PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5...

16
PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) II UNTUK PROSES PRODUKSI BATIK RAMAH LINGKUNGAN (Studi Kasus : UKM Batik Ogud, Laweyan Surakarta) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh : MISHBAHU RIZA AFFANDI D 600 150 113 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5...

Page 1: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT (QFD) II UNTUK PROSES PRODUKSI BATIK

RAMAH LINGKUNGAN

(Studi Kasus : UKM Batik Ogud, Laweyan Surakarta)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh :

MISHBAHU RIZA AFFANDI

D 600 150 113

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental
Page 3: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental
Page 4: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya

Surakarta, Juni 2019

Penulis

MISHBAHU RIZA AFFANDI

D 600 150 113

Page 5: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

1

PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) II UNTUK

PROSES PRODUKSI BATIK RAMAH LINGKUNGAN

(Studi Kasus : UKM Batik Ogud, Laweyan Surakarta)

Abstrak

Batik merupakan jenis produk sandang yang telah mengalami perkembangan pesat di tanah Jawa

sejak ratusan tahun silam. Kampung Batik Laweyan adalah salah satu pusat perkampungan

pengrajin batik di Solo yang terdiri dari beberapa UKM Batik. Sebagian besar UKM Batik

melakukan proses produksi secara tradisional dan mengakibatkan lingkungan tercemar. Penelitian

bertujuan untuk mengetahui permintaan pelanggan terhadap kualitas produk batik, dampak

lingkungan dari proses produksi dan biaya yang dikeluarkan produsen per hari. Dalam proses

produksi batik dapat menghasilkan dampak lingkungan, seperti masih ada malam yang terbuang

dan tidak digunakan kembali. Jika malam dikumpulkan secara maksimal dan digunakan kembali

untuk proses produksi maka dampak lingkungan dapat berkurang dari 38Pt menjadi 37,4Pt dan

biaya pembelian bahan baku juga lebih hemat dari Rp 702.250 menjadi Rp 506.250. Dalam

gambaran concept comparison house, konsep batik usulan memilki tingkat kepuasan sebesar 762

dan tingkat kepuasan batik dasar sebesar 587, sehingga batik usulan terpilih untuk konsep produk

yang lebih baik.

Kata kunci: Green QFD II, Batik Ramah lingkungan, Kualitas

Abstract

Batik is a type of clothing products that have undergone a rapid development in the land of Java

since hundreds of years ago. Kampung Batik Laweyan is one of the village center of Batik

craftsmen in Solo consisting of several SMEs Batik. Most Batik SMEs perform the traditional

production process and cause the environment to be polluted. Research aims to know the demands

of customers on the quality of batik products, the environmental impact of the production process

and the cost of the producers incurred per day. In the process of batik production can produce

environmental impact, such as there are still night wasted and not reused. If the night is collected

maximally and reused for production process then the environmental impact can be reduced from

38Pt to 37, 4Pt and the cost of purchasing raw materials is also more efficient than Rp 702,250 to

Rp 506,250. In the description of concept comparison House, proposal batik concept has a

satisfaction level of 762 and basic batik satisfaction level of 587, so that the proposal batik selected

for better product concept.

Keywords: Green QFD II, Batik Environmentally Friendly, Quality

Page 6: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

2

1. PENDAHULUAN

Industri batik di Indonesia sebagian besar merupakan industri kecil menengah (IKM) yang menjadi

salah satu ladang penghasilan masyarakat. Seiring berjalannya waktu masyarakat Indonesia telah

mengenal corak batik tradisional dan modern. Perjalanan batik di Indonesia berkaitan erat dengan

kemajuan zaman. Perkembangan batik banyak terjadi pada zaman kerajaan mataram dilanjutkan

pada zaman kerajaan Solo dan Yogyakarta (Nurainun, Heriyana, & Rasyimah, 2008). Di Indonesia

jenis maupun motif batik bermacam-macam, salah satunya adalah Batik Laweyan Solo, Jawa

Tengah. Kampung Batik Laweyan merupakan pusat perkampungan pengrajin batik di Solo yang

memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut antara lain peninggalan budaya, kondisi sosial

ekonomi masyarakat dan industri kerajinan batik. Mulanya corak batik tradisional sangat

mendominasi pada produk batik di Laweyan secara umum. Semenjak Forum Pengembangan

Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) dibentuk, corak batik mulai mengalami perkembangan

menyesuaikan zaman (Setyanto, Samudro, & Pratama, 2015).

Proses produksi batik sebagian besar masih menggunakan peralatan tradisional dan proses

produksi yang tradisional. Proses produksi batik secara tradisional dapat mencemari lingkungan

terutama jika penggunaan bahan baku didominasi dengan bahan baku yang kurang ramah

lingkungan. UKM Batik Ogud merupakan salah satu bagian dari Industri Kecil Menengah

Kampung Batik Laweyan, Solo. UKM Batik Ogud melakukan proses produksi secara tradisional

dengan peralatan tradisional. Beberapa limbah hasil proses produksi yang bisa dijual atau

digunakan kembali tidak dilakukan secara maksimal oleh UKM tersebut. Misalnya seperti

penggunaan bahan baku malam dalam proses pembatikan. Sisa malam dari hasil proses nglorod

tidak dikumpukan dan digunakan kembali secara maksimal. Selain itu banyak ceceran malam yang

terjadi selama proses pengecapan berlangsung. Hal tersebut dapat mengurangi tingkat efisiensi

bahan baku dan menyebabkan limbah yang mencemari lingkungan (Rinawati dkk., 2013).

Saat ini harapan konsumen terhadap produk batik ramah lingkungan lebih tinggi

dibandingkan produk batik konvensional. Zaman sekarang isu lingkungan menjadi faktor yang

perlu dipertimbangkan oleh para pelaku industri. Konsumen zaman sekarang menginginkan produk

batik yang berkualitas namun tetap ramah lingkungan, sehingga konsumen puas dengan batik yang

dihasilkan dan lingkungan tidak rusak akibat proses produksi yang dilakukan. Oleh karena itu,

diperlukan penerapan metode Green Quality Function Deployment (QFD) II dengan tujuan

menghasilkan produk sesuai permintaan pelanggan, ramah lingkungan dan ekonomis. Green QFD

II adalah metode yang dikembangkan dari Green QFD dan QFD. Green QFD II memasukkan unsur

Page 7: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

3

quality, environmental impact, dan cost ke dalam matriks, sehingga produk yang diharapkan adalah

produk yang berkualitas, ramah lingkungan dan ekonomis.

2. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di UKM Ogud yang terletak di Kampung Laweyan, Solo. Pada proses

pembuatan batik cap di UKM Ogud masih melakukan proses produksi secara tradisional dengan

menggunakan jenis material yang beragam. Sebagian material yang dapat digunakan beberapa kali

produksi tidak dilakukaan secara maksimal oleh UKM tersebut, sehingga tingkat efisiensi bahan

baku kurang. Selain itu penggunaan material yang mengandung zat kimia buatan juga dapat

mencemari lingkungan di sekitarnya. Sedangkan konsumen dan masyarakat menginginkan proses

produksi batik dapat dilakukan dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Sehingga pada penilitan

ini akan membahas tentang bagaimana kualitas produk batik yang diinginkan konsumen, dampak

penggunaan material pada proses produksi, dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses

produksi. Green Quality Function Deployment (QFD) II merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan untuk memenuhi kriteria-kriteria tersebut. (Zhang, Wang, & Zhang, 1999).

Proses mengumpulkan data dilakukan secara langsung melalui wawancara dan menyebarkan

kuesioner. Data-data terkumpul selanjutnya diolah dengan masing-masing rumah dalam bentuk

matriks yang telah disediakan. Rumah kualitas (House of Quality) menggunakan data penilaian

konsumen terhadap atribut kualitas produk batik. Data tersebut adalah customer needs yang akan

diolah dan dimasukkan ke dalam rumah kualitas (House of Quality) sebagai acuan untuk

peningkatan kualitas produk yang akan dilakukan oleh produsen (Devani dan Kartikasari, 2012).

Rumah hijau (Green House) menggunakan data dampak lingkungan yang diperoleh dari hasil

pengolahan data menggunakan software SIMAPRO. Pengolahan data dalam software SIMAPRO

menggunakan metode Eco Indicator 99 (H) untuk menampilkan seberapa besar jumlah dampak

yang dihasilkan dari penggunaan material dalam proses produksi. Dampak lingkungan yang

diperoleh dibagi dalam tiga lingkup kategori yaitu human health, ecosystem quality, dan resources.

Dampak lingkungan yang dihasilkan dari penggunaan material akan dipilih untuk material mana

saja yang dapat dikurangi dampak lingkungannya tanpa mengurangi kualitas yang dihasilkan.

Selanjutnya Rumah Biaya (Cost House) menggunakan data biaya bahan baku per hari yang

dikeluarkan pihak UKM. Dalam Rumah biaya akan diidentifikasi mana saja biaya pembelian bahan

baku yang dapat dikurangi per hari dengan mempertimbangkan faktor fungsi material tersebut

dalam proses produksi, kualitas penggunaannya, dan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Page 8: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

4

Setelah tiga rumah diperoleh hasilnya, maka langkah berikutnya adalah membuat rumah baru

untuk penentuan konsep proses produksi yang dilakukan (concept comparison house) CCH yang

didalamnya melibatkan tiga rumah sebelumnya yaitu House of Quality, Green House, Cost House

(Astuti dan Ciptomulyono, 2004). Priotritas-prioritas terpilih dari tiap rumah tersebut akan

dimasukkan dalam CCH sebagai acuan pemilihan konsep proses produksi. Usulan yang dilakukan

adalah membuat konsep proses produksi batik yang lebih ramah lingkungan dengan pertimbangan

tiga rumah House of Quality, Green House, Cost House. Sehingga proses produksi yang akan

dilakukan lebih ramah lingkungan, efisien, dan menghasilkan produk berkualitas yang sesuai

dengan permintaan konsumen.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan pembuatan House of Quality, Green House,

Cost House. Selanjutnya akan menjelaskan tahapan pembuatan concept comparison house.

3.1 House of Quality

Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membangun House of Quality diantaranya:

1. Voice of Customer (VOC)

Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai customer needs. Data tiap

kepentingan customer needs diperoleh dari hasil pembagian kuesioner kepada responden.

2. Planning Matrix

Data-data yang sudah diuji selanjutnya akan diolah menyesuaikan dengan kebutuhannya.

Data pertama adalah tingkat kepentingan pelanggan, data kedua adalah tingkat kepuasan, data

ketiga adalah tingkat harapan. Data-data ini diperoleh dari kuesioner yang dibagikan. Data yang

memiliki nilai gap negatif menunjukkan atribut kualitas tidak memenuhi kebutuhan pelanggan,

sehingga dibutuhkan repon teknis untuk mengatasi hal tersebut.

Tabel 1. Data atribut kualitas tidak memenuhi harapan

Page 9: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

5

3. Technical Response

Technical Response bertujuan mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan oleh produsen

guna memenuhi customer needs. Dalam technical response akan didapatkan berupa jawaban

pengembang terhadap customer needs pada matriks “what”.

Tabel 2. Respon Teknis Produk

4. Korelasi Teknis

Tahap ini menetapkan keterkaitan dan saling ketergantungan antar respon teknis. Tahap

ini sangat berguna dalam proses perancangan dan pengembangan produk karena seringkali satu

fungsi dengan fungsi yang lainnya saling mempengaruhi. Derajat pengaruh teknis dalam

pengolahan data QFD menggunakan simbol yang terdapat dalam tabel 3.

Tabel 3. Simbol Derajat Pengaruh Teknis

5. Planning Matrix

Penyusunan planning matrix membutuhkan beberapa data diantaranya: importance rating

yang diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap kepentingan atribut kualitas, goal

merupakan harapan pelanggan yang ingin dicapai pihak produsen, improvement rasio

didapatkan dari perbandingan goal dan importance rating, sales point merupakan informasi

kemampuan produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, raw weight dan normalized raw

weight merupakan model kepentingan keseluruhan bagi produsen dari setiap kebutuhan

pelanggan berdasarkan tingkat kepentingan dan nilai sales point.

Page 10: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

6

Tabel 4. Planning Matrix Quality House

6. Technical Matrix

Technical Matrix merupakan kontribusi relatif respon teknis terhadap kepuasan

pelanggan. Tingkatan prioritas didapatkan dari data normalized raw weight pada tahap

planning matrix yang dikaitkan dengan nilai numerik pada hubungan antar matriks. Prioritas

untuk setiap respon teknis merupakan jumlah perkalian tersebut dari semua customer needs.

Tabel 5. Technical Matrix Quality House

Berdasarkan pengolahan data untuk tahap-tahap pembuatan rumah kualitas, dapat dilihat

quality house pada gambar 1.

Page 11: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

7

Gambar 1. Quality House

3.2 Green House

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data untuk membangun Green House

adalah sebagai berikut :

1. Life Cycle Impact Proses Produksi

Pengelompokan dampak lingkungan didasarkan pada penggunaan software

SIMAPRO dengan menggunakan metode Eco-Indicator 99 Endpoint (H). Metode ini

merupakan metode evaluasi yang mengkalsifikasikan zat menurut dampaknya terhadap

lingkungan serta dapat menunjukkan kontribusi relatif dari setiap proses. Beberapa

indikator impact category dalam tahapan characterization dapat dikelompokkan menjadi

tiga lingkup kategori kerusakan menurut dampak karakterisasinya. Tiga lingkup kategori

dampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources.

2. Enviromental Inventory

Kandungan dampak lingkungan dalam hal ini berupa bahan atau material apa saja

yang digunakan sehingga menghasilkan dampak yang terkandung dalam lingkungan.

Kandungan dampak lingkungan yang dapat ditampilkan adalah nilai-nilai dampak

lingkungan yang tersedia dalam database software SIMAPRO.

Page 12: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

8

Tabel 6. Enviromental Inventory

3. Inventory/Impact Realtionship Matrix

Matriks ini menggambarkan kontribusi dari penggunaan bahan baku material

terhadap setiap kategori dampak lingkungan. Pemberian bobot berdasarkan hasil nilai

dampak lingkungan yang dihasilkan dari software SIMAPRO kemudian dilakukan

normalisasi untuk menentukan nilai hubungan matriks.

4. Calculation Matrix

Dalam calculation matrix membutuhkan beberapa data yang sudah ada

sebelumnya. Data pertama adalah impact characterization yamg diperoleh dari hasil

perkalian amount dengan inventory/impact relationship matrix numerical value. Data

kedua yang diperlukan adalah impact priorities yang diperoleh dari hasil pembobotan tiap

lingkup kategori dampak lingkungan. Data selanjutnya yaitu raw weight (RW) dan

normalized raw weight (NRW). Nilai RW didapatkan dari hasil perkalian antara impact

characterization dan impact priorities. Nilai NRW diperoleh dari hasil pembobotan nilai

RW.

Tabel 7. Calculation Matrix

5. Technical Matrix

Tahap ini menunjukkan penggunaan bahan baku/material yang mengakibatkan

dampak lingkungan yang dapat ditangani saat ini sehingga perlu mendapatkan prioritas.

Page 13: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

9

Tabel 8. Technical Matrix Green House

Setelah melakukan tahapan-tahapan pengolahan data, berikut ini merupakan green house

yang ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Green House Batik

3.3 Cost House

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data untuk membangun Cost House

adalah sebagai berikut :

1. Life Cycle Cost Analysis

Membahas mengenai biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

2. Affection Strength Matrix

Mengidentifikasi peluang terjadinya biaya dapat dikurangi dan peluang terjadinya dampak

negatif yang diakibatkan dari biaya yang dikurangi tersebut.

3. Technical Matrix

Menggambarkan prioritas biaya-biaya yang dapat dikurangi. Peluang terhadap pengurangan

biaya disimbolkan dengan tanda plus (+) dan peluang terjadinya dampak negatif disimbolkan

dengan tanda minus (-).

Page 14: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

10

Gambar 3. Cost House Batik

3.4 Concept Comparison House

Concept Comparison House digunakan untuk pengembangan beberapa pilihan product

concept guna memenuhi permintaan yang telah diperoleh dari Quality House, Green House, Cost

House. Konsep-konsep tersebut selanjutnya dievaluasi untuk dipilih salah satu rancangan product

concept dari gambaran Concept Comparison House (CCH).

Gambar 4. Concept Comparison House

Page 15: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

11

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

antara lain:

1. Atribut produk batik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan adalah Batik

diproduksi oleh karyawan berpengalaman, Motif presisi, tidak belepot, Warna tidak mudah

luntur, Batik memiliki ciri khas, Proses produksi ramah lingkungan. Untuk mewujudkan

harapan pelanggan, pihak produsen perlu melakukan beberapa perbaikan yaitu: Memilih

karyawan yang berpengalaman baik (rapi, teliti), Pengecekan rutin alat pengecapan batik,

Menggunakan bahan pengunci warna dengan takaran yang sesuai, Membuat kreasi batik

sebagai ciri khas, Mengurangi penggunaan bahan baku yang mencemari lingkungan.

2. Dampak lingkungan dari penggunaan material dalam proses produksi batik yang dapat

dikurangi dampak lingkungannya adalah penggunaan malam/lilin. Dengan melakukan

penampungan tetesan malam dan pengumpulan sisa malam secara maksimal maka dapat

menurunkan dampak lingkungan sebesar 38 Pt menjadi 37,4 Pt.

3. Biaya produksi yang dapat dilakukan cost reduction adalah biaya pembelian bahan baku

malam/lilin dengan penghematan biaya sebesar Rp. 196.000 per hari.

4. Berdasarkan kriteria QEC (Quality, Environment, Cost) melalui pendekatan Green QFD II

diperoleh konsep produk batik usulan memiliki tingkat satisfaction (kepuasan) yang lebih

tinggi dengan nilai sebesar 762, sedangkan batik dasar sebesar 586. Sehingga konsep produk

batik usulan terpilih untuk mewujudkan produk batik yang berkualitas, proses produksi lebih

ramah lingkungan dan lebih hemat biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. P. dan U. Ciptomulyono. 2004. Evaluasi konsep produk dengan pendekatan. Universitas

Stuttgart. 6(2):156–167

Devani, V. dan D. D. Kartikasari. 2012. Usulan perbaikan kualitas pelayanan administrasi

mahasiswa menggunakan metode quality function deployment (qfd). Jurnal Ilmiah Teknik

Industri Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim

Jl.H.R.Soebrantas No. 11155(18):185–197.

Nurainun, Heriyana, dan Rasyimah. 2008. ANALISIS industri batik di indonesia oleh: nurainun,

heriyana dan rasyimah fakultas ekonomi universitas malikussaleh banda aceh. Fokus Ekonomi.

7(3):124–135.

Page 16: PENERAPAN METODE GREEN QUALITY FUNCTION ...eprints.ums.ac.id/76024/14/NASKAH PUBLIKASI-5 misbah.pdfdampak kerusakan yaitu human health, ecosystem quality, resources. 2. Enviromental

12

Rinawati, D. I., D. P. Sari, S. N. W.P., F. Muljadi, dan S. P. Lestari. 2013. Pengelolaan produksi

menggunakan pendekatan lean and green untuk menuju industri batik yang berkelanjutan

(studi kasus di ukm batik puspa kencana). J@Ti Undip : Jurnal Teknik Industri. 8(1):43–50.

Setyanto, A. R., B. R. Samudro, dan Y. P. Pratama. 2015. Kajian pola pengembangan umkm di

kampung batik laweyan melalui modal sosial dalam menghadapi perdagangan bebas kawasan

asean. Jiep. 15(2):71–90.

Zhang, Y., Wang, H. P., & Zhang, C. (1999). Green QFD-II: A life cycle approach for

environmentally conscious manufacturing by integrating LCA and LCC into QFD matrices.

International Journal of Production Research, 37(5), 1075–1091.

https://doi.org/10.1080/002075499191418