PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP ...
Transcript of PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP ...
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
MUSIDASARI
10539 1278 14
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
MEI 2020
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MUSIDASARI
10539 1278 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JUNI 2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan karena itu bila kau telah
selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada Tuhan, berharaplah”(QS. Al-
Insyirah 6 : 8)
"Jika kamu tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup
menahan perihnya kebodohan."(Imam Syafi’i)
Kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orangtua yang sangat ku sayangi di dunia ini
Dan juga untuk keluarga, sahabat, teman
Yang selalu hadir dalam setiap keluh kesah yang melanda Disaat
semangat mulai melemah.
Semangat, motivasi serta iringan doa tak henti mengalir dari mereka
Sehingga aku segera bangkit untuk menyelesaikan semuanya Untuk
masa depanku..
vii
ABSTRAK
Musidasari. 2020. Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Negeri 9 Makassar. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: Nurlina dan Pembimbing
II: Riskawati
Masalah utama dalam penelitian ini adalah Seberapa besar peningkatan hasil
belajar peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan
metode pembelajaran mind map, yang bertujuan Untuk mendeskripsikan seberapa
besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 9
Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map. Penelitian ini adalah
Pra-Eksperimen dengan desain penelitian one-grop pretest-posttest Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA SMA
Negeri 9 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020. Sedangkan sampelnya adalah kelas
XI MIA 5. Hasil analisis menunjukkan skor rata-rata fisika peserta didik sebelum
diajar menggunakan metode pemecahan masalah adalah 7,15 dan setelah diajar
menggunakan metode pemecahan masalah skor rata-rata fisika peserta didik 17,68
dengan standar deviasi berturut-turut adalah 2,71 dan 2,93. Dari hasil analisis uji
N-Gain diperoleh 0,58 hal ini berarti terdapat peningkatan Hasil belajar fisika
peserta didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar dalam kategori sedang.
Diharapkan metode metode pembelajaran Mind map dapat menjadi salah satu
alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
Kata Kunci : Pembelajaran Mind map, Peningkatan Hasil belajar peserta didik.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat karunia
serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Peserta Didik Di Sma Negeri 9 Makassar” . Diri ini tak akan henti- hentinya
bertahmid atas anugerah pada setiap detik, langkah, nafas yang telah diberikan
kepada penulis sehinggas kripsi ini dapat terselesaikan dan menjadi salah satu
bukti dari sederet berkah-Mu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh
dari kata sempurna, namun segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk
membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia Pendidikan
tentunya, terkhusus dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selain itu berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam perampungan tulisan ini penulis mengucapkan terimakasih banyak. Rasa
hormat dan haru penulis ucapkan kepada kedua orang tua yakni Muh Asri dan
Andi Musdalipah yang senantisa berdoa, mengasuh, mendidik, mengurus, sampai
membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Tak lupa pula penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku
pembimbing I, dan kepada Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta meluangkan waktunya sejak
awal penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.
ix
Disamping itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M , selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makasaar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D , sekalu Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Makassar, Ma’ruf, S.Pd, M.Pd selaku sekretaris
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar dan
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis tentunya.
Ucapan terimakasih pula yang sebesar- besarnya kepada Kepala Sekolah,
Guru, Staf SMA Negeri 9 Makassar, dan bapak Drs. H. Kasimuddin, selaku guru
Fisika disekolah tersebut yang telah memberikan izin, arahan, masukan, dan
bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih
banyak kepada teman- teman seperjuangan jurusan Pendidikan Fisika angkatan
2014 yang senantiasa menyemangati dan memberi masukan, serta sahabat-
sahabatku yang selalu menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala bentuk kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan sarannya yang bersifat membangun sebagai masukan yang sangat
berguna bagi penulis. Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga skripsi ini
dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Makassar, 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
PESETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ iii
SURAT PERNYATAN ......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 6
A. Belajar dan Pembelajaran ............................................................................ 6
1. Pengertian belajar .................................................................................. 6
2. Hasil Belajar ........................................................................................ 10
3. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 11
B. Kerangka Pikir ......................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 22
xi
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ....................................................................... 22
1. Jenis Penelitian ................................................................................... 22
2. Lokasi Penelitian ................................................................................. 22
B. Variabel Dan Desain Penelitian ................................................................ 22
1. Variabel Penelitian .............................................................................. 22
2. Desain Penelitian ................................................................................. 22
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 23
D. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 23
1. Populasi .............................................................................................. 23
2. Sampel Penelitian ............................................................................... 23
E. Prosedur Pelaksanaan penelitian .............................................................. 24
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 24
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................
31
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 34
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 34
B. Pembahasan ............................................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 42
A. Kesimpulan ............................................................................................... 42
B. Saran .......................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validasi dengan Uji Gregory ................................ 26
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Realibitas Item .................................................. 29
Tabel 3.3 Kategori Hasil Belajar ................................................................. 32
Tabel 3.4 Interprestasi Grain Ternomalisasi ................................................ 33
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar pada
saat Pretest dan Postest .............................................................. 34
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Peserta Didik
Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar pada Pretest ............. 35
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Peserta Didik
Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar pada saat
Posttest ........................................................................................ 36
Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Perolehan N-Gain
Ternormalisasi Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA
Negeri 9 Makassar ...................................................................... 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Judul halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ......................................................................... 17
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest
Peserta Didik kelas XI MIA 5 SMA 9 Makassar Tahun
Ajaran 2019/2020 ...................................................................... 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A .................................................................................................. 60
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) .................................... 61
A.2 Bahan Ajar .................................................................................... 68
A.3 Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) ............................................... 84
Lampiran B................................................................................................... 87
B. 1 Soal Pretest ................................................................................... 88
B.2 Soal Posttest ................................................................................... 96
B.3 Kisi-Kisi Soal ............................................................................... 104
Lampiran C................................................................................................. 108
C. 1 Analisis Uji Gregory ................................................................... 111
C. 2 Analisis Uji Validasi .................................................................. 116
C. 3 Analisis Uji Deskripsi ................................................................. 133
D. 4 Analisis Uji N-Gain .................................................................... 137
Lampiran D ................................................................................................ 139
D. 1 Nama Kelompok ......................................................................... 140
E. 2 Daftar Hadir ................................................................................. 141
Lampiran E
Dokumentasi ....................................................................................... 143
Lampiran F
Persuratan ........................................................................................... 147
BAB I
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Maka salah satu
usaha seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik sehingga hasil belajar juga akan
meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan, salah satunya adalah dengan
cara menerapkan metode pembelajaran. Pelajaran fisika bukanlah pelajaran
hafalan melainkan lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep
tersebut. Penguasaan konsep fisika diperlukan untuk dapat menyelesaikan seluruh
permasalahan fisika baik permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam bentuk soal (Fajrina, 2016).
Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang harus dikuasai oleh
seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik didalam
kelas baik secara individu maupun secara kelompok agar materi pelajaran dapat
diserap,dipahami, dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik. Metode
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan metode
secara akurat guru akan mampu mencapai pembelajaran. Tujuan di rumuskan agak
anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan
2
harus sesuai dengan tujuan. Artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, sehingga hasil belajar peserta didik akan meningkat.
Berdasarkan hasil observasi bahwa peserta didik SMA Negeri 9 Makassar
pada mata pelajaran IPA Fisika tahun ajaran 2019/2020 dari 34 peserta didik kelas
MIA 5 penilain akhir tahun hanya mencapai skor rata-rata 58. Nilai Ketuntasan
Belajar Minimal (KBM) adalah 75 yang tuntas hanya 8 orang. Presentase
ketuntasan kelas 22,2 % yaitu 8 peserta didik dari 34 termasuk dalam kategori
tuntas dan 77,8 % yaitu 26 peserta didik dari 34 termasuk dalam kategori tidak
tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa presentase perolehan sangat jauh dari standar
ketuntasan telah ditetapkan disekolah. Nilai tersebut murni hasil ulangan semester,
tetapi nilai ini masih bisa dapat berubah ketika diakumulasikan dengan nilai tugas
dan kehadiran serta partisipasi peserta didik. Namun peningkatannya tidak akan
mengalami peningkatan terpaut jauh. Hal ini disebabkan karena peserta didik tidak
dibiasakan untuk mencari dan menemukan sendiri konsep, teori, prinsip dan
hukum dalam fisika.
Melihat berbagai permasalahan yang terdapat di SMA Negeri 9 Makassar, maka
perlu diadakan penelitian dengan memfokuskan pada metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan cara menerapkan metode
pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik, membuat peserta didik aktif
dan memiliki tanggung jawab akan tugasnya serta menghargai orang lain.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti mengemukakan mengenai salah satu
metode pembelajaran yang efektif digunakan yaitu metode pembelajaran mind
map.
3
Metode mind map adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses
belajar dengan cara kerja alami otak. Mind map juga dapat menambah kreativitas
peserta didik melalui proses penggambaran mind map. Sebab, dengan
menggunakan metode mind map yang menggunakan bahasa gambar dan
membantu siswa dalam menyusun, mengembangkan, dan mengingat informasi
yang telah dipelajari sehingga proses pembelajaran di kelas akan lebih
menyenangkan.
Berdasarkan uraian tentang permasalahan di atas, peneliti melakukan
penelitian dengan judul “ Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map
terhadap Peningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 9
Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah antara lain:
1. Seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA SMA
Negeri 9 Makassar sebelum diterapkan metode pembelajaran mind map?
2. Seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI MIA SMA
Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran min map?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMA
Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind map?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis:
1. Untuk menganalisis seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI
MIA SMA Negeri 9 Makassar sebelum diterapkan metode pembelajaran mind
map.
2. Untuk menganalisis seberapa besar hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI
MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode pembelajaran mind
map.
3. Untuk mendeskripsikan seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas XI MIA SMA Negeri 9 Makassar setelah diterapkan metode
pembelajaran mind map.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Melalui penerepan metode mind map, peserta didik dapat meningkatkan
motivasi dan minat belajar serta pemahaman konsep mengenai fisika
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar Fisika peserta didik. Di
harapkan mengurangi rasa bosan dalam kegiatan belajar peserta didik
terutama pada mata pelajaran fisika.
5
2. Guru
Metode mind map dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan
bertindak kreatif. Diharapkan dapat memberikan masukan dan pengalaman
langsung bagi guru agar dapat menerapkan metode mind map dalam
pembelajaran sehingga dapat menciptkan kegiatan belajar yang menarik.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi untuk
perbaikan proses pembelajaran fisika di sekolah, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik serta kualitas pendidikan.
4. Peneliti
Memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, dapat
meningkatkan motivasi peneliti untuk terus belajar dan menambah wawasan
serta pengalaman dalam pendidik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian belajar
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia. Sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya
proses belajar telah berlangsung secara berkesinambungan. Melalui belajar
manusia dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Aktualisasi
dari potensi tersebut sangat bermanfaat bagi manusia untuk dapat
menyesuaikan diri dengan pemenuhan kebutuhannya. Keunggulan
seseorang terletak pada semangat, kemauan dan keuletannya dalam
belajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
dan kemampuan, serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada
individu.
Belajar menurut Susanto (2013: 4) merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar dan disengaja untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang
akibatnya terjadi perubahan perilaku seseorang yang wajar dan baik dalam
berpikir, merasa, maupun bertindak. Dengan demikian,
7
belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, tetapi
memahami. Hilgard dalam Susanto (2013: 3) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.
Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,
tingkah laku, dan in diperoleh melalui latihan atau pengalaman.
Selanjutnya, Hamalik (2013: 37) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, peneiliti
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
dalam keadaan sadar untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan
membangun perubahan tingksh lsku individu melalui interaksi dengan
lingkungan sebagai hasil dari pengalaman seseorang. Perubahan tersebut
ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan
serta dapat menerapkan dan mengaitkannya dengan realitas sebagai hasil
dari pengalaman yang bersifat permanen.
1. Tujuan Belajar
Tujuan belajar yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Dr.
Nana Sudjana (2016: 57-58) menyatakan bahwa tujuan proses
belajarmengajar lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalan
kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama efesiensi keefektifan
produktivitasnya. Beberapa diantaranya adalah (a) efesiensi dan
keefektifan pencapaian tujuan intruksional, (b) keefektifan dan relevansi
8
bahan pengajaran, (c) produktivitas kegiatan belajar-mengajar, (d)
keefektifan sumber dan sarana belajar, dan (e) keefektifan penilaian hasil
dan hasil prosel belajar.
Sejalan dengan tujuan tersebut, dimensi penilain proses belajar
berkenaan dengan komponen-komponen yang membentuk proses belajar
dan keterkaitan atau hubungan diantara komponen-komponen tersebut.
Komponen pengajaran sebagai dimensi penilaian proses belajar mengajar
setidak-tidaknya mencakup.
a) Tujuan pengajaran atau tujuan intruksional,
b) Bahan pengajaran,
c) Kondisi siswa dan kegiatan belajarnya,
d) Kondisi guru dan kegiatan mengajarnya,
e) Alat dan sumber belajar yang digunakan,
Aspek-aspek yang dinilai dari komponen-komponen di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Komponen tujuan instruksional yang meliputi aspek-aspek ruang
lingkup tujuan, abilitas yang terkandung didalamnya, rumusan tujuan,
tingkat kesulitan pencapaian tujuan, kesesuaian dengan kemampuan
siswa,jumlah dan waktuyang tersedia untuk mencapaianya,kesesuaiannya
dengan kurikulum yang berlaku, keterlaksanaannya dalam pengajaran.
Komponen bahan penagajaran yang meliputi ruang lingkupnya,
kesesuaian dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan, kemudahan
9
memperoleh dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksaan
sesuai dengan waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk
mempelajarinya, cara mempelajarinya, kesinambungan bahan, relevansi
bahan dengan kebutuhan siswa, prasyarat mempelajarinya.
Komponen siswa yang meliputi kemampuan prasyarat, minat dan
perhatian, motivasi, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar, kesulitan
belajar, fasilitas belajar yang dimiliki, hubungan sosial dengan teman
sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian,
kebutuhan belajar, identitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya
dengan pendidikan di sekolah.
Komponen guru, yang meliputi penguasaan mata pelajaran,
keterampilan mengajar,sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara
mengajar, cara menilai, kemauan mengembangkan profesinya,
keterampilan berkomunikasi, kepribadian, kemauan dan kemampuan
memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa, hubungan dengan
siswa dan rekan sejawatnya, penampilan dirinya, keterampilan lain yang
diperlukan.
Komponen alat dan sumber belajar yang meliputi alat dan
jumlahnya, daya guna, kemudahan pengadaannnya, kelengkapannya,
manfaatnya bagi siswa dan guru, cara menggunakannya. Dalam alat dan
sumber belajar ini termasuk alat peraga, buku sumber, laboratorium, dan
perlengkapan belajar lainnya.
10
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan dalam proses belajar adalah
berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari bukan karena kebetulan tetapi melalui beberapa tahapan
perencanaan sebelumnya. Tingkat pencapaian hasil belajar oleh peserta
didik disebut hasil belajar (Sudjana, 2004)
Hasil belajar fisika peserta didik merupakan proses belajar yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Terjadinya perubahan
dapat dilihat dengan bertambah baik atau meningkatnya pencapaian
kemampuan peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar dan
itu dapat diketahui dengan beberapa cara pengukuran.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif,efektif dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian
hasil belajar, peranan tujuan intruksional yang berisi kemampuan dan
tingkah laku yang di inginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting
sebagai dasar dan acuan penilaian. Menurut susanto (2013: 5 ) hasil belajar
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kogniti sebagai hasil dari kegiatan belajar. Belajar
sendiri merupakan suatu proses dari diri seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
11
Sementara itu menurut Kasmadi dan Sunariah (2014: 44) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa
setelah melakukan kegiatan, belajar. Terjadinya perubahan perilaku
tersebut dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan
siswa sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan belajar yang
dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajarn sehingga
mengakibatkan perilaku siswa secara keseluruhan setelah proses belajar
yang dapat diukur dan diamati berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Hasil belajar yang diamati pada penelitian ini difokuskan
pada ranah kognitif dengan kata kerja operasional yaitu tingkatan
pengetahuan C1, pemahaman C2, dan penerapan C3.
3. Pengertian Pembelajaran
Kata “Pembelajaran” merupakan terjemahan dari “instruction”, yang
banyak di pakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini
banyak di pengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang
menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini
juga di pengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat
mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam
media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan
lain sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan
peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai
sumber belajar. Hal ini seperi yang di ungkapkan Sanjaya (2006: 102).
12
Yang menyatakan bahwa, “instruction is a set of efent that effect learning
in such a way that learning is facilitated.” Oleh karena itu menurut
Sanjaya, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran
(instruction), dimana peran guru lebih di tekankan kepada bagaimana
merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia
untuk di gunakan atau di manfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Dalam istilah “pembelajaran” yang lebih dipengaruhi oleh
perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat di manfaatkan untuk
kebutuhan belajar, siswa di posisikan sebagai subjek belajar yang
memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar
mengajar siswa di tuntut untuk beraktivitas secara penuh, bahkan secara
individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, kalau dalam
istilah “mengajar (pengajaran)” atau “teaching “ menempatkan guru
sebagai “pemeran utama” memberikan informasi, maka dalam
“instruction” guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage
berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.
Menurut Susanto (2013: 19) pembelajaran diartikan sebagai proses,
perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik (siswa)
mau belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan
siswa pada lingkungan belajar sebagai proses pencapaian tujuan belajar
13
sehingga siswa dapat belajar dengan baik yaitu menciptakan kondisi agar
siswa dapat belajar secara kondusif, memotivasi siswa untuk belajar dan
melakukan penilaian terhadap hasil dari kegiatan belajaryang telah
dilakukan. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan
siswa, interaksi tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung.
A. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan bertujuan untuk membuat
siswa menjadi lebih pandai dan memiliki kreativitas yang nantinya dapat
digunakan untuk bekal setelah selesai menempuh pendidikan. Seorang
pengajar pasti memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses
pembelajarannya. Tidak mungkin seorang guru melakukan proses
pembelajaran tanpa dasar yang jelas dan sistematis. Tentu ada patokan yang
harus dipenuhi atau dipatuhi dalam melakukan sebuah pembelajaran supaya
tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal.
Cara seorang guru yang digunakan dalam mengajar agar proses transfer
ilmu berjalan dengan mudah sehingga siswa menjadi lebih paham disebut
sebuah metode mengajar. Penggunaan metode merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Aqib, dkk., (2010: 102)
menyatakan bahwa secara khusus metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan sebagai prinsip dasar
14
pembelajaran. Selain itu, metode juga merupakan perpanduan berbagai teknik
terkait dan sumber daya lainnya agar terjadi proses pembelajaran.
Metode mind map dapat diartikan sebagai metode belajar dengan
membuat catatan yang menarik dan menyenangkan dengan melibatkan kedua
belah otak untuk menghasilkan catatan yang terdiri atas kata-kata, warna,
garis, serta gambar, pada selembar kertas kertas kosong putih.
2. Langkah-langkah Metode Mind Map
Setiap metode pembelajaran memiliki langkah-langkah yang mencari
ciri khasnya sendiri. Begitu pula dengan metode mind mapmemiliki
langkahlangkah yang berbeda dengan motode lain. Mind map adalah salah
satu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, sedangkan hasil dari
mind map disebut mind map. Mind map adalah suatu digram yang digunakan
untuk mempresentasikan kata-kata, tugas-tugas, ataupun sesuatu lain yang
dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama. Kemahiran dalam
membuat mind map dapat diupayakan dengan melatih siswa untuk gemar
menulis dan menggambar. Untuk melaksanakan metode pembelajaran mind
map yang baik dan benar agar berjalan lancar dan optimal, diperlukan aturan
menyusun suatu mind map.
Menurut Miftahul Huda, (2013:307-308) untuk menggunakan mind
map ada beberapa langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan, antara
lain :
1. Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci-kata
kunci dari ceramah tersebut.
15
2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai
poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.
3. Membranstormingsemua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang
topik tersebut.
4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan
memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.
5. Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada
satu lembar saja.
6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan topik bahasan.
7. Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.
Sementara itu, ada tahap-tahap penting yang harus dilalui untuk melalui
mind map, antara lain sebagai berikut.
Letakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah halaman kertas. Akan
lebih mudah jika posisi kertas tidak dalam keadaan tegak lurus (portrait),
melainkan dalam posisi terbentang (landscape).
Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan warna yang berbeda-beda
untuk menunjukkan hubungan antara tema utama dan gagasan-gagasan
pendukung lain. Hubungan-hubungan ini sangat penting, karena ia bisa
membentuk keseluruhan pemikiran dan pembahasan tentang gagasan
utama tersebut.
16
Hindari untuk bersikap latah; lebih menampilkan karya bagus daripada
konten di dalamnya. Mind map harus dibuat dengan cepat tanpa ada jeda
dan editing yang menyita waktu. Untuk itulah, sangat penting
mempertimbangkan setiap kemungkinan yang harus dan tidak harus
dimasukkan ke dalam peta tersebut.
Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi sesuatu yang
berbeda pula. Misalnya, warna biru untuk sesuatu yang wajib muncul
dalam peta tersebut, hitam untuk gagasan lain yang bagus, dan merah
untuk sesuatu yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Tidak ada teknik
pewarnaan yang pasti, namun pastikan warna-warna yang ditentukan
konsisten sejak awal.
Biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas, ini dimaksudkan agar
memudahkan penggambaran lebih jauh ketika ada gagasan baru yang
harus ditambahkan.
17
3. Teori Mind Map dalam Pembelajaran Fisika
Peserta didik selalu mengalami kesulitan dalam belajar Fisika maka
guru hendaklah selalu meningkatkan kemampuan prefesional. Dalam proses
pembelajaran dibutuhkan metode,strategi, ataupun pendekatan yang tepat.
Pendekatan adalah cara yang ditempuh guru dalam siasat yang sengaja
direncanakan agar pelaksanaan pembelajaran. Strategi adalah siasat yang
sengaja direncanakan agar pelaksanaan pembelajaran lancer. Metode adalah
cara menyajikan materi dalam pembelajaran. Guru adalah ujung tombak
pelaksanaan kegiatan pembelajaran sekolah. Guru harus mampu memiliki
pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik pokok bahasan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas
peserta didik untuk belajar lebih banyak dan menyenangkan adalah dengan
Contoh Mind Map
Komponen - Komponen Mind
Topik sentral topik utama Sub topik
MIND MAP
Tujua n Mind Map Mind map sangat baik
Lebih mudah dipahami
Mempercepat proses
pencatatan
Kegunaan Mind Map
Di gunakan untuk membentuk
Di gunakan untuk mendesain
Memecahkan masalah
18
membuat Mind Map. Mind Map atau peta pikiran adalah metode mempelajari
konsep didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi.
Jadi Mind Map adalah model grafis yang berupa diagram, bagan, alur
atau simbol yang berisi konsep-konsep dalam pembelajaran fisika yang dibuat
menyerupai cabang-cabang sel syaraf dan sekilas Nampak seperti cabang-
cabang pohon. Melalui model ini peserta didik saling berinteraksi dalam
mengemukakan pendapatnya dan menuliskan kembali pengetahuan yang
dimilikinya sehingga peserta didik lebih mudah memahami konsep IPA
Fisika.
Dengan membuat Mind Map peserta didik akan lebih mudah
mempelajari Fisika. Karena peserta didik akan lebih banyak membaca materi
fisika dan berimajinasi untuk dituangkan ke dalam diagram atau
cabangcabang sebagaimana simpul syaraf. Sekarang Fisika bukan lagi mata
pelajaran yang sulit dan membosankan, tapi Fisika menjadi lebih
menyenangkan dan selalu ditunggu kehadiran mata pelajaran tersebut dikelas
oleh peserta didik.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Map
Metode pembelajaran mind map di gunakan dalam kegiatan
mencatat, meringkas dan menghafal suatu materi. Mind map sebagai
metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. DePorter
(2013: 171-172) menyatakan bahwa kelebihan mind map adalah fleksibel.
Dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan
19
menyenangka. Sedangkan kekurangan mind map adalah tidak semua detail
informasi dapat dimuat, hanya siswa aktif yang dapat terlibat, dan
memerlukan waktu yang cukup banyak untuk membuat mind map.
Menurut Kurniasih dan Berlin (2015: 54) kelebihan dan kekurangan
mind map adalah sebagai berikut.
a) Kelebihan mind map
1. Cepat dimengerti dan cepat juga dalam menyelesaikan persoalan.
2. Mind map terbukti dapat digunakan untuk mengorganisasikan
ideide yang muncul di kepala.
3. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
b) Kekurangan mind mip
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak sepenuhnya siswa yang belajar.
3. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa mind
map memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan mind map
antara lain dapat memacu kreativitas siswa, meningkatkan pemahaman,
lebih mudah diingat, serta menyenangkan bagi siswa . adapun kelemahan
mind map yaitu cenderung hanya siswa yang aktif saja yang terlibat dan
detail informasi tidak dapat dimuat semua dan memerlukan waktu yang
lama.
20
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas dapat
disusun kerangka berpikir, pembelajaran yang dibahas di sini yaitu metode
pembelajaran mind map. Kerangka pikir ini bertujuan untuk mengetahui arah
yang akan dilakukan oleh peneliti. Dimana penelitian dilakukan dengan pra
eksperimen one-group pretest-pottest yaitu penelitian ini terfokus hanya pada
satu kelompok dan diterapkan metode pembelajaran mind map bentuk
perlakuan. Dalam model desain penelitian ini, terdapat suatu kelompok diberi
perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
21
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Penerapan metode pembelajaran pada peserta didik
Studi pendahuluan (observasi)
Di SMA Negeri 9 Makassar
1. Peserta didik merasa jenuh dalam pembelajaran
2. Kurang melibatkan diri dalam pembelajaran
Peserta didik dapat meningkatkan motivasi dan
minat belajar
Di harapkan hasil belajar peserta didik meningkat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian Pre-Eksperimental Design (Pra
Eksperimen).
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMANegeri 9 Makassar.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel bebas :Metode Pembelajaran Mind Map
Variabel terikat: Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
2. Desain Penelitian
Menentukan langkah-langkah dalam Pre–experimental design dengan
desain penelitian One-group pretest-postest design sebagai
berikut:
O1 X O2
dengan:
O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
X = Perlakuan yang diberikan
Sugiyono (2016:111)
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
23
1. Metode mind map adalah metode belajar dengan membuat catatan yang
menarik dan menyenangkan dengan melibatkan kedua belah otak untuk
menghasilkan catatan yang terdiri atas kata-kata, wrna, garis, serta gambar,
pada selembar kertas-kertas putih.
2. Hasil belajar fisika peserta didik adalah skor total kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan soal-soal yang dilihat dari skor perolehan.
Kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif yang mencakup mengingat
(C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan mengnalisis (C4) yang
diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA
Negeri 9 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 307 orang
terdiri dari 9 kelas
2. Sampel penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara
simple random sampling,maka terpilihlah kelas XI MIA 5 yang berjumlah
34 orang, karena kelas populasi adalah homogen.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan inti pelaksanaan
penelitian pada kelas yang diteliti (sampel penelitian). Pada penelitian ini
akan dilakukan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik,
setelah melakukan pre-test peneliti akan memberikan perlakuan dengan
24
menerapkan metode pembelajaran mind map. Setelah kegiatan pengajaran
dilaksanakan, peneliti akan melakukan post-test untuk mengetahui
pemahaman konsep peserta didik setelah diterapkan metode pembelajaran
mind map . Data tentang aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
diperoleh dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan).
2. Penyelenggaraan Tes
Tes hasil belajar fisika diberikan sebelum dan setelah penerapan
metode Mind map.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu tes hasil belajar fisika.
Tes yang digunakan sebagai pengumpul data variabel hasil belajar fisika
dengan ranah kognitif yang mencakup mengingat (C1), memahami (C2),
menerapkan (C3), dan menganalisis (C4).Bentuk instrumen dalam penelitian ini
adalah multiple choice test (pilihan ganda).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan hasil belajar adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Instrumen Penelitian
Hal yang dilakukan setelah pembuatan perangkat pembelajaran sebagai
pendukung dari pengembangan pembelajaran fisika dan instrumen adalah
melakukan pengujian instrumen oleh pakar/ahli atau disebut dengan uji
Gregory. Koefisien validitas isi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
oleh beberapa orang pakar/ahli (Gregory, 2000). Untuk menentukan koefisien
25
validitas isi, hasil penilaian dari kedua pakar dimasukkan kedalam tabulasi
silang 2 x 2 yang terdiri dari kolom A, B, C dan D. Kolom A adalah sel yang
menunjukkan ketidaksetujuan kedua penilai. Kolom B dan C adalah sel yang
menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua (penilai
pertama setuju dan penilai kedua tidak setuju atau sebaliknya). Kolom D
adalah sel yang menunjukkan persetujuan antara kedua penilai. Untuk lebih
mudahnya, penentuan validitas konstruk/isi dengan teknik Gregory seperti
pada Gambar 3.1
Penilai Pakar #1
Relevansi Lemah Relevansi Kuat (butir bernilai 1 (butir bernilai 3
atau 2) atau 4) Relevansi Lemah (butir bernilai 1 atau 2)
Penilai Pakar #2 Relevansi Kuat (butir bernilai 3 atau 4)
Gambar 3.1 Model Kesepakatan antar Penilai untuk Validitas Isi
Keterangan:
A = banyaknya butir dalam sel A (relevansi lemah-lemah)
B = banyaknya butir dalam sel B (relevansi kuat-lemah)
C = banyaknya butir dalam sel C (relevansi lemah-kuat)
D = banyaknya butir dalam sel D (relevansi kuat-kuat)
Adapun rumus untuk memperoleh reliabilitas yang digunakan adalah
seperti berikut
Koefisien konsistensi internal:
A B
C D
26
Data yang diperoleh dalam penelitian ini semuanya diolah dan
dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yaitu statistik deskriktif dan
statistik inferensial.
Syarat uji Gregory, jika Vc 0,75 atau 75% maka dapat dinyatakan
konsisten internal (kesepahaman pakar)
Setelah divalidasi oleh dua orang pakar.Hasil analisis validasi dengan
menggunakan uji Gregory ditunjukan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validasi dengan Uji Gregory
No Perangkat Pembelajaran R Ket
1 RPP 1,00 Layak digunakan
2 LKPD 1,00 Layak digunakan
3 Bahan Ajar 1,00 Layak digunakan
4 Tes Hasil Belajar 1,00 Layak digunakan
Sumber: Data hasil pengolahan (2020)
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas dengan hasil uji Gregory r ≥ 0,75 dapat
disimpulkan bahwa semua perangkat yang digunakan dalam penelitian layak
digunakan. Hasil uji Gregory dapat dilihat pada Lampiran C.
2. Tahap kedua
Semua item tes yang telah disusun dikonsultasikan ke dosen
pembimbing untuk selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui validitas
dan reabilitas sebelum digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan
untuk melihat apakah tes kemampuan ini layak atau tidak untuk digunakan,
dalam artian apakah tes kemampuan ini valid dan dapat dipercaya.
27
Kemudian instrumen penelitian sebelum digunakan sebagai tes hasil
belajar, terlebih dahulu diuji cobakan untuk menentukan validitas dan
reliabilitas tes.
a) Untuk pengujian validitas setiap item tes dengan menggunakan rumus
yakni sebagai berikut :
M p M t p
pb1 SDt q
Sudijono(2014: 258)
dengan :
pb1 = Koefesien korelasi biserial
Mp= Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki
jawaban benar
Mt = Rerata skor total
SDt = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada
soal (tingkat kesukaran) q = Proporsi peserta
didik yang menjawab salah(1 –p)
Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai
𝑝𝑏𝑖 (i) dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan = 0,05 dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika nilai pbi (i) ≥ rtabel, item dinyatakan valid
Jika nilai pbi (i) < rtabel, item dinyatakan invalid
28
Item yang memenuhi kriteria dan mempunyai reabilitas tes yang
tinggi selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas
eksperimen.
b) Reliabilitas
Untuk mengetahui konsistensi instrumen yang digunakan, maka
harus ditentukan reliabilitasnya. Kriteria tingkat reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item
Hasil Perhitungan Kategori
ri≤ 0,20 Sangat Rendah
0,20 <ri ≤ 0,40 Rendah 0,40 <ri ≤ 0,60
Sedang
0,60 <ri ≤ 0,80 Tinggi
0,80 <ri ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka harus
ditentukan reliabilitasnya. Untuk perhitungan reliabilitasnya tes, maka
digunakan rumus Kuder dan Richardos (KR-20) yang dirumuskan:
Payadnya & Jayantika ( 2018: 29 )
29
dengan:
ri = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
𝑞𝑖 = 1 – st2 =
Variansi total
Sugiyono(2016: 186)
Item yang memenuhi kriteria valid mempunyai koefisien
reliabilitas tes yang tinggi, yang dapat digunakan sebagai hasil belajar
fisika.
Penelitian ini akan dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika
SMAN 9 Makassar untuk meminta izin melaksanakan penelitian
b) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d) Menyusun instrumen penelitian dalam bentuk pilihan ganda untuk
tes sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran Mind
map
e) Melakukan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kondisi peserta
didik sebelum diterapkan metode pembelajaran Mind map.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini mulai dilaksanakan proses pembelajaran pada
kelas sampel yang sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan.
30
Proses mengajar dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menerapkan
metode pembelajaran Mind map.
3. Tahap akhir
Setelah seluruh kegiatan pengajaran dilaksanakan maka
dilakukan tes hasil belajar fisika sebagai tes akhir (post-test). Tes
inidiberikan pada kelas yang ditetapkan sebagai sampel penelitian
dengan menggunakan metode pembelajaran mind map.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor
dikonversi dalam bentuk nilai menggunakan rumus sebagai berikut:
N x 100
Sugiyono(2014: 59)
dengan:
N = Nilai peserta didik
SS = Skor hasil belajar peserta didik
SI = Skor ideal
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil
penelitian,yakni untuk mengetahui skor rata-rata peserta didik, skor
terendah, skor tertinggi, standar deviasi, distribusi dan frekuensi.
a. Rumus untuk rata-rata (x) adalah:
31
dengan:
𝑋̅ = Skor rata-rata sampel fi = Frekuensi
yang sesuai dengan tanda kelas xi = Tanda kelas
Purwanto(2016: 201)
b. Rumus standar deviasi:
s
dengan:
s = Standar deviasi xi
= Titik tengah kelas
𝑓𝑖 = frekuensi
n = Jumlah sampel penelitian
Sugiyono(2014: 58)
Untuk mengkategorikan tingkat hasil belajar peserta didik
digunakan interval skor atau nilai dan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori Skor Hasil Belajar
Interval Presentase Kategori
81 - 100 Sangat Tinggi
61 - 80 Tinggi
41 - 60 Sedang
21 - 40 Rendah
0 - 20 Sangat Rendah
Riduwan (2012: 20)
32
2. Uji N-Gain
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik maka
digunakan nilai rata-rata gain yang dinormalisasikan. Gain
dinormalisasikan merupakan perbandingan antara skor gain pretestposttest
kelas terhadap gain maksimum yang mungkin diperoleh, yang
menggunakan faktor Hake berikut:
dengan:
⟨𝑺𝒑𝒐𝒔𝒕⟩ = skor rata-rata posttest
⟨𝑺𝒑𝒓𝒆⟩ = skor rata-rata pretest
Adapun interpretasi ⟨𝒈⟩ yang diperoleh ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Interpretasi Gain Ternormalisasi ⟨𝒈⟩
Nilai gain ternormalisasi ⟨𝒈⟩ Kriteria
Rendah
Sedang
Tinggi
Meltzer (2003:153)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan hasil
analisis statistik deskriptif dan hasil analisis N-Gain Ternormalisasi. Pengolahan
statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai
responden dan analisis statistik N-Gain Ternormalisasi digunakan untuk
mengetahui peningkatan setelah diajar menggunakan metode Mind Map.
1. Analisis Deskriptif
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan posttest.
Pretest dan posttest dilaksanakan dengan menggunakan tes pilihan ganda
sebanyak 25 soal, yang merupakan hasil dari validasi dan uji coba. Pretest
diberikan sebelum memberikan perlakuan, kemudian setelah beberapa kali
pertemuan dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map selanjutnya
diberikan posttest untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas
XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar
Skor Statistik
Statistik
Pretest Posttest
Ukuran Sampel 34 34
Skor Tertinggi 14 22
Skor Terendah 3 11
Skor Ideal 25 25
34
Rentang Skor 11 11
Skor Rata-rata 7,15 17,68
Standar Deviasi 2,93 2,71
Sumber: Data Hasil Pengolahan (2020)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan gambaran hasil belajar
fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar menggunakan metode
pembelajaran Mind Map. Berdasarkan sampel yang diteliti, diperoleh bahwa
hasil belajar fisika kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar sebelum diajar
menggunakan metode pembelajaran Mind Map menunjukkan bahwa skor
tertinggi yang dicapai adalah 14 dan skor terendah adalah 3 dari skor ideal 25
yang mungkin diperoleh, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 7,15
dengan standar deviasi 2,93 dan setelah diajar menggunakan metode
pembelajaran Mind Map menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai
adalah 22 dan skor terendah adalah 11 dari skor ideal 25 yang mungkin
diperoleh, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 17,68 dengan standar
deviasi 2,71. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C)
Tabel 4.2 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik pada
Pretest
Interval Presentase Kategori
21 - 25 Sangat Tinggi
16 - 20 Tinggi 11- 15 Cukup 6 - 10 Rendah 0 - 5 Sangat Rendah
35
Dari Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa persentase hasil belajar fisika
peserta didik sebelum diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Mind
Map. Persentase kategori sangat rendah skor hasil belajar peserta didik yaitu
sebesar 32,4% dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang, 52,9% berada
pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 18 orang, 14,7%
berada pada kategori cukup dengan jumlah peserta didik adalah 5 orang dan
tidak terdapat peserta didik yang memenuhi kategori tinggi dan sangat tinggi.
Tabel 4.3 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada
Posttest
Interval Kategori
21 - 25 Sangat Tinggi
16 - 20 Tinggi
11- 15 Cukup
6 - 10 Rendah
0 - 5 Sangat Rendah
Dari Tabel 4.3 dapat terlihat bahwa hasil belajar fisika peserta didik
setelah diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Mind Map tidak
terdapat peserta didik dalam kategori sangat rendah dan rendah, 26,5%
berada pada kategori cukup dengan jumlah peserta didik adalah 9 orang,
70,6% berada pada kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 24
orang, 2,9% berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah peserta didik
adalah 1 orang. Jadi frekuensi yang lebih banyak pada pretest berada pada
interval 6 – 10 dengan kategori rendah sedangkan pada posttest frekuensi
yang lebih banyak berada pada interval 16 - 20 dengan kategori tinggi.
36
Data perbandingan tabel distribusi frekuensi pada saat pretest dan
posttest dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini berdasarkan tabel 4.2 dan
4.3
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuansi Pretest dan Posttest Peserta Didik
Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar Tahun Ajar
2019/2020
Grafik 4.1 menunjukkan perbandingan Frekuensi Pretest dan Posttest peserta
didik. Pada gambar terlihat grafik tertinggi yaitu pada grafik kategori sangat tinggi
pada frekuensi posttest. Dapat dilihat pula bahwa presentase untuk kategori tinggi
frekuensi posttest memiliki presentase yang lebih besar disbanding frekuensi
pretest. Sedangkan untuk kategori rendah frekuensi posttest memiliki presentase
yang lebih besar di bandingkan frekuensi pretest.
2. Hasil Analisis N-Gain
Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikansi
peningkatan hasil belajar peserta didik (pretest dan posttest)
0
5
10
15
20
25
Sangat Rendah
Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi Pretest
Frekuensi Posttest
37
menggunakan rumus N-Gain. Pada tabel 4.4 berikut ini disajikan
distribusi dan persentase N-Gain berdasarkan kriteria indeks gain.
Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi
Peserta Didik Kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9 Makassar
Rentang Kategori Frekuensi Presentase N-Gain
0,3 <⟨𝒈⟩≤ 0,7
Sedang
28 82,35
0,58
⟨𝒈) > 0,7 Rendah 0 0,00
Jumlah 34 100
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik yang
berada pada kategori rendah dan 82,35% (28 peserta didik) memenuhi
kategori sedang serta 17,65% (6 peserta didik) memenuhi kategori tinggi.
Terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 9
Makassar tahun ajar 2019/2020 memiliki nilai rata-rata N-gain sebesar
0,58 dengan kategori sedang. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran C)
B. Pembahasan
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan
desain penelitian yang one-group pretest posttest design. Dengan judul
⟨ 𝒈 ⟩ 0, 3 < Tinggi 6 17 65 ,
38
“Penerapan metode pembelajaran mind map untuk meningkatkan hasil belajar
siswa di SMA Negeri 9 Makassar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran mind map kelas XI MIA 5 di SMA Negeri 9 Makassar
pada materi Hukum Termodinamika. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta
didik yang diajar dengan menggunakan metode mind map lebih tertarik
mengikuti pelajaran dan dengan mudah memahami materi pelajaran, sehingga
Hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Adapun hasil analisis deskriptif pada penelitian ini yang didapat pada
posttest lebih besar dari pada pretest, hal ini dapat terlihat pada skor rata-rata
yang diperoleh peserta didik pada pretest 7,15 dengan standar deviasi 2,93
sedangkan posttest rata-rata skor yang diperoleh peserta didik 17,68 dengan
standar deviasi 2,71. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang berarti
sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran mind map.
Sedangkan pada hasil analisis N-gain, diperoleh peningkatan hasil belajar
fisika peserta didik, dari 34 peserta didik terdapat 6 peserta didik atau
(17,65%) yang memperoleh kategori tinggi, 28 peserta didik atau (82,35%)
yang memperoleh kategori sedang dan tidak ada peserta didik yang
memperoleh kategori rendah. Adapun skor hasil analisis N-gain adalah 0,58
yang memperoleh kategori sedang. Hasil analisis ini menggambarkan bahwa
setelah menerapkan metode pembelajaran mind map terjadi peningkatan hasil
belajar peserta didik.
39
Selain dari hasil belajar fisika, pada penggunaan metode pembelajaran
mind map juga dapat meningkatkan motivasi dan kerja sama peserta didik
dalam proses pembelajaran, terlihat pada saat peserta didik mengerjakan
LKPD.
Berdasarkan temuan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode pembelajaran mind map dapat membantu peserta didik
dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Jadi salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan metode pembelajaran mind
map karena dalam kegiatan inti proses pembelajaran berpusat pada peserta
didik sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi fisika yang
sedang dipelajari.
Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa skor hasil belajar
fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran Mind map lebih
tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan metode diskusi. Beberapa
faktor penyebabnya adalah peserta didik lebih tertarik belajar dengan metode
pembelajaran Mind map karena membantu peserta didik mengarah kebenaran
yang pasti. Selain itu, metode pembelajaran Mind map peserta didik lebih
mudah dalam memahami materi yang disajikan. Pembelajaran dengan metode
pembelajaran Mind map juga membuat peserta didik merasa proses belajar
lebih nyata serta lebih bermakna karena peserta didik menemukan suatu
konsep dan melibatkan peserta secara aktif dan mandiri.
40
Motivasi peserta didik juga meningkat, hal ini terlihat antusias peserta didik saat
pembelajaran berlangsung. Sebelum diajar dengan metode pembelajran Mind
map, pembelajaran berlangsung yaitu peserta didik cenderung menunggu
penyampaian informasi dari pendidik, sehingga menyebabkan hasil belajar peserta
didik tidak sesuai dengan KBM yang ada tetapi dengan diajarkan metode
pembelajaran Mind map peserta didik aktif dan menemukan sendiri,menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, serta posisi pendidik
dikelas sebagai pembimbing dan mengarahkan pembelajaran sesuai tujuan.
Kondisi seperti ini tujuannya merubah kegiatan belajar mengajar yang aktif
selama pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Skor rata-rata hasil belajar fisika sebelum diterapkan metode Mind Map pada
peserta didik Kelas XI MIA 5 SMAN 9 Makassar sebesar 7,15.
2. Skor rata-rata hasil belajar fisika setelah diterapkan metode Mind Map pada
peserta didik Kelas XI MIA 5 SMAN 9 Makassar sebesar 17,68.
3. Terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik Kelas XI MIA 5 SMAN
9 Makassar sesudah diterapkan metode Mind Map dalam kategori
sedang (0,58).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat
dikemukakan oleh peneliti adalah:
1. Bagi pendidik, diharapkan metode Mind Map dapat menjadi salah satu
alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika dalam meningkatkan hasil
belajar fisika peserta didik.
2. Dalam proses pembelajaran, pendidik perlu mengatur alokasi waktu yang tepat
sehingga semua kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, terutama
42
pada tahap diskusi dan presentasi, dan soal pada lembar kerja disesuaikan
dengan kemampuan peseta didik kelas XI.
3. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul
yang sama agar penelitian yang dilakukan dapat disempurnakan lagi.
43
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, TK. Yrama
widya. Bandung.
Fajrina. 2016. Analisis Penguasaan Konsep Menggunakan Taksonomi Anderson
Materi Listrik Statis Di SMA Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Fisika.
Volume 3.
Gregory, R. J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn And Bacon.
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Kasmadi & Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern penelitian Kuantitatif.
Alfabeta. Bandung
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena. Jakarta.
Meltzer, E. 2003. The relationship beetween Mathematics Preparation AndConseptual Learning Gains: A Possible “Hidden Variable” In
DiagnosticPretest Scores. Jurnal Department of Physics And Astronomy, Lowa State University, Ames, Lowa 50011.
Payadnya, I Putu Ade Andre & I Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika. 2018.
Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik dengan SPSS.
Yogyakarta: Deepublish.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riskawati, R. (2017). Pengaruh Pemberian Kuis Pada Proses Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X1 SMKN 4 Bulukumba. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 90-98.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premada Media
Group.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru
Algesindo Offset.
Sudijono. Anas 2014. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
44
59
Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, Dab R&D.Bandung: CV Alfabets.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualititatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenada
Media Group. Jakarta.
60
LAMPIRAN A
A.1 R ENCANA PELA KSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A.2 BAHAN
A.3 AJAR LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LK PD)
61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Makassar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/IPA
Pokok Materi : Termodinamika
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan )
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
4.3 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan Hukum
Termodinamika.
C. Indikator
1. Menelaah pengertian termodinamika.
2. Menyimpulkan pengertian termodinamika.
3. Merumuskan termodinamika dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan pemberian informasi peserta didik mampu memahami
pengertian termodinamika dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok peserta didik mampu menyebutkan dengan baik
pengertian termodinamika.
3. Melalui kegiatan percobaan peserta didik mampu menguasai dengan baik
mengenai termodinamika.
62
4. Melalui kegiatan percobaan peserta didik mampu menunjukkan rasa ingin
tahu mengenai konsep termodinamika dengan benar.
5. Melalui kegiatan percobaan peserta didik mampu menyimpulkan dengan
benar mengenai termodinamika.
6. Melalui kegiatan pemberian informasi peserta didik mampu merumuskan
penerapan termodinamika dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
7. Melalui kegiatan diskusi kelompok peserta didik mampu mengaitkan dengan
tepat termodinamika dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran Termodinamika
F. Pendekatan, Model dan Metode
1.Pendekatan : Saintifik
2. Model : Mind Map
3. Metode : Eksperimen, diskusi, dan tanya jawab.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Cetak dan elektronik (LCD, laptop).
Sumber belajar : Bacaan siswa ( internet, buku SMA kelas XI )
H. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Pendahuluan Mengapa peserta didik dengan salam” Assalamualaikum Wr. Wb. Bagaimana kabarnya siang ini? Mengecek kehadiran dengan menanyakan kepada ketua kelas
.
10 Menit
2. Kegiatan ini Fase 1: Menyampaikan dan memotivasi peserta didik Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diniatkan.
Fase 2: Menyajikan informasi Guru menugaskan peserta didik untuk membacakan teks bacaan didepan kelas( mengamati). Guru menugaskan peserta didik menyampaikan kembali informasi apa yang diperoleh dari bacaan tersebut (mengomunikasikan) Guru bersama siswa mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dibahas pada bacaan.
Fase 3: Memberi kesempatan kepada peserta didik membuat
mind map Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, dimana
setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang.
60 menit
63
Guru membagikan LKPD pada masing-masing kelompok Guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi bersama kelompok dalam mengerjakan LKPD yang telah disediakan. Guru menugaskan peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi. Guru mengkomfirmasi jawaban dari peserta didik dan memberi penguatan.
Fase 4: Mengarahkan/membimbing peserta didik Guru menugaskan peserta didik untuk menyiapkan alat yang digunakan untuk membuat peta pikiran atau mind map Guru menjelaskan cara membuat peta pikiran atau mind map. Guru melakukan tanya jawab mengenai cara membuat peta pikiran atau mind map. Guru menugaskan untuk membuat mind map secara kelompok, sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing. Guru melakukan pendampingan kepada masing-masing kelompok. Fase 5: Evaluasi Guru membagikan soal evaluasi kepada masing-masing peserta didik. Guru mengumpulkan hasil evaluasi yang dikerjakan oleh peserta didik. . Fase 6: menarik kesimpulan Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3 Penutup Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Guru meminta salah seorang peserta didik memimpin doa
20 menit
I. Penilaian
1.Metode dan Bentuk Instrumen
No Bentuk Instrumen
1 Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
2 Tes Unjuk Kerja Tes Penilaian Kinerja LKPD
3 Tes Tertulis Tes Uraian
Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Kejujuran mengerjakan Tes.
2 Ketelitian percobaan.
3 Bekerja Sama dalam berkelompok
Rubrik Penilaian Sikap
64
No Aspek yang
dinilai Rubrik
1 Kejujuran 1. Menunjukkan sikap jujur dalam pengambilan data pada percobaan.
2. Menunjukan sikap kurang jujur dalam pengambilan data pada percobaaan
3. Tidak menunjukkan sikap jujur dalam
pengambilan data pada percobaan.
2 Ketelitian 1. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, teliti dalam melakukan percobaan
2. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang teliti dalam melakukan percobaan
3. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, tidak teliti dalam melakukan percobaan
3 Bekerja Sama 1. Aktif dalam bekerjasama dalam berkelompok dalam melakukan percobaan
2. Kurang aktif dalam bekerjasama dalam berkelompok dalam melakukan percobaan
3. Tidak aktif dalam bekerjasama dalam
berkelompok dalam melakukan percobaan.
Lembar Pengamatan Kinerja Eksperimen.
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Merangkai alat
2 Pengamatan.
3 Data yang diperoleh.
4 Kesimpulan
Rubrik penilaian pengamatan
No Keterampilan
yang dinilai Skor Rubrik Penilaian
1 Merangkai
peralatan
3 Rangkaian sesuai dengan gambar pada panduan
2 Rangkaian kurang sesuai dengan gambar pada
panduan
1 Rangkaian tidak sesuai dengan gambar pada
panduan
2 Pengamatan 3 Pengamatan cermat dan bebas interpretasi.
2 Pengamatan cermat,tetapi mengandung
interpretasi.
1 Pengamatan tidak cermat.
3 Data yang
diperoleh
3 Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan
benar.
65
2 Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada
yang salah tulis.
1 Data tidak lengkap
4 Kesimpulan
3 Semua benar atau sesuai dengan tujuan.
2 Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak
sesuai tujuan.
1 Tidak benar atau tidak sesuai tujuan.
Instrumen Tes Tertulis (soal uraian)
1. Sebutkan proses keadaan sistem pada termodinamika
2. Jelaskan yang di maksud dengan proses isotermal.
3. Tuliskan Usaha yang di lakukan sistem pada proses isihorik.
4. Gas helium dengan volume 1,5 m3 dan suhu 27
oC dipanaskan secara isobarik
sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 × 10
5 N/m, berapakah usaha yang
dilakukan oleh gas?
5. Suatu gas ideal mengalami proses isotermal seperti pada grafik P-V di bawah
ini. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas tersebut!
Kunci jawaban dan rubrik penilaian
No Rincian kriteria Jawaban dan skor perolehan Skor
1 Dalam termodinamika terdapat berbagai proses perubahan keadaan sistem, yaitu proses isotermal, isobarik, isokhorik, dan adiabatik.
3 = Menjawab dengan lengkap, tepat dan benar 2 = Menjawab tetapi kurang sempurna/ tidak lengkap 1 = Memberikan jawaban yang kurang tepat/ jawaban salah
0 = Tidak memberikan jawaban
5
2 Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu konstan.
4
4 = Ketika menjawab dengan tepat dan benar) 3 = Menjawab tetapi kurang sempurna/ tidak lengkap 2 = Memberikan jawaban tapi tidak jelas 1 = Memberikan jawaban yang kurang tepat/ jawaban salah
0 = Tidak memberikan jawaban
66
3 Pada proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
V1 = V2 = V
W = P (V2 – V1)
W = P (0) = 0
3 = Menuliskan persamaan/rumus dengan tepat dan benar
2 = Melengkapi keterangan simbol dari
persamaan dengan benar
1 = Melengkapi keterangan
satuan dari
persamaan dengan benar 0 =
Tidak memberikan jawaban
3
4 Penyelesaian:
Diketahui: T1 = 27oC = 27+ 273 = 300 K
V1 = 1,5m
T2 = 87oC = 87 + 273 = 360 K P = 2 × 10
5 N/m
2
Ditanya: W = ... ?
Jawab:
V = 1,8 m3
W = P (V2 – V1) = 2× 105 (1,8 – 1,5) = 6×10
4 J
3 = Menuliskan yang diketahui
1 = Menuliskan yang ditanyakan
1 = Menuliskan persamaan/ rumus
2 = Memasukkan angka kedalam
persamaan/ rumus
7
5 Penyelesaian:
Diketahui: VA = 50 L = 0,05 m3
VB = 10 L = 0,01 m3
PA = 2×103 N/m
2
PB = 4×103 N/m
2 Ditanya:
W = ... ?
9
67
Jawab:
WAB
= PA.VA .ln
= (100)(-1,609) = -160,9 J
3 = Menuliskan yang diketahui
1 = Menuliskan yang ditanyakan
1 = Menuliskan persamaan/ rumus
2 = Memasukkan angka kedalam
persamaan/ rumus
Jumlah skor tertinggi secara keseluruhan 28
Makassar, Februari 2020
Guru Pamong Peneliti
Drs. H. Kasimuddin Musidasari
NIP. 1960123119871018 NIM: 10539127814
68
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, 2000
Bahan Ajar Fisika
69
70
Sumber: www.maesco.com, www.chicocustomchoppers.com,
Kehadiran mesin sebagai alat pengubah energi kalor menjadi energi
mekanik atau usaha telah mengubah kehidupan manusia menjadi lebihmudah,
lebih cepat, dan lebih efisien. Mesin pabrik, mesin kapal, mesinkereta api, mesin
mobil serta mesin motor telah meringankan usaha yang dibutuhkan manusia untuk
beraktivitas dan membuat suatu produk. Tahukah Anda peralatan lain yang
menggunakan mesin pengubah energi kalor menjadi usaha dalam prinsip kerjanya?
Mesin-mesin kalor tersebut ada yang menggunakan bahan bakar solar dan
dikenal sebagai mesin diesel serta ada pula yang menggunakan bahan bakar
bensin. Khusus untuk mesin berbahan bakar bensin, dikenal mesin dua tak dan
mesin empat tak. Bagaimanakah cara mesin kalor bekerja? Tahukah Anda jenis
usaha yang dilakukan mesin kalor dalam proses kerjanya? Prinsip yang mendasari
cara kerja mesin kalor secara umum dapat Anda pelajari dalam pembahasan Bab
ini tentang termodinamika.
TERMODINAMIKA
71
A. Usaha dan Proses dalam Termodinamika
Dalam melakukan pengamatan mengenai aliran energi antara
panas dan usaha ini dikenal dua istilah, yaitu sistem dan
lingkungan. Apakah yang dimaksud sistem dan lingkungan
dalam termodinamika? Untuk memahami penggunaan kedua
istilah tersebut dalam termodinamika, perhatikanlah Gambar 2.1
berikut. Misalkan, Anda mengamati aliran kalor antara bola besi
panas dan air dingin. Ketika bola besi tersebut dimasukkan ke
dalam air. Bola besi dan air disebut sistem karena kedua benda
tersebut menjadi objek pengamatan dan perhatian Anda.
Adapun, wadah air dan udara luar disebut lingkungan karena
berada di luar sistem, tetapi dapat memengaruhi sistem tersebut.
Dalam pembahasan termodinamika, besaran yang digunakan
adalah besaran makroskopis suatu sistem, yaitu tekanan, suhu,
volume, entropi, kalor, usaha, dan energi dalam. Usaha yang
dilakukan oleh sistem (gas) terhadap lingkungannya bergantung
pada proses -proses dalam termodinamika, di antaranya proses
isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.
1. Usaha Sistem Terhadap Lingkunganya Pada pembahasan Bab 4, Anda telah mempelajari definisi
TERMODINAMIKA
Hukum I Termodinamika Hukum II Termodinamika
Hukum
kekebalan
energi
- Isobasik
- Isotosik
- Isotermal
- Adiabatik
Siklus carrot
- Reversibel
- Irreversibel
Entropi
- AC
- Kulkas
. 1 .Besaran - besaran apa sajakah yang dapat diaati pada suatu gas yang berada di dalam suatu ruangan tertutup? . Apakah yang 2
dim aksud dengan proses isotermal, isokhorik, dan isobarik pada gas?
Soal Pramateri
Gambar 2.1 . Bola besi dan air merupakan System
72
Bagaimanakah cara menghitung usaha pada gas? Tinjaulah suatu gas yang berada dalam tabung dengan penutup berbentuk piston yang dapat bergerak bebas, seperti terlihat pada Gambar 2.2. Ketika gas tersebut dipanaskan, piston akan berpindah sejauh Δs karena gas di dalam tabung memuai dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2. Gaya yang bekerja pada piston adalah F = pA. Jika luas penampang piston (A) dan tekanan gas dalam tabung (P) berada dalam keadaan konstan,
Oleh karena A ∆s = ∆V, persamaan usaha yang dilakukan gas dapat ditulis menjadi
W = p ∆V (9–1) Atau
W = p(V2 – V1) (9–2) dengan: p = tekanan gas (N/m2), ∆V = perubahan volume (m3), dan
W = usaha yang dilakukan gas (joule).
Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada ketentuan
berikut. a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif,
gas (sistem) tersebut dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan volumenya bertambah. De ngan demikian, usaha W sistem berharga positif.
b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga negatif, pada gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem berkurang. Dengan demikian, usaha W pada tersebut
sistem ini bernilai negatif.
Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan melalui metode grafik. Pada Gambar 2.3a dapat dilihat bahwa proses bergerak ke arah kanan(gas memuai). Hal ini berarti V2 > V1 atau ΔV > 0 sehingga W bernilai positif (gas melakukan usaha terhadap lingkungan). W sama dengan luas daerah di bawah kurva yang diarsir (luas daerah di bawah kurva p –V dengan batas volume awal dan volume akhir)
Selanjutnya perhatikan Gambar 2.3b. Jika proses bergerak ke arah kiri (gas memampat), V2 < V1 atau ΔV < 0 sehingga W bernilai negatif (lingkungan melakukan usaha terhadap gas). W = – luas daerah di bawah kurva p
–V yang diarsir.
2. Proses Dalam Termodinamika
Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika. Pada
pembahasan Bab sebelumnya, Anda telah mengenal tiga proses, yaitu isotermal, isobarik, dan isokhorik. Proses yang keempat adalah proses adiabatik. Usaha yang terdapat pada gas yang
mengalami proses-proses termodinamika tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Proses
Isotermal Proses
isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Menurut Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan pV = konstan atau p1V1 = p2V2
Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga
usaha (W) yang dilakukan pada benda tegar, yaitu
W = F • s
yang diamati. Adapun,
udara luar
merupakan
lingkungannya.
usaha yang dilakukan oleh gas dinyatakan dengan persamaan
W = pA.∆s
Gambar 2.2. Ketika gas
ideal di dalam tabung
dipanaskan,gas tersebut
memuai sehingga piston
berpindah sejauh Δs.
73
persamaan W = p ∆V
tidak dapat langsung digunakan. Untuk menghitung usaha
sistem dalam proses isotermal ini digunakan cara integral.
Misalkan, pada sistem terjadi perubahan yang sangat kecil
sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan sebagai dW
= pdV pers(2.3)
Gambar 2.3. a) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemuaian (melakukan ekspansi) (b) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemampatan (diberi koprensi)
Gambar.2.4. A–B merupakan proses
isotermal.
Jika Persamaan (2.3) diintegralkan maka dapat dituliskan
∫dW = ∫pdV Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa
p
Oleh karena itu, integral dari Persamaan (2.3) dapat dituliskan menjadi
Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap dikeluarkan dari integral, akan diperoleh
𝒗𝟏 𝒗𝟏 = n RT ln (2.4) W = n RT ln atau W
𝒗𝟐 𝒗𝟐
b. Proses Isohorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap. Menurut Hukum GayLussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan persamaan
= konstan
Gambar.2.5. A–B Atau
Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik merupakan proses ΔV = 0 maka usahanya W = 0. isohorik.
Hero atau Heron membuat
74
c. Proses Isoborik Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap. Menurut Hukum Charles,
persamaan keadaan gas pada proses isobaric dinyatakan
= konstan
mesin uap pertama yang
disebut Atau aeolipile. Mesin ini terdiri atas sebuah pemanas yang
terletak di bawah suatu
kuali dan memiliki dua
lubang angin. Uap yang
dialirkan ke dalam kuali
akan keluar dari lubang
angina sehingga akan
Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha yang dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan persamaan
W = pΔV = p (V2 – V1)
Gambar.2.6. A–B merupakan proses isoborik.
memutar kincir. Aeolipile tidak memiliki fungsi
praktis.
Sumber: Jendela Iptek, 1997
d. Proses Adiabatik Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada kalor
(Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan dengan cara mengisolasi sistem menggunakan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahanbahan yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut p
V γ = konstan
atau p1 V1 γ = p2 V2 γ (2.6)
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan (2.4) dapat ditulis
T1V1(γ –1) = T2V2(γ –1)
Dari kurva hubungan p - V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:
1) Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.
2) Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap.
Oleh karena siste m tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem proses adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh sistem hanya mengubah energi dalam Gambar.2.7. Pada sistem tersebut. Besarnya usaha pada proses
adiabatik tersebut proses adiabatik, kurva dinyatakan dengan per samaan berikut. p– lebih curam dibandingkan dengan kurva p– pada proses
isotermal.
Contoh Soal.
Kerjakan soal-soal di bawah ini di dalam buku tugas Anda!
75
1. Jelaskan jika pada proses isobarik, isotermis, dan isokorik berlaku hukum Gay Lussac ! 2. Suatu tabung tertutup yang volumenya 600 liter berisi gas bertekanan 6 atm. Hitunglah
usaha yang dilakukan oleh gas jika gas memuai pada tekanan tetap sehingga volumenya 3 kali volum semula dan jika gas dimampatkan pada tekanan tetap sehingga volumenya menjadi setengah kali semula (1 atm = 105pa)!
3. Apakah yang dimaksud dengan proses irreversibel dan apa pula yang dimaksud dengan proses reversi bel?
4. Sebuah tabung berisi 16 liter gas dengan tekanan 0,8 atm dan suhu 50 K. Jika gas dipanaskan sehingga volumenya menjadi 24 liter dengan mempertahankan tekanannya (isobarik). Berapa
suhu akhir yang dimiliki gas tersebut?
6. Perbandingan
volume gas yang dipanaskan secara isobarik adalah 2 : 5.
Berapakah perbandingan suhu awal dan suhu akhirnya?
7. Sejumlah gas mula -mula volumenya 12,5 liter, tekanannya 1,5 atm dan suhunya 150
K.
A. Hukum I Termodinamika
76
Dari pembahasan materi Bab 8, Anda telah mengetahui bahwa suhu gas
berhubungan dengan energi kinetik yang dimiliki oleh gas tersebut. Anda juga
telah mempelajari hubungan antara energi kinetik dan energi dalam yang
dimiliki oleh gas. Perubahan energi dalam dapat terjadi jika terjadi perubahan
suhu (energi dalam akan meningkat jika suhu gas (sistem) meningkat atau
pada gas diberikan kalor). Apakah perubahan energi dalam dapat terjadi pada
gas yang diberi atau melakukan usaha mekanik? Hubungan antara kalor yang
diterima atau dilepaskan suatu sistem, usaha yang dilakukan pada sistem,
serta perubahan energi dalam system yang ditimbulkan oleh kalor dan usaha
tersebut dijelaskan dalam Hukum Pertama Termodinamika.
Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1, maka oleh
sistem mungkin akan diubah menjadi:
a. usaha luar (W) dan perubahan energi dalam ( ΔU),
b. energi dalam saja (U), dan
c. usaha luar saja (W).
Secara sistematis, peristiwa di atas dapat dinyatakan sebagai:
Q = W + U
1. Penerapan hukum I termodinamika
HUKUM 1 TERMODINAMIKA
Rumus Pengertian Penerapan dalam
kehidupan sehari - hari
Q= ΔU + W ΔU =Q - W Huku m 1
Termodinamika
adalah salah
satu dari tiga
hukum
termodinamika
yang berisi
pernyataan
tentang kekelan
Termos Mesin
kendaraa
n
Mesin
Uap
77
Pada bagian ini kita akan menggunakan Hukum I Termodinamika pada
beberapa proses termodinamika, yaitu proses isobarik, isokhorik, isotermal,
dan adiabatik. Konsep tentang energi dalam untuk gas monoatomic sesuai
dengan teorema ekipartisi energi yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
U = N kT= .T
Pada sistem yang berubah dari suhu awal T1 menjadi T2 maka perubahan energi
dalamnya dapat dituliskan:
N k T
atau n R T
karena:
P.V = n.R.T maka:
a. Proses isothermal
Proses isothermal terjadi pada suhu konstan (ΔT = 0) sehingga n.R.T =
0.
Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
Q = ΔU + W
Menurut persamaan (9.3), maka pada proses isothermal adalah W = n.R.T = ln
maka persamaan di atas dapat dituliskan: Q = ΔU + W
Q = 0 + nRT ln
Q
b. Proses isobarik
Proses isobarik terjadi pada tekanan konstan (ΔP = 0). Sesuai Hukum I
Termodinamika, maka:
Q = ΔU + W
Karena V
Q
c. Proses isohrik
Proses isokhorik terjadi pada volume tetap (ΔV = 0) sehingga W =P.ΔV=
0. Berdasarkan Hukum I Termodinamika maka:
Q = ΔU + W
Q = ΔU + 0
Q T
d. Proses adiabatik
78
Dalam proses adiabatik tidak ada pertukaran energy antara sistem dengan lingkungan
(Q = 0). Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
Q = ΔU + W 0 = ΔU + W W = - ΔU
W T
2. Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
zat sebesar satu kelvin atau satu derajat celsius, dirumuskan:
C
atau Q= C. ΔT
Ada dua macam kapasitas kalor pada gas, yaitu kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume tetap (Cv ). Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap besarnya dapat diturunkan dari persamaan pada proses isobarik.
Cp
C n R
Kapasitas kalor gas pada volume tetap, besarnya dapat diturunkan dari persamaan
berikut pada proses isokhorik.
Cv
Cv = nR
Dari persamaan (9.17) dan (9.18) dapat diperolehchubungan sebagai berikut:
Cp – Cv = nR
Cp – Cv = n.R atau Cp = Cv + n.R Untuk gas diatomik, besarnya kapasitas kalor gas padatekanan tetap dan kapasitas
kalor pada volume tetap tergantung pada derajat kebebasan gas.
a. Pada suhu rendah ( ±250 K)
T, sehingga: Cv = nR dan Cp = nR. Besarnya konstanta
Laplace ) adalah:
79
b. Pada suhu sedang (±500 K) n R T , sehingga Cv = .R dan Cp
= .R. Besarnya konstanta Laplace (γ) adalah:
c. Pada suhu tinggi ( 1.000 K)
T, sehingga Cv = .R dan Cp = . Besarnya konstanta
Laplace ( ) adalah:
Contoh Soal.
1. Dua mol gas ideal monoatomik suhunya dinaikkan dari 27o C menjadi 127o C pada tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,31 J/molK, maka hitunglah perubahan energi dalam, usaha yang dilakukan oleh gas, dan kalor yang diperlukan!
2. Suatu gas menerima kalor 4.000 kalori, menghasilkan usaha sebesar 8.000 J. Berapakah perubahan energi dalam pada gas? (1 kalori = 4,18 joule)
3. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0 oC menjadi 100 oC pada tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J/mol.K, tentukan: a. perubahan energi dalam,
b. usaha yang dilakukan gas, danc. kalor yang diperlukan!
80
A. Hukum II Termodinamika
Hukum I termodinamika menyatakan bahwa energi adalah kekal, tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya. Berdasarkan teori ini, Anda dapat mengubah
energi kalor ke bentuk lain sesuka Anda asalkan memenuhi hukum kekekalan
energi. Namun, kenyataannya tidak demikian. Energi tidak dapat diubah
sekehendak Anda. Misalnya, Anda menjatuhkan sebuah bola besi dari suatu
ketinggian tertentu. Pada saat bola besi jatuh, energi potensialnya beruba
menjadi energi kinetik. Saat bola besi menumbuk tanah, sebagian besar energi
kinetiknya berubah menjadi energi panas dan sebagian kecil berubah menjadi
energi bunyi. Sekarang, jika prosesnya Anda balik, yaitu bola besi Anda
panaskan sehingga memiliki energi panas sebesar energi panas ketika bola besi
menumbuk tanah, mungkinkah energy ini akan berubah menjadi energi kinetik,
dan kemudian berubah menjadi energi potensial sehingga bola besi dapat naik?
Peristiwa ini tidak mungkin terjadi walau bola besi Anda panaskan sampai
meleleh sekalipun.
Hal ini menunjukkan proses perubahan bentuk energi di atas hanya dapat
berlangsung dalam satu arah dan tidak dapat dibalik. Proses yang tidak dapat
dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel. Proses yang dapat dibalik
arahnya dinamakan proses reversibel.
Peristiwa di atas mengilhami terbentuknya hukum II termidinamika. Hukum II termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain, hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor: “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”; hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor: “Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar”; hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi: “Total
HUKUM II TERMODINAMIKA
- Reversibel
- Ir reversibel
Entropi
- AC
- Kulkas
81
K P = 𝑄 2
𝑊
K P = 𝑄 2
𝑄 1 − 𝑄 2 =
𝑇 2
𝑇 1 − 𝑇 2
entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi”.
a. Entropi
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat
diubah menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses
reversibel sama dengan kalor yang diserap system dan lingkungannya (ΔQ)
dibagi suhu mutlak sistem tersebut (T). Perubahan entropi diberi tanda _S dan
dinyatakan sebagai berikut.
Ciri proses reversibel adalah perubahan total entropi (ΔS = 0) baik bagi
sistem maupun lingkungannya. Pada proses irreversible perubahan entropi
semesta ΔSSemesta > 0 . Proses irreversibel selalu menaikkan entropi semesta.
ΔSSistem + ΔSLingkungan = ΔSseluruhnya
b. Mesin Pendingin
Mesin yang menyerap kalor dari suhu rendah dan mengalirkannya pada
suhu tinggi dinamakan mesin pendingin (refrigerator). Misalnya pendingin
rungan (AC) dan almari es (kulkas).
Perhatikan Gambar di samping Kalor diserap dari suhu
rendah T2 dan kemudian diberikan pada suhu tinggi T1.
Berdasarkan hukum II termodinamika, kalor yang
dilepaskan ke suhu tinggi sama dengan kerja yang ditambah
kalor yang diserap (Q1 = Q2 + W)
Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q1) dengan usaha yang
diperlukan (W) dinamakan koefi- sien daya guna
( performansi) yang diberi simbol Kp. Secara umum, kulkas dan pendingin
ruangan memiliki koefisien daya guna dalam Gambar 2.8Siklus mesin jangkauan 2
sampai 6. Makin tinggi nilai Kp, makin baik pendingin kerja mesin tersebut.
Untuk gas ideal berlaku:
Keterangan
Kp : koefisien daya guna
Q1 : kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J) Gambar 2.9 Q2 : kalor
yang diserap pada reservoir suhu rendah (J) Perubahan kerja menjadi kalor.
82
𝑣 1
𝑐𝑝
𝑐𝑣
= 𝑄
Δ T
( 1 − 𝑇 2 𝑇 1 ) ×
( 1 − 𝑇 2 𝑇 1 ) ×
Δ S = 𝑄
RANGKUMAN
1. Sistem adalah benda kerja atau objek yang ditinjau dan dibatasi oleh permukaan tertutup. 2. Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. 3. Proses merupakan perubahan keadaan dari keadaan satu ke keadaan yang lain. 4. Usaha yang dilakukan sistem dinyatakan sebagai W = pΔV .
5. Usaha pada proses isotermal (T = konstan) adalah W n RT ln 𝑣2
6. Usaha pada proses isobarik (p = konstan) adalah W = p (V2 –V1). 7. Usaha pada proses isokorik (V = konstan) adalah W = 0.
8. Pada proses adiabatik berlaku pV_ = konstan, dengan
9. Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa perubahan energi dalam, ΔU , ketika suatu gas
(sistem) berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2. Persamaan ini di tulis ΔU = Q – W
10. Kapasitas kalor gas pada proses volume tetap adalah CV
11. Kapasitas kalor gas pada proses tekanan tetap adalah Cp= 12. Mesin kalor Carnot merupakan mesin kalor yang paling ideal da tidak ada mesin yang
mempunyai
efisiensi melebihi mesin Carnot.
13. Efisiensi mesin kalor Carnot secara umum dinyatakan ŋ 100%
W : usaha yang diperlukan (J)
T1 : suhu reservoir suhu tinggi (K)
T2 : suhu reservoir suhu rendah (K)
1. kalori dan 105 C o 527 tinggi reservoir Suatu mesin kalor menyerap dari membuang kalor pada suhu 127o C. Jika usaha yang dilakukan mesin 4 x 104 kalori, maka hitunglah efisien mesin dan efisien maksimumnya!
2. Sebuah lemari es ( refrigerator ) memiliki efisiensi 1 3 efisiensi refrigerator carnot
yang bekerja pada suhu – ° C dan 37o C. Refrigerator tersebut 3 dapat menyerap kalor dari reservoir dingin sebesar 100 kal/jam. Berapa kalor yang dibuang oleh refrigerator ke reservoir suhu tinggi?
3. gram es yang bersuhu 20 - ° C dicampur dengan 100 gram air yang bersuhu 80° 20 C. Jika C es = 0,5 kal/g °C, C air = 1 kal/g °C , dan kalor lebur es ( KL es) = 80 kal/g, maka tentukan perubahan entropi sistem (sistem terisolasi)!
Contoh Soal.
83
14. Efisiensi mesin kalor Carnot juga dapat dinyatakan ŋ 100% 15. Pernyataan hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor tidak mungkin mengalir spontan
dari benda rendah ke benda bersuhu tinggi (Clausius) dan tidak mungkin membuat mesin kalor yang dapat mengubah semua kalor menjadi usaha (Kelvin – Planck).
16. Per samaan perubahan entropi adalah
A. KOMPOTENSI DASAR
Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan Hukum
Termodinamika.
B. INDIKATOR
Mampu menyimpulkan bunyi Hukum termodinamika
C. TUJUAN PERCOBAAN
Melalui percobaan ini peserta didik mampu membutikan kebenaran Hukum
Termodinamika.
Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD )
Hari/Tanggal Percobaan :
HUKUM TERMODINAMIKA
NAMA KELOMPOK :
1) ............................................. 3) ................................................
2) ............................................. 4) ................................................
84
E. PENGANTAR MATERI
Hukum termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari
tentang proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan
lingkungan. Kalor diartikan sebagai perpindahan energi yang di sebabkan
oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan perubahan energi melalui
cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu.propses
perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu
hukum 1 termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan
energi dan hukum II termodinamika yang memberikan batasan tentang arah
perpindahan kalor yang dapat terjadi.
F. PROSEDUR KERJA
Rancangan percobaan :
D. ALAT DAN BAHAN
ALAT DAN BAHAN
85
G. HASIL PENGAMATAN
H. KESIMPULAN
86
I. SARAN
87
LAMPIRAN B
B.1 SOAL PRE - TEST
B.2 SOAL POST - TEST
B.3 KISI - KISI SOAL
88
SOAL PRETEST
Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 90 Menit Petunjuk
1. Tuliskan Nama, NIS, dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan 2. Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan soal yang dianggap paling mudah 3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar
jawaban yang telah disediakan 4. Jika anda akan mengganti jawaban berilah garis datar double (=) jawaban yang telah disilang kemudian
gantilah jawaban anda 5. Kerjakanlah semua soal dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya diri 6. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret
Jawablah Soal-soal dibawah Ini dengan baik dan benar! 1. Sejumlah gas ideal mengalami proses sepert gambar berikut.
Proses yang mengambarka adiabatiks dan isohorik berturut turut d tunjukka
pada nomor…
a. 1-2 dan 3-4
b. 1-2 dan 4-5
c. 2-3 dan 1-2
d. 2-3 dan 1-2
e. 2-3 dan 3-4
2. Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yan di tentukan, ini di sebut
keadaan…
a. Pasti
b. Berubah ubah
c. Terulang
d. Tetap
e. Tida pasti
3. Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar.
TES HASIL BELAJAR
1 2
3
4 5
89
Beapakah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m
2)?
a. 40 Jaule
b. 50 jaule
c. 60 Jaule
d. 70 Jaule
e. 80 Jaule
4. Semua gas ideal mengalami proses ishobarik sehingga…
a. Semua molekulnya kecepatannya sama
b. Pada suhu tinggi kecepatan rata-rata molekul lebih besar
c. Tekanan gas menjadi tetap
d. Gas akan melakukan usaha
e. Tidak memiliki energi dalam
5. Gas ideal dalam ruangan megalami proses pemuaian secara aiabatik. Pada proses
ini..
a. Di butuhkan kalor untukperjuangan lar
b. Di butuha kalor untuk aksesori energy dalam
c. Tekanan gasideal bertambah
d. Suhu gas ideal naik
e. Suhu gas ideal turun
6. Suatu gas ideal mengalami proses isotermal seperti pada grafik P-V di bawah ini.
Usaha yang dilakukan oleh gas tersebut adalah….
a. -140,9J
b. -150,9J
c. -160,9J
d. -170,9J
e. -180,9J
7. Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja
yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule.
a. 200
b. 400
90
c. 600
d. 800
e. 1000
8. Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47°C sehingga
volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Usaha yang dilakukan oleh gas
helium. adalah….
a. 17,4
b. 18,4
c. 19,4
d. 20,4
e. 21,4
9. Gambar berikut menunjukkan suatu siklus termodinamika dari suatu gas ideal.
Berapakah usaha yang dilakukan gas dari keadaan A ke B?
a. 50 J
b. 100 J
c. 150 J
d. 200 J
e. 250 J
10. Usaha sebesar 2 × 103 J diberikan secara adiabatik untuk memampatkan 0,5 mol
gas ideal monoatomik sehingga suhu mutlaknya menjadi 2 kali semula. Jika
konstanta umum gas R = 8,31 J/mol K, suhu awal gas.
a. 305
b. 311
c. 317
d. 319
e. 321
11. Gas helium dengan volume 1,5 m3 dan suhu 27oC dipanaskan secara isobarik
sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 × 10
5 N/m, berapakah usaha yang
dilakukan oleh gas tersebut?
a. 6×104 J
b. 7×104 J
c. 8×104 J
d. 9×104 J
e. 10×104 J
12. Usaha yang dilakukan gas pada proses ABC adalah…
91
a. 1,4 Joule
b. 1,6 Joule
c. 1,2 Joule
d. 1,22 Joule
e. 1,20 Joule
13. Perubahan energy dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup, sama dengan
total dari jumlah energy kalor yang di suplai ke dalam system dan kerja yang di
lakukan terhadap sistem. Pernyatan beikut bunyi dari… a. Hukum I termodiamika
b. Hukm II termodinamika
c. Gas Ideal
d. Siklus karnot
e. Usahatermodinamika
14. Perhatikan gambar di bawah ini yaitu perjanjian tanda untuk Q dan W .
Pernyatan yang benar adalah
a. Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda positif (W+)
b. Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda negative (W-)
c. Jika sistem menerima usaha, nilai W bertanda positif(W+)
d. Jika sistem melepas qalor, nilai Q bertanda positif (Q+)
e. Jika sistem menerima qalor, nilai Q bertanda negative (Q-)
15. Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2 × 105 N/m2
sehingga volumenya berubah dari 0,08 m3 menjadi 0,1 m3. Jika gas mengalami
perubahan energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang diterima gas
tersebut?
a. 5.000
b. 5.500
c. 6.000
d. 6.500
e. 7.000
92
16. Satu mol gas ideal mengalami proses isothermal pada suhu T sehingga volumenya
menjadi dua kali. Jika R yaitu konstanta gasmolar perjuangan yang di kerjakan oleh
gas selama proses tersebt yaitu…
a. RTV
b. RT InV
c. 2RT
d. RT In2
e. RT In (2V)
17. Suatu gas menerima kalor 4.000 kalori, menghasilkan usaha sebesar 8.000 J.
Berapakah perubahan energi dalam pada gas? (1 kalori = 4,18 joule)
a. 6.720 J
b. 7.720 J
c. 8.720 J
d. 9.720 J
e. 10.720 J
18. Pada termodinamika, gas ideal mengalami proses iso termik jika…
a. Perubahan keadaan gas suhunya selalu tetap
b. Semua molekul bergerak denan kecepatan berbeda
c. Semua keadan gas suhunya selalu berubah
d. Pada suhu tinggi kecepatan molekulnya lbih tinggi
e. Tekanan dan volumegas tidak mengalami perubahan
19. Pernyatan yang benar tentang proses termodinamika adalah…
a. Isobarik adalah proses perubahan gas pada tekanan tetap
b. Isobarik adalah proses perubahan gas pagda suhu tetap
c. Isokhorik merupakan proses perubahan gas pada tekanan tetap
d. Isotermis adalah proses perubahan gss pada volume tetap
e. Isokhorik adalah proses perubahan gas pada sushu tetap
20. Pernyataan yang sesuai dengan bunyi hukum II termodinamika yaitu….
a. kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas
b. untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan sistem
melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa
Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi.
c. kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan
yang konstan. juga merupakan besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda
d. energi yang dihasilkan oleh benda karena sifat geraknya. juga merupakan jumlah
energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh benda
e. kecepatan melakukan usaha atau kemampuan untuk melakukan usaha tiap satuan
waktu.
21. Perhatikan gambr berikut
93
Gambar di atas menunjukkan bahwa 1.200 J kalor mengalir secara spontan dari
reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Berapakah
jumlah entropi dari sistem tersebut Anggap tidak ada perubahan lain yang
terjadi.
a. +4 J/K
b. +3 J/K
c. +2 J/K
d. -2 J/K
e. -3 J/K
22. Semua gas ideal mengalami proses ishobarik sehingga…
a. Semua molekulnya kecepatannya sama
b. Pada suhu tinggi kecepatan rata-rata molekul lebih besar
c. Tekanan gas menjadi tetap
d. Gas akan melakukan usaha
e. Tidak memiliki energi dalam
23. Suatu peawat pendingin karno mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika reservoir yang
iggi 27°C maka reservoir yang bersuhu rendah adalah….
a. -5°C
b. -8°C
c. -10°C
d. -12°C
e. -13°C
24. Selisih usaha yang dilakukan oleh gas pada proses AB dan CD adalah…
a. 0
b. 10
c. 2
d. 1
e. 4
25. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0 oC menjadi 100 oC pada
tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J/mol.K, Berapakah usaha yang
dilakukan gas?
94
a. 3,362 J
b. 3,345 J
c. 3,326 J
d. 3,351 J
e. 3,328 J
Kunci jawaban (Pg)
A
C
A
A
B
D
C
A
A
A
21 C
22 B
23 E
24 B
25 C
1 E 11
A 12
C 13
B 14
E 15
C 16
B 17
B 18
D 19
E 20
2
3
4
5
6
7
8
9
10
95
SOAL POSTTEST
Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 90 Menit Petunjuk
1. Tuliskan Nama, NIS, dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan 2. Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan soal yang dianggap paling mudah 3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada
lembar jawaban yang telah disediakan 4. Jika anda akan mengganti jawaban berilah garis datar double (=) jawaban yang telah disilang
kemudian gantilah jawaban anda 5. Kerjakanlah semua soal dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya diri 6. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret
Jawablah Soal-soal dibawah Ini dengan baik dan benar! 1. Bagaimana bunyi hukum Termodinamika II tentang aliran kalor…?
a. Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1, maka
oleh sistem mungkin akan diubah
b. Membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak
dapat terjadi
c. Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya
d. Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya
bisa diubah bentuknya saja
e. Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible dan
bertambah ketika proses ireversibel terjadi
2. Grafik tekanan (P) – volume (V) gas yang mengalami proses isobarik.
Usaha yang dilakukan oleh gas pada proses AB adalah…
a. 2 x 10
6 Joule
b. 3 x 105 Joule
c. 14 x 106 Joule
d. 2 x 108 Joule
e. 12 x 106 Joule
3. Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yan di tentukan, ini di
sebut keadaan…
TES HASIL BELAJAR
96
a. Pasti
b. Berubah ubah
c. Terulang
d. Tetap
e. Tida pasti
4. Semua gas ideal mengalami proses ishobarik sehingga…
a. Semua molekulnya kecepatannya sama
b. Pada suhu tinggi kecepatan rata-rata molekul lebih besar
c. Tekanan gas menjadi tetap
d. Gas akan melakukan usaha
e. Tidak memiliki energi dalam
5. Suatu gas ideal mengalami proses isotermal seperti pada grafik P-V di bawah ini.
Usaha yang dilakukan oleh gas tersebut adalah….
a. -140,9J
b. -150,9J
c. -160,9J
d. -170,9J
e. -180,9J
6. Semua gas ideal mengalami proses ishobarik sehingga…
a. Semua molekulnya kecepatannya sama
b. Pada suhu tinggi kecepatan rata-rata molekul lebih besar
c. Tekanan gas menjadi tetap
d. Gas akan melakukan usaha
e. Tidak memiliki energi dalam
7. Gas ideal dalam ruangan megalami proses pemuaian secara aiabatik. Pada proses
ini..
a. Di butuhkan kalor untukperjuangan lar
b. Di butuha kalor untuk aksesori energy dalam
c. Tekanan gasideal bertambah
d. Suhu gas ideal naik
e. Suhu gas ideal turun
8. Suatu gas menerima kalor 4.000 kalori, menghasilkan usaha sebesar 8.000
J. Berapakah perubahan energi dalam pada gas? (1 kalori = 4,18 joule)
a. 6.720 J
b. 7.720 J
c. 8.720 J
d. 9.720 J
e. 10.720 J
97
9. Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja
yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule.
b. 200
b. 400
c. 600
d. 800
e. 1000
10. Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47°C sehingga
volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Usaha yang dilakukan oleh gas
helium. adalah….
a. 17,4
b. 18,4
c. 19,4
d. 20,4
e. 21,4
11. Usaha sebesar 2 × 103 J diberikan secara adiabatik untuk memampatkan 0,5 mol
gas ideal monoatomik sehingga suhu mutlaknya menjadi 2 kali semula. Jika
konstanta umum gas R = 8,31 J/mol K, suhu awal gas.
a. 305
b. 311
c. 317
d. 319
e. 321
12. Gas helium dengan volume 1,5 m3 dan suhu 27oC dipanaskan secara isobarik
sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 × 10
5 N/m, berapakah usaha yang
dilakukan oleh gas tersebut?
a. 6×104 J
b. 7×104 J
c. 8×104 J
d. 9×104 J
e. 10×104 J
13. Usaha yang dilakukan gas pada proses ABC adalah…
98
a. 1,4 Joule
b. 1,6 Joule
c. 1,2 Joule
d. 1,22 Joule
e. 1,20 Joule
14. Perubahan energy dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup, sama dengan
total dari jumlah energy kalor yang di suplai ke dalam system dan kerja yang di
lakukan terhadap sistem. Pernyatan beikut bunyi dari…
a. Hukum I termodiamika
b. Hukm II termodinamika
c. Gas Ideal
d. Siklus karnot
e. Usahatermodinamika
15. Perhatikan gambar di bawah ini yaitu perjanjian tanda untuk Q dan W .
Pernyatan yang benar adalah
a. Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda positif (W+)
b. Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda negative (W-)
c. Jika sistem menerima usaha, nilai W bertanda positif(W+)
d. Jika sistem melepas qalor, nilai Q bertanda positif (Q+)
e. Jika sistem menerima qalor, nilai Q bertanda negative (Q-)
16. Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2 × 105 N/m2
sehingga volumenya berubah dari 0,08 m3 menjadi 0,1 m3. Jika gas mengalami
perubahan energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang diterima gas
tersebut?
a. 5.000
b. 5.500
c. 6.000
d. 6.500
99
e. 7.000
17. Satu mol gas ideal mengalami proses isothermal pada suhu T sehingga volumenya
menjadi dua kali. Jika R yaitu konstanta gasmolar perjuangan yang di kerjakan oleh
gas selama proses tersebt yaitu…
a. RTV
b. RT InV
c. 2RT
d. RT In2
e. RT In (2V)
18. Pada termodinamika, gas ideal mengalami proses iso termik jika…
a. Perubahan keadaan gas suhunya selalu tetap
b. Semua molekul bergerak denan kecepatan berbeda
c. Semua keadan gas suhunya selalu berubah
d. Pada suhu tinggi kecepatan molekulnya lbih tinggi
e. Tekanan dan volumegas tidak mengalami perubahan
19. Pernyatan yang benar tentang proses termodinamika adalah…
a. Isobarik adalah proses perubahan gas pada tekanan tetap
b. Isobarik adalah proses perubahan gas pagda suhu tetap
c. Isokhorik merupakan proses perubahan gas pada tekanan tetap
d. Isotermis adalah proses perubahan gss pada volume tetap
e. Isokhorik adalah proses perubahan gas pada sushu tetap
20. Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar.
Beapakah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m
2)?
a. 40 Jaule
b. 50 jaule
c. 60 Jaule
d. 70 Jaule
e. 80 Jaule
21. Pernyataan yang sesuai dengan bunyi hukum II termodinamika yaitu….
a. kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas
b. untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan
sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi,
dapat dikatakan bahwa Termodinamika menyatakan adanya konsep
kekekalan energi.
100
c. kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya
pada kelajuan yang konstan. juga merupakan besaran vektor yang
searah dengan kecepatan benda
d. energi yang dihasilkan oleh benda karena sifat geraknya. juga
merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki
oleh benda
e. kecepatan melakukan usaha atau kemampuan untuk melakukan
usaha tiap satuan waktu.
22. Perhatikan gambr berikut
Gambar di atas menunjukkan bahwa 1.200 J kalor mengalir secara spontan dari
reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Berapakah
jumlah entropi dari sistem tersebut Anggap tidak ada perubahan lain yang
terjadi.
a. +4 J/K
b. +3 J/K
c. +2 J/K
d. -2 J/K
e. -3 J/K
23. Suatu peawat pendingin karno mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika reservoir
yang iggi 27°C maka reservoir yang bersuhu rendah adalah….
a. -5°C
b. -8°C
c. -10°C
d. -12°C
e. -13°C
24. Selisih usaha yang dilakukan oleh gas pada proses AB dan CD adalah…
a. 0
b. 10
c. 2
d. 1
e. 4
101
25. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0 oC menjadi 100 oC pada
tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J/mol.K, Berapakah usaha yang
dilakukan gas?
a. 3,362 J
b. 3,345 J
c. 3,326 J
d. 3,351 J
e. 3,328 J
Kunci jawaban (Pg)
E
A
C
A
A
B
D
A
A
C
21 A
22 C
23 E
24 A
25 C
1 C 11
A 12
A 13
B 14
C 15
B 16
E 17
C 18
B 19
B 20
2
3
4
5
6
7
8
9
10
102
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PRE TEST
Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ I
Pokok Pembahasan : Termodinamika
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan
Hukum Termodinamika.
Indikator No.
soal
Ranah Kognitif Jumlah soal
C1 C2 C3 C4 C5
Mendefinisikan
pengertian
termodinamika
1
2
2
Menentukan usaha
dalam
termodinamika
3
3 4
5
Menentukan
penerapan usaha
pada termodinamika
dalam kehidupan
sehari-hari
6
1
Merumuskan usaha
termodinamika dalam
penerapan kehidupan
seharihari
7
6
8
9
10
11
12
Menentukan pengertian Hukum 1 Termodinamika
13 2
14
Merumuskan Hukum
Termodinamika I
dalam penerapan
kehidupan seharihari.
15
4 16
17
18
103
104
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR POSTTEST
Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ I
Pokok Pembahasan : Termodinamika
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan
Hukum Termodinamika.
Indikator No.
soal
Ranah Kognitif Jumlah soal
C1 C2 C3 C4 C5
Mendefinisikan
pengertian
termodinamika
1
2
2
Menentukan usaha
dalam
termodinamika
3
3 4
5
Menentukan
penerapan usaha
pada termodinamika
dalam kehidupan
sehari-hari
6
1
Merumuskan usaha
termodinamika dalam
penerapan kehidupan
seharihari
7
6
8
9
10
11
12
Menentukan pengertian Hukum 1 Termodinamika
13 2
14
Merumuskan Hukum
Termodinamika I
dalam penerapan
kehidupan seharihari.
15
4 16
17
18
105
106
LAMPIRAN C
C. 1 ANALISIS UJI GREGORY
C. 2 ANALISIS VALIDITAS
& RELIABILITAS
C . 3 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
C . 4 ANALISIS N - GAIN
107
LAMPIRAN C
SKOR DAN NILAI PRETEST DAN POSTTEST
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor yang diperoleh dikonversi
dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus:
Tabel C.1.1 Skor dan Nilai Peserta Didik pada Pretest dan Posttest
No. Nama Peserta Didik Pretest Posttest
Skor Nilai Skor Nilai
1 A1 11 44 22 88
2 A2 3 12 19 76
3 A3 4 16 19 76
4 A4 3 12 16 64
5 A5 4 16 19 76
6 A6 5 20 13 52
7 A7 4 16 19 76
8 A8 14 56 20 80
9 A9 4 16 14 56
10 A10 5 20 13 52
11 A11 4 16 13 52
12 A12 5 20 15 60
13 A13 6 24 19 76
14 A14 7 28 14 56
15 A15 6 24 19 76
16 A16 7 28 19 76
17 A17 6 24 19 76
18 A18 7 28 19 76
19 A19 6 24 16 64
20 A20 7 28 19 76
21 A21 6 24 15 60
22 A22 8 32 19 76
23 A23 9 36 20 80
24 A24 5 20 11 44
25 A25 9 36 19 76
26 A26 8 32 21 84
27 A27 9 36 19 76
28 A28 8 32 19 76
29 A29 9 36 15 60
108
30 A30 8 32 17 68
31 A31 10 40 19 76
32 A32 11 44 18 72
33 A33 12 48 16 64
34 A34 13 52 19 76
109
C.1 UJI GREGORY
Validator 1
Lemah Kuat
Validator 2 (1-2)
(3-4)
Lemah (1-2)
Kuat (3-4)
Tabel Hasil Analisis Validasi RPP
No. Aspek Aspek yang dinilai Validator
Ket. I II
1. Format
1. Kejelasan pembagian materi
pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran dan alokasi waktu
4 3 D
2. Pengaturan ruang/tata letak 3 4 D
3. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 3 4 D
2. Bahasa
1. Kebenaran tata bahasa 3 4 D
2. Kesederhanaan struktur kalimat 4 4 D
3. Kejelasan petunjuk atau arahan 4 4 D
4. Bersifat komunikatif 4 4 D
3. Isi
1. Kejelasan Kompetensi yang harus dicapai 3 4 D
2. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
jelas dan operasional 3 3 D
3. Kejelasan materi yang akan disampaikan 4 3 D
4. Kejelasan scenario pembelajaran 4 4 D
5. Kesesuaian instrument penilaian yang
digunakan dengan kompetensi yang
ingin diukur
4 3 D
6. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 4 4 D
A B
C D
110
R ≥ 0.75 → Layak Digunakan
Tabel Hasil Analisis Validasi Bahan Ajar
No. Aspek Aspek yang dinilai Validator
Ket. I II
1.
Format
Buku
Peserta
didik
1. Kejelasan pembagian materi 3 4 D
2. Sistem oenomoran jelas 3 4 D
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai 3 3 D
4. Kesesuaian ruang/tata letak 3 3 D
5. Teks dan ilustrasi seimbang 3 4 D
6. Jenis dan ukuran huruf sesuai 3 3 D
2.
Isi Buku
Peserta
didik
1. Kebenaran konsep / materi 4 4 D
2. sesuai dengan K13. 4 4 D
3. Dukungan ilustrasi untuk memperjelas
konsep 3 3 D
4. Mudah dipahami 4 4 D
5. Kontekstual, artinya ilustrasi/gambar yang
dimuat berdasarkan konteks
daerah/tempat /lingkungan peserta didik
dan sering dijumpai dalam kehidupan
sehari hari mereka
4 3 D
3.
Bahasa dan
Tulisan
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar 4 3 D
2. Menggunakan tulisan dan tanda baca
sesuai dengan EYD 4 4 D
3. Menggunakan istilah – istilah secara tepat
dan mudah dipahami. 4 4 D
4. Menggunakan bahasa yang komunikatif
dan struktur kalimat yang sederhana,
sesuai dengan taraf berpikir dan
kemampuan membaca dan usia peserta
didik.
4 3 D
5. Menggunakan arahan dan petunjuk yang
jelas, sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
4 4 D
4. Manfaat/
Kegunaan
1. Dapat mengubah kebiasaan pembelajaran
yang tidak terarah menjadi terarah dengan
jelas
4 4 D
111
2. Dapat digunakan sebagai pegangan bagi
guru dan peserta didik
dalam pembelajaran
4 4 D
R ≥ 0.75 → Layak Digunakan
Tabel Hasil Analisis Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
No. Aspek Aspek yang dinilai Validator
Ket. I II
1. Format
1. Kejelasan pembagian mater 3 4 D
2. Sistem penomoran jelas 3 4 D
3. Jenis dan ukuran huruf sesua 3 4 D
4. Kesesuaian tata letak gambar, grafik
maupun tabel 4 3 D
5. Teks dan ilustrasi seimbang 3 3 D
2. Isi
1. Kesesuain dengan RPP dan buku ajar. 3 4 D
2. Isi LKPD mudah dipahami dan
konstektual 3 4 D
3. Aktivitas siswa dirumuskan dengan jelas
dan operasional 3 4 D
4. Kesesuaian isi materi dan tugas-tugas
dengan alokasi waktu yang ada 3 4 D
3. Bahasa
1. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam
LKPD mudah dipahami 4 4 D
2. Bahasa yang digunakan benar sesuai EYD
dan mengunakan arahan/petunjuk yang
jelas sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
4 4 D
4. Manfaat/ kegunaan LKPD
1. Penggunaan LKPD Sebagai bahan ajar
bagi guru 4 4 D
2. Penggunaan LKPD sebagai pedoman
belajar bagi peserta didik 4 4 D
112
R ≥ 0.75 → Layak Digunakan
Tabel Hasil Analisis Validasi Tes Hasil Belajar
No. Aspek Aspek yang dinilai Validator
Ket. I II
1. Soal
1. Soal-soal sesuai dengan indikator 3 4 D
2. Soal-soal sesuai dengan aspek yang diukur 3 3 D
3. Batasan-batasan pertanyaan dirumuskan
dengan jelas 4 4 D
4. Mencakup materi pelajaran secara
reprensentatif 4 4 D
2. Konstruksi
1. Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan
dengan jelas 4 3 D
2. Kalimat soal tidak menimbulkan
penafsiran ganda 4 3 D
3. Rumusan pertanyaan soal menggunakan
kalimat tanya atau perintah yang jelas 4 4 D
4. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif
sama 4 3 D
3. Bahasa
1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang benar 4 4 D
2. Menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti 4 4 D
3. Menggunakan istilah (kata-kata) yang
dikenal peserta didik 4 4 D
4. Waktu Waktu yang digunakan sesuai 4 3 D
113
R ≥ 0.75 → Layak Digunakan
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), buku ajar peserta didik, lembar kerja peserta didik (LKPD),
dan tes hasil belajar fisika peserta didik divalidasi oleh dua pakar (ahli).
Berdasarkan hasil validasi tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel C.1.2Hasil Analisis Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat Uji Gregory ( R ) Ket
1 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) 1,00 Layak digunakan
2 Buku Peserta Didik 1,00 Layak digunakan
3 Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) 1,00 Layak digunakan
4 Tes Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik 1,00 Layak digunakan
Berdasarkan tabel di atas dengan menggunakan uji Gregory (R ≥ 0,75)
dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku ajar peserta didik, lembar kerja peserta
didik (LKPD), dan tes hasil belajar fisika peserta didik layak digunakan dalam
penelitian karena hasil analisis yang diperoleh sesuai dengan syarat uji Gregory.
114
C.2 ANALISIS UJI VALIDITAS
Untuk pengujian validitas digunakan rumus sebagai berikut :
dengan:
γpbi = Koefisien korelasi biserial
Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya M = Rerata skor total
p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
=
Proporsi peserta didik yang
menjawab salah
( q = 1 - p )
St = Standar deviasi dari skor total
115
HASIL TES UJI COBA
Responden Nomor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
A1 1 1 1 0 1 1 1 1
A2 1 1 1 0 1 1 1 1
A3 1 1 1 1 0 1 1 1
A4 1 1 0 1 0 1 1 1
A5 0 1 1 0 0 0 1 1
A6 1 1 1 1 0 1 1 1
A7 1 1 1 1 0 1 1 1
A8 1 1 1 1 0 1 1 1
A9 1 1 1 1 0 1 1 1
A10 1 1 1 1 0 1 1 1
A11 0 1 1 0 0 0 1 0
A12 1 1 1 1 0 1 1 1
A13 1 1 1 1 1 1 1 1
A14 1 1 0 0 0 1 1 1
A15 0 1 0 0 0 0 1 0
A16 1 1 1 1 0 1 1 1
A17 1 1 1 1 0 1 1 1
A18 1 1 1 1 0 1 1 1
A19 1 1 1 1 1 1 1 1
A20 1 1 1 1 1 1 1 1
A21 1 1 1 0 0 1 1 1
116
A22 1 1 1 1 0 1 1 1
A23 1 1 1 1 1 1 1 1
A24 1 1 1 1 1 1 1 1
A25 0 0 1 0 0 0 1 1
A26 1 1 1 0 0 1 1 1
A27 1 1 1 0 0 1 1 1
A28 0 0 0 0 0 0 0 0
A29 1 1 1 1 0 1 1 1
A30 1 1 1 1 0 1 1 1
A31 1 1 1 1 0 1 1 1
A32 0 0 1 0 0 1 0 0
A33 1 1 1 1 0 1 1 0
A34 1 1 1 1 1 1 1 1
JUMLAH 28 31 30 22 8 29 32 28
V
A
L
I
D
I
p 0.82 0.91 0.88 0.65 0.24 0.85 0.94 0.82
q 0.18 0.09 0.12 0.35 0.76 0.15 0.06 0.18
pq 0.15 0.08 0.10 0.23 0.18 0.13 0.06 0.15
Σ benar 653 690 663 530 197 660 707 644
p/q 4.67 0.33 7.50 1.83 0.31 5.80 16.00 4.67
Sqrt 2.16 3.21 2.74 1.35 0.55 2.41 4.00 2.16
T
A
S
p/q
Mp 23.32 22.26 22.10 24.09 24.63 22.76 22.09 23.00
Mt 21.38
Mp-Mt 1.94 0.8
8
0.72 2.71 3.24 1.38 0.71 1.62
117
st 5.0
(Mp-
Mt)/st
0.39 0.1
8
0.14 0.55 0.65 0.28 0.14 0.33
ɣ pbhis 0.84 0.5
7
0.40 0.74 0.36 0.67 0.57 0.70
r tabel 0.34
α 0.05
Status Valid Vali d Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Responden Nomor Butir Soal
9 10 11 12 13 14 15 16
A1 1 1 1 1 1 1 1 1
A2 1 1 1 1 1 1 1 1
A3 1 1 1 1 0 1 1 1
A4 0 1 1 1 1 1 1 1
A5 0 0 1 0 1 1 1 1
A6 1 1 1 1 1 1 1 1
A7 1 1 1 1 1 1 1 1
A8 1 1 1 1 1 1 1 1
A9 1 1 1 1 1 1 0 1
A10 1 1 1 1 1 1 1 1
A11 1 0 1 0 1 1 1 0
A12 1 1 1 1 1 1 1 1
A13 1 1 1 1 1 1 1 1
A14 1 1 1 1 1 1 1 1
118
A15 1 0 1 0 1 1 0 0
A16 1 1 1 1 1 1 1 1
A17 1 1 1 1 1 1 1 1
A18 1 1 1 1 1 1 1 1
A19 1 1 1 1 1 1 1 1
A20 1 1 1 1 1 1 1 1
A21 1 1 1 1 1 1 0 1
A22 1 1 1 1 1 1 1 1
A23 1 1 1 1 1 1 1 1
A24 1 1 1 1 1 1 1 1
A25 0 1 1 1 1 1 1 1
A26 1 1 1 1 1 1 1 1
A27 0 1 1 1 1 1 0 1
A28 0 0 0 0 1 1 1 1
A29 1 1 1 1 1 1 1 1
A30 1 1 1 1 1 1 1 1
A31 0 1 1 1 1 1 1 1
A32 0 0 0 0 1 0 0 0
A33 1 1 1 1 1 1 1 1
A34 1 1 1 1 0 1 1 1
JUMLAH 27 29 32 29 32 33 29 30
V
A
L
p 0.79 0.85 0.94 0.85 0.94 0.97 0.85 0.88
q 0.21 0.15 0.06 0.15 0.06 0.03 0.15 0.12
pq 0.16 0.13 0.06 0.13 0.06 0.03 0.13 0.10
119
I
D
I
T
A
S
Σ
benar
619 670 707 670 675 720 647 671
p/q 3.86 5.80 16.00 5.80 16.00 33.00 5.80 7.50
Sqrt
p/q
1.96 2.41 4.00 2.41 4.00 5.74 2.41 2.74
Mp 22.93 23.10 22.09 23.10 21.09 21.82 22.31 22.37
Mt 21.38
Mp-
Mt
1.54 1.7
2
0.71 1.72 -0.29 0.44 0.93 0.98
st 5.0
(Mp-
Mt)/st
0.31 0.3
5
0.14 0.35 -0.06 0.09 0.19 0.20
ɣ
pbhis
0.61 0.8
4
0.57 0.84 -0.23 0.50 0.45 0.54
r
tabel
0.34
α 0.05
Status valid valid vali
d
valid buang valid valid valid
Responden Nomor Butir Soal
17 18 19 20 21 22 23 24
A1 0 1 1 1 0 0 1 1
A2 0 1 1 1 0 0 1 1
A3 1 1 1 1 0 1 1 1
A4 1 1 0 1 0 0 1 0
A5 0 1 0 0 0 0 0 0
A6 1 1 1 1 0 1 1 1
A7 0 0 1 1 0 1 1 0
120
A8 0 1 1 1 0 1 1 1
A9 0 1 1 1 0 1 1 0
A10 0 1 1 1 0 0 1 1
A11 0 1 0 0 0 0 1 0
A12 0 1 1 1 0 0 1 1
A13 0 1 0 0 1 1 1 1
A14 0 0 0 1 0 0 1 0
A15 1 1 0 0 0 0 1 0
A16 1 1 1 1 0 0 1 1
A17 0 1 1 1 0 0 1 1
A18 0 0 1 0 0 0 1 0
A19 0 1 1 1 0 0 1 1
A20 0 1 0 0 1 1 1 1
A21 0 1 1 1 0 0 1 0
A22 0 1 1 1 0 0 1 1
A23 0 0 1 1 0 0 1 1
A24 0 1 1 1 0 0 1 1
A25 0 1 0 1 0 0 1 1
A26 0 1 1 1 0 0 1 1
A27 0 0 0 0 0 0 1 1
A28 0 1 0 1 0 1 1 1
A29 0 1 1 0 1 1 1 1
A30 0 1 1 1 0 0 0 1
A31 0 0 1 1 0 1 1 1
121
A32 1 1 0 0 0 0 0 0
A33 1 1 0 0 1 1 1 1
A34 1 1 0 1 1 1 1 1
JUMLAH 8 28 21 25 5 12 31 24
V
A
L
I
D
I
T
p 0.24 0.82 0.62 0.74 0.15 0.35 0.91 0.71
q 0.76 0.18 0.38 0.26 0.85 0.65 0.09 0.29
pq 0.18 0.15 0.24 0.19 0.13 0.23 0.08 0.21
Σ benar 169 602 493 568 129 286 686 558
p/q 0.31 4.67 1.62 2.78 0.17 0.55 10.33 2.40
Sqrt
p/q
0.55 2.16 1.27 1.76 0.42 0.24 3.21 1.55
A
S
Mp 21.13 21.50 23.48 22.72 25.80 23.83 22.13 23.25
Mt 21.38
Mp-Mt -0.26 0.12 2.09 1.34 4.42 2.45 0.75 1.87
st 5.0
(Mp-
Mt)/st
-0.05 0.02 0.42 0.27 0.89 0.49 0.15 0.38
ɣ pbhis -0.03 0.05 0.54 0.45 0.37 0.36 0.48 0.58
r tabel 0.34
α 0.05
Status Buan
g
buang Valid Valid Val id Val id Valid Valid
Responden Nomor Butir Soal
25 26 27 28 29 30
122
A1 1 0 0 1 1 0
A2 0 0 0 1 1 0
A3 1 0 1 1 1 0
A4 0 0 1 1 1 0
A5 0 0 0 1 0 1
A6 1 0 0 1 1 0
A7 1 1 1 1 1 0
A8 0 1 0 1 1 0
A9 1 0 1 1 1 0
A10 0 1 1 1 0 0
A11 1 0 0 1 0 1
A12 1 0 1 1 1 0
A13 1 1 0 1 1 1
A14 1 0 0 1 1 0
A15 1 1 0 1 0 1
A16 1 1 1 1 1 0
A17 0 1 0 1 1 1
A18 1 0 0 1 1 0
A19 1 1 0 1 1 1
A20 0 1 1 1 1 1
A21 1 0 0 1 1 0
A22 1 1 0 1 1 0
A23 1 0 1 1 0 0
A24 1 0 0 1 1 0
123
A25 1 0 0 1 1 0
A26 0 0 1 1 1 1
A27 1 0 0 1 1 0
A28 1 0 0 1 1 1
A29 1 0 0 1 1 0
A30 1 1 0 1 1 0
A31 0 0 1 1 1 1
A32 1 0 0 0 0 0
A33 1 1 1 1 1 1
A34 1 1 1 1 1 0
JUMLAH 25 13 13 33 28 12
V
A
L
I
D
I
T
A
S
p 0.74 0.38 0.38 0.97 0.82 0.35
q 0.26 0.62 0.62 0.03 0.18 0.65
pq 0.19 0.24 0.24 0.03 0.15 0.23
Σ benar 530 313 313 720 636 231
p/q 2.78 0.62 0.62 33.00 4.67 0.55
Sqrt
p/q
1.67 0.79 0.79 5.74 2.16 0.74
Mp 2.20 24.08 24.08 21.82 22.71 19.25
Mt 21.38
Mp-Mt -0.18 2.69 2.69 0.44 1.33 -2.13
st 5. 0
(Mp-
Mt)/st
-0.04 0.54 0.54 0.09 0.27 -0.43
ɣ pbhis -0.06 0.43 0.43 0.50 0.58 -0.32
124
r tabel 0.34
α 0.05
Status Buang Valid Valid Valid Valid Buang
125
Untuk uji validasi soal nomor 1 dari 30 soal yang telah diuji cobakan kepada 34
peserta didik.
a. Rata-rata peserta didik yang menjawab benar (Mp)
b. Mean dari skor total (Mt)
c. Proporsi peserta didik yang menjawab benar (p)
d. Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q)
q = 1 – p = 1 – 0,82 = 0,18
e. Standar Deviasi (St)
126
𝑠 = 4,96 ≈ 5,0 (dibulatkan)
f. Menentukan koefisien korelasi biseral
𝛾𝑝𝑏𝑖 = (0,39)(2,14)
𝛾𝑝𝑏𝑖 = 0,8346 ≈ 0,83
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝛾𝑝𝑏𝑖= 0,83 dan rtabel = 0,34 item,
maka soal nomor 1 dinyatakan “valid” karena 𝛾𝑝𝑏𝑖 > rtabel.
Untuk uji validasi soal nomor 13 dari 30 soal yang telah diuji cobakan
kepada 34 peserta didik.
a. Rata-rata peserta didik yang menjawab benar (Mp)
127
b. Mean dariskor total (Mt)
c. Proporsi peserta didik yang menjawab benar (p)
d. Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q) q = 1 – p = 1 – 0,94 = 0,06
e. Standar Deviasi (St)
f. Menentukan koefisien korelasi biseral
128
𝛾𝑝𝑏𝑖 = −0,229 ≈ -0,23
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝛾𝑝𝑏𝑖= -0,23 dan rtabel = 0,34 item,
maka soal nomor 13 dinyatakan “ tidak valid” karena 𝛾𝑝𝑏𝑖 < rtabel.
ANALISIS UJI RELIABILITAS
Untuk perhitungan reliabilitas tes digunakan rumus Kuder dan Richardson
(KR-20) yang dirumuskan:
Jumlah skor peserta didik (∑ 𝑓𝑋̅) = 727
Jumlah kuadrat skor tiap peserta didik (∑ 𝑓𝑋̅2) = 16357
129
a. Mencari varians (s2)
𝑠2 = 24,61
b. Mencari reliabilitas (r)
𝑟11 = 0,844 ≈ 0,84 (dibulatkan)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas tes yaitu 0,84 dan
berada pada rentang 0,80 – 1,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa tes hasil
belajar fisika peserta didik memiliki kategori reliabilitas tinggi.
130
C.3 ANALISIS UJI DESKRIPTIF
1. Pretest
a. Skor Tertinggi = 14
b. Skor Terendah = 3
c. Rentang Skor (R) = Skor Tertinggi – Skor Terendah
= 14 - 3
= 11 d. Banyaknya Data (n) = 34
e. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 34
= 6,1 6 (dibulatkan)
f. Panjang kelas interval (i)
(dibulatkan)
Tabel C.3.1 Distribusi Frekuensi Pretest
Skor fi Xi Xi2 fi Xi fi Xi2
3 - 4 = 7 3.5 12.25 24.5 85.75
5 - 6 = 9 5.5 30.25 49.5 272.25
7 - 8 = 8 7.5 56.25 60 450
9 - 10 = 5 9.5 90.25 47.5 451.25
11 - 12 = 3 11.5 132.25 34.5 396.75
13 - 14 = 2 13.5 182.25 27 364.5
34 51 503.5 243 2020.5
g. Skor Rata-rata (𝑋̅ )
h. Standar Deviasi (s)
131
√
= 8,6
= 2,93
132
2. Posttest
a. Skor Tertinggi = 22
b. Skor Terendah = 11
c. Rentang Skor (R) = Skor Tertinggi – Skor Terendah
= 22 - 11
= 11 d. Banyaknya Data (n) =
34
e. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 34
= 6,1 6 (dibulatkan)
f. Panjang kelas interval (i)
(dibulatkan)
Tabel C.3.2 Distribusi Frekuensi Posttest
Skor fi Xi Xi2 fi Xi fi Xi2
11 - 12 = 1 11.5 132.25 11.5 132.25
13 - 14= 5 13.5 182.25 67.5 911.25
15 - 16 = 6 15.5 240.25 93 1441.5
17 - 18 = 2 17.5 306.25 35 612.5
19 - 20 = 18 19.5 380.25 351 6844.5
21 - 22 = 2 21.5 462.25 43 924.5
34 81 1703.5 601 10866.5
g. Skor rata-rata (𝑋̅ )
h. Standar Deviasi (s)
133
= 2,71
Tabel C.3.3 Kategorisasi Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik
Interval Pretest Posttest
Kategori Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
21 - 25 0 0.0 1 2.9 Sangat Tinggi
16 - 20 0 0.0 24 70.6 Tinggi
11- 15 5 14.7 9 26.5 Cukup
6 - 10 18 52.9 0 0.0 Rendah
0 - 5 11 32.4 0 0.0 Sangat
Rendah
34 100 34 100
C. 4 ANALISIS UJI N-GAIN
Untuk menghitung peningkatan hasil belajar peserta didik maka digunakan
rumus :
g =
No. Nama Peserta
Didik Pretest Posttest Gain N-Gain Kategori
134
1 A1 11 22 11 0.79 Tinggi
2 A2 3 19 16 0.73 Tinggi
3 A3 4 19 15 0.71 Tinggi
4 A4 3 16 13 0.59 Sedang
5 A5 4 19 15 0.71 Tinggi
6 A6 5 13 8 0.40 Sedang
7 A7 4 19 15 0.71 Tinggi
8 A8 14 20 6 0.55 Sedang
9 A9 4 14 10 0.48 Sedang
10 A10 5 13 8 0.40 Sedang
11 A11 4 13 9 0.43 Sedang
12 A12 5 15 10 0.50 Sedang
13 A13 6 19 13 0.68 Sedang
14 A14 7 14 7 0.39 Sedang
15 A15 6 19 13 0.68 Sedang
16 A16 7 19 12 0.67 Sedang
17 A17 6 19 13 0.68 Sedang
18 A18 7 19 12 0.67 Sedang
19 A19 6 16 10 0.53 Sedang
20 A20 7 19 12 0.67 Sedang
21 A21 6 15 9 0.47 Sedang
22 A22 8 19 11 0.65 Sedang
23 A23 9 20 11 0.69 Sedang
24 A24 5 11 6 0.30 Sedang
25 A25 9 19 10 0.63 Sedang
26 A26 8 21 13 0.76 Tinggi
27 A27 9 19 10 0.63 Sedang
28 A28 8 19 11 0.65 Sedang
29 A29 9 15 6 0.38 Sedang
30 A30 8 17 9 0.53 Sedang
31 A31 10 19 9 0.60 Sedang
32 A32 11 18 7 0.50 Sedang
33 A33 12 16 4 0.31 Sedang
34 A34 13 19 6 0.50 Sedang
Jumlah 243 593 350 19.55
Skor Rata-rata 7.15 17.44 0.58 Sedang
135
Skor Ideal 25 25
Analisis Perhitungan (N- Gain)
= 0,58
Tabel D.4.1 Kriteria Indeks Gain
Rentang Kategori Frekuensi Presentase Rata-rata N-Gain
⟨𝒈) > 0,7 Tinggi 6 17.65
0.58
0,3 < ⟨𝒈⟩≤
0,7 Sedang 28 82.35
⟨𝒈⟩< 0,3 Rendah 0 0.00
Jumlah 34 100
Dengan kriteria N-Gain yaitu sebesar 0,58 maka peningkatan hasil belajar
peserta didik yang terjadi sesudah diterapkannya metode pembelajaran mind map
pada kelas XI MIA 5 SMA NEGERI 9 MAKASSAR termasuk kategori sedang.
136
LAMPIRAN D
D . 1 NAMA KELOMPOK
D . 2 DAFTAR HADIR
137
LAMPIRAN D. 1
Nama Kelompok Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA 5
LAMPIRAN D.2
SMA Negeri 9 Makassar
1) AINUN PRATIWI
2) FAMELIA BILQIS
3) M.FEBRIANSYAH
4) NURTAZKIYAH
SYAWALIA
5) SITI AISYAH
6) MUH.TAUFIQ
RAMADHAN
1) ANNISA MARGARENA
2) DELTA ANUGRAH AINNYYAH
3) NUR ADYA ZABRIKA UTARI
4) PUTRI NATASYA HARIS
5) RESDI
1) SOFIOLA DWI
IMANDA
2) AINUN ANDIANI
JAMAL
3) A.NURUL ANNISA
4) M.FAHRILNASWIN
1) WULAN DEWI
RAHMAWATI
2) NURUL AMELIA
3) MARIA
O KTAVIANY . T.
4) ANDI TENRI
RABIATUL
5) MUH.RACHMAT
1) FAHRI ALMUTAIM
2) HAJAR SRI PUTRI R
3) LISNAWATI
4) MUSFIRA ANANDA
5) NUR ZAKIAH
SUJANA
1) DEVITA FALENT
PURNAMA
2) ANNISA RAMADHANI
3) NATALIE KEMALIA
4) TIARA
138
DAFTAR HADIR SISWA KELAS XI MIA 5 SMA NEGERI 9 MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019/2020
No Nama
L
/P
Pertemuan Ke
1
2
3
4
5
6 7
1 Ainun Andriani Jamal P s
2 Ainun Pratiwi L
3 Andi Nurul Annisa Syahrir L
4 Andi Tenri Rabiatul Maharani P s s
5 Anisa Margareta Ima Da Cunha P s
6 Annisa RamadhaniAbdullah L i
7 Detha Anugrah Ainiyyah P a
8 Devita Falent Purnama P
9 Fahmi Almutaim Tammu P s s
10 Famelia Bilqis P
11 Hajar Sri Putri R P
12 Lisnawati P
13 M.Febriansyah Gilang Pratama P
14 M. Taufiq Ramadhan P
15 Maria Oktaviani Tiba P
16 Muh Nurul Haq P
17 Muhammad Rahcmat Zuazili P
18 Musfira Ananda Aulia Putri P
19 Natalie Kemala Wardhani P a
20 Nur Adya Zabrika Utari P
21 Nur Zakia Zujana P s
22 NutaszkyahSyawalia Fitriani. Z L
23 Nurul Amelia P
24 Putri Natasya Haris L
25 Resdi L
26 Siti Aisyah L
27 Sofiola Dwi Imanda P a
28 Tiara P
29 Wulan Dewi Rahmawati P i
139
30 Indry Dewi Safitri L
31 M.Fahril Aswin Hamsir P
32 Triutama Restu Bumi L
33 Zahra Humairah H. S. Pongka P
34 Andi Agung Nugraha T L
Keterangan
: Hadir
s : Sakit
i : Izin
a : Alfa
140
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
141
Dokumentasi
142
143
144
LAMPIRAN G
PERSURATAN
156
RIWAYAT HIDUP
MUSIDASARI, lahir di Mario 11 Agustus 1996,
buah cinta dari Muh Asri dengan Andi Musdalipah.
Penulis memulai pendidikannya pada tahun 2002 di SD 55
Mario Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep dan
tamat pada tahun 2008. Setelah tamat sekolah dasar penulis
melanjutkan studinya di MTS DDI Pattojo kecematan Rompegading Kabupaten
Pangkep pada tahun 2008 tamat tahun 2011. Pada tahun 2011 pula penulis masuk
di SMA Negeri 1 Watansopeng dan selesai tahun 2014. Dan kemudian di tahun
yang sama pula 2014 penulis melanjutkan studinya di
UniversitasbMuhammadiyah Makassar dengan mengambil Program Studi
Pendidikan Fisika