PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS...

91
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MI NW DASAN AGUNG MATARAM MUHAMMAD. APRIADIN 151141198 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2018

Transcript of PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS...

Page 1: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM

BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN

FIQIH DI MI NW DASAN AGUNG MATARAM

MUHAMMAD. APRIADIN

151141198

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2018

Page 2: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

ii

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM

BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN

FIQIH DI MI NW DASAN AGUNG MATARAM

Skripsi

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam (S1)

Oleh:

MUHAMMAD. APRIADIN

151141198

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2018

Page 3: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

ii

Page 4: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

iii

Page 5: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

v

Page 6: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

vi

MOTTO:

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia

akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan

memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-

sangkanya. (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)

Page 7: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

vii

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Yang pertama Ayah handa (Ahmad Abdullah ) dan ibunda tercinta (Nasbih),

sebagai tanda bakti, hormat, dan yang tiada terhingga kupersembahkan

karya kecil ini kepada ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang,

do’a, dukungan, cintakasih yang tak terhingga yang tiada mungkin dapatku

balas.

2. Saudara-saudaraku Uswatun khasanah, Nadiatul khasanah, Rayyan, atas

segenap dukungan berupa motivasi beserta doanya, sehingga memberi

semangat sehingga berjalan sampai saat ini.

3. Segenap keluarga yang telah memberikan perhatian penuh dan bantuannya

selama masa kuliah yang tidak akan pernah terlupakan yang tidak pernah

terbayarkan, lebih khusus kepada paman Drs. H. Hasaruddin Majid. M.Pd

dan istrinya Rusmania S.Pd.

4. Pembina PPM Al-mujahidin Lawata Mataram ustadz H. YudiElfian, S. Hi,

atas nasihat yang senantiasa ustadz berikan untuk saya.

5. Teman-teman PPM Al-mujahidin Lawata Mataram atas dukungan dan

semangat yang kalian berikan. M suaeb, musmuliyadin, Dani, Yasir,

Kamrin, chaidir dan teman-teman yang lain yang selalu tetap memberikan

motivasi.

6. Almamater Universitas Islam Negeri (UIN) mataram yang kubanggakan.

Page 8: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

viii

Page 9: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN NOTA DINAS .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ix

ABSTRAK ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Kontek penelitian ........................................................................ 1

B. Fokus penelitian .......................................................................... 4

C. Tujuan dan manfaat penelitian .................................................. 4

D. Ruang lingkup penelitian ........................................................... 5

E. Telaah pustaka ........................................................................... 7

F. Kerangka teoritik ........................................................................ 8

1. Metode problem solving .......................................................... 8

2. Konsep dasar kesulitan belajar ................................................. 15

3. Pembelajaran fiqih kelas VI madrasah ibtidaiyah ..................... 21

G. Kerangka Pikir ............................................................................ 23

H. Metode penelitian ....................................................................... 23

Page 10: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

x

1. Pendekatan penelitian .............................................................. 23

2. Kehadiran peneliti .................................................................. 25

3. Lokasi penelitian ..................................................................... 26

4. Sumber data ............................................................................. 27

5. Prosedur pengumpulan data ..................................................... 27

6. Teknis analisis data .................................................................. 30

7. Kredibilitas atau Keabsahan Data ............................................ 31

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN............................................ 36

A. Gambaran Umum lokasi penelitian ................................................ 36

1. Sejarah singkat MI NW Dasan Agung Mataram ...................... 36

2. Letak geografis MI NW Dasan Agung Mataram ...................... 40

3. Keadaan sarana prasarana MI NW Dasan Agung Mataram ...... 41

4. Keadaan Guru MI NW Dasan Agung Mataram ........................ 43

5. Keadaan Siswa MI NW Dasan Agung Mataram ...................... 52

6. Struktur Organisasi MI NW Dasan Agung Mataram ................ 53

B. Bagaimanakah Penerapan Metode Problem Solving Dalam

Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MI NW

Dasan Agung Mataram................................................................... 54

C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Siswa Kelas VI Pada Mata

Pelajaran Fiqih Di MI Nw Dasan Agung Mataram ........................ 58

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 61

A. Bagaimanakah Penerapan Metode Problem Solving Dalam

Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MI Nw

Dasan Agung Mataram .................................................................. 61

B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Siswa Kelas VI Pada Mata

Pelajaran Fiqih Di Mi Nw Dasan Agung Mataram ......................... 66

BAB IV PENUTUP ................................................................................. 74

A. Kesimpulan ................................................................................... 74

Page 11: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

xi

B. Saran ............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

xii

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENGATASI

KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN

FIQIH DI MI NW DASAN AGUNG MATARAM

Oleh

MUHAMMAD. APRIADIN

151.141.198

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa ketika dalam pembelajaran di

sekolah menunjukan dan menampilkan sikap yang tidak wajar, mengingat bahwa

karakteristik siswa yang beraneka ragam ada siswa yang menempuh kegiatan

belajaranya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kendala-kendala yaitu

kesulitan atau gangguan, namun disisi lain ada siswa yang justru mengalami

kesulitan dalam belajarnya, untuk itu perlu adanya penyelesain dari seorang guru

untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu melalui penerapan metode problem

solving dalam belajar untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk kesulitan

yang dialami siswa dan peran penerapan metode Problem Solving dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa, di sekolah MI NW Dasan Agung Mataram.

Penelitian ini difokuskan kajian terhadap penerapan metode Problem Solving

dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran fiqih di MI

NW Dasan Agung Mataram. Dengan instrumen penelitian menggunakan metode

observasi, wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode

Problem Solving dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VI pada mata

Pelajaran Fiqih di MI NW Dasan Agung Mataram dan dokumentasi untuk

mendapatkan data-data seperti sejarah berdirinya madrasah MI NW Dasan Agung

Mataram, letak geografis, sarana-prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, dan

struktur organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: 1) Penerapan metode Problem

Solving ini dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar karena

metode ini dapat mengaktifkan siswa belajar, siswa diberikan masalah kemudian

mencari jawaban atas permasalahan dengan begitu siswa yang berkesulitan belajar

menjadi aktif, inisiatif dan bertanggung jawab dalam belajar guna mencari solusi

atas suatu permasalahan serta menambah dan melatih keterampilan siswa dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. 2) Kendala-kendala yang dihadapi siswa di

sekolah Madrasah Ibtidaiyah mataram belajar lambat yaitu tidak memahami

penjelasan guru dan ketidakmampuan belajar yaitu tidak mendengarkan

penjelasan guru.

Kata kunci: Penerapan Metode Problem Solving, Kendala Belajar, Siswa Kelas

VI Mata Pelajaran Fiqih

Page 13: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dan mencetak peserta didik yang memiliki

kemampuan intelektual yang bagus dan memiliki prilaku yang baik,

sebagaimana yang tercantum dalam UU SIKDIKNAS Nomor 20 Tahun

2003 Pasal 1 Ayat I pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan Negara.”1

Dalam dunia pembelajaran sering kita temukan persoalan-persoalan

yang selalu mengitarinya, guru terkadang memberikan respon tidak

sebanding atas prilaku siswa yang bermasalah. Mestinya hal itu harus

dipahami dan diresapi secara mendalam oleh seorang guru, karena setiap

individu memiliki bakat, minat, dan tingkat pemahaman yang berbeda.

Pembelajaran di dalam kelas tidak berorientasi pada siswa, sehingga

fungsi guru hanya sebagai pengajar tetapi tidak dapat membuat

siswanya belajar. Akibatnya perubahan prilaku yang ingin dicapai

hanya berisfat sementara, padahal hakikat belajar adalah suatu

perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu

pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Jakarta, Eka Jaya, 2003), hlm. 4

Page 14: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

2

kepandaian, yang terjadi melalui latihan atau pengalaman yang bersifat

relatif langgeng. 2

Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memberikan

pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan menurut Undang-undang Guru

dan Dosen No 14 tahun 2005 adalah “pendidik yang profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara maksimal.” 3

Berarti dapat dipahami bahwa seorang guru bukan hanya bertugas

mengajar saja transfer of knowledge, tetapi juga sebagai transfer of values

dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan

menentukan siswa dalam belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran disekolah, kita dihadapkan dengan

sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang

dapat menenpuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa

mengalami kesulitan, namun disisi lain tidak sedikit pula siswa yang

justru dalam belajarnya mengalami kendala-kendala yakni berbagai

kesulitan seperti belajar yang tidak teratur (learning disorder), belajar

yang tidak banyak berfungsi (learning disfunction), lambat berpikir

(slow leaner).4

Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam

pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala yang

dimanifestasikan dalam prilakunya, baik aspek psikomotorik,

kogniktif, maupun afektif. Beberapa prilaku yang merupakan

manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain : menunjukan hasil

belajar rendah dibawah rata-rata, menunjukan sikap-sikap yang tidak

wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan

sebagainya, menunjukan prilaku yang berkelainan, seperti

2

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Prespektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2004), hlm. 208-209.3Nasrul HS, Profesi Dan Etika Keguruan, (Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014),

cet. Ke-2, hlm. 19-22.4

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), hlm. 143.

Page 15: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

3

mengganggu teman didalam maupun diluar kelas, tidak mau mencatat

pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.5

Berdasarkan hasil observasi awal yang Peneliti lakukan pada tanggal

21 Februari 2018 di MI Nahdatul Wathan (NW) Dasan Agung Mataram

dikelas VI pada mata pelajaran fiqih materi jual beli, terdapat dua orang

siswa yang bernama Riski dan Rama yang mengalami kendala dalam

belajarnya Riski tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru dan

satunya yang bernama Rama tidak mau mendengarkan penjelasan guru.

Guru fiqih menerapan Metode berbasis masalah yaitu memberikan topik

permasalahan tentang barang yang cacat dalam jual beli apakah bisa

dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukumnya dalam

islam? kemudian membagi siswa dalam kelompok kecil siswa disuruh

mendiskusikan bersama teman, setelah mendiskusikan topik tersebut,

siswa mencari dan mengumpulkan jawaban, setelah itu menarik

kesimpulan kemudian mengevaluasi hasil dan merefleksi bersama guru.6

Berdasarkan penjelasan dan hasil observasi di atas khususnya ketika

guru fiqih menyelesaikan kendala atau permasalahan yang di hadapi siswa,

maka memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Metode Problem Solving Dalam Belajar Siswa Kelas VI Pada

Mata Pelajaran Fiqih Di MI NW Dasan Agung Mataram”.

5

Ibid, hlm. 145 6

Observasi, Tanggal 21 September 2017.

Page 16: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

4

B. Fokus Penelitian

Berangkat dari judul di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah penerapan metode problem solving dalam belajar siswa

kelas VI pada Mata Pelajaran Fiqih Di MI NW Dasan Agung Mataram?

2. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi siswa kelas VI pada Mata

Pelajaran Fiqih Di MI NW Dasan Agung Mataram

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

1) Untuk mengetahui penerapan metode problem solving dalam

belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran fiqih di MI NW Dasan

Agung Mataram.

2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa kelas VI

pada Mata Pelajaran Fiqih Di MI NW Dasan Agung Mataram

2. Manfaat

a. Secara Teoritis

1) Menemukan teori baru atau memperkuat teori yang sudah ada

terkait dengan penerapan metode problem solving dalam

belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Fiqih Di MI NW

Dasan Agung Mataram.

2) Dapat menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dan

pengetahuan terutama penerapan metode problem solving

Page 17: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

5

dalam belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Fiqih Di MI

NW Dasan Agung Mataram.

b. Secara praktis

1) Bagi UIN Mataram, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai dokumentasi dan sumber rujukan bagi peneliti

selanjutnya, sekaligus sebagai bahan kajian bagi mahasiswa.

2) Dari hasil penelitian ini nantinya juga dihajatkan untuk pihak

sekolah (MI NW Dasan Agung Mataram) sebagai bahan

refleksi dan evaluasi terhadap program-program pendidikan

yang telah ditetapkan, agar ke depannya menjadi lebih efektif

dan inovatif.

3) Bagi Peneliti, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal

untuk terjun kedalam dunia pendidikan.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup Penelitian

Agar menghindari pembahasan atas permasalahan yang

dirumuskan tidak remang-remang atau kabur, maka dikehendaki

adanya pembatasan-pemabatasan yang disesuaikan dengan fokus

kajian, sehingga pembahasan yang disajikan menjadi lebih terarah dan

sistematis.

Ruang lingkup penelitian ini sebagaimana dikemukakan pada

fokus penelitian terdiri dari :.

Page 18: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

6

a. Penerapan Metode Problem Solving dalam belajar siswa kelas VI

pada mata pelajaran fiqih di MI NW Dasan Agung Mataram.

b. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi siswa kelas VI pada

Mata Pelajaran Fiqih Di MI NW Dasan Agung Mataram

2. Setting

a. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di MI NW Dasan Agung

Mataram.

b. Berdasarkan hasil observasi awal yang Peneliti lakukan pada

tanggal 21 Februari 2018 di MI Nahdatul Wathan (NW) Dasan

Agung Mataram dikelas VI pada mata pelajaran fiqih materi jual

beli, terdapat dua orang siswa yang bernama Riski dan Rama yang

mengalami kendala dalam belajarnya Riski tidak memahami apa

yang disampaikan oleh guru dan satunya yang bernama Rama tidak

mau mendengarkan penjelasan guru. Guru fiqih menerapan Metode

berbasis masalah yaitu memberikan topik permasalahan tentang

barang yang cacat dalam jual beli apakah bisa dikembalikan

sesudah membelinya dan bagaimana hukumnya dalam islam?

kemudian membagi siswa dalam kelompok kecil siswa disuruh

mendiskusikan bersama teman, setelah mendiskusikan topik

tersebut, siswa mencari dan mengumpulkan jawaban, setelah itu

menarik kesimpulan kemudian mengevaluasi hasil dan merefleksi

bersama guru.7

7

Observasi, Tanggal 21 September 2017.

Page 19: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

7

E. Telaah Pustaka

Peneliti dalam melakukan penelitian mengambil literatur dari:

1. Skripsi oleh Devi Yulia Agustina. “ Penerapan Metode Problem

Solving Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran

Akidah Akhlak Kelas VIII di MTSN Masbagik Tahun Pelajaran 2013-

2014 ”.8

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap skripsi yang ditulis oleh

Devi Yulia Agustina dit emukan adanya persamaan dan perbedaan

dengan judul penelitian sama-sama mengkaji penerapan metode

problem solving dan sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Sedangkan perbedaannya Devi Yuliani Agustina menerapkan Metode

Problem Solving untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa kelas VIII

dalam mengikuti pembelajaran Akidah Ahklak di MTS Negeri

Masbagik. Sedangkan pada penelitian ini peneliti penerapan metode

problem solving dalam belajar siswa kelas VI di MI NW Dasan Agung

Mataram.

2. Skripsi oleh Aminah. ” Penerapan Metode Pembelajaran Problem

Solving Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Pokok

Segitiga Kelas VII MTs. Fajrul Hidayah Batu Jai Tahun Pelajaran

8 Devi Yulia Agustina, Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan

Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII di MTSN Masbagik ( Skripsi

fakultas ilmu tarbiyah iain mataram, 2013-2014)

Page 20: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

8

2012/2013 ”. Skripsi ini yang ditulis oleh Aminah Pada Tahun

2012/2013. 9

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap skripsi yang ditulis oleh

Aminah ditemukan adanya persamaan dan perbedaan dengan judul

penelitian sama-sama mengkaji penerapan metode problem solving dan

sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan

perbedaannya Aminah menerapkan Metode Pembelajaran Problem

Solving Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Pokok

Segitiga Kelas VII MTs. Fajrul Hidayah Batu Jai. Sedangkan pada

penelitian ini peneliti penerapan metode problem solving dalam belajar

siswa kelas VI di MI NW Dasan Agung Mataram.

F. Kerangka Teoritik

1. Metode problem solving

a. Pengertian metode

Metode adalah “cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran”.10

Metode merupakan jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan dalam

proses pembelajaran.

9

Aminah, Penerapan metode pembelajaran problem solving dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa materi pokok segitiga kelas VII Mts. Fajrul hidayah batu jai tahun

pelajaran, (skripsi fakultas ilmu tarbiyah iain mataram, 2012/2013 ) 10

Helmiati, Model Pembelajaran, ( yogyakarta, Aswajapressinddo, 2016), hlm. 32

Page 21: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

9

b. Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan

pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan

memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka

pencapain tujuan pengajaran.11

c. Pembelajaran berbasis masalah atau (problem solving)

Menurut john dewey belajar berbasis masalah adalah “interaksi

antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua

arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari

lingkungan akan menjadikan pedoman dan tujuan belajarnya”.12

Pembelajaran problem solving adalah “suatu model

pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pembelajaran dan

keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan

keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa

dapat memecahkan masalah dan mengembangkan

tanggapannya”.13

Memecahkan masalah adalah metode belajar yang

mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya

(discovery) tanpa bantuan khusus, namun discovery atau

penemuan sendiri bukan syarat mutlak untuk memahami

atauran-aturan yang lebih tinggi tarafnya. Banyak aturan

dipelajari dengan memperoleh bimbingan yang lengkap,

bahkan dengan memberitahukan aturan-aturan itu sendiri, dan

mengingatkan kembali aturan-aturan yang diperlukan dalam

11

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung, Pusataka Setia, 2011), hlm. 8412

Nurdyansyah dan Eni Fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, (Sidoarjo,

Nizamia Learning Center, 2016), hlm. 9713

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM,

(Jakarta, PT Bumi Aksara, 2015), hlm. 223

Page 22: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

10

pemecahan masalah dengan memerlukan petunjuk seorang

guru.14

Metode problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya

sekedar metode mengajar tetapi juga suatu metode berpikir, sebab

dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode

lainnya dimulai dengan mencari data sampai menarik kesimpulan.

Metode problem solving merupakan implementasi dari salah satu

dan atau gabungan dari beberapa strategi pembelajaran anatara lain

pembelajaran konseptual, bermain peran, pembelajaran partisipatif

maupun strategi pembelajaran inkuiri.15

d. Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah

a) Pembelajaran pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berbasis masalah bukan hanya

mengorganisasikan prinsip-prinsip atau keterampilan

akademik tertentu, tetapi mengorganisasikan pengajaran

disekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya

secara social penting dan secara pribadi bermakna untuk

peserta didik. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata

yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan

memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi

itu.

b) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin

Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin

berpusat pada mata pelajaran tertentu, tetapi dalam

pemecahan melalui solusi, siswa dapat meninjaunya dari

berbagai mata pelajaran yang ada.

c) Penyelidikan autentik

Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata

terhadap masalah.

d) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

14

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, (Jakarta, PT

Bumi Aksara, 2013), hlm. 173-174 15

Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku, 2018),

Hlm. 80-81

Page 23: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

11

Pembelajaran berbasis masalah menuntut peserta didik

untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya

nyata dn peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk

penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu

dapat berupa transkip, laporan, model fisik, video.16

e. Tujuan pembelajaran berbasis masalah

a) membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya

kepada peserta didik.

b) membantu peserta didik menembangkan kemampuan berfikir,

pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.

c) belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan

mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi.17

f. Adapun proses dari metode pembelajaran problem solving

Menurut Mulyono mengemukakan langkah-langkah metode

berbasis masalah sebagai berikut:

Adapun langkah-langkah dari metode problem solving menurut

mulyono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Di

Abad Digital” sebagai berikut :

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan, masalah ini harus

tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan

membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dengan

jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang diperoleh,

pada langkah kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah

ini peserta didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga

16

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, (Jakarta, PT

Bumi Aksara, 2013), hlm. 173-17417

Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses Dalam

Sertifikasi Guru,(Jakarta, Rajawali Pers, 2009), hlm. 335-336

Page 24: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

12

betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut benar-benar cocok.

Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak

sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja

diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas,

diskusi, dan lain-lain.

5. Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada

kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi (Nana

Sudjana, 1989).18

Sedangkan Jhon Dewey mengemukakan bahwa untuk

memecahkan suatu masalah setidaknya ada lima langkah sebagai

berikut:

1. Mengemukakan persoalan atau masalah. Guru menghadapkan

masalah yang akan dipecahkan kepada siswa.

2. Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah tersebut

dirumuskan oleh guru bersama siswa.

3. Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan yang

akan dilaksanakan dalam pecahan persoalan.

4. Mencoba kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru

menetapkan cara pemecahan masalah yang dianggap paling

tepat.

5. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat

mendatangkan hasil yang diharapkan atau tidak. 19

“Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat

dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya

dilakukan sebagai berikut:”20

1. Mendifinisikan Masalah

Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik

melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada

siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat

18

Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku, 2018),

Hlm. 80-8119

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung, Pusataka Setia, 2011), hlm. 8520

Gulo, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : PT. Grasindo, 2002), hlm. 117

Page 25: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

13

sederhana (brain stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka

dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau

tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.

b) Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari

siswa yang bersangkutan.

2. Mendiagnosis masalah

3. Merumuskan Altenatif Strategi

4. Menentukan dan menerapkan Strategi

5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi.21

Dalam bukunya nasution yang berjudul berbagai pendekatan dalam

proses belajar dan mengajar terdapat langkah-langkah dalam

memecahkan masalah antara lain :

”Memperlihatkan kepada anak tentang cara memecahkan masalah,

memberikan instruksi kepada anak secara verbal untuk membantu anak

memecahkan masalah, memecahkan masalah itu langkah demi langkah

dengan menggunakan aturan tertentu. Dengan menggunakan contoh,

belajar anak itu dibantu dan dibimbing untuk menemukan pemecahan

masalah”.22

g. Keunggulan dan kelemahan metode pemecahan masalah (problem

solving)

a) Keunggulan metode pemecahan masalah (problem solving)

Melatih siswa untuk menghadapi problematika atau situasi

yang timbul secara spontan.

21 Ibid, hlm. 11822

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, (Jakarta, PT

bumi aksara, 2013), hlm. 171

Page 26: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

14

Siswa menjadi aktif dan inisiatif serta bertanggung jawab.

Pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan.

Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok

dengan tingkat kemampuan siswa.

b) Kelemahan metode pemecahan masalah (problem solving)

Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi

waktu yang lebih panjang dibandingkan metode

pembelajaran yang lain.

Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran

Siswa yang pasif kemungkinan akan tertinggal.23

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa Metode

pemecahan masalah memiliki sejumlah kelebihan yang jika diterapkan

dalam pembelajaran, dengan kelebihan itu guru banyak yang

menggunakan metode berbasih masalah guna untuk menghadapi siswa

yang mengalami kendala-kendala yaitu kesulitan belajar karena dapat

mengaktifkan siswanya belajar, dan dapat mengembangkan

kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh serta

terampil dalam menghadapi atau memecahkan masalah Namun, disisi

lain metode pemecahan masalah juga memiliki segi kelemahan

sulitnya mencari masalah yang sesuai dengan kemampuan siswa agar

siswa mampu memecahkan masalah sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Bahwa dalam penelitian ini dari sejumlah teori di atas maka

peneliti akan menekankan pada proses langkah-langkah penerapan

metode problem solving seperti yang dikemukakan oleh Mulyono

dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Di Abad Digital”

23

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung, Pusataka Setia, 2011), hlm. 86

Page 27: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

15

dalam belajar siswa untuk mengaktifkan siswa yang mengalami

kendala-kendala berupa kesulitan-kesulitan dalam belajarnya.

2. Kendala-Kendala Belajar atau Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kendala atau Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak

dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya hambatan ataupun

gangguan dalam belajarnya. 24

Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas,

diantaranya: “belajar yang tidak teratur (learning disorder), belajar

yang tidak banyak berfungsi (learning disfunction), belajar yang

sekedar menerima materi belaka (underachiever leaning), belajar

lambat pikir (slow learner), belajar tanpa mempertimbangkan

kemungkinan (learning disabilitie)”25

Dari masing-masing pengertian di atas maka dibawah ini akan di

jelaskan antara lain:

1. Learning disorder atau kekacuan belajar adalah keadaan

dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya

respons yang bertentangan.

2. Learning disfunction merupakan gejala dimana proses belajar

yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun

sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukan adanya

subnormalitas, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis

lainnya.

3. Under achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhya

memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas

normal, tetapi prestasi belajarnya rergolong rendah.

24 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm. 235.25

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), hlm. 143

Page 28: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

16

4. Slow learner atau belajar lambat adalah siswa yang lambat

dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang

cukup lama.

5. Learning disabilities adalah ketidakmampuan belajar mengacu

pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari

belajar, sehingga hasil belajar dibawah potensi intelektualnya.26

Dalam bukunya Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto yang

berjudul “teori-teori dasar psikologi pendidikan” menyebutkan bahwa

siswa yang mengalami kesulitan belalar seperti tergolong dalam

pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala yang

dimanifestasikan dalam prilakunya, baik aspek psikomotorik,

kogniktif, maupun afektif. Beberapa prilaku yang merupakan

manifestasi dari gejala kesulitan belajar, antara lain:

Menunjukan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang

dicapai atau dibawah potensi yang dimilikinya, hasil yang dicapai

tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, lambat dalam

melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal

dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan, menunjukan

sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang,

berpura-pura, dusta dan sebagainya, menunjukan prilaku yang

berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak

mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam ataupun

diluar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam

kegiatan belajar, dan sebagainya, menunjukan gejala emosional

yang kurang wajar, seperti: pemurung, mudah tersinggung,

pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi

tertentu.27

Dari beberapa pengertian di atas mengenai kesulitan belajar, dapat

disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang

menunjukkan adanya gangguan atau hambatan dalam proses belajar

yang nampak pada aspek kognitif, motoris dan afektif, sehingga

26

Ibid., hlm. 14427

Ibid., hlm. 145.

Page 29: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

17

terjadinya kesenjangan antara hasil belajar dengan tingkat kecerdasan

siswa.

b. Macam-macam Kesulitan Belajar

“Membuat klasifikasi kesulitan belajar tidak mudah karena

kesulitan belajar merupakan kelompok kesulitan yang heterogen.

Tidak seperti tunanetra, tunarungu, atau tunagrahita yang bersifat

homogen, kesulitan belajar memiliki banyak tipe yang masing-masing

memerlukan diagnosis dan remediasi yang berbeda”. 28

Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam

dua kelompok, “pertama kesulitan belajar akademik (academic

learning disability) dan kedua kesulitan belajar yang berhubungan

dengan perkembangan (developmental learning disability)”.29

1) Kesulitan belajar akademik

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-

kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan

kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut

mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan

atau berhitung.

Siswa-siswa yang mengalami gangguan kemampuan

akademik berbaur bersama teman-teman sekelasnya demi

meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung

mereka. Seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan

ini, bilamana mengalami: Keterlambatan dalam hal membaca

28

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (jakarta: rineka

cipta, 2003), hlm. 11.29

Yulinda Erma Suryani, Kesulitan Belajar, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), hlm.

39.

Page 30: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

18

Keterlambatan dalam hal menulis Keterlambatan dalam menghitung 30

a) Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia)

Kesulitan belajar membaca sering disebut disleksia. Menurut

Bryan dan Bryan dalam Mercer (1979:200) mendefinisikan

disleksia “sebagai suatu sindroma kesulitan belajar

mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat”. 31

b) Kesulitan Belajar Disgrafia atau Kesulitan Menulis

Disgrafia adalah “kesulitan yang melibatkan proses

menggambar symbol bunyi menjadi symbol huruf atau angka.

Kesulitan menulis tersebut terjadi pada beberapa tahap aktivitas

menulis”.32

c) Kesulitan Belajar Diskalkulia atau Kesulitan Berhitung

Kesulitan berhitung adalah “kesulitan dalam menggunakan

bahasa symbol untuk berpikir, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan kuantitas

atau jumlah”.33

c. Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar

Kephart (1967) mengelompokan penyebab kesulitan belajar

ketiga kategori utama yaitu: kerusakan otak, gangguan emosional,

dan pengalaman.

30

Derek Wood, Kiat Mengatasi Gangguan Belajar (Jogjakarta : katahati, 2007), hlm. 27.31

Ibid., hlm. 19.32 Yulinda Erma Suryani, Kesulitan Belajar, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), hlm.

40.33

Ibid, hlm. 41

Page 31: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

19

1. Kerusakan otak berarti terjadinya kerusakan syaraf, kondisi

seperti ini dapat menimbulkan gangguan fungsi otak yang

diperlukan untuk proses belajar pada anak dan remaja.

Demikian juga anak-anak yang mengalami disfungsi minimal

otak (minimal brain dysfunction) pada saat lahir akan menjadi

masalah besar pada saat anak mengalamiproses belajar.

2. Faktor gangguan emosional yang menimbulkan kesulitan belajar

terjadi karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan

yang mengganggu hubungan fungsional sistem urat syaraf.

Dalam kondisi seperti ini menimbulkan gangguan belajar.

3. Faktor pengalaman yang dapat menimbulkan kesulitan belajar

mencakup faktor-foktor seperti kesenjangan perkembangan atau

kemiskinan pengalaman lingkungan. Atau tidak pernah

memperoleh kesempatan melakukan sesuatu dimana

kesempatan semacam itu membantu anak dalam

mengembangkan keterampilannya.34

Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-

macam, yang dapat dikelompokan menjadi empat macam yaitu

sebagai berikut:

1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar: Ada yang berat Ada yang sedang

2. Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari Ada yang sebagain mata pelajaran

34

Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2007),

hlm.196-197

Page 32: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

20

Ada yang sifatnya sementera

3. Dilihat dari sifat kesulitannya Ada yang sifat menetap Ada yang sifatnya sementara

4. Dilihat dari factor penyebabnya Ada yang karna factor intelegensi Ada yang karena factor non intelegensi.35

d. Beberapa penyebab kesulitan belajar

Banyak sudah para ahli yang mengemukakan faktor-faktor

penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-

masing. Ada yang meninjaunya dari sudut intern dan ektren.

Muhibbin Syah menurutnya faktor-faktor anak didik meliputi

gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik, yakni

sebagai berikut:

1.Yang bersifat kogniktif (ranah cipta), antara lain rendahnya

kapasitas intelektual/intelegensi anak didik.

2.Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya

emosi dan sikap

3.Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti

terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran

(mata dan telinga).36

Sedangkan faktor ekstern anak didik meliputi semua situasi dan

kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar

anak didik. Faktor lingkungan ini meliputi:

1. Lingkungan keluarga contohnya ketidakharmonisan antara

ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

2. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya wilayah

perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal.

3. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung

sekolah yang buruk seperti dekat, kondisi guru serta alat-

alat belajar yang berkualitas rendah.37

35

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm.234-23536

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm. 235.

Page 33: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

21

Selain faktor-faktor yang bersifat umum ada juga faktor-faktor

yang lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor-

faktor ini dipandang sebagai faktor khusus misalnya learning disability

(ketidakmampuan belajar) gejala yang muncul sebagai indikator

adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak

didik misalnya ketidakmampuan membaca, menulis, dan

ketidakmampuan belajar berhitung.38

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas peneliti

menfokuskan pada kendala-kendala yaitu kesulitan belajar (slow

learner) belajar lambat dan (learning disabilities) yaitu

ketidakmampuan belajar atau menghindari belajar berdasarkan hasil

observasi, sehingga hasil belajar dibawah pontensi intelktualnya.

3. Pembelajaran Fiqih Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian Fiqih

kata Al-fiqih secara etimologi berarti pemahaman secara

mendalam yang membutuhkan pengarahan potensi akal. Secara

terminologi, Al-fiqih berarti “pengetahuan/pemahaman tentang

hukum-hukum syara’ yang diambil dari dalil-dalil terperinci.” 39

Pengertian fiqih secara bahasa telah disebutkan dalam Al-

quran dalam surah an-Nisa /3: 78.

37 Ibid, hlm. 236. 38

Ibid, hlm. 23639

Asnawi, Perbandingan Ushul Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 1.

Page 34: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

22

Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir

tidak memahami pembicaraan sedikitpun?40

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah

Syathori dalam jurnalnya menyatakan bahwa pembelajaran

fiqih “diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat

memahami pokok-pokok hokum islam dan tata cara

pelaksanaannya untuk diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

hari sehingga menjadi muslim selalu taat menjadikan syariat secara

sempurna.”41

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih Kelas VI Madarasah

Ibtidaiyah

Ruang lingkup mata pelajaran fiqih kelas VI madrasah

ibtidaiyah meliputi :

a. Materi MI kelas VI (enam) Semester I dan II

1) Makanan Yang Halal Dan Menjauhi Yang Haram

2) Minuman Yang Halal dan Haram

3) Binatang Halal dan Haram

4) Jual Beli

5) Pinjam Meminjam

6) Barang Temuan 42

40

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Solo: Tiga Serangkai, 2012),

hlm. 9041 A. Syathori, “Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fiqih” Al-Tarbawi Al-Hadits: Jurnal

Pendidikan Agama Islam, vol. 2, no. I Juni 2017, hlm. 2.42

Silabus Guru Mata Pelajaran Fiqih.

Page 35: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

23

G. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah nalar argumentatif peneliti yang merupakan

alasan dari pengajuan hipotesis. Dalam judul penelitian yang peneliti

ajukan terdapat dua variabel yang berbeda yaitu variabel terikat dan

varaibel bebas. Variabel adalah objek-objek yang akan diteliti sehingga

dari objek tersebut memperoleh data-data yang akan diolah secara non

statistic menjadi suatu kesimpulan dari suatu penelitian.

Dalam pelaksanaanya nanti peneliti akan menggunakan pendekatan

kualitatif yang kajiannya difokuskan pada strategi guru berupa peneran

metode problem solving sebagai varaibel bebas dan kesulitan belajar pada

mata pelajaran fiqih sebagai variabel terikat.

Jadi hipotesis peneliti di sini bahwa Kemampuan siswa dalam belajar

Mata Pelajaran Fiqih dipengaruhi oleh metode guru.

H. Metode Penelitian

Dalam bagian ini akan dibahas pendekatan penelitian, kehadiran

peneliti, sumber data, tehnik pengumpualan data. Berikut penjelasan dari

masing-masing item:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan ini data-data yang

terkait dengan masalah yang akan dibahas dan dijabarkan secara sriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau hiasan dari orang-orang dan

Page 36: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

24

perilaku yang dapat diamati. Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan

ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu:

a. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah yang

dimaksud biasa saja dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

atau masyarakat tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh

peneliti.

b. Penelitian kualitatif sifatnya diskriptif analitik, data yang

diperoleh dari hasil penelitian kualitatif seperti hasil

pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan

tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti

dilokasi penenlitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan

bilangan statistik.

c. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan hasil. Sebab

dalam penelitian ini data dan informasi yang diperlukan

berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.

d. Penelitian kualitatif sifatnya induktif, yaitu peneliti terjun

langsung ke lapangan,mempelajari suatu proses atau penemuan

yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan,

dan melaporkan kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan dari

proses tersebut.

e. Penelitian kualitatif mengutamakan makna, makna yang di

ungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang dimiliki orang

mengenai hidupnya.43

Adapun jenis pendekatan kualitatif yang peneliti gunakan adalah

pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif karena peneliti menjabarkan dan menjelaskan

proses pembelajaran serta fenomena-fenomena yang terjadi di

Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Nahdhatul Wathan (NW) Dasan Agung

Mataram dalam bentuk kata-kata, tidak berbentuk angka-angka. Oleh

karena itu untuk bisa mendiskripsikan fenomena-fenomena tersebut,

peneliti harus berinteraksi langsung dengan subyek penelitian sehingga

data-data yang dibutuhkan benar-benar didapatkan serta memiliki

43

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2011),

hlm. 8.

Page 37: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

25

tingkat validitas yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut penggunaan

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini relevan dengan tujuan

kegiatan penelitian yaitu untuk mendapatkan data tentang Penerapan

Metode Problem Solving Dalam Belajar siswa kelas VI Pada Mata

Pelajaran Fiqih.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, “peneliti berperan sebagai instrumen

sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaanya di lokasi

penelitian mutlak dibutuhkan”.44

Menurut Sugiyono, ”penelitian kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas

temuannya”.45

Berdasarkan teori diatas kehadiran peneliti di lokasi penelitian

sangatlah penting dengan begitu peneliti bisa melihat secara langsung

fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan, tanpa mewakilkan pada

orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali,

mengidentifikasi data, informasi dan fenomena yang muncul di

lapangan dapat diperoleh secara akurat.

44

Tim Revisi Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram, (IAIN Mataram : 2011), hlm. 445

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 305.

Page 38: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

26

3. Lokasi Peneliti

Lokasi penelitian yang peneliti pilih yaitu Madrasah Ibtidaiyyah (MI)

Nahdhatul Wathan (NW) Dasan Agung Mataram. Alasannya Peneliti

memilih lokasi di(MI) Nahdhatul Wathan (NW) Dasan Agung Mataram

disana peneliti menemukan sesuatu yang menarik, Di Madrasah tersebut

terdapat permasalahan yang timbul ketika didalam kegiatan proses

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal yang Peneliti lakukan

pada tanggal 21 Februari 2018 di MI Nahdatul Wathan (NW) Dasan

Agung Mataram dikelas VI pada mata pelajaran fiqih materi jual beli,

terdapat dua orang siswa yang bernama Riski dan Rama yang mengalami

kendala dalam belajarnya Riski tidak memahami apa yang disampaikan

oleh guru dan satunya yang bernama Rama tidak mau mendengarkan

penjelasan guru. Guru fiqih menerapan Metode berbasis masalah yaitu

memberikan topik permasalahan tentang barang yang cacat dalam jual beli

apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukumnya

dalam islam? kemudian membagi siswa dalam kelompok kecil siswa

disuruh mendiskusikan bersama teman, setelah mendiskusikan topik

tersebut, siswa mencari dan mengumpulkan jawaban, setelah itu menarik

kesimpulan kemudian mengevaluasi hasil dan merefleksi bersama guru.46

46

Observasi, Tanggal 21 September 2017.

Page 39: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

27

4. Sumber Data

“Sumber data adalah seluruh objek (orang, kelompok, penduduk)

yang dimaksudkan untuk diselidiki atau diteliti”.47

Sebelum melakukan

penelitian, maka perlu menentukan sumber data yaitu subjek dari mana

data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang jelas

dan akurat sesuai dengan masalah yang diteliti.

Guru Fiqih MI Nahdatul Wathan (NW) Dasan Agung Mataram

untuk mendapatkan data tentang Penerapan Metode Problem Solving

Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI Pada Mata

Pelajaran Fiqih DI MI NW Dasan Agung Mataram.

Siswa Kelas VI Pada Mata Pelajaran Fiqih DI MI NW Dasan Agung

Mataram. (Riski dan Rama)

5. Prosedur Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah

dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang

dimaksud dengan ketiga metode diatas yaitu:

a. Observasi

“Observasi adalah pengamatan langsung terhadap fenomena-

fenomena objek yang diteliti dan secara objektif hasilnya akan

dicatat dengan sistematis agar diperoleh gambaran yang lebih

konkrit tentang kondisi di lapangan”.48

47

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013), hlm. 172.48

Koejaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2003), hlm. 310.

Page 40: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

28

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa observasi

merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati

secara langsung peristiwa atau keadaan yang terjadi di lapangan.

Adapun jenis metode observasi yang biasa digunakan yaitu

dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu sebagai berikut :

1) Observasi partisipan adalah observasi di mana orang yang

melakukan pengamatan berperan serta ikut ambil bagian

dalam kehidupan obyek atau orang yang di observasi .

2) Observasi non partisipan adalah kebalikan dari observasi

partisipan yaitu dimana orang yang melakukan pengamatan

tidak berperan serta ikut ambil dalam kehidupan obyek yang

di observasi.49

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi non

partisipan, di mana peneliti tidak turut ambil bagian dalam

kehidupan orang yang diobservasi atau diteliti, peneliti hanya

mengamati saja.

Melalui metode observasi ini peneliti dapat memperoleh data

tentang kesulitan belajar siswa kelas VI MI NW dan Penerapan

Metode Problem Solving Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Mata

Pelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VI MI NW Dasan Agaung

Mataram.

b. Wawancara atau interview

”Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang atau

lebih dengan cara berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat

49

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2012), hlm. 80.

Page 41: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

29

melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinganya

secara lansung”.50

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa

wawancara atau interview merupakan salah satu alat untuk

memperoleh informasi dengan jalan mengadakan komunikasi

langsung dengan informan (orang yang memberi informasi) antara

dua orang atau lebih yang dilakukan secara lisan.

Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaanya, maka

interview dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Wawancara terstruktur yakni dalam wawancara terstruktur

pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada

subjek telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pewawancara.

2) Wawancara semistruktur adalah wawancara yang dalam

pelaksanaannya lebih bebas, artinya untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di

wawancarai dimintai pendapat dan ide-idenya.

3) Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang

bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk mengumpulkan datanya.51

Dalam penelitian ini digunakan wawancara semi struktur, yaitu

narasumber diminta pendapatnya, dan ide idenya. Dalam melakukan

wawancara, peneliti hanya perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

Metode ini digunakan untuk mewawancarai langsung

narasumber yaitu guru mata pelajaran fiqih untuk mendapatkan data

tentang penerapan metode problem solving dalam mengatasi

50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 319.51

Ibid, hlm. 6.

Page 42: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

30

kesulitan belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VI MI NW

Dasan Agung Mataram

c. Dokumentasi

”Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang”.52

Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk mendapatkan

keterangan di MI NW Dasan Agung Mataram, dari staf tata usaha

meliputi: tinjauan historis, letak geografis, struktur organisasi,

keadaan para pengajar serta sarana prasarana, data ini penulis

gunakan untuk mendapatkan data sebagai pendukung dalam

penelitian.

6. Analisis Data

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan. Dan bahan-

bahan lain. Sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain”.53

Menurut Seiddel dalam buku karangan Lexy J. Moleong analisis data

kualitatif proses berjalannya ada tiga tahap yaitu:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu

diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

mensitensiskan membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,

52

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 8253

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 244.

Page 43: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

31

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan,

dan membuat temuan-temuan umum.54

7. Kredibilitas atau Keabsahan Data

Keabsahan data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati

oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan.

Untuk memperoleh data yang valid, kredibel, obyektif serta dapat dijamin

keabsahannya tentang strategi guru PAI berupa Penerapan Metode

Problem Solving Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Mata

Pelajaran Fiqih Kelas VI MI Nw Dasan Agung Mataram, maka peneliti

menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti “peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru”.55

Perpanjangan pengamatan

dalam penelitian dikmaksudkan jika data yang terkumpul setelah

diolah bahwa sempurna atau belum lengkap.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan tentu menjadi keharusan dalam penelitian

ini megingat metode analisa yang digunakan di atas tidak akan

mendapat kesimpulan yang benar jika pengamatan tidak tekun

dilakukan oleh peneliti. “Ketekunan pengamatan bermaksud

menemukan ciri-ciri yang sangat relevan dengan persoalan atau isi

54 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016), hlm. 248.55

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 122.

Page 44: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

32

yang dicari, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci”.56

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti

dan sistematis, peneliti kemudian memberikan deskripsi data yang

akurat dan sistematis tentang apa yang di amati.

c. Triangulasi

“Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu”.57

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang

sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama.58

Sedangkan menurut Norman K. Denkin triangulasi meliputi empat

hal, yaitu:

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan

informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana

dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan

metode wawancara, obervasi, dan dokumentasi. Untuk

memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran

56Ibid, hlm. 124.57

Ibid, hlm. 125.58

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 330.

Page 45: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

33

yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa

menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara

terstruktur. Atau peneliti menggunakan wawancara dan obervasi

atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu,

peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk

mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai

perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang

mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan

jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau

informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian,

jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau

naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak

perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya

tetap dilakukan.59

Dalam Triangulasi metode bertujuan untuk membandingkan

informasi atau data dengan cara yang berbeda untuk memperoleh

kebenaran suatu informasi tertentu melalui metode wawancara bebas,

dan wawancara terstruktur. Kemudian peneliti bis juga menggunakan

informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan

lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data.

Teknik ini diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai

informasi yang digali dari subjek penelitian. Tetapi perlu

diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus

yang telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari

konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan

melahirkan bias baru dari triangulasi.60

Dalam triangulasi antar-peneliti ini dengan cara menggunakan

lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Dalam

teknik ini juga dapat memperkaya khasanah pengetahuan mengenai

informasi yang digali dari subjek penelitian.

59 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2016), hlm. 330-332.60

Ibid, Hlm. 330-332.

Page 46: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

34

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi

tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa

menggunakan observasi terlibat (participant obervation),

dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan

atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing

cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang

selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang

berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai

pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran handal.61

Dalam triangulasi sumber data bertujuan menggali kebenaran

informasi melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa

menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen

tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan

pribadi dan gambar atau foto.

Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah

rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan

untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau

kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat

meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu

menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil

analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit

sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika

membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-

lebih jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh

berbeda.62

Terakhir adalah Triangulasi teori dimana teori ini dapat

meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu

61 Ibid, Hlm, 330-332. 62

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2016), hlm. 330-332.

Page 47: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

35

menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis

data yang telah diperoleh.

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga

macam. Pertama triangulasi sumber data “yang membandingkan apa

yang dikatakan kepala sekolah, guru dan siswa. Kedua, triangulasi

metode dengan menggunakan data-data hasil observasi dengan

wawancara, dan yang ketiga, triangulasi teori yaitu membandingkan

hasil akhir penelitian.

Page 48: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

36

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan

dengan lokasi penelitian, hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Sejarah Singkat Perkembangan MI NW Dasan Agung

Menurut Maulidin, S.Pd. I ( Pengurus Yayasan ), pada tahun 1963

tepatnya tanggal 10 November 1963 MI NW Dasan Agung berdiri

secara resmi yang pada awalnya MI NW Dasan Agung sudah

menyelenggarakan system pendidikan sederhana dalam bentuk

diniyah yang berlangsung penyelenggaraannya di Masjid Al -

Mujahidin Dasan Agung Bawaq Bagek sejak tahun 1956. Karena

perkembangan diniyah itu sangat pesat dan mendapat dukungan dari

segenap lapisan masyarakat yang ada di Dasan Agung umumnya dan

lingkungan Bawaq Bagek khususnya, maka salah seorang Hamba

Allah yang taat dan dermawan dengan ikhlas mewakafkan sebidang

tanahnya seluas 9,75 are pada tanggal dan tahun yang sudah dijelaskan

di atas. 63

Dengan tersebarnya berita bahwa seorang Hamba Allah yang

bernama Hj.Raudah(Almarhumah) telah mewakafkan tanahnya untuk

mendirikan Madrasah maka animo masyarakat semakin berapi-api

untuk membangun gedung madrasah dengan system swadaya

63

Muaulidin (Kepala Sekolah), Wawancara, 15 Desember 2017

Page 49: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

37

(bergotong-royong) maka dalam waktu yang tidak terlalu lama

pembangunan gedung sebanyak 6 lokal ruang belajar dan 1 lokal ruang

kepala madrasah dapat dirampungkan. Pada tahun pertama

pembangunan gedung tersebut rampung jumlah siswanya sebanyak

252 orang yang dititipkan di Masjid dan rumah warga masyarakat yang

bernama I. Ompo.64

Sejak awal pendirian madrasah, atas kesepakatan dan permintaan

warga setempat madrasah yang baru saja selesai dibangun diserahkan

kepada organisasi Nahdlatul Wathan (NW) sesuai dengan mayoritas

organisasi masyarakat yang ada di lingkungan Bawaq Bagek Dasan

Agung Mataram.Ketua Umum Dewan Mustasyar PB NW (Maulana

Syeikh TG.KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid) Pancor datang

menghadiri peresmian tersebut. Sejak diresmikan oleh TG. KH.

Muhammad Zainuddin Abdul Majid Pada tahun 1963 itu keyakinan

masyarakat semakin termotivasi untuk membangun dan mengurus

madrasah yang ada di lingkungannya.

Dampak dari peresmian tersebut semangat beramal masyarakat

semakin hari semakin terpacu sehingga kerap kali MI NW Dasan

Agung diminta dinegerikan oleh Kantor Departemen Agama

Kabupaten Lombok Barat, namun masyarakat melalui pengurus

Yayasan dengan lantang mengajukan penolakan baik secara lisan

maupun secara tertulis. Pada tanggal 31 Desember 1993 MI NW

64

Muaulidin (Kepala Sekolah), Wawancara, 15 Desember 2017

Page 50: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

38

Dasan Agung sudah berubah status dari terdaftar menjadi status

diakui. Selanjutnya mengikuti dinamisasi perkembangan dan kemajuan

setahap demi setahap diperoleh, maka pada tanggal 21 Agustus 2001

MI NW Dasan Agung telah mengikuti akreditasi untuk menaikkan

statusnya dari status diakui menjadi status disamakan dengan MI

Negeri/SD. Setelah berjalan proses pembelajaran dari mulai berdirinya

hingga sekarang (2016), MI NW Dasan Agung telah mengalami empat

(4) kali pergantian kepala madrasah yaitu sejak berdirinya: H. Alidah

(th. 1963-th. 1971), Hj. Rochani (th. 1971-th. 1995), Hj.Sakmah,

S.Pd.I (th. 1995-2015), Maulidin, S.Pd.I (th. 2016-sekarang).65

Profil Madrasah Ibtidaiyah NW Dasan Agung

VISI : Berprestasi, Beriman dan Bertaqwa

MISI :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

sehingga PBM berkembang secara optimal sesuai dengan

potensi yang dimiliki

2. Menambahkan semangat untuk berprestasi secara intensif,

kepada seluruh warga masyarakat.

3. Menstimulus dan membantu setiap siswa- siswi untuk

mengenal potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan

secara baik.

4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber

kearifan dalam bertindak.

65

Profil Sekolah, Dokumentasi , 15 Desember 2017

Page 51: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

39

5. Menerapkan menejemen partisipatif dengan melibatkan

seluruh warga madrasah dan komite madrasah serta stick

holder.

I. Data Umum Madrasah

1 NSM : 111252710010

2 NPSN : 60722114

3 Nama Madrasah : MI NW Dasan Agung

4 Status Madrasah : Swasta

5 Waktu Belajar : Pagi

II. Alamat Madrasah

1. Jalan/ Kampung : Jalan Aneka III No. 17 Dasan Agung

2. Provinsi : Nusa Tenggara Barat

3. Kabupaten/ Kota : Mataram

4. Kecamatan : Selaparang

5. Desa/ Kelurahan : Dasan Agung

6. Nomor Telpon : (0370) 649169

7. Kode Pos : 83125

8. Kategori Geografis Wilayah : Dataran rendah

III. Website dan Email Madrasah : [email protected]

IV. Dokumen Perjanjian dan Akreditasi Sekolah

1. No. SK Pendirian : 275/BAP-SM/KP/VIII/2016

2. Tgl. SK Pendirian : 15/08/2016

3.No. SK Ijin Operasional: 20/05/1981

4.Status Akreditasi : A

5.No. SK Akreditasi : 07

6.Tgl SK Akreditasi : 15/08/2016

7.Tgl. Berakhir Akreditasi : 15/08/2021

V.Biodata Kepala Madrasah

1. Nama Lengkap : Maulidin, S.Pd.I

2. Jenis Kelamin : Laki- laki

3. Status Kepegawaian : Swasta

Page 52: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

40

4. Pendidikan Terakhir : S1 Fak. Tarbiyah STAIN 2004

5. Status Sertifikasi : Sudah Sertifikasi66

2. Letak Geografis MI NW Dasan Agung

Madrasah Ibtidaiyah NW Dasan Agung adalah sebuah madrasah

yang berada dibagian utara Islamic center dari kota mataram. Letak

MI NW Dasan Agung mataram cukup strategis karena terletak

ditengah-tengan kampong. Adapun lebih lengkapnya alamat MI NW

Dasan Agung mataram adalah sebagai berikut :

1. Jalan/ Kampung : Jalan Aneka III No. 17 Dasan Agung

2. Provinsi : Nusa Tenggara Barat

3. Kabupaten/ Kota : Mataram

4. Kecamatan : Selaparang

5. Desa/ Kelurahan : Dasan Agung

6. Nomor Telpon : (0370) 649169

7. Kode Pos : 83125

8. Kategori Geografis Wilayah : Dataran rendah

9. Website dan Email Madrasah : [email protected]

66

Profil Sekolah, Dokumentasi , 15 Desember 201767

Profil Sekolah, Dokumentasi, 10 februari 2018

Page 53: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

41

3. Sarana dan Prasarana MI NW Dasan Agung

Sarana dan prasarana merupakan factor yang penting untuk

menunjang proses belajar mengajar. Adapun keadaan sarana dan

prasarana MI NW Dasan Agung adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Keadaan Sarana Prasarana MI NW Dasan Agung.68

No Sarana Dan Prasarana Jumlah Kondisi

1 Luas bangunan 950 m2 Baik

2 Keadaan Gedung

Permanen (2

lantai)

Baik

3 Ruang Belajar 7 Baik

4 Ruang Tata Usaha - -

5

Ruang Guru/ Kepala

Sekolah

1 Baik

6 Ruang Perpustakaan 1 Baik

7 Ruang Laboratorium - -

8 Ruang UKS 1 Baik

9 Ruang BP/BK - -

10 Aula/ Mushalla 1 Baik

11 Kantin 1 Baik

68

Profil Sekolah, Dokumentasi , 10 februari 2018

Page 54: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

42

12 Kamar Mandi/ orinoir 3 Baik

13 Tempat Wudhu 1 Baik

14 jam belajar per- minggu 230 -

Dengan demikian fasilitas yang dimiliki oleh MI NW Dasan

Agung cukup memadai dalam menunjang proses belajar mengajar.

Begitu juga keadaan perpustakaan yang memliki peran yang sangat

penting bagi semua siswa-siswi untuk memperluas khazanah

pengetahuan mereka.

4. Keadaan Guru MI NW Dasan Agung

Pembelajaran tidak akan terlaksana jika hanya ada siswa, sebab

pembelajaran merupakan suatu proses interaksi guru dan siswa,

keduanya merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan,

sehingga keberadaan guru dalam pembelajaran sangat dibutuhkan baik

dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Perhatikan tabel guru

MI NW Dasan Agung. Keadaan guru dapat dilihat pada tabel berikut :

1 Tahun 2013

2 Tahun 2014

3 Tahun 2015/2016. 69

69

Profil Sekolah, Dokumentasi , 10 februari 2018

Page 55: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

43

Tabel 2.2

Keadaan Guru MI NW Dasan Agung.70

70

Profil Sekolah, Dokumentasi , 10 februari 2018

No Nama NIP L/PTempat/Tgl lahir

AgamaPNS/Honorer

Jabatan

KTKJD

Gol/RuangTMT

SertifikasiSudah/belum

IjazahTertinggi &Tahun

Bertugasdi MI inisejak

MengajardiKelas

Alamat/Tempat Tinggal

1Maulidin, S. Pd. I

PDasan Agung3/4/1976

Islam HonorerKepala

K Sudah

S1 Fak. Tarb.

7/1/2003Guru Bawak Bagek

MadrasahSTAIN 2004 BS Dasan Agung

2Timadhar, S. Pd. I

19740507 199703 2 002

PDasan Agung5/7/1974

Islam PNS GAN K III/c SudahS1 Fak. Tarb. 2/1/2008 V BTN Jatisela

Kemenag 4/1/2011 IAIN 2011 Sesela

3Ramlan, S. Pd. I

19691231 200501 2 078

P Pr. Jurang12/31/1969

Islam PNS GAN K III/a Sudah

S1 Fak. Tarb. 7/1/2011 II Gg.Halmahera

Kemenag 10/1/2012 IAIH 2008 Rembiga

4Luqman, A. Ma

LDasan Agung31/12/1969

Islam Honorer GTT K Tidak

D2 Fak. Tarb.

7/1/1996 GABawak Bagek

STAIN 2000 Dasan Agung

5Muhamad Yamin, SH

LDasan Agung26/3/1969

Islam Honorer GTT K Sudah

S1 Fak.Hukum

9/1/1999 VIBawak Bagek

Unram 1996 Dasan Agung

6Ruminah, S. Ag

PDasan Agung31/12/1969

Islam Honorer GTT K Sudah

S1 Fak. Tarb. 10/1/2001 IV/b Dasan Sari

IAIN 1993 Pejeruk

7Ismail, S. Pd. I

LDasan Agung20/7/1977

Islam Honorer GTT K SudahS1 Fak. Tarb. 9/1/2002 III Perigi

IAIH 2002 Dasan Agung

8Hj. Rumenah, A. Ma

PDasan Agung5/12/1968

Islam Honorer GTT K Tidak

D2 Fak. Tarb. 1/1/2003 Guru Kebon Bawak

IAIN 1994 BS Pejeruk

9Hijriah, S. Pd. I

P Kelayu4/4/1979

Islam Honorer GTT K Sudah

S1 Fak.Tarb. 4/1/2003 GA Bawak Bagek

UNW 2008 Dasan Agung

10Hizmiani, S.Pd

PLombok Timur11/1/1982

Islam Honorer GTT K SudahS1 FKIP

7/1/2005 IMuhajirin

UMM 2011 Dasan Agung

11Novianti Hidayah, S.Pd

P Mataram11/21/1992

Islam Honorer GTT TK BelumS1 FPMIPA 12/1/2013

IV/aBawak Bagek

IKIP 2015 BS Dasan Agung

12 M.Irham LDasan Agung16/06/1987

Islam Honorer GTT TK BelumSMA

1/1/2016Guru Dasan Agung

2012 OR Bawak Bagek

Page 56: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

44

Tabel

Tujuan Pembelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah

Sumber data : silabus fiqih kelas VI Madrasah Ibtidaiyah71

KOMPETENSI

INTI

MATA

PELAJARAN

KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

KI-1

Menghargai

dan menghayati

ajaran agama

yang di

anutnya

KI-2

Menghargai

dan menghayati

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleransi,

gotong

royong),

santun, percaya

1. Makanan

Halal Dan

Haram

1.1.Menghayati

nilai-nilai

positif dari

ketentuan

makanan

halal/haram

2.1.Membiasakan

mengkonsumsi

makanan halal.

3.1.Memahami

ketentuan

makanan halal

dan haram

4.1.Menyebutkan

jenis makanan

halal dan

haram

1.1.1. Menghayati

nilai-nilai

positif dari

ketentuan

makanan

halal/haram

2.1.1. Membiasakan

mengkonsumsi

makanan halal.

3.1.1. Menyebutkan

makanan halal

dan haram

3.1.2. Menunjukan

dalil makanan

halal dan

haram

3.1.3. Menjelaskan

71

Mata Pelajaran Fiqih, Silabus Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah

Page 57: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

45

diri, dalam

berinteraksi,

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya.

KI-3

Memahami

pengetahuan

(factual,

konseptual, dan

prosedural)

berdasarkan

rasa ingn

tahunya tentang

pengetahuan

teknologi, seni,

budaya terkait

fenomena dan

macam-macam

makanan halal

dan haram

3.1.4. Membedakan

makanan halal

dan haram

4.1.1. Menjelaskan

jenis makanan

halal dan

haram

2. Minuma

n Halal

Dan

Haram

1.2. Menghayati

nilai-nilai

positif dari

ketentuan

minuman

halal dan

haram

2.2. Membiasakan

mengkonsums

i minuman

halal

1.2.1. Menyakini

nilai-nilai positif

dari ketentuan

minuman halal

dan haram

2.2.1. Membiasakan

mengkonsumsi

minuman halal

3.2.1.

Mengidentifikasi

minuman halal

Page 58: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

46

kejadian

tampak mata.

KI-4.

Mencoba,

mengolah, dan

menyaji dlam

bentuk konkret

(menggunakan,

mengurai,

merangkai,

memodifikasi,

dan membuat)

dan ranah

abstrak

(menulis,

membaca,

menghitung,

menggambar,

dan

mengarang)

sesuai dengan

yang dipelajari

disekolah dan

3.2. Memahami

ketentuan

minuman

halal dan

haram

4.2. Menyebutkan

jenis

minuman

halal dan

haram

dan haram

3.2.2. Menjelaskan

minuman halal

dan haram

3.2.3. Menunjukan

dalil tentang

minuman halal

dan haram

4.2.1. Menyebutkan

minuman halal

dan haram

3. Binatang

Halal

Dan

Haram

1.3. Menghayati

nilai-nilai

positif dari

ketentuan

binatang halal

dan haram

2.3. Membiasakan

mengkonsums

i daging

binatang yang

halal

1.3.1. Menyakini

nilai-nilai positif

dari ketentuan

binatang halal

dan haram

2.3.1. Membiasakan

mengkonsumsi

daging binatang

yang halal

3.3.1. Menyebutkan

binatang yang

Page 59: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

47

sumber lain

yang sama

dalam sudut

pandang/teori

3.3.

Mengidentifik

asi binatang

yang halal dan

haram

4.3. Menyajikan

klasifikasi binatang

halal dan haram

halal dan haram

3.3.2. Menunjukan

dalil tentang

binatang yang

halal dan haram

3.3.3. Membedakan

binatang halal

dan haram

4.3.1.Mengidentifikasi

kan binatang

halal dan haram

KI-1

Menghargai

dan menghayati

ajaran agama

yang di

anutnya

KI-2

Menghargai

dan menghayati

perilaku jujur,

disiplin,

4. Jual Beli 1.1 Menghayati

nilai-nilai dari

ketentuan

tentang jual

beli

2.1

Membiasakan

perilaku jujur

sebagai

implementasi

dari

1.1.1. Menyakini

nilai-nilai dari

ketentuan

tentang jual

beli

2.1.1. Membiasakan

perilaku

jujur sebagai

implementasi

dari

pemahaman

Page 60: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

48

tanggung

jawab, peduli

(toleransi,

gotong

royong),

santun, percaya

diri, dalam

berinteraksi,

secara efektif

dengan

lingkungan

social dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

KI-3

Memahami

pengetahuan

(factual,

konseptual, dan

prosedural)

berdasarkan

pemahaman

terhadap

ketentuan jual

beli menurut

Islam.

3.1. Memahami

ketentuan jual

beli

4.1.

Mensimulasika

n jual beli yang

halal

terhadap

ketentuan jual

beli menurut

Islam.

3.1.1. Menyebutkan

ketentuan jual

beli

3.1.2. Menjelaskan

ketentuan jual

beli

3.1.3. Menunjukan

dalil ketentuan

jual beli

4.1.1. Mempraktekan

jual beli

5. Pinjam-

meminja

m

1.2 Menghayati

nilai-nilai

dari

ketentuan

pinjam-

meminjam

2.2 Membiasakan

1.2.1. Menyakini

nilai-nilai dari

ketentuan

pinjam-

meminjam

2.2.1. Membiasakan

perilaku

Page 61: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

49

rasa ingn

tahunya tentang

pengetahuan

teknologi, seni,

budaya terkait

fenomena dan

kejadian

tampak mata.

KI-4.

Mencoba,

mengolah, dan

menyaji dlam

bentuk konkret

(menggunakan,

mengurai,

merangkai,

memodifikasi,

dan membuat)

dan ranah

abstrak

(menulis,

membaca,

menghitung,

perilaku

tanggungjawa

b sebagai

implementasi

dari

pemahaman

terhadap

ketentuan

pinjam-

meminjam

3.2. Memahami

tata cara

pinjam-

meminjam

4.2.

Mensimulasika

n pinjam-

meminjam

tanggungjawab

sebagai

implementasi

dari

pemahaman

terhadap

ketentuan

pinjam-

meminjam

3.2.1. Menjelaskan

tata cara

pinjam-

meminjam

3.2.2. Menunjukan

dalil tentang

pinjam-

meminjam

4.2.1.Mendemonstrasi

kan tata cara

pinjam-

meminjam

Page 62: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

50

menggambar,

dan

mengarang)

sesuai dengan

yang dipelajari

disekolah dan

sumber lain

yang sama

dalam sudut

pandang/teori

6. Barang

Temuan

1.3.

Menghayati

nilai-nilai dari

ketentuan

barang temuan

2.3. Membiasakan

perilaku jujur

dan

tanggungjawab

serta peduli

sebagai

implementasi

dari

pemahaman

terhadap

ketentuan

barang temuan

3.3.

Memaham

i

ketentuan

barang

temuan

1.3.1. Menyakini

nilai-nilai dari

ketentuan

barang temuan

2.3.1.

Membiasakan

perilaku jujur

dan

tanggungjawab

serta peduli

sebagai

implementasi

dari

pemahaman

terhadap

ketentuan

barang temuan

3.3.1. Menjelaskan

ketentuan

barang temuan

3.3.2. Menunjukan

dalil ketentuan

barang temuan

Page 63: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

51

4.3.Mensimul

asikan

barang

temuan

4.3.1.

Mensimulasika

n barang

temuan

72

72

Mata Pelajaran Fiqih, Silabus Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah

Page 64: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

52

5. Keadaan Siswa MI NW Dasan Agung

Siswa disamping sebagai objek pendidikan harus dikembangkan

secara maksimal melalui berbagai edukatif sehingga pada gilirannya

mereka mampu mandiri dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan

hidupnya sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan yang diperlukan.

Adapun rincian jumlah siswa MI NW Dasan Agung dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Keadaan Siswa MI NW Dasan Agung.73

Klas

Jumlah siswa

Pada bulan lalu

Mutasi pada bulan ini Jumlah siswa

pada bulan ini

A b s e n

M a s u k K e l u a r

L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml S I A Jml

19 15 34 - - - - - - 19 15 34

II 18 12 30 - - - 1 18 11 29

III 12 12 24 - - - - - - 12 12 24

IVA 9 7 16 - - - - 9 7 16

IVB 11 6 17 - - - - - - 11 6 17

V 13 16 29 - - - - 13 16 29

VI 14 15 29 - - - - - - 14 15 29

Juml 99 83 182 - - - - 99 83 182

73

Profil Sekolah, Dokumentasi , 15 Maret 2018.

Page 65: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

53

6. Struktur Organisasi MI NW Dasan Agung

Adapun struktur Organisasi MI NW Dasan Agung adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.4

Struktur Organisasi MI NW Dasan Agung.

74

74

Profil Sekolah, Dokumentasi , 15 Maret 2018.

Kepala MI

NW Dasan

Agung

Maulidin,

S.Pd.I

Komite Madrasah

Tata usaha

Hizmiani,

S.Pd

Humas

Hijriah,

S.Pd.I

kesiswaan

Moh. Yamin,

SH

kurikulum

Ismail,

S.Pd.I

Prasarana

Luqman,

A.Ma

Guru

kelas VI

Moh.

Yamin,

SH

Guru

kelas V

Timadhar,

S.Pd.I

Guru

kelas IV b

Ruminah,

S.Ag

Guru

kelas IV a

Novianti

hidayah,

S.Pd

Guru

kelas III

Ismail,

S.Pd.I

Guru

kelas II

Ramlan,

S.Pd.I

Guru

kelas I

Hizmiani,

S.Pd

SISWA

Kepala

Yayasan

Drs.H.

Jamiluddin

Azhar BA.

Page 66: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

54

B. Penerapan Metode Problem Solving Dalam Belajar Siswa Pada Kelas

VI Mata Pelajaran Fiqih di MI NW Dasan Agung Mataram

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kegiatan

proses belajar mengajar di dalam kelas di Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul

Wathan Dasan Agung Mataram pada materi macam-macam khiyar dalam

jual beli guru mata pelajaran fiqih menerapkan metode berbasis masalah

dalam proses belajar yang bertujuan untuk mengaktifkan dan melibatkan

siswanya sehingga melatih siswa memiliki keterampilan dalam

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan ibu Hijriyah selaku guru

mata pelajaran Fiqih sebagai berikut:

a. Guru mengemukakan permasalahan kepada siswanya.

Ketika saat proses pembelajaran berlangsung guru menjelaskan

kepada siswanya tentang macam-macam khiyar dalam jual beli guru

ketika itu menjelasakan khiyar majelis, khiyar aibi, khiyar syarat, khiyar

ru’yah setelah itu guru kemudian menghadapkan atau memberikan

pokok permasalahan kepada siswanya berupa barang yang cacat dalam

jual beli apakah bisa mengembalikan sesudah membelinya dan

bagaimana hukumnya dalam islam.75

Seperti yang dikatakan ibu Hijriyah guru Fiqih:

Dalam memulai pelajaran materi khiyar saya sebagai gurunya yak

adek saya menjelaskankan terlebih dahulu kepada siswa saya

gambaran tentang macam-macam khiyar dalam jual beli, kemudian

mengemukakan masalah berupa barang yang cacat dalam jual beli

75

Observasi, tanggal 24 Februari 2018

Page 67: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

55

apakah bisa mengembalikan sesudah membelinya dan bagaimana

hukumnya dalam islam.76

Berdasarkan observasi dan wawancara diatas bahwa guru mata

pelajaran fiqih sebelum menghadapkan siswanya kepada masalah yang

dihadapi guru terlebih dahulu menjelaskan dan memberikan gambaran

terkait materi tentang macam-macam khiyar dalam jual beli barulah

guru menghadirkan masalah tentang barang yang cacat dalam jual beli

apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukum

dalam islam.

b. Membagi siswa dalam beberapa kelompok

Setelah guru memberikan permasalah tentang barang yang cacat

dalam jual beli apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya dan

bagaimana hukum dalam islam yang akan dibahas siswanya, guru

meminta siswanya membagi kedalam beberapa kelompok untuk

mendiskusikan masalah berupa barang yang cacat dalam jual beli

apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukum

dalam islam dibawah intruksi dan arahan gurunya.77

Seperti yang dikatakan ibu Hijriyah:

Setelah saya menghadapkan masalah kepada siswa, saya membagi

mereka kedalam beberapa kelompok untuk kemudian saya suruh

mendiskusikan masalah yang saya berikan.78

76

Hijriah ( Guru mata pelajaran fiqih Kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 25

Februari 201877 Observasi, tanggal 24 Februari 201878

Hijriah ( Guru mata pelajaran fiqih Kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 25

Februari 2018

Page 68: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

56

Berdasarkan observasi dan wawancara setelah siswa diberikan

masalah mereka dibagi kedalam beberapa kelompok untuk

mendiskusikan barang yang cacat dalam jual beli apakah bisa

dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukum dalam islam.

c. Mengumpulkan jawaban dari permasalahan.

Setelah siswanya melakukan diskusi mereka berusaha mencari dan

mengumpulkan jawaban sebanyak-banyaknya tentang barang yang

cacat dalam jual beli apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya

dan bagaimana hukum dalam islam, setelah itu siswa mengumpulkan

jawaban melalui cara berdiskusi sama teman, membaca buku dan

bertanya kepada gurunya apa yang belum jelas.79

Hijriyah selaku guru mata pelajaran fiqih mengatakan bahwa:

Setelah saya menyuruh siswa mendiskusikan topik yang saya

berikan mereka harus mengumpulkan jawabannya sebanyak-

banyaknya.80

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas bahwa siswa

harus mencari dan mengumpulkan jawaban untuk menjawab

permasalahan yang diberikan gurunya melalui baca buku dan berdiskusi

serta menayakan kepada gurunya.

d. Menetapkan jawaban

Adapun langkah selanjutnya yang dilakukan siswa menulis

jawabannya dibukunya yang diperoleh dari kegiatan diskusi tadi dan

79 Observasi, tanggal 24 Februari 201880

Hijriah ( Guru mata pelajara fiqih kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 25

Februari 2018

Page 69: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

57

membaca buku serta bertanya kepada guru apa yang tidak

dimengertinya.81

Hijriyah mengatakan bahwa:

Setelah siswa saya mendapatkan jawaban mereka saya suruh tulis

jawabannya, adapun yang belum paham bisa menanyakan kepada

saya atau saya juga menanyakan kepada siswa saya apa yang belum

dimengerti.82

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa siswa

mencari jawaban yang menurutnya benar untuk menjawab

permasalahan yang diberikan gurunya.

e. Menarik sebuah kesimpulan

Setelah siswa mencari jawaban dan mengumpulkan sebanyak-

banyaknya akhirnya siswa menarik sebuah kesimpulan artinya bahwa

siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban,

Setelah itu guru dan siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap

hasil jawaban yang telah didapat dari rangkaian proses diskusi,

membaca, bertanya, dan sebagainya.83

Sesuai yang dikatakan ibu Hijriyah bahwa:

Akhirnya siswa setelah itu, saya menyuruh siswa menarik

kesimpulan atas jawaban yang mereka dapatkan kemudian saya dan

siswa saya melakukan refleksi dan evaluasi terhadap hasil yang

dikerjakan siswa saya.84

81

Observasi, tanggal 24 Februari 201882

Hijriah ( Guru mata pelajara fiqih kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 25

Februari 201883 Observasi, tanggal 24 Februari 201884

Hijriah ( Guru mata pelajara fiqih kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 25

Februari 2018

Page 70: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

58

Dari keseluruhan rangkaian proses yang dilalui guru dan siswa

sampailah mereka pada penarikan kesimpulan yang akan menjawab

permasalahan yang disajikan oleh guru kemudian guru dan siswa

merefleksi dan mengevaluasi hasil.

Untuk membuat siswa aktif dalam belajar maka guru di MI NW

Dasan Agung Mataram melibatkan semua siswanya dalam belajar

khususnya yang mengalami kendala-kendala dalam belajarnya berupa

kesulitan belajar agar mereka ikut andil dalam proses pembelajaran

sehingga mereka aktif dalam belajarnya.

C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Siswa Pada Kelas VI Mata

Pelajaran Fiqih di MI NW Dasan Agung Mataram

Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan kendala-kendala yang

dihadapi siswa Pada Kelas VI Mata Pelajaran Fiqih di MI NW Dasan

Agung Mataram:

1. Kurang memahami apa yang disampaikan guru.

Ketika guru menjelaskan materi macam-macam khiyar dalam jual

beli ada sebagian siswa yang cepat memahami penjelasan guru dan

ada pula siswa yang sulit memahami walaupun gurunya menjelaskan

berulangkali atau lambat dalam memahami apa yang dijelaskan seperti

siswa yang bernama Riski yang dalam belajarnya lambat dalam

memahami materi.85

85

Observasi, Tanggal 23 Februari 2018.

Page 71: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

59

Hijriah selaku guru mata pelajaran fiqih di kelas VI di MI NW

Dasan Agung mengatakan :

Dilihat dari jumlah keseluruhan siswa didalam kelas, terdapat

siswa bernama Riski yang mengalami kesulitan belajar pada mata

pelajaran fiqih yaitu sulit memahami apa yag saya jelaskan

walaupun saya menjelaskan berungkali.86

Untuk lebih memperkuat data peneliti mewawancari siswa yang

berkesulitan belajar yang bernama Riski dia mengatakan:

Saya sulit memahami kak apa yang dijelaskan guru saya, karena

materinya membosankan, bikin ngantuk jadinya saya ndak ngerti

apa yang dijelaskan oleh ibu guru.87

2. Tidak mau mendengarkan penjelasan guru

Ketika guru menjelaskan materi pelajaran pinjam-meminjam ada

siswa yang bernama Rama yang disaat guru menjelaskan dia tidak

mau mendengarkan atau menghindari proses belajar-mengajar di

kelas.88

Hijriah selaku guru mata pelajaran fiqih di kelas VI di MI NW

Dasan Agung mengatakan :

Selain Riski ada juga siswa saya yang bernama Rama dia suka

tidak mendengarkan apa yang saya sampaikan mungkin bosan

dengan mata pelajarannya atau mungkin karena minat belajarnya

yang kurang. Masalah-masalah di atas dapat terjadi mana kala

siswa tersebut tidak nyaman dan bahagia ketika belajar dan berada

di kelas tersebut. Faktornya dapat bervariasi, bisa datang dari gaya

mengajar guru, materi pelajaran yang membosankan, jam

pelajaran yang terlalu lama, penampilan guru yang kurang

86

Hijriah ( Guru mata pelajaran fiqih Kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 23

Februari 201887

Riski, Siswa Kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 23 Februari 201888

Observasi tanggal 23, Februari 2018

Page 72: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

60

menarik, materi pelajaran yang sulit, mungkin juga karena tidak

sesuai dengan bakat dan minat siswa.89

Untuk lebih memperkuat data peneliti mewawancari siswa yang

berkesulitan belajar yang bernama Rama dia mengatakan:

saya ndak nyaman kak dan saya merasa malas aja kalau belajar

maunya main-main aja sama teman-teman.90

Dari hasil observasi dan wawancara di atas dengan ibu Hijriyah

selaku guru mata pelajaran fiqih dan siswa di kelas VI di MI NW

Dasan Agung bahwa bentuk kesulitan belajar yang di hadapi siswa

terdapat dua kesulitan belajar yaitu ; Tidak memahami apa yang

dikelaskan oleh gurunya dan tidak mau mendengarkan penjelasan

guru. Oleh karena itu, guru mata pelajaran fiqih menentukan cara yang

tepat untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada pelajaran fiqih dan

untuk diterapkan ketika proses pembelajaran berlangsung, sebagai

solusi bagi guru dalam meminimalisir kesulitan-kesulitan belajar yang

di alami siswanya.

89 Hijriah ( Guru mata pelajaran fiqih Kelas VI MI NW Dasan Agung ) Wawancara, 25

Februari 201890

Rama, Siswa Kelas VI, Wawancara 23 januari 2018.

Page 73: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

61

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan Metode Problem Solving Dalam Belajar Siswa Pada Kelas

VI Mata Pelajaran Fiqih di MI NW Dasan Agung Mataram

Didalam menghadapi siswa yang mengalami kendala-kendala dalam

belajar berupa kesulitan belajar guru harus memiliki metode yang baik dan

memilih metode yang sesuai kebutuhan siswa untuk dapat menyelesaikan

kendala-kendala atau masalah-masalah dalam pembelajaran seperti

kesulitan belajar yang dihadapi siswa sehingga dengan menguasai metode

yang baik dan memilih metode yang sesuai dengan keadaan siswa

sehingga siswa lebih aktif dalam belajarnya serta tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara maksimal. Untuk mengatasi siswa yang memiliki

kendala-kendala atau bermasalah guru mata pelajaran Fiqih di Madrasah

Ibtidaiyah NW Dasan Agung mataram menerapkan metode berbasis

masalah guna mengatasi kendala-kendala berupa kesulitan belajar siswa.

Adapun bebarapa kendala-kendala masalah yang dihadapi oleh siswa

di Madrasah Ibtidaiyah NW Dasan Agung mataram adalah Murid tidak

memahami apa yang dijelaskan oleh guru dan murid tidak mau

mendengarkan penjelasan guru. Untuk menghadapai murid yang memiliki

kendala-kendala atau masalah dalam proses belajar mengajar demikian

ibu Hijriyah selaku gurunya melakukan penanganan masalah atau kendala

berupa kesulitan belajar tersebut dengan mengunakan metode problem

Page 74: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

62

solving. Berikut langkah-langkah yang dilakukan ibu Hijriyah selaku guru

mata pelajaran Fiqih sebagai berikut:

1. Mengemukakan masalah terhadap peserta didik.

Guru melakukan penyelidikan terlebih dahulu terhadap kepribadian

murid yang mendapatkan kendala dalam belajarnya berupa kesulitan

belajar, hal demikian dilakukan untuk mendapatkan informasi atas

sebab atau faktor apa yang melatar belakangi murid bisa tidak dapat

memahami apa yang di jelaskan oleh guru dan tidak menderngarkan

penjelasannya, kemudian mencari solusi untuk mengatasinya. Setelah

itu guru menghadapkan masalah atau persoalan kepada siswa sesuai

tingkat pemahaman dan kecerdasannya, yaitu tentang barang yang cacat

dalam jual beli apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya dan

bagaimana hukumnya dalam islam. Ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Jhon Dewey dalam bukunya Mulyono yang berjudul

”Strategi Pembelajaran Di Abad Digital ” bahwa ketika menerapkan

metode berbasis masalah langkah yang pertama adalah mengemukakan

persoalan atau permasalahan yang jelas.91

Guru menghadapkan

masalah yang akan dipecahkan kepada siswa. Dan dipertegas oleh Jhon

Dewey dalam bukunya Hamdani yang berjudul “ Strategi Belajar

Mengajar” bahwa langkah yang pertama yang dilakukan guru adalah

menemukakan persoalan atau masalah.92

91 Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku, 2018).

Hlm. 81

92Hamdani, Strategi belajar mengajar (Bandung:Pustaka Setia, 2011) Hlm. 85.

Page 75: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

63

Jadi guru ketika menerapkan metode berbasis masalah langkah yang

pertama dilakukan yaitu mengemukakan atau menghadapkan siswanya

permasalahan berupa barang yang cacat dalam jual beli apakah bisa

dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukumnya dalam

islam.

2. Mencari data/jawaban

Siswa mengumpulkan informasi atau keterangan yang kemudian

menjadi jawaban atas persoalan atau permasalahan yang sedang

dihadapi dengan cara mendiskusikan bersama teman-teman kelompok,

membaca buku-buku yang terkait dengan masalah yang dihadapi, dan

bertanya kepada guru apa yang belum dimengerti. Sesuai yang

diungkapkan oleh Mulyono dalam bukunya yang berjudul ”Strategi

Pembelajaran Di Abad Digital ” bahwa langkah yang kedua yang harus

dilewati yaitu mencari data atau keterangan berupa jawaban.93

Dalam bukunya Mulyono dalam bukunya yang berjudul ”Strategi

Pembelajaran Di Abad Digital ” langkah yang harus ditempuh siswa

dalam metode berbasis masalah adalah mencari data berupa jawaban

atau keterangan yang dapat dijadikan acuan untuk menjawab

permasalahan tentang barang yang cacat dalam jual beli apakah bisa

dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukumnya dalam

islam, yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut

93

Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku, 2018).

Hlm. 81

Page 76: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

64

dengan cara membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan

lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dan menguji kebenaran jawaban

Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya kemudian menetapkan

jawaban sementara melalui kegiatan diskusi, membaca, dan bertanya.

Langkah selanjutnya setelah penetapan jawaban yang akan menjawab

persoalan atau permasalahan yang dihadapi yaitu menguji kebenaran

jawaban tersebut apakah benar-benar cocok. Apakah sesuai dengan

jawaban sementara yang telah dibuat bersama kelompok atau tidak.

Melalui kegiatan diskusi.94

Setelah siswa mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan

guru tentang barang yang cacat dalam jual beli apakah bisa

dikembalikan sesudah membelinya dan bagaimana hukumnya dalam

islam langkah selanjutnya yang dilakukan siswa yaitu menetapkan

jawabannya yang menurut siswa benar yang dapat menjawab

permasalahan yang diberikan gurunya.

4. Menarik kesimpulan

Akhirnya siswa harus sampai pada penarikan sebuah kesimpulan

artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang

jawaban dari masalah tadi.95

Terakhir siswa menarik kesimpulan berupa jawaban barang yang

cacat dalam jual beli apakah bisa dikembalikan sesudah membelinya

94

Ibid, Hlm. 81 95

Ibid, Hlm. 81

Page 77: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

65

dan bagaimana hukumnya dalam islam. Setelah itu guru dan siswa

melakukan refleksi dan evaluasi terhadap hasil jawaban yang telah

didapat dari rangkaian proses diskusi, membaca, bertanya, dan

sebagainya.

Berdasarkan yang telah dilakukan guru di Madrasah Ibtidaiyah

NW Dasan Agung Mataram dalam hal ini guru melakukan senada apa

yang dikatakan Mulyono dalam bukunya yang berjudul “ Strategi

Pembelajaran Di Abad Digital “ bahwa: Adapun langkah-langkah dari

metode problem solving sebagai berikut : 1) Ada masalah yang jelas

untuk dipecahkan, masalah ini harus tumbuh dari peserta didik sesuai

dengan taraf kemampuannya. 2) Mencari data atau keterangan yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya,

dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain. 3)

Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dengan jawaban

ini tentu saja didasarkan kepada data yang diperoleh, pada langkah

kedua di atas. 4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.

Dalam langkah ini peserta didik harus berusaha memecahkan masalah

sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut benar-benar cocok.

Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai.

Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-

metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. 5)

Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada

Page 78: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

66

kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi (Nana Sudjana,

1989).96

ini diperkuat juga oleh teori yang dikemukakan oleh John Dewey

bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah :

1. Mengemukakan persoalan atau masalah. Guru menghadapkan

masalah kepada siswanya.

2. Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah tersebut

dirumuskan oleh guru bersama siswa.

3. Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan yang

akan dilaksanakan dalam pemecahan masalah.

4. Mencoba kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru

menetapkan cara pemecahan yang dianggap paling cepat

5. Penilain cara yang di tempuh dinilai, apakah dapat yang

mndapatkan hasil yang di harapkan atau tidak.97

Dengan menerapkan metode berbasis masalah siswa menjadi lebih

aktif, inisiatif, dan bertanggung jawab dalam kegiatan proses belajar-

mengajar karena metode berbasis masalah menuntut siswa yang

mengerjakan masalah yang diberikan guru dan dipecahkan untuk mencari

jawaban. Dengan begitu siswa yang memiliki kendala berupa berkesulitan

belajar dapat ditangani dan membuat siswa antusias dalam belajar melalui

penerapan metode berbasis masalah.

B. Kendala-Kendala Belajar Yang Dihadapi Siswa Pada Kelas VI Mata

Pelajaran Fiqih di MI NW Dasan Agung Mataram

Setiap anak didik datang disekolah tidak kecuali untuk belajar dikelas

agar menjadi orang yang berilmu dikemudian hari. Sebagian besar waktu

yang teredia harus digunakan oleh anak didik untuk belajar, tidak mesti

96 Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku, 2018),

Hlm. 80-8197

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung:Pustaka Setia, 2011), Hlm. 85.

Page 79: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

67

ketika disekolah, dirumahpun harus ada waktu yang disediakan untuk

kepentingan belajar.

Tidak ada hari tanpa belajar adalah ungkapan yang tepat bagi anak

didik.98

Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh anak didik jika

mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman

hambatan, dan gangguan. Namun, sayangnya ancaman, hambatan, dan

gangguan dialami oleh anak didik tertentu sehingga mereka mengalami

kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada anak didik yang

dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa harus melibatkan orang lain.

Tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena anak didik belum mampu

mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang lain sangat

diperlukan oleh anak didik.

Disetiap sekolah dalam berbabagi jenis dan tingkatan pasti memiliki

anak didik yang berkesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya

dirasakan oleh sekolah modern, tapi juga dimiliki oleh sekolah dipedesaan

dengan segala keminiman dan kesederhanaannya. Hanya membedakanya

pada sifat jenis dan faktor penyebabnya.

Setiap kali kesulitan anak didik dapat diatasi, tetapi pada waktu yang

lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik yang lain dalam setiap

bulan atau bahkan setiap minggu tidak jarang ditemukan anak didik yang

berkesulitan belajar. Walaupun sebenarnya masalah yang menggangu

keberhasilan belajar anak didik ini sangat tidak disenangi oleh guru dan

98

Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 233.

Page 80: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

68

bahkan oleh anak didik itu sendiri. Tetapi disadari atau tidak kesulitan

belajar datang kepada anak didk. Namun begitu usaha demi usaha harus

diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan agar anak didik dapat

keluar dari kesulitan belajar sebab bila tidak, gagalah anak didik meraih

prestasi belajar yang memuaskan. Sekolah sebagai miniatur masyarakat

menampung bermacam-macam siswa dengan latar belakang kepribadian

yang berbeda. Diantara mereka ada yang miskin, yang kaya, bodoh, dan

pintar, yang penurut dan penentang juga didalamnya ada anak-anak dari

kondisi yang berbeda. Inilah yang disebut dengan perbedaan individu

diantara mereka.99

Sesuai dengan perbedaan individu diatas, maka ada pula diantara

mereka sejumlah siswa yang dapat dikategorikan sebagai siswa yang

bermasalah. Mereka harus dipahami sesuai dengan latar belakang

masalahnya, bentuk-bentuk masalahnya sekaligus teknik-teknik

penanganannya.

Berdasarkan yang telah di paparkan pada bab II bahwa kendala-

kendala siswa belajar berupa kesulitan belajar siswa kelas VI di Madrasah

Ibtidaiyah Nahdatul Wahtan Dasan Agung Mataram dapat dikemukakan

sebagai berikut:

99

Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Renika Cipta, 2003), h.

137

Page 81: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

69

1. Tidak memahami apa yang dijelaskan guru.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, aktivitas belajar tidak

selamanya dapat berjalan lancar. Kemungkinan ada saja masalah yang

ditemukan, terutama masalah kesulitan belajar yang dialami peserta

didik. Keadaan ini merupakan masalah umum terjadi dalam proses

belajar-mengajar, terutama dalam prinsip belajar tuntas. Dalam proses

belajar-mengajar selalu saja mengalami hambatan-hambatan terutama

siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal

seperti yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah NW Dasan Agung Mataram,

siswa mengalami kesulitan belajar tidak memahami penjelasan guru

siswa ini tergolong dalam belajar lambat (slow learner) yaitu

membutuhkan waktu yang lama dalam memahami pelajaran yang

dijelaskan oleh gurunya seperti yang dikemukakan oleh Ratna

Yudhawati dan Dany Haryanto dalam bukunya yang berjudul Teori-

teori dasar psikologi pendidikan bahwa:

Slow learner atau belajar lambat adalah siswa yang lambat dalam

proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang cukup

lama.100

Pengertian Slow Lerner yaitu suatu istilah nonteknis yang dengan

berbagai cara dikenakan kepada anak anak yang sedikit terbelakang

secara mental, atau yang berkembang lebih lambat dari pada kecepatan

normal. Slow learner merupakan anak dengan tingkat penguasaan

materi yang rendah, padahal materi tersebut merupakan prasyarat bagi

100

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 143

Page 82: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

70

kelanjutan pelajaran berikutnya, sehingga mereka sering harus

mengulang. Kecerdasan mereka memang di bawah rata rata, tetapi

mereka bukan anak yang tidak mampu, hanya mereka butuh perjuangan

yang keras untuk menguasai apa yang diminta di kelas regular.101

Slow learner atau Lambat belajar adalah peserta didik yang lambat

dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama

dibandingkan sekelompok peserta didik lain yang memiliki taraf potensi

intelektual yang sama.102

Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa

yang belajar lambat adalah siswa yang memiliki potensi intelektual

sedikit dibawah rata-rata, mereka membutuhkan waktu yang cukup

lama dalam memahami penjelasan gurunya dan berulang-ulang untuk

dapat memahami pelajaran.

2. Tidak mau mendengarkan penjelasan guru.

Dalam proses belajar-mengajar selalu ada kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa selain yang telah dijelaskan diatas juga di Madrasah

Ibtidaiyah NW Dasan Agung Mataram siswa mengalami kesulitan

belajar yang bervariasi bukan saja yang belajar lambat (slow learner)

ada juga yang tidak mendengarkan penjelasan guru saat kegiatan proses

belajar berlangsung siswa ini tergolong kesulitan belajar

ketidakmampuan belajar (learning disabilities) seperti yang dikatakan

101

Agustin, Mubiar, Permasalahan Belajar dan Inovasi pembelajaran (Bandung: Refika

Aditama, 2011), h. 38. 102

Dany Haryanto, Teori teori Dasar Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2011), h. 144.

Page 83: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

71

oleh Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto dalam bukunya yang

berjudul “Teori-teori dasar psikologi pendidikan” bahwa:

Learning disabilities adalah ketidakmampuan belajar mengacu pada

gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,

sehingga hasil belajar dibawah potensi intelektualnya.103

Siswa yang mengalami learning disabilities akan tampak dari

perilaku yang memperlihatkan bahwa siswa itu tidak mau belajar atau

menghindari belajar seperti tidak mendengarkan saat guru

menyampaikan materi pelajaran, ini senada dengan yang dikemukakan

oleh Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto dalam bukunya yang

berjudul “Teori-teori dasar psikologi pendidikan” menyebutkan bahwa:

Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan tampak dari berbagai

macam gejala-gejala yang dimanifestasikan dari beberapa perilakunya

baik aspek kognikfif, afektif, maupun psikomotorik. Beberapa perilaku

yang merupakan hasil manifestasi dari gejala kesulitan belajar antara

lain: Menunjukan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai

yang dicapai atau dibawah potensi yang dimilikinya, hasil yang dicapai

tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, lambat dalam

melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari

kawan-kawannya dari waktu yang disediakan, menunjukan sikap-sikap

yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,

dusta dan sebagainya, menunjukan prilaku yang berkelainan, seperti

membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,

103

Ibid, Hlm. 143.

Page 84: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

72

mengganggu didalam ataupun diluar kelas, tidak mau mencatat

pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya,

menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti: pemurung,

mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam

menghadapi situasi tertentu.104

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa siswa yang mengalami

kendala-kendala berupa kesulitan belajar akan menunjukkan prilaku-

prilaku yang menyimpang dari yang tidak diharapkan, hal demikian

adalah bentuk perwujudan dari kendala berupa kesulitan belajar yang

siswa alami baik aspek kogniktif, afektif, maupun psikomotorik

sehingga terjadinya kesenjangan antara hasil belajar yang dicapai

dengan tingkat intelegensi siswa.

Bersandar pada pandangan diatas bahwa, seorang guru dalam

mengatasi siswa yang mendapatkan kendala dalam belajarnya berupa

kesulitan belajar, seorang guru sejatinya harus dapat memahami serta

mengerti akan kondisi anak didik karena dengan ia mengetahui apa saja

penyebab dari masalah belajar yang dialami oleh murid tersebut akan

memudahkannya dalam membantu murid yang merasakan kendala

dalam belajar berupa kesulitan dalam menerima pati pelajaran. Dengan

mengetahui kendala-kendala berupa kesulitan belajar yang dialami

siswa guru dapat dengan mudah menentukan sebuah strategi untuk

104

Ibid, Hlm. 144-145.

Page 85: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

73

mengatasi kendala-kendala berupa kesulitan belajar yang dialami

siswanya, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

Page 86: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

74

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan metode berbasis masalah (problem solving) dapat

membuat siswa yang berkesulitan belajar menjadi aktif, inisiatif dan

bertanggung jawab dalam belajarnya serta menanbah keterampilan

dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Kendala-kendala yang dihadapi siswa kelas VI mata pelajaran Fiqih

di MI NW Dasan Agung Mataram sebagai berikut: (a) Tidak

memahami yang di jelaskan guru. (b) Tidak mau mendengarkan

guru.

B. Saran

1. Saran untuk Guru:

a. Guru harus tetap belajar agar proses pembelajaran didalam kelas

berjalan secara efektif dan efisien.

b. Guru harus tetap istiqomah dalam mengajar agar mecapai tujuan

belajar yang maksimal.

2. Saran untuk Siswa:

a. Tingkatkan kedisiplinan dalam belajar serta belajar lebih giat

lagi.

b. Tingkatkan motivasi dan minat belajar.

Page 87: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdul rahman shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Prespektif Islam,

(Jakarta: Kencana, 2004).

Agustin, Mubiar, Permasalahan Belajar dan Inovasi pembelajaran (Bandung:

Refika Aditama, 2011)

Asnawi, Perbandingan Ushul Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2011),

Aminah, Penerapan metode pembelajaran problem solving dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa materi pokok segitiga kelas VII Mts. Fajrul hidayah

batu jai tahun pelajaran, (skripsi fakultas ilmu tarbiyah iain mataram,

2012/2013 )

Derek Wood. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar (Jogjakarta : katahati, 2007).

Hamdani, Strategi belajar mengajar (Bandung:Pustaka Setia, 2011)

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM,

(Jakarta, PT Bumi Aksara, 2015).

Koejaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2003).

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya,

2011).

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016).

Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku,

2018)

M. Taufik, Kreativitas Jalan Baru Pendidikan Islam, (Lembaga Pengkajian-

Publikasi Islam dan Masyarakat LEPPIM Mataram :Kurnia Kalam

Semesta)

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta :

Rineka Cipta, 2009).

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (jakarta:

rineka cipta, 2003).

Page 88: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

76

Marno dan M. Idris, strategi dan metode pengajaran (Ar-ruzz Media, jogjakarta

2008).

M. Ismail, Strategi Pembelajan Pkn (FKIP Press Universitas Mataram, mataram

2013).

Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan

Belajar Khusus, (Yogyakarta, Nuha Litera, 2010).

Mulyono, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta, Gawe Buku,

2018).

Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Renika Cipta, 2003)

Nasrul HS, Profesi Dan Etika Keguruan, (Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo,

2014).

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011).

Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2011)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2008).

Saini, Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur’an Melalui

Bimbingan Belajar Siswa Kelas Iv Mi Maraqitta’limat Tirpas Kecematan

Labuhan Haji (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Iain Mataram, 2012/2013

)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010).

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar,

(Jakarta, PT bumi aksara, 2013).

Tim Revisi Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram, (IAIN Mataram : 2011).

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2012).

Zakiyah Daradjat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2014).

Page 89: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

77

Page 90: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

80

Page 91: PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM BELAJAR SISWA KELAS …etheses.uinmataram.ac.id/1154/1/Muhammad... · 2018-12-06 · 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa

81