penelitian TP
-
Upload
fadli-muhammad-alfath -
Category
Documents
-
view
120 -
download
0
Transcript of penelitian TP
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 1/14
APLIKASI METODE COST PLUS TRANSFER PRICING DALAM
MENGHITUNG HARGA TRANSFER GLASIR KUNING BERBAHAN
BAKU UTAMA FELDSPAR RRT DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PENGAKUAN LABA PADA UPT-PSTKP BALI
I Nyoman Normal
(Peneliti Akuntansi Keuangan, UPT PSTKP Bali - BPPT )
Abstracts : Transfer pricing is a price that supplied by division/department/
branch to other division/department/branch into a company/organization about
goods and services. Once of the factor that had high relative certainty into
. determining transfer price was cost. Cost plus transfer pricing method used in this
research. The aims of this research were: (1) to compute the transfer price of
yellow glaze based on cost plus transfer pricing, with standard costing system
approach; and (2) to know the recognition ofprofit for selling of yellow glaze. The
research results shew that: (a) The transfer price of yellow glazes by the financial
accounting theory was Rp 65.566,17. That transfer price determined base on cost
of good manufactured with the standard cost systems Rp 56.522,56 that followed
by : raw material cost Rp 39.019,89, direct labour cost Rp 6.745,35, variable
overhead cost Rp 7.244,15, and fixed overhead cost Rp 3.513,17 per kg; and (2)
The profit recognizd by UPT PSTKP Bali - BPPT was different by the financial
accounting theory. By the UPT PSTKP Bali - BPPT, the profit recognize were:
gross profit Rp 4.223.003,14 , operating profit Rp (2.641.096,54), net profit
before extra ordinary pos Rp ( 2.141.096,54), and net profit before tax were Rp
(2.041.096,54), but by the financial accounting theory the each amount of Rp
10.982.559,99 for gross profit, Rp 4.118.460,31 for operating profit, Rp
4.618.460,31 for net profit before extra ordinary pos, and Rp 4.718.460,31 for net
profit before tax. That profit diference caused by diference of the transfer price
and cost of good manufactured
Keywords: cost plus transfer pricing, cost of good manufactured, yellow glaze,
profit recognition
LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap organisasi yang didirikan pasti
bertujuan untuk meneruskan kegiatannyadalam waktu yang tidak terbatas, yang
dalam istilah bisnisnya disebut going
concern. Perrnintaan konsumen atas produk
dan jasa tidak mudah ditentukan oleh
manajer penentu harga, maka dalam
penentuan harga j ual dan harga transfer
untuk memperoleh laba, manajer
menghadapi banyak ketidakpastian.
Harga transfer sangat berkaitan
dengan eksistensi perusahaan atau
organisasi dalam mencapai pendapatan.
Harga transfer merupakan komponen
penjualan. Harga transfer dan harga jual
dikalikan dengan unit yang dijuaI
menghasilkan penjualan. Penjualan
merupakan komponen laporan laba rugi.
Dalam suatu perusahaan yang
organisasinya telah dibagi-bagi menjadi
pusat-pusat laba, transfer barang atau jasa
antar pusat laba tersebut menimbulkan
masalah penentuan harga transfer,· karena
masing-rnasing pusat laba diukur kinerjanya
berdasarkan Iaba, sehingga setiap transfer
barang atau jasa antar pusat Iaba akan
berdampak terhadap laba masing-masing
pihak yang terkait (Mulyadi, 1993: 379).
Tugas pokok dan fungsi UPT PSTKP
Bali adalah melakukan pengkajian dan
penelitian dalam bidang benda-benda
1ORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 2/14
keramik dan porselin. Lembaga uu
diharapkan mampu melaksanakan penelitian
yang bermanfaat nyata bagi masyarakat dan .
menghasilkan produk yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Salah satu contoh nyata
adalah pembuatan glasir sebagai bahan
pembentukan produk keramik. Sebelum
menarnbahkan bahan-bahan untuk
pewarnaan, perlu dicari resep dasar glasir
kemudian baru tambahkan warna yang lain
(Alexander, 2001:51). Glasir dasar harus
memiliki ekspansi panas yang sarna dengan
tanah liat sehingga ketika dipanaskan
glasirnya tidak menjadi retak. Dengan
demikian harus dicari glasir yang coeok
dengan dengan tanah liat dan perlu
direneanakan sifat glasir yang akan dibuat.
Di satu sisi glasir diharapkan menjadi
salah satu produk yang bisa menjadi
unggulan didalam menunjang tugas dan
fungsi pokok UPT PSTKP Bali sebagai
salah satu lembaga penelitian yang ikut
dalam rnenentukan kebijakan nasional,
khususnya pengembangan pengusaha keeil
T b 11 K .. 01 . K P d UPT PSTKP B r BPPT
dan menengah, sehingga prod uk glasir
harus diteliti dengan teori ilmiah dan bisnis
yang akurat. Di S1S1 lain, perlakuan
akuntansi terhadap kegiatan atauproses
produksi maupun penetapan harga transfer
glasir ini belum meneerminkan kondisi
ideal yang tertuang dalam teori akuntansi,
khususnya akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen, misalnya penentuan
harga transfer gIasir kuning sebesar Rp
60.000,00 per kg tidak didasarkan pada
analisis yang akurat. Harga transfer tersebut
didasarkan pad a perkiraan harga transfer
yang ditetapkan oleh pengusaha keramik
lainnya dan ditetapkan oleh bagian
pemasaran (promosi). Hal ITII
mengakibatkan kesalahan didalam penilaian
dan pengakuan pendapatan suatu organisasi,
yang tercermin dalam laporan laba rugi
periode berjalan. Komposisi glasir kuning
yang harganya Rp 60.000,00 pada UPT
PSTKP Bali - BPPT dapat dilihat dalam
Tabell.
a e ornposisi astr unmg a a a 1-
Jenis Persen tase Penggunaan HargaBiaya Bahan Baku
No Yang DibebankanBahan Baku Bahan Baku Bahan Baku (Rp)
(R..iJ
1 Feldspar RT 0,3674 2.400,00 881,76
2 Pigmen 0,2273 240.000,00 54.552,00
3 Kapur 0,1326 2.000,00 265,20
4 Zr02 0,1030 26.000,00 2.678,00
5 Kuarsa 0,0735 2.100,00 154,35
6 Zn02 0,0447 22.000,00 983,40
7 Kaolin 0,0364 1.800,00 65,52
8 Fe203 0,0151 15.000,00 226,50
- Jurnlah 1,0000 - 59.806,73
Sumber : UPT PSTKP Bah - BPPT, 2008
Harga jual glasir kuning yang
dibebankan oleh UPT PSTKP Bali - BPPT
kepada konsumen adalah Rp 60.000,00
yang didasarkan pada perkiraan harga
transfer yang ditetapkan oIeh pengusaha
keramik lainnya serta mengaeu pada biaya
bahan baku yang digunakan sebagai
komponen utama dalarn harga pokok
produksi. Komposisi ini mangandung bahan
pewarna yang sangat spesifik yang
harganya sangat mahal, sehingga warna
glasir bersifat terang, pekat, dan jelas, Pada
penelitian ini dilakukan analisis harga
transfer glasir kuning, yang didasarkan pada
harga pokok produksi dengan system biaya
stan dar.
Permasalahan pada penelitian ini
adalah berapakah harga transfer yang
2 FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nornor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 3/14
ditawarkan kepada bagian lain (bag ian
produksi) atas gJasir kuning serta
bagaimana pengaruh penetapan harga
transfer terhadap pengakuan laba pada UPT
PSTKP Bali - BPPT ? Penelitian ini
diharapkan bermanfaat kepada UPT PSTKP
Bali - BPPT, Pengusaha (Perajin Keramik),Pemerintah, dan Peneliti Lanjutan sebagai
acuan menghitung harga transfer glasir dan
pengakuan terhadap laba atas penjualan
glasir.
Harga transfer merupakan
pembebanan nilai moneter atas pertukaran
barang-barang atau jasa-jasa diantara
subunit-subunit organisasi yang lebih besar
(Colbert, dk dalam Reeve, 2000:122).Menurut Hansen & Mowen (1997:792)
harga transfer adalah harga yang
dibebankan untuk barang-barang yang
diproduksi oleh suatu divisi dan ditransfer
ke divisi Jain. Harga yang dibebankan
mempengaruhi penerimaan divisi yang
melakukan transfer dan biaya divisi yang
menerima. Akibatnya profitabilitas, tingkat
pengembalian atas investasi, dan penilaian
kinerja manajer kedua divisi tersebut akanterpengaruh.
Urnumnya produk harga transfer terdiri dari
bahan, onderdill, atau barang jadi
(Horngren, 1993:359). Dalam pengertian
yang paling mendasar, seluruh alokasi biaya
merupakan salah satu bentuk penentuan
harga transfer.
Setiap divisi yang dibentuk
perusahaan diukur kinerjanya. Dua masalahyang selalu dirundingkan oleh divisi penjual
dan pembeli adaJah (Mulyadi, 1993:387) :
l).Dasar yang digunakan sebagai landasan
penentuan harga transfer: ada dua yaitu
atas dasar biaya dan atas dasar harga
pasar. Biaya dalam hal ini adalah biaya
penuh, yang terdiri dari biaya penuh
sesungguhnya dan biaya penuh standar.
Kedua biaya tersebut diperoleh melalui
pendekatanftlll costing, variable costing,
atau activity-based costing.
2).Besarnya laba yang diperhitungkan
dalarn harga transfer: ada dua hal yang
berpengaruh, yaitu dasar yang digunakan
untuk menentukan laba dan besarnya
laba yang diperhitungkan. Dasar yang
digunakan dapat berupa biaya penuh
atau berdasarkan aktiva penuh. Besarnya
laba merupakan persentase tertentu yang
diinginkan oleh masing-masing divisi.
Dengan demikian laba yang
diperhitungkan dalarn harga transfer
dapat ditentukan berdasarkan persentase
tertentu dari biaya penuh atau aktiva
penuh yang digunakan untuk
memproduks i produk.
Harga transfer berdampak langsung
pada laba divisi yang terlibat dalam transfer
produk atau jasa, sistem penentuan hargatransfer memerlukan aturan formal agar
dapat dilaksanakan secara berhasil. Dua
aturan formal yang perlu ditetapkan adalah
aturan negosiasi dan aturan penyelesaian
(arbitrase) jika negosiasi menghadapi jalan
buntu (Mulyadi, 1993:409).
Ada beberapa metode yang
digunakan dalam menentukan harga transfer
(Mas'ud, 1993: 123), yaitu :
I.Harga transfer berdasar harga pokok
ditambah laba (cost plus transfer pricing)
: harga transfer produk dari suatu divisi
(cabang) ke divisi lain dimana divisi
yang memproduksi barang yang akan
ditransfer berdasarkan harga pokok dari
produknya ditambah persentase untuk
menutup biaya operasi dan memperoleh
laba. Harga Transfer = Harga Pokok
Produksi + (X %) (Harga PokokProduksi), X% cukup untuk rnenutup
biaya operasi dan laba yang diharapkan.
2).Harga transfer berdasar harga pasar
(market transfer pricing method)
metode untuk memberi harga pada
produk suatu divisi (cabang) yang
ditransfer 'dari divisi (cabang) lain dalam
suatu unit usaha dengan memakai dasar
harga pasar dari produk itu. Harga
transfer = Harga pasar dari produk.
3).Metode harga transfer kornpromi
(negotiated transfer pricing) : metode
harga transfer yang umumnya
3ORUM MANAJEMEN, Volume 7;' Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 4/14
digunakan atau diterapkan .kepada
barang-barang yang di pasar bebas tidak
ada atau tidak jeias, cara penentuannya
dengan persetujuan antara unit yang
akan memakai barang dan unit yang
menghasiIkan barang. Kedua unit
tersebut secara bersama-sarna
menentukan harga barang yang
ditransfer. Harga Transfer = Harga yang
disetujui oieh kedua divisi atau cabang.
4).Metode harga transfer sebarang
(arbitrary transfer pricing method) :
harga jual produk dari unit satu kepada
unit lain dalam satu perusahaan dimana
harga jual dari barang (produk) yang
ditransfer tersebut ditentukan olehpimpinan perusahaan. Harga transfer =
Harga yang ditentukan oleh pimpinan.
Biaya barang yang telah diselesaikan
selama suatu periode disebut harga pokok
produksi barang selesai (cost of goods
manufactured) atau disingkat harga pokok
produksi (Soemarso, 1992:295). Harga
pokok produksi terdiri dari biaya pabrik
ditambah persediaan da1am proses awal
peri ode, dikurangi persediaan dalam proses
akhir periode. Untuk menghitung harga
pokok produksi dapat digunakan sistem
biaya standar (standard cost system). Biaya
standar merupakan penentuan biaya di
muka, berdasar aliran biaya (Mas'ud,
1985:135).
Di da1am membebankan biaya kepada
produk, terdapat dua cara pembebanan,
yaitu : variable costing dan full costing.Full costing menurut Mu1yadi (1993:50)
ada1ah salah satu metode penentuan harga
pokok produksi yang membebankan seluruh
biaya produksi sebagai harga pokok
produksi, baik biaya produksi yang
berperilaku variabel maupun tetap. Jika
perusahaan menggunakan pendekatan full
costing dalam penentuan harga pokok
produksinya, total biaya produksi (biaya
bahan baku + biaya tenaga kerja langsung +biaya overhead pabrik variabel + biaya
overhead pabrik tetap) merupakan
komponen biaya pembentuk harga pokok
produksi.
Glasir harus sesuai dengan bodi
keramik (Alexander, 2001: 100). Apabi la
barang keramik panas atau dingin, barang
keramik akan membesar atau menyusut.
Kalau pembesaran (ekspansi) bodi/badan
dan glasir tidak sarna, akan menyebabkan
glasir retak dan pecah. Percobaan bisa
dilakukan dengan resep glasir atau kadang-
kadang dengan bodi (tanah liat) juga, agar
keduanya mempunyai sifat pembesaran
(ekspansi) yang sama, misalnya dengan
campuran segi tiga. Semua bahan-bahan
yang digunakan dalam resep glasir atau
tanah liat mempunyai ekspansi yang lain.
Pad a dasar glasir itu bisa didapat resep
glasir dengan warna yang berlainan dan bisa
berupa warna yang tembus cahaya atau
tidak. Warn a yang ditambahkan bisa berupa
titanium sebesar 10% - 15% yang berupa
warna putih, tidak jernih, atau bahan
pewarna lainnya yang mengakibatkan
perubahan warna bahan semu1a.
Bahan baku yang digunakan untuk
membentuk glasir adalah Feldspar RRC,
Kapur, Kuarsa Belitung, ZnO, Kaolin
Belitung, CoO, Pb304, Abu kerang, ZrO,Ti02, Fe203, BiCO, MgO, CuO, dan
Mn02. Bahan-bahan terse but dapat
dicampur sesuai dengan warna glasir yang
diinginkan. Kaolin berasa1 dari kata-kata
China Kao Ling yang berarti tebing tinggi.
Tempat perajin keramik China mula-mula
memakai lempung putih. Kaolin merupakan
Iempung yang relatif murni berwarna putih
pada keadaan kering dan berwarna putih
juga setelah dibakar (Hartono, 1983:55).Kaolin juga merupakan sejenis tanah liat
yang bersifat halus, putih, lunak dan plastis,
tidak berat, terutama terdiri dari mineral
kaolinit (Akexander, 2000:53). Komposisi
tersebut mengandung alumina, silika, dan
air A1203.Si02.2H20. Kaolin yang
dipakai ada1ah Kaolin Belitung. Bahan
Jainnya adalah Kuarsa, Kapur, ZnO, CoO,
dan Feldspar RRC.
Laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan ringkasan dari transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama
4 FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 5/14
tahun buku yang bersangkutan (Baridwan,
1992: 17). Laporan keuangan dibuat oleh
manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungj awabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik
perusahaan. Di samping itu laporan
keuangan dapat juga digunakan untuk
memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai
laporan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan.
Menurut Stickney, dk (1999: 15)
Perusahaan bisnis khususnya menyusun tiga
laporan keuangan yang prinsip untuk
melaporkan hasil aktivitas mereka, yaitu :
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus
kas. Perusahaan juga menyertakan suatucatatan yang menyebutkan setiap item-item
yang termasuk didalam Iaporan tersebut,
Komponen laporan keuangan yang lengkap
menurut !AI dalam SAK (2004:PSAK No.1,
Paragraf 07) terdiri dari : neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
iaporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
Menurut White, dkk (1997:69) neraca
(laporan posts I keuangan) melaporkan
katagori dan jumlah aktiva (sumberdaya
perusahaan), utang (tagihan atas
sumberdaya tersebut), dan ekuitas
pemegang saharn pada suatu waktu tertentu.
Menurut !AI dalam SAK (2004:PSAK
No.1, Paragraf 56) laporan laba rugi
minimal mencakup pos-pos : pendapatan,
laba rugi usaha, beban pinjarnan, bagian
laba atau rugi perusahaan afiliasi dan
asosiasi, beban pajak, laba atau rugi dari
aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa,
hak minoritas, Iaba (rugi) bersih periode
berjalan.
Laba dan rugi (profit and loss) adalah
hasil dari mempertemukan secara wajar
an tara penghasilan dengan semua biaya
dalam periode' akuntansi yang sarna
(Supriyono, 1983:16). Apabila semua
penghasilan lebih besar dibanding biayamaka selisihnya adalah laba. Menurut
Soemarso (1992:57) laba bersih (net
income) adalah selisih pendapatan atas
biaya-biaya yang dibebankan dan
merupakan kenaikan bersih atas modal yang
berasai dari kegiatan usaha.
Dalam laporan rugi laba bentuk
multiple step, dilakukan pengelompokkan
yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang
digunakan secara umum (Munawir,1995:27). Dalam bentuk ini timbul beberapa
pengertian laba, yaitu : laba kotor, iaba
operasi (usaha), laba bersih sebelum pos
luar biasa, dan laba bersih sebelum pajak.
Harga pokok produksi merupakan bagian
dari komponen harga pokok penjualan,
yang mengurangi penjualan untuk
memperoieh laba kotor.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPT
PSTKP Bali - BPPT yang berlokasi di JI. By
Pass Ngurah Rai, Suwung Kauh, Denpasar
80221. Yang menjadi objek penelitian ini
adalah harga transfer yang dihitung
berdasarkan harga pokok produksi; harga
pokok produksi dihitung berdasarkanpembebanan biaya yaitu biaya bah an baku,
biaya tenaga langsung, biaya overhead
pabrik variabeI, dan biaya overhead pabrik
tetap; pengakuan laba dihitung berdasaran
hasil pengurangan penjualan dengan biaya-
biaya.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan daiam
penelitian ini adalah :
I).Data kualitatif, yaitu sejarah berdirinya
UPT PSTKP Bali- BPPT, aktiva tetap
yang digunakan dalarn pembuatan glasir
kuning, struktur organisasi, fungsi pokok
UPT PSTKP Bali- BPPT, uraian tugas,
proses pembuatan glasir kuning, dan jenis
bahan baku pembuatan glasir kuning.
2).Data kuantitatif, yaitu biaya penyusutan
aktiva tetap yang digunakan dalam prosesproduksi, kuantitas bahan, harga bahan,
biaya listrik, biaya telepon, biaya air,
biaya tenaga kerja selama proses
produksi, komposisi bahan, harga pokok
5ORUM MANAJEMEN, Volume 7,Nomor 1,Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 6/14
produksi, harga juaJ, jam
tenaga kerja langsung,
Minimum Propinsi Bali.
SumberData
mesin, jam
dan Upah
Sumber data dalam penelitian ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
l).Data primer, yaitu data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh seorang peneliti
atau suatu lembaga tertentu langsung dari
sumbernya, dicatat dan diamati untuk
pertama kalinya dan hasilnya digunakan
langsung oleh peneliti atau oleh lembaga
itu sendiri untuk memecahkan
permasalahan yang akan dicari
jawabannya (Gorda, 1994:78). Dataprimer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah aktiva tetap, biaya
penyusutan, biaya listrik, biaya telepon,
biaya air, jam mesin, jam tenaga kerja
langsung, komposisi bahan baku,
penggunaan bahan baku, biaya
pmeliharaan, dan jumlah tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam pengolahan
bahan.
2).Data sekunder, yaitu data yang dipero1eh
peneliti bukan dari hasil pengumpulan
dan pengolahan sendiri melainkan
dilakukan oleh orang lain atau oleh
lembaga tertentu (Gorda, 1994:79). Data
sekunder pada penelitian ini adalah :
Upah Minimum Propinsi Bali dari
Depnakertrans, jenis bahan baku keramik
dari Balai Besar Industri Keramik
Bandung, dan standar penggunaan bahan
baku untuk memperoleh 1 liter atau 1 kg
glasir kuning dari buku Kamus Keramik
Indonesa.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui :
l).Observasi, yaitu dengan mengamati
proses pembentukan glasir kuning dan
campuran bahan baku yang digunakan,
2).Wawancara, yaitu dilakukan kepada
bagian pengolahan bahan, bendahara
pe1ayanan teknis, manajer pelayanan
teknis, bagian riset & pengembangan dan
kelompok fungsional tekno-ekonomi.
Teknik Aualisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
adalah :
1). Harga Transfer eHarga Pokok Produksi
+ (X %) (Harga Pokok Produksi). X%
cukup untuk menutup biaya operasi dan
laba yang diharapkan,
2). Harga pokok produksi ::;;; Biaya bahan
baku + Biaya tenaga kerja Jangsung +Biaya overhead pabrik variabel + Biaya
overhead pabrik tetap
3). Laporan rugi laba bentuk multiple step,yaitu dilakukan pengelompokkan yang
lebih teliti sesuai dengan prinsip yang
digunakan secara umum (Munawir,
1995:27). Penjualan - Harga Pokok
Penjualan = Laba kotor. Laba kotor -
Baya operasi = Laba usaha. Laba usaha
+/- PendapatanIBiaya di luar usaha =
Laba bersih sebeJum pos luar biasa.
Laba bersih sebelum pos luar biasa - Pos
luar biasa=
Laba bersih sebelum pajak.Pangakuan laba didasarkan pada dasar
akrual (accrual bases).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Harga Transfer Glasir
Kuning Dengan Metode Cost Plus
Transfer Pricing
Untuk menghitung harga transfer
glasir kuning dengan met ode cost plus
transfer pricing pada UPT PSTKP Bali -
BPPT, maka pertama kali harus dihitung
harga pokok produksinya dengan sistem
biaya standar, karena harga transfer
dihitung berdasarkan harga pokok produksi.
Harga pokok produksi ditentukan oleh
pemakaian bahan baku, pernbayaran upah
langsung untuk biaya tenaga kerja langsung,
dan penggunaan overhead pabrik untuk
biaya overhead pabrik yang terdiri dari
biaya overhead pabrik variabeI dan biaya
overhead pabrik tetap. Dengan demikian
langkah pertama yang dilakukan adalah
menghitung standar biaya bahan baku,
6 FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor I, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 7/14
standar biaya tenaga kerja langsung, dan
standar biaya overhead pabrik baik variabel
maupun tetap.
l.Standar Biaya Bahan Baku
Untuk menghitung biaya bahan baku
terlebih dahulu harus ditentukan standar
pemakaian atau kuantitas bahan baku per kg
glasir yang dihasilkan dan harga baban
baku. Pemakaian bahan baku atau kuantitas
bahan baku ditentukan dari rata-rata
pemakaian bahan baku untuk masing-masing
jenis bahan dalam suatu komposisi. Untuk
komposisi glasir kuning terdiri dari 8
(delapan) jenis bahan baku yang berbeda.
Untuk satu jenis bahan baku dalam suatu
komposisi, harus dicari berapa persentase
bahan baku tersebut dalam komposisi itu.
Dengan demikian . untuk menentukan
pemakaian (kuantitas) bahan baku maka
pertama harus ditentukan persentase
pemakaian bahan baku dalam komposisi itu.
Persentase yang bervariasi tergantung
kuantitas bahan baku yang digunakan dan
yang telah memenuhi uji laboratorium yang
memenuhi standar kualifikasi bahan, yang
oleh American Standard Testing Material
(ASTM) ditentukan peresapan airnya < 5%.
Apabila persentase komposisi bah an
baku telah didapatkan, maka selanjutnya
adalah menentukan berapa kebutuhan bahan
baku untuk menghasilkan 1 kg glasir
kuning. Berdasarkan pengalaman dan rata-
rata peri ode sebelumnya, maka untuk 3 kg
bahan baku yang diproses dalam peralatan
produksi, akan dihasilkan 4,6 kg glasirkuning. Dengan demikian kebutuhan bahan
baku untuk 1 kg glasir kuning adalah 3 : 4,6
= 0,6522. Berdasarkan perhitungan terse but
didapat bahwa pemakaian (kuantitas) baban
baku per kg gJasir kuning adalah
persentase penggunaan bahan x 0,6522 x 1
kg.
Harga bahan baku ditentukan dengan
meneari rata-rata harga perolehan bahan
baku dari pihak luar yang tersedia di bagian
pengolahan bahan. Rata-rata harga
perolehan tersebut merupakan harga yang
diharapkan atau menjadi standar. Komposisi
glasir kuning terdiri dari 8 jenis bahan baku.
Dengan dernikian akan ada 8 standar harga
bahan baku untuk satu komposisi glasir
kuning, B iaya bahan baku dihitung dengan
mengalikan pemakaian (kuantitas) bahan
baku dengan harga bahan baku untuk
komposisi glasir kuning. Perhitungan biaya
bahan baku selengkapnya untuk komposisi
glasir kuning terdapat pada Larnpiran 1.
Perbedaan biaya bahan baku untuk
suatu komposisi disebabkan oleh karena
perbedaan persentase penggunaan bahan
baku untuk setiap komposisi, jenis (kualitas)
bah an baku, dan standar harga bahan baku.
Semakin besar persentase penggunaan
bahan baku dalam suatu komposisi, makabiaya bahan baku eenderung semakin besar.
Demikian juga sebaliknya, semakin kecil
persentase penggunaan bahan baku dalam
suatu kornposisi, maka biaya bah an baku
eenderung semakin kecil,
Jenis (kualitas) bahan baku
menentukan besar keeilnya biaya baban
baku. Jenis (kualitas) bahan baku berkaitan
dengan standar harga bahan baku, artinya
jenis (kualitas) bahan baku yang lebih baik
menunjukkan semakin besarnya
pengorbanan yang dikeluarkan untuk
memperoleh bahan baku tersebut. Hal ini
berarti semakin besarnya harga perolehan
yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.
Harga perolehan bahan baku yang semakin
besar meneerminkan standar biaya bahan
juga semakin besar.
2.Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung per
Jam x Standar Waktu untuk
mengerjakan glasir kuning per kg.
Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung
((100% x (Upah Minimum Propinsi
Bali» : (Jam Kerja Efektif per Bulan).
= (100% x Rp 682.650,00) : (6,5 jam x
22 hari kerja x 1 orang pekerja)
= (Rp 682.650,00)
= Rp 4.773,78 per jam
: (143) jam
7ORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 8/14
Standar Waktu per kg = (Standar Jam
Tenaga Kerja Langsung untuk
Memproduksi glasir kuning dalam
sekali proses): (gJasir kuning yang
dihasilkan dalam sekali proses).
=((0,75 jam pada proses persiapan dan
penimbangan + 5,75 jam pada proses
penggilingan) x 1 orang pekerja))
(4,6) kg
= ((6,5 ) x 1)) jam
= (6,5 ) jam
= 1,413 jam/kg.
Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung =
Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung per
Jam x Standar Waktu Untukmengerjakan glasir kuning per kg.
: (4,6) kg
: (4,6) kg
= Rp 4.773,78 / jam x 1,413 jam/kg
= Rp 6.745,35 / kg.
Standar biaya tenaga kerja langsung
untuk memproduksi glasir kuning adalah
sebesar Rp 6.745,35 per kg (Lampran 2).
Angka tersebut diperoleh dengan
mengalikan stan dar tarif biaya tenaga kerja
langsung per jam dengan waktu yang
diperlukan untuk memproduksi glasir
kuning per kg.
Perbedaan standar biaya tenaga kerja
langsung untuk masing-masing komposisi
akan terjadi, apabila jurnlah jenis bahan
baku dan kondisi bahan baku yang
dimasukkan dalam proses produksi adalah
relatif berbeda. Jumlah jenis bahan baku
yang semakin banyak membutuhkan waktuyang semakin lama dalam proses persiapan
dan penimbangan maupun penggilingan,
demikian sebaliknya bahan jumlah jenis
bahan baku yang semakin sedikit
membutuhkan waktu yang semakin sedikit
dalam proses persiapan dan penimbangan
maupun penggilingan. Disamping itu
kondisi bahan baku ada yang berupa
bongkahan-bongkahan, ada yang berupa
butiran yang agak lernbut, atau berupa
padatan yang bersifat keras. Perbedaan
kondisi atau bentuk fisik bahan baku akan
mempengaruhi proses pengolahan bahan
baku tersebut. Kondisi atau bentuk fisik
bahan baku yang relatif keras berupa
padatan mernerlukan proses penghancuran
dengan alat jaw cruiser sebelum
dimasukkan ke pott mill untuk digiling.
Adanya proses penghancuran im,
memerlukan tenaga kerja langsung untuk
menanganinya. Dalarn proses penggilingan
tersebut tentu dibutuhkan waktu yang cukupbagi tenaga kerja yang terlibat langsung.
Penggunaan waktu jam tenaga kerja
langsung membawa efek pada penarnbahan
biaya untuk personil tenaga kerja langsung.
Hal yang sebaliknya akan terjadi
apabila kondisi atau bentuk fisik bahan baku
yang berupa bongkahan-bongkahan yang
tidak padat atau tidak keras, maka tidak
diperlukan proses penghancuran lagi untuk
bisa digiling pada pott mill, sehingga tidak
diperlukan tenaga kerja langsung dalam
proses penghancuran. Dengan demikian
tidak akan menarnbah pengeluaran untuk
biaya tenaga kerja langsung.
3.Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel
Standar biaya overhead pabrik
variabel dihitung : dengan rnenentukan tarif
biaya overhead pabrik variabel (Tarif BOP
V), yaitu membagi jumlah biaya overheadpabrik variabel yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan unit produk yang
dihasilkan pada kapasitas tersebut atau jam
rnesin.
Tarif BOP V = (Budget biaya overhead
pabrik variabel bulanan) / (Unit glasir
kuning pada kapasitas normal). Hasil
perhitungan tarif biaya overhead pabrik
variabel dijelaskan pada Lampiran 3.
Pada Lampiran 3 terlihat bahwa tarif
biaya overhead pabrik variabel adalah Rp
7.244,15 per kg. Tarif sebesar itu diperoleh
dari budget biaya overhead pabrik variabel
yang terdiri dari upah tak langsung, biaya
listrik untuk penggunaan aktiva tetap
(mesin) berupa timbangan dan pot mill,
serta penggunaan air yang dicampur
dengan bahan baku pada saat penggilingan.
Jumlah glasir kuning yang dihasilkan
selama satu bulan adalah 101,20 kg. Jumlah
terse but dipakai membagi budget biaya
overhead pabrik variabel selama sebulan,
sehingga didapatkan sebuah tarif.
8 FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 9/14
Perbedaan tarif biaya overhead pabrik
variabel untuk masing-masing komposisi
akan terjadi, apabila jenis bahan baku yang
dimasukkan proses produksi adalah relatif
berbeda, yaitu ada yang berupa bongkahan-
bongkahan, ada yang berupa butiran yang
agak Iembut, atau berupa padatan yangbersifat keras. Perbedaan jenis atau bentuk
fisik bahan baku akan mempengaruhi proses
pengolahan bahan baku tersebut. Jenis atau
bentuk fisik bahan baku yang relatif keras
dan berupa padatan memerlukan proses
penghancuran dengan alat jaw cruiser
sebelum dimasukkan ke pot mill untuk
digiling. Adanya proses penghancuran ini,
memerlukan tambahan jam mesin untuk
menghancurkan bahan-bahan padat dan
keras. Penggunaan tam bah an jam mesin
membawa efek pada penambahan biaya
listrik, biaya pemeliharaan mesin, biaya
personil yang mengawasi mesin (upah tak
langsung), dan penggunaan air.
4.Standar Biaya Overhead Pabrik Tetap
Standar biaya overhead pabrik tetap
dihitung dengan menentukan tarif biaya
overhead pabrik tetap (Tarif BOP T), yaitu
membagi jumlah biaya overhead pabrik
tetap yang dianggarkan pada kapasitas
normal dengan unit produk yang dihasilkan
pada kapasitas tersebut atau jam mesin
(Lampiran 3).
Pada Lampiran 3 terlihat bahwa tarif
biaya overhead pabrik tetap adalah Rp
3.513,17 per kg. Tarif sebesar itu diperoleh
dari budget biaya overhead pabrik tetap
yang terdiri dari biaya listrik, biaya
penyusutan aktiva tetap, biaya pernakaian
ember, dan biaya pemakaian mixer dll.
dibagi jumlah glasir kuning yang dihasilkan
selama satu bulan.
5.Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi gIasir kuning
yang menggunakan biaya stan dar per kg
dihitung dengan menjumlahkan biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel, dan biayaoverhead pabrik tetap per kg. Artinya harga
pokok produksi akan sarna dengan biaya
produksi oleh karen a dalam memproduksi
glasir kuning di UPT PSTKP Bali - BPPT
tidak adanya sediaan barang dalam proses
awal maupun sediaan barang dalam proses
akhir (perhitungan pada Larnpiran 4).
Lampiran 4 menunjukkan bahwa
harga pokok produksi gIasir kuning yang
menggunakan biaya standar adalah Rp
56.522,56 per kg. Jumlah tersebut terdiri
dari biaya bahan baku Rp 39.019,89 , biaya
tenaga kerja langsung Rp 6.745,35, biaya
overhead pabrik variabel Rp 7.244,1 5, dan
biaya overhead pabrik tetap Rp 3.513,17.
Perbedaan harga pokok produksi
gIasir pada masing-masing komposisi
disebabkan oleh karena perbedaan biaya
bahan baku untuk setiap komposisi. B aya
bahan baku ditentukan oleh persentase
penggunaan bahan baku, jenis (kualitas)
bahan baku, dan harga bahan baku. Biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variabel juga menyebaban perbedaan
harga pokok produksi glasir.
Metode Cost Plus Transfer Pricing
memperhitungkan sernua jenis biaya baik
biaya variabel maupun biaya tetap. Semua
biaya untuk membuat produk tersebutdihitung, ditambah persentase laba yang
diinginkan untuk menutup biaya operasi
dan laba yang diinginkan. Harga Transfer =
Harga Pokok Produksi + (X %) (Harga
Pokok Produksi). X% cukup untuk menutup
biaya operasi dan laba yang diharapkan.
Pada Pelayanan Jasa Teknologi UPT
PSTKP Bali - BPPT, biaya operasi yang
dikeluarkan adalah : biaya pemasaran dan
biaya administrasi dan umum, besarnyamasing-masing 5% dari harga pokok
produksi, Jumlah biaya operasi adalah 5% +
5% = 10% dari harga pokok produksi.
Harga Transfer glasir kuning dapat dihitung
sebagai berikut (diasumsikan UPT PSTKP
Bali - BPPT menginginkan margin sebesar
6% dad harga pokok produksi). Harga
Transfer = Harga Pokok Produksi + (X %)
(Harga Pokok Produksi). Harga Transfer =
1,16 (Biaya Produksi Total). Harga Transfer
= 1,16 x Rp 56.522,56. Hasilnya = Rp
65.566,17 (Lampiran 5)
9ORUM MANAffiMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 10/14
Harga Transfer ditentukan oleh
harga pokok produksi ditarnbah
Pengakuan Laba Atas Penjualau Glasir Kuning
l.Pengakuan Laba Alas Penjualan Glasir Kuning MenurUI UPT PSTKP Bali - BPPT
persentase tertentu untuk menutup biaya
operasi dan laba yang diinginkan.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Penjualan bersih : 4,6 kg x 22 hari x 12 bulan x Rp 60.000,00
Harga pokok penjualan : 4,6 kg x 22 hari x 12 bulan x Rp 56.522,56Laba kotor
Biaya operasi :
- B iaya Pemasaran : 5% x Rp 68.640.996,86
- B ia ya Administrasi dan Umum : 5% x Rp 68.640.996,86J um lah biaya operasi
Laba operasi
Pendapatan/ biaya di luar usaha (diasumsikan) :
- Pendapatan
- Biaya
Jumlah Pendapatan/ biaya di luar usaha
Laba bersih sebelum pos luar biasa
Pos luar biasa (diasumsikan) :
- Pendapatan 500.000,00
- Biaya 400.000.00
Jumlah pos luar biasa 100.000,00
Laba bersih sebelum pajak ( 2.041.096,54)
Dengan demikian laba tahun berjalan atas penjuaIan glasir kuning yang diakui oleh UPT
PSTKP Bali - BPPT masing-masing adalah : Rp 4.223.003,14 untuk laba kotor, Rp (
2.641.096,54) untuk laba operasi, Rp ( 2.141.096,54) untuk laba bersih sebelum pos luar
biasa, dan Rp (2.041.096,54) untuk laba bersih sebelum pajak,
Rp 72.864.000,00
68.640.996.86
4.223.003,14
3.432.049,84
3.432.049.84
6.864.099.68
( 2.641.096,54)
1.000.000,00
500.000,00 500.000,00
( 2.141.096,54)
--------------------------------------------------- .._--------------- .. .----- . . . . -------_ .. . -----------------------------
2.Pengakuan Laba Atas Penjualan Glasir Kuning Menurut Teori Akuntansi Keuangan
Penjualan bersih: 4,6 kg x 22 hari x 12 bulan x Rp 65.566,17 Rp 79.623.556,85
Harga pokok penjualan : 4,6 kg x 22 hari x 12 bulan x Rp 56.522,56 68.640.996,86
Laba kotor 10.982.559,99Biaya operasi :
- Biaya Pemasaran : 5% x Rp 68.640.996,86
- Biaya Administrasi dan Urnum : 5% x Rp 68.640.996,86
Jumlah biaya operasi
Laba operasi
Pendapatan/ biaya di luar usaha (diasumslkan) :- Pendapatan
- Biaya
Jumlah Pendapatan/ biaya di luar usaha
Laba bersih sebelum pos luar biasa
Pos Iuar biasa (diasumsikan) :
- Pendapatan 500.000,00
- Biaya 400.000.00
Jumlah pos luar biasa 100.000,00
Laba bersih sebelum pajak 4.718.460,31
Dengan demikian laba tahun berjaJan atas penjualan glasir kuning yang diakui menurut teoriakuntansi keuangan masing-masing adalah : Rp 10.982.559,99 untuk laba kotor, Rp
4.118.460,31 untuk laba operasi, Rp 4.618.460,31 untuk Iaba bersih sebelurn pos luar biasa,
dan Rp 4.718.460,31 untuk laba bersih sebelum pajak,
Rp 3.432.049,84
3.432.049,84
6.864.099.68
4.118.460,31
1.000.000,00
500.000,00
500.000,00
4.618.460,31
-----_ . . . . _ - .. ._---------- .. ._-------- .. . _ - .. . _- . . . .------- .. ._----------------- .. . --------------------------------------------------------
10FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 11/14
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pernbahasan,
dapat disimpulkan bahwa : (a) Harga
transfer glasir kuning menurut perhitungan
UPT PSTKP Bali - BPPT adalah sebesar Rp
60.000,00 per kg, yang ditetapkan
berdasarkan harga pokok produksi, dan
harga pokok produksi ditentukan dad
pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang
sernuanya mengacu pada pemakaian bahan
baku. Harga transfer glasir kuning menurut
teori akuntansi keuangan adalah sebesar Rp
65.566,17 yang ditetapkan berdasarkan
harga pokok produksi dengan sistem biaya
standar sebesar Rp 56.522,56 yang terdiri
dari : biaya bahan baku Rp 39.019,89, biaya
tenaga kerja langsung Rp 6.745,35, biaya
overhead pabrik variabel Rp 7.244,15, dan
biaya overhead pabrik tetap Rp 3.513,17 per
kg. Perbedaan harga transfer terse but
disebabkan oleh karena perbedaan harga
pokok produksi; dan (b) Pengakuan laba
menurut UPT PSTKP Bali - BPPT berbeda
dengan pengakuan laba menurut teori
akuntansi keuangan. Menurut UPT PSTKP
Bali - BPPT laba yang diakui adalah : laba
kotor Rp 4.223.003,14, laba operasi Rp (
2.641.096,54), laba bersih sebelum pos luar
biasa Rp ( 2.141.096,54), dan laba bersih
sebelum pajak rnasing-masing adalah Rp
(2.041.096,54) per tahun, tetapi pengakuan
laba menurut teori akuntansi keuangan
adalah : Rp 10.982.559,99 untuk laba kotor,
Rp 4.118.460,31 untuk laba operasi, Rp
4.618.460,31 untuk laba bersih sebelum pos
luar biasa, dan Rp 4.718.460,31 untuk laba
bersih sebelum pajak. Perbedaan laba
tersebut disebabkan oleh karena perbedaan
harga transfer dan harga pokok produksi.
Saran
Pada akhir penulisan artikel ini, kami
menyarankan kepada UPT PSTKP Bali -
BPPT, Pengusaha (Perajin Keramik),
Kalangan akademis, dan Peneliti lanjutan
agar menerapkan konsep cost plus transfer
pricing dalam menetapan harga transfer dan
metode multiple step dalam menyusun
laporan laba rugi pada industri keramik,
sehingga pengakuan jenis laba menjadi jelas
dan menghasilkan informasi yang akurat
dan tidak menyesatkan dalarn pengambilan
keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Brian. 2000. Panduan Praktis
Kamus Keramik Untuk Praktisi,
Perajin, dan lndustri. Jakarta. Milenia
Populer.
Ardi, Solichin. 1986. Pengujian Bahan
Mentah. dan Prodnk Keratnik.
Bandung. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Keramik.
Anonimous. 1999. Lokasi dan Sumber
Daya Bahan Callan C. Mataram.
Dinas Pertambangan dan Energi
Propinsi NTH.
Bagiastuti Ni Ketut. 2008. Kebijakau
Pemerintah Provinsi Bali Dalam
Penetapan Upah minimum. Jurnal
Sarathi Vol.l5 - No.1 - Januari 2008.
Badung. Politeknik Negeri Bali.
Cooper, Donald R. dan Emory, C. William.
1998. Metode Penelitian Bisnis. Jilid
2. Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga.
Effendi, M. Dachyar. 2000. Aualisa
Ekonotni Industri Peugolahn Bahan
Baku Keramik di Bali. Mandiri
(Majalah Politeknik Negeri Bali).
Nornor 18, Oktober 2000. 20-24.
Gorda, I Gusti Ngurah. 1994. Metode
Penelitian Sosial. Denpasar.
Uni versitas Pendidikan Nasional.
Hansen & Mowen. 1997. Accounting and
Control, Cost Management. USA.
South Western College.
Hartono, Y.M.V .. 1983. Bahan Mentalt
Untnk Petnbuatau Keramik. Bandung.
BaJai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Keramik.
Horngren, Charles T.. 1991. Pengantar
Akuntansi Manajemen. Jilid 2. Edisi
Keenarn. Cetakan Kedua. Jakarta.
Erlangga.
lkatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar
Akutuansi Keuangan Per 1Oktober
2004. Jakarta. Salernba Empat.
11ORUM MANAJEMEN, Volume 7,Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 12/14
Mas'ud, MC.. 1985. Akuntansi
Manajemen. Buku Dua. Edisi Revisi.
Yogyakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen
(Konsep, Manfaat, dan Rekayasa).Edisi Kedua. Yogyakarta. Bagian
Penerbit Sekolah Tinggi IImu Ekonomi
YKPN.
Munawir, S.. 1995. Analisa Laporan
Keuangan. Yogyakarta, Liberty.
Oishi, T. Ceramic Body, Gifu Perfectural
Ceramic Research Institute. Nagoya
International Training Center. Japan.
Japan International Cooperation
Agency.Reeve, James M.. 2000. Redings and Issues
in Cost Management. Second Edition.
USA. South-Western College
Publishing.
Soemarso, S.R. 1992. Akuntansi Suatu
Pengantar.Edisi Keempat. Buku
l.Jakarta .. Rineka Cipta.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan Pertama. Bandung. CV
Alfabeta.Supriyono, RA .. 1983. Akuntansi Biaya,
Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Harga Pokok. Buku 1. Edisi 2.
Yogyakarta. BPFE.
Yasana, I Made, dkk. 1987. Pengembangan
Teknologi Dalam Penganekaragaman
Disain dan Peningkatan Mutu
Industri Kerajinan Keramik di Bali.
Panitia Jubiliurn Perak. September
1987.Denpasar.Universitas-Udayana.
12 FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 13/14
DAFTAR LAMPlRAN
I P hi B' BI BkY k B' S d U k P b 01 . K .piran er ttunzan ra a a mil a u an" Mengguna an Ja a Ian ar ntu em uatan J aS11" unmz
Standar
No. Kom Nama Bahan Persentase Keb.Bh.Baku pel"kg Pem.Bh.Baku Siandar Harga Bh. Standar Biaya Bh.
posisi Baku Pengg.Bl: Baku Glasir Kuuinz (3/4.6) Per kg Glasir Kunin" Baku per kg (Rp) Baku per kg (Rp)
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8=6x7
[ OK Feldspar 0,3674 0.6522 0,2396 2.400.00 575,04RRT
2Pigmen 0,2273 0,6522 0.[482 240.000,00 35.592.00
3Kapur 0.1326 0,6522 0.0865 2.000.00 173.00
4 Zr02 0,[030 0,6522 0,0672 26.000,00 1.747.21
5Kuarsa 0,07)5 0,6522 0,0479 2.100,00 [00.57
6Zn02 0,0447 0,6522 0,0291 22.000.00 642,40
7 Kaolin 0,0364 0,6522 0,0237 1.800,00 42.66
8 Fe203 0,Dl51 0,6522 0,0098 [5.000,00 147,00
- Jurnlah1,000 - 0,6522 - 39.019,89-
Surnber : UPT PSTKP Ba[i-BPPT, 2008
Lampiran 2 : Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Yang Menggunakan Biaya Standar Untuk Pembuatan
Gl . Ksir uning
Standar Tari! Biaya Tenaga Standar Waktu Pengerjaan Standar Biaya Tenaga
No Komposisi Kerja Langsung per Jam glasir kuning per kg Kerja Langsung per kg
(Rp) (Jam) (Rp)
1 2 3 4 5:3x4
GK 4.773,78 1,4130 6.745,35
Sumber: UPT PSTKP Bali - BPPT, 2008
l.arnplran 4 : Perhitunqan arqa Po 0 Produksi er asis Biaya tan ar ntu em uatan asir unmq
Biaya Biaya Tenaga Biaya Overhead Biaya Overhead Harga Pokok
No Komposisi Bahan Baku Kerja Langsung Pabrik Varia bel Pabrik Tetap Produksi
per kg per kg per kg per kg per kg
(Rp) (Rp) (Ap) (Ap) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7:3+4+5+6
1 GH 39.0[ 9,89 6.745,35 7,244,15 3.513,17 56.522,56
H k k B b S d U kP b GI ' K .
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2008
L P hi H f G D M d Crnpiran 5: er itunqan arqa Trans er lasir Kunlnq enqan eto e ost Plus fans er PriCing
Harga Pokok Marjn Yang Biaya Pemasaran Biaya Adm & Umum Harga Jual
No Komposisi Produksi Diinginkan Yang Diinginkan Yang Diinginkan Glasir Putih
per kg 5% x (21.546,66) 10% x (21.546,66) 10% x (21.546,66) per kg
(Rp) lRp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6
1 GK 56.522,56 2.585,60 2.154,67 2.154,67 28.441,60
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2008
FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009 13
5/14/2018 penelitian TP - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-tp 14/14
Lampiran 3 : Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Yang Menggunakan Standar Untuk Pembuatan G lasir K un in g
(dl. Rp.)
Budget Fleksibel
BOP Bulanan .
Kapasitas 80% 100% 120%
(Unit Produksi) ( 80,96 kg) (101,2 kg) ( 121,44 kg)
(Jam Mesin) (123,2 Jam) (154 Jam) (184,8 Jam)
1 2 3 4
Biaya Overhead Pabrik Variabel :
1. Upah Tak Langsung 560.000,00 700.000,00 840.000,00
2. Biaya Listrik :
Timbangan : 0,0036 K W x 1,25 jam x Rp 635 x 22 50,30 62,87 75,44
Pot Mil : 0,45 KW x 5,25 jam x Rp 635 x 22 26.403,30 33.004,12 39.604,94
3. Air: 0,003 m3 x Rp 615 x 22 32,47 40,59 48,71
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Variabel 586.486,07 733.107,58 879.729,09
Biaya Overhead Pabrik Tetap :
1. Biaya Listrik :
Timbangan : (0,0036/42) K W x Ap 1.020.000,00 87,43 87,43 87,43
Pot mill : (0,45/42) K W x Ap 1.020.000,00 10.928,57 10.928,57 10.928,57
2. Biaya Penyusutan :
Gedung : 65,7 m2 x Rp 120.000 x 0,05 x (1/12) 32.850,00 32.850,00 32.850,00
Timbangan : 1 x Rp 20.000.000 x 0,10 x (1/12) 166.666,67 166.666,67 166.666,67
Pot mill : 1 x Ap 3.000.000 x 0,10 x (1/12) 25.000,00 25.000,00 25.000,00
3. Biaya Pemakaian Perlengapan Pabrik :
Ember : Rp 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00
Mixer dll : Rp 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00
355.532,67 355.532,67 355.532,67
Tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel
= (Rp 733.107,58 ) 1 (101,2 kg)
= Ap 7.244,17 per kg
Tarif Biaya Overhead Pabrik Tetap
= (Rp 355.532,67 ) 1 ( 10 1,2 kg)
= Rp 3.513,17 per kg
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2008
14 FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009