PENERAPAN METODE KISAH UNTUK...

84
1 PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI DI RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalamIlmu Pendidikan Agama Islam Oleh: SRI MAHMUDAH NIM : 093111302 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PENERAPAN METODE KISAH UNTUK...

Page 1: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

1

PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DI RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalamIlmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

SRI MAHMUDAH

NIM : 093111302

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Mahmudah

NIM : 093111302

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011

Saya yang menyatakan,

Sri Mahmudah

NIM :093111302

Page 3: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

iii

KEMENTRIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan: Judul : Penerapan Metode Kisah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

PAI Materi Akhlak Terpuji di RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Sri Mahmudah NIM : 093111302

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Mei 2011

DEWAN PENGUJI Ketua,

MUFIDAH, M.Pd

Penguji I,

SUGENG RISTIANTO, M.Ag

Sekretaris,

AMIN FARID, M.Ag

Penguji II,

ALIS ASIKIN, M.A

Pembimbing I,

Hj. NUR ASIYAH, M.Si

Page 4: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo diSemarang Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Penerapan Metode Kisah untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar PAI Materi Akhlak Terpuji di RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Sri Mahmudah NIM : 093111302 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I,

Hj. Nur Asyiah, M.Si NIP :19710926 199803 2 002

Page 5: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

v

ABSTRAK

Judul : Penerapan Metode Kisah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

PAI Materi Akhlak Terpuji di RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011

Penulis : Sri Mahmudah NIM : 093111302

Skripsi ini membahas penerapan metode kisah untuk meningkatkan prestasi belajar PAI materi akhlak terpuji di RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang.Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan; (1) Bagaimana penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang? (2) Apakah metode kisah dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan dengan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.Subyek penelitian adalah siswa kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang, karena prestasi belajar PAIsiswa kelompok A masih rendah dibandingkan siswa kelompok B, sehingga perlu diadakan upaya untuk meningkatkannya. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan wawancara dan observasi.Semua data dianalisis dalam bentuk data kuantitatif.

Kajian ini menunjukkan bahwa:(1) Perhatian anak didik kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang tahun pelajaran 2010/2011 saat proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji pada tahap prasiklus sebanyak 9 siswa dengan tingakt keakfitan 45,45 %, sedangkan pada siklus I setelah penerapan metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji perhatian anak didik menjadi sebanyak 15 siswa dengan tingkat keaktifan 60,61 % dan pada siklus II yang dilakukan dengan tetap menerapkan metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji perhatian anak didik menjadi 19 siswa dengan tingkat keaktifan 77,27 %. (2) Setelah digunakan metode kisah dalam proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji, prestasi belajar anak didik kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Prestasi belajar anak didik pada tahap prasiklus nilai rata-rata kelas PAI materi akhlak terpuji sebesar 64,14, sedangkan pada siklus I setelah penerapan metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik nilai rata-rata kelasnya menjadi 68,41, dan pada siklus II yang tetap menggunakan penerapan metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik menjadi 78,64.

Page 6: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

vi

MOTTO

ô‰s)s9 šχ% x.’Îû öΝÎηÅÁ |Á s%×οu�ö9 Ïã’Í<'ρT[{ É=≈ t6 ø9 F{$#3$ tΒ tβ% x.$ZVƒ ωtn 2”u�tIø�ムÅ6≈s9 uρt,ƒ ωóÁ s?“ Ï%©!$#t

÷t/ϵ ÷ƒ y‰tƒ Ÿ≅‹ÅÁø�s?uρÈe≅ à2& ó x«“Y‰èδ uρZπ uΗ÷qu‘uρ5Θ öθ s)Ïj9 tβθ ãΖÏΒ ÷σãƒ∩⊇⊇⊇∪

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan

sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf 12: 111).

Page 7: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

vii

PERSEMHAN

Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis

penuh bangga dengan penuh dara bakti, cinta dan kasih saying dan dengan segala

kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk:

• Ayahanda Sumarto dan Ibudan Siti Mukaromah tercinta yang telah mendidik

dan membesarkan serta mencurahkan kasih saying.

• Keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doa yang tulus.

• Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

• Dan tak lupa pembaca budiman sekalian.

Semoga amal dan baik mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah

Yang Maha Kuasa

Page 8: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

karunia-Nya serta limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya, shalawat serta

salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Mumammad SAW. Peneliti menyusun

skripsi dengan judul “Penerapan Metode Kisah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

PAI Materi Akhlak Terpuji di RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang Tahun

Pelajaran 2010/2011”, yang merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi

sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam

Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. Suja’i, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta

staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik selama masa

penelitian.

2. Hj. Nur Asyiah, M.Si. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

membimbing penulis selama studi.

3. Siti Fatimah, A.Maselaku Kepala RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelangbeserta guru dan stafnya yang membantu kelancaran selama penelitian.

4. Suamiku tercinta Darmadi, ananda Iga Erlangga yang telah mencurahkan kasih

saying dan dukungannya serta do’a sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi.

5. Bapak dan Ibuku tercinta.

6. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti.Akhirnya peneliti

berharap skripsi ini berguna bagi semuanya.

Magelang, Mei 2011 Peneliti Sri Mahmudah

Page 9: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii PENGESAHAN .................................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................................ v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ............................................................................ 7 1. Pengertian Metode Kisah ..................................................... 7 2. Tujuan dan Fungsi Metode Kisah ........................................ 8 3. Aspek-aspek dan Teknik-teknik Metode Kisah ................... 10 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kisah .......................... 17 5. Pelaksanaan Metode Kisah .................................................. 18 6. Akhak ................................................................................... 19 7. Akhlak Terpuji ..................................................................... 21 8. Kebutuhan Pembinaan Akhlak Bagi Anak .......................... 22 9. Cara Pembelajaran Akhlak Bagi Anak ................................ 24 10. Sarana dan Metode Pendidikan Akhlak ............................... 27

B. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 30 B. Setting atau Lokasi Penelitian ..................................................... 30 C. Subyek Penelitian ........................................................................ 31 D. Kolaborator ................................................................................. 31 E. Data dan Cara Pengumpulan Data .............................................. 31

Page 10: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

x

F. Prosedur Penelitian...................................................................... 33 G. Instrumen Penelitian.................................................................... 37 H. Metode Analisis Data .................................................................. 38 I. Indikator Keberhasilan ................................................................ 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 40 1. Prasiklus ............................................................................... 40 2. Siklus I ................................................................................. 41

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ..................................... 41 b. Pelaksanaan Tindakan ................................................... 42 c. Observasi ....................................................................... 44 d. Refleksi ......................................................................... 44

3. Siklus II ................................................................................ 45 a. Perencanaan Tindakan Siklus II .................................... 45 b. Pelaksanaan Tindakan ................................................... 47 c. Observasi ....................................................................... 49 d. Refleksi ......................................................................... 49

B. Pembahasan ................................................................................. 50

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................... 53 B. Saran ............................................................................................ 53

Daftar Pustaka Lampiran

Page 11: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

manusiamembutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia

berada.Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia

sekarangtidak akan berbeda dengan generasi manusia masa lampau, bahkan

mungkin jugamalah lebih rendah, lebih jelek kualitasnya. Oleh karena itu, dapat

dikatakanbahwa maju-mundurnya atau baik buruknya peradaban masyarakat

suatu bangsaakan ditentukan oleh pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat

tersebut.

Menuntut ilmu dalam agama Islam wajib bagi setiap umat, baik laki-

lakimaupun perempuan, karena pendidikan berusaha membentuk pribadi

berkualitas,baik jasmani maupun rohani.Dengan demikian pendidikan

mempunyai peranstrategis dalam membentuk anak didik menjadi manusia

berkualitas, tidak sajaberkualitas dalam segi kognitif, afektif, psikomotorik tetapi

juga aspek spiritual.Hal ini membuktikan pendidikan mempunyai andil besar

dalam mengarahkananak didik untuk mengembangkan diri berdasarkan bakat

dan potensinya.Melaluipendidikan, memungkinkan anak menjadi pribadi shalih,

pribadi berkualitassecara skill, kognitif, dan spiritual.

Setiap makhluk Allah yang dilengkapi dengan akal wajib untuk

menuntutilmu apa saja, yang pada intinya semua ilmu itu adalah baik. Hanya

karena ulahmanusialah yang menyebabkan ada golongan ilmu yang tidak

baik.Itu semuatergantung dari manusia sendiri dalam mempergunakannya,

apakah untuk halkebaikan ataupun untuk hal kejahatan.

Perkembangan agama sejak usia dini anak-anak memerlukan dorongan

dan rangsangan sebagaimana pohon memerlukan air dan pupuk. Minat dan cita-

cita anak perlu ditumbuh kembangkan ke arah yang baik dan terpuji melalui

pendidikan.Cara memberikan pendidikan atau pengajaran agama haruslah sesuai

dengan perkembangan psikologis anak didik.Oleh karena itu, dibutuhkan

Page 12: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

2

pendidik yang memiliki jiwa pendidik dan agama, supaya segala gerak-geriknya

menjadi teladan dan cermin bagi murid-muridnya.1

Tingkat usia kanak-kanak merupakan kesempatan pertama yang sangat

baik bagi pendidik untuk membina kepribadian anak yang akan menentukan

masa depan mereka. Penanaman nila-nilai agama sebaikya dilaksanakan kepada

anak pada usia pra-sekolah, sebelum mereka dapat berpikir secara logis dan

memahami hal-hal yang abstrak serta belum dapat membedakan hal yang baik

dan buruk. Agar semenjak kecil sudah terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan dan

dapat mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT.

Anak didik pada usia Taman Kanak-kanak masih sangat terbatas

kemampuannya. Pada umur ini kepribadiannya mulai terbentuk dan ia sangat

peka terhadap tindakan-tindakan orang di sekelilingnya. Pendidikan agama

diperlukan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik misalnya membaca doa

tiap kali memulai pekerjaan seperti doa mau makan dan minum, doa naik

kendaraan, doa mau pulang, dan lain-lain yang biasa diterapkan dalam

kehidupannya sehari-hari. Di samping itu memperkenalkan Tuhan yang Maha

Esa secara sederhana, sesuai dengan kemampuannya.2

Metode yang digunakan dalam menyampaikan pendidikan agama pada

anak tentu berbeda dengan metode yang dilaksanakan untuk orang dewasa. Hal

ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat sebagai

berikut: “Anak-anak bukanlah orang dewasa yang kecil, kalau kita ingin agar

agama mempunyai arti bagi mereka hendaklah disampaikan dengan cara-cara

lebih konkrit dengan bahasa yang dipahaminya dan tidak bersifat dogmatik

saja”.3

Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-

muridnya, orang tua kepada anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya.Suatu

kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan

1 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, ( Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001) Cet ke -23,

hlm. 127. 2 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, ( Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001) Cet ke -23,

hlm. 127. 3Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-16, hlm.41.

Page 13: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

3

sandaran kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

cerita.4

Anak-anak merupakan sosok individu yang mempunyai pikiran yang

terbatas dan pengalaman yang sedikit. Mereka hidup dengan akal pikiran dan

alam yang nyata, mereka dapat mengetahui dengan salah satu pancaindra,

mereka belum dapat memikirkan soal-soal maknawi, soal-soal yang abstrak dan

hukum-hukum umum.

Anak-anak itu sangat perasa dengan perasaan yang halus dan mudah

terpengaruh. Berkenaan dengan pendidikan agama yang akan diberikan dan

ditanamkan ke dalam jiwa anak, orang tua harus dapat memperhatikan kondisi

anak di dalam mendidiknya, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Orang tua juga sebagai pendidik harus dapat memikirkan dan memperhatikan

tahapan-tahapan di dalam memberikan pendidikan agama pada anaknya.

Menurut Zakiyah Darajat: “Anak pada usia pra-sekolah tertarik kepada

cerita-cerita pendek seperti cerpen yang berkisah tentang peristiwa yang sering

dialaminya atau dekat dengan kehidupannya, terlebih lagi cenderung akan

memilih suatu permainan yang bertujuan mendorong anak untuk tertarik dan

kagum kepada agama Islam”.5

Dunia anak adalah dunia pasif ide, maka dalam menunjang kemampuan

penyesuaian diri seorang anak membutuhkan rangsangan yang cocok dengan

jiwa mereka. Secara kejiwaan anak-anak ialah manusia yang akrab dengan

simbol-simbol kasih sayang orang lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui

kata-kata sanjungan atau pujian. Guru yang mampu memberikan cerita akan

menimbulkan semangat dan pemahaman kepada anak terhadap pelajaran yang

diterima dari cerita tersebut.

Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka metode kisah

merupakan salah satu teknik penyampaian yang digunakan dalam proses

pendidikandi Taman Kanak-kanak yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Dengan teknikyang bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran

4 Soekanto, Seni Cerita Islami, (Jakarta: Bumi Mitra Press, 2001) Cet. ke-2, hlm. 9. 5Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama,

1995), Cet.ke-2, hlm. 78.

Page 14: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

4

akanmembantu guru dalammelaksanakan tugas secara baik. Oleh sebab itu,

metode bercerita adalah salah satupemberian pengalaman belajar bagi anak

Taman Kanak-kanak dengan membawakancerita kepada anak secara lisan.6

Salah satu cara untuk merangsang anak agar tertarik melakukan kegiatan

dengan metode kisah. Penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh tentang

pelaksanaan metode kisah yang diterapkan di RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang melalui penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kisah untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Materi Akhlak Terpujidi RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang”.

B. Penegasan Istilah

Penegasan istilah untuk menghindari kesalahpahaman pengertian serta

memberi gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian.

1. Penerapan Metode Kisah

Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan, sedangkan

metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melakukan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan, dan kisah adalah cerita tentang kejadian dalam

kehidupan seseorang; kejadian.7 Metode kisah yang dimaksud adalah cara

guru RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang dalam memberikan

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji melalui cerita.

Jadi maksud dari penerapan metode kisah pada penelitian ini

adalahmemberikan pembelajaran PAI materi akhlak terpuji kelompok A RA

Muslimat NU Ketunggeng Magelang dengan menuturkan atau

menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita

tersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang baik. Metode kisah

merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan

6 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya,

2004), Cet ke-2, hlm. 157 7http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ (Diakses Tanggal 6 Januari 2011).

Page 15: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

5

atau materi pelajaran PAI materi akhlak terpuji yang disesuaikan dengan

kondisi anak didik.

2. Meningkatkan Prestasi Belajar

Meningkatkan berarti menaikkan, sedangkan prestasi belajar berarti

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru.8

Meningkatkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah menaikkan penguasaan dan nilai mata pelajaran PAI materi akhlak

terpuji peserta didik kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang

ketika menggunakan metode kisah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak

terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang?

2. Apakah metode kisah dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi

akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI materi

akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang?

2. Untuk mengetahui dapat tidaknya metode kisah dalam meningkatan prestasi

belajar PAI materi akhlak terpuji siswa di kelompok A RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang.

8http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ (Diakses Tanggal 6 Januari 2011).

Page 16: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

6

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran PAI, khususnya materi akhlak terpuji di RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang.

2. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalan proses

belajar mengajar di RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang.

3. Peningkatan prestasi belajar terutama pada pembelajaran PAI sehingga

memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa khususnya.

Page 17: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Metode Kisah

Ketika anak duduk di bangku sekolah dasar tahun pertama atu ketika

duduk di Taman Kanak-kanak, dalam usia tersebut ia masih belum mampu

untuk membaca dan mencerna pelajaran. Maka dalam hal ini, seorang guru

dapat mempresentasikan sebuah kisah (cerita) pada anak didiknya sebagi

ganti dari usahanya agar membuat anak bisa membaca.9

Ahamad Tafsir memberikan pengertian metode adalah carayang

palingtepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.10Menurut Sukanto

“Kisahadalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-

muridnya, ayah kepadaanak-anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya.

Suatu kegiatan yang bersifat senikarena erat kaitannya dengan keindahan

dan bersandar kepada kekuatan kata-katayang dipergunakan untuk mencapai

tujuan cerita”.11

Metode kisah merupakan salah satu metode yang banyak digunakan

di Taman Kanak-kanak.Sebagai suatu metode bercerita mengundang

perhatian anakterhadap pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi

cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Taman Kanak kanak, maka

mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya

dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita.12

Menurut Abuddin Nata: “Metode kisah adalah suatu metode yang

mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari

sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar

9 Syarif Hade Masyah, dkk, Mendidik Anak Lewat Cerita Dilengkapi 30 Kisah, (Jakarta:

Mustaqiim,), 2003, Edisi Revisi, hlm. 17. 10Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2003), Cet ke-7, hlm. 9. 11 Soekanto, Seni Bercerita Islami, (Jakarta: Bina Mitra Press, 2001), Cet. ke-2, hlm. 9. 12 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Rineka Cipta: 2004),

hlm.157.

Page 18: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

8

terhadap perasaan.Oleh karenanya dijadikan sebagai salah satu teknik

pendidikan”.13

Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan

keluarga, sekolah, dan luar sekolah.Kegiatan bercerita harus diusahakan

menjadi pengalaman bagi anak di Taman Kanak-kanak yang bersifat unik

dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk

mengikuti cerita sampai tuntas.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan metode kisah adalah menuturkan atau menyampaikan

cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat

disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar

mengajar, maka metode kisah merupakan suatu cara yang dilakukan oleh

guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan

dengan kondisi anak didik.

2. Tujuan dan Fungsi Metode Kisah

a. Tujuan Metode Kisah

Menurut Asnelli Ilyas bahwa tujuan metode kisah dalam

pendidikan anak adalah:“menanamkan akhlak Islamiyah dan perasaan

keTuhanan kepada anak dengan harapan melalui pendidikan dapat

menggugah anak untuk senantiasa merenung dan berfikir sehingga

dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari”.14

Menurut Hapinudin dan Winda Gunarti, tujuan metode kisah

adalah sebagai berikut:

1) Melatih daya tangkap dan daya berpikir

2) Melatih daya konsentrasi

3) Membantu perkembangan fantasi

4) Menciptakan suasana menyenagkan di kelas.15

13 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. ke-4,

hlm. 97 14 Asnelli Ilyas, Mendambakan Anak Soleh, (Bandung : Al-Bayan, 1997), Cet. Ke-2, hlm.34 15Hapinudin dan Winda Gunarti, Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran di Taman

Kanak-kanak,(Jakarta: PGTK Darul Qolam, 1996), hlm. 62.

Page 19: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

9

Menurut Abdul Aziz Majid, tujuan metode kisah adalah sebagai

berikut:

1) Menghibur anak dan menyenakan mereka dengan bercerita yang

baik

2) Membantu pengetahuan siswa secara umum

3) Mengembangkan imajinasi

4) Mendidik akhlak

5) Mengasah rasa.16

Sedangkan menurut Moeslichatoen R, bahwa tujuan metode

kisah adalah “salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi

pengalaman belajar agar anakmemperoleh penguasaan isi cerita yang

disampaikan lebih baik. Melalui metodekisah maka anak akan

menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatanbercerita.

Penuturan kisah yang sarat informasi atau nilai-nilai dapat dihayati

anakdan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari”.17

Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing untuk

mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita dari guru,

dengan jelas metode kisah disajikan kepada anak didik bertujuan agar

mereka memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-

Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan menambahkan rasa cinta anak-

anakkepada Allah, Rasul dan Al-Qur.an.

b. Fungsi Metode Kisah

Secara umum metode berfungsi sebagai pemberi atau cara yang

sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan

tersebut. Fungsi metode kisah antara lain:

1) Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik

Melalui metode kisah ini sedikit demi sedikit dapat ditanamkan

hal-hal yang baik kepada anak didik, dapat berupa cerita para

16 Abdul Aziz Abdul, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), Cet.

ke1, hlm. 6. 17 Moeslichatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta : PT Asdi

Mahasatya, 2004), Cet ke-2, hlm.170.

Page 20: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

10

Rasulatau umat-umat terdahulu yang memiliki kepatuhan dan

keteladanan.Cerita hendaknya dipilih dan disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dicapai dalam suatu pelajaran.

2) Dapat mengembangkan imajinasi anak

Kisah-kisah yang disajikan dalam sebuah cerita dapat membantu

anak didik alam mengembangkan imajinasi mereka.Dengan hasil

imajinasinya diharapkan mereka mampu bertindak seperti tokoh-

tokoh dalam cerita yang disajikan oleh guru.

3) Membangkitkan rasa ingin tahu

Mengetahui hal-hal yang baik adalah harapan dari sebuah kisah

sehingga rasa ingin tahu tersebut membuat anak berupaya

memahami isi kisah. Isi kisah yang dipahami tentu saja akan

membawa pengaruh terhadap anak didik dalam menentukan

sikapnya.18

Bercerita bukan hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga

merupakan suatu cara yang dapat digunakan dalam mencapai sasaran-

sasaran atau target pendidikan. Metode kisah dapat menjadikan suasana

belajar menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan

dan motivasi sehingga pelajaran atau materi pendidikan itu dapat

dengan mudah diberikan.Menurut Bahroin, metode kisah memiliki

fungsi memahami konsep ajaran Islam secara emosional. Cerita yang

bersumber dari Al-Qur.an dan kisah-kisah keluarga

muslimdiperdengarkan melalui cerita diharapkan anak didik tergerak

hatinya untukmengetahui lebih banyak agamanya dan pada akhirnya

terdorong untuk beramaldi jalan lurus.19

3. Aspek-aspek dan Teknik-teknik Metode Kisah

a. Aspek-aspek Kisah

Salah satu unsur penting dalam seluruh rangkaian dalam

efektivitas yang ditempuh dalam upaya pembentukan moral anak

18 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Askara, 1999), Cet ke-1, hlm. 61. 19Bahroin S. Mendidik anak Saleh Melalui Metode Pendekatan Seni Bermain, Cerita

danMenyanyi, (Jakarta: t.pn. 1995), Cet-ke-1, hlm. 24.

Page 21: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

11

melalui cerita adalah memilih tema cerita yang baik untuk disampaikan

kepada anak.Tema-tema yang terdapat di dalam cerita banyak dikenal

oleh masyarakat dan tidak semuanya baik untuk diceritakan kepada

anak-anak.Dan untuk dewasa ini sudah banyak cerita yang

diterbitkan.Di antara yang banyak itu pilih cerita yang baik dan

berguna.Banyak tema cerita yang diterbitkan yang tidak memiliki

pendidikan dan moral.Kisah-kisah yang ditulis hanya untuk

merangsang emosi-emosi yang rendah.Tema cerita seperti ini, bukanlah

patut disisikan dalam memilih tema.Secara teoritis ada beberapa aspek

yang harus dipertimbangkan dalam memilih tema cerita. Aspek-aspek

tersebut di antaranya adalah

1) Aspek Religius (Agama)

Dalam memilih tema cerita yang baik, aspek agama ini

tidak dapat diabaikan mengingat tema cerita yang dipilih

merupakan sarana pembentukan moral. Jika aspek agama ini

kurang diperhatikan keberadaanya, maka dikhawatirkan anak akan

memperoleh informasi-informasi yang temanya tidak baik, bahkan

ada kemungkinan cerita yang demikian dapat merusak moral anak

yang sudah baik.

Bagi kalangan keluarga muslim tema cerita yang dipilih

tidak hanya karena gaya ceritanya saja, melainkan harus sarat

dengan nilai-nilai ajaran Islam. Kini upaya menenggelamkan

pengaruh cerita yang temanya tidak baik dan dapat merusak aqidah

dan akhlak anak.20

2) Aspek Pedagogis (Pendidikan).

Pertimbangan aspek pendidikan dalam memilih tema cerita

juga penting, sehingga dari tema cerita diperoleh dua keuntungan,

yaitu menghibur dan mendidik anak dalam waktu yang

bersamaan.Disinilah letak peran pencerita untuk dapat memilih

tema cerita dan menyampaikan pesan-pesan didaktis dalam

20 J. Abdullah, Memilih Dongeng Islami Pada Anak, (Jakarta : Amanah, 1997), hlm.2

Page 22: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

12

cerita.Unsur mendidik, baik secara langsung ataupun tidak

langsung terimplisit dalam temadongeng.21

3) Aspek Psikologis

Mempertimbangkan aspek psikologis dalam memilih tema

cerita sangatmembantu perkembangan jiwa anak.Mengingat anak

adalah manusia yang sedangberkembang.Maka secara kejiwaan

tema ceritapun disesuaikan dengan kemampuanberfikir, kestabilan

emosi, kemampuan berbahasa serta tahap

perkembanganpengetahuan anak dalam mengahayati cerita

tersebut.Cerita yang baik dapatmempengaruhi perkembangan anak.

b. Teknik-teknik Berkisah

Suatu kisah sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka

kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan

setelah guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika

dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuahan anak.22

Ada beberapa teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara

lain dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari

buku, gambar, menggunakan papan flanel, menggunakan boneka,

bermain peran dalam suatu cerita.

1) Membaca Langsung Dari Buku Cerita

Teknik bercerita dengan membacakan langsung itu sangat

bagus bila guru mempunyai puisi atau prosa itu di bacakan kepada

anak TK. Ukuran kebagusan puisi atau prosa itu terutama

ditekankan pada pesan-pesan yang disampaikan yang dapat

ditangkap anak: memahami perbuatan itu salah dan perbuatan ini

benar, atau hal ini bagus dan hal itu jelek, atau kejadian itu lucu,

kejadian itu menarik, dan sebagainya.

21Sugihastuti, Serba-serbi Cerita Anak-anak, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Cet.ke-1, hlm.

35 22 Achmad Hidayat dan Arief Imron, Paduan Mengajar KBK di Taman Kanak-kanak, (Jakarta:

Insida Lantabora, 2004), Cet ke-1, hlm. 35.

Page 23: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

13

2) Bercerita dengan Menggunakan Ilustrasi Gambar dari Buku

Bila cerita yang disampaikan kepada anak TK selalu

panjanng dan terinci dengan menambahkan ilustrasi gambar dari

buku yang dapat menarik perhatian anak,maka teknik bercerita ini

akan berfungsi dengan baik. Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi

gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih besar

dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku

bergambar.Untuk menjadi seorang yang dapat bercerita dengan

baik guru TK memerlukan persiapan dan latihan.Penggunaan

ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas

pesan-pesan yang dituturkan, dan untuk mengikat perhatian anak

pada jalannya cerita.

3) Menceritakan Dongeng

Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling

lama. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya

dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Dongeng dapat

dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada

anak.Oleh karena itu, seni dongeng perlu dipertahankan dari

kehidupan anak.Banyak buku-buku dongeng yang bagus dapat

dibeli di pasaran, tetapi guru TK yang kreatif dapat mencipta

dongeng dari negara Antah Beratah yang sarat dengan nilai-nilai

kebajikan.

4) Bercerita Dengan Menggunakan Papan Flanel

Guru dapat membuat papan flanel dengan melapisi seluas

papan dengan kain flanel yang berwarna netral, misalnya warna

abu-abu. Gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan dalam

ceritanya digunting polanya pada kertas yang dibelakangnya dilapis

dengan kertas goso yang paling halus untuk menempelkan pada

papan flanel supaya dapat melekat.Gambar foto-foto itu dapat

dibeli di pasaran atau dikreasi oleh guru, sesuai dengan tema dan

pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui bercerita.

Page 24: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

14

5) Bercerita dengan Menggunakan Media Boneka

Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan

tergantung pada usia dan pengalaman anak. Biasanya boneka itu

terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, nenek,

kakek dan bisa ditambahkan anggota keluarga yang lain. Boneka

yang dibuat itu masing-masing menjukkan perwatakan pemegang

peran tertentu.Misalnya, ayah yang penyabar, ibu yang cerewet,

anak laki-laki yang pemberani, anak perempuan yang manja, dan

sebagainya.

6) Dramatisasi Suatu Cerita

Guru dalam bercerita memainkan perwatakan tokoh-tokoh

dalam suatu cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik

yang bersifat universal. Cerita anak-anak yang disukai seperti

Timun Mas, si Kancil mencuri ketimun, dan sebagainya.

7) Bercerita Sambil Memainkan Jari-jari Tangan

Bercerita sambil memainkan jari tangan seperti dengan

menggunakan sepuluh jari tangan, tangan tersembunyi,

mengatupkan jari tangan yang satu dengan yang lain, mengangkat

jari tangan, menurunkan jari tangan, menyilangkan jari tangan dan

lain-lain.23

Adapun teknik penggunaan dari masing-masing bentuk metode

bercerita tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Bercerita dengan alat peraga

Dalam melaksanakan kegiatan digunakan alat peraga untuk

memberikan kepada anak didik suatu tanggapan yang tepat

mengenai hal-hal yang didengar dalam suatucerita :

a) Bercerita dengan alat peraga langsung

23 Moeslichatoen R. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak(Jakarta: Rieneka Cipta),2004,

hlm. 157-166

Page 25: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

15

Alat peraga dalam pengertian ini adalah beberapa jenis

hewan atau bendabendayang sebenarnya bukan tiruan atau

berupa gambar-gambar. Penggunaan alatperaga langsung

untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang

tepatmengenai hal-hal yang didengar dalam cerita..Dalam

bentuk cerita ini guru sebaiknyamenggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

(1) Alat peraga diperhatikan dan diperkenalkan terlebih

dahulu pada anak didik.

(2) Guru menjelaskan dengan singkat melalui tanya jawab

dengan mengenalkan objek yang akan diceritakan.

(3) Alat peraga kemudian disimpan sebelum guru bercerita

dan mengatur posisi duduk anak didik.

b) Bercerita dengan gambar

Bercerita dengan gambar hendaknya sesuai dengan

tahap perkembangan anak, isinya menarik, mudah dimengerti

dan membawa pesan, baik dalam hal pembentukan prilaku

positif maupun pengembangan kemampuan dasar. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam bercerita dengan gambar

adalah:

(1) Gambar harus jelas dan tidak terlalu kecil.

(2) Guru memperhatikan gambar tidak terlalu tinggi dan harus

terlihat

(3) Gambar-gambar yang digunakan harus menarik.

(4) Gambar yang ditutup setiap kali guru memulai kembali.24

c) Bercerita dengan menggunakan buku cerita

Bercerita dengan buku dilakukan dengan membacakan

cerita dari sebuah buku cerita bergambar.Dalam buku cerita

bergambar biasanya terdapat tulisan kalimat-kalimat pendek

yang menceritakan secara singkat gambar tersebut. Kegiatan

24 Eddy Supriadi, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: LPGTK Tadika Puri, 2003), hlm. 13.

Page 26: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

16

membacakan cerita ini dilakukan karena kebanyakan anak usia

pra-sekolah gemar akan cerita yang dibacakan oleh guru atau

orang dewasa lainya. Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh

guru dalam membacakan cerita, seperti :

(1) Buku cerita dipegang dengan posisi yang dapat dilihat

semua anak.

(2) Ketika memegang buku guru tidak boleh melakukan

gerakan-gerakan seperti bercerita tanpa alat peraga,

intonasi dan nada serta mimik gurulah yang berperan di

samping gambar-gambar dan kalimat-kalimat dalam buku

untuk membantu fantasi anak.

2) Bercerita tanpa alat peraga

Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak dapat

dilaksanakan denganmenggunakan metode jika tidak ada alat

peraga yang kongkrit. Dalam kegiatanbercerita yang berperan

adalah guru dengan cara bercerita melalui ekspresi yangtepat.

Dalam menggunakan metode ini ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Guru harus menunjukan mimik muka, gerakan-gerakan tangan

dan kaki sertasuara sebagai pencerminan dan penghayatan

secara sungguh-sungguhterhadap isi dan alur cerita.

b) Dalam bercerita harus menggunakan bahasa yang jelas,

komunikasi danmudah dimengerti anak.

c) Sebelum bercerita aturlah posisi duduk anak dan guru.

d) Selama bercerita hindari teguran pada anak.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diketahui bahwa teknik

yang dipergunakan guru dalam bercerita ditentukan pula oleh bentuk

cerita yang akan disajikan. Cerita yang membekas pada diri anak akan

sangat berpengaruh dalam kehidupan selanjutnya. Sebagaimana

Mahmud Yunus mengemukakan bahwa “Pengaruh cerita lebih besar

Page 27: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

17

dari pada memberikan pengajaran semata-mata dengan nasehat atau

menyuruh dan melarang kepada anak didik.”25

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kisah

Dalam proses belajar mengajar, cerita merupakan salah satu metode

yang terbaik. Dengan adanya metode bercerita diharapkan mampu

menyentu jiwa jika didasari dengan ketulusan hati yang mendalam. Metode

bercerita ini diisyaratkan dalam Al-Qur.an:

ßøtwΥ �È à)tΡy7 ø‹ n=tãz |¡ôm r& ÄÈ |Ás)ø9 $# !$ yϑÎ/!$ uΖø‹ ym ÷ρr&y7 ø‹ s9Î)# x‹≈yδ tβ#u ö�à)ø9 $#βÎ)uρ|MΨà2ÏΒ

Ï& Î#ö7s%z Ïϑs9 š Î=Ï�≈ tóø9 $#∩⊂∪

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum

(kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum

mengetahui.” (QS. Yusuf 12: 3)

¨βÎ)# x‹≈yδ uθ ßγ s9 ßÈ|Á s)ø9 $# ‘,ys ø9 $#4$ tΒ uρôÏΒ >µ≈s9 Î)āω Î)ª!$#4āχ Î)uρ©!$#uθ ßγ s9 Ⓝ Í“yè ø9 $#ÞΟŠÅ3ys ø9 $#∩∉⊄∪

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang

berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran 3: 62)

a. Kelebihan Metode Kisah

1) Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak

didik. Karena anak didik akan senatiasa merenungkan makna dan

mengikuti berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh

oleh tokoh dan topik kisah tersebut.

2) Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu

kesimpulan yang terjadi pada akhir cerita.

3) Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti

peristiwanya dan merenungkan maknanya.

25Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1983),

Cet. Ke-11, hlm. 19-24.

Page 28: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

18

4) Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela,

senang, sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam lipatan

cerita.26

5) Dapat menumbuh kembangkan gaya bicara (ta’biir) yang baik.

Apabila dibumbui dengan cerita akan dapat meningkatkan daya

hafalannya, dimana di dalamnya terdapat penggambaran hidup

yang baru, lebih-lebih ditambah nilai seni dalam pembawaannya,

sehingga seorang pendengar merasa menikmati dan

menghayatinya.27

b. Kekurangan Metode Kisah

1) Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah

terakumulasi oleh masalah lain.

2) Bersifat monolong dan dapat menjenuhkan anak didik.

3) Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang

dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.28

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita merupakan

penyampaian materi pelajaran dengan cara menceritakan kronologis

terjadinya sebuah peristiwa baik benar atau bersifat fiktif semata. Metode

bercerita ini dalam pendidikan agama menggunakan pradigma Al-Qur.an

dan Hadits Nabi Muhammad, sehingga memiliki substansi cerita yang valid

tanpa diragukan lagi keabsahannya.

5. Pelaksanaan Metode Kisah

Sesuai dengan tema dan tujuan langkah pelaksanaan dalam bercerita

yaitu:

a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.

b. Mengatur tempat duduk agar dapat mendengarkan dengan intonasi yang

jelas.

26 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),

Cet. Ke-1, hlm.159-162. 27 Syarif Hade Masyah, Dkk, Mendidik Anak Lewat Cerita Dilengkapi 30 Kisah, (Jakarta:

Mustaqiim), 2003, Edisi Revisi, hlm. 17. 28 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),

Cet. Ke-1, hlm. 163.

Page 29: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

19

c. Pembukaan kegiatan bercerita, guru menggali pengalaman-pengalaman

anak sesuai dengan tema cerita.

d. Menggunakan alat peraga/media untuk menarik perhatian dan

menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan

perasaan anak.

e. Penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan isi cerita.29

6. Akhlak

Dalam masyarakat Barat kata akhlak sering diidentikkan

denganetika.Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai atau

tabiatsedangkan menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan

tentangbaik dan buruk, mengatur pergaulan manusia dan menentukan tujuan

akhirdari usaha dan pekerjaan.30

Dari sudut kebiasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim

masdar (bentuk infenitif) dari kata “akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan,

sesuaidengan timbangan (wazan) tsulasi mazid af’ala, yuf’ilu if’alan yang

berartial-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (Kelakuan, tabi’at, watak asar) al-

‘adat(kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din

(agama).31

Dalam segi istilah (terminologi) khulq (budi pekerti) atau akhlak

ialahsuatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan

menjadikepribadian hingga dari sana timbullah berbagai macam perbuatan

dengancara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa

memerlukanpemikiran.32

Imam Ghazali telah mengungkapkan dalam kitabnya “Ihya’

Ulumiddin” sebagaimana dikutip oleh Husaeri yaitu: “Al-Khulq ialah sifat

atau suatu keadaan yang tertanamdalam hati atau jiwa yang menimbulkan

29 Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: PT Asdi

Mahasatya, 2004), Cet ke-2, hlm. 179. 30Abuddin Nata, Akhlak Tasauf, (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2000), Cet. III, hlm.10 31Abuddin Nata, Akhlak Tasauf, (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2000), Cet. III, hlm. 1. 32Asmaran A. S, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), cet. II,

hlm. 3

Page 30: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

20

bermacam-macam perilaku atauperbuatan dengan mudah tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbanganterlebih dahulu”.33

Ulama’ Akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan

sifat para nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk

merupakan sifat syetan dan orang-orang yang tercela.34

Dan pada dasarnya akhlak itu ada dua jenis:

a. Akhlak baik atau terpuji (al-akhlaqul mahmudah); yaitu perbuatan baik

terhadap Tuhan (misalnya bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawakkal,

ikhlas, takut berbuat dosa). Dan berbuat baik terhadap sesama manusia

(misalnya punya rasa belas kasihan dan saying, adanya rasa

persaudaraan, saling memberi nasihat, tolong-menolong, menahan

amarah, sopan santun dan saling memaafkan).

Usaha mendidik dan membiasakan kebajikan sangat dianjurkan,

bahkan diperintahkan dalam agama, walaupun mungkin tadinya kurang

rasa tertarik, tetapi apabila terus menerus dibiasakan, maka kebiasaan

ini akan mempengaruhi sikap batinnya juga. Oleh karena itu kebiasaan-

kebiasaan berbuat baik seharusnya harus dibiasakan sejak kecil,

terutama dalam menanamkan akidah dan keimanan.

b. Akhlak buruk atau tercela (Al-akhlakul Madzmuumah); yaitu perbuatan

buruk terhadap Tuhan (misalnya takabbur, musyrik, murtad, munafik,

riya’, boros dengan berfoya-foya, rakus atau tamak). Dan kedua

perbuatan buruk terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya

(misalnya mudah marah atau ghadab, iri, hati atau dengki, an-Namimah

atau mengadu-adu, mengumpat, bersikap, congkak, kikir atau bakhil,

berbuat aniaya).35

7. Akhlak Terpuji

33Abdulloh Husaeri.(Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur.An (Kajian Tafsir Surat Al-

Hujurat Ayat 11-13)), Jurusan Pendidikan Agama IslamFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN), Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

34Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf. (Kalam Mulia: Jakarta), 1991, hlm 9. 35Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf. (Kalam Mulia: Jakarta), 1991, hlm 16.

Page 31: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

21

Akhlaq terpuji merupakan salah satu tanda bagi kesempurnaan iman

seseorang. Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddinseperti yang dikutip

oleh Zainuddin dan Jamharibagian rubu’ munjiyat menerangkan bahwa

gejala-gejala hati yang sehat merupakan cermin dari akhlaq terpuji

diantaranya:36

a. Takut dan berharap kepada Allah

Takut maksudnya bahwa segala perbuatan manusia itu nantinya

akan dimintai pertanggungjawabannya, maka dengan pengetahuan

itulah seseorang takut kepada Allah, bukan berarti menjauh tetapi

sebaliknya, harus berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan

melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

b. Taubat dan Nadam

Yaitu kembali ke jalan kebenaran atas dosa-dosa yang telah

dilaksanakan dan menyesali atas segala dosa-dosanya itu.

Ada beberapa syarat bagi orang yang bertaubat:

1) Menghentikan perbuatan maksiat.

2) Menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan.

3) Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi

4) Jika bersalah pada orang lain, maka harus minta maaf terlebih

dahulu kepada yang bersangkutan.

5) Memperbanyak amal kebaikan.37

c. Sabar dan syukur

Sabar yaitu tabah dalam menghadapi segala sesuatu dari Allah.

Sabar ada 3 macam:

1) Sabar karena taat kepada Allah yaitu sabar dalam melaksanakan

perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan meningkatkan

takwa.

2) Sabar karena maksiat yaitu bersabar diri untuk tidak melakukan

perbuatan yang dilarang agama (sabar menahan hawa nafsu)

36 A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlaq, (Bandung: CV. Pustaka Setia), 1998, hlm. 64. 37Mazan Alfat,dkk.,Aqidah Akhlak, (Semarang: Toha Putra, 1994), hlm. 74.

Page 32: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

22

3) Sabar karena musibah yaitu sabar tatkala ditimpa kemalangan dan

ujian, serta cobaan dari Allah.

Sedangkan syukur adalah mengakui kebaikan terhadap apa yang

terjadi atau diterima seseorang.Syukur terdiri atas 3 perkara:

1) Ilmu

2) Keadaan

3) Amal

8. Kebutuhan Pembinaan Akhlak Bagi Anak

Begitu pentingnya pengawasan akan perkembangan anak serta

menanamkan kebiasaan yang baik guna mencapai akhlak mulia anak.

Penanaman akhlak sangat dipentingkan dalam pendidikan akhlak, sifat malu

yang kelihatan pada anak merupakan langkah pertama menuju ke arah

kesempurnaan dan berfikir.

Pada masa sekarang, ketika sisi material telah mengalahkan sisi

spiritual, para pendidik dan pembina Barat terpaksa harus membahas dan

memperbincangkan masalah pembinaan akhlak, dan mereka dengan tegas

menyatakan bahwa pendidikan dan pembinaan minus spiritual moral sama

sekali tidak akan mendatangkan hasil. Bahkan Negara Islam yang ada

diberbagai belahan bumi, sekarang memiliki kondisi yang mirip dengan

kondisi dunia Barat, mereka juga sangat membutuhkan adanya pembinaan

akhlak.

Dalam Islam pembinaan akhlak memiliki posisi dan kedudukan

tinggi dan mulia. Oleh karena itu para cendekiawan muslim senantiasa

menyertakan pendidikan agama dengan pendidikan akhlak. Dengan

demikian tugas terpenting bagi seorang guru atau pendidik terhadap anak

adalah senantiasa menasehati dan membina akhlak mereka, serta

membimbing agar tujuan utama mereka dalam menuntut ilmu adalah

mendekatkan diri kepada Allah.Sebagaimana shalat tidak sah tanpa adanya

kesucian dari hadas (najis spiritual) dan khabas (najis material), maka

ibadah hati (menuntut ilmu dan pengetahuan) juga tidak dapat dibenarkan

melainkan setelah penyucian jiwadari berbagai akhlak dan sifat tercela.Ilmu

Page 33: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

23

itu sendiri tidak didapatkan dengan banyak membaca dan mengkaji, namun

ilmu merupakan cahaya yang dipancarkan Allah ke dalam hati.Jadi,

pendidikan akhlak merupakan hal yang memiliki kedudukan sangat tinggi

dan sangat penting dalam pendidikan dan pembinaan Islam.Hal ini sesuai

dengan tujuan Rasul sebagai guru dan pendidik manusia yang amat agung

dan mulia yakni untuk mendidik dan membina akhlak manusia

(menyempurnakan akhlak manusia).38

Syarat pertama dalam mengubah dan membina akhlak anak adalah

ketika ia masih dalam usia kanak-kanak. Sebab, anak yang masih kecil

dapat dengan mudah mematuhi dan menjalankan perintah orang tua dan

para pembinanya. Pada usia ini, anak belum memiliki kebiasaan untuk

menentang dan melanggar perintah. Dan juga masih belum memiliki

keinginan yang kuat untuk menentang dan melanggar.

Oleh karena itu, jika seorang anak, ketika dimasa kanak-kanak telah

terbiasa dengan suatu perkara yang baik ataupun buruk maka kebiasaan ini

tidak akan mudah dihilangkan. Jika dimasa kanak-kanaknya seorang anak

memiliki kebiasaan yang baik dan terpuji, maka kebiasaan ini akan

senantiasa melekat pada dirinya bahkan akan senantiasa bertambah kuat.

Dan jika kita membiarkan begitu saja anak pada masa ini kita biasakan ia

hidup tanpa aturan dan tata tertib dimana hal semacam ini tidak diinginkan

oleh fitrahnya lalu kita mulai semacam ini tidak diinginkan oleh fitrahnya

lalu kita mulai pembinaan dan penyucian, setelah kebiasaan tersebut

melekat kuat dalamdirinya, maka para pendidik dan pembina akan

mengalami kesulitan untuk mengubah kebiasaan ini menjadi kebiasaan lain.

Sebab, sebagian besar manusia senantiasa terkenang dan cenderung

mengulangi kebiasaan buruk yang pernah mereka lakukan pada masa kanak-

kanaknya.39

38 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Pustaka Pelajar: Jogjakarta), 2005, hlm

287-289. 39Muhammad Baqir Hujjati, Mendidik Anak sejak Kandungan. (Cahaya: Jakarta), 2008, hlm

243-245

Page 34: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

24

Dari keterangan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk

membiasakan seseorang dengan akhlak dan kepribadian terpuji, maka itu

harus dilakukan melalui pendidikan, pembinaan, doktrin.Salah satu

kesalahan besar adalah sebagian orang yang mengatakan bahwa anak-anak

harus dibiarkan begitu saja, sehingga mereka bebas dan tidak terikat oleh

apapun, mereka harus dididik dan dibina berdasarkan dan kemerdekaan.

9. Cara Pembelajaran Akhlak Bagi Anak

Cara mengajarkan akhlak dapat dilakukan dengan taqdim al takhalli

dan al-akhlaq al-mazmumah suma tahalli bi al-akhlaq al-mahmudah, yakni

membawakan ajaran moral atau al-akhlaq al-mahmudah adalah jalan

takhalli(mengosongkan atau meninggalkan) al-akhlaq al-mazmumah

(akhlak tercela), kemudian tahalli (mengisi atau melaksanakan) al-akhlaq

al-mahmudah (akhlaq yang terpuji).Akhlak yang tercela antara lain hasad,

mengambil harta orang lain, batil, makan riba, makan harta anak yatim.Al-

akhlak al-mazmumah yang lain adalah khianat, tidak menyampaikan

amanat, su’uzan. Dalam membawakan ajaran moral itu dapat dilakukan juga

dengan memberikan nasehat dan berdo’a: bismillah al-rahman al-rahim al-

hamdu lillahi al-lazi hadana ila makarim akhlaq. Dalam pengajaran akhlak

itu haruslah menjadikan iman sebagai fondasi dan sumbernya.Iman itu

sebagai nikmat besar yang menjadikan manusia bisa meraih kebahagiaan

dunia dan akhirat.40

Adapun cara mensyukurinya adalah dengan melaksanakan amal

shalih (al-akhlaq al-mahmudah) dan meninggalkan maksiat. Landasan

pokok dari akhlak Islam ada Iman, yaitu Iman kepada Allah, sehingga

memiliki moral force (kekuatan moral) yang sangat kuat.Iman inilah

merupakan batu fondasi bagi berdirinya bangunan akhlak Islam. Dapat

dikatakan bahwa cara yang ditempuh dalam membawakan ajaran-ajaran

akhlak adalah sebagai berikut:41

40 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Pustaka Pelajar: Jogjakarta), 2005, hlm

251-252. 41 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Pustaka Pelajar: Jogjakarta), 2005, hlm

258-265.

Page 35: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

25

a. Dengan cara langsung

Nabi Muhammad SAW itu sebagai muallim al-nas al-khair

yakni sebagai guru yang terbaik.Oleh karena itu dalam menyampaikan

materi ajaran-ajarannya dibidang akhlak secara langsung dapat dengan

menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist tentang akhlak dari

Nabi Muhammad. Dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadis tentang

akhlak cara langsungitu ditempuh oleh Islam untuk membawakan

ajaran-ajaran akhlaknya. Maka wajib atas tiap makhluk mengikuti

perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Nabi Muhammad telah banyak memberikan contoh tentang

moral atau akhlak. Berdusta misalnya adalah perbuatan yang amat

dibenci oleh nabi Muhammad, sedangkan kejujuran adalah norma yang

sangat dihargai, sehingga beliau mengatakan bahwa kejujuran itu pintu

gerbang masuksurga (dapat membawa seseorang ke jalan surga) dan

kedustaan pintu gerbang masuk neraka.

b. Dengan Cara Tidak Langsung

Dalam menyampaikan ajaran-ajaran akhlaknya, juga dapat

menggunakan cara yang tidak langsung yaitu:

1) Kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai akhlak

Anak suka mendengarkan cerita-cerita atau kisah-kisah

yang diberikan oleh orang tuanya. Kisah-kisah yang banyak

mengandung nilai-nilai akhlak banyak dikemukakan dalam ajaran

Islam antara lain kisah Nabi-nabi dan ummat mereka masing-

masing, kisah yang terjadi di kalangan Bani Israil, kisah pemuda-

pemuda penghuni gua (ashabul kahfi), kisah perjalanan Isra’ Mi’raj

Nabi Muhammad dan lain-lain. Hikmah dari Isra’ Mi’raj yaitu

adanya perintah shalat lima lima puluh kali menjadi lima kali

sehari. Kisah, mempunyai kedudukan dan peranan yang besar

dalam mempengaruhi kehidupan manusia.

Sejak zaman dahulu, tiap bangsa dimuka bumi ini

mempunyai kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai moral yang

Page 36: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

26

dipakai untuk mendidik anak cucu atau generasi mudanya.Karena

sangat pentingnya kedudukan kisah dalam kehidupan manusia,

agama Islam memakai kisah-kisah untuk secara tidak langsung

membawakan ajaran-ajarannya dibidang akhlak, keimanan dan

lain-lain. Kisah-kisah itu mendapat tempat yang tidak sedikit dari

seluruh ayat-ayat Al-qur’an bahkan ada surat Al-qur’an

yangdikhususkan untuk kisah-kisah semata-mata, seperti surat

Yusuf, Al-Anbiya’, Al-Qashas dan Nuh.

2) Kebiasaan atau latihan-latihan peribadatan

Peribadatan seperti shalat, puasa, zakat, haji perlu

dibiasakan atau diadakan latihan. Apabila latihan-latihan

peribadatan ini betul-betul dikerjakan dan ditaati, akan lahirlah

akhlak Islam pada diri orang yang mengerjakannya sehingga orang

itu menjadi orang Islam yang berbudi luhur. Contoh, ibadah shalat,

tampaknya shalat adalah cara paling efektif untuk membawa

manusia kepada Allah yang luhur. Dengan shalat manusia

berhadapan langsung dengan Allah, dan berdialog secara langsung

kepada Allah. Ketika itu ia melakukan hal seperti, memuji-muji

Tuhan, berserah diri kepada Tuhan, memohon perlindungan dari

godaan syetan, memohon ampunan, memohon petunjuk kepada

jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan yang

tidak baik.

Karena shalat lima waktu itu menjadi tiang agama Islam

yang diumpamakan sebagai kepala dalam satu badan. Telah

diperintahkan oleh Allah didalam ayat-ayat Al-qur’an agar

melakukan shalat, sebgaimana hadist Nabi Muhammad yang

artinya” Shalat lima waktu itu adalah tiang agama, barangsiapa

mendirikan shalat maka ia berarti mendirikan agama dan barang

siapa meninggalkan shalat ia berarti merobohkan agama. Shalat ini

wajib dikerjakan lima kali dalam sehari semalam. Kalau orang

membiasakan atau melatih diri lima kali sehari semalam dengan

Page 37: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

27

sadar memohon kesucian dirinya dan ia memang berusaha kearah

yangdemikian, tentulah pribadinya akan suci bersih dan ia akan

akan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Dengan

kebiasaan dan latihan-latihan ibadah semacam inilah, pribadi

muslim terus terbina, sehingga menjadi manusia muslim yang

tangguh, tahan uji dan berakhlak mulia.42

10. Sarana dan Metode Pendidikan Akhlak

Ada 3 sarana dan metode dalam pendidikan akhlak yaitu:

a. Bermain

Bermain bagi orang dewasa mungkin hanya untuk sekedar

mengisi waktu luang saja. Akan tetapi lain halnya dengan anak-anak,

bermain bagi mereka adalah satu kegiatan yang penting. Ketika dirinya

tenggelam dalam permainannya, pada saat itu sedang terjadi perpaduan

antara beberapa proses; proses berfikir, gerak tubuh, bersosialisasi,

menggunakan emosinya, yang seluruhnya menjadi satu proses yang

integral. Karenanya bermain bisa menjadi sarana, sekaligus metode

yang paling jitu dalam pendidikan akhlak.

Semakin kita bisa mencari permainan yang bermanfaat dan

menarik untuk anak maka kesempatan kita untuk menanamkan akhlak

pada dirinya semakin besar.Baik itu permainan yang bersifat individu

maupun kelompok, mainan yang dibeli ataupun yang kita buat sendiri

bersama anak.

Diantara permainan yang bermanfaat bagi anak contohnya

adalah sepak bola. Sepak bola bisa mengajarkan kepada anak

pentingnya arti tolong-menolong dan bekerja sama. Anak juga

mengetahui bahwa kemenangan tidakhanya bisa diraih dengan

mencetak gol saja, tetapi juga memerlukan pertahanan yang kuat,

penjaga gawang yang cekatan, dan operan bola yang cepat diantara para

pemain. Kemenangan tidak hanya ditentukan oleh seorang pemain yang

42 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Pustaka Pelajar: Jogjakarta), 2005, hlm

258-265.

Page 38: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

28

jagoan karena jika ia bermain hanya sendirian, tidak mungkin ia akan

memenangkan pertandingan.

Sepak bola juga menanamkan akhlak mengutamakan

kepentingan orang lain, yaitu ketika terjadinya pergantian pemain, si

anak harus keluar, dan membiarkan teman yang lain untuk bermain.

Atau ketika ia harus mengoper bola kepada temannya agar bisa

mencetak gol. Sepak bola juga mengajarkan kesabaran ketika ia harus

menahan marah saat wasit mengeluarkan keputusan yang tidak adil,

atau saat dicelakai lawan.

b. Cerita dan kisah

Membacakan cerita memiliki peran besar dalam menarik

perhatian anak dan kesadaran otaknya, karena didalam cerita ada

kesenangan sehingga cerita bisa menjadi salah satu media sekaligus

metode yang penting bagi pendidikan akhlak.Baik itu yang berbentuk

buku, kaset ataupun film.Semua itu bisa dijadikan sarana untuk

menanamkan akhlak mulia bagi anak.

Para ahli psikologi anak sering menganjurkan para ibu untuk

bercerita sebelum tidur kepada anak.Karena bercerita sebelum tidur

membuat ingatan anak menjadi kuat, cerita tersebut terekam kuat dalam

memorinya, dan tertanam disana saat anak sedang tidur.

Pernyataan ini semakin membuktikan bahwa membacakan cerita

bisa dijadikan sarana dan metode dalam pendidikan akhlak.

Satu hal yang harus diperhatikan, yaitu dalam memilih cerita

yang tepat yang sesuai dengan usia anak, dan waktu saat

diceritakannya. Tinggalkan cerita-cerita yang tidak mengandung

manfaat.Buku cerita bergambar sangat berpengaruh pada jiwa anak,

bahkan lebih berpengaruh dari pada buku cerita tanpa gambar.Begitu

Page 39: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

29

juga dengan fabel (cerita tentang hewan yang bisa berbicara) lebih

disenangi anak-anak.43

c. Lagu-lagu dan nyanyian

Sudah menjadi fitrah anak-anak, senang mendengarkan suara-

suara yang indah dan nyanyian-nyanyian yang manis. Karena itu

membuat anak senang, dan bahagia sekaligus juga mengembangkan

potensi bakat seni dan sastra yang ada pada diri mereka.

Selain lagu-lagu penting untuk anak-anak, lagu-lagu pun penting

untuk para pendidik sebagai media, dan metode untuk menanamkan

akhlak yang baik pada anak. Misalnya dengan cara memutarkan kaset

lagu anak-anak, atau menyuruhnya menghafalkan lagu-lagu anak yang

disenanginya, dan sering menyanyikannya.44

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah penerapan metode kisah dapat

meningkatkan prestasi belajar PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA

Muslimat NU Ketunggeng Magelang.

43Mahmud Al-Khal’awi, Muhammad Said Mursi, Mendidik Anak dengan Cerdas; Panduan

bagi Orang Tua dan para Pendidik dalam membentuk Pribadi dan Akhlak Anak.(Insan Kamil: Solo), 2007 hlm. 214-215.

44Mahmud Al-Khal’awi, Muhammad Said Mursi, Mendidik Anak dengan Cerdas; Panduan bagi Orang Tua dan para Pendidik dalam membentuk Pribadi dan Akhlak Anak.(Insan Kamil: Solo), 2007 hlm. 238.

Page 40: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses

yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif,

diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang berpartisipasi

dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam

kegiatannya.45

Menurut Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiriatmadja, Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan

praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan

tersebut.46

B. Setting atau Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Dalam

penelitian ini, peneliti memilih RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang

didasarkan atas:

1. RA Muslimat NU Ketunggeng merupakan salah satu pendidikan pra sekolah

yang sangat memperhatikan perkembangan pengetahuan agama pada

peserta didiknya.

2. Penanaman nilai keagamaan khususnya akhlak terpuji pada peserta didik

merupakan salah satu pengembangan kurikulum di RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang.

3. Peneliti ingin mengetahui bagaimana RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang menerapkan metode untuk menanamkan akhlak terpuji terhadap

anak didik.

45 Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), h. 142 46 Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005),

hlm. 12

Page 41: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

31

C. Subyek Penelitian

RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang terdiri dari dua kelompok, yaitu

kelompok A dan kelompok B. Yang menjadi subyek dalam penelitian adalah

semua siswa kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang.Peneliti

memilih siswa kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang, karena

prestasi belajar PAIsiswa kelompok A masih rendah dibandingkan siswa

kelompok B, sehingga perlu diadakan upaya untuk meningkatkannya.

D. Kolaborator

Kolabolator adalah suatu kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait

seperti atasa, sejawat, atau kolega. Kolabolator ini diharapkan dapat dijadikan

sumber data, karena pada hakekatnya kedudukan peneliti pada penelitian

tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan kondisi daru suatu latar

yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga terlibat

langsung dalam proses situasi dan kondisi.47 Kerja sama ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan kontribusi yang baik sehingga dapat tercapai tujuan

dari penelitian ini. Yang menjadi kolaborator di sini adalah guru di RA Muslimat

NU Ketunggeng Magelang.

E. Data dan Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, antara lain:

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.48Metode observasi diartikan

47Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian

Tindakan Kelas, (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003), hlm. 13. 48 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D

(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 203.

Page 42: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

32

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada obyek penelitian.49

Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah kegiatan

tindakan penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak

terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang, dengan

berdasarkan pedoman lembar observasi siswa.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit.50Metode ini digunakan untuk merefleksi setiap tindakan yang telah

dilakukan peneliti dengan melakukan diskusi dengan kolabolator tentang

kekurangan dan perbaikan terhadap tindakan yang dilakukan.

3. Metode Tes

Metode tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.51Metode ini

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelompok A RA Muslimat

NU Ketunggeng Magelang pada pembelajaran PAI materi akhlak terpuji.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.52Metode ini digunakan untuk

memperoleh data yang terkait dengan penerapan metode kisah dalam

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang seperti RPP, data siswa, nilai siswa, nilai keaktifan

siswa dan lain-lain.

49 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, hlm.

158. 50Sugiono, op, cit, hlm. 194 51 S. Margono, op. cit., hlm. 170 52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), Cet, 13, h. 206

Page 43: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

33

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dipiling dengan menggunakan spiral dari

Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya

“Penelitian Tindakan Kelas” yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam

pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan pada

siklus sebelumnya.Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat elemen penting,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart53

Dst.

Langkah-langkah dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan media dan sumber pembelajaran. Media yang

digunakan dalam penelitian ini adalah buku kisah 25 nabi. Tema

yang diangkat dalam penelitian ini adalah tentang “kisah

kesombongan yang berujung kehancuran”.

2) Mempersiapkan waktu pembelajaran. Waktu keseluruhan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran berkisah cerita ini direncanakan

kurang lebih 30 menit.

53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), Cet, 13, h. 16

Permasalahan Rencana Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I

Siklus I Refleksi I Observasi I

Permasalahan Rencana Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II

Siklus II Refleksi II Observasi II

Page 44: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

34

3) Setting kelas pembelajaran penerapan metode kisah. Setting kelas

dibuat menjadi kelompok besar, berbentuk lingkaran dimana

peneliti sebagai pencerita dan guru RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang sebagai pendamping yang bertugas membantu

mengamati. Aktivitas anak selama proses pembelajaran.

4) Membuat rencana pembelajaran

5) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan. Dalam

penelitian direncanakan akan melalui dua silkus. Siklus pertama

meliputi dua pertemuan.Pada siklus pertama kisah cerita dengan tema

“Kisah kesombongan yang berujung kehancuran”.Tindakan tidak

mutlak dikendalikan oleh rencana, hal ini mengandung risiko karena

terjadi dalam situasi nyata, oleh karena itu rencana tindakan harus

bersifat tentantif dan sementera, fleksibel dan suap diubah sesuai

dengan kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan.Adapun

proses tindakannya meliputi:

1) Peneliti mensetting kelas membentuk satu lingkaran besar.

2) Peneliti membuka kegiatan dengan doa dan salam.

3) Peneliti menginformasikan keapda anak-anak kalau bu guru akan

berkisah/bercerita.

4) Peneliti menyebutkan tema yang akan dipakai untuk berkisah.

5) Peneliti memulai berkisah.

6) Peneliti mengulas tentang isi kisah cerita.

7) Peneliti mengulas ulang isi kisah cerita untuk mengetahui sejauh

mana anak merespon isi cerita.

8) Di akhir kegaiatan penelitian ini, peneliti melakukan review

kegiatan anak selama proses kegiatan berkisah berlangsung.

Peneliti melakukan Tanya jawab dengan mengobservasi kreativitas

anak yang dibantu guru RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang.

Page 45: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

35

c. Observasi

Observasi berperan dalam upaya perbaikan praktekprofesional

melalui pemahaman yang lebih baik dan perencanaantindakan yang

lebih kritis.Pada tahap ini peneliti melakukanpengamatan dan mencatat

semua hal yang diperlukan dan terjadi selamapelaksanaan tindakan

berlangsung.Kegiatan ini dilakukan penelitidengan dibekali lembar

pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi,waktu pelaksanaan,

pendekatan, metode dan tindakan yang dilakukanpeneliti, tingkah laku

anak serta kelemahan dan kelebihan yangditemukan.

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruhtindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah

terkumpul,kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan

tindakanberikutnya.Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian

tehadaphasil observasi atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat

masalahdari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang

melaluisiklus berikutnya. Kegiatanrefleksi ini dilakukan setiap akhir

pembelajaran dengan penerapan metode kisah.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan media dan sumber pembelajaran. Tema yang

diangkat dalam siklus II ini adalah tentang “Adikku Fazza”.

2) Mempersiapkan waktu pembelajaran. Waktu keseluruhan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran berkisah cerita ini direncanakan

kurang lebih 30 menit.

3) Setting kelas pembelajaran penerapan metode kisah. Setting kelas

dibuat menjadi kelompok besar, berbentuk lingkaran dimana

peneliti sebagai pencerita dan guru RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang sebagai pendamping yang bertugas membantu

mengamati. Aktivitas anak selama proses pembelajaran.

4) Membuat rencana pembelajaran

Page 46: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

36

5) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa).

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pelaksanaan berdasarkan perencanaan.Siklus kedua

meliputi dua pertemuan.Pada siklus kedua kisah cerita dengan tema

“Adikku Fazza”.Tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana, hal

ini mengandung risiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena

itu rencana tindakan harus bersifat tentantif dan sementera, fleksibel

dan suap diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah

perbaikan. Adapun proses tindakannya meliputi:

1) Peneliti mensetting kelas membentuk satu lingkaran besar.

2) Peneliti membuka kegiatan dengan doa dan salam.

3) Peneliti menginformasikan keapda anak-anak kalau bu guru akan

berkisah/bercerita.

4) Peneliti menyebutkan tema yang akan dipakai untuk berkisah.

5) Peneliti memulai berkisah.

6) Peneliti mengulas tentang isi kisah cerita.

7) Peneliti mengulas ulang isi kisah cerita untuk mengetahui sejauh

mana anak merespon isi cerita.

8) Di akhir kegaiatan penelitian ini, peneliti melakukan review

kegiatan anak selama proses kegiatan berkisah berlangsung.

Peneliti melakukan Tanya jawab dengan mengobservasi kreativitas

anak yang dibantu guru RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang.

c. Observasi

Observasi berperan dalam upaya perbaikan praktekprofesional

melalui pemahaman yang lebih baik dan perencanaantindakan yang

lebih kritis.Pada tahap ini peneliti melakukanpengamatan dan mencatat

semua hal yang diperlukan dan terjadi selamapelaksanaan tindakan

berlangsung.Kegiatan ini dilakukan penelitidengan dibekali lembar

pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi,waktu pelaksanaan,

pendekatan, metode dan tindakan yang dilakukanpeneliti, tingkah laku

anak serta kelemahan dan kelebihan yangditemukan.

Page 47: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

37

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruhtindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah

terkumpul,kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan

tindakanberikutnya.Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian

tehadaphasil observasi atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat

masalahdari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang

melaluisiklus berikutnya. Kegiatanrefleksi ini dilakukan setiap akhir

pembelajaran dengan penerapan metode kisah.

G. Instrumen Penelitian

1. Data Keaktifan Peserta Didik

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam

mengikuti proses belajar mengajar, analisis ini dilakukan pada instrumen

lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase.

Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan

pengamatan peneliti diantaranya:

A. Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru.

B. Keaktifan bertanya.

Tabel 1 Contoh Tabel Lembar Observasi

No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah

Aktivitas A B 1. 2.

Jumlah

2. Data Hasil Belajar PAI

Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam belajar,

dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar secara

klasikal.Adapun tingkat acuan penilaian prestasi belajar siswa disajikan

dalam tabel 2.

Page 48: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

38

Tabel 2 Acuan Penilaian Prestasi Belajar

Angka Huruf Keterangan 80-100 A Baik sekali 66-79 B Baik 56-65 C Cukup 40-55 D Kurang

H. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.

Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes

atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis

deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan kegiatan

penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di

kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Data penelitian dianalisis

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merekapitulasi jumlah skor perolehan.

2. Menghitung nilai rata-rata klasikal

x adalah nilai rata-rata, ∑x adalah jumlah nilai seluruh anak, N adalah

banyaknya anak.54

3. Menghitung persentase ketuntasan belajar.55

% = %100×N

n

54 Sudjana, Metode Penelitian, (Bandung: Tarsito, 2003), hlm. 67. 55 Ali, M, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (BandungL Sinar Baru Algesindo, 2002),

hlm. 184.

Page 49: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

39

I. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila:

1. Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI materi

akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang

setelah melakukan tindakan dengan menggunakan metode kisah pada

kategori baik dan baik sekali yang mencapai 75%.

2. Meningkatnya hasil belajar pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di

kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang setelah melakukan

tindakan dengan menggunakan metode kisah yang ditandai rata-rata nilai

lebih dari 75 dan rata-rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah

75%.

Page 50: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari prasiklus, siklus I dan

siklus II.Hasil prasiklus, siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk data

kuantitatif.

1. Prasiklus

Hasil observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keadaan awal keaktifan siswa dalam proses belajar dan prestasi belajar

siswa RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Hasil observasi perhatian

dan keaktifan siswa disajikan secara lengkap pada lampiran hasil observasi

perhatian dan keaktifan siswa.Dari 22 siswa kelompok A RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang, siswa yang memiliki respon perhatian dalam proses

pembelajaran hanya 9 siswa, sedangkan tingkat keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran rata-rata hanya sebesar 10.

Hasil belajar siswa disajikan secara lengkap pada lampiran.Hasil

belajar siswa kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang belum

memuaskan, nilai rata-rata kelas sebesar 64,14, berarti prestasi belajar siswa

masih tergolong cukup dan masih ada nilai yang di bawah KKM yaitu 15

siswa, sedangkan KKM-nya 75.

Hasil obervasi prasiklus dapat diketahui bahwa perhatian dan

keaktifan siswa masih kurang.Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa

rendah.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti dan gurumerasa

perlu untuk meningkatkan perhatian dan keaktifan agar prestasi belajar anak

didik.Untuk itu peneliti berdiskusi untuk menentukan langkah

selanjutnya.Peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan tindakan pada

hari Senin,tanggal 7Maret 2011.

Page 51: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

41

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 1

Maret 2011 di RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Pada

kesempatan tersebut penulis berdiskusi kepada guru RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang terutama hal-hal yang akan dilakukan pada

kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I. hal-hal yang didiskusikan antara

lain: (1)peneliti menyamakan persepsi dengan guru kelasmengenai

penelitian yang akan dilakukan, (2) peneliti mengusulkanpenggunaan

media buku cerita dengan menggunakan penerapan metode kisah untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa khususuna PAI materi akhlak

terpuji, (3) peneliti mengusulkan perencanaanpembelajaran dan

gurumenyetujui, (4) peneliti mengusulkan observasi sebagai

instrumenpokok penilaian peningkatan prestasi belajar, (5) menentukan

jadwalpelaksanaan tindakan. Pada waktu diskusi disepakati bahwa

penelitisebagai pelaksana tindakan dan guru RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelangmembantu selama proses pembelajaran dan

sebagai observator.Alokasi waktu di setiap pertemuan selama 30 menit.

Adapun tindakan dalam siklus pertama kana dilaksanakan dalam 2

pertemuan, dimana pertemuan pertama hari Senin tanggal 7 Maret 2011

dan pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2011.

Ada beberapa hal yang direncanakan pada siklus I, yaitu:

1) Peneliti membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

2) Peneliti mempersiapkan terlebih dahulu media yang akandigunakan

yaitu buku cerita dengan tema “kisah kesombongan berujung

kehancuran”.

3) Peneliti mengkondisikan atau mensetting kelas menjadi

lingkaranbesar. Dimana peneliti sebagai pencerita dan guru kelas

sebagai pendamping dan observator.

4) Peneliti membuka pembelajaran dengan salam, berbaris dan

berdo’a.

Page 52: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

42

5) Peneliti mengkomunikasikan aturan yang harus dipatuhi

selamakegiatan bercerita.

6) Peneliti memulai cerita dengan media buku cerita. Dalam kegiatan

ini penelitidibantu oleh guru kelas mengamati aktivitasanak selama

mengikuti kegiatan bercerita terutama rentangperhatian anak dalam

mendengarkan cerita dan kemudianmencatatnya dalam pedoman

observasi.

7) Peneliti mengulas isi cerita pada buku cerita dengan

tema“kesombongan yang berujung kehancuran”. Dalam kegiatan

ini peneliti memberikesempatan pada anak untuk bereksplorasi.

Peneliti mencobamerangsang anak dengan pertanyaan seperti siapa

yang masih ingatapa tadi judul ceritanya ya...? siapa saja tokoh-

tokoh yang adadalam cerita, dan karakter tokoh yang ada dalam

cerita.

8) Kegiatan penutup berupa reveiw/mengulang kembali isi kisah

cerita.

9) Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi kemudian

berdoa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan

padasiklus I dimulai pada hari Senin tanggal 31 Mei 2010.Pembelajaran

ini berlangsung selama 30 menit yaitu dari pukul 07.30 – 08.00 dan

berada didalam maupun luar kelas RA Muslimat NU Ketunggeng.Pada

pertemuan pertama peneliti masuk ke dalam kelas A yaitu kelastampat

anak-anak belajar. Peneliti membuka kegiatan dengan salam, kemudian

berbaris dan berdo’a. Adapun gambarandialog yang terjadi antara anak

dan peneliti adalah sebagai berikut:

Peneliti : Assalamu’alaikum wr. wb

Anak-anak : Wa’alaikumsalam wr.wb

Peneliti : Nah, teman-teman hari ini bu guru mau bercerita.

Siapa yang mau mendengarkan cerita bu guru?

Page 53: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

43

Anak-anak : Saya…saya…saya, bu guru.

Peneliti : Iya, teman-teman hebat semua, tapi ingat kalau

mendengarkan cerita bu guru boleh tidaknya

ramai sendiri?

Anak-anak : Tidak bu guru.

Peneliti : Berarti nanti teman-teman harus anteng dan tidak

boleh ramai sendiri. Sudah siap?

Anak-anak : Sudah bu….

Setelah memberikan penjelasan di kelas, peneliti yang

didampingiguru kelas mengkondisikan tempat duduk anak

menjadilingkaran besar dimana peneliti sebagai pusat lingkaran.Hal ini

bertujuanuntuk menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman

serta terjalinkomunikasi multiarah dan anak-anak bisa melihat buku

cerita tanpa merasaterhalang.

Sebagai pembuka peneliti yang bertindak sebagai guru

membukakegiatan dengan salam, bernyanyi, dan berdo’a. Sebelum

bercerita penelitimenyebutkan identitas buku cerita seperti judul dan

tokoh-tokoh yang adadalam cerita.Selanjutnya peneliti memulai

bercerita dengan media bukucerita dengan menerapkan metode

kisah.Setelah guru selesai membacakan cerita, guru mengulasisi cerita

yang telah disampaikan.

Dalam kegiatan mengulas ini, peneliti memberi kebebasan

terhadapanak untuk berekspresi mengungkapkan idenya dalam

menanggapi isicerita.Dari kegiatan ini peneliti, kepala sekolah dan guru

kelas dapatmelihat kreativitas anak yang ditunjukan dalam sikap

kreatifnya.

Diakhir pembelajaran penelitimelakukan reveiw, mengajukan

pertanyaan seputar isi cerita seperti namatokoh dan karakter yang

dimiliki dalam setiap tokoh. Hal ini bertujuanuntuk mengetahui sejauh

mana pemahaman anak terhadap cerita yangdisampaikan peneliti atau

guru. Dalam proses tersebut kolaborator kepalasekolah dan guru kelas

Page 54: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

44

mencatat kreativitas anak seperti yang ditunjukandalam ciri-ciri anak

kreatif selama mengikuti kegiatan bercerita.

Paparan tersebut di atas merupakan proses pembelajaran pada

siklus Ipertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan,

secara garisbesar proses pembelajaran seperti yang telah disebutkan di

atas. Pada setiappertemuan peneliti dan guru sepakat untuk memberikan

variasi agar anak-anaktidak merasa bosan dan suasana kelas lebih

menyenangkan.Padapertemuan kedua yakni dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 9 Maret 2011,peneliti mencoba memvariasikan suasana

kelas dengan melakukan kegiatanbercerita diluar kelas atau alam

terbuka.Anak-anak sangat antusiasmengikuti kegiatan bercerita diluar

kelas atau alam terbuka. Suasanapembelajaran menjadi lebih kondusif,

anak lebih aktif dalam menjawabpertanyaan dari peneliti, keaktifan

anakpun juga mengalami peningkatandari 45,45 % mencapai 60,61 %.

c. Observasi

Hasil observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keadaan anak didik selama proses belajar dan prestasi belajar siswa RA

Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Berdasarkan hasil observasi

diketahui bahwa tingkat perhatian dan keaktifan siswa setelah

penerapan metode kisah dalam proses pembelajaran PAI materi akhlak

terpuji sudah mengalami peningkatan, sehingga hasil belajar siswa juga

mengalami peningkatan, namun hasilnya belum memuaskan, nilai rata-

rata kelas sebesar 68,41, berarti prestasi belajar siswa sudah tergolong

baik, namun masih ada nilai yang di bawah KKM yaitu 15 siswa,

sedangkan KKM-nya 75.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru

melakukananalisis terhadap proses pembelajaran dan peningkatan

keaktifan anak didik. Analisis ini dilakukan oleh guru kelas dan

penelitidengan cara berdiskusi, mengevaluasi proses pembelajaran yang

telahdilalui, serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu

Page 55: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

45

guru dan peneliti juga berpedoman pada hasil observasipeningkatan

keaktifandan prestasi belajar anak melalui pedoman observasi.

Adapun hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa: (1) adanya

reaksiyang menunjukan kebosanan pada anak karena penggunaan

media denganjudul yang sama, (2) adanya penurunan konsentrasi

karena tidak adanyamotivasi atau rewads dari peneliti atas keaktifan

dan kreativitasnya, (3) sudah adapeningkatan keaktifan anak jika

dibandingkan dengan keaktifan sebelumtindakan, akan tetapi hasil

tersebut belum maksimal dan memuaskan, ituberarti bahwa peneliti dan

guru perlu memperbaiki proses pembelajaran, (4)keaktifan anak didik

dalam satu kelas masih belum merata, ada anak yangmempunyai

keaktifan lebih akan tetapi ada yang juga yang masih rendah.Dari hasil

analisis tersebut peneliti dan guru merasa bahwa hasil penelitianini

belum maksimal.Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat

perencanaanuntuk tindakan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Proses peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PAI materi

akhlak terpuji dengan penerapan metode kisah yang dilakukan pada

siklus I pada umumnya sudah cukup baik,tetapi belum

memuaskan.Masih ada anak yang kurang memperhatikandan kurang

aktif serta hasil prestasi belajarnya peningkatan kreativitas juga kurang

memuaskan. Untuk mengatasikekurangan pada siklus I, maka pada hari

Sabtu tanggal 19 Maret 2011peneliti dan guru merencanakan tindakan

pada siklusII. Siklus II ini direncanakan dilakukan dalam 2 pertemuan

yaitupertemuan pertama pada hari Senin tanggal 21Maret 2011,

danpertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 23Maret 2011.

Setelah melakukan diskusi, akhirnya penelitidan guru kelas

menyepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukandalam

meningkatkan keaktifan anak didikdengan metode kisah dengan

bercerita. Hal-haltersebut yaitu: (1) peneliti memaksimalkan tindakan

Page 56: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

46

yaitu lebihberinteraksi dengan anak didik, memberikan motivasi dan

memberipenguatan berupa rewads seperti bagus sekali, (2) untuk

mengatasikebosanan anak, maka peneliti dan guru berencana untuk

mengganti tema“Adikku Faza”, (3) peneliti memberi tambahan alokasi

waktu agar anakmempunyai banyak waktu untuk bereksplorasi.

Adapun urutan tindakan yang direncanakan diterapkan pada

siklus IIsebagai berikut:

1) Peneliti membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)

2) Peneliti mempersiapkan terlebih dahulu media yang akandigunakan

yaitu buku cerita dengan tema “Adikku Faza”.

3) Peneliti mengkondisikan atau mensetting kelas menjadi

lingkaranbesar. Dimana peneliti sebagai pencerita dan guru kelas

sebagai pendamping dan observator.

4) Peneliti membuka pembelajaran dengan salam, berbaris dan

berdo’a kemudian bernyanyi.

5) Peneliti mengkomunikasikan aturan yang harus dipatuhi

selamakegiatan bercerita.

6) Peneliti memulai cerita dengan media buku cerita. Dalam kegiatan

ini penelitidibantu oleh guru kelas mengamati aktivitasanak selama

mengikuti kegiatan bercerita terutama rentangperhatian anak dalam

mendengarkan cerita dan kemudianmencatatnya dalam pedoman

observasi.

7) Peneliti mengulas isi cerita pada buku cerita dengan tema“Adikku

Faza”. Dalam kegiatan ini peneliti memberikesempatan pada anak

untuk bereksplorasi. Peneliti mencobamerangsang anak dengan

pertanyaan seperti siapa yang masih ingatapa tadi judul ceritanya

ya...? siapa saja tokoh-tokoh yang adadalam cerita, dan karakter

tokoh yang ada dalam cerita.

8) Kegiatan penutup berupa reveiw/mengulang kembali isi kisah

cerita.

Page 57: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

47

9) Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi

kemudianberdo’a.

Secara umum prosedur pembelajaran pada siklus II seperti tersebut

di atas sama seperti proses pembelajaran pada siklus I, setiap pertemuan

pada siklus II ini juga diberi sedikit variasi agar anak tidak mengalami

kebosanan dan suasana lebih menyenangkan. Adapun variasi setiap

pertemuan yaitu kegiatan dilakukan di luar dan dalam kelas, mengganti

buku cerita bergambar, memberi motivasi / rewads pada anak agar dapat

mengembangkan kreativitasnya, konsentrasi atau rentang perhatian anak

terhadap cerita menjadi lebih lama, merangsang anak dengan pertanyan-

pertanyaan seputar cerita sehingga anak dapat menemukan kosakata baru

yang didapat dari jawaban-jawabannya, dan berkembang imajinasinya

sehingga dapat menghasilkan cerita yang alami serta kepercayaan diri anak

makin kuat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan

guru kelas melaksanakan siklus II.Pelaksanaan tindakan pada siklus II

dimulai pada hari Senin21Maret 2011 di luar kelas RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang.Pembelajaranberlangsung selama 45 menit yaitu

pukul 07.30-08.15 dandilaksanakan diluar kelas.

Pada pertemuan pertama peneliti mengajak anak-anak

kealamterbuka yaitu halaman RA Muslimat NU Ketunggeng.

Penelitimembuka kegiatan dengan salam, kemudian berbaris, berdoa

dan dilanjutkan dengan bernyanyi. Adapun gambaran dialog antara

peneliti dengan anakadalah sebagai berikut:

Peneliti : Assalamu’alaikum wr. wb

Anak-anak : Wa’alaikumsalam wr.wb……

Peneliti : Hari ini bu guru akan bercerita. Nah, kira-kira

berceritaapa ya,,,?

Anak-anak : Kucing bu guru..?, adik bu guru..?

Page 58: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

48

Peneliti : Oke, sekarang siapa yang mau dengarkan cerita

buguru?

Anak : Saya…saya….saya…

Peneliti : Duduklah yang anteng.

Setelah memberikan penjelasan di luar kelas, peneliti

yangdidampingi guru kelas mengkondisikan tempatduduk anak

membentuk lingkaran dimana peneliti sebagai pusatlingkaran.Hal ini

bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yangaman dan nyaman

serta terjalin komunikasi multiarah dan anak-anakbisa melihat buku

cerita tanpa merasa terhalang sehingga isi cerita dapatdidengar anak

secara keseluruhan.

Sebagai pembuka peneliti yang bertindak sebagai guru

membukakegiatan dengan salam, berbaris, dan berdo’a kemudian

bernanyi. Sebelum berceritapeneliti menyebutkan judul dan tokoh-

tokoh yang ada dalam cerita.Selanjutnya peneliti memulai bercerita

dengan media buku cerita. Setelah guru selesai membacakan cerita,

guru mengulas isicerita seperti nama tokoh, sifat-sifat tokoh sambil

mengamati reaksianak dalam menanggapi isi cerita.

Pada pertemuan pertama kegiatan bercerita dilakukan

diluarkelas.Pada pertemuan pertama peneliti menggunakan media

bukucerita dengan tema“Adikku Faza”.Antusias anak terhadap cerita

sangat baik.Anak-anak sangat aktifmerespon pertanyaan dari peneliti

dan sekali terjadi kelucuandidalamnya seperti bu guru, bu guru minta

coklatnya dong?”rayu Azizah”.Bu guru, bu guru kemarin aku makam

permen tapi gigikutidak sakit,”cerita Nazwa”.Pada pertemuan kedua

kegiatan dilakukandidalam kelas. Pada pertemuan kedua peneliti

menggunakan mediayang sama yaitu buku cerita bergambar dengan

tema “Adikku Faza”. Antusias anak terhadap isi cerita masih sangat

baik,anak makin lebih antusias untuk tampil didepan kelas sambil

berceritasesuai dengan gaya yang mereka miliki. Antusias anak

makinbertamabah ketika peneliti menggunakan rewadsbagus sekali,

Page 59: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

49

anakmakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Konsetrasi

anakterhadap cerita makin bertambah, perbendaharaan kata yang

dimilikianak semakin banyak, imajinasi anak makin berkembang,

keberanianuntuk tampil didepan kelas tidak lagi menunggu perintah

peneliti,kemampuan anak dalam berceritapun semakin mahir. Anak-

anakberlomba-lomba untuk mendapat rewads dari peneliti.

c. Observasi

Hasil observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keadaan anak didik selama proses belajar dan prestasi belajar siswa RA

Muslimat NU Ketunggeng Magelang. Berdasarkan hasil observasi

diketahui bahwa tingkat perhatian pada siklus II ini mengalami

peningkatan dan sudah dalam kategori baik sekali.Hal ini diikuti dengan

peningkatan hasil belajar yang sudah memuaskan dengan nilai rata-rata

kelas sebesar 78,64, berarti prestasi belajar siswa sudah tergolong baik

dengan nilai rata-rata di atas 75.

d. Refleksi

Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah

baik.Kelemahan yang ada pada siklus I dapat teratasi dengan baik.Hal

inimenunjukan keaktifan dan kreativitas anak didik dalam pembelajaran

PAI materi akhlak terpuji mengalamipeningkatan. Peningkatan

keaktifan ini terlihat dari tercapainyaindikator yang ditetapkan, seperti

peningkatan keaktifan anak didik yangmencapai 77,27 %, antusiasme

anak yang meningkat serta perhatiandan konsentrasi anak dalam

pembelajaranpun membaik. Penelitidengan dibantu kolaborator telah

berhasil meningkatkan keaktifananak serta perhatian dan konsentrasi

anak dalam proses pembelajaran.

Adapun masih ditemukannya dua atau tiga anak yang

kurangmemperhatikan penelititidak menjadi masalah dalam

prosespembelajaran, karena kita tahu bahwa karakteristik, kemampuan,

dandaya tangkap anak didik itu beraneka ragam. Perhatian anak didik

padakelompok ARA Muslima NU Ketunggeng Magelang semester II

Page 60: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

50

tahunpelajaran 2010/2011 telah mengalami peningkatan sebesar 86,36

%atau 19 anak dari 22 anak, sedangkan keaktifan anak didik dalam

proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 77,27 %,

sedangkan dilihat dari hasil belajar anak didik kelompok A RA

Muslimat NU Ketunggeng Magelang juga telah mengalami

peningkatan. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil belajar prasiklus nilai

rata-rata kelas sebesar 64,14, kemudian setelah penerapan metode kisah

pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji pada siklus I nilai

rata-rata kelas menjadi 68,41, dan pada siklus II nilai rata-rata

meningkat menjadi 78,64. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil tindakan

kelas dengan penerapan metode kisah untuk meningkatkan prestasi

belajar PAI materi akhlak terpuji di RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang sudah berhasil.

B. Pembahasan

Sebelum pembahasan hasil penelitian, adapun hasilpenelitian secara

keseluruhan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1 Perhatian

Tahap Jumlah Persentase Persentase Perubahan

Prasiklus 9 40,91 % Siklus I 15 68,18 % 66,66 % Siklus II 19 86,36 % 111,10 %

Jumlah perhatian siswa

22 65,15%

Perhatian anak didik pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji

dengan penerapan metode kisah di RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang,

pada tahap prasiklus atau keadaan awal perhatian anak didik dalam proses

belajar sebelum penerapan pembelajaran dengan metode kisah, jumlah perhatian

anak didik sebanyak 9 siswa, sedangkan pada siklus I dimana proses

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji dengan penerapan metode kisah, jumlah

perhatian anak didik pada proses pembelajaran menjadi 15 siswa. Proses

Page 61: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

51

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji dengan penerapan metode kisah pada

siklus II, perhatian anak didik terhadap materi pembelajaran menjadi 19 siswa.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode kisah dalam proses

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji dapat meningkatkan perhatian anak

didik.

Tabel 2 Keaktifan

Tahap Persentase Persentase Perubahan

I 45,45 % II 60,61 % 33,33 % III 77,27 % 70,00 %

Rata-rata 61,11 %

Keakfitan anak didik pada proses pembelajaran PAI materi akhlak

terpuji, dengan penerapan metode kisah di RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang, pada tahap prasiklus atau keadaan awal keaktifan anak didik dalam

proses belajar sebelum penerapan pembelajaran dengan metode kisah, persentase

keaktifan anak didik dalam proses pembelajaran sebesar 45,45 %, sedangkan

pada siklus I dimana proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji dengan

penerapan metode kisah, persentase keaktifan anak didik pada proses

pembelajaran menjadi 60,61 % atau mengalami peningkatan sebesar 33,33 %

setelah penerapan metode kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji.

Proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji dengan penerapan metode kisah

pada siklus II, keaktifan anak didik terhadap materi pembelajaran menjadi 77,27

% atau mengalami peningkatan sebesar 70,00 %. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa penerapan metode kisah dalam proses pembelajaran PAI materi akhlak

terpuji dapat meningkatkan keaktifan anak didik sebesar 70,00 %.

Page 62: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

52

Tabel 3 Hasil Belajar

Tahap Jumlah Rata-rata Persentase Perubahan

Prasiklus 1411 64,14 Siklus I 1505 68,41 6,66 % Siklus II 1730 78,64 22,61 %

Rata-rata 1548,67 70,39

Hasil belajar anak didik kelompok A di RA Muslimat NU Ketunggeng

Magelang, hasil observasi pada tahap prasiklus atau sebelum penerapan metode

kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji nilai rata-rata kelas

64,14 dan termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus I, setelah penerapan

metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji nilai rata-rata

kelas mengalami peningkatan sebesar 68,41 dan termasuk dalam kategori baik,

namun hasilnya masih KKM yaitu 75. Pada siklus II, masih dengan penerapan

metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji nilai rata-rata

kelas mengalami peningkatan sebesar 78,64. Jadi dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji

dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik.

Page 63: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

53

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Perhatian anak didik kelompok A RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang

Tahun Pelajaran 2010/2011 saat proses pembelajaran PAI materi akhlak

terpuji pada tahap prasiklus sebanyak 9 siswa dengan tingkat keaktifan

45,45 %, sedangkan pada siklus I setelah penerapan metode kisah pada

proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji perhatian anak didik menjadi

sebanyak 15 siswa dengan tingkat keaktifan 60,61 %, dan pada siklus II

yang dilakukan dengan tetap menerapkan metode kisah pada proses

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji perhatian anak didik menjadi 19

siswa dengan tingkat keaktifan 77,27 %.

2. Setelah digunakan metode kisah dalam proses pembelajaran PAI materi

akhlak terpuji, prestasi belajar anak didik kelompok A RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada tahap prasiklus

nilai rata-rata kelas PAI materi akhlak terpuji sebesar 64,14, sedangkan pada

siklus I setelah penerapan metode kisah pada proses pembelajaran PAI

materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik nilai rata-rata kelasnya

menjadi 68,41, dan pada siklus II yang tetap menggunakan penerapan

metode kisah pada proses pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi

belajar anak didik menjadi 78,64.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diajukan sejumlah saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

a. Sebaiknya kepala sekolah menjadi motor penggerak dalam perbaikan

terhadap proses pembelajaran. Kepala sekolah sebaiknya menjaga

hubungan baik antara kepala sekolah dan guru melalui kerja kolaborasi.

Page 64: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

54

b. Pihak sekolah sebaiknya dapat menciptakan kondisi belajar yang

memadai dengan memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana sekolah

yang menunjukang dalam pembelajaran khususnya pembelajaran

dengan metode kisah, seperti penyediaan media, buku kisah/cerita dan

alat-alat pembelajaran yang lain.

2. Guru Kelas

a. Sebaiknya guru kelas mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media buku kisah/cerita yang menarik, menyenangkan

dan bervariasi agar dapat membuat anak didik berminat dan antusias

terhadap proses pembelajaran.

b. Sebaiknya guru kelas dalam memberikan materi kepada anak didik

sesuai dengan konteks kehidupan anak, kisah/cerita yang menarik bila

perlu disertai gambar yang menarik, dengan kata-kata yang sederhana,

penyampaian yang jelas sehingga akan merangsang anak untuk ikut

hanyut dalam kisah cerita.

3. Peneliti berikutnya

Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian yang serupa

denganpenelitian ini, tetapi dalam materi dan pendekatan yang berbeda.

Page 65: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Abdul Aziz, Mendidik Dengan Cerita, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001, Cet. Ke-1.

Abdullah, J., Memilih Dongeng Islami Pada Anak, Jakarta : Amanah, 1997.

Al-Khal’awi, Muhammad Said Mursi, Mendidik Anak dengan Cerdas; Panduan bagi Orang Tua dan para Pendidik dalam membentuk Pribadi dan Akhlak Anak. Insan Kamil: Solo, 2007.

Alfat,Mazan.,dkk., Aqidah Akhlak, Semarang: Toha Putra, 1994.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. Ke-1.

Arifin, H. M., Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Askara, 1999, Cet ke-1.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet, 13.

Asmaran A. S, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. II.

Bahroin S. Mendidik anak Saleh Melalui Metode Pendekatan Seni Bermain, Cerita dan Menyanyi, Jakarta: t.pn. 1995, Cet-ke-1.

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, Cet. Ke-16.

Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001, Cet ke -23.

Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: CV. Ruhama, 1995, Cet. Ke-2.

Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003.

Hapinudin dan Winda Gunarti, Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran di Taman Kanak-kanak,Jakarta: PGTK Darul Qolam, 1996.

Hidayat, Achmad dan Arief Imron, Paduan Mengajar KBK di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Insida Lantabora, 2004), Cet ke-1.

Hujjati, Muhammad Baqir, Mendidik Anak sejak Kandungan, Cahaya: Jakarta, 2008.

Page 66: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

56

Husaeri, Abdulloh.Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur.An (Kajian Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 11-13), Jurusan Pendidikan Agama IslamFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN), Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Ilyas, Asnelli, Mendambakan Anak Soleh, Bandung: Al-Bayan, 1997, Cet. Ke-2.

Mansur,Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar: Jogjakarta, 2005.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. 4.

Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991.

Nata, Abuddin,Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. III.

, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. ke-4.

Soekanto, Seni Cerita Islami, Jakarta: Bumi Mitra Press, 2001, Cet. Ke-2.

Sugihastuti, Serba-serbi Cerita Anak-anak, Jakarta : Pustaka Pelajar,1996, Cet.ke-1.

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

Supriadi, Eddy, Srategi Belajar Mengajar, Jakarta: LPGTK Tadika Puri, 2003.

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet ke-7.

Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hida Karya Agung, 1983, Cet. Ke-11.

Zainuddin, A. dan Muhammad Jamhari, S.Ag. Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlaq, (Bandung: CV. Pustaka Setia), 1998.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ (Diakses Tanggal 6 Januari 2011)

Page 67: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

57

Page 68: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

58

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan SemarangTelp. 024-7601295 Fax. 7615387

Nomor : In.06.3/D1/TL.00/552/2011 Semarang, 27Januari 2011 Lamp. : 1 (Satu) Proposal Hal : Mohon Izin Riset

A.n : SRI MAHMUDAH NIM : 093111302

Kepada yth. : Kepala RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang Di Magelang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami bernama SRI MAHMUDAH

NIM :093111302 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisan skripsi

berjudul : PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI DI RA MUSLIMAT NU

KETUNGGENG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Di bawah bimbingan Saudara Hj. Nur Asyiah, M.Si.

Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan

penelitian di RA Muslimat NU Ketunggeng Magelang selamat 30 hari.

Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

An. Dekan, Pembantu Dekan I Dra. H. Ruswan, MA

NIP. 19680424 199303 1 004 Tembusan : Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Page 69: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

59

Semarang, 25 Mei 2011

Hal : Nilai Bimbingan Skripsi

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bersama ini saya kirimkan naskah skripsi :

Judul : Penerapan Metode Kisah untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar PAI Materi Akhlak Terpuji di RA Muslimat NU

Ketunggeng Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Sri Mahmudah

NIM : 093111302

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan bimbingan dan arahan dan koreksi atas naskah tersebut, maka nilai

bimbingan adalah ……… (……………………………………………………).

Kemudian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing, Hj. Nur Asyiah, M.Si

NIP. 19710926 199803 2 002

Page 70: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

60

DAFTAR NAMA ANAK DIDIK KELOMPOK A

RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG MAGELANG

No. No. Induk Nama Anak Didik Jenis Kelamin

1 365 Azis L 2 366 Azizah P

3 367 Binta P 4 368 Fitri P 5 369 Hanisa P 6 370 Inu L 7 371 Iwan L 8 372 Laila P

9 373 Latif L 10 374 Masud L 11 375 Naban L 12 376 Nazil L 13 377 Nazwa P 14 378 Novi P

15 379 Rengga L 16 380 Rifki L 17 381 Romadoni L 18 382 Taman L 19 383 Tito L 20 384 Udin L

21 385 Ulil P 22 386 Zaki L

Page 71: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

61

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Siklus I

Pengembangan : Kreativitas

Tema : Kisah Kesombongan yang Berujung

Kehancuran

Kelompok : A

Semester : II

Tanggal : 7 Maret, 9 Maret 2011

1. Kompetensi Dasar

Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memilikiperbendaharaan kata dan mengenal simbol yang melambangkannya untukpersiapan membaca dan menulis.

2. Hasil belajar

Anak dapat mengembangkan kreativitasnya.

3. Indikator

a. Baris, berdoa, menyanyi b. PAI- mengenal riwayat dan sifat Nabi Muhammad SAW c. Bahasa - membacakan buku cerita yang memiliki kalimat sederhana dan

menceritakan isi buku d. Seni - membuat gambar dengan teknik kolase dengan berbagai media. e. Kog. - mengerjakan Maze (mencari jejak yang lebih kompleks) f. A.p. - menunjukkan perbuatan yang salah dan benar. g. F.M. - menirukan gerakan angina/hewan/tanaman.

4. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Baris, berdoa, menyanyi 2) Mengenal riwayat dan sifat Nabi Muhammad SAW 3) Membacakan buku cerita tentang kesombongan yang berujung

kehancuran b. Kegiatan Inti

1) Membuat Kolase Tora (kura-kura) 2) Maze Tora menolong kala 3) Memberi warna gambar binatang yang tidak sombong

c. Istirahat

Cuci tangan, doa, makan, istirahat d. Kegiatan Akhir

1) Menirukan gerakan Tora dan Kala 2) Diskusi 3) Kesimpulan 4) Doa, salam, pulang

Page 72: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

62

5. Alat/Sumber Belajar

a. Buku kisah 25 Nabi b. Kertas, gambar, lim, pensil, crayon c. Air, serbet, bekal.

Page 73: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

63

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Siklus II

Pengembangan : Kreativitas

Tema : Adikku Faza

Kelompok : A

Semester : II

Tanggal : 21 Maret, 23 Maret 2011

1. Kompetensi Dasar

Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memilikiperbendaharaan kata dan mengenal simbol yang melambangkannya untukpersiapan membaca dan menulis.

2. Hasil belajar

Anak dapat mengembangkan kreativitasnya.

3. Indikator

a. Baris, berdoa, menyanyi b. PAI- Kalimat Toyibah c. Bahasa - membacakan buku cerita yang memiliki kalimat sederhana dan

menceritakan isi buku d. Kog. - Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri tertentu. e. F.M. - Menjiplak/meniru membuat garis datar, tegak, miring, lengkung dan

lingkaran. f. Seni - Mewarnai bentuk gambar sederhana g. Mengucapkan terima kasih bila menerima sesuatu

4. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Baris, berdoa, menyanyi 2) Astaghfirullah hal’adzim - menirukan kalimat tersebut. 3) Bercerita Adikku Faza

b. Kegiatan Inti

1) Memberi warna merah petir hujan 2) Warna biru paying hijau 3) Menjiplak rumah Nada 4) Mewarnai Nada dan Faza

c. Istirahat

Cuci tangan, doa, makan, istirahat d. Kegiatan Akhir

1) Mengucapkan terima kasih bila menerima sesuatu. 2) Kesimpulan. 3) Do’a, salam, pulang

Page 74: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

64

5. Alat/Sumber Belajar

a. Buku cerita b. Lember kerja anak. c. Crayon, kertas, gambar rumah. d. Gambar Nada dan Faza

6. Penilaian

Observasi/pengamatan

Page 75: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

65

WAWANCARA

Narasumber

Nama : Siti Fatimah, A.Ma

Jabatan : Kepala Sekolah

Waktu wawancara : 1 Maret 2011

Hasil wawancara

Peneliti : Assalamu’alaikum, selamat pagi ibuk?

Kepala Sekolah : Wa’alaikum salam, selamat pagi mbak…

Peneliti : Maaf ibu, boleh saya ngobrol sebentar?

Kepala Sekolah : Iya mbak silahkan, ada apa?

Peneliti : Begini buk, kan selama ini kita jarang menggunakan metode

kisah/bercerita dalam proses pembelajaran kita.

Kepala Sekolah : Iya benar.

Peneliti : Dalam kesempatan ini saya bermaksud ingin menggunakan

metode kisah dalam proses pembelajaran kita. Pada hal melalui

kisah cerita anak bisa mengembangkan imajinasinya serta

mengembangkan kreativitasnya.

Kepala Sekolah : Lha terus nanti model pembelajarannya bagaimana? Kan selama

ini kita tahu, kita dituntut untuk memberikan yangterbaik untuk

memberikan yang terbaik untuk anak didikkita. Bila kita nanti

menambahi proses pembelajaran denganmenggunakan metode

kisah apa tidak menggangguproses pembelajaran yang selama

ini kita gunakan danmembuat anak malah tambah jerewet saja?

Peneliti : Tidak buk, justru kejerewatan anak itulah awalnya anak berpikir

dan mengaitkan ide yang nantinya bisa dipergunakan untuk

membaca, karena denganmendengarkan kisah cerita anak belajar

membaca dari simbol-simbolseperti gambar jadi kita tetap tidak

meninggalkanmodel pembelajaran yang selama ini kita lakukan

malahmodel pembelajaran kita lebih bervariasai dan

Page 76: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

66

semangatbelajar anak menjadi meningkatkan saya memilih

bukubergambar selama ini anak hanya belajar membaca

danberhitung saya bermaksud memberi suasana baru

dalamproses pembelajaran supaya anak tidak bosan serta

anaktetap semangat mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

Kepala Sekolah : Kalau begitu saya setuju.

Peneliti : Akan tetapi nanti saya nanti minta bantuan guru kelas selama

proses pelaksanaan pembelajaran melalui kisah cerita

Kepala Sekolah : Ok.

Page 77: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

67

WAWANCARA

Narasumber

Nama : Muslikah

Status : Guru Kelas Pendamping

Waktu wawancara : 26 Mei 2010

Hasil wawancara

Peneliti : Selamat siang bu …?

Guru : Selamat siang bu. Ada apa buk?

Peneliti : Begini bu, selama ini kan kita hanya mengajarkan pada anak membaca

dan berhitung. Nah, besok itu saya berencana mau bercerita

menggunakan buku kisah 25 Nabi. Melalui kisah cerita saya berharap

anak-anak akan lebih berkonsetrasi pada pembelajaran disamping itu

anak-anak akan memperoleh hal-hal baru dari cerita yang disampaikan

dan anak lebih aktif dan kreatif selama proses pembelajaran. Kalau

menurut ibuk bagaimana?

Guru : Saya setuju buk. Selama ini saya merasa anak-anak kurang

memperhatikan apa yang saya sampaikan mereka pada sibuk sendiri

sama alat-alat tulisnya samapi-sampai suara saya menjadi habis. Anak-

anak seolah-olah bosan sama pembelajaran selama ini.

Peneliti : Nah, saya juga berpikir seperti itu, makanya saya berencana untuk

memakai metode kisah agar anak-anak memperoleh

suasanapembelajaran yang baru sehingga anak bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Guru : Nanti bu Fatimah bagaimana?

Peneliti : Kalau bu Fatimah sudah ok.

Guru : Kalau begitu saya juga ok.

Page 78: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

68

WAWANCARA

Narasumber

Nama : Azizah

Status : Anak Didik

Waktu wawancara : 27 Mei 2010

Hasil wawancara

Peneliti : Selamat pagi, mbak Azizah?

Anak : Selamat pagi bu Mahmudah.

Peneliti : Mbak Azizah siapa yang mengantar?

Anak : Ibuk

Peneliti : Kalau dirumah ibuk pernah bercerita tidak?

Anak : Pernah bu guru.

Peneliti : Kalau dibacakan cerita mbak Zahra senang tidak?

Anak : Senang banget bu guru

Peneliti : Kalau besok bu guru bercerita mau nggak?

Anak : Mau bu guru

Peneiliti : Kalau begitu besok bu guru mau bercerita yang buagus buanget agar

mbak Zahra ma teman-temansenang. Ok

Anak : Ok.

Page 79: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

69

CATATAN LAPANGAN

PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DI RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG

MAGELANG

Hari/Tanggal : Senin, 7 Maret 2011

Siklus : I pertemuan pertama

1. Proses pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus pertama, pertemuan pertama

secarakeseluruhan berjalan lancar. Sebelum bercerita guru

memberitahukankegiatan yang akan dilakukan seperti penyampaian judul dan

tokoh-tokohyang ada dalam cerita. Ketertarikan anak pada cerita yang

disampaikan cukupbaik.

2. Ketertarikan anak terhadap proses pembelajaran

Minat anak pada proses pembelajaran bercerita dengan media buku kisah

cerita cukup bagus. Antusias anak terhadap proses pembeajarancukup baik.

Akan tetapi anak masih cukup asing terhadap kegiatan yangdiberikan karena

anak terbiasa dengan buku dan pensil. Perhatian anak belumsepenuhnya terarah

pada cerita yang disampaikan peneliti.

3. Kesimpulan

Berdasarkan catatan proses pembelajaran dan minat anak diatas

dapatdisimpulkan bahwa anak belum terbiasa dengan metode bercerita

dalamproses pembelajaran

Peneliti

Page 80: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

70

CATATAN LAPANGAN

PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DI RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG

MAGELANG

Hari/tanggal : Rabu, 9 Maret 2011

Siklus : 1 pertemuan kedua

1. Ketertarikan anak terhadap proses pembelajaran

Pada proses pembelajaran siklus pertama, pertemuan kedua

ketertarikananak terhadap kisah cerita sudah baik. Antusias anak terhadap kisah

cerita sudah baik.Anak mulai aktif merespon isi kisah cerita.

2. Tanggapan anak dalam proses pembelajaran

Antusias anak terhadap kisah cerita sudah baik. Anak-anak mulai

menjawabpertanyaan dari peneliti. Respon anak terhadap kisah cerita mulai

terlihat.“Latif, bu guru aku juga pernah bertemu dengan nenek-nenek. Kemarin

aku waktu bermain bolasama Romadoni bu guru, nenek-nenek itu memberiku

uang untuk beli es, trus saya tidak lupa mengucapkan terima kasih pada nenek-

nenek itu”.

3. Kesimpulan

Berdasarkan ketertarikan dan tanggapan anak diatas dapat

disimpulkanbahwa anak mulai merespon isi cerita serta bermain-main dengan

pikiran danimajinasinya.

Peneliti

Page 81: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

71

CATATAN LAPANGAN

PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DI RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG

MAGELANG

Hari/tanggal : Selasa, 8 Juni 2010

Siklus : II pertemuan pertama

1. Ketertarikan anak terhadap proses pembelajaran

Pada proses pembelajaran siklus II, pertemuan pertama antusias

anakterhadap kisah cerita sangat bagus. Anak-anak berlomba-lomba untuk

tampildidepan kelas.

2. Tanggapan anak dalam proses pembelajaran

“Bu guru bu guru aku duluan yang maju”, kata Azis. Habis itu saya

buguru. Fitri: tadi malam saya gosok gigi bu guru”

3. Kesimpulan

Berdasarkan ketertarikan dan tanggapan anak diatas dapat

disimpulkanbahwa antusias anak terhadap kisah cerita sangat bagus dan hal ini

makin terlihatketika peneliti memberikan rewads“bagus sekali”.

Peneliti

Page 82: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

72

CATATAN LAPANGAN

PENERAPAN METODE KISAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERPUJI

DI RA MUSLIMAT NU KETUNGGENG

MAGELANG

Hari/tanggal : jum’at , 11 Juni 2010

Siklus : II pertemuan kedua

1. Ketertarikan anak terhadap proses pembelajaran

Pada proses pembelajaran siklus II pertemuan pertama antusias

anakterhadap kisah cerita masih sangat baik. Keaktifan anak dalam merespon isi

kisah ceritamakin terlihat. Suasana pembelajaran makin kondusif. Perhatian

anakterhadap kisah cerita semakin lama. Anak-anak tidak lagi asyik dengan

buku danpensil.

2. Tanggapan anak dalam proses pembelajaran

Azizah: bu guru aku tidak takut sama dokter. Tadi malam aku

sudahgosok gigi. Bu guru: gimana mbak Azizah kalau gosok gigi? isik-isik, isik-

isik. “jawab Azizah”

3. Kesimpulan

Berdasarkan ketertarikan dan tanggapan anak diatas dapat

disimpulkanbahwa antusias anak terhadap kisah cerita masih sangat bagus.

Anakmengembangkan imajinasinya dn tanpa ragu-ragu anak

mengespresikannyadidepan kelas dari sinilah anak mulai berpikir kreatif untuk

mengembangkankreativitasnya.

Peneliti

Page 83: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

73

Hasil Observasi Perhatian dan Keaktifan Siswa

No Nama Siswa Kemunculan Respon Perhatian Siswa

Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Azis √ √ √ 2. Azizah √ √ √ 3. Binta - - - 4. Fitri - √ √ 5. Hanisa √ √ √ 6. Inu - √ - 7. Iwan - - √ 8. Laila √ √ √ 9. Latif √ √ √ 10. Masud - √ √ 11. Naban - √ √ 12. Nazil √ √ √ 13. Nazwa - - √ 14. Novi √ √ √ 15. Rengga - - √ 16. Rifki - - √ 17. Romadoni - √ √ 18. Taman √ √ √ 19. Tito - √ √ 20. Udin - - - 21. Ulil √ √ √ 22. Zaki - - √

Jumlah 9 15 19

No. Aspek yang diamati Keaktifan Siswa

Prasiklus Siklus I Siklus II F % F % F % 1. Keaktifan bertanya 13 59.09 15 68.18 18 81.82 2. Mengemukakan pendapat 8 36.36 13 59.09 16 72.73 3. Menajwab pertanyaan 9 40.91 12 54.55 17 77.27

Rata-rata 45.45 60.61 77.27

Page 84: PENERAPAN METODE KISAH UNTUK …library.walisongo.ac.id/digilib/...gdl-srimahmuda-5485-1-srimahm-2.pdf · kisah dalam pembelajaran PAI materi akhlak terpuji di kelompok A RA Muslimat

74

Hasil Belajar

No Nama Siswa Nilai Siswa

Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Azis 70 70 75 2. Azizah 75 80 90 3. Binta 55 60 70 4. Fitri 65 65 75 5. Hanisa 70 70 85 6. Inu 55 60 70 7. Iwan 55 60 70 8. Laila 65 70 90 9. Latif 65 70 80 10. Masud 56 60 75 11. Naban 60 60 75 12. Nazil 70 75 85 13. Nazwa 65 70 90 14. Novi 75 75 85 15. Rengga 60 60 75 16. Rifki 65 65 80 17. Romadoni 60 75 85 18. Taman 70 75 75 19. Tito 60 75 80 20. Udin 65 70 65 21. Ulil 70 80 80 22. Zaki 60 60 75

Jumlah 1411 1505 1730

Rata-rata 64.14 68.41 78.64

Tertinggi 75 80 90

Terendah 55 60 65