PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW · pokok bahasan perdagangan internasional. Penelitian ini...
-
Upload
phungthien -
Category
Documents
-
view
225 -
download
4
Transcript of PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW · pokok bahasan perdagangan internasional. Penelitian ini...
-
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS SMA Santa Maria, Yogyakarta
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat
MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikanAkuntansi
DisusunOleh:
Agnes Amarielliana Satya Dharma
NIM : 051334023
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS SMA Santa Maria, Yogyakarta
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat
MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikanAkuntansi
DisusunOleh:
Agnes Amarielliana Satya Dharma
NIM : 051334023
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini kepada
Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing, menerangi setiap langkahku, dan pegangan hidupku
Bunda Maria cahaya hidupku dan selalu melindungiku
My lovely parents n My lovely sister mb.Lia atas cinta dukungan dan doa yang dicurahkan untukku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
Pengalaman adalah guru yang tegas, karena ia menguji dahulu, baru mengajarkan.
-Aturan Vernon Saunders-
Orang yang mencoba melakukan sesuatu dan gagal jauh lebih baik ketimbang
mereka yang nggak berbuat apa-apa, tapi sukses.
-Ron Herron-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Mei 2011
Penulis
Agnes Amarilelliana Satya Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan
Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Penerapan Metode Kooperatif
Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dalam Pembelajaran
Ekonomi. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan lancar.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh pengertian hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta
motivasi dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.
7. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Si. selakudosen penguji yang
telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi
ini.
8. Dosen-dosenku yang baik : Pak Wid, Pak Heri, Pak Ruby, Bu Cornel, Bu
Catur, Bu Prem, Bu Indah terimakasih atas ilmu dan didikan yang telah
diberikan pada saya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
9. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas
bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.
10. Bapak YB. Subagyo S.Pd. selaku guru partner yang telah bersedia
bekerjasama dalam melakukan penelitian
11. Bapak dan ibuku yang telah berjuang selama ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah, serta atas cinta, kasih sayang, semangat, doa dan
dukungan yang tiada henti. Love You
12. Mbakku satu-satunya mb.amel, walaupun sering berselisih paham tetapi
tetap baik hati membelikan laptop untuk memperlancar skripsi, selalu
memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang tiada henti. Love you
Sist, you are the best in my life
13. Buat semua saudara-saudaraku : mbak dewi, mbak maya, mbak ryan mbak
kiki, mbak bela buat doanya dan dukungannya.
14. Buat melon, tami, mbak angga yang selalu ngasih dukungan meski dah gag
ketemu.
15. Villa dan Arnon pasangan aneh yang sudah membantu banyak dalam
membuat video dan power point.
16. Tyas pranoto terima kasih buat semua bantuan yang sudah diberikan dari
awal penelitian hingga akhir maaf dek dah membuat repot dirimu, thanks a
lot
17. Copy piun yang membantu mengambil gambar saat penelitian, yansen yang
nemenin di kampus.
18. Tetangga baruku yang terima kasih untuk pinjaman motornya.
19. Sahabat-sahabatku: terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang
selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi
ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat
menyelesaikan skirpsi ini.
20. Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2005 Program Studi Pendidikan
Akuntansiatas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah
diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
ABSTRAK
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI
Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS I SMA Santa Maria Yogyakarta
Agnes Amarielliana Satya Dharma
Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran ekonomi. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan pada
pokok bahasan perdagangan internasional. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa
kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta. Waktu penelitian tanggal 29 Januari
2011.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan
siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam
proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan
belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Analisis hasil penelitian
dilakukan dengan berdasarkan analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran ekonomi. Kondisi motivasi siswa setelah penelitian adalah
sebagai berikut: 4 siswa (19,05%) mempunyai motivasi yang sangat tinggi, 16
siswa (76,19%) mempunyai motivasi tinggi dan 1 siswa (4,76%) mempunyai
motivasi cukup. Sementara penelitian kondisi motivasi belajar siswa sebelum
penelitian ini adalah sebagai berikut: 11 siswa (52,38%) mempunyai motivasi
tinggi, 9 siswa (42,86) mempunyai motivasi cukup dan 1 siswa (4,76%)
mempunyai motivasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE METHODS TYPE JIGSAW
IN INCREASING THE STUDENTS MOTIVATION
IN LEARNING ECONOMICS
A Case Study on The Students of the 11th
Grade of 1st Social Class
at Santa Maria Senior High School Yogyakarta
Agnes Amarielliana Satya Dharma
Sanata Dharma University
2011
The objective of this research is to find out the application of cooperative
methods type jigsaw in increasing the students motivation in learning the
economics. The application of learning model was implemented on the students of
International Commerce Subjects and it was held on January 29th
, 2011 to the
students of the 11th Grade of 1st Social Class at Santa Maria Senior High School
Yogyakarta.
This research is a class action research. The implementation of research
consists of four stages, they are: planning, action, observation, and reflection. The
instruments of the study in this research are observation sheets, questionnaire, and
documentation. The data collected from the sheet of teachers activity
observation, the sheet of students activity observation, the class activity
observation, the sheet of teachers observation during the learning process, the
instruments of class observation, the sheet of students learning activity in group,
and reflection instrument. The result of research analysis is done through the
descriptive analysis.
The conclusion of the result is that the application of cooperative learning
model type JIGSAW is able to increase the students learning motivation in
economics. The condition of students motivation after research are: 4 students
(19,05%) have very high motivation, 16 students (76,19%) have high motivation
and 1 student (4,76%) has enough motivation. Meanwhile, the condition before
research is: 11 students (52,38%) have high motivation, 9 students (42,86%) have
enough motivation and 1 student (4,76) has low motivation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. LatarBelakangMasalah ........................................................... 1
B. IdentifikasiMasalah ................................................................ 4
C. RumusanMasalah ................................................................... 4
D. TujuanPenelitian .................................................................... 4
E. ManfaatPenelitian .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
A. PengertianPenelitianTindakanKelas (PTK) ........................... 6
B. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif .............................. 10
C. PembelajaranKooperatifTipeJigsaw ...................................... 19
D. Motivasi Belajar Siswa .......................................................... 25
E. Kerangka Berfikir................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 30
A. JenisPenelitian ........................................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
B. LokasidanWaktuPenelitian .................................................... 30
C. SubjekdanObjekPenelitian ..................................................... 31
D. ProsedurPenelitian.................................................................. 31
E. InstrumenPenelitian................................................................ 35
1. Perencanaan ...................................................................... 35
2. Tindakan ........................................................................... 36
3. Observasi .......................................................................... 37
F. PengumpulandanAnalisis Data ............................................... 38
1. Analisis deskriptif ............................................................. 38
2. Analisistingkatmotivasibelajarsiswa ................................. 39
BABIV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ............................................ 40
A. Sejarah Sekolah ...................................................................... 40
B. Tujuan, VisidanMisi SMA Santa Maria Yogyakarta .............. 41
1. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta ............................. 41
2. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta .................................. 43
3. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ................................. 44
C. SistemPendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta .............. 45
D. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta.............................. 46
E. Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta .............................. 47
F. SumberDayaManusia SMA Santa Maria Yogyakarta ............ 49
G. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta...................................... 49
H. KondisiFisik, lingkunganSekolahdanFasilitas
SMA Santa Maria Yogyakarta ................................................ 50
I. Proses BelajarMengajar SMA Santa Maria Yogyakarta ......... 52
J. FasilitasPendidikandanLatihan
SMA Santa Maria Yogyakarta ................................................ 53
K. KomiteSekolah SMA Santa Maria .......................................... 55
L. HubunganAntara SMA Santa Maria Yogyakarta dengan
Instansi lain ............................................................................. 56
M. Usaha- Usaha PeningkatanKualitasKelulusan ........................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
1. Matrikulasi ........................................................................ 57
2. Conversation .................................................................... 57
3. Tourist Hunting ................................................................. 58
4. In Group ............................................................................ 58
5. Retret ................................................................................. 58
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ........................... 59
A. Deskripsi Penelitian................................................................. 59
1. Observasi Pra Penelitian .................................................... 59
2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 68
B. AnalisisMotivasiSiswaSebagaiDampakPenerapan
MetodeKoopertaifTipeJigsaw Pada
Mata PelajaranEkonomi .......................................................... 86
BAB VI KESIMPULAN. KETERBATASAN PENELITIAN,
DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................. 90
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 90
C. Saran ........................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92
LAMPIRAN ................................................................................................... 93
Lampiran 1. Lembar Observasi Kegiatan Guru ......................................... 94
Lampiran 1a. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ............................ 98
Lampiran 1b. Lembar Observasi Kegiatan Guru ......................................... 101
Lampiran 2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ....................................... 103
Lampiran 2a. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ........................... 105
Lampiran 2b. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ....................................... 106
Lampiran 3. Lembar Observasi Kegiatan Kelas ......................................... 108
Lampiran 3a. Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran .......................... 110
Lampiran 3b. Lembar Observasi Kegiatan Kelas ........................................ 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
Lampiran 4. RencanaPelaksanaanPembelajaran ........................................ 115
Lampiran 5. Lembar Materi Bahan Ajar ................................................... 127
Lampiran 6. Lembar Soal Bahan Ajar ....................................................... 140
Lampiran 7. Aktivitas Guru Pada Siklus I .................................................. 145
Lampiran 7a. Aktivitas Guru Pada Siklus I .................................................. 146
Lampiran 8. Instrumen Pengamatan Kelas ................................................ 147
Lampiran 8a. Instrumen Pengamatan Kelas ................................................ 148
Lampiran 9. Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam
Proses Pembelajaran Siklus I ................................................. 149
Lampiran 9a. Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam
Proses Pembelajaran Siklus I ................................................. 150
Lampiran 10. InstrumenRefleksiKesan Guru Mitra Terhadap
Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw .......................................................... 152
Lampiran 11. Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................................... 153
Lampiran 11a. Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe JigsawSiklus I ...................... 156
Lampiran 12. Kuesioner Motivasi Belajar ................................................... 157
Lampiran 12a. Motivasi Pra Penelitian ......................................................... 161
Lampiran 12b. Motivasi Pra Penelitian ......................................................... 162
Lampiran 13. Instrumen Tindakan Pengamatan Terhadap Siswa ............... 163
Lampiran 13a. Instrumen Pengamatan Siswa ............................................... 165
Lampiran 14. Daftar Nama kelompok ......................................................... 166
Lampiran 15. Daftar Nilai Kuis ................................................................... 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, pendidikan memang berperan penting karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan perkembangan dunia
pendidikan yang semakin pesat, lembaga pendidikan dituntut untuk lebih dapat
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak perhatian
khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu cara yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem
pendidikan.
Menurut Nurhadi (2001:1), ada tiga komponen yang perlu disoroti dalam
pembaharuan pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran dan keefektifan metode pembelajaran. Kurikulum harus
komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload,
dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi.
Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas
hasil pendidikan.
Pada kenyataannya, meski kurikulum yang berlaku di Indonesia terus
mengalami perbaikan untuk mewujudkan pendidikan yang baik, metode yang
dipakai guru cenderung tetap yakni metode ceramah. Hal ini membuat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
merasa bosan, dan kesulitan dalam proses belajar. Berdasarkan hasil
pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas XI SMA
Santa Maria, Yogyakarta menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah
menyebabkan :
1. Siswa tidak terlibat secara aktif
Dari pengamatan peneliti, pada saat guru menjelaskan materi hanya
ada 2-3 siswa yang terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran, bahkan ada
1 siswa yang asyik dengan handphone miliknya, 3-4 siswa bercerita dengan
teman sebangkunya dan beberapa siswa lainnya hanya terdiam ataupun
melamun.
2. Siswa kurang berani dalam mengajukan pendapat ataupun pertanyaan pada
saat pelajaran.
Dalam metode ini, guru menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Sehingga pembelajaran yang berlangsung berpusat pada guru
(teacher center) sehingga siswa hanya dapat duduk mendengarkan dan
mencatat. Dan disini siswa menjadi kurang berani dalam mengajukan
pendapat atau bertanya.
3. Siswa kurang termotivasi dalam pelajaran ekonomi.
Sebagian besar siswa mengambil jurusan IPS bukan karena benar-
benar berminat dengan jurusan IPS, hal ini dikarenakan jurusan IPA dirasa
lebih sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti berpendapat bahwa
keterlambatan siswa dalam mengikuti pelajaran Ekonomi sangatlah kurang.
Siswa juga merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Kondisi
demikian berdampak pada kualitas belajar yang meliputi kualitas proses dan
kualitas hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata hasil ujian tengah semester kelas XI tahun ajaran 2009/ 2010:
Tabel 1.1
Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester TA 2009/ 2010
N0 Kelas Rata-rata Nilai Ekonomi Semester 1
1 XI IPS 1 19,39
2 XI IPS 2 20,34
3 XI IPS 3 19,30
Sumber: Data Sekunder Nilai Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif
khususnya tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Metode jigsaw
merupakan metode yang dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dan siswa
memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.
Tujuan metode jigsaw ini mengembangkan kerja tim, keterampilan
belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak
mungkin diperoleh apabila siswa mempelajari materi itu sendiri, dan siswa
dituntut untuk mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
Sehingga gagasan penelitian tersebut selanjutnya dituangkan dalam judul yaitu:
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN
EKONOMI. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMA Santa Maria
Yogyakarta kelas XI IPS 1.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi penerapan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dan melihat pengaruh metode ini pada motivasi siwa di dalam kelas
pada mata pelajaran ekonomi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan
masalah: Bagaimana penerapan metode kooperatif tipe jigsaw ini dapat
meningkatkan motivasi siswa di kelas khususnya dalam pelajaran ekonomi
pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Santa Maria Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan
motivasi siswa khususnya dalam pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI IPS 1
SMA Santa Maria Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Guru dan peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan variasi bagi
guru dalam memilih metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran
dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
2. Bagi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan ataupun sebagai tambahan referensi bagi pembaca
yang akan melakukan penelitian yang serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Ada banyak persoalan yang dihadapi oleh guru pada waktu berdiri di
depan kelas. Untuk mengatasi permasalah yang dihadapi, guru dapat
menggunakan penelitian kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk
mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, dalam
suatu tindakan yang dilakukan dengan disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:4 dalam
Wiriaatmadja, 2006:11). Pengertian penelitian tindakan kelas menurut
Arikunto, (2007:2-3) dan Aqib, (2006:12-13)adalah sebagai berikut:
a. Penelitian. Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan. Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
c. Kelas. Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu
penelitian, tindakan, dan kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan (Arikunto, 2007:3).
2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas.
Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan
Kelas kita perlu mengetahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Adapun
karakteristik yang bersifat umum antara lain sebagai berikutEbbut, 1985
(Suyanto, K. E dkk, 2006:8):
a. Berangkat dari permasalahan faktual yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari.
b. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar di kelas tersebut.
c. Adanya proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus
yang berkelanjutan. Di dalam dan diantara siklus-siklus itu ada informasi
yang merupakan balikan dari apa yang telah dilakukan oleh peneliti.
3. Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses
yang dinamis dimana ada empat (Gambar 2.1)(Susilo, 2006:9-12)yaitu:
a. perencanaan tindakan
b. pelaksanaan atau implementasi tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
c. observasi dan interpretasi, dilanjutkan dengan analisa dan evaluasi
d. refleksi
Gambar 2.1
Spiral Kemmis dan Taggart 1988
(Wiriaatmadja, 2006:66)
Keterangan Gambar 2.1 (Susilo, 2006:9-12):
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-
teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh dari
masa lalu dalam kegiatan pembelajaran ataupenelitian yang sebidang.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw untuk diterapkan di dalam kelas.
2. Pelaksanaan tindakan
Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan
dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan
metode Jigsaw sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk menjamin
mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi
ACT
OB
SE
RV
ACT
OB
SE
RV
E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak
terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.
3. Observasi
Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara
bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam
proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat observasi
menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan
prosedur observasi yang mudah dilakukan.
4. Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan bagian yang amat
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang
dilakukan. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan pada Gambar
3.2.Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada Siklus 1,
maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus 2.Pada siklus kedua ini perlu
dilakukannya perencanaan kembali.Siklus ini merupakan kesatuan dari
kesatuan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
B. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai sekumpulan strategi
mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam
mempelajari sesuatu.Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan
belajar teman sebaya (Eggen dan Kauchak, 1993:310).Slavin (1997)
menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran
dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan
heterogen. Hal ini juga hampir sama dengan apa yang diungkap oleh Nur
dan Wikandari (2000:25) yang menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran
siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam
belajar. Pada model pembelajaran kooperatif ini setiap anggota kelompok
satu sama lain dituntut untuk saling tergantung yaitu setiap siswa
bergantung pada siswa lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
sehingga semua siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan
anggota dan dirinya sendiri. Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus
berpartisipasi aktif, dan perbedaan individual yang ada diantara siswa dapat
diminimalkan pada saat mereka mempelajari materi.
Dengan adanya pembelajaran kooperatif ini siswa dapat bertanggung
jawab atas dirinya sendiri dan juga pada kelompoknya, sehingga dalam diri
siswa timbul sikap ketergantungan yang positif yang nantinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
akanmenjadikan kerja kelompok yang optimal. Dan juga siswa saling
bekerjasama untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
2. Unsur- Unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie dalam bukunya Cooperative Learning, bahwa
model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar
belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David
Johnson (dalam Lie, 2002:30-34) mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan
lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat
mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif
dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan
dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota
kelompok harus melaksanakan tanggungjawabnya sendiri agar tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
c. Tatap muka
Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus
diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi
yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan.
d. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan
proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat
bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar
dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Dengan memperhatikan unsur-unsur pembelajaran kooperatif tersebut,
peneliti berpendapat bahwa dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
yang tergabung dalam kelompok harus betul-betul dapat menjalin
kekompakan.Selain itu, tanggung jawab bukan saja terdapat dalam
kelompok, tetapi juga dituntut tanggung jawab individu.
4. Ciri- Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri tertentu
diantaranya ialah (http://www.geocities.com/gardner02_8/ilmiah1.html):
a. Matlamat kumpulan
Matlamat kumpulan ialah kejayaan kumpulan dalam mencapai
kecemerlangan dalam menguasai sesuatu konsep yang diajar.Matlamat
ini dicapai melalui usaha bersama semua ahli didalam kumpulan.Dalam
kumpulan ini setiap ahli kumpulan mempunyai peran tertentu dan jelas
dalam usaha kumpulan mencapai matlamat yang ditetapkan.
b. Interaksi sosial ditekankan
Setiap ahli kumpulan akan berinteraksi secara bersemuka dalam
kumpulan. Interaksi yang serentak berlangsung pada masa yang sama
untuk setiap kumpulan melalui perbincangan yang akan menyebabkan
lebih ramai individu yang turut serta mengambil bagian. Setiap ahli
kumpulan perlu berhubungan rapat, saling memenuhi dan bantu
membantu.
c. Pelajar perlu saling bergantungan positif untuk mencapai objektif gerak
kerja
Kejayaan kumpulan bergantung kepada pembelajaran individu yang
ahli.Setiap ahli mempunyai tanggung jawab ke atas.Prinsip ini dikenali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
sebagai saling bergantungan secara positif.Untuk mencapai kesuksesan
dalam prinsip ini tugas perlu diberikan kepada semua ahli kumpulan
untuk menyumbang jawaban atau pendapat. Tanggung jawab individu
disini sangatlah penting dalam pengerjaan tugas yang telah diberikan
yang nantinya akan disumbangkan kedalam kelompok. Disini semua
pelajar mempunyai peluang yang sama untuk ambil bagian dan
menyumbangkan ide secara bersama.
5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik.Pembelajaran kooperatif dapat memberi
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas
akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan
khusus dari teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang
sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas meningkatkan
kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor
membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang
terdapat di dalam materi tertentu
(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/ pembelajaran-
kooperatif-tujuan.html).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh
Ibrahim, et al. (2000), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
a. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting
lainnya.Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang
model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik
dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping
mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah
maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara
luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi
peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk
bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui
struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu
sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak
anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
6. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Salvin (1995: 71-144) memperkenalkan empat tipe pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
a. Student Team Learning (STL)
Student Team Learning (STL) adalah metode yang dikembangkan dan
dipelajari di Universitas John Hopkins. Semua metode pembelajaran
kooperatif memberikan ide bahwa siswa belajar bekerja bersama dan
bertanggung jawab atas keberhasilan tim mereka. Tiga konsep inti dari
metode STL adalah hadiah tim (team reward), akuntabilitas individu
(indivudual accountability), dan peluang bersama untuk berhasil (equal
opportunity for success). Pada prinsip ada empat metode STL yang
secara luas dikembangkan dan diteliti, yaitu:
1) STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan
bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi
kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan
individual dan berikan reward.
2) TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh
tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual
dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta
tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan
menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan
cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada sajian
bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok
sehingga terjadi diskusi kelas.
3) TAI (Team Assisted Individualy)
Dalam TAI ada kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan
pembelajaran individual. Siswa bekerja dalam tim tetapi anggota tiap
tim bekerja pada unit yang berbeda. Anggota tim biasanya mengecek
pekerjaan teman membantu teman yang mengalami kesulitan atau
masalah. Saat ujian, masing-masing anggota timbekerja tanpa dibantu
oleh angota tim lainnya. Hasil kerja tim, hasil tes akhir, poin ekstra
dan tugas-tugas rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang
memperoleh skor tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain untuk
pengajaran matematika bagi siswa kelas tiga sampai kelas enam.
4) CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara
koperatif-kelompok. Sintaksnya adalah membentuk kelompok
heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai
dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana
kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok,
refleksi.
5) Tipe Jigsaw
Tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana
pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja
sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal,
baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada
pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2
kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok
ahli.Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap
anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada
kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut
kelompok ahli.
6) Learning Together
Peserta didik melakukan presentasi materi pelajaran.Setelah itu
mereka dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang
mengerjakan satu lembar kerja.Guru menilai hasil kerja
kelompok.Peserta didik kemudian secara individual mengerjakan kuis
yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
7) Group Investigation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Group Investigation merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
komplek dan paling sulit untuk diterapkan, dimana siswa terlibat
dalam perencanaan pemilihan topik yang dipelajari dan melakukan
penelitian tindakan kelas yang mendalam atas topik yang dipilihnya,
selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada
seluruh kelas.
C. Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Pengertian Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi
oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends,
2001).Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai
metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.Dalam
teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran
menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama
siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan
untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(Arends, 1997). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut
kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan (Lie,1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang
topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa
itu kembali pada tim atau kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya
pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.Kelompok asal yaitu kelompok
induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan gabungan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
beberapa ahli.Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan
mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan
dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
2. Kelebihan dan kekurangan Kooperatif jigsaw
Menurut Ibrahim (2000) menyatakan bahwa kelebihan belajar metode
kooperatif tipe jigsaw dapat meingkatkan tingkah laku kooperatif dan
hubungan yang baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan
akademis siswa. Ratumanan (2000) menyatakan bahwa interaksi yang
terjadi dalam belajar kooperatif tipe jigsaw dapat memacu terbentuknya ide
baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Sedangkan untuk kelemahan metode belajar kooperatif tipe jigsaw menurut
(roy killen,1996) yaitu :
a)Prinsip pola pembelajaran ini adalah peer teaching. Belajar untuk
teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi
dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain.
Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan, agar
jangan sampai terjadi missconception
b)Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan
materi kepada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri.
c)Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah
dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya membutuhkan waktu yang
cukup lama mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
d)Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya utuh
waktu yang cukup dan matang sebelum pembelajaran ini berjalan
dengan baik.
3. Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
a. Pembentukan Kelompok Belajar
Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dibagi menjadi dua
anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Kelompok kooperatif awal (kelompok asal).
Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5
anggota.Setiap anggota diberi nomor kepala, kelompok harus
heterogen terutama di kemampuan akademik.
2) Kelompok ahli
Kelompok ahli anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada
kelompok asal.Disini guru menegaskan siswa belajar bersama untuk
menjadi ahli sesuai dengan materi yang telah menjadi tanggung jawab
siswa.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok
kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok
secara bergantian, dengan langkah- langkah pembelajaran sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
a) Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok asal,
berangotakan 3-5 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya
A,B,C,D.
b) Membagi wacana atau tugas sesuai dengan materi yang diajarkan.
Masing-masing siswa mendapat wacana atau tugas yang berbeda,
nomor kepala yang sama mendapat tugas yang sama pada masing-
masing kelompok.
c) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana atautugas
yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama
dengan jumlah wacana atautugas yang telah dipersiapkan oleh guru.
d) Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk
menjadi ahli sesuai dengan wacana atautugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
e) Tugas bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat
menyampaikan informasi tentang hasil wacana atautugas yang telah
dipahami kepada kelompok kooperatif (kelompok asal). Poin c,d dan e
dilakukan dalam waktu 30 menit.
f) Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-
masing siswa kembali ke kelompok asal.
g) Beri kesempatan secara bergilir masing-masing siswa untuk
menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli. Poin f dan g
dilakukan dalam waktu 20 menit.
h) Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru
memberikan klarifikasi 10 menit.
Langkah-langkah di atas sama seperti pendapat Stahl dan Aronson, Elliot
dalam (Wirta:2003) yang membagi menjadi 3 fase, yaitu:
Fase I. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pembelajaran tersebut. Dan memotivasi siswa
untuk belajar.
Fase II. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jelas
menyuguhkan berbagai fakta, pengalaman, fenomena fisis yang
berkaitan lagsung dengan materi.
Fase III. Kelompok Dasar (Asal) atau Base Group
Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal (dasar) dengan
anggotanya 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik
yang heterogen. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok
bahasan atautopik yang berbeda untuk mereka pelajari.
Fase IV. Kelompok Ahli atau Expert Group
Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam
kelompok ahli.
Fase V. Tim Ahli kembali kekelompok dasar
Siswa kembali kekelompok dasar (asal) untuk menjelaskan apa
yang mereka dapatkan dalam kelompok ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Fase VI. Evaluasi
Semua siswa diberikan tes meliputi semua topik.
Fase VII. Memberikan Penghargaan
Guru memberikan penghargaan baik secara individual maupun
kelompok.
D. Motivasi Belajar Siswa
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:80), motivasi adalah dorongan
terhadap kekuatan mental yang terjadi pada diri siswa.Sedangkan motivasi
belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar.Dalam hal
ini motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan
dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
Guru mencoba memberikan dan mengembangkan berbagai upaya yang
perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Maka dari itu
peran guru sangat membantu untuk meningkatkan belajar siswa. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (1999:101) upaya-upaya tersebut antara lain: (1)
optimalisasi penerapan prinsip belajar; (2) optimalisasi unsur dinamis belajar
dan pembelajaran; dan (3) optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan
kemampuan siswa.
Upaya pengoptimalisasian yang terkait dalam penerapan prinsip belajar
antara lain (a) belajar menjadi bermakna, bila siswa memahami tujuan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
maka dari guru itu perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis, (b) belajar
menjadi lebih bermakna, bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang
menentangnya, (c) belajar menjadi lebih bermakna, bila guru mampu
memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan
tertentu, dan (d) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa maka kebutuhan
bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah (Dimyati dan Mudjiono,
1999:102).
Upaya pengoptimalisasian yang terkait dalam unsur dinamis belajar dan
pembelajaran pada diri siswa dan lingkungannya antara lain (a) memberikan
kesempatan pada siswa, untuk mengungkap hambatan belajar yang di
alaminya, (b) memelihara minat, kemauan dan semangat belajar sehingga
terwujud tindakan belajar, (c) meminta kesempatan pada orang tua siswa
atauwali, agar memberi kesempatan pada siswa untuk beraktualisasi diri dalam
belajar, (d) memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar,
dan (f) guru merangsang siswa dengan penguatan, dan memberikan rasa
percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil
(Dimyati dan Mudjiono, 1999:103-104).
Upaya pengoptimalisasian pemanfaatan pengalaman dan kemampuan
siswa, antara lain: (a) siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, (b)
guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa, (c) guru memecahkan hal-hal
yang sukar dengan mencari cara memecahkan masalah, (d) guru mengajarkan
cara mememcahkan masalah, mendidik keberanian mengatasi kesukaran
ataumasalah, (e) guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
kesukaran, (g) guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesukaran belajarnya sendiri, dan (h) guru menghargai pengalaman dan
kemampuan siswa agar belajar secara mandiri (Dimyati dan Mudjiono,
1999:105-106)
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:97-98), unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain: (a) cita-cita atau aspirasi siswa
akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, (b) kemampuan
siswa akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan, (c) kondisi siswa, meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani,
dan (d) kondisi lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
E. Kerangka Berpikir
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan sesuatu strategi atau
pola pendidikan yang tepat, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.
Upaya dalam mengembangkan strategi yang tepat itu tercermin pada salah satu
indikatornya, yaitu bagaimana cara untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik yang akhirnya menjadikan hasil belajar yang diperoleh peserta
didik dapat meningkat. Motivasi memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, karena pada hakekatnya proses pembelajaran adalah segala
upaya yang dilakukan untuk dapat membelajarkan peserta didik dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Dari hasil pengamatan pendahuluan di lapangan menunjukkan bahwa
motivasi belajar mata pelajaran ekonomi peserta didik masih rendah.Salah satu
penyebab rendahnya motivasi belajar pada mata pelajaran ekonomi adalah
kecendurangan menerapkan metode pembelajaran yang tidak variatif.Usaha
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran ekonomi perlu melibatkan peran
aktif dari peserta didik.Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan
metode pembelajaran kooperatif model jigsaw yang melibatkan peserta didik
sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan sikap
sosial.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh SMA Negeri 9 Malang,
dapat diketahui bahwa pengajaran oleh guru selalu dilakukan dengan cara
ceramah dan tanya jawab. Cara ini belum memberikan hasil belajar yang
memuaskan pada siswa.Oleh karena itu, peneliti melakukan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar kelas 10-3 SMA Negeri 9 Malang (Suharno,Slamet.2009.Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi siswa Kelas 10-3 SMA 9
Malang.Jurusan Ekonomi Pembangunan.Fakultas Ekonomi Negeri Malang-
http://karya -ilmiah.um.ac.id)
Hasil penelitian menunjukkan adanya prosentasi ketercapaian guru
dengan melaksanakan metode jigsaw.Dari siklus pertama ke siklus kedua
sebesar 7%.Sedangkan, dari observasi kegiatan siswa pada siklus pertama ke
siklus kedua tampak adanya peningkatan sebesar 12,50%.Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
pembelajaran peserta didik berdasarkan lembar penilaian motivasi siklus
pertama dan kedua mengalami peningkatan sebesar 5,2%.Sedangkan
berdasarkan angket motivasi belajar peserta didik, siklus pertama dan siklus
kedua mengalami peningkatan sebesar 0,17 %.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka dapat dikatakan
bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan
motivasi pembelajaran siswa sebesar 5,2% berdasarkan lembar penilaian
motivasi, sedangkan pada angket motivasi belajar mengalami peningkatan skor
sebesar 0,17. Dalam proses belajar mengajar siswa menjadi lebih tertarik
karena adanya variasi tindakan pembelajaran oleh guru. Sehingga, siswa tidak
lagi merasa bosan.Selain itu, dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan
aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berupa penelitian yang
dilakukan di kelas dalam arti luas.Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi
masalah- masalah yang adadalam proses pembelajaran dan diterapkan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan dalam mendeteksi
dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang telibat saling
mendukung, dilengkapi fakta-fakta, dan mengembangkan kemampuan analisis.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam hal ini penulis memilih lokasi di SMA Santa Maria Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan bulan Januari sampai dengan bulan Februari
2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 SMA Santa Maria
Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah pemahaman belajar siswa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi
adalah pelaksanaan pembelajaran ekonomi.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam satu siklus. Masing-
masing siklus terdiri dari empat langkah:
1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode
penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa.
3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi
terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus pertama
Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama meliputi:
a. Perencanaan:
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu:
1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi
siswa secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 siswa
yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras, atau etnik.
Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah rencana
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
materi, lembar soal kuis, lembar jawab siswa, lembar observasi dan
instrumen refleksi.
2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:
a) kriteria keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan
pelaksanaan tindakan. Apabila peningkatan yang diharapkan dalam
hal ini motivasi belajar siswa tercapai misalnya minimal 75%,
maka pencapaian itu dapat dikatakan memenuhi kriteria.
b) instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas
c) instrumen untuk mengobservasi kegiatan siswa di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
d) Lembar untuk mengobservasi keterlibatan siswa dalam presentasi.
b. Tindakan
Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Membagi siswa dalam kelompok
Siswa dibagi dalam 5 kelompok.Masing-masing kelompok terdiri dari
4-5 orang yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik,
jenis kelamin, ras atau etnik. Dalam 1 kelompok, masing-masing
siswa diberi nama orang pertama, orang kedua sampai orang kelima.
Kemudian orang pertama dari masing-masing kelompok berkumpul
dan membentuk kelompok yang diberi nama Kelompok para ahli I.
Hal yang sama juga dilakukan oleh orang kedua sampai orang kelima.
Selanjutnya, guru membagikan materi kepada masing-masing
kelompok para ahli.Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi
bersama teman kelompoknya.
2) Pembahasan
Guru bersama siswa melakukan pembahasan materi dengan metode
tanya jawab.
3) Kuis
Guru memberi soal kuis (secara lisan atau tertulis) dan siswa
mengerjakannya secara individual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
c. Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak
pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: partisipasi serta interaksi siswa
dalam diskusi kelompok kooperatif. Partisipasi siswa dalam diskusi dapat
dilihat dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Motivasi siswa dapat dilihat dengan melihat kemauan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran (kuesioner). Pengamatan juga dilakukan
menggunakan perekaman dengan video camcorder.
d. Refleksi
Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil
observasi terhadap motivasibelajar siswa. Ada dua macam refleksi yang
dilakukan, yaitu:
1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya
(penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu
disempurnakan).
2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan
telah tercapai. Secara teknis peneliti melakukan self-reflection dahulu
terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan masing-
masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
2. Siklus kedua
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya
sama dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan
pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
E. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan
berupa persiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan
instrumen:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam RPP ini guru menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan
dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja
yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan
perbaikan yang direncanakan. Dan juga guru membagi siswa ke dalam
kelompok, dimana jumlah kelompok ditentukan berdasarkan materi.
Yang mana pada kelompok ahli tersebut masing-masing siswa akan
memperdalam materi yang didapat, sehingga setelah kembali pada
kelompok semula dapat menjelaskan pada teman sekelompoknya
b. Grouping
Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
2. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsawyang telah direncanakan. Instrumen yang diperlukan meliputi:
Motivasi Belajar
Pengukuran motivasi belajar siswa dilakukan dengan menggunakan
angket.Instrumen ini memuat tentang keinginan ataukemauan belajar, hasrat
berprestasi, hasrat mengerjakan tugas, ganjaran sebagai akibat akhir belajar,
hasrat mengikuti pelajaran, hasrat mendapat simpati dan hasrat untuk
menang. Angket diisi oleh siswa setelah keseluruhan proses pembelajaran
selesai yakni setelah kuis.
3. Observasi
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada
Bergerman, 1992 dalam Tantra (2006:15) yang mengacu pada 3 kelompok,
yaitu: instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen
untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk
mengobservasi perilaku siswa (observing student).
a. Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)
Observasi merupakan alat yang efektif untuk mempelajari tentang
metode dan strategi yang diimplementasikan di dalam kelas.Bentuk
observasi kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
anekdotal (anecdotal record) dalam bentuk naratif dan dalam bentuk
tabel.Observasi anekdotal memfokuskan pada hal-hal spesifik yang
terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
pembelajaran. Suatu observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang
terjadi di dalam kelas.
2) Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas.
3) Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati.
4) Pengamatan harus dilakukan secara obyektif
b. Pengamatan terhadap kelas (observing classroom).
Pengamatananekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan
pengamatanterhadap segala kejadian yang terjadi di kelas.Observasi
kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan
manajemen kelas.
c. Pengamatan perilaku siswa (observing student).
Observasi anekdotal terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan
berbagai hal menarik.Masing-masing individu siswa dapat diamati secara
individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesuai
pembelajaran.Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam
kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat
diimplementasikan, dan sesuai tindakan.Pengamatan perilaku siswa juga
dilakukan dengan observasi dalam bentuk tabel.
d. Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan pembuatan
kesimpulan hasil observasi.Instrumen yang digunakan adalah lembar
refleksi guru, lembar refleksi siswa.
F. Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data untuk penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan terus berkembang. Menurut Creswell (1998:142), pada
dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi, yaitu
observasi, wawancara, dokumen dan materi audio-visual. Teknik observasi
digunakan untuk merekam kualitas proses dan hasil belajar siswa berdasarkan
instrumen observasi dan penggunaan alat perekam video camorder. Teknik
wawancara digunakan untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat
dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125).Teknik dokumentasi
digunakan untuk menilai kemampuan siswa merangkum dari hasil diskusi
kelompok.Sedangkan audio visual digunakan untuk mendukung tiga teknik
terdahulu dan penguat hasil penelitian.Selain itu, peneliti juga menggunakan
teknik tes untuk mengukur daya serap siswa, yaitu melalui kuis tertulis.
1. Analisis deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data atauinformasi tentang
suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, dan tingkat
keberhasilan dari metode kooperatif tipe jigsaw sebagaimana adanya dalam
bentuk paparan naratif maupun tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
2. Analisis tingkat motivasi belajar siswa
Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui motivasi
siswa, yang meliputi: a) keterlibatan siswa dalam diskusi kelas (sesi
pembahasan); b) motivasi siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa dengan membandingkan tingkat motivasi siswa pada siklus pertama,
dan siklus kedua.
Proses pengumpulan data, analisis data dan pembagian tugas disajikan
dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Proses Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pembagian Tugas
No Kegiatan Output Petugas
1 Penyusunan perangkat
pembelajaran
Rencana pembelajaran (RP)
dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
Peneliti
& Guru
2 Pemetaan kemampuan
siswa
Kelompok-kelompok heterogen
beranggotakan 4-5 siswa
Guru
3 Penyusunan instrumen
pengumpulan data
Instrumen observasi Peneliti
4 Pelajaran ekonomi
dengan model
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
Kegiatan membaca, diskusi
kelompok, pembahasan dan kuis
Guru
5 Observasi kegiatan
belajar mengajar
Interaksi siswa dalam kelompok Peneliti
7 Analisis data Motivasi belajar Peneliti
8 Refleksi data Dampak tindakan pada motivasi
belajar siswa
Peneliti
9 Implementasi siklus
kedua
Tindakan perbaikan dan
dampaknya padamotivasi belajar
siswa
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Sekolah
Saat ini sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta terletak di Jalan Ireda No.
19A Kelurahan Prawiroderjan Kecamatan Gondomanan Yogyakarta. SMA
Santa Maria Yogyakarta berdiri sejak 44 tahun lamanya. Atas prakarsa Sr. M
Theresia bersama dengan Bapak Slamet, Bapak Netyardi dan Bapak Sunaryo
yang semuanya merupakan guru SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang
menandatangani Surat Keputusan berdirinya SMA Santa Maria Yogyakarta.
Secara resmi SMA Santa Maria Yogyakarta didirikan atau dimulai pada
tahun 1967 yang berstatus swasta penuh, berlokasi di Jalan Brigjen Katamso.
Kegiatan Belajar Mengajar dilakukan siang hari di Gedung SMP Maria
Immaculata Yogyakarta dengan jumlah siswa 60 orang, dan sebagai kepala
sekolah adalah Bapak H. Y. Sunaryo. Pada tahun 1971 SMA Santa Maria
Yogyakarta menerima piagam pengakuan dari Dinas SMA dengan nomor
86/1011/1971. Dengan diterimanya piagam pengakuan tersebut maka SMA
Santa Maria Yogyakarta harus lebih meningkatkan kualitasnya.
Dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1986, SMA Santa
MariaYogyakarta yang masih menempati gedung dikompleks Jalan Brigjen
Katamso No. 2 Yogyakarta, menunjukkan perbaikan di berbagai bidang
meskipun merayap tapi pasti. Berkat usaha peningkatan yang tekun dari pihak
yayasan dengan kerjasama yang baik antara guru dan karyawan, SMA Santa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Maria Yogyakarta mendapat piagam nomor data sekolah sebagai tanda tercatat
di Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 23 Februari 1983
nomor 018/C/Kep/83 tentang sejarah dan tata cara pendirian sekolah swasta.
Sedangkan jenjang Akreditasi diakui pada tanggal 17 Januari 1985 dengan
nomor 007/C/Kep/I/85.
Sejak 5 januari 1987 SMA Santa Maria Yogyakarta berpindah lokasi dari
Jalan Brigjen Katamso ke Jalan Ireda No. 19 A Yogyakarta. Dimana gedung
SMA Santa Maria Yogyakarta terletak di Kampung Prawirodirjan dengan luas
bangunan kurang lebih 900 . SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki 3
lantai, mulai tanggal 16 Juli 2007 SMA Santa Maria Yogyakarta dipimpin oleh
Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag. Di SMA Santa Maria untuk penjurusan kelas
dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu IPA, IPS, dan Bahasa.
B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Santa Maria Yogyakarta
1. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta
Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta meliputi sebagai berikut:
a. Melaksanakan kurikulum nasional, lokal, dan pilihan (pendidikan
kemarsudirinian),
b. Memenuhi tuntutan pendidikan yang efektif, kreatif, bermutu, dan
menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal,
c. Memenuhi tuntutan masyarakat (perguruan tinggi dan dunia kerja) untuk
menghasilkan lulusan yang kompetitif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
d. Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang
akademik dan non akademik,
e. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar nasional tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan,
f. Memfasilitasi kegiatan akademik, karya ilmiah, seni dan olah raga
sehingga terampil dalam berbagai lomba,
g. Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar
mengajar yang optimal,
h. Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan
berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai
dengan hati nurani,
i. Tercipta suatu lingkungan belajar yang harmonis dam kondusif,
j. Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga
terbentuknya pribadi yang utuh,
k. Membekali peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan yang mampu
dikembangkan untuk masa depannya,
l. Menyediakan sarana prasarana yang mendukung kegiatan keterampilan,
m. Mendampingi peserta didik yang pada waktnya mampu menjadi wanita
mandiri, berkarier yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa,
negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai Kristiani,
n. Memiliki sumber pendanaan yang mampu menjaga kelangsungan
pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
o. Melaksanakan managemen mutu dan sistem administrasi sesuai
standarnasional.
2. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta
SMA Santa Maria Yogyakarta sebagian dari Yayasan Marsudirini
mempunyai visi terselenggaranya pendidikan yang memadukan intelektual,
humaniora dan keterampilan berdasarkan nilai-nilai Kristiani untuk siap
bersaing dalam era globalisasi.
Indikator:
a. Intelektual
Ditinjau dari segi intelektual, SMA Santa Maria Yogyakarta
mempunyai visi yaitu:
1) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Mengembangkan sikap ilmiah (kritis, analitis, kreatif, dan inovatif).
3) Meningkatkan kecakapan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Humaniora
Ditinjau dari segi humaniora, SMA Santa Maria Yogyakarta
mempunyai visi yaitu:
1) Menanamkan nilai- nilai kristianitas dan nilai- nilai kepribadian.
2) Mengembangkan sikap disiplin, bertanggung jawab, tangguh, tanggap,
dan tenggang rasa.
3) Membudayakan nilai- nilai kepribadian dalam hidup sehari- hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
c. Keterampilan
Ditinjau dari segi keterampilan, SMA Santa Maria yogyakarta
mempunyai visi yaitu:
1) Menguasai dasar-dasar keterampilan (tata boga, komputer, bahasa
Inggris, tata rias).
2) Menerapkan keteramapilan yang dimiliki.
3) Mengembangkan keteramapilan yang dimiliki untuk bekal masa
depan.
3. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta
SMA Santa Maria Yogyakarta mempunyai misi-misi sebagai berikut:
a. Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai Kristiani.
b. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif,
kreatif, bermutu, dan menyenangkan sehingga dapat berkembang secara
optimal.
c. Mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
d. Menumbuhkembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan
lingkungan demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan persaudaraan.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menggali bakat dan minat di
bidang keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
C. Sistem Pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta
Layaknya SMA/SMK/MA lainnya, sistem pendidikan di SMA Santa
Maria Yogyakarta dirancang untuk diselesaikan dalam waktu tiga tahun, yaitu
kelas X, XI, dan XII. Saat menginjak kelas XI, para siswa diberikan
kesempatan untuk memilih penjurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat
dan minat mereka. Penjurusan bidang studi yang ditawarkan di SMA Santa
Maria Yogyakarta adalah jurusan ilmu alam (IPA), ilmu sosial (IPS), dan
bahasa (BHS). Jurusan yang dipilih pada kelas XI ini kemudian dilanjutkan
saat siswa naik kelas XII.
D. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta
Kurikulum yang digiinakan oleh SMA Santa Maria Yogyakarta adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak tahun
2006/2007 untuk menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Penerapan KTSP dalam program reguler SMA Santa Maria Yogyakarta
dikembangkan berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan. KTSP
merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggungjawab penuh
pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
sesuai misi, visi, dan potensinya masing- masing, dengan mengacu kepada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru, dan komite sekolah dapat terlibat
lansung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi, serta hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
E. Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta
SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki struktur organisasi yang meliputi
Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Bagian Kurikulum, Kepala Tata Usaha, Sie.Kesiswaan, Sie.Litbang,
Sie.Sarana dan Prasarana, Sie.Humas, Pembinaan OSIS, Wali Kelas atau Guru,
Siswa.
Uraian organisasi sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi Sekolah
Struk