PENERAPAN IPTEKS PRODUK KERAJINAN GERABAH MELALUI PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN PEMASARAN BERBASIS...
description
Transcript of PENERAPAN IPTEKS PRODUK KERAJINAN GERABAH MELALUI PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN PEMASARAN BERBASIS...
PENERAPAN IPTEKS PRODUK KERAJINAN GERABAH MELALUI PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN PEMASARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ORIENTASI EKSPOR GERABAH BAGI UKM KERAJINAN GERABAH
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso,
Lardin Korawijayanti, Marliyati
Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Fax.(024) 7472396 Abstrak
Tujuan program ipteks bagi produk ekspor ini adalah : (1) Meningkatkan keterampilan komputer dan internet; (2) Meningkatkan kemampuan manajemen pemasaran; (3) Meningkatkan pemahaman akuntansi dan manajemen keuangan; (4) Membuat website, katalog digital, dan leaflet/brosur produk gerabah; (5) Memperoleh desain baru dan pendaftaran paten/HKI; (6) Penerapan managemen administrasi melalui SIUG (Sistem Informasi UKM Gerabah); (7). Orientasi untuk ekspor produk gerabah. Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini adalah perancangan materi pelatihan dan pengadaan peralatan komputer beserta komponen pendukungnya. Peralatan teknologi informasi yaitu komputer/notebook, printer, modem pendukung disesuaikan dengan operator Telkom setempat. Perancangan pembuatan katalog digital, katalog hard copi, website, serta leaflet produk gerabah ditentukan dengan menggali informasi produk gerabah dan didokumentasikan dalam bentuk foto digital. Hasil katalog kemudian di up load ke web pengrajin. Pembuatan leaflet produk gerabah digunakan untuk memasarkan langsung berbagai macam produk gerabah yang sudah dihasilkan. Beberapa desain baru yang diperoleh dari hasil pelatihan, serta pendaftaran paten/HKI melalui Deperindagkop kabupaten Klaten.Hasilnya kegiatan ini sangat memuaskan, karena dari segi manajemen produksi, pengrajin sudah menggunakan SIUG (Sistem Informasi UKM Gerabah). Memahami manajemen pemasaran yang efektif (stok bahan baku, jumlah produksi, stok barang, penjualan dan administrasi keuangan). Meningkatkan pemahaman teknologi e-commerce (melalui pelatihan komputer dan internet, pembuatan website, administrasi-perpajakan, ekspor-impor, dan packing). Meningkatnya pengetahuan akuntansi pengelolaan anggaran dan pembukuan. Meningkatnya kemampuan pengrajin untuk menganalisis biaya produksi administrasi keuangan (cash flow, laba-rugi, dan neraca). Pengrajin sudah dapat menggunakan fasilitas komputer dan internet untuk berkomunikasi dan memasarkan produk gerabahnya. Hasil pembuatan katalog digital dan katalog hard copi, website, serta leaflet/brosur produk gerabah sudah diselesaikan dengan jumlah produk lebih dari 100 buah. Diperoleh sekitar 10 desain baru produk gerabah dan sedang proses pendaftaran paten/HKI desain/produk gerabah di Deperindagkop kabupaten Klaten. Dengan pembenahan peningkatan peralatan produksi, manajemen produksi dan manajemen pemasaran, pengrajin sudah siap untuk ekspor (orientasi ekspor). Kata Kunci : Gerabah, Manajemen Produksi dan Pemasaran, SIUG, Paten/HKI, Ekspor
A. PENDAHULUAN
Pengrajin gerabah Bagas Keramik, Indra Makmur Keramik, dan Liat Permata
Keramik yang berlokasi di Dukuh Pagerjurang dan Dukuh Sayangan, Desa Melikan,
Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten ini merupakan kegiatan usaha masyarakat yang
memiliki potensi untuk menghasilkan devisa. Lokasi desa Melikan merupakan kelanjutan
42 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
dari jalan masuk kawasan Wisata Makam Sunan Pandanaran, daerah wisata yang sekaligus
sebagai tempat ziarah di sebelah selatan kota Klaten. Kawasan ini merupakan pegunungan
kapur dan marmer yang gersang terletak di sebelah timur lokasi Wisata Jimbung dan Rowo
Jombor, tempat dimana ditetapkan sebagai daerah Wisata Kabupaten Klaten.
Berdasarkan data kependudukan di desa Melikan untuk sektor industri kecil dan
kerajinan, seperti di bawah ini (Chandra, 2002) :
Tabel 1. Sektor industri kecil atau kerajinan No Jenis Usaha Jumlah (orang) 1. Pemilik usaha industri kecil atau kerajinan keramik 197 2. Pemilik usaha industri kecil non keramik 11 3. Jumlah buruh industri kecil 313 Total 521
Usaha kerajinan keramik ini merupakan usaha yang memiliki potensi untuk menghasilkan
devisa sebagai mata pencaharian dan andalan sumber kehidupan sehari-hari.
Gambar 1. Survei awal kondisi UKM gerabah
Perumusan Masalah
Pola pemasaran, pembukuan laporan keuangan masih sangat rendah, maka secara
internal manajemen UKM juga harus dibenahi, yakni dengan melakukan sentuhan
teknologi informasi pada manajemen persediaan, manajemen penjualan, serta
pembukuannya.
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 43
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
Dampak pengembangan UKM gerabah ini jelas akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Pagerjurang dan sekitarnya. Beberapa permasalahan yang tergali setelah
kegiatan tahun pertama adalah :
(1) keterbatasan ketrampilan menggunakan komputer,
(2) pemasaran produk secara global memalui dunia maya atau internet,
(3) manajemen pola pemasaran masih tradisional (bersifat pasif),
(4) kurang pemahaman tentang pengelolaan anggaran, cash-flow keuangan, akuntansi
biaya produksi, administrasi perpajakan, ekspor-impor, packing produk.
Berdasarkan analisis situasi diatas permasalahan yang akan diatasi adalah masalah
ketrampilan komputer, manajemen usaha dan pemasaran produk, serta kreatifitas desain
produk yang selama ini mengalami kesulitan dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitasnya, serta pemasaran produknya. Sehingga perlu dilakukan pengembangan UKM
gerabah Pagerjurang dan prospek pemasaran produk untuk menuju pasar ekspor.
Tinjauan Pustaka
Kata keramik berasal dari bahasa Yunani “keramos” yang berarti periuk atau
belanga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud barang keramik adalah semua
barang yang dibuat dari bahan-bahan tanah atau batuan silikat yang proses pembuatannya
melalui proses pembakaran pada suhu tinggi (Astuti, 1997). Keramik banyak diproduksi di
Kasongan, Malang, Bojonegoro, Blitar, Bantul, Banjarnegara, Klaten, dan daerah lain di
Indonesia. Pembuatan keramik di daerah-daerah tersebut masih menggunakan teknologi
tradisional, walaupun masing-masing memiliki keunikan sendiri-sendiri. Desa Melikan
misalnya, salah satu sentra industri rumah tangga keramik di kabupaten Klaten ini memiliki
kekhasan dan keunikan tersendiri, baik dari teknik pembuatannya maupun dari hasil
produknya. Keunikan ini dapat dilihat dari proses pembentukannya yang menggunakan
teknik putaran miring. Teknik ini memiliki keunggulan dalam hal kecepatan produksi
dibanding teknik putaran tegak, karena faktor grafitasi bumi menjadi lebih ringan dan tidak
melelahkan (Purnamasidhi, 2000).
44 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
Gambar 2. Perbot putaran miring Gambar 3. Perbot putaran tegak
Sementara di daerah lain kebanyakan masih menggunakan teknik putaran tegak,
salah satunya adalah di desa Melikan Kabupaten Klaten. Produk yang dihasilkan juga
memiliki kekhasan sendiri. Produk keramik bayat memiliki tiga bentuk utama produk
putaran miring yakni kendi, celengan dan wadah ari-ari diantara produk-produknya yang
lain. Ciri khas gerabah pagerjurang adalah bentuknya yang mengembang tanpa patah-patah
dengan lingkaran diameter pada dasarnya yang lebih kecil dibanding diameter bagian atas
dengan warna yang hitam sebagai hasil teknik bakar reduksi yang menggunakan bahan
bakar dari daun munggur (Riyanto, 2000).
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah memperbaiki system manajemen pemasaran bagi
kelompok pengrajin gerabah Desa Melikan. Untuk mencapai tujuan utama tersebut
ditetapkan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketrampilan komputer dengan :
a. Pengadaan peralatan komputer
b. Pelatihan ketrampilan komputer (pelatihan dasar-dasar komputer, pelatihan internet)
c. Pemasangan wireless internet smart card
2. Meningkatkan manajemen pola pemasaran dengan :
1. Penerapan software manajemen administrasi (SOMAD) menggunakan teknologi komputer
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 45
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
b. Pelatihan manajemen pemasaran (pelatihan, administrasi-perpajakan, pelatihan
ekspor-impor, dan pelatihan packing)
Sehingga :
• Promosi dilakukan secara terencana
• Memanfaatkan semua event (lokal maupun nasional) untuk promosi
• Memanfaatkan media massa (cetak dan elektronik) untuk promosi
• Memanfaatkan jaringan internet untuk memperluas jaringan pemasaran secara
nasional maupun internasional
• Pola pandang pengrajin lebih terbuka dalam dunia bisnis
• Sentuhan pengelolaan bisnis modern pada UKM
• Jangkauan pemasaran menjadi lebih luas dan terbuka
• Mampu melayani permintaan produk sesuai desain dari pembeli
• Mampu melayani permintaan pembeli dengan jumlah besar
• Menjadi tujuan belanja gerabah di wilayah Klaten/Jawa Tengah
3. Meningkatkan pengetahuan akuntansi keuangan dengan :
a. Pelatihan pengelolaan anggaran dan cash-flow keuangan
b. Akuntansi biaya produksi dan pemasaran
Manfaat Kegiatan
a. Dampak ekonomi dan komersial
Dampak langsung diterapkannya teknologi pemasaran via komputer dalam program ini
adalah peningkatan keterampilan computer, menghemat biaya dan tenaga pemasaran. Hal
ini dimungkinkan karena salah satunya proses pemasaran menggunakan media internet,
juga catalog digital, dan leaflet/brosur produk gerabah. Perubahan pola manajemen
pemasaran, yaitu menggunakan katalog digital untuk pameran, hard copi, serta memiliki
web blog keramik tersendiri. Dengan demikian pendapatan pengrajin akan bertambah.
b. Nilai tambah dari sisi ipteks
Kegiatan perancangan dan pembuatan teknologi informasi di bidang pemasaran ini
sangat membantu pengrajin, sehingga akan menambah khasanah pengetahuan teknologi
informasi di bidang pemasaran. Pembuatan web, katalog digital, dan brosur/leaflet
46 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
gerabah ini sangat sederhana dan sangat mudah untuk diterapkan di bidang pemasaran
gerabah. Keunggulan teknologi ini dapat menjangkau konsumen luar negeri maupun
domestik.
Khalayak Sasaran
Mitra program penerapan ipteks bagi produk ekspor adalah kelompok pengrajin
gerabah Bagas Keramik, Indra Makmur Keramik, dan Liat Permata Keramik di Desa
Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Kondisi masyarakat pengrajin dilihat dari
sumber daya manusia mempunyai latar belakang pendidikan mulai dari yang tidak pernah
sekolah sampai pendidikan SMA atau STM (Sekolah Teknik Kejuruan). Anggota
kelompok pengrajin dilibatkan dalam pelatihan. Komitmen kelompok pengrajin sangat
besar, karena teknologi pemasaran yang akan diterapkan sangat dibutuhkan masyarakat
pengrajin. Komitmen pengrajin diwujutkan dalam bentuk kontribusi dokumentasi produk
gerabah untuk pembuatan web, katalog digital produk gerabah, dan brosur/leaflet..
B. METODE PELAKSANAAN
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam program penerapan ipteks adalah :
1. Meningkatkan ketrampilan komputer dengan :
a. Pengadaan peralatan komputer
b. Pelatihan ketrampilan komputer (pelatihan dasar-dasar komputer, pelatihan internet)
c. Pemasangan wireless internet smart card
2. Meningkatkan manajemen pola pemasaran dengan :
a. Penerapan software manajemen administrasi (SOMAD) menggunakan teknologi komputer
b. Pelatihan manajemen pemasaran (pelatihan, administrasi-perpajakan, pelatihan
ekspor-impor, dan pelatihan packing)
Sehingga :
a. Promosi dilakukan secara terencana
b. Memanfaatkan semua event (lokal maupun nasional) untuk promosi
c. Memanfaatkan media massa (cetak dan elektronik) untuk promosi
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 47
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
d. Memanfaatkan jaringan internet untuk memperluas jaringan pemasaran secara
nasional maupun internasional
e. Pola pandang pengrajin lebih terbuka dalam dunia bisnis
f. Sentuhan pengelolaan bisnis modern pada UKM
g. Jangkauan pemasaran menjadi lebih luas dan terbuka
h. Mampu melayani permintaan produk sesuai desain dari pembeli
i. Mampu melayani permintaan pembeli dengan jumlah besar
j. Menjadi tujuan belanja gerabah di wilayah Klaten/Jawa Tengah
3. Meningkatkan pengetahuan akuntansi keuangan dengan :
a. Pelatihan pengelolaan anggaran dan cash-flow keuangan
b. Akuntansi biaya produksi dan pemasaran
c. Meningkatkan dan pengembangan ketrampilan desain terbaru produk gerabah dengan :
1. Pelatihan desain seni gerabah
2. Pelatihan desain dengan komputer
4. Meningkatkan pengetahuan HKI atas desain gerabah dengan :
a. Pelatihan dan bimbingan pengajuan paten/ HKI
b. Pendampingan dan evaluasi
5. Pengarsipan foto dokumentasi produk gerabah;
6. Pembuatan katalog digital dan katalog hard copi;
7. Pembuatan web site bagi pengrajin
8. Penerapan sistem manajemen administrasi gerabah SIUG (Sistem Informasi UKM
Gerabah).
9. Orientasi untuk ekspor produk gerabah.
Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sosialisasi Program dan Penegasan Kerjasama
Langkah ini dilakukan untuk menjelaskan program penerapan Ipteks bagi Produk
Ekspor kepada kelompok pengrajin. Hal ini perlu dilakukan karena dalam pelaksanaan
program penerapan Ipteks akan dilibatkan secara aktif kelompok pengrajin. Dalam kegiatan
48 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
ini akan disampaikan tentang program penerapan Ipteks, pembagian pekerjaan antara
kelompok pengrajin, dan pelaksana program. Selanjutnya akan dilakukan penandatanganan
MOU antara kelompok pengrajin dan perguruan tinggi. Proses ini dilakukan agar terjalin
kerjasama sinergis, dan komitmen bersama antara kelompok pengrajin dan perguruan
tinggi.
Desain Rancangan Pelatihan/Workshop
Ada 7 (tujuh) pekerjaan utama dalam kegiatan ini yaitu pertama, Pada tahun I,
telah terwujudnya peralatan proses produksi dan sistem manajemen operasional dan
perawatan (yaitu mesin putar gerabah kontrol kecepatan 3 buah, alat cetak sebanyak 6
cetakan, mesin pengering kontrol suhu 1 buah, alat kontrol suhu tungku pembakaran 3
buah); kedua, installing peralatan komputer dan pelatihan komputer dan internet, pelatihan
akuntansi keuangan, pelatihan perpajakan, pelatihan. Ketiga, Manajemen produksi,
manajemen pemasaran UKM dengan penerapan software manajemen administrasi
(SOMAD) menggunakan teknologi komputer, mulai dari jumlah produksi, stok barang,
promosi, pengelolaan anggaran, dan penjualan. Juga dilakukan pelatihan bisnis keluarga,
ekspor impor, dan packing. Keempat, akuntansi dan manajemen keuangan terdiri dari
kegiatan penyusunan laporan harga pokok produksi yang meliputi bahan baku, tenaga
kerja, dan biaya overhead yang tertata rapi, penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari
laporan laba-rugi, laporan harga pokok produksi, cash flow statement. Juga dilakukan
pelatihan akuntansi keuangan dan administrasi perpajakan. Kelima, membuat website,
katalog digital dan catalog hard copi, serta leaflet/brosur produk gerabah. Kelima,
Pelatihan desain (diperoleh desain-desain baru produk gerabah) dan pendaftaran paten/HKI.
Keenam, Penerapan managemen administrasi melalui SIUG (Sistem Informasi UKM
Gerabah); Ketujuh, Orientasi untuk ekspor produk gerabah
Pengembangan Sistem Manajemen Operasional dan Perawatan Alat
Dalam langkah akan dilakukan pengembangan pelatihan manajemen. Pelatihan
manajemen terdiri dari manajemen operasional dan perawatan alat (Notebook, printer,
modem, website). Langkah ini akan dilaksanakan oleh tim dari perguruan tinggi.
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 49
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
Keterkaitan
Pelaksanaan kegiatan penerapan ipteks melibatkan institusi perguruan tinggi
(Politeknik Negeri Semarang) dan kelompok pengrajin gerabah. Peran dan manfaat masing-
masing dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Politeknik Negeri Semarang (Polines)
Peran Polines adalah dukungan sumber daya manusia dan peralatan. Tim pelaksana
program, baik ketua maupun anggota, memiliki kompetensi yang sesuai dengan
program yang akan dilaksanakan. Tim pelaksana merupakan staf pengajar di Politeknik
Negeri Semarang (Polines) terdiri dari berbagai bidang ilmu, yaitu Teknik Mesin
berjumlah 3 orang, 1 orang dari jurusan Akuntansi, dan 1 orang dari jurusan
Administrasi Niaga. Komposisi keahlian tim juga sesuai yaitu mesin-mesin fluida,
mekatronika, perancangan dan produksi, akuntansi keuangan, serta manajemen
pemasaran. Sehingga perancangan dan pembuatan website, katalog digital,
brosur/leaflet, serta sistem pemasaran ini tidak mengalami hambatan.
b. Kelompok Pengrajin
Peran pengrajin dalam program adalah mendukung selama pelaksanaan kegiatan.
Terbukti dengan keterlibatan aktif pengrajin salah satunya dengan mendokumentasikan
hasil-hasil produk gerabah mereka. Kekompakan pengrajin juga terlihat pada sat Monev
internal yang telah dilakukan oleh UP2M Politeknik Negeri Semarang. Sehingga
dengan dukungan dan partisipasi aktif dari kelompok pengrajin ini akan dapat
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Rancangan Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada pertengahan (Juli) dan akhir program (Agustus). Evalusi
dilakukan dengan cara mengukur capaian indikator keberhasilan (kinerja) pelaksanaan
program. Adapun indikator kinerja dalam program ini meliputi kinerja peralatan untuk
mendukung proses produksi dan pemasaran gerabah terhadap kualitas dan kuantitas produk
gerabah. Tambahan indikator yang lain adalah lonjakan akan pesanan produk gerabah dari
buyer.
50 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, Teknologi Mesin Pengering Gerabah
Berdasarkan hasil pengujian kadar air gerabah dari tanah liat yang dikeringkan
dalam oven rotari diperoleh data sebagai berikut :
a. Jumlah gerabah: 60 buah (3 rak, 20 buah gerabah ukuran sedang/jenis tempat buah,
untuk tiap rak);
b. Waktu pemanasan 4 (empat) jam;
c. Suhu pemanasan: 500 C
d. Kadar air: sekitar 12 s.d. 15%
Dengan demikian, kinerja oven rotari untuk pengeringan gerabah lebih baik dari
pada pemanasan dengan sinar matahari dan lampu pijar 100 watt di dalam ruangan. Sebagai
bahan pembanding berikut ini informasi tentang proses pengeringan sebelumnya:
a. Dengan penjemuran 8 jam per hari, perlu 2 kali kerja untuk menggelar gerabah-gerabah
di halaman terbuka, membolak-balikkan gerabah, dan mengemas kembali pada waktu
sore, dan menggelar gerabah-gerabah tersebut kembali pada waktu pagi hari.
Penjemuran ini tidak dapat dilakukan pada waktu hujan atau mendung.
b. Oven dengan pemanas lampu pijar (sekitar 5 buah lampu masing-masing 100 watt)
dilakukan di dalam ruangan yang luas;
• Lama proses: 36 jam (2 malam plus 1 hari);
• Pengeringan menjadi tidak merata.
Hasil kadar air pada pengujian kinerja oven ini memuaskan :
a. Kapasitasnya 60 buah gerabah ukuran sedang tiap kali proses pengeringan.
b. Waktu pemanasan yang hanya 4 jam tiap proses pada suhu pengeringan 500 C, lebih
cepat dari pada pengeringan dengan matahari yang menyita waktu 2 hari, dan
tergantung dengan kondisi cuaca.
c. Besaran suhu dapat diatur secara konstan, dengan mengatur pembukaan 2 buah exhaust
fan yang berada di atas oven.
d. Kemudahan penempatan dan pengambilan gerabah setelah proses pemanasan, karena
pintu oven yang dibuat lebar.
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 51
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
e. Pengeringan yang lebih merata pada setiap bodi gerabah, karena ada lobang pengarah
panas pada sekeliling dindingnya dan proses rak yang menggunakan sistem rotari.
Gambar 10. Bobot gerabah sebelum Gambar 11. Desain Mesin pengering dikeringkan
Perlu diperhatikan, setiap kali mematikan oven, matikan terlebih dahulu burner baru
5 s.d. 10 menit kemudian pintu oven dibiarkan terbuka sementara waktu untuk mengambil
gerabah, karena untuk mengambil gerabah menggunakan tangan manusia yang dimasukkan
ke dalam oven sementara suhu di dalam ruangan masih sangat panas.
Tabel 2. Hasil pengujian kadar air gerabah (4 jam pemanasan) Kadar air (%) pada suhu tetap 500 C
Rak I Rak II Rak III No. Nilai Rerata Nilai Rerata Nilai Rerata
1. 14 13 12 2. 11 13 12 3. 13 12 13 4. 12
12,5
11
12,25
11
12
Hasil kadar air pada pengujian kinerja oven ini memuaskan :
a. Kapasitasnya 40 buah gerabah jenis daun untuk tempat buah, tiap kali proses
pengeringan.
b. Waktu pemanasan yang hanya 4 jam tiap proses, lebih cepat dari pada pengeringan
dengan matahari yang menyita waktu 2 hari, dan tergantung dengan kondisi cuaca.
c. Besaran suhu dapat diatur secara konstan, dengan mengatur pembukaan 2 buah exhaust
fan yang berada di atas oven.
52 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
d. Kemudahan penempatan dan pengambilan gerabah setelah proses pemanasan, karena
pintu oven yang dibuat lebar.
e. Pengeringan yang lebih merata pada setiap bodi gerabah, karena ada lobang pengarah
panas pada samping dinding menggunakan blower dan proses rak yang menggunakan
sistem bertingkat dan dapat digeser.
Kedua, Mesin Putaran Tegak Kontrol Kecepatan
Mesin putaran tegak digunakan untuk membuat produk gerabah untuk segala
macam ukuran baik kecil, sedang, maupun gerabah ukuran besar. Mesin ini menggunakan
pengontrol kecepatan putaran disk atau cakra yang digunakan untuk menempatkan produk
gerabah. Penerapan teknologi mesin putar gerabah dalam proses produksinya, yaitu sebuah
alat pemutar gerabah yang memiliki fungsi untuk membentuk dan membuat gerabah
dengan pengaturan kecepatan. Pengrajin akan dapat mengatur kecepatan putar gerabah
yang akan dibentuk sesuai dengan keinginan. Pembuatan mesin ini bertujuan untuk
membantu pengrajin supaya tidak lekas capek. Mesin kontrol kecepatan putar ini sudah
pernah dirancang, dibuat, dan diuji kinerja oleh Polines dalam rangka program pengabdian
masyarakat yang diterapkan di daerah sentra pengrajin keramik di Banjarnegara, Jawa
Tengah. Mesin putaran tegak dirancang dengan spesifikasi panjang x lebar x tinggi adalah
80 cm x 80 cm x 120 cm. dengan empat buah kaki penyangga panjang 20 cm. Peralatan dan
bahan konstruksi selengkapnya sebagai berikut :
1. Penggerak : Electric motor vertikal, daya 0,5 PK, 3 phasa 4P 1. Pengatur putaran : inverter, 1 HP, 220 Volt 2. Dinding luar : Plat zincalume/galvalum tebal 1 mm 3. Rangka : Baja profil L ukuran 40 mm x 4 mm 4. Pengatur volume : Potensiometer 50 kΩ 5. Cakra/Disk gerabah : Pelat besi tebal x diameter adalah 6 mm x 50 cm 6. Poros : Besi pejal st 40, diameter 1,5 inchi 7. Penyangga : Roda fly wheel, diameter 3 inch
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 53
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
Gambar 12. Tiga buah rangka mesin Gambar 13. Mesin putar kontrol putar kecepatan Bagian utama dari mesin tersebut adalah sebagai berikut
1. Rangka mesin, terbuat dari baja profil L ST-37 70 mm x 70 mm. Dimensi rangka
adalah panjang 900 mm, lebar 600 mm, dan tinggi 600 mm. Rangka dirakit dengan
proses pengerjaan las. Hal ini dimaksudkan agar rangka lebih kokoh sehingga dapat
meredam getaran yang muncul akibat gerakan putar perbot. Fungsi rangka adalah untuk
menopang komponen-komponen mesin.
2. Motor listrik , dengan spesifikasi 3 Φ, ¼ Hp, putaran 1440 rpm, arus 0,3 A, dan
tegangan 220 V, merk Metz produk Jerman. Motor ini berfungsi sebagai penggerak.
Spesifikasi motor ini disesuaikan dengan sumber listrik yang tersedia untuk rumah
tangga. Motor dipasang pada dudukan yang terbuat dari plat baja yang dipasang secara
fleksibel sehingga memudahkan pemasangan sistem transmisi.
3. Sistem transmisi sabuk, berfungsi untuk memindahkan daya dari motor listrik ke poros
penggerak perbot. Sistem ini terdiri dari sabuk dan dua puli masing-masing dengan
ukuran diameter 4 inci dan 8 inci yang dipasang pada poros motor dan poros penggerak
perbot. Sistem transmisi selain sebagai pemindah tenaga juga untuk mereduksi putaran
motor sehingga putput putaran pada perbot sesuai dengan kebutuhan. Sabuk dan puli
mudah didapatkan dipasaran.
4. Poros penggerak, berfungsi untuk memindahklan tenaga dari puli (sistem transmisi
sabuk) ke perbot. Poros dibuat dari baja ST-37 melalui pengerjaan bubut dan milling,
dilengkapi dengan stoper dan kopling. Disain poros penggerak dan sistem transmisi
disesuaikan dengan daya maksimum yang dihasilkan motor listrik, yaitu ¼ Hp.
54 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
5. Dudukan keramik (perbot), berfungsi sebagai tempat cetakan (mal) yaitu tempat bahan
baku yang siap di proses. Perbot dibuat dari beton bertulang. Bahan dan dimensi
disesuaikan dengan perbot tradisional, yaitu diameter 500 mm dan tebal 50 mm.
6. Inverter E6581090 merk Toshiba, berfungsi untuk mengatur putaran motor.
Pengaturan putaran motor dapat dilakukan secara gradual (gradually speed control).
Alat ini dilengkapi program untuk mengatur torsi, arus, tegangan, dan display (digital).
Untuk keperluan pembuatan keramik dibuat display outputnya berupa putaran, arus,
dan tegangan input listrik. Kelebihan alat ini adalah daya listrik yang digunakan dapat
menyesuaikan beban sehingga tidak boros. Selain itu karena pengaturan putaran dapat
dilakukan secara gradual, maka kebutuhan torsi awal untuk menggerakkan perbot yang
sudah terbebani dapat dihilangkan. Dengan demikian untuk listrik-listrik rumah tangga
yang berdaya kecil masih kuat untuk menggerakkan alat ini.
7. Dinding luar mesin, digunakan plat zincalume/galvalum yang memiliki ukuran tebal
1 mm, pada sisi luar dinding dipasang Potensio 50 kΩ digunakan untuk mengatur
tuning kecepatan putaran disk.
Uji Kinerja Laboratorium
Tahap ini akan dilakukan pengujian di laboratorium untuk optimasi fungsi masing-masing
komponen mesin, dan kemampuan mesin. Uji kemampuan mesin dengan cara memberikan
beban secara bervariasi, dan pada setiap beban dilakukan pencatatan terhadap putaran
maksimum, arus dan tegangan input. Setiap percobaan dijadikan masukan untuk
mengoptimalkan fungsi masing-masing komponen mesin. Hasil rancangan pada gambar 16
dan 17 sudah melalui uji laboratorium.
Tabel 3. hasil uji kinerja laboratorium
No. Beban (kg) Putaran (rpm) Arus (%) Tegangan %
1 20 720 31 35
2 40 720 47 50
3 60 720 59 62
4 80 720 80 85
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 55
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
Hasil yang diperoleh dari uji laboratorium dapat dijelaskan bahwa, dengan beban yang
cenderung meningkat maka arus dan tegangan juga meningkat hampir linier. Hal ini
dikarenakan beban tersebut memberikan pengaruh pada putaran pada perbot, sehingga
dengan beban yang makin besar, maka untuk menggerakan perbot dalam hal ini putaran
juga memerlukan arus dan tegangan yang besar pula. Namun arus dan tegangan ini
menyesuaikan besarnya beban dan putaran, sehingga tidak melebihi arus dan tegangan
yang ada (standar). Kondisi ini justru menguntungkan karena tidak ada pemborosan energi
listrik. efisiensi penggunaan daya listrik berakibat pada penekanan biaya operasional.
Uji Kinerja Lapangan
Tahap ini akan dilakukan pengujian di lapangan untuk optimasi fungsi masing-masing
komponen mesin, dan kemampuan mesin dengan menyertakan benda uji keramik untuk
mengetahui hasil produksi dan waktu penyelesaian produk keramik. Uji kemampuan mesin
dengan cara memberikan beban berupa bahan pembuatan keramik secara bervariasi, dan
pada setiap beban dilakukan pencatatan terhadap putaran maksimum, arus dan tegangan
input. Disamping itu juga uji kemanfaatan dengan cara menghitung biaya produksi dan
lamanya waktu dalam pembuatan produk keramik.
Hasil uji lapangan menunjukkan bahwa dengan mesin ini kapasitas produksi dapat
ditingkatkan. Proses pumbuatan keramik tanpa mal seperti pot hias, tempat pensil, dan lain-
lain, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 40 %, yaitu dari 10 buah per jam
menjadi 14 buah per jam. Dari hasil pengamatan produk keramik hasil mesin putar
memiliki kualitas yang sama dengan sistem manual. Pembuatan jenis ini pengiritan waktu
dapat dilakukan karena pengrajin hanya konsentrasi pada proses pembentukan, tanpa
memutar. Putaran motor dibuat konstan pada 250 rpm dengan seting torsi dibuat
maksimum. Proses pembuatan keramik dengan mal seperti piring dan nampan hias, dapat
dilakukan pada putaran yang tinggi yaitu 720 rpm sehingga hasilnya kelihatan lebih halus.
Sedangkan kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 400 %, yaitu dari 7 buah per jam
menjadi 24 buah per jam. Hal ini disebabkan pada proses ini tidak lagi dilakukan sentering
dan finising seperti pada proses pembuatan manual atau tradisional. Dari hasil pengamatan,
arus dan tegangan yang bekerja maksimum 95 %. Langkah-langkah operasional alat putar
56 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
gerabah/keramik ini sangat sederhana sekali yaitu sebagai berikut : Letakkan bahan/tanah
pada perbot; Tekan tombol run pada inverter dan atur putaran pada posisi minimum hingga
maksimum dengan memutar switch potensio pada inverter; Proses pembentukan yang
diawali dengan langkah sentering; Selesai pembentukan tekan tombol off pada inverter
Ketiga, Alat Cetak
Alat cetak gerabah digunakan untuk membuat cetakan gerabah, terutama untuk bentuk-
bentuk gerabah tertentu yang rumit dan sulit dibuat dengan menggunakan mesin putar.
Pembuatan mesin cetakan dilakukan dengan cara pelatihan ketrampilan pengrajin dalam
membuat cetakan. Cetakan gerabah sudah dibuat beberapa model cetakan. Penerapan
teknologi mesin cetak; setelah mengetahuikarakteristik bahan baku (tanah liat) dan proses
pembuatan gerabah dan genting, kemudian dilakukan perancangan dan pembuatan mesin
cetak.
Gambar 14. Peralatan cetak gerabah Gambar 15. Proses cetak gerabah daun teratai
Keempat, Alat pengatur suhu tungku pembakaran gerabah
Alat pengatur suhu tungku pembakaran gerabah digunakan untuk mengatur suhu yang
sesuai dengan kondisi gerabah yang tidak rusak atau pecah setelah pembakaran selesai.
Penerapan alat pengatur suhu tungku pembakaran gerabah pada proses produksi. Gerabah
yang telah dikeringkan selanjutnya akan dilakukan proses pembakaran, agar produk
menjadi matang dan mempermudah dalam proses finishing dan gelasir. Gerabah hasil
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 57
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
pembakaran di sentra kerajinan gerabah Pagerjurang masih banyak yang rusak (retak dan
pecah) sekitar 15 % dari total gerabah yang dibakar (Survei lapangan, 2007). Pada saat uji
kinerja tungku, diperoleh suhu pembakaran gerabah kurang dari 10000C. Alat pengatur
suhu tungku gerabah ini terdiri atas peralatan sebagai berikut :
1. Jenis Thermocouple : Thermocouple tipe K dengan range suhu 0 - 1000 0C, panjang x diameter adalah 400 mm x diameter 95 mm
2. Pengatur suhu : Thermocontroller digital, dengan range suhu sesuai dengan jenis thermocouple tipe K
3. Casing alat : panel box, berisi connector, indikator lampu
Gambar 16. Termocouple dan Mikrokontroller pengatur suhu dapur
Kelima, Pelatihan keterampilan komputer dan internet
Sebelum dilakukan pelatihan, terlebih dahulu dilakukan pengadaan komputer beserta
peralatan pendukungnya sebagai berikut : NOTEBOOK/LAPTOP, sebanyak 3 buah.
Spesifikasi : COMPAQ Presario CQ40-717TU, Intel Dual Core T4400 (2,2 GHz), MS
Office 2007 Win 7 (Ultimate), LCD 14,1” WXGA Bright view, RAM 1 GB DDR2, HDD
160 GB 5400 rpm, Web Cam, DVD RW light scribe, LAN, WIFI, MODEM, Card Reader
5 in 1, 6 Cell baterei, Tas, SN# CND00931NS. PRINTER, sebanyak 3 buah. Spesifikasi :
HP Deskjet D2566, Inkjet printer, 220 V, 50/60 Hz, Number Cartridge Black 60 Color 60
XL, 22 ppm speed, SN# TH95J281NV. MODEM Eksternal, sebanyak 3 buah. Spesifikasi :
Modem CDMA PROLINK 2000 1x, Frequensi RTT 800 MHz, Swivel antenna, O/S Win
2000/XP/Vista, upto 153,6 kbps data rate, Dimensi : 80 x 62 x 12 mm, Weight 15 gram.
FLASHDISK, sebanyak 3 buah. Spesifikasi : Kingstone, Memori 2 GB Data Traveler G2,
58 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
USB 2.0, Support windows 2000/XP SP1 dan XP SP2/Vista/Mac. OS XV.10.3.x+/Linux
v.2.6.x+. Mouse optic, sebanyak 1 buah. Spesifikasi : DIGIZ, 3D Optical Mouse, Rating 5
V/100 mA, IBM Compatible PC, Windows 95/98/NT/2000/ME/XP/Vista, USB U+P or
PS/2. Pelatihan dan workshop komputer dilakukan oleh 5 orang tim pelaksana yang
dihadiri oleh 3 mitra pengrajin bertempat di salah satu rumah pengrajin. Pelatihan dimulai
dari pengoperasian word dan excell dilanjutkan dengan dasar-dasar internet dan aplikasinya
(browsing, searching, chatting, pembuatan email).
Gambar. Pelatihan komputer dan internet
Keenam, Pelatihan Manajemen Pemasaran
Pelatihan manajemen pemasaran UKM dengan penerapan software manajemen
administrasi pemasaran (SOMAD) menggunakan teknologi komputer, mulai dari jumlah
produksi, stok barang, pengelolaan anggaran, promosi, dan penjualan. Juga dilakukan
pelatihan bisnis keluarga, ekspor impor, dan packing.
Ketujuh, Pelatihan Akuntansi Keuangan
Pelatihan akuntansi dan manajemen keuangan terdiri dari kegiatan penyusunan laporan
harga pokok produksi yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang
tertata rapi, penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba-rugi, cash flow
statement. Juga dilakukan pelatihan akuntansi keuangan dan administrasi perpajakan.
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 59
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
Gambar. Pelatihan akuntansi keuangan dan adm. Perpajakan
Kedelapan, Website, Katalog digital dan hard copi katalog, serta Brosur/leaflet
Pembuatan website digunakan unruk memudahkan proses komunikasi dan pemasaran, serta
pemesanan produk di dunia maya. Pembuatan website pengarajin gerabah digunakan untuk
lebih memperkenalkan dan mempromosikan produk dan ciri khas produk gerabah ke
wilayah nasional maupun global. Pengrajin dibuatkan website masing-masing. Penerapan
teknologi e-commerce, yaitu penerapan teknologi pemasaran dengan sistem online.
Pembuatan website bagi pengrajin dan e-mail pengrajin gerabah untuk memudahkan
komunikasi dengan pihak buyer, terutama buyer dari luar negeri. Pada program tahun
berikutnya penerapan ini semua UKM akan dibangun jaringan internet baik dengan
menggunakan operator speedy maupun dengan operator Indosat atau yang lainnya
menyesuaikan dengan kesediaan UKM. Jaringan ini sangat berguna sekali karena yang
akan dicapai dalam kegiatan ini adalah memacu UKM gerabah untuk melakukan ekspor.
Pembuatan katalog digital dan hard copi katalog digunakan untuk memudahkan calon
pembeli atau konsumen untuk memilih produk gerabah sesuai dengan apa yang diinginkan.
Katalog ini juga dapat digunakan untuk promosi menggunakan media layar berjalan pada
saat acara pameran produk gerabah. Dibuat sebanyak 3 buah katalog sesuai dengan produk
gerabah yang sudah dibuat oleh pengrajin.
60 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
Gambar 17. Katalog dijital dan katalog hard copi
Pembuatan leaflet/brosur produk gerabah digunakan untuk lebih memperkenalkan dan
mempromosikan produk gerabah ke wilayah nasional maupun global. Kegiatan promosi ini
sangat berguna sekali karena yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah memacu UKM
gerabah untuk melakukan ekspor.
Kesembilan, Pelatihan Desain Produk Gerabah dan Pendaftaran Paten/HKI
Pelatihan desain (diperoleh desain-desain baru produk gerabah) dan pendaftaran paten/HKI.
Selanjutnya pelatihan operasional dan perawatan alat (laptop dan printer) dilakukan oleh
tim pelaksana kepada pengrajin, agar jika sewaktu-waktu ada gangguan terhadap mesin,
maka pengrajin sudah bisa mengatasinya sendiri, tanpa bantuan dari tim pelaksana.
Kesepuluh, Penerapan dan Pendampingan Manajemen Administrasi
Melalui hasil pelatihan dan penerapan sistem manajemen administrasi gerabah yaitu
terwujudnya SIUG (Sistem Informasi UKM Gerabah) yang sudah digunakan dan
diterapkan dalam mengolah file data, transaksi dan pelaporan oleh pengrajin gerabah.
Kesebelas, Pendampingan Orientasi untuk Ekspor
Kegiatan ini melibatkan pengrajin dan pihak pelayanan jasa packing, forwading dan
shipping untuk memberikan pengetahuan dan penerapan dalam bidang ekspor. Kegiatan
pendampingan ini bertujuan untuk orientasi ekspor dan masih dalam penawaran produk
gerabah kepada pihak buyer manca negara dan domestik (antar pulau).
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 61
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen
D. KESIMPULAN
Kesimpulan kegiatan program Ipteks bagi Produk Ekspor untuk program tahun III (sebagai
tindak lanjut dari tahun I & II) ini sebagai berikut :
a. Pada tahun I, telah terwujudnya peralatan proses produksi dan sistem manajemen
operasional dan perawatan (yaitu mesin putar gerabah kontrol kecepatan, alat cetak
sebanyak 6 cetakan, mesin pengering kontrol suhu 1 buah 3 buah, alat kontrol suhu
tungku pembakaran 3 buah).
b. Meningkatnya keterampilan komputer dan internet bagi pengrajin. Sehingga daya
kreatif pengrajin dalam memasarkan produk menjadi lebih terapresiasikan di dalam
mesin komputer (browsing, searching, chatting, dan komunikasi via email).
c. Pemahaman pengrajin terhadap pola pemasaran modern semakin meningkat, yaitu
manajemen pemasaran UKM dengan penerapan software manajemen administrasi
(SOMAD) menggunakan teknologi komputer, mulai dari jumlah produksi, stok barang,
promosi, pengelolaan anggaran, dan penjualan. Juga dilakukan pelatihan bisnis
keluarga, ekspor impor, dan packing.
d. Pemahaman pengrajin terhadap akuntansi keuangan bertambah. Pelatihan akuntansi dan
manajemen keuangan terdiri dari kegiatan penyusunan laporan harga pokok produksi
yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang tertata rapi,
penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba-rugi, cash flow statement.
Juga dilakukan pelatihan akuntansi keuangan dan administrasi perpajakan.
e. Telah dibuatnya website, katalog digital, katalog hard copi, dan brosur/leaflet produk
gerabah. Hal ini dibuat untuk pengrajin agar mempermudah dalam pemasaran.
f. Bertambahnya ide-ide kreatif pengrajin dengan membuat desain-desain produk gerabah
yang baru. Serta pengurusan paten/HKI sedang berjalan.
g. Pola manajemen pemasaran sudah dapat diubah yaitu dengan terwujudnya
brosur/leafley,katalog digital dan katalog hard copi, serta pembuatan website masing-
masing pengrajin. Katalog tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu ada pameran hasil-
hasil industri kerajinan rakyat yang umum diadakan oleh pemerintah daerah. (Pada
tahun II, telah terwujud poin b, c, d, e, f, g).
62 Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati
DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
h. Telah diwujudkan dan diterapkannya sistem manajemen administrasi berupa SIUG
(Sistem Informasi UKM Gerabah) untuk mengolah data produksi, transaksi dan
pelaporan penjualan secara terkomputerisasi.
i. Pada tahun III, telah terwujudnya pembenahan manajemen produksi, manajemen
pemasaran berbasis IT yang siap untuk ekspor (orientasi ekspor) untuk produk gerabah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad M., 2003, Alat Pembuat Keramik dengan Sistem Transmisi Roda Gigi, Pengembangan Teknologi Tepat Guna untuk Industri Kecil Oleh Perguruan Tinggi, Direktorat P3M Dirjen Dikti, Jakarta.
Astuti A., 1997, Pengetahuan Keramik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Chandra N., 2002. Gerabah Bayat Sebagai Potensi Menuju Desa Wisata Karya,
Yogyakarta. Mustholiq I., 2003, Modifikasi Meja Putar Perajin Gerabah, Pengembangan Teknologi
Tepat Guna untuk Industri Kecil Oleh Perguruan Tinggi, Direktorat P3M Dirjen Dikti, Jakarta.
Pemda Jateng, 2004, Sentra Kerajinan Keramik, http://www. Geocities.com/
kerajinan_jateng/indonesia/sentrakerajinan/keramik/keramik1.htm Prasetyo A., 2001. Dampak Pelestarian dan Pengembangan Keramik Tradisional
Pagerjurang Oleh Profesor Chitaru Kawasaki, ISI Yogyakarta. Purnamasidhi I., 2000, Katalogus Pameran dan Pengembangan Keramik Tradisional
Pagerjurang, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, 4 – 11 Mei. Riyanto H., 2000, Folder Keliling Pameran Keramik Rakyat dan Putaran Miring
Pagerjurang Dukuh Pagerjurang, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, 4 – 11 Mei. yy, 2004, Melongok Potensi Keramik Purbalingga,http://www.indomedia.com
/bernas/2006/10/UTAMA/10dul2.htm Khurmi, RS., 1982, A texbook of Machine Design, Eurasia Publising House (PVT) LTD,
New Delhi Sularso, Kiyotsu Suga, 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Yusuf Dewantoro Herlambang, Sahid, Bambang Sumiyarso, Lardin Korawijayanti, Marliyati 63
Penerapan Ipteks Produk Kerajinan Gerabah melalui Peningkatan Kualitas Manajemen