PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

89
PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH TERHADAP LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (Studi Kasus: PT KSEI) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Disusun Oleh KEVIN TEGAR PRASETYA NIM : 11160490000059 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH & HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021 M

Transcript of PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

Page 1: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

1

PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH TERHADAP

LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

(Studi Kasus: PT KSEI)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Disusun Oleh

KEVIN TEGAR PRASETYA

NIM : 11160490000059

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

ii

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH TERHADAP

LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

(Studi Kasus: PT KSEI)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Kevin Tegar Prasetya

NIM : 11160490000059

Pembimbing I :

Dr. Hj. Isnawati Rais M. A.

NIP : 195710271985032001

Pembimbing II :

Dra. Nurul Handayani, M.Pd.

NIP : 19701131999032001

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP

SYARIAH TERHADAP LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

(Studi Kasus: PT KSEI)” yang disusun oleh Kevin Tegar Prasetya NIM

11160490000059 diajukan dalam Sidang Munaqasah Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Pada hari Kamis, 19 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Agustus 2021

Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

NIP. 19760807 200312 1 001

Panitia Sidang:

1. Ketua : AM. Hasan Ali,M.A

NIP. 19751201 2005011005

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, Lc., M.A (…........................)

NIP. 197312152005011002

3. Pembimbing I : Dr. Hj. Isnawati Rais M. A.

NIP. 195710271985032001

4. Pembimbing II: Dra. Nurul Handayani, M.Pd. (….....................)

NIP. 19701131999032001

5. Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin S.H., M.A., M.M. (… ....................)

NIP. 195505051982031012

6. Penguji II : Drs. Hamid Farihi, M.A. (…....................)

NIP. 195811191986031001

(…………………)

(…………………)

Dr. Ahmad Tholabi Karlie, S.H., M.A., M.H.

Page 4: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Page 5: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

iii

ABSTRAK

Kevin Tegar Prasetya (NIM: 11160490000059), Penerapan dan Pengawasan

Prinsip Syariah Terhadap Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (Studi

Kasus: PT KSEI). Skripsi. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat).

Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2021.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mekanisme penerapan

dan pengawasan prinsip syariah mengacu pada fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018,

yang diterapkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) dan selaku regulator pasar modal di Indonesia.

Permasalahan yang terdapat di KSEI diantaranya mengenai penerapan prinsip bisnis

syariah di dalam pengelolaan sub rekening efek syariah (SRE 009 Syariah),

kemudian bagaimana proses Pengawasan Prinsip Syariah secara keseluruhan

bedasarkan fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018, serta menjelaskan hubungan

khusus antara penerapan dan pengawasan prinsip syariah di PT. KSEI dengan

permasalahan aset tidak bertuan. Penelitian ini ditinjau dari fatwa dan hukum positif

yang telah mengadopsi esensi dari fatwa.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, dengan

menggunakan pendekatan normatif dan pendekatan konseptual. Penelitian ini

dilakukan dengan menelaah semua peraturan dan regulasi terkait dengan isu hukum

yang akan diteliti. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder yang

diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap objek penelitian seta studi

pustaka.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penerapan serta

pengawasan prinsip syariah di PT KSEI sudah diterapkan, namun, kurang

komprehensif mengacu kepada fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018. Peran

penerapan pemisahan sub rekening efek syariah dan pengawasan oleh DPS dirasa

belum sesuai POJK No. 15/POJK.04/2015 dan POJK No.16/POJK.04/2015, dan

permasalahan aset tidak bertuan belum bisa diakomodasi dengan fatwa maupun

peraturan hukum positif yang sudah ada, sehingga membutuhkan pembahasan lebih

lanjut antara KSEI dengan DSN-MUI.

Kata Kunci: KSEI, Penerapan dan Pengawasan Prinsip Syariah.

Pembimbing: Dr. Isnawati Rais, M.A. dan Dra. Nurul Handayani, M.Pd.

Daftar Pustaka : 1995-2019

Page 6: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim.

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, dengan menyebut nama Allah yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah Subhannahu Wa Ta’ala yang selalu memberikan hidayah, rezeki dan taufik-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PENERAPAN

DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH TERHADAP LEMBAGA

PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (Studi Kasus: PT KSEI)” sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada prodi S1 Hukum

Ekonomi Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan semoga kita

mendapatkan syafa’atnya di hari akhir nanti.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat guna meraih gekar S.H di

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.Penulis menyadari bahwa terdapat banyak pihak yang telah membantu dalam

proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan

atas kelancarann dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan. Selain itu, penulis

juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuannya dan penghargaan

yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekretaris Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah yang telah membimbing penulis untuk menjadi

akademisi yang teladan;

3. Ibu Dr.Hj. Isnawati Rais, M.A., selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang sangat

berperan dalam memberikan arahan, masukan, saran, semangat, dan selalu

meluangkan waktu kepada penulis sehingga skripsi ini di berbagai macam

Page 7: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

v

keadaan,. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kesehatan

kepada Ibu beserta keluarga. Aamiin;

4. Ibu Dra. Nurul Handayani, M.Pd ., selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang

juga sangat berperan dalam memberikan arahan, masukan, saran, semangat, dan

selalu meluangkan waktu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan

kesehatan kepada Ibu beserta keluarga. Aamiin;

5. Kepada yang Terhormat Orang Tua penulis, Ibu Fatimah dan Bapak Bawono,

yang selalu menaruh harapan besar kepada penulis, puji syukur selalu di berikan

support secara mental maupun fisik secara langsung. Dan juga kepada kedua adik

penulis, Agung dan Amelia yang sering kali memberikan dukungan dan support

tanpa henti, semoga allah SWT senantiasa memberikan kami sekeluarga

keberkahan dan Kesehatan selalu. aamiin;

6. Ibu Ayu selaku Staf unit Penelitian di PT KSEI yang telah membantu jalannya

penulis untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis selama

penyusunan skripsi Aamiin;

7. Ibu Adistry selaku Kepala Unit Komunikasi Prusahaan di PT KSEI yang telah

membantu jalannya penulis untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

penulis selama penyusunan skripsi Aamiin;

8. Kepada teman dan sahabat penulis semasa perkuliahan, Kemal, Hayyu, Aby,

Rahman, Firman, Firman Ahmad, Yasin, Juki, Fariz, Fauzan, Enoy, Reggy,

Boyang, Ridho Akbar dan seluruh keluarga besar Hukum Ekonomi Syariah

angkatan 2016 yang memberikan arti kekeluargaan hingga titik ini, semoga

kalian selalu sehat dan kelak kita akan sukses Bersama.

Jakarta, 30 Agustus 2021

(Kevin Tegar Prasetya)

Page 8: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

D. Metode Penelitian ....................................................................................................... 9

E. Rancangan Sistematika Penulisan .............................................................................. 12

BAB II ....................................................................................................................... 13

TEORI PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL ............................................. 13

A. Kerangka Teori .......................................................................................................... 13

1. Pasar Modal ........................................................................................................... 13

2. Pasar Modal Syariah ............................................................................................... 13

3. Peranan Pasar Modal ............................................................................................. 14

4. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah .................................................................. 17

5. Pengawas Pasar Modal Syariah ............................................................................. 19

B. Kerangka Konseptual ................................................................................................. 22

C. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ........................................................................... 22

BAB III ...................................................................................................................... 29

GAMBARAN UMUM TENTANG KSEI .............................................................. 29

A. KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. ........................................... 29

B. Penerapan dan Pengawasan Prinsip Syariah di PT. KSEI ............................................ 30

Page 9: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

vii

C. Visi, Misi dan Nilai Inti ............................................................................................. 31

D. Struktur Organisasi..................................................................................................... 32

E. Produk dan Jasa KSEI .................................................................................................. 32

1. Jasa Pengelolaan Aset ............................................................................................ 32

2. Jasa Kustodian Sentral ........................................................................................... 34

3. Jasa Penyelesaian Transaksi ................................................................................... 36

4. Jasa Aksi Korporasi ................................................................................................. 38

5. Jasa Penyedia Infrastruktur Investasi..................................................................... 42

6. Initial Public Offering (IPO) .................................................................................... 45

7. Penawaran Tender ................................................................................................. 45

BAB IV ...................................................................................................................... 47

ANALISA TERADAP PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP

SYARIAH DI KSEI. ................................................................................................ 47

A. Pengelolaan Sub Rekening Efek Syariah oleh PT KSEI ........................................... 47

B. Pengawasan prinsip syariah dalam PT KSEI. .............................................................. 54

C. Aset Tidak Bertuan di PT KSEI .................................................................................... 58

BAB V ........................................................................................................................ 63

PENUTUP ................................................................................................................. 63

A. Simpulan .................................................................................................................... 63

B. Saran .......................................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 67

Berita ......................................................................................................................... 67

Buku ................................................................................................................................... 67

Peraturan ........................................................................................................................... 68

Fatwa .................................................................................................................................. 69

Jurnal .................................................................................................................................. 69

Interview ............................................................................................................................ 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 71

Page 10: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar modal Indonesia terus mengalami kemajuan sejalan

dengan perkembangan pasar modal syariah yang diperkuat dengan kebijakan

presiden Jokowi, dengan adanya pembangunan infrastruktur besar-besaran dalam

berbagai sektor termasuk pembuatan jembatan Holtekamp di Teluk Youtefa.

Jembatan ini memiliki panjang bentang utama sebesar 400 meter dan panjang

pendekat sebesar 33 meter, jembatan ini diklaim dapat mempersingkat waktu

tempuh dari kota Jayapura menuju perbatasan Skouw, dari 2,5 jam menjadi 1

jam. Perlu diketahui bahwa jembatan ini dibiayai dari Sukuk Negara.

Tabel 1.1 Total Aset C-BEST vs IHSG

Pertumbuhan pasar modal syariah juga ditandai dengan tercapainya roadmap

OJK, yaitu dengan pengadaan edukasi di kalangan pelajar dengan peluncuran

Page 11: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

2

program Reksa Dana Syariahku (SAKU), yang dimaksudkan untuk

meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah di kalangan pelajar dan

mahasiswa.1

Dalam perjalanan perkembangan pasar modal di Indonesia terlihat dari

masyarakat yang kini kian tertarik dalam berinvestasi di pasar modal, dan

ketertarikan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah

Total Aset C-BEST vs IHSG berdasarkan data statistik berikut.2

Tabel 1.2 Pertubuhan Pasar Modal Syariah

Lalu melihat dari pertumbuhan jumlah investor saham syariah yang terus

bertambah dari tahun ke tahun terhitung sejak 3 tahun terakhir. Pada tahun 2016

hingga ditahun 2018 terus meningkat signifikan. Sejalan dengan pertumbuhan

jumlah investor saham syariah, pertumbuhan ini juga beriringan dengan Jumlah

1 Gunawan Setyo Utomo, ”LAPORAN PERKEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH

IDONESIA 2018”, Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan,

h., 26-29.

2 Berita Pers, “21 Tahun KSEI: Inovasi Untuk Kenyamanan Transaksi di Pasar Modal”, PT

Kustodian Sentral Efek Indonesia, h., 3.

159,056

226,530

306,827

12,28323,207

44,536

2016 2017 2018

Pertubuhan Pasar Modal Syariah

Jumah Investor Pemegang Saham Syariah

Jumlah Pengguna Sistem Online Trading Syariah (SOTS)

Page 12: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

3

Pengguna Sistem Online Trading Syariah (SOTS) yang terus meningkat sejak

tiga tahun terakhir.3

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Self-Regulatory

Organization bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kliring Penjaminan Efek

Indonesia (KPEI), turut andil mengembangkan pasar modal syariah dengan

mengadakan kerja sama dengan DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa terkait

penerapan prinsip syariah dalam pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan

penyelesaian transaksi efek, serta pengelolaan infrastruktur investasi terpadu.

Hingga rapat pleno pun akhirnya dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 8

November 2018, yang dihadiri oleh Ketua DSN-MUI K.H. Dr. Ma’ruf Amin dan

Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi.

Kemudian ditanggal 1 April 2019, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

(KSEI) secara resmi telah memperoleh fatwa dari Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait proses bisnis atas layanan jasa

KSEI. Penyerahan Fatwa dilakukan oleh sekretaris DSN-MUI Dr. H. Anwar

Abbas kepada direktur utama KSEI Friderica Widyasari Dewi. Pada acara

tersebut, turut hadir pula kepala eksekutif pengawas pasar modal Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Hoesen, direktur pasar modal syariah OJK Fadilah Kartikasasi,

direksi dan komisaris Self-Regulatory Organizations (BEI, KPEI, KSEI), tamu

undangan dan rekan media.4 Namun, sebelum fatwa tersebut diresmikan, pada

dasarnya KSEI selaku Self-Regulatory Organizations juga mengalami masalah

dalam transaksinya, yaitu ditemukannya unclaimed asset / aset tidak bertuan.

Perlu diketahui, bahwa unclaimed asset adalah efek atau dana yang tercatat

di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang tidak diklaim oleh pemilik

aset, dan tercatat hingga 2019 dana unclaimed asset di pasar modal mencapai Rp

700 miliar yang tiap waktu dapat meningkat, kejadian ini disebabkan oleh

3 Gunawan Setyo Utomo, ”LAPORAN PERKEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH

IDONESIA 2018”, h., 29.

4 Nina Rizalina, ” Berita Pers : KSEI Peroleh Fatwa DSN-MUI Untuk Proses Bisnis &

Layanan Jasa”, Unit Pemasaran dan Komunikasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, h., 1.

Page 13: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

4

pertumbuhan nilai harga efek, capital gain, dan pembagian deviden yang terus

berlanjut. 5 Kejadian ini menjadi salah satu permasalahan terkait batasan

penerapan prinsip transaksi syariah dengan transaksi konvensional. Penelitian ini

akan membahas penerapan maupun pengawasan prinsip syariah dengan

menyesuaikan data fakta yang terjadi di lapangan dengan peraturan syariah yang

terkait.

Untuk memberikan gambaran, maka penulis menyesuaikan penelitian ini

dengan hasil penelitian yang lain dengan objek penelitian yang sama. Oleh

karena itu, penulis masukan hasil penelitian dari beberapa penelitian sebelumnya

yang pernah dilakukan oleh Sivia Sumbogo dan Tansu Kanawa, dengan

penjelasan sebagai berikut.

Perlu diketahui bahwa KSEI menurut penelitian Silvia Sumbogo (2011)

adalah bentuk dari Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Dalam

kesimpulannya, dijelaskan bahwa KSEI memiliki tugas melayani pemegang

rekening yang terdiri atas perusahaan efek dan Bank Kustodian. Selain

pemegang rekening, emiten yang efeknya terdaftar di KSEI juga menggunakan

jasa KSEI untuk memperoleh data pihak yang menjadi pemegang efeknya dan

untuk distribusi corporate action. Namun pada saat itu, KSEI belum menerapkan

syariah.6

Selanjutnya penelitian Tansu Kanawa (2014), menjelaskan terkait peralihan

hak milik saham dalam sistem perdagangan sudah berbentuk tanpa warkat

(scripless trading). Pada kesimpulannya perdagangan tanpa warkat di Bursa Efek

Indonesia dilakukan melalui sistem elektronik milik BEI, KPEI dan KSEI yang

terintegrasi dan menurut ketentuan dalam Pasal 55 Ayat (1) Undang-Undang

Pasar Modal memungkinkan peralihan hak milik dilakukan dengan

5 Nur Qolbi, “OJK : Aset tak bertuan menjadi salah satu klausul dalam amandemen RUU

Pasar Modal.” Kontan.co.id, 9 Agustus 2019. Artikel di akses pada 3 Januari 2020 dari Kontan.co.id. 6 Silvia Sumbogo, Tinjauan Yuridis Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI) sebagai

Salah Satu Lembaga di Pasar Modal,(Medan: Departemen Hukum Fakultas Hukum Universitas

Sumatra Utara, 2011).

Page 14: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

5

pemindahbukuan secara elektronik melalui sistem penyelesaian efek, dan

mengesampingkan ketentuan peralihan hak milik saham sebagai benda bergerak

tidak berwujud yang diatur dalam KUH Perdata (Lex Specialis Derogat Legi

Generali).7

Kedua penelitian tersebut memiliki kesamaan objek penelitian yaitu

PT. KSEI, namun terdapat perbedaan fokus penelitian. Pada penelitian Silvia

Sumbogo, ini lebih fokus kepada mekanisme pendirian Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian, sedangkan Tansu Kanawa fokus kepada ranah pasar modal

yang menjelaskan bahwa, perdagangan tanpa warkat memiliki kaitan dengan

lembaga pasar modal seperti KSEI, sebab sistem ini membuat lembaga pasar

modal saling terkait satu sama lain.

Penelitian ini juga didasari dengan adanya ke tidak jelasan dalam penerapan

prinsip pasar modal syariah di KSEI, yaitu terkait pengelolaan sub rekening

syariah yang dalam pengelolaannya tidak wajib untuk di buat oleh anggota bursa,

sehingga peran pengawas syariah di KSEI cukup di pertanyakan dikarenakan

bertentangan dengan POJK (Peraturan Otoitas Jasa Keuangan) No.

15/POJK.04/2015 dan POJK No.16/POJK.04/2015. Kemudian penelitian ini juga

membahas terkait pengelolaan aset tak bertuan serta implikasi aset tak bertuan

bagi penerapan prinsip syariah di KSEI.

Jika kita melihat ke dalam Fatwa 124/DSN-MUI/XI/2018, tentang

penerapan prinsip syariah dalam pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan

penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur investasi terpadu.

Dijelaskan bahwa tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah, antara lain

terhindar dari riba, gharar, maysir, tadlis, zhulm (penganiayaan), risywah,

dharar, objek haram dan mekanisme penyelesaian transaksi yang terlarang.

7 Tansu Kanawa, Peralihan Hak Milik Atas Saham Dalam Transaksi Efek di Pasar Sekunder

Melalui Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Pada Bursa Efek Indonesia, (Skripsi, Fakultas Hukum

Universitas Lampung Bandar Lampung 2017).

Page 15: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

6

penerapan dari Sub Rekening Efek Syariah 009 dirasa masih kurang tepat.

Sebab dalam operasional antara Sub Rekening Efek Syariah 009 dengan Sub

Rekening Efek Depository 001 memiliki cara pengelolaan yang sama persis.

Ketidak jelasan posisi DPS (Dewan Penagwas Syariah) di PT. KSEI menjadi

salah satu permasalahan yang perlu di teliti, sebab menurut Fatwa nomor

124/DSN-MUI/XI/2018 terkait apa saja yang harus disediakan dan dilakukan

KSEI agar penerapan prinsip syariah di dalam kegiatan bisnisnya dapat berjalan,

di antaranya dijelaskan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus

membuat, melaksanakan dan memonitor aturan yang melarang terjadinya

pelanggaran prinsip syariah.

Oleh karena itu dengan tidak jelasnya posisi DPS serta bagaimana

mekanisme pengawasan prinsip syariah yang di terapkan oleh PT. KSEI tidak

sejalan dengan fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018.

Kemudian terdapat pula permasalahan terkait aset tidak bertuan di PT.

KSEI, seharusnya pengoperasian dari segi bisnis maupun segi hukum yang

diterapkan KSEI tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan prinsip syariah

yang dimaksud, tetapi dengan adanya permasalahan aset tidak bertuan

mengindikasikan terdapat ke tidak jelasan dalam pengoperasian aset dari segi

kepemilikan, yang akhirnya membuat penerapan pelaksanaan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur

investasi terpadu bertentangan degan prinsip syariah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan mengkaji

objek yang sama yaitu Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) atau

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), namun dengan fokus penelitian yang

berbeda. Penulis hanya akan meneliti penerapan dan pengawasan prinsip syariah,

dikarenakan peneliti memilih LPP sebagai objek maka studi kasus akan

mengkhususkan meneliti di PT KSEI, sehingga penulis melakukan penelitian

dengan judul PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH

Page 16: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

7

TERHADAP LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (Studi Kasus :

PT KSEI).

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

Berikut ini merupakan uraian dari identifikasi, pembatasan, dan perumusan

masalah dalam penelitian ini:

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, terdapat

beberapa masalah yang telah diidentifikasi yaitu, sebagai berikut:

a. Perlu diketahui terkait penerapan prinsip syariah pada Sub Rekening

Efek syariah (SRE 009) oleh PT KSEI

b. Perlu kejelasan terkait pengawasan prinsip syariah di KSEI, sebab KSEI

adalah Lembaga Regulator dalam pasar modal Indonesia yang juga

menjalankan transaksi syariah.

c. Perlu di ketahui permasalahan terkait aset tak bertuan di PT KSEI

apakah berpengaruh terhadap penerapan prinsip syariah secara langsung

maupun tidak langsung.

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan yang akan diteliti, penulis akan

membatasi permasalahan yang akan dibahas. Penulis hanya melakukan

penelitiannya pada PT KSEI, sehingga pembahasan akan lebih jelas dan

terarah. Penelitian ini fokus terhadap analisis penerapan dan pengawasan

pada peraturan syariah, yang terkait terhadap permasalahan nyata di PT

KSEI.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis

dapat menarik rumusan masalah, sebagai berikut:

Page 17: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

8

a. Bagaimana penerapan dan pengawasan prinsip syariah berdasarkan

fatwa maupun perundang-undangan terhadap pelaksanaan di PT KSEI?

b. Apakah terdapat faktor penyebab penerapan dan pengawasan prinsip

syariah di PT KSEI tidak terpenuhi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memahami penerapan prinsip syariah pada Sub Rekening Efek

syariah (SRE 009) agar sesuai dengan Fatwa yang di terapkan oleh PT

KSEI

b. Untuk memahami pengawasan prinsip syariah bedasarkan Fatwa dan

POJK terhadap KSEI.

c. Untuk memahami permasalahan terkait aset tak bertuan di PT KSEI

apakah berpengaruh terhadap penerapan prinsip syariah secara langsung

maupun tidak langsung.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Memberikan sebuah ide gagasan terhadap pembaca terkait

penerapan dan pengawasan prinsip syariah terhadap KSEI dalam

mekanisme yang berjalan dengan menjadikan fatwa maupun peraturan

yang terkait sebagai dasar hukum syariah.

b. Secara Praktis

Diharapkan dapat berguna bagi khalayak umum sebagai sumber

keilmuan dan Baik di jadikan sebagai rujukan dalam menyusun sebuah

literasi keilmuan yang akan datang, terlebih seputar mekanisme kinerja

Page 18: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

9

Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan dalam perspektif hukum

ekonomi syariah.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis metode deskriptif, yaitu metode yang memandu peneliti untuk

mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan di teliti secara menyeluruh,

luas dan dalam.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian normatif dan empiris,

penelitian normatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

menyajikan gambaran lengkap mengenai situasi atau dimaksudkan untuk

melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau

kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji,

dan mengacu kepada aspek seperangkat aturan yang bersifat normatif (law in

book). Metode penelitian empiris yaitu dilakukan dengan meneliti secara

langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan perundang-

undangan atau aturan hukum lainnya.8

Pendekatan ini dilakukan melalui upaya pengkajian atau penelitian

hukum kepustakaan dalam hal ini penulis menganalisis tentang penerapan

prinsip syariah pada PT. KSEI dengan pendekatan perundang-undangan

(statue approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach) yaitu

dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

dengan isu hukum yang sedang ditangani. kemudian di bandingkan dengan

penerapan secara fenomena atau kenyataan sosial yang terjadi.

8 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti,

2004) , h.134.

Page 19: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

10

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif,

dalam metode ini teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan dan

menggunakan data yang pasti. Data ini mengandung makna di balik yang

terlihat dan terucap. Penelitian ini menggunakan objek kajian penulisan

berupa pustaka-pustaka yang ada, baik berupa buku-buku, majalah, dan

peraturan-peraturan yang mempunyai korelasi terhadap pembahasan

masalah, sehingga penulisan ini juga bersifat penulisan kepustakaan (library

research).

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama.9 Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari pihak PT. KSEI.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini mencakup dokumen-dokumen

resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan

sebagainya yang dikeluarkan oleh PT KSEI, serta berupa bahan-bahan

hukum yang terdiri dari:

1) Bahan Hukum Primer

Bahan yang isinya bersifat mengikat dan resmi sebab

dikeluarkan oleh pemerintah. Ini berisi ketentuan perundang-

undangan yang berkaitan dengan PT. KSEI berdasarkan prinsip

syariah dan regulasi mengenai perlindungan hukum.

9 Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h., 30

Page 20: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

11

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum yang bersifat menjelaskan atau memberikan

informasi tambahan terhadap bahan hukum primer, yang terdiri dari

buku, literatur, jurnal, hasil penelitian dan karya ilmiah lainnya yang

berhubungan dengan penelitian.

3) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang terdiri dari Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Kamus Inggris-Indonesia, dan sebagainya.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan

pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini

penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi

objektif mengenai objek penelitian.

b. Wawancara

Dalam mendapatkan informasi dan memperoleh data primer untuk

kelangsungan penelitian secara mendalam, maka penulis akan

menggunakan metode wawancara mendalam dengan para pihak yang

terkait.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen akan dilakukan dengan membaca, mencermati, dan

mengkaji peraturan yang berhubungan dengan penerapan prinsip syariah

terhadap PT KSEI, serta dokumen yang berkaitan.

5. Metode Analisis Data

Page 21: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

12

Pengolahan data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif

terhadap data primer dan data sekunder. Deskriptif tersebut, meliputi isi dan

struktur hukum positif yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh penulis

untuk menentukan makna aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam

menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek kajian.

E. Rancangan Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab memiliki

keterkaitan antarV, ANALISA TERHADAP PENERAa bab yang satu dengan

bab yang lain. Gambaran yang lebih jelas akan diuraikan dalam sistematika

berikut:

BAB I, PENDAHULUAN. Bab satu ini berisi tentang latar belakang,

identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, serta metode penelitian.

BAB II, TEORI PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL. Bab dua ini berisi

teori-teori tentang pasar modal yaitu peranan, lembaga, profesi penunjang dan

beberapa penelitian relevan.

BAB III, GAMBARAN UMUM TENTANG KSEI. Bab tiga berisi tentang

gambaran PT KSEI, yang di dalamnya akan meliputi sejarah KSEI, visi, misi dan

nilai inti, beserta produk layanan yang dijalankan.

BAB IPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH DI KSEI. Bab ini

berisi tentang analisis dari mekanisme penerapan dan pengawasan prinsip syariah

pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di PT KSEI mengacu

kepada fatwa dan POJK.

BAB V, PENUTUP. Bab terakhir ini berisi simpulan dan saran dari hasil

penelitian yang sudah dilakukan.

Page 22: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

13

BAB II

TEORI PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL

A. Kerangka Teori

1. Pasar Modal

Pasar Modal merupakan sarana atau wadah untuk mempertemukan

antara penjual dan pembeli. Analogi penjual dan pembeli di sini berbeda

dengan pasar komoditas di pasar tradisional. Penjual dan pembeli adalah

penjualan dan pembeli instrumen keuangan dalam rangka investasi.“Market

is defined as any situation in which buyers and sellers can negotiate the

exchange of a commodity”.

Pasar Modal merupakan situasi yang mana memberikan ruang dan

peluang penjual dan pembeli bertemu dan bernegosiasi dalam pertukaran

komoditas dan kelompok komoditas modal. Modal di sini, baik modal yang

berbentuk hutang (obligasi) maupun modal ekuitas (equity). Tempat untuk

pertukaran modal inilah yang selanjutnya disebut Pasar Modal (Bursa

Efek).1

2. Pasar Modal Syariah

Kelahiran pasar modal syariah Indonesia diawali dengan diterbitkannya

reksa dana syariah pertama pada tahun 1997. Kemudian diikuti dengan

diluncurkannya Jakarta Islamic Index (JII) sebagai indeks saham syariah

pertama, yang terdiri dari 30 saham syariah paling likuid di Indonesia, pada

tahun 2000. Pada tahun 2001, DSN-MUI menerbitkan fatwa nomor 20

tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah dan pada

tahun 2003, DSN-MUI menerbitkan fatwa nomor 40 tentang Pasar Modal

dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.

1 Nor Hadi, Pasar Modal Edisi 2, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2015, h., 14.

Page 23: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

14

Peraturan OJK (pada saat itu masih Bapepam dan LK) tentang pasar

modal syariah pertama diterbitkan ditahun 2006 dan dilanjutkan dengan

diterbitkannya Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2007. DES adalah

panduan bagi pelaku pasar dalam memilih saham yang memenuhi prinsip

syariah.2

Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek.3

Maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal syariah adalah kegiatan

berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik berkaitan

dengan efek yang diterbitkan serta lembaga profesi yang berkaitan

dengannya tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah.

3. Peranan Pasar Modal

Pasar Modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada

dasarnya mempunyai satu kesamaan antara satu negara dengan negara lain.

Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, sebagai sarana

pertemuan berbagai pelaku usaha, pasar modal memiliki beberapa peran

penting dalam aktivitas perekonomian suatu negara, di antaranya:4

a. Sebagai fasilitas, melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual

untuk menentukan harga saham atau obligasi yang diperjualbelikan.

Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam

2 https://idxislamic.idx.co.id/edukasi-pasar-modal-syariah/pasar-modal-syariah. 3 UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 4 Nafik HR, Muhammad, “Bursa Efek & Investasi Syariah”, (Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta, 2009), h. 148

Page 24: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

15

melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan

transaksi tanpa melalui tatap muka.

b. Alternatif penghimpunan dana masyarakat di luar perbankan.

c. Memungkinkan para investor untuk melakukan diversifikasi secara efektif

sesuai dengan preferensi risiko.

d. Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk

menentukan hasil (return) yang diharapkan.

e. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual

kembali efek yang dimilikinya. Dengan beroperasinya pasar modal para

investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut pada

setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada, maka investor terpaksa harus

menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan

saat likuidasi perusahaan.

f. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.

g. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga

(saham). Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada

tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

h. Memungkinkan terjadinya alokasi dana dan sumber daya yang secara

efisien.

Peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai

berikut:

a. Fungsi tabungan (Savings Function). Surat berharga yang

diperdagangkan di pasar modal memberi jalan yang begitu murah dan

mudah, untuk menginvestasikan dana. Hal tersebut akan mempertinggi

standar hidup suatu masyarakat. Dengan membeli surat berharga,

masyarakat diharapkan bisa mengantisipasi standar hidup yang lebih

baik.

Page 25: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

16

b. Fungsi kekayaan (Wealth Function). Pasar modal adalah suatu cara

untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek

sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali.

c. Fungsi likuiditas (Liquidity Function). Kekayaan yang disimpan dalam

surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko

yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuiditas

surat berharga dengan biaya relatif mudah dan lebih cepat. Dengan kata

lain, surat berharga bisa dicairkan sewaktu-waktu.

d. Fungsi pinjaman (Credit Function). Pasar modal merupakan fungsi

pinjaman untuk konsumsi dan investasi. Pinjaman merupakan utang

kepada masyarakat pasar modal, Pasar modal bagi suatu perekonomian

negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman

yang dihimpun dari dana masyarakat.

Lembaga-lembaga yang terlibat di dalam pasar modal yaitu, sebagai

berikut:

a. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal). Tugas Badan Pengawas

Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal

adalah: mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga

efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien

serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum. Namun,

sejak Undang-undang No. 21 tentang Otoritas Jasa Keuangan disahkan,

maka tugas dan wewenang BAPEPAM dialihkan kepada OJK.

b. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah

lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,

yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,

Page 26: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

17

pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang ini.5

c. Bursa Efek Indonesia, pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan

sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli

efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara

mereka (UUPM Pasal 1). Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan

tujuan menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan

efisien. Bursa Efek Indonesia bertugas untuk menyelenggarakan

perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien, menyediakan sarana

pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek, menyusun

rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba bursa efek dan

melaporkannya ke OJK. Fungsi bursa lainnya adalah menjaga

kelangsungan pasar (market liquidity) dan menciptakan harga efek yang

wajar.

d. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan. Untuk membantu

segala proses administrasi serta penyimpanan efek dalam hubungannya

dengan perdagangan efek, maka terdapat dua lembaga yaitu Lembaga

Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan yang merupakan suatu lembaga

penyelenggara kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa

efek, serta penyimpanan efek dalam penitipan untuk pihak lain.6

4. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah

Pada penerapannya, pasar modal syariah adalah bagian dari ruang

lingkup pasar modal, sehingga pasar modal syariah juga mengacu kepada

Peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang pasar modal. Ini

juga mengacu kepada peraturan hukum positif yang sudah berdasarkan

prinsip syariah seperti dalam POJK Nomor 15/POJK.04/2015, tentang

5 Pasal 1 butir 1 UU No. 21 tahun 2011 tentang OJK. 6 Irsyad Lubis, Bank & Lembaga Keuangan, terbitan pertama, USU Pres, Medan, 2010, hal.154.

Page 27: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

18

penerapan prinsip syariah di pasar modal, POJK Nomor 16/POJK.04/2015

tentang ahli syariah pasar modal dan POJK Nomor 17 POJK tentang

enerbitan dan persyaratan efek syariah berupa saham oleh emiten syariah

atau perusahaan publik syariah.

Sebagai rujukan utama dalam penerapan implementasi prinsip

syariah dalam hukum positif, maka tentu adanya fatwa menjadi bagian

penting dalam terwujudnya ekosistem pasar modal syariah yang sesuai. Di

antara fatwa yang terkait dengan pasar modal syariah antara lain Fatwa

DSN-MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman

umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal. Fatwa DSN-MUI

No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang penerapan prinsip syariah dalam

mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar reguler bursa efek,

Fatwa DSN-MUI No. 124/DSN-MUI/XI/2018 tentang penerapan prinsip

syariah dalam pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian

transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur investasi terpadu

Adapun landasan hukum yang bersumber dari Al-Quran terdapat di

dalam Q.S. Al-Hasyr (59): 18, sebagai berikut:

ا قدمت لغد واتقوا الله ولتنظر نفس م خبير بما تعملون يايها الذين امنوا اتقوا الله ان الله

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr (59): 18)

Kemudian terdapat juga landasan hukum yang bersumber dari Al-

Qur’an terdapat di dalam Q.S. Al-Nisa (4): 29, sebagai berikut:

Page 28: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

19

ا اموالكم بينكم يايها الذين امنوا ل تأكلو ا انفسكم ان الله نكم ول تقتلو ان تكون تجارة عن تراض م بالباطل ال

كان بكم رحيما

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan

yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”(QS. Al-

Nisa [4]: 29).

Adapun Kaidah Fiqih yang digunakan dalam transaksi di pasar modal

syariah adalah:

باحة إل أن يدل دليل على تحريمها الصل في المعاملت ال

"Pada dasarnya, segala sesuatu dalam muamalah boleh dilakukan sampai ada

dalil yang mengharamkannya."

رر يزال الض

“Segala madharat (bahaya, kerugian) harus dihilangkan.”7

5. Pengawas Pasar Modal Syariah

a. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No.21 Tahun 2011

tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 6 bahwa OJK melaksanakan tugas

pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor

pasar modal. Dalam melaksanakan fungsinya bidang Pengawasan

Sektor Pasar Modal mempunyai tugas pokok.

Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang pasar modal,

melaksanakan protokol manajemen krisis pasar modal; menetapkan

7 Abdul Haq, Formulasi Nalar Fiqh: Telaah Kaidah Fiqh Konseptual Buku 1, (Surabaya, Khalista :

2006), h., 220.

Page 29: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

20

ketentuan akuntansi di bidang pasar modal; merumuskan standar,

norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pasar modal;

melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan pasar modal

termasuk pasar modal syariah; melaksanakan penegakan hukum di

bidang pasar modal; menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak

yang dikenakan sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek

Indonesia, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian;

Merumuskan prinsip-prinsip pengelolaan investasi, transaksi dan

lembaga efek, dan tata kelola emiten dan perusahaan publik; Melakukan

pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah izin usaha,

persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di

bidang pasar modal; Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau

menetapkan penggunaan pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa

keuangan yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal dalam rangka

mencegah dan mengurangi kerugian konsumen, masyarakat dan sektor

jasa keuangan; dan Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan

Komisioner.8

Adapun OJK berperan memberikan landasan hukum yang kokoh

bagi kegiatan pasar modal berdasarkan prinsip syariah salah satunya

dengan hadirnya POJK No. 15/POJK.05/2015 tentang penerapan prinsip

syariah di pasar modal.

b. ASPM, DPS, dan TAS

Dalam rangka mengakomodasi perkembangan industri Pasar Modal

Syariah saat ini dan meningkatkan mekanisme pengawasan terhadap

Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM), perlu melakukan penyempurnaan

pengaturan mengenai Ahli Syariah Pasar Modal antara lain

8 https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/tentang-pasar-modal/pages/tugas.aspx

Page 30: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

21

penyempurnaan persyaratan kompetensi menjadi Ahli Syariah Pasar

Modal, di mana Ahli Syariah Pasar Modal perlu diwajibkan untuk

memiliki sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga

Sertifikasi Profesi (LSP) di bidang pasar modal.

Mengacu kepada POJK No.16/POJK.04/2015. ASPM sendiri dapat

diartikan sebagai orang perseorangan yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman dibidang syariah yang memiliki izin untuk memberikan

nasihat dan/atau mengawasi pelaksanaan penerapan prinsip syariah di

pasar modal oleh pihak yang melakukan kegiatan syariah di pasar modal

dan/atau memberikan pernyataan kesesuaian syariah atas produk atau

jasa syariah di pasar modal.

Kemudian dijabarkan dalam pasal 7 butir 2 terkait pengertian

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang bertanggung jawab

memberikan nasihat dan saran serta mengawasi pemenuhan Prinsip

Syariah di Pasar Modal terhadap pihak yang melakukan kegiatan

syariah di pasar modal.

Hal ini sejalan dengan Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI

tentang Susunan Pengurus DPS, No. Kep-98/MUI/III/2001.

Menjelaskan bahwa DPS adalah badan yang ada di lembaga keuangan

syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di

lembaga keuangan syariah tersebut. DPS diangkat dan diberhentikan di

lembaga keuangan syariah melalui RUPS setelah mendapat

rekomendasi dari DSN.

Dijelaskan pada pasal 7 butir 2 POJK No.16/POJK.04/2015, bahwa

Tim Ahli Syariah adalah tim yang bertanggung jawab terhadap

kesesuaian syariah atas produk atau jasa syariah di pasar modal yang

diterbitkan atau dikeluarkan perusahaan.

Page 31: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

22

B. Kerangka Konseptual

C. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Terdapat berbagai penelitian yang membahas KSEI dari berbagai sudut

pandang masalah hukum maupun terkait operasional. Banyaknya masalah hukum

yang didapat, maka semakin kaya wawasan penulis, hingga dapat menemukan

permasalahan yang tepat serta dapat menghindari praktik plagiarisme, oleh

karena itu penulis akan memaparkannya, sebagai berikut:

Berdasarkan Fatwa :

Fatwa DSN No. 40/DSN/MUI/X/2003

Fatwa DSN No.80/DSN-MUI/III/2011

Fatwa DSN No.124/ DSN

MUI/XI/2018

Mekanisme

PT KSEI

sebagai LPP

Analisis Penerapan

dan pengawasan

Syariah

Kesimpulan dan Saran

Bursa Efek

Indonesia KSEI KPE

I

OJK

Self Regulatory Organization

Berdasarkan Undang-Undang

General pasar modal:

POJK No: 5 /POJK.04/2021. tentang

Ahli Syariah Pasar Modal.

POJK No. 15/POJK.04/2015 Tentang

Penerapan Prinsip Syariah Di Pasar Modal.

POJK No.16 /POJK.04/2015 Tentang Ahli Syariah Pasar Modal.

Page 32: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

23

1. KSEI dalam Mekanisme Perdagangan Tanpa Warkat

Penelitian oleh Mirsa Ridawarista, menjelaskan terkait perubahan

sistem perdagangan saham menjadi tanpa warkat (scripless trading), pada

bentuk pembuktian kepemilikannya dalam sengketa di pengadilan secara

hukum, dijelaskan bahwa KSEI memiliki peran yang cukup penting dalam

mekanisme pembuktian saham pasca perdagangan tanpa warkat (Scripless

trading). Sehingga dari bentuk saham yang berbentuk sertifikat fisik

merupakan saham atas unjuk (bearer stock).

Sedangkan, sekarang dengan tidak adanya sertifikat saham maka

konsekuensi kepemilikan saham menjadi saham atas nama (registered

stock), dengan pencatatan nama nasabah melalui sub rekening efek dalam

daftar kepemilikan KSEI yang terafiliasi dengan rekening efek perusahaan

pada KSEI. Investor dalam rangka penitipan kolektif membuat perjanjian

dengan perusahaan efek, kemudian investor memiliki rekening pada

perusahaan efek, selanjutnya perusahaan efek memiliki rekening pada KSEI

dalam rangka kepentingan nasabah dan perusahaan. Akan tetapi demi

kepentingan nasabah disediakan jasa sub rekening efek yang tercatat atas

nama nasabah pada KSEI.109

Namun, menurut penelitian lain dari Suratman (2018), implementasi

sistem perdagangan saham tanpa warkat (scripless trading), memerlukan

dukungan penuh lembaga yang mencadangkan penyelesaian transaksi

perdagangan di bursa efek. Lembaga yang dimaksud adalah Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang dilaksanakan oleh PT Kustodian

Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)

yang dilaksanakan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI),

9 Mirsa Ridawarista, Implikasi Hukum Pembuktian Kepemilikan Saham dalam Transaksi Efek Saham

Melalui Sistem Perdagangan Tanpa Warkat,( Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, jurnal Hukum,

2014).

Page 33: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

24

keduanya merupakan lembaga yang membantu penyelenggaraan sistem

perdagangan saham tanpa warkat di bursa efek.1110

Sehingga hal ini justru menjadikan KSEI dan KPEI sebagai lembaga

yang terkait dan memiliki pengaruh besar dalam permasalahan perdagangan

tanpa warkat, walaupun menurut penelitian lain berpendapat berbeda

Rupanya penelitian yang ditulis oleh Tansu Kanawa (2014),

memaparkan bahwa benar, dengan adanya sistem perdagangan tanpa warkat

justru membuat penyelesaian transaksi dengan cara pemindahbukuan (book

entry settlement) dilakukan secara elektronik. Namun pihak BEI, KSEI dan

KPEI justru harus bersinergi dengan baik antara satu sama lain sebab mereka

adalah bentuk kesatuan yang utuh adanya jika kita membahas permasalahan

seperti perdagangan tanpa warkat.

Dan terkait pembuktian hak milik saham selain dilakukan oleh pihak

BEI, KSEI dan KPEI selaku tiga lembaga pelaksana transaksi efek, juga

harus dibuktikan oleh investor selaku pemilik saham. Proses peralihan hak

milik juga harus jelas mengingat ini merupakan salah satu bentuk

perlindungan hukum terhadap nasabah investor.1211

Kemudian, terkait perkembangan sistem elektronik yang digunakan

dalam menjalankan sistem perdagangan tanpa warkat maka KSEI tentu perlu

menyikapi hal ini dengan serius. Dan hal ini ditunjukan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Elvin Hadisaputro (2006). Penelitiannya memaparkan

tentang teknologi informasi sebagai bentuk bagian vital yang harus dikelola

sedemikian rupa sehingga memainkan peran penting dalam sebagian besar

10 Suratman, Sekilas Tentang KSEI Dalam Implementasi Sistem Perdagangan Saham Tanpa Warkat

di Bursa Efek,(Semarang: Fakultas Hukum Universitas Islam Malang, Yurispruden Vol. 1, No 2,

Januari 2018). 11 Tansu Kanawa, Peralihan Hak Milik Atas Saham Dalam Transaksi Efek di Pasar Sekunder Melalui

Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Pada Bursa Efek Indonesia, (Skripsi, Fakultas Hukum Universitas

Lampung Bandar Lampung 2017).

Page 34: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

25

fungsi terlebih terkait kebenaran informasi yang tepat (right informaiton,

right time).

Dari penelitian ini dapat disimpulkan jika PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI), telah memanfaatkan teknologi informasi dan menerapkan

pengelolaan sistem informasi yang dapat dikategorikan dengan baik. KSEI

cukup cermat menyikapi aspek-aspek yang dimiliki oleh teknologi informasi

dengan melaksanakan penguatan infrastruktur dan sendi-sendi pasar modal,

serta mengadakan kerja sama dalam bentuk edukasi dan sosialisasi.

Namun kendati demikian, proses pengambilan keputusan belum

sepenuhnya memanfaatkan perangkat lain, guna mendukung peranan

manusia. Tidak ada sistem khusus DSS (Decision Support System),

komputer yang diperuntukkan bagi para manajer. Manajer (kepala divisi)

dituntut untuk memiliki kecakapan dan performa yang sangat baik dalam

memilah-milah beragam informasi, sehingga mendapat informasi yang

benar-benar dibutuhkan (guna memenuhi konsep right information, right

time) dalam proses pembuatan keputusan.

Dalam jurnal ini penulis memiliki fokus yang mencangkup ke dalam

perkembangan teknologi informasi di dalam mekanisme kerja LPP (KSEI),

sehingga memiliki perbedaan dengan fokus penelitian dengan apa yang

penulis teliti. Namun memiliki kaitan dalam bagaimana KSEI menerapkan

pengelolaan sistem informasi di masa scriptless trading berlangsung.1312

Kemudian penelitian selanjutnya akan mendukung penelitian terkait

akibat hukum yang ditimbulkan terhadap status kepemilikan investor yang

ditulis oleh Kristina Simbolon (2014). Penelitian ini menjelaskan tentang

bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan terhadap status kepemilikan

investor atas efek-efek dalam penitipan efek pada bank kustodian, serta

12 Elvin Hadisaputro, Konsep Pendukung Keputusan dan Ekonomi teknologi Informasi (Studi Kasus:

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia),(Jakarta: Jurnal Ilmiah Uklab, 2006).

Page 35: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

26

bagaimana kegiatan pengalihan kepemilikan efek yang dilakukan oleh

penitipan efek setelah penyelesaian transaksi bursa.

Dalam perdagangan efek di pasar modal dengan adanya penitipan

efek, maka mutasi efek cukup dilakukan dengan pemindahbukuan antar

rekening efek dari pihak-pihak yang melakukan transaksi. Peralihan hak

kepemilikan efek yang dilakukan dengan cara pemindahbukuan antar

rekening efek hanya dapat dilakukan atas instruksi dari pemilik efek.

Sehingga kinerja penitipan efek sebagai lembaga yang siap dalam

melakukan pengalihan kepemilikan efek sangat penting, mengingat hal-hal

yang ditimbulkan oleh karena pengalihan kepemilikan efek setelah kegiatan

perdagangan efek selesai.1413

2. KSEI sebagai Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan

Penelitian oleh Silvia Sumbogo (2011), menjelaskan bahwa Lembaga

Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP) merupakan salah satu lembaga yang

memegang peranan cukup penting di pasar modal Indonesia, yaitu

perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam pada tanggal 11

November 1998 sesuai dengan Keputusan Bapepam Nomor Kep-

54/PM/1998, dalam hal ini adalah PT KSEI.

Penelitian ini juga menjelaskan, bahwa KSEI menjalankan kegiatan

operasionalnya pada tanggal 9 Januari 1998, yaitu kegiatan penyelesaian

transaksi efek dengan warkat dengan mengambil alih fungsi sejenis dari PT

Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) yang sebelumnya merupakan

Lembaga Kliring Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP).

13 Kristina Simbolon, Akibat Hukum Pengalihan Kepemilikan Efek Terhadap Efek Yang Dititipkan

pada Bank Kustodian,(Medan: Departemen Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara,

2014).

Page 36: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

27

Menurut Silvia, peran LPP dan scriptless trading merupakan hal yang

cukup baru bagi pasar modal Indonesia. Untuk itulah, perangkat hukum yang

saat ini ada, yakni Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 perlu

disempurnakan agar pasar modal Indonesia dapat lebih bersaing dengan

negara-negara lain.1514

Namun hal ini sedikit bertentangan dengan pendapat peneliti lain oleh

Tansu Kanawa, yang berpendapat bahwa pemerintah bersama-sama dengan

OJK, BEI, KPEI dan KSEI hendaknya dapat mengedukasi investor

mengenai proses perdagangan saham melalui sistem perdagangan tanpa

warkat, perkembangan-perkembangan terkini mengenai hukum pasar modal.

Hal ini dapat dilakukan dengan penyediaan akses informasi yang cepat,

terkini dan mudah dipahami bagi investor yang mungkin masih awam

mengenai hukum pasar modal.

Peraturan Undang-undang Pasar Modal dirasa cukup dalam

mengakomodasi permasalahan terkait scriptless trading. Contohnya terkait

peralihan hak milik saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat terjadi

pada saat proses pemindahbukuan (book entry settlement) ditahap

penyelesaian transaksi. Ketentuan dalam Pasal 55 Ayat (1) Undang-undang

Pasar Modal memungkinkan peralihan hak milik saham dilakukan melalui

pemindahbukuan secara elektronik, dan mengesampingkan ketentuan

peralihan hak milik saham sebagai benda bergerak tidak berwujud yang

diatur dalam KUH Perdata (Lex Specialis Derogat Legi Generali).1615

Kemudian menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutito, terkait

peran KSEI sebagai LPP terutama, berkaitan dengan transaksi efek ditinjau

14 Silvia Sumbogo, Tinjauan Yuridis Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI) sebagai Salah

Satu Lembaga di Pasar Modal,(Medan: Departemen Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatra

Utara, 2011). 15 Tansu Kanawa, Peralihan Hak Milik Atas Saham Dalam Transaksi Efek di Pasar Sekunder Melalui

Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Pada Bursa Efek Indonesia, (Skripsi, Fakultas Hukum Universitas

Lampung Bandar Lampung 2017).

Page 37: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

28

dari dua sisi, yaitu sisi penitip efek atau pemegang rekening KSEI maka

KSEI sebagai pihak yang menerima titipan harta yang berkaitan dengan efek

sekaligus sebagai penerima kuasa dari penitip (Pemegang rekening Efek)

untuk melakukan atau mewakili kepentingan tertentu dari pemberi kuasa

(pemegang rekening), mendaftar namanya pada emiten mewakili pemegang

rekening KSEI (sebagai pemilik terdaftar), menerima atau dapat

melaksanakan hak tertentu seperti menerima dan kemudian mendistribusikan

deviden.

Ditinjau dari sisi emiten maka sebagai penerima kuasa atau pemberi

jasa administrasi efek dan pembagian hak-hak tertentu para pemegang efek

emiten, sebagaimana kegiatan pemberian jasa yang selama ini dilakukan

oleh biro administrasi efek. Dengan kata lain, KSEI merupakan fasilitator

dalam efisiensi, efektivitas, dan keamanan dalam transaksi efek di pasar

modal Indonesia.1716

Dari seluruh penelitian di atas lebih menyinggung terkait hukum

dalam bagaimana KSEI bekerja. Tetapi dari penelitian tersebut belum

membahas aspek syariah yang pada saat itu memang belum diinisialisasi

oleh pihak KSEI. Oleh sebab itu, penulis akan melanjutkan penelitian

menuju pembahasan ranah syariah dengan judul PENERAPAN DAN

PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH TERHADAP LEMBAGA

PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (Studi Kasus: PT KSEI).

16 Sutito, Peranan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Sebagai Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian Dalam Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia, (Yogyakarta: Mimbar Hukum vol. x,

2001).

Page 38: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

29

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG KSEI

A. KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di Pasar Modal Indonesia yang

menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang

teratur, wajar, dan efisien, sesuai amanat Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal. Didirikan di Jakarta pada 23 Desember 1997 dan

memperoleh izin usaha pada 11 November 1998. KSEI merupakan salah satu

Self-Regulatory Organization (SRO) bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). PT. KSEI mulai

menjalankan kegiatan operasional penyelesaian transaksi efek dengan warkat

pada tanggal 9 Januari 1998, mengambil alih fungsi sejenis dari PT Kliring

Depositori Efek Indonesia (KDEI) sebagai Lembaga Kliring Penyimpanan dan

Penyelesaian (LKPP). Tahun 2000, PT. KSEI bersama SRO lainnya menerapkan

transaksi perdagangan dan penyelesaian efek tanpa warkat (scripless trading) di

Pasar Modal Indonesia. Penerapan tersebut didukung oleh sistem utama KSEI,

yaitu The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST).

Melihat perkembangan transaksi di pasar modal kita yang sudah sangat

cepat, serta perkembangan sistem dan teknologi yang sudah semakin maju. KSEI

berinisiatif melakukan pengembangan berkelanjutan atas sistem C-BEST melalui

generasi baru C-BEST Next Generation (Next-G) pada 8 Agustus 2018.

Peluncuran C-BEST Next-G merupakan upaya KSEI dalam mendukung

perkembangan Pasar Modal Indonesia, terutama dari sisi peningkatan jumlah

investor dan peningkatan jumlah penyelesaian transaksi. Upaya meningkatkan

kepercayaan investor untuk berinvestasi diwujudkan KSEI melalui kewajiban

kepemilikan Single Investor Identification (SID) pada tahun 2012. SID sebagai

Page 39: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

30

nomor identitas tunggal bagi investor yang memberikan kemudahan pada

proses identifikasi investor sekaligus landasan berbagai pengembangan pasar

modal lainnya, termasuk fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas).

Pada tahun 2016, KSEI telah mengimplementasikan sistem pengelolaan

investasi terpadu (S-INVEST), sehingga Pasar Modal Indonesia memiliki

platform yang terintegrasi untuk industri pengelolaan investasi. Terobosan

tersebut berhasil mengantarkan KSEI meraih penghargaan sebagai The Best

Central Securities Depository in Southeast Asia in 2016 versi Alpha Southeast

Asia Magazine dan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di kawasan

Asia Tenggara yang memiliki sistem pengelolaan investasi terpadu. Optimisme

dan dedikasi menjadi penyulut semangat KSEI untuk memajukan Pasar Modal

Indonesia. Dengan dukungan dari pemegang saham yang terdiri dari SRO (BEI

dan KPEI), Perusahaan Efek, Bank Kustodian, dan Biro Administrasi Efek,

KSEI terus melaju mewujudkan kinerja terbaik melalui berbagai inisiatif.

Beragam inisiatif yang diterapkan serta riset yang diaplikasikan, terus

dikembangkan secara berkelanjutan agar sesuai dengan tren industri terkini serta

kebutuhan pasar.

B. Penerapan dan Pengawasan Prinsip Syariah di PT. KSEI

Sejatinya pengawasan dan penerapan prinsip syariah di KSEI mengacu kepada

Fatwa 124/DSN-MUI/XI/2018, tentang penerapan prinsip syariah dalam

pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta

pengelolaan infrastruktur investasi terpadu.

Dijelaskan di dalam Fatwa tersebut mengenai ketentuan kusus bahwa LPP

harus:

1. membuat, melaksanakan dan memonitor aturan yang melarang teriadinya

pelanggaran prinsip syariah.

2. memberikan layanan jasa sesuai dengan prinsip Syariah pada kegiatan

Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek.

Page 40: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

31

3. menyediakan fasilitas yang memisahkan Rekening Efek untuk keperluan

syariah dengan Rekening Efek untuk keperluan selain syariah.

4. mengarahkan pembuatan Rekening Dana Nasabah (RDN) oleh investor Pasar

Modal Syariah melalui Perbankan Syariah dan.

5. memberikan layanan jasa sesuai prinsip Syariah pada Pengelolaan

Infrastruktur Investasi Terpadu.

C. Visi, Misi dan Nilai Inti

Berikut ini merupakan visi, misi dan nilai inti dari PT. KSEI.

1. Visi dari PT. KSEI yaitu, sebagai berikut:

a. Menjadi Kustodian sentral yang andal, berdaya saing, dan memiliki

kompetensi yang selaras dengan perkembangan kebutuhan dan

kepentingan para stakeholder serta lingkungan bisnis.

b. Andal berarti secara konsisten memberikan layanan jasa yang efisien,

teratur, aman, tepat waktu, dan akurat.

c. Berdaya saing berarti menjadi penyedia jasa pilihan yang

memberikan nilai tambah.

d. Memiliki kompetensi berarti, cakap dan ahli di bidangnya.

2. Misi dari PT. KSEI yaitu, sebagai berikut:

a. Mendukung pengembangan pasar modal Indonesia secara aktif dan

berkelanjutan.

b. Menjadikan KSEI sebagai Financial dan Information Hub yang

memberikan nilai tambah bagi industri.

c. Melakukan inovasi guna menjawab kebutuhan dan kepentingan para

stakeholder serta lingkungan bisnis.

d. Menerapkan budaya pembelajaran secara terus-menerus guna

meningkatkan kinerja dan kualitas layanan.

Page 41: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

32

3. Nilai inti dari PT. KSEI yaitu, Excellence, Togetherness, Integrity,

dan Continual Development.

D. Struktur Organisasi

Tabel 3.1 struktur organisasi PT KSEI

E. Produk dan Jasa KSEI

1. Jasa Pengelolaan Aset

Untuk jasa pengelolaan aset, ada empat jasa yang disediakan oleh KSEI.

a. Pendaftaran Pembukaan Rekening Efek

Divisi Sekretaris

Perusahaan, Manajemen

Proyek dan Risiko

Divisi

Komunikasi

Perusahaan

Direktur Utama

Satuan Pemeriksaan

Internal

Divisi Teknologi

Informasi Divisi Jasa

Kustodian

Divisi

Pengawasan dan

Pemeriksaan

Divisi

Pengembangan

Sistem Informasi

Divisi Penyelesaian

Transaksi dan

Administrasi Layanan

Divisi

Pengelolaan dan

Layanan Investor

Divisi Hukum Divisi Penelitian

dan Pengembangan

Usaha

Divisi Pengembangan

Sumber Daya Manusia

dan Umum

Divisi

Keuangan

Direktur II Direktur I

Page 42: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

33

Sebelum partisipan dapat menggunakan jasa KSEI, partisipan harus

mendaftarkan diri sebagai pemakai jasa dan menandatangani perjanjian

pendaftaran rekening efek. Sesuai dengan UUPM, partisipan yang dapat

membuka rekening efek di KSEI adalah perusahaan efek (anggota

kliring dan non anggota kliring), Bank Kustodian, Emiten/BAE dan

KPEI.

KSEI akan membukakan rekening efek yang terdiri dari rekening

efek dan dana bagi partisipan apabila partisipan telah memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh KSEI yang selanjutnya disebut

pemegang rekening.

Berdasarkan peraturan Bapepam No. III. C. 7 tentang Sub Rekening

Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Pemegang

rekening yang mengelola efek dan/atau nasabah, wajib membukakan

Sub Rekening Efek bagi masing-masing nasabahnya. Tujuan dari

pembukaan Sub Rekening Efek ini adalah untuk memisahkan aset

Pemegang rekening dengan nasabahnya sehingga terhindar dari

penyalahgunaan aset nasabah. Di samping itu juga untuk perlindungan

terhadap investor dan efisiensi dalam hal pendistribusian corporate

action.

b. Perubahan Data Pemegang rekening

Pemegang rekening yang sudah terdaftar di KSEI karena beberapa

alasan dapat melakukan perubahan data seperti perubahan nama, alamat,

nomor telepon, dll. Perubahan ini dapat dilakukan dengan mengirimkan

surat perubahan data Pemegang rekening ke KSEI. Khusus untuk

perubahan “Nama Pemegang rekening” harus ditunjang dengan

dokumen-dokumen pendukung seperti akta perubahan, anggaran dasar

dan akta Berita Acara RUPS.

Page 43: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

34

c. Penutupan Pemegang rekening

Pemegang rekening dapat menutup rekening yang telah dibuka dengan

mengajukan permohonan penutupan rekening ke KSEI. Sebelum

permohonan penutupan ini disetujui, Pemegang rekening diharuskan

untuk mengosongkan Rekening Efek dan menyelesaikan seluruh

kewajibannya kepada KSEI. Selain itu juga, sistem KSEI akan

melakukan pengecekan posisi untuk meyakinkan tidak adanya posisi atau

transaksi pending yang harus diselesaikan.

d. Pemblokiran/Lepas Blokir Pemegang rekening

KSEI dapat melakukan pemblokiran atau mencabut blokir atas

Rekening Efek milik Pemegang rekening tertentu, atas instruksi/perintah

tertulis dari OJK atau berdasarkan permintaan tertulis dari kepala

kepolisian daerah, kepala kejaksaan tinggi, atau ketua pengadilan tinggi

untuk kepentingan peradilan dalam perkara perdata atau pidana.

Rekening Efek yang berada dalam status blokir, maka baik efek maupun

dana yang terdapat dalam Rekening Efek tersebut tidak dapat ditarik dan

ditransfer sampai status blokir atas Rekening Efek tersebut dicabut.

2. Jasa Kustodian Sentral

Aktivitas yang dilakukan KSEI dalam mengelola jasa kustodian antara

lain meliputi:

a. Deposit Efek

Deposit Efek merupakan aktivitas pendepositan Efek ke dalam C-

BEST yang dilakukan baik dengan cara melaksanakan konversi fisik

Efek maupun yang dilakukan secara langsung dari perolehan Initial

Page 44: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

35

Public Offering (IPO). Investor yang ingin mengonversikan sertifikat

Efek dapat mengajukan permohonan deposit ke KSEI melalui

Pemegang rekening (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) dengan

menyerahkan sertifikat Efek asli yang sudah teregistrasi atas nama

investor tersebut. Berdasarkan permohonan deposit yang disampaikan

melalui sistem KSEI, Emiten/BAE akan melakukan validasi atas

sertifikat Efek tersebut. Setelah sertifikat Efek tersebut divalidasi,

Emiten/BAE akan mengubah data kepemilikan Efek dalam Daftar

Pemegang Saham dari atas nama investor menjadi atas nama KSEI.

Setelah proses validasi selesai Emiten/BAE akan mengirimkan

konfirmasi deposit kepada KSEI dan selanjut KSEI akan

mengkreditkannya ke dalam Rekening Efek milik Pemegang rekening.

b. Deposit Dana

Untuk mencatatkan posisi dana pada Rekening Efek, Pemegang

rekening harus membuka rekening disalah satu Bank Pembayar yang

ditunjuk oleh KSEI.

c. Penarikan Efek

Pemegang rekening atas permintaan investor dapat mengajukan

Permohonan Penarikan Efek dari bentuk elektronik menjadi bentuk

sertifikat Efek atas nama investor yang bersangkutan ke KSEI. KSEI akan

mengirim Permohonan Penarikan Efek tersebut ke Emiten/BAE. Pada saat

yang bersamaan Pemegang rekening juga harus mengirimkan data dan

dokumen pendukung kepada Emiten/BAE untuk keperluan penarikan

Efek tersebut. Apabila data dan dokumen pendukung sesuai dengan data

yang diberikan KSEI pada Permohonan Penarikan Efek, Emiten/BAE

Page 45: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

36

akan memberikan konfirmasi dan mencetak sertifikat fisiknya menjadi

atas nama investor yang akan tercetak di sertifikat.

Efek yang sudah ditarik keluar dari C-BEST menjadi bentuk sertifikat,

tidak dapat ditransaksikan (diperjualbelikan) di Bursa Efek. Apabila

investor ingin menransaksikannya kembali, investor harus kembali

mendepositkan sertifikat Efek tersebut ke dalam bentuk elektronik.

d. Rekonsiliasi Efek/Dana

Untuk menjamin bahwa saldo Efek dan dana yang tercatat di

Rekening Efek dalam C-BEST selalu cocok dengan catatan saldo pada

institusi lain yang terkait, maka KSEI perlu melakukan aktivitas

rekonsiliasi. Untuk rekonsiliasi saldo Efek, KSEI akan melakukan

rekonsiliasi Efek dengan Emiten/BAE, sedangkan untuk rekonsiliasi

dana akan dilakukan antara KSEI dengan Bank Pembayaran.

3. Jasa Penyelesaian Transaksi

a. Penyelesaian Transaksi Bursa

Proses perdagangan Efek tanpa warkat dan penyelesaian transaksi

secara pemindahbukuan memungkinkan KSEI untuk melakukan proses

penyelesaian transaksi yang dilakukan di bursa maupun di luar bursa

dengan menggunakan sistem C-BEST. Perdagangan transaksi bursa saat

ini terbagi menjadi 3 pasar:

1) Pasar Reguler yang tanggal penyelesaiannya dilakukan pada

T+2

2) Pasar Tunai yang tanggal penyelesaiannya dilakukan pada

T+0

3) Pasar Negosiasi yang tanggal penyelesaiannya dilakukan

berdasarkan kesepakatan penjual dan pembeli.

Page 46: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

37

Transaksi Efek yang sudah terjadi di Bursa bersifat ‘locked-in’,

dengan pengertian bahwa transaksi tersebut wajib diselesaikan pada

T+2/T+0 (sesuai dengan jenis pasarnya). Setiap akhir hari, data

perdagangan yang terjadi di bursa dikirim ke KPEI untuk dilakukan

proses netting. Perdagangan di Pasar Reguler serta Pasar Tunai akan

melalui mekanisme penjaminan oleh KPEI. Sedangkan perdagangan

pada Pasar Negosiasi diselesaikan secara per transaksi dan tidak dijamin

oleh KPEI.

Pada tanggal penyelesaian, KSEI akan melakukan proses

penyelesaian transaksi perdagangan Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang

telah mengalami proses netting di KPEI serta transaksi perdagangan

Pasar Negosiasi yang diselesaikan secara per-transaksi.

Sedangkan untuk penyelesaian dana untuk transaksi bursa akan

diproses melalui Bank Pembayaran yang telah di tunjuk atau melalui

mekanisme penyelesaian dana melalui Bank Indonesia yang disebut

Central Bank Money (CeBM).

b. Penyelesaian Transaksi di Luar Bursa (Over The Counter – OTC)

Penyelesaian transaksi di luar bursa dilakukan dengan cara

pemindahbukuan efek dan/atau dana antar rekening Efek di KSEI.

Penyelesaian transaksi ini dapat terdiri dari penyelesaian transaksi efek

dengan disertai pemindahbukuan dana dan penyelesaian transaksi efek

tanpa disertai pemindahbukuan dana.

Dalam melakukan penyelesaian transaksi di luar bursa instruksi

harus disampaikan (diinput) ke KSEI melalui sistem C-BEST. Instruksi

tersebut disampaikan oleh pihak pembeli maupun pihak penjual. Data

yang disampaikan melalui sistem C-BEST harus sama (matching) dari

Page 47: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

38

penjual maupun pembeli seperti tanggal penyelesaian transaksi, kode

efek, jumlah efek, dan lain-lain.

4. Jasa Aksi Korporasi

Tindakan Korporasi yang diproses oleh KSEI dapat dibagi menjadi:

a. Tindakan Korporasi Wajib

Tindakan korporasi wajib adalah tindakan korporasi atau Corporate

Action (CA) yang tidak memerlukan tindakan atau instruksi dari

pemegang rekening yang akan mendapatkan hak CA melalui C-BEST.

Pemegang rekening hanya menerima hak CA dari Emiten yang

melakukan kegiatan tersebut.

Jenis CA yang terjadi dalam tindakan korporasi jenis ini adalah:

1) Pembayaran Bunga Obligasi

Bunga obligasi akan diberikan kepada pemegang rekening

yang memiliki obligasi hingga tanggal yang telah ditentukan

oleh Emiten (record date). Pada tanggal pembayaran, C-BEST

secara otomatis akan mendistribusikan bunga dari obligasi

tersebut ke masing-masing rekening yang berhak berdasarkan

daftar pemegang rekening pada tanggal record date.

2) Pembayaran Pokok Obligasi

Pembayaran nilai pokok obligasi akan diberikan pada

tanggal jatuh tempo, KSEI akan memberikan daftar pemegang

obligasi – yaitu daftar pihak yang memiliki obligasi hingga

tanggal jatuh tempo – kepada Emiten/BAE. Emiten/BAE akan

memberikan dana pembayaran nilai pokok obligasi ke KSEI.

Pendistribusian pembayaran pokok obligasi akan diberikan ke

Pemegang rekening yang berhak setelah KSEI menerima dana

dari Emiten/BAE.

Page 48: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

39

3) Dividen Tunai

Dividen Tunai akan diberikan kepada Pemegang rekening

atau Sub Rekening yang memiliki saham pada saat recording

date. Sistem akan memperhitungkan besaran pajak dan dividen

tunai bersih yang berhak diterima oleh Pemegang rekening

berdasarkan tingkat pajak yang dikenakan terhadap setiap

Pemegang rekening. Emiten akan memberikan total dividen

tunai bersih (nett) setelah menerima konfirmasi pembayaran

dari KSEI. Pada tanggal distribusi, sistem KSEI akan

mendistribusikan dividen tunai ke rekening Pemegang rekening

yang berhak.

4) Dividen Saham

KSEI akan mendistribusikan Dividen Saham kepada

Pemegang rekening atau Sub Rekening yang memiliki saham

pada saat recording date. Sistem akan memperhitungkan

besaran dividen saham yang akan diterima dan pajak yang

dikenakan kepada setiap Pemegang rekening.

5) Distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau

Rights akan diberikan kepada Pemegang rekening yang

memiliki saham pada saat recording date. Sistem akan

memperhitungkan besaran HMETD yang akan diterima setiap

Pemegang rekening sesuai dengan rasio yang diberitahukan

oleh Emiten kepada KSEI dan KSEI akan mendistribusikan

HMETD tersebut ke rekening yang berhak.

6) Saham Bonus

Penanganan saham bonus hampir sama dengan dividen

saham, namun tidak memperhitungkan pajak.

Page 49: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

40

7) Distribusi Waran

Distribusi Waran ini tidak sama dengan pemberian Waran

kepada pemegang saham yang melakukan exercise Waran atau

yang diberikan kepada pemegang saham yang mendapatkan

saham hasil IPO. Distribusi Waran ini akan diberikan kepada

Pemegang rekening yang memiliki saham pada saat recording

date. Sistem akan memperhitungkan besaran Waran yang akan

diterima setiap pemegang rekening sesuai dengan rasio yang

diberitahukan oleh Emiten kepada KSEI.

Emiten/BAE akan memberikan total Waran yang akan

didistribusikan kepada KSEI pada tanggal distribusi, di mana

KSEI akan mendistribusikan Waran itu ke rekening yang

berhak. Waran ini selanjutnya akan diperdagangkan atau di-

exercise oleh pemegang rekening.

8) Mandatory Conversion

Aktivitas CA ini adalah untuk kegiatan mengubah jumlah

Efek yang dimiliki oleh pemegang rekening dikarenakan

aktivitas yang dilakukan oleh Emiten. Kegiatan ini terdiri dari:

a) Merger dan Akuisisi

Merger adalah kegiatan yang dilakukan oleh Emiten

untuk melakukan penggabungan atas sahamnya. Seluruh

Emiten yang melakukan merger ini akan menjadi saham

Emiten (issuer) baru atau akan menggunakan salah satu

nama Emiten dari seluruh Emiten tersebut.

Kegiatan merger/akuisisi akan mengubah komposisi

jumlah kepemilikan saham yang dimiliki pemegang

rekening. Sistem akan mengubah komposisi jumlah Efek

secara otomatis berdasarkan rasio (perhitungan) yang

Page 50: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

41

diberikan Emiten/BAE. Perubahan ini dilakukan pada

tanggal yang sudah ditentukan oleh Emiten/BAE.

b) Stock Split/Reverse Split

Stock Split dan Reverse Split akan mengubah

komposisi jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh

Pemegang rekening. Sistem akan mengubah komposisi

itu secara otomatis berdasarkan data yang diberikan

Emiten terkait. Perubahan ini dilakukan pada tanggal

yang sudah ditentukan oleh Emiten/BAE.

b. Tindakan Korporasi Sukarela

Tindakan korporasi sukarela memerlukan instruksi/respons dari

pemegang rekening/investor untuk melakukan tindakan korporasi

(Pemenuhan Hak Pemodal). Kegiatan Voluntary Corporate Action

antara lain:

1) Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan

Waran

Pelaksanaan (exercise) HMETD dan Waran dilakukan oleh

pemegang rekening melalui C-BEST. KSEI akan memberikan

Daftar pemegang rekening yang telah melakukan exercise.

Selanjutnya, KSEI akan mendistribusikan saham hasil exercise

tersebut ke dalam rekening setelah menerima total saham atas

exercise dari Emiten/BAE. Setelah tanggal jatuh tempo, sisa

HMETD yang tidak di-exercise akan dihilangkan/didebit secara

otomatis dari rekening.

2) Proxy Voting

Page 51: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

42

Proxy voting adalah perhitungan jumlah suara yang tercatat

untuk kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada

tanggal pencatatan atas RUPS, sistem akan mencatat seluruh

rekening yang memiliki saldo Efek atas emiten yang melakukan

kegiatan RUPS. Sistem akan mengeluarkan laporan konfirmasi

tertulis kepada pemegang rekening yang berhak. Dalam laporan ini

dikonfirmasikan pula jumlah suara/Efek yang dimiliki untuk

keperluan RUPS tersebut.

5. Jasa Penyedia Infrastruktur Investasi

Selain layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek, KSEI

juga menyediakan platform terintegrasi untuk transaksi pengelolaan

investasi, salah satunya produk Reksa Dana, berupa Sistem Pengelolaan

Investasi Terpadu (S-INVEST). Sistem yang diluncurkan sejak Agustus

2016 tersebut, bertujuan meningkatkan standardisasi, efisiensi, dan real time

monitoring atas aktivitas industri pengelolaan investasi. Penggunaan sistem

ini merupakan mandatory bagi pelaku pasar sebagaimana diatur dalam

Peraturan OJK No. 28/POJK.04/2016 tentang Sistem Pengelolaan Investasi

Terpadu, sehingga seluruh transaksi Reksa Dana wajib menggunakan S-

INVEST. S-INVEST mencakup 4 modul utama yaitu modul Static Data,

Order Routing, Post Trade Processing, dan Pelaporan (Reporting).

Sementara itu, pemakai jasa KSEI selaku pengguna S-INVEST terdiri

dari Agen Penjual Reksa Dana sebagai distributor unit kepemilikan Reksa

Dana, manajer investasi sebagai pengelola investasi Reksa Dana, Bank

Kustodian sebagai pihak yang bertanggung jawab atas administrasi dan

penyimpanan aset Reksa Dana, serta Perusahaan Efek dan Treasury Banks

Page 52: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

43

dalam hal transaksi aset dasar Reksa Dana dalam modul Post Trade

Processing di S-INVEST.

a. Pendaftaran Pemakai Jasa S-INVEST

Sebelum dapat menggunakan sistem S-INVEST, partisipan harus

mendaftarkan diri sebagai pengguna S-INVEST mengacu pada

peraturan KSEI Nomor X-A, tentang Pendaftaran Sistem Pengelolaan

Investasi Terpadu di KSEI. Partisipan dapat melakukan pendaftaran

dengan memperhatikan batas waktu pendaftaran dan melengkapi

persyaratan yang dibutuhkan. KSEI akan memberikan akses ke dalam

sistem apabila partisipan telah memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan.

b. Pendaftaran Produk Investasi.

Produk investasi yang ingin ditransaksikan harus terlebih dahulu

didaftarkan ke dalam sistem oleh Bank Kustodian dengan melakukan

input langsung ke dalam S-INVEST. Selain itu, Bank Kustodian perlu

menyerahkan dokumen-dokumen untuk keperluan pendaftaran sesuai

dengan ketentuan pada peraturan KSEI Nomor X-A poin 8.2, untuk

dapat diproses lebih lanjut. KSEI akan melakukan proses approval

untuk pendaftaran produk investasi ini.

c. Pendaftaran Dana Nasabah Reksa Dana dan Pembuatan IFUA

Untuk dapat melakukan transaksi Reksa Dana bagi nasabah, Agen

Penjual Reksa Dana harus melakukan pendaftaran data nasabah dengan

melakukan input langsung ke dalam sistem dan melengkapi data yang

telah ditentukan. Bila format data telah sesuai, sistem akan menerbitkan

nomor SID dan secara otomatis membuatkan Rekening

Investasi/Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk nasabah terkait.

Page 53: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

44

d. Penyampaian Transaksi Unit Reksa Dana

Instruksi untuk transaksi produk investasi yang berlaku untuk Reksa

Dana meliputi:

1) Penyampaian instruksi transaksi produk investasi sesuai instruksi

dari nasabah oleh agen penjual atau manajer investasi yang

melakukan penjualan produk investasi pada T+0.

2) Persetujuan atas setiap instruksi transaksi produk investasi oleh

Manajer Investasi pada T+0.

3) Afirmasi terhadap instruksi transaksi produk investasi oleh Bank

Kustodian.

4) Penyampaian alokasi unit dan balance akhir oleh Bank Kustodian.

5) Penyampaian hasil perhitungan NAB oleh Bank Kustodian T+1.

Seluruh proses pengiriman instruksi dapat dijalankan melalui dua

cara, baik input melalui layar ataupun upload file. Pengguna S-INVEST

perlu memperhatikan format data untuk input/upload agar proses

pengiriman transaksi dapat sukses dilakukan.

Pengguna S-INVEST dapat melakukan monitoring terhadap status

transaksi yang dilakukan dan hasil akhir transaksi pada layar inquiry

serta melakukan download data transaksi. Pengguna S-INVEST juga

dapat melakukan download data dalam beberapa tipe file untuk dapat

dimasukkan ke dalam sistem internal masing-masing dengan

memperhatikan format hasil download pada screen inquiry.

e. Penyampaian Transaksi Aset Dasar (Post Trade Processing)

Transaksi aset dasar merupakan instruksi untuk transaksi aset

produk investasi berlaku untuk Reksa Dana, dana investasi Real Estate,

pengelolaan portofolio efek nasabah secara individual, dan produk

investasi lain yang ditetapkan oleh OJK. Instruksi transaksi aset dasar

Page 54: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

45

atau dikenal juga dengan Post Trade Processing ini meliputi di

antaranya:

1) Trade Allocation dan Trade Details.

2) Trade Confirmation.

3) Settlement Instruction.

4) OTC Instruction Creation.

Transaksi aset dasar ini dapat digunakan untuk:

1) Efek bersifat ekuitas.

2) Efek bersifat utang.

3) Efek offshore/unregistered securities settlement instruction dan

deposito berjangka.

4) Efek future/options trade instruction.

6. Initial Public Offering (IPO)

Pada saat IPO, sistem KSEI akan memberikan kepada pemegang

rekening untuk melakukan pembelian saham baru atas IPO tersebut.

Pemegang rekening kemudian akan memberikan instruksi atas jumlah saham

yang akan dibelinya. Pemberian instruksi dilakukan selama masa penawaran.

KSEI akan memberikan daftar pemegang rekening yang memasukkan

instruksi pembelian kepada Emiten. Daftar ini akan dilakukan penjatahan

(allotment). Pada tanggal pendistribusian, KSEI akan mendistribusikan

saham yang telah dialokasikan ke pemegang rekening sesuai dengan data

hasil penjatahan yang diterima Emiten/BAE.

7. Penawaran Tender

Page 55: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

46

Penawaran tender adalah penawaran pembelian atau penjualan atas

sejumlah Efek oleh pihak tertentu kepada pihak lain. Pemegang rekening

yang ingin mengikuti penawaran tender dapat memasukkan permohonan

keikutsertaannya dengan memasukkan instruksi tersebut ke dalam sistem.

Efek yang akan ditawarkan oleh Pemegang rekening akan diblokir hingga

tanggal penjatahan.

Page 56: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

47

BAB IV

ANALISA TERADAP PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP

SYARIAH DI KSEI.

A. Pengelolaan Sub Rekening Efek Syariah oleh PT KSEI

Secara umum pada dasarnya Sub Rekening Efek (SRE) bertujuan membantu

pemegang rekening untuk menyelenggarakan administrasi Efek nasabah yang

disimpan di KSEI yang mengacu kepada prinsip pemisahan pencatatan aset

nasabah sesuai ketentuan peraturan yang berlaku di pasar modal. Sub Rekening

Efek juga menjamin keterbukaan sistem pembukuan pemegang rekening di

KSEI.

Untuk membuka sub rekening efek, tidak ada ketentuan khusus bahwa Sub

Rekening Efek harus merupakan rekening yang aktif untuk melakukan transaksi,

Sub Rekening Efek juga dapat digunakan untuk cara pengendalian bagi investor

untuk memastikan bahwa Efek yang ada dalam pengelolaan Kustodian milik

investor tersebut tidak digunakan untuk kepentingan Kustodian itu sendiri.

Tetapi terdapat keuntungan utama bagi pemegang rekening yaitu efisiensi

yang didapatkan pada saat adanya Corporate Action, contohnya ketika

pembagian dividen, di mana untuk keperluan tersebut pemegang rekening tidak

perlu menyampaikan daftar nasabahnya lagi kepada KSEI. Secara tidak langsung

data nasabah langsung diperoleh KSEI melalui data sub rekening efek pada

tanggal pencatatan (Recording Date) dan pada tanggal pembayaran dividen

tersebut, KSEI akan langsung mendistribusikan dividen ke masing-masing sub

rekening efek yang berhak memiliki.1

1 (https://www.ksei.co.id/Download/Prosedur_administrasi_SRE_v1.0.pdf), di akses pada 16 Juni

2021.

Page 57: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

48

Sesuai dengan apa yang tertulis di dalam peraturan KSEI No. I-C tentang

sub rekening efek, dijelaskan bahwa pemegang rekening yang mengelola Efek

dan/atau dana nasabah wajib membuka sub rekening efek untuk menyimpan Efek

dan/atau dana masing-masing nasabahnya sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku di pasar modal.

Maka ini mengindikasikan bahwa anggota bursa yang menjalankan transaksi

syariah maupun tidak maka wajib untuk membuka sub rekening efek dengan

KSEI agar dapat sejalan dengan arahan pemerintah sesuai dengan peraturan

Bapepam dan LK nomor V.D.3 tentang pengendalian internal perusahaan efek

yang melakukan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek butir 7.b.2,

menyatakan bahwa pembukaan rekening Efek wajib diikuti dengan :2

1. Pembukaan sub rekening efek pada Kustodian dan pembukaan rekening

dana atas nama nasabah pada bank untuk masing-masing nasabah; dan

2. Pembuatan nomor tunggal identitas nasabah (single investor identitication)

pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, bagi nasabah yang belum

memiliki.

Dalam penerapannya sendiri terdapat beberapa model sub rekening efek

yang berbeda-beda jenisnya, dan setiap sub rekening efek memiliki spesifikasi

khusus bagi para nasabah pemegang rekening yang di antaranya adalah:

1. Sub rekening efek 001, (Sub Rekening Efek Depositori) adalah Sub

Rekening Efek yang digunakan oleh pemegang rekening untuk menyimpan

Efek dan mencatatkan Efek dan/atau dana milik nasabah pemegang

rekening.

2 (https://www.ksei.co.id/Download/Prosedur_administrasi_SRE_v1.0.pdf), diakses pada 16 Juni 2021

Page 58: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

49

2. Sub Rekening Efek 004, (Sub Rekening Efek Jaminan) adalah Sub

Rekening Efek yang digunakan nasabah anggota kliring untuk

menempatkan agunan berbentuk Efek dan/atau dana yang dapat digunakan

oleh KPEI untuk menyelesaikan transaksi bursa dan/atau menyelesaikan

kewajiban nasabah anggota kliring.

3. Sub Rekening Efek 005, (Sub Rekening Efek Pemberi Pinjaman Untuk

Pinjam Meminjam Efek) adalah Sub Rekening Efek yang digunakan oleh

nasabah pemegang rekening yang telah mendapatkan persetujuan dari

KPEI, untuk menempatkan Efek yang akan dipinjamkan dan/atau

menerima pengembalian Efek yang dipinjam terkait transaksi pinjam

meminjam Efek di KPEI.

4. Sub Rekening Efek 008, (Sub Rekening Efek Pembiayaan Transaksi

Margin) adalah Sub Rekening Efek yang digunakan oleh nasabah

pemegang rekening untuk penempatan Efek dan/atau dana, khusus

dipergunakan untuk kepentingan nasabah transaksi margin yang memenuhi

persyaratan untuk menerima pembiayaan penyelesaian transaksi efek pada

transaksi bursa.

5. Sub Rekening Efek 009, (Sub Rekening Efek Syariah) adalah Sub

Rekening Efek yang digunakan oleh nasabah pemegang rekening untuk

menyimpan Efek dan mencatatkan Efek dan/atau dana milik nasabah

pemegang rekening khusus Efek berbasis syariah sesuai fungsinya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.3

Sesuai dengan apa yang tertulis di peraturan KSEI No. I-C tentang sub

rekening efek, nasabah pemegang rekening wajib terlebih dahulu dibukakan Sub

Rekening Efek Depository 001 (SRE 001) oleh pemegang rekening jika

bermaksud membuka jenis Sub Rekening Efek lainnya.

3 PERATURAN KSEI NOMOR I-C TENTANG SUB REKENING EFEK

Page 59: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

50

Maka hal ini juga berlaku bagi para nasabah pemegang rekening yang

berniat membuka sub rekening efek syariah 009 (SRE 009) yang

mengindikasikan terkait penerapan syariah dari sub rekening efek ini menjadi

tidak efektif dikarenakan adanya dua sub rekening efek berbeda dengan jenis

yang berbeda namun melakukan pencatatan yang sama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Adisty Widyasari selaku kepala unit

komunikasi perusahaan PT KSEI terkait dengan Sub Rekening Efek, hal ini

dibenarkan bahwa memang PT KSEI mewajibkan para nasabah untuk membuka

sub rekening efek 001 rekening depository konvensional terlebih dahulu.

Dijelaskan bahwa walaupun SRE 009 tidak bersifat wajib namun dalam

praktik yang sudah terjadi jika investor ingin membuka akun syariah yang tentu

sudah terintegrasi dengan sistem SOTS maka tentunya sekuritas yang terkait

akan memfasilitasi dengan membuka SRE 009.4

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa sangat mudah bagi perusahaan

sekuritas yang menyediakan sistem SOTS tetapi tidak membuka Sub Rekening

Efek Syariah 009 melainkan hanya membuka Sub Rekening Efek 001

Depository. Dikarenakan Sub Rekening Efek Syariah 009 bukan sebuah

kewajiban yang harus dilakukan melainkan hanya sekedar opsi tambahan. Maka

tindakan ini dapat mengindikasikan adanya kemungkinan penyimpangan

tersebut.

Secara garis besar untuk pengelolaan Sub Rekening Efek antara SRE 001

dengan SRE 009 tidak memiliki perbedaan, dimulai dengan sistem tata cara

pembukaan Sub Rekening Efek yang secara umum dibuat sedemikian rupa

dengan ketentuan sebagai berikut:

Format nomor Sub Rekening Efek adalah ‘AAAA-BBBB-CCC-DD’,

dengan keterangan sebagai berikut:

1. AAAA: kode pemegang rekening;

2. BBBB: kode Sub Rekening Efek;

4 Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8 Juni 2021.

Page 60: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

51

3. CCC: jenis rekening Efek, selalu diisi dengan 001 (Rekening Depositori);

4. DD: diisi dengan alamat nasabah yang tidak dapat tercantum seluruhnya

dalam field alamat 1.

KSEI menyediakan kombinasi 4 (empat) digit angka dan huruf

(alphanumeric) untuk penomoran Sub Rekening Efek. Pemegang rekening dapat

menentukan sendiri penomoran Sub Rekening Efek sepanjang terdiri atas 4

(empat) digit dan belum pernah digunakan sebelumnya (unique).

Untuk lebih jelas, berikut ini merupakan contoh penomoran Sub Rekening

Efek yang dapat dilakukan oleh pemegang rekening.

Contoh: 9X001 2678 001 XX

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa kode 9X001 sebagai kode pemegang

rekening, kode 2678 sebagai kode Sub Rekening Efek, kode 001 sebagai kode

tipe rekening (rekening depositori), dan kode XX sebagai kode check digit.

Untuk ketentuan dari penutupan Sub Rekening Efek dan laporan Sub

Rekening Efek juga sama-sama mengacu pada peraturan KSEI No. I-C tentang

sub rekening efek. Sehingga secara pengelolaan menggambarkan bahwa Sub

Rekening Efek memiliki fungsi yang sama namun hanya sekedar dibedakan saja.

Menjadikan dengan cara kerja dari sub rekening efek ini bukan dengan cara

mengubah pencatatan dari SRE 001 menjadi SRE 009 melainkan dengan cara

menambah jumlah Sub Rekening Efek Depository dengan opsi sub rekening efek

syariah yang dibutuhkan.

Namun terdapat wacana khusus terkait SRE 009 berikutnya akan

dikembangkan lebih komprehensif agar berbeda dengan pengelolaan Sub

Rekening Efek yang lain. Namun, dikarenakan menurut PT KSEI Sub Rekening

Efek 009 tergolong baru maka hal ini masih dalam tahap pengembangan dan

belum bisa dipublikasi sehingga tidak tahu kapan wacana terkait hasil dari

pengembangan lebih terhadap SRE 009 benar-benar bisa diterapkan.5 Pada

5 Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8 Juni 2021.

Page 61: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

52

kenyataannya, dalam penerapan sub rekening efek syariah 009 dari pertama kali

diterapkan yaitu pada tahun 2018, dan hingga penulis membahas permasalahan

ini masih berada dalam tahapan pengkajian di internal perusahaan PT KSEI yang

mengindikasikan pengembangan terhadap SRE 009 syariah cukup memakan

waktu yang terbilang lama.

Pada dasarnya pasar modal syariah memiliki prinsip yang digambarkan

dengan skema berikut:6

Tabel 4.1 prinsip pasar modal

6 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah di

Indonesia. (Jakarta: Kencana, 2009), h. 80.

Penyebab haramnya

transaksi

Implikasi di pasar modal

Haram ditinjau

dari zat nya

(Li dzhatihi)

Efek yang di perjual belikan harus representasi

barang dan jasa yang halal

Haram ditinjau

tidak dari zat

nya

(Li Ghairiri)

Tadlis 1. Keterbukaan transparansi informasi

2. Larangan terhadap informasi yang

menyesatkan

Taqrir Larangan terhadap transaksi yang mengandung

ke tidak jelasan objek yang di transaksikan, baik

dari segi pembeli maupun penjual.

Riba Fadhl Larangan untuk penukaran efek sejenis dengan

nilai normal yang berbeda.

Riba Nasiah Larangan atar perdagangan efek fiscal income

yang bukan representasi ‘ayn.

Riba

Jahiliyah

Larangan atas short selling yang menetapkan

bunga atas pinjaman

Bai’ Najasy Larangan untuk melakukan rekayasa permintaan

untuk mendapatkan keuntungan di atas laba

Page 62: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

53

Dari prinsip di atas dijelaskan secara jelas bahwa terdapat berbagai macam

kriteria penerapan dalam tataran operasional pasar modal syariah yang wajib

diterapkan, maka tak terkecuali pula PT KSEI dalam menerapkan operasional

Sub Rekening Efek syariah 009 juga wajib menerapkan prinsip tersebut guna

menyelaraskan dengan apa yang sudah diterapkan oleh sekuritas maupun OJK

dalam menjalankan transaksi pasar modal syariah.

Jika kita melihat ke dalam Fatwa yang menjadi acuan dari PT KSEI yaitu

fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018, tentang penerapan prinsip syariah dalam

pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta

pengelolaan infrastruktur investasi terpadu. Dijelaskan bahwa tidak boleh

bertentangan dengan prinsip syariah, antara lain terhindar dari riba, gharar,

maysir, tadlis, zhulm (penganiayaan), risywah, dharar, objek haram dan

mekanisme penyelesaian transaksi yang terlarang.

Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan dari Sub Rekening Efek Syariah

009 dirasa masih kurang tepat. Memang betul jika PT KSEI sendiri sudah

menyediakan fasilitas Sub Rekening Efek Syariah 009 dan menjelaskannya

normal, dengan menciptakan false demand

Ikhtikar Larangan untuk melakukan rekayasa penawaran

untuk mendapatkan keuntungan di atas laba

normal, dengan cara mengurangi supply agar

harga jual naik

Tidak sah akad Rukun dan

Syarat

Larangan atas semua investasi yang tidak di

lakukan secara spot

Ta’alluq Transaksi yang settelement-nya dikaitkan dengan

transaksi lainnya

2 in 1 Dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat:

objek dan pelaku yang sama dengan dilakukan

dalam periode yang sama

Page 63: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

54

dengan jelas di dalam peraturan KSEI No. I-C tentang sub rekening efek, namun

yang menjadi masalah yaitu dalam operasional antara Sub Rekening Efek

Syariah 009 dengan Sub Rekening Efek Depository 001 memiliki cara

pengelolaan yang sama persis.

Dalam wawancara dengan Adisty Widyasari selaku kepala unit komunikasi

perusahaan PT KSEI terkait dengan Sub Rekening Efek. Digambarkan bahwa

KSEI diibaratkan bagaikan hotel yang menyewakan kamar dengan kapasitas

kamar utama (SRE 001 Depository) bersifat konvensional dan penyewa kamar

dapat senantiasa menyewa kamar tambahan (SRE 009 Syariah) dengan syarat

harus menyewa kamar utama (SRE 001 Depository) terlebih dahulu yang

kemudian baru boleh menyewa kamar tambahan (SRE 009 Syariah) dan dengan

proses pengelolaan antara kamar utama (SRE 001 Depository) dengan kamar

tambahan (SRE 009 Syariah) dikelola dengan cara yang sama.7 Maka dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan Sub Rekening Efek

Syariah 009 ini masih belum komprehensif sehingga menimbulkan kerancuan

dari segi pengelolaan.

B. Pengawasan prinsip syariah dalam PT KSEI.

Rapat pleno antara PT KSEI dengan DSN-MUI yang dihadiri oleh ketua

DSN-MUI K.H. Dr. Ma’ruf Amin dan direktur utama KSEI Friderica Widyasari

Dewi membahas terkait pembentukan fatwa proses bisnis atas layanan jasa KSEI

yang kemudian diresmikan pada 1 April 2019 dengan melakukan penyerahan

antara sekretaris DSN-MUI Dr. H. Anwar Abbas kepada ibu Friderica Widyasari

Dewi selaku direktur utama KSEI pada waktu tersebut. Maka dengan resmi fatwa

nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 tentang penerapan prinsip syariah dalam

7 Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8 Juni 2021.

Page 64: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

55

pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta

pengelolaan investasi terpadu tersebut diperoleh PT KSEI.8

Dijelaskan di dalam Fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 terkait apa saja

yang harus disediakan dan dilakukan KSEI agar penerapan prinsip syariah di

dalam kegiatan bisnisnya dapat berjalan, di antaranya dijelaskan Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian harus membuat, melaksanakan dan memonitor

aturan yang melarang terjadinya pelanggaran prinsip syariah.9

Jika kita mengacu pada peraturan Pasal 4 huruf a POJK No.

15/POJK.04/2015 tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal. Maka

tindakan ini sejalan dengan fatwa tersebut, sebab dijelaskan bagi pihak yang

melakukan kegiatan syariah di pasar modal yaitu perusahaan yang menyatakan

kegiatan dan jenis usaha, dan/atau cara pengelolaannya, dan/atau jasa yang

diberikannya berdasarkan prinsip syariah di pasar modal. Maka KSEI selaku

lembaga regulator pasar modal yang mendapatkan fatwa dari DSN-MUI bisa

tergolong dalam ketentuan di dalam peraturan tersebut.

Peraturan tersebut berlanjut dengan pasal 7 dan pasal 8 POJK No.

15/POJK.04/2015 yang mengharuskan KSEI menyatakan dengan jelas dalam

anggaran dasar atau dokumen sejenis bahwa kegiatan usahanya dilakukan

berdasarkan prinsip syariah di pasar modal dan paling tidak wajib memiliki DPS

paling sedikit 1 (satu) direktur atau penanggung jawab kegiatan yang diberi

mandat oleh direksi yang memiliki pengetahuan yang memadai dan/atau

pengalaman di bidang keuangan syariah.

Adapun menurut pasal 9 dan butir (1) dan butir (2) POJK No.

15/POJK.04/2015. DPS yang diangkat wajib melalui Rapat Umum Pemegang

Saham, mekanisme lain yang setara dengan Rapat Umum Pemegang Saham, atau

8 Rizania, Nina, Unit Pemasaran Dan Komunikasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. “Berita Pers :

KSEI Peroleh Fatwa DSN-MUI Untuk Proses Bisnis & Layanan Jasa.” Jakarta, 1 April 2019. 9 Fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018.

Page 65: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

56

ditunjuk oleh direksi, serta DPS tersebut wajib merupakan orang perseorangan

atau badan usaha yang mempunyai izin.10

Dalam struktur perusahaan KSEI tidak ditemukan adanya DPS, rupanya hal

itu disebabkan oleh adanya sebuah kesepakatan antara DSN-MUI dengan KSEI

untuk tidak di perlukannya DPS di dalam struktural perusahaan KSEI11 namun

terdapat pengganti yang memiliki kewenangan dalam menjalankan tugas tersebut

adalah divisi pengawasan. Maka melihat peran divisi pengawasan di PT KSEI

yang sangat penting terkait pengawasan produk syariah. Seharusnya KSEI cukup

fokus atau perhatian dalam membuat, melaksanakan dan memonitor aturan yang

melarang terjadinya pelanggaran prinsip syariah.

Namun pada kenyataannya divisi pengawasan di PT KSEI bertugas untuk

pengawasan secara general dan keseluruhan terkait proses bisnis, dan tugas

utama dari divisi pengawasan hanya sebatas mengawasi terkait kesesuaian

penerapan perundang-undangan yang di terapkan oleh para partisipan efek.

Adapun tindakan yang dilakukan divisi tersebut mengacu pada peraturan KSEI

No. VII tentang pemeriksaan KSEI.

Lalu disusul dengan penjelasan butir 2.1.1. dan butir 2.1.1. peraturan No. VII

dijelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan KSEI

secara berkala yaitu pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban pemakai jasa dan/atau pengguna S-INVEST

terhadap peraturan KSEI. Ada pula pemeriksaan KSEI sewaktu-waktu, yaitu

pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka menguji adanya indikasi pelanggaran

oleh pemakai jasa dan/atau pengguna S-INVEST terhadap peraturan KSEI, baik

yang dilakukan atas kebutuhan KSEI ataupun atas permintaan OJK, Bursa Efek

dan/atau KPEI.

Dari pemaparan perundang-undangan tersebut maka dapat kita lihat bahwa

memang dalam menjalankan bisnisnya KSEI sebatas mengawasi para pemakai

10 POJK No. 15/POJK.04/2015 Tentang Penerapan Prinsip Syariah Di Pasar Modal. 11 Uztaz Kanny, Ketua Bidang Perbankan Syariah BPH DSN-MUI, Interview Pribadi, Jakarta, 3 Juli 2021

Page 66: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

57

jasa dan/atau pengguna sistem S-INVEST. Sehingga KSEI tidak berkonsentrasi

terhadap pengawasan pada penerapan prinsip syariah di pengelolaan bisnisnya.

Hal ini sangat disayangkan sebab pada praktiknya KSEI menerapkan prinsip

syariah pada pengaturan transaksi bisnis, salah satunya di sektor Sub Rekening

Efek.

Narasumber KSEI menjelaskan bahwa tidak ada pengawas yang mengawasi

sistem syariah secara intens di KSEI, adapun OJK selaku lembaga yang lebih

memiliki wewenang dalam mengaudit perusahaan keuangan, namun dalam

pengawasan yang dilakukan OJK hanya sebatas audit dari sistem bisnis yang

dilakukan secara rutin seperti diadakannya audit terkait sertifikasi ISO

9001:2015 tentang sistem manajemen mutu.12

Melansir dari wawancara dengan pihak DSN-MUI, dikatakan bahwa pada

dasarnya dikarenakan KSEI sebagai regulator pasar modal di Indonesia Bersama

BEI dan KPEI memang mereka bertindak sebagai penyelenggara pasar modal di

Indonesia, maka mereka tidak perlu adanya DPS, sebagai gantinya DSN-MUI

hanya memberikan pedoman berupa Fatwa yang harus di terapkan oleh KSEI

dalam menjalankan tugasnya13

KSEI merasa cukup hanya menerapkan prinsip syariah berdasarkan fatwa

namun tidak merasa sebagai bagian dari lembaga keuangan syariah. Hal ini

dikarenakan, KSEI merupakan bagian dari lembaga regulator mandiri pasar

modal bersama dengan KPEI dan BEI. Sehingga menurut narasumber terkait

sistem pengauditan secara intens yang dilakukan DPS hanya berlaku bagi

lembaga keuangan syariah.14 Tetapi yang menjadi permasalahan di sisi lain KSEI

ikut serta dalam menerapkan kebijakan transaksi syariah dengan bekerja sama

dengan DSN-MUI untuk mengadakan fatwa sebagai fondasi dari penerapan

prinsip syariah dalam pengelolaan bisnis KSEI.

12 Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8 Juni 2021. 13 Uztaz Kanny, Ketua Bidang Perbankan Syariah BPH DSN-MUI, Interview Pribadi, Jakarta, 3 Juli 2021 14 Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8 Juni 2021.

Page 67: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

58

C. Aset Tidak Bertuan di PT KSEI

Terkait mekanisme penitipan kolektif di KSEI, ada permasalahan yang perlu

mendapat perhatian pihak otoritas dan regulator di pasar modal dan juga para

pelaku pasar, yaitu mengenai unclaimed assets yang tercatat dalam rekening

Efek yang ada di KSEI.

Unclaimed assets atau aset terlantar/tidak bertuan adalah aset berupa Efek

atau dana milik nasabah pemegang rekening KSEI, perusahaan Efek dan Bank

Kustodian, yang tidak di-claimed oleh nasabah atau Emitennya sudah delisting

dan tidak ada pihak yang mewakili Emiten.15 Kondisi pertama terjadi karena

Perusahaan Efek atau Bank Kustodian sudah tidak dapat menghubungi

nasabahnya, padahal nasabah tersebut masih memiliki aset yang dititipkan di

KSEI. Hal ini semakin rumit apabila Perusahaan Efek atau Bank Kustodian

tersebut telah dibubarkan.16 Dengan demikian, terjadi pengalihan kewajiban

penyimpanan aset nasabah dari Perusahaan Efek atau Bank Kustodian di mana

KSEI akan menyimpan aset tersebut dalam suatu rekening tampungan.

Kondisi kedua terjadi karena Emiten atau Penerbit Efek tidak memberikan

informasi mengenai status dan perubahan identitas perusahaannya, seperti

alamat, pengurus, maupun identitas lainnya. Hal ini yang membuat KSEI

terhambat dalam melakukan kegiatan administrasi Efek yang dititipkan ke KSEI

oleh Emiten atau Penerbit Efek tersebut. Hal ini juga berdampak kepada investor

yang harus dilindungi kepentingannya sebagai Pemegang Efek.

Kondisi ketiga penyebab yang dapat memunculkan berupa efek yang tidak

bertuan antara lain karena proses pembukaan rekening efek terdahulu yang

belum dilakukan secara elektronik sehingga pengkinian data terkait investor sulit

dilakukan. Biasanya aset ini timbul dikarenakan pihak broker maupun KSEI

15 “Berita Pers : Tahun Depan, Pembukaan Sub Rekening Efek di KSEI Semakin Mudah dan Cepat”

Unit Komunikasi Perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Jakarta, 30 Desember 2013 16 Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8 Juni 2021.

Page 68: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

59

tidak dapat melakukan konfirmasi terkait kepemilikan aset ini karena pemilik

aset tidak bisa dihubungi.

Permasalahan ini pernah dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD)

yang diadakan oleh KSEI dan dihadiri oleh perwakilan-perwakilan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), Mahkamah Agung, Balai Harta Peninggalan Kementerian

Hukum dan HAM, Self Regulatory Organization (PT Bursa Efek Indonesia, PT

Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan KSEI), Badan Arbitrase Pasar Modal

Indonesia (BAPMI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal Indonesia serta

asosiasi-asosiasi yang terdapat di pasar modal.

Heri Sunaryadi, direktur utama KSEI pada masa tersebut, dalam

sambutannya menyampaikan bahwa saat ini di KSEI terdapat sekitar 13.000 sub

rekening yang terkait dengan 38 saham yang Emitennya sudah delisting dan

tidak beroperasi. Emiten-emiten 38 saham tersebut tidak dapat dihubungi,

sehingga saham tidak dapat ditransaksikan maupun dikonversikan ke dalam

bentuk warkat. Heri menyampaikan,

Unclaimed assets ini sangat serius untuk segera dicarikan solusinya karena peraturan

dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini belum cukup lengkap dan

memadai untuk menangani permasalahan ini. Kami berharap FGD ini sebagai langkah awal

dapat menggali usulan atau terobosan solusi yang bisa ditindaklanjuti oleh working group,

yang nantinya dapat dituangkan dalam bentuk semacam rekomendasi untuk diusulkan dapat

masuk dalam rencana pembahasan perubahan undangan-undang pasar modal.17

Namun kenyataannya semenjak Focus Group Discussion yang diadakan

pada tahun 2013 tersebut belum ada penjelasan yang cukup signifikan dari

perkembangan pengelolaan aset tidak bertuan, hingga pada tahun 2019 OJK

membuat pernyataan berniat untuk memasukkan permasalahan aset tidak bertuan

ke dalam salah satu klausul yang diusulkan dalam amandemen Rancangan

Undang-undang Pasar Modal (RUU Pasar Modal).

17 “Berita Pers : Aset Milik Investor yang Terlantar di KSEI Perlu Mendapatkan Perhatian Segera”

Unit Komunikasi Perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Jakarta, 30 Desember 2013

Page 69: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

60

Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi

mengatakan, dalam rancangan tersebut akan terdapat keterangan jangka waktu

kedaluwarsa terhadap aset tidak bertuan. Hal ini dikatakan agar aset dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan pasar modal, baik dari segi produk,

infrastruktur, maupun regulasi. Namun untuk saat ini perkembangan masih

berada dalam tahap perumusan. Untuk detailnya nanti akan diatur di peraturan

OJK agar bisa lebih dinamis dan mudah disesuaikan.18

Namun sejak pernyataan Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II

OJK Fakhri Hilmi tersebut hingga kini belum ada kepastian maupun kabar

terbaru terkait perkembangan RUU Pasar Modal, terlebih mengenai memasukkan

permasalahan aset tidak bertuan ke dalam salah satu klausul yang diusulkan

dalam amandemen.

Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan PT KSEI yaitu terus

melakukan inisiatif terkait penekanan nilai aset tidak bertuan dengan membantu

menginformasikan terkait kebenaran dari adanya rekening efek dari aset tidak

bertuan.

KSEI pun mengerti bahwa akurasi data nasabah yang digunakan untuk

pembuatan SID dan pembukaan sub rekening efek di KSEI memiliki andil yang

besar dalam penekanan nilai aset tidak bertuan.19 Sehingga dalam

pengaplikasiannya khusus untuk investor individu domestik dipastikan sistem

akan melakukan verifikasi terlebih dahulu ke data base dukcapil sebelum SID

dan sub rekening efek dibuat.

Dengan tindakan tersebut maka ke depannya dapat menekan bertambahnya

aset tidak bertuan. Dengan data yang akurat dan tersambung dengan dukcapil,

sangat dimungkinkan jika nantinya disediakan layanan untuk penelusuran aset

tidak bertuan oleh ahli waris dari pemilik efek yang sudah meninggal dunia

18 Nur Qolbi . “OJK: Aset tak bertuan jadi salah satu klausul dalam amandemen RUU Pasar Modal.”

KONTAN.CO.ID, Jakarta, 09 Agustus 2019. 19 Yoliawan H . “Ini strategi KSEI untuk menekan jumlah aset tak bertuan di pasar modal.”

KONTAN.CO.ID, Jakarta, 20 Maret 2019.

Page 70: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

61

Mengacu ke dalam butir 3 fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 bahwa

pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta

pengelolaan infrastruktur investasi terpadu, tidak boleh bertentangan dengan

prinsip syariah, antara lain terhindar dari riba, gharar, maysir, tadlis, zhulm

(penganiayaan), rishwah, dharar, objek haram dan mekanisme penyelesaian

transaksi yang terlarang.

Serta mengacu pada fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 butir 4 huruf ‘a’,

membuat, melaksanakan dan memonitor aturan yang melarang terjadinya

pelanggaran prinsip syariah dan huruf ‘b’ memberikan layanan jasa sesuai

dengan prinsip syariah pada kegiatan penyimpanan dan penyelesaian transaksi

efek.

Maka seharusnya pengoperasian dari segi bisnis maupun segi hukum yang

diterapkan KSEI tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan prinsip syariah

yang dimaksud, tetapi dengan adanya permasalahan aset tidak bertuan

mengindikasikan terdapat ke tidak jelasan dalam pengoperasian aset dari segi

kepemilikan, yang akhirnya membuat penerapan pelaksanaan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur

investasi terpadu bertentangan degan prinsip syariah.

Menurut narasumber Untuk saat ini fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018

dirasa belum bisa mengakomodasi permasalahan aset tidak bertuan di PT KSEI,

disebabkan tindakan aset tidak bertuan bukanlah sebuah permasalahan

umum20sehingga permasalahan tersebut bisa dibilang sebagai permasalahan yang

perlu didiskusikan lebih lanjut dengan DSN-MUI guna mendapatkan penjelasan

lebih komprehensif agar permasalahan aset tidak bertuan tidak memberikan

implikasi khusus pada penerapan prinsip syariah oleh KSEI.

20 Uztaz Kanny, Ketua Bidang Perbankan Syariah BPH DSN-MUI, Interview Pribadi, Jakarta, 3 Juli 2021

Page 71: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

62

Sebab aset tidak bertuan betul adanya dan nilai dari aset tersebut terus

bertumbuh, maka tentu permasalahan tersebut menjadi pengaruh citra bagi pasar

modal syariah maupun citra pasar modal Indonesia itu sendiri. Permasalahan

serupa yang di alami oleh KSEI juga terjadi di beberapa lini lembaga keuangan

syariah, salah satunya adalah di sektor uang elektronik, sering kali dalam

permasalahan uang elektronik syariah jika seorang konsumen menggunakan uang

elektronik syariah namun media kartu sebagai alat transaksi hilang, maka

menurut Fatwa uang yang tersimpan di dalam kartu tersebut tidak boleh ikut

hilang.21 Lebih lanjut di jelaskan jika pemilik kartu yang hilang tidak dapat di

identifikasi dalam kurun waktu tertentu, maka dana yang tidak jelas

kepemilikannya tersebut akan menjadi dana untuk kebajikan.

21 Fatwa DSN No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah

Page 72: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

63

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa

kesimpulan terkait penerapan dan pengawasan prinsip syariah terhadap Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian (studi kasus: PT KSEI), yaitu sebagai berikut:

1. PT KSEI terkait dengan pengelolaan Sub Rekening Efek Sariah 009 kurang

komprehensif, terlebih dalam bagaimana KSEI mengimplementasikan amanat

fatwa nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 terkait dengan penyediaan fasilitas yang

memisahkan Rekening Efek untuk keperluan syariah dengan Rekening Efek

untuk keperluan selain syariah. Dituangkan dalam peraturan KSEI No. 1-C

yang menyebabkan pemisahan Sub Rekening Efek tidak benar-benar terpisah.

Partisipan KSEI wajib untuk membuka SRE 001 Depository terlebih dahulu,

baru kemudian dapat membuka SRE 009 syariah, maka tindakan ini

mengindikasikan peluang mudahnya bagi perusahaan sekuritas yang

menyediakan sistem SOTS tetapi tidak membuka Sub Rekening Efek Syariah

009 melainkan hanya membuka Sub Rekening Efek 001 Depository.

Dikarenakan Sub Rekening Efek Syariah 009 bukan sebuah kewajiban yang

harus dilakukan melainkan hanya sekedar opsi tambahan. Maka tindakan ini

dapat mengindikasikan adanya kemungkinan penyimpangan tersebut.

2. Pengawasan prinsip syariah di KSEI dilakukan oleh divisi pengawasan

sebagai pengganti DPS sebab tidak ditemukannya DPS di dalam struktur

perusahaan, adapun anggota DPS seharusnya menurut POJK

No.16/POJK.04/2015. Anggota DPS wajib bersertifikasi ASPM sedangkan

sebagai pengganti DPS dijelaskan bahwa anggota divisi pengawasan dalam

PT KSEI belum bisa memastikan bersertifikasi ASPM. Dalam pengawasan

Page 73: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

64

yang dilakukan juga tidak komprehensif seperti DPS pada umumnya.

Pengawasan sebatas mengawasi terkait kesesuaian penerapan perundang-

undangan yang diterapkan oleh para partisipan efek. Pemeriksaan yang

dilakukan dapat berupa pemeriksaan KSEI secara berkala yaitu pemeriksaan

yang dilakukan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

pemakai jasa dan/atau pengguna S-INVEST terhadap peraturan KSEI. Ada

pula pemeriksaan KSEI sewaktu-waktu, yaitu pemeriksaan yang dilakukan

dalam rangka menguji adanya indikasi pelanggaran oleh pemakai jasa

dan/atau pengguna S-INVEST terhadap peraturan KSEI, baik yang dilakukan

atas kebutuhan KSEI ataupun atas permintaan OJK, Bursa Efek dan/atau

KPEI. Padahal menurut pasal 7 dan pasal 8 POJK No. 15/POJK.04/2015,

mengharuskan KSEI menyatakan dengan jelas dalam anggaran dasar atau

dokumen sejenis bahwa kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip

syariah di Pasar Modal dan paling tidak wajib memiliki DPS paling sedikit 1

(satu) direktur atau penanggung jawab kegiatan yang diberi mandat oleh

direksi yang memiliki pengetahuan yang memadai dan/atau pengalaman di

bidang keuangan syariah.

3. Aset tidak bertuan menjadi permasalahan khusus yang bertentangan dengan

penerapan prinsip syariah di KSEI. Pasalnya, menurut butir 3 fatwa nomor

124/DSN-MUI/XI/2018 bahwa pelaksanaan layanan jasa penyimpanan dan

penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur investasi terpadu

tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah, antara lain terhindar dari riba,

gharar, maysir, tadlis, zhulm (penganiayaan), risyttah, dharar, objek haram

dan mekanisme penyelesaian transaksi yang terlarang. Mengacu pada Fatwa

nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 butir 4 huruf ‘a’, membuat, melaksanakan dan

memonitor aturan yang melarang terjadinya pelanggaran prinsip syariah dan

huruf ‘b’. memberikan layanan jasa sesuai dengan prinsip syariah pada

kegiatan penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek. Maka seharusnya

Page 74: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

65

pengoperasian dari segi bisnis maupun segi hukum yang diterapkan KSEI

tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan prinsip syariah yang

dimaksud, tetapi dengan adanya permasalahan aset tidak bertuan

mengindikasikan terdapat ke tidak jelasan dalam pengoperasian aset dari segi

kepemilikan, yang akhirnya membuat penerapan pelaksanaan layanan jasa

penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek serta pengelolaan infrastruktur

investasi terpadu bertentangan degan prinsip syariah.

B. Saran

Dari kesimpulan yang didapat dari penjelasan di atas, maka penulis memiliki

saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk pihak yang terkait dalam

penerapan maupun pengawasan prinsip syariah di PT KSEI. Berikut beberapa

saran yang dimaksud:

1. pemisahan maupun pengelolaan bagi Sub Rekening Efek 009 Syariah

dapat lebih komprehensif, agar terjamin penerapan prinsip syariah di pasar

modal dari hulu ke hilir.

2. Perlunya pengawasan prinsip syariah di KSEI yang lebih komprehensif

dengan perlu adanya Dewan Pengawas Syariah yang sudah bersertifikasi

ASPM untuk berada di dalam jajaran struktur perusahaan guna dapat

memantau penerapan prinsip syariah yang diaplikasikan oleh KSEI.

3. perlunya KSEI mengadakan Focus Group Discussion (FGD), minimal

diadakan oleh KSEI dan dihadiri oleh perwakilan-perwakilan DSN-MUI.

Untuk membahas permasalahan aset tidak bertuan serta menerbitkan Press

Release terkait kejelasan bahwa permasalahan aset tidak bertuan tidak

memiliki implikasi khusus dengan penerapan prinsip syariah di PT KSEI.

Sehingga para investor tidak perlu ragu dalam menjalankan transaksinya

pada ekosistem pasar modal syariah di Indonesia.

Page 75: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

67

DAFTAR PUSTAKA

Berita

Wisnu, Rian. Perkembangan Pasar Modal Syariah Indonesia Dan Roandmapnya. CNBC

Indonesia, March 11, 2019.

Rizania, nina. Berita Pers : KSEI Peroleh Fatwa DSN-MUI Untuk Proses Bisnis &

Layanan Jasa. Jakarta : Unit Pemasaran Dan Komunikasi PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia, 1 April 2019.

Berita Pers : 21 Tahun KSEI: Inovasi Untuk Kenyamanan Transaksi Di Pasar Modal.

Jakarta : Unit Pemasaran Dan Komunikasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Desember 2018.

Berita Pers : Tahun Depan, Pembukaan Sub Rekening Efek di KSEI Semakin Mudah dan

Cepat. Jakarta : Unit Komunikasi Perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

30 Desember 2013.

Nur Qolbi . OJK: Aset tak bertuan jadi salah satu klausul dalam amandemen RUU Pasar

Modal. Jakarta : KONTAN.CO.ID, 09 Agustus 2019.

Yoliawan H . Ini strategi KSEI untuk menekan jumlah aset tak bertuan di pasar modal.

Jakarta : KONTAN.CO.ID, 20 Maret 2019.

Buku

Hadi, Nor, Pasar Modal Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.

Depdikbud. , Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Irsyad Lubis, Bank & Lembaga Keuangan, terbitan pertama. Medan : USU Pres, 2010.

Page 76: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

68

Abdul Fatah, Rohadi, Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fiqih Islam. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2006.

Gatot Supramono, Transaksi Bisnis Saham & Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan.

cetakan ke 1. Jakarta : Kharisma Putra Utama, 2014.

Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti,

2004.

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

Muhammad, Nafik HR, Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta : PT Serambi Ilmu

Semesta, 2009.

Manan, Abdul, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi Pasar Modal Syariah Di

Indonesia. Jakarta: Kencana, 2009.

Peraturan

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

Undang-undang No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

POJK No. 15/POJK.04/2015 Tentang Penerapan Prinsip Syariah Di Pasar Modal

POJK No.16 /POJK.04/2015 Tentang Ahli Syariah Pasar Modal

Page 77: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

69

Fatwa

Fatwa DSN No. 40/DSN/MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum

Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal

Fatwa DSN No.80/DSN-MUI/III/2011 Tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam

Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek.

Fatwa DSN No.124/ DSN MUI/XI/2018 Tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam

Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan Dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta

Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu

Fatwa DSN No. 116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah

Jurnal

OJK, LAPORAN PERKEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH INDONESIA 2018,

Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan.

2018.

Elvin Hadisaputro. Konsep Pendukung Keputusan dan Ekonomi teknologi Informasi (Studi

Kasus: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia). Jakarta: Jurnal Ilmiah Uklab, 2006.

Kristina Simbolon, Akibat Hukum Pengalihan Kepemilikan Efek Terhadap Efek Yang

Dititipkan pada Bank Kustodian. Medan: Departemen Hukum Fakultas Hukum

Universitas Sumatra Utara, 2014.

Silvia Sumbogo. Tinjauan Yuridis Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI)

sebagai Salah Satu Lembaga di Pasar Modal. Medan: Departemen Hukum Fakultas

Hukum Universitas Sumatra Utara, 2011.

Page 78: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

70

Suratman. Sekilas Tentang KSEI Dalam Implementasi Sistem Perdagangan Saham Tanpa

Warkat di Bursa Efek. Semarang: Fakultas Hukum Universitas Islam Malang,

Yurispruden Volume 1, Nomor 2, Januari 2018.

Mirsa Ridawarista. Implikasi Hukum Pembuktian Kepemilikan Saham dalam Transaksi

Efek Saham Melalui Sistem Perdagangan Tanpa Warkat. Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya, jurnal Hukum, 2014.

Sutito. Peranan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Sebagai Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian Dalam Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia.

Yogyakarta: Mimbar Hukum vol. x, 2001.

Tansu Kanawa. Peralihan Hak Milik Atas Saham Dalam Transaksi Efek di Pasar Sekunder

Melalui Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi,

Fakultas Hukum Universitas Lampung Bandar Lampung 2017.

Interview

Adisty Widyasari, Kepala Unit Komunikasi PT KSEI, Interview Pribadi, Jakarta, 8

Juni 2021.

Uztaz Kanny, Ketua Bidang Perbankan Syariah Badan Pengurus Harian DSN-MUI,

Interview Pribadi, Jakarta, 3 Juli 2021

Page 79: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 80: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

72

SURAT KETERANGAN

No: KSEI-0002/SKE/0721

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syariah Hidayatullah Jakarta berikut:

Nama : Kevin Tegar Prasetya

NIM 11160490000059

Prodi : Hukum Ekonomi Syariah

Pada tanggal 11 Juni 2021 telah melakukan wawancara dengan pihak KSEI, yaitu:

Nama : Adisty Widyasari

Jabatan : Kepala Unit Komunikasi Perusahaan

Untuk keperluan penulisan skripsi dengan judul Penerapan dan Pengawasan Prinsip Syariah

Terhadap Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (Studi Kasus : PT. KSEI)

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 8 Juli 2021

Rasmi M. Ramyakim

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan, Komunikasi dan Edukasi

AWD/Surat Keterangan Mahasiswa UIN Hidayatullah Jakarta_Kevin TP.doc

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building 1st Tower 5th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 – Indonesia Phone: (62-21) 5299 1099, Fax: (62-21) 5299 1199 www.ksei.co.id

Page 81: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

73

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Telp. (021) 74711537 ext. 1605, Fax (021) 7491821 Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat – Tangerang Selatan Website: www.uinjkt.ac.id, e-mail: [email protected]

Nomor : B- 1846/F4/HM.03.5/04/2021

Lampiran : - Hal : Izin Penelitian dan Wawancara

Yang Terhormat,

Bapak Uriep Budhi Prasetyo

Direktur Utama PT. KSEI

di Tempat

Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan

bahwa :

Nama : Kevin Tegar Prasetya Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1998

NIM 089603871267 Semester : 10 (Sepuluh)

Program Studi Alamat

: Hukum Ekonomi Syariah : Jl peninggaran timur 1, rt7, rw9, keb-lama, No.31.

Telp / Email : 089603871267/[email protected]

adalah benar yang bersangkutan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

“PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH TERHADAP

LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN TERPADU (Studi Kasus :

PT. KSEI)”

Sehubungan dengan itu, untuk melengkapi bahan penulisan metode penelitian, mohon

kiranya Bapak/Ibu dapat menerima yang bersangkutan untuk memperoleh data dimaksud.

Atas kerjasama dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 28 April 2021 an.Dekan

Kepala Bagian Tata Usaha

Drs. Saroni.

NIP. 196701011996031001

Tembusan: 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Arsip.

Page 82: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

74

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SKRIPSI

SEPUTAR PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH DI KSEI

Judul Penelitian

“Penerapan dan Pengawasan Prinsip Syariah Terhadap Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian (Studi Kasus: PT KSEI)”

Responden : Adisty Widyasari

Jabatan : Kepala Unit Komunikasi Perusahaan KSEI

Tanggal : Senin, 8 Juni 2021

Via : Zoom Meething

1. Apakah PT KSEI memiliki Dewan Pengawas Syariah?

Jawaban :

Sebetulnya di dalamPT KSEI sendiri tidak ada Dewan Pengawas Sariah,

tetapi KSEI sendiri memiliki pendampingan dengan DSN-MUI, sehingga jika

KSEI ingin melakukan kajian Syariah ataupun menerbitkan fatwa Syariah

maka bisa langsung menghubungi DSN-MUI selaku pendamping prusahaan,

Sesuai dengan fatwa 124 yang kita dapat dari DSN-MUI terkait penerapan

prinsip Syariah di KSEI. Dan kami juga sudah mempublikasi dengan

menerbitkan press release terkait fatwa 124 tersebut sehingga bisa di akses

secara detil oleh masyarakat.

2. Jadi apakah saya bisa katakan jika KSEI memiliki kedekatan kusus dengan

DSN-MUI sehingga jika KSEI ingin mengadakan review secara detil

mengenai pengawasan Syariah maka bisa langsung menghubungi DSN-MUI,

apakah demikian?

Page 83: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

75

Jawaban :

bukan pengawasan, lebih tepatnya kami sebetulnya membutuhkan saran dari

DSN-MUI, sehingga kami lebih menyebutnya sebagai masukan, pandangan,

ataupun pendapat jika kami ingin melakukan kajian ataupun membutuhkan

fatwa, semisal seperti fatwa 124 tersebut.

3. Baik, namun dari yang saya pahami, terkait berbagai macam dari bentuk

Lembaga yang menjalani transaksi Syariah maka di dalam susunan prusahan

tersebut seharusnya terdapat DPS, namun di KSEI dari yang saya lihat tidak

terdapat DPS, oleh karena itu apa alas an KSEI tidak memerlukan adanya

DPS?

Jawaban :

Jadi seperti yang kita tau, pasar modal itu terdiri dari tiga Lembaga yang

mengakomodir jalannya pasar modal di Indonesia, ada bursa efek Indonesia

(BEI), Kliring Penjamin Efek Indoneisa (KPEI), dan ada Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI). Sehingga ketiga Lembaga ini yang menjadi pelaksana

sekaligus yang menjalani regulasi yang ada. Sedangkan OJK itu menurut

kami mereka hanya memantau di bagian level produk saja seperti skuritas,

sehingga terkait peraturan prusahaan harus memiliki Dewan Pengawas

Syariah maka itu lebih tertuju kepada prusahaan seperti skuritas,

sepengetahuan kami juga Skuritas sering kali di audit setiap setahun sekali

terutama terkait penerapan efeek Syariah harus sudah sesuai, Tapi untuk

regulator mandiri pasar modal seperti kami hanya di berikan fatwa saja, guna

menjadi acuan dalam menjalankan pelayanan jasa kami sesuai Syariah.

4. bagaimana KSEI menerapkan fatwa 124 kedalam ekosistem kerja di KSEI?

Page 84: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

76

Jawaban :

Salah satu bentuk dari penerapanya yaitu terkait penerapan Sub Rekening

Syariah yang di sarankan oleh DSN-MUI. Sehingga dari hulu ke hilir di

harapkan sudah sesuai Syariah, kami sendiri sebagai KSEI jika dalam

runtutan dibukanya rekening Syariah maka ivestor harus meminta

permohonan ke skuritas kemudian skruitas membuka rekening ke ksei, dis itu

DSN-MUI melihat perlu adanya sub rekening Syariah. Maka kami

sediakanlah Sub rekening Syariah 009.

5. Dari apa yang saya lihat, Terkait sub rekening Syariah, di dalam peraturan

KSEI jika ingin membuka sub rekening efek Syariah adalah sebuah opsi dan

tidak di wajibkan, yang di wajibkan adalah sub rekening depositori terlebih

dahulu. Mengapa demikian?

Jawaban :

Memang dalam sub rekening efek sendiri kami memiliki berbagai macam,

namun dapat di jelaskan pada dasarnya ada sub rekening yang Syariah dan

ada sub rekening yang konvensional, dan kami sepakat dengan DSN-MUI

bahwa Sub rekening efek Syariah tidaklah di wajibkan sehinga jika investor

mau maka barulah kami buatkan.

6. dari sifat pembentukan Sub Rekening Efek yang bersifat opsi membuat saya

berfikir sepertinya tujuan adanya pendampingan antara KSEI dengan DSN-

MUI agar peneraapan prinsip syariah di pasar modal dari hulu ke hilir

menjadi tidak terpenuhi secara utuh, sebab jika dari prusahaan skuritas saja

sudah menerapkan system online trading Syariah sebagai upaya penerapan

Page 85: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

77

prinsip Syariah namun Ketika masuk kedalam KSEI sangat mungkin investor

Syariah tidak menggunakan sub rekening Syariah, apakah bisa demikian?

Jawaban :

menurut peraturan KSEI no 1 C, terkait Sub rekening efek nasabah prusahaan

dan juga bank custodian, jika ngin membuka rekening efek di ksei maka harus

membuka sub rekening efek 001 depositori yang bersifat konvensional, dan

justru yang wajib di buka terlebih dahulu adalah Sub rekening konvensional.

Sedangkan sub rekening sayriah kami beri kode 009, jadi pada dasarnya pun

untuk berbagai macam nasabah mau yang konvensional ataupun bukan wajib

di bukakan sub rekening 001 depository, ini sebetulnya jika skuritas ingin

membuka akun Syariah dan menerapkan SOTS maka biasaya skuritas akan

membukakan investor Sub Rekening Efek 009 syariah. Namun memang

dalam penerapan sub rekening efek Syariah 009 tidak tertulis di wajibkan.

Jadi memang masih bedasarkan praktik yang ada.

7. Terkati pengelolaan sub rekening efek 009 Syariah dengan sub rekening 001

yang bersifat konvensional apakah memiliki perbedaan?

Jawaban :

Untuk saat ini memang tidak ada perbedaan kusus tetapi untuk perkembangan

berikutnya akan kami bedakan, yang pertama tentu kami akan mengklaim sub

rekening efek Syariah 009 adalah secara jelas bahwa nasabah yang

menerapkan sub rekening Syariah dan juga menerapkan SOTS. Tetapi untuk

saat ini belum boleh kami publikasi secara detil terkait perkembangan

tersebut, yang pasti akan ada pengembanagan yang lebih koprehensif terkait

sub rekening efek Syariah 009. Dan perbedaan yang kami tonjolkan itu lebih

kepada bahwa kita tidak ada bunga, dan dikarenakan sub rekening Syariah ini

Page 86: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

78

masih terbilang baru maka memang untuk saat ini masih dalam tahap

pengembangan.

8. apakah sudah pasti jika skuritas yang menerapkan SOTS juga wajib membuka

sub rekening 001 yang bersifat konvensional? Mengapa tidak lansung di

wajibkan untuk membuat sub rekening 009 sayriah?

Jawaban :

Jadi dalam implementasinya Ketika investor ingin membuka akun berlabel

Syariah di sekuritas yang sudah menerapkan SOTS, maka nanti yang pertama

kali di buatkan adalah sub rekening 001 depositori (bersifat menyimpan dan

mencatatkan efek milik nasabah) , kemudian baru bisa request pilihan ingin

membuka sub rekening 009 syariah, sehingga sub rekening 009 syariah

bersifat sebahai tambahan, jadi bisa di katakana investor Syariah memiliki 2

sub rekening efek. Ibarat semisal KSEI adalah hotel maka jika ada

pengunjung yang datang memesan sebuah kamar biasa dan memita kamar

tambahan kusus maka kami sediakan kedua jenis kamar tersebut sesuai

dengan permintaan pemesan, kira kira seperti itu.

9. terkait penerapan faatwa 124 selain dalam bentuk sub rekening efek, apakah

ada bentuk implementasi lain?

Jawaban :

Kami juga mengimplementasikan di dalam rekening dana nasabah (RDN).

Jadi terkait bank RDN tidak bisa memilih kita ingin menggunakan bank apa,

karena bank yang di gunakan harus bedasarkan Kerjasama dengan ksei

terlebih dahulu, baru bisa menjadi bagian dari rekening dana nasabah. Supaya

bisa mendukung prinsip Syariah pasar modal maka kami juga sudah menjalin

Page 87: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

79

hubungan kerja sama dengan bank RDN yang merupakan bank Syariah yang

berlabel Syariah ataupun bank konvensional yang memiliki anak prusahaan

bank Syariah. Seperti Bank Sayariah Indoneisa ataupun Bank BCA Syariah.

10. terkait di dalam fatwa tertulis bahwa KSEI selaku LPP harus melaksanakan

dan memonitor aturan pelanggaran yang melarang terjadinya pelanggaran

prinsip Syariah, maka dalam cara kerja KSEI menerapkannya seperti apa?

Jawaban :

Jadi di dalam KSEI kami memiliki divisi kusus untuk memantau maupun

memonitor terkait permasalahhan tersebut, kami menyebutnya sebagai divisi

pengawasan. Selain menjaga bisnis yang berjalan di KSEI serta para

penggunanya juga harus sesuai, juga harus memastikan sesuai dengan apa

yang tertulis di dalam fatwa 124, tetapi tidak terbatas hanya fokus membahas

apa yang ada di dalam fatwa karena divisi tersebut memonitor secara general

keseluruhan prusahaan KSEI.

11. apakah anggota divisi pengawasan sudah bersertifikasi ASPM (Ahli Syariah

Pasar Modal)? Dan apakah pengawasan Syariah yang secara intens terdapat di

KSEI?

Jawaban :

Terkait sertifikasi tersebut kami merasa belum mendata lebih jauh, namun

nanti mungkin akan saya pastikan Kembali. Namun terkait pengawasan di

KSEI terkait penerapan prinsip Syariah yang cukup intens kami rasa tidak

ada, dan terkait pengauditan terhadap KSEI itu ada beberapa, karena

sebelumnya kami merasa KSEI bukan Lembaga syariah maka audit yang

bersifat Syariah kami tidak ada, tetapi audit secara general sudah di lakukan

Page 88: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

80

oleh OJK secara rutin, kami memiliki standar oprasional yang sering kali di

audit yaitu sertifikasi ISO 9001:2015 tentang sistem manajemen mutu.

12. Namun menurut peraturan OJK, mengatakan setiap Lembaga keuangan yang

menjalani transaksi Syariah bisa di katakan sebagai Lembaga keuangan

Syariah maka apakah tidak berlaku untuk KSEI selaku organisasi regulator

mandiri di pasar modal?

Jawaban :

Menurut kami sepertinya tidak berlaku, karena kami hanya perlu menerapkan

prinsip Syariah yang sudah ada dalam bentuk fatwa, dan kami sendiri merasa

bukanlah Lembaga keuangan Syariah. Berbeda dengan bank syarah yang jelas

sebagai bentuk dari Lembaga keuangan Syariah yang menurut kami Lembaga

seperti itu yang semestinya di audit secara Syariah. Dan mungkin yang lebih

harus di audit secara Syariah menurut kami adalah skuritas yang menerapkan

SOTS itu sendiri yang jelas pasti selalu melakukan bentuk transaksi sayriah.

13. sepengetahuan saya di dalam skuritas yang menerapkan SOTS juga di

dalamnya terdapat semacam divisi Syariah yang menangani terkait

perkembangan dari penerapan Syariah, apakah KSEI tidak memiliki hal

serupa di dalam bisnis yang di jalankan?

Jawaban :

Tidak ada, dan menurut kami sepetinya hal itu tidak perlu dikarenakan kami

adalah regulator pasar modal itu sendiri, dan berkaca dari BEI dan KPEI juga

demikian, walaupun di BEI sendiri juga terdapat divisi Syariah namun divisi

tersebut sepengetahuan kami hanya sebatas untuk edukasi saja dan bukan

bagian dari dalam bisnis. Begitu

Page 89: PENERAPAN DAN PENGAWASAN PRINSIP SYARIAH …

81

14. Bagaimana bisa ada asset tidak bertuan dan bagaimana KSEI menangani

permasalahan tersebut?

Jawaban :

Asset tidak bertuan bukan sesuatu yang dengan sengaja kami lakukan, sering

kali permasalahan tersebut timbul Ketika kami kehilangan kontak dengan

investor yang bersangkutan, sehingga investor tidak dapat di hubungi dan di

identifikasi, semisal ada Investor yang kehilangan smartphone nya yang

membuat investor tidak dapat di hubungi dan juga di tambah investor tersebut

bukanlah investor yang aktif. Adapun pula permasalahan ini di sebabkan dari

sumbangsih peralihan bentuk saham dari script menjadi scriptless, sehingga

pada waktu itu juga banyak data yang hilang. Namun dalam penanganan kami

tentunya sudah kami laporkan dan serahkan kepada ojk untuk memberikan

arahan lebih lanjut, dan setelah itu kami merasa permasalahan tersebut sudah

kami tutup.