B a l a i P e n e l i t i a n T e k n o l o g i B a h a n L e m b a g a I l m u P e n g e ta h u a n I n d o n e s i a

BALAIPENELITIAN TEKNOLOGIBAHAN ALAM

LAPORAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI

2017

“Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani”

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Indeks Persepsi Korupsi (IPK)

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA)

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Disahkan Tanggal : Februari 2018

Berlaku Tanggal : Februari 2018

Kepala BPTBA LIPI, Hardi Julendra, S.Pt., M.Sc. NIP. 196907041997031001

Kepercayaan Publik Kunci Utama Pelayanan PASTI

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

2

METODOLOGI Pengumpulan Data

Penyusunan nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) didasarkan pada hasil survey persepsi korupsi masyarakat terhadap pelayanan di BPTBA LIPI tahun 2017. Metode ini meliputi unsur layanan, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Unsur penilaian mencakup 4 unsur (empat) unsur, satu bagian terkait persepsi responden terhadap tarif dan satu bagian profil responden. Jumlah responden survey persepsi korupsi pada tahun 2017 sebesar 373 responden. Untuk menghindari bias, maka pemilihan responden adalah responden yang telah mendapatkan layanan selama dalam waktu refensi survei. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode yaitu menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode pengisian eletronik dengan internet. Unsur penilaian persepsi korupsi terdiri dari 4 unsur (Tabel 1).

Tabel 1. Unsur Pertanyaan Kuesioner Persepsi Korupsi di BPTBA LIPI

Unsur KeteranganPertanyaan 1 Jenis layanan yang didapatkan oleh responden (Profil Layanan) 2 Persepsi responden terhadap tarif yang ditetapkan di BPTBA LIPI

Unsur Persepsi Korupsi

3 Persepsi responden terhadap kesesuain tarif yang diminta dengan tarif yang ditetapkan

4 Persepsi responden terhadap kemungkinan adanya permintaan biaya tambahan untuk layanan di luar biaya yang ditentukan oleh petugas

5 Persepsi responden terhadap kemungkinan adanya tanda terima kasih kepada petugas (meskipun tidak diminta)

6 Persepsi responden terhadap informasi kejadian korupsi di BPTBA LIPI

Pengolahan dan Analisis Data

Survey persepsi korupsi disajikan dalam bentuk skoring / angka absolut agar diketahui peningkatan /penurunan indeks persepsi korupsi masyarakat atas pelayanan yang diberikan di setiap tahunnya. Teknik analisis perhitungan Indeks Persepsi Korupsi pada kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

3

• Setiap unsur penilian persepsi terdiri dari 3 pilihan dengan konversi nilai

0, 1 dan 2 • Jumlah nilai total persepsi korupsi dijumlahkan dan dianalisis sebagai

Indeks Persepsi Korupsi dengan cara berikut :

....................................................................1

.......................................................................2

...........................................3

• Skala indeks tiap unsur berkisar antara 0 – 1 • Skala indeks persepsi korupsi antara 0 – 4 yang artinya mendekati nilai 4

maka persepsi korupsi makin baik.

Beberapa konsep dan definisi terkait dengan Survei Persepsi Korupsi 2017 adalah sebagai berikut:

a) Korupsi adalah segala bentuk penyalahgunaan wewenang untuk memperoleh manfaat pribadi. Definisi korupsi dalam Survei Persepsi Korupsi 2017 mengacu pada dimensi – dimensi pengukuran korupsi yang ada dalam Corruption Perception Index(CPI).

b) Persepsi adalah penafsiran dan penilaian seseorang terhadap fenomena sosial tertentu. Persepsi tidak hanya dihasilkan melalui penilaian subjetif yang cenderung personal, namun dihasilkan melalui penilaian objektif yang bersumber dari pengalaman langsung atau tidak langsung, dan/atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang (International Tranparency, 2016)

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

4

Jenis Layanan yang diterima Responden

Gambar 1. Profil Pengguna Layanan di BPTBA LIPI

Jenis layanan utama responden IPK di BPTBA LIPI yang disurvei tertinggi adalah layanan pelatihan sebesar 26%, layanan lainnya sebesar 23% (kunjungan ilmiah) dan layananPKL / Skripsi / Magang sebanyak21%. Tarif Layanan di BPTBA LIPI

Gambar 2. Persepsi responden terhadap tarif layanan di BPTBA LIPI

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

5

Secara umum layanan di BPTBA LIPI dikategorikan menjadi 2 yaitu : a. Layanan berbayar, tarif dan ketentuan layanan berbayar ditetapkan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2016 tentang tarif dan jasa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Layanan berbayar antara lain layanan produksi, layanan kerjasama riset, pelatihan, uji laboratorium, jasa konsultasi, penggunaan / sewa alat dan lainnya. Kerjasama produksi berhubungan dengan layanan penggunaan sarana produksi seperti pengalengan makanan tradisional dan pembuatan produk herbal. Pengemasan makanan tradisional dengan kemasan kaleng ditetapkan Rp. 3.000,- / kaleng. Kerjasama riset / kelembagaan berhubungan dengan kegiatan riset pengembangan produk mitra, riset kegiatan penelitian (sharing in kind / in cash) dan lainnya. Kerjasama riset / kelembagaan ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- / paket kegiatan. Layanan pelatihan berhubungan dengan kegiatan pelatihan nutrisi ternak, pelatihan pengalengan, pelatihan pembuatan sabun herbal transparan dan pelatihan lainya. Kegiatan pelatihan ditetapkan dengan pilihan paket pelatihan Rp. 5.000.000,- / orang atau paket layanan teknologi sebesar Rp. 300.000,- / jam. Layanan uji laboratorium berhungan dengan layanan analisa dengan parameter biologi, mikrobiologi, dan kimia. Tarif layanan uji mikrobiologi ditetapkan sesuai dengan tarif PNBP yang nilainya bervariasi tergantung pada jenis uji dan tingkat kesulitan metode serta biaya bahan. Layanan jasa konsultasi berhubungan dengan jasa narasumber dan konsultasi. Jasa konsultasi (dalam skema pelatihan / narasumber) ditetapkan sebesar Rp. 40.000,- / orang.

b. Layanan tidak berbayar. Layanan tidak berbayar yang difasilitasi di BPTBA LIPI antara lain layanan kunjungan ilmiah (edukasi dan outing class), bimbingan ilmiah (siswa / mahasiswa PKL / Skripsi / magang) tidak dikenakan dan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang di BPTBA LIPI seperti kunjungan di jam dan hari kerja, mahasiswa / siswa harus memiliki kompetensi yang sesuai untuk melakukan proses bimbingan baik di ruang proses produksi maupun laboratorium. Layanan lain yang tidak berbayar adalah jasa konsultasi untuk UKM binaan program IPTEKDA LIPI.

Hasil persepsi responden terhadap tarif layanan di BPTBA LIPI

menunjukkan sebanyak 55% memilih sedang, 41% memilih murah, dan

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

6

4% memiliki persepsi bahwa tarif di BPTBA LIPI mahal. Persepsi

responden terkait tarif layanan adalah sedang dan mahal tidak hanya

untuk layanan yang berbayar, kan tetapi juga pada layanan yang

tidak berbayar (gratis). Hal ini menunjukkan bahwa adanya

ketidaktauan responden terhadap standar tarif yang ada di BPTBA LIPI

ataupun tarif sejenis di instansi lain, sehingga sebagian besar memilih

tarif sedang. Secara umum persepsi tarif layanan di BPTBA LIPI

dianggap sedang dan murah. Persepsi terhadap tarif layanan ini tidak

dimasukkan dalam penilaian indeks persepsi korupsi dikarenakan

standar biaya tarif yang ada sudah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No 32 Tahun 2016 tentang tentang tarif dan jasa

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

NILAI INDEKS PERSEPSI KORUPSI

Gambar 3. Profil nilai persepsi korupsi per Unsur

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

7

Pada gambar 3 nilai tertinggi didapatkan pada kategori unsur 3, 4 dan 6 yaitu sebesar 0,99 yang artinya dari 373orang responden menilai bahwa petugas layanan di BPTBA LIPI sebanyak 99 % tidak pernah meminta tarif melebihi tarif yang telah ditetapkan (Unsur 3) dan sebanyak 99 % responden menilai tidak pernah ada petugas yang meminta biaya tambahan untuk pelayanan di luar biaya yang telah ditetapkan (Unsur 4) serta sebanyak 99 % responden belum pernah mendengar informasi terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lembaga BPTBA LIPI (Unsur 6).

Unsur berikutnya yang memiliki nilaipaling rendah adalah unsur 5 yaitu terkait pemberian tanda terima kasih sebesar 0,84. Dari hasil data pada unsur 5 menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden menyatakan selalu memberikan tanda terima kasih kepada petugas atau tim teknis yang memberikan layanan dan sebanyak 70 responden menyatakan pernah memberikan tanda terimakasih sedangkan sebanyak 268 responden tidak pernah memberikan tanda terimakasih. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya pemberian tanda terima kasih (walaupun tidak diminta) sebanyak 92 responden (24,66%) seperti dalam bentuk oleh-oleh maupun soufenir dalam bentuk plakat pada saat kunjungan ilmiah yang dalam persepsi responden termasuk ke dalam tanda terima kasih.

Gambar 4. Nilai Indeks Persepsi Korupsi tahun 2016-2017

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

8

Nilai indeks persepsi korupsi dihitung berdasarkan rumus yang dijelaskan dalam metodologi. Secara umum, nilai total Indeks Persepsi Korupsi pada tahun 2017 adalah 3,82 dengan skala 0 – 4 naik sebesar 0,02 point dari tahun 2016.

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisa penilaian persepsi pada setiap unsur diketahui bahwa unsur terkait kesesuaian tarif yang diberikan dengan yang ditetapkan, unsur layanan bersih dan unsur pencegahan korupsi merupakan unsur dengan nilai tertinggi. Dengan demikian secara umum petugas pelayanan di BPTBA LIPI dalam memberikan layanan sudah melakukan dengan baik, transparan, bersih dan akuntabel. Unsur yang perlu ditingkatkan kualitasnya yaitu unsur pemberian tanda terimakasih (meskipun tidak diminta) yang memungkinkan terjadinya gratifikasi yang mengarah pada peluang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Masih ditemukan adanya pemberian tanda terima kasih dari responden meskipun tidak diminta sebanyak 24,66%. Pemberian ini dimungkinkan terjadi terutama pada saat kunjungan dalam bentuk kenang-kenangan, yang dalam persepsi responden termasuk dalam pemberian tanda terima kasih. Dengan demikian, ke depan dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan maka semua petugas tidak diperkenankan menerima tanda terimakasih dalam bentuk apapun baik barang maupaun uang dengan nilai berapapun. Unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah unsur besaran tarif yang ditetapkan. Sebagian besar responden menyatakan besaran tarif di BPTBA LIPI adalah sedang dan murah, sedangkan sebagian kecil menilai mahal. Persepsi kemahalan tarif di BPTBA LIPI dikarenakan responden kurang mengetahui standar tarif yang ada, oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi tarif PNBP sesuai dengan PP No 32 tahun 2016 melalui website, sosial media, maupun ditempelkan di lobby maupun meja frontdesk. Selain itu, penyesuaian tarif perlu dilakukan

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

9

dan diusulkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP LIPI. Penyesuaian tarif diharapkan akan dapat meningkatkan kepuasan pengguna layanan di BPTBA LIPI.

BPTBA LIPI juga terus melalukan upaya perbaikan kinerja layanan dengan pengembangan aplikasi e-layanan (layanan on line) yang dalam prosesnya diharapkan proses kegiatan layanan akan lebih cepat, transparan, akuntabel, tidak ada ucapan terimakasih atau gratifikasi dan tertelusur serta terdokumentasi dengan baik.

CONTACT PERSON

Hardi Julendra (Kepala) Telp081802746669 Fax0274-391168 Julendra2000@yahoo.com

Safitri Widodo (Kasie Layanan Jasa dan Informasi) Telp Fax0274-392570

Wuri Apriyana (Kasie Pemanfaatan Teknologi) Telp Fax0274-391168

INFORMASI LEMBAGA

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. Jogja – Wonosari KM 31,5 Gading, Playen, Gunungkidul, D.I.Yogyakarta 55861 Tel0274-392570 Fax0274-391168 www.bptba.lipi.go.id

Laporan Indeks Persepsi Korupsi

10

Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaJl. Jogja-Wonosari Km 31.5, Gunungkidul,Yogyakarta 55861 PO. Box : 174 WNOPhone/Fax: +62 274 392570 / +62 274 391168

BPTBA LIPI Yogyakarta

BptbaLipiwww.bptba.lipi.go.id bptba.lipi

bptba@mail.lipi.go.id