Penemuan Barcode

4
Penemuan Barcode 57 tahun lalu, sebuah teknologi identifikasi otomatis dan data kolektif berhasil ditemukan dan dipatenkan. Penemunya adalah Joseph Woodland dan Bernard Silver. Awalnya, kode batangan ini digambarkan sebagai sebuah lingkaran target yang terbuat dari sekumpulan lingkaran yang terpusat. Namun disesuaikan dengan namanya, barcode kini terdiri dari garis- garis hitam tebal tipis yang sejatinya terangkai atas sebuah kata atau bilangan. Pada tahun 1948 sebuah perusahaan retail makanan menanyakan kepada Drexel Institute akan kemungkinan adanya metode yang dapat digunakan untuk membuat data dan informasi produk secara kolektif. Drexel Institute pun meminta kepada mahasiswanya untuk membuat penelitian ini. Joseph Woodland dan Bernard Silver menyanggupi penelitian tersebut. Ide dasar yang menjadi aspirasi Woodland adalah penggunakan tinta yangn sensitif terhadap cahaya ultraviolet. Barcode dikomersilkan pertama kali pada tahun 1966 namun masih terkendala pada standarisasi industri. Akhirnya pada tahun 1970 standar barcode pertama datang dari Universal Grocery Products Identification Code (UGPIC) besutan perusahaan Logicon Inc. Perusahaan yang pertama kali berhasil memproduksi peralatan barcode untuk kepentingan perdagangan retail adalah Monarch Marking. Sedangkan barcode untuk kepentingan industri diproduksi oleh perusahaan Inggris bernama Plessey Telecommunication. Seiring dengan kemajuan zaman, UGPIC berevolusi menjadi UPC Symbol atau Universal Product Code. Pada Juni 1974, UPC Scannar pertama kali diperkenalkan oleh Supermarket Marsh di Troy, Ohio. Produk pertama yang menyertakan barcode dalam kemasannya adalah permen karet merek Wrigleys.

description

yggsjafsjahfsafsjhasfajhdfjhdfjhfhafsdfdgfsdgsdgdghdgdssgsgsgsggssgsgsg

Transcript of Penemuan Barcode

Penemuan Barcode

57 tahun lalu, sebuah teknologi identifikasi otomatis dan data kolektif berhasil ditemukan dan dipatenkan. Penemunya adalah Joseph Woodland dan Bernard Silver. Awalnya, kode batangan ini digambarkan sebagai sebuah lingkaran target yang terbuat dari sekumpulan lingkaran yang terpusat. Namun disesuaikan dengan namanya, barcode kini terdiri dari garis-garis hitam tebal tipis yang sejatinya terangkai atas sebuah kata atau bilangan.Pada tahun 1948 sebuah perusahaan retail makanan menanyakan kepada Drexel Institute akan kemungkinan adanya metode yang dapat digunakan untuk membuat data dan informasi produk secara kolektif.Drexel Institute pun meminta kepada mahasiswanya untuk membuat penelitian ini. Joseph Woodland dan Bernard Silver menyanggupi penelitian tersebut. Ide dasar yang menjadi aspirasi Woodland adalah penggunakan tinta yangn sensitif terhadap cahaya ultraviolet.Barcode dikomersilkan pertama kali pada tahun 1966 namun masih terkendala pada standarisasi industri. Akhirnya pada tahun 1970 standar barcode pertama datang dari Universal Grocery Products Identification Code (UGPIC) besutan perusahaan Logicon Inc. Perusahaan yang pertama kali berhasil memproduksi peralatan barcode untuk kepentingan perdagangan retail adalah Monarch Marking. Sedangkan barcode untuk kepentingan industri diproduksi oleh perusahaan Inggris bernama Plessey Telecommunication.Seiring dengan kemajuan zaman, UGPIC berevolusi menjadi UPC Symbol atau Universal Product Code. Pada Juni 1974, UPC Scannar pertama kali diperkenalkan oleh Supermarket Marsh di Troy, Ohio. Produk pertama yang menyertakan barcode dalam kemasannya adalah permen karet merek Wrigleys.

Pengertian Barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya. Barcode pertama kalinya diperkenalkan dan dipatenkan di Amerikaoleh Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver mahasiswa Drexel Institute of Technology pada akhir 40-an. Implementasi Barcode dimungkinkan atas kerja keras dua orang insinyur yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz. Sampai akhirnya pada tahun 1966 Barcodedigunakan untuk kepentingan komersial meskipun belum terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-an.

Barcode adalah informasi terbacakan mesin ( machine readable ) dalam format visual yang tercetak. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alt baca barcode atau lebih dikenal dengan Barcode Scanner. Merk Barcode Scanner yang terkenal diantaranya DATALOGIC PSC,HHP, CHIPERLAB, ZEBEX, dan lain-lain. Seiring semakin bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkaninovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D Barcode ini diantaranya adalah PDF Code, QRCode, Matrix Code dan lain-lain. Dengan menggunakan 2D code karakter yang bisa kita masukkan ke Barcode bisa semakin banyak, dengan 1D Barcode biasanya kita hanya memasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D Barcode kita bisa memasukkan sampai ratusan digit kode. Saya pernah menangani pembuatan program di Toyota Tsuhsho Logistic Centre yang menggunkan 2D Code sampai 200 digit karakter.

Barcode yang kita kenal dan yang paling gampang kita ketahui manfaatnya yaitu kalau kita belanja di supermarket atau swalayan. Kita dapat melihat manfaat dari Barcode dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai pelanggan dan meningkatkan akurasi data produk yang di input oleh kasir. Di Indonesia sendiri organisasi yang mengelola dan mengatur penggunaan Barcode adalah GS1. Dengan mendaftarkan kode barcode perusahaan ke GS1 maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kode barcode khusus yang tidak akan bisa diduplikasi oleh perusahaan lain. Simbologi yang dipakai di GS1 adalah EAN atau Europe Article Number yang terdiri dari 13 atau 8 digit. Informasi lebih lanjut mengenai GS1 bisa dilihat di situsnya GS1 Indonesia.

Penggunaan Barcode sangat dirasakan manfaatnya mulai dari kebutuhan Retail, Industri, Farmasi, Bidang Kesehatan, dan bahkan di instasi pemerintahan seperti PLN, dimana untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan mulai menggunakan Barcode System.

Sumber baca : http://jualbarcode.blogspot.com/2008/02/barcode-pengertian-dan-kegunaan.html

QR code adalah sebuah kode matriks atau barcode 2 dimensi yang diciptakan perusahaan Jepang, Denso-Wave tahun 1994. Kata QR, kependekan dari quick response, sesuai tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan respons dengan cepat.Kode ini amat populer di Jepang. Banyak perusahaan menggunakannya untuk aktivitas pemasaran dan promosi. Hampir semua jenis ponsel di Jepang dan Korea bisa membaca QR code. Kode ini mulai digunakan di berbagai media Eropa.Tidak seperti barcode yang hanya satu sisinya saja yang mengandung data, QR Code mempunyai dua sisi yang berisi data, dan ini membuat QR Code lebih banyak memuat informasi dibandingkan bar code. QR Code misalnya, dapat menampung informasi berupa URL suatu website yang nantinya dapat digunakan pada majalah, iklan, atau media lainnya, sehingga ketika seorang pengguna handphone berkamera dan mempunyai aplikasi pembaca QR Code dapat langsung men-scan dan masuk ke website yang dimaksud tanpa perlu mengetikkan alamatnya. Kegunaan lain misalnya QR Code digunakan untuk menyimpan data teks mengenai informasi produk atau hal lain, SMS, atau informasi kontak yang mengandung nama, nomor telepon, dan alamat..Kapasitas data untuk QR Code dibandingkan matriks kode yang lain dapat dikatakan cukup besar, yaitu dapat menampung 7.089 data numerik, 4.296 data alphanumerik, 2.953 data biner, atau 1.817 karakter kanji, dengan dukungan kecepatan pendekodean dan ukuran cetak yang kecil. Hasil cetakan QR Code dikatakan juga tahan terhadap kerusakan sampai dengan 30% agar tetap dapat dibaca. Selain itu, QR Code dapat dibaca dari segala arah dengan hasil yang sama sehingga meminimalkan kesalahan baca akibat salah poisisi QR Code.