Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan ...
Transcript of Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan ...
Repository Tugas Akhir Arsitektur No.13 | Vol. V
© Prodi Arsitektur Itenas Oktober 2020
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 1
Penerapan Desain Struktur Geodesic
Dome pada Bangunan Japanese Botanical Garden
di Kota Baru Parahyangan
Ratih Nesprilia Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung
Email: [email protected]
ABSTRAK
Kota Bandung dikenal sebagai pusat pariwisata jarak dekat yang terletak di Jawa Barat dan merupakan
Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Bandung memiliki beragam jenis pariwisata dan merupakan pusat
Pendidikan yang berkembang pesat. Salah satu daerah di Bandung yang sedang berkembang adalah Kota
Baru Parahyangan yang letaknya tepat di daerah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Kota Baru
Parahyangan berkembang menjadi pusat hunian yang unik, elit, dan akan berkembang menjadi pusat
hunian utama di Bandung. Lingkup studi pada Tugas Akhir ini adalah perancangan sarana rekreasi
dengan topik yang diambil adalah Taman Botani dengan konsep Jepang, yaitu menampilkan koleksi
tanaman Jepang yang dapat tumbuh di iklim daerah Bandung dan penerapan struktur geodesic dome
sebagai elemen estetika yang akan terlihat pada bangunan utama di Japanese Botanical Garden. Metode
perancangan yang digunakan terdiri dari survei lokasi tapak, menganalisis standar, dan kebutuhan ruang
melalui studi kelayakan dan program ruang, serta melakukan studi banding pada topik, dan tema proyek
yang terkait. Hasil akhir dari perancangan adalah menciptakan kawasan rekreasi taman botani yang dapat
dinikmati oleh segala golongan umur, menjadi lokasi rekreasi keluarga dan lokasi rekreasi edukatif yang
menampilkan jenis tanaman Jepang, budaya, dan seni Jepang, terutama yang berhubungan dengan
tanaman dan alam di dalam kawasan Parahyangan Japanese Botanical Garden.
Kata kunci: geodesic dome, Kota Baru Parahyangan, rekreasi, taman botani Jepang.
ABSTRACT
Bandung is known as a center for short distance tourism which is located in West Java and the capital city
of West Java Province. Bandung has various types of tourism and a fast growing education center. One of
the developing areas in Bandung is Kota Baru Parahyangan, which is located right in the Padalarang area,
West Bandung Regency. Kota Baru Parahyangan developing into a unique, elite residential center and will
develop into main residential center at Bandung. The scope of study this final project is the design of
recreational facilities with the topic is Japanese Botanical Garden, which displays collection of Japanese
plants that can grow in Bandung climate, and the theme of the building is application of the geodesic dome
structure as an aesthetic element that will be seen in the main building at Parahyangan Japanese Botanical
Garden. The design method consists of surveying the site, analyzing standards and space requirements
through feasibility studies and space programs, also conducting comparative studies on related project
topics and themes. The final result of the design is to create a botanical garden recreation area that can be
enjoyed by all age groups, family recreation location and an educational recreation location featuring
Japanese plants, Japanese culture and art, especially those related to plants and nature within the
Parahyangan Japanses Botanical Garden area.
Keywords: geodesic dome, Japanese Botanical Garden, Kota Baru Parahyangan, recreation
Ratih Nesprilia
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 2
1. PENDAHULUAN
Kota Bandung dari waktu ke waktu memiliki jumlah pendatang yang meningkat di waktu liburan. Salah
satu destinasi yang masih menjadi favorit hingga sekarang adalah berbagai tempat rekreasi yang tersedia
di Kota Bandung. Tempat rekreasi di Kota Bandung pun memiliki jumlah yang tidak cukup banyak tapi
masih menjadi destinasi wisata pengunjung, karena itulah dibutuhkannya tempat rekreasi yang unik
sehingga tempat rekreasi ini mampu menampung kegiatan pengunjung yang datang, sehingga di
pilihnya topik tempat rekreasi yang unik dapat dirancang di Kota Bandung, terutama di Kota Baru
Parahyangan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, di mana lokasi ini merupakan lokasi
perumahan elite yang terletak dekat dengan Kota Bandung adalah Taman Botani. Taman Botani secara
umum adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan
koleksi, penelitian, dan konservasi eks-situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, taman botani dapat
berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung yang datang. Taman Botani menjadi
salah satu pilihan jenis rekreasi edukatif yang paling banyak diminati oleh segala jenis golongan umur,
karena menjadi lokasi rekreasi edukatif akan jenis tanaman yang akan dipamerkan. Taman Botani yang
akan dirancang memiliki konsep tema Jepang, dengan memamerkan berbagai ragam tanaman Jepang
yang mampu tumbuh di iklim Indonesia, terutama iklim daerah Bandung, serta budaya Jepang yang
berkaitan dengan seni menanam dan keterkaitannya dengan lingkungan alami atau natural. Taman
Botani yang dirancang ini akan menggunakan tema “struktur sebagai elemen estetika” dengan
menggunakan struktur bangunan bentang lebar yaitu struktur geodesic dome, yang merupakan struktur
yang terdiri rangka batang-batang ukuran tertentu yang di satukan menjadi satu unsur. Rangka-rangka
ini yang akan memperlihatkan estetika bangunan greenhouse yang dirancang dalam tapak kawasan
Parahyangan Japanese Botanical Garden.
2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN
2.1 Definisi Proyek
Definisi judul proyek dari tiap kata:
a. Rancangan: Sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program; desain [1].
b. Parahyangan Japanese Botanical Garden: Taman Botani adalah area yang luas dengan
memamerkan vegetasi yang tumbuh dan efektif dari semua berbagai jenis pohon hias yang layak,
semak-semak, tanaman merambat, dan tanaman lainnya yang dapat ditanam di area tertentu, dari
segi perawatannya, pemberian nama (label) yang tepat, dan sebagai sarana edukasi. Hal ini tidak
harus mencakup semua tanaman yang bisa ditanam di suatu daerah, selain itu tidak perlu harus
menyediakan sarana penginapan di lokasi tersebut [2]. Sehingga Parahyangan Japanese Botanical
Garden adalah suatu kawasan yang memamerkan jenis-jenis vegetasi khas Jepang yang dapat
tumbuh di iklim Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat.
c. Geodesic Dome: Struktur cangkang tipis yang tersusun dari unsur-unsur segitiga pada kubahnya
secara kaku, dan mendistribusikan tegangan struktural ke seluruh strukturnya, sehingga membuat
bentuk struktur geodesic dome ini mampu menahan beban yang sangat berat. Geodesic dome
merupakan kubah yang menarik, selain penampilan arsitekturalnya yang unik, aspek strukturalnya
mempunyai irama yang sejuk dan ringan serta aspek pelaksanaannya yang mudah dan sederhana
[3].
Sehingga definisi dari proyek Rancangan Parahyangan Japanese Botanical Garden dengan Struktur
Geodesic Dome Sebagai Elemen Estetika di Kota Baru Parahyangan adalah suatu proses mendesain
bangunan dan suatu usaha yang menyediakan fasilitas tempat rekreasi sekaligus dengan fungsi sebagai
sarana edukasi dan tempat penelitian tumbuhan khas Jepang dengan bangunan yang menggunakan
struktur utamanya adalah struktur bentang lebar geodesic dome sebagai elemen estetikanya.
Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan Japanese Botanical Garden di Kota Baru
Parahyangan
Repository Tugas Akhir Arsitektur - 3
2.2 Lokasi Proyek
Lokasi proyek tugas akhir ini terletak:
Jalan Panyawangan, Kertajaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40553 (Samping
Bale Pare, Kota Baru Parahyangan). Aksesibilitas untuk tapak Bale Pare Parahyangan ini bila
menggunakan kendaraan pribadi dan umum, maka pengunjung dapat menggunakan akses melewati tol
Cipularang dengan exit keluar tol Padalarang Timur dan langsung masuk ke Kota Baru Parahyangan.
Kota Baru Parahyangan memiliki dua jalur dua arah, di mana satu jalur ini dapat menampungi tiga
kendaraan, sehingga lebar satu jalurnya adalah kurang lebih 9m, sehingga total lebar jalur adalah kurang
lebih 20m ditambah dengan pembatas jalan di bagian tengah jalan. Terdapat round-about pada jalur
tapak Bale Pare sehingga dapat lebih memudahkan kendaraan untuk memutar balik kendaraan untuk
mencapai tapak ataupun untuk akses balik pulang dari tapak. Dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Tapak Bale Pare Sumber : https://earth.google.com/web/search/,diunduh tanggal 16 Februari 2020
2.3 Definisi Tema Definisi tema dari tiap kata, antara lain struktur adalah sebuah sarana untuk menyalurkan beban dan
akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah [4], arsitektur (Estetika) adalah seni
dan ilmu dalam merancang bangunan. Praktik dan teori adalah akar arsitektur [5]. Sehingga dapat
disimpulkan, tema dari “Struktur sebagai Elemen Arsitektur (Estetika)” adalah bahwa struktur dipilih
untuk memenuhi karakteristik visual arsitekturnya. Sehingga struktur diperlihatkan (diekspos) tanpa
ditutup-tutupi sebagai bagian dari elemen estetika dalam bangunan yang akan dirancang. Bila dikaitkan
dengan topik perancangan, maka penerapan struktur atap geodesic dome pada bangunan fungsi utama
di dalam tapak, yaitu bangunan greenhouse.
2.4 Elaborasi Tema Penjelasan elaborasi topik dan tema perancangan dapat dilihat pada Tabel 1 adalah penjelasan singkat
elaborasi antara tema dan topik perancangan.
Tabel 1. Elaborasi Tema
Poin
Penjelasan
Taman Botani Taman Jepang Struktur Geodesic
Dome
Mean Suatu lahan yang
ditanami berbagai jenis
tumbuhan yang
Salah satu tema
perencanaan
landscaping ruang
Struktur cangkang tipis
yang tersusun dari
unsur-unsur segitiga
Ratih Nesprilia
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 4
ditujukan untuk
keperluan koleksi,
penelitian, dan
konservasi eks-situ (di
luar habitat), sekaligus
menunjang sarana
rekreasi dan
pendidikan
terbuka yang
menitikberatkan
terhadap prinsip-
prinsip dan elemen
Taman Jepang.
pada kubahnya secara
kaku dan
mendistribusikan
tegangan struktural ke
seluruh strukturnya,
sehingga membuat
bentuk struktur
geodesic dome ini
mampu menahan
beban yang sangat
berat.
Problems Merancang taman
botani yang mampu
memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan
menjadi sarana wisata
dan pendidikan serta
tempat penelitian
habitat tanaman.
Mendesain taman
tematik Jepang yang
memperhatikan konsep
dan prinsip desain
Taman Jepang yang
mengutamakan
kedekatan terhadap
alam dan berhubungan
dengan kehidupan
manusia.
Mendesain konstruksi
bentang lebar dengan
struktur geodesic dome
yang dijadikan titik
berat utama desain
bangunan yang
menjadi elemen
estetika dan mampu
memberikan kesan
bangunan botanical.
Facts Perancangan Taman
Botani di lokasi Kota
Baru Parahyangan
yang dijadikan sebagai
sarana rekreasi semua
kalangan pengunjung
Desain tematik taman
Jepang menjadi salah
satu sorot ketertarikan
banyak orang pada
kalangan orang awam
dilihat dari desainnya
yang sangat
memperhatikan
kondisi alam
sekitarnya, memiliki
point of nature yang
unik.
Konstruksi yang sangat
mendukung bangunan
bentang lebar, terutama
dengan fungsi botani
sebagai bangunan
konservasi ataupun
bangunan fungsi
penunjang taman
botani
Need Taman Botani yang
dirancang
membutuhkan
pertimbangan dari segi
struktur yang
digunakan, jenis
tanaman yang akan
disediakan dan sarana
penunjang lainnya
yang mampu melayani
kebutuhan
penggunanya.
Elemen taman tematik
Jepang yang
membutuhkan luasan
yang cukup besar dan
beberapa prinsip yang
harus dipenuhi dari
segi jenis material dan
luasan tapak yang akan
dirancang.
Metode konstruksi
yang sesuai dengan
bangunan dan mampu
berhubungan dengan
tanaman-tanaman yang
tumbuh di bawahnya
atau ruang-ruang
tertentu.
Goal Taman Botani yang
dirancang akan
memberikan suasana
nilai taman tematik
khas Jepang dan
mampu memberikan
sarana rekreasi,
edukasi, dan penelitian.
Mampu mendesain
taman tematik Jepang
yang memenuhi prinsip
desain taman Jepang
dan memenuhi seluruh
elemen taman Jepang
yang mengutamakan
nilai natural
Mampu merancang
konstruksi struktur
geodesic dome untuk
bangunan bentang
lebar yang akan
dirancang yang kuat
dan mampu menahan
beban bangunan tanpa
Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan Japanese Botanical Garden di Kota Baru
Parahyangan
Repository Tugas Akhir Arsitektur - 5
merusak ekosistem di
sekitarnya
Concept Taman Botani yang dirancang akan memperlihatkan unsur estetika dari
desain struktur geodesic dome tanpa merusak ekosistem di sekitarnya
sekaligus melestarikan tanaman Jepang yang mampu tumbuh di iklim
tropis, dengan konsep taman tematik Jepang sebagai desain landscaping
Kawasan serta sebagai sarana penunjang baru yang mampu memberikan
wawasan baru tentang budaya tanaman Jepang.
3. HASIL RANCANGAN
3.1 Konsep dan Rancangan Tapak Pada tapak Bale Pare dengan luas lahan yang kurang lebih adalah 6,4 hektar (±64,000 m2), dengan
fungsi kawasan adalah sarana rekreasi taman botani, maka dibuatlah zoning perletakkan massa dalam
tapak, dan rencana penataan vegetasi dan tumbuhan yang akan dimunculkan dalam taman botani ini.
Untuk area pintu masuk kendaraan semua melewati pintu barat laut (menghadap jalan utama) begitu
juga dengan pintu keluar. Untuk area pejalan kaki, dapat pula diakses melalui pintu utama dan side
entrance yang terletak dekat dengan monumen. Area penerima diletakkan pada area dengan kontur yang
relatif datar dan area rekreasi-servis serta bangunan penunjang lainnya diletakkan pada area kontur
bawah seperti pada Gambar 2 Block Plan Parahyangan Japanese Botanical Garden.
Gambar 2. Block Plan Parahyangan Japanese Botanical Garden Sumber : Data Pribadi, 2020
Keterangan :
1. Area Rekreasi Bangunan Greenhouse
2. Area Parkir kendaraan pengunjung dan pariwisata
3. Area danau dan Japanese Tea House
4. Area Outdoor / Plaza Vegetasi
5. Area Servis dan Pengelola
Dari Gambar 2 dapat dilihat untuk area publik seperti bangunan utama terpisah dengan area servis dan
pengelola di bagian barat. Dibuatnya zoning area antara publik dan pengelola-servis agar alur aktivitas
yang terjadi terpisah tanpa mengganggu satu sama lain. Untuk area kontur bawah, dimanfaatkan dengan
menanam vegetasi-vegetasi dan memanfaatkan sarana sungai dan danau sebagai fasilitas wisata dan
5
1
3
Ratih Nesprilia
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 6
adanya plaza ruang terbuka yang didominasi dengan vegetasi-vegetasi tanaman hias dan sebagai titik
foto pengunjung. Disediakan pula fasilitas gondola yang mengelilingi area bawah kontur untuk
pengunjung yang tidak ingin berjalan jauh ke area kontur bawah. Terlihat dari view block plan bangunan
utama greenhouse memperlihatkan struktur atap geodesic dome yang menampilkan rangka-rangka segi
enam yang memperlihatkan estetika bangunannya. Pola sirkulasi dalam tapak didasari dari zoning tapak
yang memisahkan area publik untuk wisata dan area pengelola-servis untuk maintenance bangunan.
Berikut Gambar 3 adalah pola sirkulasi yang terjadi di dalam tapak.
Gambar 3. Alur Aktivitas dalam Tapak Parahyangan Japanese Botanical Garden Sumber : Data Pribadi, 2020
Keterangan:
Alur Publik / Umum
Alur Keluar Tapak
Alur Pengelola-Servis
Dari penjelasan Gambar 3 dapat dilihat bahwa alur aktivitas yang terjadi di dalam tapak untuk publik
dapat mencapai akses area bawah kontur dengan adanya jembatan penyeberangan karena adanya
perbedaan kontur dan pengunjung dapat pula melihat pemandangan dari jembatan tersebut. Publik juga
dapat mengakses area restoran dengan berjalan kaki menyeberang dengan adanya jembatan pula.
3.2 Konsep Gubahan Massa dan Rancangan Bangunan Bentuk massa bangunan utama dalam tapak Parahyangan Japanese Botanical Garden adalah bangunan
greenhouse yang memamerkan koleksi tumbuhan-tumbuhan khas Jepang yang dapat tumbuh di iklim
Kota Baru Parahyangan dan untuk area rekreasi edukatif indoor. Didapat dari bentuk kombinasi
lingkaran yang dimodifikasi bentuk melengkung-melengkung pada berbagai sisinya. Dibuat bentuk
pada bagian tengah seperti lubang memberikan kesan pola melingkar dalam bangunan. Bentuk ini juga
merupakan analogi bentuk kuncup bunga di mana bangunan ini berfungsi sebagai taman botani. Atap
geodesic dome yang menjadi poin utama bangunan ini sebagai tema bangunan ini adalah struktur sebagai
elemen estetika, bangunan ini memperlihatkan rangka-rangka geodesic dome yang menampilkan
estetika bangunan greenhouse yang menjadi bangunan utama di dalam tapak. Berikut Gambar 4 adalah
konsep gubahan massa bangunan bentang lebar yang dirancang.
Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan Japanese Botanical Garden di Kota Baru
Parahyangan
Repository Tugas Akhir Arsitektur - 7
Gambar 4. Konsep Gubahan Massa Bangunan Utama Sumber : Data Pribadi, 2020
Didapat bentuk gubahan seperti berikut karena dari zonasi dalam bangunan dan pola aktivitas berupa
bangunan greenhouse yang menampilkan koleksi berbagai macam jenis tumbuhan sehingga
menggunakan pola linear yang menerus hingga akhir, di mana titik akhir didapat menuju ke area wisata
outdoor atau kembali ke main entrance. Berikut dibawah adalah Gambar 5 konsep alur aktivitas yang
terjadi di dalam bangunan.
(a) (b)
(c)
Gambar 5. Konsep Alur Aktivitas Bangunan Utama, (a) Tampak Atas, (b) Tampak Samping,
(c) Tampak Depan Sumber : Data Pribadi, 2020
Dilihat dari Gambar 5, alur aktivitas dalam bangunan untuk pameran vegetasi khas Jepang memiliki alur
yang sejalur, berurutan sehingga memiliki titik awal dan titik akhir dalam pamerannya. Untuk fungsi
lantai dua adalah rekreasi edukatif indoor yang terdiri dari laboratorium interaktif, workshop seni bonsai
dan merangkai bunga khas Jepang (ikebana) serta area discovery garden untuk anak-anak di mana
tempat ini merupakan area bermain mini yang disediakan untuk taman bermain sekaligus edukatif di
dalam permainannya, yaitu mengetahui jenis-jenis tumbuhan khas Jepang, mengumpulkan puzzle yang
dikumpulkan menjadi satu dan di titik akhir permainan adalah peserta mendapat souvenir berupa hasil
Ratih Nesprilia
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 8
pencarian dan puzzle yang telah dibuatnya. Untuk lebih jelasnya area bangunan greenhouse, dapat
dilihat pada Gambar 5 denah bangunan greenhouse.
Gambar 6. Denah Lantai Dasar Bangunan Utama Sumber : Data Pribadi, 2020
Keterangan
Alur Masuk ke Dalam Bangunan
Alur untuk keluar ke area outdoor / keluar bangunan
Akses Menuju Lantai 2 (Area Wisata Edukatif)
Dari hasil analisis alur aktivitas yang dilakukan pengguna bangunan utama lantai dasar, didapatkan pola
aktivitas di dalam bangunan yang menerus sesuai urutan alur aktivitas yang terjadi di dalamnya.
Pengunjung dibawa untuk melihat-lihat koleksi tanaman-tanaman di lantai dasar hingga akhir, lalu
pengunjung dapat memilih untuk melanjutkan aktivitas ke area outdoor maupun area edukatif di lantai
2 di mana terdapat workshop ikebana (merangkai bunga) dan bonsai, area children’s discovery garden
yang merupakan area khusus wisata edukatif anak-anak untuk belajar lebih dalam tentang tanaman-
tanaman Jepang melalui permainan, serta adanya laboratorium interaktif. Berikut Gambar 7 adalah
denah lantai dua bangunan utama.
Gambar 7. Denah Lantai Dua Bangunan Utama Sumber : Data Pribadi, 2020
Keterangan:
Area Workshop Kelas Ikebana, Bonsai dan Laboratorium
Area Children’s Discovery Garden
Zoning dalam bangunan utama ini terbagi antara publik dan semi-publik, di mana pada lantai dasar
merupakan area greenhouse / pameran tanaman dan pada lantai 2 adalah area edukatif yang merupakan
area semi publik.
Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan Japanese Botanical Garden di Kota Baru
Parahyangan
Repository Tugas Akhir Arsitektur - 9
3.3 Konsep dan Rancangan Fasad
Fasad bangunan utama menggunakan material dinding aksesoris cladding dengan corak berbagai
macam vegetasi tanaman hias khas Jepang yang tumbuh di dalam bangunan greenhouse, dinding panel
kaca dan secondary skin fasad berupa perforated skin untuk menyaring panas matahari yang masuk
melalui dinding kaca, kemudian dengan finishing dinding cat warna coklat tua dan coklat muda (variasi)
karena bangunan utama ber tema Jepang, yang sangat lekat dengan unsur alami dan naturalnya dan dekat
dengan alam. Berikut pada 8 adalah gambar detail fasad 01 (cladding) pada bangunan utama (bentang
lebar).
(a) (b)
Gambar 8. Detail Fasad Cladding, (a) Tampak, (b) Isometri Sumber : Data Pribadi, 2020
Dari Gambar 8 detail fasad, penggunaan fasad cladding seperti batang-batang pada area pintu utama
bangunan utama dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan estetika bangunan, dan cladding yang
berbentuk tanaman merupakan lambang bahwa bangunan ini adalah bangunan Taman Botani. Cladding
batang-batang ini dipasang bersamaan dengan pengerjaan dinding. Berikut Gambar 9 adalah gambar
detail fasad 02 (perforated fasad).
(a) (b)
Gambar 9. Detail Perforated Fasad, (a) Tampak, (b) Isometri Sumber : Data Pribadi, 2020
Dari gambar detail fasad pada Gambar 9, penggunaan fasad dengan panel kaca yang dilapisi dengan
cladding batang-batang dan secondary skin perforated fasad yang berfungsi untuk menyaring panas
matahari yang masuk pada area tersebut. Batang-batang cladding tersebut dimanfaatkan pula sebagai
penyangga perforated skin tersebut.
Ratih Nesprilia
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 10
3.4 Konsep dan Rancangan Khusus Terkait Tema Perancangan
Bangunan utama greenhouse yang dirancang menggunakan dua sistem atap bentang lebar, yaitu sistem
dome dan sistem atap vector kuda-kuda flat truss. Untuk sistem dome yang digunakan adalah geodesic
dome, yang merupakan susunan struktur rangka dome yang disusun menjadi beberapa bagian atau unsur
dan dirakit bersamaan membentuk dome sesuai bentangan yang diinginkan. Bentuk geodesic dome ini
merupakan susunan rangka yang seimbang yang mampu menyalurkan beban bangunan yang memiliki
bentang lebar dan berat. Tema dari perancangan adalah penggunaan struktur atap bentang lebar,
geodesic dome sebagai elemen estetika bangunan greenhouse. Hal ini dapat dilihat dari tampak
bangunan yang sangat mencolok terlihat menampilkan struktur rangka atap geodesic dome. Rangka-
rangka ini tersusun dari batang-batang baja ukuran kecil yang disatukan menjadi bentuk frekuensi segi
enam. Rangka-rangka segi enam ini disusun di dalam pelaksanaan pembangunan bangunan di dalam
tapak sehingga bahan dan material yang di bawa ke dalam tapak tidak memiliki ukuran yang besar.
Penutup atap dome ini menggunakan penutup atap kaca yang telah dilapisi bagian luar dan dalamnya
menggunakan lapisan film, sehingga panas matahari pada siang hari dapat diserap oleh lapisan ini dan
pada malam harinya panas ini akan dilepaskan untuk menjaga keseimbangan suhu pada tanaman di
dalamnya. Berikut Gambar 10 dan Gambar 11 adalah tampak dan potongan bangunan greenhouse.
(a) (b)
Gambar 10. Tampak Bangunan Greenhouse, (a) Tampak Depan, (b) Tampak Samping Sumber : Data Pribadi, 2020
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 11. Potongan Bangunan Greenhouse, (a) Potongan Melintang, (b) Potongan Memanjang 1, (c)
Potongan Prinsip, (d) Potongan Memanjang 2 Sumber : Data Pribadi, 2020
Dari Gambar 10 dan Gambar 11 terlihat atap geodesic dome yang sangat memperlihatkan susunan
rangka-rangka frekuensi segi enamnya sehingga dapat langsung dicirikan bahwa bangunan ini adalah
bangunan greenhouse yang pada umumnya pada suatu kawasan yang berfungsi sebagai tempat rekreasi
Penerapan Desain Struktur Geodesic Dome pada Bangunan Japanese Botanical Garden di Kota Baru
Parahyangan
Repository Tugas Akhir Arsitektur - 11
taman botani memiliki atap bentuk dome dan memperlihatkan struktur rangka atapnya. Berikut Gambar
12 adalah detail dari atap geodesic dome pada bangunan greenhouse.
(a)
(b)
(c)
Gambar 12. Detail Atap Geodesic Dome, (a) Potongan Detail Atap 02, (b) Potongan Detail Atap 02, (c)
Isometri Detail Sumber : Data Pribadi, 2020
Sesuai dari detail Gambar 12, atap geodesic dome yang tersusun dari rangka-rangka yang disusun
menjadi satu unsur dan disambungkan ke unsur-unsur berikutnya, membentuk geodesic dome yang
kokoh dan penutup atapnya menggunakan panel kaca yang kokoh dan yang telah dilapisi dengan lapisan
Ratih Nesprilia
Repository Tugas Akhir Arsitektur – 12
film yang mampu menyerap radiasi panas matahari dan menyimpannya untuk dilepaskan pada malam
hari untuk menjaga suhu vegetasi di dalam bangunan.
4. SIMPULAN
Hasil dari perancangan penerapan tema pada proyek taman botani sebagai berikut:
1. Proyek taman botani yang dirancang di Kota Baru Parahyangan merupakan lokasi yang cocok
terutama di area Bandung, jumlah wisata rekreasi taman botani sangat minim sehingga dengan di
rancangnya taman botani di lokasi Kota Baru Parahyangan, diharapkan jumlah peminat yang
datang akan banyak.
2. Sesuai dengan berbagai definisi taman botani, Parahyangan Japanese Botanical Garden sudah
menerapkan unsur-unsur dari definisi tersebut, yaitu dengan menyediakan fasilitas rekreasi
edukatif, lokasi untuk mewadahi pembibitan dan penanaman tumbuhan-tumbuhan serta lokasi
untuk penelitian tanaman lebih lanjut.
3. Sesuai dengan teori berbagai fasilitas yang minimal harus ada di dalam taman botani Jepang yaitu,
sarana rekreasi untuk anak-anak, area pameran, area workshop seni merangkai bunga, dan bonsai
semua unsur tersebut sudah diterapkan di dalam Parahyangan Japanese Botanical Garden.
4. Struktur geodesic dome yang menjadi tema dalam perancangan bangunan greenhouse ini sangat
cocok untuk bangunan yang berfungsi sebagai tempat koleksi tanaman-tanaman di dalamnya dan
dengan diberi lapisan film pada penutup atap kaca, maka radiasi panas dapat disimpan dan
dilepaskan pada malam hari untuk mempertahankan suhu di dalam bangunan.
5. Struktur geodesic dome dinilai lebih efisien dalam pelaksanaan pembangunannya karena rangka-
rangkanya yang berukuran kecil dan memiliki ketebalan yang standar, batang-batang ini dirakit
menjadi satu unsur berbentuk segi enam (berbentuk honeycomb, yang memiliki istilah sebagai
unsur rangka geodesic dome frekuensi enam), di dalam tapak pada saat proses pelaksanaan
pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementrian Pendidikan dan Budaya., (2016) “Definisi Rancangan”, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Daring, diakses pada tanggal 21 Agustus 2020.
[2] Arnoldia., (1960) “How to Establish an Arboretum or Botanical Garden”, A continuation of the
BULLETIN OF POPULAR INFORMATION of the Arnold Arboretum, Harvard University, 20, pp.
11-12.
[3] Fuller, R. Buckminster., (1954). “Invention of Fuller”, US Patent.
[4] Schodek, Daniel L., (1998). “Struktur”. Bandung: PT. Refika Aditama.
[5] Morgan, Morris Hicky., (1960). “Vitruvius; The Ten Books on Architecture”. New York: Dover
Publication