PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATKAN KEBERHASILAN ...
Transcript of PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATKAN KEBERHASILAN ...
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA
ICT MELALUI MODEL MAKE A MATCH DALAM MENDESKRIPSIKAN
POSISI PENYUSUNAN TATA SURYA PADA MATA PELAJARAN IPA
Disusun Oleh:
DINNI FAJARWATI, S.Pd
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN PAGERAGEUNG
KABUPATEN TASIKMALAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan maghfirah-Nya sehingga penulisdapat menyusun Penulisan Tindakan
Kelas (PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi
Menjaga Keutuhan Nkri Melalui Metode Bermain Peran dengan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Kelas V Sd Negeri 4 Pagerageung”
Penulis menyadari bahwa PTK ini jauh dari sempurna, disebabkan karena
keterbatasan kemampuan dan keterbatasan pengalaman belajar. Oleh karena itu,
masukan dan saran yang konstruktif sangat penulisharapkan. Tidak lupa
penulisjuga mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tinggginya
kepada:
1. Kepala UPTD Pendidikan TK, SD/SLB wilayah Kecamatan Pagerageung.
2. Pengawas TK,SD/SLB wilayah kecamatan Pagerageung
3. Kepala SDN 4 Pagerageung
4. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun
materil yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga penyusunan PTK
ini dapat diselesaikan.
Do’a penulis semoga laporan yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi
penyusun dan bermanfaat bagi yang membaca sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan saat ini dan yang akan datang. Amiin.
Tasikmalaya, September 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ iii
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Belajar......................................................................................... 4
2.2. Hakikat Perkembangan Intelektual Siswa SD............................................... 4
2.3. Prinsip-Prinsip Belajar.................................................................................. 5
2.4. Konsep Dasar IPA di SD............................................................................... 5
2.5. Model Pembelajaran Make A Match............................................................ 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian......................................................................................... 9
3.2. Subjek dan Waktu Penelitian........................................................................ 10
3.3. Tahapan Tindakan......................................................................................... 11
3.4. Instrumen Penelitian..................................................................................... 15
3.5. Analisis Data dan Keabsahan Data............................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian............................................................................................. 17
4.2. Deskripsi Penelitian...................................................................................... 26
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan................................................................................................... 28
5.2. Saran............................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
3.1. Tabel Jadwal Penelitian..................................................................................................................... 10
4.1. Tabel Nilai Siklus 1........................................................................................................................... 19
4.2. Tabel Presentasi Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1............................................... 20
4.3. Tabel Nilai Siklus 2........................................................................................................................... 22
4.4. Tabel Presentasi Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 2............................................... 24
4.5. Rekapitulasi Nilai Siklus 1 dan Siklus 2............................................................................................ 25
4.6. Tabel Pengelompokkan Nilai IPA Kelas VI SDN 4 Pagerageung.................................................... 27
iv
DAFTAR GRAFIK
4.1. Grafik Perolehan Nilai Pembelajaran IPA Kelas VI............................................... 26
v
DAFTAR GAMBAR
3.1 Gambar Siklus Menurut Kurt Lewin ............................................................................... 11
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendiidkan pada dasarnya menyiapkan anak didik
menjadi orang dewasa yang dapat berdiri sendiri mampu mengembangkan
kemampuan yang telah dimilikinya, bersama-sama masyarakat dapat
memanfaatkan alam sekitarnya dengan bijaksana, serta mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya dan menjadi sumber daya manusia yang dapat
mebangun bangsanya.
Dalam upaya menyempurnakan sumber daya manusia dan membangun
sistem Pendidikan Nasional, berbagai lembaga pendidikan dan instansi-instansi
terkait telah banyak melakukan berbagai usaha meningkatkan kualitas pendidikan
Indonesia.
Untuk meningkatkan kualitas tersebut, dilakukan perubahan/perbaikan
kurikulum yang berlaku. Perubahan kurikulum ini telah dilaksanakan beberapa kali,
karena kurikulum yang tepat merupakan unsur yang menetukan bagi kemajuan
pendidikan itu.
Dengan perbaruan kurikulum yang dikenal dengan sebutan Kurikulum
2013, tingkat keterlibatan anak diidk dalam proses pembelajaran, tenaga
kependidikan (guru) yang memiliki kulifikasi profesional akan menunjang
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Berdasarkah hal tersebut, pendidikan harus berusaha meningkatkan mutu
proses pembelajaran. Menurut Rusyan (1995:15) prinsip belajar sambil bekerja,
pada hakekatnta belajar sambil melakukan aktivitas. Prinsip belajar tersebut,
menuntut siswa untuk mengerti, bukan hanya tahu dan hapal saja. Dengan
melakukan aktivitas maka pengetahuan, sikap dan keterampilan akan berkembang
sesuai yang diharapkan yaitu menyiapkan anak didik yang berprestasi tinggi,
dewasa dan mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
2
Bertititk tolak dari kenyataan inilah, maka penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan menggunakan media ICT melalui
model pembelajaran Make A Match dalam mendeskripsikan posisi penyusunan tata
surya.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam PTK ini, penelitimerumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Make A Match untuk
meningkatkan keberhasilan belajar dalam mendeskripsikan posisi penyusunan
tata surya di kelas VI SD Negeri 4 Pagerageung?
2. Bagaimana hasil kemampuan siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Make A Match dalam bahasan mendeskripsikan posisi penyusunan tata surya
di kelas VI SD Negeri 4 Pagerageung?
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan bertujuan
untuk :
1. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Make A Match yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai tata
surya.
2. Memberikan gambaran tentang pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa
mengenai tata surya.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Memperbaiki pembelajaran yang sudah dikelolanya.
b. Memupuk rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan analisis
terhadap hasil kinerjanya sehingga dapat menemukan kelebihan dan
3
kekurangan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan, kemudian
mengembangkan alternative untuk mengatasi kelemahannya.
c. Dapat berkembang secara profesional.
d. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan kajian untuk dapat
memberikan kritik atau saran terhadap penelitian yang sudah dilakukan.
2. Bagi siswa
a. Dapat memperbaiki hasil belajar.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Dapat digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih baik.
b. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2001:27) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman.” Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, dan bukan suatu hasil atau tujuan, belajar bukan hanya
mengingat akan tetapi lebih luas lagi yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan prilaku.
Menurut William Burton dalam Hamalik (2001:28) mengemukakan
bahwa “A good learning situation consist of rich and varied series of learning
experiences unifield around vigorous purpose and carried on in interaction with a
rich, varied and propocative environment.” Dari pengertian berikut dapat ditasik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Situsi belajar harus bertujuan
b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri
c. Siswa diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan
itu.
2.2 Hakikat Perkembangan Intelektual Siswa SD
Dalam penelitian ini, penelitilenih menekankan pada perkembangan
intelektual anak pada tahap operasional konkrit (7-11 tahun) karena tahap ini sesuai
dengan karakter perkembangan intelektual siswa kelas VI. Dalam tahap ini, anak
masih bergantung pada benda nyata.
Menyikapi uraian diatas, ada kesesuaian dengan teori belajar menurut
Bruner, yang mengungkapkan bahwa proses belajar siswa sebaiknya diberi
kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga
tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola yang
terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya.
5
2.3 Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memiliki peranan
penting. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar. Kegiatan mengajar
akan bermakna apabila terjadi kegiatan atau penglaman yang dialami oleh siswa.
Oleh karena itu, penting bagi guru memahami tentang proses belajar, agar dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat bagi siswa.
Hampir semua ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang
belajar. Dalam uraian ini, terdapat beberapa perumusan guna melengkapi dan
memperluas pandangan kita tentang mengajar, diantaranya sebagai berikut:
a. Belajar adalah modifikasi melalui pengalaman.
b. Melalui observasi langsung, melihat kejadian aktual dan menangani objek yang
kongkrit
c. Melalui gambar, fotografi
d. Melalui kata-kata, dan simbol-simbok (Oemar Hamalik, 2001:30)
2.4 Konsep Dasar IPA di SD
2.4.1 Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah, penelitian,
penyusunan, dan pengujian gagasan. Selain itu, mata pelajaran IPA dapat
dijadikan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2.4.2 Tujuan pembelajaran IPA di SD
Manusia adalah makhluk hidup yang aktif berkembang sesuai dengan
budi daya manusia dalam menemukan teknologi untuk kemudahan hidupnya.
Kesadaran akan pentingnya IPA harus dibangun sejak dini sehingga akan
terbentuk masyarakat melek teknologi yang mampu menghasilkan produk
teknologi yang bermanfaat dan dapat menerapkannya dengan bijaksana.
Pelajaran IPA bukanlah suatu ilmu yang harus dihapalkan oleh anak,
namun diperoleh dengan cara praktik sehingga dapat merangsang siswa
menyelidiki masalah-masalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
6
2.5 Model Pembelajaran Make A Match
Model pembelajaran merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan
guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu dan dalam
pemilihan suatu model harus disesuaikan terlebih dahulu dengan materi pelajaran,
tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia sesuai
dengan tujuan pembelajaran sehingga model pembelajaran yang diterapkan dapat
tercapai.
Menurut Rusman (2011: 223-233) Model Make A Match (membuat
pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu cara keunggulan
teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.
Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe Make A
Match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan
siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match adalah suatu teknik pembelajaran Make A Match
adalah teknik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Teknik pembelajaran Make A Match dilakukan di dalam kelas dengan
suasana yang menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk
berkompetisi mencari pasangan dari kartu yang sedang dibawanya dengan waktu
yang cepat. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
(membuat pasangan) ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review
(satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban beserta gambar).
2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban
3. atau soal dari kartu yang dipegang.
7
4. Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban), peserta didik yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi point)
5. Setelah itu babak dicocokkan lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya.
Model pembelajaran Make A Match dapat melatih siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara merata serta menuntut siswa
bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar tanggung jawab
dapat tercapai, sehingga semua siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make A
Match menurut Miftahul Huda (2013: 253-254) adalah:
a. Kelebihan model pembelajaran tipe Make A Match antara lain:
1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun
fisik
2. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
b. Kelemahan media Make A Match antara lain:
1. Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang
terbuang
2. Ada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya
3. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang
kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
4. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat member hukuman pada siswa yang
tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
8
5. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik
pembelajaran. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks
kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran
dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil
pembelajaran.
Adapun prinsip-prinsip PTK menurut Hopkins (1993) dalam Supardi (2007:
115) adalah :
a) Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.
b) Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak
menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.
c) Kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran
harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah
ilmiah.
d) Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang
real (kehidupan nyata) yang berlangsung dalam konteks pembelajaran
yang sesungguhnya.
e) Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.
f) Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi
pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran
di luar kelas, misalnya tataran sistem atau lembaga.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk
10
memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal itu
dapat di pecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
3.2 Subjek dan Waktu Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikaji, penelitian ini mengambil objek yaitu
siswa kelas VI SDN 4 Pagerageung yang berjumlah 26 orang dengan pertimbangan
bahwa anak didik kelas VI telah menjalani lima tahun belajar di SD, sehingga mereka
telah memperoleh materi yang cukup banyak dan hal itu memungkinkan diperoleh
data yang akurat.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan tanggal 1 September 2019 sampai 31 Oktober 2019.
Adapun jadwalnya sebagai berikut:
No Nama Kegiatan September 2019 Oktober 2019 Ket
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Persiapan
Menyusun Konsep
Pelaksanaan
Menyepakati jadwal
Menyusun Instrumen
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan tindakan siklus I
Melakukan tindakan siklus II
3. Menyusun Laporan
Pelaporan hasil
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
11
3.3 Tahapan Tindakan
3.3.1. Persiapan PTK
Untuk persiapan awal melaksanakan penelitian tindakan kelas ini di SDN 4
Pagerageung, peneliti bersama dengan guru kelas V sebagai teman sejawat, dan kepala
SDN 4 Pagerageung yang membantu pengamatan membuat rencana dengan cara
menyusun rancangan untuk diterapkan sebagai solusi perbaikan guna meningkatkan
perolehan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Rencana pembelajaran dibuat,
dilaksanakan dan dievaluasi. Adapun perencanaan sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan
2. Mengorganisasikan siswa di dalam kelas
3. Menentukan bahan, alat dan materi pelajaran
4. Menetukan alokasi waktu
5. Menentukan metode pembelajaran
6. Menentukan bentuk evaluasi
3.3.2. Pelaksanaan dan Pengamatan
Secara umum pelaksanaan pembelajaran melalui empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaa, pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1 Siklus Menurut Kurt Lewin (Arikunto, 2007 : 20)
Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah.
Apabila satu siklus belum menunjukan tanda-tanda perubahan ke arah
perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua,
dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.
12
3.3.2.1. Perencanaan Siklus 1
Perencanaan yang dilakukan dalam PTK ini sebagai berikut:
1. Menetukan teman sejawat yang dapat mengobservasi jalnnya proses
perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai mitra diskusi, dan tukar
pandangan. Adapun identitas teman sejawat yang menjadi pilihan
penulis sebagai berikut:
Nama : Riska Amalia Amir, S.Pd.I
Jabatan : Guru kelas V SD Negeri 4 Pagerageung
Pendidikan : S1 PGSD/MI
2. Kegiatan yang dilaksanakan:
a. Mengadakan pertemuan jika menemukan masalah
b. Pelaksanaan perbaikan
c. Menentukan instrumen
d. Menentukan sasaran yang harus diobservasi
e. Menentukan posisi duduk observer pada saat pembelajaran
berlangsung
f. melaporkan hasil
3. Menentukan skenario perbaikan pembelajaran
4. Mempersiapkan alat dan bahan yang dapat menunjang proses
pembelajaran
5. Mempersiapkan perangkat pelaksanaan observasi
6. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
sebelum tindakan pembelajaran oleh peneliti bersama teman
sejawat.
7. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk semua
tindakan mulai dari siklus 1 sampai siklus 3
8. Pelaksanaan tindakan dan observasi. Tindakakn ini dilaksanakan
pada saat pembelajaran berlangsung setiap siklus. Penelitian
perbaikan ini dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. Sebagai
peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung, teman sejawat
bersama peneliti mengadakan analisis awal tentang proses
pembelajaran dan bila proses pembelajaran kurang berhasil, maka
13
perlu disusun kembali rancangan proses pembelajaran yang lebih
efektif.
9. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
10. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
3.3.2.2. Pelaksanaan (Acting)
Secara umum pelaksanaan penelitian pembelajaran ini
dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 4 Pagerageung dengan jumlah siswa 26
orang. Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang dijadikan rencana penelitian
pembelajaran adalah mata pelajaran IPA.
Langkah-langkah pelaksanaan siklus 1 yaitu:
a. Mengkondisikan siswa ke arah yang kondusif
b. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan video
pembelajaran
c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep yaitu satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
d. Setiap siswa mendapat 1 buah kartu
e. Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang
f. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu untuk dicocokkan
dengan kartu jawaban
g. Setiap siswa ynag dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin pengharagaan
h. Setelah satu abbak kartu dikocok kembali agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya
i. Evaluasi secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda
j. Kesimpulan
k. Melakukan pengamatan/observasi
3.3.2.3. Pengamatan (observation)
Pengamatan di lapangan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas
V sebagai teman sejawat serta kepala sekolah sebagai pengamat untuk turut
serta memberikan pemecahan persoalan yang ditemukan. Dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan meliputi:
14
1. Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan peneliti dan guru sebagai alat
bantu dalam menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pembelajaran.
2. Lembar tes kemampuan
Lembar tes kemampuan (evaluasi) digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi
3.3.2.3. Refleksi (reflecting)
Refleksi berupa pemeriksaan hasil penelitian. Data yang didapat
diguanakan untuk proses selanjutnya. Jika data akurat sesuai dengan tujuan
penelitian, maka akan dipakai sebagai pedoman siklus selanjutnya. Sedangkan
data yang lemah dalam penelitian, maka dapat menggunakan perrbaikan.
3.3.2.4. Perencanaan Siklus 2
Seperti halnya siklus 1, siklus 2 pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti membuat perencanaan
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 1.
3.3.2.5. Pelaksanaan Siklus 2
Guru melaksanakan pembelajaram dengan langkah-langkah
berikut:
a. Mengkondisikan siswa kearah yang lebih kondusif
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media
ICT
c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep yaitu satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
d. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
e. Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang
f. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu untuk
dicocokkan dengan kartunya (soal jawaban)
g. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin (penghargaan)
15
h. Setelah satu babak kartu dikocok kembali agar setiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
i. Siswa mengadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan materi
pelajaran dengan bimbingan guru.
j. Evaluasi secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda
k. Kesimpulan/penutup
l. Melakukan pengamatan/observasi
3.3.2.6. Pengamatan Siklus 2
Peneliti melakukan pengamatan mengenai:
a. Situasi kegiatan pembelajaran
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam proses pembelajaran
3.3.2.7. Refleksi Siklus 2
Peneliti melakukan refleksi terhadap siklus ke 2 dan
menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan model
pembelajaran Make A Match dalam peningkatan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA di sekolah dasar.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penlitian berupa observasi,
wawancara dan tes kemampuan, sedangkan teknik pengumpulan data diantaranya:
a. Pengamatan bertujuan untuk memperoleh data tentang siswa berminat dan tidak
berminat di kelas VI SDN 4 Pagerageung.
b. Wawancara bertujuan untuk memperoleh data penyebab kurang minatnya siswa
terhadap pembelajaran IPA di kelas VI SDN 4 Pagerageung
c. Studi dokumen bertujuan untuk memperoleh data nilai mata pelajaran IPA kelas
VI SDN 4 Pagerageung.
Ketiga teknik pengumpulan data tersebut dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu
oleh teman sejawat agar data yang didapat akurat sehingga validitas penelitian ini tidak
diragukan hasilnya.
16
3.5 Analisis Data dan Pengecekan Keabsahan Data
3.5.1. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakn dengan cara reduksi data,
penyajian data, pemaknaan data dan penyimpulan hasil penelitian.
Data disiapkan secara utuh setelah data tersebut diseleksi, difokuskan, dan
disederhanakan, serta diformulasikan. Hal tersebut dilaksanakan untuk menyajikan
data yang lengkap. Analisis data dilakukan selama dan setelah tindakan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa observasi, dan tes
kemampuan.
3.5.2. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (1994:176) pengecekan keabsahan data dalam penelitian
kuantatif dilakukan menggunakan beberapa teknik diantaranya pengamatan,
perpanjangan keikutsertaan, dan pengecekan teman sejawat.
Dalam penelitian ini, pengecekan keabsahan data menggunakan 2 teknik yaitu
pengamatan dan pembahasan teman sejawat.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah peneliti melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan
model Make A Match, hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.
Siklus 1
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang dilakukan dalam PTK sebagai berikut:
a. Menentukan teman sejawat yang dapat mengobservasi jalannya proses
perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai mitra diskusi
b. Kegiatan yang dilakukan:
1. Mengadakan pertemuan jika menemukan masalah
2. Pelaksanaan perbaikan
3. Menetukan instrumen observasi setiap siklus
4. Menentukan sasaran yang harus diobservasi
5. Menentukan posisi duduk bserver pada saat proses perbaikan
pembelajaran berlangsung.
6. Melaporkan hasil
c. 1. Menentukan skenario pembelajaran
d. Mempersiapkan alat dan bahan yang dapat menunjang proses
pembelajaran.
e. Mempersiapkan perangkat pelaksanaan observasi
f. Mendiskusikan rencana tindakan kelas, yang dilaksanakan sebelum
tindakan pembelajaran oleh peneliti bersama teman sejawat
g. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk semua tindakan
mulai dari siklus 1 dan siklus 2
h. Pelaksanaan tindakan observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran
sedang berlangsung setiap siklus.
18
i. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
j. Menyusun evaluasi pembelajaran
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan penelitian pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VI
SD Negeri 4 Pagerageung dengan jumlah siswa 26 orang.
Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang dijadikan rencana
penelitian pembelajaran adalah mata pelajaran IPA. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan siklus 1 yaitu:
m. Mengkondisikan siswa kearah yang lebih kondusif
n. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media
ICT
o. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep yaitu satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
p. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
q. Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang
r. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu untuk
dicocokkan dengan kartunya (soal jawaban)
s. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin (penghargaan)
t. Setelah satu babak kartu dikocok kembali agar setiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
u. Siswa mengadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan materi
pelajaran dengan bimbingan guru.
v. Evaluasi secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda
w. Kesimpulan/penutup
x. Melakukan pengamatan/observasi
19
Tabel 4.1
Nilai Siklus 1
Nomor Nama Siswa Nilai Siklus 1 Ket
Urut Induk
1 161701001 Aila Salsabila 50
2 161701002 Amalia Rahayu 80
3 161701003 Arif Rahman 40
4 161701004 Ade Risman 80
5 161701005 Cucu Kusmiati 20
6 161701006 Dani Ramdani 80
7 161701007 Devi Inanda 50
8 161701008 Dian Suryadi 80
9 161701009 Eris Riswan 90
10 161701010 Hendra Riazmi 50
11 161701011 Hilda Vildayanti 50
12 161701012 Jerri Ramadhan 90
13 161701013 Jihad Hakiki 60
14 161701014 Mirnawati 70
15 161701015 Nurjanah 50
16 161701016 Nisa Andriyani 60
17 161701017 Rukmayanti 80
18 161701018 Rian Syaeful Anwar 60
19 161701019 Rengga Saparingga 70
20 161701020 Sani Ariandi 70
21 161701021 Silvi Septiani 40
22 161701022 Widianti 90
23 161701023 Yana 70
24 161701024 Yulianti 60
25 161701025 Yuke Fauziah 50
26 161701026 Zaidan Hilmi 70
20
Jumlah 1660
Rata-Rata 63,85
Hasil evaluasi siklus 1, penguasaan terhadap materi
pembelajaran masih tergolong rendah, nilai perolehan rata-rata
hanya 63,85.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti, guru kelas V sebagai teman
sejawat serta kepala sekolah sebagai pembimbing untuk turut meberikan
pemecahan persoalan yang ditemukan. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan meliputi:
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan oleh peneliti, sebagai alat bantu
dalam menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pembelajaran.
Adapun hasil observasi aktivitas siwa dalam pembelajaran selama
siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Presentase Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1
Termen Siwa yang mendapat kartu pasangan
(soal-jawaban)
Presentase (%) ket
I 5 pasang 41,66
II 7 pasang 58,33
III 8 pasang 66,66
Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus 1 masih tergolong rendah dengan perolehan skor termen
terakhir 66,66% sedangkan skor idealnya 75%. Hal ini terjadi karena
siswa belum memahami bagaiman melaksanakan model pembelajaran
Make A Match.
b. Lembar tes kemampuan
Lembar tes kemampuan (evaluasi) digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi, yang
21
selanjutnya hasil siswa dijadikan standar untuk melaksanakan tes
berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi berupa pemeriksaan hasil penelitian data yang dapat
digunakan untuk proses selanjutnya. Jika data akurat sesuai dengan tujuan
penelitian, maka akan dipakai sebagai pedoman untuk siklus selanjutnya.
Sedangkan data yang lemah dalam penelitian akan diperbaiki lagi. Peneliti
merevisi tindakan yang kurang tepat dengan tujuan penelitian ini.
Adapun kekurangan yang terjadi apda siklus 1 sebagai berikut:
a. Siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan model
pembelajaran Make A Match.
b. Masih ada siswa yang belum bisa mendapatkan kartu jawaban, hal ini
dikarenakan siswa tersebut kurang fous dalam belajar.
Untuk memperbaiki kelemahan pada siklus 1, maka pada perencanaan
siklus 2 sebagai berikut:
a. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran
b. Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan
c. Memberi penghargaan (reward)
Siklus 2
1. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
siklus 1.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mengkondisikan siswa kearah yang lebih kondusif
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media
ICT
22
c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep yaitu satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
d. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
e. Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang
f. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu untuk
dicocokkan dengan kartunya (soal jawaban)
g. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin (penghargaan)
h. Setelah satu babak kartu dikocok kembali agar setiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
i. Siswa mengadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan materi
pelajaran dengan bimbingan guru.
j. Evaluasi secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda
k. Kesimpulan/penutup
l. Melakukan pengamatan/observasi
Tabel 4.3
Nilai Siklus 2
Nomor Nama Siswa Nilai Siklus 2 Ket
Urut Induk
1 161701001 Aila Salsabila 100
2 161701002 Amalia Rahayu 100
3 161701003 Arif Rahman 80
4 161701004 Ade Risman 90
5 161701005 Cucu Kusmiati 60
6 161701006 Dani Ramdani 100
7 161701007 Devi Inanda 90
8 161701008 Dian Suryadi 80
9 161701009 Eris Riswan 100
10 161701010 Hendra Riazmi 90
11 161701011 Hilda Vildayanti 100
23
12 161701012 Jerri Ramadhan 100
13 161701013 Jihad Hakiki 70
14 161701014 Mirnawati 100
15 161701015 Nurjanah 100
16 161701016 Nisa Andriyani 90
17 161701017 Rukmayanti 90
18 161701018 Rian Syaeful Anwar 90
19 161701019 Rengga Saparingga 90
20 161701020 Sani Ariandi 80
21 161701021 Silvi Septiani 100
22 161701022 Widianti 90
23 161701023 Yana 100
24 161701024 Yulianti 70
25 161701025 Yuke Fauziah 100
26 161701026 Zaidan Hilmi 100
Jumlah 2360
Rata-Rata 90,76
Hasil evalusi siklus 2, penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran memiliki nilai rata-rata 90,76.
3. Pengamatan (Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan mengenai:
a. situasi kegiatan pembelajaran
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam proses pembelajaran
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus 2 pada
tabel di abwah ini:
24
Tabel 4.4.
Presentase Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 2
Termen Siwa yang mendapat kartu pasangan
(soal-jawaban)
Presentase (%) ket
I 8 pasang 66,66
II 9 pasang 75,00
III 11 pasang 91,66
Hasil observasi siklus 2, termen terakhir aktivitas siswa dalam
pembelajaran mendapat skor rata-rata 91,66%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan yang sangat signifikan.
4. Refleksi (Reflecting)
Peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan siklus 2 dan
menganalisis untuk membuat kesimpulan atau pelaksanaan model
pembelajaran Make A Match dalam peningkatan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ke 2 ini adalah:
a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah mengarah ke model
pembelajaran Make A Match secara lebih baik. Siswa mampu
berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya.
Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa
meningkat dari siklus pertama termen terakhir 66,66% menjadi 91,66%
pada silus 2
b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan dukungan
dan motivasi dari guru.
c. Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi
kemampuan siswa dalam menguasai materi. Hal ini berdasarkan hasil
evaluasi dengan nilai rata-rata 63,85 pada siklus 1 menjadi 90,76 pada
siklus 2.
Adapun hasil pengolahan data dari siklus 1 dan siklus 2 sebagai
berikut:
25
Tabel 4.5.
Rekapitulasi Nilai Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nama Siswa Nilai Siklus 1 Nilai Siklus 2 Ket
Urut Induk
1 161701001 Aila Salsabila 50 100
2 161701002 Amalia Rahayu 80 100
3 161701003 Arif Rahman 40 80
4 161701004 Ade Risman 80 90
5 161701005 Cucu Kusmiati 20 60
6 161701006 Dani Ramdani 80 100
7 161701007 Devi Inanda 50 90
8 161701008 Dian Suryadi 80 80
9 161701009 Eris Riswan 90 100
10 161701010 Hendra Riazmi 50 90
11 161701011 Hilda Vildayanti 50 100
12 161701012 Jerri Ramadhan 90 100
13 161701013 Jihad Hakiki 60 70
14 161701014 Mirnawati 70 100
15 161701015 Nurjanah 50 100
16 161701016 Nisa Andriyani 60 90
17 161701017 Rukmayanti 80 90
18 161701018 Rian Syaeful Anwar 60 90
19 161701019 Rengga Saparingga 70 90
20 161701020 Sani Ariandi 70 80
21 161701021 Silvi Septiani 40 100
22 161701022 Widianti 90 90
23 161701023 Yana 70 100
24 161701024 Yulianti 60 70
25 161701025 Yuke Fauziah 50 100
26 161701026 Zaidan Hilmi 70 100
26
Jumlah 1660 2360
Rata-Rata 63,85 90,76
Adapun grafik hasil dari data siklus 1 dan 2 sebagai berikut:
Grafik 4.1. Perolehan Nilai Pembelajaran IPA Kelas VI
Berdasarkan data diatas, diperoleh rata-rata penguasaan siswa
terhadap mata pelajaran IPA terjadi peningkatan prestasi dari siklus 1 sampai
siklus 2. Dengan demikian proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Make A Match berhasil karena hasilnya pun menunjukkan
kenaikan yang signifikan.
4.2. Deskripsi Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, pengelompokkan nilai IPA
Kelas VI SDN 4 Pagerageung, sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Siklus 1 Siklus 2
Perolehan Nilai Pembelajaran IPA Kelas VI
Series 1
27
Tabel 4.6.
Pengelompokkan Nilai IPA Kelas VI SDN 4 Pagerageung
No. Nilai Jumlah Siswa Setiap Siklus
Siklus 1 Siklus 2
1 100 - 12
2 90 3 8
3 80 5 3
4 70 5 2
5 60 4 1
6 50 6 -
7 40 2 -
8 30 - -
9 20 1 -
10 10 - -
Jumlah 26 26
Berdasarkan data diatas, diperoleh bahwa hasil tes dalam setiap siklus
mengalami peningkatan dari jumlah 26 siswa pada siklus 1 nilai 60 keatas sebanyak
17 siswa, nilai 50 kebawah sebanyak 9 siswa. Pada siklus 2 nilai 60 keatas naik
menjadi 26 siswa. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran mengalami
peningkatan sesuai dengan tujuan.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran yaitu model pembelajaran dan
media yang tepat. Dengan media dan model pembelajaran Make A Match akan
menarik minat siswa pada pembelajaran IPA tersebut.
Tujuan pendidikan IPA bukan hanya memahami pengetahuan tentang
fakta-fakta, konsep-konsep dan pengertian IPA saja, melainkan juga untuk
mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mencapai
pengetahuan itu. hakikat IPA itu sendiri adalah pengembangan produk dan proses
belajar menuju kepada pemahaman yang baik tentang keadaan alam yang
diciptukan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk kebutuhan seluruh umat manusia.
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
pembelajaran IPA dapat diketahui bahwa jika seorang guru menyampaikan materi
dengan cukup menarik, menggunakan media yang tepat, memberikan perhatian dan
bimbingan pada saat siswa berlatih mengejakan soal-soal latihan serta sering diberi
tugas, maka penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran akan meningkat.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya
peningkatan pada :
1. Menggunakan media pembelajaran ICT dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi Tata Surya.
2. Model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi kemampuan siswa
dalam menguasai materi. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi dengan nilai rata-
rata 63,85 pada siklus 1 menjadi 90,76 pada siklus 2.
29
5.2. Saran
Beradasarkan kesimpulan tersebut, dituntut beberapa hal yang sebaiknya
dilaksanakan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya
dalam meningkatkan materi pelajaran IPA yaitu:
1. Guru harus memberi motivasi dan bimbimngan pada siswa yang mengalami
kesulitan.
2. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Di era kompetisi siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat
oleh karena itu latihan membimbing kawan – kawannya dalam melakukan
bermain peran merupakan ajang latihan yang cukup kreatif.
4. Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam
kelompoknya dengan kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif
untuk melatih sifat social pada siswa.
5. Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan pengetahuannya
melalui forum KKG dll.
Judul
PenelitiNama LengkapJenis KelaminNUPTKMata Pelaj aran Yang DiampuSekolahAlamat
LEMBAR PENGESAHAN
: Peningkatkan Keberhasilan BelajarSiswa dengan Media ICT MelaluiModel Make A Match dalamMendeskripsikan Posisi PenyusunanTata Surya Pada Mata Pelajaran IPA
: Dimi Fajarwati, S.Pd: Perempuan: 9744769670130042: Ilmu pengetahuan Alam: SDN4 Pagerageung: Kp. CikoranjiRT 05 RW04Desa
Tanj ungkerta Kec amatanPagerageung KabupatenTasikmalaya
Mengetahui
Kepala`SD Negeri 4 Pager{igcimg
.``_ + -i'`
H^R]R`S.Pd.SD{ n{ur : i96Oi 1 ]3i982Oi i002
Pag#ober2019
DINNI FAJARWATI, S.Pd
PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 4 PAGERAGEUNG
UPTD PENDIDIKAN WILAYAH KECAMATAN PAGERAGEUNG
Alamat: Jln Raya Pagerageung no.07 Ds. Pagerageung Kec. Pagerageung-Tasikmalaya 46158
Email :[email protected]
SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.1/025/SD-045/IX/2019
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD Negeri 4 Pagerageung UPTD Pendidikan Wilayah
Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya :
Nama : Harir. S.Pd.SD
NIP : 19601113 198201 1 002
Pangkat, Gol/Ruang : Pembina Tk 1, IV/b
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri 4 Pagerageung
Dengan ini memberikan izin melaksanakan penelitian tindakan di SDN 4 Pagerageung Kecamatan
Pagerageung kepada :
Nama : Dinni Fajarwati. S.Pd
NIP/NUPTK : 9744769670130042
Pangkat, Gol/Ruang : -
Jabatan : Guru Kelas I (satu)
Unit Kerja : SD Negeri 4 Pagerageung
Dengan judul penelitian “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Media ICT Melalui Model
Pembelajaran Make A Match dalam Mendeskripsikan Posisi Penyusunan Tata Surya Pada Mata
Pelajaran IPA di Kelas VI SDN 4 Pagerageung.” Tahun Ajaran 2019-2020
Demikian Surat Tugas ini dibuat dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dikeluarkan di : Pagerageung
Tanggal : 1 September 2019