapun tahapan

intervensi tindakan dilakukan pada penelitian ini

langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:

1. Perencanaan

Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk

perencanaan sebelum melakukansuatu

tindakan.Rencana ini meliputi:

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum

untuk menentukan standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang akan di

sampaikan kepada siswa dengan

menggunakan model pembelajaran.

b. Membuat rencana pembelajaran yang

dibantu oleh model pembelajaran dan

observasi.

c. Membuat instrument yang akan

digunakan dalam siklus penelitian

tindakan kelas /alat bantu/media yang di

perlukan.

d. Membuat alat evaluasi

Secaragaris

besartahapanpembelajaranmennggunakanModel

Cooperative Learning tipe NHT:

Page 4: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,61-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

1) Tahapan persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang akan

dilakukan di antaranya mempersiapkan materi

dan merancang pembelajaran yang akan

mengarah ke pengunaan model pembelajarn tipe

NHT, dan mempersiapkan instrument observasi

disertai cara penskoran.

2) Tahapan penyajian materi

Dalam tahap ini pengajar menyebutkan

tujuan pembelajaran memotivasi rasa ingin tahu

siswa, memberika apersepsi, umpan balik

sesering mungkin, penjelasan materi

menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe NHT.

3) Tahap selanjutnya, masing-masing siswa

memberikan pertanyaan seputar materi

yang sudah diberikan guru.

4) Selanjutnya guru menjelaskan kembali

untuk semakin memperjelas materi dan

untuk penguasaan konsep siswa

5) Tahap tes hasil belajar

Dilakukan satu kali tes setelah

pertemuantesdikerjakan secara individu mandiri.

Tes PG dikerjakan selama 45 menit hasil tes di

gunakan untuk mengetahui apakah ada

peningkatan siswa pada pemahaman mata

pelajaran biologi.

2. Pelaksanaan

Kegiatanyangdilakukantahapiniadalahmela

ksanakanskenariopembelajaran yang telah

direncanakan.

3. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi

terhadap pelaksanaan tindakan

denganmenggunakan lembar observasi.

4. Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi

dikumpulkan secara dianalisis.Pada tahap ini

pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil

observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah

tindakan yang telah dilakukan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran sistem reproduksi. Hasil analisis acuan

untuk merencakan siklus berikutnnya.

Hasil yang diharapkan pada penelitian ini

adalah bahwa penggunaan model Cooperative

Learning tipe NHT dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada konsep sistem reproduksi.

Hasil belajar minimal mencapai nilai sebesar 70,

di mana dicapai oleh lebih dari setengah siswa di

kelas XI MIA 4 (80%).

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes hasil

belajar biologi siswa diperoleh dari hasil pre test

di awal dan post test di akhir pertemuan baik di

siklus I maupun siklus II bentuk pilihan ganda

sebanyak20 soal. Non Tes yang digunakan

berupa lembar observasi aktivitas belajar

biologi siswa dan observasi aktivitas guru;

pedoman wawancara, dan dokumentasi.Untuk

melihat peningkatan pre-test ke post-test maka

dilakukan uji N-Gain (normlized gain). Nilai N-

Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Herlanti, 2006).

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Tabel 1. Kriteria N-Gain

Nilai N-Gain Kategori

g > 0,7 Tinggi 0,3≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu

membandingkan hasil belajar siswa dengan

kriteria pencapaian ketuntasan belajar yang

telah diterapkan sebelumnya, yaitu siswa

dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang

mendapatkan nilai dibawah 70.

Page 5: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,62-70

Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

Data dalam penelitian ini diperoleh

berdasarkan hasil belajar, observasi

pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi.

Kemudian dianalisis dengan cara dideskripsikan

sebagai berikut: (1) analisis hasil pengolahan

dan observasi, (2) Analisis proses tindakan yang

terdiri dari perencanaan, tindakan, mengamati,

merefleksi, (3) analisis belajar tiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Siklus 1

a. Perencanaan

1) Pada tahap perencanaan siklus I peneliti

mengidentifikasi permasalahanyang terdapat

di kelas XI MIA 4. Dari hasil penelitian di

setiap kelas XI MIA 4 didapatkan siswa

kurang atau malasa bekerja pada saat

pembelajaran berkelompok. Dari

permasalahan tersebut, peneliti merancang

pembelajaran dan situasi belajar yang

membuat semua siswa dapat aktif belajar

berkelompok.

2) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk

menentukan Standar Kompetensidan

Kompetensi dasar yang akan disampaikan

kepada siswa dengan menggunakan model

pemblejaran tipe NHT.

3) Membuat rencana pembelajaran yang

dibantu oleh model pembelajaran tipa NHT

dan observasi.

4) Konsep yang diajarkan terdiri dari

konsep repsroduksi sub konsep reproduksi

laki-laki.

b. Tindakan

Pada tahap ini, guru berusaha menerapkan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model Cooperative learning tipe NHT yang telah

disusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) langkah-langkah tindakan

disajikan pada tabel 2.

c. Pengamatan

1) Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa digunakan

untuk mengamati aktivitassiswa selama proses

pembelajaran. Adapun data hasil observasi siswa

siklus I terlampir (lampiran 5), observasi

aktivitas siswa dilakukan oleh teman sejawat.

Observasi aktivitas siswa dibuat dalam kategori

Ya dantidak. Masing-masing kategori memiliki

rentang ≤50 dan ≥50 %.

Berdasarkan hasil dari perhitungan dapat

diketahui bahwa pada siklus I terdapat 53%

siswa yang memperhatikan pelajaran sedangkan

selebihnya 47% tetap memperhatikan tepai

banyak bercanda dan kurang fokus pada saat

pembelajaran dapat mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan baik. Beberapa siswa

mengobrol dengan teman sebangkunya.

Sedangkan sebagian lagi memainkan gadget saat

pembelajaran berlangsung. Namun siswa

sudah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

Selama pengamatan kegiatan pembelajaran

terdapat beberapa catatan penting yang harus

diperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada proses

pembagian kelompok siswa membentuk

kelompok dengan baik, beberapa siswa masih

ada yang bingung dalam cara menjawab soal,

pada saat memperhatikan gambar banyak siswa

yang bertanya terlalu jauh dari materi pokok

sehingga tidak fokus terhadap gambar yang

disajikan guru.

Pada tahap diskusi, siswa ada yang

betanya materi yang tidak dipahami, siswa ada

yang menambahkan pada saat siswa lain

mempresentasikan hasil, siswa menjawab

pertanyaan dari temanya berdasarkan hasil

penelurusan di internet dan buku paket.

Page 6: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,63-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

Pada tahap komunikasi guru memberikan

arahan dan menunjuk siswa yang telah

diberinomor untuk presentasi, banyak siswa

yang ditunjuk maju dengan terpaksa karena

belum menguasai materi sebelumnya sehingga

guru menunjuk siswa yang lain dari kelompok

yang samauntuk menggantikan siswa

tersebutsehingga memakan waktu yang

cukuplama, lalu pada saat

siswamempresentasikan hasil masih ada

siswalain yang mengejakan tugasnya karena

Tabel 2. Langkah-langkah proses pembelajaran pada siklus I

NO Kegiatan

Guru Siswa 1. Mengucapkan salam serta mengkondisikan

siswa dalam kelas, berdoa, mengecek kehadiran

siswa.

Menjawab salam dan menunjukkan sikap

siap untuk belajar, berdoa bersama

2. Apersepsi dengan menanyakan hal yang

berhubungan dengan, materi sebelumnya.

Berpikir dan menjawab pertanyaan dari

guru.

3. Memotivasi siswa dengan mengarahkan

siswamenuju pelajaran pokok yang akan

dipelajari. dan Mengkomunikasikan KD dan

tujuan pembelajaran.

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan

dari guru

4. Memberi tahu siswa membentuk 6

kelompokserta serta menayangkan gambar tentang

sistem reproduksi pria.

Membentuk 6 kelompok dan

memperhatikan pendemonstrasian oleh guru.

5. Menjawab pertanyaan yang diberikan siswa. Siswa bertanya tentang gambar yang

dijelaskan guru. (bertanya)

6. Membagikan peserta didik berdasarkan

nomor yang telah disiapkan

Mengambil nomor dan berkumpul

kembali pada kelompok yang telah ditetapkan

dengan nomor yang berbeda- beda.

7 Memberikan LKS yang berisi sub topik

permasalahan sesuai dengan indikator

pembelajaran.

Menerima LKS dan mendengarkan

pengarahan guru

8. Menyuruh siswa di dalam kelompok

melakukan studi literatur atau browsing sesuai

dengan permasalahan yang terdapat di dalam LKS

yang dibagikan guru., Memberi arahan Setiap

nomor yang sama di beberapa kelompok

mengerjakan soal yang sama, dan menilai

keaktifan tiap kelompok siswa yang sedang

berkejasama.

Berdiskusi dengan teman kelompok

mengenai system reproduksi manusia yang

telah tersedia pada LKS yang telah diberikan,

mengumpulkan data mengenai permasalahan

yang dibahas, dan bekerja sama dengan teman

sekelompoknya untuk menganalisis dan

mendiskusikan hasil browsing.

9 Menunjuk salah satu nomor dan yang

ditunjuk mempresentasikan hasilnya sesuai

dengan yang dikerjakan, menilai berdasarkan

presentasinya, dan memberikan kesempatan

kepada siswa dengan nomor yang sama untuk

menambahkan hasil presentasi temanya.

mempresentasikan hasil dari pencariandatadan

yang lainyamendengarkan presentasi temanya.

Page 7: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,64-70

Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

10 mengevaluasi ketercapaian peserta didik di

tiap indikator dengan menunjuk empat siswa dan

tiap siswa menyampaikan hasil ketercapaian

sesuai indikator

menyimpulkan hasil diskusi di depan

kelas.

11 Guru menutup pembelajaran serta

mengingatkan kepada siswa untukmempelajari

materi dipertemuan selanjutnyadan mengucapkan

salam

Siswa mendengarkan penjelasan guru

danmenjawab salam

belum selesai sehingga kurang fokus pada siswa

yang sedang mempresentasikan hasilnya.

Pada tahap evaluasi guru memberikan

pertanyaan yang sesuai dengan indikator

pencapaian KD. Evaluasi ini bertujuan untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya indikator

pencapaian KD. Guru bertanya tentang

indikator pelajaran yang telah dipelajari

karena terdapat lima indikator maka guru

menunjuk lima orang siswa secaraacak dari tiap

kelompok untuk menjabarkan kembali apa yang

didapatkan selama pembelajaran. Tetapi pada

saat siswa menyimpulkan siswa yang lain

sudah tidak fokus mendengarkan kesimpulan

siswa tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat

dilihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I

masih kurang kondusif. Oleh karena itu perlu

adanya perbaikan dari hasil pengamatan.

Perbaikan-perbaikan yang sudah didiskusikan

dengan teman sejawat dan guru bidang studi

akan diterapkan oleh peneliti pada siklus II.

2) Lembar observasi guru

Lembar observasi guru digunakan untuk

mengamati aktivitasguru selama proses

pembelajaran. Observasi aktivitas guru

dilakukan oleh guru bidang studi biologi.

Lembar observasi aktivitas guru dalam bentuk

daftar cek. Adapun data hasil observasi guru

siklus I terlampir (lampiran 8) Berdasarkan hasil

observasi aktivitas guru siklus I didapatkan

presentase guru ketika mengajar yaitu 95%.

Presentase ini termasuk ke dalam kategori sangat

baik. Namun ada beberapa hal yang harus

diperbaiki seperti suara harus keras dan selalu

fokus ke semua siswa. Selain itu peneliti harus

lebih memberikan arahan kepada siswa yang

mengobrol dan mengantuk ketika guru

menjelaskan.

3) Hasil belajar

Untukmengeahui peningkatan hasil belajar

pada siklus Idilakukan tes kemampuan siswa.

Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. hasil belajar pada siklus I

Data Pre test Post test N-Gain

Max 60 75 0,68 Min 15 30 -0,16

Rata –rata 35,71 59,57 0,36

SD 8,84 10,1 X

Tuntas 0% 17% X

Tidak

Tuntas

100% 83% X

Berdasarkan data pada siklus I tersebut

dapat dijabarkan bahwa terdapat6 siswa sebesar

17% yang mencapai KKM 70 dan terdapat 29

siswa yang belum mencapai KKM. Dengan

demikian maka pembelajaran pada siklus I harus

ditindak lanjuti karena belum mencapai

keberhasilan yaitu 80% siswa mencapai KKM.

Nilai rata-rata N-Gain pada siklus I adalah 0,36

dengan kategori sedang.

d.Refleksi

DalamPenerapanmodel

CooperativeLearningtipeNHTpada

subkonsepsystemreproduksilaki-

lakiinimasihditemukanbeberapakekurangan:

1)Pembentukan kelompok

Siswa kurang kondusif dan masih ada

yang bingung pada saat pembentukan kelompok

dan fungsi dari nomor yang dibagikan guru.

Page 8: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,65-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

Siswa bertanya terlalu luas sehingga tidak fokus

ke materi.

2)Diskusi

Masih ada siswa yang mengobrol pada

saat penelusuran soal, masihbanyak siswa yang

kurang produktif karena hanya

mengandalkansearching atau pencarian literatur

dari internet.

3)Penguatan materi

Beberapa siswa belum menghiraukan

kesimpulkan yang dipaparkantemanya pada saat

ditunjuk guru.

4) Keputusan

Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes

hasil belajar siswa selama prosespembelajaran

siklus I, bahwa hasil belajar pada konsep sistem

reproduksi masih harus diperbaiki. Hal ini

tampak terlihat dengan banyak nya siswa yang

belum mencapai KKM 72 yaitu 29 siswa. Oleh

karena itu peneliti memustuskan untuk

menjutkan penelitian kelas ke siklus II.

Adapun perbaikan pada siklus II yang di

anggap perlu oleh peneliti antara lain:

a. Memperbaiki penyampaian tugas kelompok

agar lebih detail dan semuasiswa paham

akan tugas yang diberikan, guru lebih

membatasi pertanyaan yang diajukan siswa.

b. Pada saat diskusi kelompok berlangsung

pada saat penelusuran data guru harus lebih

mengawasi tiap aktivitas siswa dalam

kelompok

c. Guru harus lebih menjalin interaksi dengan

siswa sesering mungkin pada saatdiskusi

kelompok berlangsung, selain itu guru

harus memberikan banyak waktu untuk

mempresentasikan hasil yang diperoleh

siswa agar efektif pada saat pembelajaran.

2. Siklus 1I

a.Perencanaan

1) Pada tahap perencanaan siklus II peneliti

melihat refleksi dari siklus I dikelas XI MIA

1.

2) Peneliti berdiskusi dengan dosen

pembimbing dan guru pamong dalam

pembuatan RPP.

3) Konsep yang diajarkan terdiri dari

konsep reproduksi sub konsep reproduksi

wanita.

Target yang ingin dicapai pada siklus II

adalah agar terjadi peningkatan hasil belajar dari

siklus I. Target peningkatan belajar dari siklus I

yaitu 80 % siswa mencapai KKM 70.

b. Tindakan

Pada tahap ini, guru berusaha

menerapkan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT yang telah disusun dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) langkah-

langkah tindakan disajikan pada tabel 4.

c.Pengamatan

1)Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa digunakan

untuk mengamati aktivitassiswa selama proses

pembelajaran. Adapun data hasil observasi

siswa siklus II terlampir (lampiran 6)pada

penelitian ini. Berdasarkan datatersebut

meningkat dibanding siklus I yaitu terdapat 80%

siswa yang memperhatikan dengan baik dan

20% belum memperhatikan dengan baik, dalam

siklus II ini sisi baik dalam memperhatikan

penjelasan guru, menganalisis dan

mendiskusikan hasil browsing serta,

memperhatikan presentasi siswa lainya.

Selama pengamatan kegiatan pembelajaran

terdapat beberapa catatan penting yang harus

diperbaiki pada siklus selanjutnya. Pada proses

pembagian kelompok siswa membentuk

Page 9: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,66-70

Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

kelompok dengan baik, siswa sudah tidak

bingung dalam cara menjawab soal dan fungsi

nomor yang dibagikan, hampir semua siswa

menuliskan poin poin penting pada saat

penayangan gambar sistem reproduksi

perempuan.

Pada tahap diskusi, siswa ada yang

bertanya materi yang tidak dipahami, siswa

mencari trefrensi untuk menjawab soal di LKS

yang dibagikan berdasarkan hasil penelurusan di

internet dan buku paket, karena soal indikator

lebih banyak dan terdapat soal menganalisis C4

dari siklus I maka banyak memakan waktu

penyelesaian.

Tabel 4. Langkah-langkah proses pembelajaran pada siklus II

NO Kegiatan

GURU SISWA

1. Mengucapkan salam sertamengkondisikansiswa

dalam kelas, berdoa,mengecek kehadiran siswa.

Menjawab salam dan menunjukkansikap siap

untuk belajar, berdoa bersama

2. Apersepsi dengan menanyakan hal yangberhubungan

dengan, materi sebelumnya.

Berpikir dan menjawab pertanyaan dariguru.

3. Memotivasi siswadenganmengarahkansiswa menuju

pelajaran pokok yang akan di pelajari dan

mengkomunikasikan KD dan tujuan pembelajaran.

Memperhatikandanmenjawabpertanyaan dari guru

4. Memberi tahu siswa membentuk 6kelompok

serta serta menayangkan gambar tentang

systemreproduksi wanita

Membentuk 6 kelompok

danmemperhatikan pendemonstrasian oleh guru.

5. Menjawab pertanyaan yang diberikansiswa. Siswa bertanya tentang gambar yang di jelaskan

guru. (bertanya)

6. Membagikan peserta didik berdasarkannomor yang

telah disiapkan

Mengambilnomordan berkumpul

kembali pada kelompok yang telah ditetapkan

dengan nomor yang berbeda- beda.

7 Memberikan LKS yang berisi sub

topicpermasalahan sesuai dengan indikator

pembelajaran.

Menerima LKS dan mendengarkanpengarahan

guru

8. Menyuruh siswa di dalam kelompokmelakukan

studi literatur atau browsing sesuai

denganpermasalahan yang terdapatdi dalam LKS

yang dibagikan guru, memberi arahan Setiap nomor

yang sama di beberapa kelompokmengerjakan soal

yang sama, dan menilai keaktifan tiapkelompok

siswa yang sedang berkejasama.

Berdiskusi dengan teman kelompokmengenai

sistem reproduksi manusia yang telah tersedia pada

LKS yang telah

diberikan, mengumpulkan data mengenai

permasalahan yang dibahas, dan bekerja sama

dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis

danmendiskusikan hasil browsing.

9 Menunjuk salah satu nomor dan yang ditunjuk

mempresentasikan hasilnya sesuai dengan yang

dikerjakan, menilai berdasarkan presentasinya,

dan memberikan kesempatan kepada siswa dengan

nomor yang sama untuk menambahkan hasil

presentasi temanya.

Mempresentasikan hasil dari

pencariandatadanyanglainya mendengarkan

presentasi temanya.

Page 10: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,67-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

10 Mengevaluasi ketercapaian peserta didikdi tiap

indikator denganmenunjuk empat siswa dan tiap

siswa menyampaikan hasil ketercapaian sesuai

indikator

Menyimpulkan hasil diskusi di depankelas.

11 Guru menutup pembelajaran

sertamengingatkan kepada siswa untuk mempelajari

materi dipertemuan selanjutnya dan mengucapkan

salam

Siswa mendengarkan penjelasan gurudan

menjawab salam

Pada tahap komunikasi guru memberikan

arahan dan menunjuk siswa yang telah diberi

nomor untuk presentasi, semua siswa yang

sudah siap pada saat maju kedepan, waktu

presentasi terlalu singkat akibat termakan waktu

diskusi, pada saat siswa presentasi masih ada

siswa lain yang belum mengerti dan banyak

yang bertanya sehingga melebihi waktu

presentasi yang telah di tetapkan di RPP.

Pada tahap evaluasi guru memberikan

pertanyaan yang sesuai dengan indikator

pencapaian KD. Evaluasi ini bertujuan untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya indikator

pencapaian KD. Guru bertanya tentang indikator

pelajaran yang telah dipelajari karena terdapat

lima indikator maka guru menunjuk lima orang

siswa secara acak dari tiap kelompok untuk

menjabarkan kembali apa yang didapatkan

selama pembelajaran. Siswa bisa menyimpulkan

indikator yang mudah tapi pada saat indikator

yang sulit siswa sulit untuk menyimpulkan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa

proses pembelajaran pada siklus II sudah

kondusif tetapi akibat terlalu banyak indikator

pencapaian serta tingkat soal terdapat soal

menganalisis C4 maka waktu pembelajaran tidak

sesaui dengan yang direncanakan di RPP.Oleh

karena itu perlu adanya perbaikan dari

pembuatan RPP dan indkator.

2)Lembar observasi guru

Lembar observasi guru digunakan untuk

mengamati aktivitas guruselama proses

pembelajaran. Observasi aktivitas guru

dilakukan oleh guru bidang studi biologi.

Lembar observasi aktivitas guru dalam bentuk

daftar cek. Adapun data hasil observasi guru

siklus II terlampir (lampiran 9). Berdasarkan

hasil observasi aktivitas guru siklus II

didapatkan persentase guru ketika mengajar

yaitu 94%. Persentase ini termasuk ke dalam

kategori sangat baik. Namun ada beberapa hal

yang harus diperbaiki seperti tegas dalam

membatasi waktu presentasi oleh siswa, harus

bisalebih tepat dalam memprediksi waktu

kegiatan pembelajaran di RPP, lebih

menggunakan bahasa komunikasi yang mudah

diterima siswa.

3)Hasil belajar

Untuk mengeahui peningkatan hasil

belajar pada siklus IIdilakukan tes kemampuan

siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa

adalah sebagai berikut:

Tabel 5. hasil belajar pada siklus II

Data Pre test Post test N-Gain

Max 55 80 0,69

Min 15 30 -0,27

Rata –rata 36,42 56,42 0,30

SD 8,62 12,57 X

Tuntas 0% 23% X

Tidak

Tuntas

100% 77% X

Berdasarkan data pada siklus II tersebut

dapat dijabarkan bahwa terdapat8 siswa sebesar

23% yang mencapai KKM 70 dan terdapat 27

siswa sebesar77% yang belum mencapai KKM.

Tindakan yang diberikan dihentikan di siklus II,

dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Nilai

Page 11: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,68-70

Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

rata-rata N-Gain pada siklus II adalah

0,30dengan kategori sedang.

d.Refleksi

Dalam penerapan model pembelajaran

Cooperative learning tipe NHT pada sub

konsep sistem reproduksi wanita walaupun

sudah baik tetapi masihditemukan beberapa

kekurangan

1)Materi

Materi pada siklus II lebih berat karena

menekankan sampai siswa mampu meganalisis

C4 pada bagian siklus menstruasi

2)Diskusi

Siswa membutuhkan waktu lebih banyak

pada saat diskusi dikarena siswa harus dapat

menganalisis soal di LKS yang diberikan guru.

3)Mengkomunikasi

Siswa sudahbaik pada saat

mempresentasikan materi dengan inkator yang

mudah tetapi pada saat siswa mempresentasikan

indikator soal menganalisis C4 masih banyak

siswa yang belum paham dan banyak siswa yang

bertanya pada saat presentasi sehingga waktu

tidak mencukupi sampai siswa paham betul akan

indikator C4 yang dipelajari.

e.Keputusan

Pada pelaksanaan siklus II

berdasarkanhasil belajarsiswaselamaproses

pembelajaran siklus II, bahwa hasil belajar pada

konsep sistem repsroduksi masih harus di

perbaiki. Hal ini tampak terlihat dengan

beberapa siswa yang belum tuntas yaitu 27 siswa

walaupun susdah meningkat dari siklus I yang

sebelumnya 29 siswa tetapi masih belum

dikatakan berhasil karena belum 80% yang

mencapai KKM 70. Namun tindakan yang

diberikan dihentikan pada siklus II, dikarenakan

keterbatasan waktu. Adapun perbaikan pada

siklus II yang dianggap perlu oleh peneliti antara

lain:

1) Memperbaiki penyampaian tugas kelompok

agar lebih detail dan semua siswa paham

akan tugas yang diberikan.

2) Guru harus lebih mengatur waktu lebih

banyak pada saat kerja kelompok karena

beban materi lebih berat dari pada siklus I

3) Pada saat diskusi kelompok berlangsung

pada saat penelusuran data guru harus lebih

mengawasi tiap tiap aktivitas siswa dalam

kelompok

4) Guru harus lebih menjalin interaksi dengan

siswa sesering mungkin pada saat diskusi

kelompok berlangsung. selain itu guru harus

memberikan banyak waktu untuk

memprsesentasikan hasil yang didapat siswa

agar efektif pada saat pembelajaran.

Pembahasan

Pada siklus I siswa yang nilainya

mencapai KKM yaitu 6 siswa atau 17% dari35

siswa. Masih banyak kekurangan yang terjadi

pada siklus I seperti siswa yang kurang kondusif

dan masih ada yang bingung pada saat

pembentukan kelompok dan fungsi dari nomor

yang dibagikan guru, masih ada siswa yang

mengobrol pada saat penelusuran soal, masih

banyak siswa yang kurang produktif karena

hanya mengandalkan buku paket saja tidak di

tambahkan pencarian literatur dari internet, dan

beberapa siswa belum menghiraukan kesimpulan

yang di paparkan temanya pada saat di tunjuk

guru untuk mengkomunikasikan hasilya.

Pada awal penerapan Cooperative

Learning tipe NHT yang telah dilakukan di

kelas, pembelajaran dengan menggunakan

NHT ini masih belum bisa diikuti siswa

dengan baik. Beberapa siswa banyak yang

kebingungan ketika pembelajaran berlangsung

tentang fungsi nomor yang dibagikan guru dan

Page 12: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,69-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

hubunganya dengan LKS yang diberikan guru

sehingga pada saat siklus I penelusuran data di

LKS menjadi kurang kondusif hal ini hampir

sama dengan penelitian Rizqiah yaitu pada

siklus I siswa kurang kondusif pada saat

mengerjakan LKS dan masih siswa yang belum

memperhatikan penjelasan guru pertama kali,

proses kerja kelompok masih didominasi siswa

yang pintar dansuasana kerja kelompok kurang

masksimal (Rizqiah, 2012). Tapi selebihnya

dapat mengikuti dengan baik dikarenakan

mereka sudah terbiasa bekerja kelompok dalam

pembelajaran sebelumnya.

Hasil aktivitas guru selama pembelajaran

telah menunjukkan bahwa guru melaksanakan

langkah-langkah penerapan model Cooperative

Learning tipe NHT dengan benar. Hal ini dapat

dilihat dari aktivitas guru yang menunjukkan

bahwa selama aktivitas pembelajaran guru dan

siswa dapat berinteraksi dengan baik, setiap

pertanyaan siswa yang ditanyakan ke guru dapat

dijawab dengan baik, guru memakai

keterampilan dalam bertanya serta menjawab

pertanyaan dari siswa. Pada saat siswa

berkelompok dan mengerjakan LKS guru juga

aktif berkeliling dan mengarahkan siswa dalam

menjawab soal dan apa yang harus dilakukan.

Pada siklus II siswa sudah bisa mengikuti

dengan model pembelajaran NHT karena sudah

terbiasa pada siklus I, pada siklus II hasil belajar

biologi siswa pada konsep sistem reproduksi

perempuan yang berhasil mencapai KKM

terdapat 8 siswa dari 35 siswa atau sekitar 22%,

hasil belajar ini meningkat dibandingkan dengan

hasil belajar siklus I. Hasil yang dicapai pada

siklus II belum sesuai dengan indikator

keberhasilan yaitu 80% siswa dapat memperoleh

nilai di atas KKM 70. Hal tersebut menunjukkan

bahwa siswa belum mampu memahami konsep

sistem reproduksi perempuan yang di berikan

dengan penerapan Cooperative Learning tipe

NHT.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah

dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan

penerapan model Cooperative Learning tipe

Number Head Together (NHT) pada materi

sistem reproduksi laki-laki dan sistem

reproduksi perempuan menunjukkan adanya

sedikit peningkatan hasil belajar siswa jika

dibandingkan dengan pengajaran sebelumnya.

Ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus I

sekitar 17% di siklus II sekitar 23% hasil

tersebut dapat dikatakan sedikit meningkat

setelah diterapkannya model pembelajaran tipe

Number Head Together.

Banyak faktor yang menyebabkan

penurunan hasil belajar di siklus II ini yaitu:

pertama dalam pembuatan indikator

pembelajaran ternyata sistem reproduksi

perempuan mempunyai indikator yang lebih

banyak dibanding sistem reproduksi pria pada

silklus I, kedua rata rata pada saat pembelajaran

siswa terhambat dalam memahami serta

menganalisis indiktor bagian soal C4, ketiga

siswa lebih banyak membutuhkan waktu dalam

menganalisis soal tingkat C4 karena selain dari

buku siswa juga mancari data dari browsing

internet sehingga kurang sesuai dengan waktu

di dalam RPP yang telah dibuat guru.

Keempat waktu presentasi menjadi lebih sedikit

akibat terlalu banyak dihasbikan dalam diskusi

kelompok selain itu pada saat presentasi, soal

yang mempunyai tingkatan C4 membuat siswa

sulit memaparkan atau menjelaskan ke siswa

lain akibatnya banyak siswa yang bertanya dan

waktu yang disajikan oleh guru tidak cukup

menjawab pertanyaan sehingga masih banyak

siswa yang belum paham. Kelima rentang waktu

antara siklus I dan Siklus II berselang 2 hari

sehingga mempengaruhi retensi pemahaman

siswa.

Selain kendala tejadi pada saat

pembelajaran terdapat pula kelebihan yang

didapatkan pada tahap Siklus II. Pertama, pada

Page 13: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Model Cooperative Learning Tipe Number Head Togetheruntuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,70-70

Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

siklus II banyak siswa yang mempunyai nomor

yang sama dengan siswa yang maju dari

kelompok lain ketika dalam mempresentasikan

hasilnya berusaha menambahkan dan

membenarkan karena guru memberikan

penghargaan ketika ada siswa yang

menambahkan atau bertanya, kedua banyak

siswa yang lebih aktif mencatat materi di siklus

II di bandingkan dengan siklus I.

Dari keseluruhan hasil pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative learning tipe Number Head

Together yang telahdilakukan, peneliti dapat

menemukan kelebihan pembelajaran dengan

menggunakan model ini antara lain adalah siswa

dengan lebih mudah memetakan pembelajaran

seperti dari menyebutkan struktur reproduksi,

menghubungkan proses-proses yang terjadi

dalam sistem reproduksi, dan siswa lebih

banyak bekerja karena setiap siswa bertanggung

jawab terhadap satu nomor dalam pertanyaan di

dalam LKS yang diberikan guru.

Peneliti juga menemukan adanya

kekurangan dalam penerapan model

pembelajaran ini, sehingga menurunkan hasil

belajar siswa, diantaranya waktu yang diberikan

harus benar benar dimanfaatkan guru dalam

menyusun RPP dan menganalisis dalam

indikator apa yang akan memakan waktu banyak

pada saat siswa mendalami materi, siswa kurang

merespon pertanyaan yang diberikan guru dalam

hal apakah siswa paham akan materi atau tidak

sebelum dilanjutkan ke indikator pembelajaran

selanjutnya.

SIMPULAN

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah

dilaksanakan pada siklus Idan siklus II dengan

penerapan model Cooperative Learning tipe

Number Head Together (NHT) pada materi

sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi

wanita menunjukkan adanya sedikit peningkatan

hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan

pengajaran sebelumnya. Ketercapaian hasil

belajar siswa pada siklus I sekitar 17% di siklus

II sekitar 23% hasil tersebut dapat

dikatakansedikit meningkatsetelahditerapkannya

modelpembelajarantipeNumberHead Together.

Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa

yang menggunakan model pembelajaran tipe

NHT walaupun meningkat dari siklus I ke siklus

II tetapi belum mencapai ketuntasan 80%.

Berdasarkan data yang diperoleh, siswa yang

dapat mencapai nilai KKM 70 pada siklus I

terdapat 6 siswa dengan persentase 17%

kemudian pada siklus II mengalami peningkatan

menjadi 8 siswa dengan persentase 22%.

Berdasarkan analisis data N-Gain mengalami

penurunan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari

0,36 menurun menjadi 0,30 dengan kategori

pemahaman sedang.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di peroleh, maka

disarankan:

1. Gurubidangstudihendaknyadapatterusmenge

mbangkanmodelpembelajaran tipe NHT ini

dalam kegiatan pembelajaran, dan tidak

menutup kemungkinan untuk melaukan

penelitian kembali sampai mencapai siklus

III sertadapat pula mengkombninasikan

model NHT dengan model pembelajaran

lain sehingga hasil belajar siswa yang

diharapkan dapat tercapai.

2. DalammatapelajaranbiologikelasXIguruharu

sbenar-benar memperkirakan waktu yang

dipakai siswa dalam mempelajari tiap

indikator.

Page 14: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34011/1/Diani...Standar Kompetensi Inti mata pelajaran ... , konseptual, prosedural,

Diani A., Fakhrur R., Nengsih J.

| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran,71-70 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8

3. Guru hendaknya lebih dapat memotivasi

siswa agar siswa lebih aktif dalam bertanya

ataupun menjawab soal soal.

DAFTAR PUSTAKA

Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar

Penelitian Pendidikan Sains.Jakarta: UIN.

Kusuma, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012.

Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Ptindeks

Peraturan Menteri Pendidikan dan

KebudayaanNo. 69 Tahun 2013. Jakarta:

Permendikbud, 2013.

Rizqiah, 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Number Head Together (NHT) Pada

Konsep Sistem Gerak Pada Manusia.

Skripsi FITK UIN Jakarta.

Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran

Sains. Jakarta: UIN Press.