PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK...

152
PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017-2018 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Amalia Dinda Bestari NIM. 11150150000018 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK...

Page 1: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Amalia Dinda Bestari

NIM. 11150150000018

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

i

Page 3: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

ii

Page 4: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

iii

Page 5: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

iv

Page 6: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

v

Page 7: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

vi

PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017-2018

ABSTRAK

Amalia Dinda Bestari (NIM : 11150150000018). Pengaruh Penerapan E-

SPPT PBB terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Tangerang selatan

Tahun 2017-2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak

setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan E-SPPT PBB

terhadap Kepatuhan wajib pajak di Kota Tangerang Selatan pada periode 2017-

2018. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan menggunakan metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi

liniear sederhana dengan taraf signifikansi 5%. Populasi dalam penelitian ini

adalah wajib pajak yang terdaftar SPPT PBB di Badan Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan yang tercatat per periode 2017-2018 yakni sebanyak 412.315

jiwa. Sedangkan sampel penelitiannya sebanyak 100 wajib pajak yang terdaftar di

Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil pengujian asumsi dasar

menunjukkan bahwa 40% variasi variabel kepatuhan wajib pajak dapat

dipengaruhi oleh variabel penerapan E-SPPT. Hasil pengujian hipotesis

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen yaitu penerapan E-SPPT PBB dengan variabel dependen yaitu

Kepatuhan Wajib Pajak.

Kata kunci : Penerapan E-SPPT, Kepatuhan Wajib Pajak, Kota Tangerang

Selatan

Page 8: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

vii

THE APPLICATION OF E-SPPT PBB ON TAX COMPLIANCE IN SOUTH

TANGERANG CITY IN 2017-2018

ABSTRACT

Amalia Dinda Bestari (11150150000018). The Application of E-SPPT PBB On

Tax Compliance In South Tangerang City In 2017-2018.

This study aims to determine the level of compliance of taxpayers after the

application of E-SPPT PBB and how the influence of the application of E-SPPT

PBB on tax compliance in the City of South Tangerang in the period 2017-2018.

The research method used in this study is quantitative by using the analysis

method used is a simple linear regression analysis with a significance level of 5%.

The population in this study were taxpayers registered with the SPPT PBB at the

South Tangerang City Regional Revenue Agency recorded as of 2017-2018, which

were 412,315 people. While the research sample of 100 taxpayers registered at

the South Tangerang City Revenue Agency. The data used in this study are

primary data and secondary data. The results of testing the basic assumptions

indicate that 40% variation in taxpayer compliance variables can be influenced

by the E-SPPT implementation variable. The results of hypothesis testing indicate

that there is a significant influence between the independent variables, namely the

adoption of E-SPPT PBB with the dependent variable, Taxpayer Compliance.

Keywords : Application of E-SPPT PBB, Taxpayer Compliance, South Tangerang

City

Page 9: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa kita

haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta para

keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Adapun

penelitian ini berjudul “Penerapan E-SPPT PBB terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017-2018” yang ditujukan sebagai

salah satu syarat untuk menempuh gelar sarjana pada Jurusan Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial, Konsentrasi Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari bahwa

tentunya masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu serta mendukung dalam penyusunan skripsi ini baik dalam dukungan

moral maupun materiil. Pemberian ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

peneliti ucapkan kepada :

1. Ibu Prof.Dr.Hj.Amany Burhanuddin Umar Lubis,Lc.,M.A selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr.Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr.Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

untuk memberikan motivasi, arahan, dan nasehat kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi.

Page 10: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

ix

6. Bapak Dr.Sodikin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh dosen Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya selama melakukan studi.

8. Bapak Kepala Bidang Pajak Daerah I yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk melakukan penelitian di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan beserta seluruh karyawan dan staff yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

9. Masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan yang telah membantu peneliti

dalam mengisi kuesioner penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

10. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Syahadatuddin dan Ibu Sejati yang tidak

henti-hentinya selalu memberikan do’a, motivasi, kasih sayang dan

pengorbanan lainnya, serta adik-adik peneliti Arif Rahman Hakim dan Jasmin

Jannati yang selalu menghibur, memberikan kasih sayang serta dukungan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

11. Sahabat-sahabat peneliti yaitu Zhafira Rahmayani, Sonia Anthera Rojak, dan

Fitri Eka Pranastuti yang selalu memberikan semangat dan doa selama proses

penyelesaian skripsi.

12. Seluruh teman-teman di Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan

2015 khususnya Ekonomi yang telah membantu memberikan motivasi, ilmu,

serta pengalaman yang peneliti dapatkan selama proses perkuliahan.

13. Serta kepada semua pihak terkait yang namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini

baik secara langsung maupun tidak langsung semoga Allah SWT memberi

balasan yang setimpal.

Demikian ucapan terimakasih yang dapat peneliti sampaikan. Peneliti berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak terkait, lembaga pendidikan, serta

dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Wassalamualaikum Wr.Wb

Page 11: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .......................................................v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 9

D. Perumusan Masalah ............................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...........................11

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................................. 11

1. Kepatuhan Wajib Pajak ...........................................................................11

2. Penerapan E-SPPT PBB ..........................................................................20

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 37

C. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 42

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 45

Page 12: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 46

B. Metode Penelitian ................................................................................................. 46

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 47

D. Sumber Data .......................................................................................................... 49

E. Variabel Penelitian ............................................................................................... 49

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 50

G. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 51

H. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................62

A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 62

1. Profil Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan

62

2. Profil Singkat Kota Tangerang Selatan ...................................................63

3. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................................65

4. Data Penelitian ........................................................................................68

5. Pengujian Hipotesis .................................................................................98

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 103

C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 106

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .....................................107

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 107

B. Implikasi .............................................................................................................. 107

C. Saran ..................................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................109

LAMPIRAN – LAMPIRAN ..............................................................................114

Page 13: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Penerimaan Perpajakan dalam APBN Tahun 2018 .............. 3

Gambar 2.1 Kolom Daftar NOP Teregistrasi......................................................... 35

Gambar 2.2 Tombol Keterangan Dashboard NOP Teregistrasi ............................ 35

Gambar 2.3 Pengisian Tambahan NOP E-SPPT ................................................... 36

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran................................................................ 44

Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................. 69

Gambar 4.2 Berdasarkan Jenis Pekerjaan .............................................................. 70

Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................................... 71

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 99

Page 14: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Struktur APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 & 2018 ...............4

Tabel 1.2 Data Perkembangan Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah Wajib Pajak

yang melaporkan SPPT PBB Terutang. .................................................5

Tabel 1.3 Data Penerimaan SPPT PBB P-2 Terutang oleh BAPENDA Tahun

2017-2018 ..............................................................................................6

Tabel 2.1 Perbandingan dengan Penelitian Lain yang Relevan ...........................40

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ..................................................................................46

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Penerapan E-SPPT PBB (X) ..52

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ...52

Tabel 3.4 Skor Skala Likert .................................................................................60

Tabel 3.5 Rentang Persentase Jawaban Kuesioner ..............................................60

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 68

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Pekerjaan ...................................................... 69

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................................... 71

Tabel 4.4 Penyampaian Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Dilakukan Secara

Online. .................................................................................................. 72

Tabel 4.5 Pelaporan Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Dilakukan Secara

Online. .................................................................................................. 73

Tabel 4.6 Informasi Dapat Diakses Secara Online Melalui Web yang Tersedia. 73

Tabel 4.7 Informasi Dapat Diakses Melalui Aplikasi .......................................... 74

Tabel 4.8 Transaksi Pembayaran Dapat Dilakukan pada Bank Umum yang

Terintegrasi. ......................................................................................... 74

Tabel 4.9 Transaksi Pembayaran Dapat Dilakukan Melalui Teller/ Anjungan

Tunai Mandiri/e-Banking. .................................................................... 75

Tabel 4.10 Tidak Perlu Melakukan Kontak Fisik Kepada Fiskus (Pegawai Pajak)

untuk Mendapatkan Pelayanan Terkait Pelaporan dan Penyampaian

SPPT. ................................................................................................... 75

Tabel 4.11 Tidak perlu menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan terkait

pelaporan dan penyampaian SPPT. ...................................................... 76

Tabel 4.12 Tidak Perlu Mendatangi Kantor BAPENDA untuk Mendapatkan

Pelayanan Terkait Pelaporan dan Penyampaian SPPT Sehingga Akan

Menghemat Waktu. .............................................................................. 76

Tabel 4.13 Informasi Terkait PBB Bisa Diakses Dimana Saja dan Kapan Saja. .. 77

Tabel 4.14 Bebas Biaya Pelayanan Administrasi Terkait Pelaporan dan

Penyampaian SPPT. ............................................................................. 77

Tabel 4.15 Bebas Biaya Transportasi Karena Tidak Perlu Mendatangi Kantor

BAPENDA Untuk Mendapatkan Pelayanan Terkait Pelaporan dan

Penyampaian SPPT. ............................................................................. 78

Page 15: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

xiv

Tabel 4.16 Wajib Pajak tepat waktu dalam mendaftarkan diri untuk memperoleh

NPWP maupun Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). ..... 79

Tabel 4.17 Wajib Pajak tepat waktu dalam menyetorkan pajak terutang. ............. 79

Tabel 4.18 Wajib Pajak tepat waktu dalam melaporkan pajak yang sudah dibayar.

.............................................................................................................. 80

Tabel 4.19 Wajib Pajak tepat dalam menghitung pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan. ........................................................................... 80

Tabel 4.20 Sistem Administrasi Perpajakan yang Baik Didukung oleh Instansi

pajak yang Efektif. ............................................................................... 82

Tabel 4.21 Sistem administrasi perpajakan yang baik didukung oleh sumber daya

pegawai yang mumpuni. ...................................................................... 82

Tabel 4.22 Sistem administrasi perpajakan yang baik memiliki prosedur

perpajakan yang baik. .......................................................................... 83

Tabel 4.23 Kualitas pelayanan yang baik menjadikan Wajib Pajak rela untuk

membayar pajak terutang. .................................................................... 83

Tabel 4.24 Kualitas pelayanan perpajakan yang baik akan meningkatkan

penerimaan perpajakan. ....................................................................... 84

Tabel 4.25 Pemberian sanksi terhadap Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran

perpajakan menentukan kualitas penegakan hukum yang baik. .......... 84

Tabel 4.26 Integritas Fiskus ketika menjatuhkan sanksi pada setiap Wajib Pajak

yang melakukan pelanggaran perpajakan menentukan kualitas

penegakan hukum perpajakan yang baik. ............................................ 85

Tabel 4.27 Kompetensi pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak. .................................................................................. 86

Tabel 4.28 Keahlian pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas pemeriksa

pajak. .................................................................................................... 86

Tabel 4.29 Indepedensi pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak. .................................................................................. 87

Tabel 4.30 Integritas pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas pemeriksa

pajak. .................................................................................................... 87

Tabel 4.31 Pemeriksaan pajak yang dilakukan sesuai prosedur menentukan

kualitas pemeriksa pajak yang baik. .................................................... 88

Tabel 4.32 Penetapan tarif pajak yang tinggi akan mendorong Wajib Pajak

mengurangi jumlah utang pajaknya. .................................................... 88

Tabel 4.33 Penetapan tarif pajak yang tinggi akan menjadikan penerimaan pajak

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. ......................................... 89

Tabel 4.34 Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak akan memberikan

dampak pada tingkat kepatuhan yang lebih tinggi sehingga penerimaan

pajak akan mencapai target. ................................................................. 89

Page 16: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

xv

Tabel 4.35 Kesadaran Wajib Pajak mengenai arti dan tujuan pembayaran pajak

akan memberikan dampak pada tingkat kepatuhan yang lebih tinggi

sehingga penerimaan pajak akan mencapai target. .............................. 90

Tabel 4.36 Membayar pajak berarti Wajib Pajak secara sukarela turut serta dalam

membiayai fungsi pemerintahan. ......................................................... 91

Tabel 4.37 Membayar Pajak berarti Wajib pajak merasa bertanggung jawab dalam

membiayai fungsi pemerintahan. ......................................................... 91

Tabel 4.38 Melakukan pelaporan SPPT dengan tepat waktu. ............................... 92

Tabel 4.39 Melakukan pelaporan SPPT sesuai dengan ketentuan yang berlaku. .. 92

Tabel 4.40 Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban angsuran pajak. ........... 93

Tabel 4.41 Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban sesuai ketentuan yang

berlaku. ................................................................................................. 93

Tabel 4.42 Membayar tunggakan pajak yang ditetapkan berdasarkan Surat

Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo. ..................................... 94

Tabel 4.43 Menerima sanksi yang dijatuhkan apabila melakukan pelanggaran

perpajakan. ........................................................................................... 94

Tabel 4.44 Tepat waktu dalam menyampaikan SPPT. .......................................... 95

Tabel 4.45 Wajib Pajak tidak memiliki tunggakan pada semua jenis pajak. ......... 96

Tabel 4.46 Wajib Pajak memiliki tunggakan pajak yang telah memperoleh izin

untuk mengangsur pembayaran pajak. ................................................. 96

Tabel 4.47 Wajib Pajak memiiliki tunggakan telah memperoleh izin untuk

menunda pembayaran pajak. ................................................................ 97

Tabel 4.48 Hasil Laporan Wajib Pajak 2015-2018 ................................................ 97

Tabel 4.49 Hasil Uji Validitas Instrumen Penerapan E-SPPT PBB (X) ............... 65

Tabel 4.50 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ................ 66

Tabel 4.51 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 67

Tabel 4.52 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 98

Tabel 4.53 Hasil Uji Linieritas ............................................................................... 99

Tabel 4.54 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................... 100

Tabel 4.55 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 101

Tabel 4.56 Hasil Uji t ........................................................................................... 102

Tabel 4.57 Hasil Uji Regresi Sederhana .............................................................. 103

Page 17: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian .............................................................................115

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas ............................................................................119

Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................120

Lampiran 4 Hasil Analisis Data ...........................................................................122

Lampiran 5 Surat-Surat ........................................................................................124

Lampiran 6 Lembar Uji Referensi .......................................................................129

Lampiran 7 Foto Dokumentasi ............................................................................134

Lampiran 8 Biodata Penulis .................................................................................135

Page 18: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di dunia.

Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki beberapa upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui program-program

pembangunan nasional. Program pembangunan nasional tersebut tentunya

meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti pendidikan,

kesehatan, infrastruktur, dan lain sebagainya. Tentunya dalam pengelolaan

program pembangunan nasional tersebut pemerintah sebagai lembaga negara

yang sah memiliki sistem dan aturan yang berlaku. Dalam hal ini, pemerintah

berperan penting dalam mengorganisasikan masyarakat yang hidup dalam

suatu wilayah, artinya pemerintah dapat dikatakan sebagai pemimpin.

Sebagai seorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar serta harus

berlaku adil pada semua lini masyarakat tak terkecuali pada keluarganya

karena hal tersebut akan di pertanggungjawabkan di akhirat kelak. Hal ini

tertera dalam Al- Qur’an surat An- Nisa ayat 58:

وا الماوات إلى أهلها وإذا حكمتم بيه الىاس أن تحكمىا ب يأمركم أن تؤد إن للا ا ال م و إن للا

ا بصيرا كان سمي ظكم به إن للا ي

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya

Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Tafsir mengenai makna dalam ayat tersebut memiliki beberapa versi dari

beberapa tokoh dan lembaga keagamaan islam lainnya, salah satunya ialah

menurut tokoh agama islam terkemuka yakni Quraish Shihab. Dalam

penafsirannya tentang ayat diatas ialah sesungguhnya Allah memerintahkan

kalian, wahai orang-orang yang beriman, untuk menyampaikan segala amanat

Allah atau amanat orang lain kepada yang berhak secara adil. Jangan berlaku

Page 19: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

2

curang dalam menentukan suatu keputusan hukum. Ini adalah pesan

Tuhanmu, maka jagalah dengan baik, karena merupakan pesan terbaik yang

diberikan-Nya kepada kalian. Allah selalu Maha Mendengar apa yang

diucapkan dan Maha Melihat apa yang dilakukan. Dia mengetahui orang

yang melaksanakan amanat dan yang tidak melaksanakannya, dan orang yang

menentukan hukum secara adil atau zalim. Masing-masing akan

mendapatkan ganjarannya.

Pembangunan nasional merupakan sebuah program besar dari

pemerintah dengan skala nasional, untuk itu biaya yang diperlukan untuk

mendanai berbagai program tentunya sangat banyak. Pemerintah memerlukan

sumber dana sebagai pendapatan negara yang nantinya akan dialokasikan

pada kegiatan pembangunan nasional. Terdapat berbagai macam sumber

penerimaan yang dapat diperoleh negara salah satunya dan yang terbesar

berasal dari pajak. Di Indonesia sendiri sumber utama penerimaan terbesar

berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang

digunakan untuk membiayai pengelolaan sebuah negara.

Pemerintahan di sebuah negara tidak bisa berjalan jika tidak ada dana

untuk membiayai kegiatan pemerintahnya. Hal ini juga berlaku untuk negara

Indonesia. Penerimaan negara dalam bentuk pajak tertuang dalam APBN

setiap tahunnya. Penerimaan negara dari pajak ini hampir dipastikan

meningkat setiap tahunnya sesuai dengan perkembangan ekonomi yang ada.1

Hal ini dibuktikan melalui data yang di publikasikan oleh Kementrian

Keuangan yang menunjukkan terjadinya peningkatan penerimaan pajak dari

tahun ke tahun.2 Lebih rinci seperti disajikan pada Gambar 1.1

1 Widodo, Atim Widodo, Andreas Hendro Puspita, Pajak Bumi & Bangunan untuk Para

Praktisi, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010), h.1 2 Kementrian Keuangan Republik Indonesia, APBN 2018, 2019,

(https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018). Diakses tanggal 1 Januari 2019 jam 12.21.

Page 20: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

3

Sumber : www.kemenkeu.go.id (data diolah kembali)

Gambar 1.1 Diagram Penerimaan Perpajakan dalam APBN Tahun 2018 Pajak sebagai penerimaan negara merupakan salah satu fungsi utamanya

yakni fungsi anggaran. Di Indonesia, dasar pungutan pajak dituangkan baik

dalam konstitusi maupun peraturan perundang-undangan dibawahnya. Pasal

23A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa pajak

dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur

dengan undang-undang.3

Demikian juga halnya dengan daerah, untuk dapat melayani kebutuhan

masyarakat daerah, maka daerah perlu diberi kewenangan baik dalam hal

politik pemerintahan maupun dalam hal keuangan (financial) guna

membiayai kegiatan-kegiatannya.4 Hal demikian juga dilakukan oleh Kota

Tangerang Selatan sebagai daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun

2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26

November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, merupakan

pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan

3 Imam Soebechi, Perda pajak dan Retribusi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013). h.111

4 Darwin, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,(Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010). h.1

Rp1,146,9 T Rp1,240,4 T Rp1,285 T

Rp1,472,7 T

Rp1,618,1 T

2014 2015 2016 2017 2018

Penerimaan Perpajakan

Page 21: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

4

potensi daerah guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.5

Sama halnya dengan pemerintah pusat dalam melakukan pembangunan

nasional, untuk menjalankan suatu pembangunan pada tingkat daerah

dibutuhkan sumber penerimaan berupa dana untuk mendukung kegiatan

pembangunan tersebut.

Dana tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

dipungut oleh Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang

Selatan. Adapun Pendapatan Asli Daerah tersebut berasal dari Pajak Daerah,

Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang sah. Sumber penerimaan terbesar

di Kota Tangerang Selatan diperoleh dari Pajak Daerah. Hal ini dapat

diketahui dari data struktur APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 dan

2018.6 Lebih rinci data yang menunjukkan APBD Kota Tangerang Selatan

seperti disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Struktur APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 & 2018

Sumber : Levlet Profil Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2018

(data diolah kembali).

5 Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Sejarah Kota Tangerang Selatan, 2019,

(https://berita.tangerangselatankota.go.id/main/content/index/sejarah_tangsel/6). Diakses tanggal 1

Januari 2019 jam 14.15 6Profil Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan Tahun

2018.(Tangerang Selatan : Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2018). h.16

Anggaran % Anggaran %

I Pendapatan 2,775,686,072,737Rp 100% 3,120,025,909,741Rp 100.00%

Pendapatan Asli Daerah 1,315,641,811,000Rp 47.40% 1,494,034,264,514Rp 47.89%

Hasil Pajak Daerah 1,120,086,000,000Rp 85.14% 1,296,733,000,000Rp 86.79%

Hasil Retribusi Daerah 90,852,771,000Rp 6.91% 83,356,264,514Rp 5.58%

Lain-lain PAD yang sah 104,703,040,000Rp 7.96% 113,945,000,000Rp 7.63%

Dana Perimbangan 947,147,128,702Rp 34.12% 909,630,944,000Rp 29.15%

DBH pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 163,946,854,000Rp 17.31% 184,291,149,000Rp 20.26%

Dana Alokasi Umum 634,150,767,702Rp 66.95% 572,637,313,000Rp 62.95%

Dana Alokasi Khusus 149,049,507,000Rp 15.74% 152,702,482,000Rp 16.79%

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 512,897,133,035Rp 18.48% 716,360,701,227Rp 22.96%

Pendapatan Hibah -Rp 90,420,000,000Rp 12.62%

Pendapatan Dana BBH Pajak Provinsi 462,897,133,035Rp 90.25% 525,940,701,227Rp 73.42%

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus -Rp 35,000,000,000Rp 4.89%

Bantuan Keuangan dari Provinsi 50,000,000,000Rp 9.75% 65,000,000,000Rp 9.07%

II Belanja Daerah 3,443,686,072,737Rp 100.00% 3,642,462,279,782Rp 100.00%

A Belanja Tidak Langsung (BTL) 732,207,593,958Rp 21.26% 949,851,551,818Rp 26.08%

Belanja Langsung 2,711,478,779Rp 78.74% 2,692,610,727,964Rp 73.92%

Belanja Pegawai 332,108,785,900Rp 12.25% 413,348,196,150Rp 15.35%

Belanja Barang dan Jasa 958,293,304,793Rp 35.34% 1,055,504,281,946Rp 39.20%

Belanja Modal 1,421,076,388,086Rp 52.41% 1,223,758,249,868Rp 45.45%

Pembiayaan Daerah 668,000,000,000Rp 522,436,370,041Rp

C

B

APBD Tahun 2017 APBD Tahun 2018UraianNo.

A

B

Page 22: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

5

Salah satu bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupa Pajak Bumi

dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang kewenangannya telah

diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009

tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan

Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang

digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.7

Namun, berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Badan Pendapatan

Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan terdapat ketidaksesuaian antara

jumlah keseluruhan Wajib Pajak terdaftar, dengan Wajib Pajak yang

melaporkan SPPT PBB terutang.8 Lebih rinci data tersebut dapat diketahui

melalui Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Data Perkembangan Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah

Wajib Pajak yang melaporkan SPPT PBB Terutang.

Keterangan Tahun

2017 2018

Wajib Pajak Terdaftar SPPT PBB 406.309 412.315

Wajib Pajak Terdaftar Membayar SPPT

PBB 232.629 186.536

Sumber : Laporan Tahunan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017-2018 (data diolah kembali).

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah Wajib

Pajak terdaftar SPPT PBB mengalami peningkatan. Namun, jumlah Wajib

Pajak yang membayar mengalami penurunan. Hal ini tentu akan memberikan

dampak terhadap jumlah penerimaan PBB P-2 terutang oleh BAPENDA

sebagai lembaga yang berwenang untuk melakukan pemungutan SPPT PBB

P-2 terutang oleh Wajib Pajak. Adapun data mengenai target penerimaan

serta jumlah penerimaan serta selisih dari target dengan jumlah penerimaan

PBB P-2 terutang yang diperoleh BAPENDA dalam kurun waktu 2017-2018.

Lebih rinci disajikan pada Tabel 1.3

7 Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

8 Laporan Tahunan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan Tahun

2017-2018.

Page 23: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

6

Tabel 1.3 Data Penerimaan SPPT PBB P-2 Terutang oleh BAPENDA

Tahun 2017-2018

Keterangan Tahun

2017 2018

Target Penerimaan melalui SPPT PBB

P-2 Terutang Rp 367,830,768,065 Rp 447,674,341,981

Realisasi Penerimaan melalui SPPT

PBB P-2 Terutang Rp 252,473,370,209 Rp 298,645,730,608

Selisih Penerimaan Rp 115,357,397,856 Rp 149,028,611,373

Sumber : Laporan Tahunan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017-2018 (data diolah kembali).

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa target penerimaan melalui

SPPT PBB P-2 yang diperoleh BAPENDA mengalami perkembangan.

Namun, hal ini tidak sejalan dengan realisasi penerimaannya yang memiliki

jumlah lebih kecil daripada target yang harus diperoleh BAPENDA. Hal ini

dapat diindikasikan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat sebagai Wajib

Pajak mengalami penurunan. Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan

Wajib Pajak dalam melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib

Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat memenuhi kewajiban

perpajakan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.9 Wajib Pajak

dapat dikatakan patuh apabila telah menyerahkan Surat Penyetoran Pajak

Terutang (SPPT). Hal ini menjadi ukuran penting karena SPPT itu sendiri

merupakan surat yang di dalamnya tertera informasi mengenai aset berharga

milik Wajib Pajak sehingga SPPT tersebut bisa menjaga dan melindungi hak

kepemilikan atas aset Wajib Pajak. Selain itu dalam SPPT tersebut juga

tertera beban pajak terutang yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak

tentunya sesuai dengan aset yang dimiliki. Terkait hal tersebut Pemerintah

Daerah Kota Tangerang Selatan mencari cara untuk meningkatkan kepatuhan

wajib Pajak salah satunya dengan memperbaharui sistem penyampaian dan

pelaporan dalam bidang Pajak Daerah I yakni PBB P-2.

9 Siti Kurnia Rahayu, Perpajakan Konsep dan Aspek Formal. (Bandung : Penerbit Rekayasa

Sains,2017). h.193

Page 24: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

7

Adapun realisasi dari upaya tersebut ialah penyediaan data pelayanan

berbasis online dengan program yang dinamakan SIMPPEL (Sistem

Penyampaian SPPT Elektronik). E-SPPT merupakan layanan SPPT PBB

melalui media elektronik (dengan melakukan registrasi terlebih dahulu dan

mengisi data pada form yang tertera di situs resmi milik Badan Pendapatan

Daerah Kota Tangerang Selatan dengan alamat web e-

sppt.tangerangselatankota.go.id. Wajib Pajak yang telah melakukan

registrasi E-SPPT selain dapat mengakses SPPT PBB secara online, juga

dapat melihat record pembayaran. Selain itu juga terdapat pilihan informasi

tagihan PBB melalui email dan SMS pada nomor handphone yang telah

didaftarkan.10

Penyampaian SPPT PBB berbasis elektronik ini merupakan

program inovasi bidang Pajak daerah I yang dilakukan oleh Badan

Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan untuk

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyetorkan PBB P-2 sehingga

penerimaan pajak akan meningkat.

Reformasi perpajakan dalam peningkatan pelayanan melalui sistem

sebelumnya sudah diselenggarakan terlebih dahulu oleh Kementrian

Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perpajakan yakni berupa e-SPT yaitu

dalam hal penyampaian dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh). Peneliti telah

menemukan beberapa penelitian ilmiah terkait hal ini. Salah satu diantaranya

yakni dari skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan e-SPT terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Orang Pribadi) dalam Melaporkan SPT Tahunan

(Studi Kasus pada KPP Pratama Tegallega, Bandung) penelitian ini dilakukan

pada tahun 2014. Keterkaitan dengan penelitian tersebut terletak pada

variabel independen yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu Kepatuhan

Wajib Pajak. Keterkaitan lainnya dengan penelitian tersebut ialah pada tujuan

penelitiannya yakni mengetahui apakah terdapat pengaruh dari adanya

penerapan sistem penyampaian secara elektronik dalam hal ini E-SPPT PBB

dengan Kepatuhan Wajib Pajak, serta mengetahui seberapa besar pengaruh

10

Paparan Tarif PBB (SIMPPEL), Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang

Selatan, https://tangerangonline.id/2017/09/14/simppel-tangsel-permudah-wajib-pajak-bayar-pbb/.

Diakses tanggal 1 Januari 2019 jam 14.18.

Page 25: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

8

penerapan E-SPPT di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017-2018.

Pembaharuan sistem yang diterapkan oleh pemerintah Kota Tangerang

Selatan ini tentunya akan mempengaruhi perkembangan yang baik dalam segi

anggaran yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan pembangunan daerah

di Kota Tangerang Selatan. Inovasi pelayanan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dalam sistem pelayanan

pemungutan Pajak Daerah yaitu SPPT PBB berbasis elektronik atau e-SPPT

PBB, yang merupakan suatu bentuk program yang dilakukan untuk menarik

perhatian Wajib Pajak agar lebih meningkatkan kepatuhan dalam membayar

Pajak.

Dilakukannya penerapan sistem pelayanan SPPT berbasis online,

bertujuan agar Wajib Pajak yang hendak melakukan administrasi terkait

pelaporan, pencetakan kartu SPPT, serta pembayaran SPPT PBB P-2 terutang

menjadi lebih efektif, efisien, serta akurat. Tentunya hal tersebut dilakukan

agar terciptanya peningkatan pelayanan terhadap Wajib Pajak, khususnya

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P-2). Dimana dari

peningkatan kualitas pelayanan tersebut dapat memberikan dampak pada

peningkatan kepatuhan Wajib Pajak yang nantinya turut serta diikuti oleh

peningkatan penerimaan PBB P-2 terutang.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Penerapan e-SPPT PBB terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017-2018.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah yang

dapat diidentifikasi ialah :

1. Minimnya jumlah Wajib Pajak terdaftar yang membayar tahun 2017

yakni sebanyak 232.629 dan tahun 2018 sebanyak 186.536,

dibandingkan jumlah Wajib Pajak terdaftar keseluruhan yakni tahun 2017

sebanyak 406.309 dan pada tahun 2018 sebanyak 412.315.

2. Kurangnya jumlah realisasi penerimaan SPPT PBB P-2 terutang pada

tahun 2017 berjumlah Rp.252,473,370,209 dan pada tahun 2018

Page 26: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

9

berjumlah Rp.298,645,730,608 dibandingkan target penerimaan SPPT

PBB P-2 yang terutang oleh Wajib Pajak yang pada tahun 2017 sejumlah

Rp.367,830,768,065 dan pada tahun 2018 sejumlah Rp.447,674,341,981.

3. Tidak tercapainya target penerimaan SPPT PBB P-2 pada tahun 2017

yang berjumlah Rp.367,830,768,065 dan pada tahun 2018 berjumlah

Rp.447,674,341,981.

4. Kurang patuhnya masyarakat sebagai Wajib Pajak terdaftar dalam

membayar SPPT PBB P-2 yakni berdasarkan data penurunan jumlah

Wajib pajak yang membayar tahun 2017 sebanyak 232.629 dan tahun

2018 sebanyak 186.536, dibandingkan jumlah Wajib Pajak terdaftar

keseluruhan yakni tahun 2017 sebanyak 406.309 dan pada tahun 2018

sebanyak 412.315.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar memberikan arahan yang

jelas dan tepat dalam penelitian ini serta tidak terlalu luas maka penulis

membatasi masalah dan menitikberatkan mengenai kurang patuhnya

masyarakat sebagai Wajib Pajak terdaftar di Kota Tangerang Selatan dalam

membayar SPPT Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB

P-2).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka pertanyaan dalam

penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak setelah penerapan e-SPPT PBB

di Kota Tangerang Selatan?

2. Seberapa besar pengaruh penerapan e-SPPT PBB terhadap tingkat

kepatuhan Wajib Pajak di Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini bagi

penulis dan pembaca adalah untuk mengetahui :

1. Tingkat kepatuhan wajib pajak setelah penerapan e-SPPT PBB di Kota

Tangerang Selatan.

Page 27: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

10

2. Pengaruh penerapan e-SPPT PBB terhadap tingkat kepatuhan Wajib

Pajak di Kota Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari penelitian ini

antara lain :

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan di bidang pendidikan khususnya pendidikan ekonomi

terutama dalam hal informasi perpajakan yakni Pajak Bumi dan

Bangunan sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P-2) serta dapat dijadikan

referensi untuk melakukan penelitian lanjutan terkait topik penelitian ini.

Sedangkan dalam pendidikan menambah khazanah pembelajaran

khususnya mata pelajaran Ekonomi di tingkat SMP/SMA.

2. Praktis

a. Bagi Pemerintah

Dapat diketahui upaya-upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dalam kegiatan pembayaran Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) kepada masyarakat secara adil dan

menyeluruh.

b. Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya mengenai

penerapan sistem informasi elektronik sehingga semakin banyak

masyarakat yang berinisiatif membayar pajak dan diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

c. Peneliti Lainnya

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lainnya untuk

melakukan penelitian berkaitan dengan reformasi perpajakan yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Page 28: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Kepatuhan Wajib Pajak

a. Pengertian Pajak

Terdapat beberapa definisi mengenai pajak menurut beberapa

ahli, secara garis besar inti dari pendapat tersebut sama namun

perbedaan hanya terletak pada sudut pandang masing-masing ahli.

Menurut Adriani (pernah menjabat guru besar hukum pajak pada

Universitas Amsterdam dan Pemimpin International Bureau of

Fiscal Documentation di Amsterdam) mengatakan bahwa pajak

adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

oleh mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa

mendapat prestasi-kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum terkait dengan

tugas negara dalam menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Rochmat Sumitro, dalam bukunya Dasar-dasar Hukum

Pajak dan Pajak Pendapatan, mendefinisikan bahwa pajak sebagai

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.1

Sementara, pengertian pajak dalam Undang-undang Nomor 28

Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6

Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

yaitu pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan

1 Herry Purwono, Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak, (Jakarta : Erlangga,2010).

h.7.

Page 29: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

12

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.1

1) Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan

pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan

negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk

pembangunan. Berdasarkan hal diatas, maka pajak mempunyai

beberapa fungsi, yaitu :

a) Fungsi Penerima (Budgetair)

Pajak berfungsi untuk menghimpun dana dari

masyarakat bagi kas negara, yang diperuntukkan bagi

pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Untuk

menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan

pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat

diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan

untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja

barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

b) Fungsi Mengatur (Regulerrend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur struktur

pendapatan di tengah masyarakat dan struktur kekayaan

antara para pelaku ekonomi. Fungsi mengatur ini sering

menjadi tujuan pokok dari sistem pajak, paling tidak dalam

sistem perpajakan yang benar tidak terjadi pertentangan

dengan kebijaksanaan negara dalam bidang ekonomi dan

sosial. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar

bidang keuangan, terutama banyak ditujukan terhadap sektor

swasta. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman

1 Kementrian Keuangan. Undang – undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan

Ketiga atas Undang-undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, 2019, (http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf) Diakses

tanggal 16 Mei 2019 jam 13.16

Page 30: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

13

modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan

berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka

melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan

bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.2

2) Pengelompokkan Pajak

a) Menurut Golongan

Pembagian pajak menurut golongan adalah sebagai berikut:

(1) Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak

dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi

beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai

contoh Pajak Penghasilan.

(2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya

dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai contoh Pajak

Pertambahan Nilai.

b) Menurut Sifat

Pembagian pajak menurut sifatnya dimaksudkan

pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ciri-ciri prinsip:

(1) Pajak Subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari

syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan

diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.

(2) Pajak Objektif, adalah pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan

keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c) Menurut Lembaga Pemungutan

(1) Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

negara.

2 Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia Edisi 4, (Jakarta: Indeks,2014). Cet.1, h.5-6

Page 31: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

14

(2) Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai

rumah tangga daerah. Contoh : Pajak reklame, pajak

hiburan dan lain-lain.3

3) Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi :

a) Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official Assesment

System:

(1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

berada pada fiskus.

(2) Wajib pajak bersifat pasif

(3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan

pajak oleh fiskus.

b) Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak

untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan

melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c) Withholding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau

memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.4

3 Ibid., h.12-13.

4 Ibid., h.14.

Page 32: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

15

b. Wajib Pajak

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang

Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan mengenai

pengertian Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.5 Kewajiban dari wajib

pajak yang utama adalah membayar pajak sendiri dan memungut

atau memotong pajak orang lain dan kemudian menyetorkannya

kepada negara melalui bank atau kantor pos. Wajib Pajak

dikelompokkan menjadi :

1) Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)

2) Wajib Pajak Badan

3) Wajib Pajak Pemungut/Pemotong

c. Kepatuhan Perpajakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah

kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan.6

Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan Wajib Pajak dalam

melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang

patuh adalah Wajib Pajak yang taat memenuhi kewajiban perpajakan

sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Jadi Wajib Pajak

yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepatuhan perpajakan

dibagi menjadi:

5 Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal

1 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan, (http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf

). Diakses tanggal 23 juli 2019 jam 13.30 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), https://www.kbbi.web.id/patuh, Diakses tanggal

23 Juli 2019 jam 14.04.

Page 33: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

16

1) Kepatuhan Perpajakan Formal

Kepatuhan perpajakan formal merupakan ketaatan Wajib

Pajak dalam memenuhi ketentuan formal perpajakan. Ketentuan

formal terdiri dari:

a) Tepat waktu dalam mendaftarkan diri untuk memperoleh

NPWP maupun untuk ditetapkan memperoleh NPPKP.

b) Tepat waktu dalam meyetorkan pajak yang terutang.

c) Tepat waktu dalam melaporkan pajak yang sudah dibayar dan

perhitungan perpajakannya.

2) Kepatuhan Perpajakan Material

Kepatuhan perpajakan material merupakan ketaatan Wajib

Pajak dalam memenuhi ketentuan material perpajakan. Ketentuan

material terdiri dari :

a) Tepat dalam menghitung pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan.

b) Tepat dalam memperhitungkan pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan.

c) Tepat dalam memotong maupun memungut pajak (Wajib

Pajak sebagai pihak ketiga).7

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara

Sistem administrasi perpajakan suatu negara akan efektif

apabila didukung oleh instansi pajak yang efektif, sumber daya

pegawai pajak yang mumpuni, prosedur perpajakan yang baik

pula.

2) Kualitas pelayanan perpajakan yang diberikan kepada Wajib

Pajak

7 Siti Kurnia Rahayu, Perpajakan Konsep dan Aspek Formal, (Bandung : Penerbit Rekayasa

Sains, 2017). h.193-194.

Page 34: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

17

Dengan sistem administrasi perpajakan yang efektif akan

memberikan dampak pada peningkatan kualitas pelayanan pajak

yang diberikan instansi pajak kepada Wajib Pajak. Sehingga

Wajib Pajak rela untuk membayar pajak kepada negara, tanpa

mengharap kontraprestasi secara langsung.

3) Kualitas penegakan hukum perpajakan

Kepatuhan perpajakan dapat ditingkatkan melalui tekanan

kepada Wajib Pajak untuk tidak melakukan pelanggaran atau

tindakan illegal dalam usahanya untuk menyelendupkan pajak.

Tindakan pemberian sanksi apabila Wajib Pajak diketahui

melakukan pelanggaran perpajakan melalui adanya sistem

administrasi pajak yang baik dan terintegrasi, serta melalui

pemeriksaan pajak yang berkualitas baik. Pemberian sanksi

perpajakan merupakan salah satu enforcement pada Wajib Pajak

agar Wajib Pajak tidak lagi melakukan pelanggaran Perpajakan.

4) Kualitas pemeriksaan pajak

Kualitas pemeriksaan pajak ditentukan dengan kompetensi

pemeriksa, keahlian pemeriksa, indepedensi pemeriksa, mapun

integritas pemeriksa yang baik. Pemeriksaan dikatakan

berkualitas apabila setiap tahapan pemeriksaan dilakukan sesuai

prosedur, sehingga menghasilkan ketetapan pajak yang

berkualitas. Ketetapan pajak yang berkualitas tentunya ketetapan

yang diterima dengan baik oleh Wajib Pajak maka tagihan pajak

dalam ketetapan tersebut dapat direalisasikan untuk dibayar

kepada negara, pada akhirnya penerimaan negara pun bertambah.

5) Tinggi rendahnya tarif pajak yang ditetapkan

Tarif pajak yang tinggi tentunya memberikan dorongan

Wajib Pajak untuk berupaya mengurangi jumlah utang pajaknya

melalui tindakan penghindaran maupun penyelundupan pajak.

Disisi lain negara membutuhkan penerimaan pajak sesuai dengan

target yang telah ditetapkan untuk menjalankan fungsi

Page 35: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

18

pemerintahan. Hal ini membutuhkan kebijakan-kebijakan

penetapan tarif pajak yang tetap dapat berpihak kepada Wajib

Pajak.

6) Kemauan dan kesadaran Wajib Pajak

Kemauan dan kesadaran Wajib Pajak akan memberikan

pemahaman tentang arti, dan tujuan pembayaran pajak yang

diberikan kepada negara. Sehingga apabila kemauan dan

kesadaran Wajib Pajak tinggi akan memberikan dampak kepada

kepatuhan perpajakan yang lebih baik lagi, sehingga penerimaan

pajak diharapkan dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

7) Perilaku Wajib Pajak

Hanya sedikit saja dari rakyat suatu negara yang merasa

benar-benar rela dan merasa ikut bertanggung jawab membiayai

fungsi pemerintahan suatu negara. Membayar pajak bukan

merupakan tindakan yang mudah dan sederhana. Dalam

pelaksanaannya penuh dengan hal yang bersifat emosional.

Sehingga potensi bertahan untuk tidak membayar pajak atau

mengurangi jumlah pajak terutang secara illegal sudah menjadi

taxpayer behavior.8

e. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Terdapat beberapa indikator mengenai tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak diantaranya yang pertama, menurut Undang-undang Nomor 28

Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,

indikator kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari :

Aspek ketepatan waktu, sebagai indikator kepatuhan adalah

persentase pelaporan SPT yang disampaikan tepat waktu sesuai

ketentuan yang berlaku.

Aspek income atau penghasilan WP, sebagai indikator kepatuhan

adalah kesediaan membayar kewajiban angsuran pajak sesuai

ketentuan yang berlaku.

8 Ibid., h.196-198.

Page 36: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

19

Aspek law enforcement (pengenaan sanksi), sebagai indikator

kepatuhan adalah pembayaran tunggakan pajak yang ditetapkan

berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo.

Dalam perkembangannya, indikator kepatuhan ini dapat juga

dilihat dari aspek lainnya, misalnya aspek pembayaran dan aspek

kewajiban pembukuan.9

Pada studi terbaru, Menurut Paul Webley, seorang psikolog

ekonomi dan Director/Principal of the School of Oriental and

African Studies, University of London, mengemukakan alasan utama

dibalik perilaku ketidakpatuhan dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) Keadilan (Equity)

2) Kesempatan untuk Tidak Patuh (Opportunity of Noncompliance)

3) Perbedaan Individual (Individual Difference)

4) Norma-norma Sosial (Social Norm)

5) Ketidakpuasan terhadap Instansi Pemerintah (Dissatisfication

with revenue authorities).10

f. Persyaratan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu (Wajib

Pajak Patuh)

Persyaratan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu menurut Pasal

17C ayat (2) Undang-Undang KUP dan Per-Menkeu No.

74/PMK.03/2012, meliputi :

1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;

2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,

kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk

mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

3) Laporan Keuangan di audit oleh Akuntan Publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar tanpa

pengecualian selama 3 (Tiga) tahun berturut-turut; dan

9 Timbul Hanomangan Simanjuntak dan Imam Mukhlis. Dimensi Ekonomi Perpajakan

dalam Pembangunan Ekonomi. (Jakarta : Raih Asa Sukses.,2012). h.103 10

Chairil Anwar Pohan, Pembahasan Komprehensif PENGANTAR PERPAJAKAN EDISI 2

Teori dan Konsep Hukum Pajak, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2017), h.158-159.

Page 37: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

20

4) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan putusan pegadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

terakhir.11

2. Penerapan E-SPPT PBB

a. Pajak Daerah

Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang PDRD pasal 1

mengemukakan bahwa pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapat

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.12

Dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 65 Tahun 2001 pasal 73 tentang Pajak daerah. Pajak daerah

yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan

oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung

yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan

daerah.13

Penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah masuk ke dalam

Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah setiap tahun. Pelaksanaan

adminisitrasi perpajakan dan retribusi daerah dilaksanakan oleh

kantor dinas pendapatan daerah dibawah pemerintah daerah

setempat. Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan

daerah guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Ciri pajak

daerah adalah :

11

Ibid., h.162. 12

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 1, 2019,

(http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attach/post-no-28-tahun-2009-tentang-pajak-daerah-dan-

retribusi-daerah/UU-427-973-UU_28_Tahun_2009_Ttg_PDRD.pdf ). Diakses tanggal 17 Mei

2019 jam 11.40. 13

Soebechi, op.cit., h.139 (Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 pasal 73).

Page 38: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

21

1) Pajak daerah berasal dari pajak asli daerah maupun pajak pusat

yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah.

2) Pajak daerah dipungut oleh daerah hanya di wilayah administrasi

yang dikuasainya.

3) Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan rumah tangga

daerah dan atau untuk membiayai pengeluaran daerah.

4) Dipungut oleh daerah berdasarkan Peraturan Darah (Perda),

sehingga pajak daerah bersifat memaksa dan dapat dipaksakan

kepada masyarakat yang wajib membayar.

Ruang lingkup pajak daerah terbatas pada obyek yang belum

dikenakan pajak pusat.

1) Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi) :

b) Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas air.

c) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas

air.

d) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor

e) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan air bawah tanah dan Air

Permukaan.

f) Pajak Rokok.

2) Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten dan Kota) :

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

g) Pajak Parkir

h) Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

i) Pajak Sarang Burung Walet

Page 39: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

22

j) Pajak Bumi dan Bangunan14

b. Pajak Bumi dan Bangunan

PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya

pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan

atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut

menentukan besarnya pajak. Mulai 1 Januari 2014, Pajak Bumi dan

Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P-2) sudah sepenuhnya

dikelola oleh seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Dengan demikian,

PBB P-2 telah dialihkan menjadi Pajak Kabupaten/Kota, sementara

PBB sektor Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan (P3) masih

tetap menjadi pajak pusat.

1) Objek Pajak

Objek PBB adalah bumi dan/ bangunan. Klasifikasi objek

pajak diatur oleh Menteri Keuangan. Klasifikasi bumi dan

bangunan adalah pengelompokkan bumi dan bangunan menurut

nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta untuk

memudahkan penghitungan pajak yang terutang. Dalam

menentukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor letak,

peruntukkan, pemanfaatan, kondisi lingkungan, dan lain-lain.

Sedangkan, dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan

faktor bahan yang digunakan rekayasa, letak, kondisi lingkungan,

dan lain-lain.15

Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 2 ayat (1) UU

No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan UU No.12

Tahun 1994 yaitu : “Yang menjadi objek pajak adalah bumi

dan/bangunan.” Pengertian bumi dan/atau bangunan sebagaimana

tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1) dan (2) adalah :

a) Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada

dibawahnya.

14

Rahayu, op.cit., h.50-51. 15

Anastasia Diana dan Lilis Setiawati, Perpajakan Teori dan Peraturan Terkini,

(Yogyakarta : CV ANDI OFFSET, 2014). h. 437.

Page 40: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

23

b) Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau

dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.16

Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta

perairan laut Indonesia. Objek PBB bumi/tanah diantaranya

adalah sebagai berikut :

a) Sawah

b) Ladang

c) Kebun

d) Tanah pekarangan

e) Pertambangan

f) Perairan untuk pelabuhan

Objek yang termasuk dalam pengertian bangunan adalah

sebagai berikut:

a) Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu komplek

bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya dan

lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan komplek

bangunan tersebut;

b) Jalan tol;

c) Kolam renang;

d) Pagar mewah;

e) Tempat olahraga;

f) Galangan kapal/ dermaga;

g) Taman mewah;

h) Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa

minyak;

i) Fasilitas lain yang memberikan manfaat.17

16

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 1994 Pasal 1 dan 2 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, 2019

(https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM). Diakses tangga l 17 Mei

2019 jam 12.46. 17

Widodo, Atim Widodo, dan Andreas Hendro Puspita, Pajak Bumi dan Bangunan untuk

Para Praktisi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010). h.2-3.

Page 41: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

24

2) Objek Pajak yang Tidak Dikenakan PBB

Objek pajak yang tidak dikenakan PBB sesuai dengan

Undang-undang No.12 Tahun 1994 Pasal 3 yaitu :

a) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum

di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan

kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk

memperoleh keuntungan. Yang dimaksud dengan tidak

dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan adalah bahwa

objek pajak itu diusahakan untuk melayani kepentingan

umum, dan nyata-nyata tidak ditujukan untuk mencari

keuntungan. Hal ini dapat diketahui antara lain dari

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari

yayasan/badan yang bergerak dalam bidang ibadah, sosial,

kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional. Contohnya

adalah :

(1) Pesantren atau sejenis dengan itu

(2) Madrasah

(3) Tanah wakaf

(4) Rumah sakit umum

b) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang

sejenis dengan itu.

c) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata,

taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh

desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.

d) Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat

berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

e) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi

internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

Page 42: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

25

f) Objek pajak yang digunakan oleh Negara untuk

penyelenggaraan pemerintahan.18

3) Subjek yang dikenakan PBB

Subjek PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara

nyata :

a) Mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau;

b) Memperoleh manfaat atas bumi, dan atau;

c) Memiliki bangunan, dan atau;

d) Menguasai bangunan, dan atau;

e) Memperoleh manfaat atas bangunan.

Subjek pajak yang disebutkan diatas adalah yang dikenakan

kewajiban membayar pajak. Apabila suatu objek pajak belum

jelas diketahui wajib pajaknya, maka Direktur Jenderal Pajak

dapat menetapkan subjek pajak yang disebutkan diatas sebagai

wajib pajak (subjek pajak yang dikenakan kewajiban membayar

pajak).19

4) Tarif Pajak Bumi dan Bangunan

Tarif yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5%

(lima persepuluh persen).20

5) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P-2)

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB

P-2) adalah pajak atas bumi dan/ atau bangunan yang dimiliki,

dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,

18

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 1994 Pasal 3 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, 2019

(https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM). Diakses tanggal 17 Mei

2019 jam 13.09. 19

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 1994 Pasal 4 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, 2019

(https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM). Diakses tanggal 17 Mei

2019 jam 13.09. 20

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 1994 Pasal 5 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, 2019

(https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM). Diakses tanggal 17 Mei

2019 jam 13.09.

Page 43: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

26

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

a) Objek Pajak

Bumi dan/ atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali

kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

perhutanan, dan pertambangan.

b) Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB P-2

(1) Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk

penyelenggaraan pemerintahan..

(2) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan

umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan,

dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk

memperoleh keuntungan.

(3) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau

yan sejenis dengan itu.

(4) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan

wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang

dikuasai desa, tanah negara yang belum dibebani suatu

hak.

(5) Digunakan perwakilan diplomatik dan konsulat

berdasarkan asas perlakuan timbal balik, dan

(6) Digunakan badan atau perwakilan lembaga internasional

yang ditetapkan dengan Peraturan Menkeu.

c) NJOPTKP

Paling rendah Rp 10.000.000 untuk setiap Wajib Pajak

d) Subjek Pajak

Orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai

suatu hak atas bumi dan/ atau memperoleh manfaat atas

bumi dan/ atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh

manfaat atas Bangunan.

Page 44: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

27

e) Wajib Pajak

Orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai

suatu hak atas bumi dan/ atau memperoleh manfaat atas

Bumi dan/atau memiliki, menguasai, dan/ atau memperoleh

manfaat atas Bangunan.

f) DPP

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

g) Tarif Pajak

Paling tinggi sebesar 0.3% (ditetapkan dengan Peraturan

Daerah).

h) Pajak Terutang

Dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan DPP setelah

dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

(NJOPTKP).

Termasuk dalam pengertian bangunan adalah:

(1) Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks

bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya,

yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks

bangunan tersebut;

(2) Jalan tol;

(3) Kolam renang;

(4) Pagar mewah;

(5) Tempat olahraga;

(6) Galangan kapal, dermaga;

(7) Taman mewah;

(8) Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa

minyak; dan

(9) Menara.21

21

Diana dan Setiawati, op.cit., h.479.

Page 45: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

28

c. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)

1) Definisi SPPT

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang selanjutnya

disebut SPPT, adalah surat yang digunakan untuk

memberitahukan besarnya pajak yang terhutang kepada Wajib

Pajak. SPPT diterbitkan atas dasar SPOP, namun tidak membantu

Wajib Pajak, SPPT dapat diterbitkan berdasarkan data objek

pajak yang telah ada pada DJP (Pasal 10 Ayat (1)).22

Dengan

kata lain, Wajib Pajak yang memiliki aset bumi atau bangunan

dan mendapatkan manfaat dari aset tersebut harus membayarkan

PBB terutang. Pembayaran PBB terutang tersebut disesuaikan

dengan aset yang dimiliki oleh Wajib Pajak.

2) Cara Mendapatkan SPPT

a) Mengambil sendri di kantor kelurahan/ Kepala Desa atau di

KPP Pratama tempat objek pajak terdaftar atau tempat lain

yang ditunjuk.

b) Dalam rangka pelayanan, SPPT dapat dikirim melalui kantor

pos dan giro diantarkan oleh aparat Kelurahan/Desa.

c) Wajib Pajak dapat menggunakan fasilitas Kring Pajak

(500200) yang merupakan layanan pulsa lokal dari Fixed

Phone/ PSTN.23

3) Ketentuan Pengisian SPPT

Dalam rangka pendataan, subyek pajak wajib mendaftarkan

obyek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Obyek

Pajak. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta

ditandatangani dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal

Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak obyek pajak,

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal

22

Heru Supriyanto, Cara Menghitung PBB Sektor P3, Sektor Lainnya, dan Bea Materai,

(Jakarta : Indeks, 2017). h. 35 23

Widodo, Widodo, dan Puspita, op.cit., h.53.

Page 46: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

29

diterimanya Surat Pemberitahuan Obyek Pajak oleh subyek

pajak.24

Sebagaimana pengisian dalam SPOP, pengisian SPPT

juga harus dilakukan dengan jelas, benar, dan lengkap. Namun,

SPPT ditanda tangani oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA).

4) Fungsi SPPT

a) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang meskipun tidak

diartikan sebagai bukti hak dan kepemilikan suatu tanah atau

bangunan namun memegang fungsi penting bagi Wajib Pajak

saat proses mengumpulkan dokumen lengkap menjaga atau

melindungi aset berharga.

b) Sebagai salah satu elemen untuk menghindari tanah atau

bangunan itu direbut hak miliknya atau terjadi penipuan.

c) Sebagai surat yang menunjukkan besaran beban pajak yang

dibayarkan kepada negara oleh pemiliknya terhadap objek

pajak.25

5) Tata Cara Pembayaran SPPT

Pajak yang terhitung berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat

a) Harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak

tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang

oleh wajib pajak.

b) Pajak yang terhutang berdasarkan Surat Keterangan Pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) dan ayat (4)

harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak

24

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Undang- undang Nomor 19 Tahun 1994

sebagai perbaikan dari UU Nomor 19 Tahun 1985 Pasal 11,2019

(https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM). Diakes tanggal 18 Mei

2019 jam 13.50. 25

Kenali Fungsi SPPT bagi Wajib Pajak yang Ingin Menjaga Aset Bisnis. 2019,

(https://klikpajak.id/mengenal-sppt/). Diakses tanggal 18 Mei 2019 jam 12.56

Page 47: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

30

tanggal diterimanya Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak.

26

6) Sanksi Terlambat/ Tidak Menyampaikan SPPT

Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo

pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda

administrasi sebesar 2% (dua persen) sebulan, yang dihitung dari

saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. Denda

administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditambah

dengan hutang pajak yang belum atau kurang dibayar ditagih

dengan Surat Tagihan Pajak yang harus dilunasi selambat-

lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya Surat Tagihan

Pajak oleh wajib pajak. Pajak yang terhutang dibayar di Bank,

Kantor Pos dan Giro, dan tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan.27

7) Pembatalan Ketetapan SPPT

SPPT yang dapat dibatalkan secara jabatan :

a) Objek pajaknya tidak ada

b) Hak subjek pajak terhadap objek pajak dinyatakan batal oleh

pejabat yang berwenang/ keputusan hakim.

c) Objek pajak merupakan objek pajak yang tidak dikenakan

PBB

d) Subjek pajak dibatalkan dari kewajiban sebagai wajib pajak.28

26

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 19 Tahun 1985 (Pasal

11 Angka 1 dan 2), 2019, (https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM ).

Diakses pada tanggal 18 Mei 2019 jam 12.00. 27

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 19 Tahun 1985 (Pasal

11 Angka 3, 4, dan 5), 2019,

(https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM). Diakses tanggal 18 Mei

2019 jam 12.00. 28

Purwono, op.cit.,h.341.

Page 48: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

31

d. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Elektronik (E-SPPT)

1) Definisi E-SPPT

Dalam upaya peningkatan sistem pelayanan terhadap Wajib

Pajak, Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan melakukan

inovasi di bidang Pajak Daerah I agar penyampaian dan

pelaporan SPPT PBB P-2 dapat dilakukan dengan efektif dan

efisien. Berikut penjelasan mengenai E-SPPT : E- SPPT yaitu

surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya Pajak

Bumi dan Bangunan yang harus dibayar oleh Wajib Pajak yang

penyampaian serta pelaporan nya dilakukan secara online.29

E-

SPPT PBB Kota Tangerang Selatan adalah bentuk lain dari SPPT

PBB yang disampaikan melalui e-mail (surat elektronik) pada

setiap tahun pajak.30

2) Keunggulan E-SPPT

Dengan kemajuan dalam berbagai bidang khususnya

teknologi, Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota

Tangerang Selatan melakukan inovasi dalam administrasi pajak

daerah I dengan berbasis online diantaranya ialah e-SPPT.

Dengan adanya e-SPPT tersebut diharapkan dapat mempermudah

akses terkait informasi PBB bagi Wajib Pajak maupun Pegawai

Pajak. Penerapan SPPT berbasis online ini adalah program yang

oleh Pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan diberi nama

SIMPPEL (Sistem Penyampaian SPPT PBB Elektronik). Dengan

slogan “Cepat, Mudah, Bebas biaya”.

Berdasarkan slogan tersebut penerapan SPPT ini secara

langsung menunjukkan keunggulan yang dimiliki oleh program

ini, yakni cepat dan mudah, masayarakat sebagai Wajib Pajak

tidak perlu melakukan kontak fisik dengan pegawai Pajak yang

29 Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2018, Surat Pemberitahuan

Pajak Terutang (SPPT), Levlet, 2019. 30

Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, Panduan Pendaftaran/Registrasi e-

SPPT PBB Kota Tangerang Selatan., 2019 (https://e-sppt.tangerangselatankota.go.id/esppt/help),

Diakses tanggal 19 Mei 2019 jam 11.16.

Page 49: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

32

ada di Kantor BAPENDA namun hanya dengan membuka

website di laman web e-sppt.tangerangselatankota.go.id maka

Wajib Pajak akan secara langsung bisa menikmati fasilitas

pelayanan PBB tersebut dimanapun berada serta tidak perlu

menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan terkait PBB.

Tidak hanya fasilitas dalam pelayanan informasi, pelaporan, serta

penyampaian SPPT saja, transaksi pembayaran pun dapat

dilakukan dengan mudah, yakni pada bank- bank umum yang

telah terintegrasi dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang

Selatan. Diantaranya :

Bank BJB

Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran melalui

Teller/ATM/e-Banking.

Bank BCA

Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran melalui ATM

dan Internet Banking (Klik BCA).

Bank Mandiri

Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran melalui

Teller/ATM/e-Banking.

Slogan berikutnya ialah Bebas Biaya. Karena diterapkan

secara online tentunya akan mengurangi biaya baik dari Wajib

Pajak maupun BAPENDA sebagai lembaga pemungut pajak

(fiskus). Wajib Pajak tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi

untuk datang ke kantor BAPENDA serta biaya lainnya terkait

pelayanan yang akan diperoleh dari BAPENDA. Sementara

untuk BAPENDA, biaya pencetakan dan pendistribusian kartu

SPPT akan berkurang karena diterapkan nya sistem online

tersebut.

Page 50: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

33

3) Cara Penyampaian E-SPPT

SPPT disampaikan secara online melalui media elektronik.

Caranya dengan melakukan registrasi terlebih dahulu dan

mengisi data melalui laman web http://www.e-

sppt.tangerangselatankota.go.id.31

4) Prosedur Registrasi E-SPPT

a) Cara Registrasi

(1) Isi dengan lengkap dan benar kolom di tabel IDENTITAS

PEMILIK/PEMANFAAT/PENGELOLA OBJEK :

NIK : diisi sesuai dengan NIK di KTP

NAMA : diisi sesuai nama pemilik objek pajak

ALAMAT: diisi sesuai dengan alamat di KTP/domisili

KELURAHAN : diisi sesuai dengan nama Kelurahan

di KTP/domisili

KECAMATAN : diisi sesuai dengan nama Kecamatan

di KTP/domisili

KABUPATEN/KOTA : diisi sesuai dengan nama

Kota/Kabupaten di KTP/domisili

PROVINSI : diisi sesuai dengan nama Provinsi di

KTP/domisili

NO. HP : diisi sesuai nomor handphone yang dimiliki

EMAIL : diisi sesuai dengan alamat email yang

dimiliki dan masih aktif

PASSWORD : diisi sesuai keinginan sendiri, minimal

6 karakter (contoh: 123qwe)

KONFIRMASI : diisi sekali lagi sesuai dengan

password yang telah dibuat (contoh: 123qwe).

31

Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2018, Surat Pemberitahuan

Pajak Terutang (SPPT), Levlet, 2019.

Page 51: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

34

(2) Isi kolom di tabel OBJEK PAJAK

NOP : diisi sesuai dengan 18 digit nomor objek pajak

yang tertera di SPPT contoh: 367605002300104150

NAMA WAJIB PAJAK : diisi sesuai dengan nama

yang tertera di SPPT

TGL. PEMBAYARAN PBB : diisi sesuai dengan

tanggal pembayaran yang tertera di bukti Pembayaran

PBB / STTS (Surat Tanda Terima Setoran) PBB

Contoh: 23-09-2013

THN SPPT : diisi sesuai dengan tahun pembayaran

SPPT / STTS yang dibayar

(3) Setelah semua kolom di tabel Registrasi e-SPPT PBB dan

Objek Pajak diisi dengan benar, selanjutnya tekan tombol

Register yang berada di tabel Objek Pajak.

b) Login ke Aplikasi e-SPPT

Untuk memastikan apakah proses registrasi e-SPPT

berhasil, tekan tombol Login.

Masukan user id :

User ID adalah NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang

sudah didaftarkan pada menu registrasi.

Masukan Password : Kata sandi yang juga sudah dimasukkan

pada saat pendaftaran.

Tekan tombil Login. Jika proses Login berhasil, maka akan

masuk ke dalam tampilan dashboard seperti di bawah ini.

Page 52: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

35

Gambar 2.1 Kolom Daftar NOP Teregistrasi

Keterangan tombol di menu dashboard “Daftar NOP

Teregistrasi:

Gambar 2.2 Tombol Keterangan Dashboard NOP

Teregistrasi

Tambah : untuk menambah Nomor Objek Pajak, jika Subjek

Pajak memiliki lebih dari satu Objek Pajak di daerah Kota

Tangerang Selatan.

Hapus : untuk menghapus Nomor Objek Pajak, jika Objek

Pajak sudah berpindah tangan Kepemilikannya.

Profile : untuk melihat/merubah data identitas Subjek Pajak

yang pertama kali diisi saat proses registrasi.

c) Menambah Nomor Objek Pajak baru jika Subjek Pajak memiliki

lebih dari satu Objek Pajak

Jika Subjek Pajak memiliki lebih dari satu objek pajak dan

SPPT-nya ingin dapat dikirim melalui email. Caranya:

Login menggunakan User ID dan Password yang sudah

dibuat pertama kali.

Pada menu dashboard tekan tombol Tambah

Page 53: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

36

Caranya pengisian form sama dengan pertama kali saat

mendaftar pada area pengisian NOP yang terdiri dari:

o NOP

o Nama Wajib Pajak

o Tanggal Pembayaran PBB

o Tahun SPPT yang dibayar

d) Menghapus Layanan Pengiriman SPPT Via Email (E-SPPT)

Untuk menghentikan layanan pengiriman SPPT melalui

email karena objek pajak yang dimiliki berpindah tangan akibat

terjadi peralihan hak, transaksi jual beli, hibah, dan lain

sebagainya. Caranya yaitu:

Login menggunakan User ID dan Password yang telah dibuat

sebelumnya.

Setelah masuk ke halaman dashboard seperti di bawah ini

Gambar 2.3 Pengisian Tambahan NOP E-SPPT

Pilih dan tekan Nomor Objek Pajak (NOP) yang ada di tabel

Daftar NOP Teregistrasi sehingga baris tabel NOP yang

dipilih berubah warnanya menjadi lebih gelap.

Lalu tekan tombol Hapus dan tekan tombol OK untuk

melakukan penghapusan.32

32

Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, Panduan Pendaftaran/Registrasi e-

SPPT PBB Kota Tangerang Selatan, 2019, (https://e-sppt.tangerangselatankota.go.id/esppt/help).

Diakses tanggal 19 Mei 2019 jam 11.56.

Page 54: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

37

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti telah menemukan beberapa karya ilmiah yang digunakan sebagai

rujukan dalam penelitian ini. Hal ini didasari oleh beberapa faktor kesamaan

yakni variabel yang digunakan dan tujuan penelitian. Berikut beberapa

penelitian ilmiah yang peneliti gunakan sebagai sumber rujukan yang relevan

dengan penelitian ini.

Ita Salsalina Lingga dalam jurnal ilmiah yang berjudul Pengaruh

Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Pajak : Studi Empiris Terhadap

Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama “X” Jawa Barat I Fakultas

Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha tahun 2013. Variabel bebas dalam

penelitian ini ialah penerapan e-SPT atau SPT elektronik, sementara variabel

terikatnya ialah Kepatuhan Pajak. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

penerapan e-SPT terhadap kepatuhan pajak, mengingat bahwa implementasi

e-SPT akan mencerminkan seberapa jauh wajib pajak memiliki pemahaman

mengenai manfaat dan cara penggunaan e-SPT. Alasan pemilihan KPP

Pratama “X” dikarenakan sebagian besar wilayah kerja dari KPP tersebut

merupakan kawasan industri/usaha, sehingga dipilihlah Pengusaha Kena

Pajak (PKP) sebagai responden penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas penerapan e-SPT PPN pada KPP Pratama “X” dan

besarnya pengaruh penerapan e-SPT tersebut terhadap kepatuhan pajak.33

Novi Purnamasari, Kertahadi, dan Maria Goretti Wi Endang NP dalam

jurnal ilmiah yang berjudul Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada

KPP Madya Malang), Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

implementasi e-SPT yang terdiri dari kegunaan, kemudahan penggunaan dan

memfasilitasi kondisi terhadap kepatuhan wajib pajak perusahaan untuk

melaporkan e-SPT secara simultan dan sebagian serta pengaruh yang paling

33

Ita Salsalina Lingga, Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Pajak : Studi

Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama “X” Jawa Barat I, Jurnal

Akuntansi, Vol. 5 No.1, 2013, h.50-60.

Page 55: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

38

dominan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 di KPP Madya

Malang, dengan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak perusahaan yang

menggunakan sistem e-SPT. Sampel diambil dengan metode purposive

sampling dan terdapat 93 responden. Jawabannya diukur dengan skala Likert.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi berganda, uji t dan uji F.

Hasil analisis menunjukkan variabel itu kegunaan, kemudahan penggunaan

dan memfasilitasi kondisi secara simultan dan sebagian memiliki pengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak perusahaan dalam melaporkan e-

SPT.34

Lulu Azzahra dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan e-SPT

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Orang Pribadi) dalam Melaporkan SPT

Tahunan (Studi Kasus pwada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Tegallega), Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama Tahun 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

signifikan pada penerapan e-SPT terhadap kepatuhan Wajib Pajak (Orang

Pribadi) dalam melaporkan SPT serta untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh tersebut untuk periode 2008-2012 pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Tegallega. Hal yang diuji dalam penelitian ini adalah

penerapan elektronik SPT dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

Tahunan dan peningkatan jumlah wajib pajak setelah penerapan elektronik

SPT. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang

terdaftar wajib SPT. Sedangkan sampel penelitian ini adalah Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega melaporkan jumlah wajib pajak

orang pribadi yang terdaftar wajib SPT dan melaporkan jumlah wajib pajak

orang pribadi yang menggunakan E-SPT. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana pada tingkat signifikansi

5%. Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan variabel

independen yaitu Penerapan e-SPT berpengaruh siginifikan terhadap

34

Novi Purnamasari, Kertahadi, dan Maria Goretti Wi Endang NP, Pengaruh Penerapan e-

SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada KPP

Madya Malang), Student Journal, 2014, h.1.

Page 56: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

39

kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT Tahunan. Sedangkan

berdasarkan pengujian secara simultan menunjukan bahwa variabel

independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib

Pajak dalam melaporkan SPT.35

Saida Said dan Aslindah dalam jurnal ilmiah yang berjudul Pengaruh

Penerapan E-System Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi (Studi Pada KPP Pratama Makassar Selatan). Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar, Tahun 2018. Penelitian

ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan e-system terhadap

kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar

Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode kepustakaan, observasi dan penyebaran kuesioner kepada seluruh

responden yang menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemilihan sampel

secara acak. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis statistik dan analisis regresi sederhana menggunakan SPSS

20.0. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan e-system perpajakan

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar selatan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin baik penerapan e-system perpajakan maka

kepatuhan wajib pajak juga akan semakin meningkat.36

Dari keempat

referensi diatas terdapat beberapa perbedaan maupun persamaan dengan

penelitian ini. Agar dapat memudahkan pembaca, maka disajikan Tabel 2.1.

35

Lulu Azzahra, “Pengaruh Penerapan e-SPT terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Orang

Pribadi) dalam Melaporkan SPT Tahunan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Tegallega)”, skripsi pada Universitas Widyatama, (Bandung : Universitas Widyatama),

h.i (abstrak). 36

Saida Said dan Aslindah, Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Pratama Makassar Selatan), ATESTASI Jurnal Ilmiah

Akuntansi, Vol. 1 No.1, 2018, h.29.

Page 57: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

40

Tabel 2.1 Perbandingan dengan Penelitian Lain yang Relevan

No. Nama/Jenis

Penelitian/Judul/

Instansi/Tahun Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Ita Salsalina Lingga.

Jurnal Ilmiah. Pengaruh

Penerapan e-SPT

Terhadap Kepatuhan

Pajak: Studi Empiris

Terhadap Pengusaha

Kena Pajak di Wilayah

KPP Pratama “X” Jawa

Barat I Fakultas

Ekonomi, Universitas

Kristen Maranatha

tahun 2013.

Penerapan e-SPT

berpengaruh secara

signifikan terhadap

kepatuhan Wajib

Pajak. Kepatuhan

Wajib Pajak

dipengaruhi oleh

penerapan e-SPT

sebesar 33,7%, sisanya

66,3% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain

yang tidak diamati

dalam penelitian ini.

Variabel

terikat yang

diteliti

adalah

Kepatuhan

Wajib Pajak.

Variabel bebas

yang diteliti

mengenai e-

SPT. Serta

objek yang

diteliti yaitu di

wilayah KPP

Pratama X

Jawa Barat I.

2. Novi Purnamasari,

Kertahadi, dan Maria

Goretti Wi Endang NP.

Jurnal Ilmiah. Pengaruh

Penerapan e-SPT

Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Badan

dalam Melaporkan SPT

(Studi Kasus pada KPP

Madya Malang),

Fakultas Ilmu

Administrasi,

Universitas Brawijaya

Tahun 2014.

Hasil analisis

menunjukkan variabel

kegunaan, kemudahan

penggunaan dan

memfasilitasi kondisi

secara simultan dan

sebagian memiliki

pengaruh signifikan

terhadap kepatuhan

wajib pajak perusahaan

dalam melaporkan e-

SPT.

Variabel

terikat yang

diteliti ialah

Kepatuhan

Wajib Pajak.

Variabel bebas

yang diteliti

ialah e-SPT.

Serta objek yang

dikaji terdapat di

KPP Madya

Malang.

3. Lulu Azzahra. Skripsi.

Pengaruh Penerapan e-

SPT terhadap

Kepatuhan Wajib

Pajak (Orang Pribadi)

dalam Melaporkan

SPT Tahunan (Studi

Kasus pada Kantor

Pelayanan Pajak

Pratama Bandung

Tegallega), Fakultas

Ekonomi, Universitas

Widyatama Tahun

2014.

Hasil pengujian

hipotesis secara parsial

menunjukkan variabel

independen yaitu

Penerapan e-SPT

berpengaruh siginifikan

terhadap kepatuhan

Wajib Pajak dalam

melaporkan SPT

Tahunan. Sedangkan

berdasarkan pengujian

secara simultan

menunjukan bahwa

variabel independen

tersebut berpengaruh

secara signifikan

terhadap kepatuhan

Wajib Pajak dalam

melaporkan SPT.

Variabel

terikat yang

diteliti ialah

Kepatuhan

Wajib Pajak.

Variabel bebas

yang diteliti

ialah

e-SPT. Objek

penelitian

dilakukan di

KPP Pratama

Bandung

Tegallega.

Page 58: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

41

Tabel 2.1 (Lanjutan)

4. Saida Said dan

Aslindah dalam jurnal

ilmiah yang berjudul

Pengaruh Penerapan E-

System Perpajakan

Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang

Pribadi (Studi Pada

KPP Pratama

Makassar Selatan).

Fakultas Ekonomi dan

Bisni, Universitas

Muhammadiyah

Makassar, Tahun 2018.

Penelitian ini

menemukan bahwa

penerapan e-system

perpajakan berpengaruh

positif terhadap

kepatuhan wajib pajak

orang pribadi pada

Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama

Makassar selatan. Hal

ini menunjukkan bahwa

semakin baik penerapan

e-system

perpajakanmaka

kepatuhan wajib pajak

juga akan semakin

meningkat

Variabel

terikat yang

ditelti ialah

Kepatuhan

Wajib Pajak

Variabel bebas

yang diteliti

ialah E-System.

Page 59: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

42

C. Kerangka Berpikir

Pajak menjadi salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

untuk membiayai pembangunan nasional. Selain itu, pajak juga menjadi

sumber penerimaan terbesar negara. Pembangunan nasional yang dilakukan

oleh pemerintah merupakan bentuk timbal balik dari pajak terutang yang

dibayarkan oleh masyarakat, berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum

seperti jalan, jembatan, dan lain sebagainya yang dapat dinikmati oleh

masyarakat secara umum. Hal ini sesuai dengan pengertian pajak yang tertera

dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan yaitu pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Masyarakat dalam hal ini mempunyai peran sebagai Wajib Pajak yang

memiliki kewajiban untuk membayar pajak terutangnya. Istilah Wajib Pajak

itu sendiri menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 mengenai

pengertian Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan. Wajib Pajak yang hendak membayarkan pajak

terutangnya harus mengikuti ketetentuan undang-undang perpajakan yang

berlaku agar beban pajak yang dibayarkan sesuai dengan apa yang dimiliki

oleh Wajib Pajak. Hal ini didasari pada pengertian Kepatuhan Perpajakan itu

sendiri yakni ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan ketentuan

perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang

taat memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan.

Page 60: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

43

Kepatuhan itu sendiri timbul karena dorongan beberapa faktor yang

mempengaruhi Wajib Pajak. Salah satu faktor diantaranya ialah kualitas

pelayanan perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak yaitu dengan

adanya sistem administrasi perpajakan yang efektif akan memberikan

dampak pada peningkatan kualitas pelayanan pajak yang diberikan instansi

pajak kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak secara sukarela membayar

pajak kepada negara, tanpa mengharap kontraprestasi secara langsung.

Sebagai upaya dalam peningkatan kepatuhan Wajib pajak tersebut maka

dalam hal ini Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan yaitu melakukan

pembaharuan inovasi pada sistem administrasi terkait penyampaian SPPT

PBB P-2. BAPENDA sebagai lembaga dalam Pemerintah Daerah Kota

Tangerang Selatan yang bertugas mengatur lalu lintas uang, memiliki peran

penting dalam mengatur pengeluaran dan penerimaan dana di Kota

Tangerang Selatan. Salah satu sumber penerimaan tersebut diantaranya ialah

Pajak Daerah. Pajak daerah itu sendiri menjadi sumber penerimaan terbesar

di Kota Tangerang Selatan. Dimana salah satu jenis dari Pajak Daerah

tersebut berupa Pajak Bumi dang Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P-

2).

Adapun sistem penyampaian PBB P-2 untuk melakukan kegiatan

penyetoran atau pembayaran pajak terutang harus menggunakan Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). SPPT tersebut menjadi hal penting

karena di dalamnya tercantum mengenai harta yang dimiliki oleh wajib Pajak

dengan nominal pajak terutang yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak.

Untuk mendorong tingkat Kepatuhan Wajib Pajak serta upaya dalam

peningkatan pelayanan, BAPENDA melakukan inovasi dalam bidang sistem

administrasi yang disebut SIMPPEL yakni Sistem Penyampaian SPPT

Elektronik. Sistem tersebut bertujuan memudahkan Wajib Pajak dalam

melakukan pelaporan dan pembayaran pajak terutang secara efektif, efisien,

dan akurat. Untuk itu diterapkanlah SPPT dalam bentuk elektronik atau E-

SPPPT. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, agar lebih mudah

Page 61: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

44

dipahami oleh pembaca berikut kerangka pemikiran yang disajikan dalam

bentuk bagan pada Gambar 2.4.

Pajak Terutang ditanggung oleh

Didasari Oleh

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran

Pajak sebagai sumber penerimaan negara terbesar

(APBN 2018)

Wajib Pajak

Kepatuhan

Perpajakan

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak

Kualitas Pelayanan

Perpajakan

Kondisi sistem

administrasi perpajakan

Kualitas penegakan

hukum perpajakan

Kualitas pemeriksaan

pajak

Tinggi rendahnya tarif

pajak yang ditetapkan

Kemauan dan

kesadaran Wajib Pajak

Perilaku Wajib Pajak

Indikator Kepatuhan

Wajib Pajak

Aspek ketepatan

waktu

Aspek

income/penghasilan

WP

Aspek Pengenaan

Sanksi

Aspek lainnya (Aspek

Pembayaran)

Pajak Daerah yakni

Pajak Bumi

Bangunan (PBB)

Penyampaian dan

Pelaporan SPPT

SPPT Elektronik

(E-SPPT)

Page 62: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

45

D. Hipotesis Penelitian

Terdapat beberapa pengertian mengenai hipotesis diantaranya,

Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suatu

pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya,

tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis

memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau

pengamatan dengan teori.37

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

diajukan. Hipotesis merupakan pernyataan sementara berupa dugaan

mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang harus diuji. Oleh karena itu,

hipotesis berfungsi sebagai cara untuk menguji kebenaran.38

Berdasarkan

beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan

pernyataan berupa dugaan sementara yang dibuat oleh peneliti untuk nantinya

diuji kebenarannya. Maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dari penerapan E-SPPT

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

H1 : Terdapat pengaruh yang positif dari penerapan E-SPPT terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

37

W.Gulo, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Grasindo, 2010) Cet.6. h. 57. 38

Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta : KENCANA.,2015). h.98.

Page 63: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Raya Serpong Km.16

Kelurahan Cilenggang Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan

Provinsi Banten Kode Pos 15327.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan dimulai dari bulan

Juni hingga Januari. Lebih rinci disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Keterangan

Waktu Penelitian (2019)

Bulan

Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan

Penyusunan BAB I

Penyusunan BAB II

Penyusunan BAB III

Pengumpulan Data

Penelitian

Pengolahan Data

Penelitian

Penyusunan BAB IV

Penyusunan BAB V

Penyusunan Abstrak

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori

tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini

diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari

angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.1 Kuantitatif

memiliki data penelitian berupa angka serta analisis data menggunakan

statistik. Dapat diartikan metode kuantitatif merupakan metode yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

1Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta : Kencana, 2017) Cet : 7, h.38.

Page 64: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

47

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk

menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.2

C. Populasi dan Sampel

Menurut Bungin dalam Syofian, populasi berasal dari Bahasa Inggris

yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Dalam penelitian, kata

populasi amat popular dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok

objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan

keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, peristiwa, sikap hidup dan

sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.3

Menurut sumber lain populasi itu sendiri merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.4 Untuk itu, Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak

terdaftar di Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan yang tercatat

per periode 2017 hingga 2018 yakni sebanyak 412.315 jiwa.

Definisi sampel menurut Arikunto “Sampel adalah bagian dari populasi

(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah

sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili

seluruh populasi”. Definisi sampel lainnya ialah menurut Sugiyono,

Sugiyono memberikan pengertian : “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pendapat diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak

semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda

akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2017). h.15.

3 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkap dengan perbandingan

perhitungan manual dan SPSS,(Jakarta: Kencana, 2014), Cet.2, h.30. 4 Sugiyono, Op.Cit., h.130.

Page 65: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

48

mewakilinya.5 Untuk menarik sampel atau bagian populasi yang

representatif, dilakukan dengan teknik incidental sampling. Sampling

incidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa

saja yang kebetulan (incidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap

cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan jenis teknik nonprobability sampling yakni sampling

insidential. Dimana peneliti ingin mengukur Kepatuhan Wajib Pajak di Kota

Tangerang Selatan, maka sampel yang dipilih ialah Wajib Pajak yang

terdaftar di Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan.

Dapat diketahui bahwa tentunya jumlah populasi lebih banyak dari jumlah

sampel. Untuk melakukan penarikan sampel tersebut maka dalam penelitian

ini peneliti menggunakan Rumus Slovin.6 Adapun Rumus tersebut dapat

ditunjukkan sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah elemen/anggota sampel

N = Jumlah elemen/anggota populasi

E = Error Level (tingkat kesalahan) (catatan : umumnya digunakan 1% atau

0,01, 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih oleh peneliti).

Adapun penghitungan untuk menentukan jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

= 99.975752579 ~ 100

Berdasarkan jumlah populasi yakni sebanyak 412.315 dan sampling error

10%, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 orang.

5 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung :

Alfabeta,2013). Cet.5. h.239-240 6 Noor, Op.Cit. h.158.

Page 66: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

49

D. Sumber Data

Penelitian ini mengunakan dua jenis sumber data yakni sumber data

primer dan sekunder.

Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.7

Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh peneliti berasal dari

pendistribusian angket kepada Wajib Pajak di Kota Tangerang Selatan

yang terdaftar oleh BAPENDA.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan pengolahnya.8 Adapun data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini ialah laporan tahunan Badan Pendapatan

Daerah Kota Tangerang Selatan berupa data jumlah wajib Pajak terdaftar

SPPT tahun 2017-2018. Dan data jumlah Wajib Pajak yang membayar

SPPT tahun 2017-2018. Data yang diperoleh peneliti berupa dokumen soft

file.

E. Variabel Penelitian

Terdapat definisi menurut beberapa sumber mengenai variabel

diantaranya menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.9 Sementara definisi variabel menurut sumber lain, variabel

merupakan suatu istilah yang berasal dari kata “vary” dan “able” yang

berarti “berubah dan “dapat”. Jadi, kata variabel berarti dapat berubah atau

bervariasi. Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

7 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif,(Jakarta : Bumi Aksara,

2013) ,Cet.1. h.37. 8 Ibid., h.37

9 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,

(Bandung: Alfabeta ,2009) h.38

Page 67: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

50

objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.10

Variabel yang diteliti dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Variabel Bebas

(independent variables) disimbolkan huruf X, dan 2) Variabel Terikat

(dependent variables) disimbolkan huruf Y. Keterkaitan variabel bebas

dengan variabel terikat dapat dijelaskan bahwa :

a. Variabel bebas (X)

Variabel bebas sebagai faktor yang akan mempengaruhi variabel terikat

yaitu Penerapan e-SPPT PBB.

b. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh

prediktor atau faktor dari variabel bebas yakni Kepatuhan Wajib Pajak.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu kuesioner/angket dan dokumentasi.

1. Kuesioner/Angket

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan

memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. daftar pertanyaan

dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya

oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah

ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapun instrumen daftar pertanyaan

dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang diisi oleh responden), checklist

(berupa pilihan dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan),

dan skala (berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom berdasarkan

tingkatan tertentu). Peneliti menggunakan instrument penelitian angket

yang ditujukan kepada Wajib Pajak yang terdaftar di Badan Pendapatan

Daerah Kota Tangerang Selatan.

10

Noor, Op.Cit. h. 47-48.

Page 68: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

51

2. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat,

catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data

ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

Secara detail, bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu

autobiografi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping,

dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, dan data

tersimpan di web site. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan oleh

peneliti berupa laporan tahunan Badan Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan, diantaranya :

a. Data SPPT Wajib Pajak terdaftar di BAPENDA Tahun 2017 dan 2018.

b. Data Penerimaan SPPT PBB terutang yang dibayarkan oleh Wajib

Pajak Tahun 2017-2018.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh

dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang

sama. Untuk dapat dikatakan instrumen penelitian yang baik, paling tidak

memenuhi 5 kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, sensitifitas, objektivitas, dan

fisibilitas.11

Jumlah instrumen dalam penelitian disesuaikan dengan jumlah

variabel yang ada dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, maka

penulis mengemukakan dua instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Instrumen untuk mengukur penerapan E-SPPT (X)

2. Instrumen untuk mengukur Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Adapun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan tersebut bertujuan untuk

mengukur indikator variabel X dan Y sehingga nantinya akan menghasilkan

beberapa pernyataan. Lebih rinci disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

11

Ibid., h.75.

Page 69: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

52

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Penerapan E-SPPT

PBB (X) No. Variabel Dimensi Indikator Pernyataan No. Item

1

Penerapan

E-SPPT

PBB Definisi

E-SPPT

Penyampaian

dan

Pelaporan

secara

online.

Penyampaian besarnya Pajak

Bumi dan Bangunan dilakukan

secara online.

1,2

Pelaporan besarnya Pajak Bumi

dan Bangunan dilakukan secara

online.

Keunggulan

E-SPPT

Mudah

Informasi dapat diakses secara

online melalui web yang tersedia.

3,4,5,6

Informasi dapat diakses melalui

aplikasi.

Transaksi pembayaran dapat

dilakukan pada bank umum

yang terintegrasi.

Transaksi pembayaran dapat

dilakukan melalui Teller/

Anjungan Tunai Mandiri/e-

Banking.

Cepat

Tidak perlu melakukan

kontak fisik kepada fiskus

(pegawai pajak).

7,8,9

Tidak perlu mendatangi kantor

BAPENDA sehingga akan

menghemat waktu. Informasi terkait PBB bisa

diakses dimana saja dan kapan

saja.

Bebas

Biaya

Bebas biaya pelayanan. 10,11,12

Bebas biaya transportasi

karena tidak perlu

mendatangi kantor

BAPENDA.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Kepatuhan Wajib

Pajak (Y)

No Variabel Dimensi Indikator Pernyataan No. Item

2

Kepatuhan

Wajib

Pajak (Y)

Macam –

macam

Kepatuhan

Perpajakan

Kepatuhan

Perpajakan

Formal

Tepat waktu dalam mendaftarkan

diri untuk memperoleh NPWP

maupun Nomor Pokok Pengusaha

Kena Pajak (NPPKP). 1,2,3

Tepat waktu dalam menyetorkan

pajak ter-utang.

Tepat waktu dalam melaporkan

pajak yang sudah dibayar

Page 70: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

53

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Kepatuhan

Perpajakan

Material

Tepat dalam menghitung pajak

terutang sesuai dengan peraturan

perpajakan. 4,5

Tepat dalam memperhitungkan

pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan.

Faktor-

faktor yang

mempe-

ngaruhi

kepatuhan

Wajib

Pajak.

Kondisi

Sistem

Administrasi

Perpajakan

Sistem administrasi perpajakan

yang baik didukung oleh instansi

pajak yang efektif.

6,7,8

Sistem administrasi perpajakan

yang baik didukung oleh sumber

daya pegawai yang mum-puni.

Sistem administrasi perpajakan

yang baik memiliki prosedur

perpajakan yang baik.

Kualitas

Pelayanan

Perpajakan

yang diberikan

kepada Wajib

Pajak.

Kualitas pelayanan yang baik

menjadikan Wajib Pajak rela

untuk memba-yar pajak terutang.

9,10

Kualitas pelayanan perpajakan

yang baik akan meningkatkan

pene-rimaan perpajakan.

Kualitas

Penegakan

Hukum

Perpajakan

Pemberian sanksi terhadap Wajib

Pajak yang melakukan

pelanggaran perpajakan

menentukan kualitas penegakan

hukum yang baik. 11,12 Integritas Fiskus ketika

menjatuhkan sanksi pada setiap

Wajib Pajak yang melakukan

pelanggaran perpajakan

menentukan kualitas penegakan

hukum perpajakan yang baik.

Kualitas

Pemeriksaan

Pajak.

Kompetensi pemeriksa pajak yang

baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

13,14,

15,16,17

Keahlian pemeriksa pajak yang

baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Indepedensi pemeriksa pajak yang

baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Integritas pemeriksa pajak yang

baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Pemeriksaan pajak yang

dilakukan sesuai prosedur

menentukan kualitas pemeriksa

pajak yang baik.

Tinggi

rendahnya tarif

pajak yang

ditetapkan.

Penetapan tarif pajak yang tinggi

akan mendorong Wajib Pajak

mengurangi jumlah utang

pajaknya. 18,19

Penetapan tarif pajak yang tinggi

akan menjadikan penerimaan

pajak sesuai dengan target yang

telah ditetapkan.

Page 71: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

54

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Kemauan dan

kesadaran

Wajib Pajak.

Kemauan Wajib Pajak dalam

membayar pajak akan memberikan

dampak pada tingkat kepatuhan

yang lebih tinggi sehingga

penerimaan pajak akan mencapai

target. 20,21

Kesadaran Wajib Pajak mengenai

arti dan tujuan pembayaran pajak

akan memberikan dampak pada

tingkat kepatuhan yang lebih tinggi

sehingga penerimaan pajak

Perilaku Wajib

Pajak.

Membayar Pajak berarti Wajib

Pajak secara sukarela turut serta

dalam membiayai fungsi

pemerintahan. 22,23

Membayar Pajak berarti Wajib

pajak merasa bertanggung jawab

dalam membiayai fungsi

pemerintahan.

Aspek

Ketepatan

Waktu.

Melakukan pelaporan SPPT

dengan tepat waktu. 24,25

Melakukan pelaporan SPPT sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Indikator

Kepatuhan

Wajib

Pajak

Aspek income

atau

penghasilan

Wajib Pajak.

Kesediaan Wajib Pajak membayar

kewajiban angsuran pajak.

26,27 Kesediaan Wajib Pajak membayar

kewajiban sesuai ketentuan yang

berlaku.

Aspek Law

Enforcement

(pengenaan

sanksi).

Membayar tunggakan pajak yang

ditetapkan berdasarkan Surat

Ketetapan Pajak (SKP) sebelum

jatuh tempo. 28,29

Menerima sanksi yang dijatuhkan

apabila melakukan pelanggaran

perpajakan.

Tepat waktu

dalam

menyampaikan

Surat

Pemberitahuan

Tepat waktu dalam menyampaikan

SPPT. 30

Persyaratan

Wajib

Pajak

dengan

Kriteria

Tertentu

(Wajib

Pajak

Patuh)

Tidak

mempunyai

tunggakan

pajak

Wajib Pajak tidak memiliki

tunggakan pada semua jenis pajak.

31,32,

33

Wajib Pajak memiliki tunggakan

pajak yang telah memperoleh izin

untuk mengangsur pembayaran

pajak.

Wajib Pajak memiiliki tunggakan

yang telah memperoleh izin untuk

menunda pembayaran pajak.

Page 72: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

55

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengukur instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan cara :

1. Uji Prasyarat Instrumen Penelitian

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan dalam penelitian untuk mengukur

instrumen penelitian. Dimana instrumen penelitian digunakan untuk

pengambilan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.12

Menurut Azwar dan Soegiyono dalam Syofian Siregar, suatu

instrumen dikatakan valid, bila koefisien korelasi product moment

melebihi 0.3, koefisien korelasi product moment > rtabel (α ; n - 2) n =

jumlah sampel, nilai sig ≤ α. Adapun rumus yang digunakan untuk uji

validitas yaitu dengan teknik korelasi product moment, yaitu :

√[ ] [ ]

Keterangan :

n = jumlah responden

x = skor variabel (jawaban responden)

y = skor total dari variabel untuk responden ke-n13

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

pengukur yang sama pula.14

12

Sugiyono, Op.Cit.,h.193 13

Syofian, Op.Cit, h.77 14

Ibid, h.87

Page 73: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

56

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuisioner.

Tingkat konsisten dalam instrumen dapat diukur melalui uji reliabilitas

data. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian

validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid

umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instumen perlu

dilakukan.15 Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk

menentukan suatu instrumen reliabel atau tidak yakni menggunakan

teknik alpha cornbach. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan

reliabel dengan teknik ini, bila koefisien reliabilitas ) > 0.6.16

2. Uji Asumsi Dasar

a) Uji Normalitas

Uji normalitas itu sendiri bertujuan untuk mengetahui normal atau

tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah

membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi

normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan

kita. Uji Normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat

pengujian parametric test adalah data harus memiliki distribusi niral

(atau berdistribusi normal).17

Dalam penelitian ini penghitungan uji normalitas menggunakan

model Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). Uji Kolmogorov-Smirnov

digunakan untuk menguji kesesuaian sampel dengan suatu bentuk

distribusi tertentu. Uji ini juga dapat dilakukan untuk menguji

kesesuaian dua sampel yang berasal dari dua populasi yang identik. Uji

Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan pada data dengan skala

nominal maupun ordinal. Adapun hipotesis yang dibuat sebagai

berikut.18

15

Sugiyono, loc.cit. 16

Syofian, Op.Cit, h.90 17

Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk

Riset. (Jakarta : Salemba Empat, 2011). h.53. 18

Johar Arifin., SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi, (Jakarta : PT Elex Media

Komputindo, 2017). h.120

Page 74: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

57

H0 = populasi nilai ujian asal sampel didistribusikan secara normal

Ha = populasi nilai ujian asal sampel tidak didistribusikan secara

normal.

Dengan kriteria :

Jika probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima

Jika probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak.19

b) Uji Linieritas

Linearitas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam

range variabel independen tertentu.20

Uji linieritas bertujuan untuk

mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang liniear

atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai

prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi liniear. Pengujian pada

SPSS dengan menggunakan Test for Liniearity dengan pada taraf

signifikansi 0.05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

liniear bila signifikansi (liniearity) kurang dari 0.05.21

Uji liniearitas dilakukan apabila persyaratan asumsi untuk model

liniear sudah dipenuhi dan scatter plotnya sudah menunjukkan adanya

hubungan. Uji liniearitas dilakukan terhadap persamaan liniear y = a+

bX. Secara matematis persamaan tersebut dikatakan liniear apabila

nilai b tidak sama dengan nol. Nilai b merupakan penaksir parameter

populasi β. Untuk nilai penaksir konstan a bisa bernilai bebas. Apabila

antara variabel x dan variabel y dikatakan sudah memiliki hubungan

linier, berarti bisa dikatakan variabel x berpengaruh terhadap variabel

y. Langkah uji liniearitas atau uji pegaruh adalah sebagai berikut :

19

Ibid., h.122 20

Singgih Santoso, Statistik Multivariat dengan SPSS, (Jakarta : PT Elex Media

Komputindo, 2017). h. 50 21

Ce Gunawan, Mahir Menguasai SPSS (Mudah Mengolah Data dengan IBM SPSS STATISTICS

25,(Yogyakarta : Deepublish, 2018) . h.68

Page 75: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

58

Bentuk hipotesis model linier

H0 : β = 0 {persamaan adalah tidak linier atau tak ada relasi

antara x dan y}.

H1 : β ≠ 0 {persamaan adalah linier atau ada relasi x dan y}.

c) Analisis Statistika Dekriptif

Menurut Ronald E. Walpole (2001), statistika deskriptif adalah

metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan peyajian

suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.

Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang

dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan

apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Informasi yang dapat

diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan

data (central tendency), ukuran penyebaran data (dispersion) serta

kecenderungan suatu gugus data.22

Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan

bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau

menguraikan data sehingga mudah dipahami. Ada beberapa cara yang

dapat digunakan dalam mendeskripsikan, menggambarkan,

menjabarkan, atau menguraikan data antara lain :

a. Menentukan ukuran dari data seperti nilai modus, rata-rata dan

nilai tengah (median).

b. Menentukan ukuran variabilitas data seperti : variasi (varian),

tingkat penyimpangan (deviasi standar), jarak (range).

c. Menentukan ukuran bentuk data : skewness, kurtosis, plot boks.23

22

Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: ANDI,

2016). h.58. 23

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian,(Jakarta: Rajawali Press, 2018). Cet.

6.h.2

Page 76: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

59

3. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Menurut Suliyanto dalam Sari, nilai thitung digunakan untuk menguji

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel bergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki

pengaruh yang berarti jika nilai thitung variabel tersebut lebih besar

dibandingkan dengan nilai ttabel.

Untuk menghitung nilai t hitung digunakan rumus :

t1

Keterangan :

t = Nilai t hitung

bj = Koefisien regresi

spj = Kesalahan baku koefisien regresi

Dalam pengujian ini mula-mula ditentukan hipotesis nol atau null

hipotesis (H0) yang menyatakan bahwa masing-masing variabel

penjelas tidak berpengaruh terhadap variabel yang dijelaskan

secara individu. Kemudian H1 yang menyatakan masing-masing

variabel penjelas mempunyai pengaruh terhadap variabel yang

menjelaskan secara individu.24

b. Uji Regresi Sederhana

Regresi Sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bX

Dimana :

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

24

Greydi Normala Sari, Paulus Kindangen, dan Tri Oddy Rotinsulu, Pengaruh Kinerja

Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan di Sulawesi Utara Tahun 2004-2014, Jurnal

Pembangunan Ekonomi dan Pembangunan Daerah, 2016, Vol.18, No.2, h.10.

Page 77: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

60

a = Konstanta

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan

angka peningkatan ataupun penurunan variabel

independen.25

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (r2) adalah sebuah bilangan yang

menyebutkan proporsi (persentase) variasi perubahan nilai-nilai Y

yang ditentukan oleh variasi perubahan nilai-nailai X notasi

koefisien determinasi pada regresi linier sederhana adalah r2

karena

hanya satu variabel yang didterminasikan ke variabel dependen.

Hasil koefisien determinasi adalah dalam bentuk persen.26

Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner, dimana

data diperoleh dari responden yaitu Wajib Pajak terdaftar di Badan

Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan. Untuk mengukur Kepatuhan

Wajib Pajak (Y) dan Penerapan E-SPPT (X), peneliti menggunakan skala

likert. Adapun skala likert memiliki lima tingkatan jawaban. Berikut tabel

skala likert :

Tabel 3.4 Skor Skala Likert Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.5 Rentang Persentase Jawaban Kuesioner Keterangan Persentase

Sangat Patuh 80 – 100

Patuh 60 – 80

Kurang Patuh 40 – 60

Tidak Patuh 20 – 40

Sangat Tidak Patuh 0 – 20

25

Sugiyono, Op.Cit., h.300. 26

Irwan, Op.Cit., h.143.

Page 78: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

61

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 100 = 500

(Seandainya semua menjawab SS). Adapun tingkat persetujuan dapat

dirumuskan sebagai berikut27

:

27

Ibid., h.155

Page 79: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang

Selatan

Pembentukan Kota Tangerang Selatan secara resmi disahkan melalui

UU No.51 Tahun 2008, selanjutnya dibentuk Organisasi Perangkat Daerah

yang salah satunya adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah (DPPKAD) berdasarkan peraturan Walikota nomor 01 Tahun

2009 tentang organisasi perangkat daerah. Pada akhir 2010, sesuai dengan

Peraturan Daerah No.06 Tahun 2009 tentang organisasi perangkat daerah,

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

mempunyai struktur organisasi atau sekretariat dan tujuh bidang yaitu:

a. Bidang Anggaran

b. Bidang Akuntansi

c. Bidang Perbendaharaan

d. Bidang Aset

e. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan

f. Bidang PBB dan BPHTB serta,

g. Bidang Non PBB dan BPHTB

Pada akhir tahun 2016 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah mengalami Pemekaran sehingga berpisah dengan Pengelolaan

Keuangan Daerah yang menjadi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(BPKAD), sesuai Peraturan daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang

pembentukan dan susunan perangkat daerah Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA) memiliki satu sekretariat dan 4 Bidang, yaitu :

a. Bidang Pajak Daerah 1

b. Bidang Pajak Daerah 2

c. Bidang Pemeriksaan

d. Bidang Perencanaan Pendapatan

e. Regulasi dan Keberatan Pajak daerah

Page 80: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

63

Sesuai dengan Peraturan Walikota Tangerang Selatan No.71 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja Badan Pendapatan Daerah.1 Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)

Kota Tangerang Selatan adalah suatu lembaga Pemerintah Daerah Kota

Tangerang Selatan yang terletak di Jalan Raya Serpong KM.16 Kelurahan

Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15321.2

2. Profil Singkat Kota Tangerang Selatan

a. Sejarah

Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten,

Indonesia, Kota ini diresmikan oleh menteri dalam negeri Indonesia,

Mardiyanto, pada 28 Oktober 2008. Wilayah ini merupakan pemekaran

dari Kabupaten Tangerang, rencana ini berawal dari keinginan warga di

wilayah selatan untuk mensejahterakan masyarakat. Pada masa

penjajahan Belanda, wilayah ini masuk kedalam keresidenan Batavia

dan mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu suku Sunda, suku

Betawi, dan suku Tionghoa.

Wacana pembentukan kota otonom Tangerang Selatan (dahulu

cipasera) muncul sejak 1999, namun belum adanya kata sepakat antara

DPRD dan pemerintah Kabupaten Tangerang tentang jumlah

kecamatan yang akan tergabung dalam kota otonom ini, menghambat

proses pembentukannya. Sebagian besar warga masyarakat yang tinggal

di Kecamatan Ciputat, Pamulang, Serpong, Cisauk, dan Pondok Aren

menginginkan lepas dari Kabupaten Tangerang. Untuk mewujudkan

keinginan itu, pada 19 November 2000, dibentuk komite persiapan

pembentukan daerah otonom (KPPDO) Kota Cipasera.

1 Profil Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan Tahun

2018.(Tangerang Selatan : Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2018). h.4-5 2 Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan,2019,

(https://bapenda.tangerangselatankota.go.id), Diakses tanggal 15 November 2019 jam 14.45.

Page 81: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

64

Para aktivis KPPDO pada 2002 pun melakukan kajian awal

untuk mendata kelayakan wilayah Cipasera menjadi sebuah kota

otonom setingkat kotamadya. Wilayah Cipasera yang memiliki luas

2.239.850 km2, kini telah menjadi daerah perkotaan yang ramai. Pada

tahun 2000, jumlah penduduk yang tinggal di lima kecamatan itu

hampir mencapai 942.194 (Pagedangan diikutsertakan) atau setara

34.5% penduduk Kabupaten Tangerang. Sayangnya, wilayah yang telah

berkembang menjadi kota itu tidak dibarengi dengan penataan kota

yang baik.

Pertimbangan lainnya adalah aspek pelayanan masyarakat. Saat

ini, dengan letak pusat pemerintahan kabupaten di Tigaraksa (50 km

dari Tangerang Selatan) sangat tidak efektif. Dengan luas daerah dan

jumlah penduduk yang tinggi, Tangerang Selatan membutuhkan

konsentrasi pengelolaan yang lebih tinggi dibanding kecamatan di luar

Tangerang Selatan. Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) enam

kecamatan itu sangat besar, yaitu 309 Miliar pertahunnya, atau 60%

dari PAD seluruh daerah Kabupaten Tangerang. Akhirnya tanggal 29

September 2008 keluar UU No.51 tahun 2008 tentang pembentukan

Kota Tangerang Selatan melalui sidang paripurna DPR-RI, dengan

cakupan wilayah Kecamatan Setu, Serpong, Serpong Utara, Ciputat,

Ciputat Timur, Pondok Aren dan Pamulang bergabung dalam sebuah

kota otonom bernama Kota Tangerang Selatan sekaligus melantik

pejabat Walikota Tangerang Selatan Ir.H.M.Shaleh, M.T. sebagai

pejabat Walikota Tangerang Selatan.3

b. Geografi

Kota Tangerang Selatan dibentuk berdasarkan UU No.51 Tahun

2008 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan. Secara

administratif mempunyai 7 kecamatan dan 54 kelurahan dan

mempunyai luas wilayah 147.19 km2 atau 14.719 ha dengan jumlah

3 Profil Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan Tahun

2018.(Tangerang Selatan : Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2018). h.3-4

Page 82: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

65

penduduk sebanyak 1,543,209 jiwa pada tahun 2015. Kota Tangerang

Selatan berbatasan langsung dengan Kota/Kabupaten :

1) Sebelah utara dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang

2) Sebelah timur berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota

Depok

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota

Depok

4) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.4

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu

instrumen. Instrumen dapat dikatakan valid apabila koefisien korelasi

product moment melebihi 0,312. Adapun caranya adalah dengan

membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel maka

instrumen dikatakan valid. Dan jika rhitung < rtabel maka instrumen

dinyatakan tidak valid. Instrumen dalam penelitian ini diujikan kepada

responden yang terdaftar SPPT PBB P-2 di Badan Pendapatan Daerah

Kota Tangerang Selatan yang berdomisili di Kecamatan Setu yakni

sebanyak 40 responden yang dilakukan secara random dengan mengisi

kueisioner yang di sebar melalui link google form sebanyak 45 item

soal. Dari hasil pengujian validitas tersebut dapat diketahui bahwa dari

45 item soal semua nya dinyatakan valid. Lebih lanjut hasil uji validitas

dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penerapan E-SPPT PBB

(X)

Variabel/Item r hitung r tabel Keterangan

item 1 0.624 0.312 Valid

item 2 0.63 0.312 Valid

item 3 0.685 0.312 Valid

item 4 0.693 0.312 Valid

item 5 0.7 0.312 Valid

4 Profil Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan Tahun

2018.(Tangerang Selatan : Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2018). h.8

Page 83: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

66

item 6 0.688 0.312 Valid

item 7 0.772 0.312 Valid

item 8 0.55 0.312 Valid

item 9 0.516 0.312 Valid

item 10 0.58 0.312 Valid

item 11 0.485 0.312 Valid

item 12 0.652 0.312 Valid

Berdasarkan instrumen yang telah diujikan kepada 40 orang

responden yang terdaftar SPPT PBB P-2 di Badan Pendapatan Daerah

Kota Tangerang Selatan yang berdomisili di Kecamatan Setu sebanyak

12 item soal dalam variabel Penerapan E-SPPT PBB (X) yang diuji

melalui aplikasi SPPS 20 menyatakan keseluruhan item soal

dinyatakan valid dengan perbandingan yang dilakukan ialah rhitung >

rtabel.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepatuhan Wajib Pajak

(Y)

Variabel/Item r hitung r tabel Keterangan

item 1 0.596 0.312 Valid

item 2 0.539 0.312 Valid

item 3 0.628 0.312 Valid

item 4 0.525 0.312 Valid

item 5 0.495 0.312 Valid

item 6 0.677 0.312 Valid

item 7 0.714 0.312 Valid

item 8 0.699 0.312 Valid

item 9 0.81 0.312 Valid

item 10 0.61 0.312 Valid

item 11 0.636 0.312 Valid

item 12 0.658 0.312 Valid

item 13 0.696 0.312 Valid

item 14 0.65 0.312 Valid

item 15 0.642 0.312 Valid

item 16 0.574 0.312 Valid

item 17 0.528 0.312 Valid

item 18 0.563 0.312 Valid

item 19 0.529 0.312 Valid

item 20 0.685 0.312 Valid

item 21 0.756 0.312 Valid

item 22 0.707 0.312 Valid

item 23 0.679 0.312 Valid

item 24 0.517 0.312 Valid

item 25 0.567 0.312 Valid

Page 84: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

67

item 26 0.648 0.312 Valid

item 27 0.634 0.312 Valid

item 28 0.615 0.312 Valid

item 29 0.575 0.312 Valid

item 30 0.657 0.312 Valid

item 31 0.638 0.312 Valid

item 32 0.603 0.312 Valid

item 33 0.313 0.312 Valid

Berdasarkan instrumen yang telah diujikan kepada 40 orang

responden yang terdaftar SPPT PBB P-2 di Badan Pendapatan Daerah

Kota Tangerang Selatan yang berdomisili di Kecamatan Setu sebanyak

33 item soal dalam varaiabel Keaptuhan Wajib Pajak (Y) yang diuji

melalui aplikasi SPPS 20 menyatakan keseluruhan item soal

dinyatakan valid dengan perbandingan yang dilakukan ialah rhitung >

rtabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi dari suatu

instrumen. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik alpha cornbach. Adapun penelitian dikatakan

reliabel dengan teknik ini, bila koefisien reliabilitas r > 0,6. Hasil

pengujian reliabilitas dapat diasjikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Reliabilitas

Coefficient

Cronbach

Alpha

Nilai

Alpha Keterangan

Penerapan

E-SPPT PBB (X) 12 pernyataan 0.861 0.60 Reliabel

Kepatuhan

Wajib Pajak (Y) 33 pernyataan 0.944 0.60 Reliabel

Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa

variabel dependen yakni Kepatuhan Wajib Pajak (Y) memiliki

cronbach alpha 0,944 > 0,60 maka variabel dinyatakan reliabel. Dan

untuk variabel Penerapan E-SPPT PBB (X) memiliki cornbach alpha

0,861 > 0,60 maka dapat diketahui bahwa variabel dinyatakan reliabel.

Page 85: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

68

4. Data Penelitian

a. Deskripsi Responden

Peneliti akan mendeskripsikan responden yang menjadi objek

dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini ialah masyarakat

yang terdaftar sebagai Wajib Pajak Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang (SPPT) PBB P-2 di Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)

Kota Tangerang Selatan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data berupa kuesioner, dan kuesioner tersebut di sebar kepada 100

responden yang dibagi ke dalam tiga kategori:

1) Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Total kuesioner berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi

dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut data secara umum

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 42

Perempuan 58

Total 100

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah

responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 42

orang dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

58 orang. Dan jika dilihat dari diagram, persentasenya yakni

sebesar 42% untuk responden yang berjenis kelamin laki-laki dan

persentase 58% untuk responden yang berjenis kelamin

perempuan. Dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini responden

berjenis kelamin perempuan lebih dominan. Lebih jelas seperti

pada Gambar 4.1.

Page 86: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

69

Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

2) Responden Berdasarkan Pekerjaan

Total responden berdasarkan pekerjaan terbagi menjadi

beberapa jenis diantaranya adalah Ibu Rumah Tangga, Pegawai

Negeri Sipil (PNS), Guru, Wiraswasta, Pegawai Swasta, POLRI,

Mahasiswa/Pelajar, Musisi, Arsitek, Freelance, serta pensiun baik

dari pegawai PNS/Swasta. Lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel

4.5.

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah

Arsitek 1

Freelance 1

Guru 4

Ibu Rumah Tangga 20

Mahasiswa/Pelajar 20

Musisi 1

Pegawai Swasta 25

Pensiun 2

PNS 16

POLRI 1

Wiraswasta 9

Total 100

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Wajib Pajak

yang bekerja sebagai Arsitek, Freelance, Musisi, dan POLRI

berjumlah 1 orang, Guru berjumlah 4 orang, Ibu Rumah Tangga

sebanyak 20 orang, Mahasiswa/Pelajar 20 orang, Pegawai Swasta

42%

58%

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Page 87: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

70

sebanyak 25 orang, Pensiun pegawai baik PNS/Swasta sebanyak 2

orang, PNS berjumlah 16 orang, dan Wajib Pajak yang berprofesi

sebagai wiraswasta sebanyak 9 orang. Apabila diproyeksikan ke

dalam persentase maka dapat diketahui bahwa persentase Wajib

Pajak yang berprofesi sebagai Pegawai Swasta memiliki persentase

tertinggi yakni sebesar 25%, di posisi kedua yang memiliki

persentase terbesar ialah Wajib Pajak yang berprofesi sebagai

Mahasiswa/Pelajar dan Ibu Rumah Tangga yakni 20%, selanjutnya

PNS dengan persentase 16%, wiraswasta sebesar 9%, yang

memiliki profesi sebagai Arsitek, Freelance, Musisi, dan POLRI

sebesar 1% dan persentase sebesar 2% untuk Wajib Pajak yang

merupakan Pensiunan pegawai PNS/Swasta. Lebih jelas seperti

terlihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Berdasarkan Jenis Pekerjaan

3) Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Total responden berdasarkan pendidikan terakhirnya terbagi

ke dalam enam jenjang diantaranya SMP/MTs/Sederajat,

SMA/MA/Sederajat, D III/IV, Strata I, Strata II, dan Strata III.

Lebih lanjut data dapat dilihat pada Tabel 4.6.

20%

16%

4% 9%

25%

1%

20%

1% 1% 1% 2%

Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

PNS

Guru

Wiraswasta

Pegawai Swasta

POLRI

Mahasiswa/Pelajar

Musisi

Arsitek

Freelance

Pensiun

Page 88: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

71

Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah

Strata III 1

Strata II 7

Strata I 31

D III/IV 12

SMA/MA/Sederajat 44

SMP/MTs/Sederajat 5

Total 100

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui responden

berdasarkan pendidikan terakhir pada jenjang Strata III berjumlah

1 orang, Strata II berjumlah 7 orang, Strata I berjumlah 31 orang, D

III/IV sebanyak 12 orang, SMA/MA/Sederajat sebanyak 44 orang,

dan jenjang SMP/MTs/Sederajat sebanyak 5 orang. Apabila

diproyeksikan ke dalam diagram persentasenya sebesar 44%

dengan jenjang pendidikan terakhir paling dominan ialah

SMA/MA/Sederajat, lalu jenjang Strata 1 dengan persentase paling

banyak kedua yakni sebesar 31%, jenjang D II/IV sebesar 12%,

Strata II sebanyak 7%, SMP/MTs/Sederajat 5%, dan Strata III

berjumlah 1%. Lebih jelas seperti terlihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

5%

44%

12%

31%

7% 1%

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

SMP/MTs/Sederajat

SMA/MA/Sederajat

D III/IV

Strata I

Strata II

Strata III

Page 89: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

72

b. Deskripsi Hasil Angket Responden

Peneliti akan menjelaskan hasil angket dalam penelitian ini.

Angket diberikan kepada 100 orang responden yakni Wajib Pajak

terdaftar SPPT PBB P-2 di Kota Tangerang Selatan.

1) Variabel Penerapan E-SPPT (X)

Terdapat 12 pernyataan dari 4 indikator dalam variabel

penerapan E-SPPT. Berikut hasil tabulasi angket penelitian

berdasarkan indikator dalam variabel penerapan E-SPPT.

a) Penyampaian dan Pelaporan secara online

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut item pernyataan

dalam indikator ini seperti disajikan pada Tabel 4.7 dan 4.8.

Tabel 4.7 Penyampaian Besarnya Pajak Bumi dan

Bangunan Dilakukan Secara Online.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 26 26%

Setuju 52 52%

Kurang Setuju 16 16%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa sebanyak 26

responden atau 26% menyatakan sangat setuju, 52 responden

atau 52% menyatakan setuju, 16 responden atau 16%

menyatakan kurang setuju, 4 responden atau 4% menyatakan

tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 52% responden menyatakan

setuju dengan adanya penyampaian besarnya Pajak Bumi dan

Bangunan yang dilakukan secara online.

Page 90: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

73

Tabel 4.8 Pelaporan Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan

Dilakukan Secara Online.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 59 59%

Kurang Setuju 13 13%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa sebanyak 23

responden atau 23% menyatakan sangat setuju, 59 responden

atau 59% menyatakan setuju, 13 responden atau 13%

menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 3% menyatakan

tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 59% responden menyatakan

setuju dengan adanya pelaporan besarnya Pajak Bumi dan

Bangunan yang dilakukan secara online.

b) Mudah

Indikator ini memiliki empat pernyataan. Berikut merupakan

Berikut item pernyataan dalam indikator ini seperti disajikan

pada Tabel 4.9, 4.10, 4.11, dan 4.12.

Tabel 4.9 Informasi Dapat Diakses Secara Online Melalui

Web yang Tersedia.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 38 38%

Setuju 53 53%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui bahwa sebanyak 38

responden atau 38% menyatakan sangat setuju, 53 responden

atau 53% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju,

dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 53% responden menyatakan setuju dengan

Page 91: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

74

Informasi yang dapat diakses secara online melalui web yang

tersedia.

Tabel 4.10 Informasi Dapat Diakses Melalui Aplikasi

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 42 42%

Setuju 43 43%

Kurang Setuju 12 12%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui bahwa sebanyak 42

responden atau 42% menyatakan sangat setuju, 43 responden

atau 43% menyatakan setuju, 12 responden atau 12%

menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 43% responden menyatakan

setuju dengan Informasi yang dapat diakses melalui aplikasi.

Tabel 4.11 Transaksi Pembayaran Dapat Dilakukan pada

Bank Umum yang Terintegrasi.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 45 45%

Setuju 45 45%

Kurang Setuju 9 9%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa sebanyak 45

responden atau 45% menyatakan sangat setuju, 45 responden

atau 45% menyatakan setuju, 9 responden atau 9% menyatakan

kurang setuju, 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju,

dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 45% responden menyatakan setuju dan

sangat setuju dengan transaksi pembayaran yang dapat

dilakukan pada bank umum yang terintegrasi.

Page 92: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

75

Tabel 4.12 Transaksi Pembayaran Dapat Dilakukan

Melalui Teller/ Anjungan Tunai Mandiri/e-Banking.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 36 36%

Setuju 53 53%

Kurang Setuju 9 9%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa sebanyak 36

responden atau 36% menyatakan sangat setuju, 53 responden

atau 53% menyatakan setuju, 9 responden atau 9% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju,

dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju.

Dapat disimpulkan bahwa 53% responden menyatakan sangat

setuju dengan transaksi pembayaran yang dapat dilakukan

melalui Teller/ Anjungan Tunai Mandiri/e-Banking.

c) Cepat

Indikator ini memiliki tiga pernyataan. Berikut Berikut item

pernyataan dalam indikator ini seperti disajikan pada Tabel 4.13,

4.14 dan 4.15.

Tabel 4.13 Tidak Perlu Melakukan Kontak Fisik Kepada

Fiskus (Pegawai Pajak) untuk Mendapatkan Pelayanan

Terkait Pelaporan dan Penyampaian SPPT.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 35 35%

Setuju 44 44%

Kurang Setuju 17 17%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.13, diketahui bahwa sebanyak 35

responden atau 35% menyatakan sangat setuju, 44 responden

atau 44% menyatakan setuju, 17 responden atau 17%

menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 3% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

Page 93: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

76

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 44% responden menyatakan

setuju dengan tidak perlunya melakukan kontak fisik kepada

fiskus (pegawai pajak) untuk mendapatkan pelayanan terkait

pelaporan dan penyampaian SPPT.

Tabel 4.14 Tidak perlu menunggu antrian untuk

mendapatkan pelayanan terkait pelaporan dan

penyampaian SPPT.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 49 49%

Setuju 43 43%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.14, diketahui bahwa sebanyak 49

responden atau 49% menyatakan sangat setuju, 43 responden

atau 43% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak setuju,

dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 49% responden menyatakan sangat setuju

dengan tidak perlunya tidak perlu menunggu antrian untuk

mendapatkan pelayanan terkait pelaporan dan penyampaian

SPPT.

Tabel 4.15 Tidak Perlu Mendatangi Kantor BAPENDA

untuk Mendapatkan Pelayanan Terkait Pelaporan dan

Penyampaian SPPT Sehingga Akan Menghemat Waktu.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 45 45%

Setuju 46 46%

Kurang Setuju 8 8%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui bahwa sebanyak 45

responden atau 45% menyatakan sangat setuju, 46 responden

atau 46% menyatakan setuju, 8 responden atau 8% menyatakan

Page 94: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

77

kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak setuju,

dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 46% responden menyatakan setuju dengan

tidak perlunya tidak perlu mendatangi kantor BAPENDA untuk

mendapatkan pelayanan terkait pelaporan dan penyampaian

SPPT sehingga akan menghemat waktu.

d) Bebas Biaya

Indikator ini memiliki empat pernyataan. Berikut merupakan

item pernyataan pada indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.16, 4.17 dan 4.18.

Tabel 4.16 Informasi Terkait PBB Bisa Diakses Dimana

Saja dan Kapan Saja.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 60 60%

Setuju 30 30%

Kurang Setuju 7 7%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui bahwa sebanyak 60

responden atau 60% menyatakan sangat setuju, 30 responden

atau 30% menyatakan setuju, 7 responden atau 7% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju,

dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 60% responden menyatakan sangat setuju.

Tabel 4.17 Bebas Biaya Pelayanan Administrasi Terkait

Pelaporan dan Penyampaian SPPT.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 64 64%

Setuju 29 29%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Page 95: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

78

Berdasarkan Tabel 4.17, diketahui bahwa sebanyak 64

responden atau 64% menyatakan sangat setuju, 29 responden

atau 29% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju,

dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 64% responden menyatakan sangat setuju

dengan bebas biaya pelayanan administrasi terkait pelaporan

dan penyampaian SPPT.

Tabel 4.18 Bebas Biaya Transportasi Karena Tidak Perlu

Mendatangi Kantor BAPENDA Untuk Mendapatkan

Pelayanan Terkait Pelaporan dan Penyampaian SPPT.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 56 56%

Setuju 36 36%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.18, diketahui bahwa sebanyak 56

responden atau 56% menyatakan sangat setuju, 36 responden

atau 36% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju,

dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 56% responden menyatakan sangat setuju

dengan bebas biaya transportasi karena tidak perlu mendatangi

kantor BAPENDA untuk mendapatkan pelayanan terkait

pelaporan dan penyampaian SPPT.

b. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Pada variabel ini terdapat 33 pernyataan dengan 14 indikator.

Kuesioner diberikan kepada 100 responden. Berikut merupakan

deskripsi hasil tabulasi kuesioner penelitian berdasarkan variabel

Kepatuhan Wajib Pajak.

Page 96: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

79

a) Kepatuhan Pajak Formal

Indikator ini memiliki tiga pernyataan. Berikut merupakan tabel

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.19, 4.20 dan 4.21.

Tabel 4.19 Wajib Pajak tepat waktu dalam mendaftarkan

diri untuk memperoleh NPWP maupun Nomor Pokok

Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 26 26%

Setuju 58 58%

Kurang Setuju 13 13%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui bahwa sebanyak 26

responden atau 26% menyatakan sangat setuju, 58 responden

atau 58% menyatakan setuju, 13 responden atau 13%

menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 58% responden menyatakan

setuju bahwa Wajib Pajak tepat waktu dalam mendaftarkan diri

untuk memperoleh NPWP maupun Nomor Pokok Pengusaha

Kena Pajak (NPPKP).

Tabel 4.20 Wajib Pajak tepat waktu dalam menyetorkan

pajak terutang.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 26 26%

Setuju 58 58%

Kurang Setuju 12 12%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.20, diketahui bahwa sebanyak 26

responden atau 26% menyatakan sangat setuju, 58 responden

atau 58% menyatakan setuju, 12 responden atau 12%

menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan

Page 97: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

80

tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 58% responden menyatakan

setuju bahwa Wajib Pajak tepat waktu dalam menyetorkan pajak

terutang.

Tabel 4.21 Wajib Pajak tepat waktu dalam melaporkan

pajak yang sudah dibayar.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 30 30%

Setuju 57 57%

Kurang Setuju 12 12%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.21, diketahui bahwa sebanyak 30

responden atau 30% menyatakan sangat setuju, 57 responden

atau 57% menyatakan setuju, 12 responden atau 12%

menyatakan kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 58% responden menyatakan

setuju bahwa Wajib Pajak tepat waktu dalam melaporkan pajak

yang sudah dibayar.

b) Kepatuhan Perpajakan Material

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.22 dan 4.23.

Tabel 4.22 Wajib Pajak tepat dalam menghitung pajak

terutang sesuai dengan peraturan perpajakan.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 24 24%

Setuju 62 62%

Kurang Setuju 13 13%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Page 98: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

81

Berdasarkan Tabel 4.22, diketahui bahwa sebanyak 24

responden atau 24% menyatakan sangat setuju, 62 responden

atau 62% menyatakan setuju, 13 responden atau 13%

menyatakan kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 62% responden menyatakan

setuju bahwa Wajib Pajak tepat dalam menghitung pajak terutang

sesuai dengan peraturan perpajakan.

Tabel 4. 23 Wajib Pajak Tepat dalam Memperhitungkan

Pajak Terutang sesuai dengan Peraturan Perpajakan

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 60 60%

Kurang Setuju 16 16%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.23, diketahui bahwa sebanyak 23

responden atau 23% menyatakan sangat setuju, 60 responden

atau 60% menyatakan setuju, 16 responden atau 16%

menyatakan kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 60% responden menyatakan

setuju bahwa Wajib Pajak tepat dalam memperhitungkan pajak

terutang sesuai dengan peraturan perpajakan.

c) Kondisi Sistem Adminsitrasi Perpajakan

Indikator ini memiliki tiga pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.24, 4.25 dan 4.26.

Page 99: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

82

Tabel 4.24 Sistem Administrasi Perpajakan yang Baik

Didukung oleh Instansi pajak yang Efektif.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 48 48%

Setuju 44 44%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.24, diketahui bahwa sebanyak 48

responden atau 48% menyatakan sangat setuju, 44 responden

atau 44% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan

2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 48% responden menyatakan setuju bahwa

sistem administrasi perpajakan yang baik didukung oleh instansi

pajak yang efektif.

Tabel 4.25 Sistem administrasi perpajakan yang baik

didukung oleh sumber daya pegawai yang mumpuni.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 46 46%

Setuju 45 45%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.25, diketahui bahwa sebanyak 46

responden atau 46% menyatakan sangat setuju, 45 responden

atau 45% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju, dan

2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 46% responden menyatakan sangat setuju

bahwa sistem administrasi perpajakan yang baik didukung oleh

sumber daya pegawai yang mumpuni.

Page 100: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

83

Tabel 4.26 Sistem administrasi perpajakan yang baik

memiliki prosedur perpajakan yang baik.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 46 46%

Setuju 45 45%

Kurang Setuju 7 7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.26, diketahui bahwa sebanyak 46

responden atau 46% menyatakan sangat setuju, 45 responden

atau 45% menyatakan setuju, 7 responden atau 7% menyatakan

kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan

2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 46% responden menyatakan sangat setuju

bahwa Sistem administrasi perpajakan yang baik memiliki

prosedur perpajakan yang baik.

d) Kualitas Pelayanan Perpajakan yang diberikan kepada

Wajib Pajak

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.27 dan 4.28.

Tabel 4.27 Kualitas pelayanan yang baik menjadikan Wajib

Pajak rela untuk membayar pajak terutang.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 35 35%

Setuju 47 47%

Kurang Setuju 12 12%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.27, diketahui bahwa sebanyak 35

responden atau 35% menyatakan sangat setuju, 47 responden

atau 47% menyatakan setuju, 12 responden atau 12%

menyatakan kurang setuju, 5 responden atau 5% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

Page 101: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

84

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 47% responden menyatakan

setuju bahwa kualitas pelayanan yang baik menjadikan Wajib

Pajak rela untuk membayar pajak terutang.

Tabel 4.28 Kualitas pelayanan perpajakan yang baik akan

meningkatkan penerimaan perpajakan.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 41 41%

Setuju 46 46%

Kurang Setuju 10 10%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.28, diketahui bahwa sebanyak 41

responden atau 41% menyatakan sangat setuju, 46 responden

atau 46% menyatakan setuju, 10 responden atau 10%

menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 46% responden menyatakan

setuju bahwa kualitas pelayanan perpajakan yang baik akan

meningkatkan penerimaan perpajakan.

e) Kualitas Penegakan Hukum Perpajakan

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.29 dan 4.30.

Tabel 4.29 Pemberian sanksi terhadap Wajib Pajak yang

melakukan pelanggaran perpajakan menentukan kualitas

penegakan hukum yang baik.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 34 34%

Setuju 51 51%

Kurang Setuju 11 11%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Page 102: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

85

Berdasarkan Tabel 4.29, diketahui bahwa sebanyak 34

responden atau 34% menyatakan sangat setuju, 51 responden

atau 51% menyatakan setuju, 11 responden atau 11%

menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 51% responden menyatakan

setuju bahwa pemberian sanksi terhadap Wajib Pajak yang

melakukan pelanggaran perpajakan menentukan kualitas

penegakan hukum yang baik.

Tabel 4.30 Integritas Fiskus ketika menjatuhkan sanksi pada

setiap Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran perpajakan

menentukan kualitas penegakan hukum perpajakan yang

baik.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 32 32%

Setuju 51 51%

Kurang Setuju 13 13%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.30, diketahui bahwa sebanyak 32

responden atau 32% menyatakan sangat setuju, 51 responden

atau 51% menyatakan setuju, 13 responden atau 13%

menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan

tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 51% responden menyatakan

setuju bahwa integritas fiskus ketika menjatuhkan sanksi pada

setiap Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran perpajakan

menentukan kualitas penegakan hukum perpajakan yang baik.

f) Kualitas Pemeriksaan Pajak

Indikator ini memiliki lima pernyataan. Berikut merupakan

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.31 4.32, 4.33, 4.34 dan 4.35.

Page 103: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

86

Tabel 4.31 Kompetensi pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 34 34%

Setuju 56 56%

Kurang Setuju 7 7%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.31, diketahui bahwa sebanyak 34

responden atau 34% menyatakan sangat setuju, 56 responden

atau 56% menyatakan setuju, 7 responden atau 7% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan

1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 56% responden menyatakan setuju bahwa

kompetensi pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Tabel 4.32 Keahlian pemeriksa pajak yang baik menentukan

kualitas pemeriksa pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 37 37%

Setuju 52 52%

Kurang Setuju 9 9%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.32, diketahui bahwa sebanyak 37

responden atau 37% menyatakan sangat setuju, 52 responden

atau 52% menyatakan setuju, 9 responden atau 9% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan

0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 52% responden menyatakan setuju bahwa

keahlian pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Page 104: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

87

Tabel 4.33 Indepedensi pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 37 37%

Setuju 54 54%

Kurang Setuju 8 8%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.33, diketahui bahwa sebanyak 37

responden atau 37% menyatakan sangat setuju, 54 responden

atau 54% menyatakan setuju, 8 responden atau 8% menyatakan

kurang setuju, 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju,

dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 54% responden menyatakan setuju bahwa

indepedensi pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Tabel 4.34 Integritas pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 36 36%

Setuju 57 57%

Kurang Setuju 4 4%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.34, diketahui bahwa sebanyak 36

responden atau 36% menyatakan sangat setuju, 57 responden

atau 57% menyatakan setuju, 4 responden atau 4% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju,

dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 57% responden menyatakan setuju bahwa

integritas pemeriksa pajak yang baik menentukan kualitas

pemeriksa pajak.

Page 105: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

88

Tabel 4.35 Pemeriksaan pajak yang dilakukan sesuai

prosedur menentukan kualitas pemeriksa pajak yang baik.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 39 39%

Setuju 52 52%

Kurang Setuju 8 8%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.35, diketahui bahwa sebanyak 39

responden atau 39% menyatakan sangat setuju, 52 responden

atau 52% menyatakan setuju, 8 responden atau 8% menyatakan

kurang setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan

1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 52% responden menyatakan setuju bahwa

pemeriksaan pajak yang dilakukan sesuai prosedur menentukan

kualitas pemeriksa pajak yang baik.

g) Tinggi Rendahnya Tarif Pajak yang Ditetapkan

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.36 dan 4.37.

Tabel 4.36 Penetapan tarif pajak yang tinggi akan

mendorong Wajib Pajak mengurangi jumlah utang

pajaknya.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 24 24%

Setuju 40 40%

Kurang Setuju 25 25%

Tidak Setuju 7 7%

Sangat Tidak Setuju 4 4%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.36, diketahui bahwa sebanyak 24

responden atau 24% menyatakan sangat setuju, 40 responden

atau 40% menyatakan setuju, 25 responden atau 25%

menyatakan kurang setuju, 7 responden atau 7% menyatakan

tidak setuju, dan 4 responden atau 4% menyatakan sangat tidak

Page 106: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

89

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 40% responden menyatakan

setuju bahwa penetapan tarif pajak yang tinggi akan mendorong

Wajib Pajak mengurangi jumlah utang pajaknya.

Tabel 4. 37 Penetapan tarif pajak yang tinggi akan

menjadikan penerimaan pajak sesuai dengan target yang

telah ditetapkan.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 36 36%

Kurang Setuju 26 26%

Tidak Setuju 11 11%

Sangat Tidak Setuju 4 4%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.37, diketahui bahwa sebanyak 23

responden atau 23% menyatakan sangat setuju, 36 responden

atau 36% menyatakan setuju, 26 responden atau 26%

menyatakan kurang setuju, 11 responden atau 11% menyatakan

tidak setuju, dan 4 responden atau 4% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 36% responden menyatakan

setuju bahwa penetapan tarif pajak yang tinggi akan menjadikan

penerimaan pajak sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

h) Kemauan dan Kesadaran Wajib Pajak

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.38 dan 4.39.

Tabel 4.38 Kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak

akan memberikan dampak pada tingkat kepatuhan yang

lebih tinggi sehingga penerimaan pajak akan mencapai

target.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 30 30%

Setuju 50 50%

Kurang Setuju 14 14%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Page 107: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

90

Berdasarkan Tabel 4.38, diketahui bahwa sebanyak 30

responden atau 30% menyatakan sangat setuju, 50 responden

atau 50% menyatakan setuju, 14 responden atau 14%

menyatakan kurang setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 50% responden menyatakan

setuju bahwa kemauan Wajib Pajak dalam membayar pajak akan

memberikan dampak pada tingkat kepatuhan yang lebih tinggi

sehingga penerimaan pajak akan mencapai target.

Tabel 4.39 Kesadaran Wajib Pajak mengenai arti dan tujuan

pembayaran pajak akan memberikan dampak pada tingkat

kepatuhan yang lebih tinggi sehingga penerimaan pajak akan

mencapai target.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 32 32%

Setuju 56 56%

Kurang Setuju 4 4%

Tidak Setuju 7 7%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.39, diketahui bahwa sebanyak 32

responden atau 32% menyatakan sangat setuju, 56 responden

atau 56% menyatakan setuju, 4 responden atau 4% menyatakan

kurang setuju, 7 responden atau 7% menyatakan tidak setuju, dan

1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 56% responden menyatakan setuju bahwa

kesadaran Wajib Pajak mengenai arti dan tujuan pembayaran

pajak akan memberikan dampak pada tingkat kepatuhan yang

lebih tinggi sehingga penerimaan pajak akan mencapai target.

i) Perilaku Wajib Pajak

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.40 dan 4.41.

Page 108: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

91

Tabel 4.40 Membayar pajak berarti Wajib Pajak secara

sukarela turut serta dalam membiayai fungsi pemerintahan.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 38 38%

Setuju 47 47%

Kurang Setuju 12 12%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.40, diketahui bahwa sebanyak 38

responden atau 38% menyatakan sangat setuju, 47 responden

atau 47% menyatakan setuju, 12 responden atau 12%

menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 3% menyatakan

tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 47% responden menyatakan

setuju bahwa membayar pajak berarti Wajib Pajak secara

sukarela turut serta dalam membiayai fungsi pemerintahan.

Tabel 4.41 Membayar Pajak berarti Wajib pajak merasa

bertanggung jawab dalam membiayai fungsi pemerintahan.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 41 41%

Setuju 47 47%

Kurang Setuju 9 9%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.41, diketahui bahwa sebanyak 41

responden atau 41% menyatakan sangat setuju, 47 responden

atau 47% menyatakan setuju, 9 responden atau 9% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan

1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 47% responden menyatakan setuju bahwa

membayar pajak berarti Wajib Pajak merasa bertanggung jawab

dalam membiayai fungsi pemerintahan.

Page 109: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

92

j) Aspek Ketetapan Waktu

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.42 dan 4.43.

Tabel 4.42 Melakukan pelaporan SPPT dengan tepat waktu.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 33 33%

Setuju 59 59%

Kurang Setuju 5 5%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.42, diketahui bahwa sebanyak 33

responden atau 33% menyatakan sangat setuju, 59 responden atau

59% menyatakan setuju, 5 responden atau 5% menyatakan kurang

setuju, 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju, dan 0

responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 59% responden menyatakan setuju untuk

melakukan pelaporan SPPT dengan tepat waktu.

Tabel 4.43 Melakukan pelaporan SPPT sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 33 33%

Setuju 59 59%

Kurang Setuju 5 5%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.43, diketahui bahwa sebanyak 33

responden atau 33% menyatakan sangat setuju, 59 responden atau

59% menyatakan setuju, 5 responden atau 5% menyatakan kurang

setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan 1

responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 59% responden menyatakan setuju untuk

melakukan pelaporan SPPT sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 110: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

93

k) Aspek Income atau Penghasilan Wajib Pajak

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.44 dan 4.45.

Tabel 4.44 Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban

angsuran pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 35 35%

Setuju 55 55%

Kurang Setuju 9 9%

Tidak Setuju 1 1%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.44, diketahui bahwa sebanyak 35

responden atau 35% menyatakan sangat setuju, 55 responden

atau 55% menyatakan setuju, 9 responden atau 9% menyatakan

kurang setuju, 1 responden atau 1% menyatakan tidak setuju, dan

0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 55% responden menyatakan setuju untuk

Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban angsuran pajak.

Tabel 4.45 Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban

sesuai ketentuan yang berlaku.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 32 32%

Setuju 59 59%

Kurang Setuju 7 7%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.45, diketahui bahwa sebanyak 32

responden atau 32% menyatakan sangat setuju, 59 responden

atau 59% menyatakan setuju, 7 responden atau 7% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan

0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 59% responden menyatakan setuju untuk

Page 111: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

94

kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban sesuai ketentuan

yang berlaku.

l) Aspek Law Enforcement (Pengenaan Sanksi)

Indikator ini memiliki dua pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.46 dan 4.47.

Tabel 4.46 Membayar tunggakan pajak yang ditetapkan

berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh

tempo.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 27 27%

Setuju 55 55%

Kurang Setuju 14 14%

Tidak Setuju 4 4%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.46, diketahui bahwa sebanyak 27

responden atau 27% menyatakan sangat setuju, 55 responden

atau 55% menyatakan setuju, 14 responden atau 14%

menyatakan kurang setuju, 4 responden atau 4% menyatakan

tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 55% responden menyatakan

setuju untuk membayar tunggakan pajak yang ditetapkan

berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo.

Tabel 4.47 Menerima sanksi yang dijatuhkan apabila

melakukan pelanggaran perpajakan.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 27 27%

Setuju 48 48%

Kurang Setuju 16 16%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak Setuju 6 6%

Jumlah 100 100%

Page 112: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

95

Berdasarkan Tabel 4.47, diketahui bahwa sebanyak 27

responden atau 27% menyatakan sangat setuju, 48 responden

atau 48% menyatakan setuju, 16 responden atau 16%

menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 3% menyatakan

tidak setuju, dan 6 responden atau 6% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 48% responden menyatakan

setuju untuk menerima sanksi yang dijatuhkan apabila

melakukan pelanggaran perpajakan.

m) Tepat Waktu dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan

Indikator ini memiliki satu pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.48.

Tabel 4.48 Tepat waktu dalam menyampaikan SPPT

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 33 33%

Setuju 58 58%

Kurang Setuju 6 6%

Tidak Setuju 2 2%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.48, diketahui bahwa sebanyak 33

responden atau 33% menyatakan sangat setuju, 58 responden

atau 58% menyatakan setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

kurang setuju, 2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan

1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa 58% responden menyatakan setuju untuk

tepat waktu dalam menyampaikan SPPT.

n) Tidak Mempunyai Tunggakan Pajak

Indikator ini memiliki tiga pernyataan. Berikut merupakan item

pernyataan dalam indikator ini lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4.49, 4.50 dan 4.51.

Page 113: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

96

Tabel 4.49 Wajib Pajak tidak memiliki tunggakan pada

semua jenis pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 29 29%

Setuju 54 54%

Kurang Setuju 13 13%

Tidak Setuju 3 3%

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.49, diketahui bahwa sebanyak 29

responden atau 29% menyatakan sangat setuju, 54 responden

atau 54% menyatakan setuju, 13 responden atau 13%

menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 3% menyatakan

tidak setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 54% responden menyatakan

setuju agar Wajib Pajak tidak memiliki tunggakan pada semua

jenis pajak.

Tabel 4.50 Wajib Pajak memiliki tunggakan pajak yang telah

memperoleh izin untuk mengangsur pembayaran pajak.

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 28 28%

Setuju 43 43%

Kurang Setuju 19 19%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak Setuju 4 4%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.50, diketahui bahwa sebanyak 28

responden atau 28% menyatakan sangat setuju, 43 responden

atau 43% menyatakan setuju, 19 responden atau 19%

menyatakan kurang setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

tidak setuju, dan 4 responden atau 4% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 43% responden menyatakan

setuju agar Wajib Pajak memiliki tunggakan pajak yang telah

memperoleh izin untuk mengangsur pembayaran pajak.

Page 114: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

97

Tabel 4.51 Wajib Pajak memiiliki tunggakan telah

memperoleh izin untuk menunda pembayaran pajak

Keterangan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 23 23%

Setuju 42 42%

Kurang Setuju 23 23%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak Setuju 6 6%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.51, diketahui bahwa sebanyak 23

responden atau 23% menyatakan sangat setuju, 42 responden

atau 42% menyatakan setuju, 23 responden atau 23%

menyatakan kurang setuju, 6 responden atau 6% menyatakan

tidak setuju, dan 6 responden atau 6% menyatakan sangat tidak

setuju. Dapat disimpulkan bahwa 42% responden menyatakan

setuju agar Wajib Pajak memiiliki tunggakan telah memperoleh

izin untuk menunda pembayaran pajak.

c. Data Hasil Laporan Wajib Pajak

Selain data primer yakni pengisian angket, peneliti juga

menggunakan sumber data sekunder berupa data hasil laporan Wajib

Pajak 2015-2016 yakni sebelum E-SPPT diterapkan, dan data tahun

2017-2018 setelah diterapkannya E-SPPT. Lebih lanjut data tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.52.

Tabel 4.52 Hasil Laporan Wajib Pajak 2015-2018

Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.52 dapat diketahui data Wajib Pajak Tahun

2015 memiliki selisih antara ketetapan dengan realisasi dan memiliki

persentase terbesar yakni 35%. Tahun 2016 dan 2017 selisih ketetapan

dengan realisasi sebesar 31%. Dan tahun 2018 selisih antara ketetapan

dengan realisasi sebesar 33%.

SPPT Jumlah SPPT Jumlah SPPT Jumlah

2015 402409 320,510,981,651Rp 219486 209,700,516,482Rp 65% 182923 110,810,465,169Rp 35%

2016 401053 349,392,999,647Rp 230481 239,542,508,475Rp 69% 170572 109,850,491,172Rp 31%

2017 406309 367,830,768,065Rp 232629 252,473,370,209Rp 69% 173680 115,357,397,856Rp 31%

2018 412315 447,674,341,981Rp 186536 298,645,730,608Rp 67% 225779 149,028,611,373Rp 33%

Tahun Ketetapan Realisasi Selisih

%%

Page 115: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

98

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji Asumsi Dasar

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau

tidaknya suatu distribusi data. Dengan cara membandingkan antara

data yang diperoleh peneliti dengan data berdistribusi normal yang

memiliki mean dan standar deviasi. Dalam penelitian ini

penghitungan uji normalitas menggunakan model Lilliefors

(Kolmogorov Smirnov). Adapun hasil data Uji Normalitas dapat

dilihat pada Tabel 4.53.

Tabel 4.53 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Tabel 4.53 hasil uji normalitas diatas dapat

diketahui bahwa taraf signifikansi yang diperoleh dari hasil

penelitian ialah 0,268 > 0,05 maka H0 diterima atau dengan kata lain

data berdistribusi normal.

Page 116: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

99

Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat diketahui bahwa grafik

Normal P-Plot menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini

diketahui melalui titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal.

Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dan data berdistribusi

normal layak digunakan karena telah memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Linieritas

Linearitas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam

range variabel independen tertentu. Lebih lanjut data hasil uji

liniearitas dapat dilihat pada Tabel 4.54.

Tabel 4.54 Hasil Uji Linieritas

Berdasarkan hasil uji liniearitas diketahui Sig.deviation

linearity sebesar 0,128 > 0.5, maka dapat disimpulkan bahwa data

tersebut dikatakan linear antara Penerapan E-SPPT dengan

Kepatuhan Wajib Pajak.

Page 117: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

100

b. Analisis Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan

bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan,

atau menguraikan data agar mudah dipahami yang meliputi modus,

mean, median, varian, deviasi standar, range, nilai maksimum dan

minimum. Lebih lanjut hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada

Tabel 4.55.

Tabel 4.55 Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan Tabel 4.55 dapat diketahui bahwa :

1) Penerapan E-SPPT (X)

Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas dari jumlah

responden (N) sebanyak 100 orang. Nilai terendah (minimum)

pada variabel independen Penerapan E-SPPT yakni 24 dan nilai

tertinggi (maximum) sebesar 60. Rata-rata (mean) diketahui

sebesar 51,27. Standar Deviasi diketahui sebesar 6,790. Rata-rata

(mean) lebih besar dari standar deviasi maka dapat disimpulkan

bahwa rata-rata dari seluruh data pada variabel X mampu

menggambarkan seluruh variabel dengan baik.

2) Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas dari jumlah

responden (N) sebanyak 100 orang. Nilai terendah (minimum)

pada variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak yakni 51 dan

nilai tertinggi (maximum) sebesar 165. Rata-rata (mean)

diketahui sebesar 135,76. Standar Deviasi diketahui sebesar

Page 118: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

101

18,442. Rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi maka

dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari seluruh data pada variabel

Y mampu menggambarkan seluruh variabel dengan baik.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan ukuran yang menunjukkan

proporsi variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas.

Koefisien determinasi dihitung dari nilai kuadrat koefisien korelasi.

Lebih lanjut dapat ditunjukkan oleh Tabel 4.56.

Tabel 4.56 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.56 nilai R square yang digunakan ialah

0.400. Hal ini menunjukkan bahwa 40% variasi variabel kepatuhan

Wajib Pajak dipengaruhi oleh penerapan E-SPPT PBB. Sedangkan

sisanya (100% - 40% = 60%) dipengaruhi oleh variabel lain.

d. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukannya asumsi dasar dari uji normalitas berupa

hasil data yang berdistribusi normal serta uji liniearitas yang

menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bersifat linear, maka

data dalam penelitian telah memenuhi syarat pengujian parametric

test. Selanjutnya hipotesis data akan diuji kebenarannya melalui uji

t yaitu :

a) Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel dependen

berpengaruh dengan variabel independen atau tidak maka

dilakukan pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dari penerapan E-

SPPT terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Page 119: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

102

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dari penerapan E-SPPT

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Dikatakan variabel tersebut saling berpengaruh apabila thitung >

ttabel. Adapun kriteria pengujian nya ialah :

Jika nilai sig ≤ α (0,05) dan thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen.

Jika nilai sig ≥ α (0,05) dan thitung < ttabel, maka Ho diterima

dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang

signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Lebih lanjut data hasil uji t yang telah diolah melalui SPSS

dapat ditunjukkan pada Tabel 4.57.

Tabel 4.57 Hasil Uji t

Berdasarkan Tabel 4.57 hasil uji t yang menunjukkan

hubungan antara penerapan E-SPPT (X) dengan kepatuhan

wajib pajak (Y) dimana nilai sig dari variabel penerapan E-

SPPT < taraf siginfikansi α (0,05) yakni sebesar 0,000 < 0,05

sehingga variabel independen yakni penerapan E-SPPT

berpengaruh secara signfikan terhadap variabel dependen

kepatuhan wajib pajak. Nilai thitung variabel penerapan E-SPPT

8,091 > dari nilai ttabel sebesar 1,661. Adapun perhitungan ttabel

antara lain sebagai berikut :

Page 120: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

103

Ttabel = (α/2 ; n-k-1)

= (0,05 ; 100-1-1) (dilihat pada distribusi nilai ttabel)

= (0,025 ; 98)

= 1,661

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dimana terdapat pengaruh antara penerapan E-SPPT

dengan kepatuhan wajib pajak di Kota Tangerang Selatan.

b) Uji Regresi Sederhana

Uji regresi sederhana memiliki dasar pada hubungan

fungsional atau kausal antar variabel. Lebih lanjut data uji

regresi sederhana yang telah diolah melalui SPPS dapat

ditunjukkan pada Tabel 4.58.

Tabel 4.58 Hasil Uji Regresi Sederhana

Berdasarkan nilai signifikansi dari Tabel 4.58 diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Penerapan E-SPPT (X) berpengaruh terhadap

variabel (Y). Jika berdasarkan nilai t, diketahui nilai thitung

sebesar 8,091 > 1,661, sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Penerapan E-SPPT (X) berpengaruh terhadap variabel

Kepatuhan Wajib Pajak (Y).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari rangkaian pengujian pra analisis hingga uji analisis dapat diketahui

hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel Penerapan E-

SPPT (X) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) terbukti berpengaruh

signifikan secara parsial dan secara simultan. Secara fungsional hal ini dapat

dibuktikan melalui penghitungan koefisien regresi liniear sederhana dimana Y

= 47,633 + 1,719X, nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika penerapan E-

Page 121: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

104

SPPT bernilai nol atau kepatuhan wajib pajak belum dipengaruhi oleh

Penerapan E-SPPT maka rata-ratanya 47,633, koefisien regresi b

menunjukkan bahwa jika variabel penerapan E-SPPT meningkat 1% maka

kepatuhan Wajib Pajak maka kepatuhan akan meningkat sebesar 1,719. Dapat

diketahui bahwa penerapan E-SPPT berpengaruh positif terhadap kepatuhan

Wajib Pajak. Besar pengaruh variabel bebas dalam menerangkan variabel

terikat dalam penelitian ini sebesar 40%, hal ini diketahui berdasarkan hasil uji

koefisien determinasi, 60% proporsi sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan penelitian Andreoni (Tahun 1998) dalam jurnal Ilmiahnya yang

berjudul Tax Compliance menerangkan beberapa faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak selain faktor implementasi berbasis elektronik, faktor-

faktor tersebut diantaranya pelayanan publik, kebijakan dan keuangan publik,

penawaran tenaga kerja, jenis pekerjaan, bentuk organisasi, moral wajib pajak,

struktur penghasilan wajib pajak, tarif pajak, demografi (jenis kelamin dan

umur), kondisi sosial masyarakat, penegakan hukum (audit dan penalti),

kompleksitas dan amnesti pajak.5

Sejalan dengan hasil penelitian Ita Salsalina Lingga (Tahun 2013) yang

menunjukkan bahwa pengaruh penerapan pelayanan berbasis sistem elektronik

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Dalam penelitiannya tersebut, Ita Salsalina Lingga juga menerangkan

beberapa pendapat lain seperti menurut Kasipillal, Mosour, Roshidi, Witono,

dan Marti, (Tahun 2013) yang menjelaskan bahwa aspek yang memengaruhi

kepatuhan Wajib Pajak adalah pemahaman dan pengetahuan mengenai

ketentuan perpajakan (tax knowledge).6

Dalam Novi Purnamasari, Kertahadi, dan Maria Goretti Wi Endang NP

(Tahun 2014) juga menerangkan bagaimana pengaruh penerapan sistem

berbasis elektronik terhadap kepatuhan dalam melaporkan pajak terutang.

5 Andreoni, James, B. Erard and Feinstein, J, Tax Compliance, Journal of Economic

Literature, Vol 36, Issue 2, June 1998, page 818. 6 Ita Salsalina Lingga, Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Pajak : Studi Empiris

Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama “X” Jawa Barat I, Jurnal Akuntansi,

Vol. 5 No.1, 2013, h.50-60.

Page 122: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

105

Dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel yang diuji yakni

mengenai kegunaan, kemudahan penggunaan dan fasilitas kondisi kepatuhan

Wajib Pajak. hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa kegunaan

sistem berbasis elektronik sangat menguntungkan bagi responden dikarenakan

dapat membantu menyelesaikan pekerjaanya lebih cepat, efektif dan

meningkatkan produktifitas pekerjaan. Sedangkan untuk kemudahan

penggunaan teknologi informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami, dan

mudah dalam hal pengoperasiannya, untuk variabel kondisi yang

memfasilitasi Wajib Pajak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan

penelitian terdahulu dikarenakan responden yang diteliti memiliki kondisi

fasilitas yang berbeda.

Hal ini biasa terjadi pada wajib pajak pemula atau baru melakukan

pendaftaran NPWP sehingga baru melakukan registrasi penggunaan sistem

berbasis elektronik yang sebelumnya masih menggunakan cara manual.7

Adapun hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Saida Said dan

Aslindah (Tahun 2018) yang meneliti mengenai Penerapan E-System terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak, dimana dalam penelitian itu menjelaskan bahwa

semakin baik penerapan elektronik dalam pelayanan pajak maka kepatuhan

wajib pajak akan meningkat. Arini dalam Said dan Saidah juga menerangkan

bahwa kepatuhan Wajib Pajak selalu dikaitkan dengan reformasi perpajakan,

adanya modernisasi dalam perpajakan diharapkan mampu meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan

inovasi baru diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga

kepatuhan wajib pajak akan meningkat. Serta dengan adanya penggunaan

teknologi informasi dapat menghemat pengeluaran biaya dalam perpajakan

dan juga mampu memberikan pelayanan yang lebih berkualitas.8

7 Novi Purnamasari, Kertahadi, dan Maria Goretti Wi Endang NP, Pengaruh Penerapan e-

SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada KPP

Madya Malang), Student Journal, 2014, h.1. 8 Saida Said dan Aslindah, Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Pratama Makassar Selatan), ATESTASI Jurnal Ilmiah

Akuntansi, Vol. 1 No.1, 2018, h.29.

Page 123: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

106

Dalam penelitian ini dibuktikan dengan hasil angket yang

memperlihatkan respon Wajib Pajak bahwa dengan adanya Penerapan E-SPPT

memberikan kemudahan dalam mengakses terkait pelayanan administrasi

perpajakan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB P-2). Selain itu

efektivitas dan efisiensi dalam hal waktu, tenaga, dan uang karena Wajib

Pajak tidak harus mengeluarkan biaya pelayanan serta tidak perlu mendatangi

kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan. Reformasi

perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak menjadikan Badan

Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan turut serta dalam meningkatkan

pelayanan dibidang administrasi perpajakan khususnya Pajak Daerah I yaitu

PBB P-2 sebagai salah satu optimalisasi penerimaan pajak daerah di Kota

Tangerang Selatan.

Dimana Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan sebagai institusi

pemerintahan daerah yang pertama kali mulai menerapkan sistem pelaporan

berbasis elektronik untuk pemungutan PBB P-2.

C. Keterbatasan Penelitian

Penyusunan dan pengerjaan sudah peneliti lakukan sesuai dengan

prosuder ilmiah yang berlaku, namun peneliti menyadari bahwa terdapat

keterbatasan dalam penelitian ini. Berikut beberapa keterbatasan yang

dihadapi peneliti selama penelitian berlangsung :

1. Keterbatasan dalam pemilihan variabel yang diteliti, karena dalam

penelitian ini penulis hanya menggunakan satu variabel dependen maupun

independen.

2. Keterbatasan literatur berupa referensi buku bacaan dalam penelitian ini.

3. Keterbatasan pada objek yang diteliti yakni hanya 100 responden dari total

400.000 lebih Wajib Pajak yang terdaftar SPPT PBB di Kota Tangerang

Selatan sehingga informasi yang dihasilkan belum begitu luas.

4. Keterbatasan data sekunder yang ditentukan oleh peneliti dalam

pengolahan data time series yakni hanya berkisar pada tahun 2015-2018.

Page 124: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

107

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak setelah Penerapan E-SPPT PBB dapat

diketahui melalui hasil uji regresi sederhana Y = 47,633 + 1,719X. Artinya

pengaruh penerapan E-SPPT terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota

Tangerang Selatan sebesar 1,719 maka dapat diketahui bahwa kenaikan

tingkat sebesar 1% maka kepatuhan wajib pajak di Kota Tangerang

Selatan mengalami peningkatan sebesar 171,9%.

2. Terdapat pengaruh penerapan E-SPPT PBB terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak di Kota Tangeran Selatan. Hasil ini secara parsial dibuktikan dengan

uji t dimana hasil nya ialah thitung sebesar 8,091 dan ttabel sebesar 1,661.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa thitung lebih besar daripada ttabel

artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Besar proporsi variasi variabel terikat

yang dijelaskan oleh variabel bebas dianalisis menggunakan koefisien

determinasi, diketahui hasil koefisien determinasinya sebesar 40.0689%,

dimana hal tersebut menunjukkan bahwa 40% variasi variabel kepatuhan

Wajib Pajak dapat dipengaruhi oleh variabel Penerapan E-SPPT,

sedangkan sisanya sebesar 60% dipengaruhi oleh variabel lain.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi yang diperoleh dalam

penelitian ini ialah dengan diterapkannya sistem administrasi berbasis

elektronik diketahui bahwa variabel penerapan E-SPPT memiliki proporsi

pengaruh sebesar 40% terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dan sisanya

sebesar 60% dipengengaruhi oleh faktor lain. Untuk itu, hal ini bisa menjadi

pertimbangan penting bagi BAPENDA Kota Tangerang Selatan dalam

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta aktif dalam kegiatan

sosialisasi mengenai sistem administrasi perpajakan berbasis online khususnya

penerapan E-SPPT PBB.

Page 125: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

108

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran dari

peneliti yakni sebagai berikut :

1. Wajib Pajak di Kota Tangerang Selatan

Dengan adanya penerapan E-SPPT Wajib Pajak semakin mudah untuk

mencari informasi terkait pelayanan administrasi PBB P-2 untuk itu

masyarakat sebagai Wajib Pajak harus meningkatkan dan menjaga

kepatuhan dalam pembayaran pajak terutang sehingga nantinya secara

signifikan tingkat realisasi juga akan meningkat.

2. Peneliti Lain

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat menambahkan atau

mengganti variabel lain yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. selain

itu disarankan pula untuk penelitian selanjutnya untuk menambahkan lebih

banyak literatur yang relevan dengan topik penelitian. Peneliti selanjutnya

juga diharapkan untuk memperluas daerah penelitian agar hasil penelitian

memiliki kemampuan generalisasi yang lebih luas.

3. Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan yakni BAPENDA sebagai

lembaga yang berwenang melakukan pemungutan pajak daerah harus terus

melakukan sosialisasi/penyuluhan secara konsisten dan bertahap dan perlu

bekerja sama dengan masyarakat, adapun masyarakat yang dimaksud

seperti organisasi profesi dan universitas.

Page 126: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

109

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Arifin, Johar, SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi, Jakarta : PT Elex Media

Komputindo, 2017.

Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan. Profil

Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan

Tahun 2018. Tangerang Selatan: Badan Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan, 2018.

Darwin. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Mitra Wacana Media,

2010.

Diana, Anastasia., dan Setiawati, Lilis. Perpajakan Teori dan Peraturan

Terkini. Yogyakarta : CV Andi Offset, 2014.

Gani, Irwan., dan Amalia Siti. Alat Analisis Data : Aplikasi Statistik untuk

Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial Edisi Revisi, Yogyakarta:

Penerbit Andi, 2018.

Gulo, W, Metodologi Penelitian, Jakarta : Grasindo, Cet.6. 2010.

Gunawan, Ce, Mahir Menguasai SPSS (Mudah Mengolah Data dengan IBM

SPSS STATISTICS 25, Yogyakarta : Deepublish, 2018.

Juliansyah, Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah, Jakarta : Kencana, Cet : 7, 2017.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang No.28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2009.

Pohan, Chairil Anwar. Pembahasan Komprehensif PENGANTAR

PERPAJAKAN EDISI 2 Teori dan Konsep Hukum Pajak. Jakarta :

Mitra Wacana Media, 2017.

Purwanto, Erwan Agus., dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. Metode Penelitian

Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial,

Yogyakarta : PENERBIT GAVA MEDIA, Cet.1, 2017.

Purwono, Herry. Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta :

Erlangga, 2010.

Page 127: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

110

Rahayu, Siti Kurnia. Perpajakan Konsep dan Aspek Formal. Bandung :

Penerbit Rekayasa Sains, 2017.

Riadi, Edi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS),

Yogyakarta: ANDI, 2016.

Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Bandung :

Alfabeta, Cet.5, 2013.

Santoso, Singgih, Statistik Multivariat dengan SPSS, Jakarta : PT Elex Media

Komputindo, 2017.

Sarjono, Haryadi., dan Julianita, Winda. SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset. Jakarta : Salemba Empat, 2011.

Simanjuntak, Timbul Hanomangan., dan Mukhlis Imam. Dimensi Ekonomi

Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Raih Asa Sukses,

2012.

Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan

perbandingan perhitungan manual dan SPSS, Jakarta: Kencana, Cet.2,

2014.

Siregar Syofian, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta: Rajawali Press, Cet.1,

2010.

Siregar, Syofian., Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta :

Bumi Aksara,Cet.1, 2013.

Soebechi, Imam. Perda Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta : Sinar Grafika,

2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung : Alfabeta, 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R & D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sukestiyarno, Statistika Dasar, Yogyakarta : Andi Offset, Cet.1, 2014.

Sumarsan, Thomas. Perpajakan Indonesia Edisi 4. Jakarta : Indeks,

2014.

Supriadi, Edy., SPSS + Amos Statistical Data Analysis, Jakarta : In Media,

2014.

Page 128: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

111

Supriyanto, Heru. Cara Menghitung PBB Sektor P3, Sektor Lainnya, dan Bea

Materai. Jakarta : Indeks, 2017.

Suryani., dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta :

KENCANA, 2015.

Widodo, dkk., Pajak Bumi & Bangunan untuk Para Praktisi. Jakarta : Mitra

Wacana Media, 2010.

B. JURNAL DAN SKRIPSI

Greydi Normala Sari., dkk. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan di Sulawesi Utara Tahun 2004-2014,

Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Pembangunan Daerah. 18, 2016.

Ita Salsalina Lingga. Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Pajak :

Studi Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP

Pratama “X” Jawa Barat I. Jurnal Akuntansi. 5, 2013.

James Andreoni, B. Erard and Jonathan Feinstein. Tax Compliance. Journal of

Economic Literature. 1998.

Lulu Azzahra. Pengaruh Penerapan e-SPT terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(Orang Pribadi) dalam Melaporkan SPT Tahunan (Studi Kasus pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega). Skripsi

Universitas Widyatama. (Bandung : 2014).

Novi Purnamasari., dkk. Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada KPP

Madya Malang). Student Journal, 2014.

Saida Said dan Aslindah. Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Pratama

Makassar Selatan), ATESTASI Jurnal Ilmiah Akuntansi. 1, 2018.

Page 129: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

112

C. INTERNET

BAPENDA Kota Tangerang Selatan, “Panduan Pendaftaran/Registrasi e-

SPPT PBB Kota Tangerang Selatan, https://e-

sppt.tangerangselatankota.go.id/esppt/help, 19 Mei 2019 jam 11.56.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, “Undang – undang Nomor 28 Tahun

2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang nomor 6 Tahun

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”,

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_28.pdf 23 Juli

2019 jam 13.30

Direktorat Jenderal Pajak. “Kenali Fungsi SPPT bagi Wajib Pajak yang Ingin

Menjaga Aset Bisnis”, https://klikpajak.id/mengenal-sppt/, 18 Mei

2019 jam 2.56.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), https://www.kbbi.web.id/patuh,

Diakses tanggal 23 Juli 2019 jam 14.04

Kementrian Keuangan Republik Indonesia, “Undang-undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 1”,

http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attach/post-no-28-tahun-2009-

tentang-pajak-daerah-dan-retribusi-daerah/UU-427-973-

UU_28_Tahun_2009_Ttg_PDRD.pdf, 17 Mei 2019 jam 11.40.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. “APBN 2018”

https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018, 1 Januari 2019 jam 12.21.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. “Undang-undang Nomor 19

Tahun 1985 (Pasal 11 Angka 1 dan 2)”,

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1985/12TAHUN~1985UU.HTM,

17 Mei 2019 jam 12.21.

Paparan Tarif PBB (SIMPPEL), Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota

Tangerang Selatan, https://tangerangonline.id/2017/09/14/simppel-

tangsel-permudah-wajib-pajak-bayar-pbb/. Diakses tanggal 1 Januari

2019 jam 14.18.

Page 130: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

113

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, “Sejarah Kota Tangerang Selatan”,

https://berita.tangerangselatankota.go.id/main/content/index/sejarah_ta

ngsel/6. 1 Januari 2019 jam 14.15.

Page 131: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 132: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

“Penerapan E-SPPT terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017-2018”

Assalamualaikum Wr.Wb Responden Yth, Saya Amalia Dinda Bestari mahasiswi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Ekonomi, 2015 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian skripsi. Kuesioner ini ditujukan untuk Wajib Pajak yang

terdaftar di Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Disajikan beberapa pernyataan terkait Kepatuhan Wajib Pajak dan

Penerapan E-SPPT, jawaban diberikan dengan cara memberi tanda

checklist pada kolom yang sesuai dengan pendapat Ibu/Bapak/Sdr pada

setiap pernyataan.

2. Kriteria pengisiannya sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap :

Jenis Kelamin : Pria/Wanita, Usia : Tahun

Alamat :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

Page 133: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Angket Penerapan E-SPPT PBB (X)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

Penyampaian dan Pelaporan secara online.

1. Penyampaian besarnya Pajak Bumi dan

Bangunan dilakukan secara online.

2. Pelaporan besarnya Pajak Bumi dan

Bangunan dilakukan secara online.

Mudah

3. Informasi dapat diakses secara online melalui

web yang tersedia.

4. Informasi dapat diakses melalui aplikasi.

5. Transaksi pembayaran dapat dilakukan pada

bank umum yang terintegrasi.

6. Transaksi pembayaran dapat dilakukan

melalui Teller/ Anjungan Tunai Mandiri/e-

Banking.

Cepat

7.

Tidak perlu melakukan kontak fisik kepada

fiskus (pegawai pajak) untuk mendapatkan

pelayanan terkait pelaporan dan

penyampaian SPPT.

8. Tidak perlu menunggu antrian untuk

mendapatkan pelayanan terkait pelaporan

dan penyampaian SPPT.

9.

Tidak perlu mendatangi kantor BAPENDA

untuk mendapatkan pelayanan terkait

pelaporan dan penyampaian SPPT sehingga

akan menghemat waktu.

Bebas Biaya

10. Informasi terkait PBB bisa diakses dimana

saja dan kapan saja.

11. Bebas biaya pelayanan administrasi terkait

pelaporan dan penyampaian SPPT.

12.

Bebas biaya transportasi karena tidak perlu

mendatangi kantor BAPENDA untuk

mendapatkan pelayanan terkait pelaporan

dan penyampaian SPPT.

Angket Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

Kepatuhan Perpajakan Formal

1.

Wajib Pajak tepat waktu dalam mendaftarkan

diri untuk memperoleh NPWP maupun

Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak

(NPPKP).

2. Wajib Pajak tepat waktu dalam menyetorkan

pajak terutang.

3. Wajib Pajak tepat waktu dalam melaporkan

pajak yang sudah dibayar

Page 134: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Kepatuhan Perpajakan Material

4. Wajib Pajak tepat dalam menghitung pajak

terutang sesuai dengan peraturan perpajakan.

5. Wajib Pajak tepat dalam memperhitungkan

pajak terutang sesuai dengan peraturan

perpajakan.

Kondisi Sistem Administrasi Perpajakan

6. Sistem administrasi perpajakan yang baik

didukung oleh instansi pajak yang efektif.

7. Sistem administrasi perpajakan yang baik

didukung oleh sumber daya pegawai yang

mumpuni.

8. Sistem administrasi perpajakan yang baik

memiliki prosedur perpajakan yang baik.

Kualitas Pelayanan Perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak.

9. Kualitas pelayanan yang baik menjadikan

Wajib Pajak rela untuk membayar pajak

terutang.

10. Kualitas pelayanan perpajakan yang baik

akan meningkatkan penerimaan perpajakan.

Kualitas Penegakan Hukum Perpajakan

11.

Pemberian sanksi terhadap Wajib Pajak yang

melakukan pelanggaran perpajakan

menentukan kualitas penegakan hukum yang

baik.

12.

Integritas Fiskus ketika menjatuhkan sanksi

pada setiap Wajib Pajak yang melakukan

pelanggaran perpajakan menentukan kualitas

penegakan hukum perpajakan yang baik.

Kualitas Pemeriksaan Pajak.

13. Kompetensi pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

14. Keahlian pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

15. Indepedensi pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

16. Integritas pemeriksa pajak yang baik

menentukan kualitas pemeriksa pajak.

17. Pemeriksaan pajak yang dilakukan sesuai

prosedur menentukan kualitas pemeriksa

pajak yang baik.

Tinggi rendahnya tarif pajak yang ditetapkan.

18. Penetapan tarif pajak yang tinggi akan

mendorong Wajib Pajak mengurangi jumlah

utang pajaknya.

19. Penetapan tarif pajak yang tinggi akan

menjadikan penerimaan pajak sesuai dengan

target yang telah ditetapkan.

Kemauan dan kesadaran Wajib Pajak.

20. Kemauan Wajib Pajak dalam membayar

pajak akan memberikan dampak pada tingkat

Page 135: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

kepatuhan yang lebih tinggi sehingga

penerimaan pajak akan mencapai target.

21.

Kesadaran Wajib Pajak mengenai arti dan

tujuan pembayaran pajak akan memberikan

dampak pada tingkat kepatuhan yang lebih

tinggi sehingga penerimaan pajak akan

mencapai target.

Perilaku Wajib Pajak.

22. Membayar Pajak berarti Wajib Pajak secara

sukarela turut serta dalam membiayai fungsi

pemerintahan.

23. Membayar Pajak berarti Wajib pajak merasa

bertanggung jawab dalam membiayai fungsi

pemerintahan.

Aspek Ketepatan Waktu.

24. Melakukan pelaporan SPPT dengan tepat

waktu.

25. Melakukan pelaporan SPPT sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Aspek income atau penghasilan Wajib Pajak.

26. Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban

angsuran pajak.

27. Kesediaan Wajib Pajak membayar kewajiban

sesuai ketentuan yang berlaku.

Aspek Law Enforcement (pengenaan sanksi).

28. Membayar tunggakan pajak yang ditetapkan

berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)

sebelum jatuh tempo.

29. Menerima sanksi yang dijatuhkan apabila

melakukan pelanggaran perpajakan.

Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

30. Tepat waktu dalam menyampaikan SPPT.

Tidak mempunyai tunggakan pajak

31. Wajib Pajak tidak memiliki tunggakan pada

semua jenis pajak.

32. Wajib Pajak memiliki tunggakan pajak yang

telah memperoleh izin untuk mengangsur

pembayaran pajak.

33. Wajib Pajak yang memiiliki tunggakan

pajak memperoleh izin untuk menunda

pembayaran pajak.

Page 136: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas Instrumen

Item Pertanyaan Corrected Item

Pernyataan r tabel Keterangan

Penerapan E-SPPT PBB (X)

X.1 0.624 0.312 Valid

X.2 0.63 0.312 Valid

X.3 0.685 0.312 Valid

X.4 0.693 0.312 Valid

X.5 0.7 0.312 Valid

X.6 0.688 0.312 Valid

X.7 0.772 0.312 Valid

X.8 0.55 0.312 Valid

X.9 0.516 0.312 Valid

X.10 0.58 0.312 Valid

X.11 0.485 0.312 Valid

X.12 0.652 0.312 Valid

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Y.1 0.596 0.312 Valid

Y.2 0.539 0.312 Valid

Y.3 0.628 0.312 Valid

Y.4 0.525 0.312 Valid

Y.5 0.495 0.312 Valid

Y.6 0.677 0.312 Valid

Y.7 0.714 0.312 Valid

Y.8 0.699 0.312 Valid

Y.9 0.81 0.312 Valid

Y.10 0.61 0.312 Valid

Y.11 0.636 0.312 Valid

Y.12 0.658 0.312 Valid

Y.13 0.696 0.312 Valid

Y.14 0.65 0.312 Valid

Y.15 0.642 0.312 Valid

Y.16 0.574 0.312 Valid

Y.17 0.528 0.312 Valid

Y.18 0.563 0.312 Valid

Y.19 0.529 0.312 Valid

Y.20 0.685 0.312 Valid

Y.21 0.756 0.312 Valid

Y.22 0.707 0.312 Valid

Y.23 0.679 0.312 Valid

Y.24 0.517 0.312 Valid

Y.25 0.567 0.312 Valid

Y.26 0.648 0.312 Valid

Y.27 0.634 0.312 Valid

Y.28 0.615 0.312 Valid

Y.29 0.575 0.312 Valid

Y.30 0.657 0.312 Valid

Y.31 0.638 0.312 Valid

Y.32 0.603 0.312 Valid

Y.33 0.313 0.312 Valid

Page 137: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 3

Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas Variabel X (Penerapan E-SPPT)

Page 138: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Reliabilitas Variabel Y (Kepatuhan Wajib Pajak)

Page 139: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 4

Hasil Analisis Data

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil Uji Normalitas

Page 140: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Uji Liniearitas

Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Hasil Uji t

Hasil Uji Regresi Sederhana

Page 141: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 5 (Surat-Surat)

Page 142: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 143: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 144: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 145: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 146: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 6 (Lembar Uji Referensi)

Page 147: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 148: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 149: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 150: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan
Page 151: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 7 (Foto Dokumentasi)

Gambar 1. Kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Tangerang Selatan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Bapak Wahyu (Kanan) dan Bapak Yudi (Kiri) Bidang Pajak Daerah 1,

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3. Bapak Mamat (Kanan) selaku Kasubbag Umum dan Bapak Haris (Kiri)

selaku Staff Subbag.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 152: PENERAPAN E-SPPT PBB TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51059/1... · setelah penerapan E-SPPT PBB dan bagaimana pengaruh penerapan

Lampiran 8 (Biodata Penulis)

Amalia Dinda Bestari, lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada

tanggal 26 April 1997, merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Syahadatuddin dan Ibu

Sejati. Bertempat tinggal di Komplek Amarapura Blok

B6/27, RT.04 RW.05 Kelurahan Kademangan, Kecamatan

Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Pendidikan

formal yang telah ditempuh: SD N Kademangan 1 (2003-

2009), SMP Islam Terpadu Insan Harapan (2009-2012),

MAN 1 Kota Tangerang Selatan (2012-2015), dan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (2015-2020). Skripsi ini penulis dedikasikan untuk ke dua orang tua

tercinta, adik-adik tersayang, kerabat dan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaaat

bagi para pembaca dan semoga ilmu yang didapat oleh penulis dapat bermanfaat

bagi diri sendiri maupun orang lain.