Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang...

33
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa anak-anak adalah masa yang penting untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada diri anak memiliki karakteristik yang unik. Karena pada diri anak mempunyai perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Pendidikan anak usia dini merupakanproses pembelajaran dengan menggunakan prinsisp “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain” yang sesuai dengan karakteristik dan aspek perkembangan anak usia dini. Salah satu metode pembelajaran yang baik adalah menggunakan metode bercerita.Menurut Musfiroh (2008 : 58)berpendapat bahwa bercerita dipandang sebagai salah satu metode pengembangan kosakata anak yang tepat untuk diterapkan di Paud. Metode bercerita salah satunya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, sedangkan fungsi bercerita juga adalah membantu perkembangan kemampuan bahasa anak dengan menambah perbendaharaan kosakata, mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengaruh

Transcript of Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang...

Page 1: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa anak-anak adalah masa yang penting untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada diri

anak memiliki karakteristik yang unik. Karena pada diri anak mempunyai

perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain.

Pendidikan anak usia dini merupakanproses pembelajaran dengan

menggunakan prinsisp “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain” yang

sesuai dengan karakteristik dan aspek perkembangan anak usia dini.

Salah satu metode pembelajaran yang baik adalah menggunakan

metode bercerita.Menurut Musfiroh (2008 : 58)berpendapat bahwa bercerita

dipandang sebagai salah satu metode pengembangan kosakata anak yang tepat

untuk diterapkan di Paud. Metode bercerita salah satunya untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa anak, sedangkan fungsi bercerita juga

adalah membantu perkembangan kemampuan bahasa anak dengan menambah

perbendaharaan kosakata, mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat

yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengaruh metode bercerita juga

merupakan suatu pemberian pengalaman belajar. Berdasarkan observasi awal,

kemampuan kosakata anak-anak usia 3-4tahun pada PAUD Mawar Hidayah

Katapang Kab.Bandung belum mampu dalam kosakata. Dari 20 anak usia 3-4

tahun,60% (9 anak) belum mampu dalam kosakata dan 40% (6 anak) sudah

mampu dalam kosakata. Kondisi ini disebabkan karena kurangnya motivasi

anak dalam belajar, pemilihan metode yang kurang sesuai dalam penyampaian

pembelajaran tentang kosakata anak, mengganggu teman yang sedang

mendengarkan/ memperhatikan dan dilihat dari tanda-tanda anak belum

mampu dalam kosakata salah satunya, bisa dilihat dalam perilaku anak waktu

disuruh untuk menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan oleh guru

tentang kosakata, dia hanya diam saja dan waktu diminta maju kedepan dia

Page 2: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

tidak mau atau maju tapi diam saja bahkan tidak menjawab, atau ketika

diminta menjawab dia menangis.

Selama ini pembelajaran kosakata yang diajarkan dengan

menggunakan metode ceramah, metode bercakap-cakap,dan metode tanya

jawab. Sementara pembelajaran kosakata jarang digunakan melalui metode

bercerita sehingga tidak begitu menarik bagi anak PAUD Mawar Hidayah

Katapang. Selain itu media yang digunakan masih sederhana berupa gambar

yang tidak berwarna dan berwarna tetapi gambar kurang menarik sehingga

kurang menarik bagi anak. Cara guru menerangkan pembelajaran masih

monoton. Intonasi bahasa yang digunakan datar. Guru hanya berdiri di depan

kelas, kurang komunikatif dengan anak dan cara menyampaikan kemampuan

kosakata sulit dipahami oleh anak sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh

kurang optimal. Dari sekian banyak metode pembelajaran yang sesuai untuk

penelitihanya dengan menggunakan metode bercerita. Karena melalui metode

bercerita guru dapat mengkomunukasikan nilai-nilai budaya, nilai-nilai soSial,

nilai-nilai agama, membantu mengembangkan fantasi anak, kognitif dan

mengembangkan bahasa anak melalui perbendaraan kosakatanya.

Mengingat banyaknya metode pembelajaran yang dipakai penulis

yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi contohnya menyanyi,

pemberian tugas contohnya mewarnai, bercakap-cakap contohnya tentang

tema, sehingga dalam pencapaian kemampuan kosakata anak sangat kurang,

penulis kurang efektif dalam metode pembelajaran yang selama ini dipakai

saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan anak kurang fokus dalam

kegiatan pembelajaran, maka penulis menggunakan metode pembelajaran

bercerita karena melalui metode bercerita guru dapat menyampaikan

pembelajaran yang dapat mengembangkan bahasa anak yang salah satunya

menambah kosa kata anak. Metode bercerita dipilih penulis karena metode

bercerita memiliki keutamaan antara lain mengkomunikasikan nilai-nilai

budaya,mengkomunikasikan nilai-nilai sosial, mengkomunikasikan nilai-nilai

agama, membantu mengembangkan fantasi anak, membantu mengembangkan

kognitif anak dan membantu mengembangkan bahasa anak.

Page 3: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil adalah:

1. Bagaimanakah penggunaan metode bercerita dapat meningkatkan

kemampuan berbahasa anak?

2. Apakah kemampuan kosakata anak dapat meningkat melalui metode

bercerita?

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode bercerita

dalam meningkatkan kemampuan kosakata pada PAUD Mawar Hidayah

Katapang

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru penelitian ini bisa menjadi rujukan untuk penggunaan

metode bercerita dengan meningkatkan kemampuan berbahasa.

2. Bagi anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan menambah

kosakata anak dalam bercerita.

1.5. Keterbatasan

Karena untuk membatasi penelitian diperlukan batasan masalah

1. Penelitian ini hanya diperuntukkanpada anak PAUD Mawar

Hidayah Katapang

2. Peneliti hanya terbatas untuk mengetahui metode bercerita yang

berkaitan dengan perkembangan bahasa anak.

1.6. Asumsi

Asumsi adalah suatu anggapan dasar yang diyakini kebenarannya

oleh peneliti yang dijadikan dasar untuk langkah penelitian. Dengan judul

penelitian “Penerapan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan

Kosakata Anak Pada PAUD Mawar Hidayah Katapang Soreang Kab.

Bandung Barat”, maka dapat diasumsikan sebagai berikut:

Page 4: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

1. Pada dasarnya anak memiliki potensi kemampuan bercerita

untuk di kembangkan.

2. Anak dengan menggunakan metode bercerita bisa menambah

kosakata anak.

3. Kemampuan bercerita merupakan kemampuan yang penting

untuk dikembangkan.

Page 5: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

BAB. II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Penerapan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penerapan mempunyai dua arti yaitu:

a. Pemasangan, Contoh: Penerapan mesin pembangkit tenaga listrik

dilaksanakan oleh teknisi Indonesia.

b. Pengenalan, perihal mempraktekkan. Contoh: Penerapan metode bercerita

dalam pengembangan Kosa Kata anak.

Sedang dalam pengertian yang lain, penerapan adalah kemampuan menggunakan

atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau

situasi yang kongkrit seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, atau

teori.

2.2. Metode Bercerita

a. Pengertian Metode Bercerita

Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan

atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan

pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain (Bachri :2005:10).

Dengan kata lain bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan

tentang perbuatan atau suatu kejadian secara lisan dalam upaya untuk

mengembangkan potensi kemampuan berbahasa.

Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. Dalam

Page 6: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Paud, metode bercerita dilaksanakan dalam

upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal baru

dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai

kompetensi dasar usia anak Paud. Oleh karena itu materi yang disampaikan

berbentuk cerita yang awal dan akhirnya berhubungan erat dalam kesatuan yang

utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu. Biasanya kegiatan

bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup, sehingga kalau anak pulang, anak

menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran, Namun demikian

pada prakteknya tidak selalu pada saat kegiatan penutup, bercerita dapat dilakukan

pada saat kegiatan pembukaan, kegiatan inti, maupun pada waktu-waktu senggang

di sekolah, misalnya pada saat waktu istirahat, karena mendengarkan cerita adalah

sesuatu yang mengasyikkan bagi anak usia Paud.

Menurut Tampubolon (1991:50), “Bercerita kepada anak memainkan peranan

penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi

juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak”.

Fungsi kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah membantu

perkembangan bahasa anak dan dengan bercerita pendengaran anak dapat

difungsikan dengan baik, untuk kemampuan berbicara dengan menambah

perbendaharaan kosa kata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih

merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya, selanjutnya anak dapat

mengekpresikannya melalui bernyanyi, menulis, ataupun menggambar sehingga

pada akhirnya anak mampu membaca situasi , gambar, tulisan atau bahasa isyarat.

Bercerita merupakan salah satu metode dan teknik bermain yang banyak

dipergunakan di Paud. Bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

Page 7: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

belajar bagi anak Paud dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Jadi,

bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan

penjelasan secara lisan. Bercerita juga merupakan cara untuk menyampaikan

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang guru paud hendaklah mampu

menjadi seorang pendongeng yang baik yang akan menjadikan cerita sebagai

kegiatan bermain yang menarik dan dapat menjadikan pengalaman yang unik bagi

anak. Isi cerita pun diupayakan berkaitan dengan cara berikut ini :

a) Dunia kehidupan anak yang penuh suka cita, yang menuntut isi cerita

memiliki unsur yang dapat memberikan perasaan gembira, lucu, menarik

dan mengasyikkan bagi anak. Dunia kehidupan anak berkaitan dengan

cerita seputar lingkungan terdekat anak, seperti lingkungan keluarga,

sekolah dan lingkungan bermain anak.

b) Minat anak pada umumnya anak Paud sangat berminat pada cerita-cerita

tentang : binatang, tanaman, kendaraan, boneka, robot, planet, dan lain-

lain.

c) Tingkat usia, kebutuhan dan kemampuan mencerna isi cerita. Ceritanya

harus cukup pendek dalam rentang perhatian anak. Cerita tersebut bersifat

meningkatkan daya pikir anak seperti cerita-cerita tentang makanan dan

minuman sehat, kebersihan diri melayani diri sendiri.

d) Membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan menanggapi setelah

guru selesai bercerita.

b. Manfaat Metode Bercerita

Menurut Tadkiroatun Musfiroh, (2005:95) ditinjau dari beberapa aspek, manfaat

metode bercerita sebagai berikut:

Page 8: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

1) Membantu pembentukan pribadi dan moral anak, 2) Menyalurkan kebutuhan

imajinasi dan fantasi, 3) Memacu kemampuan verbal anak, 4) Merangsang minat

menulis anak, 5) Merangsang minat baca anak, 6) Membuka cakrawala

pengetahuan anak

Sedangkan menurut Bachri (2005: 11), manfaat bercerita adalah “dapat

memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak

mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya”.

Manfaat bercerita dengan kata lain adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan

fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak. Misalnya

melalui media dongeng/bercerita dapat berfungsi sebagai penggugah kreativitas

anak-anak. Melalui dongeng/cerita, guru bisa menyampaikan pesan-pesan,

hikmah-hikmah dan pengalaman-pengalaman kepada murid-muridnya. Disamping

memperkaya imajinasi anak, dongeng/bercerita pun menjadikan anak-anak merasa

belajar sesuatu, tetapi tak merasa digurui. Bahkan, dengan melalui dongeng/cerita

diketahui adalah merupakan salah satu cara yang efektif mengembangkan aspek-

aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), social dan aspek konatif

(penghayatan) anak-anak. Dongeng/cerita mampu membawa anak-anak pada

pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Karena itu guru

perlu memiliki kreativitas, penghayatan, dan kepekaan pada saat bercerita agar

pesan dapat sampai kepada murid-muridnya.

Beberapa manfaat metode bercerita bagi anak paud (Moeslichatoen 2004:45) di

antaranya adalah :

Page 9: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

1) Melatih daya serap atau daya tangkap anak Paud, artinya anak

usia Paud dapat dirangsang untuk mampu memahami isi atau ide-

ide pokok dalam cerita secara keseluruhan,

2) Melatih daya pikir anak Paud, untuk terlatih memahami proses

cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita

termasuk hubungan-hubungan sebab akibatnya, 3)Melatih daya

konsentrasi anak Paud untuk memusatkan perhatiannya kepada

keseluruhan cerita, 4) Mengembangkan daya imajinasi anak,

artinya dengan bercerita anak dengan daya fantasinya dapat

membayangkan atau menggambarkan sesuatu situasi yang berada

di luar jangkauan inderany, 5) Menciptakan situasi yang

menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang

akrab sesuai dengan tahap perkembangannya, 6) Membantu

perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secra efektif

dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

Adapun fungsi dari pada metode bercerita (Moeslichatoen 2004:45) yaitu :

1) Melatih daya konsentrasi, 2) Melatih mengungkapkan daya pikir, 3)

Menambah pengetahuan dan keterampilan anak dalam

mengkomunikasikan isi gambar, 4) Melatih menghubungkan isi gambar

sesuai dengan imajinasi anak, 5) Melatih mengungkapkan imajinasi anak,

6) Melatih anak berkomunikasi secara lisan, 7) Menambah kosa kata

dalam berbahasa

Page 10: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

Anak membutuhkan dongeng atau cerita karena beberapa hal:

a. Anak membangun gambaran-gambaran mental pada saat guru

memperdengarkan kata-kata yang melukiskan kejadian.

b. Anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar

belakang pengetahun dan pengalaman masing-masing.

c. Anak memperoleh kebebasan untuk melakukan pilihan secara mental.

d. Anak memperoleh kesempatan menangkap imajinasi dan citraan-

citraan cerita: citraan gerak, citraan visual, dan auditif.

Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi juga

senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang tata cara berdialog dan

bernarasi dan terangsang untuk menirukannya. Kemampuan untuk

mempraktekkan terdorong karena dalam cerita ada negosiasi, pola tindak-tutur

yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi larangan dan memuji.

Memacu kemampuan bercerita anak merupakan sesuatu yang penting, karena

beberapa alasan, yaitu :

Pertama anak memiliki kosa kata cenderung berhasil dalam meraih

prestasi akademik.

Kedua, anak yang pandai berbicara memperoleh perhatian dari orang lain.

Hal ini penting karena pada hakikatnya anak senang menjadi pusat

perhatian dari orang lain.

Ketiga, anak yang pandai berbicara mampu membina hubungan dengan

orang lain dan dapat memerankan kepemimpinannya dari pada anak yang

tidak dapat berbicara. Berbicara baik mengisyaratkan latar belakang yang

baik pula.

Page 11: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

Keempat, anak yang pandai berbicara akan memiliki kepercayaan diri dan

penilaian diri yang positif, terutama setelah mendengar komentar orang

tentang dirinya.

Dalam berbicara terkadang individu dapat menyesuaikam dengan

keinginannya sendiri. Pada dasarnya berbicara sama halnya dengan menuangkan

segala perasaan kita yang tersimpan. Kita dalam berbicara dapat mengungkapkan,

serta mengekspresikan apa keinginan kita

c. Tujuan, Kelebihan, dan kekurangan Metode Bercerita

Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu

mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak

dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan,

selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekpresikan terhadap apa yang

didengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami

dan lambat laun dapat didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan, dan diceritakan

pada orang lain. Karena menurut Jerome S. Brunner (Tampubolon, 1991 : 10)

”Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan pikiran anak”

Adapun kelebihan dan kekurangan daripada metode bercerita (Dhieni, 2006 : 6.9)

antara lain :

1) Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif banyak, 2) Waktu yang tersedia

dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien, 3) Pengaturan kelas menjadi lebih

sederhana, 4) Guru dapat menguasai kelas dengan mudah, 5) Secara relatif tidak

banyak memerlukan biaya, 6) Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak

mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru, 7) Kurang merangsang

Page 12: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk mengutarakan

pendapatnya, 8) Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih

lemah sehingga sukar dipahami tujuan pokok isi cerita, 9) Cepat menumbuhkan

rasa bosan terutama apabila penyajiannya tidak menarik.

d. Kegiatan Bercerita di Sekolah

Untuk menyajikan secara menarik, diperlukan beberapa persiapan, mulai

dari memilih jenis cerita, menyiapkan tempat, panyiapan alat peraga dan

sebagainya hingga penyajian cerita. Menurut Tampubolon, (1991 : 11) persiapan

kegiatan bercerita yaitu: ”1) Memilih dan memilah materi cerita, 2) Pengelolaan

kelas untuk bercerita, 3) Pengelolaan tempat untuk bercerita, 4) Strategi

penyampaian”.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Memilah dan memilih materi cerita

Diantara berbagai jenis cerita, cerita tentang pengalaman seseorang dan faktor

tradisional merupakan sumber cerita terbaik bagi anak-anak.

2) Jenis cerita

Dalam program pembelajaran di paud, cerita dapat digolongkan menjadi tiga,

yakni cerita untuk program inti, cerita untuk program pembuka, dan cerita untuk

tujuan rekreasi pada akhir program. Cerita untuk program inti, digunakan dalam

kegiatan inti cerita ini disampaikan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang ingin di capai. Misalnya cerita tentang Bebek si buruk rupa. Cerita ini

menggambarkan seekor bebek yang buruk rupanya, tetapi hatinya baik, suka

menolong dan sebagainya. Tujuan pembelajaran ini, guru ingin menanamkan rasa

saling tolong menolong, tidak membeda-bedakan teman. Cerita untuk program

Page 13: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

pembuka dan penutup, disampaikan pada kegiatan inti dan penutup yang

menyampaikan adalah anak, seorang guru hanya memberikan stimulasi, misalnya

dalam kegiatan berbagi cerita tentang pengalaman naik sepeda dan sebagainya.

Sedangkan cerita untuk tujuan rekreasi pada akhir program, cerita ini disampaikan

oleh anak setelah liburan sekolah. Untuk jenis cerita anak yang banyak disukai

adalah cerita fable karena anak sedang senang dengan binatang-binatang

peliharaan.

3) Pengelolaan kelas untuk bercerita

Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas

pengelolaan kelas dengan baik seorang guru perlu memperhatikan aspek-aspek

pengelolaan kelas Tampubolon, (1991 : 29) yang terdiri: “Pengorganisasian siswa,

penugasan kelas, disiplin kelas dan pembimbingan siswa”.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Pengorganisasian siswa

Bentuk pengelompokan anak-anak yang akan dilibatkan atau diajak berinteraksi

dalam penceritaan terlebih dahulu guna mengetahui hubungan sosial antar anak

dalam kelas.

b) Penugasan kelas

Dalam kegiatan bercerita, penugasan kelas dapat dilakukan dengan meminta anak-

anak untuk mencari tokoh utama dalam cerita mengingatnya dan menyebutkan

kembali sifat-sifatnya. Tentunya tugas tersebut dikomunikasikan terlebih dahulu

sebelum penceritaan berlangsung.

c) Disiplin kelas

Page 14: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

Dalam kegiatan bercerita di Paud, bentuk-bentuk disiplin kelas tentu harus

disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Dalam melakukan peceritaannya

seorang guru tetap perlu menenangkan muridnya untuk mendengarkan pesan

melalui ceritanya. Proses menenangkan murid perlu dilakukan dengan cara

mendidik, tidak disertai dengan ancaman dilakuan dengan mengikat perhatian

mereka melalui cerita yang disajikan dengan menarik sehingga tidak membuat

anak sibuk sendiri.

d) Pembimbingan siswa

Dalam kegiatan bercerita, bimbingan yang diperlukan dapat berbentuk pemberian

informasi sejelas-jelasnya tentang proses dan tujuan cerita yang akan disampaikan

serta kemungkinan permasalahan yang muncul dalam memahami pembelajaran

yang akan diikutinya.

2) Pengelolaan tempat untuk bercerita

Banyak cara pengelolaan tempat untuk bercerita menurut Tampubolon, (1991 :

17) yang terdiri dari: “penataan tempat untuk bercerita, posisi media, penataan

ruang cerita dan strategi penyampaian cerita untuk anak”.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Penataan tempat untuk bercerita

Tempat duduk sisa dalam kegiatan bercerita perlu mendapatkan perhatian yang

serius. Sebab tempat duduk berkaitan dengan banyak hal. Keterkaitan itu adalah

interaksi guru dan siswa, karakteristik materi penceritaan, media pembelajaran

yang digunakan dalam penceritaan.Oleh karena, itu tempat duduk siswa sangat

berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan bercerita. Aktifitas bercerita tidak harus

dilakukan didalam kelas, kegiatan bercerita dapat dilakukan dimanapun asal

Page 15: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

memenuhi kriteria kebersihan, keamanan dan kenyamanan. Jika jumlah anak

sedikit, bercerita dapat dilakukan diberbagai tempat seperti di teras, di bawah

pohon, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya yang penting tempat tersebut dapat

menampung semua anak, teduh, bersih dan aman. Apabila jumlah anak relatif

banyak sebaiknya dipilih tempat yang lebih luas. Ruang kelas merupakan tempat

yang paling representative (memenuhi persyaratan) yang lebih baik lagi apabila

cerita yang disampaikan ditempat yang berkaitan.

b) Posisi media

Penempatan dalam ruangan perlu memperhatikan beberapa aspek. Keterjangkauan

menjadi prioritas bahwa semua media yang akan dipakai mudah dijangkau oleh

guru sehingga tidak mengganggu proses penceritaan. Aspek lain yang perlu

diperhatikan adalah keselamatan media terhadap kemungkinan gangguan yang

muncul berasal dari murid-murid sendiri. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah

peraturan akan murid, guru dan media dengan baik.

c) Penataan Ruang Cerita

Kegiatan bercerita di Paud dapat dilakukan dimana saja. Pelaksanaanya dapat

dilakukan didalam maupun diluar kelas. Jika penceritaan dilakukan di dalam

kelas, maka kelas perlu dtata untuk memberikan dukungan penceritaan. Penataan

tersebut meliputi ventilasi, tata cahaya dan tata warna. Sedangkan penataan yang

dilakukan di luar kelas membutuhkan beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti

kesesuaian tuntutan cerita, keamanan dan kenyamanan.

4) Strategi Penyampain cerita untuk anak

Kegiatan bercerita di sekolah dapat dilakukan dengan baik, apabila sebelumnya

dipersiapkan terlebih dahulu, tidak hanya itu saja peran seorang guru disini juga

Page 16: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

sangat berperan penting, untuk memberikan suasana yang menyenangkan agar

anak dalam mendengarkan cerita atau bercerita dengan hati yang senang. Karena

pada prinsipnya belajar di Paud itu belajar sambil bermain. Oleh karena itu

seorang guru harus mempunyai metode yang tepat dalam menyampaikan kegiatan

bercerita, strategi tersebut Tampubolon, (1991 : 18) yang terdiri dari: ”strategi

storytelling, strategi reproduksi cerita dan strategi simulasi kreatif.”

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Strategi Storytelling

Straregi Storytelling merupakan penceritaan cerita yang dilakukan secara

terencana dengan menggunakan boneka, atau benda-benda visual, metode ini

bertujuan untuk menghasilkan kemampuan berbahasa anak. Penggunaan metode

ini dibutuhkan untuk melatih dan membentuk ketrampilan berbicara,

pengembangkan daya nalar, dan pengembanangkan imajinasi anak. Metode ini

contohnya seperti metode sandiwara boneka, metode bermain peran, metode

bercakap-cakap dan metode tanya jawab.

b) Strategi Reproduksi Cerita

Strategi reproduksi cerita adalah kegiatan belajar mengajar bercerita kembali

cerita yang didengar. Tujuan kegiatan ini sama dengan tujuan straregi

Storytelling. Strategi ini dimulai setelah guru bercerita,kemudian anak diminta

menceritakan cerita itu sesuai dengan daya tangkap anak.

c) Strategi Simulasi Kreatif

Strategi simulasi kreatif dilaksanakan untuk memanipulasi kegiatan belajar sambil

bermain dari penggalan dialog cerita atau bermain peran membawakan tokoh-

tokoh dalam cerita.

Page 17: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

2.3. Bercerita Untuk Meningkatkan Kosakata Anak

Menurut (Dhieni, dkk 2008 :6.4), bercerita adalah kegiatan yang dilakukan

oleh guru kepada anak didik untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan

menarik. Jadi dari metode dan bercerita dapat disimpulkan metode bercerita

adalah cara penyajian cerita itu harus menarik perhatian dan salah satu cara

meneruskan warisan budaya. Sedangkan metode bercerita adalah merupakan salah

satu pemberian pengembangan belajar bagi anak PAUD dengan membawakan

cerita kepada anak secara lisan dengan bentuk buku cerita yang gambarnya harus

menarik dan mengundang perhatian anak. Pelaksanaan metode bercerita dalam

upaya memperkenalkan, memberikan keterangan atau penjelasan tentang hal baru

dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat meningkatkan kosakata

anak, karena bercerita adalah suatu yang mengasyikkan

Page 18: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rencana Penelitian

Rencana dalam penelitian ini meliputi :

1. Pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)

yang sifat penelitiannya yaitu penelitian secara deskriptif kualitatif.

2. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Mawar Hidayah Katapang

3. Subyek penelitian pada PTK ini adalah anak usia 3-4 tahun di

PAUD Mawar Hidayah Katapang yang berjumlah 20 orang.

Terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan.

4. Penelitian direncanakan berlangsung selama dua minggu. Setiap

siklus berlangsung satu minggu dan siklus dilakukan sebanyak dua

kali.

5. Sumber data dalam hal penelitian ini atas beberapa sumber yaitu

anak, dan guru.

6. Siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui 2 siklus.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyesuaikan dengan variabel yang terdapat dalam judul

penelitian maka teknik pengumpulan data yang dipakai adalah:

1. Obsevasi

Observasi memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat

diperoleh pandangan dan holistik.

b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung.

c. Dengan observasi, penelitiantidak melihat hal-hal yang kurangatau

tidak diamati orang lain.

Page 19: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

d. Dengan observasi, penelitian memperoleh gambaran yang lebih

komperhensif dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

e. Jenis observasi ini dilakukan karena penelitian terlibat langsung

dengan kegiatan sehari-hari dengan subjek yang sedang diamati atau

yang digunakan sebagai sumber data penelitian dan dalam observasi

ini peneliti ikut dan juga terlibat dengan subjek.

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2010 :240), mengatakan bahwa dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bias berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar, misalnya foto,gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Adapun metode dokumentasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

dengan cara mendokumentasikan kegiatan

anak yang berkaitan dengan penggunaan metode bercerita untuk

menigkatkan kosakata anak. Dan juga RKH peneliti yang berkaitan

dengan kegiatan bercerita pada anak usia 3-4 tahun pada PAUD Mawar

Hidayah Katapang.

3.3. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif,

yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang ekspresi anak berkaitan dengan tingkat pemahaman

terhadap suatu materi belajar, Dalam analisis penilaian kinerja anak yang

diamati meliputi: aktivitas anak dalam mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan, atau menanggapi, menyampaikan ide atau pendapat,

mendengarkan secara aktif, pandangan atau sikap anak terhadap strategi

belajar yang baru (afektif), aktivitas anak mengikuti pelajaran, perhatian,

antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya

dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

Page 20: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

nilai keseluruhan yang diperoleh anak yang dinyatakan dengan persentase

(%) yang dihitung dengan rumus :

Keterangan:

P = Persentase

F = Nilai keseluruhan yang diperoleh tiap anak 

N = Skor maksimal dikalikan jumlah anak

Untuk mengetahui persentase tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :

1. 76 % - 100% = Sangat Baik 

2. 56 % - 75 % = Baik 

3. 41 % - 55 % = Cukup

4. 0 % - 40 % = Kurang

Adapun data tentang lembar aktivitas guru dan anak menggunakan rumus :

Nilai=( jumlahskor yamg diperoleh ) x100 %

JumlahSkor Maksimal

1 = Kurang 3 = Baik  2 = Cukup  4 = Sangat Baik (Arikunto, 2010 : 271).

Keberhasilan : Jika aktivitas guru dan anak mencapai 80 %.

Untuk memperoleh nilai klasikal digunakna rumus :

Nilai=( jumlahTuntas Siswaindividual ) x 100 %

Jumlah seluruh skor

3.4. Instrumen Penelitian

Menetapkan variabel-variabel yang akan dilakukan penilaian hasil belajar

a. Kemampuan berbahasa anak  

b. Kegiatan belajar dengan bercerita

c. Menentukan aspek pencapaian

Page 21: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

3.5. Jadwal Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam rentang

waktu 2 minggu yang akan dilakukan kepada siswa PAUD Mawar

Hidayah Katapang Soreang Kelas A. Dengan jumlah siswa 20 Orang

yang terdiri dari 8 siswa laki-laki, 12 orang siswa Perempuan, dan

akan dimulai dari tanggal s.d .... kegiatan Penelitian ini dilakukan

melalui dua tahap yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tanggal/waktu Siklus Kegiatan

I

Tahap Perencanaan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Refleksi

Tahap Revisi

II

Tahap Perencanaan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Refleksi

Tahap Revisi

Page 22: Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar hidayah katapang soreang kab. bandung barat

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta : Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010.Manajemen Penelitian. Jakarta :

Depdiknas, 2000. Permainan Membaca Dan Menulis taman Kanak-Kanak .

Jakarta :

Dhinie Nurbianii, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Handayani, Eko. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Universitas Terbuka.

Rini Hildayani, dkk Metode Pengajaran di TK. Jakarta

Rineke Cipta.Moleong, lexy J. 2009.Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosakarya.

Mustakim, Nur, Muh. 2005. Peran Cerita dalam Pembentukan Perkembangan

anak TK.Jakarta: Depdiknas.

Musfiroh, Takdiroatun, M. 2005.Bercerita untuk Anak Usia Dini.Jakarta :

Depdiknas.