Penerapan Metode K-Means Clustering Dalam Sistem ......diagram, Activity diagram, dan Sequence...
Transcript of Penerapan Metode K-Means Clustering Dalam Sistem ......diagram, Activity diagram, dan Sequence...
Penerapan Metode K-Means Clustering Dalam Sistem Informasi
Geografis Cuaca Dengan Framework MS4W
(Studi Kasus: Data Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Jawa Tengah)
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Griyan Rizky Atmaja (672013198)
Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2017
ii
iii
iv
v
1
1. Pendahuluan
Cuaca merupakan keadaan rata-rata udara pada periode waktu sesaat dan salah satu
variable yang menentukan kondisi iklim. Iklim merupakan rata-rata cuaca pada periode
waktu tertentu dan faktor yang mempengaruhi terhadap tipe atau variasi iklim yaitu
curah hujan. Curah hujan adalah air hujan yang berkumpul dalam satu daerah yang
datar, yang memiliki asumsi yaitu tidak menguap, meresap dan mengalir. Rata-rata
curah hujan perbulan didapat dari nilai rata-rata dengan minimal periode 10 (sepuluh)
tahun dan curah hujan normal per bulan didapat dari nilai rata-rata curah hujan selama
periode 30 (tiga puluh) tahun[3].
Indonesia berada di wilayah tropis dan memiliki curah hujan per tahun yang cukup
tinggi. Curah hujan berpengaruh terhadap aktifitas kehidupan seperti keselamatan
masyarakat, produksi pertanian, perikanan, perkebunan dan lain-lainnya sesuai dengan
keadaan di daerah masing-masing. Selain bermanfaat, curah hujan juga dapat
menyebabkan bencana tanah longsor dan banjir[2]. Selain itu hama pertanian tumbuh
sangat banyak di curah hujan yang tinggi. Untuk dapat merencanakan pertanian dengan
tepat, mengoptimalkan produktivitas teknologi dan industri yang erat kaitannya dengan
curah hujan, dan mengantisipasi dampak curah hujan, maka harus mengetahui seberapa
tinggi rendahnya curah hujan disetiap daerah.
Mengetahui tinggi rendahnya curah hujan maka dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan data menjadi beberapa kategori. Pengelompokan data akan akurat
jika dengan menggunakan metode yang akurat. Salah satu metode yang dapat
diterapkan pada kasus ini adalah metode K-Means[2]. Metode K-Means diterapkan
pada aplikasi sistem informasi geografis cuaca pada data curah hujan yang bertujuan
untuk memperlihatkan pemetaan hasil pengelompokan curah hujan dan hari hujan
setiap Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dalam bentuk geografis, sehingga
mempermudah dalam mengetahui seberapa tinggi dan rendahnya curah hujan disetiap
daerah. Tujuan utama penelitian ini adalah penambahan metode K-Means pada sistem
informasi geografis menggunakan MS4W (Map Server).
Metode K-Means bekerja dengan cara membagi data dalam cluster dan membuat
data tepat dalam satu cluster. Nilai hasil cluster dapat dilihat dari jarak terdekat antara
data dengan centroid. Kemudian hasil dari penghitungan metode K-Means di terapkan
dalam menetukan perwaranaan pada pemetaan. Tujuan utama dari aplikasi ini
diharapkan sistem informasi geografis dengan metode K-Means dapat membantu
masyarakat dalam mencari informasi curah hujan di daerah Jawa Tengah selama satu
bulan, terutama masyarakat yang tergantung kepada informasi curah hujan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang berjudul “Penerapan Metode K-Means Dalam
Pengelompokan Curah Hujan Di Kalimantan Timur” membahas tentang informasi
curah hujan dalam satu wilayah. Penelitian tersebut menggunakan metode K-Means
2
untuk mengolah data curah hujan per tahun pada stasiun pengamatan di Provinsi
Kalimantan Tengah. Metode K-Means mampu mengelompokkan curah hujan
berdasarkkan tiga kategori rendah, sedang, dan tinggi[2].
Penelitian yang berjudul “Clustering Data Cuaca Untuk Pengenalan Pola
Perioditas Iklim Wilayah Pelaihari Dengan Metode Fuzzy K-Mens” membahas tentang
proses pengolahan data menggunakan algoritma fuzzy c-mens data tersebut berupa data
kecepatan angin, kelembapan udara, penguapan, temperatur, dan curah hujan. Data
tersebut diperoleh 4 klaster dan kondisi cuaca tahun 1990-1999 dari data tersebut akan
di dapatkan kondisi priode setiap tahunnya menjadi semakin panas, dan pergeseran
musim kemarau[3].
Penelitian sebelumnya “Integrasi Perangkat Lunak Arcgis 9.3, Xampp, Mapserver
for Windows dan Geoserver dalam Rangka Penyusunan Peta Geologi Pulau Bangka
Digital Berbasis Web” membahas tentang aplikasi sistem informasi geografis
menggunakan beberapa perangkat lunak yang bertujuan untuk mengelola data spasial
yang berupa wilayah geografis dan berupa informasi non-spasial yang berhubungan
dengan geologi pada pengguna sistem informasi geografis web-Bassed[6].
Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah penyempurnaan dalam
mengolah data curah hujan dan mengoptimalkan metode K-Means pada sistem
informasi geografis cuaca pada data curah hujan dan hai hujan di Jawa Tengah.
Manfaat adanya optimalisasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam pengolahan
data curah hujan yang akan dibuat dalam bentuk pemetaan di wilayah Jawa Tengah.
Penelitian MS4W menggunakan metode K-Means atau pengelompokan data
digunakan pada data mining yang berguna untuk mengelompokkan data-data yang
telah ada ke dalam cluster atau mengelompokkan data sesuai dengan kemiringan atau
atribut data. Metode K-Means menggunakan teknik atau rumus Euclidean Distance.
Metode Euclidean Distance sangat baik untuk menghitung jarak dengan pusat cluster,
selanjutnya akan didapatkan matriks jarak yaitu berupa centroid 1 dan centroid 2[9].
Rumus Euclidean Distance sebagai berikut :
𝑑𝑒 = ∑ √∑ (𝑓𝑑ᵢ, ₖ − 𝑘ⱼ)²𝑚𝑘=1
𝑚
𝑘=1……(1)
Keterangan :
𝑑𝑒 = jarak euclidien
𝑓𝑑ᵢ = data curah hujan
𝑘ⱼ = data hari hujan
𝑚 = jumlah data
3
3. Metode Penelitian Dalam proses penelitian yang menggunakan metode K-Means dilakukan beberapa
tahapan yang saling berkaitan satu sama lain. Penelitian ini diterapkan metodologi
penelitian seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Gambar 1 menunjukkan tahapan-tahapan penelitian yang ada. Tahapan–
tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Masalah, pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan curah
hujan di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang menjadi acuan dalam
pembuatan sistem informasi geografis yang bertujuan untuk mengelompokan
menjadi beberapa kategori dan melihat pemetaan dari hasil pengelompokan dalam
bentuk geografis.
b. Perancangan Sistem, pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dengan
membuat Unified Modelling Language (UML), meliputi Use Case diagram, Class
diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram serta perancangan arsitektur
aplikasi.
c. Perancangan aplikasi, pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi sistem
informasi geografis berupa pemetaan iklim hujan yang ada di daerah Jawa Tengah
berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Studi Sistem Informasi Pemodelan dan
Mitigasi Tropis (SIMITRO).
d. Implementasi dan pengujian sistem, pada tahap ini adalah proses penerapan dari
rancangan aplikasi pada tahap sebelumnya setelah itu dilakukan proses pengujian
dan analisa terhadap hasil pengujuan.
e. Penulisan hasil penelitian, dalam tahap ini pada tahap ini dilakukan penulisan
terhadap penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk laporan.
Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah metode prototype.
Metode prototype adalah metode yang cocok untuk digunakan membangun sistem
4
tersebut berdasarkan kebutuhan user yang tidak mengidentifikasi secara detail input
dan output. Metode prototype dapat dilihat seperti gambar berikut :
Gambar 2. Metode Prototype
Gambar 2 merupakan gambar metode prototype diawali dengan pengumpulan data
curah hujan di Jawa Tengah yang diperoleh dari Pusat Studi Sistem Informasi
Pemodelan dan Mitigasi Tropis (SIMITRO). Pencarian informasi untuk menentukan
kebutuhan, tujuan dan gambaran suatu sistem. Tahap-tahap yang dilakukan pada
metode prototype dalam membuat aplikasi sistem informasi geografis cuaca pada data
curah hujan adalah:
a. Tahap pengumpulan data, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang yang diperoleh dari Pusat Studi Sistem Informasi Pemodelan dan
Mitigasi Tropis (SIMITRO) untuk periode tahun 2008-2011 dimana data yang
digunakan adalah data per bulan. Penelitian ini yang dijadikan unit observasi adalah
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data
curah hujan dan hari hujan.
b. Tahap pengujian metode ini bertujuan menguji metode K-Means Clustering.
Pengujian metode ini dilakukan perhitungan sesuai rumus dengan media excel untuk
melihat apakah benar metode tersebut cocok dan layak untuk digunakan dan
diterapkan pada sistem penyeleksian ini. Tahap pengujian metode ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tinggi rendahnya curah
hujan setiap bulan di Jawa Tengah.
c. Tahap perancangan sistem ini dibuat perancangan desain sistem dimana nantinya
terdapat 2 user yang dibedakan antara admin dan user. Admin yang mengatur semua
5
sistem pada website sistem informasi geografis yang menampung data curah hujan.
User bertugas untuk melihat data curah hujan yang telah diinput oleh admin.
perancangan sistem ini mulai dibuat dengan menggunakan Unified Modelling
Language (UML).
d. Setelah tahap demi tahap selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui
kekurangan dari sistem dan kelebihan dari sistem. Jika terdapat kekuarangan maka
sistem akan diperbaiki, jika tidak ada kekurangan maka tahap selesai.
Selanjutnya dalam tahap ini dilakukan perancangan sistem serta perancangan
user interface dari model yang akan dibangun. Adapun diagram yang dibuat yaitu Use
Case diagram. Use Case diagram dari model yang akan dibangun dapat dilihat di
gambar 3.
Gambar 3. Use Case Diagram pada Sistem Informasi Geografis Iklim Hujan
Gambar 3 merupakan use case diagram pada sistem informasi geografis Iklim
Hujan di Jawa Tengah. Use-case menjelaskan sistem yang sedang dibangun memiliki
user yang hanya bisa melihat data hujan, dan hasil pemetaan saja, yang telah diolah
sebelumnya oleh admin, manipulasi data atau menghapus sejumlah data, dan
mengelola csv hanya bisa dilakukan oleh admin.
Hapus Data Tambah Data Edit Data
Pengolahan Data Curah Hujan
View Data Curah Hujan
Hasil Pemetaan
Tampilan Utama UserUser
Login AdminAdmin
Tampilan Utama Admin
Mengolah CSV
6
Gambar 4. Activity Diagram Login Admin
Gambar 4 menjelaskan tentang Activity diagram login admin yaitu menjelaskan
aktivitas admin dan aplikasi saat pertama kali dijalankan hingga masuk ke menu utama.
Gambar 4 menunjukan jika masuk ke menu utama admin harus melakukan login
terlebih dahulu, langkang awal admin mengisi username dan password lalu system
akan request ke database jika password dan username invalid maka admin akan
kembali ke menu login, sedangkan jika admin telah login dengan benar atau valid,
secara otomatis admin langsung masuk ke menu utama (admin).
mengisi username
dan password
menu utama
request
login valid
validasi
benar
salah
databasesystemadmin
7
Gambar 5. Activity Diagram pada Sistem Informasi Curah Hujan
Gambar 5 merupakan activity diagram sistem informasi geografis iklim cuaca di
Jawa Tengah. Admin melakukan login dari mulai input username dan password sampai
dengan memanipulasi data, proses manipulasi data terbagi menjadi 3 yaitu insert data,
update data, dan delete data. secara umum gambaran fungsionalitasnya dibuat dalam
bentuk activity diagram ditunjukkan pada gambar 5.
Arsitektur sistem menjelaskan konsep desain arsitektur sistem yang akan
dirancang dan dibangun. Program apa saja yang digunakan serta arus alur yang terjadi
pada program serta relasi antar program tersebut. Berikut gambar 6 akan menjelaskan
mengenai arsitektur sistem.
Masukkan Username
dan Password
Mengolah CSV
Melihat
Pemetaan
end
Memilih Menu
hapus data
edit data
Mengolah Data
tambah data
mengulang
aktifitas
Proses Login
ValidasiNo
Menu Utama
Admin
Ya
Hasil pengolahan
data manual
SystemAdmin
8
Gambar 6. Sequence Diagram Login Admin
Gambar 6 menunjukan bagaimana proses login pada admin yang harus melewati
tahapan-tahapan, admin harus form untuk login setelah itu admin mengisi username
dan password setelah itu database akan validasi data kemudian menampilakan pesan
kesalahan jika username dan password tidak sesuai. Selanjutnya, jika valid maka
database akan menampilkan halaman utama web dan admin dapat mengelola data
kemudian admin kemabali ke halaman utama web setelah selesai mengolah data lalu
logout.
Gambar 7. Sequence Diagram Admin Input Data
Admin : AdminAdmin : AdminLoginLogin Halaman UtamaHalaman Utama Form input dataForm input data databasedatabase
1 : Akses Login ()
2 : Halaman Utama admin
3 : Form input data
4 : Simpan
5 : Tampilkan hasil Inputan
9
Gambar 7 menjelaskan bagaimana admin masuk kehalamn web dengan login
terlebih dahulu jika login sukses selanjutnya admin menuju ke halaman utama
kemudian admin menampilkan bagian form input data curah hujan setelah data terisi
semua simpan form data inputan ke data database secara otomatis data inputan yang
telah di isi admin akan muncul ke tabel hasil inputan .
Gambar 8. Class Diagram
Gambar 8 menujukan bahwa adanya relasi antara tabel kab dengan tabel cc yang
relasinya berupa kode kab yang merupakan primary key dari tabel kab dengan kode
kab yang ada pada tabel cc, yang nantinya akan menghasilkan berupa nama kab. yang
nantinya akan muncul di interface user dan admin.
Gambar 9. Design Arsitektur pada Sistem Informasi Geografis Iklim Hujan
10
Gambar 9 menjelaskan tentang arsitektur sistem yang ada pada aplikasi ini.
Dari pengguna mulai dengan request informasi yang ada pada aplikasi sistem informasi
yang ada pada aplikasi web. Jika user ingin melihat data maka aplikasi sistem informasi
ini akan request data-data curah hujan yang ada pada database kemudian ditampilkan
pada menu lihat data. Menu mengolah data admin juga sama, jika input, edit, dan delete
data makan sistem informasi ini akan megolah data dan secara otomatis metode K-
Means bekerja kemudian dimasukkan ke dalam database yang nantinya akan
ditampilkan pada menu lihat data. Untuk menu lihat peta aplikasi request data 30
Kabuaten Kota ke database. Data dari database akan dicocokkan dengan 30 Kabuaten
Kota yang ada pada shape file dan source file (SHP) yang ada. MapServer (MS4W)
menjadi jembatan antara aplikasi web php dengan SHP. MapServer terdapat fungsi-
fungsi dapat membaca database SHP kemudian menkonfersikan kedalam bentuk peta.
Jika data dari 30 Kabupaten dan Kota yang ada pada SHP sesuai maka dilakukan
pewarnaan berdasarkan nilai metode curah hujan tiap daerah. Warna yang ada pada
peta Jawa Tengah menjadi acuan untuk pemberian informasi curah hujan tiap bulan.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil sistem yang dibangun adalah penerapan dari metode K-means pada sistem
informasi geografis curah hujan di Jawa Tengah menggunakan php. Pengguna sistem
ini dibagi menjadi dua, yang pertama adalah admin yang berperan untuk mengola
keseluruhan data dan yang kedua adalah user yang berperan untuk melihat hasil dari
pemetaan berupa geografis seperti gambar 13. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya tentang metode K-Means, dimana nantinya akan berperan dalam
mengelompokan data curah hujan.
Gambar 10. Menu Login Admin
11
Gambar 10 merupakan gambar menu login admin dimana sebelum masuk ke menu
utama admin dan melakukan pengolahan data curah hujan dimana admin harus login
terlebih dahulu.
Gambar 11. Grafik Curah Hujan dan Hari Hujan Bulan Desember Tahun 2008
Gambar 11 data hujan merupakan data hujan pada bulan desember tahun 2008
pada data tersebut terdapat 30 Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah, data yang terdapat
di gambar 11 yaitu data curah hujan dan hari hujan. Data pada gambar 11 selalu
mengalami fluktuasi data yang beragam, dengan data curah hujan tertinggi terdapat
pada Kabupaten Jepara dengan nilai 548 dan data hari hujan tertinggi pada Kabupaten
Wonosobo dengan nilai 23. Data curah hujan terendah terdapat pada Kabupaten Blora
dengan nilai 140 dan data hari hujan terendah terdapat di Kabupaten Klaten dengan
nilai 9.
Tahap ini di jelaskan langkah-langkah pengoprasian algoritma K-Means secara
manual. Dari banyak data Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah untuk penerapan
metode K-Means dalam data hujan di lakukan dengan parameter-parameter berikut ini
jumlah cluster = 2, jumlah data = 30, jumlah atribut = 2.
Tabel 1. Pusat Awal Cluster
Variable Cluster
1 (Maksimum) 2 (Minimum)
Curah Hujan 548 140
Hari Hujan 17 12
0
100
200
300
400
500
600
Bre
bes
Teg
al
Pem
alan
g
Pek
alon
gan
Bat
ang
Ko
ta S
emar
ang
Sem
aran
g
Ken
dal
Dem
ak
Gro
bo
gan
Pat
i
Ku
du
s
Jep
ara
Rem
ban
g
Blo
ra
Ban
yu
mas
Cil
acap
Purb
alin
gga
Ban
jarn
egar
a
Mag
elan
g
Tem
ang
gu
ng
Won
oso
bo
Purw
ore
jo
Keb
um
en
Suk
oh
arjo
Kar
ang
anyar
Won
og
iri
Sra
gen
Kla
ten
Bo
yo
lali
Data Hujan Bulan Desember Tahun 2008
Curah Hujan HariHujan
12
Rumus mencari cluster:
Nilai tertinggi curah hujan = Max (curah hujan) …….(2)
Nilai terendah curah hujan = Min (curah hujan) …….(3)
Tabel 1 Merupakan tabel pusat awal cluster, pada bagian ini di cari dulu titik awal
cluster yang yang nanti akan di hitung untuk mencari centroid pada cluster 1 di
dapatkan dengan cara mencari nilai maksimum dari data curah hujan pada bulan
desember tahun 2008 dan di dapatkan cluster 1 dengan nilai 548 dan 17 di ambil dari
data ke 13, selanjutnya pada cluster 2 di cari data minimum dan di dapatkan cluster 2
dengan nilai 140 dan 12.
Gambar 12. Grafik Centroid 1 dan Centroid 2
Rumus mencari centroid 1 dan centroid 2 :
C1 = √(𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 − 𝑚𝑎𝑥1)2 + (𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 − 𝑚𝑎𝑥2)² …….(4)
= √(337 − 548)² + (17 − 17)²
=√(−211)² + (0)²
=√(−211)2
=√44.521
=211
050
100150200250300350400450
Bre
bes
Teg
al
Pem
alan
g
Pek
alon
gan
Bat
ang
Ko
ta S
emar
ang
Sem
aran
g
Ken
dal
Dem
ak
Gro
bo
gan
Pat
i
Ku
du
s
Jep
ara
Rem
ban
g
Blo
ra
Ban
yu
mas
Cil
acap
Purb
alin
gga
Ban
jarn
egar
a
Mag
elan
g
Tem
ang
gu
ng
Won
oso
bo
Purw
ore
jo
Keb
um
en
Suk
oh
arjo
Kar
ang
anyar
Won
og
iri
Sra
gen
Kla
ten
Bo
yo
lali
Data C₁ dan C₂
C₁ C₂
13
C2 = √(𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 − 𝑚𝑖𝑛1)2 + (𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 − 𝑚𝑖𝑛2)² ..…...(5)
= √(337 − 140)² + (17 − 12)²
=√(197)2 + (5)2
=√38,809 + 25
=197,0634
Gambar 12 setelah di dapatkan cluster 1 dan cluster 2 lalu memasukkan rumus
Euclidean Distance maka di temukan hasil dari centroid 1 dan centroid 2, contoh pada
Kabupaten Brebes di dapatkan centroid 1 nilai 211 dan centroid 2 dengan nilai
197,0634.
Gambar 13. Grafik Mencari Jarak Terendah
Rumus jarak terendah :
Jarak terendah = Min (c1:c2) …………(6)
= Min (211:197,0634)
= 197.0634
Gambar 13 mencari jarak terendah untuk mencari jarak terendah dengan cara
mencari nilai minimum antara centroid 1 dan centroid 2 lalu di dapatkan jarak terendah,
contoh jarak terendah pada centroid 1 dan centroid 2 di Kabupaten Brebes adalah
197,0634.
0
50
100
150
200
250
Bre
bes
Teg
al
Pem
alan
g
Pek
alon
gan
Bat
ang
Ko
ta S
emar
ang
Sem
aran
g
Ken
dal
Dem
ak
Gro
bo
gan
Pat
i
Ku
du
s
Jep
ara
Rem
ban
g
Blo
ra
Ban
yu
mas
Cil
acap
Purb
alin
gga
Ban
jarn
egar
a
Mag
elan
g
Tem
ang
gu
ng
Won
oso
bo
Purw
ore
jo
Keb
um
en
Suk
oh
arjo
Kar
ang
anyar
Won
og
iri
Sra
gen
Kla
ten
Bo
yo
lali
Jarak Terendah
14
Gambar 14. Menu Input Data
Gambar 14 menjelaskan tentang input data yang dilakukan oleh admin yang akan
muncul pada halaman data admin dan data user. Menu input data admin terdapat 3
combo box yaitu nama Kabupaten dan Kota, bulan dan tahun. Sedangkan untuk text
field berjumlah 2 yaitu curah hujan dan hari hujan.
Kode Program 1 Fungsi Menu Input Data 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
<?php include("DataAktual.php");
$dataaktual = new DataAktual();
$hasil = $dataaktual->getData();
$kab = mysqli_query($db_link,"SELECT * FROM tb_kab ORDER BY kode_kab");
?>
<div>
<form action="insert_data.php" method="post">
<table width="380" align="center">
<tr style="height:60px">
<td>Nama Kabupaten/Kota:</td>
<td>
<select name="kode_kab" class="form-control">
<option value="">- PILIH KABUPATEN/KOTA -</option>
<?php
while($dc=mysqli_fetch_array($kab))
{
echo "<option value=$dc[0]>$dc[1]</option>";
}
?>
</select>
</td>
</tr>
<tr style="height:60px">
<td>Bulan:</td>
<td>
<select name="bulan" class="form-control">
<option value="JANUARI">JANUARI</option>
<option value="FEBUARI">FEBUARI</option>
<option value="MARET">MARET</option>
<option value="APRIL">APRIL</option>
15
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
<option value="MEI">MEI</option>
<option value="JUNI">JUNI</option>
<option value="JULI">JULI</option>
<option value="AGUSTUS">AGUSTUS</option>
<option value="SEPTEMBER">SEPTEMBER</option>
<option value="OKTOBER">OKTOBER</option>
<option value="NOVEMBER">NOVEMBER</option>
<option value="DESEMBER">DESEMBER</option>
</select>
</td>
<input type="text" name="bulan" class="form-control" / size="40">
</tr>
<tr style="height:60px">
<td>Tahun:</td>
<td>
<select name="tahun" class="form-control">
<option value="" selected>- PILIH TAHUN -</option>
<?php
$tahun=2000;
for ($i=$tahun; $i<=$tahun +50 ; $i++){
echo "<option value=$i>$i</option>";}?></select>
</td>
</tr>
<tr style="height:60px">
<td>Curah Hujan:</td>
<td><inputtype="text"name="curah_hujan" class="form-control"/ size="40"></td>
</tr>
<tr style="height:60px">
<td>Hari Hujan:</td>
<td><input type="text" name="hari_hujan" class="form-control"/ size="40"></td>
</tr>
<tr align="center" style="height:60px">
<td colspan="2"><input type="submit" class="btn btn-primary"
value="simpan"/><input type="reset" class="btn btn-warning" style="margin-
left:30px" value="reset"/></td>
Kode program 1 merupakan script untuk persiapan pembuatan peta, pada baris 1-
5 untuk include dari data aktual dan menyimpan ke database. Baris 10-20 untuk relasi
combo box pada nama Kabupten dan kode Kabupaten, baris 24-40 untuk menampilkan
combo box bulan dan terdapat pilihan bulan, baris 45- 54 untuk combo box tahun secara
otomatis tahun akun muncul, baris 55-61 untuk input text field curah hujan dan hari
hujan dan baris terakhir 62-66 untuk menampilkan tombol button untuk menyimpan
data yang telah di isi.
Dalam bagian ini, menjelaskan tentang Pseudocode pada perancangan metode K-
Means, sebagai berikut:
16
Proses perhitungan pseudocode metode K-Means
{Program ini digunakan untuk melakukan perhitungan metode K-Means }
Kamus
D₁, D₂, E₁, E₂ = object
A₁, A₂ = string
CH1, CH₂, HH₁, HH₂, T₁, T₂, Y₁, Y₂, C₁, C₂, x, y = float
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Start
// mencari nilai Max
A₁ mencari data Max x
D₁ pengambilan data x Max
E₁ pengambilan data y
//mencari nilai Min
A₂ mencari data Min x
D₂ pengambilan data x Min
E₂ pengambilan data y
//input data
input x
input y
For I = 1 to N
CH₁ = data x – Max D₁
HH₁ = data y – Max E₁
X₁ = sqrt (CH₁) pangkat 2
Y₁ = sqrt (HH₁) pangkat 2
T₁ = (X₁) + (Y₁)
sqrt (T₁) Then
Output C₁
CH₂ = data x - Min (D₂)
HH₂ = data y - Min (E₂)
X₂ = sqrt (CH2) pangkat 2
Y₂ = sqrt (HH2) pangkat 2
T₂ = (X₂) + (Y₂)
sqrt (T₂) Then
Output C₂
M = Min (C₁:C₂)
Output M
End For
End.
Kode program pseudocode merupakan algoritma metode K-Means, pada baris 2-
5 berfungsi untuk mencari data x tertinggi pada database, baris 7-10 berfungsi untuk
mencari data x terendah. Baris 12-14 untuk menginputkan manual data x dan data y.
Baris ke 16 untuk mengambil semua data yang di inputkan di database tiap per bulan,
baris 17-23 mencari nilai C₁, baris 25-31 mencari nilai C₂ dan baris terakhir 33-34
untuk mencari data terendah dari C₁ dan C₂.
Pengujian proses penghitungan metode K-Means digunakan untuk
mengelompokkan data. Pertama kita mengambil data curah hujan dan hari hujan dari
tabel cc untuk mencari data maksimum dan minimum. Selanjutnya setelah mendapat
17
nilai maksimum dan minimum menghitung dengan menggunakan rumus dari
Euclidean Distance untuk menghasilkan C₁ dan C₂, setelah itu nilai C₁ dan C₂ dihitung untuk mencari nilai minimum. Selanjutnya nilai minimum tersebut digunakan
dalam mengelompokkan data curah hujan untuk mencari tinggi rendahnya curah
hujan.
Gambar 15. Hasil Pemetaan
Gambar 15 merupakan tampilan dari pemetaan curah hujan di daerah Jawa
Tengah. Peta yang digunakan adalah peta Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah.
Sebelah kanan peta adalah keterangan pewarnaan. Terdapat 3 jenis warna yang
menunjukkan level curah hujan tiap daerah yaitu jika nilai curah hujan 0-70 berwarna
hijau, jika nilai curah hujan antara 71-155 berwana kuning, dan nilai curah hujan antara
156-400 berwarna merah. Misal pada daerah Rembang mempunyai mempunyai nilai 6
masuk pada kategori rendah maka pewarnaan akan hijau. Daerah Temanggung
memiliki nilai 140 masuk pada kategori sedang maka perwarnaan kuning. Daerah
Wonosobo memiliki nilai 203 masuk pada kategori tinggi dan perwarnaan merah.
Kode Program 2 Fungsi Pewarnaan pada Peta 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
$db = new dbProvinsi;
$db->connect();
$kab =array();
$kab= $db->getKodeKab();
$min=array();
for($a=0;$a<count($kab);$a++)
{
$db->connect();
$min=$db->getMin($kab[$a],$bulan,$tahun,$kode_kab);
18
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
if(($min<= 0))
{
$r=255;
$g=255;
$b=255;
}
else if(($min > 0)&&($min <= 70.00))
{
$r=0;
$g=254;
$b=0;
}
else if(($min > 70.00)&&($min <= 155.00))
{
$r=255;
$g=215;
$b=0;
}
else if(($min > 155.00)&&($min <= 400.00))
{
$r=255;
$g=0;
$b=0;
}
Kode program 2 merupakan script untuk persiapan pembuatan peta, pada baris 1-
3 untuk mengambil data Kabupaten dan Kota dari database, paada baris ke 4 untuk
mengambil kode Kabupaten dan Kota di database. Baris 6-10 untuk menampilkan peta
berdasarkan bulan, tahun dan kode Kabupaten dan Kota. Baris 11-16 untuk pewarnaan
warna putih jika data kosong, baris 17-22 untuk pewarnaan hijau, baris 23-28 untuk
pewarnaan kuning, dan baris 29-34 untuk pewarnaan merah.
Pengujian aplikasi dilakukan untuk menguji fungsi-fungsi aplikasi tersebut
dengan menggunakan teknik black box testing yang merupakan pengujian fungsional
tanpa melihat dan mengetahui alur eksekusi program, namun hanya dengan
memperhatikan setiap fungsi dari tampilannya sudah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan harapan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil Pengujian Fungsionalitas Program Menggunakan Black Box
No Fungsi Yang
Diuji
Bentuk
Pengujian Hasil Yang Diharapkan
Hasil
Pengujian
1 Fungsi Login
admin
Username dan
password
Sistem akan menampilkan halaman
login untuk admin
Valid
2 Lihat Data Lihat data
perbulan
Sistem akan menampilkan data
berdasarkan inputan dari admin
Valid
3 Input data curah
hujan oleh
admin
Pengimputkan
data curah
hujan
Data terebut muncul ke data tabel
admin dan user
Valid
19
4 Delete data
curah hujan oleh
admin
Delete data Data yang di delete oleh admin akan
hilang
Valid
5 Edit data curah
hujan oleh
admin
Edit data Data yang di edit oleh admin akan
berubah.
Valid
6 Lihat hasil
pemetaan dari
data curah hujan
Hasil
pemetaan dari
data curah
hujan
Sistem akan melakukan peroses untuk
menampilkan bentuk peta yang
nantinya menampilkan hasil disetiap
Kabupaten dan Kota berdasar data
curah hujan per bulan dan per tahun
yang di pilih
Valid
7 Fungsi alert Alert Sistem akan memunculkan alert jika
pada setiap proses terjadi kesalahan
Valid
8 Menampilkan
data hasil
metode K-Means
Pengujian
dengan
menginputkan
data
Meampilkan data c1, c2 dan nilai
terendah pada data admin
Valid
9 Log out admin Keluar dari
halaman
admin
Admin akan keluar dari halaman admin
dan akan muncul pada halaman user
Valid
Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik black box testing pada tabel 1, dapat
disimpulkan bahwa aplikasi atau sistem informasi geografis cuaca pada data curah
hujan dengan metode K-Means dapat mengahasilkan pemetaan yang sesuai dengan
tujuan penelitian, dengan adanya sistem ini dapat membantu masyarakat untuk
mengetahui data curah hujan per bulan dan tinggi rendahnya curah hujan disetiap
Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah.
5. Kesimpulan dan Saran
Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Dengan adanya aplikasi atau sistem ini dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang tinggi rendahnya curah hujan dengan melihat hasil
pemetaan dari pengelompokan data curah hujan di Kabupaten dan Kota di Jawa
Tengah.
b. Dengan metode K-Means sistem ini dapat berjalan dengan baik dan
perbandingan hasil perhitungan excel dengan perhitungan alogaritma yang ada
dalam sistem berjalan dan mendapatkan hasil yang valid atau sama.
c. Sistem ini tidak hanya mengelompokan data curah hujan dengan metode K-
Means tetapi juga menghasilkan pemetaan dari MapServer (MS4W) untuk
mempermudah dalam mengetahui seberapa tinggi dan rendahnya curah hujan
disetiap daerah.
Aplikasi sistem informasi geografis ini masih dapat dikembangkan lebih banya
lagi, antara lain :
20
a. Menambahkan beberapa indikator lagi untuk menentukan daerah curah hujan
tinggi, sedang dan rendah.
b. Mengembangkan pada tampilan peta, agar daerah yang curah hujan tinggi lebih
spesifik lagi.
6. Daftar Pustaka
[1] Mulyono, D. 2014. Analisis Karakteristik Curah Hujan Di Wilayah Kabupaten
Garut Selatan. Jurnal. Garut: Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
[2] Puspitasari, N., Haviluddin. Penerapan Metode K-Means Dalam
Pengelompokkan Curah Hujan Di Kalimantan Timur. Jurnal. Universitas
Mulawarman – Samarinda.
[3] Ramadhan, A ., Andi A., Irwan B. 2014. Clustering Data Cuaca Untuk
Pengenalan Pola Perioditas Iklim Wilayah Pelaihari Dengan Metode Fuzzy C-
Means . Jurnal. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.
[4] SIMITRO. 2008. Data Curah Hujan. Salatiga: Pusat Studi Sistem Informasi
Pemodelan dan Mitigasi Tropis (SIMITRO).
[5] Sulistyorini, P. 2014. Pemodelan Visual dengan Menggunakan UML dan
Rational Rose. Jurnal. STMIK Widya Pratama Pekalongan.
[6] Novita, I. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Daerah
Pemilihan Dan Hasil Pemilu 2004 Dan 2009 Pada Wilayah Dki Jakarta
Menggunakan Arcview 3.3 Dan Mapserver. Universitas Gunadarma
[7] Slamet, H., Eko, S., Suhartono. 2011. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web
untuk Pemetaan Sebaran Alumni Menggunakan Metode K-Means . Jurnal.
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
[8] Prastuti, S. 2009. Pemodelan Visual dengan MenggunakanUMLdan Rational
Rose. STMIK Widya Pratama Pekalongan.
[9] Lizda, I., Ervina, G. 2015. Pemanfaatan Algoritma K-Means Untuk Pemetaan
Hasil Klasterisasi Data Kecelakaan Lalu Lintas. Universitas Islam Indonesia.