PENERAPAN FULL DAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN...
Transcript of PENERAPAN FULL DAY SCHOOL DALAM MENINGKATKAN...
PENERAPAN FULL DAY SCHOOL DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SDIT SYIFA
FIKRIYA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Neneng Unsara
NIM: 11140182000047
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Neneng Unsara, NIM: 11140182000047. Penerapan Full Day School dalam
Meningkatkat Mutu Pendidikan di SDIT Syifa Fikriya.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan full day school dalam
meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi
dan dokumentasi. Kemudian dilakukan analisis kualitatif melalui teknik reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di SDIT Syifa Fikriya sudah baik, mulai dari pengaturan jadwal hingga
kegiatan belajar mengajarnya. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan proses belajar
mengajar yang berjalan secara tertib, seperti kegiatan pembiasaan islami, kegiatan
belajar mengajar, dan kegiatan pengembangan diri (kegiatan ekstrakurikuler). 2)
Manajemen atau pengelolaan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan full day
school yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya sudah baik, hal ini terbukti dari
pengaturan jadwal pelajaran dan jadwal makan siangnya. 3) Sarana dan prasarana
yang terdapat di SDIT Syifa Fikriya sudah mencukupi dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar maupun menunjang kegiatan pegawai di sekolah. Hal ini dapat
dilihat dari telah tercukupinya ruang kelas yang berjumlah 12 ruang, sesuai dengan
jumlah siswa. Kondisi lab komputer baik, dengan komputer aktif berjumlah 15 set.
Kondisi perpustakaan baik dengan pelayanan dan jumlah koleksi buku yang
memadai. Kondisi kamar mandi baik dengan jumlah 7 kamar mandi siswa dan 2
kamar mandi guru.
Kata Kunci: Full Day School, Mutu Pendidikan
ii
ABSTRACT
Neneng Unsara, NIM: 11140182000047. The Implementation Full Day School
for Improving the Quality of Education at SDIT Syifa Fikriya.
The research aims to explain The Implementation Full Day School for
Improving the Quality of Education at SDIT Syifa Fikriya. The method used in this
research is the qualitative method. The data collection technique of this research
used interviews, observation and documentation. Data analysis technique that used
in this research is the qualitative analysis by data reduction, data display, and
conclusion drawing or verification.
The result of the research showed: 1) The learning activities carried out at
SDIT Syifa Fikriya are good, starting from arranging teaching schedules and
learning activities. This can be seen from the daily activities carried out by student
at school, such as Islamic habituation activities, teaching and learning activities,
and self-development activities. 2) The Management and management of matters
relating to the implementation of the full day school conducted by SDIT Syifa
Fikriya are good, this is evident from the lesson schedule and lunch schedule. 3)
Facilities and infrastructure contained in SDIT Syifa Fikriya are sufficient in
supporting teaching and learning activities as well as supporting employee
activities at school. This can be seen from the fulfillment of 12 classroms, according
to the number of students. The condition of the computer lab is good, with 15 active
computers. The condition of the library is good with service and an aducate number
of book collection. The toilets are good condition, with the total of 7 student toilets
and 2 teacher toilets.
Keywords: Full Day School, Education Quality
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Full Day
School dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SDIT Syifa Fikriya” ini sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah mendapat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga proses pembuatan skripsi ini berjalan lancar. Untuk
itu penulis tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
sudah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam hal bantuan moril maupun
materil, terkhusus kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil. Dosen pembimbing I dalam penulisan
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membantu, membimbing serta memberikan solusi kepada penulis terkait hal
yang tidak dimengerti, sehingga skripsi terselesaikan.
4. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd. Dosen pembimbing II dalam penulisan skripsi
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu,
membimbing serta memberikan solusi kepada penulis terkait hal yang tidak
dimengerti, sehingga terselesaikanlah skripsi ini.
5. Ayah Eli Muhaedi dan Ibu Yeni, orang tua penulis yang telah mendo’akan,
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan kegiatan
perkuliahan dan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama menjalani kegiatan
perkuliahan.
iv
7. Ibu Raudhoh, S.Pd.I. Kepala SDIT Syifa Fikriya yang telah memberikan
izin, membantu dan mendukung penulis dalam melakukan penelitian di
sekolah.
8. Ibu Anggi, S.Pd. Waka Bidang Kurikulum SDIT Syifa Fikriya yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam melaksanakan penelitian di
sekolah.
9. Seluruh guru dan pegawai SDIT Syifa Fikriya yang telah membantu dalam
memberikan informasi dan dukungan kepada penulis selama melaksanakan
penelitian di sekolah.
10. Ka Alex Prasetiyo, S.E yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Peni Meilani, Ulfa Hazima Zahra dan Rahmawati Fauziah yang selama
empat tahun ini telah menemani, mendukung dan mendo’akan penulis
dalam menyelesaikan kegiatan perkuliahan dan skripsi ini.
12. Nurfaidah Djaelani, Nanda Widya Ningrum, Ariny Rizka dan Siti
Hardiyanti yang telah menemani, mendukung dan mendo’akan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh teman seperjuangan Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2014
yang selalu memotivasi dan mendo’akan satu sama lain dalam kegiatan
kuliah maupun penulisan skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu, mendo’akan dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skrispsi ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya skrispi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Jakarta, 24 Oktober 2018
Neneng Unsara
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian......................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 11
A. Full Day Scholl ...................................................................................... 11
1. Pengertian Full Day School ............................................................. 11
2. Tujuan Full Day School ................................................................... 12
3. Unsur-unsur Penunjang Penerapan Full Day School ...................... 13
4. Keunggulan dan Kelemahan Full Day School ................................ 16
5. Tips Meningkatkatkan Kualitas Full Day School .......................... 19
B. Mutu Pendidikan ................................................................................... 20
1. Pengertian Mutu Pendidikan ............................................................. 20
2. Komponen Mutu dalam Pendidikan ................................................ 22
3. Prinsip-prinsip dalam Mutu Pendidikan .......................................... 24
4. Standar Mutu Pendidikan .................................................................. 27
C. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 29
D. Kerangka Pikir ........................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
B. Metode Penelitian .................................................................................. 34
C. Sumber Data .......................................................................................... 34
vi
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 35
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42
A. Gambaran Umum SDIT Syifa Fikriya ..................................................... 42
1. Profil SDIT Syifa Fikriya ................................................................... 42
2. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Syifa Fikriya .......................................... 43
3. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ......................................... 44
4. Struktur Organisasi SDIT Syifa Fikriya ............................................. 45
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDIT Syifa
Fikriya ................................................................................................ 46
6. Keadaan Peserta Didik SDIT Syifa Fikriya ....................................... 49
7. Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Syifa Fikriya ........................... 49
8. Prestasi SDIT Syifa Fikriya ................................................................ 51
B. Deskripsi Data ........................................................................................... 52
1. Landasan atau Dasar Hukum Pelaksanaan Full Day School .............. 52
2. Pelaksanaan Full Day School di SDIT Syifa Fikriya ......................... 53
a. Penerapan Full Day School di SDIT Syifa Fikriya ...................... 54
b. Jadwal Pelajaran di SDIT Syifa Fikriya ....................................... 55
c. Sarana Pendukung Pelaksanaan Full Day School ........................ 57
C. Analisis Data ............................................................................................. 59
D. Temuan Penelitian ..................................................................................... 65
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 67
A. Simpulan ................................................................................................... 67
B. Saran .......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 72
BIODATA PENULIS ........................................................................................ 140
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Wawancara Penerapan Full Day School dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di SDIT Syifa Fikriya ....................... 37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Penerapan Full Day School dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di SDIT Syifa Fikriya ....................... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Dokumentasi Penerapan Full Day School dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di SDIT Syifa Fikriya ....................... 39
Tabel 4.1 Profil SDIT Syifa Fikriya Tahun 2017-2018 ........................................ 42
Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik SDIT Syifa Fikriya, Tahun 2017-2018 .............. 47
Tabel 4.3 Data Tenaga Kependidikan SDIT Syifa Fikriya, Tahun 2017-2018 .... 48
Tabel 4.4 Data Peserta Didik SDIT Syifa Fikriya, Tahun 2017-2018 ................... 49
Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana SDIT Syifa Fikriya, Tahun 2017-2018 ...... 50
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ................................................................... 33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDIT Syifa Fikriya ............................................ 46
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................... 73
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ........................................................................... 74
Lampiran 3 Surat Keterangan Balasan dari SDIT Syifa Fikriya ........................... 75
Lampiran 4 Lembar Uji Referensi ......................................................................... 76
Lampiran 5 Instrumen Pedoman Wawancara ........................................................ 81
Lampiran 6 Transkrip Hasil Wawancara ............................................................... 88
Lampiran 7 Hasil Observasi ................................................................................ 127
Lampiran 8 Hasil Dokumentasi ........................................................................... 134
Lampiran 9 Prestasi Sekolah dalam 2 Tahun Terakhir ....................................... 136
Lampiran 10 Biodata Penulis ............................................................................... 140
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana yang kita ketahui, pendidikan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada BAB II pasal 3 menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1
Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa inti dari tujuan
pendidikan nasional adalah pembentukan nilai dan hal yang harus
didahulukan adalah membangun kesadaran nilai pada subyek pendidikan.
Pendidikan memberikan bekal bagi peserta didik dengan kemampuan-
kemampuan tertentu untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
secara optimal sehingga dapat menjadi orang yang bermanfaat dan
berpendidikan bagi semua orang. Selain itu, pendidikan juga merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.
Pendidikan seringkali menghadapi berbagai permasalahan dalam
penyelenggaraannya, baik berasal dari siswa, masyarakat, lingkungan
1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 8.
2
maupun pada manajemen sekolah itu sendiri yang kurang dapat menciptakan
ide-ide baru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Biasanya masyarakat
berpendapat bahwa penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemerintah dan pihak sekolah, sehingga tidak heran apabila
orang tua sejauh ini hanya lebih mementingkan kepada input pendidikan
(dana), bukan pada proses pendidikannya (kegiatan belajar mengajar,
monitoring dan evaluasi). Padahal pendidikan yang berasal dari keluarga,
masyarakat dan lingkungan merupakan pendidikan utama yang menjadi
pondasi dasar sifat tumbuh kembang siswa. Oleh sebab itu penting adanya
kebijakan yang dibuat guna meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu
sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia, pemerintah bersama kalangan swasta terus berupaya mewujudkan
amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih
berkualitas, seperti diadakannya perubahan kurikulum pendidikan tiap tahun
yang dirasa cocok untuk masyarakat Indonesia, pengembangan kurikulum
nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan
seminar-seminar, pengadaan buku-buku ajar dan alat-alat peraga pelajaran
dan perbaikan sarana prasarana pendidikan agar siswa terus terpacu untuk
terus belajar, tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum
cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
Mutu merupakan suatu ukuran kesuksesan manajemen sekolah di
dalam mengolah, melaksanakan, dan memajukan pendidikan dan pengajaran
melalui berbagai inovasi. Menurut Darmaningtyas dalam bukunya bahwa
terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan: 1)
Rendahnya kualitas guru, masih terdapat beberapa guru yang belum memiliki
kualifikasi yang memadai untuk melaksanakan tugasnya. 2) Kurikulum
pendidikan yang hanya didasarkan hanya pada pengetahuan pemerintah yang
lebih terkesan memaksakan dan terlalu tergesa-gesa dalam mengambil suatu
kebijakan. 3) Rendahnya prestasi belajar siswa, karena siswa yang kurang
3
dapat menerima materi pelajaran dengan baik, dan penyampaian materi oleh
guru kurang memotivasi siswa untuk lebih aktif. 4) Pihak sekolah belum
mengawasi dan melakukan evaluasi proses belajar mengajar di dalam kelas
dengan benar. 5) Masih adanya sekolah dengan penggunaan media belajar,
dan sarana dan prasarana yang kurang memadai. 6) Kurang adanya evaluasi
kebijakan.2
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan
sikap dan keterampilan dasar bagi peserta didik. Pendidikan dasar inilah yang
kemudian dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pada peserta didik.
Pendidikan dasar harus tetap diberikan kepada peserta didik agar mereka
memiliki landasan dalam menempuh pendidikan selanjutnya.
Keberhasilan pendidikan merupakan tolok ukur dari keberhasilan
suatu negara, karena dengan kualitas pendidikan yang baik maka akan
terbentuk kualitas sumber daya yang baik pula. Dengan demikian, dunia
pendidikan harus mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah sebagai
pembuat kebijakan, masyarakat dan para praktisi pendidikan seperti guru dan
siswa.
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu
menghasilkan lulusan atau output yang memiliki kompetensi (kemampuan).
Kualitas dalam konteks pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi belajar
yang dicapai oleh siswa. Lulusan yang berkualitas dapat dicapai melalui
proses pembelajaran yang berkualitas pula, yaitu pembelajaran yang berpusat
pada siswa bukan pada guru dan disini full day school adalah salah satu sistem
yang proses pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa yang berhasil dalam
menuntut ilmu tidak cukup dinilai hanya berhasil dalam bidang akademisnya
saja, menduduki peringkat atas di kelasnya atau prestasi yang pernah
diraihnya di sekolah, akan tetapi harus dilihat pula dari sisi kepribadianya.
Full day school hadir sebagai solusi alternatif yang sangat efektif
untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara optimal demi terciptanya
2 Darmaningtyas, Pendidikan yang Memiskinkan, (Yogyakarta: Galang Press, 2004), h. 41.
4
masa depan bangsa yang berkualitas tinggi. Sebagai sebuah terobosan
penting, full day school mampu membongkar mitos bahwa anak-anak
Indonesia tidak mampu belajar keras sebagaimana bangsa-bangsa maju
lainnya. Dengan full day school, anak-anak Indonesia ditempa dengan
pendidikan keras, kreatif, dan dinamis dalam rangka menggapai cita-cita
besar bangsa di masa depan.3
Sistem full day school merupakan sekolah yang menerapkan model
pembelajaran dengan waktu yang lebih lama dan penambahan waktu belajar
peserta didik dari pagi sampai sore hari dengan mata pelajaran yang lebih
banyak, sehingga proses kegiatan belajar mengajarnya harus lebih kreatif dan
bervariatif, karena adanya rentang waktu yang cukup lama.4 Tidak salah jika
banyak orang yang menganggap full day school sebagai tempat penitipan
anak. Mereka seolah lebih percaya untuk menitipkan anak-anaknya di sekolah
dari pada pengasuh anak, karena dibawah bimbingan guru di sekolah dapat
membantu meningkatkan kemampuan anak dibidang akademis, kerohanian
maupun sosialnya melalui berbagai macam kegiatan yang diberikan.
SDIT merupakan sekolah yang memiliki ciri khas keagamaan. SDIT
memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
akan ilmu pengetahuan umum dan agama di tengah mirisnya moral anak saat
ini. SDIT Syifa Fikriya berdiri di lingkungan yang cukup memiliki pengaruh
negatif terhadap pergaulan remaja saat ini. Terdapat banyak anak usia sekolah
dasar yang melakukan aktivitas layaknya orang dewasa, seperti merokok,
bermain atau berkumpul di malam hari tanpa pengawasan orang tua, serta
minum-minuman keras. Minuman keras di wilayah ini diperjual belikan
secara bebas, menjadikannya semakin sulit untuk melakukan pengontrolan
sikap dan akhlak anak di luar sekolah. SDIT Syifa Fikriya yang bergerak
dalam bidang keagamaan, diikuti dengan penanaman nilai-nilai spiritual
mampu membentengi dan mengurangi dampak pengaruh negatif lingkungan
3 Jamal Ma’mur Asmani, Full Day School: Konsep, Manajemen, dan Quality Control,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), h. 7. 4 Hasil Wawancara dengan Anggraini, selaku Waka Kurikulum SDIT Syifa Fikriya, Cikande,
17 Mei 2018.
5
terhadap tumbuh kembang siswa. Penanaman nilai-nilai islami yang
dilakukan sejak dini dapat menjadi tonggak bagi pembentukan akhlak
seorang muslim.
Dengan menggunakan sistem full day school, sekolah memiliki waktu
lebih banyak untuk memberikan pengetahuan, mengembangkan pelajaran
dan pembentukan akhlak yang islami. Metode pengajaran yang kreatif dan
atraktif menjadi tuntutan pada sekolah yang bersistem full day. Metode ini
digunakan tidak hanya agar mudah dipahami oleh peserta didik, tetapi juga
dapat mencegah anak untuk merasa bosan atau jenuh di sekolah.
SDIT Syifa Fikriya merupakan sebuah sekolah yang menawarkan
sistem full day school memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih
lama. Pada saat ini sistem full day school mampu menjawab kebutuhan
masyarakat dan menjadi sebuah sarana bagi sekolah untuk bisa
mengoptimalkan kecerdasan anak. Sistem full day school di lembaga
pendidik ini mampu menarik perhatian masyarakat terbukti dengan
banyaknya orang tua yang tertarik mendaftarkan anaknya untuk bersekolah
di sana. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah siswa yang mendaftar selama 3
tahun terakhir. Pada tahun 2016 terdapat 112 calon peserta didik dan yang
diterima sebanyak 66 peserta didik, pada tahun 2017 terdapat 140 calon
peserta didik dan yang diterima sebanyak 68 peserta didik, dan pada tahun
ini, tahun 2018 terdapat 129 calon peserta didik dan yang diterima sebanyak
70 peserta didik. Pada tahun 2018 ini bukan berarti mengalami penurunan
jumlah calon peserta didik, tetapi kami pihak sekolah menutup jadwal
pendaftaran peserta didik baru menjadi lebih awal untuk mengantisipasi
terjadinya pembludakan jumlah calon pesesta didik, jauh sebelum tanggal
penutupan pendaftaran peserta didik baru saja sudah sebanyak itu, bagaimana
jika kami menutup jadwal pendaftaran sesuai yang ditentukan, pastinya akan
terjadi pembludakan jumlah calon pesesta didik.5
5 Hasil Wawancara dengan Raudhoh, S.Pd.I, selaku Kepala SDIT Syifa Fikriya, Cikande, 17
Juli 2017.
6
Latar belakang diadakannya sistem pembelajaran full day school di
SDIT Syifa Fikriya karena memang muatan mata pelajaran yang ada sangat
banyak sehingga tidak memungkinkan untuk pulang lebih awal seperti pada
sekolah umumnya. Lembaga pendidikan ini masuk ke dalam Jaringan
Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dimana setiap sekolah yang masuk kedalam
JSIT sudah pasti menerapkan sistem full day school. Program full day school
juga merupakan program yang dapat memberi benteng kepada peserta didik
untuk tidak melakukan hal-hal negatif dan akhlak tercela. Bentuk program ini
tidak hanya menggunakan media kelas, tetapi bentuk pengajarannya
diintegrasikan dengan aktivitas keseharian peserta didik seperti bermain,
beribadah, makan serta aktivitas lainnya.
Program full day school seperti ini sangat cocok dengan masyarakat
industrialis yang memiliki kesibukan yang sangat tinggi, sehingga kurang
perhatian terhadap perkembangan anak khususnya di bidang agama, seperti
halnya wali murid yang menyekolahkan anaknya di SDIT Syifa Fikriya ini,
sekitar 50% bekerja di luar rumah (karyawan). Akibatnya siswa lebih sering
memilih berada di sekolah meskipun sudah tiba waktunya untuk pulang,
karena mereka paham bahwa disaat mereka pulang orang tuanya belum
berada di rumah.
Pengelolaan pembelajaran yang biasa diterapkan harus memiliki visi,
misi dan tujuan yang jelas. Para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki
peranan penting dalam perencanaan, KBM, dan program-program
pengembangan pendidikan di sekolah. Namun, terbatasnya tenaga pendidik
yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya sering kali terjadi. Hal
ini, dirasakan oleh SDIT Syifa Fikriya yang telah menerapkan program full
day school, terutama pada kegiatan ektrakurikuler yang merupakan kegiatan
tambahan di sekolah dengan berbagai macam bidang seperti bidang mata
pelajaran, bidang keagamaan, bidang olah raga, bidang kesenian dan
pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini tidak diampu oleh guru yang
sesuai dengan bidangnya, melainkan guru mata pelajaran yang bersedia
7
membagi waktunya antara mengajar di kelas dan mengajar kegiatan
ektrakurikuler.6
Oleh karena itu, untuk mendukung pelaksanaan full day school, pihak
instansi (sekolah) menyediakan alternatif lain yaitu dengan memberikan
sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pegawai
sekolah dan kegiataan siswa, seperti ruang kepala sekolah, ruang wakasek,
ruang guru, ruang TU, tempat ibadah (masjid), ruang kelas, UKS, lab
komputer dengan sarana elektronik (komputer dan internet), perpustakaan,
lapangan olah raga, kantin, dan taman, cctv dan lain-lain. Hal tersebut
digunakan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman dan
bersahabat dengan siswa. Namun, ternyata lapangan olah raga di SDIT Syifa
Fikriya ini kegunaannya masih harus bergantian dengan berbagai jenis olah
raga yang lain seperti olah raga basket, bola voli, bulutangkis dan sepak bola,
serta berbagai kegiatan ekstrakulikuler lainnya, yang membutuhkan
lapangan. Hal ini, terjadi karena kurangnya lahan sehingga semua aktivitas
yang akan menggunakan lapangan harus dijadwalkan dengan baik, tetapi
sejauh ini pelajaran olah raga tidak mengalami hambatan dan berjalan baik-
baik saja.7
Dalam penerapan full day school, sekolah memiliki kurikulum inti
yang sama dengan sekolah lainnya yaitu kurikulum yang ditetapkan oleh
pemerintah. Namun, dalam hal ini SDIT Syifa Fikriya memiliki kurikulum
tambahan yang berasal dari lembaga JSIT yang menaungi yayasan syifa
fikriya, kedua kurikulum tersebut dikombinasikan sesuai bahan ajar guru dan
kebutuhan siswa. Oleh karena itu, pihak kurikulum pada lembaga pendidikan
ini juga berinisiatif untuk mengadakan agenda belajar diluar kelas dengan
harapan siswa dapat menggali pengetahuan dengan baik, agar siswa lebih
peka terhadap alam dan lingkungan masyarakat. Berbagai strategi
dikembangkan oleh sekolah yang menerapkan full day school agar siswa lebih
6 Hasil Observasi Kegiatan Ekstrakurikuler di SDIT Syifa Fikriya, Cikande, 18 Mei 2018. 7 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana Sekolah di SDIT Syifa Fikriya, pada tanggal 17 Juli
2018.
8
tenang, tidak terburu-buru dalam melakukan aktivitas dan memberikan
pengalaman yang bervariasi. Sedangkan guru diberikan kesempatan untuk
mengukur dan mengobservasi perkembangan anak secara leluasa dan
terbinanya kualitas interaksi antara figur guru dan siswa lebih baik.
SDIT Syifa Fikriya dengan berbagai kendala yang terjadi dalam
penerapan full day school, ternyata tidak mempengaruhi prestasi siswa sama
sekali. Terbukti dengan prestasi yang diraih oleh siswa selama ini sangat
bagus, dan mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir. Berdasarkan
data yang diperoleh terdapat beberapa siswa sudah memperoleh prestasi
tingkat nasional dalam perlombaan, baik perlombaan yang bersifat akademis
maupun non akademis, seperti lomba jawara matematika, cerdas cermat, dan
lomba olah raga. Lembaga pendidikan ini pun memiliki lulusan yang
berkualitas, karena mampu bersaing dengan sekolah lain untuk diterima di
sekolah yang bertaraf lebih tinggi (favorit) dan memiliki akhlak yang baik di
mata masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa, dengan penerapan full day
school yang dilaksanakan oleh SDIT Syifa Fikriya mampu meningkatkan
mutu pendidikan, meskipun masih terdapat beberapa kendala dalam
penerapannya.
Berdasarkan gambaran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh
mengenai penerapan full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Maka dipilihnya sekolah SDIT Syifa Fikriya sebagai objek penelitian dengan
judul “Penerapan Full Day School dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
SDIT Syifa Fikriya”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Belum akuratnya persepsi seluruh pemegang kepentingan terkait
penerapan sistem full day school, seperti kepala sekolah, guru dan
orang tua.
2. Terbatasnya SDM tenaga pendidik yang ahli dibidangnya.
9
3. Waktu anak lebih banyak berada di sekolah
4. Banyaknya pengaruh negatif dari lingkungan sekitar dikalangan
remaja
5. Belum siapnya infrastruktur untuk melaksanakan full day school
6. Terbatasnya waktu dan kesempatan orang tua untuk mendidik anak
dirumah karena sibuk bekerja.
7. Terbatasnya dana dari sekolah atau orang tua.
8. Terbatasnya sarana prasarana sekolah
9. Rendahnya pengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
sekolah
10. Belum optimalnya penerapan kurikulum
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang muncul ketika melakukan penelitian cukup
banyak dan pasti memerlukan waktu serta tenaga yang cukup banyak pula
untuk menyelesaikan penelitian tersebut. Maka untuk lebih terarahnya
pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi hanya pada
masalah penerapan full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan di
SDIT Syifa Fikriya.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas,
maka dapatlah dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1. Bagaimana penerapan full day school di SDIT Syifa Fikriya dalam
meningkatkan mutu pendidikan?
2. Apa dampak dari penerapan full day school di SDIT Syifa Fikriya
dalam meningkatkan mutu pendidikan?
10
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan penerapan full day school dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SDIT Syifa Fikriya.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi semua pihak, antara lain:
1. Bagi Instansi/Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan
untuk penelitian terkait atau sebagai contoh penelitian di masa yang akan
datang dan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian untuk dasar
menentukan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola
pendidikan baik kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan
komite sekolah ataupun instansi yang terkait dalam penyelenggaraan
pendidikan serta dapat dijadikan masukan bagi seluruh warga sekolah di
SDIT Syifa Fikriya sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dalam
penerapan full day school untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan bagi peningkatan
wawasan penulis untuk dapat berpikir kritis dan sistematis dalam
memecahkan suatu permasalahan dan diharapkan peneliti
mengaplikasikan gagasan yang dimiliki sebagai proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Full Day School
1. Pengertian Full Day School
Secara etimologi kata full day school berasal dari Bahasa Inggris
dimana full artinya penuh, day artinya hari dan school artinya sekolah.8 Jika
digabung, maka full day school artinya belajar sehari penuh. Berdasarkan dari
arti etimologi tersebut, maka dapat diajukan makna definitif full day school
sebagai suatu proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif dan
transfomatif selama sehari penuh bahkan bahkan selama kurang lebih 24 jam.9
Full day school merupakan satu istilah dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan secara penuh, aktivitas anak lebih banyak dilakukan di sekolah
dari pada di rumah. Meskipun begitu, proses pembelajaran yang lebih lama di
sekolah tidak hanya berlangsung di dalam kelas, karena konsep awal
dibentuknya sistem full day school ini bukan menambah materi ajar dan jam
pelajaran yang sudah ditetapkan oleh depdiknas seperti yang ada dalam
kurikulum tersebut, melainkan tambahan jam sekolah digunakan untuk
pengayaan materi ajar yang disampaikan dengan metode pembelajaran yang
kreatif dan menyenangkan untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan, menyeselesaikan tugas dengan bimbingan guru, pembinaan
mental, jiwa dan moral.10
8 Jhon M. Echlos dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama,2005, Cet-XXVI, h. 259, 165, 504. 9 Noer Hasan, Full Day School; Model Alternatif Pendidikan Bahasa Asing, Dalam Jurnal
Pendidikan Tadris, Vol.1, No.1 (2006), h. 110. 10 Ida Nurhayati Setiyarani, Penerapan Sistem Pembelajaran Fun & Full Day School untuk
Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik di SDIT Al Islam Kudus, Dalam Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.2, No.2, (2014), h. 237.
12
2. Tujuan Full Day School
Peningkatan kenakalan remaja yang bersumber dari media massa
menjelaskan terjadinya banyak penyimpangan bagi pelajar. Adanya seks
bebas, minum-minuman keras, konsumsi obat-obat terlarang, dan sebagainya
disebabkan karena kurang pengawasan dari pihak sekolah maupun orang tua di
rumah. Hal lain disebabkan oleh banyaknya waktu luang sepulang sekolah
yang dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Berikut ini beberapa
alasan mengapa sekolah menerapkan sistem full day school:
a. Banyaknya aktivitas orang tua yang berakibat pada kurangnya
perhatian untuk anaknya terutama yang berhubungan dengan
aktivitas anak-anak sepulang dari sekolah.
b. Kemajuan IPTEK yang begitu cepat, sehingga apabila tidak
dicermati akan membawa danmpak negatif, terutama dari
teknologi komunikasi dengan banyaknya program televisi serta
menjamurnya play station (PS) membuat anak-anak lebih
menikmati untuk duduk di depan tv dan bermain play station
dari pada harus belajar.
c. Upaya untuk meningkatkan efesiensi waktu.
d. Perubahan sosial-budaya yang terjadi di masyarakat, dari
masyarakat agraris menuju masyarakat industry. Perubahan
tersebut jelas berpengarauh pada pola pikir masyarakat.11
Sistem full day school memang menerapkan pola waktu pembelajaran
yang lebih lama dan tentunya dengan alasan dan tujuan yang matang, sehingga
kita yang tidak terlibat langsung dalam sistem full day school ini, perlu
melakukan penelitian atas bagaimana sebenarnya proses pelaksanaan sistem
full day school ini baik strategi atau metode dalam pelaksanaannya. Tujuan dari
sistem full day school, antara lain:
a. Membangun sikap disiplin dalam belajar
b. Menghasilkan pribadi yang unggul secara intelektual dan moral
c. Anak mendapatkan pendidikan umum yang antisipatif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan
d. Anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan
proposional
11 Lisnawati Soapatty, Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day School) terhadap
Prestasi Akademik Siswa, Dalam Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol.2, No.2 (2014),
h. 723.
13
e. Menginginkan anak-anak memiliki sains, teknologi dan agama
agar hidupnya seimbang.12
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan full
day school mampu memaksimalkan waktu luang anak-anak agar lebih
bermanfaat. Dalam penerapan full day school sebagian waktunya harus
digunakan untuk program-program pembelajaran yang suasananya bersifat
informal, tidak kaku, menyenangkan, dan tentunya kreativitas dan inovasi
dari seorang guru.
3. Unsur-unsur Penunjang Penerapan Full Day School
Penerapan full day school merupakan alternatif dari revolusi pendidikan
terhadap masalalah- masalah yang ada dan terjadi pada siswa. Sebagai solusi
alternatif pelaksanaan full day school ditunjang dengan berbagai alasan yang
patut dipertimbangkan dalam pendidikan siswa. Seperti yang dikemukakan
oleh Clark, yaitu:
“The growing number of all-day programs is the result of a number
of factors, including the greater numbers of single-parent and dual-
income families in the workforce who need all-day programming for
their young children, as well as the belief by some that all-day
programs better prepare children for school”.
(Dalam pertumbuhannya program sehari penuh diakibatkan
oleh beberapa faktor, di dalamnya banyak orang tua tunggal dan
orang tua yang keduanya bekerja yang membutuhkan program
sehari penuh untuk anak mereka, di samping ada sebagian yang
percaya bahwa program sehari penuh merupakan program
sekolah yang dapat mempersiapkan anak-anak lebih baik).13
Menurut Basuki terdapat beberapa unsur dalam penerapan sistem full
day school sebagai berikut :
a. Pengaturan jadwal mata pelajaran untuk ketertiban belajar
mengajar.
b. Strategi pembelajaran yaitu pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektifitasnya untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
12 Akmal Hawi, Sistem Full Day School di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Studi Kasus
di Izzuddin Palembang, Dalam Jurnal Istinbath, No.16, Th. XIV, (2015), h. 80. 13 Ida Nurhayati Setiyarani,dkk, Penerapan Sistem Pembelajaran Fun & Full Day School
untuk Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik di SDIT Al Islam Kudus, Dalam Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.2, No.2, (2014), h. 238.
14
c. Sarana dan prasarana yang memadai yaitu media pembelajaran
yang merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan
pembelajaran serta komponen yang terdapat dalam
pembelajaran seperti fasilitas belajar, buku sumber, alat
pelajaran dan bahan pelajaran.
d. Pendalaman materi yaitu lebih mendalami tentang komponen
utama proses pembelajaran yang dapat memberi warna dan
bentuk dari kegiatan pembelajaran.14
Berdasarkan unsur-unsur dalam penerapan sistem full day school maka
dapat dimaksudkan atau diartikan bahwa unsur yang menunjang dalam
penerapan full day school adalah adanya pengaturan jadwal yang baik,
pembelajarannya harus memiliki strategi yang sangat baik dalam
melaksanakan suatu pembelajaran, fasilitas yang menunjang serta menggali
lebih dalam lagi tentang materi yang akan atau sudah diberikan.
Adapun peraturan yang menjelaskan tentang penerapan full day school.
Peraturan ini dibuat berdasarkan kebijakan pemerintah terkait banyaknya
sekolah yang menerapkan sistem full day school. Hal ini didasari oleh
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2017
Tentang Hari Sekolah dan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017
Tentang Penguatan Pendidikan Karakter, dalam peraturan tersebut terdapat
pasal yang mengatur mengenai jam belajar yang digunakan oleh sekolah full
day school pada umumnya. Adapun Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah yang dijelaskan
pada Pasal 2 ayat (1) sampai (4), yaitu:
(1) Hari sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari
atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
minggu.
(2) Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat
puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu minggu)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu istirahat
selama 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5
(dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
minggu.
14 Lisnawati Soapatty, Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day School) terhadap
Prestasi Akademik Siswa, Dalam Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol.2, No.2, (2014),
h.721.
15
(3) Dalam hal diperlukan penambahan waktu istirahat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekolah dapat
menambah waktu istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima)
jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama
5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.
(4) Penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak termasuk dalam perhitungan jam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).15
Selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun
2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Pasal 9 ayat (1) sampai (3),
yaitu:
(1) Penyelenggaraan PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan
formal sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dilaksanakan selama 6
(enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) minggu.
(2) Ketentuan hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diserahkan masing-masing Satuan Pendidikan bersama-sama
dengan Komite Sekolah/Madrasah dan dilaporkan kepada
Pemerintah Daerah atau kantor kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama setempat
sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(3) Dalam menetapkan 5 (lima) hari sekolah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Satuan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah
mempertimbangkan:
a. Kecukupan pendidik dan tenaga pendidik
b. Ketersediaan sarana dan prasarana
c. Kearifan lokal, dan
d. Pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite
Sekolah/Madrasah.16
Berdasarkan penjelasan peraturan di atas, dapat disimpulkan bahwa
sekolah yang menerapkan full day school waktu belajarnya ialah 8 (delapan)
jam perhari yang dimulai pada pukul 07.00 sampai 15.00 dengan hari efektif
belajarnya yaitu 5 (lima) hari.
Dalam penerapan full day school sebagian waktunya harus digunakan
untuk program-program pembelajaran yang suasananya bersifat informal, tidak
15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, https://psmk.kemendikbud.go.id, diunduh pada
tanggal 18 Juni 2018, pukul 13.00. 16 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
https://www.kemenkopmk.go.id/content/perpres-no-87-tahun-2017, diunduh pada tanggal 19 Juni
2018, pukul 13.00.
16
kaku, menyenangkan bagi siswa, yang tentunya sangat mengharapkan
kreativitas dan inovasi dari seorang guru. Sesuai dengan apa yang telah
dipaparkan di atas, jadi penerapan full day school di tingkat dasar lebih baik
melakukan kegiatan belajar mengajar sambil bermain, karena dengan metode
belajar sambil bermain siswa tidak akan jenuh berada seharian penuh di
sekolah, mereka akan menikmati semua pelajaran yang diberikan guru.
Menurut teori belajar Natural Unfoldmen/self actualization dari
Maslow bahwa “Belajar itu berpusat pada kehendak, kesadaran dan aktivitas
peserta didik serta minat yang cukup darinya”.17 Jadi menurut teori tersebut
belajar tidak lepas dari timbulnya situasi dari dalam diri peserta didik,
keinginan dan hasrat dari dalam merupakan pokok terjadinya apa yang
dinamakan belajar yang membawa keberhasilan. Siswa yang sekolah di
lingkungan full day school diharapkan mempunyai minat yang besar untuk
lebih giat dan meningkatkan prestasinya. Karena itu dibutuhkan dorongan-
dorongan dari dalam diri atau lingkungan siswa agar memunculkan hasrat dan
keinginan siswa untuk belajar.
4. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full Day School
Full day school menarik banyak orang tua yang mempunyai mobilitas
tinggi atau orang tua yang menyadari tantangan zaman yang semakin berat
dimana peran orangtua sudah tidak dominan lagi dalam pendidikan anak.
Berikut ini adalah daya tarik atau keunggulan dari full day school:
a. Optimalisasi Pemanfaatan Waktu
Full day school mendidik anak secara langsung bagaimana
mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat untuk masa
depan, seperti waktu belajar, istirahat, olahraga, bergaul dengan
teman, refreshing, latihan pengembangan bakat,
ekseperimentasi, berorganisasi, dan lain-lain. Mengenai materi
yang diajarkan, selain berdasarkan kurikulum dari pemerintah,
terdapat juga materi tambahan yaitu pelajaran agama islam.
b. Intensif Menggali dan Mengembangkan Bakat
Dengan alokasi waktu yang luas, waktu untuk menggali dan
mengembangkan anak terbuka lebar. Kegiatan sore hari bisa
dimaksimalkan untuk melihat keahlian dan kecakapan anak
17 Op.cit., h. 724.
17
dalam semua bidang, serta melatihnya. Selain itu, sarana
prasarana perlu dilengkapi untuk menyukseskan program ini.
c. Menanamkan Pentingnya Proses
Full day school yang memakan waktu panjang dari pagi hingga
sore hari mengajarakan pada anak bahwa keunggulan, prestasi
dan kehebatan harus dilalui dengan kerja keras, waktu lama,
proses yang melelahkan, dam konsistensi pada jalan yang benar.
d. Fokus dalam Belajar
Full day school mampu memanfaatkan kelebihan waktu yang
tidak ada pada sistem konvensional untuk membuat alokasi
waktu secara efektif agar fokus dan konsentrasi anak tidak
terpecah belah, dalam waktu tertentu fokus pada satu bidang
sehingga hasil yang diperoleh memuaskan secara kualitatif dan
kuantitatif.
e. Memaksimalkan Potensi
Full day school sangat potensial dalam memaksimalkan potensi
anak didik sampai pada level kemampuan terbaik karena alokasi
waktu yang begitu melimpah ruah.
f. Mengembangkan Kreativitas
Waktu yang luas pada sistem full day school membuat
pengelolanya dapat mengalokasikan waktu yang cukup untuk
membangkitkan kretivitas dengan kegiatan-kegiatan life skills
yang memadai.
g. Anak Terkontrol dengan Baik
Melihat pergaulan sekarang yang begitu bebas, full day school
bisa menjadi solusi terbaik bagi pengembangan intelektual dan
moralitas anak, orangtua anak yang sibuk diluar rumah,
kalangan pendidik yang risau terhadap minimnya waktu belajar,
dan masyarakat luas yang cemas terhadap serangan budaya
luar.18
Selain itu, full day school juga sebagai sebuah konsep yang inovatif yang
lahir dari keprihatinan terhadap sistem persekolahan konvensional, dan
mempunyai sisi keunggulan, yaitu:
a. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya
pendidikan yang utuh. Benyamin S Bloom menyatkan bahwa
sasaran obyektivitas pendidikan meliputi tiga ranah, yaitau:
kognitif, efektif dan psikomotorik.
Karena melalui system full day school tendensi kearah
pengetahuan pada sisi kognitif saja dapat lebih dihindarkan,
dalam arti aspek afektif siswa dapat lebih diarahkan demikian
juga dengan aspek psikomotorik.
18 Jamal Ma’mur Asmani, FULL DAY SCHOOL: Konsep, Manajemen, & Quality Control,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017, h. 31.
18
b. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya
intensifikasi dan efektivitas proses edukasi.
Full day school dengan menggunakan waktu lebih panjang saat
memungkinkan bagi terwujudnya intensifikasi proses
pendidikan dalam arti siswa lebih mudah diarahkan dan
dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi pendidikan, sebab
aktivitas siswa lebih mudah terpantau.
c. Sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif
dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal,
seperti aplikasi pendidikan agama islam yang mencakup segala
aspek baik itu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.19
Selain keunggulan full day school sebagaimana keterangan diatas,
terdapat juga kelemahannya, yaitu:
a. Minimnya Sosialisasi dan Kebebasan
Anak hasil lulusan full day school pasti akan butuh adaptasi
sedikit lama dengan lingkungan sekitar, karena dia “lupa”
bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
akibat waktunya dihabiskan di sekolah.
b. Egoisme
Perasaan sombong dan tinggi hati rentan terjadi pada anak yang
di sekolahkan di full day school. Aroma kompetisi dengan dunia
luar jarang dirasakan oleh anak hasil full day school. Hal ini
cukup wajar karena memang dalam kesehariannya, dia tidak
pernah bergaul dengan orang luar.20
Adapun kelemahan yang lain berdasarkan keprihatinan terhadap sistem
persekolahan konvensional, yaitu:
a. Sistem full day school acapkali menimbulkan rasa bosan pada
siswa. Sistem pembelajaran full day school membutuhkan
kesiapan baik fisik, psikologis, dan intelektual yang bagus.
Diperlukan kejelian dan improvisasi pengelolaan sehingga tidak
monoton dan membosankan.
b. Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan
manajemen bagi lembaga pengelola, agar proses pembelajaran
pada lembaga pendidikan yang berpola full day school
berlangsung optimal.
c. Dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung yang bersifat fisik
(material).
19 Lis Yulianti Syafrida Siregar, Prosiding Seminar Nasional: Penerapan Full Day School
dalam Multi Perspektif (Manajemen, Karakter, Religi, Kultural, dan Sosial), Malang: Pascasarjana
Universitas Negeri Malang, 2017, h. 288. 20 Op.cit., h. 49.
19
d. Tenaga pengajar (pendidik) professional, dan kompeten
dibidangnya.21
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
penerapan sistem full day school terdapat kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
dalam penerapan sistem ini yaitu dengan jam pelajaran yang panjang siswa
dapat lebih leluasa dalam mengembangkan kemampuannya baik yang bersifat
kognitif, afektif maupun psikomotorik, apa yang siswa pelajari di sekolah dapat
langsung diterapkannya. Sedangkan kelemahan dari penerapan full day school
acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa, maka sekolah harus lebih siap
dalam memanajemen seluruh kegiatan yang akan dilakukan, baik dari kegiatan
belajar mengajar, kegiatan ektrakulikuler, kegiatan perlombaan ataupun
kegiatan yang menunjang kesuksesan sekolah untuk mencapai prestasi siswa.
5. Tips Meningkatkan Kualitas Full Day School
Full day school harus berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya
sehingga mampu mencetak anak didik yang mampu menghadapi dinamika
globalisasi dengan berbagai macam tantangan, problem dan rintangan, baik
internal maupun eksternal. Adapun beberapa tip meningkatkan kualitas full day
school, yaitu:
a. Sarat Nilai Religi
Kurikulum agama harus diprioritaskan oleh full day school
sebagai pijakan dalam berpikir, melangkah, dan mengambil
keputusan dalam menghadapi masalah apapun.
b. Melek Teknologi Modern
Full day school harus dilengkapi dengan sarana prasarana
modern yang bernilai tinggi, sehingga anak termotivasi untuk
menguasai dan terinspirasi menjadi inovator-inovator teknologi
komputer.
c. Penguasaan Bahasa Asing
Sistem full day school sangat cocok untuk pengembangan
bahasa asing, di mana interaksi siswa dengan siswa lain maupun
dengan guru terjadi sepanjang hari.
d. Pelatihan Enterpreneurship
Full day school mempunyai peluang besar menanamkan benih–
benih enterpreneurship yang menekankan kreativitas tinggi.
21 Syafrida Siregar, Loc.cit.
20
Pelatihan enterpreneurship menjadi salah satu keunikan dan
keunggulan lembaga full day school,
e. Jurnalistik
Full day school menjadi lembaga pendidikan yang sangat
berpeluang memberikan pelatihan jurnalistik secara matang dan
mendalam baik teori maupun praktik.
f. Organisasi
Full day school dengan waktu yang melimpah dapat
mengajarkan pentingnya organisasi dan mempraktikannya
dengan mekanisme yang prosedural, formal, dan legal.22
B. Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu
Mutu adalah kesesuaian dengan syarat atau standar yang ditetapkan
dan pada umumnya terkait dengan tiga aspek, yakni: produk, layanan dan
harapan konsumen. Pada bidang pendidikan mutu produk sering mengacu
pada ukuran luaran pendidikan, yakni kompetensi lulusan. Sedangkan mutu
layanan pendidikan mengacu pada ukuran layanan dalam proses
pendidikan. Mutu layanan atau jasa pendidikan, serta mutu lulusan tersebut
dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan pengguna/pelanggan
pendidikan. Oleh sebab itu, konsep mutu dalam pendidikan tersebut sering
mengacu pada aspek utama yang terkait dengan pendidikan, yakni: (a) Hasil
belajar (learning outcomes), (b) belajar (learning) dan (c) pemebelajaran
(teaching).23
Menurut pendapat Goestch dan Davis yang dikutip oleh Engkoswara
dan Aan Komariah bahwasannya “Mutu merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan”.24
Menurut Nanang Fattah di dalam buku Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan, ia menjelaskan bahwa:
22 Jamal Ma’mur Asmani, Full Day School: Konsep, Manajemen, dan Quality Control,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017, h. 103. 23 Ridwan Abdullah Sani dkk, Penjaminan Mutu Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2015, h.10. 24 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung: ALFABETA, 2012,
Cet. 3, h. 304
21
Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh
suatu produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi
kebutuhan atau harapan, kepuasan (satisfaction) pelanggan
(customers) yang dalam pendidikan dikelompokkan
menjadi dua, yaitu internal customer dan eksternal
customer. Internal customer yaitu siswa atau mahasiswa
sebagai pembelajar (leaners) dan eksternal customer yaitu
masyarakat dan dunia industri.25
Menurut Juran dalam buku Administarsi Pendidikan, ia mengatakan
bahwa:
“Kualitas adalah keseuaian untuk penggunaan
(fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa
hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau
diharapkan oleh pengguna. Lebih jauh Juran
mengemukakan lima dimensi kualitas: 1) Rancangan atau
(design), 2) Kesesuaian (conformance), 3) Ketersediaan
(availability), 4) Keamanan (safety), 5) Guna praktis (field
use). 26
Menurut Suryadi mutu pendidikan merupakan kemampuan suatu
lembaga pendidikan dan satuan-satuan pendi dikan dalam memanajemen,
meneglola, dan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.27
Selanjutnya, mutu pendidikan juga dikemukakan oleh Ridwan
Abdullah Sani dkk, di dalam buku Manajemen Pendidikan Berbasis
Sekolah, bahwa “Mutu pendidikan merupakan kesesuaian antara kebutuhan
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan layanan yang
diberikan pengelola pendidikan. Kerangka filosofi pendidikan dalam
pengembangan sekolah bermutu adalah kesesuaian input, proses, dan hasil
sekolah para pemangku kepentingan”.28
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas/mutu yang diterima
secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat kesamaan, yaitu
25 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (Dalam Konteks Penerapan MBS)¸
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, h. 2. 26 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama, 2010, h. 226. 27 Sam M. Chan & Prof. Emzir, Isu-isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 4. 28 Ridwan Abdullah Sani, dkk, Op. cit., h. 6.
22
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan.
3) Kualitas merpakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa
yang dianggap merupakan kualitas saat ini, mungkin dianggap
kurang berkualitas pada masa mendatang.29
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mutu
berasal dari kepuasan pelanggan yang dapat dilihat dari kompetensi lulusan
yang sesuai dengan harapan masyarakat. Mutu di dalam pendidikan dapat
dinilai dan diukur melalui penilaian pelanggan pendidikan yang meliputi
pelanggan internal (guru dan peserta didik) dan pelanggan eksternal (orang
tua, masyarakat dan dunia kerja). Jika seluruh pemangku pendidikan
menilai kebutuhan, harapan dan keinginannya sudah terpenuhi maka
sekolah tersebut dapat dikatakan bermutu.
2. Komponen Mutu dalam Pendidikan
Komponen-komponen mutu merupakan bagian-bagian yang harus
ada dalam upaya mewujudkan mutu. Mutu komponen-komponen menjadi
fokus perhatian kepala sekolah. Selama ini sekolah dianggap sebagai suatu
unit produksi, dimana siswa sebagai bahan mentah dan lulusan sekolah
sebagai hasil produksi. Dalam Pengelolaan Mutu Total (PMT) sekolah
dipahami sebagai unit layanan jasa, yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai
layanan unit jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah
pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal meliputi guru,
pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi. Sedangkan pelanggan
eksternal terdiri atas pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang
tua, pemerintah dan masyarakat) dan pelanggan tersier (pemakai/penerima
lulusan, baik dari perguruan tinggi maupun dunia usaha). Komponen yang
29 Op.Cit., h. 229.
23
terkait dengan mutu pendidikan yang termuat dalam buku panduan
Manajemen Sekolah, yaitu:
1) Siswa, meliputi kesiapan dan motivasi belajarnya.
2) Guru, meliputi kemampuan professional, moral kerja
(kemampuan personal) dan kerja sama (kemampuan sosial)
3) Kurikulum, meliputi relevansi konten (isi) dan operasionalisasi
proses pembelajarannya.
4) Sarana dan prasarana, meliputi kecakupan dan kefektifan dalam
mendukung proses pembelajaran.
5) Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi)
yaitu partisipasinya dalam pengembangan program-program
pendidikan sekolah30.
Pendukung dan menjadi prasyarat dimilikinya mutu, terdapat
beberapa komponen mutu yaitu:
1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu.
2) Pendidikan dan pelatihan, diklat terkait dengan keterampilan
pokok dan keterampilan pendukung yang keduanya menjadi
utama dalam membentuk pegawai yang kompeten
3) Struktur pendukung, dukungan dapat diperoleh dari luar melalui
konsultan atau tim mutu, akan tetapi lebih baik diperoleh dari
dalam organisasi itu sendiri
4) Komunikasi, pesan/informasi dapat tersampaikan secara efektif
5) Ganjaran dan pengakuan, pegawai yang berhasil mencapai mutu
tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi
contoh bagi pegawai lainnya.
6) Pengukuran, hasil pengukuran merupakan informasi timbal balik
bagi manajer puncak mengenai kondisi rill bagaimana gambaran
proses mutu yang ada dalam organisasi.31
Manajemen peningkatan mutu hanya mungkin dapat diwujudkan
jika proses manajemen sebagai sebuah sistem, didukung oleh keberadaan,
peran dan fungsi dari unsur-unsur atau komponen-komponen sebagai
berikut:
1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu
2) Personil pegawai/karyawan yang memiliki kompetensi
intelektual, sikap mental, serta keterampilan yang relevan dengan
kebutuhan
30 Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
Jogjakarta: IRCiSoD, 2010, h. 151. 31 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung; Alfabeta,
2011, h. 302.
24
3) Komunikasi antar personal yang positif, baik secara horizontal
maupun vertical serta iklim organisasi yang kondusif
4) Sarana dan prasarana yang relevan dan memadai untuk dapat
mendukung kelancaran operasional kerja organisasi.
5) Konsistensi pada tugas dan budaya organisasi
6) Pengawasan atau pengendalian.32
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mutu tidak
akan terwujud jika didalamnya tidak terdapat komponen-kompenen
pendukung. Namun, komponen-komponen pendukung disini harus bersifat
baik dan menjadi penunjang tercapainya mutu. Kompenen-komponen itu
sendiri berasal dari sekolah atau organisasi tersebut, yaitu kepemimpinan
yang fokus terhadap peningkatan mutu, kompetensi yang dimiliki seluruh
warga sekolah/organisasi tersebut, adanya komunikasi yang baik, adanya
sarana dan prasarana yang memadai, serta adanya pengawasan untuk
mengetahui kinerja para pegawai/guru yang berhasil mencapai mutu dapat
diberi ganjaran/penghargaan sehingga menjadi contoh bagi yang lainnya.
3. Prinsip-prinsip Mutu dalam Pendidikan
Prinsip mutu merupakan sejumlah asumsi yang diyakini memiliki
kekuatan untuk dapat mewujudkan mutu. Berbagai pakar manajemen serta
organisasi berusaha memformulasikan prinsip-prinsip mutu yang dianggap
tepat untuk dapat diaplikasikan dalam meningkatkan mutu organisasi.
Terdapat delapan prinsip yang harus ditejemahkan dalam tataran praktis
manajerial sekolah dalam rangka manajemen pola organisasi demi
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1) Fokus pada pelanggan. Kepuasan penggunan jasa pendidikan
merupakn faktor yang sangant penting dalam TQM.
2) Kepemimpinan. Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil
penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing,
melainkan melalui implementasi TQM yang mensyaratkan
kepemimpinan yang kontinu.
3) Pelibatan anggota. Para karyawan harus dilibatkan pada setiap
proses agar setiap individu yang terlibat memiliki tanggung jawab
32 Surachman dan Ahmad Tarmiji Alkhudri, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan UNJ, 2015, h. 176.
25
untuk mencari perbaikan yang terus-menerus terhadap proses
yang berada pada lingkungan tugasnya.
4) Pendekatan proses. Pendekatan proses ialah suatu pendekatan
untuk perencanaan, pengendalian dan peningkatan proses-proses
utama dalam sekolah (trilogi proses mutu) dengan lebih
menekankan terhadap keinginan pelanggan dari pada keinginan
fungsional
5) Pendekan sistem pada manajemen. Pendekatan sistem
memandang suatu organisasi secara keseluruhan dari pada
bagian-bagian
6) Perbaikan berkesinambungan. Perbaikan yang
berkesinambungan berkaitan dengan komitmen dan proses
7) Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan harus didasarkan pada fakta yang nyata tentang
kualitas yang didapatkan dari berbagai sumber di seluruh jajaran
organisasi.
8) Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok.
Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan
yang kuat dengan para pemasok dan pelanggan untuk menjamin
terjadinya perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam
menghasilkan barang dan jasa.33
Menurut Deming ada 14 prinsip mutu yang harus dilakukan
organisasi/perusahaan jika menghendaki dicapainya mutu, yaitu:
1) Menciptakan konsistensi tujuan untuk pengembangan produk
dan jasa dengan adanya tujuan suasana bisnis yang kompetetif.
2) Adopsi filosofi baru
3) Mengehentikan ketergantungan pada adanya inspeksi dan
digantikan dengan upaya pencapaian mutu
4) Mengehentikan anggapan bahwa penghargaan dalam bisnis
adalah terletak pada harga.
5) Peningkatan sistem produksi dan layanan secara terus menerus
guna peningkatan mutu dan produktivitas
6) Pelatihan dalam pekerjaan
7) Kepemimpinan lembaga
8) Menghilangkan rasa takut
9) Hilangkan penghalang antara departemen/biro
10) Mengurangi slogan peringatan-peringatan dan target, dan
mengganti dengan pemantapan metode-metode yang dapat
meningkatkan mutu kerja.
11) Kurangi standar kerja yang menentukan kuota berdasarkan
jumlah
33 Umiarso dan Imam Gojali, Op.Cit., h. 152.
26
12) Hilangkan penghambat yang dapat merampas hak asasi manusia
untuk merasa bangga terhadap kecakapan kerjanya
13) Lembagakan suatu program pendidikan dan peningkatan diri
yang penuh semangat
14) Setiap orang dalam perusahaan bekerja sama dalam mendukung
proses transformasi.34
Adapun pendapat lain yang meyatakan bahwa terdapat tujuh prinsip
manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, yaitu:
1) Komitmen manajemen terpadu. Mutu terpadu pendidikan adalah
suatu perubahan budaya organisasi secara baru bagi kehidupan
setiap orang.
2) Selalu mengutamakan pelanggan
3) Komitmen terhadap tim kerja
4) Komitmen terhadap manajemen pribadi dan kepemimpinan
5) Komitmen terhadap perbaikan terus-menerus
6) Komitmen terhadap kepercayaan kemampuan pribadi dan tim
7) Komitmen untuk meraih mutu.35
Dari uraian diatas, dapat saya simpulkan bahwa pendidikan yang
bermutu dibutuhkannya berbagai prinsip sebagai pegangan atau pedoman
dalam melakukan peningkatan mutu. Dalam melakukan peningkatan mutu
tentunya dibutuhkan kepemimpinan yang professional didalam bidangnya
dan yang paling utama yaitu fokus terhadap pelanggan, karena dengan
kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan dapat berdampak positif bagi
sekolah/organisasi tersebut. Pada pendidikan hal tersebut dapat berdampak
positif baik dari segi pembelajarannya, kepemimpinannya, manajemennya
serta hubungannya dengan seluruh pemangku pendidikan. Selain itu,
seluruh warga sekolah juga harus mampu memahami dan menjalankan
prinsip-prinsip tersebut guna meningkatkan mutu pendidikan secara
bersama-sama.
34 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Op.cit., h. 296 35 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan Aplikasi,
Jakarta: Grasindo, 2002, h. 85.
27
4. Standar Mutu Pendidikan
Pendidikan merupakan jasa yang perlu memiliki standaridisasi
penilaian terhadap mutu. Standar mutu ialah paduan sifat-sifat barang atau
jasa termasuk sistem manajemennya yang relatif establish dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Sallis mengemukakan bahwa standar mutu
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
1) Standar produk atau jasa yang ditunjukan dengan: a) sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan, b) sesuai dengan
penggunaan atau tujuan, c) produk tanpa cacat, d) sekali
benar dan seterusnya.
2) Standar produk pelanggan yang ditunjukan dengan: a)
kepuasan pelanggan, bila produk dan jasa dapat melebihi
harapan, b) setia kepada pelanggan.36
Didalam PP No. 19 tahun 2005 disebutkan bahwa pendidikan di
Indonesia menggunakan delapan standar yang menjadi acuan dalam
membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan merupakan kriteris minimal tentang system pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada delapan
standar yang menjadi kriteria minimal tersebut, yaitu:
1) Standar Isi. Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
cakupan dan kedalaman materi pelajaran untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang dituangkan kedalam kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran.
2) Standar Proses. Standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan prosedur dan pengorganisasian pengalaman belajar untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.
3) Standar Kompetensi Lulusan. Standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kemampuan minimal yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang wajib dimiliki peserta
didik untuk dapat dinyatakan lulus.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kualifikasi minimal yang harus
dipenuhi oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan.
5) Standar Sarana dan Prasarana. Standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan prasyarat minimal tentang fasilitas fisik yang
diperlukan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
36 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung: ALFABETA, 2012,
h. 309.
28
6) Standar Pengelolaan. Standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan dan
pengawasan kegiatan agar tercapai efesiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
7) Standar Pembiayaan. Standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan biaya untuk penyelenggaraan satuan pendidikan.
8) Standar Penilaian Pendidikan. Standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan alat penilaian
pendidikan.37
Pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila telah memenuhi
Standar Nasional Pendidikan (SNP), seperti yang kita ketahui Standar
Nasional Pendidikan (SNP) terdiri dari 8 standar yang digunakan sebagai
tolak ukur dalam membangun dan meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Dengan adanya Standar Nasional Pendidikan (SNP) sekolah
dituntut untuk meningkatkan komponen-komponennya sebagai salah satu
upaya menunjang pendidikan yang bermutu.
Selanjutnya, Menurut Baker standar sekolah yang baik dan bermutu, yaitu:
1) Administrator dan jajarannya serta guru-guru adalah
professional yang handal.
2) Tersedia kurikulum yang luas bagi seluruh siswa.
3) Memiliki filosofi yang selalu dikomunikasikan bahwa seluruh
anak dapat belajar dengan harapan yang tinggi.
4) Iklim yang baik untuk belajar, aman, bersih, mempedulikan dan
terorganisasi baik.
5) Suatu sistem penilaian berkelanjutan yang didukung supervisi.
6) Keterlibatan masyarakat yang tinggi.
7) Membantu para guru mengembangkan strategi, teknik
instruksional dan mendorong kerjasama kelompok.
8) Menyusun jadwal secara terprogram untuk memberikan
pelatihan dalam jabatan dan seminar untuk seluruh staff.
9) Pengorganisasian SDM untuk melayani seluruh siswa
10) Komunikasi dengan orang tua dan menyediakan waktu cukup
untuk dialog.
11) Menetapkan dan mangartikulasikan tujuan secara jelas.
12) Pelihara staff yang memiliki keseimbangan keterampilan dan
kemampuan dan ketahui kekuatan dan kapabilotas khusus dari
staff.
37 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama RI, 2006, h. 150.
29
13) Bekerja untuk memelihara moril tinggi yang berkontribusi
terhadap stabilitas organisasi dan membatasi tingkat turn over
(perputaran guru).
14) Bekerja keras untuk memelihara ukuran kelas sesuai dengan
mata pelajaran dan tingkatan kelas siswa sesuai aturan yang ada.
15) Kembangkan dengan staff dan orang tua kebijakan sekolah
dalam disiplin, penilaian, kehadiran, pengujian, promosi dan
ingatan.
16) Kerja sama guru dan orang tua untuk menyediakan dukungan
pelayanan dalam pemecahan permasalahan siswa.
17) Memelihara hubungan baik dengan pemerintah daerah.38
Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa sekolah yang baik
dan dapat dikatakan bermutu apabila telah memenuhi standar mutu
pendidikan. Seperti yang kita ketahui terdapat delapan standar naasional
pendidikan yang dapat djadikan tolak ukur sekolah yang bermutu. Selain
itu, untuk mengukur sekolah yang bermutu juga dapat dilihat dari:
terdapatnya tenaga pendidik dan kependidikan yang professional dan ahli
dibidangnya, manajemen kurikulum yang baik, terjaganya komunikasi
antarguru dan siswa, lingkungan sekolah yang positif, aman, nyaman dan
tentram, meningkatkan kerjasama dan relasi yang baik dan kuat antara pihak
sekolah dengan pemerintah dan masyarakat sekitar, antara kepala sekolah
dengan guru, guru dengan guru, dan guru dengan orang tua peserta didik
dalam upaya peningkatan mutu sekolah.
C. Penelitian yang Relevan
1. Yosi Dita Setianingtyas. 2015. Implementasi Program Full Day School di
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bakti Insani Sleman Yogyakarta.
Filsafat dan Sosiologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program full
day school sudah berjalan dengan baik mulai dari kegiatan
pembelajarannya, hingga nilai-nilai keagamaan serta moral yang berhasil
diterapkan oleh siswa. Penelitian ini sama-sama membahas mengenai
penerapan full day school di Sekolah Dasar Islam Terpadu, hanya saja
38 Engkoswara dan Aan Komariah, Op.cit., h. 310.
30
perbedaanya terdapat pada faktor penghambat dari penerapan tersebut.
Pada penelitian ini faktor penghambat dari implementasi program full day
school adalah ruang dan sumber dana yang terbatas. Sedangkan pada
penelitian yang peneliti lakukan faktor penghambatanya adalah tidak
berjalan satu visi misi antara pihak sekolah dengan wali murid, serta
terbatasnya lahan untuk menambah ruangan. Selain itu, perbedaanya juga
terletak pada tahun penelitian dan tempat penelitian.
2. Himatul Khasanah. 2016. Penerapan Sistem Full Day School untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di MI Tanwirul
Fuad Kediri. Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Hasil
penerapan sistem pendidikan full day school ini menghasilkan peserta
didik yang memiliki pemahaman agama yang bagus, hal ini ditunjukan
siswa lewat prestasi belajar yang bagus dan memuaskan. Adapun hasil lain
dari penerapan sistem full day school adalah peningkatan prilaku
keagamaan antara lain: pembiasaan adzan, shalat dhuha, shalat dhuhur
berjamaah, dzikir, melaksanakan ibadah tanpa harus diperintah, membaca
al-Qur’an sesuai tajwid. Penelitian ini sama-sama mengenai penerapan full
day school. Penelitian ini lebih kepada peningkatan prestasi belajarnya,
sedangkan peneliti lebih fokus terhadap penerapan full day school saja.
Selain itu perbedannya terletak pada tahun dan tempat penelitian.
3. Fetty Farhany. 2017. Implementasi Full Day School dalam Pembentukan
Kualitas Akhlak Peserta Didik Kelas VII SMPIT Abu Bakar Yogyakarta.
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini
menunjukan bahwa pembentukan akhlak dilakukan melalui kegiatan
keagamaan yang berupa sholat dhuha bersama, sholat dzuhur dan ashar
berjama’ah, tilawah, muraja’ah dan al-ma’surat. Hasilnya karakter peserta
didik terbentuk menjadi disiplin, mandiri, patuh dan bertanggung jawab.
Penelitian ini lebih berorientasi kepada pembentukan akhlak peserta didik,
sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan lebih fokus kepada
31
penerapan full day school saja. Selain itu, perbedaanya terletak pada
tingkatan pendidikan yang diteliti, tahun dan tempat penelitian. Sedangkan
persamaannya dalam penelitian ini adalah sama-sama mengenai penerapan
full day school disuatu sekolah islam terpadu.
D. Kerangka Pikir
Salah satu permasalahan utama rendahnya mutu pendidikan
disebabkan karena kurang terampilnya sekolah dalam mengelola manajemen
sekolahnya, baik itu mengelola tenaga SDM nya, kurikulum, sarana dan
prasarana maupun mengelola pembiayaan pendidikan. Tanggung jawab
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari
memperbaiki sistem manajemen yang digunakan oleh sekolah, salah satunya
yaitu dengan penerapan sistem full day school.
Sekolah yang menerapkan sistem full day school memiliki waktu lebih
banyak untuk memberikan pengetahuan dan mengembangkan pelajaran.
Metode pengajaran yang kreatif dan atraktif menjadi tuntutan pada sekolah
yang bersistem full day. Metode ini digunakan tidak hanya agar mudah
dipahami oleh peserta didik, tetapi juga dapat mencegah anak untuk merasa
bosan atau jenuh di sekolah. Sistem full day school merupakan model
pembelajaran dengan penambahan waktu belajar peserta didik dari pagi
sampai sore. Seperti halnya program full day school yang berada di SDIT
Syifa Fikriya yang proses pembelajarannya dimulai dari jam 07.00-15.00.
Melalui pengamatan awal pada kondisi nyata untuk menerapkan full
day school dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya
masih terdapat beberapa kendala sehingga penerapannya belum optimal. Hal
ini dapat terlihat dari: belum akuratnya persepsi seluruh pemegang
kepentingan terakait penerapan sistem full day school, seperti kepala sekolah,
guru dan orang tua, terbatasnya SDM tenaga pendidik yang ahli dibidangnya,,
waktu anak lebih banyak di sekolah, banyaknya pengaruh negatif dari
lingkungan sekitar dikalangan remaja, belum siapnya infrastruktur untuk
melaksanakan full day school, terbatasnya waktu dan kesempatan orang tua
32
untuk mendidik anak di rumah karena sibuk bekerja, terbatasnya dana dari
sekolah atau orang tua, terbatasnya sarana prasarana sekolah, rendahnya
pengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah dan belum
optimalnya penerapan kurikulum.
Berdasarkan kondisi nyata tersebut, maka muncul sebuah harapan
untuk mewujudkan tercapainya penerapan full day school dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Dengan tercapainya
penerapan full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan maka
diharapkan sekolah selalu melakukan perbaikan secara terus menerus terkait
meningkatkan mutu sehingga dampaknya akan menghasilkan output atau
siswa yang berkualitas.
Namun, permasalahan yang terjadi yaitu belum optimalnya penerapan
full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Masih banyak kekurangan yang terjadi saat penerapan full day school
sehingga pelaksanaannya belum optimal. Maka dari itu, muncul beberapa
strategi untuk mengatasinya yaitu: perlunya pengadaan sarpras yang lengkap,
perlunya pengembangan sistem pembelajaran yang belum siap, perlunya
pengembangan SDM, perlu adanya sistem pemberian reward dan
punishment, dan perlu adanya pengawasan yang ketat terkait kinerja guru.
Adapun gambaran skema kerangka berpikir dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
33
Diagram Kerangka Berpikir
Gambar 2.1: Skema Kerangka Berfikir
Input Proses Output
Kondisi nyata:
1. Belum akuratnya
persepsi seluruh
pemegang kepentingan
terakait penerapan sistem
full day school, seperti
kepala sekolah, guru dan
orang tua.
2. Terbatasnya SDM tenaga
pendidik yang ahli
dibidangnya.
3. Waktu anak lebih banyak
berada di sekolah.
4. Banyaknya pengaruh
negatif dari lingkungan
sekitar dikalangan
remaja.
5. Belum siapnya
infrastruktur untuk
melaksanakan full day
school.
6. Terbatasnya waktu dan
kesempatan orang tua
untuk mendidik anak di
rumah karena sibuk
bekerja.
7. Terbatasnya dana dari
sekolah atau orang tua.
8. Terbatasnya sarpras
sekolah.
9. Rendahnya pengawasan
kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu
sekolah
10. Kurang optimalnya
penerapan kurikulum.
Masalah:
1. Belum
optimalnya
pelaksanaan
penerapan
full day
school di
SDIT Syifa
Fikriya
Strategi:
1. Perlunya
pengadaan sarpras
yang lengkap
2. Perlunya
pengembangan
sistem
pembelajaran
yang belum siap
3. Perlunya
pengembangan
SDM
4. Perlu adanya
sistem pemberian
reward dan
punishment
5. Perlu adanya
pengawasan yang
ketat terkait
kinerja guru
Hasil:
1. Tercapainy
a Penerapan
Full Day
School
dalam
meningkatk
an mutu
pendidikan.
Feedback
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDIT Syifa Fikriya Cikande, Kecamatan Cikande,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Proses penelitian dilakukan secara bertahap
mulai dari bimbingan skripsi, observasi pendahuluan, membuat instrument
penelitian, pengajuan surat izin penelitian, pelaksanaan penelitian dan
pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan selama 07 bulan, dimulai sejak bulan april hingga bulan
Oktober 2018.
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Pendekatan metode ini dipilih karena sifat dan
karakteristik masalah perlu dijelaskan dengan data-data yang bersifat kualitatif.
Data-data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif berdasarkan hasil
wawancara, observasi, dokumentasi dan angket sebagai data pelengkap.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi tetapi menggambarkan suatu kondisi
apa adanya.
C. Sumber Data
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah, waka kurikulum, 5 orang guru, 5 orang wali murid dan 5
siswa. Selanjutnya untuk mendukung hasil penelitian ini juga menggunakan
sumber data berupa dokumen di SDIT Syifa Fikriya Cikande.
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, agar dapat diperoleh data yang
aktual di lapangan, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi langsung dan pencatatan
terkait data. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tambahan
terkait dengan penerapan full day school, dan mengetahui bagaimana
kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, proses
kegiatan belajar mengajar, kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa
selama disekolah seperti kegiatan pembiasaan dan kegiatan
ekstrakulikuler.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan peneliti ini yaitu dalam bentuk wawancara
terbuka yang ditujukan kepada kepala sekolah, waka. kurikulum, 5 guru,
5 wali murid dan 5 siswa di SDIT Syifa Fikriya sebagai sumber informasi.
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui mengenai KBM yang
diterapkan disekolah, tujuan diterapkannya full day school, kegiatan apa
saja yang dibuat oleh sekolah dalam penerapan full day school, kendala
apa saja yang ditemukan dalam penerapan full day school dan upaya yang
dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data
mengenai profil sekolah SDIT Syifa Fikriya, visi dan misi, Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), struktur organisasi, data tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, data peserta didik, data prestasi
sekolah, data sarana dan prasarana dan laporan-laporan sekolah atau
kesiswaan. Dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data
penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.
36
E. Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan dari hasil wawancara,
observasi maupun dokumentasi, kemudian peneliti melakukan analisis data
melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah-
langkah analisis data sebagi berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari penelitian atau data collection yang masih bersifat
komplek dan rumit direduksi, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok. Data
hasil penelitian ini direduksi, baik dari hasil penelitian lapangan/ kepustakaan
kemudian dibuat rangkuman. Data yang telah dirangkum kemudian dipilih,
sekiranya data mana yang diperlukan untuk menulis laporan penelitian.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar katagori dan sejenisnya, yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir dalam
menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi, dengan
menggunakan analisis model interaktif dari ketiga komponen utama. Data
yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara dan pemanfaatan
dokumen yang terkait dengan penerapan full day school yang sedemikian
banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses
pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan
masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian
terkait dengan penerapan full day school dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
37
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Wawancara
Tabel 3.1: Kisi-kisi instrumen wawancara penerapan full day school
dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya
Variabel Sub Variabel Indikator
Full Day School Pengertian full
day school
1. Pengertian full day school
2. Ciri-ciri program full day school
3. Komponen program full day school
Tujuan full day
school
1. Target yang ingin dicapai dalam
penerapan full day school
Penerapan full
day school
1. Perencanaan program sekolah dan
kegiatan belajar mengajar
(pendekatan dan metodenya, serta
jadwal dan agenda belajar)
2. Pelaksanaan program sekolah dan
kegiatan belajar mengajar (KBM
didalam dan diluar kelas,
remedial, pengayaan)
3. Kegiatan evaluasi (Latihan soal-
soal, tugas sekolah, ulangan
harian)
Keunggulan
dan kelemahan
full day school
1. Efesiensi (waktu)
2. Efektivitas (produktivitas tinggi
atau rendah dan ketepatan hasil)
3. Kegiatan belajar mengajar
Positif:
a. Membentuk karakter siswa
b. Meningkatkan prestasi
akademik dan non akademik
38
Negatif:
c. Menimbulkan rasa jenuh dan
lelah pada siswa
1. Instrumen Obeservasi
Tabel 3.2: Kisi-kisi instrumen observasi penerapan full day school
dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya
No Aspek
Penelitian
Indikator Status Kondisi
Ada Tidak
ada
1. Sarana dan
Prasarana
Sekolah
a. Ruang Kepala
Sekolah
b. Ruang Wakasek
c. Ruang Guru
d. Ruang TU
e. Masjid/mushola
f. Ruang Kelas
g. Ruang UKS
h. Lab. Komputer
i. Perpustakaan
j. Lapangan Olah
raga
k. Kantin
l. Lingkungan
Sekolah/ Taman
2. Program
Pembiasaan
Siswa
a. Tilawah
bersama
b. Sholat sunnah
dhuha berjamah
39
c. Sholat wajib
berjamaah
3. Kegiatan
Belajar
Mengajar
a. Materi pelajaran
b. Strategi
pembelajaran
c. Sumber atau
media
pembelajaran
d. Pengunaan
bahasa dalam
pembelajaran
e. Keterlibatan
siswa dalam
pembelajaran
4. Kegiatan Ekstrakulikuler
2. Instrumen Dokumentasi
Tabel 3.3: Kisi-kisi instrumen dokumentasi penerapan full day
school dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya
No Jenis Dokumen Indikator Keterangan
Ada Tidak
Ada
1. Profil Sekolah Visi, Misi dan Tujuan
Sekolah
RKAS (Rencana
Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)
Struktur Organisasi
Sekolah
40
Laporan-laporan sekolah
atau kesiswaan
2. Data Ketenagaan Data Tenaga Pendidik
(Guru) berdasarkan latar
belakang pendidikan,
tugas yang diampu,
pengalaman dsbg.
Data Tenaga
Kependidikan
berdasarkan tingkat
pendidikan dan tugasnya.
3. Data Kesiswaan Data Peserta Didik
4. Data Sarana dan
Prasarana
Data Aset sekolah atau
Inventaris
Rencana Pengadaan
Sarpras
Rencana Pemeliharaan
Aset
Rencana Penghapusan
Aset
5. Prestasi
Sekolah/Siswa
Data Prestasi Akademik
(Olimpiade Matematika,
IPA, IPA, TIK dan
Tahfidz)
Data Prestasi Non
Akademik
Keterampilan:
Menganyam,
mendongeng, melukis,
membatik, cipta cerpen,
41
cipta syair, pidato b.indo,
pidato jawa serang,
pildacil, pantun, cerita
bergambar, pantomim,
Nasyid, menyanyi, MTQ,
kolase, story telling.
Olah raga: Tenis meja,
bulu tangkis, renang,
memanah, taekwondo,
karate, pencak silat dan
catur.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDIT Syifa Fikriya
1. Profil SDIT Syifa Fikriya
Secara geografis SDIT Syifa Fikriya berlokasi di lingkungan yang
cukup padat dan ramai, karena SDIT Syifa Fikriya berada dalam lingkungan
pemukiman penduduk yang berada di pinggir jalan raya sehingga
lingkungan SDIT Syifa Fikriya cukup ramai dengan banyaknya kendaraan
yang melintas.
Tabel 4.1: Profil SDIT Syifa Fikriya
Tahun 2017-2018
Nama Sekolah SD IT Syifa Fikriya
NPSN 20605576
Status Sekolah Swasta
Alamat Sekolah Jl. Perumahan Cikande Permai, Kp Ciherang
Kode Pos 42186
Kelurahan Cikande
Kecamatan Cikande
Kabupaten/Kota Serang
Provinsi Banten
Nomor Telepon 0254 7038 93
Email [email protected]
Status Kepemilikan Yayasan
Luas Tanah 1226m2
SK Pendirian Sekolah 642.2/63-Dis.Pend
Tgl SK Pendirian Sekolah 2004-09-24
SK Izin Operasional 642.2/63-Dis.Pend
Tgl SK Izin Operasional 2005-01-11
Sumber: Diolah dari dokumen profil SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk
Softfile, Tahun 2017-2018
43
2. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Syifa Fikriya
a. Visi SDIT Syifa Fikriya
“TERWUJUDNYA SDIT SYIFA FIKRIYA YANG MAJU,
SEJAHTERA DAN AGAMIS”
b. Misi SDIT Syifa Fikriya
1) Mengembangkan sumber daya sekolah secara optimal untuk
mempersiapkan peserta didik di era global
2) Melaksanakan manajemen 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan
3) Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis moral spiritual dan
berorientasi kepada mutu
4) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang mengembangkan
seluruh potensi siswa mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik
5) Menjadikan seluruh peserta didik sholeh/sholehah serta tampil
percaya diri.39
c. Tujuan SDIT Syifa Fikriya
1) Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai
dengan kurikulum yang berlaku
2) Membiasakan penanaman nilai-nilai agama dalam setiap
pembelajaran
3) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam pelajaran
matematika dan ilmu pengetahuan alam
4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang apresiasi seni,
olahraga, serta keterampilan lain yang sesuai dengan bakat dan
minatnya
5) Meningkatkan kemampuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
6) Memberikan rasa nyaman dan aman bagi warga sekolah dalam
menuntut dan mengembangkan keilmuan yang dimiliki sesuai
dengan tugas profesi
7) Meningkatkan kemampuan siswa agar tanggap dan memahami
lingkungan
8) Menerapkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
kewajibannya baik di sekolah maupun di rumah
9) Menyiapkan kader pemimpin masa depan yang memiliki karakter
robbani, yaitu aqidah yang bersih (salimul aqidah), ibadah yang
benar (shahihul ibadah), akhlak yang mulia (matinul khuluq),
39 Dokumentasi foto dari profil Visi, Misi dan Tujuan SDIT Syifa Fikriya, Cikande, Tahun
2017/2018
44
jasmani yang kuat (qowwiyul jismi), cerdas dan berpengetahuan
(mutsaqqotul fikri), bersunggguh-sungguh dan disiplin
(mujahadatun linafsihi), Efesien (Hari...‘ala waqtihi), tertib dan
cermat (munazhzhamun fi syu’unil), mandiri (qodirun ‘alal kasbi),
bermanfaat bagi orang lain (naafi’un lighoirihi).40
Berdasarkan paparan visi, misi dan tujuan diatas, telah menggambarkan
bahwa SDIT Syifa Fikriya ingin melahirkan generasi yang cerdas,
terampil, mandiri, bertanggung jawab dan berakhlak mulia yang dilandasi
dengan iman dan taqwa.
3. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang dilakukan oleh SDIT
Syifa Fikriya dalam penerapan full day school ini telah direcanakan dengan
baik serta mempertimbangkan berbagai aspek terkait anggaran yang
dibutuhkan selama setahun untuk menunjang pelaksanaan penerapan full
day school. Setiap awal tahun ajaran baru, seluruh kegiatan yang akan
diadakan selama setahun kedepan tercantum dalam RKAS tersebut.
Kegiatan-kegiatan itu terdiri dari kegiatan pelatihan, seminar, bimbingan
tekhnis, sanlat dsbg. Rencana kegiatan siswa diantaranya yaitu Lomba
MHQ, baksos ramadhon, KBM, live skill, bimbingan kepribadian islam
(TFC), market day dsbg. Adapun data anggaran yang diperoleh, yaitu:
a. Pendapatan
Berasal dari SPP siswa, setiap bulannya ialah Rp. 431.000,00/siswa
Jadi, pendapatan yang diperoleh ialah
Rp. 431.000,00 x 367 siswa = Rp. 158.177.000/bulan
Rp. 158.177.000 x 12 bulan = Rp. 1.898.124.000/tahun
b. Pengeluaran
1) Gaji Guru. Gaji setiap guru rata-rata memperoleh Rp.
1.500.000/orang dengan jumlah guru 25 orang. Jadi pengeluaran
untuk gaji guru sekitar,
Rp. 1.500.000 x 25 guru = Rp. 37.500.000/bulan
Rp. 37.500.000 x 12 bulan = Rp. 450.000.000/tahun.41
40 Ibid., 41 Hasil Wawancara dengan Ibu Eruh Rubiah, Selaku Guru Bhs. Indonesia SDIT Syifa
Fikriya, 09 Juni 2018.
45
2) Biaya konsumsi. Biaya konsumsi ini terkait dengan kegiatan
makan siang yang diadakan oleh sekolah untuk siswa.
Pegeluarannya yaitu:
Rp. 138.000 x 367 siswa = Rp. 50.646.000/bulan
Rp. 50.646.000 x 12 bulan = Rp. 607.752.000/tahun.42
Berdasarkan hasil data diatas, pendapatan yang sekolah peroleh
berasal dari biaya SPP siswa perbulannya. Jika kita lihat berdasarkan
pengeluaran, tentunya masih terdapat sisa anggaran dari pendapatan yang
diperoleh. Sisa anggaran tersebut tentunya sekolah gunakan untuk berbagai
macam kegiatan siswa, kegiatan guru, biaya sarana dan parasarana, biaya
pemeliharaan, biaya ATK dan dana tak terduga lainnya. Anggaran yang
sekolah peroleh tersebut digunakan sebaik mungkin untuk menunjang
kegiatan yang sekolah lakukan dalam penerapan full day school.
4. Struktur Organisasi SDIT Syifa Fikriya
Struktur organisasi tentu sangat penting keberadaannya disetiap
organisasi termasuk sekolah. Struktur ini dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan antar tiap unit atau bagian yang ada dalam sekolah, memudahkan
dalam pembagian kerja dan tanggung jawabnya, serta memanfaatkan semua
kemampuan sumber daya manusianya untuk mencapai tujuan yang sesuai
dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan. Berdasarkan hasil studi
dokumentasi, berikut ini adalah gambaran struktur organisasi SDIT Syifa
Fikriya.
42 Hasil wawancara dengan Ibu Raudoh, selaku Kepala Sekolah SDIT Syifa Fikriya, 22
Oktober 2018.
46
STRUKTUR ORGANISASI SDIT SYIFA FIKRIYA
Gambar 4.1: Struktur Organisasi SDIT Syifa Fikriya
Sumber: Dikutip dari dokumen profil SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk softfile
Tahun 2017-2018
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDIT Syifa Fikriya
Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki peran yang penting dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tenaga pendidik dan kependidikan
tentu harus sesuai dengan standar kualifikasi dan juga professional di
bidangnya. Berikut ini data tenaga pendidik SDIT Syifa Fikriya:
Kepala Sekolah
Raudhoh, S.Pd.I
Komite
Sekolah
Humas
Drs. Rahmat Sudarsono
Tata Usaha
Rini Kurniasih
Guru Kelas I
Susana
Guru Kelas II
Herlina
Guru Kelas III
Erni S.
Guru Kelas IV
Erni Y.
Guru Kelas V
T.P Susanna
Guru Kelas
VI
Eruh Rubiah
Petugas Keamanan
Suparman
Guru Penjas
Ahmada
Guru Kesenian
A.Mutholib
Guru Mulok
Guru Agama
Slamet
47
a. Data Tenaga Pendidik SDIT Syifa Fikriya
Tabel 4.2: Data Tenaga Pendidik SDIT Syifa Fikriya
Tahun 2017-2018
No Nama JK Jenis
PTK
Keterangan Ket.
SeSertifikasi Jenjang Jurusan Kompetensi
1 Abd.
Muttalib
L Guru
Kelas
S1 PAI Pendidikan
Agama Islam
Belum
2 Abdul
Wahid
L Guru
Mapel
S1 PAI Pendidikan
Agama Islam
Belum
3 Ahmad
Saepudin
L Guru
Mapel
S1 Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
Belum
4 Ahmada L Guru
Kelas
S1 PAI Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
5 Anggraini P Guru
Kelas
S1 Bahasa
Inggris
Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
6 Erni
Susilowati
P Guru
Kelas
S1 IPA Ilmu
Pengetahuan
Alam (IPA)
Sertifikasi
7 Erni
Yuliani
P Guru
Kelas
S1 Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
Belum
8 Eruh
Rubiah
P Guru
Kelas
S1 PAI Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
9 Febrilia
Kusuma
Wardani
P Guru
Mapel
S1 Matematika Matematika Belum
10 Herlina P Guru
Mapel
S1 Guru Kelas
SD/MI
Guru Kelas
SD/MI
Belum
11 Ipah
Latipah
P Guru
Kelas
S1 Bahasa
Arab
Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
12 Maya Noor
Fulaillah
P Guru
Mapel
S1 IPA Ilmu
Pengetahuan
Alam (IPA)
Belum
13 Mohamad
Ilham
Fauzi
L Guru
Mapel
S1 Bahasa
Arab
Bahasa Arab Belum
14 Naurusifa P Guru
Mapel
S1 Bahasa
Inggris
Guru Kelas
SD/MI,
Bahasa
Inggris
Belum
15 Neneng
Fauzyah
P Guru
Mapel
D2 Guru Kelas
SD/MI
Guru Kelas
SD/MI
Belum
48
16 Raeni
Angraeni
P Guru
Mapel
S1 Bahasa
Inggris
Bahasa
Inggris
Belum
17 Rahmat
Sudarsono
L Guru
Kelas
S1 IPS Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
18 Raudoh P Kep.
Sek
S1 PAI Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
19 Reti Sri
Haryati
P Guru
Kelas
S1 PAI Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
20 Rois L Guru
Mapel
S1 PAI Pendidikan
Agama Islam
Belum
21 Slamet L Guru
Mapel
S1 PAI Pendidikan
Agama Islam
Belum
22 Sri Wahyu
Ningrum
P Guru
Mapel
S1 PAI Pendidikan
Agama Islam
Belum
23 Supriyati P Guru
Kelas
S1 Bahasa
Inggris
Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
24 Susana P Guru
Kelas
S1 Guru Kelas
SD/MI
Guru Kelas
SD/MI
Sertifikasi
25 Tutut
Priyasi
Susanna
P Guru
Kelas
S1 Matematika Matematika Sertifikasi
Sumber: Diolah dari dokumen profil SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk softfile
Tahun 2017-2018
b. Keadaan Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan memiliki peran yang juga sama
pentingnya dengan tenaga pendidik di sekolah. Tenaga kependidikan
sering disebut juga dengan karyawan sekolah. Berikut ini keadaan
tenaga kependidikan di SDIT Syiya Fikriya.
Tabel 4.3: Data Tenaga Kependidikan SDIT Syifa Fikriya
Tahun 2017-2018
No Nama JK Jenis Tugas yang diampu Jumlah
1 Rini Kurniasih P Pegawai Tata Usaha 1
2 Suparman L Petugas Keamanan 1
3 Lisdalu Windarti P Tenaga Kebersihan 1
Sumber: Diolah dari dokumen profil SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk
softfile, Tahun 2017-2018
49
6. Keadaan Peserta Didik SDIT Syifa Fikriya
Peserta didik merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam
lembaga pendidikan (sekolah) untuk mencapai tujuan pendidikan,
Berdasarkan hasil dokumentasi jumlah peserta didik secara terperinci adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4: Data Peserta Didik SDIT Syifa Fikriya
Tahun 2017-2018
No Uraian Detail Jumlah Total
1 Kelas 1 L 32 67
P 35
2 Kelas 2 L 29 67
P 38
3 Kelas 3 L 35 63
P 28
4 Kelas 4 L 34 60
P 26
5 Kelas 5 L 22 56
P 34
6 Kelas 6 L 28 54
P 26
Total L 180 367
P 187
Sumber: Diolah dari dokumen profil SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk
softfile, tahun 2017-2018
7. Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Syifa Fikriya
a. Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT SYifa Fikriya
Keberadaan sarana dan prasarana di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting bagi seluruh warga sekolah terutama peserta didik dalam
mendukung pelaksanaan pendidikan. SDIT Syifa Fikriya memiliki
sarana dan prasarana yang cukup baik dan memadai untuk menunjang
50
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan menunjang kegiatan guru
dan para karyawannya. Berdasarkan hasil dokumentasi, diperoleh
gambaran keadaan sarana dan prasarana di SDIT Syifa Fikriya yaitu:
Tabel 4.5: Data Sarana dan Prasarana SDIT Syifa Fikriya
Tahun 2017-2018
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 2
3 Ruang TU 1
4 Ruang PSB 1
5 Ruang Kelas 12
6 Ruang UKS 1
7 Lab Komputer 1
Komputer 15
8 Masjid 1
Mukena 12
Sajadah 10
9 Perpustakaan 1
Rak Buku 9
Buku-buku 3479
10 Lapangan Olahraga 1
11 Kantin 1
12 Kamar Mandi 9
Sumber: Diolah dari dokumen profil SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk
softfile, tahun 2017-2018
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang
dimiliki sudah cukup memadai. Sarana dan prasarana tersebut layak
digunakan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar maupun
menunjang kegiatan pegawai sekolah di SDIT Syifa Fikriya. Akan
tetapi, berdasarkan hasil pengamatan kondisi perpustakaan kurang
51
memadai, meskipun dilengkapi dengan koleksi pustaka yang cukup
lengkap baik buku fiksi ataupun non fiksi, namun dari segi ruangan
terkesan kurang luas. Oleh karena itu, SDIT Syifa Fikriya juga
menyediakan rak dan koleksi buku disetiap lorong-lorong menuju kelas
sebagai pembiasaan budaya membaca siswa ketika mengisi waktu
luang. Namun, secara keseluruhan sarana dan prasarana SDIT Syifa
Fikriya yang tersedia dan kondisinya yang baik dapat mendukung
penerapan full day school secara optimal.
8. Prestasi SDIT Syifa Fikriya
Data yang diperoleh setelah penulis olah, prestasi yang didapatkan
oleh sekolah sudah terhitung banyak, bahkan mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2017 secara garis besar sekolah memperoleh prestasi
dengan jumlah 39 kejuaraan. Prestasi yang sekolah peroleh diantaranya
yaitu: pada tingkat provinsi meraih juara 1 dalam perlombaan menganyam,
olahraga memanah, olahraga tenis meja, olahraga bulu tangkis ganda dan
bercerita. Juara 2 Mendongeng. Selanjutnya pada tingkat kabupaten meraih
juara 1 dalam perlombaan speech contest. Juara 2 dalam perlombaan cerdas
cermat MIPA, story telling dan mendongeng. Juara 3 pada perlombaan
mendongeng dan masih banyak lagi.43
Pada tahun 2018 belum genap satu tahun sekolah menjalankan
program Namun, prestasi yang sekolah raih sudah mencapai 32 kejuaraan
dan diantaranya yaitu: pada tingkat provinsi meraih juara harapan 1 dalam
perlombaan jawara matematika. Tingkat se-wilayah Banten Barat meraih
juara 1 dalam perlombaan baca puisi, menganyam dan olahraga tenis meja
putra. Juara 2 dalam perlombaan cipta puisi, panahan putra, panahan putri,
dan bulu tangkis. Juara 3 dalam perlombaan nasyid, tenis meja putri dan
43 Data diolah dari Dokumen prestasi SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk softfile, tahun 2017-
2018.
52
menyanyi solo serta masih banyak lagi, untuk informasi lengkapnya dapat
dilihat pada lampiran prestasi sekolah.44
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa SDIT Syifa
Fikriya mengalami peingkatan dalam prestasi selama 2 tahun terakhir.
Prestasi tersebut diraih dengan berbagai macam kompetisi dan bidang
pelajaran yang dilombakan, baik perlombaan akademik maupun non
akademik, tingkat kecamatan hingga tingkat provinsi. Prestasi yang diraih
dapat membuktikan bahwa penerapan full day school di SDIT Syifa Fikriya
berjalan secara optimal.
B. Deskripsi Data
Penerapan Full Day School dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
SDIT Syifa Fikriya
Penerapannya, full day school menekankan pada pelaksanaan program
sekolah dan kegiatan belajar mengajar mulai dari dasar hukum
pelaksanaannya, proses penerapannya, jadwal pembelajarannya, dan sarana
pendukung dalam pelaksanaan full day school.
1. Landasan atau Dasar Hukum Pelaksanaan Full Day School
Dasar hukum pelaksanaan full day school didasari oleh Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2017 Tentang
Hari Sekolah dan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter, dalam peraturan tersebut terdapat pasal
yang mengatur mengenai jam belajar yang digunakan oleh sekolah full day
school pada umumnya.
Penjelasan diatas diungkapkan oleh Ibu Raudhoh, “SDIT Syifa
Fikriya sendiri hari efektif belajarnya yaitu 5 (lima) hari, mulai dari hari
senin sampai dengan jum’at dan pada hari sabtu biasanya kami gunakan
sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan lama jam belajarnya yaitu delapan
44 Ibid.,
53
jam/hari, siswa masuk sekolah pada pukul 07.00 dan keluar pada pukul
15.00”.45
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Anggraini, “penerapan full day
school ini sendiri terdiri dari pembelajaran inti yang dimulai pada pukul
07.45 hingga pukul 15.00, namun siswa masuk sekolah tetap pada pukul
07.00, sebelum kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada pukul
07.45 siswa terlebih dahulu melaksanakan kegiatan pembiasaan islami
yaitu do’a dan tilawah bersama. Adapun pelaksanaan istirahat yang
dilakukan yaitu sebanyak tiga kali, istirahat pertama pukul 09.15-09.30,
istirahat kedua pukul 10.30-10.45, masing-masing berdurasi selama 15
menit, dan istirahat ketiga selama 75 menit mulai dari pukul 11.45-13.00
karena adanya waktu makan siang dan sholat dzuhur berjama’ah. Namun,
untuk sholat dzuhur dan makan siang kami bagi menjadi dua, kelas 1, 2,
dan 3 makan siang terlebih dahulu, sedangkan kelas 4, 5 dan 6 sholat
dzuhur terlebih dahulu agar telihat lebih rapih dan disiplin waktu”.46
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sekolah yang
menerapkan full day school waktu belajarnya ialah 8 (delapan) jam perhari
yang dimulai pada pukul 07.00 sampai 15.00 dengan hari efektif
belajarnya yaitu 5 (lima) hari. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan full day school di SDIT Syifa Fikriya sudah sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan, seperti yang dijelaskan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2017 Tentang
Hari Sekolah yang dijelaskan pada Pasal 2 ayat (1) sampai (4).
2. Pelaksanaan Full Day School di SDIT Syifa Fikriya
Pelaksanaan full day school merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan di sekolah untuk menunjang keberhasilan sekolah dalam
45 Hasil wawancara dengan Ibu Raudhoh S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SDIT Syifa Fikriya,
18 Mei 2018. 46 Hasil wawancara dengan Ibu Anggraini, selaku Waka Kurikulum SDIT Syifa Fikriya, 17
Mei 2018.
54
mencapai tujuan pendidikan seperti kegiatan pembelajaran dan kegiatan
pendukung lainnya, yang dilakukan dari pagi hingga sore hari.
a. Penerapan Full Day School di SDIT Syifa Fikriya
Penerapan full day school merupakan alternatif dari revolusi
pendidikan terhadap masalalah- masalah yang ada dan terjadi pada
siswa. Sebagai solusi alternatif pelaksanaan full day school ditunjang
dengan berbagai alasan yang patut dipertimbangkan dalam pendidikan
siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Clark, yaitu:
“The growing number of all-day programs is the result of a
number of factors, including the greater numbers of single-
parent and dual- income families in the workforce who need
all-day programming for their young children, as well as the
belief by some that all-day programs better prepare children
for school”.
(Dalam pertumbuhannya program sehari penuh diakibatkan
oleh beberapa faktor, di dalamnya banyak orang tua tunggal
dan orang tua yang keduanya bekerja yang membutuhkan
program sehari penuh untuk anak mereka, di samping ada
sebagian yang percaya bahwa program sehari penuh
merupakan program sekolah yang dapat mempersiapkan anak-
anak lebih baik).47
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ana terkait faktor dari program
sehari penuh, yaitu:
“Penerapan full day school yang dilakukan oleh SDIT Syifa
Fikriya telah dilakukan sejak kali pertama sekolah didirikan.
Penerapan ini didasarkan oleh lembaga yang menaungi yaitu
lembaga JSIT. Adapun kelemahan dari penerapannya yaitu:
beberapa wali murid disini terkadang tidak satu visi misi
dengan sekolah sehingga sulit terjalinnya kerjasama dalam
mendidik siswa setelah sekolah ataupun diluar sekolah,
maksudnya adalah kebanyakan orang tua yang
menyekolahkan anaknya disini ialah mereka yang keduanya
bekerja sehingga anak membutuhkan sekolah yang memiliki
program sehari penuh kerena mereka para orang tua percaya
bahwa sekolah sehari penuh dapat mempersiapkan anak-
anaknya menjadi lebih baik. Namun, pemikiran seperti ini
tentunya kurang baik karena sekolah tidak bisa full atau
seutuhnya selalu mengawasi dan mendidik anak, karena
47 Ida Nurhayati Setiyarani,dkk, Penerapan Sistem Pembelajaran Fun & Full Day School
untuk Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik di SDIT Al Islam Kudus, Dalam Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.2, No.2, (2014), h. 238.
55
pendidikan yang utama seperti yang kita ketahui adalah
pendidikan yang berasal dari keluarga dan orang tuanya
sendiri”.48
Penerapan full day school yang dilakukan oleh SDIT Syifa
Fikriya telah dilakukan sejak kali pertama sekolah didirikan. Penerapan
ini didasarkan oleh lembaga yang menaungi yaitu lembaga JSIT.
“Sekolah masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 15.00. Pada
pagi hari dimulai dengan do’a dan tilawah bersama, serta
sholat dhuha berjama’ah. Kemudian dilanjut dengan kegiatan
belajar mengajar hingga waktu pulang. Adapun kegiatan yang
lain yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari panahan,
catur, bulu tangkis, karate, pencak silat, taekwondo, takraw,
futsal, tenis meja, IPA, MTQ, tahfidz, nasyid, cipta syair, dan
sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler ini ada yang dilakukan
setelah jam pelajaran selesai dan aja juga yang dilakukan pada
hari sabtu, jika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
dilakukan setelah jam pelajaran selesai, maka akan pulang
lebih lama dengan penambahan waktu ektrakurikuler selama 1
jam, jadi pulang pada pukul 16.00. Kegiatan ekstrakurikuler
yang biasanya dilakukan setelah jam pelajaran ialah hari senin
(pencak silat dan panahan), selasa (IPA, nasyid dan catur),
rabu (tahfidz, MTQ, bulu tangkis dan cipta syair), kamis
(karate), jum,at (takraw), sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
yang dilakukan pada hari sabtu yaitu futsal, tenis meja dan
taekwondo”.49
b. Jadwal Pelajaran di SDIT Syifa Fikriya
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia pengertian jadwal ialah
pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar
atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu
pelaksanaan yang terperinci.
Penyusunan jadwal pelajaran sekolah adalah mengatur atau
membagi komponen KBM sehingga dapat terlaksana proses KBM
dengan baik. Penyusunan jadwal pelajaran sekolah juga dapat diartikan
48 Hasil wawancara dengan Ibu Tutut Priyasi Susanna, Selaku Guru Matematika SDIT Syifa
Fikriya, 17 Mei 2018. 49 Hasil wawancara dengan Ahmad Maulana, selaku siswa kelas 5 SDIT Syifa Fikriya, 28
Juli 2018.
56
kegiatan mengalokasikan sejumlah mata pelajaran beserta guru
pengajar ke sejumlah kelas yang tersedia dan sejumlah slot waktu.
Mengatur jadwal pelajaran di SDIT Syifa Fikriya
disesuaikan dengan kurikulum yang ada, dari pagi
hingga sore siswa belajar mata pelajaran dengan tatap
muka di kelas, sedangkan setelahnya (jam pulang
sekolah) siswa bisa melanjutkannya dengan mengikuti
ektrakurikuler. Kami mengatur jadwal disesuaikan
dengan kurikulum dan mengimbangi dengan kondisi
siswa agar agenda pembelajaran yang laksanakan dapat
berjalan efektif dan efesien, ujar Ibu Anggraini.50
Adapun rincian jadwal pelajarannya yaitu: dari pukul 07.00-
07.45 siswa melaksanakan kegiatan do’a dan tilawah bersama, serta
sholat dhuha dan muhasabah berjama’ah, pukul 07.45-09.15 kegiatan
belajar mengajar, pukul 09.15-09.30 kegiatan ibadah dan pembiasaan
islami (istirahat), pukul 09.30-10.30 kegiatan belajar mengajar, pukul
10.30-10.45 kegiatan ibadah dan pembiasaan islami (istirahat), 10.45-
11.45 kegiatan belajar mengajar, pukul 11.45-13.00 ishoma dan
pembiasaan adab islami (istirahat), pukul 13.00-14.30 kegiatan belajar
mengajar kembali, pukul 14.30-14.45 kegiatan muhasabah dan pukul
15.00 pulang.51
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan setelah ishoma
tetap dilakukan didalam kelas, namun pelajaran yang
diajarkan berbobot ringan seperti mata pelajaran bahasa,
agama, tahfidz, dan abatatsa. Maksud dari berbobot ringan
disini ialah kegiatan belajar yang dilakukan lebih
menggunakan teknik sharing, praktik, dan permainan. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi rasa kejenuhan pada
siswa, sehingga dengan mata pelajaran yang ringan dan
guru yang kreatif akan membawa suasana kelas dalam
belajar tetap menyenangkan, ujar Ibu Raudhoh.52
50 Hasil wawancara dengan Ibu Anggraini, Selaku Waka Kurikulum SDIT Syifa Fikriya, 17
Mei 2018. 51 Data diolah dari hasil dokumentasi jadwal pelajaran siswa, tahun ajaran 2017-2018, 18 Mei
2018. 52 Hasil wawancara dengan Ibu Raudhoh S.Pd.I, Kepala Sekolah SDIT Syifa Fikriya, 18 Mei
2018.
57
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan SDIT Syifa Fikriya,
jika kita melihat jadwal tentunya sangatlah padat. Namun, ternyata
tidak membuat siswa merasa lelah dan bosan. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Asma siswi kelas 6, “Saya tidak pernah merasa lelah
dan bosan, tapi jika terlalu banyak kegiatan di sekolah seperti ketika
saya mengikuti kegiatan tambahan yaitu kegiatan ektrakurikuler
barulah terasa lelahnya, tapi itupun kadang-kadang, selebihnya
menyenangkan”.53
Hal serupa juga dikatakan oleh Aisyah siswi kelas 4, “saya tidak
pernah merasa lelah dan bosan, kecuali jika saya sedang melakukan
puasa sunnah, selebihnya terasa menyenangkan”.54
Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa, penentuan jadwal yang dilakukan oleh pihak sekolah SDIT Syifa
Fikriya sudah baik dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti
menyesuaikan dengan kurikulum yang mereka gunakan dan
mengimbangi tingkat kejenuhan yang akan terjadi pada siswa. Hal ini
terbukti dengan hasil wawancara penulis dengan beberapa siswa di SDIT
Syifa Fikriya yang menyatakan bahwa mereka jarang sekali atau bahkan
tidak pernah merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar, hanya saja
mereka terkadang merasa lelah jika terlalu banyak kegiatan tambahan
seperti kegiatan ektrakurikuler dan ketika sedang melaksanakan puasa
sunah.
c. Sarana Pendukung Pelaksanaan Full Day School di SDIT Syifa
Fikriya (Pengelolaan makan siang)
Sarana berarti apa saja yang dapat digunakan untuk
melaksanakan sesuatu, untuk memajukannya, atau untuk mencapai
tujuan, dan syarat untuk mencapai sesuatu. Secara umum sarana
53 Hasil wawancara dengan Asma Raudotul Jannah, siswi kelas 6 SDIT Syifa Fikriya, 18 Mei
2018. 54 Hasil wawancara dengan Aisyah Noviandini Khoirunnisa, siswi kelas 4 SDIT Syifa
Fikriya, 18 Mei 2018.
58
pendidikan dapat diartikan sebagai semua fasilitas yang menunjang
proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
termasuk personil dan kurikulum.55
Penerapan full day school seperti yang kita ketahui dilaksanakan
dari pagi hingga sore hari, hal ini tentu adanya waktu makan siang,
seperti yang diungkapkan oleh Ibu Raudhoh “Pengelolaan makan siang
diatur oleh tim catering mulai dari menu hingga tanggung jawab atas
makanannya. Menu makanan pun setiap harinya berbeda untuk
mengantisipasi rasa bosan dan nafsu makan siswa. Kegiatan makan
siang ini dilakukan secara bergantian selain karena tempatnya yang
kurang memadai, juga untuk menghindari keributan dan
mendisiplinkan waktu”.56
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Eruh Rubiah, “Kegiatan
makan siang ini dilakukan secara bergantian selain karena tempatnya
yang kurang memadai, juga untuk menghindari keributan dan
mendisiplinkan waktu. Pada jam makan siang pertama diisi oleh siswa
kelas 1 sampai siswa kelas 3 dan setelahnya siswa kelas 4 sampai siswa
kelas 6. Pada pergantian waktu ini siswa diharuskan melaksanakan
sholat dzuhur berjama’ah”.57
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pengelolaan makan siang di SDIT Syifa Fikriya tentunya sudah baik,
karena adanya tim dan menu makanan yang berbeda setiap harinya,
sehingga siswa tidak merasa bosan. Selain itu, pembagian waktu yang
dilakukan juga berdasarkan pertimbangan yang baik, seperti
mengantisipasi terjadinya keributan, penumpukan dan tidak
terkontrolnya siswa, sehingga mengajarkan siswa untuk lebih
menghargai waktu.
55 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta: Cv. Multi
Karya Mulia, 2007, h. 6. 56 Hasil wawancara dengan Ibu Raudhoh S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SDIT Syifa Fikriya,
18 Mei 2018. 57 Hasil wawancara dengan Ibu Eruh Rubiah, Selaku Guru Mapel Bhs Indonesia SDIT Syifa
Fikriya, 17 Mei 2018.
59
C. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis terkait dampak
penerapan full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDIT
Syifa Fikriya yang diperoleh dari data observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
1. Manfaat atau keuntungan pelaksanaan Full Day School dengan
sekolah yang regular
Setiap sekolah pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai,
tentunya pada tingkat kelembagaan dan pada setiap sistem pembelajaran
tentu memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya, tak
terkecuali program full day school.
Menurut Ibu Raudhoh selaku kepala sekolah, yaitu “keuntungan
pelaksanaan full day school ini berdampak bagi siswanya sendiri, dimana
siswa memiliki daya ingat yang lebih kuat dibuktikan dengan prestasi yang
diraih siswa dan pengakuan masyarakat karena siswa terbiasa belajar
dengan waktu yang lebih lama dan sifat spiritual keagamaan siswa lebih
terjaga karena adanya program pembiasaan yang sekolah laksananakan”.58
Maksud dari sifat spiritual keagamaan siswa ini dilihat dari kebiasaan
islami yang diterapkan oleh sekolah setiap harinya yang berdampak pada
kebiasaan siswa diluar sekolah seperti halnya menerapkan 5 S (senyum,
salam, sapa, sopan dan santun), tilawah Qur’an setiap hari, sholat sunah,
sholat wajib berjama’ah, puasa sunah, membaca Al-Ma’tsurat dan dzikir,
perempuan wajib menggunkan jilbab, adab makan, saling tolong
menolong, dan lain-lain.
Dalam nuansa lain, Ibu Anggraini selaku Waka Kurikulum
menyatakan bahwa, “keuntungannya adalah siswa lebih mudah dalam
memahami pelajaran dan siswa memiliki banyak prestasi karena waktu
belajar yang lama. Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh yaitu prestasi
58 Op.Cit.,
60
siswa lebih bagus (dibidang akademik maupun non akademik), pergaulan
siswa lebih terkontrol karena waktu sekolah yang lebih panjang dsbg”.59
Sedangkan menurut Ibu Ana selaku guru matematika
“Pelaksanaaan full day school ini keuntungannya ialah perilaku siswa lebih
terkontrol dan memiliki perilaku yang agamis (berakhlak baik,
sholeh/sholehah) karena siswa lebih banyak menghabiskan waktu di
sekolah, serta memiliki banyak prestasi”.60
Pernyataan selanjutnya diungkapkan oleh Ibu Sudarminah salah
satu wali murid SDIT Syifa Fikriya, yaitu “Menurut saya bagus, dengan
menerapkan full day school lebih banyak manfaatnya untuk anak dari pada
mudhorotnya dan anak juga lebih terjaga, dibandingkan dengan sekolah
yang pulangnya setengah hari, dia lebih banyak waktu luang sehingga
kurang terkontrol dan apalagi jika kedua orang tuanya sama-sama sibuk
bekerja maka kurangnya perhatian dari orang tua dikarenakan sibuk”.61
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Vina salah satu wali murid
SDIT Syifa Fikriya yang bekerja (karyawati), yaitu “Karena saya bekerja
(karyawati), jadi menurut saya SDIT yang menerapkan full day school
sangat baik, sehingga waktu anak bermain diluar yang jauh dari pantaun
orang tua lebih sedikit”.62
Berikut ini pernyataan dari Asma siswi kelas 6 SDIT Syifa Fikriya,
yaitu “dengan cara belajar full day school ini saya jadi memiliki banyak
waktu untuk belajar bahkan saat sampai di rumah pun saya mengulas
kembali pelajaran sebelumnya. Selain itu, cara mengajar yang dilakukan
59 Hasil wawancara dengan Ibu Anggraini, selaku Waka Kurikulum SDIT Syifa Fikriya, 18
Mei 2018. 60 Hasil wawancara dengan Ibu Tutut Priyasi Susanna, Guru Mapel Matematika SDIT Syifa
Fikriya, 17 Mei 2018. 61 Hasil wawancara dengan Ibu Sudarminah, selaku salah satu wali murid SDIT Syifa Fikriya,
19 Mei 2018. 62 Hasil wawancara dengan Ibu Vina, selaku salah satu wali murid SDIT Syifa Fikriya, 19
Mei 2018.
61
oleh guru-guru sangat bervariatif dan waktu belajar yang panjang
membuat saya lebih mudah memahami pelajaran”.63
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan full day school yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya
memiliki manfaat dan keuntungan tersendiri bagi guru, wali murid dan
siswa. Namun, secara keseluruhan pelaksanaan full day school ini
memiliki keuntungan sebagai pembentuk karakter siswa yang lebih baik
yaitu dengan adanya pemantauan (pengontrolan) kegiatan siswa baik saat
didalam maupun diluar sekolah, karena waktu bermain (waktu luang) anak
lebih sedikit dibandingkan sekolah regular pada umumnya yang memiliki
jadwal pulang lebih awal tanpa pemantauan lebih lanjut dari pihak sekolah
yang bekerja sama dengan wali murid. Selain itu, siswa juga memiliki daya
ingat yang lebih kuat karena mereka memiliki waktu belajar yang cukup
panjang untuk membahas dan mengulas materi yang belum dipahami.
2. Pencapaian prestasi yang diraih sekolah
Harapan dari seluruh warga sekolah termasuk masyarakat sekitar
ialah sekolah memiliki output yang diharapkan (lulusan yang berkualitas).
Output sekolah tentunya prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses
pembelajaran, kegiatan ektrakurikuler, dan manajemen sekolah.
Penerapan full day school di SDIT Syifa Fikriya berupaya untuk selalu
mendukung siswa dalam meningkatkan prestasi. Dalam penelitian ini telah
dijelaskan bahwa pencapaian prestasi yang diraih SDIT Syifa Fikriya
mengalami peningkatan. Hal ini, terbukti pada tahun 2017 secara garis
besar sekolah memperoleh prestasi dengan jumlah 39 kejuaraan dan pada
tahun 2018 belum genap satu tahun sekolah menjalankan program namun,
prestasi yang sekolah raih sudah mencapai 32 kejuaraan, untuk informasi
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran prestasi sekolah.64
63 Hasil wawancara dengan Asma Raudotul Jannah, salah satu siswi kelas 6 SDIT Syifa
Fikriya, 18 Mei 2018. 64 Data diolah dari dokumentasi prestasi SDIT Syifa Fikriya dalam bentuk softfile, tahun
2017-2018
62
Berdasarkan penjelasan diatas dan data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa prestasi yang diraih oleh SDIT Syifa Fikriya
mengalami peningkatan. Prestasi tersebut diraih dengan berbagai macam
kompetisi yang dilombakan, baik perlombaan tingkat kecamatan hingga
tingkat provinsi. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan penerapan full
day school yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya mampu meningkatkan
mutu pendidikan dengan memperoleh prestasi yang baik. Prestasi yang
diraih pun mendapatkan pengakuan dari masyarakat, sehingga tidak asing
lagi jika saat ini banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di
SDIT Syifa Fikriya, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Raudhoh, yaitu:
“Alhamdulillah setiap tahunnya SDIT Syifa Fikriya selalu
mengalami peningkatan jumlah calon peserta didik, pada
tahun 2016 terdapat 112 calon peserta didik dan yang kami
terima sebanyak 66 peserta didik, pada tahun 2017 terdapat
140 calon peserta didik dan yang kami terima sebanyak 68
peserta didik, dan pada tahun ini, tahun 2018 terdapat 129
calon peserta didik dan yang kami terima sebanyak 70
peserta didik. Pada tahun 2018 ini bukan berarti mengalami
penurunan jumlah calon peserta didik, tetapi kami pihak
sekolah menutup jadwal pendaftaran peserta didik baru
menjadi lebih awal untuk mengantisipasi terjadinya
pembludakan jumlah calon pesesta didik (jauh sebelum
tanggal penutupan pendaftaran peserta didik baru saja
sudah sebanyak itu, bagaimana jika kami menutup jadwal
pendaftaran sesuai yang ditentukan, pastinya akan terjadi
pembludakan jumlah calon pesesta didik)”.65
Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Sudarminah salah
satu wali murid SDIT Syifa Fikriya yang menyatakan bahwa “Prestasi
anak sudah terlihat sejak berada di bangku kelas 3 dan semakin bertambah
seiring bejalannya waktu baik dibidang akademik maupun non akademik.
Dengan penerapan full day school ini anak lebih memiliki banyak waktu
untuk belajar dan berlatih dalam mencapai prestasi dan meraih kejuaraan
65 Hasil wawancara dengan Ibu Raudhoh S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SDIT Syifa Fikriya,
18 Mei 2018.
63
dalam berbagai macam perlombaan”.66 Secara tidak langsung ini
merupakan ungkapan rasa bangga orang tua pada upaya sekolah dalam
meraih prestasi.
Namun, secara keseluruhan peningkatan prestasi yang diraih oleh
siswa SDIT Syifa Fikriya, tentunya tidak lepas dari proses pembelajaran
yang efektif, pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler yang intensif, dan
manajemen sekolah yang terorganisir. Selain itu, peran kepala sekolah dan
guru dalam memotivasi siswa sangat penting untuk terus berprestasi baik
didalam maupun diluar sekolah.
3. Hambatan atau tantangan dalam pelaksanaan Full Day School
Menjalankan suatu program tentunya tidak lepas dari yang
namanya hambatan ataupun tantangan, tidak terkecuali pada penerapan
full day school ini. Hambatan ataupun tantangan yang penulis temukan
dalam penelitian ini, yaitu:
1) Wali murid
Salah satu hambatan yang muncul dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah SDIT Syifa Fikriya yaitu ada pada wali murid yang
terkadang tidak satu visi misi dengan sekolah sehingga sulit
terjalinnya kerjasama dalam mendidik siswa diluar sekolah, maksud
dari tidak satu visi misi disini ialah wali murid terkadang kurang
mendukung program yang dijalankan oleh sekolah seperti halnya pada
pembiasaan islami, ketika di sekolah siswa diajarkan tentang adab
makan dan sholat sunah, namun ketika di rumah wali murid tidak
senantiasa mendukung ataupun mengikatkan anaknya untuk
menerapkan adab makan tersebut dan menjalankan sholat sunah.
Sekolah mengadakan program pembiasaan untuk melatih sikap positif
siswa, maka secara tidak langsung seharusnya orang tua pun
melakukan hal yang sama ketika siswa berada di rumah, sehingga
66 Hasil wawancara dengan Ibu Sudarminah, selaku salah satu wali murid dari siswa SDIT
Syifa Fikriya, 19 Mei 2018.
64
program yang diadakan oleh sekolah sejalan dan sesuai dengan
harapan. Namun, pada kenyataan malah sebaliknya, wali murid hanya
mempercayakan hal tersebut kepada sekolah tanpa adanya kerja sama.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian penting dalam
sekolah untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Keberadaan
sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar dan segala aspek lainnya. SDIT Syifa Fikriya setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan jumlah pendaftar siswa baru.
Dalam hal ini, SDIT Syifa Fikriya mengalami kesulitan dikarenakan
jumlah kelas yang tersedia hanya 2 rombel. Oleh karena itu, siswa
yang mampu diterima oleh pihak sekolah hanya sekitar 65 siswa.
Selain itu, lahan yang dimiliki oleh sekolah pun minim, sehingga
terdapat beberapa ruangan yang ukurannya kurang memadai seperti
kantin untuk makan siang, ruang ibadah, ruang TU, UKS,
perpustakaan dan lapangan olah raga.67
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
hambatan ataupun tantangan yang terjadi karena kurangnya dukungan dari
berbagai pihak, seperti wali murid, dan pihak yang berkaitan dengan
pembangunan gedung sekolah. Dalam menjalankan suatu program
tentunya dibutuhkan kerja sama yang baik guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Oleh karena itu, demi tercapainya pendidikan yang berkualitas
semua pihak harus saling mendukung dan bekerjasama.
67 Hasil wawancara dengan Ibu Raudhoh S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SDIT Syifa Fikriya,
18 Mei 2018.
65
D. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisisis data yang telah
dipaparkan tedapat beberapa temuan hasil penelitian terkait penerapan full
day school dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya,
yaitu:
1. Pembelajaran
Pembelajaran yang dilakukan di SDIT Syifa Fikriya dalam penerapan
full day school sudah baik, mulai dari pengaturan jadwal hingga
pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya. Hal ini dapat dilihat dari
kegiatan setiap hari yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Pada pagi
hari siswa melakukan kegiatan pembiasaan islami untuk membentuk
karekter siswa yang religius, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan didalam kelas hingga waktu pulang
tiba sebagai pembentukan kemampuan akademik siswa. Adapun
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan setelah waktu istirahat, sholat
dan makan tetap dilakukan didalam kelas, namun pelajaran yang
diajarkan berbobot ringan seperti mata pelajaran bahasa, tahfidz,
abatatsa dan Agama.
2. Manajemen
Pengelolaan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan full day school
yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya sudah baik, mulai dari
pengelolaan kegiatan siswa yang dirancang dalam agenda tahunan,
pengelolaan jadwal pelajaran yang mempertimbangkan kurikulum dan
kondisi siswa (tingkat kejenuhan), pengelolaan sarana dan prasarana
hingga pengelolaan makan siang sebagai sarana pendukung dalam
pelasanaan full day school.
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di SDIT Syifa Fikriya sudah
mencukupi dalam menunjang kegiatan belajar mengajar maupun
menunjang kegiatan pegawai di sekolah pada penerapan full day school.
Hal ini dapat dilihat dari ruang kelas yang berjumlah 12 ruang, sehingga
66
sesuai dengan jumlah peserta didik yang tersedia. Kondisi lab komputer
yang layak dengan 15 komputer yang aktif (masih berfungsi dengan
baik). Kondisi perpustakaan juga cukup memadai dalam memberikan
pelayanan kepada peserta didik dan dilengkapi dengan koleksi pustaka
yang cukup lengkap baik buku fiksi ataupun non fiksi. SDIT Syifa
Fikriya juga menyediakan rak dan koleksi buku disetiap lorong-lorong
menuju kelas sebagai pembiasaan budaya membaca siswa ketika
mengisi waktu luang. Kondisi kamar mandi cukup baik dengan jumlah
kamar mandi guru 2 dan kamar mandi siswa 7 (kamar mandi laki-laki
4 dan kamar mandi perempuan 3).
67
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa penerapan full day
school telah terealisasi dengan baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di
SDIT Syifa Fikriya, hal ini terbukti sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SDIT Syifa Fikriya sudah baik,
mulai dari pengaturan jadwal hingga kegiatan belajar mengajarnya. Hal
ini dapat dilihat dari kegiatan setiap hari yang dilakukan oleh siswa di
sekolah, seperti kegiatan pembiasaan, kegiatan belajar mengajar, dan
kegiatan pengembangan diri (kegiatan ekstrakurikuler). Manajemen atau
pengelolaan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan full day school
yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya sudah baik, hal ini terbukti
dengan hasil temuan pada penelitian. Sarana dan prasarana yang terdapat
di SDIT Syifa Fikriya sudah mencukupi dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar maupun menunjang kegiatan pegawai di sekolah. Hal
ini dapat dilihat dari telah tercukupinya ruang kelas yang berjumlah 12
ruang, sesuai dengan jumlah siswa. Kondisi lab komputer baik, dengan
komputer aktif berjumlah 15 set. Kondisi perpustakaan baik dengan
pelayanan dan jumlah koleksi buku yang memadai. Kondisi kamar mandi
baik dengan jumlah 7 kamar mandi siswa dan 2 kamar mandi guru.
2. Dampak yang ditimbulkan dari penerapan full day school dalam
meningkatkan mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya ini antara lain: a)
sekolah memiliki keunggulan tersendiri dimata guru, wali murid dan
siswa itu sendiri. Secara keseluruhan bagi guru dan wali murid
pelaksanaan full day school ini memiliki keunggulan dalam pembentuk
karakter siswa yang lebih baik dengan adanya kegiatan pembiasaan
islami yang dilakukan di sekolah dan adanya pemantauan (pengontrolan)
kegiatan siswa baik saat didalam maupun diluar sekolah. Hal ini terbukti
68
dengan hasil observasi peneliti terkait kebiasaan siswa sehari-hari mulai
dari pengucapan salam sebelum masuk rumah, sholat wajib berjama’ah
di masjid/mushola dan wajib mengenakan jilbab di rumah bagi
perempuan dan dapat juga dilihat dari buku penghubung (kontrol)
perilaku siswa dirumah yang diserahkan oleh pihak sekolah kepada wali
murid. Selain itu, siswa juga merasa memiliki daya ingat yang lebih kuat
karena mereka memiliki waktu belajar yang cukup panjang untuk
membahas dan mengulas materi yang belum dipahami. b) peningkatan
mutu pendidikan di SDIT Syifa Fikriya dengan penerapan full day school
ini dapat terlihat dari prestasi yang diraih oleh siswa setiap tahunnya yang
mengalami peningkatan, selalu mengalami pelonjakkan jumlah calon
peserta didik setiap tahunnya dan memiliki kegiatan pembelajaran yang
bervariatif sehingga meningkatkan minat belajar siswa, serta lulusannya
mampu bersaing dengan sekolah lain untuk masuk ke sekolah favorit
ditingkat selanjutnya. Prestasi yang diraih berasal dari berbagai macam
kompetisi yang dilombakan, baik perlombaan tingkat kecamatan hingga
tingkat provinsi. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan penerapan
full day school yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya mampu
meningkatkan mutu pendidikan, dilihat dari jumlah perolehan prestasi
yang diraih. Tahun 2017 secara garis besar sekolah memperoleh prestasi
dengan jumlah 39 kejuaraan dan pada tahun 2018 belum genap satu tahun
sekolah menjalankan program namun, prestasi yang sekolah raih sudah
mencapai 32 kejuaraan. Prestasi yang diraih ini pun mendapatkan
pengakuan dari masyarakat sekitar, sehingga tidak asing lagi jika saat ini
banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di SDIT Syifa
Fikriya. c) kurangnya pemahaman orang tua terkait program-program
sekolah dalam penerapan full day school, sehingga sekolah harus sering
mengadakan kegiatan perkumpulan dengan para wali murid guna
mensosialisasikan program sekolah dan perkembangan anak, serta
melakukan diskusi terkait kelengkapan sarana dan prasarana.
69
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Sekolah sebaiknya melakukan sosialisasi seluruh program yang akan
dilaksanakan selama setahun. Hal ini ditujukan untuk wali murid, agar
terjalin persamaan visi, misi antara sekolah dengan wali murid, sehingga
timbul kerjasama yang baik dan diharapkan mampu menyelesaikan
permasalahan yang ada.
2. Pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini ditujukan kepada seluruh pihak
yang terkait dengan sekolah dalam melakukan kelengkapan sarana dan
prasarana untuk menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan, seperti menambah lahan, guna memperluas kantin dan
masjid, membuat lapangan olahraga, ruang bermain siswa, dan
sebagainya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: Cv. Multi Karya Mulia. 2007.
Asmani, Jamal Ma’mur. Full Day School: Konsep, Manajemen dan Quality.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2017.
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen
Agama RI. 2006.
Echlos, Jhon. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. 1996. Cet-XXIII.
Engkoswara dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. Bandung:
ALFABETA. 2012.
Fattah, Nanang. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (Dalam Konteks
Penerapan MBS). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.
Hasan, Nor. Full Day School; Model Alternatif Pendidikan Bahasa Asing.
Dalam Jurnal Pendidikan Tadris. Vol.1. No.1. 2006.
Hawi, Akmal. Sistem Full Day School di Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Studi Kasus di Izzuddin Palembang. Dalam Jurnal Istinbath. No.16. Th.
XIV. 2015.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
https://www.kemenkopmk.go.id/content/perpres-no-87-tahun-2017, diunduh pada
tanggal 19 Juni 2018, pukul 13.00.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, https://psmk.kemendikbud.go.id,
diunduh pada tanggal 18 Juni 2018, pukul 13.00.
Nurabadi, Ahmad. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2014.
Sani, Ridwan Abdullah., dkk. Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara. 2015.
Setiyarani, Ida Nurhayati. Penerapan Sistem Pembelajaran Fun & Full Day
School untuk Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik di SDIT Al Islam Kudus.
Dalam Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.2. No.2. 2014.
71
Siregar, Lis Yulianti Syafrida. Prosiding Seminar Nasional: Penerapan Full
Day School dalam Multi Perspektif (Manajemen, Karakter, Religi, Kultural, dan
Sosial). Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. 2017.
Soapatty, Lisnawati. Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day
School) terhadap Prestasi Akademik Siswa. Dalam Jurnal Kajian Moral dan
Kewarganegaraan. Vol.2. No.2. 2014.
Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.
2010.
Surachman dan Ahmad Tarmiji Alkhudri. Manajemen Pendidikan. Jakarta:
Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ. 2015.
Syafaruddin. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi
dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo. 2002.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung;
Alfabeta. 2011.
Umiarso dan Imam Gojali. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD. 2010.
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
73
Lampiran 1- Surat Bimbingan Skripsi
74
Lampiran 2- Surat Izin Penelitian
75
Lampiran 3- Surat Keterangan Balasan dari SDIT Syifa Fikriya
76
Lampiran 4- Lembar Uji Referensi
77
78
79
80
81
Lampiran 5- Pedoman wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
JUDUL SKRIPSI: PENERAPAN FULL DAY SCHOOL DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SDIT SYIFA FIKRIYA
A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah
No Instrumen Wawancara
1 Sejak kapan penerapan full day school di sekolah ini?
2 Menurut ibu, apa yang ibu pahami terkait pengertian program full day
school?
3 Apa yang ibu ketahui terkait ciri-ciri dari program full day school?
(Dibandingkan dengan sekolah yang pulangnya lebih awal apa
perbedaannya?)
4 Apa saja komponen dari program full day school?
5 Apa target yang ingin dicapai terkait penerapan full day school di
SDIT?
6 Bagaimana cara sekolah mengatur jadwal dan agenda belajar siswa
dalam penerapan full day school?
7 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di
sekolah dengan penerapan full day school? (Jika ada tim teaching,
bagaimana cara kerjanya?)
8 Bentuk evaluasi apa yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan
materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa dalam penerapan full
day school ini?
9 Menurut ibu, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day
school? Dan dengan waktu yang banyak mudahkah untuk membentuk
karakter siswa?
10 Karakter siswa seperti apa yang terbentuk dengan penerapan full day
school ini?
82
11 Bagaimana pegaruh program full day school terhadap peningkatan
prestasi siswa baik dibidang akademik maupun non akademik?
12 Apakah selama penerapan full day school ini banyak keluhan dari
siswa terkait jam pelajaran dan pulang yang terlalu lama?
13 Menurut ibu, apa yang ibu pahami terkait pengertian mutu pendidikan?
14 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang bermutu dalam pendidikan?
15 Bagaimana komponen mutu pendidikan yang berada di sekolah?
16 Prinsip-prinsip apa yang digunakan oleh sekolah dalam mencapai mutu
pendidikan?
17 Bagaimana cara sekolah dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan?
18 Bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam pendidikan di
sekolah?
19 Siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah?
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan?
21 Apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai dengan
standar nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
22 Kegiatan apa saja yang terdapat di RKAS, baik itu kegiatan rutin
maupun kegiatan pengembangan?
23 Berapakah presentase dari penghasilan sekolah yang sekolah peroleh
untuk guru, kegiatan-kegiatan, dan sarana prasarana?
B. Pedoman Wawancara dengan Waka Kurikulum
No Instrumen Wawancara
1 Menurut ibu/bapak, apa yang dipahami terkait pengertian full day school?
2 Apa ciri-ciri program full day school di sekolah ini?
83
3 Apa saja komponen yang terdapat di sekolah ini dalam penerapan full day
school?
4 Target apa yang ingin dicapai dengan penerapan full day school di sekolah
ini?
5 Kurikulum apa saja yang digunakan di sekolah ini dalam penerapan full day
school? dan bagaimana cara mengintegrasikan kurikulumnya?
6 Bagaimana mengatur jadwal dan agenda pembelajaran di sekolah ini?
7 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dengan
penerapan full day school?
8 Bagaimana kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan?
9 Menurut ibu/bapak, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day
school?
10 Bagaimana karakter siswa yang terbentuk dengan penerapan full day school
ini?
11 Bagaimana pegaruh program full day school terhadap peningkatan prestasi
siswa baik dibidang akademik maupun non akademik?
12 Apakah ada hambatan atau tantangan dalam menerapkan full day school?
13 Menurut ibu/bapak, apa yang dipahami terkait pengertian mutu
pendidikan?
14 Bagaimana ciri-ciri mutu pendidikan di sekolah?
15 Bagaimana komponen mutu yang terdapat di sekolah?
16 Apa prinsip-prinsip mutu pendidikan yang digunakan oleh sekolah?
17 Bagaimana cara sekolah dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan?
18 Menurut ibu/bapak, bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam
pendidikan di sekolah?
19 Menurut ibu/bapak, siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah?
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
84
21 Menurut anda, apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
C. Pedoman Wawancara dengan Guru
No Instrumen Wawancara
1 Menurut bapak/ibu, apa yang anda pahami terkait pengertian full day
school?
2 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang menerapkan full day school?
3 Apa saja kompenen yang terdapat dalam penerapan full day school?
4 Apa target yang ingin dicapai dalam kegaiatan belajar mengajar dengan
penerapan full day school ini?
5 Bagaimana bapak/ibu melaksanakan jadwal dan agenda belajar siswa agar
lebih efektif dan menyenangkan?
6 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa baik didalam
maupun diluar kelas pada penerapan full day school ini?
7 Kegiatan evaluasi apa yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan?
8 Bagaimana hasil kegiatan belajar mengajar dengan diterapkannya full day
school ini?
9 Menurut bapak/ibu, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day
school?
10 Bagaimana cara bapak/ibu membimbing siswa belajar dengan karakter
yang berbeda-beda dalam penerapan full day school?
11 Bagaimana cara bapak/ibu membangun karakter dan sikap disiplin siswa
dalam penerapan full day school?
12 Apakah siswa pernah mengalami kejenuhan dan merasa lelah selama
proses pembelajaran dalam penerapan full day school ini? Bagaimana
solusi untuk mengatasinya?
13 Menurut bapak/ibu, apa yang anda pahami terkait pengertian mutu
pendidikan?
85
14 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang bermutu dalam pendidikan?
15 Komponen apa saja yang terdapat dalam mutu pendidikan?
16 Bagaimana prinsip-prinsip mutu yang diterapkan oleh sekolah?
17 Bagaimana cara bapak/ibu dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan?
18 Menurut bapak/ibu, bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam
pendidikan di sekolah?
19 Menurut bapak/ibu, siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah?
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
21 Menurut anda, apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
D. Pedoman Wawancara dengan Siswa
No Instrumen Wawancara
1 Kenapa anda memilih sekolah disini?
2 Apakah anda memahami apa yang dimaksud dengan full day school?
3 Bagaimana pendapat anda mengenai cara pembelajaran full day school
yang dilakukan oleh guru baik di kelas maupun diluar kelas?
(Menyenagkan atau tidak)?
4 Apakah dengan cara belajar full day school, anda lebih memiliki banyak
waktu untuk belajar dan lebih memahami materi pembelajaran?
5 Sejauh ini, bagaimana bentuk pelaksanaan pembelajaran full day school,
apakah lebih banyak didalam atau diluar kelas?
6 Apakah pembelajaran dengan program full day school semua tugas-tugas
yang diberikan harus diselesaikan selama belajar di sekolah?
7 Kegaiatan apa saja yang anda lakukan disekolah? Apakah anda mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler?
86
8 Menurut anda, dengan waktu yang cukup lama berada di sekolah adakah
pengaruh dalam pembentukan karakter anda dan teman-teman anda?
9 Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah anda dan temen-teman
memiliki waktu yang lebih banyak untuk menyelasaikannya di sekolah?
10 Selama penerapan full day school, peningkatan pretasi apa yang anda raih?
11 Pernahkah anda merasa jenuh dan kelelahan selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar di sekolah?
12 Tugas apa saja yang diberikan selama proses pembelajaran? Dan
bagaimana cara anda menyelesaikannya?
13 Menurut anda, dengan penerapan full day school apakah guru dalam
menyampaikan materi jelas, mudah dipahami dan menyenangkan?
E. Pedoman Wawancara dengan Wali Murid
No Instrumen Wawancara
1 Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai SDIT yang menerapkan full day
school?
2 Apakah ibu/bapak merasa ada manfaatnya dengan program full day school
yang diterapkan oleh SDIT?
3 Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaksanaan full day school yang dilakukan
oleh sekolah?
4 Apakah ada pengaruh dari penerapan full day school terhadap perubahan
perilaku atau akhlak anak anda?
5 Apakah perkembangan karakter, kecerdasan akademik dan emosional anak
sudah baik selama bersekolah di SDIT yang menerapkan full day school?
6 Melalui penerapan full day school di SDIT, apakah ada pengaruh terhadap
prestasi belajar anak baik dibidang akademik dan non akademik?
7 Apakah anak terkadang suka mengeluh karena kelelahan dengan jam
belajar dan pulang sekolah yang lebih lama karena sekolah menerpkan full
day school?
87
8 Adakah kegiatan bimbingan yang ibu/bapak berikan di rumah sebagai
kelanjutan pembelajaran dari program full day school?
9 Bagaimana cara ibu/bapak dalam mengontrol kegiatan anak sepulang
sekolah?
88
Lampiran 6- Transkrip Hasil Wawancara
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
1. Narasumber : Ibu Raudhoh, S.Pd.I
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/ Tanggal Wawancara : Rabu, 10 Mei 2018
Tempat Wawancara : Ruang Kepala Sekolah
No Pertanyaan
1 Sejak kapan penerapan full day school di sekolah ini?
Full day school sudah diterapkan di SDIT sejak pertama kali berdiri yaitu
tahun 2001.
2 Menurut ibu, apa yang ibu pahami terkait pengertian full day school?
Full day school merupakan sebuah program yang bukan hanya
membicarakan waktu sekolah yang lebih lama, tetapi mencakup isi dari
seluruh kegiatan yang dilaksanakan mulai dari pagi hingga sore hari di
sekolah seperti kegiatan belajar mengajar baik dibidang akademik ataupun
non akademik dan kegiatan spiritual (keagamaan). SDIT Syifa Fikriya
sendiri hari efektif belajarnya yaitu 5 (lima) hari, mulai dari hari senin
sampai dengan jum’at dan pada hari sabtu biasanya kami gunakan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler dan lama jam belajarnya yaitu delapan jam/hari,
siswa masuk sekolah pada pukul 07.00 dan keluar pada pukul 15.00.
3 Apa yang ibu ketahui terkait ciri-ciri dari full day school? (Dibandingkan
dengan sekolah yang pulangnya lebih awal apa perbedaannya?)
Ciri-ciri full day school yang saya pahami:
a) Memiliki mata pelajaran dan muatan lokal yang lebih banyak
b) Sekolah dari pagi hingga sore hari
c) Pembelajaran yang dilakukan bersifat akademik, non akademik dan
keagamaan
89
d) Adanya kegiatan pembiasaan untuk membentuk karakter siswa
(Tilawah bersama, Sholat dhuha berjama’ah, sholat wajib berjama’ah,
menghafal Al-Qur’an, puasa sunah senin-kamis, adab makan,
berbicara dll)
4 Apa saja komponen dari program full day school?
Komponen dari penerapan full day school ini sendiri terdiri dari
pembelajaran inti yang dimulai dari pukul 08.00 hingga 15.00 dan
pembelajaran pendukung dilaksanakan setelah pembelajaran inti selesai
atau diwaktu yang telah ditentukan
5 Apa target yang ingin dicapai terkait penerapan full day school di SDIT?
Setiap sekolah pasti memiliki target yang ingin dicapai. Target dari SDIT
itu sendiri berasal pada visi, misi dan tujuan. Menghasilkan lulusan yang
memiliki akhlak baik, sholeh, pintar dibidang akademik ataupun non
akademik
6 Bagaimana cara sekolah mengatur jadwal dan agenda belajar siswa dalam
penerapan full day school?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan mata pelajaran dan
muatan lokal yang banyak tidak memungkin siswa untuk pulang siang atau
lebih awal. Mengatur jadwal disesuaikan dengan kurikulum yang ada, dari
pagi hingga sore siswa belajar mata pelajaran dengan tatap muka di kelas
sedangkan setelahnya (jam pulang sekolah) siswa bisa melanjutkannya
dengan mengikuti ektrakurikuler. Jadwal yang diperuntukan siswa baru
atau kelas satu masih dilakukan secara bertahap, siswa tidak langsung
dikejutkan dengan pulang sekolah hingga sore hari.
7 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di
sekolah dengan penerapan full day school? (Jika ada tim teaching,
bagaimana cara kerjanya?)
Pelaksanaan KBM dengan penerapan full day school untuk kelas 1
dibutuhkannya 2 orang dalam satu kelas dikarenakan siswa secara
keseluruhan masih beradaptasi sehingga dibutuhkan pengawasan yang
90
lebih ekstra, satu orang berperan sebagai guru dan satu orang lagi berperan
sebagai guru sekaligus pendamping. Sedangkan untuk kelas diatasnya guru
mata pelajaran lebih dominan sehingga dikelas hanya terdapat satu guru,
namun jika terdapat wali kelas yang memiliki jam kosong maka wali kelas
tersebut wajib untuk berada dikelasnya bersama dengan guru mata
pelajaran untuk mengawasi atau melihat perkembangan maupun kondisi
siswanya di kelas (buku penghubung). Kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru-guru pun menyenangkan sehingga tidak menimbulkan
kejenuhan pada siswa. Kegiatan belajar mengajar dapat terjadi didalam
maupun diluar kelas tergantung dengan materi yang sedang diajarkan
8 Bentuk evaluasi apa yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan materi
yang disampaikan oleh guru kepada siswa dalam penerapan full day school
ini?
Bentuk evaluasi yang kita gunakan ialah dengan memberikan tugas latihan
soal, ulangan harian, UTS, UAS. Adapun soal latihan yang tidak terkait
dengan mata pelajaran tetapi lebih kepada pertanyaan mengenai kegiatan
siswa di rumah
9 Menurut ibu, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day school?
Jika berbicara mengenai kelebihan dan kelemahan, cenderung kelebihan itu
lebih banyak dibandingkan dengan kelemahannya. Kelebihannya yaitu
waktu belajar lebih lama, sehingga siswa menjadi terbiasa dan daya
ingatnya pun lebih baik, spiritualnya lebih terjaga dengan kebiasaan-
kebiasaan yang diterapkan oleh sekolah, akhlak siswa lebih terkontrol dsbg.
Keuntungan pelaksanaan full day school ini berdampak bagi siswanya
sendiri, dimana siswa memiliki daya ingat yang lebih kuat dibuktikan
dengan prestasi yang diraih siswa dan pengakuan masyarakat karena siswa
terbiasa belajar dengan waktu yang lebih lama dan sifat spiritual
keagamaan siswa lebih terjaga karena adanya program pembiasaan yang
sekolah laksananakan. Adapun kelemahannya yaitu wali murid yang
91
terkadang tidak satu visi misi dengan sekolah sehingga sulit terjalinnya
kerjasama dalam mendidik siswa setelah sekolah ataupun diluar sekolah
.10 Dengan waktu yang banyak mudahkah untuk membentuk karakter siswa?
Karakter siswa seperti apa yang terbentuk dengan penerapan full day school
ini?
Waktu yang panjang dan pembiasaan yang dilakukan di sekolah mampu
secara perlahan membentuk karakter siswa yang positif, namun dalam
pembentukan karakter dibutuhkannya kerjasama yang besar antara sekolah
dengan orang tua dan lingkungan, karena karakter siswa tidak hanya
terbentuk ketika di sekolah saja tetapi lingkungan juga mempunyai
pengaruh yang besar. Karakter siswa yang terbentuk lebih kepada
religiusnya, siswa lebih rajin sholat dan tilawah, sopan santun, ramah,
selalu mengucapkan salam dan menghargai satu sama lain.
11 Bagaimana pegaruh penerapan full day school terhadap peningkatan
prestasi siswa baik dibidang akademik maupun non akademik?
Sejauh ini penerapan full day school yang dilakukan oleh sekolah memiliki
pengaruh positif kepada siswa maupun lingkungan. Menurut pendapat
orang Dinas SDIT Syifa Fikriya ini memiliki keunggulan dalam hal prestasi
siswa baik dibidang akademik maupun non akademik, hal ini terlihat dari
banyaknya lomba yang berhasil dimenangkan oleh siswa siswi dari SDIT
Syifa Fikriya. Menurut saya hal ini terjadi karena siswa siswi di sekolah ini
terbiasa belajar dengan waktu yang lama, jadi ketika ada suatu perlombaan
dan dibutuhkan latihan-latihan siswa tidak merasa kaget ataupun kelelahan,
sehingga mereka siap baik secara mental maupun fisik.
12 Apakah selama penerapan full day school ini banyak keluhan dari siswa
terkait jam pelajaran dan pulang yang terlalu lama?
Sejauh ini menurut saya tidak ada keluhan dari siswa, malah terkadang
siswa belum ingin pulang meskipun jam pelajaran telah selesai. Hal ini,
kami estimasi dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan setelah
ishoma tetap dilakukan didalam kelas, namun pelajaran yang diajarkan
92
berbobot ringan seperti mata pelajaran bahasa, agama, tahfidz, dan
abatatsa. Maksud dari berbobot ringan disini ialah kegiatan belajar yang
dilakukan lebih menggunakan teknik sharing, praktik, dan permainan.
Untuk mengantisipasi rasa kejenuhan pada siswa, sehingga dengan mata
pelajaran yang ringan dan guru yang kreatif akan membawa suasana kelas
dalam belajar tetap menyenangkan.
13 Menurut ibu, apa yang ibu pahami terkait pengertian mutu pendidikan?
Mutu pendidikan itu ibarat label jaminan sekolah. Jaminan itu sendiri
tercantum dalam tujuan sekolah dan dapat dinyatakan berhasil dilihat dari
produk yang dihasilkan oleh sekolah yaitu siswa lulusan dari SDIT Syifa
Fikriya yang menjadi anak sholeh/sholehah, mampu menjalankan ibadah
dengan baik dan berperilaku positif yang terpenting adalah mencapai SKL.
Mutu juga dapat diukur dari prestasi yang diraih oleh sekolah baik dbidang
akademik maupun non akademi.
14 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang bermutu dalam pendidikan?
Sekolah dapat dikatakan bermutu dilihat dari seluruh sisi/aspek yang
berada di sekolah dan mampu bekerja sama dalam mencapai tujuan
pendidikan, seperti:
a. Sekolah memiliki nilai positif dari segala aspek (kurikulum yang
relevan, sarana dan prasarana yang memadai)
b. Guru-guru yang berkarakter positif
c. Siswa memiliki akhlak yang baik, berperilaku positif dan berprestasi
(akademik dan non akademik)
d. Seluruh warga sekolah selalu bekerjasama dalam mencapai tujuan
pendidikan di sekolah
e. Adanya kegiatan evaluasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
15 Bagaimana komponen mutu pendidikan yang berada di sekolah?
Komponen mutu pendidikan mencakup seluruh aspek yang berada di
sekolah, seperti: kepemimpinan setiap individu yang berorientasi pada
mutu, tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompetensi, komunikasi
93
yang terjalin efektif, kurikulum yang relevan, serta pengawasan dari kepala
sekolah terhadap kinerja guru dan staff.
16 Prinsip-prinsip apa yang digunakan oleh sekolah dalam mencapai mutu
pendidikan?
Prinsip-prinsip yang dinyatakan oleh para ahli tentunya menjadi pegangan
atau pedoman bagi kami. Namun, prinsip utama yang digunakan oleh
sekolah adalah memanusiakan manusia yang tidak terlepas dari karakter,
yang artinya setiap orang tetap memiliki haknya masing-masing dalam
mencapai suatu tujuan tapi dengan cara yang positif, baik dan bijak.
17 Bagaimana cara sekolah dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan?
Mencapai kepuasan tentunya dibutuhkan kerjasama yang baik antar pihak
sekolah dengan pelanggan. Berbicara kepuasan berarti mengenai
pelayanan, sekolah selalu berusaha dalam memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan, seperti: pelayanan pengajaran, pelayanan
administrasi, pelayanan siswa dan pelayanan fasilitas sekolah. Dalam hal
ini, selain sekolah yang memberikan pelayanan kepada pelanggan,
pelanggan pun memberikan pelayanan kepada sekolah dalam bentuk
kerjasama seperti halnya jika sekolah membutuhkan sesuatu maka
pelanggan pun harus menyambut dan menerimanya dengan baik agar
mencapai keberhasilan yang diinginkan, sehingga terbangunlah rasa
kepuasan antara kedua belah pihak
18 Bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam pendidikan di sekolah?
Bentuk efektivitas kepemimpinan dapat dilihat dari bagaimana rasa
kepedulian serta usaha yang dilakukan terhadap perkambangan sekolah dan
selalu melakukan evaluasi/perbaikan-perbaikan untuk mencapai tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin harus terbuka dan bekerjasama kepada seluruh
warga sekolah untuk memperoleh mutu sekolah yang baik.
19 Siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah?
94
Dalam meningkatkan mutu pendidikan tentunya dibutuhkan kerjasama dari
seluruh warga sekolah. Oleh karena itu, secara keseluruhan baik secara
langsung maupun tidak langsung warga sekolah terlibat dalam
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga setiap individu memiliki
tanggung jawab untuk mencari perbaikan secara terus-menerus terhadap
tugasnya.
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
Pendekatan yang sekolah gunakan ialah pendekatan yang mencakup
seluruh aspek sekolah, seperti pendekatan terhadap peningkatan proses
utama dalam sekolah (proses pembelajaran), pendekatan sistem untuk
menuju tujuan sekolah, pendekatan fakta yang ada sesuai dengan data
bukan berdasarkan pendapat/informasi lisan dan pendekatan dengan
masyarakat yang saling bergantung dan menguntungkan.
21 Apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai dengan standar
nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
Secara garis besar ya, karena kami menggunakan delapan standar nasional
pendidikan sebagai pedoman dan menambahnya dengan standar mutu JSIT
dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Jika sudah terakreditasi
A menurut BSNP maka ia baru bisa ikut akreditasi mutu di JSIT.
22 Bagaimana respon masyarakat terkait penerapan full day school di SDIT
Syifa Fikriya?
Sistem full day school di SDIT Syifa Fikriya ini mampu menarik perhatian
masyarakat terbukti dengan banyaknya orang tua yang tertarik
mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di sani. Hal ini dapat kita lihat dari
jumlah siswa yang mendaftar selama 3 tahun terakhir.
Alhamdulillah setiap tahunnya SDIT Syifa Fikriya selalu mengalami
peningkatan jumlah calon peserta didik, pada tahun 2016 terdapat 112
calon peserta didik dan yang kami terima sebanyak 66 peserta didik, pada
tahun 2017 terdapat 140 calon peserta didik dan yang kami terima sebanyak
95
68 peserta didik, dan pada tahun ini, tahun 2018 terdapat 129 calon peserta
didik dan yang kami terima sebanyak 70 peserta didik. Pada tahun 2018 ini
bukan berarti mengalami penurunan jumlah calon peserta didik, tetapi kami
pihak sekolah menutup jadwal pendaftaran peserta didik baru menjadi lebih
awal untuk mengantisipasi terjadinya pembludakan jumlah calon pesesta
didik (jauh sebelum tanggal penutupan pendaftaran peserta didik baru saja
sudah sebanyak itu, bagaimana jika kami menutup jadwal pendaftaran
sesuai yang ditentukan, pastinya akan terjadi pembludakan jumlah calon
pesesta didik).
23 Kegiatan apa saja yang terdapat dalam RKAS, baik itu kegiatan rutin
maupun kegiatan pengembangan?
Kegiatan yang terdapat dalam RKAS itu terdiri dari kegiatan pelatihan,
seminar, bimbingan tekhnis, sanlat dsbg. Adapun rencana kegiatan siswa
diantaranya yaitu Lomba MHQ, baksos ramadhon, belajar, live skill,
bimbingan kepribadian islam (TFC), market day dsbg.
24 Berapakah presentase dari penghasilan yang sekolah peroleh untuk guru,
kegiatan-kegiatan, sarana dan prasarana?
Jika di presentasekan kami tidak pernah menargetkannya, kami hanya
menyesuaikannya dengan kebutuhan, tapi sudah pasti jika untuk guru
presentasenya lebih rendah, untuk sarpras pun sama dan presentase yang
lebih tinggi itu berada pada proses/kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
oleh sekolah.
25 Perlombaan apa saja yang diikuti oleh siswa SDIT Syifa Fikriya?
Perlombaan yang diikuti siswa ada perlombaan dibidang mata pelajaran,
dibidang kesenian, dibidang keagamaan dan dibidang olahraga. Bidang
mata pelajaran seperti Olimpiade Matematika, IPA, PAI, TIK dan cerdas
cermat. Bidang keagamaan seperti lomba MTQ, tahfidz, pildacil dan
nasyid. Bidang olahraga seperti lomba tenis meja, bulu tangkis, memanah,
renang, taekwondo, karate, pencak silat dan catur. Bidang keterampilan
96
seperti lomba menganyam, mendongeng, melukis, pidato bahasa (bahasa
Indonesia dan bahasa daerah), cipta pantun, cerpen, syair dan puisi,
pantomim, cerita bergambar, kolase, menyanyi, membatik, sory telling,
26 Kegiatan ektrakurikuler apa saja yang terdapat di sekolah?
Kegiatan ektrakurikuler terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Ekstrakurikuler bidang mata pelajaran (Matematika club, sains club,
calistung, agama, siswa teladan)
b. Ektstrakurikuler bidang keagamaan (MTQ, murotal, tahfidz, qasidah,
marawis, sholawat/nasyid, kaligrafi, pildacil)
c. Ekstrakurikuler bidang olahraga ( Memanah, futsal, takraw, voli,
badminton, tenis meja, bola mini, renang, catur, karate, pencak silat,
taekwondo)
d. Ektstrakurikuler bidang kesenian (Menganyam, mendongeng,
melukis, membatik, menyanyi, puisi, kolase, cipta puisi, cergam, cipta
patun, cerpen dan syair)
e. Ekstrakurikuler Pramuka
27 Dalam hal memperingati hari besar, hari besar apa saja yang sekolah
adakan dan bagaimana dengan kepanitiannya?
Untuk memperingati hari besar tidak setiap moment kami adakan, hanya
pada hari-hari besar tertentu saja sesuai dengan RKAS tahunan yang telah
kami rencanakan. Seperti halnya memperingati 17 agustus dengan
mengadakan lomba-lomba, hari-hari besar islam dengan pawai dan lomba,
dsbg. Kepanitiaan yang kami bentuk biasanya diisi dari guru-guru dan
siswa jarang dilibatkan.
28 Bagaimana cara pengadaan sarpras di sekolah ini?
Cara pengadaan sarpras yang dilakukan ialah dengan cara membeli. Kami
membeli sendiri untuk kebutuhan yang diperlukan yang sifatnya tidak
permanen seperti perabot. Sedangkan untuk pengadaan sarpras yang
sifatnya permanen seperti bangunan ruang kelas, masjid, lapangan dsbg,
kami melakukannya dengan cara pinjaman dan berkerjasama dengan bank
97
29 Kapan pengadaan barang-barang tersebut?
Pengadaan yang kami lakukan sesuai RKAS dan RAPBS yang telah kami
rancang dan bersifat kondisional, jika memang kami rencanakan untuk
melakukan pengadaan di bulan desember maka kami akan melakukannya
di bulan desember (dana bos) atau kami melakukannya berdasarkan saat
barang-barang tersebut dibutuhkan, namun tetap sesuai rencana (dana
penghasilan sekolah)
30 Bagaimana prodedur yang dilakukan oleh sekolah dalam pengadaan
sarpras?
Prosedur yang kami lakukan tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan
dalam teori dan lainnya, seperti:
a. Menganalisis kebutuhan serta fungsi barang-barang tersebut
b. Mengklasifikasikan barang-barang tersebut
c. Membuat proposal pengadaan barang kepada yayasan
d. Menunggu persetujuan dari yayasan
e. Setelah disetujui maka barang-barang yang dibutuhkan akan dikirim
oleh yayasan ke sekolah
31 Bagaimana pemeliharaan sarpras yang dilakukan di sekolah ini?
Pemeliharaan yang dilakukan oleh sekolah ini yaitu pemeliharaan sehari-
hari dan berkala. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan dengan cara
pengecekan, pembersihan dari debu, merapihkan lagi setelah digunakan
dsbg. Sedangkan pemeliharaan secara berkala biasa dilakukan sebulan
sekali atau setahun sekali, seperti halnya perbaikan terhadap kerusakan
gedung dan bagian sulit lainnya. Pemeliharaan ini biasanya kami lakukan
sendiri tanpa adanya orang-orang bagian khusus, kecuali jika terjadi
kerusakan yang membutuhkan ahli khusus untuk memperbaikinya kami
memanggilnya dari luar.
98
32 Siapa saja yang terlibat dalam pemeliharaan sarpras?
Seluruh warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan sarpras, mulai dari
kepala sekolah, guru, siswa dan para pegawai sekolah
33 Apa yang pihak sekolah lakukan jika terdapat barang yang sudah rusak atau
lama di sekolah?
Di sekolah, kami memiliki buku catatan inventaris, setiap tahunnya kami
melakukan pendataan ulang guna pengecekan barang, jika terdapat barang
yang sudah rusak atau tidak layak pakai maka nama/data barang tersebut
kami hapuskan dari buku dan barang tersebut dimusnahkan, selanjutnya
kami membuat berita acara sebagai bukti telah dilakukanya penghapusan
barang.
34 Bagaimana pengelolaan kegiatan makan siang sebagai sarana pendukung
pelaksanaan full day school?
Pengelolaan makan siang diatur oleh tim catering mulai dari menu hingga
tanggung jawab atas makanannya. Menu makanan pun setiap harinya
berbeda untuk mengantisipasi rasa bosan dan nafsu makan siswa. Kegiatan
makan siang ini dilakukan secara bergantian selain karena tempatnya yang
kurang memadai, juga untuk menghindari keributan dan mendisiplinkan
waktu.
35 Berapa biaya yang dikenakan untuk kegiatan makan siang siswa setiap
bulannya bu?
Secara keseluruhan sih itu sudah termasuk dalam biaya SPP, tp untuk biaya
makan siang sendiri kami kenakan biaya Rp. 138.000 per bulannya
36 Menurut ibu, bagaimana kondisi sarana dan prasarana dalam memenuhi
kebutuhan siswa di SDIT Syifa Fikriya?
SDIT Syifa Fikriya setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan jumlah
pendaftar siswa baru. Dalam hal ini, SDIT Syifa Fikriya mengalami
kesulitan dikarenakan jumlah kelas yang tersedia hanya 2 rombel. Oleh
karena itu, siswa yang mampu diterima oleh pihak sekolah hanya sekitar 65
siswa. Selain itu, lahan yang dimiliki oleh sekolah pun minim, sehingga
99
terdapat beberapa ruangan yang ukurannya kurang memadai seperti kantin
untuk makan siang, ruang ibadah, ruang TU, UKS, perpustakaan dan
lapangan olah raga.
100
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
2. Narasumber : Ibu Anggraini
Jabatan : Waka Kurikulum
Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis, 17 Mei 2018
Tempat Wawancara : Ruang Guru
No Pertanyaan
1 Menurut ibu/bapak, apa yang dipahami terkait pengertian full day school?
Full day school merupakan sekolah yang menerapkan model pembelajaran
dengan waktu yang lebih lama dan penambahan waktu belajar peserta didik
dari pagi sampai sore hari dengan mata pelajaran yang lebih banyak,
sehingga proses kegiatan belajar mengajarnya harus lebih kreatif dan
bervariatif, karena adanya rentang waktu yang cukup lama.
2 Apa ciri-ciri program full day school di sekolah ini?
Ciri-cirinya pasti mata pelajaran lebih banyak, waktu pembelajaran lebih
panjang, adanya keterlibatan dan kerjasama dengan orang tua untuk
memantau kebiasaan siswa, adanya keterlibatan komite seperti dalam hal
penyediaan makan siang dengan menu sehat serta manajemen waktu yang
baik
3 Apa saja komponen yang terdapat di sekolah ini dalam penerapan full day
school?
Komponen yang terdapat dalam penerapan full day school ini sendiri terdiri
dari pembelajaran inti yang dimulai dari pukul 07.45 hingga 15.00 dan
pembelajaran pendukung dilaksanakan setelah pembelajaran inti selesai
atau diwaktu yang telah ditentukan, seperti kegiatan ekstrakurikuler
4 Target apa yang ingin dicapai dengan penerapan full day school di sekolah
ini?
1. Menuntaskan kurikulum, baik kurikulum dari dinas, yayasan ataupun
JSIT sesuai dengan tingkatan kelasnya
2. Menghasilkan lulusan yang agamis, baik dari ibadah maupun akhlaknya
101
3. Dalam bidang akademik lulusan dapat diterima di sekolah-sekolah
favorit
5 Kurikulum apa saja yang digunakan di sekolah ini dalam penerapan full day
school? dan bagaimana cara mengintegrasikan kurikulumnya?
Kami menggunakan tiga kurikulum, yaitu kurikulum dinas, kurikulum JSIT
dan kurikulum yayasan. Cara kami mengaplikasikannya dalam
pembelajaran yaitu pertama dengan menggunakan panduan RPP, kemudian
dari RPP tersebut kami sinkronkan antara kurikulum dinas dengan
kurikulum JSIT. Kurikulum JSIT biasanya terdapat dalil-dalil, hadist dan
ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pelengkap, jika terdapat KD yang singkron
biasanya kami satu padukan dan jika tidak ada maka tidak kami gunakan,
seperti ketika kita sedang ingin mengajar pelajaran IPA tentang daur air
(hujan) dan dilihat pada kurikulum JSIT pun dibahas, maka disitu kami
ajarkan bahwa peristiwa hujan itu bukan hanya karena air laut yang
menguap dan awan membeku di udara, tetapi hujan itu merupakan ciptaan
Allah sesuai dengan ayat yang menjelaskannya, sehingga nanti juga akan
termuat dalam UKK. Pengetahuan umum dapat, pengetahuan agama pun
dapat.
6 Bagaimana mengatur jadwal dan agenda pembelajaran di sekolah ini?
Mengatur jadwal pelajaran di SDIT Syifa Fikriya disesuaikan dengan
kurikulum yang ada, dari pagi hingga sore siswa belajar mata pelajaran
dengan tatap muka di kelas, sedangkan setelahnya (jam pulang sekolah)
siswa bisa melanjutkannya dengan mengikuti ektrakurikuler. Kami
mengatur jadwal disesuaikan dengan kurikulum dan mengimbangi dengan
kondisi siswa agar agenda pembelajaran yang laksanakan dapat berjalan
efektif dan efesien.
7 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dengan
penerapan full day school?
Penerapan full day school ini sendiri terdiri dari pembelajaran inti yang
dimulai pada pukul 07.45 hingga pukul 15.00, namun siswa masuk sekolah
102
tetap pada pukul 07.00, sebelum kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
pada pukul 07.45, siswa terlebih dahulu melaksanakan kegiatan pembiasaan
islami yaitu do’a dan tilawah bersama. Disini kami melaksanakan agenda
pembelajaran sesuai dengan jadwal. Adapun pelaksanaan istirahat yang
dilakukan yaitu sebanyak tiga kali, istirahat pertama pukul 09.15-09.30,
istirahat kedua pukul 10.30-10.45, masing-masing berdurasi selama 15
menit, dan istirahat ketiga selama 75 menit mulai dari pukul 11.45-13.00
karena adanya waktu makan siang dan sholat dzuhur berjama’ah. Namun,
untuk sholat dzuhur dan makan siang kami bagi menjadi dua, kelas 1, 2, dan
3 makan siang terlebih dahulu, sedangkan kelas 4, 5 dan 6 sholat dzuhur
terlebih dahulu agar telihat lebih rapih dan disiplin waktu.
8 Bagaimana kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan?
Kegiatan evaluasi yang kami gunakan hampir sama dengan kegiatan
evaluasi yang digunakan oleh sekolah pada umumnya, yaitu ulangan harian,
tugas-tugas, posttest, UTS dan UAS. Jika ada siswa yang kurang memenuhi
maka kami adakan remedial dan pengayaan.
9 Menurut ibu/bapak, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day
school?
Keuntungannya adalah siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran dan
siswa memiliki banyak prestasi karena waktu belajar yang lama. Hal ini
terlihat dari hasil yang diperoleh yaitu prestasi siswa lebih bagus (baik
dibidang akademik maupun non akademik), pergaulan siswa lebih
terkontrol karena waktu sekolah yang lebih panjang dsbg.
Kelemahannya tenaga guru terbatas, sehingga ketika di rumah guru sudah
kelelahan
10 Bagaimana karakter siswa yang terbentuk dengan penerapan full day school
ini?
103
Karakter siswa yang terbentuk condong lebih positif dan agamis, karena
dengan penerapan full day school ini adanya kegiatan pembiasaan sehingga
melatih siswa untuk terbiasa menerapkannya dimanapun
11 Bagaimana pegaruh penerapan full day school terhadap peningkatan
prestasi siswa baik dibidang akademik maupun non akademik?
Pengaruhnya positif, karena dengan jam pelajaran yang panjang siswa
menjadi terbiasa belajar lama dan daya ingat siswa pun lebih kuat, sehingga
banyak prestasi yang mereka raih, baik dibidang akademik maupun non
akademik
12 Apa kelebihan dan kelemahan dalam menerapkan full day school?
Jika berbicara mengenai kelebihan tentunya banyak, diantaranya yaitu
dengan waktu belajar yang panjang membuat daya ingat anak kuat, prestasi
siswa lebih bagus dan terkontrolnya perilaku siswa.
Kelemahannya yaitu tenaga guru yang terbatas, karena biasanya anak lebih
aktif sehingga guru harus lebih ekstra membimbingnya dalam belajar
13 Menurut ibu/bapak, apa yang dipahami terkait pengertian mutu pendidikan?
Mutu pendidikan yang terdapat di sekolah dapt terlihat dari output yang
dihasilkan, apa yang menjadi visi misi sekolah dapat diterapkan oleh siswa
lulusan dilingkungannya
14 Bagaimana ciri-ciri mutu pendidikan di sekolah?
Tenaga pendidik dan kependidikannya berkompeten, kurikulum sesuai dan
fasilitas sekolah yang memadai
15 Bagaimana komponen mutu yang terdapat di sekolah?
Komponen mutu pendidikan yang berada di sekolah mencakup
keseluruhan, seperti: kepemimpinan setiap individu yang berorientasi pada
mutu, tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompetensi, komunikasi
yang terjalin efektif, kurikulum yang relevan, serta pengawasan dari kepala
sekolah terhadap kinerja guru dan staff.
16 Apa prinsip-prinsip mutu pendidikan yang digunakan oleh sekolah?
104
Prinsip-prinsip yang digunakan tentunya tidak jauh berbeda dengan
menurut para ahli, seperti: fokus terhadap pelanggan, kepemimpinan yang
baik, adanya kegiatan perbaikan demi meningkatkan mutu pendidikan,
dsbg.
17 Bagaimana cara sekolah dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan?
Cara memberikan kepuasan ini kami berikan melalui siswa yaitu dengan
mendidik siswa sebaik mungkin, mulai dari membangun karakter positif
siswa, mengasah kemampuan akademik dan non akademik siswa dan
membiasakan hal-hal yang bersifat agamis kepada siswa, sehingga orang
tua dan pihak lainya merasa puas dengan layanan yang kami berikan
18 Menurut ibu/bapak, bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam
pendidikan di sekolah?
Apa yang diraih oleh bawahannya itu mencirikan bagaimana kepemimpinan
yang dilakukan oleh atasannya, jadi bentuk efektivitas kepemimpinan itu
dilihat dari tanggung jawabnya, kedisplinanya, serta motivasi yang
diberikan
19 Menurut ibu/bapak, siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah?
Yang dilibatkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah
seluruh warga sekolah karena kami saling bekerjasama satu sama lain,
seperti kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan, siswa,
masyarakat, komite dan instansi-instansi terkait
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
Pendekatan disini mungkin lebih menekankan pada proses, karena proses
yang terjadi di sekolah menjadi hal utama bagi kami untuk selalu
dikembangkan, adapun yang lain seperti pendekatan sistem manajemen
yang terbuka karena dalam menentukan sesuatu kami selalu saling
bekerjasama dan mengambil keputusan pun berdasarkan pada fakta dan data
yang ada
105
21 Menurut anda, apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
Ya, menurut saya standar mutu pendidikian di sekolah sudah sesuai dengan
standar nasional pendidikan karena kami menjadikannya sebagai pedoman,
bahkan dalam misi sekolah pun tertera dengan jelas bahwa kami
melaksanakan manajemen 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
106
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
3. Narasumber : Ibu Eruh Rubiah
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis, 17 Mei 2018
Tempat Wawancara : Ruang Guru
No Pertanyaan
1 Menurut bapak/ibu, apa yang anda pahami terkait pengertian full day
school?
Full day school adalah sekolah yang menerapkan waktu belajar lebih lama
dengan mata pelajaran yang lebih banyak
2 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang menerapkan full day school?
Ciri-cirinya yaitu mata pelajaran lebih banyak, waktu belajar lebih panjang,
siswa lebih agamis dan berprestasi, serta adanya kegiatan maka siang
sebagai pelengkap dari pelaksanaan full day school. Kegiatan makan siang
ini dilakukan secara bergantian selain karena tempatnya yang kurang
memadai, juga untuk menghindari keributan dan mendisiplinkan waktu.
Pada jam makan siang pertama diisi oleh siswa kelas 1 sampai siswa kelas
3 dan setelahnya siswa kelas 4 sampai siswa kelas 6. Pada pergantian waktu
ini siswa diharuskan melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah.
3 Apa saja kompenen yang terdapat dalam penerapan full day school?
Komponen yang terdapat yaitu komponen pembelajaran intii yang
dilakukan dari pagi hingga sore dan komponen pengembangan yang
diadakan setelah jam pelajaran
4 Apa target yang ingin dicapai dalam kegaiatan belajar mengajar dengan
penerapan full day school ini?
1. Lulusan memiliki akhlak yang baik dan ibadahnya bagus
2. Menjadi penghafal Al-Qur’an yang baik
107
5 Bagaimana bapak/ibu melaksanakan jadwal dan agenda belajar siswa agar
lebih efektif dan menyenangkan?
Biasanya kami melaksanakan agenda belajar sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan, agar lebih efektif dan menyenangkan biasanya kami
selingi dengan candaan dan siswa dituntut untuk lebih aktif
6 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa baik didalam
maupun diluar kelas pada penerapan full day school ini?
Pelaksanaan kbm didalam kelas biasanya berupa teori-teori yang dimulai
dari jam 07.45 hingga jam 15.00, meskipun yang disampaikan berupa teori
guru dituntut untuk kreatif dan inovatif agar pembelajaran dikelas tetap
kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan kbm diluar kelas biasanya kami
ke lapangan untuk praktek melatih rasa percaya diri pada siswa
7 Kegiatan evaluasi apa yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan?
Kegiatan evaluasi yang kami gunakan itu ada ulangan harian, tugas-tugas,
posttest, uts, uas. Jika ada siswa yang kurang memenuhi maka kami adakan
remedial dan pengayaan.
8 Bagaimana hasil kegiatan belajar mengajar dengan diterapkannya full day
school ini?
Hasil pembelajaran dengan fds ini menurut saya bagus dan maksimal. Pada
belajaran bahasa Indonesia sendiri saya lebih banyak melakukan praktek
dan waktu yang disediakan dengan penerapan full day school ini cukup
baik, sehingga siswa lebih mudah memahami materi
9 Menurut bapak/ibu, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day
school?
Kelebihannya siswa lebih berprestasi, siswa memiliki akhlak yang positif,
agamis dan perilaku lebih terkontrol
Kelemahannya berada pada tenaga guru yang terbatas
108
10 Bagaimana cara bapak/ibu membimbing siswa belajar dengan karakter
yang berbeda-beda dalam penerapan full day school?
Membimbing dgn karakter yg berbeda-beda biasanya kami memantaunya
dgn lebih ekstra (kesiswaan, kedisiplinan dan dkm masjid) kerjasama
dengan orangtuanya. Jika mengganggu pelajaran maka tempat duduk siswa
tersebut paling depan didepan meja guru.
11 Bagaimana cara bapak/ibu membangun karakter dan sikap disiplin siswa
dalam penerapan full day school?
Membangun karekter biasanya kami tidak ada hentinya untuk selalu
memberikan nasehat, tata tertib ditegaskan untuk sikap displin dan selalu
memantau siswa dengan menggunakan pedoman buku penghubung
12 Apakah siswa pernah mengalami kejenuhan dan merasa lelah selama
proses pembelajaran dalam penerapan full day school ini? Bagaimana
solusi untuk mengatasinya?
Karena saya sejauh ini mengajar pada kelas atas, jarang terjadinya keluhan
mungkin karena mereka sudah terbiasa
13 Menurut bapak/ibu, apa yang anda pahami terkait pengertian mutu
pendidikan?
Sekolah dapat dikaatakan bermutu jika output yang dihasilkan baik
14 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang bermutu dalam pendidikan?
Ciri-cirinya yaitu tenaga pendidiknya berkompeten, fasilitas memadai, dan
kurikulum sesuai
15 Komponen apa saja yang terdapat dalam mutu pendidikan?
Guru/sdm nya berakhlak mulia dan berkarakter positif, siswa memiliki
komptensi/berprestasi, kurikulum yang baik, sarpras yang memadai serta
dukungan masyarakat
16 Bagaimana prinsip-prinsip mutu yang diterapkan oleh sekolah?
Prinsip-prinsip yang digunakan, seperti: fokus terhadap pelanggan dengan
mendidik siswa dengan baik, kepemimpinan yang baik, adanya kegiatan
perbaikan demi meningkatkan mutu pendidikan, dsbg
109
17 Bagaimana cara bapak/ibu dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan?
Cara memberikan kepuasan yaitu dengan memberikan pelayanan yang
baik kepada siswa dengan prestasi yang dicapai, sehingga orang tua dan
pihak lain yang terlibat merasa puas dan senang
18 Menurut bapak/ibu, bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam
pendidikan di sekolah?
Bentuk efektivatas kepemimpinan di sekolah yaitu disiplin, tanggung
jawab dan mampu memotivasi satu sama lain, sehingga hal tersebut akan
saling mempengaruhi satu sama lain dan berdampak positif bagi yang lain
19 Menurut bapak/ibu, siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah?
Menurut saya, semua warga sekolah dilibatkan dalam meningkatkan mutu
pendidikan karena kami saling bekerja sama satu sama lain
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
Pendekatan yang digunakan sepertinya lebih pada proses dan sistem
terbuka, karena sekolah selalu mengutamakan proses yang terjadi di
sekolah dan selalu bekerjasama dalam hal apapun terutama dalam
mengambil keputusan yang didasari oleh fakta dan data-data yang ada
21 Menurut anda, apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
Ya, menurut saya standar mutu di sekolah sudah sesuai dengan standar
nasional pendidikan karena sekolah menjadikan standar nasional
pendidikan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu di sekolah
22 Sudah berapa lama ibu mengajar di SDIT Syifa Fikriya? dan berapa
penghasilan yang ibu peroleh selama mengajar di SDIT Syifa Fikriya?
Saya mengajar disini sudah dari tahun 2003, jadi sudah hampir 15 tahun
saya mengajar di SDIT Syifa Fikriya. Kalau pedapatan saya pribadi diatas
110
1,5 tapi dibawah 2 juta dan umumnya mungkin penghasilan kita masih rata-
rata kok mba, sekitar 1,5 juta.
111
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
4. Narasumber : Ibu Tutut Priyasi Susanna
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Matematika
Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis, 17 Mei 2018
Tempat Wawancara : Ruang Guru
No Pertanyaan
1 Menurut bapak/ibu, apa yang anda pahami terkait pengertian full day
school?
Full day school adalah sekolah memiliki waktu kbm yang lebih panjang
dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.00 dengan pelajaran yeng
lebih banyak.
2 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang menerapkan full day school?
Ciri-cirinya pasti mata pelajaran lebih banyak, waktu pembelajaran lebih
panjang, adanya keterlibatan dan kerjasama dengan orang tua untuk
memantau kebiasaan siswa, serta manajemen waktu yang baik
3 Apa saja kompenen yang terdapat dalam penerapan full day school?
Komponen yang terdapat dalam penerapan full day school ini sendiri terdiri
dari pembelajaran inti yaitu pembalajaran yang terjadi didalam kelas dan
pembelajaran pendukung dilaksanakan setelah pembelajaran inti selesai
atau diwaktu yang telah ditentukan.
4 Apa target yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar dengan
penerapan full day school ini?
1. Siswa dapat memahami materi yang diajarkan dengan baik
2. Siswa dapat menerapkan kegiatan pembiasaan yang dilakukan di
sekolah ketika di rumah dan tempat umum (seperti ibadahnya yang
rajin dan akhlaknya yang baik)
5 Bagaimana bapak/ibu melaksanakan jadwal dan agenda belajar siswa agar
lebih efektif dan menyenangkan?
Biasanya saya melaksanakan agenda belajar sesuai dengan jadwal dan RPP
yang telah ditetapkan. Saya mengajar dibidang matematika dengan
112
berbagai macam metode dan cara, agar siswa senang dan tidak merasa
jenuh berada di kelas serta mudah memahami apa yang saya sampaikan,
biasanya saya selingi dengan candaan/lawakan, meskipun begitu waktu
pelajaran tetap berjaran kondusif.
6 Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa baik didalam
maupun diluar kelas pada penerapan full day school ini?
Kegiatan belajar mengajar yang saya lakukan selalu terjadi didalam kelas,
mulai dari penyampaian meteri sampai dengan paraktek. Meskipun begitu
seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya agar suasana kelas tidak
membosankan saya menggunakan berbagai macam cara dan metode dalam
penyampaian materi, sehingga siswa merasa senang dan paham akan materi
yang disampaikan
7 Kegiatan evaluasi apa yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan?
Kegiatan evaluasi yang saya gunakan itu ada ulangan harian, tugas-tugas,
posttest, uts, uas. Jika ada siswa yang kurang memenuhi maka kami adakan
remedial dan pengayaan.
8 Bagaimana hasil kegiatan belajar mengajar dengan diterapkannya full day
school ini?
Hasil kbm dengan full day school ini bagus dan maksimal. Dengan waktu
belajar yang lama membuat siswa lebih memiliki banyak waktu untuk
memahami pelajaran dan mengikuti proses
9 Menurut bapak/ibu, apa kelebihan dan kelemahan dari program full day
school?
Pelaksanaaan full day school ini keuntungannya ialah perilaku siswa lebih
terkontrol dan memiliki perilaku yang agamis (berakhlak baik,
sholeh/sholehah) karena siswa lebih banyak menghabiskan waktu di
sekolah, serta memiliki banyak prestasi.
Penerapan full day school yang dilakukan oleh SDIT Syifa Fikriya telah
dilakukan sejak kali pertama sekolah didirikan. Penerapan ini didasarkan
113
oleh lembaga yang menaungi yaitu lembaga JSIT. Adapun kelemahan dari
penerapannya yaitu beberapa wali murid disini terkadang tidak satu visi
misi dengan sekolah sehingga sulit terjalinnya kerjasama dalam mendidik
siswa setelah sekolah ataupun diluar sekolah dengan tenaga guru yang
terbatas, maksudnya adalah kebanyakan orang tua yang menyekolahkan
anaknya disini ialah mereka yang keduanya bekerja sehingga anak
membutuhkan sekolah yang memiliki program sehari penuh kerena mereka
para orang tua percaya bahwa sekolah sehari penuh dapat mempersiapkan
anak-anaknya menjadi lebih baik. Namun, pemikiran seperti ini tentunya
kurang baik karena sekolah tidak bisa full atau seutuhnya selalu mengawasi
dan mendidik anak, karena pendidikan yang utama seperti yang kita ketahui
adalah pendidikan yang berasal dari keluarga dan orang tuanya sendiri.
10 Bagaimana cara bapak/ibu membimbing siswa belajar dengan karakter
yang berbeda-beda dalam penerapan full day school?
Biasanya saya melakukannya dengan cara merolling tempat duduk dan
bekerjasama dengan siswa di kelas, jika ada siswa yang sulit utk memahami
maka siswa yang sudah paham membantu temannya tersebut, nah disini
terlihat bahwa terdapat karakter positif siswa untuk saling membantu dan
menghargai satu sama lain.
11 Bagaimana cara bapak/ibu membangun karakter dan sikap disiplin siswa
dalam penerapan full day school?
Membangun karakter siswa bisa melalui program pembiasaan yang
diterapkan oleh sekolah. Saya sebagai guru ikut memantau dan
mengingatkan satu sama lain. Tata tertib ditegaskan dan tak henti-hentinya
menasehati siswa
12 Apakah siswa pernah mengalami kejenuhan dan merasa lelah selama
proses pembelajaran dalam penerapan full day school ini? Bagaimana
solusi untuk mengatasinya?
114
Relatif, hal ini tergantung dengan kondisi siswa sebelumnya, jika memang
siswa sakit/sudah memiliki mood yang buruk maka siswa akan merasa
jenuh dan lelah ketika pembelajaran, tp ini terjadi hanya sekian persen saja.
13 Menurut bapak/ibu, apa yang anda pahami terkait pengertian mutu
pendidikan?
Mutu pendidikan dapat terlihat dari hasil yang diperoleh yaitu output yang
dihasilkan, dimana siswa lulusan sekolah tersebut memiliki kompetensi
baik dibidang akademik maupun non akademik
14 Bagaimana ciri-ciri sekolah yang bermutu dalam pendidikan?
Ciri-cirinya yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten,
kurikulum yang relevan dan sesuai, sarpras yang memadai
15 Komponen apa saja yang terdapat dalam mutu pendidikan?
Komponen yang terdapat dalam mutu pendidikan yang terdapat di sekolah
yaitu siswa yang memiliki potensi (akademik mauoun non akademik),
tenaga pendidik yang berkompeten, kurikulum yang baik, serta adanya
dukungan dari masyarakat
16 Bagaimana prinsip-prinsip mutu yang diterapkan oleh sekolah?
Prinsip-prinsip yang digunakan tentunya tidak jauh berbeda dengan
menurut para ahli, seperti: fokus terhadap pelanggan, kepemimpinan yang
baik, adanya kegiatan perbaikan demi meningkatkan mutu pendidikan,
dsbg.
17 Bagaimana cara bapak/ibu dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan?
Yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh aspek,
seperti pelayanan pembelajaran yang diberikan kepada siswa dan prestasi
yang dihasilkan, sehingga ada rasa kepuasan tersendiri
18 Menurut bapak/ibu, bagaimana bentuk efektivitas kepemimpinan dalam
pendidikan di sekolah?
115
Bentuk efektivitas kepemimpinan yaitu bertanggung jawab, memiliki
kreatifitas, memiliki pengetahuan kognitif dan memotivasi, serta memiliki
daya pengaruh yang positif kepada seluruh warga sekolah yang lain
19 Menurut bapak/ibu, siapa saja yang dilibatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah?
Menurut saya, sekolah melibatkan seluruh warga sekolah yang ada dalam
meningkatkan mutu karena kami saling bekerjasama
20 Pendekatan apa yang digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan fakta dan sistem yang
terbuka, karena dalam meningkatkan mutu sekolah kita tidak boleh hanya
berdasarkan asumsi tapi harus ditujukan dengan data yang bersifat nyata
dan terbuka saling berkerjasama dengan seluruh warga sekolah dalam
mencapai mutu yang baik
21 Menurut anda, apakah standar mutu pendidikan di sekolah sudah sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah?
Ya, karena sekolah menjadikan delapan standar mutu dalam standar
nasional pendidikan tersebut sebagai pedoman dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah
116
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
1. Narasumber : Asma Raudotul Jannah
Kelas : 6
Hari/ Tanggal Wawancara : Jum’at, 18 Mei 2018
Tempat Wawancara : Masjid SDIT Syifa Fikriya
No Pertanyaan
1 Kenapa anda memilih sekolah disini?
Karena senang, saya juga ingin menambah hafalan jadi saya memilih
sekolah disini
2 Apakah anda memahami apa yang dimaksud dengan full day school?
Ya, full day school adalah sekolah yang dilaksanakan dari pagi hingga sore
hari dengan jumlah mata pelajaran yang lebih banyak (pelajaran
keagamaan)
3 Bagaimana pendapat anda mengenai cara pembelajaran full day school
yang dilakukan oleh guru baik di kelas maupun diluar kelas?
(Menyenagkan atau tidak)?
Cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru disini seru,
menyenangkan dan mudah dipahami, jadi kita belajar sampe sore gak
pernah bosen. Tapi, ada juga guru yang galak dan biasa-biasa saja
4 Apakah dengan cara belajar full day school, anda lebih memiliki banyak
waktu untuk belajar dan lebih memahami materi pembelajaran?
Ya, dengan cara belajar full day school ini saya jadi memiliki banyak waktu
untuk belajar bahkan saat sampai di rumah pun saya mengulas kembali
pelajaran sebelumnya. Selain itu, cara mengajar yang dilakukan oleh guru-
guru sangat bervariatif dan waktu belajar yang panjang membuat saya lebih
mudah memahami pelajaran.
5 Sejauh ini, bagaimana bentuk pelaksanaan pembelajaran full day school,
apakah lebih banyak didalam atau diluar kelas?
117
Bentuk pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak didalam kelas, adapun
diluar kelas saat mata pelajaran tertentu, seperti IPA pengamatan tumbuhan
dan hewan
6 Apakah pembelajaran dengan program full day school semua tugas-tugas
yang diberikan harus diselesaikan selama belajar di sekolah?
Ya, tugas-tugas yang diberikan oleh guru saat itu memang seharusnya
diselesaikan, namun terkadang kami tidak bisa menyelesaikannya tepat
waktu, sehingga tugas tersebut menjadi PR
7 Kegiatan apa saja yang anda lakukan disekolah? Apakah anda mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler?
Belajar, menghafal dan bermain dengan teman-teman. Ya, saya mengikuti
ekstrakurikuler ipa, tahfidz dan pramuka
8 Menurut anda, dengan waktu yang cukup lama berada di sekolah adakah
pengaruh dalam pembentukan karakter anda dan teman-teman anda?
Ya ada, dengan waktu yang cukup lama berada di sekolah dengan
pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan, maka seiring berjalannya waktu
karakter saya dan teman-teman menjadi lebih positif
9 Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah anda dan temen-teman
memiliki waktu yang lebih banyak untuk menyelasaikannya di sekolah?
Ya, jika tugas kelompoknya berbentuk diskusi dengan waktu pembelajaran
yang cukup lama, maka kami dapat menyelesaikannya di sekolah. Namun,
jika tugas kelompoknya berbentuk praktek biasanya kami
menyelesaikannya di rumah
10 Selama penerapan full day school, peningkatan pretasi apa yang anda raih?
Peningkatan yang saya alami dibidang pelajaran ialah selalu mendapatkan
nilai yang lebih baik. Selain itu, saya juga pernah juara 2 cerdas cermat
MIPA tingkat kabupaten (berkelompok), juara 1 IPA beregu tingkat
kecamatan dan juara 1 olimpiade IPA tingkat kecamatan
11 Pernahkah anda merasa jenuh dan kelelahan selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar di sekolah?
118
Saya tidak pernah merasa lelah dan bosan, tapi jika terlalu banyak kegiatan
di sekolah seperti ketika saya mengikuti kegiatan tambahan yaitu kegiatan
ektrakurikuler barulah terasa lelahnya, tapi itupun kadang-kadang,
selebihnya menyenangkan.
12 Tugas apa saja yang diberikan selama proses pembelajaran? Dan
bagaimana cara anda menyelesaikannya?
Tugas soal-soal, ulangan harian, tugas kelompok, hafalan dan praktek
individu. Tugas-tugas saya biasa menyelesaikannya sendiri, tapi jika
hafalan dan tugas kelompok saya mengerjakannya bersama teman-teman
119
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
1. Narasumber : Ahmad Maulana
Kelas : 5
Hari/ Tanggal Wawancara : Jum’at, 18 Mei 2018
Tempat Wawancara : Ruang Kelas 5
No Pertanyaan
1 Kenapa anda memilih sekolah disini?
Karena saya ingin dan menambah pengalaman dengan waktu sekolah yang
lebih panjang
2 Apakah anda memahami apa yang dimaksud dengan full day school?
Full day school adalah sekolah yang memiliki waktu pembelajaran lebih
lama
3 Bagaimana pendapat anda mengenai cara pembelajaran full day school
yang dilakukan oleh guru baik di kelas maupun diluar kelas?
(Menyenagkan atau tidak)?
Cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah menyenangkan
karena guru-gurunya asik dan lucu, jadi pulang sekolah sore hari pun tidak
apa-apa
4 Apakah dengan cara belajar full day school, anda lebih memiliki banyak
waktu untuk belajar dan lebih memahami materi pembelajaran?
Ya, karena dengan jam pelajaran yang lebih panjang saya memiliki banyak
waktu belajar dan saya juga mudah memahami materi dengan
penyampaiannya yang menyenangkan
5 Sejauh ini, bagaimana bentuk pelaksanaan pembelajaran full day school,
apakah lebih banyak didalam atau diluar kelas?
Bentuk pembelajaran full day school disini lebih banyak yang dilakukan
didalam kelas
6 Apakah pembelajaran dengan program full day school semua tugas-tugas
yang diberikan harus diselesaikan selama belajar di sekolah?
120
Ya, biasanya semua tugas harus diselesaikan di sekolah, namun jika waktu
pembelajaran sudah habis dan tugas belum terselesaikan maka tugas boleh
dikerjakan di rumah
7 Kegiatan apa saja yang anda lakukan disekolah? Apakah anda mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler?
Belajar dan bermain. Ya, saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
memanah, pidato dan karate.
8 Menurut anda, dengan waktu yang cukup lama berada di sekolah adakah
pengaruh dalam pembentukan karakter anda dan teman-teman anda?
Ya, karena di sekolah waktu kami cukup lama, kami dibiasakan beberapa
hal positif seperti disiplin dan membiasakan 5S, sehingga saya dan teman-
teman memiliki perilaku yang lebih baik.
9 Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah anda dan temen-teman
memiliki waktu yang lebih banyak untuk menyelasaikannya di sekolah?
Mengerjakan tugas kelompok sama halnya dengan tugas yang lain harus
diselesaikan di sekolah, tapi ada beberapa tugas kelompok yang memang
harus dilanjutkan pengerjaannya di rumah
10 Selama penerapan full day school, peningkatan pretasi apa yang anda raih?
Selama ini Alhamdulillah saya selalu mengalami peningkatan prestasi baik
di bidang pelajaran ataupun diluar pelajaran. Saya selalu berada dalam 10
besar dan menjuari beberapa perlombaan di tingkat kecamatan dan provinsi
11 Pernahkah anda merasa jenuh dan kelelahan selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar di sekolah?
Pernah, jika pelajaran hari itu banyak ditambah dengan melaksanakan
puasa sunnah
12 Tugas apa saja yang diberikan selama proses pembelajaran? Dan
bagaimana cara anda menyelesaikannya?
Banyak, ada tugas soal, ulangan harian, hafalan dsbg. Saya biasanya
menyelesaikan tugas sendiri
121
13. Menurut anda, pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah selama
penerapan full day school di SDIT Syifa Fikriya?
Sekolah masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 15.00. Pada pagi hari dimulai
dengan do’a dan tilawah bersama, serta sholat dhuha berjama’ah.
Kemudian dilanjut dengan kegiatan belajar mengajar hingga waktu pulang.
Adapun kegiatan yang lain yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari
panahan, catur, bulu tangkis, karate, pencak silat, taekwondo, takraw,
futsal, tenis meja, IPA, MTQ, tahfidz, nasyid, cipta syair, dan sebagainya.
Kegiatan ekstrakurikuler ini ada yang dilakukan setelah jam pelajaran
selesai dan aja juga yang dilakukan pada hari sabtu, jika mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai, maka akan
pulang lebih lama dengan penambahan waktu ektrakurikuler selama 1 jam,
jadi pulang pada pukul 16.00. Kegiatan ekstrakurikuler yang biasanya
dilakukan setelah jam pelajaran ialah hari senin (pencak silat dan panahan),
selasa (IPA, nasyid dan catur), rabu (tahfidz, MTQ, bulu tangkis dan cipta
syair), kamis (karate), jum,at (takraw), sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
yang dilakukan pada hari sabtu yaitu futsal, tenis meja dan taekwondo.
122
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
5. Nama : Ibu Vina
Hari/ Tanggal Wawancara : Jum’at, 18 Mei 2018
Tempat Wawancara : Perumahan Cikande Indah (Rumah
Peneliti)
No Pertanyaan
1 Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai SDIT yang menerapkan full day
school?
Karena saya bekerja (karyawati), jadi menurut saya SDIT yang menerapkan
full day school sangat baik, sehingga waktu anak bermain diluar yang jauh
dari pantaun orang tua lebih sedikit.
2 Apakah ibu/bapak merasa ada manfaatnya dengan program full day school
yang diterapkan oleh SDIT?
Ya. Banyaknya waktu yang anak habiskan di sekolah ditambah dengan
kegiatan pembiasaan yang bersifat agamis di sekolah, tentunya menjadikan
anak lebih sholehah, mudah diatur dan memiliki banyak hafalan (tahfidz).
3 Menurut ibu/bapak, bagaimana pelaksanaan full day school yang dilakukan
oleh sekolah?
Menurut saya sudah bagus dan pembagian jadwal belajarnya pun dari pagi
hingga sore sudah baik, dimana saat pagi hari mereka melakukan tilawah
dan sholat dhuha terlebih dahulu sebelum belajar
4 Apakah ada pengaruh dari penerapan full day school terhadap perubahan
perilaku atau akhlak anak anda?
Tentunya perubahan itu ada, hanya saja anak-anak terkadang kembali
mengulangi kesalahannya, seperti dalam hal sholat dan belajar mereka tau
bahwa mereka belum mengerjakannya namun terkadang mereka
melalaikannya.
5 Apakah perkembangan karakter, kecerdasan akademik dan emosional anak
sudah terlihat lebih baik selama bersekolah di SDIT yang menerapkan full
day school?
123
Ya, karakter anak menjadi lebih sholeh dengan penerapan pembiasaan yang
dilakukan oleh sekolah, dibidang akademik anak lebih rajin dalam belajar
dan sering mengikuti lomba-lomba, sehingga emosi anak lebih mudah
terkontrol
6 Melalui penerapan full day school di SDIT, apakah ada pengaruh terhadap
prestasi belajar anak baik dibidang akademik dan non akademik?
Tentunya ada, di bidang akademik anak lebih sering belajar sehingga nilai
yang diperoleh baik, sedangkan dibidang non akademik prestasi anak lebih
terlihat ketika menjuarai kegiatan perlombaan pidato bahasa daerah.
7 Apakah anak terkadang suka mengeluh karena kelelahan dengan jam
belajar dan pulang sekolah yang lebih lama karena sekolah menerapkan full
day school?
Alhamdulillah tidak, mungkin sudah terbiasa bahkan anaknya sendiri
jarang sekali ingin izin untuk tidak masuk sekolah kecuali jika memang
sedang sakit parah. Setelah pulang sekolah pun ia suka sekali membantu
bibinya untuk menjaga warung dirumahnya
8 Adakah kegiatan bimbingan yang ibu/bapak berikan di rumah sebagai
kelanjutan pembelajaran dari program full day school?
Karena saya bekerja biasanya tidak ada bimbingan khusus yang saya
berikan, saya hanya sekedar mengingatkan untuk belajar, kecuali di hari
libur biasanya saya membantunya dalam hal belajar.
9 Bagaimana cara ibu/bapak dalam mengontrol kegiatan anak sepulang
sekolah?
Biasanya saya memberikan batasan waktu dalam hal bermain dan tentunya
memanfaatkan fasilitas dari sekolah yaitu buku penghubung untuk
mengontrol kegiatan anak dirumah.
124
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
6. Narasumber : Ibu Sudarminah
Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu, 19 Mei 2018
Tempat Wawancara : Perumahan Cikande Indah (Rumah
Narasumber)
No Pertanyaan
1 Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai SDIT yang menerapkan full day
school?
Menurut saya bagus, dengan menerapkan full day school lebih banyak
manfaatnya untuk anak dari pada mudhorotnya dan anak juga lebih terjaga,
dibandingkan dengan sekolah yang pulangnya setengah hari, dia lebih
banyak waktu luang sehingga kurang terkontrol dan apalagi jika kedua
orang tuanya sama-sama sibuk bekerja maka kurangnya perhatian dari
orang tua dikarenakan sibuk
2 Apakah ibu/bapak merasa ada manfaatnya dengan program full day school
yang diterapkan oleh SDIT?
Tentu ada, dengan diterapkanya program full day school di SDIT anak
menjadi lebih terjaga dibandingkan harus bermain diluar, waktu belajar
anak lebih banyak dibandingkan dengan waktu luang dirumah yang tidak
dimanfaatkan dengan baik
3 Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaksanaan full day school yang dilakukan
oleh sekolah?
Menurut saya itu sudah baik, karena sekolah pasti sudah menyiapkannya
secara matang. Seperti yang kita lihat dalam penjadwalan waktu belajar
anak tidak terlalu diporsir, di pagi hari anak-anak tilawah dan sholat dhuha
berjama’ah terlebih dahulu, ada jam istirahat sekitar tiga kali, ada waktu
sholat, ada jam makan siang dsbg. Jadi, pelaksanaanya sudah baik
4 Apakah ada pengaruh dari penerapan full day school terhadap perubahan
perilaku atau akhlak anak anda?
125
Ada, perilaku anak menjadi lebih baik karena dengan waktu yang panjang
berada di sekolah banyak sekali kegiatan pembiasaan yang dilakukan untuk
membentuk pribadi anak yang positif, seperti sering tilawah, sholat tepat
waktu, rajin belajar, sopan santun terhadap guru dan teman serta ramah
tamah, biasakan salam dsbg.
5 Apakah perkembangan karakter, kecerdasan akademik dan emosional anak
sudah terlihat lebih baik selama bersekolah di SDIT yang menerapkan full
day school?
Jika dilihat dari perkembangan karakter dan kecerdasan tentu sudah terlihat
baik, dengan banyaknya waktu di sekolah anak lebih terjaga dan terbimbing
melalui kegiatan pembiasaan yang sekolah terapkan sehingga lebih
mandiri. Namun, dalam hal emosi cenderung lebih sensitif karena semakin
banyak hal yang diinginkan oleh anak
6 Melalui penerapan full day school di SDIT, apakah ada pengaruh terhadap
prestasi belajar anak baik dibidang akademik dan non akademik?
Tentu saja ada, prestasi anak sudah terlihat sejak berada di bangku kelas 3
dan semakin bertambah seiring bejalannya waktu baik dibidang akademik
maupun non akademik. Dengan penerapan full day school ini anak lebih
memiliki banyak waktu untuk belajar dan berlatih dalam mencapai prestasi
dan meraih kejuaraan dalam berbagai macam perlombaan.
7 Apakah anak terkadang suka mengeluh karena kelelahan dengan jam
belajar dan pulang sekolah yang lebih lama karena sekolah menerapkan full
day school?
Tidak, mungkin hal ini karena anak sudah terbiasa dan merasa nyaman di
sekolah serta pengaturan jadwal yang baik, bahkan setelah pulang sekolah
mereka pun biasanya melanjutkannya dengan bermain
8 Adakah kegiatan bimbingan yang ibu/bapak berikan di rumah sebagai
kelanjutan pembelajaran dari program full day school?
Dalam hal kegiatan bimbingan di rumah, saya cenderung lebih sering
mengingatkan dan tidak bisa menuntut banyak agar anak selalu belajar,
126
karena pada hakikatnya dalam hal belajar anak akan merasa jenuh dan lelah
jika terlalu diporsir. Selain itu, anak juga sudah lebih mandiri dalam hal
belajar dan mengerjakan tugas
9 Bagaimana cara ibu/bapak dalam mengontrol kegiatan anak sepulang
sekolah?
Yang saya lakukan adalah mengawasi aktivitas yang anak lakukan dengan
bantuan dari buku penghubung yang telah disediakan oleh sekolah dan
mengingatkan waktu-waktu tertentu seperti sholat, makan, belajar dan
istirahat.
127
Lampiran 7- Hasil Observasi
No Aspek
Penelitian Indikator
Status
Kondisi Ada
Tidak
ada
1. Sarana dan
Prasarana
Sekolah
a) Ruang Kepala
Sekolah
√ Keadaan ruang guru cukup
baik karena dilengkapi
dengan beberapa fasilitas
untuk menunjang pekerjaan,
seperti computer, printer,
bangku, meja, AC, lemari
untuk menyimpan dokumen
dan piala, serta papan
pengumuman dan lainnya.
Selain itu, terdapat meja dan
bangku tamu atau biasa
digunakan untuk rapat para
pemimpin, seperti dengan
waka kurikulum.
b) Ruang Wakasek √ Ruang wakil kepala sekolah,
wakil kurikulum, wakil
kesiswaan dan lainnya untuk
sementara ini masih
bergabung dengan ruangan
guru dikarenakan kurangnya
lahan sehingga belum bisa
menambah ruangan.
c) Ruang Guru √ Ruang guru kondisinya
cukup baik, terdapat dua
ruang guru yaitu ruang guru
perempuan dan laki-laki
128
yang dilengkapi dengan
fasilitas seperti meja, kursi,
lemari dokumen, komputer,
printer dan AC, serta papan
pengumumuan dan lainnya.
d) Ruang TU √ Ruang TU sudah cukup baik
yang dilengkapi dengan alat-
alat penunjang pekerjaan
seperti ATK, komputer,
printer, dan lemari untuk
penyimpanan dokumen.
Namun, ruang TU disini
memiliki ruangan yang tidak
cukup luas, hanya
diperuntukan dua atau tiga
orang.
e) Masjid/mushola √ Masjid dalam keadaan baik
dan cukup luas yang
dilengkapi dengan speaker,
mimbar, sajadah, mukena,
Al-Qur’an dan sebagainya.
Masjid disini sering
digunakan untuk kegiatan
keagamaan seperti majlis
ta’lim dan perkumpulan wali
murid yang disertai dengan
pengajian. Namun, untuk
menampung seluruh siswa
belum mencukupi dalam
satu waktu.
129
f) Ruang Kelas √ Ruang kelas yang terdapat
disini berjumlah 12 rombel
dengan kondisi yang cukup
baik dilengkapi dengan
meja, kursi, papan tulis, meja
guru dan lemari kelas.
g) Ruang UKS √ Ruang UKS sudah cukup
memadai karena dilengkapi
dengan alat kesehatan, P3K,
dan tempat tidur pasien.
h) Lab. Komputer √ Lab komputer sudah cukup
memadai dengan jumlah 15
komputer yang aktif dan bisa
beroperasi serta fasilitas
lainnya seperti kipas angin,
meja, dan speaker.
i) Perpustakaan √ Perpustakaan SDIT Syifa
Fikriya sudah cukup baik,
sudah dilengkapi dengan
koleksi buku yang berjumlah
sekitar 3479 yang dilengkapi
dengan rak-rak buku dan
lesehan. Selain itu, sekolah
juga menyediakan rak buku
beserta bukunya di lorong-
lorong kelas guna
mempermudah siswa dalam
hal membaca buku, sistem
peminjamannya pun masih
manual.
130
j) Lapangan Olah
raga
√ Lapangan olah raga di SDIT
Syifa Fikriya ini
kegunaannya masih harus
bergantian dengan berbagai
jenis olah raga yang lain
seperti olah raga basket, bola
voli, bulutangkis dan sepak
bola serta berbagai kegiatan
ekstrakulikuler yang lain,
yang membutuhkan
lapangan. Hal ini, terjadi
karena kurangnya lahan
sehingga semua aktivitas
yang akan menggunakan
lapangan harus dijadwalkan
dengan baik, tapi sejauh ini
pelajaran olah raga tidak
mengalami hambatan.
k) Kantin √ Kantin disini sudah cukup
memadai hanya saja
ruangannya tak cukup luas,
sehingga ketika jam makan
siang adanya sistem kloter,
makanan dan jajanan yang
disajikan pun tidak
sembarangan guna menjaga
kondisi kesehatan siswa.
l) Lingkungan
Sekolah/ Taman
√ Lingkungan sekolah (taman)
kondisinya cukup baik
dihiasi dengan pepohonan
131
dan bunga-bunga disekitar
lapangan dan halaman
sekolah. Perawatannya pun
dilakukukan setiap hari oleh
tenaga kebersihan.
2. Program
Pembiasaan
Siswa
a) Tilawah
bersama
√ Tilawah bersama biasanya
dilakukan pada pagi hari
sebelum memulai kegiatan
belajar mengajar yang
kemudian menjadi
pembiasaan bagi keseharian
siswa.
b) Sholat sunnah
dhuha berjamah
√ Sholat sunnah dhuha
biasanya dilakukan pada jam
tertentu sesuai dengan
jadwal yang sudah
ditentukan, sehingga sudah
menjadi pembiasaan dalam
kesehariannya.
c) Sholat wajib
berjamaah
√ Sholat wajib berjama’ah
biasanya dilakukan saat
sholat dzuhur, dan dilakukan
secara bergantian. Hal ini,
menjadi pembiasaan bagi
siswa sehingga saat dirumah
siswa pun terbiasa
melaksanakan sholat
berjama’ah di masjid.
3. a) Materi pelajaran √ Materi pelajaran yang
digunakan berasal dari buku
132
Kegiatan
Belajar
Mengajar
paket dan LKS yang
disesuaikan dengan silabus,
dan RPP.
b) Strategi
pembelajaran
√
√
Strategi pembelajaran
disesuaikan dengan
karakteristik siswa, kondisi
sekolah dan lingkungan
sekitar. Strategi yang
digunakan bermacam-
macam seperti kegiatan
diskusi, permainan, praktik,
dan hafalan.
c) Sumber atau
media
pembelajaran
√
Sumber pembelajaran yang
digunakan ialah buku paket,
LKS dan materi tambahan.
Sedangkan medianya ialah
laptop, proyektor, speaker,
kerangka tubuh dan media
pendukung pembelajaran
lainnya.
d) Pengunaan
bahasa dalam
pembelajaran
√
Penggunaan bahasa dalam
kegiatan belajar mengajar
disini ialah bahasa
Indonesia, yang jelas dan
mudah dimengerti.
e) Keterlibatan
siswa dalam
pembelajaran
√
Keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar
sudah cukup baik, mulai dari
kegiatan diskusi hingga
133
kegiatan praktik baik diluar
maupun didalam kelas.
4. Kegiatan Ekstrakulikuler √ Kegiatan ektrakurikuler ini
merupakan kegiatan
tambahan yang ada di
sekolah dengan berbagai
macam bidang seperti
bidang mata pelajaran,
bidang keagamaan, bidang
olah raga, bidang kesenian
dan pramuka. Kegiatan
ekstrakurikuler di SDIT
Syifa Fikriya ini tidak
diampu oleh guru yang
sesuai dengan bidangnya,
melainkan guru mata
pelajaran yang bersedia
membagi waktunya antara
mengajar di kelas dan
mengajar kegiatan
ektrakurikuler.
134
Lampiran 8- Hasil Dokumentasi
No Jenis Dokumen Indikator
Keterangan
Ada Tidak
Ada
1. Profil Sekolah Visi, Misi dan Tujuan
Sekolah
√
RKAS (Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah)
√
Struktur Organisasi Sekolah √
Laporan-laporan sekolah
atau kesiswaan
√
2. Data Ketenagaan Data Tenaga Pendidik
(Guru) berdasarkan latar
belakang pendidikan, tugas
yang diampu, pengalaman
dsbg.
√
Data Tenaga Kependidikan
berdasarkan tingkat
pendidikan dan tugasnya.
√
3. Data Kesiswaan Data Peserta Didik √
4. Data Sarana dan
Prasarana
Data Aset sekolah atau
Inventaris
√
Rencana Pengadaan Sarpras √
Rencana Pemeliharaan Aset √
Rencana Penghapusan Aset √
5. Prestasi
Sekolah/Siswa
Data Prestasi Akademik
(Olimpiade Matematika,
IPA, IPA, TIK dan Tahfidz)
√
Data Prestasi Non
Akademik
√
135
Keterampilan: Menganyam,
mendongeng, melukis,
membatik, cipta cerpen,
cipta syair, pidato b.indo,
pidato jawa serang, pildacil,
pantun, cerita bergambar,
pantomim, Nasyid,
menyanyi, MTQ, kolase,
story telling.
Olah raga: Tenis meja, bulu
tangkis, renang, memanah,
taekwondo, karate, pencak
silat dan catur.
136
Lampiran 9- Prestasi Sekolah dalam 2 tahun terakhir
JUARA PERLOMBAAN TAHUN 2017
1 Juara 2 Ceradas Cermat
MIPA Open House Al - Azhar Serang Kabupaten
2 Juara 1 Menganyam Olimpiade JSIT banten Barat Provinsi
3 Juara 1 Memanah Olimpiade JSIT banten Barat Provinsi
4 Juara 2 Tenis Meja Olimpiade JSIT banten Barat Provinsi
5 Juara 3 Bercerita Olimpiade JSIT banten Barat Provinsi
6 Juara 3 Bulutangkis ganda
putra Olimpiade JSIT banten Barat Provinsi
7 Juara 1 Mendongeng FLS2N Dinas P & K Kecamatan
8 Juara 1 Melukis FLS2N Dinas P & K Kecamatan
9 Juara 1 Matematika
Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
10 Juara 1 IPA Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
11 Juara 1 matematika beregu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
12 Juara 1 IPA Beregu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
13 Juara 2 Pidato B. Indonesia FLS2N Dinas P & K Kecamatan
14 Juara 2 Cipta Pantu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
15 Juara 2 Cipta Cerpen FLS2N Dinas P & K Kecamatan
16 Juara 3 IPA Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
17 Juara 3 Pildacil FLS2N Dinas P & K Kecamatan
18 Juara 3 Menganyam FLS2N Dinas P & K Kecamatan
19 Harapan 1 Pantomime FLS2N Dinas P & K Kecamatan
20 Harapan 1 Matematika
Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
21 Harapan 1 Cerita Bergambar FLS2N Dinas P & K Kecamatan
22 Harapan 1 MTQ Putra FLS2N Dinas P & K Kecamatan
137
23 Harapan 2 MTQ Putri FLS2N Dinas P & K Kecamatan
24 Harapan 2 Pidato Jawa Serang FLS2N Dinas P & K Kecamatan
25 Harapan 2 Siswa Berprestasi FLS2N Dinas P & K Kecamatan
26 Harapan 3 Cipta Syair FLS2N Dinas P & K Kecamatan
27 Harapan 3 Kolase FLS2N Dinas P & K Kecamatan
28 Harapan 3 Cipta & Baca Puisi FLS2N Dinas P & K Kecamatan
29 Juara 1 Mendongeng FLS2N Dinas P & K Kabupaten
30 Juara 3 Matematika FLS2N Dinas P & K Kabupaten
31 Harapan 2 IPA FLS2N Dinas P & K Kabupaten
32 Harapan 3 Melukis FLS2N Dinas P & K Kabupaten
33 Juara 2 Mendongeng Pekan Kreasi
Seni
Perpustakaan
Daerah
Provinsi
34 Juara
umum 2
Regu Terbaik LT II Kwaran Cikande Kecamatan
35 Juara 1 Speech Contest Gebyar Al
Azhar
SMPI Al Azhar Kabupaten
36 Juara 2 Storys Telling Gebyar Al
Azhar
SMPI Al Azhar Kabupaten
37 Juara 2 Mendongeng Gebyar Al
Azhar
SMPI Al Azhar Kabupaten
38 Juara 3 Mendongeng Gebyar Al
Azhar
SMPI Al Azhar Kabupaten
39 Juara 3 Bulutangkis putra O2SN Dinas P & K Kecamatan
JUARA UMUM OLIMPIADE JSIT BANTEN BARAT TAHUN 2018
1 Harapan 1 Jawara Matematika
banten
Jawara
Banten KPM Banten Provinsi
2 Juara 1 Baca Puisi Olimpiade JSIT Banten
Barat
3 Juara 1 Menganyam Olimpiade JSIT Banten
Barat
4 Juara 1 Tenis Meja Putra Olimpiade JSIT Banten
Barat
138
5 Juara 2 Cipta Puisi Olimpiade JSIT Banten
Barat
6 Juara 2 Panahan Putra Olimpiade JSIT Banten
Barat
7 Juara 2 Panahan Putri Olimpiade JSIT Banten
Barat
8 Juara 2 Bulutangkis Putri Olimpiade JSIT Banten
Barat
9 Juara 3 Nasyid Olimpiade JSIT Banten
Barat
10 Juara 3 Tenis Meja Putri Olimpiade JSIT Banten
Barat
11 Juara 3 Menyanyi Solo Olimpiade JSIT Banten
Barat
JUARA UMUM FLS2N KECAMATAN CIKANDE TAHUN 2018
12 Juara 1 menganyam FLS2N Dinas P & K Kecamatan
13 Juara 1 IPA Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
14 Juara 1 Matematika Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
15 Juara 1 IPA Beregu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
16 Juara 1 Mendongeng FLS2N Dinas P & K Kecamatan
17 Juara 1 Pidato B. Indonesia FLS2N Dinas P & K Kecamatan
18 Juara 2 Matematika Beregu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
19 Juara 2 Cerita Bergambar FLS2N Dinas P & K Kecamatan
20 Juara 2 Pidato Jawa Serang FLS2N Dinas P & K Kecamatan
21 Juara 2 Puisi FLS2N Dinas P & K Kecamatan
22 Juara 2 Siswa Berprestasi FLS2N Dinas P & K Kecamatan
23 Juara 2 IPA Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
24 Juara 3 Siswa Berprestasi FLS2N Dinas P & K Kecamatan
25 Juara 3 Membatik FLS2N Dinas P & K Kecamatan
26 Juara 3 Pildacil FLS2N Dinas P & K Kecamatan
139
27 Juara 3 Pantomime FLS2N Dinas P & K Kecamatan
28 Juara 3 Cipta Syair FLS2N Dinas P & K Kecamatan
29 Harapan 1 Pantun FLS2N Dinas P & K Kecamatan
30 Harapan 1 Melukis FLS2N Dinas P & K Kecamatan
31 Harapan 1 Menyanyi Solo FLS2N Dinas P & K Kecamatan
32 Harapan 3 Matematika Individu FLS2N Dinas P & K Kecamatan
140
Lampiran 10- Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Neneng Unsara, lahir di Lampung pada
tanggal 02 Desember 1995. Mahasiswa
Manajemen Pendidikan. Penulis merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis
menempuh pendidikan di TKIT Syifa Fikriya,
SDN Cikande Permai, MDA Syifa Fikriya,
MTs Nur Et-Taqwa, MAN 2 Tangerang dan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selain kuliah, penulis juga aktif dibeberapa organisasi yaitu Pojok Seni Tarbiyah
(POSTAR), HMJ Manajemen Pendidikan dan Karang Taruna.
Motivasi yang tinggi, selalu berpikir positif, do’a, dukungan dari keluarga dan
teman-teman, dan selalu berusaha, menjadi kekuatan tersendiri bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikannya dengan
baik. Semoga dengan adanya karya ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan
mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan. Amiin Ya Rabbal
Alamiin.
Motto “Jika kau tidak mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan, maka jadilah
sesuatu yang bermanfaat”.