PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi...

159
PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh : NUR KHASANAH NIM. 111-14-377 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi...

Page 1: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL

AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO

GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

NUR KHASANAH

NIM. 111-14-377

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

ii

Page 3: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

iii

Page 4: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

iv

Page 5: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

v

Page 6: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

vi

MOTTO

ضي هللا عنو قا ل : قا ل ر سو ل هللا صل هللا عليو و سلم :عه عثما ن ر

ر كم مه تعلم ال قر آن وعلمو خي

)رواه البخاري(

Dari Usman r.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, “Sebaik-baik

kalian adalah yang belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya.”

(HR. Bukhari)

Page 7: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil „Alamiin, puji syukur teruntai dari sanubariku yang

terdalam atas karunia dan rahmat Allah SWT. dengan segenap rasa cinta dan

sayang aku persembahkan karya sederhana ini untuk:

1. Ayahandaku dan Ibuku tercinta, Bapak Isroni dan Ibu Sukarni sepasang

malaikat penjagaku di bumi-Nya. Semoga tahun depan berangkat ke

Baitullah. Amiinn

2. Mas Sulis, Mas Suroto, Mbak Siti Choidzaroh, Ahmad Saiful Hadi, dan

Ayunda Nimas Mirzamil. Aku sayang kalian.

3. Kakek, nenek, pak dhe, budhe, paman, bibi, semua keluarga besar Simbah

Slamet Hadi (Alm) dan keluarga besar Simbah Juri yang selalu

mendoakanku.

4. Almaghfurlah Romo K.H. Mahfud Ridwan dan Ibu Nyai Hj. Nafisah yang

saya ta‟dzimi, orang tua kedua ku di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Ilmu

yang beliau beri tak akan mampu kubalas dengan materi apapun. Semoga

surga menemukan kita.

5. Kyai Muhammad Hanif dan Bu Nyai Rosyidah yang selalu memberikan

nasehat dan selalu mendoakanku.

6. Para Guru dan Dosenku khususnya Bapak Muh. Hafidz, M.Ag yang selalu

membimbing demi terselesainya skripsiku dan menjadi pelita dalam studiku.

7. Pak Ali Nugroho, Pak Manaf, Pak Slamet, Pak Zuhdi, Pak Mahasin, Pak

Sofari dan semua asatidz Pondok Pesantren Edi Mancoro. Terima kasih atas

ilmu yang diajarkan. Semoga kami dapat mengamalkan dan maaf belum

bisa menjadi santri yang teladan.

8. Akhmad Choerudin Wakhid, S.Kom. yang selalu menjadi warna dalam

hidupku selama enam tahun ini. Terima kasih sudah menunggu hingga aku

benar-benar dewasa. Semoga tidak hanya sampai sekarang perjalanan kita.

Page 8: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

viii

9. Wahyu Rahma Zulaekha, S.Pd. dan keluarga yang selalu menyediakan

tempat dan waktu untuk curhat ketika suasana hati sedang pilu. Terima

kasih kak Rahma.

10. Iffah latifah, Husna Fitrotun Najah, Mas Gus Alvin Muhammad Ridwan.

Aku sayang kalian.

11. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terkhusus teman-teman

penghuni kamar 14 yang selalu menghiburku.

12. Teman-temanku PPL di SMP N 8 Salatiga yang saya sayangi.

13. Teman-temanku KKN Posko 32 yang saya sayangi.

14. Teman-teman seperjuangan PAI Angkatan 2014.

15. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

16. Dan untuk semuanya, terima kasih.

Page 9: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW,

keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,

yang berkenan mengoreksi dan mengarahkan judul skripsi di tengah padatnya

tugas.

4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan,

arahan serta ide cemerlangnya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Eva Palupi, S.Psi., selaku dosen pembimbing akademik, beserta bapak

dan ibu dosen yang telah berkenan membimbing penulis selama masa studi.

6. Orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, aspirasi dan

gemblengan bagi penulis.

7. Kyai Muhammad Hanif, M.Hum. dan Ibu Nyai Rosyidah, Lc. selaku

pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah memberikan izin dan

bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

waktunya untuk penulis ketika melakukan penelitian skripsi.

9. Akhmad Choerudin Wakhid, S.Kom yang selalu memberikan semangat lebih

kepada penulis.

Page 10: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

x

10. Semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini, yang tak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullah khair al-jaza‟.

Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.

Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas

semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis.

Akhirnya, dari karya tulis ini penulis berharap kemanfaatan bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Salatiga, 13 Maret 2018

Penulis,

Page 11: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

xi

ABSTRAK

Khasanah, Nur. 2018. Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-

Qur‟an Santri Tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing Muh. Hafidz, M.Ag.

Kata Kunci, Menghafal Al-Qur’an, Metode Takrir

Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui proses

pelaksanaan metode takrir dalam menghafal Al-Qur‟an santri tahfidz di

pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan. 2) Untuk mengetahui hal-hal

yang mempengaruhi (mendukung) dalam menghafal santri tahfidz di

pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan. 3) Untuk mengetahui

hambatan-hambatan dalam menghafal Al-Qur‟an santri tahfidz di pondok

pesantren Edi Mancoro Gedangan. 4) Untuk mengetahui hasil menghafal

Al-Qur‟an menggunakan metode takrir di pondok pesantren Edi Mancoro

Gedangan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber

sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi dengan menggunakan analisis data kualitatif model air yaitu

melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan

data diperoleh menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Pelaksanaan menghafal

Al-Qur‟an menggunakan metode takrir di pondok pesantren Edi Mancoro

dimulai dengan membaca satu halaman ayat Al-Qur‟an, kemudian

dilanjutkan dengan mentakrir ayat demi ayat. Wujud dari kegiatan

menghafal dengan metode takrir di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan, antara lain: a. Setoran hafalan baru kepada ustadzah; b. Takrir

(mengulang-ulang) hafalan lama secara berpasang-pasangan; c. Sima‟an

setiap minggu dan setiap bulan; d. Ujian mengulang hafalan secara lisan

dan tulis setiap satu semester satu kali. 2) Faktor yang menjadi pendukung

dalam menghafal Al-Qur‟an menggunakan metode takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan diantaranya: do‟a restu dan motivasi

dari orang tua, motivasi dari teman dan lingkungan, good mood, motivasi

dari diri sendiri, niat yang ikhlas, dan kegiatan sima‟an yang dilakukan

setiap minggu dan setiap bulan. 3) Faktor yang menjadi penghambat dari

menghafal Al-Qur‟an menggunakan metode takrir antara lain: malas,

kondisi tubuh tidak sehat, kurang pandai membagi waktu, bad mood, dan

hafalan yang kadang hilang. 4) hasil menghafal Al-Qur‟an menggunakan

metode takrir yaitu sangat efektif dan menghasilkan hafalan yang bagus

baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Page 12: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................... i

HALAMAN BERLOGO ...................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................ iv

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ................................ v

HALAMAN MOTTO ....................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................vii

KATA PENGANTAR ...................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................ xi

DAFTAR ISI ....................................................................xii

DAFTAR TABEL ........................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................... 9

D. Kegunaan Penelitian ........................................ 10

E. Kajian Pustaka ................................................. 11

F. Sistematika Penulisan ...................................... 13

Page 13: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Metode dalam Menghafal Al-Qur‟an .............. 15

1. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an .............. 15

2. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur‟an .......... 18

3. Adab-adab Menghafal Al-Qur‟an .............. 32

4. Macam-macam Metode dalam Menghafal

Al-Qur‟an ................................................... 32

5. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ............. 36

B. Metode Takrir .................................................. 37

1. Pengertian Metode Takrir .......................... 37

2. Tingkat Menghafal dengan Takrir ............. 39

3. Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam

Menghafal Al-Qur‟an ................................ 40

4. Kekeliruan dan Penyebab ketika Takrir .... 41

5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Menghafal Al-Qur‟an ................................ 42

6. Solusi Mengatasi Penghambat dalam

Menghafal Al-Qur‟an ................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................... 46

B. Lokasi Penelitian .............................................. 46

Page 14: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

xiv

C. Sumber Data .................................................... 47

1. Data Primer ................................................ 47

2. Data Sekunder ............................................ 47

D. Prosedur Pengumpulan Data ............................ 48

1. Observasi atau Pengamatan ....................... 48

2. Wawancara atau Interview ......................... 49

3. Dokumentasi .............................................. 49

E. Analisis Data .................................................... 49

F. Pengecekan Keabsahan Data ........................... 51

G. Tahap-tahap Penelitian .................................... 52

BAB IV PAPARAN DAN ANALIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................ 54

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Edi

Mancoro ..................................................... 54

2. Sejarah Pondok Pesantren Edi Mancoro .... 55

3. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro ....... 59

4. Visi, Misi, Tujuan, dan Garis Perjuangan

Pondok Pesantren Edi Mancoro ................. 63

5. Unsur-unsur Pesantren ............................... 64

6. Madrasah Tahfidz Pondok Pesantren Edi

Mancoro ..................................................... 65

7. Gambaran Informan ................................... 68

Page 15: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

xv

B. Paparan Data ................................................. 70

C. Analisis Data ................................................. 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................... 94

B. Saran .............................................................. 96

DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................ 101

Page 16: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 batas-batas wilayah Gedangan ..................... 54

2. Tabel 3.2 profil pondok pesantren Edi Mancoro .......... 59

3. Tabel 3.3 struktur pengurus ........................................ 61

4. Tabel 3.4 jadwal setoran ............................................. 67

5. Tabel 3.5 daftar nama informan ................................... 69

Page 17: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua agama di dunia ini mempunyai sumber hukum yang ditujukan

kepada umatnya. Salah satunya yaitu dalam agama Islam. Agama Islam

mudah diterima dan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan sesuai dengan

kemampuam orang yang normal (Jurnal : 96). Bila seseorang mendengar kata

Al-Quran, ia segera mengetahui bahwa yang dimaksud adalah “kalam Allah”

atau kalamullah subhanahu wa ta‟ala yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw.; membacanya merupakan suatu ibadah, susunan kata dan

isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil secara

mutawatir. Al-Qur‟an yang mengandung seluruh ilmu pengetahuan adalah

salah satu karunia Allah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan

manusia. Macam karunia ini tidak mungkin didapat oleh manusia tanpa

melalui proses yang panjang. Mengapa kitab suci ini dinamai Al-Quran?

Imam Al-Syafi‟i tidak merasa perlu mengupas asal-usul pemberian nama ini,

karena Allah memang memberi nama demikian. Sama saja dengan ketika

Allah memberi nama Taurat dan Injil untuk kitab suci yang diturunkan kepada

Nabi Musa dan Nabi Isa (Hermawan, 2011: 11-12)

Page 18: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

2

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang sangat diagungkan oleh umat

Islam, karena di dalamnya mengandung nilai-nilai yang sangat penting untuk

dijadikan suri tauladan dan juga sebagai pedoman hidup umat Islam. Al-

Qur‟an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat

Jibril secara berangsur-angsur. Tidak hanya satu kali waktu Al-Qur‟an

diturunkan, akan tetapi secara bertahap sesuai dengan kasus dan peristiwa

yang mendahuluinya juga sejalan dengan tuntutan situasi dan keadaan

masyarakat yang menjadi obyek turunnya. Hal ini ditegaskan oleh Allah

SWT. dalam firman-Nya sebagai berikut :

ه عييه اىقسءان جميت وحدة وقبه اىريه مفسوا ىول وز

مرىل ىىثبت بهۦ فؤادك وزت يىه تستيل ﴿٢٣﴾ول يأتوول بمثو إل

جئىل ببىحق وأحسه تفسيسا ﴿اىفسقبن: ٢٣ -٢٢﴾

Artinya: “Orang-orang kafir berkata; mengapa Al-Qur‟an itu

tidak diturunkan kepadanya secara sekaligus?

Demikianlah, untuk memperteguh hatimu (Muhammad)

dengannya, dan Kami membacakannya kelompok demi

kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang

kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan

Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang

Page 19: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

3

paling baik penjelasannya. (Q.S. Al-Furqon 25: 32-33)

(Usman, 2009; 48-49).

Sejak pertama diturunkannya Al-Qur‟an, Rasulullah saw. dan para

sahabat sudah melakukan pemeliharaan Al-Qur‟an. Ada dua jalur yang

ditempuh Rasulullah saw. dan para sahabat dalam upaya pemeliharaan Al-

Qur‟an pada masa itu, yaitu :

Pertama, pemeliharaan di dada melalui hafalan. Pada masa Nabi

Muhammad saw. ini Bangsa Arab sebagian besar buta huruf. Mereka

belum banyak mengenal kertas sebagai alat tulis seperti sekarang. Oleh

karena itu setiap Nabi menerima wahyu selalu dihafalnya, kemudian

beliau disampaikan kepada para sahabat dan diperintahkan untuk

menghafalkannya (Zen, 1985 ; 5-6). Rasulullah saw. adalah hafizh

(penghafal) Al-Qur‟an pertama dan sekaligus contoh terbaik bagi para

sahabat khususnya ketika itu dan sekaligus contoh terbaik bagi kaum

muslimin umumnya sampai hari kiamat. Pada masa Rasulullah, para

sahabat r.a berlomba-lomba membaca, menghafal dan mempelajari Al-

Qur‟an, selanjutnya mereka menyampaikan dan mengajarkan apa yang

diterimanya dari beliau kepada anak dan istri mereka di rumah masing-

masing. Kesungguhannya itu, para sahabat banyak sekali yang menghafal

Al-Qur‟an karena Rasulullah selalu menekankan kepada mereka agar

menghafal Al-Qur‟an (Usman, 2009; 57).

Yang kedua adalah pemeliharaan Al-Qur‟an di atas material melalui

tulisan. Beberapa sahabat menuliskan ayat-ayat Al-Qur‟an pada bahan-

Page 20: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

4

bahan yang ada pada masa itu seperti kulit-kulit dan tulang hewan,

permukaan batu yang datar dan halus, serta pelepah-pelepah kurma

(Hitami, 2012 ; 23).

Al-Qur‟an adalah kitab yan terjaga bahasanya dan telah dijamin oleh

Allah SWT akan selalu dijaga dan dipelihara. Firman Allah SWT:

ب و إ وحه ب ى ى وز س م اىر ب و إ و ه ى بفظون ىح

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur‟an

dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”

(QS. Al-Hijr : 9).

Ayat tersebut merupakan firman dari Allah SWT bahwa Dia akan

menjaga Al-Qur‟an. Salah satu bentuk realisasinya adalah Allah SWT

mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang akan menjadi penghafal Al-

Qur‟an dan menjaga kemurnian kalimat beserta bacaannya. Sehingga, jika ada

musuh Islam yang berusaha mengubah atau mengganti satu kalimat atau satu

kata saja, pasti akan diketahui, sebelum semua itu beredar secara luas di

tengah masyarakat Islam (Muhith, 2013: 13-14).

Hidup di bawah naungan Al-Qur‟an merupakan nikmat yang tiada tara.

Oleh karena itu, sampai pada saat ini banyak sekali orang yang menghafal Al-

Qur‟an mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai usia tua.

Page 21: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

5

Termasuk keistimewaan terbesar Al-Qur‟an karena tidak satupun kitab yang

dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf bahkan harakatnya seperti Al-Qur‟an.

Ia diingat di dalam hati dan pikiran para penghafalnya. Hal ini jelas

menafikkan kenyataan ribuan umat Islam yang memiliki kekuatan ingatan dan

ketepatan dalam menghafal ayat demi ayat Al-Qur‟an (Romdhoni, 2013; 99).

Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian Al-Qur‟an adalah dengan

menghafalkannya. Sebagai bentuk ibadah, menghafal Al-Qur‟an tentunya

perlu niat yang benar. Tidak hanya niat saja, akan tetapi dalam menghafal Al-

Qur‟an diperlukan metode yang tepat. Jikalau sudah menggunakan metode

yang tepat, selanjutnya adalah bagaimana cara menjaganya atau melestarikan

hafalan tersebut. Istiqomah dan kemauan yang tinggi menjadi suatu hal yang

diperlukan dalam melestarikan hafalan tersebut (Muhith, 2013; 21).

Al-Qur‟an dihafalkan untuk seluruh umat muslim. Mulai dari usia dini,

hingga usia lanjut. Bagi usia lanjut, tidak ada kata terlambat untuk menghafal

Al-Qur‟an karena memang Al-Qur‟an dimudahkan oleh Allah SWT untuk

dihafalkan. Seperti contoh Tabarak dan kedua adiknya yang hafal Al-Qur‟an

30 Juz sejak usia balita, lalu ada seorang nenek yang hafal Al-Quran di usia

86 tahun, ada seorang kakek yang berprofesi sebagai sopir hafal Al-Qur‟an.

Beberapa contoh ini membuktikan bahwa Allah memang memudahkan bagi

siapa saja yang benar-benar ingin menghafal Al-Qur‟an (Sayyid, 2013: 100-

106).

Page 22: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

6

Rasulullah saw sangat menganjurkan menghafal Al-Qur‟an karena

disamping menjaga kelestariannya, menghafal ayat-ayatnya adalah pekerjaan

yang terpuji dan amal yang mulia. Rumah yang tidak ada orang yang

membaca Al-Qur‟an di dalamnya seperti kuburan atau rumah yang tidak ada

berkatnya. Dalam shalat juga, yang mengimami adalah diutamakan yang

banyak membaca Al-Qur‟an, bahkan yang mati dalam perang pun, yang

dimasukkan dua atau tiga orang ke dalam kuburan, yang paling utama

didahulukan adalah yang paling banyak menghafal Al-Qur‟an (Zawawie,

2011:34).

Di Indonesia pada masa sekarang ini telah tumbuh subur tempat

untuk mendidik menguasai ilmu Al-Qur‟an secara mendalam, di samping itu

ada juga yang mendidik untuk menjadi hafidzh dan hafidzah. Tempat dalam

pengertian Pesantren atau lembaga-lembaga tahfidzh Al-Qur‟an itu paling

penting untuk diperhatikan, karena menghafal Al-Qur‟am terkadang

memerlukan hijrah atau keluar rumah. Apabila lingkungan rumah kondusif,

mungkin kegiatan menghafal cukup dilakukan di rumah, tidak harus mondok

di Pesantren. Tetapi, setajam-tajamnya pisau tak bisa membuat gagangnya

sendiri. Artinya, kegiatan menghafal Al-Qur‟an biasanya akan sulit dilakukan

di rumah, meski orangtuanya Kiai yang mempunyai Pesantren tahfidzh

(Makhyaruddin, 2013; 70).

Salah satu yayasan di wilayah Kabupaten Semarang yang membuka

kesempatan untuk menghafal Al-Qur‟an adalah Pondok Pesantren Edi

Mancoro di desa Gedangan Tuntang. Meskipun yayasan ini berlokasi di

Page 23: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

7

pinggiran kota yang sudah cukup lama berdiri, hal ini tidak menjadikan

yayasan ini sepi dari peminat. Pondok Pesantren Edi Mancoro ini adalah

Pesantren kitab dan Al-Qur‟an. Hampir semua santri di sana adalah

mahasiswa. Pondok Pesantren Edi Mancoro ini adalah salah satu Pesantren

yang ada di Kabupaten Semarang. Ada program tahfidz di Pesantren Edi

Mancoro ini.

Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, dibutuhkan suatu strategi dan

cara yang pantas dan cocok. Demikian pula dengan pelaksanaan menghafal

Al-Qur‟an yang memerlukan suatu metode dan teknik yang dapat

memudahkan usaha-usaha tersebut, sehingga dapat berhasil dengan baik. Oleh

karena itu, metode merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

keberhasilan dalam menghafal Al-Qur‟an.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis lakukan, menurut

para santri menjaga hafalan memang lebih sulit daripada menghafalnya dari

nol. Mereka memerlukan metode yang tepat untuk menghafalkannya. Ada

beberapa metode yang mereka gunakan dalam menghafal Al-Qur‟an. Adapun

metode yang mereka gunakan adalah dengan metode takrir, thariqah, dan

muraja‟ah. Dengan banyaknya metode dalam mengulang hafalan santri,

menurut penulis metode takrir adalah efektif dalam meningkatkan kelancaran

hafalan dan juga dalam menjaga Al-Qur‟an. Metode takrir adalah mengulang

hafalan, baik masih menambah maupun sudah tidak menambah

(Makhyaruddin, 2013: 257).

Page 24: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

8

Dari latar belakang tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk

mengadakan penelitian yang penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul

“Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018”

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang akan peneliti kaji disini adalah mengenai

Menghafal dengan Penerapan Metode Takrir Santri Tahfidz di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Tahun 2018.

Dari fokus penelitian ini dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir

santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018 ?

2. Apa saja hal-hal yang mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018?

3. Apa saja hambatan-hambatan dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018 ?

Page 25: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

9

4. Bagaimana hasil menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang

dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses dan pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an dengan

metode Takrir di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui hal-hal yang mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an

di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam menghafal Al-Qur‟an di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018.

4. Untuk mengetahui hasil menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018.

Page 26: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

10

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai

pihak, yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khazanah keilmuan bidang agama islam, lebih khusus pada santri

yang menghafalkan Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan juga bisa

sebagai bahan referensi dan tambahan pustaka pada perpustakaan

IAIN Salatiga.

2. Kegunaan Praktis

Bagi Pengasuh Santri Tahfidz, hasil penelitian ini bisa

menjadi acuan untuk mengambil kebijakan yang dapat

meningkatkan kulaitas hafalan santri tahfidz serta kualitas dalam

menjaga hafalan Al-Qur‟an santri tahfidz Pondok Pesantren Edi

Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Bagi Santri Tahfidz ,hasil penelitian ini diharapkan bisa

meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur‟an dan menjaga Al-

Qur‟an sehingga menjadi lebih baik lagi.

Bagi Santri Non Tahfidz (Reguler), hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi motivasi santri yang belum

menghafalkan Al-Qur‟an untuk lebih semangat lagi mengikuti

program tahfidz.

Page 27: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

11

Bagi Peneliti yang akan Datang, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi acuan dalam perumusan penelitian

lanjutan yang lebih mendalam dan lebih komprehensif khususnya

yang berkenaan dengan penelitian.

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semisal yang pernah

dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya, adalah :

Anisa Ida Khusniyah (2014) PAI IAIN Tulungagung dalam

skripsinya yang berjudul “Menghafal Al-Qur‟an Dengan Metode

Muraja‟ah Studi Kasus Di Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo

Tulungagung”, dia menyimpulkan bahwa : pelaksanaan menghafal Al-

Qur‟an dengan Metode Muraja‟ah Studi Kasus di Rumah Tahfidz Al-

Ikhlash Karangrejo Tulungagung antara lain setoran (memuraja‟ah)

hafalan baru kepada Guru (Ustadz/Ustadzah), Muraja‟ah hafalan lama

yang disemakkan teman dengan berhadapan dua orang dua orang,

Muraja‟ah hafalan lama kepada Ustadz/Ustadzah, dan Al-Imtihan Fii

Muraja‟atil Muhafadlah (ujian mengulang hafalan). Adapun faktor

peghambat pelaksanaan penerapan metode muraja‟ah dalam menghafal

Al-Qur‟an Studi Kasus di Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo

Tulungagung, yaitu ayat-ayat yang sudah hafal lupa lagi, malas,

kecapekan, dan tempat kurang mendukung. Solusi dalam mengatasi faktor

penghambat pelaksanaan metode muraja‟ah dalam meghafal Al-Qur‟an di

Rumah Tahfidz Al-Ikhlash Karangrejo Tulungagung adalah istiqamah

Page 28: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

12

memuraja‟ah (mengulang) hafalan, memotivasi diri sendiri, manajemen

waktu waktu dan memilih tempat baik tempat menghafal maupun tempat

memuraja‟ah hafalan Al-Qur‟an.

Wahyu Rahma Zulaeha (2016) PAI IAIN Salatiga dalam skripsinya

yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Majemuk terhadap Kemampuan

Menghafal Al-Qur‟an Santri Tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro

tahun 2016”, dia menyimpulkan bahwa analisis data yang didapat dari

rumus product moment menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan

antara variabel X dan variabel Y pada santri tahfidz Pondok Pesantren Edi

Mancoro. Artinya, ada pengaruh positif antara kecerdasan majemuk

dengan kemampuan menghafal Al-Qur‟an santri tahfidz Pondok Pesantren

Edi Mancoro. Hal ini terbukti karena rxy lebih besar daripada r tabel yaitu

0,621>0,404.

Sutrisno (2017) PAI IAIN Salatiga dalam skripsinya yang berjudul

“Metode Menghafal Al-Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur‟an

Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”,

dia menyimpulkan bahwa : Jenis metode yang digunakan di Sekolah Dasar

Islam Tahfidzul Qur‟an Al-Irsyad antara lain talaqqi (membacakan

hafalan baru), tahfidz (menyetorkan hafalan yang telah dia hafal), dan

murojaah (menyetorkan ulang hafalan yang pernah di hafal). Media yang

di pergunakan dalam menghafal Al-Qur‟an antaranya : Al-Qur‟an , buku

iqro‟, audio visual, mic dan speaker, alat tulis dan buku perkembangan

prestasi iqro‟ dan Al-Qur‟an. Adapun faktor pendukungnya antara lain

Page 29: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

13

letak geografis yang strategis. Sedangkan faktor penghambatnya antara

lain pembelajaran menghafal Al-Qur‟an masih sangat tergantung kepada

pengampu halaqah tahfidz.

Penelitian terdahulu tersebut dipakai oleh peneliti sebagai bahan

pijakan dalam penelitian yang dilakukan dengan fokus yang lebih spesifik

lagi, yaitu mengenai metode yang diterapkan di lokasi penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan

untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan

isi skripsi. Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun

sistematikanya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,kanjian

penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjabarkan tentang landasan teori yang

membahas tentang metode dalam menghafal al-qur‟an,

metode takrir, faktor pendukung dan penghambat dalam

menghafal al-qur‟an.

Page 30: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

14

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan

data, dan tahap-tahap penelitian.

BABI IV : PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan tentang paparan data dan analisis.

Paparan data yang meliputi Proses pelaksanaan menghafal

Al-Qur‟an dengan metode takrir, hal-hal yang

mempengaruhi dalam menghafal Al-Qur‟an, hambatan-

hambatan dan solusi dalam menghafal Al-Qur‟an, hasil

menghafal Al-Qur‟an dengan metode takrir, serta analisis

data hasil temuan yang terdiri dari: proses pelaksanaan

menghafal Al-Qur‟an dengan metode takrir , hal-hal yang

mempengaruhi dalam menghafal Al-Qur‟an, hambatan-

hambatan dan solusi dalam menghafal Al-Qur‟an santri

tahfidz dalam menghafal, dan hasil menghafal Al-Qur‟an

dengan metode takrir.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 31: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

15

Page 32: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode dalam Menghafal Al-Qur’an

1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

Menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari kata

hafal yang artinya telah masuk di ingatan. Sedangkan menghafal sendiri

mempunyai arti mempelajari atau melatih supaya hafal (Purwadarminta,

1976: 338). Menghafal dalam bahasa Arab sepadan dengan kata hafizho-

yahfazhu-hifzhon yang berarti memelihara, menjaga, menghafal (Yunus,

Tt: 105). Menghafal dalam bahasa Indonesia berasal dari kata hafal yang

berarti termasuk ingatan, dapat mengungkapkan di luar kepala, sehingga

berarti berusaha meresap ke dalam pikiran agar selalu ingat.

Sederhananya, makna menghafal adalah suatu usaha menggunakan

ingatan untuk menyimpan data atau memori dalam otak, melalui indra,

kemudian diucapkan kembali tanpa melihat buku atau subyek hafalan

yang nantinya dapat diingat kembali ke alam sadar.

Adapun yang dimaksud dengan menghafal Al-qur‟an adalah

menghafal sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf ustmani

mulai dari al-Fatihah hingga surat an-Naas dengan maksud beribadah,

menjaga dan memelihara kalam Allah yang merupakan mu‟jizat yang

diturunkan kepada nabi dan rasul terakhir dengan perantara malaikat Jibril

Page 33: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

17

yang ditulis dalam beberapa mushaf yang dinukil (dipindahkan) kepada

kita dengan jalan mutawatir (Munjahid, 2007: 74).

Sederhananya, menghafal Al-Qur‟an adalah suatu proses

membaca serta mencamkan Al-Qur‟an dengan tanpa melihat tulisan Al-

Qur‟an (di luar kepala) secara berulang-ulang agar senantiasa ingat dalam

rangka memperoleh sejumlah ilmunya.

Menghafal Al-Qur‟an adalah suatu proses pengingat dimana

seluruh materi ayat (rincian bagian-bagiannya seperti fonetik, waqaf, dan

lain-lain) harus diingat secara sempurna. Seorang ahli psikolog ternama,

Atkinson dalam bukunya (Sa‟dulloh, 2008: 45-51) menyatakan bahwa

perbedaan dasar mengenai ingatan sebagai berikut:

a. Encoding (memasukkan informasi ke dalam ingatan). Adalah suatu

proses memasukkan data-data informasi ke dalam ingatan. Proses

ini melalui dua alat indra manusia, yaitu pengihatan dan

pendengaran. Kedua alat indra tersebut memegang peranan penting

dalam penerimaan informasi sebagaimana banyak dijelaskan dalam

ayat-ayat Al-Qur‟an, dimana penyebutan mata dan telinga selalu

beriringan (As-sama‟ wal bashar). Itulah sebabnya, sangat

dianjurkan untuk mendengarkan suara sendiri (sekedar didengar

sendiri) pada saat menghafal Al-qur‟an agar kedua alat sensorik ini

bekerja dengan baik.

b. Storage (penyimpanan). Proses lanjut setelah encoding adalah

penyimpanan informasi yang masuk di dalam gudang memori.

Page 34: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

18

Gudang memori terletak di dalam memori jangka panjang (long

term memory ).

c. Retrieval (pengungkapan kembali). Pengungkapan kembali

(reproduksi) informasi yang telah disimpan di dalam gudang

memori adakalanya serta merta dan adakalanya perlu pancingan.

Dalam proses menghafal Al-Qur‟an urutan-urutan ayat sebelumnya

secara otomatis menjadi pancingan terhadap ayat-ayat selanjutnya.

Karena itu, biasanya lebih sulit menyebutkan ayat yang terletak

sebelumnya daripada yang terletak sesudahnya.

Orang yang menghafal seluruh Al-Qur‟an, oleh masyarakat disebut

sebagai hafidz. Tahfidz mempunyai makna yang lebih luas dari

menghafal, karena mempunyai tiga tingkatan : Menghafal, menjaga

(menyimpan kesan-kesan), serta memahami dan mengajarkan

(mengucapkan kembali kesan-kesan) (Rusyan dan Daryani, Tt: 36)

Al-Hafidz adalah istilah yang dipergunakan untuk seorang yang

sudah benar-benar hafal 30 juz Al-Qur‟an. Namun, ada perbedaan prinsip

antara hafidz Al-Qur‟an dengan hafidz-hafidz selain Al-Qur‟an, seperti

hafidz hadits, syair, atau yang lainnya (Nawabuddin, 1991: 25). Perbedaan

ini disebabkan oleh dua prinsipal, yaitu:

Yang pertama, orang yang hafal secara tidak sempurna seluruh Al-

Qur‟an atau orang yang hafal hanya separuh atau sepertiga dari Al-

Qur‟an tidak menyempurnakan dan tidak melengkapi hafalannya,

maka tidak disebut hafidz.

Page 35: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

19

Yang kedua, memelihara secara kontinue dan senantiasa menjaga

yang dihafal supaya tidak lupa. Orang yang hafal Al-Qur‟an

kemudian lupa atau lupa sebagian saja atau bahkan seluruhnya

karena meremehkan dan lengah tanpa suatu alasan yang dapat

diterima seperti sakit atau tua bangka, maka ini tidak disebut

hafidz, dan tidak berhak digelari hamil al-Qur‟an al-Kariim.

2. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur’an

Seseorang yang akan menghafal Al-Qur‟an harus mempunyai

persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan

benar. Selain itu, persiapan merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya

hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan

memuaskan.

Beberapa persiapan atau syarat-syarat yang harus dilakukan antara

lain sebagai berikut:

a. Niat yang Ikhlas dari calon penghafal Al-Qur’an

Bagi seorang calon penghafal atau yang sedang dalam

proses menghafalkan Al-Qur‟an, wajib melandasi hafalannya

dengan niat yang ikhlas, matang, serta memantapkan

keinginannya, tanpa adanya paksaan dari orang tua atau karena

hal lain. Sebab, jika si penghafal tersebut mendapat paksaan

dari orang tua atau hal lain, maka tidak akan ada kesadaran dan

rasa tanggung jawab dalam menghafal Al-Qur‟an (Wahid,

2014: 28).

Page 36: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

20

Seorang penghafal Al-Qur‟an apabila sudah mempunyai

niat yang ikhlas, berarti ia sudah ada hasrat dan kemauan yang

telah tertanam dalam hatinya, sehingga jika ada kesulitan

ketika menghafalkan ayat-ayat Allah, maka ia akan

menghadapinya dengan pantang menyerah sekaligus

menjalaninya dengan rasa sabar dan tawakkal. Orang yang

menghafal Al-Qur‟an yang ikhlas tidak akan mengharapkan

atau penghormatan orang lain ketika sema‟an atau membaca

Al-Qur‟an. Sebab, hal tersebut akan menimbulkan penyakit

hati seperti sombong, pamer, dan lain sebagainya. Kemudian

tidak menjadikan Al-Qur‟an untuk mencari kekayaan dan

kepopuleran. Karena itu, ikhlas merupakan salah satu kunci

kesuksesan menjadi penghafal AlQur‟an yang sempurna.

b. Menjauhi Sifat Madzmumah

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang tidak boleh dinodai

dalam bentuk apapun, terlebih lagi dinodai dengan

menggunakan sifat yang madzmumah. Sifat Madzmumah

(tercela) adalah sifat yang harus dijauhi oleh setiap muslim

terlebih lagi bagi para penghafal Al-Qur‟an. Seseorang yang

sedang menghafal Al-Qur‟an harus berhati-hati dalam bersikap,

bertindak maupun berperilaku, sebab hal itu akan sangat

mempengaruhi bagi seseorang , terlebih lagi seorang penghafal

Al-Qur‟an (Ridwan, 2000: 56).

Page 37: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

21

c. Meminta Izin kepada Orang Tua atau Suami

Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafalkan

Al-Qur‟an, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada

kedua orang tua dan kepada suami (bagi wanita yang sudah

menikah). Sebab, hal itu akan menentukan dan membantu

keberhasilan dalam meraih cita-cita untuk menghafalkan Al-

Qur‟an (Wahid, 2014: 29).

Dengan meminta izin kepada kedua orang tua dan suami

maka mereka akan memberikan motivasi dan do‟a yang akan

sangat berperan untuk kelanjutan dan kelancaran dalam proses

menghafal.

d. Mempunyai Tekad yang Besar dan Kuat

Ujian dan cobaan tidak akan pernah terlepas dari seorang

yang sedang menghafal Al-Qur‟an. Mulai dari mempunyai

masalah dengan teman, pengurus, ataupun lingkungan

sekitarnya atau bahkan terlalu sibuk dengan kegiatan lain,

sehingga menyebabkan proses menghafal menjadi terganggu.

Oleh karena itu, seseorang yang hendak menghafalkan Al-

Qur‟an wajib mempunyai tekad atau kemauan yang sabar dan

kuat. Hal ini akan sangat membantu kesuksesan dalam

menghafal Al-Qur‟an(Wahid, 2014: 31).

Page 38: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

22

e. Istiqamah

Sikap disiplin atau Istiqamah merupakan sikap yang harus

dimiliki oleh setiap penghafal Al-Qur‟an, baik mengenai waktu

menghafal, tempat yang biasa digunakan untuk menghafal,

maupun terhadap materi-materi yang dihafal (Wahid, 2014:

35).

Dalam proses menghafal Al-Qur‟an Istiqamah sangat

penting sekali. Walaupun ia memiliki kecerdasan yang tinggi,

namun jika tidak Istiqamah maka akan kalah dengan orang

yang kecerdasannya biasa-biasa saja, tetapi Istiqamah. Sebab,

pada dasarnya kecerdasan bukanlah penentu keberhasilan

dalam menghafal Al-Qur‟an, namun keistiqamahan yang kuat

dan ketekunan sang penghafal itu sendiri.

f. Harus Berguru kepada yang Ahli

Seorang yang menghafalkan Al-Qur‟an harus berguru

kepada ahlinya, yaitu guru tersebut harus seorang yang hafal

Al-Qur‟an, serta orang yang sudah mantap dalam segi agama

dan pengetahuannya tentang Al-Qur‟an, seperti ulumul Qur‟an,

asbab an-nuzul-nya, tafsir, ilmu tajwid, dan lain-lain. Selain

itu, guru tersebut juga mesti terkenal oleh masyarakat bahwa ia

mampu menjaga diri, keluarga, dan santrinya.

Bagi seorang murid harus sam‟an wa tho‟atan

(mendengarkan dan patuh) kepada gurunya, menatap dan

Page 39: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

23

menghormatinya dengan tawadhu‟, mengabdi dan qana‟ah,

serta selalu meyakini bahwa gurunya adalah orang yang unggul

ilmunya dan „alim. Sikap yang demikian akan mendekatkan

seorang murid untuk memperoleh kemanfaatan ilmu dan

kebarakahan dari seorang guru. Sesungguhnya, apabila seorang

murid tidak bermanfaat ilmunya dan tidak mendapatkan

barakah, maka semua yang ia kerjakan tidak berarti apa-apa

seperti pohon yang tidak berbuah (Sa‟dullah, 2000: 31-32).

g. Mempunyai Akhlak Terpuji

Sangat penting sekali meneladani akhlak Rasulullah saw.,

terutama bagi orang yang menghafalkan Al-Qur‟an. orang yang

menghafalkan Al-Qur‟an bukan hanya bagus bacaan dan

hafalannya, melainkan juga harus terpuji akhlaknya karena ia

adalah calon hamilul Qur‟an. Jadi, sifat dan perilakunya mesti

sesuai dengan semua yang diajarkan dalam Al-Qur‟an.

Mengenai akhlak yang terpuji, dalam Al-Qur‟an, Allah SWT.

berfirman sebagai berikut:

بن يسجو للا ه م م ت ى ى س ة ح و س أ وه للا في زس ن بن ى د م ق ى

ا﴿١٢ ﴾ يس ث م س للا م ذ س و خ ال و ي اى و

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi

orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

Page 40: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

24

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab 33:21).

Sesungguhnya bisa menghafalkan Al-Qur‟an merupakan

sebuah rahmat dan hidayah dari Allah SWT. dan hal tersebut

hanya bisa didapat oleh orang-orang yang mempunyai hati

yang bersih. Oleh karena itu, orang yang akan menghafal Al-

Qur‟an harus mempunyai sifat yang terpuji. Sebab, hafalan

tidak akan bertahan lama di hati orang-orang yang sering atau

sibuk melakukan maksiat. Hal ini akan menyebabkan lupa

dengan hafalannya, dalam artian tidak pernah menjaganya,

karena sibuk dengan urusan duniawi. Oleh karena itu, seorang

penghafal Al-Qur‟an haruslah menjaga hati dan seluruh

pancainderanya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Syekh Al-Waqi‟ bin Jarrah (guru Imam Syafi‟i)

mengatakan, “Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan

dihidayahkan kepada orang yang ahli maksiat.” Apabila orang

yang menghafal Al-Qur‟an memiliki sifat yang tercela, maka

hal itu akan sangat besar berpengaruh dan berdampak sangat

buruk. Sebab, Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diturunkan

oleh Allah SWT. kepada Rasulullah saw. untuk seluruh umat

Islam. Itulah sebabnya, tidak boleh menodai Al-Qur‟an dengan

keburukan bentuk apapun, baik dari sifat, sikap, dan lain

sebagainya(Wahid, 2014: 38).

Page 41: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

25

h. Berdo’a agar Sukses Menghafal Al-Qur’an

Berdo‟a adalah permintaan atau permohonan seorang

hamba kepada sang Khaliq. Oleh karena itu, bagi penghafal Al-

Qur‟an, harus memohon kepada Allah SWT. supaya

dianugerahkan nikmat dalam proses menghafalkan Al-Qur‟an

cepat khatam dan sukses sampai 30 juz, lancar, fasih, dan

selalu istiqamah, serta rajin takrir(Wahid, 2014: 41).

Sebesar apapun usaha seseorang dalam menghafalkan Al-

Qur‟an, tanpa adanya sebuah permintaan dan permohonan

kepada sang penentu kesuksesan, maka Allah akan menentukan

jalan lain. Oleh karena itu, iringkan selalu do‟a dan usaha

dalam setiap langkah apapun.

i. Menghafal di Waktu-waktu yang Mustajab

Seperti waktu-waktu yang telah diwasiatkan oleh

Rasulullah saw. kepada umatnya, yaitu sepertiga malam, di

penghujung shalat, sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan

(terutama pada malam-malam ganjil), ketika turun hujan, atau

saat bepergian. Waktu-waktu ini adalah waktu yang mustajab

untuk berdoa, juga waktu yang baik untuk digunakan dalam

menghafal Al-Qur‟an (as-Sirjani, 2007: 74).

Page 42: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

26

Adapun do‟a menghafal Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan

kemaksiatan selama Engkau masih

menghidupkanku, dan rohmatilah aku untuk tidak

memperberat diri dengan sesuatu yang tidak

bermanfaat bagiku, berilah aku rizqi berupa

kenikmatan mencermati perkara yang

mendatangkan keridhoan-Mu kepadaku. Ya

Alloh, Wahai Pencipta langit dan bumi, Wahat

Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan

serta keperkasaan yang tidak pernah habis. Aku

memohon kepadamu Ya Alloh, wahai Dzat yang

Maha Pengasih, dengan kebesaran-Mu dan

cahaya wajah-Mu agar mengawasi hatiku untuk

menjaga kitab-Mu, sebagaimana Engkau telah

mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rizqi

untuk senantiasa membacanya hingga membuat-

Page 43: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

27

Mu ridho kepadaku. Ya Alloh, Pencipta langit

dan bumi, Dzat yang memiliki kebesaran,

kemuliaan, dan keperkasaan yang tidak akan

pernah habis. Aku memohon kepada-Mu ya

Alloh, wahai Dzat yang Maha Pengasih, dengan

kebesaran-Mu dan cahaya wajah-Mu agar Engkau

menerangi pandangan mataku dengan kitab-Mu

dan melancarkan lidahku, lenyapkanlah

kesusahan dari hatiku, lapangkanlah dadaku dan

basuhlah badanku dengan Al Quran,

sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku

untuk mendapatkan kebenaran melainkan

Engkau, dan juga tidak ada yang bisa

memberikan kebenaran itu melainkan Engkau.

Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan

pertolongan Alloh Yang Maha Tinggi dan Maha

Agung.”

j. Memaksimalkan Usia

Pada dasarnya, tidak ada batasan mengenai usia bagi

seseorang yang hendak menghafalkan Al-Qur‟an. Seperti apa

yang pernah dikatakan pepatah bahwa belajar di waktu kecil itu

bagaikan mengukir diatas batu dan belajar di waktu tua itu

bagaikan mengukir diatas air. Akan tetapi bagi orang dewasa

Page 44: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

28

yang sangat berkeinginan untuk menghafal karena banyak

sekali contoh orang yang menghafal Al_Qur‟an dalam usia-

usia yang sudah terbilang tua.

Seperti contoh nyata dari hal tersebut adalah Rasulullah

saw. ketika beliau menerima wahyu pertama kali, saat itu

beliau sekitar berusia 40 tahun. Tentunya, usia tersebut

bukanlah usia yang tergolong muda yang masih sangat

gampang dalam menghafal Al-Qur‟an. Namun, beliau mampu

menghafalnya sampai khatam. Bahkan bacaan beliau sangat

terjaga dari kesalahan-kesalahan. Contoh nyata yang lain juga

terjadi pada anak kecil berusia 3 tahun dari Timur Tengah yang

bernama Abdurarahman Farih yang sudah menghafal Al-

Qur‟an 30 juz di waktu umur 3 tahun (Abdurrahman, 2013: 20)

k. Dianjurkan Menggunakan Satu Jenis Al-Qur’an

Bagi calon penghafal Al-Qur‟an, sangat dianjurkan untuk

menggunakan Al-Qur‟an yang sama atau satu jenis. Janganlah

berganti-ganti Al-Qur‟an mulai dari proses menghafal sampai

khatam 30 juz. Sebab, hal ini akan memberi pengaruh baik bagi

si penghafal karena ketika mengingat-ingat ayat, bayangan ayat

yang muncul ialah yang pernah dihafalnya. Selain itu, ia akan

ingat terhadap letak ayat disetiap halaman yang dihafalkan dari

Al-Qur‟an tersebut(Wahid, 2014: 48).

Page 45: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

29

Memiliki Al-Qur‟an khusus merupakan sesuatu yang harus

disiapkan oleh seorang calon penghafal Al-Qur‟an. Sebab, hal

tersebut akan dapat membantu mempermudah proses

menghafal. Apabila seorang penghafal Al-Qur‟an berganti-

ganti menggunakan Al-Qur‟an dan tidak satu jenis, maka hal

itu bisa menyebabkan keragu-raguan dalam ingatan orang yang

menghafal saat membayangkan ayat yang telah dihafal.

l. Lancar Membaca Al-Qur’an

Sebelum menghafal Al-Qur‟an, sangat dianjurkan sang

penghafal lebih dahulu lancar dalam Al-Qur‟an. sebab,

kelancaran saat membaca niscaya akan cepat dalam

menghafalkan Al-Qur‟an. orang yang sudah lancar membaca

Al-Qur‟an pasti sudah mengenal dan tidak asing lagi dengan

keberadaan ayat-ayat Al-Qur‟an, sehingga tidak membutuhkan

pengenalan ayat dan tidak membaca terlalu lama sebelum

menghafal.

Itulah salah satu keuntungan bagi calon penghafal Al-

Qur‟an apabila sudah lancar membaca Al-Qur‟an. keuntungan

atau manfaat lainnya adalah lebih cepat khatam menghafalkan

sampai 30 juz, serta tidak akan begitu sulit untuk menjalani

proses menghafalnya.

Page 46: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

30

Agar lebih jelas dan paham tentang tata cara untuk

memperlancar membaca Al-Qur‟an, berikut beberapa hal yang

harus dikuasai calon penghafal Al-Qur‟an:

Yang pertama yaitu menguasai Ilmu Tajwid. Mempelajari

dan memahami ilmu tajwid sangat dianjurkan bagi semua

umat Islam yang menginginkan bacaan Al-Qur‟annya

menjadi mahir, baik, dan benar. Belajar dan menguasai

ilmu tajwid merupakan salah satu syarat bagi orang yang

hendak menghafal Al-Qur‟an, agar mampu membaca Al-

Qur‟an dengan baik dan benar. Apabila bacaan Al-Qur‟an

tidak baik dan benar, maka selamanya hafalannya tidak

akan baik dan benar karena ketika itu seorang calon

penghafal Al-Qur‟an menghafal bacaannya sudah salah.

Selain itu, juga akan sangat sulit sekali memperbaiki

bacaan yang sudah terlanjur dihafalkan, terlebih jika

hafalannya sudah matang dan kuat menempel di otak.

Dalam sebuah hadits, dari „Aisyah r.a., dikisahkan bahwa

Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut:

“Orang yang mahir membaca Al-Qur‟an akan dikumpulkan

bersama para utusan yang mulia dan agung. Dan orang

yang membaca Al-Qur‟an dengan tersendat-sendat, dan ia

merasa kesulitan (dalam membacanya) akan memperoleh

dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Page 47: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

31

Sangat tidak dianjurkan mempelajari sendiri ilmu tajwid

tanpa berguru kepada ahlinya, misalnya dengan membaca

buku, mendengarkan kaset atau CD. Sebab, ilmu tajwid

adalah ilmu yang harus dipraktikkan langsung bacaannya

dari seorang guru, serta guru tersebut wajib mendengarkan

dan membenarkan bacaan muridnya. Oleh karena itu,

berguru kepada ahlinya merupakan sesuatu yang

diwajibkan supaya pemahaman yang didapat tidak

melenceng.

Yang kedua yaitu Memahami Bahasa Arab. Sebagaimana

telah diketahui, Al-Qur‟an itu berbahasa Arab dan

diturunkan dengan bahasa Arab pula. Oleh karena itu, jika

seseorang ingin mempelajari Al-Qur‟an dengan serius,

maka harus memahami segala aspek dan retorika yang

terdapat dalam Al-Qur‟an, sehingga segala hal yang

terdapat di dalamnya dapat dipahami dan dimengerti

dengan baik. Kemahiran dalam berbahasa Arab juga bisa

memudahkan seseorang dalam proses menghafal Al-

Qur‟an. sebab, terkadang ada ayat yang susah untuk diingat

dan dihafal. Namun, bila kita mempunyai kemahiran

bahasa Arab, kita akan lebih mudah mengingatnya melalui

artinya, sehingga proses hafalan tidak mengalami

hambatan.

Page 48: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

32

Yang ketiga yaitu Waktu dan Tempat yang Tepat untuk

Menghafal. Waktu dan tempat sangat menentukan

kelancaran ketika sedang menjalani proses menghafal Al-

Qur‟an. Islam telah memberikan pandangan mengenai

waktu yang tepat untuk menghafalkan. Diantaranya,

menghafalkan pada pertengahan malam seteah shalat

Tahajjud, setelah Subuh, setelah tidur siang, dan setelah

Maghrib atau Isya. Selain waktu yang tepat, tempat juga

mempengaruhi kelancaran dalam proses menghafal Al-

Qur‟an. Saat menghafal Al-Qur‟an, sebaiknya mencari

tempat yang tenang, menjauhi tempat-tempat ramai, bising.

Apabila kita tinggal di asrama atau pondok pesantren,

hindarilah tempat teman-teman kita yang sedang

berkumpul. Sebab, dikhawatirkan akan ikut nimbrung

dengan teman-teman tersebut sehingga kegiatan menghafal

menjadi terbengkalai.

Yang keempat yaitu Mengondisikan Mentalitas. Ada

kebiasaan buruk yang sering terjadi pada diri kita, yaitu

suka menunda pekerjaan dengan mengatakan akan

dikerjakan nanti. Demikian juga orang yang sedang

menghafal Al-Qur‟an. Setiap kali terlintas pada dirinya

untuk segera menghafal, maka saat itulah kesibukan

menghadangnya, sehingga selalu membuatnya selalu

Page 49: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

33

menunda hafalan. Akibatnya, tekad cepat melemah. Ada

baiknya kita menghafal bersama-sama dengan seorang

kawan agar saling membantu. Kita bisa saling berlomba

dan bisa saling mengingatkan apabila terjadi kesalahan

dalam membaca dan menghafal.

3. Adab-adab Menghafal Al-Qur’an

Seseorang yang sedang atau telah hafal Al-Qur‟an harus

mempunyai adab-adab yang bertujuan untuk menghormati Al-Qur‟an

tersebut. Diantara adab-adab penghafal Al-Qur‟an adalah: Ia harus berada

dalam keadaan paling sempurna dan perilaku paling mulia, Hendaklah ia

menjauhkan dirinya dari segala sesuatu yang dilarang oleh Al-Qur‟an,

Hendaklah ia terpelihara dari pekerjaan yang rendah, berjiwa mulia, lebih

tinggi derajatnya dari para penguasa yang sombong dan pecinta dunia

yang jahat, Merendahkan diri kepada orang-orang yang shalih dan ahli

kebaikan serta pada kaum miskin, Hendaklah ia seorang yang khusyuk

memiliki ketenangan dan wibawa, serta Menghindarkan diri dari

perbuatan menjadikan Al-Qur‟an sebagai sumber penghasilan pekerjaan

dalam kehidupannya (As-syafi‟i, 2001: 57-60)

4. Macam-macam Metode dalam Menghafal Al-Qur’an

Faktor metode tidak boleh diabaikan dalam proses menghafal Al-

Qur‟an, karena metode akan ikut menentukan berhasil atau tidaknya

tujuan menghafal Al-Qur‟an. Semakin baik metode, semakin efektif pula

Page 50: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

34

dalam pencapaian tujuan. Adapun metode menghafal Al-Qur‟an dapat

penulis kutipkan dari berbagai ahli tahfidz al-Qur‟an.

a. Metode Tahfidz yaitu menghafal materi baru yang belum pernah

dihafal. Caranya :

- Pertama kali terlebih dahulu penghafal membaca bin-nadhar

(dengan melihat mushaf) materi-materi yang akan

diperdengarkan dihadapan instruktur minimal tiga kali.

- Setelah dibaca bin-nadhor dan terasa ada bayangan lalu dibaca

dengan hafalan (tanpa melihat mushaf) minimal tiga kali dalam

satu kalimat dan maksimal tidak terbatas. Apabila sudah dibaca

dan minimal tiga kalibelum hafal, maka perlu ditingkatkan

sampai hafal betul dan tidak boleh menambah materi baru.

- Setelah satu kalimat tersebut ada dampaknya dan menjadi hafal

dengan lancar lalu ditambah dengan rangkaian kalimat

berikutnya, sehingga menjadi sempurna satu ayat. Materi-

materi itu selalu dihafal sebagaimana hanya menghafal pada

materi pertama, kemudian dirangkaikan dengan mengulang-

ulang materi atau kalimat yang telah lewat minimal tiga kali

dalam satu ayat dan maksimal tidak terbatas sampai betul-betul

hafal, maka tidak boleh pindah ke materi ayat berikutnya.

- Setelah materi satu ayat ini dikuasai hafalannya dengan hafalan

yang betul-betul lancar, maka diteruskan dengan menambah

Page 51: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

35

materi ayat-ayat baru dengan membaca bin-nadhor terlebih

dahulu dan mengulang-ulang sebagaimana materi pertama.

- Setelah mendapat hafalan dua ayat dengan baik dan lancar

tidak terdapat kesalahan lagi, maka hafalan tersebut diulang-

ulang mulai dari ayat pertama dirangkai dengan ayat kedua

minimal tiga kali dan maksimal tidak terbatas. Begitu pula

meningkat ke ayat-ayat berikutnya sampai kebatas waktu yang

disediakan habis dan pada materi yang telah ditargetkan.

- Setelah materi yang ditentukan menjadi hafal dengan baik dan

lancar, lalu hafalan ini diperdengarkan di hadapan instruktur

untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk dan pengajaran

seperlunya.

- Waktu menghadap instruktur pada hari kedua, penghafal

memperdengarkan materi baru yang sudah ditentukan dan

mengulang materi dari hari pertama.

Begitu pula pada hari pertama, kedua dan ketiga selalu

diperdengarkan untuk lebih memantapkan hafalannya (Zen, 1983:

248-251).

b. Metode Tabulasi (Tabel) yaitu menyajikan tabel-tabel hafalan yang

terdiri dari 27 halaman. Cara yang digunakan dalam metode tabulasi

ini adalah menghafal satu halaman mushaf yang memakan waktu

selama satu tahun, dalam menamatkan Al-Qur‟an tanpa muraja‟ah

hafalan (Az-zawawi, 2010: 82-83).

Page 52: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

36

c. Metode Tasmi‟ yaitu memperdengarkan hafalan (tasmi‟) kepada orang

lain. Beberapa faedah metode tasmi‟ diantaranya adalah :

- Akan bertambah semangat dan giat jika memiliki seorang

pengawas (ustadz). Setiap kali teringat bahwa seorang

penghafal Al-Qur‟an tersebut harus memperdengarkan kepada

ustadznya, maka akan bertambah giat untuk menghafal, bahkan

akan berusaha untuk mengulang-ulang hafalan tersebut supaya

tidak melakukan kesalahan ketika memperdengarkannya.

- Tasmi‟ kepada orang lain merupakan salah satu sebab yang

menumbuhkan ketekunan untuk senantiasa menghafal.

- Ketika melakukan tasmi‟, kesalahan seorang penghafal yang

dibenarkan oleh ustadz akan benar-benar terekam dalam

pikiran (Az-Zawawi, 2010: 87-88).

d. Metode menulis ayat-ayat Al-Qur‟an dengan tangan sendiri. Sering

menulis ayat-ayat Al-Qur‟an dengan tulisan tangannya sendiri di

sebuah kertas atau papan tulis adalah salah satu metode untuk

mempercepat dan mempermudah hafalan Al-Qur‟an. Metode ini

cocok bagi penghafal yang mempunya kesulitan dalam menghafal atau

karena lemahnya otak apabila menghafal. Dengan menulis ayat-ayat

Al-Qur‟an melalui gerakan tangan sendiri dan indra penglihatan akan

sangat membantu hafalan meresap dan masuk ke dalam otak memori

otak (Wahid, 2014: 100).

Page 53: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

37

e. Metode merekam suara sendiri. Terkadang ketika menghafal dengan

mendengarkan suara orang lain, seorang penghafal akan bingung

karena waqaf atau berhenti dan mengulangnya selalu tidak sesuai

dengan keinginan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal semacam

itu menghafal dengan cara merekam suara sendiri adalah salah satu

metode yang tepat (Jawrah, 2017: 105).

f. Metode Gema (Jawrah, 2017: 107). Sangat unik ketika penulis

mendengar metode gema ini. Baru sekali ini penulis mendengarkan

metode gema dalam menghafal Al-Qur‟an. Metode gema ini adalah

metode menghafal Al-Qur‟an di dalam ruangan yang kosong juga luas

dengan suara yang lantang.

5. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Orang yang menghafalkan Al-Qur‟an, akan mendapatkan

keutamaan di dunia dan di akhirat. Menurut Abdud Daim Al-Kahil (Al-

Kahil, 2010: 24) keutamaan tersebut adalah sebagai berikut :

Yang pertama adalah keutamaan menghafal Al-Qur‟an diantaranya

adalah : Mendapatkan nikmat kenabian dari Allah SWT.

Menghafal Al-Qur‟an sama dengan nikmat kenabian , hanya saja

menghafal Al-Qur‟an tidak mendapatkan wahyu.

- Mendapatkan penghargaan khusus dari Nabi Muhammad

saw.

- Diantara penghargaan yang pernah diberikan kepada Nabi

saw. kepada para sahabat penghafal Al-Qur‟an adalah

Page 54: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

38

perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang

hafidz Al-Qur‟an. Rasul mendahulukan pemakamannya.

- Menghafal Al-Qur‟an merupakan ciri orang yang berilmu

- Menjadi keluarga Allah SWT. yang berada di atas bumi.

Yang kedua adalah mendapat keutamaan menghafal Al-Qur‟an di

akhirat yaitu: Al-Qur‟an akan menjadi penolong bagi

penghafalnya, Meninggikan derajat manusia di surga, Para

penghafal Al-Qur‟an bersama para malaikat yang mulia dan taat,

Mendapatkan mahkota kemuliaan, serta kedua orang tua penghafal

Al-Qur‟an mendapatkan kemuliaan.

B. Metode Takrir

1. Pengertian Metode Takrir

Metode berasal dari Bahasa Yunani (Greeka ) yaitu “metha” dan

“hodos”. “metha” yang berarti melalui atau melewati, sedang “hodos”

berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu

(Zuhairi, 1993: 66). Sedangkan Takrir diambil dari kata (ز - تنسزا ز - ينس (مس

yang artinya mengulang kembali (Munawir, 1984: 1200)

Jadi, metode Takrir yaitu suatu cara menghafal Al-Qur‟an dengan

mengulang hafalan baik sudah menambah maupun sudah tidak menambah

yang sudah diperdengarkan kepada instruktur (Zen, 1983: 251).

Keseimbangan mentakrir harus tetap terjaga meski sudah tidak menambah

lagi atau sudah khatam, karena puncak kenikmatan menghafal Al-Qur‟an

Page 55: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

39

adalah pada saat mengulang atau menjaga hafalan yang biasa disebut

istiqamah memelihara hafalan (Makhyaruddin, 2013: 259).

Dalam hal ini pertimbangan antara tahfidz dan takrir adalah satu

banding sepuluh, artinya apabila penghafal mempunyai kesanggupan

hafalan baru atau tahfidz dalam satu hari dua halaman, maka harus

diimbangi dengan takrir 20 halaman, (satu juz), tepatnya materi tahfidz

satu juz yang terdiri dari dua puluh halaman, harus mendapat imbangan

takrir sepuluh kali.

Mentakrir yang benar adalah mendahulukan hafalan yang baru,

kemudian hafalan yang lama. Maksud hafalan yang baru adalah hafalan

yang selalu butuh untuk diingatkan. Mengulang yang baik bukanlah

mengulang yang lancar, melainkan yang tidak putus atau terus-menerus

karena lebih menunjukkan ikhlas. Adapun hafalan yang diulang dapat

dikelompokkan menjadi hafalan yang baru dan hafalan yang lama.

Membaca Al-Qur‟an secara rutin dan berulang-ulang akan

memindahkan surat-surat yang telah dihafal dari otak kiri ke kanan.

Diantara karakteristik otak kiri adalah menghafal dengan cepat, tetapi

cepat pula lupanya. Sedangkan karakteristik otak kanan adalah daya ingat

yang memerlukan jangka waktu yang cukup lama guna memasukkan

memori ke dalamnya. Sementara dalam waktu yang sama otak kanan juga

mampu menjaga ingatan yang telah dihafal dalam jangka waktu yang

cukup lama pula.

Page 56: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

40

Sudah diketahui bahwa salah satu cara yang penting dan baik untuk

memasukkan memori ke dalam otak kanan adalah dengan cara sering

mengulang-ulangnya. Karena itu, sering dan banyak membaca sangat

efektif dalam rangka mematangkan dan menguatkan hafalan. Perihal yang

serupa dengan membaca meskipun tingkatannya lebih rendah ialah

mendengarkan. Mendengarkan Al-Qur‟an dengan rutin dan sering bisa

membantu memasukkan ayat-ayatnya dalam daya ingatan yang panjang.

Metode Takrir ini hampir sama dengan metode pembiasaan.

Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan

seseorang berfikir, bertindak dan berperilaku sesuai tuntutan yang

diajarkan.

2. Tingkat Menghafal dengan Takrir

Takrir membutuhkan waktu dan tenaga diperiode pertama, yakni

periode rawan atau saat hafalan belum melekat. Terkadang penghafal Al-

Qur‟an merasa hafalannya sudah sangat kuat hingga tidak sabar untuk

terus menambah. Tidak sabar ingin menambah adalah bukti hafalan

sebelumnya masih rawan. Apabila sudah kuat, keinginan menambah dan

mengulang itu sama.

Takrir harus sesuai dengan kualitas hafalan. Adapun kualitas hafalan

dengan menggunakan metode takrir adalah sebagai berikut :

Yang pertama adalah Takrir ayat yang belum lancar. Takrir ayat yang

belum lancar sama dengan menambah hafalan baru.

Page 57: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

41

Yang kedua adalah Takrir ayat yang sudah lancar untuk

pemeliharaan. Takrir untuk pemeliharaan dilakukan sebanyak dan

secepat mungkin agar ter-takrir semuanya. Lakukan pula sirr (suara

pelan) untuk menghemat tenaga.

Yang ketiga yaitu Takrir ayat yang sudah lancar untuk evaluasi.

Takrir evaluasi dilakukan dengan tartil, meski tidak banyak.

Upayakan takrir evaluasi terfokus pada ayat-ayat yang sering keliru.

3. Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an

Untuk menunjang keberhasilan dari penerapan metode takrir dalam

menghafal Al-Qur‟an, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Baca satu ayat terlebih dahulu, lalu hafalkan satu ayat tersebut

b. Ulangi sampai beberapa kali satu ayat tersebut sampai benar-

benar hafal dan lancar

c. Jika sudah benar-benar hafal ayat yang pertama, maka lanjutkan

ke ayat yang kedua

d. Baca dan hafalkan lagi ayat yang kedua tersebut sampai benar-

benar lancar

e. Jika sudah benar-benar lancar, maka ulangi lagi ayat yang

pertama dan kedua tersebut

f. Lanjutkan ke ayat yang ketiga , baca dan hafalkan berulang-ulang

sampai benar-benar lancar

Page 58: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

42

g. Begitu seterusnya sampai di ayat yang sudah ditargetkan untuk

dihafal

h. Misalkan setiap hari target hafalan satu halaman, maka ulangi

terus sampai benar-benar hafal dan lancar

i. Lakukan tasmi‟ (perdengarkan) kepada teman yang sama-sama

menghafal agar jika ada kesalahan dapat diketahui

j. Lalu setorkan kepada pengampu Al-Qur‟an (setorkan) hafalan

yang sudah dihafalkan tersebut.

4. Kekeliruan dan Penyebab ketika Takrir

Men-takrir hafalan itu tidak luput dari keliru. Hati-hati mengontrol

lidah saat mengulang. Hindari pengulangan kelirunya, karena jikalau

kelirunya yang terulang, maka sama dengan men-takrir kelirunya. Alhasil,

bukannya hilang, keliru itu akan semakin menempel (Makhyaruddin,

2013: 261-263).

Kekeliruan membaca saat takrir itu bervariasi, yaitu: terlewat,

kesalahan menyambungkan, dan kesalahan mengucapkan kalimah, huruf

atau harakat. Adapun penyebab kekeliruannya pun bermacam-macam,

yaitu:

a. Kesalahan membaca saat menghafalnya, hingga merasa tidak salah.

Kesalahan ini adalah fatal karena yang bersangkutan terkadang

tidak sadar atau tidak merasa salah. Kekeliruan ini hanya akan

diketahui apabila disetorkan, disima‟ (diperdengarkan), atau

diujikan.

Page 59: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

43

b. Lidah kurang baik atau kurang fasih (fashahat) dan Sabq al-lisan,

terpeleset lidah (keceplosan). Ketiga hal ini bisa diatasi dengan

meningkatkan kehati-hatian dan konsentrasi saat men-takrir.

c. Ragu dan lupa . Kedua hal ini bisa diatasi dengan upaya

mengingat-ingatnya secara kontinu dalam waktu yang cukup lama.

Setelah itu, baik sudah ingat maupun belum, penghafal harus

membuka mushaf untuk meyakinkan lalu baca secara berulang

hingga tidak atau tidak akan keliru lagi. Ragu berbeda dengan lupa.

Ragu biasanya terjadi akibat adanya dua pilihan yang tarik-menarik

dalam hati. Bukan tidak ingat, tetapi tidak tahu mana yang benar.

Ragu terkadang muncul tiba-tiba akibat konsentrasi yang

mendadak bercabang. Sedangkan lupa adalah benar-benar tidak

tergambar dan tidak memiliki pilihan sama sekali. Adapun

tingkatan lupa adalah:

1) Lupa yang masih bisa diingat hanya dengan mengulang ayat

sebelumnya,

2) Lupa yang masih bisa diingat dengan memikirkan secara

mendalam, dan

3) Lupa yang sudah tidak bisa diingat, kecuali dengan diberitahu

atau melihat mushaf.

4) Lupa harus mendapatkan penanganan yang serius. Keliru belum

dapat diatasi hanya dengan sekali diberitahu atau melihat

mushaf, melainkan juga harus diulang-ulang, diingat-ingat, dan

Page 60: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

44

diperhatikan dengan seksama. Jika tidak demikian, kekeliruan

akan berulang di tempat yang sama secara terus-menerus.

5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menghafal Al-Qur’an

a. Faktor Pendukung dalam Menghafal Al-Qur’an

Berikut adalah faktor-faktor yang bisa mendukung seseorang yang

menghafal Al-Qur‟an : Ikhlas, Berteman dengan orang shalih,

Meninggalkan maksiat, Tulusnya tekad dan kuatnya kehendak,

Bertahap, Pengaturan waktu, Banyak mendengan Al-Qur‟an, Gunakan

waktu-waktu yang sesuai, Bergabung dengan majelis dan sekolah

hafal Al-Qur‟an Optimis akan berhasil, Mengetahui keutamaan

menghafal (Badwilan: 2009, 120-160).

b. Faktor Penghambat dalam Menghafal Al-Qur’an

Berikut adalah beberapa hambatan-hambatan yang menonjol pada

seseorang yang menghafal Al-Qur‟an :

Pertama, Banyak dosa dan maksiat. Hal tersebut membuat

seseorang lupa pada Al-Qur‟an dan melupakan dirinya pula, serta

membutakan hatinya dari ingat kepada Allah Swt. serta dari

membaca dan menghafal Al-Qur‟an.

Kedua, tidak senantiasa mengikuti, mengulang-ulang, dan

memperdengarkan hafalan Al-Qur‟an-nya.

Ketiga, perhatian yang lebih pada urusan-urusan dunia

menjadikan hatinya terikat dengannya, dan pada gilirannya hati

menjadi keras, sehingga tidak bisa menghafal dengan mudah.

Page 61: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

45

Keempat, menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan

pindah ke selainnya sebelum menguasainya dengan baik.

Kelima, semangat yang tinggi di permulaan membuatnya

menghafal banyak ayat tanpa menguasainya dengan baik,

kemudian ketika ia merasakan dirinya tidak menguasainya

dengan baik maka ia pun malas menghafal dan meninggalkannya

(Badwilan: 2009, 203-204)

6. Solusi mengatasi penghambat dalam menghafal Al-Qur’an

Beberapa hal yang menjadi penghambat tersebut bisa diatasi salah

satunya dengan terapi-terapi sebagai berikut :

1) Kembali kepada Allah swt. serta berdoa dan tunduk, agar

mendapat ridho-Nya.

2) Ikhlaskan niat hanya untuk Allah swt. dan beribadahlah

kepada-Nya dengan membaca Al-Qur‟an

3) Kuatkan tekad untuk mengamalkan Al-Qur‟an dengan

segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4) Ikat Al-Qur‟an dengan membacanya serta perbagus suara

untuk itu.

5) Berhati-hatilah pada beberapa hal berikut:

- Sikap berbangga diri (ujub) dan ingin dilihat orang

lain (riya‟)

- Memakan makanan yang haram dan syubhat

Page 62: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

46

- Merendahkan orang lain yang tidak menghafal atau

tidak mengetahui bacaan Al-Qur‟an

- Maksiat dan dosa, baik yang besar maupun kecil

- Meninggalkan rutinitas membaca Al-Qur‟an,

walaupun dalam keadaan yang paling sulit

sekalipun. Jika itu terjadi, maka segeralah

menggantinya (Badwilan: 2009, 205).

Page 63: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Penulis mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

seluruh kegiatan di Pondok Pesantren Edi Mancoro terkhusus kegiatan dalam

proses menghafal Al-Qur‟an. Hasil akhir dari penelitian ini adalah dalam

bentuk pernyataan, bukan dalam bentuk angka.

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field

research). Penulis menggambarkan (mendeskripsikan) seluruh kegiatan di

Pondok Pesantren Edi Mancoro ini terkhusus kegiatan dalam menghafal Al-

Qur‟an. Deskripsi yang penulis sajikan ini didasarkan atas data yang

dikumpulkan dari lapangan, yakni menggambarkan dan menjelaskan tentang

pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan

Tuntang Kabupaten Semarang yang difokuskan pada santri yang menghafal

Al-Qur‟an. peneliti memilih lokasi ini karena sebelumnya belum pernah ada

yang melakukan penelitian mengenai penerapan metode takrir dalam

menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, sebagai salah satu pondok

pesantren yang mayoritas santrinya adalah mahasiswa yang menghafal Al-

Qur‟an dengan tambahan kajian kitab kuning.

Page 64: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

48

C. Sumber Data

Ada dua data dalam penelitian ini yaitu data utama (primer) dan data

pendukung (sekunder).

1. Sumber Data primer

Menurut Suryabrata (1995: 84) merupakan data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya atau sumber-sumber

dasar yang terdiri dari buku-buku atau saksi utama dari kejadian

(fenomena) objek yang diteliti dan gejala yang terjadi di lapangan.

Adapun sumber data primer yang digunakan dalam penggalian

data di Pondok Pesantren Edi mancoro adalah santri, pengasuh, pengurus

dan dewan asatidz. Sebagai sumber untuk menggali informasi terkait fokus

penelitian, untuk mendapatkan informasi ini peneliti menggunakan metode

wawancara.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat atau diperoleh secara tidak

langsung yang diperoleh dari arsip-arsip, dokumen, catatan, dan laporan

pondok pesantren. Hal ini dilakukan karena data yang digali harus valid

sehingga peneliti harus melakukan pengamatan secara langsung dan

melakukan observasi di lapangan yang menghasilkan data yang lengkap

dan dapat dipertanggung jawabkan.

Page 65: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

49

D. Prosedur Pengumpulan Data

Sebuah penelitian haruslah tersusun secara sistematis dan memenuhi

semua aspek yang menjadi syarat sebuah penelitian. Metode pengumpulan

data dipergunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang

berhubungan dengan studi literatur (metode pengumpulan dengan

menggunakan bahan bacaan) dan empiris (metode pengumpulan data dengan

melihat secara langsung oleh indera manusia). Salah satu aspek yang

merupakan syarat sebuah penelitian adalah adanya data yang terkumpul

melalui beberapa teknik atau pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan

data yang penulis terapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi atau pengamatan

Metode observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan

data dengan mengulas dan mencatat secara sistematis kejadian atau

fenomena yang sedang diteliti (Hadjar, 1996: 125). Metode ini digunakan

oleh penulis untuk mengetahui secara langsung kegiatan menghafal dan

metode takrir yang telah diterapkan di Pondok Pesantren Edi Mancoro.

Catatan data yang diperoleh adalah hasil dari mengamati secara langsung

kegiatan-kegiatan santri serta ikut terjun langsung dalam kegiatan santri

sehingga data yang diperoleh benar-benar valid.

2. Metode Wawancara atau interview

Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1993: 145). Untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, penulis mengambil teknik

Page 66: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

50

interview bebas terpimpin. Interview bebas terpimpin adalah teknik

interview di mana interview membawa kerangka pertanyaan untuk

disajikan, tetapi bagaimana pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dan irama

interview diserahkan kebijaksanaan interviewer (Hadi, 1989: 207).

Di sini, metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data

yang berkaitan dengan keadaan santri tahfidz dan Pondok Pesantren Edi

Mancoro. Adapun narasumber dari wawancara ini yaitu pengasuh santri

tahfidz dan santri tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

barang-barang tertulis (Arikunto, 1993: 149). Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data-data santri serta profil lokasi penelitian. Adapun

langkah yang ditempuh oleh penulis yaitu menghubungi pengasuh

Pondok Pesantren Edi Mancoro untuk memperoleh arsip, lalu memilah

arsip-arsip terkait secara kolektif, selanjutnya menyajikan apa yang ada

dalam arsip tersebut dalam bentuk narasi.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

temuan bagi yang lain, sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut

analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna (meaning)

(Muhadjir, 1998: 124).

Page 67: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

51

Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif.

Penelitian yang penulis lakukan menerapkan analisis data kualitatif model alir

sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang

menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model air akan melalui tiga

alur, meliputi:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari data-data

tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap

informasi yang terkumpul yang memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan bertahap, melalui kesimpulan-

kesimpulan akhir yang memiliki kepercayaan tinggi setelah data

mencukupi untuk penarikan kesimpulan (Sutopo, 2008: 75). Sesuai

dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Sutopo, bahwa penarikan

kesimpulan dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan secara bertahap.

Page 68: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

52

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi dalam

pengecekan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010:

273). Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah melalui sumber

lainnya. Ada tiga macam triangulasi sebagai macam pemeriksaan, yakni:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, menurut Patton yang

dikutip oleh Moleong (2011: 330), hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data

wawancara;

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan ujum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi;

3) Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang

siatuasi dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

4) Membandingkan dengan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagaia pendapat dan pandangan orang; dan

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Page 69: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

53

b. Triangulasi Metode

Menurut Patton dikutip oleh Moleong (2011: 331), terdapat dua

strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama.

c. Triangulasi Teori

Menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Moleong (2100: 332)

menganggap bahwa fakta itu tidak dapat diperilksa derajat

kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Sedangkan Patton

berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu

dinamakan penjelasan banding.

Adapun yang digunakan alam penelitian ini, penuid menggunakan

teknik triangulasi da mempercayakan yang diperileh melalui” melali

ombah yang membandingkan dan memrpcayakan suatu informasi yang

diperoleh melalu alat-alat, waktu, dan sumber yang berbeda.

G. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Menentukan masalah penelitian. Pada tahap ini, penulis mengadakan

pendahuluan dalam menentukan masalah penelitian. Penulis

melakukan pendekatan dengan santri tahfidz juga meminta izin kepada

pengasuh sebelum penulis memulai penelitian ini.

2. Pengumpulan data. Pada tahap ini, penulis mulai menentukan sumber

data yang penulis butuhkan untuk penelitian ini. Penulis mencari buku-

Page 70: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

54

buku yang sesuai dengan permasalahan penelitian ini lalu

mengumpulkannya menjadi sebuah data.

3. Pengujian dan analisis. Pada tahap ini, penulis menyajikan hasil data

dan penelitian yang penulis lakukan kemudian ditarik dengan

kesimpulan.

Page 71: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

55

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALIS

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi mancoro terletak di Dusun Bandungan, Desa

Gedangan, RT 02 RW 01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Desa dimana pondok pesantren ini berada memiliki wilayah yang cukup

luas. Karenanya, Desa Gedangan dibagi menjadi tujuh dusun dengan

mayoritas penduduk beragama Islam. Batas-batas wilayah dari Desa

Gedangan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Batas-batas Wilayah Desa Gedangan

Batas-batas Wilayah Desa Gedangan

Timur Desa Sraten

Selatan Desa Rowosari

Barat Desa Kalibeji

Utara Desa Sraten

Desa Gedangan sendiri merupakan daerah yang cukup potensial

apabila dipandang dari segi ekonomi, sebab selain warga bergantung

pada pertanian padi, sumber penghasilan yang tak kalah diandalkan ialah

dari hasil pertanian kering. Tidak mengherankan apabila Desa Gedangan

juga terkenal sebagai salah satu desa yang menghasilkan berbagai jenis

Page 72: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

56

buah-buahan seperti duku, salak, rambutan, dan lain-lain. Juga karena

alasan inilah, Desa Gedangan dijuluki desa swasembada.

Meskipun termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Semarang,

Pondok Pesantren Edi Mancoro lebih dikenal berada di daerah pinggiran

Salatiga. Hal ini dikarenakan letaknya yang hanya berjarak 5 km dari

pusat kota Salatiga. Selain itu, keberadaan yang tak jauh dari jalan raya

Salatiga-Ambarawa menjadikan pondok ini menjadi pondok pesantren

yang mudah dijangkau.

Alasan-alasan itu pula, pondok pesantren yang didirikan oleh

Almaghfurlah KH. Mahfudz Ridwan, Lc. ini menjadi tempat pendidikan

yang strategis karena kondisi wilayah yang tidak terlampau ramai. Jarak

yang cukup terjangkau dari pusat Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan

formal pun, turut mempengaruhi fluktuasi jumlah santri yang ingin

mempelajari ilmu agama. Oleh karena itu, mayoritas santri yang menetap

di Pondok Pesantren Edi Mancoro ini adalah mereka yang masih

berstatus mahasiswa atau pelajar, penimba ilmu di Kota Salatiga maupun

sekitarnya.

2. Sejarah Pondok Pesantren Edi Mancoro

Apabila mengacu pada sebuah pendapat mengenai elemen dasar

pesantren, seperti kyai atau guru mengajar, santri sebagai peserta didik,

asrama sebagai tempat mukim santri, kitab kuning yang dijadikan

kurikulum pendidikan serta masjid sebagai sarana pengajian sekaligus

Page 73: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

57

peribadatan, maka Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk kategori

pesantren salafiyah.

Berdirinya pesantren, tidak terlepas dari kondisi masyarakat di

masa lampau. Dimana, masyarakat saat itu masih tertutup dengan

beragam aktivitas keagamaan, bahkan sebaliknya, para warga sangat

akrab dengan kebiasaan-kebiasaan buruk. Dari sinilah, tokoh masyarakat

terdorong untuk mendirikan pondok pesantren sebagai lembaga

pendidikan agama yang diharapkan mampu menjadi sarana pengendali

tata perilaku masyarakat.

Di bawah prakarsa KH.Sholeh, seorang tokoh pendatang dari

Pulutan, dibangunlah sebuah masjid bernama “Darussalam” yang

sekaligus merupakan tempat pemondokan bagi para santri yang belajar

kepadanya. Walaupun kini masjid tersebut telah menyatu dengan

pemukiman warga, ternyata masa silam pernah menjadi saksi bahwa

masjid ini didirikan di pinggiran desa yang terkean terpisah dari

pemukiman.

Pendidikan yang dipusatkan di masjid Darussalam masih

diselenggarakan dengan cara sederhana dan tradisional, proses

pembelajaran yang ditangani langsung oleh KH.Sholeh ini pun

berlangsung sampai dengan tahun 1970-an, sebab setelah KH.Sholeh

wafat, tidak ada keturunan atau tokoh masyarakat setempat yang bersedia

melanjutkan misi dan perjuangannya.

Page 74: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

58

Ketika proses menimba ilmu di Darussalam tersendat itulah, pada

akhirnya masyarakat menunjuk seorang tokoh Kyai Sukemi untuk

meneruskan pendidikan agama di Darussalam. Penunjukan yang

dilakukan masyarakat ini bukanlah tanpa alasan, sebab masyarakat masih

menginginkan pendidikan keagamaan di wilayah tersebut tetap

berlangsung sebagaimana ketika KH.Sholeh masih hidup.

Setelah Kyai Sukemi berhenti mendirikan tongkat dakwah karena

tutup usia, pendidikan di Darussalam dialihtangankan kepada sosok

alumnus dari Universitas ternama di Baghdad, yaitu Almaghfurlah

KH.Mahfudz Ridwan, Lc. hingga pada akhirnya, KH.Mahfudz Ridwan,

Lc. bersama dengan tokoh masyarakat seperti Matori Abdul Jalil

memutuskan untuk mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama

Yayasan Desaku Maju, yang saat itu dicatatkan di nomor notaris

14/1984. Yayasan ini merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial

dan mengemban misi serta tujuan membantu pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan mengembangkan

swadaya serta symber daya manusia, khususnya masyarakat pedesaan.

Yayasan ini cukup familiar bagi warga Salatiga, karena menjadi satu-

satunya yayasan berbasis Islam yang bergerak di bidang sosial-

kemasyarakatan.

Pada akhir tahun 1989 tepatnya pada tanggal 26 Desember,

K.H.Mahfudz Ridwan, Lc. mendirikan sebuah pesantren yang dinamakan

Wisma Santri Edi mancoro. Wisma ini berdiri di bawah Yayasan Desaku

Page 75: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

59

Maju yang sebelumnya telah dibentuk oleh K.H.Mahfudz Ridwan, Lc.

bertujuan untuk menyalurkan pendidikan sekaligus basecamp berbagai

kegiatan. Wisma Santri Edi Mancoro merupakan kelanjutan dari

pendidikan yang mulanya berjalan di masjid Darussalam.

Ketika ditanya mengenai alasan K.H.Mahfudz Ridwan, Lc.

memberikan nama pesantren dengan nama Edi Mancoro yang

notabennya berasal dari bahasa Jawa, bukan dari bahasa Arab seperti

layaknya pesantren lain, pendiri Edi Mancoro tersebut menuturkan

bahwa sebenarnya Edi mancoro adalah sebuah nama yang akan diberikan

kepada putranya apabila sang istri dikaruniai anak laki-laki. Akan tetapi,

takdir belum memperkenankan beliau memiliki putra lagi, sehingga

dijalankanlah Edi mancoro sebagai nama pesantren, dimana kata Edi

berarti bagus atau elok dan Mancoro artinya bersinar. Sehingga

diharapkan dari nama ini, pondok pesantren akan bagus dan bersinar di

penjuru dunia.

Sejak awal berdiri, keadaan pesantren terus berkembang pesat.

Sampai di ujung tahun 2007, nama Wisma santri Edi Mancoro resmi

diganti dengan nama Pondok Pesantren Edi mancoro. Beberapa macam

program yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah antarumat

beragama, membuat eksistensi pesantren semakin melonjak tinggi,

utamanya di wilayah Kabupaten Semarang dan Salatiga. Pesantren yang

memiliki karakter terbuka dan menghargai perbedaan, membuat nama

pesantren kian akrab di telinga masyarakat, bahkan sampai ke luar

Page 76: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

60

negeri. Pondok Pesantren Edi Mancoro, sebagaimana pondok pesantren

yang lain, mengajarkan norma-norma agama Islam dan menerima

pluraritas agama, suku, bahasa, dan lain-lain sebagai bentuk sunnatullah.

Langkah ini ditempuh demi mewujudkan terciptanya konsep Islam

ramatan lil „alamiin.

3. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi Mancoro merupakan sebuah institusi

pendidikan keagamaan yang berusaha membekali santri-santrinya dengan

berbagai macam keterampilan di samping ilmu pengetahuan. Sehingga,

di dalamnya terdapat beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang

berguna untuk peningkatan sumber daya santri.

Adapun secara spesifik, profil dari Pondok Pesantren Edi Mancoro

disajikan dalam tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro

Nama Pondok Pesantren Edi Mancoro

Alamat Dsn. Bandungan, RT 02 RW 01, Ds. Gedangan, Kec.

Tuntang, Kab.Semarang, Jawa Tengah 50773

Telepon (029) 313 329 / 081 392 393 83

E-mail [email protected]

Blog www.ppedimancoro.wordpress.com

Pimpinan

Muhammad Hanif, SS, M.Hum.

Ketua Muhammad Hanif,SS, M.Hum

Page 77: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

61

Yayasan

Pengasuh

Santri Tahfidz

Rosyidah, Lc.

Tahun Berdiri 1989/1410H

Status Tanah Wakaf

Surat

Kepemilikan

Tanah

Wakaf Pondok Pesantren Edi Mancoro

Luas Tanah 2448 m

Status

Bangunan

Milik Pondok Pesantren Edi Mancoro

Luas

Bangunan

1365m

Lapangan

Olahraga

550m

Kebuh 108m

Lainnya 108m

Jumlah santri Kurang lebih 200

Beberapa lembaga di dalam Pondok Pesantren Edi mancoro

sebagai berikut:

a. Organisasi Pondok Pesantren Edi mancoro

b. Kuliyyatu ad-dirasah al-Islamiyah wa al-ijtima‟iyyah (KDII)

Page 78: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

62

c. Madrasah Tahfidz

d. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Qiro

e. Tata Usaha (TU) Pondok Pesantren Edi Mancoro

f. Laziskaf Edi Mancoro

g. Koperasi Pondok Pesantren Edi Mancoro

h. Edi Mancoro Trans (EM Trans)

i. Edi Mancoro Laundry

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan

pendidikan, maka diperlukan organisasi yang baik, yaitu dengan cara

melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tanggung jawab

masing-masing secara maksimal. Adapun Struktur Kepengurusan

Organisasi Pondok Pesantren Edi Mancoro (2017-2018/1438-1439H)

akan disajikan dalam tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.3 Struktur Organisasi Santri Edi Mancoro

(OSEM) Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Tahun 2018

NO NAMA ALAMAT JABATAN

1. Kyai Muhammad

Hanif,SS, M.Hum

Semarang Pengasuh

2. Alfiatu Rohmah, S.Pd. Purwodadi Ketua

3. M. Chusni Abdani Tegal Wakil Ketua

4. Hidayatul Khoiroh Semarang Sekertaris I

Page 79: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

63

5. Ahmad Zabid Purworejo Sekertaris II

6. Titin Maghfiroh Demak Bendahara

7. Ahmad Saefudin Purworejo Staff Admin

8. Novitasari Demak Keamanan

9. Ahmad Wafa Demak Keamanan

10. Hesti Setianingrum Purwodadi Kebersihan

11. Muhammad Asnawi Magelang Kebersihan

12 Ismawati Nur Sholihah Magelang Pendidikan

13. M. Ainun Najib Purworejo Pendidikan

14. Nur Khasanah Magelang Litbang

15. Andri Winarco Salatiga Litbang

16. Fiki Rizkia Tegal PU

17. Imam Walid N W Magelang PU

18. Suryaningsih Karanganyar Kesehatan

19. Ahmad Syukuri Magelang Kesehatan

20. Mafruroh Dei Purworejo TBB

21. M Taufiqurrahman Magelang Perpustakaan

22. Mar‟atus Solekha Karanganyar Komputer

23. Tika Lutfia N Semarang Pers&Jaringan

24. Muhkromin Magelang Pers&Jaringan

25. Putri Dewi M Pati Bahasa

26. Dewi Marinda Sumatera Bahasa

Page 80: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

64

4. Visi, misi, dan tujuan Pondok Pesantren Edi Mancoro

a. Visi

Visi dari Pondok Pesantren Edi Mancoro adalah, “Menyiapkan

Santri sebagai Pendamping Umat yang Sesungguhnya.”

b. Misi

Adapun misi yang diemban oleh Pondok Pesantren Edi

Mancoro yaitu:

1) Membentuk santri yang memiliki wawasan keagamaan

mendalam, berwawasan kebangsaan, dan

kemasyarakatan dalam konteks ke-Indonesiaan yang

plural.

2) Membentuk santri yang peduli dan berkemampuan

melakukan pendamping masyarakat secara luas.

3) Menentukan kebijakan dalam mengayomi masyarakat

dengan sifat terbuka, independen, serta mandiri.

c. Tujuan

Tujuan Pondok Pesantren Edi Mancoro adalah untuk

membina santri memiliki ilmu keagamaan, ilmu kemasyarakatan,

serta ilmu kebangsaan.

Para santri, dalam hal ini ditekankan penuh untuk senantiasa

mandiri. Oleh karena itu, organisasi yang ada di dalam pesantren

diserahkan sepenuhnya kepada santri, baik dari perencanaan

Page 81: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

65

sampai pengelolaan. Tujuannya tidak lain adalah agar santri

mampu meraih ilmu melalui praktik secara langsung.

5. Unsur-unsur Pesantren

a. Ustadz/ustadzah

Selain KH. Muhammad Hanif, asatidz pondok pesantren Edi

Mancoro berasal dari masyarakat sekitar dan alumni yang

mempunyai kepedulian terhadap perkembangan pesantren serta

santri yang dianggap telah mampu untuk mengajar dan berkompeten

pada disiplin ilmu yang telah dikuasai.

b. Santri

Dari keseluruhan jumlah santri yang ada di Pondok Pesantren

Edi Mancoro, mereka digolongkan menjadi 3 jenis, yakni:

1) Santri mukim

Santri mukim merupakan santri yang menetap atau

tinggal secara penuh di pesantren. Santri yang tercatat

sebagai santri mukim berjumlah kurang lebih 200.

Mayoritas santri ini merupakan santri dari berbagai

daerah, utamanya luar Kota Salatiga.

2) Santri non mukim

Santri yang digolongkan dalam santri non mukim

adalah mereka yang tidak menetap di pesantren. Mereka

mengikuti kegiatan dan pembelajaran di pesantren, namun

tidak tinggal di sana. Sejauh ini, santri non mukim yang

Page 82: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

66

aktif mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren Edi

Mancoro berjumlah kurang lebih 20 orang.

3) Santri lintas agama

Santri lintas agama adalah mereka yang tidak

beragama muslim dan melakukan kunjungan ke Pondok

Pesantren Edi Mancoro. Beberapa institusi lintas agama

seringkali berkunjung untuk belajar dan bertukar ilmu di

pesantren yang mengedepankan pluralitas beragama ini.

Dari tahun ke tahun, santri lintas agama yang datang tidak

bisa diprediksikan. Misalnya dari SMK Seminari

Mertoyudan.

c. Asrama

Asrama yang dimiliki Pondok Pesantren Edi Mancoro yaitu:

ruang kelas KDII, asrama putra, asrama putri, gedung serbaguna,

aula, kantor pengurus, kantor KDII, perpustakaan, ruang jahit,

ruang komputer, kantin, dan gedung baru.

6. Madrasah tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro

Program Tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro masih

tergolong program baru, sehingga tidak ada visi-misi tersendiri yang

dimunculkan di madrasah tahfidz, sebab visi-misinya mengikuti apa yang

telah dimuat oleh Pondok Pesantren Edi Mancoro selama ini.

Memiliki motif untuk menghidupkan Al-Qur‟an, Bu Rosyidah,

begitu pengasuh tahfidz tersebut disapa, mulai merintis program ini sejak

Page 83: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

67

tujuh tahun yang lalu, tepatnya pada bulan September tahun 2011.

Program ini pun tidak pernah direncanakan sebelumnya. Dari kerawuhan

Ustadzah Rosyidah sebagai menantu Almaghfurlah K.H. Mahfudz

Ridwan, Lc., muncullah program wajib bagi santri untuk menghafal juz

„amma. Dari situlah, ada seorang santri yang memiliki minat untuk terus

menghafal Al-Qur‟an tidak hanya juz „amma saja. Ustadzah Rosyidah

pun menyanggupi permintaan santri tersebut hingga tumbuhlah minat

menghafal Al-Qur‟an dari santri-santri yang lain. Jumlah santri yang

awalnya hanya satu orang, seiring berjalannya waktu bertambah menjadi

lima orang, lalu tujuh orang di tahun ke-2, hingga mencapai angka

kurang lebih lima puluh santri tahfidz pada tahun 2018 ini.

Sampai pada saat ini, pengasuh tahfidz lulusan Al-Ahgaff

University tersebut tidak menerapkan peraturan ketat bagi santri-

santrinya terutama dalam hal jumlah setoran hafalan. Ustadzah Rosyidah

lebih membiarkan motivasi dan semangat menghafal itu tumbuh alami

dari dalam diri santri sendiri. Ibu berputra tiga tersebut tidak terlampau

menekan santri tahfidz untuk segera khatam, karena baginya, istiqomah

dan lancar dalam muraja‟ah lebih penting dari sekedar mengejar

khatamnya hafalan. Namun, demi tetap menjaga motivasi para santri,

mulai tahun 2016, diterapkan aturan baru yaitu setiap santri harus

menyetorkan hafalan sedikitnya empat juz dalam kurun waktu satu

semester atau enam bulan. Jika santri tahfidz tidak mampu memenuhi

kriteria ini, maka di tahun tersebut santri tahfidz tidak diberikan

Page 84: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

68

kesempatan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi di Kuliyatu ad-

Dirasah al-Islamiyyah wa al-Ijtima‟iyyah (KDII).

Jadwal kegiatan santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro

sendiri sebenarnya masih mengikuti jam-jam kegiatan santri pada

umumnya. Namun, ketika santri lain mengaji kitab kuning di pagi hari,

maka santri tahfidz dijadwalkan untuk setoran di ndalem. Sementara itu,

di malam harinya, santri tahfidz dibebaskan untuk lebih memilih

mengikuti kegiatan Kuliyatu ad-Dirasah al-Islamiyah wal-Ijtima‟iyyah

(KDII) atau tetap setoran. Untuk lebih jelasnya, aktivitas setoran santri

tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro ada dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 : Jadwal setoran santri Tahfidz Pondok Pesantren

Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Tahun 2018

Waktu Kegiatan Keterangan

05.30-07.00 Setoran hafalan di ndalem Wajib hukumnya bagi seluruh

santri tahfidz.

18.30-19.30 KDII Diikuti oleh seluruh santri

dan bersifat pilihan bagi

santri tahfidz.

Wajib diikuti oleh santriwati

tahfidz yang berhalangan

untuk mengaji Al-Qur‟an.

19.30-21.00 Setoran hafalan di ndalem Wajib bagi seluruh santri

Page 85: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

69

tahfidz.

KDII Diikuti oleh seluruh santri

dan bersifat pilihan bagi

santri tahfidz.

Wajib diikuti oleh santriwati

tahfidz yang berhalangan

untuk mengaji Al-Qur‟an.

Sedikit berbeda dengan jadwal diatas, ketika bulan Ramadhan tiba,

jadwal setoran bagi santri tahfidz ditambah satu waktu yaitu pada waktu

dhuha atau setelah dzuhur, sedangkan kegiatan KDII ditiadakan.

Sementara itu, sima‟an untuk santri tahfidz dilaksanakan seminggu

sekali pada Sabtu malam. Sedangkan untuk sima‟an keseluruhan santri

tahfidz baru berjalan tiga tahun terakhir dan dilakukan untuk mengawali

rangkaian kegiatan akhirussanah Pondok Pesantren Edi Mancoro setiap

tahunnya.

7. Gambaran Informan

Untuk mengetahui penerapan metode Takrir dalam menghafal Al-

Qur‟an, bagaimana proses pelaksanaannya, hal-hal apa saja yang

mempengaruhi, hambatan-hambatan serta bagaimana cara mengatasinya,

juga hasil dari penerapan metode takrir santri tahfidz di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Page 86: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

70

Semarang, dapat didasarkan pada informasi yang berhasil dihimpun

melalui beberapa informan yang penulis rasa dapat mewakili keseluruhan

tentang Pondok Pesantren Edi Mancoro dengan rincian tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Daftar Nama Informan

No Nama

Informan

Kode

Informan

Tanggal

Wawancara

Keterangan

1. Rosyidah, Lc. RS 09 Maret 2018 Pengampu

santri Tahfidz

2. Wahyu

Rahma Z

WR 10 Maret 2018 Santri

3. Anis Ulfatun

N

AU 08 Maret 2018 Santri

4. Ma‟rifatul

Fadhilah

MF 08 Maret 2018 Santri

5. Ngindana

Zulfa

NZ 08 Maret 2018 Santri

6. Sarah Noviani SN 09 Maret 2018 Santri

7. Fida

Munawaroh

FM 11 Maret 2018 Santri

8. Hidayah HD 11 Maret 2018 Santri

9. Riski Surya R RR 11 Maret 2018 Santri

10. M Chusni A MC 11 Maret 2018 Santri

Page 87: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

71

B. Paparan Data

Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil

penelitian observasi, interview, maupun dokumentasi, maka peneliti akan

menganalisis temuan yang ada dan menjelaskan implikasi-implikasi dari

hasil penelitian tentang penerapan metode takrir dalam menghafal Al-

Qur‟an di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Bandungan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Adapun data yang akan dipaparkan dan dianalisa oleh peneliti sesuai

dengan fokus penelitian. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan mencoba

membahasnya.

1. Pelaksanaan menghafal Al-Qur’an dengan metode Takrir di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Dalam menghafal Al-Qur‟an, terdapat beberapa metode yang

bisa diterapkan, diantaranya adalah: tahfidz, tabulasi, tasmi‟, dan lain

sebagainya. Sedangkan metode yang diterapkan oleh santri tahfidz di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Magelang ini diantarantya adalah metode Takrir.

Metode takrir adalah suatu cara menghafal Al-Qur‟an dengan

mengulang hafalan baik sudah menambah maupun sudah tidak

menambah dan sudah dsetorkan kepada ustadzah. Cara pelaksanaan

takrir yaitu dengan cara mengulang-ulang ayat per ayat sampai benar-

benar hafal.

Page 88: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

72

Seperti yang dipaparkan oleh Ustadzah RS bahwa:

“Jadi semua santri yang akan menghafal, semua wajib

hafalan jus amma dulu, baru nanti setelah khatam jus amma,

dilanjutkan menghafal surah-surah pilihan nah nanti baru jus

pertama. Akan tetapi ada juga anak yang meminta menghafal

dari jus belakang. Kalau metode takrir dulu itu adalah

senyampainya. Saya tidak membatasi minimalnya, akan tetapi

saya membatasi maksimalnya seperempat juz. Lalu ketika sudah

sampai satu juz, saya sarankan untuk mengulang dari sepermpat

juz baru kepada juz berikutnya. Saya tidak mewajibkan santri itu

mau memakai metode apa dalam menghafal, terserah mereka

mau memakai metode apa ketika menghafal. Akan tetapi

berdasarkan pengamatan saya, memang banyak santri yang

menggunakan metode takrir yaitu mengulang-ulang sebelum

menyetorkan hafalan maupun setelah menyetorkan hafalan

kepada saya. Dulu memang sangat ketat ketika jumlah santri

disini masih sedikit, misalkan ketika sudah sampai juz 5 maka

tidak boleh naik ke juz 6 sebelum juz 5 benar-benar hafal. Oleh

karena itu, saya menyarankan mereka untuk mentakrir hafalan

mereka. Nah termasuk ketika menjaga hafalan, saya juga

menyarankan mereka untuk takrir berpasangan bersama

temannya.”

Pernyataan tentang pelaksanaan ini juga dinyatakan FM

kepada peneliti sebagai berikut:

“Menurut saya, metode takrir ini adalah metode yang paling

digunakan oleh para santri tahfidz di Pondok Pesantren Edi

Mancoro ini, terutama yang santri putri, ya termasuk saya.

Kalau saya modelnya begini, setiap menghafal itu saya baca

dulu full satu kaca (halaman) sebanyak satu kali, lalu saya baca

per ayatnya lalu saya baca artinya juga per ayat itu bagaimana

lalu saya mulai menghafal per ayat itu. Untuk berapa kali

mengulangnya, itu tergantung ayatnya. Kalau ayatnya tidak

terlalu panjang dan mudah untuk saya cerna itu mungkin Cuma

dua kali sudah hafal tapi kalau ayatnya terlalu panjang dan

agak tidak mudah saya cerna, maka saya ulang sampai lima

kali dalam satu ayat tersebut.”

Page 89: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

73

Pernyataan tentang pelaksanaan metode takrir ini juga

diungkapkan HD kepada peneliti sebagai berikut:

“saya menggunakan metode takrir. Pelaksanaannya ya

dibaca dulu satu halaman biar familiar lalu per ayatnya di

ulang-ulang sampai nggak asing didengar ayat-ayat tersebut.

Saya biasa mengulang sepuluh kali dalam ayat yang saya rasa

agak mudah dan pendek , akan tetapi kalau ayatnya agak

panjang dan agak sulit, asing menurut saya maka bisa sampai

berkali-kali dalam menghafal satu ayat tersebut. Biasanya

waktu saya menghafal adalah ketika ba‟dha subuh dan

sepulang kuliah juga kalau ada waktu-waktu lain biasanya saya

menghafal. Tapi kalau waktu yang pasti adalah ketika ba‟da

subuh itu dan ketika saya pulang kuliah. Dan setelah hafalan

sudah jadi, saya langsung menyetorkan kepada pengampu

tahfidz yaitu ustadzah rosyidah. Nah, kalau menyetorkan itu

kan wajibnya dua kali dalam sehari, tapi ketika hafalan belum

jadi maka saya menyetorkannya cuma satu kali pas ba‟dha

isya‟ atau ba‟dha subuh sebanyak satu halaman setiap kali

setor. Tidak hanya berhenti sampai setoran saja, saya juga

selalu menggunakan metode takrir ini ketika saya muraja‟ah

hafalan yang sudah saya setorkan.”

Sedangkan pernyataan yang diungkapkan oleh MC adalah

sebagai berikut:

“Mengenai pelaksanaan metode takrir, kalau saya sendiri

sekiranya ayat yang saya baca sudah saya pahami ya sudah.

Setelah itu saya setorkan ke pengampunya. Untuk berpa

kalinya saya mengulang dalam satu ayat itu tidak pasti.”

Pernyataan dari RR sebagai berikut:

“Kalau saya sendiri dalam melaksanakan metode takrir ya

pertama membaca ayat demi ayat sampai saya benar-benar

paham. Lalu saya akan melanjutkan ke ayat setelahnya jika

saya memang benar-benar sudah paham. Sampai saya

mendapatkan 1 lembar, maka setelah itu baru saya setorkan.

Dan untuk muraja‟ah saya juga menggunakan metode takrir

karena memang sangat efektif ketika saya menggunakan

metode ini dalam membuat hafalan baru maupun

memuraja‟ah hafalan yang lama.”

Page 90: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

74

2. Hal-hal yang mendukung dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Hal-hal yang mempengaruhi yang dimaksud adalah hal-hal

yang menjadi pendukung seorang penghafal Al-Qur‟an dalam

menghafal Al-Qur‟an. Adapun hal-hal yang mempengaruhi atau yang

mendukung santri dalam menghafal adalah sebagai berikut:

a. Motivasi dari Diri Sendiri

Semua hal yang akan dikerjakan perlu dukungan dari pihak

eksternal, akan tetapi dukungan dari dalam diri seseorang juga

perlu.

Pernyataan ini diungkapkan HD kepada peneliti sebagai

berikut:

“Bagi saya pendukungnya ya motivasi dari diri sendiri.

Melihat orang-orang yang bisa menghafal sampai 30

juz, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai usia

tua, saya menjadi terinspirasi dari mereka. keluarga

juga salah satu faktor pendukung saya. Ibu yang sangat

menginspirasi saya dan juga adik saya, juga saya

persembahkan kepada bapak saya yang sudah di surga

sana. Kesehatan badan juga sangat mendukung, cuaca

dan lain sebagainya.”

b. Motivasi dari Orang Tua

Orang tua adalah malaikat penjaga kita di dunia.

Merekalah yang selalu ada di saat dalam kondisi apapun.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh AU sebagai berikut:

“Bagi saya ya mbak, hal yang sangat mendukung saya

dalam menghafal adalah restu dari orangtua. Karena

Page 91: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

75

seperti lagunya Roma Irama bahwa ridho orangtua itu

ridho Illahi, murka orangtua itu murka Illahi. Jadi, bagi

saya restu orangtua adalah pendukung utama dalam

menghafal ini.”

Pernyataan yang sama dikemukakan oleh NZ kepada

peneliti sebagai berikut:

“kalau saya, faktor pendukung utama adalah do‟a restu

dari kedua orangtua saya dan juga ridho seorang

pengasuh pesantren kepada saya. Karena bagi saya,

mereka adalah orangtua saya semua, orangtua ketika di

pondok dan di rumah. Selain itu juga adalah do‟a.

Karena do‟a adalah suatu senjata yang sangat tajam

ketika kita meminta sesuatu.”

c. Motivasi dari Teman dan Lingkungan

Teman adalah salah satu faktor pendukung dalam

melakukan suatu pekerjaan. Pernyataan dari SN yang

diungkapkan kepada peneliti adalah sebagai berikut:

“kalau saya simpel saja jawabnya. Faktor yang

mempengaruhi atau pendukung saya dalam menghafal ini

adalah keluarga dan teman. Sudah itu saja.”

d. Niat

Niat adalah inti dari suatu hal yang akan dikerjakan. Jika

sebuah pekerjaan tidak ada disertai niat, maka sia-sia lah

pekerjaan itu. Sebagai mana yang diungkapkan oleh MF

kepada peneliti sebagai berikut:

“Kalau saya faktor pendukung yang utama adalah niat.

Karena bagi saya, sesuatu itu harus dimulai dari niat. Dan

tidak cukup niat saja, akan tetapi ada ikhlasnya. Niat yang

ikhlas, ya itu. terus setelah itu baru saya meminta restu

kepada kedua orangtua saya, kepada sanak saudara saya

sebelum saya mulai menghafal Al-Qur‟an ini. Selain itu,

Page 92: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

76

saya juga jadi teringat kalau dukungan menghafal ini saya

dapatkan ketika saya masih duduk di bangku MAN.

Sebenarnya saya sudah didawuhi (diperintah) bu Nyai

ketika masih di MAN dulu untuk menghafalkan AL-Qur‟an.

akan tetapi saat itu saya belum sanggup karena saya belum

siap mental ketika itu. oleh karena itu, sejak masuk kuliah

saya mulai menghafalkan di Pondok Pesantren Edi Mancoro

ini.”

e. Suasana Hati (Good Mood)

Suasana hati yang sedang baik dalam melakukan

suatu hal sangat berpengaruh dalam melakukan suatu

pekerjaan. Akan tetapi banyak sekali hal yang

mempengaruhi suasana hati seseorang menjadi baik,

diantaranya adalah pernyataan yang diungkapkan oleh RR

kepada penulis sebagai berikut:

“Kalau faktor pendukung utama dalam menghafal

itu kopi. Karna jujur ya, jika mau menghafal kok

belum minum kopi itu rasanya akan menjadi buyar.

Nggak bisa fokus hafalan. Ketika saya minum kopi,

saya tidak ngantuk maka hafalan akan terasa lancar.

Namun ketika kopi kok tidak ada, maka hafalan

saya akan buyar karena saya pasti ngantuk.”

f. Kegiatan Sima’an

Sima‟an merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan

setiap minggu satu kali dan setiap bulan 4 kali. Bagi santri,

ini sangat mendukung dalam mengingat hafalan yang sudah

dihafalkan sebagaimana pernyataan MC mengenai hal yang

mendukung dalam menghafal adalah sebagai berikut:

Page 93: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

77

“Menurut saya, hal yang mendukung ya pas sema‟an itu.

baik sema‟an dengan teman, sema‟an bersama semua santri

setiap minggu maupun setiap bulan, dan motivasi dari

orang tua juga guru.”

3. Hambatan-hambatan dan Solusi dalam menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Dalam melakukan sebuah pekerjaan, tentu tidak akan pernah

lepas dari sebuah hambatan. Begitu juga dalam menghafalkan Al-

Qur‟an menggunakan metode apapun itu ini tentu saja tidak akan

lepas dari hambatan. Tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan metode

menghafal Al-Qur‟an dengan metode Takrir di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang tersebut, diantaranya adalah:

a. Malas

Rasa malas merupakan hambatan yang paling banyak

ditemui para penghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

ini pada saat menambah hafalan baru maupun megulang

hafalan yang sudah lama. Rasa malas ini tentu akan

menghambat perjalanan proses menghafal Al-Qur‟an. Hal ini

dirasakan oleh MF yang diungkapkan kepada peneliti sebagai

berikut:

“Malas. Iya mbak saya paling malas banget kalau sudah

mau memulai hafalan atau nderes (mengulang hafalan

yang kemarin).”

Page 94: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

78

b. Kondisi Tubuh

Faktor kondisi tubuh dapat menghambat jalannya dalam

menghafal maupun mengulang hafalan. Seperti halnya di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang ini, hal ini disebabkan karena

santri yang menghafal Al-Qur‟an sambil kuliah. Karena di

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang ini tidak pernah memaksa santrinya

untuk fokus dalam satu tujuan yaitu menghafal Al-Qur‟an ,

karena pengasuh sadar bahwa ini adalah pesantren

mahasiswa.

Sebagaimana yang telah diungkapkan RS kepada

peneliti bahwa:

“Ya sebenarnya disini itu setoran dilaksanakan dua kali

dalam satu hari, yaitu ba‟da subuh dan ba‟da isya. Akan

tetapi pada kenyataannya, ridak semua santri bisa dua

kali setoran dalam satu hari. Ya saya sadar kalau ini

memang pesantren mahasiswa, jadi saya memaklumi

kalau santri itu jarang setoran dengan alasan banyak

tugas atau capek karena kuliah.”

AU juga mengungkakan kepada peneliti bahwa:

“Tidak adanya angkutan yang bisa mengantarkan saya

pulang pergi kampus-pondok, memaksa saya untuk selalu

jalan kaki dari pondok ke kampus dan dari kampus ke

pondok. Hal itu sudah sangat menguras tenaga saya,

sehingga sering sekali jika saya sudah lelah maka saya

Page 95: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

79

memilih untuk istirahat (tidur) daripada mentakrir hafalan.

Beruntunglah sekarang, sudah ada Edi Mancoro Trans yang

setiap harinya sudah memudahkan santri untuk pulang

pergi ke kampus.”

HD juga mengungkapkan hambatan dalam menghafal

kepada peneliti sebagai berikut:

“Kalau saya, faktor penghambat dalam menghafal ini

adalah kuliah dari pagi sampai sore. Hal itu sangat

menghambat, karena kuliah dari pagi sampai sore itu sangat

capek. Dan kalau sudah capek, mau hafalan rasanya sudah

nggak fokus malah nanti ayatnya jadi nyambung ke surat-

surat lain. Apalagi kalau pas ngantuk. Kalau posisi saya

sedang capek, ngantuk, ya saya nggak mau memaksakan.

Biasanya saya istirahat sejenak biar fikiran dan tubuh bisa

fresh kembali.”

c. Kurang pandai membagi waktu

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ini merupakan

psantren yang memang mayoritas adalah mahasiswa.

Jadi, banyak sekali hambatan yang mengiringi mereka

seperti yang diungkapkan oleh MF sebagai berikut:

“Kalau saya hambatan utamanya adalah HP. Ya

bagaimana tidak mainan HP terus, sedangkan

disini saja disediakan wifi. Saya merasa HP itu

seperti candu. Yang ketika dibuka itu ingin terus

melihatnya sampai kadang lupa. Jangan nderes ,

makan aja yang kebutuhan pokok sampai

terkalahkan oleh HP.”

Hal yang sama diungkapkan oleh NZ:

“Rasa malas terbesar yang paling sulit dihindari dan

sangat sering saya lakukan adalah malas karena ada

setan yang wujudnya kecil sekali. Iya mbak HP,

sekali sudah pegang HP pasti lupa kalau tujuan

utama saya adalah nderes. Apalagi disini disediakan

wifi yang setiap harinya bisa kami gunakan dengan

Page 96: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

80

gratis. Ya begitu jadinya, malah fokusnya sama

youtube. Terus hambatan lainnya sering main

kemana-mana sama teman-teman kampus dan yang

paling fatal adalah males. Jadi,solusi ketika saya

sedang khilaf seperti itu, saya selalu ingat kepada

kedua orangtua dirumah yang sudah bersusah payah

membiayai sekolah juga nyantri saya disini. HP juga

lebih sering saya taruh lemari kecuali ketika saya

kuliah, pasti saya bawa.”

Sedangkan pernyataan yang diungkapkan oleh RS adalah

sebagai berikut:

“ya kalau hambatan mungkin karena memang santri

disini mayoritas adalah mahasiswa. Ya jadi saya

maklumi saja jikalau misalkan kok mereka dalam

satu hari tidak setor hafalan. Mungkin mereka

terlalu banyak tugas kuliah atau kegiatan diluar. Jadi

saya tidak pernah membuat batas minimal ketika

mereka setoran. Berbeda jika santri yang memang

benar-benar fokus hafalan tanpa ada kegiatan lain.

Mungkin dalam satu hari mereka ditargetkan untuk

bisa setoran sebanyak berapa lembar bahkan kalau

pondok yang sudah menerapkan metode hafal cepat

3 bulan atau berapa bulan, mereka pasti dalam satu

hari ditarget berapa lembar hafalan. Mungkin bisa

sampai sepuluh kali setoran dalam satu hari. Terus

hambatan menggunakan metode takrir itu

kebanyakan mereka nggak sabar. Mereka hanya

mengejar hafal saja tanpa memahami.”

d. Suasana hati yang sedang tidak baik (bad mood)

Suasana hati yang sedang tidak baik akan sangat

berpengaruh dalam melakukan hafalan. Hati yang sedang galau

atau sedang tidak baik akan sangat menghambat. Hambatan

dalam menghafal juga diungkapkan oleh FM sebagai berikut:

“Kalau masalah hambatan, mungkin itu dari diri

sendiri ya. Karena males, ngantuk, banyak tugas

ya hanya alasan saja. Kalau nggak juga pas lagi

Page 97: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

81

nggak mood kan jadi sulit menghafal. Nah kalau

terjebak dalam keadaan seperti itu, biasanya saya

video call sama orang tua, terus juga lihat video-

video seorang penghafal Al-Qur‟an entah itu anak-

anak-, orang tua atau remaja. insyaAllah dari

melihat video itulah semangat saya bisa bangkit

kembali.”

e. Hafalan kadang hilang

Ingatan manusia memang terbatas tanpa terkecuali

seorang yang sedang menghafal Al-Qur‟an. Sebagaimana

hambatan yang diungkapkan oleh MC adalah sebagai berikut:

“Kalau saya hambatan menggunakan metode takrir itu

memang bisa lancar, tapi sekali sudah lupa ya sudah jadi

buyar semua. Selain itu, hambatan yang saya rasakan

adalah menyukai lawan jenis. Kadang saya berfikir kalau

berta‟aruf itu akan menambah semangat dalam

menghafal namun kenyataannya malah membyarkan

hafalan. Wanita itu ribet, kadang suka marah-marah

nggak jelas.”

4. Hasil menghafal Al-Qur’an dengan metode takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Seperti yang diungkapkan oleh WR kepada peneliti sebagai

berikut:

“Saya merasa berhasil menggunakan metode takrir ini.

Asalkan istiqomah menggunakan satu metode, insyaAllah

akan berhasil. Sejak awal saya sudah menggunakan metode

takrir ini, bahkan sekarang setelah khatam saya masih

menggunakan metode takrir ini dalam muraja‟ah hafalan

saya. Memang membutuhkan waktu yang lama dan

kesabaran, karena metode takrir ini harus membaca per ayat

sampai berkali-kali namun hasilnya juga tidak menghianati

proses.”

Page 98: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

82

Pernyataan yang sama juga diungkapkan AU kepada peneliti

bahwa:

“Metode menghafal Al-Qur‟an menurut saya sangat

penting. Saya menggunakan metode ini karena saya merasa

berhasil Metode ini sesuai dengan hafalan yang saya

targetkan. Sebenarnya disini tidak ada minimalnya dalam

setoran, tapi saya membuat target sendiri satu kali setoran

satu halaman atau lebih.”

Pernyataan HD kepada peneliti bahwa:

“Hasil ketika saya menggunakan metode ini ya berhasil

menurut saya. Karena hasilnya memang sesuai dengan yang

saya targetkan walaupun membutuhkan waktu yang lama.

Ya kan semua memang ada kekurangan dan kelebihannya.

Tapi metode takrir ini saya rasa sudah sangat efektif dalam

membantu hafalan saya.”

Pernyataan FM kepada peneliti bahwa:

“Metode takrir ini sangat bagus ketika saya terapkan.

Karena dengan metode ini, ingatan saya jadi lebih kuat

dalam menghafal Al-Qur‟an. Walaupun membutuhkan

waktu yang cukup lama ketika menggunakan metode ini,

tapi saya sudah cocok dengan metode takrir ini.”

Pernyataan MC yang diungkapkan kepada penulis sebagai berikut:

“Kalau saya ya mbak, merasa lancar jika menggunakan

metode takrir ini. Karena semakin banyak saya membaca

hafalan saya, maka akan semakin kuat melekat diingatan.

Jadi saya merasa berhasil ketika saya menggunakan metode

ini.”

Page 99: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

83

C. Analisis Data

1. Pelaksanaan menghafal Al-Qur’an dengan metode Takrir di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Menghafal Al-Qur‟an merupakan salah satu ibadah yang sangat

mulia. Kegiatan tersebut merupakaan suatu kesibukan yang terpuji.

Terlebih jika kegiatan tersebut disertai dengan niat mendekatkan diri

kepada Allah SWT, memahami setiap ayatnya dan melaksanakan apa

yang menjadi perintahNya yang terkandung dalam firmanNya.

Dalam menghafal Al-Qur‟an, diperlukan persiapan yang

matang dengan harapan akan memberikan hasil yang sempurna. Sama

halnya dengan santri tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang juga demikian. Meskipun dari pihak

pengampu tidak mentargetkan hafalan harus khatam dalam jangka

waktu karena santri disini memang mayoritas mahasiswa semua. Akan

tetapi santri tetap melakukan persiapan. Adapun persiapan mereka

antara lain: niat yang ikhlas, meminta izin kepada orang tua, dan

melancarkan hafalah beserta tajwidnya dengan cara mengawali dengan

menghatamkan juz amma, surah pilihan lalu dilanjutkan dengan

menghafal AL-Qur‟an, entah itu dimulai dari juz yang terdepan

ataukah juz yang belakang.

Page 100: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

84

Menurut Wiwi Alawiyah Wahid (2012: 28-52), dalam bukunya

yang berjudul “Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an” menjelaskan

bahwa hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menghafal Al-Qur‟an

yaitu:

“Niat yang ikhlas, meminta izin kepada orang tua atau

suami, mempunyai tekad yang besar dan kuat, istiqomah,

harus berguru kepada yang ahli, mempunyai akhlak terpuji,

berdoa agar sukses menghafal Al-Qur‟an, memaksimalkan

usia, dia jurkan menggunakan satu jenis Al-Qur‟an dan

lancar membaca Al-Qur‟an”.

Jadi, persiapan yang terdapat pada santri di Pondok Pesantren

Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang ini menurut peneliti

sudah tepat. Selain menggunakan persiapan tersebut, santri juga

menggunakan metode.

Lalu persiapan mereka adalah dengan menggunakan metode

yang sesuai dengan mereka sendiri. Metode yang mereka gunakan

adalah metode Takrir. Dari pihak pesantren memang tidak mewajibkan

harus menggunakan metode tertentu, akan tetapi santri berkreatif

menggunakan metode sesuai dengan mereka sendiri. Sedangkan untuk

menunjang hafalan yang sudah terbentuk, terdapat kegiatan tambahan

bagi santri yaitu:

a. Setoran hafalan baru kepada guru atau ustadzah (muraja’ah)

Sebenarnya setoran ini diwajibkan kepada santri sebanyak dua

kali dalam sehari. Ustadzah tidak membatasi minimal santri dalam

Page 101: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

85

setoran, akan tetapi ustadzah membatasi maksimal setoran santri.

Hal ini dikarenakan santri mempunyai kemampuan yang berbeda-

beda. Ada yang mampu menghafal lebih dari satu halaman dalam

sehari, ada juga yang kurang dari satu halaman dalam sehari.

Namun pada kenyataannya tidak semua santri setor hafalan baru

kepada ustadzah setiap harinya dengan alasan yang berbeda-beda.

Namun ada juga santri yang meskipun banyak tugas kuliah, ia tetap

bisa setiap hari setor hafalan baru kepada ustadzah.

Menurut peneliti, muraja‟ah kepada ustadzah merupakan

salah satu upaya untuk menjaga hafalan Al-Qur‟an setiap santri

merupakan salah satu upaya untuk menjaga hafalan Al-Qur‟an

santri agar tetap terjaga hafalannya, tetap lancar, dan benar agar

kesalahan-kesalahan baik dari segi tajwid maupun makhrajnya

diketahui. Mengenai santri yang masih awal yang belum

mendalami ilmu tajwid seharusnya lebih ditekankan lagi dan

diberikan pengajaran atau bahkan tes khusus mengenai makhraj

dan tajwid agar cepat teratasi, karena kemampuan lisan setiap

santri berbeda-beda. Mengenai setor hafalan baru kepada ustadzah

ini disesuaikan dengan kemampuan para santri itu sendiri,

mengingat santri adalah mahasiswa. Akan tetapi sebisa mungkin

santri harus menyetorkan hafalan yang baru kepada ustadzah

seberapapun jumlah ayatnya, karena bagaimanapun juga setoran

adalah salah satu hal yang wajib dilakukan oleh seorang santri

Page 102: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

86

yang sedang menghafal. Sesuatu yang sudah diwajibkan dari

seorang ustadzah yang mana beliau adalah pengampu sekaligus

pengasuh santri tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ini maka

santri harus mematuhi apa yang sudah diwajibkan tersebut.

Apabila tidak dipatuhi, maka apalah arti ilmu yang mereka dapat

tidak akan bermanfaat.

Sa‟dullah (2000: 31-32) dalam bukunya Cara Praktis

Menghafal Al-Qur‟an mengatakan bahwa :

“Bagi seorang murid harus sam‟an wa tho‟atan

(mendengarkan dan patuh) kepada gurunya, menatap dan

menghormatinya dengan tawadhu‟, mengabdi dan qana‟ah,

serta selalu meyakini bahwa gurunya adalah orang yang

unggul ilmunya dan „alim. Sikap yang demikian akan

mendekatkan seorang murid untuk memperoleh

kemanfaatan ilmu dan kebarakahan dari seorang guru.

Sesungguhnya, apabila seorang murid tidak bermanfaat

ilmunya dan tidak mendapatkan barakah, maka semua yang

ia kerjakan tidak berarti apa-apa seperti pohon yang tidak

berbuah”

b. Ujian mengulang hafalan (Al-Imtihan Fii Muraja’atil

Muhafazhah)

Kegiatan ujian mengulang hafalan dilaksanakan satu tahun

dua kali di ndalem (rumah Kyai) Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Menurut peneliti, kebijakan pengasuh mengenai

diadakannya kegiatan Al-Imtihan Fii Muraja‟atil Muhafazhah

sudah tepat untuk menjaga hafalan santri, selain itu juga dapat

Page 103: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

87

melihat sejauh mana keefektifan metode takrir yang diterapkan

santri selama ini.

Zawawi (2011: 84-85) mengatakan kepada calon penghafal

Al-Qur‟an dalam bukunya praktis cepat hafal Al-Qur‟an bahwa:

“Selama Anda dapat bersikap disiplin dalam mengikuti

ujian muraja‟ah Al-Qur‟an, maka hal itu akan sangat

bagus. Anda dapat mendengarkan bacaan orang-orang di

majlis tersebut. Anda juga dapat mengambil manfaat dari

bacaan mereka. selain itu, pemimpin ujian akan

membenarkan bacaan muridnya apabila ada kesalahan.

Dengan demikian, anda dapat memperoleh kedudukan yang

tinggi.”

c. Sema’an mingguan

Sema‟an mingguan ini dilaksanakan setiap satu minggu

satu kali yaitu pada hari Rabu malam Kamis di Masjid Darussalam

Desa Gedangan. Sema‟an ini dilaksanakan sebagai upaya untuk

muraja‟ah hafalan yang sudah disetorkan kepada ustadzah. Setiap

santri membaca setengah juz Al-Qur‟an yang telah dihafalkan dan

yang telah disetorkan kepada ustadzah, di depan santri yang lain.

Setiap kali sema‟an, santri yang bertugas di depan untuk sema‟an

adalah sebanyak empat (4) santri.

Menurut peneliti, sema‟an mingguan ini sudah sangat bagus

karena ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga hafalan yang

sudah disetorkan juga untuk membantu kefashihan menghafal

santri. Namun mengenai makhraj dan tajwidnya belum tentu

membantu kefashihan dalam menghafal santri. Karena ketika

sema‟an ini, santri lain hanya membenarkan ayat yang keliru saja

Page 104: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

88

ketika dihafal oleh santri yang bertugas sema‟an di depan.

Seharusnya, santri yang sedang menyemak tidak hanya

membenarkan ayat yang dihafalkan saja namun juga tajwid dan

makhrajnya.

d. Takrir hafalan secara berpasangan.

Takrir hafalan secara berpasangan ini hampir sama dengan

sema‟an mingguan. Bedanya, jika kegiatan sema‟an mingguan

dilakukan oleh semua santri tahfidz tetapi kalau takrir hafalan

secara berpasangan ini hanya dilakukan oleh pasangan (2 orang)

saja. Takrir secara berpasangan ini dilaksanakan sebelum atau

sesudah setoran. Ini bertujuan untuk melancarkan hafalan yang

baru akan disetorkan maupun yang sudah disetorkan kepada

ustadzah dan juga agar terhindar dari kesalahan per ayatnya ketika

menghafal.

Menurut peneliti, kegiatan takrir secara berpasangan ini

sudah sangat membantu kelancaran, makhraj dan tajwid hafalan

santri. Apabila santri mentakrir sendiri hafalannya, maka

kemungkinan besar akan tidak tahu dimana kesalahannya. Oleh

karena itu, mentakrir secara berpasangan ini sangat membantu

santri dalam menghafal.

Zawawi (2011 : 82) mengatakan kepada calon penghafal

Al-Qur‟an dalam bukunya metode praktis cepat menghafal Al-

Qur‟an bahwa :

Page 105: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

89

“Selama Anda dapat menemukan orang yang baik untuk

dijadikan teman dalam menghafalkan Al-Qur‟an bersama

Anda, maka hal itu sangat membantu. Usahakan mencari

teman yang setara atau lebih baik dari kemampuan Anda.

Hal ini akan sangat bermanfaat bagi diri Anda, diantaranya

Anda memiliki teman yang senasib sepenanggungan.

Teman yang ikhlas karena Allah, mencintai Allah, dan

Anda pun mencintainya karena Allah. Ia akan bersama

Anda karena Allah dan berpisah karena Allah juga.

Sebaliknya, Anda menjadi penolong dan penyemangat

baginya untuk menghafal Al-Qur‟an dan tetap konsisten.

Anda dapat mendengarkan hafalannya dan ia pun dapat

mendengarkan hafalan Anda, sehingga Anda berdua dapat

saling membenarkan apabila ada kesalahan.”

e. Kajian-kajian tambahan seperti kajian kitab Tafsir ayat

Ahkam, At-Tibyan dan Tajwid.

Kajian-kajian tambahan ini dilaksanakan setiap hari Selasa

malam Rabu di ndalem (rumah Kyai) ba‟da Isya. Kegiatan ini

bertujuan untuk menunjang hafalan santri. Seperti kitab at-tibyan

yang bertujuan untuk mengajarkan kepada santri penghafal Al-

Qur‟an tentang adab penghafal Al-Qur‟an, ayat Ahkam yang

bertujuan untk mempelajari tafsir ayat-ayat Al-Qur‟an dan juga

tajwid yang bertujuan untuk mempelajari ilmu membaca Al-

Qur‟an.

Menurut peneliti, kajian-kajian tambahan ini sangat bagus

sudah diterapkan kepada santri yang menghafal di Pondok

Pesantren Edi Mancoro ini , karena kajian-kajian tambahan

tersebut berkaitan dengan penghafal Al-Qur‟an. Akan tetapi pada

kenyataannya ada satu atau dua santri yang tidak mengikuti kajian

Page 106: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

90

ini, sehingga pengasuh atau pengurus santri tahfidz harus

menegaskan lagi untuk mengikuti kajian ini.

2. Hal-hal yang mendukung dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Dalam setiap pelaksanaan metode pembelajaran, pasti terdapat

faktor pendukung. Sama halnya dengan pelaksanaan metode takrir

dalam menghafal santri putri di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ini. Beberapa

faktor yang mendukung pelaksanaan metode takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro ini antara lain: motivasi dan semangat dari

orang tua, teman, guru, dan lingkungan. Hal ini menjadi semangat

tersendiri bagi seorang penghafal Al-Qur‟an.

Seperti yang sudah penulis tuliskan di Bab II, bahwa hal-hal

yang mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an adalah niat yang ikhlas,

menjauhi sifat madzmumah, meminta restu kepada orang tua, punya

tekat yang besar dan kuat dalam menghafal, istiqomah, harus berguru

kepada yang ahli, mempunyai akhlak terpuji, berdo‟a agar sukses

menghafal, menghafal di waktu yang mustajab, memaksimalkan usia,

menggunakan satu mushaf, dan lancar membaca Al-Qur‟an. Seperti

yang penulis temukan berdasarkan hasil wawancara santri yang

menghafal, bahwa hal yang mendukung dalam menghafalkan Al-

Qur‟an adalah meminta restu dengan orang tua. Menurut penulis,

Page 107: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

91

meminta restu dari orang tua sangat penting karena restu orang tua

merupakan salah satu hal yang bisa membuat seorang penghafal

menjadi semangat. Misal ketika seorang penghafal sedang tidak

semangat untuk menghafal, maka ingatlah kedua orang tua di rumah

yang sedang berjuang demi membiayai kita. Tidak hanya berkorban

materi saja, akan tetapi orang tua juga berkorban dalam segala hal.

Lalu pendukung yang kedua menurut santri adalah niat dari diri

sendiri. Seuatu yang akan dimulai itu harus diawali dengan niat.

Karena rasanya akan berbeda jika tidak diwalai dengan niat. Seperti

hadits yang berbunyi : “Sesungguhnya setiap pekerjaan harus disertai

dengan niat”(Hadits Arbain Nawawi).

Hal-hal yang mendukung selanjutnya adalah teman, lingkungan

dan masih banyak lagi. Sebenarnya sangat banyak hal-hal yang

mendukung dalam menghafal Al-Qur‟an dan semua hambatan pasti

ada solusi. Tinggal bagaimana kita bisa memanajemen itu semua atau

tidak.

3. Hambatan-hambatan dan Solusi dalam menghafal Al-Qur’an di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Dalam kegiatan yang dilakukan, pasti ada faktor

penghambatnya baik dari dalam maupun dari luar. Hal ini menjadi

tantangan tersendiri bagi seorang penghafal Al-Qur‟an. Adapaun

Page 108: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

92

rintangan-rintangan yang dirasakan oleh santri tahfidz putri di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang ini adalah: malas, kecapekan, sakit, dan lain sebagainya.

Meski demikian, keinginan yang kuat dapat menjadi kunci

keberhasilan seorang dalam menghafal Al-Qur‟an. jika keinginannya

kuat, semua rintangan insyaAllah dapat diselesaikan. Pepatah

mengatakan”

“Keinginan adalah separuh perjalanan”.

Artinya, tanpa keinginan yang kuat calon hafizhah tidak akan

sampai pada tujuannya.

Menurut Mukhlishoh Zawawie (2011 : 83-88) dalam bukunya

yang berjudul M3 Al-Qur‟an Pedoman Membaca, Mendengar, dan

Menghafal Al-Qur‟an bahwa:

“Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh calon hafizh yaitu:

sibuk dan tidak memiliki banyak waktu, hati tidak jernih dan

kurang fokus karena problematika hidup, bosan dan malas

ketika memulai hafalan atau ditengah hafalan, faktor usia, tidak

percaya diri karena hafal Al-Qur‟an adalah anugerah Allah,

lemah ingatan, takut lupa, dan berdosa.”

Setiap jalan menuju kebaikan pasti dipenuhi duri yang

menghalangi pejalan kaki untuk sampai kepada tujuan. Menghafal Al-

Qur‟an merupakan aktifitas yang sangat mulia, baik dihadapan Allah

maupun manusia. Banyak waktu, pikiran dan tenaga yang tercurah tapi

niatkan semua untuk menggapai ridhoNya. Tidak mudah untuk

mencapai cahaya kemuliaan, pasti akan ada godaan-godaan yang

Page 109: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

93

muncul seperti sakit, malas, masalah dengan teman, lingkungan, dan

sebagainya. Akan tetapi nikmati saja alurnya, nikmati saja pahit

cobaan dan manisnya cobaan dalam perjalanan menghafal Al-Qur‟an.

Allah tidak akan menguji diluar kemampuan batas hambaNya.

Sebenarnya itu baru beberapa cobaan yang terjadi di kalangan

penghafal Al-Qur‟an. Semoga semangat yang selalu membara , tekat

yang kuat, dan motivasi yang selalu datang dapat menghalau semua

penghambat diatas dan semoga cita-cita menghafal Al-Qur‟an tercapai.

Amin.

Setiap hambatan pasti akan ada solusi untuk menghadapi

rintangan yang datang silih berganti. Diantara solusi tersebut adalah:

memotivasi diri sendiri, istirahat yang cukup, istiqamah dan lain

sebagainya. Dengan solusi tersebut, santri tahfidz akan lebih lancar

dan meningkatkan kelancaran dalam menghafal Al-Qur‟an.

Solusi yang ada pada santri sudah baik. Tinggal bagaimana

santri bisa memaksimalkan solusi tersebut karna dengan demikian

santri tidak akan merasa kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an.

4. Hasil menghafal Al-Qur’an dengan metode takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018

Dalam menghafal Al-Qur‟an, santri menggunakan metode

takrir dengan target satu kali setoran satu halaman. Santri menghafal

Page 110: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

94

ayat demi ayat dan diulang-ulang sampai benar-benar lancar dalam

menghafal. Dari beberapa kegiatan dengan menggunakan metode

takrir yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, maka hafalan santri tetap

terjaga, lancar, baik, benar dari segi makhraj dan tajwidnya, santri

mampu melakukan sema‟an mingguan dan takrir secara berpasangan,

juga melaksanakan ujian menghafal dengan penuh semangat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan santri-santri, menurut

peneliti penggunaan metode takrir ini berhasil. Karena dengan metode

takrir, santri dapat mengingat hafalan yang mereka hafalkan, lebih

mudah memahami dan lain sebagainya. Setiap metode pembelajaran

pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan metode takrir ini

seperti mudah dipahami oleh santri sedangkan kekurangannya adalah

membutuhkan waktu yang lama dalam menghafal. Akan tetapi metode

takrir ini sudah berhasil duterapkan di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, karena hampir

seluruh santri tahfidz putri di Pondok Pesantren Edi mancoro

Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ini

menggunakan metode takrir dan mereka mengatakan bahwa mereka

berhasil menghafal dengan metode takrir ini.

Page 111: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini

yang berjudul “Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur‟an Santri

Tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2018” maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an dengan metode takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang menggunakan sistem satu kali setoran satu halaman .

Setelah itu, santri melakukan takrir berpasangan sebelum dan sesudah

melakukan hafalan, lalu menyetorkan hafalan baru kepada ustadzah

dan terakhir melaksanakan ujian mengulang hafalan (Al-Imtihan Fii

Muraja‟atil Muhafazhah).

2. Faktor pendukung pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro yaitu motivasi orang tua dan guru, motivasi

dari teman dan lingkungan, suasana hati yang sedang baik, kegiatan

sima‟an, dan niat yang ikhlas dari hati.

3. Faktor penghambat pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an di Pondok

Pesantren Edi Mancoro yaitu suasana hati yang sedang buruk (bad

mood), kondisi tubuh yang kurang sehat, malas,dan kurang pandai

membagi waktu. Adapaun solusi dalam mengatasi hambatan tersebut

Page 112: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

96

adalah: meminimalisir mainann HP, istiqamah dalam mentakrir

hafalan, memotivasi diri, dan istirahat yang cukup.

4. Hasil menghafal Al-Qur‟an menggunakan metode takrir di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan santri

tahfidz adalah berhasil secara kualitas dan kuantitas. Keberhasilan dari

segi kuantitas ini penulis paparkan berdasarkan hasil observasi dari

WR yang berhasil khatam Al-Qur‟an dalam waktu 3 tahun. WR

mengungkapkan bahwa dalam menghafal Al-Qur‟an hanya

menggunakan metode takrir. Berdasarkan hasil observasi penulis juga

menemukan bahwa keberhasilan menggunakan metode takrir diraih

oleh AU yang juga berhasil mengkhatamkan 30 juz bil ghoib dalam

waktu 3 tahun. Keberhasilan AU ini bisa dikatakan berhasil secara

kualitas dan kuantitas. Dari segi kualitas bacaan hafalannya,

tajwidnya, mahrajnya, AU sudah sangat bagus berdasarkan hasil

observasi penulis ketika menyimakkan AU yang sedang menghafal

dan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pengampu santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Selain itu berdasarkan hasil

wawancara dengan MF, NZ, SN, FM, HD, RR dan MC, mereka

mengaku bahwa dalam menggunakan metode takrir berhasil dalam

pelafalan maupun kelancaran menghafalnya.

Page 113: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

97

B. Saran

1. Kepada pengasuh pesantren

Hendaknya pengasuh pesantren menambah pengampu tahfidz agar

ustadzah tidak kewalahan ketika harus melayani santri tahfidz yang

semakin hari semakin banyak, agar waktu juga efektif ketika santri yang

akan setoran semakin banyak ustadzahnya pun semakin banyak.

Mengadakan buku absen dan buku setoran untuk santri agar santri lebih

semangat lagi dalam setoran.

2. Kepada ustadzah atau guru

Hendaknya meningkatkan kedisiplinan lagi dalam mengajar agar santri

tetap melaksanakan setoran meskipun hanya satu dua ayat saja dalam

sehari.

3. Kepada santri

Hendaknya santri lebih aktif lagi dalam belajar menghafal Al-Qur‟an dan

mengkaji maknanya. Mampu mengatur waktu dengan sebaik-baiknya

antara kuliah dan mengaji. Jangan hanya mendahulukan kuliah saja, tapi

niatilah ngaji sambil kuliah karena itu akan sangat berbeda dalam

menjalaninya ketika sudah mempunyai niat seperti itu. jangan boyong

dulu sebelum khatam 30 juz, karena selain harapan bu Nyai yang

mengampu tahfidz itu juga bertujuan untuk melanyahkan (melancarkan)

lagi hafalan yang sudah khatam.

Page 114: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

98

4. Kepada peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian

berikutnya yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran menghafal

Al-Qur‟an dengan menggunakan metode takrir.

Page 115: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

99

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Sayyid Salafuddin. 2013. Balita Pun Hafal Al-Qur‟an, Solo: Tinta Medina.

Al-kahil, Daim Abdud. 2010. Hafal Al-qur‟an Tanpa Nyantri, Solo : Pustaka

Arafah.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina

Aksara.

As-Sirjani Dr. Raghib, Khaliq Abdul Dr. Abdurrahman. 2007. Cara Cerdas

Hafal Al-Qur‟an. Solo: Penerbit AQWAM.

As-Syafi‟i An-Nawawi Syarafuddin bin Yahya Zakaria Abu Imam. 2001. Adab

dan Tata Cara Menjaga Al-Qur‟an, Jakarta: Pustaka Amani

A Tabrani Rusyan, Yani Daryani. Penuntun Belajar Yang Sukses, Jakarta: Bina

Karya

Az-zawawi Fattah Abdul Yahya. 2010. Revolusi menghafal Al-Qur‟an, Solo:

Insan Kamil

Badwilan Salim Ahmad. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur‟an, Diva Press:

Jogjakarta.

Faizin Muhith, Nur. 2013. Semua Bisa Hafal Al Qur‟an. Banyuanyar Surakarta:

Al Qudwah

Hermawan Acep. 2011. Ulumul Qur‟an, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Hitami Munzir. 2012. Pengantar Studi Al-Qur‟an (Teori dan Pendekatan),

Yogyakarta: LKIS.

Page 116: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

100

Ibnu hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Pembahasan Kualitatif dalam

Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jawrah Abu Aziz Abdul. 2017. Hafal Al-Qur‟an Dan Lancar Seumur Hidup,

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Nugroho Aji, Muhammad. 2016. Attarbiyyah Journal Of Islamic Culture and

Education, IAIN Salatiga.

Mahmud Yunus. Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Jakarta : PT Hidakarya Agung

M Makhyaruddin Deden. 2013. Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur‟an.

Jakarta Selatan : Noura Books (PT Mizan Publika).

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Munawir. 1984. Kamus Al Munawir, Yogyakarta: Pustaka Progresif.

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal 10 Bulan Khatam : Kiat-Kiat Sukses

Menghafal Al-Qur‟an, Yogyakarta: Idea Press.

M. Makhyaruddin Deden. 2013. Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur‟an,

Bandung: Mizan.

Poerwadarminta WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai

Pustaka.

Ridwan Syakir. 2000. Study Al-Qur‟an Tebuireng-Jombang: Unit Tahfid

Madrasatul Qur‟an

Romdhoni Ali. 2013. Al-Qur‟an dan Literasi, Depok: Literatur Nusantara.

Sa‟dullah SQ. 2000. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta: Gema Insani.

Page 117: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

101

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Suryabrata Sumardi. 1987. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali.

Sutopo. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Usman. 2009. Ulumul Qur‟an, Yogyakarta: Teras Komplek POLRI Gowok Blok

D 2 No. 186

Wahid Wiwi Alawiyah. 2014. Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an, Jogjakarta:

Diva Press.

Zawawie, Mukhlisoh. 2011. P-M3 Al-Qur‟an Pedoman Membaca, Mendengar,

dan Menghafal Al-Qur‟an, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Zen Muhaimin. 1985. Tata Cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan

Petunjuk-Petunjuknya, Jakarta: PT Maha Grafindo.

Zen Muhaimin. 1983. Pedoman Pembinaan Tahfidhul Qur‟an, Jakarta : PT Maha

Grafindo.

Zuhairi. 1993. Metodologi Pendidikan Agama., Solo : Ramadhan.

Page 118: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Nilai SKK

2. Riwayat Hidup Penulis

3. Pernyataan Publikasi

4. Nota Pembimbing Skripsi

5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

6. Pedoman Wawancara

7. Hasil Wawancara

8. Data Santri Tahfidz

9. Foto-foto

Page 119: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

Nama : Nur Khasanah Jurusan : PAI

NIM : 111-14-377 Dosen PA : Eva Palupi, S.Psi

NO Jenis Kegiatan Waktu

Kegiatan

Keterangan Point

1. OPAK 2014 “Aktualisasi

Gerakan Mahasiswa yang

Beretika, Disiplin dan

Berfikir Terbuka”

diselnggarakan oleh DEMA

STAIN Salatiga.

18-19 Agustus

2014

Peserta 3

2. OPAK JURUSAN

TARBIYAH “Aktualisasi

Pendidikan Karakter

Sebagai Pembentuk

Generasi yang Religius,

Educative, dan Humanis”

diselenggarakan oleh HMJ

Tarbiyah STAIN Salatiga

20-21 Agustus

2014

Peserta 3

3. ORIENTASI DASAR

KEISLAMAN (ODK)

“Pemahaman Islam

Rahmatan Lil „Alamin

Sebagai Langkah Awal

Menjadi Mahasiswa

Berkarakter”

diselenggarakan oleh LDK

Darul Amal dan ITTAQO

STAIN Salatiga

21 Agustus

2014

Peserta 2

Page 120: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

4. WORKSHOP

ENTERPRENEURSHIP

“Menanamkan Nilai-nilai

Jiwa Kewirausahaan

Mahasiswa yang Kreatif

dan Inovatif”

diselenggarakan oleh

Kelompok Studi Ekonomi

Islam (KSEI) dan Stain

Sport Club (SSC) STAIN

SALATIGA

22 Agustus

2014

Peserta 2

5. WORKSHOP

ENTERPRENEURSHIP

“Menanamkan Nilai-nilai

Jiwa Kewirausahaan

Mahasiswa yang Kreatif

dan Inovatif”

diselenggarakan oleh

Kelompok Studi Ekonomi

Islam (KSEI) dan Stain

Sport Club (SSC) STAIN

SALATIGA

22 Agustus

2014

Peserta 2

6. ACHIEVEMENT

MOTIVATION

TRAINING (AMT)

“Dengan AMT Semangat

Menyongsong Prestasi”

diselenggarakan oleh CEC

dan JQH STAIN Salatiga

23 Agustus

2014

Peserta 2

7. LIBRARY USER 28 Agustus Peserta 2

Page 121: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

EDUCATION (Pendidikan

Pemustaka)

diselenggarakan oleh UPT

Perpustakaan

2014

8. SEMINAR REGIONAL

“Rekonstruksi Karakter

Mahasiswa dalam Upaya

2Pembangunan Menuju

Magelang yang Beretika

dan Berpendidikan”

diselenggarakan oleh

Forum Komunikasi

Mahasiswa Magelang (FK-

WAMA)

13-14

September

2014

Panitia 3

9. MASA TA‟ARUF

(MASTA) 2014

“Membentuk Pribadi

Kembangkan Diri, Lahirkan

Potensi” diselenggarakan

oleh IMM Kota Salatiga

26 September

2014

Peserta 2

10. Training Pembuatan

Makalah diselenggarakan

oleh LDK STAIN Salatiga

17 September

2014

Peserta 2

11. Training “SIBA-SIBI” UTS

Semester Ganjil

diselenggarakan Oleh CEC

dan ITTAQO STAIN

Slatiga

24-25 Oktober

2014

Peserta 3

12. SEMINAR NASIONAL

“Berkontribusi Untuk

05 November

2014

Peserta 8

Page 122: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Negeri melalui

Televisi/TV”

diselenggarakan oleh

Program Studi Komunikasi

dan Penyiaran Islam (KPI)

STAIN Salatiga

13. “SIBA-SIBI” Training

UAS Semester Ganjil tahun

2014 diselenggarakan oleh

CEC dan ITTAQO STAIN

Salatiga

19-20

Desember

2014

Peserta 3

14. DIKLATSAR VI SSC

STAIN Salatiga 2015

diselenggarakan oleh SSC

STAIN Salatiga

02 Februari

2015

Peserta 2

15. SEMINAR NASIONAL

“Understanding The World

by Understanding the

Language and the Culture”

diselenggarakan oleh CEC

STAIN Salatiga

04 Juni 2015 Peserta 8

16. SURAT KETERANGAN

MA‟HAD MAHASISWA

Selama 1 Tahun

01 Juli 2015 Santri 6

17. SEMINAR NASIONAL

BAHASA ARAB ITTAQO

“Aktualisasi Bahasa Arab

untuk Membentuk Karakter

Bangsa Yang Bermartabat”

diselenggarakan oleh

10 Juni 2015 Peserta 8

Page 123: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

ITTAQO STAIN Salatiga

18. SARASEHAN

“Meneguhkan Peran Santri

sebagai Generasi Penerus

Bangsa” diselenggarakan

oleh Biro Pendidikan

Pondok Pesantren Edi

Mancoro

18 Oktober

2015

Peserta 2

19. BEDAH BUKU “Ulama-

ulama Aswaja Nusantara

yang Berpengaruh di

Negeri Hijaz”

diselenggarakan oleh UPT

Perpustakaan Pondok

Pesantren Edi mancoro

21 Febuari

2016

Peserta 2

20. SURAT KETERANGAN

KHATAM AL-QUR‟AN

JUZ 30 BILGHOIB Pondok

Pesantren Edi Mancoro

14 Mei 2016 Peserta

Khataman

3

21. AKHIRUSSANAH DAN

KHOTMIL QUR‟AN V

diselenggarakan oleh

Pondok Pesantren Edi

Mancoro

14 Mei 2016 Panitia 3

22. PESANTREN

RAMADHAN

diselenggarakan oleh TBB

dan TK Al-Qur‟an Edi

Mancoro

6-18 Juni 2016 Pemateri 3

23. ASRAMANISASI 06-27 Juni Peserta 2

Page 124: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

RAMADHAN 1437H

“Meningkatkan Kreativitas,

Intelektualitas, dan

Spiritualitas di Bulan

Berkualitas”

diselenggarakan oleh

Panitia Asramanisasi

2016

24. PIAGAM

PENGHARGAAN “Lomba

Qiro‟atul Kutub kelas

Wustho dalam Rangka

Memperingati Hari Lahir

Pondok Pesantren Edi

Mancoro” diselenggarakan

oleh Panitia

16 Desember

2016

Juara I 4

25. PELATIHAN KARYA

ILMIAH diselenggarakan

oleh Pengurus Organisasi

Santri Pondok Pesantren

Edi Mancoro

24 Januari

2017

Peserta 2

26. SEMINAR “Peran Santri di

Era Literasi Digital dalam

Menyaring Informasi

Palsu” diselenggarakan

oleh Pengurus Pondok

Pesantren Edi Mancoro

24 April 2017 Peserta 2

27. WORKSHOP “Peningkatan

Kinerja Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

dalam Memantapkan

25, 31 Juli dan

1,2,3,5

Agustus 2017

Peserta 3

Page 125: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Pelaksanaan Kurikulum

2013 Tahun 2017”

diselenggarakan oleh Dinas

Pendidikan Pemerintah

Kota Salatiga

28. KEGIATAN LDK (Latihan

Dasar Kepemimpinan)

Tingkat Kota Salatiga

diselenggarakan oleh SMP

N 8 Salatiga

24-26 Agustus

2017

Pendamping 3

29. KEGIATAN DIANPINRU

(Gladian Pimpinan Regu)

diselenggarakan oleh SMP

N 8 Salatiga

29-31 Agustus

2017

Pendamping 3

30. KEGIATAN PHBI

(Peringatan Hari Besar

Islam) Idul Adha 1438H

diselenggarakan oleh SMP

N 8 Salatiga

02 September

2017

Pendamping 3

31. KARNAVAL

PERINGATAN HARI

KEMERDEKAAN RI

TINGKAT KOTA

SALATIGA yang ke 72

diselenggarakan Oleh SMP

N 8 Salatiga

03 September

2017

Pendamping 3

Page 126: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan
Page 127: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

RIWATAT HIDUP PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : NUR KHASANAH

Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 12 Desember 1996

NIM : 111-14-377

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Alamat : Ds. Temu Kidul 003/001, Ds. Jogoyasan, Kec.

Ngablak, Kab. Magelang, Jawa Tengah, 56196

B. Orang Tua

Ayah : Isroni

Ibu : Sukarni

Pekerjaan

Ayah : Petani

Ibu : Petani

C. Motto

“Bersedihlah dengan cara gembira, menangislah dengan cara tertawa. Agar

hidupmu terasa menyenangkan.”

D. Riwayat Pendidikan

No. Instansi Pendidikan Masuk (Tahun) Keluar (Tahun)

1. SD Negeri Jogoyasan 2004 2009

2. MTs Negeri Ngablak 2009 2011

3. MA Ma‟arif Grabag 2011 2014

4. S1 PAI IAIN Salatiga 2014 2018

Page 128: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan
Page 129: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan
Page 130: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan
Page 131: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Pengasuh dan Pengampu Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan

Kecamatan Tuntang kabupaten Semarang

Judul Penelitian : Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur‟an Santri Tahfidz

di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

2. Apa visi dan misi Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

3. Bagaimana proses pembelajaran Tahfidzul Qur‟an yang diterapkan di Pondok Pesantren

Edi Mancoro?

4. Bagaimana pelaksanaan metode takrir dalam menghafal Al-Qur‟an santri tahfidz di

Pondok Pesantren Edi Mancoro?

5. Apa saja faktor penunjang dan penghambat dalam menghafal Al-Qur‟an santri tahfidz di

Pondok Pesantren Edi Mancoro? Serta bagaimana cara mengatasinya?

6. Bagaimana hasil menghafal santri menggunakan metode takrir di Pondok Pesantren Edi

Mancoro?

Page 132: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

HASIL WAWANCARA

Nama : Rosyidah, Lc.

Status : Pengasuh dan Pengampu Santri Tahfidz Pondok Pesantren Edi

Mancoro

Pekerjaan : Kepala Sekolah TK Edi Mancoro

1. Pertanyaan : Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Edi Mancoro?

Jawaban : Sejarah singkatnya ya hanya berawal dari seorang yang ngaji

disini bersama bapak kemudian santri tersebut tidur di masjid

lalu sedikit demi sedikit santri yang ngaji dan tidur disitu

semakin banyak. Lalu mulai dirintislah sebuah pesantren.

2. Pertanyaan : Apa visi dan misi pondok pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Kalau visi dari pesantren ini adalah menyiapkan santri sebagai

khodimul umah yang sesungguhnya. Adapun misi dari pessantren ini

adalah membentuk santri yang memiliki wawasan keagamaan mendalam,

berwawasan kebangsaan dan kemsayarakatan dalam konteks

keIndonesiaan yang plural, lalu membentuk santri yang peduli dan

berkemampuan melakukan pendamping masyarakat scara luas, serta

menentukan kebijakan dalam mengayomi masyarakat dengan sifat

terbuka, independen, serta mandiri.

3. Pertanyaan : Bagaimana proses pembelajaran tahfidzul qur‟an yang diterapkan di

Pondok Pesantren Edi Mancoro?

Jawaban :Kalau proses pembelajaran tahfidz disini ya semua harus dimuali dari

menghafal juz ama sampai benar-benar hafal, lalu menghafal surah

pilihan, baru dimulai dengan menghafal entah itu mau dimulai dari awal

atau dari juz terakhir. Santri mulai setoran dalam satu hari sebenarnya

saya target itu dua kali setoran, di waktu ba‟da dzuhur dan ba‟da isya‟.

Saya juga mempersilahkan santri untuk setoran kapanpun waktunya

karna biasanya santri kalau pagi mungkin sibuk dengan kuliah dan kalau

malam sudah capek. Tapi hasilnya tak banyak santri yang tidak setoran

dalam satu hari.

Page 133: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

4. Pertanyaan : Bagaimana pelaksanaan metode takrir dalam menghafal Al-Qur‟an

santri tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro?

Jawaban : Kalau tentang pelaksanaan metode takrir sendiri. Sebenarnya saya tidak

mewajibkan santri untuk menggunakan metode tersebut. Metode takrir

juga sekarang sudah tidak begitu banyak digunakan oleh santri sekarang.

Jadi ketika santri setoran, ketika sudah sampai satu juz maka saya

wajibkan untuk nyeprapat (menghafal dari seperempat juz) saya ulang-

ulang sampai benar-benar lancar bacaannya maupun tajwid dan

makhrajnya.

5. Pertanyaan : Apa saja faktor penunjang dan penghambat dalam menghafal Al-Qur‟an

santri tahfidz di pondok pesantren Edi Mancoro? Serta bagaimana cara

mengatasinya?

Jawaban : Kalau faktor penunjangnya ya dengan metode takrir tersebut. Kalau

faktor penghambatnya mungkin karena mereka adalah mahasiswa, jadi

mereka jarang setoran dengan alasan karena mereka capek kuliah dan

banyak tugas kuliah.

6. Pertanyaan :Bagaimana hasil menghafal santri menggunakan metode takrir di

pondok pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Hasilnya ya tergantung orangnya. Kalau dia rajin nderes, rajin setoran

ya hasilnya pasti bagus. Misalnya mbak Rahma, dia adalah santri tahfidz

pertama yang mengkhatamkan 30 juz bil ghaib di Edi Mancoro ini. Dia

hanya menggunakan metode takrir dalam menghafal. Dia juga sabar,

selalu menuruti apa perintah saya. Kalau sudah dapat satu juz, dua juz,

saya perintahkan mengulang-ulang lagi sampai benar-benar hafal. Dia

selalu menuruti apa perintah saya, ya alhasil dia benar-benar khatam

dengan kualitas makhraj, hafalan, dan bacaan yang sangat bagus

walaupun secara kuantitas dia memang cepat menghafal dalam sehari

akan tetapi karena saya merintahkan untuk mengulang itu kuantitas

dalam menghafal mbak Rahma agak lambat.

Page 134: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Nama : Anis Ulfatun Nikmah

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Metode yang saya gunakan dalam menghafal adalah mengulang

sampai benar-benar paham dan hafal.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya, saya menggunakan metode takrir dlam menghafal Al-

Qur‟an. Untuk banyak pengulangan, tergantung dengan ayatnya.

Nek misale agak mudah dan pendek ayatnya Cuma 3 kali

pengulangan saja namun ketika ayat itu saya rasa agak sulit dan

panjang ayatnya, maka saya ulang bisa sampai 7 kali bahkan

lebih.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Tidak. Saya hanya menggunakan metode takrir karena sudah

merasa cocok dengan metode ini.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Hasil ya Alhamdulillah sesuai dengan target. Sebenarnya tidak

ada batasan dari pengasuh sendiri untuk minimalnya, tapi

dibatasi untuk maksimalnya.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Iya, saya tetap menggunakan metode takrir dalam memuraja‟ah

hafalan saya.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Page 135: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Jawaban : Kelebihan menggunakan metode ini ya bisa melekat dengan

cepat juga bisa memahami arti dan mendalami isinya. Kalau

kekurangannya sendiri ya membutuhkan waktu yang lama karna

harus mengulang-ulang.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : Faktor pendukung ya orang tua.

Page 136: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Nama : Ma’rifatul Fadhilah

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Metode yang saya pakai yaitu metode mengulang-ulang

hafalan.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya takrir. Saya menggunakan metode takrir ini sejak awal saya

menghafal sampai saya khatam nanti. Kalau pengulangan 3 kali

sampai berkali-kali.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Saya hanya menggunakan metode takrir dalam menghafal. Saya

belum pernah menggunakan metode selain takrir dalam

menghafal.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : hasil menghafal saya menggunakan metode takrir ini

Alhamdulillah sesuai dengan yang saya targetkan.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Iya sangat efektif ketika memuraja‟ah dengan menggunakan

metode takrir.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Jawaban : Kelebihan dalam menggunakan metode takrir ini ya lebih bisa

memahami arti juga isinya. Kalau kekuranganyya ya cuma

membutuhkan waktu yang lama itu.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Page 137: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Jawaban : Untuk faktor pendukungnya ya kedua orangtua yang pasti.

Terus juga saya masih teringat Ngendikane bu Nyai di Pondok

ku dulu ketika ndawuhi (menyuruh) saya untuk menghafalkan

Al-Qur‟an tapi belum bisa meng iya kan ketika itu karena saya

masih duduk di bangku MAN dan mendekati ujian nasional juga

kala itu. kalau faktor penghambat sebenarnya banyak, tetapi yang

paling utama faktor penghambatnya adalah managemen waktu

saya yang kadang kurang banyak meluangkan waktu untuk

menghafal dan nderes , malah banyak untuk hal lain yang

sebenarnya tidak begitu penting misalnya mainan HP. Juga

ketika pulang kuliah badan terasa capek, dan ketika capek sudah

melanda saya lebih memilih untuk tidur karna tidak konsentrasi

dalam menghafal. Mengatasi semua itu ya saya berusaha

meminimalisir untuk main HP dan tidur yang secukupnya saja.

Page 138: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Nama : Ngindana Zulfa

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Takrir. Metode yang saya gunakan dalam menghafal selama ini

adalah takrir.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya. Metode yang saya gunakan takrir atau mengulang-ulang

sampai benar-benar hafal. Kalau pengulangan dalam satu

ayatnya 3 sampai 5 kali dalam satu ayat.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Iya. Kadang saya menggunakan metode lain dalam menghafal.

Kalau untuk membuat hafalannya saya tetap menggunakan

metode takrir dan pemahaman arti dari ayat tersebut , karena apa

? ya ketika saya lupa ayatnya setidaknya saya masih bisa

mengingat artinya yang kemudian bis mengingatkan hafalan

yang sedang saya hafalkan.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Sangat efektif, karena seseorang yang menghafal Al-Qur‟an

tidak akan pernah lepas dari metode pengulangan baik ketika

akan memulai hafalan baru maupun mengulang hafalan yang

lama.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Iya sangat efektif . Tetapi Kadang saya juga menggunakan alat

untuk mendengarkan murotal dari hafidz dan hafidzah.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Page 139: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Jawaban : Kelebihannya ya bisa memahami kandungan ketika lupa

ayatnya. Alur akan selalu teringat ketika ayatnya lupa. Untuk

kekurangan sendiri ya lama mnghafalnya karena harus

mengulang per ayat dan itu membutuhkan kesabaran yang

banyak.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : Pendukungnya motivasi dari orang tua dan orang-orang

terdekat. Kalau penghambatnya kurangnya memanagemen

waktu, males juga. Solusinya meminimalisir melakukan kegiatan

yang sekiranya tidak berfaedah dan mengganggu proses hafalan

saya.

Page 140: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Nama : Sarah Noviana

Status : Santri

Pekerjaan : Belum bekerja

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Kalau dari pondok tidak ada metode tersendiri yang diwajibkan.

Tapi kalau saya menggunakan metode pengulangan.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya metode takrir. Pengulangannya 3 sampai 7 kali per ayat.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Belum pernah mencoba metode lain. Kalau metode takrir tetap

saya wajibkan untuk saya , paling tambahannya yaitu dengan

memahami isi ayat dan terjemahan tersebut.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Hasil hafalan tergantung suasana hati. Kalau sedang goodmood

ya lancar, tapi kalau hati sedang badmood ya jadi nggak lancar.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Menurut saya sangat efektif. Cukup menggunakan metode

takrir ini saja.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Jawaban : akelebihan menghafal menggunakan metode ini ya lebih tajam

dalam mengingat. Kalau kekurangannya sendiri capek karena

harus mengulang-ulang sampai benar-benar hafal.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : Faktor pendukung saya yaitu suasana hati juga lingkungan.

Tapi itu juga kadang menghambat proses menghafal saya. Cara

Page 141: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

mengatasi hal semacam itu kalau saya tidur atau pergi ke tempat

wisata. Keduanya adalah moodboster.

Page 142: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Nama : Fida Munawaroh

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Saya menggunakan metode yang saya baca berulang-ulang

sampai benar-benar hafal.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya. Saya menggunakan metode takrir. Metode ini paing banyak

digunakan oleh santri. Dalam pengulangan saya biasanya

mengulang 2 sampai 5 kali salam satu ayat.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Tidak. Saya hanya menggunakan metode takrir.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Hasilnya ya sesuai yang saya targetkan.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Iya. Sangat efektif, karena metode ini memang digunakan

ketika akan membuat hafalan baru maupun mengulang hafalan

yang lama..

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Jawaban : Kekurangannya mungkin lama. Kalau kelebihannya mungkin

bisa melekat lebih pekat di ingatan kita.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : Pendukung saya dalam menghafal adalah keluarga dan diri

sendiri. Hambatan itu dari diri sendiri yang alasannya banyak

tugas kuliahlah , tugas apalah. Kalau lagi nggak mood juga

Page 143: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

sangat menghambat proses menghafal saya. Solusi yang saya

lakukan adalah mencari motivator terbaik saya, yaitu kedua

orang tua. Hampir setiap hari saya video call dengan kedua orang

tua, mengutarakan semua yang saya rasakan entah itu bahagia

atau sedih. Atau kalau tidak juga saya melihat video-video hafidz

dan hafidzah di youtube.

Nama : Hidayah

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Kalau setahu saya hanya menggunakan metode mengulang.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya. Saya menerapkan metode takrir dalam menghafal.

Biasanya saya membaca satu halaman penuh satu kali, lalu saya

mulai menghafal dengan metode takrir sebanyak 5 sampai 30

kali jika ayat yang sya hafal sangat panjang dan sulit dipahami.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Selama ini saya hanya menggunakan metode takrir.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Hasil hafalan yang saya dapatkan ya sangat memuaskan. Sesuai

dengan target.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Page 144: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Jawaban : Sangat efektif dalam muraja‟ah. Karena ya metode ini memang

sangat bagus.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Jawaban : Kelebihannya ya bisa lebih lancar dan juga familiar sama ayat

yang saya takrir. Untuk kekurangannya ya Cuma lama itu karena

harus diulang-ulang terus.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : Faktor pendukung saya dalam menghafal yaitu ibu , adik dan

alm ayah saya. Hafalan ini juga saya hadiahkan untuk ayah dan

ibu saya. Kalau penghambat ya karena kuliah, banyak tugas

kuliah yang terutama ya kurang pandai membagi waktu antara

ngaji dan kuliah. Karena jika pandai membagi waktu antara

kuliah dan menghafal, pasti akan berjalan semua dengan baik.

Cara mengatasinya ya saya berusaha untuk membagi waktu

dengan rapi antara hafal, setoran, tugas kuliah dan lain-lain.

Nama : M Chusni Abdani

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Metode saya dalam menghafal pengulangan.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Iya benar metode takrir. Untuk mengulangnya tidak pasti,

sekiranya sudah terekan dalam otak ya sudah.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Page 145: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Jawaban : Kalau metode lain paling hanya mendengarkan murotal,

memahami ayat-ayat. Tapi kalau yang pokok ya menggunakan

metode takrir.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Hasilnya ya sesuai dengan target.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Menurut saya sangat efektif. Saya hanya menggunakan metode

takrir ketika muraja‟ah.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Jawaban : Kelebihannya ya hafalan menjadi lancar tapi kekurangannya

kalau menggunakan metode takrir sekali lupa jadi buyar. Lama

juga waktunya.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : faktor pendukungnya ya sima‟an setiap minggu dan setiap

bulan, motivasi dari orang tua dan juga dari guru. Kalau faktor

penghambatnya yaitu menyukai lawan jenis yang kemudian

menjadikan saya lebih aktif dalam membuka HP daripada

membuka Al-Qur‟an. Solusinya, sekarang saya berusaha fokus

saja dengan Al-Qur‟an bukan dengan yang lain.

Nama : Riski Surya Romadhon

Status : Santri

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Petanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro ?

Page 146: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Jawaban : Metode yang saya terapkan dengan mengulang-ulang baik

hafalan baru maupun hafalan lama.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan ?

kalau benar, dalam satu ayat berapa kali pengulangan?

Jawaban : Benar. Saya menggunakan metode takrir dalam menghafal Al-

Qur‟an. Masalah pengulangan itu tergantung tingkat kesulita ayat

yang saya hafalkan. Yang pasti lebih dari satu kali dalam

menghafal.

3. Pertanyaan : Pernahkah menggunakan metode lain? Kalau pernah, metode

apa yang pernah digunakan?

Jawaban : Saya hanya menggunakan metode takrir. Paling kalau sudah

capek mengulang saya beralih menggunakan metode tasmi‟ atau

mendengarkan murotal hafidz hafidzah.

4. Pertanyaan :Bagaimana hasil hafalan yang didapat saat menerapkan metode

takrir ?

Jawaban : Hasil yang saya rasakan ketika menggunakan metode takrir ini

lebih lancar daripada menggunakan metode apapun selain takrir.

5. Apakah metode ini juga efektif dalam muraja‟ah ? atau menggunakan metode

lagi ?

Jawaban : Iya sangat efektif. Karena ketika berhasil mentakrir hafalan,

maka akan enak ketika mengulang-ulang hafalan tersebut setelah

disetorkan.

6. Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan metode takrir ?

Jawaban : Kekurangan metode takrir ini lebih lama karena harus

mengulang-ulang sampai berkali-kali. Tapi kelebihannya hafalan

menggunakan metode takrir lebih tajam teringatnya.

7. Pertanyaan : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an? lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Jawaban : Faktor pendukung saya cuma satu, yaitu kopi. Ketika saya akan

memulai hafalan kok tidak minum kopi dulu maka tidak bisa

konsentrasi dalam menghafal. Kalau penghambatnya kadang

malas karena harus mengulang-ulang terus.

Page 147: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Nama : Wahyu Rahma Zulaekha, S.Pd

Status : Santri

Pekerjaan : Guru TK

1. Pertanyaan : Metode apa saja yang diterapkan dalam menghafal santri

tahfidz di pondok pesantren Edi Mancoro ?

Jawaban : Kalau saya pribadi menggunakan metode pengulangan ketika

memulai hafalan baru dan memuraja‟ah hafalan yang lama.

2. Pertanyaan : Benarkah menggunakan metode takrir atau pengulangan?

Berapa kali pengulangan dalam satu ayat?

Jawaban : Iya, saya menggunakan metode takrir. Kalau mengulangnya

tergantung ayat yang dihafal. Misalkan yaa siin ya Cuma satu

kali. Tapi kalau yang ayat panjang ya sampai berkali-kali.

3. Pertanyaan : Pernahkan mencoba metode lain? Jika pernh, metode apa yang

digunakan?

Jawaban : Saya hanya menggunakan satu metode pokok yaitu takrir.

Kalau lainnya misal tasmi‟, menulis ayatnya, itu hanya metode

tidak pokok.

4. Pertanyaan : Bagaimana hasil menghafal menggunakan metode takrir:

Jawaban : Hasilnya Alhamdulillah sesuai dengan yang saya

inginkan.

5. Pertanyaan : Apakah metode ini efektif dalam muraja‟ah? Atau

menggunakan metode yang berbeda lagi ?

Jawaban : Kalau mengulang, mungkin hanya menggunakan metode takrir

saja sudah cukup saya kira.

6. Pertanyaan : Apakah kekurangan dan kelebihan metode takrir ?

Jawaban : Kelebihannya lebih melekat dalam ingatan . Kalau

kekurangannya sendiri karna harus lama kalau menggunakan

metode ini.

7. Pertanyaan :Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

Al-Qur‟an ? bagaimana solusinya ?

Jawaban : Faktor pendukung yang utama itu niat dan motivasi dari diri

sendiri. Baru setelah itu, orang tua dan guru, lingkungan dan lain

sebagainya yang menjadi faktor pendukung dalam menghafal.

Page 148: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Kalau penghambatnya sendiri mungkin karena saya yang sering

bermalas-malasan, suasana hati yang sedang buruk, dan lain-lain.

Solusi dari itu semua ya saya ceritakan kepada orang tua saya

sebagai pembangkit semangat saya kembali.

Page 149: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

DATA SANTRI TAHFIDZ PONDOK PESANTREN EDI

MANCORO

No Nama TTL Alamat Keterangan

1 Imma Dahliani Munir

Grobogan, 07 September 1988

Ngampel Rt 03/VII Panunggalan, Kec. Pulo Kulon, Kab. Grobogan

Alumni

2 Munirotul Azizah

Magelang, 18 November 1990

Kauman II No. 99 Rt 17/ VIII Payaman, Kec.Secang, Kab. Magelang

Alumni

3 Naily Iffatul Maula

Pati, 25 Oktober 1994

Ngagel RT 02/ IV Kec. Dukuh Sti, Kab. Pati

Alumni

4 Naila Rajikha

Pati, 2 Maret 1996

Grogolan, RT 07/03, Kec. Dukuh Seti, Kab. Pati

Alumni

5 Anis Ulfatun Ni'mah

Jepara, 14 Juni 1996

Karangsari Rt 01/I Clering, Kec. Donorejo, Kab. Jepara

Santri

6 Iis Ari Sujianti

Banyumas, 26 Agustus 1996

Padaan RT 03/I Kec..Pabelan, kab. Semarang

Alumni

7 Anik Ariyanti Trinur M

Semarang, 8 Desember 1994

Kaligetas Rt 01/IV Purwosari, Kec. Mijen, Kab. Semarang

Alumni

8 Dian Apriani

Grobogan, 29 April 1994

Pulo, Margin, Kec. Karang Rayung, Kab. Grobogan

Alumni

9 Hafsari Ayu Wardani

Pati, 24 September 1993

Guyangan Rt 03/II Tingkir, Pati

Alumni

10 Uswatun Khasanah

Kab. Semarang, 24 Desember

Dawung, wonoyoso Rt 05/II, Kec. Pingapus, Kab. Semarang

Santri

Page 150: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

1994

11 Zidda Kameli Indana

kab. Smarang, 14 Desember 1995

Kemasan, Klepu, Kec. Pringapus,Kab. Semarang

Alumni

12 Rifqi Silfiana

Kab. Semarang, 17 Septenber 1995

Jambe, Dadap Ayam, Suruh, Kab. Semarang

Alumni

13 Mar'atul Baroroh

Magelang, 22 Juni 1995

Krajan Rt 04/I Kec. Grabag, Kab. Magelang

Santri

14 Ma'rifatul Fadhilah

Sragen, 24 Oktober 1996

Slumpit, Kacangan, Sumber Lawang, Kab. Sragen

Santri

15 Istikomah

Magelang, 26 Juni 1993

Kadiwangso, Suhodadi, Bandongan, Magelang

Alumni

16 Husni Abdani

Tegal, 28 Oktober 1993

Bukateja 03/I Balapulamg, Kab. Tegal

Santri

17 Asiskha Avitanti

Pati, 8 Agustus 1997

Ngagel RT 02/ IV Kec. Dukuh Sti, Kab. Pati

Santri

18 Kuni Muyasaroh

Purbalinga, 2 Agustus 1997

Karang Pucung Rt 02/ III Kec. Kartanegara, Kab. Purbalingga

Alumni

19 Abdul Rouf

Demak, 28 Juni 1995

Kunir, Dempet, Demak

Santri

20 Kuni Muftihatun Nadhifah

Grobogan, 7 November 1996

Sugihmanik, Kec. Tanggungharjo, Kab. Grobogan

Santri

21 Ika Yuliasstuti Grobogan, 14 Juli 1995

Methuk, Ngombak, Kedung Jati, Grobogan

Alumni

Page 151: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

22 Ulfa Nurul Masruroh

Kab. Semarang, 5 Oktober 1996

Kalibendo Rt 02/01 Candi bandungan, Kab. Semarang

Santri

23 Sa'diyah

Boyolali, 2 Juni 1997

Ampel, Boyolali

Alumni

24 Amanatul Mu'inah

Klaten, 6 Februari 1997

Klaten, 6 Februari 1997

Alumni

25 Andri Winarco

Kab.Boyolali, 10 September 1994

Nobo wetan, Rt 01/05 Noborejo, Argamulya, Kota Saatiga

Santri

26 Mus Ahmad Hasan Akmal

Kebumen, 29 Oktober 1996

Trikarso Rt 04/02 Kec.Sruweng, Kab.Kebumen

Santri

27 Muh. Hilal Anshori

Pati, 14 Agustus 1997

Kec.Dukuhseti Pati

Santri

28 Anis Marzuqoh

Temanggung, 04 September 1998

Krembyangan, Pandemulyo, Bulu, Temanggung

Santri

29 Mar'atul Khusniyah

Pati, 28 April 1999

Grogolan, Dukuh Seti, Pati

Santri

30 Fida Munawaroh

Magelang, 9 Maret 1998

Prampelan Kaliangkrik Magelang

Santri

31 Siti Nurul Faizah

Grobogan, 4 Februari

Karangharjo Rt 02/08 Kec. Pulokulon, Grobogan

Santri

32 Risydiana Tsani

Pati, 30 April 1998

Ggagel, Dukuhseti, Pati Santri

Page 152: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

33 Siti Kholisoh

Magelang, 10 Mei 1997

Lesanpuro, Kajoran, Magelang

Santri

34 Emma Asyirotul Umami

Brebes, 16 Desember 1998

Jl.Prof Moh.Yamin No.59 Rt 01/10 Pasarbatang Kab.Brebes

Santri

35 Kurotul Ain

Magelang, 07 Juli 1996

Semampiran, Banaran, kec. Grabag, Kab. Magelang

Santri

36 Ifa Rifdiyanti

Magelang, 22 Mei 1998

Pakis Kidul Rt 02/01 Pakis Magelang

Alumni

37 Rossa Kamila

Kendal, 28 Oktober 1997

Gg. Mataram Rt 03/01 Langen Harjo Kendal

Santri

38 Umi Sa'adatul Maulidiyah

Magelang, 06 Juli 1998

Pending, Pancuranmas Secang Magelang

Santri

39 Sarah Noviani

Malang, 10 Vovember 1994

Dsn. JurangRt 04/07 Ds. Bedono Kec. Jambu Kab. Semarang

Santri

40 MAUIIZHOTUN NAFIAH

Santri

41 Ngindana Zulfa

42 Novi Khafidoh

43 Ulyl Amri

Sleman, 28 Agustus 1998

Ngentak, RT 02 RW 01, Pondokrejo, Tempel, Sleman, yogyakarta

Santri

44 Laila Rahmawati

Demak, 07 Mei 1999

Ds. Karangrejo, Rt 02 Rw 04, Kec. Wonosalam, Kab. Demak

Santri

45 Sutri Handayani

Demak, 26 Januari 1999

Donorejo Dukuh Lengkong Rt 07 Rw 04 karangtengah

Santri

Page 153: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Demak

46 Afrida Zulfiyani

Kebumen, 31 Mei 2000

Wonoboyo, Rt 05 Rw 05, Jatisari, Kebumen

Alumni

47 Rina Maryamah

Purworejo, 14 Juli 1999

kese, Grabag, Purworejo

Santri

48 Mustafidah

Purworejo, 21 Juli 1998

Brunosari, Bruno, Purworejo

Santri

49 Lu'lu'il Maknun

Jepara, 27 Desember 1999

Clering, Donorojo, Jepara

Santri

50 Rizka Ayu Nur'aini

Magelang, 13 Oktober 1998

Condromulyo, Rt 18 Rw 07, Tegalrejo, Magelang

Santri

51 Siti Jamilatul Kholifah

Grobogan, 16 April 1999

Sekaran, Rt 04 Rw 08, Karangrejo, Grobogan

Santri

52 Ririn Indah Lestari

Grobogan, 17 Juni 1999

Ds. Karang Paing, Rt 01 rw 02, Kec. Penawangan, Grobogan

Santri

53 Athiyyah Rohmaniyyah

Jepara, 27 Mei 1999

Ngasem Candi, Rt 01 Rw 01, Batealit, Jepara

Santri

54 Ummi Syakiroh

Pacitan, 03 Agustus 1996

Tremas, Arjosari, Pacitan, Jatim

Santri

55 Nelisofa

Magelang, 07 Juli 1998

Batur, Rt 03 Rw 05, Citrosono, Grabag, Magelang

Santri

56 Wahyu Rahma Zulaekha

Kali Beji, Tuntang, Kab. Semarang

Santri

57 Nailatul Mubassyiroh

Boyolali, 6 Januari 1999

Kalilantung, Bengle, Wonosegoro, Boyolali

Santri

Page 154: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

58 Izza Lu'atussilmi N.

Grobogan, 25 februari 2000

Kedung, Rt 2 Rw 7, Kentengsari, Kedungjati, Grobogan

Santri

59 Ismi Farihatul Wahidah

Pati, 25 Maret 1997

Sambilawang, Trangkil, Pati

Santri

60 Mihsof Aqliya

Pati, 21 November 1997

Guyangan, RT 06/01 Trangkil Pati

Santri

61 Anna Rahmawati

Grobogan, 28 Juli 2000

Ngombak, Kedungjati, Grobogan

Santri

62 Riski Surya Romadhon

Semarang, 30 Januari 1997

Kliwonan, Mojo, Andong, Boyolali

Santri

63 M. Zahir

Bahar Damas

Grobogan,

22 April

1998

Krajan, RT 1 RW 1,

Kunjeng, Gubug, Grobogan

Santri

Page 155: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

FOTO KEGIATAN

Peneliti sedang melakukan wawancara dengan santri Pondok Pesantren Edi

Mancoro

Peneliti sedang melakukan wawancara dengan santri Pondok Pesantren Edi

Mancoro

Page 156: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Peneliti sedang melakukan wawancara dengan santri Pondok Pesantren Edi

Mancoro

Santri sedang menghafal dengan metode takrir

Page 157: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Seusai melakukan wawancara dengan pengampu dan pengasuh santri

tahfidz

Santri sedang menghafal dengan metode takrir

Page 158: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Santri sedang mentakrir secara berpasangan

Kegiatan sima‟an mingguan di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Page 159: PENERAPAN METODE TAKRIR DALAM MENGHAFAL AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4056/1/Skripsi Word Nur... · Santri tahfidz Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah meluangkan

Ujian tertulis santri tahfidz di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Santri sedang persiapan setoran hafalan