Penentuan Skala Keelektronegatifan Menurut Beberapa Tokoh

4
Nama : Yokhebed Fransisca No. Re gistrasi : 3315111296 Kelas : Pendidikan Kimia Reguler 2011 Penentuan Skala Keelektronegatifan Menurut Beberapa Tokoh 1. Linus Pauling (1932) Pauling mendefinisikan keelektronegatifan (χ ) sebagai kekuatan sebuah atom untuk menarik elektron mendekati atom tersebut. Berdasarkan definisi tersebut diketahui bahwa keelektronegatifan bukanlah sifat atom yang terisolasi melainkan sifat atom dalam molekul yang dipengaruhi oleh lingkungan dan atom-atom yang berada di sekitarnya. Skala keelektronegatifan Pauling didasarkan pada data termokimia, yaitu data energi disosiasi ikatan termodinamika yang dinyatakan dalam electron volt. 2. Mulliken-Jaffe (1934) Mulliken menyatakan bahwa ada 2 energi yang mempengaruhi besarnya nilai elektronegativitas suatu atom, yaitu energi ionisasi dan afinitas elektron. Nilai elektronegativitas tersebut didasarkan pada kecenderungan atom untuk melepas atau menerima elektron dalam ikatan kimia. Mulliken mengamati bahwa unsur-unsur yang berada di sebelah kiri bawah tabel periodik memiliki energi ionisasi dan afinitas electron yang rendah. Hal ini menyatakan bahwa atom-atom itu mudah melepas elektron untuk membentuk ion positif, tetapi tidak mudah menerima electron untuk membentuk ion negatif. Sehingga atom-atom tersebut cenderung bertindak sebagai donor  electron ketika berinteraksi dengan unsur lainnya. Sedangkan unsur-unsur yang berada di sebelah kanan tabel periodik (kecuali gas mulia) memiliki energi io nisasi dan juga afinitas elekt ron yang besar. Akibatnya, unsur-unsur ini mudah menerima elektron tetapi sangat sulit untuk melepaskan elektronny a. Oleh sebab itu unsur-unsur ini disebut sebagai akseptor  elektron. Berdasarkan pengamatan Mulliken terhadap unsur-unsur dalam tabel periodik tersebut, ia mendefinisikan bahwa elektronegativitas berbanding lurus dengan rata-rata energi ionisasi dan afinitas elektron.

description

Anorganik

Transcript of Penentuan Skala Keelektronegatifan Menurut Beberapa Tokoh

Nama: Yokhebed FransiscaNo. Registrasi: 3315111296Kelas: Pendidikan Kimia Reguler 2011

Penentuan Skala Keelektronegatifan Menurut Beberapa Tokoh

1. Linus Pauling (1932)Pauling mendefinisikan keelektronegatifan () sebagai kekuatan sebuah atom untuk menarik elektron mendekati atom tersebut. Berdasarkan definisi tersebut diketahui bahwa keelektronegatifan bukanlah sifat atom yang terisolasi melainkan sifat atom dalam molekul yang dipengaruhi oleh lingkungan dan atom-atom yang berada di sekitarnya. Skala keelektronegatifan Pauling didasarkan pada data termokimia, yaitu data energi disosiasi ikatan termodinamika yang dinyatakan dalam electron volt.

2. Mulliken-Jaffe (1934)Mulliken menyatakan bahwa ada 2 energi yang mempengaruhi besarnya nilai elektronegativitas suatu atom, yaitu energi ionisasi dan afinitas elektron. Nilai elektronegativitas tersebut didasarkan pada kecenderungan atom untuk melepas atau menerima elektron dalam ikatan kimia.Mulliken mengamati bahwa unsur-unsur yang berada di sebelah kiri bawah tabel periodik memiliki energi ionisasi dan afinitas electron yang rendah. Hal ini menyatakan bahwa atom-atom itu mudah melepas elektron untuk membentuk ion positif, tetapi tidak mudah menerima electron untuk membentuk ion negatif. Sehingga atom-atom tersebut cenderung bertindak sebagai donor electron ketika berinteraksi dengan unsur lainnya. Sedangkan unsur-unsur yang berada di sebelah kanan tabel periodik (kecuali gas mulia) memiliki energi ionisasi dan juga afinitas elektron yang besar. Akibatnya, unsur-unsur ini mudah menerima elektron tetapi sangat sulit untuk melepaskan elektronnya. Oleh sebab itu unsur-unsur ini disebut sebagai akseptor elektron.Berdasarkan pengamatan Mulliken terhadap unsur-unsur dalam tabel periodik tersebut, ia mendefinisikan bahwa elektronegativitas berbanding lurus dengan rata-rata energi ionisasi dan afinitas elektron. = (IEv + EAv)Mulliken-Jaffe menentukan nilai eketronegativitas melalui pertemuan total energi (energi ionisasi + afinitas electron) fluorin dan chlorine yang disajikan dalam bentuk kurva.IEv + EAv = 2

3. Allen (1992)Allen mendefinisikan elektronegativitas sebagai Energi Konfigurasi (CE). Energi Konfigurasi adalah rata-rata energi satu elektron valensi pada keadaan dasar atom bebas. Energi konfigurasi digunakan untuk mengukur ikatan logam kovalen dan ikatan ionik.

dimana , m dan n adalah energi dan jumlah electron valensi di orbital p dan s.

4. Allred-Rochow (1958)Allred-Rochow mendefinisikan keelektronegatifan dengan muatan inti efektif (Zeff) dan radius ikatan kovalen.

dimana r adalah radius ikatan kovalen (pm).

5. Sanderson (1955)Sanderson menjelaskan keelektronegatifan dari segi ukuran atom dengan cara yang unik. Untuk merumuskan persamaan keelektronegatifan, Sanderson menetapkan bahwa ketika dua atom yang memiliki beda keelektronegatifan membentuk senyawa, keelektronegatifan dari atom-atom konstituen menjadi sama. Jadi, untuk pertama kalinya konsep keelektronegatifan didefinisikan sebagai sesuatu yang dinamis, bukan lagi sebagai sesuatu yang statis. Keelektronegatifan diidentifikasi sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk menghilangkan sejumlah kecil kepadatan elektron dari suatu molekul pada titik r.

6. Gordy (1946)Gordy mengusulkan bahwa keelektronegatifan adalah potensial elektrostatis (atau muatan inti efektif Zeff dari inti atom ke elektron pada kulit terluar) yang dirasakan oleh salah satu elektron valensi dalam jarak ikatan kovalen tunggal (rcov).

dengan

n adalah jumlah elektron pada kulit terluar dan adalah konstanta screening elektron valensi.

7. Walsh (1951)Walsh mengkorelasikan keelektronegatifan dengan konstanta gaya peregangan (stretching force constant) dari ikatan antara sebuah atom dengan atom hidrogen. Walsh mengusulkan bahwa keelektronegatifan atom dari golongan X adalah konstanta gaya peregangan (stretching force constant) dari ikatannya dengan atom hidrogen (X-H) dan juga menunjukkan dengan jelas bahwa kepolaran tidak menambah kekuatan ikatan.

8. Hinze & Jaffe (1962)Hinze dan Jaffe berpendapat bahwa keelektronegatifan bukanlah sifat dari atom dalam keadaan dasar, tetapi sifat atom dengan keadaan yang sama dan ditemukan dalam sebuah molekul dalam keadaan valensinya. Istilah Keelektronegatifan Orbital muncul karena keelektronegatifan dapat didefinisikan dengan istilah orbital ikatan.

Dimana b dan c adalah konstanta.

9. Phillips (1968)Phillips Scale mendefinisikan elektronegativitas dalam hal sifat dielektrik atom dalam keadaan valensinya.

10. Michaelson (1978)Micheaelson memberi hubungan antara skala elektronegatifitas atom dan usahanya.

11. Martynov & Batsanov (1980)Elektronegativitas diperoleh dari rata-rata energi ionisasi secara berurutan dari elektron valensi unsur

12. Gyftopoulos dan HatsopoulosGyftopoulos dan Hatsopoulos mendefinisikan keelektronegatifan sebagai additive inverse of chemical potential ().

Dimana N adalah jumlah elektron.

Nilai elektronegativitas dapat digunakan untuk memprediksi polaritas ikatan. Contohnya Cl ( = 3.16) lebih elektronegatif dibanding hidrogen ( = 2.20) sehingga ikatan kovalen HCl terpolarisasi menjadi H+ Cl-. Dari data ini dapat diperkirakan bahwa ketika HCl bereaksi dengan air akan mengalami ionisasi yaitu H+ dan Cl-. Berdasarkan Leach, nilai elektronegativitas unsur-unsur dalam table periodik berkisar antara 0,79 sampai 4,00.

Sumber: Concerning Electronegativity as a Basic Elemental Property and Why The Periodic Table is Usually Represented In Its Medium Form (Mark R. Leach) artikel dari www.meta-synthesis.com Inorganic Chemistry: Principles of Structure and Reactivity (James E. Huheey) Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1