Penentuan Kadar Klorofil Secara Spektroskopi
-
Upload
maximus-tigo-busak -
Category
Documents
-
view
178 -
download
0
description
Transcript of Penentuan Kadar Klorofil Secara Spektroskopi
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
(PENENTUAN KADAR KLOROFIL SECARA SPEKTROSKOPI)
Disusun oleh:
MAXIMUS TIGO
F05112047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014
ABSTRAK
Tumbuhan merupakan sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup
manusia. Tumbuhan merupakan penghasil makanan bagi manusia. Tumbuhan
terdiri dari tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah. Tumbuhan
sebagai penghasil makanan bagi makhluk hidup lainnya, termasuk manusia.
Setiap hari manusia mengkonsumsi sayur-sayuran yang beraneka jenis warna dan
rasanya. Pewarna merupakan tambahan makanan yang sangat penting. Biasanya
manusia melihat makanan dengan melihat warna makanan tersebut. Warna-warna
yang ada pada sayur-sayuran tersebut merupakan zat warna yang dihasilakn oleh
tumbuhan.Warna-warni yang ada pada daun-daunan pada tumbuhan dapat
diketahui dengan mengukurnya menggunakan alat yang disebut spektrofotometer.
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur laju fotosintesis dengan menguku kadar
klorofil daunnya pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Tujuan percobaan
ini adalah untuk mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan
Spektrofotometer dengan menentukan kadar klorofil pada daun bayam
(Amaranthus spinosus). Oleh karena itu, adakah perbedaan pigmen klorofil antara
daun muda setengah tua, dan daun tua pada bayam ? Serta faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi jumlah klorofil pada daun? Bahan yang digunakan adalah
daun bayam (Spinacia oleracea), yaitu daun yang muda, sedang, dan daun tua.
klorofil a,klorofil b, dan klorofil total pada daun muda adalah 1,43844 ; 2,88339 ;
1,63014 . Klorofil a, klorofil b ,klorofil total daun setengah tua adalah 2,59304 ;
5,06872 ; 8,52136. Sedangkan klorofil a, klorofil b ,klorofil total daun tua adalah
2,5109 ; 4,20706 ; 2,8457 . Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa
jumlah klorofil pada daun setengah tua lebih banyak dibandingkan daun muda
dan daun tua.
Kata kunci : Klorofil, Daun Bayam ( Amarathus spinosus ), Spektrofotometer,
Fotosintesis
PENDAHULUAN
Fotosintesis merupakan salah satu ciri khas yang hanya dimiliki oleh
tumbuhan sebagai organisme autotrof (dapat menghasilikan makanan sendiri).oleh
sebab itu fisiologi tumbuhan memiliki ciri khas tersendiri dalam metabolismenya,
fotosintesis memerlukan air(H20) dan karbon dioksida (CO2),selain itu perlu
klorofil dan cahaya matahari sebagai katalisator.Fotosintesis hanya dapat
berlangsung jika ada klorofil..Hal ini dapat dilihat pada spektrum absorbsi.Bentuk
spektrum absorbsi klorofil tidak banyak berbeda dengan spektrum absorbsi
fotosintesis.Cahay merah dan biru merupakan 2 jenis cahaya yange fektif dalam
fotosintesis.Fotosintesis hanya dapat terjadi di dalam sel tumbuhan yang memiliki
kloroplas sehingga untuk menetukan laju fotosintesis salah satunya adalah
menghitung kadar klorofil dalam daun karena semakin banyak klorofil dalam
suatu sel tumbuhan. maka dapat dipastikan tumbuhan tersebut memiliki laju
fotosintesis yang tinggi.Ka]lorofil secara umum terdapat pada daun namun
sebaarnnya tidak merata oleh karena itu praktikum ini dilakuakn agar dapat
menetukan kadar klorofil secara spektroskopis yang diharapkan dapat menegtahui
kandungan klorofil tertinggi dan terendah serta faktor yang mempengaruhinya.
Pada umumnya tumbuhan tingkat tinggi bersifat autotrof,yakni dapat
menghasilkan suplai makanan sebdiri melalui proses fotosintesis. Klorofil adalah
pigmen hijau yang menyerap cahaya, yakni radiasi elektromagnetik pada
spectrum kasat mata. Cahaya putih (missal : seperti cahaya matahari merah
sampai violet ,tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan
baik secara merata. ( Kimball,1983).
Chlorophyll fluorescence analysis has become one of the most powerful
and widely used techniques available to plant physiologist and
ecophysiologists.This review aims to provide an introduction for the novice into
the methodology and application of chlorophyll fluorescence(Maxell,2000).
In this study, chlorophyll fluorescence was used to assess the effect of
varying moisture treatments on the photosynthetic performance of nine canola
genotypes grown in a field-soil rain-out shelter. Yield data, converted to a
Drought Susceptibility Index (DSI), was compared with chlorophyll fluorescence
data to determine if relationships exist(Baker,2004).
Cahaya merupakan faktor penting bagi tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan tidak mungkin bisa melakukan
fotosintesis. Setiap tumbuhan memerlukan panjang gelombang cahaya berbeda-
beda dalam penggunaannya pada proses fotosintesis. Ada tumbuhan yang hanya
memerlukan panjang gelombang 400nm, namun ada juga yang memerlukan
hingga 700nm. Cahaya matahari akan masuk ke dalam dan dan mengenai
lempeng tilakoid di dalam grana. Grana sendiri terdapat di dalam sebuah organel
sel yang disebut klorofil. Selain cahaya, proses fotosintesis juga memerlukan
karbondioksida dan air sebagai bahan bakunya(Campbell,2002).
Photosynthesis only takes place in cells which have photosynthetic
pigments which called chlorophyll. Chlorophyll contains several pigments such as
chlorophyll-a is particularly absorbing blue to violet (400-500 nm) and red light
(650-700 nm) and chlorophyll-b, which absorb blue and orange light (600-650
nm). Chlorophyll-b reflects light yellow-green. Chlorophyll-a has direct role in
the light reaction, while chlorophyll- b is not directly involved in light
reaction.Volkmar H.R. Schmid (2001) shown that, the absorption maxima of
light-harvesting complexes (LHCs) between 645 and 660 nm can be generally
attributed to chlorophyll-b, whereas the absorption between 660 and 680 nm
arises predominantly from chlorophyll-a and therefore both chlorophyll species
contribute to absorption around 660 nm (Suyanto,2012).
Cahaya juga merupakan bentuk energy yang dikenal sebagai en.ergy
elektromagnetik , yang juga disebut radiasi. Energy elektromagnetik bergerak
dalam gelombang berirama yang diciptakan dengan menjatuhkan kerikil ke dalam
genangan air. Akan tetapi gelombang elektromagnetik merupakan gangguan pada
medan listrik dan medan magnetic dan bukannya gangguan pada medium seperti
air. (Sasmitanihardja,1996).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman
Akgae dan Cyanobacteria.Nama chlrofill berasal dari bahasa Yunani kuno
choros=green(hijau) dan phyllon=leaf(daun).Fungsi klorofil pada tanaman adalah
menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis
yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula)menjadi pati,dari gas karbondioksida dan air denagn bantuan sinar
matahari(Subandi,2008).
Klorofil adalah pigmen utama berwarna hijau pada tumbuhan, memiliki
struktur mirip dengan hemoglobin, dimana pada klorofil atom sentral Fe2+ pada
hemoglobin diganti dengan Mg2+.Klorofil memiliki tingkat kepolaran yang
rendah. Oleh karena itu, tingkat kepolaran pelarut yang digunakan untuk ekstraksi
akan mempengaruhi banyaknya klorofil yang terekstrak. Klorofil dapat
diekstraksi dari jaringan tumbuhan menggunakan pelarut organik. Beberapa jenis
pelarut dapat digunakan, antara lain aseton, metanol, etanol, etil asetat, piridin,
dan dimetilformamid.Pada umumnya pelarut yang sering digunakan adalah etanol.
Karena etanol telah banyak digunakan sebagai pelarut di bidang pangan dan obat-
obatan dan cenderung lebih aman dibandingkan eter dan
aseton(Mardaningsih,2012).
Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang
palingpenting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan
dalam 5 tipe yaitu klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil
chlorobium 650 dan 660. klorofil abiasanya untuk sinar hijau biru. Sementara
klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofillain (c, d, e) ditemukan hanya
pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteriklorofil a dan b dan
klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesin (Devlin, 1975).
Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, yang
meliputi proses fisiologi, biokimia, anatomi dan morfologi. Salah satu respons
fisiologis tanaman terhadap kekurangan air adalah penurunan konsentrasi klorofil
daun yang dapat disebabkan oleh pembentukan klorofil dihambat, penurunan
enzim rubisco, dan terhambatnya penyerapan unsur hara, terutama nitrogen dan
magnesium yang berperan penting dalam sintesis klorofil. Kandungan klorofil
daun dapat dipakai sebagai indikator yang terpercaya untuk mengevaluasi
ketidakseimbangan metabolisme antara fotosintesis dan hasil produksi pada saat
kekurangan air(Yunia dkk,2011).
Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua
tumbuhan autotrof.Klorofil B pada ganggang hijau clorophyta dan tumbuhan
darat.Kloroifl C terdapat pada ganggang cokelat Pheophyta serta diatome
Bacillariophyta.Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhodophyta.Akibat
adanya klorofil tumbuhan dapat menyusun makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari(Artha,2008).
Cahaya merupakan faktor penting bagi tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis. Tanpaadanya cahaya, tumbuhan tidak mungkin bisa melakukan
fotosintesis. Setiap tumbuhanmemerlukan panjang gelombang cahaya berbeda-
beda dalam penggunaannya pada prosesfotosintesis. Ada tumbuhan yang hanya
memerlukan panjang gelombang 400nm, namunada juga yang memerlukan
hingga 700nm..Cahaya matahari akan masuk ke dalam dan danmengenai lempeng
tilakoid di dalam grana. Grana sendiri terdapat di dalam sebuah organelsel yang
disebut klorofil. Selain cahaya, proses fotosintesis juga memerlukan
karbondioksida dan air sebagai bahan bakunya(Campbell,2002).
Fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada klorofil. Hal ini dapat dilihat
pada spectrum adsorpsi. Bentuk spectrum adsorpsi klorofil tidak banyak berbeda
dengan spectrum adsorpsi fotosintesis. Cahaya merah dan biru merupakan dua
jenis cahaya yang efektif dalam fotosintesis.Untuk memperoleh spectrum
absorpsi, pertama-tama pigmen klorofil diekstraksi, kemudian dengan
spektrofotometer ditentukan nilai absorbannya pada panjang gelombang
tertentu(Salisbury,1995).
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) sebagai sayuran yang berdaun hijau
dan memiliki banyak klorofil. Adakah perbedaan kandungan klorofil antara daun
muda, daun setengah tua, dan daun tua? Oleh karena itu praktikum ini dilakukan
untuk mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan spektrofotometer.
Untuk keperluan ini, penentuan kadar klorofil adalah salah satu contoh dalam
penggunaan spektrofotometer ini. Spektrofotometer yang akan digunakan dalam
percobaan ini adalah BAUSCH SPECTRONIC 20 SPECTROFOTOMETER.
METODOLOGI
Praktikum anatomi dan fisiologi tumbuhan dengan materi Penentuan Kadar
Klorofil Secara Spektroskopi dilaksanakan pada hari kamis, 05 juni 2014 di
laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak. Dan
pada tanggal 02 juli 2014 di laboratorium ilmu tumbuhan di laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak. Adapun alat yang digunakan
adalah mortar dan alu, gelas ukur, Spektrofotometer Genesys 10, tabung reaksi,
pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan untuk diuji kandungan klorofilnya
adalah daun bayam ( Amaranthus spinosus ) serta aseton 80 %, akuades.Untuk
perobaan pengukuran kadar klorofil, yaitu mengukur kadar klorofil dari suatu
daun tanaman yang umurnya berbeda. Untuk memperoleh umur yang berbeda ini
kita ambil patokan sebagai berikut :
1.Daun umur muda diambil daun pada pucuk
2.Daun setengah tua diambil daun nomor 3 dari pucuk
3.Daun dewasa diambil daun nomor 5 ke bawah
Kemudian 1 helai daun yang masih segar di haluskan dengan menggunakan
mortardan alu sampai semua pigmen klorofil telah keluar seluruhnya dan hal ini
dapat dilihat dari ampasnya yang berwarna putih. Lalu dicampur dengan aceton
60% sebanyak 100 ml, kemudian disaring dengan saringan Buchner dan
selanjutnya dimasukkan ke dalamlabu ukur 100 ml hingga mencapai batas.
Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditutup menggunakan
aluminium foil, lalu di biarkan selama 1 minggu.Kemudian di ukur kadar
klorofilnya menggunakan spektrofotometer. Dengan menggunakan cuvet, optica
density (OD) di ukur dari ekstrak dengan menggunakan panjang gelombang 663
nm dan 645 nm. Konsentrasi klorofil dapat di hitung dengan rumus Arnon (1949)
dengan membandingkan OD pada 663 nm dan 645 nm dalam selyang tebalnya 1
cm dengan menggunakan koefisien absorbs spesifik yang telah ditentukan oleh
Mac Kinner (1941) sebagai berikut:
Klorofil total (mg/l) = 20,2 D645 + 0,02 D663
Klorofil a = 12,7 D663 + 2,69 D634
Klorofil b = 22,9 D645 + 0,02 D663
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan klorofil daun bayam
DaunKlorofil
Total (mg/l) a (mg/l) b (mg/l)
Daun Muda 4,47364 6,58889 5,07034
Daun Setengah Tua 4,41548 8,13022 5,00408
Daun Tua 4,8603 8,4561 5,5083
Praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan tentang “ Penentuan Kadar
Klorofil Secara Spektroskopi “ dengan menggunakan daun bayam. Adapun daun
bayam yang digunakan terdiri dari tiga macam yaitu berdasarkan umur muda
diambil bagian pucuknya, daun setengah tua yang diambil daun no tiga dari pucuk,
sedangkan daun dewasa yang diambil daun nomor lima ke bawah. Hal ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui kadar klorofil pada daun bayam tersebut, baik
klorofil a maupun klorofil b daun bayam berdasarkan umur daun tersebut pada panjang
gelombang 663 nm dan 645 nm. Pada praktikum kali ini kami menggunakan aseton
bertujuan agar klorofil yang terdapat dalam ektrsak daun bayam dapat terlepas dan
klorofil inilah yang akan diukur nilai absorbannya menggunakan
spektrofotometer.
Dari hasil pengamtan yang dilakukan diketahui, bahwa klorofil total,
klorofil a, dan klorofil b pada daun muda adalah 4,47364. Klorofil total, klorofil
a , klorofil b daun setengah tua adalah 4,41548. Sedangkan klorofil total, klorofil
a ,klorofil b pada daun tua adalah 4,8603.
Dari hasil pengamtan tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah klorofil
pada daun tua/dewasa lebih banyak dibandingkan daun muda dan daun setengah tua .
Kadar klorofil pada daun tua/dewasa lebih banyak daripada kadar klorofil daun
setengah tua dan daun muda dikarenakan hasil fotosintesis dari daun tersebut tidak
digunakan untuk pertumbuhan bagian tumbuhan tersebut, akibatnya jumlah
klorofilnya lebih banyak. Sedangkan pada daun yang setengah tua pada daun tersebut masih
mengalami perkembangan sehingga kadar klorofil yang dikandung belum maksimal.
Sedangkan pada daun yang muda, hasil fotosintesis digunakan untuk
perkembangan dari sel-sel meristematik supaya tanaman tersebut dapat bertahan
lebih lama. Tumbuhan dapat tumbuh tidak terbatas karena tumbuhan memiliki
jaringan embrionik yang selalu tersedia, yang disebut meristem,pada daerah
pertumbuhan. Sel – sel meristematik membelah terus untuk menghasilkan sel – sel
baru. Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem. Meristem
apical berada pada ujung akar dan pucuk pada tunas, menghasilkan sel-sel bagi
tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Kadar klorofil yang berbeda antara daun dewasa, daun
setengah tua, dan daun muda dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam pada saat
pembentukannya, yaitu faktor gen,cahaya, air, temperatur, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa daun tua
memiliki kadar klorofil total yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
klorofil pada daun muda dan daun yang setengah tua. Daun tua/ dewasa memiliki
kadar klorofilnya paling tinggi, hal ini dikarenakan aktivitas pada daun tua sangat
tinggi, selain itu kandungan nutrien mineral daun tua/dewasa telah terpenuhi. Umur daun
sangat mempengaruhi proses fotosintesis, dimana proses penuaan akan berdampak
pada kelambanan proses fotosintesis. Sehingga daun yang telah tua/dewasa
memiliki kadar klorofil yanglebih rendah.
Dalam melakukan perajangan bahan, praktikan harus sangat berhati-hati dan
harus lebih serius agar hasil yang dihasilkan maksimal atau kadar klorofilnya
keluar semua. Dalam melakukan penentuan kadar klorofil menggunakan alat
spektrophotometer semua praktikan harus melihat proses dan hasilnya, agar dapat
paham.
DAFTAR PUSTAKA
Artha,zones . 2008. Klorofil. http://www.athazones.com/article _detail.php?nid
=603&do= addcomment.diakses tanggal 2 Juni 2013.
Baker N.R. and E. Rosenqvist.2004.Applications of chlorophyll fluorescence can
improve crop production strategies: an examination of future possibilities.
Journal of Experimental Botany volume 55 halaman 1607-1621.
Campbell ,N.A,dkk.2002. Biologi Edisi kelima,jilid 1.Jakarta:Erlangga.
Cowle,dkk.2011. Chlorophyll Fluorescence As a Method to Detect
Moisturelimiting Stress in Canola. 17th Australian Research Assembly on
Brassicas (ARAB).
Devlin, Robert M. 1975.Plant Physiology Third Edition.New York : D. Van
Nostrand.
Kimbal, J. W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979.Introductor Plant Physiology.New
Delhi :Mall of India Private Ilmited.
Mardaningsih,Fitri dkk.2012.Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Suhu Spray Dryer
Terhadap Karakteristik Bubuk Klorofil Daun Alfafa (Medicago sativa
L.)dengan menggunakan Binder Maltodekstri.Jurnal Bumi Lestari (Journal
of Environment), Volume 12 halaman 338-344.
Maxwell,Kate dkk.2002.Chlorophyll Fluorescence a Practical Guide.Journal of
Experimental Botani Volume 51 halaman 659-668.
Salisbury,F.B.1995. Fisiologi Tumbuhan .ITB : Bandung.
Sasmitamihardja,D.dan Siregar,A.1996. Fisiologi Tumbuhan .Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Subandi,Aan.2007. Metabolisme. Online. http://metabolisme.blogspot.com/2007 /
09. Diakses 2 Juni 2013.
Suyanto,Hery.2012.Infuence of Light wavelenghts on Growth of tomato. Jurnal
Bumi Lestari (Journal of Environment), Volume 12 halaman 338-344.
Yunia,Banyo dkk.2011.Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan
Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains Volume 11 halaman 2-3.