PENERAPAN METODE FUZZY-QFD UNTUK PENINGKATAN … · mampu menjual rumput laut kering seharga Rp...
-
Upload
phungkhanh -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of PENERAPAN METODE FUZZY-QFD UNTUK PENINGKATAN … · mampu menjual rumput laut kering seharga Rp...
1
PENERAPAN METODE FUZZY-QFD UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
PRODUK DODOL RUMPUT LAUT SEBELUM PROSES PEMASARAN
Ayu Januarista Budiasih, Naning Aranti Wessiani
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
e-mail [email protected] ; [email protected]
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 bagiannya adalah perairan dan
sebagian besar penduduk di daerah pesisir ini bermatapencaharian sebagai nelayan. Namun dewasa
ini, muncul matapencaharian baru yakni pembudidayaan rumput laut yang dilakukan di daerah
pesisir, salah satunya di Probolinggo. Rumput laut yang dihasilkan dari pembudidayaan ini akan
diolah menjadi produk olahan termasuk olahan yang berbentuk pangan. Salah satu contoh bentuk
pangan tersebut adalah dodol rumput laut. Dari pengolahan berbentuk pangan ini diharapkan
mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Probolinggo dari segi ekonomi yang semula hanya
mampu menjual rumput laut kering seharga Rp 5.000,- per kilogramnya menjadi 8 porsi dodol
rumput laut seharga Rp 7.000,- per porsinya.
Studi kali ini akan membahas kelayakan dodol rumput laut tersebut apakah mampu
diterima pasar atau tidak. Dalam pengumpulan data dengan kuesioner, didapatkan 100 konsumen
sebagai responden. Objek pembanding dodol rumput laut Probolinggo ini adalah dodol buatan
Surabaya dan buatan Lombok. Sesuai dengan hasil penghitungan dan diskusi dengan pihak
perusahaan, hasil yang didapatkan adalah keseluruhan atribut dari produk Probolinggo ini berada di
bawah nilai kedua objek pembanding, yang berarti harus ada perbaikan yang dilakukan oleh
Probolinggo agar nantinya mampu bersaing di pasaran dengan merek lain yang sudah terkenal.
Perbaikan yang dilakukan antara lain penggantian bahan dan bentuk kemasan, ukuran pemotongan
dodol, masa tanam rumput laut yang optimal. Perbaikan ini diharapkan mampu membuat dodol
rumput laut produksi Probolinggo mampu menjawab keinginan dan kebutuhan konsumen.
Kata kunci : Rumput laut, dodol, fuzzy, Quality Function Deployment
ABSTRACT
Indonesia is an archipelago that 2/3 part is the water and most of the population in this
coastal region livelihood as fishermen. But today, there is a new livelihood that seaweed farming is
done in coastal areas, one in Probolinggo. Seaweed cultivation resulting from this will be processed
into refined products including processed food form. One example is the form of food lunkhead
seaweed. From the form of food processing is expected to improve people's lives in terms of economic
Probolinggo initially only able to sell dried seaweed for Rp 5,000, - per kilogram to 8 servings
lunkhead seaweed for Rp 7,000, - per portion.
The study will discuss the feasibility of lunkhead seaweed are able to receive the market or
not. In the questionnaire data collection, obtained 100 consumer respondents. Object comparison
Probolinggo lunkhead seaweed is made in Surabaya and Lombok. In accordance with the calculation
results and discussions with the company, the results obtained are the overall attributes of the
Probolinggo’s product is below the value of both objects comparable, which means there must be
improvements made by Probolinggo that will be able to compete in the market with other brands that
are well known. Repairs are carried out include the replacement of materials and forms of packaging,
cutting measure of lunkhead, and the optimal seaweed planting. These improvements are expected to
make a lunkhead seaweed production Probolinggo able to answer the wants and needs of consumers.
Keywords: Seaweed, lunkhead, fuzzy, Quality Function Deployment
2
1. Pendahuluan
Setiap pembangunan yang dilakukan
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Kesejahteraan merupakan kondisi
tercukupinya kebutuhan masyarakat dalam
menjalankan roda perekonomian. Seiring
dengan hadirnya era globalisasi, maka
tantangan untuk mencapai kesejahteraan juga
Indonesia, menurut Wikipedia (2012),
merupakan negara kepulauan yang 2/3
bagiannya adalah perairan. Indonesia juga
merupakan negara yang kaya akan sumber
daya alam baik di daratan maupun perairan.
Pada perairan Indonesia terdapat sumber daya
alam berupa flora dan fauna. Salah satu jenis
flora yang terkenal adalah rumput laut.
Rumput laut, menurut Departemen Kelautan
dan Perikanan (2012), memiliki kandungan
yang pada umumnya adalah mineral esensial
(besi, iodin, aluminum, mangan, calsium,
nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor.
silicon, rubidium, strontium, barium, titanium,
cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur
lainnya), asam nukleat, asam amino, protein,
mineral, trace elements, tepung, gula dan
vitamin A, D, C, D, E, dan K.
Probolinggo mempunyai potensi sumber
daya kelautan yang sangat besar, salah satunya
adalah budidaya rumput laut yang terletak di
desa Banjarsari dan desa Gending. Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Probolinggo menjadikan potensi ini sebagai
salah satu komoditas unggulan. Berikut adalah
data rumput laut kering yang dihasilkan oleh
kabupaten Probolinggo.
Tabel 1.1 Produksi Rumput Laut Kering
di Kabupaten Probolinggo Tahun Luas
Area (ha)
Volume
(ton)
Nilai (Rp)
2007 1,6 169,3 107.386.000
2008 1,0 121,1 94.250.000
2009 1,2 123,1 156.020.000
2010 2,4 203,5 440.245.000
2011 2,7 307,08 444.563.000
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan
Perikanan Probolinggo (2011)
Menurut Dedy Isfandi (2009), Kepala
Dinas Perikanan dan Kelautan, prospek
rumput laut ke depan masih sangat bagus
untuk menambah pendapatan masyarakat
pesisir. Rumput laut yang paling bagus untuk
dibudidaya adalah jenis Eucheuma Cotonii,
dengan masa panen 45 hari dan menghasilkan
7 kuintal rumput laut. Pembudidaya akan
diberikan sosialisasi pembinaan untuk
budidaya, cara mendapatkan peluang dan
menghadapi tantangan, bagaimana cara
bekerja sama secara berkualitas dengan
pembeli, dan kepekaan terhadap perubahan
harga.
Saat ini, nilai jual rumput laut kering
biasanya hanyalah sebesar Rp 5.000,- per
kilogramnya. Sehingga, untuk meningkatkan
nilai jualnya, rumput kering harus diolah
menjadi bermacam-macam produk olahan,
salah satunya adalah dodol rumput laut. Salah
satu makanan olahan yang diajarkan adalah
dodol. Dodol merupakan makanan ringan yang
terbuat dari bahan dasar rumput laut dan gula.
Dodol dapat tahan lama hingga jangka waktu 6
bulan dan berpotensi untuk menjadi makanan
khas dari Probolinggo. Sehingga nantinya
dodol akan bisa dijadikan buah tangan oleh
wisatawan yang datang dan mampu untuk
dijual ke luar Probolinggo dan bersaing
dengan merk yang sudah terkenal. Pelatih
masyarakat Probolinggo dalam pembuatan
dodol ini adalah UD Mawas dari Surabaya
yang sudah 30 tahun menggeluti bisnis olahan
rumput laut. UD Mawas telah melatih ke
banyak daerah hingga ke daerah Nusa
Tenggara. Produk dari Nusa Tenggara ini telah
mampu bersaing dengan produk dari UD
Mawas.
Agar juga mampu bersaing di pasaran,
produk dodol olahan dari Probolinggo perlu
dilakukan uji kelayakan makanan berupa
fuzzy-Quality Functional Deployment (fuzzy-
QFD) dengan pembanding dodol UD Mawas
sebagai pelatih dan dodol Lombok yang
sebanding dengan UD Mawas.
2. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini terdiri dari
beberapa tahapan-tahapan berikut:
2.1 Tahap Perencanaan dan Persiapan Tahap ini diawali dengan studi
pendahuluan. Tujuan dari studi pendahuluan
ini adalah untuk mengidentifikasi dan
merumuskan permasalahan yang akan
dijadikan bahan penelitian. Kemudian
mempelajari berbagai macam literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini. Literatur-
literatur terbagi menjadi dua, yaitu studi
pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka
yang dilibatkan adalah QFD, statistik, teori
fuzzy. Studi lapangan yang dilibatkan adalah
pelatihan pembuatan dodol rumput laut dan
riset pasar .
3
2.2 Tahap Pengumpulan Suara Pelanggan
Data yang didapatkan adalah data tentang
atribut produk yang dipentingkan konsumen.
Data ini akan dipergunakan untuk menyusun
kuesioner dan membuat rumah kualitas (HoQ)
bagian voice of customer.
2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Kuantitatif
Pengumpulan data kualitatif pada tahap
ini, dilakukan dengan cara melakukan survey
dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan ke konsumen makanan dodol
rumput laut yang terdapat di daerah Surabaya,
yang merupakan tempat bersaingnya para
kompetitor dan merupakan daerah tujuan pasar
dari dodol olahan Probolinggo
2.4 Tujuan survey dan data sekunder
Tujuan dari survey ini adalah untuk
mengetahui prioritas atau kepentingan relatif
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
membandingkan tingkat keputusan antara
produk obyek penelitian dan beberapa pesaing.
Tujuan survey menjadi arahan dalam
menentukan data sekunder yang akan
digunakan dan persiapan survey khususnya
dalam penyusunan kuesioner. Data sekunder
yang dibutuhkan adalah nama pesaing pada
segmen produk yang diteliti, yang sebelumnya
telah dilakukan oleh perusahaan. Survey ini
dilakukan dengan kuesioner
2.5 Pengujian Data
Tahap ini bertujuan karena sering kali
data tersebut tidak sesuai dengan yang kita
inginkan. Dan dari pengujian ini diharapkan
dapat meningkatkan mutu data yang hendak
diolah dana dianalisis tahap awal adalah
mengecek apakah data yang kita inginkan
sudah terisi semua atau ada beberapa yang
kosong (tidak terisi). Pada penelitian ini tidak
diharapkan terjadinya data kosong sehingga
jika terdapat data kosong maka data responden
tersebut tidak bisa digunakan. Uji data yang
dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas
data. Apabila data lolos kedua uji tersebut,
atribut yang ada langsung menuju tahap
fuzzyfikasi. Dan apabila tidak lolos uji, akan
kembali ke tahap pengambilan data kuantitatif.
2.6 Fuzzy
Pada tahap ini, yang dilakukan adalah
proses fuzzifikasi dengan pembentukan
Triangular Fuzzy Number (TFNs) nilai
persepsi dan ekspektasi pelanggan. Setelah itu,
dilakukan proses defuzzifikasi yaitu proses
pengolahan bilangan fuzzy menjadi bilangan
real. Defuzzifikasi ini dapat dilakukan dengan
beberapa macam cara, dalam penelitian ini
digunakan metode geometric mean untuk
melakukan defuzzifikasi terhadap hasil
penghitungan nilai terbobot.
2.7 Tahap Membangun Rumah Kualitas
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
membangun rumah kualitas antara lain, voice
of customer, pembuatan matrik perencanaan
(planning matrix), penentuan respon teknis,
penentuan matriks hubungan (relationship
matrix), pembentukan korelasi teknis
(technical correlation), dan pembentukan
matrik teknis.
2.8 Analisa dan Interpretasi
Langkah akhir dari penelitian ini adalah
analisa dan interpretasi Rumah Kualitas
(House of Quality) yang menghasilkan desain
peningkatan kualitas yang apabila diteruskan
untuk digunakan pada pembuatan produk
dapat menghasilkan produk makanan dodol
rumput laut yang mempunyai karakteristik
yang kuat dalam memenuhi keinginan
konsumen. Dalam penelitian ini, peneliti tidak
melakukan analisis tentang aspek finansial,
namun hanya berupa kajian tentang respon
teknis yang berpengaruh pada harga produk.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bagian ini menyampaikan secara spesifik
tahap pengumpulan data yang dibutuhkan dan
pengolahan data untuk menemukan solusi
perbaikan yang harus dilakukan oleh
Probolinggo untuk meningkatkan kualitas
sebelum nantinya akan dilepas ke pasaran.
3.1 Perencanaan QFD
Dalam perencanaan QFD, ada beberapa
hal yang harus dilakukan, antara lain:
3.1.1 Penetapan Dukungan Organisasi
Dukungan Organisasi merupakan kunci
sukses bagi pelaksanaan QFD.Dukungan ini
meliputi 3 (tiga) hal yaitu:
1 Dukungan Manajemen. Dukungan
Manajemen adalah menyediakan dan
mengalokasikan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas
QFD.
2 Dukungan Fungsional. Dalam penelitian
ini,unit-unit fungsional yang terlibat
adalah departemen Pemasaran dan
Produksi.
3 Dukungan Teknis. Dukungan teknis ini
mengarah pada akusisi kebutuhan skill
untuk menerapkan QFD ini. Hal ini dapat
berupa fasilitator QFD di unit-unit
4
fungsional untuk membentu Tim
Pengembang Kualitas
3.1.2 Penentuan Tujuan
Tim Pengembang Kualitas perlu
mendiskusikan dan menentukan tujuan-tujuan
spesifik yang hendak dicapai dalam
pengembangan produk ini. Tujuan-tujuan
tersebut adalah:
1 Meningkatkan kualitas produk dodol
rumput laut
2 Mengidentifikasi atribut-atribut produk
yang diprioritaskan untuk dikembangkan
berdasarkan kemampuan perusahaan
3.1.3 Menentukan Konsumen
Berdasarkan data segmentasi pasar yang
telah dilakukan sebelumnya oleh perusahaan,
didapatkan bahwa produk dodol rumput laut
ini mempunyai segmen konsumen yang
tingkat perekonomiannya menengah ke atas
dan umumnya berbelanja di oko oleh-oleh di
kota Surabaya.
3.1.4 Menentukan Horizon waktu
Waktu untuk pelaksanaan QFD ini
diperkirakan selama 12 minggu efektif.
3.1.5 Menentukan Ruang Lingkup Produk
Produk yang akan
dianalisis/dikembangkan adalah produk dodol
rumput laut. Data-data yang hendak
dikumpulkan berupa data-data produk, Data
kualitatif dan kuantitatif tentang atribut
produk,data SQC (Subtitute Quality
Characteristics). Disamping itu Tim
Pengembang Kualitas juga melakukan
Benchmark dalam pembuatan Rumah Kualitas
serta melakukan analisa dan interpretasi untuk
menghasilkan desain produk yang diinginkan.
3.1.6 Menentukan Tim dan Hubungannya
Dengan Perusahaan
Tim Pengembang Kualitas dalam
penelitian ini,terdiri dari perwakilan
Departemen Pemasaran, Departemen
Produksi, Manajemen, dan Konsumen.
3.1.7 Merancang Jadwal QFD
Dari horizon waktu yang
direcanakan,kemudian diperincidalam unit-
unit aktivitas yang dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara membuat Gantt Chart.
3.1.8 Akuisisi Fasilitas dan Material
Karena Tim Pengembang Kualitas terdiri
dari beberapa unit fungsional maka berbagai
fasilitas yang dapat digunakan untuk
melakukan komunikasi, terutama fasilitas
diskusi/pertemuan,harus disediakan secara
khusus.semua materi maupun data-data yang
ada di perusahaan,yang dibutuhkan oleh Tim
Pengembang Kualitas,harus mudah
dadapatkan. Fasilitas dan material umumnya
berupa lokasi aktivitas Tim Pengembang
Kualitas, ruangan diskusi, fasilitas administrasi
dan data-data penunjang.
3.2 Voice of Customer
3.2.1 Pengumpulan Data Kualitatif
Daftar Customer Need.
Tabel 3.1 Customer Needs
No Atribut
1 Harga
2 Kualitas Dodol Rumput Laut
3 Kemasan
Untuk menentukan atribut dari
customer need tersebut, tim pengembang
melakukan diskusi, hasilnya terdapat dalam
tabel berikut.
Tabel 3.2 Atribut Konsumen
3.3 Matriks Perencanaan
3.3.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Kuantitatif
Sebelum masuk ke kuisioner
sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan yang
telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu
kepada konsumen melalui presampling.
Kuisioner presampling dibagikan kepada 50
orang pelanggan dengan rincian tempat
sebagai berikut. 15 orang konsumen di Bilka,
20 orang konsumen di Panen Raya Nginden,
dan 15 orang di Panen Raya Genteng. Tempat
ini dipilih karena di tiga tempat ini terdapat
Dari 50 kuisioner yang disebarkan, hanya 48
yang benar dan lengkap dan 2 kuisioner
lainnya dianggap salah karena tidak lengkap.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan untuk
penyebaran kuisioner yang sebenarnya adalah:
5
2
2)2/( ..
e
qpZn
n = 1,962 (2/50) (48/40) = 92,1984
0,052
= 93 responden
Untuk mengantisipasi agar data tetap
cukup walaupun ada data yang harus dibuang
karena tidak valid, maka kuisioner yang
disebarkan sebayak 100. Rekapan data
presampling selengkapnya bisa dilihat di
lampiran.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dan
uji validitas terhadap hasil presampling yang
hasilnya menyatakan bahwa keseluruhan
atribut valid dan reliabel.
Untuk Selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas dan validitas terhadap hasil
sampling dengan hasil menyatakan
keseluruhan atribut valid dan reliabel.
Setelah itu data kepuasan dan
kepentingan diolah dengan metode Fuzzy.
Setiap responden dianggap mempunyai
preferensi yang sama terhadap masing-masing
atribut yang ditanyakan.
3.3.1.1 Perhitungan Nilai Kepuasan
Konsumen
Pengolahan data yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner kepuasan konsumen
setelah fuzzifikasi dan defuzzifikasi untuk
masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nilai Fuzzifikasi Dan Defuzzifikasi
Kepuasan Dodol Probolinggo
Tabel 3.4 Nilai Fuzzifikasi Dan Defuzzifikasi
Kepuasan Dodol Surabaya
Tabel 3.4 Nilai Fuzzifikasi Dan Defuzzifikasi
Kepuasan Dodol Lombok
3.3.1.2 Perhitungan Nilai Kepentingan
Konsumen
Pengolahan data yang diperoleh dari
penyebaran kuisioner kepentingan konsumen
setelah fuzzifikasi dan defuzzifikasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Nilai Fuzzifikasi dan Defuzzifikasi
Kepentingan Konsumen
6
3.3.1.3 Data Tingkat Kepentingan
terhadap Atribut Produk
Nilai ini didapatkan dari defuzzyfikasi
kuisioner tingkat kepentingan atribut. Hasil
yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Nilai Importance to Customer
3.3.1.4 Data Tingkat Kepuasan terhadap
Atribut Produk
Nilai ini didapatkan dari defuzzyfikasi
kuisioner tingkat kepuasan atribut. Hasil yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Customer Satisfaction Performance
untuk Produk Dodol Probolinggo
Tabel 3.8 Customer Satisfaction Performance
untuk Produk Dodol Surabaya
Tabel 3.9 Customer Satisfaction Performance
untuk produk dodol Lombok
3.3.2 Penentuan Goal
Penentuan goal ini berkaitan dengan
tingkat performansi yang ingin dicapai untuk
memenuhi keinginan konsumen. Hasil yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Nilai Goal
3.3.3 Penentuan Improvement Ratio
Nilai Improvement Ratio didapatkan dari
perbandingan antara nilai Goal dan Current
Satisfaction Performance produk dodol
Probolinggo.
Tabel 3.11 Nilai Improvement Ratio (IR)
7
3.3.4 Sales Point
Nilai Sales Point ini mencerminkan daya
jual suatu atribut produk yang dapat memenuhi
keinginan konsumen. Nilai sales point
ditentukan melalui diskusi Tim Pengembang
Kualitas. Nilai-nilai tersebut disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.12 Nilai Sales Point (SP)
3.3.5 Raw Weight
Nilai ini didapatkan dari Importance of
Customer, Improvement Ratio dan Sales Point,
yang disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.13 Nilai Raw Weight
3.3.6 Normalized Raw Weight (NRW)
Nilai Normalized Raw Weight adalah
besarnya konstribusi Raw Weight untuk setiap
atributnya Nilai-nilai tersebut disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.14 Nilai Normalized Raw Weight
3.4 Memunculkan Respon Teknis/Subtitute
Quality Characteristis (SQC)
Pada tahap ini, akan dimunculkan solusi-
solusi untuk menjawab atribut-atribut dalam
memenuhi keinginan konsumen yang
semuanya dapat dirangkum menjadi 10 respon
teknis
Tabel 3.15 Rekapan Respon Teknis
Respon teknis ini dimunculkan
berdasarkan fungsi-fungsi produk yang
mencangkup bahan dan proses yang
digunakan.
3.5 Matriks Hubungan Respon Teknis
dengan Kebutuhan Konsumen
Dari diskusi tim ini ,didapatkan hasil
seperti tampak pada HoQ sebagai berikut:
Tabel 3.16 Hubungan antara Atribut dengan
Respon Teknis
3.6 Matrik Korelasi Teknis
Dengan ini, dapat dilihat apakah
ketergantungan tersebut mempengaruhi
kemampuan item-item respon teknis untuk
8
memenuhi kepuasan konsumen. Berikut
adalah korelasi teknis antar respon teknis yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.17 Hubungan antar Respon Teknis
3.7 Prioritas, Benchmarking, Target
3.7.1 Prioritas
Nilai Prioritas ini menunjukkan besarnya
konstribuai respon Teknis tersebut untuk
memenuhi seluruh keinginan konsumen.
Semakin besar nilai prioritas ini maka semakin
besar pula konstribusi respon Teknis tersebut
dalam memenuhi kepuasan konsumen.
3.7.2 Benchmarking
Nilai-nilai dalam benchmarking ini
merupakan nilai-nilai performansi respon
teknis.Nilai ini didapatkan dari hasil diskusi
tim.
3.7.3 Target
Nilai target yang ingin dicapai
berdasarkan nilai prioritas dan benchmarking
ditentukan oleh tim. Berikut akan disajikan
nilai prioritas, benchmarking, dan target untuk
masing-masing respon teknis.
Tabel 3.18 Nilai Prioritas, Benchmarking, Dan
Target
3.8 PUGH
PUGH adalah metode dalam
mengevaluasi dan menyeleksi konsep.
Berdasarkan tabel dan penghitungan,
alternatif konsep yang dipilih adalah konsep 5
dengan rincian konsep pada bab berikutnya.
4. Analisis dan Pembahasan
Fokus bahasan adalah analisa hasil dari
data yang telah diolah dan didiskusikan
dengan Tim Pengembang Kualitas..
4.1 Analisa Data Kuantitatif
Analisa data kuantitatif yang dilakukan
antara lain sebagai berikut:
4.1.1 Analisa Uji Validitas Data
Hasil uji validitas data yang
ditunjukkan pada lampiran tersebut
menunjukkan bahwa setiap data atribut yang
diuji mempunyai nilai r hitung lebih besar dari
pada rtabel. Oleh karena itu, dapta dinyatakan
bahwa semua atribut dalam kuesioner tersebut
adalah valid. Jadi, kuesioner yang digunakan
merupakan alat ukur yang dapat melakukan
fungsi ukurnya.
4.1.2 Analisa Uji Reliabilitas Data
Seperti pada lampiran uji reliability di
belakang menunjukkan bahwa semua data
yang masuk adalah reliable karena alpha
hitung tidak jauh berbeda dengan standard
alphanya.
4.2 Analisa Rumah Kualitas
Berikut adalah analisa dari tahapan dalam
menyusun rumah kualitas
4.2.1 Analisa Matriks Perencanaan
(Planning Matriks)
Berikut adalah analisa dari tahapan dalam
matriks perencanaan
4.2.1.1 Tingkat Kepentingan (Importance
to Customer)
Berikut adalah tabel tingkat kepentingan
terhadap produk dodol rumput laut
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Kepentingan
terhadap Atribut Dodol
6,5
7
7,5
8
8,5
Kem
asan
…
Tah
an la
ma
Uku
ran
kec
il
Ras
a m
anis
Ken
yal
Har
ga …
Kri
stal
gu
la
Tid
ak le
ngk
et
Pro
du
k …
Des
ain
…
Aro
ma
man
is
War
na
alam
i
Nilai Kepentingan
9
Dari data yang didapatkan terlihat bahwa
atribut kemasan kuat dengan nilai 8,20
merupakan atribut yang paling penting bagi
konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
kemasan lebih dipentingkan daripada atribut-
atribut yang lain, karena, produk dodol adalah
produk oleh-oleh yang tentunya akan sering
dibawa-bawa. Maka dari itu, diperlukan
kemasan yang kuat untuk menjaga kualitas isi
dodol dan menjaga estetika sehingga dapat
dinilai pantas diberikan pada orang lain.
Atribut dengan tingkat kepentingan yang
paling rendah bila dibandingkan dengan
atribut lainnya adalah atribut warna alami
dengan nilai terkecil yaitu 7,25. Hal ini
dikarenakan dalam memilih dodol, konsumen
tidak terlalu memperhatikan warnanya.
4.2.1.2 Tingkat Kepuasan Dodol
Probolinggo
Berikut disajikan grafik urutan
tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas
produk dodol rumput laut dari Probolinggo.
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kepuasan Dodol
Probolinggo
Keseluruhan atribut memiliki nilai
yang lebih kecil daripada tingkat kepentingan
konsumen terhadap produk dodol rumput laut.
Hal ini dikarenakan produk ini adalah produk
dari perusahaan baru yang belum
berpengalaman dalam pembuatan dodol.
Sehingga keseluruhan atribut perlu
ditingkatkan kualitasnya.
4.2.1.3 Tingkat Kepuasan Dodol
Surabaya
Berikut disajikan tabel tingkat
kepuasan konsumen terhadap kualitas produk
dodol rumput laut dari Surabaya
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Kepuasan
Konsumen Dodol Surabaya
Dari tabel dapat dilihat bahwa ada satu
atribut yang melebihi kepentingan konsumen
yaitu Aroma manis. Dan hampir semua atribut
mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai
pada dodol Probolinggo kecuali atribut ukuran
kecil dan atribut desain kemasan yang
menarik.
4.2.1.4 Tingkat Kepuasan Dodol Lombok
Berikut disajikan tabel tingkat
kepuasan konsumen terhadap kualitas produk
dodol rumput laut dari Lombok
Gambar 4.4 Grafik Tingkat Kepuasan
Konsumen Dodol Lombok
Dari nilai atribut tersebut terdapat
nilai yang melebihi nilai kepentingan yaitu
atribut produk bersih. Bila dibandingkan
dengan dodol Probolinggo, hampir semua
atribut memiliki nilai lebih tinggi kecuali
atribut rasa manis dan atribut tidak lengket.
4.2.1.5 Perbandingan Customer
Satisfaction Perbandingan atribut antar atribut
dari ketiga perusahaan disajikan dalam grafik
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
Des
ain
…
Kri
stal
gu
la
Har
ga …
P
rod
uk
Ber
sih
W
arn
a al
ami
Tah
an la
ma
Tid
ak le
ngk
et
Ras
a m
anis
A
rom
a m
anis
K
enya
l K
emas
an …
U
kura
n k
ecil
Nilai Kepuasan Probolinggo
0
2
4
6
8
Tah
an la
ma
Aro
ma
man
is
Har
ga s
esu
ai …
War
na
alam
i
Pro
du
k B
ersi
h
Kri
stal
gu
la
Des
ain
…
Ras
a m
anis
Ti
dak
len
gket
Ken
yal
Kem
asan
ku
at
Uku
ran
kec
il
Nilai Kepuasan Surabaya
0 2 4 6 8
10
Pro
du
k …
Uku
ran
kec
il
Har
ga …
Tah
an la
ma
Des
ain
…
Kem
asan
…
War
na
alam
i
Kri
stal
gu
la
Aro
ma
man
is
Ras
a m
anis
Ken
yal
Tid
ak le
ngk
et
Nilai Kepuasan Lombok
Nilai
10
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Tingkat
Kepuasan Konsumen Dodol
Dari grafik di atas terlihat bahwa produk
Probolinggo hampir tidak pernah meraih nilai
tertinggi kecuali pada atribut tidak lengket
yang memiliki nilai sama dengan produk
Surabaya.. Produk Surabaya memiliki nilai
tertinggi pada atribut tahan lama, warna alami,
aroma manis, kristal gula, rasa manis, dan
tidak lengket (bersama dengan produk
Probolinggo). Sedangkan produk Lombok
memiliki nilai tertinggi pada atribut harga
sesuai kualitas, produk bersih, kenyal, ukuran
kecil, desain kemasan menarik, dan kemasan
yang kuat.
4.2.1.6 Goal
Tingkat performansi yang hendak
dicapai berdasarkan atribut produk yang
merupakan suara/keinginan konsumen, berikut
disajikan grafik perbandingan tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk dodol
Probolinggo dan nilai goal yang ingin dicapai
oleh perusahaan:
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Tingkat
Kepuasan dan Goal
Pada semua atribut, tidak ada nilai kepuasan
yang sama dengan goal. Hal ini berarti, produk
Probolinggo tidak pernah memiliki nilai
atribut tertinggi bila dibandingkan dengan
tingkat kepuasan produk Surabaya dan produk
Lombok serta tingkat kepentingan terhadap
masing-masing atribut.
4.2.1.7 Improvement ratio
Rasio peningkatan untuk masing-masing
atribut menunjukkan bobot kesulitan untuk
melakukan peningkatan.Rasio peningkatan
paling tinggi dialami oleh atribut kemasan kuat
yaitu sebesar 1,45. Atribut ini diharapkan
mengalami perubahan nilai kepuasan
konsumen dari 5,64 menjadi 8,21 .Hal ini
menunjukkan bahwa Probolinggo harus
melakukan usaha cukup keras untuk
memenuhi keinginan konsumen yang
berkaitan dengan atribut ini. Namun
sebaliknya untuk atribut desain kemasan
menarik yang memiliki IR mendekati 1 yaitu
1,05. Hal ini berarti usaha yang harus
dilakukan oleh pihak Probolinggo tidak perlu
terlalu keras seperti pada atribut kemasan kuat.
Jadi apabila rasio sama dengan 1, maka
kualitas atribut hanya perlu untuk
dipertahankan, namun usaha untuk
memperbaiki kualitas harus lebih besar
sebanding dengan peningkatan IR yang
semakin menjauhi angka 1.
4.2.1.8 Sales point
Nilai sales point (SP) dari hasil diskusi
tim menunjukkan bahwa atribut harga sesuai
kualitas, dan tahan lama mempunyai nilai SP
tertinggi yaitu 1,9.Jadi apabila kepuasan
konsumen untuk atribut ini dapat dipenuhi
maka nilai penjualan diharapkan akan
mengalami peningkatan yang tajam.Sedangkan
atribut yang memiliki nilai SP sebesar 1,5
yaitu atribut produk bersih, rasa manis, dan
kemasan kuat. Kemudian atribut warna alami,
kenyal, tidak lengket, ukuran kecil, dan desain
kemasan menarik memiliki SP sebesar 1,3.
Dan atribut aroma manis dan kristal gula
memiliki SP sebesar 1. Jadi semakin besar
nilai SP maka tingkat penjualan akan
meningkat apabila atribut ini dapat memenuhi
kepuasan konsumen.
4.2.1.9 Raw Weight (RW)
Nilai RW berkaitan erat dengan tingkat
pemenuhan kepuasan konsumen, besarnya
usaha yang diperlukan untuk
mengimplementasikan peningkatan atribut
tersebut dan nilai potensial penjualannya.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 H
arga
…
Tah
an la
ma
Pro
du
k …
War
na …
A
rom
a …
Kri
stal
gu
la
Ras
a m
anis
K
enya
l Ti
dak
…
Uku
ran
…
Des
ain
…
Kem
asan
…
Nilai Kepuasan Probolinggo Nilai Kepuasan Surabaya Nilai Kepuasan Lombok
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Har
ga s
esu
ai …
Tah
an la
ma
Pro
du
k B
ersi
h
War
na
alam
i
Aro
ma
man
is
Kri
stal
gu
la
Ras
a m
anis
Ken
yal
Tid
ak le
ngk
et
Uku
ran
kec
il
Des
ain
…
Kem
asan
ku
at Nilai
Kepuasan Probolinggo Nilai Goal
11
Semakin besar nilai RW maka atribut tersebut
semakin menjadi perhatian utama bagi Tim
Pengembang Kualitas untuk dikembangkan
terlebih dahulu.Hasil Pengolahan data nilai
RW menunjukkan bahwa atribut tahan lama
mempunyai nilai tertinggi yaitu 18,842. Hal ini
dikarenakan kebanyakan konsumen
menginginkan dodol yang awet dan tahan
lama. Yang menempati urutan RW kedua
adalah atribut kemasan kuat yang memiliki
nilai 17,916. Kemudian atribut harga sesuai
kualitas mempunyai nilai tertinggi ketiga yaitu
16,566. Jadi konsentrasi Tim Pengembang
Kualitas harus lebih banyak diarahkan pada
atribut Tahan Lama. Untuk atribut-atribut lain
juga menjadi perhatian Tim Pengembang
Kualitas Berdasarkan urutan besarnya nilai
RW.
4.2.1.10 Normalized Raw Weight (NRW)
Besarnya nilai dari NRW didapatkan dari
nilai RW. Nilai NRW menunjukkan besarnya
konstribusi atribut tersebut terhadap
pemenuhan semua keinginan
konsumen.Semakin besar nilai NRW maka
semakin besar pula konstribusi atribut tersebut
untuk memenuhi keinginan konsumen.dari
hasil Urutan nilai NRW adalah sama dengan
RW. Pada penghitungan NRW terlihat bahwa
atribut tahan lama memiliki NRW tertinggi
yaitu 0,118. Nilai NRW lebih mudah
digunakan untuk melakukan perhitungan
misalnya penentuan nilai prioritas dan
benchmarking respon teknis.
4.2.2 Analisa Respon Teknis
Semua item respon teknis dimunculkan
untuk memenuhi tingkat kepuasan konsumen
terhadap setiap atribut dalam voice of
customer. Jadi dapat dikatakan bahwa respon
teknis adalah cara untuk menjawab atribut
yang diinginkan oleh konsumen.
4.2.3 Analisa Matriks Hubungan
Hubungan antara artribut-atribut
dalam voice of customer dengan respon Teknis
dapat dinyatakan dengan symbol-simbol yang
menunjukkan seberapa kuatkah hubungan
pengaruh respon teknis untuk memenuhi
kebutuhan konsumen tersebut. Berikut adalah
penjelasan hubungan atribut dengan respon
teknis yang sudah ditentukan
a. Atribut Harga sesuai Kualitas
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan rumput
laut hasil budidaya sendiri dan pemilihan
bahan kemasan. Selain itu, atribut ini
memiliki hubungan menengah dengan
respon teknis pemilihan teknologi
pencetakan kemasan dan memiliki
hubungan yang lemah dengan respon
teknis penggunaan air PDAM untuk
mencuci rumput laut dan penggunaan
pewarna alami.
b. Atribut Tahan Lama
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan natrium
benzoat. Selain itu, atribut ini memiliki
hubungan menengah dengan respon teknis
penjemuran adonan dodol yang optimal
dan memiliki hubungan yang lemah
dengan respon teknis penggunaan gula cair
dan gula pasir dan proses penjemuran
adonan dodol yang optimal.
c. Atribut Produk Bersih
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan natrium
benzoat dan penggunaan air PDAM untuk
mencuci rumput laut. Selain itu, atribut ini
memiliki hubungan menengah dengan
respon teknis penggunaan rumput laut
hasil budidaya sendiri.
d. Atribut Warna Alami
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan pewarna
alami.
e. Atribut Aroma Manis
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan gula cair
dan gula pasir.
f. Atribut Kristal Gula
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan gula cair
dan gula pasir. Selain itu, atribut ini
memiliki hubungan menengah dengan
respon teknis proses perendaman rumput
laut yang optimal.
g. Atribut Rasa Manis
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan gula cair
dan gula pasir.
h. Atribut Kenyal
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis proses perendaman
rumput laut yang optimal. Selain itu,
atribut ini memiliki hubungan yang lemah
dengan respon teknis penggunaan rumput
laut hasil budaya sendiri dan penggunaan
gula cair dan gula pasir
i. Atribut Tidak Lengket
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis pemotongan adonan
dodol sebelum dijemur.
12
j. Atribut Ukuran Kecil
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis penggunaan gula cair
dan gula pasir.
k. Atribut Desain Kemasan Menarik
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis pemilihan teknologi
pencetakan kemasan.
l. Atribut Kemasan Kuat
Atribut ini memiliki hubungan yang kuat
dengan respon teknis pemilihan bahan
kemasan.
4.2.4 Analisa Matrik Korelasi Teknis
Korelasi Teknis antar respon
teknis,ditunjukkan dengan menggunakan
symbol-simbol tertentu. Berikut adalah
penjelasan hubungan antar repon teknis:
1. Respon teknis penggunaan rumput laut
hasil budidaya sendiri memiliki hubungan
yang kuat dengan respon teknis
penggunaan air PDAM untuk
membersihkan rumput laut dan
perendaman rumput laut yang optimal.
2. Respon teknis penggunaan air PDAM
untuk membersihkan rumput laut
memiliki hubungan yang kuat dengan
respon teknis perendaman rumput laut
yang optimal.
3. Respon teknis proses penjemuran adonan
dodol yan optimal memiliki hubungan
yang kuat dengan respon teknis
pemotongan adnan dodol sebelum
dijemur.
Selain itu tidak ada hubungan lagi antar
respon teknis. Penentuan hhubungan
antarresponteknis ini ditentukan dengan
diskusi Tim Pengembang.
4.2.5 Analisa Matriks Prioritas,
Benchmarking dan Target
Berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing bagian dalam mariks teknis.
4.2.5.1 Prioritas
Nilai prioritas respon teknis ini
menunjukkan bersarnya konstribusi respon
teknis tersebut untuk memenuhi keinginan
konsumen.Semakin besar nilai prioritas ini
maka semakin besar pula konstribusi respon
teknis tersebut dalam memenuhi kepuasan
konsumen. Berikut ini disajikan tabal prioritas
untuk masing-masing atribut.
Tabel 4.1 Prioritas Respon Teknis
Nilai prioritas respon teknis ini menunjukkan
bersarnya konstribusi respon teknis tersebut
untuk memenuhi keinginan
konsumen.Semakin besar nilai prioritas ini
maka semakin besar pula konstribusi respon
teknis tersebut dalam memenuhi kepuasan
konsumen. Dari tabel di atas terlihat bahwa
respon teknis Dalam hal ini didapatkan bahwa
respon teknis pemilihan bahan kemasan
memiliki nilai prioritas yang terbesar yaitu
2,911 dan persen kontribusi sebesar 22,99%.
Hal ini menunjukkan bahwa respon teknis
pemilihan bahan kemasan mempunyai
kontribusi sebesar 22,99% untuk memenuhi
keseluruhan kepuasan konsumen. Dan urutan
seterusnya telah ditunjukkan dalam tabel
prioritas di atas.
4.2.5.2 Benchmarking
Pada tahap ini tim pengembang
kualitas melakukan diskusi untuk menentukan
tingkat performansi respon teknis yang
dimiliki oleh produk dodol rumput laut
produksi Probolinggo, Surabaya, dan Lombok.
Berikut disajikan grafik benchmarking antara
ketiga produk
Gambar 4.7 Benchmarking Ketiga Produk
0,000 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000
Pen
ggu
naa
n r
um
pu
t …
Pen
ggu
naa
n …
Pen
ggu
naa
n a
ir …
Pen
ggu
anaa
n …
Pen
ggu
naa
n g
ula
…
Pro
ses
per
end
aman
…
Pro
ses
pen
jem
ura
n …
Pem
oto
nga
n …
Pem
ilih
an t
ekn
olo
gi …
Pem
ilih
an b
ahan
…
Probolinggo
Surabaya
Lombok
13
Dari tabel di atas terlihat bahwa produk dodol
Probolinggo memiliki nilai benchmarking
terendah dari ketiga produk untuk hampir
semua atribut kecuali pada pemotongan
adonan dodol yang menurut konsumen sesuai
dengan selera mereka. Hal ini dikarenakan
perusahaan pembuat dodol Probolinggo ini
adalah perusahaan yang baru dalam bidang
pembuatan dodol. Sehingga adalah wajar
apabila mendapatkan hasil yang paling rendah.
Hasil ini juga akan menjadi inputan dalam
penentuan target pada pembahasan
selanjutnya.
4.2.5.3 Target
Target tingkat performansi respon
teknis yang diinginkan oleh Tim Pengembang
mengarah pada peningkatan performansi
respon teknis yang sudah dimiliki.
Keseluruhan atribut untuk produk dodol
Probolinggo harus ditingkatkan mengingat
pada produk ini memiliki nilai yang paling
kecil di antara ketiga produk. Berikut adalah
rincian target yang disajikan pada tabel berikut
Tabel 4.2 Target Respon Teknis
Target ditingkatkan maksudnya adalah
meningkatkan usaha yang telah dilakukan oleh
pihak Probolinggo terhadap respon teknis
untuk meningkatkan nilai pada masing-masing
atribut. Misalnya untuk penggunaan natrium
benzoat, porsi untuk penggunaan natrium
benzoat lebih ditingkatkan untuk menambah
ketahanan produk dodol. Contoh lain adalah
untuk respon teknis pemilihan bahan kemasan.
Hal ini harus ditingkatkan yang berarti pihak
Probolinggo harus mencari betul bahan apakah
yang terbaik untuk membuat kemasan yang
diinginkan konsumen.
4.3 Analisa Pemilihan Konsep dengan
PUGH Pada pemilihan konsep ini terdapat 7
alternatif yang dikonsepkan murni oleh pihak
Probolinggo. Pemilihan konsep ini didasarkan
pada nilai targeting, nilai kepuasan dan
harapan konsumen, serta melihat kesalahan
proses sebelumnya dan kemungkinan untuk
dapat diperbaiki atau tidak. Sedangkan kriteria
ditentukan berdasarkan atribut-atribut yang
berkenaan dengan konsep yang telah diberikan
agar dapat dijadikan pembanding.
Berdasarkan penghitungan pada
matriks PUGH, diperoleh konsep terbaik yaitu
konsep 5 dengan nilai terbesar yaitu 4, dengan
rincian sebagai berikut.
Tabel 4.3 Konsep 5
Hal ini berarti konsep 5 diharapkan mampu
untuk lebih meningkatkan nilai jual dodol
Probolinggo di mata konsumen sehingga ke
depannya akan memberikan profit yang lebih
tinggi bagi perusahaan
.
5. Simpulan
Dari keseluruhan penelitian ini dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Atribut-atribut produk yang dipentingkan
oleh konsumen beserta tingkat kepuasan
terhadap produk Probolinggo antara lain
atribut harga sesuai kualitas dengan nilai
sebesar 6,77 , atribut tahan lama dengan
nilai sebesar 6,30 , atribut produk bersih
dengan nilai sebesar 6,51 , atribut warna
alami dengan nilai sebesar 6,37 , atribut
aroma manis dengan nilai sebesar 5,94 ,
atribut kristal gula dengan nilai sebesar
6,84 , atribut rasa manis dengan nilai
sebesar 6,24 , atribut kenyal dengan nilai
sebesar 5,89 , atribut tidak lengket dengan
nilai sebesar 6,26 , atribut ukuran kecil
dengan nilai sebesar 5,44 , atribut desain
kemasan menarik dengan nilai sebesar 7,07
, dan atribut kemasan kuat dengan nilai
14
sebesar 5,64. Dengan nilai kepuasan
tertinggi terletak pada atribut desain
kemasan menarik dan atribut dengan nilai
kepuasan terendah adalah atribut ukuran
kecil. Secara keseluruhan, nilai atribut
berada di bawah nilai goal.
2. Respon teknis dari pihak pengelola usaha
(Probolinggo) beserta nilai prioritas untuk
dicapai antara lain, respon teknis
penggunaan rumput laut hasil budidaya
sendiri dengan nilai sebesar 1,276, respon
teknis penggunaan natrium benzoat dengan
nilai sebesar 1,006 , respon teknis
penggunaan air PDAM untuk mencuci
rumput laut dengan nilai sebesar 0,872 ,
respon teknis penggunaan pewarna alami
dengan nilai sebesar 0,711 , respon teknis
penggunaan gula cair dan gula pasir dengan
nilai sebesar 2,011 , respon teknis proses
perendaman rumput laut yang optimal
dengan nilai sebesar 1,020 , respon teknis
proses penjemuran adonan dodol yang
optimal dengan nilai sebesar 1,014 , respon
teknis pemotongan adonan dodol sebelum
dijemur dengan nilai sebesar 0,894 , respon
teknis pemilihan teknologi pencetakan
kemasan dengan nilai sebesar 0,889 , dan
respon teknis pemilihan bahan kemasan
dengan nilai sebesar 2,911.
3. Rekomendasi untuk pihak Probolinggo
adalah konsep alternatif 5. Bentuk
perbaikan tersebut antara lain masa tanam
rumput laut dari 40 hari menjadi 45 hari,
pengendapan air ledeng tetap 3 hari, lama
perendaman rumput laut tetap 3 hari,
perbandingan gula pasir dan gula cair tetap
300 : 200, pemberian natrium benzoat dari
1 gram menjadi 2 gram, ukuran
pemotongan dari 1,5 x 1,5 x 5 cm menjadi
1 x 1 x 2 cm, bahan pengemasan dodol
yang paling luar yang semula adalah kardus
menjadi plastik, dan proses pencetakan
kemasan tetap pada teknologi sablon.
Referensi
10 (Sepuluh) Provinsi Penghasil Rumput Laut
Terbesar di Indonesia. Andhi Fish Jogja.
http://benihikan.net/kabar/10-sepuluh-
provinsi-penghasil-rumput-laut-terbesar-di-
indonesia/. Diakses pada 18 Mei 2012
(Sumber dari Dept. Perikanan Budidaya)
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-
dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa
Alexander Sindoro dan Benyamin Molan.
Prenhalindo, Jakarta
Anggadiredjo, J. 2006. Rumput Laut. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Cohen, L. 1995. Quality Function Deployment,
How to Make QFD Work for You. United
States of America: Addison Wisley
Publishing.
Cronbach, L. J. 1946. Response sets and test
validating. Educational and Psycholgical
Measurement, 6.
Handayani, M. Lutfi & Nurmianto, Eko. 2000.
Quality Function Deployment (Qfd) sebagai
Komponen untuk Meningkatkan Kinerja
Manajemen pada Industri Makanan.
Dipublikasikan tanggal 30-31 Maret 2000.
L.K. Chan, H.P. Kao, A. Ng & M.L. Wu. 1999.
Rating the Importance of the Customer
Needs in Quality Function Deployment by
Fuzzy and Entropy Methods.International
Journal of Production Research 37 (11), pp.
2499-2518.
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses
tanggal 1 Juni 2012
Jomaa, I & bertoluci, G), ‘Taking Into Account The
Consumers’ Expectations, Public Health
Policies And Food Product Design’,
International Conference On Kansei
Engineering And Emotion Research 2010,
dipublikasikan pada 2-4 Maret 2010 di
Paris, diakses pada 18 Mei 2012,
<http://pie.kansei.tsukuba.ac.jp/keer2010/Pa
pers/2339.pdf>
Manfaat rumput laut.
http://ojelhtc.blogspot.com/2012/04/manfaat
-rumput-laut.html. Diakses pada 18 Mei
2012. Sumber dari Dept. Kelautan dan
Perikanan.
Poncomulyo, T. 2006. Budidaya dan Pengolahan
Rumput Laut. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wijaya, Sonny. 1998. Aplikasi QFD untuk
Memenuhi Kepuasan Konsumen dengan
Mengintegrasikan TFNs. Tugas Akhir
Jurusan Teknik Industri ITS.
www.probolinggokab.go.id. Diakses pada tanggal
18 Mei 2012.