Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

20
PENERAPAN AKRUAL BASIS DALAM KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA Untuk Memenuhi Tugas UTS Akuntansi Sektor Publik Dosen Pembina : Yona Octiani Lestari, SE., MSA. Oleh : Rian Saifulloh 12520013 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS EKONOMI

description

Akuntansi Sektor Publik

Transcript of Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

Page 1: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

PENERAPAN AKRUAL BASIS DALAM KEUANGAN SEKTOR

PUBLIK DI INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas UTS Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pembina : Yona Octiani Lestari, SE., MSA.

Oleh :

Rian Saifulloh

12520013

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANGFAKULTAS EKONOMIJURUSAN AKUNTANSI

April 2015

Page 2: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

Abstrak

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Maka dari itu kualitas sangat berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri saat ini telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas di keuangan pemerintahan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada pasal 70 ayat 2 telah menyatakan bahwa penggunakan metode akrual basis harus dilakukan selambat-lambatnya tahun 2008. Tapi, pada kenyataannya penerapan akrual basis masih berjalan tidak sepenuhnya. Dimana dalam penganggaran masih menggunakan kas basis. Tentunya itu dikarenakan Indonesia juga harus menyesuaikan keadaan fenomena dan adat yang sejatinya di ada Indonesia. Maka dalam artikel ini berisi tentang kenyataan kendala penerapan akrual basis di Indonesia sampai saat ini.

Page 3: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan

sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dalam akuntansi dan laporan

keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan

pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai

kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka

informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi

organisasi. Dan dalam era saat ini keuangan negara Indonesia dituntut untuk meningkatkan

kualitas kinerja, transparansi, dan akuntabel.

Pemerintah Indonesia sendiri saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk

memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia.

Upaya ini mendapat momentum dengan dilakukannya reformasi keuangan negara berupa

diterbitkannya tiga paket undang-undang di bidang keuangan negara yaitu UU Nomor 17

tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, dan UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan

Pengelolaan Keuangan Negara.

Perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi pemerintahan

merupakan bagian reformasi bidang keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam UU

Nomor 17 tahun 2003. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan basis

akrual yakni dapat menghasilkan data keuangan yang rinci dalam hal penelusuran kejadian

ekonomi suatu transaksi, sehingga mencapai tingkat transparasi, akuntabilitas dan

auditabilitas yang dinginkan oleh pengguna akhir laporan keuangan.Tetapi ada juga pendapat

bertentangan yang menyatakan tingginya transparabilitas dan akuntabilitas basis akrual

daripada basis kas menimbulkan biaya implementasi yang lebih mahal, kinerja yang lebih

banyak, interpretasi yang beragam dari pemakai sistem, dan secara keseluruhan lebih

kompleks.Oleh karena itu ada negara yang berhasil dalam penerapan implementasi akuntansi

basis akrual seperti New Zealand dan Australia, tetapi adapula yang gagal seperti Nepal dan

Fiji.

Di negara-negara anggota OECD, basis akrual sejauh ini lebih banyak diterima untuk

pelaporan keuangan dari pada untuk tujuan penganggaran. Dua alasan yang sering

dikemukakan atas hal ini adalah pertama, penganggaran secara akrual dipercaya akan

menimbulkan risiko disiplin anggaran. Keputusan politik untuk mengeluarkan uang harus

Page 4: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

dikaitkan dengan kapan pengeluaran itu dilaporkan dalam anggaran. Hanya basis kas yang

dapat memenuhi hal tersebut. Alasan kedua, yaitu bahwa legislator cenderung resisten untuk

mengadopsi anggaran akrual karena kompleksitas dari konsep akrual itu sendiri. Namun

demikian, apabila penerapan akrual hanya digunakan untuk pelaporan keuangan dan tidak

untuk anggaran, kelemahannya adalah tidak akan menyelesaikan masalah secara

serius/komprehensif. Anggaran adalah dokumen kunci dari manajemen sektor publik

(pemerintah) dan akuntabilitas didasarkan pada anggaran yang telah disetujui legislator

(DPR/DPRD).

Penentuan keberhasilan implementasi akuntansi secara akrual antara lain dipengaruhi

oleh Kehati-hatian dalam memilih strategi penerapan akrual basis, komitmen politik,

mengkomunikasikan tujuan, cukupnya tenaga akuntan yang handal, sistem akuntansi

informasi yang memadai, badan audit tertinggi harus memiliki sumberdaya yang tepat. Untuk

itulah, dengan memperhatikan seluruh aspek dan kondisi yang terjadi di Indonesia,

Pemerintah mengambil strategi untuk menerapkan akuntasi berbasis akrual secara bertahap

dibandingkan dengan big bang. Harapan besar agar Indonesia dapat berhasil menerapkan

akuntansi akrual secara penuh di tahun 2015.

Namun kenyataannya penerapan sistem akuntansi berbasis akrual tersebut menjadi

kendala bagi pemerintah Indonesia. Sehingga sampai saat ini belum bisa diterapkan secara

penuh dan masih menggunakan sistem akuntansi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun 2005 yaitu basis kas menuju akrual (cash toward accrual).

Tuntutan dari kalangan lembaga-lembaga international yang sekarang mempunyai

berhubungan dengan Indonesia dalam hal pinjaman hutang, seperti the International

Monetary Fund (IMF), Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD),

dan World Bank, menuntut Indonesia untuk menerapkan basis akrual diera ini karena

lembaga-lembaga itu membutuhkan laporan keuangan yang transparan guna nantinya untuk

patkan sebagai meminjami hutang ke Indonesia. Hal tersebut mendorong pemerintah pada

tahun 2010, melalui Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menerbitkan standar

akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang ditetapkan melalui PP nomor 71 tahun 2010

tentang standar akuntansi pemerintahan menggantikan PP nomor 24 tahun 2005.

Setelah diterbitkannya standar laporan keuangan berbasis akrual tersebut, pengelolaan

keuangan Indonesia menjadi transparan dan akuntable. Hal itu bisa dilihat dari laporan

keuangan yang dikeluarkan pemerintah saat ini. Tetapi pelaksanaan sistem akuntansi berbasis

akrual itu masih belum diterapkan secara penuh oleh pemerintah Indonesia. Hal tersebut bisa

dilihat dari laporan anggaran pemerintah yang saat ini masih menggunakan akuntansi

Page 5: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

anggaran berbasis kas. Ini membuat pertanyaan tentang mengapa Indonesia tidak

menggunakan akrual secara penuh dan hanya menggunakan tidak sepenuhnya. Maka dalam

artikel ini akan membahas tentang kendala indonesia dengan menggunakan basis akrual

secara penuh dalam pelaporan publiknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Perbedaan antara Cash Basis dengan Acrual Basis ?

2. Apa Keunggulan dan Kelemahan dari metode Cash Basis dan Accrual Basis ?

3. Bagaimana penerapan metode Accrual Basis di Indonesia ?

C. Tujuan

1. Mengetahui perbedaan metode cash basis dan acrual basis.

2. Meemahami keunggulan dan kelemahan dari masing-masing metode

3. Mengetahui penerapan accrual basis di indonesia saat ini

Page 6: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Akuntansi dan Siklus Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai

informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain

untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga

pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan

aktivitas keuangan.

Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”. Akuntansi bertujuan

untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para

manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham,

kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah

pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi

keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan

dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi,

adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu

organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini yang masuk akal tapi tak dijamin

sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum.

B. Metode Pencatatan Akuntansi

a) Cash basis

Akuntansi cash basis merupakan basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk

pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Cash Basis akan mencatat kegiatan

keuangan saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan

tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk

tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat

seperti halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan,

kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika

menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit

akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang

Page 7: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah

dari yang sebenarnya terjadi. Karakteristik pada Cash Basis :

1. Pengakuan Pendapatan :

Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat

perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang

kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis

kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal

adanya estimasi piutang tak tertagih.

2. Pengakuan Biaya :

Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara

kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah

diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis

ketimbang accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan

praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai

credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).

Keunggulan Pencatatan dengan Cash Basis

a. Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan

pembiayaan.

b. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban

telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan

pendapatan.

c. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar mencerminkan

posisi yang sebenanya.

d. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.

e. Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada

saat laporan tersebut.

f. Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum

tertagih.

Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

a. Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.

Page 8: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

b. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan

pendapatan sampai diterimanya uang kas.

c. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi

piutang tak tertagih.

d. Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung,

mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat

(malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai

cash basis).

e. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.

f. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan

diakui pada saat kas masuk atau keluar.

g. Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu

berpatokan kepada kas.

b) Accrual Basis

Accrual Basis memiliki model pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena

transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi

dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan.

Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.

Jadi Accrual Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara

kas diterima atau dibayar. Karakteristik pada accrual basis :

1. Pengakuan pendapatan :

Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan mempunyai hak

untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis

menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam

accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah

diakui padahal kas belum diterima.

2. Pengakuan biaya

Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan

kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai

starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis

Page 9: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

dewasa ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis

ini.

Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

a. Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.

b. Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal

dan terpercaya.

c. Pendapatan  diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih

handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.

d. Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan

Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk

menggunakan basis akural).

e. Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung

kedalam estimasi piutang tak tertagih.

f. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai

dengan transaksi yang terjadi.

g. Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat

diakui sebagai pendapatan.

h. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan

kebijakan perusahaan kedepanya.

i. Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat

mengurangi risiko kerugian.

KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

a. Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.

b. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga

dapat mengurangi pendapatan perusahaan.

c. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi

pendapatan perusahaan.

d. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan

perusahaan.

e. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan

oleh pihak lain dapat diterima.

Page 10: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

BAB III

PEMBAHASAN

PENERAPAN AKRUAL BASIS DI SEKTOR PUBLIK INDONESIA

Berdasar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 pasal 36 ayat 1 menyatakan:

“Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini

dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.”

Berdasar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada pasal 70 ayat 2

dinyatakan:

“Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 dan pasal 13 undang-undang ini

dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008.”

Maka sebenarnya penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintahan Indonesia seharusnya

sudah harus dilaksanakan sejak tahun 2008 sesuai amanat berdasar UU diatas.

Tetapi, ternyata sampai sekarang ini pada penerapannya masih belum sepenuhnya

bisa menggunakan akrual basis, padahal peraturan tentang standar akuntansi akrual telah

diterbitkan. Hal ini merupakan langkah yang harus ditempuh pemerintah dalam

mengoptimalkan pelaporan yang dengan penuh menggunakan akrual basis yang mana sudah

tercantum pada Undang-undang, walaupun sebenarnya pergantian ini merupakan langkah

kemunduran tentang ideologi Indonesia yang tidak memegang prinsip mengatur dengan

metode sendiri yang sudah lama. Dan karena faktor dari lembaga International yang

menyebabkan Indonesia suka tidak suka harus melakukan itu

Tetapi dalam proses pelaporan keuangan dari akrual bassis ada juga manfaat yang

dapat diperoleh atas penerapannya, baik bagi pengguna laporan maupun bagi pemerintah

sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain : dapat menyajikan laporan

posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, memperlihatkan akuntabilitas pemerintah

atas penggunaan seluruh sumber daya, menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas

pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan,

memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan

kasnya, memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam medanai

aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya, membantu user dalam

pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau melakukan bisnis dengan

Page 11: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

entitas, dan pengguna laporan dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya

pelayanan, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.

Maka perubahan akuntansi pemerintahan ke metode akrual ini dapat menghasilkan

laporan keuangan yang lebih transparan dan lebih akuntabel serta meningkatkan kualitas

kinerja. Jika penerapan akuntansi berbasis kas menuju akrual saja masih banyak menghadapi

hambatan, apalagi lagi jika pemerintah akan menerapkan akuntansi berbasis akrual.

Dalam penerapan akrual di pemerintahan Indonesia sendiri ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Akuntansi

Tentunya sistem informasi menjadi komponen yang selalu penting dalam berbagai aspek,

salah satunya adalah pada proses laporan keuangan. Tentu dengan mengganti kas basis

menjadi akrual basis perlu merubah program TI yang diseting untuk penerapan pengerjaan

akuntansi sektor publik menggunakan akrual basis. Guna nantinya sebagai keandalan

pelaporan keuangan, dan efisien serta efektifitas dalam proses tersebut. Maka tersedianya

sistem teknologi informasi yang mampu mengakomodasi persyaratan-persyaratan dalam

penerapan akuntansi berbasis akrual sangat diperlukan.

2. Komitmen Pimpinan

Dalam proses perubahan suatu hal pasti hal yang juga penting adalah dukungan dari

pemimpin. Di Indonesia sendiri dalam peningkatan kualitas produk akuntansi pemerintahan

saat pencatatan dan pelaporan bisa ditingkatkan oleh kementerian/lembaga di pemerintah

pusat dan pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu pada pedoman

yang disusun oleh menteri keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pengelolaan

keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat dan sistem akuntansi pemerintah daerah

disusun dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Maka dengan

regulasi itu berarti pimpinan disini menjadi kunci sukses terciptanya realisasi tersebut yaitu

dengan pemimpin dari lembaga keuangan bisa bersinergi terhadap apa yang akan dilaporkan

sesuai regulasi yang dibentuk lembaga negara tersebut.

3. Sumber Daya Manusia yang Kompeten

Dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah tak lepas dari SDM yang nantinya

mengerjakan laporan tersebut dan tentu mempunyai pengetahuan kompetensi yang benar

yaitu tentang keuangan pemerintah. Pada saat ini, kebutuhan SDM yang kompeten sangat

Page 12: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

dibutuhkan dalam upaya untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Untuk

itu, pemerintah pusat dan daerah perlu menyusun perencanaan SDM yang kompeten di

bidang akuntansi pemerintahan. Termasuk di dalamnya memberikan pemahaman moral yang

memadai untuk mencegah timbulnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) oleh

SDM. Tentu hal tersebut bisa menciptakan SDM yang profesional dan produktifitas tinggi.

4. Lingkungan/Masyarakat

Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan penerapan akuntansi

pemerintahan yang akrual basis ini. Masyarakat perlu dilatih untuk mampu memahami

laporan keuangan pemerintah, sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas

peneriamaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun pengalokasian sumber daya yang

ada. Dengan dukungan yang baik dari rakyat maka pemerintah akan lancar dalam prosesnya

kedepan.

Dan salah satu poin penting dalam penerapan akuntansi berbasis akrual di Indonesia

saat ini yang masih belum penuh adalah terletak pada pelaporan dengan akrual basis

sedangkan anggaran yang masih menggunakan kas basis. Jika anggaran akan diterapkan ke

akrual basis rasanya sulit diterapkan di pemerintahan karena anggaran pemerintah sangat

banyak macamnya. Dalam akuntansi anggaran mensyaratkan adanya pencatatan dan

penyajian akun operasi sejajar dengan anggarannya. Anggaran berbasis akrual berarti

mengakui dan mencatat anggaran dan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada

saat kejadian, atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, tanpa

memperhatikan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal inilah yang menjadi

metode yang agak sulit jika pemerintah akan menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam

pemerintahan.

Adapun kesulitan penerapan anggaran berbasis akrual dipemerintahan adalah terkait

dua alasan berikut ini :

1.  Anggaran akrual disinyalir masih beresiko dalam disiplin anggaran. Keputusan politis untuk

membelanjakan uang sebaiknya ditandingkan dengan ketika belanja tersebut dilaporkan

dalam anggaran. Hanya saja, basis kas yang dapat menyediakannya. Jika sebagian besar

proyek belanja modal, misalnya, dicatat dan dilaporkan pada beban penyusutan, akan

berakibat meningkatkan pengeluaran untuk proyek tersebut.

2. Resistensi dari lembaga legislatif untuk pengapdosian penganggaran akrual basis. Resistensi

ini seringkali akibat dari terlalu kompleknya penganggaran akrual. dalam konteks ini,

lembaga legislatif negara yang menerapkan penganggaran akrual pada umumnya akan

memiliki peran yang lemah dalam proses penganggaran.

Page 13: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

Berdasar berbagai persoalan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual dalam

pemerintahan indonesia seperti yang telah disebutkan diatas, maka pemerintah harus

berupaya semaksimal mungkin agar penerapannya dapat berjalan dengan baik dan efisien

demi terciptanya keuangan pemerintah yang lebih transparan dan akuntabel serta kualitas

kinerja tinggi. Dan manfaat akuntansi berbasis akrual sendiri sudah diketahui yaitu dapat

menyediakan gambaran operasional pemerintah yang lebih transparan serta pendapatan dan

belanja pemerintah dapat dialokasikan secara tepat setiap saat.

Setelah penjelasan diatas, sebenarnya penerapan akrual basis ini merupakan langkah

dari pemerintah dengan menggunakan akrual basis karena dorongan dari pihak luar dari

Indonesia sendiri karena Indonesia dituntut oleh lembaga international yang nantinya laporan

itu bisa dibaca oleh dunia yaitu dengan prinsip transparansi dan akuntable. Ini merupakan

peluang sebenarnya untuk luar yang bisa melihat potensi di Indonesia setelah meliha segala

keuangan Indonesia. dalam hal ini bisa nentunya muncul keuntungan dan kerugian saat

penerapan metode tersebut. Dan itu adalah alasan yang membuat Indonesia dalam laporannya

belum sepenuhnya pada akrual, tetapi sebenarnya natinya perpaduan ini menjadi hal yang

juga dipertimbangkan dalam alasan mengapa belum sepenuhnya akrual. Karena sebenarnya

dalam penentuan metode harus melihat regional dari negara itu sendiri dan

tidakmenggunakan metode yang lain. Jadi saat ini penerapan akuntansi publik di Indonesia

masih menggunakan campuran dari keduanya pada kenyataannya tetapi masih ada yang

menggunakan metode kas basis khususnya di angaran.

Page 14: Penerapan Akrual Basis Dalam Laporan Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

Daftar Pustaka

Mardiasmo. 2009. Akuntansi sektor publik.Yogyakarta ; Penerbit Andi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.