Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

28
Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar-mengajar Panduan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif Saat ini, saya bersama teman-teman seangkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sedang mengikuti Pemantapan Profesi Keguruan atau disingkat dengan PPK ataupun P2K. Kegiatan ini merupakan pengganti dari kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang dianggap oleh pihak kampus ataupun mungkin dunia pendidikan pada umumnya kurang tepat sasaran untuk mahasiswa program FKIP. Walaupun, mahasiswa telah menjalani serangkaian kegiatan dalam PPL (Praktek Pengajaran Lapangan) pada semester sebelumnya, namun, kegiatan PPL tersebut masih perlu dimantapkan dengan kegiatan P2K ini. Sebenarnya, kegiatan ini sangat bermanfaat buat mahasiswa FKIP karena akan menjalani kegiatan mengajar yang sebenarnya di sekolah-sekolah.Namun, yang menjadi permasalahan bagi kami dan khususnya saya, adalah adanya PTK ataupun Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan prasyarat kegiatan PPK ini. Walaupun kami dibekali materi yang cukup mengenai PTK ini, namun masih saja banyak mahasiswa yang bertanya-tanya tentang apa yang akan mereka laksanakan dalam PPK ini. Begitu pula dengan sekolah yang akan menjadi tempat PTK kami, masih ada sebagian guru yang belum mengetahui dengan jelas apa itu PTK. Oleh karena itu, saya mencari dari berbagai sumber untuk mengetahui hakikat PTK yang sesungguhnya. Oleh karena itu, saya, ingin menampilkan berbagai hasil pencarian saya di internet mengenai PTK dan juga perlu diketahui tentang pembelajaran efektif guna mencapai keberhasilan pengalaman belajar. Mengapa perlu saya tampilkan model-model,strategi,metode dan keterampilan pengajaran karena hal ini sangat penting

description

Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran beserta Model,strategi, dan metode pembelajaran

Transcript of Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Page 1: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar-mengajarPanduan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif

Saat ini, saya bersama teman-teman seangkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sedang mengikuti Pemantapan Profesi Keguruan atau disingkat dengan PPK ataupun P2K.

Kegiatan ini merupakan pengganti dari kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang dianggap oleh pihak kampus ataupun mungkin dunia pendidikan pada umumnya kurang tepat sasaran untuk mahasiswa program FKIP. Walaupun, mahasiswa telah menjalani serangkaian kegiatan dalam PPL (Praktek Pengajaran Lapangan) pada semester sebelumnya, namun, kegiatan PPL tersebut masih perlu dimantapkan dengan kegiatan P2K ini.

Sebenarnya, kegiatan ini sangat bermanfaat buat mahasiswa FKIP karena akan menjalani kegiatan mengajar yang sebenarnya di sekolah-sekolah.Namun, yang menjadi permasalahan bagi kami dan khususnya saya, adalah adanya PTK ataupun Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan prasyarat kegiatan PPK ini.

Walaupun kami dibekali materi yang cukup mengenai PTK ini, namun masih saja banyak mahasiswa yang bertanya-tanya tentang apa yang akan mereka laksanakan dalam PPK ini. Begitu pula dengan sekolah yang akan menjadi tempat PTK kami, masih ada sebagian guru yang belum mengetahui dengan jelas apa itu PTK. Oleh karena itu, saya mencari dari berbagai sumber untuk mengetahui hakikat PTK yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, saya, ingin menampilkan berbagai hasil pencarian saya di internet mengenai PTK dan juga perlu diketahui tentang pembelajaran efektif guna mencapai keberhasilan pengalaman belajar.

Mengapa perlu saya tampilkan model-model,strategi,metode dan keterampilan pengajaran karena hal ini sangat penting sebelum melangkah ke dalam Penelitian Tindakan Kelas yang sesungguhnya.

Berikut ini adalah hasil pencarian tersebut.

Page 2: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

I. Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar-mengajarPanduan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman belajar.Pembelajaran efektif menguatkan praktek dalam tindakan

Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti

Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat membangkitkan kegairahan

Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran

Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran.

Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknya ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang profesional

GURU, PESERTA DIDIK, DAN PEMBELAJARAN

Peran Guru :

memperhatikan dan bersikap positif; mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya; memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap siswanya; memiliki sensitivitas dan sadar akan adanya hubungan antara guru, siswa, serta

tugas masing-masing; konsisten dan memberikan umpan balik positif kepada siswa.

Peran Siswa :

tertarik pada topik yang sedang dibahas; dapat melihat relevansi topik yang sedang dibahas; merasa aman dalam lingkungan sekolah; terlibat dalam pengambilan keputusan belajarnya; memiliki motivasi; melihat hubungan antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan

pengalaman belajar yang akan dicapai.

Tugas pembelajaran :

Page 3: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

spesifik dan dapat dikelola dengan baik kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi siswa secara aktif melibatkan siswa bersifat menantang dan relevan bagi kebutuhan siswa

Variabel-variabel dalam memilih bentuk pembelajaran

Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut di antaranya :

hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan; urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif; tingkat pilihan dan tanggung jawab siswa (degree); pola interaksi yang memungkinkan; keterbatasan praktek pembelajaran yang ada.

KERANGKA KERJA PENGAJARAN

Model-model Pembelajaran

Page 4: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

1. Model menggambarkan tingkat terluas dari praktek pendidikan dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran.

2. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode, keterampilan, dan aktivitas siswa untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran (topik konten).

3. Joyce dan Weil (1986) mengidentifikasi empat model yakni (a) model proses informasi, (b) model personal, (c) model interaksi sosial, dan (d) model behavior.

Strategi Pembelajaran

1. Dalam setiap model terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan. 2. Menurut arti secara leksikal, strategi adalah rencana atau kebijakan yang 3. dirancang untuk mencapai suatu tujuan. 4. Dengan demikian strategi mengacu kepada pendekatan yang dapat dipakai oleh

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5. Strategi dikelompokkan menjadi strategi langsung (direct), strategi tidak langsung

(indirect), strategi interaktif (interactive), strategi melalui pengalaman (experiential), dan strategi mandiri (independent).

Metode-metode Pembelajaran

1. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Keterampilan-keterampilan pembelajaran

1. Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik. 2. Di dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi,

pembelajaran langsung, teknik menjelaskan dan mendemonstrasikan. 3. Dalam keterampilan-keterampilan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan

perencanaan yang dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran, serta pengelolaan pembelajaran.

STRATEGI PENGAJARAN

Page 5: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

1.Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)

Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi.

Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah

2.Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)

Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.

Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person).Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri.

Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.

3.Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)

Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik.

Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir.

Page 6: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif.

Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerjasama siswa secara berpasangan.

4.Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experiential learning)

Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.

Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar.

Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.

5.Strategi Belajar Mandiri (independent study)

Strategi belajar mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan inisiatif individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri. Fokus strategi belajar mandiri ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi guru.

Belajar mandiri menuntut siswa untuk bertanggungjawab dalam merencanakan dan menentukan kecepatan belajarnya.

METODE PENGAJARAN

Page 7: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

PENGEMBANGAN MEDIA

PENGERTIAN MEDIA

AECT : media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi

Gagne : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

Briggs : media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar

NEA : media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya

Page 8: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

MEDIA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi

KEGUNAAN MEDIA

Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera Mengatasi sikap pasif siswa menjadi lebih bergairah Mengkondisikan munculnya persamaan persepsi dan pengalaman

PEMILIHAN MEDIA

CIRI UTAMA MEDIA YAKNI SUARA, VISUAL, GERAK

KLASIFIKASI MEDIAAudio visual gerak / diamVisual gerak / diamAudio Cetak

PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA

Tujuan yang ingin dicapai Karakteristik siswa/sasaran Jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak) Keadaan lingkungan setempat Luasnya jangkauan yang ingin dilayani.

II. Langkah-langkah pelaksanaan PTK beserta contoh proposal yang diambil dari berbagai sumber.

Sumber : Internet dan kumpulan artikel

PENELITIAN TINDAKAN KELASBy Faiz

A. Latar belakang

Undang undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan dengan tegas bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik dan sebagainya. Kompetensi akadenik meliputi kompetensi pedagogic, kepribadian, social, dan professional, sesuai dengan dengan tuntutan di atas, maka guru memliki sejumlah hak peningkatan pangkat profesionalnya.

Page 9: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Untuk memperoleh hak kenaikan pangkat dari IVa ke IVb diperlukan kemampuan guru dalam penulisan karya tulis ilmiah (KTI), untuk membantu guru keluar dari kesulitan tersebut diperlukan pelatihanpenyusunan karya tulis ilmiah, dan salah satu kegiatan yang memungkinkan untuk membantu guru adalah pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas pada hakekatnya merupakan kegiatan ilmiah yang mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan prosedur dan persyaratan yang bisa dilakukan seorang guru tanpa mengurangi perhatiannya pada kelas dan prestasi siswa.

B. Tujuan

Pelatihan dalam sesi ini bertujuan untuk membantu guru agar bisa: Menjelaskan arti penelitian tindakan kelas Membuat rumusan masalah Membuat tujuan Membuat hipotesa

C. Bentuk kegiatan

Ceramah Pendampingan Pemberian tugas

D. Nara Sumber

Nara Sumber dari MGMP Kabupaten Probolinggo

E. Pelaksanaan

1. Pelatihan pertama tgl 10 Mei 20082. Pelatihan kedua tgl 7 Mei 20083. Pelatihan ketiga tgl 2008

BAGAIMANA MEMBUATRUMUSAN MASALAH

I. Apa arti penelitian tindakan kelas.

HOW IS ACTION RESEARCH DEFINED?

Action Research is a three step spiral process of (1) planning which involvesreconnaissance; (2) taking actions; and (3) fact finding about the results of the action.

Kurt Lewin (1947)

Page 10: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Action Research is the process by which practitioners attempt to study their problemsscientifically in order to guide, correct, and evaluate their decisions and actions.

Stephen Corey (1953)

Action Research in education is study conducted by colleagues in a school setting ofthe results of their activities to improve instruction.

Carl Glickman (1992)

Action Research is a fancy way of saying let�s study what�s happening at our school and decide how to make it a better place.

Emily Calhoun (1994)

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas.

Zainal Aqib ( 2007)

Action research is a process in which participants examine their own educational practice systematically and carefully, using the techniques of research.Northeast and Islands Regional Educational Laboratory At Brown University by Eileen Ferrance ( 2008 )

II. Menyusun Pertanyaan PenelitianMenurut Bpk Adnan ( UM ) Rumusan masalah yang baik memiliki paling sedikit delapan indicator.1. Rumusan masalah yang baik dinyatakan dalam kalimat yang jelas, tidak memberikan pemahaman ganda, tidak menggunakan istilah istilah teknis atau jargon yang tidak mudah dipahami oleh pembaca pada umumnya.2. Masalah penelitian bermakna pertanyaan penelitian yang menggambarkan dengan jelas jawaban apa yang diharapkan dari pertanyaan tersebut.3. Jawaban yang diharapkan dari pertanyaan penelitian yang diajukan bukan sekedar berisi informasi tentang fakta atau variabel penelitian tetapi berisi tentang hubungan antar fakta atau antarvariabel.4. Variabel yang akan diamati dalam penelitian harus ternyatakan atau terindikasikan dalam rumusan masalah penelitian sehingga pembaca bisa melihat variabel apa saja yang terlibat dalam penelitian tersebut.5. Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian harus terindikasikan dalam rumusan masalah.6. Rumusan masalah penelitian yang baik harus terkait dengan hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian.7. Rumusan masalah penelitian untuk program studi bahasa Inggris harus berisi topic atau kajian tentang atau terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris atau tentang kebahasaan.8. Rumusan masalah penelitian yang baik harus mengidentifikasikan batasan kajian dan

Page 11: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

ruang lingkupnya.Guidelines for Developing a Question( Generated by one Madison Metropolitan School District Action Research Group )1. One that hasn’t already been answered2. Higher level questions which get at explanations, reasons, relationships. “How does…?”, “What happens when…?”3. Not “Yes-No” question4. Everyday language; avoid jargon5. Not too lengthy; concise; doesn’t have to include everything you’re thinking6. Something manageable; can complete it7. Something do-able (in the context of your work)8. “Follow your bliss”; want to feel commitment to the question; passion9. Keep it close to your own practice; the further away you go, the more work it is10. Should have tension; provides you an opportunity to stretch11. Meaningful to you; provides you a deeper understanding of the topic12. Question leads to other questionsExamples of good classroom action research questions:1. How can I help the students in my classroom feel comfortable working with diverse groupings of classmates and overcome, at least part of the time, their desire to always be their friends?2. How can I more effectively facilitate independent writing in my kindergarten classroom?3. How can fifth grade students be encouraged to write thoughtful inquiry questions for a science fair?4. What kinds of assessments best help me understand and teach a particular learner with autism?5. What changes in our teaching styles, curriculum design, materials and professional support are needed to implement a new math program in our inclusive classroom?6. How does the direct teaching of anger management skills affect the classroom climate in primary-age school children?7. What classroom strategies re effective in developing student self-evaluation of their learning?8. Bagaimanakah proses mengefektifkan pembelajaran dalam pengembangan menulis puisi dengan strategi pembelajaran menulis puisi formula di kelas 2 SLTP Negri 3 Tuban?9. “Bentuk persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang bagaimanakah dapat meningkatkan proses membaca kritis dengan strategi SQ3R di SLTP Negri 2 Ngimbang Lamongan.10. How is the effective model of explanation on summary writing to enhance the students’ content-area reading skills?Examples of bad research questions:1. Apakah ada korelasi antara frekuensi baca koran berbahasa Inggris dengan penguasaan reading?2. Berikut ini adalah rumusan masalah penelitian deskriftif yang ditulis oleh Syandri (2000)a. Apakah guru bahasa Inggris di MTSN 1 Malang menggunakan visual media selama

Page 12: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

proses belajar mengajar di ruang kelas?b. Jika demikian, visual media jenis apa yang guru bahasa Inggris gunakan selama proses belajar mengajar di ruang kelas?c. Apa fungsi dari visual media yang digunakan oleh guru bahasa Inggris selama proses belajar mengajar di ruang kelas?Berikut ini rumusan masalah yang ditulis oleh Prof. Suharsimi Arikunto (2008)1. Apakah diskusi partisipatif dapat mendorong siswa untuk belajar lebih bersemangat?2. Apakah siswa bersungguh sungguh dalam memikirkan giliran berbicara dan melaporkan hasil diskusi jatahnya?3. Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi partisipatif?4. Bagaimanakah persepsi dan kesan siswa terhadap metode diskusi partisipatif?

III. Mengawali masalah penelitian

A. Beberapa langkah yang harus anda lakukan sebagai landasan mengawali masalah penelitiana. merasakan adanya masalahb. mengindetifikasi masalahc. menganalisis masalahd. merumuskan masalah

a. Merasakan Adanya Masalahantara lain:Agar anda dapat merasakan adanya masalah atau tidak, anda perlu bertanya pada diri sendiri,1. Apakah perangkat pembelajaran yang telah disiapkan dapat terlaksana dengan baik?2. Apakah perangkat pembelajaran yang ditetapkan dapat membelajarkan siswa sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran?3. Apakah metode yang digunakan sudah efektif dari segi waktu dan hasil belajar?

b. Mengidentifikasi MasalahSecara garis besar, masalah dapat kita klasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu:1. Rendahnya kualitas proses pembelajaran2. Rendahnya kualitas hasil belajarSetelah mengidentifikasi masalah pembelajaran hal yang perlu dilakukan adalah menentukan akar masalahnya

c. Analisis MasalahMasalah yang perlu dipilih adalah yang sangat mendesak untuk segera diatasi dan bisa dilaksanakan oleh guru.Jika kesulitan menganalisis masalah, gunakan pertanyaan – pertanyaan berikut :1. Apa yang saya prihatinkan?2. Mengapa saya prihatin?3. Apa yang dapat saya lakukan?

Page 13: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

d. Perumusan MasalahSetelah menetapkan masalah dan menganalisisnya, selanjutnya adalah merumuskan masalah secara jelas yang merupakan titik awal dari sebuah proses penelitian.Contoh Rumusan Masalah:

Langkah berikutnya adalah menyusun tahapan – tahapan tindakan:1. Tahapan Perencanaan Tindakan2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan3. Tahapan Pengamatan Tindakan4. Tahapan Refleksi terhadap Tindakan

1. Tahapan Perencanaan TindakanRencana tindakan berupa :- Materi- Metode / teknik mengajar- Insrutmen observasi- Evaluasi- Kendala yang mungkin dan alternative pemecahannyaUntuk membantu penyusunan rencana tindakan, gunakanlah pertanyaan berikut:

Pada tahap perencanaan anda harus menyiapkan RPP, alat evaluasi, lembar obserevasi, bahan ajar, media pembelajaran dan perangkat lain yang diperlukan.

b. Tahap Pelaksanaan TindakanPada tahap ini pengajar berperan ganda, sebagai praktisi (pengajar) dan sekaligus sebagai pengelola. Pelaksanaan tindakan harus mengacu pada RPP.

c. Tahap Pengamatan TindakanPada tahap ini, data – data tentang pelaksanaan tindakan dikumpulkan dengan bantuan instrument pengamatan. Pengajar boleh dibantu oleh pengamat dari luar. Kehadiran pengamat pembantu ini menjadikan PTK bersifat kolaboratof.

d. Tahap Refleksi Terhadap TindakanTahap ini meliputi kegiatan :- Menganalisis- Memaknai- MenjelaskanHasil refleksi ini dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.Secara keseluruhan keempat tahapan di atas membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus – siklus lain sampai hasil pelaksanaan tindakan sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh peneliti.Contoh

1. Merasakan ada masalah

Page 14: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

2. Mengidentifikasi Masalah

3. Analisis Masalah

4. Rumusan Masalah

IV. Keberhasilan PTK

Keberhasilan PTK sangat ditentukan oleh banyak faktor yag saling kait mengait. McNiff, Lomax dan Whitehead (2003) menyatakan ada 10 syarat agar PTK berhasil, yaitu sebagai berikut:1. Anda dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkankualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelasdalam melakukan intervensi tersebut.2. Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.3. Tindakan yang Anda lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahan/kekurangan diri.4. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan.5. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya.6. Anda mesti mamantau secara sistematik agar Anda mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi.7. Anda perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.8. Anda perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas, yang mencakup (1) identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; (2) mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan (3) teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu.9. Anda perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual seperti

Page 15: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

diagram, gambar, dan grafik.10. Kesepuluh, Anda perlu memvalidasi pernyataan Anda tentang keberhasilan tindakan Anda lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.

V. FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Halaman JudulKata PengantarDaftar IsiDaftar TabelDaftar GambarAbstrak

Bab I Pendahuluan1. Latar Belakang Masalaha. Gambaran situasi lapanganb. Mengapa perlu dilkukan?c. Sedikit ulasan tentang penelitiand. Sedikit ulasan tentang metodologi2. Rumusan Masalah3. Hipotesis Tindakan4. Tujuan Penelitian5. Signifikasi Penelitian

Bab II Kerangka KonseptualBerisi sejumlah teori yang relevan yang dijadikan sebagai kerangka acuan dalamkegiatan penelitian atau pemandu kegiatan penelitian.( Tidak sedikit dari peneliti yang kebingungan dan mengeluh karena merasa susah mencari kajian teori dengan berbagai alasan. Alasan yang paling banyak dikemukakan adalah bahwa di sekolah tidak tersedia buku buku yang berisi teori yang mendukung objek penelitiannya. Bagaimana caranya? Selama kita berkecimpung dengan pembelajaran dengan siswa , kita tidak akan terlepas dari ilmu jiwa dan ilmu pendidikan. Karena itu carilah buku buku tentang ilmu jiwa dan ilmu pendidikan selain mencari buku buku yang lain. Selamat mencoba)Bab III Prosedur Penelitian1. Penilaian setting penelitian2. Sasaran penelitian3. Rancangan Penelitian4. Data dan cara pengambilannya5. Analisi data

Page 16: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Sajian data penelitian2. Pembahasan Implementasi Tindakan

Bab V Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan2. Saran

BAGAIMANA MENULIS PROPOSALPENELITIANTINDAKAN KELAS

OlehFaiz

DISAJIKAN PADA PERTEMUAN KE 2

TANGGAL 7 Juni 2008

Di SMPN 1 Sumberasih Kab Probolinggo

Materi lengkap bisa dibuka di www.fkhazin.wordpress.comBaca juga contoh contoh Laporan PTK

Bagaimana menulis proposal

Bab I

A. Latar belakang

Apa saja yang ditulis????

Tulislah bagaimana masalah pembelajaran yang anda lakukan.• Apakah perangkat pembelajaran yang telah disiapkan dapat terlaksana dengan baik?• Apakah perangkat pembelajaran yang ditetapkan dapat membelajarkan siswa sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran?• Apakah metode yang digunakan sudah efektif dari segi waktu dan hasil belajar?

Identifikasi masalahTulislah bagaimana• Kualitas proses pembelajaran• Bagaiman kualitas hasil belajar

Analisis masalah• Sampaikan keprihatinan anda

Page 17: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

• Tulis mengapa anda priharin• Lalu apa yang akan anda lakukan

Mengapa anda memilih rumusan masalah yang telah anda tulis

Sebutkan teori yang berkaitan dengan penyebab masalah tersebut.

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

D. Hipotesis Tindakan

E. Signifikasi Penelitian

Bab 2Metode Penelitian

A. Subjek penelitian

- Lokasi penelitian, mata pelajaran- Waktu penelitian

B. Perencanaan

- Jelaskan tindakan yang akan dilaksanakan- Tulis langkah langkah tindakannya- Jelaskan langkah langkah perbaikan pembelajaran

C. Prosedur pelaksanaan penelitian

D. Jelaskan tugas pengamat dan peneliti

E. Pengumpulan dataTulis bagaimana cara mengumpulkan data

F. Reflkesi

- Tulis bagaimana cara menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan pembelajaran

Contoh Proposal

Meningkatkan Motivasi Siswa SMPN 1 Sumberasih Untuk Belajar Bahasa Inggris dengan Menggunakan Dialog Bahasa Inggris

Page 18: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

1. Pendahuluan1.3. Latar Belakang

Pelajaran Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran wajib yang harus dilalui oleh semua siswa SMP dan SMA di Indonesia bahkan telah menjadi pelajaran muatan local di SD terutama di SD yang ada di kota kota di Indonesia. Pelajaran yang meliputi empat skill ini sangat tidak disukai oleh sebagian besar siswa dengan alasan yang berbeda beda. Sehingga rata rata nilai yang mereka peroleh di bawah standar yang kita harapkan wlaupun bermacam macam metode pengajaran telah digunakan.Alasan pertama, bahasa Inggris sulit untuk dipelajari terutama masalah ucapan yang mana antara tulisan dan ucapan jauh berbeda. Alasan lain adalah bahwa bahasa inggris tidak terlalu berguna karena walau bias bahasa Inggris ahirnya akan tetap tinggal di Negara ini. Ada juga yang beralasan bahwa mereka tidak mau belajar karena “gurunya tidak enak” atau metode yang guru pakai tidak efektif dari segi waktu dan hasil belajar.

Apapun alasannya para siswa ini tidak mempunyai motivasi untuk belajar Bahasa Inggris sehingga bagaimanapun bentuk kurikulumnya, lulusan manapun gurunya, tidak akan pernah berhasil pembelajaran yang dilakukan pembelajar. Pebelajar harus memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan secara maksimal. Dengan motivasi yang tinggi, peran pembelajar tidak begitu diperlukan lagi. Untuk itu peneliti akan melakukan peneletian tentang bagaimana meningkatkan keinginan pebelajar untuk belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan dialog dialog yang mana rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Dialog Bahasa Inggris Bisa Meningkatkan Motivasi Siswa SMPN 1 Sumberasih Untuk Belajar Bahasa Inggris”.

Penulis percaya bahwa dengan meningkatnya motivasi siswa untuk belajar bahasa Inggris “the students’ achievement”, akan tercapai dengan baik, tidak peduli apa sumber motivasi tersebut seperti yang dikatakan oleh Gardner,”Tha source of the motivating impetus is relatively unimportant, provided that motivation is aroused”(1985b,p.169).

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana dialog Bahasa Inggris dapat meningkatkan motivasi siswa SMPN 1 Sumbersiah Probolinggo untuk belajar bahasa Inggris

1.3. TujuanUntuk mengetahui bagaimana dialog Bahasa Inggris dapat meningkatkan motivasi siswa SMPN 1 Sumbersiah Probolinggo untuk belajar bahasa Inggris

1.4. Kontribusi Hasil Penelitian

1.4.1. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi teori pembelajaran Bahasa Inggris di SMPN 1 Sumbersiah Probolinggo.1.4.2. Manfaat Praktis

Page 19: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan masalah pembelajaran Bahasa Inggris. Dan oleh siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai untuk meningkatkan motivasi mereka dalam belajar Bahasa Inggris.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

III.1 Setting PenelitianSubjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN 1 Sumberasih Kabupaten Probolinggo dengan siswa sebanyak 38 anak. Penelitian diadakan pada semester ke dua tahun pelajaran 2007 – 2008 dengan materi reading comprehension yang disajikan dalam bentuk dialog.

III. 2 Pendekatan dan jenis PenelitianPenelitian ini mengandung tindakan yaitu mengefektifkan pembelajaran Bahasa Inggris dengan memanfaatkan dialog dialog. Karena itu penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan test sebagai instrument kunci. Dengan demikian, penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

III.3 Rancangan PenelitianProses penelitian ini merupakan siklus sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1992) yang diawali dengan mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi.

Berdasarkan prinsip prinsip penelitian tindakan, prosedur penelitian ini melalui langkah langkah sebagai berikut:1. Kegiatan awalPeneliti mengadakan orientasi tentang latar SMPN 1 Sumberasih Probolinggo, dan pembelajaran Bahasa Inggris.2. Kegiatan analisis dan temuanPada tahap ini peneliti melakukan kegiatan permasalahan.3. Merencanakan tindakanPeneliti bersama guru melakukan : (a) diskusi strategi pembelajaran Bahasa Inggris. (b) menyusun rencana tindakan siklus 1. (c) menyusun rencana pembelajaran siklus 1.4. Tindakan Siklus 1Tahap pembelajaran dengan memanfaatkan dialog dialog meliputi : (a) Membaca dialog. (b) mengartikan dialog. (c)menampilkan dialog5. Refleksi siklus 1Apabila dalam siklus 1 ditemui hambatan, maka disusun siklus 2 sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang masih mengalami hambatan. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini berfokus pada refleksi siklus 1.6. Kegiatan refleksi siklus 2Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus 2 akan menentukan rencana tindakan

Page 20: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

siklus berikutnya. Bila masih ada hambatan pada siklus 2 maka akan dibuat rencana tindakan selanjutnya, yaitu siklus 3.

III.4 Kegiatan Pelaksanaan PenelitianKegiatan pelaksanaan penelitian meliputi tahap pelaksanaan penelitian, tahap pengamatan dan tahap refleksi.Dalam melaksanakan tindakan, peneliti yang mana juga sebagai guru mengikuti prosedur pelaksanaan sebagaimana disusun sebagai berikut:a. Kegiatan awal1. Mengenalkan pada siswa topic yang akan dibicarakan.2. Menanyakan siswa beberapa pertanyaan pemotivasi.

b. Kegiatan pokok1. Memberikan handouts kepada masing masing siswa.2. Menyuruh siswa mencari arti dari dialog 1.3. Menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku.4. menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku tanpa melihat buku.5. Menyuruh siswa mencari arti dari dialog 2 dan seterusnya.6. Menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku.7. menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku tanpa melihat buku.8. Menyuruh siswa membaca text yang disediakan.9. Menyuruh siswa menjawab semua pertanyaan.

c. Kegiatan ahir1. Menyuruh siswa berlatih membaca2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan komentar.

III.5 Kegiatan Observasi

Untuk mengamati hasil kegiatan siswa, peneliti mempunyai beberapa instrumen observasi yang berupa assessment dan test.

III.5.1 Assessment

1. Peneliti dan guru menilai penampilan siswa selama proses belaja mengajar sedang berlangsung.2. Peneliti dan guru menilai hasil test ahir pelajaran.

III.5.2 Analisa Data ( Pengumpulan Data )Selama proses observasi dalam siklus peneliti mengumpulkan data dan menganalisanya dengan menggunakan analisa kuantitatif.Untuk menganalisa data data itu peneliti melakukan berdasarkan prosedur berikut:1. Klasifikasi dataData yang ada dikelompokkan menjadi beberpa komponen. Data yang didapatkan dari hasil assessmen dibedakan dengan data yang didapat dari hasil test.2. Presentasi data

Page 21: Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Pembelajaran

Dalam menampilkan data, peneliti menggunakan cara kuantitatif. Dalam hal ini hasil observasi dan hasil test digambarkan dengan cara kuantitatif.

III.5.3 RefleksiSetelah menganalisa data peneliti dan guru colaburative mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan teknik mengajar dengan menggunakan dialog. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan teknik tersebut berhasil atau tidak.Untuk mengetahui keberhasilan dari teknik tersebut, peneliti melihat 1) keberhasilan hasil test dan 2) melihat hasil assessmen yang dilakukan selama proses pembelajaran sedang berlangsung.III. 6 Kriteria KeberhasilanKriteria ini digunakan untuk menentukan apakah siklus berhasil atau tidak. Siklus dikatakan berhasil kalau nilai rata rata kelas lebih besar dari pada SKM yang dibuat oleh guru yaitu 5,8. Dan jika penilaian terhadap tingkah laku lebih dari atau sama dengan 3.